PERBEDAAN MOTIVASI PEMAKAIAN JILBAB
ANT ARA REMAJA YANG BERSEKOLAH Di SMA ISLAM DAN
SMAUMUM
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian pe1rsyaratan dalam
memper'oleh gelar Sarjana Psikolo!Ji
Oleh: Alivia Rusiana
NIM: 103070028981 1-·---~~ .. --.,···--·---i I utM s1Amf HlOJWAI u1.u,11 Jl\l1IHnA I 1 ___________ , ______ J
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428 H / 2007 M
PERBEDAAN MOTIVASI PEMAKAIAN JILBAB
ANTARA REMAJA YANG BERSEKOLAH DI SMA ISLAM DAN
SMAUMUM
(Penelitian Pada Siswi Berjilbab di Madrasah Aliyah Pembagunan UIN
Jakarta dan SMAN 46 Jakarta)
Skripsi diajukan sebagai tugas akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas
Psikologi untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Psikologi
imbin I
DR. I Mujib, M.Ag NIP. 150283344
Disusun oleh
Alivia Rysiana 103070028981
Dibawah bitnbingan
FAKUL TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H / 2007 M
PENGESAHAN PANITIP1 LJ,llAl\I
Sl<ripsi yang berjudul PERbEDAAN MOTIVASI PE:llllAKAIAN JILBAIB ANT ARA REMA.IA VANG BERSEKOLAH DI SMA ISLAM DAN SMA UMUM telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 September 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 18 Septarnber 2007
Sidang Munaqasyah
Prof. Dr . a dan Yasun M.Si NIP. 1 0 351 146
DR. A dul Mujib, M.Ag NIP.150 283 344
Anggota:
Sekretaris Mera ngkap Anggota
Peog"ji ,,_
7~
DR. Au.:C.~ Mujib. M.Ag NIP.150 283 344
, 11/
="+'-''*""-""00-U 0 2B3 234
Motto
J?Efu tahu re.z.efifu taf mu:n:;fi:n dlam!iif ora:n:; fai:n,
fare:na:nya fi'atifu te:na:n:;
J?Efu tahu amaf-amaffu taf mu11:;fi11 dlfafufan ora:n:; lai:n,
mafa afu .riliufiXa:n dlrifu de:n:;a:n Jlefega dtm heramaf
J?Efu tahu J?Effafi' .sefafu mefifi'atfu,
kare:na:nya aku mafu !iifa J?Effafi' me:ndlfPatifu mef.~kufa11 maf.riat
J?Efu tahu kematia.n me:nantifu,
*(Hasan al Bashri )*
''Jjifa -wa:nita yan:; ca:ntik aJafafi' ;perliia.sa:n, mafi.'a ·wa:nita ya:n:; mufia
aJafafi' ;perliia.sa:n ya:n:; .sa:n:;at maha.r''.
*(Aidh Bin Abdullah Al-Qarni)*
Karya ini kupersembahkan untuk : Mama, Papa dan adik-adikku
Serta seluruh saudara dan sahabatku Tersayang ...
ABSTRAK
A. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. September 2007 C. Alivia Rusiana: 103070028981 D. Perbedaan Motivasi Pemakaian Jilbab Antara Remaja yang
Bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum E. xiv+88 halaman F. Pemakaian jilbab pada remaja, belakangan ini mulai banyak diminati.
Hal ini disebabkan karena faktor kesadaran atau rnotivasi yang turnbuh dalam diri para rernaja muslim bahwa pemakaian jilbab adalah sebuah kewajiban sebagai seorang muslimah. Tetapi ada juga sebagagian remaja yang memakai jilbab karena adanya dorongan atau motivasi dari lingkungannya yang mengaharuskan memakai jilbab.
Motivasi pemakaian jilbab adalah dorongan untuk memakai busana muslimah sesuai pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan tujuan agar dapat memuaskan kebutuhan diri yang dianggap penting dalam hidupnya yaitu memakai jilbab. Timbulnya motivasi dalam pemakaian jilbab ini adalah karena ada beberapa faktor kebutuhan yang berperan yaitu kebutuhan akan adanya rasa aman, kebutuhan akan penghargaan diri, kebutuhan aktualisasi diri dan ke~butuhan untuk mencari teman. Hipotesis dalam penelitian ini adalah "Apakah ada perbedaan motivasi pemakaian jilbab antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum"
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh remaja pemakai jilbab yang bersekolah di SMAN 46 dan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Metode yang digunakan adalah non-probability sampiling dengan teknik purposif sampling. lnstrumen yang cligunakan adalah skala motivasi pemakaian jilbab yang terdiri dari 40 item pernyataan dengan indeks reliabilitas sebesar 0.919. untuk mengetahui perbedaan dua kelompok digunakan statistik t-test.
Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum (t= 3.126), hal ini menunjukkan bahwa pada siswi yang bersekolah di SMA Umum (SMAN 46) memiliki motivasi pemakaian jilbab yang lebih tinggi clibandingkan SMA Islam (Madrasah Aliyah
Pembanguan UIN). Berdasarkan penelitian ini maka disarankan kepada para remaja yang memakai jilbab untuk dapat lebih memahami lagi faktor apa yang membuat mereka memutuskan untuk memakai jilbab agar motivasi dalam pemakaian jilbab adalah karena kesadaran dalam diri bahwa hal tersebut adalah kewajiban bagi setiap wanita muslim.
G. Bahan Bacaan: 34 buku (1970-2007) dan 3 website internet.
KA TA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim ...
A/hamdu/il/aahirabbil'aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Dia Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu Allah SWT, karena
dengan Kasih Sayang-Nya lah skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan
salam kepada Kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi
tauladan dan motivator untuk seluruh ummatnya hingga akhir zaman.
Seluruh proses dalam upaya untuk menuntut ilmu dan me:nyelesaikan skripsi
ini tidak terlepas dari do'a dan bantuan berbagai pihak. Maka, sudah
sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Mama, Papa, adik-adikku Nurul dan lrfan yang telah memberikan dukungan
melalui do'a, nasihat, pengalaman hidup, dan semangat yang selalu ada
dalam setiap perjalanan hidup penulis. Semoga Allah membalas segala
kebaikan dan kesabaran yang telah diberikan.
lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi. lbu Ora. Zahrotun
Nihayah, M.Si Pudek I dan Prof. Ors. Hamdan Yasun, M.Si selaku dosen
pembimbing akademik.
Bapak DR. Abdul Mujib, M.Ag. selaku dosen pembimbing I dan lbu Solicha,
S.Ag selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran serta memberikan sebagian ilmunya dan memotivasi penulis dari awal
penyusunan proposal skripsi hingga penyelesaian skripsi nni.
Dosen-dosen yang telah memberikan sebagian ilmunya, Bapak Asep Haerul
Ghani, S.Psi selaku dosen dan pengasuh pondok pesantren Hypnotherapy
Ciputat, para pegawai bidang akademik dan kemahasiswaan serta civitas
akademika Fakultas Psikologi atas bantuannya selama masa perkuliahan
hingga penulis menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Psil<ologi UIN Syahid
Jakarta.
Keluarga besar SMAN 46 Jakarta dan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Jakarta. Terima kasih banyak atas kerjasamanya sehingga dapat membantu
melancarkan proses penelitian skripsi ini.
Keluarga besar Sastrakusuma dan Bani Tamyiz yang selalu mendo'akan
penulis agar ilmu yang telah dipelajari dapat berguna bagi diri sendiri, orang
lain, bangsa dan agama.
Mama Rio, Ayah dan Kak Ria. Bersyukur telah dipertemukan dan menjadi
keluarga ke-dua untuk penulis. Terima kasih atas nasihat clan pelajaran hidup
yang selalu diberikan sehingga memotivasi penulis untuk tetap optimis.
K' io ku, Anrio Marfizal. Terima kasih ya atas semangat, pE>rhatian, kesetiaan
dan do'a yang diberikan hingga hari ini dan semoga akan tetap ada.
Je vais toujours t' aimer.
Kepada sahabat-sahabatku: Ira, Dian, Leni, Ariesta, Alq, Fira, lta Welly,
Sekar, Resty, Maya, Cindai, Yoga, Joni, Adang, Ey, Raiep, Yoori, Adhan,
Chalenk, Apip, teman-teman seperjuangan kelas A, serta 1teman-teman
angkatan 2002, 2003 dan 2004. Terima kasih atas dukungan kalian.
Akhirnya kepada semua saudara, sahabat, teman, guru dan lainnya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak. Semoga Allah
membalas segala kebaikan yang telah dilakukan. Amin ...
Jakarta, September 2007 M
Ramadhan 1428 H
Penulis
DAFTAR ISi
Halaman Judul. .............................................................................. i
Halaman Persetujuan ...................................................................... ii
Ha la man Pengesahan ..................................................................... iii
Motto dan Persembahan .................................................................. iv
Abstrak ......................................................................................... v
Kata Pengantar. .............................................................................. vii
Daftar lsi. ........................................................................................ x
Daftar Tabel. .................................................................................. xiii
Daftar Bagan .................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................. 1-11
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2. ldentifikasi Masalah ......................................................... 8
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 8
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9
1.5. Sistematika Penulisan .................................................... 1 O
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ........................................................... 12-47
2.1. Jilbab ............................................................................. 12
2.1.1. Pengertian Jilbab .................................................. 12
2.1.2. Ketentuan, Tujuan dan Hukum Pemakaian Jilbab ........ 15
2.1.3. Fungsi dan Keutamaan Jilbab ................................. 18
2.1.4. Kriteria Jilbab Menu rut Al-Qur'an dan As-Sunnah ........ 20
2.2. Motivasi. ......................................................................... 21
2.2.1. Pengertian Motivasi. ............................................. 21
2.2.2. Fungsi dan Peranan Motivasi. .................................. 28
2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi. ................ 29
2.2.4. Motivasi Dalam Pandangan Psikologi Islam ................ 32
2.2.5. Motivasi Pemakaian Jilbab ...................................... 37
2.3. Kerangka Berpikir. ........................................................... .41
2.4. Hipotesis ....................................................................... .46
BAB 3 METODE PENELITIAN .. ................................................... .48-60
3.1. Jen is Penelitian ............................................................... .48
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .......................... .48
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. ............. .48
3.2.1. Variabel Penelitian ............................................... .48
3.2.2. Definisi Operasional. ............................................. .48
3.3. Populasi dan Sampel. ........................................................ 50
3.3. 1. Populasi .............................................................. 50
3.3.2. Sampel.. ............................................................. 50
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel. ................................... 51
3.3.4. Karakteristik Sampel. ............................................. 52
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 52
3.4. 1. Metode Pengumpulan Data dan lnstrumen Penelitian ... 52
3.4.2. Penilaian dan Skoring lnstrumen .............................. 53
3.5. Teknii Uji lnstrumen ........................................................... 54
3.5.1. Uji Validitas Skala .................................................. 54
3.5.2. Uji Reliabilitas Skala .............................................. 56
3.6. Prosedur Penelitian ........................................................... 58
3.6.1. Tahap Persiapan ................................................... 58
3.6.2. Tahap Pelaksanaan ............................................... 59
3.6.3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ........................ 59
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA .•.•.•..•••.•...................... 61-79
4.1. Gambaran Umum Responden ............................................. 61
4.2. Uji Persyaratan ................................................................. 63
4.2.1. Uji Normalitas ....................................................... 63
4.2.2. Uji Homogenitas ................................................... 65
4.3. Tingkat Motivasi Pemakaian Jilbab ....................................... 66
4.4. Hasil Umum Penelitian ....................................................... 68
4.5. Hasil Utama Penelitian (Analisis Data Berdasarkan Aspek-aspek
Motivasi Pemakaian Jilbab) ................................................ 70
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN •..•...•..........•..•.....•....• 80-88
5.1. Kesimpulan ..................................................................... 80
5.2. Diskusi. .......................................................................... 81
5.3. Saran ............................................................................. 87
DAFT AR PUST AKA
LAMPI RAN
Tabel 1
Tabel2
Tabel3
Tabel4
Tabel5
Tabel6
Tabel7
Tabel 8
Tabel9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
DAFTAR TABEL
Blue Print Skala Motivasi Pemakaian Jilbab (Try Out) ...... ...... 53
Skoring lnstrumen ......................................................... 54
Blue Print Skala Motivasi Pemakaian Jilbab (Pasca Try Out) .. 56
Kaid ah Reliabilitas Guilford .............................................. 58
Gamba ran Umum Responden Berdasarkan Usia ................. 61
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Asal SMP .......... 62
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Awai Responden
Memakai Jilbab ............................................................. 63
Uji Normalitas ............................................................... 64
Uji Homogenitas ............................................................ 65
Tingkat Motivasi Pemakaian Jilbab Siswi SMAN 46 .............. 66
Tingkat Motivasi Pemakaian Jilbab Siswi Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN ......................................................... 67
Nilai Uji t.. .................................................................... 68
Nilai Statistik ................................................................. 69
Nilai Uji t Aspek Safety Need ............................................ 71
Nilai Uji t Aspek Self Esteem Need ........ ........................... 72
Nilai Uji t Aspek Self Actualization Need ............................. 73
Nilai Uji t Aspek Need of Affiliation ............ ....................... 75
Kesimpulan Uji Seda Aspek-aspek Motivasi Pemakaian
Jilbab .......................................................................... 76
DAFT AR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Berpikir Perbedaan Motivasi Pemakaian
Jilbab ......................................................................... .46
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa
dewasa. Pada masa ini banyak remaja yang ingin mencoba segala sesuatu
yang baru mereka ketahui dan mencari sensasi-sensasi. Mereka ingin
mengetahui bagaimana rasanya menjadi dewasa; mengikuti aliran musik
yang sedang trend di kalangan anak muda, mencoba untuk bisa lebih
mengenal Jawan jenisnya, merokok, bereksperimen dengan pengetahuan
yang sudah mereka dapat dan selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang
belum mereka ketahui agar mereka bisa ikut merasakan juga. Tidak hanya
itu, masa remaja jug a tidak Jepas dari proses belajar, dimana remaja sud ah
mulai belajar bekerjasama, menolong, berempati, mencintai dan menghargai
terhadap sesama.
Bagi sebagian remaja, yang tidak mengikuti perkembangan trend yang
sedang in, mereka akan disebut kampungan atau tidak ~1aul dan tidak hanya
itu saja, tidak jarang dari mereka dikucilkan dari lingkungan teman-temannya.
Maka dari itu, hampir semua remaja selalu berlomba-lomba untuk
mengenakan dan melakukan segala sesuatu yang sedanu trend dan yang
membuat mereka tampil percaya diri serta dapat diterima dalam lingkungan
teman-temannya.
2
Hal tersebut menurut Hurlock (1980:213) disebabkan karena remaja lebih
banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-ternan sebaya sebagai
kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh ternan-ternan sebaya
pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar
daripada pengaruh keluarga. Misalnya, sebagian besar remaja mengetahui
bahwa bila mereka memakai model pakaian yang sama dengan pakaian
anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk diterima
oleh kelompok menjadi lebih besar.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Fuad Kauma (199B:9). Menurutnya,
ada beberapa kecenderungan yang dialami oleh anak pada masa pubertas,
hal ini diakibatkan masih labilnya emosi mereka, salah satunya adalah
kecenderungan untuk meniru.
Bicara mengenai kecenderungan untuk meniru pada remaja, pakaian
merupakan salah satu perhatian yang selalu ditiru oleh remaja. Lihat saja
jika kita sedang berjalan di salah satu mall, cafe atau tempat berkumpulnya
anak muda. Bisa dipastikan jenis (model) pakaian yang rnereka pakai hampir
sama. Hal ini dikarenakan jiwa yang selalu ingin meniru apapun yang dilihat
oleh remaja. Jenis pakaian apa yang sedang dikenakannya, bisa
menentukan remaja tersebut bergaul dengan "teman yang bagaimana", bisa
mengetahui status sosial orang tuanya dan bahkan bisa rnengetahui
kepribadian remaja tersebut. Seperti kita ketahui, model pakaian di seluruh
dunia selalu bergerak memutar. Artinya, pakaian yang dulu pernah dipakai
oleh remaja di tahun 1970-1980-an, saat ini bisa saja pakaian itulah yang
sedang digandrungi para remaja di tahun 2000-an. Padahal di tahun 1990-
an, pakaian tersebut dianggap kuno dan ketinggalan zaman.
Begitu juga dengan pemakaian jilbab di kalangan remaja, dahulunya
dianggap sebagai sesuatu yang dianggap fanatik, hanya sebagai simbol
agama dan bisa terlihat kurang menarik jika memakainya atau dengan kata
lain remaja yang memakai jilbab bisa merusak penampilan dan
mempengaruhi ketertarikan lawan jenis untuk berdekatan dengan remaja
putri tersebut. Tidak heran, banyak orang tua yang melarang putrinya untuk
memakai jilbab dikarenakan ketakutan orang tua, apabila putrinya memakai
jilbab tidak ada laki-laki yang ingin dekat dengan anaknya atau tidak
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Begitu juga dengan pemakaian jilbab di sekolah-sekolah negeri. Di tahun
1980-1990-an, pemerintah Indonesia melarang pemakaian jilbab di sekolah
3
negeri. Hal ini sesuai dengan SK (Surat Keputusan) Dirjen Dikdasmen No
052 Tahun 1982 (dalam Alatas,2001) yang berisi tentang pelarangan
pemakaian jilbab di sekolah negeri, karena masyarakat atau pemerintah
menganggap pemakaian jilbab adalah pakaian suatu aliran Islam tertentu
yang radikal.
Berawal dari perjuangan siswa-siswa yang ingin tetap memakai jilbab di
sekolah negeri, akhirnya pemerintah mengeluarkan SK No 100 Tahun 1991
(dalam Alatas,2001) yang berisi tentang hak kebebasan siswa yang ingin
memakai jilbab di sekolah negeri. Dengan dikeluarkannya SK tersebut,
akhirnya sedikit demi sedikit terlihat beberapa siswa yang bebas memakai
jilbab di sekolah. Mereka membuktikan bahwa dengan memakai jilbab, tidak
menghalangi dan membatasi mereka untuk tetap aktif dan berprestasi
(Alatas,2001 :78).
4
Di tahun 2000-an sekarang ini pun, remaja putri sudah mulai banyak yang
memakai jilbab. Boleh dikatakan, berawal dari fenomena beberapa artis yang
memakai jilbab. Artis tersebut terlihat sangat cantik, anggun, berwibawa,
lebih banyak mendapatkan rezeki dan tentu saja didukun9 dengan pakaian
yang tetap modis dan syar'i. Sejak saat itu, mulai banyak wanita dewasa
ataupun remaja yang mengenakan pakaian tertutup dilen!Jkapi dengan jlibab
dan tentu saja trend model pakaian tetap menjadi nomor satu agar terlihat up
5
to date. Hal ini dikarenakan jiwa remaja yang selalu ingin meniru berbagai hal
dan tentunya dengan berbagai pertimbangan-pertimbanga1n ketika mereka
memutuskan untuk meniru apa yang mereka lihat.
Remaja saat inipun tidak terlalu khawatir lagi apabila ingin mengenakan
jilbab. Pasalnya, sekarang banyak perusahaan-perusahaan yang boleh
mempekerjakan karyawannya yang berjilbab. Begitupun di sekolah-sekolah
swasta maupun negeri, saat ini sudah diwajibkan untuk memakai pakaian
muslim pada hari jum'at. Diharapkan agar dengan memakai pakaian muslim,
para siswa bisa merubah diri mereka untuk lebih cerdas secara spiritual
disamping cerdas secara intelektual tentunya.
Di SMA Islam seperti SMA Muhammadiyah dan Madrasah Aliyah, kewajiban
untuk memakai jilbab pada siswa selalu ditekankan pihak sekolah. Hal itu
disebabkan karena materi-materi yang diberikan di SMA Islam, lebih
menekankan kepada pemahaman ajaran agama selain juga pengetahuan
umum. Maka dari itu, siswa yang bersekolah di SMA Islam mayoritas
memakai jilbab hanya pada saat siswa tersebut berada di sekolah saja.
Selanjutnya setelah sekolah usai ataupun ketika siswa tersebut ingin
bepergian, mereka akan melepas jilbabnya. Mereka muni;:ikin beranggapan
kalau jilbab hanya sebatas seragam sekolah saja, tidal< lebih dari itu. Oleh
sebab itu, remaja yang pada masa SMA (yang bersekolah di SMA Islam)
6
mengambil keputusan untuk memakai jilbab, kemungkinan bisa disebabkan
karena adanya pengaruh dari lingkungan pergaulannya. Tetapi ada juga
siswa yang ketika bepergian di luar sekolah, tetap mengenakan jilbab karena
berpandangan bahwa "sud ah terbiasa" memakai jilbab. Sebagaimana yang
diceritakan oleh salah satu remaja yang bersekolah di SMA Muhammadiyah
3 Jakarta, bahwa dirinya mengambil keputusan untuk mernakai jilbab dalam
keseharian dikarenakan bersekolah di SMA Islam. Dia menjelaskan lebih
lanjut, jika saja dirinya tidak bersekolah di SMA tersebut, ada kemungkinan
dia tidak ada keinginan untuk benar-benar memakai jilbab. Karena kebiasaan
yang didapat dari sekolah itulah, akhirnya dia termotivasi untuk memakai
jilbab dalam kesehariannya.
Jadi dari pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa, rnotivasi dalam
memakai jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Islam, dikarenakan
adanya motivasi yang timbul dari lingkungannya yaitu aturan sekolah.
Berbeda dengan remaja yang bersekolah di SMA Umum, sebagian dari
siswanya ada yang memakai jilbab ada juga yang tidak. Karena di SMA
tersebut, pemakaian jilbab tidak menjadi kewajiban, serta materi-materi yang
diajarkan pun hanya pengetahuan umum dan pelajaran agama biasanya
hanya satu kali dalam seminggu. Dengan alasan itulah menurut pengamatan
penulis, mengapa siswa yang bersekolah di SMA Umum, keinginan untuk
memakai jilbabnya dikarenakan adanya kesadaran atau motivasi dalam diri
mereka sendiri. Tetapi tidak dipungkiri juga bahwa peran keluarga, teman
sepergaulan ataupun pengaruh lingkungan lainnya yang menyebabkan
remaja yang bersekolah di SMA Umum mengambil keputusan untuk
memakai jilbab. Sebagaimana yang diceritakan oleh salah satu remaja yang
bersekolah di SMAN 46, mengaku bahwa dirinya berkein9inan untuk
memakai jilbab awalnya karena mengamati sahabatnya yang terlebih dulu
memakai jilbab, dari situlah dia mulai mempelajari ayat-ayat Qur'an, hadits
ataupun buku-buku tentang jilbab yang akhirnya menyadarkan remaja
tersebut bahwa memakai jilbab adalah kewajiban bagi setiap wanita muslim
dan tidak ada paksaan dari lingkungannya untuk memakai jilbab.
7
Jadi menurut pengamatan penulis dapat disimpulkan bahwa, motivasi dalam
memakai jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Urnum, dikarenakan
adanya motivasi yang timbul dari dalam yaitu dirinya sendiri.
Atas dasar inilah, penulis ingin mengetahui lebih jelas dan mendalam,
apakah ada perbedaan motivasi pemakaian jilbab yang signifikan antara
remaja yang bersekolah di SMA Islam dan yang bersekolah di SMA Umum.
8
1.2 ldentifikasi Masalah
ldentifikasi permasalahan dimaksudkan sebagai penegasan batas-batas
permasalahan, sehingga cakupan penelitian tidak keluar clari tujuannya.
Adapun penelitian tentang perbedaan motivasi pemakaian jilbab pada remaja
yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum ini dimungkinkan muncul
beberapa permasalahan yaitu:
1. Apa motivasi memakai jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Islam?
2. Apa motivasi memakai jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA
Um um?
3. Faktor kebutuhan apa yang dominan memunculkan motivasi dalam
pemakaian jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA
Um um?
4. Apakah ada perbedaan motivasi pemakaian jilbab antara remaja yang
bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum?
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini ditentukan batasan-batasan sebagai lberikut:
1. Motivasi pemakaian jilbab yang dimaksud adalah dorongan untuk
memakai busana muslimah sesuai pertimbangan-pertimbangan
tertentu dengan tujuan agar dapat memuaskan kebutuhan diri yang
dianggap penting dalam hidupnya yaitu memakai jilbab
2. Ruang lingkup penelitian adalah remaja puteri yang bersekolah di
SMA Islam seperti Madrasah Aliyah dan SMA Umum seperti SMA
Negeri.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, perumusan masalah dalam
proposal penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan motivasi pemakaian
jilbab antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum.
1.4 Tujuan dan Manfaat Peneliftan
Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui perbedaan motivasi pemakaian
jilbab antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum.
Secara teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran yang cukup mendalam mengenai pemahaman seorang remaja
dalam pemakaian jilbab. Hal ini menjadi penting mengingat perilaku itu
senantiasa diliputi oleh nilai-nilai yang berkaitan era! den~ian kehidupan
pribadi setiap individu sebagai umat Islam.
9
10
Sedangkan dari segi praktis, penelitian ini diharapkan merniliki kontribusi bagi
pemahaman terhadap perilaku umat Islam sebagai bagian dari upaya
pemanfaatan ilmu psikologis dalam bidang-bidang keagarnaan.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB1 : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang permasalahan,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB 2 : Kajian pustaka. Pada bab ini diuraikan tentan~J deskripsi teoritis
mengenai pengertian jilbab; ketentuan, tujuan clan hukum
pemakaian jilbab, fungsi dan keutamaan jilbab, kriteria jilbab
menurut Al-Qur'an dan as-sunnah. Selain itu, dibahas jug a
mengenai pengertian motivasi, fungsi dan peranan motivasi, faktor
faktor yang mempengaruhi motivasi serta motivasi dalam
pandangan Islam, motivasi pemakaian jilbab, kerangka berpikir
serta hipotesis.
BAB 3 : Pada bagian ini penulis menjelaskan mengenai jenis penelitian,
variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
BAB4
pengumpulan data, teknik uji instrumen penelitian, uji persyaratan
dan prosedur penelitian.
: Berisikan tentang hasil penelitian yang dilakukan berupa
presentasi dan analisa data yang meliputi gambaran umum
responden penelitian, presentasi data dan pembahasan hasil.
11
BAB 5 : Penutup merupakan langkah terakhir dari suatu laporan penelitian
yang meliputi kesimpulan yaitu ringkasan dari hasil penelitian,
diskusi dan saran.
2.1. Jilbab
2.1.1 Pengertian Jilbab
a. Menurut Etimologi
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Said Aqil Husein Al-Munawaar (1988:216), kata-kata jilbab dalam
bahasa Arab berasal dari kata jalabba yang berarti menarik. Sedangkan
menurut Mahmud Yunus (1973:89) berarti "membawa". Kata ini menjadi
sumber kata jilbab, karena badan wanita itu menarik pandangan dan
perhatian umum yang bisa membawa orang melihatnya ke arah perbuatan
negatif bila mereka tidak punya pengendalian diri. Berclasarkan hal ini, maka
Islam memerintahkan untuk menutupnya.
Sedangkan menurut Nina Surtiretna (1995:52), kata jilbab berasal dari
bahasa arab dan bentuk jamaknya adalah ja/abib tercantum dalam Al-Qur'an
surat al-Ahzab ayat 59. Para ulama telah merumuskan ruang lingkup dan
batasan-batasan mengenai makna jilbab tersebut, sehingga terdapatlah
berbagai definisi. Dalam khazanah kosa kata Bahasa Indonesia sendiri, jilbab
adalah istilah yang lebih popular untuk busana muslimah.
Pendapat lain mengatakan bahwa jilbab berasal dari kata Jalaabib, jilbab
berarti busana yang lapang dan dapat menutup aurat wanita. Hanya wajah
dan kedua telapak sampai pergelangan tangan, yang dikecualikan untuk
ditutupi (lsmiaulia, 1994:44).
b. Menurut Terminologi
Secara terminologi, dalam kamus yang dianggap standar dalam Bahasa
Arab, akan kita dapati pengertian jilbab sebagai berikut:
13
1. Lisanu/ Arab : Jilbab berarti selendang atau pakaian lebar yang
dipakai wanita untuk menutupi kepala, dada dan bagian
belakang tubuhnya.
2. Al-Mujamal-Wasit: Jilbab berarti pakaian yang dalam (gamis) atau
selendang (khimar') atau pakaian untuk melapisi segenap
pakaian wanita bagian luar untuk menutupi semua tubuh
seperti halnya mantel.
3. Mukhtar Shihah : Jilbab berasal dari kata ja/bu artinya menarik atau
menghimpun, sedangkan jilbab berarti pakaian lebar
seperti mantel.
Dari rujukan ketiga kamus di atas, dapat diambil kesimpul1an bahwa jilbab
pada umumnya adalah pakaian yang lebar, longgar dan menutupi seluruh
14
bagian tubuh (survaningsih.wordpress.com/2006/11/16/pengertian-jilbab-dan
pembahasan-ahli-tafsir/-37k-).
Pengertian jilbab secara syariat Islam adalah pakaian wanita yang dapat
menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan .. Jenis kain dan
potongan pakaian tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tidak tampak
bentuk dan lekuk-lekuk tubuhnya yang menimbulkan rangsangan
(lstadiyanto, 1986: 13).
Menurut kitab al-Kasysyaf oleh az-Zamakhsyari (dalam Abu
Syuqqah, 1998:33), jilbab adalah pakaian yang luas dan lebih luas dari
kerudung dan lebih sempit dari rida' (selendang). la dililitkan oleh wanita di
kepalanya dan dibiarkan darinya apa yang dijulurkan ke dadanya. Sedangkan
menurut Imam Raghib, ahli kamus Al-Qur'an yang termasyhur mengartikan
jilbab sebagai pakaian longgar yang terdiri atas baju panjang dan kerudung
yang menutup badan kecuali muka dan telapak tangan (Surtiretna,1995:53).
Said Aqil Husein Al-Munawwar (1988:217) mengartikan jilbab adalah sejenis
pakaian wanita yang dapat menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak
tangan. Jenis kain dan mode pakaian tersebut dibuat sedemikian rupa sesuai
dengan persyaratan-persyaratan syariat Islam. Lebih singkatnya, jilbab
adalah busana atau pakaian muslimah.
Sedangkan terminologi jilbab sebenarnya telah dijelaskan dalam sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Aisyah:
15
"Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila le/ah dewasa dan sampai
usia, maka tidak patut menampakkan dirinya melainkan ini dan ini." sambil
menunjuk muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangannya sendiri.
Dalam hadits ini diterangkan untuk tidak menampakkan tubuh perempuan,
maka pakaian adalah alat yang tentunya harus sesuai dengan ketentuan
Rasulullah SAW yaitu menutupi seluruhnya kecuali muka dan telapak tangan
(lsmiaulia, 1991 :44).
Sekalipun ada beberapa pendapat tentang pemaknaan jilbab, mulai dari
pengertian yang menutup seluruh tubuh wanita sampai pada pengertian yang
hanya menutup kepala saja. Namun dalam penelitian ini, yang dimaksud
dengan jilbab adalah kerudung penutup rambut yang dilengkapi dengan
pakaian yang longgar dan dapat menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan, sehingga tidak tampak lekuk tubuh wanita yang dapat
menarik perhatian.
2.1.2. Ketentuan, Tujuan dan Hukum Pemakaian Jilbab
a. Ketentuan Pemakaian Jilbab
Sumber utama adanya perintah pemakaian jilbab adalah Al-Qur'an. Ayat-ayat
yang lazim dijadikan dasar keharusan memakai jilbab adalah sebagai berikut:
16
Artinya: "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka Jebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun Jagi Maha Penyayang." (Q.S. al-Ahzab:59)
Artinya: "Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hencfak/ah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka mEmutupkan kain kerudung ke dadanya ... ". (Q.S An-Nur:31)
Dari kedua ayat di atas, dapat dijelaskan bahwa Al-Qur'an memerintahkan
atau menuntun kaum wanita untuk mengulurkan pada diri mereka pakaian
mereka. Yang demikian itu supaya mereka berbeda dari budak perempuan
sehingga tidak seorang pun akan mengganggu. lni berarti bahwa jilbab telah
17
disyarialkan bagi kesempurnaan keadaan kelika keluar. Di dalam
kesempurnaan keadaan lerdapal kesempurnaan pembedaan, penjagaan dan
penghormalan.
b. Tujuan Pemakaian Jilbab
Tujuan syariah (maqasih al-syariah) lerhadap pemakaian jilbab melipuli
empal hal pokok, yailu: menulup aural, mencegah lerjadinya fitnah,
pembedaan dengan lawan jenis dan pemuliaan hak perernpuan.
c. Hukum Pemakaian Jilbab
Dalam perkembangannya, hukum pemakaian jilbab adalah salah salu isyu
. kelslaman yang banyak diperdebatkan. Murthada Mutahhari (dalam
Shahab, 1996:61) mengalakan bahwa jilbab ad al ah salah salu hukum yang
legas dan pasti seluruh wanila muslimah diwajibkan oleh Allah untuk
memakainya.
Di lain pihak, Muhammad Azad menyebutkan bahwa pemakaian jilbab lidak
dimaksudkan sebagai ajaran hukum secara umum yang berlaku setiap saal,
letapi lebih merupakan pedoman moral untuk menghadapi keadaan zaman
dan lingkungan sosial yang senanliasa berubah. Asghar Ali sendiri
berpendapal bahwa lujuan yang ulama dari pemakaian jilbab adalah
mengangkal martabal perempuan di alas seksualilas mereka, sehingga
18
memberikan mereka martabat dan kepribadian. Pada saali yang sama
mereka tidak dihalangi untuk memperlihatkan daya tarik rnereka dihadapan
orang-orang yang menghargai mereka. Dengan demikian, baginya Al-Qur'an
tidak menetapkan batasan-batasan yang tidak berguna terhadap perempuan
tetapi hanya mendorong mereka agar memakai pakaian yang terhormat,
menutup tubuh mereka dengan benar dan menghindarkan diri dari daya tarik
seksual mereka diatas segalanya.
Pemakaian jilbab itu sendiri tentu tidak dirnaksudkan untuk membungkus
pikiran dan kreativitas serta membatasi gerak dan kesempatan pemakainya.
Sebaliknya, dengan jilbab rasa percaya diri dan optimisme dapat
ditumbuhkan. Tentu tidak diharapkan orang-orang di balik jilbab itu
mengalami ambivalensi; urusan keakhiratan di dalam jilbab dan urusan
keduniaan di luar jilbab (Umar, 1996:54 ).
2.1.3. Fungsi dan Keutamaan Jilbab
Fungsi dari memakai jilbab pada wanita adalah agar dapat mencerminkan
kepribadian sebagai seorang muslimah dan memeluk teguh agamanya.
Selain itu, jilbab berfungsi pula sebagai cara untuk mengefektifkan
pendidikan moral. Secara lahiriah, jilbab juga lebih sejuk dan manis
dipandang mata, lebih dihormati, anggun dan sopan. Menjadikannya tampil
berwibawa dan berkharisma (lsmiaulia, 1994:51).
19
Sedangkan keutamaan jilbab adalah sebagaimana yang diterangkan dalam
Q.S Al-Ahzab:33 :
Artinya: " .... Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai ahlul bait! Dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya."
Penjelasan ayat di atas adalah bahwa yang dikatakan wanita suci itu
sebenarnya hanya wanita muslim saja. Lantaran kesuciannya, mereka tidak
akan membuka auratnya sembarangan, termasuk rambut. Islam mengatur
sedemikian rupa, demi meninggikan derajat dan memelihara kehormatan
serta kesucian mereka sendiri sebagai wanita mukminat. Syariah Allah
menginginkan wanita berada pada kedudukan kemanusiaan yang mulia,
tidak jatuh menjadi komoditi yang diperjualbelikan dalam pengertian yang
luas. Untuk itu, ia harus mengenal dirinya, agar bertambah keimanannya
kepada Allah dan pada gilirannya nanti, akan menunjang keharmonisan
hidup untuk keberhasilan dalam keluarga maupun masyarakat
(lsmiaulia, 1994:52).
20
2.1.4. Kriteria Jilbab Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah
Kriteria jilbab bukanlah berdasarkan kepantasan atau mode yang sedang
trend, melainkan berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. ,lika kedua sumber
hukum Islam ini telah memutuskan suatu hukum, maka seorang muslim atau
muslimah terlarang membantahnya (Al-Ghifari,2002:51 ).
Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Abani dalam bukunya "Jilbab al-Mar'ah a/
Muslimah Fil Kitabi Was Sunatl" (Jilbab Wanita Muslimah) (dalam Abu Al
Ghifari,2002:52) mengharuskan jilbab itu memenuhi delapan syarat, yaitu:
1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan (muka dan telapak
tangan).
2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan.
3. Kainnya harus tebal dan tidak tipis.
4. Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak menggambarkan sesuatu
dari tubuhnya.
5. Tidak diberi wewangian atau parfum.
6. Tidak menyerupai laki-laki.
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
8. Bukan libas syuhrah (pakaian untuk mencari popularitas).
21
2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam pemakaian jilbab pada remaja.
Karena dengan motivasi itulah seorang remaja dapat dengan yakin
mengambil keputusan untuk memakai jilbab. Motivasi tersebut dapat
diperoleh melalui pengalaman pribadi, kebutuhan hidup, rnelalui pemahaman
agama ataupun melalui dorongan dari orang lain. Para ahli psikologi telah
banyak yang memberikan pengertian mengenai motivasi.
Pengertian motif dan motivasi keduanya sukar dibedakan secara tegas.
Kesulitan dalam mendefinisikan arti motivasi menu rut Atkinson dalam
bukunya An Introduction, seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto adalah
karena istilah itu tidak memiliki arti yang tetap di dalam psikologi
kontemporer. Hal itu pulalah yang menyebabkan Sartain rnenggunakan kata
motif dan drive untuk istilah yang sama (Purwanto, 1986:70).
Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan "motif' untuk
menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata 'motif' diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalarn untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat
22
diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
"motif' itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak
(Sardiman, 1994:73).
Menurut Alisuf Sabri (1993:129) motivasi adalah segala sesuatu yang
menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk
memenuhi suatu kebutuhan. Sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan
suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan
atau tujuan nyata yang ingin dicapai.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai satu variabel penyelang (yang ikut
campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di
dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mernpertahankan dan
menyalurkan tingkah laku menu ju suatu sasaran (Chaplin,2004:310).
Sedangkan Sartain dalam Ngalim Purwanto (1986:70) mengatakan pada
umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang
kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku
terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).
23
Menurut Gleitman & Reber dalam Muhibbin Syah (2004:1216) mengatakan
bahwa pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme, baik
manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah
laku secara terarah.
Motivasi (dorongan diri) adalah kekuatan yang mampu memunculkan
aktivitas dalam diri manusia. Hal ini dimulai dari adanya perilaku yang
diarahkan pada tujuan tertentu yang menjadikan aktivitas tersebut adalah
suatu tugas yang harus dilaksanakan. Motivasi inilah yang mampu
mendorong manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya,
sebagaimana ia pula mendorong manusia dalam melaksanakan banyak
kegiatan penting yang bermanfaat yang sesuai dengan keinginannya (Musfir,
2005:96).
Menu rut Vroom (dalam Purwanto, 1995:72) menjelaskan bahwa motivasi
mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu
terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dihadapi. Kemudian John
P. Chambel dan kawan-kawan menambahkan rincian clalam clefinisi tersebut
dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup di clalamnya arah atau
tujuan tingkah laku, kekuatan respons clan kegigihan tingkah laku.
Sementara menurut Hoy dan Miske!, mengemukakan bahwa motivasi
24
sebagai kekuatan kompleks, dorongan, kebutuhan, pernyataan ketegangan
(tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan
menjaga kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan pribadi
(www .bpkpenabur.or.id/jurnal/02/017-034 .pdf).
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 1994:73), motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan Mc. Donald ini, mengandung tiga elemen penting:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiologicaf'
yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan
energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri
manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa I "feeling', afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
25
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu al<si, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
l<emunculannya karena terangsang I terdorong oleh adanya tujuan.
Tujuan ini akan menyangl<ut soal l<ebutuhan.
Dengan l<etiga elemen di atas, mal<a dapat dil<atakan bahwa motivasi
sebagai sesuatu yang l<omplel<s. Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan
berhubungan dengan persoalan kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak melakukcin sesuatu. Hal ini didorong karena adanya
tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Kebutuhan-kebutuhan yang mendorong tingkah laku dalarn mencapai suatu
tujuan inilah yang diungkap oleh Maslow (dalam Woolfolk, 1998) sebagai
"Hirarki Kebutuhan Manusia". Menurutnya, setiap manusia mempunyai hirarki
(tingkatan) kebutuhan dimulai dari kebutuhan yang paling rendah hingga
kebutuhan yang paling tinggi untuk dipenuhi.
Maslow (dalam Zahar, 2006:44) menggolongkan kebutuhan mulai dari
kebutuhan yang paling dasar menuju kebutuhan pertumbuhan, yaitu:
1. Kebutuhan fisiologi (Physiological Needs)
2. Kebutuhan akan perasaan aman dan keselamatan (Safety Needs)
(Kebutuhan fisiologi dan rasa aman termasuk kedalam kebutuhan
dasar).
3. Kebutuhan untuk memiliki dan mencintai (Belongingness and Love
Needs)
4. Kebutuhan akan penghargaan diri (Self Esteem Need)
26
5. Kebutuhan akan kebebasan bertingkah laku dan untuk menjadikan diri
sendiri sesuai dengan citra dirinya sendiri (Self actualization Need).
(Ketiga kebutuhan terakhir termasuk pada kebutuhan pertumbuhan).
Sedangkan motivasi menurut David McClelland diartikan sebagai keadaan
yang timbul dari dalam individu, sebagai akibat dari adanya interaksi antara
motif dan aspek situasi yang diamati dan relevan dengan motif tersebut, serta
dapat mengaktifkan perilaku. David McClelland membagi tiga macam
kebutuhan dalam motivasi yang dia tulis dalam bukunya Human Motivation,
pada tahun 1988, yaitu:
1. Kebutuhan untuk berprestasi (n-ach) ia mempunyai kebutuhan yang
kuat untuk selalu mendapatkan feedback alas sesuatu pekerjaan dan
membutuhkan akan suatu prestasi.
2. Kebutuhan untuk berkuasa (n-pow), dorongan ini rnenghasilkan
kebutuhan untuk mempengaruhi dan bersikap efektif. Kebutuhan itu
27
sangat kuat untuk memimpin dan merealisasikan ide-ide yang dimiliki.
la juga merupakan kebutuhan untuk mewujudkan status personal dan
prestis.
3. Kebutuhan untuk beraffiliasi (n-affif) merupakan kebutuhan untuk
mempunyai hubungan persahabatan yang baik dan kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Dorongan untuk berafiliasi
menghasilkan kebutuhan untuk disukai dan mendapatkan
penghargaan dari popularitas. Orang-orang seperti ini biasanya
mereka yang tergabung dalam sebuah tim dalam pekerjaan atau
permainan (http://www.businessballs.com/davidmcclelland.htm).
Dari beberapa pengertian motivasi di atas, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa yang dimaksud motivasi dalam penelitian ini adalah
dorongan dari dalam diri untuk melakukan suatu aktifitas agar mencapai
suatu tujuan serta dapat memuaskan kebutuhan diri yang dianggap penting
dalam hidupnya. Dorongan tersebut ada yang disebabkan oleh pemenuhan
kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan diri, kebutuhan rasa
aman dan kebutuhan untuk mencari teman.
1""'='-.,~'"'''=-'-.,"'"""'-""""""'-
1 PIEl"iPB8IlJ,KiH\;;~~;~·J, ~ cm~ SYl\111F f!lrU\YtrmuJ!li JAKAHll\ I --~----·------·-·----·-~·~-~]
28
2.2.2. Fungsi dan Peranan Motivasi
a. Fungsi Motivasi
Dalam pandangan Nana Syaodih Sukmadinata (2003), bahwa motivasi
memiliki 2 fungsi, yaitu:
1. Fungsi Mengarahkan (Directional Function)
Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau
menjauhkan individu dari sasaran atau tujuan yang akain dicapai. Apabila
sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan individu,
maka motivasi berperan mendekatkan (approach motivation) dan apabila
tujuan tidak diinginkan individu, maka motivasi berperan menjauhkan
sasaran atau tujuan (avoidance motivation). Karena motivasi berkenaan
dengan kondisi yang cukup kompleks, maka akan terjadi pula bahwa
motivasi sekaligus berperan mendekatkan dan menjauhkan sasaran atau
tujuan (approach-avoidance motivation).
2. Fungsi Mengaktifkan dan Meningkatkan Kegiatan (Activating and
Energizing Function)
Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat
lemah akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh dan tidak
terencana, sehingga kemungkinan tidak akan membawa hasil.
Sebaliknya, apabila motivasinya besar atau kuat, maka kegiatan atau
aktivitas tersebut akan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
terencana dan kemungkinan akan membawa hasil yan~1 besar.
b. Peranan Motivasi
29
Motivasi pada manusia berperan sebagai perantara untuk menyesuaikan dan
menyeimbangkan diri dengan keadaan lingkungan tempat manusia
beradaptasi. Sarlito Wirawan (1996:57) mengemukakan bahwa setiap
perbuatan yang dilakukan manusia dimulai dengan adanya suatu
ketidakseimbangan dalam diri manusia. Keadaan tidak seimbang ini tidak
menyenangkan bagi individu yang bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan
untuk meniadakan ketidakseimbangan itu. Kebutuhan inilah yang akan
menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah
perbuatan itu dilakukan dan bila sesuai dengan kebutuhan maka tercapailah
keadaan seimbang dalam diri individu dan timbul perasaan puas, senang,
aman dan sebagainya.
2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Woolfolk (1998:374) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
menjadi dua bagian, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Menu rut Woolfolk, motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari
dalam diri sendiri, seperti:
30
1) Kebutuhan (Needs). Ada tiga macam kebutuhan menurut McClelland,
kebutuhan untu berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk berkuasa (n
pow) dan kebutuhan untuk berafiliasi (n-affi~.
2) Minat (Interest). Ada dua macam minat, yaitu personal interest· dan
situasional interest. Personal Interest merupakan minat yang ada
dalam diri seperti minat dalam berolahraga, musik atau membaca
sejarah sedangkan situasional interest merupakan minat yang lebih
pendek umurnya pada sebuah aktivitas, teks atau rnateri yang bisa
menarik perhatian orang.
3) Rasa ingin tahu (Curiosity). Rasa ingin tahu muncul ketika perhatian
terpusat pada kosongnya ilmu pengetahuan. lnformasi yang sedikit
tentang sesuatu hal memotivasi orang untuk mendapatkan informasi
tersebut guna mengusir perasaan kosong (ilmu pengetahuan)
terse but.
4) Kesenangan (Enjoyment). Pekerjaan yang dilakukan menimbulkan
rasa senang pada diri perilaku.
Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul dari faktor
eksternal diluar diri, seperti:
1. Ganjaran (Reward) adalah sesuatu yang menarik yang diberikan
sebagai konsekuensi atas sebuah perilaku.
31
Reward (ganjaran) yang diberikan tidak selalu bersifat material, namun
bisa juga bersifat immaterial seperti pujian, apresiasi dan motivasi.
Pujian seorang guru kepada murid ataupun pujian orangtua kepada
prestasi anaknya bisa menambah semangat belajar anaknya yang
pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajarnya
(Najati,2003:185)
2. Hukuman (Punishment) adalah sebuah proses yang melemahkan
atau menekan sebuah perilaku.
Najati (2003:238) menerangkan bahwa para praktisi pendidikan masa
awal Islam begitu memperhatikan pentingnya sikap lemah lembut dan
kasih sayang ketika mendidik anak-anak dan muric!. Seandainya pada
kondisi tertentu harus menetapkan hukuman, maka hukuman tersebut
tetap harus pada garis yang wajar dan tidak terlalu kejam.
Muhibbin Syah (1995:137) juga mengelompokkan faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi ke dalam 2 kategori, sebagai berikut:
1. Motivasi lntrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
sesorang tanpa paksaan dari luar dirinya. Karena diri dari setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi
intrinsik dapat menjadikan seseorang tidak merasa terpaksa dalam
mengikuti suatu aktivitas.
2. Motivasi Ekstrinsik
32
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul apabila ada
rangsangan dari luar. Pada motivasi ini seseorang melakukan aktivitas
atas dasar nilai yang terkandung dalam objek yang menjadi sasaran
atau tendensi tertentu. Karena itu, motivasi ekstrinsik ini juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalam aktivitasnya dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan-dorongan dari luar yang secara
tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas tersebut.
2.2.4. Motivasi Dalam Pandangan Psikologi Islam
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir (2002:247) menjelaskan bahwa dalam
psikologi Islam, pembahasan motivasi hidup tidak terlepas dari tahapan
kehidupan manusia. Secara garis besar, kehidupan manusia terbagi atas tiga
tahap:
1. Tahapan pra kehidupan dunia, yang disebut dengan alam perjanjian
('a/am al-'ahd, 'a/am al-mitsaq). Pada alam ini terdapat rencana dan
design Tuhan yang memotivasi kehidupan manusia di dunia. lsi motivasi
yang dimaksud adalah amanah yang berkenaan dengan tugas dan peran
kehidupan manusia di dunia.
33
2. Tahapan kehidupan dunia, untuk aktualisasi atau realisasi diri terhadap
amanah yang telah diberikan pada alam pra-kehidupan dunia. Pada alam
ini, realisasi atau aktualisasi diri manusia termotivasi oleh pemenuhan
amanah. Kualitas hidup seseorang sangat tergantung pada kualitas
pemenuhan amanah.
3. Tahapan alam pasca-kehidupan dunia, yang disebut dengan hari
pembalasan. Pada kehidupan ini, manusia diminta oleh Allah SWT untuk
mempertanggungjawabkan semua aktivitasnya, apakah aktivitas yang
dilakukan sesuai dengan amanah atau tidak.
Dengan demikian, tampak jelas bahwa motivasi hid up manusia hanyalah
realisasi atau aktualisasi amanah Allah SWT semata.
Sedangkan 'Utsman Najati (2001:44) menyatakan bahwa dalam Islam,
dorongan-dorongan dari perilaku bersifat instingtif yang berbentuk dorongan
naluriah, yaitu:
1. Dorongan naluri untuk mempertahankan diri
Bentuk dari dorongan ini terwujud secara biologis dalam wujud dorongan
mencari makanan apabila lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga
diri agar tetap sehat, mencari perlindungan dan lain sebagainya.
Dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang menerangkan tentang naluri manusia
untuk mempertahankan diri seperti pertahanan diri terhadap lapar, haus,
34
kedinginan dan kepanasan. lni tercermin dalam firman Allah QS Thaha
ayat 118-119 yang berbunyi:
Artinya: "Sesungguhnya kamu (Adam) tidak akan lapardi dalamnya
(surga) dan tidak akan telanjang. Dan sesungguhnya kamu tidak akan
merasa dahaga tidak (pula) akan ditimpa sinar matahari di da/amnya".
Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah SWT memang telah
menetapkan manusia sebagaimana fitrahnya. Allah telah memberikan
Kasih Sayang-Nya terhadap semua makhluknya yaitu dengan melindungi
manusia dari berbagai macam bahaya dan memenuhi berbagai
kebutuhan manusia. Termasuk kebutuhan untuk mempertahankan diri.
Untuk mempertahankan diri, manusia membutuhkan makanan dan
pakaian, dan untuk itu manusia harus mempunyai motivasi atau dorongan
untuk mendapatkannya.
2. Dorongan naluri untuk mengembangkan diri
Hal ini merupakan potensi dasar manusia sebagai bentukan senyawa
unsur ruhy dan jism. Dimensi jism yang statis dihiasi dimensi ruhy
35
melahirkan sinergi yang berdinamika. Dinamika diri terarah pada usaha
pengembangan diri yang terwujud dalam bentuk pencapaian diri dalam
aspek pengetahuan bahkan pada aktualisasi diri.
3. Dorongan naluri untuk mempertahankan jenis.
Manusia maupun hewan secara sadar maupun tidak sadar selalu
menjaga agar keturunannya tetap berkembang dan hidup. Dorongan
nafsu ini terjelma dari adanya perjodohan dan perkawinan serta dorongan
untuk memelihara dan mendidik anak.
Dorongan naluri untuk melestarikan keturunan ini dibagi ke dalam 2
bagian, yaitu:
1. Dorongan sexual. Hal ini tercermin dalam QS An-Nahl ayat 72:
Artinya: "Allah menjadikan kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu".
Dari ayat di atas, dapat dijelaskan bahwa setiap manusia dikaruniai
dorongan sexual. Allah memberikan dorongan tersebut kepada
36
hamba-Nya, untuk dapat menghasilkan keturunan-keturunan yang
dapat meneruskan generasi sebelumnya dan agar dapat meneruskan
keberlangsungan hidup di dunia agar manusia tidak hidup sendirian.
2. Dorongan keibuan. Hal ini tersirat dalam QS Al-Ahqaaf ayat 15:
"Kami perinlahkan kepada manusia supaya berbuat .baik kepada kedua orang tua (ibu Bapaknya). /bunya yang mengandung dengan susah payah dan me/ahirkannya dengan susah payah pu/a. Mengandungnya sampai menyapihnya se/ama tiga pu/uh bu/an ... ".
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia
supaya berbuat baik kepada kedua orang tua dengan kebaikan apa
saja yang tidak terikat oleh persyaratan tertentu. Karena fitrah orang
tua itu sendiri sudah cukup untuk mewajibkan keduanya memelihara
anak secara otomatis berkat dorongan fitrah tersebut tanpa
memerlukan motivasi lain.
Manusia dalam kebiasaan dan tindakan sehari-hari mendapat dorongan dari
ketiga naluri tersebut. Untuk bermotivasi seseorang harus memprioritaskan
naluri yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
37
Dalam motivasi pemakaian jilbab pada remaja, banyak faktor yang ikut andil
dalam pengambilan keputusan tersebut. Bagi sebagian remaja, mengambil
keputusan untuk berjilbab tidaklah mudah. Hal itu disebabkan karena dunia
remaja adalah dunia dimana seseorang sedang mencari jati diri atau identitas
diri.
Bagi sebagian remaja, keputusan dalam memakai jilbab disebabkan karena
adanya dorongan atau kebutuhan dari dalam diri. Misalnya, kesadaran
bahwa hal itu merupakan kewajiban sebagai seorang mm;limah. Kesadaran
tersebut timbul dari hasil belajar mandiri, ditambah dengan informasi-
informasi dari lingkungan yang mendukung. Tetapi bagi sebagian remaja
yang lain, keputusan untuk memakai jlbab disebabkan karena adanya
dorongan-dorongan dari luar diri. Misalnya, kebutuhan akan penghargaan
dari orang lain.
Dalam motivasi pemakaian jilbab pada remaja, penulis mengacu kepada teori
motivasi yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu motivasi yang
didasari adanya kebutuhan-kebutuhan hidup. Kebutuhan-kebutuhan itu
adalah kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan akan penghargaan diri dan
kebutuhan akan rasa aman serta teori yang dikemukakan oleh David
McClelland yaitu kebutuhan beraffiliasi (kebutuhan untuk mencari teman).
3&
Karena menurut Murry, Maslow dan Mc Clelland menyebutkan bahwa needs
(kebutuhan) dianggap sebagai motif. Needs atau wants adalah suatu
disposisi potensial dalam diri individu yang harus direspon atau ditanggapi
dan dipenuhi sesuai dengan sifat, intensitas clan jenisnya. Apabila "needs"
belum direspon, maka ia selalu potensial untuk muncul sampai dengan
terpenuhinya maksud dari "needs" tersebut (Asnawi, 2002:13).
Selain itu, Maslow (1970) menambahkan bahwa setiap manusia akan selalu
berusaha menampilkan perilaku yang dapat diterima atau perilaku yang akan
mendatangkan ganjaran dan akan menghindari hal-hal yang akan
mendatangkan hukuman. lni dilakukan sebagai proses untuk memperoleh
keseimbangan dalam hidup. Lebih lanjut Maslow menyatakan bahwa sifat
sifat baik dan teratur yang ditampilkan tersebut merupakan bentuk dari
kebutuhan rohani atau kebutuhan fitrah (natural) yang untuk memenuhinya
tergantung kepada kesempumaan perkembangan kepribadian individu dan
kematangannya (Maslow, 1970:37).
Maka beberapa motivasi psikologis yang membuat remaja memakai jilbab
adalah:
1) Kebutuhan akan perasaan aman (safety need). Sesungguhnya, jilbab
itu tidaklah disyariatkan kepada wanita agar merasa gerah dan
membatasi kreatifitas. Justru ia datang membawa kemuliaan dan
39
kehormatan. Ketika wanita memakai hijab syar'i, maka dengan
sendirinya ia menjadi pelindung bagi diri pemakainya. Sebab, tujuan
dari berjilbab adalah menghindari fitnah. Adapun pakaian yang sempit
akan memperlihatkan lekuk seluruh tubuh wanita atau sebagainya.
Dengannya akan memberi gambaran pada pandangan kaum lelaki
yang berujung kepada kerusakan dan timbulnya fitnah (Muhammad
lbn Ismail, 2007:27&51).
2) Kebutuhan akan penghargaan diri (self esttem need). Penghargaan
diri tidak selalu bersifat material. Tetapi juga bersifat immaterial seperti
pujian, apresiasi ataupun motivasi. Pujian orang tua terhadap anak
yang ingin memakai jilbab berguna untuk menambah semangat akan
keyakinannya dalam memakai jilbab. Kenyataan seperti itu
dikemukakan pula oleh Rasulullah saw ketika berpesan kepada para
sahabat agar memberikan balasan kepada orang-orang yang telah
berbuat baik. Beliau berkata, "Siapapun yang berbuat kebaikan
kepada kalian, balas/ah ia. Jika kalian tidak mendapatkan sesuatu
untuk membalasnya, do'akanlah ia, hingga kalian merasa benar-benar
telah membalasnya" (H.R Abu Dawud dan an-Nasa'i). Selain itu,
kebutuhan penghargaan diri diri juga dapat diwujudkan dari selalu
berusaha menampilkan perilaku yang sesuai dengan apa yang
dikenakan yaitu jilbab.
40
3) Kebutuhan untuk bertingkah laku dan menjadi diri sendiri sesuai
dengan citra dirinya sendiri (self actualization). lndividu mengenal
dirinya sendiri, mengetahui bakat, potensi dan kemampuan diri,
ambisinya dalam hidup disesuaikan dengan kapasitas dan
kapabilitasnya serta selalu berusaha untuk mewujudkan
kesempurnaan insaniyah. Selain itu, manusia terutama sekali adalah
makhluk makna dan nilai (yakni makhluk aktualisasi diri). Seseorang
membutuhkan kesadaran akan makna dan tujuan yang menggerakkan
hidup. Dalam aktualisasi diri, seseorang tergerak untuk mengetahui
siapa sebenarnya dirinya dan apa tujuan dari hidupnya serta
bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Begitupun dengan
remaja, mereka mulai memahami agama (Islam) dan ingin menerima
agama (Islam) sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan
keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan
keputusan mereka sendiri sesuai dengan ciri remaja yaitu ingin
mencari identitas diri. Sama halnya dengan pemakaian jilbab pada
remaja. Mereka ingin bertingkah laku dan menjadi diri sendiri serta
ingin menunjukkan citra dirinya sebagai seoran~J rnuslimah yang taat
pada ajaran agama (Islam).
41
4) Kebutuhan untuk mencari teman atau bersosialisasi (need of
affiliation) Menurut Davis dan Newstrom (dalam Abdul Mujib,
2002:246) kebutuhan beraffiliasi adalah dorongan untuk berhubungan
dengan orang lain secara efektif. Dalam perkembangan remaja,
penampilan diri terutama di hadapan teman-teman sebaya merupakan
petunjuk yang kuat dari minat remaja dalam sosialisasi. Begitupun
dalam pemakaian jilbab pada remaja. Mereka memakai jilbab dengan
tujuan agar dapat diterima dalam lingkungan sosialnya atau tuntutan
dari lingkungannya yang mengaharuskan memakai jilbab.
Dari penjelasan di alas, dapat dijelaskan bahwa motivasi pemakaian jilbab
adalah dorongan untuk memakai busana muslimah sesuai pertimbangan- .
pertimbangan tertentu dengan tujuan agar dapat memuaskan kebutuhan diri
yang dianggap penting dalam hidupnya yaitu memakai jilbab.
2.3 Kerangka Berpikir
Setiap orang mempunyai motivasi, baik itu motivasi yang sifatnya intrinsik
maupun ekstrinsik yang mempunyai fungsi untuk mengarahkan dan
mengaktifkan kegiatan. Maksudnya adalah apabila seseorang mempunyai
motivasi dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, maka
peran motivasi adalah untuk mewujudkan tercapainya sesuatu yang
diinginkan tersebut. Sebaliknya, apabila seseorang mempunyai motivasi
untuk menghindari sesuatu, maka motivasi itu sendiri bergerak menjauhi
keinginan yang tidak ingin dicapai.
Dalam motivasi pemakaian jilbab, seorang remaja diharuskan untuk
mengambil suatu pilihan. Apakah remaja tersebut ingin benar-benar ber
ikhtiar untuk memakai jilbab ataukah hanya sekedar mengikuti trend dan
berbagai pertanyaan yang timbul ketika remaja ingin memakai jilbab.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akhirnya menimbulkan konflik dalam
diri remaja yang di dalamnya terdapat proses untuk memilih.
42
Landasan berbusana bagi umat Islam sebenarnya disebabkan faktor
keimanan, bahwa yang memotivasi pemakaian jilbab adalah kesadaran
mereka bahwa memakai jilbab merupakan kewajiban yan!J apabila
ditinggalkan mendapat dosa. Namun dalam praktek keseharian, banyak
faktor lain yang ikut mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah kebutuhan
akan adanya rasa aman, kebutuhan akan penghargaan diri, kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri dan kebutuhan untuk mencari teman. Di samping itu,
secara ringkas dapat ditelusuri alasan lain pemakaian jilbab. Yang utama
tentunya didasari oleh ilmu, iman dan takwa. Tetapi bisa jiuga karena ditimpa
suatu peristiwa yang menyentuh hati dan mengusik kesaclarannya. Boleh jadi
juga akibat pengaruh lingkungan, kebudayaan dan pendiclikan yang diterima
maupun tekanan pihak tertentu. Adapula yang dengan maksud riya, karena
hendak menonjolkan eksistensi dan perbedaan dirinya agar terkesan
eksklusif serta adanya berbagai motivasi lain yang mendorong seseorang
untuk memakai jilbab.
43
Agar dapat mengukur motivasi pemakaian jilbab pada rernaja, indikator yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kebi.Jtuhan aktualisasi diri,
kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan
untuk mencari teman.
Alasan penulis menggabungkan kedua teori tersebut adalah pertama, karena
Abraham Maslow dan David McClelland menyebutkan bahwa needs
(kebutuhan) dianggap sebagai motif yang akhirnya memunculkan motivasi.
Alasan kedua adalah karena setelah penulis membaca dan menelaah
beberapa fenomena remaja yang memakai jilbab, mayoritas remaja
mengambil keputusan untuk memakai jilbab adalah karena adanya
kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri untuk dipenuhi yang akhirnya dari
kebutuhan tersebut, muncullah motivasi. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah
kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan diri, kebutuhan akan rasa
aman dan kebutuhan untuk mencari teman dalam memakai jilbab.
44
PEml!JSTJUUU\~! ~I/:\!\l!fll
ll!N 8YIUllr HmAVfffl!UJ\ll ,li\KJ\FlUJ\
Walaupun teori kebutuhan yang diungkapkan oleh Maslow adalah bersifat
hirarki (bertingkat), tetapi penulis hanya mengambil kebutuhan-kebutuhan
yang sifatnya mayoritas yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan remaja
yang ingin memakai jilbab. Yaitu kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
penghargaan diri, kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan untuk mencari
teman.
Dalam pemakaian jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Islam dan
SMA Umum, kemungkinan terdapat motivasi yang berbeda dalam hal alasan
pemakaiannya. Pada remaja yang bersekolah di SMA Islam, diperkirakan
para siswi yang ingin memakai jilbab tidak mempunyai konflik yang begitu
besar ketika ingin memakai jilbab dibanding remaja yang bersekolah di SMA
Umum, dikarenakan lingkungan dimana mereka bergaul jelas berbeda.
Karena peran lingkunganlah yang paling berpengaruh dalam memutuskan
seseorang memakai jilbab.
Pada remaja yang bersekolah di SMA Umum, diperkirakan motivasi untuk
memakai jilbab berdasarkan pada kesadaran yang timbul dari dalam dirinya
untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang muslimah. Karena
lingkungan dimana remaja tersebut bersekolah sangat menentukan perilaku
remaja dalam memutuskan berbagi hal, dalam hal ini yaitu memakai jilbab.
Sebagai contoh adalah karena keikutsertaannya dalam keanggotaan rohis di
sekolah yang akhirnya menyadarkan penulis akan pentingnya memakai
jilbab.
45
Sedangkan pada remaja yang bersekolah di SMA Islam, rnotivasi untuk
memakai jilbab kemungkinan disebabkan karena adanya :faktor kebiasaan
yang telah diterapkan di sekolah yaitu diharuskan memakai jilbab. Karena
faktor kebiasaan itulah, sebagian remaja yang memakai jilbab yang
bersekolah di SMA Islam meneruskan memakainya pada saat di luar sekolah.
Oleh sebab itu, masalah jilbab tidak terlepas dari penghayatan pribadi
perempuan muslim yang menggunakannya. Jilbab dapat dimaknai secara
berbeda oleh setiap orang tergantung latar belakang keluarga, pendidikan
dan pengalaman personal masing-masing.
Bagan 1 Bagan Perbedaan Motivasi Pemakaian Jilbab Antara Remaja yang
Bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum
I I
Remaja yang bersekolah di SMA Islam = memiliki motivasi dari luar diri I lingkungan sekolah ..
Motivasi Pemakaian Jilbab
.
Perbedaan Motivasi Pemakaian Jilbab Antara Remaja Yang Bersekolah Di SMA Islam dan SMAUmum
-Remaja yang bersekolah diSMA Umum= memiliki motivasi dari dalarn diri. -
Berdasarkan kerangka berpikir inilah penulis menyusun hipotesis apakah
"Ada perbedaan motivasi pemakaian jilbab yang signifikan antara
remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum".
2.4 Hipotesis
46
Untuk menelaah dan menguji secara empiris tentang ada tidaknya perbedaan
motivasi pemakaian jilbab antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan
SMA Umum, maka diajukan hipotesa sebagai berikut :
Ho : Tidak ada perbedaan motivasi pemakaian jilbab yang signifikan
antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum.
H1 : Ada perbedaan motivasi pemakaian jilbab yang signifikan antara
remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum.
47
BAB3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menurut
Saifuddin Azwar (2005:5) penelitian dengan pendekatan kuantitatif
menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah
dengan metode statistika.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
jenis penelitian komparatif. Karena penelitian ini berupaya untuk menentukan
sebab atau alasan adanya perbedaan dalam tingkah laku atau status
kelompok individu.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1. Variabel Penelitian
Variabel bebas : Remaja
Remaja dalam penelitian ini adalah remaja berjilbab yang bersekolah di SMA
Umum dan SMA Islam yang berada di wilayah Jakarta Selatan.
49
SMA Umum yang dimaksud adalah SMAN 46 Jakarta sedangkan untuk SMA
Islam yaitu Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Variabel terikat : Motivasi pemakaian jilbab
Motivasi yang dimaksud adalah motivasi yang berdasarkan adanya
kebutuhan-kebutuhan hidup yaitu kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
penghargaan diri, kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan untuk mencari
teman dalam keputusannya memakai jilbab.
3.2.2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sl<or yang diperoleh
dari responden dari skala motivasi pemal<aian jilbab yang indikatornya
berdasarkan empat kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut yaitu:
1) Kebutuhan akan perasaan aman (safety need)
2) Kebutuhan akan penghargaan diri (self esteem neiid)
3) Kebutuhan akan kebebasan bertingkah laku dan rnenjadi diri sendiri
sesuai dengan citra dirinya sendiri (self actualization need)
4) Kebutuhan untuk mencari teman atau mencari pegangan pada orang
lain (need of affiliation)
Untuk mengukur perbedaan motivasi dalam pemakaianjilbab pada remaja
yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum, dapat dilihat dari hasil uji-t
!~;;t~;u~~~~;~~;~! I 1J1N svAmr- Mm1w11-ruturn J.<urnrm,1. I L--····--·-··--·------.. --... --···· .......... J
50
yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.00. Jika dari hasil
penghitungan data terlihat t hitung > t tabel, maka dapat dikatakan ada
perbedaan motivasi pemakaian jilbab yang signifikan antara remaja yang
bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum. Sebaliknya, jika terlihat t hitung < t
tabel maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan motivasi pemakaian
jilbab yang signifikan antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA
Um um.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Menurut Consuelo G. Sevilla et al.,(1993:160) populasi adalah kelompok
besar yang merupakan sasaran generalisasi pada penelitian. Yang termasuk
populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang memakai jilbab yang
bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum. Jumlah populasi remaja yang
memakai jilbab dalam keseharian di SMAN 46 (SMA Umum) Jakarta
berjumlah 20 siswi. Sedangkan populasi remaja yang memakai jilbab di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN (SMA Islam) berjumlah 37 siswi. Tetapi,
siswi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN yang memakai jilbab di sekolah
dan dalam keseharian berjumlah 27 siswi.
51
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 40 orang, terdiri dari 20
responden remaja yang bersekolah di SMA Islam (Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta) dan 20 responden remaja yang bersekolah di
SMA Umum (SMAN 46 Jakarta). Alasan penulis memakai jumlah sampel
yang digunakan di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN hanya berjumlah 20
siswi adalah karena jumlah sampel yang bersekolah di SMAN 46 hanya ada
20 siswi. Oleh karena itu, untuk mempemludah perhitungan dalam melihat
perbedaan motivasi pemakaian jilbab kedua sekolah dan untuk
menyeimbangkan jumlah sampel masing-masing sekolah, penulis mengacu
kepada jumlah sampel yang lebih sedikit populasinya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sevilla bahwa jumlah sampel minimal suatu penelitian kausal
komparatif adalah 15 responden per kelompok (Sevilla. 1993:163).
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel
non-acak atau non-probability sampling yaitu responden tidak memiliki
peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Serta rnenggunakan teknik
purposif sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan apabila peneliti
memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sevilla, et, al., 1993: 169).
Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah karena keterbatasan waktu dan
tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
52
3.3.4 Karakteristik Sampel
1. Remaja yang bersekolah di SMA Islam (Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Jakarta) dan SMA Umum (SMAN 46 Jakarta).
2. Rentang usia remaja antara 13 -17 tahun (Hurlock, 1980:206)
3. Memakai jilbab di sekolah dan dalam keseharian.
4. Jilbab yang dipakai adalah segala macam model jilbab; yang dijulurkan ke
dada ataupun jilbab pendek (bergo).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengumpulan Data dan lnstrumen Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket.
Angket yang digunakan adalah model angket tertutup, yang berisi pernyataan
mengenai motivasi pemakaian jilbab yang disajikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga responden hanya memberikan tanda check list(,/) pada kolom
yang sesuai. Sedangkan skala motivasi dalam penelitian iini tersusun dari
beberapa butir pernyataan yang disusun berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow dan David McClelland yaitu kebutuhan
akan perasaan aman, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi
diri dan kebutuhan untuk mencari teman.
53
Tabel1 Blue print skala motivasi pemakaian jilbab pada remaja (uji coba)
No Asoek Favourable Unfavourable Jumlah 1 Kebutuhan akan rasa 1, 2, 3, 4, 5, 11, 12, 13, 14, 20
aman (safety need) 6, 7,8, 9, 10 15, 1Ei, 17, 18, 19,20
2 Kebutuhan akan 21, 22, 23, 31, 32, 33, 34, 17 penghargaan (self 24, 25, 26, 35, 3Ei, 37 esteem) 27, 28, 29, 30
3 Kebutuhan akan 38, 39, 40, 47, 48, 49, 50, 19 kebebasan bertingkah 41, 42, 43, 51, 52, 53, 54, laku & menjadi diri 44,45,46 55,5() sendiri (self actualization)
4 Kebutuhan untuk 57, 58, 59, 67,6B,69, 70 14 mencari teman atau 60, 61, 62, mencari pegangan pada 63,64,65,66 orang lain (need of
. affiliation) JUMLAH 39 31 70
3.4.2 Penilaian dan Skoring lnstrumen
Skala ini menggunakan model skala Likert dengan metode penilaian terakhir.
Menurut Consuelo G. Sevilla, et al.,(1993:225) model skala Likert,
pernyataan pendapat disajikan kepada responden yang memberikan indikasi
pernyataan setuju atau tidak setuju. Dalam model skala Likert terdapat 5
(lima) kategori jawaban dan masing-masing kategori ini memiliki nilai tertentu.
Namun dalam penelitian ini skala yang digunakan hanya 4 (empat) kategori,
yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS), sedangkan Ragu-ragu (R) tidak digunakan dengan alasan
54
untuk menghindari responden menjawab pernyataan yang bersifat
"mengamankan" jawaban. Cara penilaian adalah mulai dari 1 sampai 4.
Tabel2 Sk I t ormg ns rumen
Pilihan SS s TS STS -
Favourable 4 3 2 1
Unfavourable 1 2 3 4
3.5 Teknik Uji lnstrumen
Uji instrumen diberikan kepada 40 responden dengan perincian 20
responden remaja yang bersekolah di SMAI Muhammadiyah 3 Jakarta dan
20 responden remaja yang bersekolah di SMA Hang Tuah I Jakarta dengan
jumlah item sebanyak 70 butir.
3.5.1 Uji Validitas Skala
Untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat
sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Validitas
sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa
mengukur (Anastasi, 1993: 125). Formula Product Moment dari Pearson,
digunakan untuk perhitungan validitas item.
Rumus Product Moment Pearsons
rxy = 2._xy - ( 2_x)(2_y) I n
'1 [2_y2 - (2._x)z / n [2_y2- (2_y)2 I n]
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi skor item dengan skor skala
n = Jumlah responden (sampel)
L:x = Jumlah skor item
LY = Jumlah skor skala
Dari data try out indeks validitas item skala motivasi pemakaian jilbab yang
diuji cobakan pada responden (n=40) diperoleh hasil sebagai berikut:
55
Dari 70 item yang diuji cobakan terdapat 28 item yang gugur atau tidak valid.
Yaitu nomor 3, 7, 10, 11, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 24, 29, 31, 36, 38, 42, 47, 50,
52, 55, 56, 59, 60, 61, 63, 65, 66 dan 68 karena tidak memenuhi standar
koefisien validitas yang dianggap memuaskan untuk n=40 dengan taraf
signifikansi 5%, yaitu sebesar 0,312. Sedangkan item yang valid atau yang
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya berjumlah 42 item, yaitu nomor
1, 2,4, 5,6, 8, 9, 12, 14, 16,21,22,23,25,26,27,28,30,32,33,34, 35,37,
39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 51, 53, 54, 57, 58, 62, 64, 67, 69 dan 70.
56
Namun item yang diikutsertakan dalam penelitian hanya sebanyak 40 item.
Item yang tidak digunakan yaitu item no 4 dan 21.
Berikut Blue Print Skala Motivasi Pemakaian Jilbab pasca try out dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel3 Blue Print Skala Motivasi Pemakaian Jilbab Pasca Try Out
No Aspek Favourable Unfavourable Jumlah 1 Kebutuhan akan rasa 1, 2, 5,6, 8, 9 12, 14, 16 9
aman (safetv need) 2 Kebutuhan akan 22, 23, 25, 32, 33, 34, 35, 12
penghargaan (self 26, 27,28,30 37 esteem)
3 Kebutuhan akan 39, 40, 41, 48, 49, 51, 53, 12 kebebasan bertingkah 43,44,45,46 54 laku & menjadi diri sendiri (self actualization)
4 Kebutuhan untuk 57, 58,62,64 67,69, 70 7 mencari teman atau mencari pegangan pada orang lain (need of affiliation) JUMLAH 24 16 40
3.5.2 Uji Reliabilitas Skala
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau reliabilitas hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran (Sevilla, 1993). Pengukuran
yang tidak reliabel dapat menyebabkan skor yang tidak dapat dipercaya
karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh
faktor errordaripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Selain itu
pengukuran yang tidak reliabel jug a tidak akan konsisten pula dari waktu ke
waktu. Prosedur yang digunakan untuk mengukur reliabilitas tes ini adalah
dengan internal konsistensi menggunakan formula Alpha Croanbach.
Rumus Alpha Croanbach
a = 2 f1 - s12
+ s22
)
l sx2
S1 2 dan S22 = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 = Varians skor skala
57
Berdasarkan data try out diperoleh beberapa item yang valid kemudian di uji
reliabilitasnya dengan rumus di atas, untuk skala motivasi pemakaian jilbab
diperoleh hasil koefisien reliabilitas 0,919 yang berarti data tersebut sangat
reliabel, hal ini dapat dilihat dari tabel 4 tentang kaidah reliabilitas Guilford
dan hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2003) yaitu semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin baik begitu juga
sebaliknya.
58
Tabel4 Kaidah Reliabilitas Guilford
Koefisien Kriteria
> 0,90 Sangat Reliabel
0,70-0,89 Reliabel
0,40-0,69 Cukup Reliabel
0,20-0,39 Tidak Reliabel
3.6 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang
diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, yaitu sebagai berikut:
3.6.1. Tahap Persiapan
1. Merumuskan permasalahan.
2. Menentukan variabel.
3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan
teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian.
4. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan
dalam uji coba penelitian ini, yaitu skala motivasi pemakaian jilbab
dengan jumlah pernyataan sebanyak 70 item.
5. Menentukan lokasi dan administrasi perizinan. Setelah jumlah item
pernyataan tersusun, lalu dilakukan uji coba skala untuk mengetahui
59
validitas dan reliabilitas instrumen. Uji coba dilakukan pada tanggal 4 - 8
Juni 2007, yang diberikan kepada remaja berjilbab yang bersekolah di
SMAI Muhammadiyah 3 Jakarta dan SMA Hang Tuah I Jakarta.
3.6.2 Tahap Pelaksanaan
Setelah melakukan proses try out penelitian dan alat ukur memenuhi standar
validitas dan reliabilitas, maka skala tersebut disebarkan kepada 40
responden remaja (masing-masing kelompok 20 responden) berjilbab yang
bersekolah di SMAN 46 dan yang bersekolah di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2007 - 6
Agustus 2007.
3.6.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang cliajukan. Sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan motivasi
pemakaian jilbab antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA
Umum. Pada tahap ini dilakukan scoring, analisa data clengan menggunakan
metode statistik t-test (uji-t) dengan taraf signifikansi 2,5%. Pengolahan data
ini dilakukan clengan bantuan SPSS 11.00. Alasan peneliti menggunakan
rumus ini adalah karena !-test atau uji t digunakan untuk mengamati
perbedaan antara rata-rata dua sampel yang tidak berhubungan satu sama
lain (Independent sample t test). Uji t digunakan khusus untuk menentukan
apakah ada perbedaan yang signifikan rata-rata dari dua kelompok yang
diamati (Sevilla, 1993:241)
t
X1
X2
Rumus t-test
t='X1-x2
s x1-i2
= Perbedaan mean antar kedua kelompok
= Mean (rata-rata) motivasi sampel 1
= Mean (rata-rata) motivasi sampel 2
60
s il1 -X2 = Simpangan baku perbedaan rata-rata hitung sampel 1 dan 2
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
4.1. Gambaran Umum Responden
Penelitian ini melibatkan 40 responden (masing-masing kelompok 20
responden). yaitu remaja yang bersekolah di SMA Islam (l\lladrasah Aliyah
Pembanguan UIN) dan remaja yang bersekolah di SMA Umum (SMAN 46).
Dari data yang diperoleh terdapat gambaran umum masing-masing
kelompok.
Usia
14 Thn
15 Thn
16 Thn
17 Thn
Jumlah
Tabel5 Gambaran Umum Responden
Berdasarkan Usia
SMAN46
F % F
0 0 2
3 15 8
4 20 10
13 65 0
20 100 20
MPUIN
%
10
40
50
0
100
Berdasarkan usia, diperoleh gambaran bahwa mayoritas remaja berjilbab
yang bersekolah di SMAN 46 terdapat65% (13 remaja) yang berusia 17
tahun, 20% berumur 16 tahun dan sisanya 15 % berumur 15 tahun. Untuk
remaja yang bersekolah di SMAN 46, tidak terdapat responden remaja
pemakai jilbab yang berumur 13 dan 14 tahun. Sedangkan untuk kategori
remaja berjilbab pada Madrasah Aliyah Pembangunan UIN diketahui
mayoritas sebanyak 50% berusia 16 tahun, 40% berusia 15 tahun dan 10%
berumur 14 tahun. Untuk remaja yang bersekolah di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN, tidak terdapat responden remaja pemakai jilbab yang
berumur 17 tahun.
Tabel6
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Asal Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Asal SMP SMAN46 MP UIN
F % F %
Um urn 15 75 5 25
Tsanawiyah 5 25 11 55
Pesantren 0 0 4 20
Jumlah 20 100 20 100
Berdasarkan asal SMP, diperoleh gambaran bahwa 75% remaja SMAN 46
62
yang memakai jilbab berasal dari SMP Umum, 25% berasal dari Tsanawiyah
dan tidak terdapat responden remaja pemakai jilbab yang berasal dari
pesantren. Sementara itu untuk kategori remaja Aliyah MP UIN yang
memakai jilbab, 55% berasal dari Madrasah Tsanawiyah, 25% berasal dari
SMP Umum dan 20% yang berasal dari pesantren.
Tabel7 Gambaran Umum Responden
Berdasarkan Awai Responden Memakai Jilbab
Awai Memakai SMAN46 IMP UIN
Jilbab F % F
SD 3 15 8
SMP 4 20 7
SMA 13 65 5
Jumlah 20 100 20
%
40
a5
25
100
Berdasarkan label di alas, dapat dilihat bahwa remaja SMAN 46 ketika
memutuskan untuk memakai jilbab mayoritas berawal sejak bersekolah di
Sekolah Menengah Alas (SMA) yang berjumlah 65%, 20% responden
memakai jilbab sejak SMP dan 15% responden memakai jilbab sejak SD.
Sedangkan bagi remaja Aliyah Madrasah Pembangunan (MP) UIN ketika
memutuskan untuk memakai jilbab mayoritas berawal sejak bersekolah di
Sekolah Dasar (SD) yang berjumlah 40%, 35% responden memakai jilbab
sejak SMP dan 25% responden memakai jilbab sejak Sllt1A (Aliyah).
4.2. Uji Persyaratan
4.2.1. Uji Normalitas
63
Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji
normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis
64
statistik petama yang harus digunakan dalam rangka analisis data adalah uji
asumsi statistik berupa uji normalitas.
Adapun dalam uji ini, memakai uji Komogrov - Smirnov untuk menguji
keselarasan (goodness of fit). Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat
kesesuaian antara distribusi nilai sampel (skor yang diobsE~rvasi) dengan
distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, eksponensia I poisson). Jadi
hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasil pengamatan
bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis).
Berikut adalah hipotesisnya:
Ho : populasi berdistribusi tidak normal (jika probabilitas > 0.05)
Hi : populasi berdistribusi normal (jika probabilitas < 0.05)
Tabel8 Uji Normalitas
Kolmnnorov-Smirnov{a) Shaoiro-Wilk --Statistic di Sia.
Stali3 di Sin.
Motivasi Pemakaian Jilbab .132 40 .079 .974 40 .468
.. a L1ll1efors S1gn1ficance Correction
Data dari skala motivasi pemakaian jilbab sebesar 0,79 dengan
menggunakan taraf signifikansi alpha 0,05, maka diketahui bahwa nilai
probabilitas 0,79 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian,
65
ska la motivasi pemakaian jilbab diterima dan skala motivasi pemakaian jilbab
berdistribusi normal.
4.2.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data
dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan rumus One-Way Anova. Adapun hipotesis yang dapat
diajukan adalah:
Ho : Varians data bersifat tidak homogen Qika probabilitas > 0.05)
Hi : Varians data bersifat homogen Qika probabilitas < 0.05)
Tabel9 Uji Homogenitas
I Levene Statistic df1 df2 Sia.
Motivasi Pemakaian Based on Mean .044 1 38 .835 Jilbab Based on Median .025 1 38 .875
Based on Median and with adjusted df .025 ·1 37.202 .875
Based on trimmed mean
.025 ·1 38 .876
Hasil uji homogenitas pada data skala motivasi pemakaian jilbab diperoleh
angka probabilitas sebesar 0,835 dengan menggunakan taraf signifikansi
66
alpha 5% maka diketahui bahwa nilai probabilitas skala motivasi pemal<aian
jilbab nilainya lebih kecil dari 0,05. sehingga dapat disimpull<an bahwa skala
tersebut H1 diterima yang berarti varians dari data tersebut: bersifat homogen.
4. 3 Tingkat Motivasi Pemakaian Jilbab
Untuk mengetahui perbedaan tingkat motivasi pemakaian jilbab pada remaja
yang bersekolah di SMAN 46 dan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN,
penulis melakukan kategorisasi rentangan untuk setiap responden.
Rentangan dibagi menjadi tiga interval dengan kategori: tinggi, sedang dan
rendah. Adapun tingl<at motivasi dari masing-masing siswi berjilbab yang
bersekolah di SMAN 46 dan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN dapat
dilihat pada tabel berikut.
Kategori
Tinggi
Sedang
Rend ah
Jumlah
Tabel10 Tingkat Motivasi Pemakaian Jilbab
Siswi SMAN 46
Klasifikasi Sebaran Interval Fre!kuensi
Mean+SD l<eatas > 136 4
Mean±SD keatas 136 - 113 14
Mean-SD kebawah < 113 2
20
%
20
70
10
100
67
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 70% remaja berjilbab pada
SMAN 46 memiliki tingkat motivasi dalam kategori sedan~1 dalam pemakaian
jilbab, 20% yang memiliki motivasi tinggi dan 10% merniliki motivasi rendah.
Tabel 11 Tingkat Motivasi Pemakaian Jilbab
Siswi Madrasah Aliyah Pembangunan (MIP) UIN
Kategori Klasifikasi Sebaran Interval Frekuensi %
Tinggi Mean+SD keatas > 125 3 15
Sedang Mean.±SD keatas 125-100 13 65
Rend ah Mean-SD kebawah < 100 4 20
Jumlah 20 100
Sementara itu pada siswi berjilbab yang bersekolah di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN terdapat 65% siswi yang memiliki rnotivasi dalam kategori
sedang, 20% memiliki tingkat motivasi rendah dan 15% memiliki motivasi
tinggi.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki tingkat
motivasi pemakaian jilbab dalam kategori sedang dalam pemakaian jilbab.
Dengan perincian perbedaan, SMA Umum (SMAN 46) lebih unggul 5% pada
kategori sedang dalam motivasi pemakaian jilbab.
68
4.4 Hasil Umum Penelitian
Berikut ini hasil uji-t dari skor motivasi pemakaian jilbab pada kedua sekolah,
yaitu siswi SMAN 46 dan siswi Aliyah MP UIN dapat dilihat pada tabel 12.
Ho diterima jika t hitung < t tabel
H1 diterima jika t hitung > t tabel
Tabel12
Nilai Uji-t
Independent Samples Test
Levene's Test for F Equality of Variances
Sig.
t-test for Equality of T Means
Df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Lower Interval of the Difference
Upper
Molivasi Pemakaian Jilbab Equal
variances Equal variances not
assumed assumed
.044
.835
3.126 3.126
38 37.635
.003 .003
11.9000 11.9000
3.80702 3.80702
4.19309 4.19063
19.60691 19.60937
Pada tabel di atas diketahui bahwa nilai t hitung yang dihasilkan adalah
sebesar 3.126. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 2,5% (0.025)
dengan df 38 adalah sebesar 2.021.
69
Karena nilai t hitung yang dihasilkan (3.126) > t tabel (2.0:21 ), maka hipotesis
nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi
pemakaian jilbab yang signifikan antara remaja yang bersekolah di SMA
Islam dan SMA Umum ditolak. Dengan demikian, hipotes.is alternatif (H1)
yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifilkan antara remaja
yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum diterima.
Jika dilihat dari hasil uji-t yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan
SMA Umum. Sementara itu, untuk melihat mean (rata-rata) masing
kelompok, dapat diperoleh gambaran bahwa remaja yang bersekolah di SMA
Islam lebih rendah motivasi pemakaian jilbab-nya dibandingkan remaja yang
bersekolah di SMA Umum. Berikut ini tabel per kelompok yang dapat
menjelaskan hal tersebut.
70
Tabel13 Group Statistics
l Kelomnok Sekolah Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean Motivasi Pemakaian SMAUmum 20 124.8500 11.43068 2.55598 Jilbab SMA Islam 20 112.9500 12.61776 2.82142
Dari label di alas, rata-rata motivasi pemakaian jilbab kelompok SMA Umum
adalah sebesar 124.8500, sedangkan pada kelompok SIVIA Islam sebesar
112.9500. berdasarkan nilai rata-rata ini, tampak bahwa remaja yang
bersekolah di SMAN 46 memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam memakai
jilbab dibandingkan remaja yang bersekolah di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN. Dengan demikian, terdapat perbedaan tingkat motivasi
pemakaian jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA
Um um.
4.5 Hasil Utama Penelitian (Analisis data berdasarkan aspek-
aspek motivasi pemakaian jilbab)
Hasil utama ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar aspek motivasi
pemakaian jilbab pada kedua sekolah. Dalam mengolall data ini
menggunakan uji-t (!-test) juga dengan taraf signifikansi 2.5% (0.025) .
Ho diterima jika t hitung < t tabel
H1 diterima jika t hitung > t tabel
1. Aspek Safety Need (Kebutuhan rasa aman)
Diwakili oleh item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Tabel14
71
Nilai Uji t Aspek Safety Need
safety,~n~ee,~d~---• Equal variances Equal variances
assumed not assumed l--~~~~~~~~~~~~~~~~~~-1----'
Levene's Test for F Equality of s· 19. Variances t-test for Equality of T Means Of
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
.008
.929
-4.347 -4.347
38 37.949
.000 .000
-4.25000 -4.25000
.97758 .97758
-6.22900 -6.22909
-2.27100 -2.27091
Berdasarkan hasil penghitungan yang ditampilkan pada tabel di atas
diketahui bahwa nilai t hitung yang dihasilkan adalah sebesar 4.347.
Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 2,5% (0.025) dan df 38 adalah
sebesar 2.021.
72
Karena nilai t hitung yang dihasilkan (4.347) > dari nilai t tabel (2.021), maka
hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
kebutuhan akan rasa aman (safety need) yang signifikan antara siswa
sekolah Islam dan siswa sekolah umum ditolak. Dengan demikian, hipotesis
alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kebutuhan akan
rasa aman antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum
diterima.
2. Aspek Self Esteem Need (Kebutuhan penghargaan diri)
Diwakili oleh item no 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan 21.
Tabel15 Nilai Uji t aspek Self Esteem Need
self esteem Equal variances Equal valiances
assumed not assumed Levene's Test tor F .652 Equality of Sig. .424 Variances !-test for Equality of T -1.921 -1.921 Means Df 38 36.824
Sig. (2-tailed} .062 .062 Mean Difference
-2.45000 -2.45000
Std. Error Difference 1.27522 1.27522
95% Confidence Lower -5.03155 -5.03426 Interval of the Upper Difference .13155 .13426
73
Berdasarkan hasil penghitungan yang ditampilkan pada tabel di atas
diketahui bahwa nilai t hitung yang dihasilkan adalah sebesar 1.921.
Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 2,5% dan df 38 adalah sebesar
2.021.
Karena nilai t hitung yang dihasilkan (1.921) < dari nilai t tabel (2.021), maka
hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
penghargaan diri (self esteem) yang signifikan antara siswa sekolah Islam
dan siswa sekolah umum diterima.
3. Aspek Self Actualization Need(Kebutuhan aktualisa1si diri)
Diwakili oleh item no 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32 dan 33.
Tabel1G Nilai Uji t Aspek Self Actualization Need
self actualization Equal variances Equal variances
assumed not assumed Levene's Test for F .034 Equality of Sig. .855 Variances I-test for Equality of T -3.267 -3.267 Means Df 38 37.652
Sig. (2-tailed) .002 .002 Mean Difference
-4.60000 -4.60000
Std. Error Difference 1.40815 1.40815
95% Confidence Lower -7.45066 -7.45152 Interval of the Upper Difference -1.74934 -1.74848
74
f~ERPl~~~Tl!\~(J\i~f'\1 U~fJ1JWJUf,\
1.111\1 SYMllF MlD!~YAHlLU\ll .lfll(IUUA
Berdasarkan hasil penghitungan yang ditampilkan pada tabel di atas
diketahui bahwa nilai t hitung yang dihasilkan adalah sebesar 3.267.
Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 2,5% dan df 38 adalah sebesar
2.021.
Karena nilai t hitung yang dihasilkan (3.267) > dari nilai t tabel (2.021), maka
hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) yang signifikan antara siswa
sekolah Islam dan siswa sekolah umum ditolak. Dengan demikian, hipotesis
alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kebutuhan
aktualisasi diri antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum
diterima.
4. Aspek Need of Affiliation (Kebutuhan mencari teman)
Diwakili oleh item no 34, 35, 36, 37, 38, 39 dan 40.
75
Tabel17 Nilai Uji t Aspek Need of Affiliation
need of affiliation -Equal variances Equal variances
assumed not assumed Levene's Test for F .691 Equality of Sig. .411 Variances t-test for Equality of T -.703 -.703 Means DI 38 37.593
Sig. (2-tailed) .486 .486 Mean Difference
-.60000 -.60000
Std. Error Difference .85348 .85348
95% Confidence Lower -2.32777 -2.32839 Interval of the Upper Difference 1.12777 1.12839
Berdasarkan hasil penghitungan yang ditampilkan pada tabel di atas
diketahui bahwa nilai t hitung yang dihasilkan adalah sebesar 0,703.
Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 2,5% dan df 38 adalah sebesar
2.021.
Karena nilai t hitung yang dihasilkan (0,703) < dari nilai t tabel (2.021), maka
hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
kebutuhan akan berteman (need of affiliation) yang siginifikan antara siswa
sekolah Islam dan siswa sekolah umum diterima.
76
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No
1
2
Tabel18 Kesimpulan Uji Beda Aspek-aspek Motivasi Pemakaian Jilbab
Aspek Hasil uji t
Safety need Adanya perbedaan kebutuhan akan rasa aman dalam memakai jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Um um. t hitung (4.347) > t
tabel (2.021)
Self Esteem Need Tidak Ada perbedaan kebutuhan akan penghargaan diri dalam memakai jilbab antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum. t hitung (1.921) < t tabel (2.021)
Analisis
Adanya perbedaan pada aspek kebutuhan rasa aman di kedua sekolah kernungkinan disebabkan karena kebutuhan akan rasa aman pada remaja yang bersekolah di SMA Islam, lebih disebabkan karena adanya rasa aman dari mengindari hukuman yaitu kewajiban (peraturan) sekolah yang mengharuskan rnemakai jilbab. Sebaliknya, pada remaja yang bersekolah di SMA Umum, kebutuhan akan rasa aman lebih disebabkan karena rasa aman dari pengaruh negatif lingkungan. Misalnya, terlindung dari fitnah dan agar dapat men jag a kesuc:ian dan kehormatan diri. Tidak adanya perbedaan pada aspek kebutuhan penghargaan diri di kedua sekolah kemungkinan disebabkan karena pada dasarnya, ketika seorang wanita memutuskan untuk memakai jilbab, berarti ia mempunyai keinginan untuk
~-~--------L _________ ,__m----'e_r:!ghargai diri sendiri
3 Self Actualization Need
Adanya perbedaan kebutuhan akan aktualisasi diri antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum dalam memakai jilbab. t hitung (3.267) > t tabel (2.021)
77
sebagai seorang muslimah dengan men jag a kehonnatannya dan meninggikan derajat dan martabatnya. Tidak terkecuali remaja yang bersel<olah di SMA Islam ataupun SMA Umum. Adanya perbedaan pada aspek kebutuhan aktualisasi diri di kedua sekolah kemungkinan disebabkan karena kebutuhan untuk beraktualisasi diri pada siswi berjilbab di SMA Umum lebih ditekankan pacla kesadarannya dalam beragama. Remaja tersebut ingin menunjukkan identitas dirinya sebagai seorang muslimah yang taat dengan mematuhi ajaran agamanya yaitu memakai jilbab. Sedangkan bagi siswi berjilbab di SMA Islam, keinginannya untuk memakai jibab lebih karena remaja tersebut bersekolah di SMA Islam yang mewajibkan siswinya
r---+--------+---------r-m_e.makai jilbab. 4 Need of Affiliation Tidak ada perbedaan
kebutuhan untuk mencari teman antara remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum clalam memakai jilbab. t hitung (0.703) < t tabel (2.021)
Tidak adanya perbedaan pada aspek kebutuhan mencari teman di kedua sekolah dapat dijelaskan bahwa berdasarkan salah satu ciri-ciri pada masa remaja yaitu adanya keinginan untuk beraktifitas dalam kelompok atau minat sosial, remaja pun mulai
~--+--------+---------~m_e.!!Yesuaikan dirinya
78
dengan teman sekelompoknya. Karena penyesuaian diri dan penyesuaian sosial sangat dipen!~aruhi oleh sikap teman-teman sebaya terhadap pakaian, maka sebagian besar remaja berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki kelompok dalam hal berpakaian. Tidak terkecuali remaja yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum. Walaupun mereka berbeda lingkungan sekolah, tetapi ketika mereka memutuskan untuk memakai jilbab, mereka sama-sama menginginkan keputusannya tersebut dapat diterima dalam lingkungannya. Terutama
L-...--'--------'----------~t_e_m.an sepergaulannya.
Dari hasil penghitungan uji t antar aspek-aspek motivasi pemakaian jilbab
diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan motivasi dalam
pemakaian jilbab di SMA Islam dan SMA Umum pada penelitian ini
disebabkan adanya perbedaan akan kebutuhan pada remaja pemakai jilbab
di kedua sekolah dalam memutuskan untuk memakai jilbab. Hal ini dapat
terlihat dari hasil rata-rata terhadap masing-masing aspek motivasi
pemakaian jilbab yang diberikan terhadap siswi yang bersekolah di SMA
Islam dan SMA Umum. Dari hasil tersebut didapat bahwa kebutuhan akan
79
rasa aman, kebutuhan akan penghargaan diri, kebutuhan aktualisasi diri dan
kebutuhan untuk mencari teman dalam pemakaian jilbab 1Pada remaja yang
bersekolah di SMA Umum memiliki mean yang lebih tinggi dibandingkan
remaja berjilbab di SMA Islam. lni berarti bahwa motivasi pemakaian jilbab
pada remaja yang bersekolah di SMA Umum lebih tinggi.
Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena hal yang mendorong remaja
yang bersekolah di SMA Umum untuk memakai jilbab adalah karena hasil
dari pengamatan dan kesadaran diri untuk memakai jilbab sebagai
perrwujudan seorang muslimah yang beriman kepada Allah SWT. Tetapi,
tidak dipungkiri juga bahwa peran lingkungan juga dapat berpengaruh
terhadap motivasi pemakaian jilbab di SMA Umum. Seba9ai contoh adalah
keikutsertaan remaja tersebut dalam anggota Kerohanian Islam (Rohis) di
sekolah atau juga karena melihat teman yang sudah lebih dulu memakai
jilbab yang akhirnya menginspirasi remaja tersebut untuk memakai jilbab.
Dari penjelasan cerita di atas, dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa
motivasi seseorang dalam memakai jilbab berasal dari kebutuhan-kebutuhan
yang tumbuh dari kesadaran diri ataupun lingkungannya.
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil statistik terhadap penghitungan hasil utama penelitian berdasarkan
aspek-aspek motivasi pemakaian jilbab yang dilakukan dengan
menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 2,5% (0,025) terhadap 40
responden (masing-masing kelompok 20 responden) yan!~ bersekolah di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN dan SMAN 46 Jakarta, dapat
disimpulkan bahwa kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan aktualisasi diri
menunjukkan adanya perbedaan kebutuhan pada kedua sekolah. Sedangkan
untuk kebutuhan penghargaan diri dan kebutuhan untuk mencari teman tidak
memiliki perbedaan kebutuhan pada kedua sekolah.
Sedangkan untuk hasil umum penelitian, terdapat perbedaan motivasi
pemakaian jilbab yang signifikan antara remaja yang bersekolah di SMA
Islam dan SMA Umum.
81
5.2 Diskusi
Dilihat dari gambaran umum responden terhadap 40 remaja (masing-masing
kelompok 20 responden) yang bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas remaja yang memakai jilbab berumur
antara 16 -17 tahun. Untuk gambaran responden berdasarkan awal
responden memakai jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Islam
adalah ketika mereka bersekolah di Sekolah Dasar (SD). Sedangkan untuk
remaja yang bersekolah di SMA Umum adalah ketika mereka bersekolah di
Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dari gambaran umum responden yang sudah disebutkan diatas, dapat
dijelaskan bahwa keputusan remaja dalam memakai jilbab adalah karena
adanya pengaruh lingkungan dimana mereka tinggal dan bergaul. Selain itu,
keputusan mereka untuk memakai jilbab juga tidak terlepas dari ciri-ciri yang
ada pada masa remaja yaitu:
1. Masa remaja sebagai periode penting karena adanya perkembangan
fisik dan mental yang cepat.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan dalam sikap dan perilaku
seiring perubahan fisik.
82
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Karena banyak remaja yang
bermasalah dengan kehidupannya dan penyelesaiannya tidak sesuai
dengan harapan mereka.
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Kamna pada masa ini
remaja mulai berusaha untuk mencari siapa dirinya, apa peranannya
dalam masyarakat dan identitas dirinya yang lain.
Dari hasil utama penelitian, terlihat adanya perbedaan kebutuhan rasa aman
dan kebutuhan aktulisasi diri.
1. Remaja yang bersekolah di SMA Islam memiliki kebutuhan akan rasa
aman, lebih karena untuk menghindari hukuman dari kewajiban
sekolah yang mengharuskan siswinya memakai jilbab. Sedangkan
untuk kebutuhan aktualisasi diri lebih karena sebatas keharusannya
memakai jilbab dalam sekolah yang akhirnya remaja tersebut merasa
terbiasa memakai jilbab dalam keseharian.
2. Remaja yang bersekolah di SMA Umum memiliki kebutuhan akan rasa
a man dari pengaruh negatif lingkungan. Misalnya terhindar dari
godaan laki-laki iseng, mencegah terjadinya fitnah dan juga untuk
menjaga kesucian serta kehormatan diri. Sedangkan untuk kebutuhan
aktualisasi diri pada remaja pemakai jilbab yang bersekolah di SMA
Umum karena lebih ditekankan pada kesadarannya dalam beragama.
Remaja tersebut ingin menunjukkan identitas dirinya sebagai seorang
muslimah yang taat dengan mematuhi ajaran agama, salah satu
caranya yaitu dengan memakai jilbab (menutup au rat).
Selain itu, dapat dijelaskan pula bahwa pada kedua sekolah, tidak terlihat
adanya perbedaan kebutuhan akan penghargaan diri dan kebutuhan untuk
mencari teman.
83
1. Untuk kebutuhan penghargaan diri pada diri remaja yang bersekolah
di SMA Islam dan SMA Umum, pemakaian jilbab didasari karena
ketika seorang wanita memutuskan untuk memakai jilbab, berarti ia
mempunyai keinginan untuk menghargai diri sendiri sebagai seorang
muslimah dengan menjaga kehormatannya dan meninggikan derajat
dan martabatnya.
2. Untuk kebutuhan mencari teman pada diri remaja yang berselmlah di
SMA Islam dan SMA Umum, bisa dilihat berdasarkan salah satu ciri
ciri pada masa remaja yaitu adanya keinginan untuk beraktifitas dalam
kelompok atau minat sosial, remaja pun mulai menyesuaikan dirinya
dengan teman sekelompoknya. Karena penyesuaian diri dan
penyesuaian sosial sangat dipengaruhi oleh sikap teman-teman
sebaya terhadap pakaian, maka sebagian besar remaja berusaha
keras untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki
kelompok dalam hat berpakaian. Tidak terkecuali rnmaja yang
bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum. Walaupun mereka berbeda
84
lingkungan sekolah, tetapi ketika rnereka rnernutuskan untuk rnernakai
jilbab, rnereka sarna-sarna rnenginginkan keputusannya tersebut dapat
diterirna dalarn lingkungannya.
Selairi itu, dari hasil uji t antar aspek (hasil utarna penelitian) juga dapat
dilihat bahwa yang paling berpengaruh dalarn rnotivasi pemakaian jilbab pada
remaja adalah karena adanya kebutuhan akan rasa aman. Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abdul Malik Abdullah
(1990) tentang rnotivasi pernakaian jilbab di kalangan rnahasiswi IKIP
Ujungpandang yang menyatakan bahwa terdapat 99, 10% dari 11 O mahasiswi
IKIP Ujungpandang pernakai jilbab menyatakan bahwa jilbab cocok dalarn
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dengan kata lain
pernakaian jilbab dikarenakan adanya faktor kebutuhan alcan rasa arnan
dalam individu pernakainya (Malik, 1990:24).
Dari hasil analisis data yang telah dijelaskan pada BAB 4, juga dapat
diketahui bahwa ternyata rnotivasi pemakaian jilbab di SMA Islam dan SMA
Urnum memang sangatlah berbeda. Hal ini dapat dibuktikan pula dari hasil
penghitungan group statistic terhadap data kedua kelompok dengan mean
112.9500 untuk remaja yang bersekolah di SMA Islam (Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta) dan mean 124.8500 untuk remaja yang
bersekolah di SMAN 46. Sehingga dapat diartikan bahwa rnotivasi
pemakaian jilbab pada remaja yang bersekolah di SMA Umum lebih tinggi
dibandingkan dengan SMA Islam.
85
Motivasi pemakaian jilbab di SMA Islam lebih rendah kemungkinan dapat
disebabkan oleh faktor dari luar yaitu kewajiban sekolah. Karena kewajiban
dari sekolah itulah, remaja yang bersekolah di SMA Islam telah "merasa"
terbiasa dengan pemakaian jilbab yang akhirnya memutuskan untuk
memakai jilbab tidak hanya dalam lingkungan sekolah saja, akan tetapi juga
dalam keseharian. Karena faktor dari lingkungan atau sekolah yang
mewajibkan itulah, maka motivasi pemakaian jilbab pada remaja yang
bersekolah di SMA Islam lebih rendah. Sebaliknya, pada remaja yang
bersekolah di SMA Umum memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi. Hal ini
dimungkinkan karena hal yang mendorong remaja tersebut memakai jilbab
adalah karena hasil dari pengamatan dan kesadaran diri untuk memakai
jilbab sebagai perwujudan seorang muslimah dan tidak acla paksaan dari
luar.
Tetapi, tidak dipungkiri juga bahwa ada beberapa remaja yang bersekolah di
SMA Islam yang memakai jilbab berdasarkan atas kesadaran diri bahwa
memakai jilbab atau busana muslimah adalah suatu kewajiban. Begitupun
sebaliknya, acla beberapa remaja yang bersekolah di SMA Umum yang
memakai jilbab dengan alasan mengikuti saran orang tua, saudara, teman,
guru, pacar atau bahkan hanya sekedar ikut-ikutan karena sedang trend.
86
Hal ini sesuai dengan pendapat Abu Fathan (1992) yang rnenyatakan bahwa
seseorang akan menjalankan perintah agama (Islam) dengan baik apabila
memiliki motivasi yang tertanam dalam dirinya. Seperti halnya perintah
agama Islam untuk menutup aural. Lebih lanjut Mulhandy dkk (2006:73) juga
menjelaskan bahwa motivasi seseorang dalam menutup aurat tergantung
pada beberapa hal berikut:
1. Karena didasari oleh ilmu, iman dan takwa.
2. Karena hendak menonjolkan eksistensi dan perbedaan dirinya.
3. Karena ditimpa suatu peristiwa yang menyentuh hati.
4. Karena faktor lingkungan, kebudayaan dan pendidikan.
5. Karena pengaruh dan tekanan pihak tertentu.
Maka motivasi seseorang dalam memakai jilbab, tergantung dari individu
masing-masing. Apakah karena faktor lingkungan yang mengharuskan, atau
hanya sedang mengikuti trend, atau individu tersebut memahami bahwa
memakai jilbab adalah suatu kewajiban bagi wanita muslim. Selain itu, tentu
saja jilbab bukan menjadi satu-satunya indikator ketakwaan seseorang, tetapi
jilbab menjadi salah satu realisasi amaliyah dan keimanan kita.
87
5.3 Saran
Peneliti mengajukan beberapa saran untuk masyarakat serta perbaikan dan
penyempurnaan pada penelitian selanjutnya.
a. Saran praktik:
Agar pemakaian jilbab pada remaja menjadi sebuah keputusan untuk
mencari jati diri sebagai seorang muslimah yang beriman kepada Allah swr.
Selain itu, disarankan agar para remaja yang memutuskan untuk memakai
jilbab agar benar-benar mempertimbangkan segala hal, terutama masalah
keyakinan dalam mengambil keputusan tersebut. Yaitu keyakinan bahwa
memakai jilbab adalah suatu kewajiban yang diperintahkan oleh Allah bagi
setiap wanita muslim. Karena jangan sampai banyak masyarakat
beranggapan bahwa keputusan remaja dalam memakai jiibab adalah
dikarenakan pengaruh lingkungan yang mendorongnya atau dengan kata lain
karena sedang trend.
b. Saran teoritik:
1. Sebaiknya sampel penelitian mencakup area dan n3ntang yang lebih
luas, seperti lebih banyak sampel yang diambil untuk penelitian.
Dengan demikian, akan didapat rnotivasi atau kebutuhan apa yang
lebih dorninan dalarn pemakaian jilbab pada rernaja saat ini.
88
2. Disarankan pula melakukan penelitian lanjutan dengan aspek motivasi
pemakaian jilbab berdasarkan teori motivasi lainnya. Selain itu, tidak
menutup pula kemungkinan untuk mengadakan penelitian tentang
motivasi pemakaian jilbab dari aspek psikologis lainnya.
3. Disarankan pula untuk penelitian selanjutnya agar memakai dua
pendekatan penelitian. Yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif agar hasil penelitian kuantitatif didukung clengan wawancara
mendalam dengan responden penelitian. Serta agar hasil penelitian
selanjutnya dapat diketahui lebih jauh lagi mengenai motivasi apa
yang paling berpengaruh dan bagaimana proses pengambilan
keputusan remaja dalam memakai jilbab.
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Alwi. Revolusi Jilbab. (2001). Jakarta: Al-l'tishorn Cahaya Umat.
Anastasi, Anne. (2006). Tes Psiko/ogi, Psychological Testing. (ih ed). Jakarta: PT lndeks.
Aqil, Said Husein Al-Munawwar. (1988). Aurat Dan Ji/bab I Dalam Kajian Islam Tentang Berbagai Masalah Kontemporer. (cet. ke-1). Jakarta: Hikmat Syahid.
Asnawi, Sahlan. (2002). Teori Motivasi Oa/am Pendekatan Psikologi lndustri Dan Organisasi. Jakarta: Studia Press.
Azwar, Saifuddin. (2005). Metode Penelitian. (cet. ke-6). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin, J.P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Terj. Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Fathan, Abu. (1992). Panduan Wanita Shallihah. Jakarta: Asaduddin Press.
Al-Ghifari, Abu. (2002). Kudung Gaul Berji/bab Tapi Telanjang. (eet. ke-6). Bandung: Mujahid Press.
Ismail, Muhammad al-Muqaddam. (2007). Ji/bab /tu Cahayamu- Risa/ah Cinta Kepada Muslimah Untuk Menye/ematkan Kehormatannya. Jakarta: Mirqat Publishing.
lsmiaulia, Vidya & Diah Sholihah. (1991). Jilbab dan Rambut Sehat. (eel. ke-1 ). Jakarta: Fikahati Aneska.
lstadiyanto. (1986). Hikmah Jilbab Oalam Pembinaan Akhlak. (eel. ke-2). Solo: Ramadhani.
Kauma, Fuad. (1999). Sensasi Remaja Di Masa Puber. Jakarta: Kalam Mulia.
Malik, Abdul Abdullah. (1990). Laporan Penelitian Moti~·asi pemakaian Jilbab di Kalangan Mahasiswa /KIP Ujung Pandang. Jakarta: UPI.
Maslow, Abraham. (1970). Motivation And Personality. New York: Harper And Row.
Mu jib, Abdul & Jusuf Mudzakir. (2002). Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulhandy, Haj, et all. (2006). Enam Pu/uh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab. Yogyakarta: Shalahuddin Press.
Musfir. (2005). Konseling Terapi. Jakarta: Gema lnsani.
Purwanto, Ngalim. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.
Sabri, Alisuf. (1993). Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. (cet. ke-1). Jakarta: Pedoman llmu Jaya.
Sardiman (1994). lnteraksi Dan Motivasi Be/ajar Mengajar. (cet. ke-5). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sevilla, Counsuelo, et all. (1993). Pengantar Metodologi Penelitian. Depok: Ul-Press.
Shahab, Husein. (1996). Ji/bab Menurut A/-Qur'an dan Sunnah. Bandung: Mizan.
Surtiretna, Nina. (1995). Anggun Berji/bab. (cet. ke-2). Bandung: Al Bayan.
Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana Sukmadinata. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syuqqah, Abu. (1998). Busana dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur'an dan Hadits. Bandung: Mizan.
Umar, Nasaruddin. (1996). Antropo/ogi Jilbab. Dalam Jurnal Kebudayaan & peradaban. Kalam. No. 5 Volume VI.
Utsman, Muhammad Najati. (2001). Al-Qur'an wa 'I/mu Nafs, Jiwa Manusia Dalam Sorotan Al-Qur'an. M.A (terj). Jakarta: Cendekia Sentra Muslim.
Utsman, Muhammad Najati. (2003). Psikologi Dalam Tinjauan Hadits Nabi Saw. Jakarta: Mustaqiim. Terj. Wawan Djunaedi Soffandi.
Wirawan, Sarlito Sarwono (1996). Pengantar Umum Psikologi. (cet. ke-7). Jakarta: Bulan Bintang.
Woolfolk, Anita. (1998). Educational Psychology. (ih eel). Boston Allyn & Bacon.
Yunus, Mahmud. (1973). Kamus Arab Indonesia. (cet. ke-1). Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al-Qur'an.
Zohar, Danah & Ian Marshall. (2006). Spiritual Capital; Memberdayakan SQ Di Dunia Bisnis. Bandung: Mizan.
Internet
(Januari, 18; 2007). Diakses dari http://www.survaningsih.wordpress.com/2006/11 /1 B/pengertian-jilbabdan-pembahasan-ahli-tafsir/-37k-
(Januari, 18; 2007). Diakses dari http://www.bpkpenabur.ou.id/jurnal/02/017-034.pdf
(April,25; 2007). Diakses dari http://www.businessballs.com/davidmcclelland.htm
Assalamu'alaikum Wr. Wb
f "-·""--..._,_,=~,_,...,,.-----,.._...,,.,,.-..~,.~~"-"'~'~"~=n«="'"''~~·""'~"""~ I f.lH{Pilsn1~;,i1o11N iUH\Mtl 1 [tN SY1U!H" 1m11w1woHP,fl JJJtKJ:'nA/
- ~~-~-~-------,~~-..... --~-~···..._.~ ... --Saya adalah mahasiswa semester 8 Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian skripsi dengan
judul "Perbedaan Motivasi Pemakaian Jilbab Antara Remaja yang
Bersekolah di SMA Islam dan SMA Umum". Dengan mengisi jawaban yang
sesuai dengan pengalaman responden, sangat membantu saya dalam
penelitian skripsi ini. ldentitas responden dan jawaban yang diberikan, akan
dijaga kerahasiaannya.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
ldentitas Responden
Nama
Umur
Sekolah
Ke las
Asal SMP : Tsanawiyah I Pesantren I Umum *
Memakai Jilbab sejak : TK I SD I SMP I SMA*
Ttd
Alivia Rusiana
Memakai Jilbab sudah : 1 tahun I 2 tahun I 3 tahun * / ......... tahun.
* Lingkari yang sesuai
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan di bawah ini denfian teliti.
2. Berilah tanda check list ( .Y ) pada kolom di sebelah kanan pada tiap
pernyataan yang paling sesuai dengan pendapat anda.
3. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Adapun pilihan
jawaban tersebut adalah :
SS = Sangat setuju TS = Tidak setuju
S = Setuju STS = Sangat tidak setuju
4. Sebelum anda menyerahkan lembaran ini, harap periksa kembali.
5. Contoh:
No Pernvataan-pernvataan SS s I
TS I STS I 1 Saya memakai jilbab sejak SMA .y
***Skala Motivasi Pemakaian Jilbab"**
No Pernvataan-pernvataan SS s TS 1 Memakai jilbab dapat melindungi saya dari godaan laki-
.
laki isenq. 2 Sava memakai jilbab karena dapat menqontrol perilaku. 3 Pemakaian jilbab bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah. 4 Saya memakai jilbab karena memberikan kenyamanan
pada tubuh. 5 Saya memakai jilbab karena tidak ingin orang lain (yang
bukan muhrim) melihat aurat sava. 6 Dengan memakai jilbab, dapat mencegah saya untuk
melakukan perbuatan yanq tidak baik. 7 Setelah saya memakai jilbab, saya tidak bisa
menohilanqkan kebiasaan mencontek. 8 Saya merasa aktivitas saya menjadi "ribet" setelah
memakai iilbab. 9 Ketika saya memakai jilbab, saya menjadi lebih banyak
berkeringat yang membuat tidak nyaman. 10 Keluarga merasa banaaa ketika sava memakai iilbab. 11 Saya memakai jilbab karena dapat memperindah diri.
ST
No Pernyataan-pernvataan SS s TS Sl 12 Orang pertama yang mendorong saya memakai jilbab
adalah keluaraa I sahabat I auru sava. 13 Ketika saya memakai jilbab, teman-teman lebih
menahargai sava. 14 Ketika memakai jilbab, saya merasa senang karena telah
menghargai diri sendiri dan menjaga kehormatan. 15 Wanita yang memakai jilbab memiliki status atau derajat
kemuliaan yana baik. 16 Setelah saya memakai jilbab, prestasi saya terus
meninakat. 17 Keluama kurang mendukuni:i sava untuk memakai jilbab. 18 Ketika saya memakai jilbab, teman-teman merasa
sunakan untuk beraaul denaan sava. 19 Menurut saya, memakai jilbab hanyalah untuk menutupi
aib. 20 Menu rut saya, wanita yang memakai jilbab atau yang
tidak memakai iilbab sama saia oerilakunva. 21 Setelah memakai jilbab, saya menjadi orang yang malas
untuk beraktifitas. 22 Ketika memakai jilbab, saya merasa nyaman karena
telah melaksanakan kewajiban. 23 Saya tetap memakai jilbab walaupun keluarga atau
sahabat sava menvarankan untuk melepasnya. 24 Menurut saya, memakai jilbab merupakan cerminan
untuk mencapai akhlak vana baik. 25 Ketika memakai jilbab, saya lebih bisa berkreasi
mengeluarkan potensi yang sava miliki. 26 Sava menjadi percava diri dengan memakai jilbab. 27 Saya berkeinginan memakai jilbab sejak memasuki
masa puber. 28 Saya ingin membuktikan kepada orang-orang bahwa
denaan memakai jilbab, sava bisa lebih berorestasi. 29 Menurut sava, iilbab hanvalah budava orana Arab. 30 Ketika keluarga menginginkan saya untuk melepas
iilbab, saya akan menurutinya. 31 Saya memakai jilbab karena sedang trend. 32 Menurut saya, jilbab bukanlah pakaian wajib wanita
muslim. 33 Memakai jilbab akan menghambat aktivitas saya dalam
pergaulan. 34 Ketika saya memakai jilbab, saya mengajak teman-
teman untuk memakainva juga. 35 Saya tertarik memakai jilbab karena melihat sudah mulai
banvak wanita yang memakai jilbab.
No Pernyataan-pernyataan SS s TS s· 36 Ketika saya memakai jilbab, saya tetap bisa
menyesuaikan diri dengan teman-teman. 37 Setelah memakai jilbab, teman-teman banyak yang
tertarik beraaul denaan sava. 38 Saya takut teman-teman merasa sungkan bergaul
i dengan saya ketika sava memakai jilbab. 39 Saya sedih karena setelah memakai jilbab, teman-ternan
banvak vana meniauhi sava. 40 Sava memakai iilbab ketika oerai sekolah saia.
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missina Total
N Percent N Percent N Percent
Motivasi Pemakaian Jilbab 40 100.0% 0 .Oo/o 40 100.0%
Descriptives
I Statistic Std. Error Motivasi Pemakaian Mean 118.9000 2.10670 Jilbab 95% Confidence Lower Bound 114.6388
Interval for Mean Upper Bound 123.1612
5°!o Trimmed Mean 119.1111 Median 118.0000 Variance 177.528 Std. Deviation 13.32397 Minimum 84.00 Maximum 149.00 Range 65.00 lnterquart~e Range 12.0000 Skewness -.234 .374 Kurtosis .693 .733
Tests of Normality
Kolm 0 norov-Smimovla\ Sh~o-Wilk
Statistic df Sia. Statistic elf Si11. Motivasi Pemakaian Jilbab .132 40 .079 .974 40 .468
.. a L1lhefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sia.
Motivasi Pemakaian Based on Mean .044 1 38 .835 Jilbab Based on Median .025 1 38 .875
Based on Median and with adjusted di .025 1 37.202 .875
Based on trimmed .025 1 38 .876
mean
T-Test
Group Statistics
I Kelomook Sekolah Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean Motivasi Pemakaian SMAUmum 20 124.8500 11.43068 2.55598 Jilbab SMAlslam 20 112.9500 12.151776 2.82142
Independent Samples Test
Motivasi Pemakaian .Jilbab Equal variances Equal variances
assumed not assumed Levene's Test for F .044 Equality of Sig. .835 Variances I-test for Equality of T :3.126 3.126 Means DI 38 37.635
Sig. (2-tailed) .003 .003 Mean Difference
11.9000 11.9000
Std. Error Difference 3.80702 3.80702
95% Confidence Lower 4.19309 4.19063 Interval of the Upper 19.60937 Difference "19.E;Q691
T-Test
Group Statistics
I kelompok Std. Error sekolah N Mean Std. Deviation Mean
safety need isl am 20 24.7000 3.14726 .70375
urn um 20 28.9500 3.03445 .67852
Independent Samples Test
safe!· need Equal variances Equal variances
assumed not assumed Levene's Test for F .008 Equality of Sig. .929 Variances I-test for Equality of I -4.:147 -4.347 Means di 38 37.949
Sig. (2-tailed) .000 .000 Mean Difference
-4.25000 -4.25000
Sld. Error Difference .971158 .97758
95% Confidence Lower -6.22!)00 -6.22909 Interval of the Upper -2.27091. Difference -2.27'IOO
T-Test
Group Statistics
l kelompok Std. Error sekolah N Mean Std. Deviation Mean
self esteem islam 20 34.3000 4.37818 .97899 um urn 20 36.7500 3.65449 .81717
Independent Samples Test
self esteem Equal variances Equal variances
assumed not assumed Levene's Test for F .652 Equality of Sig. .424 Variances !-test for Equality of t -1.921 -1.921 Means df 38 36.824
Sig. (2-tailed) .062 .062
Mean Difference -2.45000 -2.45000
Std. Error Difference 1.27522 1.27522
95% Confidence Lower -5.03155 -5.03426 Interval of the Upper Difference .131[i5 .13426
T-Test
Group Statistics
I kelom~k sekolah Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean self actualization islam 20 34.5500 4.66200 1.04245
umum 20 39.1500 4.23:l64 .94667
Independent Samples Test
self actualization Equal variances Equal variances
assumed not assumed Levene's Test for F .034 Equality of Sig. .855 Variances I-test for Equality of t -3.267 -3.267 Means df 38 37.652
Sig. (2-tailed) .002 .002 Mean Difference
-4.60000 -4.60000
Std. Error Difference 1.40815 1.40815
95% Confidence Lower -7.45066 -7.45152 Interval of the Upper -1.74934 -1.74848 Difference
T-Test
Group Statistics
Std. Err kelomook sekolah N Mean Std. Deviation Mean
need of affiliation islam 20 19.4000 2.83586 .6
urn um 20 20.0000 2.55467 .571
Independent Samples Test
need of affiliation Equal variano3s Equal va1iances
assumed not assumed Levene's Test for F .691 Equality of Sig. .411 Variances I-test for Equality of t -.703 -.703 Means df 38 37.593
Sig. (2-tailed) .486 .486 Mean Difference
-.60000 -.60000
Std. Error Difference .85348 .85348
95% Confidence Lower -2.32777 -2.32839 Interval of the Upper Difference 1.12777 1.12839
ll!N SYllHI!' ll!!J~\YA'WUJUl JAKtlf!TA Validity Skala Motivasi Pemakaian Jilbab
-"***** Method 1 (space saver) will be used for this analysis *"*.****
R E L I A B I L I T y AN A L Y S I S s c A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAROOOOl 204.9000 215.7333 .3560 .8844 VAR00002 205.3000 215.3436 .4592 .8836 VAR00003 205.9000 227. 0667 - . 2130 .8916 VAR00004 204.9750 211. 5122 .6287 .8816 VAR00005 204.7000 216.9846 .3844 .8844 VAR00006 205.0750 213.4045 .5301 .8827 VAR00007 205.6750 217.8147 .2194 .8860 VAR00008 204.8250 215. 3276 .5039 .8834 VAR00009 205.0750 213.8660 .5483 . 8827 VAR00010 205.1250 218.9840 .2070 .8860 VAR00011 206.1250 220.3173 .1279 .8868 VAR00012 205.9500 212.3051 .3543 . 8845 VAR00013 206.2750 223.7942 - . 0696 . 8896 VAR00014 205.0500 213.4846 . 6268 .8823 VAR00015 205.6750 220.0712 .1015 .8876 VAR00016 205.3000 :\17.7026 .3425 .8848 VAR00017 206.2000 217.3436 .2386 .8858 VAR00018 205.9750 223.6660 - . 064 5 .8893 VAR00019 205.5750 218.0968 .2247 .8859 VAR00020 205.5500 222.7154 -.0189 .8889 VAR00021 205.5500 213.0231 .3701 .8842 VAR00022 205.1750 215. 2763 .4089 .8839 VAR00023 205.4000 214.2462 .3315 .8847 VAR00024 206.8500 230.2846 -.5122 . 8 920 VAR00025 205.6000 214.3487 .3681 .8842 VAR00026 205.3250 212.7378 .6523 .8819 VAR00027 205.8250 214.6096 .4584 .8834 VAR00028 205.2250 213.2045 .5510 .8825 VAR00029 206.0750 219.2506 .1579 . 88 67 VAR00030 205.6500 212.6949 .5503 .8824 VAR00031 206.8250 230.9173 -.5112 . 8925 VAR00032 205.2500 213.6795 . 3371 .8847 VAR00033 205.2500 216.8077 .3428 .8847 VAR00034 205.0500 216.9205 .3486 .8846 VAR00035 205.2750 215.0250 . 4649 .8835 VAR00036 206.1500 224. 4897 - . 0969 .8905 VAR00037 205.0250 216.5891 .4057 .8842 VAR00038 205.3750 217.0609 .2756 .8853 VAR00039 205.1000 215.9385 .3550 .8845 VAR00040 205.0000 214.5128 .4545 .8834 VAR00041 205.1250 216.3173 .3667 .8844 VAR00042 204.8750 218.6250 .2395 .8857 VAR00043 205.3750 216.9583 .4032 .8843
VAR00044 205.0750 211.8147 .6814 .8815 VAR00045 205.5750 209.5327 . 5797 .8814 VAR00046 205.1750 209.9429 .5660 .8816 VAR00047 205.3250 218.1737 .2873 .8852 VAR00048 205.1500 216.1821 .4194 .8840 VAR00049 204.9250 214.1224 .5702 .8827 VAR00050 205.3000 215.3436 .3047 .8851 VAR00051 205.1500 216. 7462 .3818 .8844 VAR00052 205.4500 216.7154 .3018 .8850 VAR00053 205.0000 216.3077 .3819 .8843 VAR00054 205.1000 214.9128 .4872 .8834 VAR00055 205.2000 217.7538 .2976 .8851 VAR00056 205.5000 216.5128 . 2757 .8854 VAR00057 205.4000 214.1436 .5177 .8830 VAR00058 206.1250 216.2660 .3410 .8846 VAR00059 205.8500 217.2590 .2579 .8855 VAR00060 206.1500 220.3872 . 1411 .8865 VAR00061 205.8750 220.5737 .0892 .8875 VAR00062 205.2250 213.7173 .4492 .8833 VAR00063 206.0000 218. 9231 . 2196 .8859 VAR00064 205.5000 213.5897 .4428 .8834 VAR00065 205.9500 216.1513 .2763 .8854 VAR00066 206.1250 218.1122 .1936 . 88 64 VAR00067 205.4250 216.7635 .3369 .8847 VAR00068 205.5250 223.4353 -.0541 .8888 VAR00069 205.1250 216.4199 .3324 .8847 VAR00070 205.2750 210.8712 .4584 .8829
Reliability Coefficients
N of Cases 40.0 N of Items 70 Alpha .8865
Reliability Skala Motivasi Pemakaian Jilbab
****·!<* Method 1 {space saver) will be used for this analysis ****** R E L I AB I L I T y A N A L Y s I s s c A L E IA L P H ·"I
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAROOOOl 130.7750 150.5378 .4188 .9181 VAR00002 131.1750 150.6609 .5010 . 917<1 VAR00004 130. 8500 148.4385 . 5972 .9163 VAR00005 130.5750 152.6096 .3816 .9185 VAR00006 130.9500 149.3821 .5436 .9169 VAROOOOB 130. 7000 151.1897 .5040 .9174
VAR00009 130.9500 150.1000 . 5377 .9170 VAR00012 131.8250 150.7635 .2561 .9214 VAR00014 130. 9250 148.8404 . 6956 .9158 VAR00016 131.1750 152.1994 .4258 .9181 VAR00021 131. 4 250 149.5327 .3532 .9195 VAR00022 131.0500 150.8179 . 4 306 .9180 VAR00023 131.2750 151. 7429 .2540 .9207 VAR00025 131.4750 150.5122 .3576 .9190 VAR00026 131.2000 148.9846 .6557 . 9160 VAR00027 131. 7000 151. 6513 .3822 .9185 VAR00028 131.1000 148.4513 .6206 . 9161 VAR00030 131.5250 149.6404 .5043 . 9172 VAR00032 131.1250 149.3429 .3565 .9195 VAR00033 131.1250 151.4968 .4101 .9182 VAR00034 130.9250 152.2250 . 3704 .9186 VAR00035 131.1500 150.3359 .5098 . 9173 VAR00037 130. 9000 151.2205 . 4 902 . 9175 VAR00039 130.9750 152.3327 . 3117 . 9192 VAR00040 130.8750 149.8045 .5027 . 9172 VAR00041 131.0000 152.2564 .3486 .9188 VAR00043 131. 2500 152.5513 .4037 .9183 VAR00044 130.9500 148.9205 .6293 . 9162 VAR00045 l.31. 4500 147.8949 . 4 906 . 9174 VAR00046 131.0500 145.5359 .6299 .9155 VAR00048 131. 0250 l.51.2558 . 4712 .9177 VAR00049 130.8000 149.5487 .6227 . 9164 VAR00051 131.0250 151.3583 . 4 629 .9177 VAR00053 130. 8750 151.3942 .4272 . 9180 VAR00054 130. 9750 150.0250 .5507 .9169 VAR00057 131.2750 149.9994 .5323 . 9170 VAR00058 132.0000 153.0769 .2660 .9197 VAR00062 131.1000 150.7590 .3897 . 9185 VAR00064 131. 37 50 149.4712 . 4 57 4 .9177 VAR00067 131.3000 151. 394 9 . 4072 . 9182 VAR00069 131.0000 151. 1282 .3965 .9183 VAR00070 131.1500 147.0026 .4785 .9177
Reliability Coefficients
N of Cases 40.0 N of Items n Alpha . 9197
Skoring Skala Motivasi Pemakaian Jilbab SMA Islam Subiek Item 1 item 2 item3 1tem4 item 5 item 6 item7 item 8 item 9 item 10 item 11 item 12 item 13 item 14 ite
1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 5 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 6 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 7 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 B 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 9 3 2 4 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3
10 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 11 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 12 3 2 3 2 2 2 2 1 1 3 2 3 2 2 13 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 15 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 16 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 17 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 2 2 2 18 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 19 4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 20 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2
- ------;::, ------ ----------- - - ---- ------ - ---- -- ----- - --------Subiek Item 1 item 2 item3 item4 item 5 item 6 item7 item 8 items item10 item11 item 12 item 13 item 14 ite
1 4 3 4 4 3 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 6 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 7 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 2 8 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 9 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
10 4 3 4 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 2 11 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2
12 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 1 2 2 13 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 14 4 1 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 16 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 17 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 18 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 19 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 20 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2
item 16 item 17 item 18 item 19 item 20 item 21 item 22 item 23 item 24 item 25 item 26 item 27 item 28 item 29 item 30 it• 1 2 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 1 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 4 4 4 1 4 3 1 4 3 3 2 3 1 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 1 2 1 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 2 3 2 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4 4 4 1 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3
item 16 item 17 item 18 item 19 Item 20 item 21 Item 22 item 23 item 24 item 25 item 26 item 27 item 28 item 29 item 30 itE 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3
item 32 item 33 item 34 item 35 item 36 item 37 item 38 item 39 item 40 Jumlah Rerata Kategori Kategori Frekuens1 3 3 2 2 3 2 4 4 1 108 112,95 sedana Rendah 4 ~ 4 4 2 2 3 2 4 4 1 118 st deviasi sedana Sedano 13 E 4 3 3 2 4 3 2 4 4 131 12,61776108 tinaai Tinuui 3 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 117 sedana Jumlah 20 11 3 3 3 2 3 3 3 3 4 125 sedana 3 3 3 3 3 3 3 4 3 126 tinaai 3 4 3 3 4 3 4 4 3 127 tinaoi 4 4 3 3 4 3 3 4 3 124 sedang 4 4 3 3 4 3 3 4 1 118 sedang 3 4 3 3 3 2 4 4 1 115 sedang 3 3 2 3 3 2 4 4 1 102 sedang 3 3 2 2 2 2 4 3 1 96 rendah 1 4 2 2 4 2 4 4 2 114 sedang 3 3 3 3 3 3 2 3 3 114 sedang 2 3 2 2 3 2 2 2 2 93 rendah 2 2 2 2 3 2 2 3 1 98 rend ah 4 4 2 2 4 3 4 4 1 121 sedang 3 3 2 2 3 2 3 4 1 110 sedana 1 1 2 1 3 2 2 3 1 84 rend ah 3 3 3 3 4 3 4 4 1 118 sedana
item 32 item 33 item 34 item 35 item 36 item 37 item 38 item 39 item 40 Jumlah Rerata Kateaori Kateaori Frekuensi 3 3 3 3 2 2 2 3 3 121 124,85 sedana Rendah 2 1 4 4 3 2 3 2 2 2 2 126 st deviasi sedana Sedano 14 7 4 3 3 3 3 3 2 3 3 122 11,43068355 sedana Tinoni 4 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 124 sedan a Jumlah 20 1( 3 3 3 2 3 3 3 3 3 128 sedan a 3 3 3 3 3 2 2 3 2 112 rendah 3 4 2 1 4 3 4 4 4 136 sedang 4 4 3 3 2 2 3 3 3 119 sedang 3 3 3 2 3 2 3 3 3 115 sedang 3 3 3 3 3 3 2 3 3 116 sedang 3 3 2 2 3 2 2 3 2 108 rend ah
4 4 3 3 4 4 4 4 4 138 tinnni 3 3 3 2 3 3 3 4 2 117 sedanq 4 4 3 2 4 3 3 3 4 135 sedang 4 4 4 1 4 3 4 4 4 149 tinnni 4 4 3 3 4 4 3 4 2 142 tinnni 3 3 2 2 3 2 3 4 3 117 sedano 3 3 3 2 3 3 3 3 1 115 sedano 4 3 3 2 4 3 3 4 3 140 tinnni 3 3 3 2 3 3 3 4 2 117 sedan a