Download - Reksadana Kik Eba
BAB II
PERJANJIAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES)
DALAM PASAR MODAL INDONESIA
A. Latar Belakang Penerbitan KIK-EBA
1. Landasan Hukum KIK-EBA
EBA ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat sebagai upaya
pemerintah untuk mendukung sektor perumahan melalui fasilitas pembiayaan
kredit kepemilikan rumah (Mortgage Backed Securities). Kemudian model
sekuritisasi aset ini terus berkembang ke sektor lainnya seperti perbankan hingga
telekomunikasi seperti yang dilakukan oleh Telmex (Mexico) pada 1987 yang
melakukan sekuritisasi aset berupa telephone receivables, yaitu tagihan atas
penggunaan pulsa telepon di masa mendatang. Di dunia internasional instrumen
EBA sangat populer dengan nama Asset Backed Securities (ABS).32
a. Dalam Knowledge Bank dari Lyons Financial Solutions Holdings Ltd
khususnya yang berkaitan dengan penelitiannya yang berjudul
Securitization Explained
Beberapa definisi efek beragun aset adalah sebagai berikut :
“Asset-backed securities are securities that are primarily serviced by cash
flows of a securitized assets that attracts interest on the basis of either
being fixed or variable for maturities that can be fixed, revolving, either
32 M. Sadli Siregar., “Stimulus pajak untuk EBA”, Bisnis Indonesia, Rabu, 27 April 2005,
diakses melalui http://www.dannydarussalam.com/dd15/index.php?view=article&catid=84%3Atax-article&id=4943%3Astimulus-pajak-untuk-eba&format=pdf&option=com_content&Itemid=151, pada tanggal 14 Desember 2009.
Universitas Sumatera Utara
long term or short term, that by their own terms convert into cash over the
duration attached to them”.
b. Ian H. Giddy, Professor of Finance New York University, memaparkan
dalam situsnya33
“Asset–backed securities are securities which are based on pools of
underlying assets”.
c. Dalam slide Dr. Tsui KaiChong berjudul Asset Backed Securities34
“Bonds or notes that are backed by financial assets”.
Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-19/PM/2002
Peraturan Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset, Efek beragun Aset (EBA) yang dikenal dengan asset backed
securities (ABS) adalah Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif yang
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, sewa guna usaha, perjanjian jual beli bersyarat, perjanjian
pinjaman cicilan, tagihan kartu kredit, pemberian kredit termasuk kredit pemilikan
rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin oleh pemerintah, Sarana
Peningkatan Kredit (Credit Enhancement) / Arus Kas (Cash Flow), serta aset
keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan
tersebut.35
33
Karena berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, maka dalam proses
http://www.absresearch.com/, dikutip dari Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Op.Cit., hlm. 8
34 Seminar Workshop, The Future & Opportunities of Asset Backed Securities in Indonesia, Jakarta 1 & 2 Oktober 2003, dikutip dari Ibid.
35 Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003.
Universitas Sumatera Utara
pengelolaannya akan melibatkan Manajer Investasi sebagai mengelola portofolio
investasi kolektif dan Bank Kustodian untuk melaksanakan Penitipan Kolektif.36
EBA sendiri merupakan salah satu jenis efek yang pengaturannya tidak
dapat ditemukan dalam UUPM. Jika dikilas balik terhitung sejak tahun 1997 yang
lalu Bapepam telah mengeluarkan tidak kurang dari lima peraturan (sebagaimana
telah berkali-kali diubah) yang terkait dengan penerbitan unit penyertaan EBA.
Kelima peraturan tersebut, secara berurutan dapat disebutkan sebagai berikut.
37
a. Peraturan BAPEPAM No. V.G.5. tentang Fungsi Manajer Investasi
Berkaitan Dengan EBA (Asset Backed Securities);
b. Peraturan BAPEPAM No. VI.A.2. tentang Fungsi Bank Kustodian
Berkaitan Dengan EBA (Asset Backed Securities);
c. Peraturan BAPEPAM No. IX.C.9. tentang Pernyataan Pendaftaran
Dalam Rangka Penawaran Umum EBA (Asset Backed Securities);
d. Peraturan BAPEPAM No. IX.C.10. tentang Pedoman Bentuk dan
Isi Propektus Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset
(Asset Backed Securities);
e. Peraturan BAPEPAM No. IX.K.1. tentang Pedoman Kontrak
Investasi Kolektif EBA (Asset Backed Securities).
Di samping kelima peraturan tersebut, di tahun 2005, melalui Peraturan
Presiden No. 19 Tahun 2005 telah juga dikeluarkan pengaturan mengenai
pembiayaan sekunder perumahan (sebagai salah satu bentuk sekuritisasi aset).
Peraturan ini pada prinsipnya merupakan kelanjutan dari Keputusan Menteri
36 http://www.optimainvestama.com/artikel/Sekuritisasi%20Aset.pdf 37 Gunawan Widjaja, Transplantasi Trusts dalam KUH Perdata, KUHD, dan Undang-
Undang Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 532-533.
Universitas Sumatera Utara
Keuangan No. 132/KMK.014/1998 tentang Perusahaan Fasilitas Pembiayaan
Sekunder Perumahan (yang sering kali disebut dengan Secondary Mortgage
Facility). Di samping itu, Bank Indonesia juga telah mengeluarkan Peraturan
Bank Indonesia No. 7/4/PBI/2005 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Aktivitas
Sekuritisasi Aset bagi Bank Umum. Selain itu, diketahui ada pula Rancangan
Undang-undang (RUU) tentang Sekuritisasi yang sudah cukup lama disiapkan,
yaitu sejak tahun 2001 yang sampai saat ini belum selesai. Dan ada juga Surat
Edaran Bank Indonesia No.7/51/DPNP tanggal 9 Nopember 2005 tentang Prinsip
Kehati-hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset bagi Bank Umum.38 Sedangkan
aspek perpajakan KIK-EBA diatur dalam Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-
147/PJ/2003 tanggal 13 Mei 2003 tentang Pajak Penghasilan Yang Diterima atau
diperoleh KIK-EBA dan Para Investornya.39
2. Karakteristik Yuridis KIK-EBA
Seperti halnya perjanjian pada umumnya, kontrak investasi adalah juga
merupakan peristiwa hukum, dengan objek yang disepakati berupa investasi
dibidang efek. Bahwa sesuai asas konsensual, perjanjian sudah dilahirkan sejak
terjadinya kesepakatan, sudah sah dalam arti mengikat sejak tercapainya
kesepakatan, sekalipun dalam beberapa hal undang-undang mensyaratkan harus
38 http://edratna.wordpress.com/2009/03/22/sekilas-mengenal-apa-yang-dimaksud-
dengan-sekuritisasi/diakses/, pada tanggal 14 Desember 2009. 39 Ishwahjudi A. Karim, Loc.Cit., hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
dibuat secara tertulis.40 Hal ini dapat dilihat dari peraturan No. IX.K.1 sebagai
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-53/PM/1997 butir (a) yang berbunyi: 41
Apabila melihat lebih lanjut dalam Peraturan IX.K.1 Pasal 2:
“Kontrak Investasi Kolektif adalah Kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.”
Dikatakan bahwa Kontrak Investasi Kolektif adalah Kontrak antara
Manajer Investasi dan Bank Kustodian, jelas menegaskan bahwa pembentuk
undang-undang yang dalam hal ini adalah keputusan yang dikeluarkan oleh
Bapepam, menentukan bahwa kontrak investasi ini adalah hanya antara Manajer
Investasi dan Bank Kustodian, artinya secara tertulis hanya dua pihak, namun
mengikat pemegang unit penyertaan yang dalam hal ini adalah investor.
42
“Aset yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset dapat diperoleh dari Kreditur Awal melalui pembelian atau
tukar menukar
Jelas bahwa kontrak pertama antara kreditur awal dengan manajer
investasi ataupun issuer dapat didasari kontrak ataupun perjanjian jual beli yang
diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata dan ataupun perjanjian tukar menukar yang
diatur dalam ketentuan 1541 KUH Perdata. Segala peraturan tentang perjanjian
dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset.”
40 Yunus Edward Manik, Op.Cit. hlm. 25. 41 Peraturan No. IX.K.1 sebagai Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-53/PM/1997
butir (a) 42 Pasal 2, Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities).
Universitas Sumatera Utara
jual beli juga berlaku terhadap perjanjian tukar menukar sebagaimana ketentuan
Pasal 1546 KUH Perdata.43
Berkaitan dengan Investor ataupun pemegang unit Penyertaan KIK-EBA
apabila kita lihat dalam Peraturan IX.K.1 Pasal 6:
44
“Pemegang Efek Beragun Aset wajib menandatangani pernyataan bahwa
yang bersangkutan telah menerima dan membaca Dokumen Keterbukaan
Efek Beragun Aset, sebelum membeli
Ataupun kalau dilihat dalam pernyataan Jes Lederman dalam bukunya The
Hand book of Asset-Backed Securities dikatakan dengan tegas Securitization is the
open market selling of financial instrument backed by asset cash flow or asset
value. Jelaslah investor adalah merupakan pembeli dari Efek Beragun Aset
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan jual beli KUH Perdata.
Efek Beragun Aset.”
45
43 Yunus Edward Manik, Op.Cit. hlm. 26. 44 Pasal 6, Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities). 45 Yunus Edward Manik, Loc.Cit.
Konstruksi hukum ini tentunya berbeda jika dikaitkan dengan latar
belakang terjadinya perikatan antara debitur awal dan kreditur awal. Perjanjian
yang mendasari terjadinya perikatan antara mereka tentunya dilandasi atas suatu
kewajiban atau yang kita kenal dengan perjanjian pinjam meminjam sebagaimana
yang diatur dalam Pasal 1765 KUH Perdata.
Universitas Sumatera Utara
Dari aspek perikatannya KIK-EBA ini ternyata telah mendasari atas tiga
jenis perikatan yaitu perikatan jual beli, tukar menukar dan perikatan pinjam
meminjam.46
Agar suatu transaksi dapat dikategorikan sebagai transaski sekuritisasi
harus memenuhi sejumlah kriteria. Pertama, struktur transaksi diciptakan
sedemikian untuk meminimalkan dampak yang mungkin dihadapi investor bila
seluruh pihak yang terlibat di dalam transaksi mengalami masalah keuangan,
khususnya bila kreditor asal mengalami kebangkrutan. Kedua, dalam transaksi
penjualan aset keuangan dari kreditor asal kepada penerbit EBA harus memenuhi
kriteria penjualan putus. Ketiga, Aset keuangan yang dijual putus oleh kreditor
asal harus melalui proses penyempurnaan klaim atas tagihan beserta seluruh
jaminan melekat. Ini dimaksudkan sebagai salah satu perlindungan bagi investor.
Ketika terjadi gagal bayar, kewajiban kepada investor masih dapat dipenuhi
berdasarkan hasil eksekusi atas jaminan yang melekat pada aset.
47
3. Persyaratan True Sale dalam KIK-EBA
Banyak Negara maju maupun Negara berkembang sumber pendanaannya
menggunakan konsep pemanfaatan resiko kredit. Sekuritisasi sebagai salah satu
teknik keuangan yang menggunakan konsep pemanfaatan resiko kredit karena
sekuritisasi merupakan suatu proses transformasi aset keuangan
46 Ibid. 47 http://www.dannydarussalam.com/dd15/index.php?view=article&catid=84%3Atax-
article&id=4943%3Astimulus-pajak-untuk-eba&format=pdf&option=com_content&Itemid=151, diakses pada tanggal 14 Desember 2009.
Universitas Sumatera Utara
kreditur/originator yang tidak likuid menjadi likuid yaitu menjadi surat berharga
yang dapat diperdagangkan sesuai dengan kebutuhan investor. Dengan demikian,
perusahaan akan mendapatkan dana dengan menyerahkan aset keuangan yang
dimilikinya dan kemudian diterbitkan suatu surat berharga oleh pihak lain yang
dikenal dengan sebutan special purpose vehicle yang bertindak sebagai mediator
antara pihak yang membutuhkan dana dengan investor sehingga mengubah
ketergantungan kreditur kepada kemampuan debitur untuk melunasi pinjaman.48
Oleh karena itu, definisi sekuritisasi adalah: 49
Pengertian pengalihan aset keuangan yang terjadi secara true sale pada
sekuritisasi asset pada umumnya adalah penjualan piutang tersebut haruslah
merupakan penjualan putus, artinya originator tidak lagi memiliki kewajiban
untuk membeli kembali piutang yang tidak tertagih oleh pembeli karena proses
“Securitization is the process of transforming and illiquid asset into a
tradeable security thereby rendering it liquid by the deployment or
creation of some market mechanism”.
Menurut Daniel Singer, kunci sukses sekuritisasi aset adalah kemampuan
untuk memprediksi kelayakan kumpulan aset keuangan tersebut dan pengalihan
aset keuanggan tersebut merupakan true sale dan bukan merupakan pendanaan
oleh originator. Oleh karena itu, salah satu elemen terpenting dalam proses
sekuritisasi aset adalah pengalihan aset keuangan yang terjadi secara true sale.
48 Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Loc.Cit., hlm. 2. 49 Hairani Saban, Corporate Debt Securitization Regulation and Documentation,
Butterworths, 1994, hlm. 41, diakses melalui http://cfisel.blogspot.com/2007/08/true-sale-dalam-sekuritisasi-aset.html, 18 Juni 2009.
Universitas Sumatera Utara
penjualannya dilakukan secara on balance sheet dimana risiko penjual telah
dialihkan kepada pembeli.
Oleh karena itu, tujuan disyaratkannya true sale adalah: 50
a. untuk memisahkan aset yang akan disekuritisasi tersebut dari resiko kredit
atas aset lainnya dan resiko entitasnya originator. Jika originator -sebagai
penjual- mengalami pailit maka Undang-undang Kepailitan tidak dapat
diterapkan karena aset yang dialihkan tersebut terlepas dari boedel pailit
originator;
b. originator dapat memperoleh pendanaan lebih murah;
c. adanya pengalihan resiko kredit;
d. akses ke pasar modal;
e. menjadikan aset originator dalam posisi off-balance sheet sehingga akan
memperbaiki tingkat leverage (debt to equity) rasio dari originator karena
semakin tinggi leverage suatu perusahaan maka semakin tinggi resiko
default dan insolven.
f. investor menjadi secured lender sedangkan jika tidak true sale maka
investor akan menjadi unsecured lender.
Aspek true sale menjadi suatu hal yang penting untuk dicermati dalam
sekur itisasi aset karena salah satu kunci sukses dari proses sekuritisasi asset
adalah terjadinya pengalihan aset keuangan secara true sale. Melalui true sale,
50 http://cfisel.blogspot.com/2007/08/true-sale-dalam-sekuritisasi-aset.html, diakses pada tanggal 18 Juni 2009.
Universitas Sumatera Utara
investor menjadi pemilik atas aset keuangan tersebut sehingga menjadi secured
investor. Selain itu, dengan terjadinya penjualan aset secara true sale maka
terdapat pemisahan antara aset originator dengan resiko kredit originator. Oleh
karena itu, sangat penting kiranya mengetahui kriteria apa saja yang harus
dipenuhi agar terjadi pengalihan aset secara true sale dalam sekur itisasi aset.51
Dalam hal aset yang membentuk portofolio kontrak investasi KIK EBA
diperoleh dari kreditur awal dengan true sale dengan efek beragun aset yang
penerbitannya didasarkan pada aset keuangan yang telah dialihkan dari kreditur
awal tersebut, maka kreditur awal hanya dapat melakukan true sale dimaksud
paling banyak 10 persen dari nilai aset keuangan yang dialihkan itu.
Secara lebih rinci, materi muatan baru dalam penyempurnaan peraturan
Nomor IX.K.1 tentang Asset Backed Securities yang bermaksud mempertegas
sifat true sale pada pengalihan aset kuangan dari kreditur awal ke KIK EBA
adalah penambahan ketentuan yang menyatakan bahwa aset yang membentuk
portofolio KIK EBA diperoleh dari kreditur awal melalui true sale secara hukum
dengan KIK EBA.
52
Mengenai kriteria tentang true sale hanya diatur dalam Pasal 5 PBI No. 7
/4/PBI/2005 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset bagi
Bank Umum, yaitu:
53
1) Kondisi jual putus terjadi apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
51 http://www.tedyslaw.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=58 diakses pada tanggal 6 Februari 2010. 52 http://bisnis.vivanews.com/news/read/11790-bapepam_lk_sempurnakan_aturan_kik_eba, diakses pada tanggal 15 Januari 2010. 53 http://cfisel.blogspot.com/2007/08/true-sale-dalam-sekuritisasi-aset.html, diakses pada tanggal 18 Juni 2009.
Universitas Sumatera Utara
a) seluruh manfaat yang diperoleh dan atau akan diperoleh dari aset
keuangan telah dialihkan kepada Penerbit;
b) risiko kredit dari aset keuangan yang dialihkan secara signifikan telah
beralih kepada Penerbit; dan
c) Kreditur Asal tidak memiliki pengendalian baik langsung maupun
tidak langsung atas aset keuangan yang dialihkan.
2) Pemenuhan kondisi jual putus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dilengkapi dengan pendapat auditor independen dan pendapat hukum yang
independen.
Mengenai kondisi tersebut diatas, Bank Indonesia tidak memberikan
penjelasan lebih lanjut mengenai ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan
terpenuhi atau tidaknya kondisi-kondisi tersebut diatas. Selain itu, bagaimana
pengertian kata “akan” sebagaimana terdapat dalam butir 1 a tersebut apabila
originator pailit ?, berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 6 jo Pasal 21 UU No. 37
tahun 2004 tentang Kepailitan54
54 Pasal 1 angka 6 jo Pasal 21 UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan. Pasal 1 angka 6 UUKepailitan “kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata
uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor”
Pasal 21 UU Kepailitan: “akibat kepailitan meliputi seluruh kekayaan Debitor pada saat putusan pernyataan pailit
diucapkan serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan.”
maka seluruh kewajiban originator termasuk juga
kewajiban yang timbul dikemudian hari akan masuk boedel pailit. Sedangkan,
dalam ketentuan PBI tersebut tidak ada pernyataan bahwa dalam rangka transaksi
Universitas Sumatera Utara
sekuritisasi aset maka ketentuan dalam Undang-undang Kepailitan tersebut
dikecualikan sehingga akan ada kemungkinan aset yang telah dijual tersebut akan
masuk dalam boedel pailit dalam hal si originator pailit. Oleh karena itu, perlu
adanya kejelasan mengenai kata “akan” sebagaimana terdapat dalam butir 1 a
tersebut diatas apakah terhadap transaksi penjualan piutang dalam rangka
sekuritisasi, ketentuan dalam Undang-undang Kepailitan menjadi tidak berlaku
atas transaksi tersebut.
Oleh karena itu, dapat dicontoh seperti yang dilakukan di negara lain,
yaitu: 55
1) Maksud dari para pihak dalam transaksi sekuritisasi aset dengan
melihat berdasarkan economic substance yang tercermin dalam tujuan
dari adanya transaksi tersebut.
a. untuk menentukan bahwa seluruh manfaat dan risiko dari aset keuangan
telah dialihkan kepada penerbit, Indonesia dapat mencontoh penilaian
yang dilakukan di Amerika dan Malaysia menilai hal-hal seperti dibawah
ini:
2) semua risiko dan keuntungan dari kepemilikan asset tersebut telah
dialihkan atau tidak. Karena menurut Pasal 1460 KUH Perdata adalah
terhadap barang yang telah ditentukan dari awalnya oleh pembeli maka
atas segala risiko ditanggung oleh si pembeli kecuali si penjual salah
memberikan barang yang telah ditentukan maka si pembeli dapat
55 http://cfisel.blogspot.com/2007/08/true-sale-dalam-sekuritisasi-aset.html, diakses pada tanggal 18 Juni 2009.
Universitas Sumatera Utara
meminta ganti atas barang yang salah tersebut sesuai dengan yang
telah ditentukan;56
3) Pemisahan aset keuangan dari originator dan kreditornya dalam hal
originator pailit;
4) Kewenangan SPV untuk tidak meminta kembali (recourse) kepada
originator untuk bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan
dari aset keuangan tersebut serta kewenangan untuk melakukan
identifikasi aset.
b. untuk menilai bahwa kreditur asal/originator tidak memiliki pengendalian
baik langsung maupun tidak langsung atas aset keuangan yang telah
dialihkan tersebut, dapat dilakukan penilaian atas hal-hal sebagaimana
dilakukan di Jerman, Malaysia dan Thailand yaitu:
1) originator tidak mengatur aset keuangan tersebut;
2) originator tidak mengawasi pengalihan aset tersebut;
3) originator tidak disyaratkan untuk meningkatkan posisi kredit dan juga
tidak disyaratkan untuk mengubah secara sistematik underlying aset
dalam rangka memperbaiki kualitas kredit;
56 Pasal 1460 s/d 1462 KUH Perdata.
Ps 1460. Jika barang yang dijual itu berupa barang yang sudah ditentukan, maka sejak saat pembelian, barang itu menjadi tanggungan pembeli, meskipun penyerahannya belum dilakukan dan penjual berhak menuntut harganya. Ps 1461. Jika barang dijual bukan menurut tumpukan melainkan menurut berat, jumlah dan ukuran, maka barang itu tetap menjadi tanggungan penjual sampai ditimbang, dihitung atau diukur. Ps 1462. Sebaliknya jika barang itu dijual menurut tumpukan, maka barang itu menjadi tanggungan pembeli, meskipun belum ditimbang, dihitung atau diukur.
Universitas Sumatera Utara
c. originator tidak lagi sebagai pemegang hak atas aset keuangan tersebut
dan originator tidak boleh dalam posisi sebagai pengendali SPV dalam
transaksi sekuritisasi aset;
d. analisa terhadap mekanisme harga – apakah harganya merupakan harga
yang wajar?
e. Analisa atas kewenangan SPV dalam hal:
1) penggantian dan pengawasan kegiatan service agent serta servicing fee
telah dinegosiasikan secara wajar sesuai dengan term dan kondisi yang
umum berlaku.
2) pengawasan pengumpulan underlying aset misalnya melihat semua
catatan, baik dalam bentuk dokumen maupun soft copy yang
berhubungan dengan piutang yang telah dialihkan tersebut.
3) mengeluarkan kebijakan mengenai kredit dan pengumpulan
pembayaran atas piutang tersebut.57
B. Perjanjian KIK-EBA
1. Perjanjian KIK-EBA
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi. Reksadana merupakan perseroan atau investasi kolektif
masyarakat pemodal yang diinvestasikan ke dalam efek oleh manajer investasi.
57 http://cfisel.blogspot.com/2007/08/true-sale-dalam-sekuritisasi-aset.html, diakses pada tanggal 18 Juni 2009.
Universitas Sumatera Utara
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa reksadana adalah sertifikat yang
menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada manajer investasi selaku
pengelola reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar modal.
Dengan membeli sebagian Unit Penyertaan, Investor individual yang memiliki
dana terbatas dapat menikmati manfaat atas kepemilikan berbagai macam efek
dan terbebas dari kesulitan untuk menganalisis Efek.58
Berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Pasar Modal, ada dua
bentuk reksa dana, yaitu berbentuk perseroan dan berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif (KIK).
59
Reksadana berbentuk KIK dibentuk berdasarkan perjanjian antara Manajer
Investasi dan Bank Kustodian, dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang
untuk melaksanakan penitipan kolektif yakni jasa penitipan atas Efek yang
dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak.
60
Selain Manajer Investasi dan Bank Kustodian, dalam setiap penerbitan
awal EBA, paling tidak terdapat dua pihak inti yang memiliki peranan utama
antara lain Kreditur Awal (Originator) dan Penyedia Jasa (Servicer). Selain kedua
pihak tersebut, terdapat juga beberapa lembaga penunjang sebagai lembaga
pendukung pembentukan Efek Beragun Aset seperti Akuntan Publik, Konsultan
Hukum, Perusahaan Penilai dan Notaris.
61
58 M. Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 61. 59 Ibid, hlm. 62. 60 Rudhy A. Lontoh dkk, Penyelesaian Utang-Piutang Melalui Pailit Atau Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, (Bandung: Penerbit Alumni, 2001), hlm. 585.
61 http://www.optimainvestama.com/artikel/Sekuritisasi Aset.pdf, diakses pada tanggal 18 November 2009.
Universitas Sumatera Utara
Adapun pihak-pihak yang dapat terlibat dalam penerbitan suatu KIK-EBA
adalah: 62
a. Originator atau Kreditur awal yaitu pihak yang mengalihkan aset tagihannya
kepada para pemegang EBA secara kolektif dimana aset tersebut diperoleh
originator karena adanya tagihan kepada pihak ketiga.
b. Debitur atau pelanggan yaitu pihak penerima kredit dari originator yang wajib
memenuhi kewajiban pembayaran kepada kreditur baru atau investor.
c. Penyedia Jasa atau servicer yaitu pihak yang menyediakan jasa untuk
memproses dan mengawasi pembayaran yang dilakukan debitur, melakukan
tindakan awal berupa peringatan dan atau hal lain sesuai dengan kontrak.
d. Bank Kustodian yaitu pihak yang diberi wewenang untuk melaksanakan
penitipan kolektif dan mencatatkan underlying KIK-EBA atas namanya untuk
kepentingan Investor.
e. Manajer Investasi yaitu pihak yang diberi wewenang untuk mengelola
portofolio investasi kolektif.
f. SPV/SPC yaitu pihak yang membeli sejumlah aset tagihan dari originator dan
menerbitkan EBA untuk dijual kepada investor.
g. Lembaga Pemeringkat Efek yaitu pihak yang melakukan pemeringkatan atas
efek yang diterbitkan.
h. Lembaga Sarana Peningkatan Kredit atau Credit Enhancer yaitu pihak yang
memberi jaminan pembayaran guna mendukung peningkatan kualitas EBA.
i. Investor yaitu pihak yang membeli EBA.
62 Ishwahjudi A. Karim, Prespektif Hukum Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), (Jakarta: KarimSyah Law Firm, 2005), hlm. 1-2.
Universitas Sumatera Utara
j. Pihak pendukung seperti konsultan hukum, akuntan publik, notaris, dll.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1313 KUH Perdata perjanjian adalah suatu
perbuatan dengan mana seorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih. Menurut Abdulkadir Muhamad bahwa perjanjian dapat
dirumuskan sebagai suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling
mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal mengenai harta kekayaan.63
Sedangkan menurut Wirjono Prodjodikoro, perjanjian adalah suatu hubungan
hukum mengenai harta benda atau pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau
dianggap berjanji untuk melaksanakan sesuatu sedangkan pihak lain berhak
menuntut pelaksanaan.64
KIK-EBA adalah perjanjian sui generis, maka kegiatan bisnis antara
manajer investasi dan bank kustodian dapat dikategorikan sebagai persekutuan
perdata berdasarkan Pasal 1618 KUH Perdata.
65
63 Abdulkadir Muhammad, (1993:224), dikutip dari
Sempat terjadi perdebatan di antara praktisi dan akademisi di bidang
hukum perihal apakah perjanjian di antara dua atau lebih badan hukum untuk
melakukan satu kegiatan dengan tujuan yang sama dapat dikategorikan sebagai
persekutuan perdata, misalnya perjanjian kerja sama operasi. Yang lebih penting
lagi apakah kata ”orang” dalam pasal a quo dimaksudkan untuk manusia (natural
person) saja atau juga melingkupi badan hukum (legal entity).
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol19692/kepailitan-spv-dalam-transaksi-kikeba-, pada tanggal 15 Januari 2010. 64 Wirjono Prodjodikoro, (1973:9), dikutip dari Ibid. 65 Hendra Setiawan Boen, Kepailitan SPV dalam transaksi KIK-EBA, diakses melalui Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Akhirnya pandangan badan hukum dapat membentuk persekutuan perdata-
lah yang diterima. Dalam hal penerbitan KIK-EBA sebagai SPV, dapat dicermati
salah satu syarat persekutuan perdata dalam Pasal 1618 KUH Perdata tidak
terpenuhi, yaitu syarat adanya pembagian untung – rugi antara sekutu, sebab bank
kustodian memperoleh imbalan berupa fee, dan prakteknya tidak ada perjanjian
pembagian keuntungan / kerugian antara manajer investasi dan bank kustodian.
Dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003 mengenai Pedoman
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities),66
ditentukan bahwa bentuk dari SPV adalah Kontrak Investasi Kolektif antara
Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan
dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi
kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan
Kolektif.67
Pasal 1 ayat (1) UUPM mendefinisikan Manajer Investasi sebagai pihak
yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Para investor
yang memanfaatkan jasa Manajer Investasi untuk mengelola dananya
dikategorikan sebagai ”investor pasif”, karena mempercayakan analisis mengenai
efek serta melakukan order jual dan beli efek itu kepada Manajer Investasi.
68
66 Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003 mengenai Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities).
67 Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Op.Cit., hlm. 12-13. 68 Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan Dan Investasi, (Bandung:
Penerbit Alumni, 2008), hlm. 166.
Universitas Sumatera Utara
Para pemilik dana menyerahkan kepecayaan kepada Manajer Investasi
untuk mengelola dana mereka. Meskipun demikian, pengelolaan dana tersebut
baik dana perorangan, institusi, maupun dana sekelompok nasabah semuanya
berdasarkan kontrak. Kontrak itu diperlukan terutama untuk mengetahui arah
investasi (pembentukan portofolio efek) yang akan dilakukan oleh Manajer
Investasi, dan hal-hal lain yang merupakan hak dan kewajiban masing-masing
pihak.69
a. Adanya pemisahan yang tegas antara kekayaan organ Pengurus dengan
kekayaan SPV;
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang dibuat antara Manajer
Investasi dengan Bank Kustodian memenuhi persyaratan sebagai SPV, karena
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
b. Sifat mobilitas atas Efek Beragun Aset;
c. Prinsip pengurusan melalui suatu organ (Manajer Investasi dan Bank
Kustodian);
d. Adanya kewenangan dan tanggung jawab mewakili kepentingan
pemegang Efek Beragun Aset di dalam maupun di luar Pengadilan bila
terjadi perkara; dan
e. Mempunyai keberadaan yang kontinyu (kesinambungan).
69 Peraturan Nomor IV.B.1. Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak.
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. -22/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, diubah dengan No. Kep. -07/PM/1997 tanggal 30 April 1997.
Universitas Sumatera Utara
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset wajib mencantumkan: 70
a. nama penyedia jasa (servicer) yang memberikan jasanya atas aset
keuangan tertentu dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset dan menetapkan tanggung jawabnya;
b. nama Lembaga Pemeringkat Efek dalam hal Efek Beragun Aset
ditawarkan melalui Penawaran Umum;
c. nama Akuntan yang terdaftar di Bapepam yang ditunjuk untuk memeriksa
laporkan keuangan sekurang-kurangnya setiap tahun;
d. nama Konsultan Hukum yang terdaftar di Bapepam yang ditunjuk untuk
membuat pendapat hukum mengenai peralihan aset keuangan ke dalam
portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset;
e. ketentuan tentang penggantian Manajer Investasi, Bank Kustodian,
Akuntan, Penyedia Jasa, Lembaga Pemeringkat, Konsultan Hukum,
Notaris dan Pihak lain yang berkaitan dengan Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset; dan
f. imbalan jasa yang akan diterima oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset.
2. Hak dan Kewajiban Para Pihak yang Terlibat dalam Perjanjian KIK-EBA
Fungsi para pihak dalam perjanjian KIK EBA terbagi dua yaitu :
a. Fungsi Manajer Investasi berkaitan dengan Efek Beragun Aset
70 Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Op.Cit., hlm. 14.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Peraturan Nomor V.G.5 mengenai Fungsi Manajer Investasi
Berkaitan Dengan Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-46 /PM/1997, tanggal 26 Desember 1997
diatur mengenai persyaratan dan kewajiban untuk menjadi Manajer Investasi
dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. Manajer Investasi adalah
Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio Efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.71
Manajer Investasi atas Efek Beragun Aset wajib mempunyai Modal Kerja
Bersih Disesuaikan (MKBD) sekurang-kurangnya 25 milliar rupiah. Jumlah ini
kiranya cukup menunjukkan kemampuan permodalan terutama pada awal
pengembangan Efek Beragun Aset sekarang ini. Selain itu, dipersyaratkan pula
bagi Manajer Investasi untuk mempunyai sekurang-kurangnya 2 orang pegawai
yang mempunyai pengalaman kerja sekurang-kurangnya 6 bulan dalam kegiatan
perorganisasian, strukturisasi, dan pengelolaan aset yang mendukung Efek
Beragun Aset.
72
Manajer Investasi wajib mengembangkan likuiditas Efek Beragun Aset
dan Membantu pemegang Efek Beragun Aset untuk menjual Efek Beragun
Asetnya. Selain itu agar terjadi obyektivitas dalam tugas Manajer Investasi, maka
dipersyaratkan pula untuk tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Kreditur
Awal/Originator yaitu Pihak yang telah mengalihkan asetnya.
71 Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Op.Cit. hlm. 15. 72 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Adapun fungsi Manajer Investasi berkaitan dengan Efek Beragun Aset,
adalah sebagai pihak yang membeli tagihan yang dijual originator dan
mengeluarkan sertifikat hutang atau Unit Penyertaan untuk dijual kepada Investor
berdasarkan kontrak. Berkaitan dengan fungsi tersebut maka Manajer Investasi
wajib: 73
1) mengelola Efek Beragun Aset sebagaimana ditentukan dalam Kontrak
Investasi Kolektif;
2) bertanggung jawab atas pengelolaan Efek Beragun Aset sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset;
3) melaporkan hasil pemantauan terhadap Bank Kustodian dan Penyedia Jasa
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali kepada Bapepam;
4) melaporkan kepada setiap pemegang Efek Beragun Aset setiap bulan;
5) mengganti Bank Kustodian dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu
kepada Bank Kustodian tersebut dan melaporkan kepada Bapepam
selambat-lambatnya 5 (lima) hari sesudah penggantian sesuai dengan
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; dan
6) mewakili kepentingan pemegang Efek Beragun Aset di dalam dan di luar
pengadilan sehubungan dengan aset dalam portofolio Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset atau berkaitan dengan fungsi Bank Kustodian
dan Penyedia Jasa.
Dalam peraturan tersebut juga ditentukan bahwa guna melindungi
kepentingan masyarakat investor, maka Bapepam mempunyai kewenangan untuk
73 Ibid. hlm. 16.
Universitas Sumatera Utara
mengganti Manajer Investasi dalam hal Manajer Investasi tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.74
Manajer Investasi fungsinya semata-mata untuk mengelola, efek apa yang
akan dibeli, berapa banyaknya, kapan dijual, kapan dibeli dan sebagainya. Dengan
cara seperti ini ada pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi penyimpanan dan
pengadministrasian.
Para pemilik uang yang telah menyetorkan uangnya akan mendapat bukti
penyertaan pada reksadana tersebut, yang disebut Unit Penyertaan. Nilai unit
penyertaan dimaksud sama dengan jumlah kekayaan bersih reksadana (kas dan
seluruh portofolio dikurangi beban biaya) dibagi dengan jumlah Unit Penyertaan
yang telah dikeluarkan. Semua kekayaan reksadana, kas dan efek, atau deposito
disimpan oleh Bank Kustodian.
75
b. Fungsi Bank Kustodian berkaitan dengan Efek Beragun Aset
Peraturan Nomor VI.A.2 Lampiran Keputusan Nomor Kep-47/PM/1997
tanggal Tanggal: 26 Desember 1997 mengenai Fungsi Bank Kustodian Berkaitan
Dengan Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities). Menetapkan fungsi dari
Bank Kustodian dalam kaitannya dengan Efek Beragun Aset.
Fungsi Bank Kustodian berkaitan dengan Efek Beragun Aset antara lain: 76
1) Melaksanakan penitipan kolektif;
74 Ibid. 75 Jusuf Anwar, Op.Cit., hlm. 168.
76 Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Op.Cit., hlm. 17.
Universitas Sumatera Utara
2) Memisahkan aset Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dari aset
Bank Kustodian dan atau kekayaan nasabah lain dari Bank Kustodian;
3) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset kepada Bapepam;
4) Memenuhi instruksi dari Manajer Investasi sesuai ketentuan dalam
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; dan
5) Melaporkan secara tertulis kepada Bapepam apabila Manajr Investasi
melakukan kegiatan yang merugikan pemegang Efek Beragun Aset
selambat-lambatnya akhir hari kerja berikutnya.
Dalam pelaksanaan Efek Beragun Aset Bank Kustodian wajib memenuhi
instruksi Manajer Investasi sesuai ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif.
Sedangkan apabila instruksi tersebut bertentangan dengan Kontrak Investasi
Kolektif atau bertentangan dengan tanggung jawabnya untuk melindungi aset
keuangan portofolio Kontrak Investasi Kolektif, maka Bank Kustodian wajib
melaporkan instruksi tersebut secara tertulis kepada Bapepam dan selanjutnya
Bank Kustodian dapat melaksanakan instruksi tersebut jika ada persetujuan
terlebih dahulu dari Bapepam.77
Kustodian hanya dapat diselenggarakan oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapat
persetujuan Bapepam. Kegiatan penitipan adalah salah satu kegiatan bank umum,
oleh karena itu bank umum tidak lagi memerlukan izin, untuk melakukan kegiatan
penitipan. Namun, untuk melakukan kegiatan sebagai Kustodian yang merupakan
77 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
kegiatan yan lebih luas dari kegiatan penitipan dan terkait dengan kegiatan
lembaga lainnya seperti Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan Perusahaan
Efek maka Bank Umum wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan Bapepam.
Sedangkan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Perusahaan Efek tidak
lagi memerlukan izin atau persetujuan secara terpisah, oleh karena izin yang telah
diberikan sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Perusahaan Efek
sudah mencakup kegiatan kustodian.78
Jasa Kustodian tidak hanya terbatas pada penyimpanan atau penitipan
Efek, dana atau harta yang berkaitan dengan Efek, atau dana milik para
nasabahnya, akan tetapi juga termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemilik Efek yang termasuk dalam
penitipan kolektif. Efek dan dana atau harta, lain milik nasabah yang disimpan
pada Kustodian wajib diadministrasikan secara terpisah dari harta milik Kustodian
tersebut.
79
C. Mekanisme Perdagangan Efek Beragun Aset
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan KIK-EBA
Pihak-pihak yang terkait dan terlibat dalam proses sekuritisasi adalah
sebagai berikut:80
a. Originator adalah pihak pemilik aset (pada umumnya piutang-piutang
yang berjangka waktu menengah dan panjang, yaitu berjangka waktu lebih
dari 1 tahun) yang dijadikan jaminan untuk menerbitkan EBA tersebut.
78 Rudhy A. Lontoh dkk, Op.Cit., hlm. 581.
79 Ibid. 80 Gunawan Widjaja, Op.Cit., hlm. 334.
Universitas Sumatera Utara
Setiap perusahaan dapat menjadi originator, dengan syarat bahwa
perusahaan yang bersangkutan memiliki piutang-piutang, pada umumnya
piutang-piutang jangka menengah dan panjang dengan masa jatuh tempo
yang lebih dari satu tahun atau penghasilan di masa mendatang (future
cash flow)
b. Servicer adalah pihak yang memeperoleh kuasa dari issuer untuk
melakukan collection atas piutang yang menjadi jaminan penerbitan EBA
tersebut. Sebagai pemegang kuasa, servicer menjalankan fungsinya
dengan mendapatkan upah atau bayaran. Pada umumnya servicer ini
adalah originator.81
c. Issuer adalah pihak yang melakukan penerbitan EBA. Dalam Asset
Securitization : A Financial Service to be Nurtured, dikatakan bahwa
issuer dapat mengambil bentuk :
1) Trusts;
2) Special Purpose Vehicle (SPV);
3) Conduit.
Sehubungan dengan lembaga issuer ini, Timothy C Leixner
mengemukakan bahwa issuer adalah the special purpose entity, usually an
owner trust (but can be another form of trust or a corporation, partnership
or fund), created pursuant to a trust agreement between the originator (or
in a two step structure, the intermediate SPE) and the trustee, that issues
the securities and avoid taxation at the entity level. Dalam konteks ini,
81 Ibid. hlm. 335.
Universitas Sumatera Utara
Leixner tidak memberikan pembedaan secara khusus, seperti yang
dilakukan oleh Hyderabad. Leixner hanya mensyaratkan bahwa issuer ini
haruslah suatu lembaga khusus yang dibentuk atau didirikan untuk
melakukan proses sekuritisasi. Issuer ini haruslah suatu lembaga yang
bankrupty free, yang tidak dapat dipailitkan. Jika memperhatikan
pengertian issuer yang diberikan oleh Leixner, dapat diketahui juga bahwa
issuer dapat mengambil bantuk trusts (yang dinamakan dengan owner
trusts) atau bentuk-bentuk usaha lainnya, baik suatu perseroan terbatas
yang berbadan hukum atau bentuk-bentuk usaha lainnya.
d. Trustee. Dalam konteks penerbitan EBA yang bersifat penyertaan, trustee
adalah pihak yang diberikan kepercayaan untuk menjadi pemilik dari asset
yang dijadikan sebagai jaminan penerbitan EBA tersebut, yang merupakan
owner trust. Sementara itu, dalam konteks penerbitan EBA bersifat utang,
(indenture) trustee adalah wakil investor pemegang surat utang.82
Dalam kaitannya dengan owner trust dan wakil pemegang surat
utang, perlu diperhatikan bahwa dalam tulisan selanjutnya, Leixner
membedakan owner trustee dari indenture trustee. Jika owner trustee
merupakan pemilik piutang yang tidak terbagi (undivided ownership) yang
merupakan aset milik bersama pemegang unit penyertaan yang diterbitkan
oleh owner trustee ini, indenture trustee merupakan pihak yang mewakili
kepentingan pemegang obligasi yang diterbitkan dengan jaminan piutang-
piutang yang disekuritisasi tersebut. Dalam konteks ini dapat dilihat bahwa
82 Ibid. hlm. 336.
Universitas Sumatera Utara
ABS atau EBA yang diterbitkan dalam bentuk penyertaan melibatkan
owner trustee, sedangkan EBA yang diterbitkan dalam bentuk utang
melibatkan indenture trustee.
Ini berarti peran trustee dalam proses sekuritisasi aset merupakan
atau terwujud dalam bentuk sebagai berikut :
1) Owner Trustee, yaitu pihak yang menjadi pemilik terdaftar dalam
hukum (legal owner) dari piutang-piutang yang menjadi underlying
asset dalam penerbitan EBA. EBA tersebut merupakan bukti
pemilikan bersama yang tidak terbagi (undivided ownership) atas
piutang-piutang yang dicatatkan atas nama owner trust tersebut.
2) Indenture Trustee, yaitu pihak yang mewakili kepentingan
pemegang EBA yang diterbitkan dalam bentuk surat utang, atas
jaminan berupa piutang-piutang yang dibeli oleh issuer.
e. Underwriter atau penjamin emisi efek, perusahaan yang bergerak sebagai
penjamin emisi bagi issuer dalam rangka penerbitan EBA tersebut.83
f. Custodian adalah suatu lembaga penitipan (kolektif) yang menyimpan aset
yang dijadikan jaminan berdasarkan pada pernyataan pemisahan piutang-
piutang yang dijadikan sebagai dasar penerbitan EBA.
g. Credit Enhancer adalah pihak yang diperlukan untuk meningkatkan
peringkat piutang EBA yang diterbitkan tersebut. Dengan credit enhancer,
diharapkan marketability dan liquidity EBA tersebut dapat meningkat,
seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor atas EBA tersebut.
83 Ibid. hlm. 337.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk dan jenis credit enhancement dapat berbeda-beda, bergantung pada
jenis EBA yang diterbitkan. Berdasarkan sumbernya, dapat dibedakan
menjadi : credit enhancement yang bersumber dari piutangnya sendiri
(internal credit enhancement) dan credit enhancement yang berasal dari
jaminan pihak ketiga (external credit enhancement).
h. Credit Rating Agency adalah perusahaan yang melakukan penilaian
terhadap kualitas piutang-piutang yang dijual dan dijadikan dasar bagi
penerbitan EBA. Dalam praktik dikenal beberapa lembaga yang
melaksanakan kegiatan penilaian ini. Lembaga-lembaga itu anatar lain:
Moody’s, S&P, Fitch IBCA, Duff & Phelps.84
i. Investor.
2. Proses Sekuritisasi Dalam KIK-EBA
Secara umum, Instrumen EBA merupakan salah satu bentuk Sekuritisasi
Aset dalam pasar keuangan. Sekuritisasi aset adalah suatu proses transformasi aset
keuangan yang tidak likuid menjadi dana yang likuid dengan menerbitkan
efek/surat berharga kepada prospektif investor yang dijamin oleh aset finansial.
Tujuan dari sekuritisasi aset adalah untuk meningkatkan kemampuan likuiditas
Kreditur Awal dan memberikan hasil investasi dalam bentuk bunga bagi para
investor.85
84 Ibid. hlm. 338.
85 http://www.optimainvestama.com/artikel/Sekuritisasi Aset.pdf, diakses pada tanggal 19 November 2009.
Universitas Sumatera Utara
Black’s Law Dictionary, 7th edition memberikan definisi mengenai
sekur itisasi, yaitu sebagai berikut.86
Securitization-is the process of homogenizing and packaging financial
instruments into a new fungible one. Acquisition, classification,
collateralization, composition, pooling and distribution are functions
within this process.
87
Securitization, menurut Dictionary of Financial Risk Management, adalah:
88
Menurut Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2005 tentang Perusahaan
Sekunder Perumahan, pengertian sekuritisasi dalam Pasal 1 huruf 14 adalah:
The process of converting assets which would normally serve as collateral
for a bank loan into securities which are more liquid and can be traded at
a lower cost than the underlying assets. The largest category of securitized
assets is real estate mortgage loans which serve as collateral for
mortgage-backed securities.
89
86 Black’s Law Dictionary 7th edition dikutip dari buku Gunawan Widjaja dan E. Paramitha Sapardan, Asset Securitization (Pelaksanaan SMF di Indonesia) Seri Aspek Hukum Dalam Pasar Modal, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), hlm 9.
“transformasi asset yang tidak likuid menjadi likuid dengan cara
pembelian aset keuangan dari kreditor asal dan penerbitan Efek Beragun
Aset.”
87 http://www.vinodkothari.com, securitization glossary, dikutip dari Ibid. 88 Ibid., hlm. 208. 89 Pasal 1 huruf 14 Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2005 tentang Perusahaan Sekunder Perumahan.
Universitas Sumatera Utara
Ini berarti sekuritisasi aset terjadi atau dilaksanakan melalui suatu
transformasi dari asset-aset keuangan (berupa piutang/tagihan) yang tidak dapat
segera diubah menjadi dana yang likuid dengan cara kreditor asal melepaskan
kepemilikannya, di mana transformasi tersebut dilakukan dengan cara
menerbitkan efek yang dapat dijual (marketable securities) kepada investor
dengan dijamin oleh aset keuangan yang bersangkutan.
Sekuritisasi aset menurut Peraturan Bank Indonesia No. 7/4/PBI/2005,
dalam Pasal 1 butir 2 adalah: 90
Menurut pengertian Peraturan BI tersebut, sekuritisasi adalah suatu
kegiatan sekuritisasi penerbitan surat berharga, yang dimulai dengan kegiatan
pengalihan suatu aset keuangan dari kreditor asal (originator), yaitu piutang-
piutang yang dijamin dengan hak agunan (Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2005,
Pasal 1 huruf 2) oleh suatu lembaga yang disebut dengan nama issuer, yang
diakhiri dengan penjualan surat berharga yang dapat diperdagangkan, yang
diterbitkan oleh issuer tersebut kepada pihak investor. Hasil penjualan surat
berharga tersebut itulah yang dipergunakan untuk membeli piutang-piutang milik
“Penerbitan surat berharga oleh penerbit Efek Beragun Aset yang
didasarkan pada pengalihan aset keuangan dari kreditor asal yang diikuti
dengan pembayaran yang berasal dari hasil penjualan Efek Beragun Aset
kepada pemodal.”
90 Pasal 1 butir 2, Peraturan Bank Indonesia No. 7/4/PBI/2005 tentang Prinsip Kehati-
hatian Dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset Bagi Bank Umum.
Universitas Sumatera Utara
kreditor asal (originator), sebagai dasar terjadinya peralihan hak milik dari
piutang-piutang tersebut dari originator kepada issuer.
Pada saat ini, sekuritisasi di dunia telah berkembang pesat. Aset yang
dapat disekuritisasi tidak hanya terbatas pada aset keuangan, namun telah meluas
pada aset lainnya seperti pesawat terbang, bangunan dan disisi lain telah pula
diterapkan sekuritisasi atas resiko, seperti resiko asuransi, resiko cuaca dan lain
sebagainya.
Pembentukan efek beragun aset sebagaimana proses sekuritisasi lazimnya
merupakan suatu proses pembentukan efek, yang merupakan instrumen pasar
modal, dari sekumpulan aset yang biasanya merupakan aset keuangan dan beupa
tagihanyang nantinya secara legal akan berada di bawah pengendalian pemegang
efek beragun aset (investor) yang diwakili oleh suatu Special Purpose Vehicle, di
Indonesia dalam bentuk kontrak investasi kolektif. Pengembalian atas investasi
dalam efek beragun aset berasal dari likuidasi atas sekumpulan aset yang menjadi
jaminan (asal) pembentukannya, yang dapat juga berasal dari peningkatan kredit
(credit enhancement) yang disediakan baik secara internal maupun eksternal.91
91 Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Op.Cit., hal. 9-10.
Universitas Sumatera Utara
Secara sederhana proses sekuritisasi aset dapat dijelaskan dalam gambar
berikut di bawah ini: 92
1. Originator menawarkan aset tidak likuid beupa piutang-piutang
jangka menengah atau panjang kepada issuer.
2. Issuer melakukan repackaging piutang-putang tersebut untuk
ditawarkan kepada investor.
3. Issuer mengundang underwriter untuk melakukan penjajakan
penjualan ABS atau EBA kepada investor.
4. Credit rating akan menilai peringkat piutang-piutang yang akan
dijual oleh originator kepada issuer.
5. Credit enhancement dilakukan untuk menentukan harga dan jenis
atau macam proses sekuritisasi yang akan ditempuh.
6. Investor membayar kepada issuer atas pembelian atau pemesanan
ABS atau EBA yang diterbitkan oleh issuer.
92 Gunawan Widjaja dan E. Paramitha Sapardan, Op.Cit., hlm. 37.
Originator
Underwriter Trusts / SPV / Conduit
Credit Enhancement
Investor Credit Rating
Universitas Sumatera Utara
7. Issuer membayar jumlah uang yang diterima dari investor kepada
originator dengan kontra prestasi penyerahan hak milik atas
piutang tersebut dari originator kepada issuer. Piutang-piutang
tersebut akan menjadi milik bersama investor dalam pass-through
securities yang diterbitkan oleh trusts maupun jaminan pemenuhan
kewajinan issuer dalam pay-through securities yang diterbitkan
oleh SPV.93
8. Originator yang juga berfungsi sebagai servicer, setelah
melakukan ”collection” piutang yang telah jatuh tempo dan
dibayarkan oleh debitor pokok menyerahkan hasil collection
tersebut kepada issuer.
9. Issuer selanjutnya menyerahkan hasil yang diperoleh dari servicer
kepada investor, baik secara langung pada saat ia menerima
pembayaran dari servicer (dalam pass-through securities), atau
pada saat ABS atau EBA jatuh tempo (dalam pay-through
securities).
Dalam aktivitas Sekuritisasi Aset, Bank dapat melakukan fungsi-fungsi
sebagai Kreditur Asal, Penyedia Kredit Pendukung, Penyedia Fasilitas Likuiditas,
Penyedia Jasa, Bank Kustodian, dan atau Pemodal. Bank yang berfungsi sebagai
Kreditur Asal dan atau Penyedia Jasa tidak dapat bertindak sebagai Bank
Kustodian
93 Ibid., hlm. 38.
Universitas Sumatera Utara
Bagan sekuritisasi dan fungsi Bank, sesuai PBI, dapat dilihat sebagai
berikut: 94
Efek Beragun Aset (EBA) adalah surat berharga yang diterbitkan oleh penerbit
berdasarkan aset keuangan yang dialihkan oleh kreditur asal.
Kredit Pendukung (Credit Enhancement), adalah fasilitas yang diberikan kepada
Penebit untuk meningkatkan kualitas aset keuangan yang dialihkan dalam rangka
pembayaran kepada Pemodal.
Fasilitas Likuiditas (Liquidity Facility), adalah fasilitas talangan yang diberikan
kepada Penerbit untuk mengatasi mismatch pembayaran kepada Pemodal.
94 http://edratna.wordpress.com/2009/03/22/sekilas-mengenal-apa-yang-dimaksud-dengan-sekuritisasi/, diakses pada tanggal 14 Desember 2009.
Universitas Sumatera Utara
Penyedia Jasa (Servicer), adalah pihak yang menatausahakan, memproses,
mengawasi, dan melakukan tindakan2 lainnya dalam rangka mengupayakan
kelancaran arus kas aset keuangan, yang dialihkan kepada Penerbit sesuai
perjanjian antara pihak tsb dengan Penerbit, temasuk memberikan peringatan
kepada Reference Entity, apabila terjadi keterlambatan pembayaran, melakukan
negosiasi dan menyelesaikan tuntutan.
Bank Kustodian, adalah Bank yang memberikan Jasa penitipan EBA dan harta
serta jasa lain yang berkaitan dengan Sekuritisasi Aset sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pemodal (investor), adalah pihak yang membeli EBA.
Adapun manfaat dari adanya proses sekuritisasi ini adalah :95
1. Bagi Industri Perbankan dan Pembiayaan
a. Sumber pendanaan KPR jangka panjang
b. Mengurangi resiko kredit atas KPR
c. Diversifikasi sumber pendanaan dengan memperoleh dana dari
Pasar Modal, dan
d. mengatasi mismatch antara aset dan liabilities
2. Bagi Pemodal
a. Alternatif investasi pada surat berharga yang menawarkan :
1) Rating terbaik, Tenor Jangka Panjang dan Aman.
95 http://www.dayamandiri.co.id/images/upload/File/OVERVIEW%20-%20EBA_120109.pdf, diakses pada tanggal 3 Januari 2010.
Universitas Sumatera Utara
2) Minimum resiko dengan cara antara lain pemilihan KPR
yang hanya berkualitas dan diversifikasi wilayah originasi
KPR
b. Mendapat imbal hasil yang menarik
c. Kontribusi langsung kepada sektor riil secara umum dan sektor
perumahan secara khusus
3. Bagi Pemerintah dan Perekonomian
a. tersedianya sumber pendanaan yang menunjang pertumbuhan
sektor industri perumahan
b. stimulus pertumbuhan perumahan yang layak dan terjangkau
c. meningkatkan efisiensi pasar primer perumahan dan institusi
terkait.
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan-perusahaan tertentu memilih
untuk mencari dana melalui pola sekuritisasi aset antara lain: 96
a. Biaya finansial yang sangat rendah, maksudnya adalah cukup dengan
menggunakan aset yang dimiliki, perusahaan dapat melakukan penjualan
efek dengan kualitas kredit yang tinggi dibandingkan dengan nilai
perusahaan tersebut.
b. Penghematan modal. Apabila dikaitkan dengan pembatasan hutang
perusahaan khususnya bagi lembaga keuangan, oleh ketentuan pasar
modal, maka transaksi dengan pola penjualan aset (true sale) dalam sistem
96 Lederman (1996: 5), dikutip dari Yunus Edward Manik, Op.Cit. hlm. 20.
Universitas Sumatera Utara
akutansi dapat mengurangi kebutuhan untuk kebutuhan modal yang besar
(higher cost equity).
c. Pendanaan / strategi pendanaan yang sesuai. Dengan sekuritisasi efek
perusahaan dapat manawarkan pola, jangka waktu dan harga dasar atas
efek tersebut.
d. Pendapatan. Apabila konsep sekuritisasi adalah penjualan aset (true sale),
penerbit atau penjual diperbolehkan untuk mengetahui, sesuai prinsip
standard akutansi (GAAP) keuntungan atau kerugian penjualan aset
tersebut diperhitungkan dengan nilai saat ini (present value) dan
ekspektasi nilai yang akan datang.
Dari sisi investor ada beberapa manfaat yang didapatkan melalui
pembelian instrumen ini yakni: 97
a. Sebagai alternatif pendanaan jangka panjang 3-10 tahun KIK EBA lebih
menarik bagi investor dibanding surat utang lain, seperti obligasi dan
promes, karena didukung dengan aset yang likuid dengan resiko yang
relatif kecil.
b. Meski originator (penerbit) bangkrut, tagihannya tetap ada. Ini berbeda
dari pemebeli obligasi atau promes, yang akan kehilangan dananya kalau
perusahaan yang bersangkutan bangkrut.
Dari sisi investor, penerbitan efek ini dapat memberikan wacana baru dan
memperluas perbendaharaan jenis instrumen investasi yang ada di pasar modal.
97 Personal & Corporate Finance (edisi 2 : hal 13), dikutip dari Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Yang pasti, investor dapat lebih mendiversifikasikan portofolionya guna
meningkatkan return dengan batasan risiko tertentu yang dapat ditoleransi.98
3. Badan Hukum Penerbit KIK-EBA
Efek beragun aset merupakan salah satu instrumen Pasar Modal yang
mempunyai latar belakang aspek hukum yang cukup kompleks dan perlu
memperoleh perhatian, terutama mengenai bentuk hukum yang dapat diapaki
sebagai SPV dan pengalihan hak atas aset. Secara umum Efek Beragun Aset
mempunyai konstruksi yang sama di semua negara, namun peraturannya terutama
mengenai bentuk Special Purpose Vehicle-nya dapat berbeda untuk masing-
masing negara. Di Amerika Serikat benuk hukum dari Special Purpose Vehicle
dalam Efek Beragun Aset adalah Trust atau Corporation. Namun bentuk hukum
Trust ini tidak dikenal dalam sistem hukum di Indonesia, oleh karena itu perlu
ditetapkan bentuk hukum lain yang sesuai untuk suatu SPV.
Banyak pihak mengajukan agar SPV dalam Efek Beragun Aset
mempunyai bentuk hukum Perseroan Terbatas (PT). Dengan bentuk hukum PT,
hubungan hukum antara Originator dengan SPV tidak menjadi masalah karena
keduanya memenuhi kriteria sebagai subyek hukum. Bapepam selaku pemegang
otoritas Pasar Modal di Indonesia mengajukan bentuk hukum SPV dalam Efek
Beragun Aset ini berupa Kontrak Investasi Kolektif. Bentuk hukum ini
diintrodusir oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
98 http://www.optimainvestama.com/artikel/Sekuritisasi Aset.pdf, diakses pada tanggal 18
November 2009.
Universitas Sumatera Utara
dalam kaitannya dengan Reksa Dana dan mempunyai karakteristik hampir sama
dengan Trust di Amerika Serikat.
Kontrak Investasi Kolektif dianggap sebagai bentuk hukum SPV yang
paling cocok, karena bentuk hukum ini lebih fleksibel atau luwes serta dibuat
berdasarkan asas kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1338
KUH Perdata. SPV juga tidak seperti bentuk hukum PT yang mempunyai organ-
organ yang terdiri atas Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham.
Disamping itu biasanya PT dibentuk untuk melakukan kegiatan bisnis seperti
memproduksi atau menjual produk-produk tertentu, sedangkan Special Purpose
Vehicle dalam Efek Beragun Aset tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan
bisnis.
Menurut pengertian resmi yang diberikan oleh Undang-undang Pasar
Modal No. 8 Tahun 1995, maka manajer investasi merupakan pihak yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk kelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian yang mengelola
dana dalam suatu perusahaan reksa dana adalah pihak manajer investasi ini.99
Beberapa langkah dan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan
manajer investasi, khususnya reksa dana dalam bentuk kontrak investasi kolektif
antara lain sebagai berikut:
100
1. Manajer investasi menetapkan strategi dan tujuan reksa dana yang
bersangkutan.
99 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung: Citra Aditya Bakti,
1996), hlm. 109. 100 Ibid. hlm. 110-111.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemilihan kustodian.
3. Pembuatan Master Investment Contract (Kontrak Induk).
4. Penandatanganan Kontrak Induk oleh Manajer Investasi dengan
Kustodian.
5. Manajer Investasi menyampaikan ”pernyataan pendaftaran” kepada
Bapepam untuk menawarkan kepada umum terhadap Unit Penyertaan
Reksadana.
6. Pernyataan Efektif pernyataan pendaftaran oleh Bapepam.
7. Penawaran unit penyertaan kepada investor via prospektus yang telah
dibuatnya.
8. Investor, mengisi, menyetujui, dan menandatangani formulir pemesanan.
9. Manajer investasi kemudian menandatangani formulir pemesanan.
10. Formulir tersebut dan uang harga pembelian diserahkan kepada Kustodian.
11. Kustodian menyerahkan Unit Penyertaan kepada investor sesuai pesanan.
12. Manajer investasi membuat order beli atas efek tertentu lewat para pialang.
13. Pialang melakukan pembelian efek dan menyerahkan efek dan menerima
uang harga pembelian dari kustodian.
14. Kustodian menyimpan efek dan melakukan pencatatan.
15. Kustodian menyiapkan rekening harian yang menunjukkan posisi
portofolio efek.
16. Manajer investasi menetapkan nilai pasar yang wajar atas efek tersebut.
17. Kustodian menghitung nilai aktiva bersih dan unit penyertaan per unit.
18. Nilai aktiva bersih unit penyertaan tersebut dimuat dalam surat kabar.
Universitas Sumatera Utara
19. Investor menjual unit dengan mengajukan permintaan untuk pelunasan
kembali unit penyertaan kepada kustodian.
20. Kustodian menghitung nilai unit penyertaan per unit berdasarkan nilai
aktiva bersih.
21. Manajer investasi membeli kembali unit penyertaan berdasarkan nilai
aktiva bersih per unit penyertaan.
22. Manajer investasi melakukan pelunasan kembali dengan membuat order
jual kepada pialang untuk menjual efek atas nama rekening reksa dana.
23. Kustodian menyerahkan efek kepada pialang dan menerima uang.
24. Uang tersebut dipergunakan untuk pelunasan kembali unit penyertaan.
4. Proses Penerbitan Efek Beragun Aset
Penerbitan Efek Beragun Aset dapat dilakukan melalui Penawaran Umum
dan dapat juga diterbitkan melalui private placement. Dalam hal Efek Beragun
Aset ditawarkan melalui Penawaran Umum, maka Manajer Investasi wajib
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam. Sedangkan apabila
Efek Beragun Aset tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum maka Manajer
Investasi hanya diwajibkan untuk menyampaikan dokumen kepada Bapepam
paling lambat 10 hari sejak ditandatangani Kontrak Investasi Kolektif berupa
dokumen keterbukaan, Kontrak Investasi Kolektif yang bersangkutan dan
spesimen sertifikat Efek Beragun Aset.101
101 Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Op.Cit., hlm. 17-18.
Universitas Sumatera Utara
Originator sebagai Kreditur Awal mengadakan transaksi jual beli aset
dengan Manajer Investasi untuk kemudian dicatatkan atas nama Bank Kustodian
berdasarkan kontrak Investasi kolektif. Selanjutnya Kreditur Awal dapat
melaksanakan fungsi sebagai Penyedia Jasa. Penyedia Jasa adalah Pihak yang
bertanggung jawab untuk memproses dan mengawasi pembayaran yang dilakukan
debitur, melakukan tindakan awal berupa peringatan atau hal-hal lain karena
debitur terlambat atau gagal memenuhi kewajibannya, melakukan negosiasi,
menyelesaikan tuntutan terhadap debitur dan jasa lain yang ditetapkan dalam
kontrak. Untuk hal tersebut penyedia jasa mendapat fee atas jasanya tersebut.
Dalam hal penerbitan Efek Beragun Aset dilakukan melalui Penawaran
Umum, Manajer Investasi wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada
Bapepam dengan menyertakan dokumen antara lain: 102
a. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang dibuat dalam akta
notariil oleh Notaris yang terdaftar di Bapepam;
b. Rancangan akhir propektus (diberi materai dan ditandatangani para Pihak);
c. Sertifikat Efek Beragun Aset;
d. Contoh formulir pemesanan pembelian Efek Beragun Aset;
e. Perjanjian berkaitan dengan Efek Beragun Aset;
f. Laporan pemeriksaan hukum (legal Audit) dan pendapat hukum (legal
opinion);
g. Proyeksi arus kas Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset;
102 Ibid. hlm. 18-19.
Universitas Sumatera Utara
h. Laporan Keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang
telah diaudit Akuntan;
i. Hasil pemeringkatan;
j. Dokumen tentang Manajer Investasi;
k. Dokumen Bank Kustodian; dan
l. Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal.
Adapun dokumen yang harus disampaikan dengan cara private placement
dalam penerbitan Efek Beragun Aset adalah sebagai berikut: 103
1) Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset;
2) Kontrak Investasi Kolektif; dan
3) Spesimen sertifikat Efek Beragun Aset.
Dana yang terkumpul dari penerbitan Efek Beragun Aset digunakan untuk
membeli aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial,
sewa guna usaha, perjanjian jual beli bersyarat, perjanjian pinjaman cicilan,
tagihan kartu kredit, pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau
apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana
Peningkatan Kredit/Arus Kas, serta aset keuangan setara dengan aset lain yang
berkaitan dengan aset keuangan tersebut dari pihak Kreditur Awal (Originator).104
103 Ibid. hlm. 19.
104 Ibid.
Universitas Sumatera Utara