Download - Rst Kompre Magelang
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CUBITAL TUNNEL SYNDROME
Disusun guna memenuhi tugas
Nama Anggota :
Lia Setia Rini Claudyantika Koes Fierora
SutriRiska Karina Putri
Nervus Ulnaris ( C8 , T1 ) :
Berjalan pada musculus coracobrachialis menuju pertengahan lengan menembus septum intermuscularis medialis bersama dengan arteri colateralis ulnaris superior dan memasuki kompartemen posterior.
kemudian berbelok dibawah epicondylus medialis dan lewat diantara dua kaput musculus flexor carpi ulnaris memasuki lengan bawah dan mempersyarafi musculus flexor carpi ulnaris dan setengah musculus flexor digitorum profunda.
Pengertian CTSCubital tunnel syndrome adalah efek dari tekanan pada nervus ulnaris, yang merupakan salah satu nervus utama pada tangan. Gejalanya termasuk nyeri ( rasa nyeri nya sendiri bisa di dapatkan karena terbenturnya siku yang dapat dirasakan sebagai sensasi “ tersetrum “ , bengkak, lemah otot daritangan, kesemutan atau mati rasa di jari manis dan kelingking. Dan sering didapatkan juga nyeri di daerah bahu.
Cubital tunnel syndrome sendiri didapatkan pada pria 3 sampai 8 kali lebih banyak dari pada wanita
McGowan menetapkan klasifikasinya antara lain :
• Grade I: Lesi ringan dengan distribusi parestesi di nervus ulnaris dan lemas di daerah yang terkena. Tidak ada lemah otot instrinsik.
• Grade II : Lesi sedang dengan lemah otot pada musculus interossei.
• Grade III : Lesi berat dengan paralisis pada musculus interossei.
Gambar disamping menjelaskan bahwa dampak dari kerusakan dari nervus ulnaris mengakibatkan fleksinya tendon dari muskulus flexor digitorum profunda dan tidak bekerjanya tendon dari muskulus flexor digitorum superficialis.
Manifestasi Klinis Kesemutan Mati rasa di daerah jari manis dan kelingking Nyeri dan lemah otot pada daerah yang dipersyarafinya Gejala-gejala ini memburuk pada saat siku terlipat. Misalnya pada individu
sedang menelpon, mengistirahatkan kepala pada tangan, melipat tangan di dada, dan tangan yang terlipat pada saat tidur. Dan gejalanya juga dapat berupa claw hand deformity pada penyakit kusta.
Penatalaksanaan Fisioterapis dengan IR , TENS , TERAPI LATIHAN
1. IR adalah pancaran gelombang, elektro magnetik dengan panjang gelombang 7700 – 14000 Augstrom yang mempunyai kedalaman penetrasi sampai pada lapisan kulit superfisial.
Fungsi :a) Untuk relaksasi otot b) Untuk mengurangi nyeri c) Untuk melancarkan peredaran darah
LANJUTAN 2. Tens
merupakan suatu cara penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit.
3. Terapi Latihan suatu usaha untuk mempercepat proses penyembuhan dari suatu cidera yang telah merubah cara hidupnya yang normal.
Tujuan dari terapi latihana. Memajukan aktifitas penderita,b. Memajukan kemampuan penderita yang telah ada untuk dapat melakukan
gerakan-gerakan yang berfungsi serta bertujuan, sehingga dapat beraktifitas normal (Priyatna, 1985)
LAPORAN STATUS KLINIK
A. ANAMNESISI. Identitas Pasien
N a m a : Tn. SusetyoUmur : 75 tahunNo Reg : 21Jenis Kelamin : Laki - laki Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan Akmil Alamat : Mertoyudan, Perum BRI,
Magelang
II. DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT• Diagnosa klinis : Cidera Nerve Ulnaris
( Cubital Tunnel Syndrom)
• Etiologi :Trauma
III. SEGI FISIOTERAPIA. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Jari dextra ke 4-5 tidak bisa digerakkan
1. KELUHAN UTAMA • Rasa sakit ditangan kanan disertai rasa tebal di punggung tangan kanan
dan jari-jari ke 4 dan ke 5 tidak bisa digerakkan kebelakang dan keatas.• Faktor yang memperberat yaitu saat pasien melakukan aktivitas
menggunakan tangan kanannya seperti berjabat tangan, menggosok gigi, menulis
• Faktor yang memperingan yaitu saat pasien mengisitirahatkan tangan kanannya dan tidak menggunakan tangan kanannya untuk melakukan aktivitas
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sekitar 1 minggu yang lalu pasien mulai merasakan sakit pada pergelangan tangan sampai ke telapak tangan hingga ke jari-jarinya setelah pasien bangun tidur lalu jari ke 4 dan jari ke 5 pasien tidak bisa digerakkan dan diluruskan, serta saat pasien memutar tangan kanannya ke kiri dan kekanan terasa nyeri dari elbow sampai pergelangan tangannya. Lalu didiamkan oleh pasien selama beberapa hari dan nyeri sedikit berkurang.
Saat nyeri datang, pasien pertama berobat ke dokter saraf di RST dr. Soejono Magelang dan oleh dokter saraf pasien dirujuk ke fisioterapi RST Dr. Soejono Magelang, Pasien dilakukan sebanyak 8 kali terapi, dan pasien sudah menjalani 1 kali terapi.
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami penyakit serupa
4. RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit serupa
5. STATUS SOSIAL
• Lingkungan kerja : Pasien adalah seorang pensiunan akmil, sehingga aktivitas dalam bekerjanya dulu yaitu menulis dan mengetik sehingga mempengaruhi keluhan yang dirasakan sekarang.
• Lingkungan tempat tinggal :Pasien tinggal di daerah perumahan, sehingga lingkungan tempat tinggal sangat mendukung.
• Aktivitas di waktu senggang : Membaca koran, menonton tv, dan bersih-bersih rumah.
• Aktivitas sosial :Pasien sering mengikuti kerja bakti dan rapat rt sehingga keluhan yang dirasakan tidak mengganggu aktivitasnya.
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF1. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
» Tekanan Darah : 130/80 mmHg» Denyut Nadi : 62/ menit» Pernafasan : 28 kali/menit» Temperatur : 35,7 C» Tinggi Badan : 159 cm» Berat Badan : 48 kg
2. INSPEKSIInspeksi statis – Adanya perubahan warna pada punggung tangan kanan yang berwarna gelap dibanding
telapak kiri.– Tidak ada oedema pada pergelangan tangan kanan.– Tidak ada atrofi otot pada jari-jari ke 4 dan ke 5 serta pada tangan kanan.– Adanya deformitas claw hand pada tangan kanan.
Inspeksi dinamis– Ada keterbatasan gerak jari 4 dan 5 kanan ke arah ekstensi.
3. PALPASI– Suhu pada tangan kanan normal.– Adanya nyeri tekan punggung tangan kanan.– Tidak adnya spasme pada otot flexor tangan kanan.– Adanya hypotonus pada otot ekstensor MCP 4 dan 5 dan jari-jari ke 4 dan 5.
4. PERKUSITidak dilakukan
5. AUSKULTASITidak dilakukan
6. PEMERIKSAAN GERAK DASARA. GERAK AKTIF
Sendi Gerakan ROM Nyeri
Wrist Dorsi Flexi FULL ROM TIDAK NYERI
Palmar Fleksi FULL ROM TIDAK NYERI
Ulnar Deviasi FULL ROM TIDAK NYERI
Radial Deviasi FULL ROM TIDAK NYERI
MCP 1,2,3 Flexi
Ekstensi
FULL ROM
FULL ROM
TIDAK NYERI
TIDAK NYERIMCP 4, 5 Flexi
Ekstensi
TDK FULL ROMTDK FULL ROM
NYERINYERI
PIP+DIP 1,2,3 Fleksi Ekstensi
FULL ROMFULL ROM
TIDAK NYERI TIDAK NYERI
PIP+DIP 4,5 FleksiEkstensi
TDK FULL ROM
TDK FULL ROM
NYERINYERI
B. GERAK PASIF
Sendi Gerakan ROM Nyeri End Feel
Wrist Dorsi Flexi
Palmar Flexi
Ulnar Deviasi
Radial Deviasi
FULL ROM
FULL ROM
FULL ROM
FULL ROM
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
Empty
Empty
Empty
Empty
MCP 1,2,3 Flexi
Ekstensi
FULL ROM
FULL ROM
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
Empty
Empty
MCP 4, 5 Flexi
Ekstensi
TDK FULL ROM
TDK FULL ROM
NYERI
NYERI
Hard
Hard
PIP+DIP 1,2,3 Fleksi
Ekstensi
FULL ROM
FULL ROM
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
Empty
Empty
PIP+DIP 4,5 Fleksi
Ekstensi
TDK FULL ROM
TDK FULL ROM
NYERI
NYERI
Hard
Hard
C. GERAK ISOMETRIK
Sendi Gerakan ROM Nyeri Tahanan
Wrist Dorsi Flexi
Palmar Flexi
Ulnar Deviasi
Radial Deviasi
FULL ROM
FULL ROM
FULL ROM
FULL ROM
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
Maks
Maks
Maks
Maks
MCP 1,2,3 Flexi
Ekstensi
FULL ROM
FULL ROM
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
Maks
Maks
MCP 4, 5 Flexi
Ekstensi
TDK FULL ROM
TDK FULL ROM
NYERI
NYERI
Tidak bisa
Tidak bisa
PIP+DIP 1,2,3 Fleksi
Ekstensi
FULL ROM
FULL ROM
TIDAK NYERI
TIDAK NYERI
Maks
Maks
PIP+DIP 4,5 Fleksi
Ekstensi
TDK FULL ROM
TDK FULL ROM
NYERI
NYERI
Tidak Bisa
Tidak Bisa
7. MUSCLE TEST
Grup Otot Nilai
Flexor Wrist
Extensor Wrist
Radial Deviator
Ulnar Deviator
Flexor MCP
Extensor MCP
5
5
5
5
2
2
8. ANTROPOMETRI TEST Tidak dilakukan
9. ROM TEST
Gerakan Kanan Kiri ( Normal )
Flexi-Ekstensi Wrist
Radial - Ulnar Deviasi Wrist
Flexi-Ekstensi MCP
S : 35-0-45
R: 40-0-35
S: 0-0-50
S : 40-0-55
R: 40-0-45
S: 0-0-90
10. PEMERIKSAAN NYERI Dilakukan dengan menggunakan VDS :Nyeri diam : 1 ( tidak nyeri )Nyeri tekan : 3 ( nyeri ringan )Nyeri gerak : 5 ( nyeri cukup berat )
11. PEMERIKSAAN KOGNITIF, INTRAPERSONAL, DAN INTERPERSONAL– Kognitif : Atensi dan memori pasien baik, pasien mampu
menceritakan kronologi yang dialaminya sampai sekarang dengan terapis.
– Intrapersonal : Pasien memiliki motivasi yang tinggi– Interpeesonal : Pasien mampu bekerja sama dan berkomunikatif
baik dengan terapis.
11. PEMERIKSAAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL– Aktivitas Fungsional Dasar : Pasien tidak mampu membuka tangan dan
meluruskan jari-jari ke 4+5.– Kemampuan Fungsional : Pasien kesulitan dalam berjabat tangan,
menulis, menggosok gigi dan mengetik.
13. PEMERIKSAAN SPESIFIK a. Tinnel Test
- Posisi pasien : Pasien duduk, rileks dan nyaman- Posisi terapis : Terapis berdiri disamping pasien
- Pelaksanaan : Pasien diintruksikan untuk melakukan palmar fleksi wrist lalu terapis mengetuk(melakukan
perkusi) pada cekungan terowongan karpal. - Hasil : (-) pada pergelangan tangan
b. Pallen Test - Posisi pasien : Pasien duduk, rileks, dan nyaman. - Posisi terapis : Berdiri disamping pasien - Pelaksanaan : Pasien diinstruksikan untuk melakukan dorsi fleksi pada
kedua wrist lalu diminta untuk menekan dan menahannya selama 1 menit. - Hasil : (-) pasien tidak merasakan nyeri.c. Ok Sign- Posisi pasien : Pasien duduk, rileks, dan nyaman.- Posisi terapis : Berdiri disamping pasien- Pelaksanaan : Pasien diminta untuk mengaitksn telunjuk dan jempol lalu
meluruskan jari ke 3,4,5.- Hasil : (+) pasien tidak mampu meluruskan jari ke 4 dan ke 5.
d. Tes Sensibilitas - Posisi pasien : pasien duduk, rileks, nyaman - Posisi terapis : Berdiri disamping pasien - Pelaksanaan : Sebelumnya berikan penjelasan kepada pasien tentang
tujuan tes lalu lakukan tes dengan tajam tumpul pada kedua tangan pasien yaitu pada area lengan medial, telapak tangan medial dan jari-jari ke 4 dan ke 5 sisi anterior. Lalu pasien diminta menyebutkan dan merasakan serta membandingkan.
- Hasil : pasien tidak mampu menyebutkan dengan benar dalam 5 kali pengetesan.
C. UNDERLYING PROCESSCubital Tunnel syndrom
proses trauma serta over use dan penekanan pada nervus ulnaris
• Gangguan sensibilitas • Nyeri pada punggung tangan kanan • Penurunan kekuatan otot flexor MCP 4 dan 5 tangan kanan• Keterbatasn gerak PIP dan DIP 4 dan 5 ke ekstensi pada tangan kanan • ADL pada jari ke 4 dan 5 menurun seperti terganggungganya aktivitas berjabat tangan, menulis, mengetik, mandi
• Gangguan sensibilitas pada tangan kanan menurun• Nyeri pada punggung tangan kanan berkurang• Peningkatan kekuatan otot flexor MCP 4 dan 5 tangan kanan• Penurunan Keterbatasan gerak PIP dan DIP 4 dan 5 tangan kanan ke ekstensi
•IR•TENS•Terapi Latihan
ADL meningkat
DIAGNOSA FISIOTERAPI1. Impairment
Adanya gangguan sensibilitas pada area lengan bawah sisi medial, tangan sisi medial, dan jari-jari ke 4+5 bag. Anterior pada tangan kanan.
Adanya nyeri pada punggung tangan tangan sisi kanan. Adanya penurunan kekuatan otot flexor MCP 4 dan 5 sisi kanan Adanya keterbatasan gerak PIP dan DIP jari ke 4 dan 5 ke arah ekstensi
pada sisi kanan.
2. Functional LimitationKeterbatasan dalam berjabat tangan dan membuka tangan, menulis,
mengetik, madi, menggosok gigi.
3. Disability/Participation restrictionPasien dalam melakukan aktivitas sosialisasi masih mampu tetapi
terganggu seperti aktivitas kerja bakti.
PROGRAM FISIOTERAPI
I. Tujuan
a. Tujuan Jangka Pendek Mengurangi gangguan sensibilitas pada area lengan bag. Medial, tangan
bagian medial, dan jari ke 4 dan 5 bag anterior sisi kanan. Mengurangi nyeri pada punggung tangan sisi kanan Meningkatkan kekuatan otot flexor MCP 4 dan 5 sisi kanan Meningkatkan LGS pada PIP dan DIP jari ke 4 dan 5 sisi kanan ke arah
ekstensi.
b. Tujuan Jangka PanjangMengoptimalkan kemampuan aktifitas pasien secara mandiri
Teknologi intervensi FT :
» IR : meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatic lokal dan akhirnya terjadi vasodilatasi lokal yang dapat meningkatkan elstisitas pembungkus jaringan saraf serta meningkatkan nerve conduction.
» Terapi Latihan : Dengan adanya iradiasi/over flow reaction akan mempengaruhi rangsangan terhadap motor unit sehingga komponen-komponen serabut otot akan berkontraksi.
» Electrical Stimulation : Dapat meningkatkan kontraksi otot, mengurangi nyeri serta mengurangi gangguan sensibilitas
EDUKASI• Pasien diminta untuk melakukan latihan-latihan yang diajarkan oleh terapis
seperti menggerakkan pergelangan tangan, jari-jari ke arah dorsi fleksi. • Pasien diminta untuk tidak melakukan aktivitas yang membebabni tangan
kanan yaitu gerakan menggenggam, mengepal tangan.• Pasien diminta untuk merendamkan tangan kedalam air hangat selama 10
menit.
RENCANA EVALUASI• Kekuatan Otot dengan MMT• Nyeri dengan VDS• LGS dengan Goniometer
PROGNOSISQuo ad vitam = bonamQou ad sanam = bonamQuo ad fungsionam = bonamQuo ad cosmetican = bonam
PELAKSANAAN FISIOTERAPI
»IR - Pesiapan alat : Sebelum pengobatan dimulai terlebih dahuku dilakukan
pengecekan kabel, lampu, besarnya watt. sebelum digunakan alat dipanaskan terlebih dahulu kurang lebih 5 menit.
- Persiapan Pasien : * Posisi pasien duduk, nyaman, rileks, kedua tangan terbuka bebas dari kain.
* Terlebih dahulu berikan penjelasan tentang tujuan terapi, mengenai yang dirasakan adalah hangat.
- Pelaksanaan : letakkan lampu diatas permukaan punggung tangan dan lampu diatur agar posisinya tegak lurus dengan
daerah yang diterapi yaitu pada bagian anterior daerah yang diterapi. Jarak lampu dengan daerah yang diterapi
yaitu pada dorsum tangan kanan kurang lebih 40-60 cm. Waktu terapi yaitu selama 15 menit.
Terapi LatihanAssisted Active Movement• Posisi pasien : Tidur terlentang, rileks, senyaman mungkin.• Posisi terapis : Berdiri disamping pasien.• Pelaksanaan : Pasien diminta untuk menggerakan tangan semampunya
jika tidak mampu dibantu oleh terapis ke arah dorsi flexi wrist dan palmar flexi wrist secara bergantian, lalu radial deviasi dan ulnatr deviasi secara bergantian lalu memflexi-ekstensikam PIP dan DIP secara bergantian. Lakukan pengulangan sebanyak 8 kali.
Free Active Movement• Posisi pasien : Tidur terlentang, rileks, senyaman mungkin.• Posisi terapis : Berdiri disamping pasien.• Pelaksanaan : Pasien diintruksikan untuk menggerakkan tangannya sendiri
ke arah dorsi flexi wrist dan palmar flexi wrist secara bergantia, lalu radial deviasi dan ulnatr deviasi secara bergantian lalu memflexi-ekstensikam PIP dan DIP secara bergantian. Lakukan pengulangan sebanyak 8 kali.
Electrical Stimulation - Posisi pasien :
Tidur terlentang, rileks, dan nyaman.- Posisi terapis :
Berdiri disamping pasien- Persiapan Alat :
Sebelum melakukan terapi, lakukan pengecekan pada mesin, tekan tombol on lalu pasang kabel pad.
- Pelaksanaan :Pasang pad yang sudah dibasahi diletakkan pada C8-Th1 dan pad yang satunya diletakkan pada epicondlus medial lalu atur durasi pulsa 200 pps, frekuensi 100hz dan intermitten lalu naikkan intensitas sampai pasien merasakan arusnya. Waktu terapi selama 10-15 menit.
EVALUASI
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 16 agustus 2013 dan hasil terapi pertama sampai terapi ketiga pada tanggal 20 Agustus 2013 yaitu1. Pengukuran Kekuatan Otot dengan MMT
Grup Otot Awal Terapi Akhir Terapi
Flexor Wrist
Extensor Wrist
Radial Deviator
Ulnar Deviator
Flexor MCP
Extensor MCP
5
5
5
5
2
2
5
5
5
5
3
3
2. Pengukuran Nyeri dengan VDS
3. Pengukuran LGS dengan Goniometer
Nyeri Phalang ke 4+5
T0 T1 T2 T3
Nyeri Diam
Nyeri Tekan
Nyeri Gerak
1
3
5
1
3
5
1
2
4
1
1
2
Gerakan Awal Terapi Akhir Terapi
Flexi-Ekstensi Wrist
Radial - Ulnar Deviasi Wrist
Flexi-Ekstensi MCP
S : 35-0-45
R: 40-0-35
S: 0-0-50
S : 35-0-45
R: 40-0-40
S: 0-0-90