Download - Risalah-note tulen PSM.doc
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA SAMARINDA
PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN BANJIR
PENGERUKAN SUNGAI MAHAKAM
Tanggal : 3 Maret 2008
Nomor : 619/Air.65.a/DBMP/III/2008
Lampiran : 1 (satu) rangkap
Perihal : Permohonan Ijin/Rekomendasi
Pengerukan Sungai Mahakam T.A. 2008
Kepada Yth. : Menteri Pekerjaan Umum dan Permukiman Prasarana Wilayah
Cq. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Jakarta
Perihal : Permohonan Ijin/Rekomendasi
Pengerukan Sungai Mahakam T.A. 2008
PENGERUKAN SUNGAI MAHAKAM
Latar Belakang :
Permasalahan banjir yang setiap musim penghujan selalu
melanda Kota Samarinda.
Permasalahan Sedimentasi Sungai Mahakam, khususnya di
sekitar muara-muara anak sungai Mahakam antara lain Sungai
Karang Mumus, Sungai Karang Asam Kecil,Sungai Karang
Asam Besar.
Dalam upaya pemeliharaan badan sungai yang berfungsi
sebagai muara utama drainase kota.
Maksud dan Tujuan :
Maksud :
Untuk mengurangi endapan sedimentasi yang masuk ke
Sungai Mahakam. Terutama yang terdapat pada muara anak-
anak Sungai Mahakam.
Tujuan :
Dapat mempercepat aliran air yang akan masuk ke Sungai
Mahakam.
Informasi Kegiatan :
Kontraktor Pelaksana : PT. Marinda Utama Karya Subur (PT.MUKS)
Konsultan Pengawas : PT. Wahana Adya
Waktu Pelaksanaan : 570 (lima ratus tujuh puluh) hari, 19 Desember 2007
s/d 11 Juli 2009
Anggaran : APBD Tahun Anggaran 2007 – TA 2009
Rp. 86.242.000.000,00
Volume Pengerukan : 1.442.583. m3
Luas Areal Room stock dan Dispossal Area : ± 300000 m2 / 30 Ha.
Lokasi Pekerjaan :
Lokasi Pengerukan :
Muara Sungai Karang Asam Besar
Muara Sungai Karang Asam Kecil
Muara Sungai Karang Mumus
Alur Utam dari STA 1 + 700 s/d 2 + 100
Pembersihan Gulma, Semak, Rumput dan Pohon liar
pada daerah pinggiran/tepian Sungai Mahakam.
Lokasi Pembuangan :
Kelurahan Bukuan – Palaran Kec. Palaran – Kota Samarinda
Kalimantan Timur
Jarak Dredging Area ke Room Stock : ± 7 Km.
Jarak Room Stock ke Dispossal Area : ± 500 m
Kebutuhan Alat :
1. Crane Barge/CB kapasitas buket 3 – 4 m3 (1 unit)
Digunakan Untuk mengeruk dengan system mengangkat
dengan bucketnya didaerah pinggir sungai yang terdapat
material keras dan tanaman liar
2. Trailing Suction Hopper Dredger/TSHD 16 inch (1
unit)
Digunakan Untuk mengeruk dengan system menghisap
material di daerah tengah sungai yang terdapat material
lumpur halus dan pasir
3. Cutter Suction Dedger / CSD 16 inch (1 unit)
Digunakan untuk menyedot dan menyemprotkan material
dari kolam pembuangan sementara ke tanggul
penampungan material
4. Anchor Handling Tug Boat/AHT Boat kap. 600-900
HP (2 unit)
Digunakan sebagai alat untuk membantu manuver atau
pergerakan Crane Barge, terutama untuk mengangkat
jangkar dan bisa juga digunakan untuk menarik Hopper
Barge.
5. Tug Boat/TB kap. 600-900 HP (2 unit)
Digunakan untuk menarik Hopper Barge
6. Hopper Barge/HB kap. 500-900 m3 (4 unit)
Digunakan untuk memuat material pengerukan
7. Excapator (2 unit)
Digunakan di area pembuangan untuk membuat tanggul,
aliran air dan memuat material ke dump truck
8. Dozer (1unit)
Digunakan untuk meratakan tanah di daerah pembuangan
dan membantu pembuatan tanggul
9. Dump Truck kap. 4 m3 (5 unit)
Digunakan untuk mengangkut material di daerah
pembuangan.
10. Sea Truck/Speed Boat (2 unit)
Digunakan sebagai alat transportasi di sungai sebagai
sarana penunjang operasional lapangan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan :
» Pelaksanaan Pengerukan di Daerah dekat Turap dengan menggunakan alat:
1. Crane Barge/CB kap. 3-4 m3
2. Anchor Handling Tug Boat/AHT Boat kap. 600-900 HP
3. Hopper Barge/HB kap. 500-900 m3
4. Tug Boat/TB kap. 600-900 HP
5. Cutter Suction Dedger / CSD 16 inch
» Pelaksanaan Pengerukan di Daerah dekat Turap :
a. Area pengerukan diberi batas atau marking. CB
ditempatkan menghadap sungai dengan bantuan AHT.
AHT juga membantu menempatkan HB di sebelah CB.
b. Hasil pengerukan ditempatkan langsung ke dalam HB
yang terdapat disisinya. Pengerukan dilakukan sesuai
dengan kedalaman yang direncanakan.
c. Apabila HB sudah penuh maka HB ditarik dengan TB
menuju tempat pembuangan.
d. Di daerah pembuangan terdapat CSD yang berfungsi
menyemprotkan atau menghisap material dari kolam
pembuangan sementara (room stock) ke tempat
penampungan (dispossal area).
» Pelaksanaan Pengerukan di Daerah Tengah Sungai dengan menggunakan alat :
1. Trailing Suction Hopper Dredger/TSHD 16 inch
2. Hopper Barge/HB kap. 500-900 m3
3. Tug Boat/TB kap. 600-900 HP
» Pelaksanaan Pengerukan di Daerah Tengah Sungai :
Untuk daerah tengah sungai TSHD menyedot material
dengan pompa dan pipa hidrolik yang berada
disampingnya, kemudian disemprotkan atau dibuang ke
HB yang berada disamping TSHD, setelah penuh HB
ditarik oleh TB menuju tempat pembuangan
» Pelaksanaan Pengerukan di Daerah Dumping Area dengan menggunakan alat :
1. Cutter Suction Dedger / CSD 16 inch
2. Dump Truck kap. 4 m3
» Pelaksanaan Pengerukan di Daerah Dumping Area :
Di daerah pembuangan sementara terdapat CSD yang
berfungsi menyemprotkan atau menghisap material dari
kolam pembuangan sementara ke tanggul penampungan.
Material yang telah dibuang kedalam penampungan
dibiarkan mengendap untuk memisahkan air, lumpur dan
pasir. Kemudian setelah material terpisah ditransfer oleh
excavator ke dalam dump truck yang akan membawa
lumpur atau pasir tersebut ke penampungan atau
pembuangan akhir.
Metode Pengukuran :
Pekerjaan pendahuluan baik untuk di area pengerukan maupun
pembuangan adalah pengukuran atau survey dimana di daerah
pengerukan dilakukan bathymetric survey dengan
menggunakan alat echo sounder untuk mendapatkan data awal
kedalam lokasi sebelum pengerukan. Namun daerah di
pinggir/tepian sungai yang sudah menjadi daratan, pengukuran
dilakukan dengan menggunakan metode topografi survey
untuk mengetahui elevasi daerah tersebut. Selain itu
dipergunakan juga soil test untuk mengetahui kandungan
material yang dikeruk.
Untuk area pembuangan dilakukan pengukuran dengan metode
topografi survey untuk mengetahui elevasi dan memetakan
daerah pembuangan tersebut sehingga diketahui desain untuk
tanggul dan saluran air.
Pada saat pekerjaan pengerukan berjalan pekerjaan survey juga
dilakukan untuk mengetahui progres yang sudah dicapai baik
dengan bathymetric per 50 m atau topografi setiap minggu di
daerah pembuangan hingga pekerjaan dianggap selesai.
Hambatan Pelaksanaan :
Untuk daerah tertentu yang perlu perhatian khusus misalnya
daerah sekitar fasilitas Pertamina, PDAM dan juga Dermaga
atau Jetty Rakyat dikoordinasikan dengan pihak terkait pada
saat pelaksanaan.
Untuk tindakan pencegaran terjadinya hal-hal yang dapat
mengganggu aktivitas atau bahkan merusak fasilitas tersebut,
akan diberi marking jarak sekitar 10 – 20 m dari fasilitas yang
ada dengan tanda-tanda khusus.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Endang Budiman,ST,MTNip. 110 045 624
Plt. Kepala Dinas Bina Marga dan PengairanKota Samarinda
Ir. H. Dadang Airlangga N, MMTNip. 550 013 096
Plt. Kepala Sub Dinas PengairanDinas Bina Marga dan Pengairan Kota
Samarinda
Endang Budiman,ST,MTNip. 110 045 624