PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 9 Tahun 2018 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022
RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017-2022
III
DAFTAR ISI
V.A. PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG RENCANA STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017-2022........................................................... Buku I
V.B. LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI NOMOR TAHUN 2018
I. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH SEKRETARIAT DAERAH......................................... Buku I
II. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
SEKRETARIAT DPRD............................................. Buku I III. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
INSPEKTORAT....................................................... Buku I IV. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
DINAS DAERAH
IV. A. DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA........................................................ Buku I
IV. B. DINAS KESEHATAN.................................. Buku I IV. C. DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG................................... Buku I
IV. D. DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PEMUKIMAN........................... Buku I
IV. E. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA............ Buku II
IV. F. DINAS SOSIAL......................................... Buku II IV. G. DINAS TENAGA KERJA........................... Buku II
IV. H. DINAS KETAHANAN PANGAN.................. Buku II IV. I. DINAS LINGKUNGAN HIDUP................... Buku II IV. J. DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL................................. Buku II IV. K. DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DESA....................................................... Buku II
IV. L. DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA,
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK............................. Buku II
IV. M. DINAS PERHUBUNGAN............................ Buku II
IV. N. DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Buku II IV. O. DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU.......... Buku III IV. P. DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN. Buku III IV. Q. DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN... Buku III
IV. R. DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN........ Buku III IV. S. DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,
KOPERASI DAN USAHA KECIL
MENENGAH............................................... Buku III
V. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH BADAN DAERAH V.A. BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN...................................... Buku III V.B. BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN,
KEUANGAN DAN ASET DAERAH................ Buku III V.C. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH............... Buku III
VI. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH KECAMATAN
VI. A. KECAMATAN BANJARNEGARA...................... Buku IV VI. B. KECAMATAN BAWANG.................................. Buku IV VI. C. KECAMATAN MADUKARA.............................. Buku IV
VI. D. KECAMATAN SIGALUH.................................. Buku IV VI. E. KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK........... Buku IV
VI. F. KECAMATAN SUSUKAN................................. Buku IV VI. G. KECAMATAN MANDIRAJA............................. Buku IV VI. H. KECAMATAN PURWANEGARA....................... Buku IV
VI. I. KECAMATAN WANADADI............................... Buku IV VI. J. KECAMATAN BANJARMANGU....................... Buku IV
VI. K. KECAMATAN RAKIT....................................... Buku IV VI. L. KECAMATAN PUNGGELAN............................ Buku IV VI. M. KECAMATAN KARANGKOBAR....................... Buku V
VI. N. KECAMATAN WANAYASA.............................. Buku V VI. O. KECAMATAN KALIBENING............................ Buku V VI. P. KECAMATAN BATUR..................................... Buku V
VI. Q. KECAMATAN PAGENTAN............................... Buku V VI. R. KECAMATAN PEJAWARAN............................ Buku V
VI. S. KECAMATAN PAGEDONGAN......................... Buku V VI. T. KECAMATAN PANDANARUM......................... Buku V
VII. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH LAINNYA
VII. A. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HJ. ANNA LASMANAH ................................................... Buku V
VII. B. KANTOR KESATUAN BANGSA DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT .................... Buku V VII. C. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH........................................................ Buku V
1
IV. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH BADAN DAERAH IV. O. DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2017 telah
menyelenggarakan pemilihan kepala daerah untuk periode 2017 - 2022. Kewajiban pemerintah daerah setelah kepala daerah dilantik adalah menetapkan visi misi yang dijabarkan ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dan selanjutnya Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis periode lima tahun.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pada Pasal 272 menyebutkan bahwa : (1) Perangkat Daerah menyusun rencana strategis dengan
berpedoman pada RPJMD; (2) Rencana strategis Perangkat Daerah memuat tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah;
(3) Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rencana strategis Perangkat Daerah diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program dan kegiatan pembangunan yang
ditetapkan dalam rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah non kementerian untuk tercapainya sasaran
pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional pada pasal 15 ayat (1) dan
pasal 19 ayat (2) juga menyebutkan bahwa setiap perangkat daerah mempunyai kewajiban untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan. Renstra DPMPTSP Kabupaten Banjarnegara disusun sebagai
dokumen perencanaan jangka menengah yang berisi tujuan, sasaran,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi DPMPTSP sebagai unsur penunjang urusan pemerintahan
bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan. Proses penyusunan renstra perangkat daerah meliputi
Persiapan Penyusunan Renstra diantaranya pembentukan tim
penyusun Renstra, Penyusunan rancangan dokumen Renstra; Koordinasi intern dalam penyusunan Renstra, Penyusunan Rancangan Akhir Renstra dan Penetapan Dokumen Renstra
Perangkat Daerah. DPMPTSP Kabupaten Banjarnegara dalam menyusun Renstra
mengacu pada tugas dan fungsi DPMPTSP sesuai dengan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
2
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Banjarnegara. Renstra DPMPTSP Kabupaten Banjarnegara memiliki
keterkaitan dengan dengan RPJMD Kabupaten Banjarnegara, Renstra
Provinsi Jawa Tengah serta dengan Renja perangkat daerah.
1.2 Landasan Hukum
Penyusunan Renstra Badan Kepegawaian Daerah berpedoman pada Peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pemanfaatan Ruang (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Negara RI Nomor 4846);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5038);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pemberian Insentif Dan Kemudahan Penanaman Modal Di Daerah
3
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4854);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5103);
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 42);
13. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan
Persyaratan di Bidang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor93);
14. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
15. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 221);
16. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Umum Penanaman Modal Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota;
17. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota;
18. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perizinan dan Non Perizinan PenanamanModal;
19. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14
Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2015
Tentang Pedoman Dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal;
20. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Pedoman Dan Tata
Cara Perizinan Dan Non Perizinan Penanaman Modal;
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2010
tentang Penanaman Modal di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 29);
4
22. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Jawa Tengah Tahun
2012-2025 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 51) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 52 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 51 Tahun 2012 Tentang Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2025 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
Nomor 52);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025, (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor 3 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 114) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 8 Seri E);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2013
tentang Penanaman Modal (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 157) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Penanaman Modal (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun Tahun 2014 Nomor 10 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 185);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
213);
27. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 5 Tahun 2013 tentang Kecamatan Penyelenggara Pelayanan Administrasi Terpadu
(Berita Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 Nomor 5 Seri E) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 5 Tahun 2013 tentang Kecamatan Penyelenggara Pelayanan
Administrasi Terpadu (Berita Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 13);
5
28. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara (Berita Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 76 );
1.3 Maksud dan Tujuan 1. Maksud
Rencana strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018 – 2022 ini disusun dengan maksud untuk tersedianya
dokumen perencanaan jangka menengah bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Penanaman Modal Dan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara yang akan menjadi pedoman arah dan
target pencapaian kualitas Pelayanan Prima bagi publik dibidang perizinan dan penanaman modal di Kabupaten Banjarnegara selama lima tahun kedepan.
2. Tujuan
Tujuan disusunnya rencana strategis ini selama 5 (lima) tahun kedepan adalah :
a. Sebagai pedoman/acuan perencanaan yang akan menentukan
arah kebijakan pembangunan bidang pelayanan perizinan dan penanaman modal.
b. Sebagai bahan evaluasi dan tolok ukur kinerja Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu Terpadu Kabupaten Banjarnegara.
c. Sebagai pedoman dan bahan koordinasi dan sinkronisasi
program dan kegiatan bagi semua pemangku kebijakan (stakeholder) dan instansi terkait berperan aktif untuk mencapai
tujuan dan sasaran. d. Merumuskan kebijakan dan program strategis guna
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan pemerintahan berdasarkan pada prinsip-prinsip good governance.
e. Sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Dinas Penanaman Modal
Dan tugas-tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu Terpadu Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2018 – 2022 adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, menyajikan mengenai latar belakang, landasan
hukum pembuatan rencana strategis, maksud dan tujuan serta sistematika penyusunan dokumen Renstra Organisasi Perangkat Daerah Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu Terpadu
Kabupaten Banjarnegara. BAB II Gambaran Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu Terpadu Kabupaten
Banjarnegara. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tugas, fungsi, struktur organisasi, dasar hukum pembentukan serta uraian
tugas pejabat eselon II, eselon III dan eselon IV. Dijelaskan pula mengenai sumber daya yang dimiliki Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu Terpadu Kabupaten Kabupaten
6
Banjarnegara untuk menjalankan tugas dan fungsinya meliputi SDM, aset /modal, serta pencapaian kinerja pelayanan OPD yang
terlihat dari beberapa indikator baik indikator kinerja kunci, indikator SPM maupun indikator lainnya. Dituliskan pula mengenai tantangan dan peluang pengembangan pelayanan
OPD. BAB III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi. Bab tiga
ini menyajikan informasi mengenai identifikasi permasalahan
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan OPD, telaahan visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara periode
2017 – 2022, telaahan renstra kementrian, telaahan rencana tata ruang wilayah serta perumusan isu-isu strategis.
BAB IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan. Bab
keempat rencana strategis Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu Terpadu Kabupaten Banjarnegara ini menjelaskan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan
arah kebijakan selama periode tahun 2017 – 2021 untuk mendukung visi misi Kabupaten Banjarnegara periode 2017 –
2021. BAB V Rencana Program kerja, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan pendanaan Indikatif. Dalam bab ini diuraikan mengenai
program dan kegiatan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu Terpadu Kabupaten Kabupaten Banjarnegara indikator
kinerja kelompok sasaran serta pendanaan indikatif. BAB VI Indikator Kinerja Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Satu
Terpadu Kabupaten Banjarnegara. Dalam bab ini diuraikan
mengenai indikator kinerja OPD dengan mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII Penutup, merupakan penutup dari dokumen rencana strategis
dan harapan kepada semua pihak yang berkepentingan agar menjadikan renstra ini sebagai penunjuk arah dan pedoman
untuk melaksanakan pembangunan pelayanan bidang perizinan untuk periode 2017-2021.
LAMPIRAN
7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENAMAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN BANJARNEGARA
A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Banjarnegara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Banjarnegara dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Tahun 2017-2022 memiliki visi “Terwujudnya Pelayanan Prima di bidang Perizinan dan Terciptanya Investasi yang berkesinambungan “. DPMPTSP terus berupaya mewujudkannya dengan melaksanakan program dan kegiatan yang
direncanakan dalam kurun waktu lima tahun 2017-2021 untuk menyukseskan Visi Misi Bupati Terpilih periode 2017-2022 dengan
tetap mengedepankan prinsip efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
adalah salah satu Dinas di Kabupaten Banjarnegara yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggungjawab kepada Bupati.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara serta dengan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 76
Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Banjarnegara mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Tugas Pokok dan Fungsi DPMPTSP mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan bidang Penanaman Modal dan Energi Sumber Daya Mineral yang menjadi kewenangan Daerah dan
tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah, untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas DPMPTSP
mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan di bidang pengembangan iklim,promosi
dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal serta
pelayanan perizinan terpadu; b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang pengembangan
iklim, promosi dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal
serta pelayanan perizinan terpadu; c. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan iklim, promosi
dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal serta pelayanan perijinan terpadu;
d. Pembinaan dan fasilitasi kebijkan di bidang pengembangan
iklim, promosi dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal serta pelayanan perizinan terpadu;
e. Pemantauan,evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan di bidang pengembangan iklim,promosi dan pengendalian
8
pelaksanaan penanaman modal serta pelayanan perizinaan terpadu;
f. Pelaksanaaan fungsi kesektariatan dinas; g. Pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD; h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan,sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara sesuai Peraturan Bupati
Banjarnegara Nomor 76 Tahun 2016 terdiri dari:
1. Kepala Dinas eselon II b : 1 Orang
2. Sekretaris Dinas eselon III a : 1 orang 3. Kepala Bidang IIIb : 2 Orang 4. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi eselon IVa : 7 orang
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun Komposisi Pegawai yang ada di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu( DPMPTSP ) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 berjumlah 31 Orang terdiri dari :
Pegawai Negeri Sipil ( PNS) : 23 orang Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) : 2 orang Tenaga Harian Lepas (THL) : 6 orang
Secara garis besar RENSTRA DPMPTSP Tahun 2017-2021 telah
menetapkan 8 program yaitu :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, 2. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, 3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan, 4. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
5. Program Peningkatan Promosi dan kerja sama investasi, 6. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 7. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenaglistrikan
8. Program Potensi Panas Bumi.
9
UPTD
KEPALA
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
PERENCANAAN,
DAN KEUANGAN
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BAGAN ORGANISASI
DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN BANJARNEGARA
BIDANG
PENGEMBANGAN IKLIM,
PROMOSI DAN PENGENDALIAN
PELAKSANAAN
PENANAMAN MODAL
SEKSI
PELAYANAN
PERIZINAN USAHA
SEKSI
PELAYANAN
PERIZINAN NON USAHA
BIDANG
PELAYANAN PERIZINAN
TERPADU
SEKSI
PENGEMBANGAN
IKLIM PROMOSI
SEKSI PENGENDALIAN
PELAKSANAAN
PENANAMAN MODAL DAN
PENGOLAHAN INFORMASI
SEKSI
PENGELOLAAN ENERGI
SUMBER DAYA MINERAL
1. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
Kepala Dinas
DPMPTSP mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan pemerintahan bidang penanaman modal dan energi sumber daya
mineral yang menjadi kewenangan Daerah dan
tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah
a. Merumuskan dan menetapkan rencana dan program kegiatan dinas berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi dengan instansi terkait baik vertikal maupun horizontal guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi
pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan jabatan dan
kompetensinya guna kelancaran
10
pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan di bidang penanaman modal dan energi sumber daya mineral sebagai bahan perumusan
kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas.
e. Merumuskan dan menetapkan
kebijakan teknis di bidang
pengembangan iklim promosi dan
pengendalian pelaksanaan penanaman
modal, pelayanan perizinan terpadu
serta kesekretariatan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan.
f. Menetapkan dan menerapkan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam
penyelenggaraan kegiatan Dinas agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
g. Menyelenggarakan pembinaan, fasilitasi,
pengawasan dan pengendalian kegiatan
di bidang penanaman modal dan
pelayanan terpadu satu pintu sesuai
peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar kinerja dinas mencapai
target yang telah ditetapkan.
h
.
Menyelenggarakan kebijakan daerah di
bidang pengembangan iklim promosi
dan pengendalian pelaksanaan
penanaman modal, pelayanan perizinan
terpadu
i. Mengendalikan pelaksanaan
kesekretariatan dinas dengan
mengarahkan perumusan perencanaan
dan pelaporan, pengelolaan keuangan,
umum dan kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku guna
mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas.
j. Mengendalikan pelaksanaan tugas
operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas
dengan mengarahkan pelaksanaan
11
pengelolaan kegiatan di Unit Pelaksana
Teknis Dinas guna mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas.
k. Menyelenggarakan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di
lingkungan dinas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar kegiatan
dapat berjalan lancar;
l. Melaksanakan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan tugas
sebagai wujud pertanggungjawaban
m. Mengarahkan dan menilai kinerja
bawahan dengan mengevaluasi hasil
kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja
n. Menyampaikan saran dan masukan
kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan
o. Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
2. Sekretariat Sekretaris Dinas
Sekretariat mempunyai tugas
melakukan perencanaan
perumusan,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan
dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang
ketatausahaan, hukum,
keuangan,
kerumahtanggaan,
kerjasama, kearsipan,
dokumen, keorganisasian
dan ketatalaksanaan,
kehumasan, kepegawaian,
pelayanan administrasi di
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan sekretariat dinas
berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan hasil evaluasi
kegiatan tahun sebelumnya sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi dengan unit kerja dinas
guna terwujud sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan
dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
12
lingkungan DPMPTSP d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan
perumusan kebijakan teknis serta
pedoman pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan Kepala
Dinas dan naskah dinas yang
berkaitan dengan kesekretariatan
guna mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan verifikasi dan
koordinasi dalam penyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
dan Standar Pelayanan (SP)
pelaksanaan tugas agar diperoleh
hasil kerja yang optimal.
g. Melaksanakan koordinasi dalam
penyusunan konsep Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD), Rencana Strategis
(Renstra), Rencana Kerja (Renja),
Indikator Kinerja Utama (IKU),
Perjanjian Kinerja (PK) dan
dokumen perencanaan lainnya
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
h. Melaksanakan koordinasi dalam
penyusunan konsep Rencana
Kegiatan dan Anggaran (RKA),
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) serta perubahan anggaran
sesuai ketentuan dan plafon
anggaran yang ditetapkan.
i. Melaksanakan koordinasi dalam
penyusunan konsep Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban
Bupati (LKPJ), Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP) Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), Pengendalian Operasional
Kegiatan (POK) dan dokumen
pelaporan lainnya sesuai ketentuan
13
yang berlaku,
j. Menyelenggarakan ketatausahaan
dinas dengan menyelia pengelolaan
surat-menyurat, kearsipan dan
dokumentasi
k. Menyelenggarakan
kerumahtanggaan dinas dengan
mengarahkan pengelolaan barang
inventaris, barang pakai habis,
pemeliharaan sarana dan
prasarana, pengadaan barang/jasa
di lingkungan dinas.
l. Menyelenggarakan pelayanan
pengelolaan keuangan, administrasi
kepegawaian, kehumasan, hukum,
kerjasama, keorganisasian dan
ketatalaksanaan.
m. Melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di
lingkungan Dinas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar
kegiatan dapat berjalan lancar;
n. Melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban
o. Mengarahkan dan menilai kinerja
bawahan dengan mengevaluasi
hasil kerja bawahan untuk
meningkatkan prestasi kerja
p. Menyampaikan saran dan masukan
kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan
kebijakan
q. Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya
14
r. Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya
15
3. Sub Bagian Perencanaan
dan Keuangan
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan
Keuangan
Sub Bagian Perencanaan
dan keuangan mempunyai
tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinan dan
fasilitasi, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
kebijakan bidang
perencanaan, evaluasi dan
pelaporan program kerja
serta pengelolaan keuangan
di lingkungan DPMPTSP
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan sub bagian perencanaan
dan keuangan berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan
hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi di lingkungan sekretariat
guna terwujud sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan
kompetensinya guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan sesuai lingkup
tugasnya sebagai bahan perumusan
kebijakan teknis serta pedoman
pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan teknis,
petunjuk pelaksanaan dan naskah
dinas lingkup sub bagian
perencanaan dan keuangan sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan.
f. Menyusun konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP) pelaksanaan
tugas sub bagian perencanaan dan
keuangan dalam melaksanakan
tugas agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
g. Menyiapkan bahan koordinasi dalam
penyusunan konsep Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD), Rencana Strategis
16
(Renstra), Rencana Kerja (Renja),
Indikator Kinerja Utama (IKU),
Perjanjian Kinerja (PK) dan dokumen
perencanaan lainnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
h. Menyiapkan bahan koordinasi dalam
penyusunan konsep Rencana
Kegiatan dan Anggaran (RKA),
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) serta perubahan anggaran
sesuai ketentuan dan plafon
anggaran yang ditetapkan.
i. Menyiapkan bahan koordinasi dalam
penyusunan konsep Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban
Bupati (LKPJ), Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP) Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), Pengendalian Operasional
Kegiatan (POK) dan dokumen
pelaporan lainnya sesuai ketentuan
yang berlaku,
j. Menyiapkan bahan administrasi
keuangan dalam rangka pencairan
anggaran, pengelolaan,pembukuan
dan pelaporan pertanggungjawaban
keuangan.
k. Menyiapkan bahan usulan pencairan
anggaran baik di lingkup sekretariat,
bidang dan Unit pelaksana Teknis
dinas sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
l. Melaksanakan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di
lingkungan Sub Bagian Perencanaan
dan Keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar
kegiatan dapat berjalan lancar;
m. Melaksanakan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan tugas
17
sebagai wujud pertanggungjawaban
n. Melaksanakan penilaian kinerja
bawahan dengan mengevaluasi hasil
kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja
o. Menyampaikan saran dan masukan
kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan
kebijakan
p. Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
4. Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai
tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan,
pengkoordinasian,pelaksana
an, pembinan dan fasilitasi,
pemantauan, evaluasi dan
pelaporan kebijakan
bidangketatausahaan,
hukum, kerumahtanggaan,
kerjasama, kearsipan,
dokumen, keorganisasian
dan ketatalaksanaan,
kehumasan, kepegawaian,
dan pelayanan administrasi
di lingkungan DPMPTSP
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan sub bagian umum dan
kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan hasil
evaluasi kegiatan tahun sebelumnya
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi di lingkungan sekretariat
guna terwujud sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan
kompetensinya guna kelancaran
pelaksanaan tugas
d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan sesuai lingkup
tugasnya sebagai bahan perumusan
kebijakan teknis serta pedoman
pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan teknis,
petunjuk pelaksanaan dan naskah
dinas lingkup sub bagian umum dan
kepegawaian sebagai dasar
18
pelaksanaan tugas
f. Menyusun konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP) pelaksanaan
tugas sub bagian umum dan
kepegawaian agar diperoleh hasil
kerja yang optimal.
g. Melaksanakan ketatausahaan dinas
dengan mengelola surat-menyurat,
kearsipan dan dokumentasi
h. melaksanakan kerumahtanggaan
dinas dengan mengelola barang
inventaris, barang pakai habis,
pemeliharaan sarana dan prasarana,
pengadaan barang/jasa di
lingkungan Dinas, pengamanan
kantor, kebersihan dan pertamanan
agar tercipta lingkungan kantor yang
tertib, aman, bersih dan nyaman.
i. Melaksanakan layanan administrasi
kepegawaian, protokoler dan
kehumasan, hukum, kerjasama,
keorganisasian dan ketatalaksanaan
j. Melaksanakan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di
lingkungan sub bagian umum dan
kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar
kegiatan dapat berjalan lancar;
k. Melaksanakan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan tugas
sebagai wujud pertanggungjawaban
l. Melaksanakan penilaian kinerja
bawahan dengan mengevaluasi hasil
kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja
m. Menyampaikan saran dan masukan
kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan
19
kebijakan
n. Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
o. Melaksanakan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan tugas
sebagai wujud pertanggungjawaban
p. Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
5. Bidang Pengembangan Iklim
Promosi dan Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman
Modal
Kepala Bidang Pengembangan Iklim
Promosi dan Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal
Bidang Pengembangan
Iklim Promosi dan
Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal
mempunyai tugas
perencanaan perumusan,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan
dan fasilitasi,
pemantauan, evaluasi
serta pelaporan kebijakan
bidang penyelenggaraan
promosi penanaman modal
yang menjadi kewenangan
Daerah, penetapan
pemberian
fasilitas/insentif di bidang
penanaman modal yang
menjadi kewenangan
Daerah, pembuatan peta
potensi investasi Daerah,
penyelenggaraan
kerjasama penanaman
modal dengan instansi
pemerintah atau dunia
usaha, pengendalian
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan Bidang Pengembangan
Iklim Promosi dan Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan hasil evaluasi
kegiatan tahun sebelumnya sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi dengan unit kerja Dinas
guna terwujud sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan
dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan
perumusan kebijakan teknis serta
pedoman pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan teknis
Bidang Pengembangan Iklim
20
pelaksanaan penanaman
modal yang menjadi
kewenangan Daerah,
pengelolaan data dan
informasi perizinan dan
non perizinan yang
terintegrasi pada tingkat
Daerah, penerbitan
rekomendasi izin
pemanfaatan langsung
panas bumi dalam Daerah
dan fasilitasi pengelolaan
energi sumber daya
mineral
Promosi dan Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan.
f. Memverifikasi konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP) Bidang
Pengembangan Iklim Promosi dan
Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal dalam
melaksanakan tugas agar diperoleh
hasil kerja yang optimal.
g. Menyusun konsep kebijakan Kepala
Dinas dan naskah dinas yang
berkaitan dengan Bidang
Pengembangan Iklim Promosi dan
Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal guna
mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
h. Mengarahkan pelaksanaan
penyelenggaraan promosi
penanaman modal yang menjadi
kewenangan Daerah
i. Menyusun konsep penetapan
pemberian fasilitas/insentif di
bidang penanaman modal yang
menjadi kewenangan Daerah
j. Mengarahkan pelaksanaan
pembuatan peta potensi investasi
Daerah
k. Mengarahkan pelaksanaan
penyelenggaraan kerjasama
penanaman modal dengan instansi
pemerintah atau dunia usaha
l. Mengarahkan pelaksanaan
pengendalian pelaksanaan
penanaman modal yang menjadi
kewenangan Daerah
m. Mengarahkan pelaksanaan
pengelolaan data dan informasi
21
perizinan dan non perizinan yang
terintegrasi pada tingkat Daerah
n. Menyusun konsep penerbitan
rekomendasi izin pemanfaatan
langsung panas bumi dalam daerah
kabupaten
o. Mengarahkan pelaksanaan fasilitasi
pengelolaan energi sumber daya
mineral
p. Melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di
lingkungan Bidang Pengembangan
Iklim Promosi dan Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
agar kegiatan dapat berjalan lancar;
q. Melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban
r. Mengarahkan dan menilai kinerja
bawahan dengan mengevaluasi
hasil kerja bawahan untuk
meningkatkan prestasi kerja
s. Menyampaikan saran dan masukan
kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan
kebijakan
t. Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya
6. Seksi Pengembangan Iklim
Promosi
Kepala Seksi Pengembangan Iklim
Promosi
Seksi Pengembangan Iklim
Promosi mempunyai tugas
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan Seksi Pengembangan
Iklim Promosi berdasarkan
22
melakukan penyiapan
bahan perumusan,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan
dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang
penyelenggaraan promosi
penanaman modal yang
menjadi kewenangan
Daerah, penetapan
pemberian
fasilitas/insentif di bidang
penanaman modal yang
menjadi kewenangan
Daerah dan pembuatan
peta potensi investasi
Daerah serta
penyelenggaraan
kerjasama penanaman
modal dengan instansi
pemerintah atau dunia
usaha
peraturan perundang-undangan
dan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi di lingkungan Bidang
Pengembangan Iklim Promosi dan
Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal guna terwujud
sinkronisasi dan harmonisasi
pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan
dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan
perumusan kebijakan teknis serta
pedoman pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan
teknis Seksi Pengembangan Iklim
Promosi sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan.
f. Menyusun konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP)
pelaksanaan tugas Seksi
Pengembangan Iklim Promosi agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
g. Menyusun konsep kebijakan
Kepala Bidang Pengembangan
Iklim Promosi dan Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
dan naskah dinas yang berkaitan
dengan Seksi Pengembangan Iklim
Promosi guna mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas.
h
.
Melaksanakan penyelenggaraan
promosi penanaman modal yang
23
menjadi kewenangan Daerah
i. Menyiapkan bahan penyusunan
konsep penetapan pemberian
fasilitas/insentif di bidang
penanaman modal yang menjadi
kewenangan Daerah
j. Melaksanakan pembuatan peta
potensi investasi Daerah
k. Melaksanakan penyelenggaraan
kerjasama penanaman modal
dengan instansi pemerintah atau
dunia usaha
l. Melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah
di lingkungan Seksi
Pengembangan Iklim Promosi
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku agar kegiatan dapat
berjalan lancar;
m
.
Melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban
n
.
Melaksanakan penilaian kinerja
bawahan dengan mengevaluasi
hasil kerja bawahan untuk
meningkatkan prestasi kerja
o. Menyampaikan saran dan
masukan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan
p. Melaksanakan tugas kedinasan
lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan
fungsinya
24
7. Seksi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman
Modal dan Pengolahan
Informasi
Kepala Seksi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal dan
Pengolahan Informasi
Seksi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman
Modal dan Pengolahan
Informasi mempunyai tugas
melakukan penyiapan
bahan perumusan,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan
dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang
pengendalian pelaksanaan
penanaman modal yang
menjadi kewenangan
Daerah serta pengelolaan
data dan informasi
perizinan dan non
perizinan yang terintegrasi
pada tingkat Daerah
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan Seksi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
dan Pengolahan Informasi
berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan hasil
evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi di lingkungan Bidang
Pengembangan Iklim Promosi dan
Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal guna terwujud
sinkronisasi dan harmonisasi
pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan
dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan
perumusan kebijakan teknis serta
pedoman pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan
teknis Seksi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
dan Pengolahan Informasi sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan.
f. Menyusun konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP)
pelaksanaan tugas Seksi
Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal dan Pengolahan
25
Informasi agar diperoleh hasil
kerja yang optimal.
g. Menyusun konsep kebijakan
Kepala Bidang Pengembangan
Iklim Promosi dan Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
dan naskah dinas yang berkaitan
dengan Seksi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
dan Pengolahan Informasi guna
mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan pengendalian
pelaksanaan penanaman modal
yang menjadi kewenangan Daerah
i. Melaksanakan pengelolaan data
dan informasi perizinan dan non
perizinan yang terintegrasi pada
tingkat Daerah
j. Melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah
di lingkungan Seksi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
dan Pengolahan Informasi sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan dapat
berjalan lancar;
k. Melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban
l. Melaksanakan penilaian kinerja
bawahan dengan mengevaluasi
hasil kerja bawahan untuk
meningkatkan prestasi kerja
m. Menyampaikan saran dan
masukan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan
26
n. Melaksanakan tugas kedinasan
lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan
fungsinya
8. Seksi Pengelolaan Energi
Sumber Daya Mineral
Kepala Seksi Pengelolaan Energi
Sumber Daya Mineral
Seksi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman
Modal dan Pengolahan
Informasi mempunyai tugas
melakukan penyiapan
bahan perumusan,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan
dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang
pengendalian pelaksanaan
penanaman modal yang
menjadi kewenangan
Daerah serta pengelolaan
data dan informasi
perizinan dan non
perizinan yang terintegrasi
pada tingkat Daerah
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan Seksi Pengelolaan Energi
Sumber Daya Mineral berdasarkan
peraturan perundang-undangan
dan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi di lingkungan Bidang
Pengembangan Iklim Promosi dan
Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal guna terwujud
sinkronisasi dan harmonisasi
pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan
dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan
perumusan kebijakan teknis serta
pedoman pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan
teknis Seksi Pengelolaan Energi
Sumber Daya Mineral sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan.
f. Menyusun konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP)
pelaksanaan tugas Seksi
Pengelolaan Energi Sumber Daya
27
Mineral agar diperoleh hasil kerja
yang optimal.
g. Menyusun konsep kebijakan
Kepala Bidang Pengembangan
Iklim Promosi dan Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
dan naskah dinas yang berkaitan
dengan Seksi Pengelolaan Energi
Sumber Daya Mineral guna
mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
h. Menyiapkan bahan penyusunan
konsep penerbitan rekomendasi
izin pemanfaatan langsung panas
bumi dalam daerah kabupaten
i. Melaksanakan fasilitasi
pengelolaan energi sumber daya
mineral
j. Melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah
di lingkungan Seksi Pengelolaan
Energi Sumber Daya Mineral
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku agar kegiatan dapat
berjalan lancar;
k. Melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban
l. Melaksanakan penilaian kinerja
bawahan dengan mengevaluasi
hasil kerja bawahan untuk
meningkatkan prestasi kerja
m. Menyampaikan saran dan
masukan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan
n. Melaksanakan tugas kedinasan
lain yang diberikan oleh pimpinan
28
sesuai dengan tugas dan
fungsinya
9. Bidang Pelayanan
Perizinan Terpadu
Kepala Bidang Pelayanan Perizinan
Terpadu
Bidang Pelayanan
Perizinan Terpadu
mempunyai tugas
perencanaan perumusan,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan
dan fasilitasi,
pemantauan, evaluasi
serta pelaporan kebijakan
bidang pelayanan
perizinan usaha dan
perizinan non usaha
secara terpadu 1 (satu)
pintu
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan Bidang Pelayanan
Perizinan Terpadu berdasarkan
peraturan perundang-undangan
dan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi dengan unit kerja Dinas
guna terwujud sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan
dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji peraturan
perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan
perumusan kebijakan teknis serta
pedoman pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan teknis
Bidang Pelayanan Perizinan
Terpadu sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan.
f. Memverifikasi konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP) Bidang
Pelayanan Perizinan Terpadu dalam
melaksanakan tugas agar diperoleh
hasil kerja yang optimal.
g. Menyusun konsep kebijakan Kepala
Dinas dan naskah dinas yang
berkaitan dengan Bidang Pelayanan
Perizinan Terpadu guna
29
mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
h. Mengarahkan pelaksanaan
pelayanan perizinan usaha secara
terpadu 1 (satu) pintu
i. Mengarahkan pelaksanaan
pelayanan perizinan non usaha
secara terpadu 1 (satu) pintu
j. Melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di
lingkungan Bidang Pelayanan
Perizinan Terpadu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar
kegiatan dapat berjalan lancar;
k. Melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban
l. Mengarahkan dan menilai kinerja
bawahan dengan mengevaluasi
hasil kerja bawahan untuk
meningkatkan prestasi kerja
m. Menyampaikan saran dan masukan
kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan
kebijakan
n. Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya
9. Seksi Pelayanan Perizinan
Usaha
Kepala Seksi Pelayanan Perizinan
Usaha
Seksi Pelayanan Perizinan
Usaha mempunyai tugas
melakukan penyiapan
bahan perumusan,
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan Seksi Pelayanan
Perizinan Usaha berdasarkan
peraturan perundang-undangan
dan hasil evaluasi kegiatan tahun
30
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan
dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pelayanan
perizinan usaha secara
terpadu 1 (satu) pintu
sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi di lingkungan Bidang
Pelayanan Perizinan Terpadu
guna terwujud sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan
dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji
peraturan perundang-undangan
sesuai lingkup tugasnya sebagai
bahan perumusan kebijakan
teknis serta pedoman
pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan
teknis Seksi Pelayanan Perizinan
Usaha sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan.
f. Menyusun konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP)
pelaksanaan tugas Seksi
Pelayanan Perizinan Usaha agar
diperoleh hasil kerja yang
optimal.
g. Menyusun konsep kebijakan
Kepala Bidang Pelayanan
Perizinan Terpadu dan naskah
dinas yang berkaitan dengan
Seksi Pelayanan Perizinan Usaha
guna mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan pelayanan
perizinan usaha secara terpadu 1
(satu) pintu.
i. Melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan pembinaan dan
31
pengawasan internal pemerintah
di lingkungan Seksi Pelayanan
Perizinan Usaha sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar
kegiatan dapat berjalan lancar;
j. Melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud
pertanggungjawaban
k. Melaksanakan penilaian kinerja
bawahan dengan mengevaluasi
hasil kerja bawahan untuk
meningkatkan prestasi kerja
l. Menyampaikan saran dan
masukan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan
m. Melaksanakan tugas kedinasan
lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
11. Seksi Pelayanan Perizinan
Non Usaha
Kepala Seksi Pelayanan Perizinan Non
Usaha
Seksi Pelayanan Perizinan
Non Usaha mempunyai
tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan,
pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan
dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pelayanan
perizinan non usaha
secara terpadu 1 (satu)
pintu
a. Menyusun rencana dan program
kegiatan Seksi Pelayanan
Perizinan Non Usaha berdasarkan
peraturan perundang-undangan
dan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan
konsultasi di lingkungan Bidang
Pelayanan Perizinan Terpadu
guna terwujud sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan
mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan
32
dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menelaah dan mengkaji
peraturan perundang-undangan
sesuai lingkup tugasnya sebagai
bahan perumusan kebijakan
teknis serta pedoman
pelaksanaan tugas.
e. Menyusun konsep kebijakan
teknis Seksi Pelayanan Perizinan
Non Usaha sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan.
f. Menyusun konsep Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan (SP)
pelaksanaan tugas Seksi
Pelayanan Perizinan Non Usaha
agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
g. Menyusun konsep kebijakan
Kepala Bidang Pelayanan
Perizinan Terpadu dan naskah
dinas yang berkaitan dengan
Seksi Pelayanan Perizinan Non
Usaha guna mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan pelayanan
perizinan non usaha secara
terpadu 1 (satu) pintu.
i. Melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah
di lingkungan Seksi Pelayanan
Perizinan Non Usaha sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan dapat
berjalan lancar;
j. Melaksanakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud
33
pertanggungjawaban
k. Melaksanakan penilaian kinerja
bawahan dengan mengevaluasi
hasil kerja bawahan untuk
meningkatkan prestasi kerja
l. Menyampaikan saran dan
masukan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan
m. Melaksanakan tugas kedinasan
lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan
fungsinya
34
DAFTAR PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DPMPTSP KABUPATEN BANJARNEGARA
NO JENIS PERIZINAN/NON PERIZINAN KET.
1 2
3 4 5
6 7
8 9 10
11
12
13 14
15 16 17
18 19
20 21 22
23
24 25
26
27
28 29
30
31
32
33 34
35 36
37 38
39
Pendaftaran Penanaman Modal; Izin Prinsip Penanaman Modal;
Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal; Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal; Izin Usaha Penanaman Modal;
Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal; Izin Usaha Penggabungan Penanaman Modal;
Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal; Persetujuan Pemanfaatan Ruang; Izin Lokasi;
Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan (HO); Izin Usaha Penggilingan Padi;
Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK); Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
Izin Usaha Industri (IUI); Tanda Daftar Industri (TDI); Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
Tanda Daftar Gudang (TDG); Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP);
Izin Pemasangan Reklame; Izin Usaha Toko Swalayan (IUTS); Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu s/d 2000
m3/tahun; Izin Usaha Kepariwisataan Jasa Biro Perjalanan Wisata;
Izin Usaha Pariwisata Jasa Agen Perjalanan Wisata; Izin Usaha Pariwisata Jasa Pramuwisata;
Izin Usaha Pariwisata Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran; Izin Usaha Pariwisata Jasa Impresariat;
Izin Usaha Pariwisata Jasa Konsultan Pariwisata; Izin Usaha Pariwisata Jasa Informasi Pariwisata;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam; Izin Usaha Pariwisata Usaha Obyek dan Daya Tarik
Wisata Budaya; Izin Usaha Pariwisata Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Hotel Berbintang; Izin Usaha Pariwisata Usaha Hotel Melati;
Izin Usaha Pariwisata Penginapan Remaja; Izin Usaha Pariwisata Usaha Pondok Wisata/home stay;
Izin Usaha Pariwisata Bumi Perkemahan; Izin Usaha Pariwisata Usaha Persinggahan;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Event Organizer;
35
40 41
42 43 44
45 46
47 48 49
50
51 52 53
54 55 56
57 58
59 60 61
62
63
64 65
66 67 68
69
70 71 72
73
74
75
76 77
78 79
80
81
82 83 84
Izin Usaha Pariwisata Usaha Jasa Boga; Izin Usaha Pariwisata Usaha Bar;
Izin Usaha Pariwisata Lisensi Bartender; Izin Usaha Pariwisata Usaha Cafe; Izin Usaha Pariwisata Usaha Pub;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Rumah Makan; Izin Usaha Pariwisata Usaha Bus Pariwisata;
Izin Usaha Pariwisata Bus Non Pariwisata; Izin Usaha Pariwisata Usaha Kereta Mini; Izin Usaha Pariwisata Dokar/Kuda Wisata;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Penyediaan Kawasan Wisata;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Taman Rekreasi; Izin Usaha Pariwisata Usaha Kolam Renang; Izin Usaha Pariwisata Lisensi Jasa Pemijat;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Barber Shop; Izin Usaha Pariwisata Usaha Club Malam; Izin Usaha Pariwisata Usaha Diskotik;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Panti Mandi Uap; Izin Usaha Pariwisata Usaha Karaoke;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Dunia Fantasi; Izin Usaha Pariwisata Pusat Seni dan Pameran; Izin Usaha Pariwisata Usaha Taman Satwa
Izin Usaha Pariwisata Usaha Pentas Satwa Sirkus dan sejenisnya; Izin Usaha Pariwisata Usaha Aquarium;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Salon Kecantikan; Izin Usaha Pariwisata Usaha Pemandian Alam;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Padang Golf; Izin Usaha Pariwisata Kolam Pemancingan; Izin Usaha Pariwisata Usaha Gelanggang Permainan
dan Ketangkasan; Izin Usaha Pariwisata Usaha Bowling;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Bilyard; Izin Usaha Pariwisata Usaha Bioskop; Izin Usaha Pariwisata Usaha Pijat Kebugaran;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga; Izin Usaha Pariwisata Balai Pertemuan Umum;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Tempat Kebugaran/Fitnes/Health Center; Izin Usaha Pariwisata Usaha Sanggar Seni; Izin Usaha Pariwisata Usaha Persewaan Fasilitas Rekreasi/Hiburan;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Becak Air; Izin Usaha Pariwisata Usaha Sepeda Air;
Izin Usaha Pariwisata Usaha Teater/Pentas Seni Budaya; Izin Usaha Pariwisata Usaha Lainnya Sejenis;
Izin Mendirikan Bangunan (IMB); Izin Penggunaan Alun-alun;
Izin Penggunaan Stadion;
36
85 86
87 88 89
90 91
92 93
94 95
96 97
98
99
100 101
102 103 104
105 106 107
108
109 110 111
112 113
114 115 116
117 118 119
120 121
122 123 124
125 126
127 128
129 130
Izin Penggunaan Gedung Olahraga; Izin Penjualan Minuman Keras;
Izin Mendirikan Perusahaan Angkutan Umum; Izin Tempat Usaha Pedagang Kaki Lima (PKL); Izin Usaha Simpan Pinjam Koperasi;
Izin Angkutan/Trayek; Izin Insidentil Angkutan Umum;
Perpanjangan Kartu Pengawasan Angkutan Umum; Izin Pendirian, Perubahan dan Penutupan Satuan Pendidikan;
Izin Perubahan Penggunaan Tanah (IPPT); Izin Lingkungan;
Kelayakan Lingkungan Hidup; Izin Kegiatan Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya danBeracun (B3);
Izin Kegiatan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Skala Kabupaten; Izin Pembuangan Limbah Cair ke Sumber Air;
Izin Penyelenggaraan Klinik; Izin Mendirikan Rumah Sakit Type C dan Type D;
Izin Operasional Tetap Rumah Sakit; Izin Penyelenggaraan Hemodialisa; Izin Penyelenggaraan Optik;
Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Pratama; Izin Operasional Puskesmas; Izin Penyelenggaraan Unit Transfusi Darah;
Izin Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Daerah;
Izin Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Swasta; Izin Praktek Perawat; Izin Praktek Perawat Gigi;
Izin Praktek Bidan; Izin Praktek Tenaga Farmasi;
Izin Praktek Tenaga Radiologi; Izin Praktek Tenaga Gizi; Izin Praktek Tenaga Fisioterapi;
Izin Praktek Tenaga Teknisi Gigi; Izin Praktek Tenaga Akupunktur; Izin Praktek Tenaga Ahli Laboratorium Medik;
Izin Praktek Tenaga Kesehatan Lingkungan; Izin Praktek Tenaga Kesehatan Masyarakat;
Tanda Daftar Battra (Pengobatan Tradisional); Izin Usaha Mikro Obat Tradisional; Izin Toko Obat;
Izin Praktek Refraksionis Optisien dan Optometris; Izin Apotek Baru;
Izin Perubahan SIA Karena Apotek Karena Pindah Lokasi; Izin Perubahan SIA Karena Pemindahan Alamat
Apotek Tanpa Pindah Lokasi; Izin Perubahan SIA Karena Pergantian Pemilik; Izin Perubahan SIA Karena Pergantian Apoteker
37
131
132
133
134
Pengelola Apotek (APA); Izin Toko Alat Kesehatan;
Pendaftaran Produk Pangan Industri Rumah Tangga (Sertifikasi ProduksiPangan Industri Rumah Tangga); Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
(perpanjangan/ganti alamat); dan Keterangan Laik Sehat Hygiene Sanitasi Jasa
Boga, Depot Air Minum, Tempat Pemandian Umum, Kolam Renang, dan Salon Kecantikan.
B. Sumber Daya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Banjarnegara
Adapun Komposisi Pegawai yang ada di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu( DPMPTSP ) Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2017 berjumlah 31 Orang terdiri dari :
Pegawai Negeri Sipil ( PNS) : 23 orang
Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) : 2 orang
Tenaga Harian Lepas (THL) : 6 orang
Komposisi personalia berdasarkan strata pendidikan formal yang
dimiliki oleh pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu PintuKabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
S2 : 3 orang
S1 : 11 orang
D3 : 2 orang
SLTA : 13 orang
SLTP : 2 orang.
B.1. Proporsi Kepegawaian DPMPTSP Menurut Pendidikan
38
Ditinjau dari pangkat/golongan pegawai berada antara golongan I dan IV, dengan proporsi golongan terbesar berada pada golongan III . Secara
keseluruhan proporsi golongan pegawai terdeskripsikan pada diagram berikut : Proporsi Kepegawaian DPMPTSP Pendidikan Menurut Golongan Ruang
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III IV
STRUKTURAL
FUNGSIONAL
B.2 Asset / Modal
Asset / imventaris yang berada dalam kendali DPMPTSP Kabupaten
Banjarnegara sampai dengan awal bulan Januari 2012 adalah sebagaimana tabel berikut :
Provinsi : JAWA TENGAH
Kab./Kota : KABUPATEN BANJARNEGARA
Bidang : Bidang Penanaman Modal
Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Sub Unit
Organisasi
: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
U P B : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
39
NOMOR SPESIFIKASI BARANG
Merk/
Type
No. Sertifikat
No. Pabrik
No. Chasis
No. Mesin
Uru
t
Kode Barang Register Nama /
Jenis Barang
1 2 3 4 5 6
1 02.03.01.01.03 0002 Station
Wagon
Suzuki Futura MHYESL4152J534990
G15A1A534990
2 02.03.01.02.03 0001 Mini Bus
(Penumpa
ng 14
orang ke
bawah)
TOYOTA / AVANSA 1.3
G M/T
MHKM1BA3JCK03256
5
DK42724
3 02.03.01.05.01 0001 Sepeda
Motor
Honda Win MHIHABC1X2K00408
HABCE1003519
4 02.03.01.05.01 0002 Sepeda
Motor
Honda win MHIHABC102K004082
HABCE1003625
5 02.03.01.05.01 0003 Sepeda
Motor
Honda Win MHIHABC182K004010
HABCE1003646
6 02.03.01.05.01 0004 Sepeda
Motor
Honda Win MHIHABC172K004211
HABCE1003490
7 02.03.01.05.01 0005 Sepeda
Motor
Honda win MHIHABA1XVK009619
HABAE1009836
8 02.03.01.05.01 0006 Sepeda
Motor
honda Win MHIHABC103K013110
HABCE1012621
9 02.03.01.05.01 0007 Sepeda
Motor
Honda Supra Fit MHI11B11184K48963
HB11E1427981
10 02.03.01.05.01 0008 Sepeda
Motor
Honda Supra Fit MH11HB111X5K912036
HB11E1901868
11 02.03.01.05.01 0009 Sepeda
Motor
Honda / NF12A1CF M/T MH1JFG11EK168309
JBG1E1168095
12 02.04.01.04.08 0001 Perkakas
Bengkel
Service
Lain-lain
- -
13 02.04.02.07.11 0001 Perkakas
Bengkel
Kerja Lain-
lain
Kenko Pingsin -
14 02.06.01.01.01 0001 Mesin Ketik
Manual
Portable
Olimpia -
40
(11-13)
15 02.06.01.01.02 0001 Mesin Ketik
Manual
Standar
(14-16)
royal -
16 02.06.01.01.02 0002 Mesin Ketik
Manual
Standar
(14-16)
Olimpia carina -
17 02.06.01.01.02 0003 Mesin Ketik
Manual
Standar
(14-16)
Brother / M-2000
Deluxe
-
18 02.06.01.01.02 0004 Mesin Ketik
Manual
Standar
(14-16)
Olimpia / SM 18 besar -
19 02.06.01.01.07 0001 Mesin Ketik
Elektronik
Brother / GX-8250 -
20 02.06.01.04.01 0001 Lemari
Besi
Brother -
21 02.06.01.04.01 0003 Lemari
Besi
Takhasimura -
22 02.06.01.04.01 0004 Lemari
Besi
Brother -
23 02.06.01.04.01 0005 Lemari
Besi
Dolphin -
24 02.06.01.04.01 0006 Lemari
Besi
Brother -
25 02.06.01.04.01 0001 s/d
0002
Lemari
Besi
Brother -
26 02.06.01.04.01 0001 s/d
0004
Lemari
Besi
Dolphin -
27 02.06.01.04.01 0013 Lemari
Besi
Dolphin -
28 02.06.01.04.01 0014 Lemari
Besi
Brother / B-303 -
29 02.06.01.04.01 0015 Lemari
Besi
Brother / B-304 -
30 02.06.01.04.01 0001 s/d
0003
Lemari
Besi
Brother / B 303 -
31 02.06.01.04.02 0001 Rak
Besi/Metal
- -
32 02.06.01.04.02 0002 Rak
Besi/Metal
- -
33 02.06.01.04.02 0001 s/d
0004
Rak
Besi/Metal
- -
34 02.06.01.04.02 0001 s/d Rak - -
41
0005 Besi/Metal
35 02.06.01.04.02 0001 s/d
0006
Rak
Besi/Metal
- -
36 02.06.01.04.04 0001 s/d
0003
Filling
Besi/Metal
Dolphin -
37 02.06.01.04.04 0008 Filling
Besi/Metal
Brother -
38 02.06.01.04.04 0001 s/d
0005
Filling
Besi/Metal
Takhasimura -
39 02.06.01.05.01 0001 Papan
Visuil
- -
40 02.06.01.05.01 0002 Papan
Visuil
- -
41 02.06.01.05.05 0001 Alat
Penghancu
r Kertas
Dino Plus -
42 02.06.01.05.06 0001 Papan
Nama
Instansi
- -
43 02.06.01.05.06 0002 Papan
Nama
Instansi
Movitex Board / MOVI
918
-
44 02.06.01.05.07 0003 Papan
Pengumun
an
Movityex Board / DLK
160
-
45 02.06.01.05.17 0001 Mesin
Absensi
HYBRID Series -
46 02.06.01.05.17 0002 Mesin
Absensi
Elegant series / Finger
spot
-
47 02.06.01.05.28 0001 Overhead
Projektor
- -
48 02.06.01.05.40 0001 Alat Kantor
Lainnya
(Lain-lain)
- -
49 02.06.01.05.40 0001 s/d
0003
Alat Kantor
Lainnya
(Lain-lain)
- -
50 02.06.01.05.40 0005 Alat Kantor
Lainnya
(Lain-lain)
- -
51 02.06.01.05.40 0006 Alat Kantor
Lainnya
(Lain-lain)
General / GFS-20 -
52 02.06.02.01.04 0001 s/d
0005
Meja
Kayu/Rota
n
- -
53 02.06.02.01.04 0001 s/d
0003
Meja
Kayu/Rota
n
- -
42
54 02.06.02.01.04 0001 s/d
0015
Meja
Kayu/Rota
n
- -
55 02.06.02.01.10 0001 s/d
0002
Meja Rapat - -
56 02.06.02.01.10 0003 Meja Rapat - -
57 02.06.02.01.10 0001 s/d
0007
Meja Rapat - -
58 02.06.02.01.17 0001 Meja
Reseption
- -
59 02.06.02.01.27 0001 Kursi
Rapat
Futura -
60 02.06.02.01.27 0001 s/d
0009
Kursi
Rapat
Futura -
61 02.06.02.01.27 0001 s/d
0005
Kursi
Rapat
Futura -
62 02.06.02.01.27 0001 s/d
0035
Kursi
Rapat
Futura / 405 -
63 02.06.02.01.30 0001 Kursi Putar - -
64 02.06.02.01.30 0001 s/d
0010
Kursi Putar Brother / BR-507 -
65 02.06.02.01.33 0001 s/d
0005
Bangku
Tunggu
- -
66 02.06.02.01.33 0001 s/d
0010
Bangku
Tunggu
- -
67 02.06.02.01.37 0001 s/d
0002
Meja
Komputer
- -
68 02.06.02.01.37 0005 Meja
Komputer
- -
69 02.06.02.01.37 0001 s/d
0003
Meja
Komputer
- -
70 02.06.02.01.49 0001 Sofa - -
71 02.06.02.01.49 0003 Sofa - -
72 02.06.02.01.49 0004 Sofa New Trendy&Olympic /
221 CT 140 MBL
-
73 02.06.02.03.01 0001 Mesin
Penghisap
Debu
Electrolux / Z-931 -
74 02.06.02.04.01 0001 Lemari Es Sharp / SJ-M175F -
75 02.06.02.04.03 0001 s/d
0005
AC Unit Sharp -
76 02.06.02.04.03 0006 AC Unit Sharp -
77 02.06.02.04.03 0001 s/d AC Unit LG / Wall Maunted -
43
0005
78 02.06.02.04.03 0001 s/d
0002
AC Unit Sharp / AH-A9TEY -
79 02.06.02.04.03 0014 AC Unit Sharp / AH-A9TEY -
80 02.06.02.04.06 0001 Kipas
Angin
- -
81 02.06.02.05.05 0001 s/d
0002
Alat Dapur
Lainnya
- -
82 02.06.02.05.14 0001 Alat Dapur
Lain-lain
- -
83 02.06.02.06.03 0001 Televisi LG / LCD TV 42 -
84 02.06.02.06.08 0001 Sound
System
- -
85 02.06.02.06.18 0001 s/d
0002
Unit Power
Supply
Kenika / KS 600 -
86 02.06.02.06.18 0004 Unit Power
Supply
Kenika / KS 600 -
87 02.06.02.06.18 0001 s/d
0002
Unit Power
Supply
Liebert PSA 1000ux -
88 02.06.02.06.18 0001 s/d
0003
Unit Power
Supply
PW 5115 -
89 02.06.02.06.50 0009 Alat
Rumah
Tangga
Lain-lain
- -
90 02.06.02.06.50 0001 s/d
0025
Alat
Rumah
Tangga
Lain-lain
- -
91 02.06.02.06.50 0012 Alat
Rumah
Tangga
Lain-lain
Vertical Blind -
92 02.06.02.06.50 0013 Alat
Rumah
Tangga
Lain-lain
- -
93 02.06.03.01.01 0001 Mainframe - -
94 02.06.03.01.01 0002 Mainframe HP Proliant / ML 110 G-
9 E5-2603 v3
-
95 02.06.03.02.01 0017 P.C Unit Lenovo / PC All in one
C200 366 Ready
-
96 02.06.03.02.01 0019 P.C Unit Lenovo / PC all in one C -
44
200 366 Ready
97 02.06.03.02.01 0020 P.C Unit Acer / M3970 -
98 02.06.03.02.01 0001 s/d
0008
P.C Unit Acer / Intel Core i3 -
99 02.06.03.02.01 0029 P.C Unit HP Compaq pro 4000
SFF
-
100 02.06.03.02.01 0030 P.C Unit HP Compaq pro 4000
SFF
-
101 02.06.03.02.01 0001 s/d
0003
P.C Unit Lenovo E31 -
102 02.06.03.02.02 0001 Lap Top Assus / Core I5 -
103 02.06.03.02.03 0001 Note Book Lenovo -
104 02.06.03.02.03 0003 Note Book Zyrex -
105 02.06.03.02.03 0005 Note Book Toshiba Satelit L510-
S407
-
106 02.06.03.02.03 0006 Note Book Compaq/CQ 42-277 -
107 02.06.03.02.03 0007 Note Book Compaq/CQ 42-277 -
108 02.06.03.02.03 0008 Note Book Toshiba L635-S303 /
Intel core i3 - 380M
-
109 02.06.03.02.03 0009 Note Book Toshiba L745-11565 /
Intel Core i5 - 2330M
-
110 02.06.03.02.03 0010 Note Book Toshiba P745 - S4217 /
Intel Core i5-2410M
-
111 02.06.03.02.03 0011 Note Book Asus / A 46 C -
112 02.06.03.02.03 0012 Note Book Assus / Transformer
Book T100TA
-
113 02.06.03.02.03 0013 Note Book Asus / UX305UA-
FC003T
-
114 02.06.03.04.15 0001 Peralatan
Mini
Komputer
Lain-lain
Yoritsu -
115 02.06.03.04.15 0002 Peralatan
Mini
Komputer
Lain-lain
Outdoor 3 warna -
116 02.06.03.05.02 0001 Monitor - -
45
117 02.06.03.05.03 0009 Printer Canon MP 145 -
118 02.06.03.05.03 0011 Printer MP198+CIS -
119 02.06.03.05.03 0001 s/d
0002
Printer iP 2770 -
120 02.06.03.05.03 0001 s/d
0002
Printer Brother / DJP-J125 -
121 02.06.03.05.03 0001 s/d
0002
Printer Canon Pixma MP 287 -
122 02.06.03.05.03 0017 Printer Epson -
123 02.06.03.05.03 0021 Printer Canon Pixma MP 287 -
124 02.06.03.05.03 0023 Printer HP Laserjet / M1536dnf -
125 02.06.03.05.03 0001 s/d
0003
Printer Lexmark X264DN -
126 02.06.03.05.03 0001 s/d
0005
Printer Canon Pixma iP 2770 /
InkJet + Infus
-
127 02.06.03.05.03 0032 Printer Canon IX6560 A3 /
InkJet + Infus
-
128 02.06.03.05.03 0033 Printer Canon / iP2770 -
129 02.06.03.05.03 0034 Printer Canon / iP 2770 -
130 02.06.03.05.03 0035 Printer epson / LX-310 -
131 02.06.03.05.03 0036 Printer Canon / MP 287 -
132 02.06.03.05.03 0001 s/d
0002
Printer Canon / MP 287 -
133 02.06.03.05.04 0001 s/d
0002
Scanner Fujitsu / S 1300i -
134 02.06.03.05.04 0001 s/d
0002
Scanner ADF -
135 02.06.03.06.04 0001 Modem - -
136 02.06.03.06.04 0001 s/d
0003
Modem Lifestyle -
137 02.06.03.06.06 0001 Peralatan
Jaringan
Lain-lain
- -
138 02.06.03.06.06 0002 Peralatan
Jaringan
Lain-lain
- -
139 02.06.03.06.06 0003 Peralatan
Jaringan
Lain-lain
- -
140 02.06.03.06.06 0004 Peralatan
Jaringan
Lain-lain
TP LINK Wireless N
ADSL2 / TD-W8951ND
-
46
141 02.06.04.01.05 0001 Meja Kerja
Pejabat
Eselon III
- -
142 02.06.04.01.09 0001 Meja Kerja
Pejabat
Lain-lain
- -
143 02.06.04.01.09 0002 Meja Kerja
Pejabat
Lain-lain
- -
144 02.06.04.03.05 0001 Kursi Kerja
Pejabat
Eselon III
- -
145 02.06.04.03.05 0002 Kursi Kerja
Pejabat
Eselon III
- -
146 02.06.04.03.06 0001 s/d
0003
Kursi Kerja
Pejabat
Eselon IV
- -
147 02.06.04.03.09 0001 s/d
0004
Kursi Kerja
Pejabat
Lain-lain
Isabel Rakuda KT4 -
148 02.06.04.06.11 0001 Kursi Tamu
di Ruangan
Pejabat
Lain-lain
- -
149 02.06.04.07.06 0001 Lemari
Arsip untuk
arsip
Dinamis
lion / I-4 L-37C -
150 02.06.04.07.06 0002 Lemari
Arsip untuk
arsip
Dinamis
lion / I-4 L-37C -
151 02.06.04.07.07 0001 Buffet
Kayu
- -
152 02.06.04.07.08 0001 Buffet
Kaca
- -
153 02.06.04.07.09 0001 Lemari dan
Arsip
Pejabat
Lain-lain
- -
154 02.06.04.07.09 0002 Lemari dan
Arsip
Pejabat
Lain-lain
- -
155 02.06.04.07.09 0003 Lemari dan
Arsip
Pejabat
Lain-lain
- -
156 02.07.01.01.20 0001 Compact
Disc.
Player
Samsung -
47
157 02.07.01.01.82 0002 Peralatan
studio
Visual
Lain-lain
Acer / X1161N 3D -
158 02.07.01.01.82 0003 Peralatan
studio
Visual
Lain-lain
Sharp / LCD Panel with
LED Backlight
-
159 02.07.01.02.00 0002 Peralatan
Studio
Video dan
Film Lain-
lain
Sony / HDR PJ230E -
160 02.07.01.02.03 0002 Camera
Electronic
Nikon -
161 02.07.01.02.03 0003 Camera
Electronic
Sony Cyber-Shot / DSC-
HX 10V
-
162 02.07.01.02.03 0004 Camera
Electronic
Canon / EOS 600D -
163 02.07.02.01.09 0001 Telephone
(PABX)
- -
164 02.07.02.01.11 0001 Pesawat
Telephone
Panasonic / KX-
T77730x
-
165 02.07.02.01.11 0002 Pesawat
Telephone
Panasonic / KX-T7730 -
166 02.07.02.01.16 0001 Intercom Sahitel / S-88 -
167 02.07.02.01.16 0001 s/d
0002
Intercom Sahitel / S-88 -
168 02.07.02.01.20 0002 Facsimile Panasonic / KX-FT 983 -
169 02.07.02.06.02 0001 Wireless
Amplifier
JMK / JK-770FU -
170 03.11.01.01.01 0002 Bangunan
Gedung
Kantor
Permanen
- 028/08-
Ged/PPKAD/2015
171 03.11.01.27.01 0001 Bangunan
Gedung
Tempat
Kerja
Lainnya
Permanen
- -
172 03.11.01.27.01 0002 Bangunan
Gedung
Tempat
Kerja
Lainnya
Permanen
- -
173 03.11.01.27.01 0003 Bangunan
Gedung
Tempat
Kerja
- -
48
Lainnya
Permanen
174 03.12.05.01.01 0001 s/d
0002
Tugu
Peringatan
Lainnya
- SPK
050/3/VIII/KP2T/2013
175 03.12.05.01.01 0001 s/d
0002
Tugu
Peringatan
Lainnya
- SPK
050/3/VIII/KP2T/2013
176 03.12.05.01.01 0001 s/d
0002
Tugu
Peringatan
Lainnya
- -
177 03.12.05.01.01 0006 Tugu
Peringatan
Lainnya
- -
178 03.12.05.01.01 0007 Tugu
Peringatan
Lainnya
- -
179 03.12.05.01.01 0008 Tugu
Peringatan
Lainnya
- -
180 03.12.05.01.01 0011 Tugu
Peringatan
Lainnya
- -
181 03.12.05.01.01 0001 s/d
0008
Tugu
Peringatan
Lainnya
- -
182 03.12.05.01.01 0020 Tugu
Peringatan
Lainnya
- 28/1.20.08.01/KONT
RAK/XI/2016
183 04.16.03.01.01 0001 Jaringan
Telepon Di
atas Tanah
Kapasitas
Kecil
- -
C. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Lingkungan Internal 1. Kekuatan
a. Visi dan Misi yang jelas; b. Pelayanan berdasarkan sistim manajemen mutu ISO 9001 –
2000 ( Bersertifikasi ) 2. Kelemahan
a. Sumber daya manusia termasuk didalamnya jumlah personil
kurang; b. Anggaran operasional yang terbatas; c. Sarana prasarana kantor tidak memenuhi harapan;
d. Masih banyak masyarakat yang belum sadar izin;
49
e. Kualitas sumber daya manusia belum cukup memadai sesuai dengan pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan;
Lingkungan Eksternal 1. Peluang
a. Meningkatkan PAD; b. Meningkatkan iklim Investasi; c. Meningkatkan iklim usaha yang kondusif;
d. Tuntutan kebutuhan adanya sistim akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam upaya mewujudkan good
governance, penerapan sistim penganggaran berbasis kinerja, dan upaya pencegahan KKN;
e. Tuntutan kebijakan pelayanan publik;
f. Komitmen Presiden dalam pemberantasan korupsi dengan telah dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
g. Dukungan kerjasama dengan berbagai pihak (SKPD lain, masyarakat madani dan LSM) dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara; h. Kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan.
2. Ancaman
a. Kurangnya komitmen pimpinan instansi pemerintahan terhadap kebijakan pendayagunaan aparatur negara;
b. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pemerintah;
c. Kebijakan yang sering berubah ( tidak konsisten dan tidak selaras
); d. Masih maraknya KKN; e. Adanya intervensi politik dalam penetapan kelembagaan
pemerintah.
50
BAB. III PERMASLAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Secara umum identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan
fungsi pelayanan pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu adalah sebagai berikut :
a. Belum adanya fasilitas gedung kantor yang representatif b. Keterbatasan Jumlah pegawai ( personil ) c. Keterbatasan sarana dan prasarana kantor
Isu-Isu Strategis a. Pembangunan SIMPATU ( Sistem Pelayanan Terpadu ).
b. PTSP belum memiliki nomenklatur nama sesuai dengan yang disarankan BKPM yaitu Badan Koordinasi Penanaman Modal
Kabupaten. c. Gedung kantor kurang representatif dan belum memiliki desain/
arsitektur modern, menarik atau unik yang mencerminkan kekhasan
daerah setempat serta lay out ruangan belum mengikuti standart desain yang ditetapkan BKPM.
B. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih
Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk
periode 2017-2021 adalah sebagai berikut :
VISI : “BANJARNEGARA YANG BERMARTABAT DAN SEJAHTERA"
MISI :
1. Mewujudkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Tertib,Aman, Damai Dan Demokratis
2. Mewujudkan Kualitas Penyelenggraan Pemerintahan Berdasarkan
Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik . 3. Mewujudkan Pembangunan Daerah yang Berkesinambungan Dan
Berbasis Pada Pengembangan Ekonomi Kerakyatan. 4. Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Daerah Yang
Efektif,Efisien,Produktif, Transparan Dan Akuntabel Dengan Tenaga
Profesional. 5. Mewujudkan Kemartabatan Dan Kesejahteraan Masyarakat melalui
Peningkatan Cakupan Pemenuhan Hak Dasar.
PROGRAM UTAMA :
1. Mewujudkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Tertib,Aman,
Damai Dan Demokratis: a. Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan.
51
b. Program Pemeliharaan Kamtimbas dan Pencegahan Tindak Kriminal.
c. Program Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan.
d. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
(pekat). e. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan korban bencana
alam.
f. Program Penanganan Pasca Bencana. g. Program Kesiapsiagaan.
h. Penguatan Tanggap Darurat. i. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. j. Program Kemitraan Pengembangan wawasan Kebangsaan.
k. Program Peningkatan Nilai Budaya. l. Program Pengeloaan Kekayaan Budaya. m. Program Pengelolaan Keragaman Budaya.
n. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya.
o. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan. p. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan OLahraga. q. Program Pendidikan Politik Masyarakat.
2. Mewujudkan Kualitas Peneyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik: a. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur.
b. Program Peningkatan Kesejahteraan Pegawai. c. Program Peningkatan Profesionalisma tenaga pemeriksa dan
aparatur Pengawasan.
d. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH.
e. Program Pengembangan peningkatan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan.
f. Program Perencanaan pembangunan daerah.
g. Program Peningkatan pelayanan dan kinerja aparatur pemerintah.
h. Program peningkatan disiplin aparatur
i. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.
3. Mewujudkan Pembanguan Daerah Yang Berkesinambungan Dan Berbasis Pada Pengembangan Daerah Yang Berkesinambungan Dan
Berbasis Pada Pengembangan Ekonomi Kerakyatan: a. Program peningkatan penerapan teknologi
pertanian/perkebuanan.
b. Program pengembangan perikanan tangkap. c. Program pengembanagn perikanan budidaya.
d. Program pengembanagn Pemasaran Pariwisata. e. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata. f. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
g. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi. h. Program Peningkatan Kesempatan Kerja i. Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja.
52
j. Program Perlindungan dan Pengembanagn Lembaga Ketenagaakerjaan.
k. Program Peningktan Jalan Dan Jembatan. l. Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan. m. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong.
n. Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong o. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan p. Program pembangunan system informasi/data base jalan dan
jembatan. q. Program penigkatan sarana dan prasarana kebinaragaman
r. Program Pengembangan dan Penegelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan Pengaiaran lainya.
s. Program Penegembnagan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
t. Program Pembanguanan Infrastruktur Perdesaan. u. Program Bidang Cipta Karya. v. Program Perencanaan tata Ruang.
w. Program Penegnedalian Pemanfaatan Ruang. x. Program Peningkatan Kapasitas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang. y. Program Peningkatan Kapasitas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang.
z. Program Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.
aa. Program peningkatan dan pengembangan ekspor bb. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri. cc. Program peningkatan kapasitas iptek system produksi.
dd. Program pengembangan industry kecil dan menengah. ee. Program peningkatan kemampuan teknologi industry. ff. Program pengembangan sentra-sentra industry pertanian.
gg. Program Pembangunan P{rasarana dan Fasilitas Perhubungan. hh. Program Rehabilitasi dan Pemelihraan Prasarana dan Fasilitas
LLAJ. ii. Program peningkatan pelayanan angkutan. jj. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan.
kk. Program Pengendalian dan pengamanan lalu lintas. ll. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendraan
bermotor. mm. Program Peningkatan Pelayanan Perparkiran. nn. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.
oo. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
pp. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.
qq. Program peningkatan pengendalian polusi. rr. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).
ss. Program penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif.
tt. Program Pengembangan Kewrirusahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah. uu. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.
4. Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Daerah Yang Efektif, Efisien, Produktif, Transparansi Dan Akuntabel Dengan Tenaga Profesional:
53
a. Program Peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah. Menggerakan Masyarakat Untuk Perbaikan Sanitasi
Lingkungan. 5. Mewujudkan Kemartabatan dan Kesejahteraan Masyarakat Melalu
Peningkatan Cakupan Pemenuhan Hak Dasar:
a. Program Anak Usia Dini. b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun. c. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tana Kependidikan.
d. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. e. Program Pendidikan Menengah.
f. Program Pendidikan Non Formal. g. Program Peneyelenggaraan BOS. h. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.
i. Program Pengembangan Lingkungan Sehat. j. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular. k. Program pencegahan dan Penanggulangan penyakit tidak
menular. l. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.
m. Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.
n. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru paru/rumah sakit mata.
o. Program peningkatan Ketahanan pangan (pertanian/peternakan. p. Program Keluarga Berencana q. Program Pelayanan Kontrasepsi.
r. Program Peningkatan kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Dan Anak.
s. Program Pemberdayaan fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya.
t. Program pengmebangan kinerja pengelolaan air minum, dan air limbah.
u. Peningkatan kualitas permukiman dan perumahan.
v. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku. w. Peningkatan Layanan air bersih untuk rumah tangga,
pemukiman dan industry. x. Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH y. Program Perlindungan dan Konservasi SDA.
z. Program pengembangan wilayah transmigrasi. Dari Visi dan Misi Bupati Banjarnegara periode 2017-2021 tersebut yang berkaitan dengan Tugas Pokok dan Fungsi DPMPTSP adalah Misi
Nomor 3 : Mewujudkan Pembangunan Daerah Yang Berkesinam bungan Dan Berbasis Pada Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, dan
Progam utama nomor 6 yaitu : Peningkatan Promosi dan Kegiatan Investasi serta nomor 7 yaitu Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi:
1. Melakukan Deregulasi Perijinan untuk Menarik Minat Investor. 2. Mengembangkan Kawasan Industri dalam Rangka Pengelolaan
Sumber Daya Alam, Mineral dan Panas Bumi. 3. Memanfaatkan Informasi Teknologi Canggih Sebagai Media Promosi
Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Banjarnegara.
54
4. Aktif Mengikuti Forum-Forum Promosi Potensi Daerah Pada Event Regional dan Nasional.
55
BAB IV TUJUAN dan SASARAN
A. TUJUAN DAN SASARAN
Dalam rangka mencapai Visi dan Misi Dinas Penanaman
Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara seperti yang dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih
terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.
Perumusan tujuan strategis memungkinkan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara untuk mengukur sejauh mana visi misi organisi
telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi. Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan
organisasi di dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang terukur. Rumusan tujuan tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Meningkatkan layanan administrasi perkantoran
2. Mewujudkan iklim investasi yang kondusif Kedua tujuan strategis tersebut mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Tujuan akhir dari Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara adalah menerapkan prinsip good governance di lingkungan DPMPTSP
Kabupaten Banjarnegara. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka harus ditopang dengan Sumber Daya Manusia yang trampil, pintar, profesional, berprestasi tinggi adalah dambaan bagi setiap
lembaga/organisasi baik di sektor pemerintah maupun di dunia swasta, serta adanya dukungan dari sarana prasarana pada
Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara yang memadai.
Sasaran strategis merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan tujuan yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu PIntu
Kabupaten Banjarnegara dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan, diformulasikannya sasaran strategis ini dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki.
Rumusan sasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Terwujudnya Tertib Administrasi Perkantoran
2. Terwujudnya pelayanan perizinan yang berkualitas yaitu mudah, murah, cepat dan akurat berdasarkan sistem pelayanan satu pintu.
56
BAB IV STRATEGI dan KEBIJAKAN
A. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan cara yang disusun secara konseptual, analistis, rasional dan komprehensip.
Strategi yang disusun untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut:
No Tujuan Sasaran Program
1.
2.
Meningkatkan layanan administrasi
perkantoran
Mewujudkan
iklim investasi yang kondusif
1. Terwujudnya Tertib Administrasi
Perkantoran
2. Terwujudnya pelayanan perizinan yang
berkualitas yaitu mudah, murah, cepat dan akurat
berdasarkan sistem pelayanan
satu pintu.
a. Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
1) Peningkatan iklim
investasi dan realisasi investasi
2) Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
3) Penyiapan potensi sumber daya, sarana dan
prasarana daerah
4) Optimalisasi
pemanfaatan teknologi informasi
5) Peningkatan kualitas pelayanan publik
Kebijakan merupakan arah yang diambil DPMPTSP dalam mencapai tujuan agar sesuai dengan tugas dan fungsi DPMPTSP. Arah
Kebijakan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan kemampuan teknis Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, agar tercapai skill homogeneity untuk terwujudnya keseimbangan organisasi.
2. Pemupukan jiwa karsa dikalangan pegawai melalui penyamaan persepsi dan pendekatan kesejahteraan.
3. Pengambangan budaya kerja untuk terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik.
4. Peningkatan koordinasi vertikal horisontal maupun diagonal untuk
mewujudkan visi dan misi organisasi. 5. Optimalisasi sarana dan prasarana kerja yang ada untuk mencapai
hasil yang maksimal.
57
6. Sosialisasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perizinan dan kredibilitas Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara.
58
BAB VI PROGRAM KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program dan kegiatan merupakan instrumen untuk mewujudkan visi dan misi DPMPTSP.Searah dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Banjarnegara dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya Dinas Penanaman Modal Dan Terpadu satu Pintu Kabupaten
Banjarnegara memiliki Program Dan Kegiatan Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran :
a. Kegiatan : Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor Anggaran : Rp. 55.000.000, ,-
Sasaran : Terealisasinya pemenuhan kebutuhan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Target : 100% b. Kegiatan : Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan
Kantor
Anggaran : Rp33.400.000,- Sasaran : Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor.
Target : 100% c. Kegiatan : Penyediaan Bahan Logistik Kantor
Anggaran : Rp 252.100.000,- Sasaran : Terealisasinya pemenuhan bahan logistik
kantor
Target : 100% d. Kegiatan :Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran
(PTT) Anggaran : Rp130.834.400,- Sasaran : Pemenuhan honorarium PTT
Target : 100% e. Kegiatan : Penyediaan Jasa Admimintrsai Keuangan
Anggaran : Rp. 25.920.000,-
Sasaran : Terpenuhinya Jasa Administrasi Keuangan Target : 100%
2. Program : Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Kegiatan : Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Anggaran : Rp. 39.500.000,- Sasaran :Terealisasinya pemeliharaan rutin/berkala
gedung kantor. Target : 100 % b. Kegiatan : Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan
Gedung Ktr Anggaran : Rp. 70.000.000,- Sasaran : Terealisasinya Pemeliharaan Rutin / Berkala
Perlengkapan Gedung Kantor Target : 100 %
c. Kegiatan : Pengadaan peralatan gedung kantor Anggaran : Rp.188.479.600,-
59
Sasaran : terealisasinya pengadaan peralatan gedung kantor
Target : 100 % 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
a. Kegiatan :Pengadaan Pakaian Dinas Beserta
Perlengkapanya Anggaran : Rp. 25.000.000,- Sasaran : Terpenuhinya Kebutuhan Pakaian Dinas
Beserta Perlengkapanya Target : 100 %
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja Dan Keuangan
a. Kegiatan : Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikthtisar Realisasi Kinerja SKPD Anggaran : Rp. 30.000.000,-
Sasaran :Tersusunya Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan atas laporan keuangan, TAPKIN, LAKIP, RKT
dan RENJA Target : 100 %
5. Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi a. Kegiatan Penyelenggaraan Pameran Investasi
Anggaran : Rp. 400.000.000,- Sasaran : Meningkatnya Jumlah Investasi Target : 100 %
b. Kegiatan Penyelenggaraan Bimbingan Pelaksanaan Penanaman Modal kepada Masyarakat dan Dunia Usaha
Anggaran : Rp. 75.000.000,-
Sasaran : Terlaksananya Kerjasama Investasi Target : 100 %
c. Kegiatan Sosialisasi Perijinan Anggaran : Rp. 75.000.000,- Sasaran : Terwujudnya Pemahaman mekanisme
perizinan Target : 100 %
6. Program : Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi
a. Kegiatan : Monitoring, evaluasi dan Pelaporan Anggaran : Rp. 35.000.000,- Sasaran :Terlaksananya Monitoring,Evaluasi dan
Pelaporan Pelaku Usaha b. Kegiatan : Peningkatan pelayanan perizinan terpadu
Anggaran : Rp. 100.000.000,- Sasaran : Rata-rata lama proses perizinan Target : 3 hari kerja setelah survei lokasi
Sasaran : Jumlah dokumen perizinan yang diterbitkan Target : 2.600 Dokumen
Sasaran : Peningkatan PAD dari sektor perizinan Target : Rp.970.000.000,00
c. Kegiatan : Evaluasi Pelaksanaan ISO 9000=2000
60
Anggaran : Rp. 121.400.000,- Sasaran : Dipertahankannya ISO 9000=2000
Target : 100 % d. Kegiatan : Penyusunan Profil Investasi
Anggaran : Rp. 175.000.000,-
Sasaran : Tersusunya Profil Investasi Target : 100 %
e. Kegiatan : Survey Indeks Kepuasan Masyarakat
Anggaran : Rp. 40.000.000,- Sasaran : Terukurnya Kepuasan Masyarakat
Target : 100 %
7.Program :Pembinaan Dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan a. Kegiatan : Pendampingan Pembangunan PLTMH
Anggaran : Rp. 50.000.000,- Sasaran : Terkendalinya Pengembangan PLTMH
Target : 100 %
8. Program :Pengembangan Potensi Panas Bumi
a. Kegiatan : Penembangan Potensi Panas Bumi Anggaran : Rp. 35.000.000,-
Sasaran : Terpantaunya Pengembangan Panas Bumi Target : 100 %
Dari program dan kegiatan tersebut diatas sumber dana barasal dari APBD Kabupaten Banjarnegara, Rincian Pagu Indikator Lima Tahunan sebagaimana tersebut dalam matrik sebagai berikut
61
No Tujuan Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran,
Program dan Kegiatan
satuan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Kondisi Akhir
Periode Renstra
Target
Rp. Targe
t Rp.
Target
Rp. Targe
t Rp.
Target
Rp. Target
Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Meningkat
kan Kinerja
Perekonomian Daerah
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Persentase pemenuhan kebutuhan
jasa peralatan dan perlengkapa
n kantor
% 100 70,000,000
100 77,000,000
100 84,700,000
100 9,317,000 100 102,487,000 100 343,504,000
Persentase Pemenuhan kebutuhan jasa
peralataan dan perlengkapan kantor
% 100 40,000,000
100 44,000,000
100 48,600,000
100 53,240,000 100 58,564,000 100 244,404,000
Persentase pemenuhan
jasa administrasi keuangan
% 100 60,000,000
100 60,500,000
100 66,550,000
100 73,205,000 100 80,525,500 100 340,780,500
Persentase
tercukuinya kebutuhan logistik kantor
% 100
300,000,000
100
330,000,000
100
363,000,000
100
399,300,000
100 439,230,000 100 1,831,530
62
Persentase Teerpenuhinya
pembayaran honorarium PTT dan THL
% 100 150,000,000
100 165,000,000
100 181,500,000
100 199,650,000
100 219,615,000 100 915,765,000.
Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persetase
pengadaan peralatan gedung kantor
% 100
350,000,000
100
385,000,000
100
423,500,000
100
465,850,000
100 512,435,000 100
2,136,785,000
Persentase pemeliharaan rutin/berkal
a gedung kantor
% 100 40,000,000
100 44,000,000
100 48,400,000
100 53,240,000 100 58,564,000 100 244,204,000
Persentase
pemeliharaan perlengkapan gedung
kantor
% 100
70,000,000
100
77,000,000
100
84,700,000
100 93,170,000 100 102,487,000 100
427,357,000
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Penyusunan Laporan
capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
% 100 25,000,000
100 30,000,000
100 35,000,000
100 40,000,000 100 45,000,000 100 175,000,000
Program peningkatan promosi dan kerjasama
investasi
Sosialisasi Perizinan
% 100 50,000,000
100 55,000,000
100 60,000,000
100 65,000,000 100 70,000,000 100 300,000,000
63
Sosialisasi Kebijakan penanaman
modal kepada masyarakat pelaku dunia
usaha
% 100 50,000,000
100 60,000,000
100 70,000,000
100 80,000,000 100 90,000,000 100 350,000,000
Penyelenggaraan Pameran Investasi
event
3 350,000,000
3 350,500,000
3 375,000,000
3 350,000,000
3 400,000,000 15 1,825,500,000
Busines Gathering
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000 50,000,000 180,000,000
Pembuatan
leaflet
100,000,000
110,000,000
120,000,000
130,000,000
150,000,000
610,000,000
Pembuatan Baliho
informasi perizinan
30,000,000
35,000,000
40,000,000
45,000,000 50,000,000 200,000,000
Penyelenggaraan bimbingan
pelaksanaan penanaman modal kepada
masyarakat pelaku dunia usaha
% 100 70,000,000
100 77,000,000
100 78,000,000
100 79,000,000 100 80,000,000 100 384,000,000
Program Peningkatan
Iklim Investasi dan Realisasi investasi
Monitoring , evaluasi dan
pelaporan
% 100 40,000,000
100 33,000,000
100 36,500,000
100 39,930,000 100 43,923,000 100 193,353,000
Peningkatan pelayanan perizinan terpadu
% 100 90,000,000
100 99,000,000
100 108,900,000
100 119,790,000
100 131,769,000 100 549,459,000
64
Evaluasi pelaksanaan ISO
9000:2008
% 100 85,000,000
100 93,500,000
100 102,850,000
100 113,135,000
100 124,448,500 100 518,933,500
Surveiy Kepuasan Masyarakat
(SKM)
Nilai
80 40,000,000
81 33,000,000
82 36,300,000
82,50 39,930,000 83 43,923,000 193,153,000
Penyusunan Profil Investasi
Penanaman Modal
100,000,000
110,000,000
121,000,000
125,000,000
130,000,000 586,000,000
Penyusunan database
investasi
40,000,000
40,000,000
50,000,000
55,000,000 60,000,000 245,000,000
Program pembinaan
dan pengembangan bidang ketenagalistr
ikan
Pendampingan
pembangunan PLTMH
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000 40,000,000 150,000,000
Konservasi energi
30,000,000
32,500,000
35,000,000
37,500,000 40,000,000 175,000,000
Program Pengembangan potensi panas bumi
Pengembangan potensi panas bumi
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000 35,000,000 145,000,000
J U M L A H 2,245,000,000 2,421,000,000 2,664,500,000 2,776,257,000 3,157,971,000 13,264,728,000.
65
BAB VII INDIKATOR KINERJA DPMPTSP KABUPATEN BANJARNEGARA
CASCADING INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH
No
TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
Satuan
2018
2019
2020
2021
2022
Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja Sasara
n
Satuan
Target
Program Sasaran Program
Indikator Kierja
Program
Satuan
Target
Nama Kegiatan
Sasaran Kegiata
n
Indikator Kinerja
Kegiatan
Satuan
Target
Th 1
Th 2
Th 3
Th 4
Th 5
Th 1
Th 2
Th 3
Th 4
Th 5
Th 1
Th 2
Th 3
Th 4
Th 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
22
23
24 25
1 Meningkatkan Kinerja Perekonomian Daerah
Meningkatnya jumlah Investasi
Persentase Peningkatan Nilai Investasi Berskala Nasional
% 5-10
5-10
10-15
15-17,5
17,5-20
Meningkatkan jumlah investasi
-Peningkatan Jumlah Investasi
% 5 7 11 16 18 Program Peningkatan Promosi dan kerja sama investasi,
Meningkatkan jumlah investasi
Persentase Kegiatan Promosi dan kerjasama investasi
% 5%
7 11 16 18 Penyelenggaraan Pameran Investasi
Meningkatkan jumlah investasi
Penyelenggaraan Pameran Investasi
kegiatan
3 3 3 3 3
Persentase Peningkatan Nilai Investasi Berskala Nasional
% 10 20 30 40 50 Program Peningkatan Promosi dan kerja sama investasi,
Prosentase peningkatan nilai investasi
Persentase Peningkatan Nilai Investasi Berskala Nasional
% 10 20 30 40 50 Penyelenggaraan bimbingan pelaksanaan penanaman modal kepada masyarakat dan dunia usaha
Meningkatkan jumlah investasi
Jumlah Peserta Penyelenggaraan bimbingan pelaksanaan penanaman modal kepada masyarakat dan dunia usaha
orang
40
40
40
40 40
Penyusunan Profil Investasi
Meningkatkan jumlah investasi
Jumlah Profil Investasi yang tersusun
Dok 1 1 1 1 1
Terwujudnya Peningkatan Jumlah Produksi Ijin
Peningkatan Jumlah Produk Ijin
% 60 62,5
65 67,5
70 Terwujudnya Peningkatan Jumlah Produksi Ijin
Persentase PAD Sektor Perijinan
% 0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
Persentase PAD Sektor Perijinan
% 0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
Peningkatan Pelayanan Perijinan Terpadu
Meningkatan pelayanan peijinan kepada dunia usaha dan masyarakat
PAD dari sektor perijinan
Jutaan
970
970
970
970
970
66
Meningkatnya Jumlah Produk Ijin
Peningkatan Jumlah Produk Ijin
% 55 60 62,5
65 67,5
Program Peningkata
n Iklim Investasi
dan Realisasi Investasi
Peningkatan Jumlah Produk Ijin
Penerbitan Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) setelah persyaratan lengkap
% 100
100
100
100
100
Peningkatan Pelayanan Perijinan Terpadu
Meningkatan pelayanan peijinan kepada dunia usaha dan masyarakat
Jumlah IUJK yang terbit
Dok 50
55
60
65 70
Peningkatan Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Survey Kepuasan Masyarakat
Nilai 80 81 82 82,5
83 Peningkatan Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
Nilai 80 81
82
82,50
83
Program Peningkata
n Iklim Investasi
dan Realisasi Investasi
Meningkatakan kualitas pelayanan masayarakat pemohon ijin
Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai 80 81 82 82,50
83 Survey Indeks Kepuasan Masyarakat
Terwujudnya Kepuasan masyarakat
Survey IKM
Nilai 80
81
82
82,50
83
Nilai Akuntabilitas
Nilai CC
CC
CC
CC CC
Nilai Akuntabiltas
Nilai CC
CC
CC
CC CC
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhisar Realisasi Kinerja SKPD
Terwujudnya Akuntabilitas Pelaporan Keuangan, TAPKIN, LAKIP,RKT dan RENJA
Jumlah Dokumen Peaporan Keuangan, TAPKIN. LAKIP,RKT,Renja
Dok 7 7 7 7 7
Terwujudnya Pelayanan Prima
Persentase pemenuhan kebutuhan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
% 100
100
100
100
100
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
Kepuasan Masyarakat
Persentase pemenuhan kebutuhan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
% 100
100
100
100
100
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Terpenuhinya kebutuhan Peralatan Gedung Kantor
Jumlah pengadaan peralatan gedung kantor ang terpenuhi
Paket
3 3 3 3 3
Persentase Pemenuhan kebutuhan jasa peralataan dan perlengkapan kantor
% 100
100
100
100
100
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Terpenuhinya jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah pemenuhan kebutuhan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Paket
4 4 4 4 4
67
Persentase pemenuhan jasa administrasi keuangan
% 100
100
100
100
100
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Terbayarnya Jasa Admnistrasi Keuangan
Org 8 8 8 8 8
2 Persentase tercukuinya kebutuhan logistik kantor
% 100
100
100
100
100
Penyediaan Bahan Logistik kantor
Terpenuhinya kebutuhan Logistik Kantor
Jumlah pemenuhan kebutuhan logistik kantor
Paket
11
11
11
11 11
Persentase Teerpenuhinya pembayaran honorarium PTT dan THL
% 100
100
100
100
100
Penyediaan jasa
administrasi
perkantoran (PTT)
Terbayarrnya Honor PTT dan THL
Jumlah PTT dan THL yang terbayar honornya
Org 8 8 8 8 8
Persetase pengadaan peralatan gedung kantor
% 100
100
100
100
100
Penyediaan
peralatan dan
perlengkapan kantor
Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah pemenuhan penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Paket
2 2 2 2 2
Persentase pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
% 100
100
100
100
100
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
gedung kantor
Terpeliharanya secara rutin/berkala gedung kantor
Jumlah gedung yang terpelihara
Unit 1 1 1 1 1
\ Persentase pemelihraan perlengkapan gedung kantor
% 100
100
100
100
100
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Perlengkapan
Gedung kantor
Terpeliharanya secara rutin/berkala Perlengkapan gedung kantor
Jumlah Peralatan dan Perlengkapan gedung kantor yang terpelihara
Jenis 7 7 7 7 7
68
BAB VIII
PENUTUP KAIDAH PELAKSANAAN
Untuk memenuhi semua ketentuan normatif peraturan
perundangan mengenai perencanaan nasional dan daerah maka perlu
disusun rangkaian dokumen perencanaan pada Organisasi Perangkat Daerah sebagi berikut :
1. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-DPMPTSP). Merupakan dokumen perencanaan teknis operasional lima tahunan yang disusun oleh DPMPTSP sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
untuk menjabarkan RPJM Daerah yang membuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategic pembangunan.
2. Rencana Kerja DPMPTSP(Renja-DPMPTSP).
Perencanaan pembangunan tahunan Satuan Kerja merupakan Dokumen Perangkat Daerah yang disusun dengan berpedoman pada
Renstra-DPMPTSP dengan kata lain Renja DPMPTSP merupakan penjabaran dari Renstra-DPMPTSP
Renstra-DPMPTSP selain sebagai pedoman dan penentu arah
kebijakan lima tahunan, juga berguna sebagai dasar evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan DPMPTSP. Untuk menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan kerangka pengukuran kinerja yang didukung oleh tersedianya data kinerja yang akurat, lengkap,
tepat waktu dan konsisten serta indikator sasaran yang realistic dan akuntabel. Sebagai bahan evaluasi terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan dengan membandingkan antara :
1. Kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan . 2. Kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya;
3. Kinerja nyata dengan kinerja standar pelayanan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan DPMPTSP
lima tahun ke depan sebagaimana telah diuraikan di depan, sangat
ditentukan oleh kemauan kuat (good will) dan ketetapan hati (komitmen) dari semua pemangku kepentingan (stake holder) pembangunan serta adanya dukungan dana yang mencukupi.
Keberadaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banjarnegara, sudah barang tentu akan semakin
berkembang manakala ada dukungan dari berbagai pihak baik dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sendiri maupun seluruh masyarakat. Dukungan yang dibutuhkan antara lain Sumber Daya
Manusia yang memadai, sarana dan prasaran yang lengkap dan tidak kalah penting adalah pendanaan, sehingga apa yang tertuang dalam
Rencana Strategis tersebut bisa terlaksana dan harapan untuk menciptakan kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat pemohon izin bisa terwujud.
1
IV. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH DINAS DAERAH IV. P. DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Strategis Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
yang selanjutnya disingkat dengan Renstra Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara adalah dokumen perencanaan
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara untuk periode 5
(lima) tahun. Rencana strategis disusun sebagai penjabaran atas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Renstra
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 memuat yang berisi tujuan,
sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas
dan fungsi perangkat daerah berpedoman pada RPJMD dan bersifat
indikatif dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib sesuai
tugas dan fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara.
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata cara Evaluasi RRPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan
RPJPD, RPJMD dan RKPD
Rencana Strategis Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Banjarnegara mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai bahan acuan dan pedoman penyusunan Rencana Kerja
Tahunan;
2. Sebagai bahan dasar penilaian kinerja;
3. Sebagai bahan acuan penyusunan LKjIP Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara;
4. Sebagai bahan evaluasi yang penting agar pembangunan dapat
berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada
pemecahan masalah- masalah mendasar yang dihadapi Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara khususnya di bidang
kearsipan dan perpustakaan.
2
Renstra Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
merupakan bagian dari Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Banjarnegara yang bersifat jangka pendek dan menengah
namun tetap diletakkan pada jangkauan jangka panjang, dan mengacu
kepada visi misi Bupati Banjarnegara. Sehingga rumusan visi, misi dan
arah kebijakan pembangunan bidang kearsipan dan perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara untuk dua tahun mendatang dapat bersinergi
dengan arah pembangunan Kepala Daerah terpilih.
Proses penyusunan dan penetapan Renstra Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara dilaksanakan dengan mengacu pada
mekanisme perencanaan pembangunan di daerah, sebagaimana
dijabarkan dalam PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah serta diatur kemudian dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri (PERMENDAGRI) Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
cara Evaluasi RRPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD,
RPJMD dan RKPD Penyusunan rancangan awal Renstra Perangkat
Daerah, disajikan dengan sistematika paling sedikit memuat: (Pasal 111)
sebagai berikut :
Pendahuluan;
1. Gambaran pelayanan perangkat daerah
2. Permasalahan dan isu strategis perangkat daerah
3. Tujuan dan sasaran
4. Strategi dan arah kebijakan
5. Rencana Program dan kegiatan serta anggaran
6. Kinerja penyelenggaraan bidang urusan
7. Penutup.
Renstra Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
merupakan bentuk upaya mengelola dan mengembangkan potensi
sumber daya daerah untuk mengatasi berbagai tantangan permasalahan
yang ada dalam mewujudkan pembangunan di Banjarnegara. Dalam
rangka melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan dibutuhkan
SDM/Aparatur yang memiliki kompetensi, integritas dan profesionalitas
dalam menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan
pembangunan melalui tata kelola pemerintahan yang baik (good
3
Analisis Gambaran pelayanan
SKPD
Perumusan Isu-isu
strategis berdasarkan
tusi
Perumusan Strategi dan
kebijakan
Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif berdasarkan
rencana program prioritas RPJMD
Pengolahan data dan informasi
Perumusan visi dan misi
SKPD
Perumusan Tujuan
Perumusan sasaran
Rancangan Renstra-SKPD
· Pendahuluan· Gambaran pelayanan SKPD· isu-isu strategis berdasarkan
tugas pokok dan fungsi· visi, misi, tujuan dan sasaran,
strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Perumusan indikator kinerja
SKPD yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD
SPM
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Penelaahan RTRW
Rancangan Renstra-SKPD
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD
kepada Bappeda
Penelaahan KLHS
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Renstra-KLdan Renstra
SKPD Provinsi
governance). Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
merupakan salah satu OPD yang berfungsi untuk meningkatkan minat
baca masyarakat, pengelolaan dan pembinaan perpustakaan serta
manajeman arsip daerah sesuai kaidah kearsipan dalam rangka
menerapkan dan mewujudkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan
dan/atau pelayanan sektor publik yang baik (good public governance).
Alur dan mekanisme penyusunan Renstra Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara diiliustrasikan sebagai berikut :
Keterkaitan Renstra Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab.
Banjarnegara dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra Perangkat
Daerah Provinsi, dan dengan Renja perangkat daerah: Penyusunan
Renstra mengacu pada tugas dan fungsi perangkat daerah sesuai
dengan Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah Kabupaten
Banjarnegara, Peraturan Bupati Banjarnegara tentang Tugas dan Fungsi
Perangkat Daerah, RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022,
dan memperhatikan Renstra Kementerian/Lembaga tahun 2015-2019,
Renstra Perangkat Daerah Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031, dan Hasil Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kabupaten Banjarnegara
tahun 2017-2021. Renstra Perangkat Daerah menjadi pedoman dalam
4
penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah yang disusun setiap
tahun selama kurun waktu tahun 2017-2021. Selain itu Renstra Renstra
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara menjadi acuan
dalam pengendalian dan evaluasi pembangunan pada Perangkat Daerah,
baik evaluasi Renstra maupun evaluasi Renja Renstra Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara.
1.2 Landasan Hukum
Landasan Hukum dalam penyusunan Renstra Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774);
5
8. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
6
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 123);
19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 310);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata cara Evaluasi RRPJPD dan RPJMD, serta
Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD Penyusunan
rancangan awal Renstra Perangkat Daerah;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2009–2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
28);
7
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Perpustakaan di Provinsi Jawa Tengah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Tengah tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 65);
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2015
tentang Rencana Penyelenggaraan Kearsipan di Provinsi Jawa Tengah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 75);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor 3
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
114);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2017 Nomor 32);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 10).
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara adalah
menyediakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk
kurun waktu Tahun 2017 – 2022 yang mencakup gambaran
kinerja, permasalahan, isu strategis tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan perangkat daerah sebagai
penjabaran dari RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-
8
2022 sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara.
1.3.2. Tujuan:
Tujuan dari penyusunan Renstra Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara yaitu:
1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan selama kurun waktu tahun
2017-2021 dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara dalam
mendukung Visi dan Misi Bupati Banjarnegara.
2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan
kegiatan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
untuk kurun waktu tahun 2017-2022 dalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya sebagai dasar dalam melakukan pengendalian
dan evaluasi kinerja perangkat daerah.
3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara dalam menyusun Rencana
Kerja (Renja) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab.
Banjarnegara yang merupakan dokumen perencanaan
perangkat daerah tahunan dalam kurun waktu tahun 2017-
2022.
1.4 Sistematika Penulisan
Dokumen Renstra Perangkat Daerah Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kab. Banjarnegara disusun dengan sistematika penyajian sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud
dan tujuan, sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara tahun 2017-
2021.
Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi,
sumber daya, kinerja pelayanan, serta tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kab. Banjarnegara.
9
Bab III Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah
Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan
tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kab. Banjarnegara, telaahan Renstra Kementerian/lembaga,
telaahan Renstra perangkat daerah Provinsi, dan Penentuan Isu-
isu Strategis.
Bab IV Tujuan dan sasaran
Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara.
Bab V Strategi dan arah Kebijakan
Bab ini berisi tentang strategi dan kebijakan Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara.
Bab VI Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan
Bab ini berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan, Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif tahun 2017-2022 Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara.
Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan.
Bab ini berisi tentang indikator kinerja Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara mengacu pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2021.
Bab VIII Penutup
Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
Renstra Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
10
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.1.1 Struktur Organisasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016
Nomor 10) merupakan hasil penataan SOTK baru, sebelumnya
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
merupakan sebuah kantor eselon III dengan nama Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Banjarnegara yang dibentuk
pada Tahun 2003 dengan Peraturan Daerah Kab. Banjarnegara
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Banjarnegara serta
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 175 Tahun 2009 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas Jabatan pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Banjarnegara (Berita
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor 28 Seri D)
yang kemudian diubah terakhir kali dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tatakerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2008 Nomor 17 seri D)
11
GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEARSIPAN DAN
PERPUSTAKAAN KABUPATEN BANJARNEGARA
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
3. Bidang Kearsipan
4. Bidang Perpustakaan
5. Kelompok Jabatan Fungsional
KEPALA
Kelompok Jabatan
Fungsional
SEKRETARIAT
Sub Bagian
Perencanaan dan Keu
Jabatan Fungsional
Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian
Bidang Kearsipan Bidang Perpustakaan
Seksi Pelayanan,
Pengawasan dan
Dokumentasi
Seksi Pelayanan
Perpustakaan
Seksi
Pengembangan
Perpustakaan
Seksi
Pengelolaan dan
Pengembangan
Arsip
UPTD
12
Struktur Organisasi
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
2.1.2 Uraian Tugas
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara
dibentuk melalui Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara
Nomor 77 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan
bidang kearsipan dan perpustakaan yang menjadi kewenangan
Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang kearsipan serta perpustakaan;
b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kearsipan serta
perpustakaan;
c. Pelaksanaan kebijakan di bidang kearsipan serta
perpustakaan;
d. Pembinaan dan fasilitasi kebijakan di bidang kearsipan serta
perpustakaan;
e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kearsipan serta
perpustakaan;
f. Pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas;
g. Pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD;dan
h. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
13
Uraian tugas dan fungsi masing-masing jabatan sesuai Peraturan
Bupati Banjarnegara Nomor 77 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara sebagai
berikut:
a. Sekretariat
Sekretariat sebagaimana adalah unsur pembantu pimpinan,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas,
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris.
Tugas :
Sekretariat mempunyai tugas melakukan perencanaan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang
ketatausahaan, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama,
kearsipan, dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan,
kehumasan, kepegawaian, pelayanan administrasi di lingkungan
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Fungsi :
Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat menyelenggarakan
fungsi:
o pengkoordinasian kegiatan di lingkungan Disarpus;
o pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan program
kerja di lingkungan Disarpus; pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi di
lingkungan Disarpus;
o pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan
tata laksana di lingkungan Disarpus;
o pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum di lingkungan
Disarpus;
o pengkoordinasian pelaksanaan sistem pengendalian intern
pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi dan
dokumentasi;
14
o penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah
dan pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan
Disarpus;
o pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup
tugasnya; dan
o pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat, terdiri dari :
o Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; dan
o Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Sub Bagian-subbagian masing- masing dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Sekretaris.
Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi
serta pelaporan kebijakan bidang perencanaan, evaluasi dan
pelaporan program kerja serta pengelolaan keuangan di
lingkungan Disarpus.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan,pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi
serta pelaporan kebijakan bidang ketatausahaan, hukum,
kerumahtanggaan, kerjasama, kearsipan, dokumen,
keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan, kepegawaian,
dan pelayanan administrasi di lingkungan Disarpus.
b. Bidang Kearsipan
Bidang Kearsipan adalah unsur pelaksana Disarpus, berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, Bidang
Kearsipan dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas
perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pengelolaan arsip dinamis pemerintah daerah
15
dan badan usaha milik daerah, arsip statis yang diciptakan oleh
pemerintahan kabupaten, badan usaha milik daerah, perusahaan
swasta yang kantor usahanya ada di Daerah, organisasi
kemasyarakatan di Daerah, organisasi politik di Daerah,
pemerintahan desa dan tokoh masyarakat di Daerah, simpul
jaringan dalam Sistem Informasi Kearsipan Nasional (SIKN)
melalui Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) di Daerah,
pemusnahan arsip di lingkungan pemerintah daerah yang
memiliki retensi 10 (sepuluh) tahun, pelindungan dan
penyelamatan arsip akibat bencana yang berskala Daerah,
penyelamatan arsip perangkat daerah yang digabung dan/atau
dibubarkan serta pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan,
autentikasi arsip statis dan arsip hasil alih media yang dikelola
oleh lembaga kearsipan Daerah, pencarian arsip statis yang
pengelolaannya menjadi kewenangan Daerah yang dinyatakan
hilang dalam bentuk daftar pencarian arsip, penerbitan izin
penggunaan arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di
lembaga kearsipan daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Kearsipan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
o perencanaan perumusan kebijakan bidang pengelolaan arsip
dinamis pemerintah daerah dan badan usaha milik daerah,
arsip statis yang diciptakan oleh pemerintahan kabupaten,
badan usaha milik daerah, perusahaan swasta yang kantor
usahanya ada di Daerah, organisasi kemasyarakatan di
Daerah, organisasi politik di Daerah, pemerintahan desa dan
tokoh masyarakat di Daerah, simpul jaringan dalam Sistem
Informasi Kearsipan Nasional (SIKN) melalui Jaringan
Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) di Daerah, pemusnahan
arsip di lingkungan pemerintah daerah yang memiliki retensi
10 (sepuluh) tahun, pelindungan dan penyelamatan arsip
akibat bencana yang berskala Daerah, penyelamatan arsip
perangkat daerah yang digabung dan/atau dibubarkan serta
pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan, autentikasi arsip
statis dan arsip hasil alih media yang dikelola oleh lembaga
kearsipan Daerah, pencarian arsip statis yang pengelolaannya
16
menjadi kewenangan Daerah yang dinyatakan hilang dalam
bentuk daftar pencarian arsip, penerbitan izin penggunaan
arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di lembaga
kearsipan Daerah;
o pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan pengelolaan arsip
dinamis pemerintah daerah dan badan usaha milik daerah,
arsip statis yang diciptakan oleh pemerintahan kabupaten,
badan usaha milik daerah, perusahaan swasta yang kantor
usahanya ada di Daerah, organisasi kemasyarakatan di
Daerah, organisasi politik di Daerah, pemerintahan desa dan
tokoh masyarakat di Daerah, simpul jaringan dalam Sistem
Informasi Kearsipan Nasional (SIKN) melalui Jaringan
Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) di Daerah, pemusnahan
arsip di lingkungan pemerintah daerah yang memiliki retensi
10 (sepuluh) tahun, pelindungan dan penyelamatan arsip
akibat bencana yang berskala Daerah, penyelamatan arsip
perangkat daerah yang digabung dan/atau dibubarkan serta
pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan, autentikasi arsip
statis dan arsip hasil alih media yang dikelola oleh lembaga
kearsipan Daerah, pencarian arsip statis yang pengelolaannya
menjadi kewenangan Daerah yang dinyatakan hilang dalam
bentuk daftar pencarian arsip, penerbitan izin penggunaan
arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di lembaga
kearsipan Daerah;
o pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan arsip dinamis
pemerintah daerah dan badan usaha milik daerah, arsip statis
yang diciptakan oleh pemerintahan kabupaten, badan usaha
milik daerah, perusahaan swasta yang kantor usahanya ada di
Daerah, organisasi kemasyarakatan di Daerah, organisasi
politik di Daerah, pemerintahan desa dan tokoh masyarakat di
Daerah, simpul jaringan dalam Sistem Informasi Kearsipan
Nasional (SIKN) melalui Jaringan Informasi Kearsipan Nasional
(JIKN) di Daerah, pemusnahan arsip di lingkungan pemerintah
daerah yang memiliki retensi 10 (sepuluh) tahun, pelindungan
dan penyelamatan arsip akibat bencana yang berskala Daerah,
penyelamatan arsip perangkat daerah yang digabung dan/atau
17
dibubarkan serta pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan,
autentikasi arsip statis dan arsip hasil alih media yang dikelola
oleh lembaga kearsipan Daerah, pencarian arsip statis yang
pengelolaannya menjadi kewenangan Daerah yang dinyatakan
hilang dalam bentuk daftar pencarian arsip, penerbitan izin
penggunaan arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di
lembaga kearsipan Daerah;
o pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pengelolaan arsip
dinamis pemerintah daerah dan badan usaha milik daerah,
arsip statis yang diciptakan oleh pemerintahan kabupaten,
badan usaha milik daerah, perusahaan swasta yang kantor
usahanya ada di Daerah, organisasi kemasyarakatan di
Daerah, organisasi politik di Daerah, pemerintahan desa dan
tokoh masyarakat di Daerah, simpul jaringan dalam Sistem
Informasi Kearsipan Nasional (SIKN) melalui Jaringan
Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) di Daerah, pemusnahan
arsip di lingkungan pemerintah daerah yang memiliki retensi
10 (sepuluh) tahun, pelindungan dan penyelamatan arsip
akibat bencana yang berskala Daerah, penyelamatan arsip
perangkat daerah yang digabung dan/atau dibubarkan serta
pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan, autentikasi arsip
statis dan arsip hasil alih media yang dikelola oleh lembaga
kearsipan Daerah, pencarian arsip statis yang pengelolaannya
menjadi kewenangan Daerah yang dinyatakan hilang dalam
bentuk daftar pencarian arsip, penerbitan izin penggunaan
arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di lembaga
kearsipan Daerah;
o pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
pengelolaan arsip dinamis pemerintah daerah dan badan
usaha milik daerah, arsip statis yang diciptakan oleh
pemerintahan kabupaten, badan usaha milik daerah,
perusahaan swasta yang kantor usahanya ada di Daerah,
organisasi kemasyarakatan di Daerah, organisasi politik di
Daerah, pemerintahan desa dan tokoh masyarakat di Daerah,
simpul jaringan dalam Sistem Informasi Kearsipan Nasional
(SIKN) melalui Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) di
18
Daerah, pemusnahan arsip di lingkungan pemerintah daerah
yang memiliki retensi 10 (sepuluh) tahun, pelindungandan
penyelamatan arsip akibat bencana yang berskala Daerah,
penyelamatan arsip perangkat daerah yang digabung dan/atau
dibubarkan serta pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan,
autentikasi arsip statis dan arsip hasil alih media yang dikelola
oleh lembaga kearsipan Daerah, pencarian arsip statis yang
pengelolaannya menjadi kewenangan Daerah yang dinyatakan
hilang dalam bentuk daftar pencarian arsip, penerbitan izin
penggunaan arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di
lembaga kearsipan Daerah; dan
o pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya
Bidang Kearsipan terdiri dari :
o Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Arsip; dan
o Seksi Pelayanan, Pengawasan dan Dokumentasi.
Seksi-seksi pada Bidang Kearsipan masing-masing dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Kearsipan.
Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Arsip
Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Arsip mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi
serta pelaporan kebijakan bidang pengelolaan arsip dinamis
pemerintah daerah dan badan usaha milik daerah, arsip statis
yang diciptakan oleh pemerintahan daerah, badan usaha milik
daerah, perusahaan swasta yang kantor usahanya ada di Daerah,
organisasi kemasyarakatan di Daerah, organisasi politik di
Daerah, pemerintahan desa dan tokoh masyarakat di Daerah,
simpul jaringan dalam Sistem Informasi Kearsipan Nasional
(SIKN) melalui Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) di
Daerah.
Seksi Pelayanan, Pengawasan dan Dokumentasi
Seksi Pelayanan, Pengawasan dan Dokumentasi mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi,
19
pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang
pemusnahan arsip di lingkungan pemerintah daerah yang
memiliki retensi 10 (sepuluh) tahun, pelindungan dan
penyelamatan arsip akibat bencana yang berskala Daerah,
penyelamatan arsip perangkat daerah yang digabung dan/atau
dibubarkan serta pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan,
autentikasi arsip statis dan arsip hasil alih media yang dikelola
oleh lembaga kearsipan Daerah, pencarian arsip statis yang
pengelolaannya menjadi kewenangan Daerah yang dinyatakan
hilang dalam bentuk daftar pencarian arsip, penerbitan izin
penggunaan arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di
lembaga kearsipan Daerah
c. Bidang Perpustakaan
Bidang Perpustakaan adalah unsur pelaksana Disarpus, berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang
Perpustakaan dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai
tugas perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pengelolaan perpustakaan tingkat Daerah,
pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi
komunikasi (TIK), layanan digitalisasi informasi berbasis
teknologi, pemutakhiran informasi dan koleksi bahan
perpustakaan, pembudayaan gemar membaca tingkat Daerah,
pelestarian naskah kuno milik Daerah, dan pengembangan
koleksi budaya etnis nusantara yang ditemukan oleh pemerintah
daerah.
Dalam melaksanakan tugas Bidang Perpustakaan
menyelenggarakan fungsi :
o perencanaan perumusan kebijakan bidang pengelolaan
perpustakaan tingkat Daerah, pengembangan perpustakaan
berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK), layanan
digitalisasi informasi berbasis teknologi, pemutakhiran
informasi dan koleksi bahan perpustakaan, pembudayaan
gemar membaca tingkat Daerah, pelestarian naskah kuno
20
milik Daerah, dan pengembangan koleksi budaya etnis
nusantara yang ditemukan oleh pemerintah daerah;
o pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan
perpustakaan tingkat Daerah, pengembangan perpustakaan
berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK), layanan
digitalisasi informasi berbasis teknologi, pemutakhiran
informasi dan koleksi bahan perpustakaan, pembudayaan
gemar membaca tingkat Daerah, pelestarian naskah kuno
milik Daerah, dan pengembangan koleksi budaya etnis
nusantara yang ditemukan oleh pemerintah daerah;
o pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan perpustakaan
tingkat Daerah, pengembangan perpustakaan berbasis
teknologi informasi komunikasi (TIK), layanan digitalisasi
informasi berbasis teknologi, pemutakhiran informasi dan
koleksi bahan perpustakaan, pembudayaan gemar membaca
tingkat Daerah,pelestarian naskah kuno milik Daerah,dan
pengembangan koleksi budaya etnis nusantara yang
ditemukan oleh pemerintah daerah;
o pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pengelolaan
perpustakaan tingkat Daerah, pengembangan perpustakaan
berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK), layanan
digitalisasi informasi berbasis teknologi, pemutakhiran
informasi dan koleksi bahan perpustakaan, pembudayaan
gemar membaca tingkat Daerah, pelestarian naskah kuno
milik Daerah, dan pengembangan koleksi budaya etnis
nusantara yang ditemukan oleh pemerintah daerah;
o pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
pengelolaan perpustakaan tingkat Daerah, pengembangan
perpustakaan berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK),
layanan digitalisasi informasi berbasis teknologi,
pemutakhiran informasi dan koleksi bahan perpustakaan,
pembudayaan gemar membaca tingkat Daerah, pelestarian
naskah kuno milik Daerah, dan pengembangan koleksi
budaya etnis nusantara yang ditemukan oleh pemerintah
daerah; dan
21
o pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya
Bidang Perpustakaan, terdiri dari :
o Seksi Pelayanan Perpustakaan; dan
o Seksi Pengembangan Perpustakaan.
Seksi-seksi pada Bidang Perpustakaan masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perpustakaan.
Seksi Pelayanan Perpustakaan
Seksi Pelayanan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pengelolaan perpustakaan tingkat Daerah,
layanan digitalisasi informasi berbasis teknologi dan
pembudayaan gemar membaca tingkat Daerah.
Seksi Pengembangan Perpustakaan
Seksi Pengembangan Perpustakaan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi
serta pelaporan kebijakan bidang pengembangan perpustakaan
berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK), pemutakhiran
informasi dan koleksi bahan perpustakaan, pelestarian naskah
kuno milik Daerah, dan pengembangan koleksi budaya etnis
nusantara yang ditemukan oleh pemerintah daerah.
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara perlu didukung oleh
Sumber Daya Manusia yang ada mulai dari tingkat eselon II sampai
dengan eselon IV serta pejabat fungsional pustakawan maupun
arsiparis serta jabatan fungsional umum. Sumber daya yang lain
adalah berupa asset yang dikuasai Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
untuk menunjang operasional kedinasan.
22
2.2.1 Sumberdaya Manusia (Pegawai)
Sampai dengan akhir Tahun 2016 Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara masih berbentuk Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah dengan personil berjumlah 31
orang Pegawai Negeri Sipil, dibantu 1 orang Pegawai Honorer (PTT)
dan 6 orang Tenaga Harian Lepas (THL), secara rinci dapat
diilustrasikan pada tabel dibawah.
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Perangkat Daerah Tahun 2016
No Tingkat Pendidikan Kategori
Jumlah PNS Non PNS
L P J L P J L P J
1 SMP Sederajat 2 0 2 0 0 0 2 0 2
2 SMA Sederajat 5 4 9 n 3 6 8 7 15
3 D3 3 3 6 0 0 0 3 3 6
4 S1 3 3 6 1 0 1 4 3 7
5 S2 2 0 2 0 0 0 2 0 2
6 S3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dari tabel diatas maka jumlah pegawai Tahun 2016 sejumlah 32
orang, berdasarkan tingkat pendidikan jumlah personil dengan
pendidikan SLTP 2 orang, SLTA 15 orang, Diploma 6 orang,
Sarjana 7 orang dan Pasca Sarjana 2 orang.
Jumlah PNS Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab.
Banjarnegara Tahun 2017 (Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah)
sejumlah 25 orang, terdiri dari 2 orang Golongan IV, 11 Golongan
III, 11 Golongan II dan 1 orang Golongan I, secara rinci
digambarkan pada Tabel 2.2 sebagai berikut :
23
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan di Perangkat Daerah Tahun 2016
No Golongan Jumlah
L P J
1 Golongan I 1 - 1
2 Golongan II 5 6 11
3. Golongan III 8 3 11
4 Golongan IV 1 1 2
Uraian analisis kondisi pegawai tahun 2016 mencerminkan kondisi
lembaga penyelenggaran kearsipan dan perpustakaan dengan
Sumber Daya Manusia yang kurang memadai. Secara kuantitas
jumlah personil hanya 32 orang (PNS 25 Non PNS 7 orang). Jumlah
tenaga fungsional perpustakaan hanya 1 orang, sedangkan
fungsional kearsipan hanya 2 orang, sehingga jumlah ini masih
sangat memprihatinkan. Secara kualitas juga belum
menggambarkan komposisi personalia yang ideal, dimana
komposisi tenaga dengan tingkat pendidikan SLTA 46,86% dan
SLTP 6,25%, sedangkan Diploma 18,75%, Sarjana 21,86 dan Pasca
Sarjana 6,25%. Dari kacamata akademis maka masih perlu
peningkatan kualitas SDM guna meningkatkan kinerja pelayanan
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan.
2.2.2 Sarana dan Prasarana (Asset)
Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi serta mendukung
pelaksanaan kegiatan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab.
Banjarnegara memiliki sarana dan prasarana sebagaimana
tercantum dalam tabel 2.3 sebagai berikut
24
Tabel 2.3
Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi di Perangkat Daerah Tahun 2016
No Uraian Sarpras Kondisi Jumlah
Baik Rusak
1. Tanah 1 - 1
2. Gedung Kantor 3 1 4
3.
Alat Angkutan
Bermotor 7 1
8
4. Alat Bengkel/ Genset 2 1 3
5. Alat Kantor & Rmh
Tgg 434 128
306
6.
Alat Studio &
Komuniasi 16 2
14
7. Alat Laboratorium 1 - 1
8. Alat Keamanan 1 - 1
9. Jaringan & Instalasi 2 - 2
10. Aset lainya (buku) 47.449 - 47.449
11. Aet Tak Berwujud 2 1 3
Uraian analisis kondisi sarana dan prasarana Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara secara kualitas sudah cukup
memadai, dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa dari seluruh
sarana dan prasarana yang ada, 99,72% merupakan asset yang
baik, sedangkan sisanya sebesar 0,28% sarpras dengan kondisi
tidak baik atau rusak. Namun jika dilihat dari sisi kuantitas maka
sarpras Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
masih sangat jauh dari ideal. Salah satu contoh Aset Lainnya
(buku) hanya sejumlah 47.449 eksemplar, sedangkan jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk Banjarnegara sejumlah
996.872 jiwa maka ketersediaan buku perpustakaan hanya 4,76%.
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Capaian Kinerja Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
berdasarkan sasaran/target Renstra Perangkat Daerah periode
sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator
kinerja pelayanan Perangkat Daerah dan/atau indikator lainnya seperti
25
MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah. Adapun
tabel yang perlu disajikan adalah hasil pengisian Tabel 2.4 dan Tabel
2.5 sebagai berikut:
Tabel 2.4
Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
N
O
Indikato
r Kinerja
Satu
an
Target
NSPK
Targ
et
IKK
Target
Indikat
or
Lainny
a
Target Renstra
Perangkat
Daerah Tahun ke
Realisasi
capaian
Tahun ke
Rasio capaian
pada
Tahun ke (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
1. Nilai IKM Ind
eks
√ 74,
60
74,
65
74,
70
74,
75
74,
80
76,
7
2
77,6
8
78,
5
0
78,9
2
79,3
5
102,
8
4
104
,0
6
105
,0
9
105,
5
8
106,
0
8
2. Persentase
arsip yang
dikelola
% √ 3,5
7
5,3
6
5,3
6
5,3
6
5,3
6
3
,
5
7
5
,
3
6
5
,
3
6
5
,
3
6
17
,8
6
100 100 100 100
333,
2
1
3. Persentase
Perangkat
Daerah
yang
melaksana
kan
pengelolaa
n arsip
dinamis
aktif
secara
baik
%
√ 3,5
7
8,9
3
14,
29
19,
65
25,
01
3
,
5
7
8
,
9
3
1
4
,
2
9
19,
6
5
37
,5
1
100 100 100 100 149,
9
8
4. Persentase
pengelola
arsip di
unit
pengolah
arsip yang
memiliki
kompeten
si
%
√ 17,
98
17,
98
17,
98
17,
98
17,
98
- 17
,
9
8
1
0
,
7
9
25,
1
8
30
,
5
8
0,00 100
,0
0
60,
0
0
140,
0
0
170,
0
0
5. Meningkat
nya
jumlah
kunjunga
n ke
perpustak
aan
%
√ 4,5
0
4,5
5
4,6
0
4,6
5
4,7
0
3
,
0
7
2,
8
1
4,
6
4
5,8
1
4,
6
3
68,2
2
61,
7
6
100
,8
7
124,
9
5
98,5
1
26
N
O
Indikato
r Kinerja
Satu
an
Target
NSPK
Targ
et
IKK
Target
Indikat
or
Lainny
a
Target Renstra
Perangkat
Daerah Tahun ke
Realisasi
capaian
Tahun ke
Rasio capaian
pada
Tahun ke (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
6. Persentase
perpustak
aan yang
terbina
%
√ 20,
00
20,
00
20,
00
20,
00
20,
00
2
,
0
0
0,
0
0
8,
0
0
23
,
6
0
46,
0
0
10,0
0
0,0
0
118
,0
0
230,
0
0
575,
0
0
Dilihat dari Tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara (Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten Banjarnegara) pada Tahun 2016 relatif telah
mencapai keberhasilan, berdasarkan Realisasi Tingkat Capaian Kinerja
dari setiap Indikator secara umum menunjukkan Capaian Kinerja dengan
kategori baik. Capaian Kinerja sebesar 123,56% tidak terlepas dari
Pelaksanaan Program/ Kegiatan secara efektif dan efesien dengan
berpedoman pada Target dan Progres yang ditetapkan dalam Rencana
Kerja Operasional (RKO) serta berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Keberhasilan Sasaran- sasaran Program/ Kegiatan secara umum
disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
Ketersediaan SDM Aparatur Pemerintah yang loyal, disiplin serta
memiliki etos kerja yang baik dan bertanggungjawab;
Adanya kerjasama yang baik antara Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Banjarnegara dengan Unit- unit Kerja terkait
sehingga penyelenggaraan kegiatan dapat dilaksanakan dengan hasil
yang optimal;
Pelaksanaan Promosi, Publikasi dan Sosialisasi dilaksanakan secara
efektif serta didukung aparat dan masyarakat Kabupaten
Banjarnegara;
Adanya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya informasi,
dokumentasi dan perpustakaan sehingga mendukung tercapainya
sasaran meningkatnya wawasan ilmu pengetahuan bagi masyarakat
pada umumnya;
Terjalinnya koordinasi dan komunikasi yang baik lintas sektoral di
lingkungan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Banjarnegara;
Terjalinnya kerjasama yang baik antara pihak ketiga, organisasi
27
masyarakat, penerbit serta masyarakat dalam upaya peningkatan
kualitas perpustakaan dan kearsipan.
Namun dari keberhasilan capaian kinerja masih terdapat catatan untuk
perbaikan antara lain Jumlah kunjungan perpustakaan yang masih rendah,
terbatasnya akses perpustakaan menetap, jangkauan perpustakaan
bergerak yang masih rendah, belum tersentuhnya pengelolaan arsip statis,
belum adanya petugas pengelola khusus yang mengelola kearsipan di
masing-masing OPD.
28
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara
NO URAIAN Anggaran pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
pada Tahun ke
Rata rata
Pertumbuhan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Angga
ran
Realis
asi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
283.6
92.00
0
298.7
80.00
0
292.0
70.00
0
355.6
47.40
0
400.5
64.00
0
273.2
50.01
2
281.8
92.18
3
272.7
14.08
3
309.1
06.42
3
355.7
05.68
9
96,32
%
94,35
%
93,37
%
86,91
%
88,80
%
9,37%
7,08%
2 Program
Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
348.4
70.000
290.0
00.000
471.7
50.000
294.5
00.000
364.8
25.000
344.5
66.266
284.3
00.859
441.0
36.950
284.1
84.447
349.0
53.301
98,88
%
98,03
%
93,49
%
96,50
%
95,68
%
8,05%
6,23%
3 Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
-
40.00
0.000
40.00
0.000
20.00
0.000
20.00
0.000
-
31.68
3.200
20.32
9.020
4.564.
500
119.0
85.00
0
-
79,21
%
50,82
%
22,82
%
95,43
%
-
16,67
%
68,24
%
4 Program Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
dan Keuangan
-
15.00
0.000
15.00
0.000
15.00
0.000
65.00
0.000
-
14.82
5.500
14.35
8.500
8.726.
000
63.93
2.300
-
98,84
%
95,72
%
58,17
%
98,36
%
111,11
%
196,76
%
5 Program Perbaikan
Sistem Administrasi
Kearsipan
50.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
-
49.330.000
5.000.000
4.950.000
4.900.000
-
98,66%
100%
99 %
98%
-
-63,33
%
-63,96
%
6 Program
Penyelamatan dan
Pelestarian
105.0
00.00
92.78
2.000
145.5
00.00
240.0
00.00
280.0
00.00
103.2
61.85
92.21
2.000
144.5
40.00
226.9
74.00
267.8
46.00
98,34
%
99,39
%
99,34
%
94,57
%
95,66
%
31,70
%
30,27
%
29
Dokumen/ Arsip
Daerah 0 0 0 0 0 0 0 0
7
Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Informasi
-
90.000.000
141.700.00
0
131.500.00
0
185.000.00
0
-
75.895.000
138.660.00
0
103.692.80
0
163.609.63
3
-
84,33%
97,85%
78,85%
88,44%
22,73%
38,42%
8
Program
Pengembangan
Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan
223.0
00.00
0
368.5
00.00
0
479.6
30.00
0
431.1
70.00
0
465.1
75.00
0
213.6
13.34
5
359.9
55.35
0
458.2
89.45
0
402.1
64.81
3
427.6
95.66
0
95,79
%
97,68
%
95,55
%
93,27
%
91,94
%
23,30
%
22,48
%
9 Program Bidang
Cipta Karya
- - 50.00
0.000
- - - - 49.47
0.000
- - - - 98,94
%
- - 0,00% 0,00%
JUMLAH 1.010.
162.0
00
1.200.
062.0
00
1.640.
650.0
00
1.492.
817.4
00
1.780.
564.0
00
984.0
21.47
3
1.145.
764.0
92
1.544.
348.0
03
1.344.
312.9
83
1.646.
927.5
83
97,41
%
95,48
%
94,13
%
90,05
%
92,49
%
30
Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa realisasi anggaran pada masing-
masing tahun dalam periode RPJMD 2011-2016 mencapai 90% lebih atau
rata- rata serapan anggaran mencapai 93,91%. Hal ini mengindikasikan
pendanaan pelayanan bidang perpustakaan dan kearsipan dapat
dimanfaatkan dengan baik. Secara keseluruhan dalam kurun waktu 2012 –
2016 tidak terdapat program/ kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan
ataupun diluncurkan pada tahun berikutnya. Pendanaan Pelayanan Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara dapat diserap secara baik,
hanya saja ada beberapa rencana pendanaan yang tidak masuk dalam APBD
dikarenakan gagal masuk dalam RKPD, pendanaan tersebut antara lain
pendanaan untuk Pembangunan Gedung Kantor. Gedung yang digunakan
untuk menyelenggarakan pelayanan adalah gedung bekas dari hibah eks
Deppen RI, sehingga bentuk, konstruksi maupun desainnya tidak sesuai
dengan pelayanan yang dilaksanakan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap
kualitas pelayanan perpustakaan dan kearsipan.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Dalam penyelenggaraan kearsipan dan perpustakaan dituntut upaya
yang serius untuk terus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi
informasi, komunikasi, globalisasi, dan kebutuhan masyarakat akan
informasi di bidang kearsipan dan perpustakaan
2.4.1 Tantangan
Kearsipan dan perpustakaan perlu terus menyesuaikan dengan
perkembangan yang ada supaya tetap dibutuhkan masyarakat
sehingga ada beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain
sebagai berikut:
a. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di bidang
kearsipan dan perpustakaan yang begitu pesat sehingga
kearsipan dan perpustakaan perlu terus menyesuaikan
dengan perkembangan yang ada;
b. Tuntutan masyarakat yang semakin kompleks dalam
mengakses dan memperoleh informasi di bidang kearsipan
dan perpustakaan;
c. Era Globalisasi yang mengakibatkan tuntutan akan
keterbukaan dan akuntabilitas oleh masyarakat semakin
kuat.
31
2.4.2 Peluang
Disamping beberapa tantangan diatas kearsipan dan
perpustakaan juga memiliki beberapa peluang yang bisa
dioptimalkan, antara lain sebagai berikut:
a. Terbitnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang
Wajib Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam di mana
setiap penerbit di wajibkan untuk menyerahkan hasil
karyanya baik cetak maupun rekam sebagai koleksi daerah di
perpustakaan;
b. Terbitnya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan dimana setiap Kepala Dearah baik Provinsi
maupun Kab/Kota mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan perpustakaan umum di wilayahnya dan
menjadi urusan wajib;
c. Terbitnya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Kearsipan bahwa kepala daerah baik provinsi maupun
Kab/Kota untuk menjamin ketersediaanya arsip yang autentik
dan terpercaya, menjamin perlindungan kepetingan negara
dan hak-hak keperdataan rakyat, serta mendinamisasikan
sistem kearsipan.
32
33
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Perangkat Daerah
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan/pembinaan
Kearsipan dan Perpustakaan adalah kurangnya SDM kearsipan dan
Perpustakaan dan minimnya sarana dan prasaran kearsipan dan
perpustakaan serta kurangnya penerbit melaksanakan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya
Rekam dimana setiap penerbit wajib menyerahkan 1 eksemplar hasil
terbitannya ke Perpustakaan Daerah dan minimnya jumlah judul
terbitan baru.
Upaya yang ditempuh yaitu meningkatkan koordinasi dan
kerjasama dengan antar lembaga kearsipan/ perpustalkaan, Perangkat
Daerah, Desa, sekolah dan stakeholder lainya; penguatan komitmen
dan kerjasama lintas sektor yang berbasis kewilayahan untuk dapat
bersinergi dan berkontribusi dalam pemecahan permasalahan
pembangunan kearsipan dan perpustakaan di daerah, penguatan peran
dunia usaha penerbitan untuk peningkatan kualitas penerbitan buku
dalam rangka pencapaian kesejahteraan sosial masyarakat dan
penguatan perekonomian daerah.
a. Permasalahan terkait Sekretariatan
- Belum tersedianya gedung yang memadai untuk
menyelenggarakan layanan sesuai tugas dan fungsi dinas,
gedung yang ditempati saat ini adalah gedung hibah eks Deppen
RI;
- Terbatasnya peralatan dan perlengkapan pendukung layanan
dinas;
- Terbatasnya personil sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi
dinas kurang berjalan dengan baik;
- Belum tercukupinya kapasitas Sumber Daya Manusia sesuai
kompetensinya;
- Rendahnya kesadaran untuk meningkatkan kapasitas aparatur;
- Koordinasi antar lembaga terkait belum berjalan secara optimal
34
b. Permasalahan terkait bidang kearsipan
- Masih rendahnya kesadaran OPD/ Desa/ Perusahaan/
Organisasi Politik/ Organisasi Kemasayarakatan/ Perseorangan
untuk menyerahkan arsip kacau kepada Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan;
- Terbatasnya jumlah arsip dinamis inaktif yang tertangani
karena kapasitas ruang/depo arsip belum ada;
- Belum dilaksanakannya pengelolaan arsip statis;
- Belum semua pengelola arsip mendapatkan kesempatan untuk
peningkatan kapasitas;
- Belum semua OPD/ Desa/ Perusahaan/ Organisasi Politik/
Organisasi Kemasayarakatan/ Perseorangan melaksanakan
penanganan dan pengelolaan arsip dinamis inaktif di masing-
masing Unit Pencipta Arsip, serta belum adanya tenaga/ staf
khusus yang menanganinya;
- Belum dilaksanakannya penyerahan arsip ke ANRI;
- Belum semua OPD/ Desa/ Perusahaan/ Organisasi Politik/
Organisasi Kemasayarakatan/ Perseorangan menyerahkan
dokumentasi yang menghasilkan arsip;
- Belum tersedianya jaringan informasi kearsipan;
- Masih terbatasnya arsip yang dialih mediakan karena
keterbatasan SDM yang menguasai IT, keterbatasan sarana
pendukung;
- Belum adanya kesadaran setiap OPD untuk menganggarkan
pengelolaan arsip inaktif.
c. Permasalahan terkait bidang perpustakaan
- Belum optimalnya tingkat kunjungan masyarakat ke
perpustakaan;
- Kebutuhan masyarakat akan buku baru semakin meningkat;
- Masih ada bahan koleksi perpustakaan yang belum dilestarikan
karena kondisinya rusak berat;
- Belum ada perpustakaan/lembaga yang mengikuti inter library
loan;
- Belum semua perpustakaan/lembaga mengikuti program book
loan;
35
- Belum semua perpustakaan yang ada di masyarakat, sekolah,
dan lembaga lainnya mendapatkan pembinaan;
- Minimnya jumlah perpustakaan berprestasi karena masih
banyak perpustakaan yang belum dikelola dengan baik;
- Belum efektifnya kegiatan sosialisasi dan promosi yang ditandai
dengan belum tercapaianya target kunjungan ke perpustakaan;
- Masih rendahnya kesadaran OPD/Lembaga lain untuk
menyerahkan hasil terbitannya ke perpustakaan daerah;
- Terbatasnya jumlah kegiatan peningkatan kapasitas pengelola
perpustakaan;
- Terbatasnya jumlah pengelola perpustakaan yang mendapatkan
peningkatan kapasitas;
- Rendahnya minat untuk menjadi pustakawan;
- Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pelayanan;
- Belum tersedianya pelayanan perpustakaan online/ digital
library;
- Terbatasnya pengawasan pemanfaatan layanan internet;
- Pemanfaatan internet di perpustakaan tidak sesuai
peruntukkanya;
- Keterbatasan sarana pendukung yaitu ruang/gedung yang
memiliki kapasitas memadahi, serta belum tersedianya sarana
prasarana bagi kaum disabilitas;
- Masih banyak perpustakaan yang belum mendapatkan fasilitasi
sarana dan prasarana dikarenakan motivasi memajukan
perpustakaan masih rendah;
- Belum ditemukannya naskah kuno yang ada di Banjarnegara
(minimal berumur 45 tahun, masih ditulis tangan dan belum
dicetak);
- Belum adanya budaya etnis nusantara yang dikoleksi/
dibukukan.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Visi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022
adalah :
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
36
Dalam menerjemahkan visi tersebut dilakukan melalui penjelasan
tiap-tiap pokok visi yang ada di dalamnya, dimana terdapat 2 (dua)
pokok visi, yaitu:
Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten yang bermartabat
Kata bermartabat menurut kamus besar bahasa indonesia berarti
mempunyai martabat, dimana kata martabat berarti tingkat harkat
kemanusiaan atau harga diri. Kata bermartabat merujuk pada
kondisi terpenuhinya harkat kemanusiaan yang tercermin oleh
terpenuhinya hak asasi setiap individu di Kabupaten Banjarnegara.
Kata ini juga menunjukkan adanya persamaan hak dan kewajiban
yang sama bagi seluruh masyarakat Banjarnegara.
Dengan pokok visi ini, diharapkan melalui pemenuhan kewajiban
negara terhadap hak dasar warganya maka setiap warga
Banjarnegara dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia dan
dapat bersanding dengan masyarakat daerah lain baik di level
regional maupun nasional secara terhormat. Pencapaian pokok visi
ini ditandai dengan meningkatnya kondusivitas daerah untuk
menjamin terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat Banjarnegara.
Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten yang sejahtera
Menurut kamus besar bahasa indonesia kata sejahtera dapat
diartikan aman sentosa dan makmur. Aman sentosa mengandung
makna bebas dari segala kesukaran sedang makmur dapat diartikan
serba kecukupan. Secara lebih luas, sejahtera memiliki makna
terpenuhinya aspek-aspek fisik, spiritual, emosional, intelektual,
ekonomi, sosial, budaya, dan ekologis, sehingga sejahtera merupakan
suatu keadaan hidup yang berkualitas.
Dengan pokok visi ini, diharapkan melalui peningkatan
pembangunan secara berkelanjutan maka dapat terwujud hasil-hasil
pembangunan yang berkualitas dan merata. Untuk mencapai hal
tersebut, maka peningkatan pelayanan pemerintah pada masyarakat
yang tercermin melalui reformasi birokrasi harus terus dilakukan.
Hal tersebut memiliki arti penting, karena pemerintahan yang
berwibawa bukan hanya menghasilkan produk pemerintahan yang
baik, namun juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah. Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan
terwujudnya pembangunan daerah yang berkesinambungan dan
berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan serta
37
meningkatnya tata kelola pemerintahan. Pada prosesnya pencapaian
pokok visi tersebut harus memperhatikan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan, berpedoman pada RTRW, dan
mengendalikan alih fungsi lahan.
Melalui kedua pokok visi ini Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
menyatakan dengan jelas kondisi yang ingin dicapai dari berjalannya
roda pemerintahan. Kondisi dimana setiap individu dapat berperan
serta aktif dalam pembangunan berkelanjutan, sehingga segala
kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar dapat terpenuhi. Pencapaian
pokok visi ini ditandai dengan meningkatnya cakupan pemenuhan
kebutuhan dasar melalui peningkatan perekonomian masyarakat
berbasis sektor unggulan dengan tetap menjaga kualitas lingkungan
hidup.
Untuk menjalankan visi tersebut maka misi- misinya adalah sebagai
berikut :
1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman, damai
dan demokratis;
2. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan
konsep tata kelola yang baik;
3. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien,
produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga professional;
4. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan
berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan;
5. Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan cakupan pemenuhan hak dasar.
Dari 5 visi tersebut dapat diuraikan keterkaitannya dengan visi pokok
sebagai berikut:
Pokok Visi
1
: Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten
bermatabat
1.1. Pemenuhan hak dasar
Misi :
1.1.1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat
yang tertib, aman, damai dan demokratis;
1.1.2. Mewujudkan kemartabatan dan
kesejahteraan masyarakat melalui
38
peningkatan cakupan pemenuhan hak
dasar
Pokok Visi
2
: Kabupaten Banjarnegara menjadi Kabupaten yang
sejahtera
2.1. Peningkatan kualitas pelayanan pemerintahan
Misi :
2.1.1. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan berdasarkan konsep tata
kelola yang baik;
2.1.2. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah
yang efektif, efisien, produktif, transparan
dan akuntabel dengan tenaga profesional
2.2. Peningkatan perekonomian masyarakat berbasis
sektor unggulan dengan tetap menjaga kualitas
lingkungan hidup
Misi :
2.2.1. Mewujudkan pembangunan daerah yang
berkesinambungan dan berbasis pada
pengembangan ekonomi kerakyatan
Berdasarkan Perturan Bupati Banjarnegara Nomor 77 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organiasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara,
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara merupakan
unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang kearsipan dan
perpustakaan yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan pemerintahan bidang kearsipan dan
perpustakaan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan
yang ditugaskan kepada daerah. Untuk melaksanakan tugasnya Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara mempunyai fungsi
perumusan kebijakan di bidang kearsipan serta
perpustakaan;pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kearsipan
serta perpustakaan; pelaksanaan kebijakan di bidang kearsipan serta
perpustakaan; pembinaan dan fasilitasi kebijakan di bidang kearsipan
serta perpustakaan; pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
kearsipan serta perpustakaan; pelaksanaan fungsi kesekretariatan
dinas; pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD;dan pelaksanaan
39
fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan, sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Dari tugas dan fungsi tersebut maka Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara mendukung Misi ke 2 (dua) yaitu
Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan
konsep tata kelola pemerintahah yang baik dan Misi ke 5 (lima) yaitu
Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat serta
Prioritas Program Unggulan ke 2 (dua) yaitu Prioritas Pembangunan
Bidang Pendidikan.
Beberapa faktor pendorong pencapaian visi tersebut antara lain :
1. Adanya regulasi (Perda dan Perbup) sebagai payung hukum untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi dinas;
2. Tersedianya Sumber Daya Manusia;
3. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan
pelayanan urusan kearsipan dan perpustakaan;
4. Potensi animo masyarakat terhadap upaya pengembangan minat
baca;
5. Masih adanya kepedulian Perangkat Daerah maupun lembaga lainya
terhadap urusan kearsipan;
6. Atensi pihak ketiga, CSR dan masyarakat terhadap perpustakaan
dan kepustakaan.
Selain faktor pendorong pencapaian visi misi Bupati dan Wakil Bupati
Banjarnegara Masa Bhakti Tahun 2017-2022, terdapat pula faktor
penghambat, atara lain :
1. Terbatasnya jumlah SDM pengelola perpustakaan dan kearsipan;
2. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pelayanan dinas;
3. Perkembangan terknologi yang berpengaruh pada budaya gemar
membaca masyarakat;
4. Rendahnya perhatian sebagian besar Perangkat Daerah untuk
menyerahkan arsipnya;
5. Belum tersedianya petugas khusus pengelola kearsipan di masing-
masing Perangkat Daerah;
6. Belum adanya Peraturan Bupati yang mengatur tentang kewajiban
setiap Perangkat Daerah untuk menganggarkan kegiatan pengelolaan
arsip inaktif.
40
Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Perangkat Daerah
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
No
Misi, Tujuan
dan Sasaran
RPJMD
Permasalahan
Pelayanan OPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 Misi 2 :
Mewujudkan
kualitas
penyelenggaraan
pemerintahan
berdasarkan
konsep tata
kelola yang baik
1. Belum
dilaksanakan
nya
pengelolaan
arsip statis;
2. Masih
rendahnya
kesadaran
OPD untuk
menyerahkan
arsip kacau
kepada Dinas
Arsip dan
Perpustakaan.
Baru 10
lembaga dari
48 lembaga
yang
menyerahkan
arsip kacau
kepada Dinas
Arsip dan
perpustakaan;
3. Terbatasnya
jumah arsip
dinamis
inaktif yang
tertangani
karena
kapasitas
ruang/depo
arsip kurang
memadai;
4. Belum semua
pengelola
1. Adanya
regulasi (Perda
dan Perbup)
sebagai payung
hukum untuk
menyelenggara
kan tugas dan
fungsi dinas;
2. Tersedianya
Sumber Daya
Manusia;
3. Tersedianya
sumber daya
lain seperti
sarana dan
prasarana
pendukung
penyelenggaraa
n pelayanan
urusan
kearsipan dan
perpustakaan;
4. Potensi animo
masyarakat
terhadap upaya
pengembangan
1. Terbatasnya
jumlah SDM
pengelola
perpustakaan
dan
kearsipan;
2. Terbatasnya
sarana dan
prasarana
pendukung
pelayanan
dinas;
3. Perkembangan
terknologi
yang
berpengaruh
pada budaya
gemar
membaca
masyarakat;
4. Rendahnya
perhatian
sebagian
besar
Perangkat
Daerah untuk
2. Tujuan :
a.
Meningkatkan
kualitas layanan
public
b.
Meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
3. Sasaran :
a. Meningkatnya
efektivitas dan
transparansi
layanan publik
b. Meningkatnya
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah;
c. Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
pemerintahan
desa
41
arsip di
lembaga
pemerintahan
mendapatkan
kesempatan
untuk
peningkatan
kapasitas;
5. Belum semua
OPD
melaksanaka
n penanganan
dan
pengelolaan
arsip dinamis
inaktif di
masing-
masing OPD;
6. Belum
dilaksanakan
nya
penyerahan
arsip ke ANRI;
7. Belum semua
OPD
menyerahkan
dokumentasi
yang
menghasilkan
arsip;
8. Belum
tersedianya
jaringan
informasi
kearsipan;
9. Masih
terbatasnya
arsip yang
dialih
mediakan
karena
keterbatasan
SDM yang
menguasai IT,
keterbatasan
sarana
pendukung
minat baca;
5. Masih adanya
kepedulian
Perangkat
Daerah
maupun
lembaga lainya
terhadap
urusan
kearsipan;
6. Atensi pihak
ketiga, CSR
dan
masyarakat
terhadap
perpustakaan
dan
kepustakaan
menyerahkan
arsipnya;
5. Belum
tersedianya
petugas
khusus
pengelola
kearsipan di
masing-
masing
Perangkat
Daerah
42
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
3.3.1 Telaahan Renstra K/L
Visi Misi ANRI
Visi Arsip Nasional Republika Indonesia Tahun 2015- 2019:
“Arsip sebagai pilar good governance dan integrasi memori kolektif Bangsa”
Dalam rangka mencapai Visi 2015-2019 “Arsip sebagai pilar good
governance dan integrasimemori kolektif bangsa”ditempuh melalui
6 (enam) Misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan arsip sebagai indikator kinerja lembaga dan objek
pemeriksaan dalam rangka transparansi penyelenggaraan
pemerintahan melalui pemberdayaan potensi kearsipan K/L di
tingkat pusat dan daerah serta masyarakat;
2. Mewujudkan pengelolaan arsip asset melalui pengembangan
aplikasi electronic records system;
3. Mewujudkan penyelamatan dan perlindungan arsip strategis
dan melestarikannya melalui sistem seleksi makro strategis,
sistem restorasi modern, digitalisasi dan sistem jaringan
informasi;
4. Mengembangkan sistem akses dan layanan arsip melalui
aplikasi sistem dan jaringan informasi kearsipan;
5. Mewujudkan dan mengembangkan NSPK sebagai alat kontrol
ANRI terhadap penyelenggaraan kearsipan;
6. Membangun sinergitas berkelanjutan dengan K/L di pusat dan
daerah terutama organisasi kearsipan (unit dan lembaga
kearsipan) dan lembaga kearsipan internasional yang tergabung
dalam ICA dan Sarbica
Pencapaian Visi dan Misi tersebut dilaksanakan melalui berbagai
upaya dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai ANRI berikut:
1. Integritas
2. Profesional
3. Visioner
4. Sinergi
5. Akuntabel
43
Dalam rangka mewujudkan visi dan untuk melaksanakan misi
perubahan, maka tujuan pembangunan kearsipan ditetapkan
sebagai berikut :
1. Terwujudnya penyelenggaraan kearsipan nasional yang
komprehensif dan terpadu, melalui Sistem Kearsipan Nasional
(T1);
2. Terwujudnya tertib arsip statis yang bernilai guna
pertanggungjawaban nasional (T2);
3. Terwujudnya penyelenggaraan Sistem dan Jaringan Informasi
Kearsipan Nasional (T3);
4. Terwujudnya manajemen internal yang profesional dalam
rangka mendukung tugas penyelenggaraan kearsipan nasional
(T4).
Keempat tujuan strategis tersebut di atas mempunyai keterkaitan
yang sangat erat dalam rangka mencapai tujuan akhir yaitu
terwujudnya tertib arsip dinamis dan statis dalam rangka
meningkatkan penyelenggaraan kearsipan nasional. Agar tujuan
akhir dapat dicapai secara maksimal, maka harus ditunjang oleh
aspek kelembagaan, organisasi, ketatalaksanaan, pengawasan dan
SDM yang berkualitas serta didukung oleh sumber daya, sarana
dan prasarana serta anggaran yang memadai.
Dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan bidang kearsipan
dirumuskan dalam berbagai sasaran strategis sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan Tujuan 1 [T1] yaitu Terwujudnya
penyelenggaraan kearsipan nasional yang komprehensif dan
terpadu, melalui Sistem Kearsipan Nasional, ditetapkan Sasaran
1 [S1] yaitu Terwujudnya tertib arsip di lingkungan lembaga
negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan (perguruan
tinggi negeri), perusahaan BUMN, BUMD, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan/tokoh nasional.
2. Untuk mewujudkan Tujuan 2 [T2] yaitu Terwujudnya tertib
arsip statis yang bernilai guna pertanggungjawaban nasional,
ditetapkan Sasaran 2 [S2] yaitu Terwujudnya penyelamatan,
pengolahan, pelindungan dan pelestarian sertaakses arsip
untuk kepentingan pemerintahan dan pelayanan publik.
44
3. Untuk mewujudkan Tujuan 3 [T3] yaitu Terwujudnya
penyelenggaraan Sistem dan Jaringan Informasi Kearsipan
Nasional, ditetapkan Sasaran 3 [S3] yaitu Terselenggaranya
Sistem dan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional.
4. Untuk mewujudkan Tujuan 4 [T4] yaitu Terwujudnya
manajemen internal yang profesional dalam rangka mendukung
tugas penyelenggaraan kearsipan nasional, ditetapkan Sasaran
4 [S4] yaitu Terwujudnya peningkatan tata kelola administrasi
dan akuntabilitas kinerja yang profesional dan transparan.
Tabel 3.2
Permasalahan Pelayanan Dinas Kearsipan dan Peprustakaan Kab Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran Jangka
Menengah
Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1.
2.
3.
4.
Terwujudnya tertib arsip di lingkungan lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan (perguruan tinggi negeri), perusahaan BUMN, BUMD, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan/tokoh nasional; Terwujudnya penyelamatan, pengolahan, pelindungan dan pelestarian
sertaakses arsip untuk kepentingan pemerintahan dan pelayanan publik; Terselenggaranya Sistem dan Jaringan Informasi Kearsipan
1. Belum
dilaksanakannya
pengelolaan arsip
statis;
2. Masih rendahnya
kesadaran OPD
untuk
menyerahkan
arsip kacau
kepada Dinas
Arsip dan
Perpustakaan.
Baru 10 lembaga
dari 48 lembaga
yang
menyerahkan
arsip kacau
kepada Dinas
Arsip dan
perpustakaan;
3. Terbatasnya
jumah arsip
dinamis inaktif
yang tertangani
karena kapasitas
ruang/depo arsip
kurang memadai;
4. Belum semua
pengelola arsip di
lembaga
1. Adanya
regulasi
(Perda dan
Perbup)
sebagai
payung
hukum
untuk
menyelengg
arakan
tugas dan
fungsi
dinas;
2. Tersedianya
Sumber
Daya
Manusia;
3. Tersedianya
sumber
daya lain
seperti
sarana dan
prasarana
1. Terbatasnya
jumlah SDM
pengelola
perpustakaa
n dan
kearsipan;
2. Terbatasnya
sarana dan
prasarana
pendukung
pelayanan
dinas;
3. Perkembang
an terknologi
yang
berpengaruh
pada budaya
gemar
membaca
masyarakat;
4. Rendahnya
perhatian
sebagian
45
No
Sasaran Jangka
Menengah
Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
Nasional; Terwujudnya peningkatan tata kelola administrasi dan akuntabilitas kinerja yang profesional dan transparan
pemerintahan
mendapatkan
kesempatan
untuk
peningkatan
kapasitas;
5. Belum semua
OPD
melaksanakan
penanganan dan
pengelolaan arsip
dinamis inaktif di
masing-masing
OPD;
6. Belum
dilaksanakannya
penyerahan arsip
ke ANRI;
7. Belum semua
OPD
menyerahkan
dokumentasi
yang
menghasilkan
arsip;
8. Belum
tersedianya
jaringan
informasi
kearsipan;
9. Masih
terbatasnya arsip
yang dialih
mediakan karena
keterbatasan
SDM yang
menguasai IT,
keterbatasan
sarana
pendukung
pendukung
penyelengga
raan
pelayanan
urusan
kearsipan
dan
perpustakaa
n;
4. Potensi
animo
masyarakat
terhadap
upaya
pengemban
gan minat
baca;
5. Masih
adanya
kepedulian
Perangkat
Daerah
maupun
lembaga
lainya
terhadap
urusan
kearsipan;
6. Atensi pihak
ketiga, CSR
dan
masyarakat
terhadap
perpustakaa
n dan
kepustakaa
n
besar
Perangkat
Daerah
untuk
menyerahka
n arsipnya;
5. Belum
tersedianya
petugas
khusus
pengelola
kearsipan di
masing-
masing
Perangkat
Daerah
46
Visi Misi Perpusnas
Mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Kabinet Kerja tahun
2015-2019, serta sembilan agenda prioritas atau NAWA CITA,
maka visi dan misi Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut:
Visi :
"Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan
Memberdayakan Perpustakaan"
Dengan Tagline: "INDONESIA GEMAR MEMBACA 2019"
Misi:
Dalam upaya pencapaian terhadap visi Perpustakaan Nasional,
maka misi yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-
2019adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir;
b. Mengembangkan diversifikasi layanan perpustakaan berbasisi
teknologi informasi dan komunikasi (TIK);
c. Mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat
luas;
d. Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan
professional;
e. Menggalakkan sosialisasi/promosi/pemasyarakatan gemar
membaca;
f. Mengembangkan infrastruktur Perpustakaan Nasional yang
modern.
Tujuan Perpustakaan Nasional
1. Menggerakkan masyarakat gemar membaca dalam
mewujudkan masyarakat yang kreatif dan inovatif berbasis
pengetahuan, ditandai dengan:
b. Perpustakaan NasionalRI, Perpustakaan Propinsi, dan
Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota melakukan
promosi/sosialisasi pembudayaan kegemaran membaca;
c. Memberikan penghargaan kepada masyarakat yang
berperan aktif dalam gerakan pembudayaan kegemaran
membaca dengan memberdayakan perpustakaan;
d. Provinsi, Kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan
yang sudah memiliki perpustakaan membentuk kelompok
pembaca aktif.
47
2. Mendorong perkembangan semua jenis perpustakaan sesuai
standar dalam mendukung pembelajaran sepanjang hayat,
ditandai dengan:
i. Mendorong penyelenggaraan perpustakaan sesuai standar
nasional perpustakaan;
ii. Perpustakaan Provinsi, Perpustakaan Umum
Kabupaten/Kota/Kecamatan/Desa/Kelurahan memiliki
perpustakaan model;
iii. Satuan pendidikan, Perguruan Tinggi dan lembaga
Pemerintah/Swasta mengembangkan perpustakaan;
iv. Perpustakaan Nasional RI membangun gedung fasilitas
layanan perpustakaan dan gedung fasilitas pendidikan dan
pelatihan perpustakaan.
3. Meningkatkan kualitas dan diversifikasi layanan perpustakaan
berbasis TIK, ditandai dengan:
a. Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Provinsi, dan
Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota menyiapkan layanan
pemustaka berkebutuhan khusus (difabel);
b. Setiap perpustakaan mengembangkan jejaring kerjasama
perpustakaan dan layanan terintegrasi berbasis TIK;
c. Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Provinsi,
Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota mengembangkan
layanan perpustakaan keliling dan layanan perpustakaan di
pusat kegiatan masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM perpustakaan,
ditandai dengan:
a. Perpustakaan memiliki pustakawan dan tenaga teknis
perpustakaan yang cukup;
b. Setiap pustakawan dan tenaga ahli bidang perpustakaan
memiliki sertifikat kompetensi;
c. Perpustakaan menjamin pengembangan kompetensi tenaga
perpustakaan melalui pendidikan dan pelatihan teknis dan
fungsional perpustakaan.
5. Mengembangkan keragaman dan pelestarian koleksi nasional
dalam mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat
sesuai dengan karakter bangsa, ditandai dengan:
48
a. Perpustakaan Nasional RI mengkoleksi karya tulis, karya
cetak, dan karya rekam sebagai hasil budaya bangsa yang
diterbitkan di Indonesia dan/atau tentang Indonesia yang
diterbitkan di luar negeri;
b. Perpustakaan Provinsi dan Perpustakaan Umum
Kabupaten/Kota mengkoleksi karya tulis, karya cetak, dan
karya rekam yang diterbitkan di daerahnya dan/atau
tentang daerahnya;
c. Perpustakaan Nasional RI menginventarisasi,
mengorganisasikan, dan membantu mengalih mediakan
naskah kuno yang dimiliki masyarakat/lembaga serta
mengupayakan pengembalian naskah kuno yang berada di
luar negeri;
d. Memberikan penghargaan kepada masyarakat yang
menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno;
e. Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Provinsi, dan
Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota mengembangkan
koleksi perpustakaan dalam rangka mendukung science
and technopark.
6. Mengembangkan infrastruktur layanan Perpustakaan Nasional
RI yang modern, ditandai dengan :
a. Terbangunnya gedung layanan Perpustakaan Nasional RI
yang modern;
b. Rintisan pengembangan perpustakaan model;
c. Pembangunan gedung Sarana dan prasarana Diklat
Perpustakaan.
Sasaran Strategis Perpustakaan Nasional
1. Peningkatan pembudayaan kegemaran membaca;
2. Pengembangan semua jenis perpustakaan;
3. Peningkatan kualitas dan diversifikasi layanan perpustakaan;
4. Peningkatan kualitasSDMperpustakaan;
5. Peningkatan keragaman koleksi yang lengkap dan mutakhir
dan pelestarian koleksi warisan budaya bangsaIndonesia;
6. Peningkatan sarana dan prasarana Perpustakaan Nasional
yang modern.
49
Beberapa faktor pendorong pencapaian antara lain :
1. Adanya regulasi sebagai payung hukum untuk
menyelenggarakan pengembangan minat baca;
2. Tersedianya Sumber Daya Manusia pengelola perpustakaan;
3. Tersedianya sumber daya lain seperti sarana dan prasarana
pendukung penyelenggaraan pelayanan perpustakaan;
4. Potensi animo masyarakat terhadap upaya pengembangan
minat baca;
5. Atensi pihak ketiga, CSR dan masyarakat terhadap
perpustakaan dan kepustakaan.
Selain faktor pendorong pencapaian, terdapat pula faktor
penghambat, atara lain :
1. Terbatasnya jumlah SDM pengelola perpustakaan;
2. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pelayanan
perpustakaan;
3. Perkembangan terknologi yang berpengaruh pada budaya
gemar membaca masyarakat.
3.3.2 Telaahan Renstra Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa
Tengah
Visi :
Berdasarkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013- 2018, Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa
Tengah turut berpartisipasi dalam perwujudan visi yaitu
menyediakan bahan kearsipan yang dapat dipercaya, reliable,
akuntabel, dan transparan sebagai bahan pertanggungjawaban
serta menyediakan bahan perpustakaan untuk meningkatkan
pengetahuan dalam rangka mencapai kemandirian dan
kesejahteraan.
Visi yang ingin dicapai oleh Badan Arsip Dan Perpustakaan
Provinsi Jawa Tengah Pada Tahun 2013-2018 adalah
“ARSIP DAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER INFORMASI DAN
ILMU PENGETAHUAN YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA
SAING.”
Visi tersebut mengandung makna sebagai berikut :
50
· Arsip dan Perpustakaan sebagai sumber informasi dan ilmu
pengetahuan mengandung pengertian bahwa arsip pada
dasarnya merupakan rekaman informasi (recorded information)
yang penting sehingga masyarakat menyadari betapa
pentingnya arsip sehingga dapat didayagunakan sebagai
sumber informasi baik untuk pengambil keputusan (arsip
dinamis) maupun kepentingan kesejarahan (arsip statis).
Perpustakaan sebagai sumber informasi dalam upaya
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat
sehingga memiliki daya saing yang tinggi;
· Arsip dan Perpustakaan yang berkualitas dan berdaya saing
mengandung makna bahwa arsip yang disimpan, dikelola dan
dilayankan memiliki nilai guna dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan sebagai bukti otentik dari hasil
pembangunan. Sedangkan perpustakaan mengelola bahan
perpustakaan yang terbaru dan berkualitas guna
mengembangkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan
pemustaka yang mana pada gilirannya nanti menjadi
masyarakat yang cerdas.
Misi
Guna mewujudkan visi tersebut terdapat Misi yang harus
dilaksanakan, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas SDM Arsip dan perpustakaan;
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kearsipan dan
perpustakaan;
3. Mengembangkan sistem kearsipan dan perpustakaan berbasis
teknologi informasi;
4. Meningkatkan manajemen kelembagaan arsip dan
perpustakaan.
Tujuan
1. Membangun kualitas Sistem Administrasi Kearsipan;
2. Menyelenggarakan Pengelolaan dokumen dan arsip daerah;
51
3. Membangun apresiasi masyarakat akan pentingnya arsip dan
perpustakaan;
4. Menyelenggarakan pelayanan informasi kearsipan dan
perpustakaan;
5. Membangun budaya baca masyarakat;
6. Mengembangkan jumlah perpustakaan yang berkembang dan
dikelola dengan baik;
7. Menyelamatkan khasanah arsip bernilai sejarah, serta
melestarikan koleksi perpustakaan.
Sasaran Jangka Menengah
1. Meningkatnya kualitas Sistem Administrasi Kearsipan
2. Meningkatnya Pengelolaan dokumen / arsip daerah;
3. Meningkatnya apresiasi masyarakat akan pentingnya arsip dan
perpustakaan;
4. Meningkatnya pelayanan informasi kearsipan dan
perpustakaan;
5. Meningkatnya budaya baca masyarakat;
6. Meningkatnya jumlah perpustakaan yang berkembang dan
dikelola dengan baik;Terselamatkannya khasanah arsip
bernilai sejarah, serta lestarinya koleksi perpustakaan.
Dari visi misi, tujuan dan sasaran tersebut maka terdapat
beberapa faktor pendorong pencapaian antara lain :
1. Adanya regulasi (Perda dan Perbup) sebagai payung hukum
untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi dinas;
2. Tersedianya Sumber Daya Manusia;
3. Tersedianya sumber daya lain seperti sarana dan prasarana
pendukung penyelenggaraan pelayanan urusan kearsipan dan
perpustakaan;
4. Potensi animo masyarakat terhadap upaya pengembangan
minat baca;
5. Masih adanya kepedulian Perangkat Daerah maupun lembaga
lainya terhadap urusan kearsipan;
6. Atensi pihak ketiga, CSR dan masyarakat terhadap
perpustakaan dan kepustakaan.
52
Selain faktor pendorong pencapaian, terdapat pula faktor
penghambat, atara lain :
1. Terbatasnya jumlah SDM pengelola perpustakaan dan
kearsipan;
2. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pelayanan
dinas;
3. Perkembangan terknologi yang berpengaruh pada budaya
gemar membaca masyarakat;
4. Rendahnya perhatian sebagian besar Perangkat Daerah untuk
menyerahkan arsipnya;
5. Belum tersedianya petugas khusus pengelola kearsipan di
masing- masing Perangkat Daerah;
Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara
berdasarkan Sasaran Renstra Perangkat Daerah Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra
Perangkat Daerah Provinsi L
Permasalahan
Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai Faktor
Pendorong Penghamba
t
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Meningkatnya kualitas Sistem Administrasi Kearsipan; Meningkatnya Pengelolaan dokumen/ arsip daerah; Meningkatnya apresiasi masyarakat akan pentingnya arsip dan perpustakaan; Meningkatnya pelayanan informasi kearsipan dan perpustakaan; Meningkatnya budaya baca masyarakat;
Meningkatnya jumlah perpustakaan yang berkembang dan dikelola dengan baik; Terselamatkannya khasanah arsip bernilai sejarah, serta lestarinya koleksi perpustakaan.
1. Belum
dilaksanakannya
pengelolaan arsip
statis;
2. Masih rendahnya
kesadaran OPD
untuk
menyerahkan
arsip kacau
kepada Dinas
Arsip dan
Perpustakaan.
Baru 10 lembaga
dari 48 lembaga
yang
menyerahkan
arsip kacau
kepada Dinas
Arsip dan
perpustakaan;
3. Terbatasnya
jumah arsip
dinamis inaktif
yang tertangani
karena kapasitas
ruang/depo arsip
kurang memadai;
1. Adanya
regulasi
sebagai
payung
hukum
untuk
menyelengga
rakan tugas
dan fungsi
dinas;
Tersedianya
Sumber
Daya
Manusia;
Tersedianya
sumber daya
lain seperti
sarana dan
prasarana
pendukung
Terbatasny
a jumlah
SDM
pengelola
perpustaka
an dan
kearsipan;
Terbatasny
a sarana
dan
prasarana
pendukung
pelayanan
dinas;
Perkemban
gan
terknologi
yang
berpengaru
h pada
53
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra
Perangkat Daerah
Provinsi L
Permasalahan
Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai Faktor
Pendorong Penghamba
t
4. Belum semua
pengelola arsip di
lembaga
pemerintahan
mendapatkan
kesempatan
untuk
peningkatan
kapasitas;
5. Belum semua
OPD
melaksanakan
penanganan dan
pengelolaan arsip
dinamis inaktif di
masing-masing
OPD;
6. Belum
dilaksanakannya
penyerahan arsip
ke ANRI;
7. Belum semua
OPD
menyerahkan
dokumentasi yang
menghasilkan
arsip;
8. Belum tersedianya
jaringan informasi
kearsipan;
9. Masih terbatasnya
arsip yang dialih
mediakan karena
keterbatasan SDM
penyelenggar
aan
pelayanan
urusan
kearsipan
dan
perpustakaa
n;
Potensi
animo
masyarakat
terhadap
upaya
pengembang
an minat
baca;
Masih
adanya
kepedulian
Perangkat
Daerah
maupun
lembaga
lainya
terhadap
urusan
kearsipan;
Atensi pihak
ketiga, CSR
dan
masyarakat
terhadap
perpustakaa
n dan
kepustakaan
budaya
gemar
membaca
masyarakat
;
Rendahnya
perhatian
sebagian
besar
Perangkat
Daerah
untuk
menyerahk
an
arsipnya;
Belum
tersedianya
petugas
khusus
pengelola
kearsipan
di masing-
masing
Perangkat
Daerah
54
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Perkembangan situasi dan kondisi dunia pada saat ini menggambarkan
kondisi masyarakat modern, meskipun pada kenyataannya masih
banyak kehidupan manusia dalam kondisi terbelakang. Perkembangan
teknologi dewasa ini memaksa kita berjalan menuju era yang cenderung
belum kita pahami, karena pesatnya perkembangan ini tidak bisa kita
bendung.
Pengembangan minat baca dan pengelolaan kearsipan sering
terpinggirkan atas kondisi saat ini, meskipun belum ada media
manapun yang mampu menggantikan buku, belum ada satupun media
yang mampu menggeser keotentikan sebuah arsip.
Atas kondisi yang ada, berdasarkan kewenangan yang melekat, tugas
dan fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
menghadapi permasalahan- permasalahan yang dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
1. Belum optimalnya tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan;
2. Kebutuhan masyarakat akan buku baru semakin meningkat;
3. Masih ada bahan koleksi perpustakaan yang belum dilestarikan
karena kondisinya rusak berat;
4. Belum ada perpustakaan/lembaga yang mengikuti inter library loan;
5. Belum semua perpustakaan/lembaga mengikuti program book loan;
6. Belum semua perpustakaan yang ada di masyarakat, sekolah, dan
lembaga lainnya mendapatkan pembinaan;
7. Minimnya jumlah perpustakaan berprestasi karena masih banyak
perpustakaan yang belum dikelola dengan baik;
8. Belum efektifnya kegiatan sosialisasi dan promosi yang ditandai
dengan belum tercapaianya target kunjungan ke perpustakaan;
9. Masih rendahnya kesadaran OPD/Lembaga lain untuk
menyerahkan hasil terbitannya ke perpustakaan daerah;
10. Terbatasnya jumlah kegiatan peningkatan kapasitas pengelola
perpustakaan;
11. Terbatasnya jumlah pengelola perpustakaan yang mendapatkan
peningkatan kapasitas;
12. Rendahnya minat untuk menjadi pustakawan;
13. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pelayanan;
14. Belum tersedianya pelayanan perpustakaan online/ digital library;
55
15. Terbatasnya pengawasan pemanfaatan layanan internet;
16. Pemanfaatan internet di perpustakaan tidak sesuai peruntukkanya;
17. Keterbatasan sarana pendukung yaitu ruang/gedung yang memiliki
kapasitas memadahi;
18. Masih banyak perpustakaan yang belum mendapatkan fasilitasi
sarana dan prasarana dikarenakan motivasi memajukan
perpustakaan masih rendah;
19. Belum ditemukannya naskah kuno yang ada di Banjarnegara
(minimal berumur 45 tahun, masih ditulis tangan dan belum
dicetak);
20. Belum adanya budaya etnis nusantara yang dikoleksi/ dibukukan;
21. Masih rendahnya kesadaran OPD/ Desa/ Perusahaan/ Organisasi
Politik/ Organisasi Kemasayarakatan/ Perseorangan untuk
menyerahkan arsip kacau kepada Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan;
22. Terbatasnya jumlah arsip dinamis inaktif yang tertangani karena
kapasitas ruang/depo arsip belum ada;
23. Belum dilaksanakannya pengelolaan arsip statis;
24. Belum semua pengelola arsip mendapatkan kesempatan untuk
peningkatan kapasitas;
25. Belum semua OPD/ Desa/ Perusahaan/ Organisasi Politik/
Organisasi Kemasayarakatan/ Perseorangan melaksanakan
penanganan dan pengelolaan arsip dinamis inaktif di masing-
masing Unit Pencipta Arsip;
26. Belum dilaksanakannya penyerahan arsip ke ANRI;
27. Belum semua OPD/ Desa/ Perusahaan/ Organisasi Politik/
Organisasi Kemasayarakatan/ Perseorangan menyerahkan
dokumentasi yang menghasilkan arsip;
28. Belum tersedianya jaringan informasi kearsipan;
29. Masih terbatasnya arsip yang dialih mediakan karena keterbatasan
SDM yang menguasai IT, keterbatasan sarana pendukung;
30. Belum adanya kesadaran setiap OPD untuk menganggarkan
pengelolaan arsip inaktif;
31. Belum tersedianya gedung yang memadai untuk menyelenggarakan
layanan sesuai tugas dan fungsi dinas, gedung yang ditempati saat
ini adalah gedung hibah eks Deppen RI;
32. Terbatasnya peralatan dan perlengkapan pendukung layanan dinas;
56
33. Terbatasnya personil sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi dinas
kurang berjalan dengan baik;
34. Belum tercukupinya kapasitas Sumber Daya Manusia sesuai
kompetensinya;
35. Rendahnya kesadaran untuk meningkatkan kapasitas aparatur;
36. Koordinasi antar lembaga terkait belum berjalan secara optimal
57
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan
permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi.
Rumusan pernyataan tujuan biasanya disusun dengan membalikkan
pernyataan isu, permasalahan, dan peluang menjadi suatu kalimat
positif yang ringkas.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai
tugas dan fungsi perangkat daerah.
Tujuan dan Sasaran Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab.
Banjarnegara Tahun 2017-22 adalah sebagai berikut :
1. Tujuan 1 : Mewujudkan pelayanan perpustakaan yang profesional
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah : (1) Meningkatnya
minat baca masyarakat; (2) Meningkatnya kepuasan pengunjung
perpustakaan
2. Tujuan 2: Meningkatkan pembinaan terhadap perpustakaan-
perpustakaan milik masyarakat dan lembaga lainnya
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah Meningkatnya
kualitas pengelolaan perpustakaan milik masyarakat dan lembaga
lainnya
3. Tujuan 3 : Meningkatkan kualitas pengelolaan arsip
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah: Meningkatnya
kesadaran OPD ntuk melakukan pengelolaan arsip secara baik
4. Tujuan 4 : Meningkatkan kompetensi SDM kearsipan dan
perpustakaan
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah Meningkatnya
kualitas tenaga pengelola kearsipan dan perpustakaan
58
5. Tujuan 5 : Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung
pelayanan
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah Terpenuhinya
sarana dan prasarana pendukung pelayanan kearsipan dan
perpustakaan.
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara beserta indikator kinerjanya disajikan
dalam Tabel 4.1 sebagaimana berikut ini.
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
Tahun 2017-2022
No. Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Satu
an
Kondisi
Awal Target Kinerja Sasaran
Target
Akhir
Renstr
a
201
6
201
7
201
8
201
9
202
0
202
1
202
2
1. Mening
katkan
kualita
s
layana
n
publik
Mening
katnya
Kepuas
an
Masyar
akat
Nilai
SKM
Indek
s
78,9
2
79,3
5
74,8
5
74,9
0
74,9
5
75,0
0
75,0
5
75,05
Mening
katnya
kinerja
penyele
nggaraa
n
pemerin
tahan
daerah
Nilai
AKIP
Indek
s
C C CC CC CC CC CC CC
2. Mening
katkan
kualita
s
penyel
enggar
aan
pemeri
ntahan
daerah
Mening
katnya
kualitas
pengelol
aan
arsip
daerah
Persenta
se arsip
yang
dikelola
% 5,36 17,8
6
8,33 8,33 8,33 8,33 8,33 41,67
Persenta
se
Perangka
t Daerah
yang
% 19,6
5
37,5
1
52,08
62,50
72,92
83,33
100,
00
100,0
0
59
No. Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Satu
an
Kondisi
Awal Target Kinerja Sasaran
Target
Akhir
Renstr
a
201
6
201
7
201
8
201
9
202
0
202
1
202
2
melaksa
nakan
pengelola
an arsip
dinamis
aktif
secara
baik
Persenta
se
pengelola
arsip di
unit
pengolah
arsip
yang
memiliki
kompete
nsi
%
25,1
8
30,5
8
20,0
0
20,0
0
20,0
0
20,0
0
20,0
0
100,0
0
Mening
katkan
cakupa
n
pemen
uhan
kebutu
han
dan
layana
n
dasar
yang
berkua
litas
Mening
katnya
minat
baca
masyar
akat
Meningk
atnya
jumlah
kunjung
an ke
perpusta
kaan
% 5,81 4,63
9,44
9,72
20,0
0
20,2
8
20,5
6
20,56
Persenta
se
perpusta
kaan
yang
terbina
% 23,6
0
46,0
0
20,0
0
20,0
0
20,0
0
20,0
0
20,0
0
100,0
0
60
BAB V
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
5.1. Strategi dan Kebijakan Perangkat Daerah
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang
akan dilaksanakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab.
Banjarnegara dalam mendukung Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut :
1.2.1 Strategi
Strategi yang digunakan dalam rangka pencapaian sasaran
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan minat baca masyarakat melalui penambahan
waktu operasional layanan, inovasi layanan, pengembangan
minat budaya baca, promosi, penyediaan bahan pustaka yang
sesuai kebutuhan, dan pemenuhan sarana-prasarana
penunjang lainnya;
2. Meningkatkan kualitas layanan melalui penilaian berkala
terhadap kualitas pelayanan;
3. Meningkatkan kualitas perpustakaan milik masyarakat dan
lembaga lainnya melalui pembinaan, supervisi, monitoring,
penyelenggaraan lomba, serta fasilitasi sarana dan prasarana;
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan arsip di OPD melalui
penyusunan regulasi, sosialisasi, pembinaan, dan
pendampingan pengelolaan arsip;
5. Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi SDM kearsipan dan
perpustakaan melalui pelaksanaan bintek, pelatihan,
workshop; dan
6. Penyediaan sarana dan prasarana kearsipan dan
perpustakaan melalui pembangunan ruang/gedung,
pengadaan perengkapan dan peralatan, pemeliharaan gedung,
dan pemeliharaan peralatan.
1.2.2 Kebijakan
Kebijakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan strategi
adalah sebagai berikut
1. Peningkatan pelayanan perpustakaan dengan prioritas pada
pengembangan perpustakaan menjadi tempat belajar
61
masyarakat;
2. Pemberdayaan perpustakaan masyarakat dan lembaga
lainnya;
3. Peningkatan kualitas pengelolaan arsip dinamis inaktif di unit
pengolah arsip (OPD);
4. Penyelenggaran kegiatan peningkatan kapasitas dan
pengiriman peserta diklat yang diselenggarakan oleh provinnsi
maupun pusat;
5. Pemenuhan sarana dan prasarana dengan prioritas pada
sarana prasarana pendukung pengelolaan kearsipan dan
pelayanan perpustakaan.
Keterkaitan antara strategi dan kebijakan dengan Tujuan, Sasaran
Perangkat Daerah tercantum pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Perangkat Daerah
Tahun 2017-2022
Visi : “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
Misi 2 : Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola yang baik
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan
kualitas layanan
publik
Meningkatnya
Kepuasan
Masyarakat
Meningkatnya
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
1. Penyediaan
sarana dan
prasarana
kearsipan dan
perpustakaan
melalui
pembangunan
ruang/gedung,
pengadaan
perengkapan
dan peralatan,
pemeliharaan
gedung, dan
pemeliharaan
peralatan
2. Meningkatkan
kualifikasi dan
kompetensi
SDM kearsipan
dan
perpustakaan
melalui
pelaksanaan
1. Pemenuhan
sarana dan
prasarana
dengan
prioritas pada
sarana
prasarana
pendukung
pengelolaan
kearsipan dan
pelayanan
perpustakaan;
2. Penyelenggaran
kegiatan
peningkatan
kapasitas dan
pengiriman
peserta diklat
yang
diselenggaraka
n oleh
provinnsi
maupun pusat
62
Visi : “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
Misi 2 : Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola yang baik
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
bintek,
pelatihan,
workshop
Meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
arsip daerah
Meningkatkan
kualitas
pengelolaan arsip
di OPD melalui
penyusunan
regulasi,
sosialisasi,
pembinaan, dan
pendampingan
pengelolaan arsip
Peningkatan
kualitas
pengelolaan arsip
dinamis inaktif di
unit pengolah
arsip (OPD)
Meningkatkan
cakupan
pemenuhan
kebutuhan dan
layanan dasar
yang berkualitas
Meningkatnya
minat baca
masyarakat
1. Meningkatkan
minat baca
masyarakat
melalui
penambahan
waktu
operasional
layanan,
inovasi
layanan,
pengembanga
n minat
budaya baca,
promosi,
penyediaan
bahan
pustaka yang
sesuai
kebutuhan,
dan
pemenuhan
sarana-
prasarana
penunjang
lainnya;
2. Meningkatkan
kualitas
layanan
melalui
penilaian
berkala
1. Peningkatan
pelayanan
perpustakaan
dengan
prioritas pada
pengembangan
perpustakaan
menjadi tempat
belajar
masyarakat;
2. Pemberdayaan
perpustakaan
masyarakat
dan lembaga
lainnya
63
Visi : “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
Misi 2 : Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola yang baik
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
terhadap
kualitas
pelayanan;
3. Meningkatkan
kualitas
perpustakaan
milik
masyarakat
dan lembaga
lainnya
melalui
pembinaan,
supervisi,
monitoring,
penyelenggara
an lomba,
serta fasilitasi
sarana dan
prasarana
64
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD sebagai wujud pengimplementasian
strategi dan kebijakan yang ditetapkan. Merujuk pada Visi misi Bupati
Banjarnegara Tahun 2017-2022 serta Program Unggulan, telah dipetakan
dalam 8 (delapan) program priorotas antara lain infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, pemerintahan, pertanian, pariwisata, perekonomiandan sosial.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
mengampu Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar menangani 2 (dua) urusan
Bidang Kearsipan dan Perpustakaan serta ketentuan Pasal 3 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Untuk melaksanakan urusan tersebut Kabupaten Banjarnegara
menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah.
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 77 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi seta Tata Kerja Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara mengatur peran
Dinas Kearsipan Kab. Banjarnegara dalam melaksanakan Tugas dan
fungsinya melalui program-program pembangunan, dengan pengelompokan
sebagai berikut:
· Uraian Nama program dan Kegiatan Renstra Tahun 2017-2022
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
b. Penyediaan jasa administrasi keuangan
c. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
d. Penyediaan bahan logistik kantor
e. Penyediaan jasa administrasi perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pembangunan gedung kantor
b. Pengadaan perlengkapan gedung kantor
c. Pengadaan peralatan gedung kantor
d. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor
e. Pemeliharaan rutin/ berkala perlengkapan gedung kantor
65
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Pendidikan dan pelatihan formal
4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
5. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
a. Pengembangan Sistem Jaringan Informasi Kearsipan
b. Pembinaan Kearsipan
6. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
a. Pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip
b. Pendataan dan penataan dok/arsip daerah
c. Pembangunan sistem keamanan penyimpanan data
d. Akuisisi & penilaian arsip
e. Pengelolaan arsip vital
f. Penyusutan arsip
g. Pendataan & pembenahan arsip desa
7. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan
a. Monitoring, evaluasi dan pelaporan kondisi situasi data
8. Program Program peningkatan kualitas pelayanan informasi
a. Penyusunan dan penerbitan naskah sumber arsip
b. Penyediaan sarana layanan informasi arsip
c. Sosialisasi/penyuluhan kearsipan dilingkungan instansi
pemerintah/swasta
9. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
a. Pengembangan minat dan budaya baca
b. Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum,
perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan
masyarakat
c. Penyelenggaraan koordinasi pengembangan budaya baca
d. Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca
e. Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah
f. Layanan dan pengolahan buku
10. Program Pengembangan Sarana Prasarana Perpustakaan
a. Penerbitan Literatur Sekunder dan Pelaksanaan Karya Cetak Karya
Rekam
b. Pelestarian Bahan Pustaka Koleksi Deposit
66
11. Program Peningkatan SDM Perpustakaan
a. Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan
b. Pendidikan Kemasyarakatan Perpustakaan
12. Program Pengembangan Manajemen Perpustakaan
a. Evaluasi Layanan Perpustakaan
b. Pengembangan Perpustakaan
c. Akreditasi Bidang Perpustakaan
d. Pengkajian Pengembangan Bidang Perpustakaan
e. Pembinaan Organisasi Perpustakaan dan Kepustakawanan
Secara rinci Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah tercantum pada Tabel
5.1.
67
Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat
daerah
Penangg-
jawab
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Target Akhir
Renstra
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkatkan
kualitas layanan
publik
Meningkatnya
Kepuasan
Masyarakat
Nilai IKM 74,78 74,80 74,85 74,90 74,95 75,00 75,05 75,05 Disarpus
Meningkatnya
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
Nilai AKIP C C CC CC CC CC CC CC Disarpus
Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Persentase
pelayanan
administrasi
perkantoran yang
terpenuhi
% 100 100 100 563,50 100 777,50 100 832,50 100 890,00 100 947,50 100 4.011,00 Disarpus
Penyediaan jasa
peralatan dan
perlengkapan kantor
Jumlah jasa
kantor yang
terpenuhi
paket 5 5 5 58,50 5 62,50 5 65,00 5 70,00 5 75,00 25 331,00 Disarpus
Penyediaan jasa
administrasi
keuangan
Jumlah jasa
administrasi
keuangan yang
terpenuhi
orang 8 9 9 42,50 9 50,00 9 50,00 9 50,00 9 50,00 45 242,50 Disarpus
68
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat
daerah
Penangg-
jawab
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Target Akhir
Renstra
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Penyediaan peralatan
dan perlengkapan
kantor
Jumlah peralatan
kantor, peralatan
kebersihan dan
bahan pembersih
kantor yang
terpenuhi
paket 3 3 3 12,50 3 15,00 3 17,50 3 20,00 3 22,50 15 87,50 Disarpus
Penyediaan bahan
logistik kantor
Jumlah bahan
logistik kantor
yang terpenuhi
paket 16 16 16 250,00 16 300,00 16 350,00 16 400,00 16 450,00 80 1.750,00 Disarpus
Penyediaan jasa
administrasi
perkantoran
Jumlah jasa
administrasi
perkantoran yang
terpenuhi
orang 7 7 10 200,00 13 350,00 16 350,00 20 350,00 20 350,00 20 1.600,00 Disarpus
Program Peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
Presentase sarana
dan prasarana
aparatur yang
terpenuhi
% 100 100 100 275,00 100 405,00 100 445,00 100 5.485,00 100 490.00 100 7.100,00 Disarpus
Pembangunan gedung
kantor
Terbangunnya
gedung kantor
yang representatif
unit - - - - - - - - 1 5.000,00 - - 1 5.000,00 Disarpus
69
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat
daerah
Penangg-
jawab
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Target Akhir
Renstra
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengadaan
perlengkapan gedung
kantor
Jumlah
perlengkapan
gedung kantor
yang terpenuhi
unit 5 6 11 125,00 20 150,00 25 175,00 20 200,00 30 200,00 106 850,00 Disarpus
Pengadaan peralatan
gedung kantor
Jumlah peralatan
gedung kantor
yang terpenuhi
unit 6 6 1 60,00 5 80,00 10 90,00 10 100,00 20 100,00 26 430,00 Disarpus
Pemeliharaan rutin/
berkala gedung
kantor
Jumlah gedung
yang dipelihara
lokal 4 4 4 40,00 4 100,00 4 100,00 4 100,00 4 100,00 4 440,00 Disarpus
Pemeliharaan rutin/
berkala perlengkapan
gedung kantor
Jumlah peralatan
dan perlengkapan
gedung kantor
yang dipelihara
paket 5 5 5 50,00 5 75,00 5 80,00 5 85,00 5 90,00 25 380,00 Disarpus
Program Program
peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Presentase
pengembangan
sistem pelaporan
% 100 100 100 65,00 100 70,00 100 70,00 100 75,00 100 75,00 100 355,00 Disarpus
70
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat
daerah
Penangg-
jawab
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Target Akhir
Renstra
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Penyusunan laporan
capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Jumlah dokumen
PEP yang
terpenuhi
Doku
men
4 4 4 65,00 4 70,00 4 70,00 4 75,00 4 75,00 20 355,00 Disarpus
Program Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Presentase
kapasitas
aparatur yang
meningkat
% 100 100 100 27,50 100 30,00 100 30,00 100 32,50 100 32,50 100 152,50 Disarpus
Pendidikan dan
pelatihan formal
Jumlah personil
meningkat
kapasitasnya
orang 4 4 4 27,50 4 30,00 4 30,00 4 32,50 4 32,50 20 152,50 Disarpus
Meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
arsip daerah
Persentase arsip
yang dikelola
Program
Penyelamatan dan
pelestarian
dokumen/arsip
daerah
Persentase arsip
yang dikelola
% 5,36 17,86 8,33 470,00 8,33 500,00 8,33 500,00 8,33 600,00 8,33 700,00 41,67 2.770,00 Disarpus
Persentase
Perangkat
Daerah yang
melaksanakan
pengelolaan
arsip dinamis
aktif secara
baik
% 19,65 37,51 52,08 62,50 72,92 83,33 100,00 100,00 Disarpus
Tujuan Sasaran Indikator Program dan Kegiatan Indikator Satuan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
71
Sasaran Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output) 2016 2017
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir
Renstra
perangkat
daerah
Penangg-
jawab target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Persentase
pengelola arsip
di unit pengolah
arsip yang
memiliki
kompetensi
% 25,18 30,58 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 100,00 Disarpus
Pendataan dan
penataan dokumen/
arsip daerah
Jumlah lembaga
daerah yang
ditangani arsipnya
Lemba
ga
10 4 4 80,00 4 80,00 4 80,00 4 80,00 4 80,00 20 400,00 Disarpus
Jumlah
pemusnahan arsip
Lemba
ga
2 2 2 2 2 2 2 10
Pengadaan sarana
pengolahan dan
penyimpanan arsip
Jumlah sarana
pengolahan dan
penyimpanan
arsip yang
tersedia
paket 2 4 6 200,00 4 265,00 3 275,00 4 325,00 4 425,00 22 1,390,00 Disarpus
Pembangunan sistem
keamanan
penyimpanan data
Jumlah sistem
keamanan
penyimpanan data
unit - 4 1 50,00 - - - - - - - - 1 50,00 Disarpus
Pengelolaan arsip vital
Jumlah arsip vital
yang dikelola
berkas - - 1.000 15,00 1.000 15,00 1.000 15,00 1.000 15,00 1.000 15,00 5.000 75,00 Disarpus
Tujuan Sasaran Indikator Program dan Kegiatan Indikator Satuan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
72
Sasaran Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output) 2016 2017
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir
Renstra
perangkat
daerah
Penangg-
jawab target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Penyusutan arsip Jumlah
penyusutan arsip
Lemba
ga
- - 2 40,00 2 40,00 2 40,00 2 40,00 2 40,00 10 200,00 Disarpus
Pendataan dan
pembenahan arsip
desa
Jumlah desa yang
didata dan
dibenahi arsipnya
Desa - - 7 70,00 7 70,00 6 60,00 11 110,00 11 110,00 42 420,00 Disarpus
Program
pemeliharaan
rutin/berkala sarana
dan prasarana
kearsipan
Presentase
sarpras kearsipan
yang dipelihara
% - - 100 10,00 100 25,00 100 25,00 100 75,00 100 150,00 100 210,00 Disarpus
Monitoring, evaluasi
dan pelaporan kondisi
situasi data
Jumlah lembaga
yang di evaluasi
dan monitor
Lemba
ga
- - 10 10,00 25 25,00 25 25,00 75 75,00 75 150,00 210 210,00 Disarpus
Program Peningkatan
kualitas pelayanan
infornasi
Prosentase
kualitas
pelayanan
infornasi yang
meningkat
% - 100 100 75,00 100 80,00 100 80,00 100 100,00 100 200,00 100 435,00 Disarpus
73
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat
daerah
Penangg-
jawab
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Target Akhir
Renstra
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Penyusunan dan
penerbitan naskah
sumber arsip
Jumlah naskah/
sumber arsip yang
disusun/
diterbitkan
naskah 6 - - - - - - - 1 40,00 - - 1 40,00 Disarpus
Penyediaan sarana
layanan informasi
arsip
Jumlah sarana
layanan informasi
arsip yang
terpenuhi
Berkas
/unit/
bh
650 250 250 20,00 450 25,00 450 25,00 - - 800 40,00 1.950 110,00 Disarpus
Sosialisasi/
penyulihan kearsipan
Jumlah pengelola
kearsipan yang
meningkat
kapasitasnya
orang 43 48 50 55,00 50 55,00 50 55,00 50 60,00 50 60,00 250 285,00 Disarpus
Program Perbaikan
system administrasi
kearsipan
Prosentase
Perbaikan sistem
administrasi
kearsipan
% - 100 100 90,00 100 125,00 100 125,00 100 200,00 100 200,00 100 740,00 Disarpus
Pengembangan
system jaringan
informasi kearsipan
Jumlah jaringan
informasi
kearsipan yang
dikembangkan
unit - - 1 40,00 1 50,00 1 50,00 1 50,00 1 50,00 5 240,00 Disarpus
Pembinaan kearsipan Jumlah lembaga
yang meningkat
kualitasnya
Lemba
ga
- 2 2 50,00 3 75,00 3 75,00 6 150,00 6 150,00 20 500,00 Disarpus
74
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat
daerah
Penangg-
jawab
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Target Akhir
Renstra
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkatkan
cakupan
pemenuhan
kebutuhan dan
layanan dasar yang
berkualitas
Meningkatnya
minat baca
masyarakat
Meningkatnya
jumlah
kunjungan ke
perpustakaan
% 19,44 19,72 20,00 20,28 20,56 100,00 Disarpus
Persentase
perpustakaan
yang terbina
% 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 100,00 Disarpus
Program
Pengembangan
Budaya Baca dan
Pembinaan
Perpustakaan
Pengunjung
perpustakaan per
tahun
% 5,81 4,63 5,85 455,00 5,94 500,00 6,02 500,00 6,10 600,00 6,19 600,00 30,10 2.655,00 Disarpus
Pengembangan minat
dan budaya baca
Jumlah kegiatan
pengembangan
minat dan budaya
baca
Keg 4 3 6 100,00 6 100,00 6 100,00 8 130,00 8 130,00 34 560,00 Disarpus
Tujuan Sasaran Indikator Program dan Kegiatan Indikator Satuan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
75
Sasaran Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output) 2016 2017
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir
Renstra
perangkat
daerah
Penangg-
jawab target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Supervisi, pembinaan
dan stimulasi pada
perpustakaan umum,
perpustakaan khusus,
perpustakaan sekolah
dan perpustakaan
masyarakat
Jumlah
perpustakaan
yang meningkat
pengelolaannya
Perpus
takaan
115 50 50 50,00 100 65,00 100 65,00 125 80,00 125 80,00 125 340,00 Disarpus
Penyelenggaraan
koordinasi
pengembangan budaya
baca
Jumlah
perpustakaan
khusus yang
terbentuk
Lemba
ga
- - - - 4 20,00 32 35,00 32 35,00 32 35,00 100 125,00 Disarpus
Publikasi dan
sosialisasi minat dan
budaya baca
Jumlah kegiatan
promosi dan
sosialisasi minat
dan budaya baca
Keg 1 1 1 80,00 1 80,00 1 80,00 1 80,00 1 80,00 5 400,00 Disarpus
Penyediaan bahan
pustaka perpustakaan
umum daerah
Jumlah
penambahan
koleksi bahan
pustaka
Eksem
plar
2.000 2.000 2.000 125,00 2.000 150,00 2.000 150,00 2.000 200,00 2.000 200,00 10.000 825,00 Disarpus
Tujuan Sasaran Indikator Program dan Kegiatan Indikator Satuan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
76
Sasaran Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output) 2016 2017
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir
Renstra
perangkat
daerah
Penangg-
jawab target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Layanan dan
pengolahan buku
Jumlah
pengembangan
layanan
perpustakaan
Laya
nan
5 5 5 75,00 5 80,00 5 80,00 5 85,00 5 85,00 25 405,00 Disarpus
Jumlah peminjam Orang 8.500 8.600 8.700 8.800 8.900 43.500 Disarpus
Jumlah anggota
baru
Orang 1.500 1.600 1.700 1.800 1.900 8.500 Disarpus
Jumlah buku yg
dipinjam
Eksem
plar
14.000 14.500 15.000 15.500 16.000 75.000 Disarpus
Jumlah pengguna
layanan Gelar
Buku
Orang 1.750 1.800 1.850 1.900 2.000 9.300 Disarpus
Jumlah pengguna
layanan
perpustakaan
keliling
Orang 7.500 7.500 7.600 7.700 7.800 38.100 Disarpus
Jumlah pengguna
layanan internet
Orang 2.500 2.600 2.700 2.800 2.900 13.500 Disarpus
77
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat
daerah
Penangg-
jawab
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Target Akhir
Renstra
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Jumlah pengguna
layanan
pemutaran film
pendidikan &
Story Telling
Orang 2.000 2.100 2.200 2.300 2.400 11.000 Disarpus
Program
Pengembangan Sarana
dan Prasarana
Perpustakaan
Prosentase
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Perpustakaan
% - - 20 100,00 20 150,00 20 150,00 20 200,00 20 300,00 100 900,00 Disarpus
Penerbitan Literatur
Sekunder dan
Pelaksanaan Karya
Cetak Karya Rekam
Jumlah literatur
sekunder/karya
cetak/ karya
rekam yang
terpenuhi
Paket - - 2 70,00 2 100,00 2 100,00 2 150,00 2 250,00 10 670,00 Disarpus
Pelestarian bahan
pustaka koleksi
deposit
Jumlah bahan
pustaka yang
dilestarikan
Eksem
plar
- - 1.000 30,00 1.000 50,00 1.000 50,00 1.000 50,00 1.000 50,00 5.000 230,00 Disarpus
Program Peningkatan
SDM Perpustakaan
Presentase
pengembangan
SDM
perpustakaan
% - - 100 100,00 100 150,00 100 150,00 100 200,00 100 300,00 100 900,00 Disarpus
Bimbingan teknis
pengelola
perpustakaan
Jumlah peserta
bintek pengelola
perpustakaan
orang 50 50 97 75,00 150 120,00 150 120,00 150 150,00 150 250,00 697 615,00 Disarpus
Tujuan Sasaran Indikator Program dan Kegiatan Indikator Satuan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
78
Sasaran Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output) 2016 2017
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir
Renstra
perangkat
daerah
Penangg-
jawab target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pendidikan
kemasyarakatan
perpustakaan
Jumlah
Pendidikan
kemasyarakatan
perpustakaan
keg - - 2 25,00 2 30,00 2 30,00 2 50,00 2 50,00 10 185 Disarpus
Program
Pengembangan
Manajemen
Perpustakaan
Persentase
pengembangan
manajemen
perpustakaan
% - - 100 300,00 100 150,00 100 150,00 100 200,00 100 300,00 100 1.100,00 Disarpus
Evaluasi layanan
perpustakaan
Jumlah evaluasi
layanan
perpustakaan
yang
dilaksanakan
keg/kali - - 3 50,00 3 50,00 3 50,00 3 50,00 3 50,00 15 250,00 Disarpus
Pengembangan
perpustakaan
Jumlah
perpustakaan
yang
dikembangkan
Perpus
takaan
- - 3 150,00 - - - - - - - - 3 150,00 Disarpus
Akreditasi bidang
perpustakaan
Jumlah
perpustakaan
yang terakreditasi
Perpus
takaan
- - - - - - - - 1 50,00 - - 1 50,00 Disarpus
79
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat
daerah
Penangg-
jawab
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Target Akhir
Renstra
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengkajian
pengembangan bidang
perpustakaan
Jumlah kajian
pengembangan
perpustakaan
Kajian - - - - - - - - - - 1 150,00 1 150,00 Disarpus
Pembinaan organisasi
perpustakaan dan
kepustakawanan
Jumlah organisasi
perpustakaan dan
kepustakawanan
yang dibina
Organi
sasi
3 10,00 3 10,00 3 10,00 3 10,00 3 10,00 3 10,00 15 500,00 Disarpus
80
Bab VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap
unit kerja. Indikator kinerja atau indikator keberhasilan untuk setiap jenis
pelayanan pada bidang-bidang kewenangan yang diselenggarakan oleh unit
organisasi perangkat daerah dalam bentuk standar pelayanan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kab. Banjarnegara. Penetapan standar
pelayanan merupakan cara untuk menjamin dan meningkatkan
akuntabilitas pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat.
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualikatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja harus merupakan sesuatau yang akan dihitung
dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat
tingkatan kinerja baik dalam tahap perencanaan (ex ente), tahap
pelaksanaan (on going), maupun tahap setelah kegiatan selesai dan
berfungsi (ex post)
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan suatu
instrumen pertanggungjawaban yang terdiri dari berbagai indikator dan
mekanisme kegiatan pengukuran,penilaian dan pelaporan kinerja secara
menyeluruh dan terpadu untuk memenuhi kewajiban pemerintah dalam
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas,
fungsi dan misi organisasi.
Pada sektor publik seperti entitas pemerintah sistem akuntabilitas
kinerja menghadapi masalah berupa sulitnya mengukur kinerja dan
menentukan indikator kinerja yang tepat. Problematik tersebut timbul
karena sektor publik memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan
sektor bisnis, terutama menyangkut output, outcome dan tujuan utama
entitas. Output entitas pemerintahan sebagian besar berupa jasa pelayanan
publik yang sulit diukur kuantitas maupun kualitasnya.
Indikator Kinerja Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kab. Banjarnegara Tahun
2017- 2022 adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan
kinerja yang akan dicapai Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab.
Banjarnegara dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten
81
Banjarnegara. Indikator kinerja ini juga berhubungan dengan arah
kebijakan dan kebijakan umum dalam RPJMD Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2017-2022 yang diamanatkan secara khusus kepada Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara.
Tabel dibawah ini akan menyajikan indikator kinerja yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD.
Tabel 6.1
Indikator Kinerja Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun 2017-2022
NO Indikator Satu
an
Kondisi
Awal Target Capaian Setiap Tahun
Target
Akhir
RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1. Nilai IKM Ind
eks
74,7
8
74,8
0 74,85 74,90 74,95
75,00
75,05 75,05
2. Nilai AKIP Ind
eks C C CC CC CC CC CC CC
3.
Persentase
arsip yang
dikelola
%
5,36
17,8
6
8,33
8,33
8,33
8,33
8,33
41,67
4.
Persentase
Perangkat
Daerah yang
melaksanaka
n pengelolaan
arsip dinamis
aktif secara
baik
%
19,6
5
37,5
1
52,08
62,50
72,92
83,33
100,0
0
100,0
0
5.
Persentase
pengelola
arsip di unit
pengolah
arsip yang
memiliki
kompetensi
%
30,5
8
17,8
4
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
100,0
0
6.
Meningkatnya
jumlah
kunjungan ke
perpustakaan
%
5,81
4,63
19,44
19,72
20,00
20,28
20,56
100,0
0
7.
Persentase
perpustakaan
yang terbina
%
23,6
0
46,0
0
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
100,0
0
82
BAB VIII PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab.
Banjarnegara Tahun 2017 – 2022 yang berisi permasalahan, visi, misi,
tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan, serta program dan kegiatan
merupakan pedoman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
dalam menyusun Rencana Kerja guna penyelenggaraan kegiatan kearsipan
dan perpustakaan di lingkup Kabupaten Banjarnegara selama kurun waktu
5 tahun ke depan. Bila nantinya diperlukan perubahan atau penyesuaian,
dapat dilakukan reviu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Guna penyusunan Rencana Kerja Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kab. Banjarnegara TA 2018, selama masa transisi saat
Rencana Strategis Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
2017-2022 sedang dalam penyusunan, maka Rencana Strategis Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Banjarnegara Tahun 2011-2016 ini
dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman. Masa berlaku Rencana
Strategis (Renstra) Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017–
2022 adalah selama lima tahun. Untuk menjaga kesinambungan
pembangunan serta mengisi kekosongan dokumen perencanaan pada masa
transisi, maka Renstra Tahun 2011–2016 dapat digunakan sebagai pedoman
dalam penyusunan Renja Perangkat Daerah tahun 2017, dengan tetap
berpedoman pada RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005 - 2025.
Pengembangan minat baca dan pengelolaan arsip sesuai kaidah
kearsipan perlu didukung oleh seluruh stakeholder terkait, baik pimpinan
dan staf, serta seluruh OPD pada pemerintah, lembaga penyelenggara
kearsipan dan organisasi kepustakaan, serta seluruh komponen
masyarakat. Oleh karena itu, Renstra ini juga menjadi acuan dalam upaya
yang dilakukan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara
dalam menyelenggarakan urusan kearsipan dan perpustakaan sesuai tugas
dan fungsi yang diamanatkan dalam Peraturan perundan- undangan yang
pada akhirnya dapat meuwujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang
lebih baik serta tumbuhnya minat baca masyarakat Banjarnegara.
Pada akhirnya, keberhasilan penyelenggaraan urusan kearsipan secara
terpadu serta peningkatan minat baca diharapkan dapat mendukung
tercapainya visi Bupati Banjarnegara 2017 – 2022 “Banjarnegara
83
Bermartabat dan Sejahtera”, dan misi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
2017-2022 khususnya misi kedua “Mewujudkan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan berdasarkan konsep tata kelola pemerintahah yang baik”.
Kami menyadari dalam menyusun Rencana Strategis ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu saran, masukan dan kritikan yang membangun
dari semua pihak senantiasa kami harapkan guna tersusunnya dokumen
yang lebih baik pada masa mendatang.
1
IV. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH DINAS DAERAH IV. Q. DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan merupakan
suatu rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan
meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai bangsa yang mandiri, maju, adil dan makmur.
Pembangunan kebudayaan tercakup dalam pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama yang terkait erat dengan pengembangan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia, sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun
2005 – 2025, yang mengamanatkan bahwa pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama diarahkan pada pencapaian sasaran untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak
mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab; dan mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Dalam pembangunan kebudayaan,
terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, dan beretika sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan
masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Disamping itu, kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif serta harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi
secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Pembangunan kepariwisataan mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong
pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan daerah yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan, serta berperan
dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pariwisata juga berperan dalam
upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan alam dan budaya bangsa dengan memperkenalkan kekayaan alam dan budaya.
Dalam perjalanannya, pembangunan harus dilaksanakan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan untuk dapat menciptakan
kondisi yang lebih baik dari kondisi yang sudah ada sekarang. Dalam pentahapannya harus dilaksanakan bersama-sama dengan pihak-pihak terkait / stakeholders sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawab masing-masing. Dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan proses pembangunan berjalan secara efektif dan efisien sehingga dapat mempercepat pencapaian tujuan yang diinginkan.
2
Guna menyelaraskan berbagai upaya yang dilaksanakan maka diperlukan suatu perencanaan yang matang dan disepakai oleh
semua pihak. Dokumen perencanaan mempunyai peran sebagai penunjuk arah
dalam mencapai tujuan yang dibuat secara berjenjang mulai dari
perencanan jangka panjang (25 tahunan) rencana jangka menengah (5 tahunan) dan rencana pendek (1 tahun). Dalam kaitannya dengan
kewenangan pemerintahan, maka di tingkat SKPD hanya menyiapkan dokumen perencanaan jangka menengah dalam bentuk Rencana Strategis dan perencanaan jangka pendek (rencana tahunan).
Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah (Renstra OPD) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang memuat
visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penyusunan Renstra OPD dibuat dengan mengacu pada rencana pembangunan
jangka panjang daerah (RPJPD) dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Sinkronisasi antara Renstra OPD dengan
dokumen perencanaan tingkat menengah dan jangka panjang daerah adalah merupakan langkah efektif dan efisien dari OPD dalam ikut mencapai tujuan pembangunan daerah jangka menengah dan jangka
panjang sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyebutkan bahwa
penyusunan dan penetapan Renstra OPD merupakan bagian dari proses penyusunan dan penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Setelah Renstra OPD ditetapkan dan disahkan oleh Kepala OPD maka Renstra tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut dalam target tahunan (Rencana Kerja - Renja). Dalam Rencana Kerja tersebut
secara detail telah dijabarkan pelaksanaan tiap-tiap kegiatan dan program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penyusunan Renstra mengacu pada tugas dan fungsi perangkat daerah sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara, Peraturan Bupati Banjarnegara tentang
Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah, RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022, dan memperhatikan Renstra
Kementerian/Lembaga tahun 2015-2019, Renstra Perangkat Daerah Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031, dan Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2021. Renstra Perangkat Daerah menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana
Kerja Perangkat Daerah yang disusun setiap tahun selama kurun waktu tahun 2017-2022. Selain itu Renstra Perangkat Daerah menjadi acuan dalam pengendalian dan evaluasi pembangunan pada
Perangkat Daerah, baik evaluasi Renstra maupun evaluasi Renja Perangkat Daerah.
3
1.2 Landasan Hukum Landasan penyusunan Renstra Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017- 2022 adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 7. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
11. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
4
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);
21. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310); 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 24. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
5
Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009–2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 215); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 114); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 145); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun
2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
33. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 14 Tahun
2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015-2030;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 (Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 32);
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Organisasi Perangkat Daerah adalah menyediakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk kurun waktu Tahun 2017-2022 yang
6
mencakup gambaran kinerja, permasalahan, isu strategis tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan perangkat daerah
sebagai penjabaran dari RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah yang menangani urusan Kepariwisataan dan Kebudayaan.
Tujuan dari penyusunan Renstra Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara yaitu:
1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan bidang pariwisata dan kebudayaan selama kurun waktu tahun 2017-2022 dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah dalam mendukung Visi dan Misi Bupati Banjarnegara.
2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan kegiatan perangkat daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk kurun waktu tahun 2017-2022 dalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya sebagai dasar dalam melakukan pengendalian dan evaluasi kinerja perangkat daerah.
3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur perangkat daerah
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) perangkat daerah yang merupakan dokumen
perencanaan perangkat daerah tahunan dalam kurun waktu tahun 2017-2022.
4) Sebagai pedoman bahan koordinasi dan sinkronisasi program
dan kegiatan bagi semua pemangku kebijakan (stakeholder) dan instansi terkait yang berperan aktif dalam mencapai tujuan dan sasaran.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud
dan tujuan, sistematika penulisan Rencana Strategis Organisasi Perangkat daerah tahun 2017-2022.
Bab II Gambaran Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi
perangkat daerah, sumber daya perangkat daerah, kinerja pelayanan perangkat daerah, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan perangkat daerah.
Bab III Permasalahan Isu Strategis Perangkat Daerah Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan
tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah, telaahan Renstra Kementerian/lembaga; Renstra perangkat daerah Provinsi; Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW); Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); dan Penentuan Isu-isu Strategis.
Bab IV Tujuan dan Sasaran Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah
perangkat daerah. Bab V Strategi dan Arah Kebijakan Bab ini berisi tentang strategi dan kebijakan perangkat daerah. Bab VI Rencana Program dan Kegiatan Serta Pendanaan Bab ini berisi Rencana Program dan Kegiatan, indikator kinerja,
Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif perangkat daerah
7
tahun 2017-2022. Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan Pariwisata dan
Kebudayaan Bab ini berisi tentang indikator kinerja perangkat daerah yang
secara langsung menunjukan kinerja Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang sebagai bentuk komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Bab VIII Penutup Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
Renstra perangkat daerah
8
BAB II GAMBARAN PELAYANAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara berdasarkan pembentukannya melalui Peraturan Bupati
Banjarnegara Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
A. Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan adalah sebagai berikut : a. Disparbud merupakan unsur pelaksana urusan
pemerintahan bidang pariwisata dan kebudayaan;
b. Disparbud dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
B. Susunan Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan, terdiri dari : a. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
2) Sub Bagian Keuangan; 3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
b. Bidang Destinasi Pariwisata, terdiri dari :
1) Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata; 2) Seksi Pengembangan Produk Pariwisata.
c. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari : 1) Seksi Pemasaran dan promosi pariwisata; 2) Seksi Pelayanan Informasi Pariwisata dan Budaya.
d. Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Pariwisata, terdiri dari :
1) Seksi Kelembagaan dan Jasa Usaha Pariwisata; 2) Seksi Sumber Daya Manusia Pariwisata.
e. Bidang Kebudayaan, terdiri dari :
1) Seksi Budaya dan Tradisi; 2) Seksi Museum, Seni, Sejarah dan Purbakala.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
C. Bagan Organisasi Disparbud sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
2.1.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Perangkat daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah, dan Peraturan
Bupati Banjarnegara Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
9
Banjarnegara. Struktur organisasi perangkat daerah disparbud adalah sebagai berikut :
Diagram 2.1
Bagan Struktur Organisasi Disparbud
2.1.2 Uraian Tugas Perangkat Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pariwisata dan bidang kebudayaan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas perangkat daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Banjarnegara menyelenggarakan fungsi : a. Fungsi Kepariwisataan b. Fungsi Kebudayaan
Uraian tugas dan fungsi masing-masing jabatan sesuai Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 78 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
a. Disparbud mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang pariwisata
dan kebudayaan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepala Daerah.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Disparbud menyelenggarakan fungsi : 1. perumusan kebijakan dibidang destinasi pariwisata,
pemasaran pariwisata, kelembagaan dan
sumberdaya manusia pariwisata serta kebudayaan; 2. pelaksanaan koordinasi kebijakan dibidang
destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata,
10
kelembagaan dan sumberdaya manusia pariwisata serta kebudayaan;
3. pelaksanaan kebijakan di bidang destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, kelembagaan dan sumber daya manusia pariwisata serta kebudayaan;
4. pembinaan dan fasilitasi kebijakan dibidang destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata,
kelembagaan dan sumber daya manusia pariwisata serta kebudayaan;
5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang
destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, kelembagaan dan sumber daya manusia pariwisata
serta kebudayaan; 6. pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas; 7. pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD; dan
8. pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Sekretariat a. Sekretariat adalah unsur pembantu pimpinan, berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris. c. Sekretariat mempunyai tugas melakukan perencanaan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang ketatausahaan, hukum,
keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, kearsipan, dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan,
kehumasan, kepegawaian, pelayanan administrasi di lingkungan Disparbud.
d. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Sekretariat menyelenggarakan fungsi : 1. pengkoordinasian kegiatan di lingkungan
Disparbud; 2. pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan
program kerja di lingkungan Disparbud;
3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama,
hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi di lingkungan Disparbud;
4. pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Disparbud;
5. pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi
hukum di lingkungan Disparbud; 6. pengkoordinasian pelaksanaan sistem pengendalian
intern pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi
dan dokumentasi;
11
7. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan pelayanan pengadaan
barang/jasa di lingkungan Disparbud; 8. pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan
lingkup tugasnya; dan
9. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinansesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidangperencanaan, evaluasi dan pelaporan program kerjadi lingkungan Disparbud.
b. Sub Bagian Keuangan; mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengelolaan keuangandan anggaran di lingkungan Disparbud.
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang ketata usahaan, hukum, kerumah tanggaan, kerjasama, kearsipan, dokumen,
keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan, kepegawaian, dan pelayananadministrasi di lingkungan
Disparbud. d. Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud diatas,
masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
4. Bidang Destinasi Pariwisata
a. Bidang Destinasi Pariwisata adalah unsur pelaksana
Disparbud, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Bidang Destinasi Pariwisata dipimpin oleh Kepala
Bidang. c. Bidang Destinasi Pariwisata mempunyai tugas
melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pengelolaan daya tarik wisata Daerah, kawasan strategis pariwisata Daerah, destinasi
pariwisata Daerah, penyediaan prasarana (zona kreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insan
kreatif di Daerah, pengelolaan desa wisata serta pengembangan produk pendukung pariwisata.
12
d. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Destinasi Pariwisata menyelenggarakan
fungsi : 1. perencanaan perumusan kebijakan
bidangpengelolaan daya tarik wisata Daerah,
kawasan strategis pariwisata Daerah, destinasi pariwisata Daerah, penyediaan prasarana
(zonakreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di Daerah, pengelolaan desa wisata
serta pengembangan produk pendukung pariwisata; 2. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang
pengelolaan daya tarik wisata Daerah, kawasan strategis pariwisata Daerah, destinasi pariwisata Daerah, penyediaan prasarana (zona kreatif/ruang
kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di Daerah, pengelolaan desa wisata serta
pengembangan produk pendukung pariwisata; 3. pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan daya
tarik wisata Daerah, kawasan strategis pariwisata Daerah, destinasi pariwisata Daerah, penyediaan prasarana (zona kreatif/ruang kreatif/kota kreatif)
sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di Daerah, pengelolaan desa wisata serta pengembangan
produk pendukung pariwisata; 4. pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang
pengelolaan daya tarik wisata Daerah, kawasan strategis pariwisata Daerah, destinasi pariwisata Daerah, penyediaan prasarana (zona kreatif/ruang
kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di
Daerah, pengelolaan desa wisata serta pengembangan produk pendukung pariwisata;
5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan
bidangpengelolaan daya tarik wisata Daerah, kawasan strategis pariwisata Daerah, destinasi pariwisata Daerah, penyediaan prasarana (zona
kreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insan
kreatif di Daerah, pengelolaan desa wisata serta pengembangan produk pendukung pariwisata; dan
6. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan
oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5. Bidang Destinasi Pariwisata, terdiri dari : a. Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata; mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengelolaan daya tarik wisata Daerah,
13
kawasan strategis pariwisata Daerah dan destinasi pariwisata Daerah.
b. Seksi Pengembangan Produk Pariwisata; mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang penyediaan prasarana (zona
kreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di Daerah, pengelolaan desa wisata serta
pengembangan produk pendukung pariwisata. c. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud diatas, masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Destinasi Pariwisata.
6. Bidang Pemasaran Pariwisata
a. Bidang Pemasaran Pariwisata adalah unsur pelaksana
Disparbud, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Bidang Pemasaran Pariwisata di pimpin oleh Kepala Bidang.
c. Bidang Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas
melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri, daya tarik, destinasi dan kawasan strategis
pariwisata Daerah serta pelayanan informasi pariwisata dan kebudayaan.
d. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Bidang Destinasi Pariwisata menyelenggarakan fungsi :
1. perencanaan perumusan kebijakan bidangpemasaran pariwisata dalam dan luar negeri, daya tarik, destinasi dan kawasan strategis
pariwisata Daerah serta pelayanan informasi pariwisata dan kebudayaan;
2. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang
pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri, daya tarik, destinasi dan kawasan strategis pariwisata
Daerah serta pelayanan informasi pariwisata dan kebudayaan;
3. pelaksanaan kebijakan bidang pemasaran
pariwisata dalam dan luar negeri, daya tarik, destinasi dan kawasan strategis pariwisata Daerah
serta pelayanan informasi pariwisata dan kebudayaan;
4. pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang
pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri, daya tarik, destinasi dan kawasan strategis pariwisata
14
Daerah serta pelayanan informasi pariwisata dan kebudayaan;
5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri, daya tarik, destinasi dan kawasan strategis
pariwisata Daerah serta pelayanan informasi pariwisata dan kebudayaan; dan
6. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari : a. Seksi Pemasaran dan Promosi Pariwisata; mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri, daya tarik, destinasi dan kawasan strategis pariwisata Daerah.
b. Seksi Pelayanan Informasi Pariwisata dan Budaya; mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pelayanan informasi
pariwisata dan kebudayaan. c. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud diatas, masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata.
8. Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Pariwisata
a. Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Pariwisata adalah unsur pelaksana Disparbud, berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Pariwisata dipimpin oleh Kepala Bidang.
c. Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Pariwisata mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang peningkatan kapasitas
kelembagaan pariwisata, sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat dasar, jasa usaha pariwisata serta penetapan tanda daftar usaha
pariwisata. d. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Pariwisata menyelenggarakan fungsi : 1. perencanaan perumusan kebijakan
bidangpeningkatan kapasitas kelembagaan pariwisata, sumber daya manusia pariwisata dan
15
ekonomi kreatif tingkat dasar, jasa usaha pariwisata serta penetapan tanda daftar usaha pariwisata;
2. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang peningkatan kapasitas kelembagaan pariwisata, sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi
kreatif tingkat dasar, jasa usaha pariwisata serta penetapan tanda daftar usaha pariwisata;
3. pelaksanaan kebijakan bidang peningkatan kapasitas kelembagaan pariwisata, sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat
dasar, jasa usaha pariwisata serta penetapan tanda daftar usaha pariwisata;
4. pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang peningkatan kapasitas kelembagaan pariwisata, sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi
kreatif tingkat dasar, jasa usaha pariwisata serta penetapan tanda daftar usaha pariwisata;
5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan
bidang peningkatan kapasitas kelembagaan pariwisata, sumber daya manusia pariwisata dan
ekonomi kreatif tingkat dasar, jasa usaha pariwisata serta penetapan tanda daftar usaha pariwisata; dan
6. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan
oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 9. Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Pariwisata, terdiri dari : a. Seksi Kelembagaan dan Jasa Usaha Pariwisata;
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan kebijakan bidang peningkatan kapasitas kelembagaan pariwisata, jasa usaha pariwisata dan
penetapan tanda daftar usaha pariwisata. b. Seksi Sumber Daya Manusia Pariwisata; mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang peningkatan kapasitas sumber daya
manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat dasar. c. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud diatas, masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Pariwisata.
10. Bidang Kebudayaan
a. Bidang Kebudayaan adalah unsur pelaksana Disparbud, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Bidang Kebudayaan dipimpin oleh Kepala Bidang. c. Bidang Kebudayaan mempunyai tugas melakukan
perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
16
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengelolaan
kebudayaan, museum Daerah, penetapan dan pengelolaan cagar budaya Daerah, pembinaan lembaga adat, kesenian, sejarah lokal, pelestarian tradisi,
pembinaan lembaga adat, dan penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah dalam 1 (satu)
provinsi. d. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Bidang Kebudayaan menyelenggarakan fungsi :
1. perencanaan perumusan kebijakan bidang pengelolaan kebudayaan, museum Daerah,
penetapan dan pengelolaan cagar budaya Daerah, pembinaan lembaga adat, kesenian, sejarah lokal, pelestarian tradisi, pembinaan lembaga adat, dan
penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah dalam 1 (satu) provinsi;
2. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang
pengelolaan kebudayaan, museum Daerah, penetapan dan pengelolaan cagar budaya Daerah,
pembinaan lembaga adat, kesenian, sejarah lokal, pelestarian tradisi, pembinaan lembaga adat, dan penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar
Daerah dalam 1 (satu) provinsi; 3. pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan
kebudayaan, museum Daerah, penetapan dan
pengelolaan cagar budaya Daerah, pembinaan lembaga adat, kesenian, sejarah lokal, pelestarian
tradisi, pembinaan lembaga adat, dan penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah dalam 1 (satu) provinsi;
4. pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pengelolaan kebudayaan, museum Daerah,
penetapan dan pengelolaan cagar budaya Daerah, pembinaan lembaga adat, kesenian, sejarah lokal, pelestarian tradisi, pembinaan lembaga adat, dan
penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah dalam 1 (satu) provinsi;
5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan
bidang pengelolaan kebudayaan, museum Daerah, penetapan dan pengelolaan cagar budaya Daerah,
pembinaan lembaga adat, kesenian, sejarah lokal, pelestarian tradisi, pembinaan lembaga adat, dan penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar
Daerah dalam 1 (satu) provinsi; dan 6. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan
oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 11. Bidang Kebudayaan, terdiri dari :
a. Seksi Budaya dan Tradisi; mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
17
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengelolaan kebudayaan, pelestarian
tradisi dan pembinaan lembaga adat. b. Seksi Museum, Seni, Sejarah dan Purbakala;
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan kebijakan bidang pengelolaan museum Daerah, penetapan dan pengelolaan cagar budaya Daerah, pembinaan kesenian dan sejarah lokal serta
dan penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah dalam 1 (satu) provinsi.
c. Seksi-seksi sebagaimana dimaksud diatas, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Kebudayaan. 12. UPTD
a. UPTD dipimpin oleh Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan UPTD diatur dengan Peraturan Bupati tersendiri.
13. Jabatan Fungsional a. Kelompok Jabatan Fungsional pada lingkungan
Disparbud dapat ditetapkan menurut kebutuhan yang
mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan. b. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah
tenaga fungsional yang terbagi dalam kelompok sesuai
dengan bidang keahliannya. c. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja. d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai
peraturan perundang-undangan.
e. Untuk memenuhi kebutuhan jabatan fungsional dapat dilakukan dengan pengangkatan pertama, perpindahan dan penyesuaian jabatan sesuai peraturan perundang-
undangan. f. Pelaksanaan tugas jabatan fungsional dikoordinasikan
oleh ketua kelompok jabatan fungsional sesuai dengan rumpun jabatan masing-masing.
g. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja jabatan fungsional
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Banjarnegara
selain melaksanakan tugas pokok urusan pemerintahan daerah
dibidang Kebudayaan dan Pariwisata yang menjadi kewenangan daerah juga mempunyai tugas mengelola 2 obyek wisata, yaitu Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, dan obyek wisata Curug Pitu.
18
Dalam mengelola 2 obyek ini Disparbud mendapatkan target kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah dari pemerintah
kabupaten yang setiap tahunnya selalu meningkat. Peningkatan target Pendapatan Asli Daerah ini belum diimbangi
dengan alokasi anggaran yang cukup untuk meningkatkan kualitas
sarana dan prasarana baik fisik maupun penunjangnya sehingga untuk saat ini obyek wisata yang dikelola oleh Disparbud tertinggal
jauh dengan objek wisata yang dikelola oleh pihak ketiga / masyarakat yang saat ini banyak tumbuh di Kabupaten Banjarnegara dan sekitarnya, belum lagi Sumber Daya Manusia pariwisata yang
amat terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga menjadi sulit bersaing dengan obyek wisata lainnya yang dikelola oleh pihak
ketiga (swasta) / masyarakat yang selalu ditata dan dikelola dengan rapi.
Dengan Sumber Daya Manusia yang terbatas kualitas dan
kuantitas serta dengan anggaran yang terbatas pula Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara harus membagi dua tugas berat yaitu melaksanakan tugas pokok urusan pemerintahan daerah
dibidang kebudayaan dan pariwisata yang menjadi urusan daerah (yang salah satunya adalah memberikan arahan dan pembinaan
kepada pengelola obyek) dan juga sekaligus menjadi pengelola obyek wisata, sementara obyek yang kita kelola karena keterbatasan anggaran dan Sumber Daya Manusianya jauh dari ideal dan dinilai
oleh masyarakat terkesan tidak terawat dan kumuh serta tidak pernah ada penambahan wahana baru untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.
2.2.1 Sumberdaya Manusia (Pegawai)
Kondisi sumber daya manusia Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sampai dengan bulan Desember 2016 berdasarkan penggolongannya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tahun
2016
No Tingkat
Pendidikan
Kategori Jenis
Kelamin Jml
PNS Non PNS
Pria Wanita PTT THL
1 SD Sederajat 11 5 - 16 - 16
2 SMP Sederajat 15 - 4 18 1 19
3 SMA Sederajat 33 4 10 40 7 47
4 D3 5 - - 1 4 5
5 S1 20 3 - 14 9 23
6 S2 2 - - 1 1 2
7 S3 - - - - - -
Jumlah 86 12 14 90 22 112
Komposisi pegawai Disparbud sampai dengan Desember 2016 didominasi oleh PNS dengan tingkat pendidikan menengah
19
(SMA sederajat) sebanyak 33 orang yang berikutnya di ikuti dengan PNS dengan tingkat pendidikan tinggi (Sarjana)
sebanyak 20 orang. Pada sisi yang lain, Disparbud masih memiliki PNS dengan tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak 26 orang. Dengan kondisi tersebut rentang
pendidikan PNS cukup merata pada Disparbud, dengan mayoritas pegawainya adalah Pria (80,36%).
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin
di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2016
No Golongan Jenis Kelamin
Jumlah Pria Wanita
1 Non PNS – THL 11 3 14
2 Non PNS – PTT 9 3 12
3 Golongan I 19 - 19
4 Golongan II 34 4 38
5 Golongan III 15 10 25
6 Golongan IV 2 2 4
Jumlah 90 22 112
Komposisi pegawai Disparbud berdasarkan golongan didominasi oleh golongan II (33,93%) dan di ikuti oleh
golongan III (22,32%).
2.2.2 Sarana dan Prasarana (Asset) Keberadaan asset merupakan hal mendasar yang dapat mendukung kelancaran kinerja kedinasan. Pada tahun 2016
terdapat kenaikan nilai asset cukup besar, yang terjadi karena penambahan nilai asset tanah. Adapun rincian asset yang berada di bawah kewenangan Disparbud sebagai berikut :
Tabel 2.3
Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2016
No. Jenis Barang Jumlah Nilai
1 Tanah 486.139.985.000
Tanah 34 Bidang 486.139.985.000
2 Peralatan dan Mesin 3.205.699.541
Alat besar - Buah -
Alat angkutan 20 Buah 1.187.990.062
Alat bengkel dan alat ukur
17 Buah 65.533.700
Alat pertanian 25 Buah 61.494.000
Alat kantor dan rumah
tangga
567 Buah 1.611.363.729
Alat studio dan
komunikasi
52 Buah 236.431.050
Alat kedokteran 4 Buah 9.287.000
Alat laboratorium - Buah -
20
Alat persenjataan keamanan
1 Buah 33.600.000
3 Gedung dan Bangunan Buah 34.236.949.292
Bangunan gedung 177 Buah 33.743.997.292
Bangunan monumen 6 Buah 492.952.000
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan
1.669.159.650
Jalan dan jembatan 27 Buah 1.115.757.650
Bangunan air/irigasi 1 Buah 120.852.000
Instalasi 6 Buah 392.650.000
Jaringan 1 Buah 39.900.000
5 Aset Tetap Lainnya 309.418.000
Buku perpustakaan - Buah -
Barang bercorak kebudayaan
6 Buah 301.245.000
Hewan, ternak dan tumbuhan
236 Buah 8.173.000
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan
-
JUMLAH ASET TETAP 525.561.211.483
Total asset yang dimiliki oleh Disparbud adalah sebesar Rp.
525.561.211.483,- (lima ratus dua puluh lima milyar, lima ratus enam puluh satu juta, dua ratus sebelas ribu, empat ratus delapan puluh tiga rupiah). Asset tersebut didominasi
oleh asset berupa tanah (92,50%) serta bangunan dan gedung (6,51%), sisanya sebesar 0,99% berupa jalan-jembatan, alat angkutan, dan alat transportasi. Secara keseluruhan
Disparbud masih mengalami kekurangan asset berupa peralatan dan perlengkapan kantor serta alat transportasi
mengingat kegiatan Disparbud lebih banyak berada di luar kantor (promosi wisata).
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Menunjukkan tingkat capaian kinerja Perangkat Daerah
berdasarkan sasaran/target Renstra Perangkat Daerah periode sebelumnya. Adapun tabel yang perlu disajikan adalah hasil pengisian Tabel 2.4 dengan format sebagai berikut:
21
Tabel 2.4
Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
NO Indikator Kinerja Satuan
Target Renstra Perangkat Daerah
Tahun 2011-2016 Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun
ke-
Rata-rata
pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Urusan Pariwisata
1 Kunjungan wisata (%) 100 100 100 100 100 94,74 96,28 94,90 117,20 195,77 0 1,63 -1,43 23,50 67,04 15,62
2 Pendapatan sektor pariwisata (%) 100 100 100 100 100 128,12 122,53 153,68 118,81 110,22 0 -4,36 25,42 -
22,69 -7,23 -2,96
Urusan Kebudayaan
1 Penyelenggaraan festival seni
dan budaya kali 66 70 75 80 85 66 79 75 100 118 0 19,70 -5,06 33,33 18,00 12,32
2 Sarana penyelenggaraan seni
dan budaya
per
10,000
penduduk
0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0 0 0 0 0 0
3
Benda, Situs dan Kawasan
Cagar Budaya yang
dilestarikan
% 0,00 2,44 2,44 0,00 4,88 0,00 2,44 2,44 0,00 2,44 0 0 0 0 0 0
Pencapaian kinerja pelayanan Disparbud diukur melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan melalui Rencana Strategis Dinbudpar tahun 2011-2016. Dari yang ditetapkan terdapat 2 indikator yang memiliki nilai pertumbuhan rata-rata positif yaitu pada kunjungan
wisata (dibandingkan dengan target tahunan) dan penyelenggaraan festival seni dan budaya. Dua indikator lainya tidak mengalami pertumbuhan atau tetap yaitu sarana penyelenggaraan seni dan benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan. Terakhir 1 (satu) indikator memiliki nilai pertumbuhan negatif (menurun) yaitu pendapatan sektor wisata. Penurunan ini dipengaruhi oleh
bencana letusan kawah timbang-Dieng dan longsor pada jalan akses kawasan Dieng dari rute Wonosobo.
22
Tabel 2.5 Anggaran Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara
No Program Anggaran pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
515.700.000 578.328.000 531.622.800 598.015.000 620.055.000
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
216.900.000 598.422.000 251.216.000 714.275.000 752.430.000
3 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
- 25.000.000 25.000.000 35.000.000 35.000.000
4 Program Pengembangan Nilai Budaya - 175.000.000 168.600.000 362.646.000 242.500.000
5 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 150.000.000 375.000.000 448.860.000 420.000.000 630.490.000
6 Program Pengelolaan Keragaman Budaya 200.000.000 853.500.000 720.000.000 1.160.000.000 1.044.000.000
7 Program perencanaan sosial dan budaya - 50.000.000 - - -
8 Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
- - - - -
9 Program pengembangan pemasaran pariwisata
425.000.000 865.800.000 1.033.100.000 1.408.100.000 1.633.400.000
10 Program pengembangan destinasi pariwisata
1.990.000.000 3.860.122.000 9.575.632.200 7.626.856.000 6.081.291.000
11 Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
- - - 2.394.329.000 -
12 Program pengembangan Kemitraan 75.000.000 130.000.000 200.000.000 185.000.000 294.896.000
13 Program Bidang Cipta Karya - 70.400.000 250.000.000 50.000.000 293.328.000
JUMLAH 3.572.600.000 7.581.572.000 13.204.031.000 14.954.221.000 11.627.390.000
23
Tabel 2.6 Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara
No Program Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
469.575.040 492.146.004 422.143.017 509.592.066 560.042.138
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
216.892.950 595.565.050 250.563.400 712.641.075 746.303.575
3 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
- 24.128.300 25.000.000 30.638.500 34.678.000
4 Program Pengembangan Nilai Budaya - 174.373.500 165.585.000 205.446.500 206.463.800
5 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 150.000.000 336.301.500 448.668.000 419.833.600 629.009.450
6 Program Pengelolaan Keragaman Budaya 183.882.500 825.730.000 576.671.050 1.086.480.200 931.341.550
7 Program perencanaan sosial dan budaya - 47.910.000 - - -
8 Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
- - - - -
9 Program pengembangan pemasaran pariwisata
415.515.400 820.610.000 952.809.700 1.328.577.790 1.535.685.650
10 Program pengembangan destinasi pariwisata
1.856.224.470 2.386.088.351 8.823.872.510 7.454.447.540 5.943.480.564
11 Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
- - - 2.154.556.180 -
12 Program pengembangan Kemitraan 74.351.000 119.897.000 192.861.400 179.060.000 262.392.520
13 Program Bidang Cipta Karya - 68.670.000 224.387.000 - 240.342.000
JUMLAH 3.366.441.360 5.891.419.705 12.082.561.077 14.081.273.451 11.089.739.247
24
Tabel 2.7 Rasio dan Pertumbuhan Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara
No Program
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke-
Rata-rata
Pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 Anggaran Realisasi
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 91% 85% 79% 85% 90% 20,24% 19,27%
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 100% 100% 100% 100% 99% 246,90% 244,09%
3 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan 0% 97% 100% 88% 99% 40,00% 43,72%
4 Program Pengembangan Nilai Budaya 0% 100% 98% 57% 85% 38,57% 18,40%
5 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 100% 90% 100% 100% 100% 320,33% 319,34%
6 Program Pengelolaan Keragaman Budaya 92% 97% 80% 94% 89% 422,00% 406,49%
7 Program perencanaan sosial dan budaya 0% 96% 0 0 0% 0,00% 0,00%
8 Program pengembangan kerjasama pengelolaan
kekayaan budaya 0% 0% 0 0 0% 0,00% 0,00%
9 Program pengembangan pemasaran pariwisata 98% 95% 92% 94% 94% 284,33% 269,59%
10 Program pengembangan destinasi pariwisata 93% 62% 92% 98% 98% 205,59% 220,19%
11 Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah 0% 0% 0% 90% 0% 0,00% 0,00%
12 Program pengembangan Kemitraan 99% 92% 96% 97% 89% 293,19% 252,91%
13 Program Bidang Cipta Karya 0% 98% 90% 0% 82% 316,66% 250,00%
JUMLAH 94% 78% 92% 94% 95% 225,46% 229,42%
25
Pertumbuhan anggaran 2012 - 2015 bernilai positif seiring dengan realisasinya, walaupun nilai realisasi tidak mampu sama dengan jumlah anggaran yang tersedia. Kondisi ini terjadi karena perubahan metode pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian indikator menyebabkan munculnya sisa anggaran dan tidak terambil. Sementara pada tahun 2016 nilai pertumbuhan anggaran bernilai
negatif, kondisi ini muncul atas penilaian pencapaian kinerja yang sudah maksimal sehingga tidak lagi membutuhkan anggaran.
-
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
16.000.000.000
20122013
20142015
2016
Ru
pia
h
Tahun Anggaran
Diagram 2.2 Anggaran dan Realisasi Keuangan TA. 2012 s/d 2016
Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara
Anggaran
Realisasi
26
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara menghadapi tantangan serta memiliki peluang bagi pengembangan pelayanan Perangkat Daerah pada lima tahun mendatang antara lain :
2.4.1 Tantangan
Tantangan merupakan adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi (eksternal) dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan, antara lain
: i. Kemampuan ekonomi masyarakat Kabupaten Banjarnegara
dan sekitarnya masih rendah, hal ini mempengaruhi industri
pariwisata dan steakholdernya untuk berkembang dengan baik. ii. Aksesibilitas menuju dan keluar Banjarnegara amat terbatas,
hanya dapat di akses melalui jalan darat (kereta api juga tidak dapat lewat Banjarnegara) hal ini sangat menghambat arus keluar masuk wisatawan yang akan berkunjung ke obyek
wisata di Banjarnegara. iii. Derasnya arus globalisasi yang didorong oleh kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi menjadi tantangan untuk
mempertahankan jati diri dan identitas agar tidak menjadi krisis jati diri dan identitas.
2.4.2 Peluang
Peluang adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang dari
luar organisasi (eksternal) dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan, antara lain :
i. Terdapatnya dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk meningkatkan pembangunan / pengembangan pariwisata dan kebudayaan.
ii. Pengembangan pariwisata dan kebudayaan merupakan bagian dari Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2017 s/d 2022. Khususnya pada Misi I : Mewujudkan Tata
Kehidupan Masyarakat Yang Tertib, Aman, Damai Dan Demokratis; Misi III : Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan
Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik; serta Misi V : Mewujudkan Pembangunan Daerah Yang Berkesinambungan Dan Berbasis Pada Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan. iii. Adanya investor (pelaku wisata) yang siap menanamkan
investasinya di bidang pariwisata di Kabupaten Banjarnegara.
27
BAB III PERMASALAHAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Perangkat Daerah Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi
pelayanan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan dan Faktor yang mempengaruhi Pelayanan Perangkat Daerah
Urusan Identifikasi
Permasalahan Faktor yang mempengaruhi
Non Urusan (Sekretariatan)
Rendahnya SDM Disparbud
Semakin tingginya standar
pendidikan menyebabkan aparatur generasi awal tertinggal tingkat pendidikannya.
Urusan Kepariwisataan
Belum dimanfaatkannya potensi daerah sebagai destinasi utama pariwisata daerah
Belum optimalnya pengelolaan pariwisata unggulan
Masih kurangnya program peningkatan sarpras penunjang pariwisata
Kurangnya lokasi obyek wisata yang menjadi primadona kabupaten
Belum berkembangnya industri pariwisata
Rendahnya kontribusi PAD dari sektor pariwisata dan ekraf
Lemahnya promosi dan pemasaran objek wisata unggulan dan kurangnya penggunaan teknologi informasi dalam pemasaran
Lemahnya promosi dan pemasaran objek wisata unggulan dan kurangnya penggunaan teknologi informasi dalam pemasaran
Masih rendahnya kualitas pelaku usaha pariwisata, pemandu wisata
Masih rendahnya kualitas pelaku usaha pariwisata, pemandu wisata
Rendahnya keaktifan dan kualitas kelompok sadar wisata
Rendahnya keaktifan dan kualitas kelompok sadar wisata
28
Urusan Identifikasi
Permasalahan Faktor yang mempengaruhi
Urusan Kebudayaan
Menurunnya nilai-nilai budaya masyarakat
Semakin meningkatnya pengaruh budaya luar yang dapat mengurangi nilai-nilai budaya dan tradisi adat masyarakat
Hilangnya nilai-nilai dan tradisi dalam masyarakat
Lunturnya nilai tradisional dikenal masyarakat luas
Kurang pembinaan terhadap penganut tradisi
Lemahnya Pembinaan masyarakat penganut tradisi
Kurang dikenalnya seni Banjarnegara
Lunturnya kesenian dan perfilma yang di kenal di kabupaten
Kurang pembinaan
terhadap group kesenian, pelaku seni dan adat/ tradisi
Rendahnya pengetahuan
masyarakat terhadap sejarah penting daerah
Belum adanya data base dan pegawai / SDM yang menangani bidang kebudayaan di tingkat kecamatan dan kabupaten
Banyaknya benda dan bangunan cagar budaya yang rusak atau hilang, disebabkan ketidaktahuan masyarakat terhadap benda cagar budaya
Kurangnya perhatian dalam pengelolaan museum dan Benda Cagar Budaya (BCB)
belum optimalnya pengelolaan Museum sebagai daya tarik wisata
29
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih
Berdasarkan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022 yang telah di perda-kan dengan nomor 32 tahun 2017, Visi dan Misi Kabupaten Banjarnegara
adalah sebagai berikut:
1. VISI : “Banjarnegara Bermartabat Dan Sejahtera” 2. MISI :
a. Mewujudkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Tertib,
Aman, Damai Dan Demokratis. b. Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan
Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.
c. Mewujudkan Pembangunan Daerah Yang Berkesinambungan Dan Berbasis Pada Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan d. Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Daerah Yang Efektif,
Efisien, Produktif, Transparan Dan Akuntabel Dengan
Tenaga Profesional. e. Mewujudkan Kemartabatan Dan Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Peningkatan Cakupan Pemenuhan
Hak Dasar
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara sebagai OPD yang melaksanakan tugas pokok urusan pemerintah daerah di bidang Pariwisata dan
Kebudayaan harus mendukung visi dan misi pemerintah daerah terutama pada misi yang kesatu, kedua, dan ketiga. Adapun keterkaitan Visi, Misi,
Tujuan, dan Sasaran Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah sebagai berikut :
30
Tabel 3.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tahun 2017-2022 Pimpinan Daerah
VISI: “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN SATUAN
1.
Mewujudkan Tata Kehidupan
Masyarakat Yang Tertib, Aman, Damai
Dan Demokratis
1.1.
Meningkatkan
kondusivitas wilayah
1.1.1.
Meningkatnya ketenteraman, ketertiban dan
keamanan lingkungan
Indeks ketenteraman dan ketertiban Masyarakat
Angka
1.2.
Meningkatkan
kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana
1.2.1. Meningkatnya kualitas
kesiapsiagaan bencana
Persentase desa tangguh
bencana %
1.2.2.
Meningkatnya kualitas
ketanggapdaruratan bencana
Kecepatan penanggulangan bencana
Menit
1.3.
Meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai
kehidupan bermasyarakat dan berdemokrasi
1.3.1.
Meningkatnya penghargaan masyarakat terhadap
nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokal
Indeks Kebudayaan Angka
1.3.2.
Meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam kehidupan berdemokrasi
Presentase pemilih dalam
pemilu %
2.
Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan
Berdasarkan Konsep Tata Kelola
2.1.
Meningkatkan
kualitas layanan publik
2.1.1.
Meningkatnya
efektivitas dan transparansi layanan
publik
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Angka
2.2. Meningkatkan 2.2.1. Meningkatnya kinerja Nilai AKIP Kabupaten Angka
31
VISI: “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN SATUAN
Pemerintahan Yang Baik
kualitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Banjarnegara
2.2.2. Meningkatnya
kapasitas Aparatur
2.2.3.
Meningkatnya kualitas
pengelolaan pemerintahan desa
Persentase penyampaian
laporan pertanggung-jawaban pemerintah desa
yang tepat waktu
%
3
Mewujudkan
Pembangunan Daerah Yang
Berkesinambungan Dan Berbasis Pada Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan
3.1.
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas
infrastruktur
3.1.1.
Meningkatnya sarana
infrastruktur jalan dan jembatan
Persentase jalan
kabupaten dalam kondisi baik
%
3.1.2.
Meningkatnya kualitas
dan kuantitas jaringan irigasi
Persentase jaringan
irigasi dalam kondisi baik %
3.2.
Meningkatkan kinerja
perekonomian daerah
3.2.1. Meningkatnya kinerja sektor pertanian dan
perikanan
Pertumbuhan sektor pertanian
%
Nilai Tukar Petani %
3.2.2. Meningkatnya kinerja
sektor pariwisata
Jumlah kunjungan
wisatawan Orang
3.2.3 Meningkatnya kinerja UKM dan koperasi
Kontribusi UKM terhadap
PDRB %
Persentase koperasi aktif %
3.2.4. Meningkatnya jumlah investasi
Persentase peningkatan nilai investasi
%
3.2.5. Meningkatnya kesempatan kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
%
32
VISI: “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN SATUAN
3.2.6. Meningkatnya kinerja sektor industri
Pertumbuhan sektor industri
%
3.2.7. Meningkatnya kinerja
sektor perdagangan
Pertumbuhan sektor
perdagangan %
3.2.7. Meningkatnya produksi dan produktivitas agregat daerah
Laju Pertumbuhan
Ekonomi %
PDRB per kapita Rupiah
3.2.8. Meningkatnya stabilitas harga
Laju inflasi %
3.3.
Meningkatkan pemerataan
pembangunan wilayah
3.3.1.
Meningkatnya pemerataan
pembangunan antar wilayah kecamatan
Indeks Williamson Angka
3.4.
Meningkatkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan
3.4.1.
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang meliputi kualitas
udara, kualitas air sungai, dan tutupan lahan
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH) Angka
4
Mewujudkan Tata Kelola Keuangan
Daerah Yang Efektif, Efisien, Produktif,
Transparan Dan Akuntabel Dengan Tenaga Profesional
4.1. Mewujudkan reformasi tata
kelola keuangan
4.1.1. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan
dan aset daerah
Opini Badan Pemeriksa Keuangan
Opini
4.1.2. Meningkatnya kemandirian daerah
Rasio kemandirian keuangan daerah
%
33
VISI: “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN SATUAN
5
Mewujudkan
Kemartabatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui
Peningkatan Cakupan Pemenuhan Hak
Dasar
5.1.
Meningkatkan cakupan
pemenuhan kebutuhan dan
layanan dasar yang berkualitas
5.1.1. Meningkatnya ketahanan pangan
Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH)
%
5.1.2. Meningkatnya cakupan
rumah layak huni Rasio rumah layak huni %
5.1.3.
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pendidikan
Angka Rata-rata Lama
Sekolah Tahun
Angka Harapan Lama
Sekolah Tahun
5.1.4.
Meningkatnya akses
dan kualitas pelayanan kesehatan
Angka usia harapan hidup
Tahun
5.1.5. Meningkatnya peran serta perempuan dalam pembangunan
Indeks Pemberdayaan
Gender Angka
5.1.6. Meningkatnya cakupan air bersih
Ketersediaan air baku liter/ detik
5.2.
Meningkatkan
penanganan masalah kesejahteraan
sosial
5.2.1. Meningkatnya jumlah penduduk di atas garis
kemiskinan
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan
%
5.2.2.
Meningkatnya
penanganan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Persentase Penurunan PMKS
%
34
Dari visi dan misi di atas kemudian dijabarkan ke dalam tujuan,
sasaran, dan indikator sasaran, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara mendapat bagian mewujudkan indikator sasaran sebagai berikut :
1. Sasaran 1.3.1 Meningkatnya penghargaan masyarakat terhadap
nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokal dengan indikator berupa nilai indeks kebudayaan yang akan diakomodir melalui program : a. Program Pengembangan Nilai Budaya
b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
2. Sasaran 2.1.1 Meningkatnya efektivitas dan transparansi layanan publik dengan indikator berupa nilai Indeks Kepuasan Layanan
Masyarakat yang akan diakomodir melalui program : a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
e. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
3. Sasaran 3.2.2 Meningkatnya kinerja sektor pariwisata dengan
indikator berupa Jumlah kunjungan wisatawan yang akan
diakomodir melalui program : a. Program pengembangan pemasaran pariwisata
b. Program pengembangan destinasi pariwisata c. Program pengembangan Kemitraan d. Program Bidang Cipta Karya
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
3.3.1 Telaahan Renstra K/L Renstra Kementerian yang menjadi acuan vertikal oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara dalam penyelarasan arah kebijakan dan strategi pembangunan pariwisata dan kebudayaan adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
secara khusus pada Direktorat Jenderal Kebudayaan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sejalan dengan
fungsi pengembangan ekonomi kreatif Indonesia, maka renstra OPD juga mengacu pada badan/lembaga setingkat kementrian yaitu Badan Ekonomi Kreatif.
Merujuk pada Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010-2014 yaitu “Terselenggaranya layanan prima pendidikan dan
kebudayaan untuk membentuk insan Indonesia yang cerdas dan beradab”, maka Visi Pembangunan Bidang Kebudayaan adalah
“Memperkukuh Kebudayaan Indonesia yang multikultur, bermartabat, dan menjadi kebanggaan masyarakat dan dunia”. Visi pembangunan kebudayaan tersebut diturunkan kedalam Misi
Pembangunan Kebudayaan yaitu:
35
1. Melestarikan cagar budaya dan mengembangkan permuseuman secara berkelanjutan;
2. Membina kesenian dan perfilman untuk meningkatkan inspirasi dan apresiasi masyarakat terhadap seni dan film sesuai dengan nilai nilai budaya bangsa;
3. Membina kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memperkuat tradisi dalam keragaman budaya;
4. Meningkatkan pemahaman sejarah dan nilai budaya dalam memperkuat ketahanan budaya bangsa;
5. Internalisasi nilai untuk membentuk jati diri dan karakter
bangsa serta memperkuat diplomasi budaya; 6. Mengembangkan penelitian kebudayaan guna memperkaya
kebudayaan Indonesia;
7. Mengembangkan sumber daya kebudayaan yang berkualitas; 8. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang responsif,
transparan dan akuntabel.
Berangkat dari Visi dan Misi Pembangunan Bidang Kebudayaan
tersebut, telah dirumuskan juga tujuan strategis pembangunan budaya yang mencakup:
1. Peningkatan pelestarian cagar budaya Indonesia, kualitas museum dan apresiasi masyarakat terhadap cagar budaya dan
museum; 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelaku seni dan film,
inspirasi dan penciptaan kreatifitas dalam membuat karya seni
dan film serta apresiasi masyarakat terhadap seni dan film; 3. Peningkatan kesadaran masyarakat dan penghargaan terhadap
keragaman budaya, kapasitas dan peran komunitas adat dan pelaku tradisi serta kapasitas pengelolaan pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional;
4. Peningkatan inventarisasi penulisan pemetaan dan dokumentasi sejarah dan nilai budaya, re-aktualisasi dan adaptasi nilai sejarah dan nilai budaya, serta apresiasi
masyarakat terhadap sejarah dan nilai budaya; 5. Peningkatan internalisasi nilai nilai budaya rangka penguatan
jati diri bangsa, apresiasi dan pengakuan terhadap budaya bangsa, serta hubungan lintas budaya antar bangsa;
6. Peningkatan kualitas kinerja organisasi, serta kualitas
perencanaan, pemantauan dan evaluasi program dan kegiatan.
Sementara itu, merujuk pada Visi dan Misi terkait pariwisata yang termuat dalam Renstra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2014 dijelaskan bahwa Visi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah “Terwujudnya Kesejahteraan Dan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia Dengan Menggerakkan Kepariwisataan Dan Ekonomi Kreatif” dimana Visi
tersebut diturunkan kedalam Misi yaitu :
1. Mengembangkan kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan daerah;
36
2. Mengembangkan ekonomi kreatif yang dapat menciptakan nilai tambah, mengembangkan potensi seni dan budaya Indonesia,
serta mendorong pembangunan daerah; 3. Mengembangkan sumberdaya pariwisata dan ekonomi kreatif
secara berkualitas;
4. Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel.
Jika melihat rumusan Misi tersebut, maka yang terkait langsung dengan kepariwisataan adalah Misi I yaitu Mengembangkan
kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan daerah. Dari Misi I tersebut diuraikan tujuan utama yaitu:
1. Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan Indonesia.
Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan erat kaitannya terhadap pencapaian sasaran pembangunan kesejahteraan
rakyat khususnya sektor ekonomi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu: (1) rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 2010-2014 adalah sebesar 6,3–6,8% per tahun; (2) inflasi
adalah rata-rata 4–6% per tahun; (3) tingkat pengangguran (terbuka) 5–6% pada akhir tahun 2014; dan (4) tingkat
kemiskinan 8–10% pada akhir tahun 2014. Untuk dapat mendukung pencapaian target sasaran ini, maka Kemenparekraf telah menetapkan target Produk Domestik
Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja sektor kepariwisataan sebagai indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kontribusi ekonomi kepariwisataan Indonesia.
Dengan menggunakan metode atau pendekatan pengeluaran, maka PDB sektor pariwisata dapat diestimasi berdasarkan: (a)
besaran konsumsi di sektor pariwisata yang dapat diestimasi melalui jumlah pergerakan wisatawan dan jumlah belanja per hari dari wisatawan tersebut; (b) investasi dapat diestimasi
melalui nilai investasi di sektor pariwisata baik yang dilakukan oleh swasta, pemerintah ataupun swadaya masyarakat; (c) belanja negara adalah besaran alokasi belanja negara di sektor
pariwisata; dan (d) penerimaan devisa pengeluaran wisman; dan (e) pengeluaran wisman pre dan post trip.
2. Peningkatan daya saing kepariwisataan Indonesia. World Economic Forum (WEF) setiap tahunnya tahunnya
mengeluarkan The Travel and Tourism Competitiveness Report yang digunakan untuk mengukur daya saing kepariwisataan
Indonesia dibandingkan dengan 138 negara-negara lain di dunia. Kemenparekraf memegang peran yang sentral khususnya terkait dengan keberlanjutan industri
kepariwisataan, prioritas pemerintah terhadap pengembangan kepariwisataan, koordinasi terhadap pembangunan sarana dan
prasarana kepariwisataan, mengembangkan daya tarik dan SDM pariwisata, mempersiapkan masyarakat untuk dapat menjadi tuan rumah yang baik, serta menciptakan iklim usaha
kepariwisataan yang kondusif.
Terakhir, dengan merujuk pada Visi dan Misi Badan Ekonomi
Kreatif Indonesia terkait pengembangan ekonimi kreatif yang
37
termuat dalam Renstra Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2015-2019 dijelaskan bahwa Visi Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) adalah
“Ekonomi Kreatif Menjadi Kekuatan Baru Ekonomi Indonesia” dimana Visi tersebut diturunkan kedalam Misi BEKRAF yaitu membangun ekosistem yang mampu :
1. mendorong penumbuhan usaha baru ekonomi kreatif;
2. meningkatkan nilai tambah produk kreatif dalam perekonomian nasional;
3. menghasilkan produk unggulan ekonomi kreatif yang dikenal
dan digemari di pasar global;
Dalam rangka mencapai visi dan misi Badan Ekonomi Kreatif
seperti yang dikemukakan diatas, maka visi dan misi tersebut dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional
berupa perumusan tujuan sebagai berikut :
1. Terwujudnya pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif yang
meningkat dan secara bertahap menjadi lebih tinggi dari Pertumbuhan Ekonomi Nasional
2. Terwujudnya produk kreatif Indonesia yang dikenal dan
digemari di pasar global.
Dengan 2 (dua) tujuan tersebut kemudian dicapai secara lebih kongkret, melalui penetapan sasaran strategis yang terukur secara kuantitatif yaitu :
1. Meningkatnya pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif dengan target 6,75 % pada tahun 2019.
2. Tenaga Kerja
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah serapan tenaga kerja dengan target 17,0 juta orang pada tahun 2019.
3. Nilai Ekspor Produk Kreatif
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah nilai ekspor bruto produk kreatif Indonesia dengan target USD 21,5 milliar
pada tahun 2019.
38
3.3.2 Telaahan Renstra Perangkat Daerah Provinsi Dengam mempertimbangkan Visi dan Misi Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 serta kondisi kepariwisataan baik di
tingkat nasional maupun di tingkat daerah dan isu-isu strategis lainnya yang berkembang.
Visi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 adalah : ”Terwujudnya Jawa Tengah Sebagai
Pusat Budaya Dan Destinasi Pariwisata Utama Menuju Masyarakat Yang Berkepribadian Dan Sejahtera”. Sementara untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan Jawa Tengah sebagai Pusat Budaya Jawa; 2. Mewujudkan Jawa Tengah sebagai Destinasi Wisata Utama;
3. Mengembangkan Pemasaran yang Efektif, Efisien, Terpadu dan Bertanggungjawab;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan, perencanaan dan
administrasi serta sinergitas kemitraan dengan stakeholders.
Melalui penetapan visi dan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018, kemudian dijabarkan menjadi Tujuan dan Sasaran sebagai berikut :
39
Tabel 3.3 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tahun 2013-2018 Dinbudpar Prov. Jateng
Visi Misi Tujuan Sasaran
Terwujudnya Jawa Tengah Sebagai Pusat Budaya Jawa dan Destinasi Pariwisata Utama Menuju Masyarakat yang Berkepribadian dan Sejahtera
I. Mewujudkan Jawa Tengah sebagai Pusat Budaya Jawa
I. Melestarikan Nilai-nilai Tradisi Daerah
I. Meningkatnya kualitas masyarakat yang berkepribadian budaya Jawa melalui pelestarian dan pengembangan tradisi dan nilai-nilai budaya Jawa (NBSF)
II. Meningkatkan pelindungan, pemanfaatan,
pengelolaan dan pengembangan warisan budaya daerah (sepur)
II. Mewujudkan Jawa Tengah sebagai Destinasi Wisata Utama
II. Mewujudkan destinasi pariwisata Jawa Tengah yang mempunyai keunikan dan kearifan lokal, serta menggerakkan industri yang berdaya saing melalui pemberdayaan masyarakat
A) Meningkatnya destinasi pariwisata yang mempunyai keunikan lokal dan kekhasan Jawa Tengah
B) Meningkatnya kualitas dan kuantitas usaha pariwisata dalam pembangunan pariwisata di Jawa Tengah
C) Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM.
D) Meningkatnya kualitas dan kuantitas usaha pariwisata dalam pembangunan pariwisata
III. Mengembangkan Pemasaran yang Efektif, Efisien, Terpadu dan Bertanggungjawab
III. Mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan industri pariwisata secara profesional serta mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah
Meningkatnya Pengembangan Pemasaran Pariwisata
IV. Meningkatkan kualitas pelayanan, perencanaan, dan
administrasi serta sinergitas kemitraan dengan stakeholders.
IV. Meningkatkan kualitas rencana bidang kebudayaan dan pariwisata; Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM bidang kebudayaan dan
pariwisata; Meningkatnya kualitas pelayanan bidang kebudayaan dan pariwisata; Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran
Terwujudnya kualitas pelayanan, perencanaan dan administrasi yang profesional dan efisien
40
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2011-2031 yang telah disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031 perlu untuk dilakukan untuk melihat kesesuaian dengan rencana pengembangan secara khusus kawasan pariwisata di Kabupaten
Banjarnegara sebagaimana disebutkan bahwa Penataan ruang Daerah bertujuan mewujudkan ruang Kabupaten berbasis pertanian dan pariwisata yang unggul dalam sistem wilayah
terpadu dan berkelanjutan.
Disebutkan dalam Dokumen RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031 bahwa Kawasan Peruntukan Pariwisata dibagi kedalam 4 kawasan peruntukan pariwisata yaitu :
(1) Kawasan peruntukan pariwisata meliputi:
a. kawasan pariwisata alam;
b. kawasan pariwisata budaya; dan c. kawasan pariwisata buatan.
(2) Kawasan pariwisata alam meliputi : a. Kawasan Dataran Tinggi Dieng; b. Kawasan Wisata Arung Jeram Sungai Serayu:
c. Kawasan Wisata Gunung Lawe; d. Kawasan Wisata Alam Curug Pitu;
e. Kawasan Wisata Curug Sikopel; f. Kawasan Wisata Gunung Mandala; g. Kawasan Wisata Pemandian Air Panas;
h. Kawasan Wisata Hutan Pinus di Kecamatan Pagedongan; dan
i. kawasan pariwisata alam lain yang ditetapkan kemudian.
(3) Kawasan pariwisata budaya meliputi : a. kawasan Candi Dieng;
b. kawasan wisata sentra seni kerajinan Klampok; c. kawasan wisata sentra batik di Kecamatan Susukan; dan d. kawasan pariwisata budaya lain yang ditetapkan kemudian.
(4) Kawasan pariwisata buatan meliputi : a. kawasan wisata Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas
(TRMS); b. kawasan wisata Waduk Panglima Besar Jenderal Sudirman; c. kawasan agrowisata hortikultura; dan
d. kawasan pariwisata buatan lain yang ditetapkan kemudian.
Arahan perwujudan kawasan pariwisata dilakukan melalui
program: a. pembangunan dan peningkatan objek wisata;
b. penyediaan fasilitas penunjang wisata; c. pembinaan masyarakat sadar wisata; d. peningkatan promosi pariwisata;
e. peningkatan sarana dan prasarana meliputi aksesibilitas dan akomodasi pariwisata; dan
41
f. pengoptimalan potensi budaya, alam dan keunikan lokal sebagai potensi obyek wisata.
3.4.2 Telaahan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Telaahan terhadap Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015-2030 yang telah disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015-2030 perlu untuk dilakukan guna melihat kesesuaian dengan rencana pengembangan pariwisata di
Kabupaten Banjarnegara sebagaimana disebutkan bahwa RIPARDA disusun dalam rangka mengidentifikasi, menertibkan, memberi kemanfaatan setiap potensi sumber daya yang ada.
Adapun tujuan dari RIPARDA adalah sebagai berikut :
1. mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan kepariwisataan;
2. memudahkan perencanaan pembangunan kepariwisataan;
3. memudahkan pengawasan aset-aset yang menjadi milik pemerintah daerah;
4. mewujudkan peran masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan; 5. mewujudkan peran penyelenggara pariwisata secara optimal
dalam pemberian layanan kepada masyarakat; dan 6. mewujudkan sistem pembangunan kepariwisataan yang
berdaya guna dan berhasil untuk mendukung pelestarian
budaya dan terselenggaranya sistem kepariwisataan yang terpadu.
Disebutkan dalam Dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015-2030
bahwa pembangunan kepariwisataan daerah meliputi :
1. pembangunan destinasi pariwisata daerah;
2. pembangunan pemasaran pariwisata daerah; 3. pembangunan industri pariwisata daerah; dan
4. pembangunan kelembagaan kepariwisataan daerah.
3.4.3 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah merupakan
dokumen pendukung dari telaahan aspek lingkungan terhadap kebijakan, rencana dan program dalam memberikan rekomendasi penyempurnaan untuk memastikan prinsip pembangunan
berkelanjutan telah terintegrasi didalamnya. Sebagaimana disebutkan dalam peraturan daerah tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Banjarnegara Nomor ..... Tahun
..... tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Banjarnegara memiliki tujuan sebagai berikut :
1. memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam kebijakan, rencana
dan/atau program RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022.
42
2. Meningkatkan kualitas RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 yang mengedepankan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. 3. Meningkakan kapasitas dan kompetensi pelaku pembangunan
dalam integrasi pembangunan dan berkelanjutan dan KRP
melalui fasilitasi dan menjadikan referensi media proses belajar bersama antar pelaku pembangunan dalam setiap penyusunan
dan evaluasi kebijakan, rencana dan / atau program RPJMD.
Disebutkan dalam Dokumen KLHS Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2017-2022 bahwa Potensi kawasan pariwisata di Kabupaten Banjarnegara meliputi kawasan wisata alam, kawasan pariwisata budaya, dan kawasan wisata buatan. Kawasan pariwisata alam
terletak di kawasan dataran tinggi Dieng, kawasan wisata arung jeram Sungai Serayu, kawasan wisata Gunung Lawe, kawasan
wisata alam Curug Pitu, kawasan wisata Curug Sikopel, kawasan wisata Gunung Mandala, kawasan wisata pemandian air panas, dan kawasan wisata hutan pinus di Kecamatan Pagedongan.
Kawasan pariwisata budaya terletak di kawasan Candi Dieng, kawasan wisata sentra seni kerajinan Klampok, dan kawasan wisata sentra batik di Kecamatan Susukan. Kawasan pariwisata
buatan terletak di kawasan wisata Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS), kawasan wisata Waduk Panglima Besar
Jenderal Sudirman, dan kawasan agrowisata hortikultura. Dalam KLHS Banjarnegara menyebutkan, kegiatan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan tidak memberikan pengaruh
terhadap kondisi lingkungan hidup. Walaupun begitu KLHS tetap menggaris bawah terhadap pengembangan pembangunan
kepariwisataan di Banjarnegara tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, dengan berpedoman pada RTRW, dan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Isu Strategis Bidang Pariwisata yang menjadi fokus perhatian dan upaya
peningkatan kedepan yaitu : 1. Belum optimalnya pengelolaan pariwisata unggulan
2. Kurangnya lokasi obyek wisata yang menjadi primadona kabupaten 3. Rendahnya kontribusi PAD dari sektor pariwisata dan ekraf 4. Lemahnya promosi dan pemasaran objek wisata unggulan dan
kurangnya penggunaan teknologi informasi dalam pemasaran 5. Masih rendahnya kualitas pelaku usaha pariwisata, pemandu wisata
6. Rendahnya keaktifan dan kualitas kelompok sadar wisata Isu Isu Strategis Bidang Kebudayaan yang menjadi fokus perhatian dan
upaya peningkatan kedepan yaitu : 1. Semakin meningkatnya pengaruh budaya luar yang dapat mengurangi
nilai-nilai budaya dan tradisi adat masyarakat 2. Lunturnya nilai tradisional dikenal masyarakat luas
3. Lemahnya Pembinaan masyarakat penganut tradisi 4. Lunturnya kesenian dan perfilman yang di kenal di kabupaten 5. Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap sejarah penting daerah
43
6. Banyaknya benda dan bangunan cagar budaya yang rusak atau hilang, disebabkan ketidaktahuan masyarakat terhadap benda cagar
budaya 7. belum optimalnya pengelolaan Museum sebagai daya tarik wisata
44
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi
Pimpinan Daerah, yaitu sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sedangkan Sasaran merupakan penjabaran dari Tujuan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Banjarnegara, yaitu hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai, serta dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
1. Tujuan 1 : Meningkatkan kualitas pariwisata
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah : a. Meningkatnya kunjungan wisatawan dengan indikator berupa :
- Jumlah kunjungan wisatawan
- Persentase peningkatan kunjungan wisatawan - Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata
b. Berkembangnya destinasi pariwisata dengan indikator berupa :
- Prosentase peningkatan daya saing obyek wisata
2. Tujuan 2 : Lestarinya seni dan budaya daerah Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah : a. Berkembangnya seni dan budaya daerah dengan indikator berupa :
- Persentase kelompok seni budaya yang aktif b. Lestarinya bangunan cagar budaya dengan indikator berupa :
- Persentase benda cagar budaya dalam kondisi baik
3. Tujuan 3 : Terwujudnya pelayanan prima
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah : a. Meningkatnya nilai Survey Kepuasan Masyarakat dengan
indikator berupa :
- Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah perangkat daerah beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagaimana berikut ini :
45
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
Tahun 2017-2022
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Target Kinerja Tujuan / Sasaran Pada Tahun Ke-
2018 2019 2020 2021 2022
Meningkat-kan kualitas pariwisata
Meningkat-nya kunjungan wisatawan
Jumlah kunjungan wisatawan
1.142.
308
1.176.
577
1.211.
875
1.248.
231
1.285.
678
Persentase peningkatan kunjungan wisatawan
3% 3% 3% 3% 3%
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata
500. 000
0 100. 000
150. 000
200. 000
Berkembang-nya destinasi pariwisata
Prosentase peningkatan daya saing obyek wisata
25 25 25 25 25
Lestarinya seni dan budaya
Berkembang-nya seni dan budaya daerah
Persentase kelompok seni budaya yang aktif
2,44 2,44 2,44 2,44 2,44
Lestarinya bangunan cagar budaya
Persentase benda cagar budaya dalam kondisi baik
47,95 47,95 47,95 47,95 47,95
Terwujud-nya pelayanan prima
Meningkat-nya nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
78,5 79 79 79 80
46
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1 Strategi dan Kebijakan Perangkat Daerah
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan
perangkat daerah dalam lima tahun mendatang. Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian
kebijakan. Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan
tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran.
5.1.1 Strategi
Strategi yang digunakan dalam rangka pencapaian sasaran adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan promosi melalui media cetak dan elektronik
(website dan iklan TV, promosi di koran, pemasangan baliho dan pembuatan kalender event), serta optimalisasi SDM
pengelola TIC dalam penyebarluasan informasi melalui IT 2. Meningkatkan jumlah pelaku wisata yang professional dan
terstandarisasi melalui program fasilitasi dan pelatihan
3. Meningkatkan keaktifan dan kualitas Pokdarwis melalui program pembinaan sosialisasi, dan bintek
4. Meningkatkan program pariwisata melalui pengembangan ekonomi kreatif di lingkungan objek wisata
5. Meningkatkan pelayanan dan kualitas destinasi wisata baru
dengan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada 6. Mengembangkan objek destinasi pariwisata ungulan melalui
peningkatan sarana dan manajemen pengelolaan obyek
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian tradisi dan nilai-nilai budaya lokal
8. Melibatkan masyarakat dan pemangku adat di dalam melestarikan nilai-nilai budaya
9. Penyusunan informasi sejarah penting daerah dengan
memperkaya materi / dokumen sejarah kabupaten 10. Melakukan pengkajian untuk menyempurnakan perbup dalam
upaya peningkatan perlindungan benda cagar budaya serta meningkatkan pengelolaan Museum
11. Revitalisasi Pelayanan
5.1.2 Kebijakan
Kebijakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan strategi adalah sebagai berikut
1. Pengembangan TIC dan peningkatan promosi dan pemasaran objek wisata dengan prioritas pada obyek wisata unggulan daerah
2. Penetapan, penyiapan dan pelaksanan standarisasi pelaku wisata
47
3. Peningkatan pembinaan dan pengiriman kelompok sadar wisata pada event nasional
4. Peningkatan program pariwisata ekonomi kreatif, hunian (home stay) dan jasa pariwisata
5. Peningkatan program pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana obyek wisata 6. Peningkatkan penataan objek destinasi pariwisata ungulan dan
pembangunan obyek wisata potensial (Wisata Air, dan Wisata Agro)
7. Pelestarian tradisi dan nilai-nilai budaya difokuskan pada adat
yang hampir punah 8. Peningkatan festival dan kegiatan budaya yang melibatkan
masyarakat luas
9. Penyusunan dokumen dan penguatan sejarah daerah 10. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran pemilik BCB,
pelestarian BCB di Museum, dan peningkatan manajemen pengelolaan museum
11. Peningkatan tata kelola pemerintahan
Keterkaitan strategi dan kebijakan dengan Tujuan, Sasaran Perangkat Daerah tercantum pada Tabel 5.1
48
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Perangkat Daerah
Tahun 2017-2022
VISI : “Banjarnegara Bermartabat Dan Sejahtera”
Misi 3 : Mewujudkan Pembangunan Daerah Yang Berkesinambungan Dan Berbasis Pada Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 Meningkatkan kualitas
pariwisata
a. Meningkatnya kunjungan
wisatawan
Meningkatkan promosi melalui media cetak dan elektronik (website dan iklan TV,
promosi di koran, pemasangan baliho dan pembuatan kalender event), serta
optimalisasi SDM pengelola TIC dalam penyebarluasan informasi melalui IT
Pengembangan TIC dan peningkatan
promosi dan pemasaran objek wisata dengan prioritas pada obyek wisata
unggulan daerah
Meningkatkan jumlah pelaku wisata yang professional dan terstandarisasi melalui
program fasilitasi dan pelatihan
Penetapan, penyiapan dan pelaksanan
standarisasi pelaku wisata
Meningkatkan keaktifan dan kualitas
Pokdarwis melalui program pembinaan sosialisasi, dan bintek
Peningkatan pembinaan dan
pengiriman kelompok sadar wisata pada event nasional
Meningkatkan program pariwisata melalui pengembangan ekonomi kreatif di lingkungan objek wisata
Peningkatan program pariwisata ekonomi kreatif, hunian (home stay) dan jasa pariwisata
b. Berkembangnya destinasi pariwisata
Meningkatkan pelayanan dan kualitas
destinasi wisata baru dengan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada
Peningkatan program pengadaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana obyek wisata
Mengembangkan objek destinasi pariwisata
ungulan melalui peningkatan sarana dan manajemen pengelolaan obyek
Peningkatkan penataan objek destinasi pariwisata ungulan dan pembangunan obyek wisata potensial (Wisata Air, dan
Wisata Agro)
Misi 1 : Mewujudkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Tertib, Aman, Damai Dan Demokratis
49
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
2
Lestarinya seni
dan budaya daerah
a. Berkembangnya seni dan budaya daerah
Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pelestarian tradisi dan nilai-nilai budaya lokal
Pelestarian tradisi dan nilai-nilai
budaya difokuskan pada adat yang hampir punah
Melibatkan masyarakat dan pemangku adat di dalam melestarikan nilai-nilai budaya
Peningkatan festival dan kegiatan
budaya yang melibatkan masyarakat luas
Penyusunan informasi sejarah penting daerah dengan memperkaya materi / dokumen sejarah kabupaten
Penyusunan dokumen dan penguatan
sejarah daerah
b. Lestarinya
bangunan cagar budaya
Melakukan pengkajian untuk menyempurnakan perbup dalam upaya
peningkatan perlindungan benda cagar budaya serta meningkatkan pengelolaan
Museum
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran pemilik BCB, pelestarian
BCB di Museum, dan peningkatan manajemen pengelolaan museum
Misi 2 : Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
3 Terwujudnya pelayanan
prima
Meningkatnya nilai Survey Kepuasan
Masyarakat
Revitalisasi pelayanan Peningkatan tata kelola pemerintahan
50
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
untuk mendapatkan hasil guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.
Dengan demikian program perlu dijabarkan ke dalam kegiatan yang terukur kinerjanya, jelas kelompok sasarannya dan juga perencanaan anggarannya.
Rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan PD Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang adalah sebagai berikut :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Indikator Kinerja Program :
- Persentase administrasi perkantoran yang terlayani
1. Kegiatan Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 2. Kegiatan Penyediaan jasa administrasi keuangan 3. Kegiatan Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
4. Kegiatan Penyediaan bahan logistik kantor 5. Kegiatan Penyediaan jasa administrasi perkantoran (PTT)
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Indikator kinerja program :
- Persentase sarana dan prasarana aparatur yang terpenuhi
6. Kegiatan Pengadaan perlengkapan gedung kantor
7. Kegiatan Pengadaan peralatan gedung kantor 8. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 9. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional 10. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung
kantor 11. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 12. Kegiatan Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
c. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Indikator kinerja program :
- Persentase dokumen laporan capaian kinerja yang tersusun
13. Kegiatan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar
realisasi kinerja SKPD
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Indikator kinerja program :
- Persentase pengembangan SDM Aparatur
14. Kegiatan Diklat Pengembangan Aparatur e. Program Pengembangan Nilai Budaya
Indikator kinerja program :
- Pengembangan Kelompok Seni Budaya Banjarnegara
15. Kegiatan Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah
51
16. Kegiatan Pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama di bidang budaya
17. Kegiatan Penyelenggaraan Apresiasi Pelajar
f. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Indikator kinerja program :
- Pelestarian Benda Cagar Budaya Banjarnegara
18. Kegiatan Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya
19. Kegiatan Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air
20. Kegiatan Pengembangan Kebudayaan dan pariwisata
g. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan Budaya
Indikator kinerja program :
- ...
21. Kegiatan Penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah
h. Program Pengelolaan Keragaman Budaya Indikator kinerja program :
- Pentas budaya dalam dan luar daerah
22. Kegiatan pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah
23. Kegiatan Penyelenggaraan dialog kebudayaan 24. Kegiatan Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah 25. Kegiatan Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah
i. Program pengembangan pemasaran pariwisata
Indikator kinerja program :
- Presentase kunjungan wisatawan
- Presentase pendapatan pariwisata
26. Kegiatan peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata
27. Kegiatan pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata 28. Kegiatan Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata 29. Kegiatan Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan
di luar negeri 30. Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program
pengembangan pemasaran pariwisata 31. Kegiatan pengembangan statistik wisata terpadu 32. Kegiatan Pemilihan duta wisata
33. Kegiatan pameran promosi pariwisata 34. Kegiatan fasilitasi penyelenggaraan event pariwisata 35. Kegiatan fasilitasi forum pariwisata
j. Program pengembangan destinasi pariwisata
Indikator kinerja program :
- Pengembangan obyek / destinasi tertata / terbangun
- Pembangunan fasilitas pendukung destinasi
52
36. Kegiatan pengembangan obyek pariwisata unggulan 37. Kegiatan Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana
pariwisata 38. Kegiatan Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan 39. Kegiatan pengembangan daerah tujuan wisata
40. Kegiatan Operasionalisasi dan Pengembangan UPT KWDT
k. Program pengembangan Kemitraan Indikator kinerja program :
- Prosentase peningkatan kapasitas masyarakat dan pelaku wisata
41. Kegiatan Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan
pariwisata
42. Kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
43. Kegiatan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata
l. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Indikator kinerja program :
- Persentase pemenuhan tiket wisata
44. Kegiatan pengelolaan benda berharga
m. Program bidang cipta karya Indikator kinerja program :
- Penyediaan dokumen perencanaan destinasi
45. Kegiatan penyusunan DED prasarana wilayah
Secara rinci Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah tercantum pada Tabel
6.1.
53
Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan
Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
Meningkat-kan kualitas pariwisata
Meningkat-nya kunjungan wisatawan
1. Jumlah kunjungan wisatawan 2. Persentase peningkatan kunjungan wisatawan 3. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata
Program pengembangan pemasaran pariwisata
Presentase kunjungan wisatawan
1 1 1 1 1 1
1 Pameran Promosi Pariwisata
Jumlah pelaksanaan pameran promosi pariwisata
Kali 5 3 4 0 0 0 0 0 4
Jumlah daerah tujuan promosi
Lokasi 4 3 3 0 0 0 0 0 3
2 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program
Jumlah pelaksanaan survey IKM
Kali 6 6 8 0 0 0 0 0 8
Program pengembangan
pemasaran pariwisata
Presentase pendapatan
pariwisata
1 1 1 1 1 1
3 Pemilihan duta wisata
Jumlah penyelenggaraan Pemilihan duta wisata
Kali 1 1 1 1 1 1 1 1 6
54
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
kabupaten
Jumlah peserta pemilihan duta wisata
orang 76 76 60 30 30 30 30 30 210
4 Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri
Jumlah pelaksanaan roadshow / travel dialog / famtrip
Kali 6 3 2 1 1 1 1 1 7
Jumlah penyediaan material promosi
Expl.
25.000
16.000
7.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 17.000
Jenis material promosi
Jenis 5 6 3 1 1 1 1 1 8
Jumlah Pengunjung Obyek Wisata pemda
orang
644.619
761.913
786.150
700.000
700.000
750.000
750.000
800.000
4 .486.15
0
Jumlah Pendapatan Obyek Wisata pemda
Rp. 5.593 .953.0
00
7.153 .833.0
00
8.243 .798.0
00
8.000 .000.0
00
8.000 .000.0
00
8.100 .000.0
00
8.100 .000.0
00
8.150 .000.0
00
48.593 .798.00
0
5 Fasilitasi Penyelenggaraan Event Pariwisata
Jumlah event pariwisata
Kegiatan
2 1 9 2 2 2 2 3 20
55
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
6 Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata
Pemeliharaan web site pariwisata
Tahun 1 1 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah penulisan berita di web pariwisata
Kali 84 84 84 25 25 25 25 25 209
7 Pengembangan statistik wisata terpadu
Jumlah dokumen data pariwisata
Buku 100 100 200 400 400 450 450 500 2400
8 Fasilitasi Forum Pariwisata
Jumlah fasilitasi / sosialisasi dengan stake holder pariwisata
Kali 4 2 5 3 4 4 5 5 26
9 Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata
Jumlah pelaksanaan kerjasama pariwisata
Kali 4 4 6 8 8 8 10 10 50
10 Koordinasi dengan sektor pendukung
pariwisata
Jumlah wisatawan obyek wisata
pemda ter-asuransi
orang 644
.619
761
.913
786
.150
700
.000
700
.000
750
.000
750
.000
800
.000
4.486
.150
Program pengembangan Kemitraan
Prosentase peningkatan kapasitas
1 1 1 1 1 1
56
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
msyarakat dan pelaku wisata
11 Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata
0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
Jumlah pembinaan / pelatihan pariwisata
Kali 3 3 5 5 5 5 5 6 31
13 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata
Jumlah Pelatihan / pembinaan masyarakat desa wisata
Kali 4 4 5 5 5 5 5 6 31
Berkembangnya destinasi pariwisata
Prosentase peningkatan daya saing obyek wisata
Program Bidang Cipta Karya
Penyediaan dokumen perencanaan destinasi
2 10 10 10 10 10
14 Penyusunan DED Prasarana Wilayah
Jumlah dokumen perencanaan pembangunan
Dokumen
0 2 2 10 10 10 10 10 52
57
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
parwisata
Program pengembangan destinasi pariwisata
Pengembangan obyek / destinasi tertata / terbangun
5 1 1 1 1 1
15 Pengembangan objek pariwisata unggulan
Jumlah Pengelolaan dan Pengembangan Situs, Asset, dan Fasilitas KWDT
Paket 4 5 6 2 2 2 2 3 17
16 Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
4 6 0 0
Ketersediaan Lahan Pengembangan Obyek Wisata
M2 1.500 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan
Penyelenggaraan Pekan Lebaran
Lokasi 2 2 2 1 1 1 1 1 7
58
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
Jumlah penyelenggaraan Showbiz obyek wisata
Kali 30 57 36 30 30 30 30 30 186
Program pengembangan destinasi pariwisata
Pembangunan fasilitas pendukung destinasi
1 2 2 2 2 2
18 Pengembangan daerah tujuan wisata
Tersedianya fasilitas pengelola dan fasum obyek wisata potensial
Paket 2 0 2 0 0 0 0 0 2
19 Operasionalisasi dan Pengembangan UPT TRMS
Tersedianya peralatan perlengkapan operasionalisasi UPT
Tahun 1 1 1 0 0 0 0 0 1
20 Operasionalisasi dan Pengembangan UPT KWDT
Tersedianya peralatan perlengkapan operasionalisasi UPT
Tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 6
Lestarinya seni dan budaya
Berkembangnya seni dan budaya daerah
Persentase kelompok seni budaya yang aktif
Program Pengembangan Nilai Budaya
Pengembangan Kelompok Seni Budaya Banjarnegara
1.230 1.230 1.230 1.230 1.230 1.230
59
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
21 Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah
Jumlah pelaksanaan siaran radio Banyumasan
Kali 30 21 12 0 0 0 0 0 12
22 Pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama di bidang budaya
Jumlah bantuan kelompok seni Group 0 0 0 20 20 20 20 20 100
23 Penyelenggaraan Apresiasi Pelajar
Jumlah Penyelenggaraan apresiasi pelajar
Kali 40 21 1 1 1 1 1 1 6
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Pelestarian Benda Cagar Budaya Banjarnegara
73 73 73 73 73 73
24 Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya
Jumlah pelestarian adat budaya Banjarnegara
Kegiatan
8 9 8 8 8 8 8 8 48
25 Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan
Jumlah Benda Cagar Budaya terpelihara di Banjarnegara
Paket 0 2 1 2 2 2 2 2 11
60
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air
26 Pengembangan kebudayaan dan pariwisata
Jumlah Pentas seni budaya Banjarnegara ke TMII
Kali 1 1 1 1 1 1 1 1 6
b. Lestarinya bangunan cagar budaya
Persentase benda cagar budaya dalam kondisi baik
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan Budaya
27 Penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Pentas budaya dalam dan luar daerah
10 6 6 6 6 6
28 Pengembangan kesenian dan kebudayaan
Jumlah Pentas seni budaya Banjarnegara
Kali 2 2 2 2 2 2 2 2 12
61
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
daerah di daerah
29 Penyelenggaraan dialog kebudayaan
0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah
Jumlah Pentas seni budaya Banjarnegara ke luar daerah
Kali 4 4 3 3 3 3 3 3 18
31 Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah
Jumah fasilitasi festival seni dan budaya
Kali 5 2 4 0 0 0 0 0 4
Terwujudnya pelayanan prima
Meningkatnya nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Persentase administrasi perkantoran yang terlayani
1 1 1 1 1 1
32 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah pembiayaan rekening air, listrik, telepon, internet
rekening
180 192 60 60 60 60 60 60 360
33 Penyediaan jasa administrasi keuangan
Jumlah pengelola keuangan SKPD yang memiliki Honorarium
orang 144 144 144 144 144 144 144 144 864
62
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
34 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah terpenuhinya kebutuhan bahan pembersih kantor
Bulan 0 6 12 6 6 6 6 6 42
35 Penyediaan bahan logistik kantor
Jumlah Terpenuhinya kebutuhan bahan logistik kantor
Bulan 12 12 12 6 6 6 6 6 42
36 Penyediaan jasa administrasi perkantoran (PTT)
Jumlah PTT dan THL memiliki honorarium
orang 17 26 26 26 26 26 26 26 156
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase sarana dan prasarana aparatur yang terpenuhi
1 1 1 1 1 1
37 Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Jumlah perlengkapan gedung kantor baru
Jenis 2 4 8 2 2 2 2 2 18
38 Pengadaan peralatan gedung kantor
Jumlah peralatan gedung kantor baru
Jenis 2 6 4 2 2 2 2 2 14
63
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
39 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Jumlah sarana dan prasarana gedung kantor dipelihara
Bulan 3 4 12 6 6 6 6 6 42
40 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Jumlah kendaraan dinas dipelihara
Unit 0 0 4 2 2 2 2 2 14
41 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
Jumlah perlengkapan gedung kantor yang dipelihara
Jenis 5 5 4 0 0 0 0 0 4
42 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Jumlah peralatan gedung kantor yang dipelihara
Jenis 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
Jumlah gedung kantor dipelihara
Unit 2 0 0 0 0 0 0 0 0
Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Persentase dokumen laporan
capaian kinerja yang tersusun
1 1 1 1 1 1
44 Penyusunan laporan capaian
Jumlah tersedianya Jenis 0 4 2 2 2 2 2 2 12
64
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome) dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target Akhir
Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
K K K K K K K K K
kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
dokumen perencanaan dan pelaporan SKPD
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Persentase pengembangan SDM Aparatur
0,1 0 0 0 0 0
45 Diklat Pengembangan Aparatur
Jumlah peserta pelatihan peningkatan kapasitas aparatur
Orang 0 0 30 0 0 0 0 0 30
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Persentase pemenuhan tiket wisata
1 1 1 1 1 1
46 Pengelolaan Benda Berharga
Tersedianya tiket wisatawan masuk obyek wisata pemda
Tahun 0 0 1 1 1 1 1 1 6
65
Tabel 6.2 Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target
Akhir Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Meningkatkan kualitas pariwisata
Meningkatnya kunjungan wisatawan
1. Jumlah kunjungan wisatawan 2. Persentase peningkatan kunjungan wisatawan 3. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata
Program pengembangan pemasaran pariwisata
264
.484.200
270
.646.500
252
.856.500 - - - - -
252
.856.500
1 Pameran Promosi Pariwisata 245
.555.000
239
.000.000
208
.886.500 - - - - -
208
.886.500
2 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program
18 .929.200
31 .646.500
43 .970.000
- - - - - 43
.970.000
Program pengembangan pemasaran pariwisata
1.064
.093.590
1.265
.039.150
1.629
.521.000
800
.000.000
880
.000.000
968
.000.000
1.064
.800.000
1.171
.280.000
6.513
.601.000
3 Pemilihan duta wisata 138
.000.000
200
.000.000
198
.800.000
100
.000.000
110
.000.000
121
.000.000
133
.100.000
146
.410.000
809
.310.000
4 Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri
454
.783.190
526
.591.150
487
.257.000
100
.000.000
110
.000.000
121
.000.000
133
.100.000
146
.410.000
1.097
.767.000
5 Fasilitasi Penyelenggaraan Event Pariwisata
183
.972.500
146
.567.000
488
.663.000
200
.000.000
220
.000.000
242
.000.000
266
.200.000
292
.820.000
1.709
.683.000
6 Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata
74
.578.000
148
.798.000
155
.055.000
25
.000.000
27
.500.000
30
.250.000
33
.275.000
36
.602.500
307
.682.500
7 Pengembangan statistik wisata terpadu
19
.850.000
24
.384.000
29
.025.000
50
.000.000
55
.000.000
60
.500.000
66
.550.000
73
.205.000
334
.280.000
8 Fasilitasi Forum Pariwisata 45
.697.400
53
.723.500
97
.816.000
75
.000.000
82
.500.000
90
.750.000
99
.825.000
109
.807.500
555
.698.500
9 Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata
64
.712.500
82
.475.500
82
.905.000
150
.000.000
165
.000.000
181
.500.000
199
.650.000
219
.615.000
998
.670.000
66
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target
Akhir Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
10 Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata
82 .500.000
82 .500.000
90 .000.000
100 .000.000
110 .000.000
121 .000.000
133 .100.000
146 .410.000
700 .510.000
Program pengembangan Kemitraan 179
.060.000
262
.392.520
205
.890.000
200
.000.000
220
.000.000
242
.000.000
266
.200.000
292
.820.000
1.426
.910.000
11 Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata - - - - - - - - -
12 Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
81
.400.000
115
.526.600
110
.720.000
100
.000.000
110
.000.000
121
.000.000
133
.100.000
146
.410.000
721
.230.000
13 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata
97
.660.000
146
.865.920
95
.170.000
100
.000.000
110
.000.000
121
.000.000
133
.100.000
146
.410.000
705
.680.000
Berkembangnya destinasi pariwisata
Prosentase peningkatan daya saing obyek wisata
Program Bidang Cipta Karya -
240 .342.000
29 .495.000
200 .000.000
220 .000.000
242 .000.000
266 .200.000
292 .820.000
1.250 .515.000
14 Penyusunan DED Prasarana Wilayah -
240
.342.000
29
.495.000
200
.000.000
220
.000.000
242
.000.000
266
.200.000
292
.820.000
1.250
.515.000
Program pengembangan destinasi pariwisata
7.070
.455.680
3.615
.792.800
3.575
.462.440
1.250
.000.000
1.375
.000.000
1.512
.500.000
1.663
.750.000
1.830
.125.000
11.206
.837.440
15 Pengembangan objek pariwisata unggulan
2.785
.265.000
1.210
.603.000
3.176
.165.940
1.000
.000.000
1.100
.000.000
1.210
.000.000
1.331
.000.000
1.464
.100.000
9.281
.265.940
16 Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
3.957
.690.680
2.000
.845.750 - - - - -
17 Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan
327 .500.000
404 .344.050
399 .296.500
250 .000.000
275 .000.000
302 .500.000
332 .750.000
366 .025.000
1.925 .571.500
Program pengembangan destinasi pariwisata
2.538 .548.040
2.327 .687.764
2.862 .787.725
450 .000.000
495 .000.000
544 .500.000
598 .950.000
658 .845.000
5.610 .082.725
67
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target
Akhir Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
18 Pengembangan daerah tujuan wisata
676 .977.500
- 433
.292.000 - - - - -
433 .292.000
19 Operasionalisasi dan Pengembangan UPT TRMS
1.584
.395.540
1.730
.056.576
1.724
.889.626 - - - - -
1.724
.889.626
20 Operasionalisasi dan Pengembangan UPT KWDT
277
.175.000
597
.631.188
704
.606.099
450
.000.000
495
.000.000
544
.500.000
598
.950.000
658
.845.000
3.451
.901.099
Lestarinya seni dan budaya
Berkembangnya seni dan budaya daerah
Persentase kelompok seni budaya yang aktif
Program Pengembangan Nilai Budaya
205 .446.500
206 .463.800
135 .469.600
275 .000.000
302 .500.000
332 .750.000
366 .025.000
402 .627.500
1.814 .372.100
21 Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah
50
.000.000
44
.115.000
57
.751.000 - - - - -
57
.751.000
22 Pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama di bidang budaya - - -
200
.000.000
220
.000.000
242
.000.000
266
.200.000
292
.820.000
1.221
.020.000
23 Penyelenggaraan Apresiasi Pelajar 155 .446.500
162 .348.800
77 .718.600
75 .000.000
82 .500.000
90 .750.000
99 .825.000
109 .807.500
535 .601.100
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
419
.833.600
629
.009.450
1.004
.961.700
725
.000.000
797
.500.000
877
.250.000
964
.975.000
1.061
.472.500
5.431
.159.200
24 Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya
260
.000.000
395
.187.150
742
.431.500
500
.000.000
550
.000.000
605
.000.000
665
.500.000
732
.050.000
3.794
.981.500
25 Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air
- 74
.972.800 41
.436.000 100
.000.000 110
.000.000 121
.000.000 133
.100.000 146
.410.000 651
.946.000
26 Pengembangan kebudayaan dan pariwisata
159
.833.600
158
.849.500
221
.094.200
125
.000.000
137
.500.000
151
.250.000
166
.375.000
183
.012.500
984
.231.700
b. Lestarinya
Persentase benda cagar
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan Budaya - - - - - - - - -
68
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target
Akhir Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
bangunan cagar budaya
budaya dalam kondisi baik
27 Penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah - - - - - - - - -
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1.086
.480.200
931
.341.550
618
.274.800
400
.000.000
440
.000.000
484
.000.000
532
.400.000
585
.640.000
3.060
.314.800
28 Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah
144
.212.700
124
.645.100
130
.235.800
100
.000.000
110
.000.000
121
.000.000
133
.100.000
146
.410.000
740
.745.800
29 Penyelenggaraan dialog kebudayaan - - - - - - - - -
30 Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah
423
.967.500
410
.721.450
341
.459.000
300
.000.000
330
.000.000
363
.000.000
399
.300.000
439
.230.000
2.172
.989.000
31 Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah
518 .300.000
395 .975.000
146 .580.000
- - - - - 146
.580.000
Terwujudnya pelayanan prima
Meningkatnya nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
509
.592.066
560
.042.138
933
.544.900
885
.000.000
973
.500.000
1.070
.850.000
1.177
.935.000
1.295
.728.500
6.336
.558.400
32 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
92
.021.316
32
.274.128
53
.013.900
90
.000.000
99
.000.000
108
.900.000
119
.790.000
131
.769.000
602
.472.900
33 Penyediaan jasa administrasi keuangan
51 .120.000
58 .320.000
61 .200.000
66 .000.000
72 .600.000
79 .860.000
87 .846.000
96 .630.600
464 .136.600
34 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor -
9
.815.000
20
.120.000
20
.000.000
22
.000.000
24
.200.000
26
.620.000
29
.282.000
142
.222.000
35 Penyediaan bahan logistik kantor 134
.705.750
159
.883.510
277
.392.000
150
.000.000
165
.000.000
181
.500.000
199
.650.000
219
.615.000
1.193
.157.000
36 Penyediaan jasa administrasi perkantoran (PTT)
231 .745.000
299 .749.500
521 .819.000
559 .000.000
614 .900.000
676 .390.000
744 .029.000
818 .431.900
3.934 .569.900
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
712
.641.075
746
.303.575
862
.727.797
200
.000.000
220
.000.000
242
.000.000
266
.200.000
292
.820.000
2.083
.747.797
69
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target
Akhir Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
37 Pengadaan perlengkapan gedung kantor
96 .500.000
358 .600.000
403 .573.147
50 .000.000
55 .000.000
60 .500.000
66 .550.000
73 .205.000
708 .828.147
38 Pengadaan peralatan gedung kantor 198
.250.000
191
.937.000
87
.005.000
50
.000.000
55
.000.000
60
.500.000
66
.550.000
73
.205.000
392
.260.000
39 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
43
.725.000
100
.630.000
209
.441.000
50
.000.000
55
.000.000
60
.500.000
66
.550.000
73
.205.000
514
.696.000
40 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional - -
112 .708.650
50 .000.000
55 .000.000
60 .500.000
66 .550.000
73 .205.000
417 .963.650
41 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
75
.412.075
95
.136.575
50
.000.000 - - - - -
50
.000.000
42 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor - - - - - - - - -
43 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
298
.754.000 - - - - - - - -
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
30
.638.500
34
.678.000
58
.009.000
20
.000.000
22
.000.000
24
.200.000
26
.620.000
29
.282.000
180
.111.000
44 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
30
.638.500
34
.678.000
58
.009.000
20
.000.000
22
.000.000
24
.200.000
26
.620.000
29
.282.000
180
.111.000
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur - -
79 .812.500
- - - - - 79
.812.500
45 Diklat Pengembangan Aparatur - -
79
.812.500 - - - - -
79
.812.500
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
- - 155
.392.600
100
.000.000
110
.000.000
121
.000.000
133
.100.000
146
.410.000
765
.902.600
70
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan Kondisi Awal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target
Akhir Renstra 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
46 Pengelolaan Benda Berharga - -
155 .392.600
100 .000.000
110 .000.000
121 .000.000
133 .100.000
146 .410.000
765 .902.600
J U M L A H 14.081
.273.451
11.089
.739.247
12.404
.205.562
5.505
.000.000
6.055
.500.000
6.661
.050.000
7.327
.155.000
8.059
.870.500
46.012
.781.062
71
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Bab ini berisi tentang indikator kinerja perangkat daerah yang secara
langsung menunjukan kinerja Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang sebagai bentuk komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD. Indikator kinerja perangkat daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam Tabel 7.1.
Tabel 7.1 Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD Tahun 2017-2022
No. Indikator Sasaran
Satuan Kondisi Awal Target Capaian Setiap Tahun Target
Akhir Renstra
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Jumlah
kunjungan wisatawan
Orang 1.494.
905 1.585.477
1.142.308
1.176.577
1.211.875
1.248.231
1.285.678
1.142.308
2 Persentase peningkatan
kunjungan wisatawan
% 13,12 6,04 3 3 3 3 3 3
3 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Sektor Pariwisata
Ribu Rupiah
1.559.880
1.089.965
500.000
0 100.0
00 150.0
00 200.0
00 200.00
0
4 Prosentase peningkatan daya saing
obyek wisata
% 25 25 25 25 25 25 25 25
5 Persentase
kelompok seni budaya
yang aktif
% 2,44 2,44 2,44 2,44 2,44 2,44 2,44 2,44
6 Persentase benda cagar
budaya dalam
kondisi baik
% 47,95 47,95 47,95 47,95 47,95 47,95 47,95 47,95
7 Nilai Survey
Kepuasan Masyarakat
Nilai 78,46 79,42 78,5 79 79 79 80 80
72
BAB VIII PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Banjarnegara adalah dokumen resmi perencanaan jangka
menengah 5 (lima) tahunan yang memuat tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan serta indikator kinerja Organisasi Perangkat Daerah Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara. Dokumen ini disusun dengan mempertimbangkan faktor internal maupun eksternal untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 – 2022. Perubahan kondisi faktor internal maupun eksternal yang begitu reaktif dan dinamis memungkinkan untuk berpengaruh terhadap keberhasilan
pencapaian target-target yang tercantum dalam dokumen ini, untuk itu perubahan atau gerakan ekstrim menjadi sangat dimungkinkan guna dapat
mereview dan mencapai target yang telah dituliskan dalam dokumen perencanaan ini.
Masa berlaku Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017–2022 adalah selama lima tahun. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi kekosongan dokumen
perencanaan pada masa transisi, maka Renstra Tahun 2017–2022 dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Renja Perangkat Daerah
tahun 2023, dengan tetap berpedoman pada RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005 - 2025.
Sesuai dengan kewenangannya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara merupakan pejabat yang bertanggung
jawab untuk mengawal, mengarahkan, dan mengendalikan kinerja dinas yang dipimpinnya sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan ini dapat tercapai. Dukungan dan sumbang saran dari semua
pihak sangat diharapkan agar pelaksanaan dan pencapaian target dapat terlaksana secara lebih efektif dan efisien. Beberapa kaidah pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah tahun 2017-2022 yang perlu
diatur sebagai berikut :
1. Sekretariat dan bidang-bidang pada Perangkat Daerah agar mendukung pencapaian target-target Renstra dan melaksanakan program dan kegiatan yang tercantum Renstra dengan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan seluruh aparatur di Sekretariat dan bidang-bidang pada Perangkat Daerah dapat menjalin koordinasi dan kerjasama yang baik,
sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra ini dapat tercapai.
3. Renstra Perangkat Daerah akan dijabarkan dalam Rencana Kerja
(Renja) Perangkat Daerah yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dalam kurun waktu tahun 2017 hingga tahun 2022. Untuk menjaga konsistensi dan keselarasan kebijakan, program dan
kegiatan, maka Penyusunan Renja Perangkat Daerah wajib berpedoman pada Renstra Perangkat Daerah.
73
4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta memastikan pencapaian
target-target Renstra Perangkat Daerah, maka perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan, pelaksanaan dan hasil program dan kegiatan Renstra secara berkala.
5. Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat nasional dan atau daerah, maka dapat dilakukan perubahan Renstra Perangkat
Daerah sesuai dengan kaidah dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara ini disusun untuk menjadi pedoman dan arah bagi pencapaian kinerja dinas selama tahun 2017 – 2022. Semoga dokumen ini
dapat menjadi pedoman dan pegangan bagi semua pihak dalam membuat perencanaan program dan kegiatan selama tahun 2017-2022 sehingga dapat
memberikan kontribusi dan partisipasi berarti bagi pencapaian visi Kabupaten Banjarnegara yaitu “Banjarnegara Bermartabat Dan Sejahtera”.
1
IV. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH DINAS DAERAH IV. R. DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada tahun 2017 telah ditetapkan RPJMD Kabupaten
Banjarnegara tahun 2017-2022 sebagai penjabaran dari Visi dan Misi
Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara periode 2017-2022. Dinas Pertanian dan Perikanan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah, dan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 79 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tata Kerja mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang pertanian dan perikanan yang menjadi kewenangan daerah. Sebagai implementasi atas pelaksanaan tugas dan
fungsi dan mendukung capaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara, maka Dinas Pertanian dan Perikanan perlu menyusun
Rencana strategis (Renstra) Perangkat Daerah. Renstra Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang berisi tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.
Renstra disusun dengan mengacu pada tugas dan fungsi Dinas
Pertanian dan Perikanan, RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022, Renstra Kementerian Pertanian tahun 2015-2019, Renstra
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Renstra Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi, Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031, dan Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kabupaten
Banjarnegara tahun 2017-2021
2
Tahapan penyusunan rancangan Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan adalah sebagai berikut.
Gambar 1.1 Diagaram Alir Tahapan Penyusunan Renstra Dinas
Pertanian dan Perikanan
Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan menjadi pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan Perikanan yang disusun setiap tahun selama kurun waktu tahun 2017-2021. Selain itu Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan menjadi acuan dalam
pengendalian dan evaluasi pembangunan pada Dinas Pertanian dan Perikanan, baik evaluasi Renstra maupun evaluasi Renja.
1.2 Landasan Hukum
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 – 2022 disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Rancangan
Renstra Dinas
Pertanian dan
Perikanan
Penelaahan
RTRW
Penelaahan
KLHS
Perumusan tujuan Renstra K/L
Dan Renstra
Provinsi
Perumusan Isu
strategis
berdasarkan
Tugas dan
Fungsi
Analisis
Gambaran
pelayanan
perangkat
Penelaahan
Data dan
Informasi
Perumusan sasaran
Perumusan Strategi
Perumusan Kebijakan
Perumusan rencana program
dan kegiatan, kelompok
sasaran dan pendanaan
indikatif
Perumusan Indikator kinerja
mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD
3
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; 6. Undang-Undang No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana
diubah dengan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Undang-undang No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4660); 9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Undang-Undang Nomor18 Tahun 2009 tentang Peternakan & Kesehatan Hewan, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor18 Tahun 2009 tentang Peternakan & Kesehatan Hewan;
12. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan; 13. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 132;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5170); 14. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
15. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 16. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2013 tentang Pemberdayaan dan
perlindungan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 131; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433);
17. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
18. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 Tentang Perdagangan
Barang-Barang Dalam Pengawasan Sebagaimana Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
4
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 Tentang Perdagangan Barang-Barang Dalam Pengawasan;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1971 Tentang Perusahaan Penggilingan Padi, Huller Dan Penyosohan Beras;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 Tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan Dan Penggunaan Pestisida; 22. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 Tentang Usaha
Peternakan;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 Tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan Dan Pengobatan Penyakit Hewan;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 Tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1992 Tentang Obat Hewan;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 Tentang Perbenihan
Tanaman; 28. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 Tentang Karantina
Hewan; 29. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 Tentang Pupuk Budidaya
Tanaman;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 Tentang Alat Dan Mesin Budidaya Tanaman;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Karantina Tumbuhan;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan
Pangan 33. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 34. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
35. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 36. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan
Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693); 38. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
5
39. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
40. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2009 tentang Pembiayaan,
Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 123); 42. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang penetapan dan
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
43. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2015 Tentang Penghimpunan Dana Perkebunan;
44. Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 Tentang Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan; 45. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 Tentang Dewan Ketahanan
Pangan; 46. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 Tentang Penetapan Pupuk
Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan;
47. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Komite Nasional Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) Dan Kesiapsiagaan
Menghadapi Pandemi Influenza 48. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3); 49. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Kebijakan Perberasan 50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312).
51. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);
52. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009–2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 53. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 65); 54. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 (Lembaran
6
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 114);
55. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 145); 56. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 23 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 6 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 210);
57. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 215); 58. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2017
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani ( Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 232);
59. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
Nomor ......, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor ......);
60. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 79 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata kerja Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara (Berita
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun2016 Nomor 79, Tambahan Berita Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 83).
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah adalah menyediakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk kurun waktu Tahun 2017-2022 yang mencakup gambaran kinerja,
permasalahan, isu strategis, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan Dinas Pertanian dan Perikanan sebagai penjabaran dari
RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah.
Tujuan dari penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Banjarnegara yaitu: 1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan pertanian dan perikanan selama kurun waktu
tahun 2017-2022 dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Perikanan dalam mendukung Visi dan Misi Bupati
Banjarnegara. 2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan pertanian dan perikanan kurun waktu tahun 2017-2022
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai dasar dalam melakukan pengendalian dan evaluasi kinerja pada Dinas Pertanian
dan Perikanan. 3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur Dinas Pertanian dan
Perikanan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan
7
Perikanan yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan pertanian dan perikanan tahunan dalam kurun waktu tahun 2017-
2022.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Perikanan adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas
Pertanian dan Perikanan tahun 2017-2022.
Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan, sumber daya, kinerja pelayanan, serta
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan.
Bab III Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah
Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan, telaahan
Renstra Kementerian Pertanian, Telaah Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan, telaahan Renstra Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, telaahan Renstra Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, telaahan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, telaahan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD, dan Penentuan Isu-isu Strategis.
Bab IV Tujuan dan Sasaran
Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pertanian dan Perikanan.
Bab V Strategi dan Arah Kebijakan
Bab ini berisi tentang strategi dan kebijakan pembangunan jangka menengah Dinas Pertanian dan Perikanan.
Bab VI Rencana Program dan Kegiatan serta Kerangka Pendanaan Bab ini berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Pertanian dan Perikanan
tahun 2017-2022.
Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan
Bab ini berisi tentang indikator kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022.
Bab VIII Penutup Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan.
8
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.1.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Perikanan dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah, dan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 79 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan,Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara. Susunan organisasi perangkat daerah adalah sebagai berikut:
a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; 2. Sub Bagian Keuangan; dan 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari : 1. Seksi Produksi Tanaman Pangan; dan
2. Seksi Usaha Tanaman Pangan; d. Bidang Hortikultura, terdiri dari :
1. Seksi Produksi Holtikultura; dan
2. Seksi Usaha Hortikultura; e. Bidang Perkebunan, terdiri dari :
1. Seksi Produksi Perkebunan; dan
2. Seksi Usaha Perkebunan; f. Bidang Peternakan, terdiri dari :
1. Seksi Produksi, Pengembangan dan Usaha Peternakan; dan 2. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner;
g. Bidang Perikanan, terdiri dari : 1. Seksi Produksi Perikanan; dan
2. Seksi Usaha Perikanan; h. UPTD; dan i. Kelompok Jabatan Fungsional.
9
2.1.2
Kepala
Jabatan Fungsional
Sekretariat
UPTD
Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan
Sub Bagian
Keuangan
Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian
Bidang Tanaman
Pangan
Seksi Produksi
Tanaman Pangan
Seksi Usaha
Tanaman Pangan
Bidang
Hortikultura
Seksi Produksi
Hortikultura
Seksi Usaha
Hortikultura
Bidang
Perkebunan
Seksi Produksi
Perkebunan
Seksi Usaha
Perkebunan
Bidang
Peternakan
Seksi Produksi,
Pengembangan dan
Usaha Peternakan
Seksi Kesehatan
Hewan dan
Kesehatan
Masyarakat
Bidang
Perikanan
Seksi Produksi
Perikanan
Seksi Usaha
Perikanan
10
2.1.3 Uraian Tugas Dinas Pertanian danPerikanan sesuai dengan Peraturan
Bupati Nomor 79 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan
bidang pertanian dan perikanan yang menjadi kewenangan daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Dinas
Pertanian dan Perikanan menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan dibidang tanaman pangan, hotikultura,
perkebunan, peternakan dan perikanan;
b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan dibidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan;
c. Pelaksanaan kebijakan dibidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,peternakan dan perikanan;
d. Pembinaan dan fasilitasi kebijakan dibidang tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan; e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan;
f. Pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas; g. Pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD; dan
h. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Uraian tugas dan fungsi masing-masing jabatan sesuai
Peraturan Bupati Nomor 79 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja, sebagai berikut :
a. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melakukan perencanaan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang ketatausahaan, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama
kearsipan, dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan, kepegawaian, pelayanan administrasi.
Dalam melaksanakan tugasnya sekretariat menyelenggarakan fungsi:
1) Pengkoordinasian kegiatan dilingkungan Dinas pertanian
dan Perikanan; 2) Pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan program
kerja dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan;
3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan,
kerumahtanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan;
4) Pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan;
5) Pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan;
6) Pengkoordinasian pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi dan dokumentasi;
11
7) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan pelayanan pengadaan barang/jasa dilingkungan Dinas
Pertanian dan Perikanan; dan 8) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup
tugasnya;
Dalam melaksanakan tugasnya sekretariat dibantu oleh 3 sub bagian dengan tugas sebagai berikut:
1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan program kerja
dilingkungan Distankan. 2. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemanyauan, evaluasi sertalapaoran kebijakan bidang pengelolaan keuangan di lingkungan Dinas Pertanian dan
Peternakan. 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang
ketatausahaan, hukum, kerumahtanggaan, kerjasama, kearsipan, dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan, kepegawaian dan pelayanan administrasi
dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan.
b. Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas melakukan
perencanaan, perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian,
pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budidaya,
penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang tanaman pangan.
Dalam melaksanakan tugasnya bidang tanaman pangan menyelenggarakan fungsi :
1) Perencanaan perumusan kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana
pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta
pengelolaan budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang tanaman pangan;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan
12
bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah,
serta pengelolaan budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang tanaman pangan;
3) Pelaksanaan kebijakan kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana
pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta
pengelolaan budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta
pengembangan usaha pertanian bidang tanaman pangan; 4) Pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pengawasan
penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana
pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta
pengelolaan budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta
pengembangan usaha pertanian bidang tanaman pangan; 5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan
prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah,
serta pengelolaan budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta
pengembangan usaha pertanian bidang tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugasnya, bidang tanaman pangan
dibantu 2 seksi yaitu:
1) Seksi Produksi Tanaman Pangan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan
prasarana pertanian, serta pengelolaan budidaya pertanian bidang tanaman pangan;
2) Seksi Usaha Tanaman Pangan, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang
kegiatan usahanya dalam daerah, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta
pengembangan usaha pertanian bidang tanaman pangan.
c. Bidang Hortikultura
Bidang Hortikultura mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
13
kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah,
penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budidaya, penanganan pasca panen, pengelolaan dan pemasaran hasil
pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang hortikultura;
Dalam melaksanakan tugasnya bidang hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Perencanaan perumusan kebijakan bidang pengawasan
penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana
pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang holtikultura;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pengawasan
penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana
pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang holtikultura;
3) Pelaksanaan kebijakan bidang pengawasan penggunaan
sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian
daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang holtikultura;
4) Pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana
pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang holtikultura;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan
bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta
pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang holtikultura;
Dalam melaksanakan tugasnya bidang hortikultura dibantu 2 seksi yaitu: 1) Seksi Produksi Hortikultura, mempunyai tugas melakukan
14
penyiapan bahan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan dibidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian dan pengelolaan budidaya pertanian
bidang hortikultura. 2) Seksi UsahaHortikultura, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang
pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang
kegiatannya dalam daerah, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang hortikultura.
d. Bidang Perkebunan Bidang Perkebunan mempunyai tugas melakukan
perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian
dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budi daya, penanganan pasca
panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang perkebunan.
Dalam melaksanakan tugasnya bidang perkebunan menyelenggarakan fungsi : 1) Perencanaan perumusan kebijakan bidang pengawasan
penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha
pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang perkebunan;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pengawasan
penggunaan sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana
pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang perkebunan;
3) Pelaksanaan kebijakan bidang pengawasan penggunaan
sarana pertanian, pengembangan prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian
daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian serta pengembangan usaha pertanian bidang perkebunan;
15
4) Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan
prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta
pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha
pertanian bidang perkebunan; 5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan
prasarana pertanian, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin
usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam daerah, serta pengelolaan budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta pengembangan usaha
pertanian bidang perkebunan; Dalam melaksanakan tugasnya, bidang perkebunan
dibantu 2 seksi dengan tugas:
1) Seksi Produksi perkebunan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengawasan penggunaan sarana pertanian, pengembangan
prasarana pertanian dan pengelolaan budidaya pertanian bidang perkebunan.
2) Seksi Usaha Perkebunan, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian daerah, penerbitan rekomendasi izin usaha pertanian yang
kegiatan usahanya dalam daerah, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta
pengembangan usaha pertanian bidang perkebunan.
e. Bidang Peternakan
Bidang Peternakan mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pengelolaan Sumber Daya Genetic (SDG) hewan dalam daerah, pengawasan mutu dan peredaran
benih/bibit ternak dan obat hewan ditingkat pengecer, pengendalian penyediaan dan peredaran benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak dalam daerah, penyediaan benih/bibit
ternak dan hijauan pakan ternak yang sumbernya dalam satu daerah provinsi lain, pengelolaan wilayah sumber bibit ternak
dan rumpun/galur ternak dalam daerah, pengembangan lahanpenggembalaan umum, penerbitan rekomendasi izin usaha produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitasi pemeliharaan
hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan, penjaminan kesehatan hewan, penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular dalam daerah,
16
pengawasan pemasukan hewan dan produk hewan ke daerah serta pengeluaran hewan dan produk hewan dari daerah,
pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner dalam daerah, penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner,
penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesejahteraan hewan, dan penerbitan rekomendasi izin usaha pengecer ( toko,
retail, sub distributor) obat hewan. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Peternakan
menyelenggarakan fungsi :
1) Perencanaan perumusan kebijakan bidang pengelolaan Sumber Daya Genetic (SDG) hewan dalam daerah,
pengawasan mutu dan peredaran benih/bibit ternak dan obat hewan ditingkat pengecer, pengendalian penyediaan dan peredaran benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak
dalam daerah, penyediaan benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak yang sumbernya dalam satu daerah provinsi lain, pengelolaan wilayah sumber bibit ternak dan
rumpun/galur ternak dalam daerah, pengembangan lahanpenggembalaan umum, penerbitan rekomendasi izin
usaha produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitasi pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan, penjaminan kesehatan hewan,
penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular dalam daerah, pengawasan pemasukan hewan dan produk hewan ke daerah serta pengeluaran hewan dan
produk hewan dari daerah, pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner dalam daerah,
penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesejahteraan hewan, dan
penerbitan rekomendasi izin usaha pengecer ( toko, retail, sub distributor) obat hewan;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan Sumber Daya Genetic (SDG) hewan dalam daerah, pengawasan mutu dan peredaran benih/bibit ternak dan obat
hewan ditingkat pengecer, pengendalian penyediaan dan peredaran benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak dalam daerah, penyediaan benih/bibit ternak dan hijauan
pakan ternak yang sumbernya dalam satu daerah provinsi lain, pengelolaan wilayah sumber bibit ternak dan
rumpun/galur ternak dalam daerah, pengembangan lahanpenggembalaan umum, penerbitan rekomendasi izin usaha produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitasi
pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan, penjaminan kesehatan hewan,
penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular dalam daerah, pengawasan pemasukan hewan dan produk hewan ke daerah serta pengeluaran hewan dan
produk hewan dari daerah, pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner dalam daerah, penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan
17
hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesejahteraan hewan, dan
penerbitan rekomendasi izin usaha pengecer ( toko, retail, sub distributor) obat hewan;
3) Pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan Sumber Daya Genetic (SDG) hewan dalam daerah, pengawasan mutu dan
peredaran benih/bibit ternak dan obat hewan ditingkat pengecer, pengendalian penyediaan dan peredaran benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak dalam daerah,
penyediaan benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak yang sumbernya dalam satu daerah provinsi lain, pengelolaan
wilayah sumber bibit ternak dan rumpun/galur ternak dalam daerah, pengembangan lahan penggembalaan umum, penerbitan rekomendasi izin usaha produksi benih/bibit
ternak dan pakan, fasilitasi pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan, penjaminan kesehatan hewan, penutupan dan pembukaan daerah wabah
penyakit hewan menular dalam daerah, pengawasan pemasukan hewan dan produk hewan ke daerah serta
pengeluaran hewan dan produk hewan dari daerah, pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner dalam daerah, penerapan dan pengawasan
persyaratan teknis kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesejahteraan hewan, dan penerbitan
rekomendasi izin usaha pengecer ( toko, retail, sub distributor) obat hewan;
4) Pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pengelolaan Sumber Daya Genetic (SDG) hewan dalam daerah, pengawasan mutu dan peredaran benih/bibit ternak dan obat
hewan ditingkat pengecer, pengendalian penyediaan dan peredaran benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak
dalam daerah, penyediaan benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak yang sumbernya dalam satu daerah provinsi lain, pengelolaan wilayah sumber bibit ternak dan
rumpun/galur ternak dalam daerah, pengembangan lahanpenggembalaan umum, penerbitan rekomendasi izin usaha produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitasi
pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan, penjaminan kesehatan hewan,
penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular dalam daerah, pengawasan pemasukan hewan dan produk hewan ke daerah serta pengeluaran hewan dan
produk hewan dari daerah, pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner dalam daerah,
penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesejahteraan hewan, dan
penerbitan rekomendasi izin usaha pengecer ( toko, retail, sub distributor) obat hewan;
18
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang pengelolaan Sumber Daya Genetic (SDG) hewan dalam
daerah, pengawasan mutu dan peredaran benih/bibit ternak dan obat hewan ditingkat pengecer, pengendalian penyediaan dan peredaran benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak
dalam daerah, penyediaan benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak yang sumbernya dalam satu daerah provinsi
lain, pengelolaan wilayah sumber bibit ternak dan rumpun/galur ternak dalam daerah, pengembangan lahanpenggembalaan umum, penerbitan rekomendasi izin
usaha produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitasi pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan,
rumah potong hewan, penjaminan kesehatan hewan, penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular dalam daerah, pengawasan pemasukan hewan dan
produk hewan ke daerah serta pengeluaran hewan dan produk hewan dari daerah, pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner dalam daerah,
penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, penerapan dan
pengawasan persyaratan teknis kesejahteraan hewan, dan penerbitan rekomendasi izin usaha pengecer ( toko, retail, sub distributor) obat hewan;
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Peternakan
dibantu 2 seksi dengan tugas :
1) Seksi Produksi, Pengembangan dan usaha Peternakan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi,pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengelolaan sumber daya genetik (SDG) hewan dalam
daerah, pengawasan mutu dan peredaran benih/bibit ternak dan tanaman pakan ternak serta pakan dalam daerah,
pengawasan obat hewan ditingkat pengecer, pengendalian penyediaan dan peredaran benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak dalam daerah, penyediaan benih/bibit ternak
dan hijauan pakan ternak yang sumbernya dalam satu daerah provinsi lain,pengelolaan wilayah sumber bibit ternak dan rumpun/galur ternak dalam daerah, pengembangan
lahan penggembalaan umum, dan penerbitan rekomendasi izin usaha produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitasi
pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan;
2) Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat,
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang penjaminan kesehatan hewan, penutupan dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular dalam
daerah, pengawasan pemasukan hewan dan produk hewan ke daerah serta pengeluaran hewan dan produk hewan dari daerah, pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa
19
medik veteriner dalam daerah, penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner, penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesejahteraan hewan, dan penerbitan rekomendasi izizn usaha pengecer ( toko,retail, sub
distributor) obat hewan. f. Bidang Perikanan
Bidang Perikanan mempunyai tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pemberdayaan nelayan kecil dalam daerah, pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan, pengelolaan
dan penyelenggaraan tempat pelelangan ikan (TPI), penerbitan rekomendasi izin usaha perikanan (IUP) dibidang pembudidayaan ikan, penanganan pasca panen, pengolahan dan
pemasaran hasil perikanan serta pengembangan usaha perikanan.
Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Perikanan
menyelenggarakan fungsi : 1) Perencanaan perumusan kebijakan bidang pemberdayaan
nelayan kecil dalam daerah, pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan, pengelolaan dan penyelenggaraan tempat pelelangan ikan (TPI), penerbitan rekomendasi izin
usaha perikanan (IUP) dibidang pembudidayaan ikan, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan usaha perikanan;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pemberdayaan nelayan kecil dalam daerah, pemberdayaan
usaha kecil pembudidayaan ikan, pengelolaan dan penyelenggaraan tempat pelelangan ikan (TPI), penerbitan rekomendasi izin usaha perikanan (IUP) dibidang
pembudidayaan ikan, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan usaha
perikanan; 3) Pelaksanaan kebijakan bidang pemberdayaan nelayan kecil
dalam daerah, pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan
ikan, pengelolaan dan penyelenggaraan tempat pelelangan ikan (TPI), penerbitan rekomendasi izin usaha perikanan (IUP) dibidang pembudidayaan ikan, penanganan pasca panen,
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan usaha perikanan;
4) Pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pemberdayaan nelayan kecil dalam daerah, pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan, pengelolaan dan penyelenggaraan
tempat pelelangan ikan (TPI), penerbitan rekomendasi izin usaha perikanan (IUP) dibidang pembudidayaan ikan,
penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan usaha perikanan;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
pemberdayaan nelayan kecil dalam daerah, pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan, pengelolaan dan penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), penerbitan
20
rekomendasi Izin Usaha Perikanan (IUP) dibidang pembudidayaan ikan, penanganan pasca panen, pengolahan
dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan usaha perikanan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Perikanan
dibantu oleh 2 seksi dengan tugas: 1) Seksi Produksi Perikanan, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang
pemberdayaan nelayan kecil dalam daerah, dan pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan dan
pengelolaan pembudidayaan ikan; 2) Seksi Usaha Perikanan, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pengelolaan dan penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan
(TPI), penerbitan rekomendasi Izin Usaha Perikanan (IUP) dibidang pembudidayaan ikan yang usahanya dalam daerah,
penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan usaha perikanan.
g. UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas ) UPTD melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan.
h. Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga
fungsional yang terbagi dalamkelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Pelaksanaan tugas jabatan fungsional
dikoordinasikan olehketua Kelompok Jabatan Fungsional sesuai dengan rumpun jabatan masing-masing.
2.2 Sumber Daya Dinas Pertanian dan Perikanan 2.2.1 Sumberdaya Manusia (Pegawai)
Pegawai dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Banjarnegara sampai dengan tahun 2016 sebanyak 266 orang, terdiri dari 156 PNS dan 110 non PNS. Dilihat dari
pendidikannya, terlihat jumlah pegawai paling banyak S1 sejumlah 110 orang, dan SMA Sederajat sejumlah 102 orang. Jumlah pegawai berdasarkan status kepegawaian tahun 2016 dapat dilihat pada
tabel 2.1. sebagai berikut:
21
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Perangkat Daerah Tahun 2016
No Tingkat Pendidikan Kategori
Jumlah PNS Non PNS
1 SMP Sederajat 2 3 5
2 SMA Sederajat 32 70 102
3 D3 26 17 43
4 S1 90 20 110
5 S2 6 0 6
6 S3 0 0 0
Jumlah 156 110 266
Dilihat dari golongannya, pegawai PNS paling banyak dari golongan III yaitu sejumlah 82 orang pada tahun 2016, seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
di Perangkat Daerah Tahun 2016
No Golongan Jumlah
1 Golongan II 29
2 Golongan III 82
3 Golongan IV 45
2.2.2 Sarana dan Prasarana (Asset)
Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Banjarnegara meliputi tanah, alat angkutan, alat bengkel/ukur, alat pertanian, alat kantor rumah tangga, alat
studio, alat kesehatan, alat laboratorium, bangunan gedung, jalan/jembatan, bangunan air/irigasi dan peralatan instalasi, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 2.3 Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi
di Perangkat Daerah Tahun 2016
No Aset Jumlah Kondisi
TANAH
1. Perkebunan Lain-lain 1 Baik
2. Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 2 Baik
3. Tanah Bangunan Pembibitan 2 Baik
4. Tanah Bangunan Tempat Kerja Lainnya 10 Baik
ALAT BESAR
5. Electric Generating Set Lain-lain 1 Baik
6. Electric Generating Set Lain-lain 2 Baik
7. Station Wagon 10 Baik
ALAT ANGKUTAN
8. Kendaraan Dinas Bermotor Lain-lain 7 Baik
9. Sepeda Motor 171 Baik, sebagian
rusak
10. Kendaraaan Bermotor Beroda Tiga Lain-lain
4 Baik
ALAT BENGKEL/UKUR
22
No Aset Jumlah Kondisi
11. Perkakas Bengkel Lain-lain 1 Baik
12. Af Generator Tone Generator 1 Baik
13. PH Meter 2 Baik
14. Alat Ukur Kadar Air 3 Baik
15. ALat Ukur Lainnya (Lain-lain) 28 Baik
16. Timbangan 25 Baik
17. Timbangan BBI Kapasitas 100 Kg 1 Baik
18. Timbangan Cepat Kapasitas 10 Kg 2 Baik
19. Timbangan Cepat Kapasotas 100 Kg 2 Baik
20. Alat Timbangan Lain-lain 1 Baik
21. Alat Timbangan Biasa Lain-lain 4 Baik
ALAT PERTANIAN
22. Traktor Tangan dengn peralatannya 32 Baik
23. Alat Panen/Pengolahan Lain-lain 40 Baik
24. Container 6 Baik
25. Alat Penyimpanan hasil Percobaan Lain-lain
70 Baik
26. Alat Processing Lain-lain 63 Baik
27. Alat Pasca Panen Lain-lain 6 Baik
28. Alat Produksi Perikanan Lain-lain 37 Baik
29. Penyemprot Otomatis (Automatis Spayer) 1 Baik
30. Penyemprot Mesin (Power Spayer) 3 Baik
31. Penyemprot Tangan (Hand Sprayer) 38 Baik
32. Alat Pemeliharaan Tanaman Lain-lain 126 Baik
33. Alat Perontok Mesin (Power Theresar) 2 Baik
34. Alat Panen Lain-lain 1 Baik
35. Cold Storage (Kamar Pendingin) 1 Baik
36. Alat Penyimpanan Lain-lain 5 Baik
37. Alat Pengukur PH Tanah (Soil Tester) 1 Baik
38. Alat Laboratorium Lain-lain 11 Baik
ALAT KANTOR RUMAH TANGGA
39. Mesin Ketik Manual Standar (14-16) 28 Baik
40. Mesin Absen (Time Recorder) 1 Baik
41. Mesin Stensil Listrik Folio 1 Baik
42. Mesin Foto Copy dengan Kertas Folio 1 Baik
43. Lemari Besi 13 Baik
44. Rak Besi/Metal 15 Baik
45. Rak Kayu 16 Baik
46. Filling Besi/Metal 70 Baik
47. Brand Kas 9 Baik
48. Kardek Kayu 4 Baik
49. Lemari Kaca 16 Baik
50. Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor Lainnya
1 Baik
51. Papan Visuil 4 Baik
52. Papan Pengumunan 53 Baik
53. Papan Tulis 5 Baik
54. Copy Board/Elektrik White Board 3 Baik
55. Alat Penghancur Kertas 1 Baik
56. Display 5 Baik
57. Alat Kantor Lainnya (Lain-lain) 28 Baik
58. LCD Projector 5 Baik
59. Lemari Kayu 5 Baik
60. Rak Kayu 1 Baik
23
No Aset Jumlah Kondisi
61. Meja Kayu/Rotan 14 Baik
62. Kursi Besi/Metal 4 Baik
63. Kursi Kayu/Rotan/Bambu 149 Baik
64. Zice 50 Baik
65. Tempat Tidur Kayu (lengkap) 4 Baik
66. Meja Rapat 66 Baik
67. Meja Tulis 107 Baik
68. Meja Podium 1 Baik
69. Meja Tambahan 1 Baik
70. Meja Periksa Pasien 2 Baik
71. Kursi Rapat 75 Baik
72. Kursi Tamu 15 Baik
73. Kursi Putar 5 Baik
74. Kursi Biasa 98 Baik
75. Kursi Lipat 80 Baik
76. Meja Komputer 3 Baik
77. Kasur 8 Baik
78. Meja Biro 121 Baik
79. Sofa 2 Baik
80. Mesin Penghisap Debu 2 Baik
81. Mesin Potong Rumput 7 Baik
82. Alat Pembersih Lain-lain 3 Baik
83. Lemari Es 2 Baik
84. AC Unit 24 Baik
85. Kipas Angin 1 Baik
86. Cold Room Storage 1 Baik
87. Kompor Gas 6 Baik
88. Tabung Gas 1 Baik
89. Alat Dapur Lain-lain 3 Baik
90. Televisi 1 Baik
91. Loudspeaker 6 Baik
92. Compact Disc 1 Baik
93. Karaoke 1 Baik
94. Microphone 8 Baik
95. Unit Power Supply 5 Baik
96. Tustel 3 Baik
97. Tangga Alumunium 1 Baik
98. Alat Rumah Tangga Lain-lain 61 Baik
99. Pompa Kebakaran 1 Baik
100. Alat Pemdam Kebakaran Lain-lain 1 Baik
101. P.C Unit 62 Baik
102. Lap Top 42 Baik
103. Note Book 37 Baik
104. Personal Komputer Lain-lain 4 Baik
105. Hard Disk 9 Baik
106. Floopy Disk Unit 1 Baik
107. Storage Modul Unit 4 Baik
108. Printer 46 Baik
109. Scanner 2 Baik
110. CPU 1 Baik
111. Monitor 5 Baik
112. Printer 28 Baik
113. External 1 Baik
114. Peralatan Personal Komputer Lain-lain 7 Baik
24
No Aset Jumlah Kondisi
115. Meja Kerja Pejabat Eselon II 1 Baik
116. Meja Kerja Pejabat Eselon II 1 Baik
117. Meja Kerja Pejabat Eselon IV 1 Baik
118. Meja Kerja Pejabat Eselon IV 1 Baik
119. Meja Kerja Pejabat Eselon IV 1 Baik
120. Meja Kerja Pejabat Eselon IV 1 Baik
121. Meja Kerja Pejabat Eselon IV 1 Baik
122. Meja Kerja Pegawai Non Struktural 57 Baik
123. Meja Kerja Pejabat Lain-lain 6 Baik
124. Meja Tamu Ruangan Tunggu Pejabat Eselon II
1 Baik
125. Meja Tamu Ruangan Tunggu Pejabat Eselon III
1 Baik
126. Meja Tamu Ruangan Biasa 6 Baik
127. Kursi Kerja Pejabat Eselon V 4 Baik
128. Lemari Buku untuk Perpustakaan 7 Baik
129. Lemari Arsip untuk arsip Dinamis 7 Baik
130. Buffet Kayu 1 Baik
ALAT STUDIO Baik
131. Camera + Attachment 38 Baik
132. Proyektor + Attachment 7 Baik
133. Compact Disc. Player 1 Baik
134. Microphone/Wireless Mic 24 Baik
135. Peralatan studio Visual Lain-lain 90 Baik
136. Peralatan Studio Video dan Film Lain-lain 2 Baik
137. Off Air TV Monitor 1 Baik
138. Camera Electronic 5 Baik
139. Video Monitor 1 Baik
140. Lensa Kamera 7 Baik
141. Peralatan studio Video dan film A Lain-lain
1 Baik
142. Alat Pengolah Data 21 Baik
143. Peralatan Computing Lain-lain 1 Baik
144. Amplifier 1 Baik
145. Loudspeaker 2 Baik
146. Megaphone 2 Baik
147. Sound System 2 Baik
148. Pesawat Telephone 1 Baik
149. Facsimile 1 Baik
150. Alat Komunikasi Lain-lain 4 Baik
151. Alat Komunikasi Sosial Lain-lain 1 Baik
ALAT KEDOKTERAN
152. Stetoscope 3 Baik
153. Trocart 1 Baik
154. ALat Kedokteran Umum Lain Lain 10 Baik
155. Alat Kedokteran Bedah Lain-Lain 22 Baik
156. Termometer Mercuri untuk Suhu Badan 3 Baik
157. Spuit 2 cc, 5cc, 10cc 100 Baik
158. Jarum Suntik No. 12, 14, 16, 19, 20 5 Baik
159. Paratus 55 cc Lengkap dengan Syringe dan Jarum
20 Baik
ALAT LABORATORIUM Baik
160. PH Meter 2 Baik
161. Microscope Binokular 1 Baik
25
No Aset Jumlah Kondisi
162. Elemeyer Glass 1 Baik
163. Tabung Reaksi 102 Baik
164. Penanggas 1 Baik
165. Thermometer 4 Baik
166. Automatic Timer 5 Baik
167. Autoclave 2 Baik
168. PH Meter 2 Baik
169. Analitical Balance 1 Baik
170. Micro Pippetes 4 Baik
171. Buret/Peralatan Titrasi 2 Baik
172. Lacto Meter 1 Baik
173. Suction Needle (2.6 MM dia) 10 Baik
174. Alat Lab. Pertanian Lain-Lain 259 Baik
175. Micropipette 1 Baik
176. Alat Laboratorium Lainnya (Lain-Lain) 48 Baik
177. Gelas Kimia 2 Baik
178. Gelas Ukur 12 Baik
179. Moisture Tester 2 Baik
180. Soil PH Meter 2 Baik
181. DO Meter 2 Baik
182. ALat Lab. Lingkungan Lain-lain 32 Baik
183. Alat Laboraorium Penunjang Lain-lain 20 Baik
BANGUNAN GEDUNG
184. Bangunan Gedung Kantor Permanen 36 Baik
185. Bangunan Gedung Kantor Lain-lain 1 Baik
186. Bangunan Gudang Tertutup Permanen 11 Baik
187. Bangunan Gudang Lain-lain 1 Baik
188. Bangunan Gudang Untuk Bengkel Lain-lain
1 Baik
189. Bangunan Gedung Laboratorium Permanen
1 Baik
190. Bangunan Klinik/Puskesmas/Laboratorium
1 Baik
191. Bangunan Kesehatan Lain-lain 2 Baik
192. Bangunan Gedung Tempat Ibadah Permanen
2 Baik
193. Bangunan Gedung Tempat Pertemuan Permanen
4 Baik
194. Gedung Pertokoan/Koperasi Pasar Permanen
5 Baik
195. Bangunan Gedung untuk Pos Jaga Lain-lain
2 Baik
196. Gedung Garasi/Pool Permanen 1 Baik
197. Bangunan Gedung Garasi/Pool Lain-lain 1 Baik
198. Gedung Pemotongan Hewan Permanen 2 Baik
199. Bangunan Gedung Pabrik Permanen 1 Baik
200. Bangunan Kandang Hewan/Ternak Permanen
2 Baik
201. Bangunan Gedung Tempat Kerja Lainnya Permanen
5 Baik
202. Bangunan Tempat Kerja Lain-lain 26 Baik
203. Rumah Negara Golongan III Type A Permanen
4 Baik
204. Mess/Wisma/Bungalaw/Tempat 2 Baik
26
No Aset Jumlah Kondisi
Peristirahatan Permanen
JALAN / JEMBATAN
205. Tugu Peringatan Lainnya 1 Baik
206. JUMLAH MONUMEN Baik
207. Jalan Desa Lain-lain 1 Baik
208. Jalan Khusus 2 Baik
209. Jalan Khusus Lain-lain 8 Baik
BANGUNAN AIR/IRIGASI
210. Saluran Muka 2 Baik
211. Saluran Induk 13 Baik
212. Bangunan Pembawa Irigasi Lain-lain 4 Baik
213. Saluran Induk Pembuang 1 Baik
214. Tanggul Banjir 3 Baik
215. Bangunan Pelengkap Irigasi Lain-lain 3 Baik
216. Kolam Pasang 2 Baik
217. Bak Penampung/Kolam Ukur 3 Baik
218. Waduk Air Bersih/Air Baku Lain-lain 3 Baik
219. Bangunan Menara/Bak Penampung/Reservok Air Umum
1 Baik
220. Bangunan Pelengkap Air Bersih Lain-lain 2 Baik
221. Bangunan Pembawa Air KOtor Lain-lain 1 Baik
222. Lain-lain 14 Baik
INSTALASI
223. Instalasi Air Bersih Lain-lain 1 Baik
224. Instalasi Air Kotor Lain-lain 1 Baik
225. Instalasi Gardu Listrik Distribusi Lain-lain 1 Baik
226. Instalsi Pusat Pengatur Listrik Lain-lain 1 Baik
227. Lain-lain 2 Baik
JARINGAN
228. Jaringan Sambungan Kerumah Kapasitas Kecil
1 Baik
229. Jaringan Distribusi Lain-lain 2 Baik
TANAMAN
230. Kelapa 82 Baik
231. Durian 35 Baik
232. Rambutan 88 Baik
233. Tanaman Holtikultura Lain-lain 16 Baik
27
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan 1. Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Capaian kinerja untuk tanaman pangan belum mencapai target yang ditetapkan yaitu untuk produksi padi, jagung dan kedelai berdasarkan angka sementara (ASEM) tahun 2016. Capaian tertinggi
adalah produksi komoditas padi yang mencapai 83,26% dari target produksi 170.611,82 ton tercapai 133.423,99 ton. Untuk komoditas
jagung capaian kinerja tahun 2016 baru mencapai 44,80% yaitu sebanyak 52.605,05 ton dari target 117.410,38 ton. Produksi kedelai tahun 2016 baru mencapai 18% dari target capaian yang
ditetapkan sebesar 611,22 ton tercapai hanya 110,00 ton. Realisasi produksi komoditas hortikultura untuk komoditas
durian, dan pisang pada tahun 2016 melampaui target yang ditetapkan. Capaian kinerja produksi durian tahun 2016 adalah 166,70% dari target produksi 2.384.687,58 kg terealisasi 3.975.300
kg. Realisasi produksi pisang adalah 27,2% dari target sebanyak 10.325.268,25 kg tahun 2016 tercapai 16.923.700 kg atau tercapai 163,91 %. Produksi salak tidak mencapai target yang ditetapkan
sebanyak 242.149.311,8 tercapai 96,38 % dari target tahun 2016 atau terealisasi 233.391.800 kg. Untuk produksi komoditas
hortikultura sayuran, komoditas yang diukur kinerjanya adalah komoditas kentang dimana capaian kinerja tahun 2016 adalah mencapai 66,35% dari target kinerja produksi kentang adalah
1.468.974,24 kw tercapai 974.667 kw. Data realisasi produksi tanaman pangan dan hortikultura
tahun 2012 – 2016 sebagai berikut :
Tabel 2.4 Realisasi Kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Tahun 2012 – 2016
Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2016
Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
- Produksi padi (ton)
161.606,85
170.658,11
147.609,11
149.762,01
133.423,99
- Produksi Jagung (ton)
79.717,95
81.934,54
78.991,00
64.322,01
52.605,05
- Produksi Kedelai (ton)
323,99 319,16 9,37 99,68 110,00
Peningkatan Produksi Hortikultura Buah-buahan
Durian (kg) 3.093,70 6.442.100 2.794.600 9.586.600 3.975.300
Salak (kg) 379.084.00
0 364.725.20
0 335.636.80
0 360.356.10
0 233.391.80
0
Pisang (kg) 9.738.200 13.458.300 11.614.400 26.073.400 16.923.700
Peningkatan Produksi Hortikultura Sayuran
Kentang (kw) 1.065.400 1.182.188 1.244.840 1.139.034 974.667
28
Sumber : Laporan Data Statistik Dinas Pertanian dan Peternakan 2016
Kinerja produksi padi selama lima tahun relatif baik walaupun
belum mencapai target produksi yang ditetapkan. Produksi padi cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dalam rangka menopang ketahanan pangan
daerah.
Gambar 2.1. Gambar Target dan realisasi produksi padi tahun 2012-2016 (ton)
Kinerja produksi jagung selama lima tahun belum mencapai
target produksi yang ditetapkan. Produksi jagung cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dalam rangka menopang ketahanan pangan
daerah. Realisasi produksi jagung selama lima tahun tergambar sebagai berikut:
Gambar 2.2. Target dan realisasi produksi jagung tahun 2012-2016
Kinerja produksi kedelai selama lima tahun belum mencapai
target produksi yang ditetapkan. Produksi kedelai mengalami penurunan yang drastis dari tahun ke tahun. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dalam rangka menopang ketahanan pangan
16
7.2
52
,56
16
7.9
62
,65
16
8.9
18
,00
16
9.6
55
,93
17
0.6
11
,82
16
1.6
06
,85
17
0.6
58
,11
14
7.6
09
,11
14
9.7
62
,01
13
3.4
23
,99
-
20.000,00
40.000,00
60.000,00
80.000,00
100.000,00
120.000,00
140.000,00
160.000,00
180.000,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target Realisasi
10
9.6
15
,50
11
1.6
86
,02
11
4.2
42
,71
11
5.7
05
,25
11
7.4
10
,38
79
.71
7,9
5
81
.93
4,5
4
78
.99
1,0
0
64
.32
2,0
1
52
.60
5,0
5
-
20.000,00
40.000,00
60.000,00
80.000,00
100.000,00
120.000,00
140.000,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target Realisasi
29
daerah. Gambaran kinerja komoditas pangan kedelai selama lima tahun tergambar sebagai berikut :
Gambar 2.3. Target dan realisasi produksi kedelai tahun 2012-2016
Kinerja produksi durian selama lima tahun belum mencapai
target produksi yang ditetapkan. Produksi durian mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.4. Target dan realisasi produksi durian tahun 2012-2016
Kinerja produksi salak selama lima tahun relatif mencapai target produksi yang ditetapkan. Tetapi satu hal yang perlu mendapatkan perhatian bahwa kecenderungan produksi salak
menurun dari waktu ke waktu. Kinerja komoditas salak secara lebih jelas tergambar sebagai berikut.
50
1,0
0
52
7,5
5
56
1,1
2
58
3,6
3
61
1,2
2
32
3,9
9
31
9,1
6
9,3
7 9
9,6
8
11
0,0
0
-
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi kedelai (ton) Realisasi produksi kedelai (ton)
1.3
63
.45
8,0
0
1.5
68
.14
1,0
0
1.8
03
.38
9,0
0
2.0
74
.11
6,0
0
2.3
84
.68
8,0
0
3.0
93
,70
6.4
42
.10
0,0
0
2.7
94
.60
0,0
0
9.5
86
.60
0,0
0
3.9
75
.30
0,0
0
-
2.000.000,00
4.000.000,00
6.000.000,00
8.000.000,00
10.000.000,00
12.000.000,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi durian (kg) Realisasi produksi durian (kg)
30
Gambar 2.5. Target dan realisasi produksi salak tahun 2012-2016
Kinerja produksi pisang selama lima tahun telah melampaui
target produksi yang ditetapkan kecuali pada tahun 2015. Dilihat dari produksi pisang selama lima tahun menunjukan trend yang
meningkat. Perbandingan antara realisasi dan target kinerja komoditas pisang secara lebih jelas tergambar sebagai berikut:
Gambar 2.6. Target dan realisasi produksi pisang tahun 2012-2016
Kinerja produksi kentang selama lima tahun belum mencapai
target yang ditetapkan. Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian bahwa kecenderungan produksi kentang mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Secara rinci produksi kentang tergambar sebagai
berikut:
23
2.7
90
.16
6,6
2
23
5.1
67
.09
2,3
8
23
7.3
95
.46
0,2
8
23
9.7
72
.38
6,0
4
24
2.1
49
.31
1,8
0
37
9.0
84
.00
0,0
0
36
4.7
25
.20
0,0
0
33
5.6
36
.80
0,0
0
36
0.3
56
.10
0,0
0
23
3.3
91
.80
0,0
0
-
50.000.000,00
100.000.000,00
150.000.000,00
200.000.000,00
250.000.000,00
300.000.000,00
350.000.000,00
400.000.000,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi salak (kg) Realisasi produksi salak (kg)
8.1
80
.05
9,3
0
8.6
69
.42
8,5
0
9.1
90
.43
7,9
5
9.7
40
.97
8,3
0
10
.32
5.2
68
,25
9.7
38
.20
0,0
0
13
.45
8.3
00
,00
11
.61
4.4
00
,00
26
.07
3.4
00
,00
16
.92
3.7
00
,00
-
5.000.000,00
10.000.000,00
15.000.000,00
20.000.000,00
25.000.000,00
30.000.000,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi pisang (kg) Realisasi produksi pisang (kg)
31
Gambar 2.7. Target dan realisasi produksi kentang tahun 2012-2016
Capaian kinerja produktivitas tanaman pangan untuk padi
jagung dan kedelai belum mencapai target kinerja yang ditetapkan.
Produktivitas padi pada tahun 2016 baru mencapai 83,26% atau tercapai 52,42 kw/ha dari target produktivias 62,47 kw/ha. Untuk
produktivitas jagung capaian kinerja mencapai 85,9% dari target yang ditetapkan sebanyak 48,20 kw/ha tercapai 41,41 kw/ha pada tahun 2016. Capain produktivitas kedelai tahun 2016 sebesar 97%
dari target produktivitas 12,2 kw/ha tercapai 11,84 kw/ha. Capaian kinerja selama kurun waktu tahun 2012-2016 terlihat pada tabel di
bawah ini: Tabel 2.5
Realisasi Kinerja produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal
lainnya Tahun 2012-2016
Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2016
Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan
- Produktivitas Padi (kw/ha)
59,79 59,44 57,47 61,19 52,42
- Produktivitas Jagung (kw/ha) 43,28 49,01 55,76 51,25 41,41
- Produktivitas Kedelai (kw/ha)
11,41 11,52 10,41 7,79 11,84
Sumber : Laporan Data Statistik Dinas Pertanian dan Peternakan 2016
Produktivitas komoditas pangan padi yang terdiri dari padi
lahan sawah dan lahan bukan sawah belum mencapai target produktivitas yang ditetapkan, bahkan mengalami trend yang menurun. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian yang serius
mengingat kecenderungan yang turun dari tahun ke tahun produktivitas padi berpengaruh pada penyediaan pangan daerah
1.2
08
.51
3,0
0
1.2
68
.91
3,0
0
1.3
32
.39
5,0
0
1.3
99
.03
4,0
0
1.4
68
.97
4,0
0
1.0
65
.40
0,0
0
1.1
82
.18
8,0
0
1.2
44
.84
0,0
0
1.1
39
.03
4,0
0
97
4.6
67
,00
-
200.000,00
400.000,00
600.000,00
800.000,00
1.000.000,00
1.200.000,00
1.400.000,00
1.600.000,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi kentang (kw) Realisasi produksi kentang (kw)
32
untuk ketahanan pangan. Gambaran kinerja produktivitas padi selama 5 (lima) tahun tergambar sebagai berikut:
Gambar 2.8. Target dan realisasi produktivitas padi tahun 2012-2016 (kw/ha)
Produktivitas jagung relatif baik untuk mencapai target produktivitas yang ditetapkan, kecuali tahun 2016. Produktifitas
jagung selama 5 (lima) tahun relatif dapat dipertahankan. Perkembangan produktivitas jagung selama 5 (lima) tahun terlihat jelas sebagai berikut:
Gambar 2.9. Target dan realisasi produktivitas jagung tahun 2012-
2016 (kw/ha)
Produktivitas komoditas pangan kedelai belum mencapai target produktivitas yang ditetapkan, bahkan mengalami trend yang
menurun. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian yang serius mengingat kecenderungan yang turun dari tahun ke tahun
produktivitas padi berpengaruh pada penyediaan pangan daerah untuk ketahanan pangan.
61
58
,47
59
,64
61
,85
61
,12
62
,47
61
,14
59
,79
59
,44
57
,47
61
,19
52
,42
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Target Produktivitas padi Realisasi Produktivitas padi
43
,97
47
,05
46
,9
47
,5
48
,2
43
,28
49
,01
55
,76
51
,25
41
,41
0
10
20
30
40
50
60
2012 2013 2014 2015 2016
Target Produktivitas Jagung Realisasi Produktivitas jagung
33
Gambar 2.10. Target dan realisasi produktivitas kedelai tahun 2012-2016 (kw/ha)
Kinerja produktivitas hortikultura buah-buahan yang telah
melampaui target kinerja yang ditetapkan adalah produktivitas
durian dan pisang. Capaian kinerja produktivitas durian adalah sebesar 107,57% dari target sebesar 43,69 kg/phn tercapai 47
kg/phn. Untuk komoditas hortikultura pisang target kinerja sebesar 48,95 kg/phn tercapai 50 kg/phn atau tercapai 102,15%. Sedangkan produktivitas salak baru mencapai 73,62 % dari target sebesar 16,3
kg/phn tercapai 12 kg/phn pada tahun 2016. Produktivitas kentang tercapai 72,44 % dari target sebesar 200,16 kw/ha tercapai 145 kw/ha.
Realisasi kinerja produktivitas tanaman hortikultura selama 5 tahun terakhir tertera pada tabel berikut :
Tabel 2.6 Realisasi Kinerja dan pertumbuhan produktivitas padi hortikultura
2012-2016
Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2016
Peningkatan Produktivitas Tanaman Hortikultura Buah-buahan
- Produktivitas Durian (kg/phn)
56,82 88,99 34,46 96,71 60,17
- Produktivitas Salak (kg/phn)
24,17 22,76 20,59 21,79 14,08
- Produktivitas Pisang (kg/phn)
39,44 44,33 41,52 63,26 47,82
Peningkatan Produktivitas Tanaman Hortikultura Sayuran
- Produktivitas Kentang (kw/ha)
147,64 142,81 152,24 152,24 170,96
Sumber : Laporan Data Statistik Dinas Pertanian dan Peternakan 2016
8,2
4
8,6
5
11
,2 12
,2
12
,2
11
,41
11
,52
10
,14
7,7
9 1
1,4
8
2012 2013 2014 2015 2016
Target Produktivitas Kedelai Realisasi Produktivitas kedelai
34
Produktivitas durian Kabupaten Banjarnegara selama 5 (lima) tahun telah mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD namun
memiliki kecenderungan turun produktivitasnya, seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.11. Target dan realisasi produktivitas durian tahun 2012-2016 (kg/phn)
Realisasi produktivitas salak apabila dibandingkan dengan
target produktivitas selama lima tahun relatif baik karena mencapai atau bahkan melampaui target kinerja yang ditetapkan. Namun seperti halnya produktivitas salak terjadi kecenderungan
produktivitas yang menurun. Kondisi ini perlu untuk mendapatkan perhatian dari seluruh jajaran dinas pertanian dan perikanan agar
produktivitas salak kembali menunjukan trend positif. Produktivitas komoditas salak terlihat jelas pada gambar berikut ini :
Gambar 2.12. Target dan realisasi produktivitas salak tahun 2012-
2016 (kg/rmpn)
24
,98
28
,73
33
,03
38
,00
43
,69
56
,82
88
,99
34
,46
96
,71
60
,17
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi durian Realisasi produksi durian
15
,67
15
,83
15
,98
16
,14
16
,30
24
,17
22
,76
20
,59
21
,79
14
,08
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi salak Realisasi produksi salak
35
Kinerja produktivitas pisang selama lima tahun tercatat sangat baik dapat dilihat dari produktivitas pisang yang telah mencapai
target produksi yang ditetapkan. Terlihat bahwa kecenderungan produktivitas pisang semakin meningkat. Gambaran produktivitas selama lima tahun dibandingkan dengan target secara lebih jelas
terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.13. Target dan realisasi produktivitas pisang tahun 2012-2016 (kg/rmpn)
Produktivitas kentang selama lima tahun belum dapat
memenuhi target yang ditetapkan dengan kecenderungan meningkat. Kondisi ini cukup menggembirakan mengingat disinyalir telah terjadi degradasi lahan yang menyebabkan penurunan produksi yang
signifikan. Kecenderungan peningkatan produktivitas disebabkan karena penggunaan varietas baru kentang yang cukup baik seperti Tedjo MZ yang lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Gambar 2.14. Target dan realisasi produktivitas kentang tahun
2012-2016 (kw/ha) Produksi beberapa komoditas perkebunan di Kabupaten
Banjarnegara selama kurun waktu tahun 2012-2016 menunjukkan
38
,78
41
,10
43
,57
46
,18
48
,95
39
,44
44
,33
41
,52
63
,26
47
,82
-
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi pisang Realisasi produksi pisang
16
4,6
7
17
2,9
0
18
1,5
5
19
0,6
3
20
0,1
6
14
7,6
4
14
2,8
1
15
2,2
4
15
2,2
4
17
0,9
6
-
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi kentang Realisasi produksi kentang
36
capaian yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, seperti Kopi Robusta meningkat dari 875,43 ton menjadi 886,53 ton; Kopi Arabika
meningkat dari sebesar 146,47 ton menjadi 182,20 ton; kelapa dalam meningkat dari sebesar 8.510,90 ton menjadi 9.354,79 ton; Tebu meningkat dari sebesar 5.960,00 menjadi 6.660,65 ton. Sementara itu
Kelapa Deres, Teh, dan Karet selama kurun waktu 2012-2016 produksinya cenderung menurun. Produksi kelapa deres menurun
dari 10.273,31 ton menjadi 9.987,63 ton. Produksi teh menurun dari sebesar 2.177,72 ton menjadi 1.937,51 ton. Karet menurun dari 0,35 menjadi nol. Secara rinci realisasi kinerja peningkatan produksi
perkebunan tahun 2012-2016 tercantum pada tabel berikut: Tabel 2.7
Realisasi Kinerja Peningkatan Produksi Perkebunan Tahun 2012 – 2016
Indikator Kinerja
Satuan 2012 2013 2014 2015 2016
Kopi Robusta Ton 875,43 880,04 865,05 874,70 886,53
Kopi Arabika Ton 146,47 208,75 200,55 173,33 182,20
Kelapa Dalam Ton 8.510,90 9.547,46 9.281,80 8.995,09 9.354,79
Kelapa Deres Ton 10.273,31
9.453,75 10.482,40
9.962,65 9.987,63
Teh Ton 2.177,72 2.646,53 2.527,30 1.996,95 1.937,51
Karet Ton - 0,35 0,36 0,28 0
Tebu Ton - 5.960,00 11.975,75
12.358,21
6.660,65
Produktivitas tanaman perkebunan beberapa jenis komoditas perkebunan menunjukkan peningkatan seperti Kopi Arabika, Kelapa Dalam, dan Tebu, sedangkan Kopi Robusta, Kelapa Deres, Teh, dan
Karet menunjukkan penurunan. Produktivitas perkebunan pada tahun 2016 untuk Kopi Robusta sebesar 0,77 ton/ha, Kopi Arabika 0,73 ton/ha, Kelapa Dalam 1,02 ton/ha, Kelapa Deres 6,74 ton/ha, Teh
1,38 ton/ha, Karet 0 ton/ha, dan Tebu 65,07 ton/ha. Secara rinci perkembangan realisasi kinerja Produktivitas
Tanaman Perkebunan tercantum pada tabel berikut ini.
Tabel 2.8
Realisasi Kinerja Produktivitas Tanaman Perkebunan
No Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kopi Robusta ton/ha
0,47 0,47 0,46 0,46 0,77
2 Kopi Arabika ton/ha
0,27 0,38 0,36 0,31 0,73
4 Kelapa Dalam ton/ha
0,7 0,71 0,77 0,75 1,02
4 Kelapa Deres ton/ha
7,18 6,75 7,47 6,61 6,74
5 Teh ton/ha
1,13 1,48 1,34 1,1 1,38
6 Karet ton/ha
0,02 0,01 0,01 0
37
7 Tebu ton/ha
0 50 62 57,3 65,07
8 Cakupan bina kelompok petani
% 60,77 25,6 25,00 35,7
Realisasi produktivitas kopi robusta selama kurun waktu tahun
2015-2016 terlihat lebih rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Renstra/RPJMD, sedangkan pada tahun 2012-2014 realisasinya lebih tinggi dibandingkan target. Secara rinci
perkembangan realisasi kinerja Produktivitas Tanaman kopi robusta tercantum pada gambar berikut ini.
Gambar 2.15. Produktivitas Kopi Robusta (ton/ha)
Realisasi produktivitas kopi arabika selama kurun waktu tahun 2015-2016 terlihat lebih rendah dibandingkan target yang telah
ditetapkan dalam Renstra/RPJMD sedangkan pada tahun 2012-2014 realisasinya lebih tinggi dibandingkan target. Secara rinci perkembangan realisasi kinerja Produktivitas Tanaman kopi arabika
tercantum pada gambar berikut ini.
Gambar 2.16. Produktivitas Kopi Arabika (ton/ha)
0,3
6
0,4
0
0,4
5
0,5
0
0,5
5
0,4
7
0,4
7
0,4
6
0,4
6
0,7
7
-
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi kopi robusta Realisasi produksi robusta
0,2
0
0,2
5
0,3
0
0,3
5
0,4
0
0,2
7
0,3
8
0,3
6
0,3
1 0
,73
-
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi kopi Arabika Realisasi produksi kopi Arabika
38
Realisasi produktivitas kelapa dalam selama kurun waktu tahun
2012 dan 2016 terlihat sama dengan target Renstra/RPJMD, sedangkan tahun 2013 dan 2015 lebih rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Renstra/RPJMD, dan tahun 2014
realisasi lebih tinggi dibandingkan target. Secara rinci perkembangan realisasi kinerja Produktivitas Tanaman kelapa dalam tercantum pada
gambar berikut ini.
Gambar 2.17. Produktivitas Kelapa Dalam (ton/ha)
Realisasi produktivitas kelapa deres selama kurun waktu tahun
2012 dan 2016 terlihat lebih rendah dibandingkan target Renstra/RPJMD, kecuali tahun 2013 dengan realisasi lebih tinggi dibandingkan target. Secara rinci perkembangan realisasi kinerja
Produktivitas Tanaman kelapa deres tercantum pada gambar berikut ini.
Gambar 2.18. Produktivitas Kelapa Deres (ton/ha)
Realisasi produktivitas teh selama kurun waktu tahun 2012 dan 2013 terlihat realisasi lebih tinggi dibandingkan target yang telah
0,7
0
0,7
2
0,7
4
0,7
6
0,7
8
0,7
0
0,7
1
0,7
7
0,7
5 1
,02
-
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi kelapa dalam Realisasi produksi kelapa dalam
8,0
0
8,2
0
8,4
0
8,6
0
8,8
0
7,1
8
6,7
5
7,4
7
6,6
1
6,7
4
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi kelapa deres Realisasi produksi kelapa deres
39
ditetapkan dalam Renstra/RPJMD, sedangkan tahun 2015 dan 2016 realisasi lebih rendah dibandingkan target. Secara rinci perkembangan
realisasi kinerja Produktivitas teh tercantum pada gambar berikut ini.
Gambar 2.19. Produktivitas Teh (ton/ha)
Realisasi produktivitas karet pada tahun 2013 dan 2014 terlihat
realisasi lebih tinggi dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Renstra/RPJMD, sedangkan tahun 2015 dan 2016 realisasi lebih rendah dibandingkan target. Secara rinci perkembangan realisasi
kinerja Produktivitas karet tercantum pada gambar berikut ini.
Gambar 2.20. Produktivitas Karet (ton/ha) Realisasi produktivitas tebu pada tahun 2013 dan 2014 terlihat
realisasi lebih rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Renstra/RPJMD. Secara rinci perkembangan realisasi kinerja
Produktivitas tebu tercantum pada gambar berikut ini.
1,0
0
1,0
0
1,2
0
1,3
0
1,4
0
1,1
3
1,4
8
1,3
4
1,1
0 1
,38
-
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi teh Realisasi produksi teh
0,16 0,19
0,36
0,31
0,02 0,01 0,01 - -
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi karet Realisasi produksi karet
40
Gambar 2.21. Produktivitas Tebu (ton/ha)
2. Peternakan
Pencapaian produksi peternakan di Kabupaten Banjarnegara
ditunjukkan beberapa indikator produksi sapi, sapi perah, kambing dan domba. Apabila kita membandingkan data tahun 2015 dan 2016
komoditas ternak yang mengalami peningkatan populasi selama tahun 2015 – 2016 adalah sapi potong dan kambing. Populasi ternak sapi potong tahun 2016 meningkat sebanyak 5,43 persen atau menjadi
30.505 ekor apabila dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 28.934 ekor. Sedangkan ternak kambing meningkat populasinya
sebanyak 8,54 persen menjadi 194.198 ekor pada tahun 2016. Populasi ternak yang mengalami penurunan adalah ternak sapi
perah dan domba. Populasi ternak sapi perah mengalami penurunan
sebanyak 9,87% apabila dibandingkan dengan tahun 2015 dari 1.500 ekor menjadi hanya 1.352 ekor tahun 2016. Dibandingkan dengan tahun 2015 populasi ternak domba mengalami penurunan sebanyak
4,09% dari 68.005 ekor pada tahun 2015 menjadi 65.221ekor pada tahun 2016. Kecenderungan yang makin turun populasi ternak sapi
dan domba dari tahun ke tahun perlu mendapatkan perhatian yang serius agar populasi dapat dipertahankan bahkan dapat meningkat.
Untuk data produksi komoditas ternak, pada tahun 2016 hanya
produksi telur yang mengalami peningkatan. Sedangkan produksi daging dan susu menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2015. Penurunan produksi daging adalah sebanyak 9,1% dari tahun 2015
sebesar 1.458.87 ton menjadi 1.326.128 kg pada tahun 2016. Produksi telur tahun 2015 apabila dibandingkan dengan tahun 2016 adalah
meningkat 34,81% dimana produksi telur tahun 2015 adalah 2.709,12 ton menjadi 3.620.95 ton tahun 2015. Produksi susu tahun 2016 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2015.
Pada tahun 2015 produksi susu Kabupaten Banjarnegara sebanyak 503 liter menjadi 54.020 liter tahun 2016.
Secara rinci realisasi kinerja populasi ternak dan produksi komoditas peternakan Kabupaten Banjarnegara tercantum pada tabel berikut ini.
70
,00
75
,00
80
,00
80
,00
80
,00
-
50
,00
62
,00
57
,30
65
,07
-
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
2012 2013 2014 2015 2016
Target produksi tebu Realisasi produksi tebu
41
Tabel 2.9 Realisasi Kinerja Populasi Ternak dan Produksi Komoditas Peternakan
Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2015
Peningkatan Populasi Ternak
- Sapi (ekor) 37.067 32.899 36.346 28.934 30.505
- Sapi Perah (ekor) 3.022 3.276 3.135 1.500 1.352
- Kambing (ekor) 191.194 185.998 186.381 178.924 194.198
- Domba (ekor) 111.909 102.305 104.222 68.005 65.221
Produksi Komoditas
Peternakan
Produksi daging (kg) 2.129.273 1.849.500 1.711,080 1.458.870 1.440.198
Produksi telur 2.709,12 3.620.95 4.881, 26
Produksi susu (ltr) 259.087 220.187 217.403 503 54.020
Sumber : Laporan Data Statistik Dinas Pertanian dan Peternakan 2016
Selama lima tahun ada kecenderungan target populasi ternak
sapi perah tidak tercapai. Bahkan terjadi trend penurunan populasi ternak sapi perah, seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.22. Target dan realisasi populasi ternak sapi perah tahun 2012-2016 (ekor)
Selama lima tahun terjadi kecenderungan target populasi ternak sapi potong juga tidak tercapai dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016. Terjadi penurunan populasi ternak sapi potong, seperti terlihat pada gambar berikut.
29
10
2.9
54
29
98
30
43
30
89
2.8
67
3.0
02
3.2
76
3.3
01
2.5
43
1.3
52
2011 2012 2013 2014 2015 2016
target populasi sapi perah realisasi populasi sapi perah
42
Gambar 2.23. Target dan realisasi populasi ternak sapi potong tahun
2012-2016 (ekor) Realisasi populasi ternak kambing bisa dikatakan tidak
mencapai target populasi yang sudah ditetapkan, namun terdapat kecenderungan populasi yang lebih baik dari tahun ke tahun untuk populasi kambing selama lima tahun yang menunjukan trend yang
meningkat, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.24. Target dan realisasi populasi ternak kambing tahun 2012-2016 (ekor)
Selama kurun waktu tahun 2012-2016 ada kecenderungan
populasi ternak domba semakin menurun dan tidak mencapai target
yang telah ditetapkan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius mengingat ternak domba (terutama ternak domba batur)
merupakan ternak unggul asli Kabupaten Banjarnegara yang sudah ditetapkan sebagai galur tersendiri oleh Kementrian Pertanian RI. Perbandingan realisasi dan target populasi domba selama lima tahun
secara jelas terlihat pada gambar di bawah ini.
34
83
5
35
.35
7
35
88
8
36
42
6
36
97
2
34
.32
0
37
.06
7
32
.89
9
34
.86
3
30
.33
6
30
.50
5
2011 2012 2013 2014 2015 2016
target populasi sapi potong realisasi populasi sapi potong
18
87
57
19
2.5
32
19
63
83
20
03
11
20
43
17
19
1.4
94
18
5.9
98
18
6.3
81
19
3.1
13
19
4.1
98
2012 2013 2014 2015 2016
target kambing realisasi
43
Gambar 2.25. Target dan realisasi populasi ternak domba tahun 2012-2016 (ekor)
3. Perikanan Trend produksi perikanan budidaya mengalami peningkatan.
Produksi perikanan budidaya pada tahun 2016 meningkat sebanyak 41,70% dari tahun 2015, dimana produksi tahun 2015 sebanyak 17.874,44 ton menjadi 25.329,63 ton tahun 2016. Sebaliknya,
produksi perikanan tangkap cenderung menurun. Produksi perikanan tangkap tahun 2016 apabila dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami penurunan produksi sebanyak 3,86 persen dari 1.250 ton
tahun 2015 menjadi 1.201,8 ton tahun 2016. Data produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap
tahun 2012-2016 tercantum pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1
Kinerja Produksi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap
Tahun 2012-2016
Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2016
Peningkatan Produksi perikanan
Produksi perikanan budidaya (ton)
6.729,11 9.987,18 14.846,56
17.874,44 25.329,63
Produksi perikanan tangkap (ton)
1.290,77 1.320,10 1.338,00 1.250,00 1.201,8
Sumber : Laporan Data Statistik Dinas Pertanian dan Peternakan 2016
Apabila dibandingkan dengan target produksi perikanan
budidaya menunjukan kinerja yang sangat baik, terutama dalam pencapaian target produksi perikanan budidaya. Perbandingan produksi perikanan budidaya tergambar sebagai berikut :
11
0.0
04
11
1.1
04
11
2.2
15
11
3.3
37
14
4.4
71
11
0.8
76
11
1.9
09
10
2.3
05
10
4.2
22
68
.98
1
65
.22
1
2011 2012 2013 2014 2015 2016
target domba realisasi 110,876
44
Gambar 2.26. Target dan realisasi produksi perikanan budidaya tahun 2012-2016
Apabila dibandingan dengan target produksi, terlihat bahwa
realisasi produksi tangkap belum mencapai target yang ditetapkan selama kurun waktu tahun 2012-2016. Secara rinci produksi perikanan tangkap dibandingkan target selama lima tahun tercantum
pada gambar berikut ini.
Gambar 2.27. Target dan realisasi produksi perikanan tangkap
tahun 2012-2016
90
09
,95
10
96
7,9
4
13
30
8,9
3
16
45
3,6
6
20
25
4,0
7
80
19
,9
99
87
,18
14
84
6,5
6
17
87
4,4
4
25
32
9,6
3
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2012 2013 2014 2015 2016
Target Produksi perikanan Realisasi Produksi Perikanan Budidaya
12
82
13
08
13
34
13
60
,7
13
81
,4
10
39
,07
13
20
,1
13
20
,1
12
50
12
01
,8
0
500
1000
1500
2012 2013 2014 2015 2016Target Produksi tangkap Realisasi Produksi tangkap
45
Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016
NO Indikator Kinerja Satuan
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun 2011-2016
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Produktivitas padi
atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
1 - Produktivitas padi
kw/ha 58,47 59,64 61,85 62,12 62,47 59,79 59,44 51,44 61,19 61,52 102,3 99,7 83,2 98,5 98,48
2 - Produktivitas Jagung
kw/ha 43,97 47,05 46,9 47,5 48,20 43,28 49,01 55,76 51,25 58,00
98,4 104,2 118,9 107,9 120,33
3 - Produktivitas Kedelai
kw/ha 8,24 8,65 11,2 12,2 12,2 11,41 11,52 10,14 7,81 10,14
138,5 133,2 90,5 64,0 83,11
Produktivitas Tanaman Hortikultura
4. - Durian kg/ pohon
24,98 28,73 33,03 38 43.69 62,1 88,99 34,46 159 121,00 248,6 309,7 104,3 418,4 276,95
5. - Salak kg/ pohon
15,67 15,83 15,98 16,14 16,30 13,27 14,26 23,66 22 12,00 84,7 90,1 148,1 136,3 73,62
6. - Pisang kg/ pohon
38,78 41,1 43,57 46,18 48,95 33,82 49,74 41,52 75 45,00 87,2 121,0 95,3 162,4 91,93
7. - Kentang kw/ha 164,67 172,9 181,55 190,63 200,16 147,64 142,81 152 155,77 138,06
89,7 82,6 83,7 81,7 68,97
8. Kontribusi sektor pertanian/ peternakan/
perikanan terhadap PDRB
% 35,23 34,88 34,53 34,19 33,85 35,86 37,95 101,8 108,8 - -
46
NO Indikator Kinerja Satuan
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun 2011-2016
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
9. Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian
% 32,7 32,37 32,05 31,73 31,41 33,33 101,9 -
Jumlah Populasi Ternak
10. - Sapi ekor 34.835 35,357 35.888 36.426 36.972 37.977 32,899 34.863 28.934 30.505 109,0 93,0 97,1 79,4 82,51
11. - Sapi Perah ekor 2.910 2,954 2.998 3.043 3.089 3.025 3.276 3.301 150 1.352 104,0 110,9 110,1 4,9 43,77
12. - Kambing ekor 188.757 192,532 196.383 200.311 204.317 191.194 185,998 185.405 178.924 194.198 101,3 96,6 94,4 89,3 95,05
13. - Domba ekor 110.004 111,104 112.215 113.337 114.471 111.909 102,305 104.220 68.005 65.221 101,7 92,1 92,9 60,0 56,98
Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan
14. - Perbandingan Jmlh Kelahiran dengan Pemakaian Semen
% 64,71 66,67 71,27 59,72 72,7 74,93 70,56 79,61 42,53 115,8 105,8 111,7 71,2
15. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras)
terhadap PDRB
% 4,46 4,46 4,5 4,5 4,60 1,63 NA 36,5 - -
Produktivitas perkebunan
16. Kopi Robusta (ton/ha)
ton/ha 0,36 0,4 0,45 0,5 0,55 0,47 0,47 0,46 0,46 0,46 130,6 117,5 102,2 92,00 83,64
17. Kopi Arabika (ton/ha)
ton/ha 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,27 0,3 0,36 0,31 0,32 135,0 120,0 120,0 88,57 80,00
47
NO Indikator Kinerja Satuan
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun 2011-2016
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
18. Kelapa Dalam (ton/ha)
ton/ha 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,7 0,7 0,77 0,75 0,78 100,0 97,2 104,1 98,68 100,00
19. Kelapa Deres (ton/ha)
ton/ha 8 8,2 8,4 8,6 8,8 7,18 8,29 7,47 6,6 6,67 89,8 101,1 88,9 76,74 75,80
20. Teh (ton/ha) ton/ha 1 1 1,2 1,3 1,4 1,13 1,2 1,01 1,1 1,1 113,0 120,0 84,2 84,62 78,57
21. Karet (ton/ha) ton/ha 0,16 0,19 0,26 0,31 0,2 0,36 0 0 125,0 189,5 - -
22. Tebu (ton/ha) ton/ha 70 75 80 80 80 60 60 53,62 58,99 65,07 85,7 80,0 67,0 73,74 81,34
23. Kontribusi
Produksi kelompok petani terhadap PDRB (%)
% 76,51 79,57 81,95 84,41 86,10 NA - - -
24. Cakupan bina kelompok petani
% 15,06 17,66 20,26 22,86 25,45 60,77 25,6 25,00 35,7 403,5 145,0 - 109,36 140,28
48
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara
No Program Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 Program Peningkatan
Ketahanan Pangan (Pertanian / Perkebunan)
7.207.063.500
7.338.600.000
9.061.700.000
21.473.645.000
20.519.362.100
6.676.080.570
6.882.503.850
8.214.767.800
3.879.125.250
517.966.300 92,63 93,78 90,65
18,06
2,52
2 Program
Pengembangan
Budidaya
Perikanan
2.268.734.00
0
2.355.200.00
0
4.180.100.00
0
4.824.556.00
0
6.186.722.00
0
2.207.846.30
0
1.856.903.12
4
3.742.143.44
0
553.321.000 97,32 78,84 89,5
2
11,4
7
3 Program Pengembangan Perikanan Tangkap
- - 75.200.000 77.300.000 36.475.000 - - 72.183.800 58.086.000 95,99
75,14
4 Program
Optimalisasi Pengelolaan dan
Pemasaran Produksi Perikanan
- 245.500.000 175.500.000 201.800.000 178.693.000 240.415.300 144.141.850 191.107.400 97,93 82,1
3
94,7
0
5 Program Pengembangan
Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan
Air Tawar
- 201.400.000 107.100.000 116.600.000 124.752.500 189.400.700 82.952.200 108.666.324 94,04 77,45
93,20
6 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
689.357.000 775.772.000 843.660.000 1.212.651.000
1.440.851.400
207.058.813 617.058.561 697.450.603 1.018.056.139
275.313.909 30,04 79,54 82,67
83,95
19,11
7 Program
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
365.035.000 816.655.000 957.957.000 928.500.000 2.960.581.00
0
336.812.360 721.808.849 841.717.471 853.489.548 1.094.588.71
0
92,27 88,39 87,8
7
91,9
2
36,9
7
8 Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
30.000.000 71.100.000 83.900.000 81.300.000 152.000.200 28.955.700 55.108.500 76.842.200 50.576.550 27.961.900 96,52 77,51 91,59
62,21
18,40
9 Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani
60.000.000 369.600.000 441.400.000 257.800.000 400.276.400 52.566.200 336.965.300 335.713.800 181.720.468 119.332.500 87,61 91,17 76,06
70,49
29,81
10 Program
Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
/ Perkebunan
144.500.000 352.400.000 389.008.000 653.303.000 299.225.000 138.738.000 324.517.500 264.224.650 522.816.850 79.946.050 96,01 92,09 67,9
2
80,0
3
26,7
2
11 Program Peningkatan
467.000.000 220.000.000 76.295.000 438.300.000 289.330.500 399.479.450 207.651.600 69.593.000 260.166.600 162.363.950 85,54 94,39 91,22
59,36
56,12
49
No Program Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Penerapan Teknologi
Pertanian/ Perkebunan
12 Program
Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
2.922.625.00
0
4.272.836.00
0
3.458.800.00
0
3.468.944.00
0
2.098.492.00
0
2.719.706.87
0
4.026.479.00
0
3.061.617.30
0
465.131.150 3.239.600 93,06 94,23 88,5
2
13,4
1
0,15
13 Program Pemberdayaan
Penyuluh Pertanian / Perkebunan
Lapangan
338.100.000 169.100.000 261.900.000 621.210.000 870.649.500 308.516.000 154.473.600 242.093.250 595.831.350 91,25 91,35 92,44
95,91
0,00
14 Program
Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Ternak
110.000.000 347.100.000 1.347.200.00
0
623.500.000 385.000.000 97.660.900 306.900.250 1.284.385.20
0
484.654.700 88,78 88,42 95,3
4
77,7
3
0,00
15 Program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan
2.519.287.500
5.257.770.000
4.540.000.000
2.619.400.000
945.607.500 2.378.270.325
4.143.296.400
4.185.950.150
936.203.500 94,40 78,80 92,20
35,74
0,00
16 Program Peningkatan
Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan
100.000.000 - - - 98.408.000 98,41
17 Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
604.783.000 1.535.006.000
366.800.000 - 573.528.325 514.863.200 170.477.000 94,83 33,54 46,48
18 Program
Pengembangan Budidaya
Pertanian, Peternakan dan
Perikanan
- - 3.557.400.00
0
123.700.000 3.167.316.45
0
115.070.650 89,0
3
93,0
2
50
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah 2.4.1 Tantangan
Tantangan merupakan adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi
(eksternal) dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan. Tantangan Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan sebagai berikut:
1. Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi tantangan dalam memproduksi bahan pangan yang cukup.
2. Ketersediaan lahan garapan cenderung terus menurun karena alih fungsi lahan untuk perluasan industri, perumahan dan
sektor-sektor lainnya. 3. Ancaman perubahan iklim global yang berdampak pada
perubahan pola dan intensitas curah hujan, makin sering
terjadinya fenomena iklim ekstrim El-Nino dan La-Nina yang menyebabkan bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan
keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.
4. Berkurangnya tenaga muda di sektor pertanian atau dengan kata lain sektor pertanian menjadi kurang diminati generasi penerus, lebih memilih bekerja pada sektor industri dan sektor
lainnya. 5. Lokasi pertanian dan perkebunan terpencar dengan luasan
lahan budidaya yang relatif kecil, sehingga menyebabkan biaya angkut tinggi dan kurang efisien, sementara harga pangan tidak stabil.
6. Pola pikir dan perilaku petani yang masih berorientasi pada aspek produksi tanpa memperhatikan mutu, sehingga harga yang diterima petani relatif rendah.
7. Pola pangan masyarakat yang mengarah pada jenis komoditas pangan tertentu menjadi tantangan dalam diversifikasi pangan.
8. Kebiasaan masyarakat yang menganggap ternak sebagai komoditas yang sifatnya sebagai tabungan yang sifatnya mudah untuk diuangkan sehingga menyebabkan mutasi ternak terjadi
cukup tinggi. Sewaktu-waktu dengan mudah untuk dijual terutama pada saat musim tanam dimulai, atau pada saat usaha
ternak lainnya gagal/sedang mengalami kerugian dan saat dimulainya tahun ajaran baru serta hari-hari besar.
9. Tuntutan pelayanan prima dari masyarakat terhadap layanan
keswan-kesmavet 10. Beberapa daerah di jateng masih endemis penyakit hewan
menular (Anthrax, Brucellosis, Hog cholera, Rabies, Avian
Influenza), mobilisasi ternak sangat bebas antar kabupaten, dan adanya Ancaman penyakit menular asal ternak (zoonosis)
11. Terjadinya pendangkalan di waduk dan aliran sungai, serta pola tangkap yang tidak ramah lingkungan yang mempengaruhi penurunan produksi perikanan.
51
2.4.2 Peluang Peluang adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
dari luar organisasi (eksternal) dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan. Peluang dalam pengembangan pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan sebagai
berikut: 1. Adanya fasilitas dari pemerintah untuk memperkuat modal
usaha.
2. Adanya berbagai program dari pemerintah maupun pemerintah daerah dalam membangun bendungan, jaringan irigasi dan merehabilitasi jaringan irigasi yang rusak.
3. Perkembangan teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan yang semakin baik memberikan peluang dalam
pengembangan produksi pertanian, perkebunan dan peternakan.
4. Meningkatnya dukungan kebijakan dari pemerintah Pusat
dalam mendorong pengembangan pertanian dan perikanan melalui Dana Alokasi Khusus, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, serta dukungan kebijakan dari pemerintah
provinsi.
52
BAB 3 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan
Dinas Pertanian dan Perikanan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
a. Permasalahan terkait Sekretariat 1) Masih kurangnya sarana prasarana penunjang pelayanan. 2) Kurangnya kompetensi sumber daya manusia.
b. Permasalahan terkait Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan
1) Kurangnya pengawasan terhadap pemanfaatan subsidi pupuk, karena distribusi tidak sesuai dengan kebutuhan, dosis yang tidak
tepat sesuai yang dianjurkan, pengguna subsidi yang tidak tepat. 2) Petani banyak menggunakan benih yang tidak layak (kurang
bermutu)
3) Kurang memadainya sarana produksi pertanian, dan distribusi tidak merata
4) Harga sarana produksi pertanian yang tinggi. 5) Infrastruktur pertanian (irigasi, jalan usaha tani, sumber-sumber
air embung, dam parit) masih kurang memadai dibandingkan
kebutuhannya 6) Petani belum menerapkan pola tanam secara tertib dalam rangka
pencegahan serangan OPT
7) Kurangnya ketersediaan sarana penanggulangan bencana pertanian berupa kekeringan
8) Kewenangan yang terbatas terkait Penerbitan izin usaha pertanian 9) Terjadinya degradasi lahan pertanian 10) Terjadinya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian
11) Mutu produk pertanian masih belum sesuai dengan standar/permintaan pasar
12) Pendapatan petani masih rendah 13) Ketersediaan data pertanian dan perikanan yang tidak selalu
uptodate dan falid
14) Kuantitas dan kualitas penyuluh masih kurang 15) Meningkatnya dampak kerusakan lingkungan akibat penggunaan
pupuk dan obat-obatan kimia.
c. Permasalahan terkait Peternakan
1) Mutu benih/bibit ternak masih kurang berkualitas. 2) Kurangnya pengawasan peredaran obat hewan, termasuk petugas
pengawasan
3) Harga sarana produksi (pakan) yang tinggi, sementara nilai harga jual ternak fluktuatif
4) Belum berkembangnya wilayah sumber bibit 5) Kewenangan yang terbatas terkait dengan pemberian izin usaha
produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitas pemeliharaan
hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan.
53
6) Kewenangan yang terbatas terkait dengan pemberian izin usaha pengecer (toko, retail, sub distributor) obat hewan.
7) Tenaga keswan-kesmavet tidak memadai 8) Peraturan mengenai pelayanan keswan kesmavet belum
diterapkan secara maksimal 9) Belum ada ketentuan tarif pelayanan 10) Belum semua kecamatan memiliki tempat pelayanan
keswan-kesmavet 11) Belum ada pengawasan terhadap ancaman penyakit hewan
menular strategis akibat lalu lintas ternak antar kabupaten.
12) Masih banyak pemotongan ternak di luar Rumah Potong Hewan.
d. Permasalahan terkait Perikanan
1) Pendapatan nelayan kecil masih rendah
2) Nelayan belum menaati kaidah penangkapan ikan yang memperhatikan kelestarian lingkungan
3) Banyaknya pembudidaya ikan yang belum menerapkan cara budidaya ikan yang baik (CBIB)
4) Sumberdaya air terbatas dan konflik kepentingan dengan usaha
pertanian 5) Kualitas benih ikan masih kurang 6) Sarana produksi perikanan terutama pakan tergolong mahal
7) belum berkembangnya usaha peningkatan nilai tambah produk perikanan
8) Pemanfaatan sumberdaya perikanan untuk budidaya belum optimal, seperti sawah untuk mina padi.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih
Telaah Visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala
daerah mengemukakan apa saja tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Perikanan yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pertanian
dan Perikanan yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang
kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan.
Visi pembangunan dalam RPJMD Tahun 2017-2022 merupakan visi
Bupati dan Wakil Bupati yang disampaikan pada saat proses pemilihan Kepala Daerah. Visi tersebut adalah sebagai berikut:
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
Dalam menerjemahkan visi tersebut dilakukan melalui penjelasan tiap-tiap pokok visi yang ada di dalamnya, dimana terdapat 2 (dua) pokok visi, yaitu:
Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten yang bermartabat Kata bermartabat menurut kamus besar bahasa indonesia berarti
mempunyai martabat, dimana kata martabat berarti tingkat harkat kemanusiaan atau harga diri. Kata bermartabat merujuk pada kondisi
54
terpenuhinya harkat kemanusiaan yang tercermin oleh terpenuhinya hak asasi setiap individu di Kabupaten Banjarnegara. Kata ini juga
menunjukkan adanya persamaan hak dan kewajiban yang sama bagi seluruh masyarakat Banjarnegara.
Dengan pokok visi ini, diharapkan melalui pemenuhan kewajiban negara terhadap hak dasar warganya maka setiap warga Banjarnegara dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia dan dapat
bersanding dengan masyarakat daerah lain baik di level regional maupun nasional secara terhormat. Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan meningkatnya kondusivitas daerah untuk menjamin
terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten yang sejahtera
Menurut kamus besar bahasa indonesia kata sejahtera dapat diartikan aman sentosa dan makmur. Aman sentosa mengandung makna bebas dari segala kesukaran sedang makmur dapat diartikan
serba kecukupan. Secara lebih luas, sejahtera memiliki makna terpenuhinya aspek-aspek fisik, spiritual, emosional, intelektual,
ekonomi, sosial, budaya, dan ekologis, sehingga sejahtera merupakan suatu keadaan hidup yang berkualitas.
Dengan pokok visi ini, diharapkan melalui peningkatan
pembangunan secara berkelanjutan maka dapat terwujud hasil-hasil pembangunan yang berkualitas dan merata. Untuk mencapai hal tersebut, maka peningkatan pelayanan pemerintah pada masyarakat
yang tercermin melalui reformasi birokrasi harus terus dilakukan. Hal tersebut memiliki arti penting, karena pemerintahan yang berwibawa
bukan hanya menghasilkan produk pemerintahan yang baik, namun juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan terwujudnya
pembangunan daerah yang berkesinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan serta meningkatnya tata kelola pemerintahan.
Melalui pokok visi ini Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
menyatakan dengan jelas kondisi yang ingin dicapai dari berjalannya roda pemerintahan. Kondisi dimana setiap individu dapat berperan serta aktif dalam pembangunan berkelanjutan, sehingga segala kebutuhan dapat
terpenuhi utamanya pada kebutuhan dasar. Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan meningkatnya cakupan pemenuhan kebutuhan dasar
melalui peningkatan perekonomian masyarakat berbasis sektor unggulan dengan tetap menjaga kualitas lingkungan hidup.
Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dilaksanakan
dalam upaya mencapai visi. Misi merupakan turunan dari pokok-pokok visi yang telah diidentifikasi sebelumnya. Misi-misi yang ditetapkan dalam mencapai visi yaitu sebagai berikut:
1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman, damai dan demokratis
Tanpa kondusivitas wilayah yang kuat, mustahil pembangunan dapat berjalan lancar. Penciptaan kondisi tersebut menjadi prasayarat mutlak agar seluruh perencanaan dapat diimplementasikan dengan
baik selama 5 (lima) tahun ke depan. Merujuk pada fakta bahwa Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana, maka
persiapan mitigasi bencana benar-benar dipersiapkan dengan baik. Dengan persiapan yang baik diharapkan masyarakat dapat lebih
55
merasa aman meski tinggal di daerah yang bisa dibilang kurang ideal. Salah satu modal kuat bagi pembangunan adalah modal sosial yang
tinggi. Pemerintah Kabupaten mendorong penguatan modal sosial melalui penghargaan terhadap nilai-nilai budaya lokal. Selain itu
Pemerintah Kabupaten juga mendorong partisipasi dalam pembangunan melalui proses berdemokrasi.
2. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan
konsep tata kelola yang baik Dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara memperkuat komitmen untuk
menciptakan good and clean government. Fokus peningkatan dilakukan pada peningkatan kualitas layanan publik dan peningkatan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Melalui fokus pertama, diharapkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat lebih dekat dan transparan. Sedangkan melalui fokus kedua,
diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan meningkat.
3. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan Laju perekonomian yang baik membutuhkan dukungan infrastruktur
yang baik. Pada pembangunan ekonomi, Kabupaten Banjarnegara bertopang pada penguatan ekonomi kerakyatan di bidang Pertanian
dan Pariwisata. Meski mendorong pertumbuhan ekonomi Pemerintah Kabupaten tidak melewatkan sisi pemerataan pembangunan mengingat kondisi geografis Kabupaten Banjarnegara yang luas.
Pembangunan yang dilakukan juga memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan agar nantinya lingkungan yang kita miliki dapat dinikmati oleh generasi penerus.
4. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga profesional
Tata kelola keuangan merupakan salah satu aspek dalam good and clean government. Meski demikian, banyaknya permasalahan di
bidang keuangan, menyebabkan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara merasa perlu mengangkat menjadi sebuah misi tersendiri. Diharapkan melalui reformasi tata kelola keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara dapat lebih efisien dan efektif dalam pengelolaan keuangan. Selain itu Pemerintah diharapkan menjadi lebih mandiri dalam segi pembiayaan pembangunan.
5. Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan cakupan pemenuhan hak dasar Kebutuhan dasar yang terpenuhi selain dikatakan menjadi sejahtera dapat juga meningkatkan kemartabatan masyarakat. Dengan semakin
luasnya cakupan pemenuhan hak dasar masyarakat dapat lebih sejahtera dan bermartabat.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Dinas Pertanian dan Perikanan
mengarah pada pencapaian unsur visi: Peningkatan perekonomian
masyarakat berbasis sektor unggulan dengan tetap menjaga kualitas lingkungan hidup. Adapun misi RPJMD yang terkait dengan tugas dan fungsi dinas yaitu misi ke-2, Misi ke-3, Misi ke-4, dan Misi ke-5. Misi ke-2
yaitu: Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, dengan tujuan yang terkait:
56
Meningkatkan kualitas layanan publik, dengan sasaran yang terkait: Meningkatnya efektivitas dan transparansi layanan publik. Misi ke-3 yaitu
Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan, dengan tujuan yang terkait:
Meningkatkan kinerja perekonomian daerah, dengan sasaran yang terkait: Meningkatnya kinerja sektor pertanian dan perikanan. Misi ke-4 Misi 4: Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Daerah Yang Efektif, Efisien,
Produktif, Transparan Dan Akuntabel Dengan Tenaga Profesional, dengan tujuan yang terkait: Mewujudkan reformasi tata kelola keuangan, dan sasaran yang terkait: Meningkatnya kemandirian daerah. Misi ke-5 yaitu
Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan cakupan pemenuhan hak dasar, dengan tujuan yang terkait:
Meningkatkan cakupan pemenuhan kebutuhan dan layanan dasar yang berkualitas, dengan sasaran yang terkait: Meningkatnya ketahanan pangan.
Faktor pendorong dan faktor penghambat yang dihadapi Dinas Pertanian dan Perikanan dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah
dan wakil kepala daerah tercantum pada tabel berikut ini.
57
Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Perangkat Daerah
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD
Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah
Faktor
Penghambat Pendorong
Misi 2: Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Tujuan: Meningkatkan
kualitas layanan publik Sasaran:
Meningkatnya efektivitas dan transparansi layanan publik Misi 3. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan Tujuan: Meningkatkan kinerja perekonomian daerah Sasaran: Meningkatnya kinerja sektor pertanian dan perikanan Misi 4: Mewujudkan Tata Kelola
Keuangan Daerah Yang Efektif, Efisien, Produktif, Transparan Dan Akuntabel Dengan Tenaga Profesional Tujuan:
Mewujudkan reformasi tata kelola keuangan Sasaran: Meningkatnya kemandirian daerah Misi 5. Mewujudkan
1) Kurangnya pengawasan terhadap pemanfaatan subsidi pupuk, karena distribusi tidak sesuai dengan kebutuhan, dosis yang tidak tepat sesuai yang dianjurkan, pengguna subsidi yang tidak tepat.
2) Petani banyak menggunakan benih yang tidak layak (kurang bermutu)
3) Kurang memadainya sarana
produksi pertanian, dan distribusi tidak merata
4) Harga sarana produksi pertanian yang tinggi.
5) Infrastruktur pertanian (irigasi, jalan usaha tani, sumber-sumber air embung, dam parit) masih kurang memadai dibandingkan kebutuhannya
6) Petani belum menerapkan pola tanam secara tertib dalam rangka pencegahan serangan OPT
7) Kurangnya ketersediaan sarana penanggulangan bencana pertanian berupa kekeringan
8) Kewenangan yang terbatas terkait Penerbitan izin usaha pertanian
9) Terjadinya degradasi lahan pertanian
10) Terjadinya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian
11) Mutu produk pertanian masih belum sesuai dengan standar/permintaan pasar
12) Pendapatan petani masih rendah
13) Ketersediaan data pertanian dan perikanan yang tidak selalu uptodate dan falid
14) Kuantitas dan kualitas penyuluh masih kurang
15) Meningkatnya dampak
kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk dan obat-
obatan kimia. 16) Mutu benih/bibit ternak
masih kurang berkualitas. 17) Kurangnya pengawasan
peredaran obat hewan, termasuk petugas pengawasan
18) Harga sarana produksi (pakan) yang tinggi, sementara nilai harga jual ternak fluktuatif
19) Belum berkembangnya wilayah sumber bibit
20) Kewenangan yang terbatas terkait dengan pemberian izin
Ketersediaan lahan
garapan cenderung terus menurun karena alih fungsi lahan..
Ancaman perubahan
iklim global yang menyebabkan bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan
keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.
Berkurangnya
tenaga muda di sektor pertanian
Lokasi pertanian
dan perkebunan terpencar dengan luasan lahan budidaya yang relatif kecil, sehingga biaya angkut tinggi dan kurang efisien, sementara harga pangan tidak stabil.
Pola pikir dan
perilaku petani yang masih berorientasi pada aspek produksi tanpa memperhatikan mutu.
Kebiasaan
masyarakat yang menganggap ternak sebagai komoditas yang sifatnya sebagai tabungan yang sifatnya mudah untuk diuangkan sehingga menyebabkan mutasi ternak terjadi
cukup tinggi.
Tuntutan pelayanan
prima dari masyarakat terhadap layanan keswan-kesmavet
Beberapa daerah di
jateng masih endemis penyakit hewan menular (Anthrax, Brucellosis, Hog cholera, Rabies,
Adanya produksi
bibit unggul bermutu di Balai Benih Ikan (BBI), bantuan pupuk bersubsidi, pengadaan pestisida/obat-
obatan, alat mesin pertanian (alsintan) serta pemberdayaan kios saprodi pertanian.
Adanya fasilitas
dari pemerintah untuk memperkuat modal usaha seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE).
Adanya berbagai
program dari pemerintah maupun pemerintah daerah dalam membangun bendungan, jaringan irigasi dan merehabilitasi
jaringan irigasi yang rusak.
Perkembangan teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan yang semakin baik
Meningkatnya dukungan kebijakan dari
pemerintah Pusat dalam mendorong pengembangan pertanian dan perikanan
melalui Dana Alokasi Khusus, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
58
Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD
Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah
Faktor
Penghambat Pendorong
Kemartabatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Cakupan Pemenuhan Hak Dasar Tujuan: Meningkatkan cakupan pemenuhan kebutuhan dan layanan dasar yang berkualitas
Sasaran: Meningkatnya ketahanan pangan
usaha produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitas pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan.
21) Kewenangan yang terbatas terkait dengan pemberian izin usaha pengecer (toko, retail, sub distributor) obat hewan.
22) Tenaga keswan-kesmavet tidak memadai
23) Peraturan mengenai pelayanan keswan kesmavet belum diterapkan secara maksimal
24) Belum ada ketentuan tarif pelayanan
25) Belum semua kecamatan memiliki tempat pelayanan keswan-kesmavet
26) Belum ada pengawasan terhadap ancaman penyakit hewan menular strategis akibat lalu lintas ternak antar kabupaten.
27) Masih banyak pemotongan
ternak di luar Rumah Potong Hewan.
28) Pendapatan nelayan kecil masih rendah
29) Nelayan belum menaati kaidah penangkapan ikan yang memperhatikan kelestarian lingkungan
30) Banyaknya pembudidaya ikan yang belum menerapkan cara budidaya ikan yang baik (CBIB)
31) Sumberdaya air terbatas dan konflik kepentingan dengan usaha pertanian
32) Kualitas benih ikan masih kurang
33) Sarana produksi perikanan terutama pakan tergolong mahal
34) belum berkembangnya usaha peningkatan nilai tambah produk perikanan
35) Pemanfaatan sumberdaya perikanan untuk budidaya belum optimal, seperti sawah untuk mina padi.
36) Meningkatnya dampak kerusakan lingkungan akibat penggunaan obat-obatan.
37) Masih kurangnya sarana prasarana penunjang pelayanan.
38) Kurangnya kompetensi sumber daya manusia.
Avian Influenza), mobilisasi ternak sangat bebas antar kabupaten
Ancaman penyakit menular asal ternak (zoonosis)
Meningkatnya tuntutan keamanan pangan asal ternak
Meningkatnya
pencemaran air, sehingga menyebabkan produksi perikanan tangkap semakin
menurun.
Moratorium ASN
teknis kesehatan hewan
Ketersediaan tanah
untuk membangun Puskeswan dan IB belum ada
Bangunan dan
petugas RPH masih sangat terbatas
3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra Provinsi 3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019
Visi Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 adalah:
Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang
59
Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan
Kesejahteraan Petani. Dalam rangka mewujudkan visi ini maka misi Kementerian
Pertanian adalah : 1. Mewujudkan kedaulatan pangan. 2. Mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.
3. Mewujudkan kesejahteraan petani. 4. Mewujudkan Reformasi Birokrasi.
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Pertanian,
maka tujuan pembangunan pertanian periode 2015-2019 yang ingin dicapai yaitu:
1. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan
pertanian. 3. Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi.
4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. 5. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah bidang
pertanian yang amanah dan profesional.
Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai dalam dalam periode 2015-2019 adalah :
1. Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula
2. Peningkatan diversifikasi pangan 3. Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam
memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor
4. Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi 5. Peningkatan pendapatan keluarga petani 6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik
Sesuai dengan tugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara mendukung pencapaian sasaran ke-: (1)
Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula; (3) Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor; dan (5)
Peningkatan pendapatan keluarga petani. Faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian
sasaran renstra Kementerian Pertanian tercantum pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Sasaran Jangka Menengah Renstra
Kementerian Pertanian
Permasalahan Pelayanan PD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1. Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging
dan gula 2. Peningkatan
1) Kurangnya pengawasan terhadap pemanfaatan subsidi pupuk, karena distribusi tidak sesuai dengan kebutuhan, dosis yang tidak tepat sesuai yang dianjurkan, pengguna subsidi yang tidak tepat.
Ketersediaan lahan
garapan cenderung terus menurun karena alih fungsi lahan..
Ancaman perubahan
iklim global yang
Adanya produksi bibit unggul bermutu di
Balai Benih Ikan (BBI), bantuan pupuk
60
Sasaran Jangka Menengah Renstra
Kementerian Pertanian
Permasalahan Pelayanan PD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
komoditas
bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor
3. Peningkatan pendapatan keluarga petani
2) Petani banyak menggunakan
benih yang tidak layak (kurang bermutu)
3) Kurang memadainya sarana produksi pertanian, dan distribusi tidak merata
4) Harga sarana produksi pertanian yang tinggi.
5) Infrastruktur pertanian (irigasi, jalan usaha tani, sumber-sumber air embung, dam parit) masih kurang memadai dibandingkan kebutuhannya
6) Petani belum menerapkan pola tanam secara tertib dalam rangka pencegahan serangan OPT
7) Kurangnya ketersediaan sarana penanggulangan bencana pertanian berupa kekeringan
8) Kewenangan yang terbatas terkait Penerbitan izin usaha pertanian
9) Terjadinya degradasi lahan pertanian
10) Terjadinya alih fungsi lahan
dari pertanian ke non pertanian
11) Mutu produk pertanian masih belum sesuai dengan standar/permintaan pasar
12) Pendapatan petani masih rendah
13) Ketersediaan data pertanian dan perikanan yang tidak selalu uptodate dan falid
14) Kuantitas dan kualitas penyuluh masih kurang
15) Meningkatnya dampak kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia.
16) Mutu benih/bibit ternak masih kurang berkualitas.
17) Kurangnya pengawasan peredaran obat hewan, termasuk petugas pengawasan
18) Harga sarana produksi (pakan) yang tinggi, sementara nilai harga jual
ternak fluktuatif 19) Belum berkembangnya
wilayah sumber bibit 20) Kewenangan yang terbatas
terkait dengan pemberian izin usaha produksi benih/bibit ternak dan pakan, fasilitas pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan, rumah potong hewan.
21) Kewenangan yang terbatas terkait dengan pemberian
menyebabkan
bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.
Berkurangnya tenaga
muda di sektor pertanian
Lokasi pertanian dan perkebunan terpencar dengan luasan lahan
budidaya yang relatif kecil, sehingga biaya angkut tinggi dan kurang efisien, sementara harga pangan tidak stabil.
Pola pikir dan perilaku petani yang
masih berorientasi pada aspek produksi tanpa memperhatikan mutu.
Kebiasaan masyarakat yang menganggap ternak sebagai komoditas
yang sifatnya sebagai tabungan yang sifatnya mudah untuk diuangkan sehingga menyebabkan mutasi ternak terjadi cukup tinggi.
Tuntutan pelayanan
prima dari masyarakat terhadap layanan keswan-kesmavet
Beberapa daerah di jateng masih endemis penyakit hewan menular (Anthrax,
Brucellosis, Hog
cholera, Rabies, Avian Influenza), mobilisasi ternak sangat bebas antar kabupaten
Ancaman penyakit menular asal ternak
(zoonosis)
Meningkatnya tuntutan keamanan pangan asal ternak
Moratorium ASN
teknis kesehatan
bersubsidi,
pengadaan pestisida/obat-obatan, alat mesin pertanian (alsintan) serta pemberdayaan kios saprodi pertanian.
Adanya fasilitas
dari pemerintah untuk memperkuat
modal usaha seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE).
Adanya
berbagai program dari pemerintah maupun pemerintah daerah dalam membangun bendungan, jaringan irigasi dan merehabilitasi jaringan irigasi yang rusak.
Perkembangan
teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan yang semakin baik
Meningkatnya
dukungan kebijakan dari pemerintah Pusat dalam mendorong pengembangan pertanian dan perikanan melalui Dana
Alokasi Khusus, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
61
Sasaran Jangka Menengah Renstra
Kementerian Pertanian
Permasalahan Pelayanan PD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
izin usaha pengecer (toko,
retail, sub distributor) obat hewan.
22) Tenaga keswan-kesmavet tidak memadai
23) Peraturan mengenai pelayanan keswan kesmavet belum diterapkan secara maksimal
24) Belum ada ketentuan tarif pelayanan
25) Belum semua kecamatan memiliki tempat pelayanan keswan-kesmavet
26) Belum ada pengawasan terhadap ancaman penyakit hewan menular strategis akibat lalu lintas ternak antar kabupaten.
27) Masih banyak pemotongan ternak di luar Rumah Potong Hewan.
hewan
Ketersediaan tanah untuk membangun Puskeswan dan IB belum ada
Bangunan dan
petugas RPH masih sangat terbatas
3.3.2 Telaahan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan Visi KKP adalah “Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan
Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional”. Mandiri dimaksudkan ke depan Indonesia dapat mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola
sumber daya kelautan ndan perikanan, sehingga sejajar dan sederajat dengan bangsa lain. Maju dimaksudkan dapat mengelola sumber
daya kelautan dan perikanan dengan kekuatan SDM kompeten dan iptek yang inovatif dan bernilai tambah, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang tinggi dan merata. Kuat diartikan
memiliki kemampuan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari pengelolaan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan dan menumbuhkan wawasan dan budaya bahari. Berbasis kepentingan
nasional dimaksudkan adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakat. Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah
dimandatkan oleh peraturan perundang undangan kepada KKP dan
penjabaran dari misi pembangunan nasional, maka terdapat 3 pilar yang menjadi misi KKP yakni:
1. Kedaulatan (Sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya
kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan.
2. Keberlanjutan (Sustainability), yakni mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
3. Kesejahteraan (Prosperity), yakni mewujudkan masyarakat
kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan.
Menjabarkan misi pembangunan kelautan dan perikanan, maka tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah :
62
1. Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan
2. Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu,keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan
3. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati laut
4. Meningkatkan keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan
budidaya 5. Meningkatkan daya saing dan sistem logistik hasil kelautan dan
perikanan
6. Mengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat 7. Mengembangkan inovasi iptek kelautan dan perikanan
Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan yang akan dicapai yaitu: 1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP, dengan Indikator
Kinerja : a. Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dari
40,5 pada tahun 2015 menjadi 51 pada tahun 2019. b. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan dari 7%
pada tahun 2015 menjadi 12% pada tahun 2019
2. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP”, dengan Indikator Kinerja : a. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan
Perikanan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku, dari 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada
tahun 2019. b. Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri dari 5 pulau pada
tahun 2015 menjadi 25 pulau pada tahun 2019.
3. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan
a. Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan dari 0,20 pada tahun 2015 menjadi 0,65 pada tahun 2019.
b. Nilai Peningkatan Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dari 0,59 pada tahun 2015 menjadi 1,0 pada tahun 2019.
c. Produksi perikanan, dari 24,12 juta ton pada tahun 2015
menjadi 39,97 juta ton pada tahun 2019. d. Produksi garam rakyat, dari 3,3 juta ton pada tahun 2015
menjadi 4,5 juta ton pada tahun 2019. e. Nilai ekspor hasil perikanan, dari USD 5,86 miliar pada tahun
2015 menjadi USD 9,54 miliar pada tahun 2019.
f. Konsumsi ikan, dari 40,9 kg/kapita/thn pada tahun 2015 menjadi 54,49 kg/kapita/thn pada tahun 2019.
g. Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP dari 5% pada tahun 2015 menjadi 15% pada tahun 2019.
4. Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif”, dengan
Indikator Kinerja Indeks efektivitas kebijakan pemerintah, dari 6 pada tahun 2015 menjadi 8 pada tahun 2019.
5. Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan
dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan”, dengan Indikator Kinerja Efektivitas Tata Kelola Pemanfaatan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan
63
Berkelanjutan,dari 70% pada tahun 2015 menjadi 95% pada tahun 2019.
6. Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif, dengan Indikator
Kinerja: Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu dari 56,6% pada tahun 2015 menjadi 83,36% pada tahun 2019. Tingkat Keberhasilan Pengawasan di
Wilayah Perbatasan dari 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun 2019.
7. Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten,
Profesional, dan Berkepribadian, dengan Indikator Kinerja Indeks Kompetensi dan Integritas dari 65 pada tahun 2015 menjadi 85
pada tahun 2019. 8. Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal, dan Mudah
Diakses”, dengan Indikator Kinerja Persentase unit kerja yang
menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar dari 40% pada tahun 2015 menjadi 100% pada tahun 2019.
9. Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima, dengan Indikator Kinerja Utama nilai kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP dari BB pada tahun 2015 menjadi
AA pada tahun 2019. 10. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan
Akuntable, dengan Indikator Kinerja Nilai Kinerja Anggaran KKP
dari Baik pada tahun 2015 menjadi Sangat Baik pada tahun 2019 dan Opini BPK-RI atas Laporan Keuangan KKP Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Berdasarkan sasaran strategis diatas, Dinas Pertanian dan
Perikanan mendukung pencapaian sasaran strategis ke-1 sampai dengan sasaran strategis ke-6. Faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian sasaran renstra Kementerian
Kelautan dan Perikanan tercantum pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Kelautan dan
Perikanan beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Sasaran Jangka Menengah Renstra
K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1. Terwujudnya
kesejahteraan masyarakat KP
2. Terwujudnya
kedaulatan dalam
pengelolaan SDKP
3. Terwujudnya pengelolaan SDKP
yang partisipatif,
bertanggung
jawab dan
berkelanjutan
4. Tersedianya Kebijakan
1) Pendapatan nelayan
kecil masih rendah 2) Nelayan belum
menaati kaidah
penangkapan ikan
yang
memperhatikan kelestarian
lingkungan
3) Banyaknya
pembudidaya ikan
yang belum
menerapkan cara budidaya ikan yang
Ketergantungan pada penggunaan
pakan ikan pabrikan masih sangat besar,
sedangkan harga
pakan ikan pabrikan
cukup tinggi dan
cenderung selalu naik;
Siklus produksi usaha pembesaran
untuk beberapa
jenis ikan ekonomis
tertentu cukup
Munculnya usaha pakan mandiri skala
rumah tangga di kelompok
pembudidaya ikan
dan penggunaan
pakan alami sebagai
alternatif;
Kesadaran pembudidaya ikan
dalam menerapkan
teknologi budidaya
dan melakukan
segmentasi usaha;
64
Sasaran Jangka Menengah Renstra
K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
Pembangunan KP
yang Efektif
5. Terselenggaranya
Tata Kelola Pemanfaatan
Sumberdaya
Kelautan dan
Perikanan yang
Adil, Berdaya
Saing dan Berkelanjutan
6. Terselenggaranya
Pengendalian dan
Pengawasan
Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan yang
partisipatif.
baik (CBIB)
4) Sumberdaya air
terbatas dan konflik
kepentingan dengan usaha pertanian
5) Kualitas benih ikan
masih kurang
6) Sarana produksi
perikanan terutama
pakan tergolong mahal
7) belum
berkembangnya
usaha peningkatan
nilai tambah produk perikanan
8) Pemanfaatan
sumberdaya
perikanan untuk
budidaya belum
optimal, seperti sawah untuk mina
padi.
panjang;
Terjadinya kegagalan panen
karena serangan
hama dan penyakit ikan;
Terbatasnya jumlah induk unggul yang
dimiliki oleh UPR;
Konsumsi ikan di Kabupaten
Banjarnegara yang
relatif masih rendah;
Penguasaan teknologi
pengolahan hasil
perikanan yang
masih terbatas;
Berkurangnya populasi ikan di
perairan umum.
Wawasan sebagian masyarakat
terhadap usaha
perikanan budidaya
masih rendah;
Usaha pembudidayaan
ikan yang masih konvensional/tradisi
onal;
Perbandingan antara jumlah
penyuluh/petugas
teknis perikanan dengan pelaku
usaha perikanan
tidak seimbang;
Kompetensi penyuluh/petugas
teknis perikanan
belum sesuai yang dibutuhkan.
Penurunan kualitas perairan umum dan
perilaku masyarakat
di sekitar DAS yang
belum mentaati
kaidah penangkapan ikan yang ramah
lingkungan.
Kesadaran pembudidaya ikan
untuk menerapkan
CPIB dan CBIB;
Kesadaran pembudidaya ikan dalam menggunakan
induk unggul;
Kecenderungan masyarakat dalam
mengkonsumsi menu
yang sehat;
Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan
teknologi pengolahan
hasil perikanan yang
sesuai dengan
standar keamanan pangan;
Tumbuhnya kesadaran kelompok
masyarakat untuk
melaksanakan
restocking secara swadaya.
Potensi sumberdaya perairan yang sangat
mendukung usaha
pembudidayaan ikan;
Pemanfaatan media teknologi informasi
dan komunikasi dan sinergitas dengan
stakeholder terkait
dalam aplikasi
pengembangan
perikanan budidaya;
Tumbuhnya penyuluh perikanan swadaya dan penggiat usaha
perikanan;
Kesadaran untuk meningkatkan
kompetensi dengan
memanfaatkan media
informasi dan komunikasi dalam
menyerap teknologi
perikanan.
Tumbuhnya kelompok masyarakat
dan stakeholder yang ikut berperan dalam
pelestarian
sumberdaya hayati
perairan.
65
3.3.3 Telaahan Renstra Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa
Tengah Tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan arah bagi
pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah, meliputi urusan wajib dan urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi, untuk mewujudkan Visi pembangunan pertanian dan perkebunan
selama periode tahun 2013-2018, melalui pokok-pokok kebijakan yang diimplementasikan dalam strategi operasional pelaksanaan pembangunan. Tujuan pembangunan pertanian dan perkebunan
selama periode tahun 2013- 2018 adalah memantapkan produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai
wujud kontribusi kedaulatan pangan di Jawa Tengah Sasaran Sasaran pembangunan pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan yang akan dicapai selama periode
tahun 2013-2018 adalah : 1. Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan. 2. Terwujudnya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia
Pertanian dan Perkebunan.
Berdasarkan sasaran strategis diatas, Dinas Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Banjarnegara mendukung pencapaian sasaran
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian sasaran renstra
Kementerian Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah tercantum pada tabel berikut:
66
Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian da Perikanan Kabupaten
Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong
Keberhasilan Penanganannya
Sasaran Jangka Menengah
Renstra
Perangkat Daerah
Provinsi
Permasalahan Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1. Terwujudnya
peningkatan
produksi tanaman pangan,
hortikultura dan
perkebunan.
2. Terwujudnya
peningkatan
kemampuan Sumber Daya
Manusia
Pertanian dan
Perkebunan.
1) Kurangnya pengawasan terhadap pemanfaatan subsidi pupuk, karena distribusi tidak sesuai dengan kebutuhan, dosis
yang tidak tepat sesuai yang dianjurkan, pengguna subsidi yang tidak tepat.
2) Petani banyak menggunakan benih yang tidak layak (kurang bermutu)
3) Kurang memadainya sarana produksi pertanian, dan distribusi tidak merata
4) Harga sarana produksi pertanian yang tinggi.
5) Infrastruktur pertanian (irigasi, jalan usaha tani, sumber-sumber air embung, dam parit) masih kurang memadai dibandingkan kebutuhannya
6) Petani belum menerapkan pola tanam secara tertib dalam rangka pencegahan serangan OPT
7) Kurangnya ketersediaan sarana penanggulangan bencana pertanian berupa kekeringan
8) Kewenangan yang terbatas terkait Penerbitan izin usaha pertanian
9) Terjadinya degradasi lahan pertanian
10) Terjadinya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian
11) Mutu produk pertanian masih belum sesuai dengan
standar/permintaan pasar 12) Pendapatan petani masih
rendah 13) Ketersediaan data
pertanian dan perikanan yang tidak selalu uptodate dan falid
14) Kuantitas dan kualitas penyuluh masih kurang
15) Meningkatnya dampak kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia.
Ketersediaan lahan garapan cenderung
terus menurun
karena alih fungsi lahan..
Ancaman perubahan iklim global yang
menyebabkan
bergesernya pola dan
kalender tanam,
perubahan keanekaragaman
hayati, eksplosi
hama dan penyakit
tanaman dan hewan,
serta pada akhirnya adalah penurunan
produksi pertanian.
Berkurangnya tenaga muda di
sektor pertanian
Lokasi pertanian dan perkebunan
terpencar dengan luasan lahan
budidaya yang relatif
kecil, sehingga biaya
angkut tinggi dan
kurang efisien, sementara harga
pangan tidak stabil.
Pola pikir dan perilaku petani yang
masih berorientasi
pada aspek produksi
tanpa memperhatikan
mutu.
Adanya produksi bibit unggul
bermutu di Balai
Benih Ikan (BBI), bantuan pupuk
bersubsidi,
pengadaan
pestisida/obat-
obatan, alat mesin pertanian (alsintan)
serta pemberdayaan
kios saprodi
pertanian.
Adanya fasilitas dari pemerintah untuk
memperkuat modal usaha seperti Kredit
Usaha Rakyat (KUR)
dan Kredit
Ketahanan Pangan
dan Energi (KKPE).
Adanya berbagai program dari pemerintah maupun
pemerintah daerah
dalam membangun
bendungan, jaringan
irigasi dan merehabilitasi
jaringan irigasi yang
rusak.
Perkembangan teknologi pertanian,
perkebunan dan
peternakan yang semakin baik
Meningkatnya dukungan kebijakan
dari pemerintah
Pusat dalam
mendorong
pengembangan pertanian dan
perikanan melalui
Dana Alokasi
Khusus,
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
3.3.4 Telaahan Renstra Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
67
Jawa Tengah Tujuan dan sasaran jangka menengah yang akan dicapai oleh
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan selama Tahun 2013 – 2018, dijabarkan sebagai berikut:
1) Mengembangkan sistem informasi utk mendukung ketersediaan data yang cepat, tepat, akurat; dengan sasaran: Tersedianya data yg berkualitas utk mendukung evaluasi dan perumusan
kebijakan 2) Meningkatkan koordinasi/fasilitasi/pembinaan lingkup
peternakan; dengan sasaran: Terwujudnya sinergitas
pembangunan peternakan dan kesehatan hewan 3) Meningkatkan tata kerja peternakan dan kesehatan hewan,
dengan sasaran: Terciptanya sistem kerja yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan
4) Meningkatkan kapasitas SDM teknis dan non teknis sesuai
dengan kompetensinya. Sasaran: Terwujudnya SDM peternakan yang profesional
5) Meningkatkan ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Sasaran: Meningkatnya ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan
Halal (ASUH). 6) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing agribisnis
peternakan Sasaran: 1) Meningkatnya skala usaha peternakan;
2) Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk peternakan; 3) Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan
peternak. Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan selama Tahun 2013 – 2018 yang terkait langsung dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara adalah tujuan ke-4, tujuan ke-5 dan tujuan ke-6.
68
Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong
Keberhasilan Penanganannya
Sasaran Jangka
Menengah
Renstra
Perangkat Daerah Provinsi
Permasalahan Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1) Tersedianya
data yg
berkualitas utk
mendukung
evaluasi dan perumusan
kebijakan
2) Terwujudnya
sinergitas
pembangunan
peternakan dan kesehatan
hewan
3) Meningkatnya
skala usaha
peternakan; 4) Meningkatnya
ketersediaan
pangan asal
hewan yang
Aman, Sehat,
Utuh dan Halal (ASUH).
5) Meningkatnya
nilai tambah
dan daya saing
produk peternakan;
6) Meningkatnya
kapasitas SDM
dan
kelembagaan
peternak
Mutu benih/bibit ternak masih kurang berkualitas.
Kurangnya pengawasan peredaran obat hewan,
termasuk petugas
pengawasan
Harga sarana produksi (pakan) yang tinggi,
sementara nilai harga jual ternak fluktuatif
Belum berkembangnya wilayah sumber bibit
Kewenangan yang terbatas terkait dengan pemberian
izin usaha produksi
benih/bibit ternak dan pakan, fasilitas
pemeliharaan hewan,
rumah sakit hewan/pasar
hewan, rumah potong
hewan.
Kewenangan yang terbatas terkait dengan pemberian izin usaha pengecer (toko,
retail, sub distributor)
obat hewan.
Tenaga keswan-kesmavet tidak memadai
Peraturan mengenai pelayanan keswan
kesmavet belum diterapkan secara
maksimal
Belum ada ketentuan tarif pelayanan
Belum semua kecamatan memiliki tempat
pelayanan keswan-
kesmavet
Belum ada pengawasan terhadap ancaman
penyakit hewan menular
strategis akibat lalu lintas
ternak antar kabupaten.
Masih banyak pemotongan ternak di luar
Rumah Potong Hewan.
Kebiasaan masyarakat yang menganggap
ternak sebagai
komoditas yang
sifatnya sebagai
tabungan yang sifatnya mudah untuk
diuangkan sehingga
menyebabkan mutasi
ternak terjadi cukup
tinggi.
Tuntutan pelayanan prima dari masyarakat terhadap layanan
keswan-kesmavet
Beberapa daerah di jateng masih endemis
penyakit hewan
menular (Anthrax,
Brucellosis, Hog cholera, Rabies, Avian
Influenza), mobilisasi
ternak sangat bebas
antar kabupaten
Ancaman penyakit menular asal ternak (zoonosis)
Meningkatnya tuntutan keamanan pangan asal
ternak
Meningkatnya pencemaran air,
sehingga menyebabkan
produksi perikanan tangkap semakin
menurun.
Moratorium ASN teknis kesehatan hewan
Ketersediaan tanah untuk membangun
Puskeswan dan IB
belum ada
Bangunan dan petugas RPH masih sangat
terbatas
Perkembangan teknologi
peternakan
yang semakin
baik
Meningkatnya dukungan kebijakan dari
pemerintah
Pusat dalam
mendorong
pengembanga
n peternakan melalui Dana
Alokasi
Khusus,
Dekonsentrasi
dan Tugas
Pembantuan.
3.3.5 Telaahan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa
Tengah
69
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu organisasi pemerintah di Jawa Tengah, dalam rangka
melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan mempunyai visi, yaitu: “Terwujudnya Sektor Kelautan dan Perikanan Jawa
Tengah yang Tangguh, Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan.” Untuk mewujudkan visi yang telah dijelaskan, Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah mempunyai Misi:
a. Misi ke-1: Mewujudkan kesejahteraan masyarakat pesisir, nelayan dan pembudidaya ikan.
b. Misi ke-2: Penguatan Kelembagaan Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Jawa Tengah. c. Misi ke-3: Mewujudkan peningkatan produksi perikanan
tangkap dan budidaya. d. Misi ke-4: Mewujudkan perbaikan sistem distribusi dan jaminan
keamanan pangan yang berasal dari sumberdaya ikan
e. Misi ke-5: Mewujudkan produk kelautan dan perikanan yang memenuhi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan,
berdaya saing serta memiliki nilai tambah. f. Misi ke-6: Mewujudkan peningkatan kualitas dan kuantitas
sumberdaya manusia kelautan dan perikanan.
g. Misi ke-7: Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan
h. Misi ke-8: Mewujudkan peningkatan daya dukung lahan dan
pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
i. Misi ke-9: Mewujudkan kelembagaan masyarakat pengawas yang berperan dalam kegiatan pengawasan
Berdasarkan rumusan misi yang telah dijelaskan sebelumnya, penjabaran ke dalam tujuan dan sasaran jangka menengah Dislutkan Jawa Tengah pada tahun 2013-2018 disajikan
pada tabel 3.5... Tabel 3.5
Tujuan Renstra Dinlutkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Mewujudkan
kesejahteraan masyarakat
pesisir, nelayan
dan pembudidaya
ikan. (M1)
Meningkatkan
kesejahteraan nelayan
(TM1-01)
Tercapainya
peningkatan pendapatan nelayan
Pendapatan nelayan
meningkat sebesar 8,47%/Tahun
(sat : Rp/Kap/Th)
Tercapainya
diversifikasi usaha
nelayan
Jumlah bantuan alat bantu
perbengkelan (sat : unit)
Meningkatkan
kesejahteraan pembudidaya ikan
(TM1-02)
Tercapainya
peningkatan pendapatan
pembudidaya ikan
Pendapatan pembudidaya
ikan meningkat sebesar 5,87 %/Tahun
(sat : Rp/Kap/Th)
Meningkatkan
kesejahteraan
petani garam,
taruna pesisir dan
wanita pesisir (TM1-03)
Tercapainya
peningkatan
pendapatan petani
garam
Pendapatan petani garam
meningkat sebesar 13,9
%/Tahun
(sat : Rp/Kap/Th)
Tercapainya
peningkatan pendapatan taruna
pesisir
Pendapatan taruna pesisir
meningkat sebesar 4,06%/Tahun
(sat : Rp/Kap/Th)
70
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Tercapainya
peningkatan
pendapatan wanita
pesisir
Pendapatan wanita pesisir
meningkat sebesar 3,9
%/Tahun (sat :
Rp/Kap/Th)
Penguatan
Kelembagaan Dinas Kelautan
dan Perikanan
Provinsi Jawa
Tengah. (M2)
Meningkatkan
pelaksanaan urusan
pemerintahan
daerah bidang
kelautan dan
perikanan
(TM2-01)
Meningkatnya
pengelolaan, dan penyelenggaraan di
bidang keuangan,
umum kepegawaian,
hukum, humas,
organisasi dan tata
laksana, ketatausahaan,
rumah tangga dan
perlengkapan di
lingkungan Dinas
Pengelolaan dan,
penyelenggaraan di bidang keuangan, umum
kepegawaian, hukum,
humas, organisasi dan tata
laksana, ketatausahaan,
rumah tangga dan
perlengkapan di lingkungan Dinas (sat : bln)
Tercapainya
peningkatan PAD
Tercapainya Peningkatan
PAD sebesar 5%/th
Meningkatkan perencanaan
pengembangan
sektor kelautan
dan perikanan
(TM2-02)
Meningkatnya kualitas
perencanaan
program/kegiatan
Dinas Kelautan dan
Perikanan
Dokumen perencanaan, meliputi Renja, Lakip,
Laptah, RKA, Renstra
masing-masing sebanyak 1
dokumen.
Meningkatkan
kualitas database
sektor kelautan
dan perikanan
(TM2-03)
Tersedianya data dan
informasi di sektor
kelautan dan
perikanan yang
berkualitas
Penyediaan buku statistik
perikanan tangkap,
perikanan budidaya, P2HP,
dan KP3K, masing-masing
sebanyak 75 buku.
Pelaksanaan kegiatan validasi statistik perikanan
tangkap dan budidaya
dalam bentuk data data
yang valid (sat : kali)
Mewujudkan
peningkatan produksi
perikanan
tangkap dan
budidaya
(M3)
Meningkatkan
jumlah produksi perikanan
tangkap dan
perikanan
budidaya
(TM3-01)
Terlaksananya
peningkatan produksi perikanan
tangkap
Peningkatan produksi
perikanan tangkap sebesar 3,44%/tahun
Terlaksananya
modernisasi nelayan
kecil
Penyediaan sarana
penangkapan ikan yang
modern bagi nelayan kecil
Terlaksananya
peningkatan
produksi perikanan budidaya
Peningkatan produksi
perikanan budidaya
sebesar 7,59%/tahun
Terlaksananya
sertifikasi CBIB
Pelaksanaan Sertifikasi
CBIB dan surveillance (sat
: unit)
Terlaksananya upaya
untuk mendorong
Kab/Kota memiliki dokumen
perencanaan
(materplan dan DED)
minapolitan
budidaya ikan.
Pertemuan koordinasi
pelaksanaan minapolitan di
Jawa tengah (sat : kali)
Terlaksananya peningkatan produk
benih berkualitas
Peningkatan produk benih berkualitas unggul melalui
pengembangan broodstock
71
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
unggul melalui
pengembangan
broodstock center
Nila, Lele, Mas dan
Gurami di Balai Perbenihan dan
Budidaya Ikan Air
Tawar (BPBIAT)
Muntilan dan Balai
Perbenihan dan
Budidaya Ikan Air Payau - Laut
(BPBIAPL) Maribaya
center Nila, Lele, Mas dan
Gurami di Balai Perbenihan
dan Budidaya Ikan Air
Tawar (BPBIAT) Muntilan;
Peningkatan produk benih
berkualitas unggul melalui pengembangan broodstock
center udang vannamei
dan windu di Balai
Perbenihan dan Budidaya
Ikan Air Payau - Laut
(BPBIAPL) Maribaya
Terlaksananya
peningkatan
kesehatan
lingkungan usaha budidaya
Pelaksanaan monitoring,
pemantauan hama dan
penyakit ikan di Jawa
Tengah (35 Kab/kota) (sat : kali)
Pelaksanaan CBF (Culture
Base Fisheries) dan
pengadaan Benih Ikan di
Jawa Tengah (sat : kali)
Pelaksanaan kegiatan
pemantauan uji kualitas air di perairan Budidaya
(sat : kali)
Pelaksanaan kegiatan
jaringan informasi
kesehatan ikan dan
lingkungan (sat : kali)
Peningkatan
distribusi calon induk unggul hasil Broodstock Center
dan produksi benih
unggul BPBIAT
Muntilan;
Pelaksanaan distribusi
Induk Unggul hasil Broodstock Center BPBIAT
Muntilan meliputi Ikan
nila, lele, dan Gurami
Pelaksanaan Sertifikasi CPIB.
Pencapaian UPR/HSRT dan BBI yang bersertifikat CPIB
Mewujudkan
perbaikan sistem
distribusi dan
jaminan
keamanan
pangan yang berasal dari
sumberdaya ikan.
(M4)
Meningkatkan
ketersediaan
protein hewani
yang berasal dari
sumberdaya ikan
(TM4-01)
Terlaksananya
peningkatan
konsumsi makan
ikan di Jawa Tengah
Peningkatan konsumsi
makan ikan di Jawa
Tengah sebesar
4,86%/tahun yaitu
peningkatan sebesar 0,93
kg/kap/th.
Terlaksananya Peningkatan akses
pasar domestik
melalui : Safari
Gemar Makan Ikan
(GEMARIKAN), Gelar Produk Perikanan
Pelaksanaan Safari Gemar Makan Ikan
(GEMARIKANdan Gelar
Produk Perikanan
Meningkatkan
hasil perikanan yg
memenuhi
jaminan mutu dan
keamanan produk
hasil perikanan (TM4-02)
Terlaksananya
Pembinaan Pasar
Ikan Tradisional dan
UMKM
Pelaksanaan Pembinaan
pasar ikan tradisional dan
UMKM dan Apresiasi
Pembinaan Mutu Daerah
Mewujudkan
produk kelautan
Meningkatkan
jumlah dan ragam
Terlaksananya
peningkatan volume
Peningkatan volume ekspor
sebesar 2,7%/tahun dan
72
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
dan perikanan
yang memenuhi
jaminan mutu
dan keamanan
hasil perikanan dan berdaya
saing serta
memiliki nilai
tambah. (M5)
produk olahan
yang memenuhi
jaminan mutu dan
keamanan hasil
perikanan serta ekspor produk
perikanan (TM5-
01)
ekspor produk dan
nilai ekspor produk
hasil perikanan
nilai ekspor produk hasil
perikanan
Terlaksananya
peningkatan jumlah UMKM pengolah,
dan pemasar produk
hasil perikanan
Peningkatan jumlah UMKM
pengolah, dan pemasar produk hasil perikanan
Terlaksananya
pembinaan UMKM
pengolah dan pemasar produk
hasil perikanan
Pelaksanaan pembinaan
UMKM pengolah dan
pemasar produk hasil perikanan
Terlaksananya
peningkatan jumlah
produk olahan hasil
perikanan
Peningkatan jumlah
produk olahan hasil
perikanan (sat : ton/th)
Mewujudkan
peningkatan kualitas dan
kuantitas
sumberdaya
manusia
kelautan dan perikanan. (M6)
Meningkatkan
kualitas sumberdaya
manusia
penyuluh
perikanan
(TM6-01)
Terpenuhinya
penyuluh perikanan bersertifikat
Pengusulan penyuluh
perikanan untuk memperoleh sertifikat
penyuluh (sat : orang)
Meningkatkan
keterampilan dan
keahlian nelayan,
pembudidaya dan
pengolah/pemasa
r ikan (TM6-02)
Terlaksananya
kegiatan pelatihan
bagi nelayan,
pembudidaya ikan,
pengolah dan
pemasar ikan
Pelaksanaan kegiatan
pelatihan bagi nelayan,
pembudidaya ikan,
pengolah dan pemasar ikan
Mewujudkan peningkatan
sarana dan
prasarana
kelautan dan
perikanan. (M7)
Meningkatkan sarana dan
prasarana Unit
Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD)
Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa
Tengah
(TM7-01)
Terlaksananya Pengembangan
sarana dan
prasarana Pelabuhan
Perikanan Pantai
(PPP)
Pengembangan sarana dan prasarana Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP)
Terlaksananya pelayanan
kepelabuhanan
perikanan
penyediaan data dan informasi di Pusat
Informasi Pelabuhan
Perikanan (PIPP) / Surat
Persetujuan Berlayar
(SPB)/Surat Keterangan
Pendaratan Ikan (SKPi)/Surat Hasil
Tangkapan Ikan (SHTI)/cek
fisik kapal
Terlaksananya
pengusulan SPDN
baru
Pengusulan SPDN baru
kepada Kementerian
Kelautan dan Perikanan RI
Terlaksananya pengadaan server
untuk kartu BBM
nelayan
Pengadaan server untuk kartu BBM nelayan
Terlaksananya
pengadaan dan
pencetakan Kartu
(BBM) nelayan
Pengadaan dan pencetakan
Kartu (BBM) nelayan
Terlaksananya
Pengembangan
Pengembangan sarana dan
prasarana UPTD Bidang
73
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
sarana dan
prasarana UPTD
Bidang Perikanan
Budidaya
Perikanan Budidaya
Terlaksananya
kegiatan pengujian mutu, pengawasan
pengolahan hasil
perikanan dan
sertifikasi mutu yang
sudah terakreditasi
SNI, ISO/IEC 17025.2008 dan
memiliki analis
pengujian dan
inspektur mutu yang
memiliki standar kompetensi
Pengembangan sarana dan
prasarana Laboratorium Pengujian dan Pengawasan
Mutu Hasil Perikanan
(LPPMHP)
Mewujudkan peningkatan daya
dukung lahan
dan pengelolaan
sumberdaya
kelautan dan perikanan yang
ramah
lingkungan dan
berkelanjutan.
(M8)
Menjaga kelestarian
sumberdaya
kelautan dan
perikanan
(TM8-01)
Terlaksananya pelestarian
sumberdaya
kelautan dan
perikanan
Pengadaan apartemen ikan, reservat perairan umum
serta terlaksananya
penebaran benih ikan di
perairan umum dan laut
serta bantuan alat tangkap ramah lingkungan
Mencegah
kerusakan
wilayah pesisir
dan pulau-pulau
kecil (TM8-02)
Terlaksananya
pencegahan
kerusakan wilayah
pesisir dan pulau-
pulau kecil
Pencegahan kerusakan
wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil
Meningkatkan
rencana zonasi
wilayah pesisir
dan pulau-pulau
kecil
(TM8-03)
Terlaksananya
rencana zonasi
wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil
Penyusunan rencana
zonasi wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil
Meningkatkan identifikasi
potensi dan
pendayagunaan
pulau-pulau kecil
(TM8-04)
Terlaksananya identifikasi dan
pendayagunaan
pulau-pulau kecil
Pelaksanaan identifikasi dan pendayagunaan pulau-
pulau kecil
Mewujudkan kelembagaan
masyarakat
pengawas yang
berperan dalam
kegiatan
pengawasan. (M9)
Meningkatkan peran masyarakat
pengawas dalam
kegiatan
pengawasan
sumber daya
kelautan dan perikanan
(TM9-01)
Terlaksananya pembinaan
masyarakat
pengawas dalam
kegiatan pengawasan
sumber daya
kelautan dan perikanan
Pembinaan masyarakat pengawas dalam kegiatan
pengawasan sumber daya
kelautan dan perikanan
Meningkatkan
pengawasan
sumberdaya
kelautan dan
Terlaksananya
pengawasan
sumberdaya
kelautan dan
Pengawasan sumberdaya
kelautan dan perikanan
serta penegakkan
peraturan kelautan dan
74
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
perikanan serta
penegakkan
peraturan
kelautan dan
perikanan (TM9-02)
perikanan serta
penegakkan
peraturan kelautan
dan perikanan
perikanan
Faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian sasaran renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah tercantum pada tabel berikut:
75
Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara
berdasarkan Sasaran Renstra Perangkat Daerah Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Sasaran Jangka Menengah
Renstra Perangkat Daerah Provinsi L
Permasalahan Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1. Tercapainya peningkatan pendapatan nelayan
2. Tercapainya diversifikasi
usaha nelayan
3. Tercapainya peningkatan
pendapatan pembudidaya
ikan 4. Tercapainya peningkatan
pendapatan petani garam
5. Tercapainya peningkatan
pendapatan taruna pesisir
6. Tercapainya peningkatan pendapatan wanita pesisir
7. Meningkatnya pengelolaan,
dan penyelenggaraan di
bidang keuangan, umum
kepegawaian, hukum, humas,
organisasi dan tata laksana, ketatausahaan, rumah tangga
dan perlengkapan di
lingkungan Dinas
8. Tercapainya peningkatan PAD
9. Meningkatnya kualitas perencanaan
program/kegiatan Dinas
Kelautan dan Perikanan
10. Tersedianya data dan
informasi di sektor kelautan
dan perikanan yang berkualitas
11. Terlaksananya peningkatan
produksi perikanan tangkap
12. Terlaksananya modernisasi
nelayan kecil 13. Terlaksananya peningkatan
produksi perikanan budidaya
14. Terlaksananya sertifikasi
CBIB
15. Terlaksananya upaya untuk
mendorong Kab/Kota memiliki dokumen
perencanaan (materplan dan
DED) minapolitan budidaya
ikan.
16. Terlaksananya peningkatan produk benih berkualitas
unggul melalui
pengembangan broodstock
center Nila, Lele, Mas dan
Gurami di Balai Perbenihan
dan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) Muntilan dan Balai
Perbenihan dan Budidaya
1) Pendapatan nelayan kecil
masih rendah
2) Nelayan belum
menaati kaidah
penangkapan ikan
yang memperhatikan
kelestarian
lingkungan
3) Banyaknya
pembudidaya ikan yang belum
menerapkan cara
budidaya ikan
yang baik (CBIB)
4) Sumberdaya air
terbatas dan konflik
kepentingan
dengan usaha
pertanian
5) Kualitas benih ikan masih kurang
6) Sarana produksi
perikanan
terutama pakan
tergolong mahal
7) belum berkembangnya
usaha
peningkatan nilai
tambah produk
perikanan 8) Pemanfaatan
sumberdaya
perikanan untuk
budidaya belum
optimal, seperti
sawah untuk mina padi.
Ketergantungan pada penggunaan
pakan ikan
pabrikan
masih sangat
besar,
sedangkan harga pakan
ikan pabrikan
cukup tinggi
dan
cenderung selalu naik;
Siklus produksi
usaha
pembesaran
untuk
beberapa jenis ikan ekonomis
tertentu
cukup
panjang;
Terjadinya kegagalan
panen karena serangan
hama dan
penyakit ikan;
Terbatasnya jumlah induk
unggul yang dimiliki oleh
UPR;
Konsumsi ikan di
Kabupaten
Banjarnegara
yang relatif masih rendah;
Penguasaan teknologi
pengolahan
hasil
perikanan
yang masih terbatas;
Berkurangnya populasi ikan
di perairan
umum.
Munculnya usaha pakan mandiri skala
rumah tangga
di kelompok
pembudidaya
ikan dan
penggunaan pakan alami
sebagai
alternatif;
Kesadaran pembudidaya
ikan dalam menerapkan
teknologi
budidaya dan
melakukan
segmentasi
usaha;
Kesadaran pembudidaya
ikan untuk
menerapkan
CPIB dan
CBIB;
Kesadaran pembudidaya ikan dalam
menggunakan
induk unggul;
Kecenderungan masyarakat
dalam
mengkonsumsi menu yang
sehat;
Tumbuhnya kesadaran
masyarakat
untuk memanfaatkan
teknologi
pengolahan
hasil
perikanan
yang sesuai dengan
standar
keamanan
pangan;
Tumbuhnya
76
Sasaran Jangka Menengah
Renstra Perangkat Daerah Provinsi L
Permasalahan Pelayanan
Perangkat
Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
Ikan Air Payau - Laut
(BPBIAPL) Maribaya
17. Terlaksananya peningkatan
kesehatan lingkungan usaha
budidaya 18. Peningkatan distribusi calon
induk unggul hasil Broodstock
Center dan produksi benih
unggul BPBIAT Muntilan;
19. Pelaksanaan Sertifikasi CPIB
20. Terlaksananya peningkatan konsumsi makan ikan di
Jawa Tengah
21. Terlaksananya Peningkatan
akses pasar domestik melalui
: Safari Gemar Makan Ikan
(GEMARIKAN), Gelar Produk Perikanan
22. Terlaksananya Pembinaan
Pasar Ikan Tradisional dan
UMKM
23. Terlaksananya peningkatan volume ekspor produk dan
nilai ekspor produk hasil
perikanan
24. Terlaksananya peningkatan
jumlah UMKM pengolah, dan
pemasar produk hasil perikanan
25. Terlaksananya pembinaan
UMKM pengolah dan pemasar
produk hasil perikanan
26. Terlaksananya peningkatan jumlah produk olahan hasil
perikanan
27. Terpenuhinya penyuluh
perikanan bersertifikat
28. Terlaksananya kegiatan
pelatihan bagi nelayan, pembudidaya ikan, pengolah
dan pemasar ikan
29. Terlaksananya Pengembangan
sarana dan prasarana
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
30. Terlaksananya pelayanan
kepelabuhanan perikanan
31. Terlaksananya pengusulan
SPDN baru
32. Terlaksananya pengadaan server untuk kartu BBM
nelayan
33. Terlaksananya pengadaan
dan pencetakan Kartu (BBM)
nelayan
34. Terlaksananya Pengembangan sarana dan prasarana UPTD
Bidang Perikanan Budidaya
35. Terlaksananya kegiatan
Wawasan sebagian
masyarakat
terhadap
usaha
perikanan budidaya
masih rendah;
Usaha pembudidaya
an ikan yang
masih
konvensional/tradisional;
Perbandingan antara jumlah
penyuluh/pet
ugas teknis
perikanan dengan
pelaku usaha
perikanan
tidak
seimbang;
Kompetensi penyuluh/petugas teknis
perikanan
belum sesuai
yang
dibutuhkan.
Penurunan kualitas perairan
umum dan
perilaku
masyarakat di
sekitar DAS yang belum
mentaati
kaidah
penangkapan
ikan yang
ramah lingkungan.
kesadaran
kelompok
masyarakat
untuk
melaksanakan restocking
secara
swadaya.
Potensi sumberdaya
perairan yang
sangat mendukung
usaha
pembudidayaa
n ikan;
Pemanfaatan media teknologi
informasi dan
komunikasi
dan sinergitas
dengan
stakeholder terkait dalam
aplikasi
pengembangan
perikanan
budidaya;
Tumbuhnya penyuluh
perikanan
swadaya dan
penggiat usaha
perikanan;
Kesadaran untuk meningkatkan
kompetensi
dengan
memanfaatkan
media
informasi dan komunikasi
dalam
menyerap
teknologi
perikanan.
Tumbuhnya kelompok
masyarakat
dan
stakeholder
yang ikut
berperan dalam
pelestarian
sumberdaya
77
Sasaran Jangka Menengah
Renstra Perangkat Daerah Provinsi L
Permasalahan Pelayanan
Perangkat
Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
pengujian mutu, pengawasan
pengolahan hasil perikanan
dan sertifikasi mutu yang
sudah terakreditasi SNI,
ISO/IEC 17025.2008 dan memiliki analis pengujian dan
inspektur mutu yang memiliki
standar kompetensi
36. Terlaksananya pelestarian
sumberdaya kelautan dan perikanan
37. Terlaksananya pencegahan
kerusakan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil
38. Terlaksananya rencana zonasi
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
39. Terlaksananya identifikasi
dan pendayagunaan pulau-
pulau kecil
40. Terlaksananya pembinaan masyarakat pengawas dalam
kegiatan pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan
41. Terlaksananya pengawasan
sumberdaya kelautan dan
perikanan serta penegakkan peraturan kelautan dan
perikanan
hayati
perairan.
78
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis 3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan perangkat daerah yang mempengaruhi permasalahan pelayanan perangkat daerah ditinjau
dari implikasi RTRW. Untuk itu, dalam penelaahan RTRW, aspek yang perlu ditelaah adalah: Rencana struktur tata ruang; Struktur tata ruang saat ini; Rencana pola ruang; Pola ruang saat ini; dan
Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Banjarnegara
Tahun 2011-2031, Kawasan Peruntukan Pertanian terdiri atas: a. kawasan tanaman pangan; b. kawasan hortikultura; c. kawasan peternakan; dan d. kawasan perkebunan. Kawasan peruntukan
pertanian tanaman pangan terdiri atas: a. lahan irigasi; dan b. lahan bukan irigasi. Lahan irigasi dengan luas kurang lebih 13.294 (tiga
belas ribu dua ratus sembilan puluh empat) hektar meliputi: a. Kecamatan Banjarmangu; b. Kecamatan Banjarnegara;
c. Kecamatan Bawang; d. Kecamatan Kalibening; e. Kecamatan Karangkobar;
f. Kecamatan Mandiraja; g. Kecamatan Madukara;
h. Kecamatan Pagedongan; i. Kecamatan Pagentan; j. Kecamatan Punggelan;
k. Kecamatan Purwanegara; l. Kecamatan Purwareja Klampok; m. Kecamatan Rakit;
n. Kecamatan Sigaluh; o. Kecamatan Susukan;
p. Kecamatan Wanadadi; dan q. Kecamatan Wanayasa.
Lahan bukan irigasi dengan luas kurang lebih 5.785 (lima ribu tujuh ratus delapan puluh lima) hektar meliputi:
a. Kecamatan Batur; b. Kecamatan Bawang; c. Kecamatan Kalibening;
d. Kecamatan Banjarnegara; e. Kecamatan Mandiraja; f. Kecamatan Madukara;
g. Kecamatan Pagedongan; h. Kecamatan Pagentan;
i. Kecamatan Pandanarum; j. Kecamatan Karangkobar; k. Kecamatan Pejawaran;
l. Kecamatan Punggelan; m. Kecamatan Purwanegara;
n. Kecamatan Purwareja Klampok; o. Kecamatan Rakit;
79
p. Kecamatan Sigaluh; q. Kecamatan Susukan;
r. Kecamatan Wanadadi; dan s. Kecamatan Wanayasa.
Lahan peruntukan pertanian tanaman pangan diarahkan menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan luas 12.147 (dua belas ribu seratus empat puluh tujuh) hektar.
Kawasan hortikultura dengan luas kurang lebih 56.573 (lima puluh enam ribu lima ratus tujuh puluh tiga) hektar meliputi : a. Kecamatan Banjarmangu;
b. Kecamatan Banjarnegara; c. Kecamatan Batur;
d. Kecamatan Bawang; e. Kecamatan Kalibening; f. Kecamatan Karangkobar;
g. Kecamatan Madukara; h. Kecamatan Mandiraja;
i. Kecamatan Pagedongan; j. Kecamatan Pagentan; k. Kecamatan Pandanarum;
l. Kecamatan Pejawaran; m. Kecamatan Punggelan; n. Kecamatan Purwanegara;
o. Kecamatan Purwareja Klampok; p. Kecamatan Rakit;
q. Kecamatan Sigaluh; r. Kecamatan Susukan; s. Kecamatan Wanadadi; dan
t. Kecamatan Wanayasa. Kawasan peternakan terdiri atas :
a. pengembangan ternak besar; b. pengembangan ternak kecil;
c. pengembangan unggas; dan d. pengembangan aneka ternak.
Pengembangan ternak besar dan pengembangan ternak kecil terdapat di seluruh kecamatan. Sementara itu pengembangan ternak
unggas meliputi : a. Kecamatan Mandiraja; b. Kecamatan Purwanegara;
c. Kecamatan Wanadadi; d. Kecamatan Banjarmangu; e. Kecamatan Banjarnegara;
f. Kecamatan Madukara; g. Kecamatan Rakit;
h. Kecamatan Punggelan; i. Kecamatan Pagentan; j. Kecamatan Pejawaran; dan
k. Kecamatan Wanayasa.
80
Pengembangan aneka ternak berada di seluruh Kecamatan. Pengembangan kegiatan ternak besar, ternak kecil, unggas, dan
aneka ternak pelaksanaannya diarahkan pada lahan pertanian bukan irigasi dan hortikultura.
Kawasan perkebunan dengan luas kurang lebih 72.568 (tujuh uluh dua ribu lima ratus enam puluh delapan) hektar berupa perkebunan rakyat.
Pengembangan komoditas perkebunan rakyat meliputi : a. purwaceng; b. carica;
c. aren; d. cengkeh;
e. gelagah arjuna; f. kakao; g. kapuk randu;
h. kapulaga; i. kayu manis;
j. kelapa dalam; k. kelapa deres; l. kelapa hibrida;
m. kemukus; n. kina; o. kopi arabika;
p. kopi robusta; q. lada;
r. melati gambir; s. pala; t. panili;
u. nilam v. teh; dan w. karet.
Kawasan peruntukan perikanan berupa perikanan darat meliputi :
a. Kecamatan Rakit; b. Kecamatan Mandiraja. c. Kecamatan Purwanegara;
d. Kecamatan Bawang; dan e. Kecamatan Wanadadi.
Mendasarkan pada RTRW tersebut, dalam pelaksanaan
Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara
akan memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW.
3.4.2 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Berdasarkan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis, beberapa program yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Perikanan
tidak terindikasi menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Namun demikian Dinas Pertanian dan Perikanan memandang perlu untuk melakukan pengelolaan lingkungan khususnya di bidang
pertanian terkait dengan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia pertanian dengan melaksanakan langkah-langkah mitigasi dan
adaptasi.
81
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan
yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. a. Pendapatan dan tingkat kesejahteraan petani masih perlu ditingkatkan.
b. Produksi dan produktivitas pertanian serta populasi ternak cenderung menurun.
c. Berkurangnya tenaga kerja muda di sektor pertanian.
d. Pendapatan pembudidaya ikan, kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan dan nelayan masih belum optimal.
e. Belum optimalnya produksi perikanan budidaya walaupun potensi lahan untuk budidaya tersedia.
f. Adanya persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya air untuk
budidaya perikanan dengan sektor yang lain. g. Kurangnya kuantitas dan kompetensi SDM petugas teknis.
h. Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya hayati perikanan dipengaruhi penurunan kualitas perairan umum dan perilaku masyarakat di sekitar DAS yang belum menaati kaidah penangkapan
ikan yang ramah lingkungan. i. Degradasi lahan pertanian akibat penggunaan pupuk dan obat-obatan
kimia.
82
BAB 4 TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan Jangka Menengah Perangkat Daerah Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan
permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Tujuan yang akan dicapai Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan produksi pertanian dalam menunjang ketersediaan
pangan daerah
2. Meningkatkan populasi ternak guna menunjang ketersediaan pangan daerah
3. Meningkatkan produksi perikanan dalam menunjang ketersediaan
pangan daerah 4. Meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil pertanian dan perikanan
5. Meningkatkan akuntabilitas dan kualitas pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan
4.2 Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sasaran yang akan dicapai Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya produksi komoditas pertanian tanaman pangan 2. Meningkatnya produksi komoditas hortikultura
3. Meningkatnya produksi komoditas perkebunan 4. Meningkatnya populasi ternak
5. Meningkatnya produksi perikanan 6. Meningkatnya mutu dan nilai tambah produksi dan pengolahan hasil
pertanian dan perikanan.
7. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan 8. Meningkatnya Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Dinas
Pertanian dan Perikanan 9. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah Dinas Pertanian dan Perikanan
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah perangkat daerah beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagaimana berikut ini.
83
Tabel 4.1
Tujuan Sasaran Indikator Tujuan/
Sasaran Satuan
Kondisi Awal Target Kinerja Sasaran Target Akhir
Renstra 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Meningkatkan
produksi
pertanian
dalam
menunjang
ketersediaan pangan
daerah
Pertumbuhan
sektor pertanian
% 2,85 2,85 2,5 s.d. 3,5 2,5 s.d. 3,5 2,7 s.d. 3,7 2,7 s.d. 3,7 3 s.d. 4 3 s.d. 4
Meningkatnya
produksi
komoditas pertanian
tanaman
pangan
Produksi Padi (ton) ton 157.291,70 158.078,16 158.868,55 159.662,89 160.461,21 161.263,51 162.069,83 162.069,83
Produksi jagung
(ton)
ton 64.500,00 65.145,00 65.796,45 66.454,41 67.118,96 67.790,15 68.468,05 68.468,05
Produksi Kedelai
(ton)
ton 100,00 49,50 61,88 77,34 96,68 120,85 151,06 151,06
Produksi ubi kayu
(ton)
ton 210.000,00 212.100,00 214.221,00 216.363,21 218.526,84 220.712,11 222.919,23 222.919,23
Meningkatnya
produksi
komoditas
hortikultura
Produksi durian
(ton)
ton 3.975,00 4.173,75 4.382,44 4.601,56 4.831,64 5.073,22 5.326,88 3.975,00
Produksi salak (ton)
ton 233.391,00 234.558,76 235.496,99 236.203,49 236.675,89 236.912,57 237.149,48 233.391,00
Produksi pisang
(ton)
ton 17.769,15 17.024,54 17.109,66 17.178,10 17.229,63 17.264,09 17.281,36 17.769,15
Produksi kentang
(ton)
ton 97.466,00 98.440,66 99.031,30 99.526,46 99.924,57 100.224,34 100.424,79 97.466,00
Produksi Cabai
(ton)
ton 13.441,00 13.508,21 14.183,62 14.892,80 15.637,44 16.419,31 17.240,27 13.441,00
Meningkatnya
produksi
komoditas
perkebunan
Produksi kopi ton
1.068,73 1.118,73 1.168,73 1.218,73 1.268,73 1.318,73 1.368,73 1.068,73
Produksi kelapa
dalam ton
9.354,79 9.033,50 9.050,10 9.070,30 9.088,60 9.107,00 9.125,30 9.354,79
Produksi kelapa
deres ton
9.987,63 9.987,63 9.987,63 9.987,63 9.987,63 9.987,63 9.987,63 9.987,63
Produksi teh ton
1.948,15 1.989,50 1.996,50 2.003,50 2.010,50 2.017,60 2.024,60 1.948,15
Produksi tembakau ton
112,05 120,50 131,80 133,10 133,60 134,30 135,60 112,05
84
Produksi lada ton 112,05 115,25 117,50 119,25 120,50 121,00 121,50 112,05
Meningkatkan
populasi
ternak guna
menunjang ketersediaan
pangan
daerah
Populasi ternak
utama
ekor 300.031 300.870 301.830 302.793 303.758 304.724 305.694 300.031
Meningkatny
a populasi
ternak
Sapi ekor 31.194,00 31.318 31.506 31.695 31.885 32.076 32.269 31.194
Kambing domba ekor 260.780,00 261.302 261.824 262.348 262.873 263.398 263.925 260.780
Domba batur ekor 8.057 8.250 8.500 8.750 9.000 9.250 9.500 8.057
Meningkatkan
produksi
perikanan
dalam
menunjang
ketersediaan pangan
daerah
Produksi
perikanan
ton 21.250
21.250
21.750
22.250
22.750
23.250
23.750
21.250
Meningkatnya
produksi perikanan
Produksi
perikanan budidaya
ton 20.000 20.000 20.500 21.000 21.500 22.000 22.500 22.000
Produksi
perikanan tangkap
ton 1.201,8 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250
Produksi benih
ikan
ekor 1.719.900.000 1.719.900.000 1.890.900.000 2.079.900.000 2.287.989.000 2.516.787.900 2.768.466.690 1.719.000.000
Meningkatkan
kemampuan petani,
pembudidaya
ikan dan
peternak
dalam
pembangunan pertanian
Meningkatnya
jumlah petani,
pembudidaya
ikan dan
peternak yang
mendapatkan
pembinaan dalam
penerapan
teknologi
tepat guna
dan spesifik lokal di bidan
pertanian,
perikanan
dan
peternakan
Cakupan bina
kelompok pembudidaya ikan
% 16,70 24,00 17,58 18,10 20,00 24,00 30,00 30,00
Cakupan bina
kelompok tani
% 19,37 25,45 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00
Meningkatkan
pendapatan
Nilai Tukar Petani
(umum) % 102,93 102,93
102 s.d.
103
102 s.d.
103
103 s.d.
104
103 s.d.
104
103 s.d.
105
103 s.d.
105
85
petani,
pembudidaya ikan dan
peternak
Konsumsi ikan
(kg/kapita/th)
kg/kapit
a/ tahun
20,04 20,04 21,30 21,50 21,70 21,90 22,50 22,50
Meningkatkan mutu dan
nilai tambah
hasil
pertanian dan
perikanan
Meningkatnya mutu dan
nilai tambah
produksi dan
pengolahan
hasil
pertanian dan perikanan
Jumlah Pengolah Hasil Tanaman
Pangan
Kelompok
Jumlah Pengolah
Hasil Hortikultura
Kelompo
k
0 0 2 3 3 5 5 18
Jumlah Kelompok
Pengolah Hasil
Perkebunan yang
Menerapkan Good Manufacture
Practice (GMP)
Kelompo
k
Jumlah pengolah produk
peternakan
Unit
Jumlah Kelompok
Pengolah dan Pemasar Hasil
Perikanan
Kelompo
k
55,00 58,00 61,00 64,00 67,00 70,00 75,00 75,00
Jumlah Kelompok
Pengolah dan Pemasar Hasil
Perikanan yang
menerapkan GMP
Kelompo
k
Jumlah kelompok tanaman pangan
yang menerapkan
GAP
Kelompok
86
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah Tahun 2017-2022
Jumlah kelompok
tanaman hortikultura yang
menerapkan GAP
Kelompo
k
Jumlah Ternak
yang ber SKLB
Ekor NA NA 150 200 250 300 350 350
Jumlah unit
usaha pangan asal
hewan yang
bersertifikat pra NKV (nomor
kontrol veteriner)
Unit
usaha
3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah kelompok
yang menerapkan CBIB
Kelompo
k
NA NA 30 30 40 45 50 200
Meningkatkan
akuntabilitas dan kualitas
pelayanan
Dinas
Pertanian dan
Perikanan
Meningkatnya
akuntabilitas kinerja Dinas
Pertanian dan
Perikanan
Nilai SAKIP Dinas
Pertanian dan Perikanan
Skor 43,67 (C) 48,00 (C) 53 (CC) 58 (CC) 63 (B) 68 (B) 73 (BB) 73 (BB)
Meningkatnya
Kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan Dinas
Pertanian dan
Perikanan
Nilai Survey
Kepuasan
Masyarakat
Skor 65 68 70 72 74 76 78 78
Meningkatnya Pendapatan
Asli Daerah
Dinas
Pertanian dan
Perikanan
PAD Dinas Pertanian dan
Perikanan
Rupiah 325.875.650 318.961.200 507.388.600 325.500.000 325.500.000 325.500.000 325.500.000 325.500.000
87
BAB 5
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1 Strategi
Strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Strategi yang digunakan
dalam rangka pencapaian sasaran adalah sebagai berikut: a. Menjamin kebutuhan sarana produksi pertanian tanaman pangan
tersedia dalam jumlah, waktu dan mutu yang tepat
b. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian tanaman pangan
c. Menyediakan prasarana pertanian yang memadai d. Menjamin kebutuhan sarana produksi pertanian tanaman
hortikultura tersedia dalam jumlah, waktu dan mutu yang tepat
e. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian hortikultura
f. Menyediakan prasarana pertanian yang memadai g. Menjamin kebutuhan sarana produksi perkebunan tersedia dalam
jumlah, waktu dan mutu yang tepat
h. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perkebunan i. Menyediakan prasarana perkebunan yang memadai j. Menjamin kebutuhan sarana produksi peternakan tersedia dalam
jumlah, waktu dan mutu yang tepat k. Meningkatkan penerapan inseminasi buatan pada ternak
l. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia peternakan m. Meningkatkan pengendalian penyakit hewan n. Meningkatkan pelestarian sumberdaya genetik ternak
o. Menjamin kebutuhan sarana produksi perikanan tersedia dalam jumlah, waktu dan mutu yang tepat
p. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perikanan dalam
perbenihan perikanan q. Menyediakan prasarana perikanan yang memadai
r. Meningkatkan penyediaan sarana pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dan perikanan
s. Mengembangkan jaringan pemasaran hasil pertanian dan perikanan
t. Meningkatkan mutu produk hasil pertanian dan perikanan u. Memberdayakan petani, pembudidaya ikan dan nelayan miskin
5.2 Arah Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan
tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Kebijakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan strategi adalah sebagai berikut.
a. Fasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian tanaman pangan pada wilayah pengembangan
b. Peningkatan pembinaan kelompok tani, dalam penerapan teknologi tepat guna dan spesifik lokal di bidang pertanian
c. Fasilitasi penyediaan infrastruktur pertanian pada wilayah
pengembangan
88
d. Fasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian hortikultura pada wilayah pengembangan
e. Peningkatan pembinaan kelompok tani, dalam penerapan teknologi tepat guna dan spesifik lokal di bidang pertanian
f. Fasilitasi penyediaan infrastruktur pertanian pada wilayah pengembangan
g. Fasilitasi penyediaan sarana produksi perkebunan pada wilayah
pengembangan h. Peningkatan pembinaan kelompok tani, dalam penerapan teknologi
tepat guna dan spesifik lokal di bidang perkebunan
i. Fasilitasi penyediaan infrastruktur perkebunan pada wilayah pengembangan
j. Fasilitasi penyediaan sarana produksi peternakan pada wilayah pengembangan
k. Peningkatan fasilitasi inseminasi buatan pada ternak
l. Peningkatan kemampuan teknis dan kelembagaan petani m. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit Zoonosis
n. Pengembangan pusat pembibitan rakyat Domba Batur o. Fasilitasi penyediaan sarana produksi perikanan pada wilayah
pengembangan
p. Peningkatan pembinaan kelompok pembudidaya ikan dalam penerapan teknologi perbenihan tepat guna dan spesifik lokal di bidang perikanan
q. Fasilitasi penyediaan infrastruktur perikanan pada wilayah pengembangan
r. Peningkatan fasilitasi sarana pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dan perikanan
s. Peningkatan fasilitasi bisnis dan promosi hasil pertanian dan
perikanan t. Peningkatan kemampuan dan fasilitasi sarana produksi pertanian
dan perikanan.
u. Penerapan sistem manajemen mutu dalam proses budidaya dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan
Keterkaitan antara strategi dan kebijakan dengan Tujuan, Sasaran Perangkat Daerah tercantum pada Tabel 5.1
89
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Perangkat Daerah
Tahun 2017-2022
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatka
n produksi
pertanian
dalam menunjang
ketersediaan
pangan
daerah
Meningkatny
a produksi
komoditas
pertanian tanaman
pangan
Menjamin kebutuhan sarana produksi
pertanian tanaman
pangan tersedia dalam
jumlah, waktu dan mutu yang tepat
Meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia pertanian
tanaman pangan
Menyediakan prasarana pertanian yang memadai
Fasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian tanaman
pangan pada wilayah
pengembangan
Peningkatan pembinaan kelompok tani, dalam penerapan teknologi tepat
guna dan spesifik lokal di
bidang pertanian
Fasilitasi penyediaan infrastruktur pertanian pada
wilayah pengembangan
Meningkatny
a produksi
komoditas hortikultura
Menjamin kebutuhan sarana produksi
pertanian tanaman
hortikultura tersedia
dalam jumlah, waktu dan mutu yang tepat
Meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia pertanian
hortikultura
Menyediakan prasarana pertanian yang memadai
Fasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian
hortikultura pada wilayah
pengembangan
Peningkatan pembinaan kelompok tani, dalam penerapan teknologi tepat
guna dan spesifik lokal di
bidang pertanian
Fasilitasi penyediaan infrastruktur pertanian pada
wilayah pengembangan
Meningkatny
a produksi
komoditas perkebunan
Menjamin kebutuhan sarana produksi
perkebunan tersedia
dalam jumlah, waktu dan mutu yang tepat
Meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia perkebunan
Menyediakan prasarana perkebunan yang
memadai
Fasilitasi penyediaan sarana produksi perkebunan pada
wilayah pengembangan
Peningkatan pembinaan kelompok tani, dalam
penerapan teknologi tepat guna dan spesifik lokal di
bidang perkebunan
Fasilitasi penyediaan infrastruktur perkebunan
pada wilayah pengembangan
Meningkatka
n populasi
ternak guna
menunjang ketersediaan
pangan
daerah
Meningkatny
a populasi
ternak
Menjamin kebutuhan sarana produksi
peternakan tersedia
dalam jumlah, waktu dan
mutu yang tepat
Meningkatkan penerapan inseminasi buatan pada
ternak
Meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia peternakan
Meningkatkan pengendalian penyakit
hewan
Meningkatkan pelestarian sumberdaya
genetik ternak
Fasilitasi penyediaan sarana produksi peternakan pada
wilayah pengembangan
Peningkatan fasilitasi inseminasi buatan pada
ternak
Peningkatan kemampuan teknis dan kelembagaan
petani
Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit
Zoonosis
Pengembangan pusat pembibitan rakyat Domba
Batur
90
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatka
n produksi
perikanan dalam
menunjang
ketersediaan
pangan
daerah
Meningkatny
a produksi
perikanan
Menjamin kebutuhan sarana produksi perikanan
tersedia dalam jumlah,
waktu dan mutu yang tepat
Meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia perikanan dalam
perbenihan perikanan
Menyediakan prasarana perikanan yang memadai
Fasilitasi penyediaan sarana produksi perikanan pada
wilayah pengembangan
Peningkatan pembinaan kelompok pembudidaya ikan
dalam penerapan teknologi perbenihan tepat guna dan
spesifik lokal di bidang
perikanan
Fasilitasi penyediaan infrastruktur perikanan
pada wilayah pengembangan
Meningkatka
n mutu dan nilai tambah
hasil
pertanian
dan
perikanan
Meningkatny
a mutu dan nilai tambah
produksi dan
pengolahan
hasil
pertanian
dan perikanan
Meningkatkan penyediaan sarana pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian dan perikanan
Mengembangkan jaringan pemasaran hasil pertanian
dan perikanan
Meningkatkan mutu produk hasil pertanian
dan perikanan
Memberdayakan petani, pembudidaya ikan dan nelayan miskin
Peningkatan fasilitasi sarana pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian dan perikanan
Peningkatan fasilitasi bisnis dan promosi hasil pertanian
dan perikanan
Peningkatan kemampuan dan fasilitasi sarana produksi
pertanian dan perikanan
Penerapan sistem manajemen mutu dalam proses budidaya dan pengolahan hasil
pertanian dan perikanan
Meningkatkan
akuntabilitas
dan kualitas
pelayanan
Dinas Pertanian
dan
Perikanan
Meningkatnya
akuntabilitas
kinerja Dinas
Pertanian
dan Perikanan
Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran, serta
pelaporan kinerja Dinas
Pertanian dan perikanan
Penyediaan dokumen perencanaan dan penganggaran serta
pelaporan kinerja Dinas
Pertanian dan perikanan
yang akuntabel
Meningkatny
a Kepuasan masyarakat
terhadap
pelayanan
Dinas
Pertanian
dan Perikanan
Meningkatkan penerapan standar pelayanan Dinas
Pertanian dan Perikanan
Meningkatkan kualitas SDM dan sarana prasarana
penunjang pelayanan.
Meningkatnya
Pendapatan
Asli Daerah
Dinas
Pertanian
dan Perikanan
Meningkatkan pelayanan retribusi Dinas Pertanian
dan Perikanan
Meningkatkan kualitas SDM dan sarana prasarana
pelayanan penunjang peningkatan retribusi Dinas
Pertanian dan Perikanan
91
BAB 6 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)
a. Penyusunan data base potensi produksi pangan b. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian
c. Pengembangan diversifikasi tanaman d. Pengembangan pertanian pada lahan kering e. Pengembangan perbenihan/perbibitan
f. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian
g. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
h. DAK bidang pertanian i. Fasilitasi Pembangunan Pertanian
2. Program pengembangan budidaya perikanan
a. Pengembangan bibit ikan unggul
b. Pembinaan dan pengembangan perikanan c. DAK Bidang Perikanan
d. Pengembangan Kawasan Minapolitan
3. Program pengembangan perikanan tangkap
a. Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap
4. Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
a. Sarana dan prasarana hasil perikanan
5. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar a. Restocking perairan umum
6. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani a. Pemberdayaan petani lahan marginal
7. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
a. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah
8. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
b. Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat
guna
9. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan a. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan b. Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
c. Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan d. Penyediaan sarana produksi obat-obatan pertanian
e. Pengembangan komoditas unggulan Hortikultura Buah-Buahan f. Pengembangan komoditas unggulan Hortikultura Sayuran g. Pengembangan komoditas unggulan hortikultura cabe rawit
h. Pengembangan komoditas unggulan Aneka Kacang dan Umbi
92
i. Pengembangan komoditas unggulan Tanaman Serealia j. Rintisan Komoditas Unggulan
10. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
a. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan b. Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan
11. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak a. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak b. Peningkatan keamanan produk pangan asal ternak
12. Program peningkatan produksi hasil peternakan
a. Pembibitan dan perawatan ternak b. Pengembangan agribisnis peternakan c. Pembinaan dan Pengembangan Peternakan
d. Pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada masyarakat e. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK)
13. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
a. Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna
b. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna
Secara rinci rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran, dan pendanaan indikatif secara rinci tercantum pada tabel dibawah
93
Tujuan
Sasaran
Indikator
Sasaran
Kode Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome)
dan Kegiatan (output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja perangkat
daerah Penanggung-
jawab Tahun 0
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir
Renstra
target
Rp target
Rp target
Rp target
Rp target Rp target Rp
2.02 Pangan 3,440,000,000
3,590,500,000
4,020,500,000
5,095,500,000
16,146,500,000
Meningkatkan produksi pertanian dalam menunjang ketersediaan pangan daera
h
Meningkatnya produksi komoditas pertanian tanaman pangan
Produksi Padi (ton)
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Produksi padi
ton 133423.99
158,868.5
5
2,202,000,00
0
159,662.8
9
3,440,000,00
0
160,461.2
1
3,590,500,000
161,26
4
4,020,500,000
162,069.83
5,095,500,000
162,069.83
DKP, DISTANKAN dan Bagian Perekonomian
Produksi jagung
(ton)
Produksi jagung
ton 52605.05
65,796
.45
66,454
.41
67,118
.96
67,790
.15
68,468.05
68,468.05
Produksi Kedelai (ton)
Produksi kopi
ton 1068.73 1,168.73
1,218.73
1,268.73
1,318.73
1,368
.73
1,368
.73
Produksi ubi
kayu (ton)
Produksi durian
ton 3975.3 4,3
82.44
4,6
01.56
4,8
31.64
5,0
73.22
5,326
.88
5,326
.88
Meningkatnya produk
Produksi durian
Produksi cabai
ton 13441 14,183
14,892
15,637
16,419
12,240.27
12,240.27
94
si komoditas hortikultura
(ton) .62 .80 .44 .31
Produksi salak (ton)
Produksi lada
ton 112.05 117.5
119.25
120.5
121 121.5 121.5
Produksi pisang (ton)
Produksi kelapa dalam
ton 9354.79 9050.1
9070.3
9088.6
9107
9125.3
9125.3
Produksi kentan
g (ton)
Produksi kelapa deres
ton 9987.63 9987.6
3
9987.6
3
9987.6
3
9987.6
3
9987.63
9987.63
Produksi Cabai (ton)
1 Penyusunan data base potensi produksi pangan
Tersedianya data tanaman pangan yang up date
paket
1 320,000,000
1
340,000,000
1
380,000,000
1
300,000,000
1
350,000,000
5
1,690,000,000
Meningkatnya produksi komoditas
perkebunan
Produksi kopi
2 Penanganan pasca panen dan pengolah
an hasil pertanian
Jumlah kelompok tani yang menerapkan sistem pasca panen
sesuai GMP, GHP dan standar mutu yang tepat (perkebunan)
klpk
3 225,000,000
3
350,000,000
4
400,000,000
4
450,000,000
5
500,000,000
19
1,925,000,000
Produksi kelapa dalam
unit pengolahan hasil gula kelapa, unit
pengolah kopi, bintek
95
Produksi kelapa deres
3 Pengembangan diversifikasi tanaman
Fasilitasi kegiatan operasional UPTD. BBH, pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perbenihan hortikultura:
kebun dan lab kutur
3 kebun dan 1
lab kultur
510,000,000
3 kebun dan 1
lab kultur
550,000,000
3 kebun dan 1
lab kultur
600,000,000
3 kebun dan 1
lab kultur
3 kebun dan 1 lab kultu
r
#VALUE!
1,660,000,000
Produksi teh
Biaya operasional UPTD Balai Benih Hortikultura
- produksi benih buah-buahan:
btg 5100
5200
5300
5400
5500 26,500
Produksi tembakau
- produksi benih tanaman hias
paket
1 1 1 1 1 5
Produksi lada
- produksi benih
tanaman obat
paket
1 1 1 1 1 5
Meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil perta
nian dan perikanan
Meningkatnya mutu dan nilai tambah produksi dan pengolahan
hasil pertanian dan perikanan
Jumlah Pengolah Hasil Tanaman Pangan
- produksi benih kentang G0
knol 12100
12200
12300
12400
12500
61,500
96
Jumlah Pengolah Hasil Hortikultura
- produksi kultur jaringan
botol
5100
5200
5300
5400
5500 26,500
Jumlah Kelompok Pengolah Hasil Perkebunan
yang Menerapkan Good Manufacture Practice (GMP)
- pemeliharaan pohon induk
ha 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 38
Jumlah pengolah produk peternakan
Pembangunan screen house
unit 1
Jumlah kelompok tanaman pangan yang menerapkan GAP
Pembangunan pagar UPTD BBH
unit 1
97
Jumlah kelompok tanaman hortikultura yang menerapkan GAP
4 Pengembangan pertanian pada lahan kering
Sarana produksi pengembangan talas begug
paket
1 150,000,000
1 200,000,000
1 250,000,000
1 300,000,000
1
350,000,000
5
1,250,000,000
Pengembangan
lahan kering ubi kayu
sarana produksi
pengembangan ubi kayu sulawi
paket
1
5 Pengembangan perbenihan/perbibitan
Operasionalisasi UPTD Balai Benih Padi Palawija
Tahun
1 350,000,000
1 380,000,000
1 400,000,000
1 440,000,000
1
480,000,000
5
2,050,000,000
Operasionalisasi UPTD Balai Benih Padi
Palawija
- produksi benih padi
Ton 20 21 22 23 24
- operasional Alsintan
paket
1 1 1 1 1 5
6 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk
perkebunan, produk pertanian
Intensifikasi dan ekstensifikasi perkebunan
ha 100 285,000,000
200
900,000,000
100
900,000,000
100
900,000,000
100
900,000,000
3,885,000,000
98
intensifikasi tanaman perkebunan
7 Monitoring, evaluasi dan
pelaporan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
Distankan
kegiatan
45 62,000,00
0
45 70,000,00
0
45 80,000,000
45
90,000,000
45 100,000,000
225
402,000,000
Monitori
ng, evaluasi dan pelaporan kegiatan Distankan
8 DAK Bidang Pertanian
Pembangunan sumber air
unit 15.00
15.00
15 15 15 75
Pembangunan jalan usaha tani
unit 4.0
0
4.0
0
4 4 4 20
Pembangunan BPP
unit 1
DAK bidang pertanian
9 Fasilitasi Pembangunan
Pertanian
Fasilitasi pembangunan pertanian
tahun
1 300,00
0,000
1 330,00
0,000
1 360,000,00
0
1
390,000,00
0
1
420,000,00
0
5
1,800,000,
000
Fasilitasi pembangunan pertanian
99
3 Belanja Langsung Urusan Pilihan
Meningkatkan produksi
perikanan
dalam menunjang ketersediaan pangan daerah
Meningkatnya produksi perikan
an
Produksi perikanan budida
ya (ton)
3.01 Kelautan dan Perikanan
1,288,000,00
0
1,400,000,000
2,400,000,000
2,900,000,000
7,988,000,000
Produk
si perikanan tangkap (ton)
3.01 .
20
Program
pengembangan budidaya perikanan
Produksi
perikanan budidaya
ton
25,617
20,500
21,000
1,060,000,000
21,500
1,100,000,000
22,000
2,100,000,000
22,500
2,550,000,000
22,500
DISTANKAN
Produksi benih ikan (ekor)
Produksi benih ikan
ekor
1,719,99
3,510
1,890,900,000
2,079,990,000
2,287,989,000
2,516,787,900
2,768,466,690
2,768,466,690
Meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil pertanian dan perikanan
Meningkatnya mutu dan nilai tambah produksi dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan
Jumlah kelompok yang menerapkan CBIB
10 Pengembangan bibit ikan unggul
Operasionalisasi UPTD Balai Benih Ikan
th 1
300,000,000
1
430,000,000
1
430,000,000
1
430,000,000
1
430,000,000
5
2,020,000,000
Operasionalisasi UPTD
Produksi benih ikan
ekor 7,100,
7,200,
7,200,
7,200,
7,200,000,
35,900,000
100
Balai Benih Ikan
000,000
000,000
000,000
000,000
000 ,000
Produksi calon induk unggul
ekor 12,000
16,000
20,000
24,000
72,000
11 Pembinaan dan pengembangan perikanan
Jumlah Rumah tangga miskin yang terfasilitasi
unit 20
20
20
20
20
100
Peningkatan pendapatan RTM
Rp/bulan
700,000
700,000
700,000
700,000
700,000
3,500,000
Pembinaan dan pengembangan perikanan
Peningkatan kemampuan teknis perikanan pada RTM
RTM
20
20
20
20
20
100
12 DAK Bidang Perikanan
DAK bidang perikanan
13 Pengembangan Kawasan Minapolitan
Pengembangan kawasan
minapolitan
Peningkatan kawasan minapadi
eksotis
ha 2 2 2 2 2 10
101
Pengenalan budidaya ikan di sekolah
sekolah
14 16 20 23 25 98
magang budidaya ikan nila bagi kelompok
klpk
10 10 10 10 10 50
Pelatihan CPIB dan CBIB untuk
kelompok
klpk
15 15 25 25 30 110
3.01 . 21
Program pengembangan perikanan tangkap
Produksi perikanan tangkap
ton 1201.8 1250
1250
48,000,000
1250
50,000,000
1250
50,000,000
1250 50,000,000
1250 198,000,000
DISTANKAN
14 Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap
Hibah perahu bagi kelompok nelayan
buah
10 10 10 10 10 50
Pendampingan pada
kelompok nelayan perikanan tangkap
Hibah rompi pelampung bagi
kelompok nelayan
buah
3.01 .
23
Program
Optimalisasi pengelolaan dan
Konsumsi ikan
kg/kap/th
20.04
21.30
0 21.
5
180,000,000
22
250,000,000
22
250,000,000
23
300,000,000
23
980,000,000
102
pemasaran produksi perikanan
15 Sarana dan prasarana hasil perikanan
Peningkatan kapasitas poklahsar melalui pelatihan pengolahan /pengemasa
n hasil perikanan
lokasi
8 8 180,000,000
8 250,000,000
8 250,000,000
8 300,000,000
40
980,000,000
Sarana dan prasarana hasil perikanan
Magang bagi kelompok pengolah
klpk
2 2 2 2 2 10
3.01 . 24
Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
Produksi perikanan tangkap
ton 1201.8 1250
1250
1250
1250
1250 1250 DISTANKAN
16 Restocking perairan umum
Jumlah benih ikan yang ditebar
ekor 240,000,000
300,000,000
300,000,000
300,000,000
1,140,000,000
Restocking perairan
umum
3.03 Pertanian
9,472,000
9,758,852,000
10,750,000,000
10,759,852,000
40,740,704,000
103
,000
3.03 . 15
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Produksi jambu air
ton 156 170 170 300,000,000
180 300,000,000
192 300,000,000
205 500,000,000
205 1,400,000,000
Peningkatan kemampuan
lembaga petani
17 Pelatihan petani dan pelaku
agribisnis
300,000,0
00
300,000,000
300,000,000
500,000,000
1,400,000,000
Penyuluhan dan bimbingan pemanfatan dan produktivitas lahan tidur
Peningkatan sistem insentif dan disinsent
if bagi petani/k
elompok
Pemberdayaan petani lahan
Pengembangan kawasan jambu air
ha 10 10 10 10 10 10 50
104
marginal
3.03 . 16
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Pelaksanaan event promosi
kali 12 4 6 1,000,000,000
4 530,000,000
6 1,000,000,000
4 530,000,000
4 3,060,000,000
DISTANKAN
18 Promosi atas hasil
produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah
pelaksanaan event promosi
kali 12 4 6 1,000,
000,000
4
530,000,00
0
6
1,000,000,
000
4 530,000,00
0
24
3,060,000,
000
pameran/promosi
3.03 . 17
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
300,000,000
300,000,000
600,000,000
1,000,000
1,201,000,000
Produksi
padi
ton 133423.
99
158
868.55
159
662.89
160
461.21
161
263.51
1620
69.83
1620
69.83
Produksi jagung
ton 52605.05
65,796.45
66,454.41
67,118.96
67,790.15
68,468.05
68,468.05
Produksi ton 1068.73
105
kopi 1,168.73
1,218.73
1,268.73
1,318.73
1,368.73
1,368.73
Produksi durian
ton 3975.3 4,382.44
4,601.56
4,831.64
5,073.22
5,326
.88
5,326
.88
Produksi cabai
ton 13441 14,183.62
14,892.80
15,637.44
16,419.31
12,240.27
12,240.27
Produksi
lada
ton 112.05 117
.5
119
.25
120
.5
121 121.5 121.5
Produksi kelapa dalam
ton 9354.79 9050.1
9070.3
9088.6
9107
9125.3
9125.3
Produksi kelapa deres
ton 9987.63 9987.6
3
9987.6
3
9987.6
3
9987.6
3
9987.63
9987.63
3.03 . 18
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
3,090,000,000
3,390,000,000
3,690,000,000
3,890,000,000
14,060,000,000
DISTANKAN
Produksi Kopi
ton 1,168.73
1,218.73
3,090,000,000
1,268.73
3,390,000,000
1,318.73
3,690,000,000
1,368.73
3,890,000,000
1,368.73
Produksi lada
ton 117.50
119.25
120.50
121.00
121.5
0
121.5
0
Produksi padi
ton 158,86
8.55
159,66
2.89
160,46
1.21
160,461.2
1
162,069.83
162,069.83
Produksi Jagung
ton 65,796
66,454
67,118
67,790
68,468.05
68,468.05
106
.45 .41 .96 .15
20 Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Banykanya kelompok tani yang mengikuti SL Perkebunan
klpk
5 200,000,000
5 330,000,000
15 750,000,000
15
750,000,000
15
750,000,000
55
Bintek lada dan kopi,
perluasa
n lada dan kopi
Fasilitiasi sarana perkebunan
ha 50 100 450 450 300
21 Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
Hibah alsintan
unit 20 700,000,000
25
800,000,000
30
1,200,000,000
35
1,000,000,000
40
1,400,000,000
150
unit 1 1 2 1 2 7
unit 5 200,000,0
00
6
300,000,0
00
7
350,000,000
8
400,000,000
9
450,000,000
35
22 Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan
Operasionalisasi UPTD Perkebunan
th 1 235,000,000
1
400,000,000
1
450,000,000
1
500,000,000
1
500,000,000
5
107
Pembangunan dan pemeliharaan kebun induk dan benih unggul perkebunan
ha 3 3
3
3
3
15
Fasilitasi
laboratorium APH
unit
1
1
1
1
4
23 Penyedia
an sarana produksi obat-obatan pertanian
stock
insektisida
liter 700
185,000,000
725
193,750,000
750
121,500,000
775
125,750,000
800
130,000,000
756,000,000
Buffer stock obat pertanian
stock fungisida
liter 400 425 450 475 500 2,250
24 Pengembangan komoditas unggulan Hortikultura Buah-Buahan
Pengembangan kawasan durian
ha 20 20 20 20 20 100
Pengembangan komoditas unggulan hortikult
ura durian
Pengembangan kawasan pisang
ha 10 10 10 10 10 50
108
25 Pengembangan komoditas unggulan Hortikultura Sayuran
Pengembangan kawasan bawang merah
ha 2 2 2 2 2 10
Pengemb
angan komoditas unggulan
hortikultura cabe rawit
26 Pengembangan komoditas unggulan Aneka Kacang dan Umbi
Peningkatan produksi tanaman talas, singkong, kacang tanah, kedelai, kacang hijau
ha 100 250,000,000
110
275,000,000
120
300,000,000
130
325,000,000
140
350,000,000
600
1,500,000,000
Pengemb
angan komoditas unggulan kacang dan umbi
27 Pengembangan komoditas unggulan
Tanaman Serealia
Peningkatan produksi tanaman padi
ha 30 500,000,000
40
640,000,000
50
780,000,000
60
920,000,000
70
1,060,000,000
250
3,900,000,000
109
Pengembangan komoditas unggulan serealia
Peningkatan produksi tanaman jagung
ha 40 50 60 70 80 300
28 Rintisan Komoditas
Unggulan
Pengembangan kawasan nangka
ha 20 20 20 20 20 100
Pengembang
an kawasan petai
ha 10 10 10 10 10
50
Pengembangan kawasan jengkol
ha 10 10 10 10 10 50
Meningkatkan mutu dan nilai tambah
hasil pertanian dan perikanan
Meningkatnya mutu dan nilai tambah produksi dan
pengolahan hasil pertanian dan perikanan
3.03 . 19
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
Cakupan bina kelompok tani
% 39.2 90 90 1,358,
852,00
0
90 1,358,852,000
90 1,358,852,000
54 1,358,852,000
54 5,435,408,000
DISTANKAN
29 Peningkatan kapasita
s tenaga penyuluh pertanian/perkebunan
Meningkatnya kapasitas SDM
Petugas Pertanian dan Perikanan
orang
152 152 152 152 152 760
110
Rapat koordinasi koordinator petugas pertanian, training penyuluh pertanian, temu teknis
Koordinasi petugas lapangan
kec 20 20 20 20 20 100
Diseminasi teknologi ke petugas pertanian
orang
300 300 300 300 300 1,500
30 Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan
Tersedianya programa penyuluhan pertanian di berbagai tingkatan sebagai bahan
penyusunan rencana penyuluhan
desa,
kec, kab
149 des
a, 20
Kec, 1
kab
149 des
a, 20
Kec, 1
kab
149 des
a, 20
Kec, 1
kab
149 des
a, 20
Kec, 1
kab
149 desa,
20 Kec,
1 kab
#VALUE!
111
Lomba kelompok tani dan petani komoditas perkebunan, program penyuluhan, penilaian
kelas
kelompok, penumbuhan posluhdes, pelatihan penyuluh swadaya, pelatihan kwt, ATC, pendampingan penyusunan RDKK, rembug KTNA, lomba usaha tani bagi PP swadaya, bantuan
p
Terfasilitasinya penilaian kelas kelompok tani
poktan
2479
2479
2479
2479
2479 12,395
112
Terfasilitasinya pembentukan dan penguatan kelembagaan pelaku utama
posluhdes
20 20 20 20 80
Meningkatn
ya Perilaku, Sikap dan Ketermpilan Penyuluh
Pertanian Swadaya
ora
ng
90 90 90 90 90
450
Meningkatnya Perilaku, Sikap dan Keterampilan KWT
orang
600 600 600 600 600 3,000
Meningkatnya Perilaku dan Sikap generasi muda peduli dan cinta pertanian
siswa
3000
3000
3000
3000
3000 15,000
Terfasilitasi
rembug kec dan kab bagi KTNA
Meningkatkan mutu dan nilai
tambah hasil pertanian
Meningkatnya mutu dan nilai tambah
produksi dan pengolahan hasil
Jumlah Ternak yang ber SKLB
3.03 . 20
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit
ternak
430,000,000
430,000,00
0
430,000,00
0
430,000,00
0
1,720,000,000
DISTANKAN
113
dan perikanan
pertanian dan perikanan
Jumlah unit usaha pangan
asal hewan yang berserti
fikat pra NKV (nomor kontrol veteriner)
Mempertahankan status bebas 4 penyakti
zooonis
kejadian
0 0 0 0 0 0 0
31 Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
mempertahankan bebas 4 penyakit zoonosis (anthrax, rabies, brucellosis, hog chollera),
penurunan kejadian avian influenza
114
(AI)
32 Peningkatan
keamanan produk pangan asal ternak
peningkatan keamanan produk pangan asal ternak
Meningkatkan populasi ternak guna menunjang ketersediaan panga
n daera
h
Meningkatnya popula
si ternak
Sapi (ekor)
3.03 . 21
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Populasi domba batur
ekor 8057 8500
8750
2,543,148,00
0
9000
3,000,000,000
9250
2,721,148,000
9500 3,100,000,000
11,364,296,000
DISTANKAN
Kambing domba - Sapi (ekor)
ekor 31194 31506
31695
31885
32076
32269
32269
Domba batur
- Kambing
domba
ekor 260780 261824
262348
262873
263398
263925
263925
-domba batur
ekor 8057 8500
8750
9000
9250
9500 9500
115
33 Pembibitan dan perawatan ternak
Terlaksananya pembibitan ternak
kambing dan domba, terlaksan
anya inseminasi buatan, terlaksananya pengembangan hijauan pakan ternak
34 Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK)
Terbangunya irigasi
km 2 3,000,000,00
0
3
3,500,000,00
0
3
4,000,000,000
4
4,500,000,000
4
5,000,000,000
20,000,000,000
Pembangunan
jalan usaha tani
Terbangunya jut
lokasi
20 25 30 35 40
116
3.03 . 23
Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
150,000,000
150,000,00
0
150,000,00
0
150,000,00
0
600,000,000
DISTANKAN
- Sapi (ekor)
ekor 31194 31506
31695
31885
32076
32269
- Kambing domba
ekor 260780 261824
262348
262873
263398
263925
-domba batur
ekor 8057 8500
8750
9000
9250
9500
Ternak yang ber SKLB
ekor 150 300 250 300 350
35 Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna
terlaksananua sekolah lapang peternakan terpadu,
terlaksananya uji bahan pakan/pakan
Jumlah unit usaha
pangan asal hewan yang bersertifikat pra NKV
unit 212 3 3 3 3 3
117
3.03 . 24
Program Pengembangan Budidaya Pertanian, Peternakan dan Perikanan
300,000,000
300,000,000
300,000,00
0
500,000,00
0
800,000,00
0
2,200,000,000
DISTANKAN
Penguatan ekonomi
masyarakat
Fasilitasi sarana produksi
perkebunan
ha 50 300,00
0,000
100
330,00
0,000
100
450,000,00
0
100
450,000,00
0
100
450,000,00
0
Fasilitasi pasca panen
KT 4 2
2
2
2
Pembinaan kelembagaan
asosiasi
4 2 2 2 2
Sarana penyuluhan perlindungan dan peningkatan kualitas
unit 1
Produksi kopi
ton 1068.73 1,168.73
1,218.73
1,268.73
1,318.73
1,368
.73
1,368
.73
Program Pelayana
n Administrasi Perkantoran
Survai kepuasan
masyarakat
poin 76.8 76.
80
1,0
90,000,00
0
77.
00
1,2
15,000,00
0
78.
40
1,380
,000,000
79.
58
1,555
,000,000
80.00
1,603
,000,000
80.00
1,790
,000,000
Penyediaan jasa peralatan dan perlengk
Tersedianya jasa listrik, air dan telepon
paket
3 3.0
0
220,000,000
3.0
0
250,000,000
3.0
0
300,000,00
0
3.0
0
350,000,00
0
3.00
400,000,000
3.00
450,000,000
118
apan kantor
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Tersedianya honor pengelola keuangan
kegiatan
43 43.00
80,000,00
0
43.00
90,000,00
0
43.00
100,000,00
0
43.00
120,000,00
0
43.00
13,000,000
43.00
150,000,000
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah peralatan dan perlengkapan yang terpenuhi
jenis
10 10.00
20,000,00
0
10.00
25,000,00
0
10.00
30,000,000
15.00
35,000,000
20.00
40,000,000
20.00
40,000,000
Penyediaan bahan logistik
kantor
jumlah bahan logistik
kantor yang terpenuhi
paket
1 1.0
0
500,00
0,000
1.0
0
550,00
0,000
1.0
0
600,000,00
0
1.0
0
650,000,00
0
1.00
700,000,00
0
1.00
700,000,00
0
Penyediaan jasa administrasi perkantoran (PTT)
Jumlah jasa administrasi perkantoran PTT dan THL yang terpenuhi
orang
20 20.00
270,000,000
20.00
300,000,000
20.00
350,000,00
0
20.00
400,000,00
0
20.00
450,000,000
20 450,000,000
Program
Peningkatan Sarana dan Prasaran
Survai
kepuasan masyarakat
poin 78.6
77.00
1,785,000,00
0
78.40
1,785,000,00
0
79.58
1,785,000,000
80.00
1,785,000,000
80.00
1,785,000,000
80
1,785,000,000
119
a Aparatur
Pembangunan gedung
kantor
unit gedung kantor yang dibangun
atau diperbaiki
unit 5 5.0
0
1,000,
000,00
0
5.0
0
1,000,
000,00
0
5.0
0
1,000,000,
000
5.0
0
1,000,000,
000
5.00
1,000,000,
000
5 1,000,000,
000
Pengada
an perlengkapan gedung kantor
jumlah
perlengkapan gedung kantor yang tersedia
unit 10
10.00
400,000,000
10.00
400,000,000
10.00
400,000,00
0
10.00
400,000,00
0
10.00
400,000,000
10
400,000,000
Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas
jumlah rumah dinas yang terpelihara
unit 9 9.0
0
45,000,00
0
9.0
0
45,000,00
0
9.0
0
45,000,000
9.0
0
45,000,000
9.00
45,000,000
9 45,000,000
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Jumlah gedung kantor yang terpelihara
unit 25 25.00
170,000,000
25.00
170,000,000
25.00
170,000,00
0
30.00
170,000,00
0
40.00
170,000,000
40 170,000,000
Pemeliharaan
rutin/berkala perlengkapan
gedung
Jumlah perlengkapa
n gedung kantor yang terpelihara
jenis
5 5.0
0
170
,000,000
5.0
0
170
,000,000
5.0
0
170,0
00,000
5.0
0
170,0
00,000
5.00
170,0
00,000
5 170,0
00,000
120
kantor
Program Peningkatan Kapasita
s Sumber Daya Aparatur
Survai kepuasan masyarakat
poin 76.8 76.80
50,000,00
0
77.00
50,000,00
0
78.40
50,000,000
79.58
50,000,000
80.00
50,000,000
80 50,000,000
Pendidikan dan pelatihan formal
Jumlah bintek yang diikuti
paket
5 5.0
0
50,000,00
0
5.0
0
50,000,00
0
5.0
0
50,000,000
5.0
0
50,000,000
5.00
50,000,000
5 50,000,000
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuanga
n
Survai kepuasan masyarakat
poin 76.8 76.80
30,000,00
0
77.00
35,000,00
0
78.40
40,000,000
79.58
45,000,000
80.00
50,000,000
80 50,000,000
121
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Terselenggara kordinasi penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan
kali 10 10.00
30,000,00
0
10.00
35,000,00
0
10.00
40,000,000
10.00
45,000,000
10.00
50,000,000
10 50,000,000
5,457,000,000
17,285,000,000
18,004,352,000
20,605,500,000
22,243,352,000
45,893,704,000
BAB 7
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Bagian penting dalam proses penyusunan Renstra Dinas Pertanian
dan Perikanan adalah ketersediaan indikator kinerja yang berguna untuk
mengukur capaian target kinerja pembangunan daerah. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif
maupun kualitatif. Keberadaan indikator sangat penting baik dalam evaluasi kinerja program-program pembangunan daerah. Indikator kinerja menjadi kunci dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja, yaitu sebagai
ukuran untuk menilai ketercapaian kinerja pembangunan daerah. Dalam perencanaan pembangunan daerah, indikator menjadi ukuran keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, serta program dan kegiatan
yang telah dirumuskan dalam dokumen perencanaan. Indikator kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh Dinas Pertanian dan Perikanan dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Banjarnegara. Target indikator kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini akan diukur dalam evaluasi kinerja pembangunan.
Pencapaian kinerja indikator yang termuat juga akan menjadi bahan dalam pelaporan kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan selama lima tahun, sehingga
perlu dipedomani oleh seluruh aparatur Dinas Pertanian dan Perikanan. Indikator kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD secara rinci dikemukakan pada Tabel 6.1 berikut
ini.
Tabel 6.1 Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD Tahun 2017-2022
No Indikator Kinerja Satuan
Kondisi
Awal Kinerja
Target Kinerja
2016 2018 2019 2020 2021 2022
1 Pertumbuhan sektor
pertanian % 2,85
2,5 ±
0,1
2,5 ±
0,1
2,7 ±
0,1
2,7 ±
0,1 3 ± 0,1
2 Nilai Tukar Petani
(umum) % 102,93
102 s.d.
103
102 s.d.
103
103 s.d.
104
103 s.d.
104
104 s.d.
105
BAB 8 PENUTUP
Masa berlaku Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017–2022 adalah selama lima tahun. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi
kekosongan dokumen perencanaan pada masa transisi, maka Renstra Tahun 2017–2022 dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan
Renja Dinas Pertanian dan Perikanan tahun 2023, dengan tetap berpedoman pada RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005 - 2025.
Beberapa kaidah pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Pertanian dan Perikanan tahun 2017-2022 yang perlu diatur sebagai berikut: 1. Sekretariat dan bidang-bidang pada Dinas Pertanian dan Perikanan agar
mendukung pencapaian target-target Renstra dan melaksanakan program dan kegiatan yang tercantum Renstra dengan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan seluruh aparatur di Sekretariat dan bidang-bidang pada Dinas Pertanian dan Perikanan dapat menjalin koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Renstra ini dapat tercapai. 3. Renstra akan dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian
dan Perikanan yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dalam kurun waktu tahun 2017 hingga tahun 2022. Untuk menjaga konsistensi dan keselarasan kebijakan, program dan kegiatan, maka
Penyusunan Renja wajib berpedoman pada Renstra. 4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan serta memastikan pencapaian target-
target Renstra, maka perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan, pelaksanaan dan hasil program dan kegiatan
Renstra secara berkala. 5. Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat nasional
dan atau daerah, maka dapat dilakukan perubahan Renstra Dinas
Pertanian dan Perikanan sesuai dengan kaidah dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
1
IV. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH DINAS DAERAH IV. S. DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA
KECIL MENENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra OPD) merupakan dokumen perencanaan. Perangkat daerah untuk periode 5 ( lima ) tahun yang berisi tujuan, sasaran , strategi, kebijakan ,
program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.
Rencana Strategis merupakan proses yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan
sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis segala usaha untuk melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan
sistematis.
Berdasarkan Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem
PerencanaanPembangunan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Setiap OPD akan
menjabarkannya dalam Rencana Strategis (Renstra) OPD, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya. Rencana Statejik ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yan ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan
dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.
. Beberapa fungsi Rencana strategis ini antara lain; sebagai alat
kontrol terhadap semua aktifitas baik yang sedang maupun yang akan datang, dapat mengukur outcome/hasil yang harus dicapai, sebagai sarana untuk meminimalkan resiko dan mengoptimalkan hasil,
menjadi media untuk berkoordinasi dengan pihak lain, mempermudah pencapaian target, strategi dan penggunaan sumber
daya.
2
Renstra Dinas Perindustrian Perdagangan , Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banjarnegara disusun melalui
penyelarasan dengan berbagai dokumen perencanaan yang ada, utamanya dengan RPJMD Kabupaten Banjarnegara yang
menempatkan Dinas Perindustrian , Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah sebagai penopang peningkatan pendapatan daerah khususnya kontribusi terhadap pertumbuhan PDRB sektor
perindustrian dan perdagangan.
Renstra juga disusun dengan memperhatikan Renstra
Kementerian Perindustrian, Renstra Kementerian Perdagangan, Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah
sehingga terwujud keterpaduan program yang saling memperkuat.
Secara umum Renstra OPD diharapkan dapat menjawab dua
hal mendasar, yaitu :
1) Arah pelayanan yang akan dikembangkan dan hendak dicapai
OPD dalam lima tahun kedepan; 2) Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan agar tujuan
yang telah ditetapkantercapai. Renstra Dinas Perindustrian , Perdagangan, Koperasi Usaha
Kecil dan Menengah Kabupaten Banjarnegara merupakan Dokumen
Perencanaan Jangka Menengah yang menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Tahunan (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) Dinas. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menaruh perhatian yang sangat besar dalam pemberdayaan dan pembangunan Perindustrian ,Perdagangan., Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Hal ini tertuang dalam kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam upaya mendorong ekonomi masyarakat dalam mencapai Visi Kabupaten Banjarnegara “ Banjarnegara Bermartabat
dan Sejahtera “
1.2. Landasan Hukum Landasan Hukum penyusunan Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan ,Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara
adalah :
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286); 2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;
3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
3
5) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725); 7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
8) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
9) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575); 10) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140); 11) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
13) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 14) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);
16) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 –
2019 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 5 )
4
17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2013 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dearah sebagaimana
telah doubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturab Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310 );
18) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah dan Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah, dan Rencana Kerja Pemerintah
19) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Permbangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah
Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 9);
20) Peraturan Dearah Propinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 ( Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 Nomor 6 ,Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 28 );
21) Peraturan Dearah Propinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013 -2018 ( Lembaran Daerah
Propinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5,Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 65 );
22) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005 – 2025 ( Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009
Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 114);
23) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 145); 24) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 215; 25) Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 32);
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Renstra adalah untuk memberikan
arah dan acuan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Perindustrian Perdagangan , Koperasi UKM dalam 5 (lima) tahun ke
depan dalam rangka pencapaian target dan sasaran yang hendak dicapai.
5
Tujuan penyusunan Rencana Strategi Dinas Perindustrian Perdagangan , Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-
2022 adalah sebagai berikut :
1) Memberikan Landasan Kebijakan Strategi 5 ( Lima ) Tahunan dalam menentukan program dan kegiatan tahunan yang terpadu, terarah dan terukur.
2) Menggambarkan tentang kondisi daerah saat ini dan mengarahkan untuk mendukung Visi dan Misi Bupati Banjarnegara
3) Menjadi tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja kegiatan 5 (lima) tahunan Dinas Perindustrian
Perdagangan , Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara 1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Renstra Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDAGKOP UKM
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Disperindagkop UKM 2.2 Sumber Daya Disperindagkop UKM
2.3 Kinerja Pelayanan Disperindagkop UKM 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Disperindagkop
UKM
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DISPERINDAGKOP UKM
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perindagkop UKM
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi Jawa Tengah 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Disperindagkop UKM
BAB V.STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1. Strategi dan Kebijakan Disperindagkop UKM
BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP
6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,
KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAGKOP UKM)
2.1. Tugas , Fungsi dan Sruktur Organisasi Disperindagkop UKM
2.1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Struktur organisasi Disperindagkop UKM Kabupaten Banjarnegara terilhat pada gambar berikut:
Gambar 2.1. Bagan Organisasi Dinas Perindustrian ,
2.1.2 Uraian Tugas
Tugas pokok Dinas Perindustrian, Perdagangan,Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara adalah menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UMKM .
Untuk melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud
di atas, Dinas PerindustrianPerdagangan Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan dibidang perindustrian, perdagangan, pengelolaan pasar, koperasi usaha kecil dan menengah;
2) Pelaksanaan koordinasi kebijakan dibidang perindustrian, perdagangan, pengelolaan pasar , koperasi usaha kecil dan menengah;
3) Pelaksanaan kebijakan dibidang perindustrian, perdagangan, pengelolaan pasar , koperasi usaha kecil dan
menengah;
7
4) Pembinaan dan fasilitasi dibidang perindustrian, perdagangan, pengelolaan pasar , koperasi usaha kecil dan
menengah; 5) Pemantauan , evaluasi dan pelaporan dibidang perindustrian,
perdagangan, pengelolaan pasar , koperasi usaha kecil dan
menengah ; 6) Pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas; 7) Pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD
8) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan , sesuai dengan tugas dan fungsinya
Kepala Dinas
a. Merumuskan dan menetapkan rencana dan program kegiatan dinas perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil dan
menengah berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait baik vertikal maupun horizontal guna terwujud
sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas. c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas. d. Merumuskan kebijakan teknis di bidang perindustrian,
perdagangan, pengelolaan pasar, koperasi, usaha kecil dan menengah serta kesekretariatan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta
pedoman pelaksanaan tugas. f. Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
penyelenggaraan kegiatan Dinas agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
g. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan internal
pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan
dapat berjalan lancar; h. Menyelenggarakan pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan
pengendalian kegiatan di bidang perindustrian, perdagangan,
pengelolaan pasar, koperasi, usaha kecil dan menengah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kinerja dinas mencapai target yang telah ditetapkan.
i. Menyelenggarakan kebijakan daerah di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah
j. Mengendalikan pelaksanaan tugas operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas dengan mengarahkan pelaksanaan pengelolaan kegiatan di Unit Pelaksana Teknis Dinas guna mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas. k. Mengendalikan pelaksanaan kesekretariatan dinas dengan
mengarahkan perumusan perencanaan dan pelaporan, pengelolaan keuangan, umum dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
8
l. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja m. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan
n. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban
o. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya
Sekretaris Dinas
a. Menyusun rencana dan program kegiatan sekretariat dinas perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menyusun konsep kebijakan teknis kesekretariatan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan internal pemerintah di lingkungan inspektorat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas
yang berkaitan dengan kesekretariatan guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
i. Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan konsep Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) serta perubahan anggaran sesuai ketentuan dan plafon
anggaran yang ditetapkan. j. Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan konsep Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana
Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Indikator Kinerja Utama (IKU), Perjanjian Kinerja (PK) dan dokumen perencanaan
lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. k. Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan konsep Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Bupati (LKPJ), Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Pengendalian Operasional Kegiatan (POK)
dan dokumen pelaporan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku,
l. Menyelenggarakan ketatausahaan dinas dengan menyelia
pengelolaan surat-menyurat, kearsipan dan dokumentasi m. Menyelenggarakan kerumahtanggaan dinas dengan
9
mengarahkan pengelolaan barang inventaris, barang pakai habis, pemeliharaan sarana dan prasarana, pengadaan
barang/jasa di lingkungan dinas. n. Menyelenggarakan pelayanan pengelolaan keuangan,
administrasi kepegawaian, kehumasan, hukum, kerjasama,
keorganisasian dan ketatalaksanaan. o. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja p. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan q. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban
r. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya
Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
a. Menyusun rencana dan program kegiatan sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menyusun konsep kebijakan teknis, petunjuk pelaksanaan dan naskah dinas lingkup sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis
serta pedoman pelaksanaan tugas. f. Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) sub
bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan dalam
melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal. g. Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyusunan konsep
Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) serta perubahan anggaran sesuai ketentuan dan plafon anggaran yang ditetapkan.
h. Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyusunan konsep Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Indikator
Kinerja Utama (IKU), Perjanjian Kinerja (PK) dan dokumen perencanaan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
i. Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyusunan konsep Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati (LKPJ), Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) dan dokumen pelaporan lainnya
sesuai ketentuan yang berlaku, j. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja k. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
10
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan l. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya
Kepala Sub Bagian Keuangan
a. Menyusun program kegiatan sub bagian keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan
tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas. b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menyusun konsep kebijakan teknis, petunjuk pelaksanaan dan
naskah dinas lingkup sub bagian keuangan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas.
f. Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) sub bagian keuangan dalam melaksanakan tugas agar diperoleh
hasil kerja yang optimal. g. Menyiapkan bahan administrasi keuangan dalam rangka
pencairan anggaran, pengelolaan, pembukuan dan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan. h. Menyiapkan bahanusulan pencairan anggaran baik di lingkup
sekretariat, bidang dan Unit pelaksana Teknis sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku. i. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja
j. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan k. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
a. Menyusun rencana kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas.
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya. d. Menyusun konsep kebijakan teknis, petunjuk pelaksanaan dan
naskah dinas lingkup sub bagian umum dan kepegawaian sebagai dasar pelaksanaan tugas
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis
11
serta pedoman pelaksanaan tugas. f. Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) sub
bagian umum dan kepegawaiandalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
g. Melaksanakanketatausahaan dinas dengan mengelola surat-
menyurat, kearsipan dan dokumentasi h. melaksanakan kerumahtanggaan dinas dengan mengelola
barang inventaris, barang pakai habis, pemeliharaan sarana
dan prasarana, pengadaan barang/jasa di lingkungan badan. i. Melaksanakan layanan administrasi kepegawaian, kehumasan,
hukum, kerjasama, keorganisasian dan ketatalaksanaan j. Menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji
berkala, pemberhentian/pensiun, karis/karsu, taspen,
pengiriman peserta diklat, ujian dinas, ujian penyesuaian ijazah, tugas belajar/izin belajar dan administrasi kepegawaian lainnya.
k. Menyiapkan sarana, akomodasi dan protokoler dalam kegiatan rapat dinas maupun penerimaan kunjungan tamu dinas
l. Melaksanakan koordinasi kegiatan pengamanan kantor, kebersihan dan pertamanan agar tercipta lingkungan kantor yang tertib, aman, bersih dan nyaman.
m. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja n. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
o. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;
p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Perindustrian
a. Menyusun rencana dan program kegiatanbidang perindustrian berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas; b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. Menyusun konsep kebijakan teknisbidang agro industri dan
aneka industri sebagai dasar pelaksanaan kegiatan; e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) bidang perindustrian dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar; h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas
12
yang berkaitan dengan bidang perindustrian guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i. Menyusun konsep penetapan rencana pembangunan industri kabupaten, penerbitan rekomendasi izin usaha industri (IUI) kecil,izin usaha industri (IUI) menengah, izin perluasan usaha
industri (IPUI) bagi industri kecil dan menengah, izin usaha kawasan industri (IUKI) dan izin perluasan kawasan industri (IPKI) yang lokasinya di Daerah serta penyampaian laporan
informasi industri untuk izin usaha industri (IUI) kecil dan izin perluasannya, izin usaha industri (IUI) menengah dan izin
perluasannya dan izin usaha kawasan industri (IUKI) dan izin perluasan kawasan industri (IPKI) yang lokasinya di Daerah pada sektor agro industri;
j. Mengarahkan pelaksanaan peningkatan dan pengembangan usaha agro industri;
k. Mengarahkan pelaksanaan peningkatan dan pengembangan
usaha aneka industri; l. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
m. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; n. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban; o. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Seksi Agro Industri
a. Menyusun rencana dan program kegiatan seksi agro industri berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil
evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas; d. Menyusun konsep kebijakan teknis seksi agro industri sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) seksi agro industri dalam melaksanakan tugas
agar diperoleh hasil kerja yang optimal; g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitan dengan seksi agro industri guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penetapan rencana pembangunan industri kabupaten padasektor agro industri;
13
j. Menyiapkan bahan penyusunan konseppenerbitan rekomendasi izin usaha industri (IUI) kecil,izin usaha industri
(IUI) menengah padasektor agro industri; k. Menyiapkan bahan penyusunan konseppenerbitan
rekomendasi izin perluasan usaha industri (IPUI) bagi industri
kecil dan menengah, izin usaha kawasan industri (IUKI) dan izin perluasan kawasan industri (IPKI) yang lokasinya di Daerah padasektor agro industri;
l. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penyampaian laporan informasi industri untuk izin usaha industri (IUI) kecil dan izin
perluasannya, izin usaha industri (IUI) menengah dan izin perluasannya dan izin usaha kawasan industri (IUKI) dan izin perluasan kawasan industri (IPKI) yang lokasinya di Daerah
padasektor agro industri; m. Melaksanakanpeningkatan dan pengembangan usaha agro
industri;
n. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja; o. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
p. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;
q. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Seksi Aneka Industri
a. Menyusun rencana dan program kegiatan seksi aneka industri berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas; b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. Menyusun konsep kebijakan teknis seksi aneka industri sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) seksi aneka industri dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar; h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas
yang berkaitan dengan seksi aneka industri guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penetapan rencana
pembangunan industri kabupaten padasektor aneka industri; j. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan
14
rekomendasi izin usaha industri (IUI) kecil,izin usaha industri (IUI) menengah padasektor anekaindustri;
k. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan rekomendasi izin perluasan usaha industri (IPUI) bagi industri kecil dan menengah, izin usaha kawasan industri (IUKI) dan
izin perluasan kawasan industri (IPKI) yang lokasinya di Daerah padasektor anekaindustri;
l. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penyampaian laporan
informasi industri untuk izin usaha industri (IUI) kecil dan izin perluasannya, izin usaha industri (IUI) menengah dan izin
perluasannya dan izin usaha kawasan industri (IUKI) dan izin perluasan kawasan industri (IPKI) yang lokasinya di Daerah padasektor anekaindustri;
m. Melaksanakanpeningkatan dan pengembangan usaha aneka industri;
n. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
o. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
p. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban; q. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Perdagangan
a. Menyusun rencana dan program kegiatan bidang perdagangan
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan
tugas; c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas; d. Menyusun konsep kebijakan teknis bidang bina usaha dan
promosi serta sarana perdagangan dan kemetrologian sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) bidang perdagangan dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar; h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas
yang berkaitan dengan bidang perdagangan guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i. Menyusun konsep penerbitan rekomendasi izin pengelolaan
pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan izin usaha toko swalayan, tanda daftar gudang dan surat keterangan penyimpanan
15
barang (SKPB), surat tanda pendaftaran waralaba (STPW) untuk penerimaan waralaba dari waralaba dalam negeri,
penerimaan waralaba lanjutan dari waralaba dalam negeri dan penerimaan waralaba lanjutan dari waralaba luar negeri, surat izin usaha perdagangan minuman beralkohol golongan B dan C
untuk pengecer dan penjual langsung minum ditempat, surat keterangan asal (bagi Daerah yang telah ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal), rekomendasi
penerbitan pedagang kayu antar pulau terdaftar (PKAPT) dan pelaporan rekapitulasi perdagangan kayu antar pulau;
j. Mengarahkan pelaksanaan pemeriksaan fasilitas penyimpanan bahan berbahaya dan pengawasan distribusi, pengawasan dan pelabelan bahan berbahaya di tingkat Daerah;
k. Mengarahkan pelaksanaan penyelenggaraan promosi dagang melalui pameran dagang nasional, pameran dagang lokal dan misi dagang bagi produk ekspor unggulan yang ada di Daerah,
penyelenggaraan kampanye pencitraan produk ekspor skala provinsi (lintas Daerah);
l. Mengarahkan pelaksanaan pemantauan harga dan stok barang kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat pasar Daerah, menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang
pentingdi tingkat Daerah, melakukan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga pangan pokok yang dampaknya dalam
Daerah, pengawasan pupuk dan pestisida tingkat Daerah dalam melakukan pelaksanaan pengadaan, penyaluran, dan penggunaan pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya dan
pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang dan pengawasan;
m. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
n. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
o. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban; p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Seksi Bina Usaha dan Promosi
a. Menyusun rencana dan program kegiatan seksi bina usaha dan
promosi berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan
tugas; c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas; d. Menyusun konsep kebijakan teknis seksi bina usaha dan
promosi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan; e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis
serta pedoman pelaksanaan tugas; f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
16
Prosedur (SOP) seksi bina usaha dan promosi dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar; h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas
yang berkaitan dengan seksi bina usaha dan promosi guna
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; i. Menyiapkan bahan penyusun konsep penerbitan rekomendasi
izin pengelolaan pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan izin usaha toko swalayan;
j. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan
rekomendasi izin tanda daftar gudang dan surat keterangan penyimpanan barang (SKPB);
k. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan surat
tanda pendaftaran waralaba (STPW) untuk penerimaan waralaba dari waralaba dalam negeri, penerimaan waralaba
lanjutan dari waralaba dalam negeri dan penerimaan waralaba lanjutan dari waralaba luar negeri;
l. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan surat izin
usaha perdagangan minuman beralkohol golongan B dan C untuk pengecer dan penjual langsung minum ditempat;
m. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan surat keterangan asal (bagi Daerah yang telah ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal) serta rekomendasi
penerbitan pedagang kayu antar pulau terdaftar (PKAPT) dan pelaporan rekapitulasi perdagangan kayu antar pulau;
n. Melaksanakanpemeriksaan fasilitas penyimpanan bahan
berbahaya dan pengawasan distribusi, pengawasan dan pelabelan bahan berbahaya di tingkat Daerah;
o. Melaksanakanpenyelenggaraan promosi dagang melalui pameran dagang nasional, pameran dagang lokal dan misi dagang bagi produk ekspor unggulan yang ada di Daerah;
p. Melaksanakanpenyelenggaraan kampanye pencitraan produk ekspor skala provinsi (lintas Daerah);
q. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
r. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
s. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban; t. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Seksi Sarana Perdagangan dan Kemetrologian
a. Menyusun rencana dan program kegiatan seksi sarana
perdagangan dan kemetrologian berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan
tugas; c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
17
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. Menyusun konsep kebijakan teknis seksi sarana perdagangan dan kemetrologian sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) seksi sarana perdagangan dan kemetrologian dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang
optimal; g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas
yang berkaitan dengan seksi sarana perdagangan dan kemetrologian guna mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas; i. Melaksanakanpemantauan harga dan stok barang kebutuhan
pokok dan barang penting di tingkat pasar Daerah dan
menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat Daerah;
j. Melaksanakan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga pangan pokok yang dampaknya dalam Daerah;
k. Melaksanakan pengawasan pupuk dan pestisida tingkat
Daerah dalam melakukan pelaksanaan pengadaan, penyaluran, dan penggunaan pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya;
l. Melaksanakan metrologi legal berupa tera, tera ulang dan
pengawasan; m. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
n. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; o. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban; p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Pengelolaan Pasar
a. Menyusun rencana dan program kegiatan bidang pengelolaan pasar berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil
evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas; d. Menyusun konsep kebijakan teknis bidang pengelolaan pasar
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis
18
serta pedoman pelaksanaan tugas; f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) bidang pengelolaan pasar dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitan dengan bidang pengelolaan pasar guna
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; i. Mengarahkan pelaksanaanpengelolaaan pendapatan pasar; j. Mengarahkan pelaksanaan pemungutan retribusi;
k. Menyusun konsep penerbitan hak pakai kios, los, pemakaian tanah dan sarana pendukung lainnya;
l. Mengarahkan pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan
sarana dan prasarana pasar, pembinaan terhadap pengelola sarana distribusi perdagangan masyarakat di wilayah
kerjanya, pembinaan, pengawasan dan penataan pedagang tetap dan tidak tetap di lingkungan pasar serta pelayanan kebersihan, keamanan dan kenyamanan di lingkungan
pasar; m. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
n. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; o. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;
p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Seksi Pendapatan Pasar
a. Menyusun rencana dan program kegiatan seksi pendapatan pasar berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil
evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. Menyusun konsep kebijakan teknis seksi pendapatan pasar sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) seksi pendapatan pasar dalam melaksanakan tugas
agar diperoleh hasil kerja yang optimal; g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
19
h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitan dengan seksi pendapatan pasar guna
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; i. Melaksanakanpengelolaaan pendapatan pasar; j. Melaksanakan pemungutan retribusi;
k. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan hak pakai kios, los, pemakaian tanah dan sarana pendukung lainnya;
l. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja; m. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
n. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;
o. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Seksi Sarana, Prasarana dan Kebersihan, Keamanan dan
Kenyamanan
a. Menyusun rencana dan program kegiatan seksi sarana, prasarana dan kebersihan, keamanan dan kenyamanan
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas; b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan
tugas; c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas; d. Menyusun konsep kebijakan teknis seksi sarana, prasarana
dan kebersihan, keamanan dan kenyamanan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) seksi sarana, prasarana dan kebersihan,
keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar; h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas
yang berkaitan dengan seksi sarana, prasarana dan
kebersihan, keamanan dan kenyamanan guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i. Melaksanakanpembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana pasar;
j. Melaksanakanpembinaan terhadap pengelola sarana
distribusi perdagangan masyarakat di wilayah kerjanya; k. Melaksanakanpembinaan, pengawasan dan penataan
20
pedagang tetap dan tidak tetap di lingkungan pasar ; l. Melaksanakanpelayanan kebersihan, keamanan dan
kenyamanan di lingkungan pasar; m. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja; n. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
o. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;
p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
a. Menyusun rencana dan program kegiatan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya
sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. Menyusun konsep kebijakan teknis bidang koperasi, usaha kecil dan menengah sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) bidang koperasi, usaha kecil dan menengah dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang
optimal; g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitan dengan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i. Menyusun konsep penerbitan rekomendasi izin usaha simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam Daerah;
memfasilitasi pendirian koperasi, merger, pemisahan, peleburan dan pembubaran koperasi;
j. Menyusun konsep penerbitan rekomendasi izin pembukaan kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas koperasi simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan
dalam Daerah; k. Mengarahkan pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan
koperasi yang wilayah keanggotaan dalam Daerah serta pemeriksaan dan pengawasan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam koperasiyang wilayah keanggotaan dalam
Daerah; l. Mengarahkan pelaksanaanperlindungan koperasi yang
21
keanggotaannya dalam Daerah,penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam koperasi yang wilayah
keanggotaan dalam Daerah, pendidikan dan latihan perkoperasian bagi koperasi yang wilayah keanggotaan dalam Daerah serta perlindungan koperasi yang keanggotaannya
dalam Daerah; m. Mengarahkan pelaksanaan pemberdayaan usaha mikro yang
dilakukan melalui pendataan, kemitraan, kemudahan
perijinan, penguatan kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan dan pengembangan usaha mikro
dengan orientasi peningkatan skala usaha menjadi usaha kecil; n. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan
prestasi kerja; o. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
p. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;
q. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya;
Kepala Seksi Koperasi
a. Menyusun rencana dan program kegiatan seksi koperasi berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil
evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja
dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. Menyusun konsep kebijakan teknis seksi koperasi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) seksi koperasi dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar; h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas
yang berkaitan dengan seksi koperasi guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i. Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan
rekomendasi izin usaha simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam Daerah;
Menyiapkan bahan penyusunan konsep pemberian rekomendasi pendirian koperasi, merger, pemisahan, peleburan dan pembubaran koperasi;
j. Melaksanakan pembukaan kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas koperasi simpan pinjam untuk koperasi dengan
22
wilayah keanggotaan dalam Daerah; k. Melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan koperasi yang
wilayah keanggotaan dalam Daerah serta pemeriksaan dan pengawasan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam koperasiyang wilayah keanggotaan dalam Daerah;
l. Melaksanakan perlindungan koperasi yang keanggotaannya dalam Daerah;
m. Melaksanakan penilaian kesehatan koperasi simpan
pinjam/unit simpan pinjam koperasi yang wilayah keanggotaan dalam Daerah;
n. Melaksanakan pendidikan dan latihan perkoperasian bagi koperasi yang wilayah keanggotaan dalam Daerah;
o. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
p. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; q. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban; r. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Seksi Usaha Menengah, Kecil dan Mikro
a. Menyusun rencana dan program kegiatan seksi
Usahamenengah, kecil dan mikroberdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas guna terwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c. Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna
kelancaran pelaksanaan tugas; d. Menyusun konsep kebijakan teknis seksi Usahamenengah,
kecil dan mikro sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis
serta pedoman pelaksanaan tugas; f. Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) seksi Usahamenengah, kecil dan mikro dalam
melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal; g. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h. Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitan dengan seksi Usahamenengah, kecil dan mikro guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i. Melaksanakanpemberdayaan usaha mikro yang dilakukan melalui pendataan, kemitraan, kemudahan perijinan,
penguatan kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan;
j. Melaksanakanpengembangan usaha mikro dengan orientasi
peningkatan skala usaha menjadi usaha kecil; k. Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan
23
mengevaluasi hasil kerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
l. Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
m. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban; n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah 2.2.1. Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan
Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara terdiri dari :
Tabel 2.1
Komposisi Personil Disperindagkop UKM Kabupaten Banjarnegara
No Tingkat
Pendidikan
Kategori Jumlah
PNS Non PNS
1. SD Sederajat 10 6 16
1. SMP Sederajat 16 3 19
2. SMA Sederajat 59 13 72
3. D3 7 1 8
4. S1 20 - 20
5. S2 4 - 4
6. S3 - - -
Jumlah 116 23 139
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan di Dinas Perindagkop UKM Tahun 2016
No Golongan Jumlah
1. Golongan I 16
2. Golongan II 57
3. Golongan III 36
4. Golongan IV 7
2.2.2. Sumber Daya Asset/ Modal
Untuk mendukung tugas pokok dan fungsi tersebut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi UKM Kabupaten
Banjarnegara memiliki sarana dan prasarana terdiri dari :
24
Sarana dan Prasarana Disperindagkop UKM
Tabel 2.3
Jumlah Asset di Dinas Perindagkop UKM Tahun 2016
No Uraian Jumlah Harga
1. Tanah 2 4
persil
72.731.996.000
2. Alat Berat ( Dump Truk ) 2 unit 461.600.000
3. Alat Angkutan
Station Wagon 5 unit Sepeda motor 23 unit
Gerobag sampah 41 unit
69 unit 890.061.048
4 Alat bengkel dan Ukur
Timbangan 3 unit Generator 1 unit
4 unit 30.350.000
5 Alat Kantor dan Rumah Tangga
487 unit 1.368.667.301
6 Alat Studio dan Komunikasi 23 unit 127.225.589
7 Alat Laboratorium
Higrometer 1 Thermometer 1
2 unit 1.400.000
8. Alat – alat persenjataan / keamanan
1 7.400.000
9. Gedung Gedung Kantor 1 Garasi 2
Gedung pasar 113 Monumen 1
117
121.160.518.116
10. Bangunan / Irigasi Saluran / drainase
7 369,731.000
11. Instalasi
Listrik PDAM
4 135.355.100
Jumlah 197.284.304.154,-
2.3. Kinerja Pelayanan Disperindagkop UKM Kinerja Pelayanan Dinas Perindustrian ,Perdagangan, Koperasi
UKM sesuai dengan Tugas dan Fungsi adalah membantu Kepala Daerah khususnya dalam pelayanan pada masyarakat bidang
Pengembangan Perindustrian ,Perdagangan, Koperasi UKM dalam pelayanan kepada masyarakat khususnya para pelaku usaha yang ada di Kabupaten Banjarnegara . Penyelenggaraan Pelayanan yang
dilaksanakan kepada masyarakat pada dasarnya untuk memberikan kepuasan dan kepastian atas pelayanan yang diberikan. Dinas
Perindustrian ,Perdagangan, Koperasi UKM melakukan upaya dan
25
langkah-langkah serta mensikapi respon dan harapan masyarakat, diantaranya melalui :
Pelayanan Bagian Sekretariat : 1) Penyusunan Rencana Kerja SKPD
2) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 3) Penyusunan Laporan Kinerja Pertanggungjawaban (LKPJ) 4) Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan seterusnya.
5) Penyusunan Buku Inventaris Aset SKPD. 6) Penyusunan Laporan Keuangan
Pelayanan Bidang Industri : 1) Pemberian rekomendasi izin usaha industri kecil dan menengah,
izin perluasan usaha Industri (IUI); 2) Pembinaan dan fasilitasi peningkatan SDM bagi Industri Kecil; 3) Pelayanan data Industri Kecil Menengah.
Pelayanan Bidang Perdagangan :
1) Penyusunan Rekomendasi Izin Pengelolaan pasar rakyat.
2) Rekomendasi pusat perbelanjaan dan izin usaha toko swalayan
3) Penerbitan tanda daftar gudang dan surat keterangan
penyimpanan barang (SKPB)
4) Penerbitan surat tanda pendaftaran waralaba ( SPTW )
5) Penerbitan surat izin usaha perdagangan minuman beralkohol golongan B dan C untuk pengecer dan penjual langsung minum ditempat.
6) Rekomendasi penerbitan pedagang kayu antar pulau terdaftar ( PKAPT ) dan pelaporan rekapitulasi perdagangan kayu antar pulau.
7) Pelaksanaan pemeriksaan fasilitas penyimpanan bahan berbahaya dan pengawasan distribusi, pengawasan dan pelabelan bahan
berbahaya di tingkat daerah.
8) Pelaksanaan pemantauan harga dan stok barang kebutuhan
pokok dan barang penting di tingkat pasar daerah.
9) Pelaksanaan operasi pasar dalam rangka stabilitasi harga pangan pokok yang dampaknya dalam daerah.
10) Pelaksanaan pengawasan pupuk dan pestisida tingkat daerah dalam melakukan pelaksanaan pengadaan, penyaluran dan
penggunaan pupuk bersubsidi.
11) Pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang dan pengawasan.
12) Pelaksanaan pemberian surat rekomendasi pembelian BBM bersubsidi kepada pelaku usaha mikro untuk sektor industri dan
perdagangan
26
Pelayanan Bidang Pengelolaan Pasar :
1) Penyusunan rencana kebijakan pengelolaan pendapatan pasar
2) Pemungutan retribusi pasar;
3) Penerbitan hak pakai los/kios, pemakaian tanah dan sarana pendukunglainya;
4) Penyusunan rencana pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana pasar
5) Penyusunan pembinaan terhadap pengelola sarana distribusi
perdagangan
6) Pembinaan dan penataan pedagang tetap dan tidak tetap
7) Penyusunan pelayanan kebersihan, keamanan dan kenyamanan di lingkungan pasar
8) Penyusunan rencana pembangunan dan pengelolaan sarana dan
prasarana pasar
Pelayanan Bidang Koperasi dan UKM :
1) Sosialisasi pendirian, perubahan anggaran dasar, pembubaran dan penggabungan koperasi
2) Pemberian Ijin usaha simpan pinjam yang wilayah keanggotaannya dalam satu Kabupaten
3) Pemberian persetujuan pembukaan kantor cabang , cabang
pembantu, kantor kas
4) Pelayanan data UMKM
5) Fasilitasi dan pembinaan UMKM
27
Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 – 2016
NO Indikator Kinerja Satuan
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun
2012 - 2016
Realisasi Capaian Tahun ke Rasio Capaian pada Tahun ke
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1. Kontrubusi sektor industri
terhadap PDRB
% 12.74 12.76 12.77 12.78 12.79 12.49 12.30 12.29 12.78 NA 98.03 96.36 96.24 100 NA
2. Kontribusi industri rumah
tangga terhadap PDRB
sektor industri
% 3.41 2.64 2.89 3,16 3.46 NA NA NA NA NA - - - - -
3. Pertumbuhan Industri Unit 19.551 19.829 20.107 20.385 20.663 21.085 21.965 21.996 22.108 22.367 107,8 110,7 109.4 108.4 108.24
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
4. Cakupan Bina Kelompok
Pedagang
Klpk 8.442 9.445 10.673 12.167 13.870 8.446 9.460 10.688 13.555 13.870 100,04 100,15 100,14 111,4 100
5. Jumlah Usaha Mikro Kecil
Menengah
Unit 23.562 23.798 24.036 24.276 24.519 23.621 23.874 24.098 26.667 26.892 100,25 100,31 100,25 109,8 109,6
6. Kontribusi sektor
perdagangan terhadap PDRB
% 13.56 13.62 13.71 13.76 13.82 12.72 12.66 12,8 13,45 „NA 93.8 92,9 93,36 97.74 NA
7. Eksport Bersih Perdagangan Rp.000
.000
25.518 26.284 27.073 27.885 28.722 50.783 60.638 60.401 65.267 62.577 199 230,7 223.10 234.05 217.8
8. Cakupan Bina Kelompok
Pedagang
klpk 9.620 10.101 10.660 11.193 11.753 10.342 11.400 11.660 11.860 14.025 107.5 112.8 106.9 105.9 119.33
28
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara
No
Program Anggaran pada Tahun Ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke
Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun Ke
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
815,100,000 825,199,000 865,880,000
1,080,567,000
1,253,127,000
596,000,228 768,052,936 813,093,593 972,028,311 1,088,948,032 73 93 94 90 87
2
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
1,675,348,000
445,056,000 271,000,000 317,947,000 906,263,000
1,600,634,500
440,229,100 266,164,100 311,422,500 868,008,532 96 99 98 98 96
3
Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
25,000,000 50,000,000 25,000,000 75,000,000
24,675,000 46,432,000 24,913,900 27,298,500
99 93 100 36
4
Peningkatan
pengembanga
n sistem
pelaporan
capaian
kinerja dan
keuangan
25,000,000 30,000,000 110,000,000 40,000,000
19,827,800 25,840,400 90,270,600 34,333,389
79 86 82 86
5
Penciptaan
iklim usaha
usaha kecil
menenengah
yang
kondusif
255,000,000 595,000,000 425,000,000 856,000,000 695,000,000 221,259,100 537,164,750 379,706,010 819,138,835 626,397,531 87 90 89 96 90
6
Pengembangan
kewirausahaan
dan keunggulan
kompetitif usaha
kecil menengah
157,852,000 322,500,000 481,600,000 340,000,000 500,000,000 143,918,500 287,569,000 416,188,971 294,261,954 435,925,200 91 89 86 87 87
29
7
Pengembanga
n sistem
pendukung
usaha bagi
usaha mikro
kecil
menengah
266,300,000 342,200,000 450,000,000 550,758,000 669,637,000 210,904,500 281,867,070 394,145,704 469,106,015 613,195,448 79 82 88 85 92
8
Peningkatan
kualitas
kelembagaan
koperasi
111,500,000 110,000,000 490,000,000 230,000,000 420,000,000 102,900,000 94,360,000 410,013,000 212,541,000 334,428,915 92 86 84 92 80
9
Peningkatan
dan
pengembanga
n pengelolaan
keuangan
daerah
200,000,000 200,000,000 200,000,000 140,000,000 230,000,000 180,265,284 177,602,705 166,385,601 99,802,075 173,138,079 90 89 83 71 75
10
Peningkatan
kapasitas
iptek sistem
produksi
70,000,000 410,000,000 200,000,000 25,553,000 70,000,000 68,815,000 317,824,750 192,537,500 5,278,000 60,903,700 98 78 96 21 87
11
Pengembanga
n industri
kecil dan
menengah
115,000,000 250,000,000 250,000,000 150,000,000 90,000,000 113,217,500 224,283,040 231,088,500 141,062,250 69,407,752 98 90 92 94 77
12
Peningkatan
Pembinaan
kemampuan
teknologi
industri
170,000,000 160,000,000 510,000,000 280,000,000 340,000,000 166,198,000 153,199,500 439,242,715 39,425,890 267,185,017 98 96 86 14 79
13
Penataan
Struktur
industri
40,000,000 38,172,500 95
14
Peningkatan
efisiensi
perdagangan
980,000,000
1,902,626,000
2,045,000,000
13,604,000,000
14,761,649,000
931,746,336 1,835,794,474
1,933,363,340
2,900,920,428
14,047,918,275
95 96 95 21 95
30
dalam negeri
15
Perlindungan
konsumen
dan
pengamanan
perdagangan
120,000,000 74,789,000 109,784,000 105,000,000 110,000,000 114,974,500 63,039,760 103,232,090 104,940,837 97,241,050 96 84 94 100 88
16
Peningkatan
dan
pengembanga
n eksport
20,000,000 15,000,000 17,565,000 14,600,000 88 97
Jumlah
4,996,100,000
5,687,370,000
6,393,264,000
17,814,825,000 20,160,676,000 4,506,570,948
5,225,489,885
5,832,033,524 6,485,112,595
18,744,329, 420
31
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah Rencana program dan kegiatan yang disusun dilakukan
melalui indentifikasi faktor internal dan faktor eksternal. Selanjutnya berdasarkan analisis SWOT dirumuskan beberapa
strategi untuk mencapai target-target yang telah dicanangkan sebelumnya.
Rencana Strategis adalah rencana langkah demi langkah yang setelah lengkap pada akhirnya akan membawa institusi mencapai tujuan akhir sesuai dengan tujuan yang tersirat dalam pernyataan
Visi dan Misi. Sehingga untuk mencapai tujuan akhir tersebut Dinas Perindustrian ,Perdagangan, Koperasi UKM Kabupaten
Banjarnegara harus menganalisis empat faktor yaitu kekuatan (Strengths), peluang (Opportunities), kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) yang dihadapi melalui sektor industri, dan
perdagangan. Untuk mengAnalisis keempat faktor tersebut dibutuhkan Analisis SWOT. Analisis SWOT adalah indikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis SWOT dibutuhkan untuk menentukan
strategi maupun kebijakan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian ,Perdagangan, Koperasi UKM Kabupaten
Banjarnegara untuk lima tahun kedepan. Dan hal tersebut harus disesuaikan dengan kondisi sektor industri, ,perdagangan , Koperasi dan UKM Kabupaten Banjarnegara .
2.4.1 Tantangan
Tantangan merupakan situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi ( eksternal dan dapat
mengancam Eksistensi organisasi masa depan.
Tantangan Bidang Perindustrian meliputi :
1. Keterbatasan SDM pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Banjarnegara, sehingga diperlukan pola pembinaan
berjenjang, bertahap dan berkelanjutan; 2. Banyaknya permintaan kebutuhan produksi meliputi peralatan
dan bahan baku dari Industri Kecil dan Menengah; 3. Keterbatasan narasumber yang dapat memacu iklim
pertumbuhan ekonomi terutama bagi Industri Kecil Menengah;
4. Kurangnya minat masyarakat terhadap produk IKM sehingga membuat perputaran modal lambat dan kesempatan IKM
memperbaiki produk sedikit; 5. Sulitnya hasil produk IKM untuk dipasarkan melalui pameran
atau melalui penjualan dengan system kemitraan, sehingga
diperlukan inovasi untuk memasarkan produk dengan memanfaatkan teknologi informatika;
6. Terbatasnya Akses IKM untuk mencari bahan penunjang
produksi dan mencari informasi terkait pengembangan produk sehingga diperlukan pemahaman pemanfaatan teknologi dan
perbaikan akses transportasi;
32
Tantangan Bidang Perdagangan meliputi :
1. Pelaku usaha kurang memahami regulasi tentang import dan eksport yang benar sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. 2. Persaingan pemasaran produk di era pasar bebas 3. Pemanfaatan Gudang SRG yang belum optimal karena faktor
manajemen dan masih banyak petani yang belum mau menyimpan padi/memanfaatkan gudang tersebut.
4. Kurangnya koordinasi antara provinsi dan daerah.
Tantangan Bidang Pengeloloaan Pasar
1. Sebagian besar kondisi bangunan pasar kurang representative
dimana setiap tahunnya terjadi penurunan kualitas bangunan serta kurang tertatanya pasar berakibat pada kekurangnyamanan aktivitas pasar;
2. Belum memadainya pengelola pasar dalam pengurusan pasar serta belum tersedianya perangkat komputer/jaringan WiFi di
masing-masing pasar sehingga berakibat kurang maksimalnya pelayanan pasar.
3. Prilaku pedagang pasar yang masih kurang memahami
peraturan/regulasi dan K3 (Keselamatan, Kesehatan dan Kenyamanan), yang berakibat pada minimnya kedisiplinan para
pedagang dalam menata pasar sehingga menjadikan pasar kelihatan kurang tertib, kurang rapid an kurang bersih;
4. Tumbuhnya toko swalayan dengan cepat sampai ke desa-desa
sehingga mengurangi pengunjung pada pasar rakyat dan bisa mematikan pasar rakyat;
Tantangan Bidang Koperasi UKM meliputi :
1. Koperasi dan UMKM berada dilingkungan yang terus berubah. Para pelaku KUMKM di Kabupaten Banjarnegara harus mampu
mengelola perubahan itu untuk eksistensi dalam jangka panjang; 2. Peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM sehingga mampu
tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang
lebih besar dalam rangka untuk mendukung kemandirian perekonomian nasional;
3. Persoalan teknis seperti Sumber Daya Manusia , pembiayaan, pemasaran, teknologi produksi, dan kelembagaan KUMKM sangat tergantung pada kemampuan manajemen dalam
membaca dan menyikapi perubahan variabel eksternal strategis yang diduga;
4. Persaingan usaha yang makin ketat dan kompetitif, sehingga
dibutuhkan kretifitas, inovasi dan pengembangan diversifikasi produk;
5. Standar mutu, desain dan kemasan (packaging) produk, brand produk, sesuai dengan ketentuan global.
33
2.4.2 Peluang
Peluang adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang dari luar organisasi ( eksternal dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan
Peluang Bidang Perindustrian meliputi :
1. Keterbatasan SDM IKM merupakan peluang bagi Bidang Perindustrian untuk membina IKM secara bertahap, berjenjang
dan berkelanjutan; 2. Kerjasama dengan berbagai pihak (Swasta, Akademisi) untuk
membina IKM terutama bantuan alat produksi dan bahan
baku; 3. Pemanfaatan bahan baku lokal dan limbah untuk produk IKM
yang berdaya saing; 4. Tingginya keinginan IKM untuk mengembangkan produk dan
memasarkan produk.
Peluang Bidang Perdagangan meliputi : 1. Banyaknya promosi melalui pameran bagi KUKM
2. Banyaknya potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia bagi pengembangan KUKM yang belum tergarap
secara optimal. 3. Potensi investasi yang belum terekspose melalui kegiatan
Dinas Perindagkop UKM.
4. Kemitraan dengan BUMN untuk penguatan modal bagi IKM,UKM serta Koperasi
5. Tingginya keinginan masyarakat untuk berusaha
Peluang Bidang Pengelolaan Pasar
Peluang Bidang Koperasi UKM meliputi 1. Tingginya keinginan masyarakat untuk mendirikan koperasi.
2. Tingginya keinginan masyarakat untuk berusaha. 3. Banyaknya potensi sumber daya alam dan SDM bagi
pengembangan KUKM yang belum terserap secara optimal.
4. Banyaknya promosi melalui pameran bagi KUKM. 5. Terjalinnya kemitraan dalam rangka penguatan permodalan
antara BUMN dan KUKM.
34
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DISPERINDAGKOP UKM
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Disperindagkop UKM
Dinas Perindustrian ,Perdagangan , Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja dinas dalam menjalankan
tugas dan fungsi pelayananya pada periode 5 (lima) tahun mendatang. Permasalahan yang dihadapi pada sektor industri antara lain adalah
seperti rendahnya produktivitas. Pada sektor perdagangan permasalahan yang timbul lebih banyak disebabkan oleh tidak meratanya sistem distribusi nasional yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan yang
masih terkonsentrasi di tempat-tempat yang ramai sehingga perlu daya dorong pengembangan perdagangan sampai ke pedalaman; selain itu pedagang kecil pada sektor informal dan PKL relatif belum mendapat
tempat berwirausaha yang layak sehingga menimbulkan disharmonisasi antara kebijakan pusat dan daerah seperti yang berkaitan dengan
kebersihan, keamanan, kenyamanan usaha sehingga perlu diatasi dengan solusi yang terkoordinasi dan komperhensif. Pada Sektor Koperasi UKM permasalahan yang timbul adalah Kualitas sumber daya manuasia
koperasi , KUMKM yang rendah serta kurangnya jiwa kewirausahaan sehingga produknya belum bisa bersaing dengan Kabupaten Lain.
Permasalahan yang dihadapi :
1. Permasalahan Sekretariat. a. Terbatasnya peralatan dan perlengkapan pendukung layanan dinas; b. Terbatasnya personil sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi dinas
kurang berjalan dengan baik; c. Belum tercukupinya kapasitas Sumber Daya Manusia sesuai
kompetensinya; d. Rendahnya kesadaran untuk meningkatkan kapasitas aparatur; e. Koordinasi antar lembaga terkait belum berjalan secara optimal
2. Permasalahan Bidang Perindustrian a. Diberlakukannya pasar bebas menuntut produk lebih bardaya
saing
b. Membuat data yang valid mengenai jumlah IKM di Kabupaten Banjarnegara memerlukan biaya yang tidak sedikit dan SDM yang
bisa mengelola data; c. Terbatasnya SDM Apatur Sipil Negara sehingga pembinaan IKM
kurang maksimal;
d. Terbatasnya anggaran baik dari APBD II maupun dari APBD I untuk pembinaan IKM sehingga tidak semua IKM terfasilitasi;
e. Minimnya akses informasi maupun kegiatan dari pemerintah pusat
dalam hal pembinaan IKM di Banjarnegara 3. Permasalahan Bidang Perdagangan
a. Belum optimalnya perkembangan sektor perdagangan, terlihat dari kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB hanya sebesar 14,96%.
b. Cakupan fasilitasi pengembangan Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) sangat rendah, terlihat dari persentase UDKM
yang terfasilitasi kegiatan promosi/pameran. Ekspor bersih
35
perdagangan pada tahun 2016 menurun menjadi 62,5 milyar rupiah dari capaian tahun 2015 yang sebesar 65,2 milyar rupiah.
c. Sebagian besar pasar tradisional belum memenuhi standar kesehatan dan kenyamanan pasar.
d. Masih banyaknya lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum tertata. Hal ini terlihat dari cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal yang baru 14.025 kelompok.
e. Pelaksanaan metrologi legal di daerah masih terdapat banyak kendala, antara lain belum tersedianya SDM bidang kemetrologian
yang kompeten, belum tersedianya sarana prasarana gedung dan peralatan.
4. Permasalahan Bidang Pengelolaan Pasar
a. Kondisi bangunan pasar yang ada di Banjarnegara kurang memadai /representative
b. Perilaku pedagang pasar yang masih kuran memperhatikan K3 (
Kebersihan, Keamanan dan Keterteiban Pasar c. Belum memadaianya Sumber Daya Manusia pengelola pasar
d. Belum adanya regulasi lengkap yang mengatur pengelolaan pasar e. Tumbuhnya toko swalayan dengan cepat yang bisa mematikan
pasar rakyat
f. Database pedagangan pasar belum akurat g. Belum adanya fasilitas laptop/computer dan jaringan wi-fi disetiap
pasar untuk mendukung kegiatan pengelolaan pasar
5. Permasalahan Bidang Koperasi dan UKM.
a. Kualitas SDM KUMKM yang rendah, dengan latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang sangat terbatas dan kurang berpengalaman;
b. Pengelolaan manajemen KUMKM yang lemah; c. Produktivitas usaha rendah;
d. Akses terhadap sumber daya produktif lemah yaitu : informasi, teknologi, pasar dan pembiayaan / modal;
e. Masih lemahnya kapasitas serta kualitas sumber daya manusia
dari pengelola KUMKM; f. Keterbatasan jumlah aparatur serta kurangnya kompetensi dari
aparatur Pembina KUMKM;
g. Rendahnya jiwa dan semangat kewirausahaan.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah :
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
(Peningkatan martabat masyarakat Banjarnegara melalui pemenuhan hak asasi manusia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Banjarnegara secara adil dan merata).
Untuk menjalankan visi tersebut ,maka misi- misinya adalah :
1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman, damai dan demokratis;
2. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan konsep tata kelola pemerintahah yang baik;
36
3. Mewujudkan sistem perencanaan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi
kerakyatan; 4. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien,
produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga profesional; 5. Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dari 5 (lima) visi tersebut diwujudkan dalam 8 (delapan) program prioritas unggulan sebagai berikut :
1. Infrastruktur Peningkatan sarana dan prasarana transportasi Peningkatan sarana jaringan irigasi Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan publik
2. Pendidikan Pendidikan yang murah dan berkualitas
Beasiswa miskin Peningkatan sarana dan prasarana sekolah
Peningkatan kualitas guru
3. Kesehatan Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan Pendirian rumah sakit baru
4. Pemerintahan Deregulasi pelayanan publik
Tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi Pembangunan database secara terpadu
5. Pertanian Peningkatan nilai tambah produk lokal
Penguatan sentra produk unggulan
6. Pariwisata Pengembangan eko-wisata berbasis pro poor tourism
7. Perekonomian Modernisasi pasar tradisional Perluasan jaringan pemasaran
Peningkatan akses permodalan UKM dan usaha baru
8. Sosial :
Peningkatan jaminan sosial bagi keluarga miskin
Berdasarkan Perturan Bupati Banjarnegara Nomor 80 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organiasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Kabupaten Banjarnegara, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Kab. Banjarnegara merupakan unsur pelaksana
urusan pemerintahan bidang Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam
37
melaksanakan urusan pemerintahan bidang Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Kabupaten Banjarnegara, Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan
kepada daerah. Untuk melaksanakan tugasnya Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Kabupaten Banjarnegara, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Kab.
Banjarnegara mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang perindustrian, perdagangan ,
pengelolaan pasar, koperasi usaha kecil menengah , b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang perindustrian,
perdagangan , pengelolaan pasar, koperasi usaha kecil menengah c. Pelaksanaan kebijakan di bidang perindustrian, perdagangan ,
pengelolaan pasar, koperasi usaha kecil menengah
d. Pembinaan dan fasilitasi kebijakan dibidang bidang perindustrian, perdagangan , pengelolaan pasar, koperasi usaha kecil menengah
e. Pemantauan , evaluasi dan pelaporan bidang perindustrian, perdagangan , pengelolaan pasar, koperasi usaha kecil menengah
f. Pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas
g. Pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD h. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan ,
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dari tugas dan fungsi tersebut maka Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Kab. Banjarnegara
mendukung Misi ke 3 (tiga ) yaitu “ Mewujudkan Pembangunan Daerah yang berkersinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan” serta Prioritas Program Unggulan ke 7 (tujuh yaitu
Perekonomian : Modernisasi pasar tradisional, Perluasan jaringan pemasaran, Peningkatan akses permodalan UKM dan usaha baru .
Beberapa faktor pendorong pencapaian visi tersebut antara lain :
1. Keinginan IKM untuk berkembang dan potensi sumber daya alam yang melimpah
2. Tekhnologi informasi yang sangat diperlukan untuk memperluas
jaringan pemasaran produk. 3. Penyelenggaraan pameran / expo secara rutin dilaksanakan di tingkat
nasional maupun regional
4. Adanya PKL yang berjualan secara rapi tanpa mengganggu keindahan kota
5. Amanat UU 23 tahun 2014 yang mewajibkan layanan metrologi legal,dimungkinkan adanya PAD yang masuk dan melindungi konsumen terhadap ketepatan ukuran
6. Antusias pedagang untuk tetap berjualan di pasar rakyat dan pemerataan kesempatan memperoleh penghasilan/pekerjaan
7. Pasar rakyat masih menjadi pilihan bagi sebagaian besar masyarakat kita dalam berbelanja
8. Antusias pengelola pasar untuk terus memajukan pasar masih ada
9. Tuntutan zaman yang menghendaki Kwalitas pelayanan, pengelolaan pasar yang prima
10. Antusias pedagang untuk tetap berjualan di pasar rakyat dan
pemerataan kesempatan memperoleh penghasilan/pekerjaan 11. Target PAD yang terus meningkat setiap Tahun
38
12. Tuntutan zaman yang menghendaki Kwalitas pelayanan, pengelolaan pasar yang prima
13. Jumlah koperasi yang cukup banyak dan keinginan masyarakat untuk membentuk koperasi tinggi
14. Berkembangnya jumlah UMKM yang cukup tinggi serta kesadaran dan motivasi masyarakat semakin tinggi terhadap pelaksanaan pembangunan di sektor koperasi UKM
Selain faktor pendorong pencapaian visi misi Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara Masa Bhakti Tahun 2017-2022, terdapat pula
faktor penghambat atara lain :
1. Terbatasnya anggaran, mobilitas dan SDM
2. Kurang mampu bersaing di era pasar bebas serta kurangnya dukungan permodalan.
3. Belum optimalnya penyediaan fasilitas bagi usaha dagang kecil dan
menengah. 4. Belum tersedianya lahan yang strategis untuk lokasi penataan PKL
5. Belum adanya SDM, perlatan dan gedung kemetrologian 6. Pembeli menjadi kurang tertarik berbelanja di Pasar rakyat sehingga
menghambat pencapaian PAD
7. Kurangnya tingkat kenyamanan pengunjung ke pasar rakyat 8. Mangemen pengelolaan pasar menjadi kurang maksimal 9. Pelayanan, pembinaan,pengendalian kegiatan pasar menjadi
terhambat 10. Kurangnya jumlah pengunjung ke pasar rakyat
11. Target pendapatan kurang maksimal 12. Pelayanan, pelaporan kegiatan pengelolaan pasar tidak maksimal 13. Tidak ada Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri serta sanksi
tegas bagi pengelola yang melanggar aturan perkoperasian 14. Pajak 1 % dari omzet sama dengan perusahaan
15. Adanya regulasi yang tidak memihak UMKM
39
Tabel 3.1
Faktor Penghambat dan pendorong Pelayanan Disperindagkop UKM Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
No
Misi, Tujuan
dan Sasaran RPJM
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1. Misi
Mewujudkan Pembangunan
Daerah Yang Berkesinambungan Dan
Berbasis Pada Pengembangan Ekonomi
Kerakyatan
1. Diberlakukannya pasar
bebas menuntut
produk lebih bardaya saing
2. Membuat data yang
valid mengenai jumlah IKM
di Kabupaten Banjarnegara memerlukan
biaya yang tidak sedikit
dan SDM yang bisa mengelola
data; 3. Terbatasnya
SDM Apatur Sipil Negara sehingga
pembinaan IKM kurang maksimal;
4. Terbatasnya anggaran
baik dari APBD II maupun dari
APBD I untuk pembinaan
IKM sehingga tidak semua
IKM terfasilitasi;
5. Minimnya
akses informasi
maupun
1. Terbatasnya anggaran,
mobilitas dan SDM
2. Kurang mampu bersaing di era pasar bebas
serta kurangnya dukungan
permodalan. 3. Belum
optimalnya
penyediaan fasilitas bagi usaha dagang
kecil dan menengah.
4. Belum tersedianya lahan yang
strategis untuk lokasi penataan
PKL 5. Belum adanya
SDM, perlatan
dan gedung 6. Pembeli menjadi
kurang tertarik
berbelanja di Pasar rakyat
dengan kondisi bangunan belum baik
sehingga menghambat pencapaian PAD
7. Kurangnya tingkat
kenyamanan pengunjung ke pasar rakyat
8. Pelayanan,Pembinaan,
pengendalian
1. Keinginan IKM untuk
berkembang dan potensi
sumber daya alam yang melimpah
2. Tekhnologi informasi
yang sangat diperlukan untuk
memperluas jaringan pemasaran
produk. 3. Penyelenggar
aan pameran / expo secara rutin
dilaksanakan di tingkat
nasional maupun regional
4. Adanya PKL yang berjualan
secara rapi tanpa
mengganggu keindahan kota
5. Amanat UU 23 tahun 2014 yang
mewajibkan layanan
metrologi legal,dimungkinkan
adanya PAD yang masuk
Melindungi
40
No
Misi, Tujuan
dan Sasaran RPJM
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
kegiatan dari pemerintah
pusat dalam hal pembinaan
IKM di Banjarnegara
6. Belum optimalnya perkembanga
n sektor perdagangan
7. Cakupan
Fasilitasi pengembang
an usaha dagang kecil dan
menengah masih
rendah 8. Penataan
pedagang
kaki lima 9. Pelaksanaan
metrologi
legal 10. Kondisi
bangunan pasar yang belum
representative dan
memenuhi standar bangunan
pasar yang baik serta Sumber daya
Manusia Pengelola
pasar yang masih rendah
11. Belum adanya
regulasi pengelolaan pasar yang
lengkap dan
kegiatan pasar menjadi
terhambat 9. Pelayanan,
pelaporan
kegiatan pengelolaan
pasar tidak maksimal
10. Tidak ada
Peraturan Pemerintah dan Peraturan
Menteri serta sanksi tegas
bagi pengelola yang melanggar aturan
perkoperasian 11. Pajak 1 %
dari omzet sama dengan perusahaa
12. Adanya regulasi yang tidak memihak
UMKM
konsumen terhadap
ketepatan ukuran
6. Antusias
pedagang untuk tetap
berjualan di pasar rakyat dan
pemerataan kesempatan memperoleh
penghasilan/pekerjaan
7. Pasar rakyat masih menjadi
pilihan bagi sebagaian
besar masyarakat kita dalam
berbelanja 8. Antusias
pengelola
pasar untuk terus
memajukan pasar masih ada
9. Tuntutan zaman yang
menghendaki Kwalitas pelayanan,
pengelolaan pasar yang
prima 10. Target PAD
yang terus
meningkat setiap Tahun
11. Tuntutan
zaman yang menghendaki
Kwalitas pelayanan, pengelolaan
pasar yang
41
No
Misi, Tujuan
dan Sasaran RPJM
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
akomodatif 12. Berkembang
nya toko modern dengan pesat
13. Belum adanya data
base pedagang pasar yang
akurat 14. Belum
adanya
sarana penunjang
kegiatan pengelolaan pasar
15. Peraturan perundang -
undangan tentang koperasi
kurang komprehensif
16. Disharmoni antara UU
No 25 / 1992 dengan UU No 1 / 2013
yang tidak disertai
penjelasan memadai sehingga
Koperasi – LKM (pendirian
koperasi oleh Kementerian
Koperasi dan pengawasan oleh OJK)
17. Kebijakan yang kurang
berpihak pada koperasi
18.
prima 12. Berkemba
ngnya jumlah UMKM yang cukup tinggi
kesadaran dan motivasi
masyarakat semakin tinggi
terhadap pelaksanaan pembanguna
n di sektor koperasi
UKM
42
No
Misi, Tujuan
dan Sasaran RPJM
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
Keterbatasan jumlah
aparatur dan belum semua apartur
kompeten dibidangnya
serta keterbatasan sarana dan
prasaran
Tujuan
Meningkatkan kinerja
perekonomian daerah
Sasaran
1. Meningkatnya kinerja
UKM dan koperasi
2. Meningkatn
ya kinerja sektor industri
3. Meningkatnya kinerja
sektor perdagangan
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi Jawa Tengah 3.3.1. Telaahan Rensta Kementerian Perindustrian
Renstra Kementrian Perindustrian Republik Indonesia telah mampu
berperan dalam mendukung pencapaian Visi, misi, sasaran dan target pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan RPJMN
2015 – 2019, serta mendukung tercapain tujuan berbangsa dan bernegara sesuai dengan amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Oleh karena itu visi
pembangunan Industri tahun 2015 -2019 adalah :
“ Indonesia menjadi negara industri yang berdaya saing dengan
Struktur Industri yang Kuat berbasiskan Sumber Daya Alam yang Berkeadilan”.
Untuk mewujudkan misi tersebut , diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 4 misi sesuai dengan tugas dan fungsi Kementrian
43
Perindustrian, sebagai berikut :
a. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri Nasional untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya
saing, maju dan berwawasan lingkungan; b. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui
pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan
meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi; c. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan
kerja;
d. Pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan
nasional.
Tabel 3..2
Permasalahan Pelayanan Disperindagkop UKM kabupaten Banjarnegara
berdasarkan Sasaran Renstra Kemeteria Perindustrian beserta faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran Jangka Menengah
Renstra Kementerian Perindustrian
Permasalahan Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 Meningkatnya
penguasaan pasar dalam dan luar negeri.
Terbatasnya
sarana promosi
Kurang
minatnya masyarakat terhadap
produk IKM
IKM mempunyai
produk yang Unik
2 Meningkatnya peran IKM dalam
perekonomian nasional
Diperlukan data yang valid untuk
menghitung kontribusi IKM
terhadap perekonomian daerah yang
berdampak pada perekonomian nasional
Persebaran IKM dengan
lokasi dan produk yang
beraneka macam memerlukan
konsentrasi khusus untuk pendataan
IKM
Produk IKM yang bervariasi dapat
meningkatkan produk unggulan
daerah
3. Meningkatnya pemberdayaan konsumen,
standarisasi,pengendalian mutu,
Belum terlayaninya kegiatan layanan
metrologi legal
Belum siapnya SDM dan sarana
dan prasarana
Kewajiban untuk melaksanakan layanan tera secara
mandiri
44
tertib ukur, dan
pengawasan barang/jasa
4. Meningkatnya promosi citra
produk ekspor (Nation branding)
Belum terciptanya
produk yangakan dibranding
Belum tersedianya
anggaran
Keharusan untuk mengenalkan icon
produk Banjarnegara
3.3.2. Renstra Kementerian Perdagangan Misi
1. Meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar
Negeri yang berkelanjutan
2. Meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh
dan berkualitas
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik disektor
perdagangan
Tujuan Kementrian Perdagangan Republik Indonesia
dalam membangun sektor perdagangan periode 2015 -2019 yaitu:
1. Peningkatan ekspor barang non migas yang bernilai tambah dan jasa;
2. Peningkatan pengamanan perdagangan;
3. Peningkatan akses dan pangsa pasar internasional; 4. Pemantapan promosi ekspor dan nation branding; 5. Peningkatan efektivitas pengelolaan impor barang dan
jasa; 6. Pengintegrasian dan perluasan pasar dalam negeri;
7. Peningkatan penggunaan dan perdagangan produk dalam negeri (PDN);
8. Optimalisasi/penguatan pasar berjangka komoditi,
SRG dan pasar lelang; 9. Peningkatan kelancaran distribusi dan jaminan pasokan
barang kebutuhan pokok dan barang penting; 10. Peningkatan perlindungan konsumen; 11. Peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha;
12. Peningkatan kualitas kinerja organisasi; 13. Peningkatan dukungan kinerja perdagangan; 14. Peningkatan kebijakan perdagangan yang harmonis dan
berbasis kajian;
45
Tabel 3.3
Permasalahan Pelayanan Disperindagkop UKM kabupaten Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Kemeterian Perdagangan beserta faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra
Kemeterian Perdagangan
Permasalahan
Pelayanan Disperndagkop
UKM
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1. Belum memadainya
sarana dan prasarana logistik /pasar
rakyat
Belum banyaknya
sarana dan prasarana sub bidang
perdagangan / pasar yang
representative
Belum tersedia anggaran yang
untuk merevitalisasi pasar agar lebih
representative
Kewajiban menyediakan
fasilitas pelayanan pasar yang
baik ke masyarakat
2. Rendahnya
kualitas sarana dan
prasarana dagang pasar tradisional
Belum adanya
perencanaan pembangunan
pasar yang memadai ,integrative,
bersih, nyaman dan sehat
Belum tersedia
anggaran yang untuk
merevitalisasi pasar agar lebih representative,
dan SDM pengelola pasar
yang baik
Kewajiban
memberikan pelayanan
dan pengelolaan yang baik
kepada masyarakat
3.3.3. Renstra Kementerian Koperasi UKM
Pencapaian visi Presiden dalam periode 2015-2019 oleh Kementerian Koperasi dan UKM akan difokuskan untuk mendukung pelaksanaan Misi Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan bangsa yang berdaya
saing. Misi tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan norma-norma pembangunan yang difokuskan pada:
a. Perbaikan kualitas hidup masyarakat;
b. Pengurangan ketimpangan; dan
c. Peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah-bawahdalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pelaksanaan misi dan norma-norma pembangunan tersebut
diharapkan dapat membangun dan memperkuat Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan yang mencakup dimensi pembangunan
yang inklusif dan dapat memperkecil kesenjangan antarkelompok pendapatan dan kesenjangan antar-wilayah.
Berdasarkan Visi dan Misi Presiden, Norma dan Dimensi Pembangunan, serta Nawa Cita, maka disusun Tujuan Kementerian
Koperasi dan UKM yaitu:
“ Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berdaya saing dan
berkontribusi pada peningkatan perekonomian nasional dan
46
kesejahteraan rakyat berlandaskan semangat wirausaha, kemandirian koperasi dan keterpaduan”
Tujuan tersebut menjadi landasan bagi penetapan Sasaran-sasaran
Strategis Kementerian Koperasi dan UKM pada Tahun 2015-2019. Pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan melalui upaya-upaya antara lain:
1. Peningkatan kompetensi UMKM dalam kewirausahaan dan inovasi, teknik produksi dan pengelolaan usaha, serta pemasaran di dalam
dan luar negeri;
2. Peningkatan kemandirian koperasi melalui penguatan jati dirinya;
3. Peningkatan jangkauan, skema dan kualitas layanan sistem
pendukung koperasi dan UMKM terkait diklat, pembiayaan, pendampingan usaha, layanan teknologi dan informasi, intermediasi pasar, dan kemitraan;
4. Penguatan koperasi dalam pemanfaatan sumber daya lokal di berbagai sektor perekonomian dan lapisan sosial dan ekonomi
masyarakat;
5. Penguatan kaderisasi koperasi terutama di kalangan generasi muda dan kelompok produktif lainnya;
6. Peningkatan iklim usaha yang kondusif melalui penetapan dan perbaikan peraturan dan kebijakan, kemudahan perizinan, serta peningkatan kesempatan, kepastian dan perlindungan usaha; dan
7. Peningkatan keterpaduan kebijakan lintas instansi dan pusat-daerah
yang didukung peran dan partisipasi pemangku kepentingan lainnya.
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Disperindagkop UKM kabupaten Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Kemeterian Perdagangan beserta faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran
Jangka Menengah Renstra
Kemeterian Perdagangan
Permasalahan Pelayanan
Disperndagkop
UKM
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1
Meningkatkan kinerja dan
pelayanan prima pada
masyarakat;
SDM aparatur yang menangani
pengawasan terbatas
tidak ada penambahan
personil
meningkatnya partisipasi
gerakan koperasi dalam rangka
melaksanakan kegiatan perkoperasian
2. meningkatkan
kelembagaan dan mengembangk
sarana
prasarana yang belum memadai
minimnya
anggaran pengadaan
47
No
Sasaran
Jangka Menengah Renstra
Kemeterian Perdagangan
Permasalahan Pelayanan
Disperndagkop
UKM
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
an sistem pendukung
usaha bagi koperasi.
3. Meningkatkan kualitas SDM
KUKM, Meningkatkan
daya saing produk KUKM, Meningkatnya
akses pembiayaan
KUKM
Keterbatasan jumlah aparatur,
belum semua aparatur
kompeten di bidangnya
Regulasi yang kurang memihak
KUMKM
Jumlah KUMKM yang cukup
tinggi, berkembangnya
Ilmu dan Teknologi, Kesadaran dan
motivasi masyarakat yang
semakin tinggi pelaksanaan pembangunan di
sektor koperasi dan UMKM
3.3.4. Telaahan Rens tra Perangkat Daerah Propinsi 1. Renstra Dinas Perindstrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah
Tujuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah Tahun
2013-2018, adalah Meningkatkan Kontribusi Sektor Industri dalam Perekonomian Daerah, Pertumbuhan ekspor dan pengendalian impor
serta perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri Pembangunan di sektor industri merupakan prioritas utama pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan di sektor
lain. Kontribusi sektor industri dalam perekonomian merupakan kinerja utama pembangunan di sektor industri dan selaras dengan misi pertama Renstra DISPERINDAG yaitu mengembangkan industri berbasis
unggulan daerah. Peran sektor industri pengolahan dalam perekonomian Jawa Tengah memberikan sumbangan paling besar pada
total PDRB Jawa Tengah. Untuk meningkatkan kontribusi sektor industri perlu adanya peningkatan mutu di industri besar pada umumnya dan industri kecil menengah pada khususnya.
Pertumbuhan ekspor dan pengendalian impor merupakan tujuan dari misi kedua yaitu Meningkatkan perlindungan konsumen dan
pengamanan pasar dalam negeri. Kegiatan ekspor dan impor dapat mempengaruhi neraca perdagangan Jawa Tengah. Keseimbangan yang positif dikenal sebagai surplus perdagangan jika terdiri dari ekspor lebih
besar dari impor begitupun sebaliknya, Jika nilai ekspor lebih kecil dibandingkan nilai impor maka keseimbangan akan negatif. Keadaan tersebut dikenal ssebagai defisit perdagangan.
48
Perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri merupakan tujuan dari misi kedua. Perlindungan konsumen merupakan
perangkat hukum untuk melindungi hak konsumen. Perlindungan konsumen ini perlu agar masyarakat terhindar dari bahan-bahan yang
berbahaya untuk dikonsumsi. Perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman konsumen terhadap hak dan kewajiban
serta meningkatkan tanggung jawab pelaku usaha dalam melakukan usaha perdagangan barang dan jasa.
Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara
berdasarkan Sasaran Renstra Disperindag Provinsi Jawa Tengah beserta faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran Jangka
Menengah Renstra
Perangkat
Daerah Propinsi
Permasalahan Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai faktor
Penghambat Pendorong
1. Meningkatnya Kontribusi
sektor industri terhadap PDRB
Diperlukan data yang valid dan
dapat diperbarui secara cepat dan tepat
Keterbatasan SDM / ASN
serta sarana yang tersedia
Banyaknya IKM yang ada
2. Meningkatnya
pertumbuhan Industri.
Pembinaan IKM
belum memadai
Keterbatasan
SDM / ASN dan pendanaan
Kesadaran
masyarakat untuk menekuni
dunia industri
3. Meningkatnya
nilai ekspor non migas; dan
Minimnya kegiatan
ekspor
Kurangnya
akses informasi
Jenis hasil
industri yang unik dan has
4 Menurunnya peredaran
barang dan jasa yang tidak
sesuai standar
Belum optimalnya pengawasan
barang berdedar secara berkala
Masih minimnya
SDM dan banyaknya
produk yang harus diawasai
Kewajiban untuk
melindungi konsumen
5 Meningkatnya nilai ekspor
non migas
Belum terfasilitasi produk nonmigas
untuk mengikuti promosi LN
Ketersediaan anggaran
yang kurang
Produk non migas yang
sudah memiliki kualitas ekspor
49
Belum
memadainya sarana dan prasarana
logistic/pasar rakyat
Belum banyaknya
sarana dan prasarana sub bidang
perdagangan/pasar yang representative
Belum
tersedia anggaran yang untuk
merevitalisasi pasar agar
lebih representative
Kewajiban
menyediakan fasilitas pelayanan
pasar yang baik ke
masyarakat
2. Renstra Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah
Visi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018 adalah “ Sejahtera Bersama Koperasi dan UMKM”.
Misi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah :
a. Mewujudkan koperasi yang sehat dan berkualitas
b. Mengembangkan produk unggulan Jawa Tengah yang berdaya saing
c. Pertumbuhan wirausaha baru dan perluasan kesempatan kerja d. Mewujudkan sumber daya manusia pengelola koperasi yang
kompeten
e. Mewujudkan aparatur yang profesional berdedikasi, tanggap dan berorientasi pada pelayanan prima dalam upaya pemberdayaan
KUMKM Misi Dinas Koperasi dan UMKM yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dsiperindagkop UKM adalah pada misi ke 1, 3, 4 dan 5
Tabel 3.6
Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah beserta faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran
Jangka Menengah
Renstra Perangkat
Daerah
Propinsi
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai faktor
Penghambat Pendorong
Rendahnya kualitas sarana dan
prasarana dagang pasar tradisional
Belum adanya perencanaan pembangunan
pasar yang memadai ,integrative,
bersih, nyaman dan sehat
Belum tersedia anggaran yang
untuk merevitalisasi pasar agar
lebih representative,
dan SDM pengelola pasar yang
baik
Kewajiban memberikan pelayanan dan
pengelolaan yang baik kepada masyarakat
50
Jumlah
produk ovop Presentase koperasi aktif
terhadap jumlah
koperasi Presentase koperasi
sehat terhadap KSP Presentase
koperasi provinsi
berkualitas Presentase UMKM yang
telah mengakses
kredit Jangkauan pemasaran
produk KUKM Jumlah SDM
KUMKM yang terlatih
- Minat
masyarakat untuk berwirausah
a masih rendah
karena takut untuk mengambil
resiko - Belum
terjaganya
kualitas, kuantitas,
dan kontinuitas produk
KUKM - Banyak
KUKM yang sudah feasible
tetapi belum bankable akibat
lemahnya sistem
administrasi usaha
- Rendahnya
pemahaman
masyarakat tentang UU No.
25/1992
- Minat
aparatur untuk mengikuti
diklat relatif rendah
- Masih rendahnya kompetensi
aparatur Pembina KUKM
- Tingkat perpindahan
pegawai yang cukup tinggi
- Berkembangnya
Ilmu dan Teknologi jumlah UMKM
yang cukup tinggi
- Kesadaran dan motivasi masyarakat
semakin tinggi terhadap pelaksanaan
pembangunan di sektor
koperasi UKM - Dukungan
Pemerintah
Pusat, Kabupaten /
Kota, serta stakeholders dalam
pemberdayaan KUKM cukup tinggi
51
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayahsifat
Dalam kebijakan RTRW Kabupten Banjarnegara terdapat kebijakan berkaitan dengan kawasan industri. Kebijakan kawasan peruntukan
kawasan prindustrian sebagai berikut:
1. Kawasan peruntukan industri untuk kegiatan industri besar
dan menengah yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan berlokasi di Kecamatan Susukan dengan luas
kurang lebih lebih 77,5 (tujuh puluh tujuh koma lima) hektar. 2. Kegiatan industri menengah yang tidak berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan dapat belokasi di luar
kawasan peruntukan industri di seluruh Kecamatan 3. Kawasan peruntukan industri untuk kegiatan industri besar
dan menengah yang berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan berlokasi di Kecamatan Susukan dengan luas kurang lebih lebih 77,5 (tujuh puluh tujuh koma lima) hektar.
Tabel 3.7
Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan telaahan Rencana Tata
Ruang Wilayah berserta Faktor Penghambat dan Pendorog Keberhasilan penanganannya
No
Rencana Tata Ruang Wilayah
terkait tugas pokok dan fungsi perangkat
daerah
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai faktor
Penghambat Pendorong
1 Kawasan peruntukan
industri untuk kegiatan industri besardan
menengah yang berpotensi menimbulkan
dampak
lingkungan berlokasi di Kecamatan
Susukan dengan luas
kurang lebih lebih 77,5 (tujuh
puluh tujuh koma lima)
hektar.
Investor kurang
tertarik dengan kawasan
industri yang disediakan
Infrastruktur kurang
memadai
Sebagian besar kegiatan agro
industri ramah lingkungan
Minat
masyarakat akan industri kreatif
meningkat
52
No
Rencana Tata
Ruang Wilayah terkait tugas pokok dan fungsi
perangkat daerah
Permasalahan Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai faktor
Penghambat Pendorong
2. Kegiatan industri menengah yang
tidak berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan dapat belokasi di
luar kawasan peruntukan industri di
seluruh Kecamatan
Belum banyak kegiatan
industri menengah
yang memanfaatkan potensi lokal
Kurangnya promosi
Bahan baku berlimpah
3 Kawasan
peruntukan industri untuk kegiatan industri
besar
dan menengah
yang berpotensi menimbulkan
dampak
lingkungan
berlokasi di Kecamatan Susukan dengan
luas
kurang lebih lebih 77,5 (tujuh puluh tujuh
koma lima)
hektar.
Investor
kurang tertarik dengan
kawasan industri yang disediakan
Infrastruktur
kurang memadai
Sebagian besar
kegiatan agro industri ramah lingkungan
Minat masyarakat akan industri
kreatif meningkat
3.4.2. Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pembangunan perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM
tidak memiliki dampak langsung terhadap lingkungan hidup, sehingga tidak dilakukan telaah terhadap KLHS.
3.5. Penentuan isu – isu strategi
Perkembangan situasi dan kondisi dunia pada saat ini menggambarkan kondisi masyarakat modern, meskipun pada kenyataannya masih banyak kehidupan manusia dalam kondisi terbelakang. Perkembngan teknologi
53
dewasa ini memaksa kita berjalan menuju era yang cenderung belum kita pahami, karena pula pesatnya perkembangan ini tidak bisa kita bendung.
Berdasarkan kewenangan yang melekat, tugas dan fungsi Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Kab. Banjarnegara menghadapi permasalahan- permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Diberlakukannya pasar bebas menuntut produk lebih bardaya saing 2. Membuat data yang valid mengenai jumlah IKM di Kabupaten
Banjarnegara memerlukan biaya yang tidak sedikit dan SDM yang bisa mengelola data;
3. Terbatasnya SDM Apatur Sipil Negara sehingga pembinaan IKM kurang maksimal;
4. Terbatasnya anggaran baik dari APBD II maupun dari APBD I untuk
pembinaan IKM sehingga tidak semua IKM terfasilitasi; 5. Minimnya akses informasi maupun kegiatan dari pemerintah pusat
dalam hal pembinaan IKM di Banjarnegara
Isu-isu lain yang penting dicermati berkaitan dengan amanat RPJMD Kab. Banjarnegara 2017-2022 adalah sebagai berikut:
1. Masih kurangnya kualitas koperasi, terlihat dari masih adanya koperasi tidak aktif, dan masih rendahnya jumlah KSP/USP sehat.
2. Pertumbuhan UMKM yang lambat dan daya saing produk UMKM masih
kurang, disebabkan oleh keterampilan SDM dan akses permodalan yang masih rendah.
3. Masih rendahnya sumberdaya manusia pengelola koperasi, khususnya yang berbasis masyarakat
4. Belum optimalnya perkembangan sektor perdagangan,
5. Cakupan fasilitasi pengembangan Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) sangat rendah
6. Masih banyaknya lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum tertata. 7. Kondisi bangunan pasar pada sebagian besar pasar rakyat perlu
direvitalisasi agar tercipta pasar yang nyaman, aman dan bersih
8. Perilaku pengelola pasar antara pedagang dan paguyuban pasar yang masih kurang terhadap keamanan , kebersihan dan ketertiban pasar
9. Data potensi pasar yang belum tersedia secara akurat
10. Pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) yang lambat dan daya saing IKM yang masih rendah disebabkan oleh keterampilan SDM,
penggunaan teknologi, dan akses permodalan yang masih rendah. 11. Rendahnya omset penjualan produk IKM disebabkan promosi dan
pemasaran produk IKM dengan memanfaatkan teknologi informasi
masih kurang, serta terbatasnya fasilitasi IKM menguikuti kegiatan promosi dan pameran produk.
12. Masih banyaknya pelaku usaha yang belum memiliki ijin usaha.
13. Terkendalanya tindak lanjut setelah pelatihan /magang yaitu belum bisa membantu peralatan kepada mereka yang benar benar
membutuhkan guna peningkatan kualitas dan kwantitas produk . 14. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membeli produk UKM
/ IKM.
54
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
1.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang
perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi,
memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Rumusan pernyataan tujuan biasanya disusun dengan membalikkan pernyataan isu, permasalahan, dan peluang
menjadi suatu kalimat positif yang ringkas.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke
depan. Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi perangkat daerah.
Tujuan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara secara umum adalah “
Terwujudnya Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mandiri tangguh dan berdaya saing melalui penguatan sektor
perdagangan dan perindustrian berperan utama dalam perekonomian daerah”
Sasaran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM Kabupaten Banjarnegara dalam pembangunan industri
,perdagangan, koperasi UMKM adalah:
1) Terwujudnya industri Kecil Menengah ( IKM ) Agro, IKM Aneka,
Ikm olahan berbahan baku lokal dan sumber daya lokal yang mandiri berdaya saing , maju dan industri hijau
2. Terwujudnya iklim perdagangan yang sehat dan berdaya saing
3). Terwujudnya pengelolaan koperasi yang lebih baik
4). Terwujudnya UMKM yang mandiri dan berdaya saing
5). Meningkatnya Nilai Survey kepuasan masyarakat
6). Meningkatnya Nilai Evaluasi Sakip
Keterkaitan antara strategi dan kebijakan dengan Tujuan, Sasaran Perangkat Daerah tercantum pada Tabel 4.1
55
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Disperindagkop UKM Tahun 2017 – 2022
No. Tujuan Sasaran Indikator Tujuan /
Sasaran
Satuan Target Kinerja Tujuan / Sasaran
Target
Akhir
Renstra
2018 2019 2020 2021 2022
1
Terwujudnya
Koperasi ,
Usaha Mikro
Kecil dan
Menengah yang mandiri,
tangguh dan
berdaya saing
melalui
penguatan sektor
perdagangan
dan
perindustrian ,
berperan utama
dalam perekonomian
daerah
Terwujudnya
industri
berbahan baku dan sumber daya
lokal ,mandiri ,
berdaya saing,
maju dan industri
hijau
Kontribusi industri
pengolahan
terhadap PDRB % 12.74 12.8 12.9 13 13.1 13.1
Pertumbuhan
Industri
% 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45
Pertumbuhan
Sektor Industri
% 6.1 s.d. 7 6.2 s.d. 7 6.3 s.d. 7 7 s.d. 8 7.1 s.d. 8 7.1 s.d. 8
Terwujudnya
iklim
perdagangan yang
sehat dan
Pertumbuhan
Sektor
Perdagangan
% 8 s.d. 9 8.1 s.d. 9 8.2 s.d. 9 8.3 s.d. 9 8.4 s.d. 9 8.4 s.d. 9
56
berdaya saing Kotribusi sektor
Perdagangan besar
dan eceran , reparasi mobil dan
sepeda
% 13.75 13.85 13.95 14 14 14
Cakupan bina kelompok
pedagang
Kelompok 14.225 14.325 14,425 14.525 14.550 14.550
Ekspor
perdagangan U$ 3.700.000 4.000.000 4.250.000 4.500.000 5.000.000 5.000.000
Terwujudnya
UMKM yang mandiri dan
berdaya saing
Kontribusi UKM
terhadap PDRB % 10 s.d. 11 11 s.d.12 12 s.d. 13 13 s.d.14 14 s.d. 15 14 s.d. 15
Pertumbuhan
UMKM % 0,93 0,94 0,95 0,96 0,97 0.97
Terwujudnya pengelolaan
koperasi yang
lebih baik
Prosentase
Koperasi sehat
% 34 s.d. 35 35 s.d. 36 36 s.d. 37 37 s.d. 38 38 s.d.39 38 s/d 39
Meningkatnya Nilai Survey
Kepuasan
Masyarakat
Survey Nilai Kepuasan
Masyarakat Nilai 81.13 81.14 81.15 81.16 81.16 81.16
Meningkatnya
Nilai Evaluasi
Sakip
Nilai Evaluasi
SAKIP Nilai 51 53.50 56 58 60.10 60.10
57
BAB V
SRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1. Strategi
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang akan dilaksanakan olehDinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Kab. Banjarnegara dalam
mendukung Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan pendampingan dan pembinaan IKM 2. Pengembangan agro industri
3. Peningkatan daya saing industri kreatif 4. Peningkatan kualitas dan aksesibilitas perdagangan 5. Peningkatan antisipasi terhadap pergerakan harga komoditas
pemicu
6. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pasar;
7. Fasilitasi pelayanan dan sarana prasarana kebersihan pasar;
8. Penguatan kapasitas kelembagaan pasar;
9. Regulasi terhadap pengelolaan pasar dan tariff retribusi;
10. Validasi dan potensi pendapatan daerah. 11. peningkatan pelayanan pengesahan Badan Hukum melalui
fasilitasi Badan Hukum Koperasi, aktivasi koperasi tidak aktif
12. Peningkatan pembinaan dan pengawasan koperasi melalui penilaian kesehatan KSP/USP, fasilitasi penyusunan SOP /
SOP, fasilitasi penyusunan laporan keuangan dan pengembangan manajemen usaha simpan pinjam
13. fasilitasi pengembangan distribusi dan jaringan kemitraan
usaha bagi KUMKM 14. Fasilitasi peningkatan akses pemasaran melalui pameran,
kontak dagang, temu usaha, peningkatan jaringan pemasaran
baik dalam negeri dan melalui sistem informasi teknologi 15. pengembangan sarana pemasaran melalui pengembangan
pusat belanja outlet - outlet UMKM 16. Fasilitasi peningkatan daya saing produk UMKM melalui
fasilitasi bantuan sarana produksi, sertifikasi HAKI, legalitas
IUMK, sertifikasi organik, pengujian komposisi produk label nutrisi pangan
17. peningkatan kualitas SDM UMKM melalui pelatihan manajemen Usaha Mikro Kecil
5.2. Arah Kebijakan Kebijakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan strategi
adalah sebagai berikut :
1. Menguatkan kemampuan kewirausahaan
2. Memperluas akses jaringan pemasaran 3. Meningkatkan fasilitasi akses permodalan UKM
4. Penguatan sektor industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah produksi sektor primer
5. Revitalisasi kelembagaan industri kreatif
6. Memfasilitasi peningkatan inovasi dan perlindungan kekayaan
58
intelektual 7. Revitalisasi pasar-pasar tradisional
8. Meningkatkan pengelolaan dan pembinaan pedagang kaki lima
9. Meningkatkan pengawasan harga komoditas
10. Meningkatkan pengawasan harga 11. Revitalisasi pasar-pasar tradisional 12. Optimalisasi pemanfaatan fasilitas/asset daerah;
13. Penyempurnaan terhadap perangkat peraturan; 14. Penyediaan computer / jaringan WiFi di masing-masing pasar;
15. Penyusunan data potensi pasar 16. Tersusunnya Perda tentang Pengelolaan Koperasi di
Kabupaten Banjarnegara
17. Peningkatan keahlian dan ketrampilan Pengurus/Pengelola KUMKM melalui pelatihan berbasis manajerial, vokasional, serta kompetensi
Keterkaitan antara strategi dan kebijakan dengan Tujuan, Sasaran Perangkat Daerah tercantum pada Tabel 5.2
59
Tabel 5.2
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Perangkat Daerah
Tahun 2017 – 2022
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Terwujudnya Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
yang mandiri tangguh dan berdaya saing
melalui penguatan
sektor
perdagangan dan
perindustrian berperan
utama dalam
perekonomian daerah
Terwujudnya industri Kecil
Menengah ( IKM ) Agro,
IKM Aneka, Ikm olahan berbahan
baku lokal dan sumber daya lokal
yang mandiri
berdaya saing , maju dan industri
hijau
1. Peningkatan pendampingan dan pembinaan
IKM
2. Pengembangan agro industri
3. Peningkatan daya saing industri kreatif
1. Menguatkan kemampuan kewirausahaan
2. Memperluas
akses jaringan pemasaran
3. Meningkatkan fasilitasi akses permodalan
UKM
4. Penguatan sektor industri pengolahan
untuk meningkatkan nilai tambah
produksi sektor primer
5. Revitalisasi kelembagaan
industri kreatif
6. Memfasilitasi
peningkatan inovasi dan
perlindungan kekayaan intelektual
60
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Terwujudnya iklim
perdagangan yang sehat dan berdaya
saing
1.Peningkatan kualitas dan
aksesibilitas perdagangan
2.Peningkatan
antisipasi terhadap pergerakan harga
komoditas pemicu inflasi dan tarikan daerah
3.Peningkatan kualitas sarana dan prasarana
pasar;
4.Fasilitasi pelayanan dan sarana prasarana
kebersihan pasar;
5.Penguatan
kapasitas kelembagaan
pasar;
6.Regulasi terhadap
pengelolaan pasar dan tarif retribusi;
7.Validasi dan potensi
pendapatan daerah.
1. Revitalisasi pasar-pasar
tradisional
2. Meningkatkan pengelolaan dan
pembinaan pedagang kaki lima
3. Meningkatkan pengawasan
harga komoditas 4. Meningkatkan
pengawasan
harga
5. Optimalisasi
pemanfaatan fasilitas/asset daerah
6. Penyempurnaan terhadap perangkat
peraturan
7. Penyediaan
computer/jaringan WiFi di masing-masing
pasar;
8. Penyusunan
data potensi pasar.
Terwujudnya pengelolaan
koperasi yang lebih baik
1. peningkatan pelayanan
pengesahan Badan Hukum melalui fasilitasi
Badan Hukum Koperasi, aktivasi
koperasi tidak aktif
2. Peningkatan pembinaan dan
pengawasan koperasi melalui
penilaian
Tersusunnya Perda tentang
Pengelolaan Koperasi di Kabupaten
Banjarnegara
61
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
kesehatan KSP/USP,
fasilitasi penyusunan SOP / SOP, fasilitasi
penyusunan laporan keuangan dan
pengembangan manajemen
usaha simpan pinjam
Terwiujudnya UMKM yang mandiri dan
berdaya saing
1. Fasilitasi pengembangan distribusi dan
jaringan kemitraan usaha bagi KUMKM
2. Fasilitasi
peningkatan akses pemasaran melalui pameran, kontak
dagang, temu usaha, peningkatan
jaringan pemasaran baik
dalam negeri dan melalui sistem informasi teknologi
3. Pengembangan
sarana pemasaran melalui pengembangan
pusat belanja outlet - outlet UMKM
4. Fasilitasi
peningkatan daya saing produk UMKM melalui
fasilitasi bantuan sarana produksi, sertifikasi HAKI,
legalitas IUMK, sertifikasi organik,
pengujian komposisi produk label nutrisi
pangan
Peningkatan keahlian dan ketrampilan
Pengurus/Pengelola KUMKM melalui pelatihan berbasis
manajerial, vokasional, serta
kompetensi
62
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
manajemen Usaha Mikro Kecil
5.Peningkatan kualitas SDM
UMKM melalui pelatihan
Meningkatnya nilai survey
kepuasan masyarakat
Meningkatnya pelayanan
masyarakat
Melaksanakan survey kepuasan
masyarakat
Meningkatnya nilai evaluasi
SAKIP
Mensinergikan antara perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi kinerja
Melaksanakan evaluasi secara
berkala untuk sinergitas hasil kinerja
63
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Program dan Kegiatan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 s/d
2022
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a.Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor b. Penyediaan jasa administrasi perkantoran ( PTT ) c. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
d. Penyediaan bahan logistik kantor e. Penyediaan jasa administrasi keuangan
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Pembangunan Gedung Kantor b. Pengadaan peralatan gedung kantor
c. Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor d. Pemeliharaan rutin / berkala perlengkapan gedung kantor
3. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
a. Pendidikan dan pelatihan formal
4. Peningkatan pengembangan sistem pelappran kinerja dan keuangan a. Penyusunan laporan kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
5. Peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi a. Pengembangan sistem inovasi teknologi industri
6. Pengembangan industri kecil menengah a. F Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap
pemanfaatan sumber daya
b. Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
7. Peningkatan kemampuan
a. Pembinaan kemampuan teknologi industri b. Pengembangan dan pelayanan teknologi industri c. Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi
8. Pengembangan sentra - sentra industri potensial a. Penyediaan sarana prsarana yang dapat diakses masyarakat
9. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi a. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan
koperasi
b. Pelatihan pengelolaan koperasi c. Sosialisasi prinsip – prinsip pemahaman perkoperasian d. Pembinaan , pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi
10. Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif a. Perencanaan ,koordinasi dan pengembangan usaha kecil
menengah
11. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif a. Peningkatan kerjasama dibidang HAKI
b. Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan
12. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM a. Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi
UMKM b. Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan c. Fasilitasi kemudahan formalisasi badan usaha kecil menengah
64
d. Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga , industri kecil dan menengah
13. Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri a. Rehabilitasi / pembangunan pasar b. Pemeliharaan rutin / berkala bangunan pasar
c. Pembangunan sarana penunjang pasar d. Peningkatan kapasaitas kelembagaan pasar e. Penyempurnaan perangkat peraturan kebijakan dan
pelaksanaan operasional f. Fasilitasi promosi dan pemasaran produk UMKM
g. Fasilitasi Pengembangan Potensi Daerah h. Pengembangan pasar lelang daerah i. Gerakan ayo ke pasar
j. Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan k. Fasilitasi pelayanan dan sarana prasarana kebersihan pasar
14. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
a. Pengelolaan jasa penyaluran dana investasi pinjaman bergulir kepada UMKM
b. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber – sumber pendapatan
daerah c. Pengelolaan benda berharga
d. Penyusunan data potensi pendapatan daerah lainnya
15. Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan a. Indeks harga konsumen
b. Operasionalisasi dan pengembangan UPT kemetrologian daerah
16. Pembinaan pedagangan kaki lima dan asongan a. Penyuluhan peningkatan disiplin pedagang kaki lima dan
asongan
17. Peningkatan dan pengembangan eksport a. Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen
eksport impor
65
Rencana Program, Kegiatan , Indikator Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 -2022
Tujuan Sasaran Kode Program
dan
Kegiatan
Indikator Kinerja ,Tujuan, Sasaran ,
Program dan
Kegiatan
Data Capaian
pada Tahun Awal
Perenca
naan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Unit Kerja
Perangkat Daerah
Penanggung jawab
Lokasi
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kondisi Kinerja pada akhir
periode Renstra
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1`9 20 21
Terwujudnya koperasi dan usaha mikro
kecil dan menengah yang mandiri
tangguh dan berdaya saing melalui
penguatan sektor perdagangan dan
perindustrian , berperan utama dalam
perekonomian daerah
Tersedianya sarana dan prasarana
perkantoran menunju pelayanan administrasi
perkantoran yang memadai
Pelayanan administrasi
perkantoran
Terpenuhinya administra
si perkantoran
12 bulan
12 bulan
12 bulan
2.380.000.000
12 bulan
2.865.000. 000
12 bulan
3.105.000. 000
12 bulan
3.325.000. 000
12 bulan
3.550.000.000
12 Bu lan
3.750.000. 000
Disperindagkop UKM
Penyediaan
jasa peralatan dan perlengkap
an kantor
Jumlah
jasa peralatan dan perlengkap
an kantor terpenuhi
5 5 3 368.000.000 3 400.000.000 3 425.000.
000 3
430.000. 000
3 450.000.
000 3
450.000. 000
Penyediaan jasa administra
Jumlah jasa PTT, THL
16 PTT
11 PTT
11 1.600.000.
000 11
1.700.000. 000
1.6 M 1.800.000.
000 11
1.900.000. 000
11 2.000.000.
000 11
2.200.000. 000
66
si
perkantoran ( PTT )
terpenuhi
7
THL
71
THL
71
THL 71 THL
71
THL
71
THL
71
THL
71
THL
Penyediaan peralatan
dan perlengkapan kantor
Jumlah peralatan
dan perlengkapan kantor
3 3 2 61.704.000 2 125.000.000 2 140.000.
000 2
150.000. 000
2 150.000.
000 2
150.000. 000
Penyediaan bahan logisik kantor
Jumlah penyediaan logistik kantor
9 9 12 270.296.000 12 550.000.000 12 650.000.
000 12
750.000. 000
12 850.000.
000 12
850.000. 000
Penyediaan
jasa administrasi
keuangan
Jumlah
pengelola keuangan yang
terpenuhi
12 12 12 80.000.000 12 90.000.000 12 90.000.
000 12
95.000. 000
12 100.000.
000 12
100.000. 000
Peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Terpenuhinya sarana dan prasarana
aparatur yang baik
12 12 12 590.000.000 12 700.000.000 12 775.000.
000 12
1.300.000.000
12 1.000.000.
000 12
1.800.000.000
Pengadaan peralatan gedung
kantor
Jumlah pengadaan peralatan/
perlengkapan gedung/kantor
5 5 6 240.000.000 7 250.000.000 8 250.000.
000 9
300.000. 000
9 350.000.
000 9
350.000. 000
Pemeliharaan rutin / berkala gedung
kantor
Jumlah gedung kantor yang
terpelihara
1 1 100.000.000 1 150.000.000 1
175.000. 000
1 200.000.
000 1
200.000. 000
1 200.000.
000
Pemeliharaan rutin / berkala perlengkap
an gedung
Jumlah pemeliharaan rutin / berkala
perlengkap
6 6 6 250.000.000 6 300.000.000 6 350.000.00
0 6
400.000.000
6 450.000.00
0 6
450.000.000
67
kantor an gedung
kantor yang terpenuhi
Pembangunan Gedung kantor
Jumlah Gedung Kantor yang
terbangun
1 1 1 200.000.000 1 250.000.000 1 300.000.00
0 1
400.000.000
1 500.000.00
0 1
500.000.000
Peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
Tersedianya sumber daya
aparatur yang berkualitas
1 1
6 75.000.000 6 100.000.00
0 6
125.000.00
0 6
150.000.00
0 6
150.000.00
0
Pendidikan
dan pelatihan formal
Jumlah
aparatur yang mengikuti pelatihan
1 1
6 75.000.000 6 100.000.00
0 6
125.000.000
6 150.000.00
0 6
150.000.000
Program
peningkatan pengembangan sistem
pelaporan kinarja dan keuangan
Terwujudn
ya peningkatan sistem pelaporan
kinerja SKPD yang baik
8 8 8 20.000.000 8 40.000.000 8 45.000.000 8 45.000.000 8 45.000.000 8 45.000.000
Kegiatan
Penyusunan laporan capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi kinerja SKPD.
Jumlah
dokumen perencanaan dan pelaporan
kinerja SKPD yang tersusun.
8 8 8 20.000.000 8 40.000.000 8 45.000.000 8 45.000.000 8 45.000.000 8 45.000.000
Nilai Evaluasi
SAKIP
51
53.5
56
58
60.10
68
Terwujudnya
industri kecil menengah ( IKM ) Agro, IKM Aneka ,
IKM berbahan baku lokal
yang mandiri
berdaya saing, maju dan industri
hijau
Peningkata
n kapasitas iptek sistem produksi
Prosentase
meningkatnya kemampuan sumber
daya manusia wirausaha dan tenaga
kerja industri kecil menengah
tentang IPTEK sistem produksi
0,089 60.000.000 0,2 150.000.000 0,31
175.000.
000 0,419 200.000.000 0,527
200.000.
000 30
200.000.
000
Pengembangan sistem
inovasi teknologi
industri
Jumlah IKM yang dibina IPTEK
sistem produksi
30 40 20 60.000.000 30 150.000.000 30 175.000.
000 30 200.000.000 30
200.000. 000
30 200.000.
000
Pengembangan industri
kecil dan menengah
Prosentase peningkatan sumber
daya manusia industri kecil
menengah yang berkualitas
NA 0,3 125.000.000,00 0.3 350.000.000 0.3
425.000. 000
0.3 500 jt 0.3 575 jt 0.3 575 jt
Fasilitasitasi bagi industri kecil dan
menengah terhadap pemanfaatan sumber
daya
Jumlah industri kecil menengah
yang dibina untuk memanfaatkan
sumber daya
22.367
50 25 75.000.000,0
0 25 125.000.000 25
150.000. 000
25 175 jt 25 200 jt 25 200 jt
69
Pembinaan industri
kecil menengah dalam memperku
at jaringan klaster industri
Jumlah industri
kecil menengah yang dibina
untuk
memperkuat klaster industri
40 25
50.000.000,00
25 100.000.000 25 125.000.
000 25 150 jt 25 175 jt 25 175 jt
Pengemban
gan teknologi industri kecil
menengah
Jumlah
industri kecil
menengah yang dibina
dengan teknologi industri
0 30
30 125.000.000 30
150.000. 000
30 175 jt 30 200 jt 30 300 jt
Peningkatan
kemampuan teknologi industri
Prosentase peningkatan kemampuan indusri kecil menengah tentang
penguasaan dan pemanfaatan alih teknologi industri
0.402
210.000.000,00
0.846 310.000.000 1,285 345.000.
000 1,721
380.000. 000
2,152 415.000.
000 2,152
390.000. 000
Pembinaan kemampuan teknologi
industri
Jumlah industri
kecil
menengah yang dibina kemampuan teknologi
industri
30 30
75.000.000,00
30 150.000.000 30 175.000.
000 30
175.000. 000
30 175.000.
000 30
150.000. 000
Pengembangan dan pelayanan
teknologi
Jumlah Industri
kecil
menengah
30 20
60.000.000,00
30 100.000.000 39 100.000.
000 30
125.000. 000
30 150.000.
000 30
150.000. 000
70
industri yang dibina
melalui pelayanan teknologi industri
Peningkata
n teknologi pengolahan hasil industri
Jumlah
Industri kecil
menengah yang dibina
dengan teknologi industri
25
75.000.000,00
25 60.000.000 25 70.000.
000 25
80.000. 000
25 90.000.
000 25
90.000. 000
Program pengembangan sentra-sentra industri potensial
Tersedianya informasi industri kecil menengah
1 1 40.000.000 1 60.000.000 1
60.000. 000
1 100.000.
000 1
100.000. 000
1 100.000.
000
Penyediaan sarana informasi
yang dapat diakses msyarakat
Jumlah sistem informasi
industri kecil menengah
0 1 1 40.000.000 1 60.000.000 1 60.000.
000 1
100.000.
000 1
100.000.
000 100
100.000.
000
Terwujudnya iklim
perdagangan yang sehat dan berdaya saing
Perlindungan konsumen dan
pengamanan perdagangan
Prosentase peningkatan perlindung
an konsumen bidang pengawasa
n
0,25 990.000.000 0,25 150.000.000 0,25
150.000. 000
0,25 150.000.
000 0,25
150.000. 000
0,25 150.000.
000
Koordinasi
peningkatan hubungan kerja
dengan lembaga perlindung
Jumlah
pemantauan harga kebutuhan masyaraka
t
144 40.000.000 192 50.000.000 240
50.000. 000
288 50.000.
000 320
50.000. 000
320 50.000.
000
71
an
konsumen
Operasionalisasi dan pengemban
gan UPT kemetrologian daerah
Jumlah
pedagang yang mendapat
fasilitasi metrologi legal
30 950.000.000 50 100.000.000 70
100.000. 000
90 100.000.
000 110
100.000. 000
110 100.000.
000
Peningkatan efisiensi perdaganga
n dalam negeri
Prosentase peningkatan jumlah
pasar yang direhab
16,66
11.238.799.
000 33,33
14.260.000.
000 50
15.510.
000.000 75
17.500.
000.000 91,6
17.645.
000.000 91,6
17.650.
000.090
Rehabilitas
i / pembangunan pasar
Jumlah
bangunan pasar yang direhab
4
9.586.000. 000
3 11.000.000.
000 3
13.000. 000.000
2 14.000. 000.000
2 15.000. 000.000
2 15.000. 000.000
Pemeliharaan rutin / berkala bangunan
pasar
Jumlah bangunan pasar yang terpelihara
10 662.799.000 10 400.000.000 8
400.000. 000
6 250.000.
000 5
250.000. 000
5 250.000.
000
....
Fasilitasi pelayanan dan sarana
prasarana kebersihan pasar
Jumlah pasar yang tergolong
baik 21 480.000.000 21 750.000.000 21
750.000.
000 21
650.000.
000 21
650.000.
000 21
650.000.
000
....
Pengembangan distribusi barang /
pemeliharaan gudang SRG
Jumlah pemeliharaan Gedung SRG
1 50.000.000 1 50.000.000 1
50.000. 000
1 50.000.
000 1
50.000. 000
1 50.000.
000
Prosentase
peningkatan kapasitas sumber daya manusia
11,7
23,5
35,3
47,05
58,8
58,8
72
pengelola pasar
Peningkata
n kapasitas kelembagaan pasar
Jumlahpese
rta bintek pengelolaan pasar yang
mengikuti sosialisasi tentang pasar
40 50.000.000 40 200.000.000 40
20.000.
000 40
200.000.
000 40
200.000.
000 40
200.000.
000
Jumlah pedagang yang mengikuti
sosialisasi tentang pasar
150
150
150
150
150
150
Prosentase peningkatan UMKM yang
mengikuti fasilitas promosi
0,019
0,037
0.056
0.074
0.093
0.093
Fasilitasi promosi dan pemasaran
produk komoditas
Jumlah UMKM yang mengikuti
pameran
5 10 250.000.000 10 850.000.000 10
900.000. 000
10 950.000.
000 10
1.000.000.000
10 1.000.000.
000
Fasilitasi
pengembangan potensi daerah
Jumlah
UMKM yang mengikuti pameran
Serayu Expo
20
30 750.000.000
40
1.000.000.000
90
Pengembangan pasar lelang daerah
Jumlah Pedagang yang mengikuti
pasar lelang
10 5 25.000.000 5 80.000.000 5
85.000. 000
5 90.000.
000 5
95.000. 000
5 100.000.
000
Pengembangan
kelembagaan
Jumlah UMKM
yang mendapat
150 50 30.000.000 50 75.000.000 50
80.000.
000 50
85.000.
000 50
100.000.
000 50
100.000.
000
73
kerjasama kemitraan
fasilitasi memperlua
s jaringan usahanya
Opersioanl
UPT Pasar Wilayah I
Jumlah
peralatan dan perlengkapan kantor
dan jumlah penyediaan logistik kantor
2 50.000.000 2 50.000.000 2
75.000.
000 2
75.000.
000 2
100.000.
000 2
100.000.
000
Opersioanl
UPT Pasar Wilayah II
Jumlah peralatan dan
perlengkapan kantor dan jumlah penyediaan
logistik kantor
2 50.000.000 2 50.000.000 2
75.000. 000
2 75.000.
000 2
100.000. 000
2 100.000.
000
Opersioanl UPT Pasar Wilayah IIII
Jumlah
peralatan dan perlengkapan kantor
dan jumlah penyediaan logistik kantor
2 5.000.000 2 5.000.000 2
75.000. 000
2 75.000.
000 2
100.000. 000
2 100.000.
000
Pembinaan pedagang kaki lima
dan asongan
Prosentase jumlah zonasi
pedagang kaki lima
5 30.000.000 5 40.000.000 5
50.000.
000 5
50.000.
000 5
50.000.
000 5
50.000.
000
Penyuluha
n peningkatan disiplin pedagang
kaki lima dan asongan
Jumlah
pedagang kaki lima yang mendapatk
an penyuluhan aturan
20 30.000.000 25 40.000.000 30
50.000. 000
35 50.000.
000 40
50.000. 000
40 50.000.
000
Jumlah zonasi pedagang kaki lima
5
5
5
5
5
5
74
Peningkatan dan
pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
Prosentase Menigkatny
a pengembangan pengelolaa
n keuangan daerah
15 400.000.000 15 524 jt 15 576 jt 10 633 jt 7 697jt 7 697jt
Pengelolaan jasa penyaluran dana
investasi pinjaman bergulir kepada
UMKM
Prosentase jumlah angsuran pinjaman
bergulir pedagang pasar
5 75.000.000 5 121 jt 5 133 jt 5 146 jt 5 161 jt 5 161 jt
Intensifikasi dan
ekstensivikasi sumber - sumber pendapata
n daerah
Jumlah retribusi
pasar untuk PAD
##########
75.000.000 3.745.865.00
0 121 jt
3.845.865.000
133 jt 3.945.865.000
146 jt 3.945.805.000
161 jt 3.945.805.000
161 jt
Pengelolaan Benda
Berharga
Jumlah ketersediaa
n benda berharga yang dikelola
4 175.000.000 4 282 jt 4 310 jt 4 341 jt 4 375 jt 4 375 jt
Penyusunan data potensi
pendapatan daerah lainnya
Jumlah data potensi
pasar yang disusun
9 75.000.000
Peningkatan dan pengemban
gan eksport
Prosentase peningkatan kapasitas
UMKM dalam ekport import (
difokuskan pada umkm yang bisa
melakukan
0.007 30.000.000 0.15 75.000.000 0.022
75.000. 000
0.30 125.000.
000 0.037
125.000. 000
0.037 200.000.
000
75
ekport )
Sosialisasi
kebijakan penyederhanaan
prosedur dan dokumen eksport
import
Jumlah
UMKM yang mengetahu
i prosedur ekport import
20
30.000.000 30 75.000.000 30
75.000. 000
30 125.000.
000 30
125.000. 000
30 200.000.
000
Terwujudnya pengelolaan koperasi
yang lebih baik
Peningkatan kualitas kelembaga
an koperasi
Prosentase KSP/ USP koperasi
KJKS/ UJKS koperasi yang sehat
dan cukup sehat
30 30 27 370.000.000 28 460.000.000 29 460.000.
000 30
515.000. 000
30 900.000.
000 30
1.150.000.000
Koordinasi
pelaksanaan kebijakan dan
program pembangunan koperasi
Jumlah
pengelola koperasi yang meningkat
pengetahuannya tentang perkoperasi
an
− − 30 60.000.000 60 125.000.000 60 125.000.
000 60
125.000.
000 90
250.000.
000 90
500.000.
000
Pelatihan pengelolaan koperasi
Jumlah koperasi yang
melaksanakan RAT
130 130 140 100.000.000 145 150.000.000 150 150.000.
000 155
150.000.
000 160
350.000.
000 160
350.000.
000
Sosialisasi prinsip -
prinsip
5 10 105 85.000.000 110 85.000.000 115 85.000.
000 120
90.000. 000
125 100.000.
000 125
100.000. 000
76
pemahama
n perkoperasian
Peningkatan sumber
daya lembaga koperasi
Jumlah partisiasi
lembaga koperasi terhadp pelaksanaa
n HRAKOP
− − − 125.000.000 45 100.000.000 45 100.000.
000 45
150.000. 000
45 200.000.
000 45
200.000. 000
Terwujudnya UMKM yang mandiri dan
berdaya saing
Penciptaan iklim usaha
UKM yang kondusif
Proentase penigkatan kapasitas
sumber daya UMKM
0,37 165.000.000 0,74 400.000.000 1,12
400.000.
000 1,49
500.000.
000 1,85
700.000.
000 1,85
940.000.
000
Perencanaan
Koordinasi ,dan pengembangan usaha
kecil menengah
Jumlah UMKM
100
27.397
40.000.000 27.655 100.000.000 27. 918
100.000. 000
28. 187
200.000. 000
28. 460
250.000. 000
28. 460
350.000. 000
Fasilitasi permasala
han proses produksi
Jumlah UMKM
yang meningkat pengetahuan dan
ketrampilan
40 30 25.000.000 30 100.000.000 30
100.000. 000
30 100.000.
000 30
200.000. 000
30 240.000.
000
Fasilitasi
kemudahan formalisasi
Jumlah
UMKM yang sudah
berijin
400 400 100.000.000 400 200.000.000 400 200.000.
000 400
200.000. 000
400 250.000.
000 400
350.000. 000
77
badan usaha kecil
menengah
Pengemban
gan kewirausahaan dan keunggula
n kompetitif usaha kecil menengah
Prosentase
peningkatan wirausaha yang
mandiri
0,11 175.000.000 0,22 500.000.000 0,33 500.000.
000 0,44
600.000.
000 ;055
800.000.
000 ;055
800.000.
000
Peningkatan kerjasama dibidang
HAKI
Jumlah UMKM yang
mendapat
fasilitas hak produk
25 22 100.000.000 22 250.000.000 22
250.000. 000
22 300.000.
000 22
400.000. 000
22 400.000.
000
Penyelenggaraan pelatihan kewirausah
aan
Jumlah UMKM yang mengikuti
pelatihan AMT
50 34 75.000.000 34 250.000.000 34
250.000. 000
34 300.000.
000 34
400.000. 000
34 400.000.
000
Pengembangan sistem
pendukung usaha bagi UMKM
Prosentase peningkatan UMKM
dalam mengakses permodalan
0,37 115.000.000 0,74 400.000.000 1,12
400.000. 000
1,48 500.000.
000 1,85
600.000. 000
1,85 850.000.
000
Pemantauan
pengelolaan penggunaa
n dana pemerintah
Prosentase jumlah
pinjaman yang dilunasi
50 52 30.000.000 54 50.000.000 57
50.000. 000
60 50.000.
000 63
75.000. 000
63 75.000.
000
78
bagi UMKM
Sosialisasi dukungan
informasi penyediaan permodalan
Jumlah UMKM
yang mendapat fasilitas dana
pemerintah (KUR, dll)
200 100 35.000.000 100 150.000.000 100
150.000. 000
100 200.000.
000 100
225.000. 000
100 775.000.
000
Penyelenggaraan pembinaan
industri rumah tangga , industri
kecil dan industri menengah
Jumlah industri rumah
tangga , industri kecil menengah
yang dibina
94 124 50.000.000 154 200.000.000 174
200.000. 000
204 250.000.
000 234
300.000. 000
Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Disperindagkop UKM
Kabupaten Banjarnegara
79
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Indikator kinerja Disperindagkop UKM Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 – 2022 yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Disperindagkop UKM Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2017 – 2022 sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 – 2022 adalah sebagaimana tersebut pada tabel
berikut :
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Tahun 2017 - 2022
No Indikator Satuan Kondisi Awal Target Capaian Setiap Tahun Target
Akhir RPJMD
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1. Kontribusi UKM
terhadap PDRB
% NA 8 10 s.d. 11
11 s.d. 12
12 s.d. 13
13 s.d. 14
14 s.d. 15
14 s.d.
15
2. Persentase koperasi Sehat
% 33,004 34.79 34 s.d. 35
35 s.d. 36
36 s.d. 37
37 s.d. 38
38 s.d. 39
38 s.d.
39
3. Pertumbuhan sektor
industri
% 6,18 7.55 6,1 s.d.
7
6,2 s.d.
7
6,3 s.d.
7
7 s.d.
8
7,1 s.d. 8
7,1 s.d. 8
4. Pertumbuhan
sektor perdagangan
% 8,01 6.81
8
s.d. 9
8,1
s.d. 9
8,2
s.d. 9
8,3
s.d. 9
8,4
s.d. 9 8,4 s.d.
9
80
BAB VIII
PENUTUP
8.1. Pedoman Transisi Masa berlaku Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perindagkop UKM
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah selama lima tahun. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi kekosongan dokumen perencanaan pada masa transisi, maka Renstra Tahun 2017-2022
dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Renja tahun 2023, dengan tetap berpedoman pada RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun
2005 - 2025.
8.2. Kaidah Pelaksanaan
Beberapa kaidah pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Perindagkop UKM Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022 yang perlu diatur sebagai
berikut: 1. Sekretariat dan bidang-bidang pada Dinas Perindagkop UKM Kabupaten
Banjarnegara agar mendukung pencapaian target-target Renstra dan
melaksanakan program dan kegiatan yang tercantum Renstra dengan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan seluruh aparatur di Sekretariat dan bidang-bidang pada
Dinas Perindagkop UKM Kabupaten Banjarnegara dapat menjalin koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam Renstra ini dapat tercapai. 3. Renstra Dinas Perindagkop UKM Kabupaten Banjarnegara akan
dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) yang merupakan dokumen
perencanaan tahunan dalam kurun waktu lima tahun. Untuk menjaga konsistensi dan keselarasan kebijakan, program dan kegiatan, maka
Penyusunan Renja wajib berpedoman pada Renstra ini. 4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan serta memastikan pencapaian target-
target Renstra Dinas Perindagkop UKM Kabupaten Banjarnegara, maka perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan, pelaksanaan dan hasil program dan kegiatan Renstra secara berkala.
5. Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat nasional dan atau daerah, maka dapat dilakukan perubahan Renstra sesuai
dengan kaidah dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
1
V. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH BADAN DAERAH V. A. BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana strategis (Renstra) Badan Perencanaan Penelitian dan
Pengembangan (Baperlitbang) merupakan dokumen perencanaan
perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang berisi tujuan,
sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas
dan fungsi perangkat daerah berpedoman pada RPJMD dan bersifat
indikatif.
Penyusunan Renstra Baperlitbang berpedoman pada RPJMD
Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022, memperhatikan Renstra
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tahun 2015-
2019, Telaah Renstra Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tahun
2015-2019, Renstra Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018, dan
Rencana Tata Ruang Wilayah serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis
RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022.
Proses penyusunan Renstra Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2017– 2022 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan
Rancangan Renstra, Rancangan Akhir Renstra, hingga penetapan Renstra.
Penyusunan Renstra Baperlitbang Tahun 2017 - 2022 mengacu pada
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah.
Adapun tahapan penyusunan Renstra Baperlitbang dapat dilihat
dalam tabel 1.2 berikut.
2
Analisis Gambaran pelayanan
SKPD
Perumusan Isu-isu
strategis berdasarkan
tusi
Perumusan Strategi dan
kebijakan
Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif berdasarkan
rencana program prioritas RPJMD
Pengolahan data dan informasi
Perumusan visi dan misi
SKPD
Perumusan Tujuan
Perumusan sasaran
Rancangan Renstra-SKPD
· Pendahuluan· Gambaran pelayanan SKPD· isu-isu strategis berdasarkan
tugas pokok dan fungsi· visi, misi, tujuan dan sasaran,
strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Perumusan indikator kinerja
SKPD yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD
SPM
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Penelaahan RTRW
Rancangan Renstra-SKPD
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD
kepada Bappeda
Penelaahan KLHS
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Renstra-KLdan Renstra
SKPD Provinsi
Gambar 1.2 Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
Renstra Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara memiliki
kedudukan yang sangat strategis. Renstra Tahun 2017-2022 menjadi
acuan bagi Baperlitbang dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja)
Baperlitbang selama kurun waktu tahun 2017 hingga tahun 2022.
Renstra juga menjadi acuan dalam penetapan kinerja dan pelaporan
kinerja dalam kaitannya dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara.
Pembangunan pada hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan oleh seluruh pemangku
kepentingan pembangunan, terutama oleh aparat pemerintah sebagai
pengemban amanat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya guna menjamin agar kegiatan pembangunan dapat berjalan
dengan efektif, efisien, tepat sasaran dan berkesinambungan diperlukan
perencanaan pembangunan berkualitas agar mampu mewujudkan tujuan
pembangunan yang telah ditetapkan.
Perencanaan pembangunan daerah pada prinsipnya merupakan
usaha sistematik dari berbagai pelaku baik umum atau pemerintah
3
daerah, swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan
yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan
aspek fisik, sosial, ekonomi dan aspek lingkungan lainnya. Perencanaan
pembangunan daerah dilaksanakan dengan cara menganalisis kondisi
dan pelaksanaan pembangunan daerah, merumuskan tujuan dan
kebijakan pembangunan daerah, menyusun konsep strategi bagi
pemecahan masalah, dan melaksanakannya dengan menggunakan
sumberdaya yang tersedia. Perencanaan pembangunan daerah harus
disusun secara komprehensif dengan melibatkan stakeholder sehingga
dapat berhasil guna dan tepat sasaran sesuai dengan prioritas
pembangunan daerah.
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana
Strategis Baperlitbang adalah:
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1954 tentang Pengubahan Undang-undang Nomor 16 dan 17 Tahun
1950 (Republik Indonesia dahulu) tentang Pembentukan Kabupaten-
Kabupaten Besar dan Kabupaten-Kabupaten kecil di Jawa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
5
Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4698);
17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah,serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312).
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 9);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 3);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara
6
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 1 Tahun 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 2 Seri E);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 215);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 213);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2017
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 233);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 32 Tahun 2017
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
Nomor 32);
27. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 81 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten
Banjarnegara.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Banjarnegara
adalah menyediakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk
kurun waktu 5 (lima) tahunan mulai Tahun 2017–2022 yang mencakup
gambaran kinerja, permasalahan, isu strategis tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan perangkat daerah sebagai penjabaran
dari RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 sesuai dengan
tugas dan fungsi Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan.
7
Tujuan dari penyusunan Renstra Baperlitbang Kabupaten
Banjarnegara yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan selama kurun waktu tahun 2017-2022 dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Baperlitbang dalam mendukung
Visi dan Misi Bupati Banjarnegara.
2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan kegiatan
Baperlitbang untuk kurun waktu tahun 2017-2022 dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai dasar dalam melakukan
pengendalian dan evaluasi kinerja Baperlitbang.
3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur Baperlitbang dalam
menyusun Rencana Kerja (Renja) Baperlitbang yang merupakan
dokumen perencanaan perangkat daerah tahunan dalam kurun waktu
tahun 2017-2022.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika Renstra Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara Tahun
2017-2022 adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan
penyusunan Renstra Baperlitbang, dan sistematika penulisan
Bab II Gambaran Pelayanan Baperlitbang
Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi
Baperlitbang, sumber daya Baperlitbang, kinerja pelayanan
Baperlitbang, serta tantangan dan peluang pengembangan
pelayanan Baperlitbang.
Bab III Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Baperlitbang
Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan
tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah, telaahan visi, misi
dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih,
telaahan Renstra Kementerian/lembaga, telaahan Renstra
perangkat daerah Provinsi, Telaah RTRW dan KLHS, dan
Penentuan Isu-isu Strategis.
Bab IV Tujuan dan Sasaran
Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah
perangkat daerah.
Bab V Strategi dan Arah Kebijakan
Bab ini berisi tentang strategi dan kebijakan perangkat daerah.
8
Bab VI Rencana Program dan Kegiatan, Serta Pendanaan
Bab ini berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan, Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif perangkat daerah tahun 2017-
2022.
Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan
Bab ini berisi tentang indikator kinerja Baperlitbang yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten
Banjarnegara tahun 2017-2022.
Bab VIII Penutup
Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
Renstra perangkat daerah.
9
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Badan Perencanaan,
Penelitian dan Pengembangan
2.1.1 Struktur Organisasi Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
Badan Perencanaan, penelitian, dan pengembangan dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2
Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah,
dan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 81 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten
Banjarnegara.
Struktur organisasi Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
2) Sub Bagian Keuangan; dan
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Ekonomi, terdiri dari :
1) Seksi Pertanian dan Pangan; dan
2) Seksi Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata;
d. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial, terdiri dari
1) Seksi Pemerintahan dan Sosial; dan
2) Seksi Pendidikan dan Kesehatan;
e. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, terdiri dari :
1) Seksi Infrastruktur Wilayah; dan
2) Seksi Pengembangan Wilayah;
f. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Program,
terdiri dari
1) Seksi Penelitian dan Pengembangan; dan
2) Seksi Perencanaan Program;
g. UPTB; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Secara rinci struktur organisasi Baperlitbang dapat dilihat
pada gambar 2.1 berikut ini.
10
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara
SEKRETARIAT
BIDANG EKONOMI
SEKSI PERTANIAN
DAN PANGAN
SEKSI PENGEMBANGAN
DUNIA USAHA DAN
PARIWISATA
BIDANG PEMERINTAHAN DAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
SEKSI PEMERINTAHAN
DAN SOSIAL
SEKSI PENDIDIKAN
DAN KESEHATAN
BIDANG INFRASTRUKTUR DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
SEKSI
INFRASTRUKTUR
WILAYAH
SEKSI PENGEMBANGAN
WILAYAH
SUB BAGIAN
PERENCANAAN, EVALUASI
DAN PELAPORAN
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN
SEKSI PERENCANAAN
PROGRAM
BIDANG PENELITIAN, PENGEMBANGAN
DAN PERENCANAAN PROGRAM
SEKSI PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA
11
2.1.2 Uraian Tugas
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi
penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan, penelitian
dan pengembangan yang menjadi kewenangan daerah. Dalam
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 81 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan perencanaan di bidang ekonomi,
pemerintahan dan kesejahteraan sosial, infrastruktur dan
pengembangan wilayah, penelitian, pengembangan dan
perencanaan program;
b. pelaksanaan koordinasi kebijakan perencanaan di bidang
ekonomi, pemerintahan dan kesejahteraan sosial,
infrastruktur dan pengembangan wilayah, penelitian,
pengembangan dan perencanaan program;
c. pelaksanaan kebijakan perencanaan di bidang ekonomi,
pemerintahan dan kesejahteraan sosial, infrastruktur dan
pengembangan wilayah, penelitian, pengembangan dan
perencanaan program;
d. pembinaan dan fasilitasi kebijakan perencanaan di bidang
ekonomi, pemerintahan dan kesejahteraan sosial,
infrastruktur dan pengembangan wilayah, penelitian,
pengembangan dan perencanaan program;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan perencanaan
di bidang ekonomi, pemerintahan dan kesejahteraan sosial,
infrastruktur dan pengembangan wilayah, penelitian,
pengembangan dan perencanaan program;
f. pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas;;
g. pengendalian penyelenggaraan tugas UPTB; dan
h. pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
12
Secara rinci uraian tugas masing-masing jabatan
tercantum pada uraian dibawah ini.
1. Sekretariat
a. Tugas :
Melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi, serta pelaporan kebijakan bidang
ketatausahaan, hukum, keuangan, kerumahtanggaan,
kerjasama, kearsipan, dokumen, keorganisasian dan
ketatalaksanaan, kehumasan, kepegawaian, pelayanan
administrasi di lingkungan Baperlitbang.
b. Fungsi :
1) pengkoordinasian kegiatan di lingkungan Baperlitbang;
2) pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan
program kerja di lingkungan Baperlitbang;
3) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, hukum,
keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan
masyarakat, arsip dan dokumentasi di lingkungan
Baperlitbang;
4) pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi
dan tata laksana di lingkungan Baperlitbang;
5) pengkoordinasian dan penyusunan peraturan
perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi
hukum di lingkungan Baperlitbang;
6) pengkoordinasian pelaksanaan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi
dan dokumentasi;
7) penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
daerah dan pelayanan pengadaan barang/jasa di
lingkungan Baperlitbang;
8) pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan
lingkup tugasnya; dan
9) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
13
c. Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian yaitu Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, Sub Bagian
Keuangan, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, dengan
tugas :
1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan:
melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
kebijakan meliputi perencanaan, evaluasi serta
pelaporan bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan
program kerja di lingkungan Baperlitbang.
2) Sub Bagian Keuangan: melakukan penyiapan bahan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan bidang pengelolaan keuangan anggaran di
lingkungan Baperlitbang.
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian : melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan bidang ketatausahaan,
hukum, kerumahtanggaan, kerjasama, kearsipan,
dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan,
kehumasan, kepegawaian, dan pelayanan administrasi
di lingkungan Baperlitbang.
2. Bidang Ekonomi
a. Tugas :
melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan kebijakan perencanaan bidang
pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan), perikanan, ketahanan pangan, perindustrian,
perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah, tenaga
kerja, transmigrasi, penanaman modal, energi sumber
daya mineral, pariwisata, kebudayaan dan ekonomi
kreatif.
14
b. Fungsi :
1) perencanaan perumusan kebijakan perencanaan
bidang pertanian (tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan), perikanan, ketahanan
pangan, perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha
kecil dan menengah, tenaga kerja, transmigrasi,
penanaman modal, energi sumber daya mineral,
pariwisata, kebudayaan dan ekonomi kreatif;
2) pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan perencanaan
bidang pertanian (tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan), perikanan, ketahanan
pangan, perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha
kecil dan menengah, tenaga kerja, transmigrasi,
penanaman modal, energi sumber daya mineral,
pariwisata, kebudayaan dan ekonomi kreatif;
3) pelaksanaan kebijakan perencanaan bidang pertanian
(tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan), perikanan, ketahanan pangan,
perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil dan
menengah, tenaga kerja, transmigrasi, penanaman
modal, energi sumber daya mineral, pariwisata,
kebudayaan dan ekonomi kreatif;
4) pembinaan dan fasilitasi kebijakan perencanaan
bidang pertanian (tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan), perikanan, ketahanan
pangan, perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha
kecil dan menengah, tenaga kerja, transmigrasi,
penanaman modal, energi sumber daya mineral,
pariwisata, kebudayaan dan ekonomi kreatif;
5) pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan
perencanaan bidang pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan), perikanan,
ketahanan pangan, perindustrian, perdagangan,
koperasi, usaha kecil dan menengah, tenaga kerja,
transmigrasi, penanaman modal, energi sumber daya
mineral, pariwisata, kebudayaan dan ekonomi kreatif;
15
dan
6) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang ekonomi terdiri dari 2 (dua) Seksi yaitu Seksi
Pertanian dan Pangan dan Seksi Pengembangan Dunia
Usaha dan Pariwisata, dengan tugas :
1) Seksi Pertanian dan Pangan : melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi
serta pelaporan kebijakan perencanaan bidang
pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan), perikanan, ketahanan pangan.
2) Seksi Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata :
melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan perencanaan bidang perindustrian,
perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah,
tenaga kerja, transmigrasi, penanaman modal, energi
sumber daya mineral, pariwisata, kebudayaan dan
ekonomi kreatif.
3. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial
a. Tugas :
Melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan kebijakan perencanaan bidang
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil,
pemberdayaan masyarakat dan desa, ketenteraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, sosial,
keuangan, kepegawaian, kesatuan bangsa, kesekretariatan
daerah, pendidikan, kepemudaan dan olahraga,
kesehatan, pengendalian penduduk dan keluarga
berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak, kearsipan dan perpustakaan.
b. Fungsi :
16
1) Perencanaan perumusan kebijakan perencanaan
bidang administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa,
ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat, sosial, keuangan, kepegawaian, kesatuan
bangsa, kesekretariatan daerah, pendidikan,
kepemudaan dan olahraga, kesehatan, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, kearsipan dan
perpustakaan;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan
perencanaan bidang administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa,
ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat, sosial, keuangan, kepegawaian, kesatuan
bangsa, kesekretariatan daerah, pendidikan,
kepemudaan dan olahraga, kesehatan, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, kearsipan dan
perpustakaan;
3) Pelaksanaan kebijakan perencanaan bidang
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil,
pemberdayaan masyarakat dan desa, ketenteraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat,
sosial, keuangan, kepegawaian, kesatuan bangsa,
kesekretariatan daerah, pendidikan, kepemudaan dan
olahraga, kesehatan, pengendalian penduduk dan
keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, kearsipan dan perpustakaan;
4) Pembinaan dan fasilitasi kebijakan perencanaan
bidang administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa,
ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat, sosial, keuangan, kepegawaian, kesatuan
bangsa, kesekretariatan daerah, pendidikan,
kepemudaan dan olahraga, kesehatan, pengendalian
17
penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, kearsipan dan
perpustakaan;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan
perencanaan bidang administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa,
ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat, sosial, keuangan, kepegawaian, kesatuan
bangsa, kesekretariatan daerah, pendidikan,
kepemudaan dan olahraga, kesehatan, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, kearsipan dan
perpustakaan; dan
6) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan
oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial terdiri dari
2 (dua) Seksi yaitu Seksi Pemerintahan dan Sosial dan
Seksi Pendidikan dan Kesehatan, dengan tugas:
1) Seksi Pemerintahan dan Sosial: melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan kebijakan perencanaan bidang administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan
masyarakat dan desa, ketenteraman, ketertiban umum
dan perlindungan masyarakat, sosial, keuangan,
kepegawaian, kesatuan bangsa, kesekretariatan
daerah.
2) Seksi Pendidikan dan Kesehatan: melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan kebijakan perencanaan
bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga,
kesehatan, pengendalian penduduk dan keluarga
berencana, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, kearsipan dan perpustakaan.
18
4. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
a. Tugas :
melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan kebijakan perencanaan bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan dan
kawasan permukiman, pertanahan, perhubungan,
lingkungan hidup, komunikasi dan informatika serta
statistik dan persandian.
b. Fungsi :
1) perencanaan perumusan kebijakan perencanaan
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang,
perumahan dan kawasan permukiman, pertanahan,
perhubungan, lingkungan hidup, komunikasi dan
informatika serta statistik dan persandian;
2) pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan perencanaan
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang,
perumahan dan kawasan permukiman, pertanahan,
perhubungan, lingkungan hidup, komunikasi dan
informatika serta statistik dan persandian;
3) pelaksanaan kebijakan perencanaan bidang pekerjaan
umum dan penataan ruang, perumahan dan kawasan
permukiman, pertanahan, perhubungan, lingkungan
hidup, komunikasi dan informatika serta statistik dan
persandian;
4) pembinaan dan fasilitasi kebijakan perencanaan
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang,
perumahan dan kawasan permukiman, pertanahan,
perhubungan, lingkungan hidup, komunikasi dan
informatika serta statistik dan persandian;
5) pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan
perencanaan bidang pekerjaan umum dan penataan
ruang, perumahan dan kawasan permukiman,
pertanahan, perhubungan, lingkungan hidup,
komunikasi dan informatika serta statistik dan
19
persandian; dan
6) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah terdiri
dari 2 (dua) Seksi yaitu Seksi Infrastruktur Wilayah dan
Seksi Pengembangan Wilayah, dengan tugas:
1) Seksi Infrastruktur Wilayah: melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan kebijakan perencanaa bidang pekerjaan
umum, perhubungan, lingkungan hidup, komunikasi
dan informatika serta statistik dan persandian;
2) Seksi Pengembangan Wilayah: melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan kebijakan perencanaa bidang penataan
ruang, perumahan dan kawasan permukiman serta
pertanahan.
5. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Program
a. Tugas :
melakukan perencanaan, perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan kebijakan perencanaan bidang
penelitian atau pengkajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kerjasama dengan perguruan
tinggi, rekomendasi izin penelitian dan pengembangan,
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah,
perencanaan program lintas organisasi perangkat daerah
skala kabupaten, provinsi dan pusat.
b. Fungsi:
1) perencanaan perumusan kebijakan perencanaan
bidang penelitian atau pengkajian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kerjasama dengan
perguruan tinggi, rekomendasi izin penelitian dan
pengembangan, penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan daerah, perencanaan program lintas
20
organisasi perangkat daerah skala kabupaten, provinsi
dan pusat;
2) pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan perencanaan
bidang penelitian atau pengkajian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kerjasama dengan
perguruan tinggi, rekomendasi izin penelitian dan
pengembangan, penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan daerah, perencanaan program lintas
organisasi perangkat daerah skala kabupaten, provinsi
dan pusat;
3) pelaksanaan kebijakan perencanaan bidang penelitian
atau pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kerjasama dengan perguruan tinggi,
rekomendasi izin penelitian dan pengembangan,
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan
daerah, perencanaan program lintas organisasi
perangkat daerah skala kabupaten, provinsi dan pusat;
4) pembinaan dan fasilitasi kebijakan perencanaan
bidang penelitian atau pengkajian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kerjasama dengan
perguruan tinggi, rekomendasi izin penelitian dan
pengembangan, penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan daerah, perencanaan program lintas
organisasi perangkat daerah skala kabupaten, provinsi
dan pusat;
5) pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan
perencanaan bidang penelitian atau pengkajian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kerjasama dengan perguruan tinggi, rekomendasi izin
penelitian dan pengembangan, penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan daerah, perencanaan
program lintas organisasi perangkat daerah skala
kabupaten, provinsi dan pusat; dan
7) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan
21
Program terdiri dari 2 (dua) Seksi yaitu Seksi Penelitian
dan Pengembangan dan Seksi Perencanaan Program,
dengan tugas:
1) Seksi Penelitian dan Pengembangan: melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan kebijakan perencanaan
bidang penelitian atau pengkajian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kerjasama dengan
perguruan tinggi, rekomendasi izin penelitian dan
pengembangan;
2) Seksi Perencanaan Program: melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan kebijakan perencanaan bidang penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan daerah,
perencanaan program lintas organisasi perangkat
daerah skala kabupaten, provinsi dan pusat.
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
2.2.1 Sumberdaya Manusia (Pegawai)
Jumlah Pegawai Badan Perencanaan, Penelitian dan
pengembangan Kabupaten Banjarnegara tercatat sebanyak 56
(lima puluh enam). Keadaan pegawai berdasarkan pendidikan,
dan tingkat golongan adalah sebagai berikut:
a. Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambaran mengenai pegawai Baperlitbang Kabupaten
Banjarnegara berdasarkan tingkat pendidikan sebagaimana
Tabel 2.2.
22
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Baperlitbang Tahun 2017
No Tingkat Pendidikan
Kategori Jumla
h PNS Non PNS
L P L P
1 SMP Sederajat 1 0 0 0 1
2 SMA Sederajat 7 4 7 2 20
3 D3 0 0 1 1 2
4 S1 13 7 1 3 24
5 S2 7 2 0 0 9
6 S3 0 0 0 0 0
JUMLAH 28 13 9 6 56
Berdasarkan Tabel 2.2 diperoleh gambaran bahwa
tingkat pendidikan terendah adalah SMA sederajat dan
tertinggi adalah Pasca Sarjana (S2). Tingkat pendidikan
pegawai Baperlitbang yang paling banyak adalah pendidikan
S1 sebanyak 24 (dua puluh empat) orang.
b. Pegawai Berdasarkan Golongan
Berdasarkan golongan, komposisi pegawai di
Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara terbanyak adalah
pegawai Golongan III sebanyak 25 (dua puluh lima). Secara
lengkap komposisi pegawai Baperlitbang Kabupaten
Banjarnegara berdasarkan golongan dapat dilihat pada tabel
2.3.
Tabel 2.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Baperlitbang Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
No Golongan L P Jumlah
1 Golongan II 8 1 9
2 Golongan III 13 12 25
3 Golongan IV 7 0 7
JUMLAH 28 13 41
2.2.2 Sarana dan Prasarana (Asset)
Untuk memperlancar tugas dan fungsi Baperlitbang
Kabupaten Banjarnegara didukung dengan sarana dan prasarana
sebagaimana Tabel 2.4.
23
Tabel 2.4 Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi
di Perangkat Daerah Tahun 2017
No Jenis Satuan Jumlah Ket
1 Tanah M2 1.478
2 Gedung Kantor M2 754
3 Gedung Garasi M2 150
4 Station Wagon Unit 4
5 Sepeda Motor Unit 23
6 GPS Unit 2
7 Alat Ukur/Test klinis Lain-lain
Unit 1
8 Mesin Ketik Manual Portabel
Unit 8
9 Mesin Ketik Manual Standar
Unit 6
10 Lemari Besi Unit 7
11 Rak Besi/Metal Unit 2
12 Rak Kayu Unit 1
13 Filing Besi/Metal Unit 21
14 Brand Kas Unit 1
15 Alat Penghancur Kertas Unit 1
16 Alat Pemotong Kertas Unit 1
17 Perforator Besar Unit 1
18 OHP Unit 1
19 Alat Kantor Lainnya Unit 9
20 LCD Projector Unit 9
21 Lemari Kayu Unit 4
22 Meja Kayu Buah 54
23 Kursi Besi/Metal Buah 104
24 Kursi Kayu Buah 25
25 Meja Tulis Buah 5
26 Meja Podium Buah 1
27 Kursi Rapat Buah 1
28 Kursi Putar Buah 7
29 Meja Komputer Buah 7
30 Jam Elektronik Unit 4
31 Air Conditioner Unit 7
32 Kompor Gas Unit 1
33 Tabung Gas Unit 1
34 Televisi Unit 2
35 Cassette Recorder Unit 1
36 Wireless Mic Unit 1
37 UPS Unit 1
38 Camera Unit 16
39 Dispenser Unit 1 Rusak
40 Alat Rumah Tangga Lain-
lain
Unit 16
41 Personal Computer Unit 22
42 Laptop/Notebook Unit 34
43 Printer Unit 31 9 rusak
berat
24
No Jenis Satuan Jumlah Ket
44 Monitor Unit 4
45 Meja Rapat Pejabat Eselon
III
Buah 1 Rusak
berat
46 Meja Kerja Pejabat Eselon III
Buah 1
47 Meja Tamu Buah 4
48 Lemari Arsip untuk Arsip Dinamis
Unit 9
49 Mikro Film Unit 1
50 CD Player Unit 1 Rusak
51 Peralatan Visual Lainnya Unit 4
52 Film Projector Unit 1
53 Layar Film Unit 2
54 Faksimili Unit 1
55 Sound System Unit 3
56 Wireless Amplifier Unit 2
57 Alat Rumah Tangga Lain-lain
Unit 16
58 Generator Unit 1
59 Panel ATS/Jaringan Set 1
60 Server Unit 1
61 Mesin Absen Unit 1
62 Komputer Tablet Unit 6
63 Sofa unit 3
64 CCTV Set 1 Sumber: Daftar Aset Tetap Bappeda per 31 Desember 2016
Berdasarkan Tabel 2.4 diperoleh gambaran bahwa tugas dan
fungsi Baperlitbang sebagian besar telah didukung dengan adanya
sarana dan prasarana yang memadai.
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Gambaran kinerja Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan 5 (lima) tahun sebelumnya diperoleh dari Dokumen
Renstra pada Periode sebelumnya (2011-2016) sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 2.5 dan Tabel 2.6.
25
Tabel 2.5 Review Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2011-2016
NO Indikator Kinerja Satuan
Kondisi
Awal 2011
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun
2011-2016 Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1
Tersedianya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Dokumen
Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA), Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan Laporan
Keuangan (CaLK)
dokumen 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 100 100 100 100
2 Tersusunnya Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan buku penjagaan
dokumen 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100 100 100 100 100
3 Tersusunnya Kartu Inventaris
Barang (KIB) dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
4
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK), Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Pengendalian Operasional
Kegiatan (POK), Rencana Kerja anggaran (RKA), Rencana Kerja Operasional (RKO), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban
(LKPJ), Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) dan Rencana Kerja (Renja)
dokumen 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 100 100 100 100 100
26
NO Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
2011
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun 2011-2016
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
5 Keikutsertaan aparatur perencana dalam bintek, seminar, diklat, workshop dan lokakarya
bintek 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
6
Tersedianya Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
yang telah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (PERKADA)
dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
7
Tersedianya Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah
ditetapkan dgn Peraturan Daerah (PERDA)
dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
8
Tersusunnya Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
dokumen 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100 100 100 100 100
10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen 5,39 5,42 5,61 5,89 6,07 5,23 5,44 5,31 5,47 5,41 97,9592 99,631 95,7219 92,87 89,13
11 Laju Inflasi Kabupaten Persen 7,23 7,13 7,52 7,34 7,03 4,55 8,35 7,78 2,97 2,87 62,9322 117,111 103,457 40,46 40,83
12 PDRB perKapita rupiah 8.011.94
0 8.898.06
0 9.882.19
0 10.975.16
0 12.189.010 13.050.000 14.330.000 16.010.000
17.570.000
19.000.000
109,345 113,924 114,297 160,09 155,88
13 Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)
Indeks 0,52 0,5 0,49 0,48 0,47 0,55 0,55 0,49 0,48 0,47 105,769 110 106,122 100,00 100,00
14 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
Persen 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100,00
27
NO Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
2011
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun 2011-2016
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
15 Tersedianya dokumen perencanaan bidang ekonomi dan investasi
dokumen 3 2 2 2 2 5 2 2 2 2 166,667 100 100 100,00 100,00
16 Penduduk di atas garis kemiskinan Persen 82,11 84,52 86,92 89,32 91,72 81,13 81,29 82,23 81,63 82,54 98,8065 96,1784 94,6042 91,39 89,99
17 Tersedianya dokumen perencanaan bidang sosbud
dokumen 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 100 100 200 100,00 200,00
18
Tersedianya dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam pedoman penataan ruang
pembangunan
dokumen 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 100 100 100 100,00 100,00
19
Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincian
melalui peta analog dan peta digital
Persen 33,30 66,60 100 100 100 50 dan
20 66,6 dan
66,6 100 dan
100 100 dan
100 100 dan
100 150 100 100 100 100
20 Tersedianya laporan pelaksanaan kegiatan DAK, TP dan Dekonsentrasi
dokumen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100 100 100 100 100
21 Terlaksananya evaluasi RKPD Persen 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
22 Ketaatan terhadap RTRW Persen 50 50 100 100 100 50 50 100 100 100 100 100 100 100 100
28
NO Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
2011
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun 2011-2016
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
23
Terlaksananya penjaringan aspirasi
masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses
penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program
pemanfaatan ruang
Persen 33,30 66,60 100 100 100 66,60 66,60 100 100 100 200 100 100 100 100
24 Tersedianya Banjarnegara Dalam angka (BDA) Kab. Banjarnegara yang informatif
dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
25 Tersedianya Buku PDRB Kab. Banjarnegara
dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
26 Profil daerah Kab. Banjarnegara dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
27 Teroptimalisasinya Simrenbangda dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100 100 100 100 100
28 Terselenggaranya kerjasama Barlingmascakeb
paket 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
29 Terselenggaranya penelitian dan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) paket 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
29
Tabel 2.6 Anggaran Dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2011-2016
No
Program Kondisi
Awal
2011
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun ke- Rata-rata
Pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Anggaran Realisasi
1 Program pelayanan Administrasi Perkantoran
529.628.000 609.500.000 613.520.000 703.531.000 796.227.000 396.128.261 489.148.426 529.098.116 617.074.471 681.659.820 74,79 80,25 86,24 87,71 85,61 10,90 14,69
2
Program Peningkatan
Peningkatan Sarana Dan Prsarana Aparatur
313.262.500 455.000.000 515.000.000 523.000.000 490.000.000 287.366.400 418.343.900 470.130.950 511.609.850 469.430.275 91,73 91,94 91,29 97,82 95,80 13,42 14,63
3
Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan
- 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000 - 38.130.300 49.856.500 39.880.100 47.839.900
76,26 99,71 79,76 95,68 - 10,23
4 Program Pengembangan
Data/Informasi 694.260.000 629.230.000 960.000.000 490.000.000 525.000.000 547.732.650 473.732.150 767.815.560 417.610.000 444.087.580 78,89 75,29 79,98 85,23 84,59 0,35 2,32
5 Program Kerjasama
Pembangunan - 150.000.000 125.000.000 125.000.000 225.000.000 - 128.922.550 92.989.250 108.451.200 173.163.600
85,95 74,39 86,76 76,96 21,11 16,14
6 Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota
Menengah dan Besar
- 355.000.000 465.000.000 453.000.000 510.000.000 - 264.196.400 320.627.650 301.179.911 389.450.750
74,42 68,95 66,49 76,36 13,66 14,87
7
Program Peningkatan
Kapasitas kelembagaan
perencanaan Pembangunan daerah
104.830.000 100.000.000 100.000.000 175.000.000 185.000.000 84.129.000 86.834.400 87.122.700 168.080.000 149.908.900 80,25 86,83 87,12 96,05 81,03 19,03 21,42
30
N
o Program
Kondisi
Awal 2011
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun ke-
Rata-rata
Pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Anggaran Realisasi
8
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
- 20.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 - 13.456.000 27.854.000 24.019.500 6.448.000
67,28 92,85 80,07 21,49 16,67 6,69
9 Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
1.226.147.5
00 875.000.000 930.000.000 955.000.000
1.450.000.0
00
1.095.512.2
70 716.253.850 848.512.600 879.274.200
1.316.709.9
63 89,35 81,86 91,24 92,07 90,81 8,04 9,31
10 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
820.000.000 510.000.000 749.275.000 575.000.000 405.000.000 775.697.315 431.534.122 568.932.150 437.884.950 329.684.725 94,60 84,61 75,93 76,15 81,40 (10,93) (15,07)
11 Program Perencanaan Sosial
dan Budaya 775.000.000 750.000.000 515.000.000 365.000.000 635.000.000 563.162.900 588.556.725 383.580.690 317.764.060 579.838.492 72,67 78,47 74,48 87,06 91,31 2,57 8,75
12
Program Perencanaan
Prasaranan Wilayah dan Sumber Daya Alam
332.500.000 330.000.000 675.000.000 525.000.000 400.000.000 306.694.600 261.823.000 412.441.400 450.776.900 334.814.900 92,24 79,34 61,10 85,86 83,70 14,44 6,62
13 Program Peningkatan Promosi
dan Kerjasama Investasi 100.000.000
92.843.900
92,84
(100,00)
14 Program Perencanaan tata
Ruang 181.500.000 250.000.000 500.000.000
250.000.000 165.819.600 196.480.500 367.001.590
130.604.335 91,36 78,59 73,40
52,24 12,58 1,76
15 Program Penataan daerah
Otonomi Baru
100.000.000
74.580.000
74,58
16 Program Perbaikan gizi masyarakat
40.000.000
39.960.000
99,90
31
N
o Program
Kondisi
Awal 2011
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun ke-
Rata-rata
Pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Anggaran Realisasi
17 Program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam
150.000.000
124.537.450
83,02
18 Program penguatan kelembagaan pengarustamaan
gender dan anak
75.000.000
73.910.500
98,55
19
Program penciptaan iklim
usaha-usaha kecil menengah yang kondusif
250.000.000
195.950.750
78,38
Total 5.077.128.000 5.183.730.000 6.227.795.000 4.969.531.000
4.315.086.896 4.181.992.323 4.925.963.156 4.273.605.142
84,99 80,68 79,10 86,00
(24,49) (24,63)
Dari data-data capaian sebagaimana yang terdapat dalam tabel 2.5 dan 2.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
program kegaiatan yang tidak terlaksana secara konsisten setiap tahunnya karena tidak adanya pengalokasian anggaran.
Misalnya : Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi yang hanya ada pada tahun 2012, Program perlindungan dan
konservasi sumber daya alam yang hanya ada pada tahun 2016, dan lain lain.
32
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat
Daerah
2.4.1 Tantangan
Berikut ini adalah hasil analisis tantangan bagi
pengembangan pelayanan Baperlitbang pada lima tahun
mendatang.
a. Banyaknya peraturan yang harus dipedomani dalam
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
b. Adanya tuntutan penyediaan dokumen perencanaan yang
inovatif, kreatif dan aplikatif untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan daerah.
c. Banyaknya tuntutan masyarakat untuk lebih terlibat dan
mendapatkan akses terhadap informasi pembangunan daerah.
d. Adanya persaingan antar daerah baik regional maupun
nasional dalam mengembangkan potensi daerah.
e. Tuntutan akan konsistensi antar dokumen perencanaan baik
tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten dengan perangkat
daerah.
f. Pemenuhan terhadap pemecahan masalah daerah yang
membutuhkan sumber-sumber pendanaan alternatif diluar
APBD Kabupaten Banjarnegara yang sangat kompetitif.
g. Semakin kompleksnya permasalahan pembangunan daerah
yang membutuhkan pemecahan melalui kajian, penelitian dan
pengembangan.
2.4.2 Peluang
Berikut ini adalah hasil analisis peluang bagi
pengembangan pelayanan Baperlitbang pada lima tahun
mendatang.
a. Peraturan perundang-undangan yang mengatur Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai pedoman
perencanaan pembangunan di daerah.
b. Berkembangnya teknologi informasi yang dapat digunakan
untuk mendukung penyediaan data dan informasi.
c. Potensi pembiayaan keuangan dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Swasta, NGO maupun lembaga donor
yang makin terbuka sebagai akibat dari penerapan SDG’s.
33
d. Berkembangnya partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan pembangunan daerah sehingga memicu para
perencana untuk menyusun dokumen perencanaan yang
berorientasi kepada pemecahan masalah.
e. Peluang untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah-
masalah di tingkat regional, seperti BARLINGMASCAKEB.
f. Peran CSR yang makin menguat dalam mendukung
pemecahan permasalahan pembangunan di Kabupaten
Banjarnegara.
g. Meningkatnya peran perguruan tinggi sebagai mitra di dalam
penelitian dan pengembangan.
34
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Baperlitbang
Sumber daya Baperlitbang yang meliputi Sumber Daya Manusia
(SDM), anggaran, sarana dan prasarana, kelembagaan dan
ketatalaksanaan menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan tugas
dan fungsi dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis.
Sumber daya tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal agar
pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai sesuai visi, misi dan tujuan
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan identifikasi permasalahan sesuai tugas pokok dan
fungsi pelayanan perangkat daerah, maka ada beberapa permasalahan
yang dihadapi oleh dinas selama 5 (lima) tahun yang akan datang yaitu :
1. Sekretariat
a. Belum optimalnya kapasitas, kualitas, kuantitas dan pemerataan
SDM dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
b. Belum tersedia SDM dengan jabatan fungsional Perencana dan
Peneliti yang memadai;
c. Belum optimalnya ketersediaan sarana prasarana penunjang
perencanaan pembangunan daerah;
d. Belum optimalnya koodinasi antar bagian di Baperlitbang
e. Belum semua SDM memahami regulasi perencanaan
penganggaran
f. Belum optimalnya pengelolaan informasi dan dokumentasi
g. Belum optimalnya pengelolaan aset di Baperlitbang
h. Belum optimalnya pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di
lingkungan Baperlitbang
i. Belum optimalnya kualitas dokumen perencanaan (Renstra dan
Renja).
j. Belum tepat waktu dalam pelaporan keuangan
k. Belum optimalnya penyediaan bahan-bahan bagi pelayanan
administratif
35
2. Bidang Ekonomi
a. Belum optimalnya kajian-kajian ekonomi yang ditindaklanjuti
b. Adanya amanat peraturan perundang-undangan kepada daerah
untuk menyusun dokumen perencanaan multi sektor bidang
ekonomi
c. Belum optimalnya fasilitasi dalam pengembangan ekonomi kreatif
dan pengembangan ekonomi lokal
d. Belum optimalnya pengembangan potensi ekonomi daerah untuk
meningkatkan nilai tambah, kualitas dan daya saing, serta
strategi branding UKM dan IKM
e. Belum tersedianya perencanaan dalam pengembangan pertanian,
perikanan dan ketahanan pangan, serta pengembangan wisata.
f. Belum optimalnya koordinasi bidang ekonomi dalam meningkatan
kualitas dokumen perencanaan yang berkualitas (Renja, KUA
PPAS) di masing-masing perangkat daerah yang dibina.
3. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial
a. Belum tercapaiannya kinerja penanggulangan kemiskinan sesuai
target.
b. Belum semua Desa Target TMMD tersentuh Program TMMD
c. Belum optimalnya koordinasi bidang Pemkesos dalam
meningkatan kualitas dokumen perencanaan yang berkualitas
(Renja, KUA PPAS) di masing-masing perangkat daerah yang
dibina.
d. Penyediaan data Pendidikan Untuk Semua (PUS) tidak sesuai
dengan target waktu yang ditetapkan.
e. Belum tersedianya dokumen perencanaan bidang pendidikan
sesuai kebutuhan.
f. Masih kurangnya kualitas monitoring, evaluasi dan pengawasan
distribusi serta peredaran garam beryodium.
g. Belum tersedianya dokumen perencanaan bidang kesehatan
sesuai kebutuhan.
h. Belum semua dokumen perencanaan responsif gender.
36
4. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
a. Belum optimalnya informasi dan implementasi perencanaan
pengembangan wilayah
b. Belum optimalnya perencanaan kawasan strategis kabupaten
yang memberikan multiplier effect terhadap pengembangan
wilayah disekitarnya
c. Belum tersedianya database potensi wilayah secara detail
d. Belum optimalnya perencanaan pengembangan wilayah, sehingga
terjadi disparitas/ kesenjangan pembangunan wilayah utara dan
selatan
e. Belum optimalnya koordinasi dengan dinas teknis dalam
penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah
f. Belum optimalnya pengendalian dan pemanfaatan ruang
(struktur dan pola ruang) dalam pengembangan wilayah
g. Masih tumpang tindih kewenangan penyusunan dokumen
perencanaan infrastruktur dan pengembangan wilayah dengan
dinas teknis
h. Belum tersedianya dokumen perencanaan prasarana wilayah dan
sumberdaya alam.
5. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Program
a. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan, perencanaan
pembangunan daerah
b. Belum optimalnya keselarasan antar dokumen perencanaan dan
penganggaran
c. Rendahnya kualitas dan kuantitas aparatur perencana.
d. Masih belum terintegrasinya hasil musrenbang desa dan
kelurahan dalam e-planning and e-budgeting.
e. Belum tersedianya Rencana Induk Kelitbangan.
f. Belum optimalnya penyelenggaraan kerjasama
g. Belum banyak institusi (OPD) yang mengusulkan penelitian
untuk digunakan sebagai dasar penyusunan kegiatan.
h. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan perencanaan bidang
penelitian
i. Belum optimalnya koordinasi dengan perguruan tinggi dalam
penyelenggaraan penelitian
37
j. Belum optimalnya pelayanan rekomendasi ijin penelitian.
k. Belum optimalnya pembinaan dan fasilitasi pengembangan
penelitian
3.2 Telaahan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah
Penelaahan visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang
akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun ke depan, sesuai dengan
periode kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara, yang
tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 – 2022.
Proses telaah tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan Baperlitbang yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017 - 2022.
a. Visi
Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017 - 2022, Visi pembangunan daerah jangka
menengah Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022, adalah :
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
Dalam menerjemahkan visi tersebut dilakukan melalui
penjelasan tiap-tiap pokok visi yang ada di dalamnya, dimana
terdapat 2 (dua) pokok visi, yaitu:
1. Kabupaten Banjarnegara menjadi Kabupaten Yang Bermartabat
Kata bermartabat merujuk pada kondisi terpenuhinya
harkat kemanusiaan yang tercermin oleh terpenuhinya hak asasi
setiap individu di Kabupaten Banjarnegara. Kata ini juga
menunjukkan adanya persamaan hak dan kewajiban yang sama
bagi seluruh masyarakat Banjarnegara.
Dengan pokok visi ini, diharapkan melalui pemenuhan
kewajiban negara terhadap hak dasar warganya maka setiap
warga Banjarnegara dapat meningkatkan harkatnya sebagai
manusia dan dapat bersanding dengan masyarakat daerah lain
baik di level regional maupun nasional secara terhormat.
Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan meningkatnya
38
kondusivitas daerah untuk menjamin terpenuhinya hak-hak
dasar masyarakat Banjarnegara.
2. Kabupaten Banjarnegara menjadi Kabupaten Yang Sejahtera
Secara lebih luas, sejahtera memiliki makna terpenuhinya
aspek-aspek fisik, spiritual, emosional, intelektual, ekonomi,
sosial, budaya, dan ekologis, sehingga sejahtera merupakan suatu
keadaan hidup yang berkualitas.
Dengan pokok visi ini, diharapkan melalui peningkatan
pembangunan secara berkelanjutan maka dapat terwujud hasil-
hasil pembangunan yang berkualitas dan merata. Untuk
mencapai hal tersebut, maka peningkatan pelayanan pemerintah
pada masyarakat yang tercermin melalui reformasi birokrasi
harus terus dilakukan. Hal tersebut memiliki arti penting, karena
pemerintahan yang berwibawa bukan hanya menghasilkan
produk pemerintahan yang baik, namun juga akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pencapaian pokok
visi ini ditandai dengan terwujudnya pembangunan daerah yang
berkesinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi
kerakyatan serta meningkatnya tata kelola pemerintahan.
Melalui pokok visi ini Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
menyatakan dengan jelas kondisi yang ingin dicapai dari
berjalannya roda pemerintahan. Kondisi dimana setiap individu
dapat berperan serta aktif dalam pembangunan berkelanjutan,
sehingga segala kebutuhan dapat terpenuhi utamanya pada
kebutuhan dasar. Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan
meningkatnya cakupan pemenuhan kebutuhan dasar melalui
peningkatan perekonomian masyarakat berbasis sektor unggulan
dengan tetap menjaga kualitas lingkungan hidup.
b. Misi
Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus
dilaksanakan dalam upaya mencapai visi. Misi merupakan turunan
dari pokok-pokok visi yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tabel 3.1
memberikan gambaran lengkap perumusan pokok visi dan misi.
39
Tabel. 3.1 Perumusan Misi Kabupaten Banjarnegara
NO POKOK VISI MISI
1
Kabupaten
Banjarnegara menjadi
Kabupaten yang bermartabat
Pemenuhan
hak dasar
Mewujudkan tata
kehidupan masyarakat yang tertib, aman, damai
dan demokratis
Mewujudkan
kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan cakupan menuhan hak dasar
2 Kabupaten Banjarnegara menjadi
Kabupaten yang sejahtera
Peningkatan kualitas pelayanan
pemerintahan
Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola yang baik
Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, produktif,
transparan dan akuntabel dengan tenaga
profesional
Peningkatan
perekonomian masyarakat berbasis
sektor unggulan dengan tetap
menjaga kualitas
lingkungan hidup
Mewujudkan
pembangunan daerah yang berkesinambungan dan berbasis pada
pengembangan ekonomi kerakyatan
Berkaitan dengan visi dan misi pembangunan daerah
Kabupaten Banjarnegara tersebut, maka Baperlitbang sebagai salah
satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara, dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya memiliki peran penting mendukung pencapaian misi
pertama.
Sedangkan analisis Permasalahan, faktor pendorong dan
faktor penghambat dalam peningkatan kinerja pelayanan
Baperlitbang dalam upaya mendukung pencapaian misi tersebut
dapat dilihat dalam tabel 3.2 berikut ini :
40
Tabel 3.2 Permasalahan, Faktor Penghambat dan Pendorong Pada Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan dalam Pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah
Uraian Permasalahan
Pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
Misi: Mewujudkan kualitas
penyelenggaraan
pemerintahan berdasarka
n konsep tata kelola yang baik
Tidak adanya inventarisasi dan tindak
lanjut dari hasil
penelitian-penelitian yang bisa
dijadikan pijakan penyelenggara
an pemerintahan
yang baik.
Belum optimalnya kapasitas,
kualitas, kuantitas
dan pemerataan SDM dalam
pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi; Belum
tersedia SDM dengan jabatan
fungsional Perencana
dan Peneliti yang memadai;
Peraturan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 2 tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten
Banjarnegara; Peraturan
Bupati Nomor 81 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
serta Tata Kerja Badan Perencanaan,
Penelitan dan Pengembangan
Kabupaten Banjarnegara;
Lembaga
strategis perencanaan yang memiliki
kewenangan koordinatif;
Banyak pegawai dengan tingkat
pendidikan Sarjana dan
sebagian Pasca Sarjana;
Komitmen dan
etos kerja pegawai yang tinggi;
Sarana dan prasarana kerja
yang memadai.
41
3.3. Telaahan Renstra Kementerian PPN/Bappenas dan Renstra Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi
3.3.1 Telaahan Renstra Bappenas Tahun 2017-2022
Visi Kementerian PPN/Bappenas 2015-2019 adalah: ”Menjadi
Lembaga Perencanaan Pembangunan Nasional yang Berkualitas,
Sinergis, dan Kredibel”. Pengertian kata berkualitas, sinergis dan
kredibel terkait dengan pernyataan visi dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Berkualitas: perencanaan yang dihasilkan menjadi
acuan/pedoman bagi Kementerian/Lembaga dan daerah dalam
menyusun perencanaannya dan melaksanakan program dan
kegiatannya masingmasing; dan kelembagaan menerapkan
prinsip-prinsip good and clean governance.
2. Sinergis: produk perencanaan dan penganggaran yang
dihasilkan dapat diimplementasikan secara selaras antarsektor,
antara pusat dan daerah, dan antardaerah.
3. Kredibel: perencanaan yang berdasarkan pertimbangan atas
pengetahuan, informasi, dan data yang terkini (evidence based
dan knowledge based) dengan mekanisme pelaksanaan
(delivery mechanism) secara partisipatif dan berorientasi ke
depan.
Dalam rangka mencapai visi, misi Kementerian
PPN/Bappenas periode 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan perencanaan,
penganggaran, regulasi, dan kelembagaan dalam pembangunan
nasional yang selaras (antardaerah, antarruang, antarwaktu,
antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dan daerah);
2. Melakukan pengendalian pelaksanaan perencanaan terhadap
program dan kegiatan untuk mempercepat pelaksanaan
pembangunan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/
Daerah sesuai dengan strategi dan kebijakan pembangunan
nasional; dan
3. melaksanakan tata kelola kelembagaan pemerintahan yang
baik dan bersih di Kementerian PPN/Bappenas.
42
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan mendukung
pelaksanaan Misi ke-1 dan Misi ke-2. Tujuan dan sasaran
Kementerian PPN/Bappenas pada misi ke-1 dan Misi ke-2 yaitu:
Mewujudkan perencanaan pembangunan nasional yang berkualitas,
sinergis, dan kredibel, dengan sasaran: Terwujudnya perencanaan
pembangunan nasional yang berkualitas, sinergis, dan kredibel”,
yaitu terlaksananya rencana pembangunan nasional yang diukur
dari: 1) % keselarasan rencana pembangunan nasional dengan
rencana kerja K/L dan Daerah; 2) Rancangan Perpres RKP; dan 3) %
rekomendasi pemantauan, evaluasi, dan pengendalian yang
ditindaklanjuti K/L.
Berikut ini disajikan analisis Permasalahan Layanan, Faktor
Penghambat dan Pendorong Pada Badan Perencanaan, Penelitian
dan Pengembangan dalam Pencapaian Visi dan Misi, tujuan dan
Sasaran Renstra Kementerian PPN/Bappenas.
Tabel 3.3
Permasalahan Layanan, Faktor Penghambat dan Pendorong Pada Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan dalam Pencapaian Visi dan
Misi, tujuan dan Sasaran Renstra Kementerian PPN/Bappenas
Uraian Permasalahan Pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
Visi:
”Menjadi Lembaga Perencanaan Pembangunan
Nasional yang Berkualitas, Sinergis, dan
Kredibel”.
Tujuan: Mewujudkan perencanaan
pembangunan nasional yang
berkualitas, sinergis, dan kredibel.
Sasaran: Terwujudnya perencanaan
pembangunan nasional yang
berkualitas, sinergis,
Belum
optimalnya kapasitas, kualitas,
kuantitas dan pemerataan
SDM dalam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi;
Belum tersedia SDM
dengan jabatan fungsional
Perencana dan Peneliti yang
memadai;
Peraturan
Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 2 tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Banjarnegara;
Peraturan Bupati Nomor 81
Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan
Fungsi serta Tata Kerja
Badan
43
Uraian Permasalahan
Pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
dan kredibel”, yaitu terlaksananya
rencana pembangunan nasional yang
diukur dari: 1) % keselarasan rencana pembangunan
nasional dengan rencana kerja K/L
dan Daerah; 2) Rancangan Perpres RKP; dan 3) %
rekomendasi pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian yang ditindaklanjuti K/L.
Perencanaan, Penelitan dan
Pengembangan Kabupaten Banjarnegara;
Lembaga strategis perencanaan
yang memiliki kewenangan
koordinatif; Banyak pegawai
dengan tingkat
pendidikan Sarjana dan sebagian Pasca
Sarjana; Komitmen dan
etos kerja pegawai yang tinggi;
Sarana dan prasarana kerja
yang memadai.
3.3.2 Renstra Kementerian Dalam Negeri tahun 2015-2019
Visi Kementerian Dalam Negeri yaitu: “Kementerian Dalam Negeri
Mampu Menjadi POROS Jalannya Pemerintahan dan Politik Dalam
Negeri, Meningkatkan Pelayanan Publik, Menegakkan Demokrasi Dan
Menjaga Integrasi Bangsa”. Untuk mewujudkan Visi yang telah
dirumuskan tersebut, maka ditetapkan Misi Kementerian Dalam Negeri,
yaitu:
1. Memantapkan ideologi dan wawasan kebangsaan dengan
memperkuat pengamalan terhadap Pancasila, UUD 1945,
kebhinekaan, menegakkan persatuan dan kesatuan, demokratisasi,
serta membangun karakter bangsa dan stabilitas dalam negeri.
2. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan
umum melalui harmonisasi hubungan pusat-daerah, menciptakan
ketentraman, dan ketertiban umum, serta meningkatkan
pendayagunaan administrasi kependudukan.
3. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi
daerah melalui peningkatan kapasitas dalam menyelenggarakan
44
urusan pemerintahan serta didukung pengelolaan anggaran dan
keuangan yang akuntabel dan berpihak kepada rakyat.
4. Mendorong terwujudnya keserasian dan keadilan pembangunan
antar wilayah dan daerah melalui pembangunan dari pinggiran
dengan memperkuat daerah dan desa serta perbatasan.
5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan efektif
dengan didukung aparatur yang berkompeten dan pengawasan yang
efektif dalam rangka pemantapan pelayanan publik.
Berdasarkan uraian diatas, Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan mendukung pelaksanaan Misi ke-3 yaitu Mewujudkan
efektivitas penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah melalui
peningkatan kapasitas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
serta didukung pengelolaan anggaran dan keuangan yang akuntabel dan
berpihak kepada rakyat.
Tujuan Kementerian Dalam Negeri pada Misi ke-3 yang terkait
dengan Perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan
adalah Peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan dan tata kelola
pemerintahan dan pembangunan di Daerah. Sasaran yang ingin dicapai
adalah :
a. Meningkatnya kualitas pelaksanaan otonomi daerah untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah;
b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah;
c. Menguatnya peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dalam
pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Arah Kebijakan yang telah ditetapkan Kementerian Dalam Negeri
terkait dengan perencanaan pembangunan daerah adalah Meningkatkan
kualitas pembangunan daerah sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional, melalui strategi:
a. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah;
b. Mendorong harmonisasi, keselarasan, dan sinergitas pembangunan
antar Daerah serta antara Pusat dan Daerah;
c. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan daerah.
45
Berikut ini disajikan analisis Permasalahan Layanan, Faktor
Penghambat dan Pendorong Pada Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan dalam Pencapaian Visi dan Misi, tujuan dan Sasaran
Renstra Kementerian PPN/Bappenas.
Tabel 3.4 Permasalahan Layanan, Faktor Penghambat dan Pendorong Pada Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan dalam Pencapaian Visi dan Misi,
tujuan dan Sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri
Uraian Permasalahan Pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
Visi Kementerian
Dalam Negeri yaitu : “Kementerian
Dalam Negeri Mampu Menjadi POROS Jalannya
Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri,
Meningkatkan Pelayanan Publik,
Menegakkan Demokrasi Dan Menjaga Integrasi
Bangsa”. Misi ke-2:
Mewujudkan efektivitas
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan
umum melalui harmonisasi
hubungan pusat-daerah, menciptakan
ketentraman, dan ketertiban umum, serta
meningkatkan pendayagunaan
administrasi kependudukan.
Tujuan Kementerian
Dalam Negeri pada Misi ke-3:
Belum
optimalnya koordinasi
pelaksanaan, perencanaan pembangunan
daerah Belum
optimalnya
keselarasan antar dokumen
perencanaan dan penganggaran.
Belum optimalnya fasilitasi dalam
pengembangan ekonomi kreatif
dan pengembangan ekonomi lokal
Belum optimalnya
pengembangan potensi ekonomi daerah untuk
meningkatkan nilai tambah, kualitas dan
daya saing, serta trategi
branding UKM dan IKM
Belum
optimalnya perencanaan
kawasan strategis
Belum
optimalnya kapasitas,
kualitas, kuantitas dan pemerataan
SDM dalam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi;
Belum tersedia SDM dengan jabatan
fungsional Perencana dan Peneliti yang
memadai;
Peraturan
Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 2 tahun 2016
tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Banjarnegara
; Peraturan
Bupati
Nomor 81 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Pokok
dan Fungsi serta Tata Kerja Badan
Perencanaan, Penelitan dan
Pengembangan
Kabupaten Banjarnegara;
Lembaga strategis
perencanaan yang
46
Uraian Permasalahan
Pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
a. Peningkatan kualitas
penyelenggaraan urusan dan tata kelola
pemerintahan dan pembangunan
di Daerah. Sasaran yang
ingin dicapai adalah:
b. Meningkatnya
kualitas pelaksanaan otonomi daerah
untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dan mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah;
c. Meningkatnya
kualitas
pelayanan publik dalam penyelenggaraa
n pembangunan daerah;
d. Menguatnya peran Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah dalam
pelaksanaan koordinasi pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan
di daerah.
kabupaten yang memberikan
multiplier effect terhadap pengembangan
wilayah disekitarnya
memiliki kewenangan
koordinatif; Banyak
pegawai
dengan tingkat pendidikan
Sarjana dan sebagian
Pasca Sarjana;
Komitmen
dan etos kerja pegawai yang
tinggi; Sarana dan
prasarana kerja yang memadai.
3.3.3 Telaahan Renstra Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Visi Bappeda Provinsi Jawa Tengah adalah "Profesional,
Partisipatif dan Inovatif guna Mewujudkan Perencanaan
Pembangunan yang Efektif dan Berkelanjutan."
47
Sebagai institusi pemerintah yang bertugas dibidang
perencanaan pembangunan daerah dan statistik, Bappeda Provinsi
Jawa Tengah secara proaktif berperan dalam menentukan arah
pencapaian tujuan pembangunan daerah melalui pelaksanaan
analisis kebijakan/ kajian pembangunan daerah, pelaksanaan
koordinasi dan integrasi perencanaan pembangunan serta
menjalankan konsultasi, pendampingan dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
Guna mewujudkan visi BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018 di atas, maka dirumuskan 5 (lima) misi yang
merupakan penjabaran operasional dari visi tersebut, yaitu :
1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM;
2. Mewujudkan sistem dan tata kerja yang efektif dan efisien;
3. Mewujudkan pengelolaan sistem database perencanaan dan
statistik daerah yang akurat berbasis teknologi informasi;
4. Meningkatkan kualitas perencanaan serta koordinasi internal,
horisontal, dan vertikal dengan melibatkan secara aktif
pemangku kepentingan;
5. Meningkatkan kualitas pengendalian, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan pelaksanaan pembangunan yang terpadu dan
inovatif.
Tujuan dan sasaran jangka menengah yang akan dicapai oleh
Bappeda Provinsi Jawa Tengah dalam rangka pencapaian visi dan
misi Bappeda Provinsi Jawa Tengah selama Tahun 2013 – 2018,
dijabarkan dengan fokus pada :
a. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM;
b. Mewujudkan sistem dan tata kerja yang efektif dan efisien;
c. Mewujudkan pengelolaan sistem database perencanaan dan
statistik daerah yang akurat berbasis teknologi informasi;
d. Meningkatkan kualitas perencanaan serta koordinasi internal,
horisontal, dan vertikal dengan melibatkan secara aktif
pemangku kepentingan;
e. Meningkatkan kualitas pengendalian, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan pelaksanaan pembangunan yang terpadu dan
inovatif.
48
Berikut ini disajikan analisis Permasalahan Layanan, Faktor
Penghambat dan Pendorong Pada Badan Perencanaan, Penelitian
dan Pengembangan dalam Pencapaian Visi dan Misi, tujuan dan
Sasaran Renstra Kementerian PPN/Bappenas.
49
Tabel 3.5 Permasalahan Layanan, Faktor Penghambat dan Pendorong Pada Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan dalam Pencapaian Visi dan Misi, tujuan dan Sasaran Renstra Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
Tujuan dan sasaran
Permasalahan Pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
a. Meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas SDM; b. Mewujudkan
sistem dan tata kerja yang efektif dan efisien;
c. Mewujudkan pengelolaan sistem database
perencanaan dan statistik daerah
yang akurat berbasis teknologi
informasi; d. Meningkatkan
kualitas perencanaan serta koordinasi
internal, horisontal, dan vertikal dengan
melibatkan secara aktif
pemangku kepentingan;
e. Meningkatkan
kualitas pengendalian, monitoring dan
evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan pembangunan yang terpadu
dan inovatif.
Belum optimalnya
koordinasi pelaksanaan,
perencanaan pembangunan daerah
Belum optimalnya keselarasan antar
dokumen perencanaan dan
penganggaran. Belum
optimalnya
fasilitasi dalam pengembangan
ekonomi kreatif dan pengembangan
ekonomi lokal Belum
optimalnya
pengembangan potensi ekonomi
daerah untuk meningkatkan nilai tambah,
kualitas dan daya saing, serta trategi branding
UKM dan IKM Belum
optimalnya perencanaan kawasan strategis
kabupaten yang memberikan
multiplier effect terhadap pengembangan
wilayah disekitarnya
Belum optimalnya
kapasitas, kualitas,
kuantitas dan pemerataan
SDM dalam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi;
Belum tersedia SDM
dengan jabatan
fungsional Perencana dan Peneliti
yang memadai;
Peraturan Daerah
Kabupaten Banjarnegara
Nomor 2 tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara;
Peraturan Bupati
Nomor 81 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas Pokok dan Fungsi
serta Tata Kerja Badan Perencanaan
, Penelitan dan Pengembang
an Kabupaten
Banjarnegara;
Lembaga
strategis perencanaan
yang memiliki kewenangan
koordinatif; Banyak
pegawai
dengan tingkat
pendidikan
50
Tujuan dan
sasaran
Permasalahan
Pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
Sarjana dan sebagian
Pasca Sarjana;
Komitmen
dan etos kerja pegawai yang
tinggi; Sarana dan
prasarana kerja yang memadai.
3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Baperlitbang
adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan
pembangunan karena dampaknya yang signifikan di masa depan. Suatu
kondisi atau kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang
apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
atau apabila tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Isu-isu strategis di Baperlitbang ditentukan dengan metode
diskusi dengan melibatkan semua Bidang di Baperlitbang. Dari diskusi
tersebut maka dapat ditetapkan isu-isu stretegis sebagai berikut :
1. Belum optimalnya kualitas perencanaan Pembangunan daerah.
2. Belum optimalnya kualitas perencanaan multi sektor di bidang
ekonomi.
3. Belum tersedianya dokumen perencanaan bidang pemkesos yang
sesuai kebutuhan.
4. Belum optimalnya perencanaan, penataan infrastruktur dan
pengembangan wilayah, sehingga terjadi disparitas pembangunan
wilayah utara dan selatan.
5. Belum optimalnya penyelenggaraan bidang penelitian dan
pengembangan.
6. Belum optimalnya kapasitas, kualitas, kuantitas dan pemerataan
SDM serta sarana prasarana penunjang kinerja Baperlitbang.
7. Belum optimalnya kualitas dokumen perencanaan Baperlitbang.
51
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan Jangka Menengah Baperlitbang
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan
permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. (Reff.
Lampiran IV Permendagri no 54 tahun 2010). Merujuk pada pengertian
tersebut, maka rumusan tujuan yang akan dicapai oleh Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Banjarnegara
adalah sebagai berikut:
1. Tersusunnya dokumen perencanaan yang berkualitas;
2. Terwujudnya Inovasi yang mendukung pembangunan daerah;
3. Terwujudnya Pelayanan Prima.
4.2 Sasaran Jangka Menengah Baperlitbang
Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu
tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai,
rasional, untuk dapat dilaksanakanya dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun ke depan. Rumusan sasaran hendaknya memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Meningkatnya Keselarasan dokumen perencanaan;
2. Meningkatnya capain kinerja pembangunan daerah;
3. Meningkatnya jumlah penelitian & inovasi daerah;
4. Meningkatnya Nilai Survey Kepuasan Masyarakat.
Sasaran pembangunan yang akan dicapai oleh Badan Perencanaan,
Penelitian dan Pengembangan yaitu sebagai berikut:
Tujuan 1. Tersusunnya dokumen perencanaan yang berkualitas.
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah:
1. Meningkatnya Keselarasan dokumen perencanaan .
2. Meningkatnya capain kinerja pembangunan daerah
Tujuan 2. Terwujudnya Inovasi yang mendukung pembangunan
daerah.
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah
52
meningkatnya jumlah penelitian & inovasi daerah.
Tujuan 3. Terwujudnya Pelayanan Prima.
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan ini adalah
meningkatnya Nilai Survey Kepuasan Masyarakat.
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan beserta indikator kinerjanya
disajikan dalam Tabel 4.1 sebagaimana berikut ini.
53
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
Tahun 2017-2022
No Tujuan Sasaran
Indikator
Sasaran Program dan
Kegiatan
Indikator
Kinerja
Program
Satuan
Kond
isi
Awal
2017
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir
Renstra
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1
Tersusunya dokumen
perencanaan
yang
berkualitas
Meningkatnya Keselarasan
dokumen perencanaan
persentase
keselarasan antar
dokumen
perencanaa
n
pembangun
an daerah
% 90 91 92 93 94 94
Program Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Persentase keselarasan
program
RKPD, KUA
PPAS dan
Renstra dengan
RPJMD
% 85 90 91 92 93 94 94
Penyusunan
RKPD
Dokumen
RKPD
dokume
n 85 2 2 2 2 2 2
Penyusunan KUA
dan PPAS
Dokumen KUA
dan PPAS
dokume
n 2 2 2 2 2 2 2
Evaluasi RKPD Laporan Akhir
Evaluasi RKPD
dokume
n 2 1 1 1 1 1 1
Penyusunan RPJMD
Dokumen RPJMD 2022 -
2027
dokumen
1 0 0 0 0 1 1
Penyusunan
Review RPJMD
Dokumen
Review RPJMD
dokume
n 0 0 0 1 0 0 0
Penyusunan Raperda dokume 2 0 0 1 0 1 1
54
Raperda RPJMD RPJMD 2022-
2027 dan Review RPJMD
2017-2022
n
Pengembangan e
planing dan e
budgeting
e planing yang
terintegrasi e
budgeting
dokume
n 1 1 1 1 1 1 1
Program Program
pengembangan data/informasi
prosentase
data base dan informasi yang
tersedia
% 85 0,9 0,95 1 1 1 1
Monitoring dan
Evaluasi Kegiatan
Sektoral dan DAK
Laporan Akhir
Monev
Kegiatan
Sektoral dan
DAK
dokume
n 1 1 1 1 1 1 1
Pendamping penyusunan
profil daerah
jumlah dokumen data
informasi
pembangunan
daerah
dokume
n 2 2 2 2 2 2 2
Meningkatnya
capain kinerja pembangunan
daerah
Persentase
capaian indikator
kinerja
RPJMD
% 70 75 80 85 100 100
Program
Perencanaan
Prasarana
Wilayah dan SDA
Persentase
capaian
kinerja
bidang/urusan Prasarana
Wilayah
% 70 70 75 80 85 100 100
Kajian pola
penggunaan
lahan Kab.
Banjarnegara
Dokumen
kajian pola
penggunaan
lahan Banjarnegara
dokume
n 0 1 0 0 0 0 0
Pemetaan geologi Peta geologi dokume 0 1 0 0 0 0 0
55
kawasan dataran
tinggi Dieng
kawasan
dataran tinggi Dieng
n
Penyusunan
neraca sumber
daya alam spasial
daerah
Dokumen
neraca sumber
daya alam
spasial daerah
dokume
n 0 0 1 0 0 0 0
Kajian
pengembangan jalan
Banjarkebuka
(Banjar-
Kebumen-
Pekalongan)
Dokumen
kajian pengembanga
n jalan
Banjarkebuka
dokume
n 0 0 1 0 0 0 0
Penyusunan
buku saku infrastruktur dan
penataan ruang
Buku saku
infrastruktur dan penataan
ruang
dokumen
0 1 0 0 0 0 0
Penyusunan
RPIJM (Rencana
Program Investasi
Jangka Menengah)
Dokumen
RPIJM dokume
n 0 0 0 1 0 0 0
Program
perencanaan
pengembangan
wilayah strategis
dan cepat
tumbuh
Persentase
capaian
kinerja
bidang/urusa
n Prasarana
Wilayah
% 43 70 75 80 85 100 100
Kajian infrastruktur
kawasan strategis
Dokuman kajian
infrastruktur
kawasan
strategis
dokume
n 0 0 1 0 0 0 0
Optimalisasi
perencanaan pengembangan
wilayah
terlaksananya
koordinasi perencanaan
pengembanga
Bulan 0 0 12 12 12 12 12
56
n wilayah
Penyusunan
master plan Kota Purwareja-
Klampok
Dokumen
master plan Kota
Purwareja-
Klampok
dokume
n 0 0 1 0 0 0 0
Penyusunan
master plan
drainase
Dokumen
master plan
drainase
dokume
n 0 0 0 1 0 0 0
Program perencanaan
pengembangan
kota-kota
menengah dan
besar
Persentase capaian
kinerja
bidang/urusa
n Prasarana
Wilayah
% 43 70 75 80 85 100 100
Asistensi
pengembangan kota
asistensi
pengembangan kota
bulan 0 0 12 12 12 12 12
Optimalisasi
pokja AMPL
adanya
koordinasi
pokja AMPL
bulan 12 12 12 12 12 12 12
Penyusunan
master plan
infrastruktur perkotaan
Dokumen
master plan
infrastruktur perkotaan
dokume
n 1 1 0 0 0 0 0
Koordinasi
pengembangan
kota dan
penanganan
perumahan
koordinasi
pengembanga
n kota dan
penanganan
perumahan
Bulan 0 0 12 12 12 12 12
Program
pengembangan
wilayah
perbatasan
Persentase
capaian
kinerja
bidang/urusa
n Prasarana
Wilayah
% 43 60 65 70 75 75 75
Penyusunan perencanaan
Dokumen perencanaan
dokumen
- 1 2 2 2 2 2
57
pengembangan
perbatasan
pengembanga
n perbatasan
Laju Pertumbuha
n Ekonomi
Program Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
Persentase capaian
kinerja
bidang/urusa
n Ekonomi
% 55 70 75 80 85 100 100
Laju Inflasi
Kabupaten
Perencanaan
pengembangan ekonomi lokal
adanya
dokumen pengembanga
n ekonomi
lokal
dokume
n/ rekomen
dasi
1 0 1 1 1 1 1
PDRB per
Kapita
FS Sarana dan
Prasarana
Fasilitas Umum
dokumen
fasilitas umum
dokume
n/
rekomen
dasi
11 1 0 1 0 1 1
Indek Kerimpanga
n Wiliamson
Pengembangan ekonomi hijau
GE-lama I
dokumen pengembanga
n ekonomi
hijau
dokumen/
rekomen
dasi
1 1 1 1 1 1 1
Kontribusi
UKM
terhadap PDRB
Forum
pengenmbangan
FEDEP
Forum
Pengembanga
n Ekonomi (FEDEP)
dokume
n/
rekomendasi
1 1 1 1 1 1 1
Pertumbuha
n Sektor
Industri
Pendamping
FEDEP
Pemantapan
re-organisasi
pengurus
FEDEP
dokume
n/
rekomen
dasi
1 1 1 1 1 1 1
Pertumbuha
n Sektor Perdaganga
n
Penyusunan
Indikator ekonomi daerah
dokumen
indikator ekonomi
daerah
dokume
n/ rekomen
dasi
0 1 1 1 1 1 1
Penyusunan dan
perencanaan
pengembangan
destinasi wisata
kreatif Kab.
pengembanga
n destinasi
wisata kreatif
dokume
n/
rekomen
dasi
0 1 0 0 0 1 1
58
Banjarnegara
Perencanaan dan
penyusunan kajian tindak
ketahanan
pangan
kajian tindak
ketahanan pangan
dokumen/
rekomen
dasi
0 0 1 0 0 0 0
Kajian
pengembangan
potensi ekonomi kreatif
Kajian
pengembanga
n potensi ekonomi
kreatif
dokume
n/
rekomendasi
0 0 1 0 0 1 1
Perencanaan dan
pengembangan
kerjasama dunia
usaha/ekonomi
pengembanga
n kerjasama
dunia
usaha/ekonomi
dokume
n/
rekomen
dasi
0 1 0 1 0 1 1
Penyusunan dan
kajian FS
komoditas
unggulan daerah
kajian FS
komoditas
unggulan
daerah
Dokume
n 0 0 1 0 0 0 0
Penyusunan RAD
pangan dan gizi
Jumlah
dokumen RAD pangan dan
gizi
Dokumen
0 0 0 1 0 1 1
Penyusunan
Review Rencana
Induk
Kepariwisataan
Jumlah
dokumen
Review
Rencana
Induk Kepariwisataa
n
Dokume
n 0 0 1 0 0 0 0
Penyusunan
Rencana Induk
Pengembangan
Kawasan Industri
Jumlah
dokumen
Rencana
Induk Pengembanga
n Kawasan
Dokume
n 0 0 0 0 1 0 0
59
Industri
Penyusunan
Rencana Pengembangan
Infrastuktur
Pasar Tradisional
Jumlah
Rencana Pengembanga
n Infrastuktur
Pasar
Tradisional
Dokume
n 0 0 0 1 0 0 0
Penyusunan
Grand Desain Pengembangan
Agrowisata
Jumlah
dokumen Grand Desain
Pengembanga
n Agrowisata
Dokumen
0 0 0 0 1 0 0
Penyusunan
rencana induk
pengembangan
kebudayaan
Jumlah
rencana induk
pengembanga
n kebudayaan
Dokume
n 0 0 0 1 0 0 0
Penyusunan Masterplan
Pengembangan
Penanaman
Modal
Jumlah Masterplan
Pengembanga
n Penanaman
Modal
Dokume
n 0 0 1 0 0 0 0
Penyusunan RAD
Ecowisata
Jumlah
Dokumen RAD Ecowisata
Dokume
n 0 0 0 1 0 0 0
Persentase
Penduduk
Miskin
%
17
s.d.
16,5
16,4
s.d.
15,8
15,8
s.d.
15,2
15,2
s.d.
14,6
14,6
s.d.
14
14,6 s.d.
14
Program
Perencanaan
Sosial dan Budaya
Persentase
capaian
kinerja bidang/urusa
n Pemkesos
% 38,4
6
61,5
4
68,2
3
72,8
5
79,4
5 79,45
Persentase
Program yang
mendukung
penurunan
angka kemiskinan
% 38% 38% 39% 39% 40% 40%
60
Kegiatan
penunjang program
penanggulangan
kemiskinan
Tersediannya
dokumen SPKD perode
2021-2026
dok 0 0 0 1 1 1 1
Jumlah
pertemuan
koordinasi TKPKD
kali 0 7 7 7 7 7 7
Kegiatan
koordinasi
penanggulangan
kemiskinan
Tersedian dok
laporan
Lp2KD setiap
tahun
dok 0 1 1 1 1 1 1
Kegiatan
Asistensi TMMD
Dok renum
TMMD dok 0 1 1 1 1 1 1
Kegiatan
pendidikan untuk semua
updating data
PUS kali 1 6 6 6 6 6 6
Kegiatan
Penunjang PUS
dok pelaporan
PUS dok 1 1 1 1 1 1 1
Penyusunan
kajian indeks
biaya pendidikan
dasar
dok kajian
indeks biaya
pendidikan
dasar
dok 0 0 0 1 0 0 0
Kajian Roadmap Rata-rata lama
sekolah
dok roadmap dok 0 0 0 0 1 0 0
Kajian
Pengembangan
sekolah inklusi
dok kajian
pengembanga
n sekolah
inklusi
dok 0 0 0 1 0 0 0
Pengembangan kelembagaan
vokasi di
Kecamatan
dok pengembanga
n
kelembagaan
vokasi
dok 0 0 1 0 0 0 0
Kegiatan GAKI Tersedia data
GAKI melalui dok 1 1 1 1 1 1 1
61
SIMGAKI
jumlah titik
pantau pengawasan
titik 0 6 6 6 6 6 6
Jumlah
petugas
internal GAKI
yang dilatih
orang 35 35 35 35 35 35 35
Kegiatan
penyusunan analisa AKI AKB
Dok Analisa
AKI dan AKB dok 0 0 1 0 0 0 0
Program
Pengarusutamaa
n Gender dan
Anak
Persentase
capaian
kinerja
bidang/urusa
n Pemkesos
% 0 38% 44% 49% 54% 59% 59%
Kegiatan
Asistesni PPRG
Jumlah OPD
yang menyusun
analisi Gender
(GBS,
GAP/PROBA)
OPD 0 22 22 22 22 22 22
Jumlah orang
yang memliki kapasitas
SIGA
orang 22 22 22 22 22 22 22
2
Terwujudnya
Inovasi yang
mendukung pembangunan
daerah
Meningkatnya
jumlah
penelitian & inovasi daerah
Presentase
peningkatan
jumlah
penelitian dan inovasi
yang
terjaring
% 0,7 0,75 0,8 0,85 90% 90%
Program Program
Kerjasama
Pembangunan
prosentase
Kerjasama
dengan
perguruan tinggi yang
% 100
% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
62
ditindaklanjuti
Kerjasama
perguruan tinggi
jumlah
pelaksanaan KKN
jumlah 6 8 9 10 11 12 12
Program Program
Penelitian dan
Pengembangan
Daerah
Persentase
Hasil Kegiatan
KeLitbangan
yang
dimanfaatkan Stakeholder
yang dijadikan
Rumusan
Kebijakan
% 70% 75% 80% 85% 90% 90%
Pembinaan dan
pengembangan
jaringan kelitbangan
Jumlah
Dokumen RIK paket - 1 0 0 0 0 0
Jumlah
Dokumen
Rencana Aksi
Tahunan
Kelitbangan
paket - 2 3 3 3 4 4
Pengembangan sistem inovasi
daerah
Jumlah Dokumen
Roadmap
Sistim Inovasi
Daerah
paket - 1 0 0 0 0 0
Jumlah
terfasiltasinya
Pemenang Lomba
Krenova
orang 2 3 4 4 4 5 5
Tersusunnya
Riset Unggulan
Daerah
Terbentuk
Dewan Riset
Daerah
dok - 1 0 0 0 0 0
Jumlah Riset
Unggulan Daerah yang
unit - 2 3 4 4 5 5
63
dilaksanakan
Fasilitasi
Dewan Riset Daerah
keg - 2 2 3 3 4 4
Penyusunan
Kajian
Pembangunan
Daerah
Aplikasi Data
Base
Kelitbangan
tersusun
paket - 0 1 0 0 0 0
Aplikasi
Pelayanan Rekomendasi
Ijin Penelitian
tersusun
paket - 0 1 0 0 0 0
Jumlah
Rekomendasi
Penelitian
unit - 400 450 500 550 600 600
3 Terwujudnya Pelayanan
Prima
Meningkatnya Nilai Survey
Kepuasan
Masyarakat
Skor/Nilai
SKM skor 81 82 83 84 85 85
Program
pelayanan
administrasi
perkantoran
Persentase
Tercukupinya
kebutuhan
untuk pelayanan
administrasi
perkantoran
% 100 100 100 100 100 100 100
penyediaan jasa
peralatan dan
perlengkapan kantor
pembayaran
listrik, air,
internet dan telepon
Bulan 12 12 12 12 12 12 12
penyediaan jasa
administrasi
keuangan
terpenuhinya
kebutuhan
pembayaran
pengelola
APBD SKPD
Bulan 12 12 12 12 12 12 12
penyediaan peralatan dan Bulan 12 12 12 12 12 12 12
64
peralatan dan
perlengkapan kantor
perlengkapan
kantor
penyediaan
bahan logistik
kantor
bahan logistik
kantor dan
terfalitasinya
perjalanan
dinas
Bulan 12 12 12 12 12 12 12
penyediaan jasa administrasi
perkantoran
(PTT), ( Jasa
Tenaga
pendukung
operasional kantor/THL)
terpenuhinya gaji PTT dan
THL
Bulan 12 12 12 12 12 12 12
Program
Peningkatan
sarana dan
prasarana
aparatur
Persentase
sarna
prasarana
dalam kondisi
baik
% 100 100 100 100 100 100 100
pengadaan perlengkapan
gedung kantor
perlengkapan gedung kantor Paket 0 1 1 1 1 1 1
pemeliharaan
rutin/berkala
gedung kantor
terpeliharanya
kondisi
gedung kantor
Bulan 12 12 12 12 12 12 12
pemeliharaan
rutin/berkala
perlengkapan gedung kantor
terpeliharanya
perlengkapan
gedung kantor Bulan 12 12 12 12 12 12 12
Program
Peningkatan
Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan
Persentase
aparatur
perencanaan
yang memiliki
kompetensi sesuai
bidangnya
% 100 100 100 100 100 100 100
65
Daerah
Peningkatan
kemampuan
teknis aparat perencana
Jumlah
aparatur
baperlitbang yang
mengikuti
kegiatan
peningkatan
kemampuan
teknis
Orang 0 15 15 15 10 5 5
Program peningkatan
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja
dan keuangan
Persentase keselarasan
antar
dokumen
internal
Baperlitbang
% 70 75 100 100 100 100 100
Penyusunan laporan capaian
kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
LKjIP, PK, RKT, POK,
RKA, RKO,
Renja ,DPA,
DPPA. LRA,
Neraca dan
CaLK.
Dok 13 13 13 14 14 14 14
Dokumen Renstra, LKPJ
Program
peningkatan
sistem
pengawasan
internal dan pengendalian
pelaksanaan
kebijakan KDH
Persentase
capaian Aksi
PPK
% 85 85 85 85 85 85 85
Rencana Aksi
Daerah (AD)
Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi
laporan
pelaksanaan
dokumen Rencana Aksi
Pencegahan
dok 4 4 4 4 4 4 4
66
dan
Pemberantasan Korupsi
67
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1 Strategi
Strategi yang digunakan dalam rangka pencapaian sasaran
Baperlitbang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keselarasan antar dokumen perencanaan melalui
intensitas koordinasi antar OPD dan Bidang; intensitas verifikasi
dan konsultasi dengan OPD dan bidang; Intensitas monitoring dan
Evaluasi
2. Meningkatkan kualitas dok perencanaan pemkesos melalui
penyusunan dokumen sesuai dengan ketentuan, penigkatan
kapasitas OPD yang menjadi tanggungjawab pemkesos, dan
menindaklanjuti dokumen perencanaan kedalam dokumen
pelaksanaan kegiatan diOPD
3. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan ekonomi melalui
kajian sesuai kebutuhan OPD, rekomendasi /isi kajian yang dapat
menyelesaikan permasalahan pembangunan, mengakomodir
kebutuhan PD dan masyarakat pembangunan ekonomi
4. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur
dan pengembangan wilayah melalui peningkatan koordinasi dengan
OPD teknis, pengembalian fungsi perencanaan pembangunan
kepada bappelitbang, penyusunan kajian, penyusunan data base
infrastruktur dan pengembangan wilayah
5. Mewujudkan Penelitian dan Pengembangan Yang Berkualitas
melalui Peningkatan kualitas dan jumlah yang digunakan sebagai
dasar penyusunan kegiatan untuk OPD penjaringan gagasan
kepada OPD, penerbitan SE bupati agar kegiatan yang disusun
berdasarkan hasil penelitian.
6. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui penguatan kapasitas
SDM, peningkatan koordinasi antar bidang, perluasan akses
informasi, pemeliharaan aset-aset, penyediaan sarana dan
prasarana pendukung, penyediaan bahan-bahan perencanaan,
akuntabilitas pelaporan keuangan tepat waktu, dan meningkatkan
aksesibilitas informasi bagi masyarakat.
7. Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan dan pelaporan
68
melalui penyelarasan dokumen perencanaan (Renstra dan Renja)
dengan RPJMD dan RKPD, penyusunan panduan menyusun
Renstra dan Renja, sinkronisasi program kegiatan antar bidang,
penyusunan sistem data, penguatan SDM perencana dan workshop
telaah Renstra dan Renja lebih awal
5.2 Kebijakan
Kebijakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan strategi
adalah sebagai berikut
1. Peningkatan kualitas keselarasan antar dokumen perencanaan
dengan fokus pada dokumen APBD dengan RKPD dan RKPD dengan
RPJMD.
2. Penyusunan dokumen pemkesos difokuskan pada dokumen
perencanaan pemkesos yang strategis
3. Peningkatan kualitas dokumen pembangunan ekonomi dengan
fokus pada pertanian dan pangan, pengembangan duania usaha
dan pariwisata.
4. Peningkatan koordinasi dan sinergitas perencanaan daerah dengan
fokus pada peningkatan kualitas perencanaan infrastruktur dan
pengembangan wilayah
5. Meningkatkan jumlah penelitian yang digunakan sebagai dasar
penysunan kegiatan dengan fokus pada OPD teknis yang
mengampu prioritas
6. Peningkatan kualitas pelayanan dengan fokus pada penguatan
sumberdaya manusia khususnya ketersediaan aparatur fungsional
perencana dan peneliti.
7. Peningkatan kualitas dokumen peerencanaan dan pelaporan dengan
fokus pada keselarasan antara dokumen Renstra dengan RPJMD
dan Renja dengan RKPD serta dokumen pelaporan keuangan.
Keterkaitan antara strategi dan kebijakan dengan Tujuan, Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan tercantum pada Tabel 5.1
69
Tabel 5.1
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Baperlitbang
Tahun 2017-2022
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tersusunya dokumen perencanaan yang berkualitas
Meningkatnya Keselarasan dokumen perencanaan
Meningkatkan keselarasan antar dokumen perencanaan melalui intensitas koordinasi antar OPD dan Bidang; intensitas verifikasi dan konsultasi dengan OPD dan bidang; Intensitas monitoring dan Evaluasi
Peningkatan kualitas keselarasan antar dokumen perencanaan dengan fokus pada dokumen APBD dengan RKPD dan RKPD dengan RPJMD.
Meningkatkan kualitas dok perencanaan pemkesos melalui penyusunan dokumen sesuai dengan ketentuan, penigkatan kapasitas OPD yang menjadi tanggungjawab pemkesos, dan menindaklanjuti dokumen perencanaan kedalam dokumen pelaksanaan kegiatan diOPD
Penyusunan dokumen pemkesos difokuskan pada dokumen perencanaan pemkesos yang strategis
Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan ekonomi melalui kajian sesuai kebutuhan OPD, rekomendasi/ isi kajian yang dapat menyelesaikan permasalahan pembangunan, mengakomodir kebutuhan PD dan masyarakat pembangunan ekonomi
Peningkatan kualitas dokumen pembangunan ekonomi dengan fokus pada pertanian dan pangan, pengembangan duania usaha dan pariwisata.
Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah melalui peningkatan
koordinasi dengan OPD teknis, pengembalian fungsi perencanaan pembangunan kepada bappelitbang, penyusunan kajian, penyusunan data base infrastruktur dan pengembangan wilayah
Peningkatan koordinasi dan sinergitas perencanaan daerah dengan fokus pada peningkatan kualitas
perencanaan infrastruktur dan pengembangan wilayah
70
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatnya capain kinerja pembangunan daerah
Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan dan pelaporan melalui penyelarasan dokumen perencanaan (Renstra dan Renja) dengan RPJMD dan RKPD, penyusunan panduan menyusun Renstra dan Renja, sinkronisasi program kegiatan antar bidang, penyusunan sistem data, penguatan SDM perencana dan workshop
telaah Renstra dan Renja lebih awal
Peningkatan kualitas dokumen peerencanaan dan pelaporan dengan fokus pada keselarasan antara dokumen Renstra dengan RPJMD dan Renja dengan RKPD serta dokumen pelaporan keuangan.
Terwujudnya Inovasi yang mendukung pembangunan daerah
Meningkatnya jumlah penelitian & inovasi daerah
Mewujudkan Penelitian dan Pengembangan yang Berkualitas melalui Peningkatan kualitas dan jumlah yang digunakan sebagai dasar penyusunan kegiatan untuk OPD; penjaringan gagasan kepada OPD, penerbitan SE bupati agar kegiatan yang disusun berdasarkan hasil penelitian.
Meningkatkan jumlah penelitian yang digunakan sebagai dasar penysunan kegiatan dengan fokus pada OPD teknis yang mengampu prioritas
Terwujudnya Pelayanan Prima
Meningkatnya Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Meningkatkan kualitas pelayanan melalui penguatan kapasitas SDM, peningkatan koordinasi antar bidang, perluasan akses informasi, pemeliharaan aset-aset, penyediaan sarana dan prasarana pendukung, penyediaan bahan-bahan perencanaan, akuntabilitas pelaporan keuangan tepat waktu, dan meningkatkan aksesibilitas informasi bagi masyarakat.
Peningkatan kualitas pelayanan dengan fokus pada penguatan sumberdaya manusia khususnya ketersediaan aparatur fungsional perencana dan peneliti.
71
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.
5.1 Uraian Nama program dan Kegiatan Renstra Tahun 2017-2022
1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
a. Penyusunan RKPD
b. Penyusunan KUA dan PPAS
c. Evaluasi RKPD
d. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Sektoral dan DAK
e. Penyusunan RPJMD
f. Penyusunan Review RPJMD
g. Penyusunan Raperda RPJMD
h. Pengembangan e planing dan e budgeting
2. Program Perencanaan Sosial dan Budaya
a. Kegiatan penunjang program penanggulangan kemiskinan
b. Kegiatan koordinasi penanggulangan kemiskinan
c. Kegiatan Asistensi TMMD
d. Pembinaan OPD terkait dalam penyusunan kualitas Renja, dan
KUA PPAS
e. Kegiatan pendidikan untuk semua
f. Kegiatan Penunjang PUS
g. Penyusunan kajian indeks biaya pendidikan dasar
h. Kajian Roadmap Rata-rata lama sekolah
i. Kajian Pengembangan sekolah inklusi
j. Pengembangan kelembagaan vokasi di Kecamatan
k. Kegiatan GAKI
l. Kegiatan penyusunan analisa AKI AKB
m. Kegiatan Asistesni PPRG
72
3. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
a. Perencanaan pengembangan ekonomi lokal
b. FS Sarana dan Prasarana Fasilitas Umum
c. Pengembangan ekonomi hijau GE-lama I
d. Forum pengenmbangan FEDEP
e. Pendamping FEDEP
f. Penyusunan Indikator ekonomi daerah
g. Penyusunan dan perencanaan pengembangan destinasi wisata
kreatif Kab. Banjarnegara
h. Perencanaan dan penyusunan kajian tindak ketahanan pangan
i. Kajian pengembangan potensi ekonomi kreatif
j. Perencanaan dan pengembangan kerjasama dunia
usaha/ekonomi
k. Penyusunan dan kajian FS komoditas unggulan daerah
l. Penyusunan RAD pangan dan gizi
m. Penyusunan Masterplan pengembangan ekonomi kreatif
n. Penyusunan Masterplan ketenagakerjaan
o. Penyusunan Review Rencana Induk Kepariwisataan
p. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Industri
q. Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastuktur Pasar
Tradisional
r. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Komoditas per
Kecamatan
s. Penyusunan Grand Desain Pengembangan Agrowisata
t. Penyusunan rencana induk pengembangan kebudayaan
u. Penyusunan Cetak Biru (Masterplan) Pengembangan Penanaman
Modal
v. Penyusunan RAD Ecowisata
4. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA
a. Kajian pola penggunaan lahan Kab. Banjarnegara
b. Pemetaan geologi kawasan dataran tinggi Dieng
c. Masterplan infrastruktur perkotaan
d. Penyusunan neraca sumber daya alam
e. Kajian pengembangan jalan Banjarkebuka (Banjar-Kebumen-
Pekalongan)
73
f. Penyusunan buku saku infrastruktur dan penataan ruang
g. Penyusunan RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka
Menengah)
5. Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat
tumbuh
a. Kajian infrastruktur kawasan strategis
b. Optimalisasi perencanaan pengembangan wilayah
c. Penyusunan master plan Kota Purwareja-Klampok
d. Penyusunan master plan drainase
6. Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan
besar
a. Asistensi pengembangan kota
b. Optimalisasi pokja AMPL
c. Penyusunan master plan infrastruktur perkotaan
d. Koordinasi pengembangan kota dan penanganan perumahan
7. Program pengembangan wilayah perbatasan
a. Penyusunan perencanaan pengembangan perbatasan
8. Program Program pengembangan data/informasi
a. Pendamping penyusunan profil daerah
9. Program Program Kerjasama Pembangunan
a. Kerjasama perguruan tinggi
10. Program Program Penelitian dan Pengembangan Daerah
a. Pembinaan dan pengembangan jaringan kelitbangan
b. Pengembangan sistem inovasi daerah
c. Tersusunnya Riset Unggulan Daerah
d. Penyusunan Kajian Pembangunan Daerah
11. Program pelayanan administrasi perkantoran
a. penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
b. penyediaan jasa administrasi keuangan
c. penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
d. penyediaan bahan logistik kantor
74
e. penyediaan jasa administrasi perkantoran (PTT), ( Jasa Tenaga
pendukung operasional kantor/THL)
12. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
a. pengadaan perlengkapan gedung kantor
b. pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
c. pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
13. Program Peningkatan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Perencanaan Pembangunan Daerah
a. Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana
14. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
a. penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
15. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH
a. Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi
5.2 Perincian Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah
Secara rinci Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Perencanaan,
Penelitian dan Pengembangan tercantum pada Tabel 5.1.
75
Tabel 6.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Baperlitbang
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Indikator
Kinerja Program (outcome)
dan Kegiatan
(output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
perangkat daerah
Penanggung-jawab
2017
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir
Renstra
target Rp
(juta) target
Rp (juta)
target Rp
(juta) target
Rp (juta)
target Rp
(juta) target Rp (juta)
Bidang Litbang PP
Meningkatkan
kualitas perencanaan
pembangunan yang aspiratif
dan aplikatif
Meningkatnya
Keselarasan dokumen
perencanaan
Rata-rata
persentase keselarasan
antar dokumen
perencanaan pembangunan
daerah
Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
Persentase keselarasan
program RKPD, KUA
PPAS dan Renstra dengan
RPJMD
50 90 930 91 1000 92 1.475 93 1.085 94 1.635 92 6.125
Bidang Litbang
PP
Penyusunan
RKPD
Tersusunnya Dokumen
RKPD
dokumen 2 2 400 2 410 2 420 2 430 2 440 10 2.100
Penyusunan KUA dan
PPAS
Tersusunnya Dokumen
KUA dan PPAS
dokumen 2 2 350 2 375 2 375 2 400 2 400 10 1.900
Evaluasi RKPD
Tersusunnya
Laporan Akhir Evaluasi
RKPD
dokumen 1 1 100 1 125 1 150 1 150 1 175 5 700
Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan
Sektoral dan DAK
Tersusunnya Laporan Akhir
Monev Kegiatan
Sektoral dan DAK
dokumen 1 1 50 1 60 1 60 1 75 1 75 5 320
76
Penyusunan RPJMD
Tersusunnya Dokumen
RPJMD 2022 -2027
dokumen 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 425 1 425
Penyusunan
Review RPJMD
Tersusunnya Dokumen
Review
RPJMD
dokumen 0 0 0 0 0 1 350 0 0 0 0 1 350
Penyusunan Raperda RPJMD
Tersusunnya Raperda
RPJMD 2022-2027
dan Review RPJMD 2017-
2022
dokumen 2 0 0 0 0 1 90 0 0 1 90 2 180
Pengembangan e planing
dan e budgeting
Terlaksananya e planing
yang terintegrasi e
budgeting
dokumen 1 1 30 1 30 1 30 1 30 1 30 5 150
Bidang Pemkesos
Mewujudkan
capaian kinerja
pembangunan daerah
Meningkatnya
capaian kinerja
Pembangunan Daerah
1. Persentase
capaian indikator kinerja RPJMD
2. Persentase Penduduk
Miskin
17,00
16,40
15,80
15,2
14,6
14,6
Program Perencanaan Sosial dan
Budaya
Persentase capaian kinerja bidang/
urusan Pemkesos
% 38,46 38,46 265 61,54 415 68,23 415 72,85 340 79,45 265 84,62 1.700 Pemkesos
77
Meningkatkan Kualitas
Kehidup dan
Kesejahteraan Masyarakat
Persentase
Program yang mendukung penurunan
angka
kemiskinan
% 30,00 30,00
Kegiatan penunjang
program penanggulang
an kemiskinan
Tersediannya dokumen
SPKD perode
2021-2026
dok 0 0
200
0
200
1
250
1
275
1
275
3
1.200 Jumlah
pertemuan koordinasi
TKPKD
kali 0 7 7 7 7 7 35
Kegiatan koordinasi
penanggulangan
kemiskinan
Tersedian dok
laporan Lp2KD setiap
tahun
dok 0 1 50 1 50 1 50 1 50 1 50 5 250
Kegiatan Asistensi TMMD
Dok renum TMMD
dok 0 1 45 1 45 1 45 1 45 1 45 5 225
Kegiatan pendidikan
untuk semua
Jumlah rapat koordinasi
PUS
kali 0 6 50 6 50 6 50 6 50 6 50 30 250
Kegiatan
Penunjang PUS
dok pelaporan
PUS dok 0 1 30 1 30 1 30 1 30 1 30 5 150
Penyusunan kajian indeks
biaya pendidikan
dasar
dok kajian indeks biaya
pendidikan dasar
dok 0 0 0 0 0 1 75 0 0 0 0 1 75
Kajian Roadmap Rata-rata
lama sekolah
dok roadmap dok 0 0 0 0 0 0 0 1 75 0 0 1 75
Kajian
Pengembangan sekolah
inklusi
dok kajian
pengembangan sekolah inklusi
dok 0 0 0 0 0 1 75 0 0 0 0 1 75
78
Pengembangan
kelembagaan
vokasi di Kecamatan
dok pengembanga
n
kelembagaan vokasi
dok 0 0 0 1 75 0 0 0 0 0 0 1 75
Kegiatan GAKI
Tersedia data GAKI melalui
SIMGAKI
dok 0 1
40
1
40
1
40
1
40
1
40
1
200
jumlah titik
pantau pengawasan
titik 0 6 6 6 6 6 30
Jumlah petugas
internal GAKI yang dilatih
orang 0 35 35 35 35 35 175
Kegiatan penyusunan
analisa AKI AKB
dok Analisa AKI dan AKB
dok 0 0 0 1 75 0 0 0 0 0 0 1 75
Kegiatan Asistesni
PPRG
Jumlah OPD yang
menyusun analisi
Gender (GBS, GAP/PROBA)
OPD 0 22
50
22
50
22
50
22
50
22
50
110
250
Jumlah orang yang memliki
kapasitas
SIGA
orang 0 22 22 22 22 22 110
Bidang Ekonomi
Mewujudkan capaian
kinerja pembangunan
daerah
Meningkatnya capaian
kinerja Pembangunan
Daerah
Persentase capaian
indikator kinerja RPJMD
Ekonomi
79
Program Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
Persentase capaian kinerja bidang/
urusan Ekonomi
% 65 70 610 75 1700 80 1755 85 1820 100 1490 100 7375
Perencanaan pengembanga
n ekonomi
lokal
Tersusunnya pengembanga
n ekonomi
lokal
dokumen/ rekomen
dasi 1 0 0 1 210 1 220 1 230 1 240 4 900
FS Sarana dan
Prasarana Fasilitas
Umum
Tersusunnya
dokumen fasilitas umum
dokumen/
rekomen dasi
1 1 100 1 130 1 135 1 140 1 145 5 650
Pengembanga
n ekonomi hijau GE-
lama I
Terlaksanya ekonomi hijau
dokumen/ rekomen
dasi
1 1 100 1 210 1 220 1 230 1 240 5 1.000
Forum
pengenmbangan FEDEP
Terkoordinasinya Forum
Pengembangan Ekonomi (FEDEP)
dokumen/
rekomen dasi
1 1 55 1 100 1 110 1 110 1 120 5 495
Pendamping FEDEP
Pemantapan re-organisasi
pengurus FEDEP
dokumen/ rekomen
dasi 1 1 80 1 80 1 90 1 90 1 100 5 440
Penyusunan
Indikator
ekonomi daerah
Tersusunnya dokumen
indikator ekonomi daerah
dokumen/
rekomen dasi
0 1 75 1 80 1 85 1 85 1 90 5 415
Penyusunan dan
perencanaan pengembanga
n destinasi
wisata kreatif Kab.
Banjarnegara
Tersusunnya pengembanga
n destinasi
wisata kreatif
dokumen/ rekomen
dasi 0 1 100 1 150 1 155 1 155 1 160 5 720
80
Perencanaan dan
penyusunan kajian tindak
ketahanan pangan
Tersusunnya
kajian tindak ketahanan
pangan
dokumen/ rekomen
dasi 0 0 0 1 150 1 155 1 155 1 160 4 620
Kajian
pengembanga
n potensi ekonomi kreatif
Terlaksanya Kajian
pengembanga
n potensi ekonomi kreatif
dokumen/
rekomen dasi
0 0 0 1 150 1 155 1 155 1 160 4 620
Perencanaan dan
pengembangan kerjasama
dunia usaha/ ekonomi
Terlaksananya
pengembangan kerjasama
dunia usaha/ ekonomi
dokumen/ rekomen
dasi
0 1 100 1 100 1 150 1 200 1 240 5 790
Penyusunan dan kajian FS
komoditas unggulan daerah
Tersusunnya kajian FS
komoditas unggulan daerah
Dokumen 0 0 0 1 200 0 0 0 0 0 0 1 200
Penyusunan RAD pangan
dan gizi
Jumlah dokumen
RAD pangan dan gizi
Dokumen 0 0 0 0 0 1 50 0 0 1 75 2 125
Penyusunan Review
Rencana
Induk Kepariwisataa
n
Jumlah dokumen Review
Rencana
Induk Kepariwisataa
n
Dokumen 0 0 0 1 200 0 0 0 0 0 0 1 200
Penyusunan Rencana
Induk Pengembanga
n Kawasan Industri
Jumlah dokumen
Rencana Induk
Pengembangan Kawasan
Industri
Dokumen 0 0 0 0 0 0 0 1 200 0 0 1 200
81
Penyusunan Rencana
Pengembangan Infrastuktur
Pasar Tradisional
Jumlah Rencana
Pengembangan Infrastuktur
Pasar Tradisional
Dokumen 0 0 0 0 0 1 200 0 0 0 0 1 200
Penyusunan
Grand Desain Pengembangan Agrowisata
Jumlah
dokumen Grand Desain Pengembangan Agrowisata
Dokumen 0 0 0 0 0 0 0 1 300 0 0 1 300
Penyusunan rencana induk
pengembangan kebudayaan
Jumlah rencana induk
pengembangan kebudayaan
Dokumen 0 0 0 0 0 1 100 0 0 0 0 1 100
Penyusunan Masterplan
Pengembangan Penanaman
Modal
Jumlah Masterplan
Pengembangan Penanaman
Modal
Dokumen 0 0 0 1 150 0 0 0 0 0 0 1 150
Penyusunan RAD
Ecowisata
Jumlah
Dokumen RAD
Ecowisata
Dokumen 0 0 0 0 0 1 150 0 0 0 0 1 150
Bidang IPW
Mewujudkan capaian kinerja
pembangunan daerah
Meningkatnya capaian kinerja
Pembangunan Daerah
Persentase capaian indikator
kinerja RPJMD
Program Perencanaan
Prasarana Wilayah dan
SDA
Persentase capaian kinerja
bidang/ urusan
Prasarana Wilayah
% 65 70 30 75 1055 80 610 85 65 100 70 410 1.680 IPW
Kajian pola penggunaan lahan Kab.
Banjarnegara
Dokumen kajian pola penggunaan
lahan
Banjarnegara
dokumen 0 1 150 0 0 0 0 0 0 0 0 1 150
82
Pemetaan
geologi kawasan
dataran tinggi Dieng
Peta geologi kawasan
dataran tinggi Dieng
dokumen 0 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100
Penyusunan neraca
sumber daya alam spasial
daerah
Dokumen neraca
sumber daya alam spasial
daerah
dokumen 0 0 0 1 150 0 0 0 0 0 0 1 150
Kajian pengembanga
n jalan Banjarkebuka
(Banjar-Kebumen-
Pekalongan)
Dokumen
kajian pengembanga
n jalan Banjarkebuka
dokumen 0 0 0 1 250 0 0 0 0 0 0 1 250
Penyusunan buku saku
infrastruktur
dan penataan ruang
Buku saku infrastruktur dan penataan
ruang
dokumen 0 1 30 0 0 0 0 0 0 0 0 1 30
Penyusunan RPIJM
(Rencana Program Investasi Jangka
Menengah)
Dokumen RPIJM
dokumen 0 0 0 0 0 1 300 0 0 0 0 1 300
Program perencanaan pengembanga
n wilayah strategis dan cepat tumbuh
Persentase capaian
kinerja bidang/ urusan
Prasarana
Wilayah
% 65 70 0 75 505 80 310 85 65 100 70 410 950 IPW
Kajian infrastruktur
kawasan strategis
Dokuman kajian
infrastruktur kawasan strategis
dokumen 0 0 0 1 150 0 0 0 0 0 0 0 -
83
Optimalisasi perencanaan
pengembangan wilayah
terlaksananya koordinasi
perencanaan pengembanga
n wilayah
Bulan 0 0 0 12 55 12 60 12 65 12 70 48 250
Penyusunan master plan
Kota Purwareja-
Klampok
Dokumen master plan
Kota Purwareja-
Klampok
dokumen 0 0 0 1 300 0 0 0 0 0 0 1 300
Penyusunan
master plan drainase
Dokumen
master plan drainase
dokumen 0 0 0 0 0 1 250 0 0 0 0 1 250
Program perencanaan pengembanga
n kota-kota menengah dan besar
Persentase capaian kinerja
bidang/ urusan
Prasarana Wilayah
% 65 70 500 75 400 80 430 85 430 100 440 410 2.200 IPW
Asistensi pengembanga
n kota
Terlaksananya asistensi
pengembangan kota
bulan 0 0 0 12 100 12 110 12 110 12 120 48 440
Optimalisasi pokja AMPL
Terlaksanany
a koordinasi pokja AMPL
bulan 12 12 200 12 200 12 220 12 220 12 220 60 1.060
Penyusunan master plan
infrastruktur perkotaan
Dokumen master plan
infrastruktur perkotaan
dokumen 0 1 300 0 0 0 0 0 0 0 0 1 300
Koordinasi pengembanga
n kota dan penanganan perumahan
Terlaksananya koordinasi
pengembanga
n kota dan penanganan perumahan
Bulan 0 0 0 12 100 12 100 12 100 12 100 48 400
84
Program pengembanga
n wilayah perbatasan
Persentase
capaian kinerja bidang/ urusan
Prasarana Wilayah
% 55 60 150 65 400 70 400 75 400 75 400 345 1.750 IPW
Penyusunan
perencanaan pengembangan perbatasan
Dokumen
perencanaan pengembangan perbatasan
dokumen - 1 150 2 400 2 400 2 400 2 400 9 1.750
Bidang
Litbang dan PP
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas
penyelenggar aan
kelitbangan
Meningkatnya jumlah
penelitian &
inovasi daerah
1. Presentase peningkatan jumlah
penelitian dan inovasi yang terjaring
0%
6%
6%
5%
5%
2. Persentase hasil inovasi, penelitian dan pengembanga
n yang ditindaklanjuti
Program Prog
ram pengembanga
n data/
informasi
prosentase data base dan
informasi yang tersedia
% 85% 90% 150 95% 180 100% 210 100% 220 100% 225 100% 985 Bidang Litbang
dan PP
Pendamping
penyusunan profil daerah
jumlah dokumen
data informasi
pembangunan daerah
DOK 2 2 25 2 30 2 35 2 40 2 50
180
85
Program Prog ram
Kerjasama Pembangunan
prosentase Kerjasama
dengan
perguruan tinggi yang
ditindak lanjuti
% 0
150
180
210
220
225
985
Kerjasama perguruan
tinggi
jumlah pelaksanaan
KKN
6 8 150 9 180 10 210 11 220 12 225 50 985
Program Prog ram
Penelitian dan
Pengembangan Daerah
Persentase Hasil
Kegiatan
KeLitbangan yang
dimanfaatkan Stakeholder
yang dijadikan Rumusan Kebijakan
%
175
230
190
205
230
1030 Bidang Litbang
dan PP
Pembinaan dan
pengembangan jaringan
kelitbangan
Jumlah
Dokumen RIK paket - 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 1 50
Jumlah
Dokumen
Rencana Aksi Tahunan
Kelitbangan
paket - 2 50 3 60 3 60 3 70 4 80 15 320
Pengembangan sistem inovasi
daerah
Jumlah Dokumen Roadmap
Sistim Inovasi
Daerah
paket - 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20
Jumlah
terfasiltasinya
Pemenang Lomba
Krenova
orang 2 3 10 4 15 4 20 4 20 5 20 20 85
Tersusunnya
Riset Unggulan
Terbentuknya Dewan Riset
Daerah
dok - 1 10 0 10 0 10 0 10 0 10 1 50
86
Daerah Jumlah Riset
Unggulan Daerah yang dilaksanakan
unit - 2 20 3 30 4 40 4 40 5 50 18 180
Fasilitasi Dewan Riset
Daerah
keg - 2 10 2 10 3 15 3 20 4 25 14 80
Penyusunan Kajian
Pembangunan
Daerah
Tersusunnya
Aplikasi Data Base
Kelitbangan
paket - 0 0 1 50 0 20 0 20 0 20 1 110
Tersusunnya Aplikasi
Pelayanan Rekomendasi
Ijin Penelitian
paket - 0 0 1 50 0 20 0 20 0 20 1 110
Jumlah Rekomendasi
Penelitian unit 300 400 5 450 5 500 5 550 5 600 5 2500 25
Sekretariat
Meningkatkan kualitas
pelayanan
baik internal maupun eksternal
Baperlitbang
Meningkatnya Nilai Survey Kepuasan
Masyarakat
Skor/ Nilai IKM
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Persentase
Tercukupinya kebutuhan
untuk pelayanan
administrasi perkantoran
% 100 100 1.138 100 1.178 100 1.215 100 1.253 100 1.290 100 6.073 Sekretariat
penyediaan jasa peralatan
dan perlengkapan
kantor
terpenuhinya pembayaran listrik, air,
internet dan
telepon
Bulan 12 12 150 12 155 12 160 12 165 12 170 12 800
penyediaan
jasa administrasi
keuangan
terpenuhinya
kebutuhan pembayaran
pengelola APBD SKPD
Bulan 12 12 80 12 85 12 90 12 95 12 100 12 450
87
penyediaan
peralatan dan perlengkapan
kantor
terpenuhinya
peralatan dan perlengkapan
kantor
Bulan 12 12 50 12 53 12 55 12 58 12 60 12 275
penyediaan
bahan logistik kantor
tersedianya bahan logistik
kantor dan terfalitasinya perjalanan
dinas
Bulan 12 12 600 12 610 12 620 12 630 12 640 12 3.100
Penyediaan jasa
administrasi perkantoran (PTT), ( Jasa
Tenaga
pendukung operasional kantor/THL)
terpenuhinya gaji PTT dan
THL Bulan 12 12 258 12 275 12 290 12 305 12 320 12 1.448
Program Peningkatan sarana dan
prasarana aparatur
Persentase sarna
prasarana
dalam kondisi baik
% 100 100 625 100 650 100 675 100 700 100 725 100 3.375 Sekretariat
pengadaan perlengkapan
gedung kantor
terpenuhinya perlengkapan
gedung kantor
Paket 1 1 225 1 230 1 235 1 240 1 245 1 1.175
pemeliharaan rutin/ berkala
gedung kantor
terpeliharanya kondisi
gedung kantor
Bulan 12 12 200 12 210 12 220 12 230 12 240 12 1.100
pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan
gedung kantor
terpeliharanya
perlengkapan
gedung kantor
Bulan 12 12 200 12 210 12 220 12 230 12 240 12 1.100
88
Program Peningkatan Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Persentase aparatur
perencanaan
yang memiliki
kompetensi sesuai
bidangnya
% 100 100 40 100 45 100 50 100 55 100 160 100 350 Sekretariat
Peningkatan kemampuan teknis aparat
perencana
Jumlah aparatur
baperlitbang yang
mengikuti kegiatan
peningkatan kemampuan
teknis
Orang
5 40 5 45 5 50 5 55 5 160 25 350
Program
peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Persentase
keselarasan antar
dokumen internal
Baperlitbang
% 70 75 50 100 60 100 70 100 80 100 90 100 350 Sekretariat
penyusunan laporan
capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
tersusunnya LKjIP, PK, RKT, POK,
RKA, RKO, Renja ,DPA, DPPA. LRA, Neraca
dan CaLK.
Dok
13 13 50 13 70 13 70 13 75 14 75 14 340
Tersusunnya Dokumen
Renstra, LKPJ
89
Program peningkatan
sistem pengawasan
internal dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH
Persentase
capaian Aksi PPK
% 85 85 50 85 60 85 70 85 80 85 90 85 350 Sekretariat
Rencana Aksi Daerah (AD) Pencegahan
dan Pemberan tasan
Korupsi
Tersusunnya laporan
pelaksanaan dokumen
Rencana Aksi Pencegahan
dan Pemberan
tasan Korupsi
dok 4 4 50 4 60 4 70 4 80 4 90 20 350
90
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Indikator kinerja menjadi alat ukur untuk menilai keberhasilan
pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif (Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PP No.
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah). Dalam dokumen
perencanaan pembangunan daerah keberadaan indikator kinerja sangat
penting agar keberhasilannya dapat dinilai dan dievaluasi. Ketercapaian
target indikator kinerja yang terukur akan menjadi bahan dalam proses
perencanaan pembangunan periode berikutnya.
Indikator kinerja penyelenggaraan bidang urusan merupakan
indikator kinerja perangkat daerah yang secara langsung menunjukkan
kinerja yang akan dicapai perangkat daerah dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD. Indikator kinerja penyelenggaraan bidang urusan menjadi kunci
dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja, yaitu sebagai ukuran
untuk menilai ketercapaian kinerja pembangunan daerah, termasuk
pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan, serta ketercapaian
kinerja RPJMD dan Renstra Baperlitbang tahun 2017-2022.
Indikator kinerja perangkat daerah yang mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam Tabel 7.1.
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun 2017-2022
NO Indikator
Kondisi Kinerja pada Awal Periode
2016
Target Capaian Setiap tahun
Kondisi Kinerja
pada Awal Periode 2022 2018 2019 2020 2021 2022
1 Terfasilitasinya pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat dengan perguruan tinggi yang melakukan perjanjian kerjasama dengan Kabupaten Banjarnegara
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100%
2 Tersediannya dokumen perencanaan pengembangan wilayah perbatasan
0 2
dok 2
dok 1 dok
2 dok
2 dok
9 dok
3 Tersedianya dokumen perencanaan pengembangan wilayah
0 1
dok 1
dok 1
dok 1
dok 4 dok
91
strategis dan cepat tumbuh
4 Tersedinya dokumen perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar
2 dok 3
dok 3
dok
4 Kegiat
an
6 dok 4 keg
5 Meningkatnya kapasitas aparatur perencana di Kabupaten Banjarnegara
48 OPD 24
OPD 20
OPD 24
OPD 20
OPD 24
OPD 112 OPD
6 Kesesuaian program dalam RKPD yang ada di dalam RPJMD
39% >90%
>90%
>90% >90%
>90%
7 Kesesuaian program dalam APBD yang ada di dalam RKPD
68% >90%
>90%
>90% >90%
>90%
>90%
8 Tersusunnya Dokumen
Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi
3 dokumen
3
dokumen
3
dokumen
3
dokumen
3
dokumen
3
dokumen
15 dok
9 terkoordinasi dan terfasilitasinya perencanaan pemerintah, kesejahteraan dan sosial
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100%
10 Tersedianya dokumen perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
2 dok 2
dok 2
dok 2 dok
2 dok
2 dok
10 dok
11 terkoordinasi dan terfasilitasinya perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 5 keg
92
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Pedoman Transisi
Masa berlaku Rencana Strategis (Renstra) Baperlitbang
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017–2022 adalah selama lima
tahun. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi
kekosongan dokumen perencanaan pada masa transisi, maka Renstra
Tahun 2017–2022 dapat digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan Renja Baperlitbang tahun 2023, dengan tetap
berpedoman pada RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005 -
2025.
8.2 Kaidah Pelaksanaan
Beberapa kaidah pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)
Baperlitbang tahun 2017-2022 yang perlu diatur sebagai berikut:
1. Sekretariat dan bidang-bidang pada Baperlitbang agar mendukung
pencapaian target-target Renstra dan melaksanakan program dan
kegiatan yang tercantum Renstra dengan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan seluruh aparatur di Sekretariat dan bidang-bidang
pada Baperlitbang dapat menjalin koordinasi dan kerjasama yang
baik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
Renstra ini dapat tercapai.
3. Renstra Baperlitbang akan dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja)
Baperlitbang yang merupakan dokumen perencanaan tahunan
dalam kurun waktu tahun 2017 hingga tahun 2022. Untuk
menjaga konsistensi dan keselarasan kebijakan, program dan
kegiatan, maka Penyusunan Renja Baperlitbang wajib berpedoman
pada Renstra Baperlitbang.
4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta
memastikan pencapaian target-target Renstra Baperlitbang, maka
perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan,
pelaksanaan dan hasil program dan kegiatan Renstra secara
berkala.
93
5. Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat
nasional dan atau daerah, maka dapat dilakukan perubahan
Renstra Baperlitbang sesuai dengan kaidah dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Rencana Strategis (Renstra) Baperlitbang tahun 2017-2022
disusun untuk mendukung pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil
Bupati Banjarnegara. Diharapkan Renstra ini dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dengan semangat dedikasi, loyalitas dan
pengabdian dari seluruh aparatur Baperlitbang Kabupaten
Banjarnegara, sehingga cita-cita “Banjarnegara Bermartabat dan
Sejahtera ”dapat tercapai.
1
V. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH BADAN DAERAH
V.B. BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASET
DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
perencanaan strategis merupakan langkah pertama yang harus
dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab
tuntutan perubahan lingkungan serta tetap berada dalam tatanan
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Guna
mendukung terselenggaranya good governance dibutuhkan
perencanaan yang terstruktur dan terukur dalam batas waktu
tertentu sehingga aspirasi masyarakat dan cita-cita bangsa dan
negara terwujud melalui terselenggaranya pemerintahan dan
pembangunan yang dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna, bersih dan bertanggungjawab.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Pasal 272 (1)
menyatakan Perangkat Daerah menyusun rencana strategis dengan
berpedoman pada RPJMD; (2) Rencana strategis Perangkat Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan
sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah; (3)
Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan
kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis
kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional pada pasal 15 ayat (1) dan
Pasal 19 ayat (2) menyebutkan pula bahwa setiap Perangkat Daerah
mempunyai kewajiban untuk menyusun Rencana Strategis
(RENSTRA) untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan serta
menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 telah
melaksanakan pemilihan Kepala Daerah untuk periode 2017-2022.
Kewajiban Pemerintah Daerah setelah Kepala Daerah dilantik adalah
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), yang
diikuti oleh Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis periode
lima tahun.
2
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
(BPPKAD) Kabupaten Banjarnegara, sebagai bagian dari Perangkat
Daerah berkewajiban pula menyusun Rencana Strategis (Renstra)
yang merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah jangka
menengah yang berisi tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program
dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah
berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Proses penyusunan
renstra perangkat daerah meliputi: (1) Persiapan Penyusunan Renstra
diantaranya pembentukan tim penyusun Renstra, orientasi Renstra
bagi semua aparatur di BPPKAD; (2) Penyusunan rancangan Renstra;
(3) Konsultasi Publik; (4) Penyusunan Rancangan Akhir Renstra; dan
(5) penetapan Renstra Perangkat Daerah.
Renstra BPPKAD memiliki keterkaitan dengan dokumen
perencanaan baik ditingkat nasional, provinsi maupun Kabupaten.
Keterkaitan Renstra BPPKAD dengan RPJMD Kabupaten
Banjarnegara, Renstra Kementrian Keuangan, dan Renstra Badan
Pengelola Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah, dan dengan
Renja perangkat daerah diuraikan sebagai berikut.
Penyusunan Renstra Perangkat Daerah mengacu pada tugas
dan fungsi BPPKAD sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan
Susunan Perangkat Daerah dan memperhatikan Renstra
Kementerian keuangan, Renstra Badan Pengelola Pendapatan Daerah
(BPPD) Provinsi Jawa Tengah, Rencana Tata Ruang Wilayah dan Hasil
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Tahapan penyusunan rancangan Renstra dapat digambarkan
dalam bagan alir sebagai berikut:
3
Analisis Gambaran pelayanan
SKPD
Perumusan Isu-isu
strategis berdasarkan
tusi
Perumusan Strategi dan
kebijakan
Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif berdasarkan
rencana program prioritas RPJMD
Pengolahan data dan informasi
Perumusan visi dan misi
SKPD
Perumusan Tujuan
Perumusan sasaran
Rancangan Renstra-SKPD
· Pendahuluan· Gambaran pelayanan SKPD· isu-isu strategis berdasarkan
tugas pokok dan fungsi· visi, misi, tujuan dan sasaran,
strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Perumusan indikator kinerja
SKPD yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD
SPM
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Penelaahan RTRW
Rancangan Renstra-SKPD
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD
kepada Bappeda
Penelaahan KLHS
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Renstra-KLdan Renstra SKPD Kab/
Kota
Gambar 1.2
Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra
Renstra memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat strategis
dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) yang
disusun setiap tahun selama kurun waktu lima tahun. Selain itu
Renstra menjadi acuan dalam pengendalian dan evaluasi
pembangunan, baik evaluasi Renstra maupun evaluasi Renja.
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Renstra BPPKAD Tahun 2017-
2022 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada
Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4693);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
5
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 123);
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2010
Tentang Tata Cara Pemberian Dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 12 Tahun
2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor
20Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
222);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor
10 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 213);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 20 Tahun
2016 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Penyertaan Modal Daerah Kepada Perusahaan Daerah Kabupaten
Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2016 Nomor 28T ambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 229);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2017
Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 3
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
233);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 9 Tahun 2017
Tentang Peninjauan Tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor
9);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 5 Tahun 2017
Tentang Pendirian Perusahaan Umum Daerah Taman Rekreasi
Margasatwa Serulingmas (Lembaran Daerah Kabupaten
6
Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 5 Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 235);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara No. 32 Tahun 20017
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Banjarnegara.
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310);
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547).
30. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 82 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset
Daerah Kabupaten Banjarnegara.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten
Banjarnegara adalah menyediakan dokumen perencanaan untuk
kurun waktu lima tahun yang mencakup gambaran kinerja,
permasalahan, isu strategis, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan perangkat daerah sebagai penjabaran dari
RPJMD sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah.
Tujuan dari penyusunan Renstra Badan Pengelolaan
Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara
yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan selama kurun waktu lima
tahun dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam
mendukung Visi dan Misi kepala daerah
2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan
kegiatan perangkat daerah untuk kurun waktu tahun lima tahun
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai dasar dalam
melakukan pengendalian dan evaluasi kinerja.
3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur Badan Pengelolaan
Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten
Banjarnegara dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) yang
merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah tahunan
dalam kurun waktu lima tahun.
7
1.4. Sistematika Penulisan
Rencana Strategis perangkat daerah tahun 2017-2022
disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan
hukum, maksud dan tujuan, sistematika penulisan
Rencana Strategis Badan Pengelolaan Pendapatan,
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur
organisasi perangkat daerah, sumber daya perangkat
daerah, kinerja pelayanan perangkat daerah, serta
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset
Daerah Kabupaten Banjarnegara.
BAB III : PERMASALAHAN ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan perangkat
daerah, telaahan Renstra Kementerian/lembaga,
telaahan Renstra BPPD Provinsi Jawa Tengah,
telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
dan Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN
Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka
menengah Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan
Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
BAB V : STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Bab ini berisi tentang Strategi dan kebijakan jangka
menengah Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan
Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara
BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN
INDIKATIF
Bab ini berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan,
Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Badan
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah
Kabupaten Banjarnegara.
BAB VII : INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bab ini berisi tentang indikator kinerja Badan
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah
Kabupaten Banjarnegara mengacu pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD.
8
BAB VIII : PENUTUP
Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah
pelaksanaan Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan,
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
9
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BPPKAD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.1.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
(BPPKAD) Kabupaten Banjarnegara dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Tugas dan fungsi
BPPKAD Kabupaten Banjarnegara ditetapkan melalui Peraturan Bupati
Banjarnegara Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan
Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara.
Susunan organisai BPPKAD Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai
berikut :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Anggaran, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Anggaran; dan
2. Seksi Bina Keuangan Daerah;
d. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah, terdiri dari :
1. Seksi Perbendaharaan; dan
2. Seksi Gaji dan Kas Daerah;
e. Bidang Akuntansi dan Pengolahan Data, terdiri dari :
1. Seksi Akuntansi; dan
2. Seksi Pengolahan Data Penerimaan dan Pengeluaran;
f. Bidang Aset Daerah, terdiri dari :
1. Seksi Penatausahaan Aset;
2. Seksi Pemanfaatan dan Pengamanan Aset; dan
3. Seksi Pengadaan dan Distribusi Aset;
10
g. Bidang Pendapatan Daerah Lainnya, terdiri dari :
1. Seksi Pendataan, Penilaian dan Penetapan;
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi; dan
3. Seksi Penagihan dan Penerimaan;
h. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan, terdiri dari :
1. Seksi Pendataan, Penilaian dan Penetapan;
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi; dan
3. Seksi Penagihan dan Penerimaan;
i. UPTB; dan
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sementara itu struktur organisasi BPPKAD adalah sebagai
berikut:
11
Gambar 2.1
Bagan Organisasi
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara
Sumber : Peraturan Bupati Banjarnegara nomor 83 Tahun 2016
12
2.1.2 Uraian Tugas
Uraian tugas BPPKAD Kabupaten Banjarnegara tertuang dalam
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 82 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten
Banjarnegara, dengan rincian tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Kepala Badan
Tugas :
BPPKAD mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang
keuangan yang menjadi kewenangan Daerah
Fungsi :
1). perumusan kebijakan di bidang anggaran, perbendaharaan dan
kas daerah, akuntansi dan pengolahan data, aset daerah,
pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan;
2). pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang anggaran,
perbendaharaan dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan
data, aset daerah, pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan;
3). pelaksanaan kebijakan di bidang anggaran, perbendaharaan
dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan data, aset daerah,
pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan;
4). pelaksanaan kebijakan selaku Bendahara Umum Daerah;
5). pembinaan dan fasilitasi kebijakan di bidang anggaran,
perbendaharaan dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan
data, aset daerah, pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan;
6). pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang anggaran,
perbendaharaan dan kas daerah, akuntansi dan pengolahan
data, aset daerah, pendapatan daerah lainnya, pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan;
7). pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas;
8). pengendalian penyelenggaraan tugas UPTB; dan
9). pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Sekretariat
Tugas :
Sekretariat mempunyai tugas melakukan perencanaan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang
ketatausahaan, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama,
13
kearsipan, dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan,
kehumasan, kepegawaian, pelayanan administrasi di lingkungan
BPPKAD.
Fungsi :
1). pengkoordinasian kegiatan di lingkungan BPPKAD;
2). pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan program kerja
di lingkungan BPPKAD;
3). pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip
dan dokumentasi di lingkungan BPPKAD;
4). pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata
laksana di lingkungan BPPKAD;
5). pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum di lingkungan
BPPKAD;
6). pengkoordinasian pelaksanaan sistem pengendalian intern
pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi dan dokumentasi;
7). penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah
dan pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan BPPKAD;
8). pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup
tugasnya; dan
9). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang Anggaran
Tugas :
Bidang Anggaran sebagaimana mempunyai tugas melakukan
perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang penerbitan pedoman penyusunan rencana
kerjadan anggaran (RKA)/rencana kerjadan anggaran perubahan
(RKAP), inventarisasi rencana kerjadan anggaran (RKA)/rencana
kerjadan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah,
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta
penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan,
penyusunan, inventarisasi, pengesahan, pendistribusian dokumen
pengesahan anggaran/dokumen pengesahan perubahan anggaran
organisasi perangkat daerah dan persetujuan usulan pergeseran
anggaran, revisi dokumen pengesahan anggaran dan pergeseran
anggaran kas, pembinaan teknis pengelolaan keuangan daerah bagi
pengelola keuangan organisasi perangkat daerah, penyusunan
regulasi pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan evaluasi
atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
14
Fungsi :
1). perencanaan perumusan kebijakan bidang penerbitan pedoman
penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA)/rencana
kerjadan anggaran perubahan (RKAP), inventarisasi rencana
kegiatan anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran
perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah, penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan anggaran
pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta
penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan,
pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen
pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah
dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen
pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan
teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan
organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan
keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang, penerbitan
pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran
(RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP),
inventarisasi rencana kegiatan anggaran (RKA)/rencana kerja
dan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah,
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta
penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan,
pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen
pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah
dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen
pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan
teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan
organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan
keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
3). pelaksanaan kebijakan bidang kebijakan bidang penerbitan
pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran
(RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP),
inventarisasi rencana kegiatan anggaran (RKA)/rencana kerja
dan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah,
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta
penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan,
pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen
pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah
15
dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen
pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan
teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan
organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan
keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD);
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang penerbitan pedoman
penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA)/rencana kerja
dan anggaran perubahan (RKAP), inventarisasi rencana kegiatan
anggaran (RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP)
organisasi perangkat daerah, penyusunan anggaran pendapatan
dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan belanja
daerah perubahan beserta penjabarannya, sosialisasi anggaran
pendapatan dan belanja daerah dan anggaran pendapatan dan
belanja daerah perubahan, penyusunan, inventarisasi,
pengesahan, pendistribusian dokumen pengesahan
anggaran/dokumen pengesahan perubahan anggaran organisasi
perangkat daerah dan persetujuan usulan pergeseran anggaran,
revisi dokumen pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran
kas, pembinaan teknis pengelolaan keuangan daerah bagi
pengelola keuangan organisasi perangkat daerah, penyusunan
regulasi pengelolaan keuangan daerah, monitoring dan evaluasi
atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD);
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
penerbitan pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran
(RKA)/rencana kerja dan anggaran perubahan (RKAP),
inventarisasi rencana kegiatan anggaran (RKA)/rencana kerja
dan anggaran perubahan (RKAP) organisasi perangkat daerah,
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan beserta
penjabarannya, sosialisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
perubahan, penyusunan, inventarisasi, pengesahan,
pendistribusian dokumen pengesahan anggaran/dokumen
pengesahan perubahan anggaran organisasi perangkat daerah
dan persetujuan usulan pergeseran anggaran, revisi dokumen
pengesahan anggaran dan pergeseran anggaran kas, pembinaan
teknis pengelolaan keuangan daerah bagi pengelola keuangan
organisasi perangkat daerah, penyusunan regulasi pengelolaan
keuangan daerah, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD); dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
16
4. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah
Tugas :
Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah mempunyai tugas
melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan kebijakan bidang penyusunan rancangan anggaran kas
daerah, pencairan bantuan keuangan provinsi, verifikasi surat
perintah membayar (SPM), belanja non gaji, laporan
pertanggungjawaban fungsional bendahara pengeluaran organisasi
perangkat daerah, penolakan penerbitan surat perintah pencairan
dana (SP2D), penerbitan surat penyediaan dana (SPD) organisasi
perangkat daerah, surat perintah pencairan dana (SP2D),
penyusunan laporan penyerapan anggaran, verifikasi berkas
pembayaran gaji pegawai serta pengadministrasian bukti
penerimaan dan pengeluaran kas.
Fungsi :
1). perencanaan perumusan kebijakan bidang penyusunan
rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan
provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non
gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara
pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan
surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat
penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat
perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan
penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji
pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan
pengeluaran kas;
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang penyusunan
rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan
provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non
gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara
pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan
surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat
penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat
perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan
penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji
pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan
pengeluaran kas;
3). pelaksanaan kebijakan bidang penyusunan rancangan anggaran
kas daerah, pencairan bantuan keuangan provinsi, verifikasi
surat perintah membayar (SPM), belanja non gaji, laporan
pertanggungjawaban fungsional bendahara pengeluaran
organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan surat
perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat penyediaan
dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat perintah
pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan penyerapan
anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji pegawai serta
17
pengadministrasian bukti penerimaan dan pengeluaran kas;
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang penyusunan
rancangan anggaran kas daerah, pencairan bantuan keuangan
provinsi, verifikasi surat perintah membayar (SPM), belanja non
gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara
pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan penerbitan
surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan surat
penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat
perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan
penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji
pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan
pengeluaran kas;
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
penyusunan rancangan anggaran kas daerah, pencairan
bantuan keuangan provinsi, verifikasi surat perintah membayar
(SPM), belanja non gaji, laporan pertanggungjawaban fungsional
bendahara pengeluaran organisasi perangkat daerah, penolakan
penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D), penerbitan
surat penyediaan dana (SPD) organisasi perangkat daerah, surat
perintah pencairan dana (SP2D), penyusunan laporan
penyerapan anggaran, verifikasi berkas pembayaran gaji
pegawai serta pengadministrasian bukti penerimaan dan
pengeluaran kas; dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5. Bidang Akuntansi dan Pengolahan Data
Tugas :
Bidang Akuntansi dan Pengolahan Data mempunyai tugas
melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan kebijakan bidang verifikasi laporan keuangan organisasi
perangkat daerah sebagai bahan penyusunan laporan keuangan
daerah, pembinaan petugas akuntansi organisasi perangkat daerah,
pengolahan data penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan
basis data penerimaan dan pengeluaran.
Fungsi :
1). perencanaan perumusan kebijakan bidang verifikasi laporan
keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan
penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas
akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data
penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data
penerimaan dan pengeluaran;
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang verifikasi
laporan keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan
penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas
akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data
18
penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data
penerimaan dan pengeluaran;
3). pelaksanaan kebijakan bidang verifikasi laporan keuangan
organisasi perangkat daerah sebagai bahan penyusunan
laporan keuangan daerah, pembinaan petugas akuntansi
organisasi perangkat daerah, pengolahan data penerimaan dan
pengeluaran serta pemeliharaan basis data penerimaan dan
pengeluaran;
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang verifikasi laporan
keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan
penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas
akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data
penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data
penerimaan dan pengeluaran;
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidangverifikasi
laporan keuangan organisasi perangkat daerah sebagai bahan
penyusunan laporan keuangan daerah, pembinaan petugas
akuntansi organisasi perangkat daerah, pengolahan data
penerimaan dan pengeluaran serta pemeliharaan basis data
penerimaan dan pengeluaran; dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Bidang Aset Daerah
Tugas :
Bidang Aset Daerah mempunyai tugas melakukan
perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang penetapan status penggunaan barang milik
daerah, pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah,
penerbitan surat perintah penyaluran barang dan persetujuan
atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah, pemanfaatan,
pemindahtangananan,pemusnahan dan penghapusan barang
milik daerah, pengadaan barang milik daerah, distribusi barang
milik daerah kepada organisasi perangkat daerah, penyusunan
rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah serta
standarisasi barang dan harga.
Fungsi :
1). perencanaan perumusan kebijakan bidang penetapan status
penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi
barang milik daerah, penerbitan surat perintah penyaluran
barang dan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang
milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan, pemusnahan
dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik
daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi
perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan
penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang
dan harga;
19
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang penetapan
status penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan
inventarisasi barang milik daerah, penerbitan surat perintah
penyaluran barang dan persetujuan atas perubahan kondisi
fisik barang milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan,
pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan
barang milik daerah, distribusi barang milik daerah kepada
organisasi perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan
dan penganggaran barang milik daerah serta standarisasi
barang dan harga;
3). pelaksanaan kebijakan bidang penetapan status penggunaan
barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi barang milik
daerah, penerbitan surat perintah penyaluran barang dan
persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah,
pemanfaatan, pemindahtangananan, pemusnahan dan
penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik
daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi
perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan
penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang
dan harga;
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang penetapan status
penggunaan barang milik daerah, pencatatan dan inventarisasi
barang milik daerah, penerbitan surat perintah penyaluran
barang dan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang
milik daerah, pemanfaatan, pemindahtangananan, pemusnahan
dan penghapusan barang milik daerah, pengadaan barang milik
daerah, distribusi barang milik daerah kepada organisasi
perangkat daerah, penyusunan rencana kebutuhan dan
penganggaran barang milik daerah serta standarisasi barang
dan harga;
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
penetapan status penggunaan barang milik daerah, pencatatan
dan inventarisasi barang milik daerah, penerbitan surat
perintah penyaluran barang dan persetujuan atas perubahan
kondisi fisik barang milik daerah, pemanfaatan,
pemindahtangananan, pemusnahan dan penghapusan barang
milik daerah, pengadaan barang milik daerah, distribusi barang
milik daerah kepada organisasi perangkat daerah, penyusunan
rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah
serta standarisasi barang dan harga; dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Bidang Pendapatan Daerah Lainnya
Tugas :
Bidang Pendapatan Daerah mempunyai tugas melakukan
perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang pendataan, penilaian dan penetapan pajak
20
daerah, pengelolaan administrasi pendataan, penilaian dan
penetapan pajak daerah, penghitungan pajak daerah terutang,
dan administrasi keberatan atau banding pajak daerah selain
pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan
pengelolaan data pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan
dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan
BPHTB) serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak
bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (PBB dan BPHTB).
Fungsi :
1). perencanaan perumusan kebijakan bidang pendataan, penilaian
dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi
pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah,
penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi
keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data
pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB)
serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB);
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pendataan,
penilaian dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi
pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah,
penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi
keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data
pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB)
serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB);
3). pelaksanaan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan
penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi pendataan,
penilaian dan penetapan pajak daerah, penghitungan pajak
daerah terutang, dan administrasi keberatan atau banding
pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB),
pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data pajak daerah selain
pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (PBB dan BPHTB) serta penagihan dan
penerimaan pajak daerah pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB);
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pendataan, penilaian
dan penetapan pajak daerah, pengelolaan administrasi
21
pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah,
penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi
keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data
pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB)
serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB);
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah, pengelolaan
administrasi pendataan, penilaian dan penetapan pajak daerah,
penghitungan pajak daerah terutang, dan administrasi
keberatan atau banding pajak daerah selain pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB), pelayanan wajib pajak dan pengelolaan data
pajak daerah selain pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB)
serta penagihan dan penerimaan pajak daerah pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB); dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan
Tugas :
Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45 ayat (1) mempunyai tugas melakukan perencanaan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan
bidang pendataan, penilaian dan penetapan obyek dan subyek
pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi
penerimaan dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB),
pemeliharaan, penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan
sistim pembentukan basis data pendapatan daerah, dan
penagihan dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan
pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (PBB dan BPHTB).
Fungsi :
1). perencanaan perumusan kebijakan bidang pendataan, penilaian
dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan bangunan
dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan
22
BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi
data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan,
penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim
pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan
dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak
bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (PBB dan BPHTB);
2). pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pendataan,
penilaian dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan
dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan,
penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim
pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan
dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak
bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (PBB dan BPHTB);
3). pelaksanaan kebijakan bidang pendataan, penilaian dan
penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan bangunan dan
bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB),
penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi data
pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan,
penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim
pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan
dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak
bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (PBB dan BPHTB);
4). pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pendataan, penilaian
dan penetapan obyek dan subyek pajak bumi dan bangunan
dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan
BPHTB), penyajian data dan informasi penerimaan dan mutasi
data pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB), pemeliharaan,
penyempurnaan sistim jaringan, backup data dan sistim
pembentukan basis data pendapatan daerah, dan penagihan
dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan pajak
bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (PBB dan BPHTB);
5). pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang
pendataan, penilaian dan penetapan obyek dan subyek pajak
bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (PBB dan BPHTB), penyajian data dan informasi
penerimaan dan mutasi data pajak bumi dan bangunan dan
bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (PBB dan BPHTB),
pemeliharaan, penyempurnaan sistim jaringan, backup data
dan sistim pembentukan basis data pendapatan daerah, dan
23
penagihan dan penerimaan serta penentuan obyek pemeriksaan
pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (PBB dan BPHTB); dan
6). pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
9. UPTB
1). Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas
teknis penunjang di lingkungan BPPKAD dapat dibentuk UPTB.
2). UPTB sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Kepala UPTB yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
3). Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan UPTB diatur
dengan Peraturan Bupati tersendiri.
10. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional pada lingkungan BPPKAD
dapat ditetapkan menurut kebutuhan yang mempunyai tugas
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
Sumberdaya yang tersedia di BPPKAD dalam menjalankan tugas
dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit
usaha. Uraian sumberdaya yang dimiliki BPPKAD adalah sebagai berikut
:
2.2.1. Sumberdaya Manusia (Pegawai)
Dalam menjalankan tupoksinya BPPKAD Kabupaten Banjarnegara
didukung sebanyak 98 SDM yang terdiri dari 66 SDM dengan jenis
kelamin laki-laki dan 32 SDM perempuan. Dilihat berdasarkan tingkat
pendidikannya, sebagian besar jumlah pegawai berada pada tingkat
pendidikan SMA sebanyak 43 orang dan Sarjana sebanyak 43 orang.
Ketersediaan sumberdaya aparatur BPPKAD Kabupaten Banjarnegara
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
24
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
No Tingkat Pendidikan
PNS Non PNS
Jumlah
L P L P
1 SD Sederajat 3 0 0 0 3
2 SMP Sederajat 1 0 1 0 2
3 SMA Sederajat 18 5 15 5 43
4 D3 2 0 1 0 3
5 S1 17 18 4 4 43
6 S2 4 0 0 0 4
JUMLAH 45
23 21 9 98
Sementara itu, dilihat berdasarkan golongan kepegawaian, SDM
aparatur paling banyak berada pada golongan III yaitu mencapai
sebanyak 39 orang. Jumlah SDM yang tersedia berdasarkan kelompok
golongan kepegawaian selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
di BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
No Golongan L P Jumlah
1 Golongan I 3 0 3
2 Golongan II 16 3 19
3 Golongan III 21 18 39
4 Golongan IV 5 2 7
2.2.2. Sarana dan Prasarana (Aset)
Ketersediaan sarana dan prasarana dilihat berdasarkan kelompok
tanah, peralatan dan mesin serta gedung yang dimiliki oleh BPPKAD.
Dari seluruh daftar sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BPPKAD
Kabupaten Banjarnegara, secara keseluruhan dalam kondisi baik.
25
Selengkapnya kepemilikan sarana dan prasarana penunjang kerja
BPPKAD dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3
Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi
di BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
No Jenis Sarana dan
Prasarana
Kondisi
Jumlah
Kondisi yang
diharapkan
diakhir Renstra Baik Rusak
A Tanah - - - -
B Peralatan dan mesin
1) Mobil 11 - 11
2) Motor 42 - 50
3) Meja dan kursi
eselon II
1 - 1
4) Meja dan kursi
eselon III
7 - 7
5) Meja dan kursi
eselon IV
21 - 21
6) Meja kursi staf 69 - 69
7) Meja kursi rapat 300 - 300
8) Meja kursi tamu 8 - 8
9) Brankas 5 - 5
10) Almari kayu 42 - 42
11) Lap top 52 - 52
12) Filling cabinet 42 - 42
13) Komputer + printer 28 - 28
14) Meja rapat 32 - 32
15) Kursi tunggu
pelayanan
8 - 8
16) Telfon/faxs 1 - 1
17) Intercom 5 - 5
C Gedung 3 - 3
26
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Kinerja DPPKAD Kabupaten Banjarnegara berdasarkan indikator
capaian lima tahun lalu (2012-2017), terdapat enam indikator yang
menjadi ukuran kinerja keuangan di Kabupaten Banjarnegara. Secara
umum, target indikator kinerja pada fungsi lain penunjang keuangan
Kabupaten Banjarnegara sudah tercapai.
Pendapatan asli daerah Kabupaten Banjarnegara menunjukkan
tren meningkat dari tahun 2012-2016, tercatat pada tahun 2012 sebesar
71,107 milyar, meningkat menjadi sebesar 184,906 milyar. Terjadi
peningkatan sebesar 113,799 milyar. Jika dibandingkan dengan target
kinerja yang ditetapkan pada Tahun 2016 sebesar 88,418 milyar, maka
tingkat ketercapaiannya tinggi jauh melebihi target yang ditetapkan.
Dari sisi prinsip pengelolaan keuangan, Tahun 2016 Kabupaten
Banjarnegara memiliki status pencapaian WTP, mengalami perbaikan
dibandingkan dengan kondisi Tahun 2012 dengan status WDP. Target
capaian melebihi ekspektasi karena direncana awal Tahun 2011-2014
targetnya yaitu WDP. Kinerja yang masih memerlukan perhatian serius
adalah pada capaian penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan, Tahun 2015 baru tercapai sebesar 71,8% dengan
target pada Tahun akhir RPJMD sebesar 100%. Kemungkinan indikator
tersebut tidak akan tercapai pada akhir periode RPJMD.
Indikator lainnya yang menunjukkan belum tercapai yaitu
pemenuhan fasilitas penunjang pelayanan pada kantor BPPKAD.
Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan ditargetkan sampai
dengan Tahun 2016 adalah 100%, namun tercapai sebesar 98,67%, ada
penurunan kondisi dibandingkan dengan kinerja Tahun 2014 yang
sudah melebihi target. Indikator yang memerlukan perhatian penting
adalah pada kinerja persentase peningkatan PAD terhadap APBD. Dari
sisi target dan realisasi, prosentase PAD terhadap APBD tercapai sesuai
target, namun dilihat dari sisi kinerja, menurun dari kondisi Tahun
2014 sebesar 11,98% menjadi 10,96%. Untuk lebih jelasnya, indikator
kinerja BPPKAD Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut.
27
Tabel 2.4
Pencapaian Kinerja BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2017
No Indikator Kinerja Satuan
Target Kinerja Tahun Pencapaian Kinerja Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 Penataan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan
% 72,93 79,51 86,09 92,67 100 58,08 70,11 71,24 71,8
2 Tersedianya laporan asset yg
mendukung laporan Neraca
Ada ada Ada ada ada ada ada ada ada ada ada
3 Meningkatnya jumlah PAD Rp
Milyar
63,548 65,985 81,747 85,017 88,418 94,271 98,975 161,653 180,561 221,048
4 Rasio PAD terhadap pendapatan
daerah
% 5,68 5,68 6,78 6,77 6,76 7,73 11,52 10,66 10,30 12,04
5 Tersusunnya pengelolaan keuangan
daerah yang tepat waktu
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
6 Opini Laporan Keuangan Opini WDP WDP WDP WTP WTP WDP WTP WTP WTP WTP
7 Jumlah penambahan fasilitas
kantor
%
100 100
100 125,02 196,26 99,60 98,67
8 Prosentase tercapainya PAD dari
target yang ditetapkan
%
100 100 121,27 149,99 197,75 126,43 250,00
9 Meningkatnya penerimaan PAD dari
Pajak & retribusi
Milyar
60,647 67,384 38,825
40,164 63,862
66,715
68,146
10 Meningkatnya jumlah PAD ( Rp Milyar 142,62 88,418 94,247 98,975 161,653 180,321 221,048
28
No Indikator Kinerja Satuan
Target Kinerja Tahun Pencapaian Kinerja Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
milyar) 8
11 Jumlah dan macam pajak dan
retribusi daerah
Jenis
30 30 30
30
30
30
30
12 Meningkatnya prosentase PAD thd
APBD
%
12,32 8,82 8,48
7,04 11,98 11,18 10,96
13 Jumlah data laporan realisasi
anggaran
Dok
5 6 2 4
4
6 6
14 Ketepatan waktu penetapan APBD Dok 6 6 6 6 6 6 6
15 Ketepatan waktu penetapan
Perubahan APBD
Dok
6 6 6
6 6
6
6
16 Ketepatan waktu laporan Keuangan
daerah
Dok
6 6 6 6 6 7 7
17 Tersedianya laporan asset yang
mendukung laporan neraca
Dok
1 1 1 1 1 1 1
18 Persentase hak kepemilikan tanah
pemda
%
92,67 100 58,08
70,11
71,24
71,80
73,50
19 Jumlah SDM yang mengikuti
pelatihan
%
80 100 0 0 0 75 100
Sumber : BPPKAD Banjarnegra, 2017
29
Sementara itu, kodisi pengelolaan keuangan daerah Kabupaten
Banjarnegara dapat dilihat dari sisi pengelolaan APBD yang meliputi
pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.
1. Pendapatan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan
bersih. Pendapatan Daerah terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain – lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang
meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum dan Dana Alokasi Khusus; serta 3) Lain – lain pendapatan
yang sah yang meliputi Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus, dan Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya.
Pendapatan daerah menjadi sumber pendanaan utama dalam
pelaksanaan pembangunan, sehingga upaya peningkatan
pendapatan khususnya pendapatan asli daerah menjadi prioritas
dalam rangka peningkatan kapasitas fiskal yang akan berbanding
lurus dengan keleluasaan ruang dalam pencapaian visi kepala
daerah. Dalam Tahun 2012-2016 kebijakan pendapatan meliputi :
a. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui
optimalisasi sektor pajak daerah, retribusi daerah,
pendayagunaan aset daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
b. Melakukan upaya peningkatan dana perimbangan dari Dana
Alokasi Umum dan bagi hasil pajak, serta bukan pajak.
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta
sumberdaya manusia yang ada guna meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah.
d. Mengembangankan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
dengan memanfaatkan potensi daerah.
e. Meningkatkan kerjasama Pemerintah dan Swasta.
Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara dari
tahun 2012-2016 mengalami peningkatan dari sebesar 1.193 milyar
rupiah menjadi sebesar 1.836 milyar rupiah. Perkembangan
pendapatan daerah selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada
Gambar berikut.
30
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.2 Besarnya Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016
Dilihat dari masing-masing unsur pendapatan dalam APBD,
sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 seluruh unsur
pendapatan daerah menunjukkan peningkatan. PAD meningkat dari
sebesar 94 milyar menjadi 221 milyar; Dana Perimbangan meningkat
dari sebesar 795 milyar menjadi 1.264 milyar; Lain-lain pendapatan
yang sah meningkat dari sebesar 304 milyar menjadi 351 milyar.
Peningkatan PAD menunjukkan bahwa di Kabupaten Banjarnegara
ada upaya untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari
potensi daerah. Tidak tertutup kemungkinan bahwa potensi tersebut
masih bisa ditingkatkan lagi di masa yang akan datang. Secara rinci
perkembangan besarnya masing-masing unsur pendapatan daerah
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.3 Besarnya Masing-Masing Unsur Pendapatan Tahun 2012-2016
Pendapatan; 2012; 1.193
Pendapatan; 2013; 1.278
Pendapatan; 2014; 1.403
Pendapatan; 2015; 1.694
Pendapatan; 2016; 1.836
M
I
L
Y
A
R
PENDAPATAN ASLI DAERAH;
2012; 94
PENDAPATAN ASLI DAERAH;
2013; 97
PENDAPATAN ASLI DAERAH;
2014; 162
PENDAPATAN ASLI DAERAH;
2015; 181
PENDAPATAN ASLI DAERAH;
2016; 221
DANA PERIMBANGAN;
2012; 795
DANA PERIMBANGAN;
2013; 880
DANA PERIMBANGAN;
2014; 916
DANA PERIMBANGAN;
2015; 1.024
DANA PERIMBANGAN;
2016; 1.264
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH; 2012; 304
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH; 2013; 301
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH; 2014; 326
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH; 2015; 489
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH; 2016; 351
M
I
L
Y
A
R
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
31
Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah
Kabupaten Banjarnegara tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel
berikut ini.
32
Tabel 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
I PENDAPATAN 1.193.098.804.187 1.278.214.546.549 1.403.398.262.639 1.693.503.657.927 1.836.015.079.137
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 94.271.467.989 97.487.398.933 161.652.537.773 180.561.068.549 221.048.387.512
A Pendapatan Pajak Daerah 13.613.379.687 14.130.087.658 33.766.018.838 38.507.263.101 41.588.878.900
Pajak Hotel 130.304.850 147.491.575 161.682.400 218.357.250 575.617.116
Pajak Restoran 910.388.039 1.125.044.588 1.259.461.560 1.834.508.771 2.677.577.519
Pajak Hiburan 31.015.536 83.788.300 164.398.000 235.204.800 316.196.240
Pajak Reklame 225.253.590 292.776.093 413.352.327 494.192.112 577.846.176
Pajak Penerangan Jalan 8.897.815.618 10.090.011.936 12.243.379.541 13.895.464.409 14.657.097.038
Pajak Parkir 14.359.700 34.471.600 54.129.800 100.691.000 125.962.700
Pajak Air Tanah 102.339.811 100.477.439 110.206.341 186.768.495 182.836.922
Pajak Sarang Burung Walet 9.050.000 3.454.000 2.300.000 2.550.000 3.450.000
Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan
1.095.495.626 807.459.752 984.572.673 1.321.710.849 1.786.432.689
Pajak Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB)
2.197.356.917 1.445.112.375 1.866.055.554 2.217.831.398 2.411.709.349
Pajak Bumi dan Bangunan - - 16.506.480.642 17.999.984.017 18.274.153.151
B Hasil Retribusi Daerah 25.209.609.960 25.949.993.258 30.095.952.132 25.221.990.217 26.557.123.984
33
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
Retribusi Jasa Umum 18.422.497.812 19.145.024.084 22.070.733.160 16.091.674.764 16.272.283.386
Retribusi Jasa Usaha 6.182.055.612 5.947.099.666 7.252.611.106 7.919.832.585 9.223.758.308
Retribusi Perizinan Tertentu 605.056.536 857.869.508 772.607.866 1.210.482.868 1.061.082.290
C Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
8.611.972.016 4.839.654.543 8.273.386.823 8.784.507.069 27.392.347.558
Bagian Laba Atas Penyertaan
Modal Pada Perusahaan Milik
Daerah/BUMD
8.611.972.016 4.839.654.543 8.273.386.823 8.784.507.069 27.392.347.558
D Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah
46.836.506.326 52.567.663.474 89.517.179.980 108.047.308.162 125.510.037.070
Hasil Penjualan Aset Daerah yang
Tidak Dipisahkan
755.910.000 150.285.000 477.393.000 953.599.665 2.255.233.100
Penerimaan Jasa Giro 8.008.420.948 9.050.487.838 11.752.257.291 8.867.195.830 8.201.730.715
Penerimaan Bunga Deposito 5.538.630.112 7.832.328.731 11.770.958.865 23.637.671.163 20.922.328.716
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
(TGR)
19.300.000 - 8.000.000 45.037.500 27.587.500
Pendapatan Denda Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan
817.224.074 154.625.593 863.155.119 1.175.528.015 1.203.627.976
Pendapatan Denda Pajak - - 92.958.340 201.710.952 170.239.673
Pendapatan Denda Retribusi 229.255.400 893.970.500 610.582.000 419.540.770 73.040.224
34
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
Pendapatan Hasil Eksekusi Atas
Jaminan
- - 537.541.650 1.731.315.000 217.943.500
Pendapatan Dari Pengembalian 2.645.214.114 1.519.094.174 1.235.286.518 1.779.778.004 718.683.814
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum 84.765.000 88.408.500 83.884.000 80.888.226 88.080.591
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 19.592.500 291.114.819 383.740.566 250.190.557 70.972.898
Likuidasi BUMD 38.625.000 370.745 19.361.783 - -
Penerimaan kelompok
masarakat/perorangan
11.392.138 - - - -
Hasil Dari Pemanfaatan Kekayaan
Daerah
- - - - 866.423.807
Pendapatan Denda Atas
Pelanggaran PERDA
- - - 1.000.000 2.750.000
Pendapatan dari pihak ketiga -
PLTMH
9.765.400 398.731.440 350.974.375 807.626.561 126.343.013
Pendapatan Dana Kapitasi JKN
Pada FKTP
- - 15.657.777.000 25.375.507.500 28.576.109.500
Penerimaan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD)
28.658.411.640 32.188.246.134 45.673.309.473 42.720.718.419 61.988.942.043
2 DANA PERIMBANGAN 794.742.431.657 879.697.277.639 915.782.706.561 1.023.677.501.207 1.264.069.069.612
A Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak
45.615.657.657 46.788.081.639 28.672.247.561 27.425.449.207 35.379.420.897
Bagi Hasil Pajak 44.575.702.509 45.892.139.410 27.283.335.635 26.423.084.859 34.067.401.242
35
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber
Daya Alam
1.039.955.148 895.942.229 1.388.911.926 1.002.364.348 1.312.019.655
B Dana Alokasi Umum 681.395.924.000 763.426.566.000 826.044.419.000 862.810.552.000 976.642.965.000
Dana Alokasi Umum 681.395.924.000 763.426.566.000 826.044.419.000 862.810.552.000 976.642.965.000
C Dana Alokasi Khusus 67.730.850.000 69.482.630.000 61.066.040.000 133.441.500.000 252.046.683.715
Dana Alokasi Khusus 67.730.850.000 69.482.630.000 61.066.040.000 133.441.500.000 252.046.683.715
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH
304.084.904.541 301.029.869.977 325.963.018.305 489.265.088.171 350.897.622.013
A Pendapatan Hibah - - - 494.950.000 1.584.596.500
Pendapatan Hibah Dari Pemerintah - - - 404.000.000 1.584.596.500
Pendapatan Hibah Dari
Badan/Lembaga/Organisasi
Swasta Dalam Negeri
- - - 90.950.000 -
B Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
dan Pemerintah Daerah Lainnya
41.348.952.791 45.919.891.242 62.150.613.000 90.807.648.727 87.805.222.513
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi 41.348.952.791 45.919.891.242 62.150.613.000 90.807.648.727 87.805.222.513
C Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
168.674.789.000 187.940.193.360 209.121.660.000 249.252.174.000 5.000.000.000
Dana Penyesuaian 168.674.789.000 187.940.193.360 209.121.660.000 249.252.174.000 5.000.000.000
36
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
D Bantuan Keuangan Dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya
92.809.990.000 67.169.785.375 54.690.745.305 73.900.261.444 88.623.500.000
Bantuan Keuangan Dari Provinsi 92.809.990.000 67.169.785.375 54.690.745.305 73.900.261.444 88.623.500.000
E BEC-TF 1.251.172.750 - - - -
Basic Education Capacity -Trust
Fund
1.251.172.750 - - - -
F Dana Desa - - - 74.810.054.000 167.884.303.000
Dana Desa - - - 74.810.054.000 167.884.303.000
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
37
Proporsi Pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total
pendapatan di Kabupaten Banjarnegara cenderung meningkat dari
sebesar 7,90% pada tahun 2012 menjadi 12,04% pada tahun 2016.
Untuk lain-lain pendapatan yang sah trennya cenderung fluktuatif,
pada tahun 2012 proporsinya terhadap total pendapatan sebesar
25,49%, angka tersebut sempat turun pada angka sekitar 23%
selama tahun 2013 dan 2014. Namun pada tahun 2015 meningkat
kembali ke angka 28,89%. Tahun selanjutnya proporsi tersebut
turun ke angka 19,11%, sejalan dengan dipindahnya dana sertifikasi
guru ke pos Dana Alokasi Khusus Non Fisik. Hal ini berpengaruh
pada proporsi Dana Perimbangan terhadap total pendapatan di
tahun 2016 yang menjadi sebesar 68,85%, padahal proporsi tersebut
selama tahun 2012-2015 menunjukkan kecenderungan penurunan
proporsi dari sebesar 66,61% menjadi 60,45%. Secara rinci
perkembangan proporsi masing-masing unsur pendapatan selama
tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.4 Proporsi Masing-Masing Unsur Pendapatan Terhadap
Total Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016
Pertumbuhan masing-masing unsur pendapatan di Kabupaten
Banjarnegara selama tahun 2012 hingga tahun 2016 menunjukkan
kondisi yang fluktuatif. Laju pertumbuhan tahunan menggunakan
metode penghitungan Compound Annual Growth Rate (CAGR) untuk
PAD di Kabupaten Banjarnegara sebesar 23,74%, sedangkan untuk
dana perimbangan sebesar 12,30%, dan untuk lain-lain pendapatan
yang sah sebesar 3,64%.
7,90 7,63 11,52 10,66 12,04
66,61 68,82
65,25 60,45
68,85
25,49 23,55 23,23
28,89
19,11
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
38
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.5 Pertumbuhan Masing-Masing Unsur Pendapatan
Tahun 2012-2016
Komponen Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: (1) Pendapatan
Pajak Daerah, (2) Pendapatan Retribusi Daerah, (3) Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan (4) Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah. Hingga saat ini PAD Kabupaten
Banjarnegara sangat dipengaruhi oleh komponen Lain-lain PAD yang
sah. Proporsi Lain-lain PAD yang sah meningkat dari sebesar 49,68%
pada tahun 2012 menjadi sebesar 56,78% dari PAD pada tahun
2016. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan status RSUD menjadi
BLUD, sehingga pendapatan yang awalnya masuk retribusi daerah
berubah menjadi lain-lain PAD yang sah. Selain itu, mulai tahun
2014 terdapat ada penambahan Pendapatan Dana Kapitasi JKN
Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Sejak masuknya
Pajak Bumi dan Bangunan sebagai komponen Pendapatan
Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2014, pos Pendapatan Pajak
Daerah menjadi terbesar kedua setelah Lain-Lain PAD yang Sah
dalam menyumbangkan kontribusinya terhadap PAD.
Secara rinci proporsi masing-masing unsur PAD dapat dilihat
pada Gambar berikut ini.
3,41
65,82
11,70
22,42 10,69
4,10
11,78
23,48
-1,00
8,28
50,10
-28,28
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
39
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.6 Proporsi Masing-Masing Unsur PAD Tahun 2012-
2016
2. Belanja Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah adalah kewajiban
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening
kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan
kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah
dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang penanganannya
dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan. Belanja Daerah akan mempunyai peran riil dalam
peningkatan kualitas layanan publik dan sekaligus menjadi stimulus
bagi perekonomian daerah.
Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola
pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif. Belanja daerah
mengedepankan efisiensi anggaran, serta pemenuhan terhadap hak-
hak dasar masyarakat. Belanja daerah digunakan untuk
mewujudkan rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan
daerah dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja secara selektif,
akuntabel, transparan dan berkeadilan.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2016 kebijakan belanja daerah
di Kabupaten Banjarnegara meliputi :
1. Peningkatan proporsi belanja untuk penanganan isu strategis
dan komitmen nasional.
14 14 21 21 19
27 27
19
14 12
9 5 5 5 12
50
54 55
60 57
Pendapatan Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
40
2. Peningkatan proporsi belanja langsung sebagai implementasi
kebijakan yang berdampak langsung pada masyarakat.
3. Belanja Langsung digunakan untuk membiayai program kegiatan
dalam urusan wajib dan pilihan.
4. Penguatan penyusunan anggaran dengan berbasis kinerja.
Besarnya belanja daerah di Kabupaten Banjarnegara lima tahun
terakhir mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan
pendapatan daerah. Pada tahun 2012 besarnya belanja daerah
sebesar 928,71 milyar, pada tahun 2016 menjadi sebesar 2.017,38
milyar rupiah. Perkembangan belanja daerah dapat dilihat pada
Gambar berikut.
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.7 Besarnya Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Secara rinci perkembangan belanja daerah Kabupaten
Banjarnegara tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel di bawah
ini.
Belanja; 2012; 1.111
Belanja; 2013; 1.175
Belanja; 2014; 1.350
Belanja; 2015; 1.612
Belanja; 2016; 2.017
M
I
L
Y
A
R
41
Tabel 3.2.
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
B BELANJA 1.111.145.362.420 1.175.474.028.855 1.349.769.030.982 1.612.219.383.363 2.017.382.964.152
1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG
737.973.515.382 781.887.100.388 854.474.012.682 1.006.718.186.686 1.197.162.112.203
a Belanja Pegawai 659.051.815.412 691.175.989.654 760.812.434.745 821.320.137.328 856.172.010.242
b Belanja Bunga - - - - -
c Belanja Subsidi - - - - -
d Belanja Hibah 33.276.897.258 42.984.831.000 43.668.654.501 6.983.336.930 47.938.730.295
e Belanja Bantuan Sosial 10.192.900.000 10.301.440.000 11.610.224.000 7.732.320.000 16.154.575.000
f Belanja Bagi Hasil 490.443.212 1.415.716.234 1.530.927.373 3.865.528.375 4.958.044.000
g Belanja Bantuan Keuangan 34.851.834.500 35.972.074.200 36.681.772.063 166.490.637.613 270.943.647.240
h Belanja Tidak Terduga 109.625.000 37.049.300 170.000.000 326.226.440 995.105.426
2 BELANJA LANGSUNG 373.171.847.038 393.586.928.467 495.295.018.300 605.501.196.677 820.220.851.949
a Belanja Pegawai 24.364.186.390 34.568.503.875 38.228.244.837 36.807.538.322 42.780.678.214
42
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
b Belanja Barang dan Jasa 190.506.821.530 183.100.414.305 250.571.611.837 238.882.183.435 289.904.543.606
c Belanja Modal 158.300.839.118 175.918.010.287 206.495.161.626 329.811.474.920 487.535.630.129
SURPLUS / DEFISIT 81.953.441.767 102.740.517.694 53.629.231.657 81.284.274.564 -181.367.885.015
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
43
Selama tahun 2012-2016, besarnya belanja tidak langsung dan
belanja langsung selalu mengalami peningkatan. Apabila dilihat dari
besarnya belanja, belanja tidak langsung lebih besar dibandingkan
belanja langsung. Belanja tidak langsung meningkat dari 738 milyar
pada tahun 2012 menjadi 1.197 milyar pada tahun 2016, sedangkan
belanja langsung meningkat dari 373 milyar menjadi 820 milyar,
seperti terlihat pada Gambar 3.7.
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.8 Besarnya Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Tahun
2012-2016
Dilihat dari proporsinya, selama kurun waktu tahun 2012-2016
terjadi fluktuasi proporsi masing-masing unsur belanja terhadap
total belaja daerah, dengan kecenderungan proporsi belanja
langsung meningkat, sedangkan proporsi belanja tidak langsung
semakin menurun. Proporsi belanja langsung terhadap total belanja
daerah meningkat dari sebesar 33,58% menjadi sebesar 40,66%.
Sebaliknya, proporsi belanja tidak langsung menurun dari sebesar
66,42% menjadi 59,34%. Kecenderungan peningkatan proporsi
belanja langsung menunjukkan adanya komitmen pemerintah
Kabupaten Banjarnegara untuk meningkatkan pembangunan
daerah.
Secara rinci proporsi masing-masing unsur belanja daerah
terhadap total pendapatan daerah dapat dilihat pada Gambar
berikut.
Belanja Tidak Langsung; 2012;
738
Belanja Tidak Langsung; 2013;
782
Belanja Tidak Langsung; 2014;
854
Belanja Tidak Langsung; 2015;
1.007
Belanja Tidak Langsung; 2016;
1.197
Belanja Langsung; 2012;
373
Belanja Langsung; 2013;
394
Belanja Langsung; 2014;
495
Belanja Langsung; 2015;
606
Belanja Langsung; 2016;
820
M
I
L
Y
A
R
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
44
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.9 Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung terhadap Total Belanja Daerah Tahun
2012-2016
Rasio belanja pegawai terhadap belanja daerah memberikan
gambaran mengenai beban belanja yang harus dikeluarkan untuk
gaji dan tunjangan pegawai. Semakin tinggi angka rasionya maka
semakin besar proporsi APBD yang dialokasikan untuk belanja
pegawai. Semakin menurunnya porsi belanja pegawai tidak langsung
dalam APBD menunjukkan bahwa semakin sedikit porsi APBD yang
dialokasikan untuk belanja aparatur, sehingga APBD bisa lebih
terkonsentrasi pada belanja yang langsung terkait dengan pelayanan
publik. Asumsinya belanja ini semakin berkurang maka akan
direalokasikan ke belanja modal dan belanja barang dan jasa yang
lebih efektif dalam mendorong roda perekonomian daerah.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara menunjukkan
bahwa selama lima tahun terakhir Rasio belanja pegawai pada
belanja tidak langsung terhadap belanja daerah cenderung menurun
dari sebesar 59,31% pada tahun 2012 menjadi 42,44% pada tahun
2016. Angka pada tahun 2012 sampai dengan 2015 menunjukkan
proporsi yang tinggi (berada di atas 50%) hal ini mengakibatkan
ruang fiskal yang terbatas untuk membiayai pembangunan daerah.
Seiring dengan berkurangnya jumlah pegawai, tahun 2016 angka
proporsi ini turun ke angka 42,44%. Hal ini tentunya mengakibatkan
pembiayaan pembangunan dapat lebih leluasa. Perkembangan rasio
belanja pegawai pada belanja tidak langsung terhadap belanja
daerah dapat dilihat pada Gambar berikut.
Belanja Tidak Langsung;
2012; 66,42
Belanja Tidak Langsung;
2013; 66,52
Belanja Tidak Langsung;
2014; 63,31
Belanja Tidak Langsung;
2015; 62,44
Belanja Tidak Langsung;
2016; 59,34
Belanja Langsung;
2012; 33,58
Belanja Langsung;
2013; 33,48
Belanja Langsung;
2014; 36,69
Belanja Langsung;
2015; 37,56
Belanja Langsung;
2016; 40,66
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
45
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.10 Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung
Terhadap Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Salah satu ukuran kualitas belanja yang baik adalah semakin
besarnya porsi belanja modal terhadap belanja daerah. Belanja
Modal memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu daerah selain dari sektor swasta, rumah tangga, dan luar
negeri. Belanja modal yang besar akan memberikan dampak yang
positif bagi pertumbuhan ekonomi di daerah. Selama tahun 2012-
2016 proporsi Belanja Modal terhadap Total belanja menunjukkan
peningkatan namun relatif kecil, berkisar antara 14,25% hingga
24,17%. Proporsi belanja modal terhadap belanja langsung juga
cenderung meningkat dari 42,42% menjadi 59,44%. Peningkatan
Belanja Modal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat agar
daerah bisa mengalokasikan belanja modal yang lebih besar
sehingga mampu mendorong peningkatan perekonomian daerah.
Perkembangan proporsi belanja modal terhadap belanja daerah
dan terhadap belanja langsung dapat dilihat pada Gambar berikut.
; 2012; 59,31 ; 2013; 58,80 ; 2014; 56,37
; 2015; 50,94
; 2016; 42,44
46
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 2.11 Rasio Belanja Modal Terhadap Belanja Daerah dan
Terhadap Belanja Langsung Tahun 2012-2016
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang
perlu dibayar atau akan diterima kembali. Pembiayaan daerah
meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus. Penerimaan pembiayaan dapat
berasal dari pinjaman daerah, penerimaan piutang daerah,
penerimaan kembali pemberian pinjaman, atau pencairan dana
cadangan. Sementara itu pengeluaran pembiayaan digunakan untuk
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi)
pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, atau pemberian
pinjaman daerah. Arah kebijakan pembiayaan daerah untuk tahun
2012-2016 adalah:
1) Memperkuat penyertaan modal daerah dalam BUMD.
2) Meningkatkan besaran SILPA dari sisi pelampauan pendapatan.
3) Menurunkan besaran SILPA dari sisi belanja.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2015 penerimaan pembiayaan
daerah menunjukkan angka yang fluktuatif dengan kencenderungan
meningkat dari sebesar 98,12 milyar pada tahun 2012 menjadi
400,47 milyar pada tahun 2016. Perkembangan pengeluaran
pembiayaan juga fluktuatif dengan kecenderungan meningkat dari
sebesar 7,10 milyar pada tahun 2012 menjadi sebesar 23,61 milyar
pada tahun 2016. Peningkatan SiLPA terutama disebabkan oleh Sisa
Lebih Perhitungan (SiLPA) tahun sebelumnya. seperti terlihat pada
Gambar berikut.
Belanja Modal terhadap Total
Belanja; 2012;
14,25
Belanja Modal terhadap Total
Belanja; 2013;
14,97
Belanja Modal terhadap Total
Belanja; 2014;
15,30
Belanja Modal terhadap Total
Belanja; 2015;
20,46
Belanja Modal terhadap Total
Belanja; 2016;
24,17
Belanja Modal terhadap
Belanja
Langsung;
2012; 42,42
Belanja Modal terhadap
Belanja
Langsung;
2013; 44,70
Belanja Modal terhadap
Belanja
Langsung;
2014; 41,69
Belanja Modal terhadap
Belanja
Langsung;
2015; 54,47
Belanja Modal terhadap
Belanja
Langsung;
2016; 59,44
Belanja Modal terhadap Total Belanja
Belanja Modal terhadap Belanja Langsung
47
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
4) Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun 2012-
2016
Secara rinci perkembangan realisasi pembiayaan daerah
Kabupaten Banjarnegara tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Penerimaan Pembiayaan;
2012; 98,12
Penerimaan Pembiayaan;
2013; 173,83
Penerimaan Pembiayaan;
2014; 270,35
Penerimaan Pembiayaan;
2015; 319,24
Penerimaan Pembiayaan;
2016; 400,47
Pengeluaran Pembiayaan;
2012; 7,10
Pengeluaran Pembiayaan;
2013; 8,15
Pengeluaran Pembiayaan;
2014; 5,46
Pengeluaran Pembiayaan;
2015; 6,20
Pengeluaran Pembiayaan;
2016; 23,61
M
I
L
Y
A
R
Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan
48
Tabel 3.3.
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016
C PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
98.119.742.986 173.834.364.426 270.346.074.653 319.243.575.054 400.471.589.332
1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya
96.361.022.986 172.977.104.753 269.915.801.537 318.518.806.310 394.324.349.618
2 Pencairan Dana Cadangan - - - - -
3 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - -
4 Penerimaan Kembali Pinjaman
dana bergulir
2.720.000 840.259.673 430.273.116 724.768.744 -
5 Penerimaan Kembali Dana
investasi Daerah
1.756.000.000 17.000.000 - - 6.147.239.714
6 Penerimaan Piutang Daerah - - - - -
D PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
7.096.080.000 8.147.000.000 5.456.500.000 6.203.500.000 23.612.500.000
1 Pembentukan Dana Cadangan - - - - -
2 Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
6.986.000.000 8.147.000.000 5.456.500.000 6.203.500.000 23.612.500.000
49
3 Pembayaran Pokok Utang 110.080.000 - - - -
4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - -
PEMBIAYAAN NETTO 91.023.662.986 165.687.364.426 264.889.574.653 313.040.075.054 376.859.089.332
SILPA 172.977.104.753 268.427.882.120 318.518.806.310 394.324.349.618 195.491.204.317
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
50
Dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsi pelayanan
BPPKAD Kabupaten Banjarnegara, perlu dukungan anggaran untuk
melaksanakan tugas dan fungsi melalui berbagai program dan kegiatan.
Dilihat berdasarkan rata-rata pertumbuhannya, program peningkatan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah memiliki
rata-rata pertumbuhan anggaran tertinggi selama lima tahun terakhir
yaitu mencapai 46,61%, dari rata-rata target pertumbuhan sebesar
67,08%. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur termasuk
memiliki rata-rata pertumbuhan anggaran terendah, dengan target rata-
rata pertumbuhan sebesar 4,43% dan rata-rata realisasi pertumbuhan
sebesar 3,93%.
Target dan realisasi anggaran berdasarkan masing-masing
program di BPPKAD Kabupaten Banjarnegara selama tahun 2012-2016
disampaikan melalui tabel berikut :
51
Tabel 2.5
No Program
Target Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Target dan Realisasi Rata-Rata
Pertumbuhan
2012 (000) 2013 (000) 2014 (000) 2015 (000) 2016 (000) 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Target Realisa
si
1. Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
17.306.163 10.223.116 11.781.483 17.306.163 17.446.991 16.660.385 9.907.785 11.480.796 16.660.385 15.888.52
1
96,27 96,92 97,45 96,27 91,07 7,07 6,82
2. Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
8.304.646 11.717.570 12.199.207 8.304.646 10.089.350 7.931.909 11.444.868 10.637.479 7.931.909 8.642.994 95,51 97,67 87,20 95,51 85,66 4,43 3,93
3. Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
135.000 150.000 335.000 135.000 145.000 124.134 100.415 225.104 124.134 97.503 91,95 66,94 67,20 91,95 67,24 24,91 20,07
4. Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan
Pencapaian
Kinerja dan
Keuangan
150.000 188.310 198.286 150.000 160.000 143.445 159.629 157.456 143.445 138.026 95,63 84,77 79,41 95,63 86,27 2,16 0,34
5. Program
Peningkatan
Penguasaan,
pemilikan,
penggunaan
dan
pemanfaatan
16.773.355 5.944.990 23.437.261 16.773.355 1.224.500 14.263.626 4.032.444 11.569.738 14.263.626 1.155.041 85,04 67,83 49,36 85,04 94,33 67,08 46,16
52
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BPPKAD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
tanah
6. Program
Peningkatan
dan
Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
7.917.622 5.469.724 7.685.826 7.917.622 8.458.671 7.110.467 4.561.028 6.592.129 7.110.467 7.501.769 89,81 83,39 85,77 89,81 88,69 4,20 5,51
53
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat
Daerah
Tantangan pengembangan pelayanan BPPKAD Kabupaten
Banjarnegara adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan
untuk menggugah kemampuan sumberdaya BPPKAD dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Peluang merupakan sebuah kondisi
yang muncul dan menjadi sebuah kesempatan bagi sumerdaya BPPKAD
untuk mendorong percepatan pencapaian target-target yang dibebankan
kepada BPPKAD. Kondisi tantangan dan peluang pengembangan
pelayanan BPPKAD untuk lima tahun yang akan datang adalah sebagai
berikut:
2.4.1 Tantangan
Kondisi tantangan dalam penyelenggaraan pelayanan di BPPKAD
Kabupaten Banjarnegara yang mendorong pada peningkatan motivasi
kerja adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya amanat berbagai peraturan perundangan yang
mendukung tugas pokok dan fungsi organisasi sebagai landasan
dalam menyelenggarakan layanan dibidang Keuangan Kabupaten
Banjarnegara.
2. Sebagai bagian dari implementasi Undang-Undang Nomor 14 tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, BPPKAD memiliki
tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang mampu
diakses secara luas, mudah dicermati dan dipahami oleh
masyarakat sebagai bagian dari upaya transparansi.
3. Target peningkatan pendapatan daerah dalam upaya mendorong
pada perwujudan kemandirian daerah memberikan motivasi besar
bagi BPPKAD untuk membangun strategi yang efektif dalam
meningkatkan potensi-potensi daerah.
4. Pengawasan yang dilakukan oleh lembaga non pemerintah terhadap
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan semakin ketat dan
meningkat intensitasnya.
5. Tingkat kecepatan dan ketepatan BPPKAD dalam memberikan
pelayanan dibidang penganggaran pada seluruh OPD di Kabupaten
Banjarnegara.
6. Mendukung pencapaian misi pemerintah Kabupaten Banjarnegara
melalui misi mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif,
efisien, produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga
profesional
2.4.2 Peluang
Beberapa peluang yang berkaitan dengan pengembangan
peningkatan kinerja pelayanan BPPKAD Kabupaten Banjarnegara adalah
sebagai berikut :
54
1. Dukungan regulasi atas perubahan struktur organisasi dan tugas
serta fungsi BPPKAD melalui Perda Nomor 2 Tahun 2016 dan Perbup
Nomor 82 Tahun 2016, sebagai bagian dari peluang dalam
meningkatkan kinerja layanan BPPKAD Kabupaten Banjarnegara.
2. Perkembangan teknologi informasi yang pesat memberikan peluang
kepada BPPKAD dalam pengembangan aplikasi informasi sistem
keuangan yang mendukung kemudahan aparatur dalam
menjalankan tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah.
3. Besarnya potensi-potensi pendapatan daerah yang belum terolah
secara optimal memberikan peluang bagi BPPKAD untuk lebih
kreatif dalam melakukan penggalian sumber-sumber pendapatan
daerah.
4. Menciptakan SDM aparatur yang profesional dengan peningkatan
kapasitas melalui pendidikan formal maupun non formal, dalam
menjawab tantangan peningkatan kualitas pelayanan dibidang
pengelolaan keuangan dan asset daerah di Kabupaten Banjarnegara.
55
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Perangkat Daerah
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh perangkat
daerah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan Berkaitan dengan Kesekretariatan
a. Belum optimalnya Kualitas perencanaan dan Evaluasi serta
pelaporan;
b. Bendaharawan OPD masih dianggap sebagai bendaharawan
BUD;
c. SDM di Sekretariat di tiap Sub Bagian masih kurang;
d. Belum optimalnya pengoperasian Simda OPD;
e. Belum optimalnya kualitas dan kuantitas Aparatur Sipil
Negara;
f. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana
penunjang kinerja aparatur;
g. Belum optimalnya pemeliharaan jaringan sistem informasi
yang ada ;
h. Belum optimalnya pengembangan kapasitas pegawai.
2. Permasalahan Bidang Anggaran
a. Dalam penyusunan anggaran OPD belum mendasarkan
pada Analisis Standar Belanja;
b. Rendahnya kemampuan OPD dalam menentukan kode
rekening belanja;
c. Waktu yang tersedia untuk penyusunan APBD terlalu
pendek;
d. Proses otorisasi RKA-DPA masih manual sehingga
membutuhkan waktu yang lama;
e. lemahnya kompetensi SDM perencana anggaran pada OPD;
f. Belum terintegrasinya sistem informasi perencanaan dan
penganggaran dalam satu database;
g. Belum optmalnya kapasitas pengelolaan keuangan di OPD.
3. Permasalahan Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah
a. Belum optimalnya kapasitas Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Penerimaan OPD;
b. Kurangnya pemahaman Bendahara Pengeluaran terhadap
Peraturan Keuangan Daerah;
c. Kurangnya SDM penatausahaan keuangan daerah pada
OPD;
d. Belum optimalnya pengadministrasi gaji terhadap
aturan/ketentuan yang berlaku terkait gaji ASN;
56
e. Adanya perubahan aturan keuangan baik dari
pusat/propinsi ditengah perjalanan tahun anggaran yang
akan berpengaruh pada kelancaran dan ketepatan
penyerapan anggaran.
4. Permasalahan Bidang Akutansi dan Pengolahan Data
a. Kurangnya pemahaman Petugas akuntansi dalam
penyusunan Laporan Akuntansi berbasis akrual;
b. Belum tertibnya administrasi Penatausahaan Barang
Daerah;
c. Sering terjadi penggantian Petugas Akuntansi karena mutasi
pegawai;
d. Kurangnya staf pengampu pada Bidang Akuntansi dan
Pengolahan Data;
e. Belum tersedia SIM penerimaan dan pengeluaran Daerah.
5. Bidang Pendapatan Daerah Lainnya
a. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan
kewajibannya;
b. Kurangnya kompetensi petugas pengelola pendapatan daerah
di seluruh perangkat daerah;
c. Belum optimalnya penegakan hukum dalam membayar pajak
dan retribusi daerah dipengaruhi ketersediaan regulasi yang
mengatur sanksi, dan petugas penegakan;
6. Permasalahan bidang PBB dan BPHTB
a. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak PBB dan BPHTB
dalam melaksanakan kewajibannya;
b. Kurangnya kompetensi petugas pengelola PBB dan BPHTB di
seluruh perangkat daerah;
c. Belum optimalnya penegakan hukum dalam membayar PBB
dan BPHTB dipengaruhi ketersediaan regulasi yang mengatur
sanksi, dan petugas penegakan.
7. Permasalahan terkait dengan Aset Daerah:
a. Banyak aset tanah yang belum bersertifikat yaitu sebanyak
911 bidang dari 1280;
b. Ketentuan tarif penetapan pemanfaatan aset daerah tidak
sesuai dengan obyek dan harga pasar;
c. Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah;
d. Kemampuan SDM pengelola aset belum profesional (status
kepegawaian belum PNS, dan rendah kapasitas);
e. Tim penilai pemerintah daerah belum memiliki kompetensi
sebagai penilai;
f. Belum tersedianya sarana prasarana yang representatif dalam
pengamanan aset;
g. Sistem aplikasi pengelolaan barang milik daerah belum
terintegrasi secara online;
57
h. Mekanisme dalam penyusunan laporan belum selaras dengan
ketentuan;
i. Belum dimilikinya SOP dalam penyusunan laporan aset
daerah;
j. Perencanaan kebutuhan barang terlambat ditetapkan (DPA
ditetapkan baru aset diusulkan kebutuahnnya);
k. Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah yang memadahi.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala
daerah Terpilih
a. Visi
Visi pembangunan dalam RPJMD Tahun 2017-2022
merupakan visi Bupati dan Wakil Bupati yang disampaikan pada
saat proses pemilihan Kepala Daerah. Visi tersebut adalah
sebagai berikut:
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
b. Misi
Misi-misi jangka menengah Tahun 2017-2022 adalah :
1) Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman,
damai dan demokratis
2) Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola yang baik
3) Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan
dan berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan
4) Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif,
efisien, produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga
profesional
5) Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan cakupan pemenuhan hak dasar.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, perangkat daerah
mendukung pencapaian misi ke 4. Adapun keterkaitan visi, misi,
tujuan dan sasaran dapat dilihat pada table sebagai berikut :
58
Tabel 3.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tahun 2017-2022
VISI:
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
SASARAN
SATUA
N
1
.
Mewujudka
n Tata
Kehidupan
Masyarakat
Yang Tertib,
Aman,
Damai Dan
Demokratis
1.1.
Meningkatka
n
kondusivitas
wilayah
1.1.1
.
Meningkatnya
ketenteraman,
ketertiban dan
keamanan
lingkungan
Indeks
ketenteraman dan
ketertiban
Masyarakat
Angka
1.2.
Meningkatka
n
kesiapsiagaa
n dan
penanggulan
gan bencana
1.2.1
.
Meningkatnya
kualitas
kesiapsiagaan
bencana
Persentase desa
tangguh bencana %
1.2.2
.
Meningkatnya
kualitas
ketanggapdarurat
an bencana
Kecepatan
penanggulangan
bencana
Menit
1.3.
Meningkatka
n kesadaran
masyarakat
terhadap
nilai-nilai
kehidupan
bermasyarak
at dan
berdemokrasi
1.3.1
.
Meningkatnya
penghargaan
masyarakat
terhadap nilai-
nilai kebudayaan
dan kearifan
lokal
Indeks
Kebudayaan Angka
1.3.2
.
Meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam kehidupan
berdemokrasi
Presentase pemilih
dalam pemilu %
2
.
Mewujudka
n Kualitas
Penyelengg
araan
Pemerintah
an
Berdasarka
n Konsep
Tata Kelola
Pemerintah
an Ya
ng Baik
2.1.
Meningkatka
n kualitas
layanan
publik
2.1.1
.
Meningkatnya
efektivitas dan
transparansi
layanan publik
Indeks Kepuasan
Layanan
Masyarakat
Angka
2.2.
Meningkatka
n kualitas
penyelenggar
aan
pemerintaha
n daerah
2.2.1
.
Meningkatnya
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
Nilai AKIP
Kabupaten
Banjarnegara
Angka
2.2.2
.
Meningkatnya
kapasitas
Aparatur
2.2.3
.
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
pemerintahan
desa
Persentase
penyampaian
laporan
pertanggungjawab
an pemerintah
%
59
VISI:
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
SASARAN
SATUA
N
desa yang tepat
waktu
3
Mewujudka
n
Pembangun
an Daerah
Yang
Berkesinam
bungan
Dan
Berbasis
Pada
Pengemban
gan
Ekonomi
Kerakyatan
3.1.
Meningkatka
n
ketersediaan
dan kualitas
infrastruktur
3.1.1
.
Meningkatnya
sarana
infrastruktur
jalan dan
jembatan
Persentase jalan
kabupaten dalam
kondisi baik
%
3.1.2
.
Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas
jaringan irigasi
Persentase
jaringan irigasi
dalam kondisi baik
%
3.2.
Meningkatka
n kinerja
perekonomia
n daerah
3.2.1
.
Meningkatnya
kinerja sektor
pertanian dan
perikanan
Pertumbuhan
sektor pertanian %
Nilai Tukar Petani %
3.2.2
.
Meningkatnya
kinerja sektor
pariwisata
Jumlah kunjungan
wisatawan Orang
3.2.3
Meningkatnya
kinerja UKM dan
koperasi
Kontribusi UKM
terhadap PDRB %
Persentase
koperasi aktif %
3.2.4
.
Meningkatnya
jumlah investasi
Persentase
peningkatan nilai
investasi
%
3.2.5
.
Meningkatnya
kesempatan kerja
Tingkat
Pengangguran
Terbuka
%
3.2.6
.
Meningkatnya
kinerja sektor
industri
Pertumbuhan
sektor industry %
3.2.7
.
Meningkatnya
kinerja sektor
perdagangan
Pertumbuhan
sektor
perdagangan
%
3.2.7
.
Meningkatnya
produksi dan
produktivitas
agregat daerah
Laju Pertumbuhan
Ekonomi %
PDRB per kapita Rupiah
3.2.8
.
Meningkatnya
stabilitas harga Laju inflasi %
3.3.
Meningkatka
n
pemerataan
pembanguna
n wilayah
3.3.1
.
Meningkatnya
pemerataan
pembangunan
antar wilayah
kecamatan
Indeks Williamson Angka
3.4. Meningkatka 3.4.1 Meningkatnya Indeks Kualitas Angka
60
VISI:
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
SASARAN
SATUA
N
n daya
dukung dan
daya
tampung
lingkungan
. kualitas
lingkungan hidup
yang meliputi
kualitas udara,
kualitas air
sungai, dan
tutupan lahan
Lingkungan Hidup
(IKLH)
4
Mewujudka
n Tata
Kelola
Keuangan
Daerah
Yang
Efektif,
Efisien,
Produktif,
Transparan
Dan
Akuntabel
Dengan
Tenaga
Profesional
4.1.
Mewujudkan
reformasi
tata kelola
keuangan
4.1.1
.
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
Opini Badan
Pemeriksa
Keuangan
Opini
4.1.2
.
Meningkatnya
kemandirian
daerah
Rasio kemandirian
keuangan daerah %
5
Mewujudka
n
Kemartabat
an Dan
Kesejahtera
an
Masyarakat
Melalui
Peningkata
n Cakupan
Pemenuhan
Hak Dasar
5.1.
Meningkatka
n cakupan
pemenuhan
kebutuhan
dan layanan
dasar yang
berkualitas
5.1.1
.
Meningkatnya
ketahanan
pangan
Pencapaian skor
Pola Pangan
Harapan (PPH)
%
5.1.2
.
Meningkatnya
cakupan rumah
layak huni
Rasio rumah layak
huni %
5.1.3
.
Meningkatnya
akses dan
kualitas
pelayanan
pendidikan
Angka Rata-rata
Lama Sekolah Tahun
Angka Harapan
Lama Sekolah Tahun
5.1.4
.
Meningkatnya
kualitas dan
cakupan
pelayanan
kesehatan
Angka usia
harapan hidup Tahun
5.1.5
.
Meningkatnya
peran serta
perempuan
dalam
pembangunan
Indeks
Pemberdayaan
Gender
Angka
5.1.6
.
Meningkatnya
cakupan air
Ketersediaan air
baku
liter/
detik
61
VISI:
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
SASARAN
SATUA
N
bersih
5.2.
Meningkatka
n
penanganan
masalah
kesejahteraa
n sosial
5.2.1
.
Meningkatnya
jumlah penduduk
di atas garis
kemiskinan
Persentase
penduduk di atas
garis kemiskinan
%
5.2.2
.
Meningkatnya
penanganan
terhadap
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
Persentase
Penurunan PMKS %
Tabel 3.1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Perangkat Daerah
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
No Misi, Tujuan dan
Sasaran RPJMD
Permasalahan
Pelayanan
Perangkat Daerah
Faktor
Penghambat Pendorong
1
Misi : Mewujudkan
Tata Kelola
Keuangan Daerah
Yang Efektif,
Efisien, Produktif,
Transparan Dan
Akuntabel Dengan
Tenaga Profesional
·
Belum optimalnya
kualitas pelayanan
kesekretariatan
terhadap kinerja
OPD;
Belum optimalnya
pengelolaan
anggaran dan
penyusunan
renstra OPD;
belum optimalnya
penyerapan dana
pada triwulan
II/Semester I;
Belum optimalnya
kapasaitas tenaga
akuntasi pada
masing-masing
OPD; belum
optimalya
pengelolaan aset
daerah; belum
optimalnya
· Belum
optimalnya
kapasitas
Sumerdaya
aparatur.
· Terbatasnya
personil
yang
melayani
dan
mengelola
BPPKAD.
· Belum
optimalnya
SIMDA dan
belum
tersedianya
SIM
Peneriman
dan
Pengeluaran
· Adanya
komitmen
kepala daerah
untuk
meningkatkan
kualitas
Pengelolan
keuangan
· Adanya
kerjasama
yang baik
antara
BPPKAD
dengan OPD
lainny
2
Tujuan :
Mewujudkan
reformasi tata
kelola keuangan
3.
Sasaran :
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
Meningkatnya
kemandirian
daerah
62
No Misi, Tujuan dan
Sasaran RPJMD
Permasalahan
Pelayanan
Perangkat Daerah
Faktor
Penghambat Pendorong
pengelolaan
penapatan daerah
lainnya dan belum
optimalnya
pemungutan PBB
dan BPHTBs
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Keuangan dan Renstra BPPD
Provinsi Jawa Tengah
3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Keuangan
a. Tujuan Kementerian Keuangan
Kebijakan fiskal yang tercermin dalam alokasi pendapatan
dan belanja pemerintah dalam APBN memiliki pengaruh yang
besar terhadap alokasi sumber daya dalam perekonomian yang
akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, redistribusi
pendapatan dan stabilitas perekonomian. Dengan pengelolaan
fiskal yang baik maka diharapkan kesejahteraan masyarakat
yang berkeadilan dan berkelanjutan yang menjadi cita-cita
bangsa dapat terwujud.
Kebijakan fiskal pada tahun 2015-2019 diarahkan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkeadilan serta mendorong strategi reindustrialisasi dalam
transformasi ekonomi dengan tetap mempertahankan
keberlanjutan fiskal melalui peningkatan mobilisasi penerimaan
negara dan peningkatan kualitas belanja Negara serta
optimalisasi pengelolaan risiko pembiayan/utang dan
peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara. Tujuan
Kementerian Keuangan pada tahun 2015-2019 adalah:
1. Terjaganya kesinambungan fiskal;
2. Optimalisasi penerimaan negara dan reformasi administrasi
perpajakan serta
3. Reformasi kepabeanan dan cukai;
4. Pembangunan sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang handal untuk
5. Optimalisasi penerimaan negara;
6. Peningkatan kualitas perencanaan penganggaran,
pelaksanaan anggaran, dan
7. Transfer ke daerah;
8. Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara dan
pembiayaan anggaran;
9. Peningkatan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai
serta perbatasan;
10. Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance,
dan penguatan
63
11. Kelembagaan
b. Sasaran Strategis Kementerian Keuangan
Dalam rangka mendukung pencapaian 7 tujuan
sebagaimana disebutkan di atas, Kementerian Keuangan telah
menetapkan 16 sasaran strategis yang merupakan kondisi yang
diinginkan untuk dicapai oleh Kementerian Keuangan pada
tahun 2019:
1. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan terjaganya
kesinambungan fiskal adalah :
a. Meningkatnya tax ratio;
b. Terjaganya rasio utang pemerintah;
c. Terjaganya defisit anggaran.
2. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan optimalisasi
penerimaan negaradan reformasi administrasi perpajakan
serta reformasi kepabeanan dan cukai adalah:
a. Penerimaan pajak negara yang optimal;
b. Penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai yang
optimal;
c. Percepatan waktu penyelesaian proses kepabeanan (customs
clearance) untuk mendukung upaya penurunan rata-rata
dwelling time.
3. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan
pembangunan sistem PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP)
yang handal untuk optimalisasi penerimaan negaraadalah
PNBP yang optimal.
4. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan
kualitas perencanaanpenganggaran, pelaksanaan anggaran,
dan transfer ke daerah adalah:
a. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran yang berkualitas;
b. Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang
Adil dan Transparan.
5. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan
kualitas pengelolaankekayaan negara dan pembiayan anggaran
adalah:
a. Pengelolaan kekayaan negara yang optimal;
b. Pembiayaan yang aman untuk mendukung kesinambungan
fiskal.
6. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan
pengawasan dibidang kepabeanan dan cukai serta perbatasan
adalah optimalisasi pengawasan dalam rangka mendukung
fungsi community protection serta melaksanakan fungsi
sebagai border management.
7. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan
kesinambungan reformasibirokrasi, perbaikan governance, dan
penguatan kelembagaan adalah:
a. Organisasi yang fit for purpose;
b. SDM yang kompetitif;
64
c. Sistem informasi manajemen yang terintegrasi;
d. Peningkatan kepercayaan publik terhadap pengelolaan
keuangan kementerian
Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor
penghambat dalam pencapaian Sasaran Kementrian Keuangan
daerah tercantum pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Permasalahan Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan,
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara berdasarkan
Sasaran Renstra Kementerian Keuangan beserta Faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1.
Sasaran strategis yang
ingin dicapai dalam
tujuan terjaganya
kesinambungan fiskal
· Belum
terintegrasinya
sistem informasi
perencanaan dan
penganggaran
dalam satu
database;
· Dalam
penyusunan
anggaran OPD
belum
mendasarkan
pada Analisis
Standar Belanja;
· Waktu yang
tersedia untuk
penyusunan
APBD terlalu
pendek;
· Proses otorisasi
RKA-DPA masih
manual sehingga
membutuhkan
waktu yang lama;
· Sering terjadi
penggantian
Petugas
Akuntansi karena
mutasi pegawai;
· Masih rendahnya
kesadaran wajib
pajak dalam
melaksanakan
kewajibannya;
· Kurangnya
kompetensi
· lemahnya
kompetensi
SDM
perencana
anggaran
pada OPD;
· Belum
optmalnya
kapasitas
pengelolaan
keuangan di
OPD
· Rendahnya
kemampuan
OPD dalam
menentukan
kode
rekening
belanja;
· Belum
tertibnya
administrasi
Penatausaha
an Barang
Daerah;
· Kurangnya
staf
pengampu
pada Bidang
Akuntansi
dan
Pengolahan
Data;
· Belum
tersedia SIM
penerimaan
dan
· Regulasi
daerah
yang
cukup
kuat
· Dukung
an
kebijaka
n yang
baik;
· Empat
kali WTP
a. Meningkatnya tax
ratio;
b. Terjaganya rasio
utang pemerintah;
c. Terjaganya defisit
anggaran
2.
Sasaran strategis yang
ingin dicapai dalam
tujuan optimalisasi
penerimaan negara dan
reformasi administrasi
perpajakan serta
reformasi kepabeanan
dan cukai
a. Penerimaan pajak
negara yang optimal;
b. Penerimaan negara di
sektor kepabeanan
dan cukai yang
optimal;
c. Percepatan waktu
penyelesaian proses
kepabeanan (customs
clearance) untuk
mendukung upaya
penurunan rata-rata
dwelling time.
3.
Sasaran strategis yang
ingin dicapai dalam
tujuan pembangunan
sistem Penerimaan
Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang handal
65
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
untuk optimalisasi
penerimaan negara
petugas pengelola
pendapatan
daerah di seluruh
perangkat daerah;
· Belum optimalnya
penegakan hukum
dalam membayar
pajak dan
retribusi daerah
dipengaruhi
ketersediaan
regulasi yang
mengatur sanksi,
dan petugas
penegakan;
· Kurangnya
kompetensi
petugas pengelola
PBB dan BPHTB
di seluruh
perangkat daerah;
pengeluaran
Daerah.
· Masih
rendahnya
kesadaran
wajib pajak
PBB dan
BPHTB
dalam
melaksanak
an
kewajibanny
a;
· Belum
optimalnya
penegakan
hukum
dalam
membayar
PBB dan
BPHTB
dipengaruhi
ketersediaan
regulasi
yang
mengatur
sanksi, dan
petugas
penegakan.
PNBP yang optimal
4.
Sasaran strategis yang
ingin dicapai dalam
tujuan peningkatan
kualitas perencanaan
penganggaran,
pelaksanaan anggaran,
dan transfer ke daerah
a. Perencanaan dan
Pelaksanaan
Anggaran yang
berkualitas;
b. Hubungan Keuangan
Pemerintah Pusat dan
Daerah yang Adil dan
Transparan.
5.
Sasaran strategis yang
ingin dicapai dalam
tujuan peningkatan
kualitas pengelolaan
kekayaan negara dan
pembiayan anggaran
a. Pengelolaan kekayaan
negara yang optimal;
b. Pembiayaan yang
aman untuk
mendukung
kesinambungan fiskal
6.
Sasaran strategis yang
ingin dicapai dalam
tujuan peningkatan
pengawasan di bidang
kepabeanan dan cukai
serta perbatasan
optimalisasi pengawasan
dalam rangka
mendukung fungsi
community protection
serta melaksanakan
fungsi sebagai border
management.
7.
Sasaran strategis yang
ingin dicapai dalam
tujuan kesinambungan
reformasi birokrasi,
perbaikan governance,
dan penguatan
kelembagaan
a. Organisasi yang fit for
purpose;
b. SDM yang kompetitif;
66
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
c. Sistem informasi
manajemen yang
terintegrasi;
d. Peningkatan
kepercayaan publik
terhadap pengelolaan
keuangan
kementerian
3.3.2 Telaahan Renstra Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah
a. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai Dinas PPAD Provinsi Jawa
Tengah dalam rangkapencampaian Misi adalah :
1) Mewujudkan SDM yang memiliki kompetensi, profesional,
dan produktif dalam melaksanakan pekerjaan.
2) Mewujudkan tata kelola administrasi yang cepat, mudah,
efisiensi dan efektif.
3) Mewujudkan tata kerja sesuai dengan standar operasional
prosedur pelayanan dan standar pelayanan publik.
4) Mewujudkan pelayanan yang baik, aparatur yang disiplin,
beretoskerjatinggi, inovatif dan berprestasi.
5) Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
yang memadai untuk penyelenggaraan pelayanan.
6) Mewujudkan pendapatan pajak daerah sesuai dengan target
yang ditetapkan.
7) Mewujudkan pendapatan retribusi daerah dan pendapatan
lain-lain sesuai dengan target yang ditetapkan.
8) Mewujudkan tertib administrasi pengelolaan asset daerah
yang efektif danefisien.
9) Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan dan pemberdayaan
asset daerah guna memberikan kontribusi pada pendapatan
daerah.
b. Sasaran
Sasaran jangka menengah yang hendak dicapai oleh DPPAD
Provinsi JawaTengah dalam periode waktu 2013 – 2018 adalah
sebagai berikut :
a. Meningkatnya kapasitas dan produktifitas kerja aparatur.
b. Terwujudnya efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan.
c. Tersajinya informasi yang cepat, lengkap dan akurat.
d. Meningkatnya kepuasan publik .
e. Meningkatnya ketepatan, kecepatan dan efisiensi kerja.
f. Terwujudnya suasana kerja yang kondusif, meningkatnya
produktivitas kerja dan meningkatnya kualitas pelayanan publik.
g. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sarana utama dan
pendukung.
67
pelayanan sehingga terwujud peningkatan kepuasan pelayanan
publik.
h. Meningkatnya pendapatan asli daerah dari unsur pajak daerah.
Peningkatan pendapatan daerah dari unsur retribusi dan
pendapatan lain-lain.
i. Meningkatnya pemanfaatan aset daerah.
j. Meningkatnya kejelasan atas administrasi dan status aset
daerah.
k. Meningkatnya pendapatan daerah dari sektor pemanfaatan aset.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan Pengelolaan
Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran Renstra Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan
Aset Daerah (Dinas PPAD) Provinsi Jawa Tengah Provinsi yang
terkait dengan pelayanan perangkat daerah adalah sebagai berikut:
Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor
penghambat dalam pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah tercantum pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.3
Permasalahan Pelayanan Badan Pengelolaan Pendapatan,
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Banjarnegara berdasarkan
Sasaran Renstra Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Aset Daerah
(DPPAD) Provinsi Jawa Tengah Provinsi beserta Faktor Penghambat
dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran Jangka
Menengah Renstra
Perangkat Daerah
Provinsi
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1.
Meningkatnya kapasitas
dan produktifitas kerja
aparatur
· Belum
terintegrasinya
sistem informasi
perencanaan dan
penganggaran
dalam satu
database;
· Dalam
penyusunan
anggaran OPD
belum
mendasarkan
pada Analisis
Standar Belanja;
· Waktu yang
tersedia untuk
penyusunan
APBD terlalu
pendek;
· lemahnya
kompetensi
SDM
perencana
anggaran
pada OPD;
· Belum
optimalnya
kapasitas
pengelolaa
n
keuangan
di OPD
· Rendahnya
kemampua
n OPD
dalam
menentuka
n kode
· Regulasi
daerah
yang
cukup
kuat
· Dukung
an
kebijaka
n yang
baik;
· Empat
kali WTP
2.
Terwujudnya efisiensi
dan efektifitas
pelaksanaan pekerjaan
3.
Tersajinya informasi yang
cepat, lengkap dan
akurat
4. Meningkatnya kepuasan
public
5.
Meningkatnya ketepatan,
kecepatan dan efisiensi
kerja
6.
Terwujudnya suasana
kerja yang kondusif,
meningkatnya
produktivitas
kerja. dan Meningkatnya
kualitas pelayanan public
68
No
Sasaran Jangka
Menengah Renstra
Perangkat Daerah
Provinsi
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
7.
Meningkatnya kapasitas
dan kualitas sarana
utama dan pendukung.
pelayanan sehingga
terwujud peningkatan
kepuasan pelayanan
public
· Proses otorisasi
RKA-DPA masih
manual sehingga
membutuhkan
waktu yang lama;
· Sering terjadi
penggantian
Petugas
Akuntansi karena
mutasi pegawai;
· Masih rendahnya
kesadaran wajib
pajak dalam
melaksanakan
kewajibannya;
· Kurangnya
kompetensi
petugas pengelola
pendapatan
daerah di seluruh
perangkat daerah;
· Belum optimalnya
penegakan hukum
dalam membayar
pajak dan
retribusi daerah
dipengaruhi
ketersediaan
regulasi yang
mengatur sanksi,
dan petugas
penegakan;
· Kurangnya
kompetensi
petugas pengelola
PBB dan BPHTB
di seluruh
perangkat daerah;
rekening
belanja;
· Belum
tertibnya
administra
si
Penatausa
haan
Barang
Daerah;
· Kurangnya
staf
pengampu
pada
Bidang
Akuntansi
dan
Pengolaha
n Data;
· Belum
tersedia
SIM
penerimaa
n dan
pengeluara
n Daerah.
· Masih
rendahnya
kesadaran
wajib pajak
PBB dan
BPHTB
dalam
melaksana
kan
kewajibann
ya;
· Belum
optimalnya
penegakan
hukum
dalam
membayar
PBB dan
BPHTB
dipengaruh
i
ketersediaa
n regulasi
yang
mengatur
sanksi,
dan
8.
Meningkatnya
pendapatan asli daerah
dari unsur pajak
daerah.Peningkatan
pendapatan daerah dari
unsur retribusi dan
pendapatan lainlain
9. Meningkatnya
pemanfaatan aset daerah
10.
Meningkatnya kejelasan
atas administrasi dan
status aset daerah
11.
Meningkatnya
pendapatan daerah dari
sektor pemanfaatan asset
69
No
Sasaran Jangka
Menengah Renstra
Perangkat Daerah
Provinsi
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
petugas
penegakan.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Dalam RTRW tidak diatur mengenai Rencana struktur tata
ruang, Struktur tata ruang saat ini, Rencana pola ruang, Pola ruang
saat ini, dan Indikasi program pemanfaatan ruang jangka
menengah yang berkaitan dengan tugas dan fungsi perangkat
daerah. Dalam kurun waktu lima tahun kedepan perangkat daerah
tidak melaksanakan kegiatan pembangunan fisik dalam skala besar
yang dapat berpengaruh terhadap pola dan fungsi ruang.
3.4.2 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Rencana program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
perangkat daerah tidak berimplikasi terhadap lingkungan.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Isu-isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan karena
dampaknya yang signifikan bagi Perangkat Daerah dimasa datang.
Penentuan isu-isu strategis pelayanan perangkat daerah dilakukan
dengan menggunakan metode FGD dengan rumusan isu strategis :
1. Belum optimalnya Kualitas Pelayanan Sekretariat dalam
menunjang kinerja Perangkat Daerah
2. Rendahnya penyerapan anggaran oleh Perangkat Daerah
terutama pada sampai dengan Triwulan II atau Semester I.
3. Belum optimalnya sistem perencanaan dan penganggaran
4. Rendahnya kompetensi SDM dalam penyusunan laporan
keuangan dan kurang tersedianya data pendukung laporan
keuangan
5. Masih rendahnya kontribusi OPD dalam mewujudkan laporan
keuangan daerah yang berkualitas dan tepat waktu.
6. Belum optimalnya kontribusi pendapatan asli daerah terhadap
Pendapatan Dearah yang berimplikasi pada rendahnya
kemandirian keuangan daerah, disebabkan oleh masih
rendahnya kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan
kewajibannya;
7. Masih rendahnya kontribusi aset daerah terhadap PAD.
70
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.1. Tujuan
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal
yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan
misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis
daerah yang dihadapi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
kedepan.
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan pendapatan, keuangan
dan penatausahaan aset daerah secara tertib, akuntabel dan
transparan.
2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna mendorong
kemandirian keuangan daerah.
3. Terwujudnya pelayanan prima guna meningkatkan
akuntabilitas kinerja pemerintah.
4.2. Sasaran
Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari
satu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik,
mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Tujuan dan sasaran jangka menengah yang akan dicapai oleh
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan pendapatan, keuangan
dan penatausahaan aset daerah secara tertib, akuntabel dan
transparan. Sasaran yang akan dicapai dari tujuan tersebut
adalah :
1) Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah.
Indikator kinerjanya adalah Nilai Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Organisasi Perangkat
Daerah.
2) Meningkatnya kualitas dan ketepatan waktu pengelolaan
pendapatan, keuangan dan aset daerah, dengan indikator
kinerja adalah :
a. Ketepatan waktu penetapan Perda APBD
b. Penyerapan Belanja APBD
c. Ketepatan waktu penyusunan Laporan Keuangan
Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
2. Tujuan : Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna
mendorong kemandirian keuangan daerah.
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan tersebut adalah
Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, dengan indikator
kinerja adalah Rasio PAD terhadap Pendapatan Daerah.
71
3. Tujuan : terwujudnya pelayanan prima guna mendorong
akuntabilitas kinerja pemerintah.
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan tersebut adalah :
Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah
pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah.
Tujuan, sasaran dan indiktor sasaran serta target indikator
sasaran dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
72
Tabel 4.1.
Tujuan, Sasaran Indikator Sasaran dan target Kinerja Sasaran
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2018 – 2022
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Satuan
Kondisi
Awal Target Kinerja Sasaran
Target
Akhir
Renstra 2016 2018 2019 2020 2021 2022
1. Terwujudnya
pelayanan
prima.
Meningkatnya
akuntabilitas
kinerja Perangkat
Daerah
Pengelolaan
Pendapatan,
Keuangan dan
Aset Daerah.
1. Nilai Sistem
Akuntabilita
s Kinerja
Instansi
(SAKIP)
Perangkat
Daerah
2. Nilai Survey
Kepuasan
Masyarakat
Predikat Cc Cc Cc Cc Cc B B
2. Meningkatkan
Kinerja
pengelolaan
pendapatan,
keuangan dan
penatausahaa
n aset daerah
secra tertib,
akuntabel dan
Meningkatnya
kualitas dan
ketepatan waktu
pengelolaan
pendapatan,
keuangan dan
aset daerah
1. Ketepatan
waktu
penetapan
Perda APBD
Tepat atau
tidak tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
2. Penyerapan
APBD
% 89,50 92,52 93,02 93,52 94,02 94,52 94,52
73
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Satuan
Kondisi
Awal Target Kinerja Sasaran
Target
Akhir
Renstra 2016 2018 2019 2020 2021 2022
transparan.
3. Ketepatan
waktu
penyampaian
Laporan
Keuangan
Daerah
Tepat atau
tidak tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
3. Meningkatkan
pendapatan
asli daerah
guna
mendorong
kemandirian
keuangan
daerah
Meningkatnya
pendapatan asli
daerah
Kabupaten
Banjarnegara
Rasio PAD
terhadap
pendapatan
daerah
% 10,30 9,02 9,11 9,27 9,38 9,48 9,48
74
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan Arah Kebijakan
1. Strategi
Dengan memperhatikan analisis faktor internal dan
eksternal, BPPKAD menetapkan strategi sebagai suatu cara
untuk mencapai tujuan dan sasaran sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi
perkantoran peningkatan tertib surat menyurat, kearsipan,
administrasi pembayaran gaji pegawai, pembayaran fasilitas
air dan listrik.
b. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan Sarana dan
Prasarana penunjang kinerja Aparatur melalui Pemeliharaan
rutin dan berkala. Pengadaan secara berkala. Melakukan
identifikasi kebutuhan sarpras per bidang.
c. Meningkatkan perencanaan dan pengelolaan keuangan
serta evaluasi dan pelaporan perangkat daerah.
Mengirimkan aparatur untuk mengikuti bimtek sesuai
kebutuhan, optimalisasi ketersediaan data perencanaan,
meningkatkan disiplin pencatatan administasi keuangan
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Aparatur di
lingkungan BPPKAD dengan cara mengikutsertakan dalam
bimtek internal dan eksternal sesuai kebutuhan,
pengadaan pegawai secara Perjanjian kerja waktu tertentu
(Kontrak jangka panjang), melaksanakan bimbingan mental
secara rutin.
e. Meningkatkan persentase target penyerapan dana per
triwulan melalui sosialisasi, pembinaan pengelola keuangan,
rapat koordinasi.
f. Meningkatkan sumber daya aparatur melalui pendidikan
dan pelatihan.
g. Meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu laporan APBD
sesuai dengan SAP (Standar Akuntasi Pemerintah) melalui
peningkatan kualitas SDM secara bertahap, pendampingan
intensif pada OPD, pemantauan dan pengawasan kepada
OPD.
h. Meningkatkan kesadaran wajib pajak (WP) dalam memenuhi
kewajibannya melalui sosialisasi, pemeriksaan pajak,
pembinaan kepada wajib pajak, dan penegakan hukum.
i. Meningkatkan kerjasama dengan perangkat daerah
pengelola retribusi dalam pengelolaan retribusi dan sumber
pendapatan lainnya.
j. Integrasi sistem informasi perencanaan dengan sistem
informasi penganggaran.
75
k. Meningkatkan persentase target penyerapan dana per
triwulan melalui sosialisasi, pembinaan pengelola keuangan,
rapat koordinasi.
l. Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset melalui
inventarisasi aset daerah
2. Arah Kebijakan
Kebijakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan
sasaran adalah:
a. Peningkatan kualitas penyelenggaran adminisrasi
perkantoran terutama pada pelayanan surat menyurat dan
pengarsipan
b. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan Sarana dan
Prasarana dengan fokus pada sarana dan prasarana
penunjang pelayanan kepada masyarakat dan OPD lain.
c. Peningkatan kualitas penyusunan perencanaan
pembangunan khususnya renstra, renja dan RKA terutama
pada penyediaan data perencanaan OPD.
d. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan OPD terutama
pada pelaporan dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban keuangan.
e. Meningkatkan Kompetensi SDM Aparatur terutama di
bidang Penyuluhan pajak, juru sita, penilai asset, analis
keuangan, pemetaan dan pengukuran PBB, kemampuan
pelayanan di front desk.
f. Meningkatkan ketersediaan Aparatur terutama di bidang
hukum, IT, dan pemeliharan jaringan, petugas keamanan
kantor.
g. Peningkatan ketepatan penyusunan APBD terutama
berkaitan dengan proses penyusunan RKA dan KUA dan
PPAS.
h. Peningkatan Penyerapan dana sesuai dengan target
terutama pada OPD yang belum mampu menyerap dana
sesuai target.
i. Optimalisasi Diklat dan Bintek yang difokuskan pada
keterampilan teknis penatausahaan keuangan, penilai objek
pajak dan petugas akuntansi.
j. Peningkatan kualitas SDM secara bertahap, pendampingan
intensif pada OPD, Pemantauan dan pengawasan kepada
OPD dilakukan pada seluruh OPD secara bertahap
diprioritaskan pada OPD yang memiliki alokasi relatif besar
dan yang memiliki UPT.
k. Peningkatan pembinaan wajib pajak yang tidak patuh,
selanjutnya pemeriksanaan, pemberian sanksi denda,
penyegelan, dan penyitaan aset wajib pajak.
l. Optimalisasi penerimaan retribusi difokuskan pada obyek
retribusi yang memiliki potensi cukup besar.
76
m. Peningkatan ketepatan penyusunan APBD terutama
berkaitan dengan proses penyusunan RKA dan KUA dan
PPAS.
n. Peningkatan Penyerapan dana sesuai dengan target
terutama pada OPD yang belum mampu menyerap dana
sesuai target.
o. Optimalisasi pengamanan aset daerah terutama pada tanah
pemkab bersertifikat; dan kerjasama dengan BPN/ ATR.
Secara rinci strategi dan kebijakan BPKKD dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran terilhat pada tabel berikut:
Tabel 4.2.
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2017 - 2022
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1. Terwujudnya
pelayanan prima
1. Meningkatnya
akuntabilitas
kinerja
perangkat
daerah
pengelolaan
pendapatan,
keuangan dan
aset daerah
1. Meningkatkan
pelayanan baik
internal
maupun
eksternal
Peningkatan
kualitas
penyelenggaran
adminisrasi
perkantoran
terutama pada
pelayanan surat
menyurat dan
pengarsipan
2. Meningkatkan
Kinerja
pengelolaan
pendapatan,
keuangan dan
aset daerah
secara tertib,
akuntabel dan
transparan
1. Meningkatnya
akuntabilitas
kinerja
Perangkat
Daerah
Pengelolaan
Pendapatan,
Keuangan dan
Aset Daerah
1. Meningkatkan
kualitas
pelayanan
administrasi
perkantoran
peningkatan
tertib surat
menyurat,
kearsipan,
administrasi
pembayaran
gaji pegawai,
pembayaran
fasilitas
air,telephon
dan listrik.
Peningkatan
kualitas
penyelenggaran
adminisrasi
perkantoran
terutama pada
pelayanan surat
menyurat dan
pengarsipan
2. Meningkatkan
kualitas dan
Ketersediaan
Sarana dan
Peningkatan
kualitas dan
ketersediaan
Sarana dan
77
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Prasarana
penunjang
kinerja
Aparatur
melalui
Pemeliharaan
rutin dan
berkala.
Pengadaan
secara berkala.
Melakukan
identifikasi
kebutuhan
sarpras per
bidang.
Prasarana dengan
fokus pada sarana
dan prasarana
penunjang
pelayanan kepada
masyarakat dan
OPD lain.
3. Meningkatkan
perencanaan
dan
pengelolaan
keuangan serta
evaluasi dan
pelaporan
perangkat
daerah
mengirimkan
aparatur untuk
mengikuti
bimtek sesuai
kebutuhan,
optimalisasi
ketersediaan
data
perencanaan,
meningkatkan
disiplin
pencatatan
administasi
keuangan
1. Peningkatan
kualitas
penyusunan
perencanaan
pembangunan
khususnya
renstra, renja
dan RKA
terutama pada
penyediaan data
perencanaan
OPD
2. Peningkatan
kualitas
pengelolaan
keuangan OPD
terutama pada
pelaporan dan
penyusunan
78
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
laporan
pertanggungjawa
ban keuangan
4. Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas SDM
Aparatur di
lingkungan
BPPKAD
mengikutsertaka
n dalam bimtek
internal dan
eksternal
sesuai
kebutuhan,
pengadaan
pegawai secara
Perjanjian kerja
Waktu tertentu,
Kontrak jangka
panjang,
bimbingan
mental.
1. Meningkatkan
Kompetensi SDM
Aparatur
terutama di
bidang
Penyuluhan
pajak, juru sita,
penilai asset,
analis keuangan,
pemetaan dan
pengukuran
PBB,
kemampuan
pelayanan di
front desk.
2. Meningkatkan
ketersediaan
Aparatur
terutama di
bidang hukum,
IT, dan
pemeliharan
jaringan,
petugas
keamanan
kantor
2. Meningkatnya
kualitas dan
ketepatan waktu
pengelolaan
pendapatan,
keuangan dan
aset daerah
1. Integrasi
sistem
informasi
perencanaa
n dengan
sistem
informasi
Peningkatan
ketepatan
penyusunan APBD
terutama
berkaitan dengan
proses
penyusunan RKA
79
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
penganggar
an
dan KUA dan
PPAS.
2. Meningkatk
an
persentase
target
penyerapan
dana per
triwulan
melalui
sosialisasi,
pembinaan
pengelola
keuangan,
rapat
koordinasi.
Peningkatan
Penyerapan dana
sesuai dengan
target terutama
pada OPD yang
belum mampu
menyerap dana
sesuai target
3. Meningkatka
n sumber
daya
aparatur
melalui
pendidikan
dan
pelatihan
Optimalisasi diklat
dan bintek yang
difokuskan pada
keterampilan teknis
penatausahaan
keuangan, penilai
objek pajak dan
petugas akuntansi
4. Meningkat
kualitas dan
ketepatan
waktu
laporan
APBD sesuai
dengan SAP
(Standar
Akuntasi
Pemerintah)
melalui
peningkatan
kualitas
SDM secara
bertahap;
pendamping
an intensif
peningkatan
kualitas SDM secara
bertahap;
pendampingan
intensif pada OPD,
Pemantauan dan
pengawasan kepada
OPD dilakukan pada
seluruh PD secara
bertahap
diprioritaskan pada
OPD yang memiliki
alokasi relatif besar
dan yang memiliki
UPT
80
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
pada OPD,
Pemantauan
dan
pengawasan
kepada OPD,
5. Meningkatk
an
pengelolaan
dan
pemanfaata
n aset
melalui
inventarisa
si aset
daerah
Optimalisasi
pengamanan aset
daerah terutama
pada tanah
pemkab
bersertifikat; dan
kerjasama dengan
BPN/ ATR
3. Meningkatkan
pendapatan asli
daerah guna
mendorong
kemandirian
keuangan
daerah
Meningkatnya
pendapatan asli
daerah.
1. Meningkatkan
kesadaran WP
dalam
memenuhi
kewajibannya
melalui
sosialisasi,
pemeriksaan
pajak,
pembinaan
kepada wajib
pajak, dan
penegakan
hukum
Peningkatan
pembinaan wajib
pajak yang tidak
patuh, selanjutnya
pemeriksanaan,
pemberian sanksi
denda,
penyegelan, dan
penyitaan aset
wajib pajak
2. Meningkatkan
kerjasama
dengan
perangkat
daerah
pengelola
retribusi dalam
pengelolaan
retribusi dan
sumber
pendapatan
lainnya
Optimalisasi
penerimaan
retribusi
difokuskan pada
obyek retribusi
yang memiliki
potensi cukup
besar
81
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program Dan Kegiatan
Rencana program dan Kegiatan Badan Pengelolaan Pendapatan
dan Aset Daerah yang akan dilaksanakan selama lima tahun
diuraikan sebagai berikut:
1. Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan
daerah
a. Pengelolaan SIMPATDA
b. Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Daerah Lainnya
c. Penyusunan Data Potensi PDL
d. Pengelolaan Database PBB
e. Pendataan PBB
f. Intensifikasi PBB dan BPHTB
g. Sosialisasi PBB dan BPHTB
h. Pemeriksaan Pajak Daerah
i. Monitoring dan Evaluasi Benda Berharga
j. Pembinaan Pengelolaan Keuangan Daerah
k. Pengelolaan TPTGR
l. Penjaringan dan penelitian RKA-OPD
m. Asistensi Implementasi Program Aplikasi SIMDA
n. Penjaringan data penyusunan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
o. Pengelolaan Data Penerimaan dan Pengeluaran Daerah
p. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
q. Pengelolaan administrasi gaji pegawai
r. pengelolaan kas daerah
s. Fasilitasi Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan Daerah
t. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
u. Penyusunan standart satuan harga
2. Program penataan penguasaan,pemilikan,penggunaan dan
pemanfaatan tanah
a. Kegiatan Lelang Tanah
b. Sensus Barang Daerah
c. Kegiatan Pensertifikatan Tanah
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Kegiatan Peningkatan sumber daya manusia pengelola
keuangan daerah
b. Bimbingan Teknis Peningkatan Sumber Daya Aparatur
c. Bintek Pemeriksaan Pajak
d. Pendidikan dan pelatihan formal terkait pengelolaan pajak
4. Program peningkatan dan pengembangan penatausahaan aset
daerah
a. Peningkatan manajemen aset daerah.
82
b. Asuransi Aset Daerah
c. Monitoring Pembinaan dan Pengendalian Aset Daerah
5. Program Panataan Peraturan Perundang-undangan
a. Penyusunan Regulasi Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
6. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. Kegiatan penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
b. Penyediaan jasa administrasi keuangan
c. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
d. Penyediaan bahan logistik kantor
e. Penyediaan jasa administrasi (PTT),(Jasa Tenaga Pendukung
Operasional Kantor)
f. Penyusunan Laporan Survey Kepuasan Masyarakat.
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Kegiatan Pengadaan kendaraan dinas/operasional
b. Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
c. Kegiatan Pengadaan Mebeleur
d. Kegiatan Pengadaan Alat Berat
e. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
f. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
8. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
b. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran
c. Penyusunan Laporan Survey Kepuasan Masyarakat
9. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi informasi
a. Penyusunan Sistem Informasi terhadap layanan publik
5.1.1 Indikator Kinerja Program
Indikator kinerja program yang akan dilaksanakan oleh
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai
berikut:
No Program Indikator Program
1. Program peningkatan
dan Pengembangan
pengelolaan keuangan
daerah
1. Persentase Pertumbuhan PAD
2. Persentase pertumbuhan
Pendapatan PBB dan BPHTB
3. Persentase Pertumbuhan Pajak/
retribusi
4. Tersusunnya dokumen APBD
5. Persentase Perangkat Daerah dan
UPT yang Tertib Administrasi
83
No Program Indikator Program
Keuangan
6. Presentase kegiatan dalam KUA
PPAS yang terakomodir dalam
APBD.
7. Prosentase penerbitan SP2D tepat
waktu
8. Tersusunnya Laporan Keuangan
Daerah seuai dengan SAP .
9. Tingkat Penyerapan DAK dan
Bantuang Keuangan Prov.
2. Program penataan
penguasaan,
pemilikan,
penggunaan dan
pemanfaatan tanah
Persentase tanah Pemkab yang
bersertifikat
3. Program Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Persentase pengawai yang mengikuti
diklat/ bintek
4. Program peningkatan
dan pengembangan
penatausahaan aset
daerah
Persentase Satker yang telah
mengimplementasikan SIMDA BMD
5. Program Penataan
Peraturan Perundang-
Undangan.
Terwujudnya Peraturan Perundangan
Pengelolaan Pendapatan,Keuangan
dan Aset Daerah
6. Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
terhadap pelayanan publik
7. Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Kerja Daerah yang memadai
8. Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Ketersediaan laporan capaian kinerja
dan keuangan
9. Program Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologu Informasi
Penyusunan Sistem Informasi
terhadap Layanan Publik
Perincian Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 secara rinci tercantum
pada Tabel 5.1.
84
Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022
Diambil dari
Sheet 3 (Bab IV Plus)
Diambil
dari Sheet
3 (Bab
IV Plus)
Diambil dari
Sheet 3 (Bab IV Plus)
Nama Program Diambil
dari Sheet 3 (Bab IV
Plus)
Tiap Progra
m harus ada
indikator
Program
Tujuan Sasar
an Indikator Sasaran
Program dan
Kegiatan
Indikator
Kinerja Progra
m (outcome) dan
Kegiatan
(output)
Satuan
Kondisi Awal
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja perangkat
daerah Penanggun
g-jawab
2016
2018 2019 2020 2021 2022 Target Akhir Renstra
Target Kinerja
Anggaran Rp (juta)
Target Kinerja
Anggaran Rp (juta)
Target Kinerja
Anggaran Rp (juta)
Target Kinerja
Anggaran Rp (juta)
Target Kinerja
Anggaran Rp (juta)
Target Kinerja
Anggaran Rp (juta)
1. Terwujudnya pelayanan prima
1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan nilai survey kepuasan masyarakat Perangkat Daerah Peng
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
nilai cc cc cc cc cc b b
2. Nilai Survey kepuasan masyarakat
Kegiatan melaksanakan survey kepuasan masyarakat
% 78.46 80.27 80.47 80.67 80.87 81.07 81.07
85
elolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan dan penatausahaan aset secara tertib, akuntabel dan transparan
1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Perangkat Daerah Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Persentase
dokumen
pelaporan
yang tersusu
n
% 100 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
100.00
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja skpd
Jumlah dokum
en Perencanaan
& Pelapo
ran
dok 6 6 60 6 60 6 60 6 60 6 60 30
300
Sekretariat
Program Nilai % 78.46 80.27 80.47 80.87
86
Pelayanan Administrasi Perkantoran
survey kepuas
an masyar
akat terhad
ap pelaya
nan publik
80.67 81.07 81.07
Kegiatan penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Terbayarnya
tagihan Penerangan
Jalan,Listrik,Air dan
Internet
Bulan 12 12 bln 16,500,000
12 bln 17,000,000 12 bln 17,500,000
12 bln 18,000,000
12 bln 18,500,000
60 bulan
87,500,00
0
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Terbayarnya honor para
pengelola
keuangan
Bulan 12 12 577.187 12 577.187 12 600
12 600
12 600
60 2,954
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Tersedianya
peralatan
&perlengkp
kantor
Bulan 12 12 bulan 85 12 bulan 90 12 bulan 95
12 bln 95
12 bulan
95
60 bulan
460
Penyediaan bahan logistik kantor
Terpenuhinya logistik kantor
Bulan 12 12 bln 550 12 bln 600 12 bln 600 12 bln 600 12 bln 600 60 2,950
Penyediaan jasa administrasi (PTT),(Jasa Tenaga Pendukun
Terbayarnya honor THL.P
TT
Bulan 12 12 bln 520 12 bln 520 12 bln 520 12 bln 520 12 bln 520 61 2,600
87
g Operasional Kantor)
JUMLAH 12
16,501,732
12 17,001,787 12
17,501,
815
12 18,001,8
15
12
18,501,8
15
181
87,508,96
4
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja Daerah
yang memadai
bulan 12 12 12 12 12 12
12
39,359
Kegiatan Pengadaan kendaraan dinas/operasional
Jumlah penambahan fasilitas kantor berupa kendaraan dinas/operasional
Unit 34 68 9,515
136 9,515
136 1,000
136 1,000
136
1,000
612
22,030
Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
Jumlah penambahan fasilitas kantor.
unit 206 26 350 26 1,529
26 1,500
26 1,500
26
1,500
130
6,379
Kegiatan Pengadaan Mebeleur
Jumlah penambahan fasilitas kantor berupa mebeleur
unit 130 100 150 100 500 100 500
100 500
100
500
500
2,150
Kegiatan Pengadaan Alat Berat
Jumlah pengadaan alat berat unit 0 1 1,000
1
1,00
0
1
1,000
1 1,000
1
1,000
5
5,000
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Terlaksananya pemeliharaan gedung kantor
bulan 100 12 bln
300 12 bln
300 12 bln 350 12 bln 350 12 bln 350 60 bulan
1,650
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung
Terpeliharanya peralatan dan perlengkapan gedung kantor
bulan 100 12 bln
400 12 bln
400 12 bln 450
12 bln 450
12 bln 450
60 bulan
2,150
88
kantor
JUMLAH
195
11,715
263
13,2
44
263
4,800
263 4,800
263
4,800
1,247
39,359
Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur
Persentase pegawai yang mengikuti diklat/ bintek
% 8.77 20
135
40
90
90 90
450
Sekretariat
Kegiatan Peningkatan sumber daya manusia pengelola keuangan daerah
Jumlah pengelola keuangan yang mengikuti Bintek/pelatihan
orang 100 90 135 90 135 90 135 90 135 90 135 450
675 Sekretariat
2. Meningkatnya kualitas dan ketepatan waktu pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah.
1. Ketepatan waktu Penetapan Perda APBD
Tepat atau Tidak Tepat Waktu
Tepat waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Bidang Anggaran
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Penetapan APBD tepat waktu
% 100 100 100 100 100 100 100 Bidang Anggaran
Penjaringan dan penelitian
Jumlah RKA yang tersusun dn diteliti
entitas 222 195 90 195 90 195 90 195 90 195 90 990
450
89
RKA-OPD
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
- jumlah dokumen penetapan Perda APBD
6 dok 6 dok 6 6 6 6 6 6
30
6
Asistensi Implementasi Program Aplikasi SIMDA
Jumlah entitas tertib administrasi
entitas 222 195 275 195 300 195 300 195 300 195 300 975
1,475
Pembinaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Jumlah entitas yg terbina & tertib adminisrasi
keuangan
OPD 0 195 250 195 200 195 220
195 242
195
284
195
1,196
Bid.Anggaran
2. Penyerapan Belanja APBD
% 89.50
92.52
93.02
93.52 94.02 94.52 94.52
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Persentase penerbitan SP2D tepat waktu
% 100 100 100 100 100 100 100
Tingkat Penyerapan DAK dan Bantuan Keuangan Provinsi
% 100 100 100 100 100 100 100
Penyusunan standart satuan harga
Tersusunnya dokumen standart satuan harga
dok 1 1 120 1 120 1 125
1 125
1 125
5
615
Pengelolaan administrasi gaji pegawai
Jumlah dokumen gaji pegawai yg tersusun
entitas 222 195 425 195 430 195 432
195 434
195
437
975
2,158
Pengelolaan kas daerah
Jumlah dokumen Kasda yg tersusun
dok 12 12 154 12 160 12 170
12 180
12
190
60
854
Fasilitasi Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan Daerah
Jumlah SP2D yang di terbitkan
dok 222 195 490 195 520 195 550 195 570 195 585 195
2,715
Program Terwujudnya WEB % 1 100 100 100 100 100
90
Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi
BPPKAD 100
Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi terhadap layanan Publik
Terwujudnya SIM BPPKAD
paket 1 75 1 100 1 100 1 100 1 100 1
100
JUMLAH 1,264
1,330 1,377
1,409
1,437
1
1,437
Program Penataan Peraturan Perundang Undangan
Tersusunnya dokumen raperda/Perbup Keuangan
Daerah
Jumlah dokumen
1 2 2 2 2 2 10
Penyusunan Regulasi Keuangan Daerah
Tersusunnya dokumen raperda/Perbup Keuangan
Daerah
1 2 75 2 75
2 75
2 75
2
75
10
375
JUMLAH 2 75 2 75 2 75 2 75 2 75 10 375
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Persentase pengawai yang mengikuti diklat/ bintek
% 8.77 20
135
40
285 285 285
1,425
Sekretariat
Kegiatan Peningkatan sumber daya manusia pengelola keuangan daerah
Jumlah pengelola keuangan yang mengikuti Bintek/pelatihan
orang 100 90 135
90
135
90 135 90 135 90 135 450
675 Sekretariat
Bimbingan Teknis Peningkatan Sumber Daya Aparatur
Jumlah Bendahara/pengelola SIM Keuangan yang mengikuti Bintek
orang 0 195 215
195
215
195 215 195 215 195 215 975
1075
Bimbingan Teknis Pengelolaan barang milik daerah
Jumlah Pengelola Barang yang mengikuti Bintek
orang 225 250
225
250
225 250 225 250 225 250 1,125
1,250
Bidang Aset
JUMLAH I 510 510
91
510 600
510
600
600 600 510 600 2,850 3,000
Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
Meningkatnya kualitas dan ketepatan waktu pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah.
3.Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Daerah
Tepat atau tidak
tepat waktu
Tepat
waktu
WTP
WTP
WTP WTP WTP WTP
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Persentase dokumen pelaporan
yang tersusun
% 100 100 100
100 100 100
100
Penyusunan pelaporan keuangan semesteran
Jumlah data laporan realisasi
keuangan
dok (Raperda/Perbup)
6 4 130
4 143
4 157
4 173
4
190.333
20
794
Bid. Akuntansi
JUMLAH 4 130
4 143
4 157.3 4 173.03 4 190.333 20 793.663
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
3. Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sesuai dengan SAP terselesaikan
% 100 100 100
100 100 100
100
92
tepat waktu
Penjaringan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
Jumlah OPD yg menyusun
Laporan realisasi
keuangan
OPD 222 205 100
205
110
205 121 205 133.1 205 146.41 205
611
Bid.Akuntansi
Pengelolaan Data Penerimaan dan Pengeluaran Daerah
Jumlah dokumen
Penerimaan dan
Pengeluaran
dok 0 12 100
12
125
12 150 12 175 12 200 60
750
Bid.Akuntansi
Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
- Jumlah dokumen laporan Keuangan Daerah
DOK 6 8 8 8 8 8
40
-
Pengelolaan TPTGR Jumlah Kasus yang terselesaikan
Kasus 5 5 100
5 100
5 100 5 100 5 100 25
500
2. Meningkatkan PAD untuk mendorong kemandirian keuangan daerah
1.Meningkatnya pendapatan asli daerah Kabupaten Banjarnegara
Persentase PAD terhadap Pendapatan Daerah.
% 10.30
9.02
9.11
9.27 9.38 9.48 9.48 4,825
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
1.Persentase pertumbuhan PAD
% 0.00 1.26
3.80
3.92 4.03 4.14 4.14
Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah lainnya
Jumlah PAD Rp (Milyar)
194,120
180.00
0
400
189.547
450
199.025 500 208.977
525 219.425
600 219.425
2,475.00
Bidang PDL Target :
PAD dlm Milyar
93
Penyusunan Data Potensi Pendapatan
Jumlah Potensi obyek pajak lainnya
OP 2,00
0
2,500
200
2,600
225
2,625 225
2,700 225
2,750
250
13,175
1,125.00
Pengelolaan Sistem Pendapatan Daerah Lainnya
Jumlah dokumen
data pendapatan
lainnya
dok 1 1 235
1 240
1 250
1 250
1
250
1
1,225.00
Penelitian Potensi PAD Jumlah data PPJ/PJU
Kecamatan
10 0 0 0 0 0 -
- -
-
-
-
-
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pendapatan Daerah
Jumlah Dokumen
Hasil Monev Pendapatan
Daerah
dok 1 75 1 100
1 100 1
100 1
100
1
1
100.00
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
2. Persentase pertumbuhan Pajak dan retribusi
% 6.93 3.44
5.77
5.84 5.91 5.97
13,919
3. Persentase pajak terhadap PAD
% 20.20
23.90
25.75
27.6 29.75 31.30
31.30
4. Persentase Pertumbuhan PBB dan BPHTB
% 2.23 2.11
1.38 1.81 2.22
2.22
Pengelolaan Database PBB - Jumlah potensi obyek pajak (PBB)
WP 37,197
30,000
500
37,000
600
37,000 600 37,000 600 37,000
600 178,000
2,900.00
Bid PBB
Pendataan PBB Jumlah obyek pajak PBB yang didata
OP 32,5
53
13,000
300
14,
300
14,000 300 14,000 300 14,000
300 69,000
1,500.00
94
000
Intensivikasi PBB dan BPHTB Jumlah pajak dari PBB dan BPHTB
Milyar PBB =17.781,992 BPHTB = 2.411,709M
PBB
=18,750 M, BPHTB = 2,6M
1,903.890
PBB =19.050,00 M, BPHTB = 2,7M
1,903.890
PBB =19.350,00 M, BPHTB = 2,8M
1,903.8
90
PBB =19.350,00 M, BPHTB = 2,8M
1,903.89
0
PBB =19.950,00 M, BPHTB = 3 M
1,903.89
0
PBB =19.950,00 M, BPHTB = 3 M
9,519.45
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
3.Persentase Retribusi terhadap PAD
% 0.00 0 0.00
0 - -
210
Kegiatan Pengelolaan Benda Berharga (Pemantauan Benda Berharga pada OPD Pengelola Pendapatan)
OPD Pengelola
Pendapatan
Jumlah OPD
83 83 30 83
40
83 40
83 50
83
50
83
210.00
Bid PDL
Program peningkatan dan 4.Persentase 35.0 41. 4 53.00 59.00 65.00 65.00
95
pengembangan pengelolaan keuangan daerah
kepatuhan wajib pajak
0 00 7.00
Kegiatan Pemeriksaan pajak Jumlah data piutang pajak
yang diverifikasi
WP 18 15 75 20
80
22 100
25 100
35
150
117
505
3,645
54,078
3,840
54,122 3,920
54,218 3,955
54,297
4,105
260,699
33,689
Program peningkatan dan pengembangan penatausahaan aset daerah
Prosentase satker yang telah mengimplementasikan SIMDA BMD
% 25.03
31.85
32.61
33.37 34.13 34.89
34.89
Asuransi Aset Daerah Jumlah dan Jenis Asuransi
paket 4 3 1,000
3 1,000
3 1,000 3 1,000 3 1,000 15
5,000
Peningkatan Manajemen aset/barang daerah
Jumlah dokumen laporan aset BMD yg tersusun
dok 1 1 1,200
1 1,200
1 1,330 1 1,350 1 1,400 5
6,480
Inventarisasi aset daerah Penyusunan data base aset daerah
dokumen 0 1 100
1 100
1 100 1 100 1 100 5
500
Penyediaan sarpras pengamanan aset
Jumlah sarana pengaman aset yang baik
unit 1 500
1 200
1 200 1 200 1 200 5
1,300
Pendampingan Penyusunan laporan BMD
Terupdatenya data aplikasi SIMDA BMD
sistem 0 1 75 1 75
1 75 1 75 1 75 1
375
JUMLAH 7 2,8 7 2 7 2,705 7 2,725 7 2,775
96
75 ,575
Program penataan penguasaan,pemilikan,penggunaan dan pemanfaatan tanah
Persentase tanah Pemkab yang bersertifikat
29.61
30.27
31.03
31.79 32.55 33.31
33.31
Kegiatan Pensertifikatan Tanah Terwujudnya kepastian hukum kepemilikan Tanah Pemkab
Bidang 9 10 250
10
250
15 250
20 250
25
250
80
1,250
Lelang Tanah Jumlah bidang yg dilelang
bidang 199 199 100
199
90
199 90 199 90 199 90 199
460
JUMLAH
350
209
340 214 340
219 340
224
340
279
1,710
-
97
BAB VII
INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bagian penting dalam proses penyusunan Renstra BPPKAD
Kabupaten Banjarnegara adalah ketersediaan indikator kinerja yang
berguna untuk mengukur capaian target kinerja pembangunan daerah.
Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan
pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif. Keberadaan
indikator sangat penting baik dalam evaluasi kinerja program-program
pembangunan daerah. Indikator kinerja menjadi kunci dalam
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja, yaitu sebagai ukuran
untuk menilai ketercapaian kinerja pembangunan daerah. Dalam
perencanaan pembangunan daerah, indikator menjadi ukuran
keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, serta
program dan kegiatan yang telah dirumuskan dalam dokumen
perencanaan.
Indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja
yang akan dicapai oleh perangkat daerah dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD. Target indikator kinerja perangkat daerahyang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD ini akan diukur dalam evaluasi kinerja
pembangunan. Pencapaian kinerja indikator yang termuat juga akan
menjadi bahan dalam pelaporan kinerja perangkat daerah selama lima
tahun, sehingga perlu dipedomani oleh seluruh aparatur perangkat
daerah.
Indikator kinerja perangkat daerah yang mengacu pada tujuan
dan sasaran RPJMD secara rinci dapat dikemukakan pada Tabel 6.1
berikut ini.
98
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD Tahun 2017-2022
NO Indikator Satu
an
Kondi
si
Awal
Kinerj
a
Target Capaian Setiap Tahun
Target
Akhir
RPJMD
2016
2018 2019 2020 2021 2022
1.
Nilai Sistem
Akuntabilit
as Kinerja
Instansi
(SAKIP)
Organisasi
Perangkat
Daerah
Predik
at
Cc Cc Cc Cc Cc B B
2.1. Ketepatan
waktu
penetapan
Perda APBD
Tepat
atau
tidak
tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepa
t
wakt
u
Tepat
waktu
Tepa
t
wakt
u
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepat
waktu
2.2. Penyerapan
Belanja
APBD
% 89,56 92,5
2
93,02 93,5
2
94,02 94,52 94,52
2.3 Ketepatan
waktu
penyampaia
n Laporan
Keuangan
Daerah
Tepat
atau
tidak
tepat
waktu
Tepat
waktu
Tepa
t
Wakt
u
Tepat
Wakt
u
Tepa
t
Wakt
u
Tepat
Wakt
u
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
3.
Rasio PAD
terhadap
pendapatan
daerah
% 10,30 9,02 9,11 9,27 9,38 9,48 9,48 8
2
99
BAB VIII
P E N U T U P
7.1 Pedoman Transisi
Masa berlaku Rencana Strategis (Renstra) Badan
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah selama lima
tahun. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta
mengisi kekosongan dokumen perencanaan pada masa transisi,
magb ka Renstra Tahun 2017-2022 dapat digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan Renja tahun 2023, dengan tetap
berpedoman pada RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005 -
2025.
7.2 Kaidah Pelaksanaan
Beberapa kaidah pelaksanaan Rencana Strategis Badan
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 yang perlu diatur
sebagai berikut:
1. Sekretariat dan Bidang-Bidang pada Perangkat Daerah agar
mendukung pencapaian target-target Renstra dan
melaksanakan program dan kegiatan yang tercantum Renstra
dengan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan seluruh aparatur di Sekretariat dan Biidang-
Bidang pada BPPKAD Kabupaten Banjarnegara dapat menjalin
koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra ini dapat
tercapai.
3. Renstra Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset
Daerah (BPPKAD) Kabupaten Banjarnegara akan dijabarkan
dalam Rencana Kerja (Renja) yang merupakan dokumen
perencanaan tahunan dalam kurun waktu lima tahun. Untuk
menjaga konsistensi dan keselarasan kebijakan, program dan
kegiatan, maka Penyusunan Renja wajib berpedoman pada
Renstra ini.
4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta
memastikan pencapaian target-target Renstra Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten
Banjarnegara, maka perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi
terhadap kebijakan, pelaksanaan dan hasil program dan
kegiatan Renstra secara berkala.
5. Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat
nasional dan atau daerah, maka dapat dilakukan perubahan
Renstra sesuai dengan kaidah dan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
1
V. RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH BADAN DAERAH V. C. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2017 telah
menyelenggarakan pemilihan kepala daerah untuk periode 2017 -
2022. Kewajiban pemerintah daerah setelah kepala daerah dilantik adalah menetapkan visi misi yang dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dan selanjutnya Perangkat
Daerah menyusun Rencana Strategis periode lima tahun. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pada Pasal 272
menyebutkan bahwa : (1) Perangkat Daerah menyusun rencana strategis dengan
berpedoman pada RPJMD;
(2) Rencana strategis Perangkat Daerah memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan
pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah; (3) Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis Perangkat Daerah diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis kementerian atau lembaga
pemerintah non kementerian untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pada pasal 15 ayat (1) dan pasal 19 ayat (2) juga menyebutkan bahwa setiap perangkat daerah
mempunyai kewajiban untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan serta menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Renstra BKD Kabupaten Banjarnegara disusun sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang berisi tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan
fungsi BKD sebagai unsur penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
Proses penyusunan renstra perangkat daerah meliputi Persiapan Penyusunan Renstra diantaranya pembentukan tim penyusun Renstra, Penyusunan rancangan dokumen Renstra;
Koordinasi intern dalam penyusunan Renstra, Penyusunan Rancangan Akhir Renstra dan Penetapan Dokumen Renstra Perangkat Daerah.
BKD Kabupaten Banjarnegara dalam menyusun Renstra mengacu pada tugas dan fungsi BKD sesuai dengan Peraturan Bupati
Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara.
2
Renstra BKD Kabupaten Banjarnegara memiliki keterkaitan dengan dengan RPJMD Kabupaten Banjarnegara, Renstra BKD
Provinsi Jawa Tengah dan Renstra Badan Kepegawaian Nasional serta dengan Renja perangkat daerah.
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Renstra Badan Kepegawaian Daerah berpedoman
pada Peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494) 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6037); 10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
3
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata cara Evaluasi RRPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Nomor 10 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten BanjarnegaraNomor 213);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara No. 233); 15. Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 83 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Renstra Badan Kepegawaian Daerah adalah untuk menyajikan dokumen perencanaan jangka menengah
yang berisi tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi BKD sebagai unsur penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan
dan pelatihan. Tujuan penyusunan Renstra Badan Kepegawaian Daerah
adalah :
1. Menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara ke dalam program dan kegiatan
Badan Kepegawaian Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun 2017-2022.
2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan
yang dituangkan dalam Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah Badan Kepegawaian Daerah.
3. Memberikan pedoman dan tolak ukur kinerja dalam penyusunan instrumen, pengendalian, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika Rencana Strategis (Renstra) Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 adalah sebagai
berikut : BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Bab ini memuat Tugas, Fungsi dan Struktur BKD Kabupaten Banjarnegara; Sumber Daya yang ada di
BKD; Kinerja Pelayanan serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah.
BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH Bab ini memuat tentang Identifikasi Permasalahan
4
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan; Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih; Telaahan Renstra Kementerian/ Lembaga dan Renstra Provinsi; Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
serta Penentuan isu-isu Strategis. BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN
Bab ini memuat Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Badan Kepegawaian Daerah yang kemudian dijabarkan dalam Strategi dan Kebijakan pembangunan yang
diarahkan untuk dapat mendukung terwujudnya Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah.
BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bab ini memuat tentang rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan Badan Kepegawaian Daerah dalam lima tahun mendatang.
BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Bab ini berisi tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indiatif pada Badan Kepegawaian Daerah.
BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN Bab ini mengemukakan mengenai indikator kinerja
BKD Kabupaten Banjarnegara yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
PENUTUP Bab ini berisi tentang penegasan komitmen melaksanakan Renstra Badan Kepegawaian Daerah
Tahun 2017-2022 secara konsisten yang implementasinya dijabarkan dalam Rencana Kerja
Tahunan serta berlaku sebagai pedoman standar kinerja pelaksanaan program serta Kegiatan Lima Tahunan.
LAMPIRAN
5
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BKD
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BKD Kabupaten
Banjarnegara
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara
mendasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 83 Tahun 2016. BKD dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Susunan organisasi BKD Kabupaten Banjarnegara terdiri dari : 1. Sekretaris membawahi :
a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
b. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. 2. Kepala Bidang Pengembangan membawahi :
a. Kepala Seksi Data dan Formasi. b. Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan.
3. Kepala Bidang Mutasi dan Kepangkatan membawahi :
a. Kepala Seksi Mutasi. b. Kepala Seksi Pengangkatan dan Kepangkatan.
4. Kepala Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai membawahi: a. Kepala Seksi Pembinaan.
b. Kepala Seksi Kesejahteraan. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Banjarnegara berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 83
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Banjarnegara sebagai berikut :
KEPALA BKD
SEKRETARIS
KASUBAG UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
KASUBAG PERENCANAAN DAN KEUANGAN
KABID
PENGEMBANGAN
KABID MUTASI DAN
KEPANGKATAN
PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN
PEGAWAI
KASI DATA
DAN FORMASI KASI MUTASI KASI
PEMBINAAN
KASI DIKLAT
KASI
PENGANGKATAN &
KEPANGKATAN
KASI
KESEJAHTERAAN
6
Berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 83 Tahun 2016, Kepala Badan Kepegawaian mempunyai tugas membantu
Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan yang menjadi kewenangan Daerah.
Sedangkan dalam melaksanakan tugas Kepala BKD juga menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan di bidang pengembangan, mutasi dan
kepangkatan serta pembinaan dan kesejahteraan pegawai; 2. Pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang pengembangan,
mutasi dan kepangkatan serta pembinaan kesejahteraan pegawai; 3. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan, mutasi dan
kepangkatan serta pembinaan kesejahteraan pegawai;
4. Pembinaan dan fasilitasi kebijakan di bidang pengembangan, mutasi dan kepangkatan serta pembinaan dan kesejahteraan pegawai
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan, mutasi dan kepangkatan serta pembinaan dan kesejahteraan
pegawai; 6. Pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas; 7. Pengendalian penyelenggaraan tugas UPTB;
8. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat Sekretariat Badan adalah unsur pembantu pimpinan, berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Sekretariat
dipimpin oleh Sekretaris. Sekretariat mempunyai tugas melakukan perencanaan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan
fasilitasi pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang ketatausahaan, hukum, keuangan, kerumahtangaan, kerjasama,
kearsipan, dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan, kepegawaian, pelayanan administrasi di lingkungan BKD.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud sekretariat menyelenggarakan fungsi :
1. Pengkoordinasian kegiatan di lingkungan BKD; 2. Pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan pogram kerja di
lingkungan BKD:
3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan, kerumahtanggan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip dan
dokumentasi dilingkungan BKD; 4. Pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata
laksana di lingkungan BKD; 5. Pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum di lingkungan
BKD; 6. Pengkoordinasian pelaksanaan sistem pengendalian intern
pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi dan dokumentasi; 7. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan
pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan BKD;
7
8. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
9. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pengembangan
Bidang Pengembangan adalah unsur pelaksana BKD, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang Pengembangan mempunyai tugas melakukan
perencanaan, perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
kebijakan bidang, pengelolaan data dan informasi kepegawaian, penyusunan formasi pegawai, penyusunan petunjuk teknis pengadaan Calon Aparatur Sipil Negara, tenaga honorer dan tenaga
harian lepas, pengelolaan penggunaan sarana computer assisted test, penyusunan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengiriman peserta
pendidikan dan pelatihan, pemberian ijin belajar, tugas belajar dan bantuan stimulant tugas belajar serta fasilitasi ujian dinas dan ujian
penyesuaian kenaikan pangkat. Bidang Mutasi dan Kepangkatan
Bidang Mutasi dan Kepangkatan adalah unsur pelaksana BKD,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Mutasi dan Kepangkatan mempunyai tugas melakukan
perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang penempatan dan pemindahan pegawai,
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam jabatan struktural dan fungsional, evaluasi kompetensi pegawai dan pensiun pegawai, pengangkatan dan penempatan Calon Aparatur Sipil
Negara, kenaikan jabatan fungsional, ijin penggunaan gelar kesarjanaan, peninjauan masa kerja Aparatur Sipil Negara serta
penempatan dan pemberhentian tenaga honorer dan tenaga harian lepas. Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan pegawai.
Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai adalah unsur pelaksana BKD, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan. Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai
tugas melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang pembinaan dan penegakan disiplin pegawai, penilaian kinerja pegawai, sumpah janji pegawai, pemberian
bimbingan dan konseling, kenaikan gaji berkala, cuti, kartu suami/istri, kartu pegawai, laporan harta kekayaan pejabat negara,
jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, tabungan perumahan, penghargaan dan tanda jasa serta peningkatan kesejahteraan pegawai.
8
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah 2.2.1 Sumber Daya Manusia / Pegawai
Susunan Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara (Keadaan 31 Januari 2017).
a. Komposisi Pegawai menurut Status Kepegawaian
NO STATUS
KEPEGAWAIAN
JUMLAH (ORANG)
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Aparatur Sipil Negara 24 18 42
2. Pegawai tidak tetap 2 0 2
3. Tenaga Harian Lepas 2 4 6
Jumlah 28 22 50 orang
b. Komposisi Pegawai menurut Tingkat Pendidikan
NO STATUS
KEPEGAWAIAN
JUMLAH (ORANG)
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Pasca Sarjana (S2) 2 3 5
2. Sarjana (S.1) 7 13 20
3. D III 1 1 2
4. SLTA 17 5 22
5. SLTP 1 0 1
Jumlah
28 22 50 orang
c. Komposisi Pegawai menurut Pangkat dan Golongan Ruang :
NO PANGKAT GOL.
RUANG
JUMLAH (ORANG)
Laki-laki
Perempuan Jumlah
1. Pembina Utama Muda
IV/c 1 0 1
2. Pembina Tk I IV/b 0 0 0
3. Pembina IV/a 1 2 3
4. Penata Tk.I III/d 3 6 9
5. Penata III/c 0 2 2
6. Penata Muda
Tk.I III/b 4 4 8
7. Penata Muda III/a 2 1 3
8. Pengatur Tk.I II/d 1 1 2
9. Pengatur II/c 3 1 4
10. Pengatur Muda Tk.I
II/bg 5 1 6
11. Pengatur Muda
II/a 3 0 3
12. Juru Muda Tk.I
I/d 0 0 0
13. Juru I/c 1 0 1
14. 2 PTT
2 THL 4 THL
Jumlah 28
orang 22 orang
50
orang
9
d. Komposisi Pegawai menurut jenis jabatan
NO STATUS KEPEGAWAIAN JUMLAH (ORANG)
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Eselon II 1 0 1
2. Eselon IIIa 0 0 0
3. Eselon IIIb 1 2 3
4. Eselon IVa 3 6 9
5. Staf 23 13 36
6. Fungsional 0 1 1
Jumlah 28 orang 22 orang 50 orang
2.2.2 Sarana Prasarana (Aset) Ketersediaan sarana dan prasarana dilihat
berdasarkan kelompok tanah, peralatan dan mesin serta
gedung dan bangunan yang dimiliki oleh BKD Kabupaten Banjarnegara.
Dari seluruh daftar sarana dan prasarana yang dimiliki secara keseluruhan dalam kondisi baik. Berikut tabel Jenis Sarana dan Prasarana yang dimiliki berdasarkan kondisi di
BKD Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2017 :
No Jenis Sarana dan
Prasarana
Kondisi
Jumlah Baik
Kurang Baik
Rusak
A. Tanah - - - -
B. Peralatan dan Mesin
1) Mobil 5 - - 5
2) Sepeda Motor 16 - - 16
3) Mesin ketik 3 - - 3
4) Lemari/ Rak 126 - - 126
5) Papan Visuil/
Pengumuman 3 - - 3
6) Papan Tulis 2 - - 2
7) Overhead
Projektor -
2 - 2
8) Alat Penghancur
Kertas 2
- - 2
9) Alat Kantor
Lainnya 4
- - 4
10) Meja 7 - - 7
11) Genset 1 - - 1
12) Kursi 195 1 - 196
13) Meubelair lainnya 7 - - 7
14) Jam Elektronik 2 - - 2
15) AC Split 18 1 - 19
16) Kipas Angin 1 - - 1
17) Kompor Gas 1 - - 1
18) Televisi 7 - - 7
19) Cassete Recorder 1 - - 1
20) Loudspeaker 4 - - 4
21) Soundsystem 2 - - 2
22) Compact Disc 1 - - 1
23) Wireless - 1 - 1
10
No Jenis Sarana dan
Prasarana
Kondisi
Jumlah Baik
Kurang
Baik Rusak
24) Megaphone - - - 1
25) Unit Power Supply
- - - 12
26) Tustel/ Handycam
- - - 2
27) Tangga ALumunium
- 1 - 1
28) Dispenser - - - 3
29) Alat Rumah
Tangga Lainnya
- - - 3
30) Alat Pemadam
Portable
- - - 4
31) Personal
Komputer Lain-lain
- -
- 1
32) PC Unit 14 - - 14
33) Laptop/ Notebook 79 - - 79
34) Personal
Komputer Lain-lain
3 -
- 3
35) Printer 27 2 - 29
36) Monitor 7 - - 7
37) Scanner 2 - - 2
38) Server 4 - - 4
39) Router 2 - - 2
40) Peralatan
Jaringan lain-lain 1
- - 1
41) Meja Kerja
Pejabat/ Staf 64
- - 64
42) Meja Tamu 5 - - 5
43) Kursi Kerja
Pejabat/ Pegawai 30
2 - 32
44) Proyektor +
Attachment 4
1 - 5
45) Layar Film 2 - - 2
46) Telephone (PABX) 2 - - 2
47) Facsimile 1 1 - 2
48) Antena 1 - - 1
C Gedung dan
Bangunan
1) Gedung kantor 3 - - 3
2) Gedung garasi
/pool 1
- - 1
3) Gudang tertutup 1 - - 1
D Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
1) Jaringan
Transmisi 1
- - 1
11
No Jenis Sarana dan
Prasarana
Kondisi
Jumlah Baik
Kurang
Baik Rusak
E Aset Tetap Lainnya
1) Buku Tentang
Hukum 32
- - 32
2) Alat Tenis Meja 1 - - 1
3) Keramik (Guci,
Piring) 1
- - 1
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Kinerja BKD Kabupaten Banjarnegara berdasarkan indikator
capaian lima tahun lalu (2012-2016), terdapat 5 (lima) indikator yang menjadi ukuran kinerja pembangunan urusan penunjang bidang kepegawaian serta Pendidikan dan pelatihan di Kabupaten
Banjarnegara. Pembangunan urusan penunjang kepegawaian serta
Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapabilitas aparatur daerah. Hal tersebut dilaksanakan melalui perumusan kebijakan mengenai kepegawaian,
pelaksanaan kebijakan mengenai kepegawaian, pelaksanaan administrasi kepegawaian, serta pelaksanaan fungsi pembinaan
kepegawaian lainnya. Secara rinci kinerja pembangunan urusan penunjang
kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
12
Tabel. 2.3.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah
Kabupeten Banjarnegara
No
Indikator Kinerja
Satuan
Target Kinerja Tahun Realisasi Capaian Kinerja
Tahun Rasio Capaian Kinerja Tahun
201
2
201
3
201
4
201
5
201
6
201
2
201
3
201
4
201
5
201
6 2012 2013 2014 2015 2016
1. Rasio PNS
Lulusan S1
% 40.1
6
43 46.4
6
49.9
8
53.5
7
51.5
4
53.4
7
57.5
4
59.8 60 128.3
4
124.3
5
123.8
5
119.6
5
112
2. Rasio PNS
Lulusan S2/S3
% 1.79 1.84 1.98 2.07 2.2 2.61 2.75 2.87 2.8 2.8 145.8
1
149.4
6
144.9
5
135.2
7
127.2
7
3. Rasio pejabat
struktural yang mengikuti diklatpim
% 60.1
2
66.2
6
71.1
7
76.0
7
80.9
8
65.5
8
68.6
3
74.2
9
85.6 78 109.0
8
103.5
8
104.3
8
112.5
3
96.32
4 Rasio penanganan
pelanggaran disiplin aparatur
% 51.43
69.23
83.33
90.91
100 84.61
64.61
100 90.4 100 164.51
93.327
120 99.439
100
5 Rasio PNS yang mengikuti
diklat teknis
% 8.31 8.96 9.74 10.53
10.87
9.66 11.15
13.12
18.4 26.6 116.25
124.44
134.7 174.74
244.71
13
Secara keseluruhan, dari keempat indikator kinerja diatas rata-rata tercapai realisasi atas targetnya. Indikator rasio PNS yang
mengikuti diklat teknis mengalami trend kenaikan dari tahun ke tahun. Sedangkan indikator rasio PNS lulusan S1 dan rasio PNS lulusan S2/S3 memiliki trend yang fluktuatif. Salah satu faktor yang
mendorong pencapaian target adalah karena adanya kesadaran para aparatur pemerintah daerah untuk meningkatkan kemampuan SDM nya dan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga memberikan
kemudahan pada aparatur dalam pemberian ijin belajar untuk melanjutkan studi program D-IV/S1 pada universitas/perguruan
tinggi di Banjarnegara dan sekitarnya sejumlah 107 orang. Selain itu didukung adanya pemberian bantuan stimulasi belajar dalam bentuk tugas belajar dan ikatan dinas. Pada tahun 2016 pemberian bantuan
tugas belajar dan ikatan dinas kepada PNS yang melanjutkan ke jenjang S1/DIV/S2 sejumlah 46 orang.
Pada indikator Rasio penanganan pelanggaran disiplin
aparatur, memiliki trend yang fluktuatif. Pada tahun 2016 semua kasus yang masuk sudah ditangani sehingga capaian kinerja
penanganan pelanggaran disiplin mencapai 100% (93 kasus). Berdasarkan jumlah kasus yang masuk (93) dengan rincian
sampai dengan SK penjatuhan hukuman disiplin = 11 kasus, dalam
proses PTUN Surabaya = 1 kasus, sampai dengan terbit SK izin perceraian = 20 kasus, dalam proses di MA = 1 kasus, dalam proses
penjatuhan hukuman disiplin = 8 kasus, dalam proses pemeriksaan= 2 kasus, dalam proses pembinaan perceraian 10 kasus dan sampai dengan pembinaan saja = 40 kasus.
Indikator Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim memiliki trend kenaikan, hanya pada tahun 2016 mengalami penurunan dan tidak memenuhi target. Dikarenakan terdapat
aparatur yang sedianya mengikuti diklatpim namun berhalangan tidak bisa mengikuti sehingga capaiannya tidak 100%.
14
Tabel. 2.3.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah
Kabupeten Banjarnegara
No Uraian
Anggaran pada Tahun (dalam ribuan) Realisasi Anggaran pada Tahun (dalam ribuan) Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun
Rata-rata
Pertumbuhan
(dalam ribuan)
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Anggar
an
Reali
sasi
1.
Program Pelayanan
Administrasi
Kantor
430,18
0
442,81
0
485,58
0
528,1
26
592,5
16
363,13
0.9
255,40
9.6
458,89
9.5
478,35
5.6
563,36
2.5
84.4
1
57.6
8
94.5
1
90.5
8
95.0
8 40,584 3
2.
Program
Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
352,00
0
571,00
0
255,00
0
456,5
00
1,176,
500
140,87
3.1
210,12
2.5
233,46
0.6
433,50
6.8
1,167,0
51.7
40.0
2
36.8
0
91.5
5
94.9
6
99.2
0
206,12
5 15
3.
Program
Fasilitasi
Pindah/ Purna
Tugas
70,000 70,000 85,000 75,00
0
84,00
0
68,121.
1
42,264.
4 69,520
52,689.
5
51,603.
4
97.3
2
60.3
8
81.7
9
70.2
5
61.4
3 3,500 -9
4.
Program Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
2,093,
000
2,470,0
00
2,854,0
00
4,964,
500
2,903,
900
1,886,2
47.9
1,130,7
07.9
2,031,9
04.5
3,941,8
62.8
2,533,3
35.3
90.1
2
45.7
8
71.1
9
79.4
0
87.2
4
202,72
5 -1
5.
Program
Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan
Capaian Kinerja
dan Keuangan
29,500 35,000 35,000 35,00
0
50,00
0
19,115.
0
27,576.
5
32,133.
8
28,980.
0
48,190.
0
64.8
0
78.7
9
91.8
1
82.8
0
96.3
8 5,125 8
15
No Uraian
Anggaran pada Tahun (dalam ribuan) Realisasi Anggaran pada Tahun (dalam ribuan) Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun
Rata-rata
Pertumbuhan
(dalam
ribuan)
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Anggar
an
Reali
sasi
6.
Program
Pembinaan dan
Pengembangan Aparatur
1,866,4
00
1,410,5
00
1,530,
000
1,657,
300
1,978,
500
1,216,7
57.3
414,36
0.4
962,40
3.1
914,22
9.0
984,26
1.1
65.1
9
29.3
8
62.9
0
55.1
6
49.7
5 28,025 -4
7.
Program
Pendidikan dan
Kedinasan
- 150,00
0 - -
- 0.0 - - - - 0.00 - - - 0 0
8.
Peningkatan
Disiplin
Aparatur
- - 40,00
0
75,00
0 - -
38,126.
4
65,631.
1 - -
95.3
2
87.5
1 - 35,000 -8
9.
Program
Penyelamatan dan Pelestarian
Dokumen/Arsip
Daerah
- - - - 50,00
0 - - - -
38,860.
9 - - - -
77.7
2 0 0
16
Rasio realisasi pada tahun 2012 tertinggi ada pada Program Fasilitasi Pindah/ Purna Tugas. Sedangkan yang terendah ada pada
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Rasio realisasi pada tahun 2013 tertinggi ada pada Program
Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Sedangkan yang terendah ada pada Program Pendidikan dan Kedinasan.
Rasio realisasi pada tahun 2014 tertinggi ada pada Program
Pelayanan Administrasi Kantor, Program Peningkatan Disiplin Aparatu dan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan. Sedangkan yang terendah ada pada Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
Rasio realisasi pada tahun 2015 tertinggi ada pada Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Sedangkan yang terendah ada pada Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
Rasio realisasi pada tahun 2016 tertinggi ada pada Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (99,20%) dan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan (96,38%). Sedangkan yang terendah ada pada Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur terutama pada kegiatan Seleksi Penerimaan CPNS sebesar 20%.
Secara kuantitatif terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada program Pendidikan dan Kedinasan pada
tahun 2013 realisasinya 0% yaitu pada kegiatan Peningkatan Ketrampilan dan Profesionalisme dengan output berupa “Jumlah PNS yang paham peraturan perundang undangan yang baru)“. Hal ini
disebabkan karena kegiatan Bimtek Implementasi Peraturan Perundang-Undangan tentang Undang-Undang ASN belum bisa dilaksanakan karena belum terbitnya peraturan tentang petunjuk
pelaksanaan (juklak) dan Petunjuk teknisnya (juknis) dari pusat tentang ASN.
Ketercapaian kinerja pengelolaan pendanaan pelayanan pada Badan Kepegawaian Daerah didukung oleh beberapa faktor diantaranya prosedur/mekanisme dalam sistem pengelolaan
keuangan daerah yang bagus, jumlah dan kualitas personil (sumber daya manusia) yang mencukupi, serta dukungan dari seluruh
aparatur pemerintah daerah yang ikut terlibat dalam pelaksanaan program dan kegiatan.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan yabg ada
pada BKD Kabupaten Banjarnegara masih berkaitan dengan isu
strategis bidang kepegawaian yang ada di pusat dan provinsi. Tantangan adalah suatu bentuk usaha yang memiliki tujuan
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya BKD dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Peluang merupakan sebuah kondisi yang muncul dan menjadi sebuah kesempatan bagi sumber
daya BKD untuk mendorong percepatan pencapaian target-target. Kondisi tantangan dan peluang pengembangan pelayanan
BKD untuk lima tahun yang akan datang adalah sebagai berikut :
17
2.4.1 Tantangan Kondisi tantangan dalam penyelenggaraan pelayanan
di BKD Kabupaten Banjarnegara yang mendorong pada peningkatan motivasi kerja adalah sebagai berikut : 1. Belum tersedianya data sumber daya aparatur pada sistem
informasi kepegawaian secara lengkap dan terintegrasi. 2. Masih kurangnya jumlah aparatur dibanding dengan
kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja.
3. Banyaknya kasus-kasus pelanggaran disiplin aparatur. 4. Masih kurangnya kompetensi dan profesionalisme SDM
aparatur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 5. Belum terlaksananya sistem pengembangan pola karir
aparatur pemerintah daerah yang jelas dan terukur.
6. Belum diterapkannya sistem pengukuran kinerja aparatur yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Belum adanya sistem yang jelas dan terukur yang dijadikan
tolak ukur peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah.
8. Belum optimalnya pelayanan publik kepada masyarakat khususnya aparatur pemerintah mengenai administrasi kepegawaian yang tepat waktu.
2.4.2 Peluang
Beberapa peluang yang berkaitan dengan pengembangan peningkatan kinerja pelayanan BKD Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan teknologi informasi yang pesat memberikan peluang kepada BKD dalam pengembangan aplikasi sistem informasi kepegawaian yang mendukung tersedianya data
sumber daya aparatur pada sistem informasi kepegawaian secara lengkap dan terintegrasi.
2. Dukungan regulasi mengenai manajemen aparatur sipil negara sebagai bagian dari peluang dalam meningkatkan kinerja layanan BKD Kabupaten Banjarnegara dan
meningkatkan kedisiplinan dan kesejahteraan aparatur sipil negara.
3. Dukungan anggaran dari pemerintah daerah untuk memberikan stimulan bantuan tugas belajar dan bimbingan teknis fungsional dalam rangka menciptakan SDM aparatur
yang profesional dengan peningkatan kapasitas melalui pendidikan formal maupun non formal.
4. Dukungan regulasi mengenai penyelenggaraan promosi
jabatan/seleksi jabatan secara terbuka dalam rangka pengembangan pola karir aparatur pemerintah daerah yang
jelas dan terukur. 5. Dukungan regulasi mengenai sistem penggajian Aparatur
Sipil Negara, dimana setiap instansi harus menerapkan
sistem kelas jabatan dalam menentukan remunerasi pegawai selain sistem penilaian kinerja. Sehingga
remunerasi pegawai ditentukan oleh kelas jabatan, capaian kinerja pegawai dan kedisiplinan pegawai.
18
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU - ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
BKD Kabupaten Banjarnegara Permasalahan di bidang kepegawaian yang saat ini di hadapi
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara antara lain :
1. Belum tersedianya data sumber daya aparatur pada sistem informasi kepegawaian secara lengkap dan terintegrasi.
2. Masih kurangnya jumlah aparatur dibanding dengan kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja.
3. Banyaknya kasus-kasus pelanggaran disiplin aparatur.
4. Masih kurangnya kompetensi dan profesionalisme SDM aparatur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
5. Belum terlaksananya sistem pengembangan pola karir aparatur
pemerintah daerah yang jelas dan terukur. 6. Belum adanya sistem yang jelas dan terukur yang dijadikan tolak
ukur peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah. 7. Belum optimalnya pelayanan publik kepada masyarakat
khususnya aparatur pemerintah mengenai administrasi
kepegawaian yang tepat waktu. 8. Masih rendahnya kualitas sistem akuntabilitas kinerja pada BKD
Kabupaten Banjarnegara.
3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih a. Visi
Visi pembangunan dalam RPJMD Tahun 2017-2022
merupakan visi Bupati dan Wakil Bupati yang disampaikan pada saat proses pemilihan Kepala Daerah. Visi tersebut adalah
sebagai berikut :
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
b. Misi
Misi - misi jangka menengah Tahun 2017-2022 adalah : 1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman,
damai dan demokratis.
2. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan konsep tata kelola yang baik.
3. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan
dan berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan. 4. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien,
produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga profesional.
5. Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan cakupan pemenuhan hak dasar. Adapun keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
19
Tabel 3.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tahun 2017-2022
VISI : “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
MISI 1 : Mewujudkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Tertib, Aman, Damai Dan Demokratis
TUJUAN INDIKATOR
TUJUAN
SAT
UAN SASARAN KINERJA
SASARAN
SATUA
N
1.1. Meningkatkan
kondusivitas
wilayah
Indeks
ketenteraman
dan ketertiban
Masyarakat
Ang
ka
1.1.1. Meningkatnya
ketenteraman,
ketertiban dan
keamanan lingkungan
Indeks
ketenteram
an dan
ketertiban Masyarakat
Angka
1.2. Meningkatkan
kesiapsiagaan
dan
penanggulang
an bencana
Persentase
desa tangguh
bencana
% 1.2.1. Meningkatnya
kualitas
kesiapsiagaan
dan ketanggap
daruratan bencana
%
1.3. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
terhadap nilai-
nilai
kehidupan bermasyaraka
t dan
berdemokrasi
Indeks
Kebudayaan
Ang
ka
1.3.1. Meningkatnya
penghargaan
masyarakat
terhadap nilai-
nilai
kebudayaan dan kearifan
lokal
Indeks
Kebudayaa
n
Angka
1.3.2. Meningkatnya
partisipasi
masyarakat dalam
kehidupan
berdemokrasi
Presentase
pemilih
dalam pemilu
%
1.3.3. Meningkatnya
peran serta
perempuan
dalam pembangunan
Indeks
pemberdayaa
n gender
Angka
MISI 2 : Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata
Kelola Pemerintahan Yang Baik
2.1. Meningkatkan
kualitas
layanan publik
Survey
Kepuasan
Masyarakat
Angk
a
2.1.1. Meningkatnya
efektivitas dan
transparansi
layanan publik
Survey
Kepuasan
Masyarakat
Angka
2.2. Meningkatkan kualitas
penyelenggaraa
n
pemerintahan
daerah
Indeks Reformasi
Birokrasi
Angka
2.2.1. Meningkatnya kinerja
penyelenggara-
an pemerinta-
han daerah
Nilai AKIP Kabupaten
Banjarnegar
a
Angka
2.2.2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan
pemerintahan
desa
Persentase peningkata
n desa
berkemban
g
%
20
MISI 3 : Mewujudkan Pembangunan Daerah Yang Berkesinambungan Dan Berbasis Pada
Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
3.1. Meningkatkan
ketersediaan
dan kualitas
infrastruktur
Persentase
jalan
kabupaten
dalam kondisi
baik
% 3.1.1. Meningkatnya
sarana
infrastruktur
jalan dan
jembatan
Persentase
jalan
kabupaten
dalam
kondisi baik
%
3.1.2. Meningkatnya
kualitas dan kuantitas
jaringan irigasi
Luasan
sawah yang teraliri
jaringan
irigasi
dalam
kondisi baik
Ha
3.2 Meningkatkan kinerja
perekonomian
daerah
Laju pertumbuhan
ekonomi
% 3.2.1. Meningkatnya kinerja sektor
pertanian dan
perikanan
Pertumbuhan sektor
pertanian
%
PDRB per kapita (ADHB)
Nilai Tukar Petani
%
3.2.2. Meningkatnya
kinerja sektor
pariwisata
Persentase
peningkata
n
kunjungan wisatawan
%
3.2.3 Meningkatnya
kinerja UKM
dan koperasi
Kontribusi
UKM
terhadap
PDRB
%
Persentase
koperasi sehat
%
3.2.4. Meningkatnya
jumlah investasi
Persentase
peningkatan nilai
investasi
berskala
nasional
%
3.2.5. Meningkatnya
kesempatan kerja
Tingkat
Pengangguran Terbuka
%
3.2.6. Meningkatnya
kinerja sektor industri
Pertumbuh
an sektor industri
%
3.2.7. Meningkatnya
kinerja sektor perdagangan
Pertumbuh
an sektor perdaganga
n
%
3.2.7. Meningkatnya
stabilitas harga
Laju inflasi %
3.3 Meningkatkan
pemerataan
pembangunan
wilayah
Indeks
Williamson
Ang
ka
3.3.1. Meningkatnya
pemerataan
pembangunan
antar wilayah kecamatan
Indeks
Williamson
Angka
21
TUJUAN INDIKATOR
TUJUAN
SAT
UAN SASARAN KINERJA
SASARAN
SATU
AN
3.4 Meningkatkan
daya dukung dan daya
tampung
lingkungan
Indeks
Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH)
Ang
ka
3.4.1. Meningkatnya
kualitas lingkungan
hidup yang
meliputi
kualitas udara,
kualitas air
sungai, dan tutupan lahan
Indeks
Kualitas Lingkungan
Hidup
(IKLH)
Angka
MISI 4 : Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Daerah Yang Efektif, Efisien, Produktif,
Transparan Dan Akuntabel Dengan Tenaga Profesional
4.1. Mewujudkan
reformasi tata kelola keuangan
Rasio
kemandirian keuangan
daerah
% 4.1.1. Meningkatnya
kualitas pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
Opini
Badan Pemeriksa
Keuangan
Opini
4.1.2. Meningkatnya
kemandirian
daerah
Rasio
kemandiria
n keuangan
daerah
%
MISI 5 : Mewujudkan Kemartabatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan
Cakupan Pemenuhan Hak Dasar
5.1. Meningkatkan
cakupan
pemenuhan kebutuhan dan
layanan dasar
yang
berkualitas
Indeks
pembanguna
n manusia
Tah
un
5.1.1. Meningkatnya
ketahanan
pangan
Pencapaian
skor Pola
Pangan Harapan
(PPH)
%
5.1.2. Meningkatnya
cakupan
rumah layak
huni
Persentase
MBR yang
menghuni
rumah layak huni
%
5.1.3.
Meningkatnya
akses dan
kualitas
pelayanan
pendidikan
Angka
Rata-rata
Lama
Sekolah
Tahun
Angka
Harapan
Lama Sekolah
Tahun
5.1.4. Meningkatnya
kualitas dan
cakupan
pelayanan
kesehatan
Angka usia
harapan
hidup
Tahun
5.2. Meningkatkan penanganan
masalah
kesejahteraan
sosial
Persentase penduduk
miskin
% 5.2.1. Meningkatnya jumlah
penduduk di
atas garis
kemiskinan
Persentase penduduk
di atas garis
kemiskinan
%
5.2.2. Meningkatnya
penanganan terhadap
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
Persentase
Penurunan PMKS
%
22
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara mendukung pencapaian misi ke
2, yaitu : ”Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik”.
Fokus peningkatan dilakukan pada peningkatan kualitas
layanan publik dan peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Melalui fokus pertama, diharapkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat lebih dekat
dan transparan. Sedangkan melalui fokus kedua, diharapkan masyarakat akan lebih bangga dengan jajaran aparatur
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang profesional. Dalam rangka mendukung misi “Mewujudkan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan konsep tata kelola
yang baik”, terdapat beberapa tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh BKD yaitu : 1. Menyediakan data pegawai yang akurat dan up to date, dalam
rangka mewujudkan susunan pegawai yang rasional dan profesional.
2. Melaksanakan rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil yang Profesional dalam rangka mewujudkan sistem perencanaan
dan rekruitmen pegawai yang transparan dan akuntabel. 3. Melaksanakan penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin
pegawai, dalam rangka mewujudkan peningkatan kinerja dan
kedisiplinan aparatur pemerintah daerah. 4. Meningkatkan kompetensi profesionalitas aparatur
pemerintah daerah dengan memberikan stimulan tugas
belajar dan ikatan dinas serta memfasilitasi penyelenggaraan diklatpim IV, III dan II dalam rangka meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme SDM aparatur. 5. Melaksanakan uji kompetensi dan evaluasi kompetensi
jabatan aparatur dalam rangka mewujudkan sistem
pemerintahan meritokrasi, yakni sistem pembinaan karier aparatur berdasarkan kemampuan, kompetensi dan
profesionalitas yang dimiliki. 6. Menegakkan Prinsip Reward and Punishment dalam
penyelenggaraan pembinaan aparatur dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah. 7. Menyediakan sarana pelayanan administrasi perkantoran
yang memadai dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik khususnya dalam bidang layanan administrasi kepegawaian.
8. Meningkatkan Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dalam rangka mewujudkan pemerintahan
yang akuntabel.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi terdapat beberapa
faktor penghambat dan faktor pendorong pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara terhadap pencapaian visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati yang
diuraikan pada tabel berikut :
23
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Banjarnegara Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
No
Misi, Tujuan
dan Sasaran
RPJMD
Permasalahan
Pelayanan BKD
Faktor
Penghambat Pendorong
1. Misi :
Mewujudkan
Kualitas Penyelenggaraan
Pemerintahan
Berdasarkan
Konsep Tata
Kelola Pemerintahan
Yang Baik
1) Belum tersedianya
data sumber daya
aparatur pada sistem informasi
kepegawaian
secara lengkap
dan terintegrasi;
2) Masih kurangnya
jumlah aparatur
dibanding dengan
kebutuhan
pegawai
berdasarkan beban kerja;
3) Banyaknya kasus-
kasus pelanggaran
disiplin aparatur;
4) Masih kurangnya
kompetensi dan
profesionalisme
SDM aparatur
sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya;
5) Belum
terlaksananya sistem
pengembangan
pola karir
aparatur
pemerintah
daerah yang jelas dan terukur;
6) Belum adanya
sistem yang jelas
dan terukur yang dijadikan tolak
ukur peningkatan
kesejahteraan
aparatur
pemerintah
daerah;
7) Belum optimalnya
pelayanan publik
kepada aparatur
pemerintah mengenai
administrasi
kepegawaian yang
tepat waktu; dan
1) Keterbatasan
anggaran dan SDM
aparatur yang menangani sistem
informasi
kepegawaian;
2) Terbatasnya formasi CPNS yang
disediakan oleh
KemenPAN dan RB;
3) Terbatasnya personil
yang menangani penanganan
kedisiplinan/pembi
naan pegawai;
4) Kurangnya kesadaran PNS
untuk meningkatkan
kompetensi dan
profesionalitasnya
melalui pendidikan
formal dan non formal; dan
5) Belum adanya
penerapan sistem reward kepada
aparatur dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan
aparatur pemerintah
daerah.
1) Perkembangan
teknologi
informasi yang pesat
memberikan
peluang kepada
BKD dalam
pengembangan aplikasi sistem
informasi
kepegawaian;
2) Dukungan
regulasi mengenai
manajemen
aparatur sipil
untuk
meningkatkan kinerja layanan
kepegawaian
serta
meningkatkan
kedisiplinan dan
kesejahteraan aparatur sipil
Negara;
3) Dukungan
anggaran untuk memberikan
stimulan
bantuan tugas
belajar dan
bimbingan
teknis fungsional;
4) Dukungan
regulasi
mengenai penyelenggara-
an promosi
jabatan/seleksi
jabatan secara
terbuka; dan
2. Tujuan :
Meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan pemerintahan
daerah
3. Sasaran :
Meningkatnya
kinerja penyelengaraan
pemerintahan
daerah
24
No
Misi, Tujuan
dan Sasaran
RPJMD
Permasalahan
Pelayanan BKD
Faktor
Penghambat Pendorong
8) Masih rendahnya kualitas sistem
akuntabilitas
kinerja pada BKD
Kabupaten
Banjarnegara.
5) Dukungan regulasi
mengenai sistem
penggajian
Aparatur Sipil
Negara, untuk mewujudkan
kesejahteraan
pegawai.
3.3 Telaahan Renstra Badan Kepegawaian Negara dan Renstra Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Sesuai dengan Keputusan Presiden nomor 159 tahun 2000
tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah
menyebutkan bahwa untuk pembinaan PNS secara nasional dibangun dan dikembangkan tata laksana jaringan informasi
kepegawaian antara BKD provinsi, BKD kabupaten/kota, dan BKN. BKD mempunyai hubungan fungsional dan professional dengan BKN yang ada di pusat maupun kantor regional.
Kebijakan pengembangan sumber daya aparatur sangat diperlukan untuk menghadapi perubahan strategis di tingkat
nasional dan internasional, khususnya untuk mengisi pelaksanaan otonomi daerah.
Kebijakan pengembangan sumber daya aparatur pada
dasarnya adalah pembangunan sumber daya manusia aparatur yang profesional, netral dari pengaruh kekuatan politik, berwawasan global, bermoral tinggi, serta mempunyai kemampuan berperan
sebagai perekat kesatuan dan persatuan bangsa satu NKRI. Sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 1 ayat 21
menyebutkan bahwa BKN adalah lembaga pemerintah Non Kementrian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakan manajemen ASN secara nasional. Undang-undang
ini juga mengatur bahwa untuk menjadikan ASN sebagai bagian dari reformasi birokrasi, perlu ditetapkan ASN sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya serta menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen PNS yaitu kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja serta adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, agama, warna kulit, asal usul, jenis kelamin, umur dan kondisi kecacatan.
Salah satu kewenangan yang kemudian oleh pemerintah
pusat diserahkan kepada daerah adalah kewenangan di bidang kepegawaian (desentralisasi di bidang kepegawaian), sehingga berdasarkan hal tersebut, kemudian daerah memiliki kewenangan
untuk mengatur sistem Renstranya masing-masing. 3.3.1 Renstra Badan Kepegawaian Negara
Isu strategis dan strategi BKN yang tertuang dalam dokumen Renstra Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut : Isu Strategis :
1. Masih kurangnya internalisasi paradigma tata kelola pemerintahan yang baik di instansi pemerintah.
2. Ketersediaan data PNS yang belum lengkap dan terkini.
25
3. Masih banyak instansi pemerintah yang belum menerapkan NSPK.
4. Belum dimilikinya indikator outcome dalam yang spesifik, terukur secara kuantitatif.
Strategi :
1. Melakukan penghitungan kebutuhan PNS. 2. Mengembangkan dan mengoptimalkan registrasi online.
3. Melaksanakan ujian rekruitmen pegawai dengan menggunakan CAT.
4. Penetapan nomor identitas pegawai ASN.
5. Menerapkan mutasi PNS secara efisien dan akuntabel. 6. Menyelenggarakan rapat koordinasi nasional. 7. Pengendalian jabatan ASN di pusat dan daerah.
8. Penetapan status dan kedudukan pegawai ASN. 9. Penggunaan ruang kendali operasi pegawai ASN.
10. Penguatan jaringan dan perangkat keras sistem informasi. 11. Pendataan pegawai ASN dengan handal dan terkini melalui
sensus PNS.
12. Pengelolaan arsip PNS secara terpadu dan modern. 13. Penilaian kinerja individu ASN dan kelembagaan.
14. Penghitungan kompensasi PNS dan kesejahteraan. 15. Promosi melalui assessment center, optimalisasi talent pool
melalui pendataan individual.
16. Pembinaan jabatan fungsional kepegawaian. Selanjutnya sasaran yang hendak dicapai BKN yaitu
“Terselenggaranya Manajemen ASN yang Profesional”.
3.3.2 Renstra Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah
Beberapa isu strategis dari permasalahan bidang SDM aparatur yang tertuang dalam dokumen Renstra Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013- 2018
antara lain : 1. Belum terpenuhinya kinerja pelayanan publik dibandingkan
dengan tuntutan masyarakat. 2. Belum terukurnya kinerja PNS. 3. Belum seimbangnya Etos kerja PNS dengan semangat
profesionalisme. 4. Belum seimbangnya kualitas kompetensi dengan sertifikasi
keahlian dan keterampilan untuk pelayanan tupoksi.
5. Belum seimbangnya kebutuhan PNS baru yang berkualitas dengan semakin banyaknya PNS yang pensiun.
6. Belum terukurnya kebutuhan sistem karier dan kaderisasi pimpinan.
Strategi yang dilakukan adalah :
1. Pengembangan PNS melalui analisis jabatan dan pengembangan PNS yang didukung pola karier yang jelas;
2. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian yang mengacu pada standar pelayanan atau Standart Operational Procedures (SOP);
3. Peningkatan kualitas pengukuran kompetensi dan penilaian kinerja pegawai yang dapat dipertanggungjawabkan;
4. Peningkatan kualitas kedisiplinan PNS dan kesejahteraan PNS yang didukung reward and punishment;
26
5. Peningkatan kualitas pengelolaan arsip kepegawaian secara manual dan elektronik serta sistem informasi kepegawaian
yang terintegrasi; 6. Peningkatan kualitas administrasi kepegawaian sesuai
dengan SOP.
Selanjutnya sasaran yang hendak dicapai BKD Provinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian daerah adalah :
1. Meningkatnya sistem pola karier yang jelas dan terukur; 2. Meningkatnya pelayanan manajemen mutasi kepegawaian;
3. Meningkatnya kinerja PNS yang berbasis kompetensi; 4. Menurunnya penyelesaian kasus pelanggaran disiplin PNS
dan meningkatnya kesejahteraan PNS;
5. Meningkatnya akurasi data sumber daya aparatur melalui pengembangan system informasi manajemen kepegawaian;
6. Meningkatnya layanan administrasi kepegawaian.
Ditinjau dari sasaran jangka menengah yang terdapat pada Renstra BKN maupun Renstra BKD Provinsi Jawa Tengah, dapat
dikemukakan beberapa faktor pendorong dari Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati, yaitu menyangkut
pengelolaan manajemen kepegawaian guna mewujudkan profesionalisme pegawai yang diiringi dengan peningkatan
kesejahteraan pegawai. Salah satu kewenangan yang kemudian oleh pemerintah
pusat diserahkan kepada daerah adalah kewenangan di bidang
kepegawaian (desentralisasi di bidang kepegawaian), sehingga berdasarkan hal tersebut, kemudian daerah memiliki kewenangan untuk mengatur sistem Renstra Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017- 2022. Berkaitan dengan Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Banjarnegara, maka yang menjadi langkah strategi adalah pengaturan regulasi yang mendukung pengembangan potensi dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah, sehingga terdapat
keselarasan ketika pemerintah menyerahkan sebagian kewenangannya, kemudian daerah menindak lanjuti dengan regulasi
yang disesuaikan dengan tuntutan pelayanan masyarakat.
3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara yaitu kaitannya
dengan pembangunan dan pelayanan masyarakat tentunya tidak bisa dilepaskan adanya faktor- faktor Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Senantiasa memperhatikan RTRW dan KLHS perlu dilakukan, agar pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat tidak menjadi sia-sia dan
merusak lingkungan. Namun, apabila dilihat dari tugas pokok dan fungsi Badan
Kepegawaian Daerah tidak terkait langsung dengan perubahan kebijakan dalam RTRW dan KLHS.
Semua program dan kegiatan pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Banjarnegara tidak terkait langsung, namun juga tidak bertentangan dengan perubahan kebijakan pada Rencana Tata
27
Ruang Wilayah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (RTRW dan KLHS) Kabupaten Banjarnegara.
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Badan Kepegawaian Daerah merupakan organisasi perangkat
daerah yang bertugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan yang menjadi kewenangan Daerah.
Pembangunan urusan penunjang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapabilitas
aparatur daerah. Hal tersebut dilaksanakan melalui perumusan kebijakan mengenai kepegawaian, pelaksanaan kebijakan mengenai kepegawaian, pelaksanaan administrasi kepegawaian, serta
pelaksanaan fungsi pembinaan kepegawaian lainnya. BKN sebagai institusi pusat dari BKD di daerah, menetapkan
sasaran yang hendak dicapai yaitu Terselenggaranya Manajemen
ASN yang Profesional. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai BKD Provinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian
daerah adalah: 1. Meningkatnya sistem pola karier yang jelas dan terukur; 2. Meningkatnya pelayanan manajemen mutasi kepegawaian;
3. Meningkatnya kinerja PNS yang berbasis kompetensi; 4. Menurunnya penyelesaian kasus pelanggaran disiplin PNS dan
meningkatnya kesejahteraan PNS; 5. Meningkatnya akurasi data sumber daya aparatur melalui
pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian;
6. Meningkatnya layanan administrasi kepegawaian. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian
Daerah, semua program dan kegiatan tidak terkait langsung namun
juga tidak bertentangan dengan perubahan kebijakan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (RTRW dan
KLHS) Kabupaten Banjarnegara. Dari beberapa uraian diatas, dapat ditentukan isu strategis
yang akan ditangani melalui Renstra BKD Kabupaten Banjarnegara
tahun 2018 – 2022 sebagai berikut : 1. Belum tersedianya data sumber daya aparatur pada sistem
informasi kepegawaian secara lengkap dan terintegrasi. 2. Masih kurangnya jumlah aparatur dibanding dengan kebutuhan
pegawai berdasarkan beban kerja.
3. Banyaknya kasus-kasus pelanggaran disiplin aparatur. 4. Masih kurangnya kompetensi dan profesionalisme SDM aparatur
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
5. Belum terlaksananya sistem pengembangan pola karir aparatur pemerintah daerah yang jelas dan terukur.
6. Belum adanya sistem yang jelas dan terukur yang dijadikan tolak ukur peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah.
7. Belum optimalnya pelayanan publik kepada masyarakat khususnya aparatur pemerintah mengenai administrasi
kepegawaian yang tepat waktu. 8. Masih rendahnya kualitas sistem akuntabilitas kinerja pada
BKD Kabupaten Banjarnegara.
28
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
BKD Kabupaten Banjarnegara merumuskan tujuan dan
sasaran jangka menengah perangkat daerah sebagai berikut : Tujuan : 1. Mewujudkan susunan pegawai yang rasional dan profesional.
2. Mewujudkan sistem perencanaan dan rekrutmen pegawai yang transparan dan akuntabel.
3. Mewujudkan peningkatan kinerja dan kedisiplinan aparatur pemerintah daerah.
4. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM aparatur.
5. Mewujudkan sistem pemerintahan meritokrasi. 6. Mewujudkan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah. 7. Meningkatkan kualitas layanan publik khususnya dalam bidang
layanan administrasi kepegawaian. 8. Mewujudkan pemerintahan yang akuntabel.
Sasaran : Dari rumusan tujuan tersebut diatas, sasaran yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya data pegawai yang akurat dan up to date. 2. Terwujudnya sistem perencanaan dan rekruitmen pegawai yang
transparan dan akuntabel. 3. Terwujudnya peningkatan kinerja dan disiplin PNS. 4. Terwujudnya peningkatan kemampuan aparatur pemerintah
daerah. 5. Terwujudnya sistem pembinaan karier aparatur berdasarkan
kemampuan, kompetensi dan profesionalitas yang dimiliki. 6. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan pegawai sesuai
kompetensi.
7. Meningkatnya Nilai Survey Kepuasan Masyarakat. 8. Terwujudnya pemerintahan yang akuntabel.
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat
Daerah beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
No Tujuan Sasaran
Indikator
Tujuan/ Sasaran
Satua
n
Target Kinerja Tujuan/ Sasaran
Pada Tahun
2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Mewujudkan
susunan
pegawai yang rasional dan
profesional
Terwujudnya
sistem
informasi pegawai yang
tepat, akurat dan up to date
Persentase
ketersediaan
sistem informasi
pegawai yang
tepat, akurat dan up to date
% 100 100 100 100 100
29
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rasio PNS
Lulusan S1
% 59,27 60 60,1 60,3 60,49
Rasio PNS
Lulusan
S2/S3
% 2,71 3,09 3,2 3,3 3,4
2. Mewujudkan
sistem perencanaan
dan
rekruitmen
pegawai yang
transparan
dan akuntabel
Terwujudnya
sistem perencanaan
dan
rekruitmen
pegawai yang
transparan
dan akuntabel
Rasio
pemenuhan kebutuhan
formasi PNS
% 0,95 1,30 1,90 2,12 2,43
3.
Mewujudkan
peningkatan
kinerja dan
kedisiplinan
aparatur pemerintah
daerah
Terwujudnya
peningkatan
kinerja dan
disiplin PNS
Persentase
penurunan
pelanggaran
disiplin PNS
% 14 14 14 14 14
4. Meningkat kan
kompetensi
dan profesiona
lisme SDM
aparatur
Terwujudnya
peningkatan
kemampuan
Aparatur
Pemerintah Daerah
Rasio
aparatur
pemerintah
daerah yang
mengikuti diklat
% 36,00 36,5
0
37,00 37,00 37,5
5
5. Mewujudkan
sistem pemerintahan
meritokrasi
Terwujudnya
sistem pembinaan
karier
aparatur
berdasarkan
kemampuan,
kompetensi dan
profesionali
tas yang
dimiliki
Persentase
penempatan aparatur
pemerintah
daerah
sesuai
kemampuan,
kompetensi dan
profesionali
tas yang
dimiliki
% 100 100 100 100 100
6. Meningkatkan
kesejahteraan aparatur
pemerintah
daerah
Terwujudnya
peningkatan kesejahteraan
pegawai
sesuai
kompetensi
Persentase
fasilitasi pemenuhan
pemberian
hak dan
penghargaan
terhadap
kinerja aparatur
% 80 82 84 86 88
7. Meningkatkan
kualitas
layanan publik
dalam bidang
administrasi kepegawaian
Meningkatnya
Nilai Survey
Kepuasan
Masyarakat
Nilai Survey
Kepuasan
Masyarakat
angka 85 85,25 85,50 85,75 86
8. Mewujudkan
pemerintahan
yang
akuntabel
Terwujudnya
pemerintahan
yang
akuntabel
Nilai Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (SAKIP)
Nilai 60,01 60,10 60,30 61,00 62,00
30
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana organisasi perangkat daerah mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan dengan efektif dan efisien. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focused management). Rumusan strategi
berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan orientasi waktu serta
serangkaian arah kebijakan. Strategi yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan manajemen
kepegawaian daerah adalah :
1. Melakukan sensus/pendataan aparatur pemerintah daerah (PNS dan non PNS) secara valid dan akurat.
2. Mengembangkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi dengan sistem manajemen kepegawaian lainnya.
3. Melakukan penghitungan kebutuhan PNS menggunakan analisa
jabatan dan analisa kebutuhan pegawai. 4. Menyusun dokumen formasi PNS. 5. Melakukan ujian rekrutmen pegawai menggunakan CAT.
6. Peningkatan kualitas Pengukuran kompetensi dan penilaian kinerja pegawai yang dapat dipertanggung jawabkan.
7. Melaksanakan penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin aparatur pemerintah daerah secara intensif dan berkelanjutan.
8. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur pemerintah
daerah. 9. Menyediakan dana stimulan bagi PNS yang melaksanakan tugas
belajar. 10. Pembinaan karier bagi aparatur pemerintah daerah. 11. Menyelenggarakan uji kompetensi bagi pejabat struktural.
12. Pemenuhan hak-hak kepegawaian dan penghargaan bagi aparatur pemerintah daerah.
13. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian dan
administrasi perkantoran yang mengacu pada SOP. 14. Menyelenggarakan pemerintahan yang akuntabel.
Sedangkan kebijakan merupakan pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran.
Kebijakan yang akan diambil BKD kabupaten Banjarnegara dalam mewujudkan tujuan manajemen kepegawaian daerah adalah :
1. Terbentuknya data base kepegawaian secara valid dan akurat. 2. Terselenggaranya pengembangan SIMPEG online yang terintegasi
dengan sistem manajemen kepegawaian lainnya.
3. Tersedianya dokumen kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja. 4. Tersusunnya dokumen formasi PNS.
5. Terselenggaranya ujian rekrutmen aparatur pemerintah daerah menggunakan Computer Assisted Test (CAT).
6. Terlaksananya tes Position Competencies Assesment Program (PCAP)
yang digunakan untuk Jabatan Pimpinan Tinggi. 7. Melaksanakan uji kompetensi untuk jabatan middle manager (eselon
III dan IV) dalam penempatan pejabat struktural.
31
8. Penanganan kasus pelanggaran disiplin aparatur pemerintah daerah. 9. Pelaksanaan Bimtek Penegakan Disiplin Bagi Kasubag Umpeg.
10. Pelaksanaan Tes Narkoba bagi seluruh aparatur pemerintah daerah. 11. Pelaksanaan diklat prajab, diklatpim dan diklat teknis/fungsional. 12. Terpenuhinya bantuan stimulan tugas belajar kepada PNS yang
melaksanakan tugas belajar. 13. Penempatan aparatur sesuai dengan kompetensinya. 14. Terselenggaranya seleksi jabatan secara terbuka dan menyediakan
data talent pool PNS potensial. 15. Fasilitasi Pengurusan Pensiun dan Taspen.
16. Pembekalan ketrampilan bagi PNS pra purna tugas. 17. Pemberian penghargaan satyalencana bagi PNS berprestasi. 18. Fasilitasi pengurusan KGB, cuti, karis/karsu/karpeg, Kartu Taspen,
Pelaporan LHKPN, JKK dan Taperum bagi aparatur. 19. Fasilitasi pelayanan administrasi kepegawaian.
20. Pemenuhan kebutuhan administrasi perkantoran. 21. Terselenggaranya pemerintahan yang akuntabel.
Adapun rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan BKD
kabupaten Banjarnegara dalam lima (5) tahun mendatang ditampilkan dalam tabel 5.1 sebagai berikut :
32
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
VISI : BANJARNEGARA BERMARTABAT DAN SEJAHTERA
MISI 2 : Mewujudkan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Berdasarkan Konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Mewujudkan susunan pegawai yang rasional dan profesional
Terwujudnya sistem informasi pegawai yang tepat, akurat dan up to date
1. Melakukan sensus/pendataan aparatur pemerintah daerah (PNS dan non PNS) secara valid dan akurat.
2. Mengembangkan sistem informasi
kepegawaian yang terintegrasi dengan sistem manajemen kepegawaian lainnya.
1. Terbentuknya data base kepegawaian secara valid dan akurat.
2. Terselenggaranya pengembangan
SIMPEG online yang terintegasi dengan sistem manajemen kepegawaian lainnya.
2. Mewujudkan sistem perencanaan dan rekruitmen pegawai yang transparan dan akuntabel
Terwujudnya sistem perencanaan dan rekruitmen pegawai yang transparan dan akuntabel
1. Melakukan penghitungan kebutuhan PNS menggunakan analisa jabatan dan analisa kebutuhan pegawai.
2. Menyusun dokumen formasi PNS. 3. Melakukan ujian rekrutmen pegawai
menggunakan CAT.
1. Tersedianya dokumen kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja.
2. Tersusunnya dokumen formasi PNS. 3. Terselenggaranya ujian rekrutmen
aparatur pemerintah daerah menggunakan CAT.
3. Mewujudkan peningkatan kinerja dan kedisiplinan aparatur pemerintah daerah
Terwujudnya peningkatan kinerja dan disiplin PNS
1. Peningkatan kualitas Pengukuran kompetensi dan penilaian kinerja pegawai yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Melaksanakan penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin aparatur pemerintah daerah secara intensif dan berkelanjutan.
1. Terlaksananya tes PCAP yang digunakan untuk Jabatan pimpinan tinggi dan Melaksanakan uji kompetensi untuk jabatan middle manager (eselon III dan IV) dalam penempatan pejabat struktural.
2. Penanganan kasus pelanggaran disiplin aparatur pemerintah daerah.
3. Pelaksanaan Bimtek Penegakan Disiplin Bagi Kasubag Umpeg di seluruh OPD.
33
No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
4. Pelaksanaan Tes Narkoba bagi seluruh aparatur pemerintah daerah.
4. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM aparatur
Terwujudnya peningkatan kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur pemerintah daerah.
2. Menyediakan dana stimulan bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar.
1. Pelaksanaan diklat prajabatan, diklat struktural maupun diklat teknis dan fungsional bagi aparatur.
2. Terpenuhinya bantuan stimulan tugas belajar kepada PNS yang melaksanakan tugas belajar.
5. Mewujudkan sistem
pemerintahan meritokrasi
Terwujudnya sistem
pembinaan karier aparatur berdasarkan kemampuan, kompetensi dan profesionalitas yang dimiliki
1. Pembinaan karier bagi aparatur
pemerintah daerah. 2. Menyelenggarakan uji kompetensi bagi
pejabat struktural.
1. Penempatan aparatur sesuai dengan
kompetensinya. 2. Terselenggaranya seleksi jabatan
secara terbuka dan menyediakan data talent pool PNS potensial.
6.
Meningkatkan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah
Terwujudnya peningkatan kesejahteraan pegawai sesuai kompetensi
Pemenuhan hak-hak kepegawaian dan penghargaan bagi aparatur pemerintah daerah.
1. Fasilitasi Pengurusan Pensiun dan Taspen.
2. Pembekalan ketrampilan bagi PNS pra purna tugas.
3. Pemberian penghargaan satyalencana bagi PNS berprestasi.
4. Fasilitasi pengurusan KGB, cuti, karis/karsu/karpeg, Kartu Taspen, Pelaporan LHKPN, JKK dan Taperum bagi aparatur.
5. Fasilitasi pengurusan Kenaikan Pangkat PNS.
34
No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
7.
Meningkatkan kualitas layanan publik dalam bidang administrasi kepegawaian
Meningkatnya Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian dan administrasi perkantoran yang mengacu pada SOP.
1. Fasilitasi pelayanan administrasi kepegawaian.
2. Pemenuhan kebutuhan administrasi perkantoran.
8. Mewujudkan pemerintahan yang akuntabel
Terwujudnya pemerintahan yang akuntabel
Peningkatan Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Fasilitasi penyusunan dokumen perencanaan, pelaporan kinerja dan keuangan lingkup yang berkualitas dan akuntabel.
35
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Program dan kegiatan merupakan instrumen untuk mewujudkan
visi dan misi BKD. Sama dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Banjarnegara dalam rangka pelaksanaan Manajemen Kepegawaian Daerah, Badan Kepegawaian Daerah menyusun program dan kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi perkantoran 1) Kegiatan Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor
2) Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 3) Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 4) Kegiatan Penyediaan Bahan Logistik Kantor
5) Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran (PTT) 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1) Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
2) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 3) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung
Kantor 3. Program Fasilitasi Pindah / Purna Tugas PNS
1) Fasilitasi Pengurusan Pensiun PNS dan Taspen
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1) Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Struktural bagi PNSD
2) Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV 3) Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi bagi
PNS Daerah
4) Kegiatan Pengiriman Diklat Prajabatan 5) Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-
undangan
6) Kegiatan Bimbingan Teknis Penegakan Disiplin PNS 7) Kegiatan Pemberian Stimulan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD 6. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
1) Kegiatan pengembangan sistem informasi 2) Kegiatan Validasi dan pendataan tenaga honorer 3) Kegiatan Penerimaan Calon PNS
4) Kegiatan Penyusunan Formasi PNS 5) Kegiatan Proses Penanganan Kasus-kasus Pelanggaran Disiplin
PNS
6) Kegiatan Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS, HIV dan AIDS
7) Kegiatan Evaluasi Kompetensi Jabatan 8) Kegiatan Penempatan PNS 9) Kegiatan Pemberian Penghargaan bagi PNS Berprestasi
10) Kegiatan Fasilitasi Kenaikan Pangkat PNS 7. Program Pendidikan dan Kedinasan
1) Peningkatan keterampilan dan profesionalisme
Kegiatan-kegiatan tersebut diatas bersumber dari APBD Kabupaten
Banjarnegara. Selanjutnya, mengenai Rincian Pagu Indikator Lima Tahunan disajikan dalam tabel 6.1 sebagai berikut :
36
Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Badan Kepegawaian Daerah
No Tujuan Sasaran Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja Tujuan,
Sasaran, Program dan Kegiatan
Satuan
Data Capaian Tahun Sebelumnya
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Kondisi Kinerja Akhir
Periode Renstra
2016 2017 Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Mewujudka
n susunan
pegawai yang
rasional dan
profesional
Terwujudnya
sistem
informasi pegawai yang
tepat, akurat
dan up to date
Program
Pembinaan
dan Pengembanga
n Aparatur
Persentase
tersedianya
aplikasi sistem informasi pegawai
secara online
mod
ul
1
(100%)
1
(100%)
2 (60%) 70,000,0
00
1
(70%)
125,000,
000
1
(80%)
125,000,00
0
1
(90%)
125,000,00
0
1 (100%) 125,000,00
0
6
modul
(100%)
570,000,00
0
Kegiatan
Pengembanga
n Sistem Informasi
Persentase
tersedianya
aplikasi sistem informasi pegawai
secara online
mod
ul
1
(100%)
1
(100%)
2 (60%) 50,000,0
00
1
(70%)
100,000,
000
1
(80%)
100,000,00
0
1
(90%)
100,000,00
0
1 (100%) 100,000,00
0
6
modul
(100%)
450,000,00
0
Kegiatan
Validasi dan Pendataan
Tenaga
Honorer
Persentase tenaga
honorer yang terdata dan
tervalidasi
oran
g
2,082 0 1,954 20,000,0
00
1,950 25,000,0
00
1,850 25,000,000 1,800 25,000,000 1,770 25,000,000 1,770 120,000,00
0
37
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 Mewujudk
an sistem
perencana
an dan
rekruitme
n pegawai
yang
transparan
dan
akuntabel
Terwujudny
a sistem
perencanaan
dan
rekruitmen
pegawai
yang
transparan
dan
akuntabel
Program
Pembinaan
dan
Pengemban
gan
Aparatur
Persentase
pemenuhan
kebutuhan PNS
% 1,029 430,000,
000
0,699 770,000,
000
2,833 770,000,0
00
2,894 770,000,0
00
2,911 770,000,0
00
3,510,000,
000
Kegiatan
Seleksi
Penerimaan
CPNS
Jumlah
tambahan
alokasi formasi
CPNS
oran
g/
form
asi
0 0=CPN
S
umum;
216=Bi
dan
Kemen
kes;
21=TH
L
pertania
n
71 400,000,
000
50 700,000,
000
200 700,000,0
00
200 700,000,0
00
200 700,000,0
00
3,200,000,
000
Kegiatan
Penyusunan
Formasi
PNS
Persentase
pemenuhan
dokumen
formasi PNS
% 500 org 0 100 30,000,0
00
100 70,000,0
00
100 70,000,00
0
100 70,000,00
0
100 70,000,00
0
310,000,0
00
Seleksi
Tenaga
Harian
Lepas
Tersedianya
Tenaga Harian
Lepas yang
kompeten
% 0 100%
(40 org)
- - - - - - - - - - - -
3 Mewujudk
an
peningkat
an kinerja
dan
kedisiplin
an
aparatur
pemerinta
h daerah
Terwujudny
a
peningkatan
kinerja dan
kedisiplinan
PNS
Program
Pembinaan
dan
Pengemban
gan
Aparatur
Persentase
penanganan
pelanggaran
disiplin
% 100 100 100 150,000,
000
100 200,000,
000
100 200,000,0
00
100 200,000,0
00
100 200,000,0
00
100 950,000,0
00
38
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kegiatan
Proses
penanganan
kasus-kasus
pelanggaran
disiplin PNS
Persentase
penanganan
pelanggaran
disiplin
% 93
kasus
(64,14
%)
71
kasus
(88,75
%)
100 100,000,
000
100 150,000,
000
100 150,000,0
00
100 150,000,0
00
100 150,000,0
00
100 700,000,0
00
Kegiatan
Peningkatan
penanggula
ngan
Narkoba,P
MS,HIV
dan AIDS
Jumlah PNS
yang mengikuti
tes Narkoba
oran
g
819
(pejabat
struktur
al)
625 300 50,000,0
00
300 50,000,0
00
300 50,000,00
0
300 50,000,00
0
300 50,000,00
0
250,000,0
00
4 Meningkat
kan
kompetens
i dan
profesiona
lisme
SDM
aparatur
Terwujudny
a
peningkatan
kemampuan
Aparatur
Pemerintah
Daerah
Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber
Daya
Aparatur
Persentase
pejabat
struktural yang
mengikuti
diklatpim
% 2,035,00
0,000
2,675,00
0,000
4,635,000,
000
4,730,000,
000
4,830,000,
000
18.90.000.
000
Kegiatan
Diklat
Struk- tural
bagi PNSD
Jumlah pejabat
eselon II dan III
yang terfasilitasi
mengikuti diklat
Struktural
oran
g
23 10 10 360,000,
000
10 375,000,
000
10 375,000,0
00
10 450,000,0
00
10 450,000,0
00
2,010,000,
000
Kegiatan
Penyelengg
araan
Diklatpim
IV
Jumlah pejabat
eselon IV yang
terfasilitasi
mengikuti
diklatpim
oran
g
40 40 40 780,000,
000
40 800,000,
000
40 800,000,0
00
40 850,000,0
00
40 900,000,0
00
4,130,000,
000
39
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kegiatan
Diklat
teknis tugas
dan fungsi
bagi PNSD
Jumlah aparatur
pemerintah
daerah yang
mengikuti diklat
teknis/fungsiona
l
oran
g
144 124 155 410,000,
000
150 400,000,
000
150 400,000,0
00
150 450,000,0
00
150 500,000,0
00
2,160,000,
000
Kegiatan
Pengiriman
Diklat
Prajabatan
Persentase
terfasilitasinya
diklat pra
jabatan bagi
CPNS Gol. II
dan III
oran
g
216 21 cpns
(100%)
75,000,0
00
50
cpns
(100%
)
650,000,
000
200
cpns
(100%
)
2,600,000,
000
200
cpns
(100%
)
2,600,000,
000
200
cpns
(100%)
2,600,000,
000
8,525,000,
000
Kegiatan
Bintek
Implementa
si Peraturan
Per-Uuan
Jumlah aparatur
yang mengikuti
bimtek
implementasi
peraturan
PerUUan
oran
g
0 0 100 80,000,0
00
95 100,000,
000
95 100,000,0
00
- - 280,000,0
00
Kegiatan
Bintek
Penegakkan
disiplin PNS
Jumlah pejabat
struktural yang
mengikuti
bimtek
penanganan
pelanggaran
disiplin PNS
oran
g
260 0 80 80,000,0
00
120 150,000,
000
120 160,000,0
00
120 180,000,0
00
120 180,000,0
00
750,000,0
00
Kegiatan
Pemberian
Stimulan
Tugas
Belajar dan
Ikatan Dinas
Jumlah PNS
yang
memperoleh
bantuan tugas
belajar
oran
g
46 26 30 250,000,
000
30 200,000,
000
30 200,000,0
00
30 200,000,0
00
30 200,000,0
00
1,050,000,
000
40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 Mewujud
kan sistem
pemerinta
han
meritokras
i
Terwujud
nya sistem
pembinaan
karier
aparatur
berdasarkan
kemampu
an,
kompetensi
dan
profesionalit
as yang
dimiliki
Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber
Daya
Aparatur
Persentase
pejabat
struktural yang
mengikuti uji
kompetensi
%
100 200,000,
000
100 450,000,
000
100 250,000,0
00
100 300,000,0
00
100 450,000,0
00
100 1,650,000,
000
Kegiatan
Evaluasi
Kompetensi
Jabatan
Jumlah PNS
yang mengikuti
Uji Kompetensi
oran
g
614 10 100 org
(16,27%
)
200,000,
000
650
org
(94,03
%)
450,000,
000
50 org
(7,8%
)
250,000,0
00
100
org
(16,27
%)
300,000,0
00
50 org
(7,8%)
450,000,0
00
950 1,650,000,
000
Program
Pembinaan
dan
Pengemban
gan
Aparatur
Persentase
aparatur
pemerintah
daerah yang
dimutasikan
% 100 150,000,
000
100 150,000,
000
100 175,000,0
00
100 200,000,0
00
100 250,000,0
00
100 925,000,0
00
Kegiatan
Penempatan
PNS
Jumlah pejabat
struktural yang
dimutasikan
oran
g
137 759 300 150,000,
000
300 150,000,
000
300 175,000,0
00
300 200,000,0
00
300 250,000,0
00
1,500 925,000,0
00
Jumlah jabatan
fungsional
(umum dan
tertentu) yang
dimutasikan
oran
g
1,600 183 200 200 200 200 200 1,000 -
6 Meningkat
kan
kesejahter
aan
aparatur
pemerinta
h daerah
Terwujudny
a
peningkatan
kesejahteraa
n aparatur
sesuai
kompetensi
Program
Pembinaan
dan
Pengemban
gan
Aparatur
Persentase PNS
yang
mendapatkan
penghargaan
% 100 100 100 130,000,
000
100 430,000,
000
100 500,000,0
00
100 460,000,0
00
100 480,000,0
00
100 2,000,000,
000
Pemberian
Penghargaa
n bagi PNS
berprestasi
Jumlah PNS
yang
mendapatkan
penghargaan
% 134 100 100
orang
30,000,0
00
100
orang
100,000,
000
100
orang
120,000,0
00
100
orang
130,000,0
00
100
orang
140,000,0
00
520,000,0
00
41
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Fasilitasi
Kenaikan
Pangkat
PNS
Terprosesnya
kenaikan
pangkat PNS
secara tepat dan
akurat
org 928 1,079 1,000 100,000,
000
850 150,000,
000
700 150,000,0
00
900 150,000,0
00
850 150,000,0
00
700,000,0
00
Fasilitas
Kesejahtera
an PNS
Terpenuhinya
pelayanan KGB,
Cuti,
Karis/Karsu,
karpeg, Kartu
Taspen,
Pelaporan
LKHPN, JKK/
JKM, Taperum
yang cepat dan
inovatif
orang 0 0 0 - 6.046
orang
(100
%)
120,000,
000
6.046
orang
(100
%)
130,000,0
00
6.046
orang
(100
%)
60,000,00
0
6.046
orang
(100 %)
60,000,00
0
6.046
orang
(100
%)
370,000,0
00
Peningkatan
kualitas
kehidupan
kerja
Terwujudnya
peningkatan
kualitas
kehidupan kerja
PNS
orang 0 0 0 - 200 60,000,0
00
250 100,000,0
00
300 120,000,0
00
350 130,000,0
00
1,100 410,000,0
00
Program
Fasilitasi
Pindah/Purn
a Tugas
PNS
Terwujudnya
kesejahteraan
PNS
oran
g
369 354 373 85,000,0
00
255 100,000,
000
398 100,000,0
00
373 125,000,0
00
375 200,000,0
00
610,000,0
00
Kegiatan
Fasilitasi
Pengurusan
Pensiun
PNS dan
Taspen
Jumlah PNS
yang difasilitasi
dalam
pengurusan
Pensiun dan
Taspen
oran
g
369 354 373 85,000,0
00
255 100,000,
000
398 100,000,0
00
373 125,000,0
00
375 200,000,0
00
610,000,0
00
42
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Program
Pendidikan
Kedinasan
Terwujudnya
kesejahteraan
PNS
oran
g
40 40 org
(100%)
150,000,
000
40 org
(100%
)
180,000,
000
40 org
(100%
)
180,000,0
00
40 org
(100%
)
200,000,0
00
40 org
(100%)
200,000,0
00
910,000,0
00
Kegiatan
Peningkatan
Ketrampilan
dan
Profesionali
sme
Jumlah PNS
yang
mendapatkan
pembekalan
purna tugas
oran
g
40 40 org
(100%)
150,000,
000
50 org
(100%
)
180,000,
000
50 org
(100%
)
180,000,0
00
60 org
(100%
)
200,000,0
00
70 org
(100%)
200,000,0
00
910,000,0
00
7 Meningkat
kan
kualitas
layanan
publik
dalam
bidang
administra
si
kepegawai
an
Meningkatn
ya Nilai
Survey
Kepuasan
Masyarakat
Program
Pelayanan
Administra
si Perkanto
ran
Persentase
administrasi
perkantoran
yang terlayani
% 100 100 100 704,681,
250
100 769,610,
625
100 840,756,0
01
100 918,725,1
28
100 1,004,185,
846
100 4,237,958,
850
Kegiatan
Penyediaan
jasa
peralatan
dan
perlengka
pan kantor
persentase
tersedianya jasa
peralatan dan
perlengkapan
kantor
% 100 100 100 110,775,
000
100 116,313,
750
100 122,129,4
38
100 128,235,9
09
100 134,647,7
05
100 612,101,8
02
Kegiatan
Penyediaan
jasa
administrasi
keuangan
Persentase
terbayarnya
honor pengelola
keuangan
dengan baik
% 100 100 100 36,356,2
50
100 39,991,8
75
100 43,991,06
3
100 48,390,16
9
100 53,229,18
6
100 221,958,5
43
Kegiatan
Penyediaan
peralatan
dan
perlengkapa
n kantor
persentase (%)
tersedianya
peralatan dan
perlengkapan
kantor
% 100 100 100 15,750,0
00
100 17,325,0
00
100 19,057,50
0
100 20,963,25
0
100 23,059,57
5
100 96,155,32
5
43
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kegiatan
Penyediaan
bahan
logistik
kantor
persentase
tersedianya
bahan logistik
kantor
% 100 100 100 388,500,
000
100 427,350,
000
100 470,085,0
00
100 517,093,5
00
100 568,802,8
50
100 2,371,831,
350
Kegiatan
Penyediaan
jasa
administrasi
perkantoran
(PTT)
Persentase
terbayarnya
honor PTT dan
THL
dilingkungan
OPD
% 100 100 100 153,300,
000
100 168,630,
000
100 185,493,0
00
100 204,042,3
00
100 224,446,5
30
100 935,911,8
30
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Persentase
sarana dan
prasarana
aparatur yang
terpenuhi
% 100 100 100 557,250,
000
100 361,482,
188
100 379,556,2
97
100 398,534,1
11
100 418,460,8
17
100 2,115,283,
413
Kegiatan
Pengadaan
perlengkapa
n gedung
kantor
persentase
tersedianya
perlengkapan
gedung kantor
yang memadai
% 100 80 100 300,000,
000
100 91,369,6
88
100 95,938,17
2
100 100,735,0
80
100 105,771,8
34
100 693,814,7
74
Kegiatan
Pemeliharaa
n rutin/
berkala
gedung
kantor
persentase
terpenuhinya
gedung kantor
yang
memerlukan
pemeliharaan
% 100 75 100 42,000,0
00
100 44,100,0
00
100 46,305,00
0
100 48,620,25
0
100 51,051,26
3
100 232,076,5
13
Kegiatan
Kegiatan
Pemeliharaa
n rutin/
berkala
perlengkapa
n gedung
kantor
persentase
terpenuhinya
perlengkapan
gedung kantor
yang
memerlukan
pemeliharaan
% 100 100 100 215,250,
000
100 226,012,
500
100 237,313,1
25
100 249,178,7
81
100 261,637,7
20
100 1,189,392,
126
44
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
8 Mewujudk
an
pemerinta
han yang
akuntabel
Terwujudny
a
pemerintaha
n yang
akuntabel
Program
Peningkatan
pengemban
gan sistem
pelaporan
capaian
kinerja dan
keuangan
Persentase
pemenuhan
dokumen
laporan capaian
kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja OPD
yang tersusun
% 100 100 100 60,000,
000
100 50,000,
000
100 50,000,00
0
100 50,000,00
0
100 50,000,00
0
100 260,000,0
00
Kegiatan
Penyusunan
laporan
capaian
kinerja dan
ikhtisar
realisasi
kinerja OPD
Tersedianya
dokumen
laporan
keuangan,
laporan capaian
kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja
dok 7 7 7 60,000,
000
6 50,000,
000
6 50,000,00
0
6 50,000,00
0
6 50,000,00
0
6 260,000,0
00
45
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Indikator kinerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Banjarnegara yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
Perangkat daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Indikator kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ditampilkan dalam Tabel 7.1 sebagai berikut :
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD
N
o Indikator
Sat
uan
Kondisi Awal
Target Capaian Setiap Tahun Target Akhir
RPJMD 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1. Persentase ketersediaan sistem informasi pegawai yang tepat, akurat dan up to date
% 100 100 100 100 100 100 100
2. Rasio PNS lulusan S1
% 61 59,27 60 60,1 60,3 60,5 60,5
3. Rasio PNS lulusan S2 dan S3
% 2,69 2,71 3,09 3,2 3,3 3,4 3,4
4. Rasio pemenuhan kebutuhan formasi PNS
% 35,23 0,95 1,30 1,90 2,12 2,43 0,95
5. Persentase penurunan pelanggaran disiplin PNS
% 23,66 14 14 14 14 14 14
6. Rasio aparatur pemerintah daerah yang mengikuti diklat
% 35,23 36,00 36,50 37,00 37,00 37,55 36,00
7. Persentase penempatan aparatur pemerintah daerah sesuai
kemampuan, kompetensi dan profesionalitas yang dimiliki
% 100 100 100 100 100 100 100
46
No
Indikator Satuan
Kondisi Awal
Target Capaian Setiap Tahun Target Akhir
RPJMD 2017 2018 2019 2020 2021 2022
8. Persentase fasilitasi pemenuhan pemberian hak dan penghargaan terhadap kinerja aparatur
% 70,58 80 82 84 86 88 88
9. Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Nilai 84,57 85 85,25 85,50 85,75 86 86
10. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Nilai 54,09 60,01 60,10 60,30 61,00 62,00 62,00
47
BAB VIII PENUTUP
Untuk memenuhi semua ketentuan normatif peraturan perundangan
mengenai perencanaan nasional dan daerah maka perlu disusun rangkaian
dokumen perencanaan pada Organisasi Perangkat Daerah sebagi berikut : 1. Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah (Renstra BKD)
Merupakan dokumen perencanaan teknis operasional lima tahunan yang disusun oleh BKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk menjabarkan RPJM Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi dan
kebijakan pembangunan. 2. Rencana Kerja BKD (Renja BKD) Perencanaan pembangunan tahunan Satuan Kerja merupakan Dokumen
Perangkat Daerah yang disusun dengan berpedoman pada Renstra BKD, dengan kata lain Renja BKD merupakan penjabaran dari Renstra BKD.
Renstra BKD selain sebagai pedoman dan penentu arah kebijakan lima tahunan, juga berguna sebagai dasar evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan BKD.
Untuk menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan kerangka pengukuran kinerja yang didukung oleh tersedianya data kinerja
yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten serta indikator sasaran yang realistis dan akuntabel. Sebagai bahan evaluasi terhadap tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan dengan membandingkan antara : 1. Kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan; 2. Kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya;
3. Kinerja nyata dengan kinerja standar pelayanan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan BKD lima
tahun ke depan sebagaimana telah diuraikan di depan, sangat ditentukan oleh kemauan kuat (good will) dan ketetapan hati (komitmen) dari semua pemangku kepentingan (stake holder) pembangunan serta adanya dukungan dana yang
mencukupi. Diharapkan seluruh aparatur di Sekretariat dan bidang-bidang pada
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara dapat menjalin koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra ini dapat tercapai.
Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat nasional dan atau daerah, maka dapat dilakukan perubahan Renstra Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjarnegara sesuai dengan kaidah dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.