REALISASI DANA ASPIRASI; UNTUK
PERTAHANAN KEAMANAN ATAU
DISELEWENGKAN?
Karya Ilmiah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
oleh :
Adinda Aurellya (03)
Aulia Madina F KH (08)
Evira Candra Devy (12)
Fitri Nurjanah (14)
Khaerun Setya O. (17)
Nadia Khairunisa Agustin (22)
Prada Ari Pangestu (28)
XI IPA 6
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI
Jalan Panglima Sudirman 24 Pati – Kode Pos 59163
Telp : (0295) 381454 Faksimile : (0295) 381491
Web : http://smansapati.sch.id
2015
i
REALISASI DANA ASPIRASI; UNTUK
PERTAHANAN KEAMANAN ATAU
DISELEWENGKAN?
Karya Ilmiah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
oleh :
Adinda Aurellya (03)
Aulia Madina F KH (08)
Evira Candra Devy (12)
Fitri Nurjanah (14)
Khaerun Setya O. (17)
Nadia Khairunisa Agustin (22)
Prada Ari Pangestu (28)
XI IPA 6
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI
Jalan Panglima Sudirman 24 Pati – Kode Pos 59163
Telp : (0295) 381454 Faksimile : (0295) 381491
Web : http://smansapati.sch.id
2015
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah hasil penelitian dengan judul “Realisasi Dana Aspirasi; untuk Pertahanan
Keamanan atau Diselewengkan?” telah disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh :
Kepala Sekolah
Drs. Sumaryo, M.Pd.
NIP. 196303121992031006
Pembimbing
Nurwijayanti, S.Pd.,M.Pd.
NIP. 196308271987032004
iii
MOTTO
“Gantungkan cita-cita mu setinggi langit. Bermimpilah setinggi langit. Jika
engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.”─Ir. Soekarno
“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat
berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.”─Ir. Soekarno
“Apapun yang terjadi hari ini, jagalah harapanmu tetap tinggi, karena disanalah
Tuhan akan menemuimu. Bersabarlah, jangan menyerah. Pertolongan Tuhan
selalu dekat.”─Mario Teguh
“Kebodohan yang yakin akan selalu mengalahkan kepandaian yang ragu-
ragu.”─Mario Teguh
“Perbedaan antara apa yang kita lakukan dan apa yang mampu kita lakukan sudah
cukup untuk menyelesaikan kebanyakan persoalan yang ada di dunia
ini”─Mahatma Gandhi
iv
PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini dipersembahkan penulis kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat sehat jasmani dan
rohani,
2. Ayah dan ibu tercinta yang selalu mendukung dan mengarahkan yang terbaik
untuk kami,
3. Ibu Nurwijayanti, S.Pd.,M.Pd. selaku guru bidang studi yang selalu sabar
membimbing kami,
4. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasinya,
5. Kepada SMA Negeri 1 Pati dan para guru yang telah mengamalkan ilmu-
ilmunya kepada kami,
6. Para responden yang bersedia mengisi angket kami,
7. Dan para pembaca yang budiman.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
ini dengan baik dan lancar. Makalah yang berjudul “Realisasi Dana Aspirasi;
untuk Pertahanan Keamanan atau Diselewengkan?” ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis
menyampaikan banyak terimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya Makalah ini, yaitu:
1. Bapak Drs. Sumaryo, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Pati.
2. Ibu Nurwijayanti, S.Pd.,M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam
menyusun Karya Ilmiah ini.
3. Pihak–pihak lain yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini.
Penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun Makalah ini, tetapi
penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis berharap pembaca bersedia menyampaikan kritik dan sarannya, demi
penyempurnaan laporan ini.
Pati, 19 November 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
MOTTO ...................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Batasan Istilah ............................................................................ 2
1.4 Tujuan Masalah .......................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 4
2.1 Pengertian Dana Aspirasi ........................................................... 4
2.2 Korelasi Dana Aspirasi dan Pertahanan Keamanan Daerah ....... 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 6
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................. 6
3.2 Subyek Penelitian ...................................................................... 6
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................... 7
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 7
3.5 Teknik Analisa Data ................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 9
4.1 Reaksi Masyarakat Mengenai Dana Aspirasi ............................. 9
4.2 Dampak Ketidakmerataan Dana Aspirasi................................... 13
4.3 Alokasi Dana Aspirasi pada Pertahanan Keamana..................... 13
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 15
5.2 Kritik ........................................................................................... 15
vii
5.3 Saran ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1-1 ................................................................................................. 9
Grafik 4.1-2 ................................................................................................. 9
Grafik 4.1-3 ................................................................................................. 10
Grafik 4.1-4 ................................................................................................. 12
Grafik 4.1-5 ................................................................................................. 12
Grafik 4.1-6 ................................................................................................. 13
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1-1 .................................................................................................. 9
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana kabut asap yang terjadi di Riau menjadi fenomena paling
memprihatinkan di Indonesia saat ini. Kabut asap tahun ini disebut sebagai
terburuk di sepanjang sejarah. Berbagai dampaknya meluas kemana-mana.
Berbagai aktivitas terganggu akibat asap yang mengahalangi jarak pandang.
Sekolah-sekolah diliburkan, ribuan penerbangan dibatalkan, kesehatan
masyarakat mulai menurun, bahkan kabut asap mulai mengganggu aktivitas
ekonomi masyarakat.
Akibat yang paling buruk, bencana kabut asap ini dapat mengancam
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bencana kabut asap di Riau
ini menjadi ujian bagi pemerintah, salah satunya di bidang usaha pertahanan
dan keamanan. Pemerintah harus bekerja ekstra untuk menangani masalah ini
dari berbagai segi. Tidak selalu pemerintah yang harus dibebankan, sekarang
masyarakat Indonesia turut serta berpartisipasi dalam memberikan bantuan
sosial untuk masyarakat di Riau. Sudah seharusnya, pemerintah dan rakyat
bergabung bersama untuk menyelesaikan bencana ini.
Di bidang usaha pertahanan dan keamanan, pemerintah tentu segera
menata kembali pembangunan dari berbagai segi di Riau. APBN yang telah
dipersiapkan untuk mengatasi belanja tidak terduga diperkirakan tidak cukup.
Pendapatan negara juga bukan hanya digunakan untuk bencana kabut asap
ini. Berbagai daerah juga memerlukan dana untuk membangun daerahnya
masing-masing. Ditambah lagi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini
mengalami penurunan. Oleh karena itu diperlukan dana khusus untuk
menunjang pembangunan di daerah.
Ditetapkannya peraturan mengenai dana aspirasi DPR diharapkan
mampu menjawab segala tantangan yang hingga kini belum terselesaikan
oleh pemerintah. Tujuan awal disahkannya dana ini yaitu mendorong
pertumbuhan ekonomi di daerah dan pemerataan pembangunan. Harapan
yang selama ini dijanjikan seolah menemukan titik terang dengan adanya
2
kucuran dana ke daerah sejumlah 11,2 triliun setiap tahunnya. Hal ini
merupakan awal yang tepat dan bermanfaat, sebab dengan adanya dana
aspirasi, rakyat dituntut untuk menyempurnakan serta memperbaiki kondisi
daerah yang dianggap memprihatinkan dan meminimalkan terjadinya
kerusakan-kerusakan pada fasilitas umum di daerah di masa mendatang.
Mulai dari perbaikan infrastruktur daerah seperti jembatan, jalan, tempat
ibadah, sekolah dan fasilitas-fasilitas lainya. Dengan demikian, penggunaan
dan pemanfaatan dana tersebut harus tepat sasaran dan tepat guna.
Perbaikan dan penyempurnaan infrastruktur di suatu daerah dapat
meningkatkan pertahanan dan keamanan di daerah tersebut. Jika suatu daerah
fasilitasnya telah cukup memadai, kemiskinan dan pengangguran berkurang
drastis, maka keamanan di wilayah tersebut akan terjaga. Sebaliknya, jika di
suatu daerah tersebut fasilitasnya memprihatinkan, rakyatnya hidup dalam
kemiskinan dan menganggur, pastinya menimbulkan keadaan tidak nyaman
karena angka pengangguran yang tinggi juga mampu meninggikan angka
kriminalitas di daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana reaksi masyarakat umum mengenai adanya dana aspirasi
yang diajukan oleh DPR ?
1.2.2 Bagaimana dampak ketidakmerataan yang terjadi pada alokasi dana
aspirasi?
1.2.3 Bagaimana pemanfaatan dana aspirasi DPR dalam usaha pertahanan
keamanan?
1.3 Batasan Istilah
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan
yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai
berikut:
3
1.3.1 Dana aspirasi merupakan dana yang diusulkan DPR untuk
memfasilitasi pembangunan daerah pemilihannya sebesar 11,2 trilliun
per tahun.
1.3.2 Alokasi dana adalah penentuan banyaknya uang (biaya) yang
disediakan untuk suatu keperluan atau bisa juga diartikan pembagian
biaya pembangunan yang dilakukan pemerintah berdasarkan prinsip
"prioritas" bagi bidang pembangunan yang telah ditetapkan pemerintah
dl jangka waktu tertentu
1.3.3 Transparansi seperti yang digunakan dalam istilah politik berarti
keterbukaan dan pertanggungjawaban.
1.4 Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui:
1.4.1 Menggali reaksi masyarakat umum mengenai adanya dana aspirasi
yang diajukan oleh DPR.
1.4.2 Menelaah dampak ketidakmerataan realisasi dana aspirasi di daerah
1.4.3 Menganalisis pemanfaatan dana aspirasi DPR dalam usaha pertahanan
keamanan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan makalah “Transparansi Dana Aspirasi” antara lain :
1.5.1 Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan
memperluas wawasan mengenai keadaan konstitusi di Indonesia
khususnya di tubuh DPR sehingga dapat membantu memperluas
wawasan penulis serta masyarakat umum.
1.5.2 Penelitian yang kami lakukan dapat membantu masyarakat memahami
dana aspirasi yang diajukan oleh dewan rakyat sehingga mereka akan
mengetahui kinerja pemerintah secara transparan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Dana Aspirasi
Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) atau dikenal
sebagai dana aspirasi. Dana aspirasi merupakan dana yang akan disalurkan
masyarakat dengan tujuan untuk mewujudkan aspirasi rakyat. Melalui
anggota dewan dana aspirasi ini deberikan dan diteruskan kepada pemerintah
daerah, yang selanjutnya direalisasikan ke daerah-daerah untuk meningkatkan
pembangunan dan kesejahteraan di daerah tersebut.
2.2 Korelasi Dana Aspirasi dan Pertahanan Keamanan Daerah
Kedaulatan wilayah dan kewibawaan suatu negara tidak terlepas dari
usaha pertahanan dan keamanan. Sudah semestinya pemerintah selalu
meninjau strategi pertahanan dan keamanan negara. Adapun wilayah-wilayah
seperti di perbatasan, menjadi salah satu unsur utama dalam pertahanan dan
keamanan suatu negara. Wilayah perbatasan merupakan wilayah yang sangat
penting karena menjadi pintu gerbang bagi negara Indonesia terhadap asing.
Peran wilayah perbatasan akan sangat krusial di dalam taktik dan strategi
pertahanan negara.
Selain dalam bentuk militer, pertahanan dan keamanan dapat
dilakukan dalam bentuk nonmiliter pula. Meskipun, dalam UUD 1945 pasal
30 ayat 1 disebutkan bahwasannya setiap warga negara di Indonesia dituntut
supaya bisa ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Kemudian, dilanjutkan dalam pasal 30 ayat 2 yang menjelaskan bahwa sistem
pertahanan dan keamanan di Indonesia menggunakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta. Dimana dalam sistem ini terdiri dari TNI yang
berfungsi sebagai kekuatan utama sistem pertahanan, POLRI sebagai
kekuatan utama sistem keamanan, serta rakyat sebagai kekuatan pendukung.
Tentunya dalam pertahanan dan keamanan negara ini, pemerintah
turut memiliki peranan penting sebagai fasilitator. Namun, juga tidak salah
apabila pemerintah dan segala instansi yang ada baik negeri ataupun swasta
5
bekerja sama untuk mempertahankan kedaulatan wilayah negara. Salah satu
hal yang akan ditonjolkan disini adalah di daerah perbatasan. Tindakan
nonmiliter yang dapat dilakukan pemerintah untuk mempertahankan daerah
adalah dengan pembangunan dari berbagai segi dan aspek di suatu daerah.
Baru-baru ini menurut Marwan Jafar, pembangunan kawasan transmigrasi di
perbatasan desa yang akan dilakukan diharapkan mampu menjadi pos-pos
terdepan dalam sistem pertahanan dan keamanan. Pembangunan ini dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan
dengan negara tetangga di daerah perbatasan. Sehingga dapat memunculkan
peluang kesempatan kerja dan kesempatan untuk menyejahterakan
masyarakat.
Dari segi pembangunan infrastruktur pun tidak kalah penting. Karena
pembangunan menjadi tonggak dasar terciptanya kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Apalagi di daerah perbatasan yang tentunya masih
sangat membutuhkan pembangunan tersebut. Fasilitas-fasilitas umum seperti,
jalan raya, jembatan, rumah sakit, sekolah merupakan contoh-contoh
pembangunan yang harus pemerintah tekankan lagi. Jadi, dapat dikatakan
pembangunan ini menjadi unsur penting dalam pertahanan dan keamanan
suatu daerah.
Untuk mewujudkan usaha-usaha tersebut, sudah barang tentu
pemerintah membutuhkan suatu dana. Disinilah DPR mengambil peranannya.
Sebagai wakil rakyat sudah pasti anggota DPR mendengar,
mempertimbangkan serta mewujudkan aspirasi-aspirasi rakyat. Sebagaimana
dalam UU No 17 tahun 2014 tentang MD3 bahwa anggota DPR berhak
mengusulkan dan memperjuangkan program daerah pemilihan. Hal inilah
yang menjadi acuan DPR untuk mengusulkan diadakannya dana aspirasi
sebesar 20 Milyar tiap anggota. Melalui dana ini, akan difasilitasi berbagai
program pembangunan di daerah. Tentunya kembali ke permasalahan awal,
pembangunan ini diharapkan sebagai tonggak dalam pertahanan dan
keamanan daerah.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana reaksi
masyarakat umum mengenai adanya dana aspirasi yang diajukan oleh DPR.
Memahami bagaimana pemanfaatan dana aspirasi DPR dalam kehidupan
bermasyarakat.
Sedang jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis
deskriptif kualitatif yang mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata
cara kerja yang berlaku.
1Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan
apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya ada upaya mendeskripsikan,
mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi
atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada.
2Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang
sementara berlangsung.
3.2 Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngablak, Kedungmulyo,
Klecoregonang, Puri, Jepura, Plangitan, Gabus dan SMA N 1 Pati.
Kesemuanya barada dalam lingkup wilayah Kabupaten Pati yang terletak di
daerah Pantai Utara Jawa. Alasan penulis memilih beberapa desa secara acak
karena ingin mengambil sampel dari beberapa desa tempat tinggal penulis,
dan SMA N 1 PATI sebagai tempat penulis bersekolah. Wilayah Kabupaten
Pati dipilih sebab belum ada yang mengadakan penelitian sejenis di daerah
ini. Domisili penulis yang berada di Pati juga memudahkan jalannya
penelitian.
1 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), 26 2 Convelo G. Cevilla, dkk., Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1993), 71
7
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan adalam penelitian ini adalah
data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka,
3melainkan diuraikan dalam bentuk kalimat4. Adapun data kualitatif meliputi:
1. Data tentang gambaran umum mengenai objek penelitian
2. Data lain yang tidak berupa angka
Adapun jenis-jenis dengan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder.
Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan data yang
diperoleh dari informan yaitu orang yang berpengaruh dalam proses
perolehan data atau bisa disebut key member, yaitu warga Desa Ngablak,
Kedungmulyo, Klecoregonang, Puri, Jepura, Plangitan, Gabus dan guru SMA
N 1 Pati. Penetapan responden ini dengan mengambil orang yang telah
terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel
atau memilih yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hal tersebut dinamakan
teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan cermat hingga
relevan dengan design penelitian. Penulis akan berusaha agar dalam sampel
itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi sehingga dapat dianggap
cukup representatif.5
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa
dipertanggungjawabkan, maka data diperoleh melalui angket.
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan data yang juga disebut angket
berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh
3 Sutrisno Hadi, Metedologi Researc, (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1987), 66 4 Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Sosial : Format-format Kualitatif dan Kuantitatif, 124 5 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara 1996), 99
8
responden6. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban
atau respon sesuai dengan persepsinya.
Dalam penelitian ini, penulis menyusun angket sebagai berikut:
3.5 Teknik Analisa Data
Tahap menganalisa data adalah tahap yang paling penting dan
menentukan dalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya
dianalisa dengan tujuan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Selain itu data diterjunkan dan
dimanfaatkan agar dapat dipakai untuk menjawab masalah yang diajukan
dalam penelitian.
6 (Sutopo, 2006 : 82)
Angket Reaksi Masyarakat mengenai Usulan Dana Aspirasi
Kami mengadakan survey dalam rangka menuyusun penelitian ilmiah berjudul
“Menunggu Janji Wakil Rakyat; Transparansi Dana Aspirasi” sebagai tugas mata
pelajaran PKn.
Dengan disahkannya revisi UU No. 30 tahun 2002 mengenai KPK dan Usulan
Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP); serta disahkannya Undang-
Undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, anggota DPR
berhak mengusulkan dan memperjuangkan program pembangunan daerah
pemilihan. Berdasarkan latar belakang ini, DPR mengusulkan Dana Aspirasi
sebesar 20 miliar per anggota dalam satu tahun.
1. Setujukah anda dengan adanya dana aspirasi?
a. Ya b. Tidak
2. Sebutkan alasan anda.
3. Menurut anda bagaimana cara terbaik mempergunakan dana aspirasi
tersebut?
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Reaksi Masyarakat Mengenai Dana Aspirasi
Dari 100 angket yang kami sebarkan, kami mendapatkan hasil yang disajikan
dalam tabel berikut :
Tabel 4.1-1.
Setuju 38
Tidak Setuju 62
Grafik 4.1-1
Grafik 4.1-2
Setuju
Tidak Setuju
0
10
20
30
40
50
60
70
Setuju Tidak Setuju
10
Grafik 4.1-3
Sebanyak 38 responden (38%) menyatakan setuju dengan adanya
usulan dana aspirasi. Sedangkan 62 responden (62%) menyatakan tidak setuju
dengan usulan dana aspirasi.
Responden yang setuju akan usulan ini berasumsi bahwa DPR benar-
benar akan mempergunakan dana ini dengan penuh tanggung jawab kepada
daerah pemilihannya. Hal ini dapat dilihat banyaknya harapan akan
peningkatan pembangunan daerah dari reponden yang menyatakan setuju.
Berdasarkan analisis latar belakang responden, sebagian responden yang
menyatakan setuju telah memiliki pengertian yang baik mengenai usulan ini.
Meski begitu, mereka menghendaki penyaluran dana langsung ke desa-desa
agar realisasinya lebih transparan dan akuntabel.
Adapun presentase penolakan dana aspirasi yang besar disebabkan
karena tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap anggota DPR.
Menurut survey Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Saiful Mujani Research
and Consulting (SMRC) sejak 2004, secara konsisten ditemukan fakta bahwa
masyarakat cenderung berpandangan negatif terhadap institusi parpol dan
para politisi. Karena para politisilah yang mengisi lembaga DPR, persepsi
terhadap DPR pun secara konsisten cenderung negatif. Menurut LSI, di awal
tahun ini, tingkat kepercayaan masyarakat kepada parpol dan DPR berada di
kisaran 50 persen. (Djayadi Hanan, 2015). Selain itu, faktor lingkungan juga
berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Lingkungan yang berpikiran
0
10
20
30
40
50
60
70
Setuju Tidak Setuju
11
cenderung negatif akan menolak dana aspirasi. Pemberitaan media yang
gencar juga mempengaruhi stigma masyarakat akan dana aspirasi.
Alasan yang dikemukakan tiap responden bermacam-macam. 14
responden menyatakan bahwa dana sebaiknya dialokasikan ke daerah yang
lebih membutuhkan. 28 responden menyatakan potensi korupsi dana besar. 14
responden berpendapatn besaran dana terlalu besar sehingga akan menjadikan
pemborosan APBN. 12 responden menyatakan setuju jika ada pengawasan.
Kemudian ada 10 respoden yang menyatakan alasan yang berbeda,
diantaranya tidak pro rakyat, bahkan ada yang belum tahu mengenai adanya
kebijakan ini.
Divergenitas yang mucul dalam mengemukakan masalah ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah perbedaan status sosial
dan tingkat pendidikan. Sebagian responden yang menyatakan persetujuan
sudah memiliki persepsi awal berdasarkan berita yang beredar di media.
Dengan pengertian yang benar, masyarakat terbukti dapat mengerti dan
setuju. Perbedaan alasan dapat dimengerti dengan lokasi pengambilan sampel
yang beragam. Hampir separuh dari respoden yang setuju menyampaikan
bahwa perlu ada pengawasan dalam penyelenggaraan dana. Ini memang
diperlukan untuk menjaga kinerja dan mencegah penyalahgunaan.
Responden yang menyatakan potensi korupsi dana tersebut amat besar
didukung oleh fakta bahwa banyak sekali penyelenggara pemerintahan yang
menyelewengkan dana. Meskipun belum ada data statistik yang menunjukkan
tingkat korupsi anggota DPR yang tinggi, persepsi masyarakat mengenai
politik sangat buruk seiring dengan pemberitaan yang gencar di media (Indra
Akuntono, 2014).
Sedangkan responden yang menyatakan dana sebesar itu akan
menyebabkan pemborosan juga beralasan. Pasalnya, melihat keadaan
ekonomi Indonesia pada 2015, inflasi mencapai 7,6% pada bulan Juli (Bank
Indonesia) dan pertumbuhan hanya 4,67% pada bulan Juli (Badan Pusat
Statistik). Hal ini menimbulkan melambatnya perekonomian dan terjadi krisis
mata uang rupiah terhadap dollar.
12
Responden yang berpendapat dana lebih baik disalurkan ke daerah
melihat pada keadaan daerah-daerah di ujung Indonesia yang masih
tertinggal. Pembangunan seolah hanya terpusat di Jawa sedangkan daerah lain
terutama perbatasan seringkali tertinggal.
Berikut kami sajikan grafik proporsi alasan masayarakat menolak atau
menerima dana aspirasi.
Grafik 4.1-4
Grafik 4.1-5
Daerah Lebih Membutuhkan
Korupsi
Pemborosan
Ada Pengawasan
Lainnya
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Daerah Lebih Membutuhkan
Korupsi Pemborosan Ada Pengawasan
13
Grafik 4.1-6
4.2 Dampak Ketidakmerataan Dana Aspirasi
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa jumlah anggota DPR pada tiap
provinsi berbeda-beda. Hal ini menimbulkan problematika baru bahwa daerah
satu menerima dana lebih banyak daripada daerah yang lain. Sebagai contoh,
DKI Jakarta yang memiliki angka kemiskinan terendah yakni 3,62% akan
memperoleh dana aspirasi Rp. 315 Milyar, sementara Maluku yang angka
kemiskinannya 28,3% hanya mendapat dana aspirasi Rp. 90 Milyar.
Akibatnya, jurang kesenjangan antar daerah di Indonesia semakin lebar.
Daerah yang sudah berkecukupan akan semakin kaya, sedangkan daerah yang
masih kekurangan tidak akan lebih maju. Hal ini tidak sesuai dengan logika
pemerataan bahwa daerah dengan angka kemiskinan tinggi harus mendapat
kucuran dana lebih besar.
4.3 Alokasi Dana Aspirasi pada Pertahanan Keamanan
Seperti yang sudah dipaparkan pada bagian latar belakang, dana
aspirasi dapat dialokasikan pada fenomena yang sedang aktual saat ini.
Bencana yang sedang mendapat perhatian penuh saat ini adalah kabut asap di
Riau. Sangat dibutuhkan real action untuk mengatasi krisis lingkungan ini.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Daerah Lebih Membutuhkan
Korupsi Pemborosan Ada Pengawasan
14
Dampak kabut asap sangat merugikan berbagai pihak dari berbagai aspek.
Mengutip selasar.com, setidaknya ada lima dampak yang ditimbulkan
bencana ini. Pertama, infeksi paru-paru dan saluran napas. Asap mengandung
zat kimia seperti karbon monoksida yang dapat menyebabkan sesak napas.
Kedua, kabut asap mengancam keberadaan satwa liar yang dilindungi. Seperti
yang sudah kita ketahui, Pulau Sumatera menjadi rumah bagi berbagai spesies
endemik yang dilindungi. Ketiga, kabut asap mengancam lingkungan laut.
Belum banyak yang mengeksplorasi dampak kabut asap terhadap biota laut.
Padahal konsetrasi zat kimia terlarut di air sangat dipengaruh oleh konsentrasi
zat kimia di udara. Keempat, angka kemiskinan bertambah. Dampak kabut
asap teradap perekonomian sangat besar terutama pada kekeringan wilayah
persawahan dan perkebunan yang merupakan lahan nafkah sebagian besar
masyarakat Riau. Terakhir, dampak budaya juga dihasilkan dari bencana ini.
Sejauh ini sudah dua bulan anak-anak di Riau tidak mendapat pendidikan
yang layak. Sekolah-sekolah diliburkan oleh pemerintah.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa salah satu daerah di
Indonesia, Provinsi Riau, sedang darurat bantuan. Alokasi dana aspirasi dapat
digunakan untuk menangulangi bencana ini. Bencana ini tidak kalah penting
dari proyek-proyek pembangunan. Sebab pembangunan tidak akan dapat
berjalan dengan baik apabila keadaan negara sedang kisruh dan tertimpa
bencana.
Maka dapat dilihat dengan jelas peran dana aspirasi dalam konteks
pertahanan keamanan. Negara perlu meningkatkan kemanan negara dalam
kondisi apapun, menstabilkan perekonomian, mengatasi bencana, dan
menutup kesenjangan. Dengan kondisi keamanan negara yang lebih baik,
hasil akhir yang diharapkkan tentu saja adalah pembangunan yang lebih nyata
dan terlaksana untuk Indonesia sejahtera.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sebanyak 38% masyarakat menyatakan setuju dengan adanya dana
aspirasi Sedangkan sebanyak 62% masyarakat menyatakan tidak setuju
dengan adanya dana aspirasi. Alasan yang dikemukakan masyarakat dalam
menolak dan menyetujui dana aspirasi beragam. Proporsi paling besar
ditempati kekhawatiran masyarakat mengenai korupsi. Selanjutnya, jika bisa
dialihkan masyarakat paling banyak memilih agar dana aspirasi digunakan
untuk pembangunan. Pembangunan hanya dapat dilakukan saat keadaan
negara aman . Maka dari itu, alokasi dana aspirasi di bidang pertahanan dan
kemanan sungguh diperlukan. Lebih lanjut, kasus paling riil yang dapat
diatasi dengan adanya dan aspirasi adalah kabut asap di Riau. Perlu
diperhatikan pula bahwa aliran dana perlu mendapat pengawasan yang ketat.
5.2 Kritik
Tidak adanya sosialisasi UU. No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR,
DPD, dan DPRD terhadap masyarakat di daerah menyebabkan penolakan
keras usulan dana aspirasi dari DPR. Kemudian pemberitaan negatif
mengenai aparat pemerintahan di media memperburuk citra pemerintah dan
menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat. Selain itu, lambatnya respons
pemerintah pusat terhadap bencana nasional ini juga memicu kemarahan
rakyat. Sehingga kebijakan apapun yang diusulkan oleh DPR, terutama
menyangkut alokasi dana, mayoritas akan ditentang oleh rakyat.
5.3 Saran
Dana aspirasi hendaknya disalurkan ke daerah melaui APBD sesuai
alokasinya. Selanjutnya proyek yang nantinya mendapat alokasi dari dana
aspirasi hendaknya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Adapun
Badan Pengawas Keuangan mengawal aliran dana aspirasi ke APBD.
16
Disamping itu, perlu diadakan sosialisasi mengenai dana ini agar masyarakat
mengerti mekanisme penyaluran dana ini dan peruntukannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
_________ . “The Headlines: Heboh Dana Aspirasi DPR #1”. 1 September
2015. Error! Hyperlink reference not valid..
_________ . “The Headlines: Heboh Dana Aspirasi DPR #2”. 1 September 2015.
https: //www.youtube.com/watch?v=hbAImU6eM94.
_________ . “The Headlines: Heboh Dana Aspirasi DPR #3”. 1 September 2015.
https: //www.youtube.com/watch?v=j7s8b3iBh9A.
_________ . “The Headlines: Heboh Dana Aspirasi DPR #4”. 1 September 2015.
https: //www.youtube.com/watch?v=j7s8b3iBh9A.
_________ . 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas
XI Semester 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
_________ . 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014
Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
Farhan, Yuna. “10 Alasan Menolak 8,4 Trilyun Dana Aspirasi: Suburkan Calo
Anggaran dan Kesenjangan Daerah”. 12 Agustus 2015. http://seknas
fitra.org/pressrelease/ 10-alasan-menolak-84-trilyun-dana-aspirasi-
suburkan-calo-anggaran-dan-kesenjangan-daerah/.
Wahyuni, Tri. “Dana Aspirasi Bakal Perlebar Kesenjangan Jawa – Luar Jawa”.
12 Agustus 2015. http://www.cnnindonesia.com/politik /201506151
63928-32-60117/dana-aspirasi- bakal-perlebar-kesenjangan-jawa--
luar-jawa/.
Wirawan, Jerome. “Walau Dikecam, DPR Sahkan Dana Aspirasi”. 12 Agustus
2015. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/ 2015/06 /15
0623_indonesia_dpr_aspirasi.
NO YA TIDAK NO.2 NO.3
1 n penyaluran ke daerah diturunkan ke desa-desa
2 n meningkatkan kualitas daerah masyarakat pembangunan daerah, fasilitas
3 n memakmurkan daerah pemilihan pembangunan infrastruktur daerah tertinggal dan daerah perbatasan
4 n belum tahu program ini untuk membangun rakyat, dan tidak diselewengkan
5 n jangan berlebihan buktikan kerjanya dulu
6 n terlalu pemborosan digunakan untuk kemakmuran rakyat secara tepat sasaran
7 n menguras uang negara direalisasikan dengan pembangunan di Indonesia
8 n jika tidak ada pengawasan rentan korupsi digunakan untuk rakyat, dan diawasi oleh pemerintah
9 n karena sangat penting untuk modal rakyat pembangunan fasilitas umum, seperti jalan
10 n membantu peran anggota dewan dalam pemilihan disalurkan di tiap daerah, dan setiap daerah berhak atas dana aspirasi
11 n jika diawasi dan DPR bertanggung jawab membuka lapangan pekerjaan
12 n karena pembangunan daerah membutuhkan dana disalurkan secara transparan untuk pembangunan
13 n takut diselewengkan, dana terlalu besar disalurkan ke daerah secara langsung
14 n uangnya dikorupsi disalurkan secara langsung ke daerah
15 n peluang korupsi langsung diberikan ke rakyat
16 n kurang efektif dialokasikan lewat program yang dikelola secara langsung oleh masyarakat
17 n beresiko terhadap penyalahgunaan dana sebaiknya diberikan ke lembaga tertentu dan diawasi penggunaannya
18 n karena DPR tidak bisa menjamin tersalurkannya dana tersebut diberikan secara langsung kepada rakyat yang membutuhkan
19 n pemborosan uang negara sebaiknya tidak ada dana aspirasi
20 n terlalu tinggi untuk tingkat keilmuan normal dialihkan untuk biaya kesehatan dan pendidikan
21 n terlalu banyak, rawan korupsi diberikan langsung ke rakyat
22 n menghambur-hamburkan uang negara digunakan sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini
23 n berpotensi dikorupsi diberikan langsung ke rakyat
24 n
rakyat memerlukan dana tersebut, dengan catatan diguanakan
sesuai alokasi
mengembangkan pertanian, sarana prasarana, pekerjaan, dan pembinaan
kepada remaja
25 n belum tentu dana tersebut benar-benar disalurkan ke daerah dana tersebut disalurkan terutama ke daerah terpencil.
26 n banyak pembangunan daerah yang masih tertinggal digunakan untuk kepentingan masyarakat di semua bidang
27 n rentan penyalahgunaan membentuk Badan Pengawas Dana Aspirasi
28 n membantu pembangunan daerah pedesaan adanya pengawasan yang tepat
29 n dana terlalu banyak. Peran anggota DPR diragukan disalurkan langsung ke rakyat
30 n dana tidak tepat sasaran disalurkan langsung tanpa melalui anggota dewan
31 n menguras uang negara ditiadakan saja
32 n
sebab akan terjadi ketidakmerataan pembagian anggaran anara
kota besar dan kota kecil
sebaiknya dana dibagi rata ke semua daerah untuk pembanguna jalan dan
fasilitas umum
33 n karena bisa saja dikorupsi langsung disalurkan kepada rakyat
34 n
DPR sudah punya banyak uang. Sebaiknya dana langsung
diberikan ke masyarakat pembangunan sarana dan prasarana di daerah pemilihan
35 n untuk membangun daerah saya setuju memperbaiki jalan, membantu orang tidak mampu
36 n rawan dikorupsi digunakan untuk subsidi rakyat dalam arti pembangunan secara langsung
37 n terlalu besar untuk setiap anggota masyarakat penggunaan disesuaikan dengan APBN supaya tidak terjadi defisit
38 n bisa disalahgunakan untuk kepentingan anggota langsung diberikan kepada rakyat
39 n
karena secara faktual, anggota DPR banyak yang tidak jujur.
Sebenarnya saya setuju jika penggunaan dana tersebut tepat
sasaran ?
40 n rawan korupsi dana tersebut harus diawasi KPK
41 n
berhak pada DPR dengan catatan harus digunakan untuk
kepentingan rakyat
dpr mendata kekurangan di daerah pemilihannya dan mempergunakan dana
tersebut secara bijaksana
42 n belum tahu apa nanti benar-benar disalurkan ke daerah disalurkan ke daerah untuk pembangunan secara nyata
43 n untuk mensejahterakan rakyat dibagi rata sesuai porsinya
44 n karena sejalan dengan pemerintah untuk membangun daerah
45 n
sebab rawan penyalahgunaan. Dan proporsi tiap daerah tidak
merata dibagikan ke desa secara langsung
46 n hanya untuk kepentingan partai mensupply perekoomian, menstabilkan harga
47 n dialurkan sesuai alokasi dana langsung diberikan ke desa
48 n dana terpotong sampai bawah beasiswa pendidikan
49 n dana diselewengkan
untuk pembangunan, menciptakan lapangan pekerjaan, memperbaiki jalan,
membangun desa
50 n alokasi dananya tidak efektif untuk membangun sarana dan prasarana
51 n karena dana untuk kebutuhan rakyat membangun infrastruktur di daerah terpencil
52 n hanya untuk kepentingan partai untuk pembangunan, denagn pengawasan yang ketat
53 n banyak dana yang diselewengkan langsung disalurkan ke lembaga daerah
54 n rawan korupsi tunjangan rakyat miskin
55 n dana tidak tepat sasaran disalurkan ke usaha-usaha kecil yang berpotensi
56 n karena untuk memajukan daerah pemilihan untuk pembangunan dan kebaikan daerah pemilihan
57 n rawan penyelewengan membuat program selain dana aspirasi
58 n dapat membantu rakyat miskin mendorong kepemilikan usaha
59 n kurang tepat diperuntukkan rakyat di daerah tertinggal dan perbatasan
60 n banyak terjadi pemangkasan dana langsung disalurkan ke desa
61 n memboroskan anggaran negara dana disalurkan ke instansi langsung
62 n penggunaan dana tidak transparan dibagikan ke daerah secara langsung
63 n pemborosan anggaran ?
64 n potensi korupsi disalurkan langsung ke desa
65 n bangsa indonesia masih terpuruk perekonmiannya langsung disalurkan ke desa
66 n hak anggota DPR untuk menunjang kinerja anggota DPR
67 n sebab jika tidak ada dana, pembangunan tidak berjalan dengan jujur, berani, tekun, ulet, dan tanggung jawab
68 n dana itu penting dengan bijak dan tanggung jawab
69 n menambah kesempatan anggota DPR untuk korupsi
sebaiknya disalurkan lewat dana alokasi umum sehingga pengawasannya
lebih mudah dan pemakainnya lebih terencana
70 n dana aspirasi sangat diperlukan untuk membantu perekonomian
diharapkan pihak yang mengelola dana aspirasi dapat mempergunakan dana
dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
71 n untuk kepentingan rakyat dibagikan langsung ke rakyat
72 n
sebab memang dana tersebut sangat diperlukan untuk menunjang
kesejahteraan masyarakat, asal tidak diselewengkan
digunakan sesuai alokasi, tidak ada niat menyelewengkan, dan ada
pengawasan jalannya dana oleh KPK
73 n perlu ada dana aspirasi untuk memperbaiki kehidupan masyarakat
tidak disalahgunakan, digunakan untuk kepentingan masyarakat, seperti
pembangunan jalan di daerah terpencil
74 n berpotensi penyalahgunaan mengawasi penggunaan dana yang diperantarai DPR
75 n
dana tersebut sangat dibutuhkan untuk pembangunan saran dan
prasarana digunakan dengan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan masyarakat
76 n
sebab sudah terlalu banyak penyelewengan yang dilakukan oleh
anggota DPR
digunakan untuk membangun jalan yang rusak. Dan hendaknya ada
pengawasan langsung dari KPK
77 n dapat menimbulkan kisruh antara DPR dan masyarakat digunakan untuk kepentingan masyarakat
78 n sebab merugikan negara dan berpotensi diselewengkan digunakan untuk kepentingan masyarakat
79 n
sebab Indonesia memang memerlukan dana tersebut. Pada
realisasinya mohon ada pengawasan
digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat. DPR tidak berhak
atas satu rupiah-pun
80 n
dana aspirasi memang sangat diperlukan untuk membantu
pertumbuhan ekonomi daerah perlu adanya pengawasan dari anggota KPK
81 n
memajukan daerah tertinggal, mengatasi kemiskinan, dan
kesejahteraan rakyat daerah harus diawasi penggunannya agar tidak terjadi pengeluaran dan yang sia-sia
82 n setuju bila administrasinya transparan
sebaiknya dana disesuaikan dengan kebutuhan rakyat terutama sektor bahan
pangan
83 n menghabiskan dana pemerintah pusat
gunakan untuk kepentingan rakyat dan untuk pembangunan Indonesia
kedepannya
84 n
karena bnyak rakyat yang masih kesusahan dan anggota DPR
sudah mapan hidupnya
pembangunan perumahan murah, membangun jalan di daerah terpencil,
mengaliri listrik di pulau-pulau terluar Indonesia
85 n untuk membangun desa
disalurkan untuk membangun desa, membantu siswa berprestasi, dan
perumahan murah untuk rakyat miskin
86 n
untuk pengadaan pompa air agar tidak terjadi kelangkaan air
bersih terutama saat musim kemarau dana tersebut harus tepat sasaran
87 n
dana aspirasi ini hanya akla-akalan anggota DPR. Ujung-ujungnya
pasti dibuat korupsi pengajuan proyek melalui pengajuan proposal diketahui bupati
88 n
untuk pembangunan daerah agar daerah lebih maju dan lebih
sejahtera
untuk rakyat, utuk pembangunan rumah, selokan, sekolah, dan kebutuhan
rakyat lainnya
89 n tidak setuju sebab gaji DPR sudah banyak
untuk daerah-daerah yang pendidikannya kurang, membanguan sekolah,
buku, memperbaiki jalan
90 n
sebab banyak daerah tertinggal sulit untuk dibenahi karena
infrastruktur belum memadai dan agar memajukan pemasaran
hasil ekonomi di daerah
pembuatan PDAM di daerah terpencil, saluran air agar tidak terjadi banjir,
dan hendaknya ada pengawasan aliran dana
91 n untuk menyejahterakan rakyat kecil tanpa pandang bulu membenahi dan membangun fasilitas negara
92 n bisa menjembatani wilayah desa meningkatkan perekonomian
93 n belum tentu DPR benar-benar menyalurkannya pada rakyat diberikan kepada rakyat yang memang membutuhkan
94 n membantu APBD digunakan untuk kepentingan daerah
95 n meningkatkan peran anggota dewan di daerah pemilihan menggunakan tepat sasaran dan tidak pilih kasih
96 n tidak pro rakyat membuat program yang terencana
97 n pemborosan uang negara alokasi ke pembangunan fasilitas umum
98 n kurang adil dalam pemilihan anggota DPR yang ada perbaikan infrastruktur desa
99 n karena dana aspirasi untuk mengembalikan modal DPR
100 n negara masih membutuhkan untuk masyarakat banyak membangun infrastruktur di daerah terpencil
38 62 0
100