TKE 8329W
Sistem Transmisi Telekomunikasi
Kuliah 8 – Pengantar Serat Optik
Indah Susilawati, S.T., M.Eng.
Program Studi Teknik Elektro
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009
Lecture 8 Telecommunication Transmission Systems
PENGANTAR SERAT OPTIK
Karakteristik serat optik:
1. Tingkap numeris (numerical aperture)
2. Penyusutan (atenuation)
3. Dispersi
Tingkap Numeris (Numerical Aperture)
Tingkap numeris (NA) didefinisikan sbg:
22
21
sin
nn
NA c
−=
= θ
Dengan θc adl sudut penerimaan, n1 adl indeks bias inti dan n2 adl indeks bias
kulit. Ilustrasi mengenai tingkap numeris diperlihatkan pada gambar 1.
Gambar 1a Tingkap numeris serat optik
Gambar 1b Tingkap numeris serat optik
Penyusutan (Atenuation)
Sifat-sifat fisik serat optik menimbulkan rugi-rugi yg disebut penyusutan atau
atenuasi.
Contoh :
Atenuasi pada 0,85 μm adl sebesar 3 dB/km
Atenuasi pada 1,55 μm adl sebesar 0,2 dB/km
Ada 2 jenis serat optik, yaitu:
1. Multimode (mode jamak)
2. Singlemode (mode tunggal)
Gambar 1c Serat optik mode jamak dan mode tunggal
Dispersi
Dispersi menyebabkan pulsa yg ditransmisikan melalui serat optik menjadi
melebar.
Ilustrasi mengenai dispersi sinyal diperlihatkan pada gambar 2.
Gambar 2 Dispersi pulsa
Akibat dispersi maka t2 > t1
membatasi jarak antar pengulang
membatasi pesat bit transmisi
Besarnya dispersi dinyatakan dgn rumusan:
Ltt
Dispersi21
22 −=
Dengan L adl panjang serat optik dlm satuan km.
Penyebab dispersi antara lain:
1. Lebar spektrum sumber cahaya
2. Karakteristik serat optik
- dispersi modal (pada serat optik mode jamak)
- dispersi material (krn cepat rambat cahaya tergantung frekuensi)
- dispersi pemandu gelombang
Lengkungan Serat
Dapat menyebabkan daya optik keluar dari serat
Terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Makrobending
- Mikrobending
Ilustrasi diperlihatkan pada gambar 3
Gambar 3 Makrobending dan mikrobending
Perencanaan Daya (Power Budget)
Mrpk dasar dari perencanaan (desain) jalur telekomunikasi. Dalam setiap jalur
telekomunikasi harus dicapai:
[ Gain total – Rugi-rugi total ] ≥ 0
Sehingga
[ Pt – Pr ] – [αf + αc + αs + Fm ] L ≥ 0
Maka
L = [ Pt – Pr ] / [αf + αc + αs + Fm ]
Dengan
Pt : daya pancar
Pr : daya yg diterima
αf : penyusutan oleh serat
αc : penyusutan oleh konektor
αs : rugi-rugi sambungan total (leburan)
Fm : margin serat
L : jarak antar pengulang
Pemilihan komponen sistem:
1. Pesat bit
- Menentukan sumber cahaya yg sebaiknya digunakan (LED atau LD)
- Menentukan detektor cahaya yg sebaiknya digunakan (APD atau PIN)
2. Jarak komunikasi
- Menentukan jenis serat yg sebaiknya digunakan (mode tunggal atau
mode jamak)
- Menentukan apakah diperlukan pengulang atau repeater
3. Margin serat
- Biasanya ditentukan sebesar 6 dB in case ...
Gambar 4 Diagram perencanaan daya
(PR: jelaskan diagram di atas dengan kata-kata anda sendiri)
Sambungan Serat
� Dalam penyambungan serat hrs diusahakan agar dpt diperoleh rugi-rugi
sambungan yg rendah
� Terdapat 2 teknik penyambungan:
1. Fusi
Dua serat yg akan disambung dilebur shg meleleh dgn menggunakan
busur listrik. Perhatikan gambar 5.
2. Mekanis
Dua serat disambung dgn menggunakan struktur memandu serat.
Misalnya dgn menggunakan fastomeric mechanical splice dan elastomeric
mechanical splice. Perhatikan gambar 6 dan 7.
Gambar 5 Penyambungan serat menggunakan busur listrik
Gambar 6 Fastomeric mechanical splice
Gambar 7 Elastomeric mechanical splice
� Hal-hal yg perlu diperhatikan saat membuat sambungan serat optik:
1. Penjajaran serat
2. Pemotongan serat
3. Kebersihan serat
4. Celah udara
Gambar 8 Penyiapan ujung serat sebelum penyambungan
Komponen-komponen Sistem Optis
1. Sumber cahaya
Ada 2 jenis sumber cahaya yg sering diggunakan:
a. LED (Light Emitting Diode)
- Cahaya yg dihasilkan oleh emisi spontan
- Daya output s.d 100 μW
- Cahaya inkoheren (lebar spektrum ± 40 nm)
- Pesat bit s.d 565 Mbps
b. LD (Laser Diode)
- Cahaya dihasilkan oleh emisi yg ter-stimulasi
- Daya output s.d 25 mW
- Cahaya koheren (lebar spektrum s.d 2 nm atau 5.10-6 nm)
- Pesat bit s.d 10 Gbps
Gambar 9 Perbandingan spektrum sumber cahaya (a) LED, (b) LD Fabry-Perot dan (c) LD unpan-balik terdistribusi
2. Detektor Cahaya
Ada 2 jenis detektor cahaya:
- APD (Avalanche Photo Diode)
Mampu utk digunakan s.d 100 Gbps
Gambar 10 APD (Avalanche Photo Diode)
- PIN
Mampu digunakan s.d 10 Gbps
Gambar 11 PIN
3. Penguat (Amplifier)
Digunakan utk memperpanjang jarak antar pengulang.
Ada 2 jenis penguat, yaitu:
- Penguat semikonduktor
Perolehan berkisar antara 25 – 30 dB
Keluaran > 5 dB
Gambar 12 Penguat semikonduktor
- Doped Fiber amplifier
Dibuat dgn menggunakan serat optik silika mode tunggal yg diberi
doping erbium 100 ppm shg sering disebut sbg EDFA (Erbium
Dopped Fiber Amplifier). Perolehan penguat jenis ini mencapai 40
dB.
Gambar 13 EDFA
4. Modulator
Ada dua jenis modulasi, yaitu:
a. Modulasi langsung
- Mengatur arus bias sumber cahaya (on atau off)
- FSK (frekuensi sumber cahaya tergantung arus bias)
b. Modulasi eksternal
- Menggunakan modulator lithium niobate
- Menggunakan modulator interferometrik hubungan Y
Gambar 14 Modulator fase lithium niobate
Gambar 15 Modulator interferometrik hubungan Y