Transcript
Page 1: Sejarah Perkembangan Ilmu Psikologi Agama

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PSIKOLOGI AGAMA

Menurut Zakiah (1970 : 11), sesungguhnya di dalam kitab suci setiap

agama atau para tokoh keagamaannya pun banyak sekali ayat dan isyarat yang

berkenaan dengan proses jiwa atau keadaan jiwa seseorang yang terpengaruh

agama. Zakiah menyatakan bahwa psikologi agama dapat dirujuk dari karya

penulis Barat, antara lain karya Edward B. Taylor yang memuat kajian mengenai

agama suku-suku primitif. Kajian sosiologi dan antropologi budaya ini

menampilkan sisi-sisi kehidupan masyarakat suku primitif dan sikap hidup

mereka terhadap sesuatu yang dianggap sebagai yang adikodrati ( supernatural),

meskipun pembahasanya masih bersifat umum, tak khusus menyangkut

kehidupan psikologi agama secara individu.

Sementara di Skotlandia, langkah itu, Jalaluddin (2004:29) yang mengutip

pernyataan Thoules (1992:1) mengemukakan bahwa, menurut sumber Barat, para

ahli psikologi agama mulai populer sekitar akhir abad ke-19. Sekitar masa itu,

psikologi yang semakin berkembang digunakan sebagai alat untuk kajian agama.

Kajian semacam ini dapat membantu pemahaman terhadap cara bertingkahlaku,

berfikir, dan mengemukakan perasaan keagamaan.

Menurut Thouless, yang dikutip Jalaluddin ( 1004:29-31), sejak terbitnya

buku The Varieties of Religious Experience tahun 1903, sebagai kumpulan dari

materi kuliah William James di empat Universitas di Skotlandia, langkah awal

dari kajian psikologi agama mulai diakui para ahli psikologi dan dalam jangka

waktu tiga puluh tahun berikutnya, banyak buku lain diterbitkan sejalan dngan

konsep-konsep yang serupa.

Sementara itu, didunia Timur, khususnya di wilayah-wilayah kekuasaan

islam, tulisan-tulisan yang memuat kajian tentang hal serupa, menurut Jalaluddin

(2004:32-33), belum sempat dimasukan. Padahal banyak tulisan yang memuat

masalah yang erat kaitanya dengan materi psikologi agama.

Marshall G.S Hodgson, yang dikutip oleh Nurcholsh (1984:54), melihat

ketakberkembangan ilmu psikologi agama disunia Timur (Islam) lebih disebabkan

Page 2: Sejarah Perkembangan Ilmu Psikologi Agama

oleh faktor intern umat Islam sendiri. Menurutnya, masyarakat Islam gagal

memelopori kemodernan karena tiga hal, yaitu :

1. Konsentrasi yang berlebihan pada penanaman modal pada bidang-

bidang tertentu, sehingga sulit melihat bidang lain

2. Kerusakan hebat, baik material maupun mental psikologis, akibat

serbuan biadab bangsa Mongol

3. Kecenderungan peradapan islam sebagai suatu bentuk pemuncakan

Abad Agraria membuat kaum Muslimin tak segera merasa perlu

melakukan peningkatan.

Terlepas apa penyebabnya yang paling tepat, kenyataan umat Islam

mengalami kemunduran secara politis, kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi oleh Barat. Oleh karena itu, tidaklah

mengherankan apabila ilmu-ilmu modern, termasuk psikologi agama

tumbuh dan berkembang sebagai sebuah disiplin ilmu independen sebagai

produk ilmuwan Barat. Dan baru setelah negara-negara Islam bebas dari

kungkungan penjajah Barat, secara bertahap, muncul karya-karya ilmuwan

Muslim yang dapat disejajarkan dengan karya-karya ahli psikologi agama

yang lainya.

Adapun di Indonesia, perkembangan psikologi agama dipelopri

oleh tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang profesi keilmuan,

keagamaan, dan kedokteran. Psikologi agama baru dikenal sekitar tahun

1970-an, yaitu Zakiah Daradjat. Ada sejumlah buku yang ditulis olehnya

sebagai buku pegangan bagi mahasiswa di lingkungan IAIN. Selain berupa

buku pegangan, dia dan Mukti Ali juga menyampaikan perkuliahan

mengenai psikologi agama, khususnya di fakultas tarbiyah. Kedua orang

ini dikenal sebagai pelopor pengembangan psikologi agama di IAIN di

Indonesia.

Diluar tulisan tersebut dikembangkan di lingkungan bidang

kedokteran seperti yang dilakukan oleh Prof. Dr. Aulia maupun K.H.SS.

Djam’an yang melakukan pendekatan dengan menggunakan ajaran agama

Page 3: Sejarah Perkembangan Ilmu Psikologi Agama

islam.Adapun, dibidang akademik, tulisan-tulisan mengenai psikologi

agama banyak dihasilkan oleh kalangan gereja Katholik.

Sejak menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan

psikologi agama dinilai cukup pesat, dibandingkan usianya yang masih

tergolong muda. Hal ini antara lain disebabkan,selain bidang kajian

psikologi agama menyangkut kehidupan manusia secara pribadi maupun

kelompok, bodang kajianya juga mencangkup permasalahan

perkembangan usia manusia. Selain itu, sesuai dengan bidang

cangkupanya, ternyata psikologi agama termasuk ilmu terapan yang

banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Tampaknya, para ilmuwan dan agamawan yang semula berselisih

pendapat mengenai psikologi agama, kini seakan menyatu dalam

kesepakatan yang tak tertulis, bahwa dalam kehidupan modern ini, peran

agama menjadi kian penting. dan pendekatan psikologi agama dapat

digunakan dalam memecahkan berbagai problema kehidupan yang

dihadapi manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai-nilai peradaban

dan nilai moral ( Jalaluddin (2004:34-36).

Page 4: Sejarah Perkembangan Ilmu Psikologi Agama

RUANG LINGKUP PSIKOLOGI AGAMA

Objek kajian psikologi agama bukanlah Allah itu sendiri atau

lengkunga-Nya, melainkan manusia dan lingkunganya, yakni manusia

beragama. Hal ini disebakan karena ilmu psikologi merupakan ilmu

empiris yang berhubungan dengan pengalaman dunia sehingga tidak

mampu mengeluarkan pernyataan yang berhubungan dengan Allah (Nico,

1982:9).

Menurut Zakiah Daradjat, ruang lingkup lapangan kajian psikologi

agama meliputi :

1. Bermacam-macam emosi yang menjalar diluar kesadaran yang ikut

menyertai kehidupan beragama orang biasa ( umum), seperti rasa lega

dan tenteram shabis shalat, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah

berdoa atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang,pasrah dan

menyerah setelah berdzikir dan ingat kepada Allah ketika mengalami

kesedihan dan kekecewaan

2. Bagaimana pengalaman dan perasaan seseorang secara individual

terhadap Tuhanya, misalnya rasa tentram dan kelegaan batin.

3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan

adanya hidup sesudah mati ( akhirat) pada tiap-tiap orang.

4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap

kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka, serta dosa

dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah

lakunya dalam kehidupan.

5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang

terhadap ayat-ayat suci untuk kelegaan batinya.

Semua itu, menurut Zakiah Sudrajat, tercangkup dalam kesadaran

agama dan pengalaman agama. Kesadaran agama maksudnya adalah

bagian/segi agama yang hadir (terasa) dalam pikiran, yang merupakan

aspek mental dari aktivitas agama. Adapun pengalaman agama adalah

unsur perasaan dalam kesadaran beragama, yaitu perasaan yang membawa

Page 5: Sejarah Perkembangan Ilmu Psikologi Agama

pada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah). Karena itu,

psikologi agama tak mencampuri segala bentuk permasalahan yang

menyangkut pokok keyakinan suatu agama, termasuk tentang benar-

salahnya atau masuk akal-tidaknya keyakinan agama.

Page 6: Sejarah Perkembangan Ilmu Psikologi Agama

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Syamsul B. 2008. Psikologi Agama.. Bandung: CV Pustaka Setia


Top Related