SISTEM PENGADAAN MESIN ATM AREA PUBLIK PADA PT BANK X AREA DEPOK
Desy ArisandiD3-Akuntansi Komputer
UNIVERSITAS GUNADARMAPROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP)
SISTEM PENGADAAN MESIN ATM AREA PUBLIK PADA PT BANK X AREA DEPOK
Disusun Oleh :
Ditujukan Guna Melengkapi PersyaratanDalam Mencapai Gelar Ahli Madya
JAKARTA2013
Nama NPMProgram StudiPembimbing
: Desy Arisandi: 49210976: D3 – Akuntansi: Dr. Adi Kuswanto, MBA
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan,
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Hasil pengembangan definisi mengenai bank menurut UU Nomor 10
Tahun 1998 dapat disimpulkan, bank memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1. Menghimpun dana
2. Menyalurkan dana
3. Pelayanan jasa perbankan
Untuk dapat melakukan fungsi mesin ATM sebagai sarana guna
mempermudah dan memperbanyak transaksi. Dari pengadaan mesin
ATM tersebut akan timbul beberapa biaya tambahan yang dikeluarkan
bank tersebut.
PENDAHULUAN2. Materi Kerja Praktek
1. Sistem pengadaan mesin ATM area publik
2. Biaya-biaya yang berhubungan dengan pengadaan ATM
3. Tujuan Kerja Praktek
1. Untuk mengetahui sistem pengadaan mesin ATM pada area publik sebagai
fasilitas nasabah yang akan melakukan transaksi baik lintas rekening atau
lintas bank.
2. Untuk mengetahui biaya-biaya yang timbul akibat pengadaan mesin ATM
pada area publik.
4. Manfaat Kerja Praktek
1. Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan dalam menerapkan ilmu yang
telah dipelajari selama perkuliahan.
2. Mahasiswa dapat menambah wawasan tentang aspek penunjang yang
digunakan perbankan untuk menjalankan fungsi utamanya.
3. Mahasiswa dapat bermanfaat untuk tenaga bantu dan pemberi saran bagi
PT Bank X.
TEMPAT KERJA PRAKTEK
STRUKTUR ORGANISASI PT BANK X PADA TINGKAT AREA
TEMPAT KERJA PRAKTEK
ATM Koordinator dan ATM Ass.
Fungsi pengelolaan ATM adalah:
1. Mengkoordinasikan penyusunan program kerja dan target jumlah mesin ATM
yang akan dicapai.
2. Mengkoordinasikan dan memonitor sewa-menyewa ruang ATM dan
ketersediaan sarana serta prasarana pendukung ATM lainnya.
3. Mengkoordinasi dan melaksanakan perizinan penempatan mesin ATM pada
Kantor Wilayah.
4. Melakukan analisis jaringan (networking) ATM dalam kaitan dengan
penggunaan ATM.
5. Melakukan evaluasi untuk melaksanakan program selanjutnya.
METODE PRAKTEK
Metode Pengumpulan Data yang Digunakan:
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
3. Metode Pustaka
4. Metode Dokementasi
Rangkuman Kegiatan Kerja Praktek
NO WAKTU KEGIATAN
1 01-03 Agustus 2012 Pendekatan pada institusi
2 06 Agustus 2012 Pembekalan pelayanan yang di-berikan mesin ATM
3 07-14 Agustus 2012 Pelaksanaan administrasi pengadaan mesin ATM
area publik
4 15-28 Agustus 2012 Pembuatan bukti-bukti biaya pengadaan dan
perawatan mesin ATM
5 29 Agustus 2012 Pengumpulan data dengan metode dokumentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN1. Mekanisme Pengadaan Mesin ATM Area Publik
Prosedur yang dilakukan untuk menyediakan mesin ATM pada tingkat Area:
• Mencari lokasi
• Pemilihan lokasi
• Negosiasi biaya listrik
• Pengiriman mesin ATM
• Pemasangan Mesin ATM
• Pengisian uang dan pemeliharaan
EvaluasiAnggaran Tahun Lalu
Program Implementasi ATM 20XX
PelimpahanProgram Implementasi ATM 20XX pada KanWil
PelimpahanProgram Implementasi ATM 20XX pada Tingkat Area
2. Pihak–pihak yang Terlibat
• Pihak Pertama
Pihak pertama adalah pihak yang menjadi pemilik atau pihak yang
menerima biaya sewa sekaligus sebagai salah satu penandatanganan
perjanjian kerjasama.
• Pihak Kedua
Pihak kedua adalah pihak yang terlibat dari awal sampai akhir proses
pengadaan mesin. Seperti pencarian lokasi, pengadaan negosiasi,
membuatan perjanjian kerjasama, dan lain-lain. PT Bank X disebut pihak
kedua.
• Pihak Ketiga
Pihak ketiga merupakan pihak yang melakukan kegiatan di luar wewenang
pihak pertama dan pihak kedua. Pihak ketiga adalah pihak yang ditunjuk
langsung oleh Kantor Pusat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN• Pengadaan mesin ATM didasari oleh lima katagori utama yaitu: strategis, pusat
bisnis, SPBU, rumah sakit, dan perusahaan atau perkantoran. Hal tersebut
memberikan kemudahan dalam menentukan lokasi penempatan mesin ATM.
• Pencatatan transaksi atas biaya yang timbul akibat pengadaan mesin ATM
yaitu biaya sewa ruangan kantor, biaya listrik, gas dan air kantor, dan biaya
pemeliharaan investasi kantor dilakukan dengan wajar dan transparan,
ditambah dengan pengawasan dari auditor internal perusahaan yang membuat
semakin menjamin kebenaran pelaksanan prosedur akuntansi perusahaan.
• Sebagai Wajib Pajak dan WAPU, perusahaan selalu taat dengan pembayaran
pajak, pasal 23, dan pasal 4(2) yang timbul karena transaksi antara pihak
kedua dan pihak pertama atau pihak kedua dan ketiga tentang pengadaan
mesin ATM.
• Laporan akhir pada tingkat Area bukan berupa laporan keuangan, investasi
mesin ATM tidak dapat dilakukan secara spesipikasi karena langsung
berhubungan dengan penghimpunan dana dalam tabungan. Untuk penilaian
kinerja kerja mesin ATM berupa “Laporan Performance Mesin ATM”. Laporan
Performance Mesin ATM sebagai penunjang keputusan selanjutnya, dan berisi
tentang banyaknya transaksi yang dilakukan beserta keuntungan yang
didapatkan berdasarkan perbandingan biaya sewa dengan volume transaksi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran:Untuk laporan akhir, sebaiknya diciptakan laporan keuangan yang disusun oleh
pihak Area agar dapat dijadikan perbandingan antara laporan yang dibuat
Kantor Pusat dan Area hal ini berkaitan tentang pergerakan pencapaian fee
based income yang telah dicapai.