Download - skripsi hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial
i
SKRIPSI
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
KASAR, MOTORIK HALUS, PERSONAL SOSIAL, DAN BAHASA PADA
ANAK USIA 1-3 TAHUN (TODDLER) DI LUWU
SkripsiiniDiajukansebagai Salah SatuSyaratuntukMendapatkan
GelarSarjanaKeperawatan (S.Kep)
OLEH:
YULIA MUSNIATI
C121 13 001
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis lafaskan ucapan puji dan syukur kehadirat
Allah subhanahwataala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Hubungan status gizi
dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa
pada anak usia 1-3 tahun(toddler) di luwu”.
Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan sejak
awal hingga akhir penyusunan. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan kerjasama
dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi peneliti dapat
diatasi. Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Ayah dan ibu saya yang selalu member dukungan baik berupa dukungan
moril maupun dukungan materi demi kelancaran segala kebutuhan saya.
2. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuh, MA selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
3. Prof. Dr.dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
4. Dr. Ariyanti Saleh, S. Kp., M.Si, selaku Ketua Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin.
5. Dr. KadekAyu Erika, S.Kep.,Ns.,M.Kes dan Saldy Yusuf,
S.Kep.,Ns.,MN.,PhD, selaku pembimbing yang senantiasa member masukan
dan arahan-arahan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
vi
6. Rini Rachmawaty, S.Kep.,Ns.,MN.,PhD dan Syahrul Said,
S.Kep.,Ns.,M.Kes.,PhD selaku penguji yang telah memberikan kritik dan
saran demi penyempurnaan skripsi ini.
7. Akbar Harisa, S.Kep.,Ns.,MN, selaku pembimbing akademik yang senantiasa
memberikan saran selama ini dan seluruh dosen dan staf Fakultas
Keperawatan Universitas Hasanuddin.
8. Kepada teman angkatan 2013 FIBRINOGEN (Isna, Denu, Lisa, Nunu) terima
kasih atas kebersamaan, dukungan, dan bantuannya setiap saat. Serta kepada
pihak yang berperan member masukan dalam penyusunan skripsi terkhusus
Suami saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
9. Teman-teman KKN PK 56 Desa Jojjolo yang turut member dukungan.
10. Seluruh pihak yang tidak disebutkan dalam membantu penyusunan skripsi ini.
Dari semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis tentunya
tidak dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa semoga Allah
subhanahwataala senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
Hamba-Nya yang senantiasa membantu sesamanya .
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa peneliti
hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam
penyusunan skripsi ini. Peneliti senantiasa mengharapkan masukan yang
konstruktif sehingga peneliti dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan
datang. Akhir kata mohon maaf atas segala salah dan khilaf.
Makassar, Oktober 2017
YuliaMusniati
vii
ABSTRAK
Yulia Musniati, C12113001. Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan
Motorik Kasar, Motorik Halus, Personal sosial, dan Bahasa Pada Anak Usia 1-3 Tahun(Toddler) di Luwu, dibimbing oleh Kadek Ayu Erika dan Saldy Yusuf.
Latar belakang: Perkembangan anak pada tahap awal 1-3 tahun sangat penting karena akan mendasari dan menentukan proses perkembangan selajutnya. Status gizi merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap perkembangan anak terutama pada saat perkembangan anak berjalan sangat pesat pada usia Toddler (1-3 Tahun). Penilaian perkembangan dapat menggunakan salah satu tes skrining yaitu Denver II untuk mendeteksi dini adanya perkembangan yang normal atau berisiko mengalami keterlambatan perkembangan.
Tujuan :.Untuk mengetahui apakah ada hubungan status gizi dengan perkembangan motorikkasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa pada anak usia 1-3 tahun(Toddler)diLuwu
Metode :Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain korelasi prediktif. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dengan estimasi besar sampel yakni 153 Toddler
Hasil: Mayoritas responden pada penelitian ini memiliki status gizi kurang (3.9%) normal yang mengalami motorik kasar, Gizi Baik (2.6%) normal yang mengalami motorik kasar, gizi kurang (3.3%) normal yang mengalami motorik halus, gizi baik (71.9%) normal yang mengalami motorik halus, gizil ebih (1.3%) normal yang mengalami motorik halus, gizi kurang (0.7) normal yang mengalami bahasa, gizi baik (54.2%) normal yang mengalami bahasa, gizi lebih (0.7%) normal yang mengalami bahasa, gizi kurang (0.7%) normal yang mengalami personal sosial, gizi baik (71.9%) normal yang mengalami personal sosial. Terdapat hubungan yang signifikan antara Status gizi dengan perkembangan Toddler p=0,0001 lebih kecil dari α (0,05).
Kesimpulan dan saran : Hasil penelitian di Desa Lamunre Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu, menunjukkan bahwa mayoritas responden pada penelitian ini memiliki Status gizi normal dan perkembangan Toddler berada pada kategori normal, serta ada hubungan antara Status gizi dengan perkembangan Toddler. Petugas kesehatan diharapkan melakukan skrining perkembangan untuk menilai dini perkembangan Toddler dan para orang tua diharapkan memperhatikan Status gizi dan perkembangan.
Kata Kunci: Status Gizi, perkembangan, toddler.
viii
ABSTRACT
YuliaMusniati, C12113001. The Relations of utritional status with gross motor
development, fine motor, personal social, and language in children age 1-3 years in
luwu, supervised by KadekAyu Erika and Saldy Yusuf.
Background: theDevelopment of children in the early stages of (1-3 years) is very important because it will underlies and determine the process of further development. Nutritional status is one of the things that affect the development of children, especially when the development of children running very rapidly at the age of toddler 1-3 years. Growth assessment can uses Denver II screening test to detect earlier the growth whether normal or it risks to delay in growing.
Purpose :To find out whether there is a relationship of nutritional status with gross motor development, fine motor, personal social, and language in children age 1-3 years in luwu
Method :This research is quantitative research that uses predictive correlation design. The sample in this research is taken by using purposive sampling technique. The sample estimation is 90 children under five.
Result : The majority of respondents in this study had a normal nutritional status (3.9%) who had gross motor, good nutrition (2.6%) normal with gross motor, malnutrition (3.3%) normal with fine motor, good nutrition (71.9%) normal (0.7%) normal language experience, good nutrition (54.2%) normal language, more nutrition (0.7%) normal language, nutrition less (0.7%) normal who experienced personal social, good nutrition (71.9%) normal experiencing personal social. There was a significant relationship between nutritional status and development of Toddler p = 0.0001 smaller than α (0,05).
Conclusion and suggestion :The result of this research in the village of lamure subdistrictsbelopautara north luwu, showed that the majority of respondents in this study have normal. Nutritional status and toddler development is the normal category, and there is a relationship between nutritional status with the development of toddler Health workers are expected to screen for development to assess early development of toddler and parents are expected to pay attention to nutritional status and development.
Key Words: Nutritional status , developments, toddler .
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN……………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………...ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….........iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………………………..iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………...…….v
ABSTRAK………………………………………………………………………….vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..........ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………………….xii
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………...…xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang………………………………………………………………..1
B. RumusanMasalah…………………………………………………………….4
C. TujuanPenelitian……………………………………………………………..5
D. ManfaatPenelitian……………………………………………………………5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanUmumTentang Status Gizi…………………………………….…..7
B. TinjauanUmumTentangPerkembanganMotorikKasar……………..……......7
C. TinjauanUmumTentangPerkembanganMotorikHalus………..………......…7
D. TinjauanUmumTentangPerkembangan Personal Sosial…..………...…….....8
E. TinjauanUmumTentangPerkembanganBahasa…..……………………….......8
x
F. Penilaian Status Gizi………………...…………..…………………………...8
B. TinjauanUmumTentangPerkembangan
1. PengertianDefinisiPerkembangan……..………………...……..………..16
2. Ciri-ciriPerkembanganAnak……….………………………………….....16
3. Prinsip-prinsipPerkembanganAnak……………………………………...18
4. TahapanPerkembangan………………………………………………….19
5. PenilaianPerkembanganAnakUsia 1-3 Tahun……………………..........22
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. KerangkaKonsep………………………………………………...………...29
B. HipotesisPenelitian………………………………………………………...30
BAB IV METODE PENELITIAN
A. RancanganPenelitian……………………………………………………....31
B. TempatdanWaktuPenelitian
1. TempatPenelitian………………………………………………..…31
2. WaktuPenelitian……………………………………………...........31
C. PopulasidanSampel
1. KriteriaInklusidanKriteriaEksklusi……………………..…………32
2. BesarSampel………………………..……………………………..33
D. AlurPenelitian………………………………..…………………………....34
E. Variable Penelitian………………………..……………………………….35
F. Instrument Penelitian……………………..………………………….……...38
G. Pengolahan Data danAnalisa Data….………………………………………39
H. EtikaPenelitian………………….………………………………..……...…..41
xi
BAB V HASIL PENELITIAN
A. HasilPenelitian………………………………………………………….…..43
1. AnalisisUnivariat………………………………………………...…….44
2. AnalisisBivariat…………………………………………………..........46
B. Pembahasan…………………………………………………………….......49
C. KeterbatasanPenelitian……………………………………………………..53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………........55
B. Saran………………………………………………………………………..55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Karakteristik
AnakUsia 1-3 Tahun(Toddler)DiLuwu
Tabel 5.2 Distribusi Aspek Perkembangan dan Interpretasi Hasil
Perkembangan Responden berdasarkan Karakteristik AnakUsia 1-3
Tahun(Toddler) Di Luwu
Tabel 5.3 Distribusi status gizi dengan perkembangan toddler
Tabel 5.4 Distribusi hubungan status gizi menurut tinggi badan/umur
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1KerangkaKonsep………………………………………………………..37
Gambar 4.1AlurPenelitian…………………………………………………………..42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan menjadi Responden
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 Formulir Penilaian Perkembangan Toddler
Lampiran 4 Master Tabel Penelitian
Lampiran 5 Analisis Data
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia masih termasuk golongan tertinggi yang ada di
kesehatan masyarakat. Sampai saat ini upaya program gizi yang dilaksanakan
masih belum baik dalam memberdayakan masyarakat secara optimal dan
memanfaatkan potensi masyarakat yang ada. Meningkatnya potensi yang ada
di masyarakat dalam berbagai upaya memperbaiki gizi masyarakat. Namun
perlu dukungan penelitian dan pengembangan dalam mengembangkan sarana
pendidikan gizi bagi masyarakat yang sesuai dengan kondisi masyarakat
(Jahari, 2005).
Salah satu penyebab kematian anak di negara berkembang adalah keadaan
gizi yang kurang dan bahkan gizi buruk. Keadaan gizi kurang ini juga
merupakan akibat dari beberapa faktor yang saling berpengaruh seperti faktor
ekonomi, sosial, budaya dan politik. Pemberian gizi di awali sejak dalam
kandungan, maka status gizi buruk pada anak dapat mengakibatkan
pertumbuhan fisik, mental anak maupun kemampuan berfikir yang tentu saja
akan menurunkan produktifitas kerja anak (Suhardjo, 2010).
Status gizi kurang mengakibatkan anak perkembangan yang lambat,
dimana menandakan jumlah asupan gizi yang didapat tidak memenuhi
kebutuhan zat-zat gizi yang diterima oleh tubuh terutama oleh otak, akibatnya
akan mengganggu perkembangan anak. Kemampuan motorik kasar
memerlukan kinerja otak dan otot yang baik, karena itu anak membutuhkan
asupan nutrisi yang baik (Wauran, Kundre, & Wico, 2016)
2
Status gizi adalah salah satu indikator dalam menentukan kesehatan anak.
Status gizi yang baik dapat membantu proses perkembangan anak yang
optimal. Gizi yang baik akan membantu pertahanan tubuh sehingga tubuh
akan menjadi baik. Status gizi dapat membantu untuk mendeteksi lebih awal
terjadinya resiko masalah kesehatan anak. Pemantauan status gizi dapat
digunakan sebagai antisipasi dalam merencanakan perbaikan kesehatan anak
(Hidayat, 2008).
Perkembangan anak merupakan perubahan psikologis anak yang
mempunyai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri
anak, dapat dilihat dari faktor lingkungan dan proses belajar anak dalam
waktu tertentu menuju kedewasaan. Kedewasan anak tergantung dari setiap
perawatan dan pendidikan yang didapatkan oleh orang tua. Perawatan dan
pendidikan merupakan rangsangan dari setiap lingkungan dan dapat
berpengaruh dalam kehidupan anak menuju kedewasaan. Rangsangan ini
didapatkan dari lingkungan hidup dimana orang tua merupakan faktor utama
yang bertanggung jawab dalam mengatur, mengkoordinasikan serta
memberikan pendidikan kepada anak (Suherman, 2000).
Perkembangan anak pada usia dua sampai tiga tahun pertama adalah masa
perkembangan anak yang sangat cepat. Dimulai dari perkembangan motorik
seperti duduk, berjalan, berlari melompat, memanjat dan mampu menaiki
tangga. Pada masa ini anak usia 1-3 tahun memperoleh banyak hal dari
lingkungan melalui apa yang mereka lihat, dari sentuhan, pendengaran
maupun dari pencuiman. Perkembangan ini merupakan hasil dari proses
intelektual anak (Akbar & Hawadi, 2001)
3
Ada beberapa aspek yang sangat penting dalam perkembangan anak yang
berkaitan. Perkembangan pada satu aspek akan mempengaruhi aspek lain.
Setiap anak akan mengalami perkembangan secara optimal jika seluruh
aspeknya berkembang secara baik, tentu saja dengan pengasuhan dari orang
tuanya sendiri. Ada beberapa aspek, seperti motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar merupakan kemampuan yang dapat mengontrol gerakan tubuh
yang dilihat dari keterampilan anak. Perkembangan motorik kasar dapat
dilihat bahwa kemampuan anak untuk merangkak, berjalan, berlari,
melompat, memanjat, berguling, atau berenang dari hasil usahanya sendiri.
Aktifitas motorik kasar ini akan menjadi kebahagiaan pada diri anak,
terutama pada orang tua. Adapun dari motorik halus, dapat dilihat bahwa
kemampuan anak untuk menyentuh, menjumput, mencoret, melipat, atau
memasukkan sendok ke mulut dari hasil usaha belajar anak dalam
kesehariaanya. Kemampuan bahasa merupakan kemampuan dimana anak
untuk memproses, menginterpretasi, dan mengategorikan informasi-informasi
yang diperolehnya melalui panca indera. Kemampuan ini selanjutnya
berkembang menjadi kemampuan berpikir logis (Ariyanti, Edia, & Noory,
2006).
Data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Belopa Utara. Hasil status
gizi menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan Tahun 2013 adalah,
antara lain: gizi baik 74.60%, gizi kurang 26.21%, gizi buruk 0%. Hasil dari
keselurahan 8 Desa Kecamatan Belopa Utara tentang status gizi menurut jenis
kelamin: laki-laki 319 balita dan perempuan 356 balita jumlah keseluruhan
4
balita laki-laki dan perempuan adalah 675 balita Tahun 2015 adalah: gizi baik
77%, gizi kurang 0.89%, gizi buruk 0% (Gizi PKM, 2013).
B. Rumusan Masalah
Status gizi kurang atau gizi buruk telah berkembang di seluruh dunia
bukan hanya di negara maju namun juga sudah memasuki negara berkembang
yaitu Indonesia. Salah satu penyebab kematian anak di negara berkembang
adalah keadaan gizi yang kurang dan bahkan gizi buruk. Keadaan gizi kurang
ini juga merupakan akibat dari beberapa faktor yang saling berpengaruh
seperti faktor ekonomi, sosial, budaya dan politik. Prevalensi status gizi yang
dari tahun ke tahun telah dilaporkan di puskesmas belopa utara bahwa yang
mengalami gizi kurang masih banyak di desa lamunre, bahkan anak yang
mengalami gizi kurang akan mempengaruhi perkembangan motorik anak
yaitu perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan
bahasa..
Anak yang mengalami gizi baik pada usia satu sampai tiga tahun pertama,
maka perkembangan motorik akan lebih baik di bandingkan dengan anak
yang mendapatkan asupan gizi kurang maka perkembangan motorik anak
akan terhambat. Salah satunya adalah perkembangan bahasa dan personal
sosial. Oleh itu peneliti ingin mengetahui “apakah ada pengaruh hubungan
status gizi dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal
sosial,dan bahasa pada anak usia 1-3 tahun di Desa Lamunre?” untuk
mengetahui ada hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar,
motorik halus, personal sosial,dan bahasa pada anak usia 1-3 tahun.
5
C. Tujuan Penelitian
Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini dan
berdasar pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan status
gizi dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial,
dan bahasa pada anak usia 1-3 tahun di Luwu.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan
motorik kasar.
b. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan
motorik halus.
c. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan
personal sosial.
d. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan
bahasa pada anak usia 1-3 tahun di Luwu.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai tambahan kepustakaan serta untuk
meningkatkan pengetahuan pembaca tentang hubungan status gizi
dengan perkembangan motorik kasar dan halus, personal sosial, bahasa
pada anak usia 1-3 tahun.
6
b. Bagi Masyarakat
Dapat menambah informasi mengenai hubungan status gizi dengan
perkembangan motorik kasar dan halus, personal sosial, bahasa pada
anak usia 1-3 tahun, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
menentukan dan mengambil kebijakan.
c. Bagi peneliti
Dapat mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan motorik
kasar dan halus, personal sosial, bahasa pada anak usia 1-3 tahun
sehingga menambah pengetahuan dan mengetahui lebih detail tentang
status gizi dengan perkembangan motorik kasar dan halus, personal
sosial, bahasa.
d. Bagi penelitian lain
Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai data dasar bagi
penelitian selanjutnya yang berhubungan status gizi dengan
perkembangan motorik kasar dan halus, personal sosial, bahasa.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Status Gizi
Status gizi merupakan suatu keadaan dimana kesehatan tubuh
membutuhkan asupan zat gizi melalui makanan dan minuman yang
dihubungkan dengan kebutuhan. Status gizi baik dan cukup , namun karena
pola konsumsi yang tidak seimbang maka akan timbul status gizi buruk dan
status gizi lebih (Sutomo & Anggraini, 2010)
B. Tinjauan Umum Tentang Perkembangan motorik kasar
Beberapa gerakan sederhana seperti duduk, berlari, dan melompat
termasuk dalam perkembangan motorik kasar. Setiap anak untuk melakukan
gerakan tubuh sebagian besar menggunakan otot-otot besar atau seluruh
anggota tubuh. Perkembangan motorik kasar mempengaruhi proses
tercapainya dalam diri anak. Karena proses ini setiap anak berbeda, laju
perkembangan anak kemungkinan berbeda dengan perkembangan anak
lainnya (Hidayat, 2010).
C. Tinjauan Umum Perkembangan Motorik halus
Motorik halus adalah perkembangan setiap gerakan anak yang
menggunakan sebagian dari otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh
tertentu. Perkembangan pada aspek ini mempengaruhi anak untuk belajar dan
berlatih. Beberapa gerakan sederhana seperti menulis, menggunting, dan
menyusun balok merupakan contoh gerakan motorik halus (Hidayat, 2010).
8
D. Tinjauan Umum Perkembangan Personal Sosial
Perkembangan seorang anak merupakan salah satuaspek penting dalam
perkembangan personal sosial.Perkembangan sosial terjadi berjalan dengan
normal apabila orang tua memberikan fasilitas kebebasan dalam pengertian
anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Apabila seorang anak
mengalami keterlambatan perkembangan sosial kemungkinan disebabkan
karena adanya pembatasan sosiaisasi dari orang tua atau pola asuh yang
kurang tepat sehingga anak merasa ketakutan untuk melakukan sosialisasi
dengan teman sebayanya, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan
perkembangan pada aspek sosial maupun aspek yang lainnya (Cahyono,
2014).
E. Tinjauan Umum tentang Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa dipengaruhi beberapa faktor, yaitu usia anak,
kondisi keluarga, tingkat kecerdasan, statusekonomi keluarga, dan kondisi
anak dalam kesehatan. Bahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan komunikasi baik lisan, tulisan
maupun menggunakan bahasa isyarat (Aisyah, 2015).
F. Penilaian Status Gizi
Menurut RISKESDAS (2013), mengatakan bahwa Status gizi anak dapat
diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Berat
badan anak ditimbang menggunakan timbangan digital yang memiliki presisi
0.1 kg, panjang atau tinggi badan diukur menggunakan alat ukur
panjang/tinggi dengan presisi 0.1 cm. Variabel BB dan TB/PB anak dilihat
dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB.
9
Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan
setiap anak dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore) menggunakan
baku antropometri anak WHO 2007. Selanjutnya berdasarkan nilai Zscore
dari masing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi anak dengan
batasan sebagai berikut :
1. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U
Gizi Buruk : <-3 SD
Gizi Kurang : - 3 SD s/d <-2 SD
Gizi Baik : -2 SD s/d 2 SD
Gizi Lebih : >2 SD
2. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U:
Sangat Pendek : <-3 SD
Pendek : -3 SDs/d <-2 SD
Normal : -2 SD s/d 2 SD
Tinggi : >2 SD
Penggunaan standar antropometri WHO 2007
A. Istilah dan pengertian menurut (Kemenkes, 2010).
1. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh: umur 2 bulan 29 hari
dihitung sebagai umur 2 bulan
2. Ukuran panjang badan (PB) digunakan untuk anak umur 0 sampai
24 bulan yang diukur teletang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan
diukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
menambahkan 0,7 cm.
10
3. Ukuran tinggi badan (TB) digunakan untuk anak umur di atas 24
bulan yang diukur berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan diukur
telentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
mengurangkan 0,7 cm.
4. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan
istilah underweight (gizi kurang) dan severely underweight (gizi
buruk).
Cara perhitungan Z-score adalah:
Hasil pengolahan data dengan menggunakan WHO Anthro laporannya
disajikan dalam bentuk Persentile dan Z-Score (standar deviasi) dengan
menggunakan 4 indeks seperti berikut ini :
1. Berat badan menurut panjang badan (weight for length) : 0,29 (z-score)
2. Berat badan menurut umur (weight for age) : 0,04 (z-score)
3. Panjang badan menurut umur (length for age) : -0,41 (z-score)
Z-Score = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan
Nilai Simpang Baku Rujukan
Keterangan:
Nilai simpang baku rujukan disini adalah selisih kasus dengan standar
+1 SD atau -1 SD. Jadi apabila BB/TB pada kasus lebih besar daripada
median, maka nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan
mengurangi +1 SD dengan median. Tetapi jika BB/TB kasus lebih kecil
daripada median, maka nilai simpang baku rujukannya dengan -1SD.
B. Pengukuran antropometri menurut (RISKESDAS, 2007).
11
Pengukuran berat badan, tinggi badan/panjang badan untuk
mendapatkan data status gizi.
1. Pengukuran Berat Badan
Alat:
Timbangan berat badan menggunakan digital dengan kapasitas 150
kg dan ketelitian 50 gram, menggunakan baterai alkaline 3A
sebanyak 2 buah. Timbangan berat badan digital sangat sederhana
penggunaannya, namun diperlukan pelatihan petugas agar mengerti
dan dapat digunakannya secara sempurna. Pedoman penggunaan
timbangan berat badan ini harus dipelajari dengan baik karn untuk
hasil yang optimal.
Prosedur Penimbangan Dewasa atau anak yang sudah dapat berdiri:
a. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan tombol sebelah
kanan (warna biru). Pertama-tama akan muncul angka 8.88 dan
tunggu sampai muncul angka 0.00. Bila muncul (0) pada ujung
kiri kaca display, berarti timbangan siap dipakai.
b. Responden diminta naik ke alat timbangan dengan posisi kaki
tepat di tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela
baca.
c. Perhatikan posisi kai responden tepat di tengah alat timbang,
sikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala
tidak menunduk (memandang lurus kedepan)
d. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu
sampai angka tidak berubah
12
e. Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda
bulatan 0 diujung kiri atas kaca display) dan isikan pada
kolom: berat badan. Angka hasil penimbangan dibulatkan
menjadi satu digit missal 0.51 – 0.54 dibulatkan menjadi 0.5
dan 0.59 dibulatkan menjadi 0.6
f. Minta responden turun dai timbangan
g. Alat timbang akan OFF secara otomatis
h. Untuk menimbang responden berikutnya, ulangi prosedur 1 s/d
Demikian untuk responden selanjutnya.
Prosedur Penimbangan Anak Umur < 2 Tahun atau anak yang
belum bisa berdiri:
b. Mintalah kepada orang tua untuk membuka topi, jaket, sepatu,
kaos kaki atau asesoris yang digunakan anak maupun orang tua.
c. Siapkan buku catatan untuk mencacat hasil penimbangan orang
tua dan penimbangan anak sebelum dipindahkan ke formulir
d. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah
kanan (warna biru). Mula-mula akan muncul angka 8.88 dan
tunggu sampai muncul angka 0.00. bila muncul bulatan (0) pada
ujung kiri kaca display, berarti timbangan siap digunakan.
e. Timbang ibu dari anak yang akan ditimbang dengan meminta
ibu naik ke alat timbangan.
f. Perhatikan posisi kaki ibu tepat di tengah alat timbang, sikap
tenag, dan kepala tidak menunduk.
13
g. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu
ampai angka tidak berubah
h. Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda
bulatan 0 diujung kiri atas kaca display.
i. Minta responden turun dari timbang dan tunggu sampai alat
timbang OFF secara otomatis
j. Catat angka yang terakhir
k. Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan
anak) dengan berat badan ibu, pembulatan berat badan anak
dilakukan setelah pengurangan (berat badan ibu dan anak)
dengan berat badan ibu, isikan pada kolom: berat badan pada
formulir.
2. Pengukuran tinggi badan untuk orang dewasa dan anak yang
sudah bisa berdiri
Pengukuran tinggi badan (cm) diartikan untuk mendapatkan data
tinggi badan semua anak, agar dapat diketahui status gizi.
Alat:
Pengukuran tinggi badan MICROTOISE dengan kapasitas ukur
2 meter dan ketelitian 0.1 cm
Persiapan (cara memasang microtoise):
a. Gantungkan bandul benag untuk membantu memasang
microtoise di dinding agar tegak lurus
14
b. Letakkan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh
dari bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding
jangan ada lekukan atau tonjolan (rata)
c. Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar, dengan
benang yang tergantung dan Tarik sampai angka pada
jendela baca menunjukkan angka 0. Kemudian dipaku atau
direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise.
d. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri laki
perekat pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.
Prosedur pengukuran tinggi badan
a. Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi
b. Pastikan alat geser berada diposisi atas
c. Responden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser
d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan
tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang
e. Pandangan lurus ke depan dan tangan dalam posisi
tergantung bebas
f. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala
responden. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala
responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser
harus tetap menempel pada dinding
g. Baca angka tinggi badan kea rah angka yang lebih besar (ke
bawah) pembaca dilakukan tepat di depan angka (skala)
pada garis merah, sejajar dengan mata petugas
15
h. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, maka
pengukur harus berdiri di atas kursi agar hasil membaca
benar.
i. Pencatat dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka
belakang koma (0.1 cm). contoh 157.3 cm: 160.0 cm
Pengukuran panjang badan untuk anak yang belum bisa berdiri
a. Letakkan pengukur panjang badan pada meja atau tempat
yang rata. Bila tidak ada meja, alat dapat diletakkan diatas
tempat yang datar.
b. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah
kiri dan panel penggeser disebelah kanan pengukur. Panel
kepala adalah bagian yang tidak bisa digeser
c. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai
diperkirakan cukup panjang untuk menaruh bayi/anak
d. Baringkan anak dengan posisi terlentang, diantara kedua
siku, dan kepala anak menempel pada bagian panel yang
tidak dapat digeser
e. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut anak sampai lurus dan
menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan
telapak kaki anak sampai membntuk siku, kemudian geser
bagian panel yang dapat digeser sampai persis menempel
pada telapak kaki anak
f. Bacalah panjang badan anak pada skala kearah angka yang
lebih besar, ,misalnya: 67.5 cm
16
g. Setelah pengukuran selesai kemudian anak diangkat.
B. Tinjauan Umum Tentang Perkembangan Anak
1. Pengertian Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah sifatnya kualitatif. Artinya, pada diri anak
berlangsung proses penigkatan dan pematangan (maturasi) kemampuan
personal dan kemampuan sosial. Kemampuan personal ditandai dengan
adanya penggunaan fungsi pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang
dimilikinya (Eveline & Djamaludin, 2010).
2. Ciri-Ciri Perkembangan Anak
a. Perkembangan Menimbulkan Perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya
perkembangan intelegensia pada anak akan menyertai pertumbuhan
otak dan serabut saraf.
b. Perkembangan Pada Tahap Awal Menentukan Perkembangan
Selanjutnya
Setiap anak tidak akan melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, anak tidak bisa
berjalan sebelum anak bias berdiri sendiri. Anak tidak bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh yang lain berfungsi dengan baik
maka perkembangananak akan terhambat. Karena itu perkembangan
awal ini merupakan masa dimana anak akan menentukan
perkembangan selanjutnya.
c. Perkembangan Mempunyai KecepatanYang Berbeda
17
Perkembangan pada masing-masing anak akan berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ tubuh.
d. Perkembangan Berkorelasi Dengan Pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian maka akan terjadi peningkatan mental, memori,daya nalar,
asosiasi dan lain-lain. Anak yang selalu sehat akan bertambah umur,
bertambah berat badan dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
e. Perkembangan Mempunyai Pola Yang Tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh pada dua hukum yang tetap,
yaitu Perkembangan terjadi pada daerah kepala,kemudian menuju ke
arah kaudal/ anggota tubuh (pola sefalokaudal). Perkembangan terjadi
pada daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal
seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimodistal).
f. Perkembangan Memiliki TahapYang Berurutan
Tahapan perkembangan anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahapan tersebut tidak akan terbalik jika anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar
kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya (Depkes
RI, 2005)
3. Prinsip-Prinsip Perkembangan
a. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan Dan Belajar
18
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan
sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada diri anak. Proses
belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar, anak mampu memperoleh sumber yang diwariskan
dan potensi yang dimiliki anak.
b. Pola Perkembangan Dapat Diramalkan
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan anak dapat dilihat. Perkembangan
berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
bersamaan (Depkes RI, 2005).
4. Tahapan perkembangan
Menurut Helmi & Zaman (2009), menyatakan bahwa tahapan
perkembangan psikologis anak usia 1-3 tahun, untuk memudahkan
kondisi anak dengan cara perilaku yang terbagi dalam beberapa aspek,
yaitu, motorik kasar dan halus, personal sosial, bahasa.
a. Usia 1 tahun
1) Kemandirian
Mulai belajar makanan kering, memegang gelas dengan kedua
tangan dan minum tanpa bantuan, tangan dan kakinya menolak
disaat memakai baju.
2) Bahasa
Mengenali nama, mengucapkan 2-3 kata, selain kata mama dan
papa, meniru kata-kata familiar yang didengarnya, memahami
19
instruksi sederhana, mengenali kata-kata sebagai simbol untuk
beda-benda, seperti: mobil-garasi, kucing-meong.
3) Motorik halus
Mulai meraih, menggenggam, menaruh benda dimulut,
mengambil sesuatu dengan ibu jari dan salah satu jari yang lain,
Memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang lain,
mengambil mainan
4) Motorik kasar
Seorang anak yag sudah mulai ingin belajar bergerak. Dengan
umur 1 tahun , maka anak tersebut akan menunjukkan ciri-ciri,
seperti Duduk tanpa bantuan, merangkak, mencoba untuk berdiri
tanpa bantuan, memainkan dengan bantuan, Berjalan dengan
bantuan, dan menggelindingkan bola.
5) Personal social
Tertawa secara spontan, berespon berbeda kepada orang asing
dibandingkan orang yanng dikenali, berespon terhadap orang
yang menyebut namanya, berespon terhadap kata tidak, meniru
perilaku sederhana orang lain.
b. Usia 1-2 tahun
1) Kemandirian
Menggunakan sendok tetapi sedikit jatuh, menium dari gelas
dengan satu tangan tanpa bantuan, mengunyah makanan,
membuka kancing sendiri.
2) Bahasa
20
Memahami kata tidak, menggunakan 10-20 kata, termasuk nama,
mengombinasikan dua kata, seperti: ayah dadah, melambaikan
tangan untuk mengisyaratkan kata dadah, menirukan suara
binatang.
3) Motorik halus
Membangun menara dari tiga buah balok, menumpuk empat ring
di tiang, menulis dalam bentuk cakar ayam, melempar bola kecil,
memutar kenop, membalikan dua atau tiga halaman buku atau
koran pada saat yang bersamaan
4) Motorik kasar
Berjalan sendiri, berjalan mundur, meraih mainan dari lantai
tanpa terjatuh mainnya, mendorong dan menekan-nekan mainan,
duduk sendiri di tempat duduk anak-anak.
5) Sosial
Mengenali dirinya ketika melihat cermin, menunjuk ke dirinya
ketika melihat cermin, bermain dengan dirinya sendiri dan
berinisiatif mengembangkan permainan sendiri.
c. Usia 2-3 tahun
1) Kemandirian
menggunakan sendok, tetapi masih sedikit jatuh, membuka pintu
dengan menggerakan kenopnya, melepaskan mantel, mencuci dan
mengeringkan tangan dengan bantuan.
2) Bahasa
21
Mengidentifikasi anggota tubuh, melakukan pembicaraan antara
anak dan boneka, menanyakan “apa itu” dan “dimanaku?”,
membuat kata jamak seperti “baju-baju”, menguasai 450 kosa
kata, menyebutkan nama panggilan dan menunjukkan dengan jari
ketika ditanya usia.
3) Motorik halus
Merangkai empat manik-manik lebar, membalikkan halaman
buku atau koran satu persatu, menggunting, memegang krayon
dengan ibu jari dan salah satu jari tangan (tidak mengepalkan
tangan), menggunakan satu tangan (kiri atau kanan) secara
konsisten.
4) Motorik kasar
Berlari dengan baik, meloncat dengan dua kaki bersamaan, berdiri
di atas satu kaki dengan bantuan, berjalan jinjit, dan menendang
bola.
5. Penilaian perkembangan anak usia 1-3 tahun
Menurut Nugroho (2009), mengatakan bahwa Denver Developmental
Sreening Test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan
secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun.
Manfaat dari pengkajian perkembangan dengan menggunakan DDST
tergantung pada usia anak. Denver II dapat digunakan untuk berbagai
tujuan, antara lain:
a. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
b. Menilai tingkat perkmebnagan anak yang tampak sehat
22
c. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala,
kemungkinan adanya kelainan perkembangan
d. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
e. Memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan
Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan
usia anak, mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item tersebut tersusun dalam
formulir dan berbagi menjadi 4 sektor, yaitu:
a) Sektor personal sosial, yaitu penyesuaian diri di masyarakat dan
kebutuhan pribadi
b) Sektor motorik halus, yaitu koordinasi mata dan tangan, kemampuan
memainkan dan menggunakan benda- benda kecil.
c) Sektor bahasa, yaitu mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa
d) Sektor motorik kasar, yaitu duduk, berjalan, dan melakukan gerakan
umum otot besarnya.
Setelah menyelesaikan tes Denver II, sebaiknya perlu melakukan tes
perilaku:
a. Membantu pemeriksa menilai seluruh perilaku anak secara subjektif,
dan
b. Memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan
kemampuan.
Setelah penerapan DDST ditunjukkan untuk menilai perkembangan anak
berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan tes ini,
23
terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk
menghitung usia anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan tes
b. Kurangi dengan cara tersusun dengan tanggal, bulan, dan tahun
kelahiran anak.
c. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang
sesuai dari angka bulan di depannya (mis: Agustus 31 hari,
September: 30 hari)
d. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun, bulan, dan hari
e. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu
f. Jika pada saat pemeriksaan usia anak di bawah 2 tahun, anak lahir
kurang 2 minggu, atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian
prematuris dengan cara mengurangi umur anak dengan jumlah
minggu tersebut.
Contoh praktik menghitung usia anak:
2007 – 8-25
2006 – 1 -15
1-7-10
Pelaksaanaan Tes
Hal-hal perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes sebagai berikut:
a. Semua item harus diujikan sesuai dengan prosedur yang telah
terstandar (sesuai pedoman pelaksanaan tes per item)
24
b. Perlu kerja sama aktif dari anak sebab anak harus merasa tenang,
aman, senang, sehat (tidak lapar, mengantuk, tidak haus, dan tidak
rewel)
c. Harus terbina kerja sama yang baik antara kedua belahpihak.
Caranya dengan berkenalan terlebih dahalu dengan orangtua baru
kemudian mendekati anak agar ia merasa lebih nyaman dengan
kehadiran orang yang baru
d. Tersedia ruangan cukup, ventilasi baik, dan berikan kesan yang
santai dan menyenangkan.
e. Orangtua harus diberitahu bahwa tes ini bukan tes kepandaian/IQ,
melainkan tes untuk melihat perkembangan anak secara
keseluruhan. Beritahukan bahwa anak tidak selalu dapat
melaksanakan semua tugas yang diberikan
f. Item-item tes sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi,
lebih dianjurkan mengikuti petunjuk berikut:
a) Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya
didahulukan, misalnya sektor personal sosial, baru kemudian
dilanjutkan dengan sektor motorik halus
b) Item yang lebih mudah didahulukan.
c) Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara
berurutan agar penggunaan waktu menjadi lebih efisien,
d) Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakkan di
atas meja
25
e) Pelaksanaan tes pada bayi dalam posisi berbaring sebaiknya
dilakukan secara berurutan.
g. Jumlah item yang dinilai bergantung pada lama waktu yang
tersedia, yang terpenting pelaksanaannya mengacu pada tujuan tes,
yaitu mengidentifikasi perkembangan anak dan menentukan
kemampuan anak yang relative tinggi.
Penilaian tes prilaku:
Penilaian prilaku dilakukan setelah tes selesai. Dengan
menggunakan skala pada lembar tes, penilaian ini dapat
membandingkan prilaku anak selama tes dengan prilaku
sebelumnya. Kita bisa menanyakan kepada orangtua atau pengasuh
apakah prilaku anak sehari-hari sama dengan prilaku saat ini.
Terkadang anak tengah dalam kondisi sakit, lapar, atau marah
sewaktu menjalani pemeriksaan tersebut. Jika demikian, tes dapat
ditundan atau dilanjutkan pada hari lain saat anak telag kooperatif.
Pemberian skor untuk setiap item:
Pada setiap item, kita mencantumkan skor di kotak yang
berwarna putih (dekat tanda 50%), dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. L = Lulus/Lewat (P = Pass). Anak dapat melakukan item
dengan baik atau orang tua/pengasuh melaporkan secara
terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item tersebut
(item yang bertanda L)
26
2. G = Gagal (F = Fail). Anak tidak dapat melakukan item
dengan baik atau orang tua/pengasuh melaporkan secara
terepercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item
tersebut(item yang bertanda L)
3. M = Menolak (R= Refusal). Anak menolak untuk melakukan
tes item tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan
mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukannya (khusus
item tanpa tanda L)
4. Tak = taka ada kesempatan (No =No Opportunity). Anak
tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena
ada hambatan (khusus item tanpa tanda L).
Penilaian per item
1. Penilaian item “Lebih” (advance). Nilai lebih tidak perlu
diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan ( karena
biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih tua).
Nilai “Lebih” diberikan jika anak dapat “Lulus/Lewat” (L) dari
item tes di sebelah kanan garis usia. Anak dinilai memiliki
kelebihan karena dapat melakukan tugas perkembangan yang
seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua.
2. Penilaian item “OK” atau normal. Nilai normal ini tidak perlu
diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan.
3. Penilaian item P= “Peringatan” (C=Caution). Nilai
“peringatan” diberikan jia anak “Gagal” (G) atau “Menolak”
27
(M) melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia
pada daerah gelap kotak (daerah 75%-90%).
4. Penilaian item T= “Terlambat” (D = Delayed). Nilai
“Terlambat” diberikan jika anak “agal” (G) atau “Menolak”
(M) melakukan tugas untuk item disebelah kiri garis usia sebab
tugas tersebut memang ditujukkan untuk anak yang lebih
muda.
5. Penilaian item “Taka ada Kesempatana” (No Opportunity).
Nilai “Tak” ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes
secara keseluruhan. Nilai “taka da kesempatan” diberikan jika
anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada kesempatan untuk
mencoba atau melakukan tes.
Penilaian Keseluruhan Tes
Hasil interprestasi untuk keseluruahan tes dikategorikan
menjadi yaitu, “Normal”, dan “Suspek,. Penjelasan mengenai
ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut:
1. Normal. Interprestasi NORMAL diberikan jika tidak ada skor
“Terlambat” (0T) dan/atau maksimal 1 “Peringatan”(1P).
jika hasil ini didapat, lakukan pemeriksaan ulang pada
kunjungan berikutnya
2. Suspek. Interprestasi SUSPEK diberikan jika terdapat satu
atau lebih skor “Terlambat”(1T) dan/atau dua atau lebih
“Peringatan”(2P). Ingat, dalam hal ini, T dan P harus
28
disebabkan oleh kegagalan (G), bukan oleh penolakan (M).
jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu
mendatang.
29
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Di gambar di bawah ini, dapat dilihat hubungan antara variabel
independen dan dependen, melalui garis penghubung antara variabel.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
Status gizi pada anak usia 1-3
tahun
Perkembangan motorik kasar
Perkembangan motorik halus
Perkembangan Personal sosial
Perkembangan Bahasa
30
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2014)
Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar
b. Ada hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus
c. Ada hubungan status gizi dengan perkembangan personal sosial
d. Ada hubungan status gizi dengan perkembangan bahasa
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan cross-sectional adalah jenis penelitian yang
menggunakan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat. Antara variabel independen (status
gizi pada anak usia 1-3 tahun) dengan variabel dependen melalui pengujian
hipotesis yang telah dirumuskan untuk mengetahui kejadian berdasarkan data
yang telah dikumpulkan dari individu saat itu juga (Nursalam, 2014)
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lamunre Kecamatan Belopa
Utara Kabupaten Luwu
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan September -
Oktober 2017.
32
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2014). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 248 berdasarkan
dari data puskesmas belopa utara berjumlah 248 anak.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling(Nursalam, 2014). Teknik sampling yang
digunakan adalah Purposive Sampling, suatu teknik penetapan sampel dengan
cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang ditentukan oleh peneliti
(Nursalam, 2014). Responden yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
a) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Anak usia 1-3 tahun yang tinggal di Desa Lamunre Kecamatan
Belopa Utara Kabupaten Luwu.
2) Bersedia menjadi subjek penelitian
b) Kriteria ekslusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Anak yang memiliki sakit fisik maupun cacat bawaan
2) Tidak hadir atau pindah tempat tinggal
33
2. Besarnya sampel
Besarnya sampel adalah banyaknya anngota yang akan dijadikan
sampel. Sampel diambil berdasarkan perhitungan menggunakan
rumus slovin (Nursalam, 2014) Sebagai berikut:
n =N
1 + N (d)2
Keterangan:
n = besarnya sampel
N = besarnya populasi
d = Kesalahan Sampling yang masih didapatkan (0,05)
Dengan besarnya populasi 248anak dengan derajat kepercayaan 95%
dan selisih antara sampel dan populasi atau derajat ketepatan yang
diinginkan 5% maka diperoleh sampel sebesar :
n =248
1 + 248 (0,05)2
n =248
1 + 0,62
n =248
1,62
n = 153
Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 153 Toddler
34
D. Alur Penelitian
Gambar 4.1 Alur Penelitian
Populasi
Penelitian ini berada di Desa Lamunre Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu (N= 248 Toddler)
Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu penarikan
sampel penelitian berdasarkan kriteria yang peneliti tentukan yaitu orang tua dan anak
usia 1-3 tahun di Desa Lamunre Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu
Memberikan informed consent, termasuk menjelaskan tujuan dan
manfaat penelitian
Melakukan penelitian pada total sampel yang telah diperoleh
dengan melakukan tes skrining DDST II
Pengumpulandanpengolahan data
Menganalisis data
Penyajian hasil data dan kesimpulan
Pengambilan Data awal
35
E. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel
a. Variabel independen
Variabel bebas pada penelitian ini adalah status gizi pada anak usia
1-3 tahun.
b. Variabel dependen
Variabel terikat pada penelitian ini adalah perkembangan motorik
kasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa pada anak usia 1-
3 tahun
2. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif
a. Status gizi adalah penilain status gizi yang diukur dari berat badan,
tinggi badan dengan menggunakan alat ukur antropometri WHO
2007.
Kriteria objektif:
Berdasarkan indikator BB/U
Gizi Buruk : < - 3 SD
Gizi Kurang : > -3 SD sampai dengan < -2 SD
Gizi Baik : > -2 SD sampai dengan < 2 SD
Gizi Lebih : > 2 SD
Berdasarkan indikator TB/U
Sangat Pendek : Z-score <-3.0
Pendek : Z-score >3.0 s/d Z-score <-2.0
Normal : Z-score >-2.0
36
b. Perkembangan anak usia 1-3 tahun
Perkembangan anak merupakan masa terbaik berkembangannya
kemampuan fungsi tubuh dan dapat diperkirakan lingkungan
memiliki pengaruh paling besar terhadap perkembangan individu.
Perkembangan balita terdiri aspek motorik kasar, motorik halus,
personal sosial serta bahasa yang dinilai berdasarkan Denver II.
1. Motorik kasar
Motorik kasar merupakan aspek yang berhubungan dengan
kemampuan balita untuk menggunakan dan melibatkan sebagian
besar bagian tubuh biasanya menggunakan lebih banyak tenaga.
Seperti duduk, berjalan, melompat, dan gerakan umum otot
besar. Aspek prekembangan motorik kasar terdiri dari 32 item
tugas perkembangan.
2. Motorik halus
Motorik halus merupakan aspek yang berhubungan dengan
kemampuan balita untuk menggunakan bagian tubuh tertentu
tidak memerlukan banyak tenaga namun diperlukan kecermatan
dan fungsi koordinasi yang lebih kompleks. Seperti koordinasi
mata, tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil.
Aspek motorik alus memiliki 29 item tugas perkembangan.
3. Personal-Sosial
Personal-sosial merupakan aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri balita untuk menyesuaikan diri dengan
orang lain, bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya
37
dan perhatian terhaap kebutuhan perorangan/individu. Aspek
personal-sosial memiliki 25 item tugas perkembangan.
4. Bahasa
Kemampuan bahasa merupakan aspek yang berhubungan
dengan kemampuan baita memberikan respon tehadap suara,
mendengar, mengerti, memahami perkataan orang lain dan
menggunakan bahasa serta mengungkapkan perasaan,
keingginan dan pendapat melalui kata-kata. Aspek bahasa
memiliki 39 item tugas perkembangan.
Kriteria Obyektif :
Normal : Jika tidak ada skor delayed/ terlambat (0 D) dan/ atau
maksimal 1 caution/ peringatan (1 C). Jika hasil ini
didapat.
Suspek : Jika terdapat 2 atau lebih caution dan terdapat 1 atau
lebih delayed yang disebabkan oleh fail atau
kegagalan bukan karena refuse atau penolakan.
F. Proses pengumpulan data dan Instrumen penelitian
1. Proses pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subjek dan
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam, 2014). Penelitian ini menggunakan antropometri
dan tes skrining berupa DDSTII/ Denver II. Peneliti memilih responden
kemudian melakukan informed consent dan dilanjutkan dengan
38
penilaian perkembangan dengan melakukan skrining berdasarkan usia
di Desa Lamunre dan melakukan kunjungan rumah responden.
2. Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
pengumpulan data, dimana peneliti mendapat keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden)
atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to
face). Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi.
Wawancara pada penelitian ini digunakan untuk menggali informasi
yang dibutuhkan peneliti mengenai keadaan anak yang ditujukan pada
orang tua ataupun pengasuh anak
3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan berupa timbangan berat badan menggunakan seca
portabel (timbangan injak) dan sedangkan tinggi badan menggunakan
microtoise, dan penilaian status gizi menggunakan aplikasi software
who anthro. Sedangan perkembangan menggunkan Denver II yang
merupakan data primer. Instrumen tersebut telah baku diberlakukan
untuk mengukur perkembangan anak maka dalam penelitian ini tidak
perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
G. Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Rancangan Pengolahan data
a. Editing
Pada penelitian ini setelah data terkumpul dilanjutkan dengan
kegiatan editing yaitu dengan memeriksa setiap lembaran skrining
Denver II mengenai kebenaran data yang sesuai dengan variabel,
39
serta pemeriksaan terhadap ukuran/dimensi dan dijelaskan data
serta pembuktiaanya.
b. Pengkodean (coding)
Proses memberikan kode pada lembaran skrining Denver II untuk
membedakan responden dan ukuran-ukuran yang diperoleh dari
unit analisis sesuai dengan rancangan awal.
c. Tabulasi data
Mengelompokkan data ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat
yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian pada SPSS Versi 21.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah ada
kesalahan, ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi.
2. Analisa data
a. Analisis univariat
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
proporsi masing-masing kategori beresiko dari variabel dependen
dan masing-masing variabel dependen. Di samping itu perlu
diperhatikan apakah ada data yang relative homogeny apabila salah
satu kategori dari variable independen bernilai <15% (Lapau,
2015)
b. Analisis bivariat
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
signifikan hubungan antara satu variabel independen dengan satu
variabel dependen dengan menggunakan uji statistik yang
40
digunakan adalah uji Spearman pada tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05) yaitu untuk menganalisis dua variabel yang saling
berkaitan, antara hubungan status gizi dengan perkembangan
motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa.
Kekuatan hubungan dua variabel dinilai berdasarkan effect size
menggunakan uji cramers V (Lapau, 2015).
Uji analisis pada penelitian ini menggunakan program SPSS
dengan taraf signifikansi atau batas kepercayaan adalah 0,05.
Kemudian pengambilan keputusan dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka hipotesis penelitian diterima.
2. Jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar dari 0,05
maka hipotesis penelitian ditolak.
H. Etik Penelitian
Dalam melakukan penelitian banyak hal yang diperhatikan terutama
masalah etika. Nomor etik penelitian: 920 / H4.8.4.5.31 / PP36-
KOMETIK / 2017. Menurut Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan
(2017), mengemukakan bahwa pertimbangan rasional mengenai
kewajiban-kewajiban moral seorang peneliti atas apa yang dikerjakannya
dalam penelitian, publikasi, dan pengabdiannya kepada masyarakat.
Seorang peneliti selain harus menguasai metodologi penelitian juga perlu
memberikan perhatian pada prinsip-prinsip etika penelitian:
41
1. Resfect for persons (Prinsip menghormati harkat martabat manusia)
Merupakan menghormati manusia sebagai makhluk yang memiliki
kemampuan berfikir dan mengambil keputusan. Menghormati
martabat dan harkat setiap individu dan hak-hak atas privasi.
Mengahargai hak masyarakat atas kekayaan sebagai bukti
penghormatan atas martabat manusia. Melindungi hak dan
kesejahteraan pribadi dan komunitas yang tidak memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan yang otonom. Memberikan perlindungan
kepada subjek penelitian terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
dan penyalahgunaan dalam penelitian.
2. Juctice (prinsip etik keadilan)
Seorang peneliti wajib memperlakukan setiap responden secara adil
berdasarkan ketertibannya dalam penelitian.
3. Beneficence (prinsip etik berbuat baik)
Peneliti wajib mengusahakan memanfaatkan semaksimal mungkin dan
meminimalkan kerugian bagi setiap responden yang terlibat dalam
penelitian (Adi, 2015).
42
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lamunre Kecamatan Belopa
Utara Kabupaten Luwu. Pengambilan data dilaksanakan selama 14 (empat
belas) hari dimulai dari tanggal 18-24September dan 25-30September
2017.
Data diperoleh dengan menggunakan instrument baku berupa tes
perkembangan yaitu Denver II yang diisi langsung oleh peneliti
berdasarkan laporan orang tua responden dan perlakuan responden yang
memenuhi kriteria inklusi. Populasi sebanyak 248 Toddler, dan dengan
menggunakaan metode kolerasi prediktif dan teknik pengambilan sampel
yaitu, purposive sampling, sehingga didapatkan sampel sebanyak 153
responden.
Peneliti mengidentifikasi data untuk menentukan responden yang
akan terlibat kemudian memberikan penjelasan penelitian kepada
responden. Peneliti meminta izin kepada responden (orang
tua/pengasuh)dengan menandatangani lembar persetujuan responden yang
disertakan dengan lembar instrument.
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat yang
meliputi distribusi frekuensi karakteristik responden, status gizi dan aspek
perkembangan toddler. Analisis bivariat dengan menggunakan uji pearson
correlation, meliputi hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yaitu
hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus,
43
personal sosial dan bahasa pada anak usia 1-3 tahun (toddler). Hasil
pengolahan dan analisa data akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil
penelitian sebagai berikut :
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Karakteristik
Anak Usia 1-3 Tahun(Toddler)Di Luwu (N=153)
Karakteristik n (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 76 49.7
Perempuan 77 50.3
Usia Gestasi
Prematur (< 37 minggu) 19 12.4
Normal (37- 42 minggu) 134 87.6
Berat badan lahir
Berat badan lahir rendah (< 2500 gram) 6 3.9
Berat badan lahir normal (2500 – 4000 gram) 147 96.1
Tinggi Badan (TB/U)
Sangat Pendek 4 2.6
Pendek 24 15.7
Normal 122 79.7
Tinggi 3 2
Status Gizi
Gizi Buruk 1 0.7
Gizi Kurang 11 7.2
Gizi baik 139 90.8
Gizi Lebih 2 1.3
44
Tabel 5.1 sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak
77 anak (50.3%), sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 76 anak (49.7%), mayoritas responden lahir dengan usia gestasi
cukup bulan sebanyak 134 anak (87.6%) dan responden lahir dengan usia
gestasi premature sebanyak 19 anak (12.4%), mayoritas berat badan lahir
rendah sebanyak 6 orang (3.9%) dan responden berat badan lahir normal
sebanyak 147 anak (96.1%). Sebagian besar responden mengalami gizi
yang baik yaitu 141 anak (92.2%), gizi yang kurang 12 anak (7.8%).
Tabel 5.2
Distribusi Aspek Perkembangan dan Interpretasi Hasil
Perkembangan Anak Responden berdasarkan Karakteristik
Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) Di Luwu (N=153)
Tabel 5.2 sebagian besar responden memiliki perkembangan motorik kasar
yang normal yaitu sebanyak 10 anak (6,5% sebagian besar responden
memiliki perkembangan motorik halus yang normal yaitu 117 anak
Perkembangan Toddler n (%)
Motorik Kasar
Advance 133 86.9
Normal 10 6.5
Caution 10 6.5
Delayed 0 0
Motorik Halus
Advance 15 9.8
Normal 117 76.5
Caution 14 9.2
Delayed 7 4.6
Bahasa dan Bicara
Advance 1 0.7
Normal 85 55.6
Caution 41 26.8
Delayed 26 17
Personal Sosial
Advance 4 2.6
Normal 111 72.5
Caution 20 13.1
Delayed 18 11.8
Perkembangan Toddler
Normal 129 84.3
Suspek 24 15.7
45
(76.5%), sebagian besar responden dengan perkembangan bahasa dan
bicara yang normal yaitu sebanyak 85 anak (55.6%), dan sebagian besar
responden dengan perkembangan personal sosial kategori normal
sebanyak 111 anak (72.5%) serta sebagian besar interpretasi akhir
perkembangan responden berada pada kategori normal yaitu 129 anak
(84.3%), sedangkan suspek yaitu 24 anak (15.7%).
Tabel 5.3
Distribusi hubungan Status gizi dengan perkembangan toddler
Tabel 5.3 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 153
responden. Hasil penelitian bahwa ada 6 anak (3.9%) gizi kurang yang
mengalami perkembangan motorik kasar normal, ada 4 anak (2.6%) gizi
baik yang mengalami perkembangan motorik kasar normal, tidak ada gizi
lebih yang mengalai perkembangan motorik kasar normal. Ada 4 anak
Perkembangan
Status Gizi P
Value Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Total
n (%) n (%) n (%) n (%)
Motorik Kasar
Advance 1 (0.7) 130 (85) 2 (1.3) 133 (86.9) 0.0001
Normal 6 (3.9) 4 (2.6) 0 (0.0) 10 (6.5)
Caution 4 (2.6) 5 (3.3) 0 (0.0) 9 (5.9)
Delayed 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0)
Motorik Halus
Advance 0 (0.0) 15 (9.8) 0 (0.0) 15 (9.8) 0.0001
Normal 5 (3.3) 110 (71.9) 2 (1.3) 117 (76.5)
Caution 6 (3.9) 8 (5.2) 0 (0.0) 14 (9.1)
Delayed 1 (0.7) 6 (3.9) 0 (0.0) 7 (4.6)
Bahasa dan Bicara
Advance 0 (0.0) 1 (0.7) 0 (0.0) 1 (0.7)
Normal 1 (0.7) 83 (54.2) 1 (0.7) 85 (55.6) 0.0001
Caution 4 (2.6) 36 (23.5) 1 (0.7) 41 (26.8)
Delayed 7 (4.6) 19 (12.4) 0 (0.0) 26 (17)
Personal Sosial
Advance 0 (0.0) 3 (2.0) 1 (0.7) 4 (2.6) 0.0001
Normal 1 (0.7) 110 (71.9) 0 (0.0) 111 (72.5)
Caution 2 (1.3) 17 (11.1) 1 (0.7) 20 (13.1)
Delayed 9 (5.9) 9 (5.9) 0 (0.0) 18 (11.8)
Perkembangan Toddler
Normal 1 (0.7) 126 (82.4) 2 (1.3) 129 (84.3) 0.0001
Suspek 10 (6.5) 13 (8.5) 0 (0.0) 23 (15.7)
46
(2.6%) gizi kurang yang mengalami perkembangan motorik halus normal ,
ada 110 anak (71.9%) gizi baik yang mengalami perkembangan motorik
halus normal, ada 2 anak (1.3%) gizi lebih yang mengalami perkembangan
motorik halus normal, ada 1 anak (0.7%) gizi kurang yang mengalami
perkembangan bahasa normal, ada 83 anak (54.2%) gizi baik yang
mengalami perkembangan bahasa, ada 1 anak (0.7%) gizi lebih yang
mengalami perkembangan bahasa, ada 1 anak (0.7%) gizi kurang yang
mengalami perkembangan personal sosial normal, ada 110 anak (71.9%)
gizi baik yang mengalami perkembangan personal sosial, ada 1 anak
(0.7%) gizi lebih yang mengalami perkembangan personal sosial. Hasil uji
statistik dengan menggunakan uji spearman diperoleh nilai signifikan
adalah 0.0001 lebih kecil dari α (0.05), dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan
toddler.
47
Tabel 5.4
Distribusi Hubungan Status Gizi menurut Tinggi Badan/U
Uji spearman α (0.05) =p(value): 0.0001
Tabel 5.4 berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 153
responden. Ada 1 anak (0.7%) pendek yang mengalami motorik kasar
normal, ada 9 anak (5.9%) normal yang mengalami motorik kasar
normal. Ada 23 anak (15%) pendek yang mengalami motorik halus
normal, 94 anak (61.5%) normal yang mengalami motorik halus
normal. Ada 15 anak (9.8%) pendek yang mengalami bahasa normal,
ada 70 anak (45.7%) normal yang mengalami bahasa normal. Ada 23
anak (15%) pendek yang mengalami personal sosial normal, 88 anak
(58.8%) normal yang mengalami personal sosial normal. Hasil uji
Perkembangan
Tinggi Badan/Umur (TB/U) Total
Pendek Normal
n (%) n (%) n (%)
Motorik Kasar
Advance 25 (16.4) 108 (70.6) 133 (86.9)
Normal 1 (0.7) 9 (5.9) 10 (6.5)
Caution 2 (1.3) 8 (5.2) 10 (6.5)
Delayed 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0)
Motorik Halus
Advance 1 (0.7) 14 (9.2) 15 (9.8)
Normal 23 (15) 94 (61.5) 117 (76.5)
Caution 2 (1.3) 12 (7.8) 14 (9.2)
Delayed 2 (1.3) 5 (3.3) 7 (4.6)
Bahasa dan Bicara
Advance 0 (0.0) 1 (0.7) 1 (0.7)
Normal 15 (9.8) 70 (45.7) 85 (55.6)
Caution 6 (3.9) 35 (23.9) 41 (26.8)
Delayed 7 (4.5) 19 (12.4) 26 (17)
Personal Sosial
Advance 1 (0.7) 3 (2) 4 (2.6)
Normal 23 (15) 88 (58.8) 111 (72.5)
Caution 1 (0.7) 19 (12.4) 20 (13.1)
Delayed 3 (2) 15 (9.8)
Perkembangan Toddler
Normal 24 (15.7) 102 (69.9) 129 (84.3)
Suspek 4 (2.7) 20 (13.1) 24 (15.7)
48
statistik dengan menggunakan uji spearman diperoleh nilai signifikan
adalah 0.0001 lebih kecil dari α (0.05), dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan
perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan
bahasa pada anak usia 1-3 tahun di luwu.
B. Pembahasan
Data dari hasil penelitian anak usia 1-3 tahun (toddler) di Desa
Lamunre kami menemukan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan
perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa
sejalan dengan penelitian Lestari, Christiani, & Nirmasari (2010),
mengungkapkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan
perkembangan anak usia 1-36 bulan, namunkami menemukan ada
perbedaan pada hubungan antara status gizi dengan personal sosial.
Perbedaan itu dikarenakan tidak ada signifikan antara status gizi dengan
perkembangan personal sosial sedangkan penelitian yang didapat bahwa
ada signifikan hubungan antara status gizi dengan perkembangan personal
sosialpada anak usia toddler. Hasil data yang diperoleh Lestari, Christiani,
& Nirmasari (2010) bahwa nilai perkembangan personal sosial yang
normal sebanyak 22 anak (78.6%) sedangkan penelitian anak usia 1-3
tahun (toddler) bahwa perkembangan personal sosial yang normal
sebanyak 129 anak (84.3%). Dari data yang ditemukan anak usia 1 sampai
36 bulan di Jrobang Kelurahan Ngesrep Kota Semarang sebagian besar
memiliki status gizi baik sebanyak 27 batita (71,1%).Ada hubungan antara
status gizi dengan perkembangan motorik kasar. Ada hubungan antara
49
status gizi dengan perkembangan bahasa. Ada hubungan antara status gizi
dengan perkembangan motorik halus. Namun tidak ada hubungan antara
status gizi dengan personal sosial. Oleh karena itu dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik kasar, motorik halus,
personal sosial, dan bahasa dalam hal ini menunjukkan dalam kondisi
yang sesuai dengan umur anak. Hal ini disebabkan bahwa keadaan
perkembangan seseorang dipengaruhi beberapa faktor yaitu jenis kelamin,
umur, keluarga, lingkungan, dan kelahiran. Memasuki usia tahun ketiga,
aktivitas fisik anak mulai meningkat.Anak lebih suka dengan permainan
yang memerlukan gerakan seperti bermain bola,bersepeda dan jenis
permainan lain yang memerlukan gerak fisik,keterampilan itu akan
berkembang dengan baik jika didukung oleh kemampuan anak untuk
melakukan gerak fisik yang diperlukan.
Berdasarkan hasil penelitian usia 1-3 tahun (toddler) yang di Desa
Lamunre menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi dengan
perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan
bahasa,tidak sejalan dengan penelitian Rosela, Hastuti, & Triredjeki
(2017), menemukan fakta bahwa tidak terdapat hubungan status gizi
dengan perkembangan anak usia 1-5 tahun. Dari hasil penelitian,
menyimpulkan bahwa anak usia 1-5 tahun yang berada di daerah
Kelurahan Tidar Utara Binaan Puskesmas Magelang Selatan yang
memiliki status gizi baik sebanyak 176 anak (83.02%), status gizi kurang
sebanyak 25 anak (11.79%), anak yang memiliki status gizi lebih
sebanyak 7 anak (3.30%) dan anak yang memiliki status gizi buruk
50
sebanyak 4 anak (1.89%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling
banyak perkembangan anak sesuai sebanyak 144 anak (67.92),
perkembangan anak meragukan sebanyak 51 anak (24.06%) dan
perkembangan anak menyimpang sebanyak 17 anak (8.02%). Hasil
penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa, tidak ada hubungan antara
status gizi dengan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena
kemungkinan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan
anak yang memerlukan penelitian lebih lanjut yaitu psikologi, lingkungan
fisis & kimia, makanan, status kesehatan, stimulus, lingkungan
pengasuhan dan sosial ekonomi.
Dari hasil penelitian anak usia 1-3 tahun di Desa Lamunre bahwa ada
hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar, motorik
halus, personal sosial, dan bahasa sejalan dengan hasil penelitian Indriati
& Kristi (2016), mengungkapkan bahwa ada hubungan antara status gizi
dengan perkembangan anak usia 1-5 tahun di posyandu Desa Sirnoboyo.
Dari data yang didapatkan anak yang memiliki status gizibaik sebanyak 25
anak, dari jumlah tersebut 21 anak (60%) dengan perkembangan yang
normal dan ada 4 anak (11.4%) dengan perkembangan meragukan. Pada
anak yang memiliki status gizi kurang sebanyak 9 anak, dari jumlah
tersebut 3 anak (8.6%) dengan perkembangan normal dan 6 anak (17.1%)
dengan perkembangan meragukan. Ada 1 (2,9%) anak yang memiliki
status gizi lebih dengan perkembangan meragukan. Oleh karena itu dari
hasil di atas menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hubungan
status gizi dengan perkembangananak. Hal ini disebabkan bahwa ada
51
beberapa faktor yang bisa mempengaruhi status gizi anak diantaranya
adalah asupan makanan, penyakit infeksi, dan pola pengasuhan anak.
Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering terserang
penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizi. Begitu juga
sebaliknya anak yang mendapatkan makanan tidak cukup baik, maka daya
tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status
gizinya. Pola pengasuhan anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau
pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan
makan, merawat, kebersihan, kasih sayang dan sebagainya.
Hasil penelitian Alfarizi & Suarni (2015), menyimpulkan hasil
penelitian ini menemukan 59,8 % anak mempunyai status gizi baik dan
23,8% mengalami status gizi kurang. Pada anak yang memiliki
perkembangan yang sesuai dengan usianya sebesar 51,2 %, meragukan
18,3 % dan mengalami penyimpangan 30,5 %. Berdasarkan hasil
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara status gizi dengan perkembangan anak usia 3-4 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Pembina Palembang sejalan dengan hasil
penelitian anak usia 1-3 tahun di Desa Lamunre bahwa terdapat hubungan
antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus,
personal sosial dan bahasa. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian diatas
bahwa tidak ada perbedaan antara hubungan status gizi dengan
perkembangan anak. Hal ini disebabkan bahwa ada beberapa alasan
dikemukakan orang tua yang memiliki kasus anak dengan gizi kurang
diantaranya adalah anak sulit makan dan hanya makan makanan yang
52
disukainya saja seperti mie instan, telur, jajanan warung, ikan dan rata-rata
anak lebih sering diberikan susu formula sejak usia kurang dari setahun
serta alasan mengenai kesibukan orang tua sehingga tidak begitu
memperhatikan asupan nutrisi sang anak karena anak diasuh oleh nenek
atau pengasuh selama ditinggal bekerja. Keadaan khusus juga
dikemukakan orang tua seperti anak baru sembuh dari sakit atau juga anak
yang mudah alergi terhadap makanan tertentu sehingga hanya
mengkonsumsi sedikit jenis makanan
Menurut Depkes RI (2005), mengatakan bahwa anak yang mengalami
gangguan perkembangan yaitu gangguan bicara dan bahasa. Dimana
kemampuan bahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.
Karena kemampuan bahasa ini sangat sensitif terhadap keterlambatan pada
sistem lainnya, sebab perkembangan ini melibatkan kemampuan kognitif ,
psikologis, emosi, dan lingkungan sekitar.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Tempat pelaksanaan
penelitian ini tidak kondusif dikarenakan rumah responden cukup
berjauhan yang mempunyai anak usia 1-3 tahun. Dampak dari penelitian
ini sangat melelahkan karna peneliti berjalan kaki dan berpanas-panasan
untuk mengunjungi rumah warga, dan anak dari responden juga susah
untuk diperiksa karna diusia ini mereka tidak mau untuk diperiksa tapi
orangtua sangat membantu dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti tidak
mengkaji beberapa faktor yang berhubungan dengan perkembangan
toddler seperti stimulus yang diberikan orang tua, pendapatan ekonomi
53
keluarga, dan pendidikan orang tua yang membatasi pembahasan dari
penelitian.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Status gizi pada anak usia 1-3 tahun di Desa Lamunre Kecamatan
Belopa Utara Kabupaten Luwu tahun 2017 sebagian besar memiliki
status gizi baik.
2. Perkembangan Toddler pada anak usia 1-3 tahun di Desa Lamunre
Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu tahun 2017 sebagian besar
memiliki perkembangan normal.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status gizi dengan
perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan
bahasa pada anak usia 1-3 tahun (Toddler) di Luwu.
B. Saran
1. Bagi ibu
Untuk menjadikan masukan bagi ibu khususnya mengenai
kebutuhan gizi pada anak usia 1-3 tahun agar dapat meningkatkan
pengetahuannya tentang status gizi dan perkembangan anak serta
berperan aktif dalam pemantauan perkembangan anak secara mandiri
sehingga apabila ada suatu masalah perkembangan anak ibu diharapkan
segera memeriksakan anak ke tenaga kesehatan
55
2. Bagi peneliti
Bagi peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian dengan
menambah variable penelitian yaitu tentang factor-faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan anak seperti posisi anak dalam keluarga,
peran ibu dalam pemantauan perkembangan dan stimulasi yang
diberikan oleh orang tua serta melakukan skrining lebih dari 1 kali
untuk meminimalkan bias pada penelitian.
3. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat selalu memantau
status gizi anak dan menerapkan deteksi dini secara periodic pada anak
sehingga dapat melakukan antisipasi jika ditemukan perkembangan
anak yang menyimpang.
56
DAFTAR PUSTAKA
Adi, R. (2015). Aspek Hukum Penelitian. Jakarta: Yayasan pustaka obor indonesia
Aisyah, S. (2015). Perkembangan Pesera Didik & Bimbingan Belajar (1 ed.).
Yogyakarta: Cv Budi Utama.
Alfarizi, A. B., & Suarni, E. (2015). Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan
Anak Usia 3-4 Tahun Pada 21 Posyandu Di Kota Palembang. Syifa ’Medika,
6(1).
Arianti, F., Edia, L., & Noory, K. (2006). Diary tumbuh kembang anak usia 0-6
tahun. Bandung : Read publishing house.
Cahyono, A. D. (2014). Pengaruh Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan
Sosial Anak Usia Toddler. AKP, 5(1), 1–8.
Depkes RI. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Bakti Husada.
Eveline, & Djamaludin, N. (2010). Panduan pintar merawat bayi dan balita.
Jakarta: PT Wahyu Media.
Gizi PKM. (2013). StatuS Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan
Puskesmas Belopa Utara.
Helmi, D., & Zaman, S. (2009). 12 Permainan untuk meingkatkan intelgensi
anak. Jakarta: Visi media.
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Z. (2010). Anak Saya Tidak Nakal, Kok. Yogyakarta: PT.Bentang
Pustaka.
Indriati, R., & Kristi, Y. (2016). Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan
Anak Usia 1-5 Tahun Di Posyandu Desa Sirnoboyo Kabupaten Wonogiri.
“kosala” JIK, 4(1), 47–55.
Jahari, A. B. (2005). Keluarga Sadar Gizi (kadarzi) Dalam Menuju Gizi Baik
Untuk Semua. Gizi, 28(1), 1–8.
Kemenkes. (2010). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Kemenkes. (2012). Menkes: Ada Tiga Kelompok Permasalahan Gizi Di
Indonesia, 1–2. Retrieved from www.depkes.go.id
57
Lapau, B. (2015). Metodologi penelitian kebidanan. Jakarta : Yayasan pustaka
obor indonesia
Lestari, T. P., Christiani, N., & Nirmasari, C. (2010). Hubungan Status Gizi
dengan Perkembangan Anak Usia 1-36 Bulan Di Jrobang Kelurahan Ngesrep
Kota Semarang.
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nugroho, H. S. (2009). Denver Developmental Sreening Tes. Jakarta: EGC.
RISKESDAS. (2007). Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan . Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan
Nasional 2013, 1–384. https://doi.org/1 Desember 2013
Rosela, E., Hastuti, T. P., & Triredjeki, H. (2017). Hubungan Status Gizi Dengan
Perkembangan Anak Usia 1 sampai 5 Tahun Di Kelurahan Tidar Utara, Kota
Magelang. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal
Nursing), 12(1), 27–37.
Suhardjo. (2010). Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:
Kanisius.
Suherman. (2000). Buku saku perkembangan anak. Jakarta: EGC.
Sutiari, N. K., & Wulandari, D. A. R. (2011). Hubungan Status Gizi Waktu Lahir
Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah di Desa
Peguyangan, Kota Denpasar. Jurnal Ilmu Gizi, 2(2), 109–117.
Sutomo, B., & Anggraini, D. Y. (2010). Menu Sehat Alami Untuk Batita & Balita.
Jakarta: Demedia.
Soetjiningsih. (2013). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Wauran, C. G., Kundre, R., & Wico, S. (2016). Hubungan Status Gizi Dengan
Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Kelurahan
Bitung Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. E-Journal
Keperawatan, 4 Nomor 2(2).
58
LAMPIRAN 1
INFORMED CONSENT
Kepada Yth Belopa Utara, September 2017
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yulia Musniati
Nim : C121 13 001
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar sedang melakukan
penelitian dengan judul penelitian “Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan
Motorik Kasar, Motorik Halus, Personal Sosial, dan Bahasa pada anak usia 1-3
Tahun di Desa Lamunre Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu”
Penelitian ini tidak akan merugikan responden. Saya selaku peneliti yang
bernama Yulia Musniati akan merahasiakan identitas dan jawaban saudara sebagai
responden dalam penelitian ini. Bersama surat ini kami lampirkan lembar
persetujuan menjadi responden. Orang tua atau pengasuh dipersilahkan
menandatangani lembar persetujuan apabila anak anda bersedia secara sukarela
menjadi responden penelitian.
Besar harapan kami agar anda bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini. Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Peneliti)
59
LAMPIRAN 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah diberikan penjelasan oleh peneliti dalam bahasa yang saya pahami,
untuk mempelajari tentang tujuan penelitian yang berjudul “ Hubungan Status
Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus, Personal Sosial,
dan Bahasa pada anak usia 1-3 Tahun di Desa Lamunre Kecamatan Belopa
Utara Kabupaten Luwu”. Maka saya menyatakan bersedia menjadi responden
untuk membantu dan berperan serta dalam kelancaran penelitian tersebut.
Makassar, 2017
Responden Peneliti
( ) (Yulia Musniati)
60
LAMPIRAN 3
FORMULIR RESPONDEN
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
KASAR, MOTORIK HALUS, PERSONAL SOSIAL, DAN BAHASA PADA
ANAK USIA 1-3 TAHUN DI DESA LAMUNRE KECAMATAN BELOPA
UTARA KABUPATEN LUWU”
Alamat Responden;
A. Identitas Ibu/Pengasuh
1. Nama :
2. Umur :
B. Identitas Anak
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Berat Badan Lahir :
5. Berat Badan Sekarang :
6. Tinggi Badan :
61
62
LAMPIRAN 4
MASTER TABEL PENELITIAN
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN
MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS, PERSONAL SOSIAL, DAN BAHASA PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN
(Toddler) DI LUWU
kode
Kakrakteristik Responden Aspek Perkembangan
Perk.Toddler jenis kelamin Usia BBL BBS TB
Usia
Gestasi Status Gizi Mtr_Kasar Mtr_Halus
Personal
sosial Bahasa
Nominal Nominal Rasio Rasio Rasio Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
1 perempuan 2 Tahun 4 Bulan 3100 10 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
2 laki-laki 3 tahun 2 bulan 2900 13 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
3 perempuan 1 tahun 7 bulan 3200 9 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
4 perempuan 1 tahun 8 bulan 2900 9 80 Normal Gizi Baik Advance Advance Caution Normal Normal
5 laki-laki 1 tahun 6 bulan 3000 8 78 Normal Gizi Kurang Normal Normal Delayed Delayed Suspek
6 perempuan 2 Tahun 4 Bulan 3000 11 83 Normal Gizi Baik Advance Normal Advance Normal Normal
7 laki-laki 1 tahun 3200 8 70 Normal Gizi Baik Advance Normal Advance Delayed Normal
8 perempuan 1 tahun 3300 8 70 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
9 perempuan 1 tahun 3000 9 70 Premature Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
10 perempuan 1 tahun 3200 8 70 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
11 perempuan 1 tahun 3000 8 70 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
63
12 laki-laki 1 tahun 2 bulan 2900 9 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Delayed Caution Normal
13 perempuan 1 tahun 1 bulan 3000 8 72 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
14 perempuan 1 tahun 1 bulan 2000 8 70 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
15 laki-laki 1 tahun 1 bulan 3200 9 73 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
16 perempuan 1 tahun 2800 9 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
17 perempuan 1 tahun 1 bulan 3000 9 70 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
18 laki-laki 1 tahun 1 bulan 2900 9 78 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Advance Normal
19 perempuan 1 tahun 3000 8 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
20 laki-laki 1 tahun 1 bulan 2700 9 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
21 laki-laki 1 tahun 3000 8 70 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Caution Normal
22 laki-laki 1tahun 5 bulan 3000 9 70 Premature Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
23 laki-laki 1 tahun 4 bulan 3000 10 78 Normal Gizi Baik Advance Caution Normal Normal Normal
24 perempuan 1 tahun 3 bulan 2800 9 73 Normal Gizi Baik Advance Normal Caution Caution Normal
25 perempuan 1 tahun 4 bulan 3200 10 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
26 perempuan 1 tahun 3 bulan 3200 9 70 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
27 laki-laki 1 tahun 2 bulan 3700 9 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
28 perempuan 1 tahun 4 bulan 3000 9 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
29 perempuan 1 tahun 3 bulan 2900 9 70 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
30 laki-laki 1 tahun 2 bulan 3000 9 72 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
64
31 laki-laki 1 tahun 2 bulan 2800 9 70 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
32 perempuan 1 tahun 7 bulan 3200 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
33 laki-laki 1 tahun 8 bulan 3000 10 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
34 laki-laki 1 tahun 6 bulan 2800 10 75 Normal Gizi Baik Caution Caution Normal Caution Normal
35 perempuan 1 tahun 6 bulan 2200 10 75 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
36 perempuan 1 tahun 6 bulan 3200 11 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
37 perempuan 1 tahun 5 bulan 2900 10 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
38 perempuan 1 tahun 5 bulan 2600 11 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
39 laki-laki 1 tahun 5 bulan 3000 10 78 Normal Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
40 perempuan 1 tahun 4 bulan 3400 10 75 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
41 perempuan 1 tahun 4 bulan 3000 9 75 Normal Gizi Baik Caution Normal Caution Delayed Suspek
42 laki-laki 1 tahun 10 bulan 3000 11 80 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
43 perempuan 1 tahun 9 bulan 2800 11 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
44 laki-laki 1 tahun 9 bulan 3000 10 78 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
45 perempuan 1 tahun 9 bulan 3000 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
46 perempuan 1 tahun 8 bulan 3500 10 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
47 laki-laki 1 tahun 7 bulan 2700 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
48 laki-laki 1 tahun 8 bulan 3500 12 90 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
49 perempuan 1 tahun 8 bulan 3000 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
65
50 laki-laki 1 tahun 7 bulan 2800 12 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
51 laki-laki 1 tahun 7 bulan 3000 12 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Advance Caution Normal
52 perempuan 2 tahun 1 bulan 3200 16 85 Normal Gizi Lebih Advance Normal Advance Caution Normal
53 laki-laki 2 tahun 1 bulan 3000 16 83 Normal Gizi Lebih Advance Normal Caution Normal Normal
54 laki-laki 2 tahun 2 bulan 3200 11 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
55 laki-laki 2 tahun 1800 10 80 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
56 perempuan 2 tahun 3200 12 90 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
57 laki-laki 2 tahun 2600 10 83 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
58 laki-laki 1 tahun 11 bulan 3300 10 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
59 laki-laki 1 tahun 11 bulan 3300 10 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
60 laki-laki 1 tahun 11 bulan 3500 10 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
61 laki-laki 2 tahun 1 bulan 2800 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
62 perempuan 1 tahun 10 bulan 3000 10 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
63 laki-laki 2 tahun 2 bulan 2800 11 83 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
64 perempuan 2 tahun 2 bulan 3000 10 81 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
65 perempuan 2 Tahun 4 Bulan 2900 10 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
66 laki-laki 2 Tahun 4 Bulan 3000 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
67 laki-laki 2 tahun 3 bulan 3100 11 90 Normal Gizi Baik Advance Caution Normal Normal Normal
68 perempuan 2 tahun 3 bulan 3000 10 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
66
69 laki-laki 2 Tahun 4 Bulan 3000 9 80 Premature Gizi Buruk Caution Normal Delayed Caution Suspek
70 laki-laki 2 tahun 3 bulan 3500 11 90 Normal Gizi Baik Caution Caution Delayed Normal Suspek
71 laki-laki 2 tahun 2 bulan 3000 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
72 perempuan 2 tahun 3 bulan 3200 12 90 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
73 laki-laki 2 tahun 2 bulan 3300 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
74 laki-laki 2 tahun 1 bulan 2600 10 80 Normal Gizi Baik Advance Caution Normal Normal Normal
75 perempuan 2 tahun 8 bulan 3000 12 92 Normal Gizi Baik Advance Caution Normal Normal Normal
76 laki-laki 2 tahun 7 bulan 3500 12 93 Normal Gizi Baik Advance Normal Caution Normal Normal
77 laki-laki 2 tahun 6 bulan 3000 11 90 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
78 laki-laki 2 tahun 6 bulan 2300 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
79 laki-laki 2 tahun 6 bulan 4000 12 90 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
80 laki-laki 2 tahun 6 bulan 3200 12 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
81 perempuan 2 tahun 5 bulan 3600 11 80 Normal Gizi Baik Advance Delayed Delayed Delayed Suspek
82 perempuan 1 tahun 2 bulan 3500 8 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
83 laki-laki 2 tahun 2 bulan 2900 10 80 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
84 laki-laki 2 tahun 1 bulan 3000 11 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
85 perempuan 2 Tahun 4 Bulan 3200 11 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
86 perempuan 2 tahun 6 bulan 2700 12 83 Normal Gizi Baik Normal Delayed Delayed Caution Suspek
87 perempuan 2 tahun 3 bulan 2900 10 82 Normal Gizi Baik Normal Delayed Caution Caution Suspek
67
88 perempuan 1 tahun 5 bulan 2600 8 82 Premature Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
89 perempuan 1 tahun 6 bulan 3200 8 81 Normal Gizi Kurang Caution Normal Delayed Delayed Suspek
90 perempuan 1 tahun 7 bulan 2800 8 82 Normal Gizi Kurang Caution Delayed Caution Caution Suspek
91 laki-laki 1 tahun 9 bulan 3000 10 86 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
92 laki-laki 2 tahun 3 bulan 3000 11 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
93 perempuan 1 tahun 10 bulan 2700 10 81 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
94 perempuan 1 tahun 4 bulan 2600 10 80 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
95 perempuan 1 tahun 3 bulan 3200 9 79 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
96 laki-laki 1 tahun 2 bulan 2900 8 80 Normal Gizi Kurang Normal Caution Delayed Caution Suspek
97 perempuan 1 tahun 1 bulan 3600 7 75 Normal Gizi Kurang Normal Caution Delayed Delayed Suspek
98 perempuan 1 tahun 1 bulan 2800 7 80 Normal Gizi Kurang Normal Caution Delayed Delayed Suspek
99 perempuan 1 tahun 3000 7 78 Normal Gizi Kurang Normal Caution Delayed Delayed Suspek
100 laki-laki 1 tahun 3000 8 75 Premature Gizi Baik Advance Delayed Delayed Delayed Suspek
101 laki-laki 2 tahun 1 bulan 3200 12 85 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
102 perempuan 1 tahun 3500 7 73 Normal Gizi Kurang Normal Normal Delayed Delayed Suspek
103 laki-laki 3 tahun 3 bulan 3600 13 100 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
104 perempuan 3 tahun 4 bulan 3000 13 96 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
105 laki-laki 3 tahun 1 bulan 3200 14 98 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
106 laki-laki 3 tahun 2800 13 100 Normal Gizi Baik Normal Caution Delayed Normal Suspek
68
107 laki-laki 3 tahun 2 bulan 3100 14 100 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
108 laki-laki 3 tahun 7 bulan 2900 14 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
109 laki-laki 2 tahun 11 bulan 3300 12 90 Premature Gizi Baik Advance Normal Caution Delayed Normal
110 perempuan 2 tahun 9 bulan 3200 12 101 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
111 laki-laki 2 tahun 11 bulan 3000 13 101 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
112 laki-laki 2 tahun 10 bulan 3400 12 99 Normal Gizi Baik Advance Normal Delayed Caution Normal
113 laki-laki 2 tahun 11 bulan 3200 12 98 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Caution Normal
114 perempuan 2 tahun 10 bulan 3300 13 100 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
115 laki-laki 3 tahun 4 bulan 3000 14 100 Normal Gizi Baik Advance Delayed Caution Delayed Normal
116 laki-laki 2 tahun 11 bulan 3100 12 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
117 perempuan 3 tahun 3 bulan 3200 14 100 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
118 perempuan 3 tahun 4 bulan 3500 15 100 Normal Gizi Baik Advance Caution Caution Caution Suspek
119 perempuan 3 tahun 6 bulan 3200 16 103 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
120 perempuan 3 tahun 3 bulan 3300 14 100 Premature Gizi Baik Advance Normal Delayed Caution Suspek
121 laki-laki 3 tahun 3 bulan 3300 14 105 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
122 perempuan 3 tahun 3 bulan 2800 13 100 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
123 perempuan 3 tahun 3 bulan 3000 13 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
124 perempuan 3 tahun 5 bulan 2600 15 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
125 laki-laki 3 tahun 1 bulan 2900 12 95 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
69
126 perempuan 3 tahun 3 bulan 2700 14 95 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Delayed Normal
127 perempuan 2 tahun 11 bulan 3200 14 97 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
128 perempuan 2 tahun 11 bulan 3100 16 99 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
129 laki-laki 3 tahun 5 bulan 2700 18 95 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
130 laki-laki 3 tahun 5 bulan 2900 14 95 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
131 perempuan 3 tahun 5 bulan 3100 15 96 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
132 laki-laki 3 tahun 5 bulan 3200 15 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Delayed Normal
133 laki-laki 3 tahun 4 bulan 2700 13 90 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
134 laki-laki 2 tahun 9 bulan 2800 10 85 Normal Gizi Kurang Advance Normal Normal Normal Normal
135 laki-laki 2 tahun 6 bulan 3500 14 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
136 laki-laki 3 tahun 3000 14 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
137 perempuan 2 tahun 5 bulan 3200 11 85 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
138 perempuan 2 tahun 7 bulan 3200 14 88 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Caution Normal
139 perempuan 1 tahun 8 bulan 2700 8 80 Normal Gizi Kurang Caution Caution Delayed Caution Suspek
140 laki-laki 2 tahun 2 bulan 3000 10 81 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
141 perempuan 2 tahun 3000 10 85 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Caution Normal
142 perempuan 1 tahun 2800 7 75 Normal Gizi Kurang Caution Caution Caution Delayed Suspek
143 laki-laki 2 tahun 1 bulan 1700 14 95 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
144 laki-laki 1 tahun 10 bulan 3500 10 82 Normal Gizi Baik Caution Normal Normal Normal Suspek
70
145 perempuan 1 tahun 10 bulan 3300 10 82 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
146 laki-laki 2 Tahun 4 Bulan 2800 12 90 Normal Gizi Baik Caution Delayed Caution Caution Suspek
147 perempuan 1 tahun 6 bulan 2500 9 80 Premature Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
148 perempuan 2 tahun 10 bulan 2900 11 88 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
149 laki-laki 3 tahun 5 bulan 3200 13 99 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Normal Normal
150 laki-laki 3 tahun 4 bulan 2700 13 100 Normal Gizi Baik Advance Advance Normal Delayed Normal
151 perempuan 3 tahun 3 bulan 3000 13 95 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
152 perempuan 3 tahun 3 bulan 3100 13 93 Normal Gizi Baik Normal Normal Delayed Caution Suspek
153 perempuan 3 tahun 3000 14 99 Normal Gizi Baik Advance Normal Normal Normal Normal
71
LAMPIRAN 5
ANALISIS DATA
1. Analisis Univariat
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 76 49.7 49.7 49.7
Perempuan 77 50.3 50.3 100.0
Total 153 100.0 100.0
72
Berat Badan Lahir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1700 1 .7 .7 .7
1800 1 .7 .7 1.3
2000 1 .7 .7 2.0
2200 1 .7 .7 2.6
2300 1 .7 .7 3.3
2500 1 .7 .7 3.9
2600 6 3.9 3.9 7.8
2700 9 5.9 5.9 13.7
2800 15 9.8 9.8 23.5
2900 14 9.2 9.2 32.7
3000 43 28.1 28.1 60.8
3100 7 4.6 4.6 65.4
3200 27 17.6 17.6 83.0
3300 9 5.9 5.9 88.9
3400 2 1.3 1.3 90.2
3500 10 6.5 6.5 96.7
3600 3 2.0 2.0 98.7
3700 1 .7 .7 99.3
4000 1 .7 .7 100.0
Total 153 100.0 100.0
73
Berat Badan Sekarang
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 7 5 3.3 3.3 3.3
8 16 10.5 10.5 13.7
9 21 13.7 13.7 27.5
10 31 20.3 20.3 47.7
11 25 16.3 16.3 64.1
12 18 11.8 11.8 75.8
13 13 8.5 8.5 84.3
14 15 9.8 9.8 94.1
15 4 2.6 2.6 96.7
16 4 2.6 2.6 99.3
18 1 .7 .7 100.0
Total 153 100.0 100.0
74
Tinggi Badan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 70 12 7.8 7.8 7.8
72 2 1.3 1.3 9.2
73 3 2.0 2.0 11.1
75 15 9.8 9.8 20.9
78 6 3.9 3.9 24.8
79 1 .7 .7 25.5
80 31 20.3 20.3 45.8
81 4 2.6 2.6 48.4
82 5 3.3 3.3 51.6
83 5 3.3 3.3 54.9
85 16 10.5 10.5 65.4
86 1 .7 .7 66.0
88 2 1.3 1.3 67.3
90 10 6.5 6.5 73.9
92 1 .7 .7 74.5
93 2 1.3 1.3 75.8
95 14 9.2 9.2 85.0
96 2 1.3 1.3 86.3
97 1 .7 .7 86.9
98 2 1.3 1.3 88.2
99 4 2.6 2.6 90.8
100 10 6.5 6.5 97.4
101 2 1.3 1.3 98.7
103 1 .7 .7 99.3
105 1 .7 .7 100.0
Total 153 100.0 100.0
75
Tinggi Badan/Umur (TB/U)
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat
Pendek
4 2.6 2.6 2.6
Pendek 24 15.7 15.7 18.3
Normal 122 79.7 79.7 98.0
Tinggi 3 2.0 2.0 100.0
Total 153 100.0 100.0
76
2. Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Status Gizi * Motorik
Kasar
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Status Gizi * Motorik
Halus
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Status Gizi * Personal
Sosial
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Status Gizi * Bahasa 153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Status Gizi *
Perkembangan Toddler
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Status Gizi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Gizi Buruk 1 .7 .7 .7
Gizi Kurang 11 7.2 7.2 7.8
Gizi Baik 139 90.8 90.8 98.7
Gizi Lebih 2 1.3 1.3 100.0
Total 153 100.0 100.0
77
Status Gizi * Motorik Kasar Crosstabulation
Motorik Kasar
Total Caution Normal Advance
Status Gizi Gizi Buruk Count 1 0 0 1
Expected Count .1 .1 .9 1.0
% of Total 0.7% 0.0% 0.0% 0.7%
Gizi Kurang Count 4 6 1 11
Expected Count .7 .7 9.6 11.0
% of Total 2.6% 3.9% 0.7% 7.2%
Gizi Baik Count 5 4 130 139
Expected Count 9.1 9.1 120.8 139.0
% of Total 3.3% 2.6% 85.0% 90.8%
Gizi Lebih Count 0 0 2 2
Expected Count .1 .1 1.7 2.0
% of Total 0.0% 0.0% 1.3% 1.3%
Total Count 10 10 133 153
Expected Count 10.0 10.0 133.0 153.0
% of Total 6.5% 6.5% 86.9% 100.0%
Correlations
Status Gizi Motorik Kasar
Spearman's rho Status Gizi Correlation Coefficient 1.000 .637
Sig. (1-tailed) . .000
N 153 153
Motorik Kasar Correlation Coefficient .637 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 153 153
78
Correlations
Status Gizi Motorik Halus
Spearman's rho Status Gizi Correlation Coefficient 1.000 .297
Sig. (1-tailed) . .000
N 153 153
Motorik Halus Correlation Coefficient .297 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 153 153
Status Gizi * Motorik Halus Crosstabulation
Motorik Halus
Total Delayed Caution Normal Advance
Status Gizi Gizi Buruk Count 0 0 1 0 1
Expected Count .0 .1 .8 .1 1.0
% of Total 0.0% 0.0% 0.7% 0.0% 0.7%
Gizi Kurang Count 1 6 4 0 11
Expected Count .5 1.0 8.4 1.1 11.0
% of Total 0.7% 3.9% 2.6% 0.0% 7.2%
Gizi Baik Count 6 8 110 15 139
Expected Count 6.4 12.7 106.3 13.6 139.0
% of Total 3.9% 5.2% 71.9% 9.8% 90.8%
Gizi Lebih Count 0 0 2 0 2
Expected Count .1 .2 1.5 .2 2.0
% of Total 0.0% 0.0% 1.3% 0.0% 1.3%
Total Count 7 14 117 15 153
Expected Count 7.0 14.0 117.0 15.0 153.0
% of Total 4.6% 9.2% 76.5% 9.8% 100.0%
79
Correlations
Status Gizi Personal Sosial
Spearman's rho Status Gizi Correlation Coefficient 1.000 .460
Sig. (1-tailed) . .000
N 153 153
Personal Sosial Correlation Coefficient .460 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 153 153
Status Gizi * Personal Sosial Crosstabulation
Personal Sosial
Total Delayed Caution Normal Advance
Status Gizi Gizi Buruk Count 1 0 0 0 1
Expected Count .1 .1 .7 .0 1.0
% of Total 0.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.7%
Gizi Kurang Count 8 2 1 0 11
Expected Count 1.3 1.4 8.0 .3 11.0
% of Total 5.2% 1.3% 0.7% 0.0% 7.2%
Gizi Baik Count 9 17 110 3 139
Expected Count 16.4 18.2 100.8 3.6 139.0
% of Total 5.9% 11.1% 71.9% 2.0% 90.8%
Gizi Lebih Count 0 1 0 1 2
Expected Count .2 .3 1.5 .1 2.0
% of Total 0.0% 0.7% 0.0% 0.7% 1.3%
Total Count 18 20 111 4 153
Expected Count 18.0 20.0 111.0 4.0 153.0
% of Total 11.8% 13.1% 72.5% 2.6% 100.0%
80
Status Gizi * Bahasa Crosstabulation
Bahasa Total
Delayed Caution Normal Advance
Status Gizi Gizi Buruk Count 0 1 0 0 1
Expected
Count
.2 .3 .6 .0 1.0
% of Total 0.0% 0.7% 0.0% 0.0% 0.7%
Gizi
Kurang
Count 7 3 1 0 11
Expected
Count
1.9 2.9 6.1 .1 11.0
% of Total 4.6% 2.0% 0.7% 0.0% 7.2%
Gizi Baik Count 19 36 83 1 139
Expected
Count
23.6 37.2 77.2 .9 139.0
% of Total 12.4% 23.5% 54.2% 0.7% 90.8%
Gizi Lebih Count 0 1 1 0 2
Expected
Count
.3 .5 1.1 .0 2.0
% of Total 0.0% 0.7% 0.7% 0.0% 1.3%
Total Count 26 41 85 1 153
Expected
Count
26.0 41.0 85.0 1.0 153.0
% of Total 17.0% 26.8% 55.6% 0.7% 100.0
%
81
Correlations
Status
Gizi Bahasa
Spearman's
rho
Status
Gizi
Correlation
Coefficient
1.000 .301
Sig. (1-tailed) . .000
N 153 153
Bahasa Correlation
Coefficient
.301 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 153 153
Status Gizi * Perkembangan Toddler Crosstabulation
Perkembangan Toddler
Total Suspek Normal
Status Gizi Gizi Buruk Count 1 0 1
Expected Count .2 .8 1.0
% of Total 0.7% 0.0% 0.7%
Gizi Kurang Count 10 1 11
Expected Count 1.7 9.3 11.0
% of Total 6.5% 0.7% 7.2%
Gizi Baik Count 13 126 139
Expected Count 21.8 117.2 139.0
% of Total 8.5% 82.4% 90.8%
Gizi Lebih Count 0 2 2
Expected Count .3 1.7 2.0
% of Total 0.0% 1.3% 1.3%
Total Count 24 129 153
Expected Count 24.0 129.0 153.0
% of Total 15.7% 84.3% 100.0%
82
Correlations
Status Gizi
Perkembangan
Toddler
Spearman's
rho
Status Gizi Correlation
Coefficient
1.000 .579
Sig. (1-tailed) . .000
N 153 153
Perkembangan
Toddler
Correlation
Coefficient
.579 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 153 153
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tinggi Badan/Umur
(TB/U) * Motorik Kasar
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Tinggi Badan/Umur
(TB/U) * Motorik Halus
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Tinggi Badan/Umur
(TB/U) * Personal Sosial
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Tinggi Badan/Umur
(TB/U) * Bahasa
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Tinggi Badan/Umur
(TB/U) * Perkembangan
Toddler
153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
83
Motorik Kasar * Tinggi Badan/Umur (TB/U) Crosstabulation
Tinggi Badan/Umur (TB/U)
Total Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi
Motorik Kasar Caution Count 1 1 8 0 10
% of
Total
0.7% 0.7% 5.2% 0.0% 6.5%
Normal Count 0 1 9 0 10
% of
Total
0.0% 0.7% 5.9% 0.0% 6.5%
Advance Count 3 22 105 3 133
% of
Total
2.0% 14.4% 68.6% 2.0% 86.9%
Total Count 4 24 122 3 153
% of
Total
2.6% 15.7% 79.7% 2.0% 100.0%
84
Motorik Halus * Tinggi Badan/Umur (TB/U) Crosstabulation
Tinggi Badan/Umur (TB/U)
Total
Sangat
Pendek Pendek Normal Tinggi
Motorik
Halus
Delayed Count 0 2 5 0 7
% of
Total
0.0% 1.3% 3.3% 0.0% 4.6%
Caution Count 0 2 12 0 14
% of
Total
0.0% 1.3% 7.8% 0.0% 9.2%
Normal Count 4 19 91 3 117
% of
Total
2.6% 12.4% 59.5% 2.0% 76.5%
Advance Count 0 1 14 0 15
% of
Total
0.0% 0.7% 9.2% 0.0% 9.8%
Total Count 4 24 122 3 153
% of
Total
2.6% 15.7% 79.7% 2.0% 100.0%
85
Personal Sosial * Tinggi Badan/Umur (TB/U) Crosstabulation
Tinggi Badan/Umur (TB/U)
Total Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi
Personal Sosial Delayed Count 1 2 15 0 18
% of
Total
0.7% 1.3% 9.8% 0.0% 11.8%
Caution Count 1 0 19 0 20
% of
Total
0.7% 0.0% 12.4% 0.0% 13.1%
Normal Count 2 21 85 3 111
% of
Total
1.3% 13.7% 55.6% 2.0% 72.5%
Advance Count 0 1 3 0 4
% of
Total
0.0% 0.7% 2.0% 0.0% 2.6%
Total Count 4 24 122 3 153
% of
Total
2.6% 15.7% 79.7% 2.0% 100.0%
86
Bahasa * Tinggi Badan/Umur (TB/U) Crosstabulation
Tinggi Badan/Umur (TB/U)
Total
Sangat
Pendek
Pende
k
Norma
l Tinggi
Bahasa Delayed Count 1 6 19 0 26
% of
Total
0.7% 3.9% 12.4% 0.0% 17.0%
Caution Count 1 5 34 1 41
% of
Total
0.7% 3.3% 22.2% 0.7% 26.8%
Normal Count 2 13 68 2 85
% of
Total
1.3% 8.5% 44.4% 1.3% 55.6%
Advance Count 0 0 1 0 1
% of
Total
0.0% 0.0% 0.7% 0.0% 0.7%
Total Count 4 24 122 3 153
% of
Total
2.6% 15.7% 79.7% 2.0% 100.0
%
Perkembangan Toddler * Tinggi Badan/Umur (TB/U) Crosstabulation
Tinggi Badan/Umur (TB/U)
Total
Sangat
Pendek
Pende
k
Norm
al
Tingg
i
Perkembangan
Toddler
Suspe
k
Count 1 3 20 0 24
% of
Total
0.7% 2.0% 13.1% 0.0% 15.7%
Norm
al
Count 3 21 102 3 129
% of
Total
2.0% 13.7% 66.7% 2.0% 84.3%
Total Count 4 24 122 3 153
% of
Total
2.6% 15.7% 79.7% 2.0% 100.0
%
87
LAMPIRAN 6
88
89
90
91
92
93