BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri atas delapan pokok bahasan. Pokok bahasan pertama
menguraikan rancangan penelitian. Kedua, menjelaskan pendekatan yang
digunakan dalam penelitian. Ketiga, menguraikan ruang lingkup penelitian.
Keempat, tentang lokasi penelitian. Kelima, menguraikan jenis dan sumber data
penelitan. Keenam, berkaitan dengan metode dan teknik pengumpulan data.
Ketujuh, metode dan teknik analisis data. Kedelapan, menyangkut metode dan
teknik penyajian analisis data.
3.1 Rancangan Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, perlu disiapkan rancangan penelitian
dengan cakupan komponen-komponen yang diperlukan. Rancangan penelitian
dapat membimbing peneliti dalam proses pengumpulan data, analisis, dan
interpretasi. Rancangan penelitian juga menentukan kemungkinan generalisasi,
yakni interpretasi yang dicapai dapat digeneralisasikan terhadap situasi-situasi
yang berbeda (Moleong, 1994: 236). Penelitian ini dirancang sebagai penelitian
kajian budaya, yang merupakan bidang penelitian multidisiplin, sehingga
mengaburkan batas-batas dirinya dengan subjek lain (Barker, 2006: 7).
Kajian budaya merupakan bagian dari ilmu humaniora. Sesuai dengan
hakikat ilmu humaniora, menurut Ratna (2010: 508), objektivitas hasil penelitian
tidak didasarkan atas pembuktian, generalisasi, melainkan pemahaman, sebagai
74
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
75
konstruksi transferabilitas. Penelitian bersifat terbuka, adanya perubahan
merupakan nilai tambah, bukan sebagai kegagalan. Oleh karena itu, penelitian ini
tidak menggunakan hipotesis dan variabel yang diperinci secara eksplisit.
Secara epistemologis kajian budaya termasuk ranah posmodernisme
sehingga analisisnya dilakukan melalui teori-teori poststrukturalisme. Sebelum
berkembangnya teori poststrukturalisme, strukturalisme sendiri telah menjadi
suatu mode filosofis di Perancis pada dekade 1960-an. Beberapa prinsip dasar
yang digunakan oleh tokoh-tokoh strukturalisme berasal dari teori linguistik
Ferdinand de Saussure (Bertens, 1996: 179). Berkat peranan Roman Jacobson dan
N. Trubetzkoy, linguistik mendapat kedudukan istimewa dalam ilmu pengetahuan
manusia karena dapat membuka kemungkinan untuk mempelajari sebagian dari
realitas manusia dengan cara objektif.
3.2 Pendekatan
Pendekatan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai cara untuk
mendekati objek dalam melakukan penelitian sehingga hakikat objek dapat
diungkapkan sejelas mungkin. Rohrberger dan Woods (dalam Ratna, 2010: 45)
menjelaskan bahwa pendekatan (approach) dalam penelitian adalah cara yang
dilakukan untuk mendekati objek penelitian sehingga karya budaya sebagai
struktur makna dapat diungkapkan secara jelas. Pendekatan penelitian menurut
Ratna (2010: 44), dapat bertitik tolak dari bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti.
Oleh karena itu, pendekatan penelitian ini mengacu pada induk bidang ilmu
peneliti, yaitu desain. Sehubungan penelitian ini telah dirancang sebagai penelitian
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
76
kajian budaya, maka pendekatan penelitian ini ditekankan pada desain posmodern,
yang menyangkut pembuatan simulasi desain ruang (arsitektur dan interior).
Desain posmodern lahir, sebagai akibat dari perkembangan desain
modern mendapat kritikan pada pertengahan abad ke-20. Hal inilah kemudian
melahirkan gerakan desain posmodern, yang membawa nilai-nilai baru sesuai
dengan semangat zaman yang sudah berubah. Desain modern tersebut
berkembang setelah dikembangkannya pendidikan desain oleh kelompok Bauhaus
di Jerman, yang mengajarkan metode desain secara ilmiah pada awal abad ke-20
(Widagdo, 2005: 181). Para pemerhati desain sepakat, bahwa revolusi industri di
Eropa pada abad ke-18 itulah yang menjadi titik tolak lahirnya desain. Oleh
karena, revolusi industri memicu tumbuhnya konsumerisme dan aneka barang
hasil industri sehingga memerlukan sentuhan desain.
Dalam bidang desain, penelitian kajian budaya merupakan pendekatan
baru, yang memiliki prinsip, aturan dan metode-metode yang khusus. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Piliang (dalam Walker, 2010: xx--xxii) sebagai
berikut.
“Kajian budaya adalah pendekatan baru di dalam penelitian desain, dengan prinsip, aturan main dan metode-metode khusus, yang tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan strukturalisme. Di dalam kajian budaya (postrukturalisme), bukan kajian struktur yang ditekankan, tetapi perubahan, dengan melihat perlunya kekuatan subversif, ketakstabilan, permainan, kode ganda, eklektisisme, dan skizofrenia, yang mengembangkan penafsiran berorientasi ke depan, melalui mekanisme permainan bebas interpretasi”.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian kajian budaya
berupa representasi posrealitas desain Gedung Pusat Pemerintahan (Puspem)
Kabupaten Badung, merupakan sebuah proses pembacaan tanda atau kode
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
77
(decoding), di mana tanda diciptakan melalui kode-kode tertentu (encoding).
Akan tetapi, makna yang dikodifikasi (encoded meaning) tidak selalu sama
dengan makna yang dipahami (decoded meaning). Oleh karena, kajian budaya
memberi peluang kepada adanya perubahan, transformasi, dan kreativitas tanda,
sehingga diperoleh hal-hal baru atau makna baru yang dapat ditawarkan oleh
dunia pertandaan.
Oleh karena penelitian ini dirancang sebagai penelitian kajian budaya,
maka pendekatan penelitian ini diarahkan pada desain yang masuk ke ranah
budaya posmodern, yang berkaitan dengan postrukturalisme (semiotika). Wacana
semiotika pada bidang desain diawali oleh Robert Venturi, kemudian disusul oleh
Charles Jenks. Fungsi semiotika dalam desain adalah untuk membahas desain
menggunakan parameter filosofis. Dalam proses desain, semiotika digunakan
untuk mengevaluasi karya desain yang sudah diwujudkan (Widagdo,1993: 9).
Semiotika adalah teori tanda yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce
(1839--1914), seorang filsuf dari Amerika. Istilah semiologi, digunakan dalam
teori tanda yang dikemukakan oleh Ferdinand de Sausure (1857--1913), pelopor
linguistik modern asal Swiss. Semiologi kemudian diaplikasikan sebagai ilmu
tentang tanda atau science of signs (Adams, 1996: 133). Dalam ranah budaya
posmodern, menurut Sachari (2005: 80) masalah tanda-tanda perlu dicermati
karena revolusi informatika dan komunikasi telah meruntuhkan sekat-sekat
antarnegara pada era global.
Penggunaan semiotika dalam penelitian kajian budaya ini juga berkaitan
dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian, khususnya teori simulasi dan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
78
teori dekonstruksi. Hubungan teori simulasi (Baudrillard) dengan semiotika,
terletak pada adanya relasi tanda, citra, dan kode, yang banyak terjadi pada
simulasi dalam masyarakat posmodern. Kemudian hubungan semiotika dengan
teori dekonstruksi Derrida adalah pada upaya membongkar tradisi filsafat agar
menjadi sistem simbol-simbol dan makna. Akan tetapi makna dalam dekonstruksi
tidak selalu sama, berbeda-beda sampai tak terhingga, sehingga disebut sebagai
semiotics of chaos atau semiotika ketidakberaturan
3.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian adalah hasil simulasi desain Gedung Pusat
Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung yang dibuat menggunakan teknologi
komputer desain tiga dimensi (3D) dengan realitas virtual, dan desainnya yang
telah diwujudkan sebagai pembanding (lihat Gambar 3.1). Objek yang diteliti
ditekankan pada representasi posrealitas dari hasil simulasi desain ruang arsitektur
dan simulasi desain interior (lobby dan ruang tunggu) Kantor Bupati Badung.
Gambar 3.1 Simulasi Desain Gedung Puspem Badung (Sumber: CV Cipta Mandala/ Gomudha)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
79
Teknologi yang telah digunakan untuk membuat desain ini merupakan
teknologi simulasi mutakhir yang masuk pada ranah budaya posmodern. Mengacu
kepada pendapat Yin (2002: 1--13), maka objek yang diteliti dapat mengunakan
metode studi kasus, karena ruang lingkup penelitian menyangkut fenomena
kontemporer (masa kini). Rumusan masalah dengan pertanyaan bagaimana atau
mengapa dapat diarahkan ke serangkaian peristiwa kontemporer. Penelitian
dengan metode studi kasus dapat memberikan nilai tambah pengetahuan, antara
lain untuk memahami fenomena sosial yang kompleks.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian tentang representasi
posrealitas desain Gedung Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung
merupakan studi kasus tunggal fenomena kontemporer. Oleh karena pembuatan
desain Gedung Puspem Badung menggunakan teknologi simulasi mutakhir, yang
telah mewarnai kehidupan budaya manusia Bali kontemporer dalam aktivitas
pembuatan desain gedung perkantoran. Teori-teori yang digunakan untuk
menjelaskan fenomena kontemporer ini, juga dapat diaplikasikan pada penelitian
dengan kasus yang serupa di Bali.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap
pembuatan desain arsitektural dan interior pada dimensi baru ruang, berupa desain
ruang-ruang elektronik buatan yang dilengkapi unsur gerak atau citra kronoskopi.
Penggunaan teknologi simulasi mutakhir ini telah menimbulkan implikasi
terhadap wacana tentang desain, dari cara mendesain ruang di dalam dunia fisik
nyata menggunakan elemen-elemen material, fisikal, dan spasial, menuju ke
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
80
pembuatan desain ruang mutakhir menggunakan elemen-elemen nonmaterial,
nonfisikal dan nonspasial di layar elektronik komputer.
3.4 Lokasi
Penelitian disertasi ini dilakukan di dua tempat, yaitu di Mangupura dan
di Kota Denpasar. Pertimbangannya adalah (1) Mangupura merupakan lokasi
Gedung “Mangupraja” Puspem Kabupaten Badung (lihat Gambar 3.2); (2) di Kota
Denpasar dilakukan pencarian data dan informasi-informasi terkait penelitian ini,
khususnya dokumen menyangkut simulasi desain Gedung Puspem Badung di
Kantor CV Cipta Mandala, yang belamat di Jln. Laksamana 30A Denpasar.
Gambar 3.2 Peta lokasi Penelitian (Sumber: Humas Badung dan Gomudha)
Fungsi Gedung Puspem Mangupraja Kabupaten Badung adalah untuk
Kantor Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, staf lain, dan untuk kegiatan tata usaha
Br .Umag un un g
Br.Kw an ji
Br. Ubu ngSD N 0 8
KEC AMATAN MEN GWI
Br .Da ng inye h
Pu ra Da lem
Br . Ka ja
KELUR AHAN K APALKEC AMATAN MEN GW I
Pom Be nsin
Kan to r DesaPr. Des a Pu se h
PAM
SDN 0 1
DESA D ALUN GKEC AMA TAN KUTA UTARA
Br .G ro ga k
Ka nt or Lu ra h Sempid i
Pu ske smas Men gw i 3
KEL URAH AN SEMPIDI
Br.Ba ta n As em
Br. Pan de
Pu ra De sa Pus eh
SMP
Peta Pulau Bali Lokasi Puspem Badung
Peta Kab. Badung
Puspem Badung
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
81
Kabupaten Badung. Menurut Bupati A.A. Gde Agung, pembangunan gedung
Puspem Kabupaten Badung yang baru dilatarbelakangi oleh terbentuknya
pemerintahan Kota Denpasar sehingga Badung secara bertahap harus pindah ke
wilayahnya sendiri (http://bali.antaranews.com). Gedung Puspem Kabupaten
Badung yang baru, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI
Mardiyanto pada 5 Agustus 2008 (http://www.balipost.com). Selanjutnya, nama
ibu kota Kabupaten Badung yang baru, Mangupura, diresmikan oleh Mendagri
Gamawan Fauzi pada 12 Februari 2010. Dalam peresmian tersebut diserahkan
juga Peraturan Pemerintah (P.P.) Nomor 67, Tahun 2009 tentang Pemindahan Ibu
kota Kabupaten Badung dari wilayah Kota Denpasar ke wilayah Kabupaten
Badung di Kecamatan Mengwi. Sejak saat itu Puspem Kabupaten Badung yang
baru diberi nama Mangupraja.
Menurut Mendagri Gamawan Fauzi, Gedung Puspem Mangupraja
Kabupaten Badung merupakan gedung perkantoran kabupaten termegah yang ada
di Indonesia. Kemegahan gedung ini diharapkan diimbangi dengan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Mendagri Gamawan Fauzi sangat
memaklumi mengapa Badung mampu membangun perkantoran megah seluas 46,
67 hektare. Hal itu disebabkan oleh pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
Badung yang tinggi. Beberapa tahun sebelumnya, PAD Badung kurang dari Rp
400 miliar. Akan tetapi, kini PAD Badung lebih dari Rp 800 miliar. Padahal,
PAD daerah biasanya hanya 5–20 persen dari pendapatan keseluruhan, tetapi
Badung mampu mencapai 60 persennya. Hal ini merupakan sesuatu yang luar
biasa menurut Mendagri (http://bali.antaranews.com).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
82
3.5 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis data yang digunakan
adalah kualitatif berkaitan dengan fenomena desain dalam budaya kontemporer.
Objek penelitiannya adalah simulasi desain 3D dengan realitas virtual Gedung
Puspem Badung, yang merepresentasikan citra simulasi posrealitas. Penekanan
penelitian ini bukan pada pengukuran, melainkan penjelasan yang bersifat
holistik, tentang fakta-fakta yang terjadi dalam proses dan hasil pembuatan
simulasi desain menggunakan komputer desain 3D dengan realitas virtual.
Sumber data yang digunakan ada dua, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer adalah berupa perencanaan kawasan,
desain gedung (detail engineering design) Puspem Badung, dan hasil simulasi
desain 3D dengan realitas virtual berupa video perencanaan kawasan dan Gedung
Puspem Badung. Data-data ini diperoleh dari koordinator konsultan desain, yang
diperkuat dengan informasi dari beberapa pejabat di lingkungan Pemda Badung
yang menangani pembangunan Puspem Badung.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen gambar
desain (data visual), literatur atau referensi ilmiah, seperti jurnal, hasil penelitian
terdahulu, makalah seminar, peraturan daerah tentang bangunan, dan referensi
lainnya yang mendukung maksud penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari
sejumlah buku di perpustakaan Program Studi Kajian Budaya Unud, koleksi
pribadi dan koleksi para sahabat, serta referensi-referensi yang diunduh lewat
media internet.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
83
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung maksud dan tujuan penelitian ini, maka pengumpulan
data penelitian dilakukan dengan beberapa teknik seperti di bawah ini.
3.6.1 Observasi
Observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah upaya
mengumpulkan data dengan mencermati kenyataan-kenyataan, yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Dalam hal ini, data yang dicermati adalah desain
gedung Puspem Kabupaten Badung yang didesain berbantuan komputer. Kegiatan
observasi diperluas dan dicari jawabannya saat melakukan wawancara mendalam
untuk mengetahui proses pembuatan desain berbantuan komputer.
Dalam kegiatan observasi, juga dilakukan komparasi (perbandingan)
data, antara data visual desain (gambar teknik dan wujud simulasi desain 3D
dengan realitas virtual), dan desain yang telah diwujudkan sebagai realitas.
Dengan langkah-langkah komparasi data desain dalam penelitian, akan dapat
diketahui perbedaan prinsip antara desain yang berupa gambar teknik dengan
animasi hasil simulasi desain 3D dengan realitas virtual serta wujud desain
gedung Puspem Kabupaten Badung sebagai realitas.
3.6.2 Wawancara
Informasi dalam penelitian dapat diperoleh dari nara sumber melalui
wawancara. Wawancara adalah cara-cara memeroleh data dengan berhadapan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
84
langsung, bercakap-cakap dengan informan atau narasumber (Ratna, 2010: 222).
Pelaksanaan pengumpulan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposif. Teknik ini digunakan karena informan yang diwawancarai telah dapat
ditentukan. Teknik ini menurut Sutopo (1996: 37), lebih mampu menangkap
realitas yang tidak tunggal. Teknik ini memberikan kesempatan maksimal pada
kemampuan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sehingga
dapat menyusun teori yang dibentuk di lapangan (grounded theory) dengan
memerhatikan kondisi subjek penelitian dengan kekhususan ideografis atau nilai-
nilainya.
Informan-informan yang telah ditentukan untuk diwawancarai dalam
penelitian ini adalah informan yang mengetahui proses pembuatan desain dan
pembangunan Gedung Puspem Badung, seperti dari kalangan birokrat, DPRD
Badung, dan konsultan desain. Informan-informan lain yang diwawancarai dalam
penelitian ini adalah dari dunia pendidikan (arsitektur dan desain interior) untuk
memeroleh informasi tentang penggunaan teknologi komputer desain dalam dunia
pendidikan. Informan dari kalangan profesional, khususnya pada bidang arsitektur
dan desain interior diperlukan untuk memeroleh informasi tentang penggunaan
teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual di dunia profesional. Untuk
mengetahui tanggapan masyarakat tentang desain Gedung Puspem Badung, dicari
informasinya dari beberapa karyawan Puspem Badung dan masyarakat umum.
Informan-informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah dari kalangan
profesional, birokrat, akademisi, karyawan dan masyarakat umum. Ketentuan dari
informan yang dipilih adalah sebagai berikut.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
85
(1) Arsitek dan staf yang ikut membantu pembuatan desain Gedung
Puspem Kabupaten Badung dengan bantuan komputer.
(2) Pimpinan instansi/dinas yang mengetahui dan ikut menangani
proyek pembangunan Puspem Kabupaten Badung.
(3) Karyawan dan masyarakat umum yang ditemui di kawasan Puspem
Badung dan dapat memberikan komentar tentang desain Puspem
Badung.
(4) Arsitek dan desainer interior yang sudah membuat desain
menggunakan bantuan teknologi komputer desain.
(5) Arsitek dan desainer interior yang masih menggunakan teknik
mendesain secara manual untuk membuat gambar teknik proyek
desain.
Wawancara pada para narasumber atau informan dalam penelitian ini,
dilakukan secara mendalam tentang objek penelitian, terutama mengenai proses
desain berbantuan komputer, konsep dan falsafah desain, serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Penelitian dengan teknik wawancara
mendalam yang dilakukan pada penelitian ini, merupakan wawancara yang
dilakukan dengan cara mengajak para informan (narasumber) untuk berbicara
secara bebas dan mendalam. Teknik wawancara ini diperlukan untuk dapat
memberikan informasi yang mendalam tentang pengunaan teknologi komputer
desain 3D dengan realitas virtual, khususnya dalam pembuatan desain Gedung
Puspem Kabupaten Badung.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
86
Informan dari dunia pendidikan tinggi arsitektur dan interior diperlukan
untuk dapat memberikan informasi tentang penggunaan teknologi komputer
desain 3D dengan realitas virtual di dunia pendidikan tinggi saat ini. Informan dari
dunia profesional diperlukan untuk dapat memberikan informasi tentang
penggunaan komputer desain 3D dengan realitas virtual dalam dunia profesional,
yang sudah mulai menggunakan komputer virtual 3D. Dari informasi-informasi
yang diperoleh, dapat diketahui adanya pergulatan antara keterampilan manusia
dalam mendesain ruang secara manual dan teknologi komputer desain 3D dengan
realitas virtual. Di samping itu, dapat memberikan informasi tentang perbedaan
hasil desain ruang yang dibuat secara manual dibandingkan dengan hasil simulasi
desain ruang berbantuan komputer virtual 3D.
Sehubungan dengan penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
kualitatif, sesuai dengan pendapat Moleong (1994: 4), maka instrumen utama
penelitian ini adalah peneliti, yang dilengkapi dengan pedoman wawancara, alat
perekam suara, kamera, dan alat tulis. Pedoman wawancara yang digunakan berisi
pokok-pokok pertanyaan yang dibuat sesuai dengan permasalahan. Selanjutnya,
pokok pertanyaan ini dikembangkan sesuai dengan informasi yang diperoleh
dalam wawancara, sehingga diperoleh data atau informasi yang memadai sesuai
dengan permasalahan dalam penelitian.
3.6.3 Kepustakaan
Penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan dan dokumen yang
terkait dengan permasalahan penelitian. Kepustakaan yang dimaksud dalam
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
87
penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, orasi ilmiah, hasil penelitian, dan media
internet untuk memeroleh acuan tentang definisi, pengertian, karakter sehingga
metode ini berfungsi untuk memperjelas secara teoretis ilmiah tentang studi kasus
penelitian. Selain itu, beberapa buku juga diperlukan untuk melengkapi data,
sehingga analisis data bisa dilakukan lebih akurat.
Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar desain dan
hasil simulasi desain 3D Gedung Puspem Badung, Profil Kabupaten Badung, dan
foto-foto yang menunjang permasalahan penelitian. Data ini dapat menjadi data
faktual, sebagai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Interpretasi terhadap
dokumen dan kebudayaan material, menurut Hodder (dalam Salain, 2011: 69),
sangat penting untuk mendukung interpretasi teks-teks tertulis, gambar, atau foto
dari desain gedung Puspem Kabupaten Badung.
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca. Proses analisis data dalam penelitian ini pada dasarnya
dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Dalam penelitian
kualitatif, proses pengumpulan data, proses analisis dan analisis yang dilakukan
setelah pengumpulan data saling berkaitan dan berinteraksi.
Proses analisis ini menggunakan Model Analisis Interaktif berdasarkan
teori Miles dan Huberman (Sutopo, 1996: 85). Berdasarkan model analisis ini,
dalam pengumpulan data selalu dilakukan reduksi dan sajian data. Data yang telah
digali dan dicatat di lapangan, dibuat rumusannya secara singkat berupa pokok-
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
88
pokok temuan yang penting (yang telah dipahami), kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan sajian data. Data disajikan secara sistematis setelah dilakukan
penyuntingan. Agar maknanya menjadi lebih jelas dipahami, dilengkapi dengan
sajian gambar secara grafis atau teknis dan foto yang mendukung sajian data. Pada
waktu pengumpulan data sudah berakhir, mulai dilakukan usaha untuk menarik
simpulan dan verifikasi berdasarkan semua hal yang terdapat, baik dalam reduksi
maupun sajian datanya. Bila simpulan dirasakan kurang mantap akibat kurangnya
rumusan, baik dalam reduksi maupun sajian datanya, maka bisa dilakukan
kembali pengumpulan data yang sudah terfokus untuk lebih mendukung simpulan
dan pendalamannya sehingga proses penelitian kualitatif ini terlihat seperti sebuah
siklus.
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan secara informal dan
formal. Penyajian secara informal adalah dalam bentuk deskripsi dan objektif.
Analisis data yang disajikan secara informal adalah deskripsi analisis data
kualitatif yang didukung penyajian formal gambar dan tabel. Sebaliknya data
kuantitatif, disajikan secara formal dalam bentuk foto, gambar, gambar teknis,
bagan dan dideskripsikan secara kualitatif. Hasil analisis data tersebut kemudian
dituangkan ke dalam bab-bab secara terstruktur dan sistematis.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)