Transcript

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

” MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHINDARI PERILAKU

TERCELA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN OME-AKE SISWA

KELAS VIII A SMP NEGERI 6 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2010 -

2011 ”

(Diajukan untuk Kegiatan Kompetitif Individual

Penelitian Tindakan Kelas Puslitbang Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama Tahun 2010 )

Oleh :

WAHYU, S.Ag., M.Pd.IGuru PAI SMP Negeri 6

SURABAYA

JAWA TIMUR

OKTOBER 2010

HALAMAN PENGESAHAN

USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul Penelitian : Meningkatkan Kemampuan Menghindari

Perilaku Tercela Melalui Model Pembelajaran

OME-AKE Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 6

Surabaya Tahun Pelajaran 2010-2011

2. Identitas Guru

a. Nama Lengkap dan Gelar

b. Jenis Kelamin

c. Pangkat dan Golongan

d. NIP

e. Pendidikan Terakhir

f. Mengajar pada SMPN

: Wahyu, S.Ag., M.Pd.I

: Laki-laki

: Pembina / IV a

: 196801202000031002

: S 2 PAI 2002

: SMP Negeri 6 Surabaya

3. Lama Penelitian :   2 (dua) bulan    (Jadwal Penelitian, terlampir).

4. Biaya yang diperlukan : Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) (Rancangan Anggaran Biaya, terlampir).

Mengetahui/Menyetujui                      Guru Pendidikan Agama Islam,Kepala Sekolah,

Drs. H. IDRIS, M.Pd., M.Si             WAHYU, S.Ag., M.Pd.INIP. 19590916 198103 1 009            NIP. 19680120 200003 1 002

 

A.    Judul Penelitian

Meningkatkan Kemampuan Menghindari

Perilaku Tercela Melalui Model Pembelajaran OME-AKE Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 6

Surabaya Tahun Pelajaran 2010-2011.

B.     Bidang Kajian

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada aspek Akhlak dengan materi pembelajaran

Menghindari Perilaku Tercela Kelas VIII SMP, bidang kajian model pembelajaran OME-AKE.

C.    Pendahuluan

Kemampuan menghindari perilaku tercela sebagai bagian dari aspek Pendidikan Agama

Islam (PAI), telah dimulai sejak Sekolah Dasar (SD). Siswa SD kelas VI mulai diarahkan pada

penguasaan kemampuan menghindari perilaku tercela dengan materi pembelajaran menghindari

perilaku dengki dan bohong. Pada tahap ini siswa dipandang layak untuk menerapkan serta

memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, walaupun pada taraf pengenalan melalui

kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kadzab.

Berdasarkan uraian di atas, maka siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) seharusnya sudah

mampu menerapkan serta memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, karena bekal ke

arah itu sudah diperoleh siswa ketika di SD. Kenyataannya di SMP Negeri 6 Surabaya tidaklah

demikian.  Pada kelas VII A semester genap tahun pelajaran 2009-2010 dari 30 siswa, hanya 18

ii 

atau 60% siswa yang memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, sedangkan sisanya 12

atau 40% siswa masih kurang memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela.

Setelah ditelusuri ternyata pembelajaran PAI menghadapi beberapa kendala, antara lain;

alokasi waktu yang tersedia belum memadai untuk muatan materi yang begitu padat dan penting,

pengembangan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang belum variatif serta

rendahnya perharian orang tua siswa terhadap pembelajaran PAI. Dari beberapa kendala

tersebut, kelemahan pembelajaran PAI lebih disebabkan oleh faktor guru, guru kurang mampu

mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang

siswa untuk belajar.

Kondisi demikian harus segera diatasi, sebab jika dibiarkan  ketidakmampuan siswa dalam

menghindari perilaku tercela akan berlanjut pada saat mereka di Sekolah Menengah Atas (SMA)

bahkan di Perguruan Tinggi (PT). Tanpa menyalahkan guru PAI di SD, guru PAI di SMP perlu

melakukan tindakan kongkrit untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar

Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007

(Permendiknas 41/2007) tentang Standar Proses, maka proses pembelajaran harus interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Hal ini dapat tercipta jika guru

menguasai beberapa model pembelajaran baik teoritis maupun praktis. Pembelajaran yang

bervariasi diharapkan lebih membangkitkan semangat dan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran, sehingga kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Di antara model pembelajaran yang inovatif adalah model OME-AKE. Nama model ini

diambil dari singkatan kata-kata kunci pada sintaks yang digunakan dalam proses pembelajaran,

yaitu Orientasi, Model, Eksplorasi, Analisis, Komunikasi dan Evaluasi. Model ini dikembangkan

oleh Yulianto, dkk. (2008) terutama untuk pembelajaran bahasa Indonesia, namun model ini juga

dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lain termasuk PAI.

Model OME-AKE didasarkan pada pendekatan pembelajaran kontekstual, oleh karena itu

komponen pembelajaran kontekstual yang meliputi konstruktivisme, modelling, masyarakat

belajar, inkuiri, bertanya, penilaian autentik dan refleksi juga digunakan dalam model ini.. Ada

tujuh prinsip dalam pengembangan model OME-AKE, yakni berpusat pada siswa, berdasarkan

masalah, terintegrasi, berorientasi masyarakat, menawarkan pilihan, sistematis dan berkelanjutan

(Bambang Yulianto, dkk., 2008:24-28).

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penerapan model OME-AKE sebagai model

pembelajaran inovatif dalam pembelajaran PAI (khususnya pembelajaran Akhlak) merupakan

suatu keniscayaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan

bahwa melalui penerapan model pembelajaran OME-AKE dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menghindari perilaku tercela.

D.   

Perumusan Masalah

Kemampuan menghindari perilaku tercela dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa

dalam menerapkan serta memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran yang diukur melalui rubrik identifikasi  pada siklus I, siklus II dan siklus

III.

Model OME-AKE dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang dirancang untuk

merubah paradigma dalam proses pembelajaran, yaitu dari mengajar (teaching) menuju

membelajarkan (learning). Dengan model pembelajaran ini siswa diharapkan akan lebih

berperan aktif terlibat dan berpartisipasi dalam seluruh proses pembelajaran, melalui tahapan-

tahapan, orientasi pembelajaran, permodelan, eksplorasi topik, analisis dan pemecahan masalah

topik, pengkomunikasian hasil dan evaluasi atau refleksi.

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 6 Surabaya kelas VIII A semester ganjil

tahun pelajaran 2010-2011, dengan subyek penelitian sebanyak 30 siswa terdiri atas 10 siswa

laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini terbatas pada aspek Akhlak dengan SK

menghindari perilaku tercela.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1.      Bagaimana deskripsi penerapan model OME-AKE dalam pembelajaran Akhlak siswa kelas VIII

A SMP Negeri 6 Surabaya semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011 ?

2.     

Apakah penerapan model OME-AKE dapat meningkatkan kemampuan menghindari perilaku tercela

siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya tahun pelajaran 2010-2011 ?

E.     Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran dengan menggunakan model OME-AKE. Model ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menghindari perilaku tercela. Model OME-AKE

menyajikan pembelajaran secara kontekstual melalui sintaks orientasi, model, eksplorasi,

analisis, komunikasi dan evaluasi atau refleksi.

Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah meningkatnya

kemampuan siswa dalam pembelajaran Akhlak, khususnya dalam menghindari perilaku tercela

yang diukur melalui rubrik identifikasi  pada siklus I, siklus II dan siklus III.

F.     Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan siswa sekaligus membantu

siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya tahun pelajaran 2010-2011 dalam meningkatkan

kemampuan menghindari perilaku tercela. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui :

1.      Kemampuan siswa dalam menghindari perilaku tercela yang dicapai setelah menyelesaikan

proses pembelajaran.

2.     

Interaksi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.

3.      Persepsi siswa terhadap penerapan model OME-AKE dalam pembelajaran Akhlak.

G.    Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

PAI, terutama bagi :

1.      Siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

terhadap pembelajaran Akhlak.

2.      Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam menyusun rencana dan

melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang sesuai.

3.      Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan

kebijakan yang terkait dengan proses pembelajaran.

Penelitian ini akan menghasilkan inovasi bagi pembelajaran PAI di sekolah, karena model

pembelajaran yang dikembangkan merupakan  integrasi dan kolaborasi dari model-model

pembelajaran telah ada. Dalam model OME AKE terdapat pembelajaran kontekstual, karena

ketujuh komponen pembelajaran kontekstual juga digunakan dalam model ini. Dalam model

OME-AKE terdapat pembelajaran langsung, karena permodelan sebagai pendekatan utama

dalam pembelajaran langsung  juga digunakan dalam model ini. Dalam model OME-AKE

terdapat pembelajaran kooperatif, karena setiap sintaks pembelajaran dalam model ini juga

dilakukan secara berkelompok. Dalam model OME-AKE terdapat pembelajaran berbasis

masalah dan pembelajaran inkuiri, karena dalam model ini terdapat sintaks analisis dan

pemecahan masalah topik.

7  

H.    Kajian Pustaka

1.      Kemampuan Menghindari Perilaku Tercela

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kemampuan berarti kesanggupan atau

kecakapan, kata menghindari berarti menjauhkan diri dari (sesuatu), kata perilaku berarti

tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan, sedangkan kata tercela

berarti patut dicela atau tidak pantas. (Depdiknas, 2003:707,402,858,201).

Dengan demikian secara etimologis kemampuan menghindari perilaku tercela, berarti

kesanggupan dalam menjauhkan diri dari perilaku yang tidak pantas.  

Dalam konteks Islam kata perilaku dikenal dengan istilah akhlak. Akhlak terdiri atas,

akhlakul mahmudzah atau akhlakul karimah yang berarti akhlak yang baik atau perilaku terpuji

dan akhlakul madzmumah atau akhlakus syayyi’ah akhlak yang jelek atau perilaku tercela. 

Dalam Permendiknas 22/2006 tentang Standar Isi mata pelajaran PAI di sekolah,

kemampuan menghindari perilaku tercela telah mulai dikenalkan sejak SD. Siswa SD kelas VI

mulai diarahkan pada penguasaan kemampuan menghindari perilaku tercela dengan materi

pembelajaran menghindari perilaku dengki dan bohong. Pada tahap ini siswa dipandang layak

untuk menerapkan serta memiliki kemampuan menghindari perilaku tercela, walaupun pada taraf

pengenalan melalui kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kadzab.

Di SMP, kemampuan menghindari perilaku tercela mulai arahkan pada kelas VIII. Pada

semester ganjil dengan KD, menjelaskan pengertian ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan

namimah, menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah

serta menghindari perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah dalam kehidupan

sehari-hari. Sedangkan pada semester genap dengan KD, menjelaskan pengertian perilaku

dendam dan munafik, menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik serta menghindari  perilaku

pendendam dan munafik dalam kehidupan sehari-hari.

2.      Model Pembelajaran OME-AKE

Dalam KBBI, kata model berarti pola, contoh, acuan atau ragam, sedangkan kata

pembelajaran berarti proses, cara atau perbuatan menjadikan orang belajar. (Depdiknas, 2003 :

750,17). Model pembelajaran berarti pola atau acuan dalam pembelajaran.

Dengan demikian secara etimologis, model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman atau acuan dalam merencanakan pembelajaran.

Secara termonologis, model pembelajaran memiliki beberapa pengertian, antara lain;

1.      Menurut Joyce (1992), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran.

2.     

Menurut Arends (1997), model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya.

3.      Menurut Sukamto (2000), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas pembelajaran. (Trianto, 2007:5-6).

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, maka model pembelajaran memiliki makna yang lebih

luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Kardi dan Nur,

dalam Trianto (2007:6) mengemukakan ciri-ciri tersebut, antara lain;

1.      rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;2.      landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan

dicapai);3.      tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;4.      lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Yulianto, dkk., (2008) membagi pembelajaran menjadi enam model yaitu, model

pembelajaran kontekstual, pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran

inkuiri, pembelajaran berbasis masalah dan model  pembelajaran OME-AKE. Sesuai dengan

keperluan penelitian, berikut ini akan disajikan model pembelajaran OME-AKE.

Nama model ini diambil dari singkatan kata-kata kunci pada sintaks yang digunakan dalam

proses pembelajaran, yaitu Orientasi, Model, Eksplorasi, Analisis, Komunikasi dan Evaluasi.

Model ini dikembangkan oleh Yulianto, dkk. (2008) terutama untuk pembelajaran bahasa

Indonesia, namun model ini juga dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lain termasuk PAI.

10 

Model OME-AKE  adalah model pembelajaran yang dirancang untuk merubah paradigma

dalam proses pembelajaran, yaitu dari mengajar (teaching) menuju membelajarkan (learning).

Dengan model ini siswa lebih berperan aktif terlibat dalam seluruh proses pembelajaran, melalui

tahapan-tahapan,  orientasi pembelajaran, permodelan, eksplorasi topik, analisis dan pemecahan

masalah topik, pengkomunikasian hasil dan evaluasi atau refleksi.

Model OME-AKE terdiri atas enam sintaks seperti tersaji dalam tabel berikut.

11 

Tabel 1 : Sintaks Model OME-AKE

No. Sintaks Komponen Sasaran/Bentuk Kegiatan

1. Orientasi Pembelajaran

Pengkondisian kelasPenyampaian tujuanPenganalisisan tujuan

      Pengaitan/hubungan materi sebelumnya dengan materi baru

Individual

2. Permodelan         Pemutaran kaset/CD/VCD        Pendemonstrasian        Penghadiran nara

sumber/praktisi/model        Penganalisisan model

IndividuKelompok- diskusi

3. Eksplorasi Topik

        Penganalisisan sumber topik        Pengidentifikasian topik        Penyeleksian topik

IndividuKelompok- diskusi

4. Analisis dan Pemecahan Masalah Topik

        Pengklasifikasian topik        Pencarian bahan pemecahan

masalah topik        Perumusan pemecahan masalah

topik        Pembuatan laporan

Kelompok1)   persiapan bermain peran2)   diskusi3)   persiapan permainan4)   demonstrasi

5. Pengkomunikasian Hasil

Pemaparan hasil secara lisanPemajangan hasil

Individual1) presentasi2) demonstrasi3) pameranKelompok

1)   bermain peran2)   presentasi kelompok

3)   permainan4)   pameran5)   demonstrasi

6. Evaluasi/Refleksi

a.       Penyimpulan materi pembelajaranb.       Penyimpulan kegiatan pembelajaranc.        Penganalisisan manfaat

pembelajarand.       Penilaian kegiatan pembelajarane.        Penilaian hasil pembelajaran

        Penindaklanjutan kegiatan pembelajaran

Individu1)   tanya jawab2)   angket3)   tes4)   pengerjaan LKS5)   perayaan

Kelompok1)  tanya jawab2)  angket3)  tes4)  pengerjaan LKS5)  perayaan

   (Adaptasi dari Yulianto, 2008:32)

3.     

12 

Meningkatkan Kemampuan Menghindari Perilaku Tercela Melalui Model Pembelajaran

OME-AKE

Pendidikan Agama Islam pada dasarnya dimaksudkan untuk membentuk peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia. Untuk membentuk peserta didik seperti itu diperlukan pengembangan ketiga dimensi

secara berkelanjutan dan terpadu, yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action (Lickona

dalam Muhaimin, 2006:164).

Pada tataran moral action, agar peserta didik kompeten (competence), memiliki kemauan

(will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia

tersebut diperlukan pembinaan secara berkelanjutan dan terpadu baik di dalam keluarga,

masyarakat maupun di antara para tenaga kependidikan di sekolah, termasuk terciptanya suasana

religius di sekolah serta sosial control yang kuat.

Atas dasar pemikiran tersebut, peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan serta akhlak

mulia melalui pendidikan agama perlu memperoleh perhatian yang serius dari semua pihak, baik

dari sekolah, keluarga maupun dari masyarakat. Di lingkungan sekolah yang paling bertanggung

jawab adalah guru, sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran di sekolah.

Guru harus mampu mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa

dan merangsang siswa untuk belajar serta merubah paradigma dalam proses pembelajaran, yaitu

dari mengajar (teaching) menuju membelajarkan (learning).

13 

Sesuai dengan amanat PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas

41/2007 tentang Standar Proses, maka proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Di antara model pembelajaran yang inovatif adalah model OME-AKE. Nama model ini

diambil dari singkatan kata-kata kunci pada sintaks yang digunakan dalam proses pembelajaran,

yaitu Orientasi, Model, Eksplorasi, Analisis, Komunikasi dan Evaluasi. Model OME-AKE

didasarkan pada pendekatan pembelajaran kontekstual, oleh karena itu komponen pembelajaran

kontekstual yang meliputi konstruktivisme, modelling, masyarakat belajar, inkuiri, bertanya,

penilaian autentik dan refleksi juga digunakan dalam model ini.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penerapan model OME-AKE sebagai model

pembelajaran inovatif diyakini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran

Akhlak, dengan kerangka pemecahan masalah sebagaimana tabel berikut.

14 

Tabel 2 : Kerangka Pemecahan Masalah

                                                                                           

                                       Diskusi Pemecahan Masalah                                                                                 Penerapan model OME-AKE

Evaluasi Efek

(Adaptasi dari Sukidin, 2007:167)

Berdasarkan tabel di atas, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kondisi

lapangan saat ini, perlakuan yang akan dilaksanakan dan hasil yang diharapkan, termasuk revisi

dan siklus-siklus yang akan dilalui.

4.      Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Jika pembelajaran

dilakukan dengan model OME-AKE maka kemampuan siswa dalam menghindari perilaku

tercela  akan semakin meningkat”

I.      

15 

Rencana dan Prosedur Penelitian

1.      Rencana Penelitian

a.      Subyek Penelitian

      Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Surabaya tahun pelajaran

2010-2011 dengan jumlah 30 siswa, terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

b.      Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010-2011, yaitu pada bulan

September-Oktober 2010. Penentuan waktu penelitian ini mengacu kepada kalender pendidikan,

karena PTK terdiri atas beberapa siklus yang memerlukan proses pembelajaran yang efektif di

kelas.

c.       Desain Penelitian

      Penelitian ini dilakukan model alur PTK sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3 : Alur PTK

(Adaptasi dari Suharsimi 2006: 16)

Perencanaan 

Pelaksanaan 

Refleksi 

SIKLUS I 

Pengamatan 

Perencanaan 

Pelaksanaan 

Refleksi 

SIKLUS II 

16       Penelitian ini direncanakan melalui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Masing-

masing siklus mengikuti langkah-langkah PTK sebagaimana tabel di atas. Alasan PTK dengan

tiga siklus dalam penelitian ini adalah jika dilakukan dengan dua siklus dikhawatirkan

penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran kurang maksimal.

      Langkah-langkah PTK dengan model pembelajaran OME-AKE sebagaimana penjelasan

prosedur penelitian berikut ini.

2.      Prosedur Penelitian

a.   Siklus I

1)      Perencanaan

a)      Membuat RPP model OME-AKE dengan materi menjelaskan pengertian  ananiah, ghadhab,

hasad, ghibah, dan namimah yang dilengkapi dengan bahan ajar dan LKS.

b)      Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar observasi aktivitas kelompok dan

lembar observasi aktivitas guru.

c)      Melakukan koordinasi dengan wali kelas dan kolaborator.

2)      Pelaksanaan

a)      Orientasi pembelajaran, terdiri atas mengkondisikan kelas, menyampaikan dan menganalisis

tujuan serta melakukan appersespsi.

b)      Permodelan, terdiri atas memutarkan VCD pembelajaran, mendemonstrasikan materi dan

menghadiran model.

c)     

17 

Eksplorasi topik, terdiri atas mengenalkan sumber-sumber materi pembelajaran serta

mengidentifikasi batas-batas aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

d)     Analisis dan pemecahan masalah topik, terdiri atas mengklasifikasi topik, mencari bahan

pemecahan topik, merumuskan pemecahan topik dan menyusun laporan lisan maupun tertulis.

e)      Pengomunikasian Hasil, terdiri atas pemaparan hasil secara lisan maupun pemajangan hasil

secara tertulis dan presentasi atau demonstrasi.

f)       Evaluasi/Refleksi, terdiri atas menyimpulkan materi dan kegiatan pembelajaran, menganalisa

manfaat pembelajaran, penilaian kegiatan dan hasil pembelajaran serta melakukan tindak lanjut.

3)      Observasi

       Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dalam menerapkan model OME-AKE serta

terhadap aktivitas siswa pada saat kerja kelompok, presentasi hasil dan tanggapan siswa saat

presentasi kelompok lain. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi untuk perencanan

tindakan pada siklus II. 

4)      Evaluasi-Refleksi

      Evaluasi dan refleksi dilakukan untuk mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan proses

dan hasil yang diperoleh dari pemberian tindakan pada Siklus I. Pada tahap refleksi ini dilakukan

analisis tentang temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang terdapat

selama pemberian tindakan I untuk bahan menyusun rencana tindakan pada siklus II.

18 b.  Siklus II

1)      Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus II sama dengan perencanaan pada siklus I dengan beberapa

revisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, materi pembelajaran menyebutkan contoh-contoh

perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.

2)      Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama dengan pada siklus I, yakni orientasi pembelajaran,

permodelan, eksplorasi topik, analisis dan pemecahan topik, pengomunikasian hasil dan

evaluasi/refleksi dengan beberapa revisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

3)      Observasi

       Observasi pada siklus II sama dengan siklus I, hasil observasi digunakan sebagai bahan

refleksi untuk perencanan tindakan pada siklus III. 

4)      Evaluasi-Refleksi

Evaluasi dan refleksi pada siklus II sama dengan siklus I, hasilnya digunakan sebagai bahan

menyusun rencana tindakan pada siklus III.

c.   Siklus III

1) Perencanaan

19 

Perencanaan tindakan pada siklus III sama dengan perencanaan pada siklus II dengan

beberapa revisi berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, materi pembelajaran menghindari

perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus III sama dengan pada siklus II, dengan beberapa revisi

berdasarkan hasil refleksi pada siklus II.

3) Observasi

       Observasi pada siklus III sama dengan siklus II.

4) Evaluasi-Refleksi

Evaluasi dan refleksi pada siklus III sama dengan siklus II, hasilnya digunakan sebagai bahan

penyusunan laporan.

      3. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data

            a. Teknik Pengumpulan Data

            Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan

dokumentasi.

            Observasi digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses

pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan

pembelajaran serta observasi terhadap perilaku siswa yang menunjukkan sikap menghindari

perilaku tercela.

Observasi terhadap aktivitas siswa meliputi minat, perhatian, partisipasi dan presentasi.

Observasi terhadap guru meliputi kemampuan dalam membuka dan menutup pembelajaran,

kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran dan kemampuan melakukan evaluasi dan

memberikan penghargaan. Sedangkan observasi terhadap perilaku siswa meliputi, sikap

menghindari perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. Lembar obsevasi siswa

dan observasi guru dapat dilihat dalam lampiran.

20 

            Wawancara digunakan untuk kesan-kesan tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Wawancara dilakukan terhadap siswa dan terhadap teman sejawat (kolaborator). Wawancara

terhadap siswa meliputi pendapat dan ungkapan perasaan siswa tentang kegiatan pembelajaran

yang baru berlangsung, pendapat siswa tentang cara guru dalam menjelaskan materi

pembelajaran dan melakukan tes/evaluasi serta pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Wawancara terhadap teman sejawat (kolaborator) meliputi pendapat kolaborator tentang

pelaksanaan pembelajaran, kebaikan dan kelemahan yang terjadi serta saran untuk perbaikan

kegiatan pembelajaran selanjutnya. Panduan wawancara siswa dan kolaborator dapat dilihat

dalam lampiran.

            Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang kegiatan pembelajaran yang

menggambarkan langkah-langkah kongkrit yang dipraktikkan guru (peneliti) dan peristiwa-

peristiwa yang nampak dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini

mencakup dokumentasi foto dan dokumentasi portofolio siswa. 

            b. Teknik Analisis Data

            Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif, baik deskriptif kuantitatif maupun

deskriptif kualitatif.

21 

Data yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif adalah data hasil observasi siswa dan data

hasil observasi guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung serta data hasil identifikasi

kemampuan siswa yang dikumpulkan melalui daftar ceklis pada lembar observasi.

Data yang dianalisis secara kualitatif adalah data hasil wawancara dengan siswa dan dengan

teman sejawat (kolaborator), data dokumen potofolio siswa serta dokumen foto. Data-data

tersebut dianalisis dengan tahapan pemaparan dan penyederhanaan data, pengelompokan data

sesuai tujuan penelitian dan pemaknaan.

Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti akan melakukan memberchek (pengecekan

subjek penelitian), trianggulasi data,  chek and rechek dari segi sumber data/subyek dan metode,

perpanjangan pengamatan dan pelacakan data secara mendalam.

J.      Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung selama dua bulan dengan jadwal sebagaimana tabel

berikut.

22 

Tabel 4 : Jadwal Penelitian

No KegiatanSeptember Oktober

Keterangan1 2 3 4 1 2 3 41. Rapat Koordinasi x2. Siklus I

a. Perencanaanb. Pelaksanaanc. Evaluai

xxx

3. Siklus IIa. Perencanaanb. Pelaksanaanc. Evaluasi

xxx

4 Siklus IIIa. Perencanaan x

b. Pelaksanaanc. Evaluasi

xx

5. Pelaporana. Penyusunan Hasilb. Seminar Hasil PTKc. Revisi Hasil PTK9. Pengiriman Hasil

xxxx

K.    Biaya Penelitian

Penelitian ini membutuhkan biaya sebesar Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu

rupiah) dengan perincian sebagaimana pada tabel berikut.

23 

Tabel 5 : Rancangan Anggaran Biaya

No. Uraian Biaya Keterangan1. ATK (30%)

 1.  Kertas HVS A4 80 gram 2 rim 2.  Tinta Printer Laser Jet  3.  Kertas Bufallo, Mika & Lakban 4.  Kertas Manila & spidol 5.  CD Blank  6.  Foto copy

Rp.       100.000,00Rp.       300.000,00Rp.       250.000,00Rp.       200.000,00Rp.         50.000,00Rp.       300.000,00

 7.  CD Pembelajaran 8.  Cetak Foto Dolumentasi 9.  Media Pembelajaran10. Transport Pembelian ATK

Rp.       300.000,00Rp.       300.000,00Rp.       300.000,00Rp.       150.000,00

2. Operasional (30%) 1.  Konsumsi Koordinasi 2.  Konsumsi Siklus I 3.  Konsumsi Siklus II 4.  Konsumsi Siklus III 5.  Konsumsi Evaluasi 6.  Konsumsi Seminar 7.  Konsumsi Revisi 8.  Pengiriman Proposal 9. Pengiriman Laporan

Rp.       300.000,00Rp.       350.000,00Rp.       350.000,00Rp.       350.000,00Rp.       200.000,00Rp.       300.000,00Rp.       200.000,00Rp.       100.000,00Rp.       200.000,00

3. Honorarium (30%)1. Hr Pengetikan Proposal2. Hr Pengetikan RPP3. Hr Pengetikan Bahan Ajar & LKS4. Hr Pengetikan Laporan4. Hr 2 orang Kolaborator5. Hr 1 orang Peneliti6. Hr 2 orang Pembimbing7. Hr 1 orang Dokumenter8. Hr 1 orang Pustakawan

Rp.       100.000,00Rp.       150.000,00Rp.       200.000,00Rp.       200.000,00Rp.       600.000,00Rp.       500.000,00Rp.       300.000.00Rp.       100.000,00Rp.       100.000,00

4. Lain-lain/Dana Taktis (10%) Rp.       750.000,00Jumlah Rp.    7.500.000,00

Lampiran 1

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi; Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Agus Suprijono, 2009, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Bambang Yulianto, dkk., 2008, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surabaya, Unesa University Press.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.

Muhaimin, 2006, Nuansa Baru Pendidikan Islam; Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto, dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara.

Sukidin, dkk., 2007, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya, Insan Cendekia.

Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik;Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Jakarta, Prestasi Pustaka.

Tim MGMP PAI, 2007, Pendidikan Agama Islam Kelas VIII, Sidoarjo, Duta Aksara Mulia.

Tim MGMP, 2007, LKS PAI Kelas VIII, Sidoarjo, Duta Aksara Mulia.

Wahyu, 2006, Strategi Pembelajaran PAI, Sidoarjo, STAI Al Khoziny

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bandung, Fokus Media.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (PAI SMP) , Jakarta, BSNP.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Bandung, Fokus Media.

Lampiran 2

LEMBAR PENGAMATANKEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN OME-AKEResponden Siswa

Kelom-pok

Nama Siswa

Minat Perhatian Partisipasi Presentasi4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

JumlahKeterangan :    4 = Sangat Baik                        3 = Baik           2 = Cukup        1 = Kurang

Surabaya, ............................2010Kolaborator,

___________________________NIP.

Lampiran 3

LEMBAR PENGAMATANPROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OME-AKEResponden Guru

No. Kegiatan 4 3 2 1

1. Membuka pembelajaran dan melakukan apersepsi

2. Penjelasan materi pembelajaran3. Penjelasan model pembelajaran OME-AKE4. Teknik pembagian kelompok5. Pengelolaan kegiatan pembelajaran6. Pemberian pertanyaan/tugas7. Kemampuan melakukan evaluasi8. Menentukan nilai individu/kelompok dan

memberikan penghargaan 9. Menyimpulkan materi pembelajaran10. Memberikan tindak lanjut dan menutup

pembelajaranJumlah

Keterangan :    4 = Sangat Baik                        3 = Baik           2 = Cukup        1 = Kurang

Surabaya, ............................2010Kolaborator,

___________________________NIP.

Lampiran 4

LEMBAR  OBSERVASI SISWA

DALAM MENGHINDARI PERILAKU TERCELA

(ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah)

No. Aspek Penilaian

Skor Penilaian4 3 2 1

1. Menghindari Perilaku Ananiah

2. Menghindari Perilaku Ghadhab

3. Menghindari Perilaku Hasad

4. Menghindari Perilaku Ghibah

5. Menghindari Perilaku Namimah

Jumlah Skor

Skor Maksimal 20

Keterangan :4 = jika selalu berusaha menghindari3 = jika satu-dua kali melakukannya2 = jika tiga kali melakukannya1 = jika lebih dari tiga kali melakukannya

Jumlah SkorN =      -------------------  x 100

Skor Maksimal

 Lampiran 5

PANDUAN WAWANCARA

Responden Siswa

1.      Bagaimanakah pendapatmu tentang kegiatan pembelajaran yang baru kamu ikuti ?

............................................................................................................................................................

..................................................................................

2.      Apakah kamu senang dengan kegiatan pembelajaran yang baru kamu ikuti ? Mengapa ?

............................................................................................................................................................

..................................................................................

3.      Bagaimanakah pendapatmu tentang cara guru dalam menjelaskan materi pembelajaran ?

Jelaskan !

............................................................................................................................................................

..................................................................................

4.      Bagaimanakah pendapatmu tentang tes/evaluasi yang dilakukan guru ? Jelaskan !

............................................................................................................................................................

..................................................................................

5.      Apakah kamu dapat memahami materi pembelajaran yang baru kamu ikuti ? Jelaskan !

............................................................................................................................................................

..................................................................................

Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA

Responden Teman Sejawat (Kolaborator)

1.      Bagaimanakah pendapat anda tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru ?

............................................................................................................................................................

..............................................................................................

2.      Bagian mana yang sudah baik ?

............................................................................................................................................................

..............................................................................................

3.      Bagian mana yang perlu diperbaiki ?

............................................................................................................................................................

..............................................................................................

4.      Apakah anda yakin bahwa model pembelajaran OME-AKE dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam membaca Al Qur’an ?

............................................................................................................................................................

..............................................................................................

5.      Apa saran anda untuk perbaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya ?

............................................................................................................................................................

..............................................................................................

Lampiran 7

RIWAYAT HIDUP PENELITI

 Wahyu, lahir di Majalengka 20 Januari 1968. Menempuh pendidikan dasar dan menengah di SDN Mirat Leuwimunding Majalengka 1983, MTs Sabilul Chalim Leuwimunding Majalengka

1986, PGAN Cirebon 1989. Pendidikan tinggi ditempuh di Fakultas Tarbiyah UNSURI  Surabaya tahun 1995 dan Program Pascasarjana UNISMA Malang tahun 2002. Aktif mengikuti berbagai pelatihan dan penelitian di lingkungan Departemen Agama dan Dinas Pendidikan.

            Pengalaman sebagai pendidik dimulai sebagai tenaga wiyata bhakti di SDN Mirat Leuwimunding Majalengka tahun 1989-1990. Guru Tetap di SD Hidayatul Ummah Mulyorejo Surabaya tahun 1990-sekarang. Dosen Tetap di STAI Al Khoziny Sidoarjo tahun 1995-sekarang.  Pada tahun 2000 diangkat sebagai PNS di lingkungan Departemen Agama Kota Surabaya dan ditempatkan sebagai guru PAI di SDN Manyar Sabrangan I Surabaya 2000-2001, SDN Klampis Ngasem III Surabaya 2001-2004 dan SMP Negeri 6 Surabaya 2004-sekarang.

            Pengalaman organisasi dimulai sebagai sekretaris KKG PAI Sukolilo Surabaya tahun 2001-2005, korwil MGMP PAI SMP Surabaya 2005-2007, wakil ketua MGMP PAI SMP Surabaya 2007-2010. Aktif dalam berbagai ormas keagamaan di kota Surabaya dan menjadi nara sumber berbagai kegiatan ilmiah (seminar, pelatihan/workshop). Aktif sebagai penulis bahan ajar dan LKS di lingkungan KKGPAI dan MGMP PAI serta LP Ma’arif Kota Surabaya serta penulis jurnal dan bahan ajar di lingkungan STAI Al Khoziny Sidoarjo.

            Penelitian Tindakan Kelas yang pernah dilakukan antara lain ; Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur’an dengan Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan Siswa Kelas VII B SMP Negeri 6 Surabaya (2007), Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran PAI dengan Model STAD Siswa Kelas IX D SMPN 6 Surabaya (2008) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Sejarah Tradisi Islam di Nusantara Siswa Kelas IX A SMPN 6 Surabaya (2009).

            Penulis tinggal di Wonoayu VI/2 Rungkut Surabaya 60295 Telp. 031-8701716, Flexi 031-71333991 HP 085-730377177 Email Inawa


Top Related