No. 6/52/DASP Jakarta, 31 Desember 2004
S U R A T E D A R A N
Perihal : Warkat dan Dokumen Kliring serta Pencetakannya pada
Perusahaan Percetakan Warkat dan Dokumen Kliring
Sehubungan dengan adanya beberapa perubahan kebijakan yang terkait
dengan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring dalam rangka mendukung
kelancaran penyelenggaraan Kliring, dipandang perlu untuk mengatur kembali
peraturan pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/3/PBI/1999
tanggal 13 Agustus 1999 tentang Penyelenggaraan Kliring Lokal dan
Penyelesaian Akhir Transaksi Pembayaran Antar Bank Atas Hasil Kliring Lokal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3873) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/14/PBI/2000 tanggal 9 Juni
2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 88), sebagai
berikut.
I. PEMBAKUAN WARKAT DAN DOKUMEN KLIRING
Dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, keamanan, dan
kemudahan pengawasan dalam penyelenggaraan Kliring, perlu dilakukan
pembakuan Warkat dan Dokumen Kliring yang digunakan dalam Kliring.
A. WARKAT
Warkat merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan
atas beban atau untuk untung rekening nasabah atau Bank yang
digunakan dalam penyelenggaraan Kliring.
1. JENIS …
2
1. JENIS WARKAT
Jenis Warkat yang dibakukan untuk diperhitungkan dalam
Kliring yaitu:
a. Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-
undang Hukum Dagang (KUHD), dan jenis-jenis Warkat
serupa cek yang penggunaannya dalam Kliring telah
disetujui oleh Bank Indonesia, antara lain cek deviden
(dividend cheque), cek perjalanan (traveller’s cheque), cek
cinderamata (gift cheque), dan cek bank (bank’s cheque).
b. Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada Bank
penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana
dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Bilyet Giro,
termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia (BGBI).
c. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT) adalah wesel
sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh
Bank khusus untuk sarana transfer.
d. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT) adalah surat bukti
penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan
kepada Bank Peserta penerima dana transfer melalui
Kliring.
e. Nota Debet adalah Warkat yang digunakan untuk menagih
dana pada Bank lain untuk untung Bank atau nasabah Bank
yang menyampaikan Warkat tersebut. Nota Debet yang
dikliringkan hendaknya telah diperjanjikan dan
dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh Bank yang
menyampaikan …
3
menyampaikan Nota Debet kepada Bank yang akan
menerima Nota Debet tersebut.
f. Nota Kredit adalah Warkat yang digunakan untuk
menyampaikan dana pada Bank lain untuk untung Bank
atau nasabah Bank yang menerima Warkat tersebut.
2. SPESIFIKASI TEKNIS WARKAT
a. Spesifikasi Teknis yang harus dicantumkan dalam Warkat
Spesifikasi teknis Warkat yang harus dicantumkan dalam
Warkat yang akan digunakan dalam penyelenggaraan
Kliring secara Manual, Semi Otomasi, Otomasi dan
Elektronik diatur sebagai berikut:
1) Kertas
Kertas yang digunakan harus memenuhi kualitas “The
London Clearing Bank’s Paper Specification No. 1”
(kertas CBS-1), yang sekurang-kurangnya memenuhi
standar sebagai berikut:
a) berat kertas (gramatur) : 95 +/- 5 % g/M2;
b) ketebalan : 105 sampai dengan 135 micron; dan
c) memuat tanda air (watermark) berupa logo
perusahaan percetakan Warkat dan Dokumen
Kliring (PPWDK).
2) Ukuran
Ukuran Warkat yang digunakan harus merupakan
ukuran seragam, yaitu panjang 7 (tujuh) inci dan lebar
2 ¾ (dua tiga per empat) inci. Khusus untuk Nota
Kredit …
4
Kredit, dapat pula digunakan ukuran panjang
8 (delapan) inci dan ukuran lebar 3 ⅔ (tiga dua per
tiga) inci.
3) Rancang Bangun
Pembakuan Warkat tidak dimaksudkan untuk
membakukan redaksi yang tercantum dalam Warkat.
Namun demikian untuk lebih memudahkan
pengenalan dan pemeriksaan Warkat maupun sandi
atau informasi yang tercantum di dalamnya maka
rancang bangun Warkat diatur sebagai berikut:
a) nama dan logo Bank
nama dan logo Bank harus dicetak lebih jelas
dan atau lebih besar daripada cetakan lainnya
pada Warkat dimaksud dan ditempatkan pada
bagian kiri atas Warkat. Pencantuman logo
dimaksud tidak berlaku dalam hal Peserta tidak
memiliki logo;
b) penulisan jenis Warkat
jenis Warkat sebagaimana dimaksud dalam
angka 1 harus ditulis dalam bahasa Indonesia
dan apabila diperlukan dapat ditambahkan
padanan katanya dalam bahasa Inggris. Tulisan
jenis Warkat tersebut harus dicetak lebih jelas
dan atau lebih besar daripada tulisan lain pada
redaksi Warkat dan ditempatkan pada bagian
atas Warkat;
c) penggunaan …
5
c) penggunaan bahasa Indonesia pada redaksi
Warkat
redaksi Warkat harus ditulis dalam bahasa
Indonesia dan apabila diperlukan, dapat
ditambahkan padanan katanya dalam bahasa
Inggris;
d) nomor seri
nomor seri yang digunakan sebagai sarana
kontrol penggunaan Warkat harus dicantumkan
pada bagian kanan atas Warkat;
e) nilai nominal
ruangan untuk menuliskan nilai nominal dalam
angka dan huruf harus cukup luas dan
ditempatkan di bagian tengah Warkat, sehingga
perbandingan tulisan nilai nominal dalam angka
dan huruf pada Warkat dapat terlihat atau
terbaca dengan jelas;
f) tempat dan tanggal penerbitan
kolom penulisan tempat dan tanggal penerbitan
Warkat harus disediakan pada Warkat;
g) ruangan tanda tangan
ruangan untuk tanda tangan dan atau
pencantuman nama jelas penerbit atau penarik
Warkat harus disediakan dengan cukup luas
serta …
6
serta ditempatkan pada bagian bawah Warkat di
atas garis batas clear band;
h) nama PPWDK
nama PPWDK harus dicantumkan secara
vertikal pada sisi sebelah kiri atau kanan
Warkat, atau secara horisontal di bagian bawah
Warkat di atas garis batas clear band;
i) penulisan Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah
Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah harus
menuliskan istilah “Peserta Kliring Warkat Luar
Wilayah”, “Dapat dikliringkan pada seluruh
cabang bank di Indonesia”, “Peserta intercity
clearing” atau istilah yang sejenis lainnya pada
bagian tengah atas Warkat atau pada bagian lain
yang masih kosong dan menurut Peserta
merupakan tempat yang paling tepat. Contoh
penulisan istilah Peserta Kliring Warkat Luar
Wilayah pada Cek dan Bilyet Giro adalah
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1.a dan
Lampiran 1.b;
j) penggunaan warna yang kontras
komposisi warna antara latar belakang Warkat
dan tulisan pada Warkat yang digunakan pada
seluruh sistem penyelenggaraan Kliring harus
cukup kontras, sehingga apabila Warkat diproses
oleh mesin baca pilah (reader sorter) pada
./.
sistem …
7
sistem Otomasi atau Elektronik, tulisan pada
hasil reproduksi image Warkat atas Warkat yang
sebelumnya telah direkam gambarnya dalam
penyelenggaraan Kliring dengan menggunakan
mesin baca pilah, dapat dibaca dengan jelas.
Dengan demikian, dalam pemilihan komposisi
warna pada latar belakang Warkat, Peserta harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) menghindari penggunaan warna yang
sama atau hampir sama antara latar
belakang Warkat dengan warna tulisan
pada redaksi Warkat (tidak kontras);
(2) khusus untuk tulisan pada redaksi Warkat,
hendaknya menggunakan pilihan jenis
dan besar huruf yang memadai serta
menggunakan pilihan warna tinta yang
tegas;
4) tinta
untuk mencetak Magnetic Ink Character Recognition
E-13B (MICR) code line pada bagian clear band
Warkat, harus menggunakan tinta MICR yang
memenuhi standar ISO 1004:1995;
5) clear band
clear band adalah ruang kosong dengan ukuran
seragam yang terdapat pada bagian bawah Warkat
dengan panjang disesuaikan dengan ukuran panjang
Warkat …
8
Warkat sebagaimana dimaksud dalam angka 2) dan
lebar 5/8 (lima per delapan) inci diukur dari sisi
bagian paling bawah Warkat. Ruangan clear band
tersebut disediakan khusus untuk pencetakan angka
dan simbol MICR code line untuk diproses dalam
penyelenggaraan Kliring dengan menggunakan sistem
Otomasi atau Elektronik;
6) garis batas clear band
pada setiap clear band Warkat sebagaimana dimaksud
dalam angka 5) harus terdapat batas clear band
dengan bagian lain dari Warkat dimaksud yang dapat
berupa garis, huruf mikro (micro text) atau perbedaan
warna yang membentuk garis pada posisi 5/8 (lima
per delapan) inci dari bagian paling bawah Warkat;
7) pembedaan warna
untuk lebih memudahkan pengenalan dan pembedaan
Warkat Kredit (Nota Kredit) dengan Warkat Debet
(Cek, Bilyet Giro, Nota Debet, WBUT dan SBPT)
dalam pemrosesan Warkat di tempat Peserta
pengirim, Penyelenggara dan Peserta penerima, maka
pada sudut kanan atas semua Nota Kredit
sebagaimana dimaksud dalam butir 1.f harus diberi
tanda dengan bentuk segitiga siku-siku berwarna
merah, dengan ukuran sisi tegak masing-masing 1½
(satu setengah) centimeter;
8) pertinggal …
9
8) pertinggal
untuk keperluan administrasi atas penarikan atau
penerbitan Cek dan Bilyet Giro, pada setiap lembar
Cek dan Bilyet Giro harus ditambahkan lembar
pertinggal yang ditempatkan pada sebelah kiri atau
sebelah atas Warkat dan diadministrasikan di bagian
depan/belakang bundel Warkat atau berupa
carbonized paper. Dalam hal diperlukan, Peserta
dapat menambahkan lembar pertinggal dimaksud
pada Warkat-Warkat selain Cek dan Bilyet Giro;
9) perforasi
untuk menghindari kerusakan pada waktu pengolahan
oleh mesin baca pilah dan atau MICR encoder/reader-
encoder, perforasi untuk memisahkan Warkat dengan
lembar pertinggal harus ditempatkan pada sebelah kiri
atau sebelah atas Warkat. Dalam hal digunakan
continuous form, perforasinya disesuaikan dengan
kebutuhan dan harus dilakukan secara deep cut.
Selain itu lem perekat tidak dapat digunakan pada
Warkat, kecuali apabila ditujukan untuk menjilid
blanko Warkat yang telah diperforasi.
b. Spesifikasi Teknis Warkat yang Dapat Ditambahkan dalam
Warkat (bersifat fakultatif)
Spesifikasi teknis Warkat yang dapat ditambahkan dalam
Warkat yang akan digunakan dalam penyelenggaraan
Kliring …
10
Kliring secara Manual, Semi Otomasi, Otomasi dan
Elektronik, diatur sebagai berikut:
1) disain sekuriti pada latar belakang
untuk meningkatkan keamanan Warkat dari
kemungkinan upaya pemalsuan, disain sekuriti latar
belakang Warkat dapat menggunakan satu atau lebih
fitur disain sekuriti seperti guillosche, roschette,
numismatic (line relief) atau raster sekuriti lain seperti
raster anti fotokopi, micro text (huruf mikro), dan atau
hidden image;
2) personalisasi nasabah
dalam hal diperlukan personalisasi nasabah pada
Warkat Cek atau Bilyet Giro, maka pencantuman
informasi personalisasi nasabah (nama, alamat, nomor
rekening dan atau identitas lainnya dari nasabah
penarik Cek atau Bilyet Giro) dimaksud dapat
ditempatkan di sebelah kiri bawah Warkat, sejajar
dengan tanda tangan atau di tempat lain yang menurut
Peserta merupakan tempat yang paling tepat. Contoh
personalisasi nasabah pada Cek dan Bilyet Giro
adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 2.a
dan Lampiran 2.b.
3) tinta
a) tinta sekuriti untuk latar belakang Warkat
untuk meningkatkan keamanan terhadap
kemungkinan adanya upaya pemalsuan,
./.
pencetakan …
11
pencetakan latar belakang Warkat dapat
menggunakan satu atau lebih tinta sekuriti. Tinta
sekuriti yang digunakan dapat merupakan tinta
tak tampak (invisible ink) yang akan berpendar
apabila disinari dengan cahaya ultra violet, dan
atau tinta tampak (visible ink) yang ditempatkan
pada latar belakang Warkat. Lokasi cetakan
tinta tak tampak (invisible ink) dapat meliputi:
(1) tempat penulisan tanggal penerbitan
Warkat;
(2) tempat penulisan angka nominal;
(3) tempat penulisan terbilang angka
nominal; atau
(4) tempat tanda tangan penarik atau penerbit
Warkat.
b) tinta penetrasi untuk nomor seri Warkat
untuk meningkatkan keamanan terhadap upaya
manipulasi terhadap nomor seri (nomorator)
Warkat, maka pencetakan nomor seri
(nomorator) Warkat dapat menggunakan tinta
penetrasi merah ber-fluorescent hijau atau
kuning.
c. Contoh rancang bangun Warkat adalah sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran 3.a sampai dengan Lampiran
3.e, Lampiran 3.f.1) sampai dengan Lampiran 3.f.4) dan
Lampiran 3.g.1) serta Lampiran 3.g.2).
./.
3. SARANA …
12
3. SARANA PENUNJANG WARKAT
Sarana penunjang Warkat berupa stiker hanya dapat digunakan
dalam penyelenggaraan Kliring yang menggunakan sistem
Otomasi dan Elektronik. Stiker digunakan untuk mengoreksi
kesalahan encode MICR code line pada clear band Warkat,
dengan cara menutup informasi MICR code line yang salah
secara penuh dengan stiker kosong dan meng-encode kembali
informasi MICR code line yang benar di atasnya. Adapun
penggunaan stiker harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. ukuran stiker tidak melebihi ruang clear band dan dengan
ketebalan yang memadai sehingga tidak mengganggu
pembacaan MICR code line hasil koreksi oleh mesin baca
pilah;
b. stiker tidak diperkenankan digunakan untuk mengoreksi
kesalahan encode pada Dokumen Kliring.
B. DOKUMEN KLIRING
Dokumen Kliring merupakan dokumen kontrol dan berfungsi sebagai
alat bantu dalam proses perhitungan Kliring.
1. JENIS DOKUMEN KLIRING
Jenis Dokumen Kliring yang digunakan dalam kegiatan Kliring
adalah sebagai berikut:
a. Dalam Sistem Otomasi dan Elektronik adalah :
1) Bukti Penyerahan Warkat Debet - Kliring Penyerahan
(BPWD);
2) Bukti Penyerahan Warkat Kredit - Kliring
Penyerahan (BPWK);
3) Kartu …
13
3) Kartu Batch Warkat Debet (KBWD);
4) Kartu Batch Warkat Kredit (KBWK);
5) Bukti Penyerahan Rekaman Warkat - Kliring
Pengembalian (BPRWKP); dan
6) Lembar Substitusi.
b. Dalam Sistem Semi Otomasi adalah:
1) Bukti Rekaman Warkat Penyerahan - Kliring
Penyerahan (BRWPKP);
2) Daftar Warkat Kliring Penyerahan Menurut Bank
Penerima;
3) Daftar Warkat Kliring Penyerahan Menurut Bank
Pengirim;
4) Bukti Rekaman Warkat Tolakan Kliring
Pengembalian;
5) Daftar Warkat Kliring Pengembalian Menurut Bank
Penerima;
6) Daftar Warkat Kliring Pengembalian Menurut Bank
Pengirim; dan
7) Daftar Warkat Yang Ditolak Dengan Alasan Kosong.
c. Dalam Sistem Manual adalah Daftar Warkat Kliring
Penyerahan/Pengembalian.
2. SPESIFIKASI TEKNIS DOKUMEN KLIRING
Spesifikasi teknis Dokumen Kliring yang akan digunakan dalam
penyelenggaraan Kliring secara Manual, Semi Otomasi, Otomasi
dan Elektronik diatur sebagai berikut:
a. Dokumen …
14
a. Dokumen Kliring Sistem Otomasi dan Elektronik
1) Spesifikasi teknis yang harus ada pada BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK
a) Kertas
Kertas yang digunakan harus memenuhi kualitas
CBS-1, yang sekurang-kurangnya memenuhi
standar sebagai berikut:
(1) berat kertas (gramatur) : 95 +/- 5 %
g/M2;
(2) ketebalan : 105 sampai dengan 135
micron; dan
(3) memuat tanda air (watermark) berupa
logo PPWDK;
b) Ukuran
Ukuran BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK
yang digunakan harus merupakan ukuran
seragam, yaitu panjang 7 (tujuh) inci dan lebar
2¾ (dua tiga per empat) inci;
c) Rancang Bangun
Untuk lebih memudahkan dalam pengenalan dan
pemeriksaan sandi atau informasi di dalam
BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK, rancang
bangun BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK
diatur sebagai berikut:
(1) nama …
15
(1) nama dan logo Bank
nama dan logo Bank harus dicetak lebih
jelas dan atau lebih besar daripada
cetakan lainnya pada BPWD, BPWK,
KBWD dan KBWK dimaksud dan
ditempatkan pada bagian kiri atas BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK.
Pencantuman logo dimaksud tidak
berlaku dalam hal Peserta tidak memiliki
logo;
(2) penulisan BPWD, BPWK, KBWD dan
KBWK
BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK
harus ditulis dalam bahasa Indonesia.
Tulisan BPWD, BPWK, KBWD dan
KBWK tersebut harus dicetak lebih jelas
dan atau lebih besar daripada tulisan pada
redaksi Dokumen Kliring dan
ditempatkan pada bagian atas BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK;
(3) penggunaan bahasa Indonesia pada
redaksi BPWD, BPWK, KBWD dan
KBWK
redaksi BPWD, BPWK, KBWD dan
KBWK harus ditulis dalam bahasa
Indonesia;
(4) nomor …
16
(4) nomor seri
nomor seri yang digunakan sebagai
sarana kontrol penggunaan BPWD,
BPWK, KBWD, dan KBWK harus
dicantumkan pada bagian kanan atas
BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK
dimaksud;
(5) nilai nominal
ruangan untuk menuliskan nilai nominal
harus cukup luas yang ditempatkan di
bagian kanan BPWD dan BPWK, di atas
ruangan untuk tanda tangan dan
pencantuman nama jelas petugas yang
menyerahkan, sehingga nilai nominal
pada BPWD dan BPWK dimaksud dapat
terlihat atau terbaca dengan jelas;
(6) tempat dan tanggal penerbitan
kolom penulisan tempat dan tanggal
penerbitan BPWD dan BPWK harus
disediakan pada BPWD dan BPWK;
(7) ruangan tanda tangan
ruangan untuk tanda tangan dan
pencantuman nama jelas petugas yang
menyerahkan harus disediakan dengan
cukup luas serta ditempatkan pada bagian
sebelah …
17
sebelah kanan bawah BPWD dan BPWK
di atas garis batas clear band;
(8) tinta
untuk mencetak MICR code line pada
bagian clear band BPWD, BPWK,
KBWD, dan KBWK, harus menggunakan
tinta MICR yang memenuhi standar ISO
1004:1995;
(9) clear band
clear band adalah ruang kosong dengan
ukuran seragam yang harus terdapat pada
bagian bawah BPWD, BPWK, KBWD,
dan KBWK dengan panjang sesuai
ukuran panjang BPWD, BPWK, KBWD
dan KBWK sebagaimana dimaksud dalam
butir 1).b) dan lebar 5/8 (lima per
delapan) inci diukur dari sisi bagian
paling bawah BPWD, BPWK, KBWD,
dan KBWK. Ruangan clear band tersebut
disediakan khusus untuk pencetakan
angka dan simbol MICR code line untuk
diproses dalam penyelenggaraan Kliring
dengan menggunakan sistem Otomasi
atau Elektronik;
(10) garis …
18
(10) garis batas clear band
pada clear band BPWD, BPWK, KBWD
dan KBWK sebagaimana dimaksud dalam
angka (9), harus terdapat batas clear
band dengan bagian lain dari BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK dimaksud
yang dapat berupa garis, huruf mikro
(micro text) atau perbedaan warna yang
membentuk garis pada posisi 5/8 (lima
perdelapan) inci dari bagian paling bawah
BPWD, BPWK, KBWD, dan KBWK;
(11) pembedaan warna
untuk membedakan BPWD, BPWK,
KBWD, dan KBWK dalam pengolahan di
Penyelenggara, maka pada bagian paling
atas:
(a) BPWD dan KBWD harus diberi
warna hijau; dan
(b) BPWK dan KBWK harus diberi
warna merah,
dengan ukuran panjang 7 (tujuh) inci dan
lebar 1 (satu) centimeter.
2) Spesifikasi teknis yang dapat ditambahkan pada
BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK (bersifat
fakultatif)
a) nama …
19
a) nama PPWDK
nama PPWDK dapat dicantumkan secara
vertikal pada sisi sebelah kiri atau kanan BPWD,
BPWK, KBWD, dan KBWK, atau secara
horisontal di bagian bawah BPWD, BPWK,
KBWD dan KBWK di atas garis batas clear
band;
b) disain sekuriti pada latar belakang
untuk meningkatkan keamanan BPWD, BPWK,
KBWD dan KBWK dari kemungkinan upaya
pemalsuan, disain sekuriti latar belakang
BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK dapat
menggunakan satu atau lebih fitur disain sekuriti
seperti guillosche, roschette, numismatic (line
relief) atau raster sekuriti lain seperti raster anti
fotokopi, micro text (huruf mikro), dan atau
hidden image;
c) tinta
(1) tinta sekuriti untuk mencetak latar
belakang BPWD, BPWK, KBWD dan
KBWK
untuk meningkatkan keamanan terhadap
kemungkinan adanya upaya pemalsuan,
pencetakan latar belakang BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK dapat
menggunakan satu atau lebih tinta
sekuriti …
20
sekuriti. Penggunaan tinta sekuriti
merupakan tinta tak tampak (invisible ink)
yang akan berpendar apabila disinari
dengan cahaya ultra violet, dan atau tinta
tampak (visible ink) yang ditempatkan
pada latar belakang BPWD, BPWK,
KBWD dan KBWK. Lokasi cetakan tinta
tak tampak (invisible ink) ditempatkan di
bagian Dokumen Kliring yang menurut
Peserta paling tepat, kecuali pada bagian
clear band;
(2) tinta penetrasi untuk nomor seri BPWD,
BPWK, KBWD, dan KBWK
untuk meningkatkan keamanan terhadap
upaya menipulasi terhadap nomor seri
(nomorator) BPWD, BPWK, KBWD, dan
KBWK, maka pencetakan nomor seri
(nomorator) BPWD, BPWK, KBWD, dan
KBWK dapat menggunakan tinta
penetrasi merah ber-fluorescent hijau atau
kuning.
3) Lembar Substitusi
Lembar Substitusi harus menggunakan kertas HVS
minimal 60 g/M2 warna putih, tanpa mencantumkan
logo dan nama Bank, dengan ukuran panjang 7 (tujuh)
inci dan lebar 2 ¾ (dua tiga per empat) inci.
4) BPRWKP …
21
4) BPRWKP
BPRWKP merupakan cetakan (print out) hasil
pengolahan rekaman Warkat melalui aplikasi sistem
Semi Otomasi yang digunakan untuk
penyelenggaraan Kliring Pengembalian pada sistem
Otomasi dan Elektronik. BPRWKP tersebut harus
dicetak pada kertas continuous form yang
menggunakan printer dot matrix dengan minimal
kualitas cetak sebesar 300 cps dibuat rangkap 2 (dua),
dengan lembar kedua menggunakan carbonized
paper.
b. Dokumen Kliring sistem Semi Otomasi
Dokumen Kliring yang digunakan pada penyelenggaraan
Kliring dengan menggunakan sistem Semi Otomasi harus
merupakan cetakan (print out) hasil pengolahan rekaman
Warkat melalui aplikasi sistem Semi Otomasi. Dokumen
Kliring tersebut harus dicetak pada kertas continuous form
yang menggunakan printer dot matrix dengan minimal
kualitas cetak sebesar 300 cps.
c. Dokumen Kliring sistem Manual
Dokumen Kliring berupa Daftar Warkat Kliring Penyerahan/
Pengembalian yang digunakan pada penyelenggaraan
Kliring dengan menggunakan sistem Manual harus
memenuhi spesifikasi teknis sebagai berikut:
1) Kertas …
22
1) Kertas
Kertas yang digunakan untuk lembar pertama adalah
jenis kertas HVS minimal 60 g/M2 warna putih,
sedangkan untuk lembar kedua dan ketiga
menggunakan carbonized paper.
2) Ukuran
Ukuran Dokumen Kliring yang digunakan yaitu
panjang 27 (dua puluh tujuh) centimeter dan lebar
8 ½ (delapan setengah) centimeter.
3) Rancang Bangun
Rancang bangun Dokumen Kliring memuat hal-hal
sebagai berikut:
a) nama Bank
pada bagian atas Dokumen Kliring dicantumkan
nama Bank penerbit yang dicetak lebih jelas
dibandingkan cetakan lainnya dan ditempatkan
pada sudut kiri atas;
b) keterangan Daftar Warkat Kliring Penyerahan/
Pengembalian
pada bagian tengah atas Dokumen Kliring
tercantum keterangan Daftar Warkat Kliring
Penyerahan/ Pengembalian;
c) keterangan …
23
c) keterangan debet/kredit
keterangan Debet/Kredit dicantumkan di bawah
keterangan Daftar Warkat Kliring Penyerahan/
Pengembalian;
d) nilai nominal
ruangan nilai nominal pada Dokumen Kliring
dibuat cukup luas sehingga nilai nominal dapat
terlihat secara jelas;
e) tanda tangan dan nama jelas
ruangan untuk tanda tangan dan pencantuman
nama jelas petugas yang menyerahkan dan yang
menerima dibuat cukup luas dan ditempatkan di
bagian bawah dan bersebelahan;
d. Contoh rancang bangun Dokumen Kliring pada huruf a dan
huruf c adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 4.a
sampai dengan Lampiran 4.g.
II. PENCETAKAN DAN PERSETUJUAN PENCETAKAN WARKAT DAN
DOKUMEN KLIRING, SERTA PELAPORAN PENCETAKAN
WARKAT DAN DOKUMEN KLIRING KE BANK INDONESIA
A. PENCETAKAN WARKAT DAN DOKUMEN KLIRING
1. Pencetakan Warkat yang digunakan untuk seluruh sistem kliring,
yaitu Manual, Semi Otomasi, Otomasi dan Elektronik wajib
dilakukan oleh perusahaan percetakan dokumen sekuriti (PPDS)
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai PPWDK.
./.
2. Pencetakan …
24
2. Pencetakan Dokumen Kliring (BPWD, BPWK, KBWD, dan
KBWK) untuk sistem Otomasi dan Elektronik wajib dilakukan
oleh PPWDK sebagaimana dimaksud dalam angka 1.
B. PERSETUJUAN PENCETAKAN WARKAT DAN ATAU
DOKUMEN KLIRING OLEH BANK INDONESIA
1. Peserta wajib memperoleh persetujuan secara tertulis terlebih
dahulu dari Bank Indonesia apabila akan melakukan pencetakan
Warkat dan atau Dokumen Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan
KBWK) untuk digunakan dalam penyelenggaraan Kliring, yang
merupakan pencetakan:
a. untuk pertama kalinya;
b. untuk perubahan atas disain dan atau rancang bangun
Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD, BPWK, KBWD
dan KBWK) yang sebelumnya telah disetujui pencetakan
dan penggunaannya oleh Bank Indonesia, antara lain yang
meliputi perubahan sebagai berikut:
1) nama Peserta;
2) logo Peserta;
3) redaksi, termasuk tetapi tidak terbatas pada
penambahan tulisan sebagaimana dimaksud dalam
butir I.A.2.a.3).i);
4) disain gambar latar belakang;
5) komposisi warna; dan atau
6) disain sekuriti latar belakang.
c. pemesanan baru pada PPWDK yang berbeda.
2. Pengajuan …
25
2. Pengajuan permohonan persetujuan secara tertulis sebagaimana
dimaksud dalam angka 1, dilakukan oleh:
a. Kantor Pusat Bank Konvensional;
b. Kantor Pusat Bank Syariah;
c. Kantor Cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar
negeri;
d. Kantor Cabang Peserta yang berkedudukan di Jakarta
berdasarkan surat kuasa dari Kantor Pusat Peserta yang
berkedudukan di luar Jakarta;
e. UUS atau Kantor Pusat Bank Konvensional yang
membawahi UUS tersebut;
f. UUS atau Kantor Cabang dari suatu bank yang
berkedudukan di luar negeri yang membawahi UUS
tersebut.
3. Untuk mencegah adanya duplikasi pengajuan spesimen Warkat
dan Dokumen Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK),
maka Kantor Pusat Peserta yang berkedudukan di luar Jakarta
yang telah memberikan surat kuasa kepada Kantor Cabang
Peserta yang berkedudukan di Jakarta sebagaimana dimaksud
dalam butir 2.d, tidak dapat lagi mengajukan permohonan
pencetakan Warkat dan atau Dokumen Kliring (BPWD, BPWK,
KBWD dan KBWK) kepada Bank Indonesia yang mewilayahi
kecuali telah terdapat pencabutan surat kuasa tersebut secara
tertulis.
4. Spesimen Warkat Cek dan atau Bilyet Giro Peserta yang
sebelumnya telah disetujui pencetakan dan penggunaannya oleh
Bank …
26
Bank Indonesia dan hanya mengalami perubahan atas rancang
bangun Warkat berupa penambahan informasi personalisasi
nasabah sebagaimana dimaksud dalam butir I.A.2.b.2), maka
atas penambahan informasi dimaksud, Peserta yang
bersangkutan dapat langsung melakukan pemesanan dan
pencetakan Warkat Cek dan atau Bilyet Giro dimaksud pada
PPWDK sesuai dengan kebutuhannya, tanpa perlu memperoleh
persetujuan secara tertulis terlebih dahulu dari Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam angka 1.
C. PERSYARATAN DAN TATA CARA BAGI PESERTA UNTUK
MEMPEROLEH PERSETUJUAN PENCETAKAN WARKAT DAN
ATAU DOKUMEN KLIRING
Untuk memperoleh persetujuan atas pencetakan Warkat dan atau
Dokumen Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK) sebagaimana
dimaksud dalam butir B.1, Peserta harus melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Menyampaikan surat permohonan persetujuan pencetakan
Warkat dan atau Dokumen Kliring kepada Bank Indonesia yang
mewilayahi sesuai contoh dalam Lampiran 5.a, yang sekurang-
kurangnya memuat informasi sebagai berikut:
a. jenis Warkat dan atau Dokumen Kliring yang akan dicetak
pada PPWDK. Dalam hal jenis Warkat yang akan dicetak
tersebut merupakan cek yang penggunaannya dalam Kliring
belum disetujui oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam butir I.A.1.a, maka permohonan persetujuan atas
penggunaan cek dimaksud harus dinyatakan secara jelas
dalam surat permohonan;
b. nama …
./.
27
b. nama PPWDK yang akan mencetak Warkat dan atau
Dokumen Kliring; dan
c. alamat khusus Peserta untuk penyampaian surat balasan dari
Bank Indonesia yang mewilayahi mengenai persetujuan atau
penolakan atas permohonan persetujuan pencetakan Warkat
dan atau Dokumen Kliring Peserta, dalam hal alamat khusus
Peserta dimaksud berbeda dengan alamat surat-menyurat
Peserta yang tercantum dalam header atau footer surat
permohonan Peserta.
2. Menyampaikan dokumen-dokumen tertentu sebagai lampiran
surat permohonan persetujuan pencetakan Warkat dan atau
Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud dalam angka 1, yang
terdiri atas :
a. spesimen Warkat dan atau Dokumen Kliring sebanyak 135
(seratus tiga puluh lima) lembar untuk masing-masing jenis
Warkat dan Dokumen Kliring yang akan dicetak, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) seluruh spesimen Warkat dan atau Dokumen Kliring
harus memenuhi ketentuan spesifikasi teknis Warkat
dan Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud dalam
butir I.A.2 dan butir I.B.2;
2) seluruh spesimen Warkat dan atau Dokumen Kliring
harus dibubuhi tambahan tulisan “spesimen”,
”specimen”, ”speciment”, ”cetak coba” atau tulisan
lain yang sejenis, dengan ukuran tulisan yang relatif
besar dan menggunakan warna yang tegas/terang.
Tulisan tersebut ditulis pada bagian depan Warkat dan atau …
28
atau Dokumen Kliring, sehingga mudah dibedakan
dengan Warkat dan atau Dokumen Kliring yang
bukan merupakan spesimen Warkat dan Dokumen
Kliring;
3) seluruh lembar spesimen Warkat harus telah
dipisahkan dari lembar pertinggal sebagaimana
dimaksud dalam butir I.A.2.a.8);
4) khusus untuk spesimen Warkat berupa Cek dan Bilyet
Giro, spesimen Warkat dimaksud harus memenuhi
ketentuan yang mengatur mengenai Cek dan Bilyet
Giro sebagaimana dimaksud dalam butir I.A.1.a dan
butir I.A.1.b, khususnya terkait dengan pemenuhan
persyaratan formal atas Cek dan Bilyet Giro serta
ketentuan mengenai tata cara penulisan Warkat dan
Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud dalam
angka III;
5) apabila spesimen Warkat dan Dokumen Kliring akan
digunakan oleh Peserta dalam sistem Kliring Otomasi
dan atau Elektronik maka :
a. khusus pada bagian depan dari 5 (lima) lembar
spesimen Warkat sebagaimana dimaksud dalam
angka 1), dapat ditambahkan informasi dummy
dalam bentuk tulisan yang antara lain mencakup
nama penerima, jumlah nominal dalam angka
dan huruf, tempat dan tanggal penerbitan/
penarikan, tanda tangan serta nama jelas
penandatangan …
29
penandatangan untuk dilakukan uji reproduksi
spesimen Warkat dalam bentuk image.
b. pada clear band spesimen Warkat dan atau
Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud dalam
angka 1) harus dibubuhi informasi MICR code line
guna diuji dengan mesin baca pilah
Penyelenggara.
c. pencantuman informasi MICR code line
sebagaimana dimaksud dalam huruf b) harus
dilakukan sesuai dengan tata cara pencantuman
MICR code line sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai Penyelenggaraan Kliring secara
Otomasi dan Elektronik, dengan pedoman
tambahan sebagai berikut:
(1) Spesimen Warkat
(a) Kolom Nomor Seri, diisi dengan
data dummy yang bukan angka
“000000” (6 (enam) digit);
(b) Kolom Sandi Peserta untuk semua
jenis Warkat, diisi dengan sandi
khusus pengujian Warkat dan
Dokumen Kliring yaitu 888 9993
(7 (tujuh) digit);
(c) Kolom Nomor Rekening, diisi
dengan data dummy yang bukan
angka …
30
angka “0000000000” (10 (sepuluh)
digit);
(d) Kolom Sandi Transaksi, diisi dengan
sandi transaksi yang sesuai dengan
jenis Warkat, yaitu:
i. 00 sampai dengan 09 untuk
Cek (2 (dua) digit);
ii. 10 sampai dengan 19 untuk
Bilyet Giro (2 (dua) digit);
iii. 20 sampai dengan 29 untuk
WBUT (2 (dua) digit);
iv. 30 sampai dengan 39 untuk
SBPT (2 (dua) digit);
v. 40 sampai dengan 49 untuk
Nota Debet (2 (dua) digit);
vi. 50 sampai dengan 59 untuk
Nota Kredit (2 (dua) digit).
(e) Kolom Nilai Nominal, diisi dengan
data dummy yang bukan angka
“00000000000000” (14 (empat
belas) digit). Khusus untuk nilai
nominal Warkat Nota Debet diisi
data dummy dengan nilai nominal
paling banyak Rp 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah). Sedangkan
untuk nilai nominal Warkat Nota
Kredit diisi dengan data dummy
yang …
31
yang bukan angka
“00000000000000” (14 (empat
belas) digit) dengan nilai nominal
paling banyak disesuaikan dengan
ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai batasan nilai
nominal Warkat Kliring.
(2) Spesimen Dokumen Kliring
(a) Kolom Nomor Seri, diisi dengan
sandi khusus pengujian Warkat dan
Dokumen Kliring yaitu 888 9993
(7 (tujuh) digit), dengan tata cara
pengisian yang berbeda dengan tata
cara pengisian Nomor Seri pada
spesimen Warkat, yaitu 3 (tiga) digit
pertama diisi dengan angka “000”
dan 3 (tiga) digit terakhir diisi
dengan angka “888”. Dengan
demikian, kolom Nomor Seri pada
Dokumen Kliring dimaksud diisi
dengan data “000888”;
(b) Kolom Sandi Peserta, diisi dengan
tata cara yang berbeda dengan tata
cara pengisian Sandi Peserta pada
spesimen Warkat, yaitu 3 (tiga)
digit pertama diisi dengan angka
“999” dan 4 (empat) digit terakhir
diisi …
32
diisi dengan angka “9999”. Dengan
demikian, kolom Sandi Peserta pada
spesimen Dokumen Kliring
dimaksud diisi dengan data “999
9999”;
(c) Kolom Nomor Rekening, tidak
perlu dilakukan pengisian (dibiarkan
kosong);
(d) Kolom Sandi Transaksi, diisi dengan
angka “60” (2 (dua) digit) untuk
BPWD, angka “61” (2 (dua) digit)
untuk BPWK, dan angka “96” (2
(dua) digit) untuk KBWD/KBWK;
(e) Kolom Nilai Nominal Warkat, diisi
dengan data dummy yang bukan
angka “00000000000000” (14
(empat belas) digit).
b. Surat pernyataan dari PPWDK sesuai contoh dalam
Lampiran 5.b, yang menerangkan informasi sebagai berikut:
1) bahwa kertas CBS-1 yang digunakan untuk mencetak
Warkat dan Dokumen Kliring, merupakan kertas
CBS-1 yang telah diuji di Balai Besar Pulp dan
Kertas-Bandung (BBP&K) serta telah disetujui oleh
Bank Indonesia; dan atau
./.
2) penjelasan …
33
2) penjelasan atas spesifikasi fitur disain sekuriti pada
latar belakang yang digunakan dalam Warkat dan atau
Dokumen Kliring, serta lokasi penempatan fitur
disain sekuriti tersebut (bila ada).
c. Surat pemberian kuasa dari pimpinan Kantor Pusat Peserta
yang berkedudukan di luar Jakarta kepada Kantor Cabang
Peserta yang berkedudukan di Jakarta, dalam hal surat
permohonan persetujuan diajukan oleh Kantor Cabang
Peserta yang berkedudukan di Jakarta sebagaimana dimaksud
dalam butir B.2.d.
3. Spesimen Warkat dan atau Dokumen Kliring sebagaimana
dimaksud dalam butir 2.a.1) yang telah diisi sandi MICR
sebagaimana dimaksud dalam butir 2.a.5).c), harus memenuhi
syarat pengujian dengan mesin baca pilah, sebagai berikut:
a. tingkat penolakan Warkat dan atau Dokumen Kliring
(KBWD dan atau KBWK) paling tinggi sampai dengan 2%
(dua perseratus); dan
b. reproduksi spesimen Warkat sebagaimana dimaksud dalam
butir 2.a.5).a) yang telah diambil rekaman gambarnya
menunjukkan hasil yang baik yaitu tulisan pada reproduksi
Warkat dapat terlihat cukup jelas.
D. PERSETUJUAN PENGGUNAAN DAN PENCETAKAN WARKAT
DAN DOKUMEN KLIRING OLEH BANK INDONESIA
Hasil penelitian dan pengujian terhadap kelengkapan surat
permohonan serta spesimen Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK) sebagaimana dimaksud dalam butir C.1,
butir …
34
butir C.2 dan butir C.3, diberitahukan kepada Peserta yang
mengajukan permohonan (Peserta pemohon) sebagaimana dimaksud
dalam butir B.2, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemberitahuan mengenai hasil penelitian dan pengujian
disampaikan dengan menggunakan surat tertulis paling lambat
21 (dua puluh satu) hari kerja sejak surat permohonan
persetujuan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring beserta
lampirannya sebagaimana dimaksud dalam butir C.1 dan butir
C.2 diterima secara lengkap dan benar oleh Bank Indonesia yang
mewilayahi;
2. Surat tertulis sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dapat
berupa:
a. Surat penolakan, dalam hal surat permohonan persetujuan
pencetakan Warkat dan atau Dokumen Kliring serta
lampirannya sebagaimana dimaksud dalam butir C.1 dan
butir C.2 yang diteliti dan diuji tersebut, tidak memenuhi
salah satu atau lebih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
butir C.1, butir C.2 dan butir C.3. Berkenaan dengan hal ini,
selanjutnya Bank Indonesia yang mewilayahi menyampaikan
surat penolakan dan mengembalikan seluruh spesimen
Warkat dan atau Dokumen Kliring dimaksud kepada Peserta
pemohon untuk diperbaiki/diperbaharui. Peserta pemohon
kemudian dapat menyampaikan kembali surat permohonan
kepada Bank Indonesia yang mewilayahi dengan
melampirkan spesimen Warkat dan atau Dokumen Kliring
yang telah diperbaiki/diperbaharui;
b. Surat …
35
b. Surat persetujuan, dalam hal surat permohonan persetujuan
pencetakan Warkat dan atau Dokumen Kliring serta
lampirannya sebagaimana dimaksud dalam butir C.1 dan
butir C.2 yang diteliti dan diuji tersebut telah memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir C.1, butir C.2
dan butir C.3. Berkenaan dengan hal ini, selanjutnya Bank
Indonesia yang mewilayahi menyampaikan surat
persetujuan kepada Peserta pemohon yang bersangkutan
untuk dapat melakukan pencetakan Warkat dan atau
Dokumen Kliring sesuai kebutuhan untuk dipergunakan
dalam kegiatan Kliring, dengan dilampiri sebanyak 3 (tiga)
lembar dari masing-masing spesimen Warkat dan atau
Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud dalam butir C.2.a
yang telah diuji dengan hasil baik. Adapun sebanyak 132
(seratus tiga puluh dua) lembar sisa masing-masing
spesimen Warkat dan atau Dokumen Kliring digunakan oleh
Bank Indonesia yang mewilayahi sebagai arsip dan
didistribusikan ke seluruh kantor Bank Indonesia (termasuk
Kantor Pusat Bank Indonesia) dan Penyelenggara di daerah
yang tidak terdapat kantor Bank Indonesia lainnya untuk
digunakan sebagai arsip.
3. Dalam penyelenggaraan Kliring, Peserta wajib menggunakan
Warkat dan atau Dokumen Kliring yang dicetak pada PPWDK
berdasarkan surat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam butir 2.b.
E. PELAPORAN …
36
E. PELAPORAN PENCETAKAN WARKAT DAN DOKUMEN
KLIRING.
1. Kantor Pusat Peserta dan Kantor Cabang Peserta dari suatu Bank
yang berkedudukan di luar negeri, setiap periode 1 (satu) tahun
wajib menyampaikan laporan tahunan tertulis dengan
menggunakan surat tertulis kepada Kantor Pusat Bank Indonesia
mengenai Warkat dan atau Dokumen Kliring (BPWD, BPWK,
KBWD dan KBWK) yang telah dicetak oleh PPWDK (ditandai
dengan adanya delivery order dari PPWDK) pada periode
1 (satu) tahun sebelumnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. laporan tahunan wajib memuat :
1) nama Bank;
2) periode laporan;
3) tanggal pemesanan;
4) nama PPWDK;
5) tanggal pengiriman; dan
6) jenis dan jumlah lembar Warkat dan atau Dokumen
Kliring yang telah dicetak oleh PPWDK selama
periode 1 (satu) tahun sebelumnya, dengan contoh
format sesuai dengan Lampiran 6;
b. dalam hal pada kurun waktu 1 (satu) tahun sebagaimana
dimaksud dalam angka 1, Kantor Pusat Peserta atau Kantor
Cabang Peserta dari suatu Bank yang berkedudukan di luar
negeri tidak melakukan pencetakan Warkat dan atau
Dokumen Kliring maka Kantor Pusat Peserta atau dan
Kantor Cabang Peserta dari suatu Bank yang berkedudukan
di luar negeri yang bersangkutan tetap diwajibkan
./.
menyampaikan …
37
menyampaikan laporan pencetakan Warkat dan atau
Dokumen Kliring dengan keterangan ‘Nihil’ pada laporan
tahunan sesuai dengan format Lampiran 7;
c. penyampaian laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam
angka 1 dilakukan paling lambat pada tanggal 25 Januari
tahun berikutnya. Dalam hal tanggal 25 tersebut di atas
adalah hari libur maka batas waktu pelaporan tersebut
dihitung pada tanggal hari kerja berikutnya;
d. penyampaian laporan tersebut ditujukan kepada :
Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem
Pembayaran, Bagian Pengawasan Sistem Pembayaran,
dengan alamat :
Bank Indonesia
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bagian Pengawasan Sistem Pembayaran
Gedung D, Lantai 9
Jl. MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10110;
2. Dalam hal Kantor Pusat Peserta sebagaimana dimaksud dalam
angka 1 berada di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank
Indonesia, maka Kantor Pusat Peserta tersebut wajib
menyampaikan tembusan surat dan laporan tertulis sebagaimana
dimaksud dalam angka 1 kepada kantor Bank Indonesia yang
mewilayahi.
F. BANK …
./.
38
F. BANK INDONESIA YANG MEWILAYAHI
Bank Indonesia yang mewilayahi sebagaimana dimaksud dalam butir
B.3, huruf C, huruf D dan huruf E adalah :
1. Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem
Pembayaran - Bagian Pengawasan Sistem Pembayaran (Bagian
PwSP), untuk Peserta yang:
a. Kantor Pusatnya berkedudukan di wilayah DKI Jakarta
Raya, Serang, Pandeglang, Lebak, Tangerang, Bogor,
Karawang dan Bekasi; atau
b. Kantor Pusatnya berkedudukan di luar wilayah Kantor Pusat
Bank Indonesia, namun telah memberikan surat kuasa kepada
Kantor cabangnya yang berkedudukan di Jakarta
sebagaimana dimaksud dalam butir B.2.d;
dengan alamat surat sebagaimana dimaksud dalam butir E.1.d.
2. Kantor Bank Indonesia setempat, untuk Peserta yang Kantor
Pusatnya berkedudukan di luar wilayah Kantor Pusat Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a.
G. KETENTUAN KHUSUS MENGENAI PERUBAHAN NAMA
PESERTA
Berkenaan dengan permohonan pencetakan Warkat dan Dokumen
Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK) yang disebabkan oleh
adanya perubahan nama Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir
B.1.b.1), berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Bagi Peserta yang berubah nama baik karena merger, konsolidasi
atau karena sebab lainnya, Peserta yang bersangkutan harus
memberitahukan …
39
memberitahukan perubahan nama tersebut dengan menggunakan
surat tertulis kepada Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran - Bagian Pengawasan Sistem
Pembayaran dengan alamat surat sebagaimana dimaksud dalam
butir E.1.d paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal perubahan nama Peserta dimaksud disetujui oleh
Bank Indonesia. Surat pemberitahuan perubahan nama tersebut
memuat informasi sebagai berikut:
a. jumlah Warkat dan Dokumen Kliring lama yang masih
tersedia pada Peserta;
b. perkiraan lamanya waktu untuk menghabiskan persediaan
Warkat dan Dokumen Kliring lama sebagaimana dimaksud
dalam huruf a; dan
c. rencana waktu pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring
dengan nama Peserta yang baru.
2. Peserta yang berubah nama sebagaimana dimaksud dalam
angka 1 harus mengajukan permohonan persetujuan pencetakan
Warkat dan Dokumen Kliring dengan nama Peserta yang baru
paling lambat sebelum Warkat dan Dokumen Kliring lama
diperkirakan habis, dengan persyaratan dan tata cara pengajuan
permohonan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam huruf C.
3. Dalam hal Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 1 tidak
melakukan pencetakan seluruh Warkat dan atau Dokumen
Kliring dengan nama Peserta yang baru secara sekaligus pada
saat yang sama, pengajuan surat permohonan persetujuan
pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring dimaksud dapat
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali sesuai dengan jenis Warkat dan
atau …
40
atau Dokumen Kliring yang dicetaknya, dengan tetap
memperhatikan ketersediaan Warkat dan Dokumen Kliring
sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a).
4. Warkat dan atau Dokumen Kliring dengan nama Peserta yang
lama masih dapat dipergunakan dalam Kliring sampai persediaan
Warkat dan atau Dokumen Kliring lama tersebut habis, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. untuk Warkat dan Dokumen Kliring Peserta lama yang
masih terdapat pada tata usaha Peserta, maka Peserta yang
bersangkutan harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) memperhatikan aspek risiko keamanan dan risiko
reputasi (corporate image) serta aspek kepercayaan
nasabah, terkait dengan rencana penggunaan Warkat
dan atau Dokumen Kliring lama dimaksud;
2) mencoret nama Peserta yang lama dan menambahkan
tulisan nama Peserta yang baru dengan menggunakan
ketikan, stempel atau dengan cara-cara sejenis
lainnya;
3) khusus untuk perubahan nama Peserta yang diikuti
dengan perubahan sandi Peserta, maka:
a. dalam penyelenggaraan Kliring dengan sistem
Otomasi dan Elektronik, dalam hal terdapat
Warkat Peserta lama yang kolom sandi
Pesertanya telah terlanjur di-encode dengan
menggunakan sandi MICR code line Peserta
yang lama, maka sandi Peserta lama dalam
bentuk…
41
bentuk MICR code line dimaksud harus
disesuaikan menjadi sandi MICR code line
Peserta yang baru dengan menggunakan stiker
sebagaimana dimaksud dalam butir I.A.3 paling
lama dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak
tanggal efektif perubahan nama Peserta
dikeluarkan Penyelenggara untuk Kantor Pusat
Peserta atau atau Kantor Cabang dari suatu
Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di
luar negeri tersebut; dan
b. dalam penyelenggaraan Kliring dengan sistem
Manual dan Semi Otomasi, penyesuaian sandi
Peserta baik pada Penyelenggara maupun
seluruh Peserta Kliring dilakukan pada tanggal
yang sama dengan tanggal efektif perubahan
nama Peserta sebagai Peserta Kliring.
b. Untuk Warkat berupa Cek, Bilyet Giro, WBUT dan SBPT
dengan nama Peserta lama yang telah beredar di masyarakat
dan perubahan nama Peserta tersebut diikuti pula dengan
perubahan sandi Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir
a.3), maka Peserta penerima yang bermaksud melakukan
penagihan Cek, Bilyet Giro, WBUT dan SBPT dimaksud
dalam penyelenggaraan Kliring, harus menyesuaikan sandi
Peserta lama menjadi sandi Peserta baru dengan
menggunakan stiker sebagaimana dimaksud dalam
butir I.A.3.
III. TATA …
42
III. TATA CARA PENULISAN WARKAT DAN DOKUMEN KLIRING
Untuk memperlancar proses penyelenggaraan Kliring baik di
Penyelenggara maupun di Peserta dan menjamin pemenuhan ketentuan
hukum yang berlaku atas Warkat-Warkat yang dikliringkan khususnya
untuk Cek, Bilyet Giro dan WBUT, serta dalam rangka mengurangi risiko
pemalsuan Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan
KBWK), maka dalam penulisan Warkat dan Dokumen Kliring tersebut
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
A. WARKAT
1. Warkat dinyatakan dalam mata uang rupiah;
2. Pencantuman nilai nominal Warkat dalam mata uang rupiah
ditulis secara lengkap dengan angka dan huruf dalam bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris.
3. Penulisan nilai nominal dalam angka dan huruf serta pengisian
redaksional Wakat dilakukan dengan menggunakan huruf latin,
kecuali untuk tanda tangan.
4. Penulisan dan atau penandatanganan Cek dan Bilyet Giro
hendaknya menggunakan alat tulis atau sarana yang:
a. tidak menyebabkan kerusakan pada Warkat tersebut dan
atau menyebabkan tulisan dalam Cek dan Bilyet Giro sulit
terbaca dengan jelas; dan atau
b. tidak mudah diubah.
5. Tambahan penulisan nilai nominal dengan peralatan apapun yang
dimaksudkan untuk memperjelas nilai nominal baik dalam angka
dan huruf misalnya dengan menggunakan peralatan tertentu
seperti cheque-writer (protectograph) dianggap tidak ada,
karena …
43
karena hasilnya dapat menimbulkan bermacam-macam
penafsiran, misalnya perbedaan penafsiran dalam hal angka dan
huruf yang ditulis oleh penarik berbeda dengan cheque-writer
(protectograph).
6. Penulisan Cek, Bilyet Giro, dan Warkat lainnya disarankan
untuk tidak diperjelas dengan menggunakan fluorescent pen
karena akan menimbulkan kesulitan untuk mendeteksi apabila
terjadi perubahan penulisan. Di samping itu, penggunaan alat
tersebut pada angka rupiah dapat menimbulkan cahaya sehingga
akan menyulitkan penelitian dalam hal terjadi perubahan nilai
nominal. Dalam hal masih terdapat Warkat yang menggunakan
fluorescent pen maka sebelum Peserta melakukan pembayaran
hendaknya terlebih dahulu menghubungi nasabah yang
bersangkutan untuk konfirmasi.
B. DOKUMEN KLIRING
1. Penulisan Dokumen Kliring pada penyelenggaraan Kliring
dengan menggunakan sistem Elektronik, Otomasi dan Manual
mengacu pada cara penulisan Warkat sebagaimana dimaksud
dalam huruf A, kecuali butir A.2 dan butir A.3 dimana dalam
Dokumen Kliring nilai nominal yang ditulis adalah hanya berupa
angka saja.
2. Penulisan Dokumen Kliring pada penyelenggaraan Kliring
dengan menggunakan sistem Semi Otomasi merupakan cetakan
(print out) hasil pengolahan rekaman Warkat melalui aplikasi
sistem Semi Otomasi.
IV. PENETAPAN …
44
IV. PENETAPAN PERUSAHAAN PERCETAKAN WARKAT DAN
DOKUMEN KLIRING
Perusahaan percetakan dokumen sekuriti (PPDS) yang bermaksud untuk
menjadi PPWDK, harus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu
dari Bank Indonesia.
A. PERSYARATAN
PPDS yang dapat memperoleh penetapan dari Bank Indonesia untuk
melakukan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK) harus memenuhi sekurang-kurangnya
persyaratan sebagai berikut:
1. mempunyai izin operasional yang masih berlaku sebagai PPDS
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;
2. mempunyai rencana kerja (business plan) terkait dengan
pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring;
3. mempunyai kertas CBS-1 dengan spesifikasi teknis kertas
sebagaimana dimaksud dalam butir I.A.2.a.1) dan butir
I.B.2.a.1).a);
4. mempunyai laporan hasil uji atas kertas CBS-1 sebagaimana
dimaksud dalam angka 3, dari Balai Besar Pulp dan Kertas –
Bandung (BBP&K);
5. mempunyai mesin disain sekuriti, mesin cetak sekuriti, mesin
cetak penomoran untuk mencetak MICR code line dan mesin
pembaca MICR yang dapat berfungsi dengan baik;
6. mampu mencetak seluruh jenis Warkat sebagaimana dimaksud
dalam butir I.A.1 dan Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud
dalam …
45
dalam butir I.B.1.a.1) sampai dengan butir I.B.1.a.4) dengan
kertas CBS-1 sebagaimana dimaksud dalam angka 3 dan
menggunakan mesin-mesin sebagaimana dimaksud dalam
angka 5.
B. TATA CARA PENETAPAN
1. Untuk memperoleh penetapan dari Bank Indonesia agar dapat
mencetak Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD, BPWK,
KBWD dan KBWK), PPDS harus mengajukan surat
permohonan menjadi PPWDK secara tertulis kepada Kantor
Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem
Pembayaran, Jl. M.H. Thamrin No. 2 - Jakarta 10110, dengan
melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. fotokopi izin operasional sebagai PPDS yang masih berlaku
dari instansi yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam
butir A.1, yang telah mendapatkan pernyataan dari Notaris
bahwa fotokopi izin operasional tersebut sesuai dengan asli
dokumen yang diperlihatkan PPDS kepada Notaris;
b. fotokopi anggaran dasar PPDS beserta perubahan-
perubahannya, yang telah mendapatkan pernyataan dari
Notaris bahwa fotokopi anggaran dasar PPDS tersebut sesuai
dengan asli dokumen yang diperlihatkan PPDS kepada
Notaris;
c. rencana kerja (business plan) yang terkait dengan pencetakan
Warkat dan Dokumen Kliring;
d. daftar …
46
d. daftar mesin dan atau peralatan untuk mencetak Warkat dan
Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud dalam butir A.5
dengan menyebutkan kapasitas mesin dimaksud;
e. fotokopi laporan hasil uji kertas CBS-1 milik PPDS dari
BBP&K sebagaimana dimaksud dalam butir A.4, yang telah
mendapatkan pernyataan fotokopi sesuai dengan aslinya dari
BBP&K atau Notaris, yang memuat informasi mengenai
spesifikasi kertas sebagaimana dimaksud dalam butir
I.A.2.a.1) atau butir I.B.2.a.1)a);
f. spesimen kertas CBS-1 milik PPDS sebagaimana dimaksud
dalam butir A.3 yang telah memiliki laporan hasil uji kertas
CBS-1 dari BBP&K sebagaimana dimaksud dalam butir A.4,
masing-masing dengan ukuran :
1) 20 cm x 20 cm sebanyak 50 (lima puluh) lembar yang
pada bagian depannya harus telah diberi stempel atau
cetakan nama PPDS yang bersangkutan; dan
2) 7 (tujuh) inci x 2¾ (dua tiga per empat) inci sebanyak
135 (seratus tiga puluh lima) lembar yang pada bagian
depannya telah diberi stempel atau cetakan nama
PPDS yang bersangkutan dan MICR code line sesuai
dengan tata cara pencantuman MICR code line
sebagaimana dimaksud dalam butir II.C.2.a.5).c).
Khusus untuk pengisian kolom sandi transaksi,
Peserta dapat menggunakan salah satu sandi transaksi
yang ada, yaitu 00 (Cek), 10 (Bilyet Giro), 20
(WBUT), 30 (SBPT), 40 (Nota Debet) atau 50 (nota
Kredit).
2. Setelah …
47
2. Setelah surat permohonan dan lampiran sebagaimana dimaksud
dalam butir 1.a sampai dengan butir 1.f diterima secara lengkap,
Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan
Sistem Pembayaran melakukan :
a. pemeriksaan administratif terhadap kelengkapan dan
kesesuaian dokumen-dokumen Peserta sebagaimana
dimaksud dalam angka 1;
b. pengujian spesimen kertas CBS-1 sebagaimana dimaksud
dalam butir 1.f.2) pada mesin baca pilah Bank Indonesia.
Spesimen kertas CBS-1 dianggap memenuhi syarat
pengujian dengan mesin baca pilah apabila tingkat
penolakan (tingkat reject) spesimen kertas CBS-1 paling
tinggi sampai dengan 2% (dua perseratus). Dalam hal
tingkat penolakan hasil pengujian spesimen kertas CBS-1
dimaksud pada mesin baca pilah menunjukkan tingkat
penolakan spesimen yang lebih tinggi dari 2% (dua per
seratus), PPDS dimaksud berdasarkan surat pemberitahuan
tertulis dari Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran dapat diberikan
kesempatan untuk menyampaikan kembali spesimen kertas
CBS-1 yang telah diperbaiki kepada Kantor Pusat Bank
Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
untuk dilakukan pengujian kembali dengan mesin baca
pilah; dan
c. melakukan pemeriksaan langsung (on site supervision) ke
PPDS yang bersangkutan untuk melakukan verifikasi atas
kebenaran dokumen-dokumen Peserta sebagaimana
dimaksud …
48
dimaksud dalam huruf a, apabila spesimen kertas CBS-1
yang disampaikan PPDS telah memenuhi syarat pengujian
dengan mesin baca pilah sebagaimana dimaksud dalam
huruf
3. Dalam hal kegiatan pemeriksaan administratif dokumen,
pengujian kertas CBS-1 dan pemeriksaan langsung sebagaimana
dimaksud dalam angka 2 telah dilakukan, Bank Indonesia c.q.
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran akan melakukan :
a. penolakan, apabila hasil kegiatan pemeriksaan administratif
dokumen, pengujian kertas CBS-1 dan atau pemeriksaan
langsung menunjukkan hasil yang tidak baik atau tidak
memenuhi salah satu atau lebih persyaratan yang ditetapkan
Bank Indonesia. Selanjutnya Kantor Pusat Bank Indonesia
c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
menyampaikan surat penolakan dengan menyebutkan alasan
penolakan, dengan disertai pengembalian seluruh lampiran
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 kepada PPDS yang
bersangkutan untuk dapat diperbaiki dan atau dilengkapi.
Terhadap penolakan dimaksud, PPDS yang bersangkutan,
dapat mengajukan kembali surat permohonan izin
operasional beserta lampirannya yang telah diperbaiki atau
dilengkapi kepada Kantor Pusat Bank Indonesia c.q.
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, dengan
mengikuti tata cara sebagaimana dimaksud dalam angka 1;
atau
b. persetujuan, apabila hasil kegiatan pemeriksaan administrasi
dokumen, pengujian kertas CBS-1 dan pemeriksaan langsung
sebagaimana …
49
sebagaimana dimaksud dalam angka 2 menunjukkan hasil
baik atau memenuhi keseluruhan persyaratan yang ditetapkan
Bank Indonesia.
4. Dalam hal surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam
angka 1 disetujui oleh Kantor Pusat Bank Indonesia c.q.
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran sebagaimana
dimaksud dalam butir 3.b, persetujuan tersebut dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran menerbitkan
Keputusan yang berisi penetapan PPDS dimaksud sebagai
PPWDK;
b. menyampaikan surat pemberitahuan penetapan sebagai
PPWDK disertai asli Keputusan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a kepada PPWDK yang bersangkutan;
c. menyampaikan surat pemberitahuan penetapan sebagai
PPWDK disertai tembusan Keputusan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a kepada instansi yang berwenang
memberikan izin operasional kepada PPDS;
d. mengumumkan penetapan PPWDK sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dengan menggunakan Pengumuman Bank
Indonesia kepada seluruh Kantor Pusat Peserta, Kantor
Cabang Peserta dari Bank yang berkedudukan di luar negeri
dan PPWDK lainnya di seluruh Indonesia.
5. Pemberian surat penolakan atau Keputusan persetujuan kepada
PPDS untuk mencetak Warkat dan Dokumen Kliring
sebagaimana dimaksud dalam butir 3.a dan butir 3.b, dilakukan
Bank …
50
Bank Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
tanggal pemeriksaan langsung ke PPDS yang bersangkutan
sebagaimana dimaksud dalam butir 2.c.
V. KEWAJIBAN PERUSAHAAN PERCETAKAN WARKAT DAN
DOKUMEN KLIRING
Dalam melakukan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK), PPWDK wajib :
1. menerima pesanan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring hanya
dari Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir II.B.2;
2. melaksanakan sendiri segala pekerjaan yang berkaitan dengan
pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring (prinsip Do It
Yourself/Under One Roof) atau tidak mensubkontrakkan atau
mengalihkan pekerjaan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring
tersebut kepada PPWDK lain, atau menerima pengalihan pekerjaan
dari PPWDK lain;
3. mencetak Warkat dan Dokumen Kliring sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditetapkan dalam butir I.A.2 dan butir I.B.2;
4. melakukan pengujian ke BBP&K atas setiap kertas CBS-1
sebagaimana dimaksud dalam butir I.A.2.a.1) dan butir I.B.2.a.1)a)
yang akan digunakan untuk mencetak Warkat dan Dokumen Kliring
Peserta yang merupakan:
a. kertas CBS-1 baru yang akan digunakan untuk mencetak Warkat
dan Dokumen Kliring Peserta untuk pertama kalinya; atau
b. kertas …
51
b. kertas CBS-1 yang telah disetujui oleh Bank Indonesia dan
mengalami perubahan atau penggantian yang berupa perubahan
atau penggantian:
1) produsen kertas CBS-1;
2) tanda air (water mark) logo PPWDK yang bersangkutan;
dan atau
3) ketentuan Bank Indonesia yang mengubah spesifikasi teknis
kertas CBS-1.
5. melaporkan hasil pengujian kertas CBS-1 sebagaimana dimaksud
dalam angka 4 yang telah memenuhi standar Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam butir I.A.2.a.1) atau butir I.B.2.a.1)a)
kepada Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan
Sistem Pembayaran dengan menggunakan surat tertulis paling lambat
30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal surat BBP&K kepada
PPWDK yang bersangkutan perihal hasil pengujian kertas CBS-1,
dengan melampirkan:
a. fotokopi laporan hasil uji kertas CBS-1 baru dari BBP&K, yang
telah mendapatkan pernyataan dari Notaris bahwa fotokopi
laporan tersebut sesuai dengan dokumen asli yang diperlihatkan
kepada Notaris atau yang telah mendapatkan pernyataan sesuai
aslinya oleh BBP&K, yang memuat informasi mengenai
spesifikasi kertas sebagaimana dimaksud dalam butir I.A.2.a.1)
atau butir I.B.2.a.1)a);
b. spesimen kertas CBS-1 yang diuji oleh BBP&K sebagaimana
dimaksud dalam angka 4 dan telah memiliki laporan hasil uji
kertas …
52
kertas CBS-1 sebagaimana dimaksud dalam huruf a, masing-
masing dengan ukuran :
1) 20 cm x 20 cm sebanyak 50 (lima puluh) lembar yang telah
dibubuhi stempel PPWDK; dan
2) 7 (tujuh) inci x 2¾ (dua tiga per empat) inci sebanyak 135
(seratus tiga puluh lima) lembar yang telah dibubuhi stempel
PPWDK dan MICR code line sesuai dengan tata cara
pencantuman informasi MICR code line sebagaimana
dimaksud dalam butir II.C.2.a.5).c), untuk dilakukan
pengujian dengan mesin baca pilah oleh Penyelenggara.
Spesimen kertas CBS-1 dianggap memenuhi syarat
pengujian dengan mesin baca pilah apabila tingkat
penolakan (tingkat reject) spesimen kertas CBS-1 paling
tinggi sampai dengan 2% (dua perseratus). Dalam hal
tingkat penolakan hasil pengujian spesimen kertas CBS-1
dimaksud pada mesin baca pilah menunjukkan tingkat
penolakan spesimen yang lebih tinggi dari 2% (dua per
seratus), PPDS dimaksud berdasarkan surat pemberitahuan
tertulis dari Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran dapat diberikan
kesempatan untuk menyampaikan kembali spesimen kertas
CBS-1 yang telah diperbaiki kepada Kantor Pusat Bank
Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
untuk dilakukan pengujian dengan mesin baca pilah;
6. melakukan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring Peserta dengan
menggunakan kertas CBS-1 sebagaimana dimaksud dalam
butir …
53
butir I.A.2.a.1) dan butir I.B.2.a.1)a) yang telah disetujui oleh Bank
Indonesia;
7. setiap tahun menyampaikan laporan pencetakan Warkat dan Dokumen
Kliring dengan menggunakan surat kepada Kantor Pusat Bank
Indonesia mengenai Warkat dan Dokumen Kliring yang telah dicetak
dan dikirim oleh PPWDK tersebut kepada Peserta pada periode 1
(satu) tahun sebelumnya, yaitu periode bulan Januari sampai dengan
bulan Desember. Laporan tersebut wajib memuat:
a. nama Bank;
b. periode laporan;
c. tanggal pemesanan;
d. nama PPWDK;
e. tanggal pengiriman; dan
f. jenis dan jumlah lembar Warkat dan atau Dokumen Kliring yang
telah dicetak oleh PPWDK selama periode 1 (satu) tahun
sebelumnya;
dengan contoh format sesuai dengan Lampiran 8;
8. apabila dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sebelumnya sebagaimana
dimaksud dalam angka 7, tidak terdapat pemesanan/pencetakan
Warkat dan atau Dokumen Kliring, maka PPWDK yang bersangkutan
tetap diwajibkan menyampaikan laporan pencetakan Warkat dan
Dokumen Kliring dengan keterangan ‘Nihil’ pada laporan sesuai
dengan format dalam Lampiran 9;
./.
./.
9. menyampaikan …
54
9. menyampaikan laporan periode 1 (satu) tahun sebelumnya paling
lambat pada tanggal 25 Januari tahun berikutnya. Dalam hal tanggal
25 tersebut di atas adalah hari libur maka batas waktu pelaporan
tersebut adalah hari kerja berikutnya;
10. menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 7 dan 8
yang ditujukan kepada Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran - Bagian Pengawasan Sistem
Pembayaran dengan alamat surat sebagaimana dimaksud dalam butir
II.E.1.d.
11. menyampaikan fotokopi perubahan anggaran dasar PPWDK yang
berkaitan dengan perubahan nama, kepemilikan, direksi dan atau
komisaris yang telah dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh Notaris,
kepada Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan
Sistem Pembayaran - Bagian Pengawasan Sistem Pembayaran, dengan
alamat surat sebagaimana dimaksud dalam butir II.E.1.d;
12. menyampaikan tembusan atau fotokopi ”surat permohonan
perpanjangan izin operasional PPDS kepada instansi yang berwenang”
dan atau fotokopi ”surat dalam masa proses” yang diterbitkan oleh
instansi yang berwenang tersebut, kepada Kantor Pusat Bank
Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran - Bagian
Pengawasan Sistem Pembayaran dengan alamat surat sebagaimana
dimaksud dalam butir II.E.1.d;
13. menyampaikan fotokopi perpanjangan izin operasional PPDS dari
instansi yang berwenang dengan menggunakan surat kepada Kantor
Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem
Pembayaran – Bagian Pengawasan Sistem Pembayaran dengan alamat
surat sebagaimana dimaksud dalam butir II.E.1.d, paling lambat 14
(empat …
55
(empat belas) hari kerja sejak dikeluarkan perpanjangan izin
operasional dimaksud;
14. mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
VI. PENCABUTAN PENETAPAN PERUSAHAAN PERCETAKAN
WARKAT DAN DOKUMEN KLIRING
Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran dapat
mencabut penetapan PPWDK sebagaimana dimaksud dalam butir IV.B.4,
apabila terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. izin operasional PPDS sebagaimana dimaksud dalam butir IV.A.1
tidak diperpanjang lagi dan atau telah dicabut oleh instansi yang
berwenang;
2. PPWDK dikenai suatu sanksi tertentu oleh instansi yang berwenang
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap;
3. PPWDK tidak lagi mempunyai mesin disain sekuriti, mesin cetak
sekuriti, mesin cetak penomoran untuk mencetak MICR code line dan
atau mesin pembaca MICR yang dapat berfungsi dengan baik
sebagaimana dimaksud dalam butir IV.A.5 dan sekurang-kurangnya
telah memperoleh surat teguran dari Bank Indonesia c.q. Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran - Bagian Pengawasan Sistem
Pembayaran sebanyak 2 (dua) kali.
VII. PENGAWASAN …
56
VII. PENGAWASAN
Untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan Bank Indonesia yang
terkait dengan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring, Bank Indonesia
c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran - Bagian Pengawasan
Sistem Pembayaran melakukan pengawasan secara langsung dan tidak
langsung terhadap Peserta dan PPWDK.
A. Pengawasan Langsung
1. Dalam pelaksanaan pengawasan secara langsung, Bank
Indonesia dapat melakukan sendiri pengawasan secara langsung
atau meminta bantuan kepada instansi lain yang mempunyai
keahlian dan kompetensi dalam operasional pencetakan
dokumen sekuriti.
2. Pengawasan langsung terhadap Peserta, antara lain dapat
meliputi :
a. pengecekan atas kebenaran laporan yang disampaikan
Peserta;
b. penelitian terhadap keabsahan perusahaan percetakan yang
digunakan untuk mencetak Warkat dan atau Dokumen
Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK) Peserta.
3. Pengawasan langsung terhadap PPWDK, antara lain dapat
meliputi :
a. pengecekan atas kebenaran laporan yang disampaikan
PPWDK;
b. penelitian terhadap ketersediaan dan kondisi mesin-mesin
percetakan Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD, BPWK,
KBWD dan KBWK).
B. Pengawasan …
57
B. Pengawasan Tidak Langsung
Pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. menganalisis laporan-laporan yang disampaikan oleh Peserta dan
PPWDK, yang antara lain meliputi ketepatan waktu penyampaian
laporan, keakuratan isi laporan dan kesesuaian penggunaan
format laporan yang ditetapkan Bank Indonesia;
2. melakukan pengujian secara sampling terhadap Warkat dan atau
Dokumen Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK) Peserta
yang memiliki tingkat reject relatif tinggi (di atas 2%) dan atau
memiliki indikasi ketidaksesuaian dengan spesifikasi teknis
Warkat dan Dokumen Kliring sebagaimana dimaksud dalam butir
I.A.2 dan butir I.B.2.
VIII. SANKSI
Apabila dalam penyelenggaraan Kliring Peserta tidak memenuhi kewajiban
penggunaan Warkat dan atau Dokumen Kliring yang dicetak pada PPWDK
berdasarkan surat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam butir II.D.3, dan PPWDK tidak mencetak Warkat dan Dokumen
Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK) sesuai kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam angka V, berlaku ketentuan sebagai berikut:
A. Sanksi Untuk Peserta
1. Dalam hal Warkat dan atau Dokumen Kliring Peserta
menggunakan kertas CBS-1 yang tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi teknis Warkat dan Dokumen Kliring sebagaimana
dimaksud dalam butir I.A.2.a.1) dan butir I.B.2.a.1)a) atau tidak
menggunakan …
58
menggunakan kertas CBS-1, maka berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. Peserta wajib mengganti Warkat dan atau Dokumen
Kliring tersebut dengan Warkat dan Dokumen Kliring yang
menggunakan kertas CBS-1 sebagaimana dimaksud dalam
butir I.A.2.a.1) dan butir I.B.2.a.1)a), dalam waktu paling
lambat 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal surat
pengenaan sanksi oleh Bank Indonesia;
b. Kewajiban penggantian Warkat dan Dokumen Kliring oleh
Peserta sebagaimana dimaksud dalam huruf a menjadi
tanggungjawab PPWDK, apabila tidak dipenuhinya
persyaratan tersebut timbul akibat adanya kelalaian atau
kesalahan PPWDK;
c. Warkat dan Dokumen Kliring yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 tidak
diperkenankan untuk digunakan dalam penyelenggaraan
Kliring.
2. Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir II.B.2 yang
melakukan pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring selain
kepada PPWDK yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam butir IV.B.4, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. Kantor Pusat Peserta, Kantor cabang Peserta dari suatu
Bank yang berkedudukan di luar negeri, atau UUS
dikenakan sanksi oleh Kantor Pusat Bank Indonesia c.q.
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran - Bagian
Pengawasan …
59
Pengawasan Sistem Pembayaran berupa kewajiban
membayar sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah); dan
b. kewajiban untuk mengganti Warkat dan atau Dokumen
Kliring yang dicetak di perusahaan percetakan selain
PPWDK, dengan Warkat dan atau Dokumen Kliring yang
dicetak pada PPWDK paling lambat 60 (enam puluh) hari
kalender sejak diterbitkan surat pengenaan sanksi oleh Bank
Indonesia.
c. Warkat dan Dokumen Kliring yang dicetak di perusahaan
percetakan selain PPWDK tersebut tidak diperkenankan
untuk digunakan dalam penyelenggaraan Kliring.
2. Dalam hal Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir II.B.2
tidak melaksanakan penggantian Warkat dan atau Dokumen
Kliring dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam
butir 1.a dan butir 2.b, Kantor Pusat Bank Indonesia c.q.
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran mengenakan sanksi
berupa kewajiban membayar sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta
rupiah) untuk setiap hari keterlambatan dengan maksimum
kewajiban membayar sebesar Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta
rupiah).
3. Dalam hal Peserta telah melakukan pencetakan Warkat dan atau
Dokumen Kliring dengan menggunakan kertas CBS-1 sesuai
ketentuan dalam butir I.A.2.a.1) dan atau butir I.B.2.a.1).a)
namun tidak memenuhi spesifikasi teknis Warkat sebagaimana
dimaksud dalam butir I.A.2.a.2) sampai dengan butir I.A.2.a.9)
dan atau spesifikasi teknis Dokumen Kliring sebagaimana
dimaksud dalam butir I.B.2.a.1).b) dan butir I.B.2.a.1).c), serta
tanpa …
60
tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam butir II.D.2.b, maka,
Kantor Pusat Bank Indonesia c.q Direktorat Akunting dan
Sistem Pembayaran mengenakan sanksi kewajiban membayar
sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari terhitung
sejak tanggal pencetakan dimaksud sampai dengan tanggal surat
persetujuan pencetakan Warkat dan atau Dokumen Kliring
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan maksimum sebesar
Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
4. Dalam hal Kantor Pusat Peserta atau Kantor Cabang dari suatu
Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri
terlambat atau belum menyampaikan laporan tahunan
sebagaimana dimaksud dalam butir II.E.1, Kantor Pusat Bank
Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
mengenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp 100.000,00
(seratus ribu rupiah) untuk setiap hari keterlambatan dengan
maksimum sebesar Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah). Khusus
Kantor Pusat Peserta atau Kantor Cabang dari suatu Bank yang
kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri yang belum
menyampaikan laporan, yang bersangkutan tetap diwajibkan
untuk menyampaikan laporan tersebut.
5. Dalam hal Kantor Pusat Peserta tidak melaporkan perubahan
nama Bank dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
sebagaimana dimaksud dalam butir II.G.1, Kantor Pusat Bank
Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
mengenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.
B. Sanksi …
61
B. Sanksi Untuk PPWDK
1. Dalam hal PPWDK mencetak Warkat dan atau Dokumen Kliring
Peserta dengan menggunakan kertas CBS-1 yang tidak
memenuhi persyaratan spesifikasi teknis Warkat dan Dokumen
Kliring sebagaimana dimaksud dalam angka V.6 atau tidak
menggunakan kertas CBS-1, PPWDK dikenakan sanksi berupa
kewajiban membayar sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) dan mengganti Warkat dan Dokumen Kliring Peserta
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir
A.1.b.
2. Dalam hal PPWDK terlambat atau belum menyampaikan
laporan hasil pengujian kertas CBS-1 sebagaimana dimaksud
dalam angka V.5, Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran mengenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk
setiap hari keterlambatan dengan maksimum sebesar
Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah). Khusus PPWDK yang belum
menyampaikan laporan, yang bersangkutan tetap diwajibkan
untuk menyampaikan laporan tersebut.
3. Dalam hal PPWDK terlambat atau belum menyampaikan laporan
tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka V.7 atau angka
V.8, Kantor Pusat Bank Indonesia c.q Direktorat Akunting dan
Sistem Pembayaran mengenakan sanksi kewajiban membayar
sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan dengan maksimum sebesar Rp 3.000.000,00 (tiga
juta rupiah). Khusus PPWDK yang belum menyampaikan
laporan …
62
laporan tersebut, PPWDK yang bersangkutan tetap diwajibkan
untuk menyampaikan laporan dimaksud.
4. Dalam hal PPWDK tidak menyampaikan tembusan atau fotokopi
”surat permohonan perpanjangan izin operasional PPDS” dan
atau fotokopi ”surat sedang dalam proses” sebagaimana
dimaksud dalam angka V.12 serta fotokopi perpanjangan izin
operasional PPDS sebagaimana dimaksud dalam angka V.13,
Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan
Sistem Pembayaran tidak memproses permohonan persetujuan
pencetakan Warkat dan Dokumen Kliring Peserta yang
menggunakan PPWDK yang bersangkutan dan mengembalikan
dokumen yang disampaikan dalam permohonan tersebut.
5. Dalam hal PPWDK tidak memenuhi ketentuan atau kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam angka V.1, angka V.2, angkaV.6,
angka V.14, butir VIII.B.1, Butir VIII.B.2, dan atau butir
VIII.B.3, maka Kantor Pusat Bank Indonesia c.q Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran dapat mengenakan sanksi
berupa pencabutan penetapan sebagai PPWDK.
IX. LAIN-LAIN
1. Dalam hal instansi yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam
butir IV.A.1 mencabut atau tidak memperpanjang izin operasional
perusahaan percetakan dokumen sekuriti maka surat keputusan
Bank Indonesia yang menetapkan perusahaan percetakan dokumen
sekuriti dimaksud sebagai PPWDK sebagaimana dimaksud dalam
butir IV.B.4 menjadi tidak berlaku. Kantor Pusat Bank Indonesia c.q.
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran selanjutnya menerbitkan
Keputusan …
63
Keputusan Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran mengenai
pencabutan/penghentian persetujuan PPWDK dan memberitahukannya
kepada seluruh Peserta dengan menggunakan pengumuman.
2. Pelunasan bea meterai pada Warkat Cek dan Bilyet Giro yang
diperhitungkan dalam Kliring, wajib dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. untuk Peserta Kliring dengan sistem Manual dan Semi Otomasi
yang belum menjadi peserta Warkat Kliring Luar Wilayah,
dilakukan dengan menggunakan meterai tempel, menggunakan
mesin teraan meterai, atau pencantuman tanda Bea Meterai
Lunas;
b. untuk Peserta Kliring dengan sistem Otomasi dan Elektronik
dilakukan dengan pencantuman tanda Bea Meterai Lunas;
c. untuk Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, dilakukan dengan
pencetakan tanda Bea Meterai Lunas atau menggunaan mesin
teraan meterai, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Untuk pengenaan sanksi kewajiban membayar bagi Peserta
sebagaimana dimaksud dalam butir VIII.A, Kantor Pusat Bank
Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
menghitung sanksi kewajiban membayar dimaksud pada setiap akhir
bulan dan membebankannya paling lambat minggu pertama bulan
berikutnya dengan cara mendebet rekening Kantor Pusat Peserta atau
kantor cabang bank dari suatu bank yang kantor pusatnya
berkedudukan di luar negeri yang berada di Bank Indonesia.
4. Untuk …
64
4. Untuk pengenaan sanksi kewajiban membayar bagi PPWDK
sebagaimana dimaksud dalam butir VIII.B, Kantor Pusat Bank
Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
menyampaikan surat pengenaan sanksi kewajiban membayar kepada
PPWDK yang bersangkutan yang antara lain berisi informasi jumlah
sanksi kewajiban membayar dimaksud dan tata cara pembayarannya
kepada Bank Indonesia.
5. Bank-bank di daerah yang tidak terdapat kegiatan Kliring apabila
memberikan fasilitas Cek dan Bilyet Giro bagi nasabahnya, hendaknya
menggunakan Cek dan Bilyet Giro dengan spesifikasi teknis
berdasarkan Surat Edaran ini mengingat dengan adanya Kliring
Warkat Luar Wilayah, Cek dan Bilyet Giro dimaksud menjadi dapat
dikliringkan dalam penyelenggaraan Kliring.
6. Warkat berupa Cek dan Bilyet Giro tidak dapat digunakan untuk
sarana penarikan rekening giro dalam mata uang asing, baik dalam
mata uang asal maupun konversinya dalam mata uang rupiah.
7. Penggunaan bahan baku untuk Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD,
BPWK, KBWD dan KBWK) diutamakan menggunakan produk dalam
negeri, sepanjang spesifikasi teknis kertasnya memenuhi spesifikasi
teknis kertas CBS-1 sebagaimana dimaksud dalam butir I.A.2.a.1) dan
butir I.B.2.a.1).a).
X. KETENTUAN PERALIHAN
1. Warkat dan Dokumen Kliring (BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK)
lama yang telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia pada
saat diberlakukannya Surat Edaran ini masih dapat dipergunakan
dalam Kliring.
2. Khusus …
65
2. Khusus untuk cek dan Bilyet Giro, Peserta masih dapat mengajukan
permohonan persetujuan pencetakan cek dan Bilyet Giro dengan
menggunakan redaksi yang lama, paling lambat sampai dengan
tanggal 31 Maret 2005.
3. Penyampaian laporan pemesanan Warkat dan Dokumen Kliring
(BPWD, BPWK, KBWD dan KBWK) periode 6 (enam) bulan untuk
periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2004, dilakukan
paling lambat pada tanggal 25 Januari 2005 atau hari kerja berikutnya
apabila tanggal 25 Januari tersebut jatuh pada hari libur.
XI. PENUTUP
Dengan berlakunya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 5/15/DASP tanggal 18 Juli 2003 perihal Warkat, Dokumen Kliring
dan Pencetakannya Pada Perusahaan Percetakan Dokumen Sekuriti
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 31 Desember 2004. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat
Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
MOHAMAD ISHAK
DIREKTUR AKUNTING DAN SISTEM PEMBAYARAN