Download - REGISTRASI KEMATIAN
REGISTRASI KEMATIAN
dr. Denny Mathius
Supervisor :Dr.dr. Gatot S Lawrence, MSc.,SpPA(K).,DFM.,SpF
FORENSIK-MEDIKOLEGALFK UNHAS
Seorang dokter atau paramedis yang profesional selalu tidak boleh terlepas dari dua hal, yakni memiliki watak dan etika yang baik, dan kompeten di bidangnya.
ETIKOMEDIKOLEGAL????
Prosedur medikolegal adalah tata cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum. Secara garis besar prosedur medikolegal mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran
ETIK
PELAYANAN PASIEN
( HIDUP DAN MATI )
MEDIKOLEGAL
DEFINISI KEMATIAN
1. MATI KLINISBerhenti bekerjanya Jantung & Paru
2. MATI BATANG OTAKMatinya sel saraf pada pusat otonom di batang otak mengakibatkan berhenti bekerjanya jantung dan paru
3. MATI SELULARMatinya sel-sel tubuh
DEFINISI KEMATIAN UU No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 117:
“Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi jantung-sirkulasi dan sistem pernapasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan.”
MENGAPA KEMATIAN HARUS DITANGANI DENGAN BENAR ?
• Kehilangan hakDihentikan nya segala tindakan medis Status kependudukan berubahSegala kepemilikan berpindah tangan pada ahli
waris
• Timbulnya hakPernyataan medis (Sertifikat kematian Surat
Keterangan Kematian)Deklarasi / pernyataan dari pemerintah (akta
kematian)
BAGI ALMARHUM/AH& KELUARGA
MENGAPA KEMATIAN HARUS DITANGANI DENGAN BENAR?
• Nilai luhur dan keberadaban budayaPenghormatan terhadap kematianRitual budaya dan agama
• Aspek sosial ekonomi Hubungan kekerabatan berubahBeban ekonomi masyarakat berubah
• Aspek kesehatan masyarakatPenanganan jenazah dengan penyakit menularProgram kesehatan yang tepat sasaran
BAGI MASYARAKAT
MENGAPA KEMATIAN HARUS DITANGANI DENGAN BENAR?
• Pemerintah yang beradab Bagian dari penegakkan hak asasi manusia
• Kewajiban hukum: 1. UU Kesehatan no. 36 th 2009
2. Kitab Undang-undang Hukum Pidana
3. Peraturan Bersama Mendagri & Menkes tentang Pelaporan Kematian dan Penyebab Kematian
• Perencanaan program pemerintah1. Aspek kependudukan Statistik , beban wilayah
2. Aspek Kesehatan evidence based, spesifik, tepat sasaran
BAGI PEMERINTAH
UU Kesehatan no. 36 th 2009 (kewajiban Pemda)
Ps 118 PENANGANAN &
IDENTIFIKASI JENAZAH TAK
DIKENAL
Ps 119 AUTOPSI KLINIS
Ps 122 AUTOPSI
FORENSIK
Ps 125 BIAYA AUTOPSI
FORENSIK
KEWAJIBAN HUKUM
KUHAP (kewajiban Pemda)
Ps 133 TENAGA AHLI UNTUK AUTOPSI FORENSIK
Ps 136 BIAYA AUTOPSI FORENSIK
Peraturan Bersama Mendagri & Menkes th 2010
Ps 6 (2) KEWAJIBAN PENELUSURAN SEBAB MATI UTK KEMATIAN DI LUAR FASILITAS KESEHATAN
TUJUAN UTAMA INVESTIGASI KEMATIAN SECARA MEDIKOLEGAL Menentukan penyebab kematian Menentukan cara kematian Menentukan proses kematian Memperoleh bukti Penyelesaian sertifikat kematian
HAL TERKAIT DALAM ISU KEMATIAN CARA KEMATIAN
sifat peristiwa yang menimbulkan penyebab kematian: Wajar – Tidak Wajar
SEBAB KEMATIANjenis kekerasan atau penyakit yang menyebabkan kematian
MEKANISME KEMATIANPerubahan biologis, kimiawi dan patologi
akibatpenyebab kematian
LOKASI KEMATIANtempat terjadinya kematian dan atau ditemukannya jenazah: Fasilitas Kesehatan- Diluar Fasilitas kesehatan
SIAPA YANG DAPAT MENENTUKAN SEBAB KEMATIAN?
Dilakukan oleh ahlinya Ahli: Seseorang yang memiliki
keahlian untuk membuat terang suatu perkara guna kepentingan pemeriksaanContoh: Dokter Forensik dan dokter umum
SEBAB KEMATIAN (PERSPEKTIF FORENSIK)
Mengutamakan “kepastian” Berdasarkan pada apa yang dilihat
dan ditemukan (If you don’t see it – don’t say it)
Bila ragu2 – harus di “declare tidak dapat ditentukan”
Purpose: pemastian hak / kewajiban / konsekuensi yuridis
SEBAB KEMATIAN(ICD-10)
Umur 0 – 6 hari
a. Penyebab utama bayib. Penyebab lain bayic. Penyebab utama ibud. Penyebab lain ibu
SEBAB KEMATIAN (ICD-10)
Umur 7 hari keatas1. a. Penyebab Kematian langsung b. Penyebab Kematian antara c. Penyebab Kematian antara d. Penyebab Kematian Dasar ( underlying cause of death)
2. Kondisi lain yang berkontribusi tapi tidak terkait dengan 1a-d
DISUSUN BERDASARKAN
PROXIMUS MORBUS/MORTIS
PENENTUAN SEBAB KEMATIAN
AUTOPSY
DIAGNOSA KLINIK
AUTOPSY VERBAL
ASPEK MEDIKOLEGAL:AUTOPSI UNTUK PENENTUAN SEBAB KEMATIAN
Untuk Kepentingan Penelitian dan Pengembangan ( UU kesehatan no.31)
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 119: 1. Untuk kepentingan
penelitian dan pengembangan dapat dilakukan bedah mayat klinis di rumah sakit.
2. Bedah mayat klinis ditujukan untuk menegakkan diagnosis dan/atau menyimpulkan penyebab kematian
Untuk Kepentingan Pendidikan
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Pasal 120: 1. Untuk kepentingan
pendidikan di bidang ilmu kedokteran dan biomedik dapat dilakukan bedah mayat anatomis di rumah sakit pendidikan atau di institusi pendidikan kedokteran
2. Dilakukan pada mayat yang tidak dikenal atau tidak diurus oleh keluarganya atau atas persetujuan tertulis
ASPEK MEDIKOLEGAL:AUTOPSI UNTUK PENENTUAN SEBAB KEMATIAN
ASPEK MEDIKOLEGAL:AUTOPSI UNTUK PENENTUAN SEBAB KEMATIAN
Untuk Kepentingan Penegakan Hukum
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Pasal 122: 1. Untuk kepentingan
penegakan hukum dapat dilakukan bedah mayat forensik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Dilakukan oleh dokter ahli forensik atau dokter lain apabila tidak terdapat dokter ahli forensik atau tidak memungkinkan dirujuk.
INFORMASI TERKAIT KEMATIAN DAN RAHASIA KEDOKTERAN
Surat keterangan kematian memuat informasi yang spesifik yang mengungkapkan kondisi kesehatan seseorang. Perlu dibatasi penggunaannya Perlu dibatasi informasi yang termuat
didalamnya Perlu dilakukan penjagaan identitas
jenazah sebagai bagian dari privacy jenazah dan keluarganya
“If You tell the diagnosis don’t tell the name;If you tell the name don’t tell the diagnosis”
SURAT KETERANGAN KEMATIAN-revisi terbaru
Memiliki spirit sertifikat kematian namun memfasilitasi kebutuhan registrasi penyebab kematian.
Fungsi: - Pernyataan kematian dari petugas medis- Untuk diberikan pada keluarga almarhum/ah- Syarat pengurusan administrasi
kependudukan & pemulasaraan
TERIMA KASIH