Download - Sap Nifas Poli Kandungan Haji
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Perawatan Nifas
Sasaran : Pasien IRJ Poli Kandungan RSU Haji Surabaya
Tempat : IRJ Poli Kandungan RSU Haji Surabaya
Hari/Tanggal :
Waktu : Pkl. – Selesai
I. ANALISIS INSTRUKSIONAL
1. Penyuluh : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan
Bidan
2. Peserta : Pasien IRJ Poli Kandungan RSU Haji Surabaya
II. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir penyuluhan para peserta penyuluhan dapat mengulang kembali dan
menjelaskan perawatan nifas.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian nifas
b. Peserta dapat menjelaskan tujuan perawatan nifas
c. Peserta dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada masa nifas
d. Peserta dapat menjelaskan perawatan yang dapat dilakukan saat nifas
e. Peserta dapat menjelaskan dan mempraktekkan perawatan bayi
III. MATERI
1. Pengertian Nifas
2. Tujuan Perawatan Nifas
3. Perubahan yang terjadi saat nifas
4. Perawatan Nifas
5. Perawatan Bayi
IV. METODE
Ceramah dan Diskusi
V. MEDIA
Flip Chart dan Leaflet
VI. SETTING
A. Waktu
No Waktu Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta1 3 menit Pembukaan 1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam dan menanyakan kabar.
2. Kontrak waktu3. Memperkenalkan diri.4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.5. Menyebutkan materi yang
akan diberikan.
1. Menjawab salam dan menyatakan kabar.
2. Mendengarkan3. Memperhatikan.
2. 10 menit
Kegiatan Penyuluhan
1. Menggali pengetahuan peserta Perawatan Nifas
2. Menjelaskan Perawatan Nifas
1. Mendengarkan dan memperhatikan.
3. 10 menit
Diskusi dan Evaluasi
1. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan kemudian mendiskusikan bersama-sama.
2. Menanyakan kembali materi yang telah diberikan
3. Membagikan Leaflet
1. Bertanya mengenai materi yang kurang jelas.
2. Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang diberikan.
4 2 menit Penutup 1. Penyaji menarik kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan.
2. Mengucapkan terimakasih atas kesempatan dan perhatian yang diberikan.
3. Salam penutup
1. Memperhatikan2. Mengucapkan
terimakasih kembali kepada mahasiswa yang memberikan penyuluhan.
3. Menjawab salam.
B. Ruangan
VII. PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing akademik : Dwi Purwanti, S.Kp., M.Kes
2. Moderator : Restiningsih
3. Pembicara : Maria Suci A
4. Observer : Ayunda Septi Virdani
5. Fasilitator : Ayunda Septi Virdani
VIII. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poli Kandungan RSU Haji
Surabaya
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 3 hari sebelum
dan menjelang penyuluhan dilakukan
2. Evaluasi Proses
a. Ketepatan waktu acara
b. Peserta antusias dengan diadakan penyuluhan
c. Tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai
d. Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan tepat
= Observer
= Moderator
= Pembicara
= Fasilitator
= Peserta
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat menjelaskan kembali mengenai perawatan masa nifas dan dapat
mempraktekkannya
IX. JOB DESCRIPTION
Moderator
Oleh : Restiningsih
1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4) Menyebutkan materi yang akan diberikan
5) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
6) Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
7) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi
8) Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
Pembicara
Oleh : Maria Suci A
1) Menggali pengetahuan peserta tentang Perawatan Masa Nifas
2) Menjelaskan materi perawatan nifas
3) Menjawab pertanyaan peserta
Fasilitator
Oleh : Ayunda Septi Virdani
1) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
2) Mengatur tehnik acara sebelum dimulainya penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberi
kesempatan bertanya
4) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
5) Membagi leaflet kepada peserta pada saat evaluasi
Observer
Oleh :Ayunda Septi Virdani
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan
berlangsung
3) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil
penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
I. Definisi Nifas
Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu
berikutnya (Hendry,2009).
Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2008).
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003).
II. Tujuan Perawatan Nifas
1. Memulihkan dan mempertahankan kesehatan fisik ibu dengan mobilisasi
bertahap, menjaga kebersihan, dan mencegah terjadinya anemia.
2. Memulihkan dan mempertahankan kesehatan psikologis ibu dengan
memberi dukungan dan memperkuat keyakinan ibu dalam menjalankan
peran seagai ibu.
3. Mencegah terjadinya komplikasi selama masa nifas dan bila perlu
melakukan pengobatan atau pun rujukan.
4. Memperlancar dalam pembentukan ASI
5. Memberikan KIE pada ibu dan keluarga tentang perubahan fisik dan
tanda-tanda infeksi, pemberian ASI, Asuhan pada diri sendiri, gizi
seimbang, kehidupan seksual dan kontrasepsi sehingga ibu mampu
merawat dirinya dan bayinya secara mandiri selama masa nifas (Sudjiatini,
2010)
III. Perubahan Pada Masa Nifas
Hampir semua organ mengalami perubahan pada masa nifas. Rentang
penyesuaian dapat terjadi mulai dari yang ringan sampai berat. Beberapa
perubahan penting yang harus diketahui :
Keadaan umum
1. Beberapa ibu menggigil segera setelah melahirkan namun suhu tubuh tidak
berubah.
2. Frekuensi nadi melambat, normal atau menjadi cepat akan tetapi tidak
diatas 100 dpm
3. Tekanan darah bervariasi, dalam keadaan normal tidak melebihi 140 / 90
mmHg
4. Berat badan menurun rata-rata 8 kg pasca persalinan, penurunan berat
badan lebih lanjut merupakan akibat involusi uterus, diuresis dan
tergantung apakah memberikan ASI atau tidak.
Kulit
1. Peningkaan pigmentasi didaerah wajah, dinding abdomen dan vulva mereda
namun biasanya areola mammae menjadi semakin berwarna gelap
dibandingkan sebelum kehamilan.
2. Setelah terjadi diuresis, edema mulai menghilang dalam beberapa hari.
3. Beberapa hari setelah melahirkan terjadi pengeluaran keringat yang
berlebihan.
Dinding Perut
1. Dinding abdomen menjadi lembek (kendor dan keriput) dan terjadi
divarikasi otot abdomen.
2. Striae gravidarum, bila ada maka gambaran ini tidak lenyap akan tetapi
berubah menjadi merah.
Traktus Gastrointestinal
1. Sering merasa haus.
2. Nafsu makan bervariasi dari anoreksia sampai ‘rakus’
3. Perut sering kembung dan buang angin (flatus).
4. Beberapa pasien mengeluh terjadinya sembelit akibat penurunan tonus usus
selama hamil, berkurangnya asupan makanan selama persalinan dan
pemberian enema saat persalinan. Konstipasi ini sering terjadi pada pasien
episiotomi atau wasir yang hebat.
Traktus urinarius
1. Sering terjadi retensio urine yang merupakan akibat penurunan tonus
kandung kemih selama kehamilan dan edema urethra akibat persalinan.
Disuria dan kesulitan pasase urine menyebabkan retensio urine total atau
terjadi rentensio dengan inkontinensia. Kandung kemih penuh mengganggu
kontraksi uterus.
2. Diuresis terjadi pada hari kedua dan ketiga masa nifas. Pada penderita
edema, diuresis terjadi segera setelah persalinan.
3. Inkontinesia (kebocoran urine) sering terjadi saat pasien tertawa atau batuk.
Inkontinensia dapat terjadi sejak saat kehamilan dan berlanjut sampai masa
nifas. Inkontinensia urine dapat menjadi semakin berat namun biasanya
dapat diatasi dengan latihan otot dasar panggul.
Latihan dasar panggul ( Kegel Exercise ). Otot-otot yang dilatih adalah otot
yang bertugas untuk menghentikan aliran urine. Otot-otot ini dilatih dengan
cara mengencangkannya sekuat mungkin seolah-olah sedang menghentikan
aliran urine. Latihan dilakukan 4 kali sehari, masing-masing selama 10
menit.
Fungsi kandung kemih dapat terganggu sementara pada pasien dengan
analgesia epidural. Dapat terjadi retensio urine total atau terjadi retensi
dengan ‘overflow’. .
Darah
1. Nilai kadar Hb stabil dalam jangka waktu 4 hari.
2. Kadar trombosit meningkat dan trombosit menjadi lebih bergerombol dari
hari ke 4 sampai 10 pasca persalinan. Keadaan ini dan gangguan
pembekuan darah lain mempermudah terjadinya tromboemboli pada masa
nifas.
Payudara
Terjadi perubahan menonjol saat nifas adalah akibat proses menghasilkan ASI.
Traktus genitalis
Selama masa nifas terjadi perubahan traktus genitalis yang jelas:
1. VULVA: vulva membengkak dan terbendung pasca persalinan, namun
keadaan ini dengan cepat akan hilang. Robekan jalan lahir dan luka
episiotomi biasanya mudah sembuh
2. VAGINA: sesaat setelah persalinan, vagina dalam keadaan lebar,
dindingnya lebih rata, edematous dan terbendung. Ukuran dan ruggae
vagina akan kembali normal dalam jangka waktu 3 minggu. Dinding vagina
lebih kendor dibandingkan sebelumnya dan kadang-kadang mengalami
prolapsus vaginae sehingga terjadi sistokel atau rektokel. Robekan kecil
pada vagina sembuh dalam jangka waktu 7 – 10 hari.
3. SERVIK: Setelah persalinan pervaginam pertama, ostium uteri eksternum
primipara memperlihatkan gambaran terbelah. Beberapa hari pertama pasca
persalinan, servik praktis masih dalam keadaan terbuka dan dalam jangka
waktu 7 hari ostium servik seharusnya sudah menutup kembali.
4. UTERUS:
Involusi Tinggi fundus uteri
Bayi lahir Setinggi pusat
Uri lahir 2 jari bawah pusat
1 minggu Pertengahan pusat dan simpisis
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis
6 minggu Bertambah kecil
8 minggu Sebesar normal
Mules-mules
Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih terasa sedang
menyusui. Hal ini dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Perasaan sakit ini
juga timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, plasenta atau gumpalan dari di
cavum uteri. Bila si ibu sangat mengeluh, dapat diberikan analgetik atau
sedativa supaya ia dapat beristirahat tidur.
(Cunningham, 2007, Sudjiyatini, 2010)
5. Lochea
Campuran antara darah dan desidua yang mati dinamakan lochea.Lochea
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi asa
atau alkalis yang dapat membuat organism berkembang lebih cepat
daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal (Sudjiyatini, 2010)
Lochea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah
kehitaman
Terdiri dari sel
desidua, verniks
kaseosa, rambut
lanugo, sisa
mekonium dan sisa
darah
Sanginole
nta
3-7 hari Putih
bercampur
Sisa darah bercampur
merah lendir
Serosa 7-14 hari Kekuningan/
kecoklatan
Lebih sedikit darah
dan leih banyak
serum, juga terdiri
dari leukosit dan
laserasi plasenta
Alba 14 hari Putih Mengandung
leukosit, selaput
lendir serviks, dan
seraut mati.
(Perubahan Lochea dikutip dari sudjiyatini, 2009)
IV. Perawatan Nifas
Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada masa nifas meningkat 25% yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari
biasanya. Penambahan kalori pada ibu nifas sebanyak 500 kkal tiap hari.
Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas,
metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI
itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti
susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin,
pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet
dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur,
seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. Untuk kebutuhan
ibu menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu
untuk minum setiap kali menyusui).
Istirahat
Istirahat atau tidur sangat diperlukan untuk mengembalikan kelelahan
akibat proses persalinan, disamping itu bermanfaat untuk membantu produksi
ASI, proses involusi, mengurangi darah yang keluar serta mengurangi depresi.
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan
untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Pasang
dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi beristirahat untuk
menghilangkan rasa tegang dan lelah. Kebutuhan istirahat dan tidur harus
lebih diutamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting.
Jangan sungkan untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa
lelah. Istirahat juga memberi ibu energi untuk memenuhi kebutuhan makan
dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, antara lain:
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi
uterus, memperbanyak perdarahan, bahkan menyebabkan depresi postpartum
dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
Aktifitas
Mobilisasi sangat bervariasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas atau
sembuhnya luka. Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin,
yaitu dua jam setelah persalinan normal. ini berguna untuk memperlancar
sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea). Selain itu juga
sangat berguna bagi semua system tubuh terutama fungsi usus, kandung
kemih, dan paru-paru disamping membantu mencegah thrombosis pada
pembuluh darah tungkai dan mengubah perasaan sakit menjadi sehat.
Eliminasi
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai sekitar hari
ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume darah meningkat pada
saat hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Oleh karena itu, ibu perlu
belajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil ketika ada
rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan terjadinya
bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan
vagina tidak lancar.
Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan akan rasa sakit, takut
atau karena adanya haemorroid (wasir). obstipasi pada 3 hari post partum
adalah fisiologis. Bila melebihi dapat dibantu dengan mobilisasi dini,
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum.
Kebersihan diri
Pada masa nifas dianjurkan untuk menjaga kebersihan diri secara keseluruhan
untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit seluruh tubuh.
1. Pakaian sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi
berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian
agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering.
Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada
daerah sekitarnya akibat lochea.
2. Kebersihan rambut : Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami
kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya
menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya
kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci
rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut.
Hindari penggunaan pengering rambut.
3. Kebersihan kulit : Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat
hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh
karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi
lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
4. Kebersihan vulva dan sekitarnya
Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan
daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil
atau besar.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan
sabun.
Latihan
Latihan setelah melahirkan dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai
saat hamil.
Latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
1. Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot perut
selagi menarik nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada: tahan satu
hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
2. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan Kegel).
3. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
4. Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap
minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6
setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
Dukungan
Ibu pada masa nifas membutuhkan dukungan emosional dan psikologis dari
pasangan dan keluarga mereka, yang bisa memberikan dukungan dengan jalan
membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas di rumah agar ibu mempunyai
lebih banyak waktu untuk mengasuh bayinya. Cegah timbulnya pertentangan
dalam hubungan keluarga yang menimbulkan perasaan kurang menyenangkan
dan kurang bahagia. Ibu dalam masa nifas bisa merasa takut, oleh karena itu ia
akan memerlukan dukungan dan dorongan dengan perasaan ketidakmampuan
serta rasa kehilangan hubungan yang erat dengan suaminya, dan juga
tanggung jawab yang terus menerus untuk mengasuh bayi dan lain-lainnya.
Perawatan payudara
1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
2. Menggunkan BH yang menyokong payudara.
3. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Meyusui tetap dilakukan
mulai dari puting susu yang tidak lecet.
4. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
5. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat
selama 5 menit.urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau
gunkanan sisir untuk mengurut payudara dengan arah menuju puting.
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI
sisanya keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
ASI Ekslusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi lahir sampai sekitar usia 6
bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain
seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, dan air putih.
Posisi menyusui yang benar
Seksual
Sarankan secara fisik untuk memulai hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina
tanpa rasa nyeri, luka jahitan perineum sembuh dan tidak ada rasa tidak
nyaman, aman untuk memulai melakukan hubungan seksual kapan saja klien
siap, tetapi budaya banyak yang mempunyai tradisi menunda sampai waktu
tertentu.
KB
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Idealnya pasangan menunggu sekurang-
kurangnya 2 tahun untuk kehamilan berikutnya. Meskipun beberapa metode
KB mengandung risiko, akan tetapi menggunakan kontrasepsi lebih aman.
Sarankan kapan metode KB itu dapat dimulai, digunakan untuk wanita pasca
persalinan dan menyusui.
V. Perawatan Bayi
Memandikan Bayi
Dalam memandikan bayi yang baru lahir adahal yang harus
diperhatikan yaitu bayi harus berusia minimal 6 jam dan suhu air yang
digunakan harus dibawah 40oC. Serta, ruangan harus hangat, minimal
tidak ada angin yang berhembus atau pun AC yang masih menyala sebab
hal ini sangat berpengaruh terhadap suhu badan bayi.
Memandikan bayi harus tidak ragu dan lembut penuh kasih sayang,
namun tetap harus cekatan, cepat dan tepat (dalam arti, memandikan
bayi tidak boleh dibarengi dengan kegiatan lain. Bayi tidak boleh
ditinggal sendirian dalam bak mandi ataupun dalam keadaan tanpa
pakaian). Dalam menyeka badan bayi saat mandi pun juga tidak boleh
sembarangan, harus dari muka lalu turun ke badan dan kaki, sedangkan
yang terakhir barulah alat kelaminnya. (Saleha,2009)
Perawatan tali pusat
Ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7 – 10 hari sesudah
bayi lahir, bisa juga 15 – 18 hari atau lebih. Orang tua dianjurkan untuk
memakaikan popok yang dilipat di bawah area tali pusat. Penutupan tali
pusat tidak dianjurkan karena akan memperlambat proses pengeringan
namun jika anda takut dan tetap ingin menutupnya, maka hanya gunakan
kasa steril saja tanpa alkohol karena bila alkohol telah menguap akan
meninggalkan sisa air campuran alkohol dan kelembabbannya dapat
menyebabkan infeksi. Warna merah dan pengeluaran bau yang tidak
sedap disekitar umbilikus harus diperhatikan karena sebagai tanda
adanya infeksi tali pusat.
Jika pembengkakan infeksi kurang dari 1 cm yang terjadi di sekitar
pangkal tali pusat, umumnya tubuh tidak mengalami demam atau panas.
Juga tidak memengaruhi kebutuhan bayi seperti minum susu atau ASI,
dan bisa dilakukan pengobatan lokal. Akan tetapi, bila kondisi tersebut
meluas atau timbul kemerahan di sekitar perut bayi atau bayi mengalami
distensi abdomen yang disertai demam, perut kejang hingga tidak mau
minum susu atau ASI, sebaiknya segera dibawa ke klinik atau rumah
sakit terdekat agar dilakukan pengobatan dan perawatan lebih intensif.
(Saleha,2009)
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Bobak, et al. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Leveno, J, Karenth. 2009. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC.
Sudjiyatini, Nurjanah, Kurniati, Ana, 2010. Asuhan Ibu Nifas.
Cyrilluspublisher:Yogyakarta