Download - SEDIMENTASI Fharel

Transcript

SEDIMENTASI1. TUJUANTujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk memahami proses dari sedimentasi serta factor-faktor yang mempengaruhinya.

2. PERINCIAN KERJAPersiapana. Menyediakan kapur yang butirannya halus dan bebas dari kotoran.b. Menyediakan alat alat yang diperlukan.c. Membuat perencanaan kerja sesuai dengan topik percobaan.Topik percobaana. Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variable kontrol.b. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol.c. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol dan dengan tambahan zat flokulan.

3. ALAT DAN BAHANAlat alat yang digunakan: Gelas kimia 500 ml1 buah Gelas kimia 300 ml3 buah Spatula1 buah Ayakan1 buah Stopwatch1 buah Neraca1 buah Alat sedimentasi1 setBahan bahan yang digunakan : Kapur (CaCO3) Air bersih Zat flokulan : Lead(II) trihydrat acetate (Pb(CH3COOH)2.3H2O)

4. DASAR TEORI

Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara mekanik menjadi dua bagian, yaituslurrydansupernatant. Slurryadalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dansupernatantadalah bagian cairan yang bening. Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan mendiamkan suspensi hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980).Proses sedimentasi dalam industri kimia banyak digunakan ,misalnya pada proses pembuatan kertas dimanaslurryberupa bubur selulose yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water treatment),dan proeses pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula.

Proses sedimentasi dalam dunia industri dilakukan secara sinambung dengan menggunakan alat yang dikenal dengan namathickener,sedangkan untuk skala laboratorium dilakukan secarabatch. Data-data yang diperoleh dari prinsip sedimentasi secarabatchdapat digunakan untuk proses yang sinambung.

Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu :

1) CaraBatch, Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasibatchpaling mudah dilakukan, pengamatan penurunan ketinggian mudah.

2) Cara Semi-Batch,

Pada sedimentasisemi-batch, hanya ada cairan keluar saja, atau cairan masuk saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupaslurryyang masuk atau beningan yang keluar.

3) Cara Kontinyu,

Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan beningan yang dikeluarkan secara kontinyu. Saatsteady state, ketinggian tiap zona akan konstan.Berdasarkan konsentrasi dan kecenderungan partikel berinteraksi, proses sedimentasi terbagi atas tiga macam:

a) Sedimentasi TIpe I/Plain Settling/Discrete particleMerupakan pengendapan partikel tanpa menggunakan koagulan. Tujuan dari unit ini adalah menurunkan kekeruhan air baku dan digunakan padagrit chamber. Dalam perhitungan dimensi efektif bak, faktor-faktor yang mempengaruhiperformance bak seperti turbulensi padainletdanoutlet, pusaran arus lokal, pengumpulan lumpur, besar nilai G sehubungan dengan penggunaan perlengkapan penyisihan lumpur dan factor lain diabaikan untuk menghitungperformancebak yang lebih sering disebut denganideal settling basin.

b) Sedimentasi Tipe II (Flocculant Settling)

Pengendapan material koloid dan solid tersuspensi terjadi melalui adanya penambahan koagulan, biasanya digunakan untuk mengendapkan flok-flok kimia setelah proses koagulasi dan flokulasi.

Pengendapan partikel flokulen akan lebih efisien pada ketinggian bak yang relatif kecil. Karena tidak memungkinkan untuk membuat bak yang luas dengan ketinggian minimum, atau membagi ketinggian bak menjadi beberapa kompartemen, maka alternatif terbaik untuk meningkatkan efisiensi pengendapan bak adalah dengan memasangtube settlerpada bagian atas bak pengendapan untuk menahan flokflok yang terbentuk.

c) Hindered Settling(Zone Settling)

Merupakan pengendapan dengan konsentrasi koloid dan partikel tersuspensi adalah sedang, di mana partikel saling berdekatan sehingga gaya antar pertikel menghalangi pengendapan paertikel-paertikel di sebelahnya. Partikel berada Pada posisi yang relatif tetap satu sama lain dan semuanya mengendap pada suatu kecepatan yang konstan. Hal ini mengakibatkan massa pertikel mengendap sebagai suatu zona, dan menimbulkan suatu permukaan kontak antarasoliddanliquid.Jenis sedimentasi yang umum digunakan pada pengolahan air bersih adalahsedimentasi tipe satu dan dua,sedangkan jenis ketiga lebih umum digunakan pada pengolahan air buangan.Aplikasi utama dari sedimentasi pada instalasi pengolahan air minum adalah :

Pengendapan awal dari air permukaan sebelum pengolahan menggunakan saringan pasir cepat. Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi sebelum memasuki unit saringan pasir cepat. Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi pada instalasi yang menggunakan sistem pelunakan air oleh kapur-soda. Pengendapan air pada instalasi pemisahan besi dan mangan.

Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan memisahkan/mengendapkanzat-zat padat atau suspensi non-koloidal dalam air. Pengendapan dapat dilakukandengan memanfaatkan gaya gravitasi. Cara yang sederhana adalah dengan membiarkanpadatan mengendap dengan sendirinya. Setelah partikel-partikel mengendap, maka airyang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi di dalamnya. Caralain yang lebih cepat adalah dengan melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatantertentu sehingga padatannya terpisah dari aliran air dan jatuh ke dalam bak pengendaptersebut. Kecepatan pengendapan partikel-partikel yang terdapat di dalam airbergantung kepada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak pengendap.

Pada umumnya proses Sedimentasi dilakukan setelah proses Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator.Alat sedimentasi terdiri atas dua jenis, yaitu jenis bak pengendap segi empat (rectangular), dan jenis lingkaran (circular). Jenis segi empat biasanya digunakan untuk laju alir air yang besar, karena pengendaliannya dapat dilakukan dengan mudah, sedangkan keuntungan alat sedimentasi jenis lingkaran yaitu memiliki mekanisme pemisahan lumpur yang sederhana.Bak sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan flok-flok yang dibentuk pada proses koagulasi dan flokulasi. Agar pengendapan yang terjadi pada bak sedimentasi berjalan dengan baik, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi menyangkut karakteristik aliran dalam bak sedimentasi yang akan dibangun. Untuk mencapai pengendapan yang baik, bentuk bak sedimentasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga karakteristik aliran di dalam bak tersebut memiliki aliran yang laminar dan tidak mengalami aliran mati (short-circuiting).

Bak sedimentasi pada umumnya terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan bentuk bulat maupun persegi panjang. Terdapat tiga konfigurasi utama untuk bak sedimentasi, yaitu :

Bak persegi panjang dengan aliran horizontal.

Bak sedimentasi dengan aliran vertical.

Clarifierdengan aliran vertical..

Operasional dan Pemeliharaan

Pengontrolan kondisi pengendapan flok pada tangki dilakukan dengan frekuensi 4 kali sehari. Proses pembentukan flok yang tidak sempurna pada proses koagulasi dan flokulasi mengakibatkan banyaknya flok kecil yang terbawa ke bak penyaring sehingga meningkatkan beban penyaring;

Pengontrolan kualitasclarified wateruntuk memeriksa efisiensi bak pengendapan. Efisiensi pengendapan yang jelek mengakibatkan meningkatnya beban pengolahan pada unit filtrasi;

Penyisihanschum,sludgeyang mengapung dan pertumbuhanalgaepada dinding tangki,baffle, danloundersterutama pada musim panas;

Pengontrolan beban permukaan danflow ratemelalui observasi visual dengan melihat ketinggian air padaweirpelimpah, bila debit air yang diolah terlalu besar maka muka air akan melebihi ketinggianweir loading;

Pengurasan lumpur yang dilakukan padaclarified watersecara otomatis dan manual menurut ketebalan lumpur yang dilakukan dengan menggunakan pompa penguras.Laju sedimentasi partikel dapat diamati secara garfish dengan menggambarkan setiap halaman interface zane A dan zone B pada satuan waktu tertentu. Laju sedimentasi suatu suspensi tertentu bergantung kepada banyak factor antara lain: 1) Konsentrasi suspensi2) Perbandingan luas permukaan dengan kedalaman suspensi 3) Ukuran partikel4) Adanya zat flokulan yang memicu menggumpalnya partikel- partikel menjadi partikel berukuran lebih besar.5) Pengadukan6) Aliran7) Dan lain sebagainya.Dalam percobaan ini dipelajari 3 faktor yang mempengaruhi kecepatan pengendapan suatu suspensi, yakni factor ketinggian suspensi, factor konsentrasi suspensi dan factor penambahan zat flokulan.Zat flokulan adalah zat yang memiliki sifat mampu membentuk partikel-partikel menjadi suatu flok ( gabungan partikel-partikel menjadi partikel berukuran lebih besar). Sehingga pengendapan berlangsung relative lebih cepat.Berikut adalah rumus sedimentasi : Ln H He = -b . t + Ln Hc He Keterangan : H : Ketinggian interface A B pada saat t He : Ketinggian akhir sediment Hc : Ketinggian kritis, yakni ketinggian interface A D t : Waktu proses sedimentasi b : Konstanta pengendapan.

5. PROSEDUR PENGERJAAN Peralatan dan bahan yang digunakan Disiapkan. Bubuk kapur Diayak kedalam baskom.

1) Variasi Ketinggian dengan komposisi samaa. Kapur ditimbang sebanyak 50 gram, 60 gram, 70 gram, 80 gram, dan 90 gram.b. Kapur yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam masing-masing tabung A, B, C, D dan E.c. Air ditambahkan ke dalam masing-masing tabung dengan ketinggian hingga (400 cm,500 cm,600 cm,700 cm,800 cm) dengan cara menambahkan air sebanyak (800 ml,1000 ml,1200 ml,1400 ml,1600 ml) ke dalam masing-masing tabung, lalu tabung ditutup dengan penutupnya.d. Kemudian masing-masing tabung dikocok dan pada saat bersamaan kelima tabung diletakkan di tempat sedimentasi.e. Perubahan ketinggian dari kelima tabung tersebut diamati setiap selang f. waktu 5 menit. g. Pengamatan dihentikan setelah tercapai ketinggian yang konstan.

2) Variasi konsentrasi dengan ketinggian samaa. Larutan kapur dibuat dengan konsentrasi 2,5% , 3,120% , 3,75% , 4,375% ,5% dengan ketinggian larutan yang sama yaitu 800 ml.b. Kelima tabung dikocok kembali lalu diletakkan kembali di tempat sedimentasi pada saat yang bersamaan.c. Pengamatan diakukan kembali dengan selang waktu 5 menit sampai ketinggian yang diperoleh konstan.

3) Variasi Konsentrasi dan ketinggian tetap dengan penambahan zat Flokulana. Zat flokulan sebanyak 0,05 gram masing-masing ditambahkan ke dalam 5 tabung kemudian ditutup.b. Kelima tabung dikocok, lalu diletakkan kembali secara bersamaan.c. Perubahan ketinggian dicatat setiap selang waktu 30 detik.

6. DATA PENGAMATAN

Data praktikum yang diperoleh pada praktikum sedimentasi :

Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variable kontrol.Not( menit)H(400 mm)H(500 mmH(600 mm)H(700 mm)H(800 mm)

10400500600700800

25283385475570660

310195245370460530

415105140260340420

5207095165240310

6256380117147195

7305570103128148

835536891109133

940526683104120

104551647992110

115050637789100

12554962768695

13604861748590

14654760738388

15704659728287

16754658707986

17804657697785

18854657687684

19904657687684

20954657687684

Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol.NoT( menit)H (800mm) 1H (800mm)2H (800mm)3H (800mm)4H (800 mm)5

10800800800800800

25580590670690710

310380390520590600

41580100380480490

5207289260390400

6256376120300310

7306172101200210

835597090123135

940556782112121

1045546678101112

115052647694104

12555163758896

13605061748392

14654960728190

15704859718089

16754758707988

17804757697887

18854757697786

19904757697786

20954757697786

Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol dan dengan tambahan zat flokulan.NoT( detik)H(800mm) 1H(800 mm)2H(800 mm)3H(800mm)4H(800mm)5

10800800800800800

230125500470585602

360120270340400435

490105255195250306

512096135170220262

615089126155200238

718085116145185221

821083110138175206

924082105130165196

1027079101126156187

113007898122155179

123307895120146173

133607693116143167

143907692114139164

154207591113135159

164507590112133156

174807589110131154

185107488109129151

195407487108128149

205707387107126148

216007386106124145

226307385105123145

236607385105122142

246907385105121142

257207385105120140

267507385105119139

277807385105118138

288107385105118137

298407385105117136

308707385105116135

319007385105115134

329307385105115134

339607385105114133

349907385105114132

3510207385105113131

3610507385105113130

Hasil dan Pembahasan Percobaan Percobaan 1 (Perbedaan Ketinggian)Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variable kontrol.Data yang akan diolah yang berada pada daerah kompresit(waktu)H (Tabung 1)H (Tabung 2)H (Tabung 3)H (Tabung 4)H (Tabung 5)

2070165

256380117147

305570103128148

35536891109133

40526683104120

4551647992110

5050637789100

554962768695

604861748590

6560738388

7059728287

75707986

Grafik Hubungan antara waktu (menit) dengan Ketinggian interface (cm) untuk ketinggian yang berbeda dan komposisi yang sama

Selisih ketinggian suspensi terhadap ketinggian sedimentasi untuk ketinggian sama dengan komposisi beda :

waktuln(H-He) Tb. 1ln(H-He) Tb. 2ln(H-He) Tb. 3ln(H-He) Tb. 4ln(H-He) Tb. 5

203,178053834,574710979

252,8332133443,1354942163,8918202984,262679877

302,1972245772,5649493573,5553480613,9512437194,158883083

351,9459101492,3978952733,1354942163,4965075613,891820298

401,7917594692,1972245772,7080502013,332204513,583518938

451,6094379121,9459101492,3978952732,7725887223,258096538

501,3862943611,7917594692,1972245772,5649493572,772588722

551,0986122891,6094379122,0794415422,3025850932,397895273

600,6931471811,3862943611,7917594692,1972245771,791759469

651,0986122891,6094379121,9459101491,386294361

700,6931471811,3862943611,7917594691,098612289

750,6931471811,0986122890,693147181

Menentukan nilai konstanta pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc) :Tabung ALn(H He) = -b . t + Ln(Hc He)Diperoleh regresi linear Y= y = -0,057x + 4,139 Slope = - b- 0,057= - bb = 0,057

Intercept= Ln(Hc-He)4,139= Ln(Hc-He)E3,76= Hc-HeHc= e4,139 + 48Hc= 108,7401 cm

Untuk nilai nilai tabung yang lain dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel Hasil perhitungan laju pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc) berdasarkan grafik.slopeintercepHoHeHc

0,0574,13940048108,7401

0,0473,90250059106,5014

0,0615,41360070292,3035

0,0575,30770079277,7441

0,085,92980086459,7785

Grafik Hubungan antara ketinggian H (cm) dengan konstanta pengendapan (b) untuk ketinggian yang berbeda dan komposisi yang sama.

Grafik Hubungan antara ketinggian H (cm) dengan ketinggian kritis untuk ketinggian yang berbeda dan komposisi yang sama.

Pada percobaan sedimentasi ini terdapat 3 perlakuan yang berbeda. Yang pertama adalah mengamati laju sedimentasi pada larutan kapur dengan konsentrasi yang sama tetapi ketinggiannya berbeda. Yang kedua adalah mengamati laju sedimentasi pada larutan kapur dengan ketinggian yang sama tetapi konsentrasi berbeda. Yang ketiga adalah mengamati laju sedimentasi pada larutan kapur dengan konsentrasi yang berbeda dengan penambahan 0,05 gram flokulan. Ketiga perlakuan ini masing-masing bertujuan untuk melihat pengaruh yang terjadi terhadap pengendapan. Pada percobaan pertama yaitu konsentrasi sama dan ketinggian yang berbeda,pada grafik hubungan antara waktu dan ketinggian,terlihat bahwa semakin tinggi suspensinya maka konstanta pengendapannya semakin kecil yang berarti waktu yang dibutuhkan untuk laju pengendapan semakin lama.Pada grafik hubungan antara ketiggian awal dan ketinggian kritis terlihat bahawa semakin tinggi suspensinya ketinggian kritisnya juga semakin tinggi.

Percobaan 2 (Perbedaan Konsentrasi)Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol.Grafik Hubungan antara waktu (menit) dengan Ketinggian interface (cm) untuk ketinggian yang sama dan komposisi yang berbeda.

Data yang akan diolah yang berada pada daerah sebelum kompresi.

(t)H1 (800mm)H2(800mm)H3(800mm)H4(800mm)H5(800mm)

0800800800800800

5580590670690710

10380390520590600

1580100380480490

207289260390400

Hasil perhitungan Ln C dan Ln dH/dt

CLn Cdh/dt

2,50,91629136,4

3,121,13783335,55

3,751,32175627

4,371,47476320,5

51,60943820

Grafik Hubungan antara Ln C dengan dH/dT untuk ketinggian yang sama dan komposisi berbeda.

Hasil penentuan nilai dan berdasarkan grafik.-dH/dt = . CBY= -1,000x + 4,588

PERCOBAAN

Ketinggian sama, komposisi beda tanpa penambahan flokulan-1,0004,588

Pada percobaan kedua menggunakan variasi konsentrasi dan ketinggian yang sama,pada grafik kita dapat melihat bahwa ternyata perbedaan konsentrasi suatu campuran mempengaruhi laju pengendapan sedimennya.Dimana,semakin besar konsentrasinya maka laju pengendapan sedimennya semakin kecil, waktu yang dibutuhkan untuk sedimen mengendap semakin besar.

Percobaan 3 (Penambahan Flokulan )Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol dan dengan tambahan zat flokulan.Grafik Hubungan antara waktu (menit) dengan Ketinggian (cm) untuk ketinggian yang samadan komposisi berbeda dengan penambahan Flokulan.

Tabel Hasil perhitungan Ln C dan Ln dH/dt

CLn Cdh/dt

2,50,9162907321360

3,121,1378330021060

3,751,32175584920

4,371,474763009800

51,609437912730

Grafik Hubungan antara Ln C dengan Ln dH/dT untuk ketinggian yang sama dan komposisi berbeda dengan penambahan flokulan.

Tabel Hasil penentuan nilai dan berdasarkan grafik 3.3-dH/dt = . CBy = -897,2x + 2133PERCOBAAN

Ketinggian sama, komposisi beda dengan penambahan flokulan-897,22133

Pada percobaan ketiga dapat diketahui penambahan flokulan akan membuat partikel-partikel sediment yang kecil akan bergabung untuk membentuk flok-flok (sediment yang lebih besar ukuran partikelnya),penambahan flokulan untuk cairan yang mempunyai ketinggian yang sama dengan komposisi yang berbeda akan membuat pengendapan sediment-nya akan lebih cepat dari waktu yang semestinya, hal ini terjadi karena muatan-muatan partikel-partikel kecil ini saling menarik untuk membentuk partikel yang lebih besar lagi. Terlihat juga dari hasil grafik didapatkan nilai & ,dimana pada percobaan kedua nilai & yang diperoleh besar sedangkan pada percobaan ketiga nilai & yang diperoleh kecil.

PEMBAHASANPada kesempatan ini kami akan membahas mengenai hasil dari praktikum sedimentasi. Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk memahami proses dari sedimentasi serta factor-faktor yang mempengaruhinya.Dengan adanya praktikum ini, kami jadi lebih mengerti apa itu sedimentasi. Menurut pendapat saya dan dari berbagai sumber informasi yang pernah saya dapatkan, Sedimentasi adalah proses pengendapan Padatan Tersuspensi dalam suatu larutan khususnya air . Selain itu, ternyata proses sedimentasi ini bukan hanya suatu proses penjernihan air, namun proses sedimentasi juga adalah proses yang terjadi di alam namun dengan kasus yang lain.Kami juga telah memahami factor-faktor apa yang dapat mempengaruhi proses sedimentasi ini. Faktor pertama yang mempengaruhi proses sedimentasi adalah gaya grafitasi. Karena adanya gaya gravitasi maka seiring berjalannya waktu Padatan tersuspensi lama kelamaan akan bergerak turun ke bawah mengikuti gravitasi bumi. Hal ini dapat diamati pada grafik di atas. Dari nilai di atas dapat dilihat bahwa grafik mengarah turun, karena lama kelamaan ketinggian (sumbu y) semakin kecil.Berikutnya factor yang mempengaruhi sedimentasi adalah nilai berat jenis dari Padatan Tersuspensi tersebut. Karena semakin berat partikel tersuspensi tersebut, maka semakin cepat pula partikel tersebut untuk mengendap lebih cepat mengalami keadaan konstan dibandingkan percobaan yang lain , hal ini disebabkan berat jenis dari partikelnya jauh lebih berat dibandingkan dengan percobaan lainnya.Faktor terakhir adalah adanya penambahan Koagulan/Flokulan dalam proses. Tujuan dari penambahan zat ini adalah untuk melakukan penngabungan partikel partikel suspense yang awalnya berukuran kecil menjadi lebih besar, sehingga berat jenisnya juga semakin besar dan semakin mudah untuk mengendap.

KESIMPULANDari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :1. Semakin tinggi larutan maka waktu yang diperlukan untuk laju pengendapan akan semakin lama, karena jarak jatuh sedimentnya lebih jauh sehingga proses pengendapan berlangsung lebih lama.2. Semakin banyak komposisi/konsentrasi suspensi (kapur) maka laju pengendapan juga semakin rendah akan tetapi waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan semua partikel-partikel sedimentnya lebih lama.3. Penambahan flokulan akan mempercepat terjadinya sedimentasi karena adanya kemampuan untuk menarik setiap partikel-partikel kecil untuk bergabung membentuk partikel yang lebih besar dengan jumlah muatan yang lebih besar pula sehingga partikelnya yang lebih besar dan berat.4. Dari grafik hubungan antara ln C vs (dH/dt) pada konsentrasi yang berbeda dengan ketinggian yang sama , nilai =--1,000 dan nilai =4,588 sedangkan dari grafik hubungan antara ln C vs (dH/dt) pada konsentrasi beda, ketinggian sama dengan penambahan flokulan, nilai = -897,2 dan nilai =2133

DAFTAR PUSTAKA Buku panduan praktikum Laboratorium Satuan Operasi; Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujumg Pandang, 2015. http://masnilala.blogspot.com/2013/10/sedimentasi.html http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/17/sedimentasi/

Laboratorium SATOP 1Semester IV2014/2015LAPORAN PRAKTIKUMSEDIMENTASI

Pembimbing : Kelompok : SATU( 1)Tgl. Praktikum : 18 Maret 2015

Nama : MUHAMMAD ILHAM BASRINim : 33113011Kelas : 2.B TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2014/2015


Top Related