SISTEM PAKAR DIAGNOSA STRES KERJA KARYAWAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
BERBASIS WEB
SKRIPSI
Oleh :
Mia Rahmania
11140910000017
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
SISTEM PAKAR DIAGNOSA STRES KERJA KARYAWAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
BERBASIS WEB
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Mia Rahmania
11140910000017
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
i
ii
iii
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Mia Rahmania
NIM : 11140910000017
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Sains Dan Teknologi
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
SISTEM PAKAR DIAGNOSA STRES KERJA KARYAWAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 08 November 2018
Yang menyatakan
(Mia Rahmania)
v
Penulis : Mia Rahmania
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : Sistem Pakar Diagnosa Stres Kerja Karyawan Dengan
Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web
ABSTRAK
Setiap perusahaan mempunyai karyawan yang harus dijaga kinerjanya. Untuk
dapat menjaga kinerja individu karyawan dari gangguan yang disebabkan oleh
stres kerja dalam mencapai tujuan perusahaan, diperlukan sebuah sistem pakar
diagnosa stres kerja. Sistem pakar adalah sistem informasi yang berisi dengan
pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi tentang stres
kerja yang dirasakan oleh karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah
Certainty Factor untuk melakukan perhitungan terhadap masing-masing nilai
gejala, yang kemudian diagnosa berdasarkan ranking. Dari hasil penelitian
didapatkan diagnosa beserta nilai kepercayaannya dan solusi sehingga karyawan
dapat melakukan pencegahan, penanganan serta perbaikan diri untuk ke depannya
sesuai dengan tingkat stres kerja karyawan.
Kata kunci : Sistem Pakar, Stres Kerja, Karyawan, Certainty Factor.
vi
Author : Mia Rahmania
Study Program : Informatics Engineering
Title : Expert System Diagnostic Work Stress Employees Using
The Web-Based Certainty Factor Method
ABSTRACT
Every company has employees whose performance must be maintained. To be able
to maintain the individual performance of employees from disruptions caused by
work stress in achieving company goals, an expert system for job stress diagnosis
is needed. Expert system is an information system that contains knowledge from
experts so that it can be used for consultation about work stress felt by employees.
The research method used is Certainty Factor to calculate each symptom value, then
diagnose based on ranking. From the results of the study found a diagnosis along
with the value of trust and solutions so that employees can make prevention,
handling and self-improvement for the future in accordance with the level of work
stress of employees.
Keywords : Expert Systems, Job Stress, Employees, Certainty Factor.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan
kita baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta
umatnya hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini mengambil tema dengan judul:
SISTEM PAKAR DIAGNOSA STRES KERJA KARYAWAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS
WEB
Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer (S.Kom) pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun
bahan penulisan skripsi ini adalah berdasarkan hasil penelitian, pengembangan
aplikasi, kuesioner, wawancara dan beberapa sumber literatur.
Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang
didapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Ibu Arini, MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
3. Ibu Arini, MT dan Bapak Victor Amrizal M.Kom selaku Dosen
Pembimbing I dan II yang senantiasa meluangkan waktu dan memberikan
bimbingan, bantuan, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Seluruh dosen dan staff UIN Jakarta, khususnya Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang berharga.
viii
5. Ibu Octavia Putri Tjajadi, M.Psi selaku pakar untuk sistem yang penulis
buat, dan bersedia untuk diwawancarai.
6. Kakak kelas yang telah membantu dalam pembutan sistem yakni kak
adhiyaksa dan kak taufik.
7. My Black laptop tersayang yang sabar menemani penulis.
8. Teman Hidup penulis yakni Usni Mahroji yang memberikan dukungan
selalu, dan motivasi penulis agar cepat lulus kuliah.
9. Sahabat penulis Nurul Hikmah yang selalu memberikan motivasi, dan sabar
direpotkan untuk mengantar penulis kesana kesini.
10. Teman-teman mahasiswa Teknik Informatika khususnya angkatan 2014
TIA, TI-B, dan TI-C yang telah menemani kegiatan perkuliahan selama ini.
11. “Teh Poci”, teman suka duka yang selalu menemani dan menjadi tempat
curhat selama kuliah, Febri, Cindy, Ivan, Mufid dan Rois.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, sangat
diperlukan kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhir kata,
semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Jakarta, 08 November 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i
PENGESAHAN UJIAN ......................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI .................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.3. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.4. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.5. Batasan Masalah ....................................................................................... 5
1.6. Metode Penelitian ..................................................................................... 5
1.6.1. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 5
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem. ........................................................ 6
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
2.1. Sistem Pakar ............................................................................................. 8
2.1.1. Definisi Sistem Pakar ........................................................................ 8
2.1.2. Ciri-Ciri Sistem Pakar ....................................................................... 8
2.1.3. Komponen Sistem Pakar ................................................................... 9
2.1.4. Kelebihan Sistem Pakar .................................................................. 10
2.1.5. Kelemahan Sistem Pakar................................................................. 11
2.2. Stres Kerja .............................................................................................. 12
2.2.1. Definisi Stres ................................................................................... 12
2.2.2. Pengertian Stres Kerja ..................................................................... 12
2.2.3. Gejala Stres Kerja ........................................................................... 12
x
2.2.4. Penyebab Stres Kerja ...................................................................... 13
2.2.5. Mengatasi Stres Kerja ..................................................................... 14
2.3. Metode Certainty Factor ......................................................................... 15
2.3.1. Definisi Metode Certainty Factor ................................................... 15
2.3.2. Kelebihan Metode Certainty Factor ............................................... 16
2.3.3. Kekurangan Metode Certainty Factor ............................................ 16
2.4. Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 17
2.4.1. Definisi Metode Pengembangan Sistem ......................................... 17
2.4.2. Rapid Application Development (RAD) ......................................... 17
2.4.3. Tahapan dan Fase Rapid Application Development (RAD) ........... 19
2.5. Pemodelan Sistem Unified Modeling Language (UML) ....................... 20
2.5.1. Definisi Unified Modeling Language (UML) ................................. 20
2.5.2. Definisi Use Case Diagram ............................................................. 22
2.5.3. Definisi Activity Diagram ............................................................... 23
2.5.4. Definisi Sequence Diagram............................................................. 25
2.5.5. Definisi Class Diagram ................................................................... 27
2.6. Hypertext Pre-Processor (PHP) .............................................................. 29
2.7. My Structure Query Language (MySQL) .............................................. 30
2.8. Cascading Style Sheet (CSS) ................................................................. 30
2.9. JavaScript (JS) ........................................................................................ 30
2.10. Studi Pustaka....................................................................................... 31
2.11. Wawancara.......................................................................................... 31
2.12. Kuesioner ............................................................................................ 32
2.13. Studi Literatur Sejenis ........................................................................ 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 39
3.1. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 39
3.2. Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 40
3.2.1. Rencana Kebutuhan (Requirement Planning) ................................. 40
3.2.2. Desain Sistem (Design System) ....................................................... 40
3.2.3. Implementasi (Implementation) ...................................................... 41
3.3. Alur Penelitian ........................................................................................ 42
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...................................... 43
xi
4.1. Fase Perencanaan ................................................................................... 43
4.1.1. Gambaran Umum Sistem ................................................................ 43
4.1.2. Analisis Kebutuhan Masalah .......................................................... 43
4.1.3. Tujuan Informasi ............................................................................. 52
4.1.4. Syarat-Syarat ................................................................................... 52
4.2. Fase Proses Design (Workshop Design) ................................................ 53
4.2.1. Perancangan Sistem Stres Kerja Karyawan .................................... 53
4.2.2. UML (Unified Modeling Language) ............................................... 67
4.2.3. Desain Database ............................................................................ 119
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 122
5.1. Pengkodean .......................................................................................... 122
5.2. Uji Coba Sistem .................................................................................... 122
5.3. Uji Coba Karyawan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta ........................... 127
5.4. Hasil Tampilan Antarmuka .................................................................. 128
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 143
6.1. Kesimpulan .............................................................................................. 143
6.2. Saran ........................................................................................................ 143
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 144
LAMPIRAN 1 ..................................................................................................... 146
LAMPIRAN 2 ..................................................................................................... 150
LAMPIRAN 3 ..................................................................................................... 160
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Konsep Dasar Sistem Pakar ................................................................ 8
Gambar 2. 2 Kombinasi Aturan Ketidakpastian .................................................... 15
Gambar 2. 3 Tahapan Model RAD ........................................................................ 19
Gambar 3. 1 Alur Penelitian................................................................................... 42
Gambar 4. 1 Hasil Perhitungan Pada Sistem ......................................................... 67
Gambar 4. 2 Use Case Karyawan .......................................................................... 73
Gambar 4. 3 Use Case Admin atau Pakar .............................................................. 74
Gambar 4. 4 Activity Diagram Login Admin ........................................................ 75
Gambar 4. 5 Activity Diagram Logout Admin ...................................................... 76
Gambar 4. 6 Activity Diagram Diagnosa ............................................................... 77
Gambar 4. 7 Activity Diagram Cari Diagnosa ....................................................... 78
Gambar 4. 8 Activity Diagram Edit Diagnosa ....................................................... 79
Gambar 4. 9 Activity Diagram hapus Diagnosa .................................................... 80
Gambar 4. 10 Activity Diagram tambah Diagnosa ................................................ 81
Gambar 4. 11 Activity Diagram Gejala ................................................................. 82
Gambar 4. 12 Activity Diagram Cari Gejala ......................................................... 83
Gambar 4. 13 Activity Diagram Edit Gejala .......................................................... 84
Gambar 4. 14 Activity Diagram Hapus Gejala ...................................................... 85
Gambar 4. 15 Activity Diagram Tambah Gejala ................................................... 86
Gambar 4. 16 Activity Diagram Relasi .................................................................. 87
Gambar 4. 17 Activity Diagram Cari Relasi .......................................................... 88
Gambar 4. 18 Activity Diagram Edit Relasi .......................................................... 89
Gambar 4. 19 Activity Diagram Hapus Relasi....................................................... 90
Gambar 4. 20 Activity Diagram Tambah Relasi .................................................... 91
Gambar 4. 21 Activity Diagram Artikel ................................................................ 92
Gambar 4. 22 Activity Diagram Cari Artikel......................................................... 93
Gambar 4. 23 Activity Diagram Edit Artikel ......................................................... 94
Gambar 4. 24 Activity Diagram Hapus Artikel ..................................................... 95
Gambar 4. 25 Activity Diagram Tambah Artikel .................................................. 96
Gambar 4. 26 Activity Diagram Konsultasi ........................................................... 97
xiii
Gambar 4. 27 Activity Diagram Cetak Hasil Diagnosa ......................................... 98
Gambar 4. 28 Activity Diagram Edit Password ..................................................... 99
Gambar 4. 29 Activity Diagram Register ............................................................ 100
Gambar 4. 30 Activity Diagram Login Karyawan ............................................... 101
Gambar 4. 31 Activity Diagram Logout Karyawan ............................................. 102
Gambar 4. 32 Activity Diagram Logout Karyawan ............................................. 103
Gambar 4. 33 Activity Diagram Cetak Hasil Diagnosa ....................................... 104
Gambar 4. 34 Activity Diagram Lihat Artikel ..................................................... 105
Gambar 4. 35 Sequence Diagram Login .............................................................. 106
Gambar 4. 36 Sequence Diagram Logout ............................................................ 106
Gambar 4. 37 Sequence Diagram Diagnosa ........................................................ 107
Gambar 4. 38 Sequence Diagram Cari Diagnosa................................................. 107
Gambar 4. 39 Sequence Diagram Hapus Diagnosa ............................................. 108
Gambar 4. 40 Sequence Diagram Tambah Diagnosa .......................................... 108
Gambar 4. 41 Sequence Diagram Gejala ............................................................. 108
Gambar 4. 42 Sequence Diagram Cari Gejala ..................................................... 109
Gambar 4. 43 Sequence Diagram Edit Gejala ..................................................... 109
Gambar 4. 44 Sequence Diagram Hapus Gejala .................................................. 110
Gambar 4. 45 Sequence Diagram Tambah Gejala ............................................... 110
Gambar 4. 46 Sequence Diagram Relasi............................................................. 110
Gambar 4. 47 Sequence Diagram Cari Relasi ...................................................... 111
Gambar 4. 48 Sequence Diagram Edit Relasi ...................................................... 111
Gambar 4. 49 Sequence Diagram Hapus Relasi .................................................. 112
Gambar 4. 50 Sequence Diagram Tambah Relasi .............................................. 112
Gambar 4. 51 Sequence Diagram Artikel ............................................................ 112
Gambar 4. 52 Sequence Diagram Cari Artikel .................................................... 113
Gambar 4. 53 Sequence Diagram Edit Artikel..................................................... 113
Gambar 4. 54 Sequence Diagram Hapus Artikel ................................................. 113
Gambar 4. 55 Sequence Diagram Tambah Artikel .............................................. 114
Gambar 4. 56 Sequence Diagram Konsultasi ...................................................... 114
Gambar 4. 57 Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa ..................................... 114
xiv
Gambar 4. 58 Sequence Diagram Edit Password................................................. 115
Gambar 4. 59 Sequence Diagram Register .......................................................... 115
Gambar 4. 60 Sequence Diagram Login .............................................................. 116
Gambar 4. 61 Sequence Diagram Logout ............................................................ 116
Gambar 4. 62 Sequence Diagram Konsultasi ...................................................... 116
Gambar 4. 63 Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa ..................................... 116
Gambar 4. 64 Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa ..................................... 117
Gambar 4. 65 Class Diagram ............................................................................... 118
Gambar 5. 1 Source code sistem ......................................................................... 122
Gambar 5. 2 Halaman Home ............................................................................... 129
Gambar 5. 3 Halaman Login ............................................................................... 129
Gambar 5. 4 Halaman Register ........................................................................... 130
Gambar 5. 5 Halaman Diagnosa ......................................................................... 130
Gambar 5. 6 Halaman Tambah Diagnosa ........................................................... 131
Gambar 5. 7 Halaman Edit Diagnosa .................................................................. 132
Gambar 5. 8 Halaman Hapus Diagnosa .............................................................. 132
Gambar 5. 9 Halaman Cari Diagnosa ................................................................ 132
Gambar 5. 10 Halaman Gejala ............................................................................ 133
Gambar 5. 11 Halaman Tambah Gejala .............................................................. 133
Gambar 5. 12 Halaman Edit Gejala .................................................................... 134
Gambar 5. 13 Halaman Hapus Gejala ................................................................. 134
Gambar 5. 14 Halaman Cari Data Gejala............................................................ 135
Gambar 5. 15 Halaman Relasi ............................................................................ 135
Gambar 5. 16 Halaman Tambah Relasi .............................................................. 136
Gambar 5. 17 Halaman Edit Relasi ..................................................................... 136
Gambar 5. 18 Halaman Hapus Relasi ................................................................. 137
Gambar 5. 19 Halaman Cari Data Relasi ............................................................ 137
Gambar 5. 20 Halaman Artikel ........................................................................... 137
Gambar 5. 21 Halaman Artikel User.................................................................. 138
Gambar 5. 22 Halaman Tambah Artikel ............................................................. 138
Gambar 5. 23 Halaman Edit Artikel .................................................................. 139
xv
Gambar 5. 24 Halaman Hapus Artikel ................................................................ 139
Gambar 5. 25 Halaman Cari Data Artikel ........................................................... 140
Gambar 5. 26 Halaman Ubah Password ............................................................. 140
Gambar 5. 27 Halaman Konsultasi ..................................................................... 141
Gambar 5. 28 Halaman Hasil Diagnosa .............................................................. 141
Gambar 5. 29 Halaman Hasil Diagnosa .............................................................. 142
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Istilah dan Interpretasi Ketidakpastian ................................................. 16
Tabel 2. 2 Simbol Use Case Diagram ................................................................... 22
Tabel 2. 3 Simbol Activity Diagram ..................................................................... 23
Tabel 2. 4 Simbol Sequence Diagram ................................................................... 25
Tabel 2. 5 Simbol Class Diagram ......................................................................... 28
Tabel 2. 6 Studi Literatur Sejenis .......................................................................... 34
Tabel 4. 1 Indikator Stressor Kerja ........................................................................ 43
Tabel 4. 2 Hasil Kuesioner Para Karyawan ........................................................... 46
Tabel 4. 3 Tips atau Solusi berdasarkan Tingkatan Stres Kerja ............................ 50
Tabel 4. 4 Diagnosa Stres Kerja ............................................................................. 53
Tabel 4. 5 Gejala Stres Kerja ................................................................................. 54
Tabel 4. 6 Tabel Relasi Stres Kerja ....................................................................... 58
Tabel 4. 7 Gejala yang Dipilih ............................................................................... 64
Tabel 4. 8 Diagnosa 1............................................................................................. 64
Tabel 4. 9 Diagnosa 2............................................................................................. 65
Tabel 4. 10 Diagnosa 3........................................................................................... 66
Tabel 4. 11 Identifikasi Kebutuhan Use Case ........................................................ 67
Tabel 4. 12 Login Untuk Admin dan User ........................................................... 119
Tabel 4. 13 Artikel ............................................................................................... 119
Tabel 4. 14 Diagnosa............................................................................................ 120
Tabel 4. 15 Diagnosa............................................................................................ 120
Tabel 4. 16 Karyawan .......................................................................................... 120
Tabel 4. 17 Relasi ................................................................................................. 121
Tabel 4. 18 Password ........................................................................................... 121
Tabel 5. 1 Pengujian Blackbox Halaman untuk User atau Karyawan ................. 123
Tabel 5. 2 Pengujian Blackbox Halaman untuk Admin ....................................... 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Karyawan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting bagi
perusahaan karena mereka mempunyai akal, pikiran, bakat, kreativitas, dan tenaga
yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan oleh
perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Semakin baik kinerja individu
didalam suatu perusahaan maka akan meningkatkan kinerja perusahaan, demikian
pula sebaliknya, semakin rendah kinerja individu karyawan akan menurunkan
kinerja perusahaan tersebut.
Usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, diantaranya adalah dengan
memperhatikan stres kerja. Dalam penelitian sebelumnya yang berjudul “Stres
Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan” (Setyawati, Aryani, &
Ningrum, 2018) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh stres kerja terhadap
kinerja karyawan. Stres kerja adalah keidakmampuan individu dalam memenuhi
tuntutan-tuntutan pekerjaannya sehingga para individu karyawan merasa tidak
nyaman dan tidak tenang. Dalam bekerja, karyawan kadang mengalami stress kerja
seperti merasa khawatir tidak mampu, tidak nyaman, bosan, takut atau tegang, sedih
hati dan tertekan. Stres kerja dapat sewaktu-waktu muncul dikalangan para pekerja
terutama diantara para pekerja dengan beban kerja yang berat dan sifatnya
monoton.
Menurut Firman Allah dalam surat Yunus ayat 62 yang artinya “Ingatlah,
Sesungguhnya para kekasih Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.” Namun, terkadang karyawan melupakan bahwa
kesedihan maupun ketakutan dalam diri mereka dilarang selain kepada Allah. Oleh
sebab itu penulis melakukan penelitian diagnosa stres kerja pada karyawan agar
dapat menghindari larangan-Nya. Kemudian dalam Firman Allah surah Al-Baqarah
ayat 153 yang artinya “Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Telah
menjelaskan terapi agar tidak larut dalam stres kerja.
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semakin berkembangnya gaya ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman
sekarang ini, komputer bukan merupakan hal yang baru bagi pemakainya.
Pemanfaatan komputer tidak hanya sebatas pengolahan data saja, tetapi juga
dimanfaatkan sebagai pemberi solusi terhadap masalah yang diberikan seperti
halnya untuk memecahkan permasalahan yang sulit salah satu contohnya yakni
diagnosa stres kerja pada karyawan. Terbatasnya layanan informasi kesehatan,
kurangnya tenaga psikolog yang bisa memberikan informasi tentang stres kerja dan
mahalnya biaya dokter sehingga kurangnya pengetahuan karyawan tentang
psikologisnya.
Upaya agar setiap karyawan yang menderita stres kerja dapat dengan mudah
dan cepat mengetahui penyakit dan gejalanya agar diberi solusi dari pihak
perusahaan. Sistem pakar ini adalah cabang dari kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence atau AI) yang dimanfaatkan untuk membantu seorang pakar atau ahli
dalam mendiagnosa stres kerja pada karyawan. (Hamidi, Anra, & Pratiwi, 2017)
Sistem pakar (expert system) adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang
dimaksud di sini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat
menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesikan oleh orang awam.
Sangat banyak kemampuan dan manfaat yang diberikan oleh sistem pakar yakni
meningkatkan output dan produktivitas karena sistem pakar dapat bekerja lebih
cepat, dapat beroperasi di lingkungan yang berbeda dan kapan saja waktunya, dan
sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit. Dalam
membangun sistem pakar, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
membantu mempermudah menyelesaikan masalah yang ada. Pada kesempatan ini
penulis menggunakan metode Certainty Factor.
Metode faktor kepastian (Certainty Factor) merupakan nilai untuk mengukur
keyakinan pakar. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur
sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosa penyakit, perhitungan
dengan menggunakan metode ini keakuratan data dapat terjaga.
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menurut penelitian sebelumnya (Taufiq & Natarsyah, 2016) yang berjudul
“Implementasi Certainty Factor dalam sistem pakar untuk melakukan diagnosa dan
terapi penyakit gangguan jiwa” dapat disimpulkan bahwa keakuratan penerapan
metode certainty factor dalam sistem pakar untuk melakukan penyakit ganguan
jiwa yaitu 93%.
Pada literatur jurnal (Juewanto, Sholeh, & Fatkhiyah, 2017) dalam penelitian
ini peneliti membuat sistem pakar pendeteksi kerusakan kamera DSLR
menggunakan metode CF (certainty factor) mampu menyelesaikan sistem hingga
proses dalam mendiagnosa berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh user
tersebut. Akan tetapi, dalam yang dibuat oleh peneliti dalam jurnal tersebut aplikasi
belum memiliki tutorial tentang perbaikan kamera DSLR, aplikasi hanya berisi
identifikasi kerusakan kamera DSLR . Kemudian aplikasi masih terlalu rumit untuk
pengguna yang masih awam ketika pengguna harus memasukkan nilai perkiraan
CF jika gejala yang dirasakan adalah mutlak terjadi.
Berdasakan literatur jurnal (Sovia & Ginting, 2018) peneliti membuat aplikasi
sistem pakar untuk identifikasi kandungan formalin pada makanan dengan
menggunakan metode certainty factor. Penulis juga telah berhasil membuat aplikasi
yang dapat menambahkan ciri dan katagori makanan yang mengandung formalin
dan aplikasi tidak eror atau dapat dijalankan, namun dalam pembuatan aplikasi
penulis juga masih memakai visual basic pada sistem dan kurang fitur artikel
pengetahuan efek samping dari makanan formalin atau gambar-gambar agar
aplikasi lebih terlihat bagus, dan hasil dari diagnosa tersebut tidak ada nilai
kepercayaannya.
Kemudian literatur jurnal selanjutnya yakni (Gilang, Wanara, & Pangarso,
2015) peneliti menghitung stres kerja karyawan menggunakan perhitungan manual
dan belum memakai metode certainty factor ini untuk mendiagnosa stres kerja pada
karyawan. Kemudian penulis tidak membuat sistem pakar pada analisis stres kerja
karyawan tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “Sistem Pakar Diagnosa Stres Kerja Pada Karyawan
Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web”.
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.2.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian membangun program sistem pakar ini dalam skripsi ini
adalah:
1. Untuk mengetahui cara membangun sistem pakar diagnosa stres kerja pada
karyawan menggunakan metode certainty factor agar mudah dipahami
dalam penyajian pertanyaan dan hasilnya oleh user dan sistem dapat
mengolah data gejala, penyebab dan solusinya.
2. Untuk mengetahui membangun sistem pakar yang akurat dan menghasilkan
jawaban yang konsisten.
1.3.Manfaat Penelitian
Bagi Penulis:
1. Sebagai bukti telah menyelesaikan tugas akhir di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan membuat laporan hasil penelitian ini.
2. Menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapat saat perkuliahan.
3. Mengamati teknik-teknik yang diterapkan dilapangan dalam bidang Teknik
Informatika.
Bagi Universitas:
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu selama masa
perkuliahan.
2. Menambah daftar karya ilmiah yang bisa digunakan sebagai acuan.
3. Menambah daftar referensi penelitian untuk perpustakaan.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka dapat diambil
rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana membangun sistem pakar diagnosa stres kerja pada karyawan
menggunakan metode certainty factor agar mudah dipahami dalam
penyajian pertanyaan dan hasilnya oleh user dan sistem dapat mengolah
data gejala, penyebab dan solusinya?
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bagaimana membangun sistem pakar yang dapat menghasilkan jawaban
yang konsisten?
1.5.Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan dengan batasan pada:
1. Aplikasi sistem pakar menggunakan metode certainty factor untuk analisis
diagnosa stres kerja pada karyawan.
2. Pengguna sistem pakar ini adalah para karyawan umum dimana saja.
3. Interaksi antara sistem dengan user menggunakan beberapa pertanyaan
dimana user akan diminta untuk memilih gejala pada setiap daftar gejala
berdasakan kondisi yang dirasakan oleh user.
4. Pemodelan desain UML yakni use case diagram, class diagram, activity
diagram, dan sequence diagram.
5. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah RAD (Rapid
Application Development).
6. Output yang dihasilkan dari sistem ini adalah berupa diagnosa stres kerja
yang dialami oleh user dan solusinya.
7. Aplikasi yang baik agar dapat mudah dipahami oleh para user atau
karyawan.
8. Menghasilkan aplikasi yang dapat berinteraksi dengan menggunakan form
sehingga dapat mengolah informasi yang telah ditampilkan.
9. Menghasilkan nilai akurat dan konsisten yang bisa meyakinkan user pada
diagnosa sistem pakar tersebut.
10. Sistem pakar ini berbasis web dengan database PHP MySQL.
1.6.Metode Penelitian
1.6.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan aplikasi sistem pakar ini, penulis terlebih dahulu
melakukan pengumpulan data terhadap user maupun informasi lainnya yang
dinilai membutuhkan aplikasi ini, yaitu:
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan salah satu kegiatan penelitian yang
berfungsi sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah yang
dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi, e-book,
Jurnal dan website yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah jenis pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung dilapangan, dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
a) Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung
antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara
sumber atau sumber data.
b) Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden
untuk dijawabnya.
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem.
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah Rapid
Application Development (RAD) dengan tahap sebagai berikut:
1. Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)
2. Proses Desain Sistem (Design System)
3. Implementasi (Implementation)
1.7. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi pembahasan kedalam enam
bab pokok bahasan yang secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan mengenai beberapa teori yang digunakan
untuk mendukung penelitian dan menguraikan teori yang terkait
dengan sistem pakar.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai penerapan metode yang penulis
gunakan dalam pengumpulan data maupun perancangan aplikasi
yang dilakukan pada penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini diuraikan mengenai pembuatan aplikasi yang dimulai
dari tahap analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem yang
dipresentasikan dalam beberapa diagram UML, tahap pengkodean,
dan evaluasi aplikasi.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai uji coba aplikasi yang telah dibuat
dan hasil yang diperoleh.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian
yang didapat dan saran yang dapat digunakan untuk pengembangan
aplikasi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Pakar
2.1.1. Definisi Sistem Pakar
Menurut (Andriani, 2017) sistem pakar adalah sebuah sistem yang
kinerjanya mengadopsi keahlian yang dimiliki seorang pakar dalam bidang
tertentu ke dalam sistem atau program komputer yang disajikan dengan
tampilan yang dapat digunakan oleh pengguna yang bukan seorang pakar
sehinga dengan sistem tersebut pengguna dapat membuat sebuah keputusan
atau menentukan kebijakan layaknya seorang pakar. Konsep dasar sistem
pakar dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2. 1 Konsep Dasar Sistem Pakar
(Pemprograman Sistem Pakar, 2017)
Gambar 2.1 menggambarkan konsep dasar dari sistem pakar. Dalam konsep
sistem pakar tersebut, user atau pengguna menyampaikan fakta atau
informasi ke dalam sistem pakar, yang selanjutnya fakta dan informasi
tersebut akan disimpan ke knowledge-base dan diolah oleh mesin inferensi,
sehingga sistem dapat memberikan timbal balik kepada user berupa
keahlian atau jawaban berdasarkan pengetahuan yang disampaikan
sebelumnya.
2.1.2. Ciri-Ciri Sistem Pakar
(Andriani, 2017) ngeungkapkan bahwa ciri-ciri sistem pakar adalah
sebagai berikut:
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Memiliki dan memberikan informasi yang ada.
2. Mudah untuk dimodifikasi.
3. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
4. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang sifatnya
tidak pasti.
5. Sistem berdasarkan pada kaidah/rule tertentu.
6. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.
7. Keluarannya bersifat anjuran.
2.1.3. Komponen Sistem Pakar
Menurut (Andriani, 2017) sistem pakar mempunyai komponen
utama pada strukturnya, antara lain:
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Inti dari suatu sistem pakar adalah basis pengetahuan yang
merupakan representasi pengetahuan yang dimiliki oleh
seorang pakar yang tersusun oleh atas fakta dan kaidah.
Fakta merupakan informasi tentang objek, peristiwa, dan
situasi. Sedangkan kaidah merupakan suatu cara untuk
memunculkan fakta baru berdasarkan fakta yang sudah ada
dan sudah diketahui. Basis pengetahuan bisa kita dapatkan
langsung dari seorang pakar maupun dari data histori yang
berisi data-data pengetahuan dari seorang pakar.
2. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Otak dari sebuah sistem pakar adalah mesin inferensi yang
berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu
kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia.
Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi
dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan
dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau
kesimpulan. Dalam proses tersebut mesin inferensi
menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian.
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Basis Data (Database)
Basis data merupakan kumpulan data yang terdiri dari semua
fakta yang diperlukan, di mana fakta-fakta tersebut
digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah
dalam sistem. Basis data yang akan digunakan untuk
memperoleh pengetahuan sebagai dasar dalam membuat
sistem pakar harus menyimpan semua fakta, baik fakta awal
pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang
diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang
dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data
hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama
pemprosesan.
4. Antarmuka Pemakai (User Interface)
Antarmuka pemakai merupakan fasilitas yang dapat
digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai
dengan komputer dalam menggunakan sistem pakar.
Antarmuka ini memudahkan pengguna sistem pakar yang
bukan merupakan seorang pakar dapat bekerja dan bertindak
atau membuat keputusan layaknya seorang pakar.
2.1.4. Kelebihan Sistem Pakar
Penggunaan sistem pakar secara umum memberikan keuntungan
yang dapat dimanfaatkan langsung oleh pengguna. Adapun keuntungan dari
pengguna sistem pakar dari (Andriani, 2017) antara lain:
1. Memungkinkan pengguna yang bukan seorang pakar pada
bidang tertentu dapat mengerjakan tugas dari seorang pakar.
2. Bisa melakukan proses yang sama secara berulang.
3. Sistem pakar dapat menyimpan pengetahuan dan keahlian dari
pakar.
4. Dengan adanya sistem pakar produktivitas dan output sistem
dapat ditingkatkan.
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Meningkatkan kualitas.
6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar.
7. Mau beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
9. Memiliki reabilitas.
10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang
tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.
12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.
2.1.5. Kelemahan Sistem Pakar
Menurut (Andriani, 2017) sistem pakar juga mempunyai kelemahan
selain banyaknya keuntungan yang diberikan, antara lain:
1. Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara, dan
mengembangkan sistem pakar sangat mahal.
2. Sulit dikembangkan, karena ketersediaan pakar di bidangnya
dan kepakaran sulit diekstrak dari manusia karena terkadang
sulit bagi seorang pakar untuk menjelaskan langkah mereka
dalam menangani masalah.
3. Sistem pakar tidak 100% benar karena seseorang yang terlibat
dalam pembuatan sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena
itu setelah pembuatan sistem pakar harus dilakukan pengujian
terlebih dahulu secara teliti sebelum digunakan.
4. Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem
bisa berbeda-beda, meskipun sama-sama benar.
5. Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias.
6. Kurangnya rasa percaya pengguna dapat menghalangi
pemakaian sistem pakar.
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2. Stres Kerja
2.2.1. Definisi Stres
Menurut (Saam & Wahyuni, 2014) stres merupakan reaksi tubuh
dan psikis terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan kepada seseorang. Reaksi
tubuh terhadap stres misalnya berkeringat dingin, napas sesak, dan jantung
berdebar-debar. Reaksi psikis terhadap stres misalnya frustasi, tegang,
tegang, marah, dan agresi. Dalam situasi stres terdapat sejumlah perasaan
seperti frustasi, ketegangan, marah, rasa permusuhan, atau agresi. Dengan
kata lain, keadaan tersebut berada dalam tekanan (pressure).
2.2.2. Pengertian Stres Kerja
Stres kerja menurut (Hamali, 2018) adalah sebuah masalah kritis
yang makin bertambah bagi para pekerja, majikan, dan masyarakat. Stres di
tempat kerja merupakan perhatian yang tumbuh pada keadaan ekonomi
sekarang, di mana para karyawan menemui kondisi-kondisi kelebihan kerja,
ketidaknyamanan kerja, tingkat kepuasan kerja yang rendah, ketiadaan
otonomi. Stres tempat kerja telah terbukti mengakibatkan pengaruh yang
merusak kesehatan dan kesejahteraan karyawan, seperti halnya berpengaruh
negatif terhadap produktivitas dan keuntungan di tempat kerja.
Pengukuran-pengukuran yang dapat diambil oleh para individu dan
organisasi untuk mengurangi pengaruh negatif dari stres, atau
menghentikannya dari kemunculan di tempat pertama. Para karyawan
pertama perlu belajar mengakui tanda-tanda yang menunjukkan perasaan
tertekan, dan para majikan perlu menyadari bahwa stres bisa memengaruhi
kesehatan karyawan, yang pada akhirnya berpengaruh juga pada
keuntungan perusahaan.
2.2.3. Gejala Stres Kerja
Perasaan tertekan dapat mengubah cara seseorang dalam merasakan,
berpikir, dan bertingkah laku. Berdasarkan (Hamali, 2018) gejala-gejala
stres ditempat kerja meliputi:
1. Gejala stres pada tingkat individu terdiri dari :
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
• Reaksi fisiologis, seperti masalah yang bertalian dengan
punggung, rendahnya kekebalan tubuh, bisul perut, masalah
jantung, hipertensi.
• Reaksi emosional, seperti gangguan tidur, depresi, rasa benci,
dan mudah marah, hipokondria, kelelahan, masalah dalam
rumah tangga, merasa terasing.
• Reaksi kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, sulit mengingat
sesuatu, sulit dalam memperlajari hal-hal baru, sulit dalam
membuat keputusan.
• Reaksi tingkah laku, seperti penyalahgunaan obat-obatan,
konsumsi rokok dan alkohol, dan perilaku yang merusak.
2. Gejala stres pada tingkatan organisasi terdiri dari tingkat absensi
karyawan, fluktasi staf yang tinggi, masalah disiplin, kesalahan
jadwal, gertakan-gertakan, produktivitas rendah, kesalahan dan
kecelakaan kerja biaya-biaya yang dinaikkan dari kompensasi atau
perawatan kesehatan.
2.2.4. Penyebab Stres Kerja
Menurut (Hamali, 2018) empat sumber-sumber stres utama yang
potensial adalah kehidupan pribadi seseorang, tanggung jawab tugas,
keanggotaan dalam kelompok kerja dan organisasi, dan hubungan
kehidupan kerja. Stresor adalah penyebab stres, yaitu apa saja kondisi
lingkungan tempat tuntutan fisik dan emosional pada seseorang. Stresor
yang berhubungan dengan pekerjaan terbagi menjadi empat tipe, yaitu:
1. Lingkungan fisik, seperti suasana bising, penerangan lampu yang
kurang baik, rancangan ruang kantor yang buruk, ketiadaan privasi,
dan kualitas udara yang buruk.
2. Stres karena peran atau tugas, yaitu karyawan mengalami kesulitan
memahami apa yang menjadi tugasnya dan peran yang dimainkan
terlalu berat.
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Penyebab stres antarpribadi, berupa perbedaan karakter,
kepribadian, latar belakang, dan persepsi karena adanya kompetisi
untuk mencapai target kerja.
4. Organisasi, adanya pengurangan karyawan, restrukturasi
perusahaan, privatisasi, dan merger merupakan kebijakan
perusahaan yang beroperasi memunculkan stres.
Stresor yang bukan bersumber dari pekerjaan terdiri dari:
1. Time Based Conflict, yaitu tantangan untuk menyeimbangkan
tuntutan waktu untuk pekerjaan dengan aktivitas keluarga dan
aktivitas bukan pekerjaan lainnya.
2. Strain Based Conflict, terjadi ketika stres dari satu sumber meluap
melebihi kemampuan yang dimiliki orang tersebut.
3. Role Behavior Conflict, peran ganda karyawan antara di tempat
kerja maupun di lingkungan tempat tinggalnya dengan tuntutan
membangun harmoni antara keduanya.
4. Stres karena adanya perbedaan individu.
2.2.5. Mengatasi Stres Kerja
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres. Cara
tersebut dapat dipilih salah satu atau beberapa dari banyak cara yang
ditawarkan. (Saam & Wahyuni, 2014) Cara-cara mengatasi stres tersebut
adalah:
1. Melakukan rileksasi
2. Melakukan olah raga
3. Menjaga asupan gizi seimbang
4. Melancong atau rekreasi
5. Memancing
6. Menanam atau memelihara bunga
7. Membicarakan masalah yang dihadapi dengan orang lain atau ahli
professional
8. Melakukan yoga
9. Membaca Al-Qur’an
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10. Melakukan dzikir
11. Mendirikan shalat tahajut
12. Menciptakan variasi kerja
2.3.Metode Certainty Factor
2.3.1. Definisi Metode Certainty Factor
Faktor kepastian (certainty factor) merupakan ukuran kepastian
terhadap suatu fakta atau aturan. Faktor kepastian (certainty factor)
menunjukan ukuran kepastian terhadap fakta dan aturan (Sumiati, Badriyah,
& Ariyani, 2017).
Notasi faktor kepastian :
CF (h,e) = MB (h,e,) – MD (h,e)
dimana :
CF (h,e): Factor kepastian
MB(h,e): Ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence
e (antara 0 dan 1).
MD(h,e): Ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan
evidence e (antara 0 dan 1).
Faktor kepastian dapat dikombinasikan dalam beberapa cara. Ada 3 hal
yang mungkin terjadi sebagaimana ditunjukan pada Gambar 2.2. sebagai
berikut:
Gambar 2. 2 Kombinasi Aturan Ketidakpastian
(Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode
Certainty Factor Di Puskesmas Citangkil, 2017)
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(Andriani, 2017) Nilai CF yang didapat dari interpretasi term dapat diliihat
pada Tabel 2.1. dibawah ini:
Tabel 2. 1 Istilah dan Interpretasi Ketidakpastian
(Pemprograman Sistem Pakar, 2017)
Term Certainty Factor
Definitely not (pasti tidak) -1.0
Almost certainly not (hampir pasti tidak) -0.8
Probably not (kemungkinan besar tidak) -0.6
Maybe not (mungkin tidak) -0.4
Unknown (tidak tahu) -0.2 to 0.2
Maybe (mungkin) 0.4
Probably (kemungkinan besar) 0.6
Almost certainly (hampir pasti) 0.8
Definitely (pasti) 1.0
2.3.2. Kelebihan Metode Certainty Factor
Menurut (Iskandar, 2017) kelebihan dari metode certainty factor antara lain:
1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengatur
sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit
sebagai salah satu contohnya.
2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung
hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat
terjaga.
2.3.3. Kekurangan Metode Certainty Factor
Menurut (Iskandar, 2017) kekurangan dari metode certainty factor antara
lain :
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan
menggunakan numerik metode certainty factor di atas memiliki
sedikit kebenaran.
2. Metode ini hanya dapat untuk mengolah ketidakpastian/kepastian
hanya 2 data saja. Metode ini tidak sama dengan metode yang bisa
melakukan proses pengolahan data yang berulang-ulang. Dalam
perosenya Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data
yang lebih dari 2 buah supaya mendapatkan hasil yang maksimal
dalam melakukan perhitungan.
2.4.Metode Pengembangan Sistem
2.4.1. Definisi Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem didefinisikan sebagai proses
penggalian gagasan, Analisa, perancangan, dan penerapan (implementasi)
suatu sistem informasi. Metode pengembangan sistem juga dapat
didefinisikan sebagai kumpulan prosedur, teknik, alat, dan alat bantu
pendokumentasian yang membantu para pengembang membangun sistem
informasi. (Sarosa & Sys, 2017).
2.4.2. Rapid Application Development (RAD)
Berdasarkan (Aswati, Ramadhan, Firmansyah, & Anwar, 2017)
rapid Application Development (RAD) adalah metode pengembangan
sistem informasi dengan waktu pengerjaan yang relatifsingkat. Dalam
pengembangan sistem informasi yang normal memerlukan waktu minimal
180 hari, namun dengan menggunakan metode RAD pengerjaan sistem
informasi dapat diselesaikan dalam waktu 30-90 hari.
Pada saat RAD diimplementasikan, maka user bisa menjadi bagian
dari keseluruhann proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai
pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. RAD juga
menghasilkan suatu sistem dengan cepat karena sistem yang dikembangkan
dapat memenuhi keinginan dari para pemakai sehingga dapat mengurangi
waktu untuk pengembangan ulang setelah tahap implementasi.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ada berbagai keuntungan dalam menggunakan model RAD diantaranya
dijabarkan yaitu:
1. Membeli sistem yang baru memungkinkan.
2. Untuk lebih menghemat biaya dibandingkan mengembangkan
sendiri.
3. Proses pengiriman menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan proses
pembuatan lebih banyak menggunakan potongan-potongan script.
4. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype,
sehingga user lebih mengerti akan sistem yang dikembangkan.
5. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain
ulang pada saat yang bersamaan.
6. Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena
menggunakan wizard.
7. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari
tim secara keseluruhan.
8. Mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan
alat-alat bantuan (Case tools).
9. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan
karena cenderung mengabaikan kualitas.
10. Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan
softwaresoftware pendukung.
Sedangkan kerugian dalam menggunakan model RAD adalah sebagai
berikut:
1. Dengan melakukan pembelian belum tentu bisa menghemat biaya
dibandingkan dengan mengembangkan sendiri.
2. Membutuhkan biaya tersendiri untuk membeli peralatan-peralatan
penunjang seperti misalnya software dan hardware.
3. Kesulitan melakukan pengukuran mengenai kemajuan proses.
4. Kurang efisien karena apabila melakukan pengkodean dengan
menggunakan tangan bisa lebih efisien.
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Ketelitian menjadi berkurang karena tidak menggunakan metode
yang formal dalam melakukan pengkodean.
6. Lebih banyak terjadi kesalahan apabila hanya mengutamakan
kecepatan dibandingkan dengan biaya dan kualitas.
7. Fasilitas-fasilitas banyak yang dikurangi karena terbatasnya waktu
yang tersedia.
8. Sistem sulit diaplikasikan di tempat yang lain.
9. Fasilitas yang tidak perlu terkadang harus disertakan, karena
menggunakan komponen yang sudah jadi, sehingga hal ini membuat
biaya semakin meningkat karena harga komponen yang lebih
lengkap semakin mahal.
2.4.3. Tahapan dan Fase Rapid Application Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD) menurut (Saurina, 2017)
memiliki 3 tahapan pada Gambar 2.3. berikut:
Gambar 2. 3 Tahapan Model RAD
(Game Edukasi Sebagai Media Pembelajaran Untuk Kelas IV SDN
Banjarsugihan II Menggunakan Blender 3D, 2017)
1. Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk
mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari
tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah
menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang
diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-
tujuan perusahaan.
2. Proses Desain Sistem (Design System)
Mengidentifikasi solusi alternative dan memilih solusi yang terbaik.
Kemudian membuat database dan desain pemrograman untuk
datadata yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur
sistem informasi. Tools yang digunakan dalam pemodelan sistem
biasanya menggunakan Unified Modeling Language (UML).
3. Implementasi (Implementation)
Setelah Design Workshop dilakukan, maka selanjutnya sistem
diimplementasikan (coding) kedalam bentuk yang dimengerti oleh
mesin yang diwujudkan dalam bentuk program atau unit program.
Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem
supaya siap untuk dioperasikan.
2.5.Pemodelan Sistem Unified Modeling Language (UML)
2.5.1. Definisi Unified Modeling Language (UML)
Berdasarkan (Sarosa & Sys, 2017) Unified Modeling Language
(UML) adalah notasi pemodelan yang banyak digunakan dalam metodologi
berorientasi objek. Tujuan UML adalah sebagai berikut:
1. Bagi pengguna, tersedia bahasa pemodelan visual yang siap
digunakan dan ekspresif sehingga dapat digunakan bersama dalam
pemodelan suatu sistem informasi.
2. Memberikan mekanisme pemodelan yang dapat diperluas dan
dikhususkan untuk memperluas konsep dasarnya.
3. Tidak tergantung pada bahasa pemprograman tertentu maupun
proses pengembangan (metodologi) tertentu.
4. Memberikan dasar pemahaman secara formal terhadap bahasa
pemodelan.
5. Mendorong pertumbuhan alat-alat bantu berorientasi objek.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Mendukung konsep pengembangan sistem pada tingkatan tinggi
(tidak terlalu teknis).
7. Mengintegrasikan praktik dan metodologi terbaik.
UML dikelola oleh Object Management Group (OMG) dan menjadi standar
umum. UML terbaru saat ini adalah UML versi 2.5. UML versi 2.5 terdiri
atas dua kelompok diagram, yaitu:
1. Diagram Struktur (Structure Diagram) yang menggambarkan
struktur statis suatu sistem. Dalam diagram struktur digunakan
objek, atribut, operasi dan relasi antar objek. Diagram struktur terdiri
dari:
a. Class Diagram
b. Component Diagram
c. Object Diagram
d. Composite Structure Diagram
e. Deployment Diagram
f. Package Diagram
g. Profile Diagram
2. Diagram Perilaku (Behaviour Diagram) menunjukkan dinamika
suatu sistem. Di dalam diagram perilaku ditunjukkan bagaimana
kolaborasi dan interaksi antar objek dan kondisi internal suatu objek.
a. Activity Diagram
b. Interaction Diagram
i. Communication Diagram
ii. Interaction Overview Diagram
iii. Sequence Diagram
iv. Timing Diagram
c. State Machine Diagram
d. Use Case Diagram
Berbagai diagram tersebut dapat menggambarkan hal-hal sebagai berikut:
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Berbagai aktivitas atau pekerjaan dalam sistem, baik yang dilakukan
manusia maupun mesin.
2. Berbagai komponen dalam sistem bagaimana interaksinya.
3. Bagaimana sistem berjalan.
4. Bagaimana berbagai entitas berinteraksi dengan komponen lain.
5. Antar muka pengguna eksternal.
2.5.2. Definisi Use Case Diagram
Diagram Use Case merupakan diagram yang harus dibuat pertama
kali saat pemodelan perangkat lunak berorientasi objek dilakukan. Diagram
Use Case akan menggambarkan apa yang dikerjakan oleh actor. Yang
disebut actor di sini adalah pengguna aplikasi, untuk menggambar diagram
use case mengacu pada proses sebelumnya, yaitu analisis kebutuhan pada
rekayasa perangkat lunak. (Sulianta, 2017) Simbol yang digunakan untuk
membuat diagram use case ini pada Tabel 2.6. antara lain:
Tabel 2. 2 Simbol Use Case Diagram
(Teknik Perancangan Arsitektur Sistem Informasi, 2017)
Simbol Nama Keterangan
Aktor Merupakan pengguna dari sistem.
Penamaan aktor menggunakan kata
benda.
Use case Merupakan pekerjaan yang dilakukan
oleh aktor. Penamaan use case dengan
kata kerja.
Asosiasi Hubungan antara aktor dengan use case.
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Include Hubungan antara use case dengan use
case, include menyatakan bahwa sebelum
pekerjaan dilakukan harus mengerjakan
pekerjaan lain terlebih dahulu.
Extends Hubungan antara use case dengan use
case, extends menyatakan bahwa jika
pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai
atau terdapat kondisi khusus, maka
lakukan pekerjaan itu.
2.5.3. Definisi Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow
(aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu
yang ada pada perangkat lunak. Diagram aktivitas menggambarkan aktivitas
sistem bukan apa yan dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan
oleh sistem. (A.S & Shalahuddin, 2018) Berikut adalah Tabel 2.7 simbol-
simbol yang ada pada diagram aktivitas:
Tabel 2. 3 Simbol Activity Diagram
(Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek, 2018)
Simbol Nama Keterangan
Status Awal Status awal
aktivitas
sistem, sebuah
diagram
aktivitas
memiliki
sebuah status
awal
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Aktivitas Aktivitas yang
dilakukan
sistem,
aktivitas
biasanya
diawali dengan
kata kerja.
Percabangan/decision Asosiasi
percabangan
dimana jika
ada pilihan
aktivitas lebih
dari satu.
Penggabungan/join Asosisasi
penggabungan
dimana lebih
dari satu
aktivitas yang
digabungkan
menjadi satu.
Status Akhir Status akhir
yang dilakukan
sistem, sebuah
diagram
aktivitas
memiliki status
akhir.
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Swimlane Memisahkan
organisasi
bisnis yang
bertanggung
jawab terhadap
aktivitas yang
terjadi.
2.5.4. Definisi Sequence Diagram
Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case
dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan
dan diterima antar objek. Oleh karena itu, untuk menggambar diagram
sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use
case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi
objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat scenario
yang ada pada use case.
Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah minimal
sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang
penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan
sudah dicakup pada diagram sekuen sehingga semakin banyak use case
yang didefinisikan maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin
banyak. (A.S & Shalahuddin, 2018) Berikut adalah Tabel 2.8 Simbol-
simbol yang ada pada diagram sekuen:
Tabel 2. 4 Simbol Sequence Diagram
(Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek, 2018)
Simbol Nama Keterangan
atau
Aktor Orang, proses, atau sistem
lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dibuat diluar sistem informasi
yang akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar orang,
tapi aktor belum tentu
merupakan orang; biasanya
dinyatakan menggunakan
kata benda diawal frase nama
aktor.
Garis Hidup/lifeline Menyatakan kehidupan suatu
objek.
Objek Menyatakan objek yang
berinteraksi pesan.
Waktu Aktif Menyatakan objek dalam
keadaan aktif dan
berinteraksi, semua yang
terhubung dengan waktu aktif
ini adalah sebuah tahapan
yang dilakukan didalamnya.
Pesan tipe create Menyatakan suatu objek
membuat objek yang lain,
arah panah mengarah pada
objek yang dibuat.
Pesan tipe call Menyatakan suatu objek
memanggil operasi/metode
yang ada pada objek lain atau
dirinya sendiri.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pesan tipe send Menyatakan bahwa suatu
objek mengirimkan
data/masukan/ informasi ke
objek lainnya, arah panah
mengarah pada objek yang
dikirimi.
Pesan tipe return Menyatakan bahwa suatu
objek yang telah menjalankan
suatu operasi atau metode
menghasilkan suatu
kembalian ke objek tertentu,
arah panah mengarah pada
objek yang menerima
kembalian.
Pesan tipe destroy Menyatakan suatu objek
mengakhiri hidup objek yang
lain, arah panah mengarah
pada objek yang diakhiri,
sebaiknya jika ada create
maka ada destroy.
2.5.5. Definisi Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem
dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun
sistem. Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer
membuat kelas-kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar antara
dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron. Kelas-kelas yang
ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi sesuai dengan
kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak atau programmer
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat membuat kelas-kelas di dalam program perangkat lunak sesuai
dengan perancangan diagram kelas. (A.S & Shalahuddin, 2018) Berikut
adalah Tabel 2.9 Simbol-simbol yang ada pada diagram kelas:
Tabel 2. 5 Simbol Class Diagram
(Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek, 2018)
Simbol Nama Keterangan
Kelas Kelas pada
struktur sistem.
Antarmuka /interface Sama dengan
konsep interface
dalam
pemprograman
berorientasi
objek.
Asosiasi/association Relasi
antarkelas
dengan makna
umum, asosiasi
biasanya juga
disertai dengan
multiplicity.
Asosiasi berarah/directed
association
Relasi
antarkelas
dengan makna
kelas yang satu
digunakan oleh
kelas yang lain,
asosiasi
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
biasanya juga
disertai dengan
multiplicity.
Generalisasi Relasi
antarkelas
dengan makna
generalisasi-
spesialisasi
(umum khusus).
Kebergantungan/dependency Relasi
antarkelas
dengan makna
kebergantungan
antarkelas.
Agregasi/aggregation Relasi
antarkelas
dengan makna
semua-bagian
(whole-part).
2.6. Hypertext Pre-Processor (PHP)
PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini.
PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak
tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain. Contoh terkenal dari
aplikasi PHP adalah forum (phpBB) dan MediaWiki (software di belakang
Wikipedia). PHP juga dapat dilihat sebagai pilihan lain dari
ASP.NET/C#/VB.NET Microsoft, ColdFusion Macromedia, JSP/Java Sun
Microsystems, dan CGI/Perl. Contoh aplikasi lain yang lebih kompleks berupa
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
CMS yang dibangun menggunakan PHP adalah Mambo, Joomla!, Postnuke,
Xaraya, dll (Cahyono, Rahmad, & Affandi, 2017).
2.7.My Structure Query Language (MySQL)
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima
dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan
perintah standar SQL (Structure Query Language). MySQL merupakan
database server yang bersifat open source yaitu dapat berjalan pada sistem
operasi manapun seperti Windows dan Linux. Selain itu, MySQL bersifat free
sehingga bebas menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha
tanpa harus membeli atau membayar lisensinya. Kelebihan dari database
MySQL adalah dapa berperan sebagai client sehingga disebut database
client/server yang open source (Andriani, 2017).
2.8. Cascading Style Sheet (CSS)
CSS adalah kependekan dari Cascading Style Sheet. CSS merupakan salah
satu kode pemprograman yang bertujuan untuk menghias dan mengatur gaya
tampilan/layout halaman web supaya lebih elegan dan menarik. CSS adalah
sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh World Wide Web
Consortium atau W3C pada tahun 1996.
CSS digunakan oleh web programmer dan juga web designer untuk menentukan
warna, tata letak font, dan semua aspek lain dari presentasi dokumen dan saat
ini, hampir tidak ada situs web yang dibangun tanpa kode CSS (Setiawan,
2017).
2.9. JavaScript (JS)
JavaScript adalah bahasa scripting yang popular di sebagian besar browser.
JavaScript disisipkan pada halaman web menggunakan tab <script>. Kegunaan
JavaScript adalah untuk menambah interaktif suatu website (Setiawan, 2017).
Beberapa hal tentang JavaScript adalah sebagai berikut:
• Open source (semua orang dapat menggunakan secara gratis).
• JavaScript merupakan bahasa scripting yang ringan.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
• JavaScript disisipkan dalam html.
• Dalam Javascript, script akan langsung dieksekusi tanpa kompilasi.
2.10. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah pencarian sumber-sumber atau opini pakar tentang
suatu hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan kata lain, studi
pustaka merupakan pengkajian beberapa sumber pustaka (yang umumnya
terdapat diperpustakaan) yang terkait dengan variable-variabel utama atau topik
sebuah penelitian. Maka dapat dikatakan bahwa hampir setiap jenis penelitian
memasukkan studi pustaka sebagai salah satu langkah yang ditempuh dalam
keseluruhan penelitian (Djiwandono, 2015).
2.11. Wawancara
Wawancara terdiri atas sejumlah pertanyaan yang dipersiapkan oleh peneliti
dan diajukan kepada seseorang mengenai topik penelitian secara tatap muka,
dan peneliti merekam jawaban-jawabannya sendiri.
Wawancara dapat didefinisikan sebagai “interaksi Bahasa yang berlangsung
antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang
melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang
diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya”.
Wawancara harus mempunyai tujuan tertentu agar tidak menjadi suatu
percakapan yang tidak sistematis atau melakukan pengamatan yang tidak
mempunyai ujung pangkal. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara
mempunyai tiga kewajiban, yaitu:
1. Memberitahu informan tentang hakikat penelitian dan pentingnya
kerja sama mereka dengan peneliti.
2. Menghargai informan atas kerja samanya.
3. Memperoleh informasi dan data yang diinginkannya.
Kelebihan dari instrumen pengumpulan data melalui wawancara pribadi
sebagai berikut:
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Wawancara merupakan instrumen yang paling baik untuk memilih dan
menilai karakteristik pribadi.
2. Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam mengidentifikasi
dan mengatasi masalah-masalah kemanusiaan khususnya masalah
afektif.
3. Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam konsultasi.
4. Wawancara membekali peneliti dengan informasi tambahan untuk
memperkuat data yang diperoleh melalui instrumen lain.
5. Kadang-kadang peneliti menggunakan wawancara bersama-sama
dengan observasi untuk memperkuat validitas data yang diperoleh
melalui koinformasi.
6. Wawancara merupakan satu-satunya instrumen untuk pengumpulan
data pada masyarakat buta huruf.
Disamping kelebihan diatas, wawancara juga mempunyai kelemahan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kemauan informan
dalam bekerja sama dan memberikan informasi yang dapat dipercaya
dan teliti.
2. Wawancara terpengaruh oleh keadaan diri dan faktor-faktor lain yang
memengaruhi pribadi yang melakukan wawancara atau informan atau
keduanya sekaligus, dan selanjutnya mengandung bias pribadi yang
sangat tinggi pada data.
3. Wawancara terpengaruh oleh antusias informan pada dirinya,
keinginannya untuk tampil positif, keragu-raguannya dalam
memberikan informasi, dan motivasinya untuk disukai orang yang
melakukan wawancara. Berdasarkan hal ini, mengingatkan peneliti
bahwa setiap informan mewarnai kebenaran/hakikat yang
dibicarakannya sesuai dengan yang disangkanya benar (Emzir, 2016).
2.12. Kuesioner
Teknik yang menggunakan angket (kuesioner) adalah suatu cara
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kepada responden, dengan harapan responden dapat memberikan respon atas
daftar pertanyaan tersebut. Instrumen berupa lembar daftar pertanyaan dapat
berupa angket (kuesioner), checklist ataupun skala (Nugraha & Silfianti, 2016).
2.13. Studi Literatur Sejenis
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2. 6 Studi Literatur Sejenis
No Penulis Judul Penelitian Kelebihan Kekurangan Metode Tools Proses
1. Hengki Tamando
Sihotang, Erwin
Panggabean, dan
Herlina Zebua
Teknik
Informatika
STMIK Pelita
Nusantara
2018
Sistem Pakar
Mendiagnosa
Penyakit Herpes
Zoster Dengan
Menggunakan
Metode Teorema
Bayes
Bagian form konsultasi
memilih gejala yang dialami
oleh pasien kemudian akan
otomatis tampil nilai CF,
diproses akan mengeluarkan
hasil dan solusi, proses
perhitungan bayes detail
pada form konsultasi. Pada
form konsultasi tersebut
memiliki output cetak dan
memiliki keselurahan data
konsultasi pasien.
Nilai presenstase tingkat
keyakinan penyakit pasien
pada sistem kurangnya
tingkat keakuratan dan
konsisten pada hasil
konsultasi. Form konsultasi
walaupun memiliki
perhitungan yang detail
akan tetapi dapat
membingungkan user yang
masih awam.
Metode
Teorema
Bayes
Visual
Basic
2008,
MySQL
Form login, halaman
menu utama, form
penyakit, form
pasien, form
konsultasi yang
didalamnya terdapat
submenu
(proses,simpan,cetak
, dan keluar),
halaman
Laporan Konsultasi
Pasien, dan halaman
Laporan
Keseluruhan Pasien
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dewi Parde Indah,
Anton, dan Ummu
Radiyah
Teknik
Informatika
STMIK
NusaMandiri
Jakarta
2018
Sistem Pakar
Deteksi
Karakteristik Dan
Kepribadian Diri
Menggunakan
Metode Forward
Chaining
Sistem pakar ini memiliki
banyak beberapa macam tes,
user dapat memilih tes yang
mau diketahui missal
kemampuan atau dominan
otak kanan/kiri. Sistem
pakar ini dapat di pahami
oleh user karena hanya
menjawab ya atau tidak dari
sistem ini, kemudian hasil
berupa kesimpulan.
Belum mencangkup secara
keseluruhan mengenai
Psikotes keprbadian yang
ada. Karena adanya
keterbatan waktu dan
pengetahuan sehingga hanya
mencangkup beberapa
pertanyaan psikologis saja.
Dalam menghitung
ketidakpastian hanya
membandingkan antara data
ya dan tidak, membuatnya
menjadi tidak akurat.
Metode
Forward
Chaining
Berbasis
Web,
MySQL
Halaman Home,
form tes untuk user
dapat memilih dari
macam-macam tes,
halaman hasil tes,
halaman kontak
kami, dan halaman
keluar.
3. Endang Lestari,
dan Emilya Ully
Artha
Sistem Pakar
Dengan Metode
Dempster Shafer
Untuk Diagnosis
Gangguan
Sistem dapat digunakan
untuk mendiagnosis jenis-
jenis gangguan dengan
memasukkan gejala-gejala
yang dialami pelanggan
Pada sistem tidak ada video
tutorial untuk solusinya.
Agar para pengguna dapat
Metode
Dempster
Shafer
Berbasis
Web,
MySQL
Menu Utama, menu
login, menu tambah
gejala, menu tambah
jenis gangguan, form
untuk memilih
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Teknik
Informatika
Universitas
Muhammadiyah
Magelang
2017
Layanan
Indihome Di PT
Telkom Magelang
lewat antarmuka sistem.
Perhitungan Dempster
Shafer sesuai dengan
keputusan pakar.
melakukan solusi tersebut
dengan mudah dipahami.
gejala, halaman
konsultasi gangguan
telepon, halaman
konsultasi gangguan
internet yakni hasil
dari diagnosa, dan
halaman keluar.
4. Taufiq, dan
Syahib Natarsyah
Teknik
Informatika
STMIK
Banjarbaru
Implementasi
Certainty Factor
Dalam Sistem
Pakar Untuk
Melakukan
Diagnosa dan
Terapi Penyakit
Gangguan Jiwa
Hasil diagnosa
menggunakan metode
certainty factor lebih akurat,
karena sistem pakar
menggunakan certainty
factor memiliki hasil yang
sama dengan pakar
kemudian memiliki hasil
yang sama dengan hasil
Hanya berupa prototype,
belum diimplimentasikan ke
dalam sistem.
Metode
Certainty
Factor
- Belum
mengimplementasik
an aplikasi, hanya
berupa prototype
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2016
pengujian dari pretest dan
posttest.
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada literatur sejenis tabel 2.10 penulis menambahkan beberapa poin untuk
melengkapi kekurangan dan kelebihan yang sudah ada pada penelitian sebelumnya.
Berikut ini beberapa yang penulis tambahkan pada aplikasi sistem pakar ini :
1. Sistem dapat login dari beberapa aktor yakni admin, dan para karyawan
yang telah meregister dan memasukkan data berupa username dan
password dapat login.
2. Sistem dapat memberikan informasi tentang stres kerja yakni berupa gejala,
solusi, dan penyebabnya.
3. Sistem dengan menggunakan metode certainty factor, karena certainty
factor cocok untuk mendignosa, dan penulis membuat sistem agar mudah
dipahami oleh user tanpa memasukkan nilai bobot kepercayaannya.
4. Sistem yang dapat berinteraksi dengan menggunakan form kemudian diolah
informasi tersebut yang akan menghasilkan nilai akurat dan konsisten agar
dapat meyakinkan user pada diagnosa sistem pakar tersebut.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan penelitian ini penulis memerlukan data-data serta
informasi yang dapat mendukung kebenaran juga keberhasilan dari penelitian
ini. Data yang diperoleh didapatkan dengan cara sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Pada tahap ini studi kepustakaan atau tinjauan pustaka dilakukan
dengan cara mempelajari buku-buku yang berbentuk media cetak yang
berhubungan dengan penelitian seperti pemprograman sistem pakar,
arsitektur sistem informasi, psikologi keperawatan, dan lain
sebagainya. Penulis juga melakukan proses pengumpulan data dengan
mengakses sumber-sumber dari media elektronik , data yang diperoleh
dapat berupa jurnal, E-book, dan website resmi.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah jenis pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung dilapangan, dengan menggunakan teknik
sebagai berikut:
a) Wawancara
Pada tahap ini wawancara dilakukan dengan percakapan
antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara
adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari
narasumber yang terpercaya. Pada tahap ini penulis
mewawancarai salah satu psikolog yang bernama Octavia
Putri Tjajadi, M.Psi untuk rule dan solusi dari tingkat stres
kerja karyawan akan diteliti oleh penulis.
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b) Kuesioner
Pada tahap ini kuesioner dilakukan dengan cara
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan
daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan
responden dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Penulis membagikan kuesioner pada seluruh
karyawan umum untuk mengidentifikasi gejala ke diagnosa
stres kerja karyawan dan dengan hasil 60 responden.
3.2. Metode Pengembangan Sistem
3.2.1. Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)
Dalam fase ini, pengguna dan penulis bertemu untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan dari pembuatan aplikasi atau sistem
serta untuk mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang akan
dibutuhkan oleh sistem yakni informasi mengenai gejala stres kerja
karyawan. Kemudian wawancara untuk solusi dari tingkatan stress kerja
penulis mewawancarai psikolog yang bernama Octavia Putri Tjajadi,
M.Psi dan tambahan kuesioner.
3.2.2. Desain Sistem (Design System)
Fase kedua, yakni membuat database untuk sistem dan desain
pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan
dalam arsitektur sistem informasi. Tools yang digunakan dalam
pemodelan sistem biasanya menggunakan Unified Modeling Language
(UML) penulis menggunakan Use Case Diagram, Activity Diagram,
Sequence Diagram, dan Class Diagram .
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2.3. Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini peneliti melakukan coding, mengimplementasikan
bahasa pemprograman yakni dengan menggunakan bahasa PHP dan
basis data atau database berupa MySQL. Sebagai akhir dari tahap ini
penulis juga meminta tanggapan user terhadap aplikasi yang sudah di
uji coba, agar dapat di evaluasi untuk pengembangan sistem
selanjutnya.
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3. Alur Penelitian
Gambar 3. 1 Alur Penelitian
43
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1. Fase Perencanaan
4.1.1. Gambaran Umum Sistem
Sistem Pakar Diagnosa Stres Kerja Karyawan Dengan Menggunakan Metode
Certainty Factor Berbasis Web ini adalah sebuah sistem yang didalamnya terdapat
ilmu pengetahuan dari seorang pakar. Pada sistem ini para karyawan diminta untuk
memilih dari setiap gejala yang sedang dirasakan, kemudian akan mengeluarkan
hasil berupa diagnosa, nilai kepercayaannya, berseta solusinya. Dari hasil output
diagnosa dapat dicetak dalam bentuk dokumen pdf
4.1.2. Analisis Kebutuhan Masalah
Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan masalah untuk pembuatan sistem,
memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Fase perencanaan ini,
penulis melakukan penelitian untuk mengumpulkan data dan informasi sebagai
dasar dalam pembuatan sistem.
4.1.2.1. Indikator Stressor
Untuk data atau informasi kebutuhan sistem penulis melakukan
metode daftar pustaka dengan mengambil jurnal (Rahmawati, 2009)
sebagai data gejala-gejala stres kerja.
Tabel 4. 1 Indikator Stressor Kerja
(Analisis Stres Kerja Karyawan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk Cabang Bogor, 2009)
No. Indikator Stressor Kerja
1 Tugas yang diberikan perusahaan berlebihan
2 Tanggung jawab yang diberikan perusahaan sangat memberatkan
3 Dikejar waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
4 Tugas yang dilakukan tidak terjadwal dengan baik
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5 Mengalami kesulitan memenuhi target perusahaan
6 Mendapat waktu istirahat yang kurang untuk menjalankan
pekerjaan
7 Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
8 Bekerja dengan peralatan yang tidak memadai
9 Lingkungan kerja yang banyak gangguan
10 Mengerjakan tugas yang berbeda-beda
11 Melakukan pekerjaan yang dirasakan tidak dimengerti/tidak cocok
12 Menerima tugas yang bertentangan satu sama lain
13 Tujuan yang ditetapkan perusahaan tidak sesuai dengan harapan
14 Ditekan dengan banyak peraturan dalam menjalankan tugas
15 Mengalami konflik dari tugas yang dibebankan atasan yang
berlainan
16 Merasakan konflik dari tugas yang dibebankan atasan langsung
saya
17 Menerima penugasan yang berbeda-beda dari dua atasan/lebih
18 Hubungan yang tidak harmonis dengan rekan kerja
19 Mengalami konflik dengan rekan kerja
20 Mengalami kesulitan berkomunikasi dengan atasan
21 Kurangnya dukungan dari atasan
22 Ada hubungan yang tidak baik antara atasan dan karyawan
23 Merasa kurang jelas dengan informasi dari perusahaan mengenai
pekerjaan
24 Tidak tahu apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan yang saya
jalankan
25 Merasa tidak jelas dalam hal ruang lingkup pekerjaan
26 Merasa sulit memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
menjalankan pekerjaan
27 Merasa tidak tahu harus bertanggung jawab kepada siapa dalam
bekerja
28 Prosedur/instruksi kerja kurang jelas
29 Alur komunikasi tidak jelas
30 Atasan terlalu banyak mengatur
31 Atasan bertindak kurang adil dalam pembagian pekerjaan kepada
bawahan
32 Merasa tidak mengetahui bagaimana penilaian atasan terhadap
hasil kerja saya
33 Merasa tidak memunyai peranan dalam pengambilan keputusan
34 Merasa tidak ada kesempatan untuk berpartisipasi dalam mencapai
tujuan perusahaan
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
35 Atasan tidak memberitahu dengan jelas perubahan-perubahan
kebijaksanaan di perusahaan
36 Atasan tidak memberitahu tugas yang harus saya lakukan
37 Peluang yang kecil untuk mendapat promosi
38 Mendapat pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan berbeda
dari sebelumnya
39 Merasa tidak memunyai kesempatan untuk lebih maju dalam
bekerja
40 Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih rendah dari
kemampuan yang dimiliki
41 Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih tinggi dari
kemampuan yang dimiliki
42 Umpan balik terhadap hasil kerja tidak sesuai dengan harapan
43 Pemberhentian karyawan menjadi pemicu kecemasan saya untuk
bekerja dengan baik
4.1.2.2. Pembagian Indikator Sesuai Tingkat Stres Berdasarkan
Gejala Stres
Kemudian, untuk diagnosa beserta solusi penulis melakukan
wawancara dengan salah satu psikolog. Sebelumnya, data informasi
diagnosa penulis mengumpulkan dari kuesioner dengan
menggunakan Haphazard atau Convenience Sampling ini
merupakan cara pengambilan sampel yang dilakukan secara sangat
sederhana yaitu dengan mengambil unit pengamatan yang dijumpai
atau yang sedapatnya saja. Misal, dalam pengumpulan data rumah
tangga, maka diambil sampel rumah tangga sedapatnya saja
sebanyak yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian
sebelumnya sama dengan penulis yakni pengambilan data karyawan
baik laki-laki maupun perempuan yang mmpunyai waktu kerja lebih
dari 8 jam, banyaknya sampel berjumlah 60 responden dikarenakan
pakar menentukan 30 responden,jadi sedapat banyaknya responden
yang telah ditentukan.
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4. 2 Hasil Kuesioner Para Karyawan
No Indikator Stressor Kerja Tidak
Stres
Stres
Rendah
Stres
Sedang
Stres
Tinggi
Hasil
1 Tugas yang diberikan perusahaan
berlebihan
10 30 14 8 Rendah
2 Tanggung jawab yang diberikan
perusahaan sangat memberatkan
9 29 17 5 Rendah,
sedang
3 Dikejar waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan
10 25 18 7 Rendah,
sedang
4 Tugas yang dilakukan tidak
terjadwal dengan baik
10 24 18 8 Rendah,
sedang
5 Mengalami kesulitan memenuhi
target perusahaan
7 32 12 9 Rendah
6 Mendapat waktu istirahat yang
kurang untuk menjalankan
pekerjaan
12 25 17 6 Rendah,
sedang
7 Tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
16 24 14 6 Tidak,
Rendah
8 Bekerja dengan peralatan yang tidak
memadai
15 27 10 8 Tidak,
Rendah
9 Lingkungan kerja yang banyak
gangguan
11 21 17 11 Rendah,
sedang
10 Mengerjakan tugas yang berbeda-
beda
8 30 14 8 Rendah
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11 Melakukan pekerjaan yang
dirasakan tidak dimengerti/tidak
cocok
17 22 14 7 Tidak,
Rendah
12 Menerima tugas yang bertentangan
satu sama lain
11 18 18 13 Rendah,
sedang
13 Tujuan yang ditetapkan perusahaan
tidak sesuai dengan harapan
10 20 25 5 Rendah,
sedang
14 Ditekan dengan banyak peraturan
dalam menjalankan tugas
9 18 21 12 Rendah,
sedang
15 Mengalami konflik dari tugas yang
dibebankan atasan yang berlainan
8 21 17 14 Rendah,
sedang
16 Merasakan konflik dari tugas yang
dibebankan atasan langsung saya
10 23 19 8 Rendah,
sedang
17 Menerima penugasan yang berbeda-
beda dari dua atasan/lebih
10 24 15 11 Rendah,
sedang
18 Hubungan yang tidak harmonis
dengan rekan kerja
25 14 14 7 Tidak
19 Mengalami konflik dengan rekan
kerja
23 16 15 6 Tidak,
Rendah,
sedang
20 Mengalami kesulitan berkomunikasi
dengan atasan
12 20 22 6 Rendah,
sedang
21 Kurangnya dukungan dari atasan 15 18 19 8 Tidak,
Rendah,
sedang
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22 Ada hubungan yang tidak baik
antara atasan dan karyawan
14 21 15 10 Rendah,
sedang
23 Merasa kurang jelas dengan
informasi dari perusahaan mengenai
pekerjaan
13 27 11 9 Rendah
24 Tidak tahu apa yang menjadi
tanggung jawab pekerjaan yang
saya jalankan
16 25 11 8 Tidak,
Rendah
25 Merasa tidak jelas dalam hal ruang
lingkup pekerjaan
16 17 19 8 Tidak,
Rendah,
sedang
26 Merasa sulit memperoleh informasi
yang dibutuhkan untuk menjalankan
pekerjaan
6 26 19 9 Rendah,
sedang
27 Merasa tidak tahu harus
bertanggung jawab kepada siapa
dalam bekerja
17 22 14 7 Tidak,
Rendah
28 Prosedur/instruksi kerja kurang jelas 9 23 19 9 Rendah,
sedang
29 Alur komunikasi tidak jelas 14 23 12 11 Rendah
30 Atasan terlalu banyak mengatur 5 16 16 23 Rendah,
sedang,
Tinggi
31 Atasan bertindak kurang adil dalam
pembagian pekerjaan kepada
bawahan
9 18 22 11 Rendah,
sedang
32 Merasa tidak mengetahui
bagaimana penilaian atasan
5 17 25 13 Rendah,
sedang
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap hasil kerja saya
33 Merasa tidak memunyai peranan
dalam pengambilan keputusan
15 21 14 10 Tidak,
Rendah
34 Merasa tidak ada kesempatan
untuk berpartisipasi dalam
mencapai tujuan perusahaan
12 20 23 5 Rendah,
sedang
35 Atasan tidak memberitahu dengan
jelas perubahan-perubahan
kebijaksanaan di perusahaan
5 21 21 10 Rendah,
sedang
36 Atasan tidak memberitahu tugas
yang harus saya lakukan
16 18 19 7 Tidak,
Rendah,
sedang
37 Peluang yang kecil untuk mendapat
promosi
12 17 20 11 Rendah,
sedang
38 Mendapat pekerjaan baru yang
memerlukan keterampilan berbeda
dari
Sebelumnya
14 25 10 11 Rendah
39 Merasa tidak memunyai kesempatan
untuk lebih maju dalam bekerja
8 21 13 18 Rendah,
Tinggi
40 Mengalami promosi kerja ke
jabatan yang lebih rendah dari
kemampuan yang dimiliki
17 13 18 12 Tidak,
Sedang
41 Mengalami promosi kerja ke
jabatan yang lebih tinggi dari
kemampuan yang dimiliki
17 24 13 6 Tidak,
Rendah
42 Umpan balik terhadap hasil kerja
tidak sesuai dengan harapan
11 24 18 7 Rendah,
sedang
43 Pemberhentian karyawan menjadi
pemicu kecemasan saya untuk
10 16 13 21 Rendah,
Tinggi
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bekerja dengan baik
Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan masalah untuk pembuatan
sistem, memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Fase perencanaan
ini, penulis melakukan penelitian untuk mengumpulkan data dan informasi sebagai
dasar dalam pembuatan sistem. Untuk data atau informasi kebutuhan sistem penulis
melakukan metode daftar pustaka dengan mengambil data gejala-gejala stres kerja
dan untuk diagnosa beserta solusi penulis melakukan wawancara dengan salah satu
psikolog. Sebelumnya, data informasi diagnosa penulis mengumpulkan dari
kuesioner sebagai berikut:
Kemudian penulis wawancara Octavia Putri Tjajadi, M.Psi,
Psikolog untuk tips atau solusi terhadap diagnosa sistem, berikut adalah
hasil dari wawancara penulis:
Tabel 4. 3 Tips atau Solusi berdasarkan Tingkatan Stres Kerja
(Octavia Putri Tjajadi, M.Psi, Psikolog, 6 Oktober 2018)
No. Solusi Diagnosa Stres Kerja
1. Alhamdulillah, pertahankan. Tidak Stres
1. Cari waktu jeda sejenak kalau dikantor,
entah bertemu teman kantor dan tukar
pikiran atau keluar atau keluar dari
ruangan bisa ke kantin seperti breaktime.
2. Lakukan meditasi sebentar untuk
menenangkan diri.
3. Cuci muka sebentar karena air yang kena
muka jadi buat fresh berkaitan dengan
relaksasi.
4. Bisa olahraga ringan ditempat duduk.
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Lakukan hobi misalnya dengar musik
sebentar atau menggambar, lalu lanjutkan
lagi pekerjaan.
Stres Rendah
6. Cari tau sumber stres apa lalu diskusikam
dengan orang terdekat atau bertanya pada
diri sendiri/intropeksi diri.
7. Buat prioritas untuk dikerjakan satu per
satu.
8. Kasih apresiasi kecil pada diri sendiri.
9. Makan makanan yang bergizi hindari jung
food.
1. Coba flashback yang mana jadi masalah
utama dulu, buat list prioritas.
Stres Sedang
2. Buat jadwal sehari-hari dan rutinitas.
3. Meditasi buat ketenangan.
4. Buat rencana liburan sebagai reward diri.
5. Tukar pikiran dengan teman dan ahli jika
diperlukan.
6. Berpikir positif bahwa setiap masalah
pasti ada kuncinya.
1. Ambil breaktime.
Stres Tinggi
2. Buat prioritas dan tentuin mana yang mau
diselesaikan terlebih dahulu.
3. Makan makanan yang bergizi hindari jung
food.
4. Lakukan meditasi/olahraga/yoga.
5. Meminta bantuan ke ahli.
6. Berpikir positif dan memiliki tekat bahwa
pasti bisa diselesaikan masalahnya bukan
hanya berkutat dimasalah tersebut.
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.3. Tujuan Informasi
Tahapan kedua dari fase perencanaan yaitu menjelaskan tujuan dibentuknya
sistem. Berdasarkan analisis kebutuhan dan pendefinisian masalah sebelumnya,
penulis bermaksud untuk menerapkan metode CF dalam mendiagnosa stress kerja
karyawan sesuai dengan diagnosa, gejala, dan relasi yang diinputkan oleh
pengguna. Sistem tersebut akan diaplikasikan pada platform website application
mengingat semakin meningkatnya intensitas masyarakat dalam menggunakan
berbagai situs website.
Sedangkan, penulis menggunakan metode Certainty Factor dalam
penerapan teori sistem pakar dikarenakan Certainty Factor dapat
mengimplementasikan sistem pakar yang mampu mengolah ketidakpastian dari
berbagai fakta-fakta dan gejala dalam mendiagnosa stres kerja karyawan.
4.1.4. Syarat-Syarat
Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan beberapa syarat minimum
dalam pembuatan sistem pakar diagnosa stres kerja karyawan dengan metode
certainty factor berbasis web ini yaitu sebagai berikut:
1. Web server
Web server merupakan syarat mutlak suatu sistem berbasis web.
Web server merupakan platform untuk menjalankan suatu sistem
berbasis web. Untuk pengembangan sistem ini dibutuhkan Web Server
Apache/2.4.25 (Win32).
2. Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman dibutuhkan untuk dapat membangun sebuah
sistem, agar komputer dapat melakukan berbagai operasi dan fungsi
sesuai dengan keinginan user. Untuk itu dibutuhkan suatu bahasa
pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat sistem client
server. Bahasa pemrograman yang dibutuhkan dalam pengembangan
sistem ini adalah PHP 4.6.5.2.
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Database
Pengelolaan database akan digunakan untuk pelengkap program
seperti proses login serta proses pemesanan dan penyimpanan file
produk. Database yang dibutuhkan adalah database MySQL 10.1.21-
MariaDB.
Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan dalam
pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Perangkat Lunak :
a) Paket web server Xampp Versi 5.6.30 (Apache/2.4.25
(Win32), PHP 4.6.5.2, MySQL 10.1.21-MariaDB).
b) Sublime Text 3.
c) Mozilla Firefox 62.0.3 (32-bit).
d) OS Windows 8 Pro
2. Perangkat Keras:
a) Personal Computer.
b) Processor : Intel Celeron.
c) RAM : Memory 4 GB.
4.2. Fase Proses Design (Workshop Design)
4.2.1. Perancangan Sistem Stres Kerja Karyawan
4.2.1.1. Diagnosa Stres Kerja
Diagnosa stres kerja, yakni identifikasi berdasarkan gejala.
Penilaian dapat dilakukan melalui konseling, dan dapat
dibantu oleh program komputer yang dirancang untuk
memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Tabel 4. 4 Diagnosa Stres Kerja
(Octavia Putri Tjajadi, M.Psi, Psikolog, 6 Oktober 2018)
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. Kode Diagnosa Diagnosa Stres Kerja
1. P01 Tidak Stres
2. P02 Stres Rendah
3. P03 Stres Sedang
4. P04 Stres Tinggi
4.2.1.2. Gejala Stres Kerja
Gejala Stres Kerja, yaitu pengindikasian keberadaan sesuatu
stres kerja atau gangguan kesehatan yang tidak diinginkan,
berbentuk tanda-tanda atau ciri-ciri stres kerja dan dapat
dirasakan, seperti misalnya perasaan gelisah dan bosan
terhadap pekerjaan.
Tabel 4. 5 Gejala Stres Kerja
No. Kode Gejala Gejala Stres Kerja
1. G01 Tugas yang diberikan perusahaan
berlebihan
2. G02 Tanggung jawab yang diberikan
perusahaan sangat memberatkan
3. G03 Dikejar waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan
4. G04 Tugas yang dilakukan tidak terjadwal
dengan baik
5. G05 Mengalami kesulitan memenuhi target
perusahaan
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. G06 Mendapat waktu istirahat yang kurang
untuk menjalankan pekerjaan
7. G07 Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu
8. G08 Bekerja dengan peralatan yang tidak
memadai
9. G09 Lingkungan kerja yang banyak gangguan
10. G10 Mengerjakan tugas yang berbeda-beda
11. G11 Melakukan pekerjaan yang dirasakan
tidak dimengerti/tidak cocok
12. G12 Menerima tugas yang bertentangan satu
sama lain
13. G13 Tujuan yang ditetapkan perusahaan tidak
sesuai dengan harapan
14. G14 Ditekan dengan banyak peraturan dalam
menjalankan tugas
15. G15 Mengalami konflik dari tugas yang
dibebankan atasan yang berlainan
16. G16 Merasakan konflik dari tugas yang
dibebankan atasan langsung saya
17. G17 Menerima penugasan yang berbeda-beda
dari dua atasan/lebih
18. G18 Hubungan yang tidak harmonis dengan
rekan kerja
19. G19 Mengalami konflik dengan rekan kerja
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20. G20 Mengalami kesulitan berkomunikasi
dengan atasan
21. G21 Kurangnya dukungan dari atasan
22. G22 Ada hubungan yang tidak baik antara
atasan dan karyawan
23. G23 Merasa kurang jelas dengan informasi
dari perusahaan mengenai pekerjaan
24. G24 Tidak tahu apa yang menjadi tanggung
jawab pekerjaan yang saya jalankan
25. G25 Merasa tidak jelas dalam hal ruang
lingkup pekerjaan
26. G26 Merasa sulit memperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan
27. G27 Merasa tidak tahu harus bertanggung
jawab kepada siapa dalam bekerja
28. G28 Prosedur/instruksi kerja kurang jelas
29. G29 Alur komunikasi tidak jelas
30. G30 Atasan terlalu banyak mengatur
31. G31 Atasan bertindak kurang adil dalam
pembagian pekerjaan kepada bawahan
32. G32 Merasa tidak mengetahui bagaimana
penilaian atasan terhadap hasil kerja saya
33. G33 Merasa tidak memunyai peranan dalam
pengambilan keputusan
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34. G34 Merasa tidak ada kesempatan untuk
berpartisipasi dalam mencapai tujuan
perusahaan
35. G35 Atasan tidak memberitahu dengan jelas
perubahan-perubahan kebijaksanaan di
perusahaan
36. G36 Atasan tidak memberitahu tugas yang
harus saya lakukan
37. G37 Peluang yang kecil untuk mendapat
promosi
38. G38 Mendapat pekerjaan baru yang
memerlukan keterampilan berbeda dari
Sebelumnya
39. G39 Merasa tidak memunyai kesempatan
untuk lebih maju dalam bekerja
40. G40 Mengalami promosi kerja ke jabatan yang
lebih rendah dari kemampuan yang
dimiliki
41. G41 Mengalami promosi kerja ke jabatan yang
lebih tinggi dari kemampuan yang
dimiliki
42. G42 Umpan balik terhadap hasil kerja tidak
sesuai dengan harapan
43. G43 Pemberhentian karyawan menjadi pemicu
kecemasan saya untuk bekerja dengan
baik
58
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.1.3. Relasi Stres Kerja
Relasi diagnosa dan gejala, yaitu gabungan antara diagnosa
stres kerja dan gejala untuk memastikan suatu perhitungan
kepastian jenis diagnosa berdasarkan pskilog/pakar ahli.
Tabel 4. 6 Tabel Relasi Stres Kerja
No. Diagnosa Gejala MB MD
1.
Tidak
Stres
Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu 0,4 0,2
2. Bekerja dengan peralatan yang tidak memadai 0,8 0,4
3. Melakukan pekerjaan yang dirasakan tidak
dimengerti/tidak cocok
0,5 0,1
4. Hubungan yang tidak harmonis dengan rekan kerja 1 0,2
5. Mengalami konflik dengan rekan kerja 0,8 0,1
6. Kurangnya dukungan dari atasan 0,8 0,4
7. Tidak tahu apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan
yang saya jalankan
0,6 0,2
8. Merasa tidak jelas dalam hal ruang lingkup pekerjaan 0,5 0,1
9. Merasa tidak tahu harus bertanggung jawab kepada siapa
dalam bekerja
0,7 0,3
10. Merasa tidak memunyai peranan dalam pengambilan
keputusan
0,9 0,5
11. Atasan tidak memberitahu tugas yang harus saya lakukan 0,8 0,4
12. Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih rendah dari
kemampuan yang dimiliki
0,4 0,1
13. Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih tinggi dari
kemampuan yang dimiliki
0,6 0,2
59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.
Rendah
Rendah
Tugas yang diberikan perusahaan berlebihan 1 0
2. Tanggung jawab yang diberikan perusahaan sangat
memberatkan
1 0
3. Dikejar waktu dalam menyelesaikan pekerjaan 1 0
4. Tugas yang dilakukan tidak terjadwal dengan baik 0,8 0,1
5. Mengalami kesulitan memenuhi target perusahaan 1 0
6. Mendapat waktu istirahat yang kurang untuk menjalankan
pekerjaan
0,8 0,1
7. Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu 0,8 0,3
8. Bekerja dengan peralatan yang tidak memadai 1 0
9. Lingkungan kerja yang banyak gangguan 0,8 0,2
10. Mengerjakan tugas yang berbeda-beda 0.9 0,1
11. Melakukan pekerjaan yang dirasakan tidak
dimengerti/tidak cocok
0,8 0,3
12. Menerima tugas yang bertentangan satu sama lain 0,6 0,4
13. Tujuan yang ditetapkan perusahaan tidak sesuai dengan
harapan
0,8 0,6
14. Ditekan dengan banyak peraturan dalam menjalankan tugas 0,6 0,4
15. Mengalami konflik dari tugas yang dibebankan atasan yang
berlainan
0,8 0,4
16. Merasakan konflik dari tugas yang dibebankan atasan
langsung saya
1,0 0,4
17. Menerima penugasan yang berbeda-beda dari dua
atasan/lebih
1,0 0,6
60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18.
Rendah
Mengalami konflik dengan rekan kerja 0,5 0,1
19. Mengalami kesulitan berkomunikasi dengan atasan 0,7 0,3
20. Kurangnya dukungan dari atasan 0,9 0,5
21. Ada hubungan yang tidak baik antara atasan dan karyawan 0,8 0,6
22. Merasa kurang jelas dengan informasi dari perusahaan
mengenai pekerjaan
1 0,6
23. Tidak tahu apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan
yang saya jalankan
1 0,6
24. Merasa tidak jelas dalam hal ruang lingkup pekerjaan 0,4 0,1
25. Merasa sulit memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
menjalankan pekerjaan
1 0,6
26. Merasa tidak tahu harus bertanggung jawab kepada siapa
dalam bekerja
0,9 0,1
27. Prosedur/instruksi kerja kurang jelas 0,8 0,1
28. Alur komunikasi tidak jelas 0,8 0,5
29. Atasan terlalu banyak mengatur 0,4 0,2
30. Atasan bertindak kurang adil dalam pembagian pekerjaan
kepada bawahan
0,7 0,4
31. Merasa tidak mengetahui bagaimana penilaian atasan
terhadap hasil kerja saya
0,8 0,4
32. Merasa tidak memunyai peranan dalam pengambilan
keputusan
0,6 0,8
33. Merasa tidak ada kesempatan untuk berpartisipasi dalam
mencapai tujuan perusahaan
0,6 0,8
61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34.
Rendah
Atasan tidak memberitahu dengan jelas perubahan-
perubahan kebijaksanaan di perusahaan
0,9 0,3
35. Atasan tidak memberitahu tugas yang harus saya lakukan 0,4 0,1
36. Peluang yang kecil untuk mendapat promosi 0,9 0,5
37. Mendapat pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan
berbeda dari sebelumnya
1 0
38. Merasa tidak memunyai kesempatan untuk lebih maju
dalam bekerja
0,4 0,6
39. Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih tinggi dari
kemampuan yang dimiliki
0,9 0,1
40. Umpan balik terhadap hasil kerja tidak sesuai dengan
harapan
0,8 0
41. Pemberhentian karyawan menjadi pemicu kecemasan saya
untuk bekerja dengan baik
0,4 0,2
1.
Sedang
Tanggung jawab yang diberikan perusahaan sangat
memberatkan
0,6 0,2
2. Dikejar waktu dalam menyelesaikan pekerjaan 0,8 0,4
3. Tugas yang dilakukan tidak terjadwal dengan baik 0,7 0,3
4. Mendapat waktu istirahat yang kurang untuk menjalankan
pekerjaan
0,5 0,1
5. Lingkungan kerja yang banyak gangguan 0,8 0,4
6. Menerima tugas yang bertentangan satu sama lain 0,9 0,5
7. Tujuan yang ditetapkan perusahaan tidak sesuai dengan
harapan
1,0 0,6
8. Ditekan dengan banyak peraturan dalam menjalankan tugas 0,8 0,2
62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9.
Sedang
Mengalami konflik dari tugas yang dibebankan atasan yang
berlainan
0,5 0,1
10. Merasakan konflik dari tugas yang dibebankan atasan
langsung saya
0,6 0,1
11. Menerima penugasan yang berbeda-beda dari dua
atasan/lebih
0,7 0,3
12. Mengalami konflik dengan rekan kerja 0,4 0
13. Mengalami kesulitan berkomunikasi dengan atasan 0,8 0,2
14. Kurangnya dukungan dari atasan 0,6 0,1
15. Ada hubungan yang tidak baik antara atasan dan karyawan 0,8 0,4
16. Merasa tidak jelas dalam hal ruang lingkup pekerjaan 0,7 0,3
17. Merasa sulit memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
menjalankan pekerjaan
0,4 0
18. Prosedur/instruksi kerja kurang jelas 0,5 0,1
19. Atasan terlalu banyak mengatur 0,8 0,4
20. Atasan bertindak kurang adil dalam pembagian pekerjaan
kepada bawahan
1 0
21. Merasa tidak mengetahui bagaimana penilaian atasan
terhadap hasil kerja saya
1 0
22. Merasa tidak ada kesempatan untuk berpartisipasi dalam
mencapai tujuan perusahaan
1 0
23. Atasan tidak memberitahu dengan jelas
perubahan-perubahan kebijaksanaan di perusahaan
0,8 0,6
24. Atasan tidak memberitahu tugas yang harus saya lakukan 0,6 0,4
25. Peluang yang kecil untuk mendapat promosi 0,7 0,3
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
26. Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih rendah dari
kemampuan yang dimiliki
0,5 0,1
27. Umpan balik terhadap hasil kerja tidak sesuai dengan
harapan
0,9 0,5
1.
Tinggi
Atasan terlalu banyak mengatur 1,0 0
2. Merasa tidak memunyai kesempatan untuk lebih maju
dalam bekerja
0,6 0,4
3. Pemberhentian karyawan menjadi pemicu kecemasan saya
untuk bekerja dengan baik
0,8 0,1
4.2.1.4. Perhitungan Certinty Factor
1. Perhitungan Nilai MB (Measure of Belief)
Nilai MB didapat dari analisis kenaikan kepercayaan dokter
dalam mendiagnosa suatu stress kerja berdasrkan gejala.
MB = Jumlah ukuran kepercayaan (measure of increased belife)
terhadap hipotesis (H) terhadap gejala (E).
2. Perhitungan Nilai MD (Measure of Disbelief)
Nilai MB didapat dari analisis kenaikan ketidakpercayaan
dokter dalam mendiagnosa suatu stres kerja berdasarkan gejala.
MD = Jumlah ukuran ketidakpercayaan (measure of increased
disbelife)terhadap hipotesis (H) terhadap gejala (E).
3. Perhitungan Nilai CF (Certainty Factor)
Nilai CF (Certanty Factor) di gunakan untuk mengetahui hasil
dari diagnosa stres kerja karyawan. Nilai certainty factor dari
hipotesis yang dipengaruhi oleh gejala. CF dari hipotesis (H)
yang di pengaruhi oleh gejala evidence (E). Besarnya CF
berkisar dari -1 sampai dengan 1. Nilai -1 menunjukan ketidak
percayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjkan kepercayaan
mutlak.
64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a) Untuk menghitung nilai CF digunakan rumus:
CF(H,E) = MB(H,E) – MD(H,E)
b) Untuk Rumus kombinasi rule dengan evidence E
berbeda dan hipotesis H sama:
CFcombine CF(H , E)1,2 = CF(H , E)1 + CF(H , E)2 * [1-
CF(H , E)1]
CFcombine CF(H , E)old,3 = CF(H , E)old + CF(H , E)3 *
[1- CF(H , E)old]
Tabel 4. 7 Gejala yang Dipilih
Kode
Gejala
Nama Gejala
G06 Mendapat waktu istirahat yang kurang untuk
menjalankan pekerjaan
G18 Hubungan yang tidak harmonis dengan rekan kerja
G31 Atasan bertindak kurang adil dalam pembagian
pekerjaan kepada bawahan
Perhitungan untuk mendiagnosa stres kerja karyawan berdasarkan gejala
yang dipilih sebagai berikut:
Tabel 4. 8 Diagnosa 1
Diagnosa 1
Tidak Stres
Gejala 1
Kode_Gejala Nama_Gejala MB MD
G18 Hubungan yang tidak
harmonis dengan rekan
kerja
1 0,2
CF MB – MD 0,8
CF Lama Kosong 0
65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
CF Sementara 0,8
HASIL CF 0,8 Tidak Stres
Tabel 4. 9 Diagnosa 2
Diagnosa 2
Stres Rendah
Gejala 1
Kode_Gejala Nama_Gejala MB MD
G06 Mendapat waktu istirahat yang kurang
untuk menjalankan pekerjaan Berlebihan
0,8 0,1
CF MB – MD 0,7
CF Lama Kosong 0
CF
Sementara
CF Sementara (BELUM ADA
PERHITUNGAN)
0.7
Gejala2
Kode_Gejala Nama_Gejala MB MD
G18 Atasan bertindak kurang adil dalam
pembagian pekerjaan kepada bawahan
0,7 0,4
CF MB – MD 0,3
CF Lama CF Sebelumnya 0.7
CF
Kombinasi
CF Lama + CF Baru * (1 – CF
Lama))
0,79
HASIL CF
0,79
Stres
Rendah
66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4. 10 Diagnosa 3
Diagnosa 3
Stres Sedang
Gejala 1
Kode_Gejala Nama_Gejala MB MD
G06 Mendapat waktu istirahat yang kurang
untuk menjalankan pekerjaan berlebihan
0,5 0,1
CF MB – MD 0,4
CF Lama Kosong 0
CF
Sementara
CF Sementara (BELUM ADA
PERHITUNGAN)
0.4
Gejala2
Kode_Gejala Nama_Gejala MB MD
G18 Atasan bertindak kurang adil dalam
pembagian pekerjaan kepada bawahan
1 0
CF MB – MD 1
CF Lama CF Sebelumnya 0.4
CF
Kombinasi
CF Lama + CF Baru * (1 – CF
Lama))
1
HASIL CF
1
Stres
Sedang
Dari tabel diatas bahwa memiliki hasil Stres Tinggi dengan nilai
kepercayaan 1 yakni pasti. Setelah di cek pada sistem memiliki hasil yang sama dan
konsisten seperti berikut:
67
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 1 Hasil Perhitungan Pada Sistem
4.2.2. UML (Unified Modeling Language)
4.2.2.1. Use Case Diagram
1. Identifikasi Pada Use Case
Pada sistem yang penulis rancang terdapat proses-proses
yang berjalan yang dinyatakan dalam sebuah use case. Di
bawah ini merupakan tabel identifikasi use case.
Tabel 4. 11 Identifikasi Kebutuhan Use Case
No. Nama Use Case Deskripsi Pengguna
1.
Login
Use case yang
menggambarkan tahapan
pengguna untuk masuk
ke dalam sistem dengan
memasukkan username
dan password.
Admin atau
Pakar dan
Karyawan
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Logout
Use case yang
menggambarkan
tahapan pengguna
untuk keluar dari
sistem.
Admin atau
Pakar dan
Karyawan
3.
Diagnosa
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk
menampilkan dalil
mendiagnosa pada
website.
Admin atau
Pakar
4.
Tambah
Diagnosa
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk menginput
diagnosa
pada website.
Admin atau
Pakar
5.
Edit Diagnosa
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mengedit
diagnosa pada
website.
Admin atau
Pakar
6.
Hapus Diagnosa
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk menghapus
diagnosa
pada website.
Admin atau
Pakar
69
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7.
Cari Diagnosa
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mencari
diagnosa pada
website.
Admin atau
Pakar
8.
Gejala
Use case yang
menggambarkan tahapan
system untuk
menampilkan dalil
gejala pada website.
Admin atau
Pakar
9.
Tambah Gejala
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk menginput
gejala pada
website.
Admin atau
Pakar
10.
Edit Gejala
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mengedit
gejala pada
website.
Admin atau
Pakar
11.
Hapus Gejala
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk menghapus
pada
website.
Admin atau
Pakar
12.
Cari Gejala
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mencari
gejala pada
website.
Admin atau
Pakar
70
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13.
Relasi
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk
menampilkan dalil relasi
dari diagnosa dan
gejala pada website
Admin atau
Pakar
14.
Tambah Relasi
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk menginput
relasi dari diagnosa dan
gejala
pada website
Admin atau
Pakar
15.
Edit Relasi
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mengedit
relasi dari diagnosa dan
gejala
pada website
Admin atau
Pakar
Hapus Relasi Use case yang
Menggambarkan tahapan
sistem untuk menghapus
relasi dari diagnosa dan
gejala pada website
Admin atau
Pakar
17. Cari Relasi Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mencari
dari diagnosa dan gejala
pada website
Admin atau
Pakar
71
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18. Artikel Use case yang
menggambarkan tahapan
system untuk
menampilkan dalil
Artikel pada website.
Admin atau
Pakar dan
Karyawan
19. Tambah Artikel Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk menginput
Artikel pada website
Admin atau
Pakar
20. Edit Artikel Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mengedit
Artikel pada website
Admin atau
Pakar
21. Hapus Artikel Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk menghapus
Artikel pada website
Admin atau
Pakar
22. Cari Artikel Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mencari
Artikel pada website
Admin atau
Pakar
23. Konsultasi Use case yang
menggambarkan tahapan
system
mengkonsultasikan
penyakit kucing pada
Admin atau
Pakar dan
Karyawan
72
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
website
24. Cetak Hasil
Diagnosa
Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk cetak hasil
konsultasi diagnosa stres
kerja pada website
Admin atau
Pakar dan
Karyawan
25. Edit Password Use case yang
menggambarkan tahapan
sistem untuk mengedit
Password pada website
Admin atau
Pakar
2. Membuat Use Case
Sistem ini terdiri dari dua pengguna yaitu karyawan
dan Admin atau Pakar. Fitur-fitur yang tersedia pada sistem
ini sesuai dengan kebutuhan Berikut use case yang
menggambarkan kegiatan pengguna terhadap sistem:
a) Use Case Karyawan
Pengguna yang terlibat dalam sistem ini adalah
karyawan. Use case ini menggambarkan fitur apa saja
yang dapat diakses oleh karyawan. Berikut tampilan
use case untuk karyawan:
73
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 2 Use Case Karyawan
b) Use Case Admin atau Pakar
Pengguna yang terlibat dalam sistem ini
adalah Admin atau Pakar. Use case ini
menggambarkan fitur apa saja yang dapat
diakses oleh Admin atau Pakar. Berikut
tampilan use case Admin atau pakar:
74
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 3 Use Case Admin atau Pakar
4.2.2.2. Activity Diagram
4.2.2.2.1. Activity Diagram Admin
Activity diagram Admin menggambarkan alur aktivitas setiap
proses tahapan yang dilakukan oleh Admin ketika berinteraksi
75
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
langsung dengan sistem. Berikut activity diagram admin yang
menggambarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sistem:
1. Activity Diagram Login
Activity Diagram Login di bawah ini menjelaskan
mengenai tahapan admin dalam proses login sebelum
masuk ke dalam sistem. Proses login dimulai dengan
memasukkkan username dan password yang sebelumnya
telah terdaftar di database sistem. Seperti yang
digambarkan pada gambar berikut :
Gambar 4. 4 Activity Diagram Login Admin
2. Activity Diagram Logout
Setelah admin masuk ke dalam sistem, dan ingin
keluar dari sistem. Admin dapat melakukan proses logout.
Seperti yang digambarkan pada gambar berikut :
76
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 5 Activity Diagram Logout Admin
3. Activity Diagram Diagnosa
Selanjutnya admin dapat menggunakan fitur
diagnosa untuk melihat seluruh data diagnosa stres kerja.
Untuk memudahkan admin dalam melakukan berbagai
jenis kegiatan, dan di fitur ini juga terdapat berbagai fitur
lain seperti tambah diagnosa, edit diagnosa, cari diagnosa
dan hapus diagnosa.
Data pada diagnosa stres kerja, yang nantinya akan
di jelaskan. Gambar berikut pada dianosa:
77
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 6 Activity Diagram Diagnosa
4. Activity Diagram Cari Diagnosa
Admin juga dapat mencari data diagnosa yang sudah
tersimpan sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:
78
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 7 Activity Diagram Cari Diagnosa
5. Activity Diagram Edit Diagnosa
Admin juga dapat mengedit diagnosa yang sudah
tersimpan sebelumnya kemudian menyimpan kembali ke
dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:
79
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 8 Activity Diagram Edit Diagnosa
6. Activity Diagram Hapus Diagnosa
Admin juga dapat menghapus diagnosa yang sudah
tersimpan sebelumnya kemudian akan kembali ke menu
diagnosa dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:
80
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 9 Activity Diagram hapus Diagnosa
7. Activity Diagram Tambah Diagnosa
Setelah sistem menampilkan seluruh sistem diagnosa,
Admin dapat melakukan tambah diagnosa dengan
mengklik tombol tambah diagnosa. Fitur ini akan inputan
berbagai diagnosa berdasarkan masukkan oleh admin.
Fitur ini akan memudahkan admin dalam menambah
81
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diagnosa yang diinginkannya. Seperti yang digambarkan
berikut:
Gambar 4. 10 Activity Diagram tambah Diagnosa
8. Activity Diagram Gejala
Admin dapat menggunakan fitur gejala untuk melihat
seluruh data gejala stres kerja pada karyawan. Untuk
memudahkan admin dalam melakukan berbagai jenis
kegiatan, dan di fitur ini juga terdapat berbagai fitur lain
seperti tambah gejala, edit gejala, cari gejala dan hapus
gejala. Data pada gejala stres kerja pada karyawan, yang
nantinya akan di jelaskan. Gambar gejala sebagai berikut
:
82
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 11 Activity Diagram Gejala
9. Activity Diagram Cari Gejala
Admin juga dapat mencari data gejala yang sudah
tersimpan sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:
83
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 12 Activity Diagram Cari Gejala
10. Activity Diagram Edit Gejala
Admin juga dapat mengedit gejala yang sudah
tersimpan sebelumnya kemudian menyimpan kembali ke
dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:
84
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 13 Activity Diagram Edit Gejala
11. Activity Diagram Hapus Gejala
Admin juga dapat menghapus gejala yang sudah
tersimpan sebelumnya kemudian akan kembali ke menu
gejala dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:
85
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 14 Activity Diagram Hapus Gejala
12. Activity Diagram Tambah Gejala
Setelah sistem menampilkan seluruh sistem gejala,
pengguna dapat melakukan tambah gejala dengan
mengklik tombol tambah gejala. Fitur ini akan inputan
berbagai gejala berdasarkan masukkan oleh admin. Fitur
ini akan memudahkan admin dalam menambah gejala
yang diinginkannya. Seperti yang digambarkan berikut:
86
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 15 Activity Diagram Tambah Gejala
13. Activity Diagram Relasi
Admin dapat menggunakan fitur relasi untuk melihat
seluruh data relasi stres kerja pada karyawan. Untuk
memudahkan admin dalam melakukan berbagai jenis
kegiatan, dan di fitur ini juga terdapat berbagai fitur lain
seperti tambah relasi, edit relasi, cari relasi dan hapus
relasi. Data pada relasi stres kerja pada karyawan, yang
nantinya akan di jelaskan. Gambar relasi sebagai berikut :
87
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 16 Activity Diagram Relasi
14. Activity Diagram Cari Relasi
Admin juga dapat mencari relasi yang sudah
tersimpan sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:
88
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 17 Activity Diagram Cari Relasi
15. Activity Diagram Edit Relasi
Admin juga dapat mengedit relasi yang sudah
tersimpan sebelumnya kemudian menyimpan kembali ke
dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:
89
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 18 Activity Diagram Edit Relasi
16. Activity Diagram Hapus Relasi
Admin juga dapat menghapus relasi yang sudah
tersimpan sebelumnya kemudian akan kembali ke menu
relasi dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:
90
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 19 Activity Diagram Hapus Relasi
17. Activity Diagram Tambah Relasi
Setelah sistem menampilkan seluruh sistem relasi,
admin dapat melakukan tambah relasi dengan mengklik
tombol tambah relasi. Fitur ini akan inputan berbagai
relasi berdasarkan masukkan oleh admin. Fitur ini akan
memudahkan admin dalam menambah relasi yang
diinginkannya. Seperti yang digambarkan berikut:
91
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 20 Activity Diagram Tambah Relasi
18. Activity Diagram Artikel
Admin juga dapat melihat artikel yang sudah di
inputkan pada tambah artikel. Seperti yang digambarkan
pada gambar di bawah ini:
92
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 21 Activity Diagram Artikel
19. Activity Diagram Cari Artikel
Admin juga dapat mencari data artikel yang sudah
tersimpan sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:
93
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 22 Activity Diagram Cari Artikel
20. Activity Diagram Edit Artikel
Admin juga dapat mengedit artikel yang sudah
tersimpan sebelumnya kemudian menyimpan kembali ke
dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:
94
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 23 Activity Diagram Edit Artikel
21. Activity Diagram Hapus Artikel
Admin juga dapat menghapus artikel yang sudah
tersimpan sebelumnya kemudian akan kembali ke menu
artikel dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada
gambar di bawah ini:
95
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 24 Activity Diagram Hapus Artikel
22. Activity Diagram Tambah Artikel
Setelah sistem menampilkan seluruh sistem artikel,
pengguna dapat melakukan tambah artikel dengan
mengklik tombol tambah artikel. Fitur ini akan inputan
berbagai artikel berdasarkan masukkan oleh admin. Fitur
ini akan memudahkan pengguna dalam menambah artikel
yang diinginkannya. Seperti yang digambarkan berikut:
96
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 25 Activity Diagram Tambah Artikel
23. Activity Diagram Konsultasi
Admin juga dapat melakukan konsulasi untuk
mengetahui diagnosa stres kerja dengan memilih gejala
yang sudah di terapkan pada sistem. Seperti yang
digambarkan pada gambar di bawah ini:
97
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 26 Activity Diagram Konsultasi
24. Activity Diagram Cetak Hasil Diagnosa
Admin juga dapat mencetak hasil diagnosa yang
sudah di konsultasikan pada program sebelumnya. Seperti
yang digambarkan pada gambar di bawah ini:
98
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 27 Activity Diagram Cetak Hasil Diagnosa
25. Activity Diagram Edit Password
Hanya admin yang dapat mengubah password dari
yang sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada gambar
di bawah ini:
99
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 28 Activity Diagram Edit Password
4.2.2.2.2. Activity Diagram Karyawan
1. Activity Diagram Register
Apabila karyawan belum memiliki username dan
password maka diharuskan untuk register terlebih dahulu.
Pada register ini karyawan menginput data diri seperti
NIP, Alamat, Email, Nama Karyawan, dan Nomer
Telepon. Seperti gambar berikut:
100
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 29 Activity Diagram Register
2. Activity Diagram Login Karyawan
Activity Diagram di bawah ini menjelaskan
mengenai tahapan karyawan dalam proses login sebelum
masuk ke dalam sistem. Proses login dimulai dengan
memasukkkan username dan password yang sebelumnya
telah terdaftar di database sistem. Seperti yang
digambarkan pada gambar berikut :
101
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 30 Activity Diagram Login Karyawan
3. Activity Diagram Logout Karyawan
Setelah karyawan masuk ke dalam sistem, dan ingin
keluar dari sistem. karyawan dapat melakukan proses
Logout. Seperti yang digambarkan pada gambar berikut :
102
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 31 Activity Diagram Logout Karyawan
4. Activity Diagram Konsultasi
Karyawan juga dapat melakukan konsulasi untuk
mengetahui diagnosa stres kerja dengan memilih gejala
yang sudah di terapkan pada sistem. Seperti yang
digambarkan pada gambar di bawah ini:
103
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 32 Activity Diagram Logout Karyawan
5. Activity Diagram Cetak Hasil Diagnosa
Karyawan juga dapat mencetak hasil diagnosa yang sudah
di konsultasikan pada program sebelumnya. Seperti yang
digambarkan pada gambar di bawah ini:
104
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 33 Activity Diagram Cetak Hasil Diagnosa
6. Activitty Diagram Lihat Artikel
Karyawan juga dapat melihat artikel yang sudah di
inputkan pada tambah artikel oleh admin. Seperti yang
digambarkan pada gambar di bawah ini:
105
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 34 Activity Diagram Lihat Artikel
4.2.2.3. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku
pada sebuah skenario. Sequence diagram juga berfungsi
menggambarkan hubungan objek yang terlibat pada sistem.
4.2.2.3.1. Sequence Diagram Admin
1. Sequence Diagram Login
106
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 35 Sequence Diagram Login
2. Sequence Diagram Logout
Gambar 4. 36 Sequence Diagram Logout
3. Sequence Diagram Diagnosa
107
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 37 Sequence Diagram Diagnosa
4. Sequence Diagram Cari Diagnosa
Gambar 4. 38 Sequence Diagram Cari Diagnosa
5. Sequence Diagram Edit Diagnosa
Gambar 4.38. Sequence Diagram Edit Diagnosa
6. Sequence Diagram Hapus Diagnosa
108
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 39 Sequence Diagram Hapus Diagnosa
7. Sequence Diagram Tambah Diagnosa
Gambar 4. 40 Sequence Diagram Tambah Diagnosa
8. Sequence Diagram Gejala
Gambar 4. 41 Sequence Diagram Gejala
109
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Sequence Diagram Cari Gejala
Gambar 4. 42 Sequence Diagram Cari Gejala
10. Sequence Diagram Edit Gejala
Gambar 4. 43 Sequence Diagram Edit Gejala
11. Sequence Diagram Hapus Gejala
110
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 44 Sequence Diagram Hapus Gejala
12. Sequence Diagram Tambah Gejala
Gambar 4. 45 Sequence Diagram Tambah Gejala
13. Sequence Diagram Relasi
Gambar 4. 46 Sequence Diagram Relasi
14. Sequence Diagram Cari Relasi
111
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 47 Sequence Diagram Cari Relasi
15. Sequence Diagram Edit Relasi
Gambar 4. 48 Sequence Diagram Edit Relasi
16. Sequence Diagram Hapus Relasi
112
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 49 Sequence Diagram Hapus Relasi
17. Sequence Diagram Tambah Relasi
Gambar 4. 50 Sequence Diagram Tambah Relasi
18. Sequence Diagram Artikel
Gambar 4. 51 Sequence Diagram Artikel
19. Sequence Diagram Cari Artikel
113
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 52 Sequence Diagram Cari Artikel
20. Sequence Diagram Edit Artikel
Gambar 4. 53 Sequence Diagram Edit Artikel
21. Sequence Diagram Hapus Artikel
Gambar 4. 54 Sequence Diagram Hapus Artikel
114
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22. Sequence Diagram Tambah Artikel
Gambar 4. 55 Sequence Diagram Tambah Artikel
23. Sequence Diagram Konsultasi
Gambar 4. 56 Sequence Diagram Konsultasi
24. Sequence Diagram Cetak Hasil Dianosa
Gambar 4. 57 Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa
25. Sequence Diagram Edit Password
115
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 58 Sequence Diagram Edit Password
4.2.2.3.2. Sequence Diagram Karyawan
1. Sequence Diagram Register
Gambar 4. 59 Sequence Diagram Register
2. Sequence Diagram Login
116
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 60 Sequence Diagram Login
3. Sequence Diagram Logout
Gambar 4. 61 Sequence Diagram Logout
4. Sequence Diagram Konsultasi
Gambar 4. 62 Sequence Diagram Konsultasi
5. Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa
Gambar 4. 63 Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa
6. Sequence Diagram Lihat Artikel
117
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 64 Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa
4.2.2.4. Class Diagram
Class Diagram menggambarkan himpunan kelas, interface,
kolaborasi dan relasi pada aplikasi sistem pakar diagnosa stres
kerja karyawan.
118
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 65 Class Diagram
119
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.3. Desain Database
Pada tahap ini penulis merancang database yang berfungsi sebagai
media penyimpanan data, penulis menggunakan MySQL database,
strukturnya terdiri dari :
1. Tabel Admin
Tabel 4. 12 Login Untuk Admin dan User
Nama Tipe Ukuran Keterangan
Nip Bigint 20
User Varchar 16 Primary Key
Pass Varchar 16
Level Varchar 16
2. Tabel Artikel
Tabel 4. 13 Artikel
Nama Tipe Ukuran Keterangan
Id_Artikel Int 11 Primary Key
Judul Varchar 100
Deskripsi Text
Gambar Varchar 100
Waktu Datetime
120
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Tabel Diagnosa
Tabel 4. 14 Diagnosa
Nama Tipe Ukuran Keterangan
Kode_diagnosa Varchar 16 Primary Key
Nama_diagnosa Varchar 256
Keterangan Text
4. Tabel Gejala
Tabel 4. 15 Diagnosa
Nama Tipe Ukuran Keterangan
Kode_gejala Varchar 8 Primary Key
Nama_gejala Varchar 256
Keterangan Varchar 256
5. Tabel Karyawan
Tabel 4. 16 Karyawan
Nama Tipe Ukuran Keterangan
Nip Bigint 20 Primary Key
Nama Varchar 100
Alamat Text
Email Varchar 100
Notelp Varchar 100
121
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Tabel Relasi
Tabel 4. 17 Relasi
Nama Tipe Ukuran Keterangan
ID Int 11 Primary Key
Kode_dianosa Varchar 16 Foreign Key
Kode_gejala Varchar 16 Foreign Key
Mb Double
Md Double
7. Tabel Passsword
Tabel 4. 18 Password
Nama Tipe Ukuran Keterangan
Password_Lama Varchar 11 Primary Key
Password_Baru Varchar 16
Konfirmasi_Password_Baru Varchar 16
122
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pengkodean
Gambar 5. 1 Source code sistem
5.2. Uji Coba Sistem
Dalam fase implementasi hasil uji coba yang dilakukan, pengujian sistem
dengan menggunakan kotak hitam (blackbox testing). Black-Box Testing yaitu
menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain
dan kode program. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
fungsi-fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak telah sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan. Pengujian sistem ini dilakukan empat penguji
yaitu pengujian mandiri yang dilakukan oleh penulis, pengujian dengan pakar
psikolog stress kerja untuk memastikan kebenaran diagnosa, dan black box
testing dilakukan oleh Bapak Victor Amrizal M.Kom, dan Ibu Arini, MT
selaku dosen pembimbing. Pengujian ini dilakukan untuk mencari kesalahan
yang ditimbulkan karena salah tulis atau kesalahan pemograman ini.
123
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Cara pengujian blackbox testing dilakukan dengan menjalankan sistem pakar
dan melakukan input data serta melihat input-nya apakah sesuai dengan
masalah serta kesimpulan yang diharapkan.
Hasil pengujian blackbox testing bisa dilihat pada di bawah ini :
1. Hasil Pengujian Blackbox Testing Halaman untuk User atau Karyawan
Tabel 5. 1 Pengujian Blackbox Halaman untuk User atau Karyawan
No Fungsi Hasil yang diharapkan Hasil
1. Halaman
Home
User dapat mengakses halaman home tanpa ada
masalah dan semua tombol yang ada di halaman
home berfungsi dengan baik.
OK
2. Halaman
Konsultasi
User dapat mengakses halaman konsultasi tanpa ada
masalah dan dapat melakukan konsultasi sesuai yang
di harapkan, tombol konsultasi berfungsi secara
baik.
OK
3. Halaman
Hasil
Diagnosa
User dapat mengakses halaman hasil diagnosa
konsultasi tanpa ada masalah dan dapat melihat hasil
konsultasi sesuai yang di harapkan tanpa ada
kesalahan.
OK
4. Halaman
Cek Hasil
Konsultasi
User dapat mencetak hasil konsultasi dan
menampilkan halaman dengan baik.
OK
5. Halaman
Artikel
User dapat membuka detail halaman artikel di menu
artikel dengan memilih salah satu artikel dan sistem
akan memunculkan detail artikel tersebut.
OK
6. Halaman
Register
User dapat mengakses halaman register untuk
memasukkan data diri kepada admin tanpa masalah.
OK
124
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Halaman
Login
User dapat membuka sistem dan menu login jika
memiliki hak akses, serta dapat masuk ke dalam
sistem admin dengan baik
OK
2. Hasil Pengujian Blackbox Testing Halaman untuk Admin
Tabel 5. 2 Pengujian Blackbox Halaman untuk Admin
No Fungsi Hasil yang diharapkan Hasil
1. Halaman
Home
Setelah berhasil login admin dapat mengakses
halaman home tanpa ada masalah dan semua tombol
yang ada di halaman home berfungsi dengan baik.
OK
2. Halaman
Login
Admin dapat membuka sistem dan menu login, serta
dapat masuk ke dalam sistem admin dengan baik.
OK
3. Halaman
Diagnosa
Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem
halaman diagnosa, serta dapat melihat berbagai fitur
untuk menambah, mengubah, dan menghapus
diagnosa.
OK
4. Halaman
Tambah
Diagnosa
Setelah berhasil login admin dapat menambah data
diagnosa dengan menekan tombol tambah yang
tersedia pada menu diagnosa.
OK
5. Halaman
Edit
Diagnosa
Setelah berhasil login admin dapat mengubah data
diagnosa dengan menekan tombol edit yang tersedia
pada menu diagnosa.
OK
6. Halaman
Hapus
Diagnosa
Setelah berhasil login admin dapat menghapus data
diagnosa dengan menekan tombol hapus yang
tersedia pada menu diagnosa.
OK
7. Halaman
Cari
Diagnosa
Setelah berhasil login admin dapat mencari data
diagnosa dengan menekan tombol pencarian yang
tersedia pada menu diagnosa.
OK
125
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Halaman
Gejala
Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem
halaman gejala, serta dapat melihat berbagai fitur
untuk menambah, mengubah, dan menghapus
gejala.
OK
9. Halaman
Tambah
Gejala
Setelah berhasil login admin dapat menambah data
gejala dengan menekan tombol tambah yang
tersedia pada menu gejala.
OK
10. Halaman
Ubah
Gejala
Setelah berhasil login admin dapat mengubah data
gejala dengan menekan tombol edit yang tersedia
pada menu gejala.
OK
11. Halaman
Hapus
Gejala
Setelah berhasil login admin dapat menghapus data
gejala dengan menekan tombol hapus yang tersedia
pada menu gejala.
OK
12. Halaman
Cari
Gejala
Setelah berhasil login admin dapat mencari data
gejala dengan menekan tombol pencarian yang
tersedia pada menu gejala.
OK
13. Halaman
Relasi
Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem
halaman relasi, serta dapat melihat berbagai fitur
untuk menambah, mengubah, dan menghapus
halaman relasi.
OK
14. Halaman
Tambah
Relasi
Setelah berhasil login admin dapat menambah data
relasi dengan menekan tombol tambah yang tersedia
pada menu relasi.
OK
15. Halaman
Edit
Relasi
Setelah berhasil login admin dapat mengubah data
relasi dengan menekan tombol edit yang tersedia
pada menu relasi.
OK
16. Halaman
Hapus
Relasi
Setelah berhasil login admin dapat menghapus data
relasi dengan menekan tombol hapus yang tersedia
pada menu relasi.
OK
126
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17. Halaman
Cari
Relasi
Setelah berhasil login admin dapat mencari data
relasi dengan menekan tombol pencarian yang
tersedia pada menu relasi.
OK
18. Halaman
Artikel
Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem
halaman artikel, serta dapat melihat berbagai fitur
untuk menambah, mengubah, dan menghapus
halaman artikel.
OK
19. Halaman
Tambah
Artikel
Setelah berhasil login admin dapat menambah data
artikel dengan menekan tombol tambah yang
tersedia pada menu artikel.
OK
20. Halaman
Edit
Artikel
Setelah berhasil login admin dapat mengubah data
artikel dengan menekan tombol edit yang tersedia
pada menu artikel.
OK
21. Halaman
Hapus
Artikel
Setelah berhasil login admin dapat menghapus data
artikel dengan menekan tombol hapus yang tersedia
pada menu artikel.
OK
22. Halaman
Cari
Artikel
Setelah berhasil login admin dapat mencari data
artikel dengan menekan tombol pencarian yang
tersedia pada menu artikel.
OK
23. Halaman
Lihat Data
Artikel
Setelah berhasil login admin dapat melihat data
artikel sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
menekan tombol artikel yang tersedia pada menu.
OK
28. Halaman
Edit
Password
Setelah berhasil login admin dapat mengubah
password dengan menekan tombol password yang
tersedia.
OK
29. Halaman
Konsultasi
Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem
halaman konsultasi, serta dapat menggunakan fitur
konsultasi untuk mengetes web sistem pakar ini.
OK
127
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30. Halaman
Hasil
Diagnosa
Setelah berhasil login admin dapat mengakses
halaman hasil diagnosa konsultasi tanpa ada
masalah dan dapat melihat hasil konsultasi sesuai
yang di
harapkan tanpa ada kesalahan.
OK
31. Halaman
Cetak
Hasil
Konsultasi
Setelah berhasil login admin dapat mencetak hasil
konsultasi dan menampilkan halaman dengan baik.
OK
5.3. Uji Coba Karyawan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
Uji coba ini dilaksanakan pada karyawan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada
Divisi Tata Usaha Umum dan Rumah Tangga. Dengan uji coba ini akan
menghasilkan apakah sistem pakar tersebut sesuai dengan pakar. Menurut salah
satu karyawan dari pengadilan tinggi yakni Fitri Andayani mengungkapkan bahwa
“sistem pakar diagnosa stres kerja karyawan ini dapat mudah dipahami, dan di
proses dengan cepat tanpa ada lola. Dari mulai register seperti biasanya apabila
belum ada akun maka mendaftar akun terlebih dahulu, kemudian masuk dengan
akun setelah itu konsultasi”. Hasil uji coba pada karyawan sebagai berikut :
No. Identitas Hasil Sistem Hasil Pakar Sesuai/Tidak
1. Agus Salim, Laki-Laki,
42th
Tidak Stres Tidak Stres YA
2. Anggi Saputra, Laki-
Laki,
Tidak Stres Tidak Stres YA
3. Ahmad Rizky Firdaus,
Laki-Laki, 28th
Stres Rendah Stres Rendah YA
4. Amir Nurllah, Laki-
Laki, 37th
Stres Rendah Stres Rendah YA
5. Mintalina, Perempuan,
52th
Stres Rendah Stres Rendah YA
128
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Nurdin, Laki-Laki, 44th Stres Rendah Stres Rendah YA
7. Natasya Kenzi Toredo
Siregar, Perempuan,
23th
Stres Rendah Stres Rendah YA
8. Siti Masitoh,
Perempuan, 33th
Stres Sedang Stres Sedang YA
9. Muhammad Irvan
Maulana, Laki-Laki,
35th
Stres Sedang Stres Sedang YA
10. Hera Caprina
Permatasari,
Perempuan, 33th
Stres Sedang Stres Sedang YA
11. Burhan, Laki-Laki, 60th Stres Tinggi Stres Tinggi YA
12. Fitri Andayani,
Perempuan, 24th
Stres Tinggi Stres Tinggi YA
5.4. Hasil Tampilan Antarmuka
Pembahasan ini menjelaskan bagaimana cara kerja sistem pakar
diagnosa stres kerja karyawan, dan maka hasil tampilan sistem akan
dijelaskan pada gambar di bawah ini sebagai berikut :
1. Halaman Home
Berikut merupakan tampilan halaman home sistem pakar diagnosa
stres kerja karyawan, Admin dan karyawan dapat menggunakan
sistem ini dengan berbagai fitur sesuai dengan hak akses masing-
masing pengguna.
129
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 2 Halaman Home
2. Halaman Login
Berikut merupakan tampilan untuk menu login sistem pakar
diagnosa stres kerja. Admin dan karyawan yang telah terdaftar.
Gambar 5. 3 Halaman Login
3. Halaman Register
Berikut merupakan tampilan sebelum karyawan belum memiliki
atau username dan password untuk login, karyawan dimohon untuk
130
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
meregister terlebih dahulu agar mempunyai username dan
password. Register ini hanya untuk para karyawan.
Gambar 5. 4 Halaman Register
4. Halaman Diagnosa
Berikut merupakan tampilan halaman diagnosa untuk Admin setelah
berhasil login dan dapat melakukan pengelolaan data yang ada di
dalam sistem, terdapat beberapa fitur menambah diagnosa,
mengubah diagnosa, menghapus diagnosa, dan mencari berbagai
diagnosa.
Gambar 5. 5 Halaman Diagnosa
5. Halaman Tambah Diagnosa
Berikut merupakan tampilan halaman tambah data diagnosa dan
Admin dapat menambahkan data berbagai macam diagnosa stres
kerja karyawan yang nantinya data dapat tersimpan pada database di
dalam sistem.
131
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 6 Halaman Tambah Diagnosa
6. Halaman Edit Diagnosa
Berikut merupakan tampilan halaman ubah data diagnosa dan
Admin dapat mengubah data berbagai macam diagnosa stres kerja
karyawan pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan
pada database di dalam sistem.
132
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 7 Halaman Edit Diagnosa
7. Halaman Hapus Diagnosa
Berikut merupakan tampilan halaman hapus data diagnosa dan
Admin dapat menghapus data berbagai macam diagnosa stres kerja
karyawan pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan
pada database di dalam sistem.
Gambar 5. 8 Halaman Hapus Diagnosa
8. Halaman Cari Diagnosa
Berikut merupakan tampilan halaman cari data diagnosa dan Admin
dapat mencari data berbagai macam diagnosa stres kerja karyawan
pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada
database di dalam sistem.
Gambar 5. 9 Halaman Cari Diagnosa
9. Halaman Gejala
Berikut merupakan tampilan halaman gejala untuk Admin setelah
berhasil login dan dapat melakukan pengelolaan data yang ada di
dalam sistem, terdapat beberapa fitur menambah gejala, mengubah
gejala, menghapus gejala, dan mencari berbagai gejala.
133
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 10 Halaman Gejala
10. Halaman Tambah Gejala
Berikut merupakan tampilan halaman tambah data gejala dan Admin
dapat menambahkan data berbagai macam gejala stres kerja
karyawan yang nantinya data dapat tersimpan pada database di
dalam sistem.
Gambar 5. 11 Halaman Tambah Gejala
11. Halaman Edit Gejala
Berikut merupakan tampilan halaman ubah data gejala dan Admin
dapat mengubah data berbagai macam diagnosa stres kerja
karyawan pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan
pada database di dalam sistem.
134
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 12 Halaman Edit Gejala
12. Halaman Hapus Gejala
Berikut merupakan tampilan halaman hapus data gejala dan Admin
dapat menghapus data berbagai macam gejala stres kerja karyawan
pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada
database di dalam sistem.
Gambar 5. 13 Halaman Hapus Gejala
13. Halaman Cari Data Gejala
Berikut merupakan tampilan halaman cari data gejala dan Admin
dapat mencari data berbagai macam gejala stres kerja karyawan pada
sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada database di
dalam sistem.
135
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 14 Halaman Cari Data Gejala
14. Halaman Relasi
Berikut merupakan tampilan halaman relasi untuk Admin setelah
berhasil login dan dapat melakukan pengelolaan data yang ada di
dalam sistem, terdapat beberapa fitur menambah relasi, mengubah
relasi, menghapus relasi, dan mencari berbagai relasi.
Gambar 5. 15 Halaman Relasi
15. Halaman Tambah Relasi
Berikut merupakan tampilan halaman tambah data relasi dan Admin
dapat menambahkan data berbagai macam relasi stres kerja
karyawan yang nantinya data dapat tersimpan pada database di
dalam sistem.
136
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 16 Halaman Tambah Relasi
16. Halaman Edit Relasi
Berikut merupakan tampilan halaman ubah data relasi dan Admin
dapat mengubah data berbagai macam relasi stres kerja karyawan
pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada
database di dalam sistem.
Gambar 5. 17 Halaman Edit Relasi
17. Halaman Hapus Relasi
Berikut merupakan tampilan halaman hapus data relasi dan Admin
dapat menghapus data berbagai macam relasi stres kerja karyawan
pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada
database di dalam sistem.
137
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 18 Halaman Hapus Relasi
18. Halaman Cari Data Relasi
Berikut merupakan tampilan halaman cari data relasi dan Admin
dapat mencari data berbagai macam relasi stres kerja karyawan pada
sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada database di
dalam sistem.
Gambar 5. 19 Halaman Cari Data Relasi
19. Halaman Artikel
Berikut merupakan tampilan halaman artikel untuk Admin setelah
berhasil login dan dapat melakukan pengelolaan data yang ada di
dalam sistem, terdapat beberapa fitur menambah artikel, mengubah
artikel, menghapus artikel, dan mencari berbagai artikel.
Gambar 5. 20 Halaman Artikel
20. Halaman Artikel User
Berikut merupakan tampilan halaman artikel untuk User setelah
berhasil login dan hanya dapat melihat artikel dalam sistem, tidak
138
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk menambah artikel, mengubah artikel, menghapus artikel, dan
mencari berbagai artikel.
Gambar 5. 21 Halaman Artikel User
21. Halaman Tambah Artikel
Berikut merupakan tampilan halaman tambah data artikel dan
Admin dapat menambahkan data berbagai macam artikel stres kerja
karyawan yang nantinya data dapat tersimpan pada database di
dalam sistem.
Gambar 5. 22 Halaman Tambah Artikel
139
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22. Halaman Edit Artikel
Berikut merupakan tampilan halaman ubah data artikel dan Admin
dapat mengubah data berbagai macam artikel stres kerja karyawan
pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada
database di dalam sistem.
Gambar 5. 23 Halaman Edit Artikel
23. Halaman Hapus Artikel
Berikut merupakan tampilan halaman hapus data artikel dan Admin
dapat menghapus data berbagai macam artikel stres kerja karyawan
pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada
database di dalam sistem.
Gambar 5. 24 Halaman Hapus Artikel
24. Halaman Cari Artikel
Berikut merupakan tampilan halaman cari data artikel dan Admin
dapat mencari data berbagai macam artikel stres kerja karyawan
pada sistem pakar, yang nantinya data dapat tersimpan pada
database di dalam sistem.
140
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 25 Halaman Cari Data Artikel
25. Halaman Ubah Password
Berikut merupakan tampilan data ubah password dan Admin yang
memiliki hak akses sistem pakar ini untuk mengubah password
sesuai kehendak.
Gambar 5. 26 Halaman Ubah Password
26. Halaman Konsultasi
Berikut merupakan tampilan halaman konsultasi. User dan Admin
dapat melakukan konsultasi pada sistem pakar ini, pengguna dapat
mencentang berbagai gejala yang di rasakan oleh pengguna,
sehingga data akan diperhitungkan oleh sistem ini dan akan
menampilkan hasil diagnosa.
141
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 27 Halaman Konsultasi
27. Halaman Hasil Diagnosa
Berikut merupakan tampilan halaman hasil diagnosa konsultasi.
Tedapat berbagai keterangan mulai dari gejala yang di pilih, hasil
analisa, dan keterangan untuk pencegahan dan solusi pada sistem
pakar diagnosa stres kerja karyawan ini.
Gambar 5. 28 Halaman Hasil Diagnosa
28. Halaman Cetak Hasil Konsultasi
Berikut merupakan tampilan halaman cetak hasil konsultasi.
Tedapat berbagai keterangan mulai dari gejala yang di pilih, hasil
analisa, dan keterangan untuk pencegahan dan solusi pada sistem
pakar yang dapat di cetak pada kertas.
142
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5. 29 Halaman Hasil Diagnosa
143
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis jelaskan di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pakar diagnosa stres kerja karyawan dengan menggunakan
metode certainty factor yang mudah dipahami oleh pengguna dalam
penyajian pertanyaan dan hasilnya oleh para karyawan dan sistem dapat
mengolah data gejala, penyebab dan solusinya sebab para karyawan
hanya memilih gejala saja, tidak memasukkan nilai pergejala yang
membuat pengguna kurang memahami.
2. Sistem pakar tersebut memiliki jawaban yang konsisten jika mencoba
dengan memilih gejala yang sama maka hasilnya pun sama dan sesuai
dengan hasil pakar tersebut.
6.2. Saran
Sistem pakar yang di buat masih memiliki kekurangan dan keterbatasan,
penulis berharap agar sistem ini dapat di kembangkan lebih lanjut sehingga
lebih sempurna lagi. penulis memberikan saran yang perlu dipertimbangkan
agar sistem dapat menjadi lebih baik, yakni sebagai berikut:
1. Diagnosa stres kerja karyawan agar ditambah agar tidak hanya 4
diagnosa stress kerja dan 43 gejala yang terdapat pada sistem.
2. Untuk pengembangan selanjutnya sistem pakar ini ke dalam bentuk
android.
144
DAFTAR PUSTAKA
A.S, R., & Shalahuddin, M. (2018). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek. Bandung: INFORMATIKA.
Andriani, A. (2017). Pemprograman Sistem Pakar. Yogyakarta: MediaKom.
Aswati, S., Ramadhan, M. S., Firmansyah, A. U., & Anwar, K. (2017). Studi
Analisis Model Rapid Application Development Dalam Pengembangan
Sistem Informasi. MATRIK, 20-27.
Cahyono, L. O., Rahmad, C., & Affandi, L. (2017). Sistem Pakar Diagnosis
Penyakit Tanaman Buah Dalam Pot Menggunakan Metode Dempster
Shafer Berbasis Web. Jurnal Teknologi Informasi, 118.
Djiwandono, P. I. (2015). Meneliti itu Tidak Sulit: Metodologi Penelitian Sosial
dan Pendidikan Bahasa. Yogyakarta: Deepublish.
Emzir. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Gilang, A., Wanara, B., & Pangarso, A. (2015). Analisis Stres Kerja Karyawan
Pada PT. Pikiran Rakyat.
Hamali, A. Y. (2018). Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Hamidi, R., Anra, H., & Pratiwi, S. H. (2017). Analisis Perbandingan Sistem Pakar
dengan Metode Certainty Factor dan Metode Dempster Shafer pada
Penyakit Kelinci. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN), 80-85.
Iskandar, D. (2017). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Tanaman Kol
Menggunakan Metode Certainty Factor. Pelita Informatika Budi Darma,
11.
Juewanto, Sholeh, M., & Fatkhiyah, E. (2017). Sistem Pakar Pendeteksi Kerusakan
Kamera DSLR Menggunakan Metode CF (Certainty Factor). SCRIPT, 46-
57.
Nugraha, A. H., & Silfianti, W. (2016). Pengukuran Mutu Layanan Website
Pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru Pada Universitas Gunadarma
Menggunakan Metode Webqual. Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer.
Rahmawati, S. (2009). Analisis Stres Kerja Karyawan.
Rahmawati, S. (n.d.). Analisis Stres Kerja Karyawan pada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor.
145
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Saam, Z., & Wahyuni, S. (2014). Psikologi Keperawatan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sarosa, S., & Sys, M. I. (2017). Metodologi Pengembangan Sistem Informasi.
Jakarta: Indeks.
Saurina, N. (2017). Game Edukasi Sebagai Media Pembelajaran Untuk Kelas IV
SDN Banjarsugihan II Menggunakan Blender 3D. JUSTINDO (Jurnal
Sistem & Teknologi Informasi Indonesia).
Setiawan, D. (2017). Buku Sakti Pemprograman Web. Yogyakarta: Start Up.
Sovia, & Ginting, G. (2018). Aplikasi Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kandungan
Formalin Pada Makanan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor.
Pelita Informatika, 102-107.
Sugianto, A., & Sumiati. (2016). Sistem Pakar Penyakit Kanker Pada Anak
Menggunakan Metode Certainty Factor. PROSISKO, 43-50.
Sulianta, F. (2017). Teknik Perancangan Arsitektur Sistem Informasi. Yogyakarta:
Andi.
Sumiati, Badriyah, R. D., & Ariyani, A. (2017). Sistem Pakar Untuk Diagnosa
Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Certainty Factor Di Puskesmas
Citangkil. ProTekInfo, 35.
Taufiq, & Natarsyah, S. (2016). Implementasi Certainty Factor Dalam Sistem Pakar
Untuk Melakukan Diagnosa Dan Terapi Penyakit Gangguan Jiwa. JUTISI,
1214.
146
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN 1
Lampiran 1 : Wawancara
Hari/Tanggal : Jumat, 19 Oktober 2018
Narasumber : Ibu Octavia Putri Tjajadi, M.Psi
Jabatan : Psikolog
1. Apakah stres kerja itu?
Jawab : Stres kerja yaitu keadaan atau kondisi seseorang saat menjalani
tugasnya tetapi tugas tersebut diluar kemampuannya dan mendapatkan
tuntutan eksternal untuk menyelesaikan tugas tersebut hingga merasa
tertekan dan tidak nyaman.
2. Apa saja gejala atau indikator stres kerja karyawan?
Jawab :
No. Indikator Stressor Kerja
1 Tugas yang diberikan perusahaan berlebihan
2 Tanggung jawab yang diberikan perusahaan sangat memberatkan
3 Dikejar waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
4 Tugas yang dilakukan tidak terjadwal dengan baik
5 Mengalami kesulitan memenuhi target perusahaan
6 Mendapat waktu istirahat yang kurang untuk menjalankan
pekerjaan
7 Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
8 Bekerja dengan peralatan yang tidak memadai
9 Lingkungan kerja yang banyak gangguan
10 Mengerjakan tugas yang berbeda-beda
11 Melakukan pekerjaan yang dirasakan tidak dimengerti/tidak cocok
12 Menerima tugas yang bertentangan satu sama lain
13 Tujuan yang ditetapkan perusahaan tidak sesuai dengan harapan
14 Ditekan dengan banyak peraturan dalam menjalankan tugas
15 Mengalami konflik dari tugas yang dibebankan atasan yang
berlainan
16 Merasakan konflik dari tugas yang dibebankan atasan langsung
saya
17 Menerima penugasan yang berbeda-beda dari dua atasan/lebih
18 Hubungan yang tidak harmonis dengan rekan kerja
147
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19 Mengalami konflik dengan rekan kerja
20 Mengalami kesulitan berkomunikasi dengan atasan
21 Kurangnya dukungan dari atasan
22 Ada hubungan yang tidak baik antara atasan dan karyawan
23 Merasa kurang jelas dengan informasi dari perusahaan mengenai
pekerjaan
24 Tidak tahu apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan yang saya
jalankan
25 Merasa tidak jelas dalam hal ruang lingkup pekerjaan
26 Merasa sulit memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
menjalankan pekerjaan
27 Merasa tidak tahu harus bertanggung jawab kepada siapa dalam
bekerja
28 Prosedur/instruksi kerja kurang jelas
29 Alur komunikasi tidak jelas
30 Atasan terlalu banyak mengatur
31 Atasan bertindak kurang adil dalam pembagian pekerjaan kepada
bawahan
32 Merasa tidak mengetahui bagaimana penilaian atasan terhadap
hasil kerja saya
33 Merasa tidak memunyai peranan dalam pengambilan keputusan
34 Merasa tidak ada kesempatan untuk berpartisipasi dalam mencapai
tujuan perusahaan
35 Atasan tidak memberitahu dengan jelas perubahan-perubahan
kebijaksanaan di perusahaan
36 Atasan tidak memberitahu tugas yang harus saya lakukan
37 Peluang yang kecil untuk mendapat promosi
38 Mendapat pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan berbeda
dari sebelumnya
39 Merasa tidak memunyai kesempatan untuk lebih maju dalam
bekerja
40 Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih rendah dari
kemampuan yang dimiliki
41 Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih tinggi dari
kemampuan yang dimiliki
42 Umpan balik terhadap hasil kerja tidak sesuai dengan harapan
43 Pemberhentian karyawan menjadi pemicu kecemasan saya untuk
bekerja dengan baik
3. Bagaimana gejala tersebut dapat masuk dalam katagori stres rendah, sedang,
tinggi, atau tidak stres ?
148
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jawab : Melalui kuesioner, bisa kamu sebarkan gejala-gejala stres tersebut
kemudian kelihatan gejala tersebut masuk dalam kategori tingkat stres kerja
tersebut.
4. Berapa kira-kira responden yang cukup untuk pemilihan kategori gejala
tersebut ?
Jawab : 30 Responden sudah cukup untuk mengkategorikan gejala tersebut.
5. Apa solusi dari tiap-tiap tingkatan stres kerja tersebut ?
Jawab :
No. Solusi Diagnosa Stres Kerja
1. Alhamdulillah, pertahankan. Tidak Stres
1. Cari waktu jeda sejenak kalau dikantor,
entah bertemu teman kantor dan tukar
pikiran atau keluar atau keluar dari
ruangan bisa ke kantin seperti breaktime.
Stres Rendah
2. Lakukan meditasi sebentar untuk
menenangkan diri.
3. Cuci muka sebentar karena air yang kena
muka jadi buat fresh berkaitan dengan
relaksasi.
4. Bisa olahraga ringan ditempat duduk.
5. Lakukan hobi misalnya dengar musik
sebentar atau menggambar, lalu lanjutkan
lagi pekerjaan.
6. Cari tau sumber stres apa lalu diskusikam
dengan orang terdekat atau bertanya pada
diri sendiri/intropeksi diri.
7. Buat prioritas untuk dikerjakan satu per
satu.
8. Kasih apresiasi kecil pada diri sendiri.
149
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Makan makanan yang bergizi hindari jung
food.
1. Coba flashback yang mana jadi masalah
utama dulu, buat list prioritas.
Stres Sedang
2. Buat jadwal sehari-hari dan rutinitas.
3. Meditasi buat ketenangan.
4. Buat rencana liburan sebagai reward diri.
5. Tukar pikiran dengan teman dan ahli jika
diperlukan.
6. Berpikir positif bahwa setiap masalah
pasti ada kuncinya.
1. Ambil breaktime.
Stres Tinggi
2. Buat prioritas dan tentuin mana yang mau
diselesaikan terlebih dahulu.
3. Makan makanan yang bergizi hindari jung
food.
4. Lakukan meditasi/olahraga/yoga.
5. Meminta bantuan ke ahli.
6. Berpikir positif dan memiliki tekat bahwa
pasti bisa diselesaikan masalahnya bukan
hanya berkutat dimasalah tersebut.
150
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN 2
Lampiran 2 : Kuesioner
151
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
152
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
153
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
154
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
155
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
156
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
157
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
158
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
159
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
160
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN 3
<div class="page-header">
<h1 align="center">Konsultasi</h1>
</div>
<form action="?m=hasil" method="post">
<input type="hidden" name="m" value="hasil" />
<div class="panel panel-default">
<div class="panel-heading">
<h3 class="panel-title">Pilih Gejala</h3>
</div>
<table class="table table-bordered table-hover table-
striped">
<thead>
<tr>
<th><input type="checkbox" id="checkAll" /></th>
<th>No</th>
<th>Nama Gejala</th>
</tr>
</thead>
<?php
$q = esc_field($_GET['q']);
$rows = $db->get_results("SELECT * FROM tb_gejala
WHERE kode_gejala LIKE '%$q%' OR nama_gejala LIKE '%$q%'
OR keterangan LIKE '%$q%'
ORDER BY kode_gejala");
$no=1;
foreach($rows as $row):?>
<tr>
<td><input type="checkbox" name="gejala[]"
value="<?=$row->kode_gejala?>" /></td>
<td><?=$no++?></td>
<td><?=$row->nama_gejala?></td>
</tr>
161
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
<?php endforeach;
?>
</table>
<div class="panel-footer">
<button class="btn btn-primary"><span class="glyphicon
glyphicon-ok"></span> Submit Diagnosa</button>
</div>
</div>
</form>
<script>
$(function(){
$("#checkAll").click(function(){
$('input:checkbox').not(this).prop('checked',
this.checked);
});
});
</script>
162
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta