Download - referensi esai
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 1/32
korupsi /ko·rup·si/ n penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk keuntungan pribadi
atau orang lain;
-- waktu cak penggunaan waktu dinas (bekerja) untuk urusan pribadi;
mengorupsi /me·ngo·rup·si / v menyelewengkan atau menggelapkan (uang dsb)
budaya /bu·da·ya/ n 1 pikiran; akal budi: hasil --; 2 adat istiadat: menyelidiki bahasa dan --; 3 sesuatu mengenai
kebudayaan yg sudah berkembang (beradab, maju): jiwa yg --; 4 cak sesuatu yg sudah menjadi kebiasaan yg sudahsukar diubah;
-- global budaya yg salah satu atau sejumlah unsurnya memiliki kemiripan atau serupa antara satu wilayah budaya(biasanya mengacu pd batas wilayah kedaulatan negara) dan wilayah budaya yg lain;
-- malu 1 cak sikap bawahan yg kurang berani mengatakan keadaan yg sebenarnya thd atasan; 2 sikap pegawai(karyawan dsb) yg merasa malu jika berbuat tidak terpuji atau tidak senonoh;
-- pemilikan kecenderungan manusia mencari, memperoleh, menggunakan, dan menyimpan barang;
-- politik pola sikap, keyakinan, dan perasaan tertentu yg mendasari, mengarahkan, dan memberi arti kpd tingkah lakudan proses politik dl suatu sistem politik, mencakup cita-cita politik ataupun norma yg sedang berlaku dl masyarakatpolitik;
-- wilayah kecenderungan manusia mendapat ruang hidup yg sepadan, baik yg berbentuk fisik, psikologis, maupunkeorganisasian;
moral /mo·ral/ n 1 (ajaran tt) baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi
pekerti; susila: --mereka sudah bejat, mereka hanya minum-minum dan mabuk-mabuk, bermain judi, dan bermain perempuan; 2 kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau
keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan: tentara kita memiliki -- dan daya tempur yg tinggi; 3 ajarankesusilaan yg dapat ditarik dr suatu cerita;
bermoral /ber·mo·ral/ v 1 mempunyai pertimbangan baik buruk; berakhlak baik: mana ada penjahat yg -; 2 sesuai dngmoral (adat sopan santun dsb): ia melakukan perbuatan yg tidak -
waris 1 /wa·ris / n orang yg berhak menerima harta pusaka dr orang yg telah meninggal;
-- asli waris yg sesungguhnya, msl anak dan istri;
-- karib waris yg dekat hubungan kekerabatannya;
-- sah penerima warisan yg sah berdasarkan hukum (agama, adat);
mewarisi /me·wa·risi/ v 1 memperoleh warisan dr: krn anak satu-satunya, dialah yg akan ~ seluruh harta kekayaanorang tuanya; 2ki memperoleh sesuatu yg ditinggalkan oleh orang tuanya dsb: ia tidak saja memperoleh hartakekayaan, tetapi ia juga ~ utang-utang yg ditinggalkan almarhum;
mewariskan /me·wa·ris·kan/ v 1 memberikan harta warisan kpd; meninggalkan sesuatu kpd: gurunya ~ ilmu silatkepadanya; 2menjadikan orang lain menjadi waris;
warisan /wa·ris·an/ n sesuatu yg diwariskan, spt harta, nama baik; harta pusaka: ia mendapat ~ yg tidak sedikit jumlahnya;
pewaris /pe·wa·ris/ n orang yg mewariskan;
pewarisan /pe·wa·ris·an/ n proses, cara, perbuatan mewarisi atau mewariskan;
kewarisan /ke·wa·ris·an/ n hal yg berhubungan dng waris atau warisan
http://hukum.kompasiana.com/2013/10/13/hukum-indonesia-melestarikan-
budaya-korupsi-598501.html
Hukum ndonesia !elestarikan "udaya #orupsi
$%& ' 13 $ctober 2013 ' 15:15 (ibaca: 583 #omentar: 5 1
Sebagaimana pesan yang disampaikan ketika reformasi hukum di Indonesia bahwa akan
menempatkan hukum sebagai raja dan menempatkannya di atas segala-galanya. Sehingga
diharapkan hukum dapat mewakili dan melindungi masyarakat dalam memperoleh keadilan.
Namun apalah dikata harapan adanya reformasi dalam hukum ternyata justru sebaliknya
bukannya sebagai alat pengadil bagi masyarakat kecil tapi justru dibuat dan dimanfaatkan
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 2/32
sebagai alat untuk melenggangkan kekuasaan serta tidak menghakimi tindak kejahatan akan
tetapi malah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki rupiah dan kekuasaan.
Selain tidak menjadi corong keadilan bagi semua, justru hukum memang dibentuk sebagai
tameng dan hanya mengadili orang-orang yang lemah secara materi. Hal ini terlihat ketika
hukum dihadapkan pada pemilik kebijakan rata-rata hukum ini menjadi mandul dan lemah
tak berdaya akan tetapi begitu tajam merobek sebuah masalah ketika mengadili masyarakat
bawah.
Bukti kongkrit misalnya ketika hukum hendak mengadili para koruptor cenderung diplintir
dan diplesetkan bahkan seperti tidak mempan karena begitu mudahnya mereka melenggang
bebas dengan kemewahan tanpa tersentuh hukum, ditambah lagi mereka bisa menggunakan
uangnya untuk menyuap hakim dan membayar pengacara demi meloloskan kasus yang kini
tengah menimpa mereka.
ndaikan pelakunya ditangkap dan dihukum ternyata tidak setimpal dengan apa yang mereka
lakukan, ibarat mereka sudah membunuh jutaan nyawa tapi mendapat perlakuan yang
istimewa ketika di dalam jeruji besi. danya ruang khusus bercinta ada juga yang berupa
fasilitas mewah yang dapat mereka pesan selayaknya tinggal di dalam hotel dengan fasilitas
yang serba ada termasuk begitu mudahnya mereka melakukan transaksi bisnis terlarang.
Seperti yang dirasakan oleh rtalita Suryani beberapa waktu lalu.
Begitu lemahnya hukum di tanah air membuktikan bahwa hukum Indonesia memang
memanjakan pelaku-pelaku korupsi, serta seabrek remisi yang meringankan ditambah lagi
begitu mudahnya mereka keluar masuk tahanan selayaknya tahanan adalah rumah singgah
yang memanjakan dan mereka dapat begitu leluasanya keluar masuk bui tanpa halangan
seperti yang telah dinikmati oleh !ayus "ambunan.
"api, bagaimana jadinya ketika hukum itu dihadapkan pada seorang pencuri ayam, atau
pencuri mentimun# $awabannya pasti berbeda dengan harga ayam yang tidak seberapa
mereka dijatuhi hingga % tahun bahkan lebih dan mereka tinggal di bui bersama kecoa tanpa
alas dan bantal tapi bagi pencuri uang rakyat bermilyard-milyard mereka hanya dihukum &
tahun penjara belum lagi ditambah remisi dan fasilitas yang memanjakan.
'ondisi penegakan hukum inilah sepertinya yang membuat pelaku kejahatan e(traordinary
crime ini tidak juga berkurang dan jera malah merajalela bak cendawan yang tumbuh
dimusim hujan.)iris memang, tapi inilah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa era
reformasi hukum masih terbatas wacana dan belum sepenuhnya terlaksana.
*emahnya hukum pada koruptor bisa jadi karena sistem yang sudah ada memang sudah
lemah dan tidak memiliki kredibilitas dan integritas dalam menegakkan hukum bahkan yang
lebih naif ketika mereka pelaku penegak hukum berani melanggar sumpah 'itab Suci yang
jelas-jelas keadilan "uhan yang akan mengadili mereka. palagi sudah jelas bahwa siapa saja
yang menegakkan hukum mereka diibaratkan berada di antara surga dan neraka, jika mereka
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 3/32
mengadili dengan adil maka surgalah balasannya tapi jika sebaliknya maka nerakalah yang
akan menjadi tempat tinggalnya.
'embali pada persoalan hukum Indonesia yang memanjakan para pelaku korupsi, di mana
saat ini memang hukum Indonesia semestinya dirubah dan diamandemen serta memasukkan
hukuman mati ke dalam '+H bagi pelaku korupsi karena dua pelanggaran hukum ini
mengandung delik kejahatan yang tidak dapat dianggap remeh. 'enapa demikian#
'orupsi merupakan kejahatan yang terorganisir dan sistematis, tidak hanya satu orang yang
menjadi korbannya tapi seluruh masyarakat akan menikmati penderitaan akibat ulah culas ini.
Bagaimana tidak# +ang yang bermilyar-milyar mereka korupsi semestinya sudah dapat
dimanfaatkan untuk membangun fasilitas umum yang dapat dinikmati masyarakat kecil,
sekolah-sekolah dan biaya pendidikan gratis, fasilitas kesehatan gratis dan banyak lagi bagian
yang dapat memanfaatkan uang hasil korupsi.
alam delik kejahatan lain mungkin masih ada alasan ketidak sengajaan tapi dalam korupsi
tidak mungkin orang korupsi karena tidak sengaja atau terpaksa, melainkan atas kesadaran
dan prilaku culas karena ingin mengambil keuntungan secara pribadi. an tentu saja efek
yang ditimbulkan akan berdampak hingga beberapa generasi, seperti korupsi era !olkar yang
imbasnya sampai saat ini masih dirasakan. aitu masih menumpuknya hutang negara lantaran
uang yang semestinya untuk kas negara harus diambil dengan cara /alim oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
Hanya dengan sanksi yang berat tersebut akan menjadikan pelaku kejahatan ini berfikir dua
kali antara mencuri uang negara atau kehilangan nyawa. ang secara otomatis akan
mencegah tindakan kejahatan yang sudah akut ini.
$ika dalam '+H sudah tercamtum sanksi hukuman mati tentu saja tidak alasan lagi para
pembela koruptor untuk berkilah bahwa undang-undang tentang hukuman mati tidak ada
dasarnya yang mengakibatkan pelaku kejahatan ini dapat melenggang bebas dengan fasilitas
yang memanjakan.
http://belane)arari.com/2009/11/05/membon)kar-*e*ak-se*arah-budaya-korupsi-
di-indonesia/
!embon)kar +e*ak ,e*arah "udaya #orupsi (i ndonesia
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 4/32
• 21 #omentar
Oleh: Herdiansyah Hamzah
“Korupsi yang semakin subur dan seakan tak pernah ada habisnya, baik ditingkat pusat
sampai daerah ; merupakan bukti nyata betapa bobroknya moralitas para pejabat
pemerintahan kita. Namun apakah korupsi hanya diakibatkan oleh persoalan moralitas
belaka?. Kita akan tahu dengan belajar dari sejarah”.
Ungkapan tersebut di atas terasa sangat keliru meski ada kebenarannnya yang dikandung di
dalamnya. 'ita tidak boleh serta merta melihat segi moral sebagai aspek tunggal dari praktek
korupsi di Indonesia. )oralitas seseorang sangat ditentukan oleh lingkungan dan pergaulan
sosialnya. "inggi rendahnya moralitas yang terbangun dalam diri seseorang, tergantung
seberapa besar dia menyerap nilai 0per1ade 1alue2 yang diproduksi oleh lingkungannya.
Selama 3% tahun 4rde Baru berkuasa, moralitas masyarakat direduksi oleh kepentingan
politik dominan ketika itu. Negara melalui pemerintah telah secara sengaja membangun
stigma dan prilaku yang menyimpang 0abuse of power2, dengan melegalkan praktek korupsi
dikalangan pejabat-pejabat pemerintahan. Hal tersebut dikarenakan oleh bentuk serta pola
praktek kekuasaan yang cenderung menindas sehingga secara terang-terangan telah
melegalkan praktek korupsi, meski di depan mata masyarakat kita sendiri.
5aman itu, mungkin saja semua orang tahu 0bahkan tak jarang yang pura-pura tak tahu2,
bahwa telah terjadi penyimpangan dan penyelewengan penggunaan uang rakyat dalam bentuk korupsi yang dilakukan oleh penguasa 4rde Baru dan kroni-kroninya. kan tetapi, budaya
politik bisu yang dihegemonisasi oleh pemerintah, membuat masyarakat terkesan diam dan
acuh akibat ketakutan-ketakutan mereka yang oleh pemerintah sengaja diproduksi secara
sistematis ketika itu. Bersuara berarti berhadapan dengan kekuasaan, yang tentu akan
berujung tekanan dan represi bagi yang berani menyuaraknnya.
Moralitas vs Sentralisme Kekuasaan
'orupsi merupakan sebuah masalah ekonomi yang berakar pada struktur sosial-politik
masyarakat Indonesia. 'orupsi bukanlah sebuah masalah moral semata, seperti yang
dikatakan oleh sebagian besar orang yang meyakininya. Sekalipun tentu saja masalah moral
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 5/32
memiliki peran penting dalam menyuburkan praktek korupsi di Negara kita, akan tetapi peran
tersebut tidak tidak terlepas dari struktur politik kekuasaan yang memberikan ruang untuk
munculnya masalah korupsi ini. Belakangan ini, begitu banyak terdengar upaya kampanye
sederhana 0soft campaigne2, baik pemerintah, tokoh masyarakat, N!46*S), hingga tokoh-
toko agama tentang seruan serta imbauan kepada masyarakat untuk terus memperbaiki akhlak dan nilai-nilai moral yang selama ini dianggap biang terjadinya korupsi di Indonesia. )edia
yang digunakan beragam, mulai dari iklan "7, 'oran, )ajalah, "abloid hingga pamflet dan
selebaran, yang intinya adalah menekankan kepada masyarakat bahwa, 8jika ingin korupsi
dibasmi, maka perbaikilah moral dan akhlak dasar kita, sebab moral yang bobrok merupakan
akar penyebab korupsi di Indonesia9. +paya tersebut bukan salah, namun keliru memandang
persoalan secara objektif dan komprehensif. Bahkan kekhawatiran terbesar masyarakat
adalah, 8jangan sampai upaya kampanye anti korupsi yang terus menerus menyudutkan
masalah moral sebagai biang keladi menjamurnya korupsi, hanya dijadikan sebagai upaya
8cuci tangan9 dan 8pengalihan isu9 dari para pejabat korup, sehingga dengan demikian,
masyarakat kian lupa dengan faktor utama yang mendorong lahirnya praktek korupsi
tersebut, yakni : Bangunan kekuasan yang otoriter, menindas dan terpusat kepada segelintir
orang saja9. ;endahnya moralitas seseorang, memang menjadi salah satu 1arian penyebab
korupsi, namun masih ada hal yang lebih penting dari akar persoalan membudayanya praktek
korupsi, yang tentu lebih substansial dari sekedar alasan moralitas.
Salah satu di antara banyak faktor yang berperan menyuburkan korupsi adalah 8sentralisme
kekuasaan9, atau struktur pemerintahan yang memusatkan kekuasaan di tangan segelintir elit
saja. Bayangkan, jika kekuasaan dijalankan dengan tangan besi, betapa mudahnya praktek
korupsi ini dilakukan atas nama kepentingan bersama. Sama persis dengan praktek kekuasaanyang dijalankan oleh pemerintahan 4rde Baru Soeharto, dimana pemerintah dengan begitu
mudahnya menghisap pajak dan uang rakyat atas nama dan untuk pembangunan. Siapa yang
menghalang-halangi, dicap sebagai anti pemerintah, membahayakan stabilitas Negara, hingga
tuduhan komunis gaya baru dan lain sebagainya. Hakekatnya, kekuasaan Negara yang
terpusat kepada segelintir orang saja, tentu akan mengakibatkan dominasi dan hegemoni yang
kuat terhadap mayoritas rakyat Indonesia. Hal inilah yang menjadi factor penting mengapa
korupsi begitu sangat mudahnya tumbuh subur dan berkembang di Indonesia.
ada sisi lain, secara sosiologis dapat kita analisis bahwa kecenderungan korupsi yang
menyebar dan menjamur dikalangan masyarakat umum, juga tidak lepas dari bangunan
kekuasaan yang dipraktekkan oleh 4rde Baru Soeharto. emikiran masyarakat telah secara
otomatis terhegemoni dan tercekcoki oleh lingkungan social yang terbentuk dari bangunan
kekuasaan yang sentralistik dan otoriter tersebut. <ajar kemudian ketika sebahagian besar
pejabat-pejabat pemerintahan hingga tingkat daerah 0!ubernur, Bupati, <alikota, =amat,
*urah hingga kepala dusun sekalipun2, juga ikut bertindak sama dengan prilaku yang
diterapkan oleh kekuasaan 4rde Baru yang otoriter dan sewenang-wenang. ejabat lokal
pemerintahan inipun, tak segan untuk menggunakan otoritasnya demi memperkaya diri
sendiri dengan menghisap serta menindas masyarakat. "oh pada akhirnya, masyarakat
terkesan diam dan tak berani bertanya apalagi melakukan protes akibat dominannyakekuasaan yang terjadi. kibatnya, budaya politik yang terbangun ditengah masyarakat
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 6/32
cenderung prematur dan prakmatis. Semisal, banyaknya masyarakat yang berlomba-lomba
untuk menjadi Bupati atau =amat meski harus menghabiskan biaya yag tak sedikit dalam
pemilihannya dengan satu pemikiran, 8Bukankah biaya yang saya keluarkan ini tak seberapa
jika dibandingkan dana yang akan saya dapatkan di pemerintahan jika berkuasa nanti#
Bahkan bisa berlipat-lipat jumlahnya9. Sungguh situasi yang sangat menyedihkan ditengahkondisi dan kehidupan masyarakat yang semakin terpuruk.
Warisan Masa Lalu
alam konteks perjalanan bangsa Indonesia, persoalan korupsi memang telah mengakar dan
membudaya. Bahkan dikalangan mayoritas pejabat publik, tak jarang yang menganggap
korupsi sebagi sesuatu yang 8lumrah dan <ajar9. Ibarat candu, korupsi telah menjadi barang
bergengsi, yang jika tidak dilakukan, maka akan membuat 8stress9 para penikmatnya.
'orupsi berawal dari proses pembiasan, akhirnya menjadi kebiasaan dan berujung kepada
sesuatu yang sudah terbiasa untuk dikerjakan oleh pejabat-pejabat Negara. "ak urungkemudian, banyak masyarakat yang begitu pesimis dan putus asa terhadap upaya penegakan
hukum untuk menumpas koruptor di Negara kita. $ika dikatakan telah membudaya dalam
kehidupan, lantas darimana awal praktek korupsi ini muncul dan berkembang#. "ulisan ini
akan sedikit memberikan pemaparan mengenai asal-asul budaya korupsi di Indonesia yang
pada hakekatnya telah ada sejak dulu ketika daerah-daerah di Nusantara masih mengenal
system pemerintah feodal 04ligarkhi bsolut2, atau sederhanya dapat dikatakan,
pemerintahan disaat daerah-daerah yang ada di Nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan
yang dipimpin oleh kaum bangsawan 0;aja, Sultan dll2.
Secara garis besar, budaya korupsi di Indonesia tumbuh dan berkembang melalu 3 0tiga2 fase
sejarah, yakni : /aman kerajaan, /aman penjajahan hingga /aman modern seperti sekarang
ini. )ari kita coba bedah satu-persatu pada setiap fase tersebut. Pertama, >ase 5aman
'erajaan. Budaya korupsi di Indonesia pada prinsipnya, dilatar belakangi oleh adanya
kepentingan atau motif kekuasaan dan kekayaan. *iteratur sejarah masyarakat Indonesia,
terutama pada /aman kerajaan-kerajaan kuno, seperti kerajaan )ataram, )ajapahit,
Singosari, emak, Banten dll, mengajarkan kepada kita bahwa konflik kekuasan yang
disertai dengan motif untuk memperkaya diri 0sebagian kecil karena wanita2, telah menjadi
faktor utama kehancuran kerajaan-kerajaan tersebut. =oba saja kita lihat bagaimana 'erajaan
Singosari yang memelihara perang antar saudara bahkan hingga tujuh turunan saling
membalas dendam berebut kekuasaan, mulai dari rabu nusopati, rabu ;anggawuni,
hingga rabu )ahesa <ongateleng dan seterusnya. Hal yang sama juga terjadi di 'erajaan
)ajapahit yang menyebabkan terjadinya beberapa kali konflik yang berujung kepada
pemberontakan 'uti, Nambi, Suro dan lain-lain. Bahkan kita ketahui, kerajaan )ajapahit
hancur akibat perang saudara yang kita kenal dengan 8erang aregreg9 yang terjadi
sepeninggal )aha atih !ajah )ada. *alu, kerajaan emak yang memperlihatkan
persaingan antara $oko "ingkir dengan Haryo enangsang, ada juga 'erajaan Banten yang
memicu Sultan Haji merebut tahta dan kekuasaan dengan ayahnya sendiri, yaitu Sultan
geng "irtoyoso 0mien ;ahayu SS, $ejak Sejarah 'orupsi Indonesia-nalis Informasi*II2. Hal menarik lainnya pada fase /aman kerajaan ini adalah, mulai terbangunnya watak
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 7/32
opurtunisme bangsa Indonesia. Salah satu contohnya adalah posisi orang suruhan dalam
kerajaan, atau yang lebih dikenal dengan 8abdi dalem9. bdi dalem dalam sisi kekuasaan
/aman ini, cenderung selalu bersikap manis untuk menarik simpati raja atau sultan. Hal
tersebut pula yang menjadi embrio lahirnya kalangan opurtunis yang pada akhirnya juga
memiliki potensi jiwa yang korup yang begitu besar dalam tatanan pemerintahan kitadikmudian hari.
Kedua, >ase 5aman enjajahan. ada /aman penjajahan, praktek korupsi telah mulai masuk
dan meluas ke dalam sistem budaya sosial-politik bangsa kita. Budaya korupsi telah dibangun
oleh para penjajah colonial 0terutama oleh Belanda2 selama 3&? tahun. Budaya korupsi ini
berkembang dikalangan tokoh-tokoh lokal yang sengaja dijadikan badut politik oleh penjajah,
untuk menjalankan daerah adiministratif tertentu, semisal demang 0lurah2, tumenggung
0setingkat kabupaten atau pro1insi2, dan pejabat-pejabat lainnya yang notabene merupakan
orang-orang suruhan penjajah Belanda untuk menjaga dan mengawasi daerah territorial
tertentu. )ereka yang diangkat dan dipekerjakan oleh Belanda untuk memanen upeti atau pajak dari rakyat, digunakan oleh penjajah Belanda untuk memperkaya diri dengan
menghisap hak dan kehidupan rakyat Indonesia. Sepintas, cerita-cerita film semisal Si itung,
$aka Sembung, Samson @ elila, dll, sangat cocok untuk menggambarkan situasi masyarakat
Indonesia ketika itu. ara cukong-cukong suruhan penjajah Belanda 0atau lebih akrab degan
sebutan 8'ompeni92 tersebut, dengan tanpa mengenal saudara serumpun sendiri, telah
menghisap dan menindas bangsa sendiri hanya untuk memuaskan kepentingan si penjajah.
Ibarat anjing piaraan, suruhan panjajah Belanda ini telah rela diperbudak oleh bangsa asing
hanya untuk mencari perhatian dengan harapan mendapatkan posisi dan kedudukan yang
layak dalam pemerintahan yang dibangun oleh para penjajah. Secara eksplisit, sesungguhnya budaya penjajah yang mempraktekkan hegemoni dan dominasi ini, menjadikankan orang
Indonesia juga tak segan menindas bangsanya sendiri lewat perilaku dan praktek korupsi-nya.
"ak ubahnya seperti drakula penghisap darah yang terkadang memangsa kaumnya sendiri
demi bertahan hidup 0Sur1i1al2.
Ketiga, >ase 5aman )odern. >ase perkembangan praktek korupsi di /aman modern seperti
sekarang ini sebenarnya dimulai saat lepasnya bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan.
kan tetapi budaya yang ditinggalkan oleh penjajah kolonial, tidak serta merta lenyap begitu
saja. salah satu warisan yang tertinggal adalah budaya korupsi, kolusi dan nepotisme 0''N2.
Hal tersebut tercermin dari prilaku pejabat-pejabat pemerintahan yang bahkan telah dimulai
di era 4rde lama Soekarno, yang akhirnya semakin berkembang dan tumbuh subur di
pemerintahan 4rde Baru Soeharto hingga saat ini. Sekali lagi, pola kepemimpinan yang
cenderung otoriter, anti-demokrasi dan anti-kritik, membuat jalan bagi terjadi praktek korupsi
dimana-mana semakin terbuka. Indonesia tak ayal pernah menduduki peringkat & 0besar2
Negara yang pejabatnya paling korup, bahkan hingga saat ini.
Korupsi ; Kekerasan Struktural Terhadap Rakyat
Secara hakiki, korupsi merupakan bentuk kekerasan struktural yang dilakukan oleh Negaradan pejabat pemerintahan terhadap masyarakat. Betapa tidak, korupsi yang kian subur akan
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 8/32
semakin membuat beban de1isit anggaran Negara semakin bertambah. Hal ini kemudian akan
mengakibatkan sistem ekonomi menjadi 8colaps9 dan berujung kepada semakin tingginya
inflasi yang membuat harga-harga kebutuhan masyarakt kian melambung tinggi. Aknomi
biaya tinggi ini berakibat terjadinya ketidakseimbangan antara daya beli masyarakat dengan
tingkat harga komoditas terutama komoditas bahan pokok. )asyarakat cenderung dipaksauntuk menerima keadaan ini, meski ambruknya sistem ekonomi kita ini, adalah akibat dari
ulah para pejabat yang mengkorupsi uang Negara demi kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan masing-masing. Intinya, masyarakat dipakda untuk menanggung beban yang tidak
dilakukannya. 'ita tentu masih ingat dengan 8krisis moneter9 yang terjadi antara tahun
CCD6CCE laluFFF. enyebab utama dari terjadinya krisis yang melanda Indonesia ketika itu
adalah beban keuangan Negara yang semakin menipis akibat ulah pemerintahan 4rde Baru
Soeharto yang sangat korup.
'orupsi dikatakan sebaga bentuk kekerasan struktural, sebab korupsi yang dilakukan oleh
para pejabat merupakan bentuk penyelewengan terhadap kekuasaan Negara, dimana korupsilahir dari penggunaan otoritas kekuasaan untuk menindas, merampok dan menghisap uang
rakyat demi kepentingan pribadi. kibatnya, fungsi Negara untuk melayani kepentingan
rakyatnya, berubah menjadi mesin penghisap bagi rakyatnya sendiri. ;elasi politik yang
terbangun antara masyarakat dan Negara melalui pemerintah sungguh tidak seimbang. Hal ini
berakibat kepada munculnya aristokrasi baru dalam bangunan pemerintahan kita. Negara
dituding telah dengan sengaja menciptakan ketimpangan sosial dalam kehidupan masyarakat.
'emiskinan yang semakin meluas, antrian panjang barisan pengangguran, tidak memadainya
gaji dan upah buruh, anggaran social yang semakin kecil akibat pencabutan subsidi
0endidikan, kesehatan, listril, BB), telepon dll2, adalah deretan panjang persoalan yangmenghimpit masyarakat sehingga membuat beban hidup masyarakat semakin sulit. Bukankah
ini akibat dari praktek kongkalikong 0'orupsi, 'olusi dan Nepotisme2 yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat pemerintah kita yang korup#. Salah satu fakta penitng yang bisa kita saksikan
adalah bagaimana pemerintah dengan lapang dada telah suka rela melunasi hutang-hutang
Negara yang telah dikorup oleh pemerintah 4rde Baru dulu. i dalam nggaran endapatan
Belanja Negara 0BN2, pemerintah mengalokasi anggaran kurang lebih G? 0empat puluh2
persen untuk mebayar utang-utang luar negeri melalui I)>, Bank unia, aris =lub, =!I,
serta lembaga donor lainnya. Belum lagi dana penggunaan Bantuan *ikuiditas Bank
Indonesia 0B*BI2 yang harus ditanggung oleh Negara. lokasi pemabayaran utang-utang
Negara akibat korupsi ini, akan menuai konsekuensi, yakni : membebankan pembayaran
utang tersebut kepada rakyat indoensia yang sama sekali tidak pernah menikmati utang-utang
tersebut. )embebankan dengan memilih mencabut anggaran dan subsidi social bagi
masyarakat. )embebankan dengan semakin terpuruknya nasib dan kehidupan masyarakat.
Sungguh tidak adil, 8'oruptor yang menikmati, rakyat yang dikorbankan9FFF. ari
pemaparan tersebut, maka sangatlah wajar jika dikatakan bahwa praktek korupsi merupakan
sebuah bentuk tindakan kekerasan secara sistemik, yang telah sengaja dibangun dan
diciptakan oleh struktur kekuasaan negara terhadap masyarakat sendiri.
Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 9/32
"idak bisa kita pungkiri bahwa tingkat praktek korupsi dikalangan pejabat-pejabat Negara,
menjadikan masyarakat menarik dukungannya terhadap pemerintah. 'epercayaan serta
harapan masyarakat 0e(pectation2 terhadap pemerintah bisa dikatakan semakin menurun,
bahkan senderung apatis terhadap pemerintah beserta aparatur-aparatur hukumnya 0polisi,
jaksa, hakim, dan lain sebagainya2. Selama ini, pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah terkesan berjalan dengan lamban. Berbelit-belit dan sangat birokratisnya upaya
pemberantasan korupsi yang dilakukan, menjadi salah satu factor mendasar penyelesaiaan
sebuah kasus. Semisal, pemeriksaan seorang pejabat legislatif 0anggota ;2 yang harus
menunggu i/in dan keputusan dari )enteri alam Negeri, atau pejabat pemerintahan daerah
yang harus menunggu persetujuan presiden, dll, menjadi salah satu kendala utama yang harus
mampu pemerintah carikan solusi yang tepat. emerintah dalam hal ini dituntut untuk
membuat kebijakan 0policy2 yang bertujuan untuk mempelancar proses pemberantasan
korupsi sehingga daapt berjalan cepat, efisien dan efektif tanpa harus dihalangi oleh aturan-
aturan yang telampau birokratis.
Sejak periode kepemimpinan Susilo Bambang udoyono dan $usuf 'alla, program
pemberantasan korupsi menjadi prioritas utama dalam program kerja pemerintahannya.
+paya ini harus kita apresiasi dengan memberikan bentuk penghargaan yang tinggi atas
upaya yang dilakukan tersebut. Namun patut kita catat bahwa, meskipun pemerintahan SB-
$' telah berhasil mengungkap kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat-pejabat Negara
0semisal kasus '+, kasus Bulog, kasus bdullah uteh di ceh, serta kasus-kasus yang
melibatkan pejabat pemerintah di beberapa daerah2, namun upaya pemberantasan korupsi ini
belum mampu menyentuh para koruptor-koruptor kakap 0dari era Soeharto sampai sekarang2
yang hingga saat ini masih bebas berkeliaran tanpa pernah sedikitpun tersentuh oleh hukum.$ika pemerintah mampu memberikan bukti nyata dari komitmen pemberantasan korupsi,
maka kpercayaan masyarakatpun akan kembali pulih, bahkan lebih partisipatif dalam setiap
masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa dan Negara. Namun sebaliknya, jika
pemerintah lamban dan gagal dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya untuk
menuntaskan kasus-kasus korupsi yang ada, maka rakyat akan jauh semakin jauh
meninggalkannya. pa jadinya sebuah pemrintahan tanpa dukungan dari masyarakatnya#
Upaya Hukum emberantasan Korupsi ; !ntara Mitos dan Realitas
+paya yang harus dilakukan untuk memberantas dan membasmi korupsi ini bukan hanya
sekedar menggiatkan pemeriksaan, penyelidikan, dan penangkapan koruptor. +paya
pemberantasan korupsi juga bukan hanya sekedar dengan menggiatkan kampanye
peningkatan nilai-nilai moral seseorang. Namun upaya korupsi harus secara mendalam
menutup akar peneybabnya melalui : Pertama, Negara melalui pemerintah harus melakukan
perbaikan kondisi hidup masyarakat secara menyeluruh, terutama dalam konteks perbaikan
ekonomi. Negara dalam hal ini bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidup masyarakat, baik secara bathin maupun lahiriah, primer maupun sekunder, fisik dan
non-fisik secara seimbang. $ika kehidupan masyarakat terus menerus didera dengan
kemiskinan, maka keinginan untuk mencari jalan pintas demi memperkaya diri, akan terusmuncul dan berkembang dalam pikiran masyarakat kita. Sebab masalah korupsi bukan hanya
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 10/32
masalah penegakan dan kepastian hukum saja, namun masalah korupsi juga integral dengan
masalah sosial, ekonomi dan politik.
Kedua, )embangun sistem kekuasaan yang demokratis. Seperti yang telah ditegaskan pada
bagian awal tulisan ini, bahwa prilaku korup juga turut ditopang oleh sistem yang
mendorongnya. $ika kekuasaan berwujud sentralistik, otoriter dan menindas, maka bukan
tidak mungkin korupsi akan terus menerus terjadi. 'ita memerlukan sebuah sistem
pemerintahan yang demokratis, transparan, tidak anti kritik, serta meemiliki wujud
penghormatan yang tinggi terhadap masyarakat sipil 0ci1il society2.
Ketiga, )embangun akses control dan pengawasan masyarakat terhadap pemerintah.
enanganan masalah korupsi ini tidak bisa dilakukan dengan cara memusatkan kendali pada
satu badan atau menyerahkan penanganannya pada pemerintah saja. Sebab hal tersebut
cenderung berjalan linear dan non-sturktural. alam arti, apakah mungkin pemerintah akan
efektif memeriksa pejabatnya sendiri. )asalah klasik yang kemudian muncul adalah, 8siapayang akan bertanggung jawab untuk mengawasi pengawas#9. ersoalan ini hanya akan
terakomodasi dalam konteks kekuasan otoritarian. alam sebuah struktur kekuasaan Negara
yang egaliter, masyarakat dberikan akses control terhadap kekuasaan, sehingga fungsi
pengawasan secara horisontal antar struktur yang sejajar, maupun pengawasan akan berjalan
seimbang dengan control yang tajam terhadap penyelewengan.
Keempat , enguatan institusi-institusi aparatur penegak hukum. 'ejujuran penegak hukum
0fair trial2, harus mulai dibangun secara kuat. Hal ini dimaksudkan agar proses penanganan
korupsi dapat berjalan secara efisien. 'redibilitas aparatur hukum kita dituntut untuk lebih
berlaku adil, objektif dan tidak berpihak dalam memandang serta memilih-milih kasus. 'asus
seorang koruptor harus diproses dan dapat diselesaikan secara cepat, layaknya penyelesaiaan
kasus seorang pencuri ayam yang relati1e tidak membutuhkan waktu yang lama. isinilah
dituntut keprofesionalan para penegak hukum kita, jika pemerintah menginginkan
penyelesaiaan kasus korupsi secara efektif.
Kelima, erbaikan sistem dan mutu pendidikan. Hal ini memungkinkan untuk menamankan
prilaku yang bersih, jujur dan bertanggung jawab bagi siswa-siswa sekolah sedari dini.
rilaku pengajar para 0dosen, guru, dll2 juga harus ikut diperbaiki. Selama ini, tak jarang dari
para pengajar tersebut memberikan contoh yang buruk kepada anak didiknya yang bisa jadikelak akan diadopsinya dalam kehidupan sehari-hari. Semisal jual ija/ah dan nilai, bisnis
buku6modul pelajaran, pungutan liar hingga cara mengajar yang kaku, otoriter dan cenderung
menekan anak-anak didiknya. $ika hal tersebut di atas tidak mampu kita praktekkan secara
serius, maka tidak ada jaminan bahwa prilaku korup masyarakat Indonesia akan hilang
dengan sendirinya. Bisa jadi justru akan semakin subur tanpa dapat kita hentikan bersama-
sama.
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 11/32
http://uharsputra.ordpress.com/artikel-2/budaya-korupsi-dan-pendidikan/
"udaya #orupsi dan %endidikan
"U#!$! K%RUS& #!' K%RUS& "U#!$! (
T!'T!')!' "!)& #U'&! *'#&#&K!'
Oleh : Dr. har !uharsaputra, ".#d
1. 1. Pendahuluan
>enomena korupsi bukan hal yang baru, mungkin telah ada sejak awal sejarah manusia
kecuali pada masa yang sangat primitif 0latas, CE32, dimana secara konsep prilaku belum
dikenal meskipun gejalanya bisa saja sudah ada. 'orupsi secara historis merupakan konsep
dan prilaku menyimpang secara hukum, ketika secara sosial polotik telah terjadi pemisahanantara kepentingan pribadi dengan kepentingan publik, namun pada masa kekuasaan
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 12/32
dikaitkan dengan hereditas dan pelimpahan wewenang dari yang maha kuasa 0kekuatan
supranatural2 dan atau karena kepahlawanan 0knight2 yang diikuti dengan perasaan berhak
atas keistimewaan 0dengan dukungan diam-diam dari rakyat2 maka terdapat kecenderungan
untuk melihat bahwa pemanfaatan berbagai sumberdaya finansial dan non finasial untuk
kepentingan penguasa atau 'night sebagai hal yang wajar meskipun at the expense of the people, karena keluarbiasaan historis dan kekuasaannya yang bukan berasal dari rakyat.
4nghokham 0CE32 telah mencoba mengkaji masalah korupsi dalam kontek Indonesia,
dimana menurut dia fenomena korupsi telah ada sejak jaman kerajaan-kerajan di indonesia
melalui venality of power, dimana kedudukan diperjualkan kepada orang atau kelompok yang
mampu membayar untuk kemudian mereka diberi kedudukan yang berhak melakukan
pemungutan pajak yang tanpa kontrol hukum sehingga penyimpangan yang terjadi 0abuse of
power 2 sulit diperbaiki karena lemahnya kontrol pemerintah6kerajaan serta pendiaman oleh
masyarakat,. Bahkan 74= juga melakukan hal ini pada daerah-daerah yang dikuasainya
melalui para demang dan atau bupati6penguasa daerah. 'ondisi ini jelas menunjukan bahwa baik secara uni1ersal maupun keindonesiaan, korupsi memppunyai akar historis yang cukup
kuat dalam kehidupan masyarakat, dan makin meningkat seiring dengan upaya pembangunan
yang massif yang menggunakan dana besar dalam bentuk pinjaman *uar Negeri sebagai
bagian inheren bagi hampir semua negara berkembang untuk meningkatkan mutu hidup
masyarakat melalui re/im e1elopmentalist.
1. 2. Budaya korupsi dan korupsi budaya
pakah korupsi telah menjadi budaya#, jawabannya pasti akan ber1ariasi tergantung apa
yang dimaksud dengan budaya serta kekuatan ikatannya dalam menentukan pola dan norma
kehidupan sosial masyarakat. )oh Hatta pernah menyatakan bahwa korupsi di indonesia
telah menjadi budaya dengan melihat fenomena yang terjadi, namun bila budaya itu
diwariskan apakah nenek moyang kita mengajarkan korupsi atau suatu perbuatan yang
kemudian dalam masa modern disebut korupsi #, masalahnya jelas jadi rumit oleh karena itu
penyebutan tersebut perlu dilakukan hati-hati atau harus dengan referensi pemaknaan budaya
yang spesifik dengan selalu memperhatikan continuity and change.
alam periode awal pada setiap daerah6bangsa termasuk Indonesia umumnya melalui fase-
fase kehidupan sosial 0ugust =omte2 dari mulai fase teologis, metafisik dan positif. Budayadalam arti nilai yang umum dijalankan dalam fase animisme 0teologi, metafisik2 guna
mengendalikan berbagai kejadian yang merugikan6merusak kehidupan masyarakat,
pemberian sesajen menjadi salah satu instrumen penting untuk menenangkan dan
memperkuat posisi kehidupan manusia, dengan sesajen diharapkan penguasa supranatural
dapat melindungi kehidupan mereka. Nah kalau demikian apakah manusia berprilaku
menyogok 0bribery2 kepada kekuatan adi kuasa#, jawabannya bisa ya dan bisa tidak dari
sudut pandang indi1idu itu tergantung niat, namun dari sudut sosial hal itu dimaksudkan
sebagai upaya menjaga keseimbangan kehidupan dengan penguasa supranatural yang
dipandang besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia.
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 13/32
engan demikian prilaku menaklukan atau mengendalikan fihak yang menguasai melalui
berbagai upaya pemberian6sesajen telah menjadi bagian dari nilai kehidupan pada masa
animismen, dan jika demikian maka bentuk bentuk korupsi yang terjadi dewasa ini bisa saja
di rujukan pada budaya tersebut, sehingga masalahnya nampak jadi kompleks dalam konteks
perkembangan dunia modern dewaswa ini.
Namun demikian, hal yang jelas adalah bahwa korupsi yang terjadi dalam le1el manapun
merupakan hal yang dapat menghancurkan nilai-nilai etika serta norma sosial dan nilai
agama, sehingga dapat menjadi prilaku yang mengkorupsi budaya, dan ketika secara bertahap
atau sekaligus diterima oleh masyarakat sebagai sesuatu yang wajar, maka disitu telah terjadi
korupsi budaya yang kemudian membentuk budaya korupsi. engan demikian jika pun benar
ada budaya korupsi, maka itu sebenarnya terjadi karena korupsi budaya akibat makin
lemahnya kontrol sosial6pengabaian terhadap upaya mementingkat pribadi diatas kepentingan
publik pada saat mereka mempunyai kedudukan6jabatan atas mandat publik baik langsung
maupun tak langsung.
1. 3. Apa itu korupsi ?
"he word corrupt 0)iddle Anglish, from *atin corruptus, past participle of corrumpere, to
destroy com-, intensi1e pref. and rumpere, to break2 when used as an adjecti1e literally
means 8utterly broken9 Korupsi 0 bahasa *atin corruptio dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak , menggoyahkan, memutarbalik, menyogok2. Secara harfiah, korupsi
adalah perilaku pejabat publik, baik politikus6politisi maupun pegawai negeri, yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka
0<ikipedia2
Secara istilah Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari
struktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai
makna yang sama. Bras/ 0CJ3. dalam *ubis,CE&2 menyatakan bahwa korupsi merupakan
penggunaan yang korup dari derived power atau sebagai penggunaan secara diam-diam
kekuasaan yang dialihkan berdasarkan wewenang yang melekat pada kekuasaan itu atau
berdasarkan kemampuan formal, dengan merugikan tujuan tujuan kekuasaan asli dan dengan
menguntungkan orang luar atas dalih menggunakan kekuasaan itu dengan syah.
<ertheim 0dalam *ubis, CD?2 menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan
tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan mempengaruhinya
agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. 'adang-
kadang orang yang menawarkan hadiah dalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam
korupsi. Selanjutnya, <ertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang
diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau
partainya6 kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya,
juga dapat dianggap sebagai korupsi. alam keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang
paling menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat yang melanggar a/as
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 14/32
pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan
pribadi dengan masyarakat.
Sementara itu latas 0CE32 menyatakan bahwa korupsi secara umum adalah apabila seorang
pegawai negeri menerima pemberian yang disodorkan oleh seorang swasta dengan maksud
mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa pada kepentingan si pemberi. *ebih
lanjut latas menyebutkan tiga fenomena yang termasuk dalam korupsi yaitu bribery,
extortion dan nepotism engan demikian korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah
urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus dan kesewenangan terhadap
sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang6kekuasaan dan kekuatan
kekuatan formal 0misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata2 untuk memperkaya
diri sendiri. 'orupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan
jabatan6kekuaasaan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan
mengatasnamakan pribadi dan atau keluarga, sanak saudara dan teman.
1. 4. Apa penyebab korupsi ?
'orupsi selalu terjadi dalam suatu konteks sosial yang membentuk konsep diri dan definisi
situasi seseorang yang ketika terjadi proses soaial akan mendorng berbagai kecenderungan
muncul sejalan dengan kebiasaan yang ada baik yang terbuka maupun tertutup. 'orupsi
cenderung terjadi secara tertutup dan kalaupun terbuka selalu ada upaya untuk menutupinya.
)enurut <ang n Shih tokoh besar =ina yang hidup pada aban , korupasi terjadi karena
buru!nya hu!um dan buru!nya manusia ang pertama terkait dengan atribut kelembagaan
"institutional attributes# dan yang kedua dengan atribut masyarakat 0societal attributes2, dan
secara lebih rinci latas 0CE32 menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi
adalah
1. #etiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi posisi kunci yan))mampu memberikan ilham dan mempen)aruhi tin)kah laku yan)men*inakan korupsi
2. #elemahan pen)a*aran pen)a*aran a)ama dan etika
3. #olonialisme
. #uran)nya pendidikan
5. #emiskinan
. iadanya tindak hukum yan) keras
. #elan)kaan lin)kun)an yan) subur untuk prilaku anti korupsi
8. ,truktur pemerintahan
9. %erubahan radikal
10.#eadaan masyarakat
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 15/32
enyebab penyebab tersebut ada yang bersifat kelembagaan, ekonomi, sosial dan indi1idual
serta ada yang bersifat mandiri dan yang bersifat kausal, namun demikian hal yang dapat
dicatat adalah bahwa menghilangkan penyebab secara parsial akan suit untuk menjamin
korupsi akan hilang, paling tidak hanya mengurangi tingkat kemerajalealaannya dalam
kehidupan bangsa.
1. 5. Apa kondisi yang kondusif bagi munulnya korupsi ?
>aktor-faktor penyebab terjadinya korupsi ada yang bersifat aktual dan potensial dalam arti
bisa saja terjadi perubahan dalam penyebab tidak serta merta dapat menjadi pengurang
terjadinya korupsi karena bila trigger nya menguat. an hal ini terkait dengan kondisi-kondisi
yang kondusif bagi terjadinya korupsi. 'indisi tersebut mencakup hal-hal berikut
1. #onsentrasi kekuasan di pen)ambil keputusan yan) tidak bertan))un) *aab lan)sun) kepada rakyat seperti yan) serin) terlihat di reim-reimyan) bukan demokratik.
2. #uran)nya transparansi di pen)ambilan keputusan pemerintah
3. #ampanye-kampanye politik yan) mahal den)an pen)eluaran lebih besardari pendanaan politik yan) normal.
. %royek yan) melibatkan uan) rakyat dalam *umlah besar.
5. 4in)kun)an tertutup yan) mementin)kan diri sendiri dan *arin)an temanlama6.
. 4emahnya ketertiban hukum.
. 4emahnya pro7esi hukum.
8. #uran)nya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
9. a*i pe)aai pemerintah yan) san)at kecil.
10.akyat yan) cuek tidak tertarik atau mudah dibohon)i yan) )a)almemberikan perhatian yan) cukup ke pemilihan umum.
11.#etidakadaannya kontrol yan) cukup untuk mence)ah penyuapan atausumban)an kampanye6. ;ikipedia<
4leh karena itu disamping diperlukan menghilangkan penyebab-penyebabnya, diperlukan
juga upaya mempersempit ruang gerak atau kondisi yang dapat memicu terjadinya korupsi,
agar upaya pemberantasan korupsi dapat berjalan efektif dan signifikan bagi penguatan
kehidupan berbangsa.
1. !. Apa akibat"dampak korupsi ?
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 16/32
)eskipun terdapat beberapa pakar seperti Nathaniel *ef, dan Bayley "mening!at!an
investasi, fle!sibilitas administrasi, percepatan penyelesaian pe!er$aan ter!ait biro!rasi#
yang melihat ada dampak positif dari korupsi, namun secara uni1ersal korupsi lebih banyak
dipandang sebagai prilaku yang berakibat pada keruksakan tatanan sosial ekonomi dan
budaya serta mutu kehidupan masyarakat suatu bangsa. Nye dalam ;e1ida 0%??32menyatakan bahwa akibat-akibat korupsi adalah
1. %emborosan sumber-sumber modal yan) lari )an))uan terhadappenanaman modal terbuan)nya keahlian bantuan yan) lenyap.
2. ketidakstabilan re=olusi sosial pen)ambilan alih kekuasaan oleh militermenimbulkan ketimpan)an sosial budaya.
3. pen)uran)an kemampuan aparatur pemerintah pen)uran)an kapasitasadministrasi hilan)nya keibaaan administrasi.
Selanjutnya )c )ullan 0CJ2 menyatakan bahwa akibat korupsi adalah ketidak efisienan,
ketidakadilan, rakyat tidak mempercayai pemerintah, memboroskan sumber-sumber negara,
tidak mendorong perusahaan untuk berusaha terutama perusahaan asing, ketidakstabilan
politik, pembatasan dalam kebijaksanaan pemerintah dan tidak represif. Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan akibatakibat korupsi diatas adalah sebagai
berikut
1. ata ekonomi seperti larinya modal keluar ne)eri )an))uan terhadapperusahaan )an))uan penanaman modal.
2. ata sosial budaya seperti re=olusi sosial ketimpan)an sosial.
3. ata politik seperti pen)ambil alihan kekuasaan hilan)nya bantuan luarne)eri hilan)nya keibaaan pemerintah ketidakstabilan politik.
. ata administrasi seperti tidak e>sien kuran)nya kemampuanadministrasi hilan)nya keahlian hilan)nya sumber-sumber ne)araketerbatasan kebi*aksanaan pemerintah pen)ambilan tindakan-tindakanrepresi7. e=ida 2003<
engan demikian Secara umum akibat korupsi adalah merugikan negara dan merusak sendi-
sendi kebersamaan serta memperlambat tercapainya tujuan nasional seperti yang tercantum
dalam embukaan +ndang-undang asar CG&.
1. #. Bagaimana menanggulangi korupsi ?.
'alau korupsi dibiarkan secara terus menerus tanpa upaya menanggulanginya, maka akan
terbiasa dan menjadi subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu mencari
jalan pintas yang mudah dan menghalalkan segala cara 0the end justifies the means2.
)eskipun berbagai upaya belum tentu dapat menghilangkan korupsi, tapi paling tidak dapat
menguranginya. +ntuk itu, korupsi perlu ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung jawabdan masif dengan pendekatan simultan. da beberapa upaya penggulangan korupsi yang
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 17/32
ditawarkan para ahli yang masing-masing memandang dari berbagai segi dan pandangan.
=aiden 0dalam Soerjono, CE?2 memberikan langkah-langkah untuk menanggulangi korupsi
sebagai berikut
1. !embenarkan transaksi yan) dahulunya dilaran) den)an menentukanse*umlah pembayaran tertentu.
2. !embuat struktur baru yan) mendasarkan ba)aimana keputusan dibuat.
3. !elakukan perubahan or)anisasi yan) akan mempermudah masalahpen)aasan dan pence)ahan kekuasaan yan) terpusat rotasi penu)asaneenan) yan) salin) tindih or)anisasi yan) sama birokrasi yan) salin)bersain) dan penun*ukan instansi pen)aas adalah saran-saran yan)secara *elas diketemukan untuk men)uran)i kesempatan korupsi.
Bagaimana dorongan untuk korupsi dapat dikurangi # dengan jalan meningkatkan ancaman.
'orupsi adalah persoalan nilai. Nampaknya tidak mungkin keseluruhan korupsi dibatasi,
tetapi memang harus ditekan seminimum mungkin, agar beban korupsi organisasional
maupun korupsi sestimik tidak terlalu besar sekiranya ada sesuatu pembaharuan struktural,
barangkali mungkin untuk mengurangi kesempatan dan dorongan untuk korupsi dengan
adanya perubahan organisasi. =ara yang diperkenalkan oleh =aiden di atas membenarkan
0legali/ed2 tindakan yang semula dikategorikan kedalam korupsi menjadi tindakan yang legal
dengan adanya pungutan resmi. i lain pihak, celah-celah yang membuka untuk kesempatan
korupsi harus segera ditutup, begitu halnya dengan struktur organisasi haruslah membantu
kearah pencegahan korupsi, misalnya tanggung jawab pimpinan dalam pelaksanaan
pengawasan melekat, dengan tidak lupa meningkatkan ancaman hukuman kepada pelaku- pelakunya. Selanjutnya, )yrdal 0dalam *ubis, CED2 memberi saran penaggulangan korupsi
yaitu agar pengaturan dan prosedur untuk keputusan-keputusan administratif yang
menyangkut orang perorangan dan perusahaan lebih disederhanakan dan dipertegas,
pengadakan pengawasan yang lebih keras, kebijaksanaan pribadi dalam menjalankan
kekuasaan hendaknya dikurangi sejauh mungkin, gaji pegawai yang rendah harus dinaikkan
dan kedudukan sosial ekonominya diperbaiki, lebih terjamin, satuan-satuan pengamanan
termasuk polisi harus diperkuat, hukum pidana dan hukum atas pejabat-pejabat yang korupsi
dapat lebih cepat diambil. 4rang-orang yang menyogok pejabat-pejabat harus ditindak pula.
ersoalan korupsi beraneka ragam cara melihatnya, oleh karena itu cara pengkajiannya pun
bermacam-macam pula. 'orupsi tidak cukup ditinjau dari segi deduktif saja, melainkan perlu
ditinaju dari segi induktifnya yaitu mulai melihat masalah praktisnya 0practical problems2,
juga harus dilihat apa yang menyebabkan timbulnya korupsi. 'artono 0CE32 menyarankan
penanggulangan korupsi sebagai berikut
1. ?danya kesadaran rakyat untuk ikut memikul tan))un) *aab )unamelakukan partisipasi politik dan kontrol sosial den)an bersi7at acuh takacuh.
2. !enanamkan aspirasi nasional yan) positi7 yaitu men)utamakan
kepentin)an nasional.
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 18/32
3. para pemimpin dan pe*abat memberikan teladan memberantas danmenindak korupsi.
. ?danya sanksi dan kekuatan untuk menindak memberantas danmen)hukum tindak korupsi.
5. eor)anisasi dan rasionalisasi dari or)anisasi pemerintah melaluipenyederhanaan *umlah departemen beserta *aatan dibaahnya.
. ?danya sistem penerimaan pe)aai yan) berdasarkan achie=ement6 danbukan berdasarkan sistem ascription6.
. ?danya kebutuhan pe)aai ne)eri yan) non-politik demi kelancaranadministrasi pemerintah.
8. !enciptakan aparatur pemerintah yan) *u*ur
9. ,istem bud)et dikelola oleh pe*abat-pe*abat yan) mempunyai tan))un) *aab etis tin))i dibaren)i sistem kontrol yan) e>sien.
10.Herre)istrasi pencatatan ulan)< terhadap kekayaan peroran)an yan)mencolok den)an pen)enaan pa*ak yan) tin))i.
1. 8. Apa Peran Pendidikan dalam menanggulangi korupsi ?.
endidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan bangsa baik sebagai
pengembang dan peningkat produkti1itas nasional maupun sebagai pembentuk karakter
bangsa. "erlepas dari masalah korupsi itu sebagai budaya atau bukan yang jelas peran pendidikan akan dapat membantu meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi
dan memberantas korupsi. Buruknya manusia dapat ditranformasikan ke dalam hal yang
positif melalui pendidikan, karena pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
endidikan merupakan upaya normatif yang mengacu pada nilai-nilai mulia yang menjadi
bagian dari kehidupan bangsa, yang dengannya nilai tersebut dapat dilanjutkan melalui peran
transfer pendidikan baik aspek kognitif, sikap maupun ketrampilan. endidikan membimbing
manusia menjadi manusia manusiawi yang makin dewasa secara intelektual, moral dan
sosial, dalam konteks ini pendidikan merupakan pemelihara budaya. Namun demikian dalam
konteks perubahan yang cepat dewasa ini pendidikan tidak cukup berperan seperti itu namun
juga harus mampu melakukan transformasi nilai dalam tataran instrumental sesuai dengan
tuntutan perubahan dengan tetap menjadikan nilai dasar sebagai fondasi.
engan demikian secara umum pendidikan dapat dipandang sebagai upaya pre1entif bagi
berkembangnya sikap dan prilaku korup meskipun secara empiris jelas tidak cukupmengingat faktor pressure sosial politik yang dapat juga mendistorsi peran normatif tersebut.
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 19/32
Belakangan ini memang berkembang wacana akan perlunya pendidikan karakter, namun jika
dilihat secara substantif pendidikan kita seperti tertuang dalam +ndang-undang no %? th %??3
sebenarnya adalah pendidikan karakter, jadi pendidikan karakter ya pendidikan. ang lebih
penting adalah bagaimana menciptakan karakter pendidikan bangsa dapat diselenggarakan
dengan menjunjung tinggi kemandirian dan kejujuran, beberapa kasus yang terjadi justrukebijakan pendidikan tertentu 0seperti +N2 telah banyak mendorong sikap dan prilaku
ketidak jujuran yang dapat menjadikan orang terbiasa dengan kecurangan yang nota bene
merupakan potensi bagi berkembangnya korupsi atau paling tidak pengabaian terhadapnya.
engan demikian pendidikan merupakan sarana atau bisa juga dipandang sebagai suatu
respon yang tepat untuk meningkatkan ketahanan etika bangsa melalui reformasi sosial yang
pada gilirannya dapat menjadi pemicu bagi terjadinya reformasi kelembagaan, sebab ossible
responses to these underlying causes of corruption include institutional re+orms to limit
authority, impro1e accountability, and realign incenti1es, as well as societal e+orms to change
attitudes and mobili/e political will for sustained anti-corruption inter1entions. <hile the
handbook offers detailed descriptions of different types of institutional and societal reforms, a
strategy to fight corruption cannot and need not contain each of the institutional and societal
reforms discussed. Strategy choices must be made after taking into account the nature of the
corruption problem and the opportunities and constraints for addressing it. ;eformasi
kelembagaan dapat memagari secara eksternal kemungkinan prilaku korupsi, dan reformasi
masyarakat dapat memagari secara internal kemungkinan tumbuh dan berkembangnya
prilaku korupsi, dan semua ini dapat memperbaiki hukum 0aspek kelembagaan2 dan
memperbaiki serta meningkatkan mutu manusia, dalam konteks inilah pendidikan menjadi
amat penting.
1. $. Penutup
'orupsi, apakah sudah jadi budaya atau bukan, adalah penyalahgunaan wewenang yang ada
pada pejabat atau pegawai demi keuntungan pribadi, keluarga dan teman atau kelompoknya,
baik dalam bentuk Bribery, e(tortion, maupun nepotism. %. 'orupsi menghambat
pembangunan, karena merugikan negara dan merusak sendi-sendi kebersamaan dan
menghianati cita-cita perjuangan bangsa. =ara penaggulangan korupsi adalah bersifat
re1entif dan ;epresif. encegahan 0pre1entif2 yang perlu dilakukan adalah dengan
menumbuhkan dan membangun etos kerja pejabat maupun pegawai tentang pemisahan yang
jelas antara milik negara atau perusahaan dengan milik pribadi, mengusahakan perbaikan penghasilan 0gaji2, menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap
jabatan dan pekerjaan, teladan dan pelaku pimpinan atau atasan lebih efektif dalam
memasyarakatkan pandangan, penilaian dan kebijakan, terbuka untuk kontrol, adanya kontrol
sosial dan sanksi sosial,dan pendidikan dapat menjadi instrumen penting bila dilakukan
dengan tepat bagi upaya pencegahan tumbuh dan berkembangnya korupsi. Sementara itu
untuk tindakan represif penegakan hukum dan hukuman yang berat perlu dilaksanakan dan
apabila terkait dengan implementasinya maka aspek indi1idu penegak hukum menjadi
dominan, dalam perspektif ini pendidikan juga akan berperan penting di dalamnya.
#!,T!R UST!K!
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 20/32
1. "ellone @arl.1980.$r)aniation heory and he &e %ublic?dministration. Anited ,tates $7 ?merica.?llyn and "acon nc. "oston/4ondon ,ydney/ oronto.
2. $n)hokham radisi dan #orupsi %risma no 2 tahun B pebruari 1983
3. Crederickson eor)e H. 198. ?dministrasi &e)ara "aru. er*emahan. +akarta. 4%3D,. @etakan %ertama.
. #artono #artini. 1983. %atholo)i ,osial. +akarta. Ddisi "aru. @E. a*aali%ress.
5. 4amintan) %?C dan ,amosir (*isman. 1985. Hukum %idana ndonesia."andun). %enerbit ,inar "aru.
. 4ubis !ochtar. 19. "un)a ampai Dtika %e)aai &e)eri. +akarta."hratara. #arya ?ksara.
. ,imon Herbert. 1982. ?dministrati=e "eha=ior. er*emahan ,t. (ian*un). +akarta. %. "ina ?ksara.
8. 4ubis !ochtar 1985. "un)a ampai #orupsi 4%3D, +akarta
9. ?latas ,yed Hussein 1983. ,osiolo)i #orupsi 4%3D, +akarta
10.ie #ik #ian 2003. %emberantasan #orupsi
11.@enter 7or (emocracy and o=ernance 1999. ? Handbook $n Ci)htin)
@orruption. ;ashin)ton (.@. 20523-3100
12.Eaknin ,am.F 2003. @rime and @orruption 1st D($&. ? &arcissus%ublications mprint ,kop*e 2003
3. ;e1ida, Arika. %??3. 'orupsi i Indonesia )asalah an Solusinya, >akultas Ilmu
Sosial an Ilmu olitik +ni1ersitas Sumatera +tara
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 21/32
http://boyyendratamin.blo)spot.com/2013/09/otonomi-daerah-membuka-
peluan)-ba)i.html
• Home
• eknolo)i
o ad)et
o e=ie
o Har)a
• ,epakbola
o 4i)a n))ris
o 4i)a ,panyol
o 4i)a talia
• Dntertainment
o osip
o "iodata ?rtis
o Coto ?rtis
• !enu
o ,ubmenu1
o ,ubmenu2
o ,ubmenu3
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 22/32
• ,tatis
• Drror
•
Home G Hukum %emda G $tonomi (aerah !embuka %eluan) "a)i #epala (aerah
Antuk #orupsi
$tonomi (aerah !embuka %eluan) "a)i #epala (aerah Antuk #orupsi
?dd @omment
Hukum %emda
Oleh: Endrian Edward, SH
Mahasiswa Magister Ilmu ukum !rogram !ascasarjana "niv #ung atta
! "endahuluan!
Dengan telah diundangkannya Undang Undang omor !! "ahun #$$$ tentang
%emerintahan Daerah maka terjadi berbagai perubahan mendasar dalam pengaturan
%emerintahan daerah di &ndonesia' ebagai konsekuensi logis adalah perlunya dilakukan
pendataan terhadap berbagai elemen yang berkaitan dengan %emerintah Daerah sebagai
manifestasi dari otonomi daerah'
Undang Undang nomor !! "ahun #$$$ ini adalah UU pertama kalinya yang mengatur
susunan dan kedudukan pemerintahan daerah di &ndonesia' Dimana secara umum
&ndonesia memiliki dua jenis daerah berotonomi yaitu : daerah otonom biasa dan daerah
otonom khusus yang disebut yang disebut daerah &stimewa' Daerah otonom khusus yang
diberi nomenklatur sedangkan Daerah &stimewa adalah daerah kerajaan atau kesultanan
dengan kedudukan elfbesturende landschappen*kooti* daerah swapraja yang telah ada
sebelum &ndonesia +erdeka dan masih dikuasai oleh dinasti pemerintahannya'i
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 23/32
#orupsi
amum dengan dire.isinya Undang Undang omor !! "ahun #$$$ tidak berlaku lagi
dengan ditetapkan Undang Undang omor /! "ahun !001 tentang %emerintahan Daerah
maka UU ini mengalami perubahan yang sinigfikan terutama masalah kewenangan 2epala
Daerah dibatasi dan berkoordinasi dengan pemerintahan yang lebih tinggi'
ejak otonomi daerah bergulir #1 tahun lalu, kasus korupsi menimpa kepala daerah dan
mantan kepala daerah terus meningkat saban tahun' Data ini diterima dari 2omisi
%emberantasan 2orupsi (2%2) menyebut saat ini ada /1 nama kepala dan mantan kepala
daerah masuk dalam jerat korupsi' 2asus ini malah terus bertambah bahkan sudah bersifat
putusan tetap (in kracht)'
2egagalan yang sangat nyata adalah nampak dari terdesentralisasikannya korupsi ke
daerah, sehingga banyak kepala daerah yang terlibat kasus korupsi' +emang tidak bisa
dipungkiri bahwa UU o !!*#$$$ yang kemudian diubah menjadi UU o /!*!001 tentang
%emerintah Daerah memicu kegairahan baru yang membuka ruang kebebasan lebih bagi
masyarakat dan elite lokal' amun, kebebasan itu justru dipahami berbeda oleh para elite
lokal sebagai kebebasan dalam berbagai hal'
&ndonesian 3orruption 4atch (&34) akhir tahun lalu melansir !1 nama kepala daerah
terkena kasus korupsi' Data itu dari 5aporan 6asil %enyidikan (5%6) 2omisi %emberantasan
2orupsi (2%2), 2ejaksaan 7gung, dan +arkas 8esar 2epolisian 9epublik &ndonesia' ama-
nama itu terus bertambah sampai hari ini, bahkan masih ada yang akan menyusul lagi'
ebut saja 8upati +andailing atal 6idayat 8atubara, ditangkap 2%2 pertengahan bulan
lalu' "erus 8upati 2epulauan 7ru "eddy "engko dieksekusi kejaksaan dan menghebohkan'
4ali 2ota 8andung Dada 9osada masih dalam tahap pemeriksaan oleh 2%2' Di samping
masih banyak lagi beberapa kepala Daerah atau pejabat daerah yang akan ditetapkan
sebagai tersangka dalam kasus korupsi
'
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 24/32
! "ermasalahan!
Di dalam %elaksanaan tonomi Daerah selama ini banyak muncul permasalahan terutama
bagi penyelenggara pemerintahan di daerah ubernur, 4alikota dan 8upati yang
tersandung kasus korupsi' %enyimpangan ini disebabkan karena kewenangan pemerintah
daerah sangat besar bahkan sebagian ahli dan praktisi mengatakan bahwa UU nomor !!
"ahun #$$$ merupakan semi negara federal'ii
Dengan begitu banyak kewenangan pemerintah daerah maka otonomi daerah tidak lain
merupakan refleksi dari power sharing yang dilakukan pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah' ecara teoritis terdapat 1 urusan pusat yang tidak dapat diserahkan ke daerah yaitu
; pertanahan, keamanan, urusan diplomatik luar negari, urusan peradilan dan urusan
keuangan dalam pengertian mencetak uang' Di luar itu pada dasarnya urusan-urusanpemerintah pusat dapat didesentralisasikan ke daerah'
"imbul korupsi ini akibab kewenangan yang diberikan kepada kepala daerah pada
kenyataannya banyak disimpangi' 8erdasarkan data yang dikemukakan 4akil +enteri
6ukum dan 67+ Denny &ndrayana selaku pembicara dalam kuliah umum tersebut, per <uni
!0#! terdapat kurang lebih #=/ kepala daerah mulai dari gubernur, walikota dan bupati
tersangkut kasus korupsi'iii
Dari data itu, >? persen kepala daerah terlilit masalah pengadaan barang dan jasa' 2asus
lain adalah makelar anggaran dan periinan khususnya sumber daya alam' 5ebih lanjut,
Denny memaparkan bahwa penyimpangan tersebut tidak terlepas dari masalah
desentralisasi, politik, dan juga masalah penegakan hukum'
+enurut %rof Dr aldi &sra (!00$), menjamurnya korupsi di daerah dapat dilihat melalui tiga
persoalan penting' pertama, sadar atau tidak, program otonomi daerah yang digulirkan oleh
pemerintah hanya terfokus pada pelimpahan wewenang dalam pembuatan kebijakan,
keuangan dan administrasi dari pemerintah pusat ke daerah, tanpa disertai pembagian
kekuasaan kepada masyarakat'i.
8erdasarkan itu penulis mencoba mengangkat suatu permasalahan dengan judul @tonomi
Daerah +embuka %eluang Untuk 2epala Daerah untuk 2orupsiA
! "endekatan'
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 25/32
Dalam penulisan ini penulis menggunakan pendekatan secara empiris yang bersifat pada
fakta hukum atau pengalaman kenyataan yang terjadi di tengah tengah masyarakat'dan
metode yang digunakan yuridis sosiologis'
7rtinya terjadinya korupsi di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah tak terlepas dari
fakta fakta bahwa, masalah korupsi sudah sangat mengancam seluruh lapisan kehidupan
dan aspek aspek kita berbangsa dan bernegara, sehingga membahayakan kelanjutan
pembangunan daerah yang amat berdampak terhadap pembangunan ekonomi dan
kelangsungan nasib orang banyak'
ecara kemasyarakan juga pelaksanaan otonomi daerah ikut mempengaruhi proses setiap
keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang 2epala Daerah, sehingga masyarakat
merasa perbuatan korupsi adalah suatu perbuatan yang merusak seluruh sendi sendikehidupan bermasyarakat' Untuk perlu penegakan hukum yang jelas bagi penyelenggara
pemerintahan daerah yang terkait kasus korupsi sesuai dengan Undang Undang /# "ahun
#$$$ "entang %emberantasan "indak %idana 2orupsi!
#! "embahasan
ebelum kita masuk pada pokok bahasan perlu juga apa apa saja yang menjadi urusan
urusan pemerintah daerah'7dapun urusan urusan yang diserahkan oleh pemerintah pusat
ke pemerintahan daerah seperti %ajak 2endaraan dan "2, pajak 8umi dan 8angunan,
pajak 6otel dan 9estoran, 9itribusi &in +endirikan 8angunan, hasil retribusi perusahaan
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya'
ebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah dilaksanakan oleh 2%D propinsi, berdasarkan penetapan dari gubernur'
ebagian urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah dilaksanakan
oleh 2%D propinsi atau kabupaten*kota berdasarkan penetapan dari gubernur atau
bupati*wali kota' ebagian urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah desa
dilaksanakan oleh kepala desa' Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah tidak boleh dilimpahkan kepada bupati*wali kota' Urusan
pemerintahan yang ditugaskan kepada perintah propinsi tidak boleh ditugaskan kepada
pemerintah kabupaten*kota' Urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah
kabupaten*kota tidak boleh ditugaskan kepada pemerintah desa' (%asal 1 ayat #-/ dan
%asal ? ayat #-/ %% o'=*!00>)'.
8erkaitan dengan itulah maka dalam hal terjadinya korupsi oleh 2epala Daerah dalam
pelaksanaan otonomi daerah seperti penyimpangan keuangan di daerah' &ni disebabkan
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 26/32
adanya kewenangan yang besar di satu sisi menumbuhkan tantangan untuk kreatif dan
ino.atif dalam pengelolaan keuangan' Di sisi lain, terdapat ekses negatif berupa
penyimpangan dibidang keuangan yang berindikasi untuk memperkaya diri atau
pengelolaan yang tidak tepat sasaran'
2asus penyelewengan dana 7%8D tahun !00/ olehketua D%9D kota +agelang , atau
8upati arut yang diduga menyelewengkan dana 7%8D tahun !001-!00=, ini merupakan
rangkaian peristiwa penyimpangan keuangan sebagai ekses penerapan desentralisasi
Biskal' telah menyadarkan kita tentang berbagai hal'8ahwa persoalan pengalihan
kewenangan dari pusat ke daerah tidak semata persoalan hak daerah yang menuntut
keadilan distribusi pendapatan secara lebih adil, tapi jugakewajiban daerah untuk dapat
mengelola keuangan daerah secara tepat sasaran sesuai tujuan desentralisasi fiskal ini'
.i 6al yang perlu ditekankan disini adalah bahwa prinsip otonomi yang sering dikaitkan
dengan auto money atau penggalian sumber-sumber %7D, berimplikasi negatif dalam hal
seperti penciptaan pajak dan retribusi daerah yang justru menimbulkan masalah yang
kontra-produktif terhadap iklim in.estasi, ekonomi biaya tinggi, dan memberatkan
+asyarakat menengah ke bawah'rientasi yang tepat dalam memandang Desentralisasi
Biskal adalah penyerahan kewenangan bidang keuangan dari pusat pada daerah
untukmengelola pembangunan di daerah dengan menggunakan sumber dana sendiri'
9eorientasi 7spek %elaksanaan 2ewenangan Dan %ertanggungjawaban Dalam hal
pertanggungjawaban keuangan, psl #>1 UU /! "hn !001 +enyatakan bahwa
pertanggungjawaban pelaksanaan 7%8D dilaksanakan oleh 2epala Daerah kepada D%9D
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh 8%2 %aling lambat C bulan setelah
tahun anggaran berakhir' %ada pasal #$! ayat 1 2epala Daerah, wakil kepala daerah,
pimpinan D%9D Dan %ejabat 5ainya dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran
belanja daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam 7%8D'
+enurut 6'D tout mengatakan (dalam bahasa &ndonesia) 4ewenang adalah pengertian
yang berasal dari hukum organisasi pemerintahan, yang dapat dijelaskan sebagai
keseluruhan aturan yang yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang
wewenang pemerintahan oleh subjek hukum publik di dalam hubungan hukum publik'.ii
edangkan menurut B'B'3'5 "onnaer mengatakan kewenangan pemerintah dalam kaitan ini
dianggap sebagai kemampuan untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu dapat
diciptakan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga negara'.iii
8erdasarkan persoalan kewenangan dan pertanggungjawaban dari pemerintahan daerah
sudah jelas batasannya' "endensi ke arah 2orupsi'%engertian korupsi secara politis adalah
adanya transaksi antara sektor publik dan pri.at sedemikian rupa sehingga barang-barang
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 27/32
kolektif ecara illegal dirubah menjadi hak yang dianggap sebagai hak pri.at' (bersambung
ke $%$ &S')
http://boyyendratamin.blo)spot.com/2013/09/keenan)an-yan)-besar-
pemerintah-daerah.html
• Home
• eknolo)i
o ad)et
o e=ie
o Har)a
• ,epakbola
o 4i)a n))ris
o 4i)a ,panyol
o 4i)a talia
• Dntertainment
o osip
o "iodata ?rtis
o Coto ?rtis
• !enu
o ,ubmenu1
o ,ubmenu2
o ,ubmenu3
• ,tatis
• Drror
•
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 28/32
Home G Hukum %emda G #eenan)an an) "esar %emerintah (aerah (apat
!emunculkan !odus #orupsi
#eenan)an an) "esar %emerintah (aerah (apat !emunculkan !odus #orupsi
1 @omment
Hukum %emda
Oleh: Edrian Edward, SH
Mahasiswa Magister Ilmu ukum !rogram !ascasarjana "niv #ung atta
7danya kewenangan yang besar dari pemerintah di daerah dapat memunculkan modus
modus 2orupsi eperti 2orupsi %engadaan 8arang; modus : mark up (penggelembungan)
nilai barang dan jasa, kolusi dengan kontraktor dalam proses tender, penghapusan barang
in.entaris dan aset negara (tanah); modus : memboyong in.entaris kantor untukkepentingan pribadi, menjual in.entaris 2antor untuk kepentingan pribadi pungli penerimaan
pegawai, pembayaran gaji, kenaikan pangkat dansebagainya; modus : memungut biaya
tambahan di luar ketentuan resmi'
#ekuasaan dan korupsi%emotongan uang bantuan sosial dan subsidi sekolah, rumah sakit dan sebagainya' +odus:
pemotongan dana bantuan sosial, dilakukan secara bertingkat*tiap meja, bantuan fiktif;
modus : membuat surat permohonan fiktif seolah-olah adabantuan dari pemerintah ke pihak
luar; dan lain-lain&ndikasi penyimpangan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya
kewenangan yang besar dari pemerintahan daerah, baik pemerintah Daerah yaitu 2epala
Daerah dan perangkatnya maupun D%9D'
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 29/32
Dalam hal kewenangan di bidang keuangan maupun bidang lain yang secara "idak
langsung berimplikasi pada keuangan seperti 8idang 2epegawaian dan sebagainaya'8ila
hal ini tidak dipahami dalam konteks kesejahteraan masyarakat, tentu menimbulkan
permasalahan berupa kecenderungan penyalahgunaan kewenangan dan korupsi sebagai
akibat kewenangan yang mereka miliki
+enurut 3heema mengatakan, korupsi ditimbulkan oleh kewenangan birokratik yang
meningkat serta kurangnya sistem tranparansi dan akuntabilitas yang memadai' 6al ini
menunjukkan adanya istem Eang alah dalam manajemen negara, mengindikasikan
bahwa keberadaan institusi yangseharusnya bisa menjembatani kepentingan pemerintah
dan masyarakatnya menjadi institusi yang menjadi wahana untuk memperkaya diri'
+ekanisme 2ontrol dan F.aluasi untuk meminimalkan penyimpangan di daerah, diperlukan
suatu mekanisme yang dapat melakukan fungsi kontrol dan e.aluasi terhadap kewenangan
birokratik, adanya sistem transparan yang dapat diakses oleh publik, dan adanya
akuntabilitas yang mencerminkan tanggung jawab pemerintah, dengan dukungan dan
partisipasi publik
8erkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa langkah langkah Eang perlu diperhatikan :
#' 5angkah pre.entif : melalui tindakan pencegahan untuk meminimalkan kemungkinan
terjadinya penyimpangan'
a. %erbaikan truktur 6ukum dan pemerintahan dalam memodifikasi hukum yangefektif untuk menjerat praktek korupsi atau prosedur birokrasi pemerintahan yanglebih sederhana untuk meminimalkan kontak person* perorangan dalam prosedur birokrasi'
b. 2epastian hak-hak yang harus diperoleh masyarakat pengguna layanan publik ketikaberhadapan dengan birokrasi pemerintahan sehingga indikasi, sehingga indikasipenyimpangan pleh aparat birikrasi dapat dideteksi sejak awal' %emamfaatanteknologi informasi misalnya proses tender melalui media elektronik diharapkandapat meminimalkan kemungkinan penyimpangan diatas'
c. %erbaikan penghasilan aparat pemerintah atau kompensasi penghasilan yang layakbagi para pegawai termasuk adanya reward and punishment di harapkan akansedikit membantu langkah langkah pre.entif atau pencegahan sedini mungkin'
d. Dalam praktek di lapangan, misalnya pengadaan barang jasa diperlukan unsur kompetitif diantara penyedia barang jasa (rekanan), sehingga diharapkan akanmengurangi monopoli atau 22 yang berujung pada praktek korupsi'
!' %elaksanaan : diperlukan mekanisme yang dapat menjamin hak pri.asi dan keamanan bagi
pihak yang berinisiatif melaporkan adanya praktek yang berindikasi korupsi (whistle-blower)'
+eski tidak selamanya data atau isu yang dilemparkan adalah benar, namun sebagai
langkah pre.entif dalam menganut asas praduga tak bersalah, usaha para Gpeniup peluitH ini
harusdihormati dan ditindaklanjuti dengan proses penyidikan oleh pihak yang terkait dan
dapat sebagai awal mengantisipasi tindak korupsi'
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 30/32
/' Dukungan dan kesadaran publik'
a. 7danya dukungan publik melalui media massa yang dapat membantu kemajuangerakan anti korupsi, atau informasi hukum yang dapat membangkitkan dukungandan kesadaran publik'
b. 7danya edukasi yang bersifat independen dan tidak bertendensi pada suatu pihakatau golongan atau kelompok'
1' %engembangan 2elembagaan :
a. Diperlukan adanya komisi independen anti korupsi yang memiliki kewenanganin.estigasi dan edukasi terhadap publik yang memerlukan dukungan politis daripemerintah dan bergerak independen berdasarkan fakta yang ada'
b. Diperlukan juga peningkatan kualitas layanan publik melalui reformasi birokrasitermasuk pengembangan merit system dan adanya transparansi misalnya dalamseleksi, pemindahan, pengangkatan, atau promosi pejabat daerah'
c. +emperkuat kapasitas kepolisian dalam fungsi in.estigatif dan mampu bekerjasamadengan institusi penyidik lainnya'
d. 7kses pada hukum, dengan memperkuat kapasitas dan independensi fungsikehakiman' %rinsip akuntabilitas juga diperlukan sebagai wujud tanggung jawabpengelola pemerintahaan terhadap masyarakat'i Untuk itu akuntabilitas inidapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a' 7kuntabilitas Binansial; berupa kewajiban stakeholder untuk melaporkan penggunaan
dana yang menjadi tanggung jawabnya
b' 7kuntabilitas %olitik; adanya metode yang regular dan terbuka berkaitan dengan reward Ipunishment para stakeholder melalui sistem check dan balance unsur-unsur legislatif-
eksekutif dan yudikatif'
c' 7kuntabilitas 7dministratif; adanya sistem kontrol internal pemerintahan dalam hal
standard pelayanan, kode etik, dan administrati.e re.iew di setiap penyelenggaraan otonomi
daerah'
elain hal-hal di atas, yang sangat diperlukan adalah adanya politicalwill dari pemerintah
pusat untuk menjamin adanya transparansi danakuntabilitas pelaksanaan desentralisasifiskal'
%aling tidak ada beberapa indikator adanya political will ini yaitu :
#' 7danya pemahaman tentang sebab dan konteks korupsi, sehingga bisa diuji dan dipahami
secara akurat'
!' 7danya desain strategi pemberantasan korupsi yang bersifat partisipatori, inkorporasi dan
mobilisasi kepentingan para stakeholder'
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 31/32
7/23/2019 referensi esai
http://slidepdf.com/reader/full/referensi-esai 32/32
?' www, google, com' 5ukman antoso 7, !0##, tonomi Daerah dan +enjamurnya 2orupsi
di Daerah'
C' www' google'com, 7rifin itiyono,!0#/, %enyimpangan 2euangan Daerah, adjah +ada
Uni.ersity'
=' tout, 6'D, #$$1, De 8etekenissen .an 4et, 4'F'<' "jeenk 4illink Jwolle'
>' 9idwan 69, !0#0, 6ukum 7dministrasi egara, <akarta, 9ajawali %ers, hal'>0'
*! 3heema, ' habbir, !00?, 8uilding Democratic &nstitutions-o.ernance 9eform in
De.eloping 3ountries, 2umarian %ress, &nc, U7'