Transcript
Page 1: Responsi Xanthelasma

RESPONSI

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

PEMBIMBING :

PENYUSUN :

Bambang Ferdi Irwanto (2007.04.0.0133)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA

2013

Page 2: Responsi Xanthelasma

RESPONSI ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN

RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

FALKUTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH

Penyusun : Bambang Ferdi Irwanto 2007.04.0.0133

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. TK

Umur : 51 Tahun

Status : Menikah

Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Dosen

Alamat : Jalan Raya Rungkut Menanggal no 11,

Surabaya

Tanggal Pemeriksaan : 27 Desember 2013

II. ANAMNESA

1. Keluhan Utama :

Muncul benjolan kekuningan pada kelopak mata atas kanan

dan kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

autoanamnesa

Pasien datang ke poli Kulit dan Kelamin RSAL dengan

keluhan muncul benjolan berwarna kekuningan pada

kelopak mata atas kanan dan kiri. Keluhan ini dirasakannya

sejak 5 bulan yang lalu dan semakin membesar 2 bulan

terakhir. Pasien mengatakan gejala tersebut sudah pernah

diterapi 1 kali di Rumah Sakit tetapi tidak membaik atau

menetap. Pasien mengaku lupa nama terapi yang diberikan,

pasien menyebutkan antara cauterisasi atau laser. Setelah

Page 3: Responsi Xanthelasma

di terapi benjolan tersebut awalnya menjadi hitam dan

bengkak, tetapi setelah itu warna berubah kembali menjadi

kekuningan dan gejala dirasakan tidak membaik. Pasien

juga mengatakan bahwa benjolan tersebut tidak gatal, tidak

nyeri dan tidak mengganggu pandangan. Pasien datang

periksa ke poli hanya untuk kepentingan kosmetik. Pasien

juga menyebutkan bahwa pernah memiliki kolesterol tinggi.

Pasien mengaku baru tahu bulan oktober 2012 pada waktu

cek laboratorium, yaitu kurang lebih 260 mg/dl pada saat itu.

Sempat diberi obat untuk menurunkan kolesterol, pasien

lupa nama obat tersebut. Setelah itu pasien tidak pernah

minum obat lagi dan tidak pernah kontrol ke dokter.

3. Riwayat Penyakit dahulu :

Asma : disangkal

Alergi : disangkal

Penyakit kulit sebelumnya : disangkal

Diabetes Melitus : disangkal

Hipertensi : disngkal

Hiperkolesterolemia : sejak 1

tahun lalu, tidak terkontrol, tidak minum obat

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Asma : disangkal

Alergi : disangkal

Diabetes Melitus : disangkal

Hipertensi : disangkal

Hiperkolesterolemia : disangkal

Keluhan sama pada keluarga : disangkal

Page 4: Responsi Xanthelasma

Riwayat Psikososial :

Lingkungan tempat tinggal pasien cukup bersih

Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti

pasien di keluarga atau di lingkungan sekitarnya

Pasien mengaku suka makan makanan berlemak

seperti gorengan, makanan bersantan.

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaraan : Compos Mentis

Status gizi : Baik

Kepala : dalam batas normal

Leher :Pembesaran KGB dalam batas

normal

Thorax : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : dalam batas normal

2. Status Dermatologis

Regio Facialis

Efloresensi : tampak nodul warna kekuningan,

berbatas tegas dan lunak pada perabaan.

Page 5: Responsi Xanthelasma

3. Pemeriksaan Khusus :

Tidak dilakukan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lipid profil

Histopatologi

V. RESUME

Perempuan 51 tahun datang dengan dengan keluhan

muncul benjolan berwarna kekuningan pada kelopak mata atas

kanan dan kiri sejak 5 bulan lalu, dan semakin membesar 2

bulan terakhir. gatal (-), nyeri (-), mengganggu pandangan (-).

Sudah pernah diterapi, Setelah di terapi benjolan tersebut

awalnya menjadi hitam dan bengkak, tetapi setelah itu warna

berubah kembali menjadi kekuningan dan gejala dirasakan tidak

membaik. Pasien juga menyebutkan bahwa pernah memiliki

riwayat kolesterol tinggi pada saat cek laboratorium yaitu

260mg/dl. Sempat di beri obat, Setelah itu pasien tidak pernah

minum obat lagi dan tidak pernah kontrol ke dokter.

Pemeriksaan Fisik :

Regio Facialis

Efloresensi : tampak nodul warna kekuningan,

berbatas tegas dan lunak pada perabaan.

Page 6: Responsi Xanthelasma

Pemeriksaan Khusus :

Tidak dilakukan

VI. DIAGNOSA KERJA

Xanthelasma

VII. DIAGNOSA BANDING

Syringioma

VIII. PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa :

Edukasi :

memberikan pengertian kepada pasien untuk diet

rendah kolesterol

Medikamentosa :

Kauterisasi

Statin ; simvastatin

Page 7: Responsi Xanthelasma

Xanthoma

Definisi

Adalah suatu deposit lemak dalam jaringan, terutma pada tendon, kulit,

dan mata. Terbentuk ketika terdapat kelainan atau abnormalitas dari

proses atau kadar lemak dalam tubuh. Xanthoma ini cenderung beresiko

menjadi dislipidemia atau penyakit kardiovaskular. 3

Adalah suatu plak atau nodul yang berisi deposit lemak dan sel foam yang

abnormal. Bukan merupakan suatu penyakit tetapi suatu gejala dari

penyakit lipoproptein atau efek penyakit metabolik. 1

Adalah suatu makula, papul, plak, nodul atau infiltrat terdapat pada tendon

yang berwarna kuning kecokelatan, merah muda atau orange 8

Patogenesis

Terdapat bebrapa mekanisme terbentuknya Xanthoma :

1. Melalui tingginya uptake LDL, mengakibatkan menyatunya

makrofag dengan lemak yang melawati dinding kapiler sehingga

membentuk sel foam

2. Sel foam juga dapat terbentuk melalui proses in situ sintesis lemak

oleh makrofag. 1

Klasifikasi

1. Xanthoma tuberosum

2. Xanthoma tendinosum

3. Xanthoma eruptive

4. Xanthoma planum

5. Xanthoma palmar

6. Xanthelasma palpebrarum

7. Xanthoma tuberoeruptive

8. Xanthoma nodular 3

Page 8: Responsi Xanthelasma

Manifestasi klinis

Secara klinis, diklasifikasikan menjadi eruptive, tuberoerutive atau

tuberous, tendinous, planar. Dimana planar terdiri dari xanthelasma

palpebrarum, xanthoma striatum palmare, dan intertriginous xanthoma.

Eruptive : multipel, papul merah kekuningan, pada permukaan

ekstremitas bagian ekstensor dan gluteus

Tuberous : nodul, tersering pada permukaan ekstensor siku, lutut,

gluteus

Tendinous : nodul subkutan batas tegas, pada fascia, ligamen,

tendon achilles, tendon bagian ekstensor tangan, lutut, siku.

Planar : makula, papul, atau plak, lunak, warna kekuningan,

tersering ditemukan pada kelopak mata atas (Xanthelasma),

telapak tangan (Xanthoma striatum palmare) dan are intertriginosa.1

Gambar 1 Eruptive xanthoma

Gambar 2 Tendon xanthoma

Page 9: Responsi Xanthelasma

Gambar 3 Tuberoeruptive xanthoma

Gambar 4 Xanthoma striatum palmare

Gambar 5 xanthelasma

Page 10: Responsi Xanthelasma

Tabel 1 Clinical presentation of Xanthoma

Type of

Xanthoma

Genetic Disorder Secondary

Disorder

Eruptive Famillial lipoprotein lipase deficiency

(type I)

Apo-C2 deficiency (type I)

Famillial hypertriglyceridemia (type IV)

Famillial hypertriglyceridemia with

chylomicronemia (type V)

Obesity

Cholestasis

Diabetes

Medication :

Retinoids,

estrogen therapy,

protease

inhibitors

Tuberous Famillial hyperchlesterolemia (type II)

Famillian dysbetalipoproteinemia (type

III)

Phytosterolemia

Monoclonal

gammopathies

Tendinous Famillial hypercholesterolemia (type II)

Famillial defective apo-B

Famillial dysbetalipoproteinemia (type

III)

Phytosterolemia

Cerebroutendinous xanthomatosis

Planar

Palmar Famillial dysbetalipoproteinemia (type

III)

Intertriginous Famillial homozygous

hypercholesterolemia (type II)

Cholestatis

Diffuse Monoclonal

gammopathies,

Cholestatis

xanthelasma Famillial hypercholesterolemia (type II)

Famillial dysbetalipoproteinemia (type

Monoclonal

gammopathies

Page 11: Responsi Xanthelasma

III)

Other

Corneal

arcus

Famillial hypercholesterolemia (type II)

Tonsilar Tangier disease

Apo=apolipoprotein

`

Histopatologi

Ditemukan sel foam yang merupakan makofag yang berisi lemak

Eruptive : juga ditemukan sel limfoid, histiocytes, neutrofil dan

lemak bebas di dermis

Tuberous : ditemukan sel foam dan kolesterol cleft

Xanthelasma : dapat dibedakan dari yang lain melalui lokasi, yaitu

superfisialis. Apabila sekitar sel foam otot lurik, villus hair, dan

epidermis tipis maka mengindikasikan lokasi superfisial. 1

Page 12: Responsi Xanthelasma

Diagnosa banding1

Tabel 2

Differential Diagnosis of Xanthomas

Eruptive xanthomas

Sarcoid

Interstitial granuloma annulare

Xanthoma disseminatum (non Langerhans cell histiocytosis)

Tuberous or Tendinous xanthomas

Cyst

Lipoma

Neurofibroma

Plane xanthomas

Pseudoxanthoma elasticum

Amyloidosis

Sarcoidosis

Xanthelasma

Syringioma

Sebaceas hyperplasia

Adnexal neoplasm

Terapi

Berdasarkan pada penyebab yang mendasari. 1

Page 13: Responsi Xanthelasma

Xanthelasma

Definisi

Merupakan tipe xanthoma tersering dan terjadi pada kelopak mata

yang ditandai dengan plak berwarna kekuningan, lunak, terdapat di dekat

kantus media, dengan panjang 2 – 30 mm, dan simetris. 3

Sinonim : xanthelasma palpebrarum, periocular xaanthoma. 3

Prevalensi

Menyerang usia lebih dari 50 tahun. Dapat juga menyerang anak –

anak atau dewasa muda apabila disertai dengan Famillial

hyperchlesterolemia (type II) atau Famillial dysbetalipoproteinemia (type

III). 3

Puncak insiden pada dekade ke empat dan kelima. Insiden

xanthelasma sangat jarang dan lesi ini tidak mempunyai potensial

premalignat. Pada penelitian didapatkan xanthelasma predominan pada

wanita dengan perbandingan 32% dan 17.4%. Ditemukan jg pada wanita

yang menderita penyakit hati dan bilier. 7

Etiologi

Xanthelasma dihubungkan dengan keadaan hiperlipoproteinemia. Semua

tipe hiperlipoproteinemia termasuk bentuk sekunder telah dihubungkan

dengan xanthelasma, tetapi tipe II dan III, berkisar 30%-40% pada pasien

dengan xanthelasma. 6

Patofisiologi

Hepar mensekresi lipoprotein, pertikel yang terbuat dari kombinasi

kolesterol dan trigliserid. Pertikel ini bersifat larut air untuk memfasilitasi

transport pada jaringan perifer oleh polar phospholipids dan 12 protein

spesifik yang berbeda yang dinamakan apolipoprotein. Apolipoprotein juga

berfungsi sebagai kofaktor untuk enzim plasma dan berinteraksi dengan

reseptor permukaan sel. Lipoprotein dibagi menjadi 5 komponen, yaitu

Page 14: Responsi Xanthelasma

kilomikron, VLDL, IDL, LDL dan HDL. Dyslipoproteinemia dikategorikan

sebagai primer atau sekunder. Kondisi primer ditentukan secara genetik

dan dikelompokkan oleh Fredrickson menjadi lima atau enam komponen

berdasarkan peningkatan lipoprotein spesifik. Hyperlipoproteinemia

sekunder muncul sebagai akibat dari penyakit lain yang dapat

memunculkan gejala, perubahan lipoprotein, dan xanthomas yang dapat

menyerupai sindrom primer. 5

Pada penelitian juga didapatkan sebanyak 52% pasien xanthelasma

mempunyai profil lipid abnormal. Pada pasien yang berusia muda yang

memiliki xanthelasma mempunyai kecenderungan hyperlipidemia dan

hyperkolesterolemia dibandingkan dengan individu lainnya. 2

Diagnosa

Manifestasi klinis

Lesi asimptomatik, papul poligonal, atau plak berwarna kekuningan ,

simetris pada kelopak mata superior dan inferior sekitar kantus media.

Pada inspeksi dan palpasi memperlihatkan tekstur yang lunak, semisolid.

Pembesaran lambat, dimulai dari papul kecil. Mulai dari beberapa bulan

sampai beberapa tahun 1, 2, 6

Pasien datang karena pertimbangan kosmetik. Lesi ini tidak menyebabkan

peradangan ataupun nyeri, meskipun lesi ini cenderung untuk membesar

namun tidak terdapat kecenderungan malignansi. Pada kasus yang

sangat jarang, xanthelasma yang berukuran besar dapat mengganggu

fungsi kelopak mata, menyebabkan ptosis atau lagophthalmos. 2

Laboratorium

Pada beberapa penderita disertai dengan peningkatan kadar dari pada

LDL atau kolesterol. Maka dari itu pemeriksaan kadar lipid dalam plasma

selalu dibutuhkan. Kolesterol plasma harus dapat diperkirakan, jika

meningkat maka harus dilakukan skrining tipe hiperlipidemia (Famillial

hypercholesterolemia (type II) atau Famillial dysbetalipoproteinemia (type

III) ). 1,8

Page 15: Responsi Xanthelasma

Histopatologi

Evaluasi histologis dari lesi memperlihatkan adanya akumulasi

lipid-laden macrophages, yang disebut histiocytes diantara dermis.

Potongan jaringan menunjukkan terkumulnya histiocytes dengan

microvesicular foamy cytoplasm (tanda panah) tersebar disekitar

pembuluh darah dan struktur adnexa diantara dermis tanpa adanya

limfosit atau sel inflamasi lainnya dalam jumlah yang signifikan.

Pada pembesaran terlihat sel sel dengan nukleus berbentuk

kacang mengandung foamy cytoplasm yang terlihat berbeda .6

Terapi

Xanthelasma merupakan lesi bersifat jinak dan pengangkatan lesi

biasanya bertujuan untuk kosmetik, dan sangat jarang untuk diagnostik.

Surgical. Metode terbaik yaitu surgical excision ; cenderung

menghasilkan jasil yang baik dengan resiko sacrring yang rendah.

Untuk lesi linier yang kecil, direkomendasikan penggunan eksisi,

diman jaringan parut akan menyatu dengan jaringan kelopak mata

disekitarnya. 2,3,6

Metode lain :

Kauterisasi asam trikoracetat : cenderung menghasilkan

hasil yang baik dengan resiko scarring yang rendah.

Penggunaan chlorinated acetic acids telah ditemukan efektif

untuk pengangkatan xanthelasma. Agen ini mempresipitasi

dan mengkoagulasi protein dan melarutkan lemak.

Electrodesiccation : dapat menghancurkan xanthelasma

superfisial, namun memerlukan terapi berulang. Komplikasi

tersering yaitu scar formation dan perubahan pigmentasi.

Cryotherapy : dapat menyebabkan terjadinya jaringan parut

dan hipopigmentasi.

CO2, erbium, fulgurasi

Laser : penggunaan teknik ini meiliki keuntungan dalam

hemostasisn visualisasi yang lebih baik, tidak memerlukan

jahitan, dan minimal waktu operasi. 2, 3, 4

Page 16: Responsi Xanthelasma

Statin : menghambat HMG-COA reduktase.

Es : myopathy dan hepatotoksik

Beresiko tinggi terjadinya myopathy ketika statin diberikan

secara kombinasi dengan asam fibrat ( gemfibrozil) atau

siklosporin 3

Diet : Diet juga dilakukan untuk menjaga agar penyakit tidak

sampai berlanjut pada tingkat yang lebih parah. Makan yang

diberikan harus rendah kalori, rendah karbohidrat, rendah alkohol,

rendah kolesterol, lemak tidak jenuh, dan rendah lemak jenuh. 7

Kompliasi

Pada penderita xanthelasma dapat disertai dengan peningkatan kadar

kolesterol atau LDL yang tinggi, oleh karena itu cenderung terjadi

atheromatosis dan myocardial infarction atau penyakit kardiovaskular. 1

Prognosis

Rekurensi merupakan hal yang sering terjadi, diman sekitar 50% pasien

mengalami rekurensi setelah dilakukan pembedahan. 6

Page 17: Responsi Xanthelasma

DAFTAR PUSTAKA

1. A.Gilchrest,Barbara;Amy , David, Sthepen, lowel, Klaus.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine;seventh

edition volume 1and 2;2008: the Mc Graw hill

Medical,United States of America;pp 1272.

2. Anonim. Handbook of ocular disease management.

3. Elston,Dirk M;timothy;William. Andrew’ Diseases of the

Skin Clinical Dermatology;eleventh edition; 2011;

Elsevier; pp 520.

4. Freedberg IM et al. 2003. Fitzpatrick’s Dermatology in

General Medicine 6 th edition. McGraw-Hill.USA

5. Habit TP.M.D. Clinical Dermatology A Color Guide to

Diagnosis and Therapy 3 rd Edition. Mosby

6. Shields CL et al. Disappearance of eyelid xanthelasma

following oral simvastatin (Zocor). Br J Opthalmol 2005;

89:639-40

7. Silver, SG, HO.VC : Benign Epithelial Tumors in

Fitzpatrich T.B, Eisen,AZ, Wolf K, freedbergm IM, Austen,

KE; Dermatology in General Medicine, 6th ed, McGraw-

Hill, New York, 2003, 770-6

8. Wolf, Klaus; Johnson, Richard Allen; Suurmond, Dick.

Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical

Dermatology;fifth edition; 2007; the Mc Graw hill Medical.

Page 18: Responsi Xanthelasma

Top Related