i
RENCANA AKSI
PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PETERNAKAN KABUPATEN SUKABUMI Jl. Raya Bojongkokosan Parungkuda Kabupaten Sukabumi Telp./Faks. (0266) 533137
ii
RINGKASAN
Rencana aksi (action plan) adalah dokumen perencanaan operasional
yang lebih rinci di tingkat Kabupaten untuk melaksanakan kegiatan
pengembangan kawasan. Manfaat penyusunan rencana aksi kawasan pertanian
di tingkat kabupaten antara lain sebagai acuan dalam merencanakan dan
melakanakan program dan kegiatan pengembangan kawasan peternakan,
sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-proposal
berdasarkan peta potensi pengembangan kawasan pertanian dan sebagai bahan
evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan kawasan komoditas
pertanian.
Kawasan peternakan adalah gabungan dari sentra-sentra peternakan
yang terkait secara fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial
budaya maupun infrastruktur sedemikian rupa sehingga memenuhi batasan
luasan minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen pembangunan
wilayah.
Kawasan pertanian kabupaten adalah kawasan yang ditetapkan oleh
Bupati dengan kriteria memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau
berpotensi tinggi terhadap produksi kabupaten, difasilitasi oleh APBD kabupaten
dan atau didukung oleh APBN sebagai pendamping serta dapat didukung oleh
APBD Provinsi untuk mengembangkan komoditas unggulan kabupatendan
mengembangkan komoditas unggulan kabupaten
Kawasan peternakan adalah kawasan existing (yang sudah terbentuk)
atau lokasi baru yang memiliki sumber daya alam sesuai agroekosistem dan
lokasinya dapat berupa hamparan dan atau spot partial (luasan terpisah) yang
terhubung secara fungsional melalui aksebilitas yang baik dalam satu kawasan
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pengembangan ternak yang memadai.
Kawasan peternakan harus memiliki padang penggembalaan dan atau
hijauan makanan ternak serta dapat dikembangkan dengan pola integrasi ternak-
perkebunan, ternak-tanaman pangan, ternak-hortikultura.
iii
Tujuan pengembangan kawasan pertanian/peternakan adalah
mendukung tercapainya EMPAT TARGET SUKSES Kementerian Pertanian
antara lain pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan,
peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan
ekspor dan peningkatan kesejahteraan petani.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kawasan peternakan
adalah meningkatnya kuantitas produksi, kualitas produk dan kesinambungan
produksi komoditas yang dihasilkan.
Sesuai Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bahwa Pemerintah Kabupaten memiliki kewenangan
berkaitan dengan kawasan peternakan antara lain :
1) Penetapan dan pengawasan peternakan di wilayah kabupaten,
2) Penetapan peta potensi peternakan wilayah kabupaten
3) Bimbingan penetapan kawasan industri peternakan rakyat
4) Pengembangan lahan hijauan pakan
5) Penetapan padang penggembalaan
Kabupaten Sukabumi menetapkan kawasan peternakan di 17 (Tujuh
Belas) kecamatan yaitu kecamatan Ciracap, Surade, Jampangkulon, Ciemas,
Cibitung, Waluran, Cimanggu, Kalibunder, Tegalbuleud, Cidolog, Pabuaran,
Purabaya, Gegerbitung, Caringin, Kadudampit, Kalapanunggal dan
Kabandungan. Seluruh kecamatan tersebut merupakan wilayah yang memiliki
potensi besar untuk dikembangkan sapi potong karena didukung oleh potensi
pakan ternak yang besar, lahan yang luas dan dukungan sosial budaya
masyarakat.
Penetapan seluruh kecamatan tersebut sebagai kawasan peternakan
dengan beberapa pertimbangan yaitu memiliki populasi sapi potong yang relative
lebih banyak dan memberikan share populasi sebesar 63,45% dari seluruh
populasi di Kabupaten Sukabumi. Populasi sapi potong di 17 kecamatan tersebut
sebanyak 11.398 ekor terdiri dari 3.532 ekor jantan dan 7.866 ekor betina.
iv
Secara aggregat populasi sapi potong di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2015
sebanyak 17.964 ekor.
Jumlah peternak atau Rumah Tangga Peternak sapi potong (RTP) di 17
kecamatan kawasan peternakan tersebut sebanyak 4.259 unit RTP atau
memberikan share sebesar 77,23% dari seluruh RTP sapi potong di Kabupaten
Sukabumi. Rumah Tangga Peternak (RPT) sapi potong di Kabupaten Sukabumi
berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2013 sebanyak 5.515 unit.
Kegiatan pengembangan kawasan peternakan sapi potong akan
dilaksanakan selama 5 tahun mulai tahun 2017 sampai dengan 2021. Dana
yang dialokasikan untuk melaksanakan pengembangan kawasan peternakan ini
berasal dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten Sukabumi pada tahun
anggaran 2017 sampai dengan 2021.
Indikator outcome dari pengembangan kawasan peternakan adalah
meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu komoditas unggulan yang
dikembangkan; meningkatnya aktivitas pasca panen dan kualitas produk;
meningkatnya aktivitas pengolahan dan nilai tambah produk; meningkatnya
jaringan pemasarana komoditas; meningkatnya pendapatan pelaku usaha
komoditas; meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha;
meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan, pasar input dan
output, teknologi dan informasi.
v
KATA PENGANTAR
Pembangunan peternakan di Kabupaten Sukabumi bertujuan untuk penyediaan
pangan asal ternak (daging, susu dan telur) dan penyediaan lapangan kerja. Kondisi
saat ini terjadi ketimpangan antara kebutuhan daging sapi dan produksi daging sapi
sehingga gap tersebut harus dipenuhi dari impor baik dari daerah lain maupun dari
negara lain melalui perusahaan feedlotter.
Pengembangan peternakan sapi potong melalui pendekatan kawasan
merupakan strategi yang sangat bagus. Pembangunan peternakan yang terpadu dalam
satu kawasan akan menciptakan aglomerasi atau pemusatan sumber daya sehingga
akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sarana produksi peternakan.
Pengembangan kawasan peternakan sapi potong dimaksudkan untuk
mengintegrasikan kegiatan usaha tani mulai dari sub sistem hulu, on farm dan hilir.
Oleh karena itu program dan kegiatan pembangunan peternakan akan difokuskan di
lokasi kawasan peternakan sapi potong yang bertujuan untuk mempercepat
peningkatan populasi dan produksi sapi potong, meningkatkan nilai tambah dan daya
saing peternakan sapi potong dan pada akhirnya dapat memberikan kesejahteraan bagi
para peternak.
Sukabumi, Oktober 2016
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi
Ir. IWAN KARMAWAN, MM NIP. 19601230 198903 1 010
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................................... v DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1. ................................................................................................................................ K
onsep Dasar Rencana Aksi .............................................................................. 1 1.2. ................................................................................................................................ K
erangka Dasar .................................................................................................. 3 1.3. ................................................................................................................................ Al
ur Penyusunan Rencana Aksi .......................................................................... 4
BAB II. MATRIKS PROGRAM RENCANA AKSI ......................................................... 7 2.1. ................................................................................................................................ S
asaran Program dan Kegiatan .......................................................................... 7 2.2. ................................................................................................................................ R
encana Pelaksanaan Kegiatan ......................................................................... 7 a. .............................................................................................................................. Lo
kasi (kec/desa).................................................................................................. 7 b. .............................................................................................................................. W
aktu ................................................................................................................. 10 c. .............................................................................................................................. S
atker Pelaksana .............................................................................................. 11 d. .............................................................................................................................. R
encana Pembiayaan ....................................................................................... 11 2.3. ................................................................................................................................ In
dikator Output dan Outcome ........................................................................... 11
BAB III. MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN ............................................ 16 3.1. ................................................................................................................................ Im
plementasi/Operasionalisasi ........................................................................... 16 3.2. ................................................................................................................................ M
onitoring, Evaluasi dan Pelaporan .................................................................. 17 LAMPIRAN ................................................................................................................ 20 Tabel 3. Matrik Program Rencana Aksi ..................................................................... 20 Tabel 4. Rekapitulasi Matrik Program Rencana ........................................................ 31 Tabel 5. Matrik Rencana Aksi ................................................................................... 39
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Konsep Dasar Rencana Aksi
Rencana aksi (action plan) adalah dokumen perencanaan operasional
yang lebih rinci di tingkat Kabupaten untuk melaksanakan kegiatan
pengembangan kawasan. Rencana aksi disusun dengan mengacu pada arahan
kebijakan dan strategi yang tertuang di dalam Master Plan kawasan pertanian di
tingkat provinsi. Rencana aksi merupakan acuan teknis dalam menyusun
kegiatan pengembangan kawasan pertanian yang spesifik lokasi sesuai
agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi setempat. Dengan demikian posisi
action plan adalah bagian dari kerangka dasar perencanaan pengembangan
kawasan pertanian.
Adapun manfaat penyusunan rencana aksi kawasan pertanian di tingkat
kabupaten antara lain :
a) sebagai acuan dalam merencanakan dan melakanakan program dan
kegiatan pengembangan kawasan komoditas unggulan pertanian nasional
secara terarah dan terfokus di tingkat lapangan sehingga dapat
mengarahkan pelaksanaan kegiatan secara bertahap dan
berkesinambungan dalam bentuk perencanaan multi years,
b) sebagai rujukan bagi daerah dalam mengusulkan kegiatan melalui e-
proposal berdasarkan peta potensi pengembangan kawasan pertanian
c) sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan
kawasan komoditas pertanian apakah sudah tercapai sesuai target yang
direncanakan termasuk kebutuhan alokasi dana yang diperlukan
Rencana aksi merupakan bagian dari rancang bangun pengembangan
kawasan pertanian yang bersifat scientific atau teknokratik untuk mengarahkan
pengembangan dan pembinaan kawasan pertanian. Rancang bangun
pengembangan kawasan pertanian disusun berdasarkan analisis teknokratis dan
rencana kerja melalui telaah kebijakan serta analisis pemeringkatan, klasifikasi
dan pemetaan kawasan serta analisis data dan informasi tabular dan spasial.
2
Rencana kerja merupakan penjabaran operasional dari master plan sebagai
upaya untuk menyusun rencana yang lebih rinci dalam kurun waktu tahun jamak
(multi years).
Sentra peternakan merupakan bagian dari kawasan yang memiliki ciri
tertentu dimana didalamnya terdapat kegiatan produksi peternakan unggulan.
Sentra peternakan merupakan wilayah yang lebih khusus untuk pengembangan
komoditas unggulan yang secara sosial budaya telah puluhan tahun dipelihara
oleh masyarakat pedesaan di Sukabumi. Sentra peternakan didukung oleh
prasarana dan sarana untuk mengembangkan populasi sapi potong. Sentra
peternakan terdapat suatu kesatuan fungsional secara fisik lahan, geografis,
agroklimat, infrastruktur dan kelembagaan serta SDM yang berpotensi untuk
berkembangnya suatu komoditas unggulan.
Kawasan peternakan adalah gabungan dari sentra-sentra peternakan
yang terkait secara fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial
budaya maupun infrastruktur sedemikian rupa sehingga memenuhi batasan
luasan minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen pembangunan
wilayah.
Kawasan pertanian menurut administrasi pengelolaan terdiri dari kawasan
pertanian nasional, kawasan pertanian provinsi dan kawasan pertanian
kabupaten.
Kawasan pertanian kabupaten adalah kawasan yang ditetapkan oleh
Bupati dengan kriteria :
1. Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi terhadap
produksi kabupaten
2. Difasilitasi oleh APBD kabupaten dan atau didukung oleh APBN sebagai
pendamping serta dapat didukung oleh APBD Provinsi untuk
mengembangkan komoditas unggulan kabupaten
3. Mengembangkan komoditas unggulan kabupaten
Kawasan peternakan adalah kawasan existing (yang sudah terbentuk)
atau lokasi baru yang memiliki sumber daya alam sesuai agroekosistem dan
lokasinya dapat berupa hamparan dan atau spot partial (luasan terpisah) yang
3
terhubung secara fungsional melalui aksebilitas yang baik dalam satu kawasan
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pengembangan ternak yang memadai.
Kawasan peternakan harus memiliki padang penggembalaan dan atau hijauan
makanan ternak serta dapat dikembangkan dengan pola integrasi ternak-
perkebunan, ternak-tanaman pangan, ternak-hortikultura.
1.2. Kerangka Dasar
Dalam penyusunan rencana aksi diperlukan tim kerja atau kelompok kerja
yang didalamnya beranggotakan atau melibatkan para tenaga ahli sesuai pada
bidang kepakarannya baik di bidang teknis, sosial dan ekonomi sehingga
hasilnya akan komprehensif. Model penyusunan rencana aksi adalah tidak baku
karena masing-masing komoditas unggulan bersifat unik dan spesifik.
Rencana aksi dususun dalam bentuk matriks rencana program yang
komponen isinya mencakup :
1) Jenis kegiatan dan volume
2) Lokasi (kecamatan/desa)
3) Jadwal pelaksanaan
4) Satuan kerja pelaksana
5) Proyeksi kebutuhan dan sumber pendanaan
6) Indikator output dan outcome
Kerangka analisis rencana aksi terbagi ke dalam 5 bagian besar yaitu :
1) Analisis pemilihan sub kegiatan atau komponen kegiatan
2) Analisis pemilihan lokasi kegiatan
3) Analisis pemilihan calon penerima manfaat kegiatan dan satuan kerja
pelaksana
4) Analisis penyusunan anggaran pembiayaan
5) Analisis penyusunan indikator output dan outcome
Jenis kegiatan dalam matriks rencana aksi disusun menurut nomenklatur
kegiatan yang ada di Kementerian Pertanian berdasarkan aspek sub-sistem
agribisnis yang ada. Selanjutnya dalam pelaksanaan dapat diartikan suatu
4
agenda tentative mulai dari pengajuan proposal kegiatan dan anggaran yang
akan dibahas pada forum perencanaan hingga ke tahap implementasi di
lapangan.
Satker pelaksana yang diharapkan berfungsi sebagai penanggungjawab
pelaksanaan kegiatan maupun yang diharapkan berperan sebagai instansi
penunjang yang mendukung pelaksanaan kegiatan, posisinya disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Indikasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam master plan
secara umum masih bersifat generic dan indikatif seperti pengembangan usaha
perbenihan/perbibitan, peningkatan produktivitas budidaya, pengembangan
pasca panen dan pengolahan hasil atau kerjasama pemasaran. Kegiatan yang
masih bersifat generic dan indikatif masih harus dirinci ke dalam sub kegiatan
atau kompenen kegiatan yang lebih unik dan spesifik sesuai permasalahan,
kebutuhan dan aspirasi actual masyarakat peternak di lapangan.
Indikator output dalam matriks rencana aksi adalah hasil-hasil yang
diperoleh dan dirasakan segera setelah dilaksanakannya komponen/detail
kegiatan. Indikator outcome adalah hasil lanjutan yang diperoleh setelah
diberdayakannya output kegiatan.
Untuk menentukan sub kegiatan atau komponen kegiatan yang akan
dituangkan ke dalam rencana aksi dilakukan survey atau observasi dengan
menggunakan prinsip pendekatan perencanaan partisipatif seperti Participatory
Rural Appraisal (PRA). Pemilihan desa sebagai lokasi PRA dilakukan dengan
metode pusposive sampling yang mewakili tipologi agroekosistem dan tingkat
perkembangan agribisnis di masing-masing wilayah. Di dalan proses PRA
dilakukan proses Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan unsur pelaku
utama yang terlibat dalam aktivitas actual di dalam kawasan.
1.3. Alur Penyusunan Rencana Aksi
Proses dan metode penyusunan rencana aksi pengembangan kawasan
pertanian di kabupaten adalah sebagai berikut :
5
1) Tim teknis kabupaten mengkoordinasikan pembentukan tim penyusun dan
mengusulkannya kepada tim Pembina kabupaten untuk disetujui dan
ditugaskan sebagai tim penyusun rencana aksi pengembangan kawasan
peternakan nasional di kabupaten. Komposisi melibatkan para pemangku
kepentingan yang ada di lokasi kawasan
2) Tim pembina kabupaten menetapkan tim penyusun rencana aksi
pengembangan kawasan peternakan nasional di kabupaten
3) Tim teknis provinsi mendampingi proses penyusunan rencana aksi agar
sejalan dengan master plan yang telah disuse
4) Proses identifikasi permasalahan dan analisis situasi wilayah dihimpun
melalui Focus Group Discussion (FGD) dan Participatory Rural Appraisal
(PRA) dengan melibatkan pemangku kepentingan di tingkat lokasi
kawasan.
6
Gambar 1. Skema alur proses analisis penyusunan master plan dan road map/rencana aksi pengembangan kawasan pertanian
7
BAB II MATRIKS PROGRAM RENCANA AKSI
2.1. Sasaran Program dan Kegiatan
Tujuan pengembangan kawasan pertanian/peternakan adalah
mendukung tercapainya EMPAT TARGET SUKSES Kementerian Pertanian
antara lain :
1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
2. Peningkatan diversifikasi pangan
3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
4. Peningkatan kesejahteraan petani
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kawasan peternakan
adalah meningkatnya kuantitas produksi, kualitas produk dan kesinambungan
produksi komoditas yang dihasilkan. Pengembangan komoditas sapi potong di
kawasan peternakan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu mulai
dari pengadaan input produksi hingga pemasaran yang dihasilkan peternakan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan kawasan
peternakan dapat meliputi aspek pengadaan input produksi, proses produksi
komoditas, aspek pemasaran, pengolahan komoditas, serta aspek penyuluhan
dan permodalan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan komoditas
unggulan di kawasan setempat.
2.2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
a. Lokasi (kec/desa)
Sesuai Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bahwa Pemerintah Kabupaten memiliki kewenangan
berkaitan dengan kawasan peternakan antara lain :
1. Penetapan dan pengawasan peternakan di wilayah kabupaten,
2. Penetapan peta potensi peternakan wilayah kabupaten
3. Bimbingan penetapan kawasan industri peternakan rakyat
4. Pengembangan lahan hijauan pakan
8
5. Penetapan padang penggembalaan
Grafik 1. Populasi Sapi Potong di Kawasan Peternakan Sapi Potong (17 Kecamatan) Tahun 2015
Kawasan strategis pengembangan kawasan peternakan sapi potong di
Kabupaten Sukabumi antara lain di Kecamatan :
1. Ciracap 7. Cimanggu, 13. Gegerbitung,
2. Surade 8. Kalibunder, 14. Caringin,
3. Jampangkulon 9. Tegalbuleud, 15. Kadudampit,
4. Ciemas 10. Cidolog, 16. Kalapanunggal
5. Cibitung 11. Pabuaran, 17. Kabandungan.
6. Waluran, 12. Purabaya,
Seluruh kecamatan tersebut merupakan wilayah yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan sapi potong karena didukung oleh potensi pakan
ternak yang besar, lahan yang luas dan dukungan sosial budaya masyarakat.
9
Penetapan seluruh kecamatan tersebut sebagai kawasan peternakan
dengan beberapa pertimbangan yaitu memiliki populasi sapi potong yang relative
lebih banyak dan memberikan share populasi sebesar 63,45% dari seluruh
populasi di Kabupaten Sukabumi. Populasi sapi potong di 17 kecamatan tersebut
sebanyak 11.398 ekor terdiri dari 3.532 ekor jantan dan 7.866 ekor betina.
Secara aggregat populasi sapi potong di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2015
sebanyak 17.964 ekor.
Tabel 1. Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Peternakan di Kabupaten Sukabumi
Kawasan Pembibitan
Kawasan Penggemukan
Kawasan Produksi
Pakan/Hijauan
Kawasan Hilir
Kec. Tegalbuleud Kebonpedes Waluran Surade
Jampangkulon Kadudampit Cimanggu Jampangkulon
Ciracap Kalapanunggal Pabuaran
Surade Caringin Kalapanunggal
Cibitung Purabaya Kabandungan
Cidolog Gegerbitung Cibitung
Ciemas Kabandungan Gegerbitung
Jumlah peternak atau Rumah Tangga Peternak sapi potong (RTP) di 17
kecamatan kawasan peternakan tersebut sebanyak 4.259 unit RTP atau
memberikan share sebesar 77,23% dari seluruh RTP sapi potong di Kabupaten
Sukabumi. Rumah Tangga Peternak (RPT) sapi potong di Kabupaten Sukabumi
berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2013 sebanyak 5.515 unit.
Penetapan kecamatan tersebut sebagai kawasan peternakan sapi poting
dengan beberapa pertimbangan yaitu :
a) Memiliki populasi sapi potong yang relative lebih banyak jika dibandingkan
dengan kecamatan lainnya
b) Populasi sapi potong di 17 kecamatan kawasan peternakan tersebut
memberikan share populasi sebesar 63,45% dari seluruh populasi di
Kabupaten Sukabumi. Populasi sapi potong di 17 kecamatan tersebut
sebanyak 11.398 ekor terdiri dari 3.532 ekor jantan dan 7.866 ekor betina.
10
Secara aggregat populasi sapi potong di Kabupaten Sukabumi pada tahun
2015 sebanyak 17.964 ekor.
c) Jumlah peternak atau Rumah Tangga Peternak sapi potong (RTP) di 17
kecamatan kawasan peternakan tersebut sebanyak 4.259 unit RTP atau
memberikan share sebesar 77,23% dari seluruh RTP sapi potong di
Kabupaten Sukabumi. Rumah Tangga Peternak (RPT) sapi potong di
Kabupaten Sukabumi berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2013
sebanyak 5.515 unit.
d) Sesuai Permendagri No 9 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan
Produk Unggulan Daerah bahwa penentuan potensi unggulan daerah
mengacu pada kriteria penyerapan tenaga kerja dan memberikan
pendapatan bagi masyarakat setempat, memiliki nilai ekonomis
memberikan manfaat bagi konsumen, memiliki keterkaitan ke depan
(forward linkage) dan keterkaitan ke belakang (backward linkage),
memberikan keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan dan bagi
daerah yang memproduksi produk unggulan tersebut, dapat terserap pasar
lokal, regional, nasional dan pasar global, bahan baku terjamin
ketersediannya, ramah lingkungan, memberikan nilai tambah dan
mendatangkan laba usaha. Komoditi sapi potong mampu memenuhi
seluruh kriteria sebagai produk unggulan daerah.
b. Waktu
Kegiatan pengembangan kawasan peternakan sapi potong akan dilaksanakan
selama 5 tahun mulai tahun 2017 sampai dengan 2021. Namun demikian
kegiatan pembangunan peternakan sapi potong di 10 kecamatan tersebut telah
dilaksanakan sejak puluhan tahun yang lalu.
c. Satker Pelaksana
Satker yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pengembangan kawasan
peternakan sapi potong ini adalah Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi.
Namun dalam pelaksanaan di lapangan akan dilaksanakan koordinasi dan
11
konsultasi dengan stakeholder terkait diantaranya Dinas Peternakan Propinsi
Jawa Barat, Ditjen Peternakan dan Keswan Kementerian Pertanian, Perangkat
Daerah lingkup Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Bappeda dan DPPKAD
Kabupaten Sukabumi untuk perencanaan dan alokasi anggaran APBD
Kabupaten, Inspektorat Kabupaten Sukabumi untuk melakukan kerjasama
monitoring dan evaluasi kegiatan.
d. Rencana Pembiayaan
Dana yang dialokasikan untuk melaksanakan pengembangan kawasan
peternakan ini berasal dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten
Sukabumi pada tahun anggaran 2017 sampai dengan 2021. Anggaran yang
diperlukan sebesar Rp. 23.747.000.000 dengan rincian APBN sebesar
Rp.9.792.500.000; APBD Provinsi Rp. 2.150.000.000 dan APBD Kabupaten
sebesar Rp. 11.804.500.000.
2.3. Indikator Output dan Outcome
Indikator outcome dari pengembangan kawasan peternakan adalah
a. Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu komoditas unggulan yang
dikembangkan
b. Meningkatnya aktivitas pasca panen dan kualitas produk
c. Meningkatnya aktivitas pengolahan dan nilai tambah produk
d. Meningkatnya jaringan pemasarana komoditas
e. Meningkatnya pendapatan pelaku usaha komoditas
f. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha
g. Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan, pasar input dan
output, teknologi dan informasi
h. Tersusunnya master plan dan rencana aksi pengembangan kawasan
peternakan secara komprehensif di daerah
i. Adanya kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan
peternakan di daerah
12
j. Tersedianya alokasi anggaran non APBN Kementerian Pertanian yang
mendukung pengembangan kawasan peternakan secara berkelanjutan
(multy years)
Indikator output dari pengembangan kawasan peternakan adalah
a. Terlaksananya sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) kawasan
peternakan
b. Terlaksananya seleksi kelompok ternak calon penerima manfaat
c. Terlaksananya kajian pengembangan kawasan peternakan sapi potong
sebanyak 1 dokumen
d. Terlaksananya pembuatan peta spatial kawasan peternakan sebanyak 1
dokumen
e. Terlaksananya bimbingan teknis pakan ternak, bimbingan teknis
kelembagaan, bimbingan teknis pembibitan dan budidaya ternak, bimbingan
teknis limbah, bimbingan teknis kesehatan hewan dan kesmavet, Bimbingan
teknis pengolahan daging dan kulit yang melibatkan sebanyak 1.440 orang
peserta
f. Terlaksananya pelatihan kewirausahaan dan edukasi literasi keuangan yang
melibatkan sebanyak 240 orang peserta
g. Terlaksananya perjalanan dinas study banding ke kawasan peternakan di
daerah lain sebanyak 30 orang petugas dan peternak
h. Terlaksananya pelayanan kesehatan hewan dan gangguan reproduksi
sebanyak 4 kali per tahun atau 20 kali selama 5 tahun
i. Terlaksananya rapat koordinasi
j. Terlaksananya kegiatan penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas =
Gerakan Pengembangan Tanaman Pakan Berkualitas) seluas 70 ha
k. Terlaksananya pembangunan kandang budidaya dan kandang jepit masing-
masing sebanyak 36 unit
l. Peralatan perkandangan diantaranya eartag (alat identifikasi ternak)
sebanyak 2000 buah, tongkat ukur sebanyak 5 buah dan pita ukur sebanyak
25 buah
13
m. Pengadaan straw/sperma beku sapi potong sebanyak 15.000 dosis dan
perlengkapan petugas inseminator berupa cattle pack/wearpack dan sepatu
boot sebanyak 25 stel.
n. Terlaksananya sekolah lapang peternakan yang melibatkan 400 orang
peternak sapi potong
o. Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan pupuk cair sebanyak 5 unit
p. Bantuan bibit ternak sapi potong sebanyak 160 ekor
q. Bantuan pakan konsentrat sapi potong sebanyak 240 ton
r. Terselenggaranya kontes ternak dan apresiasi peternak/petugas berprestasi
sebanyak 5 kali
s. Pembangunan rumah potong hewan sebanyak 1 unit di kecamatan Surade
t. Pembangunan pasar ternak sebanyak 1 unit di Kecamatan Jampangkulon
Tabel 2. Matriks Rencana Aksi Pembangunan Kawasan Peternakan Sapi Potong
No Kebutuhan Pembangunan Kawasan
Jangka Pendek (2017-2021)
Jangka Panjang (2022-2026)
PIC
1 Sosialisasi dan FGD kawasan peternakan V
Dinas Peternakan
2 Perjalanan dinas seleksi kelompok ternak calon penerima manfaat V
Dinas Peternakan
3 Kajian pengembangan kawasan peternakan sapi potong oleh perguruan tinggi V
Dinas Peternakan
4 Pembuatan peta spasial kawasan peternakan V
Dinas Peternakan
5 Bimbingan teknis pakan ternak
V Dinas Peternakan
6 Bimbingan teknis kelembagaan
V Dinas Peternakan
7 Bimbingan teknis pembibitan dan budidaya ternak V
Dinas Peternakan
8 Bimbingan teknis limbah
V Dinas Peternakan
14
9 Pelatihan kewirausahaan dan edukasi literasi keuangan V
Dinas Peternakan
10 Bimbingan teknis kesehatan hewan dan kesmavet V
Dinas Peternakan
11 Bimbingan teknis pengolahan daging dan kulit V
Dinas Peternakan
12 Perjalanan dinas pembinaan dan monitoring kegiatan V
Dinas Peternakan
13 Perjalanan dinas konsultasi ke Dinas Peternakan Jawa Barat, Dirjen dan Perguruan Tinggi V
Dinas Peternakan
14 Rapat koordinasi
V Dinas Peternakan
15 Perjalanan dinas study banding ke kawasan peternakan di daerah lain V
Dinas Peternakan
16 Pelayanan kesehatan hewan dan gangguan reproduksi V
Dinas Peternakan
17 Penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas) V
Dinas Peternakan
18 Pembangunan kandang budidaya
V Dinas Peternakan
19 Pembangunan kandang jepit V
Dinas Peternakan
20 Konsultan perencana konstruksi V
Dinas Peternakan
21 Konsultan pengawas konstruksi V
Dinas Peternakan
22 Eartag V
Dinas Peternakan
23 Aplikator eartag V
Dinas Peternakan
24 Tongkat Ukur V
Dinas Peternakan
25 Pita ukur V
Dinas Peternakan
26 Straw/sperma beku dan nitrogen cair V
Dinas Peternakan
27 Sekolah lapang peternakan
V Dinas Peternakan
28 Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan pupuk cair V
Dinas Peternakan
29 Cattle pack dan sepatu boot untuk inseminator V
Dinas Peternakan
30 Bantuan bibit ternak sapi V
Dinas Peternakan
15
31 Penguatan pakan konsentrat induk betina bunting V
Dinas Peternakan
32 Kontes ternak dan apresiasi peternak / petugas berprestasi V
Dinas Peternakan
33 Pembangunan rumah potong hewan V V
Dinas Peternakan
34 Pembangunan pasar ternak V V
Dinas Peternakan
16
BAB III
MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN
3.1. Implementasi/Operasionalisasi
Pelaksanaan pengembangan kawasan peternakan merupakan tahap
implementasi dan merupakan bentuk manajemen operasional dari rencana yang
telah disusun untuk menjamin setiap tahapan kegiatan yang tertuang dalam
rencana aksi dapat terlaksana sesuai agenda dan jadwal yang telah ditetapkan
serta melakukan penyesuaian – penyesuaian sesuai dinamika yang terjadi di
lapangan.
Secara garis besar pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan
peternakan dibagi ke dalam 2 tahap yaitu persiapan dan pelaksanaan. Kegiatan-
kegiatan pada tahap persiapan yang mencakup :
a) Penyusunan jadwal pelaksanaan
b) Seleksi calon lokasi dan calon penerima manfaat
c) Fasilitasi dan pendampingan.
Aspek terpenting dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan
adalah :
1) Bagaimana mengharmonisasikan realisasi keterpaduan sumber
pembiayaan pelaksanaan kegiatan yang pembiayaannya berasal dari
sumber dan satuan kerja yang berbeda (APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten dan investasi/hibah masyarakat)
2) Bagaimana mengharmonisasikan realisasi keterpaduan lokasi kegiatan
yang pembiayaannya berasal dari sumber dan satuan kerja yang berbeda
(APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten dan investasi/hibah
masyarakat)
3) Bagaimana mengidentifikasi dan menyeleksi target kelompok calon
penerima manfaat yang akan mendapat fasilitasi bantuan sosial dan
fasilitasi lainnya yang pembiayaannya berasal dari sumber dan satuan
kerja yang berbeda (APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten dan
investasi/hibah masyarakat)
17
4) Bagaimana mendorong berfungsinya kelembagaan pelayanan dan
pembinaan pemerintah dan masyarakat. Kelembagaan pelayanan
diantaranya : sertifikasi, perijinan, proteksi, perbenihan/perbibitan,
permodalan, teknologi, statistic dan pelayanan lainnya. Kelembagaa
pembinaan seperti penyuluhan, pelatihan teknis dan pembinaan lainnya.
Proses dan metode pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan
peternakan adalah sebagai berikut :
1) Tim teknis kabupaten mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan peternakan di lingkup kabupaten sesuai
dengan tahapan yang tertuang dalam matriks program rencana aksi
2) Tim teknis provinsi mengkoordinasikan pembinaan pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan pertanian di lingkup provinsi sesuai master
plan pengembangan kawasan peternakan di lingkup provinsi
3) Tim teknis pusat mengkoordinasikan pembinaan pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan peternakan di lingkup nasional
3.2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan pemantauan dimaksudkan untuk menjamin pelaksanaan
kegiatan pengembangan kawasan peternakan dapat berjalan sesuai dengan
rencana aksi yang telah disusun. Adapun hasil evaluasi dimaksudkan untuk
digunakan sebagai umpan balik dan masukan dalam penyempurnaan dan tindak
lanjut perencanaan sesuai tahap-tahap rencana yang tertuang dalam rencana
aksi.
Prinsip-prinsip umum dari pemantauan dan evaluasi adalah sebagai
berikut :
a) Ruang lingkup waktu pelaksanaan pemantauai dan evaluasi mulai dari tahap
pra pelaksanaan, pelaksanaan dan hasil pelaksanaan yang dilakukan secara
reguler tiga bulanan, insidentil dan berjenjang.
b) Ruang lingkup substansi pemantauan dan evaluasi kegiatan pengembangan
kawasan peternakan dilakukan terhadap rencana dan realisasi tahapan-
18
tahapan yang tertuang dalam rencana aksi dan mengukur indikator aspek :
input, proses, output, outcome dan impact
c) Pelaksana pemantauan dan evaluasi adalah sesuai dengan tanggung jawab
tugas dan fungsi organisasi yang telah dibentuk
Proses dan metode pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pengembangan kawasan peternakan adalah sebagai berikut :
1) Tim teknis kabupaten mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
pemantauan dan evaluasi pengembangan kawasan peternakan di lingkup
kabupaten sesuai format acuan dan kuesioner yang disusun oleh tim teknis
provinsi
2) Guna menjamin objektivitas hasil evaluasi, proses evaluasi dilakukan secara
partisipatif dengan menggunakan metode Project Performance Management
System (PPMS) yang melibatkan petani dan pelaku usaha sebagai penerima
manfaat
3) Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan : (1) membandingkan
realisasi program/kegiatan dibandingkan dengan targetnya; (2) menyusun
checklist kriteria keberhasilan pada aspek manajerial dan teknis; (3)
mengukur progress dari tahapan pengembangan kawasan peternakan; (4)
identifikasi masalah dan solusi serta usulan tindak lanjut
Pelaporan pengembangan kawasan peternakan lebih difokuskan pada
aspek teknis kinerja pengembangan sesuai master plan dan rencana aksi.
Laporan administrasi keuangan dan aset dilaksanakan masing-masing satuan
kerja sesuai dengan azas yang berlaku untuk masing-masing jenis pembiayaan
(APBN/APBD Provinsi/APBD Kabupaten) sebagaimana yang diatur dalam
SIMONEV,SAI (SIMAK-BMN) dan SAKIP.
Laporan teknis kinerja pengembangan kawasan peternakan merupakan
laporan yang bersifat substantive dan komprehensif berbentuk laporan tinjauan
hasil (tengah tahunan) dan laporan tahunan.
Substansi pelaporan menyajikan hasil pemantauan dan evaluasi
pengembangan kawasan peternakan mencakup :
1) Jenis-jenis kegiatan yang telah dilaksanakan
19
2) Hasil dari kegiatan berupa output dan outcome sesuai indikator kinerja
3) Check list kriteria keberhasilan baik aspek manajemen dan aspek teknis
4) Capaian tahapan pengembangan kawasan (tahap inisiasi, penumbuhan,
pengembangan atau tahap pemantapan kawasan)
5) Permasalahan, solusi dan usulan tindak lanjut
Proses dan metode pelaksanaan pelaporan pengembangan kawasan
peternakan adalah tim teknis kabupaten melaporkan pelaksanaan kegiatan
pemantauan dan evaluasi serta kinerja pengembangan kawasan peternakan di
lingkup kabupaten dalam bentuk laporan tinjauan hasil tengah tahunan dan
laporan tahunan kepada :
Tim pembina provinsi melalui tim teknis provinsi
Bupati melalui tim Pembina kabupaten
21
LAMPIRAN Matrik Program Rencana Aksi
Tabel 3. MATRIKS PROGRAM RENCANA AKSI TAHUN 2017-2021
PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN DI KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT
TAHUN PELAKSANAAN : 2017
No Jenis Kegiatan Volume Sasaran Lokasi (Kec,
Desa)
Satker Pelaksa
na
Rencana Pembiayaan
APBN APBD Prop APBD Kab
1 Sosialisasi dan FGD kawasan peternakan
5 kali 17 Kecamatan Disnak
100,000,000
2
Perjalanan dinas seleksi kelompok ternak calon penerima manfaat
10 kali 17 Kecamatan Disnak
20,000,000
3
Kajian pengembangan kawasan peternakan sapi potong oleh perguruan tinggi
1 kali 17 Kecamatan Disnak
50,000,000
4 Pembuatan peta spasial kawasan peternakan
1 dokumen 17 Kecamatan Disnak
300,000,000
5 Bimbingan teknis pakan ternak
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
60,000,000
22
6 Bimbingan teknis kelembagaan
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
60,000,000
7 Bimbingan teknis pembibitan dan budidaya ternak
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
60,000,000
8 Bimbingan teknis limbah
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
60,000,000
9
Pelatihan kewirausahaan dan edukasi literasi keuangan
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
60,000,000
10 Bimbingan teknis kesehatan hewan dan kesmavet
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
60,000,000
11 Bimbingan teknis pengolahan daging dan kulit
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
60,000,000
12
Perjalanan dinas pembinaan dan monitoring kegiatan
1 tahun 17 Kecamatan Disnak
50,000,000
13
Perjalanan dinas konsultasi ke Dinas Peternakan Jawa Barat, Dirjen dan Perguruan Tinggi
12 kali Bandung dan
Jakarta Disnak
24,000,000
14 Rapat koordinasi
4 kali Kec.Parungkuda Disnak
120,000,000
15
Perjalanan dinas study banding ke kawasan peternakan di daerah lain
30 orang peternak dan petugas pendamping
Kab Bojonegoro Jatim
Disnak
100,000,000
16
Pelayanan kesehatan hewan dan gangguan
4 kali 17 Kecamatan Disnak
200,000,000
23
reproduksi (4 kali x Rp. 50 juta)
17
Penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas)
14 ha 17 Kecamatan Disnak
315,000,000
315,000,000
18 Pembangunan kandang budidaya
4 unit 17 Kecamatan Disnak
540,000,000
19 Pembangunan kandang jepit
4 unit 17 Kecamatan Disnak
20,000,000
20 Konsultan perencana konstruksi
1 paket 17 Kecamatan Disnak
19,000,000
21 Konsultan pengawas konstruksi
1 paket 17 Kecamatan Disnak
19,000,000
22 Eartag 2000 buah 17 Kecamatan Disnak
30,000,000
23 Aplikator eartag 4 unit 17 Kecamatan Disnak
6,000,000
24 Tongkat Ukur 5 buah 17 Kecamatan Disnak
25,000,000
25 Pita ukur 25 buah 17 Kecamatan Disnak
12,500,000
26 Straw/sperma beku dan nitrogen cair
3000 dosis 17 Kecamatan Disnak
75,000,000
27 Sekolah lapang peternakan
50 peternak 17 Kecamatan Disnak
100,000,000
28
Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan pupuk cair
1 unit Disnak
250,000,000
24
29 Cattle pack dan sepatu boot untuk inseminator
25 paket 17 Kecamatan Disnak
12,500,000
30
Kontes ternak dan apresiasi peternak / petugas berprestasi
1 kali 17 Kecamatan Disnak
100,000,000
Total Kebutuhan Anggaran
1,236,500,000
-
1,986,500,00
0
Total Kebutuhan Anggaran
3,223,000,000
TAHUN PELAKSANAAN : 2018
No
Jenis Kegiatan Volume Sasaran Lokasi (Kec,
Desa)
Satker Pelaksa
na
Rencana Pembiayaan
APBN APBD Prop APBD Kab
1 Bimbingan teknis pakan ternak
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
66,000,000
2 Bimbingan teknis kelembagaan
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
66,000,000
3 Bimbingan teknis pembibitan dan budidaya ternak
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
66,000,000
4 Bimbingan teknis limbah
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
66,000,000
5
Pelatihan kewirausahaan dan edukasi literasi keuangan
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
66,000,000
6 Bimbingan teknis kesehatan hewan dan
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
66,000,000
25
kesmavet
7 Bimbingan teknis pengolahan daging dan kulit
3 kali x Rp.20jt @ 40 peternak
17 Kecamatan Disnak
66,000,000
8 Sekolah lapang peternakan
50 peternak 17 Kecamatan Disnak
110,000,000
9 Perjalanan dinas pembinaan dan monitoring kegiatan
1 tahun 17 Kecamatan Disnak
50,000,000
10
Perjalanan dinas konsultasi ke Dinas Peternakan Jawa Barat, Dirjen dan Perguruan Tinggi
12 kali Bandung dan
Jakarta Disnak
24,000,000
11 Rapat koordinasi
4 kali Parungkuda Disnak
120,000,000
12
Pelayanan kesehatan hewan dan gangguan reproduksi (4 kali x Rp. 50 juta)
4 kali 17 Kecamatan Disnak
220,000,000
13 Penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas)
14 ha 17 Kecamatan Disnak
315,000,000
315,000,000
14 Pembangunan kandang budidaya
8 unit 17 Kecamatan Disnak
600,000,000
600,000,000
15 Pembangunan kandang jepit
8 unit 17 Kecamatan Disnak
22,000,000
22,000,000
16 Konsultan perencana konstruksi
2 paket 17 Kecamatan Disnak
21,000,000
21,000,000
17 Konsultan pengawas konstruksi
2 paket 17 Kecamatan Disnak
21,000,000
21,000,000
18 Straw/sperma beku dan nitrogen cair
3000 dosis 17 Kecamatan Disnak
80,000,000
26
19 Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan pupuk cair
1 unit Disnak
270,000,000
20 Bantuan bibit ternak sapi
40 ekor Disnak
500,000,000
500,000,000
21 Kontes ternak dan apresiasi peternak / petugas berprestasi
1 kali Disnak
100,000,000
22 Cattle pack dan sepatu boot untuk inseminator
25 paket 17 Kecamatan Disnak
12,500,000
23
Penguatan pakan konsentrat induk betina bunting (500 ekor x 2 kg x 60 hari x Rp.5500/kg) 60 ton
Disnak 330,000,000
Total Kebutuhan Anggaran
2,079,000,000
500,000,000
2,157,500,00
0
Total Kebutuhan Anggaran
4,736,500,000
TAHUN PELAKSANAAN : 2019
No
Jenis Kegiatan Volume Sasaran Lokasi (Kec,
Desa)
Satker Pelaksa
na
Rencana Pembiayaan
APBN APBD Prop APBD Kab
1 Sekolah lapang peternakan
100 peternak 17 Kecamatan Disnak
240,000,000
2 Perjalanan dinas pembinaan dan monitoring kegiatan
1 tahun 17 Kecamatan Disnak
50,000,000.00
27
3
Perjalanan dinas konsultasi ke Dinas Peternakan Jawa Barat, Dirjen dan Perguruan Tinggi
12 kali Bandung dan
Jakarta Disnak
28,000,000
4 Rapat koordinasi
4 kali Parungkuda Disnak
120,000,000
5
Pelayanan kesehatan hewan dan gangguan reproduksi (4 kali x Rp. 50 juta)
4 kali 17 Kecamatan Disnak
250,000,000
6 Penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas)
14 ha 17 Kecamatan Disnak
315,000,000
315,000,000
7 Pembangunan kandang budidaya
8 unit 17 Kecamatan Disnak
600,000,000
600,000,000
8 Pembangunan kandang jepit
8 unit 17 Kecamatan Disnak
22,000,000
22,000,000
9 Konsultan perencana konstruksi
2 paket 17 Kecamatan Disnak
21,000,000
21,000,000
10 Konsultan pengawas konstruksi
2 paket 17 Kecamatan Disnak
21,000,000
21,000,000
11 Straw/sperma beku dan nitrogen cair
3000 dosis 17 Kecamatan Disnak
80,000,000
12 Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan pupuk cair
1 unit Disnak
270,000,000
13 Bantuan bibit ternak sapi
40 ekor Disnak
550,000,000
550,000,000
14 Kontes ternak dan apresiasi peternak / petugas berprestasi
1 kali Disnak
100,000,000
15 Cattle pack dan sepatu boot untuk inseminator
25 paket 17 Kecamatan Disnak
12,500,000
28
16
Penguatan pakan konsentrat induk betina bunting (500 ekor x 2 kg x 60 hari x Rp.6000/kg) 60 ton
17 Kecamatan Disnak 360,000,000
Total Kebutuhan Anggaran
2,159,000,000
550,000,000
1,859,500,00
0
Total Kebutuhan Anggaran
4,568,500,000
TAHUN PELAKSANAAN : 2020
No
Jenis Kegiatan Volume Sasaran Lokasi (Kec,
Desa)
Satker Pelaksa
na
Rencana Pembiayaan
APBN APBD Prop APBD Kab
1 Sekolah lapang peternakan
100 peternak 17 Kecamatan Disnak
240,000,000
2 Perjalanan dinas pembinaan dan monitoring kegiatan
1 tahun 17 Kecamatan Disnak
50,000,000
3
Perjalanan dinas konsultasi ke Dinas Peternakan Jawa Barat, Dirjen dan Perguruan Tinggi
12 kali Bandung dan
Jakarta Disnak
28,000,000
4 Rapat koordinasi
4 kali Parungkuda Disnak
120,000,000
5
Pelayanan kesehatan hewan dan gangguan reproduksi (4 kali x Rp. 50 juta)
4 kali 17 Kecamatan Disnak
250,000,000
29
6 Penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas)
14 ha 17 Kecamatan Disnak
315,000,000
315,000,000
7 Pembangunan kandang budidaya
8 unit 17 Kecamatan Disnak
600,000,000
600,000,000
8 Pembangunan kandang jepit
8 unit 17 Kecamatan Disnak
22,000,000
22,000,000
9 Konsultan perencana konstruksi
2 paket 17 Kecamatan Disnak
21,000,000
21,000,000
10 Konsultan pengawas konstruksi
2 paket 17 Kecamatan Disnak
21,000,000
21,000,000
11 Straw/sperma beku dan nitrogen cair
3000 dosis 17 Kecamatan Disnak
80,000,000
12 Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan pupuk cair
1 unit Disnak
270,000,000
13 Bantuan bibit ternak sapi
40 ekor Disnak
550,000,000
550,000,000
14 Kontes ternak dan apresiasi peternak / petugas berprestasi
1 kali Disnak
120,000,000
15 Pembangunan rumah potong hewan 1 unit Kec. Surade
Disnak
1,000,000,000
16 Cattle pack dan sepatu boot untuk inseminator
25 paket Disnak
12,500,000
17
Penguatan pakan konsentrat induk betina bunting (500 ekor x 2 kg x 60 hari x Rp.6000/kg) 60 ton
Disnak 360,000,000
Total Kebutuhan Anggaran
2,159,000,000
550,000,000
2,879,500,00
0
30
Total Kebutuhan Anggaran 5,588,500,000
TAHUN PELAKSANAAN : 2021
No
Jenis Kegiatan Volume Sasaran Lokasi (Kec,
Desa)
Satker Pelaksa
na
Rencana Pembiayaan
APBN APBD Prop APBD Kab
1 Sekolah lapang peternakan
100 peternak 17 Kecamatan Disnak
250,000,000
2 Perjalanan dinas pembinaan dan monitoring kegiatan
1 tahun 17 Kecamatan Disnak
60,000,000
3
Perjalanan dinas konsultasi ke Dinas Peternakan Jawa Barat, Dirjen dan Perguruan Tinggi
12 kali Bandung dan
Jakarta Disnak
30,000,000
4 Rapat koordinasi
4 kali Parungkuda Disnak
120,000,000
5
Pelayanan kesehatan hewan dan gangguan reproduksi (4 kali x Rp. 50 juta)
4 kali 17 Kecamatan Disnak
270,000,000
6 Penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas)
14 ha 17 Kecamatan Disnak
315,000,000
315,000,000
7 Pembangunan kandang budidaya
8 unit 17 Kecamatan Disnak
600,000,000
600,000,000
8 Pembangunan kandang jepit
8 unit 17 Kecamatan Disnak
22,000,000
22,000,000
9 Konsultan perencana konstruksi
2 paket 17 Kecamatan Disnak
21,000,000
21,000,000
31
10 Konsultan pengawas konstruksi
2 paket 17 Kecamatan Disnak
21,000,000
21,000,000
11 Straw/sperma beku dan nitrogen cair
3000 dosis 17 Kecamatan Disnak
80,000,000
12 Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan pupuk cair
1 unit Disnak
270,000,000
13 Bantuan bibit ternak sapi
40 ekor Disnak
550,000,000
550,000,000
14 Kontes ternak dan apresiasi peternak / petugas berprestasi
1 kali Disnak
120,000,000
15 Pembangunan pasar ternak (luas 400 m2) 1 unit
Kec. Jampangkulon Disnak
1,000,000,000
16 Cattle pack dan sepatu boot untuk inseminator
25 paket Disnak
12,500,000
17
Penguatan pakan konsentrat induk betina bunting (500 ekor x 2 kg x 60 hari x Rp.6000/kg) 60 ton
17 Kecamatan Disnak 360,000,000
Total Kebutuhan Anggaran
2,159,000,000
550,000,000
2,921,500,00
0
Total Kebutuhan Anggaran
5,630,500,000
32
Rekapitulasi Matrik Program Rencana
Tabel 4. MATRIKS REKAPITULASI RENCANA PEMBIAYAAN SELAMA 5 TAHUN (2017-2021)
PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN DI KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT
No
Program
Total
Sasaran Program
Total Kebutuhan Anggaran Tahun 2017-2021
APBN APBD Provinsi APBD Kabupaten
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
1
Sosialisasi dan FGD kawasan peternakan
5 kali
100,000,000
2
Perjalanan dinas seleksi kelompok ternak calon penerima manfaat
10 kali
20,000,000
3
Kajian pengemban
1 kali
50,000,000
33
gan kawasan peternakan sapi potong oleh perguruan tinggi
4
Pembuatan peta spasial kawasan peternakan
1 dokumen
300,000,000
5
Bimbingan teknis pakan ternak
6 kali @ 40
peternak
60,000,000
66,000,000
6
Bimbingan teknis kelembagaan
6 kali @ 40
peternak
60,000,000
66,000,000
7
Bimbingan teknis pembibitan dan budidaya ternak
6 kali @ 40
peternak
60,000,000
66,000,000
34
8
Bimbingan teknis limbah
6 kali @ 40
peternak
60,000,000
66,000,000
9
Pelatihan kewirausahaan dan edukasi literasi keuangan
6 kali @ 40
peternak
60,000,000
66,000,000
10
Bimbingan teknis kesehatan hewan dan kesmavet
6 kali @ 40
peternak
60,000,000
66,000,000
11
Bimbingan teknis pengolahan daging dan kulit
6 kali @ 40
peternak
60,000,000
66,000,000
12
Perjalanan dinas pembinaan
5 tahu
n
50,000,000
50,000,000
50,000,000
50,000,000
60,000,000
35
dan monitoring kegiatan
13
Perjalanan dinas konsultasi ke Dinas Peternakan Jawa Barat, Dirjen dan Perguruan Tinggi
60 kali
24,000,000
24,000,000
28,000,000
28,000,000
30,000,000
14
Rapat koordinasi
20 kali
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
15
Perjalanan dinas study banding ke kawasan peternakan di daerah lain
30 oran
g peternak dan petugas
pendamping
100,000,000
16
Pelayanan keseh
20 kali
200,000,000
220,000,000
250,000,000
250,000,000
270,000,000
36
atan hewan dan gangguan reproduksi
17
Penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas)
70 ha
315,000,000
315,000,000
315,000,000
315,000,000
315,000,000
315,000,000
315,000,000
315,000,000
315,000,000
315,000,000
18
Pembangunan kandang budidaya
36 unit
540,000,000
600,000,000
600,000,000
600,000,000
600,000,000
600,000,000
600,000,000
600,000,000
600,000,000
19
Pembangunan kandang jepit
36 unit
20,000,000
22,000,000
22,000,000
22,000,000
22,000,000
22,000,000
22,000,000
22,000,000
22,000,000
20
Konsultan perencana konstruksi
9 pake
t
19,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21
Konsultan penga
9 pake
t
19,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
21,000,000
37
was konstruksi
22
Eartag
2000 buah
30,000,000
23
Aplikator eartag
4 unit
6,000,000
24
Tongkat Ukur
5 buah
25,000,000
25
Pita ukur
25 buah
12,500,000
26
Straw/sperma beku dan nitrogen cair
15.000
dosis
75,000,000
80,000,000
80,000,000
80,000,000
80,000,000
27
Sekolah lapang peternakan
400 peternak
100,000,000
110,000,000
240,000,000
240,000,000
250,000,000
28
Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan
5 unit
250,000,000
270,000,000
270,000,000
270,000,000
270,000,000
38
pupuk cair
29
Cattle pack dan sepatu boot untuk inseminator
125 pake
t
12,500,000
12,500,000
12,500,000
12,500,000
12,500,000
30
Bantuan bibit ternak sapi
160 ekor
500,000,000
550,000,000
550,000,000
550,000,000
500,000,00
0
550,000,00
0
550,000,00
0
550,000,00
0
31
Penguatan pakan konsentrat induk betina bunting
240 ton
330,000,000
360,000,000
360,000,000
360,000,000
32
Kontes ternak dan apresiasi peternak / petugas berprestasi
5 kali
100,000,000
100,000,000
100,000,000
120,000,000
120,000,000
33
Pembangunan
1 unit
1,000,000,00
0
39
rumah potong hewan
34
Pembangunan pasar ternak
1 unit
1,000,000,00
0
Total Kebutuhan Anggaran
1,236,500,00
0
2,079,000,00
0
2,159,000,00
0
2,159,000,00
0
2,159,000,00
0
-
500,000,00
0
550,000,00
0
550,000,00
0
550,000,00
0
1,986,500,00
0
2,157,500,00
0
1,859,500,00
0
2,879,500,00
0
2,921,500,00
0
Total Kebutuhan Anggaran
9,792,500,000
2,150,000,000
11,804,500,000
Total Kebutuhan Anggaran
23,747,000,000
40
Tabel 5. MATRIKS RENCANA AKSI
KABUPATEN : SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT KOMODITAS KAWASAN : SAPI POTONG
No Jenis Kegiatan
Lokasi Kegiatan
(Kecamatan/Desa)
Waktu Pelaksanaan
Satker Pelaksana
2017 2018 2019 2020 2021
1 Sosialisasi dan FGD kawasan peternakan 17 Kec V
Dinas Peternakan
2
Perjalanan dinas seleksi kelompok ternak calon penerima manfaat 17 Kec V
Dinas Peternakan
3
Kajian pengembangan kawasan peternakan sapi potong oleh perguruan tinggi
17 Kec V
Dinas Peternakan
4
Pembuatan peta spasial kawasan peternakan 17 Kec V
Dinas Peternakan
5 Bimbingan teknis pakan ternak 17 Kec V V
Dinas Peternakan
41
6 Bimbingan teknis kelembagaan 17 Kec V V
Dinas Peternakan
7
Bimbingan teknis pembibitan dan budidaya ternak
17 Kec V V
Dinas Peternakan
8 Bimbingan teknis limbah
17 Kec V V Dinas Peternakan
9
Pelatihan kewirausahaan dan edukasi literasi keuangan 17 Kec V V
Dinas Peternakan
10
Bimbingan teknis kesehatan hewan dan kesmavet
17 Kec V V
Dinas Peternakan
11
Bimbingan teknis pengolahan daging dan kulit
17 Kec V V
Dinas Peternakan
12
Perjalanan dinas pembinaan dan monitoring kegiatan
17 Kec V V V V V
Dinas Peternakan
13
Perjalanan dinas konsultasi ke Dinas Peternakan Jawa Barat, Dirjen dan Perguruan Tinggi
Bandung dan Jakarta
V V V V V
Dinas Peternakan
14 Rapat koordinasi
Parungkuda V V V V V Dinas Peternakan
42
15
Perjalanan dinas study banding ke kawasan peternakan di daerah lain
Kab Bojonegoro Jawa Timur V
Dinas Peternakan
16
Pelayanan kesehatan hewan dan gangguan reproduksi
17 Kec V V V V V
Dinas Peternakan
17
Penanaman hijauan pakan ternak (Gerbangpatas) 17 Kec V V V V V
Dinas Peternakan
18 Pembangunan kandang budidaya 17 Kec V V V V V
Dinas Peternakan
19 Pembangunan kandang jepit
17 Kec V V V V V Dinas Peternakan
20 Konsultan perencana konstruksi
17 Kec V V V V V Dinas Peternakan
21 Konsultan pengawas konstruksi
17 Kec V V V V V Dinas Peternakan
22 Eartag 17 Kec V Dinas Peternakan
23 Aplikator eartag 17 Kec V Dinas Peternakan
24 Tongkat Ukur 17 Kec V Dinas Peternakan
25 Pita ukur 17 Kec V Dinas Peternakan
26 Straw/sperma beku dan nitrogen cair
17 Kec V V V V V Dinas Peternakan
27 Sekolah lapang peternakan V V V V V
Dinas Peternakan
43
28 Fasilitasi pengolahan biogas, kompos dan pupuk cair
V V V V V
Dinas Peternakan
29 Cattle pack dan sepatu boot untuk inseminator
17 Kec V V V V V Dinas Peternakan
30 Bantuan bibit ternak sapi 17 Kec V V V V Dinas Peternakan
31 Penguatan pakan konsentrat induk betina bunting
17 Kec V V V V
Dinas Peternakan
32 Kontes ternak dan apresiasi peternak / petugas berprestasi
17 Kec V V V V V
Dinas Peternakan
33 Pembangunan rumah potong hewan
Surade V Dinas Peternakan
34 Pembangunan pasar ternak
Jampangkulon
V Dinas Peternakan