Download - Proposal Skirpsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbedaan nilai tukar suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh
besarnya permintaan dan penawaran mata uang (Tajul, 2000: 129). Kurs dapat
dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan
nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi
Ekonomi yang relatif baik atau stabil (Dornbusch, 2008:453). Seperti yang telah
diketahui, nilai mata uang suatu Negara terhadap mata uang Negara lain relatif tidak
konstan atau bersifat fluktuatif. Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan
terjadinya apresiasi atau depresiasi nilai tukar terhadap mata uang Negara lain.
Demikian halnya yang terjadi dengan mata uang Indonesia yakni Rupiah yang
mengalami fluktuasi terhadap dollar Amerika Serikat.
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 merupakan
salah satu krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah negara Indonesia. Hal ini terlihat
jelas melalui penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditutup pada level
2
Rp 4.850/dollar AS pada tahun 1997 dan meluncur dengan cepat ke level Rp
13.800/dollar AS pada 22 Januari 1998, begitu pula harga Emas yang kurang lebih
harganya tidak stabil beriringan dengan Kurs Dolar. Data dari tahun 2004 sampai
2013 menunjukan kecenderungan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dari
tahun ke tahun terus ada, dapat dilihat pada table 1.
Tahun Kurs Rupiah
Terhadap Dolar**
Penjualan Bersih*
Harga Emas**
Prosentase (%)
2004 8.935 2.858,54 409,87
2005 9.712 3.251,24 445,42 0.0867
2006 9.167 5.629,40 604,65 0.3575
2007 9.136 12.008,20 697,32 0.1533
2008 9.680 9.591,98 872,40 0.2511
2009 10.394 8.711,37 974,39 0.1169
2010 9.084 8.744,30 1.227,50 0.2598
2011 8.779 10.346,43 1.619,63 0.3195
2012 9.465 10.449,88 1.711,85 0.0569
2013 12.189 11.298,32 1.411,23 (0.1756)
Catatan : * Dalam milliar Rupiah ** Harga rata-rata harian spot rate pertahun
Fluktuasi nilai tukar yang terjadi akan sangat mempengaruhi berbagai aspek
dalam perusahaan pada khususnya. Seperti dikutip dalam Jurnal yang berjudul “ The
Impact of Real Exchange Rate Movements on Service Sector” bahwa dalam jurnal ini,
ditemukan implikasi yang signifikan yaitu Fluktuasi nilai tukar, yang mana nilai tukar
3
mempengaruhi profit (Baggs, Beaulieu, and Fung 2008:22). Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa faktor nilai tukar juga dapat mempengaruhi besarnya jumlah
penerimaan profit sebuah perusahaan.
Seperti yang dikatakan, ketidakstabilan nilai tukar ini menyebabkan adanya
perubahan peneriamaan pendapatan dan perubahan profit. Sebenarnya hal ini tidak
luput dari kebijakan Pemerintah yang menggunakan sistem nilai tukar mengambang
bebas (freely floating exchange rate). Yang mana kebijakan ini menyebabkan
pergerakan nilai tukar menjadi bebas tanpa adanya pengendalian.
Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas pada
periode 1997 hingga sekarang. Dikatakan pula dalam buku sejarah Bank Indonesia di
Bidang Moneter periode 1997 – 1999 bahwa sejak pertengahan Juli 1997, Rupiah
mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap
US Dollar. Untuk mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi
baik melalui spot exchange rate (kurs langsung) maupun forward exchange rate (kurs
berjangka) dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk
selanjutnya tekanan terhadap depresiasi Rupiah semakin meningkat. Oleh karena itu
4
dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14
agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi
sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.
Kebijakan ini yang membuat nilai tukar berdampak lebih besar bagi
perusahaan dibandingkan apabila terdapat intervensi dari Pemerintah. Sistem ini
berpotensi mengakibatkan adanya fluktuasi kurs yang tidak terkendali yang nantinya
akan berdampak pada operasi sebuah perusahaan. Hal tersebut dapat tercermin dari
profit yang diterima perusahaan akan sangat bergantung pada besarnya selisih kurs.
Apabila nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS mengalami penguatan maka
akan membuat kerugian bagi perusahaan yang melakukan ekspor karena mata uang
dollar AS sedang melemah, dan sedangkan apabila nilai tukar Rupiah sedang
melemah terhadap Dollar AS maka akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Hal ini disebabkan karena menguatnya nilai Rupiah berarti semakin sedikitnya
Rupiah yang dikeluarkan untuk mendapatkan senilai satu Dollar AS, begitu juga
sebaliknya. Apalagi ditambah dengan proses penukaran mata uang asing ke mata
5
uang domestic yang secara langsung dapat memperlihatkan kenyataan bahwa akan
ada selisih didalamnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari fluktuasi kurs ini sangan terasa
bagi perusahaan domestic swasta maupun milik pemerintah. Dalam konteks
perusahaan negara salah satu perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan
terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Yang kegiatannya mencakup
eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel,
feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. Memiliki konsumen jangka panjang
yang loyal di Eropa dan Asia yang melakukan beberapa kegiatan dengan pihak luar
dengan nilai mata uang menggunakan dollar AS, sehingga secara langsung terdapat
keterkaitan antara nilai tukar kurs dengan profit PT Aneka Tambang Tbk yang
diterima melalui kegiatan ekonominya.
Menurut Requena dan Walker (2005:231) dalam jurnalnya yang berjudul “
The Impact of Exchange Rate Fluctuation on Profit Margin : The UK Car Market”,
dalam pembahasan mengenai dampak fluktuasi kurs pada perusahaan tersebut,
6
diungkapkan bahwa penerimaan laba disesuaikan atau dipengaruhi oleh fluktuasi nilai
kurs.
Sejalan dengan Jurnal diatas, Menurut Hamdy Hady (2005:10)
mengemukakan bahwa pengaruh keuangan internasional melalui ekspor dan impor
dapat dilihat dari analisa input impor atau output ekspor yang dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai tukar atau kurs mata uang dalam negeri dan mata uang luar negeri .
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat
masalah tersebut manjadi sebuah bahan penulisan ilmiah dengan judul “ANALISIS
PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR TERHADAP PROFIT PT ANTAM
Tbk. ”
1.2 Identifikasi Masalah
a) Peningkatan profit perusahaan tidak selalu dipengaruhi oleh fluktuasi nilai
tukar.
b) Fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi beban operasional perusahaan.
c) Fluktuasi nilai tukar mempengaruhi pendapatan bersih perusahaan
1.3 Rumusan dan Batasan Masalah
7
1.3.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka yang akan menjadi pokok
rumusan masalah adalah : “ apakah fluktuasi nilai tukar berpengaruh pada profit PT.
Antam Tbk. ?”
1.3.2 Batasan Masalah
Penelitian ini membahas tentang identifikasi faktor pada kurs dollar
Amerika Serikat yang mempengaruhi profit PT Antam Tbk. agar pembahasan
tidak terlalu meluas dan lebih fokus dengan arah tujuan semula, maka penulis
memberika pembatasan masalah, antara lain :
a. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 2004 - 2013 dengan
memfokuskan pada perubahan nilai tukar dolar Amerika dan profit
khususnya net profit.
b. Pembahasan ini hanya sebatas pengidentifikasian perubahan kurs dollar
AS dan pengaruhnya terhadap profit PT. Antam Tbk. dimana perusahaan
telah memiliki acuan nilai tukar dollar AS tersendiri yang tertera dalam
laporan keuangannya.
8
c. PT. Antam Tbk. dalam kegiatannya mencakup melakukan ekspor bahan
tambang ke Eropa dan Asia.
d. Pembahasan ini hanya berdasarkan transaksi spot market.
1.3.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
fluktuasi nilai tukar terhadap profit PT. Antam Tbk.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dan
diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hal-hal yang
mempengaruhi profotabilitas sehingga dapat membandingkan antara
kenyataan dalam praktik dengan teori-teori selama ini dipelajari. Serta
9
memberikan gambaran tentang pengaruh kurs terhadap profit khususnya
PT. Antam Tbk.
b. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan tolak ukur keberhasialan tingkat operasional perusahaan
dalam pengembangan perusahaan sehingga dapat lebih ditingkatkan lagi
kinerja perusahaannya agar dapat memaksimalkan laba yang diperoleh.
Dan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kurs terhadap profit
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan .
c. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar kajian pustaka dan
referensi khususnya bagi mahasiswa / mahasiswi yang ingin melakukan
penelitian dengan pembahasan serupa .
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1. Fluktuasi Nilai Tukar
Fluktuasi nilai tukar merupakan gejolak naik turunnya nilai kurs suatu mata
uang terhadap mata uang lainnya. Yang dimana gejolak tersebut akan mempengaruhi
dan memberikan efek bagi perusahaan melalui selisih kurs. Menurut Mann (dalam
Yaw Yin Wang, 2002:2) yaitu dikatakan bahwa “perubahan nilai tukar akan terserap
atau masuk kedalam profit, dimana pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi
sebuah perusahaan”. Kondisi fluktuasi kurs bukan hanya mempengaruhi pada bidang
perdagangan namun juga pada nantinya akan mempengaruhi keadaan laba. Semua ini
termasuk didalam kegiatan perusahaan, yang bisa dikatakan bahwa fluktuasi kurs
juga mempengeruhi perusahaan itu sendiri khusunya dalam hal keuangan. Sehingga
faktor nilai tukar patut untuk diperhatikan dalam ruang lingkup perusahaan, sebagai
salah satu faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan operasi perusahaan.
2.1.2 Nilai Tukar
11
Nilai tukar atau yang sering juga disebut dengan kurs menurut Hamdy Hady
(2012:65) adalah mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang
mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Definisi lain menurut Herlinawati
(2004:81) mengemukakan bahwa nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap
mata uang negara lainnya. Beberapa pengertian lain dari nilai tukar :
a. Pengertian lain dari nilai tukar yang diungkapkan oleh Sawaldjo
Puspopranoto (2004:121) yaitu harga dimana mata uang suatu negara
dipertukarkan dengan mata uang lainnya.
b. Adapun pengertian lain oleh Floyd A. Bea, (2003:390) yaitu foreign
exchange rates are essentially prices for currencies expressed in units of
other currencies.
c. Dan menurut Frank J. Fabozzi (2002) dalam bukunya Foundations of
Financial Markets Institution memberikan definisi tentang nilai tukar
yaitu An exchange rate is defined as the amount of one currency that
12
can be exchanger per unit of another currency, of the price if one
currency in terms in another currency.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai tukar
merupaka suatu nilai atau harga yang digunakan untuk menukar mata uang suatu
Negara dengan mata uang Negara lain. Atau dalam arti lainnya yaitu sejumlah uang
dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang
Negara lainnya. Nilai tukar akan digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini
adalah nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat atau Rp/US$ . Dengan
berdasarkan pengertian nilai tukar diatas maka nilai Rupiah terhadap Dollar AS
dapat diartikan sebagai besarnya rupiah yang harus dikeluarkan untuk memperoleh
satu Dollar AS.
Dalam mekanisme pasar, kurs dari suatu mata uang akan selalu mengalami fluktuasi
(perubahan-perubahan) yang berdampak langsung pada harga barang ekspor dan
impor. Perubahan yang dimaksud adalah:
a. Apresiasi, yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara
otomatis akibat adanya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan
13
atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai
akibat dari ini, harga pokok Negara itu bagi pihak luar negeri akan
semakin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik
menjadi lebih murah.
b. Depresiasi, yaitu berlawanan dengan Apresiasi dimana merupakan
peristiwa penuruanan nilai tukar mata uang secara otomatis akibat
adanya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang
yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari ini,
harga pokok Negara itu bagi pihak luar negeri akan semakin murah,
sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih mahal.
Ada dua macam transaksi nilai tukar, yaitu :
a. Forward transaction, dimana transaksi dalam valuta asing di sini
penyerahannya dilakukan pada tanggal tertentu yang telah disetujui,
dengan nilai tukar ditentukan pada saat kontrak dan nilai tukar pada
Forward transaction ini disebut dengan forward exchange rate (Agus
Budi Santoso, 2003 : 116)
14
b. Spot transaction, dimana valuta asing di sini penyerahannya dilakukan
segera dalam jangka waktu maksimal dua hari setelah transaksi. Pada
transaksi ini nilai tukar ditentukan pada saat terjadinya transaksi dan
nilai tukar untuk spot transaction disebut dengan spot exchange rate.
Sejalan dengan berubahnya kondisi ekonomi, nilai tukar juga bisa berubah
secara substansional. Selain itu nilai tukar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Nilai tukar normal , dimana nilai tukar merupakan harga relatif dari
mata uang dua Negara
b. Nilai tukar riil, dimana nilai tukar riil merupakan harga relative dari
barang-barang kedua Negara. Nilai tukar riil juga bisa disebut dengan
term of trade.
2.1.3 Sistem Nilai Tukar
Perdagangan internasional melibatkan penggunaan mata uang valuta asing.
Secara umum, nilai tukar tergantung pada kebijakan moneter suatu Negara. Menurut
Hady (2012: 24-29) sistem penting dalam nilai tukar, yaitu:
15
a. Sistem nilai tukar tetap, sistem di mana nilai tukar mata uang domestic
ditetapkan berdasarkan keputusan pemerintah. Kelebihan dari sistem ini
adalah adanya kepastian nilai tukar yang dapat meningkatkan
ekspektasi. Tetapi kelemahannya adalah hurs yang beraku tidak selalu
menggambarkan tingkat kelangkaan yang sebenarnya. Bisa terjadi nilai
tukar yang ditetapkan permintah terlalu tinggi dibandingkan dengan
kurs pasar (overvalued). Atasu sebaliknya, nilai tukar yang ditetapkan
pemerintah terlalu rendah dibanding dengan kurs pasar (undervalued).
b. Sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate), adalah sistem
kurs mengambang yang ditetapkan melalui mekanisme kekuatan
permintaan dan pemawaran pada bursa valas. Sistem kurs mengambang
dibagi atas sistem kurs mengambang murni (freely floating system),
yaitu penentuan kurs valas di bursa valas terjadi tanpa campur tangan
pemerintah. Dan sustem kurs mengambang terkendali (managed
floating system ), yaitu penentu kurs valas di bursa valas terjadi dengan
campur tangan pemerintah yang mempengaruhi penawaran dan
16
permintaan valas melalui berbagai kebijakan di bidang moneter, fiscal,
dan perdagangan luar negeri.
c. Sistem nilai tukar terkait (pagged exchange rate), sistem nilai tukar ini
ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar mata uang suatu negara
dengan nilai tukar mata uang negara lain atau sejumlah mata uang
tertentu.
Berdasarkan keputusan Bank Indonesia, Indonesia menggunakan sistem nilai
tukar mengambang bebas sejak 14 Agustus 1997 sampai sekarang. Dalam sistem ini
Bank Indonesia melakukan intervansi di pasar valuta asing karena semata-mata
menjaga kestabbilan nilai tukar Rupiah yang lebih banyak ditentukan oleh kekuatan
pasar. Hal inilah yang menyebabkan pergerakan nilai tukar yang tidak konsisten
sehingga muncul fluktuasi nilai tukar dimana kebabasan begerak dari Dollar AS pada
khususnya tidak dikendalikan.
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan
hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard
currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami
17
apresiasi atau kenaikan niali terhadap mata uang lainnya. Hard currency pada
umumnya berasal dari negara-negara industri maju, seperti Amerika Serikat (USD),
Jepang (JPY) dan Uni Eropa (EUR).
Sedangkan Soft Currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan
sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan
sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai terhadap mata uang lainnya. Soft
currency ini umumnya berasal dari negara-negara berkambang, seperti Rupiah –
Indonesia, Peso - Filipina, Bath - Thailand, dan Rupee - India.
Menurut Hamdy Hady kurs dinyatakan penting karena :
a. Dengan adanya kurs maka perdaganan internasional (ekspor – impor)
dapat dilakukan.
b. Dengan adanya kurs maka pembayaran transaksi komersial dan
financial antara Negara dapat terlaksana.
c. Dengan adanya kurs maka kerjasama lalu lintas pembayaran antar bank
devisa di dunia dapat terlaksana.
18
d. Dengan adanya kurs maka transaksi jual beli valuta asing (valas) dapat
dilalukan.
e. Dengan adanya kurs maka uang kartal berfungsi sebarai barang
komoditi yang dapat diperjual belikan
f. Karena adanya kurs maka cek perjalanan valas dapat diterbitkan dan
diedarkan oleh bank-bank devisa dunia.
g. Dengan adanya kurs, orang dapat bepergian antarnegara.
Menurut Hamdy Hady (2012:69) sistem penulisan harga atau nilai
suatu valuta asing yang dinyatakan dalam baluta asing lainnya dikenal ada 2(dua)
macam, yaitu:
a. Direct Quotation
Merupakan sistem yang menyatakan nilai mata uang suatu Negara
(domestic currency) yang diperlukan atau yang diperoleh untuk satu unit
valuta asing. Penulisannya dilakukan dengan menempatkan nilai
domestic currency didepan dan unit foreign currencynya dibelakang.
Contoh: Rp. 9.000,-/ USD: Rp Rp. 5.500,-/SGD
19
b. Indirect Quotation
Merupakan sistem yang menatakan niali valusa asing (foreign currency)
yang di perlukan atau di perolleh untuk satu unit domestic currency.
Penulisannya dilakukan dengan menmpatkan nilai foreign currency
didepan dan unit domestic currency dibelakang.
Contoh: USD 0, 0000833/Rp; SGD 0, 001176/Rp
2.1.4 Faktor yang mempengaruhi nilai tukar
Aliran valuta asing yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntuan
perdagangan, investasi, dan spekulai dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang
deficit dapat terjadi karena adanya faktor – faktor atau kondisi yang berbeda sehingga
berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valas asing di masing - masing
tempat. Menurut Hamdy HAdy (2012:109) faktor yang menyebabkan mengapa kurs
berubah:
a. Supply dan demand foreign currency
b. Posisi Balance of Payment (BOP)
c. Tingkat income
20
d. Pengawasan pemerintah
e. Ekspektasi, spekulasi, dan rumor
2.1.5 Profit (Laba)
Setiap perusahaan umumnya ingin mendapatkan profit yang optimal, karena
dengan adanya profit maka menejemen akan dapat memprediksi apakah perusahaan
tersebut akan terus berjalan atau justru harus berhenti. Keberhasilan perusahaan dapat
dilihat dari tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama
perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh profit yang maksimum dan
laba merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu
sendiri.
Mengenai pengertian profit itu sendiri, banyak orang yang memberikan
pendapat yang berbeda, seperti beberapa pengertian profit menurut para ekonom dan
sumber-sumber penelitian.
Commite on Terminology (Sofyan Syarif H., 2004) mendefinisikan laba
sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasional.
21
Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board) statement
mengartikan laba (rugi) sebagai kelebihan penghasilan atas biaya selama satu periode
akutansi.
Menurut Stise Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan investasi kepada
pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan
entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan porsi awalnya.
Menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya
perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan
pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan
penyerahan barang / jasa).
Menurut Soermarsono SR (2004:227) angka terakhir dalam laporan laba rugi
adalah laba bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap
modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakir dalam laporan
laba rugi adalah rugi bersih (net loss).
Jenis – Jenis Laba:
Menurut Soemarsono S.R (2002:74) jenis – jenis laba terdiri dari:
22
a. Laba bersih adalah selisih lebih pendapatan atau beban - beban dan
merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan
usaha.
b. Laba bruto adalah selisih antara penjualn bersih dengan harga pokok
penjualan.
c. Laba usahan adalah jumlah akumulasi laba besih dari beban usaha atau
laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan
utama perusahaan.
d. Laba ditahan adalah jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah
perseroan terbatas dikurangi distribusi laba yang dilakukan dan
menurus Soemarsono S.R (2002:76) faktor – faktor yang
mempengaruhi laba :
a. Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau
jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan
b. Harga jual
23
Harga jual pokok atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume
penjualan produk atau jasa yang besangkutan
c. Volume penjualan dan produksi
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi
produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
2.1.6 Pengaruh fluktuasi nilai terhadap profit
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
laba secara jelas adalah nilai tukar. Hal tersebut dibuktikan dari banyak jurnal yang
mengangkat penelitian tersebut dan teori – teori yang menggabarkan keterkaitan
antara keduanya. Disamping itu hal ini disebabkan adanya transaksi perdagangan
internasional perusahaan dimana perusahaan menggunakan mata uang asing sebagai
alat pembayaran. Efek yang diberikan dari nilai tukar cukup kuat terasa apabila
pergerakan nilai tukar sedang melemah otomatis akan membuat laba meningkat dan
sebaliknya, selisih kurs translasi yang menyebabkan hal tersebut. Pada saat translasi
mata uang, terdapat selisih nilai antara mata uang domestik dengan mata uang asing.
24
Yang mana selisih tersebut yang menentukan apakah perusahaan mengalami surplus
atas defisit laba.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Imam Agus Setiyantoro (2011) dalam
sekripsinya yang berjudul “Pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar
rupiah, dan ukuran perusahaan terhadap laba perusahaan pertambangan” memiliki
kesimpulan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap laba perusahaan, baik
secara parsial maupun simultan. Fluktuasi kurs merupakan pergerakan nilai tukar,
dalam penelitian tersebut nilai tukar sangat berpengaruh berarti fluktiasi kurs juga
sangat berpengaruh karena fluktuasi adalah pergerakan dari nilai tukar itu sendiri.
Dan menurut Baggs, Beaulieu, and Fung (2008:23) yang menyatakan bahwa
dalam pembahasaan yang dilakukan, ditemukan hubungan yang signifikan bahwa
nilai tukar mempengaruhi profit. Contoh kasus yang dapat dijadikan referensi adalah
perusahaan berbasis global yaitu McDonald Corp. yang merasakan pukulan bagi
profitnya diakibatkan oleh adanya perubahan nilai tukar (www.cbsnews.com).
Selain kasus McDonald Corp. terdapat pula beberapa perusahaan yang
merasakan pengaruh nilai tukar yang berfluktuasi yang mengakibatkan perubahan
25
profit yaitu Cocacola, Pepsi, Revlon dan Nestle (www.cbsnews.com) .hal ini dapat
menambah acuan bahwa memang terjadi hubungan dan juga terdapat pengaruh antara
nilai tukar dan profit.
Selain beberapa penelitian yang menyatakan terdapat pengaruh antara nilai
tukar dan profit, adapun penelitian yang menyatakan sebaliknya. Seperti yang dikutip
yaitu:
a. Menurut Saghil Ahmed (2009) yang menyatakan bahwa “tidak terlalu
banyak menelitian yang menyatakan bahwa nilai tukar dapat
mempengaruhi profit”.
b. Menurut Ben. U.O dan Godwin. A. (2010) bahwa “dalam kenyataan
studi tidak terdapat pengaruh penting antara nilai tukar dengan profit”.
c. Diungkapkan oleh Baldwin dan Lyons (2005:17) yaitu “berapapun
perubahan nilai tukar atau pergerakannya tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profit”.
Dari beberapa sumber yang menyatakan dukungan dan kontra tersebut,
penulis memiliki pemahaman dan pemikiran yang sama dengan penelitian yang
26
mengatakan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh terhadap profit. Hal ini dikarenakan
penulis memiliki objek penelitian yang merupakan perusahaan yang berbeda.
Selain itu penulis melihat perbedaan pendapat yang terjadi dikarenakan
memang dari segi hal yang di teliti penulis memiliki penelitian yang berbeda dengan
para pakar. Disisi lain terdapat kemungkinan bahwa penelitian yang mereka lakukan
bukan merupakan penelitian tentang suatu perusahaan melainkan lebih kepada suatu
Negara. Untuk itu pendapat pendukung dan kontradiksi tidak menjadi permasalahan.
2.1.7 Hasil penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Putri Nataya Harahap (2013) dalam
skripsinya yang berjudul “ Analisis pengaruh kurs Dollar terhadap pendapatan
perusahaan pelayaran Niaga (Studi kasus : PT. Burung Laut periode 1997 – 2002)”
menunjukan pengaruh positif antara fluktuasi kurs dollar AS dengan terhadap
pendapatan, yang nantinya juga pasti berkaitan dengan laba perusahaan. Penelitian ini
mengindikasikan bahwa semakin kuat / tinggi nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika maka pendapatan perusahaan akan semakin menurun. Dan hal tersebut dapat
berdampak pada laba (profit) yang menurun.
27
Dan penelitian yang dilakukan oleh Imam Agus Setiantoro (2011) dalam
skripsinya yang berjudul “Pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar
rupiah, dan ukuran perusahaan terhadap laba perusahaan pertambangan” memiliki
kesimpulan bahwa secara simultan dan parsial nilai tukar rupiah berpengaruh
terhadap laba perusahaan.
2.2 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan telaah pustaka yang telah di uraikan sebelumnya maka akan
diuji apakah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat akan
berpengaruh pada laba perusahaan dalah hal ini PT. Antam Tbk.
28
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
Pengaruh Fluktuasi nilai tukar terhadap profit
PT. Antam Tbk.
Visi
Menjadi
korporasi global
berbasis
pertambangan
dengan
pertumbuhan
sehat dan standar
kelas dunia”.
Misi
Menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi
yaitu nikel, emas dan material lain, dengan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja
serta memperhatikan kelestarian lingkungan,
beroperasi secara efisien (berbiaya rendah),
memaksimalkan shareholders dan stakeholders
value, meningkatkan kesejahteraan karyawan,
berpartisipasi didalam upaya mensejahterakan
Tujuan
1. Menciptakan nilai
pemegang saham.
2. Menurunkan biaya
produksi
3. Peningkatan revenue
Sasaran
1. Investor
Asing
2. Konsumen
Dalam
Negeri
Faktor Lingkungan
Global
Kondisi Dalam Negeri
- Nilai Tukar
- Harga Emas Dunia
- Faktor Keamanan
- Permintaan Eksport
- Investor Asing
- Inflasi
- Kecelakaan kerja
- Kebijakan Pemerintah
- Permintaan Emas
Kebijakan Perusahaan
Penetapan Harga
Laba Perusahaan
29
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan tentang sesuatu atau nilai suatu parameter
yang untuk sementara waktu diangkap benar atau dengan kata lain hipotesis
merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang dikemukakan didalam perumusan
masalah. Jadi hipotesis adalah kesimpulan sementara yang diambil, kesimpulan dapat
benar atau salah. Hipotesis diambil berdasarkan teori - teori yang ada, yang
mengatakan bahwa apa yang diteliti memang berhubungan. Berikut teori – teori yang
penulis kumpulkan sebagai landasan hipotesis:
Teori tentang hubungan antara fluktuasi kurs dan profit melalui penelitian
yang dilakukan oleh Imam Agus Setiantoro(2011) dalamnya yang berjudul “
Pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar rupiah, dan ukuran perusahaan
terhadap laba perusahaan pertambangan” memiliki kesimpulan bahwa nilai tukar
rupiah berpengaruh terhadap laba perusahaan , baik secara parsial maupun simultan.
Fluktuasi kurs merupakan pergerakan nilai tukar dalam penelitian tersebut nilai tukar
sangat berpengaruh berarti fluktuasi kurs juga sangat berpengaruh karena fluktuasi
adalah pergerakan dari nilai tukar itu sendiri .
30
Dan mengutip pernyataan Requena and Walker (2005:231) bahwa dalam
hasil penelitian yang dilakukan dinyatakan penerimaan profit disesuaikan atau
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai kurs.
Selain itu menurut Beggs, Beaulieu, and Fung (2008:23) yang menyatakan
bahwa dalam pembahasan yang dilakukan, ditemukan hubungan yang signifikan
bahwa nilai tukar mempengaruhi nilai profit.
Hipotesis
Berdasarkan teori tersebut diatas maka hipotesis penelitian ini diduga ada
pengaruh antara fluktuasi kurs terhadap profit:
Ho: β = 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara fluktuasi nilai tukar
terhadap profit PT. Antam Tbk.
Ha: β ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan antara fluktuasi nilai tukar terhadap
profit PT. Antam Tbk.
31
BAB III
METODOLOGI PENELIATIAN
3.1 Kategori Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian
tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka,
meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti kata-kata atau
kalimat yang dikutip dari sebuah jurnal, artikel, dan buku-buku. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi (hubungan) antara variable X dan Y
yaitu pengaruh antara fluktuasi nilai tukar terhadap profit PT. Antam Tbk. dan dalam
pengolahannya dan pengujiannya menggunakan alat SPSS versi 17.0.
3.2 Desain Penelitian
3.2.1 Objek Penelitian
Objek yang dijadikan penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh
fluktiasi nilai tukar dollar AS terhadap kemungkinan perolehan profit perusahaan
komoditi pertambangan yang melakukan ekspor, dan intinya berpengaruh dengan
32
adanya fluktuasi nilai tukar sehingga memberikan efek terhada profit. Penulis
melakuakn penelitian melalui PT. Antam Tbk. Alasan penulis memilih perusahaan
tersebut dikarenakan dari perusahaan sejenis yang bersifat terbuka, PT. Antam Tbk.
memiliki laporan keuangan yang jelas, lengkap, dan mudah dianalisi. Di sisi lain
kondisi PT. Antam Tbk. relative stabil, sehingga penulis lebih mudah dalam
pengambilan data.
3.2.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah PT. Antam Tbk. yang merupakan perusahaan
yang bergerak dalam komoditi pertambangan. Perusahaan tersebut dipilih karena
perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan selama periode 2004 – 2013 yang
lengkap dan merupakan perusahaan yang sesuai dengan pembahasan yang
diinginkan. Perusahaan ini diangkap tepat karena informasi mengenai nilai tukar dan
profit diberitahukan secara jelas dalam laporan keuangannya.
3.2.3 Operasionalisasi Variabel
a. Variabel terikat (Dependent Variable)
33
Variabel terikat (Dependent variable) dalam penelitian ini adalah
profit dalam hal ini net profit PT Antam Tbk. selama periode 2004 –
2013. Data variable net profit diukur dengan satuan unit jutaan Rupiah
yang dinotasikan dengan Y.
b. Variabel Bebas ( Independent Variable )
Variabel Bebas ( Independent Variable ) dalam penelitian ini adalah
fluktuasi nilai tukar yaitu nilai tukar yang ditetapkan oleh PT. Timah
Tbk. dalam kegiatan ekspornya selama periode 2007 – 2011 yang
dimana nilai tukar tersebut dinotasikan dalam bentuk Rupiah. Dalam
hal ini kondisi nilai tukar yang ditetapkan oleh PT. Antam Tbk. dapat
berubah naik maupun turun.
Keterangan :
X = Nilai tukar
Y = Profit (net profit)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
34
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan dtudi literature
dengan memakai data sekunder yang berupa data runtutan waktu (time series) tahun
2004 hingga tahun 2013. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode dokumentasi, dimana metode ini adalah salah satu cara untuk
memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan jalan mengambil data yang
diterbitkan dan dipublikasikan dari instansi atau lembaga yang terkait dengan
penelitain ini melalui website resmi PT. Antam Tbk. (www.antam.com ) .
Data pokok pengamatan adalah nilai tukar yang menjadi acuan perusahaan
dan net profit. Dan juga ditunjang dengan data laporan keuangan yang diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia dengan situs resminya ( www.idx.com ) yang penulis akses di
Indonesia Capital Market Electronic Library (Icamel) guna melengkapo laporan
keuangan perusahaan. Selain itu pengumpulan data dan informasi juga dilakukan
dengan cara mengambil dari internet, artikel, jurnal dan mempelajari buku – puku
pustaka yang menunjgan proses penelitian ini .
3.2.5 Teknik Pengolahan Data
35
Data penelitian penulis dari situs resmi PT. Antam Tbk. ( www.antam.com )
dan situs resmi Bursa Efek Jakarta yaitu ( www.idx.com ) dimana penulis melakukan
pengambilan data langusng pada Indonesian Capital Market Elecctronic Library
(Icamel) dalam bentuk laporan keuangan yang bersifat tahunan yaitu periode 2004 -
2013. Langkah – langkah yang penulis lakukan dalam menganalisis data yaitu :
a. Editing
Sebelum data diolah, data tersebut diedit terlebih dahulu. Dengan kata
lainm data atau keterangan yang telah dikumpulkan perlu dibaca
sekali lagi dan diperbaiki jika masih terdapat hal – hal yang salah atau
masih meragukan .
b. Entry Data
Entry Data dilakukan setalah data diperiksa dan diperbaiki untuk
memastikan tidak ada data yang hilang, kemudian dimasukan ke
dalam database untuk dianalisis.
c. Tabulating
36
Tabulating adalah memasukkan data ke dalam table – table. Dan
mengatur angka – angka sehingga dalam dihitung jumlah kasus dalam
berbagai kategori. Penulis menggunakan alat SPSS versi 17.0 dalam
menguji penelitian ini, karena penulis ingin mengetahui berapa besar
pengaruh dan tingkat signifikan antara variable X dan Y.
Dengan alat SPSS, penulis mencoba membaca pengaruh yang ditimbulkan
dari fluktuasi nilai tukar terhadap profit melalui hasil yang nantinya akan ditunjukkan
dalam uji korelasi. Hasil akhir dari pengujian menggunakan SPSS tersebut, korelasi
nya terletak pada nilai koefisien korelasi yang ditunjukkan. Menurut Sugiyono
(2009) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :
0,00 – 0,100 = sangat rendah
0,20 – 0,399 = rendah
0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat
( ) ( )∑ ∑∑∑
∑ ∑∑
−−
−
=
2222yynxxn
yxxynr
37
3.2.6 Teknik Pengujian Hipotesis
Untuk melihat pengaruh yang diakibatkan fluktuasi nilai tukar terhadap
profit, maka dipergunaan dengan alat regresi dengan :
Y = a + bX + e
dimana :
Y= profit (net profit)
X= nilai tukar
a = konstanta
b = koefisien regresi masing – masing variable
e = variable penggangu
a. Uji Statistik
Uji statistik digunakan untuk mengetahui apakah variable fluktuasi nilai
tukar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profit. Uji statistik yang
digunakan adalah Uji t, Uji F, dan koefisien determinasi ( r2 ).
1. Uji tf
38
Uji t digunakan untuk menguji dan mengetahui pengaruh variable bebas secara
parsial terhadap variable terikat, yaitu pengaruh dari variable independen yang
berarti fluktuasi nilai tukar terhadap profit yang merupakan variable independenya.
Seperti hal nya dengan uji hipotesis secara simultan, pengambilan keputusan uji
hipotesis secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari
hasil pengolahan data melalui SPSS Statistik Parametik (Santoso 2004:168) sebagai
berikut :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho di terima
b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho di tolak
pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS
pada table coefficient kolom sig atau significance.
2. Uji F
Kebalikan dari Uji t, Uji F digunakan untuk menguji apakah variable bebas
berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Menurut Ghazali (2007:88) uji
statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang
dimasukan dalama model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
39
variabel dependen. Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas yang
didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametik
(Santoso 2004:168) sebagai berikut :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho di terima
b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho di tolak
Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS
pada tabel ANOVA kolom sig atau significance.
3. Koefisien Determinasi ( R2 )
Menurut Ghazali (2007:87) koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil
berarti kemampuan variabel – variabel dalam menjelaskan variasi – variasi
independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel
independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel indepanden. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang
(cross section) relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing –
40
masing pengamatan, sedangkan untuk data runtutan waktu ( time series ) biasnya
memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi.
Kelemahan mendasar menggunakan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke dalam model. Setiap
tambahan variabel independen, maka ( R2 ) pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan adjusted ( R2 ) pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai adjusted ( R2 ) dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana maka variabel
independen yaitu fluktuasi nilai tukar secara parsial mempengaruhi dan secara
simultan mempengaruhi variabel dependent yaitu profit yang dinyatakan dengan (R2)
untuk menyatakan pengaruh tersebut. Sedangkan ( R2 ) untuk menyatakan koefisien
determinasi parsial variabel independen terhadap variabel independen. Angka R
square didapat dari pengolahan data melalui SPSS yang bias dilihat pada table model
summary kolom R square.
41
DAFTAR PUSTAKA
Bags, J., Beaulieu, Fung. (2008). The Impact of Real Exchange Rate
Movements on Service Sector. Journal of economic, Financial, and Administration
Service. Volume X. hal :22
Unit Khusus Museum Bank Indonesia . Sejarah Bank Indonesia di Bidang
Moneter Periode 1997-1999. http://www.bi.go.id . Diakses 20 Agustus 2014
Silvente, F.R. and Walker,J. (2005). The Impact of Exchange Rate
Fluctuation on Profit Margin: UK Car Market 1971-2002. Journal of Applied
Economic. Volume X.Hal 231
Biggs,T. (2011). Impact of Exchange Rate Fluctuation on Economic of
Mozambique. Journal of USAID Financing. Volume XXX. Hal : 45-46
Hady, Hamdy. (2012). Manajemen Keuangan Internasional. Edisi Ketiga.
Jakarta : Mitra Wacana Media
Herliawati, Erna. (2004). Jurnal Indonesia Membangun. Volume 1. Hal: 8
Puspopranoto,S. (2004). Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan. Jakarta
LP3ES.
Beam,F.A. (2003). Akutansi Keuangan Lanjutan Jilid 1. Edisi Kedelapan .
Jakarta : Salemba Empat
42
Santosa, A.B. (2003). Analisa Faktor – factor yang Mempengaruhi Nilai
Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Volume 10 Hal:116
Michael, N.B. (2011). An Impact Analysis of Foreign Exchange Rate
Volatility on Nigeria’s Export Performance. European Journal of Economic,
Financial, and Administration Service. Volume 37.hal:48
Alam,R. (2010). The link Between Real Exchange Rate and Export Earning.
International Review of Business Research Paper. Volume 6.
Wang,K.L. and Barret,C.B. (2007). Estimating the Efffect of Exchange
Rate Volatility on Exports Volumes. Journal of economic, Financial, and
Administration Service. Volume 11.hal:23
Ahmed,S. (2009). Are export Sensitive to Changes in the Exchange Rate.
International finance Discusions Paper.
Keputusan Bank Indonesia UU No. 3 Thun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia
www.idx.co.id
Suwardjo, S. (2009). Akutansi Keuangan Edisi Keenam Belas. Jakarta
Salemba: Empat
Soemarsono,S.R. (2004). Akutansi Suatu Pengantar Buku 1. Edisi Kelima.
Jakarta: Salema Empat