Download - Referat CA Nasofaring
Referat Karsinoma Nasofaring
KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT THT RSUD BEKASI
PERIODE 27 JULI – 29 AGUSTUS 2015
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Pendahuluan
Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas (kanker) yang berasal dari sel epitel nasofaring, bagian atas tenggorokan belakang hidung dan dekat dengan dasar tengkorak.
Epidemiologi
Di Indonesia, 60% tumor ganas kepala leher adalah KNF dan menduduki urutan kelima dari seluruh keganasan setelah tumor ganas mulut rahim, payudara, kelenjar getah bening, dan kulit.
Anatomi
Gambaran histologiNasofaring
• Dilapisi epitel respiratorik
• Sel silindris berinti banyak
• Sel gobet mukosa
• Sel sikat (brush), mempunyai ujung
saraf aferen pada basal reseptor
sensoris
• Sel basal
• Sel granul kecil
• Semua sel bertempat diatas
membrane basal
Etiologi KNF
Genetik
Virus
Lingkungan
MULTIFAKTORIAL KNF
FAKTORLINGKUNGAN
FAKTOR GENETIK
INFEKSI EBV &
KARSINOGEN
GEN VIRUS
GEN PEJAMU
NITROSAMIN
POLIMORFISMEGEN CYP2E1
KNF
NITROSAMIN
Dapat terbentuk pada saat pemanasan protein
terdapat dalam makanan yang diawetkan, diasapi,
Dan pada asap rokok
Terbentuknya Nitrosamin
NITRAT/NITRIT
NITRIT
SENYAWAAMIN
ALKILAMIN(IKAN ASIN)
NITROSAMIN
NITROSAMIN
G.I.
FAKTOR GENETIK PEJAMU
NITROSAMIN TUBUH
METABOLISMEOLEH CYP
POLIMORFISMEGEN CYP2E1
Extensive metabolizers (EM)
Poor metabolizers (PM)
KARSINOGEN DALAM MAKANAN – KEGANASAN
NELAYAN HONG KONG TIKUS
IKAN ASIN(NITROSAMIN)
KARSINOMANASOFARING
KARSINOMAKAVUM NASALIS
PATOFISIOLOGI
Insepsi• Genetik• Lingkungan• Viral
Silent period
Invasi lokal• Mukus campur
darah• Sumbatan tuba
eustachius
Kelenjar limfe retrofaringeal/penyeba
ran lokoregional (paranasofaringeal/parafaringeal, erosi dasar
tengkorak)
Penyebaran
sistemik
Gambar. Patogenesis karsinoma nasofaring (KNF)
Gejala
Dibagi 4 kelompok :
Gejala nasofaring
Gejala telinga
Gejala mata dan saraf
Gejala di leher (metastasis)
Perlu permeriksaan neurologis
Untuk menentukan adanya paresis / paralisis N. I - XII
Gejala intrakranial
Pemeriksaan nasofaring
Rinoskopi anterior
Rinoskopi posterior
Nasofaringoskopi (+ biopsi)
Pemeriksaan leher
Pemeriksaan radiologi
Lokasi, besar/luas tumor primer
Invasi ke organ sekitar
Destruksi tulang dasar tengkorak
Metastasis jauh
Diagnosis
Diagnosis serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA
Biopsi nasofaring (diagnosis pasti)
Stadium
Sistem TNM menurut UICC (2002)
T = Tumor prmer
T0 = tidak tampak tumor
T1 = tumor terbatas di nasofaring
T2= tumor meluas ke jaringan lunak
T2a= perluasan tumor ke orofaring dan atau rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring.
T2b= disertai perluasan ke parafaring
T3= tumoe menginvasi struktur tulang dan atau sinus paranasal
T4= tumor dengan perluasan intrakranial dan atau terdapat keterlibatan saraf lranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator.
N= pembesaran kelenjar getah bening regional
Nx= pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0= tidak ada pembesaran
N1= metastasis KGB unilateral, ukuran terbesar ≤6 cm, di atas fossa supraklavikula
N2= metastasis KGB bilateral, ukuran terbesar ≤6 cm, di atas fossa supraklavikula
N3= metastasis KGB bilateral, ukuran >6 cm, atau terletak didalam fossa supraklavikula
N3a= ukuran >6 cm
N3b= didalam fossa supraklavikula
M= metastasis jauh
Mx= metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0= tidak ada metastasis jauh
M1= terdapat metastsasis jauh
Stadium kanker nasofaring menurut sistem TNM: 0 : Tis No Mo I : T1 No Mo IIa : T2a No Mo Iib : T1-2a N1 Mo, T2b No-1 Mo III : T1-2b N2 Mo, T3 No-2 Mo Iva : T4 No-2 Mo IVb : Semua T N3 Mo IVc : Semua T No-3 M1
Penatalaksanaan
Stadium I : radioterapi
Stadium II dan III : kemoterapi
Stadium IV dengan N<6 cm : kemoradiasi
Stadium IV dengan N >6 cm : kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
Pencegahan
Migrasi dari daerah risiko tinggi
Edukasi akan kebiasaan hidup yang salah
Melakukan tes serologi IgA anti VCA dan IgA anti EA