PT Indofood CBP Tbk
( ICBP ) Consumer Sector
YOUTH VEST SOCIETY
YOUNG, SMART & EDUCATIVE
NEW GENERATION IN CAPITAL MARKET
RESEARCH ANALYSIS
Youth vest Research Division 1
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F Penjualan (Rp Miliar) 31,741 34,466 35,607 39,835 43,604 47,208
Laba Bersih (Rp Miliar) 3,001 3,600 3,797 4,244 4,573 4,905
EV (Rp Miliar) 34,347 93,486 96,875 99,824 107,525 115,453
EV/EBITDA 7.7 17.4 16.6 14.8 14.7 14.5
EPS (Rp) 515 309 326 364 392 421
BVPS (Rp) 2,810 1,586 1,743 1,903 2,091 2,295
P/E (x) 13.1 27.8 27.3 25.3 25.3 25.3
PBV (x) 2.4 5.4 5.1 4.83 4.74 4.63
Debt to Equity (x) 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
PT Indofood CBP Tbk Bloomberg ticker ICBP.IJ
Indonesia I Consumer sector
Mengulang Kinerja Positif Ditahun Politik
Highlights
Rencana Akuisisi Dua Perusahaan Patungan
ICBP melalui anak usahanya PT Prima Intipangan Sejati berencana
mengambil alih 51% kepemilikan di PT Asahi Indofood Beverage
Makmur (AIBM) dan 49% di PT Indofood Asahi Sukses Makmur
Beverage (IASB) menyusul hengkangnya Asahi Group Holding
Southeast Asia Pte Ltd di dua perusahaan patungan dengan ICBP,
sehingga kepemilikan di dua perusahaan ini sepenuhnya dimilik oleh
grup Indofood.
Peningkatan daya beli di tahun politik
Tahun ini untuk pertama kalinya akan diselenggarakan 171 Pilkada
serentak dan langsung diikuti oleh pemilihan presiden pada tahun
2019. Diharapkan kegiatan politik tersebut akan mendorong konsumsi
masyarakat terutama masyarakat kalangan menengah kebawah.
Kemudian terdapat event besar seperti asian games dan pertemuan IMF
di bali yang diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah uang
beredar di masyarakat.
Peningkatan Laba Ditengah Pelemahan Daya Beli
Meskipun tahun 2017 lalu terjadi pelemahan daya beli masyarakat
dikarenakan kenaikan beban utilitas. Namun, ICBP berhasil
mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih msing-masing
sebesar 3,31% dan 5,45% dibandingkan tahun 2016. Kontribusi
terbesar penjualan masih ditopang oleh divisi mie instan disusul dairy,
makanan ringan dan terakhir divisi minuman.
Rekomendasi
Kami memberikan rekomendasi BUY untuk ICBP dengan target harga
di Rp 9.200 (potensi kenaikan 12,9%) untuk 12 bulan kedepan.
Berdasarkan perhitungan kami, saat ini ICBP diperdagangkan dengan
level P/E 23,2x. Dengan target harga Rp9.200 mengimplikasikan
25,28x P/E kedepan. Kami menggunakan blended valuation dengan
metode antara lain DCF, EV/EBITDA, dan PE Band dengan WACC
sebesar 9,97%.
Analyst:
➢ Akhmad Jeordyan
➢ Dustin Dana Pramitha
➢ Riki Adi Saputra
BUY Current Price Rp Rp8.150
Target Price Rp Rp9.200
Potential Upside +12,9%
MARKET PROFILE
12M price range (Rp) 7.7.975-8.425
Beta 1,11
Dividen (Rp) 167
Outstanding shares (juta) 11.661
Market Cap. (Rp milliar) 95.045
BVPS (Rp) 1.743
Major Share Holder
PT Indofood 80,53%
Public 19,47%
Consumer Sector
-15.00%
-6.00%
3.00%
12.00%
21.00%
30.00%
1/4/2017 5/4/2017 9/4/2017 1/4/2018
IHSG ICBP
Initial Coverage 4 April 2018
Youth vest Research Division 2
Company Profile
PT. Indofood Sukses Makmur CBP Tbk (ICBP) didirikan pada
tanggal 2 September 2009 dari hasil restrukturisasi internal grup usaha
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu Consumer Branded Product
(CBP) yang memiliki lini bisnis di dalam segmen mie instan, olahan
susu, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, dan juga
makanan ringan yang selanjutnya menjadi lini bisnis dari ICBP itu
sendiri. Saat ini ICBP telah memiliki 40 merek produk yang
terkemuka serta memiliki lebih dari 50 pabrik yang tersebar di
berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, produk-produk ICBP telah
dikirim ke 60 negara di dunia. ICBP mulai mencatatkan saham
perdana nya atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 7
Oktober 2010.
Dominasi Produk Mi Instan
Lini usaha terbesar dan sekaligus menjadi sumber pendapatan terbesar
ICBP adalah segmen Mie Instan. Segmen ini memiliki variasi produk
yang beraneka ragam dan dengan target pangsa pasar yang beragam
sehingga memberikan banyak pilihan kepada konsumen dan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen. Fokus ICBP dalam lini bisnis ini
didukung dengan kepemilikan kapasitas produksi sebesar 18 miliar
bungkus per tahun dengan 17 pabrik di seluruh Indonesia dan satu
pabrik di Malaysia. Tercatat pada tahun 2017 penjualan ICBP dari lini
bisnis ini sebesar Rp23 Triliun atau meningkat 3% dari tahun
sebelumnya. Sementara itu, ekspor produk mie instan juga ke negara
negara seperti Australia, Irak, Hong Kong, Arab Saudi, Yordania,
Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan, dan wilayah Eropa, Afrika,
Timur Tengah, dan Asia lainnya. Saat ini, ICBP menguasai sekitar
70,7% pangsa pasar mie instan domestik. Hal ini membuat ICBP
memimpin dalam pasar mie instan dalam negeri. Dengan besarnya
dominasi ICBP dalam pasar domestik serta negara tujuan ekspor yang
luas, menjadikan segmen ini memiliki kemampuan untuk menopang
kinerja penjualan emiten.
Pasar Ekspor
Pada tahun 2017, pasar domestik dalam penjualan emiten
berkontribusi sebesar 91,3% dari total penjualan emiten. Tercatat
penjualan domestik tumbuh sebesar 2,97% menjadi Rp 32,5 Triliun
dibanding tahun sebelumnya. Tidak heran jika pasar domestik
menjadi porsi terbesar dalam penjualan emiten. Mengacu pada data
yang dikeluarkan oleh World International Noodles Association
(WINA), Indonesia menjadi negara kedua terbesar konsumen mie
instan di dunia, dibawah China/Hong Kong yang menjadi negara
terbesar konsumen mie instan. Hal ini menyebabkan permintaan mie
instan dalam negeri sangat besar dan ini menjadi pasar yang besar bagi
emiten untuk meningkatkan penjualan di tahun mendatang.
Sedangkan dalam pasar ekspor, Arab Saudi menjadi negara dengan
kontribusi sebesar 2,54% dengan penjualan yang turun sebesar 3,23%
dari tahun sebelumnya menjadi Rp 903,9 Miliar. Disusul pasar
Nigeria yang mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 4,61%
dengan kontribusi kepada total penjualan ICBP sebesar 1,09%.
64.9%19.9%
7.2%
3.9%2.0% 4.8% Mi Instan
Dairy
Snacks
Penyedap makanan
Nutrisi
Minuman
80.53%
19.47%
PT Indofood Sukses Makmur Tbk Public
2,065
2,638
2,918 2,810
3,104
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
2013 2014 2015 2016 2017
Dal
am
mil
liar
Figure 1 (Pemegang Saham)
Sumber: Data Perusahaan
Figure 2 (Kontribusi Penjualan)
Sumber: Data Perusahaan
Figure 3 (Penjualan Ekspor)
Sumber: Data Perusahaan
Youth vest Research Division 3
Competititve Advantage
Dominasi ICBP di Pasar Mi Instan
Sebesar hampir 71% pasar mie instan dikuasai oleh merk Indomie
milik ICBP dari total penjualan mie instan domestik. Inovasi - inovasi
rasa yang selalu dikeluarkan oleh perusahaan menjadi cara untuk
mempertahankan keunggulan pasar yang dimiliki ICBP.
Top Brand “Indomie”
ICBP memiliki merk dagang “indomie” yang sangat melekat dengan
masyarakat. Hal ini tidak lepas dari peran iklan dan promosi yang
gencar dilakukan oleh emiten dalam memperkenalkan produknya
lebih luas. Selain itu di tahun 2016, Grup Distribusi Indofood
meluncurkan e-commerce platform “idmarco.com” guna
menawarkan kenyamanan bertransaksi dan menjangkau lebih banyak
peritel.
Jaringan Pabrik dan Distribusi hingga luar negeri
Saat ini ICBP memiliki lebih dari 50 pabrik yang tersebar di pulau-
pulau besar di Indonesia seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, dan Bali. Penempatan pabrik yang berada pada derah
dengan kegiatan perekonomian dan jumlah penduduk yang besar
memungkinkan emiten dalam pendistribusian barang kepada
konsumen lebih cepat. Sementara itu ICBP juga memiliki pabrik di
luar negeri seperti Malaysia, Nigeria, Saudi arabia dll.
Porter Five Forces Analysis
Kompetisi di industri yang ketat/ Competition in Industry (5/5)
Banyaknya pemain di industri makanan dan minuman merupakan
sebuah ancaman yang besar bagi perseroan khususnya untuk produk
mie instan. Tidak hanya pesaing domestik, produk mie instan luar
negeri seperti korea juga turut menjadi ancaman perseroan kedepan.
Perusahaan dituntut untuk berinovasi dalam pengembangan
produknya.
Ancaman pendatang baru/ Threat of New Competitor (4/5)
Saat ini, salah satu tantangan yang sedang dihadapi oleh perusahaan
yaitu produk yang berasal dari luar negeri. Salah satu yg paling
berpengaruh yaitu dari segmen mie instan yang didatangi oleh pesaing
baru produk asal korea yang memiliki respon yang cukup baik di
kalangan konsumen. Perusahaan dapat bersaing dengan produk
tersebut dikarenakan harga yang memiliki selisih jauh lebih
terjangkau ketimbang produk asal luar negeri tersebut.
Ancaman Produk pengganti/ Threat of Subtitute (5/5)
Banyak sekali produk makanan dan minuman yang dapat menjadi
pesaing perusahaan. Di setiap lini bisnis yang dimiliki ICBP,
terdapat produk serupa dan memiliki harga yang tidak terlampau
jauh. Hal ini akan menjadi ancaman serius jika perusahaan kurang
berinovasi maupun bersaing secara kualitas dan harga produk yang
kompetitif.
70.70%
17.20%
1.80% 2.80% 7.50%
Indofood Wings
ABC President Jakaranatama
Lainnya
Competition
In Industry
Threat of
New
Competitors
Threat of
Subtitute
Bargaining
Power of
Customers
Bargaining
Power of
Suppliers
Figure 4 (Peta Persaingan)
Sumber: Katadata Indonesia
Figure 5 (Porter 5 Forces)
Sumber: YOUTH VEST ESTIMATE
Youth vest Research Division 4
Kekuatan tawar menawar pembeli/ Bargaining Power of
Consumer (3/5)
ICBP memiliki Harga produk yang dapat bersaing dengan produk
lain serta merk dan rasa di setiap lini bisnisnya. Merek dagang
dikenal oleh banyak konsumen memberikan keutungan bagi
perusahaan terutama pada produk mie instan yang memiliki
kontribusi terbesar terhadap pendapatan perseroan. Sementara itu
ICBP juga memiliki relasi dagang pada peritel terkemuka seperti
Indomarco.
Kekuatan tawar menawar pemasok/ Bargaining Power of
Supplier (1/5)
Kebutuhan bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan dapat diatasi
dengan perjanjian pengadaan bahan baku kepada perusahaan yang
masih termasuk kedalam Grup Indofood seperti contoh tepung terigu
yang dipasok oleh Bogasari dan minyak goreng & lemak nabati oleh
Salim Ivomas Pratama dengan harga jual yang telah disepakati.
Sementara itu untuk produk yang dipasarkan diluar negeri, ICBP
memiliki pabrik tersendiri untuk pasar internasional.
Risiko Bisnis & Investasi
Risiko Fluktuasi Harga Komoditas
ICBP rentan terhadap fluktuasi harga komoditas terutama harga
gandum dan bubuk susu karenak keduanya adalah salah satu
komponen bahan baku terbesar untuk produk mi instan dan susu.
Untuk harga gandum dunia mengacu pada bursa Chicago terlihat
sudah mulai rebound dari harga terendahnya di tahun 2016.
Ketidakpastian pada kenaikan harga komoditas yang merupakan
komponen utama untuk produksi akan membebani biaya pada bahan
baku perusahaan. Kenaikan harga bahan baku akan menekan margin
perusahaan.
Risiko Depresiasi Rupiah
Nilai tukar rupiah yg terus melemah akan berdampak negatif pada
kinerja perusahaan karena akan menimbulkan kerugian pada selisih
kurs. Pelemahan rupiah akan berdampak pada pinjaman dalam mata
uang asing serta untuk biaya bahan baku khususnya gandum yg
didapat dari impor juga akan berdampak negatif. Secara year on year
rupiah sudah terdepresiasi hingga 3,18% sejak 2017.
Risiko Penerapan Aturan Cukai Plastik
Pemerintah berencana mengeluarkan PP terkait cukai plastik pada
Mei 2018 dan akan mulai berlaku di Juli 2018. Kebijakan ini akan
berdampak terhadap daya beli konsumen karena harga produk akan
naik. Adapun besaran tarif cuka sendiri diperkirakan sebesar Rp 2.000
per kilogram. Hal ini akan semakin menekan margin perusahaan
sehingga akan mengurangi laba bersih.
Risiko Perubahan Tingkat Suku Bunga
Perseroan memiliki pinjaman dengan tingkat suku bunga yang
mengambang (floating rate). Ketidakpastian akan kenaikan suku
bunga akan mempengaruhi beban keuangan perusahaan mengingat
kebijakan moneter global mengarah pada pengetatan kebijakan
(tightening monetary policy).
13,048
13,553
13,735
12,600
12,800
13,000
13,200
13,400
13,600
13,800
14,000
Jan
Mar
May Ju
l
Sep
Nov
Jan
Mar
May Ju
l
Sep
Nov
Jan
Mar
2016 2017 2018
USD/IDR
Figure 6 (USDIDR)
Sumber: Investing
Interest Bearing (Rp Miliar) Amount Rate Portion
Short term debt 750 9.25% 33.5%
Trust receipt debt 531 2.75% 24%
Long term debt 955 9.25% 42.6%
Purchases asset debt 5 5.00% 0.2%
Total 2,241 100.00%
Figure 7 (Cost Of Debt)
Sumber: Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE
Youth vest Research Division 5
Macroeconomic Analysis
Potensi Perbaikan di Tahun 2018
PDB Indonesia pada kuartal IV tahun 2017 tercatat tumbuh 5,19%
(YoY) lebih tinggi dari tahun 2016 4,94%. Kenaikan ini didorong
kenaikan nilai investasi yang tumbuh sebesar 7,27%, Sementara itu
terjadi perlambatan dari konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh
4,97%. Perlambatan pada konsumsi masyarakat disebabkan oleh
kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik dan pajak
kendaraan. Kemudian dari belanja pemerintah tumbuh 3,81% serta
surplus neraca perdagangan senilai Rp 11,84 Miliar US$. Di tahun
2018, pemerintah menargetkan pertumbuha n ekonomi di level 5,40%
dalam APBN 2018. Tahun ini akan ada dua event besar yaitu Pilkada
serentak dan ajang Asian Games yang memiliki potensi mendongkrak
perekonomian Indonesia. Kami percaya bahwa konsumsi masyarakat
yang melambat di tahun 2017 akan menjadi lebih baik karena adanya
dua event besar tersebut serta penyesuaian masyarakat dari kebijakan
pemerintah tahun lalu.
Bonus Demografi
Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010 Badan Pusat Statistik,
pada tahun 2017 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 261,9 juta
penduduk. Jumlah penduduk yang meningkat akan membuat
kebutuhan di sektor konsumsi meningkat terutama pada industri Fast
Moving Consumer Goods (FMCG) kedepan. Perusahaan yang
bergerak pada sektor Consumer Goods akan semakin diuntungkan
dari bonus demografi di Indonesia.
Inflasi Yang Stabil Berpeluang Menjaga Konsumsi
Inflasi Indonesia pada tahun 2017 tercatat 3,61% atau dibawah
ekspektasi pemerintah dalam APBN-P 2017 senilai 4,3%. Hal ini
disebabkan harga barang pokok kebutuhan masyarakat yang stabil
dikarenakan intervensi yang dilakukan pemerintah. Di satu sisi, inflasi
yang rendah tidak mampu mendongkrak konsumsi rumah tangga serta
masih rendahnya daya beli masyarakat. Di tahun 2018, pemerintah
menentukan target inflasi sebesar 3,5% dalam APBN 2018. Rencana
pemerintah yang tidak akan menaikkan tarif dasar listrik serta Bahan
Bakar subsidi untuk meningkatkan kembali daya beli masyarakat
sehingga target inflasi dapat tercapai.
Potensi Kenaikan Kekuatan Daya Beli
Harapan akan kenaikan konsumsi rumah tangga datang dari Indeks
Kepercayaan Konsumen (IKK) yang tercatat di level 122,5 pada bulan
Februari. Meskipun turun dari bulan sebelunya tetapi angka ini masih
diatas 100 yang menunjukkan pertumbuhan. Kondisi ini memberikan
sektor konsumer seperti ICBP peluang untuk meningkatkan
penjualannya mengingat masih terdapat katalis bagi pertumbuhan
konsumsi masyarakat. Dengan kondisi daya beli masyarakat yang
memiliki potensi untuk meningkat, diharapkan dapat menopang
kinerja ICBP sendiri di tahun ini dan kedepan.
245.4
248.8
252.2255.2
258.7
261.9
235
240
245
250
255
260
265
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dal
am J
uta
jiw
a
7.26%
2.79%3.40%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
2015 2016 2017 2018
120.2
97.5
122.5
90
95
100
105
110
115
120
125
130
jan'15 sep'15 may'16 Jan'17 Sep'17
5.58
4.77
5.19
4.2
4.4
4.6
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
Q I
Q I
I
Q I
II
Q I
V
Q I
Q I
I
Q I
II
Q I
V
Q I
Q I
I
Q I
II
Q I
V
Q I
Q I
I
Q I
II
Q I
V
Q I
Q I
I
Q I
II
QIV
2013 2014 2015 2016 2017
Figure 8 (PDB Indonesia)
Sumber: TradingEconomic
Figure 9 (Pertumbuhan Penduduk)
Sumber: BPS
Figure 10 (Inflasi Indonesia)
Sumber: TradingEconomic
Figure 11 (IKK Indonesia)
Sumber: Trading Economic
Youth vest Research Division 6
Industry Overview
Harga Gandum dan Bubuk Susu Masih Rendah
Harga gandum dunia yang mengacu pada pasar Amerika (CBOT)
memperlihatkan penurunan harga sejak tahun 2015. Trend penurunan
ini disebabkan karena melimpahnya pasokan gandum seperti
Amerika, Australia, Uni Eropa, dan India. Sementara dari harga
bubuk susu juga mengalami penurunan dari tahun 2015 hingga 2018
yang disebabkan tingginya pasokan global. Kedua bahan baku
tersebut merupakan bahan baku yang dibutuhkan industri makanan
yang masih harus didatangkan dari luar negeri (impor). Dengan harga
bahan material dasar produksi yang dibutuhkan masih cenderung
turun memberikan potensi emiten untuk menekan biaya produksi dan
meningkatkan margin penjualan produk-produknya.
Konsumsi Mie Instan Domestik dan Dunia
WINA mencatatkan jumlah konsumsi mie instan dunia turun menjadi
97,4 miliar bungkus pada tahun 2016 dari sebelumnya 97,6 Miliar
bungkus pada tahun 2015. Walaupun data tersebut menunjukkan
penurunan konsumsi, namun, jika dilihat dari konsumsi negara tujuan
ekspor ICBP seperti Nigeria dan Australia tercatat mengalami
pertumbuhan. Sementara Indonesia masih menjadi negara kedua
terbesar konsumen mie instan dunia dengan mengonsumsi 13 Miliar
bungkus per tahun atau turun dari tahun 2015 sebesar 13,2 Miliyar
juta bungkus. Kami yakin dengan adanya perbaikan konsumsi di
tahun mendatang dan inflasi yang stabil akan meningkatkan penjualan
mie instan di pasar domestik.
Perlambatan Pertumbuhan FMCG Indonesia
Pertumbuhan Fast Moving Consumer Good (FMCG) kembali
mengalami perlambatan. Tercatat FMCG periode Januari-September
2017 hanya tumbuh 2,7% atau senilai Rp 12 Triliun. Data ini dibawah
rerata FMCG Indonesia selama 5 tahun terakhir yang sebesar 9,3%.
Perlambatan yang terjadi dipercaya disebabkan oleh konsumsi
masyarakat menengah kebawah yang terus turun lantaran tidak
adanya kenaikan yang signifikan pada upah sementara biaya hidup
cenderung meningkat. Tercatat adanya pencabutan tarif dasar listrik
yang disubsidi menjadi penyebab masyarakat lebih berhati-hati dalam
pengeluaran rumah tangganya. Sementara itu, masyarakat kelas
menengah keatas lebih cenderung menahan konsumsi dan lebih
memilih menaruh dana nya pada tabungan dan untuk rekreasi.
350
400
450
500
550
600
650
Apr 03, 2018Mar 31, 2017Mar 29, 2016Mar 27, 2015
(dal
am U
SD
/bush
el t
on)
Wheat Price (CBOT)
Wheat Price Average Price Q-Q
2,500
1,600
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000
2,200
2,400
2,600
Dal
am U
SD
/Met
rik ton
14.0%
10.5%11.5%
7.7%
2.7%
0.0%
2.0%
4.0%
6.0%
8.0%
10.0%
12.0%
14.0%
16.0%
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Nielsen Indonesia, YOUTH VEST
40.4
13.2
5.5 4.8 4.2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
China Indonesia Jepang Vietnam Amerika
Dala
m m
illi
ar
bu
ng
ku
s/th
Figure 12 (Harga Gandum)
Sumber: Investing
Figure 13 (Harga Skim Milk)
Sumber: USDA
Figure 15 (Konsumsi Mie Instan)
Sumber: WINA
Figure 14 (FMCG)
Youth vest Research Division 7
Company Strategy
Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor
ICBP semakin agresif untuk memperluas penjualan ke luar negeri
terutama pada negara-negara yang sudah menjadi konsumen setia
produk Indofood seperti Arab Saudi, Nigeria, dan Australia.
Kontribusi ekspor terhadap total penjualan mencapai 10% setara Rp
3,1 Triliun di 2017 atau tumbuh 10,6% dibandingkan tahun 2016.
Sementara itu pertumbuhan penjualan dipasar domestik untuk tahun
2017 hanya tumbuh 3%. Kami yakin di tahun mendatang ICBP
masih akan memperluas pangsa pasar ekspornya terutama negara-
negara di Timur Tengah dan Afrika hal ini tercermin dari
pembangunan pabrik - pabrik di luar negeri oleh perusahaan.
Memperkuat Segmen Bisnis Minuman
Grup indofood melalui anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk
yaitu PT Prima Intipangan Sejati akan membeli 51% saham di PT
Asahi Indofood Beverage Makmur (AIBM) serta 49% saham di PT
Indofood Asahi Sukses Beverage (IASB) setelah Asahi Group
Holding Southeast Asia Pte Ltd melepas kepemilikannya di kedua
perusahaan gabungan dengan ICBP tersebut. Langkah yang dilakukan
oleh grup indofood ini bertujuan untuk memperkuat divisi minuman
yang telah dimiliki. Selain itu, rencana grup indofood ini bertujuan
untuk menjaga pangsa pasar segmen minuman.
Inovasi Produk Yang Semakin Agresif
Setiap tahun ICBP selalu mengeluarkan inovasi produk baru seiring
dengan pola hidup masyarakat yang dinamis. Pada tahun 2017,
perusahaan meluncurkan 50 produk baru di segmen mie instan,
makanan ringan, dairy, penyedap makanan, nutrisi dan makanan
khusus. Inovasi produk paling banyak dilakukan didalam segmen
makanan ringan dengan 24 produk baru. Sebelumnya, di tahun 2016
perusahaan berhasil menciptakan 78 produk baru. Kami yakin
kedepannya ICBP akan terus melakukan inovasi dengan tujuan
menjaga Brand Image Indofood yang selalu dekat dengan masyarakat
Indonesia sekaligus akan mendorong peningkatan penjualan produk
ICBP.
Financial Analysis
Total Aset Terus Bertumbuh
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, total aset ICBP tumbuh 10,3%
CAGR. Peningkatan dalam total aset terutama berasal dari
peningkatan aset tetap yang tumbuh 12,8% secara YoY. Pada Tahun
2017, komposisi total aset emiten didominasi oleh komposisi dari aset
lancar sebesar 52% dan 48% aset tidak tetap. Peningkatan total aset
ICBP pada tahun 2017 disebabkan oleh naiknya kas dan setara kas
yang meningkat 5,1% kemudian persediaan yang naik 4,9% serta
piutang sebesar 6%. Peningkatan kas emiten tidak lepas dari
pertumbuhan laba bersih yang mencatatkan kenaikan sebesar 5,4%
serta di tahun 2017, emiten tidak membagikan bagian laba untuk
kepentingan nonpengendali. Kami memprakirakan total aset
perusahaan di tahun 2018F dan 2019F akan meningkat masing-
masing Rp 34,5 Triliun dan Rp 38,1 Triliun.
904
388
211 170 151
-
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1,000
Saudi
Arabia
Nigeria Australia Papua
Nugini
Malaysia
dala
m m
illi
ar r
up
iah
Figure 16 (Tujuan ekspor)
Sumber: Perusahaan
Figure 17 (Produk Minuman)
Figure 18 (Produk Terbaru)
Sumber: Website ICBP
Sumber: Public Expose
Youth vest Research Division 8
Performa Penjualan yang Konsisten
Di tahun 2017, perusahaan mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 3,31% menjadi Rp 35,6 Triliun secara
YoY. Sepanjang 3 tahun terakhir, penjualan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 8,9% CAGR.
Sementara pada EBITDA dan Laba Bersih, perusahaan mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar
28,8% dan 19,8%. Kenaikan penjualan tidak lepas dari peningkatan penjualan dari segmen mie instan dan dairy
yang masing-masing tumbuh 2,5% dan 4,1% secara YoY. Sementara EBITDA yang meningkat salah satunya
disebabkan beban penjualan dan distribusi yang turun 6%. Kami memproyeksikan di tahun 2018F dan 2019F
perusahaan dapat meningkatkan penjualannya menjadi Rp 39,8 Triliun dan Rp 43,6 Triliun. Sementara untuk
laba bersih senilai Rp 4,2 Trilun dan Rp4,5 Triliun.
Kecilnya Porsi Hutang
Perusahaan mampu menjaga rasio utang terhadap aset dan modal. Di tahun 2017, perusahaan mampu menjaga
DER serta DAR di level 0,56x dan 0,36x. Kami memproyeksikan rasio akan tetap stabil di tahun 2018F dan
2019F dikarenakan emiten tidak memiliki rencana besar dalam penambahan modal dari pengajuan utang.
Margin Yang Stabil
Performa konsisten penjualan emiten selama 3 tahun terakhir membuat margin emiten stabil. Margin laba kotor
selama 3 tahun tercatat berada pada rentan 30,3%-31,5%, kemudian dari margin laba usaha dengan rentan
12,6%-14,7%, serta margin laba bersih dengan rentan 9,5%-10,7%. Kami perkirakan, margin laba kotor
perusahaan di tahun 2018F-2020F akan stabil pada rentan 31,3%-31,2% dan juga laba usaha dengan rentan
15,4%-15,3% disebabkan potensi kenaikan harga bahan baku serta pergerakan mata uang. Sementara itu margin
laba bersih juga kami perkirakan akan terdampak dengan penurunan pertumbuhan dari kedua margin tersebut.
Kami perkirakan margin laba bersih akan berada pada rentan 10,7%-10,4%.
26,561 28,902
31,620 34,567
38,120 41,942
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
Rp
Mili
ar
Total Aset Total Utang Total Ekuitas
31,741 34,466 35,607
39,835
43,604
47,208
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
50,000
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
Rp
Mil
iar
Rp
Mil
iar
EBITDA (RHS) Laba Bersih (RHS)
6,002 6,470
6,828 7,348
8,051 8,711
4,171 3,931 4,468
5,022 5,689
6,466
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
Rp
Mil
iar
Total Utang Lancar Total Utang Tidak Lancar
30.3% 31.5% 31.1% 31.3% 31.2% 31.2%
12.6%14.1% 14.7% 15.4% 15.2% 15.3%
9.5% 10.4% 10.7% 10.7% 10.5% 10.4%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
Gross Margin Operating Margin Net Margin
Figure 19 (Posisi Neraca)
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE
Figure 20 (Profitabilitas)
Figure 21 (Komposisi Utang) Figure 22 (Penjualan)
Youth vest Research Division 9
Valuation
Valuasi
Kami menggabungkan tiga metode dalam valuasi
kami yaitu DCF, P/E, dan EV/EBITDA. Kami
mendapati target harga pada Rp 9,200 yang
memiliki potensi kenaikan sebesar 12,9% untuk
tahun 2018.
Metode Valuasi
DCF
Kami menggunakan WACC sebesar 9,97%
dengan asumsi growth rate 5,19% (GDP YoY),
kemudian risk free 6,60% yield 10 tahun obligasi
pemerintah Indonesia, market risk yang diambil
dari return IHSG selama 10 tahun sebesar 10,15%
dan Beta yang dikutip dari Reuter sebesar 1,11x.
Dengan asumsi ini, kami mendapatkan harga
wajar Rp5.891.
EV/EBITDA
Berdasarkan kalkulasi kami dengan metode
EV/EBITDA, kami mendapatkan harga wajar
perusahaan Rp8.144.
P/E BAND
Saat ini posisi P/E perusahaan di 23,2x atau di
average 5 tahun terakhir. Untuk satu tahun
kedepan kami memiliki target P/E 29,3x atau pada
StDev+1. Dengan metode ini kami mendapati
target harga sebesar Rp 10,665.
Valuation Assumption
Growth Rate 5.19% GDP
Risk Free Rate 6.60% Indo 10Y Yield
Risk Market 10.15% IHSG 10Y Return
Risk Premium 3.55%
Beta (Reuters) 1.11
Cost of Equity 10.54%
Marginal Tax Rate 31.95%
Discount Rate (WACC)
Public Market Price 04/04/18 (Full
Rp) 8,150
Diluted Shares O/S (Bn shares) 11.66
Public Market Capitalization 95,045
Debt 2018F 2,445
Cash 2018F 9,379
Net Debt 2018
Net Cash
Public Market Enterprise Value 95,045
E/(D+E) @ Public Mkt Value 89.26%
D/(D+E) @ Public Mkt Value 10.74%
Cost of Debt 7.70%
Marginal Tax Rate 31.95%
Cost of Equity= rf+beta (Rm-Rf) 10.54%
Risk Free rate: Rf 6.60%
Unlevered Beta 1.11
Risk premium (Rm-Rf) 3.55%
WACC 9.97%
Figure 23 (Asumsi Valuasi)
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE Figure 24 (WACC)
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE Figure 25 (Pergerakan Saham)
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE
Youth vest Research Division 10
ICBP’s Position
Conclusion
Kami memberikan rekomendasi BUY untuk ICBP dengan target harga Rp 9.200 (potensi kenaikan 12,9%)
dengan beberapa pertimbangan yang mendukung analisa kami, sebagai berikut:
• Dalam analisis Makroekonomi dan Industri, kami memperkirakan adanya potensi pertumbuhan
ekonomi di tahun mendatang didukung oleh penyelanggaraan kegiatan politik di tahun 2018 dan 2019,
inflasi yang masih terjaga serta bonus demografi yang menjadi angin segar untuk sektor konsumsi.
Sementara itu, dari outlook Industri, ICBP masih diuntungkan oleh penurunan harga bahan baku seperti
gandum dan bubuk susu serta potensi peningkatan konsumsi mie instant domestik maupun global.
• Kemudian dari sisi analisis kinerja keuangan dan strategi perusahaan, kami dapat simpulkan ICBP
memiliki kinerja keuangan yang cukup baik didukung pertumbuhan aset dan rasio hutang yang
konservatif. ICBP juga agresif dalam melakukan ekspansi untuk memperkuat lini bisnis dan konsisten
menjaga pangsa pasar sebagai Market Leader terutama pada sektor mie instant.
AISA
MYOR
ULTJ
ICBP
0.0%
2.0%
4.0%
6.0%
8.0%
10.0%
12.0%
14.0%
16.0%
- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00
RO
A
PE
AISA
MYOR
ULTJICBP
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
- 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
RO
E
PBV
Saat ini, PE dari ICBP berada pada 25,03x atau
diatas dua kompetitor lainnya dan diatas rata-
rata industri sebesar 19,23x. Sementara Return
on Asset perusahaan juga berada diatas rata-
rata industri atau kedua terbesar setelah ULTJ.
Posisi return on Equity ICBP berada diatas
rata-rata industri perusahaan makanan dan
minuman atau kedua setelah MYOR.
Sementara PBV dari ICBP berada dibawah
kompetitor terkuatnya yaitu MYOR.
Figure 26 (ROA vs PE)
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE Figure 27 (ROE vs PBV)
Sumber: Data Perusahaan, YOUTH VEST
ESTIMATE
Youth vest Research Division 11
Lampiran 1
Dalam Miliar 2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
AKTIVA ASET LANCAR Kas dan setara kas 7,658 8,372 8,797 9,379 10,327 11,174
Investasi jangka pendek 99 - 148 83 77 103
Piutang 3,364 3,894 4,126 4,616 5,011 5,456
Persediaan 2,547 3,110 3,262 3,588 3,947 4,341
Uang muka dan jaminan 150 66 121 106 132 134
Pajak dibayar dimuka 95 84 79 89 100 106
Beban dibayar dimuka 50 46 46 51 57 61
Total Aset Lancar 13,962 15,571 16,579 17,911 19,650 21,375
ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan - net 588 663 613 686 751 813
Penyertaan jangka panjang 1,119 1,632 2,645 2,910 3,201 3,521
Aset tetap - gross 10,402 11,471 13,100 14,748 16,570 18,732
Akumulasi Depresiasi 3,846 4,357 4,979 5,595 6,272 7,017
Aset tetap - net 6,556 7,114 8,120 9,153 10,298 11,715
Beban ditangguhkan - net 62 55 150 102.74 126.50 114.62
Goodwill 1,424 1,424 1,424 1,424 1,424 1,424
Aset tidak berwujud - net 2,628 2,330 1,830 2,047 2,241 2,426
Uang muka setoran modal pada
entitas - - - - - -
Aset tidak lancar lainnya 222 112 257 332 429 554
Total Aset Tidak Lancar 12,599 13,331 15,040 16,655 18,470 20,568
Total Aset 26,561 28,902 31,620 34,567 38,120 41,942
Youth vest Research Division 12
Lampiran 2
Dalam Miliar 2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
PASSIVA
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek 719 375 673 750 823 890
Utang trust receipt 154 188 476 531 582 630
Utang 2,581 3,083 3,519 3,924 4,303 4,655
Beban akrual 1,578 1,732 1,472 1,642 1,800 1,947
Liabilitas imbalan kerja jk pendek 171 198 223 250 274 296
Utang pajak 236 288 212 235 253 275
Utang jk panjang yg jatuh tempo 1
tahun:
Utang bank 522 595 249 - - -
Utang pembelian aset tetap 43 10 2 16 17 18
Total Liabilitas Jangka Pendek 6,002 6,470 6,828 7,348 8,051 8,711
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang:
Utang bank 1,416 872 955 1,148 1,407 1,724
Utang pembelian aset tetap 15 5 2 - - -
Uang muka setoran modal dari
nonpengendali - 83 2 2 2 2
Liabilitas pajak tangguhan 443 412 386 475 585 720
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2,297 2,559 3,123 3,397 3,695 4,019
Total Liabilitas Jangka Panjang 4,171 3,931 4,468 5,022 5,689 6,466
Total Liabilitas 10,174 10,401 11,295 12,370 13,740 15,177
EKUITAS
Modal saham 583 583 583 583 583 583
Tambahan modal disetor 5,985 5,985 5,985 5,985 5,985 5,985
Selisih atas perubahan ekuitas entitas
anak 32 39 46 46 46 46
Selisih kurs 1 (3) (5) (3) (4) (4)
Laba yg belum terealisasi yg tersedia
utk dijual 4 (20) 155 46 61 87
Modal proforma - - - - - -
Saldo laba 8,850 10,979 12,799 14,921 17,208 19,660
Total Ekuitas 16,387 18,501 20,324 22,197 24,380 26,765
Total Liabilitas dan Ekuitas 26,561 28,902 31,620 34,567 38,120 41,942
Youth vest Research Division 13
Lampiran 3
Dalam Miliar 2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
LAPORAN LABA RUGI Penjualan Mi Instan 20,996 22,540 23,107 25,459 27,982 30,233
Dairy 5,880 6,807 7,088 7,833 8,596 9,295
Makanan ringan 1,989 2,340 2,565 2,822 3,104 3,353
Penyedap makanan 1,246 1,433 1,377 1,567 1,695 1,846
Nutrisi dan makanan khusus 610 662 719 979 973 1,107
Minuman 1,842 1,673 1,716 1,958 2,115 2,305
Eliminasi (823) (988) (965) (783) (862) (931)
Total Penjualan 31,741 34,466 35,607 39,835 43,604 47,208
Beban pokok penjualan (22,122) (23,607) (24,548) (27,374) (30,013) (32,467)
Laba Bruto 9,619 10,859 11,059 12,462 13,592 14,742
Beban penjualan dan distribusi (4,172) (4,270) (4,013) (4,308) (4,739) (5,118)
Beban umum dan administrasi (1,539) (1,654) (1,668) (1,835) (2,018) (2,179)
Pendapatan operasi lain 272 311 409 450 495 535
Beban operasi lain (187) (383) (565) (621) (684) (738)
Laba Usaha 3,992 4,864 5,222 6,147 6,646 7,240
EBITDA 4,465 5,375 5,845 6,763 7,323 7,985
DEPRESIASI 473 511 623 615 677 745
Pendapatan keuangan 531 504 404 443 472 529
Beban keuangan (314) (179) (154) (147) (180) (221)
Pajak final atas penghasilan bunga (105) (100) (80) (89) (94) (106) Bagian atas laba (rugi) net entitas asosiasi (94) (99) (185) (142) (142) (156)
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan 4,010 4,989 5,207 6,212 6,701 7,287
Beban pajak penghasilan (1,086) (1,358) (1,663) (1,838) (1,982) (2,156)
% Pajak 27% 27% 32% 30% 30% 30%
Laba Tahun Berjalan Sebelum Proforma 2,923 3,631 3,543 4,374 4,719 5,131
Penyesuaian proforma - - - - - -
Laba Sebelum Kepentingan Nonpengendali 2,923 3,631 3,543 4,374 4,719 5,131
Kepentingan nonpengendali 78 (31) 253 (131) (146) (226)
Laba Bersih 3,001 3,600 3,797 4,244 4,573 4,905
Youth vest Research Division 14
Lampiran 4
Dalam Miliar 2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
ARUS KAS ARUS KAS OPERASI Laba bersih 3,001 3,600 3,797 4,244 4,573 4,905
Depresiasi dan amortisasi 473 511 623 615 677 745
Perubahan dalam modal kerja (941) (557) 340 (356) (324) (440)
Lainnya 499 432 (509) 285 163 154
Total Arus Kas Operasi 3,032 3,987 4,250 4,788 5,089 5,363
ARUS KAS INVESTASI Belanja modal (1,219) (1,069) (1,629) (1,649) (1,822) (2,162)
Perubahan dalam aset lain (445) (173) (704) (582) (670) (680)
Total Arus Kas Investasi (1,664) (1,242) (2,332) (2,231) (2,492) (2,842)
Free Cash Flow 1,367 2,745 1,918 2,557 2,597 2,521
ARUS KAS PENDANAAN Perubahan dalam modal 5 (15) 4 (249) (103) (68)
Pembayaran dividen (1,320) (1,544) (1,943) (2,122) (2,286) (2,452)
Penyesuaian lain 117 73 (34) - - -
Perubahan dalam utang 53 (859) 24 33 332 386
Perubahan dalam kewajiban lainnya 92 315 456 363 408 460
Total Arus Kas Pendanaan (1,053) (2,030) (1,493) (1,975) (1,649) (1,674)
ARUS KAS BERSIH 315 714 425 582 948 847
Kas awal 7,343 7,658 8,372 8,797 9,379 10,327
Kas akhir 7,658 8,372 8,797 9,379 10,327 11,174
Kas pada neraca 7,658 8,372 8,797 9,379 10,327 11,174
Net cash movement (315) (714) (425) (582) (948) (847)
Youth vest Research Division 15
Lampiran 5
302
730
955
1,184 1,272
1,490
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
Rp
mili
ar
515
309 326 364
392 421
226
132 167 182 196 210
44%
43%
51% 50% 50%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
-
100
200
300
400
500
600
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
Rp
EPS DPS DPR
6,002 6,470
6,828 7,348
8,051 8,711
4,171 3,931 4,468
5,022 5,689
6,466
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
Rp
Mili
ar
Total Utang Lancar Total Utang Tidak Lancar
41.7 42.5
44.8 44.1 43.8 43.8
46.7
49.3
50.9 50.2 50.4
51.2
40.0
42.0
44.0
46.0
48.0
50.0
52.0
2015 2016 2017 2018F 2019F 2020F
Har
i
Receivable Turnover Inventory Turnover
Appendix 1 (Komposisi Utang) Appendix 2 (EPS)
Appendix 3 (Working Capital) Appendix 4 (Perputaran Piutang)
Youth vest Research Division 16
Disclosures:
Ownership and material conflicts of interest: The author(s), or a member of their household, of this report
[holds/does not hold] a financial interest in the securities of this company.
The author(s), or a member of their household, of this report [knows/does not know] of the existence of any conflicts
of interest that might bias the content or publication of this report. [The conflict of interest is…]
Receipt of compensation:
Compensation of the author(s) of this report is not based on investment banking revenue.
Position as a officer or director:
The author(s), or a member of their household, does [not] serves as an officer, director or advisory board member
of the subject company.
Market making:
The author(s) does [not] act as a market maker in the subject company’s securities.
Ratings guide: Banks rate companies as either a BUY, HOLD or SELL. A BUY rating is given when the security
is expected to deliver absolute returns of 15% or greater over the next twelve-month period, and recommends that
investors take a position above the security’s weight in the S&P 500, or any other relevant index. A SELL rating is
given when the security is expected to deliver negative returns over the next twelve months, while a HOLD rating
implies flat returns over the next twelve months.
Disclaimer:
The information set forth herein has been obtained or derived from sources generally available to the public and
believed by the author(s) to be reliable, but the author(s) does not make any representation or warranty, express or
implied, as to its accuracy or completeness. The information is not intended to be used as the basis of any investment
decisions by