Transcript

PROPOSAL PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI TEKNIK MENULIS SEMITERPIMPIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGIMBANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Proposal PTK ini Diajukan untuk Memperoleh Dana Penelitian dari Sekolah Standar Nasional (SSN)

Oleh Sujak, S.Pd., M.Pd Pembina TK I / IV b NIP.131990728

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1

PROPOSAL PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI TEKNIK MENULIS SEMITERPIMPIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGIMBANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh Sujak, S.Pd., M.Pd 1. 1. Latar Belakang Menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus diajarkan siswa mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Dengan adanya aturan di atas seharusnya siswa SMP kelas VII sudah dapat menulis pengalaman pribadi, menulis surat pribadi, menulis kembali dongeng yang telah didengarkan dengan sistematika dan ejaan yang tepat. Namun kenyataan di kelas berbeda dengan tujuan tersebut. Hampir setengah dari jumlah siswa setiap kelasnya belum mampu mengembangkan idenya dalam tulisan pengalaman pribadi dengan runtut. Siswa masih banyak menulis dengan ide yang meloncat-loncat. Padahal pengalaman pribadi yang dialaminya merupakan kenyataan nyata dalam hidupnya. Siswa mengalami kebuntuan dalam menulis pengalaman pribadi tersebut dikarenakan guru belum membimbing secara intensif pada tahapan-tahapan menulis tersebut. Ejaan masih banyak mengalami kesalahan. Hal itu dikarenakan bimbingan guru secara rutin belum pernah dilakukan sehingga para siswa selalu berbuat kesalahan pada saat menulis tersebut. Apalagi para guru selain mata pelajaran bahasa Indonesia sering menulis dengan ejaan yang kurang benar. Menurut hasil wawancara guru sebagai peneliti dengan para siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngimbang menyatakan bahwa para siswa mengalami kesulitan karena konsep dasar menulis belum pernah diajarkan baik di SD maupun ketika di SMP. Guru jarang membimbing menulis dengan arahan-arahan secara rutin dalam proses pembelajaran dan jarang melihat siswa yang sedang menulis di kelas. Sebagian besar guru di SD dan SMP Negeri 2 Ngimbang memeberi tugas menulis pada siswa. Guru hanya duduk di depan kelas atau guru meninggalkan kelas untuk mengerjakan tugas-tugas lain di luar PBM. Hal seperti ini dilakukan secara terus menerus sampai siswa kelas IX. Ini terbukti angket yang peneliti edaran pada semua siswa kelas VII, VIII, dan IX, ternyata 95 % siswa mengatakan guru tidak pernah membimbing menulis dalam proses pembelajaran di kelas. Selain siswa belum mampu menulis pengalaman pribadi yang paling mengesankan, siswa kelas VII juga belum bisa menulis surat pribadi dengan menggunakan bahasa yang komunikatif. Hal ini terjadi karena siswa menulis surat pribadi hanya berdasarkan contohcontoh yang ada. Guru jarang membimbing siswa menulis surat pribadi secara kretif. Siswa belum diberi kepercayaan menulis surat pribadi dengan kreativitasnya sendiri. Karena demikian guru perlu mengarahkan siswa agar mau menulis surat pribadi dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan kreatif. Hal seperti itu bisa dilakukan oleh siswa jika guru membimbing siswa secara rutin dalam proses belajar mengajar. Menurut Ditjen Mandikdasmen Depdiknas (2006:7) siswa SMP harus mampu menulis pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang efektif, dan mampu menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa. Berdasarkan itu, guru wajib melaksanakan pembelajaran yang bisa mengarah pada tercapainya tujuan yang disyaratkan oleh Depdiknas tersebut. Karena berdasarkan pada pengalaman yang sudah didata pada siswa yang sekarang kelas VIII dan kelas IX maka guru kelas VII berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan sebuah teknik yang mengarah pada bimbingan siswa secara kontinyu. 2

Bimbingan siswa secara kontinyu dalam proses menulis di kelas pada penelitian ini menggunakan teknik menulis semiterpimpin. Peneliti menggunakan teknik ini karena dianggap cocok dan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam kegiatan menulis di SMP Negeri 2 Ngimbang. Adapun judul penelitian ini adalah Peningkatan Menulis Melalui Teknik Semiterpimpin Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ngimbang Tahun Pelajaran 2009/2010. 1. 2. Masalah Penelitian Secara umum masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah meningkatkan pembelajaran menulis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngimbang dengan teknik menulis semiterpimpin? Secara terperinci rumusan penelitian itu sebagai berikut: 1. Bagaimanakah meningkatkan menulis siswa kelas VII dengan teknik menulis semi terpimpin pada tahap pengedrafan? 2. Bagaimanakah meningkatkan menulis siswa kelas VII dengan teknik menulis semiterpimpin pada tahap perevisian? 3. Bagaimanakah meningkatkan menulis siswa kelas VII dengan teknik menulis semiterpimpin pada tahappempublikasian? 1. 3. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah ingin mendiskripsikan cara meningkatkan pemelajaran menulis siswa kelas VII dengan teknik menulis semi terpimpin. Adapun tujuan secara khusus adalah: 1. Ingin mendeskripsikan peningkatan menulis siswa kelas VII dengan teknik menulis semi terpimpin pada tahap pengedrafan. 2. Ingin mendeskripsikan peningkatan menulis siswa kelas VII dengan teknik menulis semi terpimpin pada tahap perevisian. 3. Ingin mendeskripsikan peningkatan menulis siswa kelas VII dengan teknik menulis semi terpimpin pada tahap pembublikasian. 1. 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru atau yang lain. Manfaat tersebut bisa secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi teori pembelajaran menulis pengalam pribadi dan menulis surat pribadi di kelas VII SMP. Secara praktis, penelitian ini dapat memberi sumbangan informasi kepada para guru tentang pembelajaran keterampilan menulis pengalam pribadi dan menulis surat pribadi di kelas VII SMP dengan teknik menulis semiterpimpin. 1. 5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berada dalam lingkup pengajaran, yang di dalamnya ada berbagai variabel yang terlibat. Variabel-variabel itu akan mempengaruhi jalannya penelitian ini. Karena terlalu banyaknya variabel, peneliti membatasi pada lingkup yang lebih sempit. Sesuai dengan masalah penelitian di atas maka ruang lingkup penelitian ini terfokus pada variabel proses dan variabel hasil pembelajaran membaca. Variabel proses mencakup perilaku guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, mengajarkan keterampilan menulis pengalaman pribadi dn surat pribadi dan perilaku siswa dalam proses menulis kreatif tersebut.. Berdasarkan cakupan variabel proses, variabel hasil, dan berdasarkan masalah penelitian tersebut, ruang lingkup ini dibatasi pada hal-hal berikut. 1. Aspek pembelajaran yang diteliti meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 3

2. Keterampilan menulis yang diteliti ditekankan pada menulis pengalaman pribadi, dan menulis surat pribadi. 3. Pembelajaran menulis menulis pengalaman pribadi dan menulis surat pribadi ditekankan pada pelaksanaan tahap pengedrfan, tahap perevisian, dan pada tahap pempublikasian. 1. 6. Asumsi Penelitian Asumsi yang dijadikan landasan pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis pengalaman pribadi dan surat pribadi sudah pernah diajarkan di kelas VI SD/MI. 2. Teknik menulis semiterpimpin dapat diterapkan pada siswa kelas VII SMP. 3. Siswa sudah mengenal komposisi surat pribadi 4. Siswa sudah mengenal ejaan yang disempurnakan 1. 7. Kajian Pustaka 7.1 . Pengertian Menulis Menulis merupakan kegiatan produktif yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan tersebut berupa isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Menurut Akhadiyah (1997:8) menulis tersebut mengandung unsur komuniksai, proses berpikir, tulisan sebagai mediumnya dan merupakan penyampai gagasan penulis kepada khalayak. 7.2 Kreativitas Berdasarkan makna leksikal, kreativitas berarti daya cipta atau kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu (Depdikbud, 1995:530). Karena kreativitas merupakan konsep yang luas dan berdemensi yang sangat luas maka pengertian kreativitas tersebut bermacam-macam. Tentang definisi kreativitas tersebut di antaranya adalah pendapat Rhodes dalam Munadar (1999:24-24) mengatakan bahwa kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan dari mewujudkan potensi dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Moustakas (1967) dalam Munandar (1999:24) kreativitas merupakan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungannya diri sendiri, dengan alam dan dengan orang lain. Percy (1982:10) kreativitas merupakan respon individual atas gagasan, imaji, suara, hubungan, dan simulasi lain yang ditemukan pada lingkungan masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Selain berdasarkan pendapat di atas, sastrawan Lubis (1997:53) mengatakan bahwa kreativitas seorang sastrawan adalah kemampuan untuk menyuling manusia dan kehidupannya, pengalaman masyarakatnya, sejarah bangsanya dan negerinya, lingkungan hidupnya, kebudayaan dan sistem nilai bangsanya baik yang homogin maupun yang beragamragam, dan kemudian menuangkannya dalam kerangka ciptaannya, berbentuk puisi atau prosa, dan menandai ciptaannya ini dengan citra kepribadiannya, keyakinannya, kejujurannya, nilainilai yang dipegangnya, keberaniannya, kebenarannya, dan rasa keindahannya. Berdasarkan pendapat tersebut, penulis menganggap bahwa kreativitas seorang penulis sangat dibutuhkan karena mereka akan mencari saripati kehidupan sosial masyarakat dan dituangkan dalam karya kreatifnya. Di samping itu, penulis yang kreatif juga harus berani mengungkapkan sesuatu yang baru walaupun banyak yang menentang. Sebagaimana pendapat Wycoff dalam Marzuki (2002:44) kreativitas adalah baru: suatu cara melakukan sesuatu dengan berbeda: unik:berbeda;lebih baik. Pengertian tersebut jika disederhanakan baru dan bermanfaat.

4

Semua orang mempunyai kreativitas, termasuk anak-anak. Kreativitas siswa SMP barang tentu berbeda dengan mahasiswa. Siswa yang tidak kreatif pada dasarnya karena kurang bisa memanfaatkan potensi dirinya. Menurut Moslow dalam Wycoff (1991:47) orang/siswa yang ingin menggunakan seluruh potensinya dalam rangka memaksimalkan kreativitasnya harus memiliki beberapa ciri khas, di antaranya adalah: (1) menerima kenyataan dengan akurat dan objektif: menerima, bahkan menyukai keambiguan; dan tidak takut terhadap hal yang belum dikenalnya, (2) menerima diri sendiri, orang lain, serta sifat manusia, (3) spontan, alami, dan murni, (4) beroreintasi pada masalah (bukan orientasi pada diri sendiri), tidak egois, memiliki filsafat hidup, dan mungkin misi dalam hidup, (5) lebih membutuhkan privasi dan kesendirian daripada orang pada umumnya; mampu berkonsentrasi penuh, (6) mandiri, merasa puas dengan diri sendiri dan swatantra; tidak terlalu memutuhkan pujian dan popularitas, (7) mampu meghagai pengalaman yang biasa dan sederhana; punya semangat hidup, (8) memiliki rasa humor yang tinggi, dan memiliki kemampuan mengatasi stres, memiliki (dan menyadari) saat-saat puncak yang kaya hidup dan bermanfaatsaat-saat kegembiraan yang amat sangat, (9) memiliki rasa persaudaraan mendalam dengan seluruh umat manusia; penuh dengan kebaikan, altruistik (mementingkan orang lain), (10) membentuk ikatan persahabatan yang kuat dengan orang dalam jumlah yang relatif sedikit; mampu mencintai dengan lebih dalam, (11) demokratis tak berburuk sangka, timbul dari hati yang dalam, (12) beretika kuat dan bermoral dengan cara-cara yang khas (tidak harus selalu secara konvensional; dapat menikmati, baik bekerja untuk mencapai hasil maupun hasil yang dicapai itu sendiri; sabar, pada umumnya, (13) memiliki rasa humor mendalam dan penuh filsafat, yang bersifat membangun, bukannya menjatuhkan, (14) kreatif, orisinal, memiliki daya cipta dengan pandangan yang segar, langsung, sederhana, dan apa adanya terhadap hidup; cenderung kreatif dalam melakukan berbagai haltetapi takterus selalu memiliki bakat yang hebat, (15) mampu melepaskan diri dari pengaruh budaya; mampu membandingkan berbagai budaya secara objektif, dan tahu kapan harus mengikuti atau meninggalkan suatui kebiasaan. Dengan demikian, orang/anak akan dapat kreatif jika mampu mengaplikasikan lima belas ciri tersebut di atas. Adapun Wycoff (1991:49) hanya menyebutkan empat ciri orang yang kreatif, di antaranya adalah: (1) keberanianorang kreatif berani menghadapi tantangan baru dan bersedia menghadapi resiko kegagalan. Mereka penasaran ingin mengetahui apa yang akan terjadi, (2) ekspresiforang kreatif tidak takut menyatakan pemikiran dan perasaan. Mereka mau menjadi dirinya sendiri, (3) humor homor berkaitan erat dengan kreativitas, (4) intituitif orang kreatif menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam kepribadiannya. 7.3 Kemampuan Mengolah Bahasa Melalui kreativitas, penulis selalu berusaha merekayasa penggunaan bahasa secara optimal agar tercipta pemakaian bahasa yang bergaya dan efektif serta berbeda dengan gaya pemakaian bahasa penulis yang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Percy (1981:115) yang menyatakan bahwa kegiatan menulis kreatif yang dilakukan terus-menerus sangat membantu pengembangan kemampuan seseorang untuk menggunakan dan menguasai bahasa sebagai alat ekspresi dan berkomunikasi verbal dan nonverbal. Pembahasan tentang pengolahan bahasa juga berdasarkan pendapat Kayam (1988) menyebutkan sebagai bahasa yang khusus ditemukan, diciptakan, dikembangkan untuk menceritakan dan menjelaskan dunia rekaan (dunia sastra) yang abstrak dan di luar jangkauan pembacanya. Kreativitas mengolah bahasa dalam dunia sastra sangat bergantung pada kemampuan sastrawan/penulis dalam menggunakan kata-kata dalam bahasa itu. Semakin kaya kosakata, penulis semakin kreatif dalam mengembangkan kreativitas menulisnya. Cerita hasil tulisann orang kreatif lebih berkesan dan menarik pembaca untuk menikmati secara keseluruhan karya tersebut. Berbeda dengan hasil karya orang yang kurang kreatif. 5

7.4 Menulis Semiterpimpin Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya (Akhdiah, 1997:1.3). Karena itu menulis itu sulit oleh sebab itu, kegiatan menulis perlu mendapat bimbingan dari guru. Menurut Widyamartaya (1990:9) pengetahuan dan keterampilan menulis dapat dibagi menjadi tiga. Pertama, subtansi bahan yang berupa ide, pengorganiosasian dan bahasa, kedua, strategi penyampaian ide, ketiga gaya yang di antaranya adalah ejaan, pilihan kata, pilihan kata, hubungan kata, susunan kalimat, susunan paragraf, hubungan paragraf. Teknik menulis semiterpimpin dalam penelitian ini adalah teknik menulis dengan disediakannya panduan carta agar siswa mudah menuangkan ide. Dengan bantuan teknik ini diharapkan siswa mengalami kemudahan di dalam menuangkan ide ke dalam paragraf. 1. 8. Metode Penelitian 8.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan, yang pemfokusannya dilaksanakan dalam kegiatan di kelas sehingga penelitiannya berupa penelitian tindakan kelas. Tujuan utama penelitian ini ingin mendeskripsikan kemampuan siswa dalam pembelajaran di kelas, terutama deskripsi peningkatan kualitas pembelajaran menulis kreatif di kelas. Guru akan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswanya jika guru tersebut mau melihat kembali pembelajaran yang diberikan kepada siswanya. Mampu tidaknya siswa dalam pembelajaran itu sangat bergantung pada tindakan guru. Tindakan guru seperti itu bila dicatat, kemudian direfleksikan kembali permasalahannya maka guru tersebut dapat dikatakan pula sebagai penelitian tindakan kelas sebab penelitian tindakan kelas menurut Carr dan Kemmis (dalam McNiff, 1992:2) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self-reflective) secara kolektif yang melibatkan partisipan (guru, siswa, kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) dengan tujuan untuk mengembangkan rasionalisasi dari praktik pendidikan yang sedang dialami guru. Selain pendapat di atas, Elliot (1991:60) mengatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas praktik. Ini dimaksudkan untuk memberi penilaian terhadap prektik yang dilakukan dalam situasi konkret. Adapun McNiff (1992:4) mengatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan melalui perubahan dengan mendorong guru untuk menyadari praktik mengajar mereka, kritis terhadap praktik mengajar yang dilakukan, dan siap terhadap perubahan. Penelitian tindakan pada penelitian ini terfokus pada rumusan permasalahan dan tujuan penelitian. Berdasarkan itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran menulis kreatif dan meningkatkan hasil pembelajaran menulis yang terjadi pada situasi kelas yang konkret. Di samping tujuan di atas, diharapkan pula penelitian ini dapat menghasilkan interpretasi dan penilaian terhadap praktik yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar kritis yang terjadi di dalam kelas. Prosedur penelitian tindakan terdiri atas beberapa tahap. Menurut pendapat Kurt Lewin (dalam Sukamto,2000:11), setiap siklus penelitian tindakan selalu ada aktivitas dasar, di antaranya adalah: identifikasi ide awal, analisis, menemukan masalah umum, perencanaan umum tindakan, mengembangkan langkah tindakan pertama, melaksanakan langkah tindakan pertama, mengevaluasi dan merevisi perencanaan umum. Berdasarkan siklus dasar ini, peneliti mengadakan perbaikan-perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Tindakan seperti itu dilakukan terus-menerus sampai ada perbaikan. Berdasarkan pendapat Lewin itu, penelitian ini dirancang dengan langkah-langkah yang meliputi: studi pendahuluan, persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. 6

Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Langkah awal kegiatan penelitian ini dimulai dari identifikasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran, baik permasalahan yang ada dalam siswa, guru, maupun dalam proses perencanaan. Setelah itu, diadakan analisis hasil permasalahan dan diperoleh temuan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga kurang bisa mengembangkan kemampuan menulis secara maksimal. Berdasarkan temuan itu, peneliti bersama-sama guru menyusun rencana tindakan untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis. Perencanaan tindakan kelas disusun bersama antara guru dan peneliti, yang berupa tujuan pembelajaran, satuan pelajaran, rencana pembelajaran, penilaian, bahan atau materi yang digunakan dalam pembelajaran. Rencana tindakan itu dilaksanakan dalam siklus-siklus pembelajaran. Setelah selesai tindakan setiap siklusnya, peneliti dan guru mengadakan refleksi untuk menentukan dasar tindakan perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya hingga tujuan penelitian tercapai. Secara terperinci, alur penelitian ini diuraikan pada bagian berikut ini. 8.1.1 Identifikasi Awal dan Setting Penelitian Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran membaca di kelas VII SMP Negeri 2 Ngimbang Kabupaten Lamongan. Identifikasi awal ini dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menulis, terutama kegiatan menulis pengalaman pribadi dan menulis surat pribadi di kelas VII Adapun tempat penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 2 Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Subjek penelitian ini meliputi guru dan siswa kelas VIIA, VIIB, dan VIIC, VIID. Adapun pengalaman guru sebagai peneliti dan kolaborator dalam penelitian ini sebagai berikut. (1) Drs. Sukadi. sebagai guru kelas IXA, yang pengalaman mengajar di sekolah ini sudah mencapai 4 tahun. Guru tersebut sebelumnya sudah berpengalaman mengajar di MTs Ngimbang dan di MA Ngimbang adalah sarjana (S1) dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro. (2) Trinil L.C., S.Pd sebagai guru kelas VIII, yang pengalaman mengajar di SMP Negeri 2 Ngimbang sudah mencapai 10 tahun. Latar belakang guru kelas IIIB tersebut adalah Sarjana (S1) dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Jombang. (3) Sujak, M.Pd sebagai guru kelas VII di SMP 2 Ngimbang. Pengalaman mengajar di SMP Negeri 2 Ngimbang sudah 15 tahun. Sebelum mengajar di SMP ini, guru tersebut mengajar di SMP Negeri 2 Lamongan. Pendidikan terakhir guru yang mengajar di kelasVII tersebut adalah S2 Universitas Negeri Malang dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Ketiga guru tersebut berkolaborasi dalam pengajaran di kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Pemilihan SMP Negeri 2 Ngimbang ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut. Pertama, SMP Negeri 2 Ngimbang Lamongan merupakan salah satu sekolah yang mengikuti ulangan umum bersama di kabupaten Lamongan, yang nilai keterampilan menulis siswa kelasVII pada kelompok yang paling bawah. Kedua, SMP Negeri 2 Ngimbang, Lamongan lokasinya di daerah perbatasan kabupaten Lamongan dan Kabupaten Jombang sehingga siswa yang belajar di SMP itu berlatar belakang yang berbeda-beda. Dengan adanya latar belakang yang berbeda-beda itu perlu adanya penanganan proses belajar mengajar yang tepat, baik berkaitan dengan perancanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Ketiga, tenaga guru yang berlatar belakang bahasa Indonesia tiga guru tetap, satu guru bantu, dan satu guru kontrak. Semua guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Ngimbang Lamongan tersebut berijazah S1. Keempat, SMP Negeri 2 Ngimbang Lamongan merupakan tempat peneliti berdinas sehingga peneliti mengetahui kondisi sekolah tersebut dengan jelas. 8.1.2 Persiapan Penelitian Untuk meningkatkan proses menulis pengalaman pribadi dan menulis pribadi dan produknya dengan teknik menulis semiterpimpin, peneliti sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Ngimbang perlu mengadakan perencanaan pembelajaran yang tepat 7

dengan mempertimbangkan lingkungan sekolah, dan pengalaman siswa. Untuk itu, peneliti, guru dan kolaburator merencanakan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Perumusan tujuan pembelajaran menulis pengalaman pribadi dan menulis surat pribadi. Perumusan TPK itu dibuat dalam satuan pelajaran, dan rencana pembelajaran. 2. Penyusunan skenario pembelajaran dengan teknik menulis semiterpimpinuntuk mengatasi permasalahan tersebut 8.1.3 Siklus Penelitian Penelitian ini direncanakan tiga siklus. Setiap siklusnya terdiri atas dua pertemuan. Pertemuan kedua merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama. Setiap pertemuan direncanakan dengan durasi waktu 2 x 40 menit. Adapun rencana tindakan pada siklus pertama sebagai berikut. Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) Tahap Pengedrafan 1. Guru memotivasi siswa untuk menemukan tema/topik yang paling mengesankan. 2. Siswa menulis pokok-pokok pengalaman pribadi yang mengesankan. 3. Siswa dan guru mendiskusikan urutan pokok-pokok pengalaman tersebut 4. Siswa menulis pengalaman pribadi yang paling mengeankan dengan pilihan kata dan ejaan 5. Siswa berdiskusi tentang penggunaan pilihan kata dan ejaan dengan menggunakan karta yang sudah disiapkan oleh guru 6. Guru membimbing siswa dalam menulis draf dengan karta tersebut Pertemuan Kedua ( 2 x 40 menit) Tahap Perevisian 1. Guru memberi pengarahan tentang tata cara perevisian 2. Siswa mendapat bimbingan menulis dengan arahan guru dalam proses pembelajaran 3. Siswa mencocokkan penulisan dengan karta yang sudah disiapkan guru, terutama penulisan kata dan ejaan 4. Siswa mendiskusikan kembali tulisan yang selesai ditulis. 5. Siswa dibimbing guru dalam perevisian tulisan 6. Siswa merencanakan pempublikasian tulisan di mading 8.1.4 Refleksi Guru sebagai peneliti, dan kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan dan menyimpulkan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektivitas pembelajaran menulis pengalaman pribadi dan menulis surat pribadi dengan teknik menulis semiterpimpin, . 8.2 Data Penelitian Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan data penelitian yang meliputi data proses, yang meliputi proses pembelajaran pada tahap pengedrafan, tahap perevisiandan tahap pempublikasian, data hasil pembelajaran, yang berkaitan dengan hasil mengerjakan tugas pada saat proses pembelajaran dan hasil evaluasi belajar, serta subjek penelitian yang meliputi guru, yang membimbing siswa dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi dan menulis surat pribadi dengan peta semantik. 8.2.1 Data 8

Data penelitian meliputi data perencanaan, data pelaksanaan pembelajaran, dan data evaluasi. Data perencanaan pembelajaran berupa dokumen persiapan pembelajaran yang dibuat secara kolaboratif antara guru dan kolaborator. Data perencanaan meliputi perumusan tujuan, kegiatan belajar-mengajar termasuk materi dan media, dan evaluasi pembelajaran. Data ini dikumpulkan sebelum pembelajaran. Data pelaksanaan pembelajaran berupa deskrepsi pembelajaran selama kegiatan belajar mengajar. Data tersebut akan terekam dalam catatan lapangan. Data hasil belajar diambil dari hasil siswa menulis, yang pelaksanaannnya dilakukan dalam proses belajar mengajar, terutama setiap pertemuan kedua dan ketiga setiap siklusnya. Yang termasuk data-data tersebut berupa proses pengemabangan karangan, hasil menulis pertama (sebelum direvisi), hasil menulis setelah direvisi. Data perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dikumpulkan dalam waktu pelaksanaan pembelajaran dan penilaian. Data-data itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahpisahkan dalam pembelajaran. 3.2.2 Instrumen Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan instrumen utama dan instrumen penunjang. Instrumen utama adalah peneliti, sebagaimana yang dinyatakan oleh Bogdan dan Biklen (1982) bahwa peneliti adalah orang yang paling mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya. Adapun instrumen penunjang adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dokumen tasi dan foto (Moleong, 1995:153). Pedoman observasi digunakan untuk menjaring data dalam proses belajar mengajar. Peneliti akan lebih mudah mengamati aktivitas guru dan siswa bila sudah disiapkan pedoman observasinya. Aktivitas yang dijaring dalam pedoman observasi ini berupa interaksi guru terhadap siswa, siswa terhadap temannya, dan siswa terhadap bahan pembelajaran. Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan segala yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dipikirkan selama dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi dan menulis pribadidengan peta semantik/peta pikiran/peta semantik. Selain itu, catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat hasil refleksi dari peneliti dan kolaborator. Kolaborator akan mencatat semua kejadian yang ada dalam proses pembelajaran dan refleksi. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang rencana pembelajaran di kelas. Dokumentasi ini berupa program satuan pembelajaran. Selain itu, dokumentasi yang berupa LKS, hasil kerja siswa dalam menyusun pertanyaan, menjawab pertanyaan, menceritakan kembali isi bacaan dalam proses pembelajaran, yang digunakan menjaring data kerja siswa selama proses pembelajaran. Foto digunakan untuk mendokumentasikan data tentang peristiwa yang terjadi dalam proses menulis kreatif dengan peta semantik/peta pikiran/peta semantik. Semua peristiwa yang terjadi di kelas dalam pembelajaran itu difoto, baik peristiwa siswa menentukan topik atau fokus menulis di tengah selembar kertas, menentukan kata-kata kunci yang bersumberkan dari fokus, berdiskusi, menetapkan peta semantik yang akan dikembangkan mencadi karangan, menulis, merevisi karangan, dan mempublikasikan karyanya.

8.3 Teknik Analisis Data Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hal ini berdasarkan pendapat Rofiuddin (1998:36) analisis data kualitatif dapat bersifat linier (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Berdasarkan pendapat itu, analisis data dilakukan selama proses pembelajaran. Setelah data terkumpul, peneliti menganalis, mereduksi, dan menyimpulkan data itu. Pengumpulan data dilakukan setiap siklus penelitian 9

tindakan kelas. Dengan adanya penyimpulan setiap siklus, peneliti akan lebih memahami proses tindakan yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Akhirnya guru dan peneliti memutuskan perencanaan siklus berikutnya. Pedoman yang digunakan analisis data dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Rofiuddin (1998:36), yang langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan, (2) mereduksi data, yang di dalamnya melibatkan kegiatan pengkatagorian dan pengklasifikasian, (3) menyimpulkan dan verifikasi. Data penelitian yang telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan, dan dokumentasi ditelaah oleh peneliti dan guru. Proses penelaahan data diawali dengan transkripsi data hasil pengamatan, kemudian menganalisis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan. Penelaahan data tersebut dilakukan secara menyeluruh sejak awal data dikumpulkan sampai seluruh data penelitian terkumpul. Reduksi data dilakukan peneliti setelah data terkumpul. Kegiatan reduksi data meliputi pengkatagorian dan pengklasifikasian data. Setelah diklasifikasikan dan dikelompokkan dilanjutkan pada penyimpulan. Untuk mempermudah penyimpulan data, peneliti menyederhanakan data itu dengan cara membuat ringkasan, memberi kode, membuang data yang tidak perlu, dan pengaturan masalah sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian tindakan kelas ini. Data tersebut dipilah-pilah berdasarkan fokus siswa, dan guru dalam pra menulis, saat penulisan, dan pascapenulisan. Data-data yang telah diklasifikasikan dipaparkan menurut jenis masalah penelitian. Pemaparan data dilakukan dengan menampilkan satuan-satuan informasi secara sistematis. Dengan adanya pemaparan informasi itu, peneliti akan dapat menarik kesimpulan dengan mudah. Untuk memperjelas analisis, data penelitian dipaparkan dalam bentuk naratif dan dilengkapi dengan tabel. Penyimpulan hasil penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara menafsirkan makna suatu fenomena yang terjadi selama tindakan berlangsung, mencatat kejadian-kejadian positif, negatif, menjelaskan hubungan sebab-akibat dan akhirnya peneliti menyimpulkan. Penyimpulan pada langkah ini masih bersifat sementara karena baru berdasarkan fenomenafenomena yang terjadi dalam tindakan. Setelah proses pembelajaran selesai, kesimpulan yang bersifat sementara itu diuji kembali berdasarkan data-data yang baru terkumpulkan sehingga hasil menyimpulkan akan lebih mantap. Proses seperti ini dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan tindakan siklusnya. Pengujian keabsahan data dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan silang (trianggulasi) data. Kegiatan trianggulasi ini dilakukan dengan jalan mengecek kembali hasil wawancara terhadap siswa setelah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan hasil angket pembelajaran menulis dengan peta semantik. Kedua data itu dibandingkan dengan hasil observasi peneliti di kelas saat pelaksanaan pembelajaran. Setelah kegiatan itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk menetapkan pembelajaran siklus berikutnya dengan menyiapkan perencanaan pembelajaran. Untuk menafsirkan dan menyimpulkan hasil penelitian ditentukan kreteria keberhasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika hasil penelitian itu berkualifikasi baik (B) atau sangat baik (SB). Kreteria kualifikasi itu berlaku pada aspek pembelajaran, yang meliputi aktivitas siswa, guru dalam proses pembelajaran dan dibuktikan dengan hasil proses pembelajaran siswa dalam bentuk lembar kerja siswa. Selain itu, kreteria di atas juga berlaku untuk hasil pembelajaran. Adapun kreteria penilaian terhadap pencapaian masing-masing deskriptor adalah: (1) mendapat skor nol bila tidak satu pun indikator muncul, (2) mendapat skor satu bila satu indikator yang muncul, (3) mendapat skor dua bila dua indikator yang muncul, (4) mendapat skor tiga bila tiga indikator yang muncul. Adapun taraf keberhasilan tindakan dan rambu-rambu analisis hasil menulis cerpen sebagai alat untuk menentukan keberhasilan sebagai berikut. 10

Tabel 8.1 Taraf Keberhasilan Tindakan Pencapain TujuanSkor/Nilai Kualifikasi Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Pembelajaran 85-100 % 3 Sangat Baik (SB) Berhasil 65-84 % 2 Baik (B) Berhasil 55-64 % 1 Kurang (K) Tidak Berhasil 0-54 % 0 Sangat Kurang (SK) Tidak Berhasil Tabel 8.2 Rambu-rambu Analisis Hasil Menulis Pencapain TujuanSkor/Nilai Kualifikasi Pembelajaran 85-100 % 4 Sangat Baik (SB) 65-84 % 3 Baik (B) 55-64 % 2 Cukup (C) 45-54 % 1 Kurang (K) 0-44 % 0 Sangat Kurang (SK)

Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Berhasil Berhasil Tidak Berhasil Tidak Berhasil Tidak Berhasil

1. Anggaran Anggaran pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperoleh dari dana SSN dengan perincian sebagai berikut: No. Uraian Jumlah Uamg 1 Untuk pembuatan proposal Penelitian Rp50.000,00 2 Untuk ATK Rp300.000,00 3 Untuk penulisan komputer Rp 200.000,00 3 Untuk penjilidan dan penggandaan Rp 250.000,00 4 Untuk konsumsi Rp 100.000,00 5 Untuk transportasi Rp 100.000,00 Rp 1.000.000,00 9. Anggaran /Sumber Dana Pemasukan Uraian Jumlah Dana dari SSN Rp 2.200.000,00

Pengeluaran Uraian

Jumlah

1. Transportasi Rp 300.000,00 peneliti Rp 200.000,00 2. Pembuatan Rp 400.000,00 instrumen Rp 300.000,00 penelitian Rp 400.000,00 3. ATK Rp 400.000,00 4. Konsumsi Rp 200.000,00 5. Referensi /buku referensi 6. Penulisan laporan 11

7. Penjilidan Jumlah Pemasukan Rp2.200.000,00 Jumlah Pengeluaran Rp2.200.000,00

Daftar PustakaAkhadiyah, S. 1997. Menulis. Jakarta: Depdikbud. DePorter, Bobbi, 1999. Quantum Teaching. terjemahan oleh Ary Nilandari. 2002. Bandung: Kaifa. Eneste, Pamusuk. 1982. Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya mengarang. Jakarta: Gramedia. Kemmis S. dan Mc Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University. Liotohe, W.K. 1991. Petunjuk Praktis Mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: balai Pustaka. Munandar, SCU. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: gramedia. Munandir. 1987. Rancangan Sistem Pengajaran. Jakarta: Depdikbud. Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk SLTP. Jakarta: Depdikbud. Roekhan. 1991. Menulis Kreatif: Dasar-Dasar dan Petunjuk Penerapannya. malang IKIP Malang. Rose, Colin. 2002. Accelerated Learning for 21 St Century. New York: Delacorte Press. Sukamto. 2000. Penelitian Tindakan (Action Research). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tomskin, Gail E. 1994. Teaching Writing, Balancing Process and Product, Second Edition. New york: Macmillan Collage Publishing Company, Inc.

12


Top Related