Download - soca rs 2010.docx
![Page 1: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/1.jpg)
Kasus 1 – Efusi Pleura Pulmo Sinistra et causa Suspek TB Paru
Ny. L, 59 tahun.
KU: Sesak nafas.
RPS: Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu.
Nyeri dada sebelah kiri.
Tidak ada mengi.
Demam, batuk, dan bengkak di sekitar mata dan tungkai disangkal.
RPD: 5 tahun yang lalu ada infeksi paru berulang.
Mendapat pengobatan selama 6 bulan, tetapi berobat tidak teratur.
Ada riwayat batuk dan demam hingga sekarang hilang timbul.
Berat badan menurun.
Walaupun ada keluhan, tetapi diabaikan.
R.Sosial Ekonomi: Tidak merokok.
Lingkungan rumah padat penduduk.
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami bekerja
sebagai kuli.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
Tanda vital: TD: 140/90 mmHg
N: 110 x/menit
S: 37 °C
RR: 32 x/menit
Mata: konjungtiva pucat.
![Page 2: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/2.jpg)
Leher: tidak ada pembesaran KGB.
Thoraks: Inspeksi: pergerakan dada kiri tertinggal saat dinamis, dan dada kiri
cembung saat statis.
Palpasi: vocal fremitus menurun pada dada kiri isbanding dada kanan.
Perkusi: redup di dada kiri.
Auskultasi: vesikuler di dada kanan, dan suara nafas melemah di dada kiri.
Jantung: normal.
Abdomen: normal.
Ekstremitas: clubbing finger (-), edema (-).
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: 9 gr/dl ()
Leukosit: 10.000 (n)
LED: 100 mm/jam ()
Urin: (n)
Foto thorax: Hilus tidak membesar.
Corakan bronkovaskular normal.
CTR < 50%.
Perselubungan homogen di lapang paru dari ICS 3 sampai ke bawah.
Batas kanan jantung di parasternal sinistra.
Diafragma tidak jelas terlihat.
Sudut costofrenicus kiri tumpul.
Diagnosis
Efusi pleura pulmo sinistra et causa TB paru
Penatalaksanaan
NB: Jelaskan juga tentang pemeriksaan dahak dan foto rontgen pada TB-nya, dan
diberikan terapi TB.
![Page 3: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/3.jpg)
Kasus 2 – TB Paru Kasus Putus Obat
Tn. K, 49 tahun.
KU: Batuk berdahak.
RPS: Batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu.
Keringat malam hari.
Badan lemas.
Demam tidak terlalu tinggi.
Nafsu makan menurun.
RPO: Pernah diberikan OAT selama 1-4 bulan, tetapi berhenti karena merasa sudah
sembuh.
R. Sosial Ekonomi: Pasien bekerja sebagai supir angkot.
Merokok sejak usia 18 tahun, dengan jumlah rokok 12-18 batang
hari.
Tinggal bersama istri dan 3 anak, berumur 26, 18, dan 8 tahun.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
KU: sakit sedang.
Kesadaran: CM.
Tanda vital: TD: 110/70 mmHg
N: (n)
S: ()
RR: (n)
Thoraks: Inspeksi: (n)
![Page 4: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/4.jpg)
Palpasi: (n)
Perkusi: (n)
Auskultasi: vesikuler mengeras, ronkhi di bagian kiri atas paru, dan suara
amforik.
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: ()
Ht: ()
Leukosit: (n)
Trombosit: (n)
LED: ()
Sputum: (+)/(+)/(-)
Foto thorax: Infiltrat di apeks paru.
Sinus terlihat.
Diagnosis
TB Paru Kasus Putus Obat
Penatalaksanaan
![Page 5: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/5.jpg)
Kasus 3 – TB Paru Anak Kasus Baru
An. S, 4 tahun
KU: BB turun.
RPS: Sesak 6 bulan yang lalu.
Demam hilang timbul.
2 bulan terakhir batuk berdahak tetapi tidak ada nyeri dada.
Diberikan vitamin, tidak ada perbaikan.
RK: Ayah berobat sakit paru.
R. Sosial Ekonomi: Tinggal di lingkungan padat penduduk.
Ayah bekerja sebagai buruh pabrik.
R. Tumbuh Kembang dan Imunisasi: Normal, kecuali 6 bulan terakhir.
Imunisasi tidak lengkap.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
KU: lemas.
Kesadaran: CM.
Kepala: konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik.
Leher: 5 buah pembesaran KGB (+), mobile, tidak nyeri.
Thoraks: Inspeksi: simetris statis dan dinamis.
Palpasi: fremitus taktil kanan dan kiri sama.
Perkusi: sonor.
Auskultasi: vesikuler mengeras, ronkhi (+).
Jantung: normal.
![Page 6: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/6.jpg)
Abdomen: normal.
Ekstremitas: normal.
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: ()
Ht: ()
Leukosit: (n)
Trombosit: (n)
LED: ()
Tuberkulin: Eritema 20 mm.
Indurasi 14 mm.
Foto thoraks: infiltrasi 3 mm di kedua lapang paru.
Diagnosis
TB Paru Anak Kasus Baru
Penatalaksanaan
NB: Jelaskan juga penanggulangan TB berdasarkan ISTC, dan harus mengetahui
tentang BCG (singkatannya, mekanisme pemberian, dll).
![Page 7: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/7.jpg)
Kasus 4 – Asma Bronkhial
Tn. A, 20 tahun.
KU: Sesak nafas.
RPS: Sesak sejak 3 hari yang lalu, memberat.
Dada terasa berat sejak 2 jam yang lalu.
Batuk berdahak, warna putih.
Ada mengi.
Terjadi setelah outbound di tempat kerja.
Terasa membaik dengan duduk membungkuk dan istirahat.
Membaik dengan obat inhalasi.
RPD: Merasa sesak sejak umur 8 tahun.
Sering kambuh batuk dan pilek.
Pada malam hari sering kambuh.
Faktor pencetus: aktivitas, dingin, batuk, dan pilek.
Sudah 3 kali masuk rumah sakit.
RK: Ayah memiliki keluhan sama.
R. Sosial Ekonomi: Kerja di tempat swasta.
Tidak merokok.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
KU: gelisah.
Kesadaran: CM.
Tanda vital: TD: 120/80 mmHg
![Page 8: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/8.jpg)
N: 120 x/menit
S: (n)
RR: 26 x/menit
Kepala: konjungtiva tidak anemis.
THT: normal, tidak ada cuping hidung.
Leher: KGB tidak membesar.
JVP normal.
Thoraks: Inspeksi: simetris statis.
Palpasi: vokal fremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi: sonor.
Auskultasi: vesikuler, wheezing (+).
Jantung: normal.
Abdomen: normal.
Ekstremitas: sianosis (-), clubbing finger (-), akral dingin.
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: (n)
Ht: (n)
Leukosit: (n)
Trombosit: (n)
Neutrofil: (n)
Eosinofil: 5 ()
Serum IgE: 200 ()
VEP1 atau APE: > 80%.
Diagnosis
Penatalaksanaan
![Page 9: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/9.jpg)
Kasus 5 – Pneumonia Komuniti Lobaris et causa Klebsiella Pneumoniae
Tn. A, 39 tahun.
KU: Sesak nafas.
RPS: Sesak nafas memberat sejak 2 jam yang lalu.
Demam tinggi sejak 5 hari yang lalu, menggigil.
Batuk, berdahak putih kekuningan.
Nyeri dada saat batuk.
RPD: Tidak pernah mengalami keluhan yang sama.
Tidak hipertensi, tidak diabetes.
RPK: Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan sesak dan demam.
R. Sosial Ekonomi: Tinggal di pesantren (asrama).
Merokok dan minum alkohol.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
Tanda vital: TD: (n)
N: (n)
S: 39,8 °C
RR: 28 x/menit
Thoraks: Inspeksi: simetris.
Palpasi: peningkatan paru kanan atas.
Perkusi: redup.
Auskultasi: bronkhial, ronkhi (+).
![Page 10: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/10.jpg)
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: (n)
Leukosit: 15.500
Eritrosit: 4.500.000
Sputum BTA: (-)
Pewarnaan: gram negatif.
Foto thorax: CTR < 45%.
Corakan vaskular ramai.
Konsolidasi lobus kanan atas dd/kp duplex.
Kesan: pneumonia lobaris.
Diagnosis
Pneumonia komuniti lobaris
Penatalaksanaan
Follow Up
Dirawat inap.
Terapi suportif.
Terapi empirik.
2 hari pengobatan dan membaik.
Ganti obat.
Kultur dahak: Klebsiella (+).
![Page 11: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/11.jpg)
Kasus 6 – Pneumonia Avian Influenza
Tn. B, 21 tahun.
KU: Sesak nafas.
RPS: Sesak nafas memberat sejak 2 jam yang lalu.
Tidak ada mengi.
Demam, batuk berdahak, nyeri tenggorokan.
Belum pernah minum obat.
RPD: Belum pernah.
R. Sosial Ekonomi: Peternak itik.
Beberapa hari yang lalu, ratusan itik mati mendadak.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
KU: sakit berat.
Kesadaran: somnolen.
Tanda vital: TD: ()
N: ()
S: ()
RR: ()
Kepala: konjungtiva anemis.
Leher: normal.
Thoraks: Inspeksi: simetris statis dan dinamis.
Palpasi: peningkatan fremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi: redup.
Auskultasi: bronkhovesikuler, ronkhi (+).
![Page 12: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/12.jpg)
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: ()
Ht: ()
Leukosit: ()
Trombosit: (normal rendah)
Foto thorax: Infiltrat pada seluruh lapang paru kanan dengan efusi pleura minimal.
Infiltrat pada lapang paru kiri atas.
Diagnosis
Penatalaksanaan
![Page 13: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/13.jpg)
Kasus 7 – PPOK Derajat Sedang dengan Eksaserbasi Akut
Tn. B, 55 tahun.
KU: Sesak nafas.
RPS: Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu.
Sebelum sesak, kerja bakti dahulu.
Batuk berdahak putih.
RPD: Pernah sesak 5 tahun yang lalu, dan diobati.
R. Sosial Ekonomi: Merokok sejak usia 17 tahun, dengan 25 batang/hari.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
BB: 46 kg
TB: 169 cm
Tanda vital: TD: 110/70 mmHg
N: 100 x/menit
S: 37 °C
RR: 26 x/menit
Kepala: pursed lips breathing.
Leher: normal.
Thoraks: Inspeksi: barrel chest.
Palpasi: vokal fremitus lemah.
Perkusi: hipersonor.
Auskultasi: vesikuler lemah, wheezing (+) saat ekspirasi.
![Page 14: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/14.jpg)
Pemeriksaan Penunjang
Darah: semua normal, kecuali: Leukosit: ()
Diff. count: shift to right.
AGD: semua normal, kecuali PaO2 ().
Spirometri: VEP1 70%.
50% < VEP1 < 80% prediksi.
Foto thorax: Hiperinflasi.
Bronkovaskular di kedua paru.
Jantung pendulum.
Diafragma mendatar.
Diagnosis
PPOK derajat sedang dengan eksaserbasi akut
Penatalaksanaan
NB: Kalau dr. Annisa yang mengawas, tulis diagnosisnya “PPOK derajat sedang
dengan eksaserbasi akut (disertai ada infeksi sekunder)”, sedangkan kalau dosen lain
![Page 15: soca rs 2010.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/563db8b3550346aa9a962075/html5/thumbnails/15.jpg)
yang mengawas, bilang bahwa peningkatan leukosit karena sedang proses
eksaserbasi.