ANALISIS PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN RESPON
NASABAH TERHADAP PELAKSANAAN
OFFICE CHANNELING
(Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabaug Pembantu Syariah UIN Ciputat)
SKRIPSI
Oleh:
SETIAWATI
NIM : 1040810Qi1l5Jlr9. . ., p -..,;;;;;; ",,, • . ---, ~·:~~.' '. ·o·t;"':"O't"·~· .. ~ .... HI, .. _:
"'" lnt!uk ; ·i0rco .. .::. .. oc:.:·<Jrf2.~Q ................................ <qJ.J.'.3 kl;isifil(3Ri : ..............................................
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UAN ILMU SOSIAL
Ul"HVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
ANALISIS PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOJVII DAN RESPON
NASABAH TERHADAP PELAKSANAAN OFFICE CHANNELING
(Stndi Kasns Pada BNI Syariah Kantor Cahang Pembantu Sya1riah UIN Ciputat) ----------~"''' ~ I
I PERPUSTAKA!-'-N UTAMA \ Skripsi UIN SVAHlD J/\Kf\RTA _}
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh Setiawati
NIM: 104081002519
Di Bawah Bimbingan
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP.150317955
PembJimbing 11 / ' / n ,' 11
i r1 L< / Mnrdiyah Haya{s, kom, MM
NIP. 150 326 913
Herni Ali. HT, SE, MM.
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULT AS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIJF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1430 ID2009 M
ari ini Jum'at Tanggal Delapan Agustus Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif, alas
ima Setiawati NIM: 104081002519 dengan judul skripsi "ANALISIS PENGARUH STATUS
OSIAL EKONOMI DAN RESPON NASABAH 1['ERHA][)AP PELAKSANAAN
~FF/CE CHANNELING". Memperhatikan kemampuan mahasfowa tersebut selama ujian
erlangsung, maim skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
arjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
yarif Hidayatullah Jakarta.
~;}, Prof. Dr. Ahmad Jtodoni
Ketua
Jakarta, 08 Agustus 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
4.~~ !flerni Ali, SE, MM
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Sekretaris
ANALISIS PENGARUH LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL
EKONOM1 DAN RESPON NASABAH TERIIADAP PELAKSANAAN
OFFICE CHANJITELJJVG
(Stu di Kasus Pad a BNI Syariah Kantor Ca bang Pembantu Sya1riah UIN Ciputat)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pen1hi1nbing I
Oleh Setiawati
NIM: 104081002519
Di Bawah Bimbingan
Pcmbimbing II
~ ~---..
_{_ 1 0---
Prof. D1~mad ~(t NIP. 150 317 955
Jl:Junliyah Havati, S, Imm, MM NIP. 150 326 913
.JUIUJSAN MANA.JEMEN
FAKlJLTAS l<:i(ONOMl DAN ILMU SOSIAL
\INl\"ERS!TAS !SLAM NEIGER! SY ARIF HJDAYATULLAH
ABSTRACT
The aim of this research is to analysis the effect of social economic status and customer response toward the implementation of office channeling. Variable independent are social economic status and customer response, and variable dependent is implementation of office channeling. The sample method which is used in this research is convenience sampling method there are 100 responden which became samples. Multiple regression is used to examine. The effect of social economic status and customer response toward the implementation of office channeling.
The analysis result revealed that independent variable which explained by custoumer response have significant influence to implementation of office channeling if can be explained from t count bigger than t table. The value of dete1minant coefficient R 2 is 0,426%, it's showed tahat 42,6% change that happened of implementation of office channeling is determined by change that happened of custoumer response and social economic status, and the is determined by other factor out of model.
Keywords : Social Economic Status, Custoumer Response, Implementation of Office Channeling
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status sosial ekonomi dan respon nasabah terhadap pelaksanaan office channeling. Variabel independen adalah status sosial ekonomi dan respon nasabah, variabel dependen adalah pelaksanaan office channeling. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Convenience sampling sebanyak I 00 responden yang dijadikan sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi beganda sehingga pengujian menggunakan uji koefisien deteminasi, uji F, uji T.
Berdasarkan pengolahan data dengan analisis tersebut di peroleh bahwa variabel independen yang dijelaskan oleh respon nasabah berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan office channeling dapat dilihat dari t hitung 17.637 l.ebih besar dari t label 2,46. Berdasarkan nilai determinasi R 2 sebesar 0,426% maka sebesar 42,6% perubahan yang te1jadi pada pelaksanaan office channeling ditentukan oleh perubahan yang teijadi pada respon nasabah,selebihnya 57,4% ditentukan oleh faktor Jain diluar model.
Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi, Respon Nasabah, Pelaksanaan Office Channeling
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah
diberikan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat se1ia salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan
kepada seluruh umat manusia menuju kepada jalan kebenaran.
Sehubungan dengan penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan
baik berupa motivasi, bimbingan, petunjuk maupun sarana dan prasarana dari berbagai
pihak sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Mengingat jasa
dan bantuan dari dari berbagai pihak, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak dan Mama tersayang nan jauh dimato tapi dekat di hati, walaupun kita
berjauhan dan terpisahkan oleh pulau tapi cinta dan kasih sayang tetap kita rasakan
I d d . 'JTI kl' I k . 11111111111 ewat oa an m1mp1. -,e1e ..... a umya pu ang ampungJuga euy .......... .
2. Untuk keluarga besarku teteh2 n kakang2 tercinta yang ada di Lampung, terima kasih
atas doanya yang tidak henti2nya memberikan semangat untuk penggarapan skripsi.
Untuk adiku sematawayang ayo belajar tidak ada kata malu, tidak ada kata menyerah
buat mencari ilmu gapai cita-citamu setinggi langit.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan FEIS UIN Jakmia semoga Allah
menberikan kesehatan dan keselamatan supaya bisa menjalankan Amanah dengan
sebaik-baiknya Amin .......
4. Bapak prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM dan !bu Murdiyah Hayati, S.Kom, MM. yang
telah memberikan pengarahan dan meluangkan waktunya untuk penyelesaian skripsi
ini. Semoga ilmu yang bapak dan ibu berikan bermanfaat buat kami.
5. Seluruh dosen FEIS yang telah sabar dan ikhlas mengajarkan ilmunya clan berbagi
pengalaman.
6. Kepada semua para StaffFEIS terima kasih atasjasa-jasanya, pak bambang yang lucu
sering becanda bareng kita-kita, busiska yang baik banget suka nolongin saya klo lagi
bingung, makasih juga buat pak sugeng walaupun kadang-kadang bikin kita nunggu
ga jelas n terkadang bikin kita2 kesel tapi makisih banget atas jasanya, pak rahmat
dan bu !iii yang penyabar makasih ya, pak sumarsono yang suka lari-lari awas jatuh
pak n yang akur ma pak bambang, n the last buat penjaga perpus pak Ali maap ya
pak ldo saya sering telat ngembaliin buku n makasih udah ga kena clendanya
hehe ... Oia satu lagi saya ga tau namanya tapi yang pasti bapak yang satu ini paling
rajin, kerjannya suka bersih2 di FEIS, ramah, murah senyum hehe ....
7. Spesial buat yang terkasih, tercinta, n tersayang "Masday" tengQyu ya sudah sabar
menungguku lulus, menjadi penyemangat, tempat berkeluh kesah, minjemin fasilitas,
sering ngasih uang hehe .. maksih juga buat oem helmi maap ak dah jarang masakin
lagi.
8. Buat sobat yang satu ini, wah paling be1jasa buat penyelesaian skripsi akyu, Diyah
Kusuma wati, SE (si tomboy) tapi jago masak lho ... maap ya nduk sering ngerepotin
dirimu, makasih dah mau berbagi ilmunya dan terima kasih Im ucapkan buat emak
Suprapti n bapak Hmtana yang sudah mendoakan tia, buat ulung mbak ratna n k agus
semoga kita bisa be1jumpa kembali.
9. Buat sobat seperjuangan clan sepenanggungan Manaj C. Annisa yang manja n
ngangenin, Ekowati yang baik n lugu, Isna cungkring n heboh, Vi2 si guru yang
banyak pacar, Pani yang sunda tea .. ., Sogel tq bro dah menjadi teman yang suka
menghibur, Jamrong tq ilmunya semoga kita semua menjadi orang yang bermanfaat
buat orang lain, special buat Nurhakimah i Luv u sister makasih banget dah menjadi
sahabat, saudara yang baik yang bisa nenengin hati.n buat kania i miss u fren ...
IO. Teman-teman Perbankan angkatan ayo kembangkan ilmu perbankannya semoga kita
bisa menjadi Bankir2 yang dermawan hehe .... n buat teman2 manajemen C ayo
semangat awas jangan kebanyakan maen.
11. Teman-teman sepe1juangan Kompre mudah-mudahan ilmu yang sudah didapat tidak
hilang begitu aja. Buat yang mendapat gelar Mr & Miss. Putong selamat yach.
12. Buat bapak kostan mas haris makasih dah boleh nunggak, Anak-anak kostn belajar
yang raj in yach semoga kalian cepat menyusul.
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas
do'a dan dukungannya, semoga bantuan dan partisipasinya mendapat ridho Allah
SWT,Amin.
Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, Penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini clengan sebaik-baiknya.
Dengan segala kerendahan hati Penulis menerima saran maupun kritik yang dapat
menjadikan skripsi ini lebih baik.
Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak. Amin ...
Jakarta, Februari 2009
St~tiawati
DAFTARISI
DAFTARRIWAYATHIDUP ............................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KAT A PENG ANT AR ..................................................................... ,, ....................... viii
DAFT AR ISI .................................................................................... ,,....................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................... ,,....................... xi
DAFT AR GAMBAR ....................................................................... ,,....................... xii
DAFT AR LAMPIRAN ......................................................•............ ,, ....................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... ,,....................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. .
B. Perumusan Masalah ................................................................. ........................ I 0
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13
A. Status sosial ekonomi ............................................................... ..... ................... 13
I.
2.
B.
I.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengertian Status Sosial Ekonomi ............................................................. 13
Faktor-faktor Status Sosial Ekonomi ......................................................... 14
Office Channeling....................................................................................... ... 18 ·
Penge1tian Office Channeling..................................................................... 18
Perbedaan Office Channeling dan Windows System .................................. 19
Landasan Hukum Office Channeling.......................................................... 20
Kebijakan Layanan Office Channeling....................................................... 21
Latar Belakang Office Channeling............................................................. 23
Tujuan Office Channeling........................................................................... 24
7. Pandangan Positif Office Channeling......................................................... 25
8. Pandangan Negatif Office Channeling....................................................... 28
9. Produk-produk Syariah di Kntor Office Channeling.................................. 34
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 49
D. Kerangka Pemikiran & Hipotesis .................................................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 56
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 56
B. Metode Penelitian Populasi dan Sampel .......................................................... 57
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 58
D. Metode Analisis ............................................................................................... 59
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 73
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 73
l. Sejarah Singkat BNI Syariah ...................................................................... 73
2. Visi dan Misi .............................................................................................. 75
B. Hasil Dan Pembahasan .................................................................................. 74
I. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas.............................................................. 76
2. Analisis Dekriptif Statistik ......................................................................... 78
3. a. Pengujian Asumsi Klasik...................................................................... 98
b. Pengujian Hipotesis .............................................................................. I 00
c. Pengujian Koefisien Determinasi ........................................................ I 05
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 107
A. Kesimpulan ............................. ......................................................................... I 07
B. lmpilasi ............................................................................................................. I 08
C. Saran ......................................................................................... .................... .. .. 109
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 112
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 114
Nomor
1.1
1.2
DAFTAR TABEL
Keterangan Halaman
Perkembangan Kegiatan Usaha Perbankan Syariah
Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan Syariah ...................... .
5
6
3.1 Operasional Variabel ........................................................................ 71
4.1 Hasil TryOut Validitas dan Riliabilitas ............................................ 77
4.2 DeskriptifNasabah Jenis Kelamin ................................................... 79
4.3 DeskriptifUsia Responden ............................................................... 79
4.4 Deskriptif Agarna Responden............................................................ 80
4.5 Deskriptif Peke1jaan Responden ...................................................... 81
4.6 Deskriptif Pendidikan Responden ..................................................... 81
4.7 Deskriptif Pendapatan Responden..................................................... 82
4.8 Deskriptif Rutin Mengikuti Kegiatan Keagamaan ............................ 83
4.9 Deskriptif Aktif Mengikuti Kegiatan Partai Politik ......................... 83
4.10 Deskriptif Peke1jaan Membuat Lebih Kreatif.................................. 84
4.11 Deskriptif Kebersihan Ruangan BNI Syariah .................................. 84
4.12 DeskriptifKerapihan Ruangan BNI Syariah .................................... 85
4.13 DeskriptifRuang Tunggu BNI Syariah ............................................ 86
4.14 DeskriptifTeknologi Sistem Informasi BNI Syariah ...................... 86
4.15 Deskriptif Ketepatan Pelayanan BNI Syariah .................................. 87
4.16 Deskriptif Pencatatn dan Pembukuan BNI Syariah ......................... 88
4.17 Deskriptif Prosedur Pelayanan Produk BNI Syariah ....................... 88
4.18 Deskriptif Kecepatan Pelayana BNI Syariah ................................... 89
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skerna Kerangka Pernikiran ............................................................ 53
4.1 Hasil Uji Norrnalitas Data................................................................. 97
4.2 1-Iasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 101
DAFT AR LAMPIRAN
mor Keterangan Hal am an
Kuesioner Penelitian ......................................................................... 114
2 Hasil Input Data Mentah Kuesioner .................................................. 118
3 Hasil Output SPSS Validitas dan Reabilitas ..................................... 122
4 Hasil Output SPSS Uji Asumsi Klasik ............................................. 124
5 Hasil Output SPSS Uji Regresi Berganda ......................................... 126
6 Surat Keterangan Riset ...................................................................... 127
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendahuluan
Agama Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT
melalui perantara Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada
umat manusia sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi
seluruh alam). Ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW
tersebut tidak hanya hal-hal yang bersifat vertikal saja (lrnbungan manusia
dengan Allah SWT), tetapi juga menyangkut hal-hal yang bersifat
horizontal (hubungan manusia dengan manusia).
Kegiatan ekonomi dalam panclangan Islam merupakan salah satu
kegiatan kehiclupan manusia yang bersifat horizontal, dimana manusia
saling berinteraksi satu sama lain untuk saling melengkapi melalui
berbagai cara, seperti: jual-beli, pinjam-meminjam, sewa-menyewa clan
kegiatan ekonomi lainnya. (Munawir Saclzali, 2006)
Seiring dengan perkembangan zaman clan peradaban manusia yang
semakin maju, muncul berbagai lembaga perekonomian sebagai waclah
untuk menampung kegiatan-kegiatan ekonomi. Salah satu lembaga
tersebut adalah bank, clari sekian banyak jenis lembaga keuangan, sektor
perbankan merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya terhadap
aktifitas perekonomoian suatu negara.
Salah satu upaya untuk merealisasikan nilai-nilai Islam dalam
aktifitas pei·ekonomian adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga
keuangan yang berdasarkan syariah Islam. Bank syariah merupakan salah
satu lembaga keuangan yang menjalankan kegiatannya berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
Di Indonesia, prakarsa untuk mendirikan bank Islam barn
dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal
18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Basil lokakarya tersebut dibahas
lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di
Hotel Sahid Jaya Jakaiia, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat
Munas IV MUI, dibentuk kelompok ke1ja untuk mendirikan bank Islam di
Indonesia. Kelompok ke1ja yang disebut denan Tim Perbankan MUI,
be1iugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak
terkait. Pada tanggal 1 November 1991 berdirilah Bank Mu' amalat
Indonesia yang merupakan hasil ke1ja dari Tim Perbm1kan MUI.
(Muhammad Syafi'i Antonio, 2001 :25)
Pada awal pendirian Bank Mu'mnalat Indonesia, keberadaan bar1k
syariah ini belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri
perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan
sistem syariah ini hanya di kategorikan sebagai "bank dengan sistem bagi
hasil"; tidak terdapat rincian landasan hukum syariah se1ia jenis-jenis
usaha yang diperbolehkan. Hal ini sangat jelas terc:ermin dalam UU No.7
Tahun 1992, dimana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil
diuraikan hanya sepintas lalu dan merupakan sisipan belaka (Muhammad
Syafi'i Antonio, 2001 :26).
Pada era reformasi, pemerintah mulai menunjukkan perhatiannya
terhadap perbankan syariah sebagai salah satu komponen tatanan industri
perbankan nasional. Hal ini ditandai dengan disahkannya undang-undang
No.JO Tahun 1998. Dengan adanya UU No.IO Tahun 1998, maka
berlakulah dual banking system dalaam pengelolaan bank, yakni secara
konvensional dengan menggunakan bunga (interest) untuk setiap
peminjaman atau penyimpanan dana, dan menggunakan sistem bagi hasil
yang merupakan dasar Perbankan Syariah. Selain itu, undang-undang ini
mempe1jelas landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang
tersebut juga memberikan arahan bagi bank konvensional tmtuk membuka
cabang-cabang syariah atau bahkan mengkonversinya secara total menjadi
bank syariah. (Muhammad Syafi'i Antonio, 2001 :26-27)
Dalam rangka meningkatkan akses masyarakat kepada jasa
perbankan syariah, Bank Indonesia membolehkan cabang bank
konvensional yang telah memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) untuk juga
melayani transaksi syariah (office channelling). Dengan begitu bank tidak
perlu lagi membuka cabang UUS di banyak tempat untuk dapat
memberikan pelayanan perbankan syariah. Publik perbankan belum begitu
familiar dengan istilah office channelling ini. Bahkan, beberapa bankir
menilai office channelling ini mirip dengan sistem perbankan dua jendela
(t';vo ·windows system) yang berlaku di Malaysia. Padahal, sesungguhnya
terdapat perbedaan yang mendasar antara office channelling dengan two
windows system.
Office channelling adalah istilah yang digunakan Bank Indonesia
untuk menggan1barkan penggunaan kantor bank umum (konvensional)
dalam melayani transaksi-transaksi dengan skim syariah, dengan syarat
bank bersangkutan telah memiliki Unit Usaha Syariah. Berbeda dengan
office channelling versi Indonesia, two windows system yang digunakan di
Malaysia, memperbolehkan bank umum (konvensional) yang tidak
memiliki UUS atau kantor cabang syariah, untuk melakukan transaksi
dengan skim syariah dalam satu kantor (office). Dengan kata lain, dalam
satu bank, terdapat dua sistem layanan sekaligus: skim syariah dan
konvensional.
Perbankan syariah Indonesia kini dituntut untuk melakukan
akselerasi. Bank Indonesia (Bl) sebagai otoritas moneter telah
memberikan target kepada bank syariah untuk rnencapai market share
pada level 5,25% pada akhir tahun 2008. Hal ini merupakan program BI
untuk meningkatkan peran perbankan syariah di kancah perekonomian
nasional serta tingkat signifikansi rnanfaat perbimkan syariah bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Rio Eldianson, 2007).
Dari tahun ke tahun sektor perbankan syariah di Indonesia terns
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari pangsa kegiatan usaha
perbankan syariah terhadap perbankan nasional clan jumlah jaringan !cantor
perbankan syariah. Jika dilihat dari segi perkembangan pangsa kegiatan
usaha perbankan syariah terhadap perbankan nasional pada pertengahan
tahun 2007 berupa asset, dana pihak ketiga, d.an pembiayaan/kredit
diperoleh informasi sebagai berikut:
I. Asset perbankan syariah mencapai sekitar 1,66% dari total asset
perbankan nasional.
2. Dana pihak ketiga 1,69% dari total dana pihak ketiga perbankan
nasional.
3. Pembiayaan 2,63% dari total pembiayaan/ kredit perbankan nasional.
Tabel. 1.1 Perkembangan Pangsa Kegiatan Usaha Perbankan Syariah
Terhadap Perbankan Nasional (%)
Keterangan 2000 2001 2002 20003 2004 2005 2006 2007
Asset 0,17 0,25 0,36 0,74 1,22 1,40 1,56 1,66
Dana Pihak Ketiga 0,15 0,23 0,35 0,64 1,25 1,34 1,55 1,69
Pembiayaan/Kredit 0,40 0,57 0,80 1,16 2,10 2,16 2,58 2,63
Sumber: www .. bi.go.id
Jika dilihat dari seg1 Janngan kantor perbankan syariah sampm
dengan akhir tahun 2007, terdapat 3 Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit
Usaha Syariah (UUS) dan 106 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Tabel. 1.2 Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Keterangan 2000 2001 2002 20003 2004 2005 2006 2007
-· Bank UmuSyariah 2 2 2 2 3 3 3 3
Unit Usaha Syariah 3 3 6 8 15 19 20 23
Pembiayaan/Kredit 78 81 83 84 88 92 105 106
Sumber: www .. bi.go.id
BI sebagai regulator sebenarnya telah mernaharni permasalahan
ini. Karena itu, melalui kebijakan yang dikeluarkan yang diatur dalam PBI
No. 8/3/2006, BI ingin melakukan akselerasi pengernbangan perbankan
syariah. Salah satu dari program itu adalah rnembuat kebijakan office
channeling bagi perbankan konvensional yang ingin rnembuka devisi unit
syariah tanpa perlu melakukan investasi dalarn pernbangunan kantor
cabang khusus syariah. Kebijakan ini jelas sangat mernbantu ekspansi
pasar perbankan syariah di daerah-daerah. Karena, berdasarkan hasil riset
yang dilakukan BI sebelumnya, kedekatan lokasi bank menjadi salah satu
faktor dominan masyarakat dalam menggunakan j asa perbankan.
Barile Indonesia pada tahun 2007 rnemberi kebijakan dengan
rnemperbolehkan office channeling dapat rnelayani pembiayaan, tak
sekedar kantor layanan pengumpulkan dana pihak ketiga. Peraturan barn
itu juga memperluas cangkupan wilayah yang 1ak lagi terbatas pada
keberadaan kantor cabang syariah di wilayah kmja Kantor BI (Bank
Indonesia, 2007).
Secara industri, tambahan 46 kantor hasil office channeling selama
2006 mendonglaak peningkatan volume usaha sebesar Rp5,8 triliun
sehingga pada ald1ir periode laporan mencapai Rp26, 7 triliun. Peningkatan
tersebut memperbesar pangsa aset perbankan syariah terhadap perbankan
nasional dari 1,4% pada akhir 2005 menjadi 1,6% di alillir 2006. Posisi
terse but massih jauh dibandingkan singapura atau Malaysia yang mengejar
pangsa pasar perbankan syariah 15%.
Bila melihat banyaknya cabang perbankan konvensional di daerah
daerah, maka penerapan office channeling diprediksi bakal meningkatkan
pangsa pasar. Namun, dibutuhkan waktu untuk melakukan edikuasi dan
memberikan informasi sehingga bisa timbul pemahaman masyarakat
mengenai sistem ini. Contoh yang terns melakukan office channeling di
cabang-cabangnya aclalah BNI. Dengan program ini, nasabah yang ingin
membuka tabungan, deposito atau giro cukup datang ke kantor BNI
konvensional tanpa harus datang ke kantor BNI Syariah.
Dengan dikeluarkannya kebijakan BI pada tahun 2006 dalam PBI
No. 8/3/2006 mengenai diperbolehkannya bank konvensional membuka
layanan syariah, khususnya pada penghimpun dana (DPK) dengan syarat
telah memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) dan diikuti dengan PBI No. 9
Talmn 2007 mengenai produk bank syariah berupa pembiayaan, maka
akan menimbulkan respon atau tanggapan dari nasabah terhadap
pelaksanaan office channeling BNI Syariah. Dan disini penulis akan
menganalisis status sosial ekonomi nasabah yaitu dilihat dari keadaan,
posisi atau tingkatan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat yang
didasarkan atas latar belakang peke1jan, pendidikan, pendapatan, agama,
politik. (Narwoko dan Bagong, 2004:136-137)
Respon nasabah terhadap layanan office channeling BNI Syariah
1111 tentunya berhubungan dengan operasional layanan yang dilihat
mennrut konsep Service Quality, yaitu: Tangible (berwujud),
Responsiveness (ketanggapan), Reliability (kehandalan), Assurance
(keyakinan) Empathy ( empati). (Kasmir, 2004:67)
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berkaitan dengan pengaruh status sosial ekonomi dan meneliti respon
nasabah BNI Syariah yang menggunakan layanan office channeling terkait
dengan usaha yang clilakukan pihak bank melalui penclekatan-pendekatan
yang telah clisebutkan di atas. Maka peneliti berusaha mengangkat tema
tersebut dengan juclul "Analisis Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan
Respon Nasabah tcrhadap Pelaksanaan Off.ice Channeling BNI
Syariah (Studi Kasus pada BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu
UIN Ciputat)".
Kelebihan clari penelitian sebelumnya aclalah bahwa peneliti igin
mengetahui secara langsung bagaimana tanggapan atau respon nasabah
BNI Syariah terhadap pelaksanaan operasional office channeling, dengan
menyebarkan anget secara langsung kepada responden ldmsusnya nasabah
BNI Syariah di Kantor Cabang Pembantu Syariah UIN Ciputat. Office
Channeling memang sebetulnya sesuatu yang barn dan masih hangat
diperbincangkan oleh pakar-pakar perbankan syariah dan masih menjadi
kontroversi bagi sebagian kecil kalangan perbankan syariah dan mencakup
ruang lingkup yang sangat luas yaitu perkembangan perbankan syariah
secara nasional. Oleh sebab itu peneliti ingin rnenekankan penelitian
tentang Office Channeling menurut pendapat para nasabah bank syariah,
terutama nasabah BNI Syariah.
Penelitian yang terdahulu telah dilakukan oleh Suryanita (2007)
meskipun menggunakan metode analisis yang sama namun penelitian
tersebut hanya membahas tentang pengaruh layanan syariah terhadap Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari tabungan, deposito, giro. Hasil
penelitiannya didapat kesimpulan bahwa pada bulan-bulan pertama
beroperasinya layanan syariah peningkatan terkesan lan1bat namun dengan
berjalannya waktu, peningkatan DPK mulai terlihat dimana hingga tahun
2007 secara keseluruhan DPK yang terkumpul melalui office channeling
mencapai Rp. 300 juta.
Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Ismail (2008), tentang
Analisis faktor-faktor kinerja teknologi informasi office channeling dalam
usaha bank, meneliti apakah faktor-faktor teknologi informasi tersebut
menunpng diberlakukannya Office Channeling. Penulis juga ingin
mengetahui faktor mana saja yang sangat berperan penting terhadap
program Office Channeling dan melakukan studi kasusnya di BNI Syariah
cabang Jakarta Selatan. Has ii penelitiannya didapat kesimpulan bahwa
melalui analisis faktor dapat cliperoleh 4 faktor yaitu, Faktor 1 terdiri atas
Variabel Transaksi Perbankan (Teknologi) dengan j.~ctor loading 0.682,
Faktor 2 terdiri atas Variabel Kualitas Layanan (Teknologi) denganfactor
loading 0.824, Faktor 3 terdiri atas Variabel Kemampuan Mengungguli
(Pesaing) dengan factor loading 0.680, Faktor 4 terdiri atas Variabel
Pelayanan yang Istimewa (Pesaing) denganfactor loading 0.680.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian sebaga.imana dikemukakan
diatas, maka rumusan rnasalah dalam penelitian ini adalah:
"Apakah terdapat pengaruh yang signifikan autara status sosial
ekouomi dan respon nasabah terhadap 11elaksanaan office
channeling?".
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh status sosial ekonomi dan respon nasabah BNI Syariah terhadap
pelaksanaan office channeling, khususnya di kantor cabang pembantu BNI
Syariah UIN Ciputat.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian 1111
diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Penulis
Penelitian 1111 dapat memperdalam pengetahuan, serta dapat
mengaplikasikan teori-teori manajemen khususnya perbankan yang
diterima penulis selama kuliah.
b. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah
Penulis ingin memberikan sumbangan pikiran dari hasil penelitian ini
dan semoga dapat dijadikan gambaran dalam menerapkan sistem Office
Channeling pada BNI Syariah. Terutama kantor c:abang pembantu BNI
Syariah cabang Jakarta Selatan.
c. Bagi masyarakat (nasabah bank syariah)
Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi baik dalam ha!
menabung maupun dalam mengajukan pembiayaan dengan
menggunakan program Office Channeling pada BNI Syariah.
d. Pergmuan tinggi
Penelitian ini akan menambahkan keperpustakaan dibidang manajemen
perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang berisikan
suatu studi perbandingan yang bersifat karya ilmiah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan, khususnya tentang perbankan syariah.
e. Bagi peneliti lain
Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan untuk melakukan
penelitian selanjutnya, serta menjadi referensi dan bahan perbandingan
bagi peneliti selanjutnya.
A. Status Sosial Ekonomi
BABU
TINJAUAN PUST AKA
1. Pengertian Status Sosial Ekonomi
Secara etimologis, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998)
pengertian status sosial ekonomi terdiri dari kata status, sosial dan ekonomi.
Status berarti keadaan, kedudukan (orang, benda, dan sebagainya). Sosial
adalah berkenaan dengan masyarakat, dan yang dimaksud dengan ekonomi
ialah pemanfaatan uang, tenaga, waktu dan sebagainya yang berharga.
Secara terminologis, J. Dwi Narwoko (2004: 136) mengartikan status
sosial secara terpisah dengan pengertian ekonomi, yaitu tempat seseorang di
clalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestasinya, hak-hak clan kewajibannya.
Sementara F.S Chapin seperti yang dikutip oleh Kaare Svalastoga
(1989:26) mengartikan status sosial ekonomi secara utuh.yaitu:
Status sosial ekonomi adalah posisi yang di tempati inclividu atau
keluarga berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum berlaku tentang
kepemilikan kultural, penclekatan efektif, pemilikan barang barang, clan
partisipasi dalam aktivitas kelompok clari komunitasnya.
Untuk mengukur status seseorang, menurut Pitrim Sorokin seperti
yang dikutip J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto dalam buku "Sosiologi:
Teks Pengantar dan Terapan", (2004:136-137) secarn rinci status seseorang
dapat dilihat dari:
I) Pendidikan
2) Pekerjaan
3) Pendapatan
4) Keturunan
5) Agama
6) Politisi
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasanya
yang dimaksud dengan status sosial ekonomi ialah suatu keadaan, posisi
atau tingkatan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat yang didasarkan
atas latar belakang pendidikan, agama, politisi, peke1jaan, keturunan dan
pendapatan. (Narwoko dan Bagong, 2004:138)
2. Faktor -faktor yang mempengaruhi Status Sosial Ekonomi
Setiap masyarakat senatiasa mempunyai pengharapan tertentu
terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan
yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan ha! tersebut
pada status yang lebih tinggi dari hal-hal lainya. Dalan1 menentukan status
sosial ekonomi seseorang atau kelompok dalam kehiclupan bermasyarakat,
dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan dapat digunakan untuk menentukan status sosial
ekonomi seseorang dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini dapat dilihat
dari pendidikan terakhir yang ditamatkan. Yang dimaksud dengan
pendidikan yang ditamatkan adalah selesai mengikuti pelajaran pada
kelas tertinggi suatu sekolah sampai akhir dengan mendapatkan tanda
tamat/ijazah. Pendidikan yang ditamatkan dibagi menjadi 5 golongan,
yaitu:
I) Sekolah Dasar (SD)/MI/Sederajat
2) Sekolah Lanjutan tingkat pertama (SLTP)/ MTs/ Kejuruan/ Sederat
3) Sekolah Menengah Umum (SMU)/MA/Kejuruan/Sederajat
4) Diploma (DI/Dll/DIII)
5) Sarjana (Sl/S2/S3)
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)
b. Agama
Soerjono Soekarto (1999:280) agama merupakan panduan bagi
setiap manusia dalam menjalankan kehidupan bennasyarakat. Setiap
ajaran agama menganggap bahwa manusia mempunyai kedudukan yang
sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut para pemuka-pemuka agama
beke1ja keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang dari lapisan
rendah dalam masyarakat. Pemahaman terhadap agama dapat
menentukan status sosial seseorang didalam kehidupan bermasyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari aktifitasnya dalam mengikuti kegiatan kegiatan
keagamaan misalnya, bagi pemeluk agama Islam: melaksanakan sholat,
mengikuti pengajian-pengajian, bagi pemeluk agama Kristen: mengikuti
acara-acara kebaktian dan seterusnya.
c. Politis
Latar belakang kehidupan berpolitik dapat menentukan status
sosial seseorang. Karena dengan berpolitik, sepe11i ikut dalam partai
politik, memberi peluang besar bagi anggotanya untuk naik dalam
pertanggaan kedudukan, seperti anggota Dewan P•erwakilan Rakyat yang
mewakili rakyatnya. (Syafri Hamid, 1998: 212)
d. Pekerjaan
Pekerjaan ialah fungsi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan
menurut kedudukan seseorang di dalam lingkup peke1jaan atau kejujuran
tertentu. Orang yang melakukan pekerjaan disebut tenaga ke1ja.
Pekerjaan seseorang dapat menentukan status sosial ekonomi karena di
dalam peke1jaan terdapat kedudukan.
Menurut Sensus Pencluduk tahun 2000, status pekerjaan tenaga ke1ja
terdiri dari:
I) Pekerjaan kelnarga, yaitu status pekerjaan bagi mereka yang bekerja
untuk keluarganya clengan tidak mendapat upah/gaji baik berupa
uang maupun barang. Contohnya: !bu rumah tangga.
2) Berusaha sencliri tanpa clibantu orang lain, yaitu mereka yang
berusaha/bekerja atas resiko sendiri dan ticlak mempekerjakan
peke1ja keluarga maupun buruh. Contohnya: Sopir taksi yang
membawa mobil atas resiko sendiri, kuli-kuli pasar, stasiun atau
tempat tempat lainnya yang tidak mernpunyai majikan tertentu.
3) Karyawan dengan upah dan gaji, yaitu mereka yang bekerja pada
orang lain atau instasi/kantor/perusahaan dengan menerima upah/ gaj i
baik berupa uang maupun barang.
4) Berusaha dengan dibantu peke1ja keluarga dan/atau karyawan tidak
tetap, yaitu status pekerjaan bagi mereka yang beke1ja sebagai orang
yang berusaha alas resiko sendiri dan dalam usahanya
mempeke1jakan buruh tidak tetap. Contohnya pengusaha warung
yang dibantu oleh anggota rumah tangganya atau orang lain yang
diberi upah tidak tetap, penjaja keliling yang dibantu anggota rumah
tangganya atau seseorang yang diberi upah hanya pada saat
membantu saja.
5) Berusaha dengan karyawan tetap, yaitu mereka yang bekerja sebagai
orang yang berusaha atas resiko sendiri dan dalam usahanya
mempeke1jakan paling sedikit satu orang buruh tetap. Buruh tetap
adalah buruh /karyawan yang beke1ja pada orang lain dengan
menerima upah atau gaji secara tetap. Contohnya: pemilik toko yang
111empeke1jakan satu / lebih buruh tetap dan pengusaha sepatu yang
memakai buruh tetap. (Mulyadi, 2003 :73)
6) Pendapatan kekayaan dapat dij adikan suatu kriteria dalam
menentukan status sosial ekonomi seseorang. Ukuran kekayaan
seseorang dapat berupa tanah, modal, penghasilan, tabungan,
deposito, dan lain lain. Barang siapa yang memiliki kekayaan paling
banyak termasuk dalam lapisan teratas.
Faktor-faktor di atas tidaklah bersifat /imitative, karena masih
ada faktor-faktor lain yang dapat digunakan dalam mengukur status
sosial ekonomi individu atau kelompok dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Office Channeling
1. Penge1tian Office Channeling
Secara bahasa, office channeling terdiri dari dua kata yaitu office
yang berarti kantor, kantor pusat, kantor cabang. Dan channel yang berarti
saluran. Menurut buku laporan perkembangan Perbankan Syariah Tahun
2005 menyatakan bahwasanya office channeling, yaitu mekanisme
ke1jasama kegiatan penghimpun dana antara kantor cabang syariah sebagai
kantor induk dengan kantor bank konvinsional yang sama dalam kegiatan
pengumpulan dana dalam bentuk giro, tabungan dan atau deposito. (Bank
Indonesia, 2005:9)
Dalam peraturan Bank Indonesia (PBI) No.8/3/PBI/2006 model
"Office Channeling" ini disebut dengan nama "Layanan Syariah". Dalam
pasal I angka 20 disebutkan bahwasanya Layanan Syariah adalah kegiatan
penghimpunan dana yang dilakukan di kantor cabang dan atau di kantor
dibawah kantor cabang untuk dan alas nama Kantor Cabang Syariah pada
Bank yang sama. Sedangkan dalam revisi PBI No.8/3/PBI/2006 yang
tertuang dalam PBI No.9/7/PBI/2007 dalam pasal I angka 20 disebutkan
bahwasanya Layanan Syariah adalah kegiatan penghimpunan dana,
18
pembiayaan dan pemberian jasa perbankan lainnya berdasarkan prinsip
syariah yang dilakukan di Kantor Cabang dan atau di Kantor Cabang
Pembantu, untuk dan atas nama Kantor Cabang Syariah pada bank yang
sama.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwasanya office
channeling adalah penggunaan kantor-kantor bank umum konvensional
yang mempunyai Unit Usaha Syariah, untuk melayani produk-produk
dana, pembiayaan dan jasa perbankan dengan prinsip syariah baik di
kantor cabang, kantor cabang pembantu bahkan di kantor unit dibawahnya.
2. Perbedaan Office Channeling dan Windows System
Office Channeling yang clilaksanakan di Indonesia kadang
clipersamakan two system yang clilakukan di Malaysia, padahal keduanya
memiliki perbedaan walaupun memang ada persamaannya. Persamaan
kedua system ini sama-sama membolehkan !cantor bank konvensional
membuka kegiatan pelayanan transaksi bank syariah dalam menghimpun
dana masyarakat (DPK) berupa tabungan, deposito dan giro. Perbedaannya
adalah mengizinkan bank konvensional yang tidak memiliki Unit Usaha
Syariah (UUS) atau kantor cabang syariah (KCS) untuk melakukan
transaksi dengan syariah dalam satu kantor, sedangkan di Indonesia cara
tersebut tidak dibenarkan pembukuan setiap transaksi clan kemudian
melaporkannya setiap hari kepada KCS indulmya.
3. Landasan Hukum Office Channeling
Dengan semakin meningkatnya kebntuhan masyarakat akan
luasnya jaringan pelayanan perbankan syariah, pada bulan Maret tahun
2006 Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan "office channeling" atau
"Layanan Syariah" yang tertuang dalam PBI No.8/3/PBI/2006 tentang
Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank
Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah
dan Pembukaan Kantor Bank Umum Konvensional. Dengan adanya
peraturan ini, bank konvensional yang mempunyai unit usaha syariah
diperbolehkan melayani transaksi-transsaksi dengan skim syariah di kantor
cabang konvensional, kantor cabang pembantu, bahkan di kantor unit di
bawahnya, sehinggajaringan pelayanan kepada masyarakat semakin luas.
Untuk memperluas layanan produk-produk syariah di kantor
kantor konvensional, pada tanggal 4 Mei 2007 BI merevisi kebijakan PBI
No.8/3/PBl/2006 yang tertuang dalam PB! No. 9/7/PBI/2007. Dalam
peraturan tersebut BI mengizinkan penyaluran pembiayaan syariah dan
memperbolehkan pelayanan jasa perbankan syariah lain melalui kantor
cabang office channeling. Pada PB! No. 8/3/PBI/2006 BI hanya
mengizinkan transaksi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) saja.
Sesuai dengan regulasi Bank Indonesia, landasan hukum yang
dapat digunakan dalam office channeling adalah:
a. UU No. I 0 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankan.
b. PBI No. 8/3/PBI/2006 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank
Umum Konvensional Menjadi Bank Umum yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor
Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah
oleh Bank Umum Konvensional.
c. PBI No: 9/7/PBl/2007 tentang Perubahan Atas Perturan Bank
Indonesia Nomor 8/3/PBI/2006 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha
Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah Dan Pembukaan Kantor
Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah Oleh Bank Umum Konvensional.
4. Kebijakan Layanan Office Cha1111eli11g
a. Peraturan Bank Indonesia dalam PB! No. 8/3/2006
Salah satu kelemahan perbankan syariah yang sering menjadi topik
perbincangan adalah jaringan operasi yang terbatas. Konsekuensinya
adalah bank syariah dapat memberikan pelayanan yang luas kepada
masyarakat, sehingga perkembangan bank syariah ikut tersendat.
(Muhammad Syafi'i Antonio, 2004:125)
Layanan syariah memalui office channeling ini tertuang dalam
peraturan Bank Indonesia NO. PBI 8/3/2006. Pada bab I ayat 20
dijelaskan bahwa layanan syariah merupakan kegiatan penghimpunan
dana yang dilakukan oleh Kantor Cabang dan atau Kantor dibawah
Kantor Cabang untuk dan atas nama Kantor Cabang Syariah pada Bank
'J 1
yang sama. Jadi, nasabah atau masyarakat tidak perlu lagi mencari-cari
cabang syariah, tetapi cukup datang ke kantor cabang konvensional di
bank yang bersangkutan.
Indonesia memilih pendekatan kelembagaan atau yang dikenal
dual banking system. Bank konvensional yang akan membuka layanan
syariah hams punya UUS yang terpisah. Layanan syariah hanya
dimungkinkan di cabang syariah. Pola ini mengikuti persepsi masyarakat
yang menganggap bank syariah hams terpisah supaya dananya tak
bercampur antara yang halal dan yang tidak halal.
b. Peraturan Bank Indonesia dalam PB! No. 9 Tahun 2007
Pada tahun 2007 Bank Indonesia menerbitkan kebijakan barn yang
sebetulnya merupakan kebijakan revisi atas kebijakan serupa
sebelumnya. Kebijakan tersebut dituangkan dalam PBI No. 9 tahun
2007. Kebijakan tersebut mengizinkan UUS untuk menyalurkan
pembiayaan melalui kantor cabang office channeling konvensional.
Tujuannya agar dapat mempercepat pertumbuhan perbankan syariah
dalam mencapai pangsa pasar 5,25 persen pada tahun 2008 (Abdullah,
2007).
Karena pembiayaan syariah dan konvensional memiliki
karakteristik dan pendekatan berbec\a. Hal tersebut terutama terkait
dengan Stanc\ar Operasional dan Prosedur (SOP). Persiapan mengenai
office channeling pembiyaan mulai dilakukan bankir di unit usaha
syariah. Karyawan bank konvensional yang direkrut sebagai analisis,
diberi pelatihan melayani akad syariah. Skim dan proses berbeda. Tapi
setidaknya ada empat akad yang bisa mereka pelajari. Keempat akad itu
adalah yang sering dilakukan di bank syariah yakni murabahah (jual
beli), mudharabah (bagi hasil), musyarakah (joint venture), dan ijarah
(sewa).
5. Latar Belakang Office Channeling
Yang menjadi latar belakang dikeluarkannya kebijakan office
channeling oleh Bank Indonesia melalui PB! No.8/3/PBI/2006 dan PB!
No.9/7/PBI/2006, yaitu:
a. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas.
Selama ini yang menjadi salah satu penyebab lambatnya
perkembangan perbankan syariah di Indonesia adalah sulitnya akses
masyarakat terhadap kantor-kantor bank syariah, karena belum banyak
kantor bank syariah yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia. Oleh
karena sebab itu, BI mengeluarkan kebijakan ini dengan
memperbolehkan kantor-kantor bank konvensional untuk dapat melayani
produk syariah, sehingga akses masyarakat terhadap bank syariah akan
semakin luas.
b. Kecilnya market share (pangsa pasar) perbankan syariah terhadap
perbankan nasional. v-
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh BI sampai dengan
bulan Desember 2005 market share perbankan syariah hanya 1,42 persen
dari total asset perbankan secara nasional. Hal ini mengindikasikan
bahwasanya bagian perbankan syariah terhadap perbankan nasional
masih kecil sekali. Sedangkan dalam Cetak Biru Pengembangan
Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2011 BT menargetkan asset
perbankan syariah terhadap total asset perbankan nasional sebesar 5
persen. Hal ini tidak akan tercapai j ika kantor-kantor bank syariah masih
sedikit. (Bank Indonesia, 2007: 17)
c.Mahalnya biaya ekspansi jaringan kantor bank syariah.
Dalam buku petunjuk pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank
Syariah disebutkan bahwa setiap bank yang ingin membuka Bank
Umum Syariah harus memiliki modal minimal 3 trilyun rupiah.
Sedangkan bagi Bank Um um Konvensional yang ingin membuka Kantor
Cabang Syariah harus menyediakan modal minimal sebesar
2.000.000.000 untuk setiap Kantor Cabang yang akan didirikan(Bank
Indonesia)
6. Tujuan Office Channeling
Ada beberapa tujuan dikeluarkannya kebijakan office channeling
ini, seperti yang dijelaskan berikut ini:
a. Untuk meningkatkan akses masyarakat kepada produk perbankan
syariah.
Dengan adanya kebijakan ini, maka akses masyarakat untuk
menggunakan produk perbankan syariah akan semakin luas, karena
mereka dapat melakukan transaksi dengan skim syariah di wilayah
')A
yang belum ada kantor bank syariah melalui kantor bank konvensional
yang sudah ada.
b. Untuk memperbesar market share (pangsa pasar) perbankan syariah
terhadap perbankan nasional.
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh BI sampai
dengan bulan Desember 2005 market share perbankan syariah baru
1,42 persen dari total asset perbankan nasional. Dengan adanya
kebijakan ini diperkirakan market share perbankan syariah dari total
asset perbankan nasional akan terns meningkat, karena dana
masyarakat muslim yang menginginkan transaksi yang sesuai syari'at
Islam akan terserap dengan cepat.
c. Untuk mekenan biaya ekspansi jaringan kantor bank syariah.
Dengan kebijakan ini Unit Usaha Syariah tidak perlu lagi
membuka Kantor Cabang Pembantu Syariah ataupun Kantor Unit
dibawahnya di banyak ternpat, karena Unit Usaha Syariah dapat
memanfaatkan kantor kantor yang dimiliki oleh kantor bank induknya
yang sudah tersebar dibanyak tempat. Dengan pemanfaatan kantor
kantor bank induk maka biaya ekspansi jaringan kantor pelayanan akan
jauh lebih efisien
7. Office Channelling Suatu dampak kebijakan yang positif
Dengan adanya sistem office channelling ini, diperkirakan akan
mernberikan darnpak yang positif terhadap perkembangan industri bank
syariah di rnasa mendatang di antaranya:
I. Dengan diberlakukannya office channelling, tentu akan semakin
memudahkan bagi nasabah untuk melakukan transaksi syariah. Dengan
kata lain, akses terhadap lokasi bank syariah yang selama ini menjadi
kendala bagi nasabah untuk mendapatkan fasilitas transaksi syariah
akan dapat teratasi. Selama ini masyarakat yang akan bertransaksi
dengan bank syariah mengalami kesulitan karena belum banyak bank
syariah yang beroperasi di Indonesia.
2. Semakin mudahnya para nasabah untuk mendapatkan akses layanan
perbankan syariah, diperkirakan perkembangan Dana Pihak Ketiga
akan semakin besar. Dengan demikian, peran perbankan syariah dalam
melayani kebutuhan masyarakat dalam melayani penyimpanan DPK
akan semakin membaik. Ditinjau dari karakteristik assets dan
liabilities bank syariah, kebijakan office channeling berpeluang
diterapkan untuk sisi liabilities ( dana). Penghimpunan dana baik
tabungan, giro dan deposito dapat dipasarkan massal melalui cabang
konvensional. Sedangkan produk assets (pembiayaan) butuh desain
yang bersifat tailor made sesuai kebutuhan nasabah (mudharib)
sehingga lebih sulit dipasarkan melalui cabang konvensional. Kecuali,
terbatas pada produk murabahah dan ijarah konsumtif.
Umumnya kantor cabang syariah (KCS) memasarkan produk
assets dan liabilitiesnya. Kecuali kantor cabang pembantu syariah
(KCPS) yang biasanya fokus pada penghimpunan dana. Dengan office
channeling, penghimpunan dana dapat dilakukan cabang konvensional
yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan, dibandingkan cabang syariah
yang baru satuan atau belasan. Cabang syariah bisa lebih fokus pada
pembiayaan. Secara otomatis cabang syariah bertransformasi menjadi
semacam Sentra Pembiayaan Syariah (Wahyu Avianto dan Dadang
Romansyah, 2005).
Dengan fokus pada pembiayaan, diharapkan kualitas pembiayaan
makin baik, baik dari sisi analisa kelayakan, implementasi kepatuhan
aspek syariah, dan pemantauan kinerja mudharib. Sepintas, office
channeling hanya dapat dimanfaatkan oleh UUS saja. Namun, kedepan
office channelling sebetulnya bisa juga dilakukan oleh bank syariah
dengan PT. Pos atau dengan antar induk yang berbeda, selama
memenuhi ketentuan dan persyaratan office channelling, baik dari
Bank Indonesia maupun Dewan Syariah nasional. Office channeling
akan meningkatkan penghimpunan dana dan kemudian kualitas
pembiayaan yang berujung pada aset dan pertumbuhan bank syariah
yang makin baik. Berikutnya adalah bagaimana agar bank syariah bisa
mempengaruhi kebijakan ekonomi nasional sehingga bisa membawa
dampak pada kesejahteraan umat.
3. Office channeling diharapkan bisa meningkatkan pangsa pasar (market
share) perbankan syariah terhadap perbankan nasional. Dengan
semakin mudahnya mendapatkan informasi dan akses terhadap kantor
bank syariah, d iharapkan market share yang saat ini baru sekitar
1,35% akan semakin besar, sehingga target yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia, dalam cetak birn (blue print) perbankan syariah secara
nasional akan bisa tercapai.
4. Dengan menerapkan office channelling yang mencakup ko-lokasi fisik
gedung, satu pekerja yang diperbolehkan melakukan transaksi baik
syariah maupun konvensional, dan integrated CBS, maka efisiensi
yang dapat dilakukan oleh Bank Syariah akan menjadi sangat luar
biasa. Dapat diilustrasikan bagaimana dahsyatnya daya dobrak
Layanan Syariah untuk mendorong akselerasi pe1iumbuhan Bank
Syariah. Suatu bank seperti BRI, BNI, Permata, Niaga yang
mempunyai jaringan sangat luas, sekaligus akan segera dapat berfungsi
sebagai Bank Syariah. Dalam ukuran waktu kurm1g dari tahunan,
Indonesia akan mempunyai Bank Syariah yang jangkauannya tidak
saj a mencapai kabupaten atau kecamatan, tapi malah sampai ke tingkat
kelurahan. Sebuah perkembangan yang maim dahsyat, sehingga
wilayah darurat atas fatwa DSN tentang pengharaman bunga bank
yang dikecualikan untuk daerah-daerah yang belum ada bank syariah,
bisa direvisi dan ditinjau ulang.
8. Pandangan Negatif terhadap Kebijakan Office Channelling
Akan tetapi disisi lain, dm1 tidak bisa di elakkan lagi bahwa tidak
semua yang positif itu baik pasti ada kekurangarrnya. Oleh karena itu,
berbagai macam pemahaman atau pandangan yang berbeda khususnya
para nasabah terhadap kebijakan office channeling. Istilah office
channelling sendiri tidak terdapat satupun dalam Peraturan Bank Indonesia f'C"--,.,..,,,;...
tentang office channelling atau PBI No. 8/3/PBI/2006. Yang ada hanya
tentang Layanan Syariah (LS). Layanan Syariah dapat dibuka dalam satu
wilayah kantor Bank Indonesia dengan Kantor Cabang (KC) Syariah
Induknya, dengan menggunakan pola kerja sama antara KC Syariah
Induknya dengan KC dan atau KC Pembantu, atau dengan menggunakan
sumber daya manusia sendiri Bank yang telah memiliki pengetahuan
mengenai produk dan operasional Bank Syariah. Selaajutnya Layanan
Syariah wajib memiliki pembukuan yang terpisah dari Kantor Cabang dan
atau Kantor Cabang Pembantu, menggunakan standar akuntansi keuangan
yang berlaku bagi perbankan syariah, dan lapornn keuangan Layanan
Syariah wajib digabungkan dengan laporan keuangan Kantor Cabang
Syariah Indulmya pada hari yang sama.
Kebijakan office channelling ini, tentunya hams disikapi secara
proporsional. Hal ini penting, sebab jangan karena. saking semangatnya
menyambut kebijakan yang positif ini, kita lupa dengan isu-isu lain yang
bisa menghambat penerapan office channelling tersebut.
Dengan ketentuan Layanan Syariah seperti di atas, timbul beberapa
catatan pertanyaan yang mengemuka dan belum terjawab berdasarkan
hitam putih sesuai ketentuan yang ada. Beberapa pertanyaan yang
mengemuka dan bersifat detil operasional office channelling dimaksud
adalah:
Pertama, Full one person dedicated. Pemahanan yang timbul
tentang office channelling adalah tentang Full one person dedicated,
aiiinya seorang peke1ja secara khusus hanya boleh melayani transaksi satu
jenis bank saja, syariah atau konvensional. Apabila seorang peke1ja telah
melayani transaksi syariah, maka orang tersebut tidak boleh melayani
transaksi konvensional, dan sebaliknya. Sementara itu, PB! tentang office
channelling memungkinkan bahwa Layanan Syariah dapat dibuka dengan
cara pola kerja sama antara Kantor Cabang Syariah Induk dengan Kantor
Cabang dan atau Kantor Cabang Pembantu konvensional. Apakah pola
ke1ja sama tersebut selanjutnya akan menjadi diperbolehkannya.fi'ont liner
atau bahkan peke1ja lain yang melayani transaksi produk dan jasa
perbankan Bank Syariah maupun Bartle Konvensional adalah satu orang
yang sama, sehingga dalam waktu bersamaan seorai1g pekerja
dimungkinkan melakukan pelayanan dua jenis tra11saksi sekaligus, yaitu
konvensional dan syariah.
Kedua, Integrated Core Banking System. Core Banking System
(CBS) adalah aplikasi utama yang digunakan untuk mencatat dan
membukukan semua transaksi yang dilakukan bank. Dalam PB!, diatur
bahwa Layanan Syariah haius memiliki pencatatan. dan pembukuan yang
terpisah dari Kantor Cabang dai1 atau KC Pembantu konvensional, yang
selanjutnya laporan atas transaksi harian tersebut wajib digabungkan
dengan laporan Kantor Cabang Syariah induknya. Pe1ianyaan selanjutnya
adalah apakah diperbolehkan transaksi Bank Syariah dan Bank
Konvensional dibukukan dan diproses dalam satu Core Banking System
yang sama. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat perkembangan
aplikasi Core Banking System dewasa ini mampu meng-handle transaksi
yang bersifat multi-bank atau mu/ticompany. Dengan Core Banking
System yang mempuyai kemampuan multi··bank malrn CBS bisa mencatat
dan mengadministrasikan secara bersamaan baik procluk clan jasa Bank
Syariah maupun Bank Konvensional, tetapi tetap mampu memisahkan
mana transaksi Bank Syariah dan mana transaksi Bank Konvensional.
Oleh karena itu CBS multi-bank bisa menghasilkan accounting entity yang
berbecla antara Bank Syariah clan Bank Konvensional, sehingga laporan
laporan yang clihasilkan oleh pernsahaan yang bercliri sencliri sepe1ii
Neraca, Laba Rugi, clan laporan lainnya juga dapat dihasilkan clan terpisah
secara otomatis antara Bank Syariah clan Bank Konvensional (Sutrisno
Mukayan clalam Daclang Romansyah, 2006).
Ketiga, perlu dipahami bahwa pola office channelling,
kemungkinan barn akan teruji pada sisi liabilities-nya neraca bank, yaitu
sisi fimding. Yang menjacli masalah, setelah funding cliperoleh, peke1jaan
selanjutnya aclalah bagaimana mengalokasikan dana tersebut kedalam
bentuk pembiayaannya (financing). Paclahal, kalau clana dari skim syariah
dialokasikan dalam !credit berbentnk konvensional adalah tidak
diperbolehkan alias haram dalam konsep bank syariah. Dengan kata lain,
selain pola ini bisa menclorong pertumbuhan perbankan syariah clari sisi
funding, pola office channelling juga memunculkan tantangan tersencliri
bagi para bankir untuk penempatan clananya pacla sektor clan skim yang
halal.
Keempat, perlu diperhatikan adalah jangan sampai pola office
channelling ini merusak citra positif (terutama aspek kehalalannya) dari
perbankan syariah. Perlu diketahui, pola two windows system yang selama
ini diterapkan di Malaysia masih diperdebatkan (debatable) keberadaanya
oleh para syariah scholars baik di Timur Tengah, maupun di Malaysia
sencliri. Inti yang diperdebatkan aclalah kehalalan praktik
mencampuraclukkan anta:ra praktik syariah clan praktik konvensional clalam
'satu kerarifang'. Dengan kata lain, karena pola office chanelling ini ada
kemiripan clengan two windows system di Malaysia, maka aspek kehalalan
procluk clan p:raktik perbankan yang sesuai syariah hams cliutamakan.
Logika percampuran uang clianalogikan dengan restoran yang
menjual masakan babi yang haram clan makanan halal. Sehingga,
memungkinkan terjacli percampuran baik melalui waclah penggorengan,
s1sa minyak, tangan koki clan lainnya. Percampuran tersebut
dimungkinkan, karena baik babi, makanan halal maupun media perantara,
secara substansi bersifat riil (ada unsur atau senyawa kimiawi yang
menyusun materi). Sedangkan sistem keuangan ticlak clapat clianalogikan
seperti itu karena bersifat abstrak.
Uang yang cligunakan sekarang ini, jika ditelurusi sejarah uang
kertas, aclalah clipersamakan clengan catatan berisi janji clari penerbit yang
menyatakan lembaran itu clapat clitukar clengan emas senilai nominal yang
tertera. Pacla era modern, kertas janji-janji tersebut, oleh bank clisimpan
clalam memori clan hard disk !computer. Kapan janji baru diterima, kapan
janji itu akan dipe1janjikan lagi kepada pihak lain, dan sebagainya.
Sehingga yang ada pada bank adalah sekedar catatan-catatan atau ingatan
janji-janji saja. Dengan demikian karena uang pada bank bersifat abstrak
dan tidak bersifat benda kimiawi, maka logika pe:nggorengan tersebut
kurang tepat (Wahyu Avianto dalam Dadang Romansyah, 2005).
Kelima, yang merupakan kekhawatiran berikutnya adalah
pendapatan bunga kredit yang mungkin nyasar ke bank syariah. Hal ini
sebenarnya diatur dalam sistem akuntansi perbankan syariah berdasarkan
PSAK 59. Peraturan tersebut tidak mengakui pendapatan bunga atau
pendapatan non-halal lainnya sebagai pendapatan bank syariah. Dana
syariah tidak boleh disalurkan ke konvensional clan juga sebaliknya.
Laporan keuangan bank syariah pun disajikan tersendiri bahkan oleh bank
konvensional yang memiliki UUS, masyarakat dapat memantaunya.
Terakhir, jika ke depan dengan pola office channelling ini akan
berlanjut untuk menyatukan dua model pembiayaan, yaitu: syariah dan
konvensional dalam satu kantor, maka yang perlu diperhatikan adalah
aspek kepatuhan terhadap syariah (syariah compliance). Pengalaman di
Malaysia dalam mengelola industri perbankan syariah, syarat dengan
kontroversi. Hal ini mengingat, regulasi yang dijalankan sangat longgar
terhadap kepatuhan syariah (syariah compliance), yang hingga kini
diperdebatkan oleh syariah scholars.
9. Layanan Produk- produk Syariah di Kantor Office channeling
a. Pengertian Layanan dan Dimensi Kualitas Layanan
Pelayanan menurut bahasa adalah perbuatan, yaitu perbuatan
untuk menyediakan segala yang diperlukan orang lain. Sedangkan
menurut istilah, pelayanan dapat diartikan sebagai tindakan atau
perbuatan seseorang atau organisasi yang pada dasamya bersifat
intangibles (tidak dapat diraba) dan tidak mengkibatkan kepemilikan
atas sesuatu serta bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggan atau nasabah. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui
cam langsung melayani pelanggan atau cam tidak langsung yaitu
dengan melalui mesin atau sarana teknologi informasi. (Kashmir,
2005:15)
Kasmir (2004:67-68) dimensi kualitas layanan menurut konsep
Service Quality, yaitu:
1) Tangible (berwujud)
Hal-ha! yang tennasuk unsur tangible antara lain:
(a) Kebersihan, kerapihan serta kenyamana ruangan.
(b) Kerapihan dalam penampilan petugas bank.
( c) Penataan Exterior dan Interior rum1gan bank yang baik.
( d) Penggunaan teknologi yang canggih
2) Reabi/ity (kehandalan)
Unsur reability dalan1 dunia perbankan mencangkup:
(a) Ketepatan dalam menangani transaksi serta memenuhi
pelayanan yang dijanjikan.
(b) Akurasi dalam pencatatan.
(c) Mesin ATM selalu berfungsi dengan baik (Bilson, 2001:186)
3) Responsiveness (ketanggapan)
Unsur responsivennes dalam dunia perba.nkan, antara lain:
(a) Kecepatan dalm melayani dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi nasabah.
(b) Kesiagapan dan kesungguhan petugas dalam menjawab
pertanyaan atau permintaan pelanggan.(Handi lrwan, 2002:67)
4) Assurance (keyakinan)
Ada 4 aspek dari dimensi ini, yakni:
(a) Keramahan petugas dalam melayani nasabah.
(b) Pengetahuan dan kecakapan petugas dalam memberikan
penjelasan atas pertanyaan nasabah.
(c) Pengetahuan dan kecakapan petugas dalam memberikan
penjelasan atas pertanyaan nasabah.
(d) Reputasi yaitu bank harus bisa menjaga n~putasi perusahaanya
dengan memberikan jaminan keamanan kepada nasabahnya.
5) Emphaty (empati)
Dimensi Empati mencakup, antara lain:
(a) Memberikan keamanan dan kenyamanan kepada nasabah.
(b) Kemudahan dalam melakukan hubungan.
( c) Mempunyai produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan
nasabah.
b. Produk-produk syariah di kantor Office channeling
Produk-produk syariah yang bisa dilayani dengan office
channeling menurut PB! No.9/7/PBI/2007 adalah produk
penghimpunan dana, produk pembiayaan danjasa-jasa bank lainnya.
Produk-produk penghimpun dana (funding) yang tergabung
disini adalah produk yang bertujuan untuk menghimpun dana
masyarakat, yaitu:
1) Giro
Pengertian giro menurut Undang-undang Perbankan nomor
10 tahun 1998 tanggal I 0 November 1998 adalah Simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
eek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
cara pemindah bukuan.
Pada umumnya bank syariah menggunakan akad wadi'ah
yad dhamanah pada rekening giro yaitu akad penitipan
barang/uang diman pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin
pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan
harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan
barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang
diperoleh dalam penggunaan barang/uang tersebut menjadi hak
penerimaan titipan. Setiap nasabah giro wadi 'ah akan memperoleh
Laporan Rekening Koran sebagai laporan bank atas penatausahaan
simpanan nasabah, baik rnutasi debet ataupun rnutasi kredit.
(Sunarto Zulkifli, 2003:35)
2) Tabungan
Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan
nornor I 0 tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepkati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan eek, bilyet giro dan atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Bank syariah rnenggunakan dua akad dalam tabungan, yaitu
wadi'ah dan rnudharabah. Tabungan yang menerapkan akad
wadi'ah mengikuti prinsip prinsip ~wadi'ah yad adh dhamanah
seperti yang dijelaskan diatas. Tabungan yang berdasarkan akad
wadiah ini tidak rnendapatkan keuntungan karena sifatnya titipan.
Akan tetapi, bank tidak dilarang jika ingin memberikan sernacam
bonus/hadiah. Tabungan yang menerapkan akad mudharabah
mengikuti prinsip-prinsip akad mudharabah. Diantaranya sebagai
berikut: pe1tama, keuntungan dari dana yang digunakan harus
dibagi antara shahibul maal (dalam hal ini nasabah) dan mudharib
(dalam hal ini bank). Kedua, adanya tenggat waktu antara dana
yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk
melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan
waktu yang cukup. Biasanya kedua jenis tabungan ini akan
memperoleh buku tabungan ataupun kartu yang berisi laporan bank
atas penatausahaan simpanan nasabah, baik mutasi debet ataupun
mutasi kredit. (Muhammad Syafi' i Antonio, 200I:156)
3) Deposito
Pengertian deposito menurut Undang-undang nomor I 0 tahun
1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan peljanjian nasabah penyimpan
dengan bank.
Bank syariah menggunakan akad mudharabah untuk
deposito. Seperti dalam tabungan, dalam hal ini nasabah (deposan)
bertindak sebagai shahibul maal dan bank selaku mudharib.
Penerapan mudharabah terhadap deposito dikarenakan kesesuaian
yang terdapat di antara keduanya, Misalnya seperti yang
dikemukakan diatas bahwa akad mudharabah mensyaratkan
adanya tenggat waktu ini merupakan salah satu sifat deposito,
bahkan dalam deposito terdapat pengaturan waktu seperti: 30 hari,
90 hari, dan seterusnya. (Muhammad Syafi'i Antonio:l57)
Produk-produk pembiayaan (financing) yang tergabung disini
adalah produk yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan
masyarakat, yaitu:
I) Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. Aplikasi dalam perbankan, musyarakah biasanya
diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan
bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek
tersebut. Setelah proyek tersebut selesai, nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi basil yang telah
disepakati. (Ibid, 93)
2) Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan
seluruh (100%) modal, sedang pihak lainnya menjadi
pengelola. Keutungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian
itu bukan akibat kelalaian pengelola. Aplikasi dalam
perbankan, mudharabah biasanya diaplikasikan untuk:
(1) Pembiayaan modal kerja, seperti: perdagangan danjasa
(2) lnvestasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah,
dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang
khusus dengan syarat syarat yang telah ditetapkan oleh
shahibul maal.
3) Bai 'al Murabahah
Bai' al Murabahah adalah jual beli barang pada harga
asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Aplikasi
dalam perbankan, bai 'al murabahah digunakan pada transaksi
pembelian barang. Dimana bank bert:indak selaku penjual
dalam hubungannya dengan nasabah, dan disisi lain bertindak
selaku pembeli dalam lmbungaimya dengan supplier. Dalam
ha! ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan
pembayarai1 dapat dilakukan secara cicilan maupun sekaligus.
4) Bai' as salam
Bai ' as sa/am berarti pembelian bmai1g yang diserahkan
di kemudian hari, sementara pembayaran dilakukan di muka.
Aplikasi dalam perbankan, bai 'as sa/am digunakan pada
transaksi jual beli di mana nasabah bertindak sebagai penjual
sementara bank sebagai pembeli. Barang diserahkan oleh
nasabah secara tangguh, sedangkan pembayaran secara tunai
oleh bank. Dalam transaksi ini, kualitas harga dan waktu
penyerahan barang barns ditentukan secara pasti, transaksi ini
biasanya digunakan untuk produk pe11anian dalatn jangka
waktu yang singkat.
5) Bai' al Jstishna'
Produk Jstishna' menyerupai produk salam, nainun dalam
istishna pembayaraimya dapat dilakukan oleh bank dalatn
beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna dalam bank
syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur
dan kontruksi.
6) Jjarah Muntahiya Bit Tamlik(IMBT) dengan Hibah
Jjarah Muntahiya Bit Tamlik adalah sejenis perpaduan
antara kontrakjual-beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa
yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa.
Dalam dunia perbankan konvensional lebih dikenal dengan
istilah leasing. Pada skim ini, bank membeli terlebih dahulu
objek yang diinginkan oleh nasabah dari supplier. Objek
tersebut kemudian diijarahkan kepada nasabah dengan skim
IMBT. Pada akhir mas sewa, bank menghibahkan barang
dimksud kepada nasaba, sehingga terjadi pemindahan proses
kepemilikan dari bank kepada nasabah. Pada skim ini, angsuran
sewa dipastikan telah meliputi seluruh harga pokok barang
dimksud. (Swiarto,65).
7) Qord
Pada skim ini, bank memberikan pinjaman baik untuk
konsumtif maupun produktif kepada nasabah tanpa meminta
tambahan apapun, kecuali biaya adminis1rasi. Pembiayaan qard
ini merupakan pembiayaan khusus yang membutuhkan dana
tersendiri. Sumber dana untuk skim antara lain dari bagian
modal yang dialokasikan khusus ataupun dari dana zakat, infaq
dan shadaqah. Karena itnlah biasanya pembiayaan ini
diarahakan untuk pihak pihak ynag sanga.t membutuhkanscperti
fakir miskin yang ingin berusaha. Jadi skim ini lebih
berkarakter sosial dari pada ekonomis
Sedangkan produk-produk jasa adalal1 produk yang
dibuat untuk melayani kebutuhan masyarakat yang berbasis
pendapatan, yaitu:
!) Transfer
Transfer adalah jasa bank untuk memindahkan
sejumlah dana tertentu sesuai pemberi amanat (nasabah/
pihak lain) untuk kem1tungan penerirna. Jasa transfer dapat
menggunakan prinsip wakalah wed ijarah, di mana bank
menenma perwakilan dari nasabah untuk mengirimkan
sejumlah uang te1ientu dan atas jasanya itubank memungut
biaya te1ientu.
2) Kliring
Kliring adalah sarana perhitungan hutang-piutang
antar bank peserta kliring guna memperlunas dan
memperlancar lalu-lintas pembayanm giral dalam suatu
wilayah te1ientu yang ditetapkan oleh BL Dalam transaksi
kliring, bank dapat menerima perintah dari nasabah untuk
menagih sejumlah dana te1ientu sebagaimana tercantum di
dalam warkat kliring, dan atas perintah tersebut bank
memungut biaya tertentu. Dengan demikian maka skim ini
dapat menggunakan prinsip wakalah wal ijarah
3) Inkaso
lnkaso adalah penagihan surat-surat berharga
(warkat inkaso) yang diterima nasabah untuk ditagihkan
kepada bank lain diluar wilayah kliring. Dalam trnsaksi
inkaso, bank dapat menerima perintah dari nasabah untuk
menagih sejumlah dana tertentu s1;bagaimana tercantum
dalam warkat kliring, dan atas perintah tersebut bank
memungut biaya te1tentu. Dengan skim sedemikian, mak
skim ini dapat menggunakan prinsip wakalah wal ijirah.
4) ATM (Automatic Teller J\;fachine) dan Payme111 Point
A TM adalah mesin yang dapat melakukan tugas
tugas yang seharnsnya dilakukan oleh teller. Dengan
menggunakan ATM, nasabah dapat melakukan transaksi
transaksi kapanpun dan dimanapun. Atas pelayanan ini,
bank akan memungut biaya pemeliharaan te1tntu. Produk
ini dapat menggunakan prinsip Jjarah. Sedangkan payment
point adlah produk pelayanan di mana bank be1iindak
sebagai perpanjangan tangan instansi te1tentu untuk
menerima pembayaran seperti pembayaran telephone,
listrik,air, dan lain lain. Untuk produk ini, dapat digunakan
prinsip ijarah.
5) Foreign Exchange
Foreign Exchange adalah jasa layanan bank dalam
tukar menukar mata uang asing. Untuk ini dapat digunakan
prinsip sharf.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
(1) Tidak untuk spekulasi.
(2) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis
maka nilainya harus sama dan secara tunai.
(3) Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan clengan
nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi
clilakukan clan secara tunai.
{ 4) Proses pertukaran harus dilakukan secara tunai, bukan
transaksi forward
6) Letter of Credit (L/C).
Letter of Credit (L/C) aclalah jaminan pembayaran
te1tulis yang cliterbitkan oleh bank atas clasar pemohonan
applicant kepada beneficiwy apabila clapat memenuhi
clokumen yang dipersyaratkan diclalmnya. Transaksi L/C
dapat menggunakan prinsip kafalah wal ijarah, karena
lebih mirip sebagai metode pembayaran belaka.
•
I 0. Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan Office Channeling
Berikut ini adalah beberapa ketentuan yang berhubungan dengan
office channeling atau Layanan Syariah berdasarkan ketentuan Peraturan
Bank Indonesia No.9/7/PBI/2007 pasal 38, yaitu:
a. Rencana layanan syariah wajib dicantumkan dalam rencana bisnis
Bank yang telah mendapatkan penegasan dari Bank Indonesia.
b. Layanan Syariah dapat dibuka:
I) Di satu wilayah yang sama dengan Kantor Cabang Syariah
induknya, dalam satu wilayah ke1ja Kantor Bank Indonesia, atau
dalam satu wilayah propinsi.
2) Dengan menggunakan pola kerjasan1a antara Kantor Cabang
Syariah indunya dengan Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang
Pembantu.
3) Dengan menggunakan sumber daya manusta bank yang telah
memiliki pengetahuan mengenai produk dan operasional Bank
Syariah.
4) Dengan didukw1g o!eh kesiapan telmologi sistem informasi yang
memadai
5) Dengan didukung oleh sistem pengendalian yang memadai dari
Kantor Cabang Syariah yang menjadi induknya.
c. Layanan Syariah wajib:
I) Dicatat dar1 dibukukan secara terpisah dari Kantor Cabang dan
atau Kantor Cabang Pembantu dimana Layanan Syariah
berlokasi.
2) Menggunakan standar akuntansi keuangan yang berlaku bagi
perbankan syariah.
3) Laporan keuangan Layanan Syariah wajib digabungkan dengan
laporan keuangan Kantor Cabang Syariah induknya pada hari
yang san1a.
4) Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank yang
menjadi Iokasi Layanan Syariah, wajib mencantumkan logo
industri perbankan syariah dan/atau kata-kata Layanan Syariah
di tempat yang mudah dilihat dan clibaca dengan jelas oleh
masyarakat.
Dal am pasal 3 9 Peraturan Bank Indonesia
No.9/7/PBI/2007 dijelaskan:
a. Bank wajib menyampaikan laporan rencana layanan syariah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 8 kepada Bank
Indonesia paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Pelaksanaan kegiatan layanan :>yariah sebagaimana
dimaksucl clalam pasal 38 wajib clilakukan paling lambat
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
penegasan dari Bank Indonesia.
c. Pelaksanaan layanan syariah wajib dilaporkan oleh Bank
kepada Bank Indonesia paling lam bat I 0 (sepuluh) hari
setelah tanggal pelaksanaan kegiatan.
Dalam pasal 39A Peraturan Bank Indonesia
No.9/7/PBI/2007 dijelaskan juga tentang Pemindahan
Ahuna! Layanan Syariah, yaitu:
a. Pemindahan alamat Layanan Syariah yang dilakukan di
dalam Kotamadya atau Ibukota Kabupaten yang sama
dengan lokasi Layanan Syariah sebelumnya berada, wajib
memenuhi persyaratan:
1) Mengumumkan rencana pemindahan alamat di lokasi
Layanan Syariah sebelumnya berada paling lambat I 0
(sepuluh) hari sebelum tanggal pelaksanaan
pemindahan alamat;dan
2) Melaporkan pelaksanaan pemindahan alamat Layanan
Syariah kepada Bank Indonesia paling lambat tanggal
I 0 ( sepuluh) hari setelah tanggal pelaksanaan
pemindahan alamat, dengan disertai alasan pemindahan
alamat.
b. Pemindahan alamat Layanan Syariah yang dilakukan diluar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memenuhi
persyaratan:
1) Melaporkan rencana pemindakan alamat paling lambat
30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pemindahan
alamat.
2) Melampirkan persyaratan:
a. Alasan pemindahan alamat;
b. Rencana penyelesaian atau pengalihan tagihan dan
kewajiban Layanan Syariah.
3) Melaksanakan pemindahan alamat Layanan Syariah
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
penegasan dari Bank Indonesia.
4) Melaporkan pelaksanaan pemindahan alamat Layanan
Syariah kepada Bank Indonesia paling lambat 10
( sepuluh) hari setelah tanggal pelaksanaan pemindahan
alamat
5) Mengumumkan peminclahan alamat Layanan Syariah di
Koran local atau di lokasi dimana Layanan Syariah
sebelumnya berada paling lambat 10 (sepuluh) hari
sebelum tanggal pelaksanaan pemindahan alamat.
C. Penelitian Terdahulu
Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk landasan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka penelitian menggunakan
Suryanita Ningrum (2007) yang be1judul "Pengaruh Layanan Syariah atau
Office Channeling terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), skripsi ini membahas
pengaruh layanan syariah terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri
dari tabungan, deposito, giro. Dari hasil penelitiannya didapat kesimpulan
bahwa pada bulan-bulan pertama beroperasinya layanan syariah peningkatan
terkesan lambat namun denagn be1jalannya waktu, peningkatan DPK rnulai
terlihat dimana hingga tahun 2007 secara keseluruhan DPK yang terkumpul
melalui office channeling mencapai Rp. 300 juta.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ismail (2008) yang beijudul
Analisis faktor-faktor Kinerja Teknologi Informasi Office Channeling
Dalam Usaha Bank, (studi kasus pada BNI Syariah), Berdasarkan analisis
dan pembahasan dari data tentang faktor-faktor kine1ja teknologi informasi
Office Channeling dalam usaha bank, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
melalui analisis faktor dapat diperoleh 4 faktor, faktor terse but yaitu :
I. Faktor I terdiri atas Variabel Transaksi Perbankan (Teknologi) dengan
factor loading 0.682, Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah)
dengan factor loading 0.789, Perluasan Akses (Perilaku Nasabah)
dengan factor loading 0.656, Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku
Nasabah) dengan factor loading 0.724, Kemudahan Bertransaksi
(pesaing) denganfactor loading 0.649, Mengedepankan Prinsip Syariah
(Internal Bank) dengan factor loading 0.559, Maksimalisasi Pelayanan
(Internal Bank) dengan factor loading 0.616. Faktor ini dinamakan
Faktor Teknologi Informasi.
2. Faktor 2 terdiri atas Variabel Kualitas Layanan (Teknologi) dengan
factor loading 0.824, Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi)
dengan factor loading 0.620, Layanan Jasa Keuangan (Perilaku
Nasabah) dengan factor loading 0.671, Semakin Dikenal Masyarakat
(Internal Bank) dengan factor loading 0.405. Faktor ini dinamakan
faktor Teknologi.
3. Faktor 3 terdiri atas Variabel Kemampuan Mengungguli (Pesaing)
dengan factor loading 0.680, Reputasi Bagus ('internal Bank) dengan
factor loading 0.786. Faktor ini dinamakan faktor Internal Bank dan
Pesaing.
4. Faktor 4 terdiri atas Variabel Pelayanan yang Istimewa (Pesaing)
dengan factor loading 0.680, Kemampuan Bersaing (Pesaing) dengan
factor loading 0. 778. Faktor ini dinamakan faktor Pesaing.
Mangku Rasyawal (2006) melakukan penelitian mengenai
hubungan antara ukuran kualitas jasa konsumen dengan kepuasan di Bank
Urnum Syariah. Bahwa ada perbedaan antar persepsi konsumen dan
harapan dalam pelayanan jasa yang ditunjukkan. clengan hasil bahwa,
pelayanan yang diberikan oleh bank belum mernuaskan. Berdasarkan uji t
clengan I-Test for Significant in Simple Linter Regression, terlihat bahwa
climensi Emphaty merniliki pengaruh terbesar. Artinya yang menjadi
alasan masyarakat saat ini adalah untuk menjacli nasabah Bank Umum
Syariah, masih terbatas tentang kepeclulian Bank memberikan perhatian
incliviclu secara khusus. Sedangkan berclasarkan uji f clengan F-Test for
Significant in Sample Linier Regression ternyata terdapat pengaruh yang
signifikan secara simultan (bersama-sama) dari keenam dimensi kualitas
pelayanan (Service Quality): Assurance, Reliability, Tangible, Emphaty
clan Responsivness, terhadap kepuasan sebesar (F=9,830).
Julita (200 I) melakukan penelitian mengenai kepuasan pelanggan
melalui penciptaan kualitas pelayanan. Basil penelitian yang clilakukan
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan clapat
cliidentifikasi lima aspek kunci sebagai berikut: Berwujud, Handal,
Jaminan, Empati. Artinya clengan kelima dimensi diatas menjacli inclikator
apa yang cliharapkan oleh pelanggan clalam pelayanan yang diberikan
perusahaan. Untuk itu perusahaan hams mampumewujudkan kelima
climensi di atas. (Supranto, 1997 clalam Julita, 200 I)
D. Kerangka Pemikiran
Dengan clikeluarkannya kebijakan BI pacla tahun 2006 clalam PBI No.
8/3/2006 mengenai diperbolehkannya bank konvensional membuka layanan
syariah, khususnya pada penghimpun dana (DPK) dengan syarat telah
memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) clan cliikuti clengan PBI No. 9 Tahun
2007 mengenai procluk bank syariah berupa pembiayaan, maka akan
menimbulkan respon atau tanggapan clari nasabah terhaclap pelaksanaan
office channeling BNI Syariah. Dan clisini penulis akan menganalisis status
sosial ekonomi nasabah yaitu dilihat dari keadaan, posisi atau tingkatan
seseorang dalam kchidupan bermasyarakat yang didasarkan alas latar
belakang peke1jan, pendidikan, pendapatan, keturunan, agama, politik.
Respon nasabah terhadap layanan office channeling BNI Syariah ini
tentunya berhubungan dengan operasional layanan yang dilihat menurut
konsep Service Quality, yaitu: Tangible, Responsiveness, Reliability
Assurance, Empathy. (Kasmir, 2004:67)
Variabel lndependen 1 : Status Sosial Ekono1ni
Variabel Independc~ Respon Nasaba~
Pendidikan(D 1) 0 :<; SMU l>SMU
Pendapatan(D2) 0 = Di bawah UMR I = Di atas UMR
Keturunan
Agama
Politik
Variabel Dependen: Pelaksanaan Office
Channeling
Uji Validitas dan Uji Realibilitas
Uji Asumsi Klasik
Analisis Regresi Linier Berganda
Interpretasi
Gambar2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Kehandalan/Re/iabi/ity
Cepat Tanggap/ Responsiveness
Kepastian/Assurance
Berwujud!Tangibles
Empati!Emphaty
Skema pemikiran 1111 sebagai arahan clan petunjuk dalam
menyelesaikan penelitian. Status sosial ekonomi sebagai variabel
bebas dengan simbol X1 dua diantaranya: pendidikan, Pendapatan
dijadikan dummy variabel. dan respon nasabah sebagai X2. Dan yang
menjadi variabel terikat adalah pelaksanaan office channeling (Y).
E. Hipotesis
Hipotesis adalah j awaban sementara yang digunakan penulis dalam
penelitian yang sebenarnya masih harus diuji kembali. Hipotesis penulis
sementara yakni kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang
masih belum sempuma, sehingga perlu disempurnakan dengan
membuktikan kebenaran melalui penelitian. Karena hipotesa bisa saja benar
clan bisa saja salah, hipotesa ini akan diuji oleh penulis sendiri sehingga akan
didapat suatu kesipulan apakah hipotesa tersebut dapat diterima atau ditolak.
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, malca dapat clirumuskan
Hipotesis penelitian sebagai berikut :
H 0 = Ticlak terclapat pengaruh signifikan antara variabel status sosial
ekonomi terhaclap pelaksanaan office channeling.
Ha = Terclapat pengaruh signifikan antara variabel status sosial ekonomi
terhadap pelaksanaan office channeling.
H 0 = Ticlak terdapat pengaruh signifikan antara variabel respon nasabah
terhaclap pelaksanaan office channeling.
Ha = Terclapat pengaruh signifikan antara variabel respon nasabah
H 0 = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel stasus sosial
ekonomi dan respon nasabah terhadap pelaksanaan office
channeling
H0
= Terdapat pengaruh signifikan antara variabel status sosial ekonomi
dan respon nasabah terhadap pelaksanaan ojnce channeling.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih objek atau lokasi penelitian
di daerah Jakarta Selatan, tepatnya Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah
Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) UIN Ciputat. Penelitian ini
dilakukan selama kurang lebih I bulan. BNI Syariah kantor cabang
pembantu syariah adalah salah satu bank yang menjadi syarat dalam
membolehkan suatu bank dalam melaksanakan program Office Channeling.
Office Channeling merupakan kebijakan BNI yang sudah berjalan kurang
lebih dari dua tahun sejak disahkannya program Office Channeling climana
nasabah masih ban yak yang be I um mengetahui dengan j el as mekanisme clan
operasionalnya. Hal ini akan menimbulkan persepsi clan respon yang
berbecla-beda dari nasabah BNI Syariah. Adanya respon yang berbecla-beda
ini salah satunya adalah karena status sosial ekonomi yang berbecla dari
kalangan nasabah.
Pendekatan penelitian yang cligunakan adalah penelitan kualitatif clan
kuantitatif clengan format eksplanasi survey, yakni penelitian yang berupaya
menarik faktor-faktor dan informasi-informasi dari data lapangan yang
clitemui secara angka dan menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh
satu variabel dengan variabel lain.(Burhan Bungin, 2005:75)
B. Mctodc Penclitian Populasi dan Sampel
l.Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tersendiri yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti clan clipelajari. Populasi clalam
penelitian ini aclalah nasabah BNI Syariah cabang Ciputat Jakarta Selatan
yang pernah menggunakan Layanan Syariah (ojji'ce channeling), maka
sampel yang cliambil clalam penelitian ini sebanyak I 00 responclen.
Dengan menggunakan uji coba I /ly out sebanyak 40 responclen.
2.Sampel
Metocle penarikan sampel clalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik sampel non probability sampling melalui cara convenience
sampling aclalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya proseclur
pemilihan responclen. Convenience sampling bern.rti unit sampel yang
clitarik muclah clihubungi, ticlak menyusahkan, mudah untuk mengukur,
clan bersifat kooperatif. (Abdul Hamid, 2007:30)
Metocle penarikan sampel ini cligunakan karena keterbatasan waktu,
biaya clan tenaga clari si penulis. Selain itu popu!aE:i clalam penelitian ini
aclalah incliviclu-incliviclu yang sulit untuk clitemui karena aclanya
kerahasiaan bank yang ticlak boleh memberikan data nasabalmya.
C. Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa cara yang ditempuh oleh penulis untuk kepentingan
pengumpulan data dalam penelitian ini,yaitu:
1. Riset Lapangan (Field Research)
Riset lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer yang
bersumber dari angket/kuesioner. Cara ini dilakukan dengan
menyebarkan angket kepada nasabah BNI Syariah untuk memperoleh
data tentang latar belakang status sosial ekonomi dan respon nasabah
terhadap pelaksanaan Office Channeling. Angket ini diberikan kepada
responden berupa pe1ianyaan terstruktur yaitu suatu bentuk pertanyaan,
di mana dafiar pertanyaaan sudah dipersiapkan sebelumnya, dan
responden memberikan jawaban yang telah disediakan clengan '
memberikan tanda silang (X) atau checklist (../) pada jawaban yang
sesuai. Kuesioner terstruktur ini dipilih agar peneliti bisa mendapatkan
data yang lebih akurat clan efektif sesuai clengan tujuan penelitian ini.
2. Riset Kepustakaan (Library Research)
Dalam rise! kepustakaan ini penulis membaca, meneliti,
mempelajari bahan bahan tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah,
artikel, jurnal, internet dan informasi informas tertulis lai1mya yang
berhubungan dengan pembahasan ini.melalui riset ini akan cliclapat
konsep, teori, clan clefinisi clefinisi yang penuli:> pergunakan sebagai
lanclasan berfikir clan analisa clalam proses penulisan. Data yang
diperoleh melalui pendekatan ini adalah data sekunder.
3. Wawancara (Interview)
Interview adalah suatu cara untuk mendapatkan data atau
informasi dengan cara mengadakan tan ya jawab secara langsung kepada
para staff yang berkompeten untuk menyelesaikan penelitian ini guna
menJamm keakuratan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis
berusaha sebaik-baiknya mengumpulkan data yang dibutuhkan. Jenis
data yang digunakan penulis dalam kegiatan penelitian dibedakan dua
jenis yaitu:
I. Sumber data pnmer, yaitu data yang tertuang dalam item-item
pertanyaan yang terangkum dan dihasilkan dalam bentuk kuesioner
penelitian.
2. Sumber data sekunder, adalah sumber data pendukung dan
pelengkap data penelitian. Sumber data sekuncler diambil clari
berbagai literature yang acla seperti buku buku, clokumen dokumen
bank, artikel, surat kabar, internet clan kepustakaan lain yang
berkaitan clengan pembahasan clalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis
1. Metode Analisis Data
Metocle analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
regresi bergancla clengan menggunakan SPSS l 5 for windowsystem,
regres1 linier bergancla merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis pengaruh dari variabel (X1) status sosial ekonomi, (X2)
respon nasabah terhadap pelaksanaan Office Channeling (Y).
2. Uji Validitas dan Reabilitas
Dengan menggunakan metode tersebut maka perlu dilakukan UJI
Validitas dan Reabilitas kuesioner, pengujian persyaratan analisis
dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh memenuhi
persyaratan untuk analisis dengan menggunakan teknik yang
direncanakan. Penelitian ini menggunakan bantuan kuesioner, sehingga
perlu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas terlebih dahulu untuk
mengetahui kemampuan kuesioner dan keterhandalannya dalam
mengukur variabel-variabel yang akan di uji. (Teguh Wiyono, 2006:266)
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner
mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur untuk kuesioner
tersebut. Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil daii waktu ke
waktu. Jika kuesioner telah valid dai1 reabel, maka kuesioner dapat
disebarkan kepada responden.(Indoyama, 2008). Adapun untuk menguji
kevalidan reliabel butir-butir pertanyaan yang ada pada kuesioner, maka
dilakukan Uji Validitas dan Realibilitas terlebih dahulu guna
mendapatkan hasil penelitian yang baik ..
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikai1 suatu variabel.
a. Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika te1jadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
bernrutan sepaajang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah
ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. (Ghozali, 2002:95). Untuk
melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji Run.
Uji Run sebagai bagian dari statistik non··parametrik dapat pula
digunakan untuk menguj i apakah an tar residual terdapat korelasi
yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubtmgan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random Run test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara
random atau tidak (sistematis). (Ghozali, 2002:103).
Ho : Residual random (acak)
Ha : Residual tidak random
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
b. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya variabel independen yang memiliki korelasi kuat
sesama variabel bebas lain dalam satu model, kemiripan antar
variabel independen akan menyebabkan terjadi korelasi yang
sangat !mat antar variabel independen yang satu dengan yang
lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolinearitas juga beiiujuan
untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan
kesimpulan mengenai pengarnh uji parsial masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat
dari beberapa ha!:
I. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan
nilai tolerance tidak kurang dari O,l maka model dapat
dikatakan terbebas dari multikolinearitas antara I dan I 0 maka
tolerance = 1110 atau 0,1 semakin tinggi VIF maka semakin
rendah tolerance.
2. Jika ada nilai koefisien korelasi antar masing variabel independen
kurang dari 0, 70 maka model dapat dinyatakan be bas asmnsi
klasik multikolinearitas.
3. Jika nilai koefisien determinan (R-Square) diatas 0,60 namun
tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap
variabel dependen, maka model terkena multikolinearitas.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji te1jadinya
perbedaan Variance Residual suatu periode pengamatan kc periode
pengamatan yang lain. Atau gambaran hubungan antara nilai yang
diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
variance constant setiap pengamatan model suatu periode
pengamatan dengan periode pengamatan lain, atau adanya
hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete
residual nilai sehingga dapat clikatakan terdapat
heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel
tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas
kesalahan yang terjadi ticlak secara acak tetapi menunjukkan
hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih
variabel.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah c\alam
model regresi variabel dependen, variabel independent, atau
keduanya terdistribusi nonnal atau tic\ak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Menurut Singgih Santoso (2004 :124) ada beberapa cara
mendeteksi nonnalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sum bu diagonal dari grafik. Dasar pengambil an keputusan dalam
uji normalitas aclalah :
1. Jika data menyebar di sekitar gans diagonal clan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
11. Jika data menyebar clari garis diagonal clan atau ticlak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi ticlak
memenuhi asumsi normalitas.
2. U ji Hipotesis
a. Analisis Regresi linear Berganda
Metode regresi linier dimaksuclkan untuk mengetahui
keeratan hubungan yang acla cliantara keclua variabel. Metocle regresi
tinier ini juga dapat digunakan untuk peramalan clengan menggunakan
data berkala (Time Series).
Rumus Linear Bergancla :
y = Pelaksanaan office channeling
a = konstanta
/J1 , /J2 , /J3 = angka arah I koefisien regresi yang menunjukkan
angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen. Bila b
( +) positif, maka naik, dan bila b (-) negatif ,maka te1jadi
penurunan.
x 1 = Status sosial ekonomi
x 2 = Respon nasabah
D 1 = variabel dummy (Pendidikan)
D 2 = variabel dummy (Pendapatan)
c. Uji Signifikansi
1) Uji F Hitung (Uji Secara Simultan)
Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis
no! (H 0 ) kita juga harus menyertai dengan hipotesis alternatif
(Ha) seperti di bawah ini :
1. (H,) : bj= 0 berari tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X dengan variabel Y.
11. (Ha) : b; # 0 berari terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X dengan variabel Y.
Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel
dependen dengan rumus:
r. R 2 I k
apabila F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan Ha diterima,
artinya variabel independen secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila F hitung < F tabel maka H 0 diterima dan Ha
ditolak, artinya variabel independen secara simultan tidak
mempunyai pengaruh yang signifilrnn terhadap variabel
dependen.
2) Uji T Hitung (Uji Sccara Parsial)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen maka dilakukan dengan uji T dengan rumus :
f lurw11.:
s,, Se
~Ly' -(~n x r
Dimana:
a= konstanta
b = koefesien korelasi
s. = kesalahan baku koefesien korelasi
S, = kesalahan bairn estimasi
Apabila I i.,,,,,,g > I tabd maka H 0 ditolak dan Ha diterima,
aitinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila t haang < I'"""' maka H0 diterima dan Ha ditolak,
aitinya variabel indepenclen secara parsial mempunyai pengaruh
yai1g signifikan terhaclap variabel clepenclen.
Analisis ini clapat juga memberikan informasi tentang
kontribusi masing-masing variabel inclependen terhadap variabel
clepenclen clengan melihat r 2 nya. Variabel yang memenuhi r 2
terbesar adalah variabel indepenclen yang mempunyai pengaruh
dominan.
3. Variabel Dummy
V ai"iabel dummy biasanya digunakan dalain penelitian ekonometri
untuk mewakili faktor-faktor kualitatif, seperti : jenis profesi I peke1jaan,
agama, jenis kelamin, wilayah, dan sebagainya. Variabel kualitatif tidak
bisa diukur, tetapi hanya bisa clitandai sifatnya antara ada clan ticlak acla.
Misalnya, ingin cliteliti perilaku konsumsi beberapa keluarga.
Pengeluaran konsumsi tidak hanya tergantung pada pengahasilan siap
pakai keluarga, tetapi tergantung juga pada beberapa variabel kualitatif
lainnya, seperti ada atau tidaknya anak dalam keluarga, agama, status
pemilikan rumah, dan sebagainya. Oleh karena variabel-variabel kualitatif
itu tidak dapat diukur, maka yang dapat dilakukan adalah memberikan
suatu nilai. Misalnya nilai I kalau ada anak, dan nilai 0 bila tidak ada anak
dalam keluarga tersebut ; atau nilai 1 bila status rumah yang ditempati
adalah milik sendiri dan nilai 0 bila status rumah adalah menyewa. Dengan
cara ini, suatu atribut diubah bentuknya menjadi suatu jenis variabel yang
hanya memiliki dua nilai, yaitu 0 dan I. oleh karena itu variabel ini disebut
variabel dummy.
3. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian tentang status sosial ekonomi dan respon nasabah terhadap
pelaksanaan office channeling yang dilakukan di BNI Syariah cabang Ciputat,
dengan variabel penelitian berikut ini :
I. Variabel bebas (X1) adalah status sosial ekonomi
~ Pendidikan sebagai dummy 1,
0 = Lebih kecil sama dengan SMU
I = Lebih besar dari SMU
~ Pendapatan sebagai dummy 2
0 = Di bawah UMR
I = Di atas UMR
~ Agama
~ Politik
y Pekerjaan
69
2. Variabel bebas (X2) adalah respon nasabah
> Tangibles (Benvujud)
? Reliability (Kehandalan)
? Responsiveness (Ketanggapan)
? Assurance (Keyakinan)
? Emphaty (Empati)
CW-ke-dan-Bagong,-2004j Q<ClS!Yl\r ,ZOO'-\ : G, 7-!,,if)
3. Variabel terikat ( Y) adalah pelaksanaan office channeling
> Adanya Peraturan BI dalam PB! No. 8/3/2006
> Transaksi syariah
> Akses layanan syariah
> Informasi
> Jangkauan lokasi
(Wahyu A vianto dan Dadang Romansyah, 2005)
Unsur Variabel
·a 0
" 0
"" <l.)
"@ ·;;; 0
[/)
~
fil ~ [/)
.c "' _o
"' ~ "' ;z;
" 0 P. ~ <l.)
~
Tabcl 3.1 Opcrasional Varialbel
Sub Variabel lndikator
1. Pendidikan 'fingkat pendidikan terakhir yang
ditamatkan
Peke1jan ditinjau dari segi status 2. Peke1jaan
peke1jaan dan jenis peke1jaan
3. Pendapatan Penghasilan yang didapat perbulan
Rutinitas mengikuti kegia.tan 4. Agama
keagamaan
5. Politik Keaktifan dalam mengikuti
kegiatan partai politik
a. Beroperasinya OC di BNI
Syariah
1. Reliability b. Kemudahan prosedur clalam
(Kehandalan) memperoleh layanan
c. Kccepatan akses transaksi
d. Kecanggihan teknologi
a. Tanggapan bank atas keluhan
2. Responsiveness atau klailn dari nasabah
(Ketanggapan) b.Kecepatan dalam merespon
kebutuhan nasabah
a. Petugas OC dari bank
konvensional
b.Keyakinan dana disalurkan pada
usaha yang halal
3. Assurance c.Kepercayaan dana syariah dan
(Keyakinan) konvensioanl tidak bercampur
dalm transaksi QC
d.Pengetahuan petugas QC
mengenai produk syaraih
Ukuran
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
a. I<enya1nan dari penataan ruangan
4. Tangibles (lay out)
b.Penampilan petugas OC Ordinal (Berwujud)
c.Ketersediaan fasilitas fi.sik
5. Emphaly a. Keramahan pegawai OC
b.Prinsip mengenal nasabah Ordinal (Empati)
a. Peraturan BI dalam PB! No.
8/3/2006 diperbolehkannya bank
konvensional yang men1punyai
UUS membuka layanan syariah
b. office channelling, tentu akan
semakin memudahkan bagi
f nasabah untuk melakukan
~ transaksi syariah
""' Semakin mudahnya para \.) c.
" ordinal '-' Efektifitas nasabah untuk mendapatkan IS (5l
" akses layanan perbankan syariah "" "" " d. Office channelling diharapkan "" ~ ""' bisa meningkatkan pangsa pasar "" 03 11.
(market share) perbankan
syariah terhadap perbankan
nasional
e. Dengan menerapkan office
channelling yang men,;akup ko-
lokasi fisik gedung
Data didapat dari berbagai sumber
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. BNI (Persero) Tbk.
BNI berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank
Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki
oleh pemerintah Indonesia.
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resm1
pertama yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu ORI (Oeang
Republik Indonesia), pada malam menjelang tanggal tanggal 30 Oktober
1946, hanya beberapa bulan saja pembentukannya. Sampai saat ini,
tanggal terse but diperingati seagai Hari Keuanga Nasional, sementara hari
pendirian BNI yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank
Nasional.
Menyusul penunjukan De Javache Bank yang merupakan warisan
dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949,
Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai Bank
Sirkulasi atau Bank Sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapakan
sebagia Bank Pembangunan, dan kemudian diberikan hak w1tuk bertindak
sebagai Bank Devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.
Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan pengungkit bagi
sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan tahun pendirian sebagai
bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi
digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank
Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama
panggilan yang lebh mudah diingat -'Bank BNI'- ditetapkan bersamaan
dengan perubahan identitas perusahaan tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank
Negara Indonesia (Persero ), sementara keputusan untuk menjadi
perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar
modal pada tahun 1996.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan
kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melaui
penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelar\jutan dari masa ke
masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan kornitmen BNI terhadap
perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai
digunakan untuk menggambarkan propek masa depan yang lebih baik,
setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank
BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian -'46'
digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai
Bank Nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Scjarah Singkat PT. Bni (Pcrsero) Tbk. Kantor Cabang Syariah
Jakarta Sclatan
Berkembangnya bank-bank syariah di Negara Isam berpengaruh ke
Indonesia. Ini dditandai dengan disetujuinya Undag··Undang No. 10 Tahun
1998, yang mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha
yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah.
Peluang tersebut temyata disambut antusias oleh masyarakat
perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatian dalan1 bidang
perbankan syariah bagi para staffnya. Sebagian bank tersebut mulai
membuka devisi atau cabang syariah dalam institusinya.
Sejak pascareformasi yang mulai diperkenankannya konversi cabang
bank umum konvensional menjadi cabang syariah, maka berangkat dari
semangat pe1juangan yang berakar pada sejarahnya, PT. BNI (Persero)
Tbk. Bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri,
serta menjadi kebanggaan. Dengan mendirikan Cabang Syariah di
berbagai wilayah Indonesia. Salah satu cabngnya berda di Jakarta Selatan.
3. Visi dan Misi PT. BNI (Persero) Tbk. Devisi Unit Usaha Syariah
a. Visi
Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kine1ja
dengan menjalankan bisis sesuai dengan kaidah sehingga insya allah
membawa berkah.
b. Misi
Secara Istiqomah melaksanaan amanah utuk memaksimalkan
kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga
menjadi bank syariah kebanggan anak negeri.
B. Validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data pnmer maka
penelitian melakukan penyebaran kuesioner kepada para nasabah BNI
Syariah kantor cabang pembantu UIN Ciputat, sebanyak I 00 responden.
Dalam penyebaran 100 kuesioner yang terbagi menjadi 40 kuesioner untuk
tryout dan 60 kuesiner akan disebarkan jika hasil uji validitas 40 kuesioner
dinyatakan valid setiap butir pertanyannya, jadi jika t1yout valid maka
diasumsikan dapat digunakan untuk mengukur indikator.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan koefisien clari r tabel
yaitu sebesar 0,312 yang diperoleh dari tabel r yang tersedia secara instant.
Tingkat signifikansi 5% dengan N = 40 di dapat angka 0,312
mencenninkan good item, untuk itu dalam penelitian ini akan clihitung uji
valiclitas untuk masing-masing variabel serta mengetahui apakah pe1ianyan
yang diajukan valid atau tidak.
2. Uj i Reabilitas
Setelah dilakukan uji validitas maka peneliti melakukan uji reabilitas
kepada 40 kuesioner yang telah diisi dari tryout, dimana jika 40 kuesioner
tersebut dinyatakan reabel. Suatu instrumen dikatakan reliable bila
memiliki nilai Crobanch alpha lebih besar dai-i 0,6.
Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indicator dari variabel ata konstruk. Suatu kuesiner clikatakan
reabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Untuk mengetahui validitas ke-23 butir terse but dapat clilihat clari nilai
Corrected Item-Total Correlation dan reliabilitas yang clapat dilihat pacla
tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 JI a I I as an Ill e Ia II BIS U .. V l'd't d U .. R r bTt
No. Butir Koefisien Pernyataan Korelasi Keterangan Cronbach a Keterangan N
1 0.582 Valid 0.746 Reliabel 40 2 0.584 Valid 0.743 Reliabel 40 3 0.703 Valid 0.610 Reliabel 40 4 0.567 Valid 0.931 Reliabel 40
I -
5 0.428 Valid 0.934 Reliabel 40 6 0.712 Valid 0.927 Reliabel 40
··f-· -7 0.499 Valid 0.933 Reliabel 40 8 0.801 Valid 0.925 Reliabel 40 9 0.579 Valid 0.931 Reliabel 40 10 0.559 Valid 0.931 Reliabel 40 11 0.818 Valid 0.924 Reliabel 40 12 0.798 Valid 0.925 Reliabel 40 13 0.704 Valid 0.928 Reliabel 40 14 0.591 Valid 0.931 Reliabel 40 15 0.755 Valid 0.926 Reliabel 40 16 0.702 Valid 0.928 Reliabel 40 17 0.754 Valid 0.926 Reliabel 40 18 0.726 Valid 0.927 Reliabel 40 19 0.760 Valid 0.927 Reliabel 40 20 0.871 Valid 0.905 Reliabel 40 21 0.882 Valid 0.905 Reliabel 40 22 0.835 Valid 0.913 Reliabel 40 23 0.758 Valid 0.927 Reliabel 40
Sumber : Data Olahan Kues10ner SPSS
Hasil secara keseluruhan dapat dilihat pada 4.1 diatas bahwa semua butir
pe1ianyaan valid clan dapat digunakan karena nilai koefisien korelasi lebi besar
dari r table (0,312). Semua butir pe1ianyaan bisa digunakan untuk mengukur
setiap indikator masing-masing, karena 40 kuesioner bisa digunakan, selanjutnya
dapat menyebarkan 60 kuesioner kepada naabah.
Dari data basil pengujian reabilitas pada tabel 4.1 yang clilakukan
menunjukkan bahwa semua nilai Crobanch Alpha lebih besar clari 0,60, artinya
jawaban responclen untuk masing-masing pertanyaan konsisten atau stabil clari
waktu kewaktu, sehingga semua instrumen yang cligunakan clianggap konsisten
clan tepat/akurat, jacli clikarenakan tryout 40 kuesioner clinyatakan valid clan reabel
maka 40 kuesioner tersebut clapat cligunakan sebagai ukuran suatu inclikator clan
selanjutnaya clapat menyebarkan kepacla 60 kuesioner.
C. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif Statistik
Penelitian menggunakan sampel sebanyak I 00 responclen. Penulis
melakukan Try Out terhaclap 40 responden cliantaranya cligunakan untuk
menguji valiclitas clan reliabilitas. Berclasarkan hasil output clari kuesioner
yang telah clibagikan kepacla nasabah BNI Syariah, maka cliperoleh data
sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif Statistik Iclentitas Nasabah (;;ampel)
Dalam penelitian ini telah clisebarkan kuesioner kepacla I 00
sampel nasabah, berikut ini tabel serta penjelasan clari 100 sampel
nasabah tersebut
Tabel 4.2 Jen is kelamin
Cumulative Freauencv Percent Valid Percent Percent
Valid Pria 55 55,0 55,0 55,0 wanita 45 45,0 45,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.2 menginformasikan bahwa jumlah responden pada
penelitian ini be1jumlah 100 sampel yang telah ditentukan. Proporsi dari
responden tersebut yaitu 55 persen be1jenis kelamin pria dan sisanya
sebanyak 45 persen responden be1jenis kelamin wanita.
Tabel 4.3 Sia esp on U. R d en
Percent I Valid Percent Cumulative
Frequency Percent Valid 18 2 2,0 2,0 2,0
19 4 4,0 4,0 6,0 20 6 6,0 6,0 12,0 21 11 11,0 11,0 23,0 22 26 26,0 26,0 49,0 23 24 24,0 24,0 73,0 24 4 4,0 4,0 77,0 25 5 5,0 5,0 82,0 26 2 2,0 2,0 84,0 27 l 1,0 1,0 85,0 28 3 3,0 3,0 88,0 29 2 2,0 2,0 90,0 32 3 3,0 3,0 93,0 33 l 1,0 1,0 94,0 34 2 2,0 2,0 96,0 37 l 1,0 1,0 97,0 38 I 1,0 l,0 98,0 41 l l,O J,O 99,0 42 l 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 I l 00,0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Valid
Tabel frekuensi usia bisa dilihat bahwa responden yang berusia 18
tabun sebanyak 2 responden, usia 19 tahun sebanyak 4 responden, 20
tahun sebanyak 6 responden, 21 tabun sebanyak 11 responden, 22 tahun
sebanyak 26 responden, 23 tahun sebanyak 24 responden, 25 tahun
sebanyak 5 respnden, 26 tahun sebanyak 2 responden, 27 tahun
sebanyak 1 responden, 28 sebanyak 3 responden, 29 tahun sebanyak 2
responden, 32 tahun sebanyak 3 responden, 33 tahun sebanyak
responden, 34 tahun sebanyak 2 responden, 37 tahun sebanyak 1
responden, 38 tabun sebanyak 1 responden, 41 tahun sebanyak
responden, 42 tahun sebanyak 1 responden. Melihat tabel yang di atas
usia nasabah BNI yang menjadi responden sangat beragam mulai dari
usia 18-42,
Frequen CV
Islam 100
Tabel 4.4 Agama
Percent Valid Percent
100,0 100,0
Cumulative Percent
I 100,0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.4 menginformasikan bahwa dari 100 sampel yang
ditentukan sebesar 100% responden beragam Islam. Adan ya
kemungkinan karena letak BNI berdekatan clengan kampus Islam, akan
tetapi tidak menutup kemungkinan bagi nasabab lain yang Non Islam
melakukan transaksi di BNI Syariab karena telah terbukti bahwa kini
bank-bank syariab ticlak banya BNI banyak climinati oleh Non Muslim
karena pelayanan clan kine1ja yang makin meningkat.
Tabel 4.5 Pckerjaan
Frequency Percent I Valid Percent Cumulative Percent
Valid pegawai s\vasta l l 11,0 11,0 11,0 pegawai negeri 1 1,0 1,0 12,0 Wiraswasta 14 14,0 14,0 26,0 Guru 4 4,0 4,0 30,0 Mahasiswa 70 70,0 70,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel frekuensi pekerjaan responden yang bekerja sebagai
pegawai swasta sebanyak 11 responden, pegawai negeri sebanyak
responden, wiraswsta swbanyak 14 responden, guru sebanyak 4
responden, mabasiswa sebanyak 70 responden.
b. Deskriptif Statistik tentang variabel XI (Status Sosial Ekonomi Nasabah)
Tabel 4.6 en I I an um my P d'd'k (D 1)
Cu111ulative Frequency Percent Valid .Percent .Percent
Valid Lebih Kecil Sama 41.0 41.0
DenganSMU 41 41.0
Lebih Besar Dari SMU 59 59.0 59.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
~'
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Pada tabel 4.6 menyajikan informasi penclidikan terakhir yang
ditamatkan responden. Latar belakang pendidikan responden dibagi menjadi
dua golongan pertama lebih kecil sama dengan SMU sebanyak 41
responden dinyatakan pendidikan golongan rendah,, dan lebih besar dari
SMU sebanyak 59 responden dinyatakan pendidikan golongan tinggi ada
yang Diploma (Dl/D2/D3), Smjana (Sl/S2/S3). Informasi didapat dari
Departemen Pendidikan clan Kebudayaan yang menyatakan bahwa lebih
kecil sama dengan SMU dikatakan pendidikan rendah dan lebih besar dari
SMU dikatakan pendidikan tinggi. Apabila dilihat dari tingkat pendidikan
nasabah, sesuai dengan table 4.6 pelayanan office channeling tidak hanya
nasabah yang berpendidikan tinggi atau rendah saja. Akan tetapi pelayanan
OC tersebut dimanfaatkan oleh nasabah yang berpendidikan tiggi atau
rendab.
Tabcl 4.7 Pendanatan (Dummv2)
Frenuencv Percent Valid Percent I Cumulative i Percent
Valid Di Bawah UMR 59 59.0 59.0 59.0 Di Atas UMR 41 41.0 41.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Pada tabel 4.7 jika dilihat status sosial ekonomi responden dari segi
pendapatannya setiap bulan sebanyak 41 responden berpendapatan di atas Upah
Minimum Regional (UMR), menurut informasi yang didapat dari Departemen
Tenaga Ke1ja (DEPNAKER) besarnya UMR untuk wilayah DK! Jakmia yang
telah ditetapkan per januari 2009 sebesar Rp. 1.069.865 (Egidius Patnistik,
kompas 31 Oktober 2008). Artinya nasabah yang mendapat gaji di atas UMR
nasabab golongan menengah ke atas, dan selebihnya sebanyak 59 responden
berpendapatan di bawah UMR. Berarti dapat di simpulkan nasabah BNI Syariah
UIN Ciputat adalah berpenghasilan menengah ke bawah karena dilihat dari
penghasilan rata-rata perbulan di bawah standar gaji UMR yaitu sebesar Rp.
1.069.865.
Tabcl 4.8 Rutin Mengilmti Aktivitas kegiatan Keagamaan
I Cumulative Freauencv Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 2 2.0 2.0 2.0 Pernah 13 13.0 13.0 15.0 Kadang-kadang 29 29.0 29.0 44.0 Rutin 45 45.0 45.0 89.0 Sangat Rutin 11 11.0 11.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Has1l Output dan SPSS
Tabel 4.8 memperlihatkan status sosial ekonomi nasabah ditinjau
dari rutinitas responden dalam mengikuti kegiatan keagamaan dari 100
sampel yang ditentukan ada 45% responden yang rutin mengikuti kegiatan
keagamaan, 29% responden menjawab kadang-kadang, 13% menjawab
pernah, 11 % menjawab sangat rutin, sisanya sebesar 2% menjawab tidak
pernah mengikuti kegiatan keagamaan.
Tabel 4.9 Aktif Mengikuti Kegiatan Partai Poliitik
1 Cun1ulative
Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah 11 11.0 11.0 11.0
Pemah 12 12.0 12.0 23.0 Kadang-kadang 29 29.0 29.0 52.0 Aktif 36 36.0 36.0 88.0 Sangat Aktif 12 ' 12.0 12.0 100.0 Total 100 j 100.0 100.0
Sumber : Has1l Output dari SPSS
Tabel 4.9 memperlihatkan informasi tentang status social ekonomi
responden di tinjau clari keaktifannya dalam menguikuti kegiatan partai
politik.sebesar 36% responden menjawab aktif clalam mengikuti kegiatan
partai politik, 29% responden menjawab kadang-kadang, 12% responden
menjawab sangat aktif, 12% lagi menjawab pernah , dan sisanya sebesar
11 % responden menjawab tidak pernah mengikuti kegiatah partai politik.
Table 4.10 Pekerjan yang saya laknkan mcndorong saya untuk mcnjadi kreatif
Frequenc Valid Cun1ulative y Percent Percent Percent
Valid Sangat Tidak 11 11.0 11.0 l l.O
Setuju Tidak Setuju 12 12.0 12.0 23.0 Neu·al 29 29.0 29.0 52.0 Setuju 36 36.0 36.0 88.0 Sangat Setuju 12 12.0 12.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari segi peke1jaan dari 100
sampel yang ditentukkan sebagai responden, sebesar 36% responden
menjawab Setuju clengan Pernyataan pekerjaan menjadikan lebih kreatif,
12% responclen menjawab sangat setuju, dan 12% lagi menjawab tidak
setuju, dan sisanya sebesar 11 % responden menjawab sangat tidak setuju.
c. Deskriptif Statistik tentang respon nasabah BNI Syariah (X2).
Tabel 4.11 Kb 'h R e crs1 an uangan K antor Off Ch I' BN'[ S . I C ICC anne mg ' ;yana 1 1putat
Cun1ulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bagus 2 2.0 2.0 2.0
Cukup Bagus 19 19.0 19.0 21.0 Bagus 60 60.0 60.0 81.0 Sangat Bagus 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hast! Output dari SPSS
Tabel 4.11 memperlihatkan respon nasabah yang sangat positif
terhadap kebersihan ruangan kantor Office Channeling BNI Syariah. Dari
K
Valid
100 sampel yang ditentukan sebagai responden, 60 responden menyatakan
Bagus, 19 responden menyatakan cukup bagus dan dan 19 lagi
menyatakan cukup bagus,sisanya 2 responden yang menyatakan bahwa
kebersihan ruangan kantor office channeling BNI Syariah Ciputat tidak
bagus. Hal ini terbukti bahwa kebersihan ruangan kantor BNI Syariah
sudah memberikan kenyamanan bagi nasabahnya dilihat dari sebanyak
60% responden menyatakan kebersihan ruangan kantor Office Channeling
BNI Syariah bagus. Hal ini bermti kebersiahan ruangan BNI merupakan
pendukung kenyamanan nasabah dalam be1iransaksi.
., erap1 rnn R uangan K
Tidak Bagus
Cukup Bagus
Bag us Sangat Bagus
Total
an tor Tabel 4.12 Offi Cl r BNlS ice JallllC mg ·1c tt yana 1 1pu a
Cuinulative Freaueney Percent Valid Percent Percent
3 3.0 3.0 3.0
25 25.0 25.0 28.0
63 63.0 63.0 91.0
9 9.0 9.0 100.0
100 100.0 100.0
Sumber : Basil Output dari SPSS
Tabel 4.12 memperlihatkan respon nasabah yang sangat positif
terhadap kerapihan kantor Office Channeling BNI Syariah. Dari 100
sampel yang ditentukan sebagai responden, 63 responden menyatakan
Bagus, 25 responden menyatakm1 cukup bagus, 9 responden menyatakan
sangat bagus, dan sisanya sebanyak 3 responden menyatakan tidak bagus
terhadap kerapihan ruangan BNI Syariah. Selain kebersihan ruangatl,
kerapihan juga sangat mencerminkatl dari kenyarnanan nasabah dalam
be1transaksi.
Tabel 4.13 Tenmat Tun""ll Pelavanan Kantor Office Channeling HNI Svariah Ciputat
Cumulative Freauency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Bagus 4 4.0 4.0 4.0 Tidak Bagus 13 13.0 13.0 17.0 Cukup Bagus 43 43.0 43.0 60.0 Bagus 36 36.0 36.0 96.0 Sangat Bagus 4 4.0 4.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.13 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda
T
terhadap tempat tunggu pelayanan di kantor office channeling BNI Syariah.
Dari 100 sampel yang ditentukan sebagai responden sebanyak 43 responden
yang menyatakan cukup bagus, 36 responden menyatakan bagus, 13
responden yang menyatakan tidak bagus, 4 responden yang menyatakan
sangat bagus, dan sisanya 4 responden lagi menyatakan sangat tidak bagus.
Untuk itu perlu adanya perbaikan atau penataan yang lebih bagus lagi,
karena sebagian nasabah menyatakan ruang tunggu BNI tidak bagus bahkan
sangat tidak bagus.
eknologi s istem Informas1 an tor Tabel 4.14 Offi Cl I' BNIS ICC iannc mg . I C' yana 1 mu tat
Cumulative Freauency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bagus 5 5.0 5.0 5.0 Cukup Bagus 36 36.0 36.0 41.0 Bagus 53 53.0 53.0 94.0 Sangat Bagus 6 6.0 I 6.o 100.0 Total 100 100.0 I 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.14 memperlihatkan respon nasabah yang beragam dari 100
sampel, 53 responden menyatakan bahwa teknologi sistem informasi kantor
bagus, 6 responden menyatakan sangat bagus, 5 responden menyatakan
tidak bagus. Adapun perkembangan layanan perbankan merupakan salah
satu kriteria telmologi pada usaha bank. Oleh karena itu BNI Syariah hams
mengupdate terus perkembangan layanan perbankan disektor teknologi,
jangan sampai ketinggalan dari bank lain terutama dalam ha! menunjang
perkembangan program Office Channeling.
Tabel 4.15 K t t P I e epa an e ayanan I antor Offi Ch r HNI s . h c· ICC an11e 1ng syana 1puta t
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Bagus 4 4.0 4.0 4.0 Tidak Bagus 4 4.0 4.0 8.0 Cukup Bagus 27 27.0 27.0 35.0 Bagus 55 55.0 55.0 90.0 Sangat Bagus IO 10.0 10.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.15 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dari 100
sampel yang ditentukan, sebanyak 55 responden menyatakan ketepatan
pelayanan BNI Syariah Ciputat Bagus, 27 responden menyatakan cukup
bagus, 1 Oresponden menyatakan sangat bagus,4 responden menyatakan
tidak bagus, dan 4 responden menyatakan sangat tidak bagus. Ketepatan
dalam pelayanan sangatlah diperlukan oleh nasabah untuk memberikan
kepercayaan nasabah pacla bank yang bersangkutan.
Tabel 4.16
1\i f/;
j/\ h<1\r~
Pencatatan dan Pembukuan di Kantor Office Channeling BNI Syariah c mutat
Cumulative Frequency Percent Valid P"rcent Percent
Valid Cukup Bagus 30 30.0 30.0 30.0 Bagus 62 62.0 62.0 92.0 Sangat Bagus 8 8.0 8.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Basil Output dan SPSS
Tabel 4.16 memperlihatkan respon nasabah yang sangat positif
terhadap pencatatan dan pembukuan di !cantor office channeling BNI
Syariah Ciputat. Dari I 00 sampel yzng ditentukan, 62 responden
menyatakan bagus, 30 responden menyatakan cukup bagus, dan sisanya
sebanyak 8 responden menyatakan sangat bagus dalam pencatatan dan
pembukuannya. Transaksi pencatatan dan pembukuan sangatlah
diperlukan oleh nasabah dan sebagai tancla bukti per transaksi karena
untuk kelancaran baik pihak bank mauptm nasabah itu sendiri.
Tabel 4.17 Prosedur Pelayanan Produk-produk Syariah di Kantor Office Channeling
BNIS . hC t t yana 1pu a Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Bagus 2 2.0 2.0 2.0 Tidak Bagus 3 3.0 3.0 5.0 Cukup Bagus 26 26.0 26.0 31.0 Bagus 62 62.0 62.0 93.0 Sangat Bagus 7 7.0 7.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Basil Output dari SPSS
Tabel 4.17 memperlihatkan respon nasabah yang berbecla-becla dari I 00
sampel yang ditentukan, sebanyak 62 responden menyatakan prosedur pelayanan
cukup bagus, 7 responden menyatakan sangat bagus, 3 responden menyatakan
tidak bagus, dan 2 responden menyatakan sangat tidak bagus. Kebanyakan
konsumen atau nasabah ingin melakukan prosedur yang tidak merumitkan, untuk
itu seefektif dan seefisien mungkin bagi pihak bank dalam memberikan prosedur.
Tabel 4.18 Kecepatan Pelayanan di Kantor Office Channeling BNI Syariah Ciputat
Cu1nulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Bagus 4 4.0 4.0 4.0 TidakBagus 8 8.0 8.0 12.0
Cukup Bagus 40 40.0 40.0 52.0
Bagus 40 40.0 40.0 92.0
Sangat Bagus 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0 -· Sumber : Hast! Output dan SPSS
Tabel 4.18 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dari I 00
sampel yang ditentukan, sebanyak 40 responden menyatakan kecepatan pelayanan
di kantor office channeling BNI Syariah Ciputat cukup bagus clan 40 responden
lagi yang menyatakan bagus, 8 responclen menyatakan sangat bagus, 8 responclen
lagi menyatakan tidaka bagus, clan 4 responden menyatak:m sangat tidak bagus.
Di lihat dari hasil j awaban respond en di atas menggambarkan bahvm nasabah
menginginkan kecepatan pelayanan yang tepat seefisien mungkin.untuk itu pihak
bank dituntut untuk lebih meningkatkan pelayanannya clari segi kecepatan clalam
menanggapi nasabah.
Tabel 4.19 Kecepatan Pegawai terhadap Pengaduan Nasabah di Kantor Office
Ch I" BNI S h C" anne mg yaria l(!Utat
Frequency Percent Valid Percent I Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Bagus 4 4.0 4.0 4.0 Tidak Bagus 4 4.0 4.0 8.0 Cukup Bagus 32 32.0 32.0 40.0 Bagus 51 51.0 51.0 91.0 Sangat Bagus 9 9.0 9.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.19 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dari 100
responden yang ditentukan, sebanyak 51 responden menyatakan bahwa kecepatan
pegawai terhadap pengaduan nasabah bagus, 32 respond•en menyatakan cukup
bagus, 9 responden menyatakan sangat bagus, 4 responden menyatakan tidak
bagus, sisanya 4 responden menyatakan sangat tidak bagus. Salah satu penclukung
terjalinnya hubungan yang baik adalah dengan adanya pelayanan clilihat dari segi
kecepatan pegawai terhadap pengaduan-pengaduan nasabah, untuk itu pihak bank
lebih tanggap lagi dengan segala bentuk pengaduan dari nasabah pada bank yang
bersangkutan.
Tabel 4.20 K I erama ian etugas aam e avam asa a P d I MI "N b h
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Bagus 2 2.0 2.0 2.0 Tidak Bagus 3 3.0 3.0 5.0 Cukup Bagus 17 17.0 17.0 22.0 Bagus 52 52.0 52.0 74.0 Sangat Bagus 26 26.0 26.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hast! Output dan SPSS
Tabel 4.20 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dari 100
sampel yang ditentukan, sebanyak 52 responden menyatakan keramahan petugas
dalam melayani nasabah bagus, 26 responden menyatakan sangat bagus, 17
responden menyatakan cukup bagus, 3 responden menyatakan tidak bagus, dan
sebanyak 2 responden menyatakan keramahan petugas dianggap sangat tidak
bagus. Keramahan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah rnerupakan
salah satu faktor terjalinnya lmbungan baik antara nasabah clan pihak bank, oleh
karena itu kerarnahan dari sernua pihak bank yang bersangkutan dipertahankan
karena 52 persen responden menjawab keramahan petugas dalarn melayani bagus
Tabel 4.21 Pengetahuan dau Kecakapan Petugas dalam Memberikan Penjelasan atas
P N b I ertanvaan asa a 1
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Bagus 2 2.0 2.0 2.0 Tidak Bagus 1 1.0 1.0 3.0 Cukup Bagus 30 30.0 30.0 33.0 Bagus 54 54.0 54.0 87.0 S angat B agus 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.21 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda terhadap
pengetahuan dan kecakapan petugas dalarn memberikan penjelasan atas
pertanyaan nasabah. Bisa dilihat dari I 00 sampel yang ditentukan, sebanyak 54
responden menyatakan bagus, 30 responden menyatakan cukup bagus, 13
responden menyatakan sangat bagus, I responden menyatakan tidak bagus, dan
sisanya 2 responden lagi menyatakan sangat tidak bagus. Pengetahuan dan
kecakapan petugas yang baik akan memberikan kepercayaan nasabah pada bank
tersebut, untuk itu pihak BNI lebih tanggap dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari nasabah.
Tabel 4.22 J amman K eamanan I b I . b I rnpac a nasa al untu i mcnJa:~a reputas1 an c
Cumulative Freauenev Percent Valid .Percent Percent
Valid Sangat Tidak Bagus 2 2.0 2.0 I 2.0 Tidak Bagus 2 2.0 2.0 4.0
Cukup Bagus 23 23.0 23.0 27.0
Bagus 59 59.0 59.0 86.0
Sangat Bagus 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber : Basil Output dari SPSS
Tabel 4.22 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda terhadap
jaminan keamanan kepada nasabah untuk menjaga reputasi bank. Bisa dilihat dari
I 00 sampel yang ditentukan, sbanyak 59 responden menyatakan bagus, 23
responden menyatakan cukup bagus, 14 responden menyatakan sangat bagus, 2
responden menyatakan tidak bagus, dan 2 responden lagi yang menyatakan sangat
tidak bagus. Dengan persaingan didunia perbankan yang sangat ketat, pihak bank
dituntut untuk berlomba-lomba memberikan kepercayaan kepada nasabah dan
meyakinkan nasabah bahwa jaminan keaamanan yang diberikan pihak bank
untuk menjaga kerahasiaan reputasinya.
Tabcl 4.23 M ·1 emben rnn Kcnvamanan K epa a asa a d N b h
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bagus 7 7.0 7.0 7.0 Cukup Bagus 26 26.0 26.0 33.0 Bagus 55 55.0 55.0 88.0 Sangat Bagus 12 12.0 12.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Tabel 4.23 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dilihat dari
kenyamanan yang diberikan kepada nasabah. Dari 100 sampel yang ditentukan,
55 responden menyatakan bagus, 26 responden menyatakan cukup bagus, 12
responden menyatakan sangat bagus, dan sisanya menyatakan tidak bagus
sebanyak 7 responden. Selain kepercayaan yang diberikan oleh pihak bank,
kenyamanan juga sangat penting mengingat persaingan antar bank yang ketat,
untuk itu bagi pihak BNI lebih memberikan kenyamanan nasabah.
Tabcl 4.24 K erama ian P 'K d N bh egawa1 epa a asa a
I Percent Cumulative
Frequency Valid Percent Percent Valid Sangat Tidak Bagus 2 2.0 2.0 2.0
Tidak Bagus 4 4.0 4.0 6.0 Cukup Bagus 12 12.0 12.0 18.0 Bagus 66 66.0 66.0 84.0 Sangat Bagus 16 16.0 16.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.24 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dilihat dari
keramahan pegawai kepada nasabah. Dari 100 sampel yang ditentukan sebanyak
66 responden menyatakan bagus, 16 responden menyatakan sangat bagus, 12
responden menyatakan cukup bagus, 4 responden menya1akan tidak bagus, dan
sisanya sebanyak 2 responden yang menyatakan sangat tidak bagus. Keramahan
pegawai adalah kunci tetjalinnya hubungan yang baik antara kedua belah pihak,
karena dengan keramahan yang baik, maka akan menguntungkan bagi kedu belah
pihak, baik pihak bank maupun pihak nasabah.
Tabel 4.25 M . I' K en.tam omum as1 yang aH 'k . B 'I d engan asa a1 N bl
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bagus 6 6.0 6.0 6.0 Cukup Bagus 30 30.0 30.0 36.0 Bagus 50 50.0 50.0 86.0 Sangat Bagus 14 14.0 14.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Basil Output dari SPSS Tabel 4.25 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dilihat dari
pegawai maupun petugas yang mau rnenjalin kornunikasi yang baik dengan
nasabah. Dari 100 sarnpel yang ditentukan, 50 responden menyatakan rnenjalin
komunikasi yang bagus, 30 responden menyatakan cukup bagus, 14 responden
menyatakan sangat bagus, 6 responden menyatakan tidak bagus dalam rnenjalin
komunikasi yang baik antar pegawai dan nasabah. Di lihat dari jawaban nasabal1
yang dominan menyatakan bahawa pihak BNI Syariah menjalin kornunikasi yang
bagus, karena dengan te1jalinnya kornunikasi yang baik rnaka nasabah akan
merasa nyarnan dan memberikan respon yang baik pula.
d. Deskriptif Statistik tentang pelaksanaan office channeling (Y2)
Tabel 4.26 Dcngan Dikeluarkannya Peraturan BI PBlNo. 8/312006 Mcngenai di
Perbolehkannya Bank Konvensional yang Telah Memiliki UUS Membuka L S . I ayanan iyana 1
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup Setuju 18 18.0 18.0 18.0
Sett\iu 52 52.0 52.0 70.0 Sangat Setuju 30 30.0 30.0 100.0 .
Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.26 di atas menunjukkan bahwa 52% responden menyatakan bahwa
bank konvensional yang telah memiliki UUS membuka layanan syariah, sebesar
30% menyatakan sangat setuju, dan sisanya sebesar 18% menyatakan cukup
setuju terhadap peraturan tersebut.
Tabet 4.27 Dengan Pelaksanaan Office Cha11neli11g Semakin Memudahkan Bagi
Nasabah Untuk Metakukan Transaksi Syariah Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Setuju 3 3.0 3.0 3.0
Cukup Setuju 8 8.0 8.0 11.0 Se tu ju 48 48.0 48.0 59.0 Sangat Setuju 41 41.0 41.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.27 di alas menunjukkan jawabau yang beragam dari 100
sampel yang clitentukan yang menyatakan setqju clengan adanya pelaksanaan
office channeling semakin memudahkan bagi nasabah untuk melakukan transaksi
syariah sebesar 48%, yang menyatakan setuju sebesar 41 % menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan cukup setuju sebesar 8%, clan sebesar 2% yang
menyatakan tidak setuju.
Tabet 4.28 Dengan Petaksanaan Office Chan11eli11g Semakin Mudah Bagi Nasabah
Untuk Mendapatkan Akses La anan Syariab Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup Setuju 8 8.0 8.0 8.0 Setuju 50 50.0 50.0 58.0 Sangat Setuju 42 42.0 42.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 50% responden yang
menyatakan setuju dengan adanya pelaksanaan office ch.mneling yaug semakin
memn<lahkan nasahah untuk menclanatkan akses lavanan svariah, 42% yaug
menyatakan sangat setuju, dan sisanya bsebesar 8% responden yang menyatakan
cukup setuj u.
Tabel 4.29 Dengan Pelaksanaan Office Cha1111eling Semak.in Mu1dah Bagi Nasabah
M d I I £ . en apat rnn n ormas1
Cumulati Frequency Percent Valid Percent ve Percent
Valid Cukup Setuju 14 14.0 14.0 14.0 Setuju 58 58.0 58.0 72.0 Sangat Setuju 28 128.0 28.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 58% responden yang
menyatakan setuju dengan adanya pelaksanaan office channeling yang semakin
memudahkan bagi nasabah untuk mendapatkan informasi, 28% responden yang
menyatakan sangat setuju, dan sisanya sebesar 14% yang menyatakan cukup
setuju terhadap pelaksanaan office channeling. Piahak bank lebih detail lagi dalam
memberikan informasi kepada masyarakat luas tujuannya agar masyarakat lebih
memahami adanya layanan syariah tersebut.
Tabel 4.30 Dengan Pelaksanaan Office Cha1111eli11g Memndahkan Nasabah Menjangkau
. d' . Lokas1 vane: 1tu1u Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Setuju 3 3.0 3.0 3.0
Cukup Setuju 11 11.0 11.0 14.0 Setuju 60 60.0 60.0 74.0 Sangat Setuju 26 26.0 26.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output dan SPSS
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 60% responden yang
menvatakan setuiu dengan adanva pelaksanaan office channelin>; yang
memudahkan nasabah menjangkau lokasi yang di tuju, 26% yang menyatakan
sangat setuju, 11 % yang menyatakan cukup setuju, dan sisanya sebesar 3% yang
menyatakan tidak setuju terhadap pelaksanaan office channeling. Office
channeling memang belum begitu pesat karena pengetahuan masyarakat kurang
memahami adanaya layanan syariah terbesut, untuk itu pihak BNI lebih
meningkatkan pelayannya dan melakukan sosialisasi adanya layanan syariah
kepada masyarakat luas, bahwa pada bank konvensional yang telah memiliki UUS
dapat melakukan transaksi syariah, sehingga memudahkan bagi nasabah yang
ingin melakukan transaksi tersebut.
a. Uji Normalitas Data
Gambar4.1
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Office Channeling
LO
.o o.a
J: ~ 0.6
'-' "C
~ 0.4
"" w
0.2
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Observed Cum Prob 1 0
Grafilc Normal P-P of Regression Standarized Residual terlihat bahwa
sebaran grafik normalitas data tersebar di sekeliling garis !urns (tidak terpencar
jauh dari garis lurus), maka dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas bia
dipenuhi.
b. U,ji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda
1) Uji Autokorelasi
Untuk melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji Run.
Uji Run sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar residual tidak terdapat lmbungan korelasi maka dikatakan babwa
residual adalah acak atau random Run test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
(Ghozali, 2002: 103).
Ho : Residual random (acak)
Ha : Residual tidak random
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
U .. A ,II
Tabet 4.31 d I "b utokorelas1 mo e regres1 e1rgan
Unstandardized Residual
Test Value(a) -.10198
Cases < Test Value 50
Cases>= Test Value 50
Total Cases 100
Number of Runs 55
z .804
Asymp. Sig. (2-tailed) .421 - --
d a
Tabel diatas dapat disimpulkan babwa nilai signifikansi sebesar
0,421, lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
diterima, artinya residual random, maka tidak terdapat masalah
autokorelasi.
2) Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas pada
model regresi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(a) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Facto1~
Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai 10
maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan sebaliknya jika
model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10 maka pada model
regresi dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas.
( Ghozali, 200 I)
(b) Dilihat dari nilai tolerance
Jika model pada regresi memiliki nilai toleran kurang dari 0, I 0 maka
dikatakan terdapat masalab multikolinearitas dan jika sebaliknya
model regresi memiliki nilai toleran lebih dari 0, 10 maka dapat
dikatakan model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas.
Tabel 4.32 U" M ltik I' ' 't I u o 1men as
Standardiz ed
Mo Unstandardized Coefficien Collinearity de! Coefficients ts t Si&_ Statistics
Std. Tolera B Error Beta nee VIF
1 (Constant) 7.994 1.584 5.046 .000 Dummy .667 .463 .114 l.441 .153 .974 1.027 Dummy -.491 .473 -.084 -1.037 .302 .931 I .074 Status Sosial .050 .135 .041 .368 .?14 .498 2.010 Ekonomi Respon
.218 .038 .628 5.679 .000 .495 2.022 Nasabah
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.32 diatas dapat menunjukkan bahwa semua variabel independen
yang terdiri dari status sosial ekonomi dan respon nasabah mempunyai nilai VIF
kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0, 10, malrn dapat disimpulkan bahwa
status sosial nilai tolerance 0,498 dan VIF 2,010, sedangkan respon nasabah nilai
tolerance 0,495 dan VIF 2,022. Maka dapat clinyatakan tidak te1jacli
multikolinieritas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskeclastisitas dapat cliuji clengan melihat diagram pencar
(scatter plot). Cara mendeteksi grafik scatter plot adalah sebagai berikut:
(a) Jika data memiliki pola menyebar atau titik-titik berada diatas dan
clibawah angka 0 pada sumbu Y dan ticlak membentuk suatu pola yang
jelas, berarti data tersebut baik atau tidak te1jadi heterokedastisitas.
(b) Jika data memiliki po la mengumpul atau membentuk suatu po la
tertentu (misalnya bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
dikatakan telah terjadi heterokedastisitas.(Santoso,2002) dalan1
(Kusuma Wati, 2008)
Garnbar 4.2 Uji Heteroskedastisitas untuk model regresi berganda
Scatterplot
Dependent Variable: Office Channeling
0
o °'o co
0
00 0 0
-3 ·2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik
data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. titik-titik data tidak
mengumpul hanya diatas atau di bawah saja. Penyebaran titik tidak berbentuk
pola, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi lini1~r berganda bebas dari
asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
3). Pengujian Hipotesis Pcnelitian
Setelah pengujian asumsi klasik langkah selanjutnya adalah melaukan
pengujian signifikansi model dan kesimpulan model regresi. Secara statistik,
a. Uji-t
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independent
berpengaruh signifikan secara parsial (individu) terhadap variabel
dependen, yang didapat dari label koefisien regresi statistik. Jika nilai
signifikan atau probabilitas lebih besar atau sama dengan 0,05 atau t hitung
lebih kecil dari t tabel maka tidak terjadi pengaruh secara signifikan antara
variabel independent terhadap variabel dependen. Begitupun jika nilai
signifikan atau probabilitas lebih kecil dari 0,05, atau t hitung lebih besar
dari t table maka terjadi pengaruh secara signifikan antar variabel
independent terhadap variabel dependen.
Berikut adalah table dari t test untuk uji signifikan parameter individual.
Unstandardized
Tabel 4.33 Hasil t hitung Coefificieut(a)
Standardize d
Model Coefficients Coefficients + Collinearitv Statistics Std.
B Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 7.994 1.584 5.046 .000
Pendidikan .667 .463 .114 1.441 .153 .974 1.027 (Dummy1) Pendapatan
-.491 .473 -.084 -1.037 .302 .931 1.074 (Dummy2) Status Sosial .050 .135 .041 .368 .714 .498 2.010 Ekonomi Respon Nasabah .218 .038 .628 5.679 .000 .495 2.022
a. Dependent Variabel: Pelaksanaan Office Channeling
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat
diturunkan hasil persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 7,994+0,667D1 -0,491D2 +0,050X1 +0,218X2
Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda tersebut jika
variabel status sosial ekonomi X1 dan respon nasabah X2 konstan maka nilai
pelaksanaan office channeling didapat angka 7,994
Nilai B Constant 7 ,994 menyatakan bahwa jika. variabel status sosial
ekonomi (X 1) dan variabel respon nasabah (X2) diabaikan, maka
B"~"'" ~-r f'..l<tLifqttr pelaksanaan office channeling= 7 ,99~ ~" j'<?li \JI' et1:~ &1frtd(Lw /
,k1N\,~1' ~ ~~ "-'
Jika variabel X1 (status sosial ekonomi) be1iambah sebesar 1 satuan
maka pelaksanaan office channeling meningkat sebesar 0,050, jika variabel
X2 (respon nasabah) bertambah sebesar 1 satuan malrn pelaksanaan office
channeling akan terjadi peningkatan sebesar 0,2 l 8. dan jika variabel
dummy! untuk pendidikan bertarnbah sebesar I satuan maka pelaksanan
office channeling meningkat sebesar 0,667, dan jika dummy2 untuk
pendapatan nilainya negative sebesar I satuan maka pelaksanaan office,
channeling akan terjadi penuruan sebesar -0,491.
Berdasarkan tabel coefficients diatas dapat clisimpulkan sebagai berikut :
a) Vm'iabel XI (Status sosial ekonomi) t hitung 'l,68 Jebih kecil dari t tabel
1,984 dan nilai probabilitas dari variabel XI (status sosial ekonomi)
0,714 lebih besm· clari 0,05. Hal ini bermii Ha ditolak dan Ho diterima,
sehingga variabel XI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Y (Pelaksanaan Office Channeling).
b) Untuk Variabel dummy 1 (Pendidikan) t hitun• 1,441 lebih kecil dari
t tabel 1,984 dan nilai probabilitas dari variabel dummy 1 (Pendidikan)
0,153 lebih besar dari 0,05. Hal ini bermii Ha clitolak dan Ho diteriir
sehingga variabel dummy (Pendidikan) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Y (Pelaksanaan Office Channeling). Ini
menunjukkan bahwa pendidikan pada penelitian kali ini tidak
mempengaruhi dengan adanya pelaksanaan office channeling.
c) Untuk dummy 2 (Pendapatan) t hitung -1,037 lebih kecil dari t tabel 1,984
dan nilai probabilitas dari variabel dummy 2 (Pendapatan) 0,302 lebih
besar dari 0,05. Hal ini berarti Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga
variabel (Pendapatan) tidak berpengaruh seca.ra signifikan terhadap
variabel Y (Pelaksanan Office Channeling).
d) Untuk variabel X2 (Respan Nasabah) t hitung 5,679 lebih besar dari t tabel
1,984 dan nilai probabilitas dari variabel X2 (Respon Nasabah) 0,000
lebih kecil dari 0,05 Hal ini bermii Ha cliterima dan Ho ditolak,
sehingga variabel X2 (Respon Nasabah) memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap variabel Y (Pelaksanaan Office Channeling).
b. Uji F hitung
Uji F (pengujian simultan) clilakukan untuk melihat pengaruh
variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen,
Aturan keputusan clalam uji F ini adalah menerima Ho jika F hitung lebih
kecil dari F tabel atau sig F lebih besar dmi alpha (5%) clan menolak Ho
jika F hitung lebih besm dmi F tabel atau nilai sig F lebih kecil dari alpha
(Santosa clan Ashari, 2005:143)
Sum of
Tabcl 4.34 An ova
Model Squares Df Mean:=T' Sig. 1 Regression 356.187 4 89.047 17.637 I .OOO(a)
Residual 479.653 95 5.049 Total 835.840 99 i
Sumber : Basil Output dari SPSS
Basil uji Anova dengan menggunakan uji F memperlihatkan nilai F
hitung sebesar 17,637, dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Dengan mencari
pada tabel f dengan dfl = 4 dan df2 = 95, diperoleh nilai f tabel 2,46. Selain
itu diperoleh F hitung 17,637 > F tabel 2,46, maka dapat disimpulkan Ho ditolak
dan Ha diterima. Dengan kondisi dimana nilai f hi tung lebih besar dari f tabel
dan nilai signifikan yang lebih kecil dari alpha (0,05), maka kesimpulan yang
clapat diambil adalah menolak Ho yang berarti koefisien korelasi signifikan
secara statistik.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien detenninasi adalah di antara no\ clan satu. Nilai R2 yang
kecil menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen clalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Koefisien cleterminasi
dan Adjusted R2 dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.35
Hasil Uji Koefisien Determinasi
AdjustHd R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1
.653(a) 1.426 .402 2.247
Sumber : Output SPSS
Pada Tabel 4.35 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,402
dapat dijelaskan oleh variabel (XI) status sosial ekonomi yaitu: pendidikan,
pendapatan, pekerjaan, agama, politik dan (X2) respon nasabah yaitu:
Tangible (berwujud), Reliability (keandalan), Responsiveness (kesigapan),
Assurance (keyakinan), dan Empathy ( empati) dengan pelaksanan office
channeling (Y) menjelaskan sebesar 40,2 % dari status sosial clan respon
nasabah sedangkan sisanya 59,8% dijelaskan dengan faktor atau variabel
lain yang tidak diketahui dan dijelaskan oleh variabel lain.
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulau
Berdasarkan basil penelitian seperti yang telab diuraikan pada
pembabasan sebelumnya, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut: .···· . IA,. '\ " ?·~K f~~· IOYj
1. Basil penelitian ini mendapatkan ni!G=; 0,65~rnn hubungan yang kuat antara status sosial ekonomi (XI) : pendidikan,
pendapatan, keturunan, ekonomi, agama, polotik clan Respon nasabab
(X2) : Tangible (berwujud), Reliability (keandalan), Responsiveness
(kesigapan), Assurance (keyakinan), dan Empathy ( empati) dengan
pelaksanaan office channeling (Y). Nilai Koefisien Determinasi (R
Squre) sebesar 0,426 dan nilai koefisien cleterminasi yang telah ~
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,402. Hal ini berarti status
sosial ekonomi dan respon nasabab dapat menjelaskan sebesar 42,6 %
terhadap pelaksanaan office channeling, sedangkan sisanya 57,4 %
clijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak diketabui clan
tidak termasuk dalan1 analisis model regresi penelitian yang penulis
lakukan.
2. Berdasarkan basil uji regresi berganda ditemukan babwa variable satus
social ekonomi dan respon nasabab secara simultan atau bersama-sama
mempengarubi pelaksanaan Office Channeling.
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, ditemukan bahwa secara parsial
atau individu, variabel status sosial ekonorni seperti pendidikan,
pendapatan, keturunan, ekonomi, agama, politik tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pelaksanaan office channeling sedangkan
respon nasabah seperti, Tangible (berwujud), Reliability (keandalan),
Responsiveness (kesigapan), Assurance (keyakinan), dan Empathy
( empati) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan
office channeling.
B. Implikasi
1. lmplikasi Teoritis
Implikasi teoritis, penelitian ini belum memberikan kontribusi yang
cukup, mengingat sedikitnaya variable yang diteliti.sehingga masih
banyak yang belum digali dari masing-masing variabel tersebut secara
komprehensif oleh karena terbatasnya kapasitas dan kompetensi
penulis dalam melakukan penelitian ini dan dengan menggunakan
metodologi yang sedemikian sederhananya mungkin tidak cukup untuk
memastikan apakah hasil penelitian ini dapat digunakan nntuk
menjelaskan hal-hal yang berkaitan erat denganadanya pelaksanaan
office channeling. Tetapi selebilmya, hasil penel.itian ini secara teoritis
dapat menjelaskan fakto-faktor apa saja yang dapat memenuhi adanya
pelaksanaan office channeling khususnya pad a Bank Negara Indonesia
Di Kantor Cabang Pembantu.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda dite:mukan bahwa status
sosial ekonomi dan respon nasabah secara simultan atau bersama-sama
mempengaruhi pelaksanaan office channeling, ha! itu dapat diperoleh
dari F hitung 17,63 7 > F tabcl 2,46, maka dapat disimpulkan Ho ditolak
dan Ha diterima. Dengan kondisi dimana nilai f hitung lebih besar dari
f tabel dan nilai signifikan yang lebih kecil dari alpha (0,05), maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak Ho yang berarti
koefisien korelasi signifikan secara statistik.
Berdasarkan basil uji t dengan taraf signifikansi 0,05, hanya
variable respon nasabah secara parsial atau individu mempengaruhi
pelaksanaan office channeling, ha! itu diperoleh dari T hitung 5, 679 > T
tabel 1,984.
B. Saran
Saran yang clapat peneliti kemukakan pada penelitian ini sesuai dengan
basil penelitian clan kekurangan yang ada clalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Bagi pemerintah, clalam ha! ini berperan ~:ebagai regulator clan
fasilitator. Regulasi disini climaksuclkan bahwa pemerintah
memperkuat kecluclukan yang opersionalnya berclasarkan prinsip
syariah cliatur clengan hokum yang jelas, sehingga perbankan syariah
memiliki ponclasi hokum yang kuat. Sementara sebagai fasilitator
pcmerintah memberikan ruang gerak yang cukup luas clan memberikan
atensi bagi perbankan syariah dalam memfasilitasi hal-hal yang terkait
dalam perkembangan perbank:an syariah.
b. Bagi pihak bank, bagi pihak bank yang menyelenggarakan layanan
office channeling ada baiknya memberikan penampilan karyawan yang
terbaik bagi nasabah yang loyalis terhadap syariat, untuk lebih
meningkatkan kepuasan nasabah terhadap layanan office channeling
ini. Selain itu bank juga perlu terus-menerus melakukan sosialisasi
layanan office channeling kepada masyarakat luas, mengingat masih
sedikitnya jumlah nasabah layanan office channeling ini.sosialisasi
adanaya layanan syariah ini bisa dilakukan dengan lebih meningkatkan
produk-produk syariah.
c. Bagi peneliti selanjutnaya yang ingin melakukan penelitian terhadap
layanan office channeling ini, ada baiknya menggunakan sample yang
ada didaerah denagn jumlah yang lebih banyak agar hasilnya lebih
akurat, sehingga dapat mengetahui respon nasabah dengan adanya
layanan office channeling.
d. Bagi pihak UIN khususnya Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen
Program Studi Manajemen Perbankan agar mengadakan penelitian
penelitian,studi banding, pelatihan perbankan khususnya syariah guna
mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan nasabah terhadap
kinerja bank syariah khususnaya ha! ini dimak:mdkan supaya kinerja
bank syariah di Indonesia lebih dapat maju di masa mendatang.
e. Bagi peneliti, karena keterbatasan waktu dan biaya peneliti hanya
menggunakan sample yang sedikit, dan variable yang digunakan tidak
mencangkup secara keseluruhan sehingga secara garis besar tidak
melihat respon nasabah terhadap pelaksanaan office channeling
khususnya BNI Syariah Cabang UIN Ciputat.
DAFT AR PUST AKA
Antonio, Muhammad Syafi'i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Cetakan ke-1, Gema Insani Press, Jakarta, 200 !.
Bank Indonesia, Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, Jakarta, Bank Indonesia, 2002.
------------, Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, Jakarta, Bank Indonesia, 1999.
------------, Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2005, Jakarta, Bank Indonesia, 2005.
Bilson, Memenagkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitable, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Bungin, Burhan, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Cetakan ke-1, Kencana, Jakarta, 2005.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1988.
Dharmayanti, Diyah." Analisa Sensitivitas Respon Konsumen terhadap Ekstensifikasi Mere!C', Jurnal Ekonomi, Surabaya
Hamid, Abdul. "Panduan Penulisan Skripsi", Cetakan 2, FEIS UIN Press, Jakaiia, 2007.
Hamid, Syafi'i , Asas-asas Sosiologi, Bandung, Fakultas Hukuk Universutas Bai1dung, 1995.
Indriantoro, Supomo, Penelitian Bisnis, Cetakan ke-2, BPFE, Yogyakmia, 2002.
Ismail, Skripsi," Analisis faktor-faktor Kine1]a Teknologi Jnformasi Office Channeling Da/am Usaha Bank, (studi kasus padaBNI Syariah), Jakarta, 2008.
Julita, "1\!fenuju Kepuasan Pelanggan lvfelalui Penciptaan Kualitas Pelanggan", Jumal Manajemen, Sumatera Utara, 200 !.
Kasmir, Etika Cusmtomer Service, Jakarta, Cetakan ke-1, PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
-------------, Pemasaran Bank, Cetakan ke-1, PT. Kencana, Jakarta, 2004.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Edisi 12 jilid ke-1, Jakmia, 2007.
Lupiyai1do, Rambat. "lvfanajemen Pemasaran Jasa", PT. Salemba Empat Paiiia, Jakarta, 2001.
\iazir, Metode Penelitian, Cetakan ke-5, PT. Ghalia Indonsia, Jakaiia, 2003.
Palilati,Alida," Pengaruh Nilai Pe/anggan, Kepuasan Terhadop Loyaliatas Nasabah Tabungan Perbankan di Sulawesi Se/atan'', Jurnal Ekonomi, Kediri, 2003.
Rasyawal, Mangku," Measuring Custoumer Service Quality in Relation With Overall Satisfaction in Bank Umum Syariah", Jurnal Ekonomi, Universitas Indonesia
Santoso, Singgih,"Statistik Parametrik",Cetakan ke-1, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005.
Singgih, Muchdarsyah. "Manajemen Dana Bank", Bumi Aksara, Jakarta, 2000
Soekm1to, Suryono, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi ke-4, Cetakan ke-28, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.
Staff. "Pengaruh Kualitas Pe/ayanan terhadap Kepuasan Nasabah BRJTAMA di Bank Rakyat Indonesia (PERSERO)Tbk. Cabang Purbalingga" Purbalingga, Selasa/l/April/2008/10:57 WIB.
Artikel:
Agustiano," Epistemologi Ekonomi Islam''. Halo Dunia, 05 Januari 2008.
------------," lvfenyoroti A1inimnya Sosia/isasi Perbankan Syariah", 05 Januari 2008.
------------, "Optimalisasi Office Channeling Bank Syariah", 05 Januari 2008.
Analisa." Meloyal Office Channeling Bank Syariah".Harian Felita, Sumber:http:/1203.130.242.190//aiiikel/33009 .shtm.
Dadang Romansyah,"Strategi Pengembangan Bank Syariah me/alui Office Channeling
Dedi, Aji.M, Kritik Market Share 5% Bank syariah, Jogyakarta.
Eldianson, Rio. "Lima Strategi Emas lvfenuju Market Share 5%". 22 November 2007.
"Nasabah Bank Syariah Tumbuh 5 %", dikelola oleh Pusat Data Redaksi, 2006.
Subiantoro."BNJ Syariah Memperluas Office Channeling". Selasa 10 Juli 2007.
Wahyu Avianto."Menyambut Kebijakan Office Channelling". Republika Online, 04-04-2006.
http://www.bi.go.id
Website Internet: http://library
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH LATAR BELAK.ANG STATUS SOSJ!AL EKONOMI DAN RESPON NASABAH TERHADAP PELAKSANAAN OFFICE CHANNELING
(Studi Kasus Pada BNI Syariah KCPS UIN Ciputat)
4ssalamu 'Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
N asabah yang terhormat,
Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Saijana yang
berjudul " Analisis Pengaruh Latar Belakang Status Sosial Ekonomi dan Respon Nasabah
terhadap Pelaksanaan Office Channeling". Saya Setiawati mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
limn Sosial (FEIS) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ingin
meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan secara lengkap
dengan memberi tanda silang (X) atau tanda cheklist (°'1) di tempat yang telah disediakan,
terima kasih alas kesediaan Anda mengisi kuesioner ini.
ldentitas Nasabah
• Nama
• Usia : .......... Tahun
• J enis kelamin D Pria D Wanita
• Agama D Islam D Kristen Protestan
D Budha D Kristen Khatolik
D Hindu D Konghucu
I, Latar Belakang Status Sosial Ekonomi Nasabah
I. Pendidikai1 terakhir Dso D SMP
D D
SMU D Diploma (Dl/D2/D3)
Sarjana (Sl/S2/S3)
2. Pekerjaan
3. Jumlah pendapatan perbulan
: D pegawai swasta
D pegawai negeri
D wiraswasta
0 profesional
D lainnya ( ........ )
D < Rp. 1.000.000,00
D Rp. 1.000.001,00-Rp. 3.000.000
D Rp. 3.000.001,00-Rp. 5.000.000
D Rp. 5.000.001,00-Rp. 7000.000
D > Rp. 7000.001,00
4. Rutin mengikuti aktivitas keagamaan : D tidak pernah
D pernah
D kadang-kadang
D rutin
D sangat rutin
5. Aktif mengikuti kegiatan partai politik: D tidak pernah
D pernah
D kadang-kadang
D aktif
D sangat aktif
6. Pekerjan yang saya lakukan mendorong saya untuk menjadi kreatif
D Sangat tidak setuju
D Tidak setuju
D Netral
D Setuju
D Sangat setuju
[. Respon Nasabah
erilah tanda cheklist ('1) pada pilihan yang tersedia sesuai dengan pendapat anda ~et: SB = Sangat Bagus, B =Bagus, CB = Cukup Bagus, TB = Tidak Bagus, STB = Sangat 'idak Bagus
Sub Variabel Resoon nasabah BNI Svariah SB B CB TB STB I. Kebersihan ruangan kantor Office
Channelilw BNI Svariah 2. Kerapihan ruangan kantor Office
Tangibles Channelin<7 BNI Syariah (Berwujud) 3. Ruang tunggu pelayanan kantor
Office Channe!ilw BNI Svariah 4. Teknologi sistem informasi kantor
Office Channeline BNI Syariah 5. Ketepatan pelayanan di kantor
Of/ice Channeling_ BNI S~ariah 6. Pencatatan dan pembukuan di
Reliability kantor Office Channeling BNI (Kehandalan) Svariah
7. Prosedur pelayanan produ-produk syariah di kantor Office Channeling BNI Svariah
8. Kecepatan pelayanan di kantor
J?..esponsiveness Office Channelin" BNJ Svariah
9. Kecepatan pegawai terhadap (Ketanggapan) pengaduan nasabah di kantor Office Channeling BNJ Svariah
10. Kera1nahan petugas dalam 1nelayani nasabah
Assurance I I. Pengetahuan dan kecakapan
(Keyakinan) petugas dalm memberikan nenjelasan atas oertanyaan nasabah
12. Jaminan keamanan kepada nasabah untuk menjaga reoutasi bank
13. Memberikan kenyamanan kepada nasabah
Emphaty 14. Keramahan pegawai kepada (Empati) nasabah
15. Menjalin komunikasiyang baik dengan nasabah
II. Pelaksanaan Office Cltan11eli11g
lerilah tanda cheklist (--1) pada pilihan yang tersedia sesuai dengan pendapat ancla ~et: SS = Sangat Setuju, S = Setuju, CS = Cukup Set1iju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat idak Setuju
Sub Variabel Pelaksanaan Office Channeling SS s cs TS STS
16. Dengan adanya peraturan yang dikeluarkan Bl dalam PB! No. 8/3/2006 mengenai di perbolehkannya bank konvensional yang telah memiliki UUS membuka lavanan Ofj zce Channelinf!.
17. Dengan pelaksanaan Office Channeling semakin memudahkan bagi nasabah untuk melakukan
Efektifitas transaksi syariah 18. Dengan pelaksanaan Office
Channeling semakin mudah bagi nasabah untuk mendapatkan akses lavanan svariah
19. Dengan pelaksanaan Office Channeling semakin mudah bagi nasabah mendapatkan informasi
20. Dengan pelaksanaan Office Channeling n1emudahkan nasabah menjangkau lokasi yang di tuju
Terima kasih kepada responden yang telah melnangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya.
NO P21 P22 P23 P24 P25 Tot Dummy! Dummy2 P3 P4 PS Tot P6 P7 pg P9 PIO Pl I Pl2 Pl3 Pl4 PD Pio PU t'l~ t'l~ t'LU lot
I 5 5 5 5 5 25 I 0 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 62
2 5 5 5 5 5 25 1 0 4 3 4 11 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 56
3 4 2 4 3 2 15 0 I 3 2 3 8 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 42
4 5 5 5 5 5 25 I I 4 4 4 12 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 60
5 4 4 4 4 4 20 I 0 4 4 4 12 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 60
6 4 4 4 4 3 19 0 0 3 4 4 II 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 52
7 5 4 5 4 5 23 0 0 3 4 5 12 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 58
8 4 4 4 4 4 20 I I 3 4 3 10 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 51
9 4 4 4 4 4 20 I I 4 4 5 13 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 66
10 4 5 4 4 4 21 0 0 3 3 3 9 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 52
II 5 5 5 5 4 24 I 0 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 59
12 4 4 4 4 4 20 0 0 4 5 3 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 60
13 5 5 5 5 5 25 0 I 5 5 5 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
14 4 5 5 5 4 23 0 0 4 4 3 II 5 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 58
15 4 5 5 5 5 24 I 0 5 5 5 15 5 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 69
16 4 4 4 4 4 20 I I 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 57
17 3 4 A 3 4 18 0 0 4 4 3 11 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 51
18 4 5 5 4 5 23 0 I 5 3 5 13 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 5 56
19 4 4 4 4 4 20 0 I 4 4 4 12 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 56
20 3 4 4 4 4 19 1 0 4 3 3 IO 4 3 3 4 4 .. 3 4 3 3 5 3 3 4 4 3 53
21 4 4 4 4 4 20 I I 4 4 4 12 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
22 5 5 5 4 4 23 I 1 4 4 4 12 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58 23 3 3 3 3 3 15 0 0 3 3 3 9 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 43
24 4 4 4 4 4 20 I I 4 4 3 II 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 57
25 4 4 4 4 4 20 0 0 4 4 3 II 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 52
26 4 4 4 4 4 20 0 I 4 4 4 12 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 58
27 5 5 5 5 5 25 0 0 4 4 4 12 4 4 3 3 4 -3 4 4 4 5 4 4 3 5 4 58
28 3 4 4 4 3 18 I 0 I 3 2 6 3 3 I 3 I 3 3 I I 3 3 3 2 2 2 34
29 3 3 3 3 3 15 I 0 2 3 3 8 3 4 I 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 41
30 4 4 4 4 4 20 0 0 4 4 3 11 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 53
31 3 4 4 4 4 19 0 0 1 1 2 4 4 4 2 3 l 4 3 I I I I I j I L. -'"' 32 4 4 5 4 4 21 0 0 5 4 4 13 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
33 5 5 5 4 5 24 0 I 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 61
34 5 5 5 5 4 24 1 1 3 3 3 9 5 4 3 2 3' 3 1 4 4 5 5 3 4 4 3 53
35 5 5 5 4 4 23 l 1 4 4 5 13 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 64
36 4 4 4 4 4 20 1 0 4 4 4 12 4 4 3 4 4 . .3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 54
37 4 5 5 5 4 23 1 1 3 4 4 11 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 54
38 5 5 5 5 5 25 0 0 4 5 4 13 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 68
39 3 3 3 3 3 15 1 l 4 4 4 12 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
40 5 5 5 5 4 24 1 1 3 3 4 10 4 4 2 2 3 4 4 4 3 5 3 3 4 5 4 54
41 3 4 4 3 4 18 0 0 4 3 1 8 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 59
42 5 5 4 4 4 22 0 0 3 4 4 11 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 49
43 4 4 4 4 4 20 0 0 2 2 1 5 4 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 41
44 3 3 3 4 4 17 0 0 2 4 3 9 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 48
45 3 2 3 3 3 14 0 0 3 3 1 7 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 38
46 4 5 5 4 4 22 1 0 3 2 2 7 4 4 4 3 3 ' 3 3 3 4 4 4 4 4 4 54 -'
47 4 4 4 4 4 20 1 0 3 3 1 7 2 2 2 3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 52 48 4 5 4 4 4 21 I I 4 2 3 9 3 3 3 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 4 3 53
49 4 4 4 4 4 20 0 1 3 4 3 10 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 52 50 5 5 5 5 5 25 0 0 4 3 1 8 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 51 4 5 4 4 4 21 l 0 4 2 3 9 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 55 52 4 3 4 4 4 19 0 0 4 2 I 7 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 5 5 3 4 4 59 53 4 5 5 4 5 23 0 0 3 2 I 6 4 5 4 4 ' 3 4 3 4 5 5 4 5 5 4 62 , 54 4 4 5 5 5 23 0 0 5 2 2 9 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 I s 4 65 55 5 4 4 4 4 21 0 0 4 4 1 9 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 51 56 4 5 5 5 5 24 1 l 4 4 2 10 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 71 57 5 5 5 5 5 25 1 1 3 3 2 8 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 55 58 3 4 4 3 3 17 0 0 4 3 3 10 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 56 59 5 4 4 3 2 18 0 l 3 3 3 9 5 4 3 3 3 3 4 3 4 5 4 5 4 4 4 58 60 4 4 3 3 4 18 0 1 3 3 1 7 5 5 4 4 3 3 4 3 3 4 5 5 4 4 4 60 61 4 4 5 5 5 23 0 0 5 3 2 10 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4· 5 4 4 5 66
62 3 3 4 4 4 18 1 0 3 3 3 " ) 4 j j j '+ j j j .. j j ~ J J .. 63 5 5 5 5 5 25 0 1 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 62
64 5 5 5 5 5 25 1 0 4 3 4 11 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 56
65 4 2 4 3 2 15 1 1 3 2 3 8 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 42
66 5 5 5 5 5 25 1 0 4 4 4 12 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 60
67 4 4 4 4 4 20 1 0 4 4 4 12 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 60
68 4 4 4 4 3 19 1 0 3 4 4 11 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 52
69 5 4 5 4 5 23 1 1 3 4 5 12 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 58
70 4 4 4 4 4 20 1 0 3 5 4 12 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 51
71 4 4 4 4 4 20 0 1 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 66
72 4 5 4 4 4 21 1 0 3 3 4 10 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 52
73 5 5 5 5 4 24 1 0 4 3 1 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 59
74 4 4 4 4 4 20 1 0 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 60
75 5 5 5 5 5 25 1 1 5 5 3 13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
76 4 5 5 5 4 23 1 1 4 4 2 10 5 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 58
77 4 5 5 5 5 24 1 0 5 5 3 13 5 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 69
78 4 4 4 4 4 20 1 1 4 2 3 9 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 57
79 3 4 4 3 4 18 1 1 4 2 3 9 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 51
80 4 5 5 4 5 23 0 0 5 4 5 14 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 5 56
81 4 4 4 4 4 ' 20 1 1 4 3 3 10 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 56
82 3 4 4 4 4 19 1 0 4 4 2 10 4 3 3 4 4 3 4 3 3 5 3 3 4 4 3 53
83 4 4 4 4 4 20 1 0 4 4 5 13 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
84 5 5 5 4 4 23 1 1 4 2 4 10 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58
85 3 3 3 3 3 15 1 0 3 3 5 11 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 43
86 4 4 4 4 4 20 0 0 4 3 3 10 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 57
87 4 4 4 4 4 20 1 0 4 3 4 11 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 52
88 4 4 4 4 4 20 1 1 4 5 3 12 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 58
89 5 5 5 5 5 25 1 1 4 5 2 11 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 5 4 58
90 3 4 4 4 3 18 1 0 1 3 5 9 3 3 1 3 1 3 3 1 1 3 0 3 2 2 2 34 , 91 3 3 3 3 3 15 0 1 2 5 2 9 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 41
92 4 4 4 4 4 20 1 0 4 1 5 10 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 53
93 3 4 4 4 4 19 1 0 I 2 4 7 4 4 2 3 I 4 3 1 I I l l J l " ,,_
94 4 4 5 4 4 21 1 1 5 3 4 12 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
95 5 5 5 4 5 24 1 0 4 4 1 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 61 96 5 5 5 5 4 24 I 0 3 4 3 10 5 4 3 2 3 3 I 4 4 5 5 3 4 4 3 53
97 5 5 5 4 4 23 1 1 4 4 4 12 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 64 98 4 4 4 4 4 20 1 1 4 3 2 9 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 54
99 4 5 5 5 4 23 0 I 3 5 4 12 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 54
100 5 5 5 5 5 25 0 0 4 4 4 12 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 68
Lampiran 3
1-lasil Try Out Validitas clan Reliabilitas
asc rocess1ne c p s untmarv
N % Cases Valid 40 100.0
Excluded( a) 0 .0
Total 40 100.0
1. Status Sosial Ekonomi
R r S e 1abilitv tahstlcs
Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Aloha Standardized Jten1s N ofltems
.782 .781 3
Itent-Total Statistics Scale
Variance if Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Item Item-Total Multiple Alpha if Ite111 Deleted Deleted Correlation Correlation Itcn1 Deleted
P3 7.43 2.302 .582 .364 .7,16
P4 7.50 2.308 .584 .368 .743 P5 7.58 1.892 .703 .494 .6!0
2. Respon Nasabah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based Cronbach's Aloha on Standardized Itc1ns N ofltcms
.933 .931 15
Item-Total Statistics Scale Cronbach1s
Scale Mean Variance if Corrected Squared Alpha if if Itc1n Itc1n ltem~Total Multiple Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
P6 51.60 66.554 .567 .644 .931
P7 51.80 68.421 .428 .631 .934
PS 52.38 61.984 .712 .679 .927 no - - - - FF FF 0 """ '"" """
Pl I 51.73 67.743 .579 .599 .931
Pl2 51.83 66.251 .559 .740 .931
Pl3 52.08 60.174 .818 .869 .924
Pl4 51.95 61.228 .798 .824 .925
Pl5 51.58 62.558 .704 .754 .928
P!6 51.83 65.533 .591 .696 .931
Pl? 51.80 63.344 .755 .745 .926
PIS 51.85 64.182 .702 .635 .928
Pl9 51.65 62.541 .754 .742 .926
P20 51.83 63.584 .726 .654 .927
3. Pelaksanaan Office Cha1111eli11g
Reliability Statistics
Cronbnch's Alpha Based on Cronbach's Alnha Standardized Items N of Items
.931 .933 5
Itc1n-Total Statistics
Scale Corrected Squar~ Cronbach's Scale l\1ean if Variance if ltein~Total Multiple i Alpha ifltem Itcn1 Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
P21 16.93 5.917 .760 .656 .927
P22 16.78 5.512 .871 .804 ' .905
P23 16.70 5.908 .882 .799 .905
P24 16.90 5.990 .835 .735 .913
P25 17.00 5.949 .758 .614 .927
Lampiran 4
1. Uji Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Office Channeling
0.0 0_2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
2. U.ii Autokorelasi
Unstandardized Residual Test Value( a) -.10198
Cases< Test Value 50
Cases >= Test Value 50
Total Cases 100
Number of Runs 55
z .804
Asymp. Sig. (2-tailed) .421
1. Uji Multikolinieritas
Standard ized
Mo Unstandardize Coefficie Collinearity de! d Coefficients nts t Sig,__ Statistics . ----
Std. Toler B Error Beta a nee VIF
1 (Constant) 7.994 1.584 5.046 .000 Dummy .667 .463 .114 1.441 .153 .974 1.027 Dummy
-.491 .473 -.084 - .302 .931 1.074 1.037
Status Sosial MO '" ",. "'" -·. . -- - - - -
2. Uji Heteroskesdastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: Office Channeling
0 0 Do °'q,
«i 0 0 0 00 ::l
~1 0 0 q, 0 0
0 "% Oo 0 Q) Qo 0:: 00 0 (/))
0 0 "O 0 0 Q) 0 0 °"1n 0 ,!::;! 0 ~ QC@ 0 Qo 0 = Q)
Q:io o~ oo "O ::l
00 U5 -1 0 co 0 0 "b = 0 % 0 0 00 0 ·;;; 0 0 ~ . ~ ·2
"' 0 Q)
0::
.3 .
' ' ' ' ' ' -3 ·2 ·1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
Lampiran 5
Hasil Olah Data dengan Program SPSS for Windows
REGRESSION ANALYSIS
Model Summary b)
Adjusted R Std. Error of Model R R Square I Sauare the Estimate Durbin-Watson l .653(a) .426 .402 2.247
a Predictors: (Constant), Respon Nasabah, Dun1n1y, Du1n1ny, Status Sos1al Ekonon11 b Dependent Variable: Office Channeling
ANOVA(b)
Sun1 of Model Squares df !v1ean Square F l Regression 356. 187 4 89.047 ::7.637
Residual 479.653 95 5.049 Total 835.840 99
a Predictors: (Constant), Rcspon Nasabah, Dumn1y, Du1nmy, Status So-sial Ekonon1i b Dependent Variable: Office Channeling
Coefficients( a)
Standardiz ed
2.389
Sig.
.OOO(a)
Unstandardized Cocfiicien Collinearity Coefficients ts t Sig. Statistics -
Mo Std. Tolera del B Error Beta nee VIF l (Constant) 7.994 l.584 5.046 .001)
Pendidikan .667 .463 .114 1.441 .153 .974 1.027 (Dummy!)
Pcndapatan -.491 .473 -.084 -1.037 .302 .93! 1.074 (Dummy2) Status Sosia!
.050 .135 .041 .368 .714 .498 2.010 Ekonomi Respon Nasabah .218 .038 .628 5.679 .000 .495 2.022
Jakarta, 03 Maret 2009
No. : JSS/01/ l? ~ Lamp :-.
Kepada yth : Universitas Islam Negeri (UIN) Syariefffidaytullall Jakarta J1 Ir.Juanda No. 95 Ciputat
Hal : Surat Keterangan Riset
Assalamu' a1aikum Wr Wb.
~~:!BNI SYARIAH
Menunjuk Perillal pada pokok surat tersebut diatas, bersama ini kami terangkan :
Nama NIM Fakultas Jurusan Semester JudulSkripsi
: Setiawati : 104081002519 :Ekonomi :Manajemen : X (Sepuluh) : " Analisa Pengaruh Status Sosial Ekonomi clan R1~spon Nasaball terhadap
Pelaksanaan Office Channeling " ( Study Kasus pada BNI Syariall Cabang Jakarta 8elatan)
Bahwa yang bersangkutan telall melakukan riset/penelitian dengan menyebarkan kuisioner untuklOO responden nasaball PT.Bank Negera Indone:>'..:t (Persro)Tbk. Kantor Cabang Syariall Jakarta Selatan selama bulan Januari 2009.
Demildnalall surat keterangan ini dibuat untuk dapat diperg11nakan sebagaimana mestinya. Atas Perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr Wb.