Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition)Terhadap Hasil Belajar
Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal
Tahun Pelajaran 2015/2016
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh:
Diyan Intan Mutlikha
NIM 3101411153
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, September 2015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Bersyukurlah maka Tuhan akan memperbaiki hidupmu.
Jangan berputus asa, sesungguhnya bersama kesabaran pasti ada
keberhasilan.
PERSEMBAHAN:
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, karya
kecilku ini kupersembahkan untuk :
Ibu & Bapak yang senantiasa memberikan dukungan, baik secara
materi maupun doa.
Dosen-dosen dan guru-guru yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat.
Keluarga besar SMA Negeri2 kota Tegal atas kesempatan dan
pengalamannya.
Bebeh-bebeh : beh fu, beh lam, beh ay, beh kem, beh sil, beh fit.
semoga persahabatan kita tidak hanya berhenti disini.
Teman-temankos Melati & KSG-SAC, terimakasih untuk kekeluargaan
yang begitu hangat, Without us i’m nothing.
Keluarga besar Chivas 2011.
vi
PRAKATA
Pujisyukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Efektivitas
Penggunaan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal Tahun
Pelajaran 2015/2016” dengan baik.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun
berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oeh karena itu, izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan pada penulis menimba ilmu di Universitas
Negeri Semarang.
2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang yang telah menerimauntuk menimba ilmu di Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan penulis
selama menimba ilmu di Jurusan Sejarah.
4. Mukhamad Shokheh S.Pd., M,A, Dosen Pembimbing,terima kasih atas segala
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
5. Keluarga besar Jurusan Sejarah Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang yang telah mendidik penulis selama belajar di Jurusan Sejarah.
6. Dra. Nur Azizah, selaku petugas perpustakaan sejarah yang telah memberikan
inspirasi dan bantuannya dalam pencarian buku-buku yang bermanfaat.
7. Wartimah S.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri
2 Kota Tegal atas bimbingan dan kesempatan yang diberikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan (jauh dari
sempurna). Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Semarang, September 2015
Penulis
viii
SARI
Mutlikha, Diyan Intan. 2015 “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa
Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan
Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing
Mukhammad Sokheh S.Pd., M.A.
Kata kunci : Efektivitas, AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition), Hasil
Belajar
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 2 Kota Tegal
menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran, masih menggunakan metode
ceramah yang berpusat pada guru. Peserta didik cenderung bersikap tidak aktif,
peserta didik lebih banyak mendengarkan guru berbicara tanpa berusaha
membangun pengetahuannya secara mandiri maupun dengan peserta didik yang
lain. Selain itu peserta didik juga seringkali lupa dengan materi pelajaran yang
sudah diajarkan sebelumnya oleh guru. Dimana sebenarnya hal tersebut dapat
berdampak pada peningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah efektif dengan digunakannya model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Iuntuk meningkatkan hasil
belajar, sebagai salah satu inovasi model pembelajaran yang diterapkan pada mata
pelajaran sejarah siswa kelas XI, semsester ganjil SMA Negeri 2 Kota Tegal.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan
desain eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI. Sampel
penelitian menggunakan kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IIS
3 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive samplingdengan desain nonequivalent control group design.
Varibel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectually, Repetition), sedangkan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata hasil belajar peserta didik
meningkat dari hasil sebelum dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan
model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Skor rata-rata kelas eksperimen
44,83 menjadi 79,83, sedangkan kelas kontrol hanya meningkat dari 44,33
menjadi 69,17. Rata-rata skor pada aspek afektif di kelas eksperimen 8,8 dan skor
rata-ratayang diperoleh kelas kontrol 7,7, artinya penilaian sikap kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan pada aspek
psikomotorik skor rata-rata kelas eksperimen 35,4 kelas kontrol 32,5, artinya
aktivitas kelas eksperimen lebihbaik dibandingkan dengan kelas kontrol.Dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition)efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
SKRIPSI .................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................ Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN KELULUSAN .......................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN .................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
SARI .................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB IPENDAHULUAN ..................................................................................... 15
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 15
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
E. Batasan Istilah ................................................................................................ 9
F. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................................... 11
BAB IITINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 14
A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 14
B. Landasan Teori ............................................................................................ 17
1. Efektivitas ............................................................................................... 17
2. Pembelajaran Sejarah .............................................................................. 21
3. Model Pembelajaran ............................................................................... 24
4. Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)............ 25
x
5. Hasil Belajar............................................................................................ 29
C. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 31
D. Hipotesis ...................................................................................................... 35
BAB IIIMETODE PENELITIAN ..................................................................... 36
A. Pendekatan Penelitian .................................................................................. 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 38
C. Populasi Penelitian....................................................................................... 38
D. Sampel Penelitian ........................................................................................ 39
E. Variabel Penelitian....................................................................................... 40
F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 41
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 45
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 48
BAB IHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 56
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 56
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitan ........................................................ 56
2. Pelakanaan Penelitian ............................................................................. 60
3. Hasil Analisis Data ................................................................................. 66
4. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik ................................................ 77
5. Uji Ketuntasan Hasil Belajar .................................................................. 78
6. Aspek–Aspek yang Dicapai Model Pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) dalam Meningkatkan Hasil Belajar ................ 78
B. Pembahasan ................................................................................................. 81
BAB VPENUTUP ................................................................................................ 86
A. Simpulan ...................................................................................................... 86
B. Saran ............................................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 92
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................. 34
Gambar 4.1 Kurva Distribusi Normal Hasil Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ....................................................................... 69
Gambar 4.2 Kurva Distribusi Normal Hasil Post test Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ....................................................................... 75
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen ....................................................... 37
Tabel 3.2 Populasi Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 tegal Semester
satu tahun Pelajaran 2015/2016..................................................... 38
Tabel 4.1 Fasilitas SMA Negeri 2 Kota Tegal .............................................. 58
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 60
Tabel 4.3 Gambaran Umum Hasil Skor Pre Test .......................................... 67
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pre Test .............................................. 68
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas dan Uji Independent Sample Test
PreTest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................ 70
Tabel 4.6 Gambaran Umum Hasil Skor Post Test ........................................ 71
Tabel 4.7 Gambaran Umum Lembar Aktivitas Peserta Didik ...................... 72
Tabel 4.8 Gambaran Umum Hasil Lembar Pengamatan Sikap ..................... 73
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test ................................. 74
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dan Uji Independent
Sample Test Post Test .................................................................... 76
Tabel 4.11 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik ...................................... 77
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ......................................................................................... 93
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............. 98
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................... 112
Lampiran 4. Materi Ajar .................................................................................. 125
Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ............................................ 154
Lampiran 6. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 155
Lampiran 7. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol .............................................. 156
Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ............................................................... 157
Lampiran 9. Soal Uji Coba............................................................................... 159
Lampiran 10. Penghitungan Validitas dan Reliabilitas .................................... 163
Lampiran 11. Penghitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal ............ 164
Lampiran 12. Kisi-Kisi SoalPre Test ............................................................... 165
Lampiran 13. Soal Pre Test .............................................................................. 166
Lampiran 14. Hasil Soal Pre Test Kelas Eksperimen ...................................... 169
Lampiran 15. Hasil Soal Pre Test Kelas Kontrol ............................................. 170
Lampiran 16. Tabel Pre Test Kelas Eksperimen ............................................. 171
Lampiran 17. Tabel Pre Test Kelas Kontrol .................................................... 172
Lampiran 18. Kisi-Kisi Soal Post Test ............................................................. 173
Lampiran 19. SoalPost Test ............................................................................. 174
Lampiran 20. Hasil Lembar Soal Post Test Kelas Eksperimen ....................... 177
Lampiran 21. Hasil Lembar SoalPost Test Kelas Kontrol ............................... 179
Lampiran 22. Tabel Post Test Kelas Eksperimen ............................................ 180
Lampiran 23. Tabel Post Test Kelas Kontrol ................................................... 181
Lampiran 24. Perhitungan SPSS Pre Test ....................................................... 182
Lampiran 25. Perhitungan SPSS Post Tes ........................................................ 184
Lampiran 26. Lembar Penilaian Aktivitas Peserta Didik5 .............................. 186
Lampiran 27. Hasil Lembar Penilaian Aktivitas Peserta Didik Eksperimen ... 188
Lampiran 28. Hasil Lembar Penilaian Aktivitas Peserta Didik Kontrol .......... 189
xiv
Lampiran 29. Tabel Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ........ 190
Lampiran 30. Tabel Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ............... 191
Lampiran 31. Tabel Hasil Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen .............. 192
Lampiran 32. Tabel Hasil Penilaian Sikap Siswa Kelas Kontrol .................... 193
Lampiran 33. Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen ............................... 194
Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian Kelas Kontrol ..................................... 197
Lampiran 35. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................... 199
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang dipelajari di
semua jenjang pendidikan baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
maupun sekolah menengah atas. Sejarah mempelajari tentang masa lalu yang
mempunyai nilai-nilai karakter untuk mendidik tiap individu. Sejarah
merupakan dialog antara peristiwa masa lampau dan perkembangan ke masa
depan. Adanya pembelajaran sejarah memungkinkan peserta didik
mengetahui keadaan di masa lampau, sehingga dapat mengambil pelajaran
yang berarti untuk menjalani kehidupannya dan sangat penting dalam upaya
membangun karakter bangsa (Kochhar, 2008:5).
Pembelajaran sejarah bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik tentang kegigihan perjuangan yang dilakukan oleh para
pemimpin nasional untuk memperoleh kemerdekaan dan peran besar yang
diberikan masing-masing tokoh pada zamannya dalam usaha
memperjuangkan kemerdekaan (Kochhar, 2008:28). Mata pelajaran sejarah
memiliki arti yang strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa
yang bermartabat serta pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Pembelajaran sejarah merupakan suatu
perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang didalamnya
mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang mempunyai hubungan erat
2
dengan masa kini. Sejalan dengan hal tersebut menurut Widya (1989:23)
sejarah merupakan dialog berkesinambungan antara masa sekarang dan masa
lampau yang mencerminkan nilai kemasakinian dalam sejarah.
Pembelajaran sejarah bertujuan untuk 1) membangun kesadaran
peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah
proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan; 2) melatih daya kritis
peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar; 3) menumbuhkan
apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai
bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau; 4) menumbuhkan
pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia;
dan 5) menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air. Tujuan
tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 mengenai standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menangah. Selain itu pembelajaran sejarah juga memiliki tujuan akademik
yang hendak dicapai yaitu berupa hasil belajar.
Menurut Suprijono (2012:7) hasil belajar mencakup pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Hasil belajar sejarah akan tercapai dengan baik jika proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses
pembelajaran juga melibatkan antara guru dan peserta didik. Guru mengajak
peserta didik untuk dapat aktif, dan memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya. Sehingga dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari,
3
dan dapat menjadi refleksi diri untuk tiap individu. Dengan demikian proses
belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan peserta
didik. Guru harus yakin dan tahu apa tujuan yang akan dicapai dalam
pengajarannya (Kochhar, 2008:27).
Seiring perkembangan zaman, seperti yang diungkapkan Aman
(2011:7) bahwa selama ini pembelajaran sejarah di sekolah kurang diminati
oleh peserta didik. pelajaran sejarah dianggap sebagai pelajaran yang
membosankan karena cenderung bersifat hapalan, bahkan ada peserta didik
menganggap bahwa pelajaran sejarah tidak membawa manfaat karena
kajiannya adalah masa lalu. Selain itu pelajaran sejarah juga hanya dianggap
sebagai pelajaran pelengkap saja, apalagi mata pelajaran sejarah tidak diuji
nasionalkan. Kondisi ini lama-kelamaan mengakibatkan hasil belajar rendah
dan tujuan pembelajaran sejarah tidak akan tercapai.
Hasil belajar yang rendah dapat dilihat dari beberapa aspek-aspek
yang mempengaruhi proses belajar. Slameto (2010:54-72) menyatakan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal yang terdiri
dari faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan serta faktor eksternal yang
terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor eksternal
misalnya pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat, kurangnya media
yang digunakan, serta metode pembelajaran yang digunakan guru kurang
bervariasi. Faktor internal misalnya kurangnya perhatian peserta didik
terhadap pembelajaran yang dilakukan, tidak adanya minat peserta didik,
serta kurangnya kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
4
Oleh karena itu dalam merancang pembelajaran yang akan dilakukan penting
untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya hasil
belajar sehingga tujuan yang seharusnya dapat tercapai dengan baik.
Kondisi yang sama masih ditemukan di SMA Negeri 2 Kota Tegal.
Peserta didik cenderung bersikap tidak aktif dalam pelaksanaan pembelajaran
sejarah. Peserta didik lebih banyak mendengarkan guru berbicara tanpa
berusaha membangun pengetahuannya secara mandiri maupun dengan peserta
didik yang lain. Peserta didik perlu pembelajaran yang tidak hanya berpusat
pada guru, dan penggunaan model pembelajaran yang bervariasi. Selain itu
peserta didik juga seringkali lupa dengan materi pelajaran yang sudah
diajarkan. Jika kondisi yang sama terjadi secara terus menerus maka akan
menyebabkan rendahnya hasil belajar yang ditandai dengan bosannya peserta
didik terhadap pelajaran sejarah yang kemudian timbulnya sikap apatis dari
peserta didik. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang membantu
peserta didik untuk dapat memperoleh pengetahuan secara optimal.
Membangun pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan
sangat diperlukan. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang dapat
membantu peserta didik memperoleh pengetahuan dengan lebih baik. Model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, serta membantu
peserta didik dalam memahami materi pelajaran secara lebih mendalam.
Pemilihan model pembelajaran yang baik dapat dijadikan alternatif untuk
membantu peserta didik memperoleh pengatahuan dengan baik serta
membantu guru mencapai tujuan pembelajaran yang seharusnya.
5
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mencoba menerapkan
model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition). Model
pembelajaran ini dipilih sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil
belajar sejarah peserta didik terutama dalam pencapaian hasil belajar sejarah
yang optimal. Model pembelajaran AIR merupakan singkatan dari Auditory,
Intellectualy, Repetition. Dengan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) peserta didik dapat ikut aktif dalam proses
pembelajaran sehingga tercipta proses pembelajaran yang hidup dan tidak
hanya berpusat pada guru. Selain itu model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) menerapkan jika belajar juga harus dengan
pengulangan (repetition). Pengulangan yang bertujuan untuk lebih mengingat
kembali materi pelajaran yang telah diajarkan.
Model pembelajaran AIR menuntut peserta didik untuk belajar
melalui mendengarkan, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat,
menanggapi, berkonsentrasi dan berlatih menggunakannya melalui bernalar,
mencipta, mengontruksi, memecahkan masalah. Belajar juga harus dilakukan
dengan pengulangan untuk memperdalam dan memperluas pemahaman
peserta didik melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, maupun kuis.
Secara empirik model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) dapat meningkatkan hasil belajar, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Hardiyanti, dkk (2013) dengan judul Pengaruh Penggunaan
Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X. Hasil penelitian yang dilakukan hardiyanti, dkk
6
(2013) membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar siswa kelas X SMA Laboratorium Undiksha Singaraja yang diberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran (AIR) Auditory
Intellectually Repetition. Widiastuti, dkk (2014) dengan judul pengaruh
model auditory intellectualy repetition berbantuan tape recorder terhadap
keterampilan berbicara. Hasil penelitiannya membuktikan adanya perbedaan
yang signifikan dari hasil analisis data. Diperoleh nilai rata-rata kelompok
eksperimen 75,43 dan nilai rata-rata kelas kontrol 69,81. Keberhasilan
peneliti-peneliti terdahulu yang menggunakan model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam pembelajaran yang dilakukannya,
membuktikan model pembelajaran tersebut mempunyai potensi yang baik
untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya terutama dalam
pembelajaran sejarah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam pembelajaran sejarah di SMA
Negeri 2 Kota Tegal. Peneliti mengangkat judul penelitian “Efektivitas
Penggunaan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal
Tahun Pelajaran 2015/2016”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) dalam pembelajaran sejarah siswa kelas XI di SMA Negeri 2
kota Tegal?
2. Apakah dengan digunakannya model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa
kelas XI di SMA Negeri 2 kota Tegal?
3. Bagaimanakah keefektifan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas XI di
SMA Negeri 2 kota Tegal?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mendeskripsikan tahapan-tahapan penerapan model pembelajaran
AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam pembelajaran sejarah di
siswa kelas XI di SMA Negeri 2 kota Tegal.
2. Untuk mengetahui apakah dengan digunakannya model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition) terdapat peningkatan hasil belajar
sejarah siswa kelas XI di SMA Negeri 2 kota Tegal.
3. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas XI di
SMA Negeri 2 kota Tegal.
8
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang efektivitas
penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
sebagai model yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
sejarah.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini mampu memberikan manfaat berupa:
a. Bagi Siswa
Mengubah cara pandang peserta didik tentang mata pelajaran
sejarah yang membosankan dan membantu peserta didik dalam
memahami materi sejarah secara lebih baik. Serta memberikan
rangsangan dan dorongan kepada peserta didik untuk ikut aktif dalam
proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetition) diharapkan peserta didik dapat meningkatkan
hasil belajar sejarah.
b. Manfaat bagi Guru
Penelitian ini memberikan masukan bagi guru untuk memilih
model pembelajaran yang akan digunakan, sehingga dapat membantu
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan tujuan
dari proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
9
c. Manfaat bagi Sekolah
Hasil penelitian di dapat memberikan masukan untuk sekolah
dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar sejarah. Serta
memberikan motivasi sekolah untuk selalu meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran sejarah.
d. Manfaat bagi Peneliti Lain
Hasil pelitian ini dapat menjadi dasar bagi peneliti lain yang
hendak melakukan penelitian mengenai efektivitas penggunaan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).
E. Batasan Istilah
1. Efektivitas
Efektivitas atau keefektifan dalam kamus besar bahasa Indonesia
(2008:352) yang berarti keberhasilan suatu usaha atau tindakan.
Sedangkan Sudjana (2009:59) memaknai keefektifan berkenaan dengan
jalan, upaya, teknik, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan
secara tepat dan cepat. Sedangkan Keefektifan dalam proses pembelajaran
menurut Budimansyah, Suparlan dan Meirawan (2009:70) yaitu proses
pembelajaran yang menghasilkan apa yang seharusnya dikuasai peserta
didik setelah proses pembelajaran tersebut berlangsung. Beberapa
pandangan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa keefektifan dalam
proses pembelajaran merupakan tingkatan seberapa jauh proses
pembelajaran tersebut dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
10
Efektivitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition) yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar sejarah siswa
kelas XI SMA Negeri 2 kota Tegal tahun pelajaran 2015/2016.
Peningkatan hasil belajar tersebut dibuktikan dengan adanya perbedaan
hasil belajar yang lebih baik setelah penggunaan model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectually, Repetition).
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran
yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum
(Suprijono, 2012:45-46). Sedangkan menurut Winataputra (2005:3) model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian model
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan model
pembelajaran adalah sebuah pola kegiatan terstruktur yang merancang
proses pembelajaran dari awal hingga akhir untuk mencapai tujuan belajar
yang diharapkan.
11
3. Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
Model pembelajaran AIR merupakan singkatan dari Auditory,
Intellectually, Repetition. Auditory bermakna bahwa belajar haruslah
melalui mendengar, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Sedangkan intellectualy
bermakna belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
menggunakannya melalui bernalar, menemukan, mencipta, mengontruksi,
memecahkan masalah dan menerapkan. Repetition merupakan
pengulangan, dengan tujuan memperdalam dan memperluas pemahaman
siswa yang perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, atau
kuis (Shoimin, 2014:29).
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek saja (Suprijono, 2012:7). Sedangkan menurut Rifa’i
dan Tri Anni, (2012:69) hasil belajar adalah sebagai sebuah perubahan
perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.
Jadi hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari suatu proses belajar
yang ditandai dengan perubahan perilaku yang oleh tiap individu, dan
perubahan nilai ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika skripsi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam
memahami dan mengatur uraian pembahasan, seperti:
12
Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, bab I merupakan bab pendahuluan,
di dalamnya terdiri dari antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah (meliputi efektivitas,
model pembelajaran, model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, dan
Repetition), dan hasil belajar).
Adapun Tinjauan Pustaka dipaparkan dalam bab II. Didalamnya
terdiri dari antara lain, pertama terdapat tinjauan pustaka yang terdiri dari
kajian pustaka yang meliputi jurnal dan penelitian terdahulu, dan yang kedua
terdiri dari landasan teori. Di dalam landasan teori terdapat tinjauan pustaka
yang meliputi efektivitas yang meliputi pengertian efektivitas, variabel–
variabel yang menentukan efektifitas keberhasilan belajar peserta didik.
kedua, tentang pengertian pembelajaran sejarah dari segi istilah, manfaat
belajar sejarah, dan keterkaitannya dengan kehidupan siswa di sekolah
maupun dari tujuan pembelajaran sejarah. Ketiga, tinjauan mengenai model
pembelajaran yang meliputi pengertian model pembelajaran serta cici-ciri
dari model pembelajaran. Tinjauan teori keempat, meliputi model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Tinjauan yang
kelima, yaitu hasil belajar dalam kajian kompetensi yang harus dimiliki.
Sedangkan metode penelitian akan dipaparkan dalam bab III, di dalamnya
terdiri dari pendekatan penelitian, populasi, sample, teknik pengambilan
sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji perangkat tes, dan
teknik analisis data,
13
Bab selanjutnya bab IV merupakan bab pembahasan dan hasil
penelitian. Dalam bab ini menguraikan tentang laporan hasil penelitian, terdiri
atas hal-hal yang menyangkut deskripsi obyek penelitian, deskripsi dan
analisis data, dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. Bab terakhir
yaitu bab V merupakan bab penutup, dalam bab ini diuraikan mengenai
kesimpulan yang didasarkan pada hasil penelitian kemudian dilanjutkan
dengan saran-saran.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Penelitian ini merupakan penelitian tentang efektivitas penggunaan
model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) terhadap hasil
belajar sejarah siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Kota Tegal. Pustaka yang
mendasari penelitian ini yaitu hasil-hasil penelitian terdahulu yang memiliki
relevansi dengan penelitian ini. Penelitian yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013), Nailul
Farich (2013), Widiastuti, dkk (2014), Mustaghfiri, dkk (2013), Rahman
(2014), Wulandari (2013).
Handayani (2013) melakukan penelitian berjudul “Keefektifan Model
Auditory Intellectually Repetition (AIR) Berbantuan LKPD Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Peserta Didik SMP” hasil penelitian
menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectualy Repetition) kemampuan penalaran peserta didik pada materi
yang diajarkan lebih baik. Peserta didik lebih memahami materi pembelajaran
yang diajarkan, serta peserta didik dilatih untuk benar-benar berpikir dan
memecahkan masalah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013)
terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Namun dalam penelitain yang
dilakukan oleh Handayani (2013) memiliki kekurangan yaitu adanya
keterbatasan media yang digunakan sehingga mengalami kesulitan pada
proses pembelajaran. Serta tidak digunakan langkah-langah pembelajaran
15
yang sesuai dengan model pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy
Repetition) sehingga sulit untuk dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian relevan juga dilakukan oleh Nailul (2013) dalam skripsinya
yang berjudul “Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition
(AIR) pada Pembelajaran Biologi Materi Pokok Plantae Kelas X MA Wahid
Hasyim Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition)
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, pengingkatan keaktifan siswa
dapat dilihat dari beberapa aspek. Penggunaan model pembelajaran AIR
(Auditory Intellectualy Repetition) juga dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif peserta didik. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Nailul
(2013) memiliki kekurangan yaitu alokasi waktu yang digunakan kurang
dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellecrualy,
Repetition).
Penelitian yang selanjutnya yaitu Widiastuti, dkk (2014) berjudul
”Pengaruh Model Auditory Intellectualy Repetition Berbantuan Tape
Recorder Terhadap Keterampilan Berbicara” hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pelajaran bahasa Indonesia
antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition) berbantuan tape
recorder dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran
konvensional.
16
Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Mustaghfiri, dkk (2013)
berjudul “Komparasi Model Pembelajaran AIR dan Ekspositori Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Ligkungan” dalam jurnal
menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectualy Repetition) guru lebih menyediakan pengalaman belajar yang
dirancang dalam bentuk kelompok guna membantu siswa dalam memahami
materi dan membangun pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru,
sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang telah dipelajari. Selain
itu, dengan model pembelajaran AIR, pembelajaran menjadi lebih menarik
dikarenakan ada kaitannya dengan hal-hal disekitar, sehingga siswa menjadi
semangat dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator
meningkatnya semangat siswa ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam
menyampaikan pendapat, hasil diskusi, dan menanggapi pendapat temannya.
Rahman (2014) melakukan penelitian tentang efektifitas yaitu dengan
judul “Efektifitas Media Pembelajaran Visual Tiga Dimensi (Sketchup)
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Atap Kelas XI Teknik
Gambar Bangunan SMK N 1 Rembang Tahun Ajaran 2013/2014” pada
penelitian ini terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen, sehingga pada penggunaan media
pembelajaran visual tiga dimensi pada pembelajaran dengan materi tentang
teknik gambar bangunan dikatakan efektif. Penelitian selanjutnya tentang
efektifitas juga dilakukan oleh Wulandari dengan judul “Keefektifan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Motivasi
17
Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematika” menyimpulkan bahwa
rata-rata nilai motivasi kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan
dengan kelas kontrol dan rata-rata nilai kemampuan komunikasi matematika
siswa kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol,
sehingga dengan digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe teams
game tournament pada pembelajaran penelitian ini dikatakan efektif.
Adapun penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang ada
sebelumnya seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam hal ini belum
ditemukan penelitian efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR
(Auditory Intellectualy Repetition) terhadap hasil belajar sejarah peserta didik,
yang ada hanyalah pengunaan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectualy Repetition) terhadap mata pelajaran lainnya. Selain itu dalam
penelitian-penelitian yang disebutkan di atas tidak menerapkan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) yang sesuai dengan
sintaknya.
B. Landasan Teori
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang
pengertian efektivitas, pembelajaran sejarah, model pembelajaran, model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition), dan hasil belajar.
1. Efektivitas
Efektivitas atau keefektifan dalam kamus besar bahasa Indonesia
(2008:352) berarti keberhasilan suatu usaha atau tindakan. Sedangkan
menurut Sudjana (2009:59) keefektifan yaitu berkenaan dengan jalan,
18
upaya, teknik, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat
dan cepat. Sedangkan menurut Budimansyah, Suparlan dan Meirawan
(2009:70) keefektifan yaitu proses pembelajaran yang menghasilkan apa
yang seharusnya dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran
tersebut berlangsung. Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang
yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju (Mulyasa, 2009:82).
Beberapa pandangan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa keefektifan
dalam proses pembelajaran merupakan tingkatan seberapa jauh proses
pembelajaran tersebut dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetition), dikatakan efektif jika hasil belajar peserta didik
memiliki kriteria yang mengacu pada: a) ketuntasan belajar, pembelajaran
dikatakan tuntas apabila nilai >75 (nilai KKM) yang mengacu pada nilai
ketuntasan minimal di sekolah SMA Negeri 2 Kota Tegal; b) model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dikatakan efektif
apabila secara statistik hasil belajar peserta didik menunjukan perbedaan
yang lebih baik antara kelas yang menggunakan model pembelajaran
(Auditory, Intellectually, Repetition) dengan kelas yang tidak
menggunakan model pembelajaran (Auditory, Intellectually, Repetition).
Peningkatan hasil belajar di sini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Peningkatan hasil belajar juga dapat tercipta apabila kondisi
19
belajar-mengajar berjalan efektif. Efektifitas dapat dijadikan barometer
untuk mengukur keberhasilan pendidikan (Mulyasa, 2004:83). Untuk
mengetahui keefektifan mengajar dapat dilakukan dengan memberikan tes,
sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses
pengajaran (Trianto, 2011:20). Kondisi belajar-mengajar yang efektif
dapat tercipta karena dipengaruhi beberapa variabel, Menurut Usman
(2011:21-31) ada empat jenis variabel yang menentukannya, yaitu:
a. Peserta didik aktif
Aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan
belajar-mengajar sehingga peserta didiklah yang seharusnya banyak
aktif. Hal ini dikarenakan peserta didik adalah yang merencanakan dan
ia sendiri yang melaksanakan belajar.
b. Minat dan perhatian peserta didik
Kondisi belajar-mengajar dapat dikatakan efektif, jika terdapat
minat dan perhatian peserta didik dalam belajar. Minat merupakan suatu
sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, sedangkan perhatian
cenderung bersifat sementara bahkan kadang menghilang. Minat ini
besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat
seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. William James
(dalam Usman, 2011:27-28) melihat bahwa minat peserta didik
merupakan faktor utama yang menentukan keterlibatan peserta didik
secara aktif dalam belajar.
20
c. Motivasi peserta didik
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mancapai tujuan. Sementara itu, motif diartikan sebagai daya dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan
seseorang yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian
tingkah laku atau perbuatan. Motivasi dapat pula diartikan sebagai
tingkah laku dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Tugas
guru salah satunya membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia
mau untuk belajar.
d. Individualitas
Mengingat adanya perbedaan-perbedaan antar peserta didik,
maka menyamaratakan atau menganggap sama semua peserta didik
ketika guru mengajar secara klasikal pada hakikatnya kurang sesuai
dengan prinsip individualitas. Setiap guru seharusnya memahami bahwa
tidak semua peserta didik dapat mempelajari apa yang ingin dicapai
oleh guru. Guru setidaknya harus menyadari bahwa setiap individu
peserta didik memiliki perbedaan. Oleh karena itu, guru hendaknya
menyadari dan memakluminya apabila ada peserta didik yang cepat
menerima dan memahami pelajaran yang diberikannya atau bahkan
sebaliknya. Hal ini dikarenakan pengajaran individual bukanlah semata-
mata pengajaran yang hanya ditujukan kepada seseorang saja,
21
melainkan ditujukan kepada sekelompok peserta didik atau kelas.
Pengajaran yang sedang dilakukan oleh guru dapat memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal,
apabila guru dapat mengakui dan melayani perbedaan peserta didiknya.
Selain hasil belajar, yang membuat pengajaran menjadi efektif
adalah bagaimana guru berusaha menjadi panutan (modelling) dengan
memperlihatkan kepribadian dan sikapnya yang positif, berpengalaman
dalam mengajar, cakap dalam menyampaikan informasi, reflektif,
motivatoris, dan bersemangat juga untuk belajar Borish (dalam Huda,
2013:7).
2. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang dilakukan guru
dengan menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik (Suprijono,
2012:13). Pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang
guru untuk mengarahkan peserta didik dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Pembelajaran merupakan cara yang dilakukan untuk
mendapatkan pengetahuan (Trianto, 2011:17). Jadi dapat disimpulkan
pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan antara guru dan peserta
didik untuk memperoleh pengetahuan dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan.
Sejarah merupakan salah satu komponen ilmu-ilmu sosial. Tujuan
utama pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah memperkenalkan kepada anak-
anak masa lampau dan masa sekarang, serta memperkenalkan lingkungan
22
geografis dan lingkungan sosial mereka (kochhar, 2008:46). Istilah history
(sejarah) diambil dari kata historia dalam bahasa Yunani yang berarti
informasi atau penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran
(Kochhar, 2008:1). Sejarah juga di definisikan sebagai segala sesuatu yang
pernah terjadi, setiap peristiwa yang pernah terjadi di muka bumi, dapat
berupa politik, ekonomi, sosial, atau budaya (kochhar, 2008:23).
Johnson (dalam Kochhar, 2008:2) berpendapat bahwa sejarah
dalam pengertian yang paling luas adalah segala sesuatu yang pernah
terjadi. Materi yang dipelajari adalah jejak-jejak yang ditinggalkan dari
keberadaan manusia di dunia, gagasan, tradisi dan lembaga sosial, bahasa,
kitab-kitab, barang produksi manusia, fisik manusia itu sendiri, sisa-sisa
fisik manusia, pemikirannya, perasaannya, dan tindakannya. Mata
pelajaran sejarah memiliki arti strategis pada pembentukan watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia
Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.Jadi
pembelajaran sejarah merupakan cara atau proses yang dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan yang dapat membentuk individu menjadi pribadi
yang lebih baik dengan belajar tentang masa lalu.
a. Tujuan Pembelajaran Sejarah
Sasaran utama pembelajaran sejarah di sekolah menengah atas
menurut Kochhar (2008:50-51) yaitu untuk 1) meningkatkan
pemahaman peserta didik terhadap proses perubahan dan
perkembangan yang dilalui umat manusia hingga mampu mencapai
23
tahap perkembangan yang sekarang ini; 2) meningkatkan pemahaman
peserta didik tentang peradaban manusia dan penghargaan terhadap
kesatuan dasar manusia; 3) menghargai berbagai sumbangan yang
diberikan oleh semua kebudayaan pada peradaban manusia secara
keseluruhan; 4) memperkokoh pemahaman peserta didik bahwa
interaksi antar berbagai kebudayaan merupakan faktor yang penting
dalam kemajuan kehidupan manusia; dan 5) memberikan kemudahan
kepada peserta didik yang berminat mempelajari sejarah suatu negara.
Pembelajaran sejarah juga mempunyai tujuan yang harus
dicapai. Tujuan tersebut tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 tahun 2006 mengenai setandar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah yaitu untuk 1) membangun kesadaran
peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan
sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan; 2) melatih
daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar; 3)
menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau; 4) menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses
terbentuknya bangsa Indonesia; dan 5) menumbuhkan kesadaran dalam
diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki
rasa bangga dan cinta tanah air.
Dennis Gunning (dalam Aman, 2011:43) menjelaskan bahwa
secara umum pembelajaran sejarah bertujuan untuk membentuk warga
24
negara yang baik, dan menyadarkan peserta didik untuk mengenal
lingkungan diri dan lingkungannya, serta memberikan pandangan
kesejarahan. Sedangkan secara spesifik tujuan pembelajaran sejarah ada
tiga yaitu, mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan intelektual,
dan memberikan informasi kepada peserta didik.
3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran
yang dirancang berdasarkan implementasi kurikulum (Suprijono,
2012:45-46). Sedangkan menurut Winataputra (2005:3) model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Jadi model pembelajaran adalah
sebuah pola kegiatan terstruktur yang merancang proses pembelajaran dari
awal hingga akhir untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: 1)
model pembelajaran yang mencakup proses pembelajaran secara
menyeluruh; 2) model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan pembelajarannya, sintak dan lingkungan belajarnya; 3) adanya
sintak yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil; dan 4) lingkungan belajar yang mengikuti dari model
25
pembelajaran agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai Kardi dan Nur
(dalam Trianto 2011:23). Sebuah model pembelajaran memiliki struktur
yang jelas. Seperti model yang dikembangkan oleh Joyce dan Weil (2009)
memiliki empat aspek struktur umum yang jelas. Struktur tersebut antara
lain: Sintak, System sosial, Tugas/peran guru, pengaruh model (Huda,
2013:75).
Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses
pembelajaran secara efektif. Tujuan dari pembelajaran akan tercapai baik
dalam ranah afektif, kognitif, maupun psikomotorik dengan model
pembelajaran yang efektif. Menurut Sudjana (2009:22) ada empat unsur
utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta
penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar yang
diharapkan dapat dimiliki setelah menerima atau menempuh pengalaman
belajarnya. Bahan adalah seperangakat pengetahuan yang disampaikan
pada proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan pembelajaran.
Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Sedangkan penilaian adalah upaya untuk mengukur
sejauh mana tujuan dapat tercapai.
4. Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
Model pembelajaran AIR merupakan singkatan dari Auditory,
Intellectually, Repetition. Gaya pembelajaran Auditory, Intellectually,
Repetition (AIR) merupakan gaya pembelajaran yang mirip dengan model
pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) dan
26
pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic (VAK). Perbedaanya
hanya terletak pada pada pengulangan (Repetisi) yang bermakna
pendalaman, perluasan, dan pemantapan dengan cara pemberian tugas dan
kuis (Huda, 2013:289).
Belajar bermodel auditory, yaitu belajar mengutamakan berbicara
dan mendengarkan (Shoimin, 2014:29). Gaya belajar auditorial adalah
gaya yang mengakses segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan
maupun diingat. Maka guru sebaiknya melakukan hal-hal berikut ini,
seperti: (1) melakukan diskusi kelas atau debat, (2) meminta siswa untuk
presentasi, (3) meminta siswa untuk membaca teks dengan keras, (4)
meminta siswa untuk mendiskusikan ide mereka secara verbal, (5)
melaksanakan belajar kelompok (Huda, 2013:290). Meier (2013:95)
mengatakan bahwa pikiran auditory kita lebih kuat daripada yang kita
sadari. Telinga kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi
Auditory, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri
dengan berbicara, beberapa area penting otak kita menjadi aktif.
Menurut Meier (2003:99) intelektual adalah penciptaan makna
dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan
pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru, dan belajar. Intellectually
juga bermakna belajar haruslah menggunakan kemampuan berfikir,
konsentrasi, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,
mengontruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan (Shoimin,
2014:29).
27
Repetition merupakan pengulangan dengan tujuan memperdalam
dan memperluas pemahaman siswa yang perlu dilatih melalui pengerjaan
soal, pemberian tugas, dan kuis (Huda, 2013:291). Pengulangan dalam
kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar pemahaman siswa lebih
mendalam, disertai pemberian soal dalam bentuk tugas latihan atau kuis.
Melalui pemberian tugas diharapkan peserta didik lebih terlatih dalam
menggunakan pengetahuan yang didapat untuk menyelesaikan soal dan
mengingat apa yang telah diterima. Sementara pemberian kuis
dimaksudkan agar peserta didik siap menghadapi ujian atau tes yang
dilaksanakan sewaktu-waktu serta melatih daya ingat dari peserta didik
(Shoimin, 2014:30).
Jika guru menjelaskan suatu unit pelajaran, guru harus
mengulangnya dalam beberapa kali kesempatan. Ingatan peserta didik
tidak selalu stabil, karena itu peserta didik mudah lupa dengan materi yang
sudah diajarkan. Untuk itulah guru membantu mereka dengan pengulangan
pelajaran yang sedang atau sudah dijelaskan. Pelajaran yang diulang akan
memberi tanggapan yang jelas dan tidak mudah dilupakan, sehingga siswa
bisa dengan mudah mengingat materi pelajaran yang diajarkan.
Pengulangan bisa diberikan secara teratur, pada waktu-waktu tertentu, atau
setiap kali materi pelajaran selesai diberikan maupun pada saat-saat
tertentu jika dianggap perlu (Slamet dalam Huda, 2013:291-292).
Adapun langkah-langkah pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetition) menurut Shiomin (2014:30) sebagai berikut:
28
a) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.
b) Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.
c) Setiap kelompok mendiskusikan tentang materi yang mereka pelajari
dan menuliskan hasil diskusi tersebut dan selanjutnya untuk
dipresentasikan di depan kelas (Auditory).
d) Saat diskusi berlangsung siswa mendapat soal atau permasalahan yang
berkaitan dengan materi.
e) Masing-masing kelompok memikirkan cara menerapkan hasil diskusi
serta dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan
masalah (Intellectually).
f) Setelah selesai berdiskusi, siswa mendapat pengulangan materi dengan
cara mendapatkan tugas atau kuis untuk tiap individu (Repetition).
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan
seperti halnya pada model pembelajaran AIR. Beberapa kelebihan model
pembelajaran AIR menurut Shoimin (2014:30-31) adalah sebagai berikut:
a) Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan sering
mengemukakan pendapatnya.
b) Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan secara baik.
c) Peserta didik dengan kemampuan rendah dapat merespon permasalahan
dengan cara mereka sendiri.
d) Peserta didik dari dalam dirinya termotivasi untuk memberikan bukti
atau penjelasan.
29
e) Peserta didik memilki pengetahuan banyak untuk menemukan sesuatu
dalam menjawab permasalahan.
Berdasarkan uraian tentang model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectual, Repetition) tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectual, Repetition) sangat tepat dan
efektif diterapkan pada pelajaran sejarah di kelas XI. Karena model
pembelajaran AIR merangsang peserta didik untuk belajar secara efektif
melalui proses auditory, membantu peserta didik untuk dapat
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan membangun pengetahuannya,
selain itu melalui model AIR peserta didik dapat mempelajari materi
pelajaran secara lebih mendalam melalui kuis maupun pengerjaan soal
sebagai proses pengulangan.
5. Hasil Belajar
Menurut Tri Anni dan Rifa’i (2012:69) hasil belajar adalah sebuah
perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami
kegiatan belajar. Sedangkan menurut Suprijono (2012:7) hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek saja. Artinya hasil belajar yang dimaksudkan tidak hanya dilihat dari
salah satu aspek saja, melainkan secara keseluruhan. Jadi hasil belajar
adalah suatu penilaian akhir dari suatu proses belajar yang ditandai dengan
perubahan perilaku oleh tiap individu secara keseluruhan. Keberhasilan
proses pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar. Hasil belajar yang
dimaksud adalah perubahan perilaku pada diri seseorang yang dihasilkan
30
setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. Seseorang dikatakan telah
belajar apabila terjadi perubahan perilaku, antara perilaku sebelum dan
setelah mengalami kegiatan belajar.
Syarat keberhasilan belajar yaitu: 1) belajar juga memerlukan
sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang; 2)
repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian,
keterampilan maupun sikap pada peserta didik dapat mendalam (Slameto,
2010:28). Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut
dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah
afektif (affective domian), ranah psikomotorik (psychomotoric domain).
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,
dan kemahiran intelektual. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap,
minat, dan nilai. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi
objek, dan koordinasi syaraf (Tri Anni dan Rifa’i, 2012:70-72).
Menurut Slameto (2010:54-72) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, antara lain:
a. Faktor-faktor intern
Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, meliputi:
1) Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan, cacat tubuh.
2) Faktor psikologis, meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, kesiapan.
31
3) Faktor kelelahan, kelelahan ada dua yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan juga sangat
mempengaruhi belajar, jadi haruslah menghindari jangan sampai
terjadi kelelahan.
b. Faktor –faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi:
1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaaan.
2) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
C. Kerangka Berfikir
Tujuan pendidikan nasional menjadi tugas dan tanggung jawab semua
tenaga kependidikan. Guru sebagai salah satu bagian dari tenaga
kependidikan berupaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satu faktor untuk mencapai
hasil belajar yang direncanakan adalah dengan penggunaan model dan
metode pembelajaran yang sesuai. Pemilihan model pembelajaran juga
sangat mempengaruhi peserta didik. Proses belajar dikatakan efektif
32
apabila dalam pemilihan dan penggunaan model pembelajaran sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik maupun lingkungan, serta tujuan
pembelajaran yang berupa pencapaian hasil belajar yang optimal yang
ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual pada peserta didik.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan keterampilan intelektual serta kemampuan mengingat materi
pembelajaran dengan baik untuk peserta didik adalah model pembelajaran
AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition) yaitu model pembelajaran yang belajar
dilakukan dengan berbicara dan mendengarkan (auditory), berfikir,
menyatakan gagasan, menemukan, menjawab permasalahan (intellectually),
serta belajar dengan melakukan pengulangan (repetition).
Model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
merupakan model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk aktif
dalam serangkaian proses pembelajaran. Aktif yang dimaksudkan adalah aktif
dalam berdiskusi, menemukan jawaban, mengemukakan pendapat,
menanggapi, maupun aktif mendengarkan. Selain itu model pembelajaran
AIR merupakan model pembelajaran yang mengajak peserta didik berfikir
untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran AIR juga menekankan
pada pengulangan sehingga peserta didik akan lebih mengingat materi dengan
baik, hal itu bisa dilakukan dengan kuis maupun pengerjaan soal.
Menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) pada pembelajaran sejarah diharapkan dapat meningkatan hasil
33
belajar peserta didik baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotrik,
yang selanjutnya model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) akan dikatakan efektif. Lebih jelasnya, kerangka berfikir
penelitian efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah siswa ditunjukkan
pada bagan 1:
34
Bagan 2.1. Skema kerangka berfikir
Pembelajaran
Tujuan bagi peserta didik:
1. Siswa berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
2. Siswa memahami materi secara lebih
mendalam
3. Siswa dapat berbicara, presentasi,
argumentasi, mengemukakan pendapat
maupun menanggapi tanpa ragu.
guru siswa
Pembelajaran
Model AIR
- Pembelajaran secara aktif
- Memberikan kesempatan lebih banyak kepada
peserta didik dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan
- Pembelajaran secara berkelompok
- Melakukan pengulangan untuk memperdalam materi.
Psikomotorik
Ketrampilan
Kognitif
Hasil belajar
Afektif
Aktivitas
Keefektifan
35
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ho
Rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) tidak terdapat
perbedaan yang lebih baik dari pada kelas yang tidak menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) tersebut.
2. Ha
Rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) terdapat perbedaan
yang lebih baik dari pada kelas yang tidak menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) tersebut.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian “Efektivitas Penggunaan Model
Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Terhadap Hasil Belajar
Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal” ini menggunakan
pendekatan kuantitatif jenis eksperimen. Menurut sugiyono (2012:109)
penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang membandingkan
antara kelompok yang diberikan perlakuan dengan kelompok yang tidak
diberi perlakuan.
Jenis penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi eksperimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2012:114). Ciri
utama dari quasi eksperimental design adalah bahwa sampel yang digunakan
untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak diambil secara
acak dari populasi tertentu.
Jenis penelitian eksperimen yang dipilih dalam penelitian ini untuk
mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectually, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah siswa. Penelitian ini
membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok eksperimen dan kelompok
37
kontrol. Adapun jenis quasi eksperimental design yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nonequivalent control grup design. Nonequivalent
control grup design hampir sama dengan Pretest-Posttes Control Grup
Design adalah desain yang di dalamnya baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrolnya tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012:116). Jadi
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda,
antara kelas eksperimen diberi perlakuan khusus dan kelas kontrol tidak
diberi perlakuan khusus. Mekanisme penelitian dari kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol tersebut digambarkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen
Kelompok Pre test Treatment Post test
Experimen Tes Model pembelajaran AIR Tes
Kontrol Tes _ Tes
(Sugiyono. 2012 :116)
Pada Nonequivalent control grup design terdapat dua kelompok,
dengan kelompok pertama yaitu sebagai kelompok eksperimen, dan
kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Masing-masing kelompok baik
eksperimen maupun kontrol diberikan pre test. Setelah itu kelompok
eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan
model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition), sedangkan kelompok kontrol
tidak diberikan perlakuan. Selanjutnya kedua kelompok tersebut diberikan
post test sebagai nilai akhir.
38
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Juli sampai agustus 2015
yang bertempat di SMA Negeri 2 kota Tegal, jalan lumba-lumba nomor 24
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2
Kota Tegal tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 9 kelas. Meskipun
terdiri atas beberapa kelas yang berbeda, seluruh kelas sebagai kelas populasi
tersebut merupakan satu kesatuan, karena keseluruhannya mempunyai
kesamaan, yaitu siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat yang sama, yaitu
kelas XI SMA, siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama, yaitu
semester ganjil kelas XI SMA, siswa-siswa tersebut mendapat pelajaran
sejarah wajib yang sama dan mendapatkan pengajaran yang sama dengan
kurikulum SMA Negeri 2 tegal yaitu kurikulum 2013 dan dengan guru
pengajar yang sama.
Tabel 3.2. Populasi Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 tegal
Semester satu tahun pelajaran 2015/2016.
No. Kelas Nama kelas Jumlah siswa
1.
XI
XI MIA 1 32
2. XI MIA 2 32
3. XI MIA 3 32
4. XI MIA 4 32
39
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2015
D. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi (Margono 2000:121).
Sedangkan menurut Sugiyono (2012:118) sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sejalan dengan hal itu Arikunto
(2006:131) mengemukakan bahwa sampel merupakan sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian
dari yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian diambil 2
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik nonprobability sampling tipe purposive sampling. Teknik ini
setiap unsur (anggota) populasi tidak diberikan peluang yang sama untuk
dijadikan sampel. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan penentuan tertentu. Salah satu cara dalam purposive sampling adalah
memilih sampel dengan rekomendasi dari seseorang yang berpengalaman,
dalam hal ini adalah guru. Guru dapat mempertimbangkan rata-rata nilai
ulangan semester siswa yang homogen antara kelas XI MIA dan XI IIS.
5. XI IIS 1 30
6. XI IIS 2 28
7. XI IIS 3 30
8. XI IIS 4 30
9. XI IIS 5 28
Jumlah 274
40
Berdasarkan pertimbangan tersebut terdapat selisih nilai rata-rata ulangan
kelas XI IIS 1 dan XI IIS 3 mempunyai selisih yang lebih rendah. Selanjutnya
penentuan sampel diambil dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen
yakni peserta didik kelas XI IIS 1 yang menggunakan model pembelajaran
AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) dan peserta didik kelas XI IIS 3
sebagai kelas kontrol yangtidak menggunakan model pembelajaran.
E. Variabel Penelitian
Menurut Margono (2000:82) variabel adalah segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono
(2012:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sejalan yang
diungkapkan Arikunto (2006:118) bahwa variabel adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut, maka dapat peneliti simpulkan bahwa variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian yang
oleh peneliti dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel
penelitian berfungsi sebagai pembeda antara variabel yang satu dengan yang
lain. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu
variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
41
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah rata-rata hasil belajar sejarah peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:148). Instrumen
berguna sebagai alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
sehingga lebih memudahkan peneliti untuk mengolah hasilnya.
Perangkat tes berupa soal yang telah disusun dan akan di uji cobakan
dikelas XI IIS 4. Analisis hasil uji coba bertujuan untuk mengetahui apakah
soal sudah memenuhi syarat yang baik atau tidak. Analisis yang akan
digunakan meliputi validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.
1. Validitas
Validitas atau kesahihan menunjukan kepada sejauh mana alat
pengukur itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, misalnya
apakah alat itu benar-benar kelihatannya dapat mengungkapkan gejala-
gejala yang hendak diselidiki (Margono, 2000:85). Validitas digunakan
untuk menentukan valid atau tidak intrumen yang akan digunakan dalam
42
penelitian, yang diberikan oleh peneliti kepada responden atau sampel
kelas yang lain sebelum melakukan pengujian langsung pada kelas kontrol
dan kelas ekperimen.
Pengujian validitas interal dapat menggunakan dua cara, yaitu
analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis butir dengan menskor aktivitas siswa yang
kemudian ditabulasi dan dimasukkan dalam korelasi product moment,
dengan rumus:
= ∑ ∑ ∑
√⌊ ∑ ∑ ⌋{ ∑ } ∑
Keterangan: (Arikunto, 2010: 317)
= validitas angket
N = jumlah responden
X = jumlah skor butir soal
Y = Jumlah skor total
Hasil perhitungan rXY dikonsentrasikan dengan taraf signifikansi
5% atau taraf kepercayaan 95%. Jika didapatkan harga rXY>rtabel maka
butir instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga
rXY< rtabel maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.
Hasil analisis ujicoba yang dilakukan di SMA Negeri 2 kota Tegal,
dari 8 soal yang diuji coba untuk mengukur hasil belajar siswa terdapat 5
43
soal yang tergolong valid yaitu soal nomor: 1, 2, 5, 7, dan 8, Sedangkan
soal yang tidak valid berjumlah 3 soal yaitu nomor: 3, 4, dan 6.
2. Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat pengukur menunjukan ketegakan hasil
pengukuran sekiranya alat pengukur yang sama itu digunakan oleh orang
yang sama dalam waktu yang berlainan atau digunakan oleh orang yang
berlainan dalam waktu yang bersamaan atau dalam waktu yang berlainan
(Margono, 2000:85). Dalam menentukan apakah tes yang telah disusun
telah memiliki daya keajegan mengukur (reliabilitas), pada umumnya
untuk tes bentuk uraian digunakan dengan rumus alpha dari Cronbach,
sebagai berikut:
(
) (
)
Keterangan:
= koefisien reliabilitas tes
n = jumlah butir item
= jumlah varian skor dari setiap butir
= varian total (Purnomo, 2012: 41).
Setelah r diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel.
Apabila r > rtabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Dari hasil
analisis ujicoba untuk mengukur hasil belajar kognitif, diketahui r = 0,376
dan rtabel untuk n = 30 dengan taraf kepercayaan 5% sebesar 0,361.
44
Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk mengukur hasil
belajar kognitif reliabel.
3. Daya Beda
Keterangan:
DP = daya pembeda
X KA = rata-rata kelompok atas
X KB = rata-rata kelompok bawah
Skor maks = skor maksimum
Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya
pembeda soal, digunakan klasifikasi sebagai berikut:
D = negatif adalah soal sangat jelek
D = 0, 00 – 0, 20 adalah soal jelek
D = 0, 21 – 0, 40 adalah soal cukup
D = 0, 41 – 0, 70 adalah soal baik
D = 0, 71 – 1, 00 adalah soal sangat baik (Arifin, 2012: 133)
Dari 8 butir soal yang di ujicobakan, klasifikasi daya pembeda soal
dapat diketahui soal yang termasuk dalam kriteria jelek adalah soal nomor
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.
45
4. Tingkat Kesukaran Soal
Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
IK = 0, 00 adalah soal terlalu sukar
0, 00 < IK ≤ 0, 30 adalah soal sukar
0, 30 < IK ≤ 0, 70 adalah soal sedang
0, 70 < IK ≤ 1, 00 adalah soal mudah
(Arifin, 2012: 134-135).
Dari 8 butir soal yang di ujicobakan, klasifikasi indeks kesukaran
dapat diketahui bahwa soal yang tergolong dalam kriteria mudah adalah
soal nomor 5. Soal yang tergolong dalam kriteria sedang adalah soal
nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, dan 8.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini disesuaikan dengan
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
46
1. Observasi
Menurut Margono (2000:158) observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
untuk mengambil data aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Selain
itu, observasi juga dilakukan untuk mendapatkan data kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data dari barang-
barang tertulis seperti buku, majalah, peraturan dan lain-lain (Arikunto,
2006 :158). Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan data mengenai alamat, daftar nama peserta didik kelas XI IIS
SMA Negeri 2 kota Tegal, daftar nilai pelajaran sejarah, foto-foto proses
belajar mengajar dikelas.
3. Tes
Menurut Margono (2000:170) tes ialah seperangkat rangsangan
(stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat
jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Sedangkan
menurut Arikunto (2007:33) tes merupakan suatu alat pengumpul
informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Jadi tes
merupakan alat pengumpul informasi yang diberikan kepada seseorang
untuk mendapat jawaban sebagai dasar penetapan skor atau nilai.
47
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif. Tes
subjektif adalah tes yang pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes
bentuk esai adalah jenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban
yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata (Arikunto, 2007:162).
Sedangkan menurut Margono (2000:170) tes subjektif sama dengan tes
essey, tes essey adalah suatu tes yang menghendaki agar testee
memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang
disusun sendiri. Tes ini dipilih, karena dianggap sebagai metode yang
paling tepat dalam rangka mencari pemecahan yang terdapat dalam
penelitian yang menjadi dasar penulisan skripsi ini. Tes digunakan untuk
peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas kontrol yang
akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peserta didik kelas XI IIS
3, sedangkan kelas eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari peserta didik kelas XI IIS 1. Tes yang digunakan pada
penelitian ini adalah:
a. Pre Tes
Pre tes merupakan uji untuk menyamakan kedudukan masing-
masing kelompok sebelum dilakukan eksperimen pada sampel
penelitian. Dalam penelitian ini yang akan digunakan sebagai nilai pre
tes yaitu hasil pre tes dari peserta didik kelas XI IIS 3 dan kelas XI IIS
1 sebelum diberikannya perlakuan.
48
b. Post Tes
Post tes merupakan uji akhir eksperimen atau tes akhir, yaitu tes
yang dilaksanakan setelah eksperimen. Tujuan post tes ini adalah untuk
mendapatkan bukti efektivitas model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah di kelas
experimen. Dalam penelitian ini yang akan digunakan sebagai nilai post
test yaitu hasil post test dari peserta didik kelas XI IIS 3 yang
merupakan kelas kontrol dan kelas XI IIS 1 yang merupakan kelas
eksperimen yang diberikannya perlakuan.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian yang dilaksanakan analisis data terbagi menjadi dua
tahap yaitu analisis tahap awal dan tahap akhir
1. Analisis Tahap Awal
Analisis data tahap awal dilakukan untuk menguji data pre tes dari
masing-masing kelas, baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata dari kelas kontol dan kelas
eksperimen bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan atau kedua
kelompok berawal dari titik tolak yang sama. Hal-hal yang dianalisis pada
tahap ini adalah:
a. Uji Normalitas
Sebelum data yang diperoleh dari lapangan di analisis lebih
lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui
variabel yang akan di analisis berdistribusi normal atau tidak. Penelitian
49
ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov dengan
menggunakan program SPSS 16 for windows. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.
Normalitas suatu data penting karena dengan data yang terdistribusi
normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili suatu populasi.
Hipotesis dalam pengujian ini adalah :
: data berdistribusi normal
: data tidak berdistribusi normal.
Kaidah pengambilan keputusan:
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi
normal,
Jika Sig < 0,05, makaHo ditolak yang berarti data berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Homogenitas dan Uji Independent Samples T Test
Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui
apakah nilai pre test kedua sampel tersebut mempunyai rata-rata yang
berbeda atau tidak. Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan
dengan uji Independent Sample T Test dengan menggunakansoftware
SPSS 16 for windows. Sebelum melakukan uji t, dilakukan uji
homogenitas. Hal ini digunakan untuk menentukan penggunaan Equal
Variance Assumed (diasumsikan jika varian sama) dan Equal Variance
Not Assumed (diasumsikan jika varian berbeda). Berikut ini langkah-
50
langkah untuk menguji homogenitas kedua kelompok (eksperimen dan
kontrol), sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis uji homogen
H0 : = (varian sama = ke dua kelompok homogen)
H1 : ≠ (varian tidak sama ≠ ke duakelompok tidak homogen)
2) Menganalisis hasil
Pada penggunaan SPSS 16 sudah difasilitasi nilai signifikansi yang
dapat digunakan untuk menolak dan menerima hipotesis nol. Terima
H0 jika sig > 5% sebaliknya tolak H0.
3) Menginterpretasikan hasil
Jika menerima H0 varian sama atau kedua kelompok homogen.
Apabila uji homogen sudah dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
Independen Samples T Test. Berikut ini langkah-langkah dalam
melakukan uji Independen Samples T Test, sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis uji Independen Samples T Test
H0 : μ1≤μ2 (H0 diterima jika rata-rata kelas eksperimen kurang dari
atau sama dengan rata-rata kelas kontrol)
H1:μ1>μ2 (H0 ditolak jika rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata kelas kontrol)
2) Menentukan t hitung
Output dari Equal Variance Assumed didapatkan nilai t hitung.
51
3) Menganalisis hasil
Pada penggunaan SPSS 16 sudah menfasilitasi nilai signifikan yang
dapat digunakan untuk menolak dan menerima H0. H0diterima jika
sig > 5% atau sebaliknya H0 ditolak jika sig < 5%.
4) Menginterpretasikan hasil
Jika H0 diterima berarti rata-rata ke dua kelas adalah sama atau rata-
rata kelas eksperimen kurang dari rata-rata kelas kontrol. Perlakuan
yang berbeda pada ke dua kelas tersebut menghasilkan hal yang
sama atau justru rata-rata kelas eksperimen kurang dari rata-rata
kelas kontrol, seakan-akan perlakuan eksperimen tidak memberi
pengaruh. Sebaliknya jika H0 ditolak dan H1 diterima berarti rata-rata
ke dua kelas adalah berbeda. Apabila rata-rata kelas eksperimen
lebih tinggi daripada rata-rata kelompok kontrol maka perlakuan
pada kelas eksperimen memberi pengaruh terhadap hasil belajar.
2. Analisis Tahap Akhir
melakukan analisis tahap akhir dilakukan post test. Bertujuan untuk
mengambil data hasil belajar peserta didik dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Analisis tahap akhir dilakukan untuk menguji hipotesis. Data
yang digunakan adalah nilai post tes dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Langkah-langkah yang digunakan untuk analisis tahap
akhir, maka dilakukan dengan cara:
52
a. Normalitas
Sebelum data yang diperoleh dari lapangan dianalisis lebih
lanjut, terlebih dahulu di uji normalitas. Langkah-langkah pengujian
normalitas pada tahap akhir sama dengan pengujian normalitas tahap
awal. Hanya saja pengujian normalitas tahap akhir digunakan untuk
hasil dari post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data post test pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
16 for windows. Hipotesis dalam pengujian ini adalah :
: data berdistribusi normal
: data tidak berdistribusi normal.
Kaidah pengambilan keputusan:
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi
normal,
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti data berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Homogenitas dan Uji Independent Samples T-Test
Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui
apakah nilai post test kedua sampel tersebut mempunyai rata-rata yang
berbeda atau tidak. Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan
dengan uji Independent Sample T Test dengan menggunakansoftware
SPSS 16 for windows. Sebelum melakukan uji t, dilakukan uji
53
homogenitas. Hal ini digunakan untuk menentukan penggunaan Equal
Variance Assumed (diasumsikan jika varian sama) dan Equal Variance
Not Assumed (diasumsikan jika varian berbeda). Berikut ini langkah-
langkah untuk menguji homogenitas kedua kelompok (eksperimen dan
kontrol), sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis uji homogen
H0 : = (varian sama = ke dua kelompok homogen)
H1 : ≠ (varian tidak sama ≠ ke duakelompok tidak homogen)
2) Menganalisis hasil
Pada penggunaan SPSS 16 sudah difasilitasi nilai signifikansi yang
dapat digunakan untuk menolak dan menerima hipotesis nol. Terima
H0 jika sig > 5% sebaliknya tolak H0.
3) Menginterpretasikan hasil
Jika menerima H0 varian sama atau kedua kelompok homogen.
Apabila uji homogen sudah dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
Independen Samples T Test. Berikut ini langkah-langkah dalam
melakukan uji Independen Samples T Test, sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis uji Independen Samples T Test
H0 : μ1≤μ2 (H0 diterima jika rata-rata kelas eksperimen kurang dari
atau sama dengan rata-rata kelas kontrol)
H1:μ1>μ2 (H0 ditolak jika rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata kelas kontrol)
54
2) Menentukan t hitung
Output dari Equal Variance Assumed didapatkan nilai t hitung.
3) Menganalisis hasil
Pada penggunaan SPSS 16 sudah menfasilitasi nilai signifikan yang
dapat digunakan untuk menolak dan menerima H0. H0diterima jika
sig > 5% atau sebaliknya H0 ditolak jika sig < 5%.
4) Menginterpretasikan hasil
Jika H0 diterima berarti rata-rata ke dua kelas adalah sama atau rata-
rata kelas eksperimen kurang dari rata-rata kelas kontrol. Perlakuan
yang berbeda pada ke dua kelas tersebut menghasilkan hal yang
sama atau justru rata-rata kelas eksperimen kurang dari rata-rata
kelas kontrol, seakan-akan perlakuan eksperimen tidak memberi
pengaruh. Sebaliknya jika H0 ditolak dan H1 diterima berarti rata-rata
ke dua kelas adalah berbeda. Apabila rata-rata kelas eksperimen
lebih tinggi daripada rata-rata kelompok kontrol maka perlakuan
pada kelas eksperimen memberi pengaruh terhadap hasil belajar.
86
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Selama proses pembelajaran, peserta didik sangat antusias dalam kegiatan
pembelajaran. karena proses pembelajaran model AIR (Auditory,
Intellecualy, Repetition) menekankan belajar sambil berbicara dan
mendengarkan yang kemudian membuat peserta didik ikut terlibat secara
aktif dalam proses pencarian jawaban dari rumusan masalah, serta peserta
didik boleh berpendapat sesuai dengan pendapatnya masing-masing yang
kemudian terjalin hubungan interaksi yang baik antara peserta didik
dengan peserta didik, maupun peserta didik dengan guru. Pengulangan
yang terdapat pada model pembelajaran AIR (Auditory, Intellecualy,
Repetition) juga membantu peserta didik dalam mengingat materi
pembelajaran.
2. Pembelajaran dengan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) dilakukan di kelas eksperimen dengan hasil belajarpeserta
didik sebelum di berikan perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) diperoleh rata-rata
skor hasil belajar 44,83, sedangkan setelah diberikan perlakuan yaitu
menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
87
Repetition)mencapai 79,83. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-
rata skor hasil belajar 44,33, dan setelah pembelajaran tanpa menggunakan
model AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) rata-rata skor mencapai
69,17. Selain itu pada aspek afektif antara kelas eksperimen dan kontrol
juga mengalami perbedaan hasil belajar yaitu 30% kelas pada eksperimen
dengan kriteria sangat baik, sedangkan kelas kontrol dengan kriteria sangat
baik yaitu 16,66%, dan pada aspek psikomotrik skor rata-rata kelas
eksperimenmencapai 53,33% sedangkan kelas kontrol 23,33%,
3. Penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
pada kompetensi dasar tentang proses masuk dan perkembangan
penjajahan bangsa Barat (Portugis, Belanda dan Inggris) di Indonesia
efektif diterapkan. Terbukti bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik
pada kelas eksperimen terdapat perbedaan yang lebih baik daripada rata-
rata hasil belajar kelas kontrol di SMA Negeri 2 Kota Tegaldan persentase
ketuntasan hasil belajar klasikal kelas eksperimen mencapai 80% ≥ 75
%.sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar klasikal kelas kontrol
mencapai 30% < 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) efektif digunakan
pada kelas XI di SMA Negeri 2 Kota Tegal.
88
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,maka terdapat beberapa
saran sebagai berikut:
1. Diharapkan guru bisa mengembangkan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran sejarah di
SMA Negeri 2 Kota Tegal.
2. Penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
memerlukan waktu yang panjang, karena itu perlu adanya persiapan yang
cukup sebelum penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) di kelas, terutama masalah dalam rincian waktu.
3. Bagi penelitian selanjutnya media auditory sebaiknya sudah dipersiapkan
beberapa waktu sebelum penelitian dilaksanakan, karena untuk
mendapatkan media auditory yang sesuai dengan materi pembelajaran
diperlukan waktu yang lama. Sehingga proses penelitian dapat berjalan
dengan lancar.
89
DAFTAR PUSTAKA
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikian Islam.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Budimansyah, Suparlan dan Meirawan. 2009. PAKEM “Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. Bandung: Genesindo.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Handayani, dkk. 2014. Keefektifan Auditory Intellectually Repetition Berbantuan
LKPD terhadap Kemampuan Penalaran Peserta Didik SMP. Volume 5,
Nomor 1, Juni 2014.
Hardiyanti, dkk. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Auditory
Intellectualy Repetition (AIR) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X.
Volume 2, Nomor 4, Juni 2013.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
90
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Nomor 22 Tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kochhar, S K. 2008. Pembelajaran Sejarah “Teaching of History”. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Meier, Dave. 2003. The Accelerated Learning Handbook; panduan kreatif dan
efektif merancang program pendidikan dan pelatihan. Bandung: Kaifa.
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosda
Mustaghfiri, dkk. 2013. Komparasi Model Pembelajaran AIR dan Ekspositori
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Ligkungan.Volume 2.
Nomor 1, 2013.
Nailul Farich, Laili. 2013. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition
(AIR) pada Pembelajaran Biologi Materi Pokok Plantae Kelas X MA
Wahid Hasyim Tahun Pelajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Purnomo, Arif. 2012. Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Jurusan Sejarah FIS
Unnes.
Rahman, Auliya. 2014. Efektifitas Media Pembelajaran Visual Tiga Dimensi
(Sketchup) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Atap
Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Rembang Tahun Ajaran
2013/2014. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Rifa’i dan Tri Ani. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
91
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Roesdakarya.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Usman, Uzher. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widiastuti, dkk. 2014. Pengaruh Model Auditory Intellectualy Repetition
Berbantuan Tape Recorder Terhadap Keterampilan Berbicara. Volume 2,
Nomor 1, 2014.
Widja, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah.Jakarta: Depdikbud.
Winataputra, Udin S. 2005. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wulandari, Dyah A. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament Pada Motivasi Belajar Dan Kemampuan
Komunikasi Matematika. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
93
Lampiran 1. Silabus
SILABUS
Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Tegal
Kelas : XI
Mata Pelajaran : Sejarah
Semester : 1
Kompetensi Inti :
KI -1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI-3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
94
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.
2.2 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang dalam mewujudkan cita-cita mendirikan negara dan bangsa Indonesia dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.5 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
3.2 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Barat ( Portugis, Belanda dan Inggris ) di Indonesia.
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
Perubahan, dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah
Mengamati:
membaca buku teks tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan
Observasi: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data, dan pembuatan laporan.
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas XI.
Buku-buku lainnya
Internet
95
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
4.2 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
pada masa penjajahan asing hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia
Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia
Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
Menanya:
berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
Mengeksplorasikan:
mengumpulkaninformasi terkait dengan pertanyaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan
Portofolio: menilai laporan peserta didik tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20. Tes tertulis: menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20
Gambar aktifitas imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia.
Gambar-gambar bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat..
Peta lokasi perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa Barat.
96
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20, melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lain.
Mengasosiasi:
menganalisis informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainya untuk mendapatkan kesimpulan tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
Mengkomunikasikan:
hasil analisis yang telah dilakukan selanjutnya
97
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
dibuat laporan dalam bentuk tulisan tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
98
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 kota Tegal
Kelas / Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)
Pertemuan ke : 1 dan 2
Alokasi waktu : 4X 45 menit (180 Menit)
Materi Pokok : Antara Kolonialisme dan Imperialisme
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual,
konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
99
B. Kompetensi Dasar C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2 Menghayati nilai-nilai
persatuan dan keinginan
bersatu dalam perjuangan
pergerakan nasional menuju
kemerdekaan bangsa sebagai
karunia Tuhan Yang Maha
Esa terhadap bangsa dan
negara Indonesia.
1.1.1 Bersyukur dengan
ucapan/tindakan atas segala
nikmat yang diberikan Tuhan
YME
2.2 Meneladani perilaku
kerjasama, tanggung jawab,
cinta damai para pejuang
untuk meraih kemerdekaan
dan menunjukkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2.5 Berlaku jujur dan
bertanggung-jawab dalam
mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah
2.2.1 Menunjukan sikap tanggung
jawab dan berkerja sama dalam
berdiskusi.
2.5.1 Menunjukan sikap jujur dan
tanggung jawab dengan tidak
mencontek saat pembelajaran
serta mengerjakan tugas yang
diberikan dengan baik.
3.2 Menganalisis proses masuk
dan perkembangan penjajahan
bangsa Barat (Portugis,
Belanda dan Inggris) di
Indonesia.
3.2.1 Menjelaskan tujuan dan latar
belakang bangsa barat datang ke
Nusantara.
3.2.2 Menjelaskan lahirnya
kolonialisme dan imperialisme
barat di Nusantara.
3.2.3 Menjelaskan tujuan dan
perkembangan VOC.
3.2.4 Menjelaskan kemunduran VOC.
100
4.2 Mengolah informasi tentang
proses masuk dan
perkembangan penjajahan
Bangsa Barat di Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah
4.2.1 Menceritakan dan menuliskan
informasi tentang proses masuk
dan perkembangan penjajahan
Bangsa Barat di Nusantara dan
menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdoa sebelum memulai pembelajaran, maka dapat membuat
peserta didik lebih mengerti rasa syukur terhadap Tuhan YME.
2. Peserta didik menunjukan sikap tanggung jawab dan bekerja sama dalam
melaksanakan tugasyang diberikan guru.
3. Peserta didik menunjukan sikap jujur dengan tidak mencontek saat
ulangan.
4. Peserta didik menunjukan sikap tanggung jawab dengan mengerjakan
tugas yang diberikan.
5. Peserta didik mampu menganalisis latar belakang dan tujuan datangnya
bangsa barat ke Nusantara.
6. Peserta didik dapat menjelaskan jalur pelayaran dan kedatangan bangsa
barat ke Nusantara.
7. Peserta didik mampu menganalisis tujuan dan awal perkembangan VOC
dan kebijakan VOC di Nusantara serta proses kebangkrutan VOC.
8. Peserta didik mampu menganalisis reaksi rakyat terhadap keserakahan
VOC.
9. Peserta didik dapat menyusun tulisan sejarah tentang proses masuk dan
perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Nusantara dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah.
E. Materi Ajar
Antara Kolonialisme dan Imperialisme
1. Latar belakang dan tujuan datangnya bangsa barat ke Nusantara.
2. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa barat ke Nusantara.
3. Tujuan dan perkembangan awal VOC
101
4. Berbagai bentuk reaksi rakyat terhadap keserakahan VOC
5. Proses kebangkrutan VOC.
F. Metode Pembelajaran
1. Model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition).
2. Metode yang akan digunakan adalah metode diskusi dan ceramah.
3. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintific.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran:
Tahap Kegiatan Belajar Alokasi
Waktu
1 Pendah
uluan
1.1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam. (1 menit)
1.2 Guru mempersilahkan salah satu peserta didik
memimpin doa. (1 menit)
1.3 Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif
untuk proses belajar mengajar (kerapian dan
kebersihan ruang kelas, presensi/absensi,
menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan). (3 menit)
1.4 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
agar peserta didik antusias dan serius dalam
mengikuti pembelajaran. (2 menit)
1.5 Guru Menjelaskan model pembelajaran AIR
(Auditory Intellectually Repetition) agar peserta
didik dapat mengerti tentang model pembelajaran
ini. (2 menit)
1.6 Guru menyampaikan topik tentang masuknya bangsa
barat ke Indonesia dan menyampaikan tujuan
pembelajaran serta kompetensi dasar yang harus
dicapai peserta didik. (1 menit)
10 Menit
102
2 Kegiat
an Inti
2.1 Mengamati
Guru menyalakan video yang berisi nyanyian tentang
jalur pelayaran dan penjelajahan samudra yang
akhirnya sampai ke Indonesia. Peserta didik diminta
untuk mengamati dan mendengarkan video
tersebut.(Auditory) (3 menit)
2.2 Menanya
a. Guru mendorong peserta didik untuk bertanya hal-
hal yang sekiranya terkait dengan video yang
ditayangkan. Misalnya bertanya tentang:
- Mengapa bangsa barat ingin datang ke
Nusantara?.
- Mengapa bangsa barat ingin datang ke
Malaka?
- Apa yang melatarbelangi masuknya bangsa
barat ke Nusantara?. (Auditory) (4 Menit)
b. Guru menjawab pertanyaan dan menjelaskan
secara singkat terkait pertanyaan dari peserta didik
yang kemudian diarahkan dengan materi. (10
menit)
2.3 Mengumpulkan/eksplorasi informasi
a. Guru membagi kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan cara
peserta didik menghitung angka 1 sampai 6 dan
seterusnya sampai selesai. (3 menit)
b. Setiap kelompok mendapatkan tugas melakukan
eksplorasi/ mengumpulkan informasi dan
mengasosiasi melalui diskusi kelompok.
(Intellectual)(15 menit)
1. Kelompok 1 dan 2 bertugas mendiskusikan
dan merumuskan materi tentang latar belakang
70 Menit
103
dan tujuan datangnya bangsa Barat ke
Indonesia.
2. Kelompok 3 dan 4 berdiskusi dan merumuskan
tentang perjalanan yang dilakukan bangsa
Spanyol menuju dunia Timur hingga sampai di
Indonesia.
3. Kelompok 5 dan 6 mendiskusikan dan
merumuskan tentang perjalanan yang
dilakukan bangsa Belanda menuju dunia
Timur hingga sampai di Indonesia.
c. Peserta didik mencari data melalui buku paket
maupun sumber-sumber yang lain.
2.4 Mengasosiasi
Dengan mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, maka peserta didik dapat
mengembangkan diri untuk bekerja keras dalam
mendeskripsikan:(Intellectualy) (4 menit)
1. Latar belakang dan tujuan datangnya bangsa
Barat ke Indonesia.
2. Perjalanan yang dilakukan bangsa barat menuju
dunia timur.
3. Faktor-kator yang menyebabkan Nusantara yang
kaya dan indah terpaksa dikuasai oleh bangsa
asing.
2.5 Mengkomunikasikan
a. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mereka dalam rangka mengomunikasikan
hasil karya kelompok. Pada saat kelompok
tertentu melakukan prentasi, kelompok yang lain
dapat bertanya, demikian sampai masing-masing
mendapat giliran.(Auditory)(15 menit)
104
b. Guru membimbing peserta didik untuk
menyimpulkan materi yang baru dipelajari.
(Intellectually) (3 menit)
c. Guru memberikan kuis secara lisan kepada peserta
didik. (Repetition) (3 menit)
d. Peserta didik mengerjakan kuis dari guru
(repetition) (10 menit)
3 Kegiat
an
Akhir
3.1 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
tentang kedatangan bangsa barat di Indonesia. (3
menit)
3.2 Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh
setelah belajar tentang kedatanga bangsa barat ke
Indonesia. (3 menit)
3.3 Guru sekali lagi menegaskan agar para peserta didik
tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Esa yang telah
memberikan kekayaan dan keindahan tanah air
Indonesia, para peserta didik harus belajar dan kerja
keras agar menjadi bangsa yang cerdas agar tidak
mudah dibodohi orang lain apalagi orang lain akan
menguasai kehidupan bangsa kita. (3 menit)
3.4 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam. (1 menit)
10 Menit
Pertemuan ke-2
Tahap Kegiatan Belajar Alokasi
Waktu
1 Penda
huluan
1.1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam. (1 menit)
1.2 Guru mempersilahkan salah satu peserta didik
10 Menit
105
memimpin doa. (1 menit)
1.3 Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk
proses belajar mengajar (kerapian dan kebersihan
ruang kelas, presensi/absensi, menyiapkan media dan
alat serta buku yang diperlukan) (3 menit)
1.4 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar
peserta didik antusias dan serius dalam mengikuti
pembelajaran. (2 menit)
1.5 Guru Menjelaskan model pembelajaran AIR
(Auditory Intellectually Repetition) agar peserta didik
dapat mengerti tentang model pembelajaran ini. (2
menit)
1.6 Guru menyampaikan topik tentang keserakahan
kongsi dagang di Indonesiadan kompetensi yang akan
dicapai. (1 menit)
2 Kegiatan
Inti
2.1 Mengamati
Guru menayangkan video tentang kekuasaan VOC di
Indonesia. Peserta didik diminta untuk mengamati
dan mendengarkan video tersebut. (Auditory) (3
menit)
2.2 Menanya
a. Guru mendorong peserta didik untuk bertanya
tentang hal-hal yang terkait dengan video yang
ditayangkan. (4 menit)
Misalnya menanya tentang:
- Apa itu politik devide et impera?
- Mengapa VOC akhirnya dibubarkan?
- Mengapa Belanda ingin mengusai
nusantara?
b. Guru menjawab pertanyaan dari peserta didik
yang kemudian diarahkan kepada materi yang
70 Menit
70 e
n
i
t
106
akan dipelajari dan peserta didik mendengarkan
guru berbicara. (Auditory) (11 menit)
2.3 Mengumpulkan
a. Guru membagi kelompoksesuai dengan
kelompok pada pertemuan sebelumnya. (2
menit)
b. Setiap kelompok mendapatkan tugas
mengumpulkan data dan mengasosiasi melalui
diskusi kelompok. (15 menit)
1. Kelompok 1 dan 2 bertugas mendiskusikan
tentang tujuan dan perkembangan awal VOC
2. Kelompok 3 dan 4 berdiskusi dan
merumuskan tentang cara J.P. Coen untuk
meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi
Nusantara?
3. Kelompok 5 dan 6 mendiskusikan tentang
dampak VOC bagi rakyat Indonesia serta
proses kebangkrutan VOC.
c. Peserta didik mencari data melalui buku paket
maupun sumber-sumber yang lain.
2.4 Mengasosiasi
Dengan mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, maka peserta didik dapat
mengembangkan diri untuk bekerja keras dalam
mendeskripsikan: (4 menit)
a. Tujuan dan perkembangan awal VOC.
b. Kebijakan dan kekejaman VOC.
c. Kebangkrutan VOC.
2.5 Mengkomunikasikan
a. Masing-masingkelompok mempresentasikan hasil
diskusi mereka dalam rangkamengomunikasikan
107
hasil karyakelompok.Pada saat kelompok tertentu
melakukan prentasi, kelompok yang lain dapat
bertanya, demikiansampai masing-masing
mendapat giliran.(Auditory) (15 menit)
b. Guru membimbing peserta didik untuk
menyimpulkan materi yang baru dipelajari.
(Intellectually)(3 menit)
c. Guru memberikan kuis secara lisan kepada
peserta didik. (repetition) (3 menit)
d. Peserta didik mengerjakan kuis dari guru
(repetition) (10 menit)
3 Kegiat
an
akhir
3.1 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
tentang kekuasaan VOC di Indonesia. (3 menit)
3.2 Peserta didik melakukan refleksi tentang
pelaksanaan pembelajaran dan pelajaran apa yang
diperoleh setelah belajar tentang kekuasaan VOC di
Indonesia. (3 menit)
3.3 Guru sekali lagi menegaskan agar para peserta didik
tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Esa yang telah
memberikan kekayaan dan keindahan tanah air
Indonesia, para peserta didik harus belajar dan kerja
keras agar menjadi bangsa yang cerdas agar tidak
mudah dibodohi orang lain apalagi orang lain akan
menguasai kehidupan bangsa kita. (3 menit)
3.4 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam. (1 menit)
10 Menit
H. Sumber Belajar
1. Dwi Amurwani, dkk. 2014. Buku Siswa Sejarah Indonesia Kelas XI.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
108
2. Dwi Amurwani, dkk. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia Kelas XI.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Ratna Hapsari. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
I. Media Pembelajaran
1. Media
- video
2. Alat dan Bahan
- Laptop, speaker, white Board, spidol, LCD, Lembar Tugas
J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1 Penilaian Spiritual
1. Teknik Penilaian : Observasi
2. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi
Penilaian spiritual
Kelas :
Mata Pelajaran :
No. Nama
Sikap Spiritual
Jumlah Skor Mensyukuri
1-4
2.
3.
4.
5.
1. Keterangan
a. Sikap spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
1) Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
2) Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai
agamayang dianut.
109
3) Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai
4) Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
Rubrik pemberian skor:
- 1 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
- 3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan
tersebut.
1. Penilaian Sikap Sosial
1. Teknik Penilaian : Observasi
2. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi
Penilaian sikap sosial
Kelas :
Mata Pelajaran :
No. Nama
Sikap sosial
Jumlah
skor Kerjasama Tanggung jawab
Percaya
Diri
1-4 1-4 1-4
1.
2.
3.
4.
Petunjuk penyekoran :
Peserta didik yang memperoleh skor :
Baik sekali : apabila memperoleh 10-12
Baik : apabila memperoleh 7-9
Cukup : apabila memperoleh 5-6
Kurang : apabila memperoleh 3-4
110
Rubrik penilaian sikap:
Aspek sikap Rubrik Nilai
Kerjasama Tidak peduli kepada sesama dalam
melakukan tugas.
1
Kurang peduli kepada sesama dalam
melakukan tugas.
2
Cukup peduli dan saling membantu sesama
dalam melakukan tugas.
3
Peduli, mau membantu, ramah, dan
menghargai sesama dalam melakukan tugas.
4
Tanggung
jawab
Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan
melalaikan tugas yang diberikan.
1
Kurang serius dalam menyelesaikan tugas
dan tidak berupaya secara maksimal.
2
Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi
belum maksimal.
3
Melakukan tugas dengan sangat baik dan
tepat waktu.
4
Percaya diri Percaya diri dalam menyelesaikan tugas. 1
Kurang percaya diri dalam menyelesaikan
tugas.
2
cukup percaya diri dalam menyelesaikan
tugas.
3
Sangat percaya diri dan serius dalam
menyelesaikan tugas.
4
3. Penilaian Pengetahuan
1. Teknik Penilaian : Observasi
2. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi
112
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 kota Tegal
Kelas / Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)
Pertemuan ke : 1 dan 2
Alokasi waktu : 4 X 45 menit (180 Menit)
Materi Pokok : Antara Kolonialisme dan Imperialisme
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual,
konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
113
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator Pencapaian
Kompetensi
1.1Menghayati nilai-nilai persatuan
dan keinginan bersatu dalam
perjuangan pergerakan nasional
menuju kemerdekaan bangsa
sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa terhadap bangsa dan negara
Indonesia.
1.1.1 Bersyukur dengan
ucapan/tindakan atas segala
nikmat yang diberikan Tuhan
YME
2.2 Meneladani perilaku kerjasama,
tanggung jawab, cinta damai para
pejuang untuk meraih kemerdekaan
dan menunjukkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2.5 Berlaku jujur dan bertanggung-
jawab dalam mengerjakan tugas-
tugas dari pembelajaran sejarah
2.2.1 Menunjukan sikap tanggung
jawab dan berkerja sama
dalam berdiskusi.
2.5.1 Menunjukan sikap jujur dan
tanggung jawab dengan tidak
mencontek saat pembelajaran
serta mengerjakan tugas yang
diberikan dengan baik.
3.3Menganalisis proses masuk dan
perkembangan penjajahan bangsa
Barat (Portugis, Belanda dan
Inggris) di Indonesia.
3.2.1 Menjelaskan tujuan dan latar
belakang bangsa barat datang
ke Nusantara.
3.2.2 Menjelaskan lahirnya
kolonialisme dan imperialisme
barat di Nusantara.
3.2.3 Menjelaskan tujuan dan
perkembangan VOC.
3.2.4 Menjelaskan kemunduran
VOC.
4.2Mengolah informasi tentang proses 4.2.1 Menceritakan dan menuliskan
114
masuk dan perkembangan
penjajahan Bangsa Barat di
Indonesia dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah
informasi tentang proses masuk
dan perkembangan penjajahan
Bangsa Barat di Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdoa sebelum memulai pembelajaran, maka dapat membuat
peserta didik lebih mengerti rasa syukur terhadap Tuhan YME.
2. Peserta didik menunjukan sikap tanggung jawab dan bekerja sama dalam
melaksanakan tugasyang diberikan guru
3. Peserta didik menunjukan sikap jujur dengan tidak mencontek saat
pembelajaran.
4. Peserta didik menunjukan sikap tanggung jawab dengan mengerjakan
tugas yang diberikan.
5. Peserta didik mampu menganalisis latar belakang dan tujuan datangnya
bangsa barat ke Nusantara.
6. Peserta didik dapat menjelaskan jalur pelayaran dan kedatangan bangsa
barat ke Nusantara.
7. Peserta didik mampu menganalisis tujuan dan awal perkembangan VOC
dan kebijakan VOC di Indonesia serta proses kebangkrutan VOC.
8. Peserta didik mampu menganalisis reaksi rakyat terhadap keserakahan
VOC.
9. Peserta didik dapat menyusun tulisan sejarah tentang masuknya bangsa
barat ke Nusantara.
E. Materi Ajar
Antara Kolonialisme dan Imperialisme
1. Latar belakang dan tujuan datangnya bangsa barat ke Nusantara.
2. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa barat ke Nusantara.
3. Tujuan dan perkembangan awal VOC
4. Berbagai kebijakan VOC di Indonesia.
5. Berbagai bentuk reaksi rakyat terhadap keserakahan VOC
115
6. Proses kebangkrutan VOC.
F. Metode Pembelajaran
1. Metode yang akan digunakan adalah metode diskusi dan ceramah.
2. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintific.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran:
1. Pertemuan ke-1
Langkah
kegiatan Kegiatan
Alokasi
Waktu
1. Pendahul
uan
1.1 Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam.
1.2 Mempersilakan salah satu peserta didik
memimpin doa.
1.3 Guru menyiapkan kondisi fisik kelas seperti
memeriksa kesiapan tempat pembelajaran
(kebersihan dan kenyamanan) serta
mengabsensi kehadiran peserta didik. (2
menit)
1.4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kompetensi dasar yang harus dicapai
peserta didik.
1.5 Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik agar peserta didik antusias dan serius
dalam mengikuti pembelajaran yang
berlangsung.
10
Menit
2. Kegiatan
Inti
2.1 Mengamati
Guru menayangkan gambar peta
penjelajahan samudra yang akhirnya sampai
ke Indonesia dan gambar tokoh pelayaran
seperti Magellan. (2 menit)
70 meni
t
116
Gambar 1. Peta penjelajahan samudra.
Gambar 2. Christopher Colombus
2.2 Menanya
1. Guru mendorong peserta didik untuk
bertanya hal-hal yang sekiranya terkait
dengan gambar yang ditayangkan.
Misalnya peserta didik bertanya: (4
menit)
a. Peta yang menunjukan tentang
apakah di depan?
b. Mengapa terdapat perbedaan warna
dan mengapa tujuan dari jalur
pelayaran sama?
2. Guru menjelaskan secara singkat terkait
pertanyaan dari peserta didik dan
menghubungkannya pada materi yang
117
akan dipelajari. (4 menit)
2.3 Mencoba/ Mengumpulkan Data
1. Guru membagi kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5.
Kelompok dibagi berdasarkan pilihan
dari peserta didik. (5 menit)
2. Setelah peserta didik mulai berkelompok,
guru memberikan permasalahan terkait
dengan materi kepada masing-masing
kelompok. Masalah yang terkait antara
lain seperti berikut: (25 menit)
a. Kelompok 1 dan 2 bertugas
mendiskusikan dan merumuskan
materi tentang latar belakang dan
tujuan datangnya bangsa Barat ke
Indonesia.
b. Kelompok 3 dan 4 berdiskusi dan
merumuskan tentang perjalanan yang
dilakukan bangsa Spanyol menuju
dunia Timur hingga sampai di
Indonesia.
c. Kelompok 5 dan 6 mendiskusikan dan
merumuskan tentang perjalanan yang
dilakukan bangsa Belanda menuju
dunia Timur hingga sampai di
Indonesia.
3. Peserta didik mencari data melalui buku
paket maupun sumber-sumber yang lain
2.4 Mengasosiasikan
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
mereka dan menuliskannya dalam lembar
118
kerja yang sudah di sediakan oleh guru.
(10 menit)
2.5 Mengkomunikasikan
Beberapa kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompok mereka di depan
kelas. (20 menit)
3. Kegiatan
Akhir
3.1 Guru bersama peserta didik penyimpulkan
hasil dari pembelajaran yang sudah
dilakukan. (8 menit)
3.2 Guru menutup pembelajaran yang selesai
dilakukan dengan berdoa. (2 menit)
10 Enit
2 Pertemuan ke-2
Langkah
kegiatan Kegiatan
Alokasi
Waktu
1. Pembuka
an
1.1 Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam. (1 menit)
1.2 Mempersilakan salah satu peserta didik
memimpin doa. (2 menit)
1.3 Guru menyiapkan kondisi fisik kelas seperti
memeriksa kesiapan tempat pembelajaran
(kebersihan dan kenyamanan) serta
mengabsensi kehadiran peserta didik. (4
menit)
1.4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kompetensi dasar yang harus dicapai
peserta didik. (3 menit)
10 Menit
2. Kegiatan
Inti
2.1 Mengamati
Peserta didik mengamati gambar yang
ditunjukan guru di depan, misalnya gambar
tokoh VOC Pieter Both. (3 menit)
70 Menit
119
Gambar 3. Pieter Both.
2.2 Menanya
Guru mendorong peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang
terkait dengan gambar-gambar tersebut.
Misalnya :
1. Siapakah tokoh pada gambar tersebut?.
(7 menit)
2.3 Mencoba/ Mengumpulkan Data
1. Guru membagi kelompok masing-
masing kelompok terdiri dari 5 orang.
Kelompok dibagi berdasarkan kelompok
pada pertemuan sebelumnya. (3 menit)
2. Tiap kelompok mendiskusikan
pertanyaan yang diberikan oleh guru
terkait dengan materi. Masalah yang
terkait antara lain seperti berikut: (27
menit)
a. Kelompok 1 dan 2 bertugas
mendiskusikan tentang tujuan dan
perkembangan awal VOC
b. Kelompok 3 dan 4 berdiskusi dan
merumuskan tentang cara J.P. Coen
untuk meningkatkan eksploitasi
120
kekayaan bumi Nusantara.
c. Kelompok 5 dan 6 mendiskusikan
tentang dampak VOC bagi rakyat
Indonesia serta proses kebangkrutan
VOC.
3. Peserta didik mencari data melalui buku
paket maupun sumber-sumber yang lain.
2.4 Mengasosiasikan
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
mereka dan menuliskannya dalam lembar
kerja yang sudah di sediakan oleh guru. (10
menit)
2.5 Mengkomunikasikan
Beberapa kelompok mempresentasikaan
hasil diskusi kelompok mereka di depan
kelas. (20 menit)
3 Kegiata
n Akhir
3.1 Guru bersama peserta didik membuat
simpulan dari pembelajaran yang sudah
dilakukan. (8 menit)
3.2 Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam. (1 menit)
10 m
e
n
i
t
H. Sumber Belajar
1. Dwi Amurwani, dkk. 2014. Buku Siswa Sejarah Indonesia Kelas XI.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Dwi Amurwani, dkk. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia Kelas XI.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Ratna Hapsari. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
121
I. Media Pembelajaran
1. Media
- Gambar
2. Alat dan Bahan
- Laptop, white Board, spidol, LCD, Lembar Tugas
J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1.Penilaian Spiritual
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi
Penilaian spiritual
Kelas :
Mata Pelajaran :
No. Nama
Sikap Spiritual Jumlah
Skor Mensyukuri
1-4
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keterangan
1) Sikap spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
- Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
- Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai
agama yang dianut.
- Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai
- Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
122
Rubrik pemberian skor:
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan
tersebut.
3.Penilaian Sikap Sosial
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi
Penilaian sikap sosial
Kelas :
Mata Pelajaran :
No. Nama
Sikap sosial
Jumlah
skor Kerjasama
Tanggung
jawab
Percaya
Diri
1-4 1-4 1-4
1
.
2
.
3
.
4
.
5.
6.
Petunjuk penyekoran :
Peserta didik yang memperoleh skor :
Baik sekali : apabila memperoleh 10-12
Baik : apabila memperoleh 7-9
123
Cukup : apabila memperoleh 5-6
Kurang : apabila memperoleh 3-4
Rubrik penilaian sikap:
Aspek sikap Rubrik Nilai
Kerjasama Tidak peduli kepada sesama dalam
melakukan tugas.
1
Kurang peduli kepada sesama dalam
melakukan tugas.
2
Cukup peduli dan saling membantu sesama
dalam melakukan tugas.
3
Peduli, mau membantu, ramah, dan
menghargai sesama dalam melakukan tugas.
4
Tanggung
jawab
Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan
melalaikan tugas yang diberikan.
1
Kurang serius dalam menyelesaikan tugas
dan tidak berupaya secara maksimal.
2
Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi
belum maksimal.
3
Melakukan tugas dengan sangat baik dan
tepat waktu.
4
Percaya Diri Tidak percaya diri dalam menyelesaikan
tugas.
1
Kurang percaya diri dalam menyelesaikan
tugas.
2
cukup percaya diri dalam menyelesaikan
tugas.
3
Sangat percaya diri dan serius dalam
menyelesaikan tugas.
4
124
3. Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi
Nilai Pengetahuan
Kelas :
Mata Pelajaran :
No. NIS Nama Nilai
Pre Test Post Test
1.
2.
3.
4.
5.
125
Lampiran 4. Materi Ajar
MATERI BAHAN AJAR KELAS XI
Antara Kolonialisme dan Imperialisme
A. Kedatangan Bangsa Barat
Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa
penjelajahan samudra. Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka
untuk menemukan dunia baru. Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak
terlepas dari motivasi dan keinginannya untuk survive, memenuhi
kepuasan dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar
motivasi, tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu demi
memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Pertanyaannya
adalah daerah mana yang dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia
baru waktu itu pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di
sebelah timur (timurnya Eropa) sebagai penghasil bahan-bahan yang
sangat diperlukan dan digemari oleh bangsa-bangsa Eropa. Bahan-bahan
yang dimaksudkan itu adalah rempah-rempah seperti cengkih, lada, pala,
dan lain-lain. Mengapa orang-orang Eropa sangat memerlukan rempah-
rempah? Orang-orang Eropa berusaha sekuat tenaga untuk menemukan
daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini menjadi komoditas
perdagangan yang sangat laris di Eropa. Daerah yang menghasilkan
rempah-rempah itu tidak lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang
Eropa menyebut daerah itu dengan nama Hindia. Bagaikan “memburu
mutiara dari timur”, orang-orang Eropa berusaha datang ke Kepulauan
Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah. Namun dalam konteks
126
penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara saja
tetapi juga daerah-daerah lain yang ditemukan orang-orang Eropa pada
periode penjelajahan samudra, misalnya Amerika, dan daerah-daerah lain
di Asia. Sejarah umat manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa
sejarah di suatu tempat sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak
dari peristiwa lain yang terjadi di tempat yang cukup jauh. Begitu juga
peristiwa kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh
peristiwa yang jauh dari Indonesia, misalnya peristiwa jatuhnya
Konstantinopel di kawasan Laut Tengah pada tahun 1453. Serangkaian
penemuan di bidang teknologi juga merupakan faktor penting untuk
melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah
Hindia/Kepulauan Nusantara. Sementara itu semangat dan dorongan untuk
melanjutkan Perang Salib disebut-sebut juga ikut mendorong kedatangan
bangsabangsa Barat ke Indonesia.
Bertahun-tahun lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan
internasional antara para pedagang dari Barat dan Timur. Salah satu
komoditinya adalah rempah-rempah. Para pedagang dari Barat atau orang-
orang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah dengan harga lebih
terjangkau. Setelah jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki
Usmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah
yang lebih murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga
rempahrempah melambung sangat tinggi di pasar Eropa. Oleh karena itu,
mereka berusaha mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil
127
rempah-rempah ke timur. Mulailah periode petualangan, penjelajahan, dan
penemuan dunia baru. Upaya tersebut mendapat dukungan dan partisipasi
dari pemerintah dan para ilmuwan. Portugis dan Spanyol dapat dikatakan
sebagai pelopor petualangan, pelayaran dan penjelajahan samudra untuk
menemukan dunia baru di timur. Portugis juga telah menjadi pembuka
jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-
rempah. Kemudian menyusul Belanda dan Inggris. Tujuannya tidak
semata-mata mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah
tetapi ada tujuan yang lebih luas. Tujuan mereka terkait dengan :
1. gold: memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan
mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan
lain yang sangat berharga. Waktu itu yang dituju terutama Guinea dan
rempah-rempah dari Timur
2. glory: memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan
ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang
ditemukannya.
3. gospel: menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada
mulanya orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John
yang mereka yakini sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur.
Berikut ini akan dijelaskan petualangan, pelayaran dan penjelajahan
samudra bangsa-bangsa Eropa menuju Kepulauan Nusantara.
128
1. Spanyol
Orang-orang Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam
pelayaran dan penjelajahan samudra mencari daerah baru penghasil
rempah-rempah di timur (disebut Tanah Hindia). Mereka diprakarsai
oleh Christhoper Columbus. Sebelum berangkat Columbus
menghadap kepada Ratu Isabella untuk mendapat dukungan termasuk
fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan menyediakan tiga kapal
dengan segala perlengkapannya. Ratu Isabella juga menyediakan
hadiah apabila misi Columbus dapat berhasil. Atas dasar keyakinan
bahwa bumi itu bulat maka Columbus dengan rombongannya optimis
berhasil menemukan daerah baru di timur. Pada tanggal 3 Agustus
1492, Columbus berangkat dari pelabuhaan Spanyol berlayar menuju
arah barat. Pada tanggal 6 September tahun yang sama, rombongan
Columbus sampai di Kepulauan Kanari di sebelah barat Afrika.
Ekspedisi penjelajahan samudra dilanjutkan dengan mengarungi
lautan luas yang dikenal ganas, yakni Samudra Atlantik. Salah satu
kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi hampir putus asa. Namun
Columbus terus memberi semangat bagi anggota rombongannya.
Setelah sekitar satu bulan lebih berlayar, tanggal 12 Oktober 1492
rombongan Columbus berhasil mendarat di pantai bagian dari
Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini sudah
sampai di Tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang menempati
daerah itu disebut orang-orang Indian. Tempat mendarat Colombus ini
129
kemudian dinamakan San Salvador. Berikutnya rombongan Columbus
kembali berlayar dan mendarat di Haiti. Merasa ekspedisinya telah
berhasil maka rombongan Columbus bertolak kembali ke Spanyol
untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun 1493 Columbus sampai
kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan rombongan disambut
dengan suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di
Kepulauan Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai penemu
daerah baru yakni Benua Amerika.
Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah
mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra
ke timur. Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah
penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh
Magellan/Magalhaes atau umum menyebut Magelhaens. Ia juga
disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del
Cano. Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan
Columbus, Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus.
Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongan mendarat di ujung
selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini
terdapat selat yang agak sempit yang kemudian dinamakan Selat
Magellan. Melalui selat ini rombongan Magellan terus berlayar
meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik
dengan lautan yang relatif tenang. Setelah sekitar tiga bulan lebih
rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan
130
mendarat di Pulau Guam. Rombongan Magellan kemudian
melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di
Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan Filipina. Magellan
menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni
Spanyol.
Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan
penduduk setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran
antara kedua belah pihak. Dalam pertempuran dengan penduduk
setempat itu rombongan Magellan terdesak bahkan Magellan sendiri
terbunuh. Rombongan Magellan yang selamat segera meninggalkan
Filipina. Mereka di bawah pimpinan Sebastian del Cano terus berlayar
ke arah selatan. Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di Kepulauan
Maluku yang ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa
berpikir panjang kapal-kapal rombongan del Cano ini dipenuhi dengan
rempah-rempah dan terus bertolak kembali ke Spanyol. Dikisahkan
bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal
rombongan del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga
melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju
Spanyol. Dengan penjelajahan dan pelayaran yang dipimpin oleh
Magellan itu maka sering disebut-sebut bahwa tokoh yang berhasil
mengelilingi dunia pertama kali adalah Magellan.
Dalam kaitannya dengan pelayaran dan penjelajahan samudra itu
ada pendapat yang menarik dari Menzies, seorang perwira angkatan
131
laut Inggris. Ia menegaskan bahwa yang berhasil mengelilingi dunia
pertama kali adalah armada Cina yang dipimpin oleh Panglima Zheng
He (Cheng Ho) pada tahun 1421. Zheng He adalah seorang kasim
kepercayaan Kaisar Cina dari Dinasti Ming yang bernama Zhu Di atau
Yong Le. Dijelaskan oleh Menzies bahwa Zheng He bersama
armadanya telah berlayar mengelilingi dunia dengan berpedoman pada
peta-peta kuna yang dibuat oleh para kartografer Cina dan juga
beberapa peta yang dibuat misalnya oleh Fra Mauro (orang Italia), dan
yang dibuat oleh Piri Reis (orang Turki).
2. Portugis
Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat
penasaran raja Portugis (sekarang terkenal dengan sebutan Portugal),
Manuel l. Dipanggillah pelaut ulung Portugis bernama Vasco da
Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah
Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di
Tanah Hindia tempat penghasil rempah-rempah. Kebetulan sebelum
Vasco da Gama mendapatkan perintah dari Raja Manuel l, sudah ada
pelaut Portugis bernama Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran
mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai barat Afrika. Pada
tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz
mendarat di suatu Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat tersebut
kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Ia tidak melanjutkan
penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali ke negerinya. Pada
132
Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk
memulai penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz
itu, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah
dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga
singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor
yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan
penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian
berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra
Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat
sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India. Ada
pemandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da
Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok batu yang disebut
batu padrao. Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap
daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padrao sebagai
tanda bahwa daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di
Goa, India Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor dagang yang
dilengkapi dengan benteng. Atas kesuksesan ekspedisi ini maka oleh
Raja Portugis, Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa di Goa atas
nama pemerintahan Portugis.
Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis
menyadari bahwa India ternyata bukan daerah penghasil rempah-
rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan kota pusat
perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, dipersiapkan ekspedisi
133
lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan armada
lengkap Alfonso de Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka.
Pada tahun 1511 armada Portugis berhasil menguasai Malaka. Dengan
demikian kekuatan Portugis semakin mendekati Kepulauan Nusantara.
Orang-orang Portugis pun segera mengetahui tempat buruannya
“mutiara dari timur” yakni di Kepulauan Nusantara, khususnya di
Kepulauan Maluku.
Perlu ditambahkan bahwa dengan dikuasainya Malaka oleh
Portugis pada tahun 1511 telah menyebabkan perdagangan orang-
orang Islam menjadi terdesak. Para pedagang Islam tidak lagi bisa
berdagang dan keluar masuk kawasan Selat Malaka, karena Portugis
melakukan monopoli perdagangan. Akibatnya para pedagang Islam
harus menyingkir ke daerah-daerah lain. Tindakan Portugis yang
memaksakan monopoli dalam perdagangan itu telah mendapatkan
protes dan perlawanan dari berbagai pihak. Sebagai contoh pada tahun
1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan seorang pemuka masyarakat
yang bernama Pate Kadir (Katir). Pate Kadir merupakan tokoh
masyarakat yang sangat pemberani. Ia melancarkan perlawanan
terhadap keserakahan Portugis di Malaka. Dalam melancarkan
perlawanan ini Kadir berhasil menjalin persekutuan dengan Hang
Nadim. Perlawanan Pate Kadir terjadi di laut dan kemudian
menyerang pusat kota. Tetapi ternyata dengan kekuatan senjata yang
lebih unggul, pasukan Kadir dapat dipukul mundur. Kadir semakin
134
terdesak dan kemudian berhasil meloloskan diri sampai ke Jepara dan
selanjutnya ke Demak.
Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan
protes dari penguasa Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan
pasukan untuk melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka.
Pasukan Demak ini dipimpin oleh putera mahkota, Pati Unus. Pasukan
Demak ini semakin kuat setelah bergabungnya Pate Kadir dan
pengikutnya. Tahun 1513 pasukan Demak yang berkekuatan 100
perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka.
Tetapi dalam kenyataannya kekuatan pasukan Demak dan pengikut
Kadir belum mampu menandingi kekuatan Portugis, sehingga
serangan Demak ini juga belum berhasil. Posisi Portugis menjadi
semakin kuat. Portugis terus berusaha memperluas monopolinya,
sampai kemudian sampai ke Indonesia.
3. Belanda
Mendengar keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis
dalam menemukan daerah baru, apalagi daerah penghasil rempah-
rempah, para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan.
Tahun 1594 Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur
atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya
bahwa bumi bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai
pula di timur. Ternyata Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal
melanjutkan penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat
135
air di kutub utara sedang membeku. Barents terhenti di sebuah pulau
yang disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya,
tetapi ia meninggal di perjalanan. Pada tahun 1595 pelaut Belanda
yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Piter de Keyser memulai
pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan
empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan
pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang
dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman
mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis.
Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil
mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di
Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran
Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan
Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir
Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu
strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu
Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di
Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar,
orangorang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat
diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat
mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu.
Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten
dan akhirnya kembali ke Belanda. Ekspedisi penjelajahan berikutnya
136
segera dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan Nusantara.
Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh van Heemskerck. Tahun
1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai di Nusantara dan
juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-
hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali menerima
kedatangan orang-orang Belanda. Belanda mulai melakukan aktivitas
perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke timur dan
singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju
Maluku.
Di bawah pimpinan Jacob van Neck mereka sampai di Maluku
pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini juga diterima
baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik
dengan orang-orang Portugis. Pelayaran dan perdagangan orang-orang
Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang berlipat.
Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar
menuju Maluku.
Uraian tersebut menunjukkan bahwa rakyat Indonesia senantiasa
mau bersahabat dan berdagang dengan siapa saja atas dasar
persamaan. Tetapi kalau para pedagang asing itu ingin memaksakan
kehendak dan melakukan monopoli perdagangan di wilayah
Nusantara tentu harus ditolak karena tidak sesuai dengan martabat
rakyat Indonesia yang ingin berdaulat dalam hidup dan kehidupan
termasuk dalam kegiatan perdagangan.
137
4. Inggris
Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan
kepulauan Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin meluas.
Dalam waktu singkat Lisabon berkembang menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini Inggris
dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-
rempah karena Inggris mendapatkan rempah-rempah secara bebas dan
relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian
diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa
Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai
bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami
kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar Lisabon.
Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri
penghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut
dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru
mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan
daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia
Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris
sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India
pada tahun 1600. Inggris justru memperkuat kedudukannya di India.
Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India
Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris
berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan
138
rempah-rempah. Bahkan pada tahun 1811 pernah memegang kendali
kekuasaan di Tanah Hindia.
Di samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut
Inggris yang melewati jalur yang pernah ditempuh para pelaut
Spanyol. Misalnya kelompok Pelgrim Father yang merupakan
kelompok pelaut Inggris yang menggunakan Kapal Mayflower. Tahun
1607 kelompok Pilgrim Father berhasil mendarat di Amerika bagian
Utara. Mereka kemudian membangun koloni di Amerika Utara di
Massachusetts.
B. Perkembangan VOC
1. Lahirnya VOC
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa tujuan kedatangan orang-orang
Eropa ke dunia timur antara lain untuk mendapatkan keuntungan dan
kekayaan. Tujuan ini boleh dikatakan dapat dicapai setelah mereka
menemukan rempah-rempah di Kepulauan Nusantara. Berita tentang
keuntungan yang melimpah berkat perdagangan rempah-rempah itu
menyebar luas. Dengan demikian semakin banyak orang-orang Eropa
yang tertarik pergi ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan
bersaing dalam meraup keuntungan berdagang. Para pedagang atau
perusahaan dagang Portugis bersaing dengan para pedagang Belanda,
bersaing dengan para pedagang Spanyol, bersaing dengan para
pedagang Inggris, dan seterusnya. Bahkan tidak hanya antarbangsa,
antarkelompok atau kongsi dagang, dalam satu bangsapun mereka
139
saling bersaing. Oleh karena itu, untuk memperkuat posisinya di dunia
timur masing-masing kongsi dagang dari suatu negara membentuk
persekutuan dagang bersama. Sebagai contoh seperti pada tahun 1600
Inggris membentuk sebuah kongsi dagang yang diberi nama East India
Company (EIC). Kongsi dagang EIC ini kantor pusatnya
berkedudukan di Kalkuta, India. Dari Kalkuta ini kekuatan dan setiap
kebijakan Ingris di dunia timur, dikendalikan. Pada tahun 1811
kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan pernah berhasil
menempatkan kekuasaannya di Nusantara. Persaingan yang cukup
keras juga terjadi di antarperusahaan dagang orang-orang Belanda.
Masing-masing ingin memenangkan kelompoknya agar mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Kenyataan ini mendapat perhatian
khusus dari pihak pemerintah dan parlemen Belanda, sebab persaingan
antarkongsi Belanda juga akan merugikan Kerajaan Belanda sendiri.
Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten
Generaal) pada 1598 mengusulkan agar antarkongsi dagang Belanda
bekerja sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar.
Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20
Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang
Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi antarkongsi yang telah ada.
Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai
Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang India Timur”. VOC secara
140
resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan dibentuknya VOC ini
antara lain untuk: (1) menghindari persaingan yang tidak sehat antara
sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada, (2)
memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan
dengan para pedagang negara lain. VOC dipimpin oleh sebuah dewan
yang beranggotakan 17 orang, sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas”
(de Heeren XVII). Mereka terdiri dari delapan perwakilan kota
pelabuhan dagang di Belanda. Markas Besar Dewan ini berkedudukan
di Amsterdam. Dalam menjalankan tugas, VOC ini memiliki beberapa
kewenangan dan hak-hak antara lain:
a. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung
Harapan sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan
Nusantara,
b. Membentuk angkatan perang sendiri,
c. Melakukan peperangan,
d. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat,
e. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri,
f. Mengangkat pegawai sendiri, dan
g. Memerintah di negeri jajahan.
Sebagai sebuah kongsi dagang, dengan kewenangan dan hak-hak di
atas, menunjukkan bahwa VOC memiliki hak-hak istimewa dan
kewenangan yang sangat luas. VOC sebagai kongsi dagang bagaikan
141
negara dalam negara. Dengan memiliki hak untuk membentuk
angkatan perang sendiri dan boleh melakukan peperangan, maka VOC
cenderung ekspansif. VOC terus berusaha memperluas daerah-daerah
di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan monopolinya. VOC juga
memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai musuhnya.
Mengawali ekspansinya tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir
Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat
diduduki tentara VOC. Benteng itu kemudian oleh VOC diberi nama
Benteng Victoria.
Pada awal pertumbuhannya sampai tahun 1610, “Dewan Tujuh
Belas” secara langsung harus menjalankan tugas-tugas dan
menyelesaikan berbagai urusan VOC, termasuk urusan ekspansi untuk
perluasan wilayah monopoli. Dapat Kamu bayangkan “Dewan Tujuh
Belas” yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda mengurus wilayah
yang ada di Kepulauan Nusantara. Sudah barang tentu “Dewan Tujuh
Belas” tidak dapat menjalankan tugas seharihari secara cepat dan
efektif. Sementara itu persaingan dan permusuhan dengan
bangsabangsa lain juga semakin keras. Berangkat dari permasalahan
ini maka pada 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam
organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal. Gubernur jenderal
merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan
di negeri jajahan VOC. Di samping itu juga dibentuk “Dewan Hindia”
(Raad van Indie). Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi nasihat
142
dan mengawasi kepemimpinan gubernur jenderal. Gubernur jenderal
VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Sebagai gubernur
jenderal yang pertama, Pieter Both sudah tentu harus mulai menata
organisasi kongsi dagang ini sebaik-baiknya agar harapan
mendapatkan monopoli perdagangan di Hindia Timur dapat
diwujudkan. Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di
Banten pada tahun 1610. Pada tahun itu juga Pieter Both
meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Penguasa
Jayakarta waktu itu, Pangeran Wijayakrama sangat terbuka dalam hal
perdagangan. Pedagang dari mana saja bebas berdagang, di samping
dari Nusantara juga dari luar seperti dari Portugis, Inggris,
Gujarat/India, Persia, Arab, termasuk juga Belanda. Dengan demikian
Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda Kelapa menjadi kota dagang
yang sangat ramai. Kemudian pada tahun 1611 Pieter Both berhasil
mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna pembelian
sebidang tanah seluas 50x50 vadem ( satu vadem sama dengan 182 cm)
yang berlokasi di sebelah timur Muara Ciliwung. Tanah inilah yang
menjadi cikal bakal hunian dan daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa
dan menjadi cikal bakal Kota Batavia. Di lokasi ini kemudian didirikan
bangunan batu berlantai dua sebagai tempat tinggal, kantor dan
sekaligus gudang. Pieter Both juga berhasil mengadakan perjanjian
dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos
perdagangan di Ambon.
143
2. VOC semakin merajalela
Pada tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal
Gerard Reynst (1614-1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan
gubernur jenderal yang baru yakni Laurens Reael (1615-1619). Pada
masa jabatan Laurens Reael ini berhasil dibangun Gedung Mauritius
yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung. Orang-orang Belanda yang
tergabung dalam VOC itu memang cerdik. Pada awalnya mereka
bersikap baik dengan rakyat. Hubungan dagang dengan kerajaan-
kerajaan yang ada di Nusantara juga berjalan lancar. Bahkan seperti
telah djelaskan di atas, orang-orang Belanda di bawah pimpinan
Gubernur Jenderal Pieter Both diizinkan oleh Pangeran Wijayakrama
untuk membangun tempat tinggal dan loji di Jayakarta. Sikap baik
rakyat dan para penguasa setempat ini dimanfaatkan oleh VOC untuk
semakin memperkuat kedudukannya di Nusantara. Lama kelamaan
orang-orang Belanda mulai menampakkan sikap congkak, dan
sombong. Setelah merasakan nikmatnya tinggal di Nusantara dan
menikmati keuntungannya yang melimpah dalam berdagang, Belanda
semakin bernafsu ingin menguasai dan kadang-kadang melakukan
paksaan dan kekerasan. Hal ini telah menimbulkan kebencian rakyat
dan para penguasa lokal. Oleh karena itu, pada tahun 1618 Sultan
Banten yang dibantu tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas
Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta. Orang-orang VOC
kemudian menyingkir ke Maluku. Setelah VOC hengkang dari
144
Jayakarta pasukan Banten pada awal tahun 1619 juga mengusir Inggris
dari Jayakarta. Dengan demikian Jayakarta sepenuhnya dapat
dikendalikan oleh Kesultanan Banten.
Tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan
oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen). J.P. Coen
dikenal gubernur jenderal yang berani dan kejam serta ambisius. Oleh
karena itu, merasa bangsanya dipermalukan pasukan Banten dan
Inggris di Jayakarta, maka J.P. Coen mempersiapkan pasukan untuk
menyerang Jayakarta. Armada angkatan laut dengan 18 kapal
perangnya mengepung Jayakarta. Ternyata dalam waktu singkat
Jayakarta dapat diduduki VOC. Kota Jayakarta kemudian
dibumihanguskan oleh J.P. Coen pada tanggal 30 Mei 1619. Di atas
puing-puing kota Jayakarta itulah dibangun kota baru bergaya kota dan
bangunan di Belanda. Kota baru itu dinamakan Batavia sebagai
pengganti nama Jayakarta.
J.P. Coen adalah gubernur jenderal yang sangat bernafsu untuk
memaksakan monopoli. Ia juga dikenal sebagai peletak dasar
penjajahan VOC di Indonesia. Disertai dengan sikap congkak dan
tindakan yang kejam, J.P.Coen berusaha meningkatkan eksploitasi
kekayaan bumi Nusantara. Cara-cara VOC untuk meningkatkan
eksploitasi kekayaan alam dilakukan antara lain dengan:
145
a. Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan
memaksakan monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di
Maluku.
b. Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil
pertanian. Cara memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di
tangan kaum Pribumi, tetapi yang penting VOC dapat
memperoleh hasil-hasil pertanian itu dengan mudah, sekalipun
harus dengan paksaan.
c. VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis.
d. VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di
Nusantara, terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi
dan pelaksanaan monopoli. Dalam kaitan ini VOC memiliki daya
tawar yang kuat, sehingga dapat menentukan harga.
e. Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap
dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat,
kalau tidak mau baru diperangi.
Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar
penjajahan di Nusantara, pada tahun 1623 J.P. Coen kembali ke negari
Belanda. Ia menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter de Carpentier.
Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke
Batavia. Akhirnya pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan
diangkat kembali sebagai Gubernur Jenderal untuk jabatan yang kedua
146
kalinya. Pada masa jabatan yang kedua inilah terjadi serangan tentara
Mataram di bawah Sultan Agung ke Batavia. Batavia senantiasa
memiliki posisi yang strategis bagi VOC. Semua kebijakan dan
tindakan VOC di kawasan Asia dikendalikan dari markas besar VOC
di Batavia. Di samping itu Batavia juga terletak pada persimpangan
atau menjadi penghubung jalur perdagangan internasional. Batavia
menghubungkan perdagangan di Nusantara bagian barat dengan
Malaka, India, kemudian juga menghubungkan dengan Nusantara
bagian timur.
Apalagi Nusantara bagian timur ini menjadi daerah penghasil
rempah-rempah yang utama, maka posisi Batavia yang berada di
tengah-tengah itu menjadi semakin strategis dalam perdagangan
rempah-rempah. VOC semakin serakah dan bernafsu untuk menguasai
Nusantara yang kaya rempah-rempah ini. Tindakan intervensi
politikterhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pemaksaan
monopoli perdagangan terus dilakukan. Politik devide etimpera dan
berbagai tipu daya juga dilaksanakan demi mendapatkan kekuasaan
dan keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai contoh, Mataram yang
merupakan kerajaan kuat di Jawa akhirnya juga dapat dikendalikan
secara penuh oleh VOC. Hal ini terjadi setelah dengan tipu muslihat
VOC, Raja Pakubuwana II yang sedang dalam keadaan sakit keras
dipaksa untuk menandatanganinaskah penyerahan kekuasaan Kerajaan
Mataram kepada VOC pada tahun1749. Tidak hanya kerajaan-
147
kerajaan di Jawa, kerajaan-kerajaan di luar Jawaberusaha ditaklukkan.
Untuk memperkokoh kedudukannya di Indonesiabagian barat dan
memperluas pengaruhnya di Sumatera, VOC berhasilmenguasai
Malaka setelah mengalahkan saingannya, Portugis pada tahun1641.
Berikutnya VOC berusaha meluaskan pengaruhnya ke Aceh.
KerajaanMakassar di bawah Sultan Hasanuddin yang tersohor di
Indonesia bagiantimur juga berhasil dikalahkan setelah terjadi
Perjanjian Bongaya tahun1667. Dari Makasar VOC juga berhasil
memaksakan kontrak dan monopoliperdagangan dengan Raja
Sulaiman dari Kalimantan Selatan. Sementarajauh sebelum itu yakni
tahun 1605 VOC sudah berhasil mengusir Portugisdari Ambon. VOC
menjadi berjaya setelah berhasil melakukan monopoliperdagangan
rempah-rempah di Kepulauan Maluku. Untuk
mengendalikanpelaksanaan monopoli di kawasan ini dilaksanakan
Pelayaran Hongi.
Pengaruh dan kekuasaan VOC semakin meluas. Untuk
memperkuat kebijakanmonopoli ini di setiap daerah yang dipandang
strategis armada VOCdiperkuat. Benteng-benteng pertahanan
dibangun. Sebagai contoh BentengDoorstede dibangun di Saparua,
Benteng Nasau di Banda, di Ambon sudahada Benteng Victoria,
Benteng Oranye di Ternate, dan Benteng Rotterdam diMakasar.Dalam
rangka memperluas pengaruh dan kekuasaannya itu, ternyataperhatian
VOC juga sampai ke Irian/Papua yang dikenal sebagai wilayahyang
148
masih tertutup dengan hutan belantara yang begitu luas.
Penduduknyajuga masih bersahaja dan primitif. Orang Belanda yang
pertama kali sampaike Irian adalah Willem Janz. Bersama
armandanya rombongan Willem Janzmenaiki Kapal Duyke dan
berhasil memasuki tanah Irian pada tahun 1606.Willem Janz ingin
mencari kebun tanaman rempah-rempah. Tahun 1616-1617 Le Maire
dan William Schouten mengadakan survei di daerah pantaitimur laut
Irian dan menemukan Kepulauan Admiralty bahkan sampai keNew
Ireland. Dengan penemuan ini maka nama William diabadikan
sebagainama kepulauan, Kepulauan Schouten. Pada waktu orang-
orang Belandasangat memerlukan bantuan budak, maka banyak
diambil dari orang-orangIrian. Pengaruh VOC di Irian semakin kuat.
Bahkan pada tahun 1667, Pulau-pulauyang termasuk wilayah Irian
yang semula berada di bawah kekuasaanKerajaan Tidore sudah
berpindah tangan menjadi daerah kekuasaan VOC.Dengan demikian
daerah pengaruh dan kekuasaan VOC sudah meluas diseluruh
Nusantara.
Memahami uraian di atas, jelas bahwa VOC yang merupakan
kongsi dagangitu berangkat dari usaha mencari untung kemudian
dapat menanamkan pengaruh bahkan kekuasaannya di Nusantara.
Fenomena ini juga terjadi pada kongsi dagang milik bangsa Eropa
yang lain. Artinya, untuk memperkokohtindakan monopoli dan
memperbesar keuntungannya orang-orang Eropa itu harus
149
memperbanyak daerah yang dikuasai (daerah koloninya). Tidak hanya
daerah yang dikuasai secara ekonomi, kongsi dagang itu juga ingin
mengendalikan secara politik atau memerintah daerah tersebut.
Bercokollah kemudian kekuatan kolonialisme dan imperialisme.
Dalam praktiknya, antara kolonialisme dan imperialisme sulit untuk
dipisahkan. Kolonialisme merupakan bentuk pengekalan imperialisme
(Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ed), 2012). Muara kedua paham
itu adalah penjajahan dari negara yang satu terhadap daerah atau
bangsa yang lain. Sistem inilah yang umumnya diterapkan bangsa-
bangsa Eropa yang datang di Kepulauan Nusantara, baik Portugis,
Spanyol, Inggris maupun Belanda. Berangkat dari motivasi untuk
memperbaiki taraf kehidupan ekonomi kemudian meningkat menjadi
nafsu untuk menguasai dan mengeruk kekayaan dan keuntungan
sebanyak-banyaknya dari daerah koloni untuk kejayaan bangsanya
sendiri.
Pihak atau bangsa lain dipandang sebagai musuh dan harus
disingkirkan. Sifat keangkuhan dan keserakahan telah menghiasi
perilaku kaum penjajah. Inilah sifat-sifat yang sangat dibenci dan
tidak diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Demikian halnya dengan
VOC, tidak sekedar menjadi sebuah kongsi dagang yang berusaha
untuk mencari untung tetapi juga ingin menanamkan kekuasaannya di
Nusantara. VOC dengan hak-hak dan kewenangan yang diberikan
pemerintah dan parlemen Belanda telah melakukan penjajahan dan
150
menguatkan akar kolonialisme dan imperialisme di Nusantara.
Melalui cara-cara pemaksaan monopoli perdagangan, politik memecah
belah serta tipu muslihat yang sering disertai tindak peperangan dan
kekerasan, semakin memperluas daerah kekuasaan dan memperkokoh
kemaharajaan VOC. Sekali lagi tindak keserakahan dan kekerasan
yang dilakukan oleh VOC itu menunjukkan mereka tidak mau
bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu, wajar kalau timbul perlawanan dari berbagai daerah
misalnya dari Aceh, Banten, Demak, Mataram, Banjar, Makasar, dan
Maluku.
3. VOC menuju kebangkrutan
Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, VOC mengalami puncak
kejayaan. Penguasa dan kerajaan-kerajaan lokal berhasil diungguli.
Kerajaan-kerajaan itu sudah menjadi bawahan dan pelayan
kepentingan VOC. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC
menyebar luas membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India
sampai Irian/Papua. Keuntungan perdagangan rempahrempah juga
melimpah. Namun di balik itu ada persoalan-persoalan yang
bermunculan. Semakin banyak daerah yang dikuasai ternyata juga
membuat pengelolaan semakin kompleks. Semakin luas daerahnya,
pengawasan juga semakin sulit. Kota Batavia semakin ramai dan
semakin padat. Orang-orang timur asing seperti Cina dan Jepang
151
diizinkan tinggal di Batavia. Sebagai pusat pemerintahan VOC,
Batavia juga semakin dibanjiri penduduk, sehingga tidak jarang
menimbulkan masalah-masalah sosial.
Pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga
kepengurusan VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda
mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai
penguasa tertinggi VOC. Dengan demikian, anggota pengurus “Dewan
Tujuh Belas” yang semula dipilih oleh parlemen dan provinsi
pemegang saham (kecuali Provinsi Holland), kemudian sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Raja. Raja juga menjadi panglima tertinggi
tentara VOC. Dengan demikian VOC berada di bawah kekuasaan raja.
Pengurus VOC mulai akrab dengan pemerintah Belanda. Kepentingan
pemegang saham menjadi terabaikan.
Pengurus tidak lagi berpikir memajukan usaha perdagangannya,
tetapi berpikir untuk memperkaya diri. VOC sebagai kongsi dagang
swasta keuntunganya semakin merosot. Bahkan tercatat pada tahun
1673 VOC tidak mampu membayar dividen. Kas VOC juga merosot
tajam karena serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan beban
hutang pun tidak terelakkan. Sementara itu para pejabat VOC juga
semakin feodal. Pada tanggal 24 Juni 1719 Gubernur Jenderal
Henricus Zwaardecroon mengeluarkan ordonansi untuk mengatur
secara rinci cara penghormatan terhadap gubernur jenderal, kepada
Dewan Hindia beserta isteri dan anak-anaknya. Misalnya, semua orang
152
harus turun dari kendaraan bila berpapasan dengan para pejabat tinggi
tersebut, warga keturunan Eropa harus menundukkan kepala, dan
warga bukan orang Eropa harus menyembah. Kemudian Gubernur
Jenderal Jacob Mosel juga mengeluarkan ordonansi baru tahun 1754.
Ordonansi ini mengatur kendaraan kebesaran. Misalnya kereta ditarik
enam ekor kuda, hiasan berwarna emas dan kusir orang Eropa untuk
kereta kebesaran gubernur jenderal, sedang untuk anggota dewan
hindia kuda yang menarik kereta hanya empat ekor dan hiasannya
warna perak. Nampaknya para pejabat VOC sudah gila hormat dan
ingin berfoya-foya. Sudah barang tentu ini juga membebani anggaran.
Posisi jabatan dan berbagai simbol kehormatan tersebut tidaklah
lengkap tanpa hadiah dan upeti. Sistem upeti ini ternyata juga terjadi di
kalangan para pejabat, dari pejabat di bawahnya kepada pejabat yang
lebih tinggi. Hal ini semua terkait dengan mekanisme pergantian
jabatan di tubuh organisasi VOC. Semua bermuatan korupsi. Gubernur
Jenderal Van Hoorn konon menumpuk harta sampai 10 juta gulden
ketika kembali ke Belanda pada tahun 1709, sementara gaji resminya
hanya sekitar 700 gulden sebulan.
Gubernur Maluku berhasil mengumpulkan kekayaan 20-30 ribu
gulden dalam waktu 4-5 tahun, dengan gaji sebesar 150 gulden per
bulan. Untuk menjadi karyawan VOC juga harus dengan menyogok.
Pengurus VOC di Belanda memasang tarif sebesar f 3.500,- bagi yang
ingin menjadi pegawai onderkoopman (pada hal gaji resmi per bulan
153
sebagai onderkoopman hanya f.40,-), untuk menjadi kapitein harus
menyogok f.2000,- dan begitu seterusnya yang semua telah merugikan
uang lembaga. Demikianlah para pejabat VOC terjangkit penyakit
korupsi karena ingin kehormatan dankemewahan sesaat. Beban utang
VOC semakin berat, sehingga akhirnya VOC sendiri bangkrut. Bahkan
ada sebuah ungkapan, VOC kepanjangan dari Vergaan Onder
Corruptie (tenggelam karena korupsi) (Taufik Abdullah dan A.B.
Lapian (ed), 2012).
Dalam kondisi bangkrut VOC tidak dapat berbuat banyak. Menurut
penilaian pemerintah keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang
menjalankan roda pemerintahan di negeri jajahan tidak dapat
dilanjutkan lagi. VOC telah bangkrut, oleh karena itu, pada tanggal 31
Desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan
segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah. Pada waktu itu
sebagai Gubernur Jendral VOC yang terakhir Van Overstraten masih
harus bertanggung jawab tentang keadaan di Hindia Belanda. Ia
bertugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.
154
Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA
NO NIS NAMA L/P Kode
1 11167 AKHMAD FAQIH MUZAQI L U-1
2 11171 ALMADITA RAMADHANI P U-2
3 11175 AMANDA LISA YULIANTI P U-3
4 11179 AMRINA FA'IQOTUSHOLEHA P U-4
5 11194 BAGUS NURUL HAKIM L U-5
6 11195 B\AGUS SETIAWAN L U-6
7 11203 CINTHIA HAQQU HARYADINARU P U-7
8 11232 EGGY LIES SETIYADI P U-8
9 11234 ERISTA PUTRI ARUM SARI P U-9
10 11236 EVAN FAUZI PRANENDRA L U-10
11 11238 FAGHISTA BELLINDA SARI P U-11
12 11253 GALANG HEFI LESMONO L U-12
13 11262 HANA PRATIWI SITOMPUL P U-13
14 11271 INDAH SUPRIYANI P U-14
15 11285 KARTIKA SEPTIANI P U-15
16 11288 KIVLAN L U-16
17 11309 MOHAMMAD ALI RIFTONO L U-17
18 11314 MUCHAMAD MIZAN L U-18
19 11324 MUHAMMAD ILHAM FAHMI L U-19
20 11334 NADHIRA VIERA ANDHINI P U-20
21 11335 NAMIRA NIMADA HAFIAN P U-21
22 11344 NOVREZA WANDA KURNIA P U-22
23 11348 NURUL KHIKMAH P U-23
24 11357 PUSITA PAWESTRINING TIAS P U-24
25 11362 PUTRI TIA MUKTIFIRMA P U-25
26 11383 RIZKY MAULANA HIDAYAT L U-26
27 11421 VIDIA FEBRIYANTI P U-27
28 11425 YANT SUKMA PRADHIPTANING P P U-28
29 11436 ZIDHNY ILMA A P U-29
30 11437 ZULFI ABDILLAH L U-30
155
Lampiran 6. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN
NO NIS NAMA L/P Kode
1 11162 AGIL MAHENDRA L E-1
2 11165 AGUSTIAS PANJI IRMANYAH L E-2
3 11177 ANDRI MULYANTO L E-3
4 11200 BIMO PUTRO MEIDHYONO L E-4
5 11206 DANU DWI ARDIANSYAH L E-5
6 11216 DHIYA HASNA ALDHINA P E-6
7 11218 DIYAN AYU GAYATRI P E-7
8 11223 DONI AHMAD MUNIR L E-8
9 11226 DWI INDAH SAFITRI P E-9
10 11227 DWI REZA LFANDI L E-10
11 11232 EGA SUBARDINI P E-11
12 11239 FAHMI ASY'ARI L E-12
13 11246 FEBY ASKHABA MUALIM L E-13
14 11260 HAFIZUL NIZAM L E-14
15 11273 INDRA SULISTIONO L E-15
16 11277 IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY P E-16
17 11295 LUTVIANA YULI ASIH P E-17
18 11297 MARWAH ULTRANINGRUM P E-18
19 11313 MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI L E-19
20 11333 NABILA URBAHALIZA P E-20
21 11343 NOVI KRISMIATI P E-21
22 11346 NUR MUSTOFA L E-22
23 11373 RICKY MAULANA MULYADI L E-23
24 11380 RIZKI FATMAWATI P E-24
25 11387 ROZA DWI URCHA P E-25
26 11381 SALSABILA ANNISA AULIA P E-26
27 11410 SUSTIKA NUR HIDAYAH P E-27
28 11412 SYIFA SULEMAN P E-28
29 11915 TISA GINTA MAULINA P E-29
30 11419 VALENT RAMADHAN FITRIA P E-30
156
Lampiran 7. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
NO NIS NAMA L/P Kode
1 11161 AFINIA HANAN IKBAR P K-1
2 11169 ALFANI NURSYAMSI HANITA L K-2
3 11174 AMALIA DWIKA NURSAFARILA P K-3
4 11180 ANISATUL AZIZAH P K-4
5 10898 ANAS DWI SUBAGIO L K-5
6 11184 ARYO DWI NUGROHO L K-6
7 11220 DICKY PERMANA PUTRA L K-7
8 11235 ERVINE YUMITMIATI PUTRI P K-8
9 11242 FAJAR MAULANA RISVIANTO L K-9
10 11252 GAFFARA MAKSUM FIRDOZ L K-10
11 11255 GEWA TRI PRAKOSO L K-11
12 11258 GILANG MUHAMMAD L K-12
13 11270 INDAH DWI HASTUTI P K-13
14 11272 INDAH WINARTI P K-14
15 11284 KARINA NOER AURILLIANA P K-15
16 11292 LIYA FAIZATUL MAKIYAH P K-16
17 11306 MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO L K-17
18 11310 MOHAMMAD ARIF MAULANA L K-18
19 11316 MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT L K-19
20 11330 MUHAMMAD ZUHDAN L K-20
21 11332 NABILA FIRDHA SHAFIRA P K-21
22 11370 REZA NUR AMALIA P K-22
23 11385 RISQY NUR AFIFAH P K-23
24 11386 ROSALIA INDAH P K-24
25 11400 SINTA EKA PRATIWI P K-25
26 11401 SITI FAUZIAH NUR ARIANI P K-26
27 11428 YULIA NUR ISLAMIATI P K-27
28 11431 YUNI ASIH P K-28
29 11433 YUSTIKA ADELIANA P K-29
30 11434 YUSUF HAFIZUN ALIM L K-30
157
Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal Uji Coba
KISI-KISI SOAL UJI COBA PENELITIAN
Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Tegal
Kelas/Semester : XI IIS / 1
Tahun Pelajaran : 2015 / 2016
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)
Bentuk Soal : Uraian
Kompetensi
Dasar
Indikator Taraf Kompetensi Nom
or
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.1 Menganalisis
perubahan,
dan
keberlanjutan
dalam
peristiwa
sejarah pada
masa
penjajahan
asing hingga
proklamasi
kemerdekaan
Indonesia.
1. Menjelaskan tujuan
bangsa barat datang ke
Nusantara.
√ 1
2. Menyebutkan peristiwa
yang melatarbelakangi
Bangsa Barat datang ke
Nusantara.
√ 2
3. Menjelaskan akibat
yang dirasakan Eropa
Barat karena jatuhnya
Konstantinopel.
√ 3
4. Menjelaskan akibat
yang dirasakan
pedagang Islam setelah
dikuasainya Malaka
oleh Portugis.
√ 4
5. Menjelaskan tujuan dari
dibentuknya VOC oleh
Belanda.
√ 5
6. Menjelaskan cara yang
dilakukan pemerintah
belanda untuk
√ 6
158
meningkatkan
eksploitasi kekayaan
alam di Nusantara
7. Menjelaskan tentang
politik devide et impera. √ 7
8. Menjelaskan sebab
kemunduran dan
kebangkrutan dari VOC
(Vereenigde Oost
Indische Compagnie).
√ 8
C1 mengenal, C2 pemahaman, C3 penerapa, C4 analisis, C5 sintesis, C6 evaluasi
159
Lampiran 9. Soal Uji Coba
SOAL UJI COBA
Sekolah : SMA Negeri 2 KotaTegal
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)
Kelas/Program : XI IIS
Alokasi waktu : 60 menit
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada lembar jawab yang sudah
disediakan!
1. Portugis dan Spanyol merupakan bangsa barat yang mempelopori
pelayaran dan penjelajahan samudra dalam rangka mencari daerah
penghasil rempah-rempah. Jelaskan tujuan utama bangsa barat melakukan
pelayaran selain untuk mencari rempah-rempah?.
2. Kedatangan bangsa barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa
yang jauh dari Indonesia. Sebutkan 4 peristiwa yang melatarbelakangi
bangsa barat datang ke Indonesia?.
3. Jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani berdampak bagi Eropa
Barat. Jelaskan dampak apa yang dirasakan eropa barat karena jatuhnya
konstantinopel ke tangan turki Usmani?.
4. Apa Dampak yang dirasakan para pedagang Islam setelah dikuasainya
Malaka oleh portugis?.
5. VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah serikat dagang yang
dibentuk oleh pemerintah Belanda. Jelaskan tujuan dari dibentuknya VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie) oleh pemerintah Belanda?
6. Apa cara yang dilakukan pemerintah belanda untuk meningkatkan
eksploitasi kekayaan alam di Nusantara?.
7. Pemerintah Belanda yang ingin mendapatkan kekuasaan dan keuntungan
akhirnya menggunakan berbagai tipu daya serta politik devide et impera.
Apa yang dimaksud dengan politik devide et impera?.
8. Kemunduran dan kebangkrutan VOC(Vereenigde Oost Indische
Compagnie) sudah terjadi sejak awal abad ke-18. Jelaskan mengapa VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie) mengalami kemunduran dan
kebangkrutan sehingga akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Belanda?
160
KUNCI JAWABAN
1. Selain untuk mencari dunia baru penghasil rempah-rempah mereka
mempunyai tujuan utama yaitu menyebarkan semangat 3G (Gold, Glory,
Gospel). Gold adalah memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari
dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan
lain yang sangat berharga, glory memburu kejayaan, superioritas, dan
kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di
dunia baru yang ditemukannya dan gospel yaitu menjalankan tugas suci
untuk menyebarkan agama.
2. Datangnya bangsa barat ke dunia timur juga dilatarbelakangi beberapa
peristiwa yang terjadi yaitu :
1. Jatuhnya konstantinopel ke tangan turki Usmani yang menyebabkan
sulitnya bangsa eropa memperoleh banrang-barang termasuk rempah-
rempah.
2. Adanya paham merkantilisme di ereopa yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan.
3. Adanya revolusi industri yang menyebabkan akhirnya ditemukannya
alat pada bidang pelayaran dan mesih-mesin produksi.
4. Adanya semangat untuk melanjutkan perang salib, yaitu untuk
memerangi orang-orang Islam dimana saja serta sekaligus menyebarkan
agama kristen.
3. Dampak yang dirasakan eropa barat karena dikuasainya perdagangan di
Laut Tengah oleh Turki Usmani menyebabkan putusnya hubungan dagang
orang-orang Eropa dengan para pedagang dari Asia. Dan sulitnya membeli
barang yang mereka butuhkan yaitu barang dagangan dari Timur (Asia),
terutama rempah-rempah.
4. Dampak yang dirasakan oleh para pedagang Islam karena dikuasainya
Malaka adalah terdesaknya pedagang Islam, karena pedagang Islam tidak
dapat lagi berdagang dan keluar masuk kawasan selat malaka, karena
portugis melakukan monopoli perdagangan.
161
5. Tujuan dari dibentuknya VOC oleh Belanda adalah untuk Menghindari
persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda sehingga
keuntungan maksimal dapatdiperoleh, memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun
dengan bangsa-bangsa Asia dan membantu dana pemerintah Belanda yang
berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
6. Yang dilakukan VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam
dilakukan dengan merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan
memaksakan monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di Maluku, tidak
ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Cara
memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di tangan kaum Pribumi,
tetapi yang penting VOC dapat memperoleh hasil-hasil pertanian itu
dengan mudah, sekalipun harus dengan paksaan, VOC sementara cukup
menduduki tempat-tempat yang strategis, VOC melakukan campur tangan
terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara, terutama menyangkut usaha
pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli. Dalam kaitan ini
VOC memiliki daya tawar yang kuat, sehingga dapat menentukan harga
dan lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap
dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat, kalau
tidak mau baru diperangi.
7. Politik devide et impera atau politik pecah belah atau politik adu domba
adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan
untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah
kelompok besar menjadi kelompok kecil yang mudah ditaklukan.
8. yang menyebabkan VOC mengalami kemunduran dan dan kebangkrutan
adalah karena hal-hal berikut ini :
a. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC
b. Utang VOC yang sangat besar.
c. Pemberian deviden kepada peegang saham walaupun usahanya
mengalami kemunduran.
162
d. Anggaran pegawai terlalu besar seba gai akibat semakin luasnya
wilayah kekuasaan VOC.
e. Biaya perang untuk memadamkan rakyat sangat besar.
f. Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang
portugis (Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East
Indian Company).
g. Berkembangnya paham liberalisme sehingga memonopoli
perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai llagi untuk diteruskan.
h. Pendudukan negeri Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795.
Perancis memiliki musuh utama Inggris yang berada di India dan
meluaskan jajahannya ke Asia Tenggara. Badan VOC tidak dapat
diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC
harus dibubarkan.
Penentuan Skor:
Skor maksimal setiap butir soal = 5
Nilai = k r l
4
163
Lampiran 10. Penghitungan Validitas dan Reliabilitas
Smt/JUR : 8/ P. Sejarah Nama Peneliti : Diyan Intan Mutlikha
Jumlah Siswa : 30 Judul Penelitian : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran AIR
Jumlah Butir Soal : 5 Taraf Signifikansi : 5% (Auditory, Intellectualy, Repetition)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 AKHMAD FAQIH MUZAQI 4 2 3 2 2 3 1 1 18 324
2 ALMADITA RAMADHANI 3 3 4 2 3 4 2 2 23 529
3 AMANDA LISA YULIANTI 2 3 3 5 3 2 2 4 24 576
4 AMRINA FA'IQOTUSHOLEHA 3 2 3 3 5 3 3 3 25 625
5 BAGUS NURUL HAKIM 3 2 4 5 4 2 1 4 25 625
6 BAGUS SETIAWAN 4 4 3 2 5 4 2 3 27 729
7 CINTHIA HAQQU HARYADINARU3 3 4 4 4 3 1 2 24 576
8 EGGY LIES SETIYADI 4 3 3 5 4 3 2 4 28 784
9 ERISTA PUTRI ARUM SARI 2 2 3 4 3 2 1 3 20 400
10 EVAN FAUZI PRANENDRA 2 4 2 4 2 3 3 2 22 484
11 FAGHISTA BELLINDA SARI 4 2 4 2 4 2 1 0 19 361
12 GALANG HEFI LESMONO 3 4 3 2 4 2 1 2 21 441
13 HANA PRATIWI SITOMPUL 4 2 4 4 5 2 4 2 27 729
14 INDAH SUPRIYANI 5 4 2 3 5 3 1 3 26 676
15 KARTIKA SEPTIANI 3 2 4 2 5 2 2 4 24 576
16 KIVLAN 4 3 3 0 4 2 1 3 20 400
17 MOHAMMAD ALI RIFTONO 3 2 3 4 3 3 2 3 23 529
18 MUCHAMAD MIZAN 5 4 2 2 3 2 3 4 25 625
19 MUHAMMAD ILHAM FAHMI 4 1 3 3 2 3 1 3 20 400
20 NADHIRA VIERA ANDHINI 5 4 3 4 2 3 3 3 27 729
21 NAMIRA NIMADA HAFIAN 2 3 3 3 2 4 1 3 21 441
22 NOVREZA WANDA KURNIA 3 2 2 2 1 2 1 3 16 256
23 NURUL KHIKMAH 4 2 3 2 4 1 3 3 22 484
24 PUSITA PAWESTRINING TIAS 2 2 2 4 4 2 0 2 18 324
25 PUTRI TIA MUKTIFIRMA 4 3 1 2 4 2 1 2 19 361
26 RIZKY MAULANA HIDAYAT 1 0 3 4 2 1 3 3 17 289
27 VIDIA FEBRIYANTI 3 4 3 2 2 3 1 3 21 441
28 YANT SUKMA PRADHIPTANING PUTRI4 2 4 2 4 2 4 4 26 676
29 ZIDHNY ILMA A 3 4 3 3 5 2 3 4 27 729
30 ZULFI ABDILLAH 4 4 2 3 5 3 2 3 26 676
Jumlah 100 82 89 89 105 75 56 85 681 15795
Uji Validitas
rxy(hitung) 0,42776 0,47913 0,2608 0,28711 0,57137 0,29329 0,54243 0,485
r tabel 0,361
Simpulan Valid Valid Tidak ValidTidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Kategori Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang
Jumlah Valid 5
Jumlah Tidak Valid 3
Uji Reliabilitas
Varian Item 0,98851 1,09885 0,58506 1,41264 1,43103 0,60345 1,08506 0,9023
Jumlah Varian Item 8,1069
Varian Total 11,5966
Reliabilitas (r11) 0,37615
Kategori Reliabel
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
No TesteeItem Butir Soal
Y Y²
164
Lampiran 11. Penghitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 AKHMAD FAQIH MUZAQI 4 2 3 2 2 3 1 1 18 b3
2 ALMADITA RAMADHANI 3 3 4 2 3 4 2 2 23 a15
3 AMANDA LISA YULIANTI 2 3 3 5 3 2 2 4 24 a12
4 AMRINA FA'IQOTUSHOLEHA 3 2 3 3 5 3 3 3 25 a9
5 BAGUS NURUL HAKIM 3 2 4 5 4 2 1 4 25 a10
6 BAGUS SETIAWAN 4 4 3 2 5 4 2 3 27 a2
7 CINTHIA HAQQU HARYADINARU 3 3 4 4 4 3 1 2 24 a13
8 EGGY LIES SETIYADI 4 3 3 5 4 3 2 4 28 a1
9 ERISTA PUTRI ARUM SARI 2 2 3 4 3 2 1 3 20 b7
10 EVAN FAUZI PRANENDRA 2 4 2 4 2 3 3 2 22 b13
11 FAGHISTA BELLINDA SARI 4 2 4 2 4 2 1 0 19 b5
12 GALANG HEFI LESMONO 3 4 3 2 4 2 1 2 21 b10
13 HANA PRATIWI SITOMPUL 4 2 4 4 5 2 4 2 27 a3
14 INDAH SUPRIYANI 5 4 2 3 5 3 1 3 26 a6
15 KARTIKA SEPTIANI 3 2 4 2 5 2 2 4 24 a14
16 KIVLAN 4 3 3 0 4 2 1 3 20 b8
17 MOHAMMAD ALI RIFTONO 3 2 3 4 3 3 2 3 23 b15
18 MUCHAMAD MIZAN 5 4 2 2 3 2 3 4 25 a11
19 MUHAMMAD ILHAM FAHMI 4 1 3 3 2 3 1 3 20 b9
20 NADHIRA VIERA ANDHINI 5 4 3 4 2 3 3 3 27 a4
21 NAMIRA NIMADA HAFIAN 2 3 3 3 2 4 1 3 21 b11
22 NOVREZA WANDA KURNIA 3 2 2 2 1 2 1 3 16 b1
23 NURUL KHIKMAH 4 2 3 2 4 1 3 3 22 b14
24 PUSITA PAWESTRINING TIAS 2 2 2 4 4 2 0 2 18 b4
25 PUTRI TIA MUKTIFIRMA 4 3 1 2 4 2 1 2 19 b6
26 RIZKY MAULANA HIDAYAT 1 0 3 4 2 1 3 3 17 b2
27 VIDIA FEBRIYANTI 3 4 3 2 2 3 1 3 21 b12
28 YANT SUKMA PRADHIPTANING PUTRI 4 2 4 2 4 2 4 4 26 a7
29 ZIDHNY ILMA A 3 4 3 3 5 2 3 4 27 a5
30 ZULFI ABDILLAH 4 4 2 3 5 3 2 3 26 a8
Jumlah 100 82 89 89 105 75 56 85 681
skor maksimal 5 5 5 5 5 5 5 5
Rata-rata 3,333333333 2,733333333 2,966666667 2,966666667 3,5 2,5 1,866666667 2,833333333
KA 55 48 46 49 58 40 34 48
KB 45 34 43 40 47 35 22 37
KA :15 3,666666667 3,2 3,066666667 3,266666667 3,866666667 2,666666667 2,266666667 3,2
KB : 15 3 2,266666667 2,866666667 2,666666667 3,133333333 2,333333333 1,466666667 2,466666667
KA - KB 0,666666667 0,933333333 0,2 0,6 0,733333333 0,333333333 0,8 0,733333333
Daya pembeda 0,133333333 0,186666667 0,04 0,12 0,146666667 0,066666667 0,16 0,146666667
Kategori jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek
Tingkat kesukaran 0,666666667 0,546666667 0,593333333 0,593333333 0,7 0,5 0,373333333 0,566666667
Kategori Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang
No TesteeItem Butir Soal
ANALISIS DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT KESUKARAN
Y Sort
165
Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal Pre Test
KISI-KISI SOAL PRE TEST
Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Tegal
Kelas/Semester : XI IIS / 1
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)
Bentuk Soal : Uraian
Kompetensi Dasar Indikator Taraf Kompetensi Nomor
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.2 Menganalisis
perubahan, dan
keberlanjutan
dalam peristiwa
sejarah pada masa
penjajahan asing
hingga proklamasi
kemerdekaan
Indonesia.
9. Menjelaskan tujuan bangsa
barat datang ke Nusantara. √ 1
10. Menyebutkan peristiwa yang
melatarbelakangi Bangsa Barat
datang ke Nusantara. √ 2
11. Menjelaskan tujuan dari
dibentuknya VOC
(Vereenigde Oost Indische
Compagnie)oleh Belanda.
√ 5
12. Menjelaskan tentang politik
devide et impera. √ 7
13. Menjelaskan sebab kemunduran
dan kebangkrutan dari
VOC(Vereenigde Oost
Indische Compagnie).
√ 8
Semarang, Agustus 2015
Mengetahui,
Guru Mapel Sejarah Peneliti
Wartimah, S.Pd Diyan Intan Mutlikha
NIP 19580113 198111 2 001 NIM. 3101411153
166
Lampiran 13. Soal Pre Test
SOAL PRE TEST
Sekolah : SMA Negeri 2 KotaTegal
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)
Kelas/Program : XI IIS
Alokasi waktu : 45 menit
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada lembar jawab yang sudah
disediakan!
1. Portugis dan Spanyol merupakan bangsa barat yang mempelopori
pelayaran dan penjelajahan samudra dalam rangka mencari daerah
penghasil rempah-rempah. Jelaskan tujuan utama bangsa barat melakukan
pelayaran selain untuk mencari rempah-rempah?.
2. Kedatangan bangsa barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa
yang jauh dari Indonesia. Sebutkan 4 peristiwa yang melatarbelakangi
bangsa barat datang ke Indonesia?.
3. VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah serikat dagang yang
dibentuk oleh pemerintah Belanda. Jelaskan tujuan dari dibentuknya VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie) oleh pemerintah Belanda?
4. Pemerintah Belanda yang ingin mendapatkan kekuasaan dan keuntungan
akhirnya menggunakan berbagai tipu daya serta politik devide et impera.
Apa yang dimaksud dengan politik devide et impera?.
5. Kemunduran dan kebangkrutan VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie) sudah terjadi sejak awal abad ke-18. Jelaskan mengapa
VOC(Vereenigde Oost Indische Compagnie) mengalami kemunduran dan
kebangkrutan sehingga akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Belanda?
--selamat mengerjakan—
167
KUNCI JAWABAN
1. Selain untuk mencari dunia baru penghasil rempah-rempah mereka
mempunyai tujuan utama yaitu menyebarkan semangat 3G (Gold, Glory,
Gospel). Gold adalah memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari
dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan
lain yang sangat berharga, glory memburu kejayaan, superioritas, dan
kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di
dunia baru yang ditemukannya dan gospel yaitu menjalankan tugas suci
untuk menyebarkan agama.
2. Datangnya bangsa barat ke dunia timur juga dilatarbelakangi beberapa
peristiwa yang terjadi yaitu :
a. Jatuhnya konstantinopel ke tangan turki Usmani yang menyebabkan
sulitnya bangsa eropa memperoleh banrang-barang termasuk rempah-
rempah.
b. Adanya paham merkantilisme di ereopa yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan.
c. Adanya revolusi industri yang menyebabkan akhirnya ditemukannya
alat pada bidang pelayaran dan mesih-mesin produksi.
d. Adanya semangat untuk melanjutkan perang salib, yaitu untuk
memerangi orang-orang Islam dimana saja serta sekaligus
menyebarkan agama kristen.
3. Tujuan dari dibentuknya VOC oleh Belanda adalah untuk Menghindari
persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda sehingga
keuntungan maksimal dapatdiperoleh, memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun
dengan bangsa-bangsa Asia dan membantu dana pemerintah Belanda yang
berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
4. Politik devide et impera atau politik pecah belah atau politik adu domba
adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan
168
untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah
kelompok besar menjadi kelompok kecil yang mudah ditaklukan.
5. yang menyebabkan VOC mengalami kemunduran dan dan kebangkrutan
adalah karena hal-hal berikut ini :
a. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC
b. Utang VOC yang sangat besar.
c. Pemberian deviden kepada peegang saham walaupun usahanya
mengalami kemunduran.
d. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya
wilayah kekuasaan VOC.
e. Biaya perang untuk memadamkan rakyat sangat besar.
f. Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang
portugis (Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East
Indian Company).
g. Berkembangnya paham liberalisme sehingga memonopoli
perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai llagi untuk diteruskan.
h. Pendudukan negeri Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun
1795. Perancis memiliki musuh utama Inggris yang berada di India
dan meluaskan jajahannya ke Asia Tenggara. Badan VOC tidak dapat
diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC
harus dibubarkan.
Penentuan Skor:
Skor maksimal setiap butir soal = 4
Nilai = Skor total × 5
171
Lampiran 16. Tabel Pre Test Kelas Eksperimen
TABEL PRE TEST KELAS EKSPERIMEN
1 2 3 4 5
1 AGIL MAHENDRA 3 1 2 4 3 65
2 AGUSTIAS PANJI IRMANYAH 2 3 3 2 3 65
3 ANDRI MULYANTO 3 1 1 3 2 50
4 BIMO PUTRO MEIDHYONO 3 2 2 2 1 50
5 DANU DWI ARDIANSYAH 3 1 1 4 1 50
6 DHIYA HASNA ALDHINA 2 1 1 1 2 35
7 DIYAN AYU GAYATRI 2 1 1 0 1 25
8 DONI AHMAD MUNIR 2 1 1 0 1 25
9 DWI INDAH SAFITRI 3 2 1 3 2 55
10 DWI REZA LFANDI 3 1 2 2 1 45
11 EGA SUBARDINI 2 2 1 3 4 60
12 FAHMI ASY'ARI 3 3 1 1 2 50
13 FEBY ASKHABA MUALIM 2 1 1 3 1 40
14 HAFIZUL NIZAM 1 1 1 2 1 30
15 INDRA SULISTIONO 4 1 1 2 1 45
16 IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY 2 1 3 3 3 60
17 LUTVIANA YULI ASIH 2 2 1 1 2 40
18 MARWAH ULTRANINGRUM 3 2 1 0 1 35
19 MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI 2 2 1 1 2 40
20 NABILA URBAHALIZA 2 1 2 1 1 35
21 NOVI KRISMIATI 2 3 0 1 1 35
22 NUR MUSTOFA 3 2 1 2 2 50
23 RICKY MAULANA MULYADI 2 1 2 3 2 50
24 RIZKI FATMAWATI 3 3 2 2 3 65
25 ROZA DWI URCHA 1 2 3 1 1 40
26 SALSABILA ANNISA AULIA 2 1 2 0 2 35
27 SUSTIKA NUR HIDAYAH 3 2 0 1 2 40
28 SYIFA SULEMAN 1 3 2 1 1 40
29 TISA GINTA MAULINA 3 2 1 1 2 45
30 VALENT RAMADHAN FITRIA 3 2 1 1 2 45
44,83333
KELAS EKSPERIMEN
No NamaSkor Pre Test
Nilai
172
Lampiran 17. Tabel Pre Test Kelas Kontrol
TABEL PRE TEST KELAS KONTROL
\
1 2 3 4 5
1 AFINIA HANAN IKBAR 3 2 1 2 1 45
2 ALFANI NURSYAMSI HANITA 2 2 1 2 2 45
3 AMALIA DWIKA NURSAFARILA 2 2 1 2 3 50
4 ANISATUL AZIZAH 3 2 1 1 0 35
5 ANAS DWI SUBAGIO 2 1 1 2 3 45
6 ARYO DWI NUGROHO 1 1 0 2 2 30
7 DICKY PERMANA PUTRA 2 1 1 0 1 25
8 ERVINE YUMITMIATI PUTRI 3 1 1 2 1 40
9 FAJAR MAULANA RISVIANTO 2 1 1 1 2 35
10 GAFFARA MAKSUM FIRDOZ 3 3 1 2 2 55
11 GEWA TRI PRAKOSO 3 1 2 2 3 55
12 GILANG MUHAMMAD 1 3 1 2 3 50
13 INDAH DWI HASTUTI 1 1 1 2 2 35
14 INDAH WINARTI 2 4 1 3 3 65
15 KARINA NOER AURILLIANA 2 2 1 3 2 50
16 LIYA FAIZATUL MAKIYAH 2 1 3 2 2 50
17 MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO 3 3 3 1 3 65
18 MOHAMMAD ARIF MAULANA 2 1 1 2 2 40
19 MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT 2 1 0 3 2 40
20 MUHAMMAD ZUHDAN 1 2 2 2 2 45
21 NABILA FIRDHA SHAFIRA 3 2 2 2 3 60
22 REZA NUR AMALIA 3 1 1 2 0 35
23 RISQY NUR AFIFAH 1 3 2 2 2 50
24 ROSALIA INDAH 2 2 1 1 1 35
25 SINTA EKA PRATIWI 2 1 2 2 3 50
26 SITI FAUZIAH NUR ARIANI 1 3 1 2 2 45
27 YULIA NUR ISLAMIATI 1 1 1 2 3 40
28 YUNI ASIH 2 1 3 2 1 45
29 YUSTIKA ADELIANA 3 0 0 1 1 25
30 YUSUF HAFIZUN ALIM 2 1 1 3 2 45
44,3333
KELAS KONTROL
No NamaSkor Pre Test
Nilai
173
Lampiran 18. Kisi-Kisi SoalPost Test
KISI-KISI SOAL POST TEST
Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Tegal
Kelas/Semester : XI IIS / 1
Tahun Pelajaran : 2015 / 2016
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)
Bentuk Soal : Uraian
Kompetensi Dasar Indikator Taraf Kompetensi Nomor
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.3 Menganalisis
perubahan, dan
keberlanjutan
dalam peristiwa
sejarah pada
masa penjajahan
asing hingga
proklamasi
kemerdekaan
Indonesia.
14. Menjelaskan tujuan bangsa barat
datang ke Nusantara. √ 1
15. Menyebutkan peristiwa yang
melatarbelakangi Bangsa Barat
datang ke Nusantara.
√ 2
16. Menjelaskan tujuan dari
dibentuknya VOC(Vereenigde
Oost Indische Compagnie)
oleh Belanda.
√ 5
17. Menjelaskan tentang politik
devide et impera. √ 7
18. Menjelaskan sebab kemunduran
dan kebangkrutan dari
VOC(Vereenigde Oost
Indische Compagnie).
√ 8
Semarang, Agustus 2015
Mengetahui,
Guru Mapel Sejarah Peneliti
Wartimah, S.Pd Diyan Intan Mutlikha
NIP 19580113 198111 2 001 NIM. 3101411153
174
Lampiran 19. SoalPost Test
SOAL POST TEST
Sekolah : SMA Negeri 2 KotaTegal
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)
Kelas/Program : XI IIS
Alokasi waktu : 45 menit
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada lembar jawab yang sudah
disediakan!
1. Portugis dan Spanyol merupakan bangsa barat yang mempelopori
pelayaran dan penjelajahan samudra dalam rangka mencari daerah
penghasil rempah-rempah. Jelaskan tujuan utama bangsa barat melakukan
pelayaran selain untuk mencari rempah-rempah?.
2. Kedatangan bangsa barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa
yang jauh dari Indonesia. Sebutkan 4 peristiwa yang melatarbelakangi
bangsa barat datang ke Indonesia?.
3. VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah serikat dagang yang
dibentuk oleh pemerintah Belanda. Jelaskan tujuan dari dibentuknya
VOC(Vereenigde Oost Indische Compagnie) oleh pemerintah Belanda?
4. Pemerintah Belanda yang ingin mendapatkan kekuasaan dan keuntungan
akhirnya menggunakan berbagai tipu daya serta politik devide et impera.
Apa yang dimaksud dengan politik devide et impera?.
5. Kemunduran dan kebangkrutan VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie) sudah terjadi sejak awal abad ke-18. Jelaskan mengapa VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie) mengalami kemunduran dan
kebangkrutan sehingga akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Belanda?
--selamat mengerjakan—
175
KUNCI JAWABAN
1. Selain untuk mencari dunia baru penghasil rempah-rempah mereka
mempunyai tujuan utama yaitu menyebarkan semangat 3G (Gold, Glory,
Gospel). Gold adalah memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari
dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan
lain yang sangat berharga, glory memburu kejayaan, superioritas, dan
kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di
dunia baru yang ditemukannya dan gospel yaitu menjalankan tugas suci
untuk menyebarkan agama.
2. Datangnya bangsa barat ke dunia timur juga dilatarbelakangi beberapa
peristiwa yang terjadi yaitu :
b. Jatuhnya konstantinopel ke tangan turki Usmani yang menyebabkan
sulitnya bangsa eropa memperoleh banrang-barang termasuk rempah-
rempah.
c. Adanya paham merkantilisme di ereopa yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan.
d. Adanya revolusi industri yang menyebabkan akhirnya ditemukannya
alat pada bidang pelayaran dan mesih-mesin produksi.
e. Adanya semangat untuk melanjutkan perang salib, yaitu untuk
memerangi orang-orang Islam dimana saja serta sekaligus menyebarkan
agama kristen.
3. Tujuan dari dibentuknya VOC oleh Belanda adalah untuk Menghindari
persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda sehingga
keuntungan maksimal dapatdiperoleh, memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun
dengan bangsa-bangsa Asia dan membantu dana pemerintah Belanda yang
berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
4. Politik devide et impera atau politik pecah belah atau politik adu domba
adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan
176
untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah
kelompok besar menjadi kelompok kecil yang mudah ditaklukan.
5. yang menyebabkan VOC mengalami kemunduran dan dan kebangkrutan
adalah karena hal-hal berikut ini :
a) Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC
b) Utang VOC yang sangat besar.
c) Pemberian deviden kepada peegang saham walaupun usahanya
mengalami kemunduran.
d) Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya
wilayah kekuasaan VOC.
e) Biaya perang untuk memadamkan rakyat sangat besar.
f) Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang
portugis (Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East
Indian Company).
g) Berkembangnya paham liberalisme sehingga memonopoli
perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai llagi untuk diteruskan.
h) Pendudukan negeri Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun
1795. Perancis memiliki musuh utama Inggris yang berada di India
dan meluaskan jajahannya ke Asia Tenggara. Badan VOC tidak dapat
diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC
harus dibubarkan.
Penentuan Skor:
Skor maksimal setiap butir soal = 4
Nilai = Skor total × 5
181
Lampiran 23. Tabel Post Test Kelas Kontrol
POST TEST KELAS KONTROL
1 2 3 4 5
1 3 3 3 4 3 80
2 AGUSTIAS PANJI IRMANYAH 3 3 3 3 4 80
3 ANDRI MULYANTO 4 4 1 3 4 80
4 BIMO PUTRO MEIDHYONO 3 2 2 4 3 70
5 DANU DWI ARDIANSYAH 4 4 2 4 3 85
6 DHIYA HASNA ALDHINA 4 4 1 3 4 80
7 DIYAN AYU GAYATRI 4 4 1 2 2 65
8 DONI AHMAD MUNIR 3 3 2 3 4 75
9 DWI INDAH SAFITRI 4 4 4 3 4 95
10 DWI REZA LFANDI 4 4 2 2 4 80
11 EGA SUBARDINI 3 3 1 3 4 70
12 FAHMI ASY'ARI 4 4 2 2 4 80
13 FEBY ASKHABA MUALIM 4 4 2 3 4 85
14 HAFIZUL NIZAM 2 4 3 3 4 80
15 INDRA SULISTIONO 3 4 1 3 4 75
16 IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY 4 4 3 4 4 95
17 LUTVIANA YULI ASIH 4 4 2 3 4 85
18 MARWAH ULTRANINGRUM 4 4 1 2 3 70
19 MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI3 4 2 3 4 80
20 NABILA URBAHALIZA 3 3 1 3 4 70
21 NOVI KRISMIATI 4 4 1 3 4 80
22 NUR MUSTOFA 3 4 2 4 4 85
23 RICKY MAULANA MULYADI 4 4 2 4 4 90
24 RIZKI FATMAWATI 3 4 3 2 4 80
25 ROZA DWI URCHA 3 3 2 2 4 70
26 SALSABILA ANNISA AULIA 4 4 2 3 4 85
27 SUSTIKA NUR HIDAYAH 4 4 1 3 4 80
28 SYIFA SULEMAN 3 3 2 3 4 75
29 TISA GINTA MAULINA 4 4 2 3 4 85
30 VALENT RAMADHAN FITRIA 4 4 2 3 4 85
79,83333
Nilai
KELAS EKSPERIMEN
No NamaSkor Post Test
182
Lampiran 24. Perhitungan SPSS Pre Test
PERHITUNGAN SPSS PRE TEST
1 2 3 4 5
1 AFINIA HANAN IKBAR 4 4 3 2 2 75
2 ALFANI NURSYAMSI HANITA 3 3 3 2 3 70
3 AMALIA DWIKA NURSAFARILA 2 3 2 2 4 65
4 ANISATUL AZIZAH 3 4 2 2 4 75
5 ANAS DWI SUBAGIO 2 4 2 2 3 65
6 ARYO DWI NUGROHO 2 3 3 2 2 60
7 DICKY PERMANA PUTRA 2 4 3 1 4 70
8 ERVINE YUMITMIATI PUTRI 4 4 1 2 3 70
9 FAJAR MAULANA RISVIANTO 2 3 3 1 2 55
10 GAFFARA MAKSUM FIRDOZ 4 4 1 2 2 65
11 GEWA TRI PRAKOSO 4 4 2 2 3 75
12 GILANG MUHAMMAD 2 3 3 2 4 70
13 INDAH DWI HASTUTI 3 3 2 3 2 65
14 INDAH WINARTI 2 4 3 3 4 80
15 KARINA NOER AURILLIANA 2 4 4 3 3 80
16 LIYA FAIZATUL MAKIYAH 2 4 3 2 4 75
17 MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO 4 4 4 2 4 90
18 MOHAMMAD ARIF MAULANA 2 3 3 2 3 65
19 MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT 4 3 2 3 4 80
20 MUHAMMAD ZUHDAN 3 3 3 2 2 65
21 NABILA FIRDHA SHAFIRA 3 3 2 2 3 65
22 REZA NUR AMALIA 3 2 3 2 4 70
23 RISQY NUR AFIFAH 2 3 3 2 2 60
24 ROSALIA INDAH 2 3 2 2 2 55
25 SINTA EKA PRATIWI 2 4 3 2 3 70
26 SITI FAUZIAH NUR ARIANI 3 3 3 2 4 75
27 YULIA NUR ISLAMIATI 2 3 3 2 3 65
28 YUNI ASIH 4 4 3 2 1 70
29 YUSTIKA ADELIANA 3 3 2 2 4 70
30 YUSUF HAFIZUN ALIM 3 3 1 3 2 60
69,1667
Nilai
KELAS KONTROL
No NamaSkor Post Test
183
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest
N 60
Normal Parametersa Mean 44.58
Std. Deviation 10.548
Most Extreme Differences Absolute .120
Positive .120
Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .933
Asymp. Sig. (2-tailed) .349
UJI HOMOGENITAS DAN UJI T-Test
184
kelas N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
pretest 1 kontrol 30 44.33 10.148 1.853
2 eksperimen 30 44.83 11.102 2.027
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differ
ence
Std.
Error
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
pretest Equal
variances
assumed .397 .531 -.182 58 .856 -.500 2.746 -5.997 4.997
Equal
variances
not assumed
-.182 57.53
9 .856 -.500 2.746 -5.998 4.998
Lampiran 25. Perhitungan SPSS Post Test
185
PERHITUNGAN SPSS POST TEST
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest
N 60
Normal Parametersa Mean 74.50
Std. Deviation 9.192
Most Extreme Differences Absolute .142
Positive .138
Negative -.142
Kolmogorov-Smirnov Z 1.099
Asymp. Sig. (2-tailed) .179
UJI HOMOGENITAS DAN UJI T-Test
186
Group Statistics
\
kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
posttest 1 kontrol 30 69.17 7.777 1.420
2 eksperimen 30 79.83 7.250 1.324
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
posttest Equal variances
assumed .315 .577 -5.495 58 .000 -10.667 1.941 -14.552 -6.781
Equal variances
not assumed
-5.495 57.716 .000 -10.667 1.941 -14.553 -6.781
Lampiran 26. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa
187
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru atau teman untuk menilai sikap dan
keterampilan peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai
sikap dan keterampilan yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah dilakukan
Nama Peserta Didik : ………………..
Kelas : ……………….
Tanggal Pengamatan : ……………….
Materi Pokok : ………………..
No Aspek pengamatan Skor
Keterangan 1 2 3 4
1. Melaksanakan tugas pengamatan
topik
2. Melakukan penyelidikan terhadap
rumusan masalah yang diajukan
3. Menemukan penyelesaian
masalah
4. Mendiskusikan informasi yang
ditemukan
5. Menghormati pendapat orang lain
dalam diskusi
6.
Berpendapat atau melakukan
kegiatan pengamatan tanpa ragu-
ragu
7. Tidak mudah putus asa dalam
penggalian informasi
8. Tidak canggung dalam bertindak
9. Berani presentasi di depan kelas
10. Berani berpendapat, bertanya,
atau menjawab pertanyaan
Jumlah Skor
188
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Baik Sekali : Apabila memperoleh 36 - 40
Baik : Apabila memperoleh 31 - 35
Cukup : Apabila memperoleh 21 - 30
Kurang : Apabila memperoleh 10 – 20
Lampiran 27. Hasil Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
192
Lampiran 29. Tabel Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
TABEL HASIL PENILAIAN AKTIVITAS SISWA KELAS EKSPERIMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AGIL MAHENDRA 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 36 Sangat Baik
2 AGUSTIAS PANJI IRMANYAH 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 Sangat Baik
3 ANDRI MULYANTO 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 36 Sangat Baik
4 BIMO PUTRO MEIDHYONO 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 35 Baik
5 DANU DWI ARDIANSYAH 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 33 Baik
6 DHIYA HASNA ALDHINA 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 Sangat Baik
7 DIYAN AYU GAYATRI 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38 Sangat Baik
8 DONI AHMAD MUNIR 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 35 Baik
9 DWI INDAH SAFITRI 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 35 Baik
10 DWI REZA LFANDI 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 Sangat Baik
11 EGA SUBARDINI 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 34 Baik
12 FAHMI ASY'ARI 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 36 Sangat Baik
13 FEBY ASKHABA MUALIM 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 34 Baik
14 HAFIZUL NIZAM 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 37 Sangat Baik
15 INDRA SULISTIONO 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37 Sangat Baik
16 IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 34 Baik
17 LUTVIANA YULI ASIH 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36 Sangat Baik
18 MARWAH ULTRANINGRUM 2 4 2 4 4 4 3 4 3 3 33 Baik
19 MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 36 Sangat Baik
20 NABILA URBAHALIZA 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 35 Baik
21 NOVI KRISMIATI 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 37 Sangat Baik
22 NUR MUSTOFA 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37 Sangat Baik
23 RICKY MAULANA MULYADI 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 35 Baik
24 RIZKI FATMAWATI 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 30 Cukup
25 ROZA DWI URCHA 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 34 Baik
26 SALSABILA ANNISA AULIA 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 31 Cukup
27 SUSTIKA NUR HIDAYAH 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 37 Sangat Baik
28 SYIFA SULEMAN 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 32 Baik
29 TISA GINTA MAULINA 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38 Sangat Baik
30 VALENT RAMADHAN FITRIA 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 36 Sangat Baik
1062
35,4
Petunjuk penyekoran
Peserta didik yang memperoleh skor:
Sangat Baik : Apabila memperoleh 36-40 Kriteria Jml Siswa Presentase
Baik : Apabila memperoleh 31-35 Sangat Baik 16 53,3333333
Cukup : Apabila memperoleh 21-30 Baik 12 40
Kurang : Apabila memperoleh 10-20 Cukup 2 6,66666667
Kurang 0 0
Rata-rata Skor 35,4
keaktifan kelas eksperimen
NONama siswa
Aspek pengamatan siswa yang menggunakan Model AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)Skor total Keterangan
Kelas Eksperimen
Rata-rata
Rata-rata
Lembar Keaktifan siswa
193
Lampiran 30. Tabel Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
TABEL HASIL PENILAIAN AKTIVITAS SISWA KELAS KONTROL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AFINIA HANAN IKBAR 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 Cukup
2 ALFANI NURSYAMSI HANITA 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 31 Cukup
3 AMALIA DWIKA NURSAFARILA 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 37 Sangat Baik
4 ANISATUL AZIZAH 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 30 Cukup
5 ANAS DWI SUBAGIO 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 32 Baik
6 ARYO DWI NUGROHO 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 31 Cukup
7 DICKY PERMANA PUTRA 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 35 Baik
8 ERVINE YUMITMIATI PUTRI 3 4 3 5 3 4 3 4 4 3 36 Sangat Baik
9 FAJAR MAULANA RISVIANTO 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 29 Cukup
10 GAFFARA MAKSUM FIRDOZ 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 34 Baik
11 GEWA TRI PRAKOSO 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 32 Baik
12 GILANG MUHAMMAD 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 37 Sangat Baik
13 INDAH DWI HASTUTI 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 34 Baik
14 INDAH WINARTI 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 36 Sangat Baik
15 KARINA NOER AURILLIANA 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 31 Cukup
16 LIYA FAIZATUL MAKIYAH 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 31 Cukup
17 MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO 3 3 4 4 4 4 2 2 3 3 32 Baik
18 MOHAMMAD ARIF MAULANA 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 28 Cukup
19 MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 35 Baik
20 MUHAMMAD ZUHDAN 2 4 4 3 3 3 3 2 3 4 31 Cukup
21 NABILA FIRDHA SHAFIRA 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 36 Sangat Baik
22 REZA NUR AMALIA 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 35 Baik
23 RISQY NUR AFIFAH 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 31 Cukup
24 ROSALIA INDAH 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2 29 Cukup
25 SINTA EKA PRATIWI 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 32 Baik
26 SITI FAUZIAH NUR ARIANI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 32 Baik
27 YULIA NUR ISLAMIATI 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 36 Sangat Baik
28 YUNI ASIH 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 30 Cukup
29 YUSTIKA ADELIANA 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 26 Cukup
30 YUSUF HAFIZUN ALIM 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 36 Sangat Baik
975
32,5
Petunjuk penyekoran
Peserta didik yang memperoleh skor:
Sangat Baik : Apabila memperoleh 36-40 Kriteria Jml Siswa Presentase
Baik : Apabila memperoleh 31-35 Sangat Baik 7 23,3333333
Cukup : Apabila memperoleh 21-30 Baik 10 33,3333333
Kurang : Apabila memperoleh 10-20 Cukup 13 43,3333333
Kurang 0 0
Rata-rata Skor 32,5
NoNama siswa
Keaktifan kelas kontrolSkor total Keterangan
Rata-rata
Rata-rata
Lembar Keaktifan siswa
Kelas Kontrol
194
Lampiran 31. Tabel Hasil Penilaian sikap Siswa Kelas Eksperimen
TABEL HASIL PENILAIAN SIKAP SISWA KELAS EKSPERIMEN
Kerjasama Tanggung jawab percaya diri
AGIL MAHENDRA 2 3 2 7 Baik
AGUSTIAS PANJI IRMANYAH 3 3 3 9 Baik
ANDRI MULYANTO 3 2 3 8 Baik
BIMO PUTRO MEIDHYONO 3 3 4 10 Sangat Baik
DANU DWI ARDIANSYAH 3 4 3 10 Sangat Baik
DHIYA HASNA ALDHINA 2 2 3 7 Baik
DIYAN AYU GAYATRI 3 3 2 8 Baik
DONI AHMAD MUNIR 2 3 3 8 Baik
DWI INDAH SAFITRI 3 2 3 8 Baik
DWI REZA LFANDI 3 3 4 10 Sangat Baik
EGA SUBARDINI 2 4 3 9 Baik
FAHMI ASY'ARI 3 3 3 9 Baik
FEBY ASKHABA MUALIM 3 4 3 10 Sangat Baik
HAFIZUL NIZAM 4 3 3 10 Sangat Baik
INDRA SULISTIONO 3 3 3 9 Baik
IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY 3 3 3 9 Baik
LUTVIANA YULI ASIH 3 3 3 9 Baik
MARWAH ULTRANINGRUM 3 2 3 8 Baik
MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI 3 3 3 9 Baik
NABILA URBAHALIZA 4 4 3 11 Sangat Baik
NOVI KRISMIATI 3 3 2 8 Baik
NUR MUSTOFA 3 3 3 9 Baik
RICKY MAULANA MULYADI 2 2 2 6 Cukup
RIZKI FATMAWATI 4 3 3 10 Sangat Baik
ROZA DWI URCHA 3 2 3 8 Baik
SALSABILA ANNISA AULIA 4 3 3 10 Sangat Baik
SUSTIKA NUR HIDAYAH 3 3 3 9 Baik
SYIFA SULEMAN 2 2 3 7 Baik
TISA GINTA MAULINA 3 4 3 10 Sangat Baik
VALENT RAMADHAN FITRIA 3 3 3 9 Baik
Petunjuk penyekoran : 8,8 Baik
Peserta didik yang memperoleh skor :
Baik sekali : apabila memperoleh 10-12
Baik : apabila memperoleh 7-9
Cukup : apabila memperoleh 5-6
Kurang : apabila memperoleh 3-4
Hasil Observasi Sikap Siswa Menggunakan Model AIR
Nama SiswaAspek Penilaian sikap sosial
Skor Total Keterangan
195
Lampiran 32. Tabel Hasil Penilaian sikap Siswa Kelas Kontrol
TABEL HASIL PENILAIAN SIKAP SISWA KELAS KONTROL
Kerjasama Tanggung Jawab Percaya Diri
AFINIA HANAN IKBAR 4 3 2 9 Baik
ALFANI NURSYAMSI HANITA 2 3 2 7 Baik
AMALIA DWIKA NURSAFARILA 3 2 2 7 Baik
ANISATUL AZIZAH 2 2 2 6 Cukup
ANAS DWI SUBAGIO 2 3 3 8 Baik
ARYO DWI NUGROHO 2 2 2 6 Cukup
DICKY PERMANA PUTRA 3 3 3 9 Baik
ERVINE YUMITMIATI PUTRI 3 3 2 8 Baik
FAJAR MAULANA RISVIANTO 4 3 3 10 Sangat Baik
GAFFARA MAKSUM FIRDOZ 2 2 2 6 Cukup
GEWA TRI PRAKOSO 3 2 2 7 Baik
GILANG MUHAMMAD 4 3 3 10 Sangat Baik
INDAH DWI HASTUTI 2 2 2 6 Cukup
INDAH WINARTI 2 2 2 6 Cukup
KARINA NOER AURILLIANA 3 2 2 7 Baik
LIYA FAIZATUL MAKIYAH 3 2 2 7 Baik
MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO 2 3 3 8 Baik
MOHAMMAD ARIF MAULANA 3 4 4 11 Sangat Baik
MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT 2 3 2 7 Baik
MUHAMMAD ZUHDAN 3 4 4 11 Sangat Baik
NABILA FIRDHA SHAFIRA 2 3 3 8 Baik
REZA NUR AMALIA 3 3 4 10 Sangat Baik
RISQY NUR AFIFAH 3 3 3 9 Baik
ROSALIA INDAH 2 3 3 8 Baik
SINTA EKA PRATIWI 3 2 2 7 Baik
SITI FAUZIAH NUR ARIANI 3 2 2 7 Baik
YULIA NUR ISLAMIATI 3 2 2 7 Baik
YUNI ASIH 3 2 2 7 Baik
YUSTIKA ADELIANA 2 2 2 6 Cukup
YUSUF HAFIZUN ALIM 2 2 2 6 Cukup
Petunjuk penyekoran : 7,7 Baik
Peserta didik yang memperoleh skor :
Sangat Baik : apabila memperoleh 10-12
Baik : apabila memperoleh 7-9
Cukup : apabila memperoleh 5-6
Kurang : apabila memperoleh 3-4
Nama SiswaAspek Penilaian sikap sosial
Skor Total Keterangan
Hasil Observasi Sikap Siswa Menggunakan Model Ceramah
196
Lampiran 32. Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen
DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS EKSPERIME
Peserta didik melihat dan mendengarkan
Video
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 4 bulan Agustus 2015
Keaktifan peserta didik dalam
megajukan pertanyaan
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 4 bulan Agustus 2015
Peserta didik mendengarkan guru
menjelaskan
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 4 bulan Agustus 2015
Penjelasan model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition)
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 4 bulan Agustus 2015
197
Kegiatan kerja kelompok siswa
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 4 bulan Agustus 2015
Kegiatan pengumpulan data melalui buku
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 4 bulan Agustus 2015
Kegiatan kerja kelompok dengan
diarahkan guru
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil tanggal 4 bulan Agustus
2015
Mengkomunikasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 4 bulan Agustus 2015
198
Penilaian teman sejahwat
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil tanggal 4 bulan Agustus
2015
Pengerjaan kuis repetition
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 4 bulan Agustus 2015
199
Lampiran 33. Dokumentasi Penelitian Kelas Kontrol
DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS KONTROL
Kegiatan kerja kelompok
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 5 bulan Agustus 2015
Peserta didik mendengarkan guru
menjelaskan
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 5 bulan Agustus 2015
Peserta didik mencatat pokok bahasan
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 5 bulan Agustus 2015
Kegiatan mengumpulkan data peserta
didik
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 5 bulan Agustus 2015
200
Keaktifan peserta didik dalam
menanggapi
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 5 bulan Agustus 2015
Mengkomunikasikan hasil diskusi
kelompok
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil
tanggal 5 bulan Agustus 2015
Lampiran 34. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN