Download - Seminar Proposal Reza
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 1/36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan
dituntut untuk melakukan berbagai upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan
mendapatkan loyalitas pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
perusahaan adalah dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui
persaingan merek, mengingat pada saat ini persaingan tidak hanya terbatas pada
atribut fungsional produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu
memberikan citra khusus bagi pemakainya. Konsumen akan menawarkan
kepercayaan dan loyalitasnya apabila suatu merek mampu menyediakan utilitas
bagi mereka melalui kinerja produk yang konsisten.
Saat ini merek bukan sekedar nama atau simbol, melainkan sebagai
pembeda suatu produk dengan produk-produk lainnya. Merek yang kuat akan
membuat suatu produk lebih menonjol walaupun berada diantara ribuan produk
sejenis yang saling berebut perhatian. Suatu merek tidak dapat dipisahkan dari
eksistensi produk, bahkan merek mampu menjadi representasi perusahaan.
Pemberian merek (branding) merupakan masalah utama dalam strategi
produk. Ketika sebuah merek sudah berdiri, merek tersebut memiliki potensi yang
tidak terbatas untuk membuat bangunan ekuitas (Nicolino, 2004 :78). Diperlukan
keahlian untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek
karena keahlian perusahaan dalam mengelola merek yang baik dan kuat akan
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 2/36
2
membawa keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang (Humdiana, 2005
:43). Pengelolaan merek dapat dilakukan dengan cara membentuk brand platform
melalui ekuitas merek yang kuat, sehingga mampu mengembangkan keberadaan
merek dalam persaingan apapun dalam waktu yang lama (Durianto, dkk, 2004 :3).
Kotler (2005 : 86) mendefinisikan ekuitas merek sebagai efek diferensial
positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap pelanggan atas
produk atau jasa tersebut. Ekuitas yang tinggi menjadi idaman setiap merek
karena berarti bahwa merek-merek tersebut memiliki kedekatan dengan pasar dan
pelanggan. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat
pula daya tariknya bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan pada
akhirnya akan memberikan keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan
(Durianto, dkk , 2004 : 2).
Membangun citra yang positif di benak konsumen melalui ekuitas merek
akan menjadi keunggulan yang sulit ditandingi oleh produk-produk pesaing,
apalagi bagi produk-produk consumer goods yang pada dasarnya identik. Produk-
produk seperti consumer goods menghadapi tekanan yang lebih besar dalam
mendapatkan mind-share dari konsumen, terutama karena mereka selalu
dihadapkan pada konsumen yang terus-menerus mendapatkan berbagai macam
tawaran dari produk lama maupun produk baru.
Masyarakat sekarang ini selalu mengikuti perkembangan teknologi yang
tidak ada habisnya. Hal paling baru sekarang adalah tablet PC yang banyak
dipakai oleh kalangan anak-anak,remaja, dan dewasa untuk browsing, jejaringan
sosial, chatting, game, dan lainnya.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 3/36
3
T ablet PC sudah ada sejak tahun 1950 dan mulai dikenal masyarakat pada
tahun 2000an, tetapi pada saat itu kehadiran T ablet PC tidak begitu fenomenal.
Pada saat Apple mengeluarkan tablet PC ipad, antusias masyarakat terhadap
tablet PC meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data perkiraan pasar T ablet PC
yang ada pada saat ini:
T abel 1
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang ³PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN IPAD DI KOTA PEKANBARU´.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 4/36
4
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian iPad
di Kota Pekanbaru ?
2. Bagaimana pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian iPad
di Kota Pekanbaru ?
3. Bagaimana pengaruh asosiasi merek terhadap keputusan pembelian iPad di
Kota Pekanbaru ?
4. Bagaimana pengaruh loyalitas merek terhadap keputusan pembelian iPad
di Kota Pekanbaru ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1.
Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan
pembelian iPad di Kota Pekanbaru.
2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan
pembelian iPad di Kota Pekanbaru.
3. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek terhadap keputusan pembelian
iPad di Kota Pekanbaru.
4. Untuk mengetahui pengaruh loyalitas merek terhadap keputusan
pembelian iPad di Kota Pekanbaru.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 5/36
5
1.4. Manfaat Penelitian
Yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai berikut :
- Untuk melatih diri dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama
kuliah terhadap persoalan yang dihadapi secara ilmiah.
- Untuk memberi masukan dan sumbangan bagi pihak manajemen perusahaan
mengenai gaya hidup terhadap keputusan pembelian.
- Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai
bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 6/36
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Keputusan Pembelian Konsumen
Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli
dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup
mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.
Beberapa peran dalam keputusan membeli:
a. Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan
membeli produk atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi
keputusan membeli.
c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli
atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana
membelinya atau di mana membeli.
d. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian
e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau
jasa.
Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka
mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran
Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin
banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 7/36
7
membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan
antara merek, yaitu:
a. Tingkah laku membeli yang komplek
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.
c. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
d. Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.
Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tingkah laku membeli yang kompleks
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang
dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran,
pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap,
dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak.
Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami
tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang
amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut
kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa
yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang
lebar keunggulan mereka lewat media cetak.
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 8/36
8
diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang
mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara
merek.
c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi
keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan
besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan
kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan
keyakinan ± sikap ± tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari
informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli.
Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton
televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan
pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek.
Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek;
mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka
dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi
pilihan bahkan setelah membeli.
Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh
pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin
diikuti atau tidak dengan evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan
komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 9/36
9
terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga
dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba
produk.
d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam
situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan
merk dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi
pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar
dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong
pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus,
kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alas an untuk mencoba
sesuatu yang baru.
Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses yang merupakan
bauran antara adanya kebutuhan terhadap suatu produk dengan adanya rangsangan
dari luar dengan mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan untuk
membeli suatu produk.
Menurut Kotler (2002 : 200) ada berbagai peranan yang dimasukkan orang
dalam keputusan pembelian yaitu :
1. I nitiator ( pemarkarsa) adalah orang yang pertama-tama memberikan saran
atau ide untuk membeli produk atau jasa tertentu.
2. I nfluencer ( pemberi pengaruh) adalah orang yang pandangan atau nasehatnya
mempengaruhi keputusan.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 10/36
10
3. Decider ( Pengambilan keputusan) orang yang pandangan atau nasehatnya
mempengaruhi keputusan pembelian : apakah membeli, apa yang dibeli,
bagaimana membeli, atau dimana membelinya.
4. Buyers (pembeli) adalah orang yang melakukan pembelian nyata.
5. U sers (pemakai) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa.
Menurut Tjiptono (2000 : 130) keputusan pembelian pada umumnya
konsumen akan membeli merek yang paling disukainya, namun tindakan
pembelian aktual tidak selalu pasti sama dengan yang direncanakan. Ada dua
faktor penghalang diantara minat pembelian dan keputusan.
Menurut Kotler dan Armstrong (1998 : 36) mengemukakan bahwa proses
keputusan pembelian adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian.
Pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha
untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif
sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif
terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen
memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari
kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya.
Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah
menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek ataupun mencari
solusi terbaik dari perspektif konsumen, yang setelah konsumsi akan dievaluasi
kembali.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 11/36
11
Menurut Kotler (2002 : 24) keputusan pembelian dihasilkan melalui
rangsangan pemasaran dan lingkungan yang masuk ke dalam kesadaran pembeli
karakteristik dan proses pengembalian keputusan tertentu.
Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian (Kotler, 2002) :
a. Kebutuhan yang dirasakan
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang nyata dengan
keadaan yang diinginkan.
b. Kegiatan sebelum membeli
Konsumen yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak
informasi atas produk dan jasa yang dilihatnya.
c. Keputusan untuk membeli
Keputusan seorang konsumen untuk membeli lahir setelah pertimbangan akan
beberapa atribut dengan bobot-bobot yang berbeda. Keputusan konsumen juga
dipengaruhi oleh sikap dan pendirian orang lain dan faktor situasi yang
diharapkan.
d. Perilaku waktu pemakai
Setelah membeli suatu produk seorang konsumen mungkin menemukan suatu
kekurangan atau cacat. Konsumen bisa saja melakukan pembelian kembali
atau berhenti.
e. Perasaan setelah membeli
Setelah pembelian produk, konsumen juga akan mengalami suatu tingkatan
kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 12/36
12
2.2 Merek ( Brand)
The American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai nama,
istilah, simbol, atau desain (rancangan), atau kombinasinya, yang dimaksudkan
untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang
dihasilkan oleh pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa
penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk
atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler,
2005 : 332).
Merek adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai
tertentu (Nicolino, 2004 : 4). Merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau
pembuat suatu produk atau jasa. Dalam Durianto, dkk (2004 : 2) disebutkan
bahwa merek lebih dari sekedar jaminan kualitas kerena di dalamnya tercakup
enam pengertian sebagai berikut :
1. Atribut, yaitu suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu
seperti kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.
2. Manfaat, dimana atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan emosional. Meskipun suatu merek membawa sejumlah
atribut, konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.
3. Nilai, yaitu suatu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai
produsennya.
4. Budaya, yaitu suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu.
5. Kepribadian. Suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 13/36
13
6. Pemakai, yaitu suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli
atau menggunakan suatu produk.
Menurut Durianto, dkk (2004 : 11 ) merek memberikan ³nilai´ sehingga
nilai total produk yang ³bermerek´ baik menjadi lebih tinggi dibandingkan produk
yang dinilai semata-mata secara objektif. Nicolino (2004 :4) menambahkan bahwa
merek mempunyai daya tarik yang sangat kuat karena membantu konsumen untuk
membuat keputusan membeli menjadi lebih cepat dan dengan lebih yakin.
2.2.1 Ekuitas Merek ( Brand Equity)
Humdiana (2005 : 43) mendefinisikan ekuitas merek sebagai seperangkat
aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan
simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah
barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.
Menurut Kotler (2005:86), ekuitas merek sebagai efek diferensial positif
yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap pelanggan atas produk
atau jasa tersebut.
Humdiana (2005 : 44) menjelaskan bahwa aset dan liabilitas yang
mendasari ekuitas merek dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu :
1. Brand loyalty (loyalitas merek)
2. Brand awareness (kesadaran merek)
3. Perceived quality (persepsi kualitas)
4. Brand association (asosiasi merek sebagai tambahan terhadap
persepsi kualitas)
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 14/36
14
5. Other proprietary assets (aset-aset lainnya, seperti paten, cap,
jaringan bisnis, dan lain-lain)
Ekuitas merek dapat menciptakan nilai baik bagi pelanggan maupun bagi
perusahaan seperti yang diungkapkan Humdiana (2005 : 4) antara lain :
a. Nilai bagi pelanggan :
1. Asset ekuitas merek membantu konsumen dalam menafsirkan,
memproses, dan menyimpan informasi dalam jumlah besar
mengenai produk dan merek.
2. Ekuitas merek memberi rasa percaya diri kepada konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian, baik karena pengalaman masa
lalu dalam karakteristiknya.
3. Persepsi kualitas dan asosiasi merek bisa menguatkan kepuasan
konsumen dengan pengalaman menggunakannya.
b. Nilai bagi perusahaan :
1. Ekuitas merek bisa menguatkan program memikat para konsumen
baru atau merangkul kembali konsumen lama.
2. Kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan asset-aset
merek lainnya mampu menguatkan loyalitas merek, yaitu bisa
memberikan alasan untuk membeli dan mempengaruhi kepuasan
penggunaan.
3. Ekuitas merek biasanya akan memungkinkan margin yang lebih
tinggi dengan memungkinkan harga optimum ( premium pricing )
dan mengurangi ketergantungan pada promosi.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 15/36
15
4. Ekuitas merek memberikan landasan untuk pertumbuhan melalui
perluasan merek.
5. Ekuitas merek bisa memberi dorongan dalam saluran distribusi.
6. Aset-aset ekuitas merek memberikan keuntungan kompetitif yang
seringkali menghadirkan rintangan nyata terhadap para
kompetitor.
2.2.1.1 Kesadaran Merek ( Brand Awareness)
Humdiana (2005 : 45) mendefinisikan kesadaran merek sebagai
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran
konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya
mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek (Durianto,dkk 2004).
Terdapat empat tingkat kesadaran yang berbeda, yaitu :
1. U naware of a brand (tidak menyadari merek)
Kategori ini adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran
merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek, atau
merek yang tetap tidak dikenal walaupun sudah dilakukan pengingatan
kembali lewat bantuan (aided recall ).
2. Brand Recognition (pengenalan merek)
Kategori ini adalah tingkat minimal kesadaran merek, dimana
pengenalan suatu merek produk muncul lagi setelah dilakukan
pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall ).
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 16/36
16
3. Brand Recall (pengingatan kembali merek)
Kategori ini meliputi merek dalam kategori suatu produk yang
disebutkan atau diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan
kembali, yang diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan
(unaided recall ).
4. T op of mind (puncak pikiran)
Kategori ini meliputi produk yang pertama kali muncul dalam
benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek
utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.
2.2.1.2 Persepsi Kualitas ( P erceived Quality)
Durianto, dkk (2004 : 15) menyatakan bahwa persepsi kualitas merupakan
persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk
atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya. Durianto, dkk
(2004 : 5) menyebutkan bahwa persepsi kualitas mempunyai atribut penting yang
dapat diaplikasikan dalam berbagai hal seperti berikut ini :
1. Kualitas aktual atau objektif (actual or objective quality)
Yaitu perluasan ke suatu bagian dari produk atau jasa yang memberikan
pelayanan lebih baik.
2. Kualitas isi produk ( product-based quality)
Yaitu karakteristik dan kuantitas unsur, bagian, atau pelayanan yang
disertakan.
3. Kualitas proses manufaktur (manufacturing quality)
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 17/36
17
Yaitu kesesuaian dengan spesifikasi, hasil akhir yang ³tanpa cacat´ ( zero
defect ).
Persepsi kualitas hampir selalu menjadi pertimbangan pada setiap pilihan
konsumen. Kualitas dapat dikomunikasikan secara langsung dengan demonstrasi
atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibanding yang dimiliki
pesaing (Durianto, dkk, 2004 : 14).
2.2.1.3 Asosiasi Merek ( Brand association)
Humdiana (2005 : 47) menyatakan bahwa suatu asosiasi adalah segala hal
yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Humdiana (2005 : 47)
menambahkan bahwa asosiasi tidak hanya eksis namun juga mempunyai suatu
tingkatan kekuatan.
Kaitan pada merek akan lebih kuat jika dilandasi pada pengalaman untuk
mengkomunikasikannya. Juga akan lebih kuat apabila kaitan tersebut didukung
dengan suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Sebuah merek adalah seperangkat
asosiasi, yang pada umumnya terbingkai dalam berbagai bentuk yang bermakna.
Aaker mengemukakan adanya 11 tipe asosiasi (Humdiana,2005) yaitu :
1. Atribut produk
Atribut produk yang paling banyak digunakan dalam strategi positioning
adalah mengasosiasikan suatu objek dengan salah satu atau beberapa atribut atau
karakteristik produk yang bermakna dan saling mendukung, sehingga asosiasi bisa
secara langsung diterjemahkan dalam alasan untuk pembelian suatu produk.
2. Atribut tak berwujud
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 18/36
18
Penggunaan atribut tak berwujud, seperti kualitas keseluruhan,
kepemimpinan, teknologi, inovasi, atau kesehatan adakalanya bisa lebih bertahan.
Tetapi pengembangan asosiasi ini bisa berbahaya dan memungkinkan
mendapatkan suatu tingkat asosiasi produk yang berada di luar kontrol
perusahaan.
3. Manfaat bagi pelanggan
Biasanya terdapat hubungan antara atribut produk dan manfaat bagi
pelanggan. Terdapat dua manfaat bagi pelanggan, yaitu manfaat rasional yang
berkaitan erat dengan suatu atribut produk dan bisa menjadi bagian dari proses
pengambilan keputusan yang rasional, dan yang kedua adalah manfaat psikologis
yang berkaitan dengan perasaan yang timbul ketika membeli atau menggunakan
suatu merek, yang seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses
pembentukan sikap.
4.
Harga relative
Pada umumnya merek hanya perlu berada di satu harga tertentu agar dapat
memposisikan diri dengan jelas dan berjauhan dengan merek-merek lain pada
tingkat harga yang sama. Untuk menjadi bagian dari segmen utama ( premium
segment ), sebuah merek harus menawarkan suatu aspek yang dipercaya unggul
dalam kualitas, atau sungguh-sungguh dapat memberikan jaminan harga optimum.
5. Penggunaan/aplikasi
Produk dapat mempunyai beberapa strategi positioning, walaupun hal ini
mengundang sejumlah kesulitan. Suatu strategi positioning lewat penggunaan
( positioning by use strategy) mewakili posisi kedua atau ketiga untuk merek
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 19/36
19
tersebut, suatu posisi yang dengan sengaja berusaha meluaskan pasar atas merek
tersebut.
6. Pengguna/pelanggan
Strategi positioning pengguna, yaitu mengasosiasikan sebuah merek dengan
sebuah tipe pengguna atau pelanggan. Mengidentifikasikan sebuah merek dengan
segmen yang ditargetkan seringkali menjadi cara yang tepat untuk memikat
segmen tersebut. Problem dari asosiasi yang kuat terutama asosiasi pengguna
dapat membatasi kesanggupan sebuah merek untuk memperluas pasarnya.
7. Orang terkenal/biasa
Mengaitkan seseorang yang terkenal dengan sebuah merek bisa
mentransferkan asosiasi-asosiasi ini ke merek tersebut. Dengan mengaitkan antara
merek produk dan orang terkenal yang sesuai dengan produk tersebut, akan
memudahkan merek produk tersebut mendapat kepercayaan dari pelanggan.
8.
Gaya hidup/kepribadian
Sebuah merek bisa diilhami oleh para pelanggan dengan aneka kepribadian
dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
9. Kelas produk
Beberapa merek perlu membuat keputusan positioning yang menentukan
dan melibatkan asosiasi-asosiasi kelas produk.
10. Kompetitor
Produk-produk yang sulit dievaluasi cenderung menggunakan kompetitor
yang sudah mapan untuk membantu menjalankan tugas positioning . Positioning
dengan mengaitkan kompetitor bisa dilakukan melalui iklan komparatif, dimana
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 20/36
20
kompetitor dengan eksplisit disebutkan dan dibandingkan berkenaan dengan suatu
karakteristik produk atau lebih.
11. Negara/wilayah geografis
Sebuah negara bisa menjadi simbol yang kuat, asalkan negara tersebut
mempunyai hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Asosiasi
negara bisa menjadi kompleks dan penting bila negara berusaha mengembangkan
strategi global.
2.2.1.4 Loyalitas Merek ( Brand Loyalty)
Dalam Humdiana (2005 : 50), loyalitas merek merupakan suatu ukuran
keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas merupakan
akumulasi pengalaman penggunaan produk (Durianto, dkk, 2004 : 19 ). Humdiana
(2005 : 50) mengilustrasikan lima tingkatan dalam loyalitas merek, yaitu :
1. S witcher/price buyer
S witcher/price buyer merupakan tingkatan loyalitas yang paling dasar.
Pembeli tidak loyal sama sekali terhadap suatu merek. Bagi pembeli tersebut,
merek apapun dianggap memadai. Dalam hal ini merek memainkan peran yang
kecil dalam keputusan pembelian. Apapun yang diobral atau menawarkan
kenyamanan akan lebih disukai. Durianto (2004) menambahkan bahwa ciri
paling jelas dalam kategori ini adalah konsumen membeli suatu merek karena
banyak konsumen lain membeli merek tersebut.
2. H abitual buyer
H abitual buyer adalah pembeli yang puas dengan produk, atau setidaknya
tidak mengalami ketidakpuasan, dan membeli merek produk tertentu karena
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 21/36
21
kebiasaan. Untuk pembeli seperti ini, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang
cukup untuk menstimulasi suatu peralihan merek terutama jika peralihan tersebut
membutuhkan usaha, karena tidak ada alasan bagi mereka untuk
memperhitungkan berbagai alternatif.
3. S atisfied buyers
S atisfied buyers adalah orang-orang yang puas, namun mereka memikul
biaya peralihan ( switching cost ), yaitu biaya dalam waktu, uang atau risiko kinerja
sehubungan dengan tindakan beralih merek. Untuk menarik minat para pembeli
yang termasuk dalam golongan ini, kompetitor perlu mengatasi biaya peralihan
dengan menawarkan bujukan untuk beralih atau dengan tawaran suatu manfaat
yang cukup besar sebagai kompensasi.
4. Liking the brand
Liking the brand adalah pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek
tertentu. Preferensi pembeli mungkin didasari pada suatu asosiasi seperti simbol,
rangkaian pengalaman dalam menggunakan produk, atau perceived quality yang
tinggi. Dan mereka menganggap merek sebagai sahabat.
5. Comitted buyers
Comitted buyers adalah pelanggan yang setia. Pelanggan mempunyai suatu
kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna dari suatu merek. Merek
tersebut sangat penting bagi pelanggan, baik dari segi fungsi maupun sebagai
suatu ekspresi mengenai diri pelanggan sesungguhnya. Rasa percaya pelanggan
terhadap suatu merek akan mendorong pelanggan untuk merekomendasikan
merek tersebut kepada orang lain.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 22/36
22
Loyalitas merek memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk
merespons gerakan-gerakan kompetitif (Humdiana, 2005 : 52). Jika salah satu
kompetitor mengembangkan produk yang unggul, seorang pengikut loyal akan
memberi waktu pada perusahaan kepercayaannya untuk memperbarui produknya
dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.
Menurut Humdiana (2005 : 52) terdapat lima cara untuk menciptakan dan
memelihara loyalitas merek, yaitu :
a. Memperlakukan pelanggan dengan layak
b. Menjalin kedekatan dengan pelanggan
c. Mengukur atau mengelola kepuasan pelanggan
d. Menciptakan biaya peralihan
e. Memberikan ekstra
2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Fadli dan Inneke Qamariah telah menganalisis pengaruh faktor-faktor
ekuitas merek sepeda motor merek honda terhadap keputusan pembelian.
Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas yaitu kesadaran merek, kesan
kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek. Variabel loyalitas merek, kesan
kualitas, dan asosisasi merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian sepeda merek Honda di lingkungan Universitas Sumatera Utara,
sedangkan variabel kesadaran merek tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian sepeda motor merek Honda.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 23/36
23
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan kerangka berfikir dalam
mengembangkan hubungan antara konsep yang akan diteliti. Berangkat dari
latar belakang masalah dan kajian teoritis, maka kerangka konseptual dapat
dilihat sebagai berikut :
Gambar 1
Kesadaran
Merek (X1)
PersepsiKualitas
(X2)
Asosiasi Merek (X3)
KeputusanPembelian
(Y)
LoyalitasMerek (X2)
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 24/36
24
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok
permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat
dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Kesadaran Merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
iPad di Kota Pekanbaru.
H2 : Persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
iPad di Kota Pekanbaru.
H3 : Asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
iPad di Kota Pekanbaru.
H4 : Loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
iPad di Kota Pekanbaru.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 25/36
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek yang diteliti adalah tablet PC
merek Apple yang bernama iPad
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang telah
membeli tablet PC iPad di Kota Pekanbaru dan para konsumen yang telah
menggunakan tablet PC iPad di Kota Pekanbaru.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi dan yang
membedakan sampel dengan populasi yaitu bagian yang diambil dari populasi
tersebut dianggap telah mewakili seluruh sistem yang ada (Istijanto, 2005).
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental
sampling. Dengan metode ini pemilihan responden adalah siapa saja yang mudah
ditemui namun memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Penentu jumlah sampel peneliti ini adalah formula yang dikembangkan
Uma Sekaran dalam buku ³Research Methods for business´, dengan asumsi
bahwa populasi adalah seluruh konsumen yang telah membeli tablet PC iPad di
Kota Pekanbaru.
Sampelnya adalah keseluruhan konsumen yang telah membeli tablet PC
iPad di Kota Pekanbaru yang jumlahnya tidak diketahui dengan jelas dan tidak
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 26/36
26
teridentifikasi. Rumus yang dipakai dalam menentukan jumlah sampel yaitu
rumus yang dikemukakan Sekaran (2005) sebagai berikut:
n = jumlah variabel penelitian x 20
Keterangan : n = Jumlah sampel
Jumlah variabel penelitian = 5
Dengan menggunakan formula diatas, maka dapat ditarik jumlah sampel
sebanyak :
n = 5 x 20
n = 100
Dari perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
100 responden. Namun untuk menghidari kemungkinan adanya sampling error
yang ditemukan, maka yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 120
orang responden.
3.3
Jenis Data dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
3.3.1.1 Data Primer
Merupakan data yang penulis dapatkan langsung dari para konsumen yang
telah membeli tablet PC iPad di Kota Pekanbaru.
3.3.1.2 Data Sekunder
data sekunder merupakan data yang telah diperoleh dari luar objek yang
diteliti, akan tetapi memiliki hubungan dengan data yang telah dikumpulkan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Data sekunder digunakan oleh peneliti
untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap ataupun untuk
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 27/36
27
diproses lebih lanjut. Data sekunder didapatkan dari website, jurnal, outline,
pustaka, dan referensi terkait yang berhubungan dengan penelitian.
3.3.2 Sumber Data
Data dan informasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data
yang bersumber pada penyebaran kuesioner yang penulis sebarkan kepada
konsumen yang telah membeli dan menggunakan tablet PC iPad di Kota
Pekanbaru.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk melakukan pengumpulan data maka penulis melakukan
pengambilan data secara langsung dengan metode lapangan ( field research) yaitu
berupa penyebaran kuesioner pada konsumen yang membeli tablet PC iPad di
Kota Pekanbaru.
3.5 Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikan kegiatan atau
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut (Sugiyono, 2004). Definisi operasional untuk penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Kesadaran merek
Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli T ablet PC
iPad untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa merek Apple merupakan
bagian dari kategori produk T ablet PC yang ada. Yang dimaksud dengan
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 28/36
28
kesadaran merek pada penelitian ini adalah kekuatan merek Apple dalam
pikiran atau ingatan konsumen.
Indikator-indikator kesadaran merek antara lain:
1) Kemampuan konsumen dalam menyebut merek diantara lainnya
2) Kemampuan konsumen dalam mengetahui model varian merek
3) Kemampuan konsumen dalam pemahaman informasi merek
b. Asosiasi merek
Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai
sebuah merek. Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai
dalam berbagai bentuk yang bermakna. Yang dimaksud dengan asosiasi merek
dalam penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan ingatan konsumen
mengenai tablet PC iPad.
Indikator-indikator asosiasi merek antara lain:
1) Popularitas tablet PC dibenak konsumen
2) Pencitraan tablet PC dibenak konsumen
3) Karakteristik tablet PC secara keseluruhan
c. Persepsi kualitas
Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap
penting baginya. Persepsi pelanggan merupakan penilaian, yang tentunya tidak
selalu sama antara pelanggan satu dengan lainnya. Yang dimaksud persepsi
kualitas pada penelitian ini adalah persepsi konsumen terhadap kualitas atau
keunggulan produk tablet PC iPad.
Indikator-indikator persepsi kualitas antara lain:
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 29/36
29
1) Pandangan konsumen mengenai kualitas produk secara keseluruhan
2) Kemudahan konsumen dalam mengoperasikan fitur-fitur tablet PC
3) Kehandalan tablet PC di benak konsumen
d. Loyalitas merek
Loyalitas merek adalah satu ukuran keterkaitan seorang konsumen pada
tablet PC iPad. Yang dimaksud dengan loyalitas merek dalam penelitian ini
adalah suatu ukuran keterkaitan seorang konsumen pada tablet PC iPad dan
kemungkinan konsumen tersebut untuk terus konsisten terhadap tablet PC
yang dikeluarkan Apple.
Indikator-indikator loyalitas merek antara lain:
1) Komitmen konsumen pada tablet PC
2) Kesetian konsumen pada tablet PC
3) Rekomendasi konsumen kepada yang membutuhkan tablet PC
e. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian adalah serangkaian unsur-unsur yang mencerminkan
keputusan konsumen dalam membeli, merupakan tahap dimana konsumen
diharapkan pada satu pilihan untuk melakukan pembelian atau tidak. Yang
dimaksud dengan keputusan pembelian pada penelitian ini adalah rasa percaya
diri yang kuat pada diri konsumen yang merupakan keyakinan bahwa
keputusan atas pembelian tablet PC iPad adalah benar.
Indikator-indikator keputusan pembelian antara lain:
1) Kemantapan konsumen dalam membeli tablet PC
2) Pertimbangan konsumen dalam membeli tablet PC
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 30/36
30
3) Kesesuaian tablet PC dengan keinginan dan kebutuhan
3.6 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran data dalam penelitian ini adalah angket daftar pertanyaan yang
disusun berdasarkan kisi-kisi dalam bentuk skala likert (skala lima tingkat). Daftar
pertanyaan yang disusun mengikuti model skala dengan skala likert 1 sampai 5
(Sugiyono, 2004) terdiri dari :
1. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1
2. Jawaban tidak setuju diberi bobot 2
3. Jawaban netral diberi bobot 3
4. Jawaban setuju diberi bobot 4
5. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5
3.7 Metode Analisa Data
Setelah data dari kuesioner terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis data untuk menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari
data mentah yang terkumpul.
3.7.1 Analisa Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah suatu analisis data yang diperlukan untuk
mengolah data yang diperoleh dari hasil kuesioner, yang kemudian akan dianalisis
menggunakan metode statistik yang valid dan reliabel. Pada penelitian ini, data
akan diolah menggunakan software komputer yaitu SPSS (S tatistical Package for
S ocial S cience) versi 16,0.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 31/36
31
3.7.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2007). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Misalkan mengukur keputusan pembelian yang terdiri dari tiga
pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat mengungkapkan
seberapa besar tingkat keputusan pembelian. Jadi validitas ingin mengukur apakah
pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa
yang hendak kita ukur.
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS versi 17.0 dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator dengan total skor konstruk. Dari tampilan output SPSS versi 17.0 akan
terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor
konstruk menunjukkan hasil yang signifikan atau tidak.
3.7.1.2 Uji Realibilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2007 : 45).
Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara one shot
atau pengukuran satu kali, dimana pengukuran hanya dilakukan sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan. Dengan SPSS dapat diukur reliabilitas dengan uji
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 32/36
32
statistik cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.
Rumus kasar yang dapat digunakan untuk menghitung validitas adalah
sebagai berikut :
3.7.1.3 Uji Asumsi Klasik
1. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki
distribusi data yang normal atau mendekati normal. Pembuktian apakah suatu data
memiliki distribusi normal dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya pada
histogram maupun normal probability plot .
Pada histogram, data dikatakan distribusi normal jika data tersebut
berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability plot, data
dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Jika data menyebar disekitar garis
normal dan mengikuti arah garis normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 33/36
33
2. Uji multikolonieritas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independent ). Model regresi yang baik
seharusnya tidak tejadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol ).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya VIF (Variance I nflaction
Factor ). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. T olerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10
(Ghozali, 2007 : 96).
3.7.1.4 Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel
dependen dengan salah satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk
mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai variabel independen yang diketahui(Ghozali, 2007 : 85).
Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing
variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 34/36
34
variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan
dua tujuan sekaligus, yaitu meminimumkan penyimpangan antara nilai actual dan
nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada.
Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah :
1. Kesadaran merek (X1)
2. Persepsi kualitas (X2)
3. Asosiasi merek (X3)
4. Loyalitas merek (X4)
Sedangkan variabel dependennya adalah keputusan pembelian (Y), sehingga
persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
a = Konstanta
Y = Keputusan Pembelian
b = Koefisien Regresi Masing-masing Variabel
X1 = Kesadaran merek
X2 = Persepsi kualitas
X3 = Asosiasi merek
X4 = Loyalitas merek
e = Term Error
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 35/36
35
3.8 Pengujian Hipotesis
3.8.1 Koefisien determinasi (R²)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen
memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
3.8.2 Uji signifikansi simultan (uji statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan statistik F dapat
dilakukan dengan membendingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nila F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0
ditolak dan menerima Ha.
a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test, yaitu:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya : tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen
yaitu kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan
loyalitas merek (X4) secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan
pembelian (Y).
Ha : b1í b4 > 0
5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 36/36
36
Artinya: ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen yaitu
kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas
merek (X4) secara simultan terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).
b. Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 %
atau taraf signifikansi sebesar 5 %, maka :
Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
3.8.3 Uji parameter individual (uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Hipotesis yang dipakai adalah :
H0 : bi = 0 , artinya suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Ha : bi > 0, artinya suatu variabel independen berpengaruh positif terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi () = 0,05 ditentukan sebagai
berikut :
Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak