Download - Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api
SISTEM PEMADAM & PENGINDERA API
DI GEDUNG BERTINGKAT
PHE Tower
Iwan Sukirman, 2014
3
Sumber Panas
Bahan Bakar
Oksigen
Reaksi kimia
API : Adalah suatu reaksi kimia yang menimbulkan cahaya
dan panas.
Reaksi kimia tersebut hanya terjadi bila terpenuhi ketiga
unsur yang disebut : Segitiga Api (tetrahedron)
Terminologi
4
Titik nyala (Flash Point)
Titik Bakar (Fire Point)
Suhu Penyalaan Sendiri (Autoignition Temperatur)
Batas Konsentrasi Bawah (Lower Flamable Limit)
Batas Konsentrasi Atas (High /Upper Flamable Limit)
Bensin:
Flash point > -45 oC
Auto ignition temperature = 246 oC
Solar:
Flash point > 62 oC
Auto ignition temperature = 210 oC
Faktor Kemudahan Terbakar
5
Titik Nyala (Flash Point)
6
Titik Nyala (Flash Point)
7
Titik Bakar (Fire Point)
8
1. Faktor Manusia, antara lain :
- Pengelola properti tidak mengantisipasi bahaya kebakaran (tidak mepersiapkan
sistem pemadam api dan membentuk MPK /ERP team).
- Tidak memahami bahaya (misal: membebani instalasi listrik melebihi kapasitas,
meniadakan sprinkler /detektor dari ruang hunian saat renovasi /fitting out ).
- Kelalaian penghuni gedung /tenant (misal: membuang puntung rokok yang menyala
ketempat sampah).
Sebab-sebab Kebakaran :
9
2. Faktor Teknis, contohnya :
- Peralatan listrik
- Pengelasan
- Sumber api terbuka (kompor, lilin, dll)
- Reaksi kimia
- Gesekan
Sebab-sebab Kebakaran :
10
3. Faktor Alam :
] SAMBARAN PETIR
] GUNUNG BERAPI
] LAHAN GAMBUT DI-
d SAAT KEMARAU
Sebab-sebab Kebakaran :
11
Klasifikasi kebakaran menurut standar NFPA (National Fire Protection
Association) dan Permen no. 04/Men/1980 :
Kelas A : Bahan bakar yang bila terbakar menimbulkan
arang dan abu.
Kelas B : Bahan bakar cair
Kelas C : Kebakaran listrik
Kelas D : Kebakaran logam
Klasifikasi Kebakaran :
12
1. Dry Powder = sesuai untuk kelas A, B
dan C.
Suitable For Fighting Fire Of Wood, cloth,
Paper, Oil, Petrol, Kerosene, Flammable,
Gases, Electrically Started Fires etc.
2. CO2 = Sesuai untuk kelas B dan C
Suitable For Fighting Fire Of All Flammable
Liquids, Gases, Live & Delicate Machinery
Fires, Electrical & Sophisticated Electronics
Equipment fires.
Klasifikasi APAR :
13
3. AFFF (foam) = Sesuai untuk kelas A & B
Suitable For Fighting Fire Of Petrol, Oil Paints,
Sprits Chemicals, Flammable Liquids etc.
Caution: Do not use on Electrical Fires.
4. Halon-1211-BCF = sesuai untuk kelas A,
B & C
Suitable For Fighting Fire Of Petrol, Oil Paints,
Spirits Chemicals, Cooking & Welding gas Fires
& Sophisticate Electrical & Electronics
Equipment Fires.
Klasifikasi APAR :
14
P : PULL the pin
(TARIK PIN PENGUNCI).
A : AIM low at the base of fire
(ARAHKAN SELANG KE DASAR API).
S : SQUEEZE the lever above handle
(TEKAN BILAH PEGANGAN).
S : SWEEP from side to side
(SAPUKAN DARI SATU SISI KE SISI LAIN).
Cara Menggunakan APAR :
15
KETENTUAN INSTALASI APAR
(NFPA 10 dan Permenaker no.378/KPTS/1987)
STANDARD UKURAN
RATING FISIK
2 - A,B,C 3 kg - 3,75 kg
4 - A,B,C 5 kg - 7,5 kg
2 - B,C 3,5 kg
4 - B,C 7,5 kg
2 - A 10 liter
4 - A 20 liter
APAR Dry Powder
APAR CO2
APAR cairan (AFFF)
JENIS APAR
APAR untuk Bahaya Ringan Bahaya Menengah Bahaya Tinggi
Bahaya api kelas A (Hunian dll) (Perkantoran dll) (Gudang dll)
400 m2
25 m
Daya pemadaman /unit 600 m2 300 m2
Jarak api ke APAR 25 m 25 m
Ukuran APAR minimal 2-A 2-A 4-A
16
1. Basahi /rendam karung, selimut,
handuk, sarung, tirai dll.
2. Pastikan tangan terlindung dari
jilatan api.
3. Karung basah tersebut ditutupkan
kesumber api, jangan dilemparkan.
4. Apabila pakaian tersambar api,
jangan lari : jatuhkan diri &
berguling-guling di tempat yang
aman.
Cara Memadamkan Api dg Karung Basah
17
MENGAPA SEMUA PENGHUNI GEDUNG
BERTINGKAT HARUS MELAKUKAN
LATIHAN EVAKUASI (Fire Drill) ?
Lalu……
18
Conscious level (+10%) Thoughts (Pikiran)
Perceptions (Cerapan)
Preconscious (+25%) Store Memories (Ingatan)
Knowledged (Pengetahuan)
Unconscious (+65%) Selfish need
Violent motives
Fears
Irrational wishes, etc.
(*) = Penggagas teori “Psycho-Analyze”. Model gunung es ini dalam pengukuran “Key Performance Indicator” digunakan oleh prof. David Mc Clelland untuk
menganalogikan elemen-elemen kompetensi (Pengetahuan, Ketrampilan, Nilai, Citra diri, Sifat, Motif).
Teori Sigmund Freud(*) Tentang Kesadaran
19
Kepmenneg PU no.11/KPTS/2000 = Kewajibkan pengelola gedung membentuk organisasi tanggap darurat (MPK) : - Struktur Organisasi
- Flow of work
- Tanggung jawab tiap anggota
UU no.28/2002 tentang Bangunan Gedung = Kewajiban menyiapkan sistem perlindungan terhadap bahaya api (dalam pasal 17) : - Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
- Sprinkler dan Hidrant
- Pompa Pemadam Api
- Detector Panas dan Manual Call Point
- Main Control Fire Alarm (MCFA)
- Tangga Darurat dan Pressurized Fan, dll.
Apa Peraturan yang Mengantisipasi Bahaya
Kebakaran di Gedung Bertingkat?
20
Kepmenneg PU no.11/KPTS/2000, bab IV klausul 1.1:
“Setiap bangunan umum termasuk apartemen yang berpenghuni
minimal 500 orang, atau yang memiliki luas lantai minimal 5.000 m2,
atau mempunyai ketinggian bangunan lebih dari 8 lantai, atau
bangunan rumah sakit, diwajibkan menerapkan Manajemen
Penanggulangan Kebakaran (MPK).”
NFPA 101 (Life Safety Code), Section 4.7 FIRE DRILLS :
“Where possible. Emergency egress and relocation drills confirming
to the provision of this code shall be conducted as specified …… Drill
shall be designed in cooperation with the local authorities.”
(See the video)
Organisasi Tanggap Darurat (= Manajemen Penanggulangan Kebakaran)
& Fire Drills Ditanyakan oleh petugas DPK saat inspeksi tahunan
Upaya Mengatasi Bahaya Kebakaran
21
Foto Latihan Evakuasi (fire drill)
Tangga darurat
Suasana didalam tangga darurat saat latihan
evakuasi, Floor Warden membawa bendera
Memadamkan api dengan APAR
Tenant diberi kesempatan untuk memadam-
kan api dengan menggunakan APAR dan
karung basah
22
Tempat Berkumpul (Assembly Point)
Lokasi Tempat Berkumpul
Lokasi tersebut harus diketahui tenant dan
sebaiknya dilampirkan dalam buku panduan
kondisi darurat (emergency booklet).
Rambu Tempat Berkumpul
Rambu lokasi tempat berkumpul dapat
berupa gambar seperti dibawah ini atau
cukup berupa tulisan.
23
Safety Signage
Petunjuk Jalur Evakuasi
Petunjuk Evakuasi menuju ke tangga darurat harus dicantumkan ditiap lantai gedung
bertingkat. Contoh dari XXI gedung Pacific Place, Jakarta.
24
Struktur Organisasi Tanggap Darurat
25
APASAJA SISTEM PERLINDUNGAN TERHADAP
BAHAYA KEBAKARAN di GEDUNG
BERTINGKAT?
Pertanyaan Selanjutnya..
Ada 3 Sistem M&E untuk Perlindungan
thd Bahaya Kebakaran:
a. Sistem Pengindera Api
b. Sistem Pemadam Api
c. Sistem Evakuasi
26
A. Sistem Pengindera Api (Fire Alarm Equipment)
Pengindera Panas dan Asap (Heat & Smoke Detector)
Emergency lamp dan fire bell
Manual Call Point dan Flow Switch
Panel Kontrol (MCFA)
B. Sistem Pemadam Api (Fire Fighting Equipment)
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Sprinkler dan Hidrant
Pompa Pemadam Api
Siamese dan Pilar hidrant
Tanki air dan Sistem pemipaan
C. Sistem Evakuasi
Tangga Darurat dan Pressurized Fan
Petunjuk Evakuasi (Exit Signage)
Dll.
Komponen Sistem Perlindungan Bahaya Api di
Gedung Bertingkat :
27
Skematik Sistem Fire Alarm (Full Addressable)
Addressable Fire Alarm
Dua contoh sistem pengindera api dg tipe full
addressable, tanpa EOL (end of line) di jalur
detektor. Rangkaian membentuk loop dan tiap
detektor mempunyai satu alamat /address.
28
Skematik Sistem Fire Alarm (Semi Addressable)
Semi Addressable Fire Alarm
Contoh dari sistem pengindera api dg tipe semi addressable (konvensional),
tiap jalur /rangkaian detektor yang merupakan satu alamat (zone) selalu
diakhiri dengan EOL (end of line).
29
1. Pengindera Panas (Heat Det.) & Asap (Smoke Det.)
Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila terpapar pada temperatur > 72 derajat
Celcius
2. Titik Panggil (Manual Call Point /Break Glass)
Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila kaca pelindung dipecahkan
Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)
30
3. Saklar aliran air (Flow Switch)
Bekerja memberikan sinyal ke MCFA bila ada aliran air dalam pipa
4. Titik panggil darurat (Manual Call Point - 1), Lampu darurat (Em. Lamp
- 2 ) & Bel (Fire Bell - 3)
Memberikan peringatan bahaya secara audio visual
1 2 3
Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)
31
5. Main Control Fire Alarm (MCFA) - Menginformasikan lokasi (zone) terjadinya
kebakaran.
- Memberikan sinyal bagi lampu emergency dan bel di lantai tsb.
- Mereset system bila terjadi false alarm.
- Memerintahkan lift untuk turun ke lantai dasar.
- Menghidupkan pressurized fan di tangga darurat.
- Mematikan AHU di lantai yang diduga terjadi kebakaran.
- Berkomunikasi dengan personel pemadam api melalui jack telpon di HBI.
- Mengirimkan sinyal ke nomer telepon tertentu atau ke Dinas Pemadam Kebakaran bila dibutuhkan.
Sistem Pengindra Api (Fire Alarm)
32
Skematik Sistem
Pemadam Api (hidrant &
sprinkler) pada
Gedung Bertingkat
33
1. Alat Pemadam Api Ringan /APAR
(Portable Fire Extinguisher)
Mengandung bahan pemadam api (gas Halon, CO2,
Foam/busa, bubuk kimia kering dll)
2. Pemercik (Sprinkler)
Bila terpapar temperatur > 68 Celsius, sumbat akan pecah dan air bertekanan yang ada
dalam pipa akan memercik ke segala arah
Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)
34
Rating Sprinkler Sesuai Warna Cembul (Bulb)
35
3. Hidrant (box, angle valve, hose dan nozzle)
Dapat menyemburkan bertekanan minimal 4,5 kg/cm2
bila digunakan.
4. Siamese Connection
Menerima asupan air dari mobil DPK bila pompa pemadam api tidak bekerja.
Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)
36
5. Pompa Pemadam Api (Fire Pumps)
5.1. Pompa Pacu (Jockey pump)
= Menjaga tekanan air dalam pipa
5.2. Pompa Listrik (Electric pump) # 1
= Memberi pasokan air untuk hidrant.
5.3. Pompa Diesel (Diesel pump)
= bekerja bila pompa listrik #1 kurang memadai.
Sistem Pemadam Api (Fire Fighting)
37
Penentuan Kapasitas dan Head Pompa
1.1. Penentuan Kapasitas Pompa
Pompa kebakaran untuk seluruh bangunan umumnya 3 buah pompa, yang terdiri dari
1 pompa utama elektrik (main electric pump), 1 pompa cadangan diesel (diesel pump)
dan 1 pompa pacu (jockey pump). Kapasitas minimal pompa adalah 500 gpm (hanya
1 riser /pipa tegak) dan untuk tiap penambahan 1 pipa tegak ditambahkan 250 gpm
dengan kapasitas maksimal pompa = 1.250 gpm (4 pipa tegak).
Untuk PHE Tower dengan 2 pipa tegak didalam shaft (untuk hidrant dan sprinkler),
maka kapasitas pompa utama elektrik dan pompa diesel adalah;
Q-mep = 500 gpm + (1 x 250 gpm) = 750 gpm = + 150 m3/jam.
Sedangkan kapasitas pompa pacu umumnya, Q-jp = 25 gpm = + 5,8 m3/jam.
Perhitungan Pompa Pemadam Api
38
1.2. Penentuan Head Pompa
Tinggi tekanan (head) pompa dihitung bersadarkan tekanan minimum pada katup
(valve) hidran terjauh /tertinggi, tinggi bangunan dan rugi gesek pipa hidran sampai titik
terjauh dari pompa.
Tekanan minimum pada katup hidran terjauh ditentukan SNI = 6,9 kg/cm2 (= 69 meter
head) dan rugi gesek /kehilangan tekanan pada pipa dan fitting di asumsikan 10% -
15% dari jarak hidrant ke pompa. Untuk PHE Tower dengan 25 lantai (dari ruang
pompa sp hidran di atap) = 25 lantai x 4 meter/lantai = 100 meter (elevasi)
H-p = P1 + P2 + P3
Dimana :
• H-p = Head pompa (m)
• P1 = Elevasi (100 m)
• P2 = Estimasi kehilangan tekanan pada pipa & fitting (13 m)
• P3 = Tekanan pada outlet di titik tertinggi (69 m)
H-p = (100 + 13 + 69) m = 182 m ~ 180 m
Perhitungan Pompa Pemadam Api
39
1.3. Persediaan Air Pemadam Kebakaran
Volume air pemadam kebakaran didalam ground water tank dihitung berdasarkan jumlah
volume air yang dibutuhkan pompa elektrik utama pemadam api saat melakukan
pemompaan selama t = 60 menit. Sedangkan volume atau kapasitas total dari ground
water tank suatu gedung, merupakan penjumlahan dari volume air pemadam kebakaran
ditambah volume kebutuhan untuk air bersih penghuninya.
Untuk PHE Tower yang memiliki pompa dengan debit 750 gpm, persedian air pemadam
dalam ground tank :
Qp (gpm) x 3,785 x t (menit)
Vol. Air Pemadam = ----------------------------------------
(1.000 l/m3)
750 gpm x 3.785 x 60 menit
V-p = --------------------------------------- = 170,3 m3
(1.000 l/m3)
Perhitungan Pompa Pemadam Api
40
1.4. Setting Pressure Switch ke 3 Pompa Pemadam Api
Berdasarkan perhitungan Head pompa pacu (jockey pump) di poin 1.2. adalah 180 m.
Maka setting tekanan untuk menghidupkan secara otomatik pompa pemadam pada
pressure swicth (sakelar tekanan) dari masing-masing pompa adalah sbb:
Pompa Pacu /Jockey, Stand by & off = 18 kg/cm2
Hidup (on) = 17 kg/cm2
Mati (off) = 16 kg/cm2
Pompa Elektrik /MEP, Hidup (on) = 16 kg/cm2
Mati (off) = secara manual
Pompa Diesel /DP, Hidup (on) = 14 kg/cm2
Mati (off) = secara manual
Catatan : Biasanya pompa elektrik utama (MEP) hidup setelah tekanan turun 2 kg/cm2
dari tekanan stand by pompa pacu, dan pompa diesel atau pompa elektrik ke
dua, hidup setelah tekanan turun 2 kg/cm2 dari tekanan hidup pompa
elektrik utama.
Perhitungan Pompa Pemadam Api
41
1. Tangga Darurat
Semua dinding dan pintu tangga darurat harus
tahan api dan bebas dari asap.
2. Pressurized Fan
Memberi tekanan positif untuk mencegah asap
masuk kedalam tangga darurat.
Sistem Evakuasi
42
3. Exit Signage & Emergency Light
Petunjuk evakuasi yang aman dan pencahayaan bila
listrik padam.
4. Emergency Paging System
Menginformasikan keadaan dan memberi arahan
evakuasi kepada tenant.
Sistem Evakuasi
43
1. Halon-1211-BCF = dipasang didalam kitchen hood restaurant
2. FM-200 /NN-100 = dipasang diruang Server atau Telecomunication room
Sistem Fire Extinguishing Untuk Aplikasi Khusus
44
Sistem thermatic haloton (foto kiri) kapasitas 5kg
digunakan untuk mengcover area sebesar 27 m3.
Apabila suhu ruangan mencapai 68OC, bulb sprinkler
otomatis pecah dan gas Halotron menyemprot keluar
sehingga api dalam sekejap akan segera padam. Ini
adalah sistem yang paling murah tetapi lebih pada
melindungi ruangan (bukan peralatan).
Sistem Pemadam pada Server Room
Sistem yg terbaik menggunakan gas
FM-200 (foto kanan) atau NN-100.
Keduanya tidak berdiri sendiri seperti
wet sprinkler melainkan dipicu oleh
fire alarm /detector (spt “deluge”
system). Sistem ini cukup mahal
tetapi memberikan perlindungan
terbaik terhadap peralatan IT.
45
Sprinkler FM-200 NN-100 Halotron (modular Halon)
1 Advantage
1. Already provided by the building.
2. Cheap (to install or alter). 3. Simply don’t need maintenance. 4. NFPA standard is not state FM-
200 or others as a Mandatory protection for computer room.
1. The fire suppression system works in incipient stage (protect both of equipment and data).
2. Safe for people (compare with CO2) and environment (compare with Halon).
3. Left no sustain and no harm to equipment.
4. Furnished with early warning system and interlock with building fire alarm.
5. Reliable and proven in thousands of installation.
1. The fire supression system works in incipient stage (protect both of equipment and data).
2. Safe for people and environment. 3. Left no sustain and no harm to
equipment. 4. Furnished with early warning
system and interlock with building fire alarm.
5. Reliable systems. 6. Ozone Depletion Potential = 0 &
Global Warming Potential = 0
1. Very easy to install (modular). 2. The system is very cheap
(compare to FM-200, NN-100, CO2 and sprinkler).
3. Don’t need maintenance. 4. No electronic parts. 5. Left no sustain and no harm to
equipment.
2 Shortcomings
1. The fire suppression works after fire reach the sprinkler head.
2. The objection is to protect the building not equipment or data.
3. Possible to cause short circuit or equipment damage.
4. Rely on other parts of the system (fire pumps, water tank etc.)
1. Expensive. 2. Only effective in confined space. 3. Alteration the existing sprinkler
system.
1. Expensive. 2. Only effective in confined space. 3. Alteration the existing sprinkler
system. 4. Required much bigger storage (for
inert gas container) than FM-200, Halon and CO2.
1. The fire suppression works after fire reach the thermatic head.
2. The objection is to hamper fire propagation (protection of equipment or data as second objection.)
3. Will be banned in 2020 (not friendly to environment).
3 Conclusion
Sprinkler is reliable fire protection system for common used within the building.
Most suitable to protect Server and telecomunication rooms which required an early fire supression (uninteruptable).
Most suitable to protect Server and telecomunication rooms which required an early fire supression (uninteruptable).
For Quick installation purpose and unoccupied rooms (such as SDB, Switchgear room and others remote area).
Perbandingan Sistem Pemadam Api
46
KETENTUAN INSTALASI SPRINKLER
(SNI-03-3989-2000 atau NFPA 13)
Diameter Pipa Sprinkler
Diameter pipa pemadam api (fire fighting)
yang mensuplai air untuk sprinkler juga
dapat dicari menggunakan grafik Hazen
Williams dg: kecepatan air = 2 m/detik.
Diameter Pipa Jumlah Sprinkler
(inchi) (buah)
1 2
1 ¼ 3
1 ½ 5
2 10
2 ½ 30
3 60
3 ½ 100
Jarak Antar Sprinkler dan luas
Areal Proteksi
Jarak efektif terjauh diantara tiap
kepala sprinkler merupakan jari-jari
dari diameter proteksinya.
47
INSTALASI HIDRANT (SNI-03-1745-2000)
& FIRE ALARM (SNI-03-3985-2000)
Hidrant Box
Tiap Indoor Hidrant Box (HBI) berisi
2 katup dengan ukuran 1,5” dan 2,5”
dimana nozzle dan selang air yg
disediakan untuk katup 1,5” dengan
panjang selang 30 m.
Jarak Antar Detektor dan Luas
Areal Proteksi
Jarak efektif terjauh diantara tiap-tiap
detektor asap maupun diantara tiap-
tiap detektor panas berbeda. Jarak &
luas areal proteksi juga tergantung
pada ketinggian plafon.
48
Sistem Sprinkler ( SNI 03-3989-2000 ) :
1. Setiap ruangan harus dilengkapi sistem sprinkler, satu sprinkler dapat mencakup luas 21
m2 (225 ft2) & untuk sprinkler dinding melindungi 17 m2 (bahaya kebakaran ringan).
2. Untuk bahaya kebakaran ringan jarak terjauh antar sprinkler (S) adalah 4,6 m (15 ft) dan
jarak antara dinding dan kepala sprinkler tidak boleh melebihi ½ S (2,3 m).
3. Untuk gedung yang tidak mempunyai langit-langit atau mempunyai sisi terbuka, jarak
terjauh sprinkler dengan dinding atau sisi terbuka tidak boleh melebihi 1,5 m.
4. Sistem perpipaan harus diuji pada tekanan 14 kg/cm2 selama 2 jam atau pada tekanan 3
kg/cm2 diatas tekanan statik apabila tekanan statik yang ada diatas 10kg/cm2.
Hidrant ( SNI 03-1745-2000 ) :
1. Tidak boleh ditempatkan diruang tertutup atau lemari yang dapat dikunci.
2. Di depan hydrant box tidak boleh terhalang oleh benda apapun (furniture, tanaman,
tumpukan barang dll). KUHP pasal 189.
3. Hidrant harus dapat dijangkau dan terlihat dengan jelas. Hydrant box boleh dicat dengan
warna selain merah tetapi tulisan hydrant harus jelas terbaca.
4. Pada tiap luas lantai 1.000 m2 harus tersedia minimal satu buah indoor Hidrant dengan
satu katup diameter 1,5” dan panjang selang 30 meter.
Fitting out di Property Tanpa Mengurangi Proteksi
Sistem Pemadam Api
49
Sistem Fire Alarm ( SNI 03-3985-2000 ) :
1. Setiap ruangan yang tertutup (full partition) dengan ketinggian langit-langit 3m harus
dilengkapi dengan satu detektor panas tiap luas 46 m2 atau satu detektor asap tiap luas
maksimal 92 m2.
2. Jarak terjauh antara detektor panas dalam suatu ruangan adalah 7 m (21 ft), dan jarak
terjauh antara detektor asap adalah 9 m (30 ft). Apabila jarak partisi ke langit-langit kurang
dari 46 cm (18 inci), jarak antar detektor dikurangi (merujuk pada tabel di SNI).
3. Detector tidak boleh diletakkan kurang dari 1,5 meter dari diffuser AC, sebaiknya diarah
udara balik. Bila menggunakan drop ceiling atau recess, detektor dapat disembunyikan
dalam janggutan (cove).
Tangga Darurat ( SNI 03-1746-2000 ) :
1. Semua akses menuju tangga darurat dan keluar dari pintu tangga darurat tidak boleh
terhalang oleh apapun dengan lebar minimal 120 cm.
2. Tangga darurat tidak boleh dijadikan penyimpanan barang, tempat merokok, tempat
makan dan akses menuju lantai lain.
3. Pintu tangga darurat tidak boleh diberi kunci, rantai, atau penutup yang menghalangi
penggunaan tangga darurat dalam kondisi emergency.
4. Ketahanan api selama 2 jam dari shaft tangga darurat tidak boleh dirusak oleh lubang
ducting, pintu tambahan, manhole dll.
Fitting out di Property Tanpa Mengurangi Proteksi
Sistem Pemadam Api
50
Ceiling di dalam toko penyewa (atas dan kiri)
tampak tidak dilengkapi dengan sprinkler. Pada
saat fitting out /renovasi selesai, berita acara
serah terima (BAST) harus ditanda-tangani
oleh teknisi Badan Pengelola (Building
Management) yg menjadi pengawas.
Pipa sprinkler di
dalam toko
tampak masih di
dop.
Akibat Renovasi Tanpa Supervisi
51
Bagaimana karyawan Dept. Store dan pengunjung Mal dapat melakukan evakuasi bila
tangga darurat dijadikan tempat sampah /gudang! Tampaknya Fire Drill (latihan evakuasi thd
bahaya api) sudah lama tidak dilakukan. Site inspection harus dilakukan secara teratur
sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi.
Tangga Darurat Tidak Boleh Terhalang
52
Tampaknya anchor tenant ini tidak
menyadari pentingnya Hydrant (2 & 3). Didepan Hydrant box (1) tidak boleh
diletakkan benda apapun. Peringatan
dari BM tidak diindahkan (inzet).
3
2
1
Peralatan Pemadam Tidak Boleh Terhalang
53
Pengujian detektor asap di areal umum mal berhasil dengan baik, hanya detector di ruang
pompa dan flow switch di pipa sprinkler belum terhubung dengan panel MCFA. Pengujian
sistem pengindera api, menurut SOP harus dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Pengujian Sistem Pengindra Api
54
Hasil test menunjukan hydrant bekerja dengan baik. Dengan tekanan 7
kg/cm2 di header pipa, air dari hydrant di halaman dapat menjangkau
atap gedung Mall (foto kanan). Test sprinkler di basement juga berhasil
dengan baik (foto kiri).
Pengujian Sistem Pemadam Api
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA
(Q & A)