Skrining Kanker Cerviks dengan Tes Inspeksi Vagina Asam Asetat
Oleh Jeremy Joshua santosa
102012273
Definisi Kanker adalah suatu penyakit
neoplastik yang dapat berakibatan fatal. Sel kanker mempunyai
kemampuan untuk menginvasi dan bermetastasi kebagian lain dalam tubuh
dan bersifat sangat anaplastik yaitu bisa membelah tanpa berdiferensiasi.
Tahun 2014 Kementerian Kesehatan mencatat dari sekian banyak kanker yang menyerang penduduk Indonesia, kanker payudara dan
kanker leher rahim tertingi kasusnya di seluruh Rumah Sakit. Berdasarkan Sistem Informasi RS, jumlah pasien rawat jalan
maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%) dan
kanker serviks 5.349 orang (12,8%)
Epidemiologi
Etiologi
1. Agent : -HPV (Human Papiloma Virus) -tipe virus -infeksi beberapa tipe onkogenik HPV secara bersamaan -jumlah virus (viral load)
2. Faktor host/ penjamu : - status imunitas- Gaya hidup dan aktifitas seksual
3. Faktor eksogen - merokok - ko-infeksi dengan penyakit menular seksual lainnya - penggunaan jangka panjang ( lebih dari 5 tahun) kontrasepsi oral
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Perilaku seksual
Melakukan hubungan seksual pada usia < 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual yang berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks.
2. Merokok
Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbon heterocyclic nitrosamines
3. Nutrisi
Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat (folic acid), vitamin C, vitamin E, beta karoten/retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks.
4. Hygiene yang buruk
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Skrining Skrining merupakan suatu
pemeriksaan asimptomatik pada satu atau seklompok orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam
kategori yang diperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit.
Tujuan Skrining
1. Menentukan orang yang terdeteksi menderita suatu penyakit sedini mungkin sehingga dapat segera memperoleh pengobatan.
2. Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat
3. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin.
4. Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti.
SYARAT DILAKUKAN SKRINING PENYAKIT
1. Penyakit harus merupakan masalah kesehatan yang penting
2. Harus ada cara pengobatan yang efektif
3. Tersedia fasilitas pengobatan dan diagnosis
4. Diketahui stadium prepatogenesis dan pathogenesis
5. Telah dimengerti riwayat alamiah penyakit
Macam-macam skrining
1. Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
2. Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria
tertentu3. Case finding screening adalah upaya
dokter/tenaga kesehatan untuk menyelidiki suatu kelainan yang tidak berhubungan dengan keluhan pasien
yang datang untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan
4. Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu
jenis penyakit5. Multiphasic screening adalah screening
yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit
RELIABILITAS DAN VALIDITAS
Program IVA di Puskesmas
Teknik Pemeriksaan IVA
Interpretasi IVA
SASARAN YANG AKAN MENJALANI SKRINING
•Setiap perempuan yang berusia antara 25-35 tahun, yang belum pernah menjalani tes Pap sebelumnya, atau pernah mengalami tes Pap 3 tahun sebelumnya atau lebih. •Perempuan yang ditemukan lesi abnormal pada pemeriksaan tes Pap sebelumnya•Perempuan yang mengalami perdarahan abnormal pervaginam, perdarahan pasca sanggama atau perdarahan pasca menopause atau mengalami tanda dan gejala abnormal lainnya •Perempuan yang ditemukan ketidak normalan pada leher rahimnya
1. Hasil segera diketahui saat itu juga.2. Efektif karena tidak membutuhkan banyak
waktu dalam pemeriksaan, aman karena pemeriksaan IVA tidak memiliki efek samping bagi
ibu yang memeriksa, dan praktis.3. Teknik pemeriksaan sederhana, karena hanya
memerlukan alat-alat kesehatan yang sederhana, dan dapat dilakukan dimana saja.
4. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah.5. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi.
6. Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
Keunggulan Tes IVA
Pencegahan
Pencegahan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker serviks. Pencegahan terdiri dari beberapa tahap yaitu pencegahan primimodial, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier
Tujuan pencegahan primodial adalah mencegah timbulnya faktor resiko kanker serviks bagi
perempua yang belum mempunyai faktor resiko dengan cara seperti pendidikan seks bagi remaja,
menunda hubungan seks remaja sampai pada usia yang matang yaitu lebih dari 20 tahun.
1. Pencegahan primodial
2. Pencegahan primerPencegahan tingkat primer bertujuan
untuk mengurangi atau menghilangkan faktor resiko bagi perempuan yang
mempunyai faktor resiko, untuk mengetahui bagaimana pencegahan
primer dapat dilakukan pada kanker srviks.
PENCEGAHAN SEKUNDER ADALAH UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENENTUKAN KASUS DINI SEHINGGA KEMUNGKINAN PENYEMBUHAN DAPAT DITINGKATKA, TEMASUK SKRINING, DETEKSI DINI
(PAP’S SMEAR) DAN PENGOBATAN
3. Penceganan sekunder
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
serviks. Penderita yang menjadi cacat karena komplikasi penyakitnya atau karena pengobatan perlu direhabilitasi untuk mengembalikan bentuk
dan/atau fungsi organ yang cacat itu supaya penderita dapat hidup dengan layak dan wajar di
masyarakat.
4. Pencegahan tertier
KESIMPULAN Skrining adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi suatu penyakit individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu. Tes Pap smear merupakan pilihan utama metode skrining kanker cerviks. Namun dalam penerapan di pelayanan primer yang lebih luas, metode IVA direkomendasikan menjadi metode alternatif pada kondisi yang tidak memungkinkan dilakukan untuk pemeriksaan sitologi. Skrining yang sering dilakukan di Puskesmas adalah skrining Ca cerviks dengan tes IVA karena skrining ini mudah, praktis. Skrining kanker serviks telah memberikan dampak yang baik terhadap masalah kanker serviks yang. Penurunan jumlah penderita kanker serviks dikarenakan skrining yang dilakukan pada wanita yang memiliki faktor resiko. Skrining memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang berguna untuk menentukan nilai prediksi uji positif dan nilai prediksi uji negatif.