RANCANGAN PROPOSAL OLIMPIADE PENELITIAN
SISWA INDONESIA (OPSI)
” PENGOLAHAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA
SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN
BENANG ”
Disusun oleh :
Uswatun Khasanah (9996792255)
Arum Silvia Anggraeni (9991064937)
SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI
JL. ARIF RAHMAN HAKIM NO.50 TELANAIPURA KOTA JAMBI
(0741-62687)
TA : 2015/2016
2
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Anggota :
1. Uswatun Khasanah
2. Arum Silvia Anggraeni
Sekolah : SMA Negeri 5 kota Jambi
Judul penelitian : “Pengolahan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai bahan baku
pembuatan Benang’’
Telah Disetujui Oleh:
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Negeri 5
Kota Jambi
Drs. H. Sugiyono, M.Pd
NIP. 196205101990031007
Pembimbing
Efrina wati s.pd
NIP. 198610212010012009
3
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan rancangan proposal
tentang “pengolahan serat tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku pembuatan
benang”
Adapun rancangan proposal tentang “pengolahan serat tandan kosong kelapa sawit
sebagai bahan baku pembuatan benang’’ telah kami usahakan secara maksimal
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu bagi pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki rancangan
proposal ini .
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari rancangan proposal ini dapat bermanfaat
dan memberikan inspirasi bagi pembaca.
Jambi, 30 april 2016
Penyusun
4
Daftar Isi
Halaman Judul ................................................................................................ 1
Lembar Pengesahan ........................................................................................ 2
Kata Pengantar ................................................................................................ 3
Daftar Isi ...........................................................................................................4
BAB I
Pendahuluan .....................................................................................................5
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................6
1.5 Hasil Yang Diharapkan ......................................................................................6
BAB II
Pembahasan ......................................................................................................7
2.1 Kelapa Sawit ......................................................................................................7
2.2 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) .............................................................9
2.3 Serat ...................................................................................................................11
2.4 Benang ...............................................................................................................13
BAB III
Metodologi .......................................................................................................16
3.1 Metode Penelitian ...............................................................................................16
3.2 Waktu dan tempat penelitian ..............................................................................16
3.3 Populasi dan Sampel ...........................................................................................16
3.4 Sumber data .........................................................................................................16
3.5 Teknik pengumpulan data ...................................................................................17
3.6 Teknik analisis data .............................................................................................17
Jadwal Penelitian .................................................................................................................18
Biaya Penelitian ....................................................................................................................18
Daftar Pustaka .....................................................................................................................19
Curriculum Vitae Peneliti ......................................................................................................20
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara agraris karena sebagian besar penduduknya mempunyai
mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai tulang
punggung perekonomian Indonesia. Contohnya di pulau sumatera, tepatnya di Provinsi
Jambi, wilayah Kabupaten Muaro Jambi mayoritas penduduknya memanfaatkan lahan
kosong untuk di tanami kelapa sawit yang juga sebagai sumber penghasilan untuk
membiayai kehidupan sehari-hari. Dari pengolahan kelapa sawit dapat menghasilkan
limbah yang disebut dengan TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit).
TKKS(tandan kosong kelapa sawit) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, bahan
baku pembuatan kertas, briket, dan sebagai bahan pengisi rongga jok mobil dan kasur,
Sehingga muncul keinginan untuk meneliti lebih lanjut tentang potensi TKKS sebagai
material serat alam yang dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan benang pada produk
kerajinan tangan.
Dilihat dari segi karakteristik TKKS memiliki serat yang juga mungkin dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan benang dan memiliki nilai jual dalam
kehidupan yang belum terolah secara optimal khususnya sebagai bahan pembuatan
benang.
Judul proposal yang dipilih yaitu “Pengolahan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit
sebagai bahan baku pembuatan benang”. Pengertian dari judul tersebut dijelaskan melalui
definisi berikut ini :
Tandan kosong kelapa sawit adalah salah satu produk sampingan berupa padatan dari
industri pengolahan kelapa sawit (Darnoko dkk, 2002). Tandan kosong kelapa sawit
memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan. Selama ini TKKS hanya
dimanfaatkan sebagai pupuk, bahan alternatif untuk mengisi rongga jok mobil dan
membuat matras atau kasur, briket, briket, dan bahan baku pembuatan kertas (Ahira,
2013). Dalam tugas ini, dipaparkan potensi lain yang dimiliki oleh tandan kosong kelapa
sawit, yaitu sebagai bahan baku pembuatan benang.
Serat adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar dan
merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain.
Benang adalah sebuah serat yang panjang, digunakan untuk pemroduksian tekstil,
penjahitan, crocheting, knitting, penenunan, dan pembuatan tambang. Benang dapat
dibuat dari banyak fiber sintetik atau alami. Benang dapat dibuat dari beragam fiber alami
seperti wol, alpaca, wol Angora, katun, sutra, bambu, hemp, dan soy. Benang yang
kurang umum termasuk dibuat dari onta, yak, possum, kucing, anjing, serigala, kelinci,
kerbau, dan bahkan bulu ayam kalkun. Benang komersial lebih sering dibuat dari fiber
sintetik atau sebuah kombinasi dari fiber sintetik dan alami.
6
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara Pengolahan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai bahan baku
pembuatan benang ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui cara Pengolahan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai bahan
baku pembuatan benang
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dan bisa dijadikan sebagai bahan
alternatif benang.
1.5 HASIL YANG DIHARAPKAN
Kami berharap benang yang diperoleh mendapatkan kualitas yang baik sehingga dapat
digunakan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KELAPA SAWIT
Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) secara pasti belum diketahui.
Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu Amerika Selatan dan
Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca atau Elaeis oleivera diduga berasal dari
Amerika Selatan dan spesies Elaeis guineensis berasal dari Afrika (Guenia).
Sampai saat ini, kedua spesies diatas sudah menyebar ke seluruh Negara beriklim
tropis, termasuk Indonesia. Adrien Hallet, seorang berkebangsaan Belgia, merupakan orang
pertama yang memasukkan tanaman ini ke Indonesia pada tahun 1911, sekaligus mendirikan
perkebunan kelapa sawit di Asahan (Sumatera Timur) dan di Sungai Liput (Aceh Timur).
Perkebunan ini sekarang bernama PT Socfindo.
Setelah terbukti perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang cukup
tinggi, banyak perusahaan asing berbondong-bondong berinvestasi di bidang perkebunan ini.
Para investor tersebut diantaranya RCMA (Inggris), Uni Royal (Amerika Serikat), SIPEF
(Belgia), dan Lonsum (Inggris). Selain itu, pemerintah pun tertarik mendirikan PTPI-X di
Aceh (kini Nanggroe Aceh Darussalam), Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan, dan
Irian Jaya (kini Papua). Di Pulau Jawa, ada PTP XI (Banten) dan PT Condong Garut (Garut).
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di
Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa
sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga
penyumbang devisa nonmigas terbesar bagi Negara setelah karet dan kopi.
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena
minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang
dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memiliki kadar kolesterol
rendah, bahkan tanpa kolesterol.
Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit.
Potensi produksinya pr hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan
dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk
tinggi.
Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak
sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuningdan minyak inti sawit (PKO
atau palm kernel oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau PKO banyak digunakan sebagai
bahan industry pangan (minyak goring dan margarin), industry sabun (bahan penghasil busa),
industry baja (bahan pelumas), industry tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternative
(minyak disel).
8
Klasifikasi kelapa sawit
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis
Elaeis odora (tidak ditanam di Indonesia)
Elaeis melanococca (Elaeis oleivera)
Varietas : Elaeis guineensis dura
Elaeis guineensis tenera
Elaeis guineensis pisifera
9
2.2 TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)
1. Pengertian dan ciri-ciri tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), atau sering disebut juga tankos adalah limbah
dari pengolahan pabrik kelapa sawit (PKS). Setelah melalui perebusan tandan sawit akan
dirontokkan buah-buahnya. Sisanya adalah tandan yang sudah kosong buahnya. TKKS ini
masih diperas lagi untuk mengambil sisa-sisa minyak yang masih ada di dalamnya. Kemudian
melalui konveyor TKKS diangkut ke tampat penampungan TKKS. Tankos yang dihasilkan
dalam proses pengolahan tandan buah segar cukup berlimpah.
Pengolahan atau pemanfaatan TKKS oleh PKS masih sangat terbatas, sebagian besar
TKKS ditimbun menjadi mulsa di perkebunan kelapa sawit,cara lain dapat diolah menjadi
kompos yang digunakan sebagai pupuk organik sehingga mampu menggantikan atau
mengefektifkan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan.
Namun dalam pembuatan TKKS menjadi kompos mengalami beberapa kendala diantaranya
waktu pengomposan, fasilitas yang harus disediakan dan biaya pengolahan TKKS tersebut.
Dengan cara konvesional dekomposisi TTKS menjadi kompos dapat berlangsung dalam
waktu 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Lamanya waktu ini berimplikasi pada luas lokasi,
tenaga kerja, dan fasilitas yang diperlukan untuk pengomposan TKKS tersebut. Agar proses
pengomposan dapat berlangsung lebih cepat dapat ditambahkan activator pengomposan yang
berbahan aktif mikroba decomposer dalam mempercepat proses pengomposan.
2. Manfaat Tandan Kosong Kelapa Sawit
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk
organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan
tanaman.Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa
sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi
ekonomi. bagi perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat penggunaan pupuk sintesis sampai
dengan 50%, pupuk organik yang dihasilkan dari TKKS dapat beupa pupuk kompos dan
pupuk Kalium.
10
3. Kandungan Tandan Kosong Kelapa Sawit
Tandan kosong kelapa sawit mengandung serat yang tinggi. Kandungan utama tandan
kosong kelapa sawit adalah selulosa dan lignin. Selulosa dalam tandan kosong kelapa sawit
mencapai 54-60 %, sedangkan kandungan lignin mencapai 22-27 % (Hambali, dkk, 2007).
Komposisi kimiawi tandan kosong kelapa sawit
Komponen % Berat Kering
Abu 6,04
Lignin 15,70
Selulosa 36,81
Hemiselulosa 27,01
11
2.3 Serat
1. Sejarah Perkembangan Serat
Serat dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun 2.640 SM
Negara Cina sudah menghasilkan serat sutera dan tahun 1.540 SM telah berdiri industri kapas
di India, serat flax pertama digunakan di Swiss pada tahun 10.000 SM dan serat wol mulai
digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 3000 SM. Selama ribuan tahun serat flax, wol,
sutera dan kapas melayani kebutuhan manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20 mulai
diperkenalkan serat buatan hingga sekarang bermacammacam jenis serat buatan diproduksi.
2. Definisi serat
Serat adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar dan
merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain.
3. Jenis-Jenis Serat
a. Serat Alam
Serat alam merupakan serat yang di produksi oleh alam seperti tumbuhan, hewan
dan proses geologis.
b. Serat Sintetis (Buatan)
Serat sintetis merupkan serat buatan manusia, Serat sintetis diperoleh dengan mengolah
bahan plastik. Bahan pakaian yang terbuat dari bahan serat sintetis diantaranya nilon dan
poliester. Pakaian yang terbuat dari serat sintetis memiliki sifat, antara lain tidak mudah kusut,
kuat, tetapi tidak nyaman dipakai dan tidak menyerap keringat. Selain itu, terdapat pula
beberapa kain yang dilapisi damar sehingga kedap air. Kain-kain seperti ini digunakan
sebagai bahan untuk membuat jas hujan, parasut, karpet, serta tenda.
4. Persyaratan Serat untuk dipintal
Agar serat dapat dipintal maka serat harus memenuhi persyaratan : panjang serat,
kekuatan serat, gesekan permukaan dan kekenyalan serat.
1) Panjang Serat
Serat yang panjang dengan sendirinya mempunyai permukaan yang lebih luas, sehingga
gesekan diantara serat-seratnya juga lebih besar. Oleh karena itu serat-serat tidak mudah
tergelincir dan benangnya menjadi lebih kuat. Dengan demikian serat-serat dengan panjang
tertentu mempunyai kemampuan untuk dapat dipintal dengan tertentu pula. Dengan perkataan
lain mempunyai daya pintal yang tertentu pula. Daya pintal ini yang menentukan sampai
nomor benang berapa serat tersebut dapat dipintal. Jadi, penggunaan serat harus disesuaikan
12
dengan daya pintalnya. Untuk memudahkan pengolahan pada mesin, panjang serat paling
sedikit 10 mm.
2) Kekuatan Serat
Serat-serat yang mempunyai kekuatan lebih tinggi, akan menghasilkan benang dengan
kekuatan yang lebih tinggi. Sebaliknya serat-serat dengan kekuatan rendah, akan
menghasilkan benang yang berkekuatan rendah. Dengan demikian, kekuatan serat mempunyai
pengaruh langsung terhadap kekuatan benang. Kekuatan serat kapas diasosiasikan dengan
tingginya derajat kristalinitas dan oleh sebab itu serat yang kuat akan lebih kaku daripada
serat yang sedang atau kurang kekuatannya.
3) Gesekan Permukaan Serat
Gesekan permukaan serat mempunyai pengaruh yang besar terhadap kekuatan benang.
Makin bertambah baik gesekan permukaannya, kemungkinan tergelincirnya serat yang satu
dengan yang lain makin berkurang, sehingga benangnya akan lebih kuat Serat yang halus
biasanya mempunyai antihan per satuan panjang yang lebih banyak dan relatif lebih panjang
sehingga gesekan permukaan seratnya juga lebih baik.
4) Kekenyalan Serat (Elastisitas)
Serat yang baik harus memiliki kekenyalan sehingga pada waktu serat mengalami
tegangan tidak mudah putus dan bisa kembali ke bentuk semula.
13
2.4 Benang
1. Sejarah Benang
Penemuan benang diawali dengan penemuan benang sutera, benang sutra yangdi dapat
dari ulat sutera pertama kali ditemukan oleh ratu Xi Ling-Shi ribuan taun lalu. Ceritanya,
suatu hari ketika Ratu Xi Ling-Shi sedang bertamasya, ia menemukan kepompong ulat
sutra. Karena penasaran, kepompong itupun disentuh dengan jarinya, diapun mencoba
menarik selembar benang yang keluar dari kepompong itu. Dan,sungguh menakjubkan,
semakin dia tarik benangnya semakin panjang hingga menutupi dan membalut jarinya.
Ratupun berhenti menarik benang karena tangannya terasa panas.
Ketika benang itu habis, ratu melihat kepompong kecil. Akhirnya dia menyadari
bahwa kepompong itu merupakan sumber benang yang disebut benang sutra. Ratu pun lalu
bercerita kepada semua orang, sehingga penemuan ini dikenal secara luas. Benang tersebut
kemudian dipintal dan dijadikan kain dan ternyata memiliki kualitas bagus. Selain sangat
halus, kain halus kain sutera juga sangat lembut hingga banyak orang yang suka.
2. Definisi Benang
Benang adalah susunan seratserat yang teratur kearah memanjang dengan garis
tengah dan jumlah antihan tertentu yang diperoleh dari suatu pengolahan yang disebut
pemintalan. Serat-serat yang dipergunakan untuk membuat benang, ada yang berasal dari
alam dan ada yang dari buatan. Serat-serat tersebut ada yang mempunyai panjang terbatas
(disebut stapel) dan ada yang mempunyai panjang tidak terbatas (disebut
filamen).
3. Jenis Benang
a. Jenis Benang Menurut Kategorinya
Sebenarnya terdapat beberapa kategori jenis benang, yaitu : benang dasar, benang
hias, benang spiral dan benang berstruktur.
14
1) Benang Dasar (Simple Yarns)
Benang dasar adalah jenis yang paling sederhana. Meskipun benang ini
mungkin terbuat dari satu serat yang sama atau serat campuran, jumlah pilinan pada
keseluruhan panjangnya sama dan jenis ini tampak cukup lembut serta rata. Kain yang
terbuat dari benang dasar satu ukuran dengan kandungan serat yang sama, akan
menghasilkan tenunan yang lembut permukaannya namun kurang bervariasi.
Sedangkan benang dasar yang dipilih dengan cara berlainan, atau benang dasar yang
memiliki kandungan serat berbeda, dapat dikombinasikan dalam proses menenun
untuk menghasilkan kain dengan efek permukaan yang beragam. Dengan ini, dapat
dilakukan berbagai kombinasi sehingga menghasilkan jenis kain yang bervariasi.
2) Benang Spiral
Benang spiral dapat diperoleh dengan memilin dua benang yang memiliki
ketebalan berbeda. Biasanya, benang bermutu memiliki pilinan lebih tinggi dan lebih
baik daripada yang kasar dan benang yang lebih kasar melilit benang yang lebih baik.
Berbagai variasi dapat dilakukan tergantung pada efek yang dikehendaki pada kain
yang akan dibuat.
3) Benang Berstruktur
Benang bertekstur umumnya dihasilkan dari serat thermoplastic (serat yang
bentuknya dapat diatur oleh panas, yang diterapkan pada proses pembuatannya).
Serat-serat buatan mampu menyesuaikan diri terhadap panas. Pada bagian terdahulu
telah diuraikan bahwa benang akan melalui proses penyisiran agar menjadi lurus,
sehingga pada saat dibentangkan akan rapi ke satu arah. Pada benang bertekstur serat-
serat justru sengaja diacak, sehingga pada saat dibentangkan menjadi tidak sama.
Benang bertekstur dapat diikalkan pada sati sisi atau kedua-duanya, digulung, dilipat,
atau dikerut atau diolah menjadi bulu-bulu halus (agar mengembang). Panas yang
diterapkan pada titik tertentu ketika proses pembuatan berlangsung akan menghasilkan
tekstur yang dikehendaki pada benang. Benang bahkan dapat dirajut menjadi kain,
yang setelah dipanaskan lalu ditutup sehingga benang yang dihasilkan akan memiliki
bentuk dan akan mempengaruhi permukaan kain yang dibuat dengan benang
bertekstur.
b. Jenis Benang Menurut Panjang Serat
Menerut panjang seratnya benang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu benang
stapel dan benang filamen.
15
1) Benang Stapel
Benang stapel ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel. Serat-serat
stapel yang berasal dari serat alam dengan terbatas, yaitu sesuai alamiahnya dan serat
stapel yang berasal dari serat buatan yang dipotong-potong dengan panjang
tertentu.
2) Benang Filamen
Benang filamen ialah benang yang dibuat dari serat filamen. Pada umumnya
benang filamen berasal dari serat-serat buatan, tetapi ada juga yang berasal dari serat
alam.Contoh benang filamen yang berasal dari serat alam ialah benang sutera. Benang
filamen yang berasal dari serat-serat buatan.
4. Proses pembuatan benang .
Proses pemintalan, dilakukan setelah serat-serat mengalami proses-proses
pendahuluan misalnya pembersihan, penguraian serat dari gumpalan-gumpalan dan lain-
lain.Untuk mempelajari macam-macam mesin yang digunakan, perlu diketahui sistem
yang digunakan pada proses pintal :
a. Sistem pintal ring
Sistem ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan benang. Di Indonesia
hampir semua pabrik penghasil benang menggunakan sistem ini. Dipakai terutama untuk
seratserat yang relatif pendek, terutama serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti sebagai
berikut, Spindel diputar melalui pita. Bobin yang berlubang dapat dimasukkan ke spindle
sedemikian, sehingga kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. Melingkari bobbin
tersebut terdapat ring yang terletak pada landasan ring yang dapat naik turun. Pada bibir
ring dimasukkan semacam cincin kecil berbentuk “C” yang disebut traveller dan
berfungsi sebagai pengantar benang selama penggulungan. Agar benang tidak mengenai
ujung spindel selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar benang yang
berbentuk seperti ekor babi. Benang dari rol depan melalui pengantar benang selanjutnya
digulung ke bobin yang lebih dahulu melalui traveller.
b. Sistem pintal open end
Sistem pintal Open-end adalah cara pembuatan benang dimana bahan baku setelah
mengalami peregangan seolah-olah terputus (terurai kembali) sebelum menjadi benang.
Berbeda dengan sistem yang diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian
antihan tidak menggunakan putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan
menggunakan gaya aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor.
16
BAB III
METODOLOGI
3.1 METODE PENELITIAN
Metode dasar penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif
dan eksperimental. Metode deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan obyek atau subyek pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya (Nawawi, 1998). Metode ini mempunyai
sifat-sifat tertentu yang dapat dipandang sebagai ciri, yaitu memusatkan diri pada
pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang (actual), dimana data yang
dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994).
Metode eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi
terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Tujuan dari penelitian eksperimental
adalah untuk menyelidiki ada atau tidak adanya hubungan sebab akibat serta berapa besar
hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan perlakuan tertentu
pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
Penelitian eksperimental dapat mengubah teori-teori yang telah usang. Percoban-
percobaan dilakukan untuk menguji hipotesis serra untuk menemukan hubungan-
hubungan kausal yang baru.
3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan mei sampai dengan bulan agustus 2016.
Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja atau purposive yaitu cara pengambilan daerah
lokasi dengan pertimbangan tertentu, berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun,1995).
Penelitian ini dilakukan di Sungai Bahar kab. Muaro jambi, jambi.
3.3 POPULASI DAN SAMPEL
Kami menggunakan limbah tandan kosong kelapa sawit sebagai populasi dan
samplenya adalah tandan kosong kelapa sawit yang memiliki banyak serat dan masih layak
diambil sebagai bahan baku pembuatan benang.
3.4 SUMBER DATA
Data diperoleh dari buku-buku, jurnal, maupun browsing internet untuk memperjelas
informasi.
17
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.6 TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan setelah proses pengujian selesai. Hasil pengujian akan dianalisis
sesuai dengan hasil survei, eksperimen lalu dideskripsikan berdasarkan prosedur.
Survei
Melihat dan
mengamati serat
tandan kosong kelapa
sawit
Eksperimen
Menguji beberapa
serat yang berasal
dari tandan kosong
kelapa sawit
Dokumentasi
Pengumpulan data
dan meniliti catatan
penting yang erat
hubungannya
dengan objek
18
JADWAL PENELITIAN
BIAYA PENELITIAN
1. Biaya penyusunan proposal :
2. ATK ( kertas, fotokopi, pena, dll) :
3. Penyusunan instrumen :
4. Pelaksanaan penelitian :
5. Pengolahan data :
6. Penyusunan laporan penelitian :
7. Mengoreksi :
8. Menulis naskah jadi :
NO KEGIATAN
BULAN/MINGGU KE
KET. MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Penyusunan Proposal
2 Melaksanakan penelitian
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Validasi Data
7
Penyusunan Laporan
Hasil Penelitian
8 Pelaporan Hasil penelitian
19
DAFTAR PUSTAKA
dr-plant.blogspot.co.id/2012/07/pemanfaatan-tandan-kosong-kelapa-sawit.html?m=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Benanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Benang
Moh.Nazir, Ph.D., “Metode Penelitian,cet.7”. Bogor : penerbit Ghalia Indonesia,2011
Ir.Selardi Sastrosayono,MP., “Budi Daya Kelapa Sawit”. Depok : Penerbit PT. AgroMedia
Pustaka
Aditya Putri Kusuma Wardani1 Dr. Dian Widiawati, M.Sn2 ., Jurnal Tingkat Sarjana bidang
Senirupa dan Desain
20
CURRICULUM VITAE PENELITI
1. KETUA
Nama : USWATUN KHASANAH
Nama Penggilan : USWA
Tempat/Tgl. Lahir : SUNGAI BAHAR, 01 AGUSTUS 1999
Alamat : JL. Kacapiring no 05, RT : 20, RW : 07 Kel. Simpang IV
Sipin, Kec. Telanaipura kota Jambi,Jambi
Alamat E-mail : [email protected]
Nama orang tua : DALINI KARIMUDIN
Pekerjaan orang tua : Petani
Alamat orang tua : RT. 04 Ds. Tanjung Mulia Kec. Bahar selatan
Kab.Muaro Jambi, Jambi
Hobi : Membaca dan traveling
21
2. ANGGOTA
Nama : ARUM SILVIA ANGGRAENI
Nama Penggilan : ARUM
Tempat/Tgl. Lahir : JAMBI, 14 DESEMBER 1999
Alamat : Perum.Aur Duri blok F No. 137 RT. 19 Kel.Penyengat
rendah Kec. Telanaipura Kota Jambi, Jambi
Alamat E-mail : [email protected]
Nama orang tua : MUHAMMAD TOHA
Pekerjaan orang tua : Wiraswasta
Alamat orang tua : Perum. Aur Duri blok F No. 137 RT. 19 Kel.
Penyengat rendah Kec. Telanaipura Kota Jambi, Jambi
Hobi : Membaca dan menonton drama