Transcript
Page 1: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

HARI HARYANTO NIM. 106051001821

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/ 2010 M

Page 2: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil

jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 22 Agustus 2010

Hari Haryanto

Page 3: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

HARI HARYANTO NIM. 106051001821

Pembimbing:

DRS. WAHIDIN SAPUTRA. M.A NIP. 197009031996031001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431H/2010 M

Page 4: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi dengan judul RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI

PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tanggal 31 Agustus

2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Program Strata Satu (S1) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 31 Agustus 2010

Sidang Munaqasah

Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota

Dr. Arief Subhan, MA Umi Musyarrofah, MA

NIP. 19660110 199303 1 004 NIP. 19710816 199703 2 002

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. Study Rizal, LK, MA H. Zakaria, MA

NIP. 19700903 199613 1 022 NIP. 19720807 200312 1 003

Pembimbing

Drs. Wahidin Saputra, MA

NIP. 19700903 199603 1 001 

Page 5: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

ABSTRAK

Hari Haryanto Retorika Dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah Di Pondok Pesantren al-Hidayah

Berdakwah pada dasarnya merupakan aktifitas lisan baik yang disampaikan secara formal melalui berbagai forum resmi ataupun sekedar berbicara dengan orang-perorang dengan mengajak mereka ke jalan Allah SWT. Namun dalam berdakwah seorang da’i dituntun agar memahami betul apa yang dimau oleh mad’u agar dakwah yang disampaikan benar-benar sampai kepada masyarakat sehingga dapat merubah jalan pikiran orang lain ke dalam perbuatan yang lebih baik yang sesuai dengan ajaran islam. Dengan ilmu retorika dakwah maka kita akan bisa mengajak mereka kepada jalan yang diridhoi oleh Allah. KH. Abdul Rahman al-Madinah mampu merekrut jamaah dengan banyak bahkan jamah beliau selalu bertambah setiap harinya, sebagaimana bertambahnya santri setiap tahunnya yang ingin belajar di pondok pesantren al-hidayah.

Dari uraian di atas timbul beberapa pertanyaan yaitu; Apa konsep retorika KH. Abdul Rahman al-Madinah? Bagaimana konsep dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah? Bagaimana penerapan retorika KH. Abdul Rahman al-Madinah dalam berdakwah?

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan representative dalam penelitian ini maka, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Dengan cara mengumpulkan data seperti, observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang mendeskripsikan gagsan primer yang diperoleh dari hasil wawancara yang akan menafsirkan penafsiran penulis.

Mengetahui apa konsep retorika menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah serta penerapannya dalam berdakwah, mengingat medan dakwah yang bermacam-macam jenisnya. Dan Mengetahui konsep dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah Dari beberapa kali pengamatan penulis pada retorika dakwah yang beliau gunakan terbilang cukup bagus, dikemas dengan menarik sehingga materi dakwahpun mudah dipahami oleh jamaah. Dakwah yang beliau gunakan bersifat information,yaitu memberi informasi atau pengetahuan pada jamaah. education, yatu memberi pendidikan, terbukti dengan pondok pesantren dan beberapa majlis talim yang beliau asuh. Persuasion, mampu mengemas materi dakwah dengan menarik agar jamaah tertarik untuk melaksanakan apa yang dimaksud oleh da’i. dan entertainment,dalam berdakwahpun beliau menggunakan canda agar dakwah terlihat lebih santai. Dengan keempat landasan tersebut dakwah beliau dapat dinikmatioleh semua lapisan masyarakat.

i

Page 6: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari

lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada

penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasih-Nya,

serta dengan izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang mulia, yang

baik ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk

mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan

umatnya di Dunia dan di Akhirat beliau adalah Sayyidina Muhammad ibn

Abdillah ibn Abdul Muthallib.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi,

baik itu berupa sifat malas, dan lalai dan. Sungguh sebuah anugerah terindah yang

diberikan Allah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

walau mungkin masih banyak kekurangan. Semua ini dapat terwujud karena

banyaknya dukungan serta motivasi kepada penulis.

Penulis persembahkan segalanya kepada ayahanda Moh. Somad. S.Pd dan

kepada ibunda tersayang Wina Suryanih, yang dengan ketegaran hatinya dalam

menghadapi hidup telah menjadi sumber inspirasi dan semangat hidup bagi

penulis serta air susunya yang telah menjadi daging dalam tubuh ini, yang dengan

keringat dan air matanya telah menyatu dalam jiwa penulis. Adikku Apriyati,

Kakak-Kakakku Moh. Yusuf, Dewi Astuti. Kakak Iparku, Hartanto, Nurjanah

serta Keponakanku, Silvia Salsabila, Nayla Mudrika, dan Awfa Detan, yang selalu

mendoakan penulis agar penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penulisan skripsi,

rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Bapak H. Dr. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku

ii

Page 7: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Pudek I, bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II dan bapak

Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Pudek III.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi bapak Drs. Jumroni. M.Si. Dan Kepada Sekertaris

Jurusan Ibu Hj. Umi Musyarrofah. M.A

3. Bapak. Drs. Wahidin Saputra, M.A sebagai pembimbing skripsi yang

selalu setia dan sabar membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan berbagai

pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama dalam

masa perkuliahan.

5. Bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang

telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan dalam

mengerjakan skripsi ini.

6. Pengasuh Podok Pesantren al-Hidayah, bapak KH. Abdul Rahman al-

Madinah beserta keluarga, hormat dan ta’dzim penulis kepada beliau yang

telah memberikan waktu luang untuk wawancara walau di tengah

kesibukan.

7. Ustad Muhammad Zaelani. S.Ag, Ustad Muhammad Romli, dan Ustad

Rofi’uddin.S.t.h.i. Para santri Pondok Pesantren al-Hidayah dan jama’ah

majelis Dzikir Watta’lim Nahdhotus Suybban. Serta semua pihak yang

telah membantu memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini.

8. Annisa Balqis beserta keluarga yang telah memberikan dukungan dan

motivasi kepada penulis serta teman-teman dari B4 community yang selalu

mewarnai keceriaan hari-hari penulis.

9. Sahabat tercinta, Mukhtar Fauzi, Dafik, Deni Sopiansyah, Dian Putra,

Fikri Rifa’i, Eko Maulana, Badru Tamam, Uut Muthiah, Arsil, Afaf

Sholihin, Devi Epok, Lukmanul Hakim, Rahmat SB, Kiki Maulana,

Dasuki, Dedi Kurniasyah, Said Mukhsin, yang banyak memberikan

motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

iii

Page 8: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

10. Keluarga Besar KPI B angkatan 2006, Badru, Deni Sofiasyah, Dafik Nurul

Fitron, Fikri Rifa’i, Hamiludin Isma’il, Fachmi Ali, Denhas, Dedi

Kurniasyah Putra, Asep Fais Muis, Dian Putra, Didi Rustandi, Hambali

Rusman, Nurhasanah, Nisfi Ramadiyati, Dian Komalasari, Besse

Hermawati, Fatonah, Fitri Susilawati, Seli Elvira Ria, Eki Susanti, Eri

Wita Widuri, Desti Eka Sari Putri, Dini Utami, Ida Nurul Huda, Fitriyani,

Gita Andini, dan umumnya KPI angkatan 2006, yang sudah memberi

keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang

telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi penulis.

11. Keluarga Besar KKS Puraseda-Leuwiliang-Bogor tahun 2009. Semoga tali

silaturahmi ini tidak pernah putus.

12. Semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah

yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.

Amin ya Rabbal Alamin.

Jakarta, 22 Agustus 2010

Hari Haryanto

iv

Page 9: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

DAFTAR ISI

ABSTRAK.............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 6

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 7

E. Metodologi Penelitian............................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka .....................................................................11

G. Sistematika Penulisan............................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORITIS RETORIKA DAN DAKWAH

A. Ruang Lingkup Retorika...................................................... 12

1. Pengertian Retorika...........................................................12

2. Tujuan Dan Fungsi Retorika.............................................13

3. Lima Hukum Retorika......................................................18

4. Pembinaan Teknik Berbicara ..........................................19

B. Ruang Lingkup Dakwah......................................................20

1. Pengertian Dakwah..........................................................20

2. Unsur-Unsur Dakwah......................................................22

3. Bentuk-Bentuk Dakwah..................................................31

v

Page 10: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

vi

BAB III PROFIL KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DAN

PROFIL PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH

A. Riwayat Hidup Dan Pendidikan KH. Abdul Rahman

al-Madinah………………………………………………..33

B. Aktivitas Dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah Dan

Keterkaitan Berdirinya Pondok Pesantren

al-Hidayah..........................................................................35

C. Visi Dan Misi Pondok Pesantren al-Hidayah....................40

BAB IV ANALISIS RETORIKA DALAM PELAKSANAAN

DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH

A. Konsep Retorika Menurut KH. Abdul Rahman

al-Madinah..........................................................................43

B. Konsep Dakwah Menurut KH. Abdul Rahman

al-Madinah..........................................................................48

C. Penerapan Retorika KH. Abdul Rahman al-Madinah

Dalam Berdakwah………………………………………..51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................63

B. Saran..................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah Agama yang menyerukan kepada Amar Ma’ruf Nahyi Munkar,

atau dengan kata lain Islam adalah agama dakwah. Dakwah mengandung arti. ajakan,

atau seruan baik lisan, tulisan maupun tingkah laku. Dakwah merupakan kewajiban

individu muslim kapanpun dan di manapun berada. Berdakwah tidak dapat

dilaksanakan dengan asal-asalan melainkan harus dengan metode, karena yang diseru

adalah manusia yang mempunyai pendirian.1 Oleh karena itu bagi para da’i harus

mengemas dengan baik tema yang akan di sampaikan oleh khalayak.

Adapun pengertian dakwah nenurut Prof. HM. Toha Yahya Umar, yaitu,

mengajak manusia dengan cara bijaksana pada jalan yang benar sebagaimana

perintah Allah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan didunia dan akhirat.2

Allah berfirman dalam al-Qur’an:

☺ ☺

☺ ☺

                                                            1 H. Naan Rukmana, masjid dan dakwah (Jakarta: Al-mawardi Prima, 2002), Cet Ke-1, hal.

164. 2 Rafiuddin, dkk, Prinsip-Prinsip Dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka Setia,1997) hal.

31.

Page 12: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

2  

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (an-Nahlu: 125)

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diajak kepada agama Allah melalui

tiga cara, Dakwah dengan Hikmah, Mauizhah Hasanah dan al-Jidal (perdebatan).3

Hikmah adalah al-Burhan al-Aqli (argumentasi yang logis). Maksudnya

argumentasi yang masuk akal, yang tidak dapat dibantah. Argumentasi yang

memuaskan, yang bisa mempengaruhi jiwa siapa saja. Karena manusia tidak dapat

menutupi akalnya dihadapan argumentasi-argumentasi yang pasti serta pemikiran

yang kuat.

Mauizhah Hasanah atau peringatan yang baik. itu berarti mempengaruhi

perasaaan manusia tatkala akal mereka diseru dan mempengaruhi pemikiran mereka

tatkala pemikirannya diseru, sehigga pemahaman mereka terhadap apa yang mereka

dakwahkan senantiasa diliputi oleh semangat untuk melakksanakannya serta

beraktifitas untuk meraihnya.

Adapun cara yang ketiga, al-jidal (perdebatan) dengan cara yang baik dengan

bertujuan mencari kebenaran bukan kemenangan. Yaitu diskusi terbatas pada ide.

Dilakukan dengan menyerang dan menjatuhkan argumentasi-argumentasi yang bathil,

lalu memberikan argumentasi-argumentasi yang jitu dan benar.

                                                            3 Anonim, Islam,Dakwah Dan Politik (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002) Cet. Ke-1, hal.

33-36.

Page 13: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

3  

Salah satu tujuan yang paling utama dalam berdakwah adalah, bagaimana

pesan yang disampaikan oleh da’i dapat dipahami dan dijalani dengan baik oleh

mad’u. Banyak orang yang gagal di atas mimbar, karena tidak mempunyai persiapan.

Persiapan adalah salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki bagi para da’i yang

ingin meraih sukses dalam berpidato, oleh karena itu peran da’i sangatlah penting

untuk menentukan hasil dalam berdakwah.

Tujuan lain dilaksanakannya dakwah adalah, mengajak manusia kejalan Allah

SWT, jalan yang benar, yaitu Islam. Di samping itu, dakwah juga bertujuan untuk

mempengaruhi cara berpikir manusia, cara merasa, cara bersikap dan bertindak, agar

manusia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.4

Ada beberapa kemungkinan menurut Ahmad Mubarok untuk keberhasilan

dakwah. kemungkinan pertama, Karena pesan dakwah yang disampaikan seorang da’i

memang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang merupakan suatu keniscayaan

yang tidak mungkin ditolak, sehingga mereka menerima pesan dakwah itu dengan

antusias.

Kemungkinan kedua, Karena faktor seorang da’i, yaitu da’i tersebut memiliki

daya tarik dan pesona yang menyebabkan masyarakat sudah dapat menerima pesan

dakwahnya meski kualitas dakwahnya bisa jadi sederhana saja.

                                                            4 Rafiuddin Dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip-Prinsip Dan Strategi Dakwah (Bandung:

CV. Pustaka Setia,1997) Cet. Ke-1, hal. 32.

Page 14: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

4  

Kemungkinan ketiga, Karena kondisi psikologi masyarakat yang sedang haus

terhadap siraman rohani dan mereka terlanjur memiliki persepsi positif pada setiap

da’i, sehingga pesan dakwah sebenarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh

masyarakat dengan penafsiran jelas.

Kemungkinan keempat, Karena faktor keemasan yang menarik, masyarakat

yang semula acuh tak acuh terhadap agama dan juga terhadp da’i setelah paket

dakwah yang diberi keemasan lain, maka paket dakwah berhasil menjadi stimuli yang

menggelitik persepsi masyarakat dan akhirnya merekapun merespon positif.5

Menguasai materi saja belum cukup untuk meraih sukses dalam dunia pidato

tanpa dibarengi dengan keindahan bahasa. Rangkaian kata dan susunan bahasa yang

indah dan berirama dalam pidato merupakan akar dalam retorika. Hitler mampu

menggiring manusia dalam kancah perang dunia kedua, Napoleon Bonaparte berhasil

menguasai duapertiga daratan Eropah, dan Bung Tomo yang terkenal dengan Arek-

Arek Soroboyo. Semuanya itu kalau kita kaji dan analisa tidak lain bersumber dari

sebuah pidato serta keindahan bahasa yang mampu mengerakan hati manusia.

Dengan pidato bisa membakar semangat banyak orang agar mau maju ke medan

perang.

Sering sekali retorika disamakan dengan Public Speaking, yaitu suatu bentuk

komunikasi lisan yang disampaikan kepada kelompok orang banyak, tetapi

sebenarnya retorika itu tidak sekedar berbicara di hadapan umum, melainkan,                                                             

5 Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah,(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999) Cet. Ke-1, hal.161.

Page 15: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

5  

merupakan suatu gabungan antara seni berbicara dan pengetahuan atau masalah

tertentu untuk meyakinkan pihak orang banyak melalui pendekatan persuasif.6

Dalam bahasa arab disebut Fannul Khitabah yaitu seni pidato atau berbicara.7

Seorang da’i dituntut agar bisa memilah-milih kata yang digunakan dalam berdakwah

dengan struktur kata-kata yang teratur dan rapi agar dapat dimengerti oleh masyarakat

yang mendengarkannya, walaupun ayat dan hadits yang mereka gunakan sama tetapi

tidak semua da’i dapat menyusun pesan dakwahnya dengan baik. Maka retorika

digunakan sebagai ilmu yang memandu atau membimbing untuk merancang atau

menampilkan kata yang baik dan persuasif memiliki relevansi yang tinggi dan

memiliki peran yang besar dalam berdakwah.

Pada saat ini banyak para da’i yang muncul di tengah-tengah masyarakat,

yang menyampaikan dakwahnya dengan metode-metode khusus sehingga

memberikan perhatian pada masyarakat. Seiring dengan harapan kehadiran para da’i

di tengah masyarakat dapat memberikan nuansa baru dalam berdakwah agar

masyarakat mau menjalankan ajaran Islam yang semakin bermakna bagi masyarakat.

KH. Abdul Rahman al-Madinah adalah sosok mubaligh yang terbilang sukses

dalam penyampaian dakwahnya, dengan sisitem penyampaian yang baik beliau dapat

merekrut begitu banyak kalangan mad’u dari berbagai status, beliaupun berhasil

                                                            6 Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,1999), hal. 9. 7 H. Basrah Lubis, Metodologi Dan Retorika Dakwah Petunjuk Praktis Khutbah Dan Pidato,

(Jakarta:PT. Tursina,1999) hal. 59.

Page 16: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

6  

menyampaikan dakwahnya melalui bidang pendidikan yaitu tepatnya di Pondok

Pesantren al-Hidayah yang berada di daerah Jakarta Timur.

Beliau adalah salah satu kyai yang disegani di daerah pondok kelapa dan

sekitarnya, dakwah beliau dijadikan contoh oleh para da’i atau ustad, khususnya yang

berada di daerah pondok kelapa Jakarta Timur. Di antara kyai yang tidak asing di

daerah pondok kelapa dan mengikuti gaya dakwah beliau, yakni, Kyai Ihya

Ulumuddin (kyai jaka tingkir), Kyai Nur Fadiilah (kyai tile).

Berdasarkan pertimbangan dan alasan sebagaimana yang telah diuraikan di

atas dan dikuatkan juga oleh pernyataan bahwa retorika adalah suatu ilmu yang

sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang da’i dalam proses pelaksanaan

dakwahnya agar apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. dari sebab itulah penulis

tertarik untuk membahas sosok kyai yang memiliki cita-cita luhur untuk menegakkan

dan memajukan Agama Allah. untuk membahas lebih dalam tentang cara yang

digunakan oleh KH. Abdul Rahman al-Madinah dalam menyampaikan dakwah Islam

pada sebuah skripsi yang berjudul “Retorika Dakwah KH. Abdul Rahman al-

Madinah di Pondok Pesantren al-Hidayah”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Karena luasnya tentang pembahasan retorika, agar lebih terfokus. maka,

penulis membatasi pada penelitian ini, tentang bagaimana retorika KH. Abdul

Rahman al-Madinah di Pondok Pesanten al-Hidayah dan sekitarnya yang terletak di

Page 17: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

7  

daerah Jakarta Timur khusunya Pondok Kelapa. Bedasarkan pembahasan tersebut

maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep retorika KH. Abdul Rahman al-Madinah?

2. Bagaimana konsep dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah?

3. Bagaimana penerapan retorika dalam berdakwah menurut KH. Abdul Rahman

al-Madinah?

C. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian pasti ada tujuan di dalamnya, berdasarkan pokok

permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana konsep retorika menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah.

2. Mengetahui bagaimana konsep dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah.

3. Mengetahui bagaimana penerapan retorika dakwah yang digunakan beliau dalam

berdakwah

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi positif, khususnya untuk

menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan umumnya bagi yang lain yang

terjun pada dunia dakwah. yang berkaitan tentang retorika sebagai alat utama dalam

menyiarkan dakwah islami.

Page 18: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

8  

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan tambahan bagi

para dai yang menyampaikan dakwahnya dengan se-efektif mungkin, agar

dakwahnya dapat diterima oleh khayalak khususnya yang berkenaan dengan retorika

KH. Abdul Rahman al-Madinah.

E. Metodologi Penelitian

1. Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan representative dalam penelitian

ini maka, penulis menggunakan metode Kualitatif Deskriptif Analisis, yaitu metode

yang memiliki beberapa langkah penerapan.8 Langkah pertama adalah

mendeskripsikan gagasan primer yang menjadi bahan utama. Langkah kedua, adalah

membahas gagasan primer yang pada hakikatnya adalah memberikan penafsiran

penulis tehadap gagasan yang dideskripsikan.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang

berarti tidak mengajukan peranyaan-pertanyaan.9 Teknik pada penelitian ini

                                                            8 Mastuhu, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tujuan Antar Disiplin

Ilmu,(Bandung:Pusjarlit Dan Nuansa, 1998). Cet. Ke-1, hal. 45. 9 Lexy j. Moleong, Metodologi Penilitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007) Cet. Ke-1, hal. 186.

Page 19: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

9  

penulis mendatangi ustad yang bermukim di lingkungan Pondok Pesantren al-

Hidayah serta mengikuti dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah, guna

memperoleh data yang kongkrit tentang hal-hal yang berkaitan tentang

retorika. Penulis melakukan kegiatan penelitian dari bulan Mei sampai

Agustus 2010, kurang lebih sebanyak 12 di antaranya:

1. Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Musholla Assa’adatul

Abadiyah, Bekasi.

2. Haul KH. Hasbullah, Caman, Jakarta Timur. Pada Tanggal 14 Juli

2010.

3. Haul KH. Madinah, di Pondok Pesantren al-Hidayah. Pada tanggal

06 Agustus 2010.

4. Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Kemayoran

Pada Tanggal 28 Juli 2010. 

5. Tentang Keutamaan Sholat Dan Mengaji. Di Majelis Daaruus As-

Sa’idah. Pada Tanggal 6 Agustus 2010.

6. Tabligh Akbar. Di Lapangan Kampung Tipar. Pondok Kelapa.

7. Pentingnya Menuntut Ilmu. Di Sekolah SD. Negeri 1. Bekasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan

Page 20: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

10  

kepada informan.10 penulis melakukan wawancara secara langsung dengan

KH. Abdul Rahman al-Madinah, Ust. Moh. Zaelani, Ust. Moh. Ramli, Ust.

Rofi’uddin, dan beberapa santri juga jama’ah beliau dari beberapa Majelis

Ta’lim. Guna mendapatkan informasi tentang penerapan retorika dakwah KH.

Abdul Rahman al-Madinah dalam ceramahnya, serta wawancara ini juga

bertujuan untuk melengkapi data, guna menjawab perumusan masalah yang

penulis ajukan.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini penulis mengumpulkan dokumentasi yang berkaitan

tentang dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah dan Pondok Pesantren Al-

Hidayah, baik berupa buku, tulisan atau juga foto beliau ketika berdakwah dan

berkas-berkas lain yang berkaitan dengan retorika dakwah. Dokumen ini

digunakan untuk melengkapi data-data hasil penelitian yang sebelumnya telah

dilakukan.

Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang oleh

CeQDA (Center For Quality Develoment And Assurance) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta.

                                                            10 Joko Subagyo, Metode Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta Rhineka Cipta,1991), Cet Ke-1.

 

Page 21: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

11  

F. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut, maka langkah pertama

adalah meninjau pustakaan serta menelaah skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai

objek dan subjek penelitian yang hampir sama. Ternyata ada beberapa judul skripsi

yang membahas tentang retorika, baik di Perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatulloh maupun di Perpustakaan Dakwah UIN Syarif Hidayatulloh. Antara lain.

1. Retorika Dakwah KH. Habib Ali Alwi Bin Thohir. Karya Syarifah Sa’diyah.

Angkatan 2003.

2. Penerapan Retorika Dakwah Ustadz Yusuf Mansur. Karya Sulnah Syafitri.

Angkatan 2003.

3. Retorika Nasaruddin Umar Pada Pengajian Rutin Di Masjid Agung Sunda

Kelapa. Karya Tiara Zulharbi, Angkatan 2001.

Walaupun skripsi ini terlihat agak sama namun jika diteliti lagi akan

mendapatkan perbedaan. Yang menjadi perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang lain

adalah skripsi ini membahas retorika dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah di

Pondok Pesantren al-Hidayah. Jika skripsi-skripsi yang lalu membahas retorika di

pengajian atau di majelis ta’lim maka skripsi ini membahas retorika di lingkungan

pesantren al-Hidayah. Namun, tidak menutupi kemungkinan penelitipun meneliti

retorika beliau di luar pondok pesantren.

Page 22: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

12  

G. Sistematika Penulisan

Penulisan ini ditulis secara sistematis, dan terbagi menjadi lima bab, yang

masing-masing bab terdiri dari beberapa sub, adapun sistematikanya sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan

BAB II : Landasan teoritis retorika dan dakwah, terdiri dari ruang lingkup

retorika, yang membahas pengertian retorika, tujuan dan fungi

retorika, lima hukum retorika dan teknik pelatihan berbicara. Ruang

lingkup dakwah, yang membahas pengertian dakwah, metode

dakwah, unsur-unsur dakwah dan bentuk-bentuk dakwah

BAB III : Profil dan aktivitas KH. Abdul Rahman al-Madinah dalam

berdakwah serta gambaran Pondok Pesantren Al-Hidayah

BAB IV : Hasil dan Analisis, yang terdiri dari perepsi KH. Abdul Rahman al-

Madinah tentang retorika dan dakwah, serta penerapannya dalam

berdakwah

BAB V : Yang merupakan bagian terakhir dari skripsi ini, terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran.

Page 23: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Retorika

                                                           

1. Pengertian Retorika

Di tinjau dari segi bahasa retorika berasal dari bahasa yunani yaitu rhetor

yang berarti seorang juru pidato, yang mempunyai sinonim orator.1 Dalam bahasa

arab disebut fannul khitabah, sedangkan retorika menurut encyclopedia britania,

seperti yang dikutip Datuk Tombak Alam, retorika adalah kesenian menggunakan

bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap pembaca dan

pendengar.2

Definisi retorika menurut kamus besar bahasa indonesia adalah,

keterampilan berbahasa secara efektif dalam karang mengarang atau seni

berpidato yang muluk-muluk dan bombastis.3 Dalam arti yang sempit berarti

retorika adalah bagaimana seseorang meggunakan tutur bahasa yang baik dan

jelas agar dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan dan maksud tertentu.

Banyak para pakar yang mengungkapkan definisi retorika dari segi istilah,

beberapa pendapat antara lain:

Jalaluddin Rahmat mengatakan dalam bukunya retorika modern pendekatan

praktis, bahwa retorika adalah pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni

 1 M.H. Israr, Retorika Dan Dakwah Islam Era Modern, (Jakarta: CV. Firdaus, 1993), Cet.

Ke-.1, hal. 10. 2 Datuk Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan Dan Dakwah, (Jakarta: PT. Rhineka

Cipta), hal. 36. 3 Departemen Pendidikan Nasioanal, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka), Edisi ke-3, Cet. Ke-2, hal. 953.

12 

Page 24: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

13  

rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam

medan pikiran.4

I Gusti Ngurah Oka mengatakan bahwa retorika adalah ilmu yang

mengajarkan tindak dan usaha efektif dalam persuasi penataan dan penampilan

kultur untuk membina saling pengertian, dan kerjasama serta kedamaian dalam

kehidupan masyarakat.5

Wahidin Saputra, mengatakan bahwa retorika adalah ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana betutur kata di hadapan orang lain dengan

sistematis, logis, untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang lain.6

2. Tujuan Dan Fungsi Retorika

a. Tujuan Retorika

ketika Aristoteles di sekitar abad ke-4 SM, menampilkan retorika sebagai

ilmu yang berdiri sendiri, dikatakan bahwa tujuannya adalah persuasi, yang

dimaksudkan persuasi dalam hubungan ini adalah yakinnya penanggap tutur akan

kebenaran gagasan topik tutur.

Secara retorika bertujuan berbicara kepada massa itu dapat dijelaskan

sebagai berikut:

                                                            4 Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1998), hal. 5. 5 I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Sejarah Pengantar, (Bandung: Terate,

1976), Cet. Ke-1, hal. 13. 6 Wahidin Saputra, Retorika Dakwah Lisan, (Teknik Khitabah), (Buku Ajar Fakultas

Dakwah UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Dakwah Pres 2006), hal. 2.

Page 25: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

14  

a) to inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa,

guna memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian

dengan sebaik-baiknya.

b) to convine, yaitu meyakinkan atau menginsafkan.

c) to inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem

penyampaian yang baik dan bijaksana.

d) to entertain, yaitu menggembirakan, menghibur atau menyenangkan

dan memuaskan.

e) to actuate (to put into action), yaitu menggerakan dan mengarahkan

mereka untuk bertindak merealisir dan melaksanakan ide yang telah

dikomunikasikan oleh orator di hadapan massa.7

b. Fungsi Retorika

Menurut Plato, retorika bertujuan untuk memberikan kemampuan dalam

menggunakan bahasa yang sempurna, dan merupakan jalan bagi seseorang untuk

memperoleh pengetahuan yang luas.8

Sedangkan menurut Aristoteles, menampilkan retorika sebagai ilmu yang

beridri sendiri, yang dikatakan tujuannya adalah untuk mempengaruhi orang

(persuasif).9

                                                            7 T,A Lathief Rosydy, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi Dan Informasi, (Medan:

PT.Firma Rinbow,1939), hal. 234-235 8 Onong Uchana Effendi, Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditia Bakti, 2003), hal.

55 9 I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Sejarah Pengantar, hal. 63

Page 26: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

15  

Aristoteles menyebutkan tiga cara untuk mempengaruhi orang lain:

a. Ethos: anda harus bisa dan sanggup menunjukan pada khalayak bahwa

anda memiliki pengetahuan yang luas dan status terhormat.

b. Phatos: anda mampu menyentuh hati, khalayak (perasaan, emosi,

harapan, kebencian dan kasih sayang mereka).

c. Logos: anda harus meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti.

Pada situasi ini anda harus mendekati khalayak melalui otak atau pola

pikir mereka.10

I Gusti Ngurah Oka mejelaskan bahwa retorika adalah untuk:

a. Menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam

hubungan kegiatan bertuturnya, termasuk ke dalam gambaran ini antara lain

gambaran proses kejiwaan ketika ia terdodong untuk bertutur ketika ia

mengidentifikasi pokok persoalan dan retorika bertutur ditampilkan.

b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang bisa

diangkat menjadi topik tutur, misalnya gambaran tentang hakikatnya,

strukturnya, fungsi dan sebagainya.

c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur misalnya,

dikemukakan tentang hakikatnya, strukturnya, bagian-bagian dan

sebagainya.

d. Bersama-sama dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di atas

disiapkan pula bimbingan tentang:

a) Cara memilih topik.                                                             

10 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, t.t), hal. 156

Page 27: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

16  

b) Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk

menentukan sasaran ulasan yang persuasif dan objektif.

c) Pemilihan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak

dicapai.

d) Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat

yang padu, utuh, mantap, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa

dan gaya tutur dalam penampilan tuturnya.11

Setelah bahan pidato dipersiapkan, untuk selanjutnya adalah mengatur

materi dakwah dan menyusunnya dengan menarik. Banyak cara menyusun pidato,

akan tetapi semuanya harus didasari pada tiga prinsip yaitu:

1) Kesatuan (unity) komposisi yang baik adalah merupakan kesatuan yang

utuh. Ini meliputi kesatuan dalam isi, tujuan dan sifat. Dalam isi

maksudnya adalah gagasan tunggal harus mendominasi uraian,

mengenai tujuanpun harus jelas, apakah tujuan pidato itu untuk

menghibur, memberitahukan dan mempengaruhi, begitupun sifat

pembicara apakah serius, informal, formal atau bermain-main dengan

demikian akan jelas apa yang akan disampaikan dalam pidato tersebut.

2) Pertautan-pertautan (coherency) ini menunjukan urutan bagian yang

berkaitan satus ama lain, pertautan menyebabkan perpindahan dari

pokok yang satu ke pokok yang lainnya secara lancar.

                                                            11 I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar, hal.65 

Page 28: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

17  

3). Titik berat (emphasis), bila kesatuan dan pertauatn membantu pendengar

untuk mengikuti dengan mudah jalannya pembicaraan, maka titik berat

menunjukan mereka pada bagian-bagian yang penting patut diperhatikan.12

Jika kita memahami arti fungsi retorika agak sejalan dengan fungsi dari

komunikasi, yaitu pada umumnya fungsi komunikasi ada empat yakni:

1) Mass Information, yaitu untuk memberi dan menerima informasi kepada

khayalak. Komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan dan

menerima informasi. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan

pengetahuannya. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan

dan diterima.

2) Mass Education, yaitu member pedidikan. Biasanya fungsi ini dilakukan

oleh guru kepada muridnya untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh

siapa saja yang mempunyai keinginan untuk memberi pendidikan.

3) Mass Persuasion, yaitu untuk mempengaruhi. Hal ini bisa dilakukan oleh

setiap orang atau lembaga yang mencari dukungan. Dan ini lebih banyak

digunakan oleh orang yang bisnis, dengan cara mempengaruhi melalui

iklan yang dibuat.

4) Mass Entertainment, yaitu untuk menghibur, biasanya dilakukan oleh

amatir radio, televisi ataupun orang yang mempunyai professional

menghibur.13

                                                            

12 Jaluddin Rahmat, Retorika Modern, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-6, hal, 32-34 13 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta Press,2007), Cet. Ke-1, hal. 52

Page 29: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

18  

3. Lima Hukum Retorika

Ada lima tahap penyusunan pidato atau yang sering dikenal dengan (the

five connons rethoric) atau lima hukum retorika. Menurut Aristoteles dalam buku

diksi dan gaya bahasa yang ditulis oleh Gorys Keraf, berikut penjelasannya.

a. Invention atau Heuresis, yaitu penemuan atau penelitian materi-materi.

Langkah ini sebenarnya mencakup kemampuan untuk menemukan,

mengumpulkan, menganalisis dan memilih materi yang cocok untuk

pidato, Menurut Aristoteles argumen-argumen harus dicari melalui rasio,

moral, dan afeksi. Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat

penting.

b. Disposition atau Taxis atau Oikonomia, adalah penyusunan dan

pengurutan materi (argumen) dalam sebuah pidato.

c. Elocutio atau lexis, yaitu pengungkapan atau penyajian gagasan dalam

bahasa yang sesuai. Ada tiga hal yang menjadi dasar elucutio, yaitu

komposisi, kejelasan, dan langgam bahasa dari pidato; kerapian,

kemurnian, ketajaman, dan kesopanan dalam bahasa; kemegahan, hiasan

pikiran dengan upaya retorika.

d. Memoria atau Mneme yaitu menghafalkan pidato, latihan untuk

mengingat gagasan-gagasan dalam pidato yang sudah disususn.

Page 30: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

19  

e. Actio atau Hypokrisis, yaitu menyajikan pidato, penyajian efektif dari

sebuah pidato akan ditentukan juga oleh suara, sikap, dan gerak-gerik

tubuh.14

4. Pembinaan Teknik Berbicara

Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu

pembinaan teknik berbicara merupakan bagian yang penting dalam retorika.

Dalam bagian ini, perhatian lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas,

teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan bercerita.15

Setiap orang bisa menyampaikan pidato, karena pidato adalah satu hal

yang dapat dipelajari asalkan dia mau mengetahui dan mempelajari serta

mempraktekkan tiga prinsip pidato atau yang biasa disebut trisila pidato, yaitu:

a. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).

b. Gunakan lambang-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda

memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah vokal).

c. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan, dan

tubuh anda (olah visual).16

Dari tiga prinsip pidato di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa pidato

adalah satu bakat yang dapat dipelajari dengan menguasai trisila pidato tersebut.

                                                            14 Gorys Keraf, Diksi Dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1984),

Cet. Ke-7, hal.9-10 15 P. Rudi Wuwur Hedrikus, Retorika, (Jakarta: CV. Firdaus, 1993), hal. 16-17 16 A.H. Hasanuddin, Rhetorika Dakwah Dan Publisistik Dalam Kepemimpinan,

(Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1982), hal.5 

Page 31: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

20  

B. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dilihat dari segi bahasa kata dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu

bentuk isim masdar dari kata da’a-yad’u-da’watan yang artinya menyeru,

memanggil, mengajak dan menjamu.17 Toha Yahya Umar menegaskan, bahwa

dakwah berasal dari bahasa arab yang berarti, seruan, panggilan atau undangan,

adapun dakwah di Islam dimaksudkan adalah, mengajak dengan cara bijaksana

kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah, untuk kemaslahatan dan

kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.18

Di dalam al-Qur’an ada beberapa ayat yang menunjukan kata tersebut,

antara lain, dalam surat Yunus ayat 25 yang berbunyi

“Allah menyeru manusia ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”. (Yunus: 25)

Sedangkan menurut istilah, mengandung beberapa makna yang berbeda

namun tujuan dan arti dari dakwah itu sendiri sama, di bawah ini ada beberapa

pengertian istilah dakwah menurut para pakar ilmu dakwah, antara lain:

M. Arifin menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan,

baik dengan lisan, tulisan maupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan

                                                            17 Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penerjemah, 1973), hal.127 18 Toha Umar Yahya, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya,1983), Cet. Ke-.3 , hal.1

Page 32: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

21  

berencana untuk mempengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian,

kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya unsur

paksaan.19

Karena dakwah adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan, oleh karena itu dalam dakwah tidak hanya terbatas pada aktivitas

lisan semata, akan tetapi mencakup sekuruh aktivitas lisan maupun perbuatan

yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan

terhadap Islam.20 Artinya tujuan dakwah adalah bagaimana kita mengajak orang

lain agar senantiasa mengamalkan yang diperintahkan oleh Allah SWT, yang

timbul dari kemauan mereka sendiri. Allah berfirman

☺ ☺

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran. Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.( al-Maidah: 8).

                                                            19 M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),

hal.6 20 Ahmad Mubarok, Dakwah Islam, (Bogor: Thariqul Izzah, 2002), Cet. ke-. 1, hal. 13

Page 33: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

22  

Quraish Shihab berpendapat, bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan

kepada jalan keinsyapan atau mengubah situasi yang kurang baik menjadi lebih

baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.21

Sedangkan dakwah menurut H.N.S Nasrudin Latif, dakwah artinya setiap

usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak,

memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai

dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah.

2. Unsur-Unsur Dakwah

a. Dai

Da’i secara bahasa diambil dari bahasa arab, bentuk isim fa’il dari asal

kata da’a-yad’u-da’watan, artinya orang yang melakukan dakwah. Secara

terminologi, da’i yaitu setiap muslim yang berakal mukallaf (akil baligh) dengan

kewajiban dakwah.22 Seorang da’i tidak hanya harus mengetahi dan hapal

berbagai macam hadits melainkan seorang da’i dituntut harus menguasai ajaran-

ajaran Islam, penuh kewibawaan dan wawasan yang tinggi karena selayaknya da’i

memahami berabagai aspek sendi kehidupan.

Menurut DR. Musthafa Ar-rafi’i dalam bukunya yang berjudul potret juru

dakwah. Syarat-syarat dan sifat yang harus dipenuhi sosok juru dakwah adalah, pertama, Amal dan kegiatannya harus ikhlas karena mencari ridha Allah dan karena ingin meraih pahalanya. Kedua, Seorang juru dakwah harus menjadi teladan dalam amal soleh. Ketiga, Menempuh cara hikmah (bijaksana) terhadap orang-orang terpelajar dan intelek, dan melakukan metode “mauizhah hasanah” (nasihat yang baik) dalam mengahadapi orang awam dan orang biasa. Keempat,

                                                            21 Quraish Shihab,Membumikan Al-Quran Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. Ke, .XIX, hal. 194 22 Idris A Shomad, Diktat Ilmu Dakwah, (Uin Syarif Hidayatulloh Jakarta, Fakultas

Dakwah Dan Komunikasi, 2004), hal.6

Page 34: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

23  

Seorang juru dakwah harus betul-betul menguasai ilmu yang sesuai dengan jamannya dan menguasai teori dari berbagai aliran pemikiran. Kelima, Seorang juru dakwah harus lembut dalm menyampaikan nilai-nilai dan pandangan serta lembut dalam mengingkari kesesatan. Keenam, Dalam dakwahnya ia bertujuan menarik manfaat dan menghilangkan kemudharatan. Ketujuh, Harus sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan. Kedelapan, Harus mengetahui tabiat kejiwaan jama’ahnya. Kesembilan, Sang juru dakwah harus menggunakan kekuatan apabila cara hikmah, jidal dan mauizhah hasanah tidak mempan.23

Dewasa ini banyak para da’i yang menyiarkan agama Allah dengan cara

yang bermacam-macam, dengan satu tujuan amar ma’ruf nahyi munkar.banyak

ayat-ayat yang menjelaskan tentang pentingnya amar maruf nahyi munkar, seperti

yang tertera dalam surat al-Imron ayat 104.

☺ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.(al-Imron:104)

Setiap muslim berkewajiban melakukan dakwah dengan caranya masing-

masing, karena ayat di atas menjelaskan agar kita menyeru orang lain terhadap

kebaikan. Menyeru terhadap yang ma’ruf dan mencegah terhadap yang munkar.

Pentingnya subjek dakwah dalam mendidik diri pribadi dengan kesabaran dan

keteguhan hati serta kemauan yang keras untuk berbuat baik dan berupaya agar

selalu kembali kepada Allah SWT, mendidik diri supaya berbudi luhur, baik hati,

bersifat murah hati, dermawan dan lebih mementingkan diri orang lain dan

berinfak dengan ikhlas tanpa dilingkupi keragu-raguan dan kebimbangan sama

sekali.

                                                            23 Mustthafa ar-Rafi’I,Potret Juru Dakwah, (Jakarta: CV. Pustaka al-Kautsar, 2002), hal.

38-50

Page 35: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

24  

b. Mad’u

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia

penerima dakwah, baik individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang

beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara

keseluruhan.24

Objek dakwah adalah manusia yang dijadikan sasaran untuk menerima

dakwah yang sedang dilakukan oleh da’i. Keberadaan objek dakwah yang sering

dikenal dengan mad’u, yang sangat heterogen baik ideologi, pendidikan, status

sosial, kesehatan dan sebagainya.25

Menurut Muhammad Abduh dalam buku manajemen dakwah karangan M.

Munir dan Wahyu Ilahi mad’u menjadi tiga golongan26, yaitu:

a) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir

secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan

b) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir

secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-

pengertian yang tinggi

c) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka

senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan

tidak mampu membahas secara mendalam.

Sedangkan mad’u menurut Imam Habib Abdullah Haddad dapat

dikelompokan dalam delapan rumpun, yaitu27 :

                                                            24 M.Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group), edisi ke-1, Cet. Ke-2, hal.23 25 Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta, Grafindo,2005), Cet.

Ke-1, hal.107 26 Muhammad Munir Dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 23-24

Page 36: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

25  

a. Para ulama

b. Ahli zuhud dan ahli ibadah

c. Penguasa dan pemerintah

d. Kelompok ahli perniagaan, industri dan sebagainya

e. Fakir miskin dan orang lemah

f. Anak, istri dan kaum hamba

g. Orang awam yang taat dan berbuat maksiat

h. Orang yang tidak beriman kepada Allah dan rasulnya

c. Materi Dakwah

Seorang da’i yang bijaksana adalah orang yang dapat mempelajari realitas

masyarakat dan kepercayaan mereka serta menempatkan mereka pada tempatnya

masing-masing, kemudian ia mengajak mereka bedasarkan kemampuan akal,

pemahaman, tabiat, tingkat keilmuan dan status sosial mereka, dan seorang da’i

yang bijak adalah yang mengetahui metode yang akan dipakainya.28

Materi (maddah) dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang

disampaikan da’i dan mad’u, pada dasarnya bersumber dari al-Qur’an dan hadits

sebagai sumber utama yang meliputi akidah, syari’ah, dan akhlak.29 Yang perlu

dipahami dakwah tidak hanya berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah, akan

tetapi lebih dari itu, bagaimana memberikan kesadaran yang dalam agar mad’u

dapat mengaktualisasikan akidah, syari’ah, dan akhlak dalam kehidupan sehari-

hari.

                                                                                                                                                                   27 Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta, Prenada Media,2006),

Cet. Ke-2, ed.rev, hal. 106. 28 Sa’id al-Qathani, Menjadi Da’i Sukses, (Jakarta:Qisthi Press, 2005), Cet Ke-1, Hal. 97. 29 Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, hal. 109.

Page 37: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

26  

Seyogyannya seorang da’i harus mampu membaca kondisi dan situasi mad’u

agar materi yang disampaikan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh mad’u. di

sinilah. Peran materi sangat dibutuhkan guna menunjang keberhasilan dalam

berdakwah.

Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah

pokok, yaitu.30

Pertama, masalah akidah (keimanan), masalah pokok yang menjadi materi

dakwah adalah aqidah islamiyah, aspek akidah ini yang akan membentuk moral

manusia. Karena akidah bersifat sentral pada diri manusia dan sangat erat

hubungannya dengan rukun iman maka yang dibahas pada akidah tidak hanya

tertuju iman akan teteapi mencakup apa yang dilarang seperti syirik.

Kedua, masalah syari’ah, hukum atau syariah disebut sebagai cermin

peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka

peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Materi dakwah yang

menyajikan unsur syariat harus dapat menggambarkan atau memberika informasi

yang jelas di bidang hukum dalam bentuk status hukum yang berifat wajib,

mubah, makruh, dan haram.

Ketiga, masalah mu’amalah, Islam merupakan agama yang melakukan

urusan mu’amalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Islam lebih

banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual.

Ibadah dalam mu’amalah di sini, diartkan sebagai ibadah yang mencakup

hubungan dengan Allah SWT dalam rangka mengabdi padanya.

                                                            30 M.Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 24-30

Page 38: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

27  

Keempat, masalah akhlak. Islam mengajarkan agar manusia berbuat baik

dengan ukuran yang bersumber pada Allah. Sebagaimana telah diaktualisasikan

oleh Rasulluloh SAW. Apa yang menjadi sifat dan digariskan baik olehnya dapat

dipastikan baik secara esensial oleh akal manusia. Dalam al-Quran dikemukakan

bahwa kriteria baik itu, antara lain bertumpu pada sifat Allah SWT.

d. Metode Dakwah

Metode adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau

jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.

Efektif artinya antara biaya, tenaga, dan waktu dapat seimbang. Sedangkan efisien

atau sesuatu yang berkenaan dengan pencapaian suatu hasil. Jadi metode dakwah

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk mencapai

suatu tujuan dakwah yang efektif dan efisien.31

Sekurang-kurangnnya ada tiga metode yang digambarkan dalam al-Quran

yang tertera dalam surat an-Nahl:

☺ ☺

☺ “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(an-Nahl: 125)

                                                            31 Asmuni Syakir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,1993),

hal.21

Page 39: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

28  

Dakwah dengan hikmah, menurut pendapat M. Abduh dalam buku metode

dakwah yang dikarang oleh Munzier Suparta dan Harjani Hefni32 bahwa. Hikmah

adalah mengetahui rahasia-rahasia dan faedah di dalam arti ucapan yang sedikit

lafazh akan tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakkan sesuatu pada

tempat atau semestinya.

Dakwah dengan nasehat yang baik, menurut para pakar bahasa, nasehat

mengandung arti teguran atau peringatan. Menurut Ashfani, dengan mengutip

pendapat Imam Khalil yang ditulis oleh A. Ilyas Ismail33, menyatakan bahwa

nasehat adalah memberikan peringatan (al-tadzkir) dengan kebaikan yang dapat

menyentuh hati. Jadi, makna terpenting dari nasehat adalah mengingatkan

(tadzkir) dan membuat peringatan (dzikra) kepada umat manusia. Menurut Sayyid

Qutub nasehat yang baik adalah, nasehat yang dapat masuk dalam jiwa manusia

serta dapat menyejukan hati, bukan nasehat yang dapat memerahkan telinga

karena penuh dengan kecaman dan caci-maki yang tidak pada tempatnya.

Dakwah dengan dialog yang baik, perdebatan dengan cara yang baik

dengan bertujuan mencari kebenaran bukan kemenangan. Yaitu diskusi terbatas

pada ide. Dilakukan dengan menyerang dan menjatuhkan argumentasi-

argumentasi yang bathil, lalu memberikan argumentasi-argumentasi yang jitu dan

benar.34 Menurut Qutub, dakwah yang baik (jadal husna) adalah jadal yang tidak

mengandung unsur penganiayaan karena adanya unsur pemaksaan kehendak, juga

tidak mengandung unsur merendahkan dan melecehkan lawan dialog.

                                                            32 Munzier Suparta dan Harjani, Hefni metode dakwah, hal. 8 33 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Qutub, (Jakarta, Pemadani, 2006), Cet. Ke-

1, hal. 249-250 34 Anonim, Islam,Dakwah Dan Politik, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), Cet. Ke-

1, hal. 33-36

Page 40: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

29  

e. Media Dakwah

Media dakwah menjadi salah satu unsur dalam berdakwah, karena

bagaimanapun media dapat membantu da’i dalam menyampaikan isi pesannya

agar menjadi efektif. Banyak media yang dapat dimanfaatkan oleh juru dakwah,

termasuk di dalamnya adalah semua jenis media masa, seperti radio, televisi, surat

kabar, majalah dan sebagainya. Di samping itu masih banyak lagi media dakwah

yang lainnya mengingat media itu dapat berupa orang, tempat, kondisi tertentu

dan sebagainya.35

Pada saat ini masih banyak para da’i yang menggunakan media

dakwahnya dengan menggunakan mimbar, dan tabligh akbar, walaupun cara ini

terbilang tradisional namun cukup efektif dan masih dipertahankan sampai saat

ini.

Dalam buku yang berjudul studi tentang ilmu dakwah, karangan Anwar

Mas’ari. Dia menyebutkan beberapa media dan sarana yang diperlukan oleh juru

dakwah antara lain:

a) Mimbar dalam khitabah

b) Qalam dalam khitabah

c) Pementasan dan drama

d) Seni suara dan bahasa

e) Medan dakwah

f) Alat bantu perlengkapan

                                                            35 Asmuni Syakir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, hal. 163 

Page 41: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

30  

f. Tujuan Dakwah

Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah tujuan dakwah,

bagaimanapun dakwah merupakan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan

tertentu, karena tanpa tujuan dakwah yang disampaikan akan sia-sia. Menurut

Asmuni Syukir dalam buku dasar-dasar strategi dakwah Islam, tujuan dakwah

terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Tujuan Umum Dakwah Tujuan umum dakwah adalah mengajak manusia meliputi orang mu’min

maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar yang diridlai Allah SWT. Agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di dunia maupun di akhirat merupakan titik tujuan hidup manusia, maka dakwah pun mengajak kita untuk mengarah kepada kebajikan.

2) Tujuan Khusus Dakwah

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian daripada tujuan umum. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktifitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara yang bagaimana dan sebagaimana secara terperinci. Di bawah ini disajikan beberapa tujuan khusus dakwah a. Mengajak ummat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu

meningkatlan taqwanya kepada Allah SWT. Tujuan ini pun dibagi lagi kedalam tujuan yang lebih khusus a) Menganjurkan dan menunjukan perintah-perintah Allah b) Menunjukan larangan-larangan Allah c) Menunjukan keuntungan-keuntungan bagi kaum yang mau bertaqwa

kepada Allah d) Menunjuakan ancaman Allah bagi kaum yang ingkar kepadanya

b. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih muallaf. Tujuan ini pun dibagi menjadi beberapa tujuan yang lebih khusus a) Menunjukan bukti-bukti ke-Esaan Allah b) Menunjukan keuntungan bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah c) Menunjukan ancaman bagi orang yang ingkar kepadanya d) Menganjurkan untuk berbuat baik dan mencegah berbuat kejahatan e) Mengajarkan sareat Allah dengan cara bijaksana f) Memberikan beberapa tauladan dan contoh yang baik kepada (muallaf)

Page 42: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

31  

c. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah

d. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya. Tujuan ini pun masih dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus, yaitu:

a) Menanamkan rasa keagamaan pada anak b) Memperkenalkan ajaran-ajaran Islam c) Membiasakan berakhlak mulia d) Mengajarkan Al-Qur’an.36

3. Bentuk-Bentuk Dakwah

a. Dakwah bi al-Lisan

Dakwah ini dilakukan dengan menggunakan lisan antara lain :

a) Qaulun ma’rufun, dengan bebicara dalam pergaulan sehari-hari yang

disertai dengan misi agama yaitu agama Islam, seperti penyebarluasan

salam, mengawali perbuatan dengan membaca basmalah.

b) Mudzakarah, yaitu mengingatkan orang lain jika berbuat salah dalam

ibadah maupun perbuatan.

c) Nasihatuddin yaitu memberi nasihat kepada orang yang dilanda problem

kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya dengan baik, seperti

bimbingan penyuluhan agama dan sebagainya.

d) Majelis Ta’lim, seperti pembahasan pada bab-bab dengan menggunakan

buku atau dengan kitab dan berakhir dengan dialog.

e) Penyajian Umum, yaitu menyajikan materi dakwah di depan umum.

f) Mujadalah, yaitu berdebat dengan menggunakan argumentasi serta alasan

dan diakhiri dengan kesepakatan bersama dengan menarik satu

kesimpulan.

                                                            36 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, t.t), hal.54

 

Page 43: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

32  

                                                           

b. Dakwah bi al-Hal

Yaitu dakwah yang dilakaukan melalui berbagai kegiatan yang langsung

menyentuh kepada masyarakat sebagai objek dakwah atau berdakwah melalui

perbuatan, mulai dari tutur kata, tingkah laku, sampai pada kerja bentuk nyata

seperti mendirikan panti asuhan, fakir miskin, sekolah-sekolah, rumah ibadah

dll.37

c. Dakwah bi al-Qolam

Berbicara dakwah tentang dakwah bi al-Qalam tidak terlepas dengan

memahami makna tulisan. Dalam konteks ini, tulisan memiliki dua fungsi.

Pertama, sebagai alat komunikasi atau komunikasi ide yang produknya berupa

ilmu pengetahuan. Kedua, sebagai alat komunikasi ekspresi yang produknya

berupa karya seni (jurnalistik).38

Dakwah bi al-Qalam dengan kekuatannya mempengaruhi masa mampu

membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan merupakan pola pikir dan

prilaku masyarakat. Perkembangan media cetak semakin mencuat karena media

yang bisa diperoleh oleh siapa saja yang membutuhkan perkembangan masyarakat

sekarang ini, pada umumnya mampu membaca, selain itu media cetak cenderung

bisa diperoleh siapa saja dan di mana saja berada.39

 

 37 Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung:

Pustaka Setia, 2001), hal. 24 38 Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, hal.175 39 Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, hal. 175 

Page 44: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

BAB III

PROFIL KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DAN PROFIL PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH

A. Riwayat Hidup dan Pendidikan KH. Abdul Rahman al-Madinah

Sosok yang senantiasa menyeru ke jalan Allah serta mengamalkan sunnah-

sunnah Nabi, akhlaknya yang mulia menjadi panutan bagi keluarga dan

masyarakat. KH. Abdul Rahman al-Madinah kelahiran Jakarta Tanggal 31

Agustus 1962. Ayah beliau bernama H. al-Madinah (al-maghfurlah) Ulama asli

Pondok Kelapa, dan Ibunda beliau bernama Hj. Tiharoh. Beliau berada di

lingkungan pendidikan Agama yang sangat kuat dan patuh dalam menjalankan

Syariat Allah, karena ayah beliau selalu menekankan agar kelak dewasa nanti

menjadi anak yang berilmu dan mampu meneruskan perjuangan ayahnya.

KH. Abdul Rahman al-Madinah merupakan anak ke enam dari tujuh

bersaudara, yaitu, H. Abdul Latif (al-maghfurlah), H. Matroji, Hj. Rosadah, H.

Tamin Hadi, Hj. Dra. Rodemah, H. Abdul Rahman dan Rosidah. Sejak kecil

mereka semua dididik dalam keluarga yang taat pada Agama.

KH. Abdul Rahman al-Madinah merupakan salah satu kyai yang disegani di

mata masyarakat, karena ilmu dan wibawanya yang menjadi figure seorang

ulama. Beliau dikenal dimasyarakat sebagai panutan bagi para ustad-ustad atau

para kyai, khususnya yang berada di daerah Pondok Kelapa dan sekitarnya.

Karena kegigihan beliau dalam berdakwah, beliau berhasil mendirikan Pondok

Pesantren untuk anak yatim dan anak yang tidak mampu. Tidak hanya itu beliau

juga membuat Majlis Dzikir Watta’lim yang baru dirintisnya, walaupun Majlis

Dzikir Watta’lim ini terbilang baru namun jamaah yang hadir setiap pertemuan

33 

Page 45: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

34  

sudah mencapai ratusan. Majlis ini dinamakan “Nahdlhotus Syubban” yang

berarti Kebangkitan Para Pemuda. Didedikasikan buat para remaja agar selalu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya serta selalu berpegang

teguh pada Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Pada tahun 1987 KH. Abdul Rahman al-Madinah menikah dengan Ibu

Kasmawati. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai Enam orang anak yaitu,

Qonita Rahmawati, Zaqi Mubarok, Fadli Rahman, Hafizuddin, Rofi’uddin, dan

Silvia Annajma. Di dalam keluarga beliau memiliki keluarga yang harmonis dan

humoris, sehingga anaknyapun tidak segan-segan untuk menceritakan keluh

kesahnya pada beliau.1

Tokoh Ulama betawi ini berharap perjuanganya nanti dapat diteruskan oleh

anak-anakya, maka tidak heran jika semua anaknya beliau masukan ke pesantren-

pesantren yang ada di Jakarta bahkan ada pula yang di Luar Jawa.dalam satu

hadits Rasul dikatakan.

“Jika Anak Adam Meninggal Maka Terputuslah Amal Ibadahnya Kecuali Tiga. Yang Pertama. Shodaqoh Jariyah, Kedua. Ilmu Yang Bermanfaat Dan Ketiga Anak Yang Selalu Mendoakan Kedua Orangtuanya2”.

Penerapan pendidikan yang sangat tegas oleh KH. Abdul Rahman al-Madinah

membuat anak-anaknya memiliki pengetahuan agama dan umum yang cukup,

perjuangan beliaupun dalam mendidik anaknya tidak sia-sia karena ada salah satu

dari anak beliau yang sudah mampu perpidato di depan masyarakat atau

terkadang mengisi majelis ta’lim yang beliau asuh.

                                                            1 Wawancara Pribadi Dengan Ustad Rofi’uddin (Menantu KH. Abdul Rahman al-

Madinah) Pada Tanggal 24 juli di Pon-Pes al-Hidayah. 2 Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani, Shahih At-Targib Wa At-Tarhih, (Hadits-

Hadits Sahih Tentang Anjuran Dan Janji Pahala, Ancaman & Dosa, (Jakarta. PT. Tim Pustaka Sahifa, 2007). Hal. 180

Page 46: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

35  

Tuntutlah Ilmu Walau Sampai Ke Negeri China, itulah untaian pribahasa arab

yang menjadi landasan beliau dalam menuntut ilmu. Beliau banyak mengemban

ilmu-ilmu Agama di berbagai Sekolah hingga menjadi Mubaligh terkenal dan

disegani. Adapun sekolah yang pernah beliau jadikan tempat untuk menuntu ilmu,

1. Sekolah Dasar di Pondok Kelapa.

2. Madrasah Ibtidaitah (MI) di Pondok Kelapa.

3. PGA di Bekasi Pada Tahun 1979.

4. Pondok Pesantren Daarul-Rahman terletak di Jakarta Selatan di bawah

asuhan KH. Syukron Ma’mun.

5. Salafiyah, Serang Banten Pada Tahun 1985.3

B. Aktivitas Dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah dan Keterkaitan

Berdirinya Pondok Pesantren al-Hidayah

Aktivitas dakwah beliau tidak hanya sebatas dengan siraman-siraman rohani

ataupun ceramah, akan tetapi beliau juga melakukan kegitan atau dakwah bilhal

sebagai usaha mengefektifkan dakwah Islam agar balance antara dakwah billisan

dan dakwah bilhal.

Setiap hari beliau menjalan aktivitas yang padat dimulai dari mengajar di

beberapa majlis talim sampai berdakwah di atas mimbar, namun beliau tidak                                                             

3 Pada pagi hari beliau sekolah di Madrasah yang dekat dengan rumah beliau, untuk menuju ke sekolah beliau mengendarai sepeda butut, beliau selalu mendapatkan ejekan dari teman-temannya dengan ejekan “itu onta dah dikasih rumput”, namun beliau tetap sabar. Sorenya beliau sekolah lagi di Madrasah Ibtidaiyah. Kegigihan beliau dalam menuntut ilmu tidak pernah patah semangat, terbukti bahwa beliau banyak menjuarai di berbagai perlombaan baik olahraga maupun seni. Karena beliau menyadari akan pentingnya ilmu agama beliau melanjutkan sekolahnya ke Pesantren Daarul-Rahman. Di sinilah beliau mulai menggali potensi yang ada pada dirinya dalam bidang dakwah, bahkan beliau menjadi salah satu murid kesayangan KH. Syukron ma’mun, sampai saat ini hubungan beliau dengan guru-gurunya masih sangat dekat, beliau pernah berpesan agar selalu menjaga silaturahmi dengan para guru karena dengan itu, ilmu kita akan bermanfaat.

Page 47: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

36  

pernah lelah untuk berdakwah, karena itu perintah dari Allah yang dituangkan

pada al-Quran.dan Hadits.

☺ ☺

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung.” (al-Imran Ayat 104).

Dengan cara penyampaiannya yang bagus dan mudah dicerna oleh

masyarakat serta memadukan materi ceramah dengan humor yang dapat

menyegarkan Suasana mad’u. KH. Abdul Rahman al-Madinah mampu merekrut

jama’ah dari berbagai kalangan, bahkan banyak jamah yang menginginkan majlis

talimnya diajar oleh beliau. Aktifitas beliau selain membimbing dan mengasuh

santriawan dan santriawati yang ada di Pondok Pesantren beliau juga aktif

dakwah di luar dan berbagai Daerah termasuk Sulawesi, Padang, Kalimantan dan

masih banyak lagi .

Beliau mengajar dari masjid ke masjid dari remaja orang tua dan kaum ibu

terutama di lingkungannya sendiri karena beliau ingin lingkungannya disirami

dengan siraman rohani. Beliau mengajar juga di luar Kota atau Jawa akan tetapi

mengajar di sana hanya sebulan sekali, karena yang beliau mendahulukan dakwah

di lingkungannya sendiri. Oleh karena itu setiap hari beliau mengajar di majelis-

majelis yang terletak khusunya di Daerah Pondok Kelapa dan sekitarnya. Beliau

juga sering berdakwah di Luar Jawa untuk mengisi ceramah dalam rangka

memperingati hari besar Islam seperti, Maulid Nabi, Isra Miraj, Nuzulul al-

Qur’an, dan acara besar lainnya.

Page 48: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

37  

Dalam berdakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah tidak mengenal kelas atas

dan kelas bawah, yang terpenting bagi beliau bagaimana dakwah itu dapat

tersalurkan bagi yang membutuhkannya, karena dakwah merupakan warisan dari

Rasullullah, walaupun tantangan dakwah itu sulit, namun dakwah Islam harus

tetap dilaksanakan.

Sampai saat ini beliau menjadi penasehat FBR dan FORKABI. Banyak partai

yang mengajak beliau untuk bergabung dengan partainya. Namun beliau menolak

karena beliau berharap dakwahnya ini dapat bermanfaat bagi semua lapisan

masyarakat, maka dari itu beliau tidak mau bergelut dalam partai karena

menurutnya. Jika bergelut dalam partai maka mungkin dakwah saya memihak

untuk satu partai saja, saya hanya ingin dakwah saya meluas di berbagai kalangan.

Karena saya dari masyarakat dan saya masyarakat supaya saya diterima oleh

masyarakat makanya saya mengambil satu keputusan bahwa saya ingin dimiliki

oleh semua masyarakat dan tidak memegang kepada satu partai, atau satu

golongan, atau satu organisasi tertentu dengan maksud agar dakwah saya dapat

masuk kesemua kalangan dan masyrakat, karena saya ingin memasyarakatkan

dakwah karena saya berprinsip kalau saya berdakwah satu partai maka partai lain

tidak menikmati dakwah saya, karena berbeda pendapat atau argument oleh partai

lain. Sedangkan kita satu bangsa yanga harus diberi siraman rohani sehingga

menjadi bangsa yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi

larangannya.

KH. Abdul Rahman al-Madinah tertarik dengan Dunia Dakwah karena itu

merupakan perintah dari Allah dan Rasulnya. Dalam al-Quran “ud’u” ajaklah

Page 49: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

38  

atau serulah manusia dalam kebaikan, jika kita senantiasa mengajak saudara-

daudara kita kejalan kebaikan yang diridhoi oleh Allah maka itu sangat mulia di

hadapan-Nya. tugas yang mulia ini merupakan perintah Allah, tanpa pamrih,

tanpa mengharap balasan dari seseorang yang kita ajak berdakwah. Jika mereka

mengikuti apa yang kita serukan sesuai dengan ajaran Allah dan Rasulnya berarti

kita telah menyelamatkan mereka.4

Maka dari itu beliau sangat tertarik dengan tugas yang mulia itu, ada satu

pepatah yang mengatakan. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi

orang lain. Kita ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang

lain makanya saya akan terus menjalakan dakwah walau dakwah itu sangat berat

Katakan Yang Benar Walau Itu Pahit. Kita harus berani katakan yang benar itu

benar dan yang bathil itu bathil di tengah-tengah Umat dan di tengah masyarakat

Berdirinya Pondok Pesantren al-Hidayah dilatar belakangi oleh adanya

keprihatinan terhadap anak-anak yatim dan dhua’fa yang kurang mendapatkan

perhatian yang memadai untuk memahami dan melaksanakn petunjuk Agama

Islam. Islam adalah agama “Rahmatan Lil’aalamin” (Rahmat Bagi Seluruh

Alam). Namun di sisi lain ada juga manusia yang seakan-akan tidak merasakan

kerahmatan Islam karena dari mereka tidak memiliki kelebihan harta, ilmu,

maupun kesempatan. Di antara manusia yang tidak kurang mendapatkan perhatian

tersebut adalah anak-anak yatim dan dhu’afa.

                                                            4 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah (Pimpinan Pondok

Pesantren al-Hidayah), Pada Tanggal 5 Agustus, di kediaman beliau.

Page 50: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

39  

Agar keprihatinan di atas dapat membuahkan hasil maka perlu segera

didirikan sebuah sarana pendidikan untuk menampung anak-anak yatim dan

dhua’fa, maka H. al-Madinah (al-magfurlah) , H. Abd. Latif (al-magfurlah), dan

KH Abdul Rahman al-Madinah mendirikan sebuah yayasan al-Hidayah, pada

mulanya yayasan ini hanya bergerak di bidang informasi seperti Majelis Ta’lim,

Kuliah Ramadhan dan kegiatan-kegiatan Islam lainnya.

Namun pengurus dan pengasuh tidak putus asa juga tidak tinggal diam

berbagai usaha telah dilakukan agar dapat mengembangkan cita-cita melalui

yayasan yang sudah terbentuk. Maka untuk mengantisipasi kamajuan jaman serta

dukungan dan dana-dana dari warga setempat yang tak henti-hentinya

didedikasikan kepada pengurus dan pengasuh. maka didirikan juga Pondok

Pesantren al-Hidayah dan sekolah formal hingga saat ini, mulai dari Raudhotul

Atfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madarasah Tsanawiyah (MTs), Dan

Madrasah Aliyah (MA).5

Para santri yang datang dan bermukim di Pondok Pesantren al-Hidayah

ternyata tidak hanya dari masyarakat Pondok Kelapa, akan tetapi ada pula santri

yang berasal dari Luar Jawa seperti, Lampung, Palembang dan Irian Jaya. Mereka

bermukim di sana semata-mata hanya ingin menuntut ilmu dan sekaligus

mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka melalui program

EkstraKurikuler di Pondok Pesantren. Pondok Pesantren al-Hidayah diharapkan

menjadi Lembaga Pendidikan Islam yang menciptakan generasi muslim serta

                                                            5 Wawancara Pribadi Dengan Ustad Moh. Zaelani, Pada Tanggal 19 Juni Di Kediaman

Beliau.  

Page 51: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

40  

mampu menjawab tantangan jaman dan yang paling pokok adalah mampu

menyiapkan sumber daya alam yang berkualitas.

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren al-Hidayah

Sebagaimana layaknya lembaga pendidikan yang lainnya. Pondok Pesantren

al-Hidayah bertujuan untuk menyiarkan ajaran Agama Islam secara menyeluruh,

di samping sebagai lembaga pendidikan Pondok Pesantren al-Hidayah juga

berfungsi sebagai lembaga sosial kemasyarakatan untuk kemaslahatan umat Islam

yaitu dengan cara melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

1. Visi

Mencetak generasi muslim yang siap terjun ke masyarakat untuk

menyebarluaskan Agama Allah yang selalu berpegang teguh pada al-Qur’an

dan Hadits, Jujur, Amanah, Ilmiyah Amaliyah, Amaliyah Ilmiyah.

2. Misi

a. Mempersiapkan kader-kader muslim yang menguasai ilmu Agama,

mampu berkreasi secara aktif berlandaskan Iman dan Taqwa.

b. Menanamkan jiwa tauhid yang tinggi dengan landasan al-Quran dan

Hadits.

c. Membentuk anak-anak yatim dan dhua’fa menjadi generasi muslim yang

memiliki Iman yang kuat, berakhlak mulia dan berpendidkan.

Sejak diresmikannya Pondok Pesantren al-Hidayah pada tanggal 1 Januari

Tahun 1990 oleh KH. Syukron Mamun. Pesantren ini sudah menerapkan

perpaduan antara Sistem Klasik dengan Sitem Salaf. Misalnya pada pagi hari

Page 52: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

41  

mulai pukul 06.30 sampai 07.10 semua santri melakukan percakapan di halaman

sekolah dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Pada pukul 07.20 sampai

12.00 dilaksanakn proses belajar di dalam kelas. Lalu pada siang harinya sampai

pukul 15.00 para santri mengikuti kursus bahasa Arab dan Inggris. Selanjutnya

pada sore harinya diberlakukan Sistem Salafi, karena pada pukul 16.00 sampai

pukul 17.30 para santri belajar kitab kuning seperti Fathul Mu’in, Fathul Qurib

dan lain sebagainya. Lalu selepas sholat maghrib sampai isya para santri

memperdalam baasa arab dengan mempelajari kitab-kitab seperti, al-Ajrumiyah,

al-Imriti, an-Nahwul al-Wadih dan lain sebagainya6.

Guna terlaksananya cita-cita pesantren untuk membentuk generasi muslim

yang siap terjun ke masyarakat, maka Pondok Pesantren al-Hidayah memberikan

program formal dan nonformal. Adapun program-program tersebut:

Formal

1. Raudhatul Athfal

2. Madrasah Ibtidaiyah

3. Madrasah Tsanawiyah

4. Madrasah Aliyah

Dalam rangka membangun serta mempertajam kemampuan santri sesuai

bidnagnya masing-masing maka pondok pesantren al-hidayah membentuk wadah

ekstrakurikuler, antara lain;

                                                            6 Wawancara Pribadi Dengan Ustad Moh. Zaelani. 

Page 53: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

42  

                                                           

Non formal

1. Muhadhoroh (Latihan Pidato Dengan Menggunakan Tiga Bahasa)

2. Muhadatsah (Percakapan Dengan Menggunakan Bahasa Arab dan

Inggris)

3. Marching Band

4. Pencak Silat

5. Marawis

6. Hadroh

Pondok Pesantren al-Hidayah menanggung seluruh pembiayaan pendidikan,

makan dan minum serta sarana dan prasarana dengan kata lain gratis, terutama

bagi mereka yang tidak mampu, fakir miskin anak yatim, dan dhuafa, maka tidak

heran jika banyak para santri yang berdatangan dari berbagai pelosok daerah.7

Pondok Pesantren al-Hidayah juga mengadakan acara besar yaitu Maulid Nabi

Muhammad SAW yang diadakan rutin setiap tahun sekali. Antusias masyarakt

begitu besar sehingga jamaah yang menghadiri acara tersebut hampir ribuan,

biasanya pada acara besar KH. Abdul Rahman al-Madinah mengundang Mubaligh

kondang seperti. KH. Zainuddin. MZ, KH. Rhoma Irama, Ustad Jefri al-Bukhori

serta masih banyak lagi para ulama yang datang pada acara Maulid Nabi

Muhammad SAW yang diadakan di Pondok Pesantren al-Hidayah.

 

 7 Wawancara Pribadi Dengan Ustad Moh. Zaelani.

 

Page 54: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

BAB IV

ANALISIS RETORIKA DALAM PELAKSANAAN DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH

A. Konsep Retorika Menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah

Berdakwah pada dasarnya merupakan aktifitas lisan baik yang

disampaikan secara formal melalui berbagai forum resmi ataupun sekedar

berbicara dengan orang-perorang dengan mengajak mereka ke jalan Allah SWT.

Ceramah atau khutbah merupakan salah satu bentuk kegitan dakwah yang sangat

sering dilakukan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Agar dakwah itu

berlangsung dengan baik, memikat dan menyentuh akal, dan hati para jamaah,

maka pemahaman tentang retorika menjadi perkara yang sangat penting.

Dalam berdakwah seorang da’i dituntun agar memahami betul apa yang

dimau oleh mad’u agar dakwah yang disampaikan benar-benar sampai kepada

masyarakat sehingga dapat merubah jalan pikiran orang lain ke dalam perbuatan

yang lebih baik yang sesuai dengan ajaran islam. Retorika menjadi hal yang

paling pokok untuk mengaktualisasikan tujuan dakwah tersebut, seni berbicara

yang baik akan memudahkan jamaah untuk menerima dan memahami materi yang

disampaikan. Seni berbicara merupakan rasa atau warna yang melengkapi setiap

kata yang terlontar dalam bekomunikasi, sehingga setiap kata yang keluar dari

lisan menjadi indah dan enak didengar serta mampu menghipnotis jamaah.

Sedangkan retorika dakwah menurut KH.Abdul Rahman al-Madinah.

Gaya atau ciri khas seorang da’i dalam berdakwah. Berdakwah itu perlu cara dan

perlu gaya supaya tidak menjenuhkan dan tidak membosankan ma’du atau orang

yang kita ajak dakwah, sebab jika dakwah itu monoton maka orang akan jenuh. Di

43 

Page 55: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

44  

situlah diperlukan retorika dakwah dan retorika dakwah sangat penting untung

menunjang keberhasilan dalam berdakwah tanpa menguasai retorika dakwah

maka dakwah kita kurang memuaskan. Karena dakwah Perlu trik sendiri jika

dakwah kita monoton orang akan ngantuk bahkan jenuh dan lain sebagainya.1

Dalam retorika dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah, beliau

menggunakan intonasi yang bervariasi, dan berbicara sesuai dengan kondisi

jamaah serta mampu menyampaikan dakwahnya sesuai dengan klasifikasi usia

audience. Ketika mad’u yang dihadapi kecil dalam hal ini tingkat sigor, maka

intonasi suara lebih sering lantang namun lembut, hal ini juga dapat ditemui

dalam proses retorika, yaitu usaha untuk melibatkan emosi dan rasio dari pihak

mad’unya mereka merasa terlibat dengan masalah dan persoalan yang disajikan2.

Ketika berdakwah di hadapan ribuan jamaah, beliau menampilkan seluruh

gayanya tanpa harus meniru gaya orang lain, kadang beliau menggunakan bahasa

tubuh (gesture) seperti menggerakan tangan ke atas dan ke bawah, mimik wajah

yang dibuat secara spontan, dan kontak mata beliau yang tidak pernah lengah

kehadapan jamaah, sehingga dakwahnya dapat menarik perhatian jamaah

Hal tersebut sesuai dengan tiga prinsip pidato atau yang biasa disebut

trisila pidato, yaitu

1. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak

(kontak)

                                                            1 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul RAhman al-Madinah, (Pimpinan Pondok

Pesantren al-Hidayah), Pada Tanggal 5 Agustus di Kediaman Beliau. 2 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pertama,1997), Cet Ke.XVIII, hal.45 

Page 56: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

45  

2. Gunakan lambang-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda

memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah

vokal)

3. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah,

tangan dan tubuh anda (olah visual)3

Dakwah yang disampaikan panjang lebar dan memakan waktu yang cukup

panjang, jika seorang da’i tidak menguasai retorika dan tidak mengemas materi

dengan baik maka jamah akan merasa bosan dan jenuh, namun jika seorang da’i

ahli dalam retorika, maka dakwah yang disampaikan selama berjam-jam pun akan

berlalu begitu saja, tanpa kehilangan perhatian terhadap da’i tersebut. Begitu

hebatnya retorika sehingga orang tetap tertarik dan mau mendengarkannnya.

Dalam ilmu retorika seorang orator disaat berbicara harus melakukan

persiapan-persiapan, seperti, penguasaan materi, pemilihan topik dan

penyampaian pesan dengan gaya bahasa yang baik karena itu semua menjadi

syarat dalam mencapai keberhasilan dakwah, karena persiapan adalah setengah

dari kesuksesan. Apabila ada sedikit kejelekan, maka hal itu akan mempengaruhi

seorang da’i.

Retorika merupakan seni atau gaya dalam penyampaian materi, berarti

materi yang disampaikan dikemas dengan cara yang menarik, sebagaimana tujuan

dari retorika dalam berdakwah adalah mengutarakan pesan dakwah lewat bahasa

lisan dengan menganjurkan jamaah mengikuti ajaran Islam, agar jamaah lebih

paham dan tertarik untuk mengikuti apa yang disampaikan.

                                                            3 A.H. Hasanuddin, Rhetorika Dakwah Dan Publisistik Dalam Kepemimpinan,

(Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1982), hal.5 

Page 57: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

46  

Seorang da’i memulai pidato dengan cara mengajak jamaah ke dalam

suasana santai dan ceria terlebih dahulu atas materi yang akan disampaikan agar

dapat menarik dan perhatian jamaah, jika da’i menyampaikannya diawali dengan

bahasa yang lembut maka jamaah dapat menerimanya dengan mudah, namun jika

dimulainya dengan dakwah yang kasar maka jamaahpun akan enggan

menerimanya.

Seorang da’i haruslah pandai untuk mengenal dan mengetahui jamaahnya

dengan baik, juga dapat melihat situasi dan kondisi mad’u yang di hadapinya,

sebab tanpa melihat itu maka dakwah kita tidak mengenai sasaran, karena dari

sinilah seorang da’i dapat menentukan tema apa yang perlu dibahas yang sesuai

dengan keadaan jamaah. Agar dakwah yang disampaikan tepat pada sasarannnya.4

Salah satu petunjuk al-Quran bagi mereka yang menjalankan dakwah adalah

hendaknya para da’i melakukan dakwah itu sesuai dengan kadar kemampuan

orang yang didakwahi dan dengan bahasa kaumnya dan bukan dengan bahasa

yang tidak dipahami oleh para pendengarnya5.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ibrahim ayat empat:

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Ibrahim: 4)

                                                            4 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah. 5 Musthafa Malaikah, Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qardhawi Harmoni Antara Kelembutan

Dan Ketegasan, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001), Cet. Ke-1, hal. 21.

Page 58: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

47  

Sebagai seorang Da’i atau Mubaligh selayaknya terlebih dahulu

mempunyai trik atau gaya dalam berdakwah agar dakwahnya dapat diterima oleh

masyarakat dan mengena pada sasaran. Maka metode yang beliau gunakan

terlebih dahulu adalah mengetahui dan mengenal orang yang diajak dakwah. Kita

harus mengenal mad’u terlebih dahulu, sebab masyarakat berbeda-beda tingkat ke

ilmuwannya, kita lihat mereka dari golongan apa. Atas, menengah, atau awam

maka sangat penting bagi da’i mengenal medan yang akan didakwahinya.6

Misalnya pada saat kita bertemu dengan petani maka bahasa yang kita

gunakanpun bahasa petani. Pada saat bertemu orang yang kita anggap intelektual

maka bahsaa yang kita gunakanpun bahasa yang intelektual. Salah satu di antara

Hadist Nabi berbunyi “Berbicaralah Kalian Menurut Kadar Kemampuan

Mereka”. Maka bagi para da’i jangan sampai salah pakai dalam penggunaan

bahasa kepada khalayak karena itu dapat mengurangi keberhasilan dalam

berdakwah.

Menurut Muhammad Abduh dalam buku manajemen dakwah karangan M.

Munir dan Wahyu Ilahi mad’u menjadi tiga golongan7, yaitu:

a) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir

secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan

b) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir

secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-

pengertian yang tinggi

                                                            6 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah. 7 Muhammad Munir Dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, hal. 23-24

Page 59: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

48  

c) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka

senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan

tidak mampu membahas secara mendalam.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, ternyata sebelum beliau

berdakwah langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenal mad’u atau

medan yang akan kita dakwahi, agar pesan dakwah mudah diterima dan bisa

menjangkau pola pemikiran audience. Beliau bisa beradaptasi dengan jamaah.

Jika berceramah dengan para pejabat maka gaya bahasa yang beliau gunakanpun

bahasa intelek dam ilmiah dan jika bicara di hadapan jamaah yang biasa saja,

maka bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dimengerti.

B. Konsep Dakwah Menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah

Dakwah ibarat bola lampu kehidupan, yang memberikan cahaya dan

menerangi jalan kehidupan yang lebih baik, dari kegelapan menuju terang

benderang, dari keserakahan menuju kedermawanan. Dakwah merupakan bagian

yang cukup terpenting bagi umat saat ini tatkala manusia dilanda kegersangan

spiritual, rapuhnya akhlak, maraknya korupsi, kolusi, kerusuhan, kecurangan dan

sederet tindakan-tindakan lainnya. Jelas bahwa dakwah merupakan ajakan kepada

keinsapan atau usaha mengubah situasi yang rumit menjadi situasi yang lebih baik

dan sempurna.

Dalam sejarah di muka bumi ini, dakwah merupakan aktifitas yang sudah

lama sekali dilakukan oleh umat Islam, bahkan sejak Nabi Adam dilahirkan

Page 60: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

49  

proses dakwah sudah terjadi, sehingga dakwah begitu lekat dengan umat Islam

bahkan hampir di seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah

Dienul Islam kepada muslim lainnya. Sesuai dengan Hadits Rasul “Sampaikanlah

Dari Ku Walau Cuma Satu Ayat”. Untuk itu dalam menyampaikan dakwahnya,

seorang da’i yang berperan sebagai khatib atau penceramah harus memahami

metode dalam berdakwah, agar sukses dalam penyampaiannya.

Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan usaha mengaktualisasikan

nilai-nilai iman teologis dalam suatu sistem kegiatan manusia di bidang

kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa,

berfikir, bersikap dan bertingkahlaku dalam tatanan realitas individu dan sosio

cultural dalam rangka mewujudkan nilai-nilai islam dalam berbagi kehidupan.

Konsep dakwah digunakan beliau lebih memprioritaskan masalah-masalah

yang sedang aktual di masyarakat, seperti teroris, nabi dan malaikat palsu, serta

aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan Islam, agar masyarakat tidak ikut-

ikutan dalam hal yang yang dapat merugikan diri sendiri juga terlebih bagi

Agama.

Sedangkan dakwah menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah. Mengajak

atau menyeru setiap orang mempunyai kewajiban dan tugas untuk mengajak

kepada semua lapisan masyarakat, termasuk tugas dakwah kita yang pertama

mengajak terhadap diri kita dan keluarga kita, karena fungsi dakwah itu sangat

Page 61: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

50  

berarti buat kita, keluaga kita, dan masyarakat agar lapisan masyarakat senantiasa

menjalankan perintah Allah dan Rasulnya.8

Konsep dakwah yang beliau maksud hampir sama dengan pendapa-

pendapat yang ada pada bab sebelumnya. Bahwa keduanya mengandung arti

yaitu. Dakwah adalah mengajak manusia agar menjalankan apa yang

diperintahkan oleh Allah dan Rasulnya serta menjauhi larangnnya, yang tertera

dalam al-Quran dan as-Sunnah, untuk mencapai kebahagiaan di Dunia dan

Akhirat.

Adapun tujuan dakwah menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah. Adalah

mengajak mad’u agar dapat senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi

apa yang dilarangnya, menjalankan apa yang diperintah Rasul dan menjauhi apa

yang dilarangnya, karena menurut beliau jika dakwah tidak mempunyai tujuan

maka dakwah kita akan ngawur dan ngambang, maka kita harus tegas dan tahu ke

mana mad’u akan kita bawa. Sebab da’i ibarat supir angkot kemana penumpang

itu akan dibawa tergantung supir, tentunya supir harus memiliki ilmu dalam

berkendara itu sendiri agar penumpang itu selamat sampai tujuan.9

Maka sekali lagi saya ingin katakan bahwa tujuan dakwah adalah

mengajak manusia kejalan yang baik dan diridhoi oleh Allah SWT. Dakwah itu

merupakan tugas yang mulia. Andai kata orang yang kita ajak ikut ke jalan yang

kita serukan maka di mata Allah itu merupakan kebaikan yang luar biasa, lalu

                                                            8 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah. 9 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah.

Page 62: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

51  

bagaimana jika yang mengikuti dakwah kita lebih dari satu atau bahkan jutaan

orang. Subhanallah.10

Penulis melihat bahwa tujuan dakwah yang beliau maksud berbeda dengan

konsep yang ada pada bab dua skripsi ini. Karena tujuan dakwah yang beliau

maksud sama dengan konsep, tidak ada tujuan dakwah yang khusus dan umum

menurut konsep dakwah yang beliau gunakan. Seharusnya beliau mempunyai

tujuan yang khusus dan umum dalam berdakwah.

C. Penerapan Retorika KH. Abdul Rahman al-Madinah Dalam Berdakwah

KH. Abdul Rahman al-Madinah termasuk salah satu kyai yang konsisten

dalam berdakwah. Kepentingan umat lebih beliau prioritaskan dari pada

kepentinagn pribadi. Beliau tidak kenal lelah dalam berdakwah demi syiarnya

agama Allah dimuka bumi serta tegaknya “Amar Ma’ruf Nahyi Munkar”. Oleh

karena itu dakwah seharusnya dilakukan dengan baik agar isi dakwah itu dapat

tersampaikan kepada mad’u.

Penerapan Retorika Dakwah yang efektif menurut KH. Abdul Rahman al-

Madinah, seperti yang disabdakan oleh Nabi “sebaik-baik ucapan itu yang singkat

dan padat”. Tatkala waktu sudah larut malam seorang da’i harus menghindari

dakwah yang terlalu panjang, tetapi kasihlah mereka dakwah yang singkat dan

yang padat, agar mereka dapat mengambil manfaat dari materi yang disampaikan

walaupun itu singkat. Jika da’i berbicara tanpa Retorika maka dakwah akan                                                             

10 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah. 

Page 63: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

52  

ngawur. Jamaahpun akan bertanya “ dia ngomong apa sih, saya kok tidak

paham”. Maka sering sekali saya katakan jika da’i yang tidak menguasai Retorika

dalam berdakwah maka otomatis dia akan ditinggalkan jamaah.11

Retorika dalam berdakwah sangat penting, sebab menurut beliau tanpa

retorika dakwah maka kita akan bingung ke mana sasaran dakwah kita. Maka

diperlukanlah gaya pidato atau gaya ceramah. Seperti Bung Karno, beliau seorang

Orator dan Proklamator yang sangat luar biasa, bagaimana gaya beliau dalam

berpidato di hadapan ribuan jamaah, satu contoh maulid Nabi Muhammad SAW

di Istana Negara, pidato beliau sangat mengebu dan berapi-api, tapi beliau tahu

kapan harus menggunakan intonasi keras dan kapan menggunakan intonasi yang

lembut. Tujuannya agar jamaah tetap konsen dan memperhatikan dakwah kita,

sebab kalau kita terlau humorpun itu akan jenuh kalau seriuspun akan bosan.

Oleh karena itu retorika dakwah sangat penting tanpanya dakwah kita ngawur

artinya tidak mnegena pada tujuan dan sasaran.12

Penerapan retorika dakwah sangat penting demi menunjang keberhasilan

dalam berdakwah. Penerapan retorika dakwah harus tepat pada tujuan dan sasaran

mengingat bervariasinya tingkat kesadaran dan kemampuan daya nalar

masyarakat. Dalam pelaksanaan retorika dakwah beliau mempersiapkan tahapan-

tahapan, seperti, meguasai dan menetukan topik yang akan dibahas, penyampaian

dengan gaya bahasa yang baik, intonasi dan artikulasi yang jelas, dan humor yang

dapat menyegarkan suasana jama’ah. Untuk memudahkan penulis dalam

                                                            11 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah. 12 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah.

 

Page 64: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

53  

melakukan jawaban terhadap penerapan retorika dakwah yang beliau gunakan,

maka penulis membaginya dalam beberapa langkah, yaitu:

1. Persiapan Sebelum Berdakwah

Pada hakikatnya setiap da’i ingin memperoleh pengaruh yang maksimal

pada dakwah yang disampaikannya agar berhasil dan tepat pada sasarannya.

Dakwah harus dilakukan dengan baik dan tepat dengan menggunakan retorika

dakwah. Persiapan adalah salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam

berdakwah, karena persiapan setengah untuk mencapai keberhasilan.

Walaupun jam terbang KH. Abdul Rahman al-Madinah sangat padat,

namun beliau tidak luput dari persiapan-persiapan yang matang demi menunjang

keberhasilan berdakwah. Menurut beliau ada dua persiapan dalam berdakwah,

persiapan secara lahir dan persiapan secara bathin. Di antara persiapan beliau

secara lahir yaitu:

a. Makan Yang Cukup

b. Cukup Tidur

c. Busana Dalam Berdakwah Harus Sesuai

d. Menguasai Materi

Persiapan sebelum Dakwah salah satunya kita memerlukan persiapan fisik

agar ketika kita berada di atas mimbar tidak tegang dan kaku, dan ketika sedang

melakukan dakwah supaya kondisi fisik kita sehat Persiapan lain kita harus makan

yang cukup, sebab jika kita terlalu lapar atau kenyang maka itu tidak baik juga

dalam penyampaian dakwah dan jika terlalu laparpun kita tidak konsen. Juga

Page 65: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

54  

persiapan lainnya harus cukup tidur, sesab kalau kurang tidur da’i akan kaku di

atas mimbar, penyampaiannyapun akan terbata-bata. Dan juga harus menguasai

materi yang akan kita sampaikan sesuai dengan tema yang mad’u maksud.

Pakaianpun harus kita siapkan dengan baik agar sesuai dengan keadaan ekonomi

jama’ah, ketika saya diundang di hadapan fakir miskin maka saya menggunakan

pakaian yang sederhana dan tidak terlihat terlalu mencolok.

Adapun persiapan beliau secara bathin yaitu:

a. Sholat Dhuha

b. Sholat Hajat

c. Sholat Tahajjud

d. Puasa

Ketika Nabi Musa akan mengahadap Firaun, seorang raja yang dzhalim

pada masanya, maka Nabi Musapun dianjurkan oleh Allah agar berdoa

“Robisyrohlii Sodrii Wayassirlii Amrii Wahlul ‘Uqdatan Min Lisaanii Yafqohu

Qowlii”. Itu do’a yang selalu saya baca ketika saya berada di atas mimbar.

Kadang juga persiapan bathin dengan sholat dhuha, sholat hajat, sholat tahajjud

dan berpuasa. meminta kepada Allah agar dakwah itu sesuai dengan apa yang

diperintahkan. 13

Persiapan bathin tujuannya karena semata-mata dakwah itu “Minallahi Wa

Ilallahi” dari Allah dan hanya untuk Allah. Karena kedua persiapan itu tidak

dapat dipisahkan. Manusia boleh sama kulitnya bahkan mungkin rambutnya tetapi

                                                            13 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah.

Page 66: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

55  

hati mereka siapa yang tahu. Maka agar manusia tetap memperhatikan kita dalam

berdakwah kita selalu memohon kepada Allah agar dakwah yang kita sampaikan

dapat lancar dan mengena ke hati mad’u, meminta kepada Allah agar dibimbing

dalam berdakwah dan tidak melukai hati orang. Sebab persiapan fisikpun tidak

cukup dalam berdakwah, dengan persiapan bathin kita akan selalu berpegang pada

Allah meminta bimbingan dari-Nya supaya apa yang kita sampaikan benar-benar

datangnya dari Allah jadi dakwah yang kita serukan tidak menyimpang.14

2. Penyusunan Dan Penguasaan Materi

Dakwah adalah proses mengkomunikasikan materi dakwah kepada tujuan

dakwah atau sasaran yang dimaksud oleh da’i itu sendiri. Oleh karena itu seorang

da’i harus mempersiapkan diri dalam melakukan aktifitas dakwah. Di samping

penguasaan materi-materi dakwah, juga teknik dalam penyampaian dakwah yang

dapat diterima oleh masyarakat.

Menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah, selayaknya materi yang akan

disampaikan da’i harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Materi

yang beliau sajikan bersumber dari al-Quran, Hadits, Fatwa Ulama dan lain

sebagainya yang sesuai dengan materi yang akan dibahas. Serta materi yang

diangkatpun harus yang sedang menjadi pembicaraan masyarakat atau aktual,

dikemas secara mendalam dengan gaya bahasa yang menarik, karena dengan ini

maka dakwah yang disampaikan akan mengena kepada tujuan atau sasaran.

                                                            14 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah.

Page 67: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

56  

Penyusunan dan penguasaan materi dakwah yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat merupakan suatu kewajiban bagi seorang da’i, sebab tanpa

penguasaan materi yang mendalam maka akan sulit membanguan kredibilitas

seorang da’i, sehingga dakwah yang disampaikan ngawur dan asal-asalan,

dakwah seperti ini akan membingungkan mad’u yang menerimanya. Namun jika

da’i mampu menguasai materi yang disajikan dengan bagus otomatis

penyampaiannyapun akan bagus pula, da’i terlihat tenang dan santai, mad’upun

akan mudah menerima pesan yang disampaikan.

3. Pemilihan Bahasa

Bahasa adalah momentum sebuah kata yang dapat membuat orang lain

paham dan mengerti. Seorang da’i harus pandai memilih kata-kata dan

mengemasnya dengan bahasa yang tepat agar jamaah mudah menerimanya.

Aristoteles memberikan nasehat ini; gunakan bahasa yang tepat, benar dan dapat

diterima. Pilih kata-kata yang jelas dan langsung, sampaikan kalimat yang indah,

mulia, dan hidup dan sesuaikan bahasa dengan pesan khalayak dan pembicaraan.

Dalam dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah menggunakan bahasa

yang mudah dipahami dan dicerna oleh jamaah. Bahasa yang beliau gunakan

merupakan bahasa indonesia, namun sekali-kali beliau juga menggunakan bahasa

inggris sebagai guyonan agar jamaah menjadi segar, setelah beliau mengucapkan

bahasa inggris, beliau selalu berkata” udah dengering aja gua mau gaya ini”,

logat yang beliau gunakan gaya suara betawi yang khas.

Page 68: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

57  

Gaya bahasa yang disesuaikan audiencenya yang dihadapi rangkain kata-

kata yang tidak bertele-tele, susunan kata yang teratur dan sistematis, membuat

ceramah yang enak didengar dan dipahami oleh mad’unya dalam hal ini para

santrinya. Olah vokal yang jelas lantang bicara tanpa ada rasa takut, sebab apa

yang beliau sampaikan adalah suatu kebenaran yang harus diketahui dan

dipahami.

Pengunaan bahasa, mimik dan intonasi retorika dakwah KH. Abdul

Rahman al-Madinah mampu meyakinkan mad’unya dalam pelaksanan dakwah

bil-lisan, penerapan dan penggunaan gaya serta intonasi retorika dakwah beliau

dapat dikatakan bagus, karena penyampaian sesuai dengan tingkat variasi

keilmuannya.

4. Materi Dakwah

Materi yang diangkat harus relevan dengan kondisi atau yang tengah

menjadi perhatian masyarakat saat ini, agar masyarakat berantusias dalam

mendengarkan dakwah yang disampaikan. Penyampaian materi harus

disampaikan secara mendalam agar mad’u dapat memahami masalah-masalah

yang sedang dihadapinya.

Menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah salah satu penyebab kegagalan

dakwah karena da’i kurang mempersiapkan tema atau materi yang akan dibahas,

sebab jika kurang persiapan dalam berdakwah maka da’i akan bingung sendiri apa

yang harus ia sampaikan, otomatis karena kurang persiapan maka akan dakwah

gagal. Oleh karena itu persiapan materi dalam berdakwah menjadi salah satu

faktor yang utama dalam berdakwah.

Page 69: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

58  

Setelah penulis menghadiri beberapa kali ceramah beliau, baik di

lingkungan pesantren maupun di luar, seperti malelis-majelis yang beliau asuh.

Beliau menggunakan topik atau materi dakwah sesuai dengan metode yang

penulis gunakan pada bab dua yaitu:

Pertama, masalah akidah (keimanan), masalah pokok yang menjadi materi

dakwah adalah aqidah islamiyah, aspek akidah ini yang akan membentuk moral

manusia. Kedua, masalah syari’ah, hukum atau syariah disebut sebagai cermin

peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka

peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Materi dakwah yang

menyajikan unsur syariat harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi

yang jelas di bidang hukum dalam bentuk status hukum yang berifat wajib,

mubah, makruh, dan haram. Ketiga, masalah mu’amalah, Islam merupakan

agama yang melakukan urusan mu’amalah lebih besar porsinya daripada urusan

ibadah. Ibadah dalam mu’amalah di sini, diartkan sebagai ibadah yang mencakup

hubungan dengan Allah SWT dalam rangka mengabdi padanya. Beliau selau

menganjurkan agar kita selalu menjaga tali silaturahmi pada siapapun, karena itu

akan menyebabkan turunnya rahmat kepada kita, seperti dipanjangkan umurnya

dan dipermudah rejekinya. Keempat, masalah akhlak. Islam mengajarkan agar

manusia berbuat baik dengan ukuran yang bersumber pada Allah. Sebagaimana

telah diaktualisasikan oleh Rasulluloh SAW.

Materi dakwah yang beliau sampaikan dapat diketahui dari pembukaan

yang beliau gunakan. Apakah materi itu tentang Maulid, Isra Miraj, ataupun acara

Page 70: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

59  

المحمود واصطفاه فكان خير مبعوث و خير مولود د ف الوجود بمحملذى شرلحمد لا

د عبده و رسولهمحم الق اشهد ان ال اله اال اهللا وحده الشريك له و اشهد انمكارم االخ واتم

د وعلي اله و اصحابه وجنوده وانصاره الي يوم دنا محمم علي سيي وسلصل لهمال

:ابعدام.ينالد

15لعلي خلق عظيمك وان"قال تعالي في آتابهالعزيز

الم الة والسين والصنياوالدالحمدهللا الحمدهللا رب العالمين وبه نستعين علي امورالد

سبحانك ال علم لنااال .يندد وعلي اله وجنوده الي يوم الدناوشفيعناوموالنامحمعلي سي

الةلدلوك اقم الص:تعاليقال .اباهللا العلي العظيمك انت العليم الحكيم الحوالوالقوةالمتنا انماعل

16.اقران الفجر آان مشهود يل و قران الفجر انلمس الي غسق الالش

5. Humor

Kehidupan manusia tidak terlepas dari humor karena manusia memiliki

“Sense Of Humor”. Terkadang da’i memakai humor untuk menarik perhatian

jama’ah. Namun demikian humor dalam ceramah bukan sembarang humor seperti

halnya pelawak. Humor yang dimaksud adalah humor-humor yang bersifat

edukatif dan berisi ceramah.17 Seorang da’i yang baik akan menyisipkan pesan-

                                                            15 Ceramah KH. Abdul Rahman al-Madinah, Memperingati Maulid Nabi Muhammad

SAW, di Kemayoran Pada Tanggal 28 Juli 2010 16 Ceramah KH. Abdul Rahman Al-Madinah, Tentang Keutamaan Sholat Dan Mengaji,

Di Majelis Daaruus As-Sa’idah, Pada Tanggal 6 agustus 2010 17 Asmuni Sukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: al-Ikhlas, 1993), hal. 120

Page 71: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

60  

pesan dakwahnya melalui humor, karena rasa humor juga dapat digunakan untuk

menjadikan masalah yang serius menjadi santai.

Humor merupakan bagian dari dakwah para da’i, terkadang dalam

berdakwah para da’i memilih dengan gaya bercanda, sehingga lebih memudahkan

mad’u dalam menerima pesan yang disampaikan oleh da’i, namun perlu dipahami

juga bahwa humor digunakan sebagai selingan dan hanya untuk menyegarkan

suasana jama’ah sehingga dakwah tidak monoton dan mad’upun tidak jenuh.

Menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah humor itu tergantung

bagaimana situasi dan kondisi, humor kita gunakan pada saat mad’u sudah terlihat

jenuh. Sering kali saya katakan bahwa retorika dakwah sangat penting dalam

bedakwah tanpa menguasai retorika dakwah maka kita akan ditinggali oleh

jamaah. Walaupun dakwah itu terbilang serius humor itu perlu untuk membumbui

dakwah akan tetapi jangan terlalu humor karena ditakutkan isi dari materi yang

kita sampaikan berkurang dan juga jangan terlalu serius karena itu akan

menjenuhkan jamaah, maka humor diperlukan saat diperlukan dan usahakan pula

dalam berdakwah kita harus santai.

Contoh humor yang beliau gunakan”…ada anak muda disuruh menjadi imam kebetulan waktu itu imam rutinnya sedang ada hajat, tanpa pikir panjang majulah ini anak muda ke tempat imam.ini anak muda biasa kalo solat bacanya qulhu(al-ikhlas), dia nekat baca surat alkafirun, ini surat emang pendek tapi banyak tikunganny bu. Lalu ini anak muda baca surat alkafirun ga selesai-selesai, walaa anawa laa antum walaa ana walaa antum, akhirnya jamaah ada yang kesel lalu dia teriak”lakum diinikum tong” kemudian anak muda ini baca lakum diinikum waladdollin jamaah serentak berkata AMIIIINNN. Nenek-nenek bilang lah kayanya gua amiin dah dua kali dah, lalu yang di sebelah jawab eh

Page 72: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

61  

nek sembahyang mah jangan ngomong, di sebelahnya lagi, ga mau kalah dan dia bilang. untung gua ga ngomong…”18

Beliau menggunakan humor seperti ini tatkala waktu menunjukan sudah

sangat larut malam, setelah jamaah merasa terhibur dengan humor-homor yang

menyegarkan barulah beliau menyampaikan tema atau materi yang akan

disampaikan.

Dari seluruh uraian di atas tentang penerapan retorika dakwah KH. Abdul

Rahman al-Madinah, dapat disimpulkan bahwa beliau berhasil dalam

melaksanakan yang sesuai dengan apa yang ada dalam retorika , materi dakwah

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bahasa yang mudah dipahami serta

ilustrasi yang sesuai dengan tema dan memahami situasi dan kondisi yang ada di

masyarakat.

Hal ini dikuatkan lagi dengan pendapatnya Toto Tasmara. Bahwa dalam

menerapkan retorika ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya;

aktualisai, analisa, persoalan dan situasi, kekuatan bahasa dan pengalaman,

intonasi, analogi dan pribahasa.19

Selama pengamatan penulis mengikuti dakwah beliau yang selalu dihadiri

ratusan jamaah walaupun kadang pengajiannya seusai solat subuh, penulis tidak

menemukan jamaah yang mendengarkan dakwahnya dalam keadaan tidur ataupun

bercanda. Akan tetapi mereka justru sangat antusias mendengarkan ceramahnya.

Dengan retorika yang beliau gunakan dapat menghipnotis jamaah, tidak lain dan

                                                            18 Ceramah KH. Abdul Rahman al-Madinah di Kemayoran Pada Tanggal 28 Juli 2010 19 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta; Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke-3,

hal. 155

Page 73: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

62  

tidak bukan bahwa retorika yang baik serta cara penyampaian yang baik dapat

menarik hati jamaah.

Dari beberapa jamaah yang diwawancarai semuannya merespon baik atas

retorika dakwah yang beliau gunakan. Wawancara ini tingkatannya bervariasi

mulai dari santri ustad bahkan mahasiswa. Kepandaian KH. Abdul Rahman al-

Madinah dalam mengemas retorika sebagai alat, dan dakwah sebagai subjek.

Dalam hal ini beliau berhasil menggunakan retorika untuk mencapai keberhasilan

dalam berdakwah.

 

Page 74: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

  

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini terdiri dari tiga butir yang

merujuk pada permasalahan dan tujuan penelitian

1. Retorika Dakwah menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah. Gaya atau ciri

khas seorang da’i dalam berdakwah. Berdakwah itu perlu cara dan perlu gaya

supaya tidak menjenuhkan dan tidak membosankan ma’du atau orang yang

kita ajak dakwah, sebab jika dakwah itu monoton maka orang akan jenuh.

Retorika Dakwah sangat penting dalam berdakwah tanpa menguasai Retorika

dakwah maka dakwah kurang memuaskan atau mungkin tidak berhasil.

Karena dakwah Perlu trik sendiri jika dakwah kita monoton orang akan jenuh.

2. Dakwah menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah. Mengajak atau menyeru.

Setiap orang mempunyai kewajiban dan tugas untuk mengajak kepada semua

lapisan masyarakat. Tugas dakwah yang pertama mengajak terhadap diri kita

dan keluarga kita, karena fungsi dakwah itu sangat berarti buat diri kita,

keluaga kita, dan juga masyarakat. Agar lapisan masyarakat senantiasa

menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Tujuan dakwah mengajak mad’u

agar dapat senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi apa yang

dilarangnya, menjalankan apa yang diperintah Rasul dan menjauhi apa yang

dilarangnya.

63 

Page 75: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

64  

3. Penerapan Retorika Dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah di pondok

pesantren al-hidayah dan sekitarnya khususnya di Pondok Kelapa. Seperti

pada umumya para kyai menyampaikan dakwahnya dengan salam dan

moqaddimah terlebih dahulu, lalu memulainya dengan ayat atau hadits yang

berkaitan dengan tema, beliau menggunakan bahasa yang sederhana agar

mudah dipahami oleh mad’unya serta menyesuaikan situsasi dan kondisi,

mengingat klasifikasi mad’u dan daya tangkapnya yang berbeda. Olah vokal

yang beliau miliki sangat khas, nada dan irama yang naik turun, adakalanya

menyelipkan humor, adakala juga bersikap tegas dan serius. Gaya intonasi

yang khas dan menarik dapat memikat hati jamaah.

Penerapan retorika dakwah beliau cukup efektif, dari segi prakteknya beliau

cukup memahami retorika dakwah yang baik, selain penguasaan materi yang

baik, pengetahuan bahasanya serta pengalaman beliau dalam berdakwah

membuat retorika beliau kian bagus. Ini terbukti dalam pelaksanaan

dakwahnya, karena setiap minggu, bahkan setiap tahun di pondok pesantren

santri dan jamaah beliau selalu bertambah. Dakwah yang beliau gunakan

bersifat information,yaitu memberi informasi atau pengetahuan pada jamaah.

education, yatu memberi pendidikan, terbukti dengan pondok pesantren dan

beberapa majlis talim yang beliau asuh. Persuasion, mampu mengemas materi

dakwah dengan menarik. dan entertainment, dalam berdakwahpun beliau

menggunakan canda agar dakwah terlihat lebih santai. Dengan keempat

Page 76: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

65  

landasan tersebut dakwah beliau dapat dinikmati oleh semua lapisan

masyarakat.

B. Saran-saran

Ada beberapa saran yang peneliti ajukan dalam pengembanan retorika dakwah

yang beliau gunakan. Semoga saran-saran ini dapat bermanfaat. Dalam kali ini

penulis mengajukan saran yakni:

1. Hendaknya setelah KH. Abdul Rahman al-Madinah menyampaikan materi

dakwahnya, pada akhir ceramah mengambil satu kesimpulan atau

menyimpulkan secara keseluruhan, agar mad’u dapat memahami dan

mengambil manfaat yang lebih sesuai dengan tema. Hendaknya humor-

humor yang berbau “porno” agar dihindari.

2. Abi panggilan sehari-hari beliau. Dakwah adalah tugas yang sangat mulia

sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya. Semoga abi tetap konsisten

(Istiqomah) dalam menjalankan dakwah Islam, dengan selalu melakukan

perbaikan-perbaikan secara terus menerus, karena figur dan sosok seperti abi

yang dibutuhkan sekarang ini.

3. Kepada segenap dewan guru al-Hidayah dan jamaah Nahdhotus Syubban agar

terus mendukung program dengan selalu memberikan gagasan dan juga ide.

Agar pondok pesantren al-Hidayah bisa lebih maju dan berkembang lagi.

Page 77: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Datuk Tombak. Kunci Sukses Penerangan Dan Dakwah, Jakarta: PT. Rhineka

Cipta.

al-Qathani, Sa’id. Menjadi Da’i Sukses, Jakarta: Qisthi Press, 2005.

Anonim. Islam,Dakwah Dan Politik. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002.

Arifin. M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara, 1993.

ar-Rafi’i, Mustthafa. Potret Juru Dakwah. Jakarta: CV Pustaka al-Kautsar, 2002.

Badrutamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Jakarta, Grafindo, 2005.

Departemen Pendidikan Nasioanal. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Effendi, Onong Uchana. Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditia Bakti, 2003.

Hasanuddin, A.H. Rhetorika Dakwah Dan Publisistik Dalam Kepemimpinan,

Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1982.

Hedrikus, P. Rudi Wuwur. Retorika. Jakarta: CV. Firdaus, 1993.

Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Qutub. Jakarta, Pemadani, 2006.

Israr, M.H. Retorika Dan Dakwah Islam Era Modern. Jakarta: CV. Firdaus, 1993.

Keraf, Gorys. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1984.

Lubis, H. Basrah. Metodologi Dan Retorika Dakwah Petunjuk Praktis Khutbah Dan

Pidato. Jakarta: PT. Tursina,1999.

Malaikah, Musthafa. Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qardhawi Harmoni Antara

Kelembutan Dan Ketegasan. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001.

Mastuhu. Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tujuan Antar Disiplin Ilmu,

Bandung: Pusjarlit Dan Nuansa, 1998.

Mubarok, Ahmad. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.

……….., Dakwah Islam. Bogor: Thariqul Izzah, 2002.

M.Munir dan Wahyu Ilahi. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Page 78: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Munzier Suparta dan Harjani Hefni. Metode Dakwah. Jakarta, Prenada Media, 2006.

Moleong, Lexy. j. Metodologi Penilitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Oka, I Gusti Ngurah. Retorika Sebuah Tinjauan Sejarah Pengantar. Bandung: Terate,

1976.

Rahmat, Jalaluddin. Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,1999.

………., Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002.

Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djaliel. Prinsip-Prinsip Dan Strategi Dakwah

Bandung: CV. Pustaka Setia,1997.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta:UIN Jakarta Press, 2007.

Rukmana, H. Naan. Masjid Dan Dakwah. Jakarta: Al-mawardi Prima, 2002.

Rosydy, T,A Lathief. Dasar-Dasar Retorika Komunikasi Dan Informasi. Medan: PT.

Firma Rinbow,1939.

Saputra, Wahidin. Retorika Dakwah Lisan, (Teknik Khitabah). Buku Ajar Fakultas

Dakwah UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Dakwah Pres 2006.

Shihab, Quraish. Membumikan Al-Quran Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan

Masyarakat. Bandung: Mizan, 1999.

Shomad, Idris A. Diktat Ilmu Dakwah. Uin Syarif Hidayatulloh Jakarta, Fakultas

Dakwah Dan Komunikasi, 2004.

Subagyo, Joko. Metode Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta Rhineka Cipta,1991.

Syakir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas,1993.

Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pertama, 1997.

Yahya, Toha Umar. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya,1983.

Yunus, Muhammad. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penerjemah, 1973.

Page 79: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

KH. Abbdul Rahman al-MMadinah SSaat Berddakwah

 

Page 80: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Partner KKH. Abdull Rahman a

al-Madinahh dalam beerdakwah

Page 81: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Peneliti Saat Akan Berdakwah

Page 82: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Tlp/fax : (021) 7472728 / 74703580

Jl. Ir Juanda no. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website : www.fdkuinjakarta.ac.id,E-mail : [email protected]

FORMULIR PENDAFTARAN CALON WISUDA KE-81

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

1. Nama : Hari Haryanto

2. Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi 06 Januari 1988

3. Nomor Pokok : 106051001821

4. Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

5. Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

6. Program : S1

7. : Retorika Dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah di

Judul Skripsi

Pondok Pesantren al-Hidayah

tasi 28

rgan

: -

ka atas Rt 007. Rw. 03. No.26. Jati Bening I.

13. Alamat Sekarang : 03. No.26. Jati Bening I.

14. Nama Ayah :

yah

u

Ibu

mah Tangga

Jakarta, 31 Agustus 2010

ryanto

8. Tanggal Lulus : 31 Agustus 2010

9. No. Ijazah : -

10. Indeks Pres : 3,

11. Jabatan Dalam O isasi

Kemahasiswaan

12. Alamat Asal : Jl. Nang

Pondok Gede. Bekasi Barat

Jl. Nangka atas Rt 007. Rw.

Pondok Gede. Bekasi Barat

Moh. Somad. S.pd

15. Pendidikan A : S1

16. Pekerjaan Ayah : Gur

17. Nama Ibu : Wina

18. Pendidikan : SMA

19. Pekerjaan Ibu : Ibu Ru

Hari Ha

Page 83: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

KEMENTRIAN AGAMA UNIVE (UIN)

FAKU UNIKASI 72728 / 74703580

Jl.

RSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA LTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOM

Ir Juanda no. 95Tlp/fax : (021) 74

Ciputat 15412 Indonesia Website : www.fdkuinjakarta.ac.id,E-mail : [email protected]

IDENTITAS ALUMNI Wisuda Ke 010/2011

Yang bertandatangan di bawah ini,

ari Haryanto

1988

Rw. 03. No.26. Jati Bening I.

Alamat Sekarang : . 03. No.26. Jati Bening I.

Kode Pos :

n 76030 HP. 0856-8530-533

S u

hman al-Madinah di

8. Pembimbing

i n

engetahui, Jakarta,31 agustus 2010

Drs. Jumroni, M.Si

: 81/Tahun Akademik 2

1. Nama : H

2. Nomor Pokok/NIM : 106051001821

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi 06 Januari

Alamat Asal : Jl. Nangka atas Rt 007.

Pondok Gede. Bekasi Barat

Jl. Nangka atas Rt 007. Rw

Pondok Gede. Bekasi Barat

17412

5. Telepo : 021 849

6. Jurusan/Program t di : Komunikasi dan Penyiaran Islam

7. Judul Skripsi : Retorika Dakwah KH Abdul Ra

Pondok Pesantren al-Hidayah

: Drs. Wahidin Saputra.MA

9. Penguji 1 : Drs. Study Rizal, LK, MA

10. Penguji 2 : H. Zakaria. MA

11. Tanggal Lulus Uj a : 31 Agustus 2010

12. IP/Yudisium : 3,28/amat baik

13. No & Tgl. Ijazah : -

14. Pekerjaan : -

15. Alamat Pekerjaan : -

M

Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Hari Haryanto NIP. 19630515 199203 1 006

Page 84: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Bismilla Assalam Yang be

Menera

Benar t

judul:

“Retori

Demiki

Wassala

ahirahmani

mu’alaikum

ertanda tangNama Pekerjaan Alamat

angkan bahwNama Nim Jur/SemesteAlamat

telah melak

ika Dakwah

ianlah surat

amu’alaiku

irrahim

Warahmat

gan di bawa: KH. A: Mubal: Jl. Lam

wa mahasisw: Hari H: 10605

er : KPI/V : Jl. NaPondok

kukan wawa

h KH Abdu

keterangan

m Warahma

tullahi Waba

ah ini: Abdul Rahmlligh mpiri RT. 0

wa di bawahHaryanto 51001821 VIII angka Atas

k Gede. B

ancara/riset

l Rahman A

n ini dibuat u

atullahi Wa

arakaatuh

man al-Madi

01/12, Kec. D

h ini

s RT. 007/0Bekasi Barat

dengan say

Al-Madinah

untuk dapat

abarakaatuh

Pim

inah

Duren Sawi

03 No. 26.t 17412

ya, untuk m

h Di Pondo

t digunakan

h

Jakartampinan Pon

KH Abd

it. Jakarta T

Kel. Jati B

melengkapi d

ok Pesantre

n sebagaima

05 Agustusndok Pesantr

dul Rahman

Timur

Bening Bar

data skripsi

en Al-Hiday

ana mestinya

s 2010 ren al-Hiday

n al-Madina

ru. Kec.

i dengan

yah”

a

yah

ah

Page 85: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Yang be

Menera

Benar t

Majelis

“Retori

Demiki

ertanda tangNama Pekerjaan Alamat

angkan bahwNama Nim Jur/SemesteAlamat

telah melak

s Ta’lim yan

ika Dakwah

ianlah surat

gan di bawa: KH. A: Mubal: Jl. Lam

wa mahasisw: Hari H: 10605

er : KPI/V : Jl. NaPondok

ksanakan p

ng saya bim

h KH Abdu

keterangan

SURAT

ah ini: Abdul Rahmlligh mpiri RT. 0

wa di bawahHaryanto 51001821 VIII angka Atas

k Gede. Bek

enelitian di

mbing, denga

l Rahman A

n ini dibuat u

T KETERA

man al-Madi

01/12. Kec. D

h ini

s RT. 007/0kasi Barat 17

i lingkunga

an judul skr

Al-Madinah

untuk dapat

J Pimpina

KH A

ANGAN

inah

Duren Sawi

03 No. 26. 7412

an Pondok

ripsi:

h Di Pondo

t digunakan

Jakarta 05 Aan Pondok P

Abdul Rahm

it. Jakarta T

Kel. Jati B

Pesantren

ok Pesantre

n sebagaima

Agustus 20Pesantren al

man al-Mad

Timur

Bening Bar

al-Hidayah

en Al-Hiday

ana mestinya

10 l-Hidayah

dinah

ru. Kec.

h dan di

yah”

a

Page 86: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

HASIL WAWANCARA DENGAN KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH

Hari/Tanggal : Kamis, 5 Agustus 2010

Tempat : Jl. Lampiri RT. 01/12. Kec. Duren Sawit. Jakarta Timur (Kediaman

Beliau)

Jam : Pukul 23:29 WIB

1. Bagaimana latar belakang Keluarga Kyai, Pendidikan serta pengalaman dalam Bidang

Organisasi?

Jawab : Latar Belakang saya, Saya Lahir di Jakarta Pada Tanggal 31 Agustus

Tahun 1962. Ayah saya bernama KH al-Madinah dan Ibu saya bernama Hj. Tiharoh.

Saya anak ke-Enam dari Tujuh bersaudara, mereka adalah, H. Abdul Latif (al-

maghfurlah), H. Matroji, Hj. Rosadah, H. Tamin Hadi, Hj. Dra. Rodemah, H. Abdul

Rahman dan Rosidah. Dari kecil kami dididik dengan Agama. Awal pendidikan saya

sekolah di Sekolah Pendidikkan Dasar dan sorenya saya belajar lagi di MI. Lalu saya

masuk sekolah PGA yang berada di Daerah Bekasi setelah lulus dari sana saya

melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren Daarul Rahman yang terletak di Daerah

Jakarta Selatan di bawah asuhan KH. Syukron Ma’mun. Karena ayah saya juga guru

maka saya dan semua saudara-saudara di warisi dengan pendidkan agama. Kakak saya

sendiri menjadi kepala sekolah di Pondok Pesantren al-Hidayah dan saya sendiri yang

mengasuh Pondok Pesantren tersebut, Namun saya merasa bahwa yang menjadi

pengasuh di Pondok Pesantren tidak hanya saya karena itu adalah wakaf dari Orang

Tua maka kami sekeluarga siap untuk mengelola Pesantren tersebut agar lebih

berkembang lagi. Kalau organisasi saya aktif dalam bidang organisasi sampai saat ini

saya menjadi penasehat FBR dan FORKABI. Sebenarnya banyak orang-orang partai

yang mengajak saya untuk bergabung dengan partainya tapi saya menolak karena saya

berharap dakwah saya ini bermanfaat bagi semua partai maka dari itu saya tidak mau

bergelut dalam satu partai karena kalau saya bergelut dalam satu partai maka mungkin

dakwah saya memihak untuk satu partai saja, saya paham partai tapi dakwah saya ingin

meluas di berbagai kalangan. Karena saya dari masyarakat dan saya masyarakat supaya

saya diterima oleh masyarakat makanya saya mengambil satu keputusan bahwa saya

Page 87: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

ingin dimiliki oleh semua masyarakat makanya tidak memegang kepada satu partai, atau

satu golongan, atau satu organisasi tertentu dengan maksud agar dakwah saya dapat

masuk kesemua kalangan dan masyarakat, karena saya ingin memasyarakatkan dakwah,

karena saya berprinsip kalau saya berdakwah satu partai maka partai lain tidak kena

dakwah saya karena berbeda pendapat atau argument oleh satu partai tertentu

sedangkan kita satu bangsa yanga harus diberi siraman rohani sehingga menjadi bangsa

yang selalu menjalankan perintah allah SWT dan menjauhi larangannya.

2. Apa aktifitas Kyai selain membimbing santri di Pondok Pesantren?

Jawab : Aktifitas saya saya selain membimbing dan mengasuh santriawan dan

santriawati yang ada di Pondok Pesantren saya juga aktif dakwah di Luar dan berbagai

Daerah termasuk Sulawesi, Padang, Kalimantan dan masih banyak lagi.

3. Berapa jumlah Majelis Ta’lim yang Kyai asuh? Dimana saja?

Jawab : Saya mengajar dari mesjid ke mesjid dari remaja orang tua dan kaum

ibu terutama di lingkungan saya sendiri karena saya ingin lingkungan saya disirami

dengan siraman rohani. Saya mengajar juga di luar Kota atau Jawa akan tetapi saya

mengajar di sana sebulan sekali karena yang saya dahulukan di lingkungan saya sendiri

makanya setiap hari saya mengajar di maejlis-majelis yang terletak khusunya di Daerah

Pondok Kelapa dan sekitarnya.

4. Apa yang dimaksud dengan Dakwah itu sendiri menurut Kyai?

Jawab : Dakwah dalam arti secara etimologi adalah mengajak berarti kita

mempunyai kewajiban dan tugas untuk mengajak kepada semua lapisan masyarakat,

termasuk tugas dakwah kita yang pertama mengajak terhadap diri kita dan keluarga kita,

Nah oleh karena fungsi dakwah itu sangat berarti buat kita, keluaga kita, dan

masyarakat agar lapisan masyarakat senantiasa menjalankan perintah Allah dan

Rasulnya.

5. Apa metode yang tepat untuk Kyai sampaikan kepada jamaah?

Jawab : Sebagai seorang Da’i atau Mubaligh selayaknya terlebih dahulu

mempunyai trik atau gaya dalam berdakwah agar dakwahnya dapat diterima oleh

masyarakat dan mengena pada sasaran. Maka metode yang saya gunakan terlebih

dahulu adalah saya melihat orang yang saya ajak dakwah kita harus mengenal mad’u

terlebih dahulu sebab masyarakat berbeda-beda tingkat ke ilmuwannya kita lihat mereka

Page 88: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

dari golongan apa, atas, menengah, atau awam maka sangat penting bagi da’i mengenal

medan yang akan didakwahinya, siapa nih dan golongan apa nih. Misalnya pada saat

kita bertemu dengan petani maka bahasa yang kita gunakanpun bahasa petani, pada saat

bertemu orang yang kita anggap intelektual maka bahsa yang kita pakaipun bahasa yang

intelektual. Salah satu di antara Hadist Nabi berbunyi “Khatibinnaasa Biqodri

Uquulihim”. Artinya berbicaralah kalian menurut kadar kemampuan mereka. Seperti

yang tadi saya katakan kalau petani menggunakan bahasa petani kalau intelektual

gunakan bahasa yang intelektual. Maka bagi para da’i jangan sampai salah pakai dalam

penggunaan bahasa kepada khalayak karena itu dapat mengurangi keberhasilan dalam

berdakwah. Cara saya mengenal mad’u pertama kita bertanya terlebih dahulu, seperti,

mayoritas mereka bekerja di bidang apa saja. Supaya apa yang kita sampaikan dapat

mengena sasaran kita tanya masarakat sini sehari-hari mereka menggunakan bahasa

apa agar memudahkan dakwah kita dan mengena kepada khalayak maka mengetahui

mad’u merupakan salah satu faktor terpenting dalam berdakwah.

6. Mengapa Kyai tertarik dengan Dunia Dakwah dan sejak kapan Kyai mulai terjun ke

Dunia Dakwah?

Jawab : Saya tertarik dengan Dunia Dakwah karena itu merupakan perintah dari

Allah dan Rasulnya makanya dalam al-Quran “ud’u” ajaklah serulah manusia dalam

kebaikan maka kalau kita ikhlas mengajak saudara-saudara kita kejalan kebaikan,

jangankan mereka ikut tidak ikutpun itu merupakan penyampaian dakwah dan itu sangat

mulia di hadapan Allah makanya saya memilih tugas yang mulia ini karena itu

merupakan perintah Allah, tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan dari seseorang yang

kita ajak, andai kata mereka mengikuti apa yang kita serukan sesuai dengan ajaran Allah

dan Rasulnya berarti kita telah menyelamatkan mereka, satu orang kita ajak ke jalan

kebaikan lalu dia mengikutinya berarti kita mendapatkan ganjaran yang besar lalu

bagaimaan jika sepuluh seratus atau bahkan jutaan orang. Maka dari itu saya sangat

tertarik dengan tugas yang mulia itu, ada satu pepatah yang mengatakan “Khoirunnasi

Anfa’uhum Linnasi”. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Sekarang kita mau jadi orang yang bermanfaat atau orang yang tidak bermanfaat, Nah

sekarang pasti kita ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang

lain makanya saya akan terus menjalakan dakwah walau dakwah itu sangat berat

Page 89: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

“Qulilhaqqo Walaw Kaana Murron” katakan yang benar walau itu pahit. Kita harus

berani katakan yang benar itu benar dan yang bathil itu bathil di tengah-tengah Umat

dan di tengah masyarakat itulah dakwah sebab kalau ini tidak kita sampaikan maka

khawatir nanti umat bingung mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang benar

dan mana yang salah sehingga mereka tidak bisa membedakan. Nah dengan adanya

penyampaian dakwah ini kita mengajak dan mengasih tau kepada jamaah bahwa ini

yang hak dan ini yang bathil, ini yang benar dan ini yang salah, ini yang diperintah dan

ini yang dilarang. Apakah tidak mulia tugas yang seperti ini. Saya mulai aktif berdakwah

semenjak saya tamat dari Pesantren karena memang dari Pesantren saya sering

berdakwah pada awalnya saya berdakwah dari lingkungan kecil sampai berkembang

keluar lingkungan seperti di Luar Kota, dan Luar Jawa.

7. Bagaimana dakwah yang menarik agar mad’u mau mendengar ketika Kyai berdakwah?

Jawab : Sebagai da’i yang ahli selayaknya harus dapat melihat situasi dan

kondisi mad’u yang di hadapinya, sebab tanpa melihat itu maka dakwah kita tidak

mengenai sasaaran oleh karenanya pandai-pandailah sebagai da’i untuk bisa dan dapat

menarik jamaah agar dakwah dapat mengena ke hati jamaah. yah salah satunya da’i

harus menguasai betul Retorika Dakwah atau cara penyampaian yang baik dalam

berdakwah agar nyambung apa yang kita sampaikan. Itulah salah satu manfaat

mempelajari dan menguasai Retorika Dakwah, karena kita dakwah tidak sendiri tapi

harus komunikatif alias nyambung dengan mad’u.

8. Apa tujuan dakwah menurut Kyai?

Jawab : Tujuan Dakwah adalah mengajak mad’u agar dapat senantiasa

melaksanakan perintah Allah, menjalankan apa yang diperintah Rasul dan menjauhi apa

yang dilarangnya, sebab jika dakwah tidak mempunyai tujuan maka dakwah kita akan

ngawur dan ngambang maka kita harus tegas dan tahu ke mana mad’u akan kita bawa.

Sebab da’i ibarat supir angkot kemana penumpang itu akan dibawa tergantung supir.

Nah di dalam membawa penumpang iti tentunya supir harus memiliki ilmu dalam nyupir

itu sendiri agar penumpang itu selamat sampai tujuan. Maka sekali lagi saya ingin

katakaan bahwa tujuan dakwah adalah mengajak manusia kejalan yang baik dan

diridhoi oleh Allah SWT makanya dakwah itu merupakan tugas yang mulia. Andai kata

orang yang kita ajak ikut ke jalan yang kita serukan, maka di mata Allah itu merupakan

Page 90: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

kebaikan yang luar biasa, lalu bagaimana jika yang mengikuti dakwah kita lebih dari

satu atau bahkan jutaan subhanallah.

9. Perlukah persiapan sebelum berdakwah, kalau iya seperti apa?

Jawab : Persiapan sebelum Dakwah salah satunya kita memerlukan persiapan

fisik agar ketika kita berada di atas mimbar tidak tegang dan kaku, dan ketika sedang

melakukan dakwah supaya kondisi sehat, persiapan lain kita harus makan yang cukup

sebab jika kita terlau lapar atau kenyang maka itu tidak baik juga dalam penyampaian

dan tidak konsen jika terlalu lapar. juga persiapan lainnya harus cukup tidur sesab kalau

kurang tidur, dan juga harus menguasai materi yang akan kita sampaikan sesuai dengan

tema yang mad’u maksud. Sedangkan persiapan bathin, seperti Nabi Ibrahim ketika akan

mengahadap seorang raja yang dzhalim maka Nabi Ibrahimpun dianjurkan agar berdoa

“Robisyrohli Sodri Wayassirlii AmriI Wahlul ‘Uqdatan Min Lisaanii Yafqohu Qowlii”.

Kadang juga persiapan bathin dengan sholat dhuha, hajat dan tahajjud dan meminta

kepada Allah agar dakwah itu sesuai dengan apa yang diperintahkan. Itu artinya

persiapan da’i dan jangan jadi da’i nekat maka dai pun perlu persiapan bathin

tujuannya karena semata-mata “Minallahi Wa Ilallahi” dari Allah dan hanya untuk

Allah. Karena kedua persiapan itu tidak dapat dipisahkan. Manusia boleh sama kulitnya

bahkan mungkin rambutnya tetapi hati mereka siapa yang tahu, maka agar manusia

tetap memperhatikan kita dalam berdakwah maka kita selalu memohon kepada Allah

agar dakwah yang kita sampaikan dapat lancar dan mengena ke hati mad’u, karena

persiapan bathin gunanya kita meminta kepada Allah agar dibimbing dalam berdakwah

dan tidak melukai hati orang, sebab kalau kita hanya mempersiapkan fisik berarti kita

nekat seolah-olah kita merasa diri kita ini siapa tapi kalau kita tetap berpegang pada

Allah kita minta bimbingan dari Allah supaya apa yang kita sampaikan benar-benar

datangnya dari Allah jadi dakwah yang kita serukan tidak menyimpang.

10. Apa yang dimaksud Retorika Dakwah menurut Kyai?

Jawab : Retorika Dakwah artinya gaya atau ciri khas dalam berdakwah.

Berdakwah itu perlu cara dan perlu gaya supaya tidak menjenuhkan dan tidak

membosankan ma’du atau orang yang kita ajak dakwah sebab manakala dakwah itu

monoton maka orang akan jenuh dan di situlah diperlukan Retorika Dakwah dan

Retorika Dakwah sangat penting dalam berdakwah tanpa menguasai Retorika Dakwah

Page 91: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

maka dakwah kita kurang memuaskan atau mungkin tidak berhasil. Perlu trik sendiri

karena kalau dakwah kita monoton kadang-kadang orang ada yang ngantuk, jenuh dan

lain sebagainya. Nah pada saat itulah Rertorika Dakwah kita keluarkan tujuannya agar

tidak jenuh di sinilah pentingya Retorika Dakwah.

11. Seberapa penting penggunaan humor dalam berdakwah menurut Kyai?

Jawab : Humor itu tergantung bagaimana situasi dan kondisi. Humor kita

gunakan pada saat mad’u sudah terlihat jenuh makanya sekali saya katakan bahwa

Retorika Dakwah sangat penting dalam bedakwah tanpa menguasai Retorika Dakwah

maka kita akan ditinggali oleh jamaah. Contoh kita ceramah sudah jam 11 malam

misalnya maka supaya dakwah kita menarik didengar jamaah biasanya saya

menyelipkan humor seperti ini ”waktu sudah menunjukan pukul jam 7 lewat 3 jam

artinya kan jam11. Nah dari situ merekan mulai tergerak hatinya untuk mengikuti

dakwah kita terus walau waktu sudah larut malam mungkin ini salah satu trik dakwah

agar jamaah selalu memperhatikan kita walaupun dakwah itu terbilang serius, humor itu

perlu untuk membumbui dakwah, akan tetapi jangan terlalu humor karena ditakutkan isi

dari materi yang kita sampaikan berkurang dan juga jangan terlalu serius karena itu

akan menjenuhkan jamaah maka humor diperlukan saat diperlukan dan usahakan pula

dalam berdakwah kita harus santai.

12. Seberapa penting penggunaan retorika dalam berdakwah?

Jawab : Retorika dalam bedakwah sangat penting kalau saya ditanya seberapa

penting pengunaan Retorika dalam berdakwah maka saya katakan sangat penting, sebab

tanpa Retorika Dakwah maka kita akan bingung ke mana sasaran dakwah kita, ga bakal

mengena maka diperlukanlah gaya pidato atau gaya ceramah seperti Bung Karno, coba

kita lihat Retorika yang beliau gunakan, beliau seorang Orator dan Proklamator yang

sangat luar biasa, menurut saya, bagaimana gaya beliau dalam berpidato di hadapan

ribuan jamaah, satu contoh Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara, pidato

beliau sangat mengebu dan berapi-api, tapi beliau tahu kapan harus menggunakan

intonasi keras dan kapan menggunakan intonasi yang lembut. Nah ini dimaksud agar

jamaah tetap konsen dan memperhatikan dakwah kita, sebab kalau kita terlau humorpun

itu akan jenuh kalau seriuspun akan bosan. Makanya Retorika Dakwah sangat penting

tanpanya dakwah kita ngawur artinya tidak mengena pada tujuan dan sasaran.

Page 92: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

13. Bagaimana cara penerapan Retorika yang efektif menurut Kyai?

Jawab : Cara penerapan Retorika yang efektif seperti yang disabdakan Nabi

“Khoirul Kalam Maa Qolla Wa Dalla” sebaik-baik ucapan itu yang singkat dan padat,

misalnya peceramahnya banyak dan waktu sudah larut maka seorang da’i harus

menghindari dakwah yang terlalu panjang isinya sedikit tetapi kasihlah mereka dakwah

yang singkat dan yang padat dalam artian mereka dapat mengambil manfaat dari apa

yang disampaikan walaupun singkat. Sekarang kita berbicara tanpa Retorika maka

ngawur dan tidak tahu dakwahnya itu kemana. Jamaahpun akan bertanya “dia ngomong

apasih kok saya ga paham”. Misalnya keadaan jamaah sudah jenuh nah kalau gitu saya

menyampaikan dakwah dengan singkat namun padat dan jamaah pun tidak menggrutu

artinya dakwah kita keterima pada jamaah apa yang kita sampaikan. Maka sering sekali

saya katakaan jika da’i yang tidak menguasai Retorika dalam berdakwah maka otomatis

dia akan ditinggalkan jamaah.

14. Apa tujuan dan fungsi retorika dalam berdakwah?

Jawab : Tujuan Retorika Dakwah dalam berdakwah agar dakwah yang kita

sampaikan kena kepada sasaran sesuai dengan tema yang jamaah maksud, sebab tanpa

Retorika Dakwah, apa yang kita sampaikan kurang mengena pada sasaran. Siapa

mereka yang kita ajak bicara dan kemana pembicaraan yang kita maksud dengan itu

dakwah dapat tersalurkan sesuai kebutuhan mereka.

15. Apa yang menyebabkan kegagalan dalam berdakwah?

Jawab : Penyebab kegagalan dakwah karena da’i kurang mempersiapkan tema

yang akan dibahas sebab kalau kurang persiapan dalam berdakwah maka da’i akan

bingung sendiri apa yang harus ia sampaikan, otomatis karena kurang persiapan maka

akan gagal, kurang persiapan saja akan gagal apa lagi kalau tanpa ada persiapan

mungkin dakwah yang di sampaikan tidak tahu kearah mana yang dimaksud. Oleh

karena itu persiapan materi dalam berdakwah menjadi salah satu faktor yang utama

dalam berdakwah, kemudian yang kedua, jamaah tidak mengerti apa yang disampaikan

da’i itu sendiri karena tidak ngerti artinya ga nyambung da’i ngomong apa jamaah

memahaminya apa alias tidak balance. Akhirnya dakwah itu di anggap gagal apa yang

disampaikan, walau da’i berdakwah dengan mengebu-gebu tapi karena tidak mengenai

sasaran kepada yang diajak dakwah tadi maka dakwah itu dianggap gaagl karena tidak

Page 93: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

tepat pada sasaran. Misalnya petani diajak ngomong politik yah itu terlalu jauh jadi ga

ngerti lah mereka, mungkin petani akan bilang “ngomong apa sih da’i saya ga ngerti”.

Nah karena tidak pahamnya jamaah apa yang diutarakan oleh da’i maka itu juga

dianggap gagal makanya da’i harus sangat pandai mengetahui medan yang akan

disampaikan.

16. Menurut Kyai da’i professional itu seperti apa?

Jawab : Dai Professional itu kembali lagi kepada siapa dia itu artinya harus

menguasai berbagai macam ilmu dan lapangan atau medan tempat da’i berdakwah dan

bisa menguasai ilmu dalam beretorika. Terkadang ada da’i yang kurang profssional,

petani diajak ngomong yang bukan dibidangnya sehingga mereka tidak mengerti. Nah itu

juga dibilang kurang profesional. Seharusnya dakwah yang diseru dapat mengena

kepada jamaah, kadang-kadang kalau tidak profesional seorang da’i berdakwah tidak

kenal waktu walaupun sudah larut malam tapi ia tetap ngomong panjang lebar sehingga

jenuh. Da’i profesional itu simpelnya adalah harus tepat segalanya tepat waktu, tepat

tujuan, tepat materi, dan tepat sasaran itu disebut profesional kalau tidak profesional

contohnya tukang tape suruh ceramah yah sudah jelas itu kurang profesioanal dan da’i

harus mempersiapkan segalanya dengan matang.

17. Apa nasehat atau pesan pak kyai pada calon-calon da’i pada masa mendatang?

Jawab : Nasehat buat calon da’i. Karena Dakwah itu tujuan yang sangat mulia

apapun tujuan kita akan mendapat keridhoan Allah maka dasarilah dengan yang ikhlas.

Ikhlas dalam berdakwah karena kalau kita ikhlas dalam berdakwah Insya Allah kita

tidak pernah mengharap imbalan dan mengharap sesuatau tidak pula upah sehingga

nanti yang timbul pada diri kita adalah keikhlasan karena apa saja jika didasari dengan

ikhlas nanti Allah yang akan membalasnya. Namun terkadang ada da’i yang komersil

kalau tidak dijemput ga datang kalau dijemputpun mobilnya harus berAC, yah kadang-

kadang pasang target, pasang tarif kaya taksi. Itu bukan dakwah yang diajarkan oleh

Allah dan Rasulnya karena itu artinya menjual apa yang disampaikan tapi kalau

dasarnya ikhlas pokonya hidup jadi enak aja dah kalau bahasa anak mudanya enjoy aja

dah. Udah selayaknya bagi pada da’i-da’i masa mendatang tanamkanlah keikhlasan

dalam berdakwah cukup Allah yang akan membalasnya karena jika Allah yang

membalas tidak tanggung-tanggung lagi sebagiamana Nabi bersabda “Akhlisuu

Page 94: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

A’maalukum Lillahi Fainnaha La Yaqbalu Illa Maa Kholuso Lahu”. Iklaskanlah amalmu

itu karena Allah tidak akan menerima kecuali ikhlas. Berarti karena dakwah adalah

tugas yang mulia maka Allah akan membalas dengan yang mulia pula tanpa ikhlas

berarti kita mengaharap sesuatu maka nanti yang kita dapat hanya sesuatu itu

biarkanlah Allah yang membalas itu semua dengan yang lebih besar.

Page 95: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

HASIL WAWANCARA DENGAN USTAD SENIOR PON-PES AL-HIDAYAH

Nama : Ustad. Muhammad Zaelani. S.Ag

Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Juni 2010

Jam : Pukul 20:55 WIB

1. Siapa pendiri Pondok Pesantren al-Hidayah?

Jawab : Pondok Pesantren al-Hidayah ini dicetuskan oleh. H. Abdul Latif, KH. al-

Madinah dan KH. Abdul Rahman. Beliaulah yang mempunyai gagsan untuk mendirikan

sebuah Pesantren khusus anak-anak yatim dan yang tidak mampu. Dan pada saat itu

juga saya ditugaskan mencari dana ke berbagai lembaga dan syukur Alhamdulillah

sekarang sudah jadi Pondok Pesantren walaupun mungkin masih banyak kekurangan

dalam segi bangunan, perlu diingat juga bahwa Pondok Pesantren ini berdiri dari dana-

dana warga setempat khusunya daerah Pondok Kelapa dan sekitarnya.

2. Kapan diresmikannya, dan oleh Siapa?

Jawab : Pada tanaggal 1 Januari 1990. Diresmikan oleh guru KH. Abdul Rahman

semasa duduk di bangku Pondok Pesantren Daarul-Rahman, yaitu KH. Syukron

Ma’mun,dan dihadiri dengan kyai-kyai lain seperti KH. Antung Ghazali, KH. Abdul

Qadir al-Jaelani, KH. Abdul Rahman Naidi. Dengan harapan semoga Pondok Pesantren

al-Hidayah ini mendapat keberkahan dari beliau agar mampu menjadikan santri-santri

berakhlak dan berbudi luhur serta berilmu dan dapat mengamalkannya di tengah-tengah

masyarakat.

3. Alasan mengapa mendirikan Pondok Pesantren al-Hidayah?

Jawab : Awalnya anak-anak pada mengaji di Masjid Jami’ al-Ma’mur, karena saking

banyaknya anak-anak ngaji dan tidak tertampung lagi maka beliau berniat untuk

mendirikan Pondok Pesantren agar semua anak-anak yang ngaji dapat tertampung lagi,

akan tetapi Pondok Pesantren ini khsusus buat anak yatim dan anak yang tidak mampu,

nah, mudah-mudahan dengan adanya pondok pesantren ini anak-anak yang tidak mampu

buat bayaran atau anak-anak yatim bisa sekolah dan belajar, karena pesantren ini

menanggung semua biaya pendidikan dan makan bagi para santri.

Page 96: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

4. Bearsal dari mana saja santri-santri yang bermukim di asrama?

Jawab : Santri yang bermukim di pondok pesantren dari berbagai macam daerah seperti

sukabumi, jawa tengah, brebes, lampung, garut, pokoknya masih banyak lagi dah,

mereka tau pondok pesantren al-hidayah karena kyai abdul rahman al-madinah sering

menyampaikan dakwahnya di daerah tersebut, akhirnya orangtua santri pada masukin

anaknya ke pesantern al-hidayah.

5. Bagaimana mengembangkan potensi yang ada pada diri santri?

Jawab : Untuk mengembangkan bakat atau potensi apda santri pondok pesantren al-

hidayah membuat program eskul seprti, Muhadhoroh (latihan pidato dengan

menggunakan tiga bahasa), Muhadatsah (percakapan dengan menggunakan bahasa arab

dan inggris) Marching Band, Pencak Silat, Marawis, Hadroh, semoga dengan adanya

program ini bakat mereka dapat tersalurkan.

6. Pendidikan apa saja yang ada di Pondok Pesantren al-Hidayah?

Jawab : Pada pagi hari mulai pukul 06.30 sampai 07.10 semua santri melakukan

percakapan di halaman sekolah dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Terus

pukul 07.20 sampai 12.00 para santri belajar di dalam kelas pelajaranya mulai dari

umum sampai agama ada karena itu pelajaran yang formal. Lalu pada siang harinya

sampai pukul 15.00 para santri mengikuti kursus bahasa Arab dan Inggris. Selanjutnya

pada sore harinya diberlakukan Sistem Salafi, karena pada pukul 16.00 sampai pukul

17.30 para santri belajar kitab kuning seperti Fathul Mu’in, Fathul Qurib dan lain

sebagainya. Lalu selepas sholat maghrib sampai isya para santri memperdalam bahasa

arab dengan mempelajari kitab-kitab seperti, al-Ajrumiyah, al-Imriti, an-Nahwul wadih.

7. Visi dan misi pondok pesantren al-Hidayah, dan tujuan didirikan?

Jawab : Kalo visinya pondok pesantren al-hidayah adalah Mencetak generasi muslim

yang siap terjun ke masyarakat untuk menyebarluaskan Agama Allah yang selalu

berpegang teguh pada al-Qur’an dan Hadits, Jujur, Amanah, Ilmiyah Amaliyah,

Amaliyah Ilmiyah

Sedangkan misinya yang paling pokok adalah Mempersiapkan kader-kader muslim yang

menguasai ilmu Agama, mampu berkreasi secara aktif berlandaskan Iman dan Taqwa.,

Menanamkan jiwa tauhid yang tinggi dengan landasan al-Quran dan Hadits, Membentuk

Page 97: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

anak-anak yatim dan dhua’fa menjadi generasi muslim yang memiliki Iman yang kuat,

berakhlak mulia dan berpendidikan

8. Apa Pondok Pesantren ini telah terakreditasi?

Jawab : Kalau sekolahnya sudah lama terakreditasi sedangkan pondok pesantrennya

belum, namun sampai saat ini pengurus akan terus berusaha agar pondok pesantrennya

pun dapat terakreditasi. AMIIN.

Page 98: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Nama : Kyai Ihya ‘Ulumuddin (Jaka Tingkir)

Hari/Tanggal : 09 Novermber 2010

Tempat : Jl. Lampiri RT. 01/12. Kec. Duren Sawit. Jakarta Timur

Pekerjaan : Muballigh

1. Bagaimana sosok KH. Abdul Rahman di mata anda?

Jawab : Beliau sosok yang da’i yang penuh karakter, penuh semangat dan

wibawa maka tidak heran jika jamaah beliau sangat banyak, karena beliau penuh

kewibawaan dalam berdakwah

2. Bagaimana pendapat anda terhadap Dakwah KH. Abdul Rahman?

Jawab : Sangat memukau dan bagus sekali, isi dakwah beliau begitu menyentuh

dengan nada dan retorika yang bagus, keras namun penuh canda dan guyonan

yang membuat jamaah enggan meninggalkan majlis ketika beliau berdakwah

3. Apakah anda menyukai cara penyampaian Dakwah yang beliau gunakan?

Jawab : Sangat suka sekali, karena dakwah yang beliau gunakan sangat sesuai

dengan situasi dan kondisi saat ini. Beliau selalu menyesuaikan tema yang up-

date pada masyarakat, sehingga masyarakat berantusias mengikuti dakwah

beliau

4. Apakah anda mengerti isi dari Dakwah yang beliau sampaikan?

Jawab : Sangat mengerti, bahasa yang beliau sampaikan mudah dicerna tidak

monoton sehingga dakwahnya dapat dinikmati semua lapisan masyarakat

5. Menurut anda apakah Dakwah yang beliau gunakan sudah cukup efektif?

Jawab : Cukup efektif, kalau boleh saya presentasekan kira-kira 90%, apa lagi

saat ini beliau selalu mengajak para pemuda/pemudi untuk mengaji. Saya sangat

mendukung pengajian yang beliau adakan, selain itu juga dakwah beliau sangat

dinikmati oleh para pemuda dan pemudi, oleh karena itu jamaah beliau

kebanyakan anak muda

6. Apakah Retorika yang beliau gunakan bagus, apa alasannya?

Jawab: Sangat bagus, dakwah beliau sangat berbobot dan menggetarkan dengan

nada suara yang keras dan tegas, beliau menyampaikan dakwahnya tanpa rasa

takut walaupun ketika membahas tentang kepemerintahan

Page 99: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

7. Apakah beliau sering memberikan Dakwah dengan diselingi humor?

Jawab : Iya, agar jamaah yang mendengarkan tidak jenuh karena itu juga

merupakan salah satu persiapan dalam berdakwah, namun selayaknya humor

yang digunakan sesuai dengan tema yang menjadi pokok pembahasan

8. Menurut anda apa kekurangan dan kelebihan KH. Abdul Rahman dalam

berdakwah?

Jawab: Bahasa intelektual yang beliau gunakan agak kurang. Selayaknya juga

dakwah beliau ditunjang oleh ilmu-ilmu atau wawasan umum

Kalau kelebihan beliau sangat banyak, karena beliau salah satu muballigh yang

menjadi panutan bagi para da’i, khusunya di daerah pondok kelapa. Suara keras,

tegas serta enak didengar, penuh canda, energik dan susunan bahasa yang mudah

dipahami oleh mad’u

9. Apa saran anda untuk KH. Abdul Rahman?

Jawab: Saran saya untuk beliau, hendaknya selalu mempebanyak membaca

buku-buku atau materi-materi umum agar lebih menunjang dakwah beliau pada

masa yang akan datang.

Kyai Ihya ‘Ulumuddin

Page 100: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Nama : Ustad. Muhammad Romli

Hari/Tanggal : 3 juli 2010

Tempat : Jl. Swadaya Kincan, RT.04/14. Jati Bening. Pondok Gede

Pekerjaan : Ustad di Pondok Pesantren al-Hidayah

1. Bagaimana sosok KH. Abdul Rahman di mata anda?

Jawab : Dermawan, Humoris dan peduli dengan anak yatim

2. Bagaimana pendapat anda terhadap Dakwah KH. Abdul Rahman?

Jawab : “Qulil Haqqo Walaw Kaana Murron” Berani dan Tegas dalam

menyampaikan dakwahnya serta dakwahnya dapat diterima oleh berbagai

kalangan baik remaja, anak-anak maupun ibu-ibu

3. Apakah anda menyukai cara penyampaian Dakwah yang beliau gunakan?

Jawab : Sangat menyukai karena beliau dalam berdakwah tidak menggurui dan

interaktif da’i dan mad’u sangat efektif

4. Apakah anda mengerti isi dari Dakwah yang beliau sampaikan?

Jawab : Mengerti, Dakwah yang beliau gunakan mengajak bukan mengejek dan

bahasanya mudah dicerna

5. Menurut anda apakah Dakwah yang beliau gunakan sudah cukup efektif?

Jawab : Sudah cukup, Selain gayanya yang khas olah vokal beliau dalam

berdakwah amat mendukung

6. Apakah Retorika yang beliau gunakan bagus, apa alasannya?

Jawab: Bagus, karena penyampaian dakwahnya sesuai dengan yang

diperintahkan oleh Rasul

7. Apakah beliau sering memberikan Dakwah dengan diselingi humor?

Jawab : Iya namun tidak sering, Tujuannya agar mad’u tidak jenuh.

Ustad Moh Romli

Page 101: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Nama : Aminuddin

Hari/Tanggal : 23 juni 2010

Alamat : Jl. Perjuangan Fatahillah RT.05/03. Desa Kebalen. Kec. Babelan

Pekerjaan : Guru Sekolah Dasar

1. Bagaimana sosok KH. Abdul Rahman di mata anda?

Jawab : Santun, Ramah dan sebagai panutan dalam berdakwah

2. Bagaimana pendapat anda terhadap Dakwah KH. Abdul Rahman?

Jawab : Bagus, Keras, Tegas dan mudah dipahami bahasanya

3. Apakah anda menyukai cara penyampaian Dakwah yang beliau gunakan?

Jawab : Tentu, Karena humornya lucu dan santai

4. Apakah anda mengerti isi dari Dakwah yang beliau sampaikan?

Jawab : Mengerti, bahasa yang beliau gunakan sederhana tidak muluk-muluk

5. Menurut anda apakah Dakwah yang beliau gunakan sudah cukup efektif?

Jawab : Efektif, Karena mengambil dari sejarah-sejarah para Nabi yang disertai

al-Qur’an dan Hadits

6. Apakah Retorika yang beliau gunakan bagus, apa alasannya?

Jawab : Bagus, Karena dalam berdakah beliau amat lantang, keras dan tegas

sehingga jama’ah senantiasa mengikuti dakwahnya

7. Apakah beliau sering memberikan Dakwah dengan diselingi humor?

Jawab : Sedikit, Beliau lebih banyak bicara dengan lantang dalam berdakwah.

Aminuddin

Page 102: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Nama : Zaqi Mubarok

Hari/Tanggal : 23 juni 2010

Tempat : Jl. Raya Kemang Sari RT.002/011. No77. Jt. Bening Baru

Pekerjaan : Mahasiswa UIN Jakarta

1. Bagaimana sosok KH. Abdul Rahman di mata anda?

Jawab : Baik, Ramah, Tawaddhu dan mudah bergaul khusunya dengan jam’ah

2. Bagaimana pendapat anda terhadap Dakwah KH. Abdul Rahman?

Jawab : Bagus, Cara penyampainnya dalam berdakwah mengena kepada hati

jama’ah

3. Apakah anda menyukai cara penyampaian Dakwah yang beliau gunakan?

Jawab : Iya suka, karena Materi yang beliau gunakan menarik dan enak didengar

4. Apakah anda mengerti isi dari Dakwah yang beliau sampaikan?

Jawab : Mengerti, Karena memakai bahasa Betawi alias bahasa orang sini

5. Menurut anda apakah Dakwah yang beliau gunakan sudah cukup efektif?

Jawab : Iya cukup efektif, karena beliau mengambil topik yang sedang update

6. Apakah Retorika yang beliau gunakan bagus, apa alasannya?

Jawab : Bagus, Tapi terkadang beliau menggunakan bahasa inggris seharusnya

tidak usah digunakan lebih baik bahasa Betawi aja semuanya.

7. Apakah beliau sering memberikan Dakwah dengan diselingi humor?

Jawab : Sering, Karena banyak jama’ah yang tertawa ketika beliau berdakwah,

itu perlu dan bagus karena tidak semua kyai bisa mengguanakan humor lewat

dakwah.

Zaqi Mubarok

Page 103: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Nama : Imam Wahyudi

Hari/Tanggal : Sabtu 17 Juli 2010

Tempat : Pondok Pesantren al-Hidayah

Pekerjaan : Santri

1. Bagaimana sosok KH. Abdul Rahman di mata anda?

Jawab : Baik. Bisa merubah akhlak masyarakat sekitar

2. Bagaimana pendapat anda terhadap Dakwah KH. Abdul Rahman?

Jawab : Bagus. Suaranya yamg keras dan dakwahynya tidak bosan untuk

didengar

3. Apakah anda menyukai cara penyampaian Dakwah yang beliau gunakan?

Jawab : Suka sekali, karena beliau menggunakan dakwah dengan gayanya sendiri

tanpa mengikuti gaya orang lain

4. Apakah anda mengerti isi dari Dakwah yang beliau sampaikan?

Jawab : Mengerti, karena setiap beliau ceramah saya selalu memperhatikannya

dengan serius sehingga saya memahami isi dakwah yang beliau sampaikan

5. Menurut anda apakah Dakwah yang beliau gunakan sudah cukup efektif?

Jawab : Efektif, selain ceramah beliau juga akti mengajaar di majlis-majlis

sekitar Pondok Kelapa

6. Apakah Retorika yang beliau gunakan bagus, apa alasannya?

Jawab : Bagus sekali, terbukti antusias warga kepada dakwah beliau banyak

dinikmati oleh banyak orang

7. Apakah beliau sering memberikan Dakwah dengan diselingi humor?

Jawab : Iya sering biar jamah tidak bosan dan ngantuk.

Imam Wahyudi

Page 104: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Nama : Iwan Kurniawan

Hari/Tanggal : Sabtu 17 Juli 2010

Tempat : Pondok Pesanten al-Hidayah

Pekerjaan : Santri

1. Bagaimana sosok KH. Abdul Rahman di mata anda?

Jawab : Baik, Santun dan peduli dengan orang dhuafa

2. Bagaimana pendapat anda terhadap Dakwah KH. Abdul Rahman?

Jawab : Bagus, keras namun dapat diterima oleh masyarakat

3. Apakah anda menyukai cara penyampaian Dakwah yang beliau gunakan?

Jawab : Suka, karena beliau berdakwah dengan simple dan tidak bertele-tele

4. Apakah anda mengerti isi dari Dakwah yang beliau sampaikan?

Jawab : Mengerti karena cara penyampaiannya bagus dan bahasanya mudah

dipahami, beliau juga tidak menggunakan bahasa asing dalam berdakwah

khususnya di hadapan santri

5. Menurut anda apakah Dakwah yang beliau gunakan sudah cukup efektif?

Jawab : Efektif, karen banyak jamah yang datang ketika beliau ceramah

6. Apakah Retorika yang beliau gunakan bagus, apa alasannya?

Jawab : Bagus, karena suara beliau sangat jelas untuk didengar dan suara belaiu

bagus seperti Qori walaupun beliau bukan Qori

7. Apakah beliau sering memberikan Dakwah dengan diselingi humor?

Jawab : Iya sering supaya santri tidak ngantuk ketika beliau ceramah

Iwan Kurniawan

Page 105: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Nama : Syuhadaakum

Hari/Tanggal : Sabtu 17 Juli 2010

Tempat : Pondok Pesantren al-Hidayah

Pekerjaan : Santri

1. Bagaimana sosok KH. Abdul Rahman di mata anda?

Jawab : Tawaddhu dan disegani oleh masyarakat

2. Bagaimana pendapat anda terhadap Dakwah KH. Abdul Rahman?

Jawab : Ceramahnya enak dan tidak bosan didengar walau berkali-kali

3. Apakah anda menyukai cara penyampaian Dakwah yang beliau gunakan?

Jawab : Suka sekali karena beliau ceramah diselingi humor jadi kami para santri

sangat menyukai soalnya tidak bosan

4. Apakah anda mengerti isi dari Dakwah yang beliau sampaikan?

Jawab : Mengerti karena beliau ceramah secara santai tapi serius dan saya sering

mendengarkan beliau ceramah

5. Menurut anda apakah Dakwah yang beliau gunakan sudah cukup efektif?

Jawab : Sudah karena merubah prilaku santri menjadi lebih baik

6. Apakah Retorika yang beliau gunakan bagus, apa alasannya?

Jawab : Bagus, kadang-kadang beliau ceramah sambil berjalan-jalan, maksudnya

berpidah-pindah tempat jadi mata santri tidak lepas kepada beliau, fokus gitu

7. Apakah beliau sering memberikan Dakwah dengan diselingi humor?

Jawab : Iya sering, apalagi kalau ceramahnya waktu malam, jadi para santri tidak

ada yang ngantuk apalagi tidur.

Syuhadaakum

Page 106: RETORIKA DAKWAH KH. ABDUL RAHMAN AL-MADINAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21501/1/HARI... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HARI HARYANTO

Ust. Muhammad Zaelani. S.Ag


Top Related