Download - Sedimentasi Ali

Transcript
Page 1: Sedimentasi Ali

SEDIMENTASI

1. TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk memahami proses dari

sedimentasi serta factor-faktor yang mempengaruhinya.

2. PERINCIAN KERJA

a. Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variable kontrol.

b. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol.

c. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol dan dengan

tambahan zat flokulan.

3. ALAT DAN BAHAN

Alat – alat yang digunakan:

Gelas kimia 500 ml 1 buah

Gelas kimia 300 ml 3 buah

Spatula 1 buah

Ayakan 1 buah

Stopwatch 1 buah

Neraca 1 buah

Alat sedimentasi 1 set

Bahan – bahan yang digunakan :

Kapur (CaCO3)

Air bersih

Zat flokulan : Lead(II) trihydrat acetate (Pb(CH3COOH)2.3H2O)

Page 2: Sedimentasi Ali

4. DASAR TEORI

Proses sedimentasi adalah proses separasi secara mekanis yang memanfaatkan

gaya grafitasi bumi. Sedimentasi dilakukan untuk memisahkan partikel-partikel padat

maupun cair dari suatu cairan atau gas tertentu. Melalui proses sedimentasi ini, maka

partikel-partikel padat dapat diklasifikasikan menurut massa jenis dan ukuran partikelnya.

Contoh proses sedimentasi ini :

Pengendapan lumpur dan zat padat lainnya pada cairan yang keruh.

Pemisahan minyak dan air ditempat pencucian mobil.

Dibandingkan dengan proses filtrasi, maka proses sedimentasi cenderung lebih

ekonomis jika partikel-partikel penyusun campuran tersebut memiliki perbedaan massa

jenis yang besar, ukuran partikel yang besar dan campuran tersedia dalam jumlah yang

sangat banyak.

Gambar 1a memperlihatkan suspensi didalam suatu tabung pengendap dengan

kedalaman Ho dan dibiarkan mengendap dengan sendirinya dalampengaruh gaya berat.

Sesuai dengan laju pengendapannya, maka akan trbentuk endapan didasar tabung pada

zone D dan bersamaan dengan itu terbentuk pula suatu lapisan – lapisan lain (zone A, B

dan C seperti terlihat pada gambar 1b).

Zone A adalah suatu lapisan dimana terdapat suatu cairan yang paling jernih,

sedangkan zone B adalah lapisan dimana terdapat suspensi awal. Dibawah zone B

terdapat zone C yang mengandung partikel - partikel padat dengan komposisi lebih besar

daripada dizone B. Jika partikel padat pada suspensi sulit teraglomerasi, maka zane A

akan terlihat agak keruh sekeruh zone B sehingga batas antar muka (interface) zane A dan

zone B menjadi kabur dan sulit diamati.

Page 3: Sedimentasi Ali

Selama proses pengendapan berlangsung, kedalaman zone A dan zone D

bertambah, sedangkan zone C tetap dan zone B berkurang (gambar 1c). Dengan makin

bertambahnya zone D, maka terjadi pula proses pemampatan (kompresi), dimana ruang-

ruang antar partkiel dibagian bawah zone D yang terisi oleh cairan seakan–akan terperas

keluar akibat tertekan oleh berat partikel-partikel yangterus berjatuhan dari zone C.Proses

pemampatan ini mengakibatkan memadatnya endapan dibagian bawah zone D.

Seterusnya setelah zone B makin menipis dan akhirya menghilang, perlahan-lahan

zone C juga akan ikut menghilang sehingga akhirnya seluruh partikel – partikel padat

berada di zone D (gambar 1d). Setelah itu praktis hanya proses pemampatan saja yang

masih berlangsung. Proses pemampatan ini akan berhenti jika telah terjadi kondisi

kesetimbangan mekanik antara zat cair dengan endapan. Dengan selesainya prose

pemampatan ini, maka selesai pula proses pengendapan (gambar 1e).

Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan pertikel untuk berinteraksi,

sedimentasi dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe (dapat dilihat pada gambar V.1), yaitu:

1.   Settling tipe I: merupakan pengendapan partikel diskret, partikel mengendap secara

individual dan tidak ada interaksi antar-partikel.

2.   Settling tipe II: merupakan pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi antar-

partikel sehingga ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan bertambah.

3.   Settling tipe III: merupakan pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya antar-

partikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap.

4.   Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikelyang telah mengendap yang tejadi karena

berat partikel.

Page 4: Sedimentasi Ali

Laju sedimentasi partikel dapat diamati secara garfish dengan menggambarkan

setiap halaman interface zane A dan zone B pada satuan waktu tertentu. Laju sedimentasi

suatu suspensi tertentu bergantung kepada banyak faktor antara lain:

1. Komposisi suspensi

Laju pembentukan endapan menurun dengan meningkatnya komposisi tetapi

penurunannya lebih lambat dari pada saat komposisi meningkat.Semakin tinggi

komposisi suspensi semakin rendah pula laju turunnya garis padatan karena besarnya

kecepatan ke atas cairan yang dipindahkan.Berdasarkan komposisi dan sifat partikel

untuk berinteraksi dari suspensi yang akan mengendap tipe sedimentasi dibedakan

atas 4 type yaitu:

a) Tipe 1: Klasifikasi tingkat 1

Menunjukkan pengendapan dari partikel bebas yang ada dalam suspensi yang

mempunyai komposisi kepadatan rendah.partikel akan mengendapkan secara

individu dan tidak berinteraksi dengan partikel sekelilingnya.

b) Tipe 2: Klasifikasi tingkat 2

Menunjukkan pengendapan dari partikel yang mempunyai kecenderungan untuk

berinteraksi atau dengan mengumpul partikel sekelilingnya pada suspensi yang

mempunyai kepadatan rendah.Dengan penggumpalan,massa partikel bertambah

besar dan akan diendapkan dalam waktu yang lama.

c) Tipe 3: Klasifikasi daerah pengendapan

Page 5: Sedimentasi Ali

Menunjukkan pengendapan yang mempunyai komposisi tinggi dimana gaya

interaksi antara partikel cenderung untuk tetap dalam posisinya dan menyebabkan

pengendapan partikel secara merata sehingga terlihat suatu perbedaan yang jelas

pada lapisan permukaan cairan .

d) Tipe 4: Daerah kompresi

Menunjukkan pengendapan partikel sedemikian rupa sehingga bentuk suatu

struktur yang kompak. Hal ini disebabkan oleh massa partikel yang bertambah

secara terus menerus selama proses pengendapan berlangsung.

2. Perbandingan luas permukaan dengan kedalaman suspensi

Semakin luas permukaan suatu suspensi maka kedalaman suspensi tersebut semakin

rendah maka proses pengendapannya pun akan berlangsung semakin cepat.

3. Ukuran partikel

Semakin besar ukuran partikel maka proses pengendapan akan semakin cepat dan

sebaliknya semakin kecil ukuran partikel maka proses pengendapan akan berlangsung

lambat.

4. Adanya zat flokulan yang memicu menggumpalnya partikel- partikel menjadi

partikel berukuran lebih besar.

Dengan penambahan flokulan akan banyak membantu pembentukan

gumpalan-gumpalan baru karena terdapat inti dari kelompok-kelompok yang saling

bersatu sehingga akan terbentuk endapan yang lebih besar dan berat yang sangat

mudah dipisah.Penggabungan partikel dapat terjadi bilamana ada kontak antara

partikel tersebut.Pada flokulasi terjadi penambahan volume, massa dan kohesi dari

partikel-partikel.Ukuran partikel ini diubah dengan cara:

a) Difusi sempurna secara cepat dari koagulan dengan pengadukan singkat.

b) Pengadukan secara perlahan-lahan dan merata untuk menambah muatan partikel-

partikel koloid.

c) Pemakaian produk sebagai agen flokulasi dengan mempercepat reaksi.

5. Pengadukan

Pengadukan data menyebabkan penggabungan partikel melalui kontak yang

dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri.Semakin cepat pengadukan maka akn

Page 6: Sedimentasi Ali

semakin lambat proses pengendapan dan sebaliknya.Hal ini terjadi karena apabila

pengadukan cepat maka flok yang sudah terbentuk pecah lagi atau flok belum

terbntuk secara sempurna.

6. Aliran

Aliran berpengaruh terhadap komposisi cairan suspensi yang tidak seragam.

Peningkatan laju alir massa sebagai akibat tingginya densitas padatan dalam lapisan

sediment sehingga proses pengendapan berlangsung lambat.

Dalam percobaan ini dipelajari 4 faktor yang mempengaruhi kecepatan

pengendapan suatu suspensi, yakni faktor ketinggian suspensi, faktor komposisi

suspensi, faktor penambahan zat flokulan dan ukuran partikel.

Zat flokulan adalah zat yang memiliki sifat mampu membentuk partikel – partikel

menjadi suatu flok ( gabungan partikel – partikel menjadi partikel berukuran lebih

besar). Sehingga pengendapan berlangsung relative lebih cepat.

Berikut adalah rumus sedimentasi :

Ln (H – He) = -kt + Ln( Hc – He )

Keterangan :

H : Ketinggian interface A – B pada saat t

He : Ketinggian akhir sediment

Hc : Ketinggian kritis, yakni ketinggian interface A – D

t : Waktu proses sedimentasi

k : Konstanta pengendapan.

Page 7: Sedimentasi Ali

5. PROSEDUR PENGERJAAN

Peralatan dan bahan yang digunakan Disiapkan.

Bubuk kapur Diayak kedalam baskom

A. Percobaan 1 : Variasi Ketinggian Dengan Konsentrasi ( 5% CaCO3 )

1) Kapur ditimbang sebanyak 40 gram, 50 gram, 60 gram, 70 gram, dan 80 gram.

2) Kapur yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam masing-masing tabung A,

B, C, D dan E.

3) Air ditambahkan ke dalam masing-masing tabung dengan ketinggian hingga

(400 mm,500 mm,600 mm,700 mm,800 mm) dengan cara menambahkan air

sebanyak (800 ml,1000 ml,1200 ml,1400 ml,1600 ml) ke dalam masing-

masing tabung, lalu tabung ditutup dengan penutupnya.

4) Kemudian masing-masing tabung dikocok dan pada saat bersamaan, kelima

tabung diletakkan di tempat sedimentasi.

5) Perubahan ketinggian dari kelima tabung tersebut diamati setiap selang waktu

5 menit.

6) Pengamatan dihentikan setelah tercapai ketinggian yang konstan.

B. Percobaan 2 : Variasi konsentrasi dengan ketinggian sama

1) Setelah percobaan 1 selesai, tabung dilepas terlebih dahulu dari alat

sedimentasi.

2) Kemudian masing-masing tabung ditambahkan dengan air hingga

ketinngiannya sama. Dalam hal ini, ketinggian yang kami patok adalah

sebanyak 800 mm. Sehingga mengakibatkan konsentrsi dari kapur

berubah menjadi 2,5% , 3,12% , 3,75% , 4,35% ,5%.

3) Tabung ditutup dengan rapat, lalu dilakukan pengocokan lagi secara

bersamaan dan diberhentikan secara bersamaan. Pada saat kocokan

dihentikan, stopwatch dinyalakan untuk mengukur waktu sedimentasi.

Tabung kemudian dipasangkan kembali pada alat sedimentasi.

4) Tiap 5 menit dilakukan pengamatan pada ketinggian suspensi dalam

larutan menjadi konstan.

C. Percobaan 3 : Konsentrasi CaCo3 berbeda, Ketinggian 800 mm, + Flokulan

1) Setelah percobaan ke 2 selesai, tabung dilepas terlebih dahulu dari alat

sedimentasi.

2) Timbang masing-masing 0,05 gram flokulan unuk tiap tabung.

3) Kemudian zat flokulan ditambahkan pada tiap tabung sedimentasi.

Page 8: Sedimentasi Ali

4) Kemudian ke 5 tabung dikocok secara bersamaansetelah itu tabung di

pasang ke alat sedimentasi.

5) Pengamatan ketinggian pengendepan dilakukan tiap 30 detik.

6. DATA PENGAMATAN

Data praktikum yang diperoleh pada praktikum sedimentasi :

Tabel 1.1. Data Variasi Ketinggian dengan Konsentrasi 5% CaCO3

No

T( menit

)

H(400 mm)

H(500 mm)

H(600 mm)

H(700 mm)

H(800 mm)

1 0 400 500 600 700 8002 5 283 385 475 570 6603 10 195 245 370 460 5304 15 105 140 260 340 4205 20 70 95 165 240 3106 25 63 80 117 147 1957 30 55 70 103 128 1488 35 53 68 91 109 1339 40 52 66 83 104 12010 45 51 64 79 92 11011 50 50 63 77 89 10012 55 49 62 76 86 9513 60 48 61 74 85 9014 65 47 60 73 83 8815 70 46 59 72 82 8716 75 46 58 70 79 8617 80 46 57 69 77 8518 85 46 57 68 76 8419 90 46 57 68 76 8420 95 46 57 68 76 84

Tabel 1.2. Data Variasi Konsentrasi dengan Ketinggian 800 mm

Page 9: Sedimentasi Ali

No T( menit)

H(800mm) 1

H(800m

m)2

H (800m

m)3

H(800m

m)4

H(800 mm)

51 0 800 800 800 800 8002 5 580 590 670 690 7103 10 380 390 520 590 6004 15 80 100 380 480 4905 20 72 89 260 390 4006 25 63 76 120 300 3107 30 61 72 101 200 2108 35 59 70 90 123 1359 40 55 67 82 112 12110 45 54 66 78 101 11211 50 52 64 76 94 10412 55 51 63 75 88 9613 60 50 61 74 83 9214 65 49 60 72 81 9015 70 48 59 71 80 8916 75 47 58 70 79 8817 80 47 57 69 78 8718 85 47 57 69 77 8619 90 47 57 69 77 8620 95 47 57 69 77 86

Page 10: Sedimentasi Ali

Tabel 1.3. Data Konsentrasi sama, Ketinggian sama, + Flokulan

No

T( detik

)

H(800mm) 1

H(800 mm)

2

H(800 mm)

3

H(800mm

)4

H(800mm

)5

1 0 800 800 800 800 8002 30 125 500 470 585 6023 60 120 270 340 400 4354 90 105 255 195 250 3065 120 96 135 170 220 2626 150 89 126 155 200 2387 180 85 116 145 185 2218 210 83 110 138 175 2069 240 82 105 130 165 19610 270 79 101 126 156 18711 300 78 98 122 155 17912 330 78 95 120 146 17313 360 76 93 116 143 16714 390 76 92 114 139 16415 420 75 91 113 135 15916 450 75 90 112 133 15617 480 75 89 110 131 15418 510 74 88 109 129 15119 540 74 87 108 128 14920 570 73 87 107 126 14821 600 73 86 106 124 14522 630 73 85 105 123 14523 660 73 85 105 122 14224 690 73 85 105 121 14225 720 73 85 105 120 14026 750 73 85 105 119 13927 780 73 85 105 118 13828 810 73 85 105 118 13729 840 73 85 105 117 13630 870 73 85 105 116 13531 900 73 85 105 115 13432 930 73 85 105 115 13433 960 73 85 105 114 13334 990 73 85 105 114 13235 1020 73 85 105 113 13136 1050 73 85 105 113 130

7. Perhitunggan

Page 11: Sedimentasi Ali

A.Percobaan 1 : Variasi Ketinggian dengan Konsentrasi 5% CaCO3

2.1 Grafik Hubungan antara Waktu (t) Vs Ketinggian (h)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Tabung 1tabung 2Tabung 3Tabung 4Tabung 5

t (menit)

h (m

m)

Tabel 2.1 Data Daerah Kompresi

T(waktu

)

H(Tabung

1)

H(Tabung

2)

H(Tabung

3)

H(Tabung

4)

H(Tabung

5)20 70 16525 63 80 117 14730 55 70 103 128 14835 53 68 91 109 13340 52 66 83 104 12045 51 64 79 92 11050 50 63 77 89 10055 49 62 76 86 9560 48 61 74 85 9065 60 73 83 8870 59 72 82 8775 70 79 86

Tabel 2.2 Selisih ketinggian suspensi terhadap ketinggian sedimentasi

Page 12: Sedimentasi Ali

waktu ln(H-He) Tb. 1

ln(H-He) Tb. 2

ln(H-He) Tb. 3

ln(H-He) Tb. 4

ln(H-He) Tb. 5

20 3,17805383 4,574710979

25 2,833213344

3,135494216

3,891820298

4,262679877

30 2,197224577

2,564949357

3,555348061

3,951243719 4,158883083

35 1,945910149

2,397895273

3,135494216

3,496507561 3,891820298

40 1,791759469

2,197224577

2,708050201

3,33220451 3,583518938

45 1,609437912

1,945910149

2,397895273

2,772588722 3,258096538

50 1,386294361

1,791759469

2,197224577

2,564949357 2,772588722

55 1,098612289

1,609437912

2,079441542

2,302585093 2,397895273

60 0,693147181

1,386294361

1,791759469

2,197224577 1,791759469

65 1,098612289

1,609437912

1,945910149 1,386294361

70 0,693147181

1,386294361

1,791759469 1,098612289

75 0,693147181

1,098612289 0,693147181

Grafik 2.2 hubungan antara waktu (t) Vs Ln(H-He)

10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

f(x) = − 0.0613101235391023 x + 5.41394954063163

f(x) = − 0.0475406036761247 x + 3.90254813469437

f(x) = − 0.0806107960409672 x + 5.92922044699731f(x) = − 0.0579091466753395 x + 5.30739026623096

f(x) = − 0.0570058747812341 x + 4.13952978156112

t vs Ln(H-He)

Tabung 1Linear (Tabung 1)Tabung 4Linear (Tabung 4)Tabung 5Linear (Tabung 5)Tabung 2Linear (Tabung 2)Tabung 3Linear (Tabung 3)

t(waktu)

Ln(H

-He)

Menentukan nilai konstanta pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc) :

Page 13: Sedimentasi Ali

Tabung A

Ln(H – He) = -b . t + Ln(Hc – He)

Diperoleh regresi linear Y= y = -0,057x + 4,139

Slope = - b- 0,057 = - bb = 0,057

Intercept = Ln(Hc-He)4,139 = Ln(Hc-He)E3,76 = Hc-HeHc = e4,139 + 48Hc = 108,7401 cm

Untuk nilai – nilai tabung yang lain dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3. Data perhitungan laju pengendapan (b) dan ketinggian kritis (Hc)

berdasarkan grafik.

slope intercep Ho He Hc0,057 4,139 400 48 108,74010,047 3,902 500 59 106,50140,061 5,413 600 70 292,30350,057 5,307 700 79 277,74410,08 5,929 800 86 459,7785

Grafik2.3.Hubungan antara ketinggian Ho (mm) Vs konstanta pengendapan solpe (b)

350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 8500

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

f(x) = 0.000056 x + 0.0268

Series2Linear (Series2)

Ho

b (s

lope

)

Page 14: Sedimentasi Ali

Grafik 2.4 Hubungan antara Ho (mm) Vs Hc (mm)

350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 8500

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

f(x) = 0.873319729108168 x − 274.978331988764

Series2Linear (Series2)

Ho

Hc

Page 15: Sedimentasi Ali

B. Percobaan 2 : Variasi Konsentrasi Dengan Ketinggian 800 mm

Perhitumhan konsentrasi

%CaCo 3=massa CaCo3V Tabung

×100 %

Untuk Tabung 1

%CaCO 3=40 gram1600 ml

×100 %=2,5 %

Nilai selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Data Konsentrasi

no massa (gr) volume (ml) % CaCO31 40 1600 2,52 50 1600 3,123 60 1600 3,754 70 1600 4,355 80 1600 5

Grafik 3.1 Hubungan Antara Waktu (t) Vs Ketinggian (H)

Tabel 3.1 Data yang akan diolah yang berada pada daerah sebelum kompresi.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

100200300400500600700800900

t vs H

Series2Series4Series6Series8Series10

t (menit)

H (m

m)

Page 16: Sedimentasi Ali

(t) H1 (800mm

)

H2(800mm)

H3(800mm

)

H4(800mm

)

H5(800mm

)0 800 800 800 800 8005 580 590 670 690 71010 380 390 520 590 60015 80 100 380 480 49020 72 89 260 390 400

Tabel 3.2 Data perhitungan Ln C dan dH/dt

C Ln C dh/dt2,5 0,91629

136

3,12 1,137833

35,55

3,75 1,321756

27

4,37 1,474763

20,5

5 1,609438

20

Grafik 3.2. Hubungan antara Ln C Vs Ln dH/dT

0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.70

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

f(x) = − 897.209956298525 x + 2133.20970776016R² = 0.96932878498937

dh/dtLinear (dh/dt)

ln c

dh/d

t

Hasil penentuan nilai β dan berdasarkan grafik.

-dH/dt = . CB

Y= -897,21x + + 2133,2

Page 17: Sedimentasi Ali

PERCOBAAN β

Ketinggian sama, komposisi beda tanpa penambahan flokulan

-897,21 2133,2

C. Percobaan 3 : Penambaha Flukulan

Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variable kontrol dan dengan

tambahan zat flokulan.

Grafik 4.1 Hubungan antara waktu (t) Vs Ketinggian (H) untuk ketinggian yang sama dan komposisi berbeda dengan penambahan Flokulan.

Tabel Hasil perhitungan Ln C dan dH/dt

C Ln C dh/dt2,5 0,916290732 13603,12 1,137833002 10603,75 1,32175584 9204,37 1,474763009 800

0 200 400 600 800 1000 12000

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Tabung 1Tabung 2Tabung 3Tabung 4Tabung 5

t (waktu)

H (m

m)

Page 18: Sedimentasi Ali

5 1,609437912 730

Grafik 4.2. Hubungan antara Ln C Vs dH/dT untuk ketinggian yang sama dan komposisi berbeda dengan penambahan flokulan.

Tabel Hasil penentuan nilai β dan berdasarkan grafik 3.3

-dH/dt = . CB

y = -897,2x + 2133

PERCOBAAN β

Ketinggian sama, komposisi beda dengan penambahan flokulan

-897,2 2133

0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.70

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

f(x) = − 897.209956298525 x + 2133.20970776016

Ln C

Ln d

H/dT

Page 19: Sedimentasi Ali

8. PEMBAHASAN

Pada percobaan sendimentasi yang telah dilakukan bertujuan untuk

memahami proses dari sedimentasi serta factor-faktor yang mempengaruhinya.

Dengan diakukan praktikum ini saya dapat menyimpulkan bahwa Sedimentasi

adalah proses pemisahan antara slurry dengan supernatant baik secara kimia

maupun secara mekanik. Kami juga telah memahami factor-faktor apa yang

dapat mempengaruhi proses sedimentasi ini. Dalam hal ini saya menggunakan

sebuah grafik gabungan Tabung 2 pada Percobaan 1,2,&3 untuk memudahkan

dalam menjelaskan factor-faktor tersebut.

Grafik 5.1 hubungan antara Waktu (t) Vs Ketiggian (H) Pada Tabung 1

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 200

100

200

300

400

500

600

700

800

900

knsentrsai sama beda ket-inggian 400 mm800 mm beda konsentrasi800mm + flokulan

t (menit)

H (m

m)

Page 20: Sedimentasi Ali

Faktor pertama yang mempengaruhi proses sedimentasi adlah gaya

grafitasi. Karena adanya gaya gravitasi maka seiring berjalannya waktu Padatan

tersuspensi lama kelamaan akan bergerak turun ke bawah mengikuti gravitasi

bumi. Hal ini dapat diamati pada grafik di atas. Dari nilai di atas dapat dilihat

bahwa grafik mengarah turun, karena lama kelamaan ketinggian (sumbu y)

semakin kecil.

Berikutnya factor yang mempengaruhi sedimentasi adalah nilai berat

jenis dari Padatan Tersuspensi tersebut. Karena semakin berat partikel

tersuspensi tersebut, maka semakin cepat pula partikel tersebut untuk

mengendap. Dalam grafik diatas dapat diamati bahwa kurva pada C&H sama +

flokulan (hijau) lebih cepat mengalami keadaan konstan dibandingkan dengan

kurva lainnya, hal ini disebabkan pada percobaan dengan kurva tersebut, berat

jenis dari partikelnya jauh lebih berat dibandingkan dengan percobaan lainnya.

Faktor terakhir adalah adanya penambahan Koagulan/Flokulan dalam

proses. Tujuan dari penambahan zat ini adalah untuk melakukan penngabungan

partikel partikel suspense yang awalnya berukuran kecil menjadi lebih besar,

sehingga berat jenisnya juga semakin besar dan semakin mudah untuk

mengendap.

Dari grafik 5.1 di atas,seperti yang dibahas sebelumnya kurva berwarna

hijau lebih cepat mengalami keadaan konstan dibandingkan dengan kurva

lainnya karena partikelnya memiliki berat jenis yang lebih besar. Hal ini biasa

terjadi karena adanya penambahan Flokulan pada sampel sehingga membentuk

partikel yang ukurannya lebih besar dan lebih berat.

Itulah kenapa dalam proses pengolahan air dengan metode sedimentasi,

dilakukan penambahan Koagulan/Flokulan agar partikel tersuspensi dalam air

lebih cepat mengendap, sehingga tak perlu waktu lama untuk proses ini dan

dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya.

9. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah di lakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Semakin besar jarak tinggian antara permukaan cairan dengan dasarnya lmaka

waktu yang diperlukan untuk pengendapan akan semakin lama, karena jarak

Page 21: Sedimentasi Ali

jatuh sedimentnya lebih jauh sehingga proses pengendapan berlangsung lebih

lama.

b. Semakin tinggi konsentrasi suspensi (kapur) maka laju pengendapan juga

semakin rendah akan tetapi waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan

semua partikel-partikel sedimentnya lebih lama.

c. Penambahan flokulan akan mempercepat terjadinya sedimentasi karena

adanya kemampuan untuk menarik setiap partikel-partikel kecil untuk

bergabung membentuk partikel yang lebih besar dengan jumlah muatan yang

lebih besar pula sehingga partikelnya yang lebih besar dan berat.

d. Dari grafik hubungan antara ln C vs (dH/dt) pada konsentrasi yang berbeda

dengan ketinggian yang sama , nilai =--1,000 dan nilai =4,588 sedangkan

dari grafik hubungan antara ln C vs (dH/dt) pada konsentrasi beda, ketinggian

sama dengan penambahan flokulan, nilai = -897,2 dan nilai =2133

Page 22: Sedimentasi Ali

Daftar Pustaka

a) Buku panduan praktikum Laboratorium Satuan Operasi; Teknik Kimia Politeknik

Negeri Ujumg Pandang, 2015.

b) http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/17/sedimentasi/

c) Meurah, Cut, dkk. Geografi. Jakarta : PT. Phibeta  Aneka Gama, 2006

d) Uli H, Marah dan Asep Mulyadi. Geografi. Jakarta : Erlangga, 2007


Top Related