Download - Sketsa adalah denah
BAHAN AJAR
SMP : SMP N 1 Salimpaung
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas : VII
Pokok Bahasan :Membuat Sketsa dan Peta Wilayah
I. Sketsa, Tujuan Sketsa, Unsur-Unsur Sketsa
Sketsa adalah denah/gambar kasar dari hasil pengamatan objek geografi pada
sebuah area/wilayah yang digambar dalam kertas.
Tujuan Sketsa: Sketsa atau denah lokasi dibuat dengan tujuan agar orang dengan
mudah dapat mengetahui lokasi yang dimaksud.
Unsur-Unsur Sketsa:
a. Judul
b. Arah/orientasi
c. Wilayah sketsa
d. Penampakan geografi
e. Simbol sketsa
II. Objek Geografi Pada Peta
Objek geografi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Objek alam, objek geografi yang berhubungan dengan alam
2. Objek budaya, objek geografi yang dibuat atau diusahakan manusia
III. Menghitung dan Menentukan Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara 2 titik pada peta dengan jarak yang
sebenarnya di lapangan/di permukaan bumi.
Jenis-Jenis Skala Peta:
Berdasarkan tipenya skala peta dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Skala angka/numeris/pecahan
b. Skala garis/grafis
c. Skala inci/verbal (Indonesia tidak menggunakan skala inci)
Menentukan skala peta:
Skala peta erat hubungannya dengan maksud pembuatan peta atau pembacaan
peta. Kalau ingin mengamati secara detail maka perlu dicari peta skala besar.
Sebaliknya bila bermaksud memperoleh gambaran menyeluruh atau daerah yang
luas kita menggunakan pola berskala kecil.
Semakin besar skala yang dibuat pada peta maka daerah yang digambarkan
semakin sempit dan informasi yang disajikan semakin rinci dan sebaliknya, jika
skala peta semakin kecil, maka daerah yang digambarkan semakin luas dan
informasi yang disajikan sedikit.
Menghitung Skala Peta
Rumus Menghitung Skala Peta:
IV. Simbol Pada Peta
Simbol adalah pengganti kenampakan-kenampakan di permukaan bumi yang
digunakan dalam peta.
Macam-Macam Simbol Peta
Berdasarkan pemakaiannya dibedakannya menjadi 2 yaitu:
a. Simbol Umum/Konvensional
Simbol umum adalah simbol yang sudah biasa digunakan di peta.
Simbol umum dibedakan 4 bentuk, yaitu:
1. Simbol titik, digunakan untuk menggambarkan penyebaran berbagai
fenomena di permukaan bumi, misalnya: simbol titik yang menyatakan
letak kota, ibu kota, gunung, lapangan udara, pelabuhan laut, dsb
2. Simbol garis, digunakan untuk mewakili/menggambarkan fenomena seperti
bentuk sungai, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah dsb
3. Simbol area atau luasan, digunakan untuk mewakili suatu area dengan
simbol yang mencakup kawasan luasan tertentu, misalnya: daerah sawah,
rawa, hutan, dsb
4. Simbol warna, penggunaan warna dalam peta dapat bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Warna kualitatif menunjukkan perbedaan suatu objek,
sedangkan warna kuantitatif digunakan untuk menunjukkan jumlah nilai
tertentu.
b. Simbol tidak konvensional/tidak umum
Simbol tidak konvensional/tidak umum yaitu simbol yang belum umum
digunakan, misalnya: simbol hasil tambang, hasil industri yang dibuat sesuai
dengan kehendak pembuat peta.
V. Mengartikan Simbol Geografi Pada Peta
Simbol dapat digunakan untuk menggolongkan data-data geografi dalam sebuah
peta. Data hasil penggolongan tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel. Peta
tematik sering disebut Peta Statistik, karena memuat data-data kualitatif maupun
kuantitatif dari suatu masalah atau tema tertentu.
a. Peta tematik yang memuat data-data kualitatif
Jenis peta ini hanya menggambarkan daerah persebaran dan jenis datanya tanpa
memperhatikan seberapa banyak data yang tersebar itu. Untuk
menggambarkannya ada beberapa cara yaitu:
1) Chorochromatic yaitu penyebaran datanya digambarkan dengan perbedaan
warna yang jelas
2) Chorosematic yaitu penyebaran datanya ditunjukkan dengan gambar kecil
yang sesuai dengan bentuk aslinya.
3) Index Letter dan Figures yaitu penggambaran datanya dengan gambar kecil
yang tidak sama dengan aslinya, baik huruf maupun gambar yang dibuat
seragam.
b. Peta tematik yang memuat data-data kuantitatif
Peta jenis ini selalu menunjukkan adanya kepadatan data yang disebarkan, di
samping jenisnya. Nilai kuantitatif yang disebarkan dalam peta ini dapat
bersifat:
1) Absolut atau jumlah sesungguhnya
2) Frekuensi atau kerapatan, yaitu jumlah absolut dihubungkan dengan ruas/luas
3) Perbandingan misalnya dalam bentuk persentase.
Untuk menggambarkan ada beberapa cara yaitu:
Isopleth yaitu garis-garis pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang
sama, kerapatan data setiap tempat dapat terbaca secara langsung
Choroplet, penggambaran data berupa warna yang bertingkat atau dengan
kerapatan garis yang berbeda. Data yang kepadatannya lebih besar
ditunjukkan dengan warna atau garis yang lebih rapat
Dot, penggambaran dengan titik, dimana tiap titik mewakili sejumlah data
tersebut.