1
PT. PLN (PERSERO)
SEKTOR PENGENDALIAN KERAMASAN
PUSAT LISTRIK INDRALAYA Januari 2017
LAPORAN BIODIVERSITY TIM KEHATI
2
4.1.1. Struktur – Komposisi dan keanekaragaman flora Penentuan lokasi titik sampling di kawasan PT.PLN Indralaya berdasarkan arah yang
masih memiliki tutupan lahan Berdasarkan lokasi pengamatan, maka dibuat jalur transek berplot
(kuadran) berbentuk zig-zag dengan panjang transek 100 m untuk kawasan yang memiliki tutupan
vegetasi yang masih rapat. Kawasan dipilih dikarenakan masih memiliki tutupan vegetasi yang baik
(dilihat dari citra satelit google earth). Kemudian menurut Manuriet.al. (2011) menyatakan bahwa
pohon dikelompokkan berdasarkan tingkat pertumbuhannya dan diukur pada sub plot yang
berbeda pula. (1) Semai (DBH < 2cm) diukur dalam sub plot A ukuran 2m x 2m. (2) Pancang (2
cm < DBH < 10 cm) diukur dalam sub plot B ukuran 5m x 5 m. (3) Tiang (10 < DBH < 20) diukur
dalam sub plot C ukuran 10m x 10m. (4) Pohon (DBH > 35) diukur dalam sub plot D ukuran 20m x
20m.
Gambar 4.1. Sketsa penempatan petak berplot
Struktur dan komposisi vegetasi sangat diperlukan dalam analisis vegetasi seperti dapat
mengetahui berapa kerapatan tumbuhan per individu, frekuensi, dominansi, indeks nilai penting
serta indeks keanekaragaman (H’) pada suatu kawasan pengamatan. Menurut Sundarapandian
dan Swamy (2000), indeks nilai penting merupakan salah satu parameter yang dapat memberikan
gambaran tentang peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya atau pada lokasi
pengamatan. Berikut indeks nilai penting hasil perhitungan pada tiap-tiap tingkatan pertumbuhan
yang disajikan pada tabel 4.1. berikut ini.
Tabel 4.1. Indeks nilai penting (INP) Kategori Pohon
No Jenis Vegetasi Tingkat Pohon Nama Lokal INP Pohon
Petak 1 Petak 2
1 Acacia auriculiformis Akasia 100,41 -
2 Acacia mangium Akasia mangium 139,54 39,93
3 Alstonia scholaris Pulai 60,06 -
4 Artocarpus communis Sukun - 75,89
5 Cocos nucifera var.eburnea Kelapa gading 79,36
6 Swietenia mahagoni (L.)Jacq. Mahoni - 60,42
7 Leucaena leucocephala (Lam.) Petai cina - 44,40
Σ (Jumlah) 300 300
Data yang didapat menunjukkan struktur dan komposisi tumbuhan yang nilainya
bervariasi pada setiap jenis karena adanya perbedaan karakter masing-masing pohon.
Menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan komposisi tumbuhan dalam suatu komunitas
dipengaruhi antara lain oleh fenologi tumbuhan, dispersal dan natalitas. Keberhasilannya
3
menjadi individu baru dipengaruhi oleh vertilitas dan fekunditas yang berbeda setiap jenis
sehingga terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing jenis.
Indeks nilai penting dari tiap jenis yang terdapat pada Tabel 4.1. menunjukkan bahwa
terdapat variasi yang mencolok mengenai INP dari 7 jenis pohon yang ditemukan. Pada Petak 1
pohon akasia jelas mendominasi di kawasan ini terlihat jenis Acacia auriculiformis (akasia daun
kecil) dengan nilai penting 100,41 dan Acacia mangium (akasia daun besar) dengan nilai penting
139,54. Kawasan ini merupakan kawasan rawa yang mengering yang dibiarkan begitu saja tanpa
adanya revegetasi sehingga jenis-jenis pohon yang adaptif bisa lebih bertahan hidup yang
sebagian kawasan masih berupa rawa-rawa yang mengering terlihat dalam petak 1 hanya ada 1
jenis pohon selain dari akasia yaitu pohon pulai, beberapa jenis pohon lagi berada diluar petak 1
yaitu jenis pohon gelam (Melaleuca leucadendron). Sehingga jelaslah tidak begitu banyak jenis
yang ditemukan pada kawasan ini kecuali yang bisa beradaptasi dengan kawasan rawa, salah
satunya jenis pohon akasia yang mudah beradaptasi dan daya adaptasi yang tinggi serta dapat
bertahan hidup pada lahan semak belukar dan kebun budidaya masyarakat.
Petak 2 memiliki 5 jenis pohon dengan nilai INP tertinggi pada jenis Cocos nucifera
var. eburnea (kelapa gading) yaitu 79,36. Tipe vegetasi di kawasan ini berada di bagian
dalam kawasan yang termasuk kebun campuran dan tanaman budidaya dilihat dari
komposisi pohon yang ditemukan beberapa jenis pohon seperti Artocarpus communis
(sukun), Cocos nucifera var. Eburnea (kelapa gading) dan Swietenia mahagoni (mahoni)
yang memang sengaja ditanam dan dimanfaatkan sebagai tanaman budidaya dan
peneduh atau pelindung.
Tabel 4.2. Indeks nilai penting (INP) Kategori Tiang dan Pancang.
Jenis Vegetasi Nama Lokal INP Tiang
INP Pancang
No Petak1 Petak 2 Petak1 Petak 2
1 Acacia mangium Akasia mangium 236,44 22,08 21,30 -
2 Hibiscus tiliaceus L. Waru 63,56 - - -
3 Mangifera sp. Mangga - 24,62 - -
4 Swietenia mahagoni Mahoni - 219,73 - 100
5 Trema orientalis Anggrung - 33,57 -
6 Clibadium sp. Putihan - - 25,57 -
7 Leucaena leucocephala Petai cina - 15,35 -
8 Fabaceae (Sp 1) - - - 196,22 -
9 Microcos paniculata Drewak - - 24,64 -
10 Cassia sp. Casia - - 16,93 -
11 Albizia saman Trembesi - - - 108,16
12 Psidium guajava Jambu biji - - - 91,84
Σ (Jumlah) 300 300 300 300
Pada tingkat tiang pada petak 1 didominasi oleh jenis akasia daun lebar (Acacia
mangium), dan waru (Hisbiscus tiliaceus) yang merupakan jenis pionir di daerah hutan
semak belukar serta kebun campuran sedangkan pada petak 2 didominasi oleh jenis
4
tanaman yang sengaja ditanam yaitu mahoni (Sweitenia mahagoni). Sedangkan pada
tingkatan pancang pada petak 1 didominasi oleh jenis tanaman yang berasal dari famili
Fabaceae dengan nilai penting 196,22, sedangkan jenis lainnya adalah Trema orientalis
(Anggrung) dan yang lainnya. Pada petak 2 di dominasi oleh jenis tanaman budidaya
seperti trembesi (Albizia saman) dan mahoni (Swetenia mahagoni) dengan nilai penting
108,16 dan 100.
Tabel 4.3. Indeks nilai penting (INP) Kategori Semai (Tumbuhan Bawah)
No Jenis Vegetasi Nama Lokal INP Semai
Petak 1 Petak 2
1 Dracaera fragrans Sri gading 13,74 -
2 Melastoma affine Seduduk 11,67 -
3 Echinochloa crusgalli (L.) Rumput bebek 4,00 -
4 Echinochloa stagnina Rumput bebek 4,35 -
5 Passiflora foetida (L.) Ceplukan 4,58 -
6 Eupatorium odoratum(L.) Kerinyuh 23,37 -
7 Uraria lagopodioides (L.) Ekor kucing 3,32 -
8 Typhonium trilobatum(L.) Keladi tikus 3,55 -
9 Mikania micrantha Mikania 5,84 -
10 Nephrolepi sfalcata Paku sepat 3,89 -
11 Passiflora edulis Markisah 5,27 -
12 Acacia mangium Akasia mangium 6,17 -
13 Asplenium pellucidum Pakuan 4,46 -
14 Alocasiam acrorrhizavaiegata Talas 3,66 -
15 Aystasia intrusa Rumput gandarusa 8,35 -
16 Cyperus sphacelatus Rerumput 4,23 -
17 Cyperus flavidus Rerumput 5,49 -
18 Cyclosorus gongylodes Paku kadal 12,14 -
19 Mimosa pudica Putri malu 4,23 14,22
20 Piper caducibracteum Sirih hutan 14,20 4,18
21 Imperatacylindrica (L.) Ilalang 43,31 30,70
22 Leucaen aglauca Petai cina 4,92 7,07
23 Mimosa invisa Baret 5,27 18,40
24 Fimbristylis schoenoides Tumbaran/mendong - 24,03
25 Stachytarpheta jamaicensis Pecut kuda - 4,00
26 Digitaria adscendens Ceker Ayam - 14,22
27 Paspalum conjugatum Jukut pahit - 12,00
28 Kyllinga monocephala Rumput kenop - 4,18
29 Stachytarpheta indica Jaronglelaki - 9,96
30 Vernonia cinerea (L.) Sawi langit - 9,37
31 Cyperus difformis (L.) Jebungan - 4,00
32 Cyperus iria (L.) Menderong - 23,96
33 Cyperus polystanchyos Teki-tekian - 4,00
39 Cleome viscose (L.) Mamang - 15,70
Σ (Jumlah) 200 200
Apabila dilihat dari struktur pertumbuhan yang normal pada hutan alam, indeks
keanekaragaman jenis tingkat semai > tingkat pancang > tingkat tiang > tingkat pohon, sehingga
regenerasi jenis tumbuhan dapat berjalan dengan baik. Bila pertumbuhannya tidak mengikuti pola
tersebut atau terjadi gangguan pada salah satu tingkat, maka hutan tersebut bisa dikatakan sedang
5
mengalami suksesi (Resosoedarmo, et all.,1992).Jenis-jenis yang mendominasi atau yang
berperan dalamkomunitas di tutupan lahan di loaksi pengamatan (nilai INP ≥ 10%), pada tabel
diatas (pohon, tiang, dan pancang) menyebabkan tingkat keanekaragaman tumbuhan menurun.
Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat nilai penting tipe vegetasi alami yang dijumpai pada
lokasi transek di wilayah studi sebenarnya juga ditumbuhi oleh jenis-jenis tumbuhan pada tingkat
pohon dan tiang yang merupakan jenis pionir di daerah hutan semak belukar Sedangkan pada
kelompok tingkat pancang yang berukuran DBH ≤10 cm nilai pentingnya didominasi oleh jenis
Mahang (Macaranga spp). Tinjau belukar (Ixonanthes petiolaris) dan jenis mahoni (Swetenia
mahagoni) Jenis tinjau belukar yang juga merupakan tumbuhan pionir pada ekosistem semak
belukar yang biasanya muncul ketika setelah terjadi kebakaran hutan atau pembukaan lahan untuk
kebun campuran.
Tabel 4.4. Indeks Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Lokasi Pengamatan
No Indekskenakeragaman (H') Petak 1 Petak 2
1 Pohon 1,04 1,57
2 Tiang 0,52 0,97
3 Pancang 1,19 0,82
4 Semai 2,70 2,47
Indeks keanekaragaman (diversity index) merupakan ukuran matematis bagi
keanekaragaman spesies dalam suatu komunitas. Indeks keanekaragaman memberikan
informasi yang lebih baik tentang komposisi komunitas dibandingkan dengan kekayaan
spesies yang dihitung secara sederhana (seperti jumlah spesies yang ada) serta telah
memperhitungkan kelimpahan relative dari spesies-spesies yang berbeda.Indeks
keanekaragaman memadukan kekayaan dan kemerataan spesies kedalam satu nilai.
Keanekaragaman jenis pada tingkat pohon di sekitar lokasi termasuk kategori diversitas
tingkat sedang yaitu H’ = 1,04 sampai 1,57. menunjukkan tingkat pohon di dalam kawasan
masih cukup beragam.
Indeks keanekaragaman pada tingkat tiang termasuk rendah H’<1 yang berkisar
0,52-0,97 menunjukkan tingkat tiang di dalam kawasan tidak terlalu beragam. sedangkan
pada tingkat pancang indeks keanekaragamannya termasuk rendah sampai sedang
berkisar (0,82 sampai dengan 1,19), sedangkan pada tingkat semai indeks
keanekaragamannya sedang H’ > 1, yaitu berkisar 2,47 – 2,70. Hal ini menandakan pada
tingkat semai dilokasi pengamatan di dominasi oleh tumbuhan bawah yang kondisi
komunitasnya masih cukup stabil terbukti ditemukan setidaknya 39 jenis di dua lokasi
petak pengamatan. Pada tingkat semai / herba nilai pentingnya masih di dominasi oleh
jenis alang-alang (Imperata cylindrica), Kerinyuh (Eupatorium odoratum) Mendong
(Fimbristylis schoenoides) dan kelompok rerumputan seperti rumput belulang juga
(Cyperus Iria) mendominasi secara keseluruhan pada lokasi studi untuk tumbuhan
6
bawahnya di dominasi oleh jenis rerumputan dan ilalang, disebabkan karena jenis
tersebut merupakan habitat yang cocok di lingkungan sekitar lokasi semak belukar dan
bisa beradaptasi dengan baik terhadap faktor lingkungan yang ekstrim. apalagi tipe
vegetasinya ditinjau tingkat kerapatan jenis pohonnya tidak terlalu tinggi seperti di hutan
alami maupun hutan sekunder sehingga intensitas cahaya matahari mampu langsung
menembus ke lantai hutan sehingga tumbuhan bawah yang bertipe pionir bisa tumbuh
dan berkembang dengan cepat.
Bagaimanapun, keberadaan berbagai jenis tumbuhan di wilayah studi ini sangat penting.
Ditinjau dari aspek ekologis, keberadaan vegetasi ini tidak hanya sebagai habitat dan sumber
makanan bagi satwa liar tetapi juga dapat berperan sebagai pelindung dari cahaya matahari dan
penghasil oksigen. Berbagai jenis tumbuhan baik yang ditanam di sekitar lokasi kegiatan, maupun
vegetasi yang tumbuh di pekarangan dan vegetasi yang relatif tumbuh alami di lokasi di sepanjang
rencana tapak proyek kegiatam tersebut, masih mampu memberikan habitat dan sumber makanan
bagi beberapa satwa liar seperti berbagai jenis burung, primata, mamalia, reptil, serta serangga.
Untuk itu pengawasan dan pengelolaan oleh pihak terkait agar kawasan dpat berfungsi sebagai
habitat dan pelindung satwa dapat terjaga dengan baik.
Tabel 4.5. Jenis-Jenis Tanaman Pekarangan/Budidaya di sekitar Kawasan dan Pemukiman
No. Nama latin Nama Lokal Keterangan
Estimasi perkiraan
1 Cocos nucifera Kelapa ++
2 Mangifera indica Mangga ++
3 Manihot Uttilisma Ubi kayu +++
4 Manikara kauki Sawo +
5 Artocarpus comunnis Sukun ++
6 Nephellium lappaceum Rambutan ++
7 Durio zibethinus Durian
8 Persea americana Alpukat +
9 Swetenia mahagoni Mahoni ++
10 Psidium guajava Jambu biji ++
11 Carica papaya Pepaya ++
12 Mimusops elengi Tanjung ++
13 Zingiber officinale Jahe ++
14 Musa spp. Pisang +++
15 Phyllanthus acidus Ciremai +
16 Bambusa sp. Bambu +
17 Anona muricata Srikaya*) +
18 Areca cathecu Pinang ++
19 Artocarpus integra Nangka ++
20 Artocarpus elastica Terap*) +
7
21 Hibiscus rosasinensis Bunga sepatu*) +
22 Leucaena glauca Petai cina +
23 Morinda aurantifolia Mengkudu*) +
24 Palmae Palem hias*) +
25 Parkia speciosa Petai besar*) ++
26 Piper nigrum Sirih +
27 Pithecellobium lobatum Jengkol*) +
28 Delonix regia Flamboyan +
29 Hisbiscus tilliaceus Waru ++
30 Ficus elastica Karet*) ++
31 Citrus sp. Jeruk *) +
32 Samanea saman Trembesi +
32 Acacia auriculiformis Akasia +
33 Pterocarpus indica Angsana +
34 Bambus vulgaris Bambu pagar +++
35 Bougenviela spectabilis Bogenvil +
36 Muntingia calabura Buah Seri +
37 Magnifera sp Embacang +
38 Polyalthia longifolia Glodokan Tiang ++
39 Syziqium aqueum Jambu air +
40 Anacardium occidentale Jambu Mete +
41 Tectona grandis Jati +
Terdapat peningkatan data status jenis-jenis tanaman perkarangan/budidaya di
sekitar Kawasan dan pemukiman berdasarkan hasil pengamatan yaitu dari 36 Tanaman
menjadi 41 Tanaman
Tabel 4.6. Data jenis tumbuhan berdasarkan tingkat famili diluar transek
No. Nama Famili No Nama Famili
1 Acanthaceae 29 Fagaceae 2 Agavaceae 30 Gleicheniaceae
3 Aloaceae 31 Lamiaceae
4 Amaranthaceae 32 Lauraceae
5 Anacardiaceae 33 Leeaceae
6 Annonaceae 34 Liliaceae 7 Apocynaceae 35 Magnoliaceae
8 Araceae 36 Melastomataceae
9 Araliaceae 37 Meliaceae
10 Arecaceae 38 Moraceae
11 Aspleniaceae 39 Myristicaceae
12 Asteraceae 40 Myrtaceae
13 Bombacaceae 41 Nephrolepidaceae
14 Boraginaceae 42 Oxalidaceae
15 Burseraceae 43 Pandanaceae 16 Cannabaceae 44 Passifloraceae
17 Cannaceae 45 Phyllanthaceae
8
18 Caricaceae 46 Piperaceae
19 Casuarinaceae 47 Poaceae
20 Clusiaceae 48 Rosaceae
21 Commelinaceae 49 Rubiaceae
22 Cyperaceae 50 Rutaceae
23 Davalliaceae 51 Sapindaceae 24 Dianellaceae 52 Sapotaceae
25 Dilleniaceae 53 Solanaceae
26 Dipterocarpaceae 54 Theaceae
27 Euphorbiaceae 55 Rosaceae
28 Fabaceae 56 Zingiberaceae
4.1.3. Daftar Jenis flora Bernilai Guna dan Konservasi Tinggi
Tidak ditemukan jenis-jenis pohon yang dilindungi di dalam maupun diluar
sekitar kawasan berdasarkan Lampiran SK Menteri Pertanian
No.54/Kpts/Um/2/1972 tentang pohon pohon didalam kawasan hutan yang
dilindungi. hal ini disebabkan karena kawasan bukan merupakan kawasan hutan
atau kawasan lindung tetapi berada dilingkungan perkotaan sehingga tidak
ditemui jenis-jenis pohon yang dilindungi, namun beberapa jenis tanaman atau
pohon yang dilindungi bisa untuk dikembangkan dan dikonservasi beberapa
jenis pohon yang dilindungi atau tanaman yang dilindungi yang disarankan
adalah Kayu manis (Cinnamomum burmanii), kayu hitam (Diospyros sp.) dan
kemiri (Aleurites molluccana).
9
4.2. Keanekaragaman Hayati Fauna
4.2.1. Keanekaragaman Kelas Aves
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan didapatkan 22 jenis burung
yang terdapat di lokasi pengamatan. Daftar jenis burung yang teridentifikasi pada
lokasi pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.7.. berikut ini:
Tabel 4.7. Jenis burung di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya
No Nama Indonesia Nama Ilmiah
Status Perlindungan
Lokasi Satwa
PP IUCN
1 Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster TD LC RTH & SB
2 Merbah Cerucuk Pycnonotus goiavier TD LC RTH & SB
3 Perkutut Jawa Geopelia striata TD LC RTH & SB
4 Tekukur Biasa Spilopelia chinensis TD LC RTH & SB
5 Burung Madu Kelapa Anthreptes malacensis DL LC RTH
6 Burung Gereja Passer montanus TD LC RTH & SB
7 Bondol Peking Lonchura punctulata TD LC SB
8 Layang – Layang api Hirundo rustica TD LC RTH & SB
9 Cinenen Kelabu Orthotomus ruficeps TD LC SB
10 Kareo Padi Amaurornis phoenicurus TD LC SB
11 Cekakak Sungai Todiramphus chloris DL LC SB
12 Caladi Tilik Dendrocopos moluccensis TD LC SB
13 Cabai Jawa Dicaeum trochileum TD LC RTH
14 Sikatan Bubik Muscicapa dauurica TD LC SB
15 Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis DL LC RTH
16 Bentet Kelabu Lanius schach TD LC RTH & SB
17 Kekep Babi Artamus leucorynchus TD LC RTH & SB
18 Cekakak Belukar Halcyon smyrnensis DL LC SB
19 Cabai Merah Dicaeum cruentatum TD LC RTH
20 Bangau Tong Tong*) Leptoptilos javanicus DL VU SB
21 Perenjak Jawa Prinia familiaris TD LC RTH & SB
22 Burung hantu Tyto alba TD LC RTH
22 Jenis Burung
Keterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
dan Satwa
IUCN = International Union For Conservation Of Nature ; LC= least concern, VU=Vulnerable
RTH = Ruang terbuka hijau PT. PLN Indralaya
SB = Semak
Belukar TD = Tidak
Dilindungi DL =
Dilindungi *) = Ditemukan diluar area lokasi / tidak menetap
10
Terdapat peningkatan status keanekaragaman hayati jenis burung di sekitar
wilayah kerja PT. PLN (Persero) Indralaya yaitu dari 21 Jenis burung menjadi
22 jenis burung dengan indeks keanekaragaman jenis burung yang terdapat
pada dua tipe vegetasi yaitu RTH dan semak belukar yaitu 2,34 pada vegetasi
RTH berbanding 2,38 pada vegetasi semak belukar. Indeks keduanya termasuk
dalam kategori sedang (indeks H’ = 1-3).
4.2.2. Keanekaragaman Kelas Herpetofauna
Herpetofauna merupakan binatang melata memiliki ukuran tubuh yang
bermacam-macam, namun memiliki keseragaman yaitu berdarah dingin /
poikilotermik. Fauna ini menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu
lingkungannya. Kelompok ini diklasifikasikan menjadi 2 kelas yaitu, kelas
amphibia dan reptilia berdasarkan beberapa ciri yang berbeda dan mencolok.
Berdasarkan hasil pangamatan yang telah dilakukan,terdapat 9 jenis
Herpetofauna yang terdapat di lokasi studi, terdiri dari 5 jenis amfibi dan 4 jenis
reptil dan 2 jenisnya dilaporkan berdasarkan dari hasil wawancara dengan para
petugas PT.PLN Indralaya. Daftar jenis Herpetofauna yang teridentifikasi pada
lokasi pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.8.. Berikut ini:
Tabel 4.8. Jenis Herpetofauna di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya
No
Nama
Nama Ilmiah
Status perlindungan
Lokasi Satwa
PP IUCN
1 Kodok buduk Bufo melanostictus TD LC RTH & SB
2 Katak sawah Fejervarya cancrivora TD LC RTH & SB
3 Katak tegalan Fejervarya limnocharis TD LC RTH & SB
4 Kongkang gading Hylarana erythraea TD LC RTH & SB
5 Cicak kayu Hemidactylus frenatus TD LC RTH & SB
6 Kadal kebun Eutrophis multifasciata TD LC RTH & SB
7 Kadal Rumput Takydromus sexlineatus TD LC SB
8 Ular Kobra Naja Sumatrana TD LC RTH & SB
9 Ular Sawo Phyton reticulatus TD LC SB
9 Jenis Herpetofauna
Keterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa.
IUCN = International Union For Conservation Of Nature ( LC= Least concern)
TD = Tidak Dilindungi
RTH = Ruang terbuka hijau PT. PLN
SB = Semak Belukar *) = wawancara
11
Terdapat peningkatan jenis herpetofauna di sekitar wilayah kerja PT. PLN
(Persero) Indralaya dari 14 jenis herpetofauna menjadi 18 jenis herpetofauna.
Indeks keanekaragaman jenis herpetofauna di vegetasi RTH (2,05) dan semak
belukar (2,09) keduanya termasuk dalam kategori sedang
A B
C D
Gambar 4.6. A.Jenis Fejervarya limnocharis,B. Bufo Melanostiscus
C. Varanus Salvator di RTH dan D. Eutropis multifasciata di SB
4.2.3. Keanekaragaman Kelas Mamalia
Daftar jenis mamalia yang teridentifikasi pada lokasi pengamatan dapat
dilihat pada tabel 4.9. Berikut ini:
Tabel 4.9. Jenis Mamalia di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya
Status Perlindungan Lokasi Satwa
No Nama Nama Ilmiah
PP IUCN
1 Tikus pohon Rattus tiomanicus TD LC SB
2 Codot besar Cynopterus titthaecheilus TD LC RTH & SB
3 Codot Cynopterus horsfieldii TD LC RTH & SB
4 Bajing Callosciurus notatus TD LC SB
5 Kera Ekor Panjang Macaca Fascicularis TD LC RTH & SB
6 Musang Paradoxucus hermaprhrodites TD LC RTH
7 Tupai tanah Tupaia tana TD LC SB
8 Lutung Presbytis melalophos TD LC RTH & SB
8 Jenis mamalia
12
Terdapat peningkatan jenis mamalia di sekitar wilayah kerja PT. PLN
(Persero) Pusat Listrik Indralaya dari 7 jenis mamalia menjadi 8 mamalia. Adapun
indeks keanekaragaman mamalia yang terdapat di RTH dan semak belukar
1,07 - 1,46. Indeks keanekaragaman jenis pada lokasi dengan vegetasi semak
belukar lebih besar dibandingkan dengan indeks keanekaragaman jenis di lokasi
dengan vegetasi RTH. Kategori indeks keanekaragaman baik di RTH maupun
semak belukar termasuk kategori sedang (rendah <1; sedang 1-3, tinggi
>3). Jenis-jenis dari kelompok mamalia yang dapat dijumpai secara langsung pada
umumnya adalah hewan arboreal seperti tupai, kera ekor panjang, dan lutung.
A B
C D
Gambar 4.7. A.Jenis Cynopterus horsfieldii,B. Rattus tiomanicus
C. Kotoran Musang di RTH dan D. Presbytis melalophos di SB
13
No
Nama Indonesia
Nama Ilmiah
Status perlindungan
PP IUCN
1 Capung kuning Crocothemis servilia TD LC
2 Capung tengger biru Diplacodes trivialis TD LC
3 Capung tengger jala tunggal Neurothemis ramburii TD LC
4 Capung sambar hijau Orthetrum sabina TD LC
5 Capung sambar perut putih Pothamarcha congener TD -
4.2.4. Informasi keanekaragaman Serangga
a. Jenis-jenis Capung
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi.
Jumlahnya melebihi semua hewan daratan lainnya dan terdapat di mana-mana.
salah satu kelompok serangga adalah capung. Capung merupakan salah satu
serangga yang sering kita lihat di tempat-tempat tertentu seperti taman, rawa,
ruang terbuka hijau atau sekitar rumah. Seperti pada kupu-kupu dan lebah, capung
juga mengalami metamorfosis dalam periode kehidupannya. Bedanya, serangga
kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna, sedangkan capung tidak, atau
hanya mengalami metamorfosis tidak sempurna. Di mulai dari telur kemudian
menjadi larva dan akhirnya menjadi capung dewasa yang dapat terbang indah.
Tabel 4.10. Jenis capung di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya
6 - Ceriagrion cerinorubellum
TD LC
7 8
- Brachythemis contaminata Rhyothemis Phyllis
TD TD
LC LC
9 Capung tentara Paragomphus capricornis TD LC
10 - Lathericista asiatica TD LC
10 jenis capung
Keterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa (TD= Tidak Dilindungi)
IUCN = International Union For Conservation of Nature ( LC = Least concern)
Dari hasil survey lapangan di dalam kawasan PT PLN Indralaya, setidaknya
ditemukan 10 jenis capung yang terdapat didalamnya. dan yang paling banyak
ditemukan adalah jenis capung sambar hijau, capung kuning yang ditemukan
diarea bagian belakang di semak belukar, hal ini dikarenakan di kawasan tersebut
masih banyak terdapat perairan rawa yang menjadi sumber kehidupan dari
kelompok capung disini. Jenis capung bereperan sebagai predator yang
membantu populasi kontrol serangga berbahaya, seperti nyamuk, capung
14
juga dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas lingkungan khususnya kawasan
yang berada di dekat perairan.
A B
C D
E F
Gambar 4.9. A. Crocothemis servilia, B. Neurothemis ramburii, C. Pothamarcha congener, D. Ceriagrion cerinorubellum E. Lathericista asiatica dan F. Orthetrum sabina
b. Jenis Kupu-Kupu
Salah satu dari kelompok serangga lainnya yaitu dari Ordo Lepidoptera yang
paling mudah dikenali diantara jenis serangga lainnya karena memiliki tampilan
warna yang menarik dan indah. Menurut Peggie (2011), Lepidoptera berasal dari
15
kata Latin, Lepido- (berarti sisik) dan kata Yunani pteron (berarti sayap). Sisik pada
sayap inilah yang membuat corak dan tampilan menarik pada kupu-kupu.
Kupu-kupu memiliki nilai ekonomi karena keindahannya sehingga dapat
dijadikan koleksi dan menjadi inspirasi lukisan dan motif batik industri garmen.
Selain itu, kupu-kupu juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem. Dari hasil Survei di dalam kawasan PT.PLN Indralaya
ditemukan setidaknya 21 jenis kupu-kupu, banyak jenis kupu-kupu di dalam
kawasan ini menunjukkan masih banyaknya terdapat tumbuhan inang maupun
sumber nektar bagi fase dewasanya, seperti Lantana camara (Saliara) yang
paling diminati kelompok Papilionidae, Nymphalidae, dan Pieridae serta jenis
tanaman herbaceous lainnya.
Tabel 4.11. Jenis kupu-kupu di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya
No Jenis kupu-kupu Status perlindungan
PP IUCN
1 Amathusia phidippus TD LC 2 Athyma nefte TD LC
3 Appias libhytea TD LC 4 Cupha erymantis TD LC
5 Eurema sari TD LC 6 Eurema hecabe TD LC
7 Graphium agamemnon TD LC 8 Graphium doson TD LC
9 Graphium sarpedon TD LC 10 Hypolimnas bolina TD LC
11 Hypolimnas missipus TD LC 12 Junonia almana TD LC
13 Junonia Iphita TD LC 14 Junonia orithya TD LC
15 Leptosia nina TD LC 16 Mycalesis mineus TD LC
17 Neptis hylas TD LC 18 Ideopsis juventa TD LC
19 Papilio memnon TD LC 20 Papilio polytes TD LC
21 Zizina otis TD LC 21 Jenis kupu-kupu
Kupu-kupu termasuk dalam keanekaragaman hayati yang harus dijaga agar
tidak mengalami kelangkahan maupun kepunahan dalam keanekaragaman
jenisnya. Keberadaan kupu-kupu dipengaruhi oleh kondisi habitatnya, habitat
dengan vegetasi perdu dan pohon yang berakar kuat, serta adanya area perairan,
seperti sungai, danau, ataupun rawa. Kerusakan alam seperti berubahnya fungsi
16
areal hutan yang merupakan habitat bagi kupu-kupu, dapat menyebabkan
berkurangnya jumlah maupun jenis kupu-kupu.
Selain mempunyai peranan penting peranan penting dalam
mempertahankan keseimbangan alam dengan bertindak sebagai penyerbuk
(pollinator) pada proses pembuahan bunga bersama hewan penyerbuk
lainnya.kupu-kupu juga dapat digunakan sebagai salah satu indikator lingkungan.
Manfaat lain sebagai koleksi dalam bentuk spesimen, hiasan dinding, tatakan
gelas dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Dari segi konservasi,
pemanfaatan kupu-kupu secara komersial dapat dijadikan sarana pendidikan bagi
masyarakat. Pada dasarnya konservasi tidak saja perlindungan dan pelestarian
tetapi juga pemanfaatan secara berkelanjutan.
4.2.5. Daftar Jenis Fauna Bernilai Konservasi Tinggi
Terdapat 8 jenis yang bernilai konservasi tinggi. Adapun rinciannya adalah
6 jenis dilindungi oleh Undang-undang Republik Indonesia dan 3 jenis masuk
dalam Appendix II CITES dan 1 jenis masuk dalam Appendix I CITES.
Tabel 4.12. Jenis fauna bernilai konservasi tinggi yang tercatat dalam kawasan
N o
Nama Ilmiah
Nama Indonesia
IUC
N
Go
I
CITES
Rp
/Ex
Mamalia
1. Trachypithecus cristata Lutung kelabu NT PI II
2. Lutra sumatrana Berang sumatra EN PI I Ex
Burung
3 Tyto alba Serak Jawa II
4 Leptoptilos javanicus Bangau tong-tong II
5 Halcyon chloris Cekakak sungai PI
6
Nectarinia jungularis
Burung madu sriganti
PI
7 Halycon symrnsis Cekakak belukar PI
8
Anthreptes malacensis
Burung-madu kelapa
PI
Ikan
9 Notopterus Spp. Ikan Belida PI
Keterangan PI : Status perlindungan Indonesia, Apendiks I adalah daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Apendiks II adalah daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan. Status IUCN: EN (Endangered), NT (Near Threatened).
17
Lampiran 1. Beberapa foto fauna di kawasan PT. PLN. Indralaya.
A B
C D
E F
Keterangan : (A). Artamus leucorynchus, (B).Todiramphus chloris. (C) Lonchura
punctulata. (D).Geopelia striata. (E). Dicaeum cruentatum jantan. (F).Anthreptes
malacensis
18
G H
I J
K L
M N
19
Keterangan : (G). Pycnonotus goiavier, (H).Lanius schach. (I).Dicaeum
cruentatum betina. (J). Passer montanus. (K). Muscicapa dauurica.(L).Nectarinia
jugularis (M).Pycnonotus aurigaster. (N).Dendrocopos moluccensis.
Lampiran 2. Beberapa foto flora di kawasan PT. PLN. Indralaya.
A B
C D
E F
20
Keterangan : (A). Cococs nucifera var.erbunea (B). Polyalthia longifolia. (C)
Acacia mangium. (D).Hevea brasiliensis (E). Muntingia calabura (F).Bambusa
multiplex
G H
I J
Keterangan : (G). leucaena leucocephala (H). Eleusine indica (I) paspalum conjugatum (J).Imperata cylindrica
21
LAMPIRAN 3. Foto Aktivitas Kegiatan Survei
A
B
C
Keterangan : (A). Pemasangan Perangkap tikus dan Camera trap (B).Pengambilan data analisis vegetasi, C.Prngamatan Fauna pada malam dan siang hari.