Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPuisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilhan kata-kata kias (imajinatif). Puisi sebagai sebuah karya sastra yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan dengan bentuk karya sastra lainnya. Puisi pada suatu periode tertentu pasti memiliki ciri khasPuisi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimana banyak sekali muncul pujangga-pujangga terkenal dari Indonesia seperti, Hamzah Fansuri, Raja Ali Haji, Marah Rusli, Sultan Takdir Ali sjahbana, Sanusi Pane, Muhammad Yamin SH, Chairil Anwar dan lain-lainSecara garis besar puisi Indonesia digolongkan menjadi dua kelompok yaitu puisi lama dan puisi baru. Menurut S.Takdir Alisjahbana, Puisi lama yang dibawa agama Islam lebih memperlihatkan rangka umum masyarakat lama sedangkan puisi baru adalah perubahan yang disebabkan oleh pertemuan masyarakat Indonesia dengan masyarakat Eropa dan merupakan cerminan dari masyarakat baru. Hal itu menyatakan bahwa Puisi lama dan puisi baru memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan perkembangan zamannya.Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis meneliti tentang Analisis karakteristik puisi lama dan puisi baru dimana dengan membandingkan kelebihan dan kekurangan, persamaan, perbedaan dari masing-masing puisi

1.2 Rumusan MasalahMasalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.1) Apakah kelebihan dan kekurangan antara puisi lama dan puisi baru ?2) Apakah persamaan antara puisi lama dan puisi baru ?3) Apakah perbedaan antara puisi lama dengan puisi baru ?

1.3 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan antara puisi lama dan puisi baru2) Mendeskripsikan persamaan yang terdapat dalam puisi lama dan puisi baru3) Mendeskripsikan perbedaan antara puisi lama dengan puisi baru

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.1) Guru dapat mengetahui hasil analisis yang terdapat pada karakteristik puisi lama dan puisi baru 2) Peserta didik dapat menjadikannya sebagai ilmu pengetahuan tentang karya sastra

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Puisi

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang- kadang kata kiasan (Sitomorang, 1980:10)

Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilhan kata-kata kias (imajinatif). Puisi sebagai sebuah karya sastra yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan dengan bentuk karya sastra lainnya. Puisi pada suatu periode tertentu pasti memiliki ciri khas

Lescelles Abercrombie (Sitomurang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang serta bermanfaat.

2.2 Penjelasan Puisi Lama dan Puisi Baru2.2.1 Puisi Lama

Puisi Lama adalah Puisi-puisi yang sifatnya masih asli dan belum mendapatkan pengaruh. Puisi Lama pada umumnya merupakan puisi rakyat dan tak dikenal pengarangnya (anonim). Hal ini disebabkan para pujangga tak mau menonjolkan diri serta mengabdikan hasil karyanya kepada masyarakat sehingga menjadi milik bersama.Puisi Lama pada umumnya disampaikan dari mulut ke mulut, jadi merupakan kesustraan lisan. Setelah terdapat tulisan, barulah kita jumpai puisi tertulis seperti syair dan gurindam. Namun karena belum dikenal teknik percetakan, maka hasil karya mereka itu tak dapat dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat.Puisi lama itu sangat terikat oleh syarat-syarat yang mutlak dan tradisional, yaitu jumlah baris dalam tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris, sajak serta irama.

Bentuk-bentuk puisi lama terbagi menjadi 8 yaitu :1. Mantera

Mantera yaitu kalimat-kalimat atau susunan kata-kata yang mengandung makna atau kekuatan gaib diucapkan pada waktu dan tempat yang tertentu dengan maksud untuk manambah atau menimbulkan kekuatan kepada orang yang mengucapkannya.Contoh :Mantera agar berhasil baik pada waktu berburu rusa: Sirih lontor, pinang lontor, terletak diatas penjuru, hantu buta, jembalang buta, aku angkatkan jembalang rusa.

2. Bidal

Bidal tak lain daripada susunan kata-kata atau kalimat-kalimat singkat yang mengandung pengertian atau melukiskan sindiran, perbandingan serta kiasanYang termasuk Bidal ialah :

Peribahasa atau Ungkapan, yakni kiasan yang dilahirkan dengan pendek dan singkat contoh: keras hatiPepatah, yakni kiasan tepat yang dipakai guna menyatakan sesuatu dengan pendek serta dalam bentuk kalimat. Contoh : Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.Tamsil, yakni kiasan yang bersajak dan berirama. Contoh : Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Perumpaman, yaitu kiasan yang berupa kalimat dan dipergunakan untuk mengumpamaan seseorang atau sesuatu mengenai tabiat, perangai, kelakuan, dan sebagainya yang biasanya didahului kata : seperti, seumpama, laksana, bagaikan, dan lain-lain. Contoh : bagai embacang buruk kulit.Ibarat, yaitu perumpamaan yang menyatakan sesuatu dengan sejelas-jelasnya serta dengan mengambil perbandingan. Contoh : Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang.Kata Arif atau Hadits Melayu yaitu, kiasan yang merupakan kata-kata atau kalimat-kalimat mutiara ( Arif-bijaksana ). Contoh : senangkanlah hatimu dengan menyenangkan hati orang lain.Pameo, yakni kalimat-kalimat pendek yang pada suatu waktu banyak dipergunakan sebagai semboyan guna membangkitkan atau menggelorakan semangat. Contoh : sekali merdeka tetap merdeka

3. Pantun

Pantun dapat dipergunakan untuk menyatakan segala macam perasaan atau curahan hati, baik untuk menyatakan perasaan senang, sedih, cinta, benci, jenaka, ataupun untuk menyatakan nasihat agama, adat, dan sebagainya, yang dapat dipergunakan oleh semua umur.

4. Carmina atau Pantun kilat

Carmina merupakan Pantun yang lebih ringkas yang dipergunakan untuk sindiran, ejekan, atau kejenakaan. Contoh : Dahulu parang sekarang besi Dahulu sayang sekarang benci

5. Talibun

Talibun yaitu pantun yang lebih panjang, yaitu pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat buah namun selalu genap. Contoh :Kalau anak pergi ke lepauYu beli, belanakpun beliIkan panjang beli dahuluKalau anak pergi merantauIbu cari, sanakpun cariInduk semang dahulu

6. Seloka

Seloka yaitu pantun yang bersajak sama. Contoh :Ada suatu burung merakLehernya panjang suaranya serakTuan umpama emas dan perakHati yang mana boleh bertolak

7. Gurindam

Gurindam adalah satu bentuk dalam kesusastraan lama yang berasal dari kesusastraan Tamil, yakni salah sebuah daerah di India bagian selatan ContohKurang pikir, kurang siasatTentu dirimu kelak tersesat

8. SyairPerkataan syair berasal dari kata Arab syuur, yang berarti perasaan.Contoh:Berhentilah kisah raja Hindustan.Tersebutlah pula suatu perkataan.Abdul Hamid Syah paduka SultanDuduklah paduka bermuka-mukaanAbdul Muluk putera bagindaBerserahlah sudah bangsawan mudaCantik menjelis usulnya SyahadaTiga belas tahun umurnya ada.Parasnya elok amat sempurnaPatah menjelis bijak laksana.Memberi hati bimbang gulana.Kasih padanya mulia dan hinaAkan Rahmah puteri bangsawanParasnya elok sukar dilawan.Sedap manis barang kelakuan.Sepuluh tahun umurnya tuan

2.2.2 Puisi Baru

Puisi Baru adalah Puisi yang isi, bentuk dan iramanya telah berubah dan isinya pun lebih luas dan lebih lincah. Puisi baru pada umumnya telah diketahui nama pengarangnya. Puisi baru penggunaan bahasanya sudah tidak kemelayu-melayuan. Puisi baru isinya sebagai jelmaan cita rasa penggubahnya. Puisi baru merupakan pancaran masyarakat baru dan banyak dihasilkan oleh sastrawan-sastrawan Angkatan Balai Pustaka, Pujangga baru.Menurut jenisnya Puisi Baru terbagi menjadi 8, yaitu:

a. Distichon atau sanjak 2 seuntai, Jumlah barisnya dua buah; biasanya bersajak sama (a-a)Contoh:Berkali kita gagalUlangi lagi dan cari akalBerkali-kali kita jatuhKembai berdiri dan jangan mengeluh

b. Terzina atau sanjak-sanjak 3 seuntai.Contoh:CintaDalam ribaan bahagia datang.Tersenyum bagai kencanaMengharum bagai cendanaDalam bahagia cinta tiba melayanBersinar bagi mentariMewarna bagaikan sari

c. Quatrain atau sanjak 4 seuntai. Contoh:Mendatang-datang juaMendatang-datang juaKenangan lama lampauMenghilang muncul juaYang dulu sinau silaMembayang rupa juaAdi kanda lama laluMembuat hati juaLayu lipu rindu-sendu

d. Quint atau sanjak 5 seuntai, contoh:Hanya Kepada TuanSatu-satu perasaanYang saya rasakanHanya dapat saya katakanaKepada TuanYang pernah merasakanSatu-satu kegelisahanYang saya serahkanHanya dapat saya kisahkanKepada tuanYang pernah diresah gelisahkanSatu-satu kenyataanYang biasa dirasakanHanya dapat saya nyatakanKepada tuanYang enggan menerima kenyataan

e. Sextet atau sanjak 6 seuntai contoh :Merindukan BagiaJika harilah tengah malamAngin berhenti dari bernafas

Alam seperti dalam SamadhiSukma jiwaku rasa tenggelamDalam laut tidak terwatasMenangis hati diiris sedih

f. Septima sanjak 7 seuntai. Contoh :Indonesia Tumpah DarahkuDuduk di pantai tanah yang permaiTempat gelombang pecah berderaiBerbuih putih di pasir terderaiTampaklah pulau di lautan hijauGunung-gemunung bagus rupanyaDitimpah air mulia tampaknyaTumpah darahku Indonesia namanya

g. Stanza atau Oktav atau sanjak 8 seuntai. Contoh :AwanAwan datang melayang perlahanSerasa bermimpi, serasa beranganBertambah lama, lupa di diriBertambah halus akhirnya seriDan bentuk menjadi hilangDalam langit biru gemilangDemikian jiwaku lenyap sekarangDalam kehidupan teguh tenang

h. Soneta, sajak yang terdiri dari empat belas baris.GembalaPerasaan siap takkan nyalaMelihat anak berlagu dendangSeorang saja di tengah padangTiada berbaju buka kepalaBeginilah nasib anak gembalaBerteduh di bawah kayu nan rindangSemenjak pagi meninggalkan kandangPulang kerumah di senja kalaJauh sedikit sesayup sampaiTerdengar olehku bunyi serunaiMelagukan alam nan molek permaiWahai gembala di segara hijauMendengarkan puputmu menurutkan kerbauMaulah aku menurutkan di

BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional IstilahDefinisi operasional istilah dalam karya tulis ini adalah :1) Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilhan kata-kata kias (imajinatif). Puisi sebagai sebuah karya sastra yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan dengan bentuk karya sastra lainnya. Puisi pada suatu periode tertentu pasti memiliki ciri khas2) Puisi Lama adalah Puisi-puisi yang sifatnya masih asli dan belum mendapatkan pengaruh. Puisi lama pada umumnya merupakan puisi rakyat dan tak dikenal pengarangnya (anonim)3) Puisi Baru adalah Puisi yang isi, bentuk dan iramanya telah berubah dan isinya pun lebih luas dan lebih lincah. Puisi baru pada umumnya telah diketahui nama pengarangnya. Puisi baru penggunaan bahasanya sudah tidak kemelayu-melayuan. Puisi baru isinya sebagai jelmaan cita rasa penggubahnya. Puisi baru merupakan pancaran masyarakat baru dan banyak dihasilkan oleh sastrawan-sastrawan Angkatan Balai Pustaka, Pujangga baru.Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis karakteristik puisi lama dan puisi baru merupakan kegiatan suatu karya sastra.3.2 Sumber data1) BukuBeberapa buku digunakan untuk mendukung penulisan karya tulis ini seperti buku Puisi Baru, Mengenal Pantun dan Puisi Lama.2) Data Elektronik (Internet)Data ini diambil dari beberapa situs yang ada di internet. Cakupannya adalah beberapa data atau informasi yang digunakan pada bagian tinjauan pustaka. Pengambilan data pada media tersebut guna memperoleh data yang akurat.3.3 Metode PenelitianPenelitian ini merupakan studi pustaka. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono, teknik ini digunakan untuk meneliti objek yang alamiah yang berlawanan dengan objek eksperimen dimana peneliti sebagai instrumen kunci dalam sebuah penelitian(2010:1). Penulis menguraikan hasil analisis karakteristik pada puisi lama dan puisi baru.3.4 Populasi dan Sampel1) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh puisi yang terdapat pada buku Puisi Baru, Mengenal Pantun dan Puisi Lama.2) Sampel dalam penelitian ini adalah lima puisi lama dan lima puisi baru.3.5 Teknik Pengumpulan DataBentuk penelitian ini adalah deskriptif dengan metode content analysis atau analisis isi. Penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan apa yang menjadi masalah, kemudian menganalisis dan menafsirkan data yang ada. Metode content analysis atau analisis isi yang digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen. Dalam penelitian ini, dokumen utama yang digunakan adalah buku Puisi Baru, Mengenal Pantun dan Puisi Lama.3.6 Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mengalir yang meliputi dua komponen, yaitu penyajian data dan penarikan simpulan. Analisis model mengalir memiliki hubungan yang sangat baik antar komponennya, karena digunakan sebelum, selama, dan setelah penelitian dilakukan. Penjelasan lebih rincinya adalah sebagai berikut.1) Sajian DataPada langkah ini, data-data yang sudah ditetapkan untuk diteliti kemudian disusun secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Data-data tersebut kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi menyeluruh tentang unsur intrinsik yang digunakan dalam dokumen.2) Penarikan SimpulanPada tahap ini dibuat simpulan tentang hasil dari data yang diperoleh sejak awal penelitian. Kesimpulan ini masih memerlukan adanya verifikasi (penelitian kembali tentang kebenaran laporan) sehingga hasil yang diperoleh benar-benar valid.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis puisi lama dan puisi baru4.1.1 Puisi lama1) Pantun lamaElok rupanya kumbang jatiDibawa itik pulang petangTidak terkata besar hatiMelihat ibu sudah datang

Ramai orang bersorak-sorakMenepuk gendang dengan rebana

2) KarminaDahulu parangSekarang besiDahulu sayangSekarang benci

Kayu lurusDalam lalangKerbau kurusBanyak tulang

Sudah gaharuCendana pulaSudah tahu Bertanya pula

Banyak udangBanyak garamBanyak orangBanyak ragam

Ada ubi Ada talasAda budiAda balas

3) Syair yang mengisahkan kejadian

Serta terpandang api itu menjulangRasanya arwahku bagaikan hilangDijilatnya rumah-rumah dan barang-barangSeperti anak ayam disambar lang

Seberang menyeberang rumah habis rataApinya cemerlang tiada membuka mataBunyi gempar terlalu gempitaLemahlah tulang sendi anggota(Syair Singapura Dimakan Api)

4) Seloka berbentuk syair

Sudah bertemu kasih sayangDuduk terkurung malam siangHingga setapak tiada renggangTulang sendi habis terguncang

5) Talibun enam larik seuntaiKalau pandai berkain panjangLebih baik kain sarungJika pandai memakainyaKalau pandai berinduk semangLebih umpama bunda kandungJika pandai membawakannya

4.1.2 Puisi baruPERASAAN SENI

Bagaikan banjir gulung gemulungBagaikan topan seruh menderu

Demikian rasaDatang semasa

Mengalir, menimbun, mendesak mengepungMemenuhi sukma, menawan tubuh

Serasa manis sejuknya embunSelagu merdu dersiknya angin

Demikian rasaDatang semasa

Membisik mengajak aku berpantunMendayung jiwa ke tempat dinginJika kau datang sekuat raksasaAtau kau menjelma secantik juitaKusedia hatiAkan berbakti

Dalam tubuh kau berkuasaDalam dada kau bertahta!

Dari :J.E Tatengkeng

RASA BARUZaman beredar !Alam bertukar!Suasana terisi naynyian hidupKita manusiaTerkaruniaBadan, jiwa, bekal serta cukup.Marilah bersamaBerdaya uoayaMencerlangkan apa yang redupMemperbaharuSegala lakuMengembangkan semua kuncupBiar terbukaSegenap RASARasa Baharu, dasar harmoni hidup

Dari : Intojo

INGIN HATIBagai burung bebas-lepasTerbang berkibar mengipas sayapMata juita memandang arahLepas-lepas gunung terpautHinggap di dahan kayu hutan

Bagitu terkadang tamsil sukmaIngin hidup tumpuan tetapDi bawah sinar cahaya cerahBebas mengombak bagai air lautBersandar teguh di pohon rindang.

Dari :Pujangga Baru

Kembang Setengah JalanMejaku hendak dihiasiKembang jauh dari gunungKau petik sekarangan kembangJauh jalan panas hariBunga layu setengah jalan

Dari : Mozasa

HAMBA BURUHAku menimbang-nimbang mungkinKita berdua menjadi Saturday Gaji dihitung-hitungCukup tidak untuk berdua

Hati ingin sempurna dengan engkauSama derita sama gembiraKepala pusing menimbang-nimbangMenghitung-hitung uang bagi kita

Aku ingin hidup damai tuaMikir anak isteri setiaKalbu pecah merasa susahHamba buruh apa dikata

Dari :Armijn Pane

Berdasarkan Puisi lama dan Pusi Baru diatas, kami akan menganalisis Puisi Lama dan Puisi Baru dari beberapa segi, yaitu sebagai berikut :

1) Bahasaa) Puisi LamaBahasa yang digunakan pada puisi lama bersifat ke melayu-melayuan dan ke arab-arabanb) Puisi BaruPada puisi baru, penggunaan bahasanya sudah tidak kemelayuan dan dipengarui oleh Sastra Eropa.

2) Isi :a) Puisi LamaPuisi Lama Senantiasa berisi nasihat, atau filsafat.b) Puisi BaruBerisi curahan hati penyair.

3) Bentuk :a) Puisi LamaBentuknya masih terikat dengan aturan-aturan b) Puisi Baru Bentuknya bebas dan tidak terikat dengan aturan-aturan

4) Pengarang :a) Puisi LamaPengarang pada Puisi Lama biasanya tidak diketahui (Anonim).b) Puisi BaruNama pengarang biasanya diketahui.

5) Rima :a) Puisi LamaBiasanya berpola a-b-a-b atau a-a-a-a, sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.b) Puisi BaruPolanya tidak ditentukan, sesuai dengan keinginan pengarangnya.

4.2 Hasil Analisis Puisi Lama Dan Puisi BaruBerdasarkan analisis puisi lama dan puisi baru, penulis memperoleh hasil analisis sebagai berikut :

1) Perbedaan puisi lama dengan puisi barua) Puisi lama pada umumnya tidak dikenal nama pengarangnya sedangkan puisi baru sudah dapat diketahui.b) Bentuk puisi lama masih terikat dengan syarat-syarat sedangkan puisi baru sudah tidak terikat lagi dengan syarat-syarat tersebutc) Puisi lama biasanya berisi nasihat-nasihat sedangkan puisi lama berisi curahan hati si pengarang.

2) Persamaan puisi lama dengan puisi barua) Sama-sama menggunakan kata-kata yang berkonotasib) Keduanya sama-sama menggunakan majasc) Mengandung makna yang bersifat imajinatifd) Menggunakan irama, yang berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frosa, dan kalimat.

3) Kekurangan Puisi Lamaa) Nama pengarang tidak dikenalb) Bahasanya sulit dimengertic) Masih terikat terhadap tradisi

4) Kelebihan Puisi Lamaa) Mengandung banyak nasihatb) Bersajak dan berirama secara teratur

5) Kekurangan Puisi Barua) Bersajak dan berirama kurang teraturb) Nasihat yang disampaikan lebih sedikit

6) Kelebihan Puisi Barua) Biasanya nama pengarang diketahuib) Tidak terikat dengan tradisic) Sesuai dengan keinginan hati pengarangd) Bahasanya lebih mudah dimengerti.

BAB VPENUTUP

5.1 SimpulanPuisi merupakan salah satu jenis karya sastra. Puisi secara umum terbagi menjadi dua, puisi lama dan puisi baru. Puisi lama adalah puisi yang mencerminkan masyarakat lama sedangkan puisi baru puisi yang mencerminkan masyarakat baru. Puisi lama dan puisi baru terbagi menjadi 8 bentuk, terdapat perbedaan antara puisi lama dan puisi baru, terdapat persamaan antara puisi lama dan puisi baru, terdapat kelebihan dan kekurangan pada masing-masing puisi.

5.2 SaranSaran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan penelitian ini adalah untuk guru, disarankan supaya lebih memahami perbedaan puisi lama dan puisi baru, untuk peserta didik disarankan tetap mempelajari jenis-jenis puisi yang ada dengan tidak melupakan puisi lama.

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, Sutan Takdir. 2004. Puisi Lama. Jakarta : Dian Rakyat

Aliajahbana, Sutan Takdir. 2008. Puisi Baru. Jakarta : Dian Rakyat.Sofyan, Yogi. 2011. Jenis-Jenis Puisi Lama dan Puisi Baru. (http://www.sarjanaku.com, diakses pada 28 Februari 2013)

Sugiarto, Eko. 2008. Mengenal Pantun dan Puisi Lama. Jakarta : Buku Kita

Eddy, Nyoman Tusthi. 1991. Kamus Istilah Sastra Indonesia. Flores: Nusa Indah.

BIODATA

Nama Lengkap: Erin ShabrinaNama: Erin Sekolah: SMA Plus Negeri 17 PalembangKelas: XII PSIA 5Alamat: Jalan Mr.R.Ganda Subrata 1641 PalembangNomor hape : (0711) 825811Email: [email protected]: Apoteker / Dosen

24


Top Related