TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH
DAN INFAQ BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
(Studi Pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Lampung)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
dalam Ilmu Syari’ah
Oleh :
MARISA VIDIANA SAPUTRI
NPM : 1321030154
Program Studi : Mu’amalah
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H / 2017 M
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH
DAN INFAQ BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
(Studi Pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Lampung)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
dalam Ilmu Syari’ah
Oleh :
MARISA VIDIANA SAPUTRI
NPM : 1321030154
Program Studi : Mu’amalah
Pembimbing I : H.A. Khumaidi Ja’far, S.Ag.,M.H.
Pembimbing II : Khoiruddin, M.S.I
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H / 2017 M
ii
ABSTRAK
Zakat fitrah dan Infaq merupakan pembuktian iman kita kepada Allah
yang memiliki peran penting dalam kesejahteraan sesama muslim, menjalin
persaudaraan kehidupan bermayarakat. Dengan kesadaran setiap muslim zakat
dan infaq membersihkan harta dan bermanfaat untuk sesama muslim tentunya.
Kewajiban pegawai membayar zakat dan infaq pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung telah didasari
SK (surat keputusan) Gubernur Lampung berdasarkan pembaharuan setiap
tahunnya No. 451.12/1075/03/2017 tanggal 28 April 2017 tentang Gerakan Sadar
zakat. BAZNAS memberikan tanggung jawab kepada kepengurusan Dinas untuk
melakukan pengumpulan, pendataan, penyetoran, pembagianya, dan melaporkan
hasil pelaksanaannya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimana pengelolaan zakat
fitrah dan infaq bagi pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung? dan
bagaimana pandangan hukum Islam tentang pengelolaan zakat fitrah dan infaq
bagi pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung?. Adapun tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai negeri sipil,
dan untuk mengetahui pandangan hukum Islam tantang pengelolaan zakat fitrah
dan infaq bagi pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan menggunakan
kualitatif, untuk memperoleh data penulis melakukan observasi dan wawancara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) penelitian data
maupun informasi bersumber dari lapangan. Betujuan untuk menganalisa
bagaimana menurut hukum Islam tentang pengelolaan zakat dan infaq bagi
pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
Hasil dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa dalam pengelolaan
zakat fitrah dibagikan kepada orang-orang di lingkungan kantor yang telah
terdata, melalui persetujuan BAZNAS dana zakat diberikan kepada pengelola
sesuai dari pendataan yang telah dilakukan oleh kepengurusan dana infaq
diberikan sepenuhnya kepada BAZNAS. Pengelolaanya sudah baik dan efektif
dari pendistribusian maupun pendayagunaan dana, sebaiknya pengurus harus
melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan zakat dan infaq pada Dinas. Menurut
pandangan hukum Islam pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai sudah
sesuai, dalam pengumpulan, pencatatan, penyetoran, pelaporan, telah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan hukum Islam.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ............................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
PENGESAHAN ....................................................................................................... vi
MOTTO ................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ........................................................................................ 1
B. Alasan Memilih Judul ............................................................................... 3
C. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 7
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Zakat dan Infaq
1. Pengertian Zakat Fitrah dan Infaq ....................................................... 14
2. Dasar Hukum Zakat Fitrah dan Infaq .................................................. 18
3. Syarat-syarat Zakat Fitrah dan Infaq ................................................... 22
4. Golongan Yang Berhak Mendapatkan Zakat Fitrah dan Infaq ............ 28
5. Pembagian Zakat Fitrah dan Infaq ....................................................... 35
6. Hikmah Zakat Fitrah dan Infaq ............................................................ 37
B. Pengelolaan Zakat dan Infaq Dalam Islam .......................................... 40
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
1. Sejarah ................................................................................................. 48
2. Letak Geografis .................................................................................... 52
3. Visi, Misi dan Sasaran ......................................................................... 53
4. Struktur Organisasi .............................................................................. 56
5. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................... 69
x
B. Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq Bagi Pegawai Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung ................................................................................................... 71
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq Bagi Pegawai Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung ................................................................................................... 76
B. Pandangan Hukum Islam Tentang Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq
Bagi Pegawai Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung ................................... 79
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 81
B. Saran ......................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
1. Data urutan Pangkat dan Golongan PNS ...................................................... 51
2. Data PNS Per Golongan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung ................................. 52
3. Data PNS Per Bidang, UPTD, Dan PNS Daerah Yang Di Pekerjakan Di
Balai Besar Mesuji Sekampung Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
Dan Pengelolaan SDA Provinsi Lampung .................................................... 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Blangko Konsultasi Skripsi
Lampiran 2 : Permohonan Surat Izin Riset
Lampiran 3 : Surat Rekomendasi Penelitian
Lampiran 4 : Surat Izin Riset Penelitian Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan SDA Provinsi Lampung
Lampiran 5 : Daftar pertanyaan wawancara
Lampiran 6 : Surat Keputusan Gubernur Lampung, perihal Pelaksanaan Zakat
Fitrah, Profesi, Maal, Infaq, dan Shodaqoh
Lampiran 7 : Surat Pernyataan
Lampiran 8 : Bukti Struk Gaji Pemotongan Infaq
Lampiran 9 : Daftar Nama Pegawai Hasil Perhitungan Sampel Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan SDA
Provinsi Lampung
Lampiran 10: Daftar Nama-nama Penerima Zakat Fitrah
v
MOTTO
حيم ن ٱلره حم ٱلره بسم ٱلله
ن لههم ك ك س ت ل و ل يهم إنه ص ل ع ص ا و يهم به ك تز هرهم و ة تط ق د لهم ص خذ من أ مو
ليم ميع ع س ٱلله و
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.1*2
{Q.S; at- Taubah (9) : 103}.
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Cordoba Terjemahan dan Tajwid
Berwarna, cet. 11, (Bandung: dii Cordoba, 2016), h. 203.
vi
PERSEMBAHAN
Segala rasa syukur dan terimakasihku persembahkan Skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta, ayah (alm.) Yudhi Santoso dan ibu Sumarni
yang tidak berhenti mendo’akanku, menyayangiku, mengajarkanku segala
hal, dan menemani setiap langkahku menggapai cita-cita.
2. Saudara-saudariku tercinta, Kakakku Rudy Feryanto Santoso, Ricky
Hendrianto Santoso, Benny Trihardianto Santoso, Adikku Dhani Fajrianto
Santoso yang selalu memberikan semangat kepadaku.
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap MARISA VIDIANA SAPUTRI, dilahirkan di Bandar Lampung
pada tanggal 29 September 1994. Anak keempat dari lima bersaudara, dengan
seorang ayah yang bernama (alm.) Yudhi Santoso dan seorang ibu bernama
Sumarni. Untuk pertama kalinya menempuh pendidikan di :
Taman Kanak-kanak Ptpn 7 Bandar Lampung, Lulus tahun 2001
SD Negeri 2 Bandar Lampung Lulus tahun 2007
SMP Negeri 12 Bandar Lampung, Lulus tahun 2010
SMA Negeri 12 Bandar Lampung, Lulus tahun 2013
Pada tahun 2013, terdaftar sebagai salah satu mahasiswa pada program S1
Mu’amalah, Fakultas Syariah, IAIN yang sekarang telah menjadi Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat
dan Karunia-Nya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Tinjauan Hukum
Islam Tentang Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq Bagi Pegawai Negeri Sipil
(Studi Pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Lampung)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam bidang ilmu Syari’ah pada
Program Mu’amalah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan, baik moril maupun materil
dari banyak pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini mengucapkan terima
kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag., selaku Dekan I Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Raden Intan Lampung.
2. H. A. Khumaidi Ja’far, S.Ag., M.H selaku Pembimbing Akademik I dan
Khoiruddin, M.S.I., selaku Pembimbing Akademik II yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi nasehat, do’a serta
kepercayaan dalam penulisan skripsi ini.
ix
3. Tim Penguji: Drs. H. Khoirul Abror, M.H selaku ketua sidang, Muslim,
MHI selaku sekretaris, Dr. H. Khairuddin, M.H selaku Penguji I, dan H.A.
Khumaidi Ja’far, S.Ag., M.H selaku Penguji II.
4. Seluruh Dosen serta Karyawan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan
Lampung.
5. Etika Turi, S.Sos.,M.M selaku Sub Bagian Kepegawaian yang telah
memberikan izin kepada untuk melakukan penelitian pada Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung Provinsi Lampung
6. Seluruh staff dan karyawan yang telah membantu melakukan kegiatan
penelitian pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung Provinsi Lampung.
7. Ayah dan ibu yang selalu memberikan perhatiannya, do’a, dukungannya,
serta kasih sayang dan semangat.
8. Saudara-saudariku tercinta, yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepadaku.
9. Sahabat-sahabatku, Ade Safitri, Evi Lutfiana Dewi, Miftahul Zannah,
Nurhalimah, Heru Fadli, Meggi Sarmito, Scintia Suri, Tiara Erwinda, yang
selalu memberikan dukungan.
10. Teman-teman sepejuangan Muamalah C (MU C) Angkatan 2013 yang
selalu saling mendukung dan bersama-sama, selesai sampai wisuda terima
kasih.
x
Hanya bisa mendo’akan semoga Allah SWT untuk senantiasa membalas
jasa serta budi baik semua pihak-pihak yang selalu mendukung dan membantu
dalam penyusunan. Dan harapannya, skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bandar Lampung, Oktober 2017
Penulis,
Marisa Vidiana Saputri
NPM. 1321030154
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk mendapatkan penjelasan dalam memahami proposal ini, maka
perlu adanya uraian penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait
dengan judul proposal. Dengan adanya penegasan tersebut diharapkan tidak
terjadi kesalahpahaman terhadap makna judul yang digunakan, langkah ini
merupakan proses penekanan terhadap pokok permasalahan yang akan dibahas.
Adapun proposal ini berjudul “Tinjauan Hukum Islam Tentang
Pengelolaan Zakat Fitrah Dan Infaq Bagi Pegawai Negeri Sipil (Studi Pada Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung)”. Untuk itu perlu diuraikan pengertian dari istilah-istilah judul tersebut
sebagai berikut :
1. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan pendapat (Sesudah menyelidiki,
mempelajari).1
2. Hukum Islam menurut ulama Muhammad Yusuf Musa, yakni peraturan-
peraturan Allah yang diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk
menjaga kepentingan manusia.2 Sedangkan hukum Islam menurut ushul fiqh
adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT., yang ditunjukan untuk mengatur
kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, edisi
ke 4 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 1470. 2 Abdul Majid, Pokok-Pokok Fiqh Muamalah dan Hukum Kebendaan dalam Islam,
(Bandung: IAIN SGD, 1986), h. 1.
2
dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan.3 Hukum Islam disini
lebih spesifik pada hukum Islam yang mengatur tentang persoalan baik
zakat maupun infaq antara sesama manusia yakni Fiqih Muamalah.
3. Pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan pengendalian atas semua
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai ataupun mengelesaikan
tujuan tertentu.4
4. Zakat Fitrah adalah nama bagi sejumlah makanan pokok yang dikeluarkan
oleh seorang muslim setelah berlalunya bulan suci ramadhan.5
5. Infaq adalah pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat
wajib) untuk kebaikan.6
6. Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.7
Berdasarkan yang telah diuraikan di atas, dapat dipahami bahwa
penelitian ini adalah sebuah upaya dalam mengungkapkan secara lebih tajam
dan keritis mengenai “Tinjauan Hukum Islam Tentang Pengelolaan Zakat
Fitrah Dan Infaq Bagi Pegawai Negeri Sipil (Studi Pada Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung)”.
3 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 15.
4http://www.pengertian.net/pengertian-pengelolaan, akses tanggal 27 November 2016.
5 Nasrun Haroen, Fiqh Zakat, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Kementrian Agama Republik Indonesia, 2010), h. 45. 6 Ibid., h. 534.
7 Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014, Tentang Aparatur Sipil
Negara, Bab I, Pasal 1, h. 6.
3
B. Alasan Memilih Judul
1. Alasan Objektif, persoalan dalam muamalah yang semakin berkembang
termasuk pengelolaan zakat fitrah dan infaq yang terjadi bagi pegawai
negeri sipil dengan pengambilan dan pengelolaan zakat dan infaq yang telah
diambil langsung dari gaji setiap pegawainya, adanya ketidakjelasan dalam
kewajiban membayar zakat dan infaq bagi pegawai atas dana tersebut.
Sehingga perlu memahami terkait pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi
pegawai.
2. Alasan Subjektif, ditinjau dari segi bahasan judul proposal ini sesuai dengan
disilpin ilmu yang telah pelajari dalam bidang Muamalah Fakultas Syariah
UIN Raden Intan Lampung.
C. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan oleh negara dalam sebuah lembaga atau departemen khusus
yang dibentuk oleh pemerintah dengan mengacu pada aturan yang telah
ditentukan oleh negara. Pengelolaan oleh negara maksudnya, bukan untuk
memenuhi keperluan negara seperti membiayai pembangunan dan biaya-biaya
rutinitas lainya tetapi dikumpulkan dan dibagikan kepada yang berhak
menerimanya.
Zakat fitrah menurut istilah adalah ukuran harta tertentu yang wajib
dikeluarkan kepada orang yang membutuhkan atau yang berhak menerima dengan
beberapa syarat sesuai dengan syariat Islam. Zakat fitrah disebut zakat puasa atau
4
zakat badan / jiwa (mensucikan diri atas setiap individu muslim) yang dikeluarkan
oleh seorang muslim setelah berlalunya bulan suci Ramadhan.8
Infaq berasal dari kata anfaqo artinya membelanjakan, mengeluarkan
atau membiayai sesuatu (harta), infaq berkaitan dalam bentuk materi saja dengan
hukum sunnah atau mubah. Menurut terminologi syari’at, infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.9
Allah menjelaskan bahwa segala hasil usaha yang baik-baik wajib
dikeluarkan, termasuk pendapat para pekerja dari gaji atau pendapatan dari profesi
mereka masing-masing. Sebagaimana dikutip oleh Gusfahmi, Imam Ar-Razi
berpendapat bahwa konsep “hasil usaha” meliputi semua harta dalam konsep
menyeluruh yang dihasilkan oleh kegiatan atau aktivitas manusia.10
Pengelolaan zakat dan infaq tersebut tentunya harus dilihat dari hukum
Islam. Konsep hukum antara hukum Islam berbeda dengan hukum lainnya, hukum
dalam Islam tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia
lainnya dan benda dalam masyarakat (hukum muamalat). Tetapi hukum Islam
mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT yang tidak diatur dalam
hukum lainnya.11
Hukum dalam Islam didasari pada kemaslahatan dunia dan
kemaslahatan akhirat, penetapan hukum dalam Islam tidak bersifat lahiriah atau
8 Nasrun Haroen, Op. Cit., h. 45.
9 Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 90.
10 Ibid., h. 68.
11 Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), h.
26.
5
duniawi saja. Meskipun mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat dan alam semesta hukum ini juga bersifat spiritual atau akhirat.12
Pengelolaan Zakat dan infaq merupakan program pemerintah untuk
merencanakan, menghimpun, mengelola, dan mendistribusikan dengan terencana,
terkontrol, dan terevaluasi sesuai dengan tata aturan yang berlaku.13
Zakat dan
infaq yang diperuntukkan untuk setiap pegawai berdasarkan SK (surat keterangan)
dan Peraturan Kepala Daerah, sebagai upaya menjalin persaudaraan dan
kesejahteraan sesama muslim. Dengan kesadaran setiap muslim untuk berzakat
dan infaq sebagai mensucikan harta yang dimiliki dan bermanfaat sesama muslim
tentunya.
Dalam pengambilan dan pengelolaan zakat dan infaq yang telah dipotong
langsung melalui gaji setiap pegawainya yang saat ini berjumlah 565 (lima ratus
enam puluh lima) orang, sebab dalam suatu instasi pasti ada perubahan sewaktu-
waktu anatara penambahan dan pengurangan. Untuk kewajiban membayar zakat
setiap pegawai diperuntukkan seharga beras sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu
rupiah) dan untuk infaq setiap bulannya pegawai diwajibkan membayar Rp.
1.000,- (seribu rupiah).14
Kewajiban zakat dan infaq yang diperuntukkan bagi pegawai sudah
didasarkan peraturan pemerintah yang wajib dijalani dan dipatuhi, untuk saling
mengingatkan beribadah dan beramal dengan sesama muslim dan dalam
penyaluran dan pengelolaan ini tidak adanya kesepakatan ataupun kejelasan
12
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Memahami Syariat Islam, (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2000), h. 65-66. 13
Ibid., h. 106-107. 14
Dokumentasi dari Mimma Yusuf, tanggal 17 Oktober 2016 pada Dinas Perumahan,
Kawasan Pemukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
6
sebelumnya bagi setiap pegawai (kurang efektif). Bahwasannya setiap orang
memiliki hak dan segi pandang yang berbeda seperti hak mendapatkan kejelasan
dana zakat maupun infaq sudah diberikan kepada yang berhak mendapatkannya,
beberapa orang ada yang berfikir berniat untuk membayar baik zakat dan infaq
sendiri memberikan kepada yang berhak mendapatkannya menurut mereka.
Namun peraturan tetaplah peraturan yang wajib dipatuhi, pemerintah tidak
menerima alasan apapun karena sudah menjadi ketentuan yang wajib diikuti
semua pegawai.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diadakan penelitian
lebih lanjut tentang pengelolaan zakat fitrah dan infaq yang diterapkan oleh
pemerintah melalui peraturan pemerintah pada dinas atau instasi, dengan
menekankan pada pengelolaan dan penyaluran pada zakat dan infaq bagi pegawai
apakah sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Judul Skripsi ini adalah Tinjauan
Hukum Islam Tentang Pengelolaan Zakat Fitrah Dan Infaq Bagi Pegawai Negeri
Sipil (Studi Pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung).
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai negeri sipil
Pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Lampung ?
2. Bagaimana pandangan Hukum Islam tentang pengelolaan zakat fitrah dan
infaq bagi pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung ?
7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai
negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
b. Untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam tentang
pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai negeri sipil pada Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis, bermanfaat bagi praktisi ataupun akademiksi dibidang
ilmu pengetahuan khususnya, dalam hal pengelolaan zakat dan infaq bagi
pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung, dan di Indonesia.
b. Secara Praktis, penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat
memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar S.H dalam ilmu syari’ah
pada Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung. Dari hasil penelitian
di lapangan dapat menjadi pedoman mengenai pengelolaan zakat fitrah
dan infaq bagi pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
khususnya, dan bagi masyarakat pada umumnya.
8
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field reseach) yang
pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik dan
realis tentang yang terjadi pada suatu saat ditengah-tengah kehidupan
masyarakat mengenai beberapa masalah aktual dan mengekspresikan diri
dalam bentuk gejala atau proses sosial.15
Dalam hal ini langsung mengamati
mengenai pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai pada Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu suatu metode dalam
penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini serta melihat
kaitan antara peristiwa pada masa sekarang. Dalam penelitian ini akan
dideskripsikan tentang pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai pada
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Lampung.
3. Data dan Sumber Data
Fokus penelitian pada persoalan penentuan hukum dari pengelolaan zakat
fitrah dan infaq bagi pegawai negeri sipil yang terkait tentang masalah
15
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), h. 28.
9
pengelolaannya. Oleh karena itu sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini, adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau
objek yang diteliti.16
Dalam hal ini data yang diperoleh dari pengelolaan
zakat fitah dan infaq bagi pegawai yakni bagian kepengurusan dalam
pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai dan pegawai sebagai
sumber informasi, yang memahami serta melaksanakan zakat fitrah dan
infaq.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang atau suatu instansi diluar dari peneliti, walaupun
data yang dikumpulkan itu sesungguhnya asli. Data sekunder yang
diperoleh peneliti dari buku-buku yang mempunyai relevansi dengan
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap. Populasi dalam
penelitian ini adalah pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung yang berjumlah 565 orang, yang terdiri dari: golongan IV
16
Moh. Nazir, Metodelogi Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 54.
10
berjumlah 25 orang, golongan III berjumlah 210 oang, golongan II
berjumlah 320 orang, dan golongan I berjumlah 10 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap dan
dapat dianggap mewakili populasi. Sebagai dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto yang mengatakan bahwa untuk sekedar perkiraan, maka bila
subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitinya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau
lebih.17
Sesuai penjelasan di atas, karena populasinya lebih dari 100 maka
diambil 10% dari populasi yang terdapat pada tempat penelitian untuk
dijadikan sampel. Jadi 10% dari 565 adalah 56,5 dibulat menjadi 57
orang pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah teknik
random sampling, pengambilan sampel secara random atau tidak melihat
objek yang diteliti. Teknik sampling bertitik pada semua individu dalam
populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sample. Karena itu tidak ada alasan menganggap random sampling ini
sebagai sample yang menyeleweng. Prosedur yang digunakan random
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 104.
11
sampling ini adalah cara undian, seperti melakukan undian untuk semua
peristiwa-peristiwa/ orang/ gejala/ dibuat dalam golongan kertas, lalu
diundi sesuai dengan keperluan.18
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data digunakan beberapa metode, yaitu :
a. Interview
Interview adalah metode pengumpulan data atau memperoleh
informasi dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematik
dan berlandasan pada masalah, tujuan, dan hipotesis penelitian.19
Praktiknya menyiapkan daftar pertanyaan untuk diajukan secara langsung
kepada pegawai dan bagian pengelola (yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan zakat fitrah dan infaq), untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai di Dinas Perumahan,
Kawasan Permukikan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung yang selanjutnya akan dilihat dari hukum Islam.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpul data yang tidak langsung
ditunjukan pada subyek peneliti, namun melalui dokumen. Dokumen
yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan notulen
rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.20
18
Husin Sayuti, Pengantar Metodelogi Riset, (Jakarta: Fajar Agung, 1989), h. 74-75. 19
Ibid., h. 62. 20
Ibid., h. 106.
12
6. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau
terkumpul itu tidak lengkap dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk
menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan
dilapangan dan bersifat koreksi, sehingga kekurangannya dapat
dilengkapi atau diperbaiki.
b. Sistematizing yaitu menempatkan data menurut kerangka sistematika
bahasan berdasarkan urutan masalah.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan kajian penelitian yaitu tinjauan hukum Islam tentang pengelolaan
zakat fitrah dan infaq bagi pegawai negeri sipil yang akan dikaji
menggunakan metode kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui
pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai, agar dapat memberikan
kontribusi keilmuan dan pemahaman mengenai penelitian ini dilihat dari
hukum Islam.
Metode berpikir dalam penulisan menggunakan metode berpikir induktif
yaitu yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan
kaidah-kaidah yang berlaku dilapangan yang lebih umum mengenai
fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan dalam membuat
13
kesimpulan tentang berbagai hal yang berkenaan dengan persoalan
pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai ditinjau dari hukum Islam.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Zakat dan Infaq
1. Pengertian Zakat Fitrah dan Infaq
Untuk mengetahui tentang definisi zakat fitrah dan infaq sebagaimana
yang dimaksud dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akan kemukakan
mengenai zakat fitrah dan infaq tersebut.
Zakat secara bahasa (etimologi) berarti kebersihan, perkembangan,
dan berkah. Dengan kata lain kalimat zakat bisa diartikan bersih, dan bisa
juga diartikan bertambah dan diberkahi.1
Sedangkan definisi zakat dalam syara’ adalah hak yang wajib
dikeluarkan dari harta tertentu, untuk orang-orang tertentu, dalam waktu
tertentu.2
Allah berfirman:
كوة وٱركعوا لوة وءاتوا ٱلز كعين وأقيموا ٱلص مع ٱلر
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah bersama
orang-orang yang ruku´”.3 (Q.S.; al-Baqarah (2) : 43).
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib disebabkan berbuka dari puasa
Ramadhan. Hukumnya wajib atas setiap diri Muslimin, biar anak kecil atau
dewasa, laki-laki atau wanita, budak belian atau merdeka.4
Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. al-A‟la ayat 14 sebagai berikut:
1 Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2004), h. 501.
2 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 245.
3 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Cordoba Terjemahan dan Tajwid
Berwarna, cet. 11, (Bandung: dii Cordoba, 2016), h. 7. 4 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah III, cet. 1, (Bandung: Alma‟arif, 1978), h. 154.
15
ى قد أفلح من تزك
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman)”.5 (Q.S.; al-A‟la (87) : 14).
Zakat fitrah wajib atas setiap muslim, berdasarkan hadits Ibnu Umar,
ia berkata :
ا ئم من -وسلم صلى هللا عليه–رض رسول هللا ف زكاة الفطر طهرة للص
اها قبل الصالة فهى زكاة مقبولة ومن فث وطعمةللمساكين من أد اللغو والر
دقات الة فهى صدقة من الص اها بعد الص 6أد
Artinya: “Rasulullah mewajibkan zakat fitrah berupa satu sha‟ kurma dan
satu sha‟ gandum atas budak maupun orang merdeka, laki-laki maupun
perempuan, anak kecil dan orang tua, dari kaum muslimin. Beliau
memerintahkan agar menunaikannya sebelum manusia berangkat ke shalat
id”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa zakat fitrah
diwajibkan atas setiap orang Islam. Dalam kewajiban zakat fitrah tidak
dibeda-bedakan antara sesama, karena manfaat dari zakat fitrah selain
sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT sebagai ungkapan syukur
atas nikmat dan karunia-Nya, juga bermanfaat untuk menolong dan
membantu serta membina mereka terutama fakir miskin kearah kehidupan
yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya yang layak, dapat beribadah kepada Allah SWT,
terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki
5 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 591.
6 Al. Jami‟ush shahih, Hadits Shahih Al-Jamius Shahih Bukhari-muslim, (Surabaya:
Karya Utama), h. 97.
16
dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka ketika mereka
melihat orang yang memiliki harta lebih.
Infaq adalah shorful mal ilal hajah (mengatur/mengeluarkan harta
untuk memenuhi keperluan).7 Infaq mencangkup makna seperti zakat dan
bukan zakat tetapi sama wajibnya, infaq sunnah diantaranya sedekah biasa.
Dalam firman-Nya Q.S. al-Baqarah (2) : 267 :
ا ها ٱلذين ءامنو أي ا أنفقوا من طي ي ت ما كسبتم ومم ن ٱلرض ا ب خرجنا لكم م
موا ٱلخبيث منه تنفقون ولستم ب أن تغمووا ف ول تيم ا اخذيه لل ن ا يه وٱعلمو
غني حميد هللا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.8
(QS; al-Baqarah (2) : 267).
Infaq wajib (bukan zakat) serta infaq dalam arti sedekah sunnah
terhadap anak istri, karib kerabat, fakir miskin, dan ibnu sabil.9 Seperti
dalam Q.S. al-Baqarah (2) : 215 :
مى يس لدين وٱلقربين وٱليت ن خيرف فللو نفقتم ملون ماذا ينفقون قل ما أ
بيل وما تفعلوا من خيرف كين وٱبن ٱلس بهۦ عليم وٱلمس فإن ٱلل
7 Wawan Shofwan Shalehuddin, Risalah Zakat, Infaq dan Sedekah, (Bandung: Buah batu,
Jumadil awal 1432 H / Mei 2011 M), h. 19. 8 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 45.
9 Wawan Shofwan Shalehuddin, Op. Cit., h. 21.
17
Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-
bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat,
maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya”.10
(Q.S.; al-Baqarah (2) :
215).
Infaq adalah mengeluarkan secara suka rela yang dilakukan seseorang
sebagian dari harta atau pendapatan/ penghasilan untuk kepentingan
kemanusiaan sebagai membantu sesama muslim yang diperintahkan ajaran
Islam. Dimana telah dijelaskan di atas infaq ada yang wajib dan ada yang
sunnah, infaq wajib (zakat, kafarat, nadzhar, dan lain-lain) dan infaq sunnah
infaq kepada fakir miskin sesama muslim, infaq bencana alam, infaq
kemanusiaan, dan lainnya. Adapun perbedaanya infaq tidak dibatasi oleh
haul dan nishab melainkan dapat diberikan kepada siapapun. Dibandingkan
zakat fitrah yang dibatasi haul dan nishab, zakat wajib dibayarkan setiap
muslim saat bulan ramadhan menjelang hari raya idul fitri untuk
memberikan sebagian hartanya dengan ketentuan-ketentuan tertentu
diberikan kepada kelompok tertentu.
10
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 41.
18
2. Dasar Hukum Zakat Fitrah dan Infaq
Kewajiban zakat fitrah direalisasikan baik dalam Al-Qur‟an, maupun
dalam hadits Nabi SAW.
a. Al-Qur‟an
Zakat fitrah dilaksanakan oleh setiap muslim saat dikeluarkan setelah
selesai menunaikan puasa bulan ramadhan, karena dari sebagian harta yang
dimilikinya itu adalah milik orang lain dan sudah menjadi kewajiban setiap
muslim membayar zakat fitrah.
Hal ini mengacu pada Al-Qur‟an surat Adz-Dzariyat (51) ayat 19 :
ائل وٱلمحروم لهم حق للس وفي أمو
Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.11
(Q.S.; Adz-
Dzariyat (51) :19).
Tugas utama manusia sebagai hamba Allah untuk beribadah dengan
ikhlas (sepenuh hati) tanpa adanya keterpaksaan ataupun tuntutan dari
orang lain.
Dalam Al-Qur‟an surat al-Bayyinah (98) ayat 5 :
لوة ويؤتوا ين حنفاء ويقيموا ٱلص مخلصين له ٱلد ا لل ليعبدوا ٱلل وما أمرو
مة ل دين ٱلقي كوة وذ ٱلز
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus”.12
(Q.s; al-Bayyinah (98) : 5).
Al-Qur‟an urat Al-Taubah (9) ayat 103 :
11
Ibid., h. 521. 12
Ibid., h. 598.
19
لهم يهم بها وصل عليهم لن صلوت سكن خذ من أمو صدقة تطهرهم وتزك
سميع عليم لهم وٱلل
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.13
(Q.s; At-Taubah (9) :
105).
b. Hadits
Dalam hadits riwayat jamaah dari Ibnu Umar dikemukakan:
صلى هللا عليه وسلم فرض زكاة الفطر عن عبد هللا بن عمر أن رسول هللا
اس صاعا من تمر على أوصاعا من شعير على كل من وموان على الن
ثى من المسلمين حر أو عبد ذكر أو أن 14
Artinya: “Bersumber dari Abdullah bin umar r.a. bahwa Rasulullah Saw
telah memfardhukan zakat fitrah yang dikeluarkan di (akhir) bulan
Ramadhan atas manusia, yaitu satu sha‟ tamar (kurma kering) atau satu sha‟
sya‟ir (gandum), baik yang merdeka atau pun budak, baik pria maupun
wanita dari kaum muslimin”. (Muslim IIII:68).
Berdasarkan beberapa ayat dan hadits di atas dapat dimengerti bahwa
zakat itu merupakan ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh seluruh
umat Islam sebagai pensuci hati kita dan perbuatan kita selama bulan
ramadhan dan zakat fitrah juga dapat digunakan sebagai makanan mustahiq
sehingga mereka merasa bahagia dalam menyambut hari raya idul fitri.
13
Ibid., h. 203. 14 Muntaqal Akbar, Nail al-Authar, jilid 4, h. 181.
20
a. Al-Qur‟an
Adapun ayat-ayat al-Qur‟an yang memerintahkan untuk berinfaq
adalah:
يحب لن ٱللا هلكة وأحسنو ول تلقوا بأيديكم للى ٱلت وأنفقوا في سبيل ٱلل
ٱلمحسنين
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik”.15
(Q.s; al-Baqarah (2) :195).
ل يستطيعون وربا في ٱلرض للفقراء ٱلذين أحصروا في سبيل ٱلل
هم ل يس عفف تعرفهم بسيم اس للحافا يحسبهم ٱلجاهل أغنياء من ٱلت لون ٱلن
بهۦ عليم وما تنفقوا من خيرف فإن ٱلل
Artinya: “(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di
jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu
menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.
Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta
kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui”.16
(Q.s; al-Baqarah (2) : 273).
ا وعالنية فل هار سر لهم بٲليل وٱلن هم ول ٱلذين ينفقون أمو هم أجرهم عند رب
خوف عليهم ول هم يحزنون
Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang
hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala
di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati”.17
(Q.s; al-Baqarah (2) : 274).
15
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 30. 16
Ibid., h. 46. 17
Ibid., h. 274.
21
b. Hadits
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu, Nabi Shallallahu „alaihi wa
sallam memberitahukan kepadanya.
تبارك وتعالى : ياابن آدم! أنفق عليك قال للاه18
“Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi berfirman, „Wahai anak Adam!‟
berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberik rizki) kepadamu”.
Berdasarkan beberapa ayat-ayat di atas, bahwasannya infaq bisa
diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) yang dianjurkan untuk dikeluarkan
tetapi tidak sampai derajat wajib seperti memberi uang kepada fakir miskin,
menyumbang untuk pembangunan masjid ataupun untuk saling tolong
menolong yang terkena musibah, sebagai mengeluarkan harta untuk
keperluan-keperluan bersama yang dilakukan dengan cara memberikan
sesuatu yang dimiliki sehingga bermanfaat bagi orang lain.
18
Shahih Muslim, Kitab Az-Zakah, Bab Al-Hatstsu ‘alan Nafaqah wa Tabsyiril Munfiq
bil Khalf, no. 36 (963), 2/690-691.
22
3. Syarat-syarat Zakat Fitrah dan Infaq
Syarat bagi zakat fitrah menurut para ulama di bagi menjadi dua
kategori. Pertama, persyaratan seseorang diwajibkan untuk berzakat. Kedua,
meliputi persyaratan harta yang wajib dikeluarkannya.
1. Syarat seseorang yang diwajibkan untuk berzakat:
a) Islam
Menurut ijma‟ ulama, zakat tidak diwajibkan atas orang kafir. Zakat
merupakan ibadah mahdah yang suci, sedangkan orang kafir bukanlah orang
yang suci. Mazhab Syafi‟i berbeda pendapat dari pendapat mazhab lainnya,
mazhab ini mewajibkan orang murtad untuk mengeluarkan zakat atas
hartanya sebelum masa riddahnya. Yakni harta yang dimiliki ketika dia
masih menjadi seseorang Muslim. Berbeda pula dengan pendapat Abu
Hanifah, beliau berpendapat bahwa riddah tetap saja menggugurkan
kewajiban zakat.
b) Merdeka
Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak diwajibkan atas seseorang
yang tidak merdeka, seperti: hamba sahaya, sebab ia tidak mempunyai hak
milik atas harta yang dimilikinya. Sehingga, tuan dari hamba sahaya terebut
yang kemudian diwajibkan untuk membayar zakatnya, baik atas harta
pribadinya sendiri, ataupun atas harta kepemilikan hamba sahayanya
tersebut.
c) Baligh dan berakal
23
Menurut Mazhab Hanafi, hal tersebut dipandang sebagai syarat wajib
zakat, sehingga pada anak kecil dan orang gila tidak wajib untuk diambil
zakatnya. Keduanya tidak termasuk pula dalam ketentuan orang yang wajib
mengerjakan ibadah, sedangkan menurut jumhur ulama keduanya bukan
merupakan syarat, sehingga zakat tetap wajib dikeluarkan dari harta anak
kecil dan orang gila melalui wali (orang yang mengasuhnya). 19
2. Syarat Harta yang Wajib Dikenakan Zakat
a) Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal
Harta yang haram, baik secara substansi bendanya maupun cara
mendapatkanya jelas tidak dapat dikenakan kewajiban zakat, di dalam Sahih
Bukhari terdapat satu bab yang menguraikan bahwa sedekat (zakat) tidak
akan diterima kecuali dari usaha yang halal dan bersih.
b) Harta tersebut merupakan milik penuh dan berkuasa menggunakannya
Pada hakikatnya, kepemilikan mutlak harta adalah pada Allah SWT
memberikan kepemilikan harta kepada mnusia secara terbatas. Harta yang
dimiliki manusia secara penuh maksudnya bahwa manusia berkuasa
memiliki dan mamanfaatkan secara penuh. Pemilikan dan pemanfaatan
harta harus sesuai dengan aturan-aturan Islam.20
19
Wahbah Al – Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1997), h. 100. 20
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat
Berdasarkan Qur’an da Hadis, cet. 10, (Bogor: Pustaka Litera Antara Nusa, 2007), h.125.
24
c) Harta tersebut berkembang dan berpotensi untuk dikembangan.
Disebut juga dengan isitlah harta produktif (Al-Namaa’) seperti
melalui usaha, perdagangan, pembelian saham, atau ditabungkan baik secara
pribadi maupun pihak lain.
d) Harta tersebut telah mencapai nishab
Nishab adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau
tidak. Jika harta yang dimiliki seseorang telah mencapai nishab maka
kekayaan tersebut wajib untuk dizakatkan, jika belum mencapai nishab,
maka zakat tersebut tidak wajib untuk dizakatkan batasan nishab itu sendiri
antara sumber zakat yang satu dengan sumber zakat lainnya berbeda satu
sama lain.
e) Harta tersebut telah mencapai haul
Salah satu syarat kewajiban zakat adalah haul, yaitu kekayaan yang
dimiliki seseorang apabila sudah mencapai satu hijriyah, maka wajib
baginya mengeluarkan zakat apabila syarat-syarat lainnya telah terpenuhi.
Syarat haul ini tidak mutlak, karena ada beberapa sumber zakat seperti zakat
pertanian dan zakat rikas tidak harus memenuhi syarat haul satu tahun.21
21
Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, cet-1, (Jakarta: Gema Isnani
Press, 2002), h. 21.
25
Berinfaq memang dijanjikan Allah pahala dan balasan yang berlipat
ganda, dan beruntunglah bagi mereka yang mampu melaksanakannya
dengan menginfaqkan sebagian hartanya dengan sepenuh hati dan tanpa
paksaan ataupun untuk dilihat orang lain. adapun syarat-syarat berinfaq, di
ayat Al-Baqarah 262 Allah berfirman :
ا ول أذى لهم ثم ل يتبعون ما أنفقوا من لهم في سبيل ٱلل ٱلذين ينفقون أمو
هم ول خوف عليهم ول هم يحزنون أجرهم عند رب
Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah,
kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan
menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si
penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.22
(Q.s; al-Baqarah (2) : 262).
1. Penginfaq
Maksudnya yaitu orang berinfaq, penginfaq tersebut harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1) Penginfaq memiliki apa yang di infaqkan
2) Penginfaq bukan orang yang dibatasi haknya karena suatu alasan
3) Penginfaq itu orang dewasa, bukan anak yang kurang kemampuannya
4) Penginfaq itu tidak dipaksa, sebab infaq itu akad yang mensyaratkan
keridhaan dalam keabsahannya.
22
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 44.
26
27
2. Orang yang diberi infaq
Maksudnya orang yang diberi infaq oleh penginfaq, harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1) Benar-benar ada waktu diberi infaq, bila benar-benar tidak ada, atau
diperkirakan adanya, misalnya dalam bentuk janin maka infaq tidak ada.
2) Dewasa atau baliq maksudnya apabila orang yang diberi infaq itu ada di
waktu pemberian infaq, akan tetapi ia masih kecil atau gila, maka infaq
itu diambil oleh walinya, pemeliharaannya, atau orang yang
mendidiknya, selakipun dia orng asing.
3. Sesuatu yang di infaqkan
Maksudnya orang yang diberi infaq oleh penginfaq, harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1) Benar-benar ada
2) Harta yang bernilai
3) Dapat dimiliki zakat, yakni bahwa yang di infaqkan adalah apa yang
bisanya dimiliki, diterima, peredarannya, dan pemilikannya dapat
berpindah tangan. Maka tidah sah menginfakan air di sungai, ikan di laut,
burung di udara.
4) Tidak berhubungan dan tempat milik penginfaq, seperti menginfaqkan
tanaman, pohon atau bangunan tanpa tanahnya. akan tetapi yang
diinfaqkan itu wajib dipisahkan dan diserahkan kepada yang diberi infaq
sehingga menjadi milik baginya.
28
4. Ijab Qabul
Infaq itu sah melalui ijab dan qabul, bagaimana pun bentuk ijab qabul
yang ditunjukan oleh pemberian harta tanpa imbalan. Misalnya penginfaq
berkata: aku infaqkan kepadamu, aku berikan kepadamu, tau serupa itu,
sedangkan yang lain berkata: ya aku terima. Imam Malik dan Asy Syafi‟i
berpendapat dipegangnya qabul di dalam infaq. Orang-orang Hanafi
berpendapat bahwa ijab saja sudah cukup, dan itulah yang paling shahih.
Sedangkan orang-orang Hambali berpendapat: infaq itu sah dengan
pemberian yang menunjukan kepadanya, karena Nabi s.a.w tidak dari
mereka bahwa mereka mensyratkan ijab qabul dan yang serupa itu.23
23
Sayyid Sabiq, Fikih Sunah 14, (Bandung: PT. Alma‟arif, 1987), h. 178.
29
4. Golongan Yang Berhak Mendapatkraan Zakat Fitrah dan Infaq
Mengenai asnaf zakat menurut hukum Islam, hanya terdiri dari
delapan asnaf yang berhak menerima zakat sebagaimana firman Allah
SWT, surat al-Taubah ayat 60 :
ما قاب لن ملين عليها وٱلمؤلفة قلوبهم وفي ٱلر كين وٱلع ت للفقراء وٱلمس دق ٱلص
عليم حكيم وٱلل ن ٱلل بيل فريوة م وٱبن ٱلس رمين وفي سبيل ٱلل وٱلغ
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”.24
(Q.s; al-Taubah (9) : 60).
Ayat di atas merupakan penjelasan tentang orang-orang yang berhak
menerima zakat fitrah yang terdiri dari delapan asnaf dengan memenuhi
persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan yang lebih ditetapkan dalam
syariat. Adapun dari delapan asnaf tersebut antara lain: fakir, miskin, amil
zakat, muallaf, ar-riqob, al-gharimin, fii sabilillah, dan ibnu sabil.
Untuk lebih jelasnya kriteria-kriteria dari delapan asnaf yang berhak
menerima zakat fitrah akan diuraikan dalam penjelasan di bawah ini:
1. Fakir
Orang-orang fakir lebih membutuhkan zakat daripada orang-orang
miskin. Karena Allah memulai ayat di atas dengan golongan ini, dan Dia
memulai dari yang paling penting, kemudian yang penting dan seterusnya.
24
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 196.
30
Orang-orang fakir adalah orang-orang yang tidak mempunyai sesuatu
untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka dan mereka tidak mampu
berusaha. Atau, mereka adalah orang-orang yang hanya mempunyai sedikit
harta untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika mereka tidak memiliki apa-
apa, maka diberi bagian dari zakat yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Jika mereka memiliki sedikit harta, maka diberi bagian zakat yang dapat
menutupi kekurangannya. Zakat yang diberikan kepada mereka tersebut
adalah untuk kebutuhan selama satu tahun.25
2. Miskin
Al-miskin berasal dari kata as-sukun maksudnya adalah minimnya
gerakan tubuh dan kreatifitas karena lemah tak berdaya, dan jiwa karena
qanah dan sabar. Jadi miskin dapat diartikan juga orang yang perlu ditolong,
yang tidak mau meminta-minta, tidak mau pergi kesana-kemari untuk
mencari pertolongan, ia tetap berlaku tenang dan tidak kacau keadaannya,
karena kemiskinannya.26
3. Amil Zakat
Amil zakat adalah orang yang ditunjuk oleh seorang pemimpin atau
wakilnya dan dijadikan sebagai petugas untuk mengumpulkan zakat. Semua
pihak yang melakukan pekerjaan tertentu mengumpulkan zakat, membagi,
menjaga, menggembalakan, mencatat, dan menyediakan pembukuan zakat
termasuk amil zakat, semua pihak yang mengerjakan tugas tersebut berhak
25
Ibid., h. 279-280. 26
Wawan Shofwan Shalehuddin, Op. Cit., h. 194.
31
mendapatkan upah pekerjaan mereka dari hasil zakat.27
Allah SWT
berfirman:
يهم بها وصل عليهم لن ص لهم صدقة تطهرهم وتزك لوت سكن خذ من أمو
سميع عليم لهم وٱلل
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.28
(Q.s; al-Taubah (9) :
103).
Dengan adanya kelompok “amil zakat” jelas bahwa zakat ditangani
oleh pemerintah atau lembaga mengangkat orang-orang yang mengurus
pelaksanaan zakat itu, mulai dari pemungutannya, pemeliharaannya sampai
kepada pembagiannya. Dengan adanya pengurus zakat yang ditentukan oleh
pemerintah atau lembaga diharapkan zakat dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya sesuai dengan tujuan lembaga zakat itu sendiri yaitu meratakan
rezeki dan menciptakan keadilan sosial. Meskipun demikian dalam
mengangkat pengurus zakat “amil” haruslah sesuai yang disyaratkan,
merdeka, lelaki, muslim mukallaf karena memungut dan mengumpulkan
zakat merupakan kekuasaan sementara kekuasaan mensyaratkan hal-hal
tersebut sebagaimana disyaratkan agar bukan dari kalangan kerabat
Rasulullah saw dan harus memiliki sifat amanah.29
27
Hasan Ayub, Fikih Ibadah Panduan Lengkap Beribadah sesuai Sunnah Rasulullah,
(Jakarta: PT. Buku Kita, Sya‟ban 1431 H/ Juli 2010), h.383. 28
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 203. 29
Hasan Ayub, Op. Cit., h. 383.
32
4. Muallaf
Muallaf adalah mereka yang perlu ditarik simpatinya kepada Islam,
atau mereka yang ingin dimantapkan dalam hatinya dalam Islam. Juga
mereka yang perlu dikhawatirkan berbuat jahat terhadap orang Islam dan
mereka yang diharap akan membela orang Islam.
5. Ar-Riqab
Riqab adalah mereka yang masih dalam perbudakan dan yang
dimaksud oleh ayat 60 dari al-Taubah “segala mereka yang hendak
melepaskan dirinya dari ikatan Riqab atau perbudakan”.
Golongan ini meliputi golongan budak yang telah dijanjikan oleh
tuannya akan dilepaskan jika ia dapat membayar sejumlah tertentu dan
termasuk pula budak yang belum dijanjikan untuk dimerdekakan. Ayat ini
menggerakkan kita untuk melepaskan budak. Serta agama berusaha
menghapuskan perbudakan.30
6. Gharimin
Gharimin adalah orang yang memiliki hutang yang terdesak mencari
hutangan untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi atau pun karena kebutuhan-
kebutuhan sosial maupun agama. Golongan pertama seperti orang yang
berhutang untuk memenuhi keperluan pribadi atau untuk istri, anak dan
orang-orang yang menjadi tanggungannya, pada kondisi ini yang
30
Tgk. M.Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009),
h. 162-163.
33
bersangkutan diberi zakat bila ia tidak memiliki uang lebih dari kebutuhan
untuk membayar hutang. Golongan kedua seperti orang yang berhutang
untuk membiayai anak yatim, mendamaikan dua orang atau antara golongan
atau memperbaiki masjid, sekolahan, permukiman bersama untuk
kepentingan kaum muslimin. Golongan ketiga adalah orang yang
berhutang untuk kepentingan sosial atau agama.31
7. Fi Sabiilillah
Fii Sabiillaah adalah sukarelawan yang pergi berperang di jalan Allah
dan tidak mendapatkan gaji dari Baitul Maal. Maka, ia diberi bagian dari
harta zakat. Kata fii sabiilillah „di jalan Allah‟ apabila tidak dibatasi dengan
kata lain maka yang dimaksud adalah perang di jalan Allah.32
Allah berfirman:
رصوص ن م هم بني ا كأن تلون في سبيلهۦ صف يحب ٱلذين يق لن ٱلل
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh”.33
(Q.s; Ash-Shaff (61) : 4).
سميع عليم ا أن ٱلل وٱعلمو تلوا في سبيل ٱلل وق
Artinya: “Dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allah, dan ketahuilah
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.34
(Q.S; al-
Baqarah (2) : 244).
31
Hasan Ayub, Op. Cit., h. 385. 32
Ibid., h. 282. 33
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 551. 34
Ibid., h. 39.
34
Jika dimaksudkan dengan makna lain, kalimat fii sabiilillah yang
bersifat umum adalah jalan Allah atau ajaran Allah, atau segala bentuk
kebaikan yang menjurus kepada kemaslahatan umat, menghindarkan diri
dari segala bahaya seperti berperang untuk menegakkan kalimat Allah,
membela, mempertahankan dan menyebarkan agama Allah, membangun
sarana pendidikan, ibadah, dan hal-hal lain sebagai perwujudan menuju
ridha Allah baik secara akidah maupun perbuatan.
8. Ibnu Sabil
Ibnu sabil adalah musafir yang telantar dalam perjalanannya, karena
bekal yang ia miliki telah habis atau hilang. Sabil artinya jalan, maka orang
yang berada dalam perjalanan dinamakan Ibnu Sabil. Ibnu sabil diberi
bagian dari zakat sejumlah biaya yang ia butuhkan untuk sampai ke tempat
tinggalnya. Apabila ia berada dalam perjalanan menuju sebuah negeri, maka
ia diberi bagian dari zakat yang dapat menghantarkannya sampai ke negeri
tersebut dan dapat menghantarkannya pulang ke negeri asalnya.35
35
Hasan Ayub, Op. Cit., h. 282-283.
35
Dalam Al-Qur‟an menerangkan lafaz ibnu sabil dalam surat al-Isra
ayat 26 disebutkan:
ر تبذيرا بيل ول تبذ وءات ذا ٱلقربى حقهۥ وٱلمسكين وٱبن ٱلس
Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.36
(Q.S;
Al-Isra (17) : 26).
Infaq merupakan pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang, setiap
kali ia memperoleh rezaki sebanyak yang ia kehendakinya. Allah memberi
kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah
yang sebaliknya diserahkan. Jika zakat fitrah memiliki kewajiban dalam
ketentuan mengeluarkannya yang harus diberikan pada mustahik tertentu 8
(delapan) asnaf, maka berbeda dengan infaq yang tidak mengenal ketentuan
ataupun boleh diberikan kepada siapapun.
Seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 215:
مى يس لدين وٱلقربين وٱليت ن خيرف فللو نفقتم ملون ماذا ينفقون قل ما أ
بهۦ عليم بيل وما تفعلوا من خيرف فإن ٱلل كين وٱبن ٱلس وٱلمس
Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-
bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat,
maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya”.37
(Q.S; al-Baqarah (2) :
215).
36
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 284. 37
Ibid., h. 33.
36
5. Pembagian Zakat Fitrah dan Infaq
Pembagian zakat fitrah terdapat 2 (dua) cara yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
a. Zakat fitrah diserahkan langsung oleh yang bersangkutan kepada fakir
miskin, apabila hal ini dilakukan maka sebaiknya pada malam hari raya
dan lebih baik lagi jika mereka diberikan pada hari sebelum shalat Idul
Fitri dimulai agar dengan adanya zakat fitrah itu meluangkan kehidupan
mereka pada hari raya. Sehingga mereka tidak perlu lagi bekeliling
menadahkan tangan kepada orang lain.
b. Zakat fitrah diserahkan kepada amil zakat, apabila hal itu dilakukan maka
sebaiknya diserahkan satu hari atau dua hari ataupun beberapa hari
sebelum hari raya Idul Fitri agar amil zakat dapat mengatur distribusinya
dengan baik dan tertib kepada mereka yang berhak menerimanya pada
malam hari raya atau pada pagi harinya.
Zakat yang dihimpun oleh amil zakat harus segera disalurkan kepada
para mustahiq sesuai dengan skala prioritas yang telah disusun dalam
program kerja. Terdapat beberapa kaidah dalam pembagiannya atau
pemdistribusiannya, sebagai berikut:
a. Bila zakat yang dihasilkan banyak, semestinya setiap golongan mendapat
bagiannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
b. Pendistribusian haruslah menyeluruh pada delapan golongan yang telah
ditentukan.
37
c. Diperbolehkannya memberikan semua bagian zakat kepada beberapa
golongan penerima zakat aja apabila didapati kebutuhan yang ada pada
golongan tersebut memerlukan penanganan secara khusus.
d. Menjadikan golongan fakir miskin sebagai golongan yang pertama
menerima zakat, karena memenuhi kebutuhan mereka dan membuatnya
tidak tergantung kepada golongan orang lain adalah maksud tujuan dari
kewajiban zakat.
Sedangkan dalam berinfaq tidak terkait waktu dan bebas untuk
menunaikannya, tidak ada ketentuan batas nisab dan kadar presentase,
termasuk juga dalam pendistribusiannya tidak ditentukan bahkan boleh
diberikan kepada siapa saja yang membutuhkannya, berinfaq tidak memiliki
unsur paksaan ataupun tuntutan.38
38
Library. Walisongo. ac.id, Pengelolaan pendistribusian ddana zakat, Infaq, dan
shadaqah, di akses pada tanggal 28 Mei 2017, pada pukul 10.16.
38
6. Hikmah Zakat Fitrah dan Infaq
Manusia disamping makhluk individu, diciptakan sebagai makhluk
sosial, sebagai makhluk sosial kehidupanya selalu terkait dengan orang lain.
Ia tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan masyarakatnya. Namun hasil
materil yang diperolehnya tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak lain, baik
secara langsung disadarinya atau tidak.
Selain sebagai makhluk sosial, manusia semuanya berasal dari
keturunan yang satu; sehingga antara seorang dengan yang lainnya terdapat
pertalian darah yang menjadikannya memiliki hubungan persaudaraan. Jadi
kebebasan dan persaudaraan ini yang mengatur pada kewajiban
menyisihkan sebagian kekayaan untuk orang lain dalam bentuk zakat.39
Para ahli telah banyak mengungkap rahasia dan hikmah yang
terkandung dalam pensyariatan zakat ini dengan redaksi yang bervariasi,
namun tetap dalam makna yang sama. Di antara hikmah yang dimaksud
ialah:
a. Mengikis sifat-sifat kekikiran dari jiwa seseorang muzakki, serta
melatihnya untuk berjiwa dermawan
b. Menciptakan ketenangan dan ketentraman bukan hanya terhadap
penerimaan (mustahiq)- nya, tapi juga kepada muzakki-nya. Kesenjangan
sosial lama kelamaan jika dibiarkan akan menimbulkan gejolak sosial.
Hal ini tentu akan menumbulkan keresahan bagi pemilik harta. Dengan
39
Qurais Sihab, Filsafat Ibadah Dalam Islam dan Buku Ismail Muhammad Syah,
Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Bumi aksara, 1992), h.189 – 190.
39
pemberian zakat kepada yang ekonominya lemah akan mengurangi
kesenjangan itu. Al- Qur‟an menyatakan sebagai berikut :
(Q.S; Muhammad ayat 37 dan 38)
نكم لن يس لكموها فيحفكم تبخلوا ويخر أوغ
Artinya: “Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya
memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan
menampakkan kedengkianmu”.40
(Q.S; Muhammad (47) : 37).
ما ن يبخل ومن يبخل فإن فمنكم م ؤلء تدعون لتنفقوا في سبيل ٱلل أنتم ه ه
ٱلغني وأنتم ٱلفقراء ولن تتولوا يستبدل قوما فسهۦ وٱلل يبخل عن ن
لكم غيركم ثم ل يك ا أمث ونو
Artinya: “Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan
(hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan
siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya
sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang
yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia
akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan
seperti kamu ini”.41
(Q.S; Muhammad (47) : 38).
c. Zakat bila diserahkan kepada mustahiq-nya secara ikhlas, disamping
memberi keuntungan terhadap kebaikan akhirat juga menambah nilai
harta yang tersisa dengan arti pengembangan dan pemanfaatannya lebih
baik.42
d. Zakat dapat pula menciptakan ketenangan batin bagi muzakki, dan
dengan ketenangan itu ia lebih terkonsentrasi menghadapi usaha
40
Ibid., h. 510. 41
Ibid., h. 510. 42
Khoirul Abror, Fiqh Ibadah, (Bandar Lampung: Fakultas Syari‟ah IAIN Raden Intan
Lampung, 2016), h. 220-221.
40
pengembangan hartanya, disamping terciptanya daya beli dan daya
produknya.43
Hasbi ash-Shiddiqi memaparkan secara rinci tentang rahasia dan hikmah
zakat ini sebagai berikut:44
a. Zakat dapat menyucikan jiwa seorang mukmin yang berzakat dari sifat-
sifat kikir, dan mengantarnya kepada sifat kedermawanan.
b. Zakat sebagai ibadah dapat mendekatkan seseorang kepada Allah SWT.
Yang pada giliran ia dapat melaksanakan ibadah lain dengan khusu‟.
c. Zakat sebagai perwujudan dari rasa ke syukuran terhadap nikmat yang
diberikan Allah SWT kepadanya, mendorongnya lebih memperkokoh
tauhid, kerna zakat juga merupakan aplikasi dari pengakuan terhadap
keesaan Allah SWT.
d. Zakat dengan pengertian kewajiban menyisihkan sebagian kekayaan
yang diberikan kepada orang yang membutuhkan, dapat menanamkan
kesadaran bahwa apa yang dimilikinya bukanlah miliknya secara mutlak.
Segala yang dimikinya, pada hakikatnya adalah milik Allah SWT yang
harus dikembalikan kepada-Nya melalui, antara lain pembayaran zakat.
e. Kebiasaan memberikan zakat dapat menghantarnya menjadi seorang
mukmin yang jauh dari sifat keborosan dan ketamakkan.
f. Dengan zakat harta seseorang lebih terjamin dari kehilangan, kesiasiaan,
kemusnahan; karana dengan zakat harta yang tersisa mendapat berkah
dari Allah SWT.
43
Qurais Sihab, Ibid, 190, dan Syauqi Ismail Syahhatih, Prinsip Zakat dalam Dunia
Modern, alih bahasa: Anshari Umar, (Pustaka Dian, Jakarta), h. 93. 44 Hasbi Ash Siddiqi, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan bintang, 1994), h. 232-233.
41
g. Hikmah yang terpenting dari pemberian zakat itu ialah terlaksananya
perintah Allah SWT.
B. Pengelolaan Zakat dan Infaq Dalam Islam
A. Urgensi Dalam Pengelola
Pelaksanaan zakat didasarkan pada Firman Allah SWT yang terdapat
dalam surat al-Taubah (9): 60
ملين عليها وٱلمؤلفة قلوبهم وفي كين وٱلع ت للفقراء وٱلمس دق ما ٱلص لن
وٱبن ٱل رمين وفي سبيل ٱلل قاب وٱلغ عليم ٱلر وٱلل ن ٱلل بيل فريوة م س
حكيم
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana”.45
(Q.S; al-Taubah (9) : 60).
Juga pada Firman Allah SWT dalam al-Taubah (9): 103
يهم بها وصل عليهم لن صلوت سكن لهم صدقة تطهرهم وتزك خذ من أمو
سميع عليم لهم وٱلل
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.46
(Q.s; al-
Taubah (9) : 103).
Dalam surat al-Taubah: 60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu
golongan yang berhak menerima zakat (mustahik) adalah orang-orang yang
45
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h.196 46
Ibid., h. 203.
42
bertugas mengurus urusan zakat (‘amilina’alaiha). Sedangkan dalam surat
at-Taubah: 103 dijelaskan bahwa zakat itu diambil (dijemput) dari orang-
orang yang berkewajiban untuk berzakat (muzakki) untuk kemudian
diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik). Yang
mengambil dan yang menjemput tersebut adalah para petugas („amil).47
Imam Qurthubi ketika menafsirkan ayat tersebut (al-Taubah: 60)
menyatakan bahwa „amil itu adalah orang-orang yang ditugaskan (diutus
oleh imam/pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung, dan
mencatatkan zakat yang diambilnya dari para muzakki untuk kemudian
diberikan kepada yang berhak menerimanya.48
Karena itu, Rasulullah saw. pernah memperkejakan seseorang pemuda
dari suku Asad, yang bernama Ibnu Lutaibah, untuk mengurus urusan zakat
Bani Salaim.49
Pernah pula mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk
menjadi amil zakat.50
Demikian pula yang dilakukan oleh para khulafaur-
rasyidin sesudahnya, mereka selalu mempunyai petugas khusus yang
mengatur masalah zakat, baik pengambilannya maupun pendistribusiannya.
Zakat dari muzakki (orang yang memiliki kewajban berzakat) melalui amil
zakat untuk kemudian disalurkan kepada mustahik, menujukkan kewajiban
47
Didin Hafidhuddin, Op. Cit., h. 124-125. 48
Al-Qurthubi al-Jami‟ Li Ahkam al-Qur‟an, Beirut Lebanon, Dear el-Kutub‟Ilmiyyah,
1431 H/1993 M. Jilid VII-VIII, h. 112-113. 49
Ibid., h. 113. 50
Ibid., h. 113.
43
zakat itu bukanlah semata-mata bersifat amal karitatif (kedermawanan),
tetapi juga ia suatu kewajiban yang juga bersifat otoritatif (ijbari).51
51
Abdurrahman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1998), h. 85
44
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelolaan zakat, apalagi yang memiliki
kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan, antara lain:52
1. Untuk menjamin kepastian dan disilpin pembayar zakat
2. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila
berhadapan langsung unuk menerima zakat dari para muzakki
3. Untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu
tempat.
4. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan
pemerintahan yang Islami.
Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada
mustahik, meskipun secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi di
samping akan terabaikannya hal-hal tersebut di atas, juga hikmah dan
fungsi zakat, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan umat, akan
sulit diwujudkan.
Pengelolaan zakat di Indonesia diatur berdasarkan Undang-undang
No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan Keputusan Menteri
Agama (KMA) No. 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang
No. 38 tahun 1999 dan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam dan Urusan Haji No. D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Zakat. Meskipun harus diakui bahwa dalam peraturan-
peraturan tersebut masih banyak kekurangannya yang sangat mendasar,
52
Ibid., h. 87.
45
misalnya tidak dijatuhkannya sanksi bagi muzakki yang melalaikan
kewajibannya (tidak mau berzakat), tetapi UU tersebut mendorong upaya
pembentukan lembaga pengelola zakat yang amanah, kuat dan dipercaya
oleh masyarakat.
Dalam Bab II Pasal 5 Uutersebut dikemukakan bahwa pengelolaan zakat
bertujuan:
1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat
sesuai dengan tuntutan agama
2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial
3. Meningkatkan hasil guna dan daya duna zakat
Dalam Bab III UU No. 38 tahun 1999 dikemukakan bahwa Organisasi
pengelolaan zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Badan Amil Zakat (6) dan
Lembaga Amil Zakat (pasal 7). Selanjutnya pada bab tentang sanksi (Bab
VIII) dikemukakan pula bahwa setiap pengelola zakat yang karena
kelalaiannya tidak mencatat atau mencatat dengan tidak benar tentang zakat,
Infaq, sedekah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat, sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 8, pasal 11, dan pasal 12 UU tersebut, diancam
dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan dan/atau denda
sebanyak-banyaknya Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah). Sanksi ini
tertentu dimaksudkan agar BAZ dan LAZ yang ada di negara kita menjadi
pengelola zakat yang kuat, amanah, dan dipercaya oleh masyarakat,
46
sehingga pada akhirnya masyarakat secara sadar dan sengaja akan
menyerahkan zakatnya kepada lembaga pengelola zakat.
B. Persyaratan Lembaga Pengelolaan Zakat
Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya, Fiqih Zakat,53
menyatakan
bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai amil zakat atau pengelola zakat,
harus memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut:
Pertama, Beragama Islam. Zakat adalah salah satu urusan utama kaum
muslimin yang termasuk Rukun Islam (Rukun Islam ketiga), karena itu
sudah saatnya apabila urusan penting kaum muslimin ini diurus oleh sesama
muslim.
Kedua, Mukallaf. Yaitu orang dewasa yang sehat akal pikirannya
yang siap menerima tanggung jawab mengurus urusan umat.
Ketiga, Memiliki sifat amanah atau jujur. Sifat ini sangat penting
karena berkaitan dengan kepercayaan umat. Artinya para musakki akan
dengan rela menyerahkan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat, jika
lembaga ini memang patut dan layak dipercaya. Keamanahan ini
diwujudkan dalam bentuk transparansi (keterbukaan) dalam menyampaikan
laporan pertanggungjawaban secara berkala dan juga ketetapan
penyalurannya sejalan dengan ketentuan syariah Islamiyyah.
53
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqih Zakat, Muassasah Risalah, Beirut, 1991, Juz. II, h. 586.
47
Dalam Firman-Nya surat Yusuf (12): 55.
قال ٱجعلني على خزائن ٱلرض لني حفيظ عليم
Artinya: “Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan".54
(Q.S; Yusuf (12) : 55).
Bahwa dalam surat tersebut sifat keamanahan yang sangat dijaga dari
para petugas zakat maupun infaq dizaman Rasullulah saw, untuk kemudian
segera disalurkan kepada orang yang berhak menerimanya.
Keempat, Mengerti dan memahami hukum-hukum zakat yang
menyebabkan ia mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan zakat kepada masyarakat. Dengan pengetahuan tentang
zakat yang relatif memadai mengandung kepercayaan, para amil zakat
diharapkan terbebas dari kesalahan dan kekeliruan yang diakibatkan dari
kebodohannya pada masalah zakat tersebut .
Kelima, Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya. Amanah dan jujur merupakan syarat yang sangat penting,
akan tetapi juga harus dijunjung tinggi oleh kemampuan dalam
melaksanakan tugas untuk menghasilkan kinerja yang optimal.
Keenam, Kesungguhan amil zakat dalam melaksanakan tugasnya.
Amil zakat yang baik adalah amil zakat yang full-time dalam melaksanakan
tugasnya, tidak asal-asalan dan tidak pula sambilan, karena banyak amil
zakat yang hanya menunggu kedatangan muzakki untuk membayarkan
zakatnya atau infaqnya.
54
Kementrian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 242.
48
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 tahun 1999,
dikemukakan bahwa lembaga zakat harus memiliki persyaratan teknis,
antara lain adalah:
1. Berbadan hukum
2. Memiliki data muzakki dan mustahik
3. Memiliki program kerja yang jelas
4. Memiliki pembukuan yang baik
5. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit
Persyaratan tersebut tentu mengarah pada profesionalitas dan
transparansi dari setiap lembaga pengelola zakat atau infaq. Dengan seperti
itu diharapkan masyarakat akan semakin percaya untuk menyalurkan
zakatnya melalui lembaga pengelola.
C. Organisasi Lembaga Pengelola Zakat
Sesuai dengan UU RI Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat Bab III pasal 6 dan 7 menyatakan bahwa lembaga pengelola zakat di
Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu Badan Amil Zakat dibentuk oleh
pemerintah, dan Lembaga Amil Zakat didirikan oleh masyarakat. Susunan
Organisasi Badan Amil Zakat:
1. Badan Amil Zakat terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas
dan Badan Pelaksana;
2. Dewan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
unsur ketua, sekretaris, dan negara;
49
3. Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur
ketua sekretaris, dan anggota;
4. Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur
ketua, sekretaris, bagian keuangan, bagian pengumpulan, bagian
pendistribusian dan pendayagunaan;
5. Anggota pengurus Badan Amil Zakat terdiri atas unsur masyarakat dan
unsur pemerintah. Unsur masyarakat terdiri atas unsur ulama, kaum
cendekia, tokoh masyarakat, tenaga profesional dan lembaga pendidikan
yang terkait.
Salah satu tugas penting lain dari lembaga pengelola zakat adalah
melakukan sosialisasi tentang zakat kepada masyarakat secara terus-
menerus dan berkesinambungan, melalui berbagai forum dan media.
Dengan sosialisasi yang baik dan optimal, diharapkan masyarakat muzakki
akan semakin sadar untuk membayar zakat melalui lembaga zakat yang
kuat, amanah dan terpercaya. Dimana materi yang disampaikan berkaitan
sosialisasi kewajiban zakat, hikmah, dan fungsinya, harta benda yang wajib
dikeluarkan zakatnya, cara menghitung zakat yang mudah, serta cara
menyalurkannya.55
55
Didin Hafidhuddin, Op. Cit., h. 130.
48
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
1. Sejarah Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pengelolaan
SDA Provinsi Lampung
Dinas Pekerjaan Umum Dati (Daerah Tingkat) I Lampung berdiri pada
tanggal 11 Maret 1967 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Lampung
Nomor: PD/145/UP/1967 atas pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri.
Surat Keputusan Gubernur Provinsi Lampung pada Tahun 1971
mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dengan
Surat Keputusan Gubernur Nomor : 172/UP/71 pada tanggal 15 Juni 1971.
Surat Keputusan Gubernur Provinsi Lampung pada tahun 1978 tentang
perubahan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dengan Surat
Keputusan Gubernur Nomor 12 Tahun 1978 pada Tanggal 4 Oktober 1978.
Surat Keputusan Gubernur Provinsi Lampung pada tahun 1986 mengalami
perubahan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dengan Surat
Keputusan Gubernur Nomor : G/286/B.IV/HK87, pada tanggal 10
Desember 1987 dari Gubernur atas dasar Mendagri (Menteri Dalam Negeri)
Nomor : 14/1986 pada tanggal 10 Oktober 1986.
Pada tahun 1997 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas PU Dati
I Provinsi Lampung dengan Perda Dati I Lampung Nomor 09 Tahun 1997,
49
tanggal 16 Juni 1997. Tahun 2000 di tetapkan dalam perda Nomor 17 Tahun
2000 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas Provinsi
Lampung sehingga 3 Dinas berganti nama menjapada Dinas Bina Marga,
Dinas Pengairan Dan Pemukiman.
Perda Nomor 3 Tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata
kerja Unit Pelaksanaa Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas-Dinas Provinsi
Lampung. Instansi ini berwenang dan mempunyai tugas menangani fasilitas
transportasi darat khususnya untuk jalan dan jembatan yang ada diwilayah
Provinsi dan Kabupaten.
Kemudian pada Tahun 2007 Dinas Bina Marga, Dinas Pengairan Dan
Pemukiman digabung menjapada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Lampung yaitu dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor : 11
Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Lampung. Pada tahun 2016 Dinas perumahan,kawasan
permukiman dan pengelolaan sumber daya air dengan berdasarkan peraturan
dasar provinsi lampung no. 8 tahun 2016 tentang pemberitahuan dan
susunan perangkat daerah provinsi lampung dan diteteapkan pada tanggal
21 november 2016 dan mulai berlaku pada tanggal 1 januari 2017.
Menurut Peraturan Gubenur, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung membentuk UPTD
dilingkungan Dinas, dan Selain itu UPTD tersebut dibagi menjadi 4
Wilayah diantaranya :
50
1. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengelolaan Sumber Daya
Air (BPSDA) Wilayah I dan berlokasi di Kabupaten Pringsewu / Way
Semangka.
2. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengelolaan Sumber Daya
Air (BPSDA) Wilayah II dan berlokasi di Kota Metro / Way Seputih /
Sekampung.
3. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengelolaan Sumber Daya
Air (BPSDA) Wilayah III dan berlokasi di Kota Kotabumi / Mesuji /
Tulang Bawang.
4. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Informasi Pengembangan
(BIP) Permukiman dan Bangunan yang berlokasi di Teluk Betung. Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengelolaan Sumber Daya Air
(BPSDA) Wialayah I dan berlokasi di Kabupaten Pringsewu / Way
Semangka.
51
Tabel. 1 Urutan Pangkat dan Golongan PNS di Lingkungan Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
GOLONGAN PANGKAT
I/a Juru Muda
I/b Juru Muda Tk. I
I/c Juru
I/d Juru Tk. I
II/a Pengatur Muda
II/b Pengatur Muda Tk. I
II/c Pengatur
II/d Pengatur Tk. I
III/a Penata Muda
III/b Penata Muda Tk. I
III/c Penata
III/d Penata Tk. I
IV/a Pembina
IV/b Pembina Tk. I
IV/c Pembina Utama Muda
IV/d Pembina Utama Madya
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwasannya setiap pegawai negeri
sipil memiliki kenaikan pangkat dari jenjang I sampai IV, kenaikan pangkat
setiap pergawai per- 4 tahun dengan ketentuan dan persyaratan yang
terlampir.1
1 Dokumentasi dari kepegawaian, tanggal 03 Juli 2017 pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
52
II III IV L P L P
GOLONGAN IV/e - - - - - - - - -
GOLONGAN IV/d 1 - - 1 - - - - 1
GOLONGAN IV/c - - - - - - - - -
GOLONGAN IV/b - 5 - 5 - 2 2 - 7
GOLONGAN IV/a - 3 3 4 2 11 10 1 17
25
GOLONGAN III/d - 2 21 20 3 21 12 9 44
GOLONGAN III/c - - 6 4 2 43 25 18 49
GOLONGAN III/b - - - - - 72 56 16 72
GOLONGAN III/a - - - - - 45 32 13 45
210
GOLONGAN II/d - - - - - 11 8 3 11
GOLONGAN II/c - - - - - 238 198 40 238
GOLONGAN II/b - - - - - 44 34 10 44
GOLONGAN II/a - - - - - 27 27 - 27
320
GOLONGAN I/d - - - - - 1 1 - 1
GOLONGAN I/c - - - - - 9 9 - 9
GOLONGAN I/b - - - - - - - - -
GOLONGAN I/a - - - - - - - - -
10
565TOTAL
JUMLAH GOLONGAN I
DATA PNS PER GOLONGAN & JENIS KELAMIN
KEADAAN JUNI 2017
JUMLAH GOLONGAN IV
JUMLAH GOLONGAN III
JUMLAH GOLONGAN II
JUMLAHESELON JENIS/ KELAMIN JENIS/ KELAMINGOLONGAN /
RUANGJFU
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI LAMPUNG
2. Letak Geografis Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Lampung, terletak di jalan Jendral Gatot Subroto No. 50, Pecoh
Raya, Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung (35226), Indonesia.
Tabel. 2 Data PNS Per Golongan dan Jenis Kelamin, pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
53
3. Visi, Misi, dan Sasaran Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
a. Visi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pengelolaan SDA
Provinsi Lampung.
Terwujudnya Infrastruktur bidang Perumahan, Kawasan Permukiman Dan
Pengelolaan SDA Provinsi Lampung yang aman, mantap, indah, nyaman,
dan efisien (AMINEE) yang mendukung lampung untuk menjadi Provinsi
unggulan dan berdaya saing di Indonesia.
b. Misi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Lampung.
1. Meningkatkan pelestarian lingkungan sumber daya air secara
menyeluruh, konsisten dan berkelanjutan.
2. Meningkatnya pengelolaan jaringan irigasi dan rawa untuk menujang
sektor pertanian.
3. Meningkatkan pengelolaan sumber daya air untuk menunjang sector
yang strategis lainnya, meliputi air baku Permukiman, industri, tenaga
listrik dan pariwisata.
4. Meningkatkan pengendalian badan sungai terhadap bencana alam dan
tanah longsor.
5. Meningkatkannya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan
pemberdayaan masyarakat pengguna sumber daya air (SDA).
6. Mewujudkan penataan ruang yang strategis dalam mendukung
pembangunan daerah.
7. Mewujudkan lingkungan yang sehat, layak huni dan terjangkau.
54
8. Membangun dan memelihara bangunan gedung pemerintah dan
pelayanan publik.
9. Membina kontruksi pembangunan dan mengembangkan arsitektur
daerah.
c. Sasaran Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Lampung.
1. Terwujudnya lingkungan SDA yang mempunyai daya dukung
Hidrologis yang mantap.
2. Terwujudnya pengelolaan jaringan irigasi dan rawa yang aman dari
banjir, menunjang sektor pertanian dengan meningkatkan intensitas
tanam yang tinggi dan menambah luas areal sawah fungsional.
3. Terwujudnya pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) untuk menunjang
sector strategis lainnya meliputi Permukiman, industri, tenaga listrik,
dan pariwisata.
4. Terlaksananya pengendalian badan sungai guna mengantisipasi bencana
alam banjir dan tanah longsor serta pengamanan pantai.
5. Tersedianya pegawai berdisiplin, profesional, dinamis, inovatif serta
P3A/GP3A yang mampu dan mau menerima pengelolaan jaringan
irigasi/rawa.
6. Optimalisasi pengalokasian dan pemanfaatan ruang wilayah provinsi.
7. Optimalisasi pengalokasian dan pemanfaatan ruang wilayah kawasan
atau daerah yang diprioritaskan, kawasan pembatasan, prasarana dan
sarana daerah Permukiman.
55
8. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan perumahan, prasarana dan
sarana dasar Permukiman.
9. Terciptanya Permukiman yang memenuhi standar hidup sehat.
10. Meningkatkan keberdayaan masyarakat san swasta dalam menciptakan
lingkungan Permukiman yang sehat.
11. Terpenuhinya kebutuhan kerja yang layak aman dan nyaman.
12. Terpeliharanya bangunan gedung pemerintah sebagai aset negara.
13. Terciptanya keserasian pembangunan gedung dan lingkungan
sekitarnya.
14. Meningkatnya kualitas, keamanan dan daya guna bangunan gedung.
15. Meningkatnya kehandalan dan fungsional bangunan gedung.
16. Meningkatkan pemanfaatan arsitektur daerah lampung pada bangunan
gedung.2
2 Dokumentasi dari kepegawaian, tanggal 05 Juli 2017 pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
56
4. Struktur Organisasi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
Tujuan dari struktur organisasi adalah sebagai alat bantu yang
mengkoordinasi aktifitas guna tercapainya pemerintahan yang sehat dan
menguntungkan. Adapun bagan struktur organisasi dari Dinas Perumahan
Kawasan Pemukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
dapat digambarkan pada ( halaman Berikutnya ): 3
3 Dokumentasi dari kepegawaian, tanggal 06 Juli 2017 pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
57
DRAF BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
Sub Bagian
Keuangan
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
Kelompok Jabatan
FungsionalSub Bagian Umum Sub Bagian Kepegaw aian
Seksi Ev aluasi
dan Pelaporan
BIDANG
PERUMAHAN DAN
PENATAAN RUANG
BIDANG
CIPTA KARYA
BIDANG
SUMBER DAYA AIR
BIDANG
PERENCANAAN DAN PELAPORAN
Seksi Perumahan
dan Bangunan
Gedung
Seksi Penataan
RuangSeksi Pertanahan
Seksi Peny ehatan
Lingkungan dan
Permukiman
Seksi
Air Minum dan
Limbah
Seksi
Persampahan dan
Drainase
Seksi Konserv asi
dan Pemanfaatan
Sumber Day a Air
Seksi Operasi
dan
Pemeliharaan
Sumber Day a
Air
Seksi Tata
Teknik,
Peny uluhan dan
Pemanfaatan
Sumber Day a Air
Seksi Perencanaan
Teknis Bidang
Perumahan dan
Penataan Ruang,
Cipta Kary a dan
Sumber Day a Air
Seksi Perencanaan
Program dan
Penganggaran Bidang
Perumahan dan
Penataan Ruang, Cipta
Kary a dan Sumber
Day a Air
Sub Bagian
Tata Usaha
Sub Bagian
Tata Usaha
Sub Bagian
Tata Usaha
Sub Bagian Tata
Usaha
Sub Bagian
Tata Usaha
KEPALA UPTD
BIP PEMUKIMAN DAN
BANGUNAN
KEPALA UPTD PENGELOLAAN AIR
MINUM REGIONAL
KEPALA UPTD
BPSDA WIL. I
KEPALA UPTD
BPSDA WIL. II
KEPALA UPTD
BPSDA WIL. III
Seksi
Operasi,
Pemeliharaan dan
Pengelolaan Data
Seksi
Pengendalian,
Perbaikan dan
Pengamanan
Seksi Operasi,
Pemeliharaan dan
Pengelolaan Data
Seksi Pengendalian,
Perbaikan dan
Pengamanan
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kelompok Jabatan
Fungsional
Seksi
Pengembangan
Pemukiman dan
Bangunan
Seksi
Data Pelay anan
Informasi dan
Pameran
Seksi Pelaksanaan /
OperasionalSeksi Perencanaan
Seksi
Operasi,
Pemeliharaan dan
Pengelolaan Data
Seksi
Pengendalian,
Perbaikan dan
Pengamanan
Bagan. 2 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
58
Berikut uraian-uraian tugas Sub Bagian pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung:
1. Tugas Kepala Dinas
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung mempunyai tugas memimpin,
mengendalikan dan mengawasi, serta mengkoordininasi pelaksanaan
tugas Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung dalam menjalankan kewenangannya
sebagai pemimpin, tugas pembantuan yang diberikan Pemerintah kepada
Gubernur, serta tugas lain yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sekretariat
Sekretariat Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung mempunyai tugas mengatur
pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan
serta urusan rumah tangga kantor sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sekretariat Membawahi :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan.
59
Masing-masing Sub bagian pada sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada Sekretaris.
1. Sub Bagian Umum dan
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan surat
menyurat, surat Dinas, kearsipan, dan keprotokan serta pelayanan umum.
2. Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana
kebutuhan pegawai, pengembangan pegawai, mutasi, promosi, dan tata
usaha kepegawaian.
3. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja Dinas,
pembukuan, perhitungan anggaran dan verifikasi serta perbendaharaan.
3. Bidang Konservasi
Bidang Konservasi dan Pemanfaatan Pengairan mempunyai tugas
melaksanakan konservasi, pemanfaatan sumber daya air dan melakukan
pembinaan teknik, pengendalian serta investarisasi sarana/prasarana
pengairan.
Bidang Konservasi dan Pemanfaatan Pengairan dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.
60
Bidang Konservasi dan Pemanfaatan Pengairan membawahi :
1. Seksi Pengelolahan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air
2. Seksi Konservasi dan Pengendalian Sumber Daya Air
3. Seksi Tata Teknik Sumber Daya Air
Masing-masing seksi pada bidang konservasi dan pemanfaatan pengairan
dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Bidang Konservasi dan Pemanfaatan Pengairan.
1. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air mempunyai tugas
merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air.
2. Seksi Konservasi dan Pengendalian Sumber Daya Air mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan konservasi dan pengendalian daya rusak sumber
daya air.
3. Seksi Tata Teknik Sumber Daya Air mempunyai tugas penyusunan
pelaksanaan pembinaan,pengawasan, pengendalian, perencanaan teknik
pembangunan/peningkatan bidang irigasi, rawa, sungai, pantai, waduk,
air bersih.
61
4. Bidang Operasi Dan Pemeliharaan
Bidang Operasi dan Pemeliharaan Pengairan mempunyai tugas
menyelenggarakan perencanaan, pembinaan, pengawasan pengendalian
dan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan pengairan.
Bidang Operasi dan Pemeliharaan Pengairan dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.
Bidang Operasi dan Pemeliharaan Pengairan membawahi :
1. Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Irigasi dan Rawa
2. Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sungai, Danau,
Waduk, dan Pantai
3. Seksi Penyuluhan Dan Pemanfaatan
Masing- masing Seksi pada Bidang Operasi dan Peliharaan Pengaairan
dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Bidang Operasi dan Peliharaan Pengairan :
1. Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Irigasi dan Rawa
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Operasi, Pemeliharaan
sarana dan prasarana Irigasi dan Rawa
2. Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sungai, Danau, Waduk,
dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Operasi,
Pemeliharaan sarana dan prasarana Sungai, Danau, Waduk, dan
Pantai.
62
3. Seksi Penyuluhan dan Pemanfaatan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan program dan pelaksanaan penyuluhan/ pelatihan bidang
sumber daya.
5. Bidang Pemukiman
Bidang Pemukiman mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana, sinkronisasi, dan koordinasi program pelaksanaan
pembangunan, penyuluhan, pembinaan, pengawasan, pengendalian,
monitoring, evaluasi dan pelaporan pemukiman bidang air bersih,
limbah, persampahaan, drainase, serta insfrastruktur perumahan dan
pemukiman.
Bidang Pemukiman Membawahi :
1. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman
2. Seksi Air Minum dan Limbah
3. Seksi Persampahaan dan Drainase.
Masing- masing Seksi pada Bidang Pemukiman dipimpin oleh kepala
seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
Pemukiman.
1. Seksi Penyehatan Lingkungan Dan Pemukiman
Mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, sinkronisasi dan
koordinasi program pelaksanaan penyehatan lingkungan dan pemukiman
serta evaluasi dan pelaporan pembangunan sarana dan prasarana
perumahan dan pemukiman.
63
2. Seksi Air Minum Dan Limbah
Mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, sinkronisasi dan
koordinasi program pelaksanaan pembangunan dan pengawasan serta
evaluasi dan pelaporan pembangunan air bersih/ air minum dan air
limbah.
3. Seksi Persampahaan Dan Drainase
Mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, sinkronisasi dan
koordinasi program pelaksanaan pembangunan dan pengawasan serta
evaluasi dan pelaporan pembangunan Persampahaan dan Drainase.
6. Bidang Bangunan Gedung, Perumahan Dan Tata Ruang
Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan dan
program penataan ruang dan melaksanakan penyusunan program,
pembinaan, pengembangan tata perumahan dan bangunan, pengawasan
pembangunan perumhan dan bangunan pemerintah/ swasta serta kawasan
tertinggal, pengkajian, dan pembinaan pengembangan teknologi
kontruksi, penyuluhan dan bimbingan teknis, pengendalian dan pekerjaan
uji mutu serta pembinaan usaha jasa kontruksi.
Bidang Bangunan Gedung, Perumahan dan Tata Ruang membawahi :
1. Seksi Bangunan Gedung
2. Seksi Perumahan
3. Seksi Tata Ruang
64
Masing- masing Seksi pada Bidang Bangunan Gedung, Perumahan dan
Tata Ruang dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala Bidang Bangunan Gedung, Perumahan
dan Tata Ruang.
1. Seksi Bangunan Gedung
Mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan teknik penyiapan
rencana pengembangan tata bangunan, pengesahan teknis maupun
bangunan gedung pemerintah.
2. Seksi Perumahan
Mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pengaturan teknis,
bahan pelaksanaan pembangunan, pengembangan, perumahan baru,
kawasan tertinggal, perumahan swadaya, bantuan teknis pembangunan
rumah Dinas pemerintah, inventarisasi rumah Dinas pemerintah dan
melaksanakan monitoring serta evaluasi.
3. Seksi Tata Ruang
Mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis,
koordinasi perencanaan, teknis tata ruang antar kota serta pengembangan
kota, pengembangan fasilitas dan sinkronasasi pemanfaatan dan
pengendalian ruang Provinsi, Kabupaten dan Kota. Sebagai mediator
pembangunan kawasan andalan, kawasan tertinggal, kawasan pulau-
pulau dan kawasan strategis.
65
7. Bidang Perencanaan Dan Pengendalian
Mempunyai tugas melaksanakan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan perencanaan, pengembangan dan pelaporan program,
menyiapkan bahan dan memproses Rencana Strategis Dinas, menyusun
rencana program dan anggaran, serta monitoring dan evaluasi kegiatan.
bidang perencanaan dan pengendalian membawahi :
1. Seksi Penyusunan Perencanaan Teknis
2. Seksi Penyusunan Program dan Penganggaran
3. Seksi Monitoring evaluasi dan pelaporan
Masing- masing Seksi pada Seksi Perencanaan Teknis, Program dan
Penganggaran, dan Seksi Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh kepala
seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang
perencanaan dan pengendalian.
1. Seksi Penyusunan Perencanaan Teknis
Seksi ini bertugas membuat Survei Investigasi Desain (SID) serta
membuat Detail Engineering Design (DED) setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan Dinas.
2. Seksi Penyusunan Program dan Penganggaran
Seksi ini bertugas menyusun Dokumen Penyelenggaraan Anggaran
(DPA) yang berisi semua Program dan kegiatan Dinas beserta detail
anggaran yang akan dilaksanakan.
66
3. Seksi Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
Seksi ini bertugas membuat laporan tentang pelaksaan pekerjaan baik
itu progress fisik maupun progress keuangan.
8. Kepala UPTD BPSDA WIL. I
Mempunyai tugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan
pelaksaan tugas UPTD serta ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
Kepala UPTD BPSDA WIL. I membawahi :
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Seksi Operasi, Pemeliharaan, dan Pengelolaan Data
3. Seski Pengendalian, Perbaikan dan Pengamanan
9. Kepala UPTD BPSDA WIL. II
Mempunyai tugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan
pelaksaan tugas UPTD serta ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
Kepala UPTD BPSDA WIL. II membawahi :
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Seksi Operasi, Pemeliharaan, dan Pengelolaan Data
3. Seski Pengendalian, Perbaikan dan Pengamanan
67
10. Kepala UPTD BPSDA WIL. III
Mempunyai tugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan
pelaksaan tugas UPTD serta ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
Kepala UPTD BPSDA WIL. III membawahi :
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Seksi Operasi, Pemeliharaan, dan Pengelolaan Data
3. Seski Pengendalian, Perbaikan dan Pengamanan
11. Kepala UPTD BIP Pemukiman Dan Bangunan
Mempunyai tugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan
pelaksaan tugas UPTD serta ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
Kapala UPTD BIP Pemukiman Dan Bangunan membawahi :
1. Sub Bagian Tata Usaha.
2. Seksi Pengembangan Pemukiman dan Bangunan.
3. Seksi Data Pelayanan Informasi dan Pameran.
68
Data PNS Per Bidang, UPTD, Dan PNS Daerah Yang Di Pekerjakan Di
Balai Besar Mesuji Sekampung Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
Dan Pengelolaan SDA Provinsi Lampung.4
Tabel. 3
NO. DINAS PEGAWAI JUMLAH
1. SEKRETARIAT 34 34
2. BIDANG PERUMAHAN DAN
PERTANAHAN
15 15
3. BIDANG BANGUNAN GEDUNG 15 15
4. BIDANG CIPTA KARYA 42 42
5. BIDANG KONSERVASI PENGAIRAN DAN
PEMBANGUNAN SDA
28 28
6. BIDANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN IRIGASI DAN RAWA
44 44
7. BIDANG PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN
23 23
8. UPTD BIP PERMUKIMAN DAN
BANGUNAN
15 15
9. UPTD WILAYAH I (PRINGSEWU) 25 25
10. UPTD WILAYAH II (METRO) 129 129
11. UPTD WILAYAH III (KOTA BUMI) 132 132
12. UPTD LAYANAN PENGADAAN
BARANG/JASA
10 10
13. PNS yang Pekerjakan di BALAI BESAR WAY
SEKAMPUNG
53 53
JUMLAH TOTAL 565 565
Keterangan :
PNS di Lingkungan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
- JUMLAH PNS : 565 Orang
4 Dokumentasi dari kepegawaian, tanggal 30 Juli 2017 pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
69
5. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
Dan Pengelolaan SDA Provinsi Lampung
a. Tugas Pokok Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pengelolaan SDA Provinsi
Lampung mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah
provinsi di bidang Perumahan, Permukiman, dan Pengelolaan Sumber Daya
Air (SDA) berdasarkan azas otonomi yang menjadi kewenangan pemerintah
provinsi, tugas dekonsentrasi dan pembantuan serta lain sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan Gubenur Lampung berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi Pokok Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pengelolaan
SDA Provinsi Lampung, antara lain:5
1. Menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Provinsi di Bidang
Perumahan, Permukiman, dan Pengelolaan Sumber Daya Air.
2. Perumusan kebijakan peraturan, perencanaan dan penetapan standar/
pedoman
3. Penyediaan dukungan/bantuan untuk kerja sama antar kabupaten/kota
dalam pengembangan prasarana dan sarana wilayah sumber daya air.
4. Penyediaan dokumen pembinaan pengusaha sumber daya air pada
wilayah sungai yang lintas kabupaten/kota.
5 Dokumentasi dari kepegawaian, tanggal 07 Juli 2017 pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
70
5. Peningkatan kapasitas teknis dan pelayanan air minum dilingkungan
wilayah Provinsi Lampung.
6. Fasilitas penyelesaian sengketa antar kabupaten/kota dalam
pengelolaan sumber daya air.
7. Fasilitas pembangunan prasarana dan sarana air limbah lintas
kabupaten/kota.
8. Fasilitas penyelenggaraan dan pembiayaan, pembangunan prasarana
dan sarana persampahan secara nasional diwilayah provinsi.
9. Fasilitas penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan prasarana
dan sarana drainase skala regional lintas daerah.
10. Fasilitas penyelesaian pembangunan kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun lintas kabupaten/kota.
11. Fasilitas penyelenggaraan penanganan Permukiman kumuh.
12. Pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan
rumah Negara yang menjadi aset Pemerintah Provinsi.
13. Pengembangan sistem informasi kontruksi wilayah provinsi.
71
B. Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq Bagi Pegawai Negeri Sipil Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung
1. Pembayaran Zakat Fitrah dan Infaq Bagi Pegawai Negeri Sipil
Wawancara pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai dilakukan
kepada salah satu pengurus zakat dan infaq Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman Dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung. Dari
hasil wawancara dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya dana zakat fitrah
dan infaq yang diambil langsung melalui gaji setiap pegawainya didasari SK
(surat keputusan) Gubernur Lampung No. 045/1644/07/2015 tanggal 24
Juni 2015, dengan pembaharuan setiap tahunnya SK Gubernur Lampung
No. 451.12/1075/03/2017 tanggal 28 April 2017 tentang Gerakan Sadar
zakat, setiap pegawai beragama Islam yang berjumlah 543 orang, yang
terdiri dari: Golongan IV sebanyak 25 (dua puluh lima) orang, Golongan III
sebanyak 201 (dua ratus satu) orang, Golongan II sebanyak 306 (tiga ratus
enam) orang, dan Golongan I sebanyak 11 (sebelas) orang diwajibkan
membayar zakat dengan ketentuan berlaku yaitu 2,5 Kg x 12.000 = Rp.
30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dan infaq sebesar Rp. 1.000,- (seribu
rupiah). Kepengurusan zakat dalam menghimbau atau pemberitahuan
mengenai zakat kepada pegawai berupa surat pernyataan pada bulan
februari tahun 2016 (dua ribu enam belas), yang menyatakan gerakan sadar
zakat bagi pegawai karyawan/karyawati menyalurkan zakat melalui gaji
dengan cara dipotong langsung oleh bendahara, kemudian bendahara
72
menyerahkan dana yang sudah terkumpul diberikan kepada pengelola
Dinas.
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Lampung bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS), berdasarkan keputusan Gubernur Lampung tentang
pembentukan pengurus BAZNAS provinsi lampung tahun 2015-2020 dan
berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat bahwa
penyetoran ZIS melalui BAZNAS kepada seluruh ASN (Aparatur sipil
negara). Dana zakat dan infaq akan disalurkan kepada orang-orang yang
berhak menerimanya (mustahik) sesuai dengan ajaran Islam. Penyaluran
zakat diperuntukan untuk 8 (delapan) asnaf, yaitu fakir, miskin, amilin,
muallaf, gharimin, riqab, fisabilillah, dan ibnu sabil.
BAZNAS memberikan tanggung jawab pengumpulan serta pengelolaan
zakat dan infaq kepada kepengurusan yang ada pada Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung. Kepengurusan tersebut memiliki tugas sebagai berikut:
1. Mengumpulkan zakat dan infaq bagi pegawai di Lingkungan kantor Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung.
2. Menyetorkan penerimaan zakat, infaq dan shodaqoh kepada Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Lampung.
3. Melaporkan hasil pelaksanaannya kepada ketua Badan Amil Zakat
(BAZNAS) Provinsi Lampung.
73
4. Unit pengumpul zakat secara fungsional bertanggung jawab kepada Badan
Amil Zakat (BAZNAS) dan secara struktural bertanggung jawab kepada
atasannya masing-masing.
Surat keputusan tersebut disampaikan kepada masing-masing yang
bersangkutan dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila ada dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
2. Pengelolaan Dana Zakat Fitrah dan Infaq Bagi Pegawai Negeri Sipil
Pengelolaan zakat dan infaq pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung dalam
pembayarannya tanggal 05 Juni 2017, dana zakat yang telah terkumpul dari
setiap pegawai sepenuhnya disalurkan ke BAZNAS, melalui kebijakan
pengurus dana zakat pada Dinas yang telah disetujui oleh BAZNAS dengan
bertujuan untuk mempermudah dan tidak perlu menunggu lamanya
pencairan dana zakat. Pengelola Dinas mendata orang-orang yang berhak
mendapat dana zakat dengan persetujuan BAZNAS, pengelola mengajukan
untuk dana zakat sebesar 5.000.000 (lima juta rupiah), sesuai pendataan
yang telah dilakukan oleh kepengurusan untuk memberikan dana zakat
sebanyak 50 orang terdiri dari orang-orang sekitar lingkungan kantor
seperti: Office Assistant (OA) sebanyak 16 (enam belas) orang, satpam
sebanyak 9 (sembilan) orang, satpol pp sebanyak 3 (Tiga orang) orang,
penjaga masjid sebanyak 2 (dua) orang, warga yang berada dilingkungan
74
kantor sebanyak 5 (lima) orang dan dana zakat yang diberikan kepada
kerabat pegawai sebanyak 15 (lima belas) orang.
Dana infaq disalurkan sepenuhnya ke BAZNAS, melalui BAZNAS
masyarakat yang tergolong dhuafa diberikan dalam bentuk langsung
(santunan) untuk pemenuhan kebutuhan. Penyaluran dana umat yang
dikelola oleh BAZNAS dilakukan dalam bentuk pendistribusian dan
pendayagunaan, selain menyantuni BAZNAS menanamkan semangat
berusaha dan kemandirian kepada kaum miskin dan dhuafa yang masih bisa
berkerja agar tidak selamanya bergantung dari dana infaq.6
Kemudian wawancara dilakukan kepada narasumber yang merupakan
salah satu Office Assistant (OA) pada Dinas, mengungkapkan bahwa dia
mendapatkan dana zakat sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) disetiap
tahunnya, pembagian zakat tahun ini pada tanggal 12 Juli 2017. 7
Dalam sistem pengumpulan zakat yang terjadi pada Dinas, telah
melakukan wawancara dengan beberapa pegawai sebagai narasumber untuk
mengetahui tentang pengelolaan zakat dan infaq pada Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman Dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung.
Narasumber yang merupakan salah satu pegawai pada Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman Dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung menyatakan bahwa tidak keberatan jika zakat dan infaq diambil
6 Wawancara dengan Maryono sebagai amil zakat, pada tanggal 22 Juni 2017.
7 Wawancara dengan Usman sebagai mustahik zakat, pada tanggal 05 Juli 2017
75
langsung melalui gaji, dan sudah mempercayai sepenuhnya kepada
pengurus.8
Narasumber berikutnya yang diwawancarai, beliau mengungkapkan
bahwa tidak mengerti pengelolaan pada Dinas dan tidak mempermasalahkan
mengenai dana zakat dan infaq, seluruh proses pengambilan dan
pembagiannya sudah menjadi tanggungjawab pengurus pada Dinas.
Berdasarkan SK pengelolaan zakat disetiap tahunnya sudah seperti itu,
penarikan dana zakat dan infaq juga untuk saling mengingatkan.9
Pegawai yang tidak keberatan dengan sistem zakat dan infaq pada Dinas
namun sudah adanya SK yang mengikat dan sudah dipotong langsung
melalui gaji harus dipatuhi. Jika dibolehkan untuk memilih dana zakat
maupun infaq dapat diberikan kepada yang jauh lebih berhak walaupun dana
zakat dan infaq telah dikelola dengan baik.10
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan narasumber,
menunjukan bahwa sebagian ada pegawai berkenan dan ada juga kurang
berkenan tetapi harus mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan karena
bukan mempermasalahkan pembayaran zakat maupun infaq nya namun
untuk kepengelolaannya yang masih belum transparan karena banyak dari
pegawai tidak mengetahui pihak-pihak mana saja yang telah menerima dana
zakat fitrah dan seberapa besar nominal yang diterima.
8 Wawancara dengan Medinal Maidi sebagai muzakki zakat, pada tanggal 06 Juli 2017
9 Wawancara dengan Yesi Eliasari sebagai muzakki zakat, pada tanggal 06 Juli 2017
10 Wawancara dengan Lasiman sebagai muzakki zakat, pada tanggal 07 Juli 2017
76
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq Bagi Pegawai Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Lampung
Berdasarkan Penjelasan dalam Bab II bahwa Yusuf al-Qaradhawi dalam
bukunya Fiqih Zakat, menyatakan bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai
amil zakat atau mengelola zakat, harus memiliki beberapa persyaratan
sebagai berikut: Beragama Islam, mukallaf, memiliki sifat manah atau jujur,
mengerti dan memahami hukum-hukum zakat yang menyebabkan ia mampu
melakukan sosialisasi segala sesuatu yang berkaitan dengan zakat kepada
masyarakat, memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya. Sesuai dengan UU RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat menyatakan bahwa lembaga pengelolaan zakat di Indonesia terdiri dari
dua macam, yaitu Badan Amil Zakat yang dibentuk oleh pemerintah,
sedangkan Lembaga Amil Zakat dibentuk oleh masyarakat, dimana organisasi
tersebut harus memiliki unsur: Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan
Badan Pelaksana.
Penelitian yang penulis lakukan pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung mengenai
pengelolaan zakat fitrah dan infaq. Bahwa pengelolaan zakat dan infaq
dilakukan atas dasar SK Gubernur Lampung No. 045/1644/07/2015 tanggal
24 Juni 2015, dengan pembaharuan setiap tahunnya SK Gubernur Lampung
No. 451.12/1075/03/2017 tanggal 28 April 2017 tentang Gerakan Sadar
77
zakat, setiap pegawai beragama Islam diwajibkan untuk membayar zakat dan
infaq. Kepengurusan zakat pada Dinas dalam menghimbau atau
pemberitahuan mengenai zakat kepada pegawai telah dilakukan berupa surat
pernyataan, yang menyatakan gerakan sadar zakat bagi pegawai
karyawan/karyawati menyalurkan zakat melalui gaji dengan cara dipotong
langsung oleh bendahara, kemudian dana yang sudah terkumpul diberikan
kepada pengelola sebagai penanggung jawabnya.
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Lampung berkerjasama dengan BAZNAS), berdasarkan
keputusan Gubernur Lampung tentang pembentukan pengurus BAZNAS
provinsi lampung tahun 2015-2020 dan berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011
tentang pengelolaan zakat bahwa penyetoran ZIS melalui BAZNAS kepada
seluruh ASN (Aparatur sipil negara). Dana zakat dan infaq akan disalurkan
kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik) sesuai dengan
ajaran Islam.
Kepengurusan tersebut bertugas mengumpulkan zakat dan infaq bagi
pegawai, menyetorkan penerimaan zakat, infaq dan shodaqoh kepada Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS), melaporkan hasil pelaksanaannya kepada
ketua Badan Amil Zakat (BAZNAS), unit pengumpul zakat secara fungsional
bertanggung jawab kepada Badan Amil Zakat (BAZNAS) dan secara
strukturan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing, biaya yang
timbul dalam rangka pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab
Pengurus Unit Pengumpul Zakat dibebankan kepada Anggaran Dinas.
78
Pengelolaan zakat dan infaq yang langsung dipotong melalui gaji dengan
bagi setiap pegawai yang beragama Islam berjumlah 543 orang, yang terdiri
dari: Golongan IV sebanyak 25 (dua puluh lima) orang, Golongan III
sebanyak 201 (dua ratus satu) orang, Golongan II sebanyak 306 (tiga ratus
enam) orang, dan Golongan I sebanyak 11 (sebelas) orang diwajibkan
membayar zakat dengan ketentuan berlaku yaitu 2,5 Kg x 12.000 = Rp.
30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dan infaq sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah).
Dana zakat yang terkumpul dari setiap pegawai sepenuhnya disalurkan
melalui BAZNAS, namun dengan tujuan untuk mengoptimalkan pembagian
dana zakat agar lebih cepat dibagikan, pengelola Dinas akan mendata orang-
orang yang berhak mendapat dana zakat dan disepakati oleh BAZNAS, pada
tahun 2017 pengelola mengajukan untuk dana zakat sebesar 5.000.000 (lima
juta rupiah), sesuai pendataan yang telah dilakukan untuk memberikan dana
zakat sebanyak 50 orang terdiri dari orang-orang sekitar lingkungan kantor
seperti: Office Assistant (OA) sebanyak 14 (empat belas), satpam sebanyak 7
(tujuh), penjaga masjid sebanyak 2 (dua), dan ada juga dana zakat yang
diberikan kepada kerabat atau saudara dari pegawai Dinas.
Sedangkan dana infaq disalurkan ke BAZNAS, melalui BAZNAS
masyarakat yang tergolong dhuafa diberikan dalam bentuk langsung
(santunan) untuk pemenuhan kebutuhan. Penyaluran dana yang dikelola oleh
BAZNAS dilakukan dalam bentuk pendistribusian dan pendayagunaan.
Seiring berkembangnya zaman setiap tahunnya, terutama pada pengelolaan
zakat maupun infaq di setiap instansi selalu berusaha menjadi lebih baik dan
79
efektif untuk masyarakat khususnya bagi para pegawai Dinas. Kini setiap
instansi telah bekerjasama atau berada dibawah dinaungan bersama BAZNAS
dengan tujuan kerjasama ini maka aliran dana zakat dan infaq bisa lebih
dipertanggung jawabkan dan lebih mengenai sasaran.
B. Pandangan Hukum Islam Tentang Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq
Bagi Pegawai Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung
Pengelolaan zakat fitrah dan infaq sesungguhnya telah diatur oleh Islam
seperti dalam surat al-Taubah ayat 60 yang ditafsirkan oleh Imam Qurthubi,
menyatakan bahwa ‘amil itu adalah orang-orang yang ditugaskan (diutus oleh
imam/pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung, dan
mencatatkan zakat yang diambilnya dari para muzakki untuk kemudian
diberikan kepada yang berhak menerimanya. Artinya, Islam telah mengatur
tentang pengelolaan zakat fitrah dan infaq yang tujuannya untuk menjamin
kepastian dan kedislipinan pembayaran zakat, untuk menjaga perasaan rendah
diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat
dari para muzakki, untuk mencapai efesien dan efektivitas, serta sasaran yang
tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada
suatu tempat, untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat
penyelenggaraan pemerintah Islami.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 tahun 1999
dikemukakan bahwa lembaga zakat harus memiliki persyaratan teknis, antara
lain adalah:
1. Berbadan hukum
80
2. Memiliki data muzakki dan mustahik
3. Memiliki program kerja yang jelas
4. Memiliki pembukuan yang baik
5. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit
Persyaratan tersebut tentu mengarah pada profesionalitas dan transparansi
dari setiap lembaga pengelola zakat atau infaq. Dengan seperti itu diharapkan
masyarakat akan semakin percaya untuk menyalurkan zakatnya melalui
lembaga pengelola. Salah satu tugas penting dari lembaga pengelola zakat
adalah melakukan sosialisasi tentang zakat kepada masyarakat secara terus-
menerus dan berkesinambungan, melalui berbagai forum dan media. Dengan
sosialisasi yang baik dan optimal, diharapkan masyarakat muzakki akan
semakin sadar untuk membayar zakat melalui lembaga zakat yang kuat,
amanah dan terpecaya. Dimana materi yang disampaikan berkaitan sosialisasi
kewajiban zakat, hikmah, dan fungsinya, harta benda yang wajib dikeluarkan
zakatnya, cara menghitung zakat yang mudah, serta cara menyalurkannya.
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Lampung berkerjasama dengan BAZNAS untuk melakukan
pengumpulan, penyetoran, pelaporan, serta pengelolaan melalui
kepengurusan pada Dinas yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
hukum Islam. Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan diatas maka
pengelolaan zakat fitrah dan infaq pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung telah
sesuai menurut hukum Islam.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan antara lain:
1. Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung
dilakukan atas dasar SK Gubernur Lampung No. 045/1644/07/2015
tanggal 24 Juni 2015, dengan pembaharuan SK Gubernur Lampung No.
451.12/1075/03/2017 tanggal 28 April 2017 tentang Gerakan Sadar zakat.
Pengelolaan zakat dan infaq yang langsung dipotong melalui gaji dengan
jumlah pegawai 543 dengan ketentuan yaitu 2,5 Kg x 12.000 = Rp.
30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dan infaq sebesar Rp. 1.000,- (seribu
rupiah). Dinas menghimbau melalui surat edaran mengenai gerakan sadar
zakat bagi pegawai karyawan/karyawati, pengelolaan dana zakat yang
terkumpul dari setiap pegawai sepenuhnya disalurkan ke BAZNAS, akan
tetapi melalui kebijakan pengurus zakat pada Dinas dan telah disetujui
oleh BAZNAS dengan bertujuan untuk mempermudah atau lebih cepat
dan tidak perlu menunggu lamanya pencairan dana zakat. Pengelola Dinas
akan mendata orang-orang yang berhak mendapat dana zakat seperti:
satpam, penjaga masjid, Office Assistant (OA), kerabat atau saudara dari
pegawai Dinas. Sedangkan dana infaq disalurkan ke BAZNAS, melalui
BAZNAS masyarakat yang tergolong dhuafa diberikan dalam bentuk
langsung (santunan) untuk pemenuhan kebutuhan. Penyaluran dana yang
dikelola oleh BAZNAS dilakukan dalam bentuk pendistribusian dan
pendayagunaan. Umumnya pegawai setuju tentang pemotongan langsung
dana zakat dan infaq yang dilakukan Dinas melalui pemotongan pada gaji
82
para pegawai. Akan tetapi, para pegawai masih menganggap perlunya
pemberitahuan tentang aliran dana tersebut sehingga tidak memunculkan
beberapa pendapat negatif tentang pengelolaan dana zakat dan infaq pada
Dinas. Sehingga, dengan bekerjasama dengan Lembaga seperti BAZNAS
diharapkan pemikiran-pemikiran seperti ini dapat dihilangkan.
2. Pandangan Hukum Islam tantang pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi
pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung, bahwa pengelolaan
zakat fitrah dan infaq sesungguhnya telah diatur oleh Islam. Di Indonesia,
berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 tahun 1999
dikemukakan bahwa lembaga zakat harus memiliki persyaratan teknis,
antara lain adalah: 1. Berbadan hukum, 2. Memiliki data muzakki dan
mustahik, 3. Memiliki program kerja yang jelas, 4. Memiliki pembukuan
yang baik, 5. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit. Persyaratan
tersebut tentu mengarah pada profesionalitas dan transparansi dari setiap
lembaga pengelola zakat atau infaq. Dengan seperti itu diharapkan
masyarakat akan semakin percaya untuk menyalurkan zakatnya melalui
lembaga pengelola. Melalui kepengurusan pada Dinas yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam hukum Islam, untuk melakukan pengumpulan,
penyetoran, pelaporan, serta pengelolaan. Berdasarkan penjelasan yang
penulis paparkan diatas maka pengelolaan zakat fitrah dan infaq pada
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Lampung telah sesuai menurut hukum Islam.
83
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, setidaknya dapat
memberikan saran dalam upaya peningkatan penghimpunan dan penyaluran
dana zakat pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung, yaitu:
1. Meningkatkan kerja sama antara dinas dan BAZNAS, agar lebih efektif dan
lebih optimal dalam membangun program Gerak Sadar Zakat.
2. Kepengurusan pada Dinas agar lebih transparan kepada pegawai, dan dapat
meminta pendapat kepada para muzakki, mengenai berzakat ataupun infaq.
3. Bahwasannya pengelola setidaknya selalu melakukan penghimpunan dana
zakat dan infaq, kemudian membagikan kepada yang lebih berhak atau yang
lebih membutuhkan.
4. Seharusnya pengurus zakat dan infaq dapat memberikan himbauan atau
pemberitahuan, dengan melakukan sosialisasi agar setiap pegawai juga
mengetahui sistem zakat dan infaq pada Dinas.
5. Meningkatkan kualitas penyaluran atau pendistribusian dan pendayagunaan
zakat, agar lebih bermanfaat dan bisa dirasakan oleh mustahiq misalnya
peningkatan penyaluran dana zakat.
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS SYARI’AH
Alamat: Jl. Let. Kol. Hi. Endro Suratmin Sukarame I, Bandar Lampung Telp. (0721)703289
BLANKO KONSULTASI SKRIPSI
Nama : Marisa Vidiana Saputri
Npm : 1321030154
Jurusan : Mua’malah
Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam Tentang Pengelolaan Zakat Fitrah dan
Infaq Bagi Pegawai Negeri Sipil (Studi Pada Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung).
Pembimbing I : H. A. Khumaidi Ja’far, S.Ag., M.H
Pembimbing II: Khoiruddin, M.S.I.
No. Tanggal Keterangan Paraf
Pembimbing I
Paraf
Pembimbing II
1. Senin, 19 Desember 2016
Pengajuan Judul
-
2. Jum’at, 13 Januari 2017
Seminar Proposal
-
3. Senin, 27 Februari 2017
Bimbingan
Proposal
-
4. Senin, 17 April 2017
Perbaikan
Proposal
-
5. Jum’at, 21 April 2017
Acc Proposal
-
6. Jum’at, 28 April 2017
Perbaikan
Proposal
-
7. Rabu, 03 Mei 2017
Perbaikan
Proposal
-
8. Jum’at, 05 Mei 2017
Acc Proposal -
9. Selasa, 24 Oktober 2017
Konsultasi Bab II
- V
-
10. Kamis, 26 Oktober 2017
Perbaikan Bab II -
V
-
11. Jum’at, 27 Oktober 2017
Acc Bab II - V
-
12. Rabu, 01 November 2017 Perbaikan Bab II -
V
-
13. Kamis,02 November 2017 Perbaikan Bab
II - V
-
14. Senin, 06 November 2017 Acc Bab II - V
-
15. Jum’at,17 November 2017
Munaqasah
Pembimbing I
H. A. Khumaidi Ja’far, S.Ag., M.H NIP. 19720826 200312 1 002
Pembimbing II
Khoiruddin, M.S.I.
NIP. 19780725 200912 1 002
DAFTAR NAMA PEGAWAI HASIL PERHITUNGAN SAMPEL
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung
No. NAMA / NIP PANGKAT
/GOL.
PENDIDIKAN
TERAKHIR
JABATAN KET.
1. YANTI OKTAVIA, S. Sos
19761026 200903 2 002
III/b
S1 NSU pada Seksi
Penyuluhan & Pemanfaatan
Pengairan
2. IMRON JONED
19591003 199103 1 002
III/b
SLTA Nsu pada Seksi
Pengendalian Perbaikan dan
Pengamanan UPTD PSDA
Wilayah II
3. BRAMONO
19660412 200701 1 005
II/c
SMA NSU pada Seksi Operasi
Pemeliharaan dan
Pengolahan Data UPTD
PSDA Wilayah II
4. ADENAN YUSUF
19840306 200903 1 002
II/b
SLTA NSU pada Sub Bagian
Perencanaan
5. EDY HARTANTO
19640120 200701 1 006
II/b
SLTA NSU pada Seksi Operasi
Pemeliharaan dan
Pengolahan Data UPTD
PSDA Wilayah II
6. SUHENDI
19780926 200701 1 002
II/c
SMK NSU pada Seksi
Penyuluhan & Pemanfaatan
Pengairan
7. EVI SUSANTI
19831006 201001 2 002
II/b
SMA NSU pada Seksi
Pengelelolaan dan
Pemanfaatan SDA
8. SUKRISNO
19650701 200604 1 001
I/c
SD Nsu pada Seksi
Pengendalian Perbaikan dan
Pengamanan UPTD PSDA
Wilayah II
9. Lasiman, S.T
19640414 1991036 1 006
III/b
S1 NSU pada Seksi Operasi
dan Pengelolaan Data
UPTD PSDA Wilayah III
10. ERISON
19701121 200903 1 001
II/b
SLTA NSU pada Subbag Tata
Usaha UPTD PSDA
Wilayah III
11. SUDIRMAN
19611013 198503 1 006
II/b
SD NSU pada Seksi Tata
Teknik Sumber Daya Air
12. NURBUDIYONO
19640527 199401 1 002
II/c
SLTP NSU pada Seksi Operasi
dan Pengelolaan Data
UPTD PSDA Wilayah III
No. NAMA / NIP PANGKAT
/GOL.
PENDIDIKAN
TERAKHIR
JABATAN KET.
13. MEDINALMAIDI, S.E
19780616 200801 1 011
III/b
S1 NSU pada Sub Bagian
Umum
14.
SUTIMAN
19620914 200604 1 003
II/a
SLTP NSU pada Seksi Operasi
Pemeliharaan dan
Pengolahan Data UPTD
PSDA Wilayah II
15. ASRI YATINO
19580717 198202 1 002
III/b
STM NSU pada Seksi
Penyehatan Lingkungan
dan Pemukiman
16. ASMARINDA
19610128 199203 2 003
III/b
SLTA NSU pada Seksi
Penendalian Perbaikan dan
Pengamanan UPTD PSDA
Wilayah III
17. SUSENO
19580824 198302 1 003
III/b
STM NSU pada Seksi OP
Sungai,Danau Waduk &
Pantai
18. NOVRIANTORO
19751118 200701 1 007
II/c
SMEA NSU pada Sub Bagian
Umum
19. SUDARMAN
19690425 200604 1 001
II/c
SMA NSU pada Seksi Operasi
Pemeliharaan dan
Pengolahan Data UPTD
PSDA Wilayah II
20. HERLI, S.T
19800405 200801 1 013
II/c
S1 NSU pada Subbag Tata
Usaha UPTD PSDA
Wilayah II
21. ROKIB LEKSONO SIGIT
19611101 200604 1 001
II/c
STM NSU pada Seksi Operasi
Pemeliharaan dan
Pengolahan Data UPTD
PSDA Wilayah II
22. YULI WIDODO
19680728 198903 1 004
II/b
SMU NSU pada Seksi Operasi
Pemeliharaan dan
Pengolahan Data UPTD
PSDA Wilayah II
23. SUGIYONO
19670816 200604 1 001
II/c
STM NSU pada Seksi
Pengelelolaan dan
Pemanfaatan SDA
24. YESI ELIASARI, ST.
19780425 199803 2 002
III/d
S1 Kasubbag Tata Usaha
UPTD PSDA Wilayah III
No. NAMA / NIP PANGKAT
/GOL.
PENDIDIKAN
TERAKHIR
JABATAN KET.
25. RACHMAT ISTIANTO
19791012 200701 1 004
II/c
SMU NSU pada Seksi
Konservasi &
Pengendalian Sumber
Daya Air
26. SURADI
19710814 200801 1 011
II/c
SMA NSU pada Subbag Tata
Usaha UPTD PSDA
Wilayah II
27. AHMAD NAWAWI,
S.Sos.
19600202 199103 1 007
III/d
S1 NSU pada Seksi Tata
Teknik Sumber Daya Air
28. YULIANTI
19580718 198503 2 003
III/b
SLTA NSU pada Seksi
Penendalian Perbaikan
dan Pengamanan UPTD
PSDA Wilayah III
29. BLASIUS ANGGORO
YUWONO, ST
19751209 200604 1 004
III/c
S1 NSU pada Sub Bagian
Perencanaan
30.
NASRUN
19620121 200604 1 001
II/c
SMA NSU pada Seksi
Penendalian Perbaikan
dan Pengamanan UPTD
PSDA Wilayah III
31. SARWIJI
19640306 200604 1 001
II/c
STM NSU pada Seksi Tata
Ruang
32. PURNOMO HADI
19630612 200604 1 001
II/c
SMEA NSU pada Seksi OP
Sungai,Danau Waduk &
Pantai
33. SUNARYO
19770312 200701 1 008
III/b
SMA NSU pada Seksi Operasi
dan Pengelolaan Data
UPTD PSDA Wilayah III
34. SUBARLIANTO
19820504 200903 1 004
II/b
STM Nsu pada Seksi
Pengendalian Perbaikan
dan Pengamanan UPTD
PSDA Wilayah II
35. ACHMAD IMAM
19610327 200604 1 002
II/a
SD NSU pada Seksi Tata
Ruang
36. NURBUDIYONO
19640527 199401 1 002
II/c
SLTP NSU pada Seksi Operasi
dan Pengelolaan Data
UPTD PSDA Wilayah III
37. SUPARTAM
19581212 198107 1 001
III/b
STM NSU pada Seksi Operasi
dan Pengelolaan Data
UPTD PSDA Wilayah III
No. NAMA / NIP PANGKAT
/GOL.
PENDIDIKAN
TERAKHIR
JABATAN KET.
38. SUKMALUDIN
19600201 198903 1 003
III/b
STM NSU pada Seksi
Penyehatan Lingkungan
dan Pemukiman
39. SUGITO
19600215 198503 1 006
III/b
SMA NSU pada Seksi Tata
Teknik Sumber Daya Air
40. BERTI
19651029 200701 2 005
II/c
SMA NSU pada Sub Bagian
Perencanaan
41. MUSLIMAN
19670927 200604 1 001
II/c
SMEA NSU pada Seksi Operasi
Pemeliharaan dan
Pengolahan Data UPTD
PSDA Wil. II
42. RAHMAT
19601204 198903 1 003
III/b
STM NSU pada Seksi
Konservasi &
Pengendalian Sumber
Daya Air
43. YANTI OKTAVIA, S. Sos
19761026 200903 2 002
III/b
S1 NSU pada Seksi
Penyuluhan &
Pemanfaatan Pengairan
44. MILYANA
19751018 200701 2 018
II/c
SMA NSU pada Seksi Operasi
dan Pengelolaan Data
UPTD PSDA Wilayah III
46. ARPIN HALOMOAN
19580828 198903 1 006
III/b
STM NSU pada Seksi Operasi
dan Pengelolaan Data
UPTD PSDA Wilayah III
47. ZUNIAR, ST.
19641224 198603 2 014
III/d
S1 NSU pada Seksi
Konservasi &
Pengendalian Sumber
Daya Air
48. KETUT DARTA
19701221 200701 1 002
II/c
STM NSU pada Seksi Operasi
Pemeliharaan dan
Pengolahan Data UPTD
PSDA Wilayah II
49. HENDRA MAYONO, ST
19760505 200212 1 010
III/d
S1 NSU pada Seksi
Persampahan dan
Drainase
50. YULIARTI ENDAH
WAHYUNINGSIH, SE.
19670722 199403 2 006
III/d
S1 NSU pada Seksi Air
Minum dan Limbah
51. M. LAKONI HALIM, ST
19620403 198903 1 008
III/d
S1 Kasi Pengendalian,
Perbaikan dan
Pengamanan UPTD
BPSDA Wilayah II
No. NAMA / NIP PANGKAT
/GOL.
PENDIDIKAN
TERAKHIR
JABATAN KET.
52. YUNIATI
19760630 200701 2 009
II/c
SMA NSU pada Subbag Tata
Usaha UPTD PSDA
Wilayah III
54. SETYO KUNTJORO
19591225 198206 1 001
II/c
SLTP NSU pada Seksi Operasi
dan Pemeliharaan Irigasi
dan Rawa
55. LILIS STIYOWATI
19831227 201001 2 007
II/b
SMK NSU pada Seksi
Perumahan
56. MERTHASARI
19810816 200903 2 001
II/b
SLTA NSU pada Sub Bagian
Umum
57. MUNARDI
19730403 200903 1 001
II/b
SLTA NSU pada Seksi
Konservasi &
Pengendalian SDA
DAFTAR NAMA-NAMA PENERIMA ZAKAT FITRAH TAHUN 2017
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung
No. NAMA PARAF
1. M. FARID
2. RENNY
3. MIRHANSYAH
4. USMAN
5. M. ARIF
6. M. SIDIN
7. M. KIKI
8. HERIADI
9. M. IBROH
10 FIKI
11. MAPRI
12. EDI
13. FIRMAN
14. SUTARNO
15. ANGGA KURNIAWAN
16. ADRIAN
17. SLAMET
18. YASIN
19. WARNO
20. ANDI
21. FEBRI
22. WIWIN
23. IJAL
24. ARDI
25. RAHMAT
26. WARLI SANJAYA
27. WAHYONO
28. SURANT1
29. ACHMAD KHOIRONI
30. SUWITO
31. TUKIMO
32. RISTRI YANTI
33. MARKUN
34. RASIMAN
35. SAMANI
36. PONINGAN
37. EKO INDARLIS
38. EKO SETIAWAN
39. DARMINI
40. DARYADI
41. NUR HIDAYATI
42. KUSWANTO
43. TABAN
44. WAGIRUN
45. MARKOMI
46. TARMIJI
47. GURITNO
48. YOHANES
49. TOHA
50 MASTA
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Khoirul, Fiqh Ibadah, cet. 6, Bandar Lampung: Fakultas Syari’ah IAIN
Raden Intan Lampung, 2016.
Al – Zuhayly, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1997.
Al - Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
Ali, Mohammad Daud, Hukum Islam, ed.6, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
al - Qaradhawi, Yusuf, Fiqih Zakat, Muassasah Risalah, Beirut, 1991, Juz. II, h.
586.
al - Qaradhawi, Hukum Zakat Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat
Zakat Berdasarkan Qur’an da Hadis, cet. 10, Bogor: Pustaka Litera Antara Nusa,
2007.
Al - Qurthubi, al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an, Beirut Lebanon, Dear el-
Kutub’Ilmiyyah, 1431 H/1993 M. Jilid VII-VIII.
Arifin, Gus, Keutamaan Zakat, Infaq, Sedekah, dilengkapi dengan tinjauan dalam
Fikih 4 Mazhab, Jakarta: kelompok Gramedia, 2016.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi
IV, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
AS, Susiadi, Metodologi Penelitian, Bandar Lampung: LP2M IAIN Raden Intan
Lampung, 2015.
Ayub, Hasan, Fikih Ibadah Panduan Lengkap Beribadah sesuai Sunnah
Rasulullah, Jakarta: PT. Buku Kita, Sya’ban 1431 H/ Juli 2010.
Ayyub, Syaikh Hasan, Fiqih Ibadah, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
ed. 4, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Dewi, Gemala, dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana,
2007.
Dokumentasi dari Kepegawaian, tanggal 30 Juli 2017 sampai 07 Juli 2017 pada
Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Lampung.
Dokumentasi dari Mimma Yusuf, tanggal 17 Oktober 2016 pada Dinas
Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Lampung.
Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, cet-1, Jakarta: Gema
Isnani Press, 2002.
Haroen, Nasrun, Fiqh Zakat, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Kementrian Agama Republik
Indonesia, 2010.
http://www.pengertian.net/pengertian-pengelolaan, akses tanggal 27 November
2016.
Library. Walisongo. ac.id, Pengelolaan pendistribusian ddana zakat, infaq, dan
shadaqah, di akses pada tanggal 28 Mei 2017, pada pukul 10.16.
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Tgk, Pedoman Zakat, Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2009.
Shiddieqy, M. Hasbi Ash, Memahami Syariat Islam, Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2000.
Majid, Abdul, Pokok-Pokok Fiqh Muamalah dan Hukum Kebendaan dalam
Islam, Bandung: IAIN SGD, 1986
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004.
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer,
Jakarta: Salemba Diniyah, 2002.
Nasruddin al-Albani, Muhammad, Mukhtashar Shahih Muslim (Ringkasan Shahih
Muslim), Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2009.
Nazir, Moh, Metodelogi Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Qadir, Abdurrahman, Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, Raja Grafindo
Persada, 1998.
Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014, Tentang Aparatur
Sipil Negara, Bab I, Pasal 1.
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunah III, cet. 1, Bandung: Alma’arif, 1978.
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunah 14, Bandung: Alma’arif, 1987.
Sayuti, Husin, Pengantar Metodelogi Riset, Jakarta: Fajar Agung, 1989.
Shofwan Shalehuddin, Wawan, Risalah Zakat, Infaq dan Sedekah, Bandung:
Buah batu, Jumadil awal 1432 H / Mei 2011 M.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, cet. 11, Bandung:
Alfabeta, 2010.
Syafei, Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Syaikh, Abu Malik Kamal bin As- Sayyid Salim, Abu Fatiah Al-Adnani,
Terjemahan Abu Syafiq, dkk, dengan judul Ensiklopedi Puasa dan Zakat,
Solo: Roemah Buku Sidowayah, 2010.
Syaikh, Muhammad Shalih al-Utsamin, Ensiklopedi Zakat Kumpulan Fatwa
Zakat, Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2008.
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Nip :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :
Unit Kerja :
Alamat Kantor :
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya, sehubungan gerakan sadar
zakat bagi pegawai karyawan/karyawati Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung, untuk
membantu kaum faqir miskin, kaum dhuafa, yatim piatu dan penyandang masalah
sosial yang beragama Islam.
Menyalurkan zakat melalui gaji dengan cara dipotong langsung oleh
bendahara gaji sekretariat Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Lampung setiap bulan, sebesar Rp............
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada
paksaan/tekanan dari pihak manapun.
Bandar Lampung, Februari 2016
Yang Menerima Pernyataan Bendahara Gaji
SYAIFUL BADRI NIP. 19640711 199703 1 001
Yang Membuat Pernyataan
............................................ NIP.
ii
ABSTRAK
Zakat fitrah dan Infaq merupakan pembuktian iman kita kepada Allah
yang memiliki peran penting dalam kesejahteraan sesama muslim, menjalin
persaudaraan kehidupan bermayarakat. Dengan kesadaran setiap muslim zakat
dan infaq membersihkan harta dan bermanfaat untuk sesama muslim tentunya.
Kewajiban pegawai membayar zakat dan infaq pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung telah didasari
SK (surat keputusan) Gubernur Lampung berdasarkan pembaharuan setiap
tahunnya No. 451.12/1075/03/2017 tanggal 28 April 2017 tentang Gerakan Sadar
zakat. BAZNAS memberikan tanggung jawab kepada kepengurusan Dinas untuk
melakukan pengumpulan, pendataan, penyetoran, pembagianya, dan melaporkan
hasil pelaksanaannya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimana pengelolaan zakat
fitrah dan infaq bagi pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung? dan
bagaimana pandangan hukum Islam tentang pengelolaan zakat fitrah dan infaq
bagi pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung?. Adapun tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai negeri sipil,
dan untuk mengetahui pandangan hukum Islam tantang pengelolaan zakat fitrah
dan infaq bagi pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan menggunakan
kualitatif, untuk memperoleh data penulis melakukan observasi dan wawancara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) penelitian data
maupun informasi bersumber dari lapangan. Betujuan untuk menganalisa
bagaimana menurut hukum Islam tentang pengelolaan zakat dan infaq bagi
pegawai negeri sipil pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung.
Hasil dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa dalam pengelolaan
zakat fitrah dibagikan kepada orang-orang di lingkungan kantor yang telah
terdata, melalui persetujuan BAZNAS dana zakat diberikan kepada pengelola
sesuai dari pendataan yang telah dilakukan oleh kepengurusan dana infaq
diberikan sepenuhnya kepada BAZNAS. Pengelolaanya sudah baik dan efektif
dari pendistribusian maupun pendayagunaan dana, sebaiknya pengurus harus
melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan zakat dan infaq pada Dinas. Menurut
pandangan hukum Islam pengelolaan zakat fitrah dan infaq bagi pegawai sudah
sesuai, dalam pengumpulan, pencatatan, penyetoran, pelaporan, telah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan hukum Islam.