MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REKONSTRUKSI REFORMASI ADMINISTRASI NEGARA UNTUK MEMBANGUN WORLD-CLASS GOVERNMENT
Disampaikan pada Seminar Internasional
Lembaga Administrasi Negara
Jakarta, 21 Agustus 2017
KEMENTERIANPAN - RB
LATAR BELAKANG
Pemerintahan yang mampumerespon perubahan cepat dalamdunia global, merespon setiapharapan masyarakat yang terus-menerus meningkat baikkuantitas maupun kualitas, danmampu merespon setiap trenperubahan teknologi
2
KEMENTERIANPAN - RB
3
Syarat Pemerintahan Berkelas Dunia
KEMENTERIANPAN - RB
1. Pemerintahan harus memiliki kemampuanuntuk beradaptasi dengan perubahanlingkungan strategis secara cepat.
2. Pemerintah harus mampu meresponsetiap perubahan di lingkungan strategismelalui berbagai kebijakan yang tidakhanya melindungi kepentingan publiksendiri, tetapi juga mendorong,memfasilitasi dan memberdayakan publikuntuk ikut memiliki daya saing secaraglobal.
1. KEMAMPUAN BERADAPTASI
4
KEMENTERIANPAN - RB
Para pemimpin harus terus-menerus
melihat perkembangan lingkungan
strategis baik lokal maupun global,
meramu, berbagai informasi yang
diperoleh kemudian mengolahnya
menjadi bahan pengambilan keputusan.
2. VISIONING
5
KEMENTERIANPAN - RB
1. Seluruh jajaran birokrasi harus memilikikemampuan untuk bersinergi,menyatukan diri dalam satu tujuan yangsama melalui berbagai bidang tugas yangberbeda.
2. Setiap sektor atau bidang pembangunanharus memberikan kontribusi yang jelasterhadap upaya mewujudkan daya saingnegara, yang dirajut dalam satu upayabersama yang tidak saling bersinggungandan bertentangan, tetapi justru salingmemperkuat satu sama lain.
3. SINERGI
6
KEMENTERIANPAN - RB
1. Komunikasi yang intens antar para
menteri/pimpinan lembaga untuk merespon
berbagai isu strategis lokal maupun global.
2. Komunikasi bisa dilakukan secara formal maupun
informal, dalam lingkungan koordinasi langsung
di bawah pimpinan negara.
3. Setiap langkah komunikasi juga harus
memberikan hasil yang dapat ditindaklanjuti
melalui keputusan cepat yang dirumuskan pada
tingkat pejabat teknis.
4. KOMUNIKASI YANG ERAT ANTAR-K/L
7
KEMENTERIANPAN - RB
1. Para birokrat harus memilikikemampuan tinggi dalam bidangtugasnya masing-masing dengan tidakmengabaikan bidang tugas lainnya.
2. ASN juga harus memiliki budayaorganisasi yang mendasar, seperti:kepekaan, kedisiplinan, beretika,bertanggung jawab/akuntabel, bebasdari kepentingan, adil, menghormati,jujur, dan berintegritas.
5. ASN YANG PROFESIONAL
8
KEMENTERIANPAN - RB
6. INOVATIF
1. Pemerintah tidak boleh hanya puas dengan apa
yang sudah dilakukan.
2. Inovasi tidak harus dari hal-hal yang besar, tetapi
dapat dimulai dari hal-hal yang sangat teknis
sekalipun. Inti dari inovasi adalah meningkatkan
kualitas pelayanan publik, dan membuatnya
menjadi lebih efisien dan efektif dari sisi
manajemennya.
9
KEMENTERIANPAN - RB
Sinergi antar kementerian/lembaga, sistem
pengambilan keputusan, penyimpanan data
bersama, penyatuan pelayanan, dan kecepatan
pelayanan harus didukung dengan penggunaan
teknologi.
7. E-GOVERNMENT
10
KEMENTERIANPAN - RB
1. Semua tugas dan fungsi harus dibagi habis ke
masing-masing kementerian/lembaga.
2. Tidak boleh ada tumpang-tindih tugas dan
fungsi yang menyebabkan timbulnya duplikasi
pengaturan/kebijakan-kebijakan, sehingga
mengakibatkan timbulnya inefisiensi, hambatan
pelayanan, dan keterlambatan terhadap respon
pemerintah yang seharusnya dilakukan dengan
cepat.
8. KAPASITAS KELEMBAGAAN
11
KEMENTERIANPAN - RB
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN BERKELAS DUNIA
KemajuanSuatuNegara
Perbedaanbudaya
SistemPolitik
12
KEMENTERIANPAN - RB
Pemerintah harus mau melakukan perubahan atas berbagai proses penyelenggaraanpemerintahan, mulai dari sistem perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi, sistem pelayanan, sistem pengambilan keputusan publik,perumusan kebijakan, dan lainnya.
1. Perubahan terhadap Bisnis Proses Pemerintahan
Pemerintah harus melakukan upaya untuk mencari format-format strukturkelembagaan yang tepat bagi kementerian/lembaga, sehingga tidak terjadi tumpang-tindih kewenangan, duplikasi tugas dan fungsi, dan memperpanjang rantai birokrasi.
2. Perubahan terhadap Kelembagaan Pemerintah
13
PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEMENTERIANPAN - RB
Peningkatan dilakukan melalui rekruitmen tenaga-tenaga baru yang dipersiapkansecara spesifik melalui perbaikan sistem rekruitmen yang benar-benar bersih,transparan, dan berbasis kompetensi, pengembangan pegawai melalui pendidikan danpelatihan, pemagangan, kaderisasi, suksesi, dan talent management.
3. Peningkatan Kapasitas SDM ASN
Seluruh proses pemerintahan harus dijadikan sistem pemerintahan berbasis jaringan.Pelayanan-pelayanan, proses, dan alur kerja pemerintahan didigitalisasi untukmempercepat pelayanan dan mewujudkan efisiensi penggunaan anggaran.
4. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
14
PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEMENTERIANPAN - RB
PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM
15
UNTUK MENDORONG PENERAPAN MONEY FOLLOW PROGRAM
ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PERMASALAHAN EFISIENSI BIROKRASI
Money FollowProgram
Alokasi anggaran harus digunakan untuk program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, misalnya infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan(pemerintahan berorientasi hasil)
e-Government
Dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat dapatmengakses dokumen-dokumen pemerintah dan semua hal dapat dilihat secara transparan, termasuk soal anggaran publik
Stop Pemborosan Anggaran
Seberapapun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti habis tetapi tujuan (hasil) tidak tercapai
Fokus KinerjaBukan SPJ
ASN jangan terlalu menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk mengurusi SPJ
Menghemat jumlah anggaran
yang dibelanjakan dari kegiatan-
kegiatan yang tidak penting
Anggaran digunakan hanya
untuk membiayai
program/kegiatan prioritas
yang mendukung pencapaian
tujuan Pembangunan
Anggaran yang digunakan
menghasilkan manfaat besar
untuk masyarakat
E F I S I E N S I
KEMENTERIANPAN - RB
16
MENGAPA INEFISIENSI TERJADI?
Skala nilaiKementerian/
LembagaPemerintah
ProvinsiKabupaten /
Kota
Kategori RangeNilai
2015 2016 2015 2016 2015 2016
AA 90-100 0 0 0 0 0 0
A 80-90 4 4 2 3 1 2
BB 70-80 21 26 7 7 7 10
B 60-70 36 37 8 9 31 57
CC 50-60 16 12 13 13 174 199
C 30-50 0 3 3 2 239 193
D 0-30 0 0 1 0 14 14
HASIL EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA 2015 - 2016
EFISIEN
INEFISIENSI
SEMAKIN TINGGI NILAI
AKUNTABILITAS KINERJA
SEMAKIN TINGGI
TINGKAT EFISIENSI
PENGGUNAAN ANGGARAN
INSTANSI PEMERINTAH DENGAN NILAI AKUNTABILITAS
KINERJA DIBAWAH 70 (50K/L, 24 PROV, 456
KAB/KOTA) BERPOTENSI TERJADI INEFISIENSI
> 30% DARI APBN/APBD DI LUAR BELANJA
PEGAWAI
± 392,87 T
1. Tidak jelas hasil yang akan dicapai (tujuan/sasaran tidak berorientasi hasil).
2. Ukuran kinerja tidak jelas.
INEFISIENSI TERJADI KARENA :
3. Tidak ada keterkaitan antara Program/Kegiatan dengan Sasaran Pembangunan.
4. Rincian kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan.
PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM
17
KEMENTERIANPAN - RB
LANGKAH-LANGKAH PENGUATAN MANAJEMEN KINERJA UNTUK MENURUNKAN POTENSI INEFISIENSI
DITARGETKAN PADA TAHUN 2019 70% DARI JUMLAHINSTANSI PEMERINTAH DI PUSAT DAN DAERAHMENDAPATKAN NILAI B
S T R A T E G I
KERJASAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI DI
PROVINSI
MENINGKATKAN PERAN PEMERINTAH PROVINSI
MENINGKATKAN JUMLAH INSTANSI YANG MENJADI
PERCONTOHAN
MENINGKATKAN KOMPETENSI PARA
COACHES
MENGEMBANGKAN SISTEM PELATIHAN YANG
EFEKTIF
MEMPERLUAS AKSES TERHADAP MATERI
MENGEMBANGKAN PENDEKATAN TEKNOLOGI
INFORMASI
MENYEMPURNAKAN BERBAGAI KEBIJAKAN
AKUNTABILITAS KINERJA
PENGUATAN MANAJEMEN KINERJA DILAKUKAN MELALUI:
Skala nilaiKementerian/
LembagaPemerintahProvinsi
Kabupaten /Kota
Kategori RangeNilai
2015 2016 2015 2016 2015 2016
AA 90-100 0 0 0 0 0 0
A 80-90 4 4 2 3 1 2
BB 70-80 21 26 7 7 7 10
B 60-70 36 37 8 9 31 57
CC 50-60 16 12 13 13 174 199
C 30-50 0 3 3 2 239 193
D 0-30 0 0 1 0 14 14
HASILEVALUASISISTEMAKUNTABILITASKINERJA2015- 2016
• PENYEMPURNAAN SISTEM PERENCANAAN BERORIENTASI HASIL
• REFOCUSING PROGRAM-PROGRAM DAN KEGIATAN
• PENYEMPURNAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA/ CAPAIAN TARGET
• PENJABARAN TARGET-TARGET HINGGA UNIT KERJA TERKECIL DAN INDIVIDU PEGAWAI
• PERBAIKAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
• PENYELARASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN KINERJA
PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM
18
KEMENTERIANPAN - RB
Ruang Lingkup Integrasi :1. Penyamaan arsitektur Kinerja2. Penyamaan istilah dan definisi3. Penyamaan format4. Integrasi sistem aplikasi yang sudah dibangun
KemenPPN/Bappenas (Aplikasi RKP ,Renja K/L) dan Kemenkeu/DJA (ADIK,RKA, DIPA) dengan memperhatikan : Kemudahan implementasi aplikasi bagi penggunan, Pengurangan Duplikasi Proses Input dan Pengolahan data, Kecepatan dan Keterandalan Data dan Informasi.
5. Integrasi dilakukan pada tahap perencanaan, monev pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi
PENYELARASAN KEBIJAKAN UNTUK MENDORONG EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM
18
SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN INFORMASI KINERJA
SALAH SATU PENYEBAB INEFISIENSI ANGGARAN ADALAH KARENA KEBIJAKAN SISTEMPERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN MANAJEMEN KINERJA BELUM BERSINERGI
Permasalahan
Target kinerja pemerintah yang telah ditetapkan dalamRPJMN 2015-2019 dan RKP Tahunan sebagian belumdapat dipertanggungjawabkan pencapaian kinerjanya
Rencana Strategis ( Renstra) sebagian K/L masihbelum berorientasi pada hasil
Banyaknya dokumen-dokumen Rencana Aksi (Renaksi)tahunan diluar dokumen Renja K/L
K/L/P disibukkan berbagai aplikasi monevpelaksanaaan perencanaan dan penganggaran yangjumlahnya banyak dan belum terintegrasi satu samalain.
K/L/P disibukkan evaluasi atas laporanpertanggungjawaban yang dilakukan oleh pihakinternal dan eksternal
• Mulai pada RKA K/L TA 2018, Kementerian PANRB menjadi salah satuinstansi yang melakukan penelahaan RKA K/L bersama denganKementerian PPN/Bappenas, Kemenkeu, dan K/L terkait.
• Saat ini sedang dilakukan uji coba untuk K/L yang berada di bawahkoordinasi Deputi Bidang Polhukam, Bappenas.
19
KEMENTERIANPAN - RB
20
Penyederhaaan Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
1 Kali Input
Rencana KerjaK/L
• Input
Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK)
• Input
RencanaKerja dan Anggaran (RKA)KL
• Input
Melakukaninput
berulang
2018
SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Penyusunan Renja K/L 2018 disusun melalui aplikasi IntegrasiRenja dan Informasi Kinerja K/L
SE
BE
LU
MS
ET
EL
AH
Integrasi Dokumen
Perencanaan, Penganggaran,
dan Kinerja
PENYELARASAN KEBIJAKAN UNTUK MENDORONG EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM
KEMENTERIANPAN - RB
PENGEMBANGAN E-PERFORMANCE BASED BUDGETING (E-PBB)
21
HASIL PENGEMBANGAN
E-PBBKEMENTERIAN/LEMBAGAPERFORMANCEBASEDBUDGETING
E-PBBPEMERINTAHDAERAHPERFORMANCEBASEDBUDGETING
MANFAAT DARI PENGEMBANGAN E-PERFORMANCE BUDGETING
• Hasil lebih jelas dan terukur
• Terjadinya sinkronisasi antara Program/Kegiatan dengan hasil yang ingin dicapai
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran
Di-launching bersama BPPT dalam KongresTeknologi Nasional pada17 Juli 2017
• Sedang dilakukan uji coba
• Diterapkan pada Tahun Anggaran 2018
Sistem Elektronik Perencanaan, Penganggaran, dan
Informasi Kinerja Terintegrasi (SEPAKAT)
KEMENTERIANPAN - RB
PEMBUBARAN LEMBAGA NON STRUKTURAL (LNS)
21
2014 2017
124LNS
L N S YA N G D I B U B A R K A N2 0 1 4 - 2 0 1 7
2014 2015 2016 2017
10 2 9 2
T O TA L : 2 3 L N S
101LNS
79DIBENTUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
13 BELUM DIBENTUK
5 DIBENTUK BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH
17 DIBENTUK BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH/KEPUTUSAN PRESIDEN
• Efisiensi Angaran (APBN) sebesar
25.347.000.000
• Pengalihan 130 orang PNS ke K/L
terkait
KEMENTERIANPAN - RB
Pusat +Daerah
PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
23
aplikasi/database
Infrastruktur
aplikasi/database
Infrastruktur
aplikasi/database
Infrastruktur
user user user
Satker C Satker C Satker CSatkerA SatkerA SatkerA
SatkerB Satker B Satker B
Terjadi pemborosan anggaran akibatterbangunnya silo-silo sistem yang tidakterintegrasi mengingat setiap K/L/Dmembangun aplikasi pemerintahan sendiri-sendiri
Masyarakat menuntut pelayanan publikyang transparan, cepat, dan efektif
65%Aplikasi Umum 35%
Aplikasi Khusus
Dampak Berantai
• Pemborosan anggaran, belanja TIK selalu bertambah setiap tahunnya, akan tetapi utilitas TIK hanya mencapai 30%
• Disintegrasi Sistem Informasi Pemerintah
• Risiko keamanan informasi• Validitas data pemerintah
kurang diyakini sepenuhnya
Sumber: Wantiknas, 2016
TOTALBELANJA(2014 – 2016)
12,7 T
Sumber: Kemenkeu (Dirjen Perbendaharaan), 2017 (diolah)
Kondisi Saat Ini
KEMENTERIANPAN - RB
REPLIKASI APLIKASI SPBE
24
Penggunaan aplikasi umum
berbagi pakai, dan tidak lagi
menganggarkan aplikasi
umum baru
Menerapkan proses bisnis
dan manajemen perubahan
untuk mendukung SPBE
Penyelenggaraan
infrastruktur secara terpadu
Strategi Pelaksanaan SPBE
KEMENTERIANPAN - RB
KONDISI KEUANGAN DAERAH (RASIO BELANJA PEGAWAI DALAM APBD)
24
NORASIO
BELANJA PEGAWAI DALAM APBD (%) JUMLAH PEMDA KABUPATEN/KOTA
1 Kurang dari 50 % 426
2 Lebih dari 50 % 83
Sumber: Kementerian Keuangan, 2017 diolah olehKementerian PANRB, 2017
KEMENTERIANPAN - RB
KOMPOSISI PNS
25
DISTRIBUSI PNS 10 INSTANSI TERBESAR
JFT Guru 1.636.322 37,60 %
JFT Kesehatan 264.305 6,07 %
JFT Teknis 372.740 8,57 %
JF U (Administrasi) 1.643.535 37,77 %
J Struktural 434.588 9,99 %
TOTAL PNS 4.351.490 100 %
J U M L A H P N S P E R M A R E T 2 0 1 7
JFU Administrasi =
67%
Asal Jumlah PengangkatanPersentase
(%)RasioTerhadap
terhadap Total PNS
Tenaga Honorer 1.103.861* 58.8% 24.6%
Pelamar Umum 775.884 41.2% 17.3%
PENGANGKATAN CPNS NASIONALTENAGA HONORER Vs PELAMAR UMUM (2005-2014)
26
KEMENTERIANPAN - RB
Kelapa Sawit, Karet , Batu Bara, Perkapalan , Besi Baja, Kawasan Strategis
Nasional (KSN) Selat Sunda
JABATAN PERSENTASE JABATAN
Bidang Perkebunan/Pertanian danPenyuluh
2.2%
Bidang Industri 0.07%Bidang Pertambangan/geologi
0.05%
WILAYAH SUMATERA
Minyak dan Gas, Batubara, Kelapa Sawit, Besi Baja, Bauksit, Perkayuan
JABATAN PERSENTASEJABATAN
BidangPerkebunan/Pertanian/ Penyuluh
2,46%
Bidang Industri(porosmaritim/Infrastuktur)
0.09%
BidangPertambangan/geologi
0.06%
WILAYAH KALIMANTAN
Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai danUbi Kayu), Kakao , Perikanan , Nikel , Minyak
dan Gas ,Bumi (Migas)
JABATAN PERSENTASEJABATAN
BidangPertanian/perkebunan
2.6%
Bidang Perikanan 0.1%BidangPertambangan/geologi
0.01%
WILAYAH SULAWESI
Pertanian Pangan – MIFEE, Tembaga , Nikel, Minyak dan Gas Bumi , Perikanan
JABATAN KEBUTUHAN
Bidang Perikanan 0.25%
BidangPertanian/perkebunan
1.63%
BidangPertambangan 0.03%
Pariwisata, Perikanan, Peternakan
WILAYAH MALUKU PAPUA
JABATAN PERSENTASE JABATAN
Pariwisata 0.5%
Bidang Perikanan 0.4%
Bidang Peternakan 2.23%
WILAYAH BALI NUSA TENGGARA
Makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, telematika, alutista, Jabodetabek area
JABATAN PERSENTASE JABATAN
Bidang transportasi 0.12%
Bidang Industri 0.25%
WILAYAH JAWA
Prosentase Jabatan Teknisterhadap Jabatan ASN per
Pulau di Indonesia
Mismatch SDMA dengan Arah Pembangunan Nasional
Sumber: BAPPENAS dan Kementerian PANRB, 201626
KEMENTERIANPAN - RB
IMPLEMENTASI UU ASN
27
UU ASN
Mengelola ASN sehinggamenjadi: • profesional,• memiliki nilai dasar,• etika profesi,• bebas dari intervensi
politik,• bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dannepotisme.
T U J U A N
REFORMASI YANG DILAKUKAN DENGAN UU ASN
SISTEM REKRUTMEN DAN PENGANGKATAN• Dilakukan secara transparan, adil,
bebas KKN• Pangkat melekat pada Jabatan
bukan pada orang
PENGEMBANGAN KARIR• Dilakukan sesuai dengan kualifikasi
dan kompetensi, kebutuhan danpenilaian kinerja
• Jabatan Administrasi, JabatanFungsional, Jabatan PimpinanTinggi
PROMOSI Dilaksanakan secara terbuka dankompetitif, sejalan dengan tata kelolapemerintahan yang baik
PENGGAJIANAdil dan layak, sesuai denganbeban kerja, tanggungjawab danrisiko
PENGEMBANGAN• Diklat, seminar, kursus,
magang disesuaikan dengankebutuhan instansi
• Pengembangan Kompetensibagi PNS dalam rangkameningkatkan Profesionalismeminimum 20 JP/tahun
JAMINAN HARI TUAPensiun dan jaminan hari tuaSemangatnya fully funded
KEMENTERIANPAN - RB
KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK
28
1
3
4
5
6
2
Transparan dan Akuntabel
dengan menggunakan
tenaga Akademisi dan
Pakar
Permenpanrb30/2014
KEMENTERIANPAN - RB
KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK
29
515
1189
2476
3054
0
1000
2000
3000
4000
2014.0 2015.0 2016.0 2017.0
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDAFTARKOMPETISI INOVASI2014 - 2017
Dua inovasi Indonesia menjadi Juara ke-2 pada kompetisi Inovasi tingkat dunia (UNPSA) tahun2015:
1. Kerjasama Dukun Beranak dengan Bidan pada Saat Melahirkan untuk Menurunkan Tingkat Kematian Ibu dan Anak, yang digagas oleh Kab. Aceh Singkil, Provinsi Aceh.
2. Integrasi Penanganan Kemiskinan, yang digagas oleh Kab. Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
KEMENTERIANPAN - RB
10FOKUSPROGRAM
7FOKUSPROGRAM
8FOKUSPROGRAM
15FOKUSPROGRAM
10FOKUSPROGRAM
GERAKANINDONESIAMELAYANI
Terwujudnya Perilaku SDM ASN yang melayani
GERAKANINDONESIABERSIHTerwujudnyaperilakumasyarakatIndonesia yang
bersih
GERAKANINDONESIATERTIBTerwujudnyaperilakumasyarakatIndonesiayangtertib
GERAKANINDONESIAMANDIRITerwujudnyaperilakumasyarakatIndonesia yangmandiri
GERAKANINDONESIABERSATUTerwujudnyaperilakumasyarakatIndonesiayangbersatu
Inpres12/2016
GERAKAN INDONESIA MELAYANI
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusiaAparatur Sipil Negara
2. Peningkatan Penegakan disiplin AparaturPemerintah dan Penegak Hukum
3. Penyempurnaan standar pelayanan dan sistempelayanan yang inovatif (e-government)
4. Penyempurnaan sistem manajemen kinerja(performance-based management system) Aparatur Sipil Negara
5. Peningkatan perilaku pelayanan publik yang cepat, transparan, akuntabel, dan responsif
6. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan(deregulasi)
7. Penyederhanaan pelayanan birokrasi(debirokratisasi)
8. Peningkatan penyediaan sarana dan prasaranayang menunjang pelayanan publik
9. Peningkatan penegakan hukum dan aturan di bidang pelayanan publik
10. Penerapan sistem penghargaan dan sanksibeserta keteladanan pimpinan
INPRES NOMOR 12 TAHUN 2016
GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL
30
KEMENTERIANPAN - RB
PENGELOLAAN PENGADUAN
31
Berbagai Kerangka Hukum dan Kebijakan
Input Laporan Tindak lanjutLaporan
Pemantauan & Evaluasi
Pelaporan
Workflow process LAPOR-SP4N
Telaah dan Klarifikasi Lanjutan, Penyaluran
Pengaduan, Penyelesaian Pengaduan
Tim Pemeriksa menyusun dan
melaporkan hasil penyelesaian
pengaduan kepada Pembina/Penanggung
Jawab melalui Tim Koordinasi
Semua Kanal Pengaduan baik manual maupun
elektronik
Melakukan evaluasi atas penyelesaian
pengaduan dan menetapkan
rekomendasi atas tindak lanjut penyelesaian
2009 2013 2014 2015
UU NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN
PUBLIK
PERPRES NOMOR 76/2013 TENTANG
PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN
PUBLIK
PERMENPANRBNOMOR 24/2014
TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN
PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK SECARA NASIONAL
PERMENPANRBNOMOR 3/2015
TENTANG ROADMAP PENGEMBANGAN SISTEM
PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK NASIONAL
Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional, sinkronisasi seluruh aplikasi pengaduan yang telah terbangun ke dalam aplikasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) untuk menangani berbagai jenis pengaduan pelayanan publik.Kanal pengelolaan pengaduan dan aspirasi rakyat online dengan prinsip No Wrong Door Policy.3 Prinsip LAPOR! Sebagai SP4N.1. Mudah;2. Terpadu; dan3. Tuntas.
LAPOR!-SP4N
Instansi terhubung LAPOR!-SP4N sampai dengan Juni 2017 :• Kementerian 34 • LPNK/ LNS/ LN 56• BUMN 86• Perwakilan RI di LN 131• Pemprov 32• Pemkab/Kota 265
Aplikasi JAGA dari KPK sudah terintegrasi, dalam waktu dekat, aplikasi SABER PUNGLI juga akan di integrasikan
2016
MOU ANTARA KEMENPANRB,
OMBUDSMAN RI, DAN KSP DALAM
MENGELOLA LAPOR!-SP4N
KEMENTERIANPAN - RB
• Izin Trayek Angkutan Darat Antar Negara, Antar Prov, antar Kab/Kota, dalam Kota/Kab.
• Pelayanan Perpajakan• Pelayanan SKCK
Pelayanan yang Terintegrasiantara lain terdiri dari :
TerintegrasinyaPelayanan
KewenanganPemerintahan Pusat,
Provinsi, danKabupaten/ Kota serta
BUMN/D dan dunia usaha pada satu
Gedung
MAL PELAYANAN PUBLIK
32
• Pelayanan SIM• Pelayanan Paspor• Pelayanan Adm Kependudukan• dll
• Pelayanan Nikah untuk Seluruh Agama
• Izin terkait Kemudahan Berusaha (EoDB) Pusat dan Daerah
KEMENTERIANPAN - RB
11 – 13 Desember 2017
INTERNATIONAL PUBLIC SERVICE EXPO
33
KEMENTERIANPAN - RB
34