-
-
-
RENCANA AKSI NASIONALPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIV AIDS DAN PIMS DI INDONESIA
TAHUN 2020-2024
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2020
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
KATA PENGANTAR
Indonesia berupaya untuk mencapai ending HIV AIDS pada tahun 2030 sejalan dengan komitmen dengan negara lainnya di tingkat global. Pada Tahun 2020-2024, Kementerian Kesehatan Menyusun Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS di Indonesia sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan diharapkan dapat mengharmoniskan langkah juang mencapai akhir AIDS pada tahun 2030.
Tantangan akses layanan, ketersediaan logistic baik ARV, obat untuk infeksi Oportunistik, obat IMS dan reagen, diharapkan dapat terjawab dalam strategi, intervensi dan kegiatan yang dituangkan dalam RAN ini. Dukungan Kementerian/Lembaga/Instansi terkait beserta komunitas termasuk dukungan masyarakat secara umum sangat dibutuhkan untuk mencapai langkah strategis untuk mencapai indikator baik yang tertuang dalam SDG’s, RPJMN, Renstra maupun 90-90- 90 dan tujuan akhir pencapaian Three zero yaitu terjadi penurunan infeksi baru HIV, penurunan kematian yang diakibatkan oleh AIDS dan meniadakan stigma dan diskriminasi yang diakibatkan oleh HIV AIDS.
Apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan RAN ini, juga kepada semua pihak yang selalu mendukung serta berjuang bersama dalam mewujudnya akhir HIV AIDS di Indonesia. Semoga RAN ini dapat dimanfaatkan secara maksimal baik di level pusat, provinsi, kabupaten/kota dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam perencanaan kegiatan termasuk dukungan pembiayaan dalam pelaksanaannya.
Terus semangat mencapai akhir AIDS 2030.
Dirien Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dr. Achmad Yurianto
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
i
Negara Indonesia memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2020 - 2024 merupakan tahap keempat atau tahap terakhir dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Oleh karena itu pencapaian target dalam RPJMN 2020-2024 menjadi sangat penting karena hal ini akan mempengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN. Sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang. Untuk mewujudkan hal tersebut, strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta. Salah satu indikator dalam pemenuhan layanan kesehatan dasar ialah menurunkan insidensi HIV dan 0,24 pada tahun 2020 menjadi 0,18 per 1 000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV pada tahun 2024. Upaya untuk menurunkan insidensi HIV ini tidaklah mudah mengingat kondisi akses layanan ke fasyankes masih terbatas prevalensi penyakit HIV AIDS, TBC, dan Malaria masih tinggi dan adanya ancaman emerging diseases. Data Kasus HIV terlinggi berada pada usia produktif 25 - 49 tahun sebesar 71,6% dan 14,1% pada usia 20 - 24 tahun, yang merupakan aset SDM dalam pembangunan Bangsa maka penanggulangan masalah HIV AIDS dan PIMS walib dijadikan prioritas.
Rencana Aksi ini berisi upaya pencegahan dan pengendalian yang dijabarkan dalam bentuk strategi, intervensi, kegiatan, indikator dan target sampai dengan kerangka pendanaan yang bertujuan untuk mempercepat menghentikan epidemi AIDS di Indonesia pada tahun 2030. Rencana Aksi ini menjadi dasar acuan dalam penyelenggaraan program pencegahan dan pengendahan HIV AIDS dan PIMS dalam kurun waktu 2020-2024 oleh seluruh pemangku kepentingan jajaran kesehatan baik di Pusat maupun Daerah termasuk
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KATA SAMBUTAN
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
ii
dukungan lintas Kementerian/lembaga/organisass Pemerintah Daerah terkait mapun sektor swasta dan Komunitas (masyarakat peduli HIV AIDS dan PIMS).
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan membantu penyusunan dokumen penting ini, baik dari sektor pemerintah, swasta organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat, maupun kelompok pasien HIV yang berada di pusat maupun di daerah di seluruh Indonesia. Kami berharap seluruh pemangku kepentingan dapat mendukung dan berkontribusi pemenuhan indikator 90-90-90 dan tujuan pencapaian three zero Program HIV AIDS & PIMS di Indonesia.
Bersama kita bisa tanggulangi HIV AIDS & PIMS!
November 2020 Menteri Kesehatan,
Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
iii
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 5
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penulisan dokumen Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024 di Indonesia merupakan bagian dari upaya akselerasi menuju berakhirnya epidemi AIDS pada tahun 2030 melalui jalur cepat (fast track) 95-95-95. Rencana Aksi Nasional HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024 menjadi acuan dan pedoman pemerintah dan pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota terutama yang bekerja di sektor kesehatan untuk menyusun rencana spesifik masing masing. Berdasarkan perhitungan estimasi yang dilakukan pada tahun 2020, diperkirakan akan terdapat 543.100 orang dengan HIV AIDS (ODHA). Laporan Sistim Informasi HIV AIDS (SIHA) pada bulan Desember 2019 menunjukkan terdapat sekitar 377.564 ODHA yang telah mengetahui status terinfeksi HIV, dan terdapat 319.618 kasus Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS). Sejalan dengan target global untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030, maka Indonesia telah menetapkan untuk mencapai 90-90 -90 dan three zero/3.0 HIV AIDS dan PIMS pada tahun 2020-2024. Terdapat enam strategi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS yaitu:
1. Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota,
2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining, diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu,
3. Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan,
4. Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional,
5. Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah, dan 6. Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan
tindak lanjut. Adapun tujuan program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS pada tahun 2020-2024 secara nasional yaitu:
1. Menurunkan infeksi baru HIV
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 6
2. Menurunkan kematian yang diakibatkan oleh AIDS 3. Meniadakan diskriminasi terhadap ODHA 4. Menurunkan penularan infeksi baru HIV, Sifilis, dan atau Hepatitis B
pada bayi 5. Menurunkan infeksi baru Sifilis
Dalam rangka menuju eliminasi HIV di Indonesia tahun 2030 maka ada tiga target dampak (impact)yang hendak dicapai pada tahun 2024, yaitu:
1. Infeksi baru HIV berkurang menjadi 0,18 per 1000 penduduk 2. Infeksi baru HIV dan Sifilis pada anak mencapai kurang dari atau sama
dengan 50/100.000 pada tahun 2022 3. Infeksi Sifilis menjadi 5,3 per 1.000 penduduk tidak terinfeksi atau
penurunan 30% di tahun 2024.
Dalam menyusun anggaran dan menentukan sumber dana perlu mempertimbangkan aturan perundangan yang berlaku, transparansi, akuntabilitas, serta kemampuan keuangan setiap daerah. Pemerintah meningkatkan pembiayaan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS pada tahun 2020-2024. Sumber pembiayaan antara lain dari anggaran nasional, anggaran daerah, maupun pihak eskternal. Proporsi pembiayaan dalam negeri diharapkan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Upaya monitoring/pemantauan dan evaluasi program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS akan dilakukan secara berkala selama periode 2020-2024. Dalam kegiatan pemantauan akan diukur pencapaian setiap indikator berdasarkan enam strategi yang telah ditetapkan melalui pengumpulan data dari laporan bulanan secara berjenjang dari fasyankes tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional, baik secara elektronik SIHA maupun manual, termasuk laporan khusus untuk informasi yang belum termuat dalam laporan bulanan. Informasi yang terkumpul pada kegiatan pemantauan program akan digunakan dan dianalisis untuk evaluasi program. Hasil evaluasi program akan digunakan sebagai bahan acuan untuk pengawasan program, sosialisasi, advokasi dalam perencanaan dan pembuatan atau perubahan kebijakan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di setiap tingkatan pemerintahan.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
iv
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 5
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penulisan dokumen Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024 di Indonesia merupakan bagian dari upaya akselerasi menuju berakhirnya epidemi AIDS pada tahun 2030 melalui jalur cepat (fast track) 95-95-95. Rencana Aksi Nasional HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024 menjadi acuan dan pedoman pemerintah dan pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota terutama yang bekerja di sektor kesehatan untuk menyusun rencana spesifik masing masing. Berdasarkan perhitungan estimasi yang dilakukan pada tahun 2020, diperkirakan akan terdapat 543.100 orang dengan HIV AIDS (ODHA). Laporan Sistim Informasi HIV AIDS (SIHA) pada bulan Desember 2019 menunjukkan terdapat sekitar 377.564 ODHA yang telah mengetahui status terinfeksi HIV, dan terdapat 319.618 kasus Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS). Sejalan dengan target global untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030, maka Indonesia telah menetapkan untuk mencapai 90-90 -90 dan three zero/3.0 HIV AIDS dan PIMS pada tahun 2020-2024. Terdapat enam strategi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS yaitu:
1. Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota,
2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining, diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu,
3. Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan,
4. Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional,
5. Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah, dan 6. Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan
tindak lanjut. Adapun tujuan program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS pada tahun 2020-2024 secara nasional yaitu:
1. Menurunkan infeksi baru HIV
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 6
2. Menurunkan kematian yang diakibatkan oleh AIDS 3. Meniadakan diskriminasi terhadap ODHA 4. Menurunkan penularan infeksi baru HIV, Sifilis, dan atau Hepatitis B
pada bayi 5. Menurunkan infeksi baru Sifilis
Dalam rangka menuju eliminasi HIV di Indonesia tahun 2030 maka ada tiga target dampak (impact)yang hendak dicapai pada tahun 2024, yaitu:
1. Infeksi baru HIV berkurang menjadi 0,18 per 1000 penduduk 2. Infeksi baru HIV dan Sifilis pada anak mencapai kurang dari atau sama
dengan 50/100.000 pada tahun 2022 3. Infeksi Sifilis menjadi 5,3 per 1.000 penduduk tidak terinfeksi atau
penurunan 30% di tahun 2024.
Dalam menyusun anggaran dan menentukan sumber dana perlu mempertimbangkan aturan perundangan yang berlaku, transparansi, akuntabilitas, serta kemampuan keuangan setiap daerah. Pemerintah meningkatkan pembiayaan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS pada tahun 2020-2024. Sumber pembiayaan antara lain dari anggaran nasional, anggaran daerah, maupun pihak eskternal. Proporsi pembiayaan dalam negeri diharapkan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Upaya monitoring/pemantauan dan evaluasi program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS akan dilakukan secara berkala selama periode 2020-2024. Dalam kegiatan pemantauan akan diukur pencapaian setiap indikator berdasarkan enam strategi yang telah ditetapkan melalui pengumpulan data dari laporan bulanan secara berjenjang dari fasyankes tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional, baik secara elektronik SIHA maupun manual, termasuk laporan khusus untuk informasi yang belum termuat dalam laporan bulanan. Informasi yang terkumpul pada kegiatan pemantauan program akan digunakan dan dianalisis untuk evaluasi program. Hasil evaluasi program akan digunakan sebagai bahan acuan untuk pengawasan program, sosialisasi, advokasi dalam perencanaan dan pembuatan atau perubahan kebijakan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di setiap tingkatan pemerintahan.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
v
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... iKATA SAMBUTAN ........................................................................................................................ iiRINGKASAN EKSEKUTIF.......................................................................................................... ivDAFTAR ISI ..................................................................................................................................... viDAFTAR TABEL ............................................................................................................................ viiDAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... viiiDAFTAR SINGKATAN ................................................................................................................. ixBAB 1 | PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1 1.2. Tujuan .............................................................................................................................. 6 1.3. Sasaran ............................................................................................................................ 7 1.4. Ruang Lingkup .............................................................................................................. 7BAB 2 | ANALISIS SITUASI HIV AIDS dan PIMS ............................................................. 8 2.1. Situasi Epidemi Global .............................................................................................. 8 2.2. Situasi Epidemi di Indonesia .................................................................................. 11 2.3. Perkembangan upaya untuk mengendalikan HIV AIDS dan PIMS di Indonesia .................................................................................................................. 23 2.4. Perkembangan Program dan Cakupan .............................................................. 30 2.5. Kesenjangan utama .................................................................................................... 40BAB 3 | KEBIJAKAN DAN TARGET ....................................................................................... 43 3.1. Kebijakan ........................................................................................................................ 43 3.2. Target .............................................................................................................................. 46BAB 4 | STRATEGI, INTERVENSI DAN PERAN PEMANGKU KEBIJAKAN ............ 69 4.1. Strategi ............................................................................................................................. 69 4.2. Intervensi ...................................................................................................................... 70 4.3. Peran Serta Pemangku Kebijakan ....................................................................... 73BAB 5 | RENCANA OPERASIONAL ....................................................................................... 85BAB 6 | MONITORING DAN EVALUASI ............................................................................... 180 6.1. Monitoring ..................................................................................................................... 180 6.2. Evaluasi .......................................................................................................................... 181BAB 7 | PEMBIAYAAN PROGRAM ......................................................................................... 182 7.1. Prinsip Penganggaran ............................................................................................... 182 7.2. Transparansi dan Akuntabilitas .......................................................................... 183 7.3. Kapasitas Fiskal dan Upaya Fasilitasi ................................................................ 183 7.4 Kebutuhan Anggaran ................................................................................................ 185PENUTUP ........................................................................................................................................ 187
DAFTAR ISI
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
vi
Tabel 1. Kaskade Tes dan Pengobatan HIV ................................................................Tabel 2. Ringkasan Kelompok Indikator Program dan Sumber Datanya .....Tabel 3. Target Indikator Dampak Program HIV AIDS dan PIMS ....................Tabel 4. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data Indikator ......Tabel 5. Target Indikator Hasil Akhir (Outcome) Program HIV AIDS dan
PIMS ..........................................................................................................................Tabel 6. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data Indikator
Hasil Akhir (Outcome) .......................................................................................Tabel 7. Target Indikator Hasil Luaran (Output) Program HIV AIDS dan PIMS ....Tabel 8. Cara Hitung dan Sumber Data Indikator Hasil Luaran (Output) ....Table 9. Indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024 ....Table 10. Indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024 ....Tabel 11. Indikator Strategi 1 ............................................................................................Tabel 12. Indikator Strategi 2 ............................................................................................Tabel 13. Indikator Strategi 3 ............................................................................................Tabel 14. Indikator Strategi 4 ............................................................................................Tabel 15. Indikator Strategi 5 ............................................................................................Tabel 16. Indikator Strategi 6 ............................................................................................Tabel 17. Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKTP dan FKRTL .......................Tabel 18. Stratafikasi layanan Komprehensif .............................................................Tabel 19. Stratafikasi layanan Standar ..........................................................................Tabel 20. Peran Lintas Unit/Program Kemenkes dalam Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS & PIMS ....................................................................Tabel 21. Peran Kementerian/Lembaga dalam Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dan PIMS ...............................................................Tabel 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan
PIMS Tahun 2020 - 2024 .................................................................................Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota
dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024 .................................................................................
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024 ..........................................................................................................................
Tabel 25. Kebutuhan Anggaran berdasarkan jenis kegiatan Untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024 ..........................................................................................................................
35495050
51
5253545657585960606161636567
73
77
185
185
185
199
DAFTAR TABEL
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
vii
8
1011
12
13141515
1616171820
20212122222731313233333336
47
Gambar 1. Estimasi prevalensi HIV pada penduduk 15 tahun ke atas menurut negara tahun 2018 ...................................................................
Gambar 2. Perkiraan jumlah kasus baru PIMS yang dapat disembuhkan pada usia 15-49 tahun ...............................................................................
Gambar 3. Distribusi Proyeksi Jumlah ODHA Tahun 2020 ...............................Gambar 4. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA 15 Tahun Keatas di
Indonesia Tahun 2005-2024 ...................................................................Gambar 5. Estimasi dan Proyeksi Infeksi Baru HIV Pada Populasi 15
Tahun Keatas di Indonesia Tahun 2005-2024 .................................Gambar 6. Persentasi LSL yang melakukan 1 ........................................................Gambar 7. Layanan kesehatan yang diakses 1 .......................................................Gambar 8. Persentasi yang menerima hasil tes HIV ............................................Gambar 9. Persentase Waria yang melakukan tes HIV dan menerima hasil
tes ........................................................................................................................Gambar 10. Layanan kesehatan yang diakses untuk tes HIV ..............................Gambar 11. Layanan yang tersering diakses untuk tes HIV ...............................Gambar 12. Proporsi Kejadian HIV Berdasarkan Populasi Kunci ....................Gambar 13. Persentase Populasi kunci yang pernah mengalami Gejala IMS .........Gambar 14. Persentase cakupan pemeriksaan IMS dikalangan populasi
kunci ..................................................................................................................Gambar 15. Proporsi Sifilis diantara populasi kunci .............................................Gambar 16. Proporsi Gonnorhea diantara populasi kunci ..................................Gambar 17. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh LSL .......Gambar 18. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh WPS .........Gambar 19. Kerangka Kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan ..........Gambar 20. Layanan virtual yang sering diakses oleh LSL .................................Gambar 21. Pemahaman tentang HIV diantara LSL ...............................................Gambar 22. Akses terhadap kondom untuk populasi Waria ..............................Gambar 23. Penggunaan kondom oleh kelompok LSL ..........................................Gambar 24. Persentase penggunaan kondom oleh WPS .....................................Gambar 25. Penggunaan kondom pada kelompok penasun ..............................Gambar 26. Kaskade Pengobatan HIV 2015-2019 ................................................Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan
PIMS 2024 .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
viii
AEM : Asian Epidemic ModelAIDS : Aqcuired Immuno Deficiency SyndromeAPBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja NasionalART : Antiretroviral TherapyARV : AntiretroviralBappenas : Badan Perencanaan Pembangunan NasionalBappeda : Badan Perencanaan Pembangunan DaerahCD4 : cluster of differentiation 4. Salah satu jenis sel darah putih DFAT : (Australian) Department of Foreign Affairs and Trade DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan AnggaranFasyankes : Fasilitas Layanan KesehatanGARPR : Global AIDS response progress reportingHIV : Human Immunodeficiency VirusIBI : Ikatan Bidan IndonesiaICA : Investment Case AnalysisIDAI : Ikatan Dokter Anak IndonesiaIDI : Ikatan Dokter IndonesiaIMLTD : Infeksi Menular Lewat Transfusi DarahIMS : Infeksi Menular Seksual IVA : Inspeksi Visual dengan Asam Asetat JKN : Jaminan Kesehatan NasionalKemendagri : Kementerian Dalam NegeriKemenkes : Kementerian Kesehatan Kemensos : Kementerian SosialKKP : Kantor Kesehatan PelabuhanKPA : Kuasa Pengguna AnggaranKPAN : Komisi Penanggulangan AIDS NasionalKTIPK : Konseling Testing Inisisasi Petugas Kesehatan Lapas : Lembaga PemasyarakatanLASS : Layanan Alat Suntik SterilLKB : Layanan Komprehensif BerkesinambunganLSL : Laki-laki yang berhubungan Seks dengan Laki-laki MDGs : Millenium Development GoalsNAPZA : Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya ODHA : Orang Dengan HIV dan AIDSPBI : Penerima Bantuan IuranPDBN : Pengurangan Dampak Buruk akibat NAPZA PDP : PerawatanDukungan dan Pengobatan
DAFTAR SINGKATAN
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
ix
Penasun : Pengguna Napza SuntikPerdossi : Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf IndonesiaPerdosri : Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik IndonesiaPermenkes : Peraturan Menteri KesehatanPKVHI : Perhimpunan Konselor VCT HIV IndonesiaPOGI : Persatuan Obstetri dan Ginikolog IndonesiaPPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PP INH : Pengobatan Preventif Isoniazid (IPT = Isoniazid preventive therapy)PPNI : Persatuan Perawat Nasional IndonesiaPPU : Pekerja Penerima UpahPTRM : Pelayanan Terapi Rumatan MetadonPuskesmas : Pusat Kesehatan MasyarakatRAN : Rencana Aksi NasionalRenja : Rencana KerjaRPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionalRKA-KL : Rencana Kerja Anggaran – Kementerian LembagaRKP : Rencana Kerja PemerintahRKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah RS : Rumah Sakit Rutan : Rumah TahananSCP : Survey Cepat PerilakuSIKDA : Sistem Informasi Kesehatan DaerahSKPD : Satuan Kerja Perangkat DaerahSKPD – KUA : Satuan Kerja Perangkat Daerah Kebijakan Umum AnggaranSKPD - RKA : Satuan Kerja Perangkat Daerah - Rencana Kerja AnggaranSPM : Standar Pelayanan MinimumSSH : Surveilans Sentinel HIVSTBP : Survei Terpadu Biologis dan PerilakuTB : TuberculosisTEMPO : Temukan secara aktif, Pisahkan dan ObatiTKHIV : Tes Konseling HIVTWG : Technical Working GroupUN : United Nations (PBB)UNAIDS : Joint United Nations Programme on HIV/AIDSUNDP : United Nations Development ProgrammeUNFPA : United Nations Population FundUNICEF : United Nations Childrens FundUNGASS : United Nations General Assembly Special SessionUTD : Unit Transfusi DarahWaria : Wanita Pria (Transgender)WBP : Warga Binaan Pemasyarakatan (penghuni lapas dan rutan)WHO : World Health Organization WPSL : Wanita Pekerja Seks LangsungWPSTL : Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 13
BAB 1 | PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah bersama masyarakat memiliki komitmen yang kuat dalam upaya pengendalian HIV AIDS untuk mencapai eliminasi HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) pada tahun 2030. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, salah satu arah kebijakan dan strategi adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta. Peningkatan pengendalian penyakit, dimana HIV AIDS dan PIMS menjadi bagian dari arah kebijakan tersebut. Komitmen negara juga tertuang dalam Rencana Strategis bidang kesehatan (Renstra Kemenkes RI) dengan meningkatkan jumlah orang dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Pemerintah bersama masyarakat mendukung upaya pencapaian eliminasi HIV AIDS yang telah disepakati di tingkat global bahwa pada tahun 2030 kita dapat mencapai 95-95-95 untuk pengobatan, dimana 95% ODHA mengetahui status, 95% dari ODHA yang mengetahui status mendapatkan pengobatan, dan 95% dari ODHA yang diobati virusnya tersupresi. Pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi menular seksual merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan pengendalian HIV AIDS. Setelah pelaksanaan Rencana Aksi Nasional selama lebih dari lima tahun, Program Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS melakukan kajian pada pelaksanaan kegiatan dan hasil yang telah dicapai selama tahun 2015-2019. Beberapa perubahan kebijakan diputuskan selama kurun waktu ini. Perubahan tersebut berpengaruh pada pelaksanaan program dan target pencapaian hasil serta anggaran yang dibutuhkan untuk operasional kegiatan. Beberapa kebijakan program yang paling berpengaruh adalah kebijakan “fast track initiative 90-90-90” di mana pemerintah memutuskan secara bertahap mencapai target 90-90-90 mulai dari tingkat kabupaten/kota. Ini sejalan dengan amanat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menyatakan layanan kesehatan merupakan urusan pemerintahan yang didesentralisasikan dan sifatnya wajib serta merupakan pelayanan dasar bagi Pemerintah Pusat dan Daerah.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
x
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 13
BAB 1 | PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah bersama masyarakat memiliki komitmen yang kuat dalam upaya pengendalian HIV AIDS untuk mencapai eliminasi HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) pada tahun 2030. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, salah satu arah kebijakan dan strategi adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta. Peningkatan pengendalian penyakit, dimana HIV AIDS dan PIMS menjadi bagian dari arah kebijakan tersebut. Komitmen negara juga tertuang dalam Rencana Strategis bidang kesehatan (Renstra Kemenkes RI) dengan meningkatkan jumlah orang dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Pemerintah bersama masyarakat mendukung upaya pencapaian eliminasi HIV AIDS yang telah disepakati di tingkat global bahwa pada tahun 2030 kita dapat mencapai 95-95-95 untuk pengobatan, dimana 95% ODHA mengetahui status, 95% dari ODHA yang mengetahui status mendapatkan pengobatan, dan 95% dari ODHA yang diobati virusnya tersupresi. Pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi menular seksual merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan pengendalian HIV AIDS. Setelah pelaksanaan Rencana Aksi Nasional selama lebih dari lima tahun, Program Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS melakukan kajian pada pelaksanaan kegiatan dan hasil yang telah dicapai selama tahun 2015-2019. Beberapa perubahan kebijakan diputuskan selama kurun waktu ini. Perubahan tersebut berpengaruh pada pelaksanaan program dan target pencapaian hasil serta anggaran yang dibutuhkan untuk operasional kegiatan. Beberapa kebijakan program yang paling berpengaruh adalah kebijakan “fast track initiative 90-90-90” di mana pemerintah memutuskan secara bertahap mencapai target 90-90-90 mulai dari tingkat kabupaten/kota. Ini sejalan dengan amanat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menyatakan layanan kesehatan merupakan urusan pemerintahan yang didesentralisasikan dan sifatnya wajib serta merupakan pelayanan dasar bagi Pemerintah Pusat dan Daerah.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
1
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 15
dari provinsi Papua Barat dan Papua), dengan prevalensi HIV diperkirakan mencapai 2,6% di populasi umum pada tahun 2019. Sebaran tersebut merupakan pengecualian dibandingkan daerah lain dengan tingkat sebaran yang lebih terbatas. Data yang ada menunjukkan peningkatan persentase temuan kasus HIV sebesar lima kali lipat sejak tahun 2011 untuk kelompok populasi kunci Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL). Secara keseluruhan, penularan heteroseksual tetap menjadi cara penularan utama yang mendominasi temuan kasus baru (68%) sampai akhir tahun 2019. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan terdiri lebih dari 17.000 pulau. Sistem pemerintahan terdesentralisasi diterapkan pada 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Situasi tersebut merupakan tantangan dalam pengendalian HIV AIDS dan PIMS dipandang dari segi geografis maupun sosial ekonomi. Keberhasilan pemerintah bersama masyarakat dalam mengendalikan HIV dan AIDS di seluruh wilayah Republik Indoneisa akan memberikan manfaat yang berdampak pada upaya global. Dalam pelaksanaan selama periode 2015-2019, telah banyak terjadi perkembangan dan kesepakatan baru di tingkat global, regional dan nasional, yang mempengaruhi arah di Indonesia untuk tahun 2020-2024, seperti:
- Kebijakan tingkat global: adanya komitmen politik dan penetapan target global untuk mencapai 95-95-95 pada tahun 2030;
- Bukti ilmiah dari berbagai negara terutama Afrika, pada tahun 2013, WHO merekomendasikan inisiasi pengobatan anti retroviral (ART) dini untuk menekan angka kematian terkait AIDS, dan mencegah penularan HIV, (WHO, 2013). Di Indonesia, rekomendasi WHO ini diadaptasi dan dilakukan akselerasi temuan kasus HIV 3 , dengan
3Surat Edaran Kementerian Kesehatan No 129 tahun 2013
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 14
Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV merupakan salah satu dari 12 indikator SPM Kesehatan dan wajib dipenuhi mutu dan jenis pelayanan dasarnya oleh pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan. Kebijakan lain adalah penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai salah satu nomor identitas tunggal dalam pemberian pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan. Penggunaan NIK juga menjadi tolok ukur akuntabilitas program dan pelayanan untuk memperoleh hasil yang akurat, valid, efektif dan efisien, serta mampu telusur. Upaya pencapaian 90-90-90 dimulai dari kabupaten/kota yang diformulasikan sebagai District Based Intervention (Intervensi tingkat kabupaten/kota). Setiap kabupaten/kota wajib mengimplementasikan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS dan mencapai target yang ditetapkan. Penatalaksanaan HIV tanpa Komplikasi dan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang merupakan kompetensi dasar dokter dengan tingkat kompetensi IVA mewajibkan setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia tenaga dokter mampu untuk menemukan dan mengobati HIV tanpa komplikasi. Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Sistem rujukan dapat dilakukan pada tingkat kabupaten/kota bagi kasus HIV dengan komplikasi maupun kepada kasus IMS yang memerlukan rujukan untuk tatalaksana lanjutan sebagaimana diamanatkan pada kompetensi yang harus dimiliki seorang dokter. Data prevalensi HIV usia dewasa (15-49 tahun) diperkirakan mencapai 0,32% pada tahun 20191. Estimasi untuk tingkat provinsi berkisar antara kurang dari 0,1% sampai melebihi 2%2 . Sebaran HIV di Tanah Papua (terdiri
1Report on the HIV Epidemiologic Update, Kemenkes 2020 2Laporan Teknis Estimasi Jumlah Populasi Berisiko Terinfeksi HIV di Indonesia Tahun 2019, Kemenkes 2020
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 15
dari provinsi Papua Barat dan Papua), dengan prevalensi HIV diperkirakan mencapai 2,6% di populasi umum pada tahun 2019. Sebaran tersebut merupakan pengecualian dibandingkan daerah lain dengan tingkat sebaran yang lebih terbatas. Data yang ada menunjukkan peningkatan persentase temuan kasus HIV sebesar lima kali lipat sejak tahun 2011 untuk kelompok populasi kunci Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL). Secara keseluruhan, penularan heteroseksual tetap menjadi cara penularan utama yang mendominasi temuan kasus baru (68%) sampai akhir tahun 2019. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan terdiri lebih dari 17.000 pulau. Sistem pemerintahan terdesentralisasi diterapkan pada 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Situasi tersebut merupakan tantangan dalam pengendalian HIV AIDS dan PIMS dipandang dari segi geografis maupun sosial ekonomi. Keberhasilan pemerintah bersama masyarakat dalam mengendalikan HIV dan AIDS di seluruh wilayah Republik Indoneisa akan memberikan manfaat yang berdampak pada upaya global. Dalam pelaksanaan selama periode 2015-2019, telah banyak terjadi perkembangan dan kesepakatan baru di tingkat global, regional dan nasional, yang mempengaruhi arah di Indonesia untuk tahun 2020-2024, seperti:
- Kebijakan tingkat global: adanya komitmen politik dan penetapan target global untuk mencapai 95-95-95 pada tahun 2030;
- Bukti ilmiah dari berbagai negara terutama Afrika, pada tahun 2013, WHO merekomendasikan inisiasi pengobatan anti retroviral (ART) dini untuk menekan angka kematian terkait AIDS, dan mencegah penularan HIV, (WHO, 2013). Di Indonesia, rekomendasi WHO ini diadaptasi dan dilakukan akselerasi temuan kasus HIV 3 , dengan
3Surat Edaran Kementerian Kesehatan No 129 tahun 2013
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 14
Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV merupakan salah satu dari 12 indikator SPM Kesehatan dan wajib dipenuhi mutu dan jenis pelayanan dasarnya oleh pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan. Kebijakan lain adalah penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai salah satu nomor identitas tunggal dalam pemberian pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan. Penggunaan NIK juga menjadi tolok ukur akuntabilitas program dan pelayanan untuk memperoleh hasil yang akurat, valid, efektif dan efisien, serta mampu telusur. Upaya pencapaian 90-90-90 dimulai dari kabupaten/kota yang diformulasikan sebagai District Based Intervention (Intervensi tingkat kabupaten/kota). Setiap kabupaten/kota wajib mengimplementasikan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS dan mencapai target yang ditetapkan. Penatalaksanaan HIV tanpa Komplikasi dan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang merupakan kompetensi dasar dokter dengan tingkat kompetensi IVA mewajibkan setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia tenaga dokter mampu untuk menemukan dan mengobati HIV tanpa komplikasi. Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Sistem rujukan dapat dilakukan pada tingkat kabupaten/kota bagi kasus HIV dengan komplikasi maupun kepada kasus IMS yang memerlukan rujukan untuk tatalaksana lanjutan sebagaimana diamanatkan pada kompetensi yang harus dimiliki seorang dokter. Data prevalensi HIV usia dewasa (15-49 tahun) diperkirakan mencapai 0,32% pada tahun 20191. Estimasi untuk tingkat provinsi berkisar antara kurang dari 0,1% sampai melebihi 2%2 . Sebaran HIV di Tanah Papua (terdiri
1Report on the HIV Epidemiologic Update, Kemenkes 2020 2Laporan Teknis Estimasi Jumlah Populasi Berisiko Terinfeksi HIV di Indonesia Tahun 2019, Kemenkes 2020
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
3
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 17
- Hasil analisis program HIV dan PIMS pada periode 2015-2019 menunjukkan: 1. Belum tersedianya data untuk mengukur indikator utama Zero
New Infection, Zero AIDS related death dan Zero Stigma and Discrimination pada populasi kunci;
2. Data surveilans yang tersedia berasal dari dua sumber yaitu laporan rutin melalui SIHA dan laporan hasil survei terpadu biologis dan perilaku (STBP). Laporan rutin melalui SIHA belum semua fasyankes melaporkan terutama kegiatan untuk data IMS. STBP yang dilakukan setiap tiga tahun masih perlu diperkuat dalam pelaksanaan dan analisisnya.
3. Pada periode 2015-2019 intervensi terfokus pada populasi kunci, sedangkan 68% ODHA merupakan populasi non kunci. Oleh karena itu, upaya intervensi di luar populasi kunci seperti pada pasangan ODHA, pasien TBC, pasien IMS, ibu hamil, pasien hepatitis dan pelanggan pekerja seks perlu dikembangkan.
4. Kegiatan program pencegahan dan pengendalian IMS perlu dilaksanakan secara lebih luas dan intensif pada seluruh fasyankes. Selain itu integrasi skrining HIV pada pasien IMS dan sebaliknya perlu lebih dioptimalkan.
5. Alat pemantau terapi pemeriksaan viral load perlu ditambah. - Hasil Kajian Eksternal Respon Sektor Kesehatan terhadap HIV dan
AIDS di Indonesia pada tahun 2020 (WHO, 2020) dalam rangka akselerasi pencapaian Getting to Zero, menunjukkan hal-hal berikut:
1. Indonesia adalah negara dengan epidemi terkonsentrasi di sebagian besar wilayah, serta epidemi meluas tingkat rendah di Papua.
2. Masih meningkatnya insiden dan prevalensi HIV di kelompok LSL dan waria di sebagian besar wilayah di Indonesia; juga di kelompok WPS di Papua.
3. Indonesia harus mecapai target 90-90-90 pada tahun 2027 (target global pada tahun 2020). Kemajuan pencapaian ketiga target ini perlu ditingkatkan.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 16
memperluas akses untuk inisiasi dini ART, serta memberikan pengobatan ARV segera setelah terdiagnosis HIV positif4,5.
- Kebijakan tingkat regional: disepakatinya “Gettting to Zero” 6 termasuk Universal Access terhadap pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan terkait HIV dan AIDS pada pertemuan KTT ASEAN di Bali;
- RPJMN: adanya komitmen pemerintah bersama masyarakat dalam menekan angka insiden HIV diantara 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV hingga mencapai 0,18 pada tahun 2024;
- SPM: Skrining HIV wajib dilakukan pada delapan populasi yaitu ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS, WPS, LSL, waria/TG, penasun dan WBP dimana hasil skrining yang reaktif diharapkan dapat mengakses layanan untuk penegakan diagnosis;
- Renstra bidang kesehatan (Kementerian Kesehatan): komitmen pemerintah bersama masyarakat untuk meningkatkan pengobatan ODHA sampai dengan 60% pada tahun 2024;
- Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dan dengan adanya bukti bahwa pemberian ARV dapat mengendalikan HIV hingga tidak terdeteksi dan dapat memperbaiki kualitas hidup ODHA serta menurunkan risiko penularan. Oleh karena itu pemberian ARV dapat dilakukan di tingkat fasyankes primer oleh dokter sesuai dengan kewenangan dasar melakukan inisiasi dini pengobatan ARV.
4Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS 5 Surat Edaran Dirjen P2P No. 1564 tahun 2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030 6 Getting to Zero = Menurunkan jumlah kasus baru, Menurunkan angkakematian, dan Menurunkan stigma &Diskriminasi
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
4
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 17
- Hasil analisis program HIV dan PIMS pada periode 2015-2019 menunjukkan: 1. Belum tersedianya data untuk mengukur indikator utama Zero
New Infection, Zero AIDS related death dan Zero Stigma and Discrimination pada populasi kunci;
2. Data surveilans yang tersedia berasal dari dua sumber yaitu laporan rutin melalui SIHA dan laporan hasil survei terpadu biologis dan perilaku (STBP). Laporan rutin melalui SIHA belum semua fasyankes melaporkan terutama kegiatan untuk data IMS. STBP yang dilakukan setiap tiga tahun masih perlu diperkuat dalam pelaksanaan dan analisisnya.
3. Pada periode 2015-2019 intervensi terfokus pada populasi kunci, sedangkan 68% ODHA merupakan populasi non kunci. Oleh karena itu, upaya intervensi di luar populasi kunci seperti pada pasangan ODHA, pasien TBC, pasien IMS, ibu hamil, pasien hepatitis dan pelanggan pekerja seks perlu dikembangkan.
4. Kegiatan program pencegahan dan pengendalian IMS perlu dilaksanakan secara lebih luas dan intensif pada seluruh fasyankes. Selain itu integrasi skrining HIV pada pasien IMS dan sebaliknya perlu lebih dioptimalkan.
5. Alat pemantau terapi pemeriksaan viral load perlu ditambah. - Hasil Kajian Eksternal Respon Sektor Kesehatan terhadap HIV dan
AIDS di Indonesia pada tahun 2020 (WHO, 2020) dalam rangka akselerasi pencapaian Getting to Zero, menunjukkan hal-hal berikut:
1. Indonesia adalah negara dengan epidemi terkonsentrasi di sebagian besar wilayah, serta epidemi meluas tingkat rendah di Papua.
2. Masih meningkatnya insiden dan prevalensi HIV di kelompok LSL dan waria di sebagian besar wilayah di Indonesia; juga di kelompok WPS di Papua.
3. Indonesia harus mecapai target 90-90-90 pada tahun 2027 (target global pada tahun 2020). Kemajuan pencapaian ketiga target ini perlu ditingkatkan.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 16
memperluas akses untuk inisiasi dini ART, serta memberikan pengobatan ARV segera setelah terdiagnosis HIV positif4,5.
- Kebijakan tingkat regional: disepakatinya “Gettting to Zero” 6 termasuk Universal Access terhadap pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan terkait HIV dan AIDS pada pertemuan KTT ASEAN di Bali;
- RPJMN: adanya komitmen pemerintah bersama masyarakat dalam menekan angka insiden HIV diantara 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV hingga mencapai 0,18 pada tahun 2024;
- SPM: Skrining HIV wajib dilakukan pada delapan populasi yaitu ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS, WPS, LSL, waria/TG, penasun dan WBP dimana hasil skrining yang reaktif diharapkan dapat mengakses layanan untuk penegakan diagnosis;
- Renstra bidang kesehatan (Kementerian Kesehatan): komitmen pemerintah bersama masyarakat untuk meningkatkan pengobatan ODHA sampai dengan 60% pada tahun 2024;
- Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dan dengan adanya bukti bahwa pemberian ARV dapat mengendalikan HIV hingga tidak terdeteksi dan dapat memperbaiki kualitas hidup ODHA serta menurunkan risiko penularan. Oleh karena itu pemberian ARV dapat dilakukan di tingkat fasyankes primer oleh dokter sesuai dengan kewenangan dasar melakukan inisiasi dini pengobatan ARV.
4Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS 5 Surat Edaran Dirjen P2P No. 1564 tahun 2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030 6 Getting to Zero = Menurunkan jumlah kasus baru, Menurunkan angkakematian, dan Menurunkan stigma &Diskriminasi
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
5
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 19
3. Meningkatkan proporsi ODHA yang menerima terapi pengobatan ARV menjadi 70% dan memastikan kepatuhan mereka untuk menjamin keberhasilan menekan jumlah virus di dalam darahnya di tahun 2024
4. Meningkatkan akses cakupan pemeriksaan viral load ODHA on ARV menjadi 75% tahun 2024
5. Mengurangi infeksi baru HIV dan Sifilis, dan Hepatitis B pada anak 6. Menurunkan diskriminasi terhadap ODHA dan populasi terdampak
hingga 60% pada tahun 2024
1.3. Sasaran: Sasaran dari RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS:
1. Kementerian dan lembaga terkait dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
2. Pemerintah daerah, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan jajaran.
3. Mitra kesehatan dan masyarakat.
1.4. Ruang Lingkup
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024 ini dapat digunakan oleh pemerintah di tingkat pusat sampai dengan daerah dengan melibatkan berbagai lintas sektor terkait termasuk swasta, akademisi, mitra bidang kesehatan dan masyarakat.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 18
4. Cakupan paket pencegahan sesuai rekomendasi WHO perlu ditingkatkan pada empat populasi kunci: WPS, LSL, Waria dan Penasun
5. Adanya persepsi bahwa IMS belum menjadi masalah di Indonesia karena laporan kasus rendah. Cakupan testing HIV diantara ibu hamil (44,87 %) jauh lebih baik dari pada cakupan testing sifilis. Laporan SIHA tahun 2019 menunjukkan baru sekitar 423.377 (8,1%) ibu hamil yang tes Sifilis. Data pengobatan baik untuk kasus HIV dan sifilis masih jauh dari yang diharapkan, yakni 30,35% mendapatkan ARV dan 58,92% mendapatkan pengobatan dengan Benzatine peniciline.
6. Kemajuan implementasi program sangat bervariasi antar provinsi. Cakupan skrining HIV pada ibu hamil kurang dari 50% dan hanya dilaporkan oleh 450 kabupaten/kota dari 514 daerah yang ada (87,5%).
7. Kegiatan yang dipaparkan dalam RAN ini disusun berdasarkan strategi dan intervensi yang terstruktur terpadu, dengan prioritas sasaran adalah masyarakat berisiko tinggi, orang terinfeksi HIV, dan masyarakat rentan lainnya dengan pendekatan berupa pelayanan komprehensif berkesinambungan.
1.2. Tujuan
Tujuan umum:
Tujuan umum dalam RAN ini adalah sebagai acuan perencanaan dan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS Tahun 2020-2024.
Tujuan khusus:
1. Mengurangi insidensi HIV pada tahun 2024 (Baseline 2018 = 0,24/1.000 penduduk)
2. Meningkatkan proporsi ODHA yang mengetahui status HIV mereka menjadi 90% Tahun 2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
6
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 19
3. Meningkatkan proporsi ODHA yang menerima terapi pengobatan ARV menjadi 70% dan memastikan kepatuhan mereka untuk menjamin keberhasilan menekan jumlah virus di dalam darahnya di tahun 2024
4. Meningkatkan akses cakupan pemeriksaan viral load ODHA on ARV menjadi 75% tahun 2024
5. Mengurangi infeksi baru HIV dan Sifilis, dan Hepatitis B pada anak 6. Menurunkan diskriminasi terhadap ODHA dan populasi terdampak
hingga 60% pada tahun 2024
1.3. Sasaran: Sasaran dari RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS:
1. Kementerian dan lembaga terkait dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
2. Pemerintah daerah, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan jajaran.
3. Mitra kesehatan dan masyarakat.
1.4. Ruang Lingkup
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024 ini dapat digunakan oleh pemerintah di tingkat pusat sampai dengan daerah dengan melibatkan berbagai lintas sektor terkait termasuk swasta, akademisi, mitra bidang kesehatan dan masyarakat.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 18
4. Cakupan paket pencegahan sesuai rekomendasi WHO perlu ditingkatkan pada empat populasi kunci: WPS, LSL, Waria dan Penasun
5. Adanya persepsi bahwa IMS belum menjadi masalah di Indonesia karena laporan kasus rendah. Cakupan testing HIV diantara ibu hamil (44,87 %) jauh lebih baik dari pada cakupan testing sifilis. Laporan SIHA tahun 2019 menunjukkan baru sekitar 423.377 (8,1%) ibu hamil yang tes Sifilis. Data pengobatan baik untuk kasus HIV dan sifilis masih jauh dari yang diharapkan, yakni 30,35% mendapatkan ARV dan 58,92% mendapatkan pengobatan dengan Benzatine peniciline.
6. Kemajuan implementasi program sangat bervariasi antar provinsi. Cakupan skrining HIV pada ibu hamil kurang dari 50% dan hanya dilaporkan oleh 450 kabupaten/kota dari 514 daerah yang ada (87,5%).
7. Kegiatan yang dipaparkan dalam RAN ini disusun berdasarkan strategi dan intervensi yang terstruktur terpadu, dengan prioritas sasaran adalah masyarakat berisiko tinggi, orang terinfeksi HIV, dan masyarakat rentan lainnya dengan pendekatan berupa pelayanan komprehensif berkesinambungan.
1.2. Tujuan
Tujuan umum:
Tujuan umum dalam RAN ini adalah sebagai acuan perencanaan dan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS Tahun 2020-2024.
Tujuan khusus:
1. Mengurangi insidensi HIV pada tahun 2024 (Baseline 2018 = 0,24/1.000 penduduk)
2. Meningkatkan proporsi ODHA yang mengetahui status HIV mereka menjadi 90% Tahun 2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
7
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 21
Program-program untuk meningkatkan cakupan pengobatan ARV juga mulai menuai hasil. Data WHO menunjukkan pada akhir tahun 2018 terdapat 23,3 juta penderita HIV yang sudah menerima pengobatan ARV. Peningkatan dari 7,7 juta pada tahun 2007 dan 17 juta pada tahun 2015.12 Secara relatif, terjadi peningkatan proporsi ODHA yang mendapatkan ARV dari 48% (tahun 2015) menjadi 62% (tahun 2018).13 Beberapa negara telah menjalankan Test and Treat dimana inisiasi pengobatan ARV dilakukan segera setelah hasil tes HIV nya positif tanpa perlu merujuk pada nilai CD4-nya. Pengendalian HIV dan AIDS di Asia Pasifik cukup berhasil menurunkan infeksi baru HIV sampai dengan 9% sejak 2010. Di regional Asia Pasifik juga terjadi peningkatan cakupan pengobatan ARV dari 42% (tahun 2015) menjadi 54% (tahun 2018). Kematian yang dikaitkan dengan AIDS diperkirakan menurun sampai 200.000 orang atau menurun dari 240.000 orang pada 2015.14 Penyakit Infeksi menular seksual, belum berada pada situasi yang terkendali seperti HIV. Di dunia, setiap hari, terdapat lebih dari 1 juta kasus baru infeksi menular seksual yang dapat disembuhkan di antara orang berusia 15-49 tahun. WHO memperkirakan setiap tahunnya ditemukan 376 juta kasus IMS yaitu infeksi bakteri Chlamydia trachomatis (146 juta), Neisseria gonorrhoeae (51 juta), sifilis (5 juta), atau Trichomonas vaginalis (239 juta). Empat penyakit ini merupakan penyakit IMS yang diamati secara rutin dan dapat disembuhkan.
12 World Health Organization, 2016.Antiretroviral therapy (ART) coverage among all age groups. Online. 13 Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). 2020. HIV Estimates with Uncertainty Bounds 1990-2018. Online. 14 Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). 2020. HIV Estimates with Uncertainty Bounds 1990-2018. Online.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 20
BAB 2 | ANALISIS SITUASI HIV AIDS dan PIMS
2.1. Situasi Epidemi Global sampai dengan 2019
Secara global, epidemi HIV mengalami penurunan sekitar 33% sejak 2001, sehingga pada tahun 2012 diperkirakan terjadi sekitar 2.3 juta infeksi baru pada dewasa dan anak. Kematian yang dikaitkan dengan AIDS menurun sampai 30% sejak 2005 karena peningkatan akses pengobatan ARV, termasuk kematian yang dikaitkan dengan TBC, juga menurun sampai 30% sejak 2004. Kematian terkait AIDS menurun dari puncaknya pada 2004 dengan 1,7 juta kematian terkait AIDS per tahun menjadi 770 ribu kematian terkait AIDS pada 2018.11
Gambar 1. Estimasi prevalensi HIV pada penduduk 15 tahun ke atas menurut negara tahun 2018
Sumber UNAIDS, AIDSInfo.
11Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), 2020. UNAIDS Data 2019. Geneva: UNAIDS; 2018.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
8
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 21
Program-program untuk meningkatkan cakupan pengobatan ARV juga mulai menuai hasil. Data WHO menunjukkan pada akhir tahun 2018 terdapat 23,3 juta penderita HIV yang sudah menerima pengobatan ARV. Peningkatan dari 7,7 juta pada tahun 2007 dan 17 juta pada tahun 2015.12 Secara relatif, terjadi peningkatan proporsi ODHA yang mendapatkan ARV dari 48% (tahun 2015) menjadi 62% (tahun 2018).13 Beberapa negara telah menjalankan Test and Treat dimana inisiasi pengobatan ARV dilakukan segera setelah hasil tes HIV nya positif tanpa perlu merujuk pada nilai CD4-nya. Pengendalian HIV dan AIDS di Asia Pasifik cukup berhasil menurunkan infeksi baru HIV sampai dengan 9% sejak 2010. Di regional Asia Pasifik juga terjadi peningkatan cakupan pengobatan ARV dari 42% (tahun 2015) menjadi 54% (tahun 2018). Kematian yang dikaitkan dengan AIDS diperkirakan menurun sampai 200.000 orang atau menurun dari 240.000 orang pada 2015.14 Penyakit Infeksi menular seksual, belum berada pada situasi yang terkendali seperti HIV. Di dunia, setiap hari, terdapat lebih dari 1 juta kasus baru infeksi menular seksual yang dapat disembuhkan di antara orang berusia 15-49 tahun. WHO memperkirakan setiap tahunnya ditemukan 376 juta kasus IMS yaitu infeksi bakteri Chlamydia trachomatis (146 juta), Neisseria gonorrhoeae (51 juta), sifilis (5 juta), atau Trichomonas vaginalis (239 juta). Empat penyakit ini merupakan penyakit IMS yang diamati secara rutin dan dapat disembuhkan.
12 World Health Organization, 2016.Antiretroviral therapy (ART) coverage among all age groups. Online. 13 Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). 2020. HIV Estimates with Uncertainty Bounds 1990-2018. Online. 14 Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). 2020. HIV Estimates with Uncertainty Bounds 1990-2018. Online.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 20
BAB 2 | ANALISIS SITUASI HIV AIDS dan PIMS
2.1. Situasi Epidemi Global sampai dengan 2019
Secara global, epidemi HIV mengalami penurunan sekitar 33% sejak 2001, sehingga pada tahun 2012 diperkirakan terjadi sekitar 2.3 juta infeksi baru pada dewasa dan anak. Kematian yang dikaitkan dengan AIDS menurun sampai 30% sejak 2005 karena peningkatan akses pengobatan ARV, termasuk kematian yang dikaitkan dengan TBC, juga menurun sampai 30% sejak 2004. Kematian terkait AIDS menurun dari puncaknya pada 2004 dengan 1,7 juta kematian terkait AIDS per tahun menjadi 770 ribu kematian terkait AIDS pada 2018.11
Gambar 1. Estimasi prevalensi HIV pada penduduk 15 tahun ke atas menurut negara tahun 2018
Sumber UNAIDS, AIDSInfo.
11Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), 2020. UNAIDS Data 2019. Geneva: UNAIDS; 2018.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
9
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 23
2.2. Situasi Epidemi di Indonesia sampai dengan 2019
2.2.1. Epidemi HIV AIDS Indonesia memiliki pola epidemi HIV yang kompleks dengan sebaran wilayah yang luas serta jumlah penduduk yang besar. Terdapat lebih dari 260 juta jiwa penduduk yang tersebar di 514 kabupaten/kota dimana 90% diantaranya telah melaporkan kasus HIV dan AIDS sehingga memiliki tantangan tersendiri dalam Pengendalian HIV. Diperkirakan terdapat 543.100 orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di tahun 2020. Hingga akhir tahun 2019 dilaporkan 377.564 ODHA mengetahui statusnya terinfeksi HIV dan 127.613 ODHA (23,5% dari total estimasi ODHA tahun 2020) sedang dalam pengobatan ARV.
Gambar 3. Distribusi Proyeksi Jumlah ODHA Tahun 2020
Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi dan SIHA, Kemenkes 2020
Prevalensi HIV di Indonesia adalah 0,26% pada populasi dewasa lebih dari 15 tahun terkecuali di Tanah Papua yang mempunyai epidemi meluas tingkat rendah dengan prevalensi 1,8%. Hasil pemodelan dengan Asian Epidemic Model (AEM), menunjukkan 70% dari jumlah ODHA berasal dari bukan populasi kunci (non key population). Penemuan kasus untuk mencari 70 % bukan populasi kunci akan dilakukan pada sarana kesehatan terutama pada ibu hamil, penderita TBC, penderita
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 22
PIMS memberikan dampak besar pada kesehatan dan kehidupan anak-anak dan orang dewasa di seluruh dunia, antara lain:
1. Sifilis menyebabkan kematian janin lebih dari 350.000 janin dan bayi setiap tahun dan menempatkan tambahan 200.000 bayi pada peningkatan risiko kematian dini;
2. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari sekitar 530.000 kasus kanker serviks dan 275.000 kematian akibat kanker serviks setiap tahun;
3. IMS seperti gonore dan klamidia adalah penyebab penting infertilitas, terutama di sub-Sahara Afrika;
4. IMS meningkatkan resiko tertular HIV; 5. Resistensi obat, terutama untuk gonore, merupakan ancaman utama
untuk mengurangi dampak IMS di seluruh dunia. Surveilans Resistensi Antimikroba Gonococcal menunjukkan tingkat resistensi kuinolon yang tinggi, meningkatnya resistensi azitromisin dan resistensi yang muncul terhadap sefalosporin spektrum luas.
Gambar 2. Perkiraan jumlah kasus baru PIMS yang dapat disembuhkan pada usia 15-49 tahun
Sumber:(WHO, 2017)
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
10
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 23
2.2. Situasi Epidemi di Indonesia sampai dengan 2019
2.2.1. Epidemi HIV AIDS Indonesia memiliki pola epidemi HIV yang kompleks dengan sebaran wilayah yang luas serta jumlah penduduk yang besar. Terdapat lebih dari 260 juta jiwa penduduk yang tersebar di 514 kabupaten/kota dimana 90% diantaranya telah melaporkan kasus HIV dan AIDS sehingga memiliki tantangan tersendiri dalam Pengendalian HIV. Diperkirakan terdapat 543.100 orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di tahun 2020. Hingga akhir tahun 2019 dilaporkan 377.564 ODHA mengetahui statusnya terinfeksi HIV dan 127.613 ODHA (23,5% dari total estimasi ODHA tahun 2020) sedang dalam pengobatan ARV.
Gambar 3. Distribusi Proyeksi Jumlah ODHA Tahun 2020
Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi dan SIHA, Kemenkes 2020
Prevalensi HIV di Indonesia adalah 0,26% pada populasi dewasa lebih dari 15 tahun terkecuali di Tanah Papua yang mempunyai epidemi meluas tingkat rendah dengan prevalensi 1,8%. Hasil pemodelan dengan Asian Epidemic Model (AEM), menunjukkan 70% dari jumlah ODHA berasal dari bukan populasi kunci (non key population). Penemuan kasus untuk mencari 70 % bukan populasi kunci akan dilakukan pada sarana kesehatan terutama pada ibu hamil, penderita TBC, penderita
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 22
PIMS memberikan dampak besar pada kesehatan dan kehidupan anak-anak dan orang dewasa di seluruh dunia, antara lain:
1. Sifilis menyebabkan kematian janin lebih dari 350.000 janin dan bayi setiap tahun dan menempatkan tambahan 200.000 bayi pada peningkatan risiko kematian dini;
2. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari sekitar 530.000 kasus kanker serviks dan 275.000 kematian akibat kanker serviks setiap tahun;
3. IMS seperti gonore dan klamidia adalah penyebab penting infertilitas, terutama di sub-Sahara Afrika;
4. IMS meningkatkan resiko tertular HIV; 5. Resistensi obat, terutama untuk gonore, merupakan ancaman utama
untuk mengurangi dampak IMS di seluruh dunia. Surveilans Resistensi Antimikroba Gonococcal menunjukkan tingkat resistensi kuinolon yang tinggi, meningkatnya resistensi azitromisin dan resistensi yang muncul terhadap sefalosporin spektrum luas.
Gambar 2. Perkiraan jumlah kasus baru PIMS yang dapat disembuhkan pada usia 15-49 tahun
Sumber:(WHO, 2017)
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
11
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 25
Gambar 5. Estimasi dan Proyeksi Infeksi Baru HIV Pada Populasi 15 Tahun Keatas di Indonesia Tahun 2005-2024
Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi HIV, Kemenkes 2020
Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku ( STBP) telah dilakukan beberapa kali yaitu pada tahun 2007, 2009, 2011, 2013 dan 2018. STBP yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2011 ditujukan untuk mendapatkan situasi epidemi pada kelompok populasi kunci WPS, LSL dan waria. Selain STBP, Kemenkes juga melakukan kegiatan surveilans sentinel HIV (SSH) dan survei cepat perilaku (SCP). STBP pada populasi umum dilaksanakan di Tanah Papua tahun 2006 dan 2013 pada kelompok usia 15-49 tahun. Hasil STBP, SSH dan SCP ini memberikan informasi tentang prevalensi HIV dan infeksi menular seksual (IMS) pada populasi kunci di Indonesia secara umum dan di Papua secara khusus seperti dibawah ini:
a. Pengguna Napza Suntik (Penasun)
Prevalensi HIV pada Pengguna Napza Suntik (penasun) menunjukkan penurunan dari 53% di tahun 2007 menjadi 13,6% di tahun 2018/19. Berdasarkan hasil survei tersebut penurunan prevalensi HIV tersebut ditemukan di: 1. Kota Medan dari 56% (2007) menjadi 15,79% pada 2015, 2. DKI Jakarta dari dari 55% (2007) menjadi 43,6% (2015) 3. Bandung dari 43% (2007) menjadi 2,7(2018-19)
19 20 19 17 17 16 15 14 12 11 9 8 7 6 5 5 4 4 4 4
7 7 76 5 4 3 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
6 6 78 9 9 10 10
1010
10 9 9 9 9 8 8 9 9 9
3 4 43 3 3 3 3
32
2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
3 3 33 3 3 4 4
43
33 3 3 3 3 3 3 2 2
1113 15
16 16 16 16 1616
1514
13 12 1110 9 9 8 8 7
5154 55 53 53 53 51 50
4743
3936
3431
2927 26 25 24 24
0
10
20
30
40
50
60
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Jum
lah
infe
ksi b
aru
(dal
am ri
buan
)
Pelanggan PS Penasun LSL Waria WPS Laki-laki Non-Ponci Perempuan Non-Ponci Total
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 24
IMS, pasangan ODHA, penderita hepatitis, orang yang datang kelayanan dengan tanda gejala penurunan kekebalan tubuh.
Gambar 4 Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA 15 Tahun Keatas di Indonesia Tahun 2005-2024
Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi HIV, Kemenkes 2020 Jika intervensi yang saat ini dilakukan diperkuat dan berkesinambungan, jumlah infeksi baru HIV pada populasi berusia 15 tahun keatas di Indonesia diperkirakan akan terus menurun setelah mencapai puncaknya pada tahun 2018-2019. Populasi perempuan bukan populasi kunci diperkirakan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap proyeksi jumlah infeksi baru HIV hingga tahun 2020-2024 (35.400; 35% dari total proyeksi infeksi baru), diikuti oleh populasi LSL (35.200; 35%), Pelanggan Pekerja Seks (14.000; 14%), laki-laki bukan populasi kunci (11.900; 12%); WPS (3.400; 3%), Penasun (1.400; 1%) dan Waria (500; 0,5%)(Gambar
58 69 82 90 97 102 104 102 101 97 93 87 81 75 70 64 59 55 50 46
47 51 47 43 38 32 25 24 19 14 9 8 8 7 6 6 5 5 5 5
2429 34 39 45 51 58 64 69 75 79 83 86 90 93 95 97 99 101 103
3747
60 73 86 100 113 123 133 142 149 153 156 159 160 160 159 157 153 15044
5873
88104
118132
145 156 165 173 179 184 187 189 189 188 185 181 177
220
265
308347
384417
447472
492 506 517 523 527 529 528 525 519 510 500 489
0
100
200
300
400
500
600
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Jum
lah
ODH
A (d
alam
ribu
an)
Pelanggan PS Penasun LSL Waria WPS Laki-laki Non-Ponci Perempuan Non-Ponci Total
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
12
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 25
Gambar 5. Estimasi dan Proyeksi Infeksi Baru HIV Pada Populasi 15 Tahun Keatas di Indonesia Tahun 2005-2024
Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi HIV, Kemenkes 2020
Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku ( STBP) telah dilakukan beberapa kali yaitu pada tahun 2007, 2009, 2011, 2013 dan 2018. STBP yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2011 ditujukan untuk mendapatkan situasi epidemi pada kelompok populasi kunci WPS, LSL dan waria. Selain STBP, Kemenkes juga melakukan kegiatan surveilans sentinel HIV (SSH) dan survei cepat perilaku (SCP). STBP pada populasi umum dilaksanakan di Tanah Papua tahun 2006 dan 2013 pada kelompok usia 15-49 tahun. Hasil STBP, SSH dan SCP ini memberikan informasi tentang prevalensi HIV dan infeksi menular seksual (IMS) pada populasi kunci di Indonesia secara umum dan di Papua secara khusus seperti dibawah ini:
a. Pengguna Napza Suntik (Penasun)
Prevalensi HIV pada Pengguna Napza Suntik (penasun) menunjukkan penurunan dari 53% di tahun 2007 menjadi 13,6% di tahun 2018/19. Berdasarkan hasil survei tersebut penurunan prevalensi HIV tersebut ditemukan di: 1. Kota Medan dari 56% (2007) menjadi 15,79% pada 2015, 2. DKI Jakarta dari dari 55% (2007) menjadi 43,6% (2015) 3. Bandung dari 43% (2007) menjadi 2,7(2018-19)
19 20 19 17 17 16 15 14 12 11 9 8 7 6 5 5 4 4 4 4
7 7 76 5 4 3 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
6 6 78 9 9 10 10
1010
10 9 9 9 9 8 8 9 9 9
3 4 43 3 3 3 3
32
2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
3 3 33 3 3 4 4
43
33 3 3 3 3 3 3 2 2
1113 15
16 16 16 16 1616
1514
13 12 1110 9 9 8 8 7
5154 55 53 53 53 51 50
4743
3936
3431
2927 26 25 24 24
0
10
20
30
40
50
60
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Jum
lah
infe
ksi b
aru
(dal
am ri
buan
)
Pelanggan PS Penasun LSL Waria WPS Laki-laki Non-Ponci Perempuan Non-Ponci Total
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 24
IMS, pasangan ODHA, penderita hepatitis, orang yang datang kelayanan dengan tanda gejala penurunan kekebalan tubuh.
Gambar 4 Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA 15 Tahun Keatas di Indonesia Tahun 2005-2024
Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi HIV, Kemenkes 2020 Jika intervensi yang saat ini dilakukan diperkuat dan berkesinambungan, jumlah infeksi baru HIV pada populasi berusia 15 tahun keatas di Indonesia diperkirakan akan terus menurun setelah mencapai puncaknya pada tahun 2018-2019. Populasi perempuan bukan populasi kunci diperkirakan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap proyeksi jumlah infeksi baru HIV hingga tahun 2020-2024 (35.400; 35% dari total proyeksi infeksi baru), diikuti oleh populasi LSL (35.200; 35%), Pelanggan Pekerja Seks (14.000; 14%), laki-laki bukan populasi kunci (11.900; 12%); WPS (3.400; 3%), Penasun (1.400; 1%) dan Waria (500; 0,5%)(Gambar
58 69 82 90 97 102 104 102 101 97 93 87 81 75 70 64 59 55 50 46
47 51 47 43 38 32 25 24 19 14 9 8 8 7 6 6 5 5 5 5
2429 34 39 45 51 58 64 69 75 79 83 86 90 93 95 97 99 101 103
3747
60 73 86 100 113 123 133 142 149 153 156 159 160 160 159 157 153 15044
5873
88104
118132
145 156 165 173 179 184 187 189 189 188 185 181 177
220
265
308347
384417
447472
492 506 517 523 527 529 528 525 519 510 500 489
0
100
200
300
400
500
600
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Jum
lah
ODH
A (d
alam
ribu
an)
Pelanggan PS Penasun LSL Waria WPS Laki-laki Non-Ponci Perempuan Non-Ponci Total
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
13
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 27
Berdasarkan data STBP tersebut, kelompok LSL lebih banyak mengakses Puskesmas (67%) dan VCT Mobile (11,9%) untuk melakukan tes HIV. (Gambar 7)
Gambar 7. Layanan kesehatan yang diakses 1
Setelah melakukan tes HIV, kelompok LSL yang menerima hasil sebesar 94,2%, dimana 95,9% menerima konseling sebelum mengetahui hasil tes dan 93% menerima hasil kurang dari 2 jam (Gambar 8)
Gambar 8. Persentasi yang menerima hasil tes HIV
c. Waria
Hasil STBP 2007 dan SSH/SCP 2013 menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada waria mengalami penurunan yang cukup berarti yaitu dari 23,8%
67
7.1
8.4
4.3
11.9
1.3
1. Puskesmas
2. RS
3. Klinik Swasta
4. LSM
5. VCT Mobile
6. Lainnya
97.2 95.9 94.2
39.5
93
0
20
40
60
80
100
120
Diminta persetujuan Menerima konselingsebelum mengetahui
hasil
Menerima hasil Menyarankan tes paspasangan
Menerima hasil teskurang dari 2 jam**
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 26
4. Malang dari 36,4% (2011) menjadi 28,4% (2015) 5. Surabaya dari 56% (2007) menjadi 35,60% (2015) Sebaliknya terjadi peningkatan prevalensi di Semarang dari1,18% (2011) menjadi 4,88% (2015) Penurunan lebih lanjut ditemukan di Bandung pada 2018-2019 dengan prevalensi HIV sebesar 2,7%. b. Laki-laki Suka Berhubungan Sex dengan Laki-laki
Sumber data yang sama, STBP, menunjukkan prevalensi HIV pada LSL menunjukkan peningkatan prevalensi. Data tahun 2007 menunjukkan prevalensi 5,3% dan STBP terakhir menunjukkan prevalensi 17,9 %. STBP 2018 juga menunjukkan peningkatan kelompok LSL yang mau mengakses layanan tes HIV baik karena keinginan sendiri maupun dirujuk. Layanan kesehatan puskesmas merupakan layanan yang dipilih untuk melakukan tes HIV (Gambar 6).
Gambar 6. Persentasi LSL yang melakukan 1
1. Ya, kemauan sendiri , 30.2
2. Ya, dirujuk , 9.6
3. Ya, kemauan sendiri dan
dirujuk , 19.2
4. Tidak , 41
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
14
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 27
Berdasarkan data STBP tersebut, kelompok LSL lebih banyak mengakses Puskesmas (67%) dan VCT Mobile (11,9%) untuk melakukan tes HIV. (Gambar 7)
Gambar 7. Layanan kesehatan yang diakses 1
Setelah melakukan tes HIV, kelompok LSL yang menerima hasil sebesar 94,2%, dimana 95,9% menerima konseling sebelum mengetahui hasil tes dan 93% menerima hasil kurang dari 2 jam (Gambar 8)
Gambar 8. Persentasi yang menerima hasil tes HIV
c. Waria
Hasil STBP 2007 dan SSH/SCP 2013 menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada waria mengalami penurunan yang cukup berarti yaitu dari 23,8%
67
7.1
8.4
4.3
11.9
1.3
1. Puskesmas
2. RS
3. Klinik Swasta
4. LSM
5. VCT Mobile
6. Lainnya
97.2 95.9 94.2
39.5
93
0
20
40
60
80
100
120
Diminta persetujuan Menerima konselingsebelum mengetahui
hasil
Menerima hasil Menyarankan tes paspasangan
Menerima hasil teskurang dari 2 jam**
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 26
4. Malang dari 36,4% (2011) menjadi 28,4% (2015) 5. Surabaya dari 56% (2007) menjadi 35,60% (2015) Sebaliknya terjadi peningkatan prevalensi di Semarang dari1,18% (2011) menjadi 4,88% (2015) Penurunan lebih lanjut ditemukan di Bandung pada 2018-2019 dengan prevalensi HIV sebesar 2,7%. b. Laki-laki Suka Berhubungan Sex dengan Laki-laki
Sumber data yang sama, STBP, menunjukkan prevalensi HIV pada LSL menunjukkan peningkatan prevalensi. Data tahun 2007 menunjukkan prevalensi 5,3% dan STBP terakhir menunjukkan prevalensi 17,9 %. STBP 2018 juga menunjukkan peningkatan kelompok LSL yang mau mengakses layanan tes HIV baik karena keinginan sendiri maupun dirujuk. Layanan kesehatan puskesmas merupakan layanan yang dipilih untuk melakukan tes HIV (Gambar 6).
Gambar 6. Persentasi LSL yang melakukan 1
1. Ya, kemauan sendiri , 30.2
2. Ya, dirujuk , 9.6
3. Ya, kemauan sendiri dan
dirujuk , 19.2
4. Tidak , 41
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
15
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 29
Wanita Penjaja Seks
STBP 2015 menunjukkan variasi prevalensi Wanita Pekerja Seksual langsung (WPSL) mulai dari 2% di Deli Serdang hingga 15,2 % di Surabaya Data STBP 2018 – 2019 menunjukkan prevalensi HIV pada Wanita Pekerja Seksusal (WPS) adalah 2,1 %. Angka prevalensi tersebut merupakan agregat dari WPSL dan WPSTL. Prevalensi HIV pada WPS, berdasarkan data STBP 2018 – 2019, tertinggi didapat pada Kota Jayapura dan Kab Gianyar yaitu masing masing sebesar 5,1% dan 6,1 %. STBP 2018 juga menunjukkan peningkatan akses layanan kesehatan untuk melakukan tes HIV. Untuk kelompok WPS, maka layanan yang terbanyak di akses adalah VCT Mobile (39,9%) dan Puskesmas (33,7%) (Gambar 11)
Gambar 11. Layanan yang tersering diakses untuk tes HIV
Untuk Proporsi kejadian HIV pada populasi kunci terlihat bahwa Kejadian HIV ditemukan pada LSL sebanyak 17,9% kemudian Penasun 13,6%, Waria 11,9%, WPS 2,1% dan Pelanggan 1,1%. (Gambar 12)
33.7
3.74.1
4.2
39.9
14.3
PuskesmasRSKlinik SwastaLSMVCT MobileLainnya
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 28
menjadi 19%. STBP 2018 menunjukkan prevalensi 11,9%. STBP 2018 juga menunjukkan peningkatan akses layanan untuk tes HIV Data STBP menunjukkan untuk kelompok Waria, 98% diminta persetujuan Ketika diambil darah untuk tes HIV, 95,8% menerima konseling sebelum mengetahui hasil dan 79,8% menerima hasil tes dalam 2 jam (Gambar 9) Gambar 9. Persentase Waria yang melakukan tes HIV dan menerima hasil tes
Untuk layanan Kesehatan yang di akses oleh kelompok waria untuk tes HIV adalah puskesmas (66,2%) dan VCT Mobile (22,2%) (Gambar 10)
Gambar 10. Layanan kesehatan yang diakses untuk tes HIV
36
79.8
93.5
95.8
98
90.7
72.0
0 20 40 60 80 100 120
Menyarankan tes HIV kepada pasangan tetap
Menerima hasil dalam 2 jam
Menerima hasil tes
Menerima konseling sebelum mengetahui hasil
Diminta persetujuan ketika diambil darah untuk tes HIV
Tes HIV dalam setahun terakhir
Tes darah untuk mengetahui status
66.2
3.8
0.5
7.0
22.2
0.3
Puskesmas RS Klinik Swasta LSM VCT Mobile Lainnya
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
16
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 29
Wanita Penjaja Seks
STBP 2015 menunjukkan variasi prevalensi Wanita Pekerja Seksual langsung (WPSL) mulai dari 2% di Deli Serdang hingga 15,2 % di Surabaya Data STBP 2018 – 2019 menunjukkan prevalensi HIV pada Wanita Pekerja Seksusal (WPS) adalah 2,1 %. Angka prevalensi tersebut merupakan agregat dari WPSL dan WPSTL. Prevalensi HIV pada WPS, berdasarkan data STBP 2018 – 2019, tertinggi didapat pada Kota Jayapura dan Kab Gianyar yaitu masing masing sebesar 5,1% dan 6,1 %. STBP 2018 juga menunjukkan peningkatan akses layanan kesehatan untuk melakukan tes HIV. Untuk kelompok WPS, maka layanan yang terbanyak di akses adalah VCT Mobile (39,9%) dan Puskesmas (33,7%) (Gambar 11)
Gambar 11. Layanan yang tersering diakses untuk tes HIV
Untuk Proporsi kejadian HIV pada populasi kunci terlihat bahwa Kejadian HIV ditemukan pada LSL sebanyak 17,9% kemudian Penasun 13,6%, Waria 11,9%, WPS 2,1% dan Pelanggan 1,1%. (Gambar 12)
33.7
3.74.1
4.2
39.9
14.3
PuskesmasRSKlinik SwastaLSMVCT MobileLainnya
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 28
menjadi 19%. STBP 2018 menunjukkan prevalensi 11,9%. STBP 2018 juga menunjukkan peningkatan akses layanan untuk tes HIV Data STBP menunjukkan untuk kelompok Waria, 98% diminta persetujuan Ketika diambil darah untuk tes HIV, 95,8% menerima konseling sebelum mengetahui hasil dan 79,8% menerima hasil tes dalam 2 jam (Gambar 9) Gambar 9. Persentase Waria yang melakukan tes HIV dan menerima hasil tes
Untuk layanan Kesehatan yang di akses oleh kelompok waria untuk tes HIV adalah puskesmas (66,2%) dan VCT Mobile (22,2%) (Gambar 10)
Gambar 10. Layanan kesehatan yang diakses untuk tes HIV
36
79.8
93.5
95.8
98
90.7
72.0
0 20 40 60 80 100 120
Menyarankan tes HIV kepada pasangan tetap
Menerima hasil dalam 2 jam
Menerima hasil tes
Menerima konseling sebelum mengetahui hasil
Diminta persetujuan ketika diambil darah untuk tes HIV
Tes HIV dalam setahun terakhir
Tes darah untuk mengetahui status
66.2
3.8
0.5
7.0
22.2
0.3
Puskesmas RS Klinik Swasta LSM VCT Mobile Lainnya
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
17
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 31
Penggunaan kondom pada hubungan seks komersial terakhir pada laki-laki mengalami kenaikan signifikan dari 14,1% (STBP 2006) menjadi 40,3% (STBP 2013). Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan perilaku seks yang aman. Pada tahun 2019 di Tanah Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat), pelayanan pemeriksaan HIV pada ibu hamil mencakup 42,90% dengan positivity rate 1,07% sehingga diperkirakan terdapat 1.100 Ibu hamil HIV dari seluruh ibu hamil yang diestimasikan tahun 2019 sebanyak 102.508. Pemeriksaan Sifilis pada ibu hamil mencakup 6,98% dengan positivity rate 12,58% sehingga diperkirakan terdapat 12.894 Ibu hamil dengan Sifilis dari seluruh ibu hamil. Pengobatan ARV bagi ibu hamil dengan HIV sebesar 37,92%, sehingga kemungkinan bayi lahir dari ibu HIV akan terinfeksi HIV sebanyak 920 anak. Pengobatan Sifilis adekuat pada ibu hamil dengan Sifilis sebesar 89,44% sehingga kemungkinan bayi lahir dari ibu Sifilis akan terinfeksi Sifilis sebanyak 12.089 anak. Oleh karena itu, diperlukan upaya terpadu untuk kegiatan HIV dan IMS serta penyakit terkait HIV lainnya di Tanah Papua e. Kelompok ibu hamil Pada tahun 2019, hanya 45,10% ibu hamil yang menjalani skrining HIV dengan positivity rate HIV 0,27%. Dari 5.256.483 ibu hamil di Indonesia, diperkirakan terdapat 14.278 ibu hamil HIV; Namun demikian, ibu hamil yang menjalani skrining SIfilis hanya 8,05% dengan positivity rate 1,17%. Dari seluruh ibu hamil diperkirakan terdapat 61.296 ibu hamil dengan sifilis. Pengobatan ARV pada ibu hamil dengan HIV hanya mencakup 30,35%,
2.2.2. Epidemi PIMS Jika dibandingkan dengan HIV atau penyakit terkait HIV lainnya seperti TB, PIMS relatif terabaikan. Agar PIMS tidak menjadi penyakit yang terabaikan, Pemerintah membangun layanan kesehatan yang terintegrasi antara PIMS dan HIV dilayanan primer maupun rujukan. Upaya ini terlihat dari data STBP yang menunjukkan peningkatan populasi kunci yang mengakses layanan IMS di puskesmas. STBP 2018 menunjukkan peningkatan populasi kunci yang mengakses puskesmas untuk layanan IMS dan mendapatkan pengobatan IMS.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 30
Gambar 12. Proporsi Kejadian HIV Berdasarkan Populasi Kunci
d. Tanah Papua
Tanah Papua terdiri dari dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat, Indonesia mengembangkan strategi khusus untuk Tanah Papua, karena mempunyai situasi epidemi yang berbeda dibandingkan wilayah lain di indonesia, sebagaimana digambarkan hasil survei tersebut dibawah ini. Berdasarkan hasil STBP tahun 2013 pada populasi umum usia 15-49 tahun di Tanah Papua, 2,3% populasi terinfeksi HIV dimana 2,3% pada laki-laki dan 2,2% pada perempuan. Hasil survei juga menunjukkan hubungan yang signifikan antara sirkumsisi pada laki-laki dengan infeksi HIV, dimana infeksi HIV terjadi pada 2,4% laki-laki yang tidak disirkumsisi dan 0,1% pada laki-laki yang disirkumsisi. Pada populasi perempuan, asosiasi yang signifikan terjadinya infeksi HIV adalah pada orang yang melakukan hubungan seks dengan imbalan pada satu tahun terakhir sebesar 3,5%, sedangkan 2,2% perempuan terinfeksi HIV tidak melakukannya. Secara statistik tidak ada perbedaan signifikan antara prevalensi HIV pada STBP tahun 2006 (2,4%) dan 2013 (2,3%) di Tanah Papua.. Hasil STBP tahun 2013 juga menunjukkan perilaku seksual berisiko masih terus terjadi di Tanah Papua, seperti melakukan hubungan seks dengan pasangan tidak tetap pada satu tahun terakhir, termasuk dengan pasangan seks yang diberikan imbalan pada laki-laki sebesar 12,7% dan perempuan 3,6%.
17.9
13.611.9
2.11.1
02468
101214161820
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
18
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 31
Penggunaan kondom pada hubungan seks komersial terakhir pada laki-laki mengalami kenaikan signifikan dari 14,1% (STBP 2006) menjadi 40,3% (STBP 2013). Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan perilaku seks yang aman. Pada tahun 2019 di Tanah Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat), pelayanan pemeriksaan HIV pada ibu hamil mencakup 42,90% dengan positivity rate 1,07% sehingga diperkirakan terdapat 1.100 Ibu hamil HIV dari seluruh ibu hamil yang diestimasikan tahun 2019 sebanyak 102.508. Pemeriksaan Sifilis pada ibu hamil mencakup 6,98% dengan positivity rate 12,58% sehingga diperkirakan terdapat 12.894 Ibu hamil dengan Sifilis dari seluruh ibu hamil. Pengobatan ARV bagi ibu hamil dengan HIV sebesar 37,92%, sehingga kemungkinan bayi lahir dari ibu HIV akan terinfeksi HIV sebanyak 920 anak. Pengobatan Sifilis adekuat pada ibu hamil dengan Sifilis sebesar 89,44% sehingga kemungkinan bayi lahir dari ibu Sifilis akan terinfeksi Sifilis sebanyak 12.089 anak. Oleh karena itu, diperlukan upaya terpadu untuk kegiatan HIV dan IMS serta penyakit terkait HIV lainnya di Tanah Papua e. Kelompok ibu hamil Pada tahun 2019, hanya 45,10% ibu hamil yang menjalani skrining HIV dengan positivity rate HIV 0,27%. Dari 5.256.483 ibu hamil di Indonesia, diperkirakan terdapat 14.278 ibu hamil HIV; Namun demikian, ibu hamil yang menjalani skrining SIfilis hanya 8,05% dengan positivity rate 1,17%. Dari seluruh ibu hamil diperkirakan terdapat 61.296 ibu hamil dengan sifilis. Pengobatan ARV pada ibu hamil dengan HIV hanya mencakup 30,35%,
2.2.2. Epidemi PIMS Jika dibandingkan dengan HIV atau penyakit terkait HIV lainnya seperti TB, PIMS relatif terabaikan. Agar PIMS tidak menjadi penyakit yang terabaikan, Pemerintah membangun layanan kesehatan yang terintegrasi antara PIMS dan HIV dilayanan primer maupun rujukan. Upaya ini terlihat dari data STBP yang menunjukkan peningkatan populasi kunci yang mengakses layanan IMS di puskesmas. STBP 2018 menunjukkan peningkatan populasi kunci yang mengakses puskesmas untuk layanan IMS dan mendapatkan pengobatan IMS.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 30
Gambar 12. Proporsi Kejadian HIV Berdasarkan Populasi Kunci
d. Tanah Papua
Tanah Papua terdiri dari dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat, Indonesia mengembangkan strategi khusus untuk Tanah Papua, karena mempunyai situasi epidemi yang berbeda dibandingkan wilayah lain di indonesia, sebagaimana digambarkan hasil survei tersebut dibawah ini. Berdasarkan hasil STBP tahun 2013 pada populasi umum usia 15-49 tahun di Tanah Papua, 2,3% populasi terinfeksi HIV dimana 2,3% pada laki-laki dan 2,2% pada perempuan. Hasil survei juga menunjukkan hubungan yang signifikan antara sirkumsisi pada laki-laki dengan infeksi HIV, dimana infeksi HIV terjadi pada 2,4% laki-laki yang tidak disirkumsisi dan 0,1% pada laki-laki yang disirkumsisi. Pada populasi perempuan, asosiasi yang signifikan terjadinya infeksi HIV adalah pada orang yang melakukan hubungan seks dengan imbalan pada satu tahun terakhir sebesar 3,5%, sedangkan 2,2% perempuan terinfeksi HIV tidak melakukannya. Secara statistik tidak ada perbedaan signifikan antara prevalensi HIV pada STBP tahun 2006 (2,4%) dan 2013 (2,3%) di Tanah Papua.. Hasil STBP tahun 2013 juga menunjukkan perilaku seksual berisiko masih terus terjadi di Tanah Papua, seperti melakukan hubungan seks dengan pasangan tidak tetap pada satu tahun terakhir, termasuk dengan pasangan seks yang diberikan imbalan pada laki-laki sebesar 12,7% dan perempuan 3,6%.
17.9
13.611.9
2.11.1
02468
101214161820
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
19
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 33
Gambar 15. Proporsi Sifilis diantara populasi kunci
Untuk diagnosa gonnorhea, ditemukan pada kelompok LSL (18,7%), WPS (11,4%) dan Waria (8,6%)(Gambar 16)
Gambar 16. Proporsi Gonnorhea diantara populasi kunci
Untuk mendapatkan pengobatan IMS yang adekuat sesuai diagnosis, kelompok LSL lebih banyak memilih berobat ke Puskesmas/RS demikian halnya dengan kelompok WPS (Gambar 17 dan 18)
9.6
0.6
9.9
1.4 2.0
02468
1012
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan
18.7
8.611.4
0
5
10
15
20
LSL Waria WPS
Gonore
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 32
Berdasarkan Populasi kunci, maka populasi kunci yang pernah mengalami gejala IMS terbanyak yaitu WPS (29,3%), kemudian LSL (21%) dan Waria (12,1%). Penasun juga pernah mengalami gejala IMS sebanyak 6,2% (Gambar 13)
Gambar 13. Persentase Populasi kunci yang pernah mengalami Gejala IMS
Untuk cakupan pemeriksaan IMS berdasarkan kelompok risiko, maka kelompok waria adalah kelompok yang paling banyak akses layanan yaitu sebesar 33,6%. Selanjutnya diikuti oleh LSL (24,9%) dan WPS (22,4%) (Gambar 14) Gambar 14. Persentase cakupan pemeriksaan IMS dikalangan populasi kunci
Berdasarkan hasil diagnositik maka kasus sifilis terbanyak ditemukan pada kelompok waria (9,9%) (Gambar 15)
21
6.2
12.1
29.3
05
101520253035
LSL Penasun Waria WPS
24.9
8.9
33.6
22.4
6.4
0
5
10
15
20
25
30
35
40
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
20
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 33
Gambar 15. Proporsi Sifilis diantara populasi kunci
Untuk diagnosa gonnorhea, ditemukan pada kelompok LSL (18,7%), WPS (11,4%) dan Waria (8,6%)(Gambar 16)
Gambar 16. Proporsi Gonnorhea diantara populasi kunci
Untuk mendapatkan pengobatan IMS yang adekuat sesuai diagnosis, kelompok LSL lebih banyak memilih berobat ke Puskesmas/RS demikian halnya dengan kelompok WPS (Gambar 17 dan 18)
9.6
0.6
9.9
1.4 2.0
02468
1012
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan
18.7
8.611.4
0
5
10
15
20
LSL Waria WPS
Gonore
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 32
Berdasarkan Populasi kunci, maka populasi kunci yang pernah mengalami gejala IMS terbanyak yaitu WPS (29,3%), kemudian LSL (21%) dan Waria (12,1%). Penasun juga pernah mengalami gejala IMS sebanyak 6,2% (Gambar 13)
Gambar 13. Persentase Populasi kunci yang pernah mengalami Gejala IMS
Untuk cakupan pemeriksaan IMS berdasarkan kelompok risiko, maka kelompok waria adalah kelompok yang paling banyak akses layanan yaitu sebesar 33,6%. Selanjutnya diikuti oleh LSL (24,9%) dan WPS (22,4%) (Gambar 14) Gambar 14. Persentase cakupan pemeriksaan IMS dikalangan populasi kunci
Berdasarkan hasil diagnositik maka kasus sifilis terbanyak ditemukan pada kelompok waria (9,9%) (Gambar 15)
21
6.2
12.1
29.3
05
101520253035
LSL Penasun Waria WPS
24.9
8.9
33.6
22.4
6.4
0
5
10
15
20
25
30
35
40
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
21
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 35
2.2.3 Perubahan Perilaku dan Penggunaan Kondom Pengendalian faktor risiko PIMS dan HIV dilakukan untuk tujuan mengubah perilaku individu, masyarakat, dan kelompok berisiko untuk memutus rantai penularan atau mencegah terjadinya penyakit, dengan cara: o Perubahan perilaku berisiko tertular PIMS dan HIV menjadi perilaku
tidak berisiko; dan o Perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses informasi yang benar
dan mencari pengobatan terkait PIMS dan HIV AIDS. Intervensi perubahan perilaku meliputi konseling dan pendekatan (perubahan) perilaku individu/kelompok sasaran, didukung dengan advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dalam mengupayakan transformasi sosial sejalan dengan tujuan perubahan perilaku agar terjadi perubahan nilai, sikap dan perilaku di tingkat kelompok. Perubahan perilaku merupakan tantangan pada kelompok WPS. Jumlah rata-rata pelanggan WPSL cenderung mengalami kenaikan pada STBP 2011 dan SSH/SCP 2013. Tren yang sama juga ditemukan pada populasi WPSTL antara STBP 2015 dan 2018-2019. Penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir sangat bervariasi di berbagai tempat pada kedua survei tersebut. Secara nasional terjadi peningkatan konsistensi penggunaan kondom saat seks komersial antara STBP 2015 dan 2018-2019 yaitu peningkatan dari 43,56% menjadi 67,6%. Sementara itu, penggunaan kondom pada seks dengan pasangan tetap (suami/pacar) pada populasi WPSTL cenderung konstan yaitu 15% pada STBP 2015 menjadi 15,5% pada 2018-2019.
2.3. Perkembangan upaya untuk mengendalikan PIMS dan HIV AIDS di Indonesia
Pada saat ditemukan kasus AIDS pertama di Bali pada tahun 1987, upaya pengendalian HIV dan AIDS dimulai secara lokal di beberapa kota, bekerja sama dengan mitra lembaga internasional dan negara/lembaga donor. Respon sektor kesehatan secara nasional dimulai setelah Kementerian Kesehatan membentuk Komisi AIDS Nasional yang diketuai Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL). Upaya pengendalian AIDS menjadi lebih intensif dengan adanya Keputusan
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 34
Gambar 17. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh LSL
Gambar 18. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh WPS
Pada ibu hamil, cakupan skrining sifilis baru mencapai 8, 05% dengan positif rate 1,17 % dengan cakupan pengobatan sifilis pada ibu hamil mencapai 58,92%. Ibu hamil dengan sifilis yang tidak diobati akan berisiko menyebabkan kematian perinatal hingga 40%, dengan perkiraan lahir mati hingga 25% dan kematian neonatal hingga 15%. Pengobatan Sifilis yang adekuat pada ibu hamil dengan sifilis mencakup 58,92%. Sehingga kemungkinan terdapat 58.387 bayi akan terinfeksi sifilis. Risiko tersebut belum memperhitungkan komplikasi karena PIMS lainnya seperti gonore dan klamidia yang dapat menyebabkan abortus, kelahiran prematur, dan kematian neonatal.
83.6
10.9
5.5
1. Berobat kePuskesmas/rumah sakit
2. Berobat ke dokterpraktek
3. Lainnya
66.7
13.8
19.4 Berobat kePuskesmas/rumah sakit
Berobat ke dokterpraktek
Lainnya
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
22
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 35
2.2.3 Perubahan Perilaku dan Penggunaan Kondom Pengendalian faktor risiko PIMS dan HIV dilakukan untuk tujuan mengubah perilaku individu, masyarakat, dan kelompok berisiko untuk memutus rantai penularan atau mencegah terjadinya penyakit, dengan cara: o Perubahan perilaku berisiko tertular PIMS dan HIV menjadi perilaku
tidak berisiko; dan o Perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses informasi yang benar
dan mencari pengobatan terkait PIMS dan HIV AIDS. Intervensi perubahan perilaku meliputi konseling dan pendekatan (perubahan) perilaku individu/kelompok sasaran, didukung dengan advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dalam mengupayakan transformasi sosial sejalan dengan tujuan perubahan perilaku agar terjadi perubahan nilai, sikap dan perilaku di tingkat kelompok. Perubahan perilaku merupakan tantangan pada kelompok WPS. Jumlah rata-rata pelanggan WPSL cenderung mengalami kenaikan pada STBP 2011 dan SSH/SCP 2013. Tren yang sama juga ditemukan pada populasi WPSTL antara STBP 2015 dan 2018-2019. Penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir sangat bervariasi di berbagai tempat pada kedua survei tersebut. Secara nasional terjadi peningkatan konsistensi penggunaan kondom saat seks komersial antara STBP 2015 dan 2018-2019 yaitu peningkatan dari 43,56% menjadi 67,6%. Sementara itu, penggunaan kondom pada seks dengan pasangan tetap (suami/pacar) pada populasi WPSTL cenderung konstan yaitu 15% pada STBP 2015 menjadi 15,5% pada 2018-2019.
2.3. Perkembangan upaya untuk mengendalikan PIMS dan HIV AIDS di Indonesia
Pada saat ditemukan kasus AIDS pertama di Bali pada tahun 1987, upaya pengendalian HIV dan AIDS dimulai secara lokal di beberapa kota, bekerja sama dengan mitra lembaga internasional dan negara/lembaga donor. Respon sektor kesehatan secara nasional dimulai setelah Kementerian Kesehatan membentuk Komisi AIDS Nasional yang diketuai Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL). Upaya pengendalian AIDS menjadi lebih intensif dengan adanya Keputusan
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 34
Gambar 17. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh LSL
Gambar 18. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh WPS
Pada ibu hamil, cakupan skrining sifilis baru mencapai 8, 05% dengan positif rate 1,17 % dengan cakupan pengobatan sifilis pada ibu hamil mencapai 58,92%. Ibu hamil dengan sifilis yang tidak diobati akan berisiko menyebabkan kematian perinatal hingga 40%, dengan perkiraan lahir mati hingga 25% dan kematian neonatal hingga 15%. Pengobatan Sifilis yang adekuat pada ibu hamil dengan sifilis mencakup 58,92%. Sehingga kemungkinan terdapat 58.387 bayi akan terinfeksi sifilis. Risiko tersebut belum memperhitungkan komplikasi karena PIMS lainnya seperti gonore dan klamidia yang dapat menyebabkan abortus, kelahiran prematur, dan kematian neonatal.
83.6
10.9
5.5
1. Berobat kePuskesmas/rumah sakit
2. Berobat ke dokterpraktek
3. Lainnya
66.7
13.8
19.4 Berobat kePuskesmas/rumah sakit
Berobat ke dokterpraktek
Lainnya
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
23
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 37
perkembangan program pengendalian PIMS dan HIV AIDS selama empat tahun terakhir telah meningkat secara signifikan. Kemajuan dan peningkatan komitmen nyata terlihat di banyak daerah. Namun demikian, cakupan intervensi belum merata di seluruh provinsi. Salah satu rekomendasi yang membawa pengaruh besar pada implementasi program adalah diberlakukannya Strategic Use of ARV (SUFA), mengikuti dilaksanakannya Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) yang berdampak pada meningkatnya cakupan tes, terutama di kelompok populasi kunci,yang kemudian diikuti dengan peningkatan cakupan pengobatan dan kepatuhan minum obat-nya. Angka penggunaan kondom tertinggi di Indonesia pada kelompok WPS, namun demikian, cakupan pencegahan dan pengobatan masih menjadi tantangan. Secara khusus, kemajuan dan peningkatan komitmen pada upaya pengendalian HIV dan AIDS di Tanah Papua dapat dilihat pada peningkatan anggaran pemerintah pusat dan daerah, dan peningkatan koordinasi program. Anggaran Kemenkes pada pembelanjaan obat ARV terjadi peningkatan, namun, di beberapa provinsi serta kabupaten/kota lain, jumlah pembelanjaan untuk program HIV bervariasi sangat lebar. Di beberapa daerah lain, koordinasi antar layanan masih belum sebaik yang diharapkan dan tantangan yang harus dihadapi di daerah sulit masih sangat berat. Tantangan tersebut antara lain infrastruktur kesehatan yang lemah dan akses ke layanan sangat sulit karena jarak dan tingginya biaya yang harus dibayar pasien. Menindaklanjuti salah satu rekomendasi kajian eksternal terhadap upaya sektor kesehatan dalam pengendalian HIV dan AIDS tahun 2011, Indonesia menerapkan model Layanan Komprehensif HIV dan IMS Berkesinambungan (LKB). Dalam Strategi Nasional tahun 2010-2014 Layanan Komprehensif HIV-IMS Berkesinambungan menjadi dasar upaya pengendalian HIV, yang bertujuan:
1. Meningkatkan akses dan cakupan upaya promosi, pencegahan dan pengobatan HIV dan IMS serta rehabilitasi yang berkualitas dengan memperluas jejaring layanan hingga tingkat Puskesmas, termasuk layanan untuk populasi kunci.
2. Meningkatkan pengetahuan dan rasa tanggung jawab dalam mengendalikan epidemi HIV dan IMS di Indonesia dengan peningkatan koordinasi antar layanan HIV melaui peningkatan
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 36
Presiden nomor 36 tahun 1994 tentang pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional yang diketuai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), yang salah satu tugasnya adalah menyusun strategi nasional dan rencana lima tahun pengendalian HIV dan AIDS. Kementerian Kesehatan menjadi Wakil Ketua 1 Bidang Kesehatan dan berperan lebih aktif dalam pengendalian HIV dan AIDS. Surat Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) nomor 1285/MENKES/ SK/X/2002 tentang Pedoman Penanggulangan AIDS dan Penyakit Menular Seksual dan Rencana Strategis Penanggulangan HIV dan AIDS Sektor Kesehatan tahun 2003-2007 menjadi landasan program nasional pengendalian HIV dan AIDS sejak saat itu. Mengacu pada landasan tersebut. Menko Kesra menyusun Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS tahun 2003-2007. Didukung dengan perkembangan teknologi kesehatan dan mulai tersedianya obat ARV untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh ODHA, Kementerian Kesehatan mulai mengembangkan layanan HIV di 25 Rumah Sakit Rujukan ODHA pada tahun 2003 yang selanjutnya akan dikembangkan secara bertahap sampai keseluruh Indonesia. Tonggak penting berikutnya adalah ditandatanganinya Komitmen Sentani di tahun 2004 oleh Menteri Koordinator bidang Kesehjateraan Rakyat, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan Menteri Sosial, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Agama, Kepala BKKBN, Ketua Komisi VII DPR RI serta 6 Gubernur dari provinsi-provinsi yang paling banyak terkena dampak HIV saat itu yaitu Bali, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau dan Papua. Komitmen Sentani merupakan upaya mengendalikan dan menghambat laju epidemi agar tidak menjadi lebih luas dan menyebar ke populasi umum (generalized epidemic) dan menjadi ancaman nasional. Pada tahun 2006, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 567/2006 tentang Pengurangan Dampak Buruk Pengguna Napza, berisikan penyediaan dan distribusi alat suntik steril pada penasun serta menghentikan beredarnya alat suntik bekas pakai yang berpotensi menularkan HIV, Hepatitis B dan C. Pada tahun 2011, Kemenkes RI bersama dengan mitra program dari Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra internasional dan lembaga donor, serta didukung secara teknis oleh WHO telah melaksanakan Kajian Eksternal Upaya Sektor Kesehatan dalam Pengendalian HIV AIDS di Indonesia. Dibandingkan tahun 2007,
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
24
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 37
perkembangan program pengendalian PIMS dan HIV AIDS selama empat tahun terakhir telah meningkat secara signifikan. Kemajuan dan peningkatan komitmen nyata terlihat di banyak daerah. Namun demikian, cakupan intervensi belum merata di seluruh provinsi. Salah satu rekomendasi yang membawa pengaruh besar pada implementasi program adalah diberlakukannya Strategic Use of ARV (SUFA), mengikuti dilaksanakannya Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) yang berdampak pada meningkatnya cakupan tes, terutama di kelompok populasi kunci,yang kemudian diikuti dengan peningkatan cakupan pengobatan dan kepatuhan minum obat-nya. Angka penggunaan kondom tertinggi di Indonesia pada kelompok WPS, namun demikian, cakupan pencegahan dan pengobatan masih menjadi tantangan. Secara khusus, kemajuan dan peningkatan komitmen pada upaya pengendalian HIV dan AIDS di Tanah Papua dapat dilihat pada peningkatan anggaran pemerintah pusat dan daerah, dan peningkatan koordinasi program. Anggaran Kemenkes pada pembelanjaan obat ARV terjadi peningkatan, namun, di beberapa provinsi serta kabupaten/kota lain, jumlah pembelanjaan untuk program HIV bervariasi sangat lebar. Di beberapa daerah lain, koordinasi antar layanan masih belum sebaik yang diharapkan dan tantangan yang harus dihadapi di daerah sulit masih sangat berat. Tantangan tersebut antara lain infrastruktur kesehatan yang lemah dan akses ke layanan sangat sulit karena jarak dan tingginya biaya yang harus dibayar pasien. Menindaklanjuti salah satu rekomendasi kajian eksternal terhadap upaya sektor kesehatan dalam pengendalian HIV dan AIDS tahun 2011, Indonesia menerapkan model Layanan Komprehensif HIV dan IMS Berkesinambungan (LKB). Dalam Strategi Nasional tahun 2010-2014 Layanan Komprehensif HIV-IMS Berkesinambungan menjadi dasar upaya pengendalian HIV, yang bertujuan:
1. Meningkatkan akses dan cakupan upaya promosi, pencegahan dan pengobatan HIV dan IMS serta rehabilitasi yang berkualitas dengan memperluas jejaring layanan hingga tingkat Puskesmas, termasuk layanan untuk populasi kunci.
2. Meningkatkan pengetahuan dan rasa tanggung jawab dalam mengendalikan epidemi HIV dan IMS di Indonesia dengan peningkatan koordinasi antar layanan HIV melaui peningkatan
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 36
Presiden nomor 36 tahun 1994 tentang pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional yang diketuai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), yang salah satu tugasnya adalah menyusun strategi nasional dan rencana lima tahun pengendalian HIV dan AIDS. Kementerian Kesehatan menjadi Wakil Ketua 1 Bidang Kesehatan dan berperan lebih aktif dalam pengendalian HIV dan AIDS. Surat Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) nomor 1285/MENKES/ SK/X/2002 tentang Pedoman Penanggulangan AIDS dan Penyakit Menular Seksual dan Rencana Strategis Penanggulangan HIV dan AIDS Sektor Kesehatan tahun 2003-2007 menjadi landasan program nasional pengendalian HIV dan AIDS sejak saat itu. Mengacu pada landasan tersebut. Menko Kesra menyusun Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS tahun 2003-2007. Didukung dengan perkembangan teknologi kesehatan dan mulai tersedianya obat ARV untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh ODHA, Kementerian Kesehatan mulai mengembangkan layanan HIV di 25 Rumah Sakit Rujukan ODHA pada tahun 2003 yang selanjutnya akan dikembangkan secara bertahap sampai keseluruh Indonesia. Tonggak penting berikutnya adalah ditandatanganinya Komitmen Sentani di tahun 2004 oleh Menteri Koordinator bidang Kesehjateraan Rakyat, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan Menteri Sosial, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Agama, Kepala BKKBN, Ketua Komisi VII DPR RI serta 6 Gubernur dari provinsi-provinsi yang paling banyak terkena dampak HIV saat itu yaitu Bali, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau dan Papua. Komitmen Sentani merupakan upaya mengendalikan dan menghambat laju epidemi agar tidak menjadi lebih luas dan menyebar ke populasi umum (generalized epidemic) dan menjadi ancaman nasional. Pada tahun 2006, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 567/2006 tentang Pengurangan Dampak Buruk Pengguna Napza, berisikan penyediaan dan distribusi alat suntik steril pada penasun serta menghentikan beredarnya alat suntik bekas pakai yang berpotensi menularkan HIV, Hepatitis B dan C. Pada tahun 2011, Kemenkes RI bersama dengan mitra program dari Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra internasional dan lembaga donor, serta didukung secara teknis oleh WHO telah melaksanakan Kajian Eksternal Upaya Sektor Kesehatan dalam Pengendalian HIV AIDS di Indonesia. Dibandingkan tahun 2007,
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
25
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 39
Gambar 19. Kerangka Kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan
Saat ini LKB tetap menjadi pendekatan utama untuk memperluas layanan dalam melaksanakan seluruh kegiatan di kabupaten/kota, melalui jejaring layanan yang dibentuk. Pengendalian PIMS pada populasi umum ditekankan pada upaya pencegahan melalui program kesehatan reproduksi. Prioritas program kesehatan reproduksi di Indonesia mencakup empat komponen yakni (1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, (2) Keluarga Berencana, (3) Kesehatan reproduksi remaja, dan (4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup empat komponen ini disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), dimana pemeriksaan dan konseling IMS dilakukan pada pelayanan IMS, Kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) serta kesehatan reproduksi remaja. Pada kelompok ibu hamil, upaya pengendalian PIMS dalam layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir meliputi penapisan PIMS pada ibu hamil dan eliminasi sifilis kongenital. Saat ini penapisan PIMS telah masuk di dalam pelayanan antenatal terpadu dengan target layanan dalam program eliminasi sifilis kongenital meliputi sedikitnya 90% estimasi ibu hamil mendapatkan
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 38
partisipasi komunitas dan organisasi masyarakat madani dalam pemberian layanan sebagai cara meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
3. Memperbaiki dampak pengobatan HIV dalam model layanan terintegrasi dan terdesentralisasi di tingkat kabupaten/ kota.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2013 menandai pengaturan kembali prinsip dan strategi penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan perkembangan selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2015 juga telah tersusun buku Pedoman Layanan Komprehsif HIV dan IMS Berkesinambungan (LKB) yang penyelenggaraannya didasarkan atas enam pilar utama yaitu:
1. Koordinasi dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan di setiap lini untuk mendapatkan dukungan dan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan
2. Peran aktif komunitas termasuk ODHA dan Keluarga untuk membangun akseptabilitas layanan, meningkatkan cakupan, dan retensi, serta mengurangi stigma dan diskriminasi
3. Layanan terintegrasi dan terdesentralisasi sesuai kondisi setempat 4. Paket layanan HIV komprehensif yang berkesinambungan,
berkualitas sesuai kebutuhan individu. 5. Sistem rujukan dan jejaring kerja untuk menjamin kesinambungan
dan kelekatan antara komunitas dan layanan kesehatan 6. Akses Layanan Terjamin baik dari sisi geografis, finansial dan sosial,
termasuk bagi kebutuhan populasi kunci. Hal yang kemudian dikembangkan kerangka kerja dari LKB dalam pengendalian HIV AIDS dan PIMS sehingga terbangun koordinasi dan kolaborasi dari berbagai kepentingan termasuk pelayanan kesehatan, kesehatan masyarakat, komunits, termasuk ODHA dan Keluarganya. Mengoptimalkan dan mendekatkan akses layanan HIV AIDS dan PIMS oleh masyarakat.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 39
Gambar 19. Kerangka Kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan
Saat ini LKB tetap menjadi pendekatan utama untuk memperluas layanan dalam melaksanakan seluruh kegiatan di kabupaten/kota, melalui jejaring layanan yang dibentuk. Pengendalian PIMS pada populasi umum ditekankan pada upaya pencegahan melalui program kesehatan reproduksi. Prioritas program kesehatan reproduksi di Indonesia mencakup empat komponen yakni (1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, (2) Keluarga Berencana, (3) Kesehatan reproduksi remaja, dan (4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup empat komponen ini disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), dimana pemeriksaan dan konseling IMS dilakukan pada pelayanan IMS, Kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) serta kesehatan reproduksi remaja. Pada kelompok ibu hamil, upaya pengendalian PIMS dalam layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir meliputi penapisan PIMS pada ibu hamil dan eliminasi sifilis kongenital. Saat ini penapisan PIMS telah masuk di dalam pelayanan antenatal terpadu dengan target layanan dalam program eliminasi sifilis kongenital meliputi sedikitnya 90% estimasi ibu hamil mendapatkan
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 39
Gambar 19. Kerangka Kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan
Saat ini LKB tetap menjadi pendekatan utama untuk memperluas layanan dalam melaksanakan seluruh kegiatan di kabupaten/kota, melalui jejaring layanan yang dibentuk. Pengendalian PIMS pada populasi umum ditekankan pada upaya pencegahan melalui program kesehatan reproduksi. Prioritas program kesehatan reproduksi di Indonesia mencakup empat komponen yakni (1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, (2) Keluarga Berencana, (3) Kesehatan reproduksi remaja, dan (4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup empat komponen ini disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), dimana pemeriksaan dan konseling IMS dilakukan pada pelayanan IMS, Kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) serta kesehatan reproduksi remaja. Pada kelompok ibu hamil, upaya pengendalian PIMS dalam layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir meliputi penapisan PIMS pada ibu hamil dan eliminasi sifilis kongenital. Saat ini penapisan PIMS telah masuk di dalam pelayanan antenatal terpadu dengan target layanan dalam program eliminasi sifilis kongenital meliputi sedikitnya 90% estimasi ibu hamil mendapatkan
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
26
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 39
Gambar 19. Kerangka Kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan
Saat ini LKB tetap menjadi pendekatan utama untuk memperluas layanan dalam melaksanakan seluruh kegiatan di kabupaten/kota, melalui jejaring layanan yang dibentuk. Pengendalian PIMS pada populasi umum ditekankan pada upaya pencegahan melalui program kesehatan reproduksi. Prioritas program kesehatan reproduksi di Indonesia mencakup empat komponen yakni (1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, (2) Keluarga Berencana, (3) Kesehatan reproduksi remaja, dan (4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup empat komponen ini disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), dimana pemeriksaan dan konseling IMS dilakukan pada pelayanan IMS, Kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) serta kesehatan reproduksi remaja. Pada kelompok ibu hamil, upaya pengendalian PIMS dalam layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir meliputi penapisan PIMS pada ibu hamil dan eliminasi sifilis kongenital. Saat ini penapisan PIMS telah masuk di dalam pelayanan antenatal terpadu dengan target layanan dalam program eliminasi sifilis kongenital meliputi sedikitnya 90% estimasi ibu hamil mendapatkan
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 38
partisipasi komunitas dan organisasi masyarakat madani dalam pemberian layanan sebagai cara meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
3. Memperbaiki dampak pengobatan HIV dalam model layanan terintegrasi dan terdesentralisasi di tingkat kabupaten/ kota.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2013 menandai pengaturan kembali prinsip dan strategi penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan perkembangan selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2015 juga telah tersusun buku Pedoman Layanan Komprehsif HIV dan IMS Berkesinambungan (LKB) yang penyelenggaraannya didasarkan atas enam pilar utama yaitu:
1. Koordinasi dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan di setiap lini untuk mendapatkan dukungan dan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan
2. Peran aktif komunitas termasuk ODHA dan Keluarga untuk membangun akseptabilitas layanan, meningkatkan cakupan, dan retensi, serta mengurangi stigma dan diskriminasi
3. Layanan terintegrasi dan terdesentralisasi sesuai kondisi setempat 4. Paket layanan HIV komprehensif yang berkesinambungan,
berkualitas sesuai kebutuhan individu. 5. Sistem rujukan dan jejaring kerja untuk menjamin kesinambungan
dan kelekatan antara komunitas dan layanan kesehatan 6. Akses Layanan Terjamin baik dari sisi geografis, finansial dan sosial,
termasuk bagi kebutuhan populasi kunci. Hal yang kemudian dikembangkan kerangka kerja dari LKB dalam pengendalian HIV AIDS dan PIMS sehingga terbangun koordinasi dan kolaborasi dari berbagai kepentingan termasuk pelayanan kesehatan, kesehatan masyarakat, komunits, termasuk ODHA dan Keluarganya. Mengoptimalkan dan mendekatkan akses layanan HIV AIDS dan PIMS oleh masyarakat.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 39
Gambar 19. Kerangka Kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan
Saat ini LKB tetap menjadi pendekatan utama untuk memperluas layanan dalam melaksanakan seluruh kegiatan di kabupaten/kota, melalui jejaring layanan yang dibentuk. Pengendalian PIMS pada populasi umum ditekankan pada upaya pencegahan melalui program kesehatan reproduksi. Prioritas program kesehatan reproduksi di Indonesia mencakup empat komponen yakni (1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, (2) Keluarga Berencana, (3) Kesehatan reproduksi remaja, dan (4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup empat komponen ini disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), dimana pemeriksaan dan konseling IMS dilakukan pada pelayanan IMS, Kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) serta kesehatan reproduksi remaja. Pada kelompok ibu hamil, upaya pengendalian PIMS dalam layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir meliputi penapisan PIMS pada ibu hamil dan eliminasi sifilis kongenital. Saat ini penapisan PIMS telah masuk di dalam pelayanan antenatal terpadu dengan target layanan dalam program eliminasi sifilis kongenital meliputi sedikitnya 90% estimasi ibu hamil mendapatkan
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 39
Gambar 19. Kerangka Kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan
Saat ini LKB tetap menjadi pendekatan utama untuk memperluas layanan dalam melaksanakan seluruh kegiatan di kabupaten/kota, melalui jejaring layanan yang dibentuk. Pengendalian PIMS pada populasi umum ditekankan pada upaya pencegahan melalui program kesehatan reproduksi. Prioritas program kesehatan reproduksi di Indonesia mencakup empat komponen yakni (1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, (2) Keluarga Berencana, (3) Kesehatan reproduksi remaja, dan (4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup empat komponen ini disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE), dimana pemeriksaan dan konseling IMS dilakukan pada pelayanan IMS, Kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) serta kesehatan reproduksi remaja. Pada kelompok ibu hamil, upaya pengendalian PIMS dalam layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir meliputi penapisan PIMS pada ibu hamil dan eliminasi sifilis kongenital. Saat ini penapisan PIMS telah masuk di dalam pelayanan antenatal terpadu dengan target layanan dalam program eliminasi sifilis kongenital meliputi sedikitnya 90% estimasi ibu hamil mendapatkan
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
27
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 41
4. Transisi ARV dari Tenofovir, Lamivudin dan Efavirens (TLE) menjadi TLD (Tenofovir/Lamivudin/Dolutegravir);
5. Memperluas akses pemeriksaan viral load dan EID (early infant diagnosis);
6. Promosikan penggunaan rasional platform-platform laboratorium bersama untuk diagnosis TBC dan tes Viral Load HIV (tes cepat molekular); dan
7. Perluas implementasi pendekatan satu pintu untuk layanan HIV dan TBC.
B. Program IMS
1. Merevitalisasi dan mendukung penyediaan layanan IMS di klinik keliling dan kemitraan publik-LSM untuk populasi kunci dan pelebaran jangkauan layanan ini;
2. Memprioritaskan pelaksanaan skrining sifilis dalam layanan tes HIV untuk Populasi Kunci dan pemberian pengobatan bagi Populasi Kunci simtomatik. Selanjutnya, melaksanakan check up IMS berkala pada Populasi Kunci, termasuk pengobatan/skrining gonorea/UNG (diagnosis berdasarkan etiologi);
3. Melaksanakan skrining HIV untuk penderita IMS; 4. Meningkatkan pemberian layanan IMS untuk meningkatkan akses
Populasi Kunci dan populasi umum termasuk sosialisasi IMS dan pemeriksaan IMS berkala untuk Populasi Kunci;
5. Menangani halangan penggunaan kondom dalam pencegahan HIV;
6. Mempromosikan dan memberikan kondom; 7. Melakukan penelitian untuk menentukan etiologi sindrom, agar
pendekatan tatalaksana kasus sindromik memiliki dasar bukti yang lebih kuat dan kesesuaian utilitas pewarnaan Gram dapat ditentukan.
8. Oleh karena terbatasnya tatalaksana kasus sindromik, mempertimbangkan ketersediaan diagnostik IMS yang lebih akurat yang ditempatkan di klinik-klinik IMS sentinel yang dapat melakukan survei etiologi sindrom dan pelaporan etiologis berkala.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 40
pelayanan Antenatal Care (ANC) kemudian didukung dengan 90% ibu hamil yang mengunjungi pelayanan ante natal dites sifilis, sedikitnya 90% ibu hamil sero positif mendapat pengobatan, sedikitnya 80% pasangan dari ibu hamil sero positif mendapat pengobatan, dan sedikitnya 80% bayi yang lahir dari ibu sero positif mendapat pengobatan profilaksis(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Dalam program KB, pencegahan PIMS diberikan melalui pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi; pemberian kondom sebagai proteksi pencegah kehamilan dan penularan penyakit; konseling pada pasangan akseptor KB; serta pemeriksaan IMS pada saat pemasangan alat KB. Kegiatan ini belum terkoordinir dengan optimal, sehingga data IMS pada kelompok sasaran KB (PUS) belum tersedia. Dalam program kesehatan reproduksi remaja, kegiatan pencegahan IMS dilakukan melalui pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, pelayanan klinis medis, konseling, pendidikan ketrampilan hidup sehat, dan pelatihan konselor sebaya. Seluruh pelayanan tersebut ada di dalam suatu kerangka layanan yang disebut Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Belum semua puskesmas menjalankan program PKPR. Keterpaduan yang lain mulai dikembangkan pula dengan program lain. Saat ini pencegahan PIMS sudah diharmonikan dengan pencegahan kanker leher rahim oleh Sub Dit Kanker melalui integrasi pemeriksaan IVA dan IMS untuk wanita berusia 30-50 tahun. Kajian nasional program HIV dan IMS yang dilakukan oleh konsultan independen terkait dengan testing dan pengobatan HIV & IMS pada tahun 2020 (WHO, 2020) merekomendasikan hal sebagai berikut :
A. Program HIV
1. Penyederhanan prosedur layanan tes dengan menghilangkan permintaan tanda tangan persetujuan tes dan prioritas penggunaan finger prick daripada pemeriksaan darah vena untuk HIV;
2. Melakukan desentralisasi layanan tes dan pengobatan HIV & hingga layanan primer dan membuat semua layanan primer mampu melakukan tes HIV dan akses pengobatan ARV;
3. Adaptasi inovasi baru untuk meningkatkan cakupan tes seperti testing HIV mandiri (self testing), tes HIV berbasis masyarakat;
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
28
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 41
4. Transisi ARV dari Tenofovir, Lamivudin dan Efavirens (TLE) menjadi TLD (Tenofovir/Lamivudin/Dolutegravir);
5. Memperluas akses pemeriksaan viral load dan EID (early infant diagnosis);
6. Promosikan penggunaan rasional platform-platform laboratorium bersama untuk diagnosis TBC dan tes Viral Load HIV (tes cepat molekular); dan
7. Perluas implementasi pendekatan satu pintu untuk layanan HIV dan TBC.
B. Program IMS
1. Merevitalisasi dan mendukung penyediaan layanan IMS di klinik keliling dan kemitraan publik-LSM untuk populasi kunci dan pelebaran jangkauan layanan ini;
2. Memprioritaskan pelaksanaan skrining sifilis dalam layanan tes HIV untuk Populasi Kunci dan pemberian pengobatan bagi Populasi Kunci simtomatik. Selanjutnya, melaksanakan check up IMS berkala pada Populasi Kunci, termasuk pengobatan/skrining gonorea/UNG (diagnosis berdasarkan etiologi);
3. Melaksanakan skrining HIV untuk penderita IMS; 4. Meningkatkan pemberian layanan IMS untuk meningkatkan akses
Populasi Kunci dan populasi umum termasuk sosialisasi IMS dan pemeriksaan IMS berkala untuk Populasi Kunci;
5. Menangani halangan penggunaan kondom dalam pencegahan HIV;
6. Mempromosikan dan memberikan kondom; 7. Melakukan penelitian untuk menentukan etiologi sindrom, agar
pendekatan tatalaksana kasus sindromik memiliki dasar bukti yang lebih kuat dan kesesuaian utilitas pewarnaan Gram dapat ditentukan.
8. Oleh karena terbatasnya tatalaksana kasus sindromik, mempertimbangkan ketersediaan diagnostik IMS yang lebih akurat yang ditempatkan di klinik-klinik IMS sentinel yang dapat melakukan survei etiologi sindrom dan pelaporan etiologis berkala.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 40
pelayanan Antenatal Care (ANC) kemudian didukung dengan 90% ibu hamil yang mengunjungi pelayanan ante natal dites sifilis, sedikitnya 90% ibu hamil sero positif mendapat pengobatan, sedikitnya 80% pasangan dari ibu hamil sero positif mendapat pengobatan, dan sedikitnya 80% bayi yang lahir dari ibu sero positif mendapat pengobatan profilaksis(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Dalam program KB, pencegahan PIMS diberikan melalui pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi; pemberian kondom sebagai proteksi pencegah kehamilan dan penularan penyakit; konseling pada pasangan akseptor KB; serta pemeriksaan IMS pada saat pemasangan alat KB. Kegiatan ini belum terkoordinir dengan optimal, sehingga data IMS pada kelompok sasaran KB (PUS) belum tersedia. Dalam program kesehatan reproduksi remaja, kegiatan pencegahan IMS dilakukan melalui pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, pelayanan klinis medis, konseling, pendidikan ketrampilan hidup sehat, dan pelatihan konselor sebaya. Seluruh pelayanan tersebut ada di dalam suatu kerangka layanan yang disebut Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Belum semua puskesmas menjalankan program PKPR. Keterpaduan yang lain mulai dikembangkan pula dengan program lain. Saat ini pencegahan PIMS sudah diharmonikan dengan pencegahan kanker leher rahim oleh Sub Dit Kanker melalui integrasi pemeriksaan IVA dan IMS untuk wanita berusia 30-50 tahun. Kajian nasional program HIV dan IMS yang dilakukan oleh konsultan independen terkait dengan testing dan pengobatan HIV & IMS pada tahun 2020 (WHO, 2020) merekomendasikan hal sebagai berikut :
A. Program HIV
1. Penyederhanan prosedur layanan tes dengan menghilangkan permintaan tanda tangan persetujuan tes dan prioritas penggunaan finger prick daripada pemeriksaan darah vena untuk HIV;
2. Melakukan desentralisasi layanan tes dan pengobatan HIV & hingga layanan primer dan membuat semua layanan primer mampu melakukan tes HIV dan akses pengobatan ARV;
3. Adaptasi inovasi baru untuk meningkatkan cakupan tes seperti testing HIV mandiri (self testing), tes HIV berbasis masyarakat;
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
29
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 43
Gambar 20. Layanan virtual yang sering diakses oleh LSL
Sarana internet juga merupakan sarana yang paling sering digunakan oleh kelompok Waria (79.3%), WPS (82%). Hasil dari penyebaran informasi kepada populasi kunci disajikan dalam Gambar berikut:
Gambar 21. Pemahaman tentang HIV diantara LSL
Data diatas (Gambar 21) menunjukkan 64,2% responden menyatakan bahwa orang terlihat sehat walau sudah terinfeksi HIV. Hal ini menunjukkan perbaikan indicator pemahaman bahwa HIV tidak bisa terlihat dari penampilan. 74,5 – 81,5 menunjukkan bagaiman cara pencegahan penularan. Penurunan stigma juga terjadi terlihat dari responden bahwa 66,6% responden menyatakan berbagi makanan tidak menularkan HIV
90.0
43.6
24.5 25.117.8
00102030405060708090
100
Sering mengakses internet Mengunjungi situs waria Tergabung dalammilis/WAG
Mengakses internet untukmencari informasi
pencegahan dan penularanHIV
Berkomunikasi melaluiinternet tentang
pencegahan dan penularanHIV
40.3
67.6
66.6
81.5
78.5
74.5
64.2
79.2
Pengetahuan Komprehensif
Gigitan nyamuk/serangga menularkan HIV (Tidak)
Berbagi makanan menularkan HIV (Tidak)
Menggunakan kondom mencegah HIV
Setia dengan pasangan mencegah HIV
Tidak melakukan seks mencegah HIV
Orang terlihat sehat terinfeksi HIV
Mendapat informasi tentang HIV/AIDS sebelum wawancara
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 42
2.4. Perkembangan Program dan Cakupan 2.4.1. Program Pencegahan Kesepakatan Bersama Lima Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama dilakukan untuk mempertegas upaya pemerintah dalam pengendalian HIV. Salah satu kegiatan upaya yang dilakukan dalam pengendalian HIV adalah program pencegahan baik untuk populasi umum maupun populasi kunci yang meliputi: peningkatan pengetahuan tentang HIV dan AIDS, penggunaan kondom, layanan alat suntik steril (LASS), pemberian terapi rumatan metadon (PTRM), pre-exposure prophylaxis (PrEP, PEP dan peningkatan akses pengobatan sebagai bagian dari pencegahan Upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman HIV dan PIMS dilakukan melalui berbagai media social, media cetak dan media elektronik, kerja sama dengan dunia usaha dan lintas sektor antar kementerian Lembaga. Gambar 20 menunjukkan berbagai media sosial yang digunakan untuk mendapatkan informasi sesuai dengan hasil STBP 2018.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
30
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 43
Gambar 20. Layanan virtual yang sering diakses oleh LSL
Sarana internet juga merupakan sarana yang paling sering digunakan oleh kelompok Waria (79.3%), WPS (82%). Hasil dari penyebaran informasi kepada populasi kunci disajikan dalam Gambar berikut:
Gambar 21. Pemahaman tentang HIV diantara LSL
Data diatas (Gambar 21) menunjukkan 64,2% responden menyatakan bahwa orang terlihat sehat walau sudah terinfeksi HIV. Hal ini menunjukkan perbaikan indicator pemahaman bahwa HIV tidak bisa terlihat dari penampilan. 74,5 – 81,5 menunjukkan bagaiman cara pencegahan penularan. Penurunan stigma juga terjadi terlihat dari responden bahwa 66,6% responden menyatakan berbagi makanan tidak menularkan HIV
90.0
43.6
24.5 25.117.8
00102030405060708090
100
Sering mengakses internet Mengunjungi situs waria Tergabung dalammilis/WAG
Mengakses internet untukmencari informasi
pencegahan dan penularanHIV
Berkomunikasi melaluiinternet tentang
pencegahan dan penularanHIV
40.3
67.6
66.6
81.5
78.5
74.5
64.2
79.2
Pengetahuan Komprehensif
Gigitan nyamuk/serangga menularkan HIV (Tidak)
Berbagi makanan menularkan HIV (Tidak)
Menggunakan kondom mencegah HIV
Setia dengan pasangan mencegah HIV
Tidak melakukan seks mencegah HIV
Orang terlihat sehat terinfeksi HIV
Mendapat informasi tentang HIV/AIDS sebelum wawancara
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 42
2.4. Perkembangan Program dan Cakupan 2.4.1. Program Pencegahan Kesepakatan Bersama Lima Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama dilakukan untuk mempertegas upaya pemerintah dalam pengendalian HIV. Salah satu kegiatan upaya yang dilakukan dalam pengendalian HIV adalah program pencegahan baik untuk populasi umum maupun populasi kunci yang meliputi: peningkatan pengetahuan tentang HIV dan AIDS, penggunaan kondom, layanan alat suntik steril (LASS), pemberian terapi rumatan metadon (PTRM), pre-exposure prophylaxis (PrEP, PEP dan peningkatan akses pengobatan sebagai bagian dari pencegahan Upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman HIV dan PIMS dilakukan melalui berbagai media social, media cetak dan media elektronik, kerja sama dengan dunia usaha dan lintas sektor antar kementerian Lembaga. Gambar 20 menunjukkan berbagai media sosial yang digunakan untuk mendapatkan informasi sesuai dengan hasil STBP 2018.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
31
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 45
Gambar 23. Penggunaan kondom oleh kelompok LSL
Gambaran pemakaian kondom pada WPS terlihat pada Gambar 24 dibawah ini, dimana 67,6% WPS menggunakan kondom ketiak menjual seks dan 57% menggunakan kondom pada pasangan seks yang tidak tetap.
Gambar 24. Persentase penggunaan kondom oleh WPS
Pada Kelompok Penasun, pemakaian kondom didominasi ketika membeli seks (47,3%) dan menjual seks (43,8%) (Gambar 25)
Gambar 25. Penggunaan kondom pada kelompok penasuun
7.4
58.5
44.6
010203040506070
pernah melakukan pestaseks dalam setahun terakhir
Menggunakan kondomsetiap hubungan
Menggunakan kondomsetiap berganti pasangan
seks
15.5
5767.6
Pasangan seks tetap Pasangan seks tidaktetap
Menjual seks*
22.417.7
47.3 43.8
Pasangan tetap Pasangan tidak tetap Membeli seks Menjual seks
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 44
STBP 2018 menunjukkan perbaikan penggunaan kondom oleh populasi kunci seperti 32% LSL membeli kondom sendiri dan 58% sealu menggunakan kondom setiap berhubungan seks. Hal yang serupa terlihat pada kelompok WPS, 67,6% menggunakan kondom pada waktu menjual seks. Situasi ini terbalik pada populasi waria, dimana waria banyak mendapatkan kondom secara gratis (Gambar 22).
Gambar 22. Akses terhadap kondom untuk populasi Waria
Pada kelompok LSL pemakaian kondom setiap melakukan hubungan (58,5% dan menggunakan kondom setiap berganti pasangan seks (44,6%) (Gambar 23)
24.2
32.4
28
15.4
0. Tidak punya kondom 1. Hanya membeli2. Hanya dapat gratis 3. Membeli dan dapat gratis
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
32
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 45
Gambar 23. Penggunaan kondom oleh kelompok LSL
Gambaran pemakaian kondom pada WPS terlihat pada Gambar 24 dibawah ini, dimana 67,6% WPS menggunakan kondom ketiak menjual seks dan 57% menggunakan kondom pada pasangan seks yang tidak tetap.
Gambar 24. Persentase penggunaan kondom oleh WPS
Pada Kelompok Penasun, pemakaian kondom didominasi ketika membeli seks (47,3%) dan menjual seks (43,8%) (Gambar 25)
Gambar 25. Penggunaan kondom pada kelompok penasuun
7.4
58.5
44.6
010203040506070
pernah melakukan pestaseks dalam setahun terakhir
Menggunakan kondomsetiap hubungan
Menggunakan kondomsetiap berganti pasangan
seks
15.5
5767.6
Pasangan seks tetap Pasangan seks tidaktetap
Menjual seks*
22.417.7
47.3 43.8
Pasangan tetap Pasangan tidak tetap Membeli seks Menjual seks
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 44
STBP 2018 menunjukkan perbaikan penggunaan kondom oleh populasi kunci seperti 32% LSL membeli kondom sendiri dan 58% sealu menggunakan kondom setiap berhubungan seks. Hal yang serupa terlihat pada kelompok WPS, 67,6% menggunakan kondom pada waktu menjual seks. Situasi ini terbalik pada populasi waria, dimana waria banyak mendapatkan kondom secara gratis (Gambar 22).
Gambar 22. Akses terhadap kondom untuk populasi Waria
Pada kelompok LSL pemakaian kondom setiap melakukan hubungan (58,5% dan menggunakan kondom setiap berganti pasangan seks (44,6%) (Gambar 23)
24.2
32.4
28
15.4
0. Tidak punya kondom 1. Hanya membeli2. Hanya dapat gratis 3. Membeli dan dapat gratis
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
33
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 47
2.4.3. Layanan Diagnosis, Perawatan, Dukungan dan Pengobatan HIV Selama 5 tahun terakhir, fasilitas layanan konseling dan tes HIV meningkat 6 kali lipat dari 156 layanan di 27 provinsi pada tahun 2008 menjadi 990 layanan di 33 provinsi pada tahun 2013 dan terus bertambah. Sejak 2013, jumlah ini sudah meningkat 6 kali lipat lagi, hingga akhir 2019 diantaranya mencatat sebanyak 8.485 layanan tes HIV yang tersebar di 479 dari 514 Kabupaten/Kota, 1.087 layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) di 344 Kabupaten/Kota. STBP 2018 menunjukkan jumlah orang yang dites dan diobati HIV juga mengalami peningkatan yang signifikan (Tabel 1)
Tabel 1. Kaskade Tes dan Pengobatan HIV
Pemanfaatan layanan tes HIV yang meningkat dikonfirmasi dengan hasil STBP yang menunjukkan telah terjadi peningkatan pada populasi kunci, waria 45% menjadi 54%, WPSL 54% menjadi 67%, WPSTL 31% menjadi 42%, penasun 40% menjadi 54%, LSL 25% menjadi 38% (STBP 2009 dan STBP 2013). Peningkatan ini terus berlanjut seiring dengan percepatan yang dilakukan baik dalam penambahan jumlah layanan maupun peningkatan cakupan layanan di masing-masing. Pada STBP 2018, proporsi populasi kunci yang pernah memanfaatkan layanan tes HIV adalah 72% pada waria, 59% pada LSL, 42% pada WPS, dan 67,3% pada penasun. Kesadaran untuk melakukan pemeriksaan HIV mengalami peningkatan. Sebagian besar populasi kunci melakukan pemeriksaan atas dasar kemauan sendiri atau kemauan sendiri disertai rujukan. Dengan adanya peningkatan cakupan tes, jumlah ODHA yang menerima pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan juga meningkat. Hal ini
Variabel LSL Penasun Waria WPS PelangganN % N % N % N % N %
1. Pernah tes HIV 4290 59,0 2029 67,3 2760 72.0 5541 42,0 7906 13,72. Menerima hasil tes HIV-AIDS
2530 94,2 1366 85,0 1988 93.5 2328 91,9 1080 74,8
3. Hasil positif HIV 2383 14,6 1161 17,1 1859 7.5 2140 1,5 808 1,04. Mendapatkan layanan PDP 349 89,7 199 88,9 140 89.3 33 84,9 8 75,05. Mendapatkan ARV 349 87.4 199 87,4 140 87.1 33 78,9 8 62,56. Mendapatkan ARV sampaisaat ini
349 84.5 199 81,9 140 82.1 33 66,7 8 62,5
7. Melakukan tes viral load 349 43.8 199 54,8 140 40.7 33 45,5 8 37,58. Mengetahui hasil viral load 349 38.7 199 50,8 140 32.1 33 39,4 8 37,59. Hasil viral load tidakterdeteksi
349 22.3 199 30,7 140 24.3 33 15,2 8 12,5
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 46
Program perbaikan akses jarum suntik bagi populasi kunci penasun juga telah menunjukkan hasil positif. Program layanan alat suntik steril (LASS) saat ini sudah tersedia di 194 layanan yang tersebar di 19 provinsi dan 72 kabupaten/kota. Selain itu, data dari STBP 2018-2019 menunjukkan 37,6% penasun sudah memperoleh alat suntik dari toko obat/alat kesehatan dan 45,3% lagi sudah memperoleh jarum dari LASS. Terdapat 92 layanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dengan 1.054 pasien aktif hingga akhir 2018
2.4.2. Penanganan IMS Belum semua layanan IMS terintegrasi dengan layanan KIA dan skrining sifilis pada ibu hamil tidak secara rutin dilaksanakan. Dilaporkan bahwa pemeriksaan sifilis pernah dilakukan secara rutin di layanan ibu hamil tetapi berhenti pada beberapa tahun terakhir dengan alasan yang tidak jelas. Jumlah layanan IMS telah bertambah dari 301 layanan pada tahun 2011 menjadi 1.287 layanan di bulan September 2014, 1.174 di antaranya adalah Puskesmas di 124 kabupaten dan 70 kota di 34 provinsi. Jumlah ini semakin bertambah dan pada Desember 2018 telah mencapai 3.086 layanan di 34 provinsi. Sejak tahun 2020, IMS sudah diintegrasikan dengan HIV baik dalam sistem pencatatan pelaporan, modul pelatihan dan dalam revisi permenkes No.21/2013. Dukungan pemeriksaan laboratorium dasar untuk diagnosis IMS masih kurang memadai, begitu pula pemantapan mutu eksternalnya. Jumlah layanan IMS dan jejaring antara layanan IMS dengan layanan lainnya masih terbatas. Surveilans untuk resistensi terhadap antibiotik juga belum dilakukan secara rutin. Direncanakan pada akhir tahun 2023, seluruh layanan IMS di fasilitas kesehatan sudah menggunakan laboratorium sederhana untuk menegakkan diagnosis. Penggunaan tes molekuler ditingkatkan secara bertahap dimulai dengan daerah yang diestimasikan memiliki kasus IMS tinggi dan atau memiliki populasi kunci dan ibu hamil yang tinggi. Selain itu, telah dilakuan pengembangan metode estimasi IMS dan survei resistensi antimikroba terhadap Gonorrhea secara berkala
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
34
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 47
2.4.3. Layanan Diagnosis, Perawatan, Dukungan dan Pengobatan HIV Selama 5 tahun terakhir, fasilitas layanan konseling dan tes HIV meningkat 6 kali lipat dari 156 layanan di 27 provinsi pada tahun 2008 menjadi 990 layanan di 33 provinsi pada tahun 2013 dan terus bertambah. Sejak 2013, jumlah ini sudah meningkat 6 kali lipat lagi, hingga akhir 2019 diantaranya mencatat sebanyak 8.485 layanan tes HIV yang tersebar di 479 dari 514 Kabupaten/Kota, 1.087 layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) di 344 Kabupaten/Kota. STBP 2018 menunjukkan jumlah orang yang dites dan diobati HIV juga mengalami peningkatan yang signifikan (Tabel 1)
Tabel 1. Kaskade Tes dan Pengobatan HIV
Pemanfaatan layanan tes HIV yang meningkat dikonfirmasi dengan hasil STBP yang menunjukkan telah terjadi peningkatan pada populasi kunci, waria 45% menjadi 54%, WPSL 54% menjadi 67%, WPSTL 31% menjadi 42%, penasun 40% menjadi 54%, LSL 25% menjadi 38% (STBP 2009 dan STBP 2013). Peningkatan ini terus berlanjut seiring dengan percepatan yang dilakukan baik dalam penambahan jumlah layanan maupun peningkatan cakupan layanan di masing-masing. Pada STBP 2018, proporsi populasi kunci yang pernah memanfaatkan layanan tes HIV adalah 72% pada waria, 59% pada LSL, 42% pada WPS, dan 67,3% pada penasun. Kesadaran untuk melakukan pemeriksaan HIV mengalami peningkatan. Sebagian besar populasi kunci melakukan pemeriksaan atas dasar kemauan sendiri atau kemauan sendiri disertai rujukan. Dengan adanya peningkatan cakupan tes, jumlah ODHA yang menerima pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan juga meningkat. Hal ini
Variabel LSL Penasun Waria WPS PelangganN % N % N % N % N %
1. Pernah tes HIV 4290 59,0 2029 67,3 2760 72.0 5541 42,0 7906 13,72. Menerima hasil tes HIV-AIDS
2530 94,2 1366 85,0 1988 93.5 2328 91,9 1080 74,8
3. Hasil positif HIV 2383 14,6 1161 17,1 1859 7.5 2140 1,5 808 1,04. Mendapatkan layanan PDP 349 89,7 199 88,9 140 89.3 33 84,9 8 75,05. Mendapatkan ARV 349 87.4 199 87,4 140 87.1 33 78,9 8 62,56. Mendapatkan ARV sampaisaat ini
349 84.5 199 81,9 140 82.1 33 66,7 8 62,5
7. Melakukan tes viral load 349 43.8 199 54,8 140 40.7 33 45,5 8 37,58. Mengetahui hasil viral load 349 38.7 199 50,8 140 32.1 33 39,4 8 37,59. Hasil viral load tidakterdeteksi
349 22.3 199 30,7 140 24.3 33 15,2 8 12,5
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 46
Program perbaikan akses jarum suntik bagi populasi kunci penasun juga telah menunjukkan hasil positif. Program layanan alat suntik steril (LASS) saat ini sudah tersedia di 194 layanan yang tersebar di 19 provinsi dan 72 kabupaten/kota. Selain itu, data dari STBP 2018-2019 menunjukkan 37,6% penasun sudah memperoleh alat suntik dari toko obat/alat kesehatan dan 45,3% lagi sudah memperoleh jarum dari LASS. Terdapat 92 layanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dengan 1.054 pasien aktif hingga akhir 2018
2.4.2. Penanganan IMS Belum semua layanan IMS terintegrasi dengan layanan KIA dan skrining sifilis pada ibu hamil tidak secara rutin dilaksanakan. Dilaporkan bahwa pemeriksaan sifilis pernah dilakukan secara rutin di layanan ibu hamil tetapi berhenti pada beberapa tahun terakhir dengan alasan yang tidak jelas. Jumlah layanan IMS telah bertambah dari 301 layanan pada tahun 2011 menjadi 1.287 layanan di bulan September 2014, 1.174 di antaranya adalah Puskesmas di 124 kabupaten dan 70 kota di 34 provinsi. Jumlah ini semakin bertambah dan pada Desember 2018 telah mencapai 3.086 layanan di 34 provinsi. Sejak tahun 2020, IMS sudah diintegrasikan dengan HIV baik dalam sistem pencatatan pelaporan, modul pelatihan dan dalam revisi permenkes No.21/2013. Dukungan pemeriksaan laboratorium dasar untuk diagnosis IMS masih kurang memadai, begitu pula pemantapan mutu eksternalnya. Jumlah layanan IMS dan jejaring antara layanan IMS dengan layanan lainnya masih terbatas. Surveilans untuk resistensi terhadap antibiotik juga belum dilakukan secara rutin. Direncanakan pada akhir tahun 2023, seluruh layanan IMS di fasilitas kesehatan sudah menggunakan laboratorium sederhana untuk menegakkan diagnosis. Penggunaan tes molekuler ditingkatkan secara bertahap dimulai dengan daerah yang diestimasikan memiliki kasus IMS tinggi dan atau memiliki populasi kunci dan ibu hamil yang tinggi. Selain itu, telah dilakuan pengembangan metode estimasi IMS dan survei resistensi antimikroba terhadap Gonorrhea secara berkala
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
35
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 49
2.4.4. Program Pencegahan Penularan HIV melalui Ibu ke Anak (PPIA)
Berdasarkan hasil analisis proyeksi, prevalensi ibu hamil yang positif cenderung meningkat dari 0,34% pada tahun 2011 menjadi 0,49% di tahun 2016 (Estimasi 2012). Proyeksi ini tidak jauh berbeda dengan data PPIA tahun 2015 yang menemukan proporsi kasus positif adalah 0,6% dari ibu hamil yang diperiksa. Estimasi dan proyeksi 2015-2019 mengestimasi prevalensi HIV pada ibu hamil sebesar 0,31%. Dengan meningkatnya jumlah perempuan usia reproduktif yang terinfeksi HIV, maka penularan HIV dari ibu ke anak akan cenderung meningkat jika upaya pencegahan tidak dipercepat dan diperluas. Pada akhir 2018 jumlah layanan PPIA yang tersedia sudah mencapai 169 layanan. Hal ini belum sebanding dengan besaran ibu hamil yang tersebar di 34 propinsi Cakupan testing HIV diantara ibu hamil (45,39 %) jauh lebih baik daripada cakupan testing sifilis, dari laporan SIHA tahun 2019 menunjukkan baru sekitar 423.377 (8,1%) ibu hamil yang tes Sifilis. Data pengobatan baik untuk HIV dan sifilis pada kelompok ibu hamil masih jauh dari yang diharapkan yaitu 30,35% mendapatkan ARV dan 58,92% mendapatkan pengobatan dengan Benzatine peniciline Di beberapa layanan, penerimaan atas penawaran tes HIV pada layanan ANC cukup tinggi. Penawaran tes HIV dan sifilis dilakukan secara pasif. Dokter spesialis kebidanan belum banyak dilibatkan dan umumnya masih merekomendasikan persalinan melalui bedah sesar tanpa memandang status klinis ataupun terapi ARV. Pada tingkat puskesmas, kunjungan untuk pemeriksaan ANC sering tidak sesuai dengan usia kehamilan, cukup banyak ibu hamil yang sudah mendekati persalinan baru datang untuk pemeriksaan kehamilan. Program HIV, program Hepatitis dan kesehatan keluarga perlu melakukan sinergi kegiatan agar cakupan testing HIV, sifilis dan Hepatitis B beserta penatalaksanaannya dapat membaik
2.4.5. Ko-infeksi Tuberkulosis dan Pengobatan Pencegahan dengan INH (IPT- Isoniazid Preventive Therapy)
Indonesia memiliki beban TBC yang tinggi di populasi umum dan TBC menjadi infeksi oportunistik paling umum pada ODHA. Implementasi
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 48
dapat dicapai karena kebijakan tes dan obati sejak tahun 2018. Tata laksana pengobatan ARV dilaksanakan dengan mengacu pada Surat Edaran Dirjen P2P No. 1564 tahun 2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030. Salah satu poin penting dari surat edaran tersebut adalah pemberian pengobatan ARV pada seluruh ODHA yang ditemukan. Perubahan kebijakan pemberian ARV ini diharapkan akan meningkatkan cakupan pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup ODHA, menurunkan penularan dan angkakematian ODHA. Kemajuan cakupan pengobatan ARV dapat dilihat dari kaskade pengobatan ARV dibawah ini. Meskipun terjadi peningkatan yang cukup signifikan selama tahun 2015-2019, tetapi akselerasi coverage tes HIV dan pengobatan ARV serta perbaikan kualitas layanan HIV dan AIDS akan terus dilakukan dan akan menjadi prioritas dalam 5 tahun mendatang. Kualitas layanan tidak hanya akan diukur dengan coverage ODHA on-ARV, tetapi juga dengan mengukur “viral load suppression” yang selanjutnya akan digunakan sebagai salah satu indikator utama program HIV.
Gambar 26. Kaskade Pengobatan HIV 2015-2019
Beberapa tahun terakhir telah tampak kemajuan signifikan dalam jumlah layanan Tes dan PDP (Perawatan, Dukungan dan Pengobatan) dan Cakupan ART. Namun, retensi pengobatan ARV masih perlu ditingkatkan. Beberapa layanan PDP telah menunjukkan kemajuan, sementara beberapa layanan lain seperti layanan infeksi oportunistik dan HIV pediatrik masih menghadapi tantangan.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
36
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 49
2.4.4. Program Pencegahan Penularan HIV melalui Ibu ke Anak (PPIA)
Berdasarkan hasil analisis proyeksi, prevalensi ibu hamil yang positif cenderung meningkat dari 0,34% pada tahun 2011 menjadi 0,49% di tahun 2016 (Estimasi 2012). Proyeksi ini tidak jauh berbeda dengan data PPIA tahun 2015 yang menemukan proporsi kasus positif adalah 0,6% dari ibu hamil yang diperiksa. Estimasi dan proyeksi 2015-2019 mengestimasi prevalensi HIV pada ibu hamil sebesar 0,31%. Dengan meningkatnya jumlah perempuan usia reproduktif yang terinfeksi HIV, maka penularan HIV dari ibu ke anak akan cenderung meningkat jika upaya pencegahan tidak dipercepat dan diperluas. Pada akhir 2018 jumlah layanan PPIA yang tersedia sudah mencapai 169 layanan. Hal ini belum sebanding dengan besaran ibu hamil yang tersebar di 34 propinsi Cakupan testing HIV diantara ibu hamil (45,39 %) jauh lebih baik daripada cakupan testing sifilis, dari laporan SIHA tahun 2019 menunjukkan baru sekitar 423.377 (8,1%) ibu hamil yang tes Sifilis. Data pengobatan baik untuk HIV dan sifilis pada kelompok ibu hamil masih jauh dari yang diharapkan yaitu 30,35% mendapatkan ARV dan 58,92% mendapatkan pengobatan dengan Benzatine peniciline Di beberapa layanan, penerimaan atas penawaran tes HIV pada layanan ANC cukup tinggi. Penawaran tes HIV dan sifilis dilakukan secara pasif. Dokter spesialis kebidanan belum banyak dilibatkan dan umumnya masih merekomendasikan persalinan melalui bedah sesar tanpa memandang status klinis ataupun terapi ARV. Pada tingkat puskesmas, kunjungan untuk pemeriksaan ANC sering tidak sesuai dengan usia kehamilan, cukup banyak ibu hamil yang sudah mendekati persalinan baru datang untuk pemeriksaan kehamilan. Program HIV, program Hepatitis dan kesehatan keluarga perlu melakukan sinergi kegiatan agar cakupan testing HIV, sifilis dan Hepatitis B beserta penatalaksanaannya dapat membaik
2.4.5. Ko-infeksi Tuberkulosis dan Pengobatan Pencegahan dengan INH (IPT- Isoniazid Preventive Therapy)
Indonesia memiliki beban TBC yang tinggi di populasi umum dan TBC menjadi infeksi oportunistik paling umum pada ODHA. Implementasi
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 48
dapat dicapai karena kebijakan tes dan obati sejak tahun 2018. Tata laksana pengobatan ARV dilaksanakan dengan mengacu pada Surat Edaran Dirjen P2P No. 1564 tahun 2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030. Salah satu poin penting dari surat edaran tersebut adalah pemberian pengobatan ARV pada seluruh ODHA yang ditemukan. Perubahan kebijakan pemberian ARV ini diharapkan akan meningkatkan cakupan pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup ODHA, menurunkan penularan dan angkakematian ODHA. Kemajuan cakupan pengobatan ARV dapat dilihat dari kaskade pengobatan ARV dibawah ini. Meskipun terjadi peningkatan yang cukup signifikan selama tahun 2015-2019, tetapi akselerasi coverage tes HIV dan pengobatan ARV serta perbaikan kualitas layanan HIV dan AIDS akan terus dilakukan dan akan menjadi prioritas dalam 5 tahun mendatang. Kualitas layanan tidak hanya akan diukur dengan coverage ODHA on-ARV, tetapi juga dengan mengukur “viral load suppression” yang selanjutnya akan digunakan sebagai salah satu indikator utama program HIV.
Gambar 26. Kaskade Pengobatan HIV 2015-2019
Beberapa tahun terakhir telah tampak kemajuan signifikan dalam jumlah layanan Tes dan PDP (Perawatan, Dukungan dan Pengobatan) dan Cakupan ART. Namun, retensi pengobatan ARV masih perlu ditingkatkan. Beberapa layanan PDP telah menunjukkan kemajuan, sementara beberapa layanan lain seperti layanan infeksi oportunistik dan HIV pediatrik masih menghadapi tantangan.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
37
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 51
pasal 30 yang menyebutkan bahwa NIK (Nomor Induk Kependudukan) sebagai nomor identitas tunggal digunakan untuk semua urusan pelayanan publik dan tidak mengikuti perubahan domisili, maka pencatatan atas pelayanan publik terkait HIV AIDS dan PIMS akan menggunakan NIK dalam system SIHA yang baru. Perubahan ini juga selaras dengan system informasi puskesmas yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas wajib mencatat NIK dan domisili mengikuti peraturan Menteri Dalam Negri tahun 137 tahun 2017 tentang kode dan data wilayah adiministrasi pemerintahan. Selain penyempurnaan system pencatatan dan pelaporan, Kementerian Kesehatan juga menggunakan STPB dan pemetaan pada populasi kunci sebagai salah satu instrumen dalam sistem surveilens untuk HIV dan IMS STBP pada populasi berisiko dilaksanakan secara periodik pada dua kelompok wilayah yang berbeda. Kelompok pertama terdiri dari 22 kab/kota di 11 provinsi, dan kelompok kedua terdiri dari 9 kab/kota di 9 provinsi. STBP pada kelompok pertama dilaksanakan tahun 2007 dan 2011 dan kelompok kedua pada tahun 2009 dan 2013. Lebih lanjut, STBP dilakukan kembali pada tahun 2015 dan 2018. STBP tahun 2018 berusaha meningkatkan cakupan survei dengan rekrutmen sampel dilakukan pada 23 provinsi dan 60 kabupaten/kota. STBP juga dilakukan pada populasi umum di Provinsi Papua dan Papua barat, yang dilaksanakan pada tahun 2006 dan tahun 2013. Akan tetapi, STBP Tanah Papua tidak mengalami perbaharuan data lebih lanjut sejak 2013. Pemetaan populasi kunci merupakan alat penting dalam perencanaan program. Pada tahun 2013 Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan KPAN telah mengembangkan petunjuk teknis nasional dengan menggunakan metodologi standar bagi petugas kabupaten/kota dalam melakukan pemetaan populasi kunci, khususnya WPS, waria, LSL dan penasun. Pemetaan empat populasi kunci dilakukan pada tahun 2018-2019 oleh perwakilan dari komunitas populasi kunci tersebut dan petugas kesehatan di 97 kabupaten/kota. Walaupun demikian, hanya populasi WPS yang bisa dipetakan disemua kabupaten/kota tersebut. Sedangkan untuk Waria dan LSL dapat dipetakan di 96 Kabupaten/Kota, dan Penasun hanya di 54 dari 97 kabupaten/kota. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan petunjuk teknis pemetaan dari Kemenkes.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 50
kegiatan TB/HIV belum berjalan dengan baik meskipun sudah ada peraturan yang mempromosikan kegiatan kolaboratif TB/HIV. Hingga saat ini hasil kolaborasi TB/HIV menunjukkan lebih dari 80% ODHA yang mengetahui status HIV-nya sudah diskrining TBC dan antara orang-orang dengan TBC, lebih dari 85%-nya telah menerima terapi TBC standar sesuai rekomendasi Kemenkes. Sementara itu. 52% pasien TBC yang sudah dites HIV. Hanya 48% diantara pasien TBC dengan hasil tes HIV positif menginisiasi ART, dan hanya 32% pasien TB/HIV menerima profilaksis kotrimoksazol. Implementasi Terapi Pencegahan TBC (TPT) pada ODHA sangat rendah (12%).
2.4.6. Surveilans, Monitoring dan Evaluasi Kementerian Kesehatan telah menyusun Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program HIV AIDS dan IMS tahun 2013 sebagai acuan para pengelola program dan pemangku kepentingan lain dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pengendalian HIV AIDS dan IMS secara efisien dan efektif. Pedoman ini memuat indikator keberhasilan program dan format pencatatan dan pelaporan standar untuk seluruh kegiatan program pengendalian HIV dan AIDS dan IMS di Indonesia. Form pencatatan standar telah disesuaikan dengan indikator yang disepakati baik secara nasional maupun global. Sistem pencatatan dan pelaporan rutin dari unit pelayanan kesehatan sampai nasional merupakan bagian dari respon nasional untuk pengendalian HIVAIDS dan IMS. Sistem informasi yang disebut Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA) tersebut diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan pada akhir Desember 2012 dan telah berfungsi dengan baik di 686 fasilitas pelayanan kesehatan pada 146 kabupaten/kota di 24 provinsi.Saat ini sistem tersebut masih terus mengalami perbaruan berkala untuk beradaptasi dengan program-program pengendalian HIV/AIDS yang diperkenalkan belakangan. Salah satu modul yang sedang ditambahkan adalah sistem pelaporan notifikasi pasangan yang saat ini masih dalam tahap percontohan. Sehubungan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2019 tentang Administrasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, pada
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
38
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 51
pasal 30 yang menyebutkan bahwa NIK (Nomor Induk Kependudukan) sebagai nomor identitas tunggal digunakan untuk semua urusan pelayanan publik dan tidak mengikuti perubahan domisili, maka pencatatan atas pelayanan publik terkait HIV AIDS dan PIMS akan menggunakan NIK dalam system SIHA yang baru. Perubahan ini juga selaras dengan system informasi puskesmas yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas wajib mencatat NIK dan domisili mengikuti peraturan Menteri Dalam Negri tahun 137 tahun 2017 tentang kode dan data wilayah adiministrasi pemerintahan. Selain penyempurnaan system pencatatan dan pelaporan, Kementerian Kesehatan juga menggunakan STPB dan pemetaan pada populasi kunci sebagai salah satu instrumen dalam sistem surveilens untuk HIV dan IMS STBP pada populasi berisiko dilaksanakan secara periodik pada dua kelompok wilayah yang berbeda. Kelompok pertama terdiri dari 22 kab/kota di 11 provinsi, dan kelompok kedua terdiri dari 9 kab/kota di 9 provinsi. STBP pada kelompok pertama dilaksanakan tahun 2007 dan 2011 dan kelompok kedua pada tahun 2009 dan 2013. Lebih lanjut, STBP dilakukan kembali pada tahun 2015 dan 2018. STBP tahun 2018 berusaha meningkatkan cakupan survei dengan rekrutmen sampel dilakukan pada 23 provinsi dan 60 kabupaten/kota. STBP juga dilakukan pada populasi umum di Provinsi Papua dan Papua barat, yang dilaksanakan pada tahun 2006 dan tahun 2013. Akan tetapi, STBP Tanah Papua tidak mengalami perbaharuan data lebih lanjut sejak 2013. Pemetaan populasi kunci merupakan alat penting dalam perencanaan program. Pada tahun 2013 Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan KPAN telah mengembangkan petunjuk teknis nasional dengan menggunakan metodologi standar bagi petugas kabupaten/kota dalam melakukan pemetaan populasi kunci, khususnya WPS, waria, LSL dan penasun. Pemetaan empat populasi kunci dilakukan pada tahun 2018-2019 oleh perwakilan dari komunitas populasi kunci tersebut dan petugas kesehatan di 97 kabupaten/kota. Walaupun demikian, hanya populasi WPS yang bisa dipetakan disemua kabupaten/kota tersebut. Sedangkan untuk Waria dan LSL dapat dipetakan di 96 Kabupaten/Kota, dan Penasun hanya di 54 dari 97 kabupaten/kota. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan petunjuk teknis pemetaan dari Kemenkes.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 50
kegiatan TB/HIV belum berjalan dengan baik meskipun sudah ada peraturan yang mempromosikan kegiatan kolaboratif TB/HIV. Hingga saat ini hasil kolaborasi TB/HIV menunjukkan lebih dari 80% ODHA yang mengetahui status HIV-nya sudah diskrining TBC dan antara orang-orang dengan TBC, lebih dari 85%-nya telah menerima terapi TBC standar sesuai rekomendasi Kemenkes. Sementara itu. 52% pasien TBC yang sudah dites HIV. Hanya 48% diantara pasien TBC dengan hasil tes HIV positif menginisiasi ART, dan hanya 32% pasien TB/HIV menerima profilaksis kotrimoksazol. Implementasi Terapi Pencegahan TBC (TPT) pada ODHA sangat rendah (12%).
2.4.6. Surveilans, Monitoring dan Evaluasi Kementerian Kesehatan telah menyusun Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program HIV AIDS dan IMS tahun 2013 sebagai acuan para pengelola program dan pemangku kepentingan lain dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pengendalian HIV AIDS dan IMS secara efisien dan efektif. Pedoman ini memuat indikator keberhasilan program dan format pencatatan dan pelaporan standar untuk seluruh kegiatan program pengendalian HIV dan AIDS dan IMS di Indonesia. Form pencatatan standar telah disesuaikan dengan indikator yang disepakati baik secara nasional maupun global. Sistem pencatatan dan pelaporan rutin dari unit pelayanan kesehatan sampai nasional merupakan bagian dari respon nasional untuk pengendalian HIVAIDS dan IMS. Sistem informasi yang disebut Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA) tersebut diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan pada akhir Desember 2012 dan telah berfungsi dengan baik di 686 fasilitas pelayanan kesehatan pada 146 kabupaten/kota di 24 provinsi.Saat ini sistem tersebut masih terus mengalami perbaruan berkala untuk beradaptasi dengan program-program pengendalian HIV/AIDS yang diperkenalkan belakangan. Salah satu modul yang sedang ditambahkan adalah sistem pelaporan notifikasi pasangan yang saat ini masih dalam tahap percontohan. Sehubungan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2019 tentang Administrasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, pada
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
39
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 53
bukan berasal dari populasi kunci. Upaya menemukan kasus baru ini juga harus menyasar kelompok non populasi kunci dengan pendekatan yang lebih inovatif.
3. Meskipun tidak ada laporan yang komprehensif terkait keterlambatan penemuan kasus HIV, tetapi berdasarkan beberapa hasil penelitian terbar15 maka dapat dikatakan terdapat kesenjangan dalam menemukan kasus HIV sedini mungkin. Ini berkaitan dengan masih rendahnya persepsi terhadap risiko terutama pada kelompok non populasi kunci dan belum terintegrasinya tes HIV ke dalam deteksi dini penyakit menular di level layanan baik primer maupun sekunder.
4. Kesenjangan dalam mempertahankan pengobatan. Hanya kurang lebih 50% ODHA yang memulai pengobatan bertahan dalam pengobatan.
5. Kesenjangan dalam pemeriksaan VL. Meskipun program Global Fund telah membantu pemeriksaan VL tetapi dalam prakteknya jumlah mereka yang telah mendapatkan pemeriksaan VL masih sangat rendah.
6. Kesenjangan dalam infrastruktur pelayanan HIV AIDS baik dari segi logistik obat dan perbekalan kesehatan maupun dari sisi kuantitas dan kapasitas sumber daya manusia pelaksana program dan layanannya.
7. Kesenjangan dalam modalitas pencegahan penularan IMS dan HIV AIDS pada populasi kunci. Masih belum bergerak majunya angka pemakaian kondom pada terutama WPS dan LSL serta belum digunakannya modalitas pencegahan lain seperti PrEP maka masih terdapat pekerjaan rumah yang besar dalam pencegahan HIV melalui transmisi seksual terutama pada populasi berisiko tinggi.
8. Kesenjangan dalam pembiayaan penjangkauan populasi kunci yang masih bergantung sepenuhnya pada mitra pembangunan internasional
15HATI study melaporkan 44% kasus HIV ditemukan dengan CD4 lebih rendah dari 350
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 52
Estimasi populasi kunci dan proyeksi epidemi HIV telah dilakukan untuk memahami situasi epidemi dalam suatu area, memperkirakan beban penyakit, dan menyusun prioritas yang sesuai dalam merespon epidemi HIV, Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa kali estimasi, yaitu pada tahun 2002, 2004, 2006, 2009, 2012, 2016 dan 2019. Sedangkan untuk estimasi dan proyeksi epidemi HIV telah dilakukan pada tahun 2008, 2012, 2016 dan 2020. Indonesia telah mengadopsi strategi untuk memantau hubungan antara faktor program pengobatan ARV dan perkembangan resistensi obat HIV (HIV Drug Resistance/HIV-DR) selama pengobatan. Pada tahun 2013, Kementerian Kesehatan membuat strategi nasional untuk pencegahan dan pemantauan resistensi obat HIV sebagai bagian dari program pengendalian HIV dan AIDS nasional. Departemen Mikrobiologi Universitas Indonesia telah ditunjuk sebagai laboratorium rujukan nasional untuk resistensi obat HIV dan sedang dipersiapkan untuk mendapat akreditasi WHO. Tiga kegiatan utama HIV-DR yang telah dilaksanakan adalah (1) pelaksanaan survei ambang batas (threshold survey) untuk memantau mutasi resistensi transmisi, (2) monitoring indikator kewaspadaan dini (Early Warning Indicators/EWI) di layanan ART ; dan (3) survei pemantauan (monitoring survey) untuk memonitor munculnya mutasi yang resisten selama pengobatan.
2.5. Kesenjangan utama
Untuk menentukan strategi yang terbaik guna membuka jalan pencapaian pengakhiran epidemi HIV di tahun 2030 melalui fast track 95-95-95, maka beberapa kesenjangan utama dari hasil analisis epidemi dan upaya pengendalian HIV AIDS berikut harus mendapat perhatian lebih: 1. Kesenjangan dalam tes HIV, Pada STBP 2018-2019 proporsi populasi
kunci yang pernah memanfaatkan layanan tes HIV adalah 72% pada waria, 59% pada LSL, 42% pada WPS, dan 67,3%, sementara pada pelanggan hanya 7,8% yang pernah melakukan tes HIV. Pemanfaatan layanan tes masih rendah terutama pada kelompok pelanggan.
2. Kesenjangan dalam penemuan kasus baru HIV, berdasarkan jumlah estimasi ODHA di Indonesia pada tahun 2019 maka 31% ODHA belum mengetahui statusnya, diperlukan upaya masif untuk meningkatkan temuan kasus. Berdasarkan estimasi ODHA tahun 2019, 79% ODHA
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
40
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 53
bukan berasal dari populasi kunci. Upaya menemukan kasus baru ini juga harus menyasar kelompok non populasi kunci dengan pendekatan yang lebih inovatif.
3. Meskipun tidak ada laporan yang komprehensif terkait keterlambatan penemuan kasus HIV, tetapi berdasarkan beberapa hasil penelitian terbar15 maka dapat dikatakan terdapat kesenjangan dalam menemukan kasus HIV sedini mungkin. Ini berkaitan dengan masih rendahnya persepsi terhadap risiko terutama pada kelompok non populasi kunci dan belum terintegrasinya tes HIV ke dalam deteksi dini penyakit menular di level layanan baik primer maupun sekunder.
4. Kesenjangan dalam mempertahankan pengobatan. Hanya kurang lebih 50% ODHA yang memulai pengobatan bertahan dalam pengobatan.
5. Kesenjangan dalam pemeriksaan VL. Meskipun program Global Fund telah membantu pemeriksaan VL tetapi dalam prakteknya jumlah mereka yang telah mendapatkan pemeriksaan VL masih sangat rendah.
6. Kesenjangan dalam infrastruktur pelayanan HIV AIDS baik dari segi logistik obat dan perbekalan kesehatan maupun dari sisi kuantitas dan kapasitas sumber daya manusia pelaksana program dan layanannya.
7. Kesenjangan dalam modalitas pencegahan penularan IMS dan HIV AIDS pada populasi kunci. Masih belum bergerak majunya angka pemakaian kondom pada terutama WPS dan LSL serta belum digunakannya modalitas pencegahan lain seperti PrEP maka masih terdapat pekerjaan rumah yang besar dalam pencegahan HIV melalui transmisi seksual terutama pada populasi berisiko tinggi.
8. Kesenjangan dalam pembiayaan penjangkauan populasi kunci yang masih bergantung sepenuhnya pada mitra pembangunan internasional
15HATI study melaporkan 44% kasus HIV ditemukan dengan CD4 lebih rendah dari 350
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 52
Estimasi populasi kunci dan proyeksi epidemi HIV telah dilakukan untuk memahami situasi epidemi dalam suatu area, memperkirakan beban penyakit, dan menyusun prioritas yang sesuai dalam merespon epidemi HIV, Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa kali estimasi, yaitu pada tahun 2002, 2004, 2006, 2009, 2012, 2016 dan 2019. Sedangkan untuk estimasi dan proyeksi epidemi HIV telah dilakukan pada tahun 2008, 2012, 2016 dan 2020. Indonesia telah mengadopsi strategi untuk memantau hubungan antara faktor program pengobatan ARV dan perkembangan resistensi obat HIV (HIV Drug Resistance/HIV-DR) selama pengobatan. Pada tahun 2013, Kementerian Kesehatan membuat strategi nasional untuk pencegahan dan pemantauan resistensi obat HIV sebagai bagian dari program pengendalian HIV dan AIDS nasional. Departemen Mikrobiologi Universitas Indonesia telah ditunjuk sebagai laboratorium rujukan nasional untuk resistensi obat HIV dan sedang dipersiapkan untuk mendapat akreditasi WHO. Tiga kegiatan utama HIV-DR yang telah dilaksanakan adalah (1) pelaksanaan survei ambang batas (threshold survey) untuk memantau mutasi resistensi transmisi, (2) monitoring indikator kewaspadaan dini (Early Warning Indicators/EWI) di layanan ART ; dan (3) survei pemantauan (monitoring survey) untuk memonitor munculnya mutasi yang resisten selama pengobatan.
2.5. Kesenjangan utama
Untuk menentukan strategi yang terbaik guna membuka jalan pencapaian pengakhiran epidemi HIV di tahun 2030 melalui fast track 95-95-95, maka beberapa kesenjangan utama dari hasil analisis epidemi dan upaya pengendalian HIV AIDS berikut harus mendapat perhatian lebih: 1. Kesenjangan dalam tes HIV, Pada STBP 2018-2019 proporsi populasi
kunci yang pernah memanfaatkan layanan tes HIV adalah 72% pada waria, 59% pada LSL, 42% pada WPS, dan 67,3%, sementara pada pelanggan hanya 7,8% yang pernah melakukan tes HIV. Pemanfaatan layanan tes masih rendah terutama pada kelompok pelanggan.
2. Kesenjangan dalam penemuan kasus baru HIV, berdasarkan jumlah estimasi ODHA di Indonesia pada tahun 2019 maka 31% ODHA belum mengetahui statusnya, diperlukan upaya masif untuk meningkatkan temuan kasus. Berdasarkan estimasi ODHA tahun 2019, 79% ODHA
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
41
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 55
BAB 3 | KEBIJAKAN DAN TARGET
3.1. Kebijakan
Pokok-pokok kebijakan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS di sektor kesehatan termaktub dalam berbagai dokumen hukum berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);
5. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2018. Standar Pelayanan Minimal
6. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 40 Tahun 2019Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2oi3 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
7. Peraturan Presiden Nomor 124 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1190/MENKES/SK/X/2004 tentang Pemberian Gratis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan Obat Anti Retro Viral (ARV) untuk HIV/AIDS.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1278/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi Pengendalian Penyakit TB dan HIV.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 54
Kesenjangan pada pengelolaan informasi kesehatan terkait HIV AIDS termasuk penelitian yang dilakukan berbagai pihak di Indonesia untuk mendukung pengambilan kebijakan berbasis bukti, tidak hanya di level nasional tetapi justru di tingkat daerah otonomi.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
42
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 55
BAB 3 | KEBIJAKAN DAN TARGET
3.1. Kebijakan
Pokok-pokok kebijakan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS di sektor kesehatan termaktub dalam berbagai dokumen hukum berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);
5. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2018. Standar Pelayanan Minimal
6. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 40 Tahun 2019Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2oi3 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
7. Peraturan Presiden Nomor 124 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1190/MENKES/SK/X/2004 tentang Pemberian Gratis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan Obat Anti Retro Viral (ARV) untuk HIV/AIDS.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1278/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi Pengendalian Penyakit TB dan HIV.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 54
Kesenjangan pada pengelolaan informasi kesehatan terkait HIV AIDS termasuk penelitian yang dilakukan berbagai pihak di Indonesia untuk mendukung pengambilan kebijakan berbasis bukti, tidak hanya di level nasional tetapi justru di tingkat daerah otonomi.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
43
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 57
23. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
24. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019. Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV
25. Kesepakatan Bersama Menkes, Mendagri, Mendikbud, Menag dan Mensos RI tentang Peningkatan Pengetahuan Komprehensif HIV dan AIDS pada Penduduk Usia 15 sampai dengan 24 Tahun
26. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor GK/MENKES/001/I/2013 tentang Layanan Pencegahan Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) Dari Ibu ke Anak (PPIA)
27. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pengendalian HIV DAN AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
28. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/37/2017 tentang Pelaksanaan Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Indonesia
29. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Nomor HK.02.03/D/III.2/823/2013 tentang Alokasi Pembiayaan Logistik Program Pengendalian HIV DAN AIDS dan IMS.
30. Surat Edaran Direktur Jenderal BUK Nomor HK.03.03/III/0992/2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Orang dengan HIV-AIDS di Rumah Sakit
31. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/I/1564/2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030
32. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan HK.02.02/II/1739/2018 tentang Dukungan Eliminasi Penularan HIV
33. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor PR.01.05/I/1822/2019 tentang Akselerasi ART
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 56
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang dalam Proses atau yang telah Diputus oleh Pengadilan.
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 451/MENKES/SK/XII/2012 tentang Rumah Sakit Rujukan bagi Orang Dengan HIV dan AIDS.
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2013 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan Metadona
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas.
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2017 Tahun 2017 Tentang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 100 Tahun 2018TentangPenerapan Standar Pelayanan Minimal
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Puskesmas
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
44
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 57
23. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
24. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019. Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV
25. Kesepakatan Bersama Menkes, Mendagri, Mendikbud, Menag dan Mensos RI tentang Peningkatan Pengetahuan Komprehensif HIV dan AIDS pada Penduduk Usia 15 sampai dengan 24 Tahun
26. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor GK/MENKES/001/I/2013 tentang Layanan Pencegahan Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) Dari Ibu ke Anak (PPIA)
27. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pengendalian HIV DAN AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
28. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/37/2017 tentang Pelaksanaan Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Indonesia
29. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Nomor HK.02.03/D/III.2/823/2013 tentang Alokasi Pembiayaan Logistik Program Pengendalian HIV DAN AIDS dan IMS.
30. Surat Edaran Direktur Jenderal BUK Nomor HK.03.03/III/0992/2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Orang dengan HIV-AIDS di Rumah Sakit
31. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/I/1564/2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030
32. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan HK.02.02/II/1739/2018 tentang Dukungan Eliminasi Penularan HIV
33. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor PR.01.05/I/1822/2019 tentang Akselerasi ART
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 56
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang dalam Proses atau yang telah Diputus oleh Pengadilan.
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 451/MENKES/SK/XII/2012 tentang Rumah Sakit Rujukan bagi Orang Dengan HIV dan AIDS.
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2013 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan Metadona
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas.
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2017 Tahun 2017 Tentang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 100 Tahun 2018TentangPenerapan Standar Pelayanan Minimal
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Puskesmas
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
45
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 59
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Target dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024 terdiri atas: 1. Target Nasional
Target nasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS tercantum dalam dokumen RPJMN, Renstra serta Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang menjadi penilaian kerja dalam keberhasilan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024
Pengendalian epidemi HIV dan AIDS merupakan salah satu isu yang disoroti dalam RPJMN 2020-2024. Infeksi HIV disoroti sebagai permasalahan gender, di mana sebaran HIV yang banyak ditemukan pada populasi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16.405 orang pada 2018. HIV juga disoroti sebagai permasalahan dalam bidang sumber daya manusia di mana permasalahan utama dilihat pada sebaran infeksi baru HIV menurut kelompok umur usia muda yaitu 15-19 tahun dan 20-24 tahun pada 2018. Pengendalian HIV menjadi salah satu target pembangunan di mana RPJMN 2020-2024 menargetkan tingkat insidensi infeksi baru HIV mencapai 0,18 infeksi per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV pada 2024, berkurang dari baseline yaitu 0,24 infeksi baru per 1000 penduduk non-HIV pada 2018. Insiden HIV merupakan indikator impact yang menggambarkan besaran transmisi penyakit HIV di populasi.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 59
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Target dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024 terdiri atas: 1. Target Nasional
Target nasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS tercantum dalam dokumen RPJMN, Renstra serta Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang menjadi penilaian kerja dalam keberhasilan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024
Pengendalian epidemi HIV dan AIDS merupakan salah satu isu yang disoroti dalam RPJMN 2020-2024. Infeksi HIV disoroti sebagai permasalahan gender, di mana sebaran HIV yang banyak ditemukan pada populasi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16.405 orang pada 2018. HIV juga disoroti sebagai permasalahan dalam bidang sumber daya manusia di mana permasalahan utama dilihat pada sebaran infeksi baru HIV menurut kelompok umur usia muda yaitu 15-19 tahun dan 20-24 tahun pada 2018. Pengendalian HIV menjadi salah satu target pembangunan di mana RPJMN 2020-2024 menargetkan tingkat insidensi infeksi baru HIV mencapai 0,18 infeksi per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV pada 2024, berkurang dari baseline yaitu 0,24 infeksi baru per 1000 penduduk non-HIV pada 2018. Insiden HIV merupakan indikator impact yang menggambarkan besaran transmisi penyakit HIV di populasi.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 58
Dasar kebijakan utama RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2020-2024 sebagaimana tertuang dalam Permenkes No. 21 tahun 2013, sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS melalui kerjasama nasional, regional, dan global dalam aspek legal, organisasi, pembiayaan, fasilitas pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia;
2. Memprioritaskan komitmen nasional dan internasional; 3. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan mengembangkan kapasitas; 4. Meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang merata,
terjangkau, bermutu, dan berkeadilan serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya preventif dan promotif;
5. Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta bermasalah kesehatan;
6. Meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS; 7. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia yang merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV dan AIDS;
8. Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan, pemeriksaan penunjang HIV dan AIDS serta menjamin keamanan, kemanfaatan, dan mutu sediaan obat dan bahan/alat yang diperlukan dalam penanggulangan HIV dan AIDS; dan
9. Meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasil guna.
3.2. Target
Target yang akan dicapai dalam RAN Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS ini tergambar dalam diagram di bawah ini:
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 59
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Target dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024 terdiri atas: 1. Target Nasional
Target nasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS tercantum dalam dokumen RPJMN, Renstra serta Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang menjadi penilaian kerja dalam keberhasilan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024
Pengendalian epidemi HIV dan AIDS merupakan salah satu isu yang disoroti dalam RPJMN 2020-2024. Infeksi HIV disoroti sebagai permasalahan gender, di mana sebaran HIV yang banyak ditemukan pada populasi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16.405 orang pada 2018. HIV juga disoroti sebagai permasalahan dalam bidang sumber daya manusia di mana permasalahan utama dilihat pada sebaran infeksi baru HIV menurut kelompok umur usia muda yaitu 15-19 tahun dan 20-24 tahun pada 2018. Pengendalian HIV menjadi salah satu target pembangunan di mana RPJMN 2020-2024 menargetkan tingkat insidensi infeksi baru HIV mencapai 0,18 infeksi per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV pada 2024, berkurang dari baseline yaitu 0,24 infeksi baru per 1000 penduduk non-HIV pada 2018. Insiden HIV merupakan indikator impact yang menggambarkan besaran transmisi penyakit HIV di populasi.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
46
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 59
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Target dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024 terdiri atas: 1. Target Nasional
Target nasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS tercantum dalam dokumen RPJMN, Renstra serta Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang menjadi penilaian kerja dalam keberhasilan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024
Pengendalian epidemi HIV dan AIDS merupakan salah satu isu yang disoroti dalam RPJMN 2020-2024. Infeksi HIV disoroti sebagai permasalahan gender, di mana sebaran HIV yang banyak ditemukan pada populasi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16.405 orang pada 2018. HIV juga disoroti sebagai permasalahan dalam bidang sumber daya manusia di mana permasalahan utama dilihat pada sebaran infeksi baru HIV menurut kelompok umur usia muda yaitu 15-19 tahun dan 20-24 tahun pada 2018. Pengendalian HIV menjadi salah satu target pembangunan di mana RPJMN 2020-2024 menargetkan tingkat insidensi infeksi baru HIV mencapai 0,18 infeksi per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV pada 2024, berkurang dari baseline yaitu 0,24 infeksi baru per 1000 penduduk non-HIV pada 2018. Insiden HIV merupakan indikator impact yang menggambarkan besaran transmisi penyakit HIV di populasi.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 59
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Target dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024 terdiri atas: 1. Target Nasional
Target nasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS tercantum dalam dokumen RPJMN, Renstra serta Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang menjadi penilaian kerja dalam keberhasilan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024
Pengendalian epidemi HIV dan AIDS merupakan salah satu isu yang disoroti dalam RPJMN 2020-2024. Infeksi HIV disoroti sebagai permasalahan gender, di mana sebaran HIV yang banyak ditemukan pada populasi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16.405 orang pada 2018. HIV juga disoroti sebagai permasalahan dalam bidang sumber daya manusia di mana permasalahan utama dilihat pada sebaran infeksi baru HIV menurut kelompok umur usia muda yaitu 15-19 tahun dan 20-24 tahun pada 2018. Pengendalian HIV menjadi salah satu target pembangunan di mana RPJMN 2020-2024 menargetkan tingkat insidensi infeksi baru HIV mencapai 0,18 infeksi per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV pada 2024, berkurang dari baseline yaitu 0,24 infeksi baru per 1000 penduduk non-HIV pada 2018. Insiden HIV merupakan indikator impact yang menggambarkan besaran transmisi penyakit HIV di populasi.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 58
Dasar kebijakan utama RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2020-2024 sebagaimana tertuang dalam Permenkes No. 21 tahun 2013, sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS melalui kerjasama nasional, regional, dan global dalam aspek legal, organisasi, pembiayaan, fasilitas pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia;
2. Memprioritaskan komitmen nasional dan internasional; 3. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan mengembangkan kapasitas; 4. Meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang merata,
terjangkau, bermutu, dan berkeadilan serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya preventif dan promotif;
5. Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta bermasalah kesehatan;
6. Meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS; 7. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia yang merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV dan AIDS;
8. Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan, pemeriksaan penunjang HIV dan AIDS serta menjamin keamanan, kemanfaatan, dan mutu sediaan obat dan bahan/alat yang diperlukan dalam penanggulangan HIV dan AIDS; dan
9. Meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasil guna.
3.2. Target
Target yang akan dicapai dalam RAN Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS ini tergambar dalam diagram di bawah ini:
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 59
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Target dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-2024 terdiri atas: 1. Target Nasional
Target nasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS tercantum dalam dokumen RPJMN, Renstra serta Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang menjadi penilaian kerja dalam keberhasilan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024
Pengendalian epidemi HIV dan AIDS merupakan salah satu isu yang disoroti dalam RPJMN 2020-2024. Infeksi HIV disoroti sebagai permasalahan gender, di mana sebaran HIV yang banyak ditemukan pada populasi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16.405 orang pada 2018. HIV juga disoroti sebagai permasalahan dalam bidang sumber daya manusia di mana permasalahan utama dilihat pada sebaran infeksi baru HIV menurut kelompok umur usia muda yaitu 15-19 tahun dan 20-24 tahun pada 2018. Pengendalian HIV menjadi salah satu target pembangunan di mana RPJMN 2020-2024 menargetkan tingkat insidensi infeksi baru HIV mencapai 0,18 infeksi per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV pada 2024, berkurang dari baseline yaitu 0,24 infeksi baru per 1000 penduduk non-HIV pada 2018. Insiden HIV merupakan indikator impact yang menggambarkan besaran transmisi penyakit HIV di populasi.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
47
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 61
Tabel 2. Ringkasan Kelompok Indikator Program dan Sumber Datanya Kelompok Indikator
Indikator Sumber Data Alat dan Metode yang
digunakan
Frekuensi
Masukan (input)
• Tenaga • Sarana • Dana
• Laporan Berkala
• Form Laporan • Sistem
Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA)
• Tahunan
Proses • Pelatihan tenaga
• Penyediaan barang
• Pertemuan koordinasi
• Laporan Berkala
• Form Laporan • Sistem
Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA)
• Triwulan • Semester • Tahunan
Luaran (output)
• Capaian kegiatan pencegahan
• Capaian Tes • Capaian
Pengobatan
• Laporan Berkala (SIHA)
• Form Laporan SIHA
• Form Laporan Lain
• Bulanan • Triwulan • Semester • Tahunan
Hasil (outcome)
• Perubahan perilaku
• Supresi Virus
• Survei Perilaku (STBP)
• Laporan Berkala
• Kuesioner survei STBP
• Sistem Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA)
• Tiga tahunan
• Tahunan
Dampak (impact)
• Kesakitan (insidens, prevalens)
• Kematian
• Survei Prevalensi (STBP)
• Survei Kesehatan
• Estimasi Pemodelan
• Kuesioner survei STBP
• Form Laporan Lab
• Aplikasi Pemodelan
• Sistem Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA)
• Tiga tahunan
• Tahunan
2.1 Indikator Dampak Indikator dampak (impact) adalah hasil perubahan derajat kesehatan (morbiditas berupa prevalensi atau insidens HIV dan IMS, mortalitas AIDS) dan situasi norma sosial (tingkat diskriminasi).
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 60
b. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020 – 2024 Sampai dengan tahun 2019 diketahui bahwa sebanyak 60% ODHA mengetahui status HIVnya dan hanya sebesar 23% ODHA mendapatkan pengobatan ARV. Sesuai yang tertuang dalam PMK No. 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa salah satu indikator dalam pencapaian sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian penyakit adalah persentase ODHA yang menjalani terapi ARV (ODHA on ARV) sebesar 60%.
c. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) IKK ini merupakan upaya mendukung test and treat dan mengukur kinerja layanan kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Adapun IKK 2020-2024 dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS sebagai berikut: 1) Meningkatkan ODHA baru ditemukan mendapatkan pengobatan
menjadi 95% pada tahun 2024 2) Meningkatkan cakupan pasien sifilis yang diobati menjadi 95%
pada tahun 2024 3) Meningkatkan ODHA baru ditemukan mendapatkan pengobatan
menjadi 95% pada tahun 2024 di Papua dan Papua Barat
2. Indikator dalam mencapai target nasional Dibawah ini merupakan indikator RAN untuk mendukung target pencapaian nasional:
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
48
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 61
Tabel 2. Ringkasan Kelompok Indikator Program dan Sumber Datanya Kelompok Indikator
Indikator Sumber Data Alat dan Metode yang
digunakan
Frekuensi
Masukan (input)
• Tenaga • Sarana • Dana
• Laporan Berkala
• Form Laporan • Sistem
Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA)
• Tahunan
Proses • Pelatihan tenaga
• Penyediaan barang
• Pertemuan koordinasi
• Laporan Berkala
• Form Laporan • Sistem
Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA)
• Triwulan • Semester • Tahunan
Luaran (output)
• Capaian kegiatan pencegahan
• Capaian Tes • Capaian
Pengobatan
• Laporan Berkala (SIHA)
• Form Laporan SIHA
• Form Laporan Lain
• Bulanan • Triwulan • Semester • Tahunan
Hasil (outcome)
• Perubahan perilaku
• Supresi Virus
• Survei Perilaku (STBP)
• Laporan Berkala
• Kuesioner survei STBP
• Sistem Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA)
• Tiga tahunan
• Tahunan
Dampak (impact)
• Kesakitan (insidens, prevalens)
• Kematian
• Survei Prevalensi (STBP)
• Survei Kesehatan
• Estimasi Pemodelan
• Kuesioner survei STBP
• Form Laporan Lab
• Aplikasi Pemodelan
• Sistem Informasi HIV AIDS dan PIMS (SIHA)
• Tiga tahunan
• Tahunan
2.1 Indikator Dampak Indikator dampak (impact) adalah hasil perubahan derajat kesehatan (morbiditas berupa prevalensi atau insidens HIV dan IMS, mortalitas AIDS) dan situasi norma sosial (tingkat diskriminasi).
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 60
b. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020 – 2024 Sampai dengan tahun 2019 diketahui bahwa sebanyak 60% ODHA mengetahui status HIVnya dan hanya sebesar 23% ODHA mendapatkan pengobatan ARV. Sesuai yang tertuang dalam PMK No. 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa salah satu indikator dalam pencapaian sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian penyakit adalah persentase ODHA yang menjalani terapi ARV (ODHA on ARV) sebesar 60%.
c. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) IKK ini merupakan upaya mendukung test and treat dan mengukur kinerja layanan kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Adapun IKK 2020-2024 dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS sebagai berikut: 1) Meningkatkan ODHA baru ditemukan mendapatkan pengobatan
menjadi 95% pada tahun 2024 2) Meningkatkan cakupan pasien sifilis yang diobati menjadi 95%
pada tahun 2024 3) Meningkatkan ODHA baru ditemukan mendapatkan pengobatan
menjadi 95% pada tahun 2024 di Papua dan Papua Barat
2. Indikator dalam mencapai target nasional Dibawah ini merupakan indikator RAN untuk mendukung target pencapaian nasional:
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
49
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 63
menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
2.2 Indikator Outcome Indikator hasil akhir (outcome) adalah hasil intervensi dan perubahan perilaku (tingkat penggunaan kondom atau alat suntik steril), pemanfatan layanan, perilaku penyedia atau provider layanan kesehatan, hasil klinis (tingkat penurunan viral load), prevalensi perilaku berisiko dan faktor risiko, kualitas hidup.
Tabel 5. Target Indikator Hasil Akhir (Outcome) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Cakupan ODHA on ART
di periksa Viral Load 3,8% 40% 60% 65% 70% 75%
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
23% 40% 45% 55% 66% 70%
3 Proporsi bayi dari ibu ODHA bebas HIV
59% 80% 90% 100% 100% 100%
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
- 80% 90% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 62
Tabel 3. Target Indikator Dampak Program HIV AIDS dan PIMS No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Insiden HIV
(per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
0.24 0,21 0,21 0,19 0,18 0,18
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
11,65 10 8 7 6 5,3
Tabel 4. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Definisi Operasional
Cara Hitung Sumber Data
1 Insiden HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
Infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini
Jumlah infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 62
Tabel 3. Target Indikator Dampak Program HIV AIDS dan PIMS No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Insiden HIV
(per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
0.24 0,21 0,21 0,19 0,18 0,18
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
11,65 10 8 7 6 5,3
Tabel 4. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Definisi Operasional
Cara Hitung Sumber Data
1 Insiden HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
Infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini
Jumlah infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 62
Tabel 3. Target Indikator Dampak Program HIV AIDS dan PIMS No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Insiden HIV
(per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
0.24 0,21 0,21 0,19 0,18 0,18
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
11,65 10 8 7 6 5,3
Tabel 4. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Definisi Operasional
Cara Hitung Sumber Data
1 Insiden HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
Infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini
Jumlah infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 62
Tabel 3. Target Indikator Dampak Program HIV AIDS dan PIMS No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Insiden HIV
(per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
0.24 0,21 0,21 0,19 0,18 0,18
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
11,65 10 8 7 6 5,3
Tabel 4. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Definisi Operasional
Cara Hitung Sumber Data
1 Insiden HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
Infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini
Jumlah infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 63
menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
2.2 Indikator Outcome Indikator hasil akhir (outcome) adalah hasil intervensi dan perubahan perilaku (tingkat penggunaan kondom atau alat suntik steril), pemanfatan layanan, perilaku penyedia atau provider layanan kesehatan, hasil klinis (tingkat penurunan viral load), prevalensi perilaku berisiko dan faktor risiko, kualitas hidup.
Tabel 5. Target Indikator Hasil Akhir (Outcome) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Cakupan ODHA on ART
di periksa Viral Load 3,8% 40% 60% 65% 70% 75%
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
23% 40% 45% 55% 66% 70%
3 Proporsi bayi dari ibu ODHA bebas HIV
59% 80% 90% 100% 100% 100%
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
- 80% 90% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 63
menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
2.2 Indikator Outcome Indikator hasil akhir (outcome) adalah hasil intervensi dan perubahan perilaku (tingkat penggunaan kondom atau alat suntik steril), pemanfatan layanan, perilaku penyedia atau provider layanan kesehatan, hasil klinis (tingkat penurunan viral load), prevalensi perilaku berisiko dan faktor risiko, kualitas hidup.
Tabel 5. Target Indikator Hasil Akhir (Outcome) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Cakupan ODHA on ART
di periksa Viral Load 3,8% 40% 60% 65% 70% 75%
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
23% 40% 45% 55% 66% 70%
3 Proporsi bayi dari ibu ODHA bebas HIV
59% 80% 90% 100% 100% 100%
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
- 80% 90% 100% 100% 100%
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
50
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 63
menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
2.2 Indikator Outcome Indikator hasil akhir (outcome) adalah hasil intervensi dan perubahan perilaku (tingkat penggunaan kondom atau alat suntik steril), pemanfatan layanan, perilaku penyedia atau provider layanan kesehatan, hasil klinis (tingkat penurunan viral load), prevalensi perilaku berisiko dan faktor risiko, kualitas hidup.
Tabel 5. Target Indikator Hasil Akhir (Outcome) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Cakupan ODHA on ART
di periksa Viral Load 3,8% 40% 60% 65% 70% 75%
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
23% 40% 45% 55% 66% 70%
3 Proporsi bayi dari ibu ODHA bebas HIV
59% 80% 90% 100% 100% 100%
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
- 80% 90% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 62
Tabel 3. Target Indikator Dampak Program HIV AIDS dan PIMS No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Insiden HIV
(per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
0.24 0,21 0,21 0,19 0,18 0,18
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
11,65 10 8 7 6 5,3
Tabel 4. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Definisi Operasional
Cara Hitung Sumber Data
1 Insiden HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
Infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini
Jumlah infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 62
Tabel 3. Target Indikator Dampak Program HIV AIDS dan PIMS No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Insiden HIV
(per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
0.24 0,21 0,21 0,19 0,18 0,18
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
11,65 10 8 7 6 5,3
Tabel 4. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Definisi Operasional
Cara Hitung Sumber Data
1 Insiden HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
2 Insiden Sifilis (per 1.000 penduduk tidak terinfeksi)
Infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu. Angka ini
Jumlah infeksi baru sifilis yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi
AIDS Epidemic Modelling (AEM)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 63
menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
2.2 Indikator Outcome Indikator hasil akhir (outcome) adalah hasil intervensi dan perubahan perilaku (tingkat penggunaan kondom atau alat suntik steril), pemanfatan layanan, perilaku penyedia atau provider layanan kesehatan, hasil klinis (tingkat penurunan viral load), prevalensi perilaku berisiko dan faktor risiko, kualitas hidup.
Tabel 5. Target Indikator Hasil Akhir (Outcome) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Cakupan ODHA on ART
di periksa Viral Load 3,8% 40% 60% 65% 70% 75%
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
23% 40% 45% 55% 66% 70%
3 Proporsi bayi dari ibu ODHA bebas HIV
59% 80% 90% 100% 100% 100%
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
- 80% 90% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 63
menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program
jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu, dikali 1000
2.2 Indikator Outcome Indikator hasil akhir (outcome) adalah hasil intervensi dan perubahan perilaku (tingkat penggunaan kondom atau alat suntik steril), pemanfatan layanan, perilaku penyedia atau provider layanan kesehatan, hasil klinis (tingkat penurunan viral load), prevalensi perilaku berisiko dan faktor risiko, kualitas hidup.
Tabel 5. Target Indikator Hasil Akhir (Outcome) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Cakupan ODHA on ART
di periksa Viral Load 3,8% 40% 60% 65% 70% 75%
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
23% 40% 45% 55% 66% 70%
3 Proporsi bayi dari ibu ODHA bebas HIV
59% 80% 90% 100% 100% 100%
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
- 80% 90% 100% 100% 100%
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
51
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 65
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
Jumlah bayi yang lahir dari ibu Sifilis yang dikonfirmasi dengan hasil serologis sifilis dan hasilnya negatif setiap tahun.
jumlah bayi lahir dari ibu sifilis yang mendapat tata laksana dan dikonfirmasi dengan tes serologi sifilis dengan hasil negatif dibagi semua bayi lahir dari ibu sifilis dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
2.3 Indikator Output Indikator luaran (output) adalah hasil kegiatan atau intervensi pelayanan (hasil tes, konseling, pengobatan), kegiatan pencegahan (hasil penyuluhan, jumlah kondom dan jumlah alat suntik steril yang terdistribusi). Kelompok indikator ini dipakai untuk mengukur tercapainya Fast Track 90-90-90.
Tabel 7. Target Indikator Hasil Luaran (Output) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
18% 80% 90% 100% 100% 100%
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
57% 63% 69% 75% 81% 87%
3 Cakupan pengobatan ARV
74% 77% 80% 85% 90% 95%
4 Cakupan skrining HIV pada ibu hamil
45% 80% 90% 100% 100% 100%
5 Cakupan pengobatan ARV bagi ibu hamil
33% 80% 90% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 64
Tabel 6. Definisi Operasional,Cara Hitung dan Sumber Data No Indikator Definisi
Operasional Cara Hitung Sumber Data
1 Cakupan ODHA mengalami supresi virus (viral load<1000 kopi/ml)
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) yang diperiksa Viral Loadnya setiap tahun , bukan kumulatif.
Jumlah ODHA yang menjalani pengobatan ARV minimal 6 bulan yang diperiksa viral load dengan hasil <1000 kopi/ ml dibagi jumlah ODHA yang menjalani pengobatan ARV dikali 100%.
Laporan PDP/Kohort Pengobatan ARV (SIHA)
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) terus menerus, baik pada ODHA yang baru memulai terapi di tahun ini maupun ODHA yang memulai terapi dari tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) terus menerus (ODHA on ART} dibagi dengan jumlah estimasi ODHA, dalam kurun waktu tertentu, dikali 100
Jumlah ODHA on ART berdasarkan Laporan SIHA Jumlah Estimasi ODHA berdasarkan Pemodelan AEM
3 Proporsi bayi dari ibu HIV bebas HIV
Jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV yang diperiksa EID dan hasilnya negatif setiap tahun.
Cara menghitung: jumlah bayi lahir dari ibu HIV yang diperiksa EID dan hasilnya negatif dibagi semua bayi yang lahir dari ibu HIV dikali 100%.
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 64
Tabel 6. Definisi Operasional,Cara Hitung dan Sumber Data No Indikator Definisi
Operasional Cara Hitung Sumber Data
1 Cakupan ODHA mengalami supresi virus (viral load<1000 kopi/ml)
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) yang diperiksa Viral Loadnya setiap tahun , bukan kumulatif.
Jumlah ODHA yang menjalani pengobatan ARV minimal 6 bulan yang diperiksa viral load dengan hasil <1000 kopi/ ml dibagi jumlah ODHA yang menjalani pengobatan ARV dikali 100%.
Laporan PDP/Kohort Pengobatan ARV (SIHA)
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) terus menerus, baik pada ODHA yang baru memulai terapi di tahun ini maupun ODHA yang memulai terapi dari tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) terus menerus (ODHA on ART} dibagi dengan jumlah estimasi ODHA, dalam kurun waktu tertentu, dikali 100
Jumlah ODHA on ART berdasarkan Laporan SIHA Jumlah Estimasi ODHA berdasarkan Pemodelan AEM
3 Proporsi bayi dari ibu HIV bebas HIV
Jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV yang diperiksa EID dan hasilnya negatif setiap tahun.
Cara menghitung: jumlah bayi lahir dari ibu HIV yang diperiksa EID dan hasilnya negatif dibagi semua bayi yang lahir dari ibu HIV dikali 100%.
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 65
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
Jumlah bayi yang lahir dari ibu Sifilis yang dikonfirmasi dengan hasil serologis sifilis dan hasilnya negatif setiap tahun.
jumlah bayi lahir dari ibu sifilis yang mendapat tata laksana dan dikonfirmasi dengan tes serologi sifilis dengan hasil negatif dibagi semua bayi lahir dari ibu sifilis dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
2.3 Indikator Output Indikator luaran (output) adalah hasil kegiatan atau intervensi pelayanan (hasil tes, konseling, pengobatan), kegiatan pencegahan (hasil penyuluhan, jumlah kondom dan jumlah alat suntik steril yang terdistribusi). Kelompok indikator ini dipakai untuk mengukur tercapainya Fast Track 90-90-90.
Tabel 7. Target Indikator Hasil Luaran (Output) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
18% 80% 90% 100% 100% 100%
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
57% 63% 69% 75% 81% 87%
3 Cakupan pengobatan ARV
74% 77% 80% 85% 90% 95%
4 Cakupan skrining HIV pada ibu hamil
45% 80% 90% 100% 100% 100%
5 Cakupan pengobatan ARV bagi ibu hamil
33% 80% 90% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 65
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
Jumlah bayi yang lahir dari ibu Sifilis yang dikonfirmasi dengan hasil serologis sifilis dan hasilnya negatif setiap tahun.
jumlah bayi lahir dari ibu sifilis yang mendapat tata laksana dan dikonfirmasi dengan tes serologi sifilis dengan hasil negatif dibagi semua bayi lahir dari ibu sifilis dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
2.3 Indikator Output Indikator luaran (output) adalah hasil kegiatan atau intervensi pelayanan (hasil tes, konseling, pengobatan), kegiatan pencegahan (hasil penyuluhan, jumlah kondom dan jumlah alat suntik steril yang terdistribusi). Kelompok indikator ini dipakai untuk mengukur tercapainya Fast Track 90-90-90.
Tabel 7. Target Indikator Hasil Luaran (Output) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
18% 80% 90% 100% 100% 100%
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
57% 63% 69% 75% 81% 87%
3 Cakupan pengobatan ARV
74% 77% 80% 85% 90% 95%
4 Cakupan skrining HIV pada ibu hamil
45% 80% 90% 100% 100% 100%
5 Cakupan pengobatan ARV bagi ibu hamil
33% 80% 90% 100% 100% 100%
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
52
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 65
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
Jumlah bayi yang lahir dari ibu Sifilis yang dikonfirmasi dengan hasil serologis sifilis dan hasilnya negatif setiap tahun.
jumlah bayi lahir dari ibu sifilis yang mendapat tata laksana dan dikonfirmasi dengan tes serologi sifilis dengan hasil negatif dibagi semua bayi lahir dari ibu sifilis dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
2.3 Indikator Output Indikator luaran (output) adalah hasil kegiatan atau intervensi pelayanan (hasil tes, konseling, pengobatan), kegiatan pencegahan (hasil penyuluhan, jumlah kondom dan jumlah alat suntik steril yang terdistribusi). Kelompok indikator ini dipakai untuk mengukur tercapainya Fast Track 90-90-90.
Tabel 7. Target Indikator Hasil Luaran (Output) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
18% 80% 90% 100% 100% 100%
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
57% 63% 69% 75% 81% 87%
3 Cakupan pengobatan ARV
74% 77% 80% 85% 90% 95%
4 Cakupan skrining HIV pada ibu hamil
45% 80% 90% 100% 100% 100%
5 Cakupan pengobatan ARV bagi ibu hamil
33% 80% 90% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 64
Tabel 6. Definisi Operasional,Cara Hitung dan Sumber Data No Indikator Definisi
Operasional Cara Hitung Sumber Data
1 Cakupan ODHA mengalami supresi virus (viral load<1000 kopi/ml)
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) yang diperiksa Viral Loadnya setiap tahun , bukan kumulatif.
Jumlah ODHA yang menjalani pengobatan ARV minimal 6 bulan yang diperiksa viral load dengan hasil <1000 kopi/ ml dibagi jumlah ODHA yang menjalani pengobatan ARV dikali 100%.
Laporan PDP/Kohort Pengobatan ARV (SIHA)
2 Cakupan ODHA dalam pengobatan ARV (ODHA on ART)
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) terus menerus, baik pada ODHA yang baru memulai terapi di tahun ini maupun ODHA yang memulai terapi dari tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang menjalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) terus menerus (ODHA on ART} dibagi dengan jumlah estimasi ODHA, dalam kurun waktu tertentu, dikali 100
Jumlah ODHA on ART berdasarkan Laporan SIHA Jumlah Estimasi ODHA berdasarkan Pemodelan AEM
3 Proporsi bayi dari ibu HIV bebas HIV
Jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV yang diperiksa EID dan hasilnya negatif setiap tahun.
Cara menghitung: jumlah bayi lahir dari ibu HIV yang diperiksa EID dan hasilnya negatif dibagi semua bayi yang lahir dari ibu HIV dikali 100%.
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 65
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
Jumlah bayi yang lahir dari ibu Sifilis yang dikonfirmasi dengan hasil serologis sifilis dan hasilnya negatif setiap tahun.
jumlah bayi lahir dari ibu sifilis yang mendapat tata laksana dan dikonfirmasi dengan tes serologi sifilis dengan hasil negatif dibagi semua bayi lahir dari ibu sifilis dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
2.3 Indikator Output Indikator luaran (output) adalah hasil kegiatan atau intervensi pelayanan (hasil tes, konseling, pengobatan), kegiatan pencegahan (hasil penyuluhan, jumlah kondom dan jumlah alat suntik steril yang terdistribusi). Kelompok indikator ini dipakai untuk mengukur tercapainya Fast Track 90-90-90.
Tabel 7. Target Indikator Hasil Luaran (Output) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
18% 80% 90% 100% 100% 100%
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
57% 63% 69% 75% 81% 87%
3 Cakupan pengobatan ARV
74% 77% 80% 85% 90% 95%
4 Cakupan skrining HIV pada ibu hamil
45% 80% 90% 100% 100% 100%
5 Cakupan pengobatan ARV bagi ibu hamil
33% 80% 90% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 65
4 Proporsi bayi dari ibu sifilis yang bebas sifilis
Jumlah bayi yang lahir dari ibu Sifilis yang dikonfirmasi dengan hasil serologis sifilis dan hasilnya negatif setiap tahun.
jumlah bayi lahir dari ibu sifilis yang mendapat tata laksana dan dikonfirmasi dengan tes serologi sifilis dengan hasil negatif dibagi semua bayi lahir dari ibu sifilis dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
2.3 Indikator Output Indikator luaran (output) adalah hasil kegiatan atau intervensi pelayanan (hasil tes, konseling, pengobatan), kegiatan pencegahan (hasil penyuluhan, jumlah kondom dan jumlah alat suntik steril yang terdistribusi). Kelompok indikator ini dipakai untuk mengukur tercapainya Fast Track 90-90-90.
Tabel 7. Target Indikator Hasil Luaran (Output) Program HIV AIDS dan PIMS
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
18% 80% 90% 100% 100% 100%
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
57% 63% 69% 75% 81% 87%
3 Cakupan pengobatan ARV
74% 77% 80% 85% 90% 95%
4 Cakupan skrining HIV pada ibu hamil
45% 80% 90% 100% 100% 100%
5 Cakupan pengobatan ARV bagi ibu hamil
33% 80% 90% 100% 100% 100%
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
53
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 67
3 Cakupan pengobatan ARV
Jumlah ODHA baru yang mulai pengobatan ARV dibagi jumlah ODHA yang dites dengan hasil positif dikali 100%.
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
4 Cakupan skrining HIV pada ibu hamil
Jumlah ibu hamil yang dites HIV dibagi jumlah ibu hamil (1 ibu hamil dihitung 1 kali) dikali 100%
Laporan HIV (SIHA)
5 Cakupan pengobatan ARV bagi ibu hamil
Jumlah ibu hamil HIV yang mulai pengobatan ARV dibagi jumlah ibu hamil HIV dikali 100%
Laporan Kasus HIV dan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
6 Cakupan pemberian ARV profilaksis pada bayi
Jumlah bayi lahir dari ibu HIV yang mendapat ARV profilaksis <72 jam dibagi jumlah bayi lahir dari ibu HIV dikali 100%
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
7 Cakupan skrining sifilis pada ibu hamil
Jumlah ibu hamil yang dites serologi sifilis dibagi jumlah ibu hamil (1 ibu hamil dihitung 1 kali) dikali 100%.
Laporan PIMS (SIHA)
8 Cakupan ibu hamil sifilis diobati
Jumlah ibu hamil diobati sifilis adekuat (minimal 1 kali injeksi BPG) dibagi jumlah ibu hamil dengan hasil TSS positif dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
9 Cakupan bayi dari bumil sifilis mendapatkan profilaksis BPG
Jumlah bayi lahir dari ibu Sifilis yang mendapat BPG dibagi jumlah bayi lahir dari ibu HIV dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
10 Cakupan ODHA dikaji status TBC
Jumlah semua ODHA yang dikasi status yang dilakukan skrining TBC dibagi semua ODHA masuk PDP yang ditemukan dikali 100%
Laporan TB-HIV (SIHA)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 66
Tabel 8. Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Cara Hitung Sumber Data
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
jumlah orang yang dites HIV dibagi jumlah sasaran tes dikali 100%; dihitung berdasarkan masing-masing kelompok populasi dan total
Laporan Kasus (Tes) HIV
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
jumlah orang HIV positif atau jumlah orang yang dites HIV dengan hasil reaktif (didiagnosis HIV positif) dibagi Estimasi ODHA dikali 100%.
Laporan Tes (SIHA)
6 Cakupan pemberian ARV profilaksis pada bayi
89% 80% 90% 100% 100% 100%
7 Cakupan skrining sifilis pada ibu hamil
8% 80% 90% 100% 100% 100%
8 Cakupan ibu hamil sifilis diobati
59% 80% 90% 100% 100% 100%
9 Cakupan bayi dari bumil sifilis mendapatkan profilaksis BPG
- 80% 90% 100% 100% 100%
10 Cakupan ODHA dikaji status TBC
83% 100% 100% 100% 100% 100%
11 Cakupan ODHA baru mendapat terapi pencegahan TBC
15% 40% 45% 50% 55% 60%
12 Cakupan koinfeksi TB-HIV mendapat OAT dan ART
47% 100% 100% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 66
Tabel 8. Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Cara Hitung Sumber Data
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
jumlah orang yang dites HIV dibagi jumlah sasaran tes dikali 100%; dihitung berdasarkan masing-masing kelompok populasi dan total
Laporan Kasus (Tes) HIV
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
jumlah orang HIV positif atau jumlah orang yang dites HIV dengan hasil reaktif (didiagnosis HIV positif) dibagi Estimasi ODHA dikali 100%.
Laporan Tes (SIHA)
6 Cakupan pemberian ARV profilaksis pada bayi
89% 80% 90% 100% 100% 100%
7 Cakupan skrining sifilis pada ibu hamil
8% 80% 90% 100% 100% 100%
8 Cakupan ibu hamil sifilis diobati
59% 80% 90% 100% 100% 100%
9 Cakupan bayi dari bumil sifilis mendapatkan profilaksis BPG
- 80% 90% 100% 100% 100%
10 Cakupan ODHA dikaji status TBC
83% 100% 100% 100% 100% 100%
11 Cakupan ODHA baru mendapat terapi pencegahan TBC
15% 40% 45% 50% 55% 60%
12 Cakupan koinfeksi TB-HIV mendapat OAT dan ART
47% 100% 100% 100% 100% 100%
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 66
Tabel 8. Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Cara Hitung Sumber Data
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
jumlah orang yang dites HIV dibagi jumlah sasaran tes dikali 100%; dihitung berdasarkan masing-masing kelompok populasi dan total
Laporan Kasus (Tes) HIV
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
jumlah orang HIV positif atau jumlah orang yang dites HIV dengan hasil reaktif (didiagnosis HIV positif) dibagi Estimasi ODHA dikali 100%.
Laporan Tes (SIHA)
6 Cakupan pemberian ARV profilaksis pada bayi
89% 80% 90% 100% 100% 100%
7 Cakupan skrining sifilis pada ibu hamil
8% 80% 90% 100% 100% 100%
8 Cakupan ibu hamil sifilis diobati
59% 80% 90% 100% 100% 100%
9 Cakupan bayi dari bumil sifilis mendapatkan profilaksis BPG
- 80% 90% 100% 100% 100%
10 Cakupan ODHA dikaji status TBC
83% 100% 100% 100% 100% 100%
11 Cakupan ODHA baru mendapat terapi pencegahan TBC
15% 40% 45% 50% 55% 60%
12 Cakupan koinfeksi TB-HIV mendapat OAT dan ART
47% 100% 100% 100% 100% 100%
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
54
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 67
3 Cakupan pengobatan ARV
Jumlah ODHA baru yang mulai pengobatan ARV dibagi jumlah ODHA yang dites dengan hasil positif dikali 100%.
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
4 Cakupan skrining HIV pada ibu hamil
Jumlah ibu hamil yang dites HIV dibagi jumlah ibu hamil (1 ibu hamil dihitung 1 kali) dikali 100%
Laporan HIV (SIHA)
5 Cakupan pengobatan ARV bagi ibu hamil
Jumlah ibu hamil HIV yang mulai pengobatan ARV dibagi jumlah ibu hamil HIV dikali 100%
Laporan Kasus HIV dan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
6 Cakupan pemberian ARV profilaksis pada bayi
Jumlah bayi lahir dari ibu HIV yang mendapat ARV profilaksis <72 jam dibagi jumlah bayi lahir dari ibu HIV dikali 100%
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA)
7 Cakupan skrining sifilis pada ibu hamil
Jumlah ibu hamil yang dites serologi sifilis dibagi jumlah ibu hamil (1 ibu hamil dihitung 1 kali) dikali 100%.
Laporan PIMS (SIHA)
8 Cakupan ibu hamil sifilis diobati
Jumlah ibu hamil diobati sifilis adekuat (minimal 1 kali injeksi BPG) dibagi jumlah ibu hamil dengan hasil TSS positif dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
9 Cakupan bayi dari bumil sifilis mendapatkan profilaksis BPG
Jumlah bayi lahir dari ibu Sifilis yang mendapat BPG dibagi jumlah bayi lahir dari ibu HIV dikali 100%
Laporan PIMS (SIHA)
10 Cakupan ODHA dikaji status TBC
Jumlah semua ODHA yang dikasi status yang dilakukan skrining TBC dibagi semua ODHA masuk PDP yang ditemukan dikali 100%
Laporan TB-HIV (SIHA)
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 66
Tabel 8. Cara Hitung dan Sumber Data
No Indikator Cara Hitung Sumber Data
1 Cakupan Pemeriksaan (Tes) HIV
jumlah orang yang dites HIV dibagi jumlah sasaran tes dikali 100%; dihitung berdasarkan masing-masing kelompok populasi dan total
Laporan Kasus (Tes) HIV
2 Cakupan penemuan kasus HIV (ODHA)
jumlah orang HIV positif atau jumlah orang yang dites HIV dengan hasil reaktif (didiagnosis HIV positif) dibagi Estimasi ODHA dikali 100%.
Laporan Tes (SIHA)
6 Cakupan pemberian ARV profilaksis pada bayi
89% 80% 90% 100% 100% 100%
7 Cakupan skrining sifilis pada ibu hamil
8% 80% 90% 100% 100% 100%
8 Cakupan ibu hamil sifilis diobati
59% 80% 90% 100% 100% 100%
9 Cakupan bayi dari bumil sifilis mendapatkan profilaksis BPG
- 80% 90% 100% 100% 100%
10 Cakupan ODHA dikaji status TBC
83% 100% 100% 100% 100% 100%
11 Cakupan ODHA baru mendapat terapi pencegahan TBC
15% 40% 45% 50% 55% 60%
12 Cakupan koinfeksi TB-HIV mendapat OAT dan ART
47% 100% 100% 100% 100% 100%
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
55
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 68
11 Cakupan ODHA baru mendapat terapi pencegahan TBC
Jumlah semua ODHA baru yang mendapat terapi pencegahan TBC dibagi semua ODHA baru dikali 100%
Laporan TB-HIV (SIHA)
12 Cakupan koinfeksi TB-HIV mendapat OAT dan ART
jumlah ODHA-TB (pasien TB-HIV) yang mendapat obat ARV dan OAT dibagi jumlah semua ODHA TB-HIV dikali 100%
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA) dan Laporan TB (SITT)
2.4 Indikator Proses Indikator proses adalah indikator tentang kegiatan persiapan (rapat), penyediaan tenaga (pelatihan), penyediaan barang (proses pengadaan, rantai pasokan dan logistik) untuk pelaksanaan kegiatan.
Table 9. Indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
No INDIKATOR BASELINE TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah faskes yang melaksanakan layanan HIV komperehensif
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
2
Jumlah layanan HIV komperehensif yg tidak pernah mengalami stock out ARV
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
3 Jumlah layanan HIV komperehensif yg melapor tepat waktu
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 68
11 Cakupan ODHA baru mendapat terapi pencegahan TBC
Jumlah semua ODHA baru yang mendapat terapi pencegahan TBC dibagi semua ODHA baru dikali 100%
Laporan TB-HIV (SIHA)
12 Cakupan koinfeksi TB-HIV mendapat OAT dan ART
jumlah ODHA-TB (pasien TB-HIV) yang mendapat obat ARV dan OAT dibagi jumlah semua ODHA TB-HIV dikali 100%
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA) dan Laporan TB (SITT)
2.4 Indikator Proses Indikator proses adalah indikator tentang kegiatan persiapan (rapat), penyediaan tenaga (pelatihan), penyediaan barang (proses pengadaan, rantai pasokan dan logistik) untuk pelaksanaan kegiatan.
Table 9. Indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
No INDIKATOR BASELINE TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah faskes yang melaksanakan layanan HIV komperehensif
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
2
Jumlah layanan HIV komperehensif yg tidak pernah mengalami stock out ARV
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
3 Jumlah layanan HIV komperehensif yg melapor tepat waktu
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 68
11 Cakupan ODHA baru mendapat terapi pencegahan TBC
Jumlah semua ODHA baru yang mendapat terapi pencegahan TBC dibagi semua ODHA baru dikali 100%
Laporan TB-HIV (SIHA)
12 Cakupan koinfeksi TB-HIV mendapat OAT dan ART
jumlah ODHA-TB (pasien TB-HIV) yang mendapat obat ARV dan OAT dibagi jumlah semua ODHA TB-HIV dikali 100%
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA) dan Laporan TB (SITT)
2.4 Indikator Proses Indikator proses adalah indikator tentang kegiatan persiapan (rapat), penyediaan tenaga (pelatihan), penyediaan barang (proses pengadaan, rantai pasokan dan logistik) untuk pelaksanaan kegiatan.
Table 9. Indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
No INDIKATOR BASELINE TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah faskes yang melaksanakan layanan HIV komperehensif
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
2
Jumlah layanan HIV komperehensif yg tidak pernah mengalami stock out ARV
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
3 Jumlah layanan HIV komperehensif yg melapor tepat waktu
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 69
2.5 Indikator Input Indikator masukan (input) adalah indikator tentang tata kelola (governance, regulasi), pembiayaan (financing), sarana (jumlah infrastruktur, faskes, laboratorium, perlengkapan kantor, sistem informasi, teknologi informasi dan komunikasi), tenaga kesehatan (jumlah tenaga profesi dan ahli kesehatan), kelompok sasaran (jumlah kelompok kunci, ODHA) dan stok barang (jumlah reagen, obat, kondom alat suntik steril)
Table 10. indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
No INDIKATOR BASELINE TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah penyediaan rapid 1 HIV
10,000,000
6,000,000
6,500,000
7,000,000
7,500,000
7,700,000
2 Jumlah penyediaan rapid 2 HIV
500,000
300,000
325,000
350,000
375,000
385,000
3 Jumlah penyediaan rapid 3 HIV
500,000
300,000
325,000
350,000
375,000
385,000
4 Jumlah penyediaan obat ARV
113,000
217,230
241,421
263,418
283,507
301,954
5 Jumlah penyediaan reagen viral load
24,000
24,000
144,853
171,222
198,455
226,466
6
Jumlah Provinsi yang memiliki mesin PCR
19 24 30 34 34 34
7 Jumlah penyediaan rapid sifilis
2,000,000
4,500,000
5,000,000
5,500,000
6,000,000
6,000,000
8 Jumlah penyediaan obat sifilis
11,891
86,472
109,983
127,122
139,492
158,429
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
56
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 69
2.5 Indikator Input Indikator masukan (input) adalah indikator tentang tata kelola (governance, regulasi), pembiayaan (financing), sarana (jumlah infrastruktur, faskes, laboratorium, perlengkapan kantor, sistem informasi, teknologi informasi dan komunikasi), tenaga kesehatan (jumlah tenaga profesi dan ahli kesehatan), kelompok sasaran (jumlah kelompok kunci, ODHA) dan stok barang (jumlah reagen, obat, kondom alat suntik steril)
Table 10. indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
No INDIKATOR BASELINE TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah penyediaan rapid 1 HIV
10,000,000
6,000,000
6,500,000
7,000,000
7,500,000
7,700,000
2 Jumlah penyediaan rapid 2 HIV
500,000
300,000
325,000
350,000
375,000
385,000
3 Jumlah penyediaan rapid 3 HIV
500,000
300,000
325,000
350,000
375,000
385,000
4 Jumlah penyediaan obat ARV
113,000
217,230
241,421
263,418
283,507
301,954
5 Jumlah penyediaan reagen viral load
24,000
24,000
144,853
171,222
198,455
226,466
6
Jumlah Provinsi yang memiliki mesin PCR
19 24 30 34 34 34
7 Jumlah penyediaan rapid sifilis
2,000,000
4,500,000
5,000,000
5,500,000
6,000,000
6,000,000
8 Jumlah penyediaan obat sifilis
11,891
86,472
109,983
127,122
139,492
158,429
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 68
11 Cakupan ODHA baru mendapat terapi pencegahan TBC
Jumlah semua ODHA baru yang mendapat terapi pencegahan TBC dibagi semua ODHA baru dikali 100%
Laporan TB-HIV (SIHA)
12 Cakupan koinfeksi TB-HIV mendapat OAT dan ART
jumlah ODHA-TB (pasien TB-HIV) yang mendapat obat ARV dan OAT dibagi jumlah semua ODHA TB-HIV dikali 100%
Laporan PDP/Pengobatan ARV (SIHA) dan Laporan TB (SITT)
2.4 Indikator Proses Indikator proses adalah indikator tentang kegiatan persiapan (rapat), penyediaan tenaga (pelatihan), penyediaan barang (proses pengadaan, rantai pasokan dan logistik) untuk pelaksanaan kegiatan.
Table 9. Indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
No INDIKATOR BASELINE TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah faskes yang melaksanakan layanan HIV komperehensif
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
2
Jumlah layanan HIV komperehensif yg tidak pernah mengalami stock out ARV
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
3 Jumlah layanan HIV komperehensif yg melapor tepat waktu
1,284 2,346 4,946 6,946 8,946 9,946
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 69
2.5 Indikator Input Indikator masukan (input) adalah indikator tentang tata kelola (governance, regulasi), pembiayaan (financing), sarana (jumlah infrastruktur, faskes, laboratorium, perlengkapan kantor, sistem informasi, teknologi informasi dan komunikasi), tenaga kesehatan (jumlah tenaga profesi dan ahli kesehatan), kelompok sasaran (jumlah kelompok kunci, ODHA) dan stok barang (jumlah reagen, obat, kondom alat suntik steril)
Table 10. indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
No INDIKATOR BASELINE TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah penyediaan rapid 1 HIV
10,000,000
6,000,000
6,500,000
7,000,000
7,500,000
7,700,000
2 Jumlah penyediaan rapid 2 HIV
500,000
300,000
325,000
350,000
375,000
385,000
3 Jumlah penyediaan rapid 3 HIV
500,000
300,000
325,000
350,000
375,000
385,000
4 Jumlah penyediaan obat ARV
113,000
217,230
241,421
263,418
283,507
301,954
5 Jumlah penyediaan reagen viral load
24,000
24,000
144,853
171,222
198,455
226,466
6
Jumlah Provinsi yang memiliki mesin PCR
19 24 30 34 34 34
7 Jumlah penyediaan rapid sifilis
2,000,000
4,500,000
5,000,000
5,500,000
6,000,000
6,000,000
8 Jumlah penyediaan obat sifilis
11,891
86,472
109,983
127,122
139,492
158,429
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
57
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 71
Strategi 2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu
Tabel 12. Indikator Strategi 2 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 2.1. Jumlah kab/kota
yang memiliki layanan HIV AIDS dan PIMS
479 495 514 514 514 514
2.2. Jumlah kab/kota yang mampu layanan komprehensif HIV AIDS dan PIMS
337 479 514 514 514 514
2.3. Jumlah alat PCR pemeriksaan viral load
20 30 36 42 48 51
2.4. Jumlah layanan jejaring pemeriksaan viral load
82 92 189 286 383 480
2.5. Jumlah layanan UTD yang melakukan rujukan diagnosis HIV
15 30 100 200 300 421
2.6. Jumlah Perusahaan dengan akses layanan HIV dan rujukan pengobatan
233 250 400 600 800 1000
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 70
2.6 Indikator Kegiatan per Strategi Indikator keberhasilan pelaksanaan berbagai kegiatan untuk mendukung prioritas strategi nasional dapat dilihat pada tabel berikut. Strategi 1. Penguatan komiten Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 11. Indikator Strategi 1 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1.1 Jumlah
Kementerian/Lembaga yang memiliki Rencana Kerja P2HA
50%
60% 70% 80% 90% 100%
1.2 Jumlah Kementerian/Lembaga yang memiliki penganggaran dalam P2HA
50%
60% 70% 80% 90% 100%
1.3. Jumlah kab/kota yang memasukkan upaya P2 HIV AIDS & PIMS dalam RAD*
NA 68 170 274 380 514
1.4. Jumlah Kab/Kota yang menetapkan SPM risiko HIV
8 100 360 514 514 514
1.5. Jumlah Kab/Kota yang melaporkan pelaksanaan SPM risiko HIV
479 514 514 514 514 514
1.5. Jumlah Kab/Kota yang melaporkan pencapaian SPM risiko HIV 100%
4 100 360 514 514 514
*RAD = Rencana Aksi Daerah
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 70
2.6 Indikator Kegiatan per Strategi Indikator keberhasilan pelaksanaan berbagai kegiatan untuk mendukung prioritas strategi nasional dapat dilihat pada tabel berikut. Strategi 1. Penguatan komiten Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 11. Indikator Strategi 1 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1.1 Jumlah
Kementerian/Lembaga yang memiliki Rencana Kerja P2HA
50%
60% 70% 80% 90% 100%
1.2 Jumlah Kementerian/Lembaga yang memiliki penganggaran dalam P2HA
50%
60% 70% 80% 90% 100%
1.3. Jumlah kab/kota yang memasukkan upaya P2 HIV AIDS & PIMS dalam RAD*
NA 68 170 274 380 514
1.4. Jumlah Kab/Kota yang menetapkan SPM risiko HIV
8 100 360 514 514 514
1.5. Jumlah Kab/Kota yang melaporkan pelaksanaan SPM risiko HIV
479 514 514 514 514 514
1.5. Jumlah Kab/Kota yang melaporkan pencapaian SPM risiko HIV 100%
4 100 360 514 514 514
*RAD = Rencana Aksi Daerah
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 71
Strategi 2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu
Tabel 12. Indikator Strategi 2 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 2.1. Jumlah kab/kota
yang memiliki layanan HIV AIDS dan PIMS
479 495 514 514 514 514
2.2. Jumlah kab/kota yang mampu layanan komprehensif HIV AIDS dan PIMS
337 479 514 514 514 514
2.3. Jumlah alat PCR pemeriksaan viral load
20 30 36 42 48 51
2.4. Jumlah layanan jejaring pemeriksaan viral load
82 92 189 286 383 480
2.5. Jumlah layanan UTD yang melakukan rujukan diagnosis HIV
15 30 100 200 300 421
2.6. Jumlah Perusahaan dengan akses layanan HIV dan rujukan pengobatan
233 250 400 600 800 1000
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
58
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 71
Strategi 2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu
Tabel 12. Indikator Strategi 2 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 2.1. Jumlah kab/kota
yang memiliki layanan HIV AIDS dan PIMS
479 495 514 514 514 514
2.2. Jumlah kab/kota yang mampu layanan komprehensif HIV AIDS dan PIMS
337 479 514 514 514 514
2.3. Jumlah alat PCR pemeriksaan viral load
20 30 36 42 48 51
2.4. Jumlah layanan jejaring pemeriksaan viral load
82 92 189 286 383 480
2.5. Jumlah layanan UTD yang melakukan rujukan diagnosis HIV
15 30 100 200 300 421
2.6. Jumlah Perusahaan dengan akses layanan HIV dan rujukan pengobatan
233 250 400 600 800 1000
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 70
2.6 Indikator Kegiatan per Strategi Indikator keberhasilan pelaksanaan berbagai kegiatan untuk mendukung prioritas strategi nasional dapat dilihat pada tabel berikut. Strategi 1. Penguatan komiten Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 11. Indikator Strategi 1 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1.1 Jumlah
Kementerian/Lembaga yang memiliki Rencana Kerja P2HA
50%
60% 70% 80% 90% 100%
1.2 Jumlah Kementerian/Lembaga yang memiliki penganggaran dalam P2HA
50%
60% 70% 80% 90% 100%
1.3. Jumlah kab/kota yang memasukkan upaya P2 HIV AIDS & PIMS dalam RAD*
NA 68 170 274 380 514
1.4. Jumlah Kab/Kota yang menetapkan SPM risiko HIV
8 100 360 514 514 514
1.5. Jumlah Kab/Kota yang melaporkan pelaksanaan SPM risiko HIV
479 514 514 514 514 514
1.5. Jumlah Kab/Kota yang melaporkan pencapaian SPM risiko HIV 100%
4 100 360 514 514 514
*RAD = Rencana Aksi Daerah
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 71
Strategi 2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu
Tabel 12. Indikator Strategi 2 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 2.1. Jumlah kab/kota
yang memiliki layanan HIV AIDS dan PIMS
479 495 514 514 514 514
2.2. Jumlah kab/kota yang mampu layanan komprehensif HIV AIDS dan PIMS
337 479 514 514 514 514
2.3. Jumlah alat PCR pemeriksaan viral load
20 30 36 42 48 51
2.4. Jumlah layanan jejaring pemeriksaan viral load
82 92 189 286 383 480
2.5. Jumlah layanan UTD yang melakukan rujukan diagnosis HIV
15 30 100 200 300 421
2.6. Jumlah Perusahaan dengan akses layanan HIV dan rujukan pengobatan
233 250 400 600 800 1000
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
59
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 72
Strategi 3. Penguatan kemitraan kementerian/lembaga di pusat dan daerah bersama masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha baik nasional maupun internasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 13. Indikator Strategi 3 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 3.1. Jumlah kab/kota
dengan kemitraan berbasis masyarakat dalam P2 HIV AIDS dan PIMS
479 514 514 514 514 514
3.2. Persentase kontribusi rujukan dari komunitas/kader ke fasyankes
N/A 10% 30% 40% 50% 60%
Strategi 4. Memastikan semua aspek program HIV AIDS dan PIMS berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya
Tabel 14. Indikator Strategi 4 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 4.1.
Jumlah kab/kota dengan pelayanan publik terkait HIV AIDS & PIMS berbasis NIK
5 98 245 300 400 514
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 72
Strategi 3. Penguatan kemitraan kementerian/lembaga di pusat dan daerah bersama masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha baik nasional maupun internasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 13. Indikator Strategi 3 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 3.1. Jumlah kab/kota
dengan kemitraan berbasis masyarakat dalam P2 HIV AIDS dan PIMS
479 514 514 514 514 514
3.2. Persentase kontribusi rujukan dari komunitas/kader ke fasyankes
N/A 10% 30% 40% 50% 60%
Strategi 4. Memastikan semua aspek program HIV AIDS dan PIMS berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya
Tabel 14. Indikator Strategi 4 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 4.1.
Jumlah kab/kota dengan pelayanan publik terkait HIV AIDS & PIMS berbasis NIK
5 98 245 300 400 514
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 72
Strategi 3. Penguatan kemitraan kementerian/lembaga di pusat dan daerah bersama masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha baik nasional maupun internasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 13. Indikator Strategi 3 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 3.1. Jumlah kab/kota
dengan kemitraan berbasis masyarakat dalam P2 HIV AIDS dan PIMS
479 514 514 514 514 514
3.2. Persentase kontribusi rujukan dari komunitas/kader ke fasyankes
N/A 10% 30% 40% 50% 60%
Strategi 4. Memastikan semua aspek program HIV AIDS dan PIMS berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya
Tabel 14. Indikator Strategi 4 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 4.1.
Jumlah kab/kota dengan pelayanan publik terkait HIV AIDS & PIMS berbasis NIK
5 98 245 300 400 514
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 72
Strategi 3. Penguatan kemitraan kementerian/lembaga di pusat dan daerah bersama masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha baik nasional maupun internasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 13. Indikator Strategi 3 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 3.1. Jumlah kab/kota
dengan kemitraan berbasis masyarakat dalam P2 HIV AIDS dan PIMS
479 514 514 514 514 514
3.2. Persentase kontribusi rujukan dari komunitas/kader ke fasyankes
N/A 10% 30% 40% 50% 60%
Strategi 4. Memastikan semua aspek program HIV AIDS dan PIMS berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya
Tabel 14. Indikator Strategi 4 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 4.1.
Jumlah kab/kota dengan pelayanan publik terkait HIV AIDS & PIMS berbasis NIK
5 98 245 300 400 514
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
60
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 72
Strategi 3. Penguatan kemitraan kementerian/lembaga di pusat dan daerah bersama masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha baik nasional maupun internasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 13. Indikator Strategi 3 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 3.1. Jumlah kab/kota
dengan kemitraan berbasis masyarakat dalam P2 HIV AIDS dan PIMS
479 514 514 514 514 514
3.2. Persentase kontribusi rujukan dari komunitas/kader ke fasyankes
N/A 10% 30% 40% 50% 60%
Strategi 4. Memastikan semua aspek program HIV AIDS dan PIMS berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya
Tabel 14. Indikator Strategi 4 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 4.1.
Jumlah kab/kota dengan pelayanan publik terkait HIV AIDS & PIMS berbasis NIK
5 98 245 300 400 514
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 72
Strategi 3. Penguatan kemitraan kementerian/lembaga di pusat dan daerah bersama masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha baik nasional maupun internasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Tabel 13. Indikator Strategi 3 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 3.1. Jumlah kab/kota
dengan kemitraan berbasis masyarakat dalam P2 HIV AIDS dan PIMS
479 514 514 514 514 514
3.2. Persentase kontribusi rujukan dari komunitas/kader ke fasyankes
N/A 10% 30% 40% 50% 60%
Strategi 4. Memastikan semua aspek program HIV AIDS dan PIMS berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya
Tabel 14. Indikator Strategi 4 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 4.1.
Jumlah kab/kota dengan pelayanan publik terkait HIV AIDS & PIMS berbasis NIK
5 98 245 300 400 514
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 73
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
4.2.
Jumlah Perusahaan yang memiliki Kebijakan non Diskriminasi terkait HIV di tempat kerja
233 250 400 600 800 1000
Strategi 5. Pengembangan inovasi program HIV AIDS dan PIMS sesuai kebijakan pemerintah
Tabel 15. Indikator Strategi 5 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 5.1. Jumlah kab/kota
dengan inovasi dalam upaya P2 HIV AIDS & PIMS
5 98 245 300 400 514
Strategi 6. Penguatan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut
Tabel 16. Indikator Strategi 6 No INDIKATOR BASELINE
2019 TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 6.1. Jumlah kab/kota
yang melaporkan hasil kegiatan P2 HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.2. Jumlah kab/kota yang melaksanakan validasi data HIV AIDS & PIMS
514 514 514 514 514
6.3. Jumlah kab/kota yang
15 15 68 102 136 170
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
61
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 75
2.8 Pendekatan Intervensi Pengendalian HIV AIDS dan IMS 2020-2024 Indonesia secara rutin melakukan penilaian epidemik HIV di Indonesia termasuk menilai insidens, prevalensi, angka kematian yang disebabkan oleh AIDS dan jumlah perkiraan populasi kunci serta ODHA. Pada tahun 2020 dilakukan perhitungan jumlah populasi kunci dan ODHA secara nasional, distribusi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan perhitungan tersebut, dipetakan beban ODHA yang ada di masing-masing Provinsi. Untuk menjamin setiap orang dapat memenuhi hak untuk hidup sehat, maka dilakukan analisa berbagai sumber daya yang ada di Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun layanan di daerah. Perluasan layanan dilakukan berdasarkan pada peta beban ODHA dan sumber daya yang dimiliki daerah.
Tabel 17. Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKTP dan FKRTL Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKTP
Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKRTL
• Layanan tes HIV • Layanan diagnosis IMS • Layanan terapi ARV dan
penatalaksanaan HIV stadium 1 dan 2
• Layanan tata laksana IMS • Layanan TB mencakup:
skrining, diagnosis, TPT, dan pengobatan TB
• Pemberian profilaksis dengan kotrimoksasol
• Melakukan pemeriksaan VL untuk monitoring pengobatan ARV
• Diagnosa HIV pada anak dengan menggunkan EID
• Paket layanan FKTP ditambah dengan: a. Penatalaksanaan HIV
stadium 3 dan 4 b. Pemeriksaan penunjang,
baik laboratorium maupun radiologis; termasuk VL. CD4, EID, fungsi ginjal, fungsi hati
c. Inisiasi terapi HIV pediatrik d. Inisiasi terapi HIV lini 3
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 74
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
melaksanakan surveilens sentinel HIV dan PIMS
6.4. Jumlah kab/kota yang melaksanakan pemetaan populasi kunci HIV
97 141 238 514 514 514
6.5. Jumlah kab/kota yang melaksanakan pelatihan pengelolaan data HIV AIDS & PIMS
- 141 238 514 514 514
2.7 Sasaran populasi Sasaran populasi pada program pengendalian HIV AIDS dan PIMS adalah semua orang dewasa dan anak, sedangkan intervensi pengendalian HIV AIDS dan PIMS akan difokuskan pada:
1) populasi kunci antara lain: d. WPS e. LSL f. Waria/TG g. Penasun
2) populasi khusus, antara lain: a. ibu hamil b. pasien TB c. pasien hepatitis d. pasien IMS e. Warga Binaan Permasyarakatan f. pasangan ODHA, dan g. kelompok yang secara khusus memiliki potensi terinfeksi HIV
dan IMS (contoh: anak jalanan, klien pekerja seks, pekerja migran, pengguna amfetamin, dll).
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 74
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
melaksanakan surveilens sentinel HIV dan PIMS
6.4. Jumlah kab/kota yang melaksanakan pemetaan populasi kunci HIV
97 141 238 514 514 514
6.5. Jumlah kab/kota yang melaksanakan pelatihan pengelolaan data HIV AIDS & PIMS
- 141 238 514 514 514
2.7 Sasaran populasi Sasaran populasi pada program pengendalian HIV AIDS dan PIMS adalah semua orang dewasa dan anak, sedangkan intervensi pengendalian HIV AIDS dan PIMS akan difokuskan pada:
1) populasi kunci antara lain: d. WPS e. LSL f. Waria/TG g. Penasun
2) populasi khusus, antara lain: a. ibu hamil b. pasien TB c. pasien hepatitis d. pasien IMS e. Warga Binaan Permasyarakatan f. pasangan ODHA, dan g. kelompok yang secara khusus memiliki potensi terinfeksi HIV
dan IMS (contoh: anak jalanan, klien pekerja seks, pekerja migran, pengguna amfetamin, dll).
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
62
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 75
2.8 Pendekatan Intervensi Pengendalian HIV AIDS dan IMS 2020-2024 Indonesia secara rutin melakukan penilaian epidemik HIV di Indonesia termasuk menilai insidens, prevalensi, angka kematian yang disebabkan oleh AIDS dan jumlah perkiraan populasi kunci serta ODHA. Pada tahun 2020 dilakukan perhitungan jumlah populasi kunci dan ODHA secara nasional, distribusi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan perhitungan tersebut, dipetakan beban ODHA yang ada di masing-masing Provinsi. Untuk menjamin setiap orang dapat memenuhi hak untuk hidup sehat, maka dilakukan analisa berbagai sumber daya yang ada di Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun layanan di daerah. Perluasan layanan dilakukan berdasarkan pada peta beban ODHA dan sumber daya yang dimiliki daerah.
Tabel 17. Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKTP dan FKRTL Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKTP
Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKRTL
• Layanan tes HIV • Layanan diagnosis IMS • Layanan terapi ARV dan
penatalaksanaan HIV stadium 1 dan 2
• Layanan tata laksana IMS • Layanan TB mencakup:
skrining, diagnosis, TPT, dan pengobatan TB
• Pemberian profilaksis dengan kotrimoksasol
• Melakukan pemeriksaan VL untuk monitoring pengobatan ARV
• Diagnosa HIV pada anak dengan menggunkan EID
• Paket layanan FKTP ditambah dengan: a. Penatalaksanaan HIV
stadium 3 dan 4 b. Pemeriksaan penunjang,
baik laboratorium maupun radiologis; termasuk VL. CD4, EID, fungsi ginjal, fungsi hati
c. Inisiasi terapi HIV pediatrik d. Inisiasi terapi HIV lini 3
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 74
No INDIKATOR BASELINE 2019
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
melaksanakan surveilens sentinel HIV dan PIMS
6.4. Jumlah kab/kota yang melaksanakan pemetaan populasi kunci HIV
97 141 238 514 514 514
6.5. Jumlah kab/kota yang melaksanakan pelatihan pengelolaan data HIV AIDS & PIMS
- 141 238 514 514 514
2.7 Sasaran populasi Sasaran populasi pada program pengendalian HIV AIDS dan PIMS adalah semua orang dewasa dan anak, sedangkan intervensi pengendalian HIV AIDS dan PIMS akan difokuskan pada:
1) populasi kunci antara lain: d. WPS e. LSL f. Waria/TG g. Penasun
2) populasi khusus, antara lain: a. ibu hamil b. pasien TB c. pasien hepatitis d. pasien IMS e. Warga Binaan Permasyarakatan f. pasangan ODHA, dan g. kelompok yang secara khusus memiliki potensi terinfeksi HIV
dan IMS (contoh: anak jalanan, klien pekerja seks, pekerja migran, pengguna amfetamin, dll).
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
63
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 77
Tabel 18. Stratafikasi layanan Komprehensif
NO KETERANGAN
LAYANAN KOMPREHENSIF
FKTP FKRTL
1. Mampu melakukan pemeriksaan HIV AIDS dan IMS kepada populasi kunci dan semua orang yang berisiko
√ √
2. Mampu melakukan diagnosis dan tata laksana IMS
√ √
3. Menjamin ketersediaan akses pengobatan terhadap semua kasus HIV AIDS dan PIMS yang ditemukan
√ √
4. Menjamin ketersediaan akses untuk pemeriksaan viral load secara rutin setelah minimal minum ARV 6 bulan, 12 bulan dan setiap tahunnya
√ √
5. Menjamin pelaksanaan upaya pemutusan mata rantai penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak termasuk diagnostik untuk anak dengen EID
√ √
6. Mampu menyediakan akses untuk mendiagnosa TBC dan infeksi oportunistik lain bagi ODHA
√ √
7. Terapi Pencegahan Tuberkulosis untuk ODHA yang tidak TBC
√ √
8 Mempunyai laboratorium untuk menunjang pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan laboratorium rutin lainnya untuk menunjang proses pengobatan termasuk CD4
- √
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 76
Daerah dengan beban ODHA yang tinggi (sebanyak 245 kabupaten/kota) perlu menjamin ketersedian akses, logistik dan sumber daya lain yang dibutuhkan dalam penemuan kasus secara dini, akses pengobatan bagi orang yang telah mengetahui statusnya terinfeksi HIV dan diharapkan supresi virusnya secara rutin terpantau dengan baik. Berdasarkan beban ODHA ini pun disusun stratifikasi menjadi komprehensif dan standard. Daerah dengan beban ODHA yang tinggi diharapkan dapat menjamin layanan komprehensif sebagai berikut:
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
64
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 77
Tabel 18. Stratafikasi layanan Komprehensif
NO KETERANGAN
LAYANAN KOMPREHENSIF
FKTP FKRTL
1. Mampu melakukan pemeriksaan HIV AIDS dan IMS kepada populasi kunci dan semua orang yang berisiko
√ √
2. Mampu melakukan diagnosis dan tata laksana IMS
√ √
3. Menjamin ketersediaan akses pengobatan terhadap semua kasus HIV AIDS dan PIMS yang ditemukan
√ √
4. Menjamin ketersediaan akses untuk pemeriksaan viral load secara rutin setelah minimal minum ARV 6 bulan, 12 bulan dan setiap tahunnya
√ √
5. Menjamin pelaksanaan upaya pemutusan mata rantai penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak termasuk diagnostik untuk anak dengen EID
√ √
6. Mampu menyediakan akses untuk mendiagnosa TBC dan infeksi oportunistik lain bagi ODHA
√ √
7. Terapi Pencegahan Tuberkulosis untuk ODHA yang tidak TBC
√ √
8 Mempunyai laboratorium untuk menunjang pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan laboratorium rutin lainnya untuk menunjang proses pengobatan termasuk CD4
- √
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 76
Daerah dengan beban ODHA yang tinggi (sebanyak 245 kabupaten/kota) perlu menjamin ketersedian akses, logistik dan sumber daya lain yang dibutuhkan dalam penemuan kasus secara dini, akses pengobatan bagi orang yang telah mengetahui statusnya terinfeksi HIV dan diharapkan supresi virusnya secara rutin terpantau dengan baik. Berdasarkan beban ODHA ini pun disusun stratifikasi menjadi komprehensif dan standard. Daerah dengan beban ODHA yang tinggi diharapkan dapat menjamin layanan komprehensif sebagai berikut:
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
65
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 79
Tabel 19. Stratafikasi layanan Standar
NO KETERANGAN
LAYANAN STANDAR
FKTP DAN FKRTL
1. Mampu melakukan tes/skrining kepada semua orang dengan risiko terinfeksi HIV AIDS;
√
2. Mampu melakukan diagnostic IMS sindromik dan laboratorium
√
3. Membangun jejaring untuk akses pengobatan terhadap semua kasus HIV AIDS dan PIMS yang ditemukan
√
4. Mampu membangun jejaring untuk pemeriksaan Viral load secara rutin setelah minimal minum ARV 6 bulan, 12 bulan dan setiap tahunnya
√
5. Menjamin pelaksanaan upaya pemutusan mata rantai penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak termasuk diagnostik untuk anak dengen EID
√
6. Mampu membangun jejaring untuk mendiagnosa TBC dan infeksi oportunistik lain bagi ODHA
√
7. Mempunyai jejaring akses laboratorium untuk menunjang pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan laboratorium rutin lainnya untuk menunjang proses pengobatan termasuk CD4
√
8 Mampu menyediakan layanan konseling bagi ODHA dan keluarga termasuk motivasi
√
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 78
9. Mampu menyediakan layanan konseling bagi ODHA dan keluarga termasuk motivasi kepatuhan dan bagaimana memperoleh hidup dengan kesehatan yang prima
√ √
10. Membentuk jejaring pendampingan dengan masyarakat peduli HIV AIDS dan PIMS (LSM/Pendampingan sebaya/Kader kesehatan dll)
√ √
11. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √ √
12. Mendekatkan akses layanan melalui mobile clinic (klinik bergerak)
√ √
13. Melakukan pencatatan dan pelaporan berbasis NIK dan melaporkan secara tepat dan lengkap
√ √
14. Memiliki jejaring kerja untuk mengakhiri stigma dan diskrimnasi terkait HIV AIDS dan PIMS
√ √
15. Membangun jejaring kerja bersama berbaik sektor yang terkait untuk meningkatkan capaian indikator yang telah ditetapkan
√ √
16. Memiliki Surat Keputusan target pencapaian SPM dimana indikator HIV AIDS tertuang didalamnya
√ √
17. Menjamin ketersediaan anggaran pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang berkesinambungan
√ √
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
66
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 79
Tabel 19. Stratafikasi layanan Standar
NO KETERANGAN
LAYANAN STANDAR
FKTP DAN FKRTL
1. Mampu melakukan tes/skrining kepada semua orang dengan risiko terinfeksi HIV AIDS;
√
2. Mampu melakukan diagnostic IMS sindromik dan laboratorium
√
3. Membangun jejaring untuk akses pengobatan terhadap semua kasus HIV AIDS dan PIMS yang ditemukan
√
4. Mampu membangun jejaring untuk pemeriksaan Viral load secara rutin setelah minimal minum ARV 6 bulan, 12 bulan dan setiap tahunnya
√
5. Menjamin pelaksanaan upaya pemutusan mata rantai penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak termasuk diagnostik untuk anak dengen EID
√
6. Mampu membangun jejaring untuk mendiagnosa TBC dan infeksi oportunistik lain bagi ODHA
√
7. Mempunyai jejaring akses laboratorium untuk menunjang pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan laboratorium rutin lainnya untuk menunjang proses pengobatan termasuk CD4
√
8 Mampu menyediakan layanan konseling bagi ODHA dan keluarga termasuk motivasi
√
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 78
9. Mampu menyediakan layanan konseling bagi ODHA dan keluarga termasuk motivasi kepatuhan dan bagaimana memperoleh hidup dengan kesehatan yang prima
√ √
10. Membentuk jejaring pendampingan dengan masyarakat peduli HIV AIDS dan PIMS (LSM/Pendampingan sebaya/Kader kesehatan dll)
√ √
11. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √ √
12. Mendekatkan akses layanan melalui mobile clinic (klinik bergerak)
√ √
13. Melakukan pencatatan dan pelaporan berbasis NIK dan melaporkan secara tepat dan lengkap
√ √
14. Memiliki jejaring kerja untuk mengakhiri stigma dan diskrimnasi terkait HIV AIDS dan PIMS
√ √
15. Membangun jejaring kerja bersama berbaik sektor yang terkait untuk meningkatkan capaian indikator yang telah ditetapkan
√ √
16. Memiliki Surat Keputusan target pencapaian SPM dimana indikator HIV AIDS tertuang didalamnya
√ √
17. Menjamin ketersediaan anggaran pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang berkesinambungan
√ √
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
67
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 81
BAB 4 | STRATEGI ,INTERVENSI DAN PERAN PEMANGKU KEBIJAKAN
Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024 ini disusun dalam rangka akselerasi pencapaian target 95-95-95 menuju eliminasi HIV AIDS pada tahun 2030. Oleh karena itu diperlukan pengharmonian target dan kegiatan untuk memperluas akses tes dan pengobatan HIV di seluruh Kabupaten/Kota dengan melibatkan seluruh layanan kesehatan (Puskesmas, FKTP lainnya, RS Pemerintah/Swasta dan fasilitas kesehatan lainnya). Upaya strategis diperlukan agar dapat disusun kegiatan yang sistematis supaya semua populasi sasaran yang sudah ditetapkan bisa tercakup dalam sistem layanan yang akan disiapkan.
4.1 Strategi
Strategi operasional dalam RAN ini disusun untuk melaksanakan akselerasi menuju ending AIDS tahun 2030 melalui jalur cepat (fast track) 95-95-95. Strategi ini diformulasikan setelah dilakukan review pada pelaksanaan program selama tahun 2014-2018 terutama pada kesenjangan utama dengan memperhatikan kemajuan yang terjadi serta perubahan kebijaksanaan untuk mempercepat berakhirnya epidemi AIDS pada tahun 2030. Ada 6 (enam) strategi nasional pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di sektor kesehatan yaitu: 1. Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining,
diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu;
3. Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan;
4. Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional;
5. Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah; dan 6. Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan tindak
lanjut.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 80
kepatuhan dan bagaimana memperoleh hidup dengan kesehatan yang prima
9. Membentuk jejaring pendampingan dengan masyarakat peduli HIV AIDS dan PIMS (Kader kesehatan)
√
10. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √
11. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √
12. Mampu menjawab tantangan pencatatan dan pelaporan berbasis NIK dan melaporkan secara tepat dan lengkap
√
13. Memiliki jejaring kerja untuk mengakhiri stigma dan diskrimnasi terkait HIV AIDS dan PIMS
√
14. Membangun jejaring kerja bersama berbaik sektor yang terkait untuk meningkatkan capaian indikator yang telah ditetapkan
√
15. Memiliki SK target pencapaian SPM dimana indikator HIV AIDS tertuang didalamnya
√
16. Menjamin ketersediaan anggaran pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang berkesinambungan
√
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
68
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 81
BAB 4 | STRATEGI ,INTERVENSI DAN PERAN PEMANGKU KEBIJAKAN
Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024 ini disusun dalam rangka akselerasi pencapaian target 95-95-95 menuju eliminasi HIV AIDS pada tahun 2030. Oleh karena itu diperlukan pengharmonian target dan kegiatan untuk memperluas akses tes dan pengobatan HIV di seluruh Kabupaten/Kota dengan melibatkan seluruh layanan kesehatan (Puskesmas, FKTP lainnya, RS Pemerintah/Swasta dan fasilitas kesehatan lainnya). Upaya strategis diperlukan agar dapat disusun kegiatan yang sistematis supaya semua populasi sasaran yang sudah ditetapkan bisa tercakup dalam sistem layanan yang akan disiapkan.
4.1 Strategi
Strategi operasional dalam RAN ini disusun untuk melaksanakan akselerasi menuju ending AIDS tahun 2030 melalui jalur cepat (fast track) 95-95-95. Strategi ini diformulasikan setelah dilakukan review pada pelaksanaan program selama tahun 2014-2018 terutama pada kesenjangan utama dengan memperhatikan kemajuan yang terjadi serta perubahan kebijaksanaan untuk mempercepat berakhirnya epidemi AIDS pada tahun 2030. Ada 6 (enam) strategi nasional pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di sektor kesehatan yaitu: 1. Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining,
diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu;
3. Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan;
4. Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional;
5. Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah; dan 6. Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan tindak
lanjut.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 80
kepatuhan dan bagaimana memperoleh hidup dengan kesehatan yang prima
9. Membentuk jejaring pendampingan dengan masyarakat peduli HIV AIDS dan PIMS (Kader kesehatan)
√
10. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √
11. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √
12. Mampu menjawab tantangan pencatatan dan pelaporan berbasis NIK dan melaporkan secara tepat dan lengkap
√
13. Memiliki jejaring kerja untuk mengakhiri stigma dan diskrimnasi terkait HIV AIDS dan PIMS
√
14. Membangun jejaring kerja bersama berbaik sektor yang terkait untuk meningkatkan capaian indikator yang telah ditetapkan
√
15. Memiliki SK target pencapaian SPM dimana indikator HIV AIDS tertuang didalamnya
√
16. Menjamin ketersediaan anggaran pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang berkesinambungan
√
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
69
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 83
2.2. Mengupayakan tersedianya layanan pemerintah dan swasta untuk diagnosis dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat di 514 Kab/Kota oleh pemerintah daerah.
2.3. Mengupayakan tersedianya akses pemeriksaan laboratorium dalam rangka monitoring pengobatan HIV AIDS di 514 Kab/Kota
2.4. Mengupayakan tersedianya pelayanan uji saring darah dan tindak lanjutnya di setiap Kab/Kota yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat oleh pemerintah daerah bersama PMI
Strategi 3: Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan Strategi ini merupakan upaya untuk menunjukkan kinerja dari mulai layanan, kabupaten/kota sampai dengan provinsi yang akan menjadi gambaran umum nasional terhadap keberhasilan program HIV AIDS dan PIMS di Indonesia. Intervensi dalam strategi ini meliputi: 3.1. Mengupayakan semua aspek program berdasarkan data dan fakta,
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai peraturan yang berlaku melalui KIE.
3.2. Mengupayakan semua kebijakan dalam promotif, preventif dan kuratif berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya
Strategi-4:
Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional Strategi ini merupakan penguatan terhadap kemitraan dan peran serta masyarakat terutama untuk mengurangi stigma dan diskriminasi di masyarakat.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 82
Strategi tersebut kemudian dijabarkan menjadi Intervensi dan kegiatan-kegiatan utama berdasarkan isu spesifik yang akan dilaksanakan selama tahun 2020-2024 untuk mencapai tujuan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024.
4.2 Intervensi per Strategi
Strategi-1: Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota Strategi ini mendasari intervensi strategi lainnya dengan fokus pada area geografi kabupaten/kota berdasarkan beban penyakit dan tingkat risiko agar dapat lebih cepat menghambat laju epidemi HIV AIDS dan mengakhirinya pada tahun 2030. Intervensi dalam strategi ini meliputi: 1.1. Advokasi kebijakan dan tentang pentingnya dukungan sumber daya
yang cukup untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS agar tercapai reduksi IMS dan eliminasi HIV tahun 2030.
1.2. Penguatan Kapasitas kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah untuk mencapai reduksi PIMS demi terwujudnya eliminasi HIV 2030.
Strategi-2:
Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining, diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu Strategi ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung indicator SPM yang ke-12 mengenai skrining HIV yang wajib dilakukan pada setiap kabupaten/kota dan meningkatkan cakupan pengobatan ARV bagi ODHA. Intervensi dalam strategi ini meliputi: 2.1 Mengupayakan tersedianya layanan pemerintah dan swasta untuk
pencegahan dan skrining HIV AIDS dan PIMS yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat di 514 Kab/Kota oleh pemerintah daerah.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
70
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 83
2.2. Mengupayakan tersedianya layanan pemerintah dan swasta untuk diagnosis dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat di 514 Kab/Kota oleh pemerintah daerah.
2.3. Mengupayakan tersedianya akses pemeriksaan laboratorium dalam rangka monitoring pengobatan HIV AIDS di 514 Kab/Kota
2.4. Mengupayakan tersedianya pelayanan uji saring darah dan tindak lanjutnya di setiap Kab/Kota yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat oleh pemerintah daerah bersama PMI
Strategi 3: Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan Strategi ini merupakan upaya untuk menunjukkan kinerja dari mulai layanan, kabupaten/kota sampai dengan provinsi yang akan menjadi gambaran umum nasional terhadap keberhasilan program HIV AIDS dan PIMS di Indonesia. Intervensi dalam strategi ini meliputi: 3.1. Mengupayakan semua aspek program berdasarkan data dan fakta,
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai peraturan yang berlaku melalui KIE.
3.2. Mengupayakan semua kebijakan dalam promotif, preventif dan kuratif berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya
Strategi-4:
Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional Strategi ini merupakan penguatan terhadap kemitraan dan peran serta masyarakat terutama untuk mengurangi stigma dan diskriminasi di masyarakat.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 82
Strategi tersebut kemudian dijabarkan menjadi Intervensi dan kegiatan-kegiatan utama berdasarkan isu spesifik yang akan dilaksanakan selama tahun 2020-2024 untuk mencapai tujuan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024.
4.2 Intervensi per Strategi
Strategi-1: Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota Strategi ini mendasari intervensi strategi lainnya dengan fokus pada area geografi kabupaten/kota berdasarkan beban penyakit dan tingkat risiko agar dapat lebih cepat menghambat laju epidemi HIV AIDS dan mengakhirinya pada tahun 2030. Intervensi dalam strategi ini meliputi: 1.1. Advokasi kebijakan dan tentang pentingnya dukungan sumber daya
yang cukup untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS agar tercapai reduksi IMS dan eliminasi HIV tahun 2030.
1.2. Penguatan Kapasitas kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah untuk mencapai reduksi PIMS demi terwujudnya eliminasi HIV 2030.
Strategi-2:
Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining, diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan bermutu Strategi ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung indicator SPM yang ke-12 mengenai skrining HIV yang wajib dilakukan pada setiap kabupaten/kota dan meningkatkan cakupan pengobatan ARV bagi ODHA. Intervensi dalam strategi ini meliputi: 2.1 Mengupayakan tersedianya layanan pemerintah dan swasta untuk
pencegahan dan skrining HIV AIDS dan PIMS yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat di 514 Kab/Kota oleh pemerintah daerah.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
71
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 85
Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut.
Strategi ini merupakan pengembangan aplikasi pelaporan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS melalui SIHA dan mengembangkan surveilan HIV AIDS dan PIMS. Intervensi dalam strategi ini meliputi: 6.1 Mengupayakan terlaksananya monitoring, evaluasi program HIV AIDS
dan IMS yang efektif dan efisien serta tindak lanjutnya secara berkala, berjenjang oleh SDM yang kompeten menggunakan teknologi IT yang mutakhir untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dan penyempurnaan program;
6.2 Mengupayakan teraksesnya data dan informasi hasil monitoring dan evaluasi kegiatan HIV AIDS dan IMS yang dilakukan masyarakat oleh pemerintah secara tepat waktu, aktual dan terpercaya;
4.3. Peran Serta Pemangku Kebijakan
Peran pemangku kepentingan dalam implementasi RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020-2024 sangat penting, mengingat tipologi strategi yang ditetapkan merupakan strategi yang memerlukan keterlibatan berbagai sektor secara optimal. Dalam bab ini dijelaskan peran pemangku baik di Kementerian Kesehatan/Lembaga dan lintas sektor dalam implementasi intervensi dan kegiatan dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2020-2024.
4.3.1 Peran Lintas Unit/Program Tabel 20. Peran Lintas Unit/Program Kemenkes dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS
& PIMS
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
a. Merumuskan kebijakaan dan SOP dalam Skrining HIV AIDS dan PIMS pada pasien HIV (Subdit HIV)
b. Menyediakan alat dan habis pakai untuk skrining dan penegakan diagnosis HIV pada pasien TBC
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 84
Intervensi dalam strategi ini meliputi:
4.1. Mengupayakan terwujudnya komunikasi antar kementerian/lembaga terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat.
4.2. Mengupayakan terwujudnya koordinasi antar kementerian/lembaga terkait terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat
4.3. Mengupayakan terwujudnya kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat
4.4. Mengupayakan penghapusan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi dan hambatan hukum melalui perangkat penilaian dan hasilnya dilaporkan secara berjenjang ke Kementerian Kesehatan
Strategi 5: Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah Strategi ini pengembangan inovasi yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan keberhasilan program pencegahan dan pengedalian HIV AIDS dan PIMS serta memberikan reward kepada layanan/kabpaten/kota/provinsi yang telah berhasil memberikan kontribusi terhdap keberhasian program. Intervensi dalam strategi ini meliputi:
1.1. Mengupayakan perubahan program yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu dan teknologi termasuk IT ( teknologi informasi dan komunikasi) sesuai dengan kebijakan yang berlaku;
1.2. Mengupayakan penggunaan alat dengan teknologi yang mutakhir untuk skrining dan diagnostik (termasuk EID);
1.3. Mengupayakan penggunaan obat terbaru yang aman, efektif dan efisien;
1.4. Mengupayakan penggunaan alat dengan teknologi mutakhir dalam mengevaluasi pengobatan;
1.5. Mengupayakan peningkatan akses masyarakat pada pelayanan HIV AIDS dan IMS yang komprehensif dan bermutu dengan memanfaatkan pendekatan kesehatan, sosial budaya, ekonomi dan hukum yang efektif dan efisien;
Strategi 6:
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
72
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 85
Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut.
Strategi ini merupakan pengembangan aplikasi pelaporan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS melalui SIHA dan mengembangkan surveilan HIV AIDS dan PIMS. Intervensi dalam strategi ini meliputi: 6.1 Mengupayakan terlaksananya monitoring, evaluasi program HIV AIDS
dan IMS yang efektif dan efisien serta tindak lanjutnya secara berkala, berjenjang oleh SDM yang kompeten menggunakan teknologi IT yang mutakhir untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dan penyempurnaan program;
6.2 Mengupayakan teraksesnya data dan informasi hasil monitoring dan evaluasi kegiatan HIV AIDS dan IMS yang dilakukan masyarakat oleh pemerintah secara tepat waktu, aktual dan terpercaya;
4.3. Peran Serta Pemangku Kebijakan
Peran pemangku kepentingan dalam implementasi RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020-2024 sangat penting, mengingat tipologi strategi yang ditetapkan merupakan strategi yang memerlukan keterlibatan berbagai sektor secara optimal. Dalam bab ini dijelaskan peran pemangku baik di Kementerian Kesehatan/Lembaga dan lintas sektor dalam implementasi intervensi dan kegiatan dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2020-2024.
4.3.1 Peran Lintas Unit/Program Tabel 20. Peran Lintas Unit/Program Kemenkes dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS
& PIMS
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
a. Merumuskan kebijakaan dan SOP dalam Skrining HIV AIDS dan PIMS pada pasien HIV (Subdit HIV)
b. Menyediakan alat dan habis pakai untuk skrining dan penegakan diagnosis HIV pada pasien TBC
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 84
Intervensi dalam strategi ini meliputi:
4.1. Mengupayakan terwujudnya komunikasi antar kementerian/lembaga terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat.
4.2. Mengupayakan terwujudnya koordinasi antar kementerian/lembaga terkait terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat
4.3. Mengupayakan terwujudnya kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat
4.4. Mengupayakan penghapusan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi dan hambatan hukum melalui perangkat penilaian dan hasilnya dilaporkan secara berjenjang ke Kementerian Kesehatan
Strategi 5: Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah Strategi ini pengembangan inovasi yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan keberhasilan program pencegahan dan pengedalian HIV AIDS dan PIMS serta memberikan reward kepada layanan/kabpaten/kota/provinsi yang telah berhasil memberikan kontribusi terhdap keberhasian program. Intervensi dalam strategi ini meliputi:
1.1. Mengupayakan perubahan program yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu dan teknologi termasuk IT ( teknologi informasi dan komunikasi) sesuai dengan kebijakan yang berlaku;
1.2. Mengupayakan penggunaan alat dengan teknologi yang mutakhir untuk skrining dan diagnostik (termasuk EID);
1.3. Mengupayakan penggunaan obat terbaru yang aman, efektif dan efisien;
1.4. Mengupayakan penggunaan alat dengan teknologi mutakhir dalam mengevaluasi pengobatan;
1.5. Mengupayakan peningkatan akses masyarakat pada pelayanan HIV AIDS dan IMS yang komprehensif dan bermutu dengan memanfaatkan pendekatan kesehatan, sosial budaya, ekonomi dan hukum yang efektif dan efisien;
Strategi 6:
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
73
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 87
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
a. Memastikan indikator kinerja Tuberkulsois menjadi salah satu indikator utama dalam akreditasi RS dan Puskesmas
b. Memastikan pelayanan HIV AIDS dan PIMS menjadi salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan
c. Melakukan penggerakan pelaksanaan agar kebijakan notifikasi wajib HIV AIDS dan PIMS terlaksana di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
d. Memastikan agar Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan Penyakit Infeksi (PPI) HIV AIDS dan PIMS diterapkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
e. Memastikan kualitas pelayanan HIV AIDS dan PIMS di Puskesmas dan RS yang terakreditasi terlaksana secara berkelanjutan
f. Memperluas pelayanan HIV AIDS dan PIMS resistan obat sesuai standar di Rumah Sakit/Balai Kesehatan sehingga setiap kabupaten/kota mampu melaksanakannnya.
g. Melakukan jaga mutu seluruh pelayanan laboratorium HIV AIDS dan PIMS di semua fasyankes.
h. Melakukan uji silang hasil pemeriksaan mikroskopis HIV AIDS dan PIMS di fasyankes pemeriksa dengan hasil fasyankes rujukan
i. Memasukkan uji silang hasil pemeriksaan mikroskopis HIV AIDS dan PIMS di fasyankes pemeriksa dengan hasil fasyankes rujukan menjadi salah satu indikator akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan
j. Menambah jumlah laboratorium rujukan pemeriksaan biakan HIV AIDS dan PIMS sehingga tersedia di setiap provinsi
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 86
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya c. Mendorong perluasan cakupan layanan TBC-
HIV di puskesmas d. Memfasilitasi dan melakukan penggerakan
pelaksanaan pemberian profilaksis pada ODHA yang terbukti tidak HIV AIDS dan PIMS melalui pelatihan, sosialisasi dan bimtek
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
a. Merumuskan kebijakaan dan SOP dalam Skrining HIV AIDS dan PIMS pada pasien DM, perokok dan pasien penyakit paru obstruktif kronis
b. Memfasilitasi skrining HIV AIDS dan PIMS terintegrasi dan melakukan penggerakan pelaksanaan pada kegiatan POS BINDU PTM melalui pelatihan terintegrasi dan Bimtek
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
a. Merumuskan kebijakan dan SOP Skrining calon pengantin, ibu hamil, anak (balita dengan pendekatan MTBS, usia sekolah dan remaja dengan penjaringan kesehatan) dan lansia untuk mendeteksi HIV AIDS dan PIMS.
b. Merumuskan kebijakan dan melakukan penggerakan pelaksanaan pemberian profilaksis pada anak yang memenuhi syarat
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Merumuskan strategi komunikasi, informasi dan edukasi promosi HIV AIDS dan PIMS
b. Memberdayakan masyarakat agar mampu melakukan deteksi dini berdasarkan gejala, mempromosikan cara pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di rumah tangga dan lingkungan sekitar dan atau berperan menjadi PMO
c. Mendorong adanya dukungan pembiayaan pencegahan pengendalian HIV AIDS dan PIMS dengan memasukkan aspek tersebut dalam pedoman tentang pelibatan kalangan swasta dan dunia usaha perusahaan melalui corporate social responsibility (CSR) perusahaan yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
74
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 87
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
a. Memastikan indikator kinerja Tuberkulsois menjadi salah satu indikator utama dalam akreditasi RS dan Puskesmas
b. Memastikan pelayanan HIV AIDS dan PIMS menjadi salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan
c. Melakukan penggerakan pelaksanaan agar kebijakan notifikasi wajib HIV AIDS dan PIMS terlaksana di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
d. Memastikan agar Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan Penyakit Infeksi (PPI) HIV AIDS dan PIMS diterapkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
e. Memastikan kualitas pelayanan HIV AIDS dan PIMS di Puskesmas dan RS yang terakreditasi terlaksana secara berkelanjutan
f. Memperluas pelayanan HIV AIDS dan PIMS resistan obat sesuai standar di Rumah Sakit/Balai Kesehatan sehingga setiap kabupaten/kota mampu melaksanakannnya.
g. Melakukan jaga mutu seluruh pelayanan laboratorium HIV AIDS dan PIMS di semua fasyankes.
h. Melakukan uji silang hasil pemeriksaan mikroskopis HIV AIDS dan PIMS di fasyankes pemeriksa dengan hasil fasyankes rujukan
i. Memasukkan uji silang hasil pemeriksaan mikroskopis HIV AIDS dan PIMS di fasyankes pemeriksa dengan hasil fasyankes rujukan menjadi salah satu indikator akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan
j. Menambah jumlah laboratorium rujukan pemeriksaan biakan HIV AIDS dan PIMS sehingga tersedia di setiap provinsi
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 86
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya c. Mendorong perluasan cakupan layanan TBC-
HIV di puskesmas d. Memfasilitasi dan melakukan penggerakan
pelaksanaan pemberian profilaksis pada ODHA yang terbukti tidak HIV AIDS dan PIMS melalui pelatihan, sosialisasi dan bimtek
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
a. Merumuskan kebijakaan dan SOP dalam Skrining HIV AIDS dan PIMS pada pasien DM, perokok dan pasien penyakit paru obstruktif kronis
b. Memfasilitasi skrining HIV AIDS dan PIMS terintegrasi dan melakukan penggerakan pelaksanaan pada kegiatan POS BINDU PTM melalui pelatihan terintegrasi dan Bimtek
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
a. Merumuskan kebijakan dan SOP Skrining calon pengantin, ibu hamil, anak (balita dengan pendekatan MTBS, usia sekolah dan remaja dengan penjaringan kesehatan) dan lansia untuk mendeteksi HIV AIDS dan PIMS.
b. Merumuskan kebijakan dan melakukan penggerakan pelaksanaan pemberian profilaksis pada anak yang memenuhi syarat
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Merumuskan strategi komunikasi, informasi dan edukasi promosi HIV AIDS dan PIMS
b. Memberdayakan masyarakat agar mampu melakukan deteksi dini berdasarkan gejala, mempromosikan cara pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di rumah tangga dan lingkungan sekitar dan atau berperan menjadi PMO
c. Mendorong adanya dukungan pembiayaan pencegahan pengendalian HIV AIDS dan PIMS dengan memasukkan aspek tersebut dalam pedoman tentang pelibatan kalangan swasta dan dunia usaha perusahaan melalui corporate social responsibility (CSR) perusahaan yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
75
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 89
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya Biro Perencanaan a. Melakukan fasilitasi pengalokasian anggaran
di jajaran lintas program agar dapat melaksanakan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS sesuai tugas dan fungsi masing- masing terkait HIV AIDS dan PIMS guna tercapainya target pengendalian HIV AIDS dan PIMS dalam Renstra dan RPJMN
Pusat Komunikasi Publik dan Pelayanan Masyarakat
a. Melakukan upaya pelibatan media massa mainstream dan online serta lembaga swadaya masyarakat/kalangan swasta/dunia usaha agar berperan/mendukung dalam sosialisasi dan advokasi tentang pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
4.3.2 Peran Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Peran pemangku kepentingan dalam implementasi RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020-2024 sangat penting, mengingat tipologi strategi yang ditetapkan merupakan strategi yang memerlukan keterlibatan berbagai sektor secara optimal. Dalam bab ini dijelaskan peran pemangku baik di Kementerian Kesehatan/Lembaga dan lintas sektor dalam implementasi intervensi dan kegiatan dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2020-2024.
3.3. Peran Kementerian/Lembaga Tabel 21. Peran Kementerian/Lembaga dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan
PIMS
Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
a. Mengkoordinasikan peningkatan komitmen, peran dan dukungan seluruh jajaran lintas sektor dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS secara nasional menuju eliminasi HIV AIDS dan PIMS 2030 diperkuat dengan regulasi.
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Bappenas
a. Mengkoordinasikan perencanaan lintas sektor untuk menjamin alokasi anggaran yang mencukupi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya terkait pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS guna mencapai eliminasi HIV AIDS dan PIMS 2030.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 88
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya k. Menambah jumlah laboratorium rujukan
pemeriksaan menjadi ….fasyankes di tahun 2024
l. Menambah rumah sakit yang mengintegrasikan Sistem Informasi Rumah sakit dengan sistem informasi HIV AIDS dan PIMS menjadi …..di tahun 2024
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
a. Melaksanakan pengadaan ARV agar tersedia tepat waktu dalam jumlah yang mencukupi di seluruh fasyankes
b. Melaksanakan pengadaan logistik obat secara optimal agar tersedia tepat waktu dalam jumlah yang mencukupi di seluruh fasyankes
Pusat Data dan Informasi
a. Menyediakan sarana dan parsarana untuk mendukung Integrasi sistem informasi HIV AIDS dan PIMS dengan sistem informasi lain agar dapat digunakan secara bermanfaatan dan berkelanjutan di Kantor Pusat Kementerian kesehatan
b. Melaksanakan pengembangan sistem informasi HIV AIDS dan PIMS dengan sistem informasi lain apabila telah terintegrasi sehingga dapat agar dapat digunakan secara bermanfaatan dan berkelanjutan oleh semua fasilitas pelayanan kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Menetapkan pembakuan pelatihan dan kurikulum pelatihan/TOT HIV AIDS dan PIMS untuk semua jenis SDM kesehatan di bidang HIV AIDS dan PIMS
b. Memastikan agar setiap jenis pelatihan TBC terakreditasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
a. Melakukan penelitian dan pengembangan berbagai aspek tentang pencegahan, pengendalian dan epidemiologi HIV AIDS dan PIMS, termasuk pengembangan obat, vaksin, dan alat serta bahan untuk diagnosis
Biro Hukum a. Melakukan fasilitasi dalam penyusunan regulasi terkait pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
76
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 89
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya Biro Perencanaan a. Melakukan fasilitasi pengalokasian anggaran
di jajaran lintas program agar dapat melaksanakan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS sesuai tugas dan fungsi masing- masing terkait HIV AIDS dan PIMS guna tercapainya target pengendalian HIV AIDS dan PIMS dalam Renstra dan RPJMN
Pusat Komunikasi Publik dan Pelayanan Masyarakat
a. Melakukan upaya pelibatan media massa mainstream dan online serta lembaga swadaya masyarakat/kalangan swasta/dunia usaha agar berperan/mendukung dalam sosialisasi dan advokasi tentang pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
4.3.2 Peran Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Peran pemangku kepentingan dalam implementasi RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020-2024 sangat penting, mengingat tipologi strategi yang ditetapkan merupakan strategi yang memerlukan keterlibatan berbagai sektor secara optimal. Dalam bab ini dijelaskan peran pemangku baik di Kementerian Kesehatan/Lembaga dan lintas sektor dalam implementasi intervensi dan kegiatan dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2020-2024.
3.3. Peran Kementerian/Lembaga Tabel 21. Peran Kementerian/Lembaga dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan
PIMS
Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
a. Mengkoordinasikan peningkatan komitmen, peran dan dukungan seluruh jajaran lintas sektor dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS secara nasional menuju eliminasi HIV AIDS dan PIMS 2030 diperkuat dengan regulasi.
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Bappenas
a. Mengkoordinasikan perencanaan lintas sektor untuk menjamin alokasi anggaran yang mencukupi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya terkait pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS guna mencapai eliminasi HIV AIDS dan PIMS 2030.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 88
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya k. Menambah jumlah laboratorium rujukan
pemeriksaan menjadi ….fasyankes di tahun 2024
l. Menambah rumah sakit yang mengintegrasikan Sistem Informasi Rumah sakit dengan sistem informasi HIV AIDS dan PIMS menjadi …..di tahun 2024
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
a. Melaksanakan pengadaan ARV agar tersedia tepat waktu dalam jumlah yang mencukupi di seluruh fasyankes
b. Melaksanakan pengadaan logistik obat secara optimal agar tersedia tepat waktu dalam jumlah yang mencukupi di seluruh fasyankes
Pusat Data dan Informasi
a. Menyediakan sarana dan parsarana untuk mendukung Integrasi sistem informasi HIV AIDS dan PIMS dengan sistem informasi lain agar dapat digunakan secara bermanfaatan dan berkelanjutan di Kantor Pusat Kementerian kesehatan
b. Melaksanakan pengembangan sistem informasi HIV AIDS dan PIMS dengan sistem informasi lain apabila telah terintegrasi sehingga dapat agar dapat digunakan secara bermanfaatan dan berkelanjutan oleh semua fasilitas pelayanan kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Menetapkan pembakuan pelatihan dan kurikulum pelatihan/TOT HIV AIDS dan PIMS untuk semua jenis SDM kesehatan di bidang HIV AIDS dan PIMS
b. Memastikan agar setiap jenis pelatihan TBC terakreditasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
a. Melakukan penelitian dan pengembangan berbagai aspek tentang pencegahan, pengendalian dan epidemiologi HIV AIDS dan PIMS, termasuk pengembangan obat, vaksin, dan alat serta bahan untuk diagnosis
Biro Hukum a. Melakukan fasilitasi dalam penyusunan regulasi terkait pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
77
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 91
Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
a. Menetapkan kebijakan tentang Layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai standar dan penggerakan pelaksanaannya di tempat kerja/perusahaan termasuk sosialisasi, deteksi dini, tatalaksana dan pengobatan
b. Menetapkan kebijakan tentang kewajiban tidak menularkan HIV AIDS dan PIMS bagi calon jemaah haji dan calon TKI dan penggerakan pealaksanaan
c. Memberikan kesempatan pelatihan okupasi bagi penderita HIV AIDS dan PIMS untuk meningkatkan pendapatan mereka
Kementerian Komunikasi dan Informatika
a. Menetapkan kebijakan tentang kewajiban menanyangakan sosialisasi/promosi tentang program kesehatan prioritas termasuk HIV AIDS dan PIMS bagi media massa mainstream dan online
b. Melaksanakan sosialisasi/promosi tentang program kesehatan prioritas termasuk HIV AIDS dan PIMS melalui media di lingkungan kemenkoinfo dan didukung sumber daya yang dimiliki
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
a. Menetapkan kebijakan tentang muatan pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk HIV AIDS dan PIMS ke dalam kurikulum pendidikan umum, dasar, menengah, dan tinggi
Kementerian Agama a. Menetapkan kebijakan tentang pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk HIV AIDS dan PIMS di semua institusi pendidikan agama dan penggerakan pelaksanaannya
b. Membuat kebijakan untuk pelaksanaan skrining HIV AIDS dan PIMS pada anak-anak yang akan menjadi santriwan-santriwati baru saat akan masuk pondok pesantren.
c. Berkoordinasi dengan Dinas kesehatan maupun puskesmas di wilayah domisili pesantren.
Kementerian Desa dan daerah tertinggal
a. Melakukan penggerakan pelaksanaan agar kebijakan pengalokasian anggaran dana desa untuk kesehatan di seluruh desa di Indonesia mencakup pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 90
Kementerian/Lembaga Peran
b. Memfasilitasi ketersediaan anggaran khusus untuk deteksi dini dan tatalaksana HIV AIDS dan PIMS dalam akselerasi pencapaian target RPJMN dan SDGs.
Kementerian Dalam Negeri
a. Melakukan pembinaan dan pengawasan pada jajaran pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dalam pencapaian target SPM.
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan pada jajaran pemerintah provinsi/kabupaten/kota agar dapat mengaloaksikan anggaran yang mencukupi untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
c. Melakukan pembinaaan dan pengawasan pada jajaran pemerintah daerah agar menginternalisasi indikator HIV AIDS dan PIMS ke dalam dokumen perencanaan pembagunan daerah (RPJMD/RKPD)
d. Melakukan koordinasi dengan Tim Penggerak PKK Pusat agar seluruh jajaran PKK mendukung pencegahan dna pengendalian HIV AIDS dan PIMS melalui promosi, deteksi dini dan rujukan kasus HIV AIDS dan PIMS ke fasyankes.
e. Bekerjasama dalam penyediaan NIK sebagai satu single-entry di fasyankes.
Kementerian Luar Negeri
a. Menjamin akses layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai standar bagi warga negara Indonesia yang sedang berada di luar negeri maupun yang sedang bekerja di luar negeri
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
a. Melakukan fasilitasi dan harmonisasi dalam penerbitan regulasi terkait: (i) penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap penderita penyakit tertentu termasuk pasien HIV AIDS dan PIMS, (ii) pencegahan penularan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS termasuk kewajiban berobat bagi semua penderita HIV AIDS dan PIMS dan bagi mereka yang mendapatkan terapi pencegahan ko-infeksi TBC pada ODHA.
b. Menetapkan kebijakan dan melakukan penggerakan pelaksanaan agar pelayanan HIV AIDS dan PIMS di rutan/lapas/rumah detensi/faskes dari jajaran kemenhukham dilaksanakan sesuai standar.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
78
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 91
Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
a. Menetapkan kebijakan tentang Layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai standar dan penggerakan pelaksanaannya di tempat kerja/perusahaan termasuk sosialisasi, deteksi dini, tatalaksana dan pengobatan
b. Menetapkan kebijakan tentang kewajiban tidak menularkan HIV AIDS dan PIMS bagi calon jemaah haji dan calon TKI dan penggerakan pealaksanaan
c. Memberikan kesempatan pelatihan okupasi bagi penderita HIV AIDS dan PIMS untuk meningkatkan pendapatan mereka
Kementerian Komunikasi dan Informatika
a. Menetapkan kebijakan tentang kewajiban menanyangakan sosialisasi/promosi tentang program kesehatan prioritas termasuk HIV AIDS dan PIMS bagi media massa mainstream dan online
b. Melaksanakan sosialisasi/promosi tentang program kesehatan prioritas termasuk HIV AIDS dan PIMS melalui media di lingkungan kemenkoinfo dan didukung sumber daya yang dimiliki
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
a. Menetapkan kebijakan tentang muatan pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk HIV AIDS dan PIMS ke dalam kurikulum pendidikan umum, dasar, menengah, dan tinggi
Kementerian Agama a. Menetapkan kebijakan tentang pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk HIV AIDS dan PIMS di semua institusi pendidikan agama dan penggerakan pelaksanaannya
b. Membuat kebijakan untuk pelaksanaan skrining HIV AIDS dan PIMS pada anak-anak yang akan menjadi santriwan-santriwati baru saat akan masuk pondok pesantren.
c. Berkoordinasi dengan Dinas kesehatan maupun puskesmas di wilayah domisili pesantren.
Kementerian Desa dan daerah tertinggal
a. Melakukan penggerakan pelaksanaan agar kebijakan pengalokasian anggaran dana desa untuk kesehatan di seluruh desa di Indonesia mencakup pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 90
Kementerian/Lembaga Peran
b. Memfasilitasi ketersediaan anggaran khusus untuk deteksi dini dan tatalaksana HIV AIDS dan PIMS dalam akselerasi pencapaian target RPJMN dan SDGs.
Kementerian Dalam Negeri
a. Melakukan pembinaan dan pengawasan pada jajaran pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dalam pencapaian target SPM.
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan pada jajaran pemerintah provinsi/kabupaten/kota agar dapat mengaloaksikan anggaran yang mencukupi untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
c. Melakukan pembinaaan dan pengawasan pada jajaran pemerintah daerah agar menginternalisasi indikator HIV AIDS dan PIMS ke dalam dokumen perencanaan pembagunan daerah (RPJMD/RKPD)
d. Melakukan koordinasi dengan Tim Penggerak PKK Pusat agar seluruh jajaran PKK mendukung pencegahan dna pengendalian HIV AIDS dan PIMS melalui promosi, deteksi dini dan rujukan kasus HIV AIDS dan PIMS ke fasyankes.
e. Bekerjasama dalam penyediaan NIK sebagai satu single-entry di fasyankes.
Kementerian Luar Negeri
a. Menjamin akses layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai standar bagi warga negara Indonesia yang sedang berada di luar negeri maupun yang sedang bekerja di luar negeri
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
a. Melakukan fasilitasi dan harmonisasi dalam penerbitan regulasi terkait: (i) penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap penderita penyakit tertentu termasuk pasien HIV AIDS dan PIMS, (ii) pencegahan penularan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS termasuk kewajiban berobat bagi semua penderita HIV AIDS dan PIMS dan bagi mereka yang mendapatkan terapi pencegahan ko-infeksi TBC pada ODHA.
b. Menetapkan kebijakan dan melakukan penggerakan pelaksanaan agar pelayanan HIV AIDS dan PIMS di rutan/lapas/rumah detensi/faskes dari jajaran kemenhukham dilaksanakan sesuai standar.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
79
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 93
Kementerian/Lembaga Peran
Organisasi profesi/organisasi penyedia layanan/dll
a. Menjamin agar pelaksanaan/tatalaksana HIV AIDS dan PIMS oleh anggota organisasi sesuai standar
b. Menjamin agar kegaitan deteksi dini dan pengobatan oleh anggota organisasi dilaporkan pada Dinas Kesehatan setempat
Badan Amil Zakat Nasional
a. Menyalurkan dana bantuan untuk penyediaan pemberian makanan tambahan bagi penderita HIV AIDS dan PIMS
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
a. Menggerakkan pelaksanaaan promosi tentang pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di tingkat desa/kelurahan oleh anggota PKK
Pramuka a. Menggerakkan pelaksanaaan promosi tentang pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di semua gugus depan dan lingkungan sekitar oleh anggota pramuka
Lembaga swadaya masyarakat
a. Mendukung pemerintah dalam mencapai target terhadap indikator nasional yang telah ditetapkan
b. Mendukung inovasi-inovasi yang efektif sesuai dengan potensi dan kapasitas
c. Mendorong harmonisasi program HIV AIDS dan PIMS secara lintas sektor
d. Mendorong pelayanan HIV AIDS dan PIMS yang sesuai standar
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap HIV AIDS dan PIMS dan dalam mencari layanan kesehatan secara proaktif
f. Memobilisasi dukungan, sumber daya, dan upaya dari berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional melalui sebuah skema kemitraan untuk upaya pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia
g. Mempengaruhi kebijakan terkait HIV AIDS dan PIMS melalui advokasi kepada pemangku kepentingan
Civil Society Organization
a. Penemuan/penjangkauan terduga/suspek HIV AIDS dan PIMS
b. Merujuk ke faskes c. Pendampingan minum obat
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 92
Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian Sosial a. Menetapkan kebijakan tentang dukungan bagi pasien HIV AIDS dan PIMS dari keluarga miskin yang antara lain mencakup pemberian makanan tambahan, biaya transport penderita untuk berobat ke faskes
Kementerian Riset dan Teknologi
b. Menetapkan kebijakan tentang topik penelitian berbagai aspek tentang pencegahan, pengendalian dan epidemiologi HIV AIDS dan PIMS, termasuk pengembangan obat dan alat serta bahan untuk diagnosis
Kementerian Perhubungan
a. Menetapkan kebijakan tentang penyediaan sarana, prasaran dan sumber daya untuk pelaksnaan Promosi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS pada semua sarana transportasi
Badan Usaha Milik Negara
a. Menetapkan kebijakan tentang pelayanan HIV AIDS dan PIMS mencakup deteksi dini HIV dan PIMS, tatalaksana dan pengobatan pada pekerja di perusahaan BUMN
Badan Pengawas Obat dan Makanan
a. Melakukan bimbingan dan memberikan solusi terkait kendala pada saat pengembangan ARV
b. Melakukan pemantauan kualitas ARV c. Penguatan farmakovigilans ARV
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
a. Menetapkan kebijakan tentang layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai standar mencakup deteksi dini, pencegahan, tatalaksana dan pengobatan pada semua fasyankes milik POLRI dan penggerakan pelaksanaan
Badan Pengelola Jaminan Kesehatan Nasional
a. Menetapkan kebijakan pembiayaan layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
b. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan pelayanan HIV AIDS dan PIMS yang pembiayaannya ditanggung dalam Jaminan Kesehatan Nasional
Tentara Nasional Indonesia (TNI)
a. Menetapkan kebijakan tentang layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai standar mencakup deteksi dini, pencegahan, tatalaksana dan pengobatan pada semua fasyankes milik TNI
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
80
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 93
Kementerian/Lembaga Peran
Organisasi profesi/organisasi penyedia layanan/dll
a. Menjamin agar pelaksanaan/tatalaksana HIV AIDS dan PIMS oleh anggota organisasi sesuai standar
b. Menjamin agar kegaitan deteksi dini dan pengobatan oleh anggota organisasi dilaporkan pada Dinas Kesehatan setempat
Badan Amil Zakat Nasional
a. Menyalurkan dana bantuan untuk penyediaan pemberian makanan tambahan bagi penderita HIV AIDS dan PIMS
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
a. Menggerakkan pelaksanaaan promosi tentang pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di tingkat desa/kelurahan oleh anggota PKK
Pramuka a. Menggerakkan pelaksanaaan promosi tentang pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di semua gugus depan dan lingkungan sekitar oleh anggota pramuka
Lembaga swadaya masyarakat
a. Mendukung pemerintah dalam mencapai target terhadap indikator nasional yang telah ditetapkan
b. Mendukung inovasi-inovasi yang efektif sesuai dengan potensi dan kapasitas
c. Mendorong harmonisasi program HIV AIDS dan PIMS secara lintas sektor
d. Mendorong pelayanan HIV AIDS dan PIMS yang sesuai standar
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap HIV AIDS dan PIMS dan dalam mencari layanan kesehatan secara proaktif
f. Memobilisasi dukungan, sumber daya, dan upaya dari berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional melalui sebuah skema kemitraan untuk upaya pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia
g. Mempengaruhi kebijakan terkait HIV AIDS dan PIMS melalui advokasi kepada pemangku kepentingan
Civil Society Organization
a. Penemuan/penjangkauan terduga/suspek HIV AIDS dan PIMS
b. Merujuk ke faskes c. Pendampingan minum obat
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 92
Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian Sosial a. Menetapkan kebijakan tentang dukungan bagi pasien HIV AIDS dan PIMS dari keluarga miskin yang antara lain mencakup pemberian makanan tambahan, biaya transport penderita untuk berobat ke faskes
Kementerian Riset dan Teknologi
b. Menetapkan kebijakan tentang topik penelitian berbagai aspek tentang pencegahan, pengendalian dan epidemiologi HIV AIDS dan PIMS, termasuk pengembangan obat dan alat serta bahan untuk diagnosis
Kementerian Perhubungan
a. Menetapkan kebijakan tentang penyediaan sarana, prasaran dan sumber daya untuk pelaksnaan Promosi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS pada semua sarana transportasi
Badan Usaha Milik Negara
a. Menetapkan kebijakan tentang pelayanan HIV AIDS dan PIMS mencakup deteksi dini HIV dan PIMS, tatalaksana dan pengobatan pada pekerja di perusahaan BUMN
Badan Pengawas Obat dan Makanan
a. Melakukan bimbingan dan memberikan solusi terkait kendala pada saat pengembangan ARV
b. Melakukan pemantauan kualitas ARV c. Penguatan farmakovigilans ARV
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)
a. Menetapkan kebijakan tentang layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai standar mencakup deteksi dini, pencegahan, tatalaksana dan pengobatan pada semua fasyankes milik POLRI dan penggerakan pelaksanaan
Badan Pengelola Jaminan Kesehatan Nasional
a. Menetapkan kebijakan pembiayaan layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
b. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan pelayanan HIV AIDS dan PIMS yang pembiayaannya ditanggung dalam Jaminan Kesehatan Nasional
Tentara Nasional Indonesia (TNI)
a. Menetapkan kebijakan tentang layanan HIV AIDS dan PIMS sesuai standar mencakup deteksi dini, pencegahan, tatalaksana dan pengobatan pada semua fasyankes milik TNI
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
81
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 95
e. Mengawasi dan menjamin mutu obat serta laboratorium HIV AIDS dan PIMS.
f. Monitoring, evaluasi dan pembinaan teknis kegiatan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
g. Menyediakan dana untuk kegiatan operasional Pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
h. Menyediakan dana untuk kegiatan peningkatan SDM Pengendalian HIV AIDS dan PIMS terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
4.3.3.2 Peran Tingkat Provinsi
a. Memastikan Program HIV AIDS dan PIMS masuk dalam indikator RPJMD dan Renstra untuk Pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
b. Memastikan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS oleh kabupaten/kota melalui monitoring dan bimbingan teknis.
c. Melaksanakan ketetapan kebijakan dan strategi program pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS sesuai tugas dan fungsi.
d. Menyediakan kebutuhan perbekalan kesehatan, reagensia dan penunjang laboratorium lain untuk penegakan diagnosis TB sebagai penyangga kegiatan atau buffer.
e. Melakukan koordinasi lintas program/lintas sektor dan kemitraan untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS dengan institusi terkait di tingkat provinsi.
f. Mendorong ketersediaan dan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan untuk pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
g. Melakukan pemantauan dan pemantapan mutu atau quality assurance untuk pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosis HIV AIDS dan PIMS.
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pembinaan teknis kegiatan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS, pemantapan surveilans epidemiologi HIV AIDS dan PIMS di tingkat kabupaten/kota.
i. Menyediakan dana untuk kegiatan operasional pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 94
Kementerian/Lembaga Peran
d. Edukasi dan promosi HIV AIDS dan PIMS e. Peningkatan kapasitas pasien HIV AIDS dan PIMS
Pemerintah Desa a. Menentukan prioritas upaya penanggulangan HIV AIDS dan PIMS di tingkat desa yang menjadi bagian dari daftar kewenangan lokal berskala Desa.
b. Memastikan kegiatan prioritas upaya penanggulangan HIV AIDS dan PIMS tingkat desa menjadi bagian dari dokumen perencanaan pembangunan Desa (RPJMDesa, RKPDesa) untuk keberlanjutan program dan dibiayai melalui APBDesa termasuk Dana Desa secara bertahap sampai tahun 2030 (sesuai dengan masa RPJMDesa)
c. Memastikan pendampingan oleh OPD, pendamping professional dan pendamping teknis termasuk upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kegiatan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS secara berkelanjutan.
d. Koordinasi untuk pembinaan dan pengawasan dengan OPD kabupaten/kota
e. Melakukan evaluasi kegiatan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS oleh Desa dan supra Desa secara berkala.
4.3.3 Peran Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota 4.3.3.1 Peran Tingkat Pusat
a. Menetapkan kebijakan dan strategi program penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
b. Melakukan koordinasi lintas program/lintas sektor dan kemitraan untuk kegiatan Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS dengan institusi terkait di tingkat nasional.
c. Memenuhi kebutuhan obat ARV. d. Memenuhi kebutuhan perbekalan kesehatan, reagensia dan
penunjang laboratorium lain untuk penegakan diagnosis HIV dan PIMS sebagai penyangga kegiatan atau buffer.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
82
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 95
e. Mengawasi dan menjamin mutu obat serta laboratorium HIV AIDS dan PIMS.
f. Monitoring, evaluasi dan pembinaan teknis kegiatan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
g. Menyediakan dana untuk kegiatan operasional Pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
h. Menyediakan dana untuk kegiatan peningkatan SDM Pengendalian HIV AIDS dan PIMS terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
4.3.3.2 Peran Tingkat Provinsi
a. Memastikan Program HIV AIDS dan PIMS masuk dalam indikator RPJMD dan Renstra untuk Pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
b. Memastikan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS oleh kabupaten/kota melalui monitoring dan bimbingan teknis.
c. Melaksanakan ketetapan kebijakan dan strategi program pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS sesuai tugas dan fungsi.
d. Menyediakan kebutuhan perbekalan kesehatan, reagensia dan penunjang laboratorium lain untuk penegakan diagnosis TB sebagai penyangga kegiatan atau buffer.
e. Melakukan koordinasi lintas program/lintas sektor dan kemitraan untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS dengan institusi terkait di tingkat provinsi.
f. Mendorong ketersediaan dan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan untuk pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
g. Melakukan pemantauan dan pemantapan mutu atau quality assurance untuk pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosis HIV AIDS dan PIMS.
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pembinaan teknis kegiatan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS, pemantapan surveilans epidemiologi HIV AIDS dan PIMS di tingkat kabupaten/kota.
i. Menyediakan dana untuk kegiatan operasional pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 94
Kementerian/Lembaga Peran
d. Edukasi dan promosi HIV AIDS dan PIMS e. Peningkatan kapasitas pasien HIV AIDS dan PIMS
Pemerintah Desa a. Menentukan prioritas upaya penanggulangan HIV AIDS dan PIMS di tingkat desa yang menjadi bagian dari daftar kewenangan lokal berskala Desa.
b. Memastikan kegiatan prioritas upaya penanggulangan HIV AIDS dan PIMS tingkat desa menjadi bagian dari dokumen perencanaan pembangunan Desa (RPJMDesa, RKPDesa) untuk keberlanjutan program dan dibiayai melalui APBDesa termasuk Dana Desa secara bertahap sampai tahun 2030 (sesuai dengan masa RPJMDesa)
c. Memastikan pendampingan oleh OPD, pendamping professional dan pendamping teknis termasuk upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kegiatan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS secara berkelanjutan.
d. Koordinasi untuk pembinaan dan pengawasan dengan OPD kabupaten/kota
e. Melakukan evaluasi kegiatan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS oleh Desa dan supra Desa secara berkala.
4.3.3 Peran Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota 4.3.3.1 Peran Tingkat Pusat
a. Menetapkan kebijakan dan strategi program penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
b. Melakukan koordinasi lintas program/lintas sektor dan kemitraan untuk kegiatan Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS dengan institusi terkait di tingkat nasional.
c. Memenuhi kebutuhan obat ARV. d. Memenuhi kebutuhan perbekalan kesehatan, reagensia dan
penunjang laboratorium lain untuk penegakan diagnosis HIV dan PIMS sebagai penyangga kegiatan atau buffer.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
83
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 96
4.3.3.3 Peran Tingkat Kabupaten/Kota a. Memastikan Program HIV AIDS dan PIMS masuk dalam
indikator RPJMD dan Renstra untuk Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
b. Melaksanakan ketetapan kebijakan dan strategi program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang telah diterbitkan oleh Kementerian.
c. Menjamin pelaksanaan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS. d. Menyediakan kebutuhan perbekalan kesehatan dan bahan
pendukung diagnosis. e. Menyediakan kebutuhan pendanaan untuk operasional
program Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS. f. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor serta
jejaring kemitraan untuk kegiatan Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS dengan institusi terkait di tingkat kabupaten.
g. Menyediakan kebutuhan Pendanaan kegiatan peningkatan SDM Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di wilayahnya.
h. Menyediakan bahan untuk promosi HIV AIDS dan PIMS.
BAB
5 | R
enca
na O
pera
sion
al
Stra
tegi
-1: P
engu
atan
kom
itmen
dari
kem
ente
rian/
lemba
ga ya
ng te
rkait
di ti
ngka
t pus
at, p
rovi
nsi d
an ka
bupa
ten/
kota
No
Kegi
atan
Sub
Kegi
atan
Pe
laks
ana
Utam
a Ti
ngka
t Pe
laks
ana
Wak
tu
Pela
ksan
aan
Inte
rven
si 1.
1 Ad
voka
si ke
bija
kan
dan
tent
ang
pent
ingn
ya d
ukun
gan
sum
ber
daya
yan
g cu
kup
untu
k pe
nceg
ahan
dan
pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
agar
terc
apai
redu
ksi I
MS
dan
elim
inas
i HIV
tahu
n 20
30
1.1.
1 M
empe
rkua
t ker
jasa
ma
linta
s Org
anisa
si Pe
mer
inta
h Da
erah
dal
am
Penc
egah
an d
an
Peng
enda
lian
HIV
AIDS
&
PIM
S ag
ar te
rsed
ia
duku
ngan
sum
ber d
aya
guna
pen
capa
ian
targ
et
Stan
dar P
elay
anan
M
inim
al R
isiko
HIV
1.1.
1.1
Mel
akuk
an a
dvok
asi
kepa
da ja
jara
n lin
tas
prog
ram
dan
sekt
or d
i tin
gkat
pu
sat/
prov
insi/
kabu
pate
n/ko
ta
Kem
enko
PM
K da
n Ke
men
kes,
Dink
es P
rovi
nsi
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
84
BAB
5 | R
enca
na O
pera
sion
al
Stra
tegi
-1: P
engu
atan
kom
itmen
dari
kem
enter
ian/le
mba
ga ya
ng te
rkait
di tin
gkat
pusa
t, pro
vinsi
dan k
abup
aten
/kot
a No
Ke
giata
n
Sub
Kegia
tan
Pela
ksan
a Uta
ma
Ting
kat
Pela
ksan
a W
aktu
Pe
laks
anaa
n
Inte
rven
si 1.
1 Ad
voka
si ke
bija
kan
dan
tent
ang
pent
ingn
ya d
ukun
gan
sum
ber
daya
yan
g cu
kup
untu
k pe
nceg
ahan
dan
pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS a
gar t
erca
pai r
eduk
si IM
S dan
elim
inas
i HIV
tahu
n 20
30
1.1.
1 M
empe
rkua
t ker
jasa
ma
linta
s Org
anisa
si Pe
mer
inta
h Da
erah
dala
m
Penc
egah
an d
an
Peng
enda
lian
HIV
AIDS
&
PIM
S aga
r ter
sedi
a du
kung
an su
mbe
r day
a gu
na p
enca
paian
targ
et
Stan
dar P
elay
anan
M
inim
al R
isiko
HIV
1.1.
1.1
Mel
akuk
an ad
voka
si ke
pada
jaja
ran
linta
s pr
ogra
m d
an se
ktor
di
tingk
at
pusa
t/pr
ovin
si/ka
bupa
ten/
kota
Kem
enko
PM
K da
n Ke
men
kes,
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 96
4.3.3.3 Peran Tingkat Kabupaten/Kota a. Memastikan Program HIV AIDS dan PIMS masuk dalam
indikator RPJMD dan Renstra untuk Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
b. Melaksanakan ketetapan kebijakan dan strategi program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang telah diterbitkan oleh Kementerian.
c. Menjamin pelaksanaan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS. d. Menyediakan kebutuhan perbekalan kesehatan dan bahan
pendukung diagnosis. e. Menyediakan kebutuhan pendanaan untuk operasional
program Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS. f. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor serta
jejaring kemitraan untuk kegiatan Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS dengan institusi terkait di tingkat kabupaten.
g. Menyediakan kebutuhan Pendanaan kegiatan peningkatan SDM Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di wilayahnya.
h. Menyediakan bahan untuk promosi HIV AIDS dan PIMS.
BAB
5 | R
enca
na O
pera
sion
al
Stra
tegi
-1: P
engu
atan
kom
itmen
dari
kem
ente
rian/
lemba
ga ya
ng te
rkait
di ti
ngka
t pus
at, p
rovi
nsi d
an ka
bupa
ten/
kota
No
Kegi
atan
Sub
Kegi
atan
Pe
laks
ana
Utam
a Ti
ngka
t Pe
laks
ana
Wak
tu
Pela
ksan
aan
Inte
rven
si 1.
1 Ad
voka
si ke
bija
kan
dan
tent
ang
pent
ingn
ya d
ukun
gan
sum
ber
daya
yan
g cu
kup
untu
k pe
nceg
ahan
dan
pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
agar
terc
apai
redu
ksi I
MS
dan
elim
inas
i HIV
tahu
n 20
30
1.1.
1 M
empe
rkua
t ker
jasa
ma
linta
s Org
anisa
si Pe
mer
inta
h Da
erah
dal
am
Penc
egah
an d
an
Peng
enda
lian
HIV
AIDS
&
PIM
S ag
ar te
rsed
ia
duku
ngan
sum
ber d
aya
guna
pen
capa
ian
targ
et
Stan
dar P
elay
anan
M
inim
al R
isiko
HIV
1.1.
1.1
Mel
akuk
an a
dvok
asi
kepa
da ja
jara
n lin
tas
prog
ram
dan
sekt
or d
i tin
gkat
pu
sat/
prov
insi/
kabu
pate
n/ko
ta
Kem
enko
PM
K da
n Ke
men
kes,
Dink
es P
rovi
nsi
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
85RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
99
1.1.
3 Ad
voka
si pe
ngua
tan
kom
pete
nsi t
enag
a med
is da
lam ta
tala
ksan
a HIV
AI
DS &
PIM
S
1.1.
3.1
Mel
akuk
an ad
voka
si ke
ja
jara
n Fa
kulta
s Ke
dokt
eran
, ikat
an p
rofe
si,
dan
perh
impu
nan
sem
inat
da
lam p
engu
atan
ko
mpe
tens
i ten
aga m
edis
dalam
tata
laks
ana H
IV
AIDS
& P
IMS
Kem
endi
kbud
dan
Ke
men
kes
Pusa
t 20
21-2
024
1.1.
3.2
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i Roa
dmap
Na
siona
l HIV
AID
S dan
PI
MS t
ahun
202
0-20
30 d
an
pedo
man
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PI
MS
Kem
enke
s (Di
tjen
P2P)
Pu
sat
202
0-20
21
Inte
rven
si 1.
2 Pe
ngua
tan
Kapa
sitas
kem
ente
rian/
lem
baga
terk
ait d
an p
emer
inta
h da
erah
unt
uk m
enca
pai r
eduk
si PI
MS
dem
i te
rwuj
udny
a el
imin
asi H
IV 2
030
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
98
1.1.
1.2
Mel
akuk
an p
erte
mua
n la
njut
an ad
voka
si un
tuk
kons
olid
asi d
an ko
ordi
nasi
LP/L
S
Kem
enke
s Di
nkes
Pro
v Di
nkes
Kab
/Kot
a
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
1.1.
2 M
empe
rkua
t kom
itmen
ja
jara
n pe
mer
inta
h da
lam
mew
ujud
kan
ters
edian
ya
alok
asi s
umbe
r day
a da
lam d
okum
en re
smi
untu
k P2
HIV
AIDS
& P
IMS
guna
men
capa
i red
uksi
PIM
S dan
elim
inas
i HIV
20
30
1.1.
2.1
Mel
akuk
an p
erte
mua
n un
tuk m
engg
alan
g ko
mitm
en ya
ng d
ihad
iri
oleh
pim
pina
n da
erah
agar
te
rsed
ia alo
kasi
sum
ber
daya
yang
cuku
p un
tuk P
2 HI
V AI
DS d
an P
IMS d
i m
asin
g-m
asin
g dae
rah
Bapp
enas
, Ke
men
dagr
i dan
Ke
men
kes
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
1.1.
2.2
Mel
akuk
an p
erte
mua
n pe
nyus
unan
dok
umen
pe
renc
anaa
n be
rjenj
ang
dari
desa
, kec
amat
an,
kabu
pate
n ko
ta, p
rovin
si da
n pu
sat
Kem
enda
gri
Bapp
eda P
rov d
an
Kab/
Kota
Di
nkes
Pro
v Di
nkes
Kab
/Kot
a
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
, Ke
cam
atan
, De
sa/K
elur
aha
n
2021
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
86
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
99
1.1.
3 Ad
voka
si pe
ngua
tan
kom
pete
nsi t
enag
a med
is da
lam ta
tala
ksan
a HIV
AI
DS &
PIM
S
1.1.
3.1
Mel
akuk
an ad
voka
si ke
ja
jara
n Fa
kulta
s Ke
dokt
eran
, ikat
an p
rofe
si,
dan
perh
impu
nan
sem
inat
da
lam p
engu
atan
ko
mpe
tens
i ten
aga m
edis
dalam
tata
laks
ana H
IV
AIDS
& P
IMS
Kem
endi
kbud
dan
Ke
men
kes
Pusa
t 20
21-2
024
1.1.
3.2
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i Roa
dmap
Na
siona
l HIV
AID
S dan
PI
MS t
ahun
202
0-20
30 d
an
pedo
man
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PI
MS
Kem
enke
s (Di
tjen
P2P)
Pu
sat
202
0-20
21
Inte
rven
si 1.
2 Pe
ngua
tan
Kapa
sitas
kem
ente
rian/
lem
baga
terk
ait d
an p
emer
inta
h da
erah
unt
uk m
enca
pai r
eduk
si PI
MS
dem
i te
rwuj
udny
a el
imin
asi H
IV 2
030
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
98
1.1.
1.2
Mel
akuk
an p
erte
mua
n la
njut
an ad
voka
si un
tuk
kons
olid
asi d
an ko
ordi
nasi
LP/L
S
Kem
enke
s Di
nkes
Pro
v Di
nkes
Kab
/Kot
a
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
1.1.
2 M
empe
rkua
t kom
itmen
ja
jara
n pe
mer
inta
h da
lam
mew
ujud
kan
ters
edian
ya
alok
asi s
umbe
r day
a da
lam d
okum
en re
smi
untu
k P2
HIV
AIDS
& P
IMS
guna
men
capa
i red
uksi
PIM
S dan
elim
inas
i HIV
20
30
1.1.
2.1
Mel
akuk
an p
erte
mua
n un
tuk m
engg
alan
g ko
mitm
en ya
ng d
ihad
iri
oleh
pim
pina
n da
erah
agar
te
rsed
ia alo
kasi
sum
ber
daya
yang
cuku
p un
tuk P
2 HI
V AI
DS d
an P
IMS d
i m
asin
g-m
asin
g dae
rah
Bapp
enas
, Ke
men
dagr
i dan
Ke
men
kes
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
1.1.
2.2
Mel
akuk
an p
erte
mua
n pe
nyus
unan
dok
umen
pe
renc
anaa
n be
rjenj
ang
dari
desa
, kec
amat
an,
kabu
pate
n ko
ta, p
rovin
si da
n pu
sat
Kem
enda
gri
Bapp
eda P
rov d
an
Kab/
Kota
Di
nkes
Pro
v Di
nkes
Kab
/Kot
a
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
, Ke
cam
atan
, De
sa/K
elur
aha
n
2021
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
87
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
101
kebe
rhas
ilan
dalam
pe
mba
ngun
an ke
seha
tan
1.2.
1.3
Mel
akuk
an p
erte
mua
n un
tuk m
emba
has a
gar
pres
tasi
dalam
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS m
enja
di sa
lah
satu
krite
ria (m
isaln
ya
men
ggam
bark
an p
rest
asi
dalam
men
ghap
us
stigm
atisa
si da
n di
skrim
inas
i pad
a ODH
A)
dalam
pem
beria
n ap
resia
si pa
da in
divid
u/ke
lom
pok
mas
yara
kat/o
rgan
isasi
kem
asya
raka
tan
atas
per
an
serta
nya d
alam
pe
mba
ngun
an ke
seha
tan
Kem
enda
gri
Kem
enke
s (Bi
ro
Kom
unika
si &
Yanm
as d
an D
itjen
P2
P)
Pusa
t 20
21-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
100
1.2.
1 Ka
jian
pela
ksan
aan
peru
ndan
gan
yang
ada
tent
ang H
IV A
IDS d
an
PIM
S unt
uk
men
giden
tifika
si ke
ndal
a,
mas
alah
dan
solu
si gu
na
mem
astik
an te
rcap
ainya
re
duks
i PIM
S dem
i te
rwuj
udny
a elim
inas
i HIV
20
30
1.2.
1.1
Mel
akuk
an p
erte
mua
n un
tuk m
engk
aji,
men
gana
lisis
kend
ala d
an
ham
bata
n pe
laksa
naan
re
gula
si te
rkai
t HIV
AID
S da
n PI
MS d
i mas
ing-
mas
ing
kelo
mpo
k mas
yara
kat
Kem
enda
gri,
Kem
enku
mha
m,
Kem
enke
s (Bi
ro
Huko
r dan
Ditj
en
P2P)
,
Dink
es P
rovin
si,
Dink
es K
ab/K
ota.
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21 -2
024
1.2.
1.2
Mel
akuk
an p
erte
mua
n un
tuk m
emba
has a
gar
pres
tasi
dalam
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS m
enja
di sa
lah
satu
krite
ria (a
.l m
engg
amba
rkan
ke
patu
han
dalam
m
elak
sana
kan
pera
tura
n pe
rund
anga
n) d
alam
pe
mbe
rian
apre
siasi
pada
ja
jara
n pe
mer
inta
h at
as
Kem
enda
gri
Kem
enke
s (Bi
ro
Kom
unika
si &
Yanm
as d
an D
itjen
P2
P)
Pusa
t 20
21-2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
88
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
101
kebe
rhas
ilan
dalam
pe
mba
ngun
an ke
seha
tan
1.2.
1.3
Mel
akuk
an p
erte
mua
n un
tuk m
emba
has a
gar
pres
tasi
dalam
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS m
enja
di sa
lah
satu
krite
ria (m
isaln
ya
men
ggam
bark
an p
rest
asi
dalam
men
ghap
us
stigm
atisa
si da
n di
skrim
inas
i pad
a ODH
A)
dalam
pem
beria
n ap
resia
si pa
da in
divid
u/ke
lom
pok
mas
yara
kat/o
rgan
isasi
kem
asya
raka
tan
atas
per
an
serta
nya d
alam
pe
mba
ngun
an ke
seha
tan
Kem
enda
gri
Kem
enke
s (Bi
ro
Kom
unika
si &
Yanm
as d
an D
itjen
P2
P)
Pusa
t 20
21-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
100
1.2.
1 Ka
jian
pela
ksan
aan
peru
ndan
gan
yang
ada
tent
ang H
IV A
IDS d
an
PIM
S unt
uk
men
giden
tifika
si ke
ndal
a,
mas
alah
dan
solu
si gu
na
mem
astik
an te
rcap
ainya
re
duks
i PIM
S dem
i te
rwuj
udny
a elim
inas
i HIV
20
30
1.2.
1.1
Mel
akuk
an p
erte
mua
n un
tuk m
engk
aji,
men
gana
lisis
kend
ala d
an
ham
bata
n pe
laksa
naan
re
gula
si te
rkai
t HIV
AID
S da
n PI
MS d
i mas
ing-
mas
ing
kelo
mpo
k mas
yara
kat
Kem
enda
gri,
Kem
enku
mha
m,
Kem
enke
s (Bi
ro
Huko
r dan
Ditj
en
P2P)
,
Dink
es P
rovin
si,
Dink
es K
ab/K
ota.
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21 -2
024
1.2.
1.2
Mel
akuk
an p
erte
mua
n un
tuk m
emba
has a
gar
pres
tasi
dalam
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS m
enja
di sa
lah
satu
krite
ria (a
.l m
engg
amba
rkan
ke
patu
han
dalam
m
elak
sana
kan
pera
tura
n pe
rund
anga
n) d
alam
pe
mbe
rian
apre
siasi
pada
ja
jara
n pe
mer
inta
h at
as
Kem
enda
gri
Kem
enke
s (Bi
ro
Kom
unika
si &
Yanm
as d
an D
itjen
P2
P)
Pusa
t 20
21-2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
89
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
103
1.2.
3 Te
rsed
ianya
pe
dom
an
dalam
im
plem
enta
si P2
HI
V AI
DS &
PIM
S se
suai
jenj
ang
pelay
anan
&a
dmin
istra
si
1.2.
3.1
Peny
usun
an,
pene
rbita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an
tent
ang
kese
lam
atan
dan
ke
seha
tan
kerja
da
lam
UKM
dan
UKP
terk
ait P
2HIV
AI
DS &
PIM
S
Kem
enak
er
Kem
enke
s (Di
tjen
P2P,
Ditj
en Y
anke
s da
n Di
tjen
Kesm
as)
Pusa
t, Pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
2021
-202
4
1.2.
3.2
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i ped
oman
te
ntan
g pem
biay
aan
kese
hata
n UK
P da
n UK
M
terk
ait p
elay
anan
HIV
AID
S da
n PI
MS y
ang t
erin
tegr
asi,
men
caku
p pe
ncat
atan
pe
lapo
ran
terk
ait J
KN
sehi
ngga
dat
a dap
at
diak
ses o
leh
mas
ayar
akat
Bapp
enas
Ke
men
keu
Kem
enke
s (Itj
en,
Rore
n)
Pusa
t, Pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
2021
-202
4
1.2.
3.3
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
duku
ngan
kelu
arga
, ke
lom
pok d
an m
asya
raka
t ke
pada
ODH
A da
lam P
2
Kem
enko
PM
K BK
KBN
Kem
enke
s Ke
men
dagr
i
Pusa
t, Pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
2021
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
102
1.2.
2 M
emba
ngun
kem
andi
rian
ODHA
dal
am
men
dapa
tkan
pel
ayan
an
HIV
AIDS
term
asuk
ART
da
n so
sialis
asi k
epad
a pe
tuga
s fas
ilitas
pe
laya
nan
kese
hata
n te
rkai
t kem
andi
rian
ODHA
da
lam m
enda
patk
an
pela
yana
n HI
V AI
DS
term
asuk
ART
1.2.
2.1
Mem
bang
un ke
man
diria
n OD
HA m
elal
ui ko
mun
ikasi,
in
form
asi d
an e
duka
si da
lam m
enda
patk
an
pela
yana
n HI
V AI
DS
term
asuk
ART
Kem
en P
AN
Kem
enda
gri
Kem
enak
er
Kem
enke
s TN
I/POL
RI
Kem
en B
UMN
Kem
enag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
M
asya
raka
t
2021
-202
4
1.2.
2.2
Sosia
lisas
i kep
ada
selu
ruh
petu
gas d
i fas
ilitas
pe
laya
nan
kese
hata
n te
rkai
t kem
andi
rian
ODHA
da
lam m
enda
patk
an
pela
yana
n HI
V AI
DS
term
asuk
pen
obat
an A
RT
Kem
en P
AN
Kem
enda
gri
Kem
enak
er
Kem
enke
s TN
I/POL
RI
Kem
en B
UMN
Kem
enag
Ke
men
info
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kab/
Kota
M
asya
raka
t 20
21-2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
90
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
103
1.2.
3 Te
rsed
ianya
pe
dom
an
dalam
im
plem
enta
si P2
HI
V AI
DS &
PIM
S se
suai
jenj
ang
pelay
anan
&a
dmin
istra
si
1.2.
3.1
Peny
usun
an,
pene
rbita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an
tent
ang
kese
lam
atan
dan
ke
seha
tan
kerja
da
lam
UKM
dan
UKP
terk
ait P
2HIV
AI
DS &
PIM
S
Kem
enak
er
Kem
enke
s (Di
tjen
P2P,
Ditj
en Y
anke
s da
n Di
tjen
Kesm
as)
Pusa
t, Pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
2021
-202
4
1.2.
3.2
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i ped
oman
te
ntan
g pem
biay
aan
kese
hata
n UK
P da
n UK
M
terk
ait p
elay
anan
HIV
AID
S da
n PI
MS y
ang t
erin
tegr
asi,
men
caku
p pe
ncat
atan
pe
lapo
ran
terk
ait J
KN
sehi
ngga
dat
a dap
at
diak
ses o
leh
mas
ayar
akat
Bapp
enas
Ke
men
keu
Kem
enke
s (Itj
en,
Rore
n)
Pusa
t, Pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
2021
-202
4
1.2.
3.3
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
duku
ngan
kelu
arga
, ke
lom
pok d
an m
asya
raka
t ke
pada
ODH
A da
lam P
2
Kem
enko
PM
K BK
KBN
Kem
enke
s Ke
men
dagr
i
Pusa
t, Pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
2021
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
102
1.2.
2 M
emba
ngun
kem
andi
rian
ODHA
dal
am
men
dapa
tkan
pel
ayan
an
HIV
AIDS
term
asuk
ART
da
n so
sialis
asi k
epad
a pe
tuga
s fas
ilitas
pe
laya
nan
kese
hata
n te
rkai
t kem
andi
rian
ODHA
da
lam m
enda
patk
an
pela
yana
n HI
V AI
DS
term
asuk
ART
1.2.
2.1
Mem
bang
un ke
man
diria
n OD
HA m
elal
ui ko
mun
ikasi,
in
form
asi d
an e
duka
si da
lam m
enda
patk
an
pela
yana
n HI
V AI
DS
term
asuk
ART
Kem
en P
AN
Kem
enda
gri
Kem
enak
er
Kem
enke
s TN
I/POL
RI
Kem
en B
UMN
Kem
enag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
M
asya
raka
t
2021
-202
4
1.2.
2.2
Sosia
lisas
i kep
ada
selu
ruh
petu
gas d
i fas
ilitas
pe
laya
nan
kese
hata
n te
rkai
t kem
andi
rian
ODHA
da
lam m
enda
patk
an
pela
yana
n HI
V AI
DS
term
asuk
pen
obat
an A
RT
Kem
en P
AN
Kem
enda
gri
Kem
enak
er
Kem
enke
s TN
I/POL
RI
Kem
en B
UMN
Kem
enag
Ke
men
info
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kab/
Kota
M
asya
raka
t 20
21-2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
91
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
105
PIM
S yan
g men
caku
p as
pek b
iom
edis,
per
ilaku
da
n m
anaj
eria
l
1.2.
3.7
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
kola
bora
si H
IV d
enga
n ko
mor
bid
lain
nya
Kem
enke
s Pu
sat
2021
-202
2
1.2.
3.8
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
man
ajem
en lo
gistik
HIV
AI
DS d
an P
IMS
Kem
enke
s Pu
sat
2020
1.2.
3.9
Peny
usun
an
stra
tegi
dan
pedo
man
/jukn
is un
tuk
notif
ikasi
pasa
ngan
risi
ko
tingg
i
Kem
enke
s Pu
sat
2020
1.2.
4 Pe
rum
usan
ke
bija
kan
tent
ang H
IV A
IDS d
an PI
MS
terk
ait
popu
lasi
dan
tem
pat-t
empa
t khu
sus
1.2.
4.1
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
HIV
AIDS
da
n PI
MS d
i tem
pat k
erja
Kem
enke
s
Kem
anak
er
Pusa
t 20
21-2
022
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
104
HIV
AIDS
dan
PIM
S aga
r m
empu
nyai
rasa
per
caya
di
ri, te
tap
bers
eman
gat,
aktif
dan
pro
dukt
if se
rta
patu
h be
roba
t
1.2.
3.4
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
mon
itorin
g dan
eva
luas
i pe
laks
anaa
n ke
bija
kan
P2
HIV
AIDS
dan
PIM
S
Kem
enke
s (Pu
sat
Anal
isis
Dete
rmin
an
Kese
hata
n (P
ADK)
da
n Di
tjen
P2P)
Ke
men
keu
Pusa
t, Pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
2020
-202
1
1.2.
3.5
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
penc
egah
an d
an te
stin
g HI
V AI
DS d
an P
IMS p
ada
popu
lasi
umum
dan
rent
an
Kem
enke
s Pu
sat
2020
1.2.
3.6
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
penc
egah
an H
IV A
IDS d
an
Kem
enke
s P
usat
20
21
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
92
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
105
PIM
S yan
g men
caku
p as
pek b
iom
edis,
per
ilaku
da
n m
anaj
eria
l
1.2.
3.7
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
kola
bora
si H
IV d
enga
n ko
mor
bid
lain
nya
Kem
enke
s Pu
sat
2021
-202
2
1.2.
3.8
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
man
ajem
en lo
gistik
HIV
AI
DS d
an P
IMS
Kem
enke
s Pu
sat
2020
1.2.
3.9
Peny
usun
an
stra
tegi
dan
pedo
man
/jukn
is un
tuk
notif
ikasi
pasa
ngan
risi
ko
tingg
i
Kem
enke
s Pu
sat
2020
1.2.
4 Pe
rum
usan
ke
bija
kan
tent
ang H
IV A
IDS d
an PI
MS
terk
ait
popu
lasi
dan
tem
pat-t
empa
t khu
sus
1.2.
4.1
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
HIV
AIDS
da
n PI
MS d
i tem
pat k
erja
Kem
enke
s
Kem
anak
er
Pusa
t 20
21-2
022
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
104
HIV
AIDS
dan
PIM
S aga
r m
empu
nyai
rasa
per
caya
di
ri, te
tap
bers
eman
gat,
aktif
dan
pro
dukt
if se
rta
patu
h be
roba
t
1.2.
3.4
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
mon
itorin
g dan
eva
luas
i pe
laks
anaa
n ke
bija
kan
P2
HIV
AIDS
dan
PIM
S
Kem
enke
s (Pu
sat
Anal
isis
Dete
rmin
an
Kese
hata
n (P
ADK)
da
n Di
tjen
P2P)
Ke
men
keu
Pusa
t, Pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
2020
-202
1
1.2.
3.5
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
penc
egah
an d
an te
stin
g HI
V AI
DS d
an P
IMS p
ada
popu
lasi
umum
dan
rent
an
Kem
enke
s Pu
sat
2020
1.2.
3.6
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
tent
ang
penc
egah
an H
IV A
IDS d
an
Kem
enke
s P
usat
20
21
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
93
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
107
1.2.
4.6
Mel
akuk
an
koor
dina
si pe
renc
anaa
n da
n m
anaj
emen
kol
abor
asi
TB
HIV
seca
ra b
erje
njan
g
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
Stra
tegi
-2: P
enin
gkata
n dan
perlu
asan
akse
s mas
yara
kat p
ada l
ayan
an sk
rining
, diag
nosti
k dan
peng
obata
n HIV
AID
S dan
PI
MS ya
ng ko
mpr
ehen
sif da
n ber
mut
u
Inte
rven
si 2.
1 M
engu
paya
kan
ters
edia
nya
laya
nan
pem
erin
tah
dan
swas
ta u
ntuk
pen
cega
han
dan
skrin
ing
HIV
AIDS
dan
PIM
S ya
ng d
apat
dia
kses
ole
h se
luru
h m
asya
raka
t di 5
14 K
ab/K
ota
oleh
pem
erin
tah
daer
ah
2.1.
1 Pe
ning
kata
n ka
pasit
as d
an
kom
pete
nsi
layan
an
Mam
pu S
krin
ing
HIV
AIDS
da
n PI
MS
untu
k m
asya
raka
t
2.1.
1.1
Mel
akuk
an So
sialis
asi d
an
Pere
ncan
aan
Pene
rapa
n SP
M ke
pada
Din
as
Kese
hata
n da
n st
akeh
olde
r sec
ara
berje
njan
g
Kem
enda
gri
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Bapp
eda P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Bapp
eda K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
20-2
024
2.1.
1.2
Mel
akuk
an S
krin
ing
HIV
AIDS
da
n PI
MS
bagi
mas
yara
kat
seba
gaim
ana
diam
anat
kan
dalam
SPM
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rovin
si
Fasy
anke
s 20
20-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
106
1.2.
4.2
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
HIV
AIDS
da
n PI
MS u
ntuk
pop
ulas
i m
igran
Kem
enke
s
Kem
enak
er
Pusa
t 20
20-2
021
1.2.
4.3
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
HIV
AIDS
da
n PI
MS u
ntuk
rem
aja
popu
lasi
kunc
i
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
1
1.2.
4.4
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
HIV
AIDS
da
n PI
MS u
ntuk
lapa
s, ru
tan,
pan
ti, se
kola
h be
rasr
ama
Kem
enke
s
Kem
enhu
kham
Kem
enso
s
Kem
endi
kbud
Kem
enag
Pusa
t 20
20-2
021
1.2.
4.5
Peng
emba
ngan
st
rate
gi da
n m
ater
i ko
mun
ikasi
untu
k pro
mos
i TB
HIV
Kem
enke
s Pu
sat
2020
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
94
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
107
1.2.
4.6
Mel
akuk
an
koor
dina
si pe
renc
anaa
n da
n m
anaj
emen
kol
abor
asi
TB
HIV
seca
ra b
erje
njan
g
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21-2
024
Stra
tegi
-2: P
enin
gkata
n dan
perlu
asan
akse
s mas
yara
kat p
ada l
ayan
an sk
rining
, diag
nosti
k dan
peng
obata
n HIV
AID
S dan
PI
MS ya
ng ko
mpr
ehen
sif da
n ber
mut
u
Inte
rven
si 2.
1 M
engu
paya
kan
ters
edia
nya
laya
nan
pem
erin
tah
dan
swas
ta u
ntuk
pen
cega
han
dan
skrin
ing
HIV
AIDS
dan
PIM
S ya
ng d
apat
dia
kses
ole
h se
luru
h m
asya
raka
t di 5
14 K
ab/K
ota
oleh
pem
erin
tah
daer
ah
2.1.
1 Pe
ning
kata
n ka
pasit
as d
an
kom
pete
nsi
layan
an
Mam
pu S
krin
ing
HIV
AIDS
da
n PI
MS
untu
k m
asya
raka
t
2.1.
1.1
Mel
akuk
an So
sialis
asi d
an
Pere
ncan
aan
Pene
rapa
n SP
M ke
pada
Din
as
Kese
hata
n da
n st
akeh
olde
r sec
ara
berje
njan
g
Kem
enda
gri
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Bapp
eda P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Bapp
eda K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
20-2
024
2.1.
1.2
Mel
akuk
an S
krin
ing
HIV
AIDS
da
n PI
MS
bagi
mas
yara
kat
seba
gaim
ana
diam
anat
kan
dalam
SPM
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rovin
si
Fasy
anke
s 20
20-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
106
1.2.
4.2
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
HIV
AIDS
da
n PI
MS u
ntuk
pop
ulas
i m
igran
Kem
enke
s
Kem
enak
er
Pusa
t 20
20-2
021
1.2.
4.3
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
HIV
AIDS
da
n PI
MS u
ntuk
rem
aja
popu
lasi
kunc
i
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
1
1.2.
4.4
Peny
usun
an, p
ener
bita
n da
n di
sem
inas
i pe
dom
an/ju
knis
HIV
AIDS
da
n PI
MS u
ntuk
lapa
s, ru
tan,
pan
ti, se
kola
h be
rasr
ama
Kem
enke
s
Kem
enhu
kham
Kem
enso
s
Kem
endi
kbud
Kem
enag
Pusa
t 20
20-2
021
1.2.
4.5
Peng
emba
ngan
st
rate
gi da
n m
ater
i ko
mun
ikasi
untu
k pro
mos
i TB
HIV
Kem
enke
s Pu
sat
2020
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
95
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
109
2.1.
1.6
Klin
ik Pe
rusa
han
mam
pu
mel
akuk
an sk
rinin
g HIV
AI
DS d
an P
IMS k
epad
a Pe
kerja
Klin
ik Pe
rusa
haan
Kem
anak
er
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.1.
1.7
Mel
akuk
an je
jarin
g an
tara
Klin
ik pe
rusa
haan
de
ngan
laya
nan
kese
hata
n di
wila
yahn
ya
guna
men
unja
ng
kete
rsed
iaan
akse
s pe
ngob
atan
HIV
kepa
da
tena
ga ke
rja ya
ng ad
a da
n up
aya
penc
egah
an
penu
lara
nnya
Klin
ik Pe
rusa
haan
Kem
anak
er
Fasil
itas
Pela
yana
n Ke
seha
tan
Dink
es ka
b/ko
ta
Dink
es P
rovin
si
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.1.
2 M
emas
tikan
ib
u ha
mil
men
dapa
tkan
pe
layan
an
sesu
ai st
anda
r te
rmas
uk
tes H
IV, S
ifilis
dan H
epat
itis
B se
cara
in
clusiv
e di
fa
syan
kes
pem
erin
tah
2.1.
2.1
Sosia
lisas
i pen
jang
kaua
n ib
u ha
mil a
gar t
arge
t SPM
da
n tri
ple
elim
inas
i te
rcap
ai ke
pada
jaja
ran
dina
s dan
fasy
anke
s ser
ta
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi,
Ka
b/Ko
ta
2020
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
108
oleh
FK
TP
dan
FKRT
L te
rmas
uk T
NI d
an P
olri
Ke
men
kes
Kem
enda
gri
TNI/P
olri
2.1.
1.3
Mel
akuk
an
skrin
ing
HIV
AIDS
dan
PIM
S ba
gi W
BP
di L
apas
Kem
enku
mha
m
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
20-2
024
2.1.
1.4
Mel
akuk
an P
enyu
luha
n da
n sk
rinin
g WBP
ole
h te
naga
kese
hata
n di
lapa
s
Dink
es P
rovin
si
Kanw
il Ke
mku
mha
m
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi,
Ka
b/Ko
ta
2020
-202
4
2.1.
1.5
Mel
akuk
an je
jarin
g an
tara
lapa
s dan
Laya
nan
Kese
hata
n se
tem
pat
sete
mpa
t gun
a m
enun
jang
pel
aksa
aan
diag
nost
ic ba
gi W
BP d
an
akse
s pen
goba
tan
serta
up
aya
penc
egah
an
penu
lara
n
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
96
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
109
2.1.
1.6
Klin
ik Pe
rusa
han
mam
pu
mel
akuk
an sk
rinin
g HIV
AI
DS d
an P
IMS k
epad
a Pe
kerja
Klin
ik Pe
rusa
haan
Kem
anak
er
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.1.
1.7
Mel
akuk
an je
jarin
g an
tara
Klin
ik pe
rusa
haan
de
ngan
laya
nan
kese
hata
n di
wila
yahn
ya
guna
men
unja
ng
kete
rsed
iaan
akse
s pe
ngob
atan
HIV
kepa
da
tena
ga ke
rja ya
ng ad
a da
n up
aya
penc
egah
an
penu
lara
nnya
Klin
ik Pe
rusa
haan
Kem
anak
er
Fasil
itas
Pela
yana
n Ke
seha
tan
Dink
es ka
b/ko
ta
Dink
es P
rovin
si
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.1.
2 M
emas
tikan
ib
u ha
mil
men
dapa
tkan
pe
layan
an
sesu
ai st
anda
r te
rmas
uk
tes H
IV, S
ifilis
dan H
epat
itis
B se
cara
in
clusiv
e di
fa
syan
kes
pem
erin
tah
2.1.
2.1
Sosia
lisas
i pen
jang
kaua
n ib
u ha
mil a
gar t
arge
t SPM
da
n tri
ple
elim
inas
i te
rcap
ai ke
pada
jaja
ran
dina
s dan
fasy
anke
s ser
ta
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi,
Ka
b/Ko
ta
2020
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
108
oleh
FK
TP
dan
FKRT
L te
rmas
uk T
NI d
an P
olri
Ke
men
kes
Kem
enda
gri
TNI/P
olri
2.1.
1.3
Mel
akuk
an
skrin
ing
HIV
AIDS
dan
PIM
S ba
gi W
BP
di L
apas
Kem
enku
mha
m
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
20-2
024
2.1.
1.4
Mel
akuk
an P
enyu
luha
n da
n sk
rinin
g WBP
ole
h te
naga
kese
hata
n di
lapa
s
Dink
es P
rovin
si
Kanw
il Ke
mku
mha
m
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi,
Ka
b/Ko
ta
2020
-202
4
2.1.
1.5
Mel
akuk
an je
jarin
g an
tara
lapa
s dan
Laya
nan
Kese
hata
n se
tem
pat
sete
mpa
t gun
a m
enun
jang
pel
aksa
aan
diag
nost
ic ba
gi W
BP d
an
akse
s pen
goba
tan
serta
up
aya
penc
egah
an
penu
lara
n
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
97
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
111
pem
eriks
aan
ANC
di
se
mua
laya
nan
KIA
yang
ad
a
2.1.
2.5
Pela
ksan
aan
pen
cata
tan
hasil
skr
inin
g HI
V, S
ifilis
da
n He
patit
is B
ke K
ohor
t Ib
u ya
ng
ters
edia
oleh
se
mua
laya
nan
KIA
unt
uk
men
duku
ng
tinda
klanj
ut
laya
nan
sebe
lum
, sa
at
dan
sesu
dah
pers
alin
an
Dink
es ka
b/ko
ta
Dink
es P
rov
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P da
n Di
tjen
Kesg
a)
Fasy
anke
s
Dink
es
Kab/
kota
202
0 - 2
024
2.1.
3 De
teks
i di
ni
HIV
pada
ba
lita
mel
alui
Man
ajem
en
Terp
adu
Bayi
Mud
a (M
TBM
) da
n M
anaj
emen
Te
rpad
u Ba
lita
Sakit
(M
TBS)
2.1.
3.1
Orie
ntas
i M
TBM
/MTB
S ke
pada
pe
tuga
s ke
seha
tan
seca
ra
berje
njan
g te
rmas
uk
mat
eri
tent
ang
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s (D
itjen
Ke
sga
dan
Ditje
n P2
P)
Kab/
Kota
, Fa
syan
kes
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
110
mau
pun
swas
ta
untu
k m
enca
pai t
riple
elim
inas
i ja
ringa
nnya
dan
st
akeh
olde
r ter
kait
2.1.
2.2
Peni
ngka
tan
Jum
lah
laya
nan
KIA
baik
pem
erin
tah
mau
pun
swas
ta
yang
m
ampu
m
elak
ukan
skr
inin
g HI
V,
Sifilis
dan H
epat
itis B
pada
ib
u ha
mil
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
20-2
024
2.1.
2.3
Pela
ksan
aan
pem
etaa
n se
mua
ibu
ham
il yan
g ada
di
w
ilaya
h ke
rja
Pusk
esm
as
agar
da
pat
dilak
ukan
sk
rinin
g HI
V,
Sifilis
dan
Hep
atiti
s B
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
, Fa
syan
kes
2020
-202
4
2.1.
2.4
Pela
ksan
aan
skrin
ing
HIV,
Sif
ilis d
an H
epat
itis B
rutin
ba
gi ib
u ha
mil
pada
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
, Fa
syan
kes
2020
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
98
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
111
pem
eriks
aan
ANC
di
se
mua
laya
nan
KIA
yang
ad
a
2.1.
2.5
Pela
ksan
aan
pen
cata
tan
hasil
skr
inin
g HI
V, S
ifilis
da
n He
patit
is B
ke K
ohor
t Ib
u ya
ng
ters
edia
oleh
se
mua
laya
nan
KIA
unt
uk
men
duku
ng
tinda
klanj
ut
laya
nan
sebe
lum
, sa
at
dan
sesu
dah
pers
alin
an
Dink
es ka
b/ko
ta
Dink
es P
rov
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P da
n Di
tjen
Kesg
a)
Fasy
anke
s
Dink
es
Kab/
kota
202
0 - 2
024
2.1.
3 De
teks
i di
ni
HIV
pada
ba
lita
mel
alui
Man
ajem
en
Terp
adu
Bayi
Mud
a (M
TBM
) da
n M
anaj
emen
Te
rpad
u Ba
lita
Sakit
(M
TBS)
2.1.
3.1
Orie
ntas
i M
TBM
/MTB
S ke
pada
pe
tuga
s ke
seha
tan
seca
ra
berje
njan
g te
rmas
uk
mat
eri
tent
ang
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s (D
itjen
Ke
sga
dan
Ditje
n P2
P)
Kab/
Kota
, Fa
syan
kes
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
110
mau
pun
swas
ta
untu
k m
enca
pai t
riple
elim
inas
i ja
ringa
nnya
dan
st
akeh
olde
r ter
kait
2.1.
2.2
Peni
ngka
tan
Jum
lah
laya
nan
KIA
baik
pem
erin
tah
mau
pun
swas
ta
yang
m
ampu
m
elak
ukan
skr
inin
g HI
V,
Sifilis
dan H
epat
itis B
pada
ib
u ha
mil
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
20-2
024
2.1.
2.3
Pela
ksan
aan
pem
etaa
n se
mua
ibu
ham
il yan
g ada
di
w
ilaya
h ke
rja
Pusk
esm
as
agar
da
pat
dilak
ukan
sk
rinin
g HI
V,
Sifilis
dan
Hep
atiti
s B
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
, Fa
syan
kes
2020
-202
4
2.1.
2.4
Pela
ksan
aan
skrin
ing
HIV,
Sif
ilis d
an H
epat
itis B
rutin
ba
gi ib
u ha
mil
pada
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
, Fa
syan
kes
2020
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
99
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
113
Kem
endi
k
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P da
n Di
tjen
Kesg
a)
2.1.
5 No
tifika
si pa
sang
an r
isiko
tin
ggi (
risti)
2.
1.5.
1 M
elak
ukan
so
sialis
asi/l
okak
arya
bag
i pe
tuga
s (d
okte
r da
n pe
raw
at)
term
asuk
LSM
un
tuk
pe
ngua
tan
pela
ksan
aan
skrin
ing
HIV
dan
PIM
S ke
pada
pa
sang
an
dari
ODHA
/Pas
ien
IMS
yang
te
lah
terd
iagno
sa
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
Pusa
t Pr
ovin
si
Kab/
kota
2020
-202
4
2.1.
5.2
Pela
ksan
aan
notif
ikasi
pasa
ngan
ses
uai
deng
an
jukn
is ba
ik ol
eh p
etug
as
kese
hata
n da
n ko
mun
itas
(LSM
) di s
emua
laya
nan
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s (S
ubdi
t HI
V AI
DS
dan
PIM
S)
Kom
unita
s
Fasy
anke
s
Kab/
Kota
Prov
insi
Pusa
t
202
0 – 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
112
2.1.
3.2
Koor
dina
si pe
laksa
naan
de
teks
i di
ni H
IV m
elal
ui
MTB
M/M
TBS d
enga
n un
it te
rkai
t
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Ka
b/Ko
ta
Fasy
anke
s
202
0 - 2
024
2.1.
3.3
Men
torin
g im
plem
enta
si de
teks
i di
ni
mel
alui
M
TBM
/MTB
S se
cara
be
rjenj
ang
Dink
es
Kab/
Kota
Di
nkes
Pro
v
Kem
enke
s
Pusa
t Pr
ovin
si
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.1.
4 Pe
rluas
an
layan
an
penc
egah
an H
IV A
IDS
dan
PIM
S pad
a Rem
aja
2.1.
4.1
Peni
ngka
tan
jum
lah
seko
lah y
ang m
embe
rikan
la
yana
n PK
PR
yang
te
rinte
gras
i de
ngan
la
yana
n HI
V (re
maj
a po
pula
si um
um)
Dink
es
Kab/
Kota
Di
nkes
Pro
v
Dina
s Pe
ndid
ikan
Prov
, Kab
/Kot
a
Kem
endi
k
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P da
n Di
tjen
Kesg
a)
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.1.
4.2
Peni
ngka
tan
layan
an
terh
adap
an
ak
jalan
an
dan
atau
put
us se
kola
h
Dink
es
Kab/
Kota
Di
nkes
Pro
v
Kem
enso
s
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
100
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
113
Kem
endi
k
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P da
n Di
tjen
Kesg
a)
2.1.
5 No
tifika
si pa
sang
an r
isiko
tin
ggi (
risti)
2.
1.5.
1 M
elak
ukan
so
sialis
asi/l
okak
arya
bag
i pe
tuga
s (d
okte
r da
n pe
raw
at)
term
asuk
LSM
un
tuk
pe
ngua
tan
pela
ksan
aan
skrin
ing
HIV
dan
PIM
S ke
pada
pa
sang
an
dari
ODHA
/Pas
ien
IMS
yang
te
lah
terd
iagno
sa
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
Pusa
t Pr
ovin
si
Kab/
kota
2020
-202
4
2.1.
5.2
Pela
ksan
aan
notif
ikasi
pasa
ngan
ses
uai
deng
an
jukn
is ba
ik ol
eh p
etug
as
kese
hata
n da
n ko
mun
itas
(LSM
) di s
emua
laya
nan
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s (S
ubdi
t HI
V AI
DS
dan
PIM
S)
Kom
unita
s
Fasy
anke
s
Kab/
Kota
Prov
insi
Pusa
t
202
0 – 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
112
2.1.
3.2
Koor
dina
si pe
laksa
naan
de
teks
i di
ni H
IV m
elal
ui
MTB
M/M
TBS d
enga
n un
it te
rkai
t
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Ka
b/Ko
ta
Fasy
anke
s
202
0 - 2
024
2.1.
3.3
Men
torin
g im
plem
enta
si de
teks
i di
ni
mel
alui
M
TBM
/MTB
S se
cara
be
rjenj
ang
Dink
es
Kab/
Kota
Di
nkes
Pro
v
Kem
enke
s
Pusa
t Pr
ovin
si
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.1.
4 Pe
rluas
an
layan
an
penc
egah
an H
IV A
IDS
dan
PIM
S pad
a Rem
aja
2.1.
4.1
Peni
ngka
tan
jum
lah
seko
lah y
ang m
embe
rikan
la
yana
n PK
PR
yang
te
rinte
gras
i de
ngan
la
yana
n HI
V (re
maj
a po
pula
si um
um)
Dink
es
Kab/
Kota
Di
nkes
Pro
v
Dina
s Pe
ndid
ikan
Prov
, Kab
/Kot
a
Kem
endi
k
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P da
n Di
tjen
Kesg
a)
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.1.
4.2
Peni
ngka
tan
layan
an
terh
adap
an
ak
jalan
an
dan
atau
put
us se
kola
h
Dink
es
Kab/
Kota
Di
nkes
Pro
v
Kem
enso
s
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
101
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
115
2.1.
6.3
Sosia
lisas
i pe
nggu
naan
ko
ndom
da
n Lu
brika
n pa
da p
opul
asi k
unci
dan
pasa
ngan
un
tuk
penc
egah
an P
2 HI
V AI
DS
dan
PIM
S
Kem
enke
s
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
Fasy
anke
s
202
0 – 2
024
2.1.
7 Pe
laks
anaa
n pe
ngur
anga
n da
mpa
k bur
uk
2.1.
7.1
Mel
akuk
an
sosia
lisas
i ju
knis
Pro
gram
Ter
api
Rum
atan
M
etad
on
(PTR
M)se
cara
ber
jenj
ang
dari
Prov
insi,
kab
upat
en
kota
dan
lay
anan
yan
g di
perk
uat
deng
an
pem
baru
an in
form
asi
Kem
enke
s (S
ubdi
t Na
pza
dan
Subd
it HI
V AI
DS
dan
PIM
S)
Kem
enku
mha
m
BNN
TNI/P
OLRI
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.1.
7.2
Mel
akuk
an
simpo
sium
Pr
ogra
m T
erap
i Rum
atan
M
etad
on (P
TRM
) ke
pada
Kem
enke
s (S
ubdi
t Na
pza
dan
Subd
it HI
V AI
DS
dan
PIM
S)
Pusa
t
Prov
insi
202
1 – 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
114
2.1.
5.3
Mel
akuk
an
skrin
ing
kepa
da
pasa
ngan
ya
ng
tela
h te
rnot
ifika
si ol
eh
petu
gas
kese
hata
n m
aupu
n ko
mun
itas (
LSM
) da
n tin
dak
lanj
utny
a (
test
ing,
pen
goba
tan
dan
peru
baha
n pe
rilak
u)
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Fasy
anke
s Ka
b/Ko
ta
202
0 – 2
024
2.1.
6 M
enin
gkat
kan
akse
s po
pula
si ku
nci d
an k
husu
s pa
da p
elay
anan
kese
hata
n
HIV
AIDS
dan
IMS
mel
alui
pe
njan
gkau
an
oleh
ko
mun
itas
2.1.
6.1
Penj
angk
auan
Po
pula
si Ku
nci
dan
khus
us
(term
asuk
us
ia 15
-17
tahu
n) o
leh
kom
unita
s
Kom
unita
s
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s
Fasy
anke
s ka
b/ko
ta
2020
- 20
24
2.1.
6.2
Mel
akuk
an
peni
laian
kin
erja
kom
unita
s da
lam
penj
angk
auan
po
pula
si ku
nci d
an p
opul
asi k
husu
s
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s
Fasy
anke
s
Kab/
Kota
Prov
Pusa
t
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
102
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
115
2.1.
6.3
Sosia
lisas
i pe
nggu
naan
ko
ndom
da
n Lu
brika
n pa
da p
opul
asi k
unci
dan
pasa
ngan
un
tuk
penc
egah
an P
2 HI
V AI
DS
dan
PIM
S
Kem
enke
s
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
Fasy
anke
s
202
0 – 2
024
2.1.
7 Pe
laks
anaa
n pe
ngur
anga
n da
mpa
k bur
uk
2.1.
7.1
Mel
akuk
an
sosia
lisas
i ju
knis
Pro
gram
Ter
api
Rum
atan
M
etad
on
(PTR
M)se
cara
ber
jenj
ang
dari
Prov
insi,
kab
upat
en
kota
dan
lay
anan
yan
g di
perk
uat
deng
an
pem
baru
an in
form
asi
Kem
enke
s (S
ubdi
t Na
pza
dan
Subd
it HI
V AI
DS
dan
PIM
S)
Kem
enku
mha
m
BNN
TNI/P
OLRI
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.1.
7.2
Mel
akuk
an
simpo
sium
Pr
ogra
m T
erap
i Rum
atan
M
etad
on (P
TRM
) ke
pada
Kem
enke
s (S
ubdi
t Na
pza
dan
Subd
it HI
V AI
DS
dan
PIM
S)
Pusa
t
Prov
insi
202
1 – 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
114
2.1.
5.3
Mel
akuk
an
skrin
ing
kepa
da
pasa
ngan
ya
ng
tela
h te
rnot
ifika
si ol
eh
petu
gas
kese
hata
n m
aupu
n ko
mun
itas (
LSM
) da
n tin
dak
lanj
utny
a (
test
ing,
pen
goba
tan
dan
peru
baha
n pe
rilak
u)
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Fasy
anke
s Ka
b/Ko
ta
202
0 – 2
024
2.1.
6 M
enin
gkat
kan
akse
s po
pula
si ku
nci d
an k
husu
s pa
da p
elay
anan
kese
hata
n
HIV
AIDS
dan
IMS
mel
alui
pe
njan
gkau
an
oleh
ko
mun
itas
2.1.
6.1
Penj
angk
auan
Po
pula
si Ku
nci
dan
khus
us
(term
asuk
us
ia 15
-17
tahu
n) o
leh
kom
unita
s
Kom
unita
s
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s
Fasy
anke
s ka
b/ko
ta
2020
- 20
24
2.1.
6.2
Mel
akuk
an
peni
laian
kin
erja
kom
unita
s da
lam
penj
angk
auan
po
pula
si ku
nci d
an p
opul
asi k
husu
s
Dink
es K
ab/K
ota
Dink
es P
rov
Kem
enke
s
Fasy
anke
s
Kab/
Kota
Prov
Pusa
t
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
103
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
117
Inte
rven
si 2.
2 M
engu
paya
kan
ters
edia
nya l
ayan
an p
emer
inta
h da
n sw
asta
unt
uk d
iagn
osis
dan
pen
goba
tan
HIV
AIDS
dan
PIM
S ya
ng d
apat
dia
kses
ole
h se
luru
h m
asya
raka
t di 5
14 K
ab/K
ota
oleh
pem
erin
tah
daer
ah
2.2.
1 Pe
nam
baha
n la
yana
n te
s HI
V da
n IM
S 2.
2.1.
1 M
elak
ukan
Pe
met
aan
fasil
itas
layan
an
tes,
peng
obat
an
dan
pem
eriks
aan
Vira
l lo
ad
untu
k m
engid
entif
ikasi
keku
rang
an la
yana
n se
rta
peng
emba
ngan
je
jarin
g ke
rja
Kem
enke
s
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
kota
ol
eh
sem
ua
FKTP
da
n FK
RTL
(pem
erin
tah
dan
swas
ta)
202
0 – 2
024
2.2.
1.2
Mel
akuk
an
pem
bent
ukka
n tim
m
ento
ring
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S di
tin
gkat
pr
ovin
si un
tuk
mem
berik
an
men
torin
g la
yana
n ko
mpr
ehen
sif
baru
ya
ng
te
lah
dike
mba
ngka
n
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/k
ota
Prov
insi
Kab/
kota
2020
- 20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
116
apar
at h
ukum
dan
med
ia m
assa
unt
uk m
ence
gah
krim
inal
isasi
Kem
kom
info
BNN
TNI/P
olri
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
2.1.
7.3
Men
yedi
akan
akse
s unt
uk
tera
pi
rum
atan
M
etha
done
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 – 2
024
2.1.
7.4
Men
yedi
akan
ak
ses
peng
uran
gan
dam
pak
buru
k pad
a pop
ulas
i kun
ci ya
ng m
engg
unak
an M
et
Amph
etam
ine
dan
atau
pe
nggu
naan
Na
pza
lain
nya
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 – 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
104
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
117
Inte
rven
si 2.
2 M
engu
paya
kan
ters
edia
nya l
ayan
an p
emer
inta
h da
n sw
asta
unt
uk d
iagn
osis
dan
pen
goba
tan
HIV
AIDS
dan
PIM
S ya
ng d
apat
dia
kses
ole
h se
luru
h m
asya
raka
t di 5
14 K
ab/K
ota
oleh
pem
erin
tah
daer
ah
2.2.
1 Pe
nam
baha
n la
yana
n te
s HI
V da
n IM
S 2.
2.1.
1 M
elak
ukan
Pe
met
aan
fasil
itas
layan
an
tes,
peng
obat
an
dan
pem
eriks
aan
Vira
l lo
ad
untu
k m
engid
entif
ikasi
keku
rang
an la
yana
n se
rta
peng
emba
ngan
je
jarin
g ke
rja
Kem
enke
s
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
kota
ol
eh
sem
ua
FKTP
da
n FK
RTL
(pem
erin
tah
dan
swas
ta)
202
0 – 2
024
2.2.
1.2
Mel
akuk
an
pem
bent
ukka
n tim
m
ento
ring
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S di
tin
gkat
pr
ovin
si un
tuk
mem
berik
an
men
torin
g la
yana
n ko
mpr
ehen
sif
baru
ya
ng
te
lah
dike
mba
ngka
n
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/k
ota
Prov
insi
Kab/
kota
2020
- 20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
116
apar
at h
ukum
dan
med
ia m
assa
unt
uk m
ence
gah
krim
inal
isasi
Kem
kom
info
BNN
TNI/P
olri
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
2.1.
7.3
Men
yedi
akan
akse
s unt
uk
tera
pi
rum
atan
M
etha
done
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 – 2
024
2.1.
7.4
Men
yedi
akan
ak
ses
peng
uran
gan
dam
pak
buru
k pad
a pop
ulas
i kun
ci ya
ng m
engg
unak
an M
et
Amph
etam
ine
dan
atau
pe
nggu
naan
Na
pza
lain
nya
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 – 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
105
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
119
term
asuk
pen
cata
tan
dan
pela
pora
n
2.2.
1.5
Mem
bent
uk
jeja
ring
ruju
kan
anta
ra F
KTP
dan
FKRT
L pe
mer
inta
h da
n sw
asta
un
tuk
mem
berik
an
laya
nan
tata
laksa
na
kasu
s HI
V de
ngan
ko
mpl
ikasi
di
sem
ua ka
b/ko
ta
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
kota
(se
mua
FK
TP
dan
FKRT
Lbai
k pe
mer
inta
h da
n sw
asta
)
202
0 - 2
024
2.2.
2 Pe
ngua
tan
pros
es r
ujuk
an
inte
rnal
da
n ek
ster
nal
teru
tam
a un
tuk
TBC,
Sif
ilis/IM
S, d
an H
epat
itis
2.2.
2.1
Perte
mua
n Ko
ordi
nasi
inte
rnal
pe
riodi
k di
m
asin
g-m
asin
g fa
syan
kes
anta
r uni
t lay
anan
sepe
rti
TBC,
KI
A,
IMS
dan
peny
akit
dalam
ag
ar
mas
ing-
mas
ing
pasie
n
Dink
es K
ab/K
ota
Fasy
anke
s
Fasy
anke
s 2
020
– 202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
118
2.2.
1.3
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
kapa
sitas
pet
ugas
fasil
itas
kese
hata
n un
tuk
layan
an
kom
preh
ensif
yan
g ba
ru
(Mam
pu
Tes
dan
peng
obat
an H
IV A
IDS
dan
PIM
S) m
elal
ui o
rient
asi,
wor
ksho
p, m
ento
ring,
on
the
job
train
ning
, dan
bed
sid
e te
achi
ng
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
1.4
Men
gupa
yaka
n se
mua
fa
syan
kes
(fasy
anke
s pe
mer
inta
h, sw
asta
, klin
ik sw
asta
, LS
M,
BUM
N,
lapa
s/ru
tan,
TN
I/POL
RI)
yang
bel
um m
enye
diak
an
laya
nan
HIV
dan I
MS a
gar
mem
berik
an la
yana
n HI
V AI
DS
dan
IMS
mas
uk
dalam
je
jarin
g da
n m
elak
sana
kan
sem
ua
tang
gung
jaw
abny
a
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
, Ditj
en P2
P)
Kem
en B
UMN
Kem
enku
mha
m
TNI/P
OLRI
Kom
unita
s
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
kota
(se
mua
FK
TP
dan
FKRT
Lbai
k pe
mer
inta
h da
n sw
asta
)
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
106
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
119
term
asuk
pen
cata
tan
dan
pela
pora
n
2.2.
1.5
Mem
bent
uk
jeja
ring
ruju
kan
anta
ra F
KTP
dan
FKRT
L pe
mer
inta
h da
n sw
asta
un
tuk
mem
berik
an
laya
nan
tata
laksa
na
kasu
s HI
V de
ngan
ko
mpl
ikasi
di
sem
ua ka
b/ko
ta
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
kota
(se
mua
FK
TP
dan
FKRT
Lbai
k pe
mer
inta
h da
n sw
asta
)
202
0 - 2
024
2.2.
2 Pe
ngua
tan
pros
es r
ujuk
an
inte
rnal
da
n ek
ster
nal
teru
tam
a un
tuk
TBC,
Sif
ilis/IM
S, d
an H
epat
itis
2.2.
2.1
Perte
mua
n Ko
ordi
nasi
inte
rnal
pe
riodi
k di
m
asin
g-m
asin
g fa
syan
kes
anta
r uni
t lay
anan
sepe
rti
TBC,
KI
A,
IMS
dan
peny
akit
dalam
ag
ar
mas
ing-
mas
ing
pasie
n
Dink
es K
ab/K
ota
Fasy
anke
s
Fasy
anke
s 2
020
– 202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
118
2.2.
1.3
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
kapa
sitas
pet
ugas
fasil
itas
kese
hata
n un
tuk
layan
an
kom
preh
ensif
yan
g ba
ru
(Mam
pu
Tes
dan
peng
obat
an H
IV A
IDS
dan
PIM
S) m
elal
ui o
rient
asi,
wor
ksho
p, m
ento
ring,
on
the
job
train
ning
, dan
bed
sid
e te
achi
ng
Kem
enke
s (D
itjen
P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
1.4
Men
gupa
yaka
n se
mua
fa
syan
kes
(fasy
anke
s pe
mer
inta
h, sw
asta
, klin
ik sw
asta
, LS
M,
BUM
N,
lapa
s/ru
tan,
TN
I/POL
RI)
yang
bel
um m
enye
diak
an
laya
nan
HIV
dan I
MS a
gar
mem
berik
an la
yana
n HI
V AI
DS
dan
IMS
mas
uk
dalam
je
jarin
g da
n m
elak
sana
kan
sem
ua
tang
gung
jaw
abny
a
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
, Ditj
en P2
P)
Kem
en B
UMN
Kem
enku
mha
m
TNI/P
OLRI
Kom
unita
s
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
kota
(se
mua
FK
TP
dan
FKRT
Lbai
k pe
mer
inta
h da
n sw
asta
)
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
107
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
121
2.2.
3 Pe
ngua
tan
kete
rsed
iaan
logis
tik u
ntuk
mel
akuk
an
diag
nosis
dan
pen
goba
tan
HIV
AIDS
dan
PIM
S
2.2.
3.1
Mel
akuk
an f
inal
isasi
dan
pene
rbita
n ju
knis
peng
elol
aan
logis
tik A
RV
dan
Non-
ARV
Kem
enke
s Pu
sat
2020
2.2.
3.2
Mel
akuk
an so
sialis
asi d
an
dist
ribus
i ju
knis
peng
elol
aan
logis
tik A
RV
dan
Non-
ARV
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kes
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
22
2.2.
3.3
Mel
akuk
an
men
torin
g pe
ngel
olaa
n lo
gistik
yan
g di
man
faat
kan
untu
k m
elak
ukan
dia
gnos
is da
n pe
ngob
atan
HIV
AID
S da
n PI
MS
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kes
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
KOta
2021
- 20
24
2.2.
3.4
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
kapa
sitas
da
n m
utu
inst
alas
i fa
rmas
i da
lam
peny
impa
nan
logis
tik H
IV
AIDS
dan
PIM
S di
din
kes
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kesd
an
Ditje
nP2P
)
Dink
es P
rovin
si
Prov
insi
Kab/
Kota
Fasy
anke
s
2021
– 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
120
men
dapa
tkan
tata
laksa
na
kom
preh
ensif
2.2.
2.2
Perte
mua
n Ko
ordi
nasi
ekst
erna
l pe
riodi
k fa
syan
kes
deng
an
fasy
anke
s lain
nya d
alam
1 w
ilaya
h ka
b/ko
ta (j
ejar
ing
laya
nan)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
Ota
Prov
insi
Kab/
kota
(FK
TP
dan
FKRT
L)
202
0 – 2
024
2.2.
2.3
Perte
mua
n Ko
ordi
nasi
ekst
erna
l per
iodi
k an
tara
fa
syan
kes
deng
an
kom
unita
s (p
enja
ngka
u da
n ka
der
kese
hata
n)
untu
k m
enga
tasi
kese
njan
gan
akse
s m
asya
raka
t pad
a lay
anan
HI
V da
n PI
MS
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
fasy
anke
s
202
0 – 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
108
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
121
2.2.
3 Pe
ngua
tan
kete
rsed
iaan
logis
tik u
ntuk
mel
akuk
an
diag
nosis
dan
pen
goba
tan
HIV
AIDS
dan
PIM
S
2.2.
3.1
Mel
akuk
an f
inal
isasi
dan
pene
rbita
n ju
knis
peng
elol
aan
logis
tik A
RV
dan
Non-
ARV
Kem
enke
s Pu
sat
2020
2.2.
3.2
Mel
akuk
an so
sialis
asi d
an
dist
ribus
i ju
knis
peng
elol
aan
logis
tik A
RV
dan
Non-
ARV
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kes
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
22
2.2.
3.3
Mel
akuk
an
men
torin
g pe
ngel
olaa
n lo
gistik
yan
g di
man
faat
kan
untu
k m
elak
ukan
dia
gnos
is da
n pe
ngob
atan
HIV
AID
S da
n PI
MS
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kes
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
KOta
2021
- 20
24
2.2.
3.4
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
kapa
sitas
da
n m
utu
inst
alas
i fa
rmas
i da
lam
peny
impa
nan
logis
tik H
IV
AIDS
dan
PIM
S di
din
kes
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kesd
an
Ditje
nP2P
)
Dink
es P
rovin
si
Prov
insi
Kab/
Kota
Fasy
anke
s
2021
– 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
120
men
dapa
tkan
tata
laksa
na
kom
preh
ensif
2.2.
2.2
Perte
mua
n Ko
ordi
nasi
ekst
erna
l pe
riodi
k fa
syan
kes
deng
an
fasy
anke
s lain
nya d
alam
1 w
ilaya
h ka
b/ko
ta (j
ejar
ing
laya
nan)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
Ota
Prov
insi
Kab/
kota
(FK
TP
dan
FKRT
L)
202
0 – 2
024
2.2.
2.3
Perte
mua
n Ko
ordi
nasi
ekst
erna
l per
iodi
k an
tara
fa
syan
kes
deng
an
kom
unita
s (p
enja
ngka
u da
n ka
der
kese
hata
n)
untu
k m
enga
tasi
kese
njan
gan
akse
s m
asya
raka
t pad
a lay
anan
HI
V da
n PI
MS
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
fasy
anke
s
202
0 – 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
109
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
123
2.2.
3.7
Mel
akuk
an
Peng
ujia
n sa
mpe
l Pos
t M
arke
t ba
ik RD
T m
aupu
n AR
V ya
ng
terd
istrib
usi
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
4 Pe
nang
anan
pa
da
oran
g te
rinfe
ksi
HIV
dan
atau
PI
MS
2.2.
4.1
Mem
berik
an A
RV
sesu
ai de
ngan
pe
mut
akhi
ran
rejim
en p
engo
bata
n H
IV
kepa
da
ODHA
se
suai
deng
an st
adiu
m kl
inis
dan
hasil
pe
mer
iksaa
n fis
ik da
n la
bora
toriu
m O
DHA
di se
mua
FKT
P da
n FK
RTL
sesu
ai de
ngan
per
luas
an
laya
nan
te
rmas
uk
kond
om
seba
gai
pake
t pe
nceg
ahan
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Sem
ua
FKTP
da
n FK
RTL
(pem
erin
tah
dan
swas
ta)
202
0 - 2
024
2.2
.4.2
M
embe
rikan
ter
api
IMS
ke
pada
pas
ien
IMS
sesu
ai de
ngan
ke
butu
han
di
sem
ua F
KTP
dan
FKRT
L
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Sem
ua
FKTP
da
n FK
RTL
(pem
erin
tah
dan
swas
ta)
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
122
Prov
insi,
Ka
b/Ko
ta
dan
fa
syan
kes
Dink
es K
ab/K
ota
2.2.
3.5
Men
yedi
akan
da
n m
endi
strib
usika
n RD
T HI
V, S
ifilis
, ko
ndom
dan
Lu
brika
n se
rta a
lat s
untik
st
eril,
opi
oid
anta
goni
st tre
atm
ent
(met
adon
), AR
V, O
bat
IMS,
TPT
dan
Obat
Infe
ksi O
portu
nist
ik se
suai
kebu
tuha
n ke
pada
la
yana
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S, te
pat
wak
tu a
gar
tidak
terja
di st
ock o
ut
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kes
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
3.6
Mel
akuk
an d
esen
tralis
asi
ARV
ke s
emua
lay
anan
ko
mpr
ehen
sif
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
110
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
123
2.2.
3.7
Mel
akuk
an
Peng
ujia
n sa
mpe
l Pos
t M
arke
t ba
ik RD
T m
aupu
n AR
V ya
ng
terd
istrib
usi
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
4 Pe
nang
anan
pa
da
oran
g te
rinfe
ksi
HIV
dan
atau
PI
MS
2.2.
4.1
Mem
berik
an A
RV
sesu
ai de
ngan
pe
mut
akhi
ran
rejim
en p
engo
bata
n H
IV
kepa
da
ODHA
se
suai
deng
an st
adiu
m kl
inis
dan
hasil
pe
mer
iksaa
n fis
ik da
n la
bora
toriu
m O
DHA
di se
mua
FKT
P da
n FK
RTL
sesu
ai de
ngan
per
luas
an
laya
nan
te
rmas
uk
kond
om
seba
gai
pake
t pe
nceg
ahan
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Sem
ua
FKTP
da
n FK
RTL
(pem
erin
tah
dan
swas
ta)
202
0 - 2
024
2.2
.4.2
M
embe
rikan
ter
api
IMS
ke
pada
pas
ien
IMS
sesu
ai de
ngan
ke
butu
han
di
sem
ua F
KTP
dan
FKRT
L
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Sem
ua
FKTP
da
n FK
RTL
(pem
erin
tah
dan
swas
ta)
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
122
Prov
insi,
Ka
b/Ko
ta
dan
fa
syan
kes
Dink
es K
ab/K
ota
2.2.
3.5
Men
yedi
akan
da
n m
endi
strib
usika
n RD
T HI
V, S
ifilis
, ko
ndom
dan
Lu
brika
n se
rta a
lat s
untik
st
eril,
opi
oid
anta
goni
st tre
atm
ent
(met
adon
), AR
V, O
bat
IMS,
TPT
dan
Obat
Infe
ksi O
portu
nist
ik se
suai
kebu
tuha
n ke
pada
la
yana
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S, te
pat
wak
tu a
gar
tidak
terja
di st
ock o
ut
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kes
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
3.6
Mel
akuk
an d
esen
tralis
asi
ARV
ke s
emua
lay
anan
ko
mpr
ehen
sif
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
111
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
125
2.2.
5.3
Peny
usun
an
Kebi
jakan
te
rkai
t Ta
sk S
hifti
ng d
an
Task
Sh
arin
g da
lam
pem
beria
n lay
anan
HI
V AI
DS d
an P
IMS
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Pusa
t 20
20 –
202
1
2.2.
5.4
Pene
rapa
n Ta
sk S
hifti
ng
dan
Task
Sha
ring
dalam
pe
mbe
rian
layan
an
HIV
AIDS
dan
PIM
S di
wila
yah
yang
m
emen
uhi
syar
at
(Dae
rah
terp
encil
, Pe
rbat
asan
da
n Ke
pula
uan
/DTP
K)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.2.
5.5
Mel
akuk
an
peng
uata
n sis
tem
di
gital
ya
ng
dim
anfa
atka
n un
tuk
men
ginga
tkan
OD
HA
men
elan
AR
V/Ja
dwal
peng
ambi
lan
Obat
/kun
jung
an ke
RS
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
124
sesu
ai de
ngan
per
luas
an
laya
nan
term
asuk
ko
ndom
se
baga
i pa
ket
penc
egah
an
2.2.
4.3
2.2.
5 M
enin
gkat
kan
rete
nsi
ODHA
ya
ng
men
dapa
t pe
ngob
atan
ARV
2.2.
5.1
Mel
akuk
an
Peny
usun
an
dasa
r huk
um p
elak
sana
an
penu
lusu
ran
kasu
s los
s to
follo
w
up
(put
us
obat
) ag
ar
tidak
ad
a re
siko
pela
ngga
ran
huku
m o
leh
petu
gas k
eseh
atan
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
21
2.2.
5.2
Mel
akuk
an
peng
uata
n ka
pasit
as
petu
gas
fasy
anke
s da
lam
kons
elin
g OD
HA
untu
k m
enin
gkat
kan
kepa
tuha
n be
roba
t
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
112
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
125
2.2.
5.3
Peny
usun
an
Kebi
jakan
te
rkai
t Ta
sk S
hifti
ng d
an
Task
Sh
arin
g da
lam
pem
beria
n lay
anan
HI
V AI
DS d
an P
IMS
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Pusa
t 20
20 –
202
1
2.2.
5.4
Pene
rapa
n Ta
sk S
hifti
ng
dan
Task
Sha
ring
dalam
pe
mbe
rian
layan
an
HIV
AIDS
dan
PIM
S di
wila
yah
yang
m
emen
uhi
syar
at
(Dae
rah
terp
encil
, Pe
rbat
asan
da
n Ke
pula
uan
/DTP
K)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.2.
5.5
Mel
akuk
an
peng
uata
n sis
tem
di
gital
ya
ng
dim
anfa
atka
n un
tuk
men
ginga
tkan
OD
HA
men
elan
AR
V/Ja
dwal
peng
ambi
lan
Obat
/kun
jung
an ke
RS
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
124
sesu
ai de
ngan
per
luas
an
laya
nan
term
asuk
ko
ndom
se
baga
i pa
ket
penc
egah
an
2.2.
4.3
2.2.
5 M
enin
gkat
kan
rete
nsi
ODHA
ya
ng
men
dapa
t pe
ngob
atan
ARV
2.2.
5.1
Mel
akuk
an
Peny
usun
an
dasa
r huk
um p
elak
sana
an
penu
lusu
ran
kasu
s los
s to
follo
w
up
(put
us
obat
) ag
ar
tidak
ad
a re
siko
pela
ngga
ran
huku
m o
leh
petu
gas k
eseh
atan
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
21
2.2.
5.2
Mel
akuk
an
peng
uata
n ka
pasit
as
petu
gas
fasy
anke
s da
lam
kons
elin
g OD
HA
untu
k m
enin
gkat
kan
kepa
tuha
n be
roba
t
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
113
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
127
2.2.
6.3
Revie
w
dan
revis
i do
kum
en
prog
ram
da
n la
yana
n pe
ngen
dalia
n PI
MS,
term
asuk
SO
P La
yana
n ya
ng m
enca
kup
mek
anism
e ru
juka
n,
mem
astik
an
kuali
tas
laya
nan
IMS
dan
Penu
runa
n IM
S
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
is
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
21
2.2.
7 M
empe
rkua
t la
yana
n HI
V AI
DS
& PI
MS
sesu
ai st
anda
r di
selu
ruh
Pusk
esm
as d
an F
asya
nkes
la
inny
a
2.2.
7.1
Mel
akuk
an
men
torin
g la
yana
n HI
V AI
DS &
PIM
S ol
eh
seca
ra
berje
njan
g da
ri
prov
insi,
Ka
bupa
ten/
kota
be
rdas
arka
n re
visi j
ukni
s te
rbar
u
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
7.2
Mem
astik
an l
ayan
an H
IV
AIDS
& PI
MS s
ebag
ai sa
lah
satu
kr
iteria
ak
redi
tasi
Fasy
anke
s
Kem
enke
s Pu
sat
2020
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
126
2.2
.6
Revit
alisa
si pr
ogra
m d
an
laya
nan
IMS
dise
luru
h Fa
syan
kes
2.2.
6.1
Mel
akuk
an
pem
etaa
n fa
silita
s ke
seha
tan
baik
pem
erin
tah
(term
asuk
TN
I/POL
RI),
swas
ta
map
un la
yana
n di
lapa
s, ya
ng
mam
pu
mem
berik
an la
yana
n IM
S se
cara
ko
mpr
ehen
sif
berd
asar
kan
pend
ekat
an
diag
nosa
da
n ke
ters
ediaa
n sa
rana
pe
nunj
ang
di
fasy
anke
s be
rsan
gkut
an
(kem
ampu
an
labo
rato
rium
un
tuk
diag
nosis
)
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Kem
enku
mha
m
TNI/P
OLRI
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
6.2
Mel
akuk
an
peng
uata
n ke
ters
ediaa
n sa
rana
la
yana
n da
lam
men
egak
kan
diag
nosis
PI
MS
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kes
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/k
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
114
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
127
2.2.
6.3
Revie
w
dan
revis
i do
kum
en
prog
ram
da
n la
yana
n pe
ngen
dalia
n PI
MS,
term
asuk
SO
P La
yana
n ya
ng m
enca
kup
mek
anism
e ru
juka
n,
mem
astik
an
kuali
tas
laya
nan
IMS
dan
Penu
runa
n IM
S
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
is
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
21
2.2.
7 M
empe
rkua
t la
yana
n HI
V AI
DS
& PI
MS
sesu
ai st
anda
r di
selu
ruh
Pusk
esm
as d
an F
asya
nkes
la
inny
a
2.2.
7.1
Mel
akuk
an
men
torin
g la
yana
n HI
V AI
DS &
PIM
S ol
eh
seca
ra
berje
njan
g da
ri
prov
insi,
Ka
bupa
ten/
kota
be
rdas
arka
n re
visi j
ukni
s te
rbar
u
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
7.2
Mem
astik
an l
ayan
an H
IV
AIDS
& PI
MS s
ebag
ai sa
lah
satu
kr
iteria
ak
redi
tasi
Fasy
anke
s
Kem
enke
s Pu
sat
2020
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
126
2.2
.6
Revit
alisa
si pr
ogra
m d
an
laya
nan
IMS
dise
luru
h Fa
syan
kes
2.2.
6.1
Mel
akuk
an
pem
etaa
n fa
silita
s ke
seha
tan
baik
pem
erin
tah
(term
asuk
TN
I/POL
RI),
swas
ta
map
un la
yana
n di
lapa
s, ya
ng
mam
pu
mem
berik
an la
yana
n IM
S se
cara
ko
mpr
ehen
sif
berd
asar
kan
pend
ekat
an
diag
nosa
da
n ke
ters
ediaa
n sa
rana
pe
nunj
ang
di
fasy
anke
s be
rsan
gkut
an
(kem
ampu
an
labo
rato
rium
un
tuk
diag
nosis
)
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Kem
enku
mha
m
TNI/P
OLRI
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
6.2
Mel
akuk
an
peng
uata
n ke
ters
ediaa
n sa
rana
la
yana
n da
lam
men
egak
kan
diag
nosis
PI
MS
Kem
enke
s (D
itjen
Fa
rmal
kes
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rov
Dink
es K
ab/k
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
115
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
129
di f
asya
nkes
pem
erin
tah
mau
pun
swas
ta
2.2.
8.3
Pela
tihan
pen
gem
bang
an
bagi
do
kter
, do
kter
sp
esial
is ka
ndun
gan,
sp
esial
is ku
lit
dan
kelam
in,
dan
spes
ialis
anak
da
lam t
atal
aksa
na
HIV,
IMS
dan
Hepa
titis
B pa
da ib
u ha
mil
dan
anak
di
fas
yank
es p
emer
inta
h m
aupu
n sw
asta
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Orga
nisa
si Pr
ofes
i te
rkai
t
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.2.
8.4
Mel
akuk
an
simpo
sium
PP
IA
kepa
da
Orga
nisa
si Pr
ofes
i sec
ara
berje
njan
g (D
okte
r/Do
kter
Spe
sialis
, Bi
dan
dan
Pera
wat
(tim
Po
ned/
Pone
k))
tent
ang
kebi
jaka
n da
n as
pek k
linis
yang
mut
akhi
r
Kem
enke
s (D
itjen
Ke
sga
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Orga
nisa
si Pr
ofes
i te
rkai
t
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
128
2.2.
7.3
Pem
beria
n lay
anan
m
obile
laya
nan
HIV
dan
PI
MS
term
asuk
KIE
dan
ko
ndom
Din
kes K
ab/K
ota
Din
kes P
rovin
is
Kom
unita
s
Kab/
Kota
Prov
insi
202
0 - 2
024
2.2.
8 M
emas
tikan
ib
u ha
mil
men
dapa
tkan
pe
layan
an
sesu
ai st
anda
r te
rmas
uk
tes
HIV
dan
Sifilis
sec
ara
inclu
sive
di
fasy
anke
s pe
mer
inta
h m
aupu
n sw
asta
2.2.
8.1
Orie
ntas
i ke
pada
bi
dan
dan
pera
wat
da
lam
pena
ngan
an
ibu
ham
il da
n b
ayi b
aru
lahi
r dar
i ib
u HI
V, IM
S dan
Hep
atiti
s B
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Orga
nisa
si Pr
ofes
i (IB
I dan
PPN
I)
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.2.
8.2
Loka
kary
a pe
ngua
tan
ba
gi
dokt
er,
dokt
er
spes
ialis
kand
unga
n,
spes
ialis
kulit
da
n ke
lamin
, da
n sp
esial
is an
ak y
ang
suda
h pe
rnah
di
latih
dal
am t
atal
aksa
na
HIV,
IMS
dan
Hepa
titis
B pa
da ib
u ha
mil
dan
anak
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Orga
nisa
si Pr
ofes
i te
rkai
t
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
116
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
129
di f
asya
nkes
pem
erin
tah
mau
pun
swas
ta
2.2.
8.3
Pela
tihan
pen
gem
bang
an
bagi
do
kter
, do
kter
sp
esial
is ka
ndun
gan,
sp
esial
is ku
lit
dan
kelam
in,
dan
spes
ialis
anak
da
lam t
atal
aksa
na
HIV,
IMS
dan
Hepa
titis
B pa
da ib
u ha
mil
dan
anak
di
fas
yank
es p
emer
inta
h m
aupu
n sw
asta
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Orga
nisa
si Pr
ofes
i te
rkai
t
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.2.
8.4
Mel
akuk
an
simpo
sium
PP
IA
kepa
da
Orga
nisa
si Pr
ofes
i sec
ara
berje
njan
g (D
okte
r/Do
kter
Spe
sialis
, Bi
dan
dan
Pera
wat
(tim
Po
ned/
Pone
k))
tent
ang
kebi
jaka
n da
n as
pek k
linis
yang
mut
akhi
r
Kem
enke
s (D
itjen
Ke
sga
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Orga
nisa
si Pr
ofes
i te
rkai
t
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
128
2.2.
7.3
Pem
beria
n lay
anan
m
obile
laya
nan
HIV
dan
PI
MS
term
asuk
KIE
dan
ko
ndom
Din
kes K
ab/K
ota
Din
kes P
rovin
is
Kom
unita
s
Kab/
Kota
Prov
insi
202
0 - 2
024
2.2.
8 M
emas
tikan
ib
u ha
mil
men
dapa
tkan
pe
layan
an
sesu
ai st
anda
r te
rmas
uk
tes
HIV
dan
Sifilis
sec
ara
inclu
sive
di
fasy
anke
s pe
mer
inta
h m
aupu
n sw
asta
2.2.
8.1
Orie
ntas
i ke
pada
bi
dan
dan
pera
wat
da
lam
pena
ngan
an
ibu
ham
il da
n b
ayi b
aru
lahi
r dar
i ib
u HI
V, IM
S dan
Hep
atiti
s B
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Orga
nisa
si Pr
ofes
i (IB
I dan
PPN
I)
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
2.2.
8.2
Loka
kary
a pe
ngua
tan
ba
gi
dokt
er,
dokt
er
spes
ialis
kand
unga
n,
spes
ialis
kulit
da
n ke
lamin
, da
n sp
esial
is an
ak y
ang
suda
h pe
rnah
di
latih
dal
am t
atal
aksa
na
HIV,
IMS
dan
Hepa
titis
B pa
da ib
u ha
mil
dan
anak
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Orga
nisa
si Pr
ofes
i te
rkai
t
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
117
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
131
2.2.
9.3
Mel
akuk
an
Peng
uata
n je
jarin
g ru
juka
n sp
ecim
en
EID
men
caku
p se
luru
h la
yana
n PD
P
2.2.
9.4
Dise
min
iasi
info
rmas
i m
ekan
isme
jeja
ring
dan
ruju
kan
EID
ke
Dink
es
Prov
insi,
Di
nkes
Ka
b/Ko
ta,
Laya
nan
Kese
hata
n AR
V
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pus
at
Pro
vinis
Kab
/Kot
a
202
0 - 2
024
2.2.
10
Mem
perk
uat
ak
ses
diag
nosis
HI
V/Sif
ilis/H
epat
itis
B
pada
bay
i d
ari i
bu y
ang
terin
feks
i
2.2.
10.1
M
elak
ukan
pe
ncat
atan
ba
yi ya
ng l
ahir
dari
ibu
yang
te
rdia
gnos
a HI
V/Sif
ilis/H
epat
itis
B ke
Ko
hort
Bayi
Din
kes K
ab/K
Ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
2.2.
10.2
M
embe
rikan
pe
layan
an
pem
eriks
aan
titer
RP
R ba
gi ba
yi da
ri ib
u sif
ilis
dan
ibun
ya
pada
usia
3,
6,9
bula
n
Din
kes K
ab/K
ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
130
2.2.
8.5
Orie
ntas
i
koho
rt ib
u ha
mil,
bayi
dan
balit
a ya
ng
terb
aru
kepa
da
petu
gas
kese
hata
n da
n pe
ngel
ola
prog
ram
unt
uk
men
geta
hui
gam
bara
n ep
idem
iolo
gi pe
nyak
it HI
V AI
DS d
an P
IMS
serta
ke
butu
han
laya
nan
Kem
enke
s (D
itjen
Ke
sga
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
IBI
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
9 M
empe
rcep
at
diag
nosa
pa
da b
ayi y
ang
lahi
r da
ri ib
u OD
HA
2.2.
9.1
Mem
berik
an
pelay
anan
pe
mer
iksaa
n EID
bag
i bay
i da
ri ib
u HIV
pada
usia
bayi
sam
pai d
enga
n 2
bul
an
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
9.2
Mel
akuk
an
peng
ambi
lan
dan
peng
irim
an sp
esim
en
dara
h ba
yi (D
BS) d
ari i
bu
ODHA
ke
lab
orat
oriu
m
ruju
kan
PCR
DNA
untu
k m
enda
patk
an
diag
nosis
HI
V
Din
kes K
ab/K
ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
118
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
131
2.2.
9.3
Mel
akuk
an
Peng
uata
n je
jarin
g ru
juka
n sp
ecim
en
EID
men
caku
p se
luru
h la
yana
n PD
P
2.2.
9.4
Dise
min
iasi
info
rmas
i m
ekan
isme
jeja
ring
dan
ruju
kan
EID
ke
Dink
es
Prov
insi,
Di
nkes
Ka
b/Ko
ta,
Laya
nan
Kese
hata
n AR
V
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pus
at
Pro
vinis
Kab
/Kot
a
202
0 - 2
024
2.2.
10
Mem
perk
uat
ak
ses
diag
nosis
HI
V/Sif
ilis/H
epat
itis
B
pada
bay
i d
ari i
bu y
ang
terin
feks
i
2.2.
10.1
M
elak
ukan
pe
ncat
atan
ba
yi ya
ng l
ahir
dari
ibu
yang
te
rdia
gnos
a HI
V/Sif
ilis/H
epat
itis
B ke
Ko
hort
Bayi
Din
kes K
ab/K
Ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
2.2.
10.2
M
embe
rikan
pe
layan
an
pem
eriks
aan
titer
RP
R ba
gi ba
yi da
ri ib
u sif
ilis
dan
ibun
ya
pada
usia
3,
6,9
bula
n
Din
kes K
ab/K
ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
130
2.2.
8.5
Orie
ntas
i
koho
rt ib
u ha
mil,
bayi
dan
balit
a ya
ng
terb
aru
kepa
da
petu
gas
kese
hata
n da
n pe
ngel
ola
prog
ram
unt
uk
men
geta
hui
gam
bara
n ep
idem
iolo
gi pe
nyak
it HI
V AI
DS d
an P
IMS
serta
ke
butu
han
laya
nan
Kem
enke
s (D
itjen
Ke
sga
dan
Ditje
n P2
P)
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
IBI
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
2.2.
9 M
empe
rcep
at
diag
nosa
pa
da b
ayi y
ang
lahi
r da
ri ib
u OD
HA
2.2.
9.1
Mem
berik
an
pelay
anan
pe
mer
iksaa
n EID
bag
i bay
i da
ri ib
u HIV
pada
usia
bayi
sam
pai d
enga
n 2
bul
an
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
9.2
Mel
akuk
an
peng
ambi
lan
dan
peng
irim
an sp
esim
en
dara
h ba
yi (D
BS) d
ari i
bu
ODHA
ke
lab
orat
oriu
m
ruju
kan
PCR
DNA
untu
k m
enda
patk
an
diag
nosis
HI
V
Din
kes K
ab/K
ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
119
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
133
2.2.
11.2
So
sialis
asi
dan
dist
ribus
i ju
knis
TB H
IV b
agi p
etug
as
kese
hata
n di
lay
anan
Ke
seha
tan
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11.3
So
sialis
asi
dan
dist
ribus
i ju
knis
men
torin
g kli
nis
dan
prog
ram
TB
HIV
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11.4
M
enyu
sun
alur
pel
ayan
an
baku
TB
HIV
di fa
syan
kes
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
021
2.2.
11.5
Pe
rluas
an
Laya
nan
satu
at
ap T
B-HI
V K
emen
kes
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11.6
Pe
nyus
unan
re
ncan
a un
tuk
Inte
nsifi
kasi
pene
mua
n ka
sus
TB,
pem
beria
n Te
rapi
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
21
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
132
2.2.
10.3
M
embe
rikan
pe
layan
an
pem
eriks
aan
HBsA
g ba
gi ba
yi da
ri ib
u He
patit
is B
pa
da u
sia b
ayi 9
sam
pai
12 b
ulan
Din
kes K
ab/K
ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
2.2.
10.4
M
emas
tikan
set
iap
bayi
lahi
r hi
dup
dari
ibu
yang
te
rdia
gnos
a HI
V/Sif
ilis
dan
Hepa
titis
B m
enda
patk
an ta
talak
sana
(P
embe
rian
prof
ilaks
is)
sesu
ai de
ngan
ped
oman
ya
ng b
erla
ku
Din
kes K
ab/K
ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
2.2.
10.5
M
embu
at
mek
anism
e pe
nyam
paian
da
n pe
lapo
ran
hasil
ke
la
yana
n pe
ngiri
m sa
mpe
l
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11
Peng
uata
n Ko
labo
rasi
TB
HIV
2.
2.11
.1
Pem
utak
hira
n da
n pe
nerb
itan
jukn
is TB
HIV
ba
gi pe
tuga
s kes
ehat
an d
i la
yana
n Ke
seha
tan
Kem
enke
s
Pusa
t
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
120
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
133
2.2.
11.2
So
sialis
asi
dan
dist
ribus
i ju
knis
TB H
IV b
agi p
etug
as
kese
hata
n di
lay
anan
Ke
seha
tan
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11.3
So
sialis
asi
dan
dist
ribus
i ju
knis
men
torin
g kli
nis
dan
prog
ram
TB
HIV
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11.4
M
enyu
sun
alur
pel
ayan
an
baku
TB
HIV
di fa
syan
kes
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
021
2.2.
11.5
Pe
rluas
an
Laya
nan
satu
at
ap T
B-HI
V K
emen
kes
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11.6
Pe
nyus
unan
re
ncan
a un
tuk
Inte
nsifi
kasi
pene
mua
n ka
sus
TB,
pem
beria
n Te
rapi
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
21
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
132
2.2.
10.3
M
embe
rikan
pe
layan
an
pem
eriks
aan
HBsA
g ba
gi ba
yi da
ri ib
u He
patit
is B
pa
da u
sia b
ayi 9
sam
pai
12 b
ulan
Din
kes K
ab/K
ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
2.2.
10.4
M
emas
tikan
set
iap
bayi
lahi
r hi
dup
dari
ibu
yang
te
rdia
gnos
a HI
V/Sif
ilis
dan
Hepa
titis
B m
enda
patk
an ta
talak
sana
(P
embe
rian
prof
ilaks
is)
sesu
ai de
ngan
ped
oman
ya
ng b
erla
ku
Din
kes K
ab/K
ota
Fasy
anke
s 2
020
- 202
4
2.2.
10.5
M
embu
at
mek
anism
e pe
nyam
paian
da
n pe
lapo
ran
hasil
ke
la
yana
n pe
ngiri
m sa
mpe
l
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11
Peng
uata
n Ko
labo
rasi
TB
HIV
2.
2.11
.1
Pem
utak
hira
n da
n pe
nerb
itan
jukn
is TB
HIV
ba
gi pe
tuga
s kes
ehat
an d
i la
yana
n Ke
seha
tan
Kem
enke
s
Pusa
t
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
121
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
135
dalam
pe
mer
iksaa
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
2.2.
13.2
M
elak
sana
kan
kegia
tan
penj
amin
an m
utu
untu
k m
enin
gkat
kan
mut
u ha
sil
pem
eriks
aan
labo
rato
rium
HI
V AI
DS
dan
PIM
S de
ngan
m
eman
faat
kan
hasil
PM
E ag
ar
terc
apai
ku
alita
s ya
ng se
suai
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
13.3
M
elak
ukan
m
ento
ring
SDM
labo
rato
rium
sec
ara
berk
ala
untu
k m
enin
gkat
kan
mut
u pe
mer
iksaa
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
Inte
rven
si 2.
3 M
engu
paya
kan
ters
edia
nya
akse
s pem
erik
saan
labo
rato
rium
dal
am ra
ngka
mon
itorin
g pe
ngob
atan
HIV
AID
S di
51
4 Ka
b/Ko
ta
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
134
Penc
egah
an T
B (T
PT),
dan
PPI T
B di
laya
nan
HIV
2.2.
11.7
M
elak
ukan
lok
akar
ya T
B HI
V ke
pada
pe
tuga
s ke
seha
tan
dan
Kom
unita
s
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11.8
M
onev
TB H
IV
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
12
Peng
emba
ngan
la
bora
toriu
m
diag
nost
ik HI
V AI
DS d
an P
IMS
2.2.
12.1
Pe
ning
kata
n ju
mla
h fa
syan
kes
yang
la
bora
toriu
mny
a m
empu
nyai
kapa
sitas
un
tuk
diag
nosis
HIV
AID
S da
n IM
S
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
13
Peng
emba
ngan
ke
pese
rtaan
lab
orat
oriu
m
dalam
pem
anta
pan
mut
u
2.2.
13.1
M
enin
gkat
kan
jum
lah
labo
rato
rium
se
baga
i pe
serta
Pe
man
tapa
n M
utu
Ekst
erna
l (P
ME)
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
122
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
135
dalam
pe
mer
iksaa
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
2.2.
13.2
M
elak
sana
kan
kegia
tan
penj
amin
an m
utu
untu
k m
enin
gkat
kan
mut
u ha
sil
pem
eriks
aan
labo
rato
rium
HI
V AI
DS
dan
PIM
S de
ngan
m
eman
faat
kan
hasil
PM
E ag
ar
terc
apai
ku
alita
s ya
ng se
suai
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
13.3
M
elak
ukan
m
ento
ring
SDM
labo
rato
rium
sec
ara
berk
ala
untu
k m
enin
gkat
kan
mut
u pe
mer
iksaa
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
Inte
rven
si 2.
3 M
engu
paya
kan
ters
edia
nya
akse
s pem
erik
saan
labo
rato
rium
dal
am ra
ngka
mon
itorin
g pe
ngob
atan
HIV
AID
S di
51
4 Ka
b/Ko
ta
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
134
Penc
egah
an T
B (T
PT),
dan
PPI T
B di
laya
nan
HIV
2.2.
11.7
M
elak
ukan
lok
akar
ya T
B HI
V ke
pada
pe
tuga
s ke
seha
tan
dan
Kom
unita
s
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
11.8
M
onev
TB H
IV
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
12
Peng
emba
ngan
la
bora
toriu
m
diag
nost
ik HI
V AI
DS d
an P
IMS
2.2.
12.1
Pe
ning
kata
n ju
mla
h fa
syan
kes
yang
la
bora
toriu
mny
a m
empu
nyai
kapa
sitas
un
tuk
diag
nosis
HIV
AID
S da
n IM
S
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.2.
13
Peng
emba
ngan
ke
pese
rtaan
lab
orat
oriu
m
dalam
pem
anta
pan
mut
u
2.2.
13.1
M
enin
gkat
kan
jum
lah
labo
rato
rium
se
baga
i pe
serta
Pe
man
tapa
n M
utu
Ekst
erna
l (P
ME)
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
123
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
137
mon
itorin
g pe
ngob
atan
HI
V AI
DS
2.3.
2 Pe
ngem
bang
an
labo
rato
rium
un
tuk
pem
anta
pan
mut
u
2.3.
2.1
Men
ingk
atka
n ju
mla
h la
bora
toriu
m
seba
gai
pese
rta
Pem
anta
pan
Mut
u Ek
ster
nal
(PM
E)
dalam
pem
eriks
aan
CD4
dan
viral
load
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.3.
2.2
Pene
rapa
n EQ
AS t
es H
IV
dan
PIM
S K
emen
kes
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.3.
2.3
Mel
aksa
naka
n ke
giata
n pe
njam
inan
mut
u un
tuk
men
ingk
atka
n m
utu
hasil
pe
mer
iksaa
n la
bora
toriu
m
HIV
AIDS
da
n PI
MS
deng
an
mem
anfa
atka
n ha
sil P
ME
agar
te
rcap
ai
kuali
tas
yang
sesu
ai
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
136
2.3.
1 Pe
ngem
bang
an
jum
lah
labo
rato
rium
pem
anta
uan
hasil
pen
goba
tan
2.3.
1.1
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
jum
lah
labo
rato
rium
pe
man
taua
n ha
sil
peng
obat
an
guna
pe
men
uhan
ak
ses
mas
yara
kat
pada
pe
mer
iksaa
n VL
di
m
asin
g-m
asin
g pro
vinsi
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.3.
1.2
Mem
buat
je
jarin
g pe
mer
iksaa
n vir
al lo
ad
untu
k m
enga
tasi
kese
njan
gan
akse
s m
asya
raka
t pa
da
pem
eriks
aan
VL
di
mas
ing-
mas
ing p
rovin
si
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.3.
1.3
Men
yedi
akan
pe
mer
iksaa
n CD
4 un
tuk
men
ingk
atka
n ak
ses
mas
yara
kat
pada
sar
ana
diag
nosis
IO
da
n
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
124
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
137
mon
itorin
g pe
ngob
atan
HI
V AI
DS
2.3.
2 Pe
ngem
bang
an
labo
rato
rium
un
tuk
pem
anta
pan
mut
u
2.3.
2.1
Men
ingk
atka
n ju
mla
h la
bora
toriu
m
seba
gai
pese
rta
Pem
anta
pan
Mut
u Ek
ster
nal
(PM
E)
dalam
pem
eriks
aan
CD4
dan
viral
load
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.3.
2.2
Pene
rapa
n EQ
AS t
es H
IV
dan
PIM
S K
emen
kes
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.3.
2.3
Mel
aksa
naka
n ke
giata
n pe
njam
inan
mut
u un
tuk
men
ingk
atka
n m
utu
hasil
pe
mer
iksaa
n la
bora
toriu
m
HIV
AIDS
da
n PI
MS
deng
an
mem
anfa
atka
n ha
sil P
ME
agar
te
rcap
ai
kuali
tas
yang
sesu
ai
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
136
2.3.
1 Pe
ngem
bang
an
jum
lah
labo
rato
rium
pem
anta
uan
hasil
pen
goba
tan
2.3.
1.1
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
jum
lah
labo
rato
rium
pe
man
taua
n ha
sil
peng
obat
an
guna
pe
men
uhan
ak
ses
mas
yara
kat
pada
pe
mer
iksaa
n VL
di
m
asin
g-m
asin
g pro
vinsi
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.3.
1.2
Mem
buat
je
jarin
g pe
mer
iksaa
n vir
al lo
ad
untu
k m
enga
tasi
kese
njan
gan
akse
s m
asya
raka
t pa
da
pem
eriks
aan
VL
di
mas
ing-
mas
ing p
rovin
si
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.3.
1.3
Men
yedi
akan
pe
mer
iksaa
n CD
4 un
tuk
men
ingk
atka
n ak
ses
mas
yara
kat
pada
sar
ana
diag
nosis
IO
da
n
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
125
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
139
Unit
Tran
sfusi
Dara
h (U
TD
seba
gai u
paya
pen
emua
n ka
sus
baru
da
n ak
ses
peng
obat
an
PM
I
2.4.
1.3
Men
ingk
atka
n ku
alita
s uji
sarin
g in
feks
i m
enul
ar
lew
at
trans
fusi
dara
h (IM
LTD)
ya
ng
dilak
sana
kan
oleh
UT
D un
tuk
mem
utus
pe
nula
ran
HIV
dan
sifilis
de
ngan
m
enin
gkat
kan
jum
lah
UTD
yang
m
elak
sana
kan
uji
sarin
g se
suai
petu
njuk
tekn
is
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
PMI
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.4.
1.4
Mem
perk
uat
jeja
ring
laya
nan
ruju
kan
bagi
oran
g ya
ng
hasil
pe
mer
iksaa
n sa
mpe
l da
rahn
ya r
eakt
if HI
V da
n
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
PMI
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
138
2.3.
2.4
Mel
akuk
an
men
torin
g SD
M la
bora
toriu
m s
ecar
a be
rkal
a un
tuk
men
ingk
atka
n m
utu
pem
eriks
aan
CD4
dan
Vira
l load
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
Inte
rven
si 2.
4 Men
gupa
yaka
n te
rsed
iany
a pel
ayan
an u
ji sar
ing d
arah
dan
tind
ak la
njut
nya d
i set
iap
Kab/
Kota
yang
dap
at d
iaks
es
oleh
selu
ruh
mas
yara
kat o
leh
pem
erin
tah
daer
ah b
ersa
ma
PMI
2.4.
1 M
enin
gkat
kan
tata
kel
ola
UTD
(term
asuk
pe
nang
anan
dar
ah d
onor
, ru
juka
n)
2.4.
1.1
Final
isasi,
pe
nerb
itan,
di
strib
usi
dan
sosia
lisas
i Ju
knis
skrin
ing
infe
ksi
men
ular
lew
at t
rans
fusi
dara
h (IM
LTD)
ya
ng
dilak
ukan
ol
eh
unit
trans
fusi
dara
h da
erah
(U
TDD)
PM
I
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
PM
I
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.4.
1.2
Pena
ngan
an
lanj
utan
ka
sus
sam
pel r
eakt
if HI
V da
n Sif
ilis
dari
hasil
pe
napi
san
dara
h ol
eh
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
126
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
139
Unit
Tran
sfusi
Dara
h (U
TD
seba
gai u
paya
pen
emua
n ka
sus
baru
da
n ak
ses
peng
obat
an
PM
I
2.4.
1.3
Men
ingk
atka
n ku
alita
s uji
sarin
g in
feks
i m
enul
ar
lew
at
trans
fusi
dara
h (IM
LTD)
ya
ng
dilak
sana
kan
oleh
UT
D un
tuk
mem
utus
pe
nula
ran
HIV
dan
sifilis
de
ngan
m
enin
gkat
kan
jum
lah
UTD
yang
m
elak
sana
kan
uji
sarin
g se
suai
petu
njuk
tekn
is
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
PMI
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.4.
1.4
Mem
perk
uat
jeja
ring
laya
nan
ruju
kan
bagi
oran
g ya
ng
hasil
pe
mer
iksaa
n sa
mpe
l da
rahn
ya r
eakt
if HI
V da
n
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
PMI
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
138
2.3.
2.4
Mel
akuk
an
men
torin
g SD
M la
bora
toriu
m s
ecar
a be
rkal
a un
tuk
men
ingk
atka
n m
utu
pem
eriks
aan
CD4
dan
Vira
l load
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
dan
Ditj
en
P2P)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
Inte
rven
si 2.
4 Men
gupa
yaka
n te
rsed
iany
a pel
ayan
an u
ji sar
ing d
arah
dan
tind
ak la
njut
nya d
i set
iap
Kab/
Kota
yang
dap
at d
iaks
es
oleh
selu
ruh
mas
yara
kat o
leh
pem
erin
tah
daer
ah b
ersa
ma
PMI
2.4.
1 M
enin
gkat
kan
tata
kel
ola
UTD
(term
asuk
pe
nang
anan
dar
ah d
onor
, ru
juka
n)
2.4.
1.1
Final
isasi,
pe
nerb
itan,
di
strib
usi
dan
sosia
lisas
i Ju
knis
skrin
ing
infe
ksi
men
ular
lew
at t
rans
fusi
dara
h (IM
LTD)
ya
ng
dilak
ukan
ol
eh
unit
trans
fusi
dara
h da
erah
(U
TDD)
PM
I
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
PM
I
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
2.4.
1.2
Pena
ngan
an
lanj
utan
ka
sus
sam
pel r
eakt
if HI
V da
n Sif
ilis
dari
hasil
pe
napi
san
dara
h ol
eh
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
127
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
141
dan
dina
s te
rkai
t un
tuk
men
ingk
atka
n ca
kupa
n ke
pem
ilikan
NI
K da
n m
enga
tasi
keen
ggan
an
kala
ngan
ter
tent
u un
tuk
mem
iliki
NIK,
ag
ar
pela
yana
n pu
blik
term
asuk
P2 H
IV A
IDS d
an
PIM
S be
rbas
is NI
K da
pat
dilak
sana
kan
seba
ik-ba
iknya
3.1.
2 M
elak
ukan
so
sialis
asi
linta
s pr
ogra
m
kem
ente
rian
kese
hata
n da
n ja
jara
n ke
seha
tan
di
daer
ah
tent
ang
peru
mus
an k
ebija
kan
P2
HIV
AIDS
dan
PIM
S ya
ng
berb
asis
bukt
i, ilm
iah
dan
sesu
ai de
ngan
per
atur
an
peru
ndan
gan
3.1.
2.1
Perte
mua
n pe
mba
hasa
n ba
han
sosia
lisas
i te
rkait
ke
bija
kan P
2 HIV
AID
S dan
PI
MS
yang
ber
basis
buk
ti,
ilmia
h se
suai
deng
an
pera
tura
n pe
rund
anga
n ya
ng b
erla
ku
Kem
enke
s Pu
sat
2021
-202
4
3.
1.2.
2 So
sialis
asi
kepa
da l
inta
s pr
ogra
m
kem
ente
rian
kese
hata
n
Kem
enke
s Pu
sat
2021
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
140
sifilis
unt
uk m
enda
patk
an
pena
ngan
an le
bih
lanj
ut
2.4.
1.5
Mel
akuk
an
pem
etaa
n UT
DD P
MI
dan
jeja
ring
ruju
kan
yang
te
lah
dike
mba
ngka
n di
mas
ing-
mas
ing p
rovin
si
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
PMI
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
Stra
tegi
-3:
Peng
uatan
pro
gram
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S be
rbas
is da
ta da
n da
pat
dipe
rtang
gung
jawab
kan
Inte
rven
si 3.
1 M
engu
paya
kan
sem
ua a
spek
pro
gram
ber
dasa
rkan
dat
a da
n fa
kta
, dap
at d
iper
tang
gung
jaw
abka
n se
cara
ilm
iah
sesu
ai p
erat
uran
yang
ber
laku
mel
alui
KIE
3.1.
1 Ko
ordi
nasi
dan
kons
olid
asi
deng
an p
ihak
terk
ait
3.1.
1.1
Mel
akuk
an
koor
dina
si da
n ko
nsol
idas
i ke
men
trian
/lem
baga
an
tara
la
in
Ditje
n Du
kcap
il-Ke
men
teria
n Da
lam
Nege
ri,
Pe
mda
Kem
enda
gri
(Ditj
en D
ukca
pil)
Pus
at
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
128
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
141
dan
dina
s te
rkai
t un
tuk
men
ingk
atka
n ca
kupa
n ke
pem
ilikan
NI
K da
n m
enga
tasi
keen
ggan
an
kala
ngan
ter
tent
u un
tuk
mem
iliki
NIK,
ag
ar
pela
yana
n pu
blik
term
asuk
P2 H
IV A
IDS d
an
PIM
S be
rbas
is NI
K da
pat
dilak
sana
kan
seba
ik-ba
iknya
3.1.
2 M
elak
ukan
so
sialis
asi
linta
s pr
ogra
m
kem
ente
rian
kese
hata
n da
n ja
jara
n ke
seha
tan
di
daer
ah
tent
ang
peru
mus
an k
ebija
kan
P2
HIV
AIDS
dan
PIM
S ya
ng
berb
asis
bukt
i, ilm
iah
dan
sesu
ai de
ngan
per
atur
an
peru
ndan
gan
3.1.
2.1
Perte
mua
n pe
mba
hasa
n ba
han
sosia
lisas
i te
rkait
ke
bija
kan P
2 HIV
AID
S dan
PI
MS
yang
ber
basis
buk
ti,
ilmia
h se
suai
deng
an
pera
tura
n pe
rund
anga
n ya
ng b
erla
ku
Kem
enke
s Pu
sat
2021
-202
4
3.
1.2.
2 So
sialis
asi
kepa
da l
inta
s pr
ogra
m
kem
ente
rian
kese
hata
n
Kem
enke
s Pu
sat
2021
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
140
sifilis
unt
uk m
enda
patk
an
pena
ngan
an le
bih
lanj
ut
2.4.
1.5
Mel
akuk
an
pem
etaa
n UT
DD P
MI
dan
jeja
ring
ruju
kan
yang
te
lah
dike
mba
ngka
n di
mas
ing-
mas
ing p
rovin
si
Kem
enke
s (D
itjen
Ya
nkes
)
Din
kes P
rovin
si
Din
kes K
ab/K
ota
PMI
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
Stra
tegi
-3:
Peng
uatan
pro
gram
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S be
rbas
is da
ta da
n da
pat
dipe
rtang
gung
jawab
kan
Inte
rven
si 3.
1 M
engu
paya
kan
sem
ua a
spek
pro
gram
ber
dasa
rkan
dat
a da
n fa
kta
, dap
at d
iper
tang
gung
jaw
abka
n se
cara
ilm
iah
sesu
ai p
erat
uran
yang
ber
laku
mel
alui
KIE
3.1.
1 Ko
ordi
nasi
dan
kons
olid
asi
deng
an p
ihak
terk
ait
3.1.
1.1
Mel
akuk
an
koor
dina
si da
n ko
nsol
idas
i ke
men
trian
/lem
baga
an
tara
la
in
Ditje
n Du
kcap
il-Ke
men
teria
n Da
lam
Nege
ri,
Pe
mda
Kem
enda
gri
(Ditj
en D
ukca
pil)
Pus
at
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
129
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
143
3.2.
1.3
Wor
ksho
p pe
neta
pan
targ
et n
asio
nal,
prov
insi
dan
kab/
kota
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pusa
t
Prov
insi
202
4
3.2.
2 M
elak
ukan
pe
nyus
unan
ke
giata
n, l
angk
ah-la
ngka
h da
n du
kung
an m
anaj
emen
P2
HI
V AI
DS
dan
PIM
S be
rdas
arka
n da
ta
dan
fakt
a,
dapa
t di
perta
nggu
ngja
wab
kan
seca
ra ilm
iah
3.2.
2.1
Peny
iapa
n m
ater
i un
tuk
peny
usun
an
kegia
tan,
la
ngka
h-la
ngka
h da
n du
kung
an m
anaj
emen
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
3.2.
2.2
Wor
ksho
p pe
nyus
unan
ke
giata
n, la
ngka
h-la
ngka
h da
n du
kung
an m
anje
men
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
3.2.
3 M
elak
ukan
pe
ngge
raka
n pe
laks
anaa
n ke
giata
n P2
HI
V AI
DS
dan
PIM
S be
rdas
arka
n da
ta
dan
fakt
a,
dapa
t di
perta
nggu
ngja
wab
kab
seca
ra ilm
iah
3.2.
3.1
Mem
buat
de
skrip
si pe
kerja
an
peng
elol
a pr
ogra
m d
i set
iap
tingk
at
adm
inist
rasi
dalam
m
elak
sana
kan
peng
gera
kan
pelak
sana
an
dan
supe
rvisi
keg
iatan
P2
HIV
AIDS
dan
IMS
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
142
3.
1.2.
3 So
sialis
asi k
epad
a jaj
aran
ke
seha
tan
tingk
at
prov
insi
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Pusa
t
Prov
insi
2021
3.
1.2.
4 So
sialis
asi k
epad
a jaj
aran
ke
seha
tan
tingk
at
kab/
kota
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
Inte
rven
si 3.
2 M
engu
paya
kan
sem
ua k
ebija
kan
dala
m p
rom
otif,
pre
vent
if da
n ku
ratif
ber
dasa
rkan
dat
a da
n fa
kta,
dap
at
dipe
rtang
gung
jaw
abka
n se
cara
ilm
iah,
sesu
ai d
enga
n pe
ratu
ran
yang
ber
laku
, ser
ta la
yak d
iduk
ung d
enga
n su
mbe
r day
a
3.2.
1 M
elak
ukan
pe
rhitu
ngan
da
n pe
neta
pan
targ
et 5
ta
huna
n P2
HIV
AIDS
dan
PI
MS
berd
asar
kan
data
da
n fa
kta,
da
pat
dipe
rtang
gung
jaw
abka
b se
cara
ilmia
h
3.2.
1.1
Peny
iapa
n m
ater
i, do
kum
en
dan
peny
elen
ggar
aan
wor
ksho
p pe
neta
pan
targ
et n
asio
nal,
prov
insi
dan
kab/
kota
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pusa
t
2023
- 20
24
3.2.
1.2
Wor
ksho
p pe
rhitu
ngan
ta
rget
nas
iona
l, pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pusa
t
202
3 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
130
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
143
3.2.
1.3
Wor
ksho
p pe
neta
pan
targ
et n
asio
nal,
prov
insi
dan
kab/
kota
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pusa
t
Prov
insi
202
4
3.2.
2 M
elak
ukan
pe
nyus
unan
ke
giata
n, l
angk
ah-la
ngka
h da
n du
kung
an m
anaj
emen
P2
HI
V AI
DS
dan
PIM
S be
rdas
arka
n da
ta
dan
fakt
a,
dapa
t di
perta
nggu
ngja
wab
kan
seca
ra ilm
iah
3.2.
2.1
Peny
iapa
n m
ater
i un
tuk
peny
usun
an
kegia
tan,
la
ngka
h-la
ngka
h da
n du
kung
an m
anaj
emen
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
3.2.
2.2
Wor
ksho
p pe
nyus
unan
ke
giata
n, la
ngka
h-la
ngka
h da
n du
kung
an m
anje
men
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
3.2.
3 M
elak
ukan
pe
ngge
raka
n pe
laks
anaa
n ke
giata
n P2
HI
V AI
DS
dan
PIM
S be
rdas
arka
n da
ta
dan
fakt
a,
dapa
t di
perta
nggu
ngja
wab
kab
seca
ra ilm
iah
3.2.
3.1
Mem
buat
de
skrip
si pe
kerja
an
peng
elol
a pr
ogra
m d
i set
iap
tingk
at
adm
inist
rasi
dalam
m
elak
sana
kan
peng
gera
kan
pelak
sana
an
dan
supe
rvisi
keg
iatan
P2
HIV
AIDS
dan
IMS
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
142
3.
1.2.
3 So
sialis
asi k
epad
a jaj
aran
ke
seha
tan
tingk
at
prov
insi
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Pusa
t
Prov
insi
2021
3.
1.2.
4 So
sialis
asi k
epad
a jaj
aran
ke
seha
tan
tingk
at
kab/
kota
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
Inte
rven
si 3.
2 M
engu
paya
kan
sem
ua k
ebija
kan
dala
m p
rom
otif,
pre
vent
if da
n ku
ratif
ber
dasa
rkan
dat
a da
n fa
kta,
dap
at
dipe
rtang
gung
jaw
abka
n se
cara
ilm
iah,
sesu
ai d
enga
n pe
ratu
ran
yang
ber
laku
, ser
ta la
yak d
iduk
ung d
enga
n su
mbe
r day
a
3.2.
1 M
elak
ukan
pe
rhitu
ngan
da
n pe
neta
pan
targ
et 5
ta
huna
n P2
HIV
AIDS
dan
PI
MS
berd
asar
kan
data
da
n fa
kta,
da
pat
dipe
rtang
gung
jaw
abka
b se
cara
ilmia
h
3.2.
1.1
Peny
iapa
n m
ater
i, do
kum
en
dan
peny
elen
ggar
aan
wor
ksho
p pe
neta
pan
targ
et n
asio
nal,
prov
insi
dan
kab/
kota
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pusa
t
2023
- 20
24
3.2.
1.2
Wor
ksho
p pe
rhitu
ngan
ta
rget
nas
iona
l, pr
ovin
si da
n ka
b/ko
ta
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pusa
t
202
3 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
131
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
145
upay
a pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
BNN
Kem
enak
er
K/L t
erka
it la
inny
a
4.1.
1.2
Mel
akuk
an
rapa
t ko
ordi
nasi
dan
harm
onisa
si ke
bijak
an
deng
an
Kem
enku
mha
m
dan
jaja
rann
ya
untu
k la
yana
n HI
V AI
DS d
an IM
S ba
gi na
rapi
dana
da
n ta
hana
n de
was
a dan
anak
Kem
enku
mha
m
Kem
enda
gri
Kem
enke
s PO
LRI
BNN
Kem
enso
s
Pus
at
2021
- 20
24
4.1.
1.3
Mel
akuk
an
rapa
t ko
ordi
nasi
berk
ala
anta
ra
Kem
ente
rian/
Lem
baga
te
rkai
t be
rsam
a m
itra
pem
bang
unan
un
tuk
men
doro
ng
terc
ipta
nya
lingk
unga
n ya
ng
men
duku
ng
bagi
penc
egah
an
dan
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
144
3.2.
3.2
Pela
ksan
aan
peng
gera
kan
pela
ksan
aan d
an su
perv
isi
seca
ra
berje
njan
g ke
giata
n P2
HIV
AID
S da
n PI
MS
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
Stra
tegi
-4: P
engu
atan
kem
itraa
n dan
pera
n ser
ta m
asya
raka
t ter
masu
k piha
k swa
sta, d
unia
usah
a, da
n mult
isekt
or la
inny
a ba
ik di
ting
kat n
asion
al ma
upun
inter
nasio
nal,
Inte
rven
si 4.
1 M
engu
paya
kan
terw
ujud
nya
kom
unik
asi a
ntar
kem
ente
rian/
lem
baga
ter
kait
di p
usat
dan
dae
rah
bers
ama
mas
yara
kat
4.1.
1 M
elak
ukan
ko
mun
ikasi
anta
r Ke
men
teria
n/Le
mba
ga
terk
ait
4.1.
1.1
Mel
akuk
an
rapa
t ko
ordi
nasi
deng
an
Kem
ente
rian
Agam
a,
Kem
ente
rian
Sosia
l, Ke
men
teria
n Pe
ndid
ikan,
Ba
ppen
as,
BKKB
N, B
NN,
Kem
enak
er
dan
Kem
ente
rian/
Lem
baga
la
in u
ntuk
men
yela
rask
an
Kem
enke
s
Kem
enag
Kem
enso
s
Kem
endi
k
Bapp
enas
BKKB
N
Pus
at
2021
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
132
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
145
upay
a pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
BNN
Kem
enak
er
K/L t
erka
it la
inny
a
4.1.
1.2
Mel
akuk
an
rapa
t ko
ordi
nasi
dan
harm
onisa
si ke
bijak
an
deng
an
Kem
enku
mha
m
dan
jaja
rann
ya
untu
k la
yana
n HI
V AI
DS d
an IM
S ba
gi na
rapi
dana
da
n ta
hana
n de
was
a dan
anak
Kem
enku
mha
m
Kem
enda
gri
Kem
enke
s PO
LRI
BNN
Kem
enso
s
Pus
at
2021
- 20
24
4.1.
1.3
Mel
akuk
an
rapa
t ko
ordi
nasi
berk
ala
anta
ra
Kem
ente
rian/
Lem
baga
te
rkai
t be
rsam
a m
itra
pem
bang
unan
un
tuk
men
doro
ng
terc
ipta
nya
lingk
unga
n ya
ng
men
duku
ng
bagi
penc
egah
an
dan
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
144
3.2.
3.2
Pela
ksan
aan
peng
gera
kan
pela
ksan
aan d
an su
perv
isi
seca
ra
berje
njan
g ke
giata
n P2
HIV
AID
S da
n PI
MS
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
Stra
tegi
-4: P
engu
atan
kem
itraa
n dan
pera
n ser
ta m
asya
raka
t ter
masu
k piha
k swa
sta, d
unia
usah
a, da
n mult
isekt
or la
inny
a ba
ik di
ting
kat n
asion
al ma
upun
inter
nasio
nal,
Inte
rven
si 4.
1 M
engu
paya
kan
terw
ujud
nya
kom
unik
asi a
ntar
kem
ente
rian/
lem
baga
ter
kait
di p
usat
dan
dae
rah
bers
ama
mas
yara
kat
4.1.
1 M
elak
ukan
ko
mun
ikasi
anta
r Ke
men
teria
n/Le
mba
ga
terk
ait
4.1.
1.1
Mel
akuk
an
rapa
t ko
ordi
nasi
deng
an
Kem
ente
rian
Agam
a,
Kem
ente
rian
Sosia
l, Ke
men
teria
n Pe
ndid
ikan,
Ba
ppen
as,
BKKB
N, B
NN,
Kem
enak
er
dan
Kem
ente
rian/
Lem
baga
la
in u
ntuk
men
yela
rask
an
Kem
enke
s
Kem
enag
Kem
enso
s
Kem
endi
k
Bapp
enas
BKKB
N
Pus
at
2021
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
133
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
147
4.1.
2.3
Sosia
lisas
i m
enge
nai
pelib
atan
lin
tas
sekt
or
dan
linta
s ke
men
teria
n/le
mba
ga
dalam
upa
ya p
ence
gaha
n da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
di s
emua
tin
gkat
pem
erin
taha
n.
Kem
enke
s P
usat
20
21 -
2022
4.1.
2.4
Mel
ibat
kan
linta
s se
ktor
da
n lin
tas
kem
ente
rian/
lem
baga
un
tuk
mon
itorin
g da
n ev
alua
si up
aya
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
di
sem
ua
tingk
at p
emer
inta
han.
Kem
enke
s
Kem
enda
gri
Pus
at
2021
- 20
24
4.1.
3 M
elak
ukan
ke
rjasa
ma
deng
an o
rgan
isasi
prof
esi
dan
mas
yara
kat
term
asuk
le
mba
ga/in
divid
u
4.1.
3.1
Peny
usun
an k
esep
akat
an
dalam
mob
ilisas
i sum
ber
daya
unt
uk p
ence
gaha
n da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
men
gacu
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Pus
at
2021
- 20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
146
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
4.1.
2 M
empe
rkua
t ko
mitm
en
linta
s pr
ogra
m d
an l
inta
s ke
men
teria
n/le
mba
ga
dalam
upa
ya p
ence
gaha
n da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
4.1.
2.1
Mel
akuk
an Lo
kaka
rya d
an
simpo
sium
HIV
AID
S da
n PI
MS
kepa
da
Petu
gas
Kem
ente
rian/
Lem
baga
(p
enya
maa
n Pe
rsep
si te
ntan
g HI
V AI
DS
dan
PIM
S)
Kem
enke
s Pu
sat
202
1 - 2
024
4.1.
2.2
Men
yusu
n re
ncan
a ke
rja
pelib
atan
lin
tas
sekt
or
dan
linta
s ke
men
teria
n/le
mba
ga
dalam
upa
ya p
ence
gaha
n da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
di s
emua
tin
gkat
pem
erin
taha
n.
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enda
gri
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Pro
vinsi
Kab/
Kota
202
1 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
134
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
147
4.1.
2.3
Sosia
lisas
i m
enge
nai
pelib
atan
lin
tas
sekt
or
dan
linta
s ke
men
teria
n/le
mba
ga
dalam
upa
ya p
ence
gaha
n da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
di s
emua
tin
gkat
pem
erin
taha
n.
Kem
enke
s P
usat
20
21 -
2022
4.1.
2.4
Mel
ibat
kan
linta
s se
ktor
da
n lin
tas
kem
ente
rian/
lem
baga
un
tuk
mon
itorin
g da
n ev
alua
si up
aya
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
di
sem
ua
tingk
at p
emer
inta
han.
Kem
enke
s
Kem
enda
gri
Pus
at
2021
- 20
24
4.1.
3 M
elak
ukan
ke
rjasa
ma
deng
an o
rgan
isasi
prof
esi
dan
mas
yara
kat
term
asuk
le
mba
ga/in
divid
u
4.1.
3.1
Peny
usun
an k
esep
akat
an
dalam
mob
ilisas
i sum
ber
daya
unt
uk p
ence
gaha
n da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
men
gacu
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Pus
at
2021
- 20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
146
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
4.1.
2 M
empe
rkua
t ko
mitm
en
linta
s pr
ogra
m d
an l
inta
s ke
men
teria
n/le
mba
ga
dalam
upa
ya p
ence
gaha
n da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
4.1.
2.1
Mel
akuk
an Lo
kaka
rya d
an
simpo
sium
HIV
AID
S da
n PI
MS
kepa
da
Petu
gas
Kem
ente
rian/
Lem
baga
(p
enya
maa
n Pe
rsep
si te
ntan
g HI
V AI
DS
dan
PIM
S)
Kem
enke
s Pu
sat
202
1 - 2
024
4.1.
2.2
Men
yusu
n re
ncan
a ke
rja
pelib
atan
lin
tas
sekt
or
dan
linta
s ke
men
teria
n/le
mba
ga
dalam
upa
ya p
ence
gaha
n da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS d
an P
IMS
di s
emua
tin
gkat
pem
erin
taha
n.
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enda
gri
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Pro
vinsi
Kab/
Kota
202
1 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
135
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
149
4.1.
4 Pe
ngua
tan
Kom
unika
si Pe
nceg
ahan
da
n Pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S de
ngan
ko
mun
itas (
popu
lasi
kunc
i, LS
M,
dan
popu
lasi
terd
ampa
k)
4.1.
4.1
Mel
akuk
an p
embe
ntuk
an
kelo
mpo
k du
kung
an
seba
ya
untu
k pe
ndam
ping
an O
DHA
di
dina
s ke
seha
tan/
fasy
anke
s gu
na m
ence
gah
loss
to
follo
w u
p
Fasy
anke
s
Kom
unita
s
Pusa
t
Pro
vinsi
Kab/
Kota
Fasy
anke
s
202
0 - 2
024
4.1.
4.2
Mel
akuk
an
perte
mua
n id
entif
ikasi
mas
alah
dan
so
lusi
dalam
pel
aksa
naan
pe
ndam
ping
an
ODHA
un
tuk
men
cega
h lo
ss t
o fo
llow
up
di f
asya
nkes
Fasy
anke
s
Kom
unita
s
Dink
es ka
b/ko
ta
Dink
es P
rovin
si
Kem
enke
s
Kab
/Kot
a
Prov
insi
Pusa
t
202
0 - 2
024
4.1.
4.3
Men
ingk
atka
n ka
pasit
as
kom
unita
s da
lam
kom
unika
si in
form
asi d
an
eduk
asi
dalam
Pe
nceg
ahan
da
n Pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S ke
pada
ODH
A,
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
148
filan
tropi
da
n co
rpor
ate
socia
l res
pons
ibilit
y (CS
R)
pada
pe
ratu
ran
yang
be
rlaku
. Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kem
ende
s
4.1.
3.2
Perte
mua
n ko
mun
ikasi,
ko
ordi
nasi,
da
n ko
labo
rasi
deng
an
Orga
nisa
si Pr
ofes
i da
n se
min
at d
alam
pro
gram
P2
HIV
AID
S dan
PIM
S
Kem
enke
s
Org
anisa
si Pr
ofes
i da
n Se
min
at
Din
kes P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
4.1.
3.3
Perte
mua
n Ko
ordi
nasi
Prog
ram
den
gan
jeja
ring
popu
lasi
kunc
i at
au
perw
akila
n ko
mun
itas
yang
te
rdam
pak
dalam
pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 – 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
136
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
149
4.1.
4 Pe
ngua
tan
Kom
unika
si Pe
nceg
ahan
da
n Pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S de
ngan
ko
mun
itas (
popu
lasi
kunc
i, LS
M,
dan
popu
lasi
terd
ampa
k)
4.1.
4.1
Mel
akuk
an p
embe
ntuk
an
kelo
mpo
k du
kung
an
seba
ya
untu
k pe
ndam
ping
an O
DHA
di
dina
s ke
seha
tan/
fasy
anke
s gu
na m
ence
gah
loss
to
follo
w u
p
Fasy
anke
s
Kom
unita
s
Pusa
t
Pro
vinsi
Kab/
Kota
Fasy
anke
s
202
0 - 2
024
4.1.
4.2
Mel
akuk
an
perte
mua
n id
entif
ikasi
mas
alah
dan
so
lusi
dalam
pel
aksa
naan
pe
ndam
ping
an
ODHA
un
tuk
men
cega
h lo
ss t
o fo
llow
up
di f
asya
nkes
Fasy
anke
s
Kom
unita
s
Dink
es ka
b/ko
ta
Dink
es P
rovin
si
Kem
enke
s
Kab
/Kot
a
Prov
insi
Pusa
t
202
0 - 2
024
4.1.
4.3
Men
ingk
atka
n ka
pasit
as
kom
unita
s da
lam
kom
unika
si in
form
asi d
an
eduk
asi
dalam
Pe
nceg
ahan
da
n Pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S ke
pada
ODH
A,
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
148
filan
tropi
da
n co
rpor
ate
socia
l res
pons
ibilit
y (CS
R)
pada
pe
ratu
ran
yang
be
rlaku
. Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kem
ende
s
4.1.
3.2
Perte
mua
n ko
mun
ikasi,
ko
ordi
nasi,
da
n ko
labo
rasi
deng
an
Orga
nisa
si Pr
ofes
i da
n se
min
at d
alam
pro
gram
P2
HIV
AID
S dan
PIM
S
Kem
enke
s
Org
anisa
si Pr
ofes
i da
n Se
min
at
Din
kes P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
4.1.
3.3
Perte
mua
n Ko
ordi
nasi
Prog
ram
den
gan
jeja
ring
popu
lasi
kunc
i at
au
perw
akila
n ko
mun
itas
yang
te
rdam
pak
dalam
pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 – 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
137
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
151
4.1.
5.2
Mel
akuk
an
perte
mua
n id
entif
ikasi
mas
alah
sosia
l da
n so
lusi
yang
se
suai
deng
an
kear
ifan
loka
l da
lam u
paya
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
Inte
rven
si 4.
2 M
engu
paya
kan
terw
ujud
nya
koor
dina
si an
tar k
emen
teria
n/le
mba
ga te
rkai
t ter
kait
di p
usat
dan
dae
rah
bers
ama
mas
yara
kat
4.2.
1 Pe
ning
kata
n pe
ran
kem
ente
rian/
lem
baga
da
lam
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
4.2.
1.1
Mel
akuk
an
koor
dina
si in
tern
al
mas
ing-
mas
ing
kem
ente
rian d
an le
mba
ga
untu
k pe
renc
anaa
n pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S di
m
asin
g-m
asin
g se
ktor
be
serta
pe
nyed
iaan
sum
ber d
aya
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kem
ende
s
Pusa
t
2020
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
150
popu
lasi
kunc
i, da
n po
pula
si te
rdam
pak
4.1.
4.4
Men
ingk
atka
n ka
pasit
as
kom
unita
s un
tuk
mel
aksa
naka
n pe
njan
gkau
an
dan
pend
ampi
ngan
ke
pada
po
pula
si ku
nci d
an O
DHA
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
4.1.
5 Pe
ngua
tan
Kom
unika
si Pe
nceg
ahan
da
n Pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S de
ngan
M
asya
raka
t (m
asya
raka
t um
um,
kade
r ke
seha
tan,
da
n w
arga
ped
uli A
IDS)
4.1.
5.1
Mel
akuk
an
peng
uata
n
kade
r ke
seha
tan,
to
ma,
to
ga,
peke
rja s
osia
l, da
n w
arga
ped
uli A
IDS
untu
k ko
mun
ikasi,
in
form
asi,
dan
eduk
asi
dan
pend
ampi
ngan
OD
HA d
i di
nas
kese
hata
n/fa
syan
kes
guna
men
cega
h lo
ss t
o fo
llow
up
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
138
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
151
4.1.
5.2
Mel
akuk
an
perte
mua
n id
entif
ikasi
mas
alah
sosia
l da
n so
lusi
yang
se
suai
deng
an
kear
ifan
loka
l da
lam u
paya
pen
cega
han
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
Inte
rven
si 4.
2 M
engu
paya
kan
terw
ujud
nya
koor
dina
si an
tar k
emen
teria
n/le
mba
ga te
rkai
t ter
kait
di p
usat
dan
dae
rah
bers
ama
mas
yara
kat
4.2.
1 Pe
ning
kata
n pe
ran
kem
ente
rian/
lem
baga
da
lam
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
4.2.
1.1
Mel
akuk
an
koor
dina
si in
tern
al
mas
ing-
mas
ing
kem
ente
rian d
an le
mba
ga
untu
k pe
renc
anaa
n pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S di
m
asin
g-m
asin
g se
ktor
be
serta
pe
nyed
iaan
sum
ber d
aya
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kem
ende
s
Pusa
t
2020
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
150
popu
lasi
kunc
i, da
n po
pula
si te
rdam
pak
4.1.
4.4
Men
ingk
atka
n ka
pasit
as
kom
unita
s un
tuk
mel
aksa
naka
n pe
njan
gkau
an
dan
pend
ampi
ngan
ke
pada
po
pula
si ku
nci d
an O
DHA
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
4.1.
5 Pe
ngua
tan
Kom
unika
si Pe
nceg
ahan
da
n Pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S de
ngan
M
asya
raka
t (m
asya
raka
t um
um,
kade
r ke
seha
tan,
da
n w
arga
ped
uli A
IDS)
4.1.
5.1
Mel
akuk
an
peng
uata
n
kade
r ke
seha
tan,
to
ma,
to
ga,
peke
rja s
osia
l, da
n w
arga
ped
uli A
IDS
untu
k ko
mun
ikasi,
in
form
asi,
dan
eduk
asi
dan
pend
ampi
ngan
OD
HA d
i di
nas
kese
hata
n/fa
syan
kes
guna
men
cega
h lo
ss t
o fo
llow
up
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
139
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
153
mas
ing
sekt
or
bese
rta
peny
edia
an su
mbe
r day
a Ke
men
sos
Kem
ende
s
4.2.
2 Pe
ning
kata
n pe
ran
mas
yara
kat
dalam
pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
4.2.
2.1
Men
yusu
n da
n so
sialia
si m
ekan
isme
ruju
kan
dalam
ben
tuk
buku
sak
u je
jarin
g un
tuk
mem
perk
uat
pera
n Le
mba
ga
Swad
aya
Mas
yara
kat
(LSM
) da
lam
pros
edur
ruju
kan
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Mitr
a Pe
mba
ngun
an
Kem
ente
rian/
Lem
baga
te
rkai
t la
inny
a
Pusa
t 20
21 -
2022
4.2.
2.2
Mel
akuk
an
peng
uata
n pe
ndam
ping
an
mel
alui
sy
mpo
sium
te
ntan
g pe
ngur
anga
n da
mpa
k bu
ruk (
Laya
nan a
lat su
ntik
ster
il, m
enge
nal
dan
men
anga
ni
kasu
s ov
erdo
sis o
pidf
ghjn
moi
d,
dll)
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
152
4.2.
1.2
Mel
akuk
an
koor
dina
si in
tern
al
mas
ing-
mas
ing
kem
ente
rian d
an le
mba
ga
untu
k tin
dak
lanj
ut
pela
ksan
aan
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S di
mas
ing-
mas
ing
sekt
or
bese
rta
peny
edia
an su
mbe
r day
a
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kem
ende
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.2.
1.3
Mel
akuk
an
koor
dina
si in
tern
al
mas
ing-
mas
ing
kem
ente
rian d
an le
mba
ga
untu
k pe
man
taua
n da
n pe
nila
ian
pela
ksan
aan
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
di
mas
ing-
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Pusa
t 20
20 -
2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
140
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
153
mas
ing
sekt
or
bese
rta
peny
edia
an su
mbe
r day
a Ke
men
sos
Kem
ende
s
4.2.
2 Pe
ning
kata
n pe
ran
mas
yara
kat
dalam
pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
4.2.
2.1
Men
yusu
n da
n so
sialia
si m
ekan
isme
ruju
kan
dalam
ben
tuk
buku
sak
u je
jarin
g un
tuk
mem
perk
uat
pera
n Le
mba
ga
Swad
aya
Mas
yara
kat
(LSM
) da
lam
pros
edur
ruju
kan
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Mitr
a Pe
mba
ngun
an
Kem
ente
rian/
Lem
baga
te
rkai
t la
inny
a
Pusa
t 20
21 -
2022
4.2.
2.2
Mel
akuk
an
peng
uata
n pe
ndam
ping
an
mel
alui
sy
mpo
sium
te
ntan
g pe
ngur
anga
n da
mpa
k bu
ruk (
Laya
nan a
lat su
ntik
ster
il, m
enge
nal
dan
men
anga
ni
kasu
s ov
erdo
sis o
pidf
ghjn
moi
d,
dll)
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
152
4.2.
1.2
Mel
akuk
an
koor
dina
si in
tern
al
mas
ing-
mas
ing
kem
ente
rian d
an le
mba
ga
untu
k tin
dak
lanj
ut
pela
ksan
aan
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S di
mas
ing-
mas
ing
sekt
or
bese
rta
peny
edia
an su
mbe
r day
a
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kem
ende
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.2.
1.3
Mel
akuk
an
koor
dina
si in
tern
al
mas
ing-
mas
ing
kem
ente
rian d
an le
mba
ga
untu
k pe
man
taua
n da
n pe
nila
ian
pela
ksan
aan
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
di
mas
ing-
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Pusa
t 20
20 -
2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
141
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
155
men
cipta
kan
lingk
unga
n ya
ng m
endu
kung
dal
am
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
Kem
enku
mha
m
Kem
enso
s
Inte
rven
si 4.
3 M
engu
paya
kan
terw
ujud
nya
kola
bora
si a
ntar
ke
men
teria
n/le
mba
ga t
erka
it di
pus
at d
an d
aera
h be
rsam
a m
asya
raka
t
4.3.
1 M
engid
entif
ikasi
dan
men
gata
si ta
ntan
gan
pela
yana
n HI
V AI
DS d
an
PIM
S be
serta
so
lusin
ya
deng
an
duku
ngan
m
asya
raka
t
4.3.
1.1
Mel
akuk
an
kola
bora
si an
tar
kem
ente
rian/
lem
baga
de
ngan
du
kung
an
mas
yara
kat
di
berb
agai
aspe
k pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S di
be
rbag
ai tin
gkat
ad
min
istra
si pe
mer
inta
han
deng
an
dana
yang
men
cuku
pi
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Pro
vinsi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
4.3.
1.2
Men
yusu
n in
dika
tor
peni
laian
kin
erja
penc
egah
an
dan
Kem
enke
s Pu
sat
202
1 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
154
4.2.
2.3
Mel
akuk
an
sosia
lisas
i ya
ng d
ikoor
dina
sikan
ole
h pu
skes
mas
/kec
amat
an
pada
ja
jara
n de
sa/k
elur
ahan
ag
ar
mel
akuk
an
inisi
asi
dan
peng
gera
kan
pelak
sana
an
penc
egah
an
dan
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
ol
eh
mas
yara
kat
Pusk
esm
as
Kab/
Kota
20
21 -
2024
4.2.
2.4
Mel
akuk
an in
isias
i upa
ya
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
oleh
m
asya
raka
t
Dink
es K
ab/K
ota
Fasy
anke
s
Kab/
KOta
20
21 -
2024
4.2.
2.5
Peng
uata
n sis
tem
ruju
kan
bagi
ODHA
dan
pop
ulas
i ku
nci
serta
Po
pula
si kh
usus
yan
g m
enga
lami
keke
rasa
n da
n at
au
disk
rimin
asi
untu
k
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Mitr
a Pe
mba
ngun
an
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
142
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
155
men
cipta
kan
lingk
unga
n ya
ng m
endu
kung
dal
am
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
Kem
enku
mha
m
Kem
enso
s
Inte
rven
si 4.
3 M
engu
paya
kan
terw
ujud
nya
kola
bora
si a
ntar
ke
men
teria
n/le
mba
ga t
erka
it di
pus
at d
an d
aera
h be
rsam
a m
asya
raka
t
4.3.
1 M
engid
entif
ikasi
dan
men
gata
si ta
ntan
gan
pela
yana
n HI
V AI
DS d
an
PIM
S be
serta
so
lusin
ya
deng
an
duku
ngan
m
asya
raka
t
4.3.
1.1
Mel
akuk
an
kola
bora
si an
tar
kem
ente
rian/
lem
baga
de
ngan
du
kung
an
mas
yara
kat
di
berb
agai
aspe
k pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S di
be
rbag
ai tin
gkat
ad
min
istra
si pe
mer
inta
han
deng
an
dana
yang
men
cuku
pi
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Pro
vinsi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
4.3.
1.2
Men
yusu
n in
dika
tor
peni
laian
kin
erja
penc
egah
an
dan
Kem
enke
s Pu
sat
202
1 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
154
4.2.
2.3
Mel
akuk
an
sosia
lisas
i ya
ng d
ikoor
dina
sikan
ole
h pu
skes
mas
/kec
amat
an
pada
ja
jara
n de
sa/k
elur
ahan
ag
ar
mel
akuk
an
inisi
asi
dan
peng
gera
kan
pelak
sana
an
penc
egah
an
dan
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
ol
eh
mas
yara
kat
Pusk
esm
as
Kab/
Kota
20
21 -
2024
4.2.
2.4
Mel
akuk
an in
isias
i upa
ya
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
oleh
m
asya
raka
t
Dink
es K
ab/K
ota
Fasy
anke
s
Kab/
KOta
20
21 -
2024
4.2.
2.5
Peng
uata
n sis
tem
ruju
kan
bagi
ODHA
dan
pop
ulas
i ku
nci
serta
Po
pula
si kh
usus
yan
g m
enga
lami
keke
rasa
n da
n at
au
disk
rimin
asi
untu
k
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Mitr
a Pe
mba
ngun
an
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
143
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
157
dilak
sana
kan
oleh
ke
men
teria
n/le
mba
ga
di
berb
agai
tin
gkat
ad
min
istra
si pe
mer
inta
han
4.3.
2 M
empe
rkua
t re
spon
m
asya
raka
t un
tuk
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS d
i sem
ua ti
ngka
t
4.3.
2.1
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
kapa
sitas
m
asya
raka
t da
lam
mel
aksa
naka
n pe
njan
gkau
an
untu
k m
endu
kung
fa
syan
kes
dalam
de
teks
i da
n pe
ngob
atan
HIV
AID
S da
n PI
MS
Dink
es K
ab/K
ota
Pusk
esm
as
Kab
/Kot
a 2
020
- 202
4
4.3.
2.2
Mel
akuk
an
sosia
lisas
i/sim
posiu
m/
kam
pany
e un
tuk
mas
yara
kat
yang
di
laksa
naka
n ol
eh
kem
ente
rian/
lem
baga
/mas
yara
kat
untu
k m
enin
gkat
kan
pem
aham
an
tent
ang
Kem
enke
s
K/L t
erka
it
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
156
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
yang
dise
paka
ti an
tar
kem
ente
rian/
lem
baga
be
rsam
a mas
yara
kat
4.3.
1.3
Mel
akuk
an
peng
uata
n ko
mpe
nten
si da
n ka
pasit
as
petu
gas
dari
kem
ente
rian/
lem
baga
ya
ng
berp
eran
da
lam
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
untu
k m
enda
patk
an
laya
nan
yang
ko
mpr
ehen
sif d
an
berm
utu
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kem
ende
s
Pus
at
2021
- 20
24
4.3.
1.4
Men
yepa
kati
shar
ing d
ata
tent
ang
penc
egah
an d
an
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
yang
Kem
ente
rian/
Lem
baga
terk
ait
SKPD
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
1 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
144
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
157
dilak
sana
kan
oleh
ke
men
teria
n/le
mba
ga
di
berb
agai
tin
gkat
ad
min
istra
si pe
mer
inta
han
4.3.
2 M
empe
rkua
t re
spon
m
asya
raka
t un
tuk
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS d
i sem
ua ti
ngka
t
4.3.
2.1
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
kapa
sitas
m
asya
raka
t da
lam
mel
aksa
naka
n pe
njan
gkau
an
untu
k m
endu
kung
fa
syan
kes
dalam
de
teks
i da
n pe
ngob
atan
HIV
AID
S da
n PI
MS
Dink
es K
ab/K
ota
Pusk
esm
as
Kab
/Kot
a 2
020
- 202
4
4.3.
2.2
Mel
akuk
an
sosia
lisas
i/sim
posiu
m/
kam
pany
e un
tuk
mas
yara
kat
yang
di
laksa
naka
n ol
eh
kem
ente
rian/
lem
baga
/mas
yara
kat
untu
k m
enin
gkat
kan
pem
aham
an
tent
ang
Kem
enke
s
K/L t
erka
it
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
156
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
yang
dise
paka
ti an
tar
kem
ente
rian/
lem
baga
be
rsam
a mas
yara
kat
4.3.
1.3
Mel
akuk
an
peng
uata
n ko
mpe
nten
si da
n ka
pasit
as
petu
gas
dari
kem
ente
rian/
lem
baga
ya
ng
berp
eran
da
lam
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
untu
k m
enda
patk
an
laya
nan
yang
ko
mpr
ehen
sif d
an
berm
utu
Kem
enko
PM
K Ke
men
dagr
i Ke
men
aker
Ke
men
kes
TNI/P
OLRI
Ke
men
BUM
N Ke
men
ag
Kem
enin
fo
Kem
en P
PA
Kem
enso
s
Kem
ende
s
Pus
at
2021
- 20
24
4.3.
1.4
Men
yepa
kati
shar
ing d
ata
tent
ang
penc
egah
an d
an
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
yang
Kem
ente
rian/
Lem
baga
terk
ait
SKPD
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
1 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
145
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
159
HIV
AIDS
dan
PIM
S ya
ng
pern
ah d
ilaku
kan
4.4.
1.3
Men
giden
tifika
si pe
san
dan
peny
usun
an
med
ia Ka
mpa
nye
Peng
hapu
san
Stigm
a da
n di
skrim
inas
i te
rkai
t HIV
AID
S dan
PIM
S de
ngan
m
elib
atka
n or
ang/
lem
baga
(p
enul
is,
blog
ger,
vlogg
er,
influ
ence
r) ya
ng
dapa
t m
engk
ampa
nyek
an
peng
hapu
san
stigm
a da
n di
skrim
inas
i
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.4
Mel
akuk
an
uji
mat
eri
kam
pany
e ke
lay
anan
ke
seha
tan
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
158
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
Inte
rven
si 4.
4 M
engu
paya
kan
peng
hapu
san
stig
ma,
disk
rimin
asi,
pela
ngga
ran
hak a
sasi
dan
lega
l bar
rier
4.4.
1 M
empe
rkua
t st
rate
gi Ka
mpa
nye
terk
ait
peng
hapu
san
stigm
a da
n di
skrim
inas
i te
rkai
t HI
V AI
DS d
an P
IMS
4.4.
1.1
Advo
kasi
kepa
da
peng
ambi
l ke
bijak
an
tent
ang
peng
emba
ngan
pe
ratu
ran
peru
ndan
gan
yang
m
engh
apus
kan
stigm
a da
n di
skrim
inas
i ke
pada
Po
pula
si ku
nci
dan
popu
lasi
khus
us
terk
ait H
IV A
IDS d
an IM
S
Kem
enke
s
K/L
terk
ait
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Mitr
a Pe
mba
ngun
an
Kom
unita
s
Pus
at
Pro
vinsi
Kab
/Kot
a
202
0 -2
024
4.4.
1.2
Mel
akuk
an
eval
uasi
pela
ksan
aan
kam
pany
e pe
ngha
pusa
n st
igma
dan
disk
rimin
asi
kepa
da
Popu
lasi
kunc
i da
n po
pula
si kh
usus
te
rkait
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Pusa
t
Prov
insi
202
1 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
146
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
159
HIV
AIDS
dan
PIM
S ya
ng
pern
ah d
ilaku
kan
4.4.
1.3
Men
giden
tifika
si pe
san
dan
peny
usun
an
med
ia Ka
mpa
nye
Peng
hapu
san
Stigm
a da
n di
skrim
inas
i te
rkai
t HIV
AID
S dan
PIM
S de
ngan
m
elib
atka
n or
ang/
lem
baga
(p
enul
is,
blog
ger,
vlogg
er,
influ
ence
r) ya
ng
dapa
t m
engk
ampa
nyek
an
peng
hapu
san
stigm
a da
n di
skrim
inas
i
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.4
Mel
akuk
an
uji
mat
eri
kam
pany
e ke
lay
anan
ke
seha
tan
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
158
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
Inte
rven
si 4.
4 M
engu
paya
kan
peng
hapu
san
stig
ma,
disk
rimin
asi,
pela
ngga
ran
hak a
sasi
dan
lega
l bar
rier
4.4.
1 M
empe
rkua
t st
rate
gi Ka
mpa
nye
terk
ait
peng
hapu
san
stigm
a da
n di
skrim
inas
i te
rkai
t HI
V AI
DS d
an P
IMS
4.4.
1.1
Advo
kasi
kepa
da
peng
ambi
l ke
bijak
an
tent
ang
peng
emba
ngan
pe
ratu
ran
peru
ndan
gan
yang
m
engh
apus
kan
stigm
a da
n di
skrim
inas
i ke
pada
Po
pula
si ku
nci
dan
popu
lasi
khus
us
terk
ait H
IV A
IDS d
an IM
S
Kem
enke
s
K/L
terk
ait
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Mitr
a Pe
mba
ngun
an
Kom
unita
s
Pus
at
Pro
vinsi
Kab
/Kot
a
202
0 -2
024
4.4.
1.2
Mel
akuk
an
eval
uasi
pela
ksan
aan
kam
pany
e pe
ngha
pusa
n st
igma
dan
disk
rimin
asi
kepa
da
Popu
lasi
kunc
i da
n po
pula
si kh
usus
te
rkait
Kem
enke
s
Din
kes P
rovin
si
Pusa
t
Prov
insi
202
1 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
147
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
161
seca
ra
bers
ama
oleh
ja
jara
n pe
mer
inta
h da
n la
pisa
n m
asya
raka
t
4.4.
1.9
Pela
ksan
aan
kam
pany
e pe
ngha
pusa
n st
igma
disk
rimin
asi
ter
kait
HIV
AIDS
dan
PIM
S de
ngan
m
elib
atka
n or
ang/
lem
baga
(p
enul
is,
blog
ger,
vlogg
er,
influ
ence
r) se
rta
med
ia m
assa
/jurn
alis
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.10
M
elak
ukan
ev
alua
si m
ater
i ka
mpa
nye
oleh
m
asya
raka
t pa
da
saat
pe
laks
anaa
n ka
mpa
nye
seca
ra o
nlin
e
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.11
M
elak
ukan
rapa
t eva
luas
i pe
laks
anaa
n ka
mpa
nye
peng
hapu
san
stigm
a
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Pusa
t 20
20 -
2024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
160
4.4.
1.5
Mel
akuk
an
uji
mat
eri
kam
pany
e ke
mas
yara
kat
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.6
Mel
akuk
an
uji
mat
eri
kam
pany
e ke
pada
ODH
A
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.7
Mel
akuk
an
final
isasi
mat
eri k
ampa
nye
Ke
men
ko P
MK
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.8
Mel
akuk
an
dise
min
asi
dan
pene
rbita
n st
rate
gi ka
mpa
nye
peng
hapu
san
stigm
a da
n di
skrim
inas
i te
rkai
t HIV
AID
S dan
PIM
S un
tuk
dapa
t di
lakuk
an
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
148
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
161
seca
ra
bers
ama
oleh
ja
jara
n pe
mer
inta
h da
n la
pisa
n m
asya
raka
t
4.4.
1.9
Pela
ksan
aan
kam
pany
e pe
ngha
pusa
n st
igma
disk
rimin
asi
ter
kait
HIV
AIDS
dan
PIM
S de
ngan
m
elib
atka
n or
ang/
lem
baga
(p
enul
is,
blog
ger,
vlogg
er,
influ
ence
r) se
rta
med
ia m
assa
/jurn
alis
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.10
M
elak
ukan
ev
alua
si m
ater
i ka
mpa
nye
oleh
m
asya
raka
t pa
da
saat
pe
laks
anaa
n ka
mpa
nye
seca
ra o
nlin
e
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.11
M
elak
ukan
rapa
t eva
luas
i pe
laks
anaa
n ka
mpa
nye
peng
hapu
san
stigm
a
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Pusa
t 20
20 -
2024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
160
4.4.
1.5
Mel
akuk
an
uji
mat
eri
kam
pany
e ke
mas
yara
kat
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.6
Mel
akuk
an
uji
mat
eri
kam
pany
e ke
pada
ODH
A
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.7
Mel
akuk
an
final
isasi
mat
eri k
ampa
nye
Ke
men
ko P
MK
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
4.4.
1.8
Mel
akuk
an
dise
min
asi
dan
pene
rbita
n st
rate
gi ka
mpa
nye
peng
hapu
san
stigm
a da
n di
skrim
inas
i te
rkai
t HIV
AID
S dan
PIM
S un
tuk
dapa
t di
lakuk
an
Kem
enko
PM
K
Kem
enke
s
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
Pusa
t 20
20 -
2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
149
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
163
4.4.
2.4
Pene
rapa
n m
etod
e e-
lear
ning
un
tuk
peni
ngka
tan
kapa
sitas
pe
tuga
s ke
seha
tan,
pe
nggu
na
laya
nan,
m
anaj
emen
da
n pe
ngaw
asan
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
4
4.4.
2.5
Mel
akuk
an
kerja
sa
ma
jeja
ring
pelay
anan
ke
seha
tan
dan
unit
pela
yana
n la
inny
a te
rkait
ke
kera
san
dan
hak
asas
i (P
2TP2
A,
Wom
en
Crisi
s Ce
nter
, Le
mba
ga
Perli
ndun
gan
Saks
i).
Kem
enke
s
Kem
en P
PA
Kem
enku
mha
m
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
4.4.
3 M
enin
gkat
kan
pem
aham
an b
agi p
opul
asi
kunc
i dan
ODH
A te
rhad
ap
hakn
ya d
alam
kese
hata
n
4.4.
3.1
Mel
akuk
an
perte
mua
n ru
tin k
elom
pok
duku
ngan
se
baya
berb
asis
fasy
anke
s un
tuk
men
ingk
atka
n pe
mah
aman
ha
k
Fasy
anke
s
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
2
020-
2024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
162
disk
rimin
asi
ter
kait
HIV
AIDS
da
n PI
MS
serta
tin
dak
lanj
ut
dari
hasil
ev
alua
si
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
4.4.
2 Se
nsiti
tisas
i pe
tuga
s la
yana
n ke
seha
tan
terh
adap
ha
k at
as
kese
hata
n ke
pada
m
asya
raka
t
4.4.
2.1
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
pem
aham
an
petu
gas
kese
hata
n te
ntan
g ha
k az
asi
man
usia
dalam
pe
laya
nan
publ
ik
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
4.4.
2.2
Peni
ngka
tan
kapa
sitas
pe
tuga
s kes
ehat
an d
alam
pe
laya
nan
bagi
kelo
mpo
k kh
usus
(OD
HA,
popu
lasi
kunc
i, ODH
A an
ak, d
ll)
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
4.4.
2.3
Pem
utak
hira
n m
ater
i dan
pe
laks
anaa
n pe
latih
an
kepa
da te
naga
kes
ehat
an
seca
ra b
erje
njan
g ten
tang
et
ika m
edik
dan
gend
er
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
150
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
163
4.4.
2.4
Pene
rapa
n m
etod
e e-
lear
ning
un
tuk
peni
ngka
tan
kapa
sitas
pe
tuga
s ke
seha
tan,
pe
nggu
na
laya
nan,
m
anaj
emen
da
n pe
ngaw
asan
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
4
4.4.
2.5
Mel
akuk
an
kerja
sa
ma
jeja
ring
pelay
anan
ke
seha
tan
dan
unit
pela
yana
n la
inny
a te
rkait
ke
kera
san
dan
hak
asas
i (P
2TP2
A,
Wom
en
Crisi
s Ce
nter
, Le
mba
ga
Perli
ndun
gan
Saks
i).
Kem
enke
s
Kem
en P
PA
Kem
enku
mha
m
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
4.4.
3 M
enin
gkat
kan
pem
aham
an b
agi p
opul
asi
kunc
i dan
ODH
A te
rhad
ap
hakn
ya d
alam
kese
hata
n
4.4.
3.1
Mel
akuk
an
perte
mua
n ru
tin k
elom
pok
duku
ngan
se
baya
berb
asis
fasy
anke
s un
tuk
men
ingk
atka
n pe
mah
aman
ha
k
Fasy
anke
s
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
2
020-
2024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
162
disk
rimin
asi
ter
kait
HIV
AIDS
da
n PI
MS
serta
tin
dak
lanj
ut
dari
hasil
ev
alua
si
Kem
enin
fo
Kom
unita
s
4.4.
2 Se
nsiti
tisas
i pe
tuga
s la
yana
n ke
seha
tan
terh
adap
ha
k at
as
kese
hata
n ke
pada
m
asya
raka
t
4.4.
2.1
Mel
akuk
an
peni
ngka
tan
pem
aham
an
petu
gas
kese
hata
n te
ntan
g ha
k az
asi
man
usia
dalam
pe
laya
nan
publ
ik
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
4.4.
2.2
Peni
ngka
tan
kapa
sitas
pe
tuga
s kes
ehat
an d
alam
pe
laya
nan
bagi
kelo
mpo
k kh
usus
(OD
HA,
popu
lasi
kunc
i, ODH
A an
ak, d
ll)
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
4.4.
2.3
Pem
utak
hira
n m
ater
i dan
pe
laks
anaa
n pe
latih
an
kepa
da te
naga
kes
ehat
an
seca
ra b
erje
njan
g ten
tang
et
ika m
edik
dan
gend
er
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
151
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
165
stigm
a da
n di
skrim
inas
i pa
da O
DHA
dan
popu
lasi
kunc
i
Dink
es K
ab/k
ota
4.4.
4.3
Simpo
sium
un
tuk
peng
uata
n pe
mah
aman
Ha
k As
asi
Man
usia
yan
g be
nar
terk
ait
kese
hata
n da
lam
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
Kem
enke
s
Kem
enku
mha
m
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
4.4.
4.4.
M
embu
at
Pera
ngka
t un
tuk
mel
akuk
an
peni
laian
/pem
anta
uan
terk
ait
disk
rimin
asi
di
Fasy
anke
s, te
mpa
t ke
rja,
sect
or
Pend
idika
n,
laya
nan
publ
ic la
inny
a se
rta
hasil
pe
nila
ian
dilap
orka
n ke
Ke
men
teria
n Ke
seha
tan
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Pusa
t 20
21-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
164
kese
hata
n pa
da
ODHA
da
n po
pula
si ku
nci
4.4.
3.2
Peni
ngka
tan
peng
etah
uan
dan
kete
ram
pilan
bagi
kom
unita
s da
lam
pend
ampi
ngan
ka
sus
huku
m te
rkait
den
gan
HIV
AIDS
dan
PIM
S (te
rkait
ha
mba
tan
huku
m)
Kem
enku
mha
m
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
4.4.
4 M
engu
paya
kan
hilan
gnya
st
igma
dan
disk
rimin
asi
terk
ait
HIV
AIDS
& P
IMS
oleh
tena
ga ke
seha
tan
dan
mas
yara
kat
4.4.
4.1
Perte
mua
n Na
siona
l bag
i te
naga
ke
seha
tan,
m
asya
raka
t da
n ko
mun
itas
tent
ang
peng
hapu
san
stigm
a da
n di
skrim
inas
i te
rkait
HI
V AI
DS &
PIM
S
Kem
enke
s
kom
unita
s
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21 -2
024
4.4.
4.2
Loka
kary
a ke
pada
tena
ga
kese
hata
n te
ntan
g in
terv
ensi
peng
hapu
san
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Pus
at, P
rovin
si,
Kab/
Kota
2
021-
2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
152
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
165
stigm
a da
n di
skrim
inas
i pa
da O
DHA
dan
popu
lasi
kunc
i
Dink
es K
ab/k
ota
4.4.
4.3
Simpo
sium
un
tuk
peng
uata
n pe
mah
aman
Ha
k As
asi
Man
usia
yan
g be
nar
terk
ait
kese
hata
n da
lam
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
Kem
enke
s
Kem
enku
mha
m
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
4.4.
4.4.
M
embu
at
Pera
ngka
t un
tuk
mel
akuk
an
peni
laian
/pem
anta
uan
terk
ait
disk
rimin
asi
di
Fasy
anke
s, te
mpa
t ke
rja,
sect
or
Pend
idika
n,
laya
nan
publ
ic la
inny
a se
rta
hasil
pe
nila
ian
dilap
orka
n ke
Ke
men
teria
n Ke
seha
tan
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Pusa
t 20
21-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
164
kese
hata
n pa
da
ODHA
da
n po
pula
si ku
nci
4.4.
3.2
Peni
ngka
tan
peng
etah
uan
dan
kete
ram
pilan
bagi
kom
unita
s da
lam
pend
ampi
ngan
ka
sus
huku
m te
rkait
den
gan
HIV
AIDS
dan
PIM
S (te
rkait
ha
mba
tan
huku
m)
Kem
enku
mha
m
Kem
enke
s
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
4.4.
4 M
engu
paya
kan
hilan
gnya
st
igma
dan
disk
rimin
asi
terk
ait
HIV
AIDS
& P
IMS
oleh
tena
ga ke
seha
tan
dan
mas
yara
kat
4.4.
4.1
Perte
mua
n Na
siona
l bag
i te
naga
ke
seha
tan,
m
asya
raka
t da
n ko
mun
itas
tent
ang
peng
hapu
san
stigm
a da
n di
skrim
inas
i te
rkait
HI
V AI
DS &
PIM
S
Kem
enke
s
kom
unita
s
Pusa
t, Pr
ovin
si,
Kab/
Kota
20
21 -2
024
4.4.
4.2
Loka
kary
a ke
pada
tena
ga
kese
hata
n te
ntan
g in
terv
ensi
peng
hapu
san
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Pus
at, P
rovin
si,
Kab/
Kota
2
021-
2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
153
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
167
Kebi
jaka
n be
rdas
arka
n Ha
sil K
ajian
) 5.
1.1.
3 Ka
jian
di
bida
ng
peng
obat
an
anta
ra
lain
po
tens
i pen
goba
tan
baru
be
rsum
ber d
omes
tik, d
an
lain
-lain
Kem
enke
s (P
engo
bata
n tra
disio
nal)
Pusa
t 20
21-2
024
5.1.
1.4
Kajia
n di
Bid
ang
eval
uasi
peng
obat
an
anta
ra
lain
an
alisi
s fa
ktor
ya
ng
mem
peng
aruh
i ke
berh
asila
n pe
ngob
atan
, da
n la
in-la
in
Kem
enke
s
Pusa
t 20
21-2
022
5.1.
1.5
Kajia
n di
bi
dang
pe
mbe
rian
layan
an
anta
ra
lain
m
anaje
men
pe
laya
nan
untu
k m
enin
gkat
kan
kuali
tas
laya
nan
(link
ages
to c
are)
ke
pada
m
asya
raka
t (re
maja
, Ib
u Ha
mil)
, pe
limpa
han
dan
atau
pe
mba
gian
tug
as p
ada
layan
an
dan
atau
Kem
enke
s
Pusa
t 20
21-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
166
dan
Kem
ente
rian
terk
ait
lain
nya
Stra
tegi
-5: P
enge
mba
ngan
inov
asi p
rogr
am se
suai
kebij
akan
peme
rintah
Inte
rven
si 5.
1 M
engu
paya
kan
peru
baha
n pr
ogra
m y
ang
dise
suai
kan
deng
an k
emaj
uan
ilmu
dan
tekn
olog
i ter
mas
uk IT
(
tekn
olog
i inf
orm
asi d
an ko
mun
ikas
i) se
suai
den
gan
kebi
jaka
n ya
ng b
erla
ku
5.1.
1 M
elak
ukan
pe
nelit
ian/k
ajian
P2
HI
V AI
DS
dan
PIM
S un
tuk
men
giden
tifika
si te
robo
san.
(P
ersia
pan
Pene
litian
, Pe
nyus
unan
Pr
otok
ol,
Pela
ksan
aan
Pene
litian
, Pe
nyus
unan
la
pora
n,
Peny
ajia
n ha
sil
pene
litian
,Pub
likas
i Ha
sil
pene
litian
, Pen
gem
bang
an
5.1.
1.1
Kajia
n di
bida
ng
penc
egah
an an
tara
lain
Pe
laks
anaa
n Pr
EP, P
EP,
Sirku
msis
i, dan
lain
-lain
Kem
enke
s Pu
sat
2021
-202
2
5.1.
1.2
Kajia
n di
bida
ng
test
ing
anta
ra
lain
sk
rinin
g m
elal
ui te
s man
diri
(OFT
), la
y Pr
ovid
er
test
ing,
pe
man
faat
an
alat
te
st/r
eage
n te
st t
erkin
i ,
dan
lain
-lain
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
1
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
154
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
167
Kebi
jaka
n be
rdas
arka
n Ha
sil K
ajian
) 5.
1.1.
3 Ka
jian
di
bida
ng
peng
obat
an
anta
ra
lain
po
tens
i pen
goba
tan
baru
be
rsum
ber d
omes
tik, d
an
lain
-lain
Kem
enke
s (P
engo
bata
n tra
disio
nal)
Pusa
t 20
21-2
024
5.1.
1.4
Kajia
n di
Bid
ang
eval
uasi
peng
obat
an
anta
ra
lain
an
alisi
s fa
ktor
ya
ng
mem
peng
aruh
i ke
berh
asila
n pe
ngob
atan
, da
n la
in-la
in
Kem
enke
s
Pusa
t 20
21-2
022
5.1.
1.5
Kajia
n di
bi
dang
pe
mbe
rian
layan
an
anta
ra
lain
m
anaje
men
pe
laya
nan
untu
k m
enin
gkat
kan
kuali
tas
laya
nan
(link
ages
to c
are)
ke
pada
m
asya
raka
t (re
maja
, Ib
u Ha
mil)
, pe
limpa
han
dan
atau
pe
mba
gian
tug
as p
ada
layan
an
dan
atau
Kem
enke
s
Pusa
t 20
21-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
166
dan
Kem
ente
rian
terk
ait
lain
nya
Stra
tegi
-5: P
enge
mba
ngan
inov
asi p
rogr
am se
suai
kebij
akan
peme
rintah
Inte
rven
si 5.
1 M
engu
paya
kan
peru
baha
n pr
ogra
m y
ang
dise
suai
kan
deng
an k
emaj
uan
ilmu
dan
tekn
olog
i ter
mas
uk IT
(
tekn
olog
i inf
orm
asi d
an ko
mun
ikas
i) se
suai
den
gan
kebi
jaka
n ya
ng b
erla
ku
5.1.
1 M
elak
ukan
pe
nelit
ian/k
ajian
P2
HI
V AI
DS
dan
PIM
S un
tuk
men
giden
tifika
si te
robo
san.
(P
ersia
pan
Pene
litian
, Pe
nyus
unan
Pr
otok
ol,
Pela
ksan
aan
Pene
litian
, Pe
nyus
unan
la
pora
n,
Peny
ajia
n ha
sil
pene
litian
,Pub
likas
i Ha
sil
pene
litian
, Pen
gem
bang
an
5.1.
1.1
Kajia
n di
bida
ng
penc
egah
an an
tara
lain
Pe
laks
anaa
n Pr
EP, P
EP,
Sirku
msis
i, dan
lain
-lain
Kem
enke
s Pu
sat
2021
-202
2
5.1.
1.2
Kajia
n di
bida
ng
test
ing
anta
ra
lain
sk
rinin
g m
elal
ui te
s man
diri
(OFT
), la
y Pr
ovid
er
test
ing,
pe
man
faat
an
alat
te
st/r
eage
n te
st t
erkin
i ,
dan
lain
-lain
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
1
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
155
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
169
men
gada
ptas
i ke
arifa
n lo
kal
5.1.
5.3
Pela
ksan
aan
pene
litian
/kaj
ian
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.4
Peny
usun
an
lapo
ran,
an
alisi
s dan
has
il Ke
men
kes
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.5
Peny
ajia
n ha
sil
pene
litian
/kaj
ian
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.6
Publ
ikasi
hasil
pe
nelit
ian/k
ajian
Ke
men
kes
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.7
Peng
kajia
n ha
sil
pene
litian
un
tuk
dipe
rtim
bang
kan
men
jadi
da
sar
peng
ambi
lan
kebi
jaka
n da
n ke
giata
n
Kem
enke
s
Pus
at
202
1-20
22
Inte
rven
si 5
.2 m
engu
paya
kan
peng
guna
an a
lat d
enga
n te
knol
ogi y
ang m
utak
hir u
ntuk
skrin
ing d
an d
iagn
ostik
(ter
mas
uk EI
D)
5.2.
1 M
elak
sana
kan
adap
tasi
pem
anfa
atan
met
ode,
alat
5.
2.1.
1 Pe
rtem
uan
Panl
i se
cara
pe
riodi
k un
tuk
men
giden
tifika
si in
ovas
i di
tin
gkat
na
siona
l,
Kem
enke
s P
usat
2020
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
168
mas
yara
kat
teru
tam
a di
da
erah
su
lit
dija
ngka
u (D
TPK)
dan
lain
-lain
5.1.
4 Di
sem
inas
i da
n ad
voka
si ke
giata
n in
ovas
i se
suai
hasil
pen
eliti
an
5.1.
4.1
Dise
min
asi
kegia
tan
inov
asi
sesu
ai ha
sil
pene
litian
ke
pada
pe
ngam
bil
kebi
jaka
n di
tin
gkat
pus
at d
an d
aera
h
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
202
0-20
24
5.1.
4.2
Advo
kasi
kegia
tan
sesu
ai ha
sil
pene
litian
ke
pada
pe
ngam
bil
kebi
jaka
n di
pu
sat d
an d
aera
h
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
202
1-20
24
5.1.
5 M
elak
ukan
pe
nelit
ian/k
ajian
aspe
k KIE
P2
HI
V AI
DS
dan
PIM
S un
tuk
men
giden
tifika
si te
robo
san
/ m
enga
plika
si in
ovas
i ya
ng b
erke
mba
ng
ditin
gkat
glo
bal
atau
5.1.
5.1
Per
siapa
n pe
nelit
ian/
kajia
n:
pros
es
kons
ep
note
, TOR
, iden
tifika
si tim
pe
nelit
i
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.2
Peny
usun
an
prot
okol
ol
eh
tim
pene
liti
dan
pers
etuj
uan
oleh
pe
ngel
ola p
rogr
am
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
156
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
169
men
gada
ptas
i ke
arifa
n lo
kal
5.1.
5.3
Pela
ksan
aan
pene
litian
/kaj
ian
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.4
Peny
usun
an
lapo
ran,
an
alisi
s dan
has
il Ke
men
kes
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.5
Peny
ajia
n ha
sil
pene
litian
/kaj
ian
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.6
Publ
ikasi
hasil
pe
nelit
ian/k
ajian
Ke
men
kes
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.7
Peng
kajia
n ha
sil
pene
litian
un
tuk
dipe
rtim
bang
kan
men
jadi
da
sar
peng
ambi
lan
kebi
jaka
n da
n ke
giata
n
Kem
enke
s
Pus
at
202
1-20
22
Inte
rven
si 5
.2 m
engu
paya
kan
peng
guna
an a
lat d
enga
n te
knol
ogi y
ang m
utak
hir u
ntuk
skrin
ing d
an d
iagn
ostik
(ter
mas
uk EI
D)
5.2.
1 M
elak
sana
kan
adap
tasi
pem
anfa
atan
met
ode,
alat
5.
2.1.
1 Pe
rtem
uan
Panl
i se
cara
pe
riodi
k un
tuk
men
giden
tifika
si in
ovas
i di
tin
gkat
na
siona
l,
Kem
enke
s P
usat
2020
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
168
mas
yara
kat
teru
tam
a di
da
erah
su
lit
dija
ngka
u (D
TPK)
dan
lain
-lain
5.1.
4 Di
sem
inas
i da
n ad
voka
si ke
giata
n in
ovas
i se
suai
hasil
pen
eliti
an
5.1.
4.1
Dise
min
asi
kegia
tan
inov
asi
sesu
ai ha
sil
pene
litian
ke
pada
pe
ngam
bil
kebi
jaka
n di
tin
gkat
pus
at d
an d
aera
h
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
202
0-20
24
5.1.
4.2
Advo
kasi
kegia
tan
sesu
ai ha
sil
pene
litian
ke
pada
pe
ngam
bil
kebi
jaka
n di
pu
sat d
an d
aera
h
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
202
1-20
24
5.1.
5 M
elak
ukan
pe
nelit
ian/k
ajian
aspe
k KIE
P2
HI
V AI
DS
dan
PIM
S un
tuk
men
giden
tifika
si te
robo
san
/ m
enga
plika
si in
ovas
i ya
ng b
erke
mba
ng
ditin
gkat
glo
bal
atau
5.1.
5.1
Per
siapa
n pe
nelit
ian/
kajia
n:
pros
es
kons
ep
note
, TOR
, iden
tifika
si tim
pe
nelit
i
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
5.1.
5.2
Peny
usun
an
prot
okol
ol
eh
tim
pene
liti
dan
pers
etuj
uan
oleh
pe
ngel
ola p
rogr
am
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
Prov
insi
202
1-20
22
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
157
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
171
pers
etuj
uan
oleh
pe
ngel
ola p
rogr
am
5.2.
1.4
Pela
ksan
aan
pene
litian
/kaj
ian
Kem
enke
s Pu
sat
202
0 - 2
024
5.2.
1.5
Peny
usun
an
lapo
ran,
an
alisi
s dan
has
il K
emen
kes
Pusa
t 2
020
- 202
4
5.2.
1.6
Peny
ajia
n ha
sil
pene
litian
/kaj
ian
Kem
enke
s Pu
sat
202
0 - 2
024
5.2.
1.7
Publ
ikasi
hasil
pe
nelit
ian/k
ajian
K
emen
kes
Pusa
t 2
020
- 202
4
5.2.
1.8
Peng
kajia
n ha
sil
pene
litian
un
tuk
dipe
rtim
bang
kan
men
jadi
da
sar
peng
ambi
lan
kebi
jaka
n da
n ke
giata
n
Kem
enke
s Pu
sat
202
0 - 2
024
5.2.
1.9
Peng
adaa
n ala
t skr
inin
g &
diag
nost
ik te
rbar
u K
emen
kes
Pusa
t 2
022
- 202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
170
skrin
ing,
di
agno
sis,
dan
obat
/reg
imen
bar
u re
giona
l, glo
bal d
i bid
ang
P2 H
IV A
IDS
dan
PIM
S gu
na
dipe
rtim
bang
kan
diad
apta
si se
baga
i ke
bija
kan.
5.2.
1.2
Per
siapa
n pe
nelit
ian/
kajia
n:
pros
es
kons
ep
note
, TOR
, iden
tifika
si tim
pe
nelit
i te
ntan
g co
mm
unity
-
base
d sk
rinin
g, H
IV S
elf-
test
ing,
com
mun
ity
- ba
sed
test
ing,
so
cial
netw
ork-
base
d te
st,
TCM
-
VL,
tera
pi A
rv o
ptim
al, m
ulti
mon
ths
disp
ensin
g,
TB
prev
entif
trea
tmen
t, pe
er
navig
atio
n,
pela
caka
n pa
sien
man
gkir
dan
pem
beria
n AR
V
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
4
5.2.
1.3
Peny
usun
an
prot
okol
ol
eh
tim
pene
liti
dan
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
158
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
171
pers
etuj
uan
oleh
pe
ngel
ola p
rogr
am
5.2.
1.4
Pela
ksan
aan
pene
litian
/kaj
ian
Kem
enke
s Pu
sat
202
0 - 2
024
5.2.
1.5
Peny
usun
an
lapo
ran,
an
alisi
s dan
has
il K
emen
kes
Pusa
t 2
020
- 202
4
5.2.
1.6
Peny
ajia
n ha
sil
pene
litian
/kaj
ian
Kem
enke
s Pu
sat
202
0 - 2
024
5.2.
1.7
Publ
ikasi
hasil
pe
nelit
ian/k
ajian
K
emen
kes
Pusa
t 2
020
- 202
4
5.2.
1.8
Peng
kajia
n ha
sil
pene
litian
un
tuk
dipe
rtim
bang
kan
men
jadi
da
sar
peng
ambi
lan
kebi
jaka
n da
n ke
giata
n
Kem
enke
s Pu
sat
202
0 - 2
024
5.2.
1.9
Peng
adaa
n ala
t skr
inin
g &
diag
nost
ik te
rbar
u K
emen
kes
Pusa
t 2
022
- 202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
170
skrin
ing,
di
agno
sis,
dan
obat
/reg
imen
bar
u re
giona
l, glo
bal d
i bid
ang
P2 H
IV A
IDS
dan
PIM
S gu
na
dipe
rtim
bang
kan
diad
apta
si se
baga
i ke
bija
kan.
5.2.
1.2
Per
siapa
n pe
nelit
ian/
kajia
n:
pros
es
kons
ep
note
, TOR
, iden
tifika
si tim
pe
nelit
i te
ntan
g co
mm
unity
-
base
d sk
rinin
g, H
IV S
elf-
test
ing,
com
mun
ity
- ba
sed
test
ing,
so
cial
netw
ork-
base
d te
st,
TCM
-
VL,
tera
pi A
rv o
ptim
al, m
ulti
mon
ths
disp
ensin
g,
TB
prev
entif
trea
tmen
t, pe
er
navig
atio
n,
pela
caka
n pa
sien
man
gkir
dan
pem
beria
n AR
V
Kem
enke
s Pu
sat
2020
-202
4
5.2.
1.3
Peny
usun
an
prot
okol
ol
eh
tim
pene
liti
dan
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
159
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
173
AIDS
&
PIM
S m
engg
unak
an SI
HA 2
.0
Din
kes K
ab/K
ota
5.2.
3 M
engin
tegr
asika
n se
mua
sis
tim
info
rmas
i te
ntan
g HI
V AI
DS &
PIM
S de
ngan
SIH
A te
rmas
uk k
onse
ling
onlin
e
5.2.
3.1
Perte
mua
n m
emba
has
inte
gras
i SIH
A de
ngan
sis
tim
info
rmas
i te
rkait
HI
V AI
DS &
PIM
S yan
g ada
di
lin
tas
prog
ram
(T
B,
Hepa
titis,
KI
A)
dan
kom
unita
s
Kem
enke
s
Pus
at
202
0 - 2
024
5.2.
3.2
Mel
akuk
an
peng
adaa
n AP
I K
emen
kes
(Pus
datin
) Pu
sat
202
1
5.2.
3.3
Pela
ksan
aan b
ridgin
g dat
a m
engg
unak
an
Aplic
atio
n Pr
ogra
mm
ing
Inte
rface
(A
PI)
Kem
enke
s Pu
sat
202
1 - 2
024
Inte
rven
si 5.
3 m
engu
paya
kan
peng
guna
an o
bat t
erba
ru y
ang a
man
, efe
ktif
dan
efisi
en
5.3.
1 Pe
man
faat
an
obat
ba
ru
TLDa
tau
Obat
ARV
bar
u la
inny
a
5.3.
1.1
Men
yusu
n re
ncan
a tra
nsisi
Pe
man
faat
an
regim
en A
RV T
LD
atau
Ob
at A
RV b
aru
lain
nya
Kem
enke
s Pu
sat
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
172
5.2.
1.10
Pe
nyus
unan
Ju
knis
peng
guna
an al
at sk
iring
&
diag
nost
ik te
rbar
u
Kem
enke
s Pu
sat
202
2 - 2
024
5.2.
1.11
W
orks
hop/
Sosia
lisas
i pe
nggu
naan
alat
skiri
ng &
di
agno
stik
terb
aru
Kem
enke
s Pu
sat
202
2 - 2
024
5.2.
1.12
Bi
ntek
&
supe
rvisi
pe
nggu
naan
alat
skrin
g &
diag
nost
ik te
rbar
u
Kem
enke
s Pu
sat
202
2 - 2
024
5.2.
1.13
Pe
rtem
uan
Mon
ev
HIV
AIDS
& P
IMS
pelak
sana
an
dan
peng
guna
an
tekn
olog
i te
rbar
u un
tuk
skrin
ing
dan
diag
nost
ik,
peng
obat
an d
an e
valu
asi
peng
obat
an
Kem
enke
s Pu
sat
202
2 - 2
024
5.2.
2 Pe
man
faat
an S
IHA
2.0
di
selu
ruh
laya
nan
di
Indo
nesia
5.2.
2.1
Sosia
lisas
i da
n pe
latih
an
pem
anfa
atan
SIHA
2.0
K
emen
kes
Pusa
t 2
020
- 202
1
5.2.
2.2
Pela
ksan
aan
penc
atat
an
dan
pela
pora
n P2
HI
V K
emen
kes
Din
kes P
rovin
si
Fasy
anke
s ka
b/ko
ta
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
160
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
173
AIDS
&
PIM
S m
engg
unak
an SI
HA 2
.0
Din
kes K
ab/K
ota
5.2.
3 M
engin
tegr
asika
n se
mua
sis
tim
info
rmas
i te
ntan
g HI
V AI
DS &
PIM
S de
ngan
SIH
A te
rmas
uk k
onse
ling
onlin
e
5.2.
3.1
Perte
mua
n m
emba
has
inte
gras
i SIH
A de
ngan
sis
tim
info
rmas
i te
rkait
HI
V AI
DS &
PIM
S yan
g ada
di
lin
tas
prog
ram
(T
B,
Hepa
titis,
KI
A)
dan
kom
unita
s
Kem
enke
s
Pus
at
202
0 - 2
024
5.2.
3.2
Mel
akuk
an
peng
adaa
n AP
I K
emen
kes
(Pus
datin
) Pu
sat
202
1
5.2.
3.3
Pela
ksan
aan b
ridgin
g dat
a m
engg
unak
an
Aplic
atio
n Pr
ogra
mm
ing
Inte
rface
(A
PI)
Kem
enke
s Pu
sat
202
1 - 2
024
Inte
rven
si 5.
3 m
engu
paya
kan
peng
guna
an o
bat t
erba
ru y
ang a
man
, efe
ktif
dan
efisi
en
5.3.
1 Pe
man
faat
an
obat
ba
ru
TLDa
tau
Obat
ARV
bar
u la
inny
a
5.3.
1.1
Men
yusu
n re
ncan
a tra
nsisi
Pe
man
faat
an
regim
en A
RV T
LD
atau
Ob
at A
RV b
aru
lain
nya
Kem
enke
s Pu
sat
202
0 - 2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
172
5.2.
1.10
Pe
nyus
unan
Ju
knis
peng
guna
an al
at sk
iring
&
diag
nost
ik te
rbar
u
Kem
enke
s Pu
sat
202
2 - 2
024
5.2.
1.11
W
orks
hop/
Sosia
lisas
i pe
nggu
naan
alat
skiri
ng &
di
agno
stik
terb
aru
Kem
enke
s Pu
sat
202
2 - 2
024
5.2.
1.12
Bi
ntek
&
supe
rvisi
pe
nggu
naan
alat
skrin
g &
diag
nost
ik te
rbar
u
Kem
enke
s Pu
sat
202
2 - 2
024
5.2.
1.13
Pe
rtem
uan
Mon
ev
HIV
AIDS
& P
IMS
pelak
sana
an
dan
peng
guna
an
tekn
olog
i te
rbar
u un
tuk
skrin
ing
dan
diag
nost
ik,
peng
obat
an d
an e
valu
asi
peng
obat
an
Kem
enke
s Pu
sat
202
2 - 2
024
5.2.
2 Pe
man
faat
an S
IHA
2.0
di
selu
ruh
laya
nan
di
Indo
nesia
5.2.
2.1
Sosia
lisas
i da
n pe
latih
an
pem
anfa
atan
SIHA
2.0
K
emen
kes
Pusa
t 2
020
- 202
1
5.2.
2.2
Pela
ksan
aan
penc
atat
an
dan
pela
pora
n P2
HI
V K
emen
kes
Din
kes P
rovin
si
Fasy
anke
s ka
b/ko
ta
202
0 - 2
024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
161
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
175
ODHA
ba
ru
dan
ODHA
da
lam m
asa t
rans
isi
Dink
es K
ab/K
Ota
5.3.
1.7
Mon
ev
pelak
sana
an
pem
beria
n TL
D at
au O
bat
ARV
baru
lain
nya
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
Inte
rven
si 5.
4 m
engu
paya
kan
peng
guna
an a
lat d
enga
n te
knol
ogi m
utak
hir d
alam
men
geva
luas
i pen
goba
tan
5.4.
1 Pe
man
faat
an D
BS
5.4.
1.1
Peny
usun
an
Jukn
is pe
nggu
naan
DB
S un
tuk
pem
eriks
aan
EID
dan
VL
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
21
5.4.
1.2
Final
isasi,
pe
nerb
itan,
di
strib
usi
dan
sosia
lisas
i Ju
knis
DBS
dalam
pe
mer
iksaa
n EI
D da
n VL
Kem
enke
s Pu
sat
2021
5.4.
1.3
Wor
ksho
p/So
sialis
asi
peng
guna
an
DBS
untu
k pe
mer
iksaa
n EI
D da
n VL
Kem
enke
s Pu
sat
2021
5.4.
1.4
Peng
adaa
n DB
S un
tuk
pem
eriks
aan
EID
dan
VL
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
174
sesu
ai ke
ters
edia
an A
RV
yang
ada
5.3.
1.2
Peny
usun
an
Jukn
is pe
nggu
naan
ob
at
TLD
atau
Ob
at
ARV
baru
la
inny
a
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
24
5.3.
1.3
Final
isasi,
pe
nerb
itan,
di
strib
usi
dan
sosia
lisas
i Ju
knis
peng
guna
an o
bat
TLD
atau
Oba
t AR
V ba
ru
lain
nya
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
24
5.3.
1.4
Wor
ksho
p/So
sialis
asi
tata
laksa
na
peng
obat
an
TLD
atau
Oba
t AR
V ba
ru
lain
nya
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
24
5.3.
1.5
Peng
adaa
n ob
at T
LD a
tau
Obat
ARV
bar
u la
inny
a K
emen
kes
(Ditj
en
Farm
alke
s) Pu
sat
2020
- 20
24
5.3.
1.6
Pem
beria
n TL
D at
au O
bat
ARV
baru
lain
nya
kepa
da
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Fasy
anke
s ka
b/ko
ta
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
162
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
175
ODHA
ba
ru
dan
ODHA
da
lam m
asa t
rans
isi
Dink
es K
ab/K
Ota
5.3.
1.7
Mon
ev
pelak
sana
an
pem
beria
n TL
D at
au O
bat
ARV
baru
lain
nya
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
Ota
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
- 20
24
Inte
rven
si 5.
4 m
engu
paya
kan
peng
guna
an a
lat d
enga
n te
knol
ogi m
utak
hir d
alam
men
geva
luas
i pen
goba
tan
5.4.
1 Pe
man
faat
an D
BS
5.4.
1.1
Peny
usun
an
Jukn
is pe
nggu
naan
DB
S un
tuk
pem
eriks
aan
EID
dan
VL
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
21
5.4.
1.2
Final
isasi,
pe
nerb
itan,
di
strib
usi
dan
sosia
lisas
i Ju
knis
DBS
dalam
pe
mer
iksaa
n EI
D da
n VL
Kem
enke
s Pu
sat
2021
5.4.
1.3
Wor
ksho
p/So
sialis
asi
peng
guna
an
DBS
untu
k pe
mer
iksaa
n EI
D da
n VL
Kem
enke
s Pu
sat
2021
5.4.
1.4
Peng
adaa
n DB
S un
tuk
pem
eriks
aan
EID
dan
VL
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
174
sesu
ai ke
ters
edia
an A
RV
yang
ada
5.3.
1.2
Peny
usun
an
Jukn
is pe
nggu
naan
ob
at
TLD
atau
Ob
at
ARV
baru
la
inny
a
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
24
5.3.
1.3
Final
isasi,
pe
nerb
itan,
di
strib
usi
dan
sosia
lisas
i Ju
knis
peng
guna
an o
bat
TLD
atau
Oba
t AR
V ba
ru
lain
nya
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
24
5.3.
1.4
Wor
ksho
p/So
sialis
asi
tata
laksa
na
peng
obat
an
TLD
atau
Oba
t AR
V ba
ru
lain
nya
Kem
enke
s Pu
sat
2020
- 20
24
5.3.
1.5
Peng
adaa
n ob
at T
LD a
tau
Obat
ARV
bar
u la
inny
a K
emen
kes
(Ditj
en
Farm
alke
s) Pu
sat
2020
- 20
24
5.3.
1.6
Pem
beria
n TL
D at
au O
bat
ARV
baru
lain
nya
kepa
da
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Fasy
anke
s ka
b/ko
ta
2020
- 20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
163
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
177
untu
k di
mas
ukka
n da
lam
peni
laian
kota
/kab
seha
t Ke
men
teria
n Pa
riwisa
ta
Dink
es P
rovin
si
5.5.
1.3
Pela
ksan
aan
peni
laian
pe
laks
anaa
n pr
ogra
m H
IV
AIDS
&
PIM
S pa
da
peni
laian
Kab
/Kot
a Seh
at
Kem
enda
gri,
Kem
enso
s, Ke
men
kes,
Kem
ente
rian
Pariw
isata
Di
nkes
Pro
vinsi,
Pusa
t Pr
ovin
si 20
21-2
024
5.5.
2 Pe
man
faat
an
tekn
olog
i ba
ru u
ntuk
KIE
HIV
AID
S &
PIM
S
5.5.
2.1
Inte
rven
si KI
E de
ngan
m
etod
e ya
ng
efek
tif
sesu
ai de
ngan
has
il kaj
ian
men
ggun
akan
m
edia
yang
ef
ektif
se
suai
deng
an ta
rget
pop
ulas
i
Kem
enin
fo (
Med
ia M
assa
, M
edia
sosia
l ba
ik
Pem
erin
tah
dan
Swas
ta)
Pusa
t
2021
-202
4
5.5.
3 Pe
nyed
iaan
aplik
asi u
ntuk
ko
nsul
tasi,
kon
selin
g da
n 5.
5.3.
1 Pe
nyus
unan
ju
knis
pem
anfa
atan
ap
likas
i un
tuk
kons
ulta
si,
kons
elin
g da
n ed
ukas
i
Kem
enke
s Di
nkes
Pr
ovin
si Di
nkes
Kab
/Kot
a
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2021
-202
2
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
176
5.4.
1.5
Peng
adaa
n da
n pe
man
faat
an
met
ode
pem
eriks
aan
HIV
dan
Sifilis
un
tuk
diag
nosit
ik da
lam sa
tu as
say.
Kem
enke
s Pu
sat
2021
- 20
24
5.4
.1.6
Bi
ntek
&
supe
rvisi
pe
nggu
naan
DBS
sec
ara
berje
njan
g
Kem
enke
s Pu
sat
2021
- 20
24
Inte
rven
si 5.
5 men
gupa
yaka
n pe
ning
kata
n ak
ses m
asya
raka
t pad
a pel
ayan
an H
IV A
IDS d
an IM
S yan
g kom
preh
ensif
dan
ber
mut
u de
ngan
mem
anfa
atka
n pe
ndek
atan
kese
hata
n, so
sial b
uday
a, e
kono
mi d
an h
ukum
yang
efe
ktif
dan
efisi
en
5.5.
1 M
emas
ukka
n kr
iteria
pe
nila
ian
prog
ram
HI
V AI
DS &
PIM
S dal
am kr
iteria
pe
nila
ian K
ab/K
ota S
ehat
5.5.
1.1
Rapa
t ko
ordi
nasi
dgn
LP/L
S un
tuk
mer
umus
kan
krite
ria
peni
laian
ko
ta/k
ab
seha
t de
ngan
m
emas
ukka
n pe
nila
ian
prog
ram
HIV
AID
S & P
IMS
seba
gai
sala
h sa
tu
indi
kato
r pen
ilaian
Kem
enda
gri,
Kem
enso
s, Ke
men
kes
Pusa
t 20
21-2
022
5.5.
1.2
Men
yusu
n kr
iteria
pe
nila
ian
HIV
AIDS
&
PIM
S, tri
ple
elim
inas
i
Kem
enda
gri,
Kem
enso
s, Ke
men
kes
Pusa
t 20
21-2
022
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
164
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
177
untu
k di
mas
ukka
n da
lam
peni
laian
kota
/kab
seha
t Ke
men
teria
n Pa
riwisa
ta
Dink
es P
rovin
si
5.5.
1.3
Pela
ksan
aan
peni
laian
pe
laks
anaa
n pr
ogra
m H
IV
AIDS
&
PIM
S pa
da
peni
laian
Kab
/Kot
a Seh
at
Kem
enda
gri,
Kem
enso
s, Ke
men
kes,
Kem
ente
rian
Pariw
isata
Di
nkes
Pro
vinsi,
Pusa
t Pr
ovin
si 20
21-2
024
5.5.
2 Pe
man
faat
an
tekn
olog
i ba
ru u
ntuk
KIE
HIV
AID
S &
PIM
S
5.5.
2.1
Inte
rven
si KI
E de
ngan
m
etod
e ya
ng
efek
tif
sesu
ai de
ngan
has
il kaj
ian
men
ggun
akan
m
edia
yang
ef
ektif
se
suai
deng
an ta
rget
pop
ulas
i
Kem
enin
fo (
Med
ia M
assa
, M
edia
sosia
l ba
ik
Pem
erin
tah
dan
Swas
ta)
Pusa
t
2021
-202
4
5.5.
3 Pe
nyed
iaan
aplik
asi u
ntuk
ko
nsul
tasi,
kon
selin
g da
n 5.
5.3.
1 Pe
nyus
unan
ju
knis
pem
anfa
atan
ap
likas
i un
tuk
kons
ulta
si,
kons
elin
g da
n ed
ukas
i
Kem
enke
s Di
nkes
Pr
ovin
si Di
nkes
Kab
/Kot
a
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2021
-202
2
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
176
5.4.
1.5
Peng
adaa
n da
n pe
man
faat
an
met
ode
pem
eriks
aan
HIV
dan
Sifilis
un
tuk
diag
nosit
ik da
lam sa
tu as
say.
Kem
enke
s Pu
sat
2021
- 20
24
5.4
.1.6
Bi
ntek
&
supe
rvisi
pe
nggu
naan
DBS
sec
ara
berje
njan
g
Kem
enke
s Pu
sat
2021
- 20
24
Inte
rven
si 5.
5 men
gupa
yaka
n pe
ning
kata
n ak
ses m
asya
raka
t pad
a pel
ayan
an H
IV A
IDS d
an IM
S yan
g kom
preh
ensif
dan
ber
mut
u de
ngan
mem
anfa
atka
n pe
ndek
atan
kese
hata
n, so
sial b
uday
a, e
kono
mi d
an h
ukum
yang
efe
ktif
dan
efisi
en
5.5.
1 M
emas
ukka
n kr
iteria
pe
nila
ian
prog
ram
HI
V AI
DS &
PIM
S dal
am kr
iteria
pe
nila
ian K
ab/K
ota S
ehat
5.5.
1.1
Rapa
t ko
ordi
nasi
dgn
LP/L
S un
tuk
mer
umus
kan
krite
ria
peni
laian
ko
ta/k
ab
seha
t de
ngan
m
emas
ukka
n pe
nila
ian
prog
ram
HIV
AID
S & P
IMS
seba
gai
sala
h sa
tu
indi
kato
r pen
ilaian
Kem
enda
gri,
Kem
enso
s, Ke
men
kes
Pusa
t 20
21-2
022
5.5.
1.2
Men
yusu
n kr
iteria
pe
nila
ian
HIV
AIDS
&
PIM
S, tri
ple
elim
inas
i
Kem
enda
gri,
Kem
enso
s, Ke
men
kes
Pusa
t 20
21-2
022
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
165
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
179
BNN
BKKB
N
5.5.
3.4
Eval
uasi
Aplik
asi
kons
ulta
si, k
onse
ling
dan
eduk
asi
onlin
e pr
ogra
m
HIV
AIDS
dan
PIM
S
Kem
enke
s
Kem
enso
s
Kem
enag
Kem
enku
mha
m
Kem
enhu
b
Kem
endi
knas
BNN
BKKB
N
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2022
-202
4
5.5.
4 M
enin
gkat
kan
akse
s ko
mun
ikasi,
info
rmas
i dan
ed
ukas
i kep
ada
Kelo
mpo
k ris
iko t
erin
feks
i HI
V da
n PI
MS
tent
ang
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S
5.5.
4.1
Mel
akuk
an
perlu
asan
pe
nyed
iaan
med
ia KI
E P2
HI
V AI
DS d
an P
IMS
Kem
enin
fo
Kem
enke
s (P
rom
kes,
P2P)
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2021
-202
4
5.5.
4.2
Mel
akuk
an
eval
uasi
tent
ang a
kses
mas
yara
kat
umum
, pop
ulas
i kun
ci da
n ke
lom
pok
ren
tan
pad
a
Kem
enin
fo
Kem
enke
s
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2022
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
178
eduk
asi
onlin
e pr
ogra
m
HIV
AIDS
& P
IMS
onlin
e pr
ogra
m H
IV A
IDS
& PI
MS
5.5.
3.2
Peng
adaa
n da
n di
strib
usi
aplik
asi u
ntuk
kon
sulta
si,
kons
elin
g da
n ed
ukas
i on
line
prog
ram
HIV
AID
S &
PIM
S
Kem
enke
s
Kem
enso
s
Kem
enag
Kem
enku
mha
m
Kem
enhu
b
Kem
endi
knas
BNN
BKKB
N
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2021
-202
2
5.5.
3.3
Sosia
lisas
i da
n pe
nggu
naan
ap
likas
i un
tuk
kons
ulta
si,
kons
elin
g da
n ed
ukas
i on
line
prog
ram
HIV
AID
S &
PIM
S
Kem
enke
s
Kem
enso
s
Kem
enag
Kem
enku
mha
m
Kem
enhu
b
Kem
endi
knas
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2021
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
166
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
179
BNN
BKKB
N
5.5.
3.4
Eval
uasi
Aplik
asi
kons
ulta
si, k
onse
ling
dan
eduk
asi
onlin
e pr
ogra
m
HIV
AIDS
dan
PIM
S
Kem
enke
s
Kem
enso
s
Kem
enag
Kem
enku
mha
m
Kem
enhu
b
Kem
endi
knas
BNN
BKKB
N
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2022
-202
4
5.5.
4 M
enin
gkat
kan
akse
s ko
mun
ikasi,
info
rmas
i dan
ed
ukas
i kep
ada
Kelo
mpo
k ris
iko t
erin
feks
i HI
V da
n PI
MS
tent
ang
penc
egah
an
dan
peng
enda
lian
HIV
AIDS
dan
PIM
S
5.5.
4.1
Mel
akuk
an
perlu
asan
pe
nyed
iaan
med
ia KI
E P2
HI
V AI
DS d
an P
IMS
Kem
enin
fo
Kem
enke
s (P
rom
kes,
P2P)
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2021
-202
4
5.5.
4.2
Mel
akuk
an
eval
uasi
tent
ang a
kses
mas
yara
kat
umum
, pop
ulas
i kun
ci da
n ke
lom
pok
ren
tan
pad
a
Kem
enin
fo
Kem
enke
s
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2022
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
178
eduk
asi
onlin
e pr
ogra
m
HIV
AIDS
& P
IMS
onlin
e pr
ogra
m H
IV A
IDS
& PI
MS
5.5.
3.2
Peng
adaa
n da
n di
strib
usi
aplik
asi u
ntuk
kon
sulta
si,
kons
elin
g da
n ed
ukas
i on
line
prog
ram
HIV
AID
S &
PIM
S
Kem
enke
s
Kem
enso
s
Kem
enag
Kem
enku
mha
m
Kem
enhu
b
Kem
endi
knas
BNN
BKKB
N
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2021
-202
2
5.5.
3.3
Sosia
lisas
i da
n pe
nggu
naan
ap
likas
i un
tuk
kons
ulta
si,
kons
elin
g da
n ed
ukas
i on
line
prog
ram
HIV
AID
S &
PIM
S
Kem
enke
s
Kem
enso
s
Kem
enag
Kem
enku
mha
m
Kem
enhu
b
Kem
endi
knas
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2021
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
167
Stra
tegi
-6: P
engu
atan
man
ajem
en pr
ogra
m m
elalui
mon
itorin
g, ev
aluas
i, dan
tind
ak la
njut
. In
terv
ensi
6.1 M
engu
paya
kan
terla
ksan
anya
mon
itorin
g, ev
alua
si pr
ogra
m H
IV A
IDS d
an IM
S yan
g efe
ktif
dan
efisi
en se
rta ti
ndak
la
njut
nya
seca
ra b
erka
la, b
erjF
enja
ng o
leh
SDM
yan
g ko
mpe
ten
men
ggun
akan
tekn
olog
i IT
yang
mut
akhi
r utk
dija
dika
n da
sar
peng
ambi
lan
kepu
tusa
n da
n pe
nyem
purn
aan
prog
ram
6.1.
1 M
enge
mba
ngka
n Sis
tem
In
form
asi
HIV
FAID
S da
n PI
MS
(SIH
A)
onlin
e be
rbas
is NI
K se
baga
i kod
e un
ik
6.1.
1.1
Men
gem
bang
kan
doku
men
ranc
anga
n pe
ta
jalan
Pe
ngem
bang
an
siste
m
info
rmas
i (S
IHA,
AR
K, EW
I, La
b, d
ll)
Kem
enke
s (pu
stdi
n da
n Di
tjen
P2P)
P
usat
20
20-2
024
6.1.
1.2
Peng
emba
ngan
SIH
A m
enja
di p
elap
oran
kas
us
HIV
real
tim
e,
terin
tegr
asi,
pela
caka
n ko
hort,
den
gan
prot
ocol
ku
alita
s m
emas
tikan
ta
utan
kas
kade
di t
ingk
at
laya
nan
term
asuk
vis
ualis
asi
data
(d
ashb
oard
dat
a)
Kem
enke
s (pu
stdi
n da
n Di
tjen
P2P)
P
usat
20
20-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
180
kom
unika
si,
info
rmas
i da
n ed
ukas
i te
ntan
g pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
5.5.
4.3
Mel
akuk
an t
inda
k la
njut
ha
sil
eval
uasi
terh
adap
ak
ses
mas
yara
kat u
mum
, po
pula
si ku
nci
dan
kelo
mpo
k r
enta
n p
ada
kom
unika
si,
info
rmas
i da
n ed
ukas
i te
ntan
g P2
HI
V AI
DS d
an P
IMS
Kem
enin
fo
Kem
enke
s
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2022
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
168
Stra
tegi
-6: P
engu
atan
man
ajem
en pr
ogra
m m
elalui
mon
itorin
g, ev
aluas
i, dan
tind
ak la
njut
. In
terv
ensi
6.1 M
engu
paya
kan
terla
ksan
anya
mon
itorin
g, ev
alua
si pr
ogra
m H
IV A
IDS d
an IM
S yan
g efe
ktif
dan
efisi
en se
rta ti
ndak
la
njut
nya
seca
ra b
erka
la, b
erjF
enja
ng o
leh
SDM
yan
g ko
mpe
ten
men
ggun
akan
tekn
olog
i IT
yang
mut
akhi
r utk
dija
dika
n da
sar
peng
ambi
lan
kepu
tusa
n da
n pe
nyem
purn
aan
prog
ram
6.1.
1 M
enge
mba
ngka
n Sis
tem
In
form
asi
HIV
FAID
S da
n PI
MS
(SIH
A)
onlin
e be
rbas
is NI
K se
baga
i kod
e un
ik
6.1.
1.1
Men
gem
bang
kan
doku
men
ranc
anga
n pe
ta
jalan
Pe
ngem
bang
an
siste
m
info
rmas
i (S
IHA,
AR
K, EW
I, La
b, d
ll)
Kem
enke
s (pu
stdi
n da
n Di
tjen
P2P)
P
usat
20
20-2
024
6.1.
1.2
Peng
emba
ngan
SIH
A m
enja
di p
elap
oran
kas
us
HIV
real
tim
e,
terin
tegr
asi,
pela
caka
n ko
hort,
den
gan
prot
ocol
ku
alita
s m
emas
tikan
ta
utan
kas
kade
di t
ingk
at
laya
nan
term
asuk
vis
ualis
asi
data
(d
ashb
oard
dat
a)
Kem
enke
s (pu
stdi
n da
n Di
tjen
P2P)
P
usat
20
20-2
024
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
180
kom
unika
si,
info
rmas
i da
n ed
ukas
i te
ntan
g pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
5.5.
4.3
Mel
akuk
an t
inda
k la
njut
ha
sil
eval
uasi
terh
adap
ak
ses
mas
yara
kat u
mum
, po
pula
si ku
nci
dan
kelo
mpo
k r
enta
n p
ada
kom
unika
si,
info
rmas
i da
n ed
ukas
i te
ntan
g P2
HI
V AI
DS d
an P
IMS
Kem
enin
fo
Kem
enke
s
Pusa
t Pr
ovin
si Ka
b/Ko
ta
2022
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
169
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
183
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
6.1.
2.2
Perte
mua
n an
alisi
s ko
hor
dam
pak A
RT d
an EW
I Ke
men
kes
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t Pr
ov
Kab/
Kota
2020
-202
4
6.1.
3 Di
sem
inas
i in
form
asi
capa
ian
prog
ram
pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
6.1.
3.1
Peny
usun
an
lapo
ran
triw
ulan
HIV
AID
S & P
IMS
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
Ka
b/Ko
ta
2020
-202
4
6.1.
3.2
Publ
ikasi
lapo
ran
triw
ulan
HI
V AI
DS &
PIM
S K
emen
kes
Pus
at
202
0-20
24
6.1.
4 M
elak
ukan
M
onito
ring
dan
Eval
uasi
P2 H
IV A
IDS
dan
PIM
S
6.1.
4.1
Men
yusu
n to
ols/
cek
list
untu
k m
onito
ring
dan
eval
uasi
terh
adap
capa
ian
inika
tor d
ari P
2 HI
V AI
DS
dan
PIM
S te
rmas
uk
kuali
tas
data
te
rmas
uk
penc
atat
an
dan
pela
pora
n di
laya
nan
Kem
enke
s P
usat
2
020
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
182
6.1.
1.3
Mel
akuk
an
peng
kajia
n ke
butu
han
pela
tihan
in
form
asi
stra
tegis
yan
g di
lanju
tkan
de
ngan
pe
latih
an
man
ajem
en
data
, DQ
A, A
nalis
is da
n pe
man
faat
an d
ata
Kem
enke
s Pu
sat
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
2
6.1.
1.4
Men
gem
bang
kan
renc
ana
siste
mat
is da
n ke
rang
ka
kerja
ya
ng
ters
trukt
ur u
ntuk
ana
lisa
data
, st
udi d
an e
valu
asi,
mel
ibat
kan
tingk
at
Kabu
pate
n/Ko
ta
dan
Prov
insi
serta
ak
adem
ika/in
stitu
si/or
gani
sasi
terk
ait l
ainn
ya
Kem
enke
s
Kem
enda
gri
Akad
emika
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
2
6.1.
2 Va
lidas
i da
ta
prog
ram
pe
nceg
ahan
da
n 6.
1.2.
1 Pe
rtem
uan
valid
asi d
ata
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t Pr
ov
Kab/
Kota
2020
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
170
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
183
peng
enda
lian
HIV
AIDS
da
n PI
MS
6.1.
2.2
Perte
mua
n an
alisi
s ko
hor
dam
pak A
RT d
an EW
I Ke
men
kes
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t Pr
ov
Kab/
Kota
2020
-202
4
6.1.
3 Di
sem
inas
i in
form
asi
capa
ian
prog
ram
pe
nceg
ahan
da
n pe
ngen
dalia
n HI
V AI
DS
dan
PIM
S
6.1.
3.1
Peny
usun
an
lapo
ran
triw
ulan
HIV
AID
S & P
IMS
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
Ka
b/Ko
ta
2020
-202
4
6.1.
3.2
Publ
ikasi
lapo
ran
triw
ulan
HI
V AI
DS &
PIM
S K
emen
kes
Pus
at
202
0-20
24
6.1.
4 M
elak
ukan
M
onito
ring
dan
Eval
uasi
P2 H
IV A
IDS
dan
PIM
S
6.1.
4.1
Men
yusu
n to
ols/
cek
list
untu
k m
onito
ring
dan
eval
uasi
terh
adap
capa
ian
inika
tor d
ari P
2 HI
V AI
DS
dan
PIM
S te
rmas
uk
kuali
tas
data
te
rmas
uk
penc
atat
an
dan
pela
pora
n di
laya
nan
Kem
enke
s P
usat
2
020
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
182
6.1.
1.3
Mel
akuk
an
peng
kajia
n ke
butu
han
pela
tihan
in
form
asi
stra
tegis
yan
g di
lanju
tkan
de
ngan
pe
latih
an
man
ajem
en
data
, DQ
A, A
nalis
is da
n pe
man
faat
an d
ata
Kem
enke
s Pu
sat
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
2
6.1.
1.4
Men
gem
bang
kan
renc
ana
siste
mat
is da
n ke
rang
ka
kerja
ya
ng
ters
trukt
ur u
ntuk
ana
lisa
data
, st
udi d
an e
valu
asi,
mel
ibat
kan
tingk
at
Kabu
pate
n/Ko
ta
dan
Prov
insi
serta
ak
adem
ika/in
stitu
si/or
gani
sasi
terk
ait l
ainn
ya
Kem
enke
s
Kem
enda
gri
Akad
emika
Pusa
t
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
2
6.1.
2 Va
lidas
i da
ta
prog
ram
pe
nceg
ahan
da
n 6.
1.2.
1 Pe
rtem
uan
valid
asi d
ata
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pusa
t Pr
ov
Kab/
Kota
2020
-202
4
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
171
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
185
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
6.1.
5.3
Pem
etaa
n po
pula
si ku
nci
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
3
6.1.
5.4
Final
isasi
hasil
pem
etaa
n
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
3
6.1.
6 M
elak
sana
kan
Surv
ey
Terp
adu
Biol
ogis
dan
Peril
aku
(STB
P) H
IV d
an
PIM
S
6.1.
6.1
Mer
evisi
ped
oman
STBP
Ke
men
kes
P
usat
2
022
6.1.
6.2
Perte
mua
n pe
rsia
pan
STBP
Ke
men
kes
P
usat
2
022
6.1.
6.3
Pela
tihan
STBP
Ke
men
kes
P
usat
2
022
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
184
6.1.
4.2
Mel
akuk
an
mon
itorin
g da
n ev
alua
si da
n tin
dak
lanj
ut t
erha
dap
capa
ian
inika
tor d
ari P
2 HI
V AI
DS
dan
PIM
S te
rmas
uk
kuali
tas
data
te
rmas
uk
penc
atat
an
dan
pela
pora
n di
laya
nan
Kem
enke
s P
usat
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
6.1.
4.3
Mel
akuk
an
bim
bing
an
tekn
is be
rdas
arka
n m
onito
ring
yang
di
lakuk
an
seca
ra
berje
njan
g un
tuk
men
ingk
atka
n ku
alita
s da
ta d
an p
elap
oran
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
6.1.
5 M
elak
sana
kan
pem
etaa
n po
pula
si ku
nci
HIV
untu
k pe
rbaik
an
estim
asi
popu
lasi
kunc
i HI
V da
n ju
mla
h OD
HA
6.1.
5.1
Perte
mua
n pe
rsia
pan
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
2-20
23
6.1.
5.2.
Pe
latih
an p
emet
aan
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Pus
at
Prov
insi
202
2-20
23
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
172
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
185
Dink
es K
ab/K
ota
Kab/
Kota
6.1.
5.3
Pem
etaa
n po
pula
si ku
nci
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
3
6.1.
5.4
Final
isasi
hasil
pem
etaa
n
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
3
6.1.
6 M
elak
sana
kan
Surv
ey
Terp
adu
Biol
ogis
dan
Peril
aku
(STB
P) H
IV d
an
PIM
S
6.1.
6.1
Mer
evisi
ped
oman
STBP
Ke
men
kes
P
usat
2
022
6.1.
6.2
Perte
mua
n pe
rsia
pan
STBP
Ke
men
kes
P
usat
2
022
6.1.
6.3
Pela
tihan
STBP
Ke
men
kes
P
usat
2
022
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
184
6.1.
4.2
Mel
akuk
an
mon
itorin
g da
n ev
alua
si da
n tin
dak
lanj
ut t
erha
dap
capa
ian
inika
tor d
ari P
2 HI
V AI
DS
dan
PIM
S te
rmas
uk
kuali
tas
data
te
rmas
uk
penc
atat
an
dan
pela
pora
n di
laya
nan
Kem
enke
s P
usat
Prov
insi
Kab/
Kota
2020
-202
4
6.1.
4.3
Mel
akuk
an
bim
bing
an
tekn
is be
rdas
arka
n m
onito
ring
yang
di
lakuk
an
seca
ra
berje
njan
g un
tuk
men
ingk
atka
n ku
alita
s da
ta d
an p
elap
oran
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
6.1.
5 M
elak
sana
kan
pem
etaa
n po
pula
si ku
nci
HIV
untu
k pe
rbaik
an
estim
asi
popu
lasi
kunc
i HI
V da
n ju
mla
h OD
HA
6.1.
5.1
Perte
mua
n pe
rsia
pan
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
2-20
23
6.1.
5.2.
Pe
latih
an p
emet
aan
Kem
enke
s
Dink
es P
rovin
si
Pus
at
Prov
insi
202
2-20
23
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
173
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
187
6.1.
7.3
Peng
umpu
lan
Data
SSH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
7.4
Peng
olah
an D
ata S
SH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
7.5
Peny
usun
an La
pora
n SS
H Di
nkes
Pro
vinsi
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
7.6
Publ
ikasi
hasil
SSH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8 M
elak
sana
kan
stud
i et
iolo
gi sin
drom
PI
MS
seca
ra se
ntin
el
6.1.
8.1
Mem
buat
Ped
oman
Di
nkes
Pro
vinsi
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8.2
Perte
mua
n pe
rsia
pan
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
186
6.1.
6.4
Peng
umpu
lan
Data
STBP
Ke
men
kes
Pusa
t 2
022
6.1.
6.5
Peng
olah
an D
ata S
TBP
Kem
enke
s Pu
sat
2022
6.1.
6.6
Peny
usun
an
Lapo
ran
STBP
Ke
men
kes
Pusa
t 20
22
6.1.
6.7
Publ
ikasi
hasil
STBP
Pusa
t 20
22
6.1.
7 M
elak
sana
kan
Surv
eile
ns
Sent
inel
HI
V da
n Sif
ilis
(SSH
)
6.1.
7.1
Mer
evisi
ped
oman
SSH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
202
1
6.1.
7.2
Perte
mua
n pe
rsia
pan
SSH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
202
1-20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
174
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
187
6.1.
7.3
Peng
umpu
lan
Data
SSH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
7.4
Peng
olah
an D
ata S
SH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
7.5
Peny
usun
an La
pora
n SS
H Di
nkes
Pro
vinsi
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
7.6
Publ
ikasi
hasil
SSH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8 M
elak
sana
kan
stud
i et
iolo
gi sin
drom
PI
MS
seca
ra se
ntin
el
6.1.
8.1
Mem
buat
Ped
oman
Di
nkes
Pro
vinsi
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8.2
Perte
mua
n pe
rsia
pan
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
186
6.1.
6.4
Peng
umpu
lan
Data
STBP
Ke
men
kes
Pusa
t 2
022
6.1.
6.5
Peng
olah
an D
ata S
TBP
Kem
enke
s Pu
sat
2022
6.1.
6.6
Peny
usun
an
Lapo
ran
STBP
Ke
men
kes
Pusa
t 20
22
6.1.
6.7
Publ
ikasi
hasil
STBP
Pusa
t 20
22
6.1.
7 M
elak
sana
kan
Surv
eile
ns
Sent
inel
HI
V da
n Sif
ilis
(SSH
)
6.1.
7.1
Mer
evisi
ped
oman
SSH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
202
1
6.1.
7.2
Perte
mua
n pe
rsia
pan
SSH
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
202
1-20
24
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
175
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
189
6.1.
9.2
Ujico
ba j
ukni
s Su
rvei
lans
re
siste
nsi
antiv
iral
dan
antim
ikrob
a
Kem
enke
s (L
itban
gkes
)
Mikr
obio
logi
Sum
ut,
UI,
UGM
, M
akas
sar,
dll
BBLK
BBTK
L
Pus
at
2
021
6.1.
9.3
Impl
emen
tasi
Surv
eila
ns
resis
tens
i an
tivira
l da
n an
timikr
oba
Kem
enke
s P
rovin
si
Kab/
Kota
Lab
Ruju
kan
202
1
6.1.
9.4
Peng
olah
an D
ata
Kem
enke
s P
rovin
si
Kab/
Kota
Lab
Ruju
kan
202
1-20
22
6.1.
9.5
Peny
usun
an P
ublik
asi d
an
reko
men
dasi
dari
hasil
su
rvei
lans
re
siste
nsi
antim
ikrob
Kem
enke
s P
rovin
si
Kab/
Kota
Lab
Ruju
kan
202
1-20
22
6.1.
10
6.1.
20.1
Pe
ngad
aan
Lapt
op
Kem
enke
s Pu
sat
202
0-20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
188
6.1.
8.3
Peng
umpu
lan
Data
Di
nkes
Pro
vinsi
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8.4
Peng
olah
an D
ata
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8.5
Peny
usun
an La
pora
n
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8.6
Publ
ikasi
hasil
et
iolo
gi sin
drom
PIM
S Di
nkes
Pro
vinsi
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
9 M
elak
sana
kan
surv
eile
ns
resis
tens
i an
tivira
l da
n an
timikr
oba
6.1.
9.1
Men
yusu
n Ju
knis
Surv
eila
ns
resis
tens
i an
tivira
l dan
ant
imikr
oba
Kem
enke
s (L
itban
gkes
)
Mikr
obio
logi
Sum
ut,
UI,
UGM
, M
akas
sar,
dll
BBLK
BBTK
L
Pus
at
2
021
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
176
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
189
6.1.
9.2
Ujico
ba j
ukni
s Su
rvei
lans
re
siste
nsi
antiv
iral
dan
antim
ikrob
a
Kem
enke
s (L
itban
gkes
)
Mikr
obio
logi
Sum
ut,
UI,
UGM
, M
akas
sar,
dll
BBLK
BBTK
L
Pus
at
2
021
6.1.
9.3
Impl
emen
tasi
Surv
eila
ns
resis
tens
i an
tivira
l da
n an
timikr
oba
Kem
enke
s P
rovin
si
Kab/
Kota
Lab
Ruju
kan
202
1
6.1.
9.4
Peng
olah
an D
ata
Kem
enke
s P
rovin
si
Kab/
Kota
Lab
Ruju
kan
202
1-20
22
6.1.
9.5
Peny
usun
an P
ublik
asi d
an
reko
men
dasi
dari
hasil
su
rvei
lans
re
siste
nsi
antim
ikrob
Kem
enke
s P
rovin
si
Kab/
Kota
Lab
Ruju
kan
202
1-20
22
6.1.
10
6.1.
20.1
Pe
ngad
aan
Lapt
op
Kem
enke
s Pu
sat
202
0-20
24
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
188
6.1.
8.3
Peng
umpu
lan
Data
Di
nkes
Pro
vinsi
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8.4
Peng
olah
an D
ata
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8.5
Peny
usun
an La
pora
n
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
8.6
Publ
ikasi
hasil
et
iolo
gi sin
drom
PIM
S Di
nkes
Pro
vinsi
Dink
es K
ab/K
ota
Prov
insi
Kab/
Kota
2021
-202
4
6.1.
9 M
elak
sana
kan
surv
eile
ns
resis
tens
i an
tivira
l da
n an
timikr
oba
6.1.
9.1
Men
yusu
n Ju
knis
Surv
eila
ns
resis
tens
i an
tivira
l dan
ant
imikr
oba
Kem
enke
s (L
itban
gkes
)
Mikr
obio
logi
Sum
ut,
UI,
UGM
, M
akas
sar,
dll
BBLK
BBTK
L
Pus
at
2
021
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
177
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
191
6.2.
1.2
Mem
buat
M
oU
anta
ra
pem
erin
tah
dan
mas
yara
kat
terk
ait
pela
ksan
aan
pene
litia
n,
surv
ey, k
ajia
n da
n sh
arin
g da
ta h
asil
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
202
0-20
21
-
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
190
Men
gada
kan
sara
na d
an
pras
aran
a pe
nduk
ung
SIHA
6.1.
10.2
Pe
ngad
aan
Serv
er
Kem
enke
s Pu
sat
202
0
6.1.
11
Mel
atih
te
naga
ya
ng
men
gelo
la SI
HA
6.1.
11.1
M
enyu
sun
mod
ul
pela
tihan
K
emen
kes
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
6.1.
11.2
Pe
latih
an
impl
emen
tasi
SIHA
Kem
enke
s P
usat
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
Inte
rven
si 6.
2 M
engu
paya
kan
tera
kses
nya o
leh
pem
erin
tah
seca
ra te
pat w
aktu
, akt
ual d
an te
rper
caya
pad
a da
ta d
an in
form
asi
hasil
mon
itorin
g dan
eva
luas
i keg
iata
n HI
V AI
DS d
an IM
S yan
g dila
kuka
n m
asya
raka
t
6.2.
1 M
empe
rkua
t ke
rjasa
ma
pem
erin
tah
dan
mas
yara
kat
dalam
pe
nelit
ian,
surv
ey,
kajia
n da
n sh
arin
g dat
a
6.2.
1.1
Mem
buat
ra
pat
koor
dina
si te
rkait
M
oU
anta
ra
pem
erin
tah
dan
mas
yara
kat
terk
ait
pene
litian
, sur
vey,
kaj
ian
dan
shar
ing d
ata h
asil
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
202
0-20
21
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
178
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
191
6.2.
1.2
Mem
buat
M
oU
anta
ra
pem
erin
tah
dan
mas
yara
kat
terk
ait
pela
ksan
aan
pene
litia
n,
surv
ey, k
ajia
n da
n sh
arin
g da
ta h
asil
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
202
0-20
21
-
RAN
Penc
egah
an da
n Pen
gend
alian
HIV
AID
S dan
PIMS
di In
done
sia 20
20- 2
024 |
190
Men
gada
kan
sara
na d
an
pras
aran
a pe
nduk
ung
SIHA
6.1.
10.2
Pe
ngad
aan
Serv
er
Kem
enke
s Pu
sat
202
0
6.1.
11
Mel
atih
te
naga
ya
ng
men
gelo
la SI
HA
6.1.
11.1
M
enyu
sun
mod
ul
pela
tihan
K
emen
kes
Dink
es P
rovin
si
Dink
es K
ab/K
ota
Pus
at
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
6.1.
11.2
Pe
latih
an
impl
emen
tasi
SIHA
Kem
enke
s P
usat
Prov
insi
Kab/
Kota
202
0-20
24
Inte
rven
si 6.
2 M
engu
paya
kan
tera
kses
nya o
leh
pem
erin
tah
seca
ra te
pat w
aktu
, akt
ual d
an te
rper
caya
pad
a da
ta d
an in
form
asi
hasil
mon
itorin
g dan
eva
luas
i keg
iata
n HI
V AI
DS d
an IM
S yan
g dila
kuka
n m
asya
raka
t
6.2.
1 M
empe
rkua
t ke
rjasa
ma
pem
erin
tah
dan
mas
yara
kat
dalam
pe
nelit
ian,
surv
ey,
kajia
n da
n sh
arin
g dat
a
6.2.
1.1
Mem
buat
ra
pat
koor
dina
si te
rkait
M
oU
anta
ra
pem
erin
tah
dan
mas
yara
kat
terk
ait
pene
litian
, sur
vey,
kaj
ian
dan
shar
ing d
ata h
asil
Kem
enke
s
NGO/
Kom
unita
s
Pus
at
202
0-20
21
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
179
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 193
6.2 Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk menilai efektifitas dari program atau kegiatan penanggulangan HIV AIDS yang dilihat dari pencapaian kinerja terutama dalam hal menurunkan jumlah infeksi baru dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Evaluasi dapat dilakukan menggunakan data yang tersedia di layanan atau melakukan pengukuran atau penilaian dengan menggunakan pendekatan baik data kuantitatif maupun kualitatif sebagai berikut:
1. Kegiatan evaluasi terhadap Rencana Aksi ini dilakukan untuk mengukur terlaksananya semua strategi dan tercapainya sasaran pengendalian HIV DAN AIDS, dalam menurunkan infeksi baru HIV, menurunkan infeksi baru HIV pada bayi, menurunkan kematian akibat HIV dan AIDS dan mengurangi kematian ODHA akibat TB sesuai sasaran/target yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya.
2. Kegiatan evaluasi dilakukan melalui pengumpulan data baik dari analisa hasil monitoring, surveilans yang direncanakan dalam Bab 3 dan Bab 4 (sero sentinel tahunan, STBP 5-10 tahunan) maupun dari survei khusus untuk pengumpulan data yang belum terkumpul.
3. Hasil evaluasi Rencana Aksi dibahas dalam evaluasi tiap akhir tahun dipublikasikan dalam Laporan Tahunan.
4. Hasil evalusi digunakan untuk pengawasan program, sosialisasi, advokasi dalam perencanaan dan pembuatan atau perubahan kebijakan pengendalian HIV DAN AIDS di setiap tingkatan pemerintahan.
BAB 6 | Monitoring dan Evaluasi
Untuk memantau pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja program maka diperlukan upaya monitoring dan evaluasi secara sistematis dan berkelanjutan. Sistem monitoring dan evaluasi yang dikembangkan mengikuti prinsip-prinsip berikut:
6.1 Monitoring
Kegiatan monitoring bersifat rutin menggunakan sumber data sekunder yang berasal dari hasil kegiatan layanan dan program dan dilaporkan melalui sistem informasi yang telah ada di Kemenkes dan juga sistem yang khusus dibuat per kegiatan dan program.
1. Kegiatan monitoring terhadap Rencana Aksi ini dilakukan untuk mengukur terlaksananya berbagai kegiatan pada setiap strategi sesuai indikator yang telah ditetapkan pada Bab 3 dan Bab 4.
2. Kegiatan monitoring dilakukan melalui pengumpulan data dari laporan bulanan dan laporan khusus
3. Laporan bulanan dikumpulkan dari semua fasyankes, unit kegiatan dan LSM pelaksana kegiatan rutin. Laporan ini dikomunikasikan menggunakan format baku, yang dikirim dalam bentuk kertas dan secara elektronik melalui website Sistem Informasi HIV DAN AIDS (SIHA).
4. Laporan khusus dikumpulkan dari fasyankes, unit kegiatan dan LSM pelaksana untuk informasi tentang kegiatan yang belum termuat dalam laporan bulanan fasyankes.
5. Semua laporan dikompilasi dan dianalisa secara berjenjang di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
6. Hasil monitoring Rencana Aksi berupa analisahasil laporan bulanan dirumuskan setiap triwulan dibahas dan dipublikasikan dalam Laporan Triwulan.
7. Hasil monitoring digunakan untuk sosialisasi, advokasi, pengawasan program dan motivasi memacu peningkatan kinerja dalam pelayanan pengendalian HIV DAN AIDS di setiap tingkat pemerintahan.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
180
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 193
6.2 Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk menilai efektifitas dari program atau kegiatan penanggulangan HIV AIDS yang dilihat dari pencapaian kinerja terutama dalam hal menurunkan jumlah infeksi baru dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Evaluasi dapat dilakukan menggunakan data yang tersedia di layanan atau melakukan pengukuran atau penilaian dengan menggunakan pendekatan baik data kuantitatif maupun kualitatif sebagai berikut:
1. Kegiatan evaluasi terhadap Rencana Aksi ini dilakukan untuk mengukur terlaksananya semua strategi dan tercapainya sasaran pengendalian HIV DAN AIDS, dalam menurunkan infeksi baru HIV, menurunkan infeksi baru HIV pada bayi, menurunkan kematian akibat HIV dan AIDS dan mengurangi kematian ODHA akibat TB sesuai sasaran/target yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya.
2. Kegiatan evaluasi dilakukan melalui pengumpulan data baik dari analisa hasil monitoring, surveilans yang direncanakan dalam Bab 3 dan Bab 4 (sero sentinel tahunan, STBP 5-10 tahunan) maupun dari survei khusus untuk pengumpulan data yang belum terkumpul.
3. Hasil evaluasi Rencana Aksi dibahas dalam evaluasi tiap akhir tahun dipublikasikan dalam Laporan Tahunan.
4. Hasil evalusi digunakan untuk pengawasan program, sosialisasi, advokasi dalam perencanaan dan pembuatan atau perubahan kebijakan pengendalian HIV DAN AIDS di setiap tingkatan pemerintahan.
BAB 6 | Monitoring dan Evaluasi
Untuk memantau pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja program maka diperlukan upaya monitoring dan evaluasi secara sistematis dan berkelanjutan. Sistem monitoring dan evaluasi yang dikembangkan mengikuti prinsip-prinsip berikut:
6.1 Monitoring
Kegiatan monitoring bersifat rutin menggunakan sumber data sekunder yang berasal dari hasil kegiatan layanan dan program dan dilaporkan melalui sistem informasi yang telah ada di Kemenkes dan juga sistem yang khusus dibuat per kegiatan dan program.
1. Kegiatan monitoring terhadap Rencana Aksi ini dilakukan untuk mengukur terlaksananya berbagai kegiatan pada setiap strategi sesuai indikator yang telah ditetapkan pada Bab 3 dan Bab 4.
2. Kegiatan monitoring dilakukan melalui pengumpulan data dari laporan bulanan dan laporan khusus
3. Laporan bulanan dikumpulkan dari semua fasyankes, unit kegiatan dan LSM pelaksana kegiatan rutin. Laporan ini dikomunikasikan menggunakan format baku, yang dikirim dalam bentuk kertas dan secara elektronik melalui website Sistem Informasi HIV DAN AIDS (SIHA).
4. Laporan khusus dikumpulkan dari fasyankes, unit kegiatan dan LSM pelaksana untuk informasi tentang kegiatan yang belum termuat dalam laporan bulanan fasyankes.
5. Semua laporan dikompilasi dan dianalisa secara berjenjang di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
6. Hasil monitoring Rencana Aksi berupa analisahasil laporan bulanan dirumuskan setiap triwulan dibahas dan dipublikasikan dalam Laporan Triwulan.
7. Hasil monitoring digunakan untuk sosialisasi, advokasi, pengawasan program dan motivasi memacu peningkatan kinerja dalam pelayanan pengendalian HIV DAN AIDS di setiap tingkat pemerintahan.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
181
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 195
sumberdaya lokal sehingga program menjadi sustain dan kelak menjadi mandiri.
6. Dalam merencanakan kebutuhan pendanaan, seharusnya menggunakan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu sehingga prinsip perencanaan berbasis data dapat terpenuhi (evidence based programming and budgeting)
7. Kemampuan setiap perencana program HIV DAN AIDS harus terus dikembangkan sehingga mampu secara dinamis memobilisasi setiap peluang pendanaan dari berbagai sumber.
7.2. Transparansi dan Akuntabilitas
Berdasarkan prinsip pemanfaatan anggaran maka pelaksanannnya harus menerapkan transparansi dan akuntabilitas yang bisa dipercaya, hal hal yang harus dilakukan dalam pemanfaatan dana publik untuk kepentingan penanggulangan HIV AIDS adalah:
1. Menerapkan tata kelola yang bersih dan efektif (clean and good governance) untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan
2. Menerapkan prinsip audit kegiatan dan audit anggaran yang mampu mencegah kebocoran (mitigatif) dan menekan kebocoran anggaran yang diprediksi akan terjadi (adaptif) sehingga kegiatan dapat terlaksana secara efektif dan efisien
3. Transparansi anggaran dan kegiatan harus dapat dilaksanakan disetiap jenjang sehingga memberi efek mendorong kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
7.3. Kapasitas Fiskal dan Upaya Fasilitasi
Indonesia merupakan negara dengan 34 propinsi yang miliki perbedaaan kapasitasi fiskal yang cukup tinggi, tidak hanya di tingkat provinsi tetapi juga di tingkat kabupaten. Dalam konteks penanggulangan HIV AIDS di era otonomi daerah kemampuan fiskal kabupaten/kota menjadi sangat penting. Terdapat provinsi dan kabupaten/kota yang miliki kemampuan yang cukup untuk mendanai pembangunannya termasuk pembangunan kesehatan, secara khusus termasuk mendanai program penanggulangan HIV DAN AIDS, tetapi ada (banyak) provinsi dan kabupaten/kota yang masih belum memiliki kemampuan yang cukup, sehingga memerlukan dukungan pemerintah pusat.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 194
BAB 7 | Pembiayaan Program
Dalam menyusun anggaran dan menentukan sumber dana perlu mempertimbangkan aturan perundangan yang berlaku transparansi dan akuntabilitas, serta kemampuan keuangan nasional dan daerah.
7.1 Prinsip Penganggaran
Dalam hal menyusun dan memobilisasi sumber dana untuk program HIV AIDS dan PIMS beberapa prinsip harus disepakati sebagai berikut:
1. Indonesia termasuk middle income country bahkan tergabung ke dalam G20. Dengan demikian setiap perencana kegiatan dan anggaran kesehatan dituntut untuk menghitung kemampuan sendiri untuk kepentingan pelaksanaan program. Bantuan luar negeri dengan demikian umumnya bersifat hutang yang memerlukan perhitungan tersendiri untuk kemampuan membayar kembali
2. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 mengindikasikan anggaran kesehatan yang seimbang antara pemerintah pusat dan daerah, yaitu minimun 5% dari APBN di Pusat, dan minimum 10% dari APBD di daerah diluar anggaran rutin, Dua pertiganya diperuntukkan untuk kepentingan publik.
3. Dalam Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional membagi upaya kesehatan kedalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Program Penanggulangan HIV DAN AIDS dapat termasuk kedalam UKM dan UKP yang memerlukan pedoman lebih lanjut, termasuk dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS telah mengatur tugas dan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten/kota termasuk dalam hal pembiayaan penyelenggaraan berbagai upaya pengendalian dan penanggulangan HIV dan AIDS.
5. Mampu mendorong dan memobilisasi sumberdaya lokal termasuk swasta, masyarakat dan bantuan lainnnya. Anggaran yang disusun dapat terbukti (pre and post-hoc evaluation) menstimulasi
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
182
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 195
sumberdaya lokal sehingga program menjadi sustain dan kelak menjadi mandiri.
6. Dalam merencanakan kebutuhan pendanaan, seharusnya menggunakan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu sehingga prinsip perencanaan berbasis data dapat terpenuhi (evidence based programming and budgeting)
7. Kemampuan setiap perencana program HIV DAN AIDS harus terus dikembangkan sehingga mampu secara dinamis memobilisasi setiap peluang pendanaan dari berbagai sumber.
7.2. Transparansi dan Akuntabilitas
Berdasarkan prinsip pemanfaatan anggaran maka pelaksanannnya harus menerapkan transparansi dan akuntabilitas yang bisa dipercaya, hal hal yang harus dilakukan dalam pemanfaatan dana publik untuk kepentingan penanggulangan HIV AIDS adalah:
1. Menerapkan tata kelola yang bersih dan efektif (clean and good governance) untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan
2. Menerapkan prinsip audit kegiatan dan audit anggaran yang mampu mencegah kebocoran (mitigatif) dan menekan kebocoran anggaran yang diprediksi akan terjadi (adaptif) sehingga kegiatan dapat terlaksana secara efektif dan efisien
3. Transparansi anggaran dan kegiatan harus dapat dilaksanakan disetiap jenjang sehingga memberi efek mendorong kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
7.3. Kapasitas Fiskal dan Upaya Fasilitasi
Indonesia merupakan negara dengan 34 propinsi yang miliki perbedaaan kapasitasi fiskal yang cukup tinggi, tidak hanya di tingkat provinsi tetapi juga di tingkat kabupaten. Dalam konteks penanggulangan HIV AIDS di era otonomi daerah kemampuan fiskal kabupaten/kota menjadi sangat penting. Terdapat provinsi dan kabupaten/kota yang miliki kemampuan yang cukup untuk mendanai pembangunannya termasuk pembangunan kesehatan, secara khusus termasuk mendanai program penanggulangan HIV DAN AIDS, tetapi ada (banyak) provinsi dan kabupaten/kota yang masih belum memiliki kemampuan yang cukup, sehingga memerlukan dukungan pemerintah pusat.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 194
BAB 7 | Pembiayaan Program
Dalam menyusun anggaran dan menentukan sumber dana perlu mempertimbangkan aturan perundangan yang berlaku transparansi dan akuntabilitas, serta kemampuan keuangan nasional dan daerah.
7.1 Prinsip Penganggaran
Dalam hal menyusun dan memobilisasi sumber dana untuk program HIV AIDS dan PIMS beberapa prinsip harus disepakati sebagai berikut:
1. Indonesia termasuk middle income country bahkan tergabung ke dalam G20. Dengan demikian setiap perencana kegiatan dan anggaran kesehatan dituntut untuk menghitung kemampuan sendiri untuk kepentingan pelaksanaan program. Bantuan luar negeri dengan demikian umumnya bersifat hutang yang memerlukan perhitungan tersendiri untuk kemampuan membayar kembali
2. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 mengindikasikan anggaran kesehatan yang seimbang antara pemerintah pusat dan daerah, yaitu minimun 5% dari APBN di Pusat, dan minimum 10% dari APBD di daerah diluar anggaran rutin, Dua pertiganya diperuntukkan untuk kepentingan publik.
3. Dalam Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional membagi upaya kesehatan kedalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Program Penanggulangan HIV DAN AIDS dapat termasuk kedalam UKM dan UKP yang memerlukan pedoman lebih lanjut, termasuk dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS telah mengatur tugas dan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten/kota termasuk dalam hal pembiayaan penyelenggaraan berbagai upaya pengendalian dan penanggulangan HIV dan AIDS.
5. Mampu mendorong dan memobilisasi sumberdaya lokal termasuk swasta, masyarakat dan bantuan lainnnya. Anggaran yang disusun dapat terbukti (pre and post-hoc evaluation) menstimulasi
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
183
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
7.4 Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6 Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai berikut :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
STRATEGI TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024
Kab/Kota 2,381,952,622,528 3,642,732,336,468 3,779,356,050,405 4,029,975,149,496 4,311,309,699,480
Komunitas 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Provinsi 554,859,001,600 877,962,320,256 875,631,415,864 769,911,538,549 774,454,917,937
Pusat 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Kesehatan 2,980,189,635,968 4,411,166,675,408 4,532,815,874,628 4,780,725,766,163 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 196
Dalam konteks situasi kapasitas fiskal ini, maka beberapa prinsip perlu diperhatikan yaitu:
1. Perhitungan kapasitas fiskal daerah dan kemampuan mendanai secara minimal perlu ditetapkan secara berkala.
2. Upaya minimal tersebut ditetapkan sebagai SPM bagi daerah yang tidak mampu, maka menjadi tanggung jawab pusat untuk melakukan subsidi sesuai aturan, sehingga efektif dalam mencapai target sasaran program, dan mampu mendorong kemandirian daerah pada akhirnya.
3. Perhitungan kapasitas fiskal daerah dan upaya subsidi tersebut menjadi kalkulasi kapa sitas fiskal nasional untuk mampu menjamin pelaksanaan Pemerintah berkewajiban mendapatkan dukungan pendanaan termasuk dari sumber-sumber global untuk digunakan secara efektif dan akuntabel.
Pendanaan Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah Pusat mendukung dana dari APBN pusat berupa penyediaan logistik, peningkatan kapasitas SDM. APBN juga diberikan melalui Dana Dekosentrasi ke Dinas Kesehatan Provinsi berupa biaya operasional kegiatan melalui kegiatan valiadasi data, bimbingan teknis dan monitoring evaluasi, mobile tes HIV dan IMS serta melakukan pelatihan maupun On the Job Training. Selain itu APBN juga diberikan melalui Dana Alokasi Khusus baik Fisik maupun Non Fisik. Pemerintah pusat akan selalu mendorong pendanaan daerah yang dapat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan anggaran dana desa untuk menjaga kesinambungan program dan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap program Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
7.4 Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6 Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai berikut :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
STRATEGI TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024
Kab/Kota 2,381,952,622,528 3,642,732,336,468 3,779,356,050,405 4,029,975,149,496 4,311,309,699,480
Komunitas 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Provinsi 554,859,001,600 877,962,320,256 875,631,415,864 769,911,538,549 774,454,917,937
Pusat 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Kesehatan 2,980,189,635,968 4,411,166,675,408 4,532,815,874,628 4,780,725,766,163 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
7.4 Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6 Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai berikut :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
STRATEGI TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024
Kab/Kota 2,381,952,622,528 3,642,732,336,468 3,779,356,050,405 4,029,975,149,496 4,311,309,699,480
Komunitas 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Provinsi 554,859,001,600 877,962,320,256 875,631,415,864 769,911,538,549 774,454,917,937
Pusat 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Kesehatan 2,980,189,635,968 4,411,166,675,408 4,532,815,874,628 4,780,725,766,163 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
7.4 Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6 Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai berikut :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
STRATEGI TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024
Kab/Kota 2,381,952,622,528 3,642,732,336,468 3,779,356,050,405 4,029,975,149,496 4,311,309,699,480
Komunitas 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Provinsi 554,859,001,600 877,962,320,256 875,631,415,864 769,911,538,549 774,454,917,937
Pusat 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Kesehatan 2,980,189,635,968 4,411,166,675,408 4,532,815,874,628 4,780,725,766,163 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
184
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
7.4 Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6 Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai berikut :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
STRATEGI TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024
Kab/Kota 2,381,952,622,528 3,642,732,336,468 3,779,356,050,405 4,029,975,149,496 4,311,309,699,480
Komunitas 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Provinsi 554,859,001,600 877,962,320,256 875,631,415,864 769,911,538,549 774,454,917,937
Pusat 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Kesehatan 2,980,189,635,968 4,411,166,675,408 4,532,815,874,628 4,780,725,766,163 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 196
Dalam konteks situasi kapasitas fiskal ini, maka beberapa prinsip perlu diperhatikan yaitu:
1. Perhitungan kapasitas fiskal daerah dan kemampuan mendanai secara minimal perlu ditetapkan secara berkala.
2. Upaya minimal tersebut ditetapkan sebagai SPM bagi daerah yang tidak mampu, maka menjadi tanggung jawab pusat untuk melakukan subsidi sesuai aturan, sehingga efektif dalam mencapai target sasaran program, dan mampu mendorong kemandirian daerah pada akhirnya.
3. Perhitungan kapasitas fiskal daerah dan upaya subsidi tersebut menjadi kalkulasi kapa sitas fiskal nasional untuk mampu menjamin pelaksanaan Pemerintah berkewajiban mendapatkan dukungan pendanaan termasuk dari sumber-sumber global untuk digunakan secara efektif dan akuntabel.
Pendanaan Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah Pusat mendukung dana dari APBN pusat berupa penyediaan logistik, peningkatan kapasitas SDM. APBN juga diberikan melalui Dana Dekosentrasi ke Dinas Kesehatan Provinsi berupa biaya operasional kegiatan melalui kegiatan valiadasi data, bimbingan teknis dan monitoring evaluasi, mobile tes HIV dan IMS serta melakukan pelatihan maupun On the Job Training. Selain itu APBN juga diberikan melalui Dana Alokasi Khusus baik Fisik maupun Non Fisik. Pemerintah pusat akan selalu mendorong pendanaan daerah yang dapat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan anggaran dana desa untuk menjaga kesinambungan program dan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap program Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
7.4 Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6 Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai berikut :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
STRATEGI TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024
Kab/Kota 2,381,952,622,528 3,642,732,336,468 3,779,356,050,405 4,029,975,149,496 4,311,309,699,480
Komunitas 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Provinsi 554,859,001,600 877,962,320,256 875,631,415,864 769,911,538,549 774,454,917,937
Pusat 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Kesehatan 2,980,189,635,968 4,411,166,675,408 4,532,815,874,628 4,780,725,766,163 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
7.4 Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6 Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai berikut :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
STRATEGI TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024
Kab/Kota 2,381,952,622,528 3,642,732,336,468 3,779,356,050,405 4,029,975,149,496 4,311,309,699,480
Komunitas 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Provinsi 554,859,001,600 877,962,320,256 875,631,415,864 769,911,538,549 774,454,917,937
Pusat 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Kesehatan 2,980,189,635,968 4,411,166,675,408 4,532,815,874,628 4,780,725,766,163 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
7.4 Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6 Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai berikut :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
STRATEGI TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024
Kab/Kota 2,381,952,622,528 3,642,732,336,468 3,779,356,050,405 4,029,975,149,496 4,311,309,699,480
Komunitas 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Provinsi 554,859,001,600 877,962,320,256 875,631,415,864 769,911,538,549 774,454,917,937
Pusat 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Kesehatan 2,980,189,635,968 4,411,166,675,408 4,532,815,874,628 4,780,725,766,163 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
LEVEL ADMINIS-
TRASI
TAHUN ANGGARAN
2020 2021 2022 2023 2024
Pusat Rp 100,192,080,000.00 Rp 133,581,148,200.00 Rp 122,646,397,075.20 Rp 113,328,749,712.10 Rp 114,996,711,578.62
Provinsi Rp 554,859,001,600.00 Rp 877,962,320,256.00 Rp 875,631,415,864.32 Rp 769,911,538,548.79 Rp 774,454,917,937.18
Kab/Kota Rp 2,381,952,622,528.00 Rp 3,642,732,336,468.48 Rp 3,779,356,050,404.82 Rp 4,029,975,149,496.38 Rp 4,311,309,699,479.63
Komunitas Rp 68,674,981,600.00 Rp 102,913,662,960.00 Rp 102,637,957,792.32 Rp 102,243,814,104.56 Rp 108,417,334,305.37
TOTAL Rp 3,105,678,685,728.00 Rp 4,757,189,467,884.48 Rp 4,880,271,821,136.66 Rp 5,015,459,251,861.81 Rp 5,309,178,663,300.80
SEKTORTAHUN ANGGARAN
2020 2021 2022 2023 2024
Kesehatan Rp 2,980,189,635,968 Rp 4,411,166,675,408 Rp 4,532,815,874,628 Rp 4,780,725,766,163 Rp 5,060,555,823,755 Non Kesehatan Rp 125,489,049,760 Rp 346,022,792,477 Rp 347,455,946,509 Rp 234,733,485,699 Rp 248,622,839,546
TOTAL Rp 3,105,678,685,728 Rp 4,757,189,467,884 Rp 4,880,271,821,137 Rp 5,015,459,251,862 Rp 5,309,178,663,301
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
185
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 198
Tabel 25. Kebutuhan Anggaran berdasarkan jenis kegiatan Untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Advokasi 1,519,571,200 18,276,846,336 24,451,545,388 30,979,870,613 39,386,739,226
Bimtek 96,892,743,360 130,571,318,083 152,373,791,720 174,996,135,775 198,462,424,075
Kajian 2,400,000,000 112,240,800,000 114,173,496,000 2,865,261,600 2,922,566,832
KIE - 4,487,743,776 4,577,498,652 4,669,048,625 4,762,429,597
Koordinasi 381,776,345,472 535,381,389,765 634,281,062,003 739,130,512,167 814,854,475,461
Laporan - 7,596,085,248 7,781,965,609 7,902,967,092 8,061,026,434
Layanan 501,840,000,000 546,148,800,000 557,071,776,000 568,213,211,520 579,577,475,750
Logistik 246,600,000,000 251,532,000,000 247,199,040,000 252,143,020,800 257,185,881,216
Lokakarya 79,818,596,096 246,876,721,926 256,258,778,845 284,938,865,350 307,493,843,378
Modul/Buku 52,236,000,000 52,821,720,000 53,878,154,400 54,955,717,488 56,054,831,838
Monev 87,658,813,440 118,417,711,104 128,582,525,288 137,178,713,038 146,927,619,206
Outreach 134,600,000,000 141,633,120,000 144,465,782,400 147,355,098,048 150,302,200,009
Pelatihan 354,092,132,000 604,854,955,080 680,526,909,288 694,880,976,492 715,875,049,406
Pemetaan 134,965,728,000 144,534,864,960 147,868,123,450 197,659,523,893 154,532,656,631
Pencatatan & Pelaporan 5,330,547,200 5,713,710,336 5,827,984,543 5,944,544,234 6,063,435,118
Pengolahan data - 134,085,120,000 136,870,862,400 72,637,565,184 74,090,316,488
Pengumpulan data - 111,498,240,000 114,976,684,800 116,002,768,896 118,322,824,274
Perluasan Layanan 299,868,000,000 430,970,400,000 545,660,668,800 664,766,160,192 788,417,606,972
Publikasi - 85,074,326,938 86,973,847,374 46,087,082,358 47,008,824,005
Road Map 423,504,000 431,974,080 220,306,781 224,712,916 229,207,175
Skrining 388,550,000,000 408,724,200,000 416,898,684,000 425,236,657,680 433,741,390,834
Software - 16,605,600,000 16,313,472,000 - -
SOP 87,388,219,840 214,641,911,491 96,744,099,283 98,139,289,253 110,453,367,896
Sosialisasi 217,578,485,120 292,193,891,021 270,900,354,113 252,194,562,569 257,238,453,820
Surveilance - 107,127,049,421 - - -
Uji sampel 32,140,000,000 34,455,600,000 35,394,408,000 36,356,986,080 37,214,017,661
Ujicoba - 293,368,320 - - - Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
KEGIATANTAHUN ANGGARAN
2020 2021 2022 2023 2024
Advokasi Rp 1,519,571,200 Rp 18,276,846,336 Rp 24,451,545,388 Rp 30,979,870,613 Rp 39,386,739,226
Bimtek Rp 96,892,743,360 Rp 130,571,318,083 Rp 152,373,791,720 Rp 174,996,135,775 Rp 198,462,424,075
Kajian Rp 2,400,000,000 Rp 112,240,800,000 Rp 114,173,496,000 Rp 2,865,261,600 Rp 2,922,566,832
KIE Rp - Rp 4,487,743,776 Rp 4,577,498,652 Rp 4,669,048,625 Rp 4,762,429,597
Koordinasi Rp 381,776,345,472 Rp 535,381,389,765 Rp 634,281,062,003 Rp 739,130,512,167 Rp 814,854,475,461
Laporan Rp - Rp 7,596,085,248 Rp 7,781,965,609 Rp 7,902,967,092 Rp 8,061,026,434
Layanan Rp 501,840,000,000 Rp 546,148,800,000 Rp 557,071,776,000 Rp 568,213,211,520 Rp 579,577,475,750
Logistik Rp 246,600,000,000 Rp 251,532,000,000 Rp 247,199,040,000 Rp 252,143,020,800 Rp 257,185,881,216
Lokakarya Rp 79,818,596,096 Rp 246,876,721,926 Rp 256,258,778,845 Rp 284,938,865,350 Rp 307,493,843,378
Modul/Buku Rp 52,236,000,000 Rp 52,821,720,000 Rp 53,878,154,400 Rp 54,955,717,488 Rp 56,054,831,838
Monev Rp 87,658,813,440 Rp 118,417,711,104 Rp 128,582,525,288 Rp 137,178,713,038 Rp 146,927,619,206
Outreach Rp 134,600,000,000 Rp 141,633,120,000 Rp 144,465,782,400 Rp 147,355,098,048 Rp 150,302,200,009
Pelatihan Rp 354,092,132,000 Rp 604,854,955,080 Rp 680,526,909,288 Rp 694,880,976,492 Rp 715,875,049,406
Pemetaan Rp 134,965,728,000 Rp 144,534,864,960 Rp 147,868,123,450 Rp 197,659,523,893 Rp 154,532,656,631 Pencatatan & Pelaporan Rp 5,330,547,200 Rp 5,713,710,336 Rp 5,827,984,543 Rp 5,944,544,234 Rp 6,063,435,118
Pengolahan data Rp - Rp 134,085,120,000 Rp 136,870,862,400 Rp 7 2,637,565,184 Rp 74,090,316,488
Pengumpulan data Rp - Rp 111,498,240,000 Rp 114,976,684,800 Rp 116,002,768,896 Rp 118,322,824,274
Perluasan Layanan Rp 299,868,000,000 Rp 430,970,400,000 Rp 545,660,668,800 Rp 664,766,160,192 Rp 788,417,606,972
Publikasi Rp - Rp 85,074,326,938 Rp 86,973,847,374 Rp 46,087,082,358 Rp 47,008,824,005
Road Map Rp 423,504,000 Rp 431,974,080 Rp 220,306,781 Rp 224,712,916 Rp 229,207,175
Skrining Rp 388,550,000,000 Rp 408,724,200,000 Rp 416,898,684,000 Rp 425,236,657,680 Rp 433,741,390,834
Software Rp - Rp 16,605,600,000 Rp 16,313,472,000 Rp - Rp -
SOP Rp 87,388,219,840 Rp 214,641,911,491 Rp 96,744,099,283 Rp 98,139,289,253 Rp 110,453,367,896
Sosialisasi Rp 217,578,485,120 Rp 292,193,891,021 Rp 270,900,354,113 Rp 252,194,562,569 Rp 257,238,453,820
Surveilance Rp - Rp 107,127,049,421 Rp - Rp - Rp -
Uji sampel Rp 32,140,000,000 Rp 34,455,600,000 Rp 35,394,408,000 Rp 36,356,986,080 Rp 37,214,017,661
Ujicoba Rp - Rp 293,368,320 Rp - Rp - Rp -
TOTAL Rp 3,105,678,685,728 Rp 4,757,189,467,884 Rp 4,880,271,821,137 Rp 5,015,459,251,862
Rp 5,309,178,663,301
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 202
Penutup
Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV DAN AIDS Sektor Kesehatan Tahun 2020-2024 disusun berdasarkan perkembangan masalah HIV dan AIDS terkini dan respon yang sudah dilakukan pada periode RAN sebelumnya .Lebih lanjut RAN Pengendalian HIV dan AIDS Sektor Kesehatan tahun 2020-2024 ini disusun mengacu pada RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kemenkes 2020-2024dengan merujuk pada pedoman strategi global yang dikembangkan oleh WHO dan berbagai peraturan pemerintah RI yang terkait. Dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV dan AIDS Sektor Kesehatan tahun 2020-2024 ini memuat strategi dan kegiatan-kegiatan program, sehingga diharapkan Rencana Aksi Nasional ini menjadi acuan dasar bagi pengelola program baik di Tingkat Pusat. Propinsi maupun Kabupaten/Kota dalam menyusun dan merencanakan kegiata-kegiatan upaya pengendalian HIV DAN AIDS di wilayahnya masing-masing. RAN ini diharapkan dapat menjadi acuan opersional dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di semua tingkatan untuk: 1. Mobilisasi sumber daya baik nasional maupun daerah secara optimal,
termasuk sumber pendanaan internasional serta dukungan para mitra lainnya untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS;
2. Mengembangkan pelayanan HIV AIDS dan PIMS secara terintegrasi baik jumlah, kualitas maupun keterjangkauannya oleh masyarakat sesuai dengan epidemi HIV setempat dalam kerangka kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB);
3. Menentukan rincian target pencapaian tahunan nasional (indikator tahun 2020-2024), dan memasukannya dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah-Kebijakan Umum Anggaran (Renja SKPD-KUA) dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah-Rencana Kerja Anggaran (SKPD-RKA);
4. Menetapkan target yang harus dicapai ditingkat nasional dan daerah, serta memantau perkembangannya;
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
186
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 198
Tabel 25. Kebutuhan Anggaran berdasarkan jenis kegiatan Untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
Row Labels 2020 2021 2022 2023 2024 Advokasi 1,519,571,200 18,276,846,336 24,451,545,388 30,979,870,613 39,386,739,226
Bimtek 96,892,743,360 130,571,318,083 152,373,791,720 174,996,135,775 198,462,424,075
Kajian 2,400,000,000 112,240,800,000 114,173,496,000 2,865,261,600 2,922,566,832
KIE - 4,487,743,776 4,577,498,652 4,669,048,625 4,762,429,597
Koordinasi 381,776,345,472 535,381,389,765 634,281,062,003 739,130,512,167 814,854,475,461
Laporan - 7,596,085,248 7,781,965,609 7,902,967,092 8,061,026,434
Layanan 501,840,000,000 546,148,800,000 557,071,776,000 568,213,211,520 579,577,475,750
Logistik 246,600,000,000 251,532,000,000 247,199,040,000 252,143,020,800 257,185,881,216
Lokakarya 79,818,596,096 246,876,721,926 256,258,778,845 284,938,865,350 307,493,843,378
Modul/Buku 52,236,000,000 52,821,720,000 53,878,154,400 54,955,717,488 56,054,831,838
Monev 87,658,813,440 118,417,711,104 128,582,525,288 137,178,713,038 146,927,619,206
Outreach 134,600,000,000 141,633,120,000 144,465,782,400 147,355,098,048 150,302,200,009
Pelatihan 354,092,132,000 604,854,955,080 680,526,909,288 694,880,976,492 715,875,049,406
Pemetaan 134,965,728,000 144,534,864,960 147,868,123,450 197,659,523,893 154,532,656,631
Pencatatan & Pelaporan 5,330,547,200 5,713,710,336 5,827,984,543 5,944,544,234 6,063,435,118
Pengolahan data - 134,085,120,000 136,870,862,400 72,637,565,184 74,090,316,488
Pengumpulan data - 111,498,240,000 114,976,684,800 116,002,768,896 118,322,824,274
Perluasan Layanan 299,868,000,000 430,970,400,000 545,660,668,800 664,766,160,192 788,417,606,972
Publikasi - 85,074,326,938 86,973,847,374 46,087,082,358 47,008,824,005
Road Map 423,504,000 431,974,080 220,306,781 224,712,916 229,207,175
Skrining 388,550,000,000 408,724,200,000 416,898,684,000 425,236,657,680 433,741,390,834
Software - 16,605,600,000 16,313,472,000 - -
SOP 87,388,219,840 214,641,911,491 96,744,099,283 98,139,289,253 110,453,367,896
Sosialisasi 217,578,485,120 292,193,891,021 270,900,354,113 252,194,562,569 257,238,453,820
Surveilance - 107,127,049,421 - - -
Uji sampel 32,140,000,000 34,455,600,000 35,394,408,000 36,356,986,080 37,214,017,661
Ujicoba - 293,368,320 - - - Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 202
Penutup
Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV DAN AIDS Sektor Kesehatan Tahun 2020-2024 disusun berdasarkan perkembangan masalah HIV dan AIDS terkini dan respon yang sudah dilakukan pada periode RAN sebelumnya .Lebih lanjut RAN Pengendalian HIV dan AIDS Sektor Kesehatan tahun 2020-2024 ini disusun mengacu pada RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kemenkes 2020-2024dengan merujuk pada pedoman strategi global yang dikembangkan oleh WHO dan berbagai peraturan pemerintah RI yang terkait. Dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV dan AIDS Sektor Kesehatan tahun 2020-2024 ini memuat strategi dan kegiatan-kegiatan program, sehingga diharapkan Rencana Aksi Nasional ini menjadi acuan dasar bagi pengelola program baik di Tingkat Pusat. Propinsi maupun Kabupaten/Kota dalam menyusun dan merencanakan kegiata-kegiatan upaya pengendalian HIV DAN AIDS di wilayahnya masing-masing. RAN ini diharapkan dapat menjadi acuan opersional dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di semua tingkatan untuk: 1. Mobilisasi sumber daya baik nasional maupun daerah secara optimal,
termasuk sumber pendanaan internasional serta dukungan para mitra lainnya untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS;
2. Mengembangkan pelayanan HIV AIDS dan PIMS secara terintegrasi baik jumlah, kualitas maupun keterjangkauannya oleh masyarakat sesuai dengan epidemi HIV setempat dalam kerangka kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB);
3. Menentukan rincian target pencapaian tahunan nasional (indikator tahun 2020-2024), dan memasukannya dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah-Kebijakan Umum Anggaran (Renja SKPD-KUA) dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah-Rencana Kerja Anggaran (SKPD-RKA);
4. Menetapkan target yang harus dicapai ditingkat nasional dan daerah, serta memantau perkembangannya;
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
187
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 203
5. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antara jajaran pemerintah dan masyarakat termasuk organisasi profesi/akademisi, organinasi kemasyarakatan/komunitas, kalangan swasta dan dunia usaha.
RENCANA AKSI NASIONAL Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
188