i
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
POKOK BAHASAN LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN
MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STRUKTURAL
PADA SISWA KELAS III SDN RANDUACIR 01 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Oleh:
SITI KOMARIYAH
11510061
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Tiada alasan untuk tidak tersenyum, tersenyumlah maka semuanya menjadi indah
^_^
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Ayahku tercinta Kasdi dan Ibunda tercinta Paerah terimakasih atas segalanya
hingga aku bisa menjadi seperti ini
Kakakku Suwarti, Vani, dan Robiah yang telah banyak memberikan banyak
bantuan kepada penulis
Sahabat-sahabatku Umi Latifah, Khusnul AB,Siti nur fadilah,Dias
Ribyanti,Syarifatul umami, Arian Maghfuroh,Siti Fatimah
ikhwan yang akan menyempurnakan agamaku terimakasih telah
menyemangatiku
Seluruh keluarga besar LDK Darul Amal STAIN Salatiga
Seluruh keluarga SDN Randuacir 01 Salatiga
Seluruh teman senasib dan seperjuangan PGMI angkatan 2010
Seluruh keluarga besar TPQ Roudlotul Tarbiyah
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT, hanya dengan
kehendaknya segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya dan semua Umat Islam yang Mengikutinya.
Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, Penulisan skripsi dengan judul:
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pokok Bahasan lingkungan Alam dan
Buatan melalui Model Cooperative Learning Tipe Struktural Pada Siswa Kelas III
SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014” ini telah selesai. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga. Kami hatirkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
telah membantu terwujudnya skripsi ini.
Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pada pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Atas segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan
bayak terimakasih kepada:
1. Ketua STAIN Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. beserta dosen
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
vii
yang telah memberikan pendidikan dan kesempatan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
2. Kajur Tarbiyah STAIN Salatiga Bapak Suwardi,M.Pd
3. Kaprodi PGMI STAIN Salatiga Ibu Peni Susapti,M.Si
4. Bapak Rasimin, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, dorongan dan perhatian dengan penuh kesabaran sampai
terselesainya skripsi ini.
5. Teman-teman kampus senasib seperjuangan yang senantiasa ada dikala
aku butuh bantuan.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis menempuh studi di STAIN
Salatiga sampai penulisan skripsi ini selesai .
Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada
pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Salatiga, 09 Januari 2015
Hormat saya
Siti Komariyah
viii
ABSTRAK
Siti Komariyah, 2014, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pokok Bahasan
Lingkungan Alam Dan Buatan Melalui Model Cooperative
Learning Tipe Struktural Pada Siswa Kelas III SDN
Randuacir 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Kata Kunci : Model Cooperative Learning dan Prestasi Belajar IPS
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaktif
antara guru dengan siswa dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran
merupakan aktifitas paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model
pembelajaran cooperative learning tipe struktural dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan pada
siswa kelas III di SDN Randuacir 01 Salatiga. Sejalan dengan rumusan
masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
prestasi belajar IPS pada siswa dengan penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe struktural di SDN Randuacir 01 Salatiga.
Metode pada penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model cooperative
learning tipe struktural dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran di SDNRanduacir 01 Salatiga. Hal ini terbukti dari
setiap siklus memperlihatkan peningkatan partisipasi, kerjasama, bertanya
dan menjawab yang menggambarkan tingginya minat siswa, peningkatan
penguasaan siswa pada setiap siklus, yaitu pada siklus I ketuntasan belajar
adalah 41,67%. Pada siklus II tercatat ketuntasan belajar mencapai
66,67%, dan pada siklus III tingkat ketuntasan belajar mencapai 100%
sehingga mencapai kriteria ketuntasan ideal kelas. Peningkatan prosentase
dari siklus I ke siklus II yaitu 25% .Siklus II ke siklus III yaitu 33,33%,
prosentase dari siklus I ke siklus III adalah 66,67% dan prosentase dari pra
siklus ke suklus III yaitu 75%. Prestasi belajar siswa juga mengalami
peningkatan pada setiap siklus, yaitu pada siklus I dari 12 siswa, yang
masuk dalam kriteria tuntas adalah 5 siswa, pada siklus II dari 12 siswa
yang termasuk dalam kriteria tuntas adalah 8 siswa, dan pada siklus III
semua siswa telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
Ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................ Iv
MOTTO PERSEMBAHAN....................................................................... V
KATA PENGANTAR ............................................................................... Vi
ABSTRAK ................................................................................................ Viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. X
DAFTAR TABEL .................................................................................... Xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................... 6
D. Hipotesis Penelitian ................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ................................................... 7
F. Definisi Operasional ................................................. 9
G. Metodologi Penelitian............................................... 10
H. Sisitematika Penulisan ............................................. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar IPS
1. Pengertian Prestasi Belajar ................................
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar.................................................................
19
23
x
a. Faktor Internal .............................................. 23
b. Faktor Eksternal ........................................... 26
3. Materi IPS .................................................... 27
B. Model Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning......................... 32
2. Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Struktural .............................................................
36
a. Pengertian Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Struktural...............................
37
b. Langkah-langkah Cooperative Learning
Tipe Struktural ..............................................
38
c. Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Cooperative Learning.............
39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan ................................................ 42
1. Deskripsi Siklus I ...................................................
2. Deskripsi Siklus II .................................................
3. Deskripsi Siklus III ................................................
42
44
47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Per Siklus ................................................... 51
1. Pra Siklus ............................................................... 51
2. Siklus I ................................................................... 53
3. Siklus II .................................................................. 58
xi
4. Siklus III ................................................................ 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................. 72
B. Saran-saran ................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xii
DAFTER TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III …….
Tabel 4.1 Nilai siswa pada prasiklus………………………………………
Tabel 4.2 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus I…………………….
Tabel 4.3 Nilai siswa pada siklus I………………………………………..
Tabel 4.4 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus II……………………
Tabel 4.5 Nilai siswa pada siklus II……………………………………….
Tabel 4.6 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus III…………………..
Tabel 4.7 Nilai siswa pada siklus III………………………………………
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dari Siklus I, II, III…………..
Tabel 4.9 Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Siklus I, II, dan III…………..
30
53
55
56
59
61
64
66
68
71
1
BAB 1
PENDALUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahua Sosial merupakan mata pelajaran yang sangat tidak asing
bagi siswa karena semua yang diajarkan nyata dan ada di sekitar
kita. Namun kebanyakan guru menyampaikan materi kurang menarik
dan membuat siswa jenuh terhadap materi yang disampaikan. Tugas
pokok seorang guru adalah mendidik dan mengajar. Seorang guru
berperan dan berfungsi sebagai pembimbing peserta didik, mitivator, dan
suri tauladan bagi peserta didik. Dengan demikian seorang guru tidak
hanya menyampaiakan materi kepada peserta didik saja namun juga
sebagai tokoh yang memberi teladan bagi peserta didik.
Terkain dengan hal tersebut, maka dalam proses belajar mengajar
seorang guru harus menciptakan susana yang baik dan menyenangkan,
dimana siswa diberikan keleluasaan untuk berpendapat didalam kelas
berkaitan dengan materi yang diajarkan. Sehingga dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi yang aktif antara peserta didik dan guru.
Jadi tidak hanya guru saja yang aktif dalam proses pembelajaran namun
peserta didik juga terlibat aktif.
Ilmu pengetahuan sosial menurut Wahidmurni (2010:216)
menyatakan sebagai berikut.
2
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS
memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik di arahkan untuk dapat menjadi warga negara
yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai. Pada masa yang akan datang peserta didik akn menghadapi
tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami
perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisi
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih
luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) No 22 tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS ditingkat
sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan
lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa
ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
3
4. Memiliki kemampuan bekomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal,
nasional, dan global.
Untuk menunjang ketercapianya tujuan IPS tersebut harus
didukung oleh suasana pembelajaran yang kondusif. Kualitas dan
keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan
dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode
pebelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.
Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan
mengekspresikan ide.
Metode Pembelajaaran IPS saat ini lebih sering mengunakan
metode pembelajaran ceramah, hal tersebut mempengaruhi tujuan
pembelajaran IPS untuk mempersiapkan warga negara yang baik
dan mampu bermasyarakkat sulit dicapai, siswa hanya menjadi
objek pembelajaran, teacher center, kurang mendorong potensi
siswa, kurang merangsang siswa belajar mandiri, pembelajaran
IPS bersifat hafalan semata dan kurang bergairah dalam
mempelajarinya. Menurut observasi baik guru maupun siswa yang
menyatakan bahwa proses pembelajaran di SDN Randuacir 01
Salatiga masih menggunakan metode ceramah yang menjadikan guru
sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan peserta
4
didik pasif dan krang berkonsentrasi. Siswa hanya mendengarkan dan
mencatat materi yang disampaikan oleah guru. Dalam hal ini
keterampilan proses siswa belum berkembang dan belum maksimal.
Data lain juga menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik
sangat rendah pada mata pelajaran IPS materi lingkungan alam dan
buatan. Dari 12 siswa hanya 2 peserta didik yang nilainya mencapai
Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM).
Metode ceramah sebagai metode utama bukan berarti tidak
cocok untuk digunakan tetapi penggunaan metode tersebut ang
mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan
menurunnya motivasi belajar. Penerapan sistem pembelajaran
konvensional secara terus menerus tanpa variasi tersebut dapat
menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif
khususnya dalam mata pelajaran IPS, maka diperlukan variasi dan
kreativitas dalam model pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka diperlukan model
pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk berperan aktif
dalam setiap pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi
siswa. Salah satatu model pembelajaran yang dapat mengarahkan
siswa memperoleh pengalaman belajar secara langsung adalah
model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran cooperative learning merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekarja dalam
5
kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok
yang bersifat heterogen ( Rusman, 2011:202). Model pembelajaran
kooperatif menekankan adanya kerja sama antar siswa dengan
kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar bersama. Model
pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk
menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit
dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan temannya
melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk
mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semua
metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa
siswa yang bekerjasama dalam belajar dan bertanggung jawab
terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar
sama baiknya.
Penerapan Model pembelajaran kooperatif metode struktural
pada mata pelajaran IPS diharapkan dapat tercipata suasana belajar
siswa yang aktif dengan dimensi kegembiraan, yang saling
berkomuikasi , saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang
mana keadaan tersebut selaing dapat meningkatkan pemahaman
terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa. Sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata
pelajaran IPS . Berdasarkan uraian diatas, judul yang di ambil
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “ Upaya Peningkatan
6
Prestasi Belajar Ips Pokok Bahasan Lingkungan Alam Dan Buatan
Melalui Model Cooperative Learning tipe Struktural Pada Siswa
Kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun 2014 “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini : Apakah model pembelajaran
cooperative Learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar
IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan pada siswa kelas III di
SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa dengan
penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe struktural di
SDN Randuacir 01 Salatiga.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
7
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang
dperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010:96).
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas
rumusan masalah yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau
masih perlu diuji melalui penelitian. Melalui model pembelajaran
cooperative learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar
IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan siswa kelas III di
SDN Randuacir 01 tahun 2014.
2. Indikator Keberhasilan
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian lingkungan alam dan buatan
b. Siswa mampu mengidentifikasi contoh-contoh lingkungan alam
dan buatan
c. Siswa mampu menjelaskan kegunaan lingkungan alam dan buatan
bagi manusia
d. Siswa mampu menyebutkan cara merawat lingkungan alam dan
buatan
E. Mafaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memerikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
8
Adapun manfaat tersebut sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan
tentang penerapan model pembelajaran koooperatif metode
struktural dalam meningkatkan prestasi siswa khususnya mata
pelajaran IPS dan sebagai bahan pengembangan dan kajian
terhadap teori-teori belajar serta sebagai masukan dan dasar
pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih metode yang
tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok
bahasan yang diibahas.
2. Manfaat praktis
a. Peneliti
Bagi peneliti calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk trjun
mdidunia pendidikan.
b. Bagi guru
Bagi para guru dpat meningkatkan ketrampilan dalam
penguasaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran serta
dapat meningkatkan proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Untuk meningkatkan kualitas sekolah, karena prestasi belajar
siswa yang baik dapat menambah kepercayaan masyarakat
terhadap sekolah.
d. Bagi siswa
9
Bagi siswa supaya memiliki kemandirian belajar yang tinggi
agar dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.
F. Definisi Operasional
1. Upaya Peningkatan
Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksut
(Poerwadarminta, 2006:1345) sedangkan Pengertian peningkatan
adalah perbuatan meningkatkan ( usaha atau cara) (Djamarai,
1990:1435)
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa upaya
peningkatan adalah suatu usaha untuk menaikkan pemahaman dan
hasil belajar siswa di akir pembelajaran. Dalam hal ini yaitu usaha
untuk menaikkan prestasi siswa dalam pembelajaran.
2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah di capai, dilakukan, dikerjakan
(Suharso, 2005:390). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan (Slameto, 1995:2)
3. IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya
mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
10
4. Cooperative learning Tipe Struktural
Cooperative learning Tipe Struktural merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif .
Berdasarkan pendapat diatas, yang dimaksud pembelajaran
kooperatif learning adalah pembelajaran dengan mengelompokkan
siswa kedalam kelompo-kelompok kecil. Dalam kelompoknya siswa
belajar bersama, bekerjasama, saling melengkapi, serta saling tolong
menolong dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga tercipata
iteraksi yang lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan
guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dangan guru.
Jadi yang dimaksud cooperative learning tipe struktural yaitu
pembelajaran secara kelompok dan saling berkolaboratif antara siswa
yang satu dengan siswa yang lain secara runtut.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas
.Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa
inggris, yaitu Classroom Action Recearch, yang berarti Action
Recearch (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas
(Hamzah, 2012:62).
11
Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan secara kolaboratif
oleh peneliti dalam partik pembelajarannya, sehingga peneliti
secara reflektif dapat menganalisis, mensinesis terhadap apa yangg
dilakukan di kelas.Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK,
peneliti dapat memperaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga
lebih efektif.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas
kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini menjadikan kelas sebagai objek penelitian.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanaka 18 Agustus 2014 sampai 09
September 2014. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SDN
Randuacir 01 Salatiga
3. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III
SDN Randuacir 01 Salatiga. Dengan jumlah siswa 11orang yang
terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Alasan
penelitian mengambil kelas III karena dimana siswa berada dalam
masa pembelajaran yang konkrit, keadaan lebih kondusif, ruang
kelas yang lebih luas, siswanya lebih tertib, dan tenang sehingga
mempengaruhi siswa dalam mengikuti pelajaran.
4. Langkah-langkah
12
Susilo (2010:20) mengemukakan bahwa untuk
melaksanakan PTK , dibutuhkan tahapan Planning (rencana),
Action (tindakan), Observation (pengamatan), Reflektion (refleksi).
Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita
mengetahui masalah dalam pemelajaran kita. Kegiatan yang kita
lakukan adalah :
1) Menyiapkan materi pembelajaran.
2) Memnbuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode struktural dan sesudah penerapan model pembelajaran
kooperatif metode struktural.
4) Membuat instrumen penelitian.
5) Menyiapkan alat pembelajaran
b. Tindakan (action)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tidakan (action)
dari guru berupa tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan , inti dan penutu.
Dalam RPP bagian inti meliputi elaborasi,eksplorasi dan
konfirmasi.
c. Pengamatan (observing)
13
Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang teliti
terhadap proses pelaksanaannya. Pada tahap ini guru melakukan
pengamatan terhadap aktivitas belajar dan motivasi peserta didik
dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode
struktural.
d. Refleksi (refleksing)
Setelah dimati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan
dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Hasil
refleksi terhadap perencanaan yang telah direncanakan tersebut,
akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap
selanjutnya.
Komponen acting(tindakan) dengan observing (pengamatan)
dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen
tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan
acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.
Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pola observasi juga harus
dilaksanakan.
Untuk lebih lebih tepatnya, berikut dikemukakan bentuk desainnya
Kemmis & McTaggar
14
5. Intrumen Penilaian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi instrumen penelitan adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang dimati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitin
(Sugiyono, 2011:102). Instrumen yang digunakan dalam penelitan
ini terdiri atas :
Siklus I
Acting
Refleksi
Planing
Observasi
Siklus II
Planing
Refleksi
Observasi
Acting
Siklus III
?
15
a. Soal Tes
Instruen dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang berhubungan dengan materi IPS. Pada penelitian
ini materi yang dipilih adalah tentang lingkugan alam dan
buatan. Tes dilaksanakan pada pra siklus dan pada tiap akir
pemelajaran.
b. Pedoman pengamatan (Observasi)
Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek perilaku guru dan
siswa dalam proses pembelajaran IPS.
c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan
dokumen-dokumen yang mendukung dalam kegiatan
pembelajaran.
6. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian.
Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data
dengan menggunakan tenhik sebagai berikut:
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu aau
kelompok (Arikunto, 1995:29) Tes berisi pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang berhubungan dengan materi IPS. Pada penelitian ini
materi yang dipilih adalah tentang lingkungan alam. Ts
16
dilaksanakan pada pra siklus dan akir setiap siklus penelitian.
Dalam hal ini tes digunakan untuk engukur prestasi belajar siswa
setelah penerapan model pembelajaran kooperatif metode
struktural.
b. Observasi
Pengamatan / Observasi adalah proses engambilan data dalam
penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.
Observasi sangat sesuai digunakan dalampenelitian yang
berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah
laku, dan interaksi kelompok (Hamzah, 2012:90) Observasi juga
disebut pengamatan. Pada tahap ini peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal yang diamatai
adalah aktifitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan prestasi
siswa dalampembelajaran IPS.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu usaha untuk mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger , agenda, dan
sebagainya (Elfanani, 2013:91) Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data dan gambar tentang sekolah, guru dan
karyawan, sarana dan prasarana, serta keadaan siswa secara umum.
17
7. Analisis Data
Analisis data dilakukan peneliti bersama kolaborator yaitu
guru IPS kelas III sebagai pijakan untuk menentukan program
aksi pada siklus berikutnya atau untuk mendekteksi bahwa kajian
tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya, maka dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tertulis atau tes
formatif pada setiap akir pembelajaran.Setelah semua data yang
dibutuhkan terkumpul langkah berikutnya yang dilakukan adalah
mengadakan analisis terhadap semua data yang terkumpul.
Cara yang ditempuh untuk mengamalisis data adalah
memberikan nilai untuk setiap jawaban per item soal dari soal
yang telah diberika kepada respoden, dan dari skor observasi
yang diniai oleh obsever, kemudian dianalisis per siklus untuk
melihat perbandingan nilai yang dicapai. Selain menganalisis data
yang diperoleh, analisis juga dilakukan untuk hasil pengamatan /
observasi terhadap guru dan siswa dalam setiap proses
pembelajaran.
Untuk memperoleh frekuensi relatif (persenan) digunakan
rumus : P =
100
f = Presentasi yang sedang dicari presenasiya.
N = Number of Cases (jumlah rekuensi/banyaknya
individu)
P = Angka presentsi (Sujana, 2010:43)
18
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judl ersetujuan
pembimbing, pengesahan keulusan, pernyaaan keaslian tulisan, motto
dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan
daftar lapiran.
BAB I: Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian penjelasan definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka Berisi pembelajaran terstruktur, definisi
pembelajaran terstruktur, materi jual beli, pemberian tugas, langkah-
langkah pembelajaran terstruktur, penerapan pemberian tugas pada materi
jual beli.
BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian Berisi gambaran situasi
umum SDN Randuacir 01 subjek penelitian dan karakteristik objek
penelitian serta deskripsi persiklus.
BAB IV: Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi
deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data dan
pembahasan.
BAB V: Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar IPS
1. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie
kemudian dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berati hasil
usaha (Arifin, 1988:2).
Prestasi adalah hasil yang telah di capai, dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya (Suharso, 2005:390). Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan linkungannya (Slameto, 1995:2)
Belajar adalah sebuah proses maka hal inilah yang harus ditempuh
siswa untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui atau
diketahuai namun belum seluruhnya. Melalui belajar seseorang dapat
meningkatkan kualitas dan kemampuannya. Belajar merupakan suatu
proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau
pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk
melakukan proses itu (Fajar, 2005:10)
20
Pada Qur’an surat Luqman ayat 13 yang berbunyi
رك لظلم عظيم وإذ قال لقمان لابنه وهو يعظه يا ب ن لا تشرك بالله إن الش
Artinya”Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kelaliman yang besar".
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil usaha yang
dilakukan secara sadar oleh individu yang berdasarkan pada
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pada
umumnya belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku koqnitif,
afektif, dan psikomotor yang terjadi pada individu kearah yang lebih
baik positif yaitu keadaan kemampuan koqnitif, afektif,dan psikomotor
berorientasi kearah yang lebih maju dari keadan sebelumnya. Belajar
juga bisa dikatakan sebuah proses peruahan yang terjadi pada diri
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir,
dan kemampuan-kemampuan yang lainnya.
Menurut Somantri dalam Rasimin (2012:5) bahwa ilmu
pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memilih
bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan humanities yang
21
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi (Wahidmurni,2010:216)
Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
kependidikan menengah. Bahka pada sebagian perguruan tinggi ada
jga dikembangkan ilmu pengetahuan social sebagai salah satu mata
kuliah, yang sasaran utamanya adalah aspek teoritis, seperti yang
menjadi penekanan pada social scinces (Nurdin, 2005:22)
Berdasarkan uaraian yang dikemukakan diatas bahwa ilmu
pengetahuan social adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji
kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi yang diajarka dari sekolah tingkat dasar
sampai perguruan tinggi.
Lingkungan Alam dan Buatan adalah salah satu materi pokok
dalam mata pelajaran IPS kelas tiga semester pertama. Lingkungan
Alam adalah lingkungan yang satu ini disebut juga dengan lingkungan
yang original karena masih belum ada campur tangan manusia yang
22
ikut andil dalam mengembangkan lingkungan yang satu ini.
Perkembangan yang dimaksud dalam hal ini adalah perkembangan
penampilan dari lingkungan.Lingkungan alam meliputi gunung, sungai
Sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibuat oleh
manusia.(http://bangjuju.com/definisi-lingkungan-alami-dan-
lingkungan-buatan) diakses pada 15 Agustus 2014 pukul 20.53 WIB
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang ada dengan
sendirinya. Lingkungan alam diciptakan oleh Tuhan. Contoh: gunung,
danau,sungai, hutan, pulau, dan laut. Sedangkan lingkungan buatan
merupakan lingkungan yang dibuat oleh manusia. Lingkungan buatan
dibuat untuk keperluan manusia.Contoh: waduk, kolam, sawah, kebun,
jalan, bangunan, stasiun, dan rumah sakit.Secara umum lingkungan
dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan alam dan lingkungan
buatan. Lingkungan alam dibedakan atas lingkungan perairan dan
lingkungan daratan. Lingkungan perairan antara lain laut, sungai,
danau, rawa. Sedangkan lingkungan buatan antara lain rumah, jalan,
sawah, sekolah, dan pasar.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
IPS yaitu hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar secara
keseluruhan dari awal sampai akir dengan berinteraksi pada
lingkungan sekitar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
23
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada
di luar individu.
a. Faktor internal
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seeorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu juga ia akan pat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, nagntuk jika badannya lemah.
Agar seseoarnga dapa belajar dengan baik haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan
cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang
bekerja, belajar, istirahat, tidur , makan dll.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh
juga mempengaruhi belajar. Siawa yang cacat belajarnya juga
tergangu.
2) Faktor Psikologis
a) Inteligensi
24
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kamajuan belajar. Hal
ini disebabkan karena belajar adalha suatu yang kompleks
dengan banyak factor yang mempengaruhinya, sedang
inteligensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang
lain.Setiap siswa mempunyai tingkat inteligensi yang
berbeda-beda. Ada siswa yang tingkat inteligensi tinggi dan
ada inteligensi yang rendah.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gozali adalh keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek
atau sekumpulan obyek. Untuk menjamin hasil belajar yang
baik, maka siswa harus punya perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak suka lagi
belajar.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak
ada daya tarik baginya.
25
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatik. Maka dari itu bakat mempengaruhi
belajar.
e) Motif
James Drever memberi pengertian tentang motif sebagai
berikut:
Motive is an effective-conative factor which operate in
determining the direction of an individual behavior toward
an and goal consciously apprehended or unconsciously.
Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau
padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan
perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan/ menunjang belajar.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Dengan kata lain, anak
yang sudah siap atau matang belum dapat melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih
berhasil jika anak sudah siap. Jadi, kemajuan baru untuk
26
memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan
belajar.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau
berekasi. Kesediaan itu muncul dari dalam diri seseorang dan
juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
h) Faktor kelelahan
Faktor kelelahan dibagi menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani
dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan utnuk
membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian
diatas dapatlah dimengerti bhawa kelelalahan itu
mempengaruhi belajar.
b. Faktor eksternal
1) Faktor keluarga
Terdiri dari : cara orangtua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana ruamah, keadaan ekonomi keluarga,
27
pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan.
Kesemuanya itu dapat mempengaruhi prestasi belajar anak
2) Faktor sekolah
Terdiri dari: metode mengajar guru, relasi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, kurikulum, keadaan
gedung, tugas rumah atau PR.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu: kegitan
siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat dan media massa (Slameto, 1995:54)
3. Materi IPS
a. Pengertian IPS
Menurut Rasimin (2012:11) Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial,
dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-
ilmu sosial dan humaniora.
IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, yang berkaitan dengan isu
sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengatahuan, nilai,
sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan
negara indonesia (Departtemen Agama, 2004:77). Sedangkan
28
menurut Wahidmurni (2010:216) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari
SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, disimpulkan
pengertian IPS adalah suatu disiplin ilmu sosial atau bidang kajian
sosial kemasyarakatan yang mempelajari manusia pada konteks
sosialnya atau manusia dengan anggota masyarakat. Bidang kajian
IPS adalah mempelajari kehidupan manusia dan interaksinya
dalam masyarakat.
b. Tujuan dan Fungsi IPS
Secara umum tujuan IPS adalah sebagai berikut
(Departemen Agama, 2004:78)
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi,geografi, ekonomi,
sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis
dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berfikit kritis dan kreatif, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
29
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi,bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang najemuk ditingkat lokal,
nasional, dan global.
Mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi
untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan
keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, negara
Indonesia.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelajaran IPS meliputi aspek-aspeksebagai
berikut:
1) Sistem sosial dan budaya
2) Manusia, tempat, dan lingkungan
3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4) Waktu, keberlanjutan dan perubahan
5) Sistem berbangsa dan bernegara
d. Standar Kompetensi IPS
Dalam silabus kelas III Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI
Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi
untuk mata pelajaran IPS. Standar kompetensi yaitu kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa setelah melalui proses
pembelajaran. Standar kompetensi IPS untuk kelas III SD/MI
adalah sebagai berikut:
30
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III
Tahun Pelajaran 2014/2015
Semester Standar Kompetensi Kompetensi dasar
I (Satu) Memahami lingkungan dan
melaksanakan kerja sama
disekitar rumah dan sekolah
1. Menceritakan
lingkungan alam
dan buatan
disekitar rumah
dan sekolah.
2. Memelihara
lingkungan alam
dan buatan
disekitar rumah.
3. Melakukan
kerjasama di
lingkungan
rumah, sekolah,
dan desa
II (Dua) Memahami jenis pekerjaan
dan penggunaan uang
1. Mengenal jenis-
jenis pekerjaan
2. Memahami
kegiatan jual beli
di lingkungan
rumah dan
sekolah.
3. Mengenal sejarah
uang.
4. Mengenal
penggunaan uang
31
sesuai dengan
kebutuhan.
e. Materi Pokok
1) Lngkungan Alam dan Buatan
Lingkungan Alam dan Buatan adalah salah satu materi
pokok dalam mata pelajaran IPS kelas tiga semester pertama.
Lingkungan Alam adalah lingkungan yang satu ini disebut juga
dengan lingkungan yang original karena masih belum ada
campur tangan manusia yang ikut andil dalam mengembangkan
lingkungan yang satu ini. Perkembangan yang dimaksud dalam
hal ini adalah perkembangan penampilan dari
lingkungan.Lingkungan alam meliputi gunung, sungai
Sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibuat
oleh manusia.(http://bangjuju.com/definisi-lingkungan-alami-
dan-lingkungan-buatan) diakses pada 15 Agustus 2014 pukul
20.53 WIB
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang ada dengan
sendirinya. Lingkungan alam diciptakan oleh Tuhan. Contoh:
gunung, danau,sungai, hutan, pulau, dan laut. Sedangkan
lingkungan buatan merupakan lingkungan yang dibuat oleh
manusia. Lingkungan buatan dibuat untuk keperluan
manusia.Contoh: waduk, kolam, sawah, kebun, jalan,
bangunan, stasiun, dan rumah sakit.Secara umum lingkungan
32
dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan alam dan
lingkungan buatan. Lingkungan alam dibedakan atas
lingkungan perairan dan lingkungan daratan. Lingkungan
perairan antara lain laut, sungai, danau, rawa. Sedangkan
lingkungan buatan antara lain rumah, jalan, sawah, sekolah,
dan pasar.
B. Model Cooperative Learning
1. Pengertian Model Cooperative Learning
“Pembelajaran kooperatif adalah merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok –kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen” (Rusman, 2010:202)
Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa
bekerjasama dengan anggota lainya. Dalam model ini siswa memiliki
dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar utuk dirinya dan membantu
sesama anggota kelompok untuk belajar (Rusman, 2010:203)
Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif (cooperativelearning) adalah suatu model
pembelajaran yang menyarankan agar prestasi belajar diperoleh
dengan kerja sama dengan orang lain. Prestasi belajar diperoleh dasi
sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang belum tahu ke
33
yang tahu. Dimana guru disarankan agar membagisiswa dalam
kelompok yang heterogen.
Menurut Roger dan David Johnson (Rusman, 2011:212) ada
lima unsur dasar dalam pembelajaran koopertif (cooperative learning)
yaitu sebagai beriku:
1. Prinsip ketergantungan positif (positiveinterdependensi)
Dalam pembelajran kooperatif, keberhasilan dalam
penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh
kelmpok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh
kinerja masing-asing anggota kelompok. Unsur ini mennjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban
kelompok. Pertama mempelajari bahan yang ditugaskan kepada
keompok, Kedua menjamin semua anggota kelompok secara
individu bahwa yang ditugaskan tersebut.
Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan
merasakan saling ketergantungan.
2. Tanggung jawab perseorangan (individual accauntability)
Keberhasilanmkelompok sangat tergantung dari masing-
masing kelompok. Oleh karena itu setiap anggota kelompok
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan
dalam kelompok.
34
3. Interaksi tatap muka ( face toface promotion interaction)
Memberikan kesempatan yang luas kepda setip anggota kelompok
untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling
memberi dan menerima informasi dari kelompok lain.
4. Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
Melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan komunikasi
dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini setiap siswa dalam
kelompok mempuanyai kesempatan untuk berbicara.
5. Evaluasi proses kelompok
Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi
proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka, agar selanjutnya
bisa bekerja ama dengan lebih efektif.
Sedangkan menurut Mulimin Ibrahim, dkk (2000) unsur-unsur
pembelajaran kooperatif adalah :
1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwamereka
“sehidup sepenanggungan bersama”.
2. Siswa bertanggung jawab atassegala sesuatu didalam
kelompoknya.
3. Siswa haruslah melihat bahwa didalam kelompoknya memiliki
tujuan yang sama.
4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya.
35
5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah /
penghargaan yang akan dikenakan kepada semua anggota
kelompok.
6. Sswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhan
keterampilan untuk belajar bersama.
7. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif (Kunandar, 2011:366).
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahawa pembelajran
kooperaif memiliki beberapa unsur-unsur dasar yang membedakan dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Unsusr-unsur model
pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan, tanggung jawab
perseoragan, interaksi positi, komunikasi antar angota, dan pemprosesan
kelompok.Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik diarahkan
memiliki persepsi yang sama, tanggung jawab bersama, tujuan yang sama,
memiliki pemimpin dan bertanggungjawab individual meskipun masing-
asing anggota berbea ras, golongan, jenis kelamin, maupun agama.
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri terhadap empat tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Penjelasan Materi
Pada tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.Tujuan utama
tahapan ini adalah pemahaman siswaterhadappokok materi pelajaran.
36
2. Belajar Kelompok
Tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi,
siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3. Penilaan
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes
atau juis, yang dilakukan secara individu ataukelompok. Sedangkan
kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan
kelompoknya.Hasil akir setiap siswa adalah penggabungan keduanya
dan dibagi dua. Nilai setiapkelompok memiliki nilai sama dalam
kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama
dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota
kelompoknya.
4. Pengakuan tim
Penetapan tim yang dianggappaling menonjol atau tim yang paling
berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah,
dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih
baik lagi (Rusman, 2011:213)
2. Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Struktural
a. Pengertian Pembelajaran cooperatif Learning Tipe Struktural
Menurut pendapat Spencer dan Miguel Kagan (Shlomo Sharan,
2009:267) bahwa terdapat enam komponen utama didalam
37
pembelajaran kooperatif tipe pendekatan struktural. Keenam
komponen itu adalah sebagai berikut :
1. Struktur dan Konstruk yang berkaitan
Premis dasar dari pendekatan struktural adalah bahwa ada hbungan
kuat antara yang siswa lakukan dengan yang siswa pelajarai, yaitu
interaksi didalam kelas telah memberipengarh besar pada
perkembangan siswa pada sisi sosial, kognitif, dan akademisnya.
Konstruksi dan pemerolehan pengetahuan, perkembangan bahasa
dan kognisi, dan perkembangan keterampilan sosial merupakan
fungsi dari situasi di mana siswa bernteraksi.
2. Prinsip-prinsip Dasar
Ada empat prinsip dasar yang penting untuk pendekatan struktural
pembelajaran kooperaif, yaitu serentak, partisipasi sejajar,
interdepensi positif, dan akuntabilitas peseorangan.
3. Pembentukan Kelompo dan Pembentukan Kelas
Kagan (Shlomo Sharn, 2009:287) membedakan lima tujuan
pembentukan kelompok dan memberikan sruktur yang tepat untuk
masing-masing.Kelima pementukan kelompok itu adalah: (1) agar
dikenal; (2) identits kelompok; (3) dukungan timbal balik; (4)
menilai perbedaan; (5) mengembangkan sinergi.
4. Kelompok
Kelompok belajar koopertif memiliki identitas kelompok yang
kuat, yang idealnya terdiri dai empat anggot yang berlangsung
38
lama. Kagan (Shlomo Sharn, 2009:288) membedakan empat tipe
kelompok belajar tersebut adalah: (1) kelompok heterogen; (2)
kelompok acak; (3) kelompok minat; dan (4) kelompok bahasa
homogen.
5. Tata Kelola
Dalam kelas kooperatif ditekankan adanya interaksi siswa dengan
siswa , untk itu menejemen melibatkan berbagai keterampilan
berbeda. Beberapa dari perhatian manajemen diperkenalkan
bersamaan dengan pengenalan kelompok, termasuk susunan
tempat duduk , tingkat suara, pemberian arahan, distribusi dn
penyimpanan materi kelompok, serta metode pembentukan sikap
kelompok.
6. Keterampilan Sosial
The Structured Natural Aprooach untuk memperoleh keterampilan
sosial menggunakan empat alat, yakni (1) peran dan geraakan
pembuka; (2) pemodelan dan penguatan; (3)struktur dan
penstrukturan; dan (4) refleksi dan waktu perencanaan (Rusman,
2011:225)
b. Langkah-langkah cooperatif Learning Tipe Struktural
1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok acak
2) Guru membagikan materi kepada setiap kelompok untuk di
diskusikan
3) Guru menjelaskan sedikit mengenai materi yang diajarkan
39
4) Siswa bekerja secara kelompok untuk mendiskusikan materi
ysng sudah disediakan oleh guru
5) Selesai berdiskusi setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya
6) Anggota setiap kelompok dituntut aktif dalam menyampaikan
hasil kerja kelompoknya
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran coopreative
Learning
1) Kelebihan
a) Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya
dalam suasana belajar mengajar yang bersifat terbuka dan
demokratis.
b) Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri
yang telah dimiliki oleh siswa.
c) Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai,
dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan
dalam kehidupan di masyarakat.
d) Siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga
sebagai subyek belajar karena siswa dapat menjadi tutor
sebaya bagi siswa lainnya.
e) Siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja
yang dipelajari tetapi juga tuntutan untuk mengembangkan
40
potensi dirinya secara optimal bagi kesuksesan
kelompoknya.
f) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar
memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan
secara langsung, sehingga apa yang dipelajarinya lebih
bermakna bagi dirinya.
2) Kelemahan
a) Bisa menjadi tempat mengobrol atau gossip
Kelemahan yang senantiasa terjadi dalam belajar
kelompok adalah dapat menjadi tempa tmengobrol. Hal ini
terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai
kedisiplinan dalambelajar, seperti datang terlambat,
mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu
saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.
b) Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok
Debat sepele ini sering terjadi di dalam kelompok.
Debat sepele ini sering berkepanjangan sehingga
membuang waktu percuma. Untuk itu, dalam belajar
kelompok harus dibuatkan agenda acara. Misalnya, 25
menit mendiskusikan bab tertentu, dan 10 menit
mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara ini, maka
belajar akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat
hal-hal sepele.
41
c) Bisa terjadi kesalahan kelompok
Jika ada satu anggota kelompok menjelaskan suatu
konsep dan yang lain percaya sepenuhnya konsepitu, dan
ternyata konsep itu salah, maka semua anggota kelompok
berbuat salah. Untuk menghindarinya, setiap anggota
kelompok harus sudah mereview sebelumnya. Kalau
membicarakan hal baru dan anggota kelompok lain belum
mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk pendalaman.
(http://www.artikelbagus.com/2011/06/kelebihan-dan
kelemahan-model-pembelajaran-kooperatif.htm) di akses
pada tanggal 30 September 2014 pukul 10.30
Kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif sebagai model mengajar guru, maka hal tersebut dapat menjadi
pertimbangan bagi guru dalam penggunaannya. Namun, faktor
profesionalisme guru menggunakan model tersebut sangat menentukan
dan kesadaran murid mengikuti pembelajaran melalui strategi kelompok.
Sasaranp embelajaran adalah meningkatkan kemampuan belajar siswa
sehingga penggunaan model ini akan memungkinkan siswa lebih aktif,
kreatif dan mandiri dalam belajar sesuai tuntutan materi pelajaran atau
kurikulum.
42
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan
1. Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksanakan Senin 25 Agustus 2014 jam ke 1-2 selama 105
menit. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Menyusun RPP
2) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam sklus I meliputi absensi, Lembar
Pengamatan dan soal. Absensi di gunakan untuk mengetahui
kehadiran siswa. Lembar siswa digunakan untuk mengetahui
keaktifan belajar siswa belajar siswa. Lembar soal digunakan untuk
menguji pemahaman akan materi siswa sehingga hasil belajar siklus
I dapat diketahui.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin 25 Agustus
2014 jam 4-5 selama 70 menit, dengan materi tentang contoh
lingkungan alam dan buatan dengan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Guru menyuruh siswa untuk membaca materi tentang contoh
lingkungan alam dan buatan.
43
2) Guru menjelaskan sekilas mengenai contoh lingkungan alam
buatan.
3) Guru membagi siswa dalam tiga kelompok dan member materi
pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya.
4) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
5) Guru mengarahkan setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi.
6) Guru mengarahkan siswa untuk saling berttanya tawab tentang
materi yang dipresentaasikan setiap kelompok.
7) Untuk memahami pemahaman setiap siswa, guru member
latihan soal secara individu yang nantinya dikumpulkan.
8) Guru menutup pertemuan dengan memberi ulasan materi.
c. Observasi
Peneliti dibantu oleh wali kelas III yaitu ibu Sri Susetyaningsih,
S.Pd.SD melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran yang
mencakup :
1) Mengamati keaktifan siswa, situasi dan kondisi kelas saat
pembelajaran model kooperatif tipe struktural berlangsung,
2) Mengamati hasil belajar siswa setelah digunakan pembelajran
model kooperatif tipe struktural dengan melakukan penilaian.
d. Refleksi
Penelitian dikatan berhasil jika terdapat peningkatan keaktifan dan
hasil belajar siswa. Hasil tindakan akan dianalisis guna mengetahui
44
seberapa jauh tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan.Baham yang direfleksi adalah hasil catatan
pengamatan selama pelaksanaan tindakan baik dari peneliti maupun
wali kelas yang kemudian akan didiskusikan bersama-sama. Denga
refleksi akan diperoleh masukan untuk menentukan langkah yang
akan dilakukan selanjutnya sehingga dapat memperbaiki tindakan
berikutnya.
2. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II dimulai hari kamis 28 Agustus 2014. Dalam
pelaksanaan siklus II, peneliti mengarahkan siswa untuk lebih aktif ketika
pembelajaran berlangsung dan lebih mengoptimalkan pembelajaran IPS
materi lingkungan alam dan buatan melalui model pembelajaran cooperative
learning tipe struktural, agar indikator pembelajaran tercapai. Peneliti
melakukan tahapan di bawah ini:
a. Perencanaan
1) Penyusunan RPP
Penyususna RPP dilakukan setelah adanya pertimbangan dan
evaluasi yang dilakukan siklus I.
2) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus II meliputi absen, lembar
pengamatan dan soal. Absen digunakan untuk mengetahui kehadiran
siswa. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui keaktifan
belajar siswa. Format maupun kriteria pengamatan pada siklus II ini
45
sama pada siklus I. Sedangkan lembar soal digunakan untuk menguji
pemahaman akan materi siswa sehingga prestasi belajar pada siklus
II dapat diketahui.
3) Penyiapan media
Pada siklus II disiapkan media berupa kartu permainan yang berisi
mengenai poin-poin pelajaran yang dipelajari dan di sesuaikan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
direncanakan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II dilakukan selama 105 menit . Tahap
pelaksanaan pada siklus II ini dilaksanakan lebih optimal dari siklus I,
yang secara rinci dijelaskan sebagai beikut:
1) Guru memberi tahu tujuan belajar yang harus dicapai anak-anak.
2) Guru memberikan permainan kepada anak-anak mengenai materi
yang akan dipelajari yaitu berupa kartu yang berisi kegunaan lingkung
alam dan buatan.
3) Guru menjelaskan sedikit materi kegunaan lingkungan alam dan
buatan
4) Guru menbagi siswa menjadi tiga kelompok, setiap kelompok terdiri
dari emapat siswa.
5) Guru membagikan soal diskusi yang berbeda kepada setiap kelomok
6) Setiap kelompok membaca, memahami dan mendiskusikan soal
diskusi yang diberikan oleh guru selama 15 menit.
46
7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang kegunaan
lingkungan alam dan buatan yang mereka dapatkan sedangkan
kelompok yang lain mendengarkan dan mencatat hal-hal yang belum
dipahami dan menanyakan kepada kelompok yang
mempresentasikannya. Guru sesekali menambahi jawaban dan
membari penguatan terhadap jawaban siswa apabila diperlukan.
8) Guru membagi lembar evaluasi untuk mengukur tingkat pencapaian
prestasi siswa.
9) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan
meminta siswa untuk mempersiapkan materi yang akan dipelajari
pertemuan berikutnya.
c. Observasi
Peneliti dibantu oleh wali kelas III yaitu ibu Sri Susetyaningsih,
S.Pd.SD melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran yang
mencakup :
1) Mengamati keaktifan siswa, situasi dan kondisi kelas saat
pembelajaran model kooperatif tipe struktural berlangsung
2) Mengamati kegiatan dan aktifitas guru yang diamatai antara lain
interaksi dengan siswa, penerapan pembelajaran model kooperatif
tipe struktural, kemampuan membimbing siswa selama pelaksanaan
diskusi dan tanya jawab, kemampuan guru membimbing siswa
unntuk menyimpulakn materi
47
3) Mengamati prestasi belajar siswa setelah digunakan pembelajaran
model kooperatif tipe struktural dengan melakukan penilaian.
d. Refleksi
Berdasarkan analisa data dari hasil pengamatan siklus II ini sudah
banyak terjadi perubahan dalam proses pembelajaran diantaranya:
1) Keaktifan siswa mulai meningkat baik dalam kerjasama, partisipasi,
bertanya dan menjawab meskipun masih ada beberapa siswa yang
belum menunjukkan perubahan keaktifan dalam pembelajaran.
2) Pengelolaan kelas yang dilakukan peneliti juga mengalami
peningkatan yang diamati langsungg oleh observer yaitu guru kelas III
3. Deskripsi Siklus III
Siklus III dilaksanakan pada hari Senin 01 September 2014 pada jam
09.00-10.10. Dalam siklus ini peneliti melakukan tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Penyusuna RPP
Penyususna RPP setelah dilakukan refleksi dari hasil pembelajaran
siklus II. Data yang diperoleh pada tahap siklus II menjadi bahan
pertimbangan dalam pemyusunan RPP siklus III.
2) Penyiapan perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus III meliputi absen, lembar
pengamatan dan soal. Absen digunakan untuk mengetahui kehadiran
siswa. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui keaktifan
belajar siswa. Format maupun kriteria pengamatan pada siklus III ini
48
sama pada siklus I. Sedangkan lembar soal digunakan untuk menguji
pemahaman akan materi siswa sehingga prestasi belajar pada siklus III
dapat diketahui.
3) Penyediaan media
Pada siklus III disiapkan media berupa kartu permainan yang berisi
mengenai poin-poin pelajaran yang dipelajari dan di sesuaikan dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah direncanakan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus III dilakukan selama 70 menit . Tahap
pelaksanaan pada siklus III ini dilaksanakan lebih optimal dari siklus II,
yang secara rinci dijelaskan sebagai beikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa.
2) Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan permaina kepada siswa
mengenai materi yang dipelajari yaitu dengan bermain kartu. Guru
membagikan 12 kartu 6 kartu berisi pernyataan tentang merawat
lingkungan alam dan buatan sedangkan 6 kartu berisi gambar
lingkungan alam dan buatan.
3) Guru menjelaska langkah-langkah permainan, setelah menjelaskan
kemudian siswa melakukan permainan sesuali petunjuk guru.
4) Selesai bermain, guru membagi kelompok menjadi tiga kelompok
dalam tiap kelompok terdiri empat siswa.
49
5) Guru membagi lembar soal disksi pada tiap kelompok untuk
didiskusikan.
6) Guru membimbing tiap kelompok untuk berdiskusi dan memberi
arahan kepada tiap kelomok.
7) Guru membimbing siswa yang mewakili kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
8) Guru mendampingi dan mengarahkan siswa untuk bertanya mengenai
materi yang dipresentasikan tiap kelompok.
9) Setelah berdiskusi dan bertanya jawab, guru menyuruh siswa untuk
kembali pada tempat duduknya masing-masing dan membagikan
lembar soal untuk dikerjakan sendiri-sendiri.
10) Selesai mengerjakan guru dan siswa bersam-sam menyimpulkan
materi yang dipelajari dan menutup pertemuan pembelajaran dengan
salam.
c. Observasi
Peneliti dibantu guru kelas III ibu Sri Susetyaningsih, S.Pd.SD
melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran yang mencakup
1) Mengamati aktifitas dan keterampilan dalam berdiskusiki dan
mengerjakan soal saat menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe struktural.
2) Mengamati prestasi belajar siswa setelah penerapan pembelajaran
model kooperatif tipe struktural dengan melakukan penilaian.
3)
50
d. Refleksi
Berdasarkan analisa data dari hasil pengamatan siklus III ini sudah
banyak terjadi perubahan dalam proses pembelajaran diantaranya:
1) Keaktifan siswa mulai meningkat baik dalam kerjasama, partisipasi,
bertanya dan menjawab meskipun masih ada beberapa siswa yang
belum menunjukkan perubahan keaktifan dalam pembelajaran.
2) Pengelolaan kelas yang dilakukan peneliti juga mengalami
peningkatan yang diamati langsung oleh observer yaitu guru kelas III.
3) Peneliti melakukan analisis dari siklus I sampai siklus III.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Pra Siklus
Metode yang digunakan pada pembelajaran IPS SDN Randuacir 01
sebelum diterapkannya pembelajaran model cooperative tipe struktural
adalah pendekatan klasikal yang banyak menggunakan metode ceramah
sehingga kurang mengoptimalkan peran serta siswa dalam proses
pembelajaran. Dari hasil pra siklus diperoleh nilai murni siswa pada mata
pelajaran sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah diterapkannya
pembelajaran model kooperatif tipe structural. Dokumen nilai prasiklus
diambil dari nilai ulangan harian sebelum diterapkannya pembelajaran
model kooperatif tipe structural, nilai ini diambil sebelum diadakan
pengayaan ataupun remidi. Adapun nilai patokan ketuntasan pembelajaran
IPS menggunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas III sd
Randuacir 01 Salatiga pada mata pelajaran IPS yaitu 70.
Nilai pada hasil belajar pada pra siklus ini indikator minat dan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS yang hasilnya akan
berpengaruh pada tingkat prestasi siswa.
52
Adapun nilai siswa dari pra siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Nilai siswa pada prasiklus
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Indra Maulana 70 40 Belum Tuntas
2 Rangga Raditya W 70 70 Tuntas
3 Wahyu Firmansyah 70 40 Belum Tuntas
4 Wahyu Ardiansyah 70 40 Belum Tuntas
5 M.Nadir Makhali 70 60 Belum Tuntas
6 Anis Fathur Rohmah 70 70 Tuntas
7 Alifia Marsya Kamila 70 70 Tuntas
8 Ali Syifa Al Aziz 70 30 Belum Tuntas
9 Huda Bahrul Alam 70 40 Belum Tuntas
10 Nurul Khoirunnisa 70 60 Belum Tuntas
11 Himma tur Riva 70 30 Belum Tuntas
12 Aziz Ferry Santoso 70 50 Belum Tuntas
Rata-Rata 50 25%
Jumlah Siswa yang mencapai KKM 3
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 9
Dari table 4.1 diatas dapat diketahui bahwa prestasi belajar IPS siswa
di SDN Randuacir 01 masih rendah yaitu dari 12 siswa, baru ada 3 siswa
yang mendapat nilai tuntas dan 9 siswa lainnya masih dibawah Kriteria
Kentutasan Minimal. Hal ini jika di prosentasekan baru 25% siswa yang
mendapat kriteria tuntas (Data terlampir).
Dari data hasil prestasi belajar siswa sebelum dilaksanakannya
pembelajaran model cooperative learning tipe struktural, dapat diketahui
bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas III SDN Ranuacir 01 Salatiga
53
masih rendah yaitu dari 12 siswa, baru 3 siswa yang mendapat nilai tuntas
dan 9 siswa lainnya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal. Ketiga
siswa yang sudah tuntas merupakan siswa yang memang kecerdasan diatas
rata-rata sehingga dengan metode ceramah saja mereka sudah dapat
memahami isi dari materi yang diajarakan.
Hasil ini menunjukkan bahwa minat dan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran IPS masih rendah.Untuk itu peneliti berusaha
menerapkan model pembelajaran baru yang berusaha meningkatkan
prestasi belajar siswa yaitu dengan model cooperative learning tipe
struktural.
2. Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data menggunakan lembar observasi
kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru dan tes formatif. Dari
lembar observasi kegiatan siswa diperoleh data tentang perhatian siswa
dalam menerima materi, keatifan dalam proses pembelajaran dan
kemampuan siswa dalam bekerja sama di dalam kelompoknya dengan
tujuan menanamkan kemampuan untuk besosialisasi dan bekerja sama
dengan orang lain. Sedangkan hasil prestasi belajar siswa didapat dari
nilai tes.
a. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa
Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap sikap siswa yang
mencakup kerjasama, partisipasi, bertanya dan menjawab siswa ketika
54
pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat terlihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus I
No Kriteria
Penilaian Kerjasama Partisipasi Bertanya Menjawab
1. Kurang 1 1 2 3
2. Cukup 6 7 4 4
3. Baik 5 4 5 5
4. Sangat Baik - - 1 -
Jumlah 12 12 12 12
Dari data pengamatan pada kegiatan pembelajaran siklus I tentang
siswa dalam tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa kerjasama siswa
belum maksimal yaitu dari 12 siswa, baru 5 siswa yang sudah
menunjukkan kerjasama yang baik selama pembelajaran, 6 siswa cukup
bekerjasama dalam artian bisa mengikuti diskusi pembelajaran dengan
baik namun masih melakukan kegiatan lain diluar kegiatan pembelajaran
dan 1 siswa sama sekali belum bisa menjalin kerjasama dalam
pembelajaran dengan baik karena siswa tersebut terbiasa melakukan
kegiatannya sendiri saat pembelajaran berlangsung.
Partisipasi siswa dalam berdiskusi sudah nampak namun baru 4
siswa yang menunjukkan partisipasi baik, 7 siswa cukup berpartisipasi,
dan 1 siswa yang belum berpartisipasi karena siswa tersebut tergolong
anak yang pendiam.
Bertanya siswa dalam siklus pertama ini sudah ada 1 siswa yang
mendapat bertanya dengan sangat baik hal ini karena siswa tersebut
55
terlihat akatif dalam setiap kegiatan, 5 siswa bertanya dengan baik, 2
siswa cukup bertanya dan 3 siswa yang masih belum bertanya.
Pada siklus pertama 5 siswa sudah mampu menjawab pertanyaan
dengan baik hal ini tidak terlepas dari bimbingan guru atau peneliti dalam
mendampingi siswa menjawab pertanyaan yang ada, 4 siswa menjawab
dengan cukup dan 3 siswa yang belum menjawab dikarenakan
kurangnnya partisipasi dalam kelompok.
Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap siswa ketika
pembelajaran berlangsung pada siklus I. Terlihat bahwa dari 12 siswa
baru ada 7 siswa yang masuk dalam kriteria siswa aktif dan 5 siswa
cukup aktif. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian siswa pada saat
pembelajaran berlangsung masih kurang dari target yang ditetapkan.
b. Hasil Belajar
Adapun hasil prestasi siswa dalam sklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nilai siswa pada siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Indra Maulana 70 60 Belum Tuntas
2 Rangga Raditya W 70 70 Tuntas
3 Wahyu Firmansyah 70 70 Tuntas
4 Wahyu Ardiansyah 70 60 Belum Tuntas
5 M.Nadir Makhali 70 70 Tuntas
6 Anis Fathur Rohmah 70 70 Tuntas
7 Alifia Marsya Kamila 70 70 Tuntas
8 Ali Syifa Al Aziz 70 50 Belum Tuntas
9 Huda Bahrul Alam 70 60 Belum Tuntas
56
10 Nurul Khoirunnisa 70 60 BelumTuntas
11 Himma tur Riva 70 50 Belum Tuntas
12 Aziz Ferry Santoso 70 50 Belum Tuntas
Rata-Rata 61.6 41,67%
Jumlah Siswa yang mencapai KKM 5
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 7
Dari data analisis tes formatif siswa pada siklus I dalam tabel 4.3
dapat dilihat bahwa baru 5 siswa yang mendapatkan nilai kriteria
ketuntasan minimal yaitu 70, sedangkan 7 siswa lainnya masih mendapat
nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal, jika di prosentasikan 41,67%.
Hal ini belum memenuhi standar ideal ketuntasan belajar yaitu 100% dari
seluruh siswa mendapat nilai diatas kriteria ketuntasan minimal karena
jika di prosentasekan baru ada 41,67% siswa yang tuntas dalam proses
pembelajaran siklus I.
Dari hasil nilai tes formatif dalam tabel 4.3 terlihat bahwa sudah ada
5 siswa yang sudah mendapatkan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal karena siswa-siswa tersebut tergolong cepat dalam memahami
materi yang diberikan dalam diskusi kelompok. Siswa-siswa tersebut
terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat memahami
materi secara utuh. Siswa mendapat perhatian dan dukungan penuh dari
pihak keluarga
Sedangkan 7 siswa yang belum tuntas mayoritas dari siswa-siswa
tersebut ada beberapa kendala yaitu siswa belum menunjukkan perhatian
yang serius selama proses pembelajaran. Siswa belum terbiasa untuk
57
aktif dalam proses pembelajaran. Siswa kurang mendapat perhatian dan
dukungan dari pihak keluarga .Siswa belum bisa bekerjasama dengan
teman dalam satu kelompok.
c. Hasil Observasi Terhadap Guru
Setelah pembelajran siklus I selesai, pengamatan aktivitas guru
(peneliti) yang diamati oleh Guru kelas III, maka dapat diketahui melalui
lembar observasi. Dari hasil pengamatan tercatan 2 butir mendapat
tanggapan cukup baik dan 8 butir mendapat tanggapan baik (Data
terlampir). Hal ini menuntut guru (peneliti) untuk melakukan perbaikan-
perbaikan dalam siklus II.
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian yaitu
hasil pengamatan siswa dan guru serta hasil nilai tes. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap situasi pembelajaran siklus pertama ini, peneliti
dapat menemukan kelemahan pembelajaran yaitu siswa masih banyak
yang kurang mengerti tentang lingkungan alam dan buatan. Suasana
kelas kurang kondusif, masih ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi.
Penggunaan waktu kurang kondusif. Penggunaan media kurang menarik.
Keberanian siswa untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan masih
kurang. Nilai evaluasai belum sesuai dengan harapan, karena masih
banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan
minimal.
58
Berdasarkan hal-hal tersebut maka hal-hal yang peneliti perbaiki
pada siklus II adalah penjelasan guru dalam mengantarkan materi
pembelajaran harus diperjelas. Guru lebih terampil dalam mengelola
kelas. Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif
dan efisien. Pemilihan dan pemanfaatan media yang menarik perhatian
siswa. Memotifasi siswa untuk lebih berani bertanya msupun berbicara.
Menggunakan metode yang bervariasi untuk mencapai prestasi yang
optimal.
3. Siklus II
a. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa
Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap sikap siswa yang
mencakup kerjasama, partisipasi, bertanya dan menjawab siswa ketika
pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat terlihat dalam tabel
berikut
Tabel 4.4
Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus II
No Kriteria
Penilaian Kerjasama Partisipasi Bertanya Menjawab
1. Kurang 2 - 1 4
2. Cukup 4 6 5 4
3. Baik 6 6 4 2
4. Sangat Baik - - 1 4
Jumlah 12 12 12 12
Dari tabel hasil pengamatan dalm tabel 4.4 dapat dijelaskan
kerjasama siswa sudah ada peningkatan yaitu 6 siswa dapat
bekerjasama dengan baik hal ini bertambah 1 siswa dari siklus pertama,
59
4 siswa bekerjasama dengan cukup dan 2 anak kurang bekerjasama hal
ini menurun dari siklus pertama dikarenakan siswa tersebut asik sendiri
tidak memperhatikan pembelajaran dalam kelompoknya (data
terlampir). Partisipasi siswa sudah menunjukkan peningkatan yang
signifikan yaitu 6 siswa dapat berpartisipasi dengan baik dan 6 siswa
cukup berpartisipasi. Dalam siklus ini tidak ada siswa yang pasif. Hal
ini menunjukkan bahwa dlam siklus II sudah terjadi peningkatan dari
siklus pertama walaupun masih ada beberapa siswa yang perlu
mendapat bimbingan dari guru. Peningkatan dalam bertanya pada siklus
II yaitu hanya ada 1 siswa yang belum bertanya hal ini karena siswa
tersebut pendiam dan saat disuruh berbicara tidak mau, 5 siswa cukup
bertanya meskipun pertanyaannya tidak sesuai dengan materi yang
didiskusikan, 4 siswa bertanya dengan baik, dan 1 siswa yang bertanya
sangat baik hal ini karena anak tersebut sangat akatif dan rasa ingin
taunya besar. Pada siklus II mengalami kenaikan dan penurunan, 2
siswa mampu menjawab pertanyaan dengan sangat baik, 2 siswa baik
dalam memnjawab, 4 siswa menjawab dengan nilai cukup, dan 4 siswa
sama sekali tidak menjawab hal ini menurun dari siklus pertama karena
siswa tersebut terpengaruh oleh temannya yang lain dan tidak
memperhatika kelompok lain yang melontarkan pertanyaan.
Berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa selama pembelajran
berlangsung pada siklus II terlihat hasil rata-rata sikap seluruh siswa
selama proses pembelajran mengalami peningkatan yaitu dari 12 siswa,
60
sudah ad 1 siswa yang termasuk dalam klasifikasi sangat aktif, 6 siswa
termasuk dalam kriteria aktif, dan 5 siswa lainnya termasuk dalam
kriteria cukup aktif.
Hal ini menunjukkan peningkatan walaupun masih ada beberapa
siswa yang masih belum begitu aktif dalam proses pembelajaran.
b. Hasil Prestasi Belajar
Adapun hasil prestasi siswa dalam sklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Nilai siswa pada siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Indra Maulana 70 70 Tuntas
2 Rangga Raditya W 70 80 Tuntas
3 Wahyu Firmansyah 70 80 Tuntas
4 Wahyu Ardiansyah 70 70 Tuntas
5 M.Nadir Makhali 70 70 Tuntas
6 Anis Fathur Rohmah 70 80 Tuntas
7 Alifia Marsya Kamila 70 70 Tuntas
8 Ali Syifa Al Aziz 70 50 Belum Tuntas
9 Huda Bahrul Alam 70 50 Belum Tuntas
10 Nurul Khoirunnisa 70 80 Tuntas
11 Himma tur Riva 70 50 Belum Tuntas
12 Aziz Ferry Santoso 70 60 Belum Tuntas
Rata-Rata 67.5 66,67%
Jumlah Siswa yang mencapai KKM 8
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 4
Dari data analisis tes formatif siswa pada siklus II dalam tabel 4.5
diatas dapat dilihat bahwa ada 8 siswa yang sudah mendapatkan nilai
61
kriteria ketuntasan minimal yaitu 70, sedangkan 4 siswa lainya masih
mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 33,3% siswa
yg belum tuntas. Walaupun sudah ada 8 siswa yang memenuhi kriteria
ketuntasan namun jumlah ini belum memenuhi standar ideal ketuntasan
belajar karena jika di prosentasekan jumlah tersebut baru mencapai
angka 66,67%, sedangkan kriteria ketuntasan belajar ideal kelas adalah
100% dari seluruh siswa mendapat nilai diatas kriteria ketuntasan
minimal.
Peningkatan kerjasama, partisipasi, bertanya, dan menjawab sangat
berpengaruh terhadap peningkatan hasil prestasi belajar siswa. Dari data
analisis tes formatif siswa pada siklus II dalam tabel 4.5 terlihat bahwa
ada 8 siswa yang sudah mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal,
ini menunjukkan bahwa ada 3 siswa yang dalm siklus I belum tuntas
menyusul tuntas karena beberapa faktor yaitu siswa tersebut sudah
terlibat aktif dalam proses bembelajaran sehinggga dapat membangun
kembali pengetahuannya sendiri. Kerjasama didalam kelompok
menghilangkan sikap individualisme siswa yang pandai untuk
menularkan ilmunya kepada siswa yang lain.
Sedangkan 4 siswa lainya yang masih mendapatkan nilai dibawah
kriteria ketuntasan minimal karena siswa belum mengikuti
pembelajaran secara maksimal, kerjasama, partisipasi, bertanya dan
menjawab masih dalm kategori cukup sehingga masih membutuhkan
62
strategi lain lain untuk bisa menyusul siswa-siswa lainnya yang telah
tuntas.
c. Hasil Observasi Terhadap Guru
Setelah pembelajaran siklus II selesai, pengamatan terhadap
aktivitas guru yang dilaksanakan oleh Guru kelas III dapat diketahui
melalui lembar observasi siklus II. Dari 10 butir jenis pengamatan
tercatat 1 butir mendapat tanggapan sangat baik, 8 butir mendapat
tanggapan baik, dan 1 butir mendapat tanggapan cukup.(Data
Terlampir)
Setelah dilakukan pengamatan dari seluruh aspek, baik aktivitas
guru, aktivitas siswa dan hasil prestasi belajar siswa, kegiatan ini
bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan
penerapan model cooperative learning tipe struktural dengan
menggunakan beberapa media, lebih konkretnya untuk mengetahui
seberapa besar perubahan prestasi siswa pada pembelajaran IPS pada
siklus II diperlukan adanya refleksi akan tindakan yang telah
dilaksanakan. Hasil dari siklus II sudah menunjukkan adanya
perubahan, bertambahnya kerjasama dan perhatian siswa ditunjukkan
dengan tingginya antusias siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus II ini, peneliti masih menemukan kelemahan pembelajaran yaitu
masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam diskusi kelompok.
63
Pengelolaan masih perlu ditingkatkan. Dari hasil evaluasi masih ada
beberapa siswa yang nilainya dibawah kriteria ketuntasan minimal.
Berdasarkan hal diatas, maka hal-hal peneliti perhatikan dan
perbaiki pada siklus III adalah guru memotivasi siswa yang belum aktif
dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran diberikan permainan
dan media yang meningkatkan semagat dan gairah siswa untuk belajar.
4. Siklus III
a. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa
Kerjasama, partisipasi, bertanya, dan menjawab siswa pada siklus
III ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus III
No Kriteria
Penilaian Kerjasama Partisipasi Bertanya Menjawab
1. Kurang - - -
2. Cukup 1 2 3 4
3. Baik 11 8 4 5
4. Sangat Baik - 2 5 4
Jumlah 12 12 12 12
Dari hasil pengamatan dalam tabel 4.6 di atas dapat diketahui
bahwa kerjasama pada siklus III sudah menunjukkan peningkatan yang
optimal terlihat dari tabel pengamatan yaitu 11 siswa mampu
bekerjasama dengan baik dan tidak ada siswa yang pasif. Hal ini
menunjukkan bahwa kerjasama antar siswa telah terbentuk dengan baik
sehingga tujuan pembelajaran siswa dalam hal pembentukan
kemampuan hidup bermasyarakat dan kebutuhan untuk saling
64
bekerjasama sebagai makhluk sosial sudah tertanam dalam karakter diri
siswa. Partisipasi siwa dalam siklus III juga mengalami peningkatan
yaitu 2 siswa berpartisipasi sangat baik, 8 siswa masuk dalam kategori
baik, dan hanya ada 2 siswa yng masuk dalam kategori cukup.
Dalam siklus III ini terlihat bahwa partisipasi siswa sangat terasa
karena seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran baik saat
berdiskusi kelompok dan samapai pada perumusan kesimpulan. Pada
siklus III semua siswa aktif bertanya karena tidak ada lagi siswa yang
pasif. Hal ini bisa dilihat dari tabel diatas bahwa 4 siswa sangat baik
bertanya, 5 siswa termasuk kategori baik, dan 3 siswa termasuk dalam
kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat rasa ingin tahu dan
materi yang belum dipahami siswa dalam hasil presentasi mendorong
siswa untuk bertanya. Pada siklus III 4 siswa mampu menjawab dengan
sangat baik, 5 siswa menjawab dengan baik, 4 siswa menjawab dengan
kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa antusias siswa untuk
menjawab pertanyaan dari temannya sangat tinggi. Hal tersebut dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam materi yang dipelajari.
Berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus III terlihat hasil rata-rata sikap
seluruh siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan
yaitu dari 12 siswa, sudah ad 5 siswa yang termasuk dalam klasifikasi
sangat aktif, 4 siswa termasuk dalam kriteria aktif, dan 3 siswa
termasuk dalam kriteria cukup aktif. Hal ini menunjukkan peningkatan
65
yang sangat signifikan karena mayoritas siswa sudah terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.
b. Hasil Prestasi Belajar
Adapun hasil prestasi siswa dalam sklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Nilai siswa pada siklus III
No Nama Siswa KKM Nilai Kriteria Keterangan
1 Indra Maulana 70 80 Tuntas KKM
2 Rangga Raditya W 70 80 Tuntas KKM
3 Wahyu Firmansyah 70 95 Tuntas TI
4 Wahyu Ardiansyah 70 80 Tuntas KKM
5 M.Nadir Makhali 70 95 Tuntas TI
6 Anis Fathur Rohmah 70 85 Tuntas TI
7 Alifia Marsya Kamila 70 95 Tuntas TI
8 Ali Syifa Al Aziz 70 70 Tuntas KKM
9 Huda Bahrul Alam 70 75 Tuntas KKM
10 Nurul Khoirunnisa 70 90 Tuntas TI
11 Himma tur Riva 70 70 Tuntas KKM
12 Aziz Ferry Santoso 70 70 Tuntas KKM
Rata-Rata 82,08 100%
Jumlah Siswa yang mencapai KKM 12
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 0
Keterangan:
TI : Tuntas Ideal
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal
BT : Belum Tuntas
66
Dari data analisis tes formatif siswa pada siklus II dalam tabel 4.7
diatas dapat dilihat bahwa 12 siswa sudah mendapat nilai kriteria
ketuntasan minimal yaitu 70. Dari hasil pembelajaran siklus III
menunjukkan bahwa kriteria ketuntasan ideal sudah dicapai karena
siswa telah tuntas 100%, sedangkan kriteria ketuntasan belajar ideal
adalah 100% dari jumlah seluuh siswa.
Secara keseluruhan dari tabel kerjasama, partisipasi, bertanya dan
menjawab yang disajikan diatas dapat dijelaskan bahwa siswa
menunjukkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran IPS dengan
cooperative learning tipe structural. Minat yang tertinggi
c. Hasil Observasi Terhadap Guru
Setelah pembelajaran siklus III selesai, pengamatan terhadap
aktivitas guru yang dilaksakan oleh guru kelas III dapat diketahui
melalui lembar observasi siklus III. Dari 10 butir jenis pengamatan
tercatat 2 butir mendapatkan tangapan sangat baik, 6 butir mendapat
tanggapan baik, dan 2 butir mendapat tanggapan cukup (Data
Terlampir). Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran siklus III
sudah berhasil mencapai indikator yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran baik
siswa maupun guru pada siklus III ini, terjadi peningkatan yang cukup
signifikan, hambatan atau permasalahan yang muncul pada siklus I dan
II sudah tidak terlihat pada siklus III ini , tetapi masih ada beberapa
yang perlu diingatkan yaitu Pemberian motivasi bagi sisawa yang
67
kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pemberian nilai plus pada
siswa yang berprestasi, sebagai motivasi bagi siswa untuk mencapai
prestasi yang lebih tinggi.
B. Analisis Antar Siklus
Dibawah ini peneliti akan menjelaskan hasil observasi kegiatan siswa
antar siklus yaitu dari siklus I, II, dan III
Tabel 4.8
Hasil Observasi Kegiatan Siswa dari Siklus I, II, III
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagi berikut Pada siklus I
tingkat kerjasama siswa masih rendah yaitudai 12 siswa, baru 5 siswa
mendapat kategori baik, 6 siswa mendapat kategori cukup dan masih ada 1
siswa yang kurang atau belum aktif. Pada siklus II ada peningkatan dan
penurunan yaitu, 6 siswa menapat kategori baik, hal ini bertambah 1 siswa
dari siklus I, 4 siswa menapat kategori cukup hal ini menurun 2 siswa dari
siklus I karena asik mainan sendiri, sedangkan 2 siswa mendapat kategori
kurang hal ini karena ada siswa kemba yang berada dalam 1 kelompok dan
siswa tersebut sering gaduh dan mainan. Pada siklus III menunjukkan
No Kriteria Kerjasama Parisipasi Bertanya Menjawab
I II III I II III I II III I II III
1 Kurang 1 2 - 1 - - 2 1 - 3 1 -
2 Cukup 6 4 1 7 6 2 4 5 3 4 5 3
3 Baik 5 6 11 4 6 8 5 4 4 5 2 5
4 Sangat
Baik
- - - - - 2 1 1 5 - 4 4
Jumlah 12 12 12 1
2
1
2
12 1
2
1
2
12 1
2
12 12
68
perubahan yang sangat signifikan karena pada siklus III ada 11 siswa
termasuk dalam kategori baik, 1 siswa yang mendapat kategori cukup dan
tidak ada lagi siswa yang masuk dalam kategori kurang.. Dalam siklus III ini
kerjasama siswa sudah jelas terlihat dan kerjasama siswa sudah terfokus pada
materi pembelajaran dalam kelompok dan sudah tidak ada lagi siswa yang
sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.
Partisipasi siswa dalam setiap siklus juga mengalami peningkatan. Pada
siklus I masih ada 1 siswa yang masuk dalam kategori kurang dalam
pembelajaran kelompok, 7 siswa dalam kategori cukup, dan baru 4 siswa
yang tercatat berpartisipasi sangat baik. Pada siklus II terjadi peninggakatan
yaitu sudah tidak ada lagi siswa yang tidak berpartisipasi, 6 siswa tercatat
cukup, dan 6 siswa tercatat berpartisipasi baik selama proses pembelajaran
berlangsung. Pada pelaksanaan siklus III 2 siswa tercatat cukup
berpartisipasi, 8 siswa tergolong baik dalam berpartisipasi, dan 2 siswa sangat
baik dalam berpartisipasi. Hasil ini menunjukkan peningkatan partisipasi
siswa yang dicapai setelah penerapan model cooperative learning tipe
struktural dalam pembelajaran IPS.
Pada siklus I sudah ada 1 siswa yang termasuk kategori sanagat baik
dalam bertanya, 5 siswa dalam kategori baik, 4 siswa dalam ketegori cukup ,
dan 2 siswa yang dalam kategori kurang. Hal ini karena kedua anak tersebut
pendian dan suka mengerjakan sesuatu sendiri dan malu saat disuruh
bertanya. Pada siklus II 1 siswa termasuk sangat baik dalam bertanya, siswa
ini sama dengan siswa yang sanagt baik bertanya pada siklus I. Siswa tersebut
69
tergolong anak yang pintar dan aktif di kelasnya karena mendapat dukungan
penuh dari keluarganya. 4 siswa masuk kategori baik dalam bertanya, 5 siswa
mendapat cukup dan masih ada 1 siswa yang kurang. Pada siklus III
menunjukkan peningkatan karena sudah tidak ada lagi siswa yang tidak
bertanya semua siswa bertanya yaitu 5 siswa dalam kategori sangat baik
bertanya, 4 siswa baik dan 3 siswa cukup. Hal ini menunjukkan bahwa rasa
ingin tahu siswa terhadap materi yang belum dipahami selama pembelajaran
berlangsung meningkat dengan bertanaya.
Pada sklus I antusias siswa dalam menjawab pertanyaan masih rendah
yaitu 5 siswa yang dapat menjawab dengan baik, 4 siswa menjawab dengan
cukup dan masih ada 3 siswa yang belum menjawab pertanyaan sama sekali.
Hal ini disebabkan karena kurang aktifnya mereka dalam berdiskusi dan
terkadang asik sendiri jadi tidak paham akan pertanyaan yang dilontarkan
oleh kelompok lain. Pada siklus II mengalami kenaikan yaitu 4 siswa
menjawab dengan sangat baik, 2 siswa cukup, 5 siswa menjawab dengan
cukup, dan masih ada 1 siswa yang belum menjawab. Hal ini disebabkan
karena anak tersebut pendiam dan suka bekekja sendiri. Peningkatan yang
signifikan ditunjukkan pada siklus III yaitu sudah tidak ada lagi siswa yang
tidak menjawab, 4 siswa menjawab dengan baik, 5 siswa baik dalam
menjawab dan 3 dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian
siswa saat pembelajaran sudah maksimal.
70
Tabel 4.9
Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Siklus I, II, dan III
No Kriteria Pra Siklus Siklus
I II III
1 Tuntas Ideal - - 4 5
2 Tuntas KKM 3 6 4 7
3 Belum Tuntas 9 6 4 0
Prosentase 25% 41.67% 66,67% 100%
Peningkatan
prosentase 25% 33,33% 58,33%
Jumlah 12 12 12 12
Sebelum masuk siklus didapatkan bahwa nilai siswa yang sudah sesuai
dengan KKM baru 3 siswa kemudian pada akir siklus I setelah dilakukan
penilaian tes formatif didapatkan nilai siswa yang sudah tuntas menjadi 6. Ini
menunjukkan peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu dari 3 siswa
menjadi 6 siswa. Kemudian pada siklus II siswa yang tuntas menjadi 8 siswa
ini menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu dari 6
siswa menjadi 8 siswa, artinya ada 2 siswa yang menyusul tuntas dalam
siklus II. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas adalah 12 siswa atau semua
siswa tuntas semua. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model
cooperative learning tipe struktural yang diterapkan dalam pembelajaran IPS
pada siswa kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga telah berhasil meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa prosentase prestasi belajar
siswa pada setiap siklus mengalami kenaikan. Pada prasiklus prosentase
prestasi belajar siswa masih rendah karena baru 25% saja yaitu baru 3 siswa
yang tuntas dari 12 siswa. Pada siklus I naik menjadi 41,67% yaitu 5 siswa
71
tuntas setelah diterapkannya model cooperative learning. Siklus II naik
menjadi 66,67% yaitu 8 siswa tuntas. Pada siklus III keseluruhan siswa tuntas
dalam pembelajaran yaitu 100%. Peningkatan prosentase dari siklus I ke
siklus II yaitu 25% .Siklus II ke siklus III yaitu 33,33% dan prosentase dari
siklus I ke siklus III adalah 66,67%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran cooperative Learning tipe Struktural dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS pokok bahasan lingkungan alam dan
buatan.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan selama tiga siklus dan dari
analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa prestasi siswa di
SDN Randuacir 01 Salatiga sebelum diterapkannya model pembelajaran
cooparative learning tipe struktural masih rendah. Model pembelajaran di
SDN Randuacir 01 masih banyak menggunakan model ceramah yang
membuat anak-anak cepat jenuh. Penerapan Model pembelajaran cooperative
learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa
kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga tahun pelajaran 2013/2014. Prestasi
belajar siswa terlihat dari hasil analisis prestasi belajar siswa pada setiap
siklus. Pada siklus I 5 siswa (41,67%) yang sudah mendapat kreteria tuntas
dari 12 siswa. Pada siklus II 8 siswa (66,67%) yang sudah mendapat kriteria
tuntas dari 12 siswa, hal ini ada 3 siswa yang menyusul tuntas dari siklus I.
Pada siklus III 12 siswa (100%) mendapat kriteria tuntas yaitu semua siswa
mendapatkan kriteria tuntas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kesimpulan yang
diamil dari penelitian, maka penulisakan mengemukakan beberapa saran.
Adapun saran ini penulis tujukan kepada:
73
1. Bagi Guru
Dalam mengajar guru guru harus memilih metode yang sesuai
dengan materi pembelajaran yang diajarkan dan karakteristik siswa
hingga siswa merasa senang dan nyaman saat belajar. Karena penerapan
metode yang salah akan mengakibatkan anak bosan dan malas untuk
belajar.
Guru harus mau membuka diri terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga dapat memiliki pengetahuan dan
tehnik baru yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa sehingga dapat
memberikan masukan dan saran untuk kebaikan siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa bisa lebih aktif dan giat dalam setiap pembelajaran khususnya
IPS. Siswa dapat memunculkan ide kreatif melamui motode yang
diberikan guru.Siswa dapat meningkatkan kerjasama antara siswa dalam
pembelajaran.Menghormati guru, mengkuti nasehat-nasehat dan
petunjuknya.
3. Pihak Sekolah dan kepala sekolah
Menyediakan kebutuhan primer dan sarana-sarana pendukung
lainnya yang menunjang keberhasilan proses KBM. Mengadakan
pembinaan berkala tentang kedisiplinan dan perbaikan mutu pengakajar.
74
Menjalin hubungan kekeluargaan yang baik dengan guru, orang tua
murid dan masyarakat. Memberi reward/penghargaan bagi para siswa
yang aktif dan banyak berkontibusi dalam pembelajaran dalam
menyukseskan keberhasilan KBM.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.1988.Evaluasi Intruksional.Bandung:Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsini.1995.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
Departemen agama.2004.Standar Kompetensi Madrasah
Intidaiyah.Jakarta:Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Elfanany, Burhan.2013.Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:Araska
Fajar,Arni.2005.Portofolio Dalam Pembelajran IPS.Bandung:PT Remaja
Rosdakarya
Faridah, Anik, 2011. Upaya Peningkatan Prestasi Belajajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dengan pendekatan Contextual Teacing and Learning
(CTL) pada Siswa kelas IV MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali. Skripsi tidak diterbitkan: Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga.
Kunandar.2011.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru.Jakarta:Rajawali Press
Nurdin, Syafrudin.2005.Model Penbelajran Yang Memperhatikan Keragaman
Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi.Jakarta:PT.Ciputat Press
76
Qoriyah, Siti, 2011. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran
IPS melalui Media Gambar Studi Siswa MI Ma’arif Bandungan
Kabupaten Semarang. Skripsi tidak diterbitkan.Salatiga: Jurusan
Tarbiyah STAIN Salatiga.
Rasimin.2012.Pendidikan Ilmu Pendidikan Soaial Teori dan
Aplikasinya.Yogyakarta:Trustmedia
Rusman.2011.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru.Jakarta:Rajawali
Saerozi.Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akir.Salatiga:STAIN Salatiga
Saputra, Joni Octami, 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Metode Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah
Sudirman Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Skripsi tidak diterbitkan: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
Slameto.1995.Belajar Dan Factor-Faktor Yang
Mempengaruhinya.Jakarta:PT.Rineka Cipta
Sugiyono.2010.Metode Penulisan Penelitian Pendekatan Kualitatif, kuantitatif
dan R&D.Bandung:Alfabeta
Suharso.2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Semarang:CV.Widya Karya
77
Susilo.2010.Panduan Penelitian Tindakan Kelas.Yogakarta:Pustaka Book
Publisher
Wahidmurni.2010.Pengembangan Kurikulum IPS dan Ekonomi di
Sekolah/Madrash.Malang:UIN MALIKI PRESS
78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Komariyah
NIM : 11510061
Tempat Tanggal Lahir : Kab.Semarang 03 Juli 1990
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Alamat : Dsn.Salam RT 02 RW 01,Randuacir, Kec.Argomulyo, Kota
Salatiga
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1997-1998 :TK Tarbiyatul Banin
1998-2004 : SDN Randuacir 01 Salatiga
2004-2007 : MTs N Salatiga
2007-2010 : MAN Salatiga
Salatiga, 03 Maret 2015
Penulis
Siti Komariyah 11510061
79
80
Lampiran 1
RREENNCCAANNAA PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN
((RRPPPP))
SIKLUS I
Nama Sekolah : SD Randuacir 01 Salatiga
Kelas/Semester : III / 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi
1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan
sekolah
B. Kompetensi dasar
1.1 Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
C. Indikator
1. Mengidentifikasi contoh-contoh lingkungan alam dan buatan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik
mampu.
1. Memahami tentang lingkungan alam dan buatan
2. Memahami tentang contoh lingkungan alam dan buatan
E. Karakter Siswa yang Diinginkan
1.Cinta Tanah Air
2. Mandiri
3. Kreatif
4. Rasa ingin tahu
5. Gemar membaca
F. Materi Pembelajaran
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Lingkungan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan. Berikut
81
akan diuraikan tentang lingkungan alam dan lingkungan buatan yang ada di alam
semesta, khususnya yang ada di sekitar kita. Lingkungan alam adalah segala
sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan. Ketampakan lingkungan
alam di muka bumi berbeda-beda. CONTOH lingkungan alam yang ada di muka
bumi, antara lain sungai, danau, laut, lembah, dan gunung. Selain itu,
ketampakan alam ada juga yang berupa dataran rendah, pantai, laut,
pegunungan, dan dataran tinggi.
Lingkungan buatan adalah segala sesuatu yang dibuat oleh manusia dan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
CONTOH lingkungan buatan adalah waduk, lahan pertanian, tambak,
perkebunan, dan permukiman penduduk.
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
Penyiapan siswa:
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat;
b. Guru bertanya : “apa kabar anak-anak, bagaimana kabar kalian hari
ini?”
c. Motivasi
Peserta diminta dengan seksama mempersiapkan diri untuk
mengikuti pelajaran pada pertemuan ini.
Menjelaskan tujuan
a. Anak-anak nanti setelah selesai belajar diharapkan bisa memahami
tentang lingkungan alam dan buatan
b. Anak-anak nanti setelah selesai belajar diharapkan bisa
10 menit
82
No. Kegiatan Waktu
menyebutkan contoh-contoh lingkungan alam dan buatan
Menjelaskan cakupan materi
a. Hari ini kita akan belajar tentang lingkungan alam dan buatan.
b. Hari ini kita akan belajar tentang contoh lingkungan alam dan
buatan
2 Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Siswa membaca materi mengenai lingkungan alam dan buatan
Guru menjelaskan sekilas mengenai contoh lingkungan alam
dan buatan
Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok
Guru memberi materi pada setiap kelompok untuk
didiskusikan.
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa
dengan guru, dan siswa dengan lingkungan
Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
b. Elaborasi
Guru membagikan lembar soal kepada siswa
Siswa mengerjakan soal dengan batasan waktu tertentu
Guru membiasakan siswa untuk membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas yang bermakna
Guru memfaslitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
Guru memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
c. Konfirmasi
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui peserta
didik
Guru memberikan umpan balik positif penguatan dalam betuk
50 menit
83
No. Kegiatan Waktu
lisan, tulisan, isarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
siswa
Guru membantu siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi
3. Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan kesulitan atau kendala yang dialami selama
proses pembelajaran.
Guru memotivasi siswa yang belum aktif dalam pembelajaran.
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
Siswa dan guru berdoa bersama dan mengucapkan salam.
10 Menit
I. Sumber belajar dan Media belajar
1. Sumber belajar
Buku paket BSE IPS kelas III
LKS Kelas III
2. Media Belajar
Gambar Lingkungan Alam
Gambar Lingkungan Buatan
J. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
84
Mengidentifikasi
contoh-contoh
lingkungan alam
dan buatan
Tes
tertulis
Tes uraian
Terlampir
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!!!
1. Lingkungan alam merupakan ciptaan……
2. Gunung,sungai dan laut termasuk contoh lingkungan…..
3. Bukit yang sangat besar dan tinggi disebut…..
4. Gedung sekolah dan rumah adalah contoh lingkungan…..
5. Pantai terletak di…..
6. Lingkungan dibedakan menjadi 2 lingkungan…………dan………..
7. Deretan gunung yang bersambung dinamakan…..
8. Penduduk di daerah pantai biasanya bekerja sebagai…..
9. Dataran tinggi sangat cocok untuk menanam…..
10. Tempat yang berbentuk cekungan dlam yang berisi air hujan atau mata air
disebut……
Jawaban
1. Tuhan
2. Lingkungan Alam
3. Gunung
4. Lingkungan Buatan
5. Dataran rendah
6. Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan
7. Pegunungan
8. Nelayan
9. Sayuran
85
10. Danau
Skor penilaian:
Nilai = Jumlah skor x 10
= 10x10
=100
86
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : III/1
Kompetensi Dasa : Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah
dan sekolah
Indikator : Menjelaskan kegunaan lingkungan alam dan buatan bagi
manusia
Alokasi waktu : 3 x 35 menit
Tanggal : 25 Agustus 2014 ( Siklus I)
No Nama Siswa
Aspek Penilaian keaktifan Skor Ket
Kerjas
ama
Partisip
asi
Bertan
ya
Menjaw
ab
1 Indra Maulana 3 3 2 2 10 Aktif
2 Rangga Raditya W 3 3 3 3 12 Aktif
3 Wahyu
Firmansyah
2 1 1 2 7 Cukup
aktif
4 Wahyu
Ardiansyah
2 2 3 3 10 Aktif
5 M.Nadir Makhali 3 2 3 3 11 Aktif
6 Anis Fakhur
Rohmah
3 3 4 2 12 Aktif
7 Alifia Marsya
Kamila
3 3 3 3 12 Aktif
87
8 Ali Syofa al Aziz 1 2 1 1 5 Cukup
Aktif
9 Huda Bahrul Alam 2 2 1 1 6 Cukup
Aktif
10 Nurul Khoirunissa 2 2 3 3 10 Aktif
11 Himma Tur Riva 2 2 1 1 6 Cukup
Aktif
12 Aziz Ferry Santoso 2 2 2 2 8 Cukup
Aktif
Skor siswa berjumlah 13-16 maka siswa tergolong sangat aktif
Skor siswa berjumlah 9-12 maka siswa tergolong aktif
Skor siswa berjumlah 5-8 maka siswa tergolong cukup aktif
Skor siswa berjumah ≤ 4 maka siswa tergolong pasif
88
89
Lampiran 4
RREENNCCAANNAA PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN
((RRPPPP))
SIKLUS II
Nama Sekolah : SD Randuacir 01 Salatiga
Kelas/Semester : III / 1
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
K. Standar kompetensi
2. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan
sekolah
L. Kompetensi dasar
1.1 Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
M. Indikator
1. Menjelaskan kegunaan lingkungan alam dan buatan bagi manusia
N. Tujuan Pembelajaran
3. Memahami tentang kegunaan lingkungan alam dan buatan
O. Karakter Siswa yang Diinginkan
1.Cinta Tanah Air
2. Mandiri
3. Kreatif
4. Rasa ingin tahu
5. Gemar membaca
6. Berani
P. Materi Pembelajaran
PEGUNUNGAN Daerah pegunungan sangat baik untuk bercocok tanam buah,
sayur, dan bunga.Daerah pegunungan juga dapat dimanfaatkan sebagai objek
wisata. Oleh karena pemandangannya yang indah.Daerah pegunungan yang
banyak ditumbuhi tanaman dapat menyerap dan menyimpan air hujan. Hal ini
90
berguna untuk mencegah terjadinya erosi. Erosi adalah pengikisan tanah yang
dapat mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor.
SUNGAI banyak memberikan manfaat bagi manusia. Manfaat sungai, antara lain
untuk mandi, mencuci, pengairan lahan pertanian (irigasi) dan sarana
transportasi (untuk sungai-sungai besar di luar Pulau Jawa). Di sungai banyak
hidup berbagai binatang air, seperti ikan, buaya, dan katak.
DANAU juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air. Danau
sangat bermanfaat bagi manusia. Manfaat danau bagi kehidupan manusia,
antara lain, untuk keperluan-keperluan sebagai berikut: 1) budi daya ikan air
tawar, 2) tempat wisata, 3) irigasi atau pengairan sawah, dan 4) sarana olahraga
(dayung).
PANTAI DAN LAUT biasanyabanyak ditumbuhi pohon kelapa dan tumbuhan
bakau.Tumbuhan bakau berguna untuk menahan abrasi atau erosi yang
disebabkan gelombang air laut dan tempat hidup ikan. Pantai yang indah
menjadi salah satu objek wisata yang digemari banyak orang. Laut menjadi
sarana transportasi yang penting, baik dalam satu negara maupun antarnegara.
Laut juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana olahraga, seperti berenang
menyelam, ski air, selancar, dan perahu layar
WADUK Manfaat waduk bagi manusia, antara lain untuk keperluan-keperluan
sebagai berikut: 1) pembangkit listrik, 2) irigasi atau pengairan sawah, 3) budi
daya ikan air tawar, 4) tempat rekreasi, 5) pengendali banjir, dan 6) kegiatan
olahraga (dayung, ski air, dan sebagainya)
LAHAN PERTANIAN yang ada di Indonesia dimanfaatkan penduduk untuk
kegiatan pertanian seperti padi, jagung, sayuran, buah, dan tanaman lainnya
TAMBAK Usaha tambak dilakukan di daerah dekat pantai. Petani tambak
menggunakan daerah pantai untuk usaha tambak udang dan bandeng. Udang
dan bandeng merupakan sumber protein yang diperlukan tubuh kita.
PERKEBUNAN Selain di dataran tinggi usaha perkebunan juga diusahakan di
tempat lain. Contoh hasil dari tanaman perkebunan lainnya adalah kelapa sawit,
karet, cokelat, kapas, dan sebagainya. Perkebunan juga termasu dalam
lingkungan buatan.
91
Perkebunan dibuat oleh manusia dengan tujuan untuk berbagai memenuhI
kepentingan hidupnya.
RUMAH Tahukah kamu bahan yang dipakai untuk membuat rumah? Rumah ada
yang dari batu bata, batu kali maupun bambu. Rumah merupakan tempat kita
berteduh. Rumah juga berguna untuk melindungi kita dari binatang buas.
JALAN Tahukah kamu manfaat jalan? Jalan digunakan oleh manusia untuk
sarana berpindah ke tempat lain. Jalan yang baik akan mempermudah kita
mencapai tempat yang kita tuju
SAWAH Sawah banyak terdapat di daerah pedesaan. Sawah berguna
bagi manusia. Sawah merupakan tempat menanam padi, jagung, dan palawija.
GEDUNG SEKOLAH Gedung sekolah merupakan tempat belajar bagi siswa. Kamu
dapat bertemu teman baru di sekolah. Kamu juga bisa mendapat pengetahuan
yang banyak di sekolah. Gedung sekolah ada bermacam-macam, misalnya bagi
siswa SD, SLTP, dan SMU.
PASAR Apakah di sekitar lingkunganmu ada pasar? Coba kalian sebutkan barang
yang dijual di pasar tersebut! Di pasar biasanya dijual banyak barang, misalnya
makanan, pakaian, dan alat-alat rumah tangga. Sehingga manusia dapat
memenuhi kebutuhannya dengan membeli barang-barang di pasar. Apakah
kamu senang jika diajak ibu pergi ke pasar? Barang apa yang kamu beli di pasar?
Q. Metode Pembelajaran
5. Ceramah
6. Tanya Jawab
7. Diskusi
8. Penugasan
9. Bermain kartu
10. Penerapan model kooperatif tipe structural
R. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
Penyiapan siswa:
15 menit
92
No. Kegiatan Waktu
d. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat;
e. Guru bertanya : “apa kabar anak-anak, bagaimana kabar kalian hari
ini?”
f. Motivasi
Siswa diminta dengan seksama mempersiapkan diri untuk
mengikuti pelajaran pada pertemuan ini
Menjelaskan tujuan
c. Anak-anak nanti setelah selesai belajar diharapkan bisa
menyebutkan kegunaan lingkungan alam dan buatan
Menjelaskan cakupan materi
c. Hari ini kita akan belajar tentang kegunaa lingkungan alam dan
buatan
Bermain kartu
a. Guru menuliskan lingkungan alam dan buatan di papan tulis
b. Guru membagi kartu yang berisi kegunaan linkungan alam dan
buatan kepada siswa.
c. Siswa diminta untuk menempelkan kartu di papan tulis sesuai
dengan kegunaan lingkungan alam dan buatan yang sudah ditulis
oleh guru.
d. Selesai menempel guru mengecek satu persatu jawaban yang telah
ditempel siswa
e. Guru memulai pelajaran
2 Kegiatan Inti
d. Eksplorasi
Siswa membaca materi mengenai kegunaan lingkungan alam
dan buatann
Guru menjelaskan sekilas mengenai kegunaan lingkungan alam
dan buatan
80 menit
93
No. Kegiatan Waktu
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok
Guru memberi soal diskusi kepada tiap kelompok untuk
didiskusikan.
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa
dengan guru, dan siswa dengan lingkungan
Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajarn.
Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil diskui
dengan dibimbing guru.
Guru mengarahkan siswa untuk bertanya jawab mengenai hasil
diskusi yang dipresentasikan yang belum dipahami
e. Elaborasi
Guru membagikan lembar soal kepada siswa
Siswa mengerjakan soal dengan batasan waktu tertentu
Guru membiasakan siswa untuk membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas yg bermakna
Guru memfaslitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
Guru memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
f. Konfirmasi
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui peserta
didik
Guru memberikan umpan balik positif penguatan dalam betuk
lisan, tulisan, isarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
siswa
Guru membantu siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi
3. Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
10 Menit
94
No. Kegiatan Waktu
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan kesulitan atau kendala yang dialami selama
proses pembelajaran.
Guru memotivasi siswa yang belum aktif dalam pembelajaran.
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
Siswa dan guru berdoa bersama dan mengucapkan salam.
S. Sumber belajar dan Media belajar
3. Sumber belajar
Buku paket BSE IPS kelas III
LKS Kelas III
Buku Paket IPS Kelas III
4. Media Belajar
Gambar Lingkungan Alam dan buatan
Kartu permainan
T. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
95
Menjelaskan
kegunaan lingkungan
alam dan buatan
Tes
tertulis
Tes uraian
Terlampir
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!!!
1. Hutan yang lebat dapat mencegah....
2. Irigasi sawah menggunakan air....
3. Gedung sekolah berguna untuk ....
4. Lingkungan buatan yang dimanfaatkan untuk menanam padi adalah....
5. Danau biasanya digunakan untuk olahraga ....
6. Waduk berguna untuk....
7. Tempat kita berteduh dari hujan, sengatan sinar matahari dan tempat istirahat adalah....
8. Pantai dimanfaatkan sebagai....
9. Kelapa sawit, karet, cokelat, kapas, adalah hasil dari tanaman....
10. Nelayan mengambil ikan di ....
Jawaban
1. Banjir dan longsor
2. Sungai dan waduk
96
3. Belajar
4. Sawah
5. Dayung
6. Irigasi sawah
7. Rumah
8. Objek wisata
9. Perkenunan
10. Laut
Skor penilaian:
Nilai = Jumlah skor x 10
= 10x10
=100
97
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : III/1
Kompetensi Dasa : Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah
dan sekolah
Indikator : Menjelaskan kegunaan lingkungan alam dan buatan bagi
manusia
Alokasi waktu : 3 x 35 menit
Tanggal : 25 Agustus 2014 ( Siklus II)
No Nama Siswa Aspek Penilaian keaktifan Skor Ket
Kerjas
ama
Partisi
pasi
Bertan
ya
Menja
wab
1 Indra Maulana 3 3 3 2 11 Aktif
2 Rangga Raditya
W
3 3 4 4 14 Sangat Aktif
3 Wahyu
Firmansyah
1 2 3 1 7 Cukup Aktif
4 Wahyu
Ardiansyah
1 2 2 1 6 Cukup Aktif
5 M.Nadir
Makhali
3 3 3 3 12 Aktif
6 Anis Fakhur
Rohmah
3 3 2 4 12 Aktif
7 Alifia Marsya 3 3 4 2 12 Aktif
98
Skor siswa berjumlah 13-16 maka siswa tergolong sangat aktif
Skor siswa berjumlah 9-12 maka siswa tergolong aktif
Skor siswa berjumlah 5-8 maka siswa tergolong cukup aktif
Skor siswa berjumah ≤ 4 maka siswa tergolong pasif
Kamila
8 Ali Syofa al
Aziz
2 2 1 1 6 Cukup Aktif
9 Huda Bahrul
Alam
3 2 3 2 10 Aktif
10 Nurul
Khoirunissa
2 3 2 3 10 Aktif
11 Himma Tur
Riva
2 2 2 2 8 Cukup Aktif
12 Aziz Ferry
Santoso
2 2 2 1 7 Cukup Aktif
99
100
Lampiran 7
RREENNCCAANNAA PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN
((RRPPPP))
SIKLUS III
Nama Sekolah : SD Randuacir 01 Salatiga
Kelas/Semester : III / 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
U. Standar kompetensi
3. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan
sekolah
V. Kompetensi dasar
1.1 Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
W. Indikator
1. Menyebutkan cara merawat lingkungan alam dan buatan
X. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa mampu menyebutkan cara merawat lingkungan alam dan buatan
Y. Karakter Siswa yang Diinginkan
1.Cinta Tanah Air
2. Mandiri
3. Kreatif
4. Rasa ingin tahu
5. Gemar membaca
6. Berani
Z. Materi Pembelajaran
Lingkungan alam dan buatan sangat penting bagi kehidupan manusia.
Kehidupan manusia sangat dipengaruhi lingkungan alam dan buatan. Kita sangat
memerlukan lingkungan. Untuk menanam padi, membangun rumah, dan mandi.
Untuk menanam padi membutuhkan tanah. Untuk membangun rumah
101
memerlukan lahan. Untuk mandi kita memerlukan air. Kebutuhan kita banyak
diperoleh dari alam. Kita harus memperlakukan alam dengan baik. Supaya
sawah tetap subur, sawah harus diberi pupuk. Untuk membangun rumah, harus
memilih lahan yang baik. Tidak boleh menebangi pohon dengan semena-mena.
Kalau ada pohon, air tanah tetap terjaga.
Gedung sekolahmu juga harus dijaga. Kamu harus membersihkanruang kelas
sesuai jadwal piket. Ruang kelas yang bersih akan terasa nyaman untuk belajar.
Kamu juga dapat menghapus tulisan di papan tulis setelah guru selesai
mengajar. Selain itu, kamu dapat merawat bunga di taman sekolah dan tidak
mencoret-coret kursi dan meja tulis.
Apabila kamu pergi ke pasar, janganlah membuang sampah sembarangan. Pasar
merupakan tempat bertemunya banyak orang. Kotoran sampah akan menjadi
bibit penyakit, sehingga dapatmenjangkiti orang-orang di pasar.
Upaya memelihara lingkungan alam dan buatan merupakan tanggung
jawab kita semua. Maka kita harus melaksanakannya secara sungguh-sungguh.
Melestarikan lingkungan menjadi tanggung jawab semua orang. Kita harus
menghindari perusakan lingkungan. Kita juga harus menghindari pengotoran
kampung. Lingkungan sekolah juga harus kita jaga. Kita harus menjaga
kebersihan sekolah. Kalau sekolah kita bersih, kita akan merasa nyaman,bukan?
Merawat lingkungan alam
1. Hutan
Melakukan tebang pilih artinya kita menebang pohon tua dan sudah tidak
menghasilkan. Menanami kembali hutan yang sudah gundul. Memberi
sanksi yang tegas bagi siapa saja yang merusak hutan.
2. Laut dan pantai
Menangkap ikan tidak menggunakan bahan peledak, Tidak membuang
limbah kelaut, menjaga kebersihan pantai dan laut
3. Sungai
Tidak membuang sampah di sungai karena dapat menyebabkan banjir,
menjaga kebersihan sungai agar transportasi sungai lancar
4. Danau dan Waduk
102
Danau dan waduk sangat bermanfaat bagi manusia.Kita harus menjaga
kelestariannya.Danau dan waduk harus digaja kebersihannya. Kita tidak
boleh membuang sampah di danau dan di waduk.
Merawat lingkungan buatan
1. Pasar
Menjaga kebersihan pasar dengan membuang sampah di tong
sampah,setelah berjualan dibersihkan dan dirapikan, menjaga keamanan
dan ketertiban pasar.Menciptakan kondisi yang nyaman di pasar
2. Gedung sekolah
Membersihkan ruang kelas dan halaman sekolah, tidak membuang sampah
sembarangan
3. Jalan raya
Menanam pohon di pinggir jalan, pemerintah melakukan perbaikan jalan,
tidak merusak fasilitas jalan
4. Rumah
Menyapu halaman rumah setiap hari ,menguras bak mandi 1 minggu sekali,
Mengubur kaleng bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk
5. Sawah
Menggunakan pupuk organik agar tidak merusak tanah
AA. Metode Pembelajaran
11. Ceramah
12. Tanya Jawab
13. Diskusi
14. Penugasan
15. Bermain kartu
16. Penerapan model kooperatif tipe struktural
BB. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
103
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
Penyiapan siswa:
g. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat;
h. Guru bertanya : “apa kabar anak-anak, bagaimana kabar kalian hari
ini?”
Menjelaskan tujuan
d. Anak-anak nanti setelah selesai belajar diharapkan bisa
menyebutkan bagaimana merawat lingkungan alam dan buatan.
Menjelaskan cakupan materi
d. Hari ini kita akan belajar tentang merawat lingkungan alam dan
buatan
Bermain kartu
f. Guru mempunyai dua kartu, satu kartu berisi cara merawat
lingkungan alam dan buatan dan satu kartu berisi gambar
lingkungan alam dan buatan
g. Guru membagi kartu yang berisi cara merawat linkungan alam dan
buatan kepada sebagian siswa dan sebagan siswa mendapat
gambar lingkungan alam dan buatan
h. Siswa diminta untuk mencari pasangan dari kartu yang sudah
dibagikan
i. Siswa berkompetisi untuk mendapatkan pasangan untuk
menjodohkan kartu.
j. Setelah mendapatkan pasangan siswa diminta membacakan dan
guru mengecek pasangan yang dibawa siswa.
k. Guru memberi acungan jempol bagi siswa yang mendapatkan
pasanagan yang benar dan menyuruh siswa untuk duduk ke tempat
duduk masing-masing
10 menit
2 Kegiatan Inti
104
No. Kegiatan Waktu
g. Eksplorasi
Siswa membaca materi mengenai merawat lingkungan alam
dan buatann
Guru menjelaskan sekilas mengenai merawat lingkungan alam
dan buatan
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok
Guru memberi soal diskusi kepada tiap kelompok untuk
didiskusikan.
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa
dengan guru, dan siswa dengan lingkungan
Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajarn.
Guru mendampingi tiap kelompok dalam berdiskusi
Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil diskui
dengan dibimbing guru.
Guru mengarahkan siswa untuk bertanya jawab mengenai hasil
diskusi yang dipresentasikan yang belum dipahami
h. Elaborasi
Guru membagikan lembar soal kepada siswa
Siswa mengerjakan soal dengan batasan waktu tertentu
Guru membiasakan siswa untuk membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas yg bermakna
Guru memfaslitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
Guru memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
i. Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.
Guru membantu siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
50 menit
105
No. Kegiatan Waktu
memahami materi.
Guru memberikan pujian dan acungan jempol bagi siswa yang
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
3. Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan kesulitan atau kendala yang dialami selama
proses pembelajaran.
Guru memotivasi siswa yang belum aktif dalam pembelajaran.
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
Siswa dan guru berdoa bersama dan mengucapkan salam.
10 Menit
CC. Sumber belajar dan Media belajar
5. Sumber belajar
Buku paket BSE IPS kelas III Muhammad nursa
Buku paket BSE IPS kelas III sunarso anis
LKS Kelas III
Buku Paket IPS Kelas III
6. Media Belajar
Gambar menjaga Lingkungan Alam dan buatan
106
107
DD. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menyebutkan cara
merawat lingkungan
alam dan buatan
Tes
tertulis
Tes pilihan
ganda
Terlampir
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, atau
c!
1. Berikut ini yang termasuk lingkungan alam ialah . . . .
a. sawah, rumah b. jalan, sawah c. gunung, laut
2. Berikut ini yang termasuk kenampakan buatan ialah . . . .
a. sawah, rumah b. jalan, laut c. gunung, laut
3. Manfaat sawah adalah . . . .
a. tempat menanam padi b. untuk berteduh c. untuk mencuci
4. Manfaat sungai adalah . . . .
a. tempat menanam padi b. untuk berteduh c. untuk irigasi sawah
5. Berikut ini yang merupakan cara merawat laut adalah . . . .
a. mencoret-coret tembok
b. sering menguras bak mandi
c. menangkap ikan tidak menggunakan bahan peledak
108
6. Cara menjaga gedung sekolah yaitu . . . .
a. membuang sampah ke selokan
b. tidak mencoret-coret tembok
c. merusak papan tulis
7. Air hujan akan . . . oleh akar tumbuhan.
a. diserap b. dibiarkan c. dibuang
8. Di bawah ini perbuatan yang melestarikan tanaman adalah . . . .
a. menebangi pohon sembarangan
b. menyirami tanaman
c. mengotori tanaman
9. Rumah perlu kita rawat agar . . . .
a. kita hidup nyaman b. dipuji orang lain c. cepat rusak
10. Melestarikan lingkungan menjadi tanggung jawab . . . .
a. Ketua RT b. Kepala Desa c. semua warga
11. Alam semesta adalah ciptaan ….
a. manusia b. nenek moyang c. Tuhan Yang
Maha Esa
12. Pohon-pohon yang ditanam di halaman sekolah bermanfaat untuk ….
a. pelengkap b. diambil kayunya c. peneduh dan
penyejuk
13. Kita harus senantiasa berusaha … kelestarian lingkungan.
a. menjaga b. membiarkan c. memanfaatkan
14. Membuang sampah ke sungai dapat mengakibatkan ….
109
a. banjir b. longsor c. gempa
15. Tebang pilih adalah menebang pohon yang dilakukan dengan cara menebang ….
a. sembarangan b. pohon yang sudah tua c. semua pohon
16. Salah satu cara menjaga jalan raya adalah ….
a. menebang pohon dipinggir jalan
b. tidak merusak rambu-rambu lalu lintas
c. tidak menggunakan kendaraan bermotor
17. Cara memelihara pasar agar nyaman adalah ….
a. menanam pohon-pohon
b. membuat rambu-rambu petunjuk
c. membersihkan barang dagangan setelah selesai berdagang
18. Contoh lingkungan alam di sekitar kita adalah….
a. stasiun gunung b. gedung sekolah c. stasiun
19. Melestarikan lingkungan alam dan buatan bermanfaat untuk ….
a. diri sendiri b. Semua makhluk c. orang lain
20. Sebagian besar penduduk yang tinggal di desa biasanya bermata pencaharian sebagai
….
a. pedagang b. petani c. nelayan
Jawaban!
1. C 11. C
2. A 12. C
3. A 13. A
4. C 14. A
5. C 15. B
110
6. B 16. B
7. A 17. C
8. B 18. A
9. A 19. B
10. C 20. B
Skor penilaian:
Nilai = Jumlah skor x 5
= 20x5
=100
111
112
Lampiran 10
Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing
113
Guru mendampingi siswa dalam berdiskusi
Guru mendampingi siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi
114
DAFTAR NILAI SKK
NAMA : SITI KOMSRIYAH
NIM : 11510061
JURUSAN/PROGDI : TARBIYAH / PGMI
DOSEN PA : Dr.Muh.Saeozi,M.Ag
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1. Opak STAIN Salatiga 28 Agustus 2010 Peserta 3
2. User Education UPT
perppustakaan STAIN Salatiga
25 September
2010
Peserta 3
3. Pra-DM Bedah Film KAMMI
Komisariat Salatiga
04 Okober 2010 Peserta 3
4. Ibtida’ LDK STAIN Salatiga 10 Oktober 2010 Peserta 3
5. Persami MI Al Mahmud
Kumpulrejo 01
30 Oktober 2010 Panitia 3
6. Ceramah dan dialog 03 Desember
2010
Peserta 3
7. Nasional Workshop of
Entrepreneurship And Basic
Cooperation
19 Desember 2010 Peserta 6
8. Bedah buku “Bumi Cinta”
bersama Ust.Habiburrahman El
Shirazy,Lc
30 Januari 2011 Peserta 2
9. Bedah buku “Ijinkan Aku
Menikah Tanpa Pacaran” karya
Burhan Sodiq
13 Mei 2011 Peserta 2
10. Pelatihan Ustad-Uatadzah Taman
Pendidikan Al Quran (TPQ)
Kota Salatiga
29 Mei 2011 Peserta 3
11. Surat Keputusan pengangkatan
penguurus Lembaga Dakwah
Kampus Darul Amal SATIN
Salatiga
30 Juni 2011 Pengurus
Staf bidang
nisa’
3
12. GARDIKA (Gema Ramadhan di
Kampus) STAIN Salatiga
22 Agustus 2011 Panitia 3
13. Pesantren kilat di SMP 9 22 Agustus 2011 Pemateri 4
115
14. Surat Keputusan pengangkatan
pengurus Lembaga Dakwah
Kampus Darul Amal STAIN
Salatiga
03 Januari 2012 Pengurus
Staf bidang
nisa’
3
15. Pelatian Sholat Khusyu’ Biro
Tazkia
29 Januari 2012 Peserta 3
16. Pelatihan Penggunaan Maktabah
Syamilah & Mengetik Arab
Cepat
17 Maret 2012 Peserta 3
17. Workshop Parenting 05 Mei 2012 Peserta 3
18. Rangkaian kegiatan MILAD X
LDK Darul Amal STAIN
Salaatiga
17 Mei 2012 Panitia 3
19. Seminar Nasional Kristologi &
Tabligh Akbar
20 Mei 2012 Peserta 6
20. Seminar Nasional Pendidikan
HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga
29 Mei 2012 Peserta 6
21. Seminar Nasioal “Mewaspadai
Gerakan Islam Garis Keras di
Perguruan Tinggi”
23 Juni 2012 Peserta 6
22. Training Kader II LDK Darul
Amal STAIN Salatiga
06 Juli 206 Juli
2012
Panitia 3
23. Pesantren Kilat SMP 10 Salatiga 11 Agustus 2012 Pemateri 3
24. Surat Keputan Pengangkatan
Panitia Achievment Motivation
Trining STAIN Salatiga
31 Agustus 2012 Paniti Sie.
Kesekretariat
an
3
25. Achievment Motivation Trining
STAIN Salatiga
12 September
2012
Panitia 3
26. Training Pembuatan Makalah
LDK STAIN Salatiga
13 Oktober 2012 Peserta 3
27. Islamic Public Speaking Training
STAIN Salatiga
25 Oktober 2012 Panitia 3
28. Sesorah Bahasa Jawa STAIN
Salatiga
26 November 2012 Panitia 3
29. Tabligh Akbar “ Tafsir Tematik
dalam Upaya Menjawab Persoalan
Israel dan Palestina
01 Desember 2012 Peserta 3
30. Training Kader I LDK Darul
Amal STAIN Salatig
06 April 2013 Panitia 3
116
31. GARDIKA (Gema Ramadhan
di Kampus) Pesantren Kilat SMP
10 Salaiga
28 Agustus 2013 Pemateri 4
32. SeminarNsional Bahasa Arab 09 Oktober 2013 Peserta 3
33. Sosialisasi Pancasila, Undang-
undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
24 Oktober2013 Peserta 3
35 Ibtida’ Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga
12-13 April 2014 Panitia 3
36 Kajian Intensif Mahasiswa
(KISMIS) LDK Darul Amal
STAIN Salatiga
27 Juni 2014 Panitia 3
37 Gema Ramadhan Kampus
(GARDIKA) LDK STAIN
Salatiga
29 Juli 2014 Panitia 3
38 Pesantren Kilat SMPN 3 Salatiga 15-19 Juli 2014 Pemateri 4
Jumlah Skor 124
117
118
119
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
NAMA : SITI KOMARIAH
NIM : 115-10-061
JURUSAN : TARBIYAH
PROGDI : PGMI
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri dan tidak berkeberatan
untuk dipublikasikan oleh pihak perpustakaan STAIN Salatiga tanpa menuntut
konsekuensi apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika dikemudian hari terbukti karya
saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua
konsekuensinya.
Salatiga, 10 Maret 2015
Hormat Saya
Siti Komariah