Download - Siap Print

Transcript
  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Untuk meningkatkan kualitas dan pengetahuan mahasiswa tidak

    hanya dilakukan pembelajaran di kelas atau dengan praktek di

    laboratorium saja. Perlu terobosan yang lebih dapat mengenalkan dan

    memberikan pendekatan antara ilmu yang didapat mahasiswa dibangku

    kuliah dan di dunia kerja. Universitas Negeri Surabaya merupakan suatu

    lembaga akademis yang berorientasi terhadap ilmu pengetahuan dan

    teknologi, menetapkan sebuah mata kuliah yang dapat mengakomodasi

    perkembangan yang ada, yaitu mata kuliah Praktek Industri.

    Dengan mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mengetahui aplikasi

    dari mata kuliah yang didapatkan selama duduk di bangku kuliah.

    Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan wawasannya

    diluar kampus serta mendapatkan ilmu dan pengalaman baru.

    Kerja praktek merupakan sebuah penugasan magang kepada

    Mahasiswa pada sebuah Perusahaan selama kurun waktu tertentu. Ruang

    lingkup dari kerja praktek ini adalah Perusahaan yang telah ditunjuk oleh

    pihak Mahasiswa dan disetujui oleh pihak Jurusan. Kerja praktek

    ditujukan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang memenuhi

    syarat-syarat akademis tertentu. Kuliah yang berisi teori dan praktek di

    laboratorium merupakan pendahuluan yang kemudian pengaplikasian ilmu

    dapat direalisasikan melalui kerja praktek.

    Penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT. Telkom Kebalen.

    Alasan penulis melaksanakan kerja praktek di perusahaan tersebut

    dikarenakan instansi tersebut pada saat melaksanakan kinerja di setiap

    harinya menggunakan peralatan sistem elektronika untuk membantu dalam

    penyelesaian tugas. Dengan keadaan yang sedemikaian tersebut menurut

    pengamatan penulis, bisa sebagai ajang mengukur kemampuan diri sendiri

    sejauh mana penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek. Kerja Praktek

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 2

    memberikan gambaran nyata mengenai ilmu Teknik Elektro Komunikasi.

    Sehingga pengalaman di lapangan diharapkan mampu mamperdalam

    pemahaman ilmu Teknik Elektro Komunikasi di bangku kuliah.

    1.2 Tempat dan Tujuan Praktik

    1.2.1 Tempat

    Praktek Industri dilaksanakan di PT. Telkom Kebalen di jalan

    Kebalen Timur No. 1-3 yang tepatnya di Divisi Acces Area

    Surabaya Utara.

    1.2.2 Tujuan

    Tujuan dari Praktek Industri di PT. Telkom Kebalen ini antara lain:

    a. Menerapkan kemampuan teoritis yang diperoleh di bangku

    perkuliahan.

    b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang

    Elektronika Komunikasi

    c. Memenuhi mata kuliah wajib tempuh di Jurusan Teknik

    Elektro UNESA.

    d. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmu

    yang telah didapat di perusahaan.

    e. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja

    perusahaan dan terjun atau turut serta dalam proses.

    f. Kerja praktek ini bertujuan untuk memahami system kerja

    konfigurasi PSTN

    g. Mengenal dan membiasakan diri terhadap suasana kerja yang

    sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik,

    serta seabagai upaya untuk memeperluas cakrawala wawasan

    kerja.

    h. Memahami dan mengerti secara langsung tentang elektronika

    dan bidang-bidang pendukung pada dunia industri, dengan hal

    ini diharapkan dapat tercipta calon tenaga kerja yang terampil.

    1.3 Batasan Masalah

    Laporan Kerja Praktek ini hanya akan melaporkan kegiatan selama

    4 minggu menjalani program kerja praktek terhitung mulai tanggal 2

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 3

    Januari 31 Januari 2012 di Devisi Accea Area Jl. Kebalen Timur No. 1-3

    Surabaya mengenai Konfigurasi PSTN.

    1.4 Metodologi Penulisan

    Dalam pelaksanaan Kerja Praktek untuk mengumpulkan data,

    penulis menggunakan metode kegiatan sebagai berikut :

    1. Observasi

    Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan

    mempelajari cara kerja jaringan.

    2. Interview

    Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta penjelasan

    langsung dari nara sumber yaitu pembimbing kerja praktek dan

    karyawan.

    3. Literatur

    Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencari data-data yang

    berhubungan dengan pengendalian kualitas dari referensi buku, karya

    ilmiah yang berkaitan dengan hal tersebut, sehingga penulis dapat

    membandingkan bahan tulisan pendukung maupun pembanding dari

    data-data yang dikumpulkan.

    1.5 Sistematika Penulisan Laporan

    Pada laporan ini kami membagi menjadi 4 bab, yaitu :

    Bab I : Pendahuluan

    Pada bab ini berisi tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan,

    metodologi penulisan, serta sistematika penulisan.

    Bab II : Aspek Umum

    Pada bab ini menguraikan tentang sejarah PT. Telekomunikasi

    Indonesia, visi dan misi, serta arti logo, kredo, dan maskot PT.

    Telkom.

    Bab III : Kegiatan selama kerja praktek

    Bab IV : Konfigurasi PSTN

    Bab ini menguraikan tentang sisstem konfigurasi PSTN

    Bab V : Penutup

    Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 4

    LEMBAR INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 5

    BAB II

    ASPEK UMUM

    2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Telekomunikasi Indonesia

    PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. atau PT. TELKOM merupakan

    Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah naungan Departemen Komunikasi

    dan Informasi (Infokom) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa

    telekomunikasi untuk umum dalam dan luar negeri. Keberadaan PT.

    Telekomunikasi Indonesia, Tbk. tidak terlepas dari sejarah panjang

    pertelekomunikasian Indonesia yang dimulai dengan Badan Usaha bernama Post

    en Telegraafdients yang didirikan dengan Staatsblad No. 52 Tahun 1884.

    Penyelenggaraan telekomunikasi di Hindia Belanda waktu itu pada

    mulanya oleh swasta. Bahkan sampai tahun 1905 tercatat 38 Perusahaan

    Telekomunikasi dan pada tahun 1906, semua perusahaan tersebut diambil alih

    oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan berdasarkan Staatsblad No. 395 Tahun

    1906. Sejak itu berdirilah Post Telegraaf en Telefoondients atau disebut PTT-

    Dients.

    PTT-Dients yang ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar

    Staatsblad No. 419 Tahun 1927 tentang Indonesische Bedrijven Wet (IBW) atau

    Undang-Undang Perusahaan Negara. Jawatan PTT ini berlangsung sampai

    dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 19

    Tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia tentang persyaratan suatu

    Perusahaan Negara dan PTT-Dients memenuhi syarat untuk tetap menjadi suatu

    Perusahaan Negara (PN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 240

    Tahun 1961 tentang pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi

    disebutkan bahwa Perusahaan Negara sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2

    IBW dilebur ke dalam Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Pos dan

    Telekomunikasi).

    Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah memandang perlu untuk

    membagi PN Pos dan Telekomunikasi menjadi dua Perusahaan Negara yang

    berdiri sendiri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 6

    1965 maka berdirilah Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan

    Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) yang diatur dalam

    Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1965.

    Seiring dengan berjalannya waktu, bentuk Perusahaan Negara ini

    berkembang menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi berdasarkan

    Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1974. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut

    dinyatakan pula bahwa Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL)

    sebagai badan usaha tunggal penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri

    maupun luar negeri.

    Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum,

    pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1980 mengenai

    telekomunikasi untuk umum yang isinya tentang perubahan atas Peraturan

    Pemerintah No. 22 Tahun 1974. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut

    PERUMTEL ditetapkan sebagai Badan Usaha penyelenggara telekomunikasi

    untuk umum dalam dan luar negeri dan PT. Indonesian Satellite Corporation 36

    (INDOSAT) ditetapkan sebagai Badan Usaha penyelengara telekomunikasi untuk

    umum internasional.

    Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlunya percepatan

    pembangunan telekomunikasi karena sebagai infrastruktur diharapkan dapat

    memacu pembangunan sektor lainnya. Selain hal tersebut, penyelenggara

    telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih profesional, oleh sebab itu

    perlu meningkatkan bentuk perusahaan. Untuk itu berdasarkan Peraturan

    Pemerintah No. 25 Tahun 1991, maka bentuk Perusahaan Umum (PERUM)

    dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksudkan

    dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1969.

    Sejak itulah berdiri Perusahaan Perseroan (PERSERO) Telekomunikasi

    Indonesia yang selanjutnya disebut PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. atau PT.

    TELKOM, yang merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (Infocom) serta

    penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and

    network provider) yang terbesar di Indonesia.

    Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Perusahaan )

    pada mulanya merupakan bagian dari Post en Telegraafdienst, yang didirikan

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 7

    pada tahun 1884 berdasarkan keputusan Gurbernur Jendral Hindia Belanda No. 52

    tanggal 3 April 1884 (www.telkom.co.id/sejarah berdirinya PT. TELKOM).

    Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah, Nomor 52 Tahun

    1991,status perusahaan dubah menjadi Perseroan Terbatas milik negara

    (Persero).Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah,

    S.HNo.28 tanggal 24 September 1991.Akta tersebut telah disetujui oleh menteri

    kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-

    6870.HT.01.01.Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan diumumkan dalam Berita

    Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan No. 210

    Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan terakhir dalam

    rangka penyesuaian terhadap undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang

    perseroan terbatas, Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha

    Milik Negara, dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

    Keuangan Indonesia (BAPEPAM LK) No.IXJ.1 tentang Pokok-Pokok

    Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat

    Ekuitas dan Perusahaan Publik serta dalam rangka penambahan maksud dan

    tujuan perusahaan, berdasarkan akta notaries A. Partomuan Pohan, S.H., LLM.

    No. 27 Tanggal 15 Juli 2008 dan pemberitahuan atas perubahan tersebut oleh

    Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (MENKUHAM)

    berdasarkan surat No. AHU.46312.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 31 Juli

    2008.(www.telkom.co.id/sejarah berdirinya PT. TELKOM)

    Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan (Pokok- Pokok

    Perubahan Anggaran Dasar PT. Telkom Indonesia Tbk.), ruang lingkup kegiatan

    perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi,

    informatika, serta optimalisasi sumber daya perusahaan dengan memperhatikan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di

    atas, Perusahaan melakukan kegiatan meliputi:

    1. Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,

    mengoprasikan, memasarkan,atau menjual, menyewakan dan memelihara

    jaringan Telekomunikasi dan informatika dengan memperhatikan

    perundang-undangan yang berlaku.

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 8

    2. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual

    dan meningkatkan layanan jas dan telekomunikasi dan informatika dengan

    memperhatikan perundang-undangan yang berlaku.

    3. Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui

    jaringan telekomunikasi dan informatika.

    4. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber

    daya yang dimiliki perusahaan, antara lain pemanfaatan aktiva tetap dan

    aktiva bergerak, fasilitas system informasi, fasilitas pendidikan dan

    pelatihan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.

    Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1989 mengenai

    Telekomunikasi, yang berlaku sejak tanggal 1 April 1989, badan usaha Indonesia

    diizinkan menyelenggarakan jasa Telekomunikasi dasar dalam bentuk kerja sama

    dengan perusahaan sebagai badan penyelenggara jasa telekomunikasi dalam

    negeri. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1993 mengenai penyelenggaraan

    telekomunikasi mengatur lebih lanjut bahwa kerja sama penyelenggaraan jasa

    telekomunikasi dasar tersebut dapat dilakukan dalam bentuk sebuah perusahaan

    patungan, kerja sama operasi, atau kontrak menajemen dan bahwa badan usaha

    yang bekerja sama dengan penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri harus

    menggunakan jaringan telekomunikasi badan penyelenggara tersebut.

    2.2 Visi dan Misi PT. TELKOM

    Visi

    To become a leading InfoCom player in the region.

    Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan

    InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke

    kawasan Asia Pasifik.

    Misi

    Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom

    Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role

    Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan

    bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan,

    produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 9

    Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik

    dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul,

    penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang

    saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

    2.3 Arti Logo, Kredo, dan Maskot PT. TELKOM

    1. Arti Logo

    Gambar 2.3.1 New Logo PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Arti dari simbol-simbol logo tersebut yaitu:

    Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam

    portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication,

    Information, Media & Edutainment). Expertise.

    Tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan

    dan ekspansi ke luar. Empowering.

    Jjemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian,

    serta kepercayaan dan hubungan yang erat. Assured.

    Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang

    maknanya adalah perubahan dan awal yang baru. Progressive.

    Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa

    depan. Heart.

    Warna-warna yang digunakan adalah :

    Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan

    pengalaman yang tinggi

    Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif,

    hangat, dan dinamis

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 10

    Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah

    mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa

    depan.

    2. Arti Kredo

    Gambar 2.3.2 New Kredo PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Arti new kredo telkom:

    Menandakan bahwa perubahan Telkom mengikuti dunia yang terus

    berkembang.

    3. Arti Maskot

    a. Maskot Be Bee

    Gambar 2.3.3 Maskot Telkom

    1. Antena Lebah Sensitif terhadap segala keadaan dan perubahan

    2. Mahkota Kemenangan

    3. Mata yang Tajam dan Cerdas

    4. Sayap Lincah dan Praktis

    5. Tangan Kuning Memberikan Karya yang Terbaik

    b. Filosofi Dibalik Sifat dan Perilaku Be Bee

    Lebah dapat digolongkan sebagai makhluk sosial yang senang

    bekerja sama, pekerja keras mempunyai kesisteman berupa pembagian

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 11

    peran operasional dan fungsional menghasilkan yang terbaik berupa

    madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di habitatnya, lebah

    mempunyai dengung sebagai tanda tentang keberadaannya dan loyal

    terhadap kelompok berupa perlindungan bagi koloninya, maka akan

    menyerang bersama bila diganggu. Lebah memiliki potensi diri yang

    baik berupa tubuh yang sehat, liar, dan kuat sehingga bisa bergerak

    cepat, gesit dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah

    berpandangan jauh ke depan dengan merancang bangun sarang yang

    kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan menyiapkan

    persediaan makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Berdasar

    pada penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa lebah berwarna biru

    merupakan penggambaran insan TELKOM Indonesia.

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 12

    BAB III

    STRUKTUR ORGANISASI PT. TELKOM

    PT. Telekomunikasi Indonesia ini memiliki 7 Divisi Regional yang mewakili

    beberapa wilayah geografis di Indonesia, yaitu:

    Divisi Regional I : Sumatera

    Divisi Regional II : Jakarta dan wilayah sekitarnya

    Divisi Regional III : Jawa Barat

    Divisi Regional IV : DIY dan Jawa Tengah

    Divisi Regional V : Jawa Timur

    Divisi Regional VI : Kalimantan

    Divisi Regional VII : Indonesia Timur

    Sedangkan dalam menjalankan kinerjanya FRAM Kebalen (Fiber and

    Radio Access maintenance) memiliki struktur organisasi.

    Gambar 1.4 Struktur Organisasi FRAM Kebalen

    Strkutur organisasi PT. TELKOM secara nasional terdiri dari :

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 13

    Gambar 1.5 Struktur organisasi PT. Telkom Indonesi

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 14

    BAB IV

    KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK

    Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan

    Senin

    2 Januari 2012

    Penerimaan mahasiswa dan penjelasan K3.

    Penempatan di MDF dan penjelasan oleh

    pembimbing tentang MDF dan apa saja alat-

    alat yang ada pada bagian MDF.

    Pak Slamet

    Pak Saryono

    Selasa

    3 Januari 2012

    Membantu pengerjaan pemasangan speedy.

    Pendataan modul pelanggan yang sudah

    unrepairable.

    Mengerjakan pemasangan telpon baru serta

    pemasangan speedy.

    Pak Suponi

    Mas Agus

    Rabu

    4 Januari 2012

    Mengecek MDF Work Order.

    Mengerjakan WO pemasangan speedy.

    Pendataan modul pelanggan yang sudah

    unrepairable.

    Pak Suponi

    Mas Agus

    Kamis

    5 Januari 2012

    Mengecek MDF Work Order.

    Mengerjakan WO pemasangan speedy.

    Pendataan modul pelanggan yang sudah

    unrepairable.

    Pak Suponi

    Mas agus

    Jumat

    6 Januari 2012

    Mengecek MDF Work Order.

    Mengerjakan Wo pemasangan speedy.

    Pendataan modul pelanggan yang sudah

    unrepairable.

    Pak Suponi

    Mas Agus

    Senin

    9 Januari 2012

    Pendalaman materi jenis dan struktur pada

    kabel serat optik

    Pencarian Literatur

    Selasa

    10 Januari 2012

    Ijin buat ujian semester ganjil

    Rabu Ijin buat ujian semester ganjil

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 15

    11 Januari 2012

    Kamis

    12 Januari 2012

    Pembenahan jamper wire

    Pencarian Literatur

    Mas Agus

    Jumat

    13 Januari 2012

    Pengecekan rumah kabel dan DP tiang

    Senin

    16 Januari 2012

    Pendataan posisi tiap DP tiang dengan

    menggunakan alat GPS

    Lapangan

    Selasa

    17 Januari 2012

    Ijin buat ujian semester ganjil

    Rabu

    18 Januari 2012

    Ijin buat ujian semester ganjil

    Kamis

    19 Januari 2012

    Pengukuran jarak tiap DP tiang ke Dp tiang

    yang lain.

    Lapangan

    Jumat

    20 Januari 2012

    Pemberian teori penyambungan kabel serat

    optik

    Pencarian Literatur

    Senin

    23 Januari 2012

    Libur Tahun Baru Imlek

    Selasa

    24 Januari 2012

    Penyambungan kabel serat optic di FRP

    pasar bongkaran

    Pak Suluh

    Pak Mat

    Rabu

    25 Januari 2012

    Pencarian Literatur

    Teori fungsi OTDR, Power Meter

    Pak Suluh

    Kamis

    26 Januari 2012

    Menganalisis gangguan penyambungan pada

    Fiber Optik dengan OTDR

    Pak Suluh

    Jumat

    27 Januari 2012

    Pencarian Literatur

    Senin

    30 Januari 2012

    Penyambungan kabel MODUL (DSLAM) Pak Saryono

    Selasa

    31 Januari 2012

    Pencarian Literatur

    Perpisahan

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 16

    BAB V

    KONFIGURASI PSTN

    5.1 Defini PSTN

    PSTN adalah singkatan dari Public Switched Telephone Network atau

    yang biasa disebut jaringan telpon tetap (dengan kabel). PSTN secara umum

    diatur oleh standar-standar teknis yang dibuat oleh ITU-T, dan menggunakan

    pengalamatan E.163/E.164 (secara umum dikenal dengan nomor telepon).

    PSTN merupakan jaringan publik yang bersifat circuit switch dan pada

    awalnya disipakan untuk fasilitas teleponi. PSTN merupakan jaringan

    telekomunikasi pertama dan terbesar di seluruh dunia. Hampir 700 juta pelanggan

    memanfaatkan jaringan tersebut untuk aktifitas telepon.\

    Pesawat telefon merupakan perangkat elektronika yang digunakan untuk

    melakukan komunikasi jarak jauh melalui saluran telefon atau PSTN (Public

    Switch Telephone Network). Pesawat telefon mempunyai tiga bagian utama, yaitu:

    Speech Circuit merupakan bagian rangkaian bicara untuk melakukan pengiriman

    dan penerimaan sinyal suara baik sinyal pembicaraan maupun sinyal-sinyal kode

    pada telefon. Dialer Circuit merupakan bagian proses penekanan tombol untuk

    melakukan

    pemanggilan pesawat telefon yang akan dihubungi melalui jaringan telefon. Bell

    Circuit merupakan rangkaian yang berfungsi membangkitkan nada dering jika

    sinyal dari Public Switch Telephone Network (PSTN) terdeteksi.

    5.2 Karakteristik utama PSTN:

    Akses analog dengan frekuensi 300-3400 Hz

    Bersifat circuit-switched

    Memiliki bandwith 64 kbps Bersifat fix sehingga mobilitasnya sangat

    terbatas

    Dapat diintegrasikan dengan jaringan lain, seperti ISDN, PLMN, PDN

    5.3 Jaringan Utama PSTN

    a. Jaringan Backbone

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 17

    Merupakan core network/jaringan inti yang membangun PSTN,

    yaitu jaringan yang menghubungkan antar sentral.2).

    b. Jaringan Akses

    Merupakan jaringan yang berfungsi menghubungkan sentralsampai

    ke pelanggan. Jaringan Akses dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

    Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat), Jaringan Lokal Akses

    Radio (Jarlokar), Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf), Hybrid

    Fiber Coaxial (HFC).

    c. Jaringan Interkoneksi

    Private Branch eXchange (PBX). Biasanya sebuah perusahaan besar

    memiliki banyak ruangan dan karyawan yang hampir dipastikan

    membutuhkan telepon dalam mempermudah bertukar informasi

    dengan karyawan lain diruangan tertentu. Setiap kali menelpon

    perusahaan tersebut akan dikenakan charging oleh penyedia jasa

    telekomunikasi setara dengan telepon lokal. Setelah dilakukan

    penelitian, didapatkan kenyataan bahwa intensitas telepon internal

    kantor sangat tinggi dan tidak bisa dicegak karena menyangkut

    operasional perusahaan. Dari kenyataan ini, didapatkan ide

    pembangunan sebuah sentral privat yang memungkinkan komunikasi

    internal perusahaan dapat dilakukan secara gratis. Maka keluarlah

    perangkat yang disebut PBX (Private Branch eXchange), yaitu sebuah

    sentral privat dengan feature seperti sentral publik yang digunakan

    oleh suatu lembaga/perusahaan dalam melayani komunikasi internal

    perusahaan tersebut.

    5.4 Arsitektur Jaringan PSTN

    a. Jarlokat

    Jarlokat adalah jaringan local akses yang memanfaatkan media kabel

    tembaga sebagai media transmisinya.

    Ada beberapa unsur yang membentuk konfigurasi dasar Jaringan

    Lokal Akses Tembaga, yaitu :

    1. Sentral Telepon / MDF (Main Distribution Frame)

    2. Kabel Primer

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 18

    3. Rumah Kabel

    4. Kabel Sekunder

    5. Kotak Pembagi

    6. Kabel / Saluran Penanggal

    7. Teminal Batas

    8. Kabel Rumah

    9. Daerah Catuan Langsung

    10. Perangkat lain yang diintegrasikan pada JARLOKAT.

    11. Terminal Pelanggan.

    Untuk lebih jelasnya, konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses

    Tembaga dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini :

    Gambar 2.3 konfigurasi dasar Jarlokat

    Kenyataan dilapangan, jarlokat dibagi menjadi dua infrastruktur

    jaringan, yaitu Jaringan catuan langsung dan jaringan catuan tidak

    langsung.

    A. Jaringan Catu Langsung

    Jaringan catu langsung yaitu jaringan dimana pelanggan mendapat

    pencatuan saluran dari KP ( Kotak Pembagi = DP = Distribution

    Point) terdekat dan langsung dihubungkan dengan RPU ( Rangka

    Pembagi Utama = Main Distribution Frame/MDF) tanpa melalui

    Rumah Kabel (RK).

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 19

    Gambar 2.4 Jaringan Catu Langsung

    Pemakaian Jaringan Catu Langsung

    Di daerah dekat sentral, biasanya di kota besar.

    Kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit (jumlah KP juga

    sedikit)

    Daerah dengan demand/pelanggan terpusat

    Daerah dengan pelanggan VIP

    Keuntungan pemakaian Jaringan Catu Langsung :

    Dari segi ekonomi menguntungkan (biaya rendah) karena pada

    jaringan ini tidak digunakan RK

    Administrasi kabel menjadi lebih sederhana

    Titik rawan gangguan kecil

    Kerugian Pemakaian Jaringan Catu Langsung :

    Tidak fleksibel

    Sulit melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan

    terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan

    dengan tepat

    B. Jaringan Catu Tidak Langsung

    Jaringan Catu Tidak Langsung yaitu jaringan dimana saluran para

    pelanggan dicatu dari KP terdekat, yang dihubungkan terlebih dahulu

    dengan Rumah Kabel (RK), yang akan diteruskan ke RPU (MDF).

    Penyambungan saluran dari KP ke RK sama dengan jaringan catu

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 20

    langsung (tetap), tetapi penyambungan seterusnya ke RPU di RK

    dilakukan tidak tetap (melalui jumper wire).

    Gambar 2.5 Jaringan Catu Tidak Langsung

    Pemakaian Jaringan Catu Tidak Langsung :

    Saluran di kota-kota yang jumlah pelanggannya besar

    Daerah yang lokasinya jauh dari sentral

    Daerah yang pelanggannya menyebar

    Keuntungan Jaringan Catu Tidak Langsung :

    Lebih Fleksibel

    Mudah dalam melokalisir gangguan karena dapat diurut dari RK ke

    RK.

    Kerugian Jaringan Catu Tidak Langsung :

    Dari segi ekonomi tidak menguntungkan (karena membutuhkan

    RK yang banyak sehingga biayanya menjadi lebih mahal)

    Sumber gangguan lebih banyak

    b. Jarlokar

    Jarlokar adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media udara

    sebagai media transmisinya, dimana antenna dijadikan sebagai

    pemancar dan penerima sinyal informasi. Beberapa teknologi yang

    menggunakan radio diantaranya adalah :

    1. WLL (Wireless Local Loop)

    2. Seluler

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 21

    3. WiFi

    4. Wimax

    Untuk lebih detailnya tentang teknologi tersebut akan dibahas pada

    bab wireless dan mobile communication.

    Gambar 2.7 Jaringan Lokal Akses Radio

    c. Jarlokaf

    Jarlokaf adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media fiber

    optic sebagai media transmisinya, sehingga proses pengiriman sinyal

    informasi dapat dilakukan lebih cepat.

    Terdapat beberapa metode dalam mengintegrasikan jaringan fiber

    pada PSTN, yaitu :

    1. FTTC (Fiber to The Curb)

    Telephone

    office

    Metallic

    Cable

    Remote

    Terminal

    Optical Fiber Cable Home

    2. FTTB (Fiber to The Building)

    Telephone office

    Metallic

    Cable RT

    Optical Fiber Cable

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 22

    3. FTTH (Fiber to The Home)

    Telephone office

    Optical Fiber Cable

    Home

    5.5 Perangkat Terminal

    Jaringan PSTN dapat melayani beberapa perangkat terminal pelanggan,

    diantaranya : fixed telephone, cordless telephone, fax, komputer, pay phone, dan

    PBX. Salah satu perangkat terminal yang banyak digunakan pelanggan adalah

    telepon. Mungkin Anda bertanya Bagaimana sebenarnya sebuah sentral dapat

    mengenali nomor telepon yang kita tekan?

    Keypad suatu telepon modern dihubungkan untuk suatu generator nada,

    yaitu suatu sirkit elektronik yang menterjemahkan masukan(tekan tombol) ke

    kode nada. Masing-masing digit termasuk "bintang"(*) dan "pagar"(#) diwakili

    oleh suatu kombinasi dua nada (dua frekuensi). Standard tersebut dikenal sebagai

    dual-tone-multi-frequency (DTMF).

    Berikut ini adalah ilustrasi hubungan antara digit nomor dengan frekuensi yang

    dibangkitkan pada masing-masing nomor tersebut.

    Gambar 2.11 Skema keypad telepon dan frekuensi yang dibangkitkan

    5.6 Desain Jaringan Publik

    5.6.1 Penomoran (Numbering)

    Layaknya seperti alamat tujuan pada sebuah surat yang harus ada jika surat

    tersebut tepat sasaran pada orang yang dimaksud, berlaku juga demikian pada

    sistem telekomunikasi. Perlu dilakukaan penomoran terminal yang berfungsi

    dalam identifikasi user/terminal dan penentuan posisi atau alamat sentral/terminal.

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 23

    Permasalahan pada system penomoran telepon (PSTN dan ISDN) adalah

    jumlah keypad untuk penomoran yang tersedia hanya 10 (dari 12 keypad standar,

    dikurangi dan # sebagai tool yang berkaitan dengan fitur), sehingga jumlah user

    terminal merupakan kombinasi dari 10 digit tersebut.

    5.6.1.1 Teknik Penomoran

    Terdapat 2 jenis penomoran yang digunakan pada system telekomunikasi,

    yaitu :

    A. Penomoran Terbuka

    Penomoran jenis ini membedakan penomoran untuk setiap panggilan.

    Misalnya : panggilan local, SLJJ, atau SLI

    Teknik dalam penomoran terbuka dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1) Penentuan Awalan (Prefik)

    a) Awalan SLJJ (SLDD = Subscriber Long Distance Dialing)

    Contoh : Indonesia : 0 sekarang 0 X ( X = Operator )

    USA : 1

    b) Awalan SLI

    Contoh : Indonesia : 00X ( X = Operator)

    USA : 11

    c) Fungsi Utama

    Bagi user : agar ingat bukan hubungan local

    Bagi network : penentuan ruting lebih cepat

    2) Penentuan Kode Negara

    Kode Negara telah diatur oleh ITU sebagai berikut :

    1 digit contoh USA =1, Uni Soviet = 7

    2 digit contoh Indonesia = 62

    3 digiti untuk Negara-negara kecil

    8

    9

    7

    2

    1

    5

    8

    6

    3/4

    Gambar 2.12 Penentuan Kode Negara

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 24

    3) Penentuan Kode Area

    Penentuan kode area dapat dilakukan secara random, contohnya Australia,

    maupun sistematis, contohnya Indonesia.

    Untuk penomoran secara sistematis menggunakan aturan sebagai berikut :

    a) Penomoran dilakukan secara significant geografis

    b) Area code ABC atau AB (6 kota)

    Untuk A digit

    Gambar 2.12 Penentuan Kode Area - A digit

    Untuk B digit

    di tiap A digit terdapat B digit (max 10 digit)

    Contohnya pada A = 2 seperti berikut ini :

    B = 5

    B = 1

    B = 6

    B = 2B = 3

    B = 8

    B = 9

    B = 7

    Gambar 2.13 Penentuan Kode Area - B digit

    Untuk C digit

    ditiap A dan B digit terdapat C digit (max 10)

    4) Penentuan Nomor Pelanggan

    Nomor pada pelanggan terdiri dari dua inforamasi, yaitu : bagian untuk

    kode sentral dan bagian untuk kode user.

    Contoh :

    USA : S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7

    Kode Sentral

    Selalu 7 digit

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 25

    Australia (1999) : S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8

    Kode Sentral

    Selalu 8 digit

    Indonesia : S1 S2 S3 S4 s/d S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8

    Kode sentral S1 atau S1 S2 atau S1 S2 S3

    5) Struktur Penomoran Nasional

    0 X X YYYY

    Awalan Jarak jauh

    (Trunk Prefiks)

    X

    + Kode Wilayah(Area Code) +Nomor Pelanggan

    (Subscriber Number)

    Nomor Telepon Nasional

    (National Number)

    Contoh :

    Awalan Jarak jauh

    (Trunk Prefiks)

    Kode Wilayah

    (Area Code)

    Nomor Pelanggan

    (Subscriber Number)

    0 641087522

    Office Code

    (Kode Sentral)

    Dapat ditempati nomor khusus :

    1. 10X nomor khusus yang terpusat

    2. 11X untuk nomor darurat

    3. 8X STKB

    Maksimum 13 Digit

    6) Struktur Penomoran Internasional

    0 X YYYY

    Awalan SLI

    (Trunk Prefiks)

    X

    +Kode Wilayah

    (Area Code)+Nomor Pelanggan

    (Subscriber Number)

    Nomor Telepon Internasional

    (International Number)

    Office Code

    (Kode Sentral)

    x0 xx xx

    Kode Negara

    (Country Code) + +

    Contoh :

    001 64108752262

    Maksimum 15 Digit

    (Rec. ITU-T E166 (2)

    7) Penomoran Darurat

    Pemberian nomor darurat memiliki aturan sebagai berikut :

    a) Maksimum 3 digit

    b) Dimulai dengan digit 1

    c) Pelayanan khusus local (11x)

    Contoh :113 Pemadam Kebakaran

    117 Pengaduan gangguan

    110 Polisi

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 26

    d) Pelayanan khusus terpusat (10x)

    Contoh :108 Informasi

    103 Waktu

    e) Pelayanan bagi operator (19x)

    8) Penomoran Sistem Telepon Bergerak

    STB Analog

    82 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7

    Dimana :

    M1 : Wilayah pesawat yang bersangkutan

    M1 = 1: Jakarta

    M1 = 2: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta

    M1 = 3: Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Timor Timur

    M1 = 4: Sulawesi

    M1 = 5: Kalimantan

    M1 = 6: Sumatra Utara, Aceh

    M1 = 7: Sumatra Barat, Riau, Lampung, Jambi, Sumatera

    Selatan, Bengkulu

    M1 = 9: Ambon, Jayapura

    M2 : Home MSC dalam area M1

    M1M2 : Area dimana pesawat STB berada

    M3 M7 : Pesawat pelanggan STB yang berinduk pada MSC

    M1M2(M3)

    STB Digital

    81 M1 M2 M3 M4 M5 M6N

    Dimana : N adalah Operator STBS digital penyelenggara

    Contoh :

    811 : Telkomsel

    816 : Satelindoindo

    818 : Excelcomindo

    B. Penomoran Tertutup

    Suatu nomor yang diberikan untuk semua jenis panggilan

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 27

    Misalnya : E-mail

    nama @ telematika . ee . itb . ac . id

    Netw ork code

    "posisi" serverProfesional

    Code

    Country

    CodeUser

    Identif ication

    5.7 Konfigurasi PSTN

    Jaringan kabel yang menghubungkan sentral telepon ke pelanggan

    menggunakan kabel tembaga dengan jumlah 1 pasang (pair) untuk 1 pelanggan.

    Kabel ditarik dari MDF (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari

    manhole dan duct) dan diterminasi ke titik distribusi skunder (RK), yang

    kemudian didistribusikan ke rumah penduduk melalui tiang dan Distribution Point

    (DP). Dari DP ditarik ke rumah menggunakan drop wire dan diterminasi dilokasi

    tertentu di rumah. Selanjutnya dengan menggunakan IKR/G jaringan

    dihubungkan dengan pesawat telepon.

    Awalnya PSTN hanya digunakan sebagai jaringan pembawa (bearer

    Network) untuk layanan suara dan fax. Dalam perkembangannya PSTN

    digunakan sebagai layanan pembawa untuk data kecepatan rendah (X.25 9,6

    kbps) dan data narrow band (max 64 kbps).PSTN juga diperkaya dengan adanya

    Supplementary Services seperti Call Waiting, Call Forwarding, Three Party dan

    Value Added Services (VAS) serta layanan Intelligent Network (Free Call,

    Premium Call, Unicall). Evolusi PSTN = ISDN (Integrated Services Digital

    Network) & ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line produk Speedy)

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 28

    a. Sentral Telepon (switching unit) :

    Sentral telepon adalah perangkat yang berfungsi untuk melakukan

    proses pembangunan hubungan antar pelanggan. Sentral telepon juga

    melakukan tugas pencatatan data billing pelanggan.

    Kemampuan dasar yang dimiliki sentral telepon :

    Menghubungkan dua diantara pemakai yang ingin berhubungan

    (switching)

    Memberikan informasi adanya panggilan, terjadinya percakapan,

    berakhirnya percakapan dll (signaling)

    Memberikan identitas kepada tiap pemakai (numbering)

    a. MDF (Main Distribution Frame)

    Gambar : MDF

    MDF (Main Distribution Frame) adalah sebuah tempat terminasi

    kabel yang menghubungkan kabel saluran pelanggan dari sentral telepon

    dan jaringan kable yang menuju ke terminal pelanggan. Bila sebuah sentral

    telepon memiliki 1000 pelanggan, maka pada MDF-nya akan terdapat

    1000 pasang kabel tembaga yang terpasang pada slot MDF-nya, dimana

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 29

    setiap pasang kabel tembaga ini akan mewakili satu nomor pelanggan. Dan

    1000 pasang kabel yeng terpasang di slot MDF ini akan di-cross coneect

    dengan 1000 pasang kable lain yang berasal dari saluran pelanggan yang

    menuju ke pesawat terminal pelanggan. Jadi bila seorang pelanggan ingin

    agar nomor teleponnya diganti dengan nomor lain, maka proses perubahan

    nomor ini dapat dengan mudah dilakukan dengan merubah koneksi saluran

    pelanggan di MDF-nya. MDF bisanya diletakan pada satu gedung yang

    sama dengan sentral teleponnya (berdekatand engansentral telepon).

    b. Kabel Primer

    Kabel primer

    Ditempatkan dan didistribusikan dari MDF di dalam gedung

    sentral ke arah rumah kabel (RK). Penempatan kabel melalui tanam

    langsung atau duct, dan menggunakan titik penarikan manhole atau

    handhole, serta terdapat daerah yang dicatu secara langsung (DCL).

    c. Pengkabelan (Cabling)

    Untuk memudahkan dalam pengelolaan kabel dan troubleshooting

    apabila terjadi kerusakan dikemudian hari, maka PT. Telkom telah

    menetapkan standarisasi pengaturan urat kabel, sebagai berikut :

    1) Susunan urat kabelnya berpasangan (pair). Dua buah yang digabung

    jadi satu disebut quad.

    2) Kode warna dari isolasi penghantar untuk tiap satuan dasar harus

    memenuhi ketentuan seperti dalam tabel berikut :

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 30

    3) Sejumlah satuan dasar (10 pair) dipilin membentuk unit yang simetris dan

    utuh, bergantung pada kapasitas kabelnya. Permulaan perhitungan dari inti

    kelapisan luar seperti terlihat pada gambar berikut :

    Gambar 2.14 Susunan urat kabel

    4) Setiap satu satuan dasar (10 pair) pada kabel yang berkapasitas lebih dari 10

    pair, diikat dengan pita warna yang dililitkan pada tiap-tiap satu satuan

    tersebut. Warna pita pengikat satu satuan dasar awal pada setiap lapisan

    dimulai dengan pita berwarna merah, lalu satu satuan dasar berikutnya

    berwarna putih dan kuning secara bergantian. Misal kabel pita 50 pair,

    mempunyai aturan sebagai berikut :

    a) 10 pair yang pertama (urat 1-10) dililit pita merah

    b) 10 pair yang kedua (urat 11-20) dililit pita putih

    c) 10 pair yang ketiga (urat 21-30) dililit pita kuning

    d) 10 pair yang keempat (urat 31-40) dililit pita putih

    e) 10 pair yang kelima (urat 41-50) dililit pita kuning

    d. Rumah Kabel

    Rumah Kabel atau Cross Connect cabinet menjadikan distribusi

    kabel primer fleksibel dan menghubungkan jaringan kabel primer dengan

    jaringan kabel sekunder. RK merupakan sebuah perangkat cross connect

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 31

    saluran pelanggan yang memiliki ukuran lebih kecil. Jadi dari MDF, kabel

    saluran pelanggan akan dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil dan

    masing-masing kelompok kabel akan didistrubikan ke beberapa RK. Dan

    dari RK, kable saluran pelanggan ini akan dibagi-bagi lagi ke dalam

    jumlah yang lebih kecil dan terhubung ke beberapa IDF. Bentuk phisik RK

    adalah sebuah kotak (biasanya berwarna putih) dan banyak kita temui

    dipinggir-pinggir jalan.

    e. IDF (Intermediate Distribution Frame)

    merupakan sebuah perangkat cross connect kabel saluran

    pelanggan, dengan ukuran yang lebih kecil dari MDF dan RK. Secara

    phisik, IDF berbentuk kotak-kotak (biasanya warna hitam) yang terpasang

    pada tiang-tiang telepon.

    f. DCL

    DCL atau Daerah Catuan Langsung adalah daerah layanan dimana

    kabel dari MDF langsung dicatukan ke DP. merupakan area yang

    berdekatan sekali disekitar sentral telepon. Apabila terjangkau,maka dapat

    dicatu langsung.

    g. Kabel Sekunder

    Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan RK dengan

    DP/KP.

    Kabel sekunder mempunyai kapasitas maksimal 200 pasang dengan

    diameter urat kabel bervariasi antara 0,4 s/d 0,8 mm seperti yang terdapat

    Gambar di atas.

    Kabel sekunder dipasang dengan cara ditanam langsung atau atas

    tanah. Kabel ini Ditempatkan dan didis tribusikan dari Rumah Kabel (RK)

    ke arah Distribution Point (DP). Pendistribusiannya melalui system kabel

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 32

    udara dan sistem kabel bawah tanah. Distribusi sekunder menggunakan

    tiang.

    h. KP / DP ( Kotak Pembagi / Distribution Point )

    Merupakan unit terminal kabel tempat penyambungan antara kabel

    sekunder dengan kabel distribusi (penanggal) yang mempunyai fungsi

    sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel

    distribusi, dan sebagai tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan

    Sebagai perangkat pendistribusian frame dari perangkat

    microwave. Pada PSTN disebut DP (Distribution Point). Terdapat 3

    bagian umum, yaitu Rx, Tx yang masing-masing memiliki 16 slot (sesuai

    capacity pada Microwave). DP ini digunakan untuk menghubungkan kabel

    sekunder ke saluran dropwire ke rumah.

    KP ada berbagai macam jenis, antara lain, Kotak Pembagi Tiang (

    KPT ), Kotak Pembagi Dinding ( KPD ), Tabung Pembagi /Terminal Post

    ( TP ).

    Kotak Pembagi Tiang ( KPT )

    Mempunyai kapasitas 10 pasang yang kecil dan 20 pasang yang

    besar. Digunakan untuk mencatu pelanggan yang terpencar dengan

    menggunakan saluran penanggal.

    Kotak Pembagi Dinding ( KPD )

    Dipasang pada dinding sebelah luar, biasanya digunakan untuk

    mencatu pertokoan/rumah yang letaknya berdampingan secara

    teratur. Dapat juga dipasang pada dinding sebelah dalam / biasanya

    digunakan untuk mencatu tiap tingkat pada gedung

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 33

    bertingkat/komplek industri, kampus, perkantoran. DP jenis ini

    mempunyai kapasitas lebih besar dibanding DP atas tiang dan

    biasanya kapasitas paling kecil 60 pasang dan paling besar 400

    pasang.

    Tabung Pembagi / Terminal Post ( TP )

    Kotak pembagi yang dipasang di atas permukaan tanah/pelataran.

    Digunakan untuk mencatu pelanggan pada daerah permukaan yang

    sudah mapan seperti perumahan pada real estate.

    i. TB (Terminal Box)

    Merupakan cross connect kabel saluran pelanggan yang

    menghubungkan antara kabel saluran pelanggan di dalam rumah dengan yang

    diluar rumah. Secara phisik, TB berbentuk kotak yang terpasang di rumah-

    rumah pelanggan.

    j. Pesawat telepon pelanggan

    Perangkat yang berfungsi sebagai transceiver (pengirim dan penerima)

    sinyal suara. Pesawat pelanggan juga dilengkapi dengan bell dan keypad

    DTMF yang berfungsi untuk mendial nomor pelanggan.

    5.8 Cara Kerja Telefon

    Pada saat gagang pesawat telefon diletakkan pada pesawat telefon maka

    saklar dari pesawat telefon akan tertekan yang mengakibatkan saklar terbuka,

    keadaan seperti ini disebut kondisi on hook. Pada kondisi on hook antara pesawat

    telefon dan PSTN dalam keadaan terbuka dan besartegangan } 50 Volt DC,

    tetapi Bell Circuit pada pesawat telefon selalu terhubung dengan PSTN. Pada saat

    gagang telefon diangkat maka saklar pesawat telefon akan tertutup, keadaan ini

    disebut kondisi off hook. Pada kondisi off hook bagian Speech Circuit pada

    pesawat telefon akan terhubung ke PSTN dan besar tegangan menjadi } 7 Volt

    DC. Kondisi off hook memberikan isyarat pada PSTN bahwa pesawat telefon akan

    menggunakan saluran sehingga arus DC akan mengalir ke Speech Circuit.

    Kemudian PSTN akan mengirimkan nada pilih kepada pesawat telefon pemanggil

    untuk mengetahui bahwa PSTN siap menerima penekanan nomor tujuan. Pada

    penekanan nomor terdapat dua metode yaitu metode decadic dan metoda DTMF

    Sebagian besar pesawat telefon menggunakan metoda DTMF untuk mengirimkan

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 34

    nomor tujuan. Setelah menerima nomor tujuan, PSTN secara otomatis akan

    menghubungkan telefon pemanggil dengan pesawat telefon yang dituju. Apabila

    telefon yang dituju dalam keadaan off hook maka nada sibuk akan dikirimkan oleh

    PSTN pada telefon pemanggil sebaliknya apabila telefon yang dituju dalam

    keadaan on hook maka nada dering akan dikirimkan pada telefon yang dituju

    tersebut. Pada saat yang sama nada dering balik (ring back tone) akan dikirimkan

    oleh PSTN pada telefon pemanggil untuk memberikan tanda bahwa telefon yang

    dituju sedang berdering. Apabila telefon yang dituju diangkat maka PSTN akan

    menghentikan sinyal dering dan nada dering balik dari saluran tersebut. Hubungan

    telefon akan dihentikan apabila salah satu telefon atau kedua telefon tersebut

    meletakkan gagang telefon.

    5.9 Personalisasi Ring Back Tone pada Jaringan PSTN

    a. Konsep Ring Back Tone

    Ring Back Tone (RBT) adalah layanan yang diberikan oleh sistem

    (dalam hal ini jaringan PSTN) yang menyediakan nada panggil tertentu dalam

    bentuk lagu atau nada khusus yang menunjukan personalisasi pelanggan yang

    dipanggil kepada pelanggan yang memanggil, personalisasi nada tersebut

    dilakukan sebelumnya oleh pelanggan yang dipanggil. RBT tersebut

    merupakan nada pengganti dari nada sinyal ring back yang diberikan sentral

    kepada pelanggan pemanggil sebagai notifikasi / nada tunggu bahwa proses

    Call set up / panggilan sedang dalam state menunggu jawaban dari pelanggan

    yang di panggil. Untuk lebih memberikan gambaran yang lebih jelas

    perbedaan anatara pelanggan Non RBT dan pelanggan RBT dapat dilihat pada

    gambar berikut:

    Konfigurasi layanan Ring Back Tone

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 35

    b. Fitur dan pola akses RBT

    Fitur dari layanan Ring Back Tone meliputi :

    1. Basic RBT, layanan ini memungkinkan pelanggan yang berlangganan

    RBT untuk dapat memperdengarkan content RBT seperti nada dering,

    rekaman suara dan lain sebagainya kepada orang lain yang

    menghubungi nomor telepon dirinya.

    2. Gift RBT, layanan ini memungkinkan seseorang yang berlangganan

    RBT memberikan content RBT yang dipesannya kepada nomor

    telepon orang lain, sehingga nomor telepon orang lain tersebut dapat

    memperdengarkan content yang telah diberikan ketika nomor

    teleponnya dihubungi.

    3. Recorded RBT, layanan ini memungkinkan sesorang untuk merekam

    voice secara individual untuk kemudian dijadikan sebagai ring back

    tone ketika nomor teleponnya dihubungi.

    4. Advertizing RBT, layanan ini memungkinkan sebuah RBT berisi klip

    suara dari sebuah perusahaan yang dijadikan sebagai ajang kegiatan

    promosi dari produk material/ jasanya.

    5. Pola akses yang dapat dilakukan untuk melakukan personalisasi RBT

    dapat ditempuh dalam berbagai macam cara sebagai berikut :

    Akses melalui IVR, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT

    melakukan dialing ke nomor akses provider RBT selanjutnya

    melakukan proses subcribe sesuai petunjuk IVR yang diberikan.

    Akses melalui SMS, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT

    mengirimkan SMS ke provider RBT dengan syntax tertentu,

    selanjutnya sistim RBT secara otomatis mengaktifkan fitur RBT

    pada no telepon yang dikehendaki.

    Akses melalui WEB, calon pelanggan yang akan berlangganan

    RBT melakukan pendaftaran fitur RBT melalui petunjuk yang

    diberikan pada situs WEB provider RBT, selanjutnya sistim RBT

    secara otomatis mengaktifkan fitur RBT pada no telepon yang

    dikehendaki.

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 36

    c. Implementasi RBT di PSTN

    Untuk menerapkan fitur RBT pada jaringan PSTN beberapa hal yang

    menjadi konsideran adalah :

    1. Infrastruktur jaringan yang meliputi pemilihan jenis koneksi dan

    dimensi jaringan untuk menghubungkan perangkat server dengan

    sentral. Jenis koneksi direkomendasikan menggunakan link E1

    dengan CCS #7 yang diketahui memiliki kecepatan dalam

    melakukan call set up, sementaara dimensi jaringan yang berkaitan

    dengan kapasitas user yang akan terhubung dengan RBT

    menentukan apakah akan dipilih sistim RBT terpusat (Centralised)

    atau tersebar (Distributed) dalam hal memberikan service RBT

    kepada pelanggan PSTN.

    2. Jaringan TCP/IP yang terjamin realibitiy dan securitynya sehingga

    tidak menjadi hambatan untuk melakukan monitoring, provisioning

    dan updating content pada perangkat RBT server.

    3. Pelanggan yang berlangganan ring back tone adalah pelanggan

    yang terhubung langsung dengan jaringan PSTN tanpa melalui

    sentral perantara seperti PABX.

    4. Proses inserting RBT pada jaringan PSTN dapat dilihat pada

    gambar berikut :

    Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN

    Tipikal konfigurasi implementasi RBT pada jaringan PSTN adalah

    sebagai berikut :

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 37

    Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN

    Pada koneksi antara Sentral dengan Server RBT yang

    mempergunakan link E1 CCS #7 terdapat 2 (dua) jenis network yaitu

    Signalling Network yang bertugas untuk melakukan pembangunan dan

    pembubaran hubungan. Hubungan dengan server akan terbentuk sejak

    connection path antara caller dan called terbentuk sampai dengan called

    menjawab panggilan atau time out state ringing dilampaui. Server RBT

    secara umum dibagi kedalam 3 (tiga) sub sistem yaitu :

    1. RBT Management Server, berfungsi sebagai server pengendali seluruh

    aktifitas pelayanan RBT bagi pelanggan yang berlangganan RBT.

    Pada server ini terhubung database pelanggan dan data pemakaian

    RBT (CDR) dari setiap kejadian koneksi terhadap server.

    2. RBT Content akan memainkan lagu, klip suara dan rekaman lainnya

    secara individual pada saat pelanggan sedang dihubungi (ringing

    state).

    3. RBT IVR, server yang berisi petunjuk bagi pelanggan yang ingin

    mengaktifkan fasilitas RBT pada pesawat teleponnya.

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 38

    BAB VI

    PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    Kesimpulan dari Kerja Praktek adalah memiliki banyak manfaat

    bagi mahasiswa, diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Kerja praktek adalah sebuah penugasan magang kepada penulis pada

    sebuah instansi pada kurun waktu tertentu.

    2. Penulis memperoleh pengalaman praktis di lapangan sebagai wahana

    usaha untuk membentuk kemampuan akademik dan ketrampilan yang

    professional.

    3. Penulis mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia

    kerja yang sebenarnya.

    4. Penulis memahami konsep-konsep non akademis dan non-teknis di

    dunia kerja nyata, seperti hubungan atasan dan bawahan, menjaga

    hubungan relasi, hubungan kolega, batas waktu, dan lain sebagainya.

    5. Sistem kontrol yang banyak digunakan pada PT. TELKOM adalah

    COC, T3 online yang mengontrol gangguan atau aktif tidak saluran

    telpon pada pelanggan.

    6. Jaringan PSTN menggunakan jaringan kabel, ada dua kabel yang

    digunakan yaitu tembaga dan fiber optik.

    7. Pengembangan jaringan PSTN yaitu adanya produk baru ISDN

    (Integrated Services Digital Network) & ADSL (Asymmetric Digital

    Subscriber Line produk Speedy)

    8. Input data untuk awal pemasangan telepon dimasukkan kedalam

    progam IFES yang dulu menggunakan SISKA.

    9. Dengan diberlakukannya layanan RBT bagi pelanggan PSTN terdapat

    beberapa butir yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

    A. Konsep layanan RBT untuk pelanggan PSTN dapat diterapkan

    seperti halnya pada jaringan selular GSM maupun Flexi.

  • Laporan Praktek Industri

    Teknik Elektro Komunikasi UNESA 39

    B. RBT yang berlaku pada saat pelanggan yang dituju sedang di

    panggil (ring state) memberikan sumber revenue bagi TELKOM

    serta meningkatkan value TELKOM bagi pelanggannya.

    C. Layanan RBT dapat membangkitkan gairah bisnis berupa pola

    kemitraan dengan pihak ketiga (Content Provider) dalam wujud

    penyediaan content.

    D. Susksesnya layanan RBT ini adalah kontinuitas updating content,

    kestabilan jaringan dan charging yang kompetitif.

    6.2 Saran

    Dalam Kerja Praktek yang penulis lakukan banyak kekurangan,

    maka diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Peserta Kerja Praktek seharusnya di beri pengarahan yang sesuai

    dengan disiplin ilmunya.

    2. Agar para peserta kerja praktek lebih diarahkan pada tugas khusus

    yang telah diberikan sehingga hasil yang didapatkan oleh para peserta

    kerja praktek maksimal.

    3. Peserta Kerja Praktek seharusnya diberikan tugas yang sesuai dengan

    disiplin ilmunya.

    4. Mahasiswa kerja praktek diberi tanggung jawab terhadap sebuah

    pekerjaan tertentu disuatu bidang, sehingga mereka benar-benar

    menguasai bidang tersebut.

    5. Pengamatan dan praktek di lapangan, lebih dioptimalkan

    6. Pembimbing Kerja Praktek seharusnya lebih sering mengajak peserta

    kerja praktek kelapangan langsung atau ke laborat agar lebih mengerti

    tidak hanya mengerti teori saja tetapi juga mengerti implementasi yang

    sebenarnya pada industri dari ilmu yang telah dipelajari.

    Penulis menyadari dalam pembuatan Laporan Kerja Praktek ini masih

    jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis berharap agar para pembaca

    dapat memakluminya. Demikian laporan Kerja Praktek ini, apabila ada

    banyak hal yang kurang baik dalam segi penyusunan, penulisan, maupun

    dalam hal pembuatan laporan, penulis mohon maaf. Semoga laporan ini

    dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima Kasih.


Top Related