Transcript
Page 1: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai lembaga pemerintahan yang berada diwilayah kecamatan sebagai perpanjangan

tangan pemerintahan kabupaten, diharapkan membawa Visi Misi pembangunan yang

diembang dalam kurung waktu tertentu sebagai upaya pencapaian arah dan tujuan

pembangunan disegala bidang sebagaimana tertuan pada Rencana Starategi tahun 2009-

2014. olehnya itu semua stakecholder dituntut proaktif dan bekerja keras dalam pelaksanaan

pembangunan sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang Dasar 1945 dalam upaya

mensejahterakan rakyat, aparat sebagai pelayan masyarakat saat ini dituntut adanya

kerjasama antar semua pihak yang terkait guna memberikan pelayanan yang yang maksimal

kepada masyarakat dan dengan pola yang telah berjalan, dengan menyadari tantangan

pemerintahan yang berjalan di Kecamatan Pammmana.

Dalam kaitannya dengan bidang pemerintahan, usaha penyempurnaan administrasi

pemerintahan pada semua desa dan kelurahan yang secara yuridis formal merupakan

pemerintahan dibawah wilayah kecamatan, yang merupakan tumpuan segenap pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu pemerintah wilayah harus bertanggung jawab

terhadap penyelenggaraan pembangunan diwilayah kecamatan dan juga harus berinisiatif,

baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan pembangunan serta mampu dalam

pelaksanaan pembangunan.

Olehnya itu untuk mencapai tujuan pembangunan disemua sektor diperlukan koordinasi dan

kesungguhan dari aparat dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan menggerakkan

masyarakat untuk turut serta berperan di dalamnya. Pengarahan dana dan daya tenaga secara

efisien perlu dilakukan untuk menumbuhkan swadaya masyarakat karena hal itu ikut

menentukan keberhasilan pembangunan sehingga dengan demikian pembangunan dengan

sumber daya manusia perlu ditingkatkan secara maksimal.

Dalam peningkatan keterpaduan melalui pola koordinasi pemerintah, keterbukaan dan

pemberian hak desa dan kelurahan untuk membangun daerhanya dirasakan manfaat untuk

kepentingan masyarakat. Namun demikian tidaklah sepenuhnya harapan itu bisa dinikmati

oleh rakyat seutuhnya, berbagai kelemahan-kelemahann dijumpai termasuk kesiapan aparatur

Kecamatan termasuk Sumber daya manusianya, koordinasi dengan bertumpu pada penyatuan

persepsi dengan integritas dalam kesatuan tindakan dalam bekerja dan kesamaan gerak dalam

bekerja ini bvelum maksimal, ditambah lagi adanya kecebdrungan aparat dalam bekerja

sering muncul prbedaan dan penafsiran dalam melihat suatu kebijakan akhirnya akan

menunjukkan belum tercermin kompetensi dalam menyelenggarakan sepenuhnya roda

pemerintahan secara utuh.

Page 2: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

Berangkat dari pernyataan di atas lembaga pemerintahan kecamatan masih ditemukan

beberapa kelemahan-kelemahan dalam penyebaran pembangunan yang tentunya dibutuhkan

kesiapan dalam menjalankan berbagai aktivitas pembangunan, yang harus dipahami bahwa

aparat kecamatan dalam menjalankan fungsinya dituntut mampu mengkoordinasikan

perencanaan pembangunan agar kiranya dapat seiring akan pelaksanaan yang dirasakan

langsung oleh masyarakat. Aparat telah mengembang tugas dan tanggung jawab dalam

Koordinasi dengan pemerintah baik pusat, daerah maupun pihak Kecamatan dimana

didalamnya terdapat beberapa kelemahan-keleman dalam penyelenggaraannya termasuk

kesadaran aparat akan pentingnya fungsi koordinasi.

Atas dasar itulah sehingga Penulis melalui kesempatan ini, dicoba menelusuri permasalahan

Penerapan fungsi Koordinasi aparat pemerintah Kecamatan, sehingga diangkat suatu

penelitian sederhana dengan judul ” Penerapan Fungsi Koordinasi Aparat Pemerintah

Pada Kantor Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah yang menjadi fokus

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan fungsi Koordinasi aparat pemerintah pada Kantor Kecamatan

Pammana Kabupaten Wajo?

2. Hambatan-hambatan apa yang dihadapi dan solusinya para aparat dalam melaksanakan

penerapan fungsi Koordinasi aparat pemerintah pada Kantor Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan tercapai dari penelitian ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui deskripsi analisis persepsi pegawai tentang penerapan fungsi

Koordinasi aparat pemerintah pada Kantor Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo,

2. Untuk mengetahui Hambatan-hambatan yang dihadapi aparat dalam penerapan fungsi

Koordinasi aparat pemerintah pada Kantor Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

D. Manfaat Hasil Penelitian

Terselenggaranya penelitian tentang penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah pada

Kantor Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo, sesungguhnya dapat memberikan berbagai

manfaat antara lain :

1. Menjadi informasi kepada aparat yang bertugas dan kewenangan dalam pemberian

pelayanan pada masyarakat tentang manfaat penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

pada kantor Kecamatan Pammanan Kabupaten Wajo, dan dijadikan bahan evaluasi atas apa

yang telah dilakukan.

2. Menjadi bahan masukan atau informasi kepada pihak yang berkewenangan menentukan

kebijakan, dan dijadikan pedoman dalam penelitian selanjutnya tentang penerapan fungsi

koordinasi pemerintah aparat pada Kantor Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

Page 3: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Landasan Teori

1.    Pengertian Koordinasi.

Koordinasi sebagai pencapaian usaha kelompok secara teratur dan kesatuan tindakan dalam

mencapai tujuan bersama. Terkait dengan hal-hal tersebut sebagai upaya untuk menyerasikan

tugas bersama, tugas bagian-bagian, guna mewujudkan tujuan keseluruhan. Dari pengertian-

pengertian tersebut dapat diperinci unsur-unsur koordinasi yaitu sebagai berikut:

1. Koordinasi mengandung arti sebagai suatu proses atau kegiatan secara terus-menerus tidak

pernah berhenti.

2. Mengandung upaya atau kegiatan untuk menyerahkan, menyelaraskan atau

mensikronisaikan unit-unit atau bagian atau tindakan di dalam suatu organisasi.

3. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dengan melalui

upaya menghilangkan kekacauan serta tumpang tindih.

Berdasarkan ketentuan tersebut, menunjukkan bahwa perhatian yang sangat besar dari

Koordinasi Pembangunan Daerah terhadap upaya untuk menyelesaikan tugas dan tujuan

keseluruhan sebagaimana yang tertuang dalam unsur-unsur koordinasi, dipandang sangat

penting dalam mewujudkan pembangunan daerah yang dilaksanakan atas dasar perencanaan .

dengan perkataan lain, keberadaan koordinasi pembangunan daerah merupakan wujud untuk

pencapaian usaha kelompok secara teratur dan kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan

bersama.

Menurut Soewarno Handayaningrat, mengatakan bahwa : koordinasi adalah usaha

menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan kerja (unit-unit) organisasi, sehingga organisasi

bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan seluruh tugas organisasi untuk

mencapai tujuannya. Dan beliau lebih lanjut mengatakan bahwa, koordinasi dan hubungan

kerja adalah dua pengertian yang saling kait-mengait, karena koordinasi hanya dapat dicapai

sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif. Hubungan kerja adalah

bentuk komunikasi administratif yang membantu tercapainya koordinasi (hubungan kerja)

ialah tercapainya koordinasi dengan cara yang berhasil dan berdaya guna (efektif dan efisien)

Dari pengertian koordinasi dan hubungan kerja tersebut diatas, dapatlah diketahui betapa

besarnya peranan koordinasi dalam melaksanakan pemerintahan, yaitu agar tercapainya

kesatuan tindakan antara unit-unit dari organisasi yang satu dengan yang lainnya, sehingga

apa yang diinginkan tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna. Apabila dianalisa lebih

lanjut dari pengertian koordinasi, maka dapat dikemukakan ciri-ciri koordinasi itu, yaitu

sebagai berikut :

a.    Tanggung-jawab koordinasi berada pada Pimpinan

Page 4: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

Oleh karena itu koordinasi adalah wewenang dan tanggung-jawab dari pada pimpinan.

Dikatakan pimpinan yang berhasil apabila melakukan koordinasi dengan baik.

b.    Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama

Hal ini disebabkan karena kerja sama merupakan syarat mutlak terselenggaranya koordinasi

sebaik-baiknya.

c.    Koordinasi adalah proses yang terus-menerus

Artinya suatu proses yang bersifat berkesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan

organisasi.

d.    Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur

Hal ini disebabkan karena koordinasi adalah konsep yang diterapkan dalam kelompok, bukan

terhadap usaha individu tetapi sejumlah individu yang berkerjasama didalam kelompok untuk

mencapai tujuan bersama.

e.    Konsep Kesatuan tindakan

Kesatuan tindakan adalah inti dari pada koordinasi. Hal ini berarti bahwa pimpinan harus

mengatur usaha-usaha atau tindakan-tindakan dari pada setiap kegiatan individu sehingga

diperoleh adanya keserasian didalam mencapai hasil berama.

Dengan adanya koordinasi pembangunan tersebut diatas, maka rencana-rencana

pembangunan yang diusulkan tadi diharapkan dapat terlaksana dengan baik serta

mengandung nilai yang objektif, dengan demikian diperoleh suatu rencana pembangunan

daerah yang terarah, terpadu sesuai dengan pola pembangunan daerah..

Searah dengan hal diatas, oleh Mooney and Reily yang dikutip oleh Suwarno

Handayadiningrat mendefenisikan koordinasi sebagai berikut :

“Coordination as the achievement of orderly group effort, and unity of action in the

pursuitnof a common pupose-koordinasi sebagai pencapaian usaha kelompok secara teratur

kesatuan tindakan didalam mencapai tujuan bersama”.

Jadi makna defenisi di atas menunjukkan usaha penyesuaian langkah dari berbagai fungsi,

sehingga efisiensi pencapaian tujuan dapat dicapai. Dalam bidang pemerintahan dan

pembangunan, pelaksanaan koordinasi diarahkan adanya integrasi dalam kesatuan tindakan

yang serasi, seirama, selaras sama lain dalam penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan.

Koordinasi merupakan usaha yang mengarahkan dan menyatakan kegiatan dari satuan kerja,

sehingga segala aktivis bergerak sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan. Maka

jelas bahwa koordinasi mengandung adanya keterpaduan dan dilakukan secara serasi dan

simultan dari seluruh tindakan yang dilakukan.

Untuk memperjelas arti dan pengertia dari koordinasi itu sendiri dibawah ini akan penulis

kemukakan beberapa pendapat ahli. Menurut Henry Fayol yang dikutip oleh Sutarto bahwa:

”MengKoordinasikan berarti mengikat bersama, menyatukan menselaraskan semua kegiatan

Page 5: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

dan usaha. Kemudian menurut Harold Koonta & Cyril O’Donnel dalam bukunya yang sama

dikatakan bahwa “Koordinasi; pencapaian keselarasanvusaha individu dalam usaha mencapai

tujuan serta sasaran kelompok.

Pendapat lain, seperti yang dikemukakan oleh G.R.Terry bahwa:

“Koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan kepantasan

kuantitas, waktu dan pengarahan pelaksanaan yang menghasilkan keselarasan dan kesatuan

tindakan untuk tujuan yang telah ditetapkan”.

Dari berbagai intisari tentang koordinasi seperti tersebut di atas sebenarnya dapat dipakai

istilah yaitu keselarasan. Baik kesatuan tindakan, kesatuan usaha, penyesuaian antar bagian,

keseimbanga antar bagian maupun sinkronisasi kesemuanya bersasaran keselarasan.

Selanjutnya oleh Suwarno Handayaningrat menekankan betapa pentingnya peranan

koordinasi dalam pembangunan. Apabila fungsi koordinasi itu dikaitkan denga fungsi

pimpinan maka ia akan mencakup wawasan yang lebih luas lagi, koordinasi dalam

kepemimpinan administrasi akan mencakup aktifitas seorang pimpinan dalam mempengaruhi

perilaku orang lain dalam organisasi. Akan menyangkut kemampuan dalam mengambil

keputusan dan perumusan dalam pemecahan masalah yang manusiawi dengan meningkatkan

keterpaduan dengan unit kerja lainnya. Adapun pengertian koordinasi menurut beliau ialah:

“Koordinasi ialah konsep dasar kedua disamping kepemimpinan (leadership). Sebab

koordinasi dan kepemimpinan adalah tidak bias dipisahkan satu sama lain saling

mempengaruhi. Kepemimpinan yang efektif adalah menjalin koordinasi yang baik, sebab

pemimpin berperan sebagai coordinator”.

Apabila ditelusuri lebih mendalam makna koordinasi tersebut, maka hakekat koordinasi yang

aktif adalah senantiasa diarahkan pada tercapainya.

a.    Kesamaan gerak dan langkah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, hal ini

merupakan inti koordinasi.

b.    Mencegah terjadinya perbedaan dan penafsiran dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan.

c.    Merupakan alat pendekatan personal dalam hubungannya dengan pendekatan yang

bersifat lintassektoral dan multi dimensional dari setiap kegiatan.

Dari uraian tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan koordinasi bagi seorang

pimpinan terutama dalam hal menciptakana asas keselarasan dan keseimbangan dalam

mewujudkan tujuan secara berdaya guna dan berhasil guna. Betapa pentingnya fungsi

koordinasi dalam rangka keterpaduan pembangunan daerah termasuk daerah pedesaan dapat

dikemukakan sebagai berikut:

Page 6: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

a.    Koordinasi yang baik membawa dampak positif terhadap peningkatan efisiensi dan

efektifitas pelaksanaan kegiatan.

b.    Koordinasi yang efektif memberikan kontribusi yang baik guna tercapainya tugas-tugas

yang bersifat khusus dan spesifik.

c.    Melalui koordinasi yang baik akan merupakan suatu alat ukur bagi keberhasilan terutama

menyangkut hal-hal yang bersifat multi dimensional.

2. Pengertian Pemerintahan Kecamatan

Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan memerlukan adanya seorang pemimpin yang

selalu mampu untuk menggerakkan bawahannya agar dapat melaksanakan tugas dan

tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan secara berdayaguna dan berhasil guna. Keberhasilan pembangunan akan

terlihat dari tingginya produktivitas, penduduk makmur dan sejahtera secara merata

(Budiman, 1995: 4).Kecamatan merupakan line office dari pemerintah daerah yang

berhadapan langsung dengan masyarakat dan mempunyai tugas membina desa/kelurahan.

Kecamatan merupakan sebuah organisasi yang hidup dan melayani kehidupan masyarakat.

Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan perangkat kecamatan melaksanakan fungsi-

fungsi pemerintahan seperti penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan

termasuk didalamnya melaksanakan tugas pelayanan serta Tugas dan fungsi kecamatan

adalah sebagai berikut:

1. Camat

Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan

oleh bupati. Camat dalam menjalankan tugas dan kewajiban dibantu oleh seorang sekretaris

kecamatan, kapala seksi, dan staf. Untuk menyelenggarakan tugas tentang Rincian Tugas

Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan

Fungsi camat sebagai berikut:

a. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

c. Pengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.

d. Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

e. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.

f. Pelaksanaan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa.

g. Pelaksanaan kegiatan pembinaan sosial kemasyarakatan.

h. Pelaksanaan kegiatan pembinaan ekonomi, koperasi dan usaha kecil menengah.

i. Pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum, keagrariaan dan kependudukan.

Page 7: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

j. Pelaksanaan kegiatan pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi

masyarakat.

k. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan / atau kelurahan.

l. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya yang berada di

wilayahnya.

m. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau

yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

n. Pelaksanaan penyusunan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah

tangga kecamatan.

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris Kecamatan

Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan. Sekretaris mempunyai tugas

untuk melaksanakan penyusunan rencana, pengendalian, evaluasi pelaksanaan tugas

seksi-seksi, pelaksanaan urusan penelitian dan pengembangan kebijakan program,

pembinaan administrasi dan pemberian pelayanan teknis dan administrasi di bidang umum,

kepegawaian, perencanaan dan keuangan kepada semua unsur dalam lingkungan

satuan organisasi kecamatan. Untuk melaksanakan tugasnya sekretaris memiliki fungsi.

Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan pendataan rencana dan program kegiatan,

pelaporan serta pembinaan organisasi dan tata laksana.

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan.

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian.

d. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, rumah tangga dan

perlengkapan.

e. Penyusunan rencana, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas seksi- seksi.

f. Pelaksanaan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan.

g. Pelaksanaan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di wilayahnya.

h. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada mayarakat

dikecamatan.

i. Koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau instansi vertikal yang tugas dan

fungsinya di bidang pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

j. Koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaanpemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum.

k. Pelaporan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum di wilayah

kecamatan.

l. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada bupati.

m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

3. Seksi Tata Pemerintah

Page 8: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, tata pemerintahan kecamatan

mempunyai tugas untuk melakukan urusan pemerintahan dan pembinaan pemerintahan

desa/kelurahan. Untuk menjalankan tugasnya seksi tata pemerintahan memiliki fungsi yang

sesuai dengan keentuan yang ada. Fungsi seksi tata pemerintahan adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang

pemerintahan.

b. Penyusunan program, pembinaan, penyelenggaraan pemerintahan desa / kelurahan.

c. Fasilitasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang keagrariaan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

e. Pelaksanaan upaya kelancaran pemasukan setiap pendapatan daerah yang bersumber dari

wilayah kerjanya.

f. Pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di

bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

g. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat

daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

desa/kelurahan di tingkat kecamatan.

i. Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa / kelurahan di tingkat kecamatan.

j. Penyusunan program, penyelenggaraan, pembinaan serta inventarisasi sumber–

sumber pandapatan dan kekayaan desa/kelurahan.

k. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, pemberian bimbingan, supervisi, fasilitasi dan

konsultasi pelaksanaan tertib administrasi pemerintahan desa dan/atau kelurahan.

l. Administrasi desa dan/atau kelurahan;

m. Pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa dan/atau kelurahan beserta perangkat

desa dan/atau kelurahan.

n. Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan tata pemerintahan desa dan/atau kelurahan di

tingkat kecamatan. dan

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

4. Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, seksi pemberdayaan masyarakat

mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi

dan pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang pemberdayaan

masyarakat.

b. Koordinasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang

pemberdayaan masyarakat.

Page 9: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

d. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan

lingkup kecamatan.

e. Peningkatan partisipasi masyarakat dan pihak-pihak lain untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah

maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat

di wilayah kerja kecamatan.

g. Pelaksanaan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan dan pembangunan

masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun

swasta.

h. Koordinasi pembinaan lingkungan hidup, pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan,

perekonomian masyarakat desa/kelurahan, produksi dan distribusi serta koperasi dan usaha

kecil menengah.

i. Penyiapan bahan pelaporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah

kerjanya.

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. dan

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

5. Seksi Kesejahteraan Sosial

Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, seksi kesejahteraan sosial

mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program serta

melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial yaitu:

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang kesejahteraan sosial.

b. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pembinaan kesejahteraan sosial,

pelayanan dan bantuan sosial, peranan wanita, keluarga berencana, pembinaan kepemudaan

olah raga dan kesehatan.

c. Koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan dan pengembangan kehidupan masyarakat di bidang

sosial budaya, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

d. Penanganan bencana alam dan bencana sosial.

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kesejahteraan sosial di wilayah

kerjanya.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya

3. Kaitan administrasi pemerintah Kecamatan dengan pembangunan Desa dan Kelurahan.

Desa dan kelurahan adalah wilayah pemerintahan kecamatan sebagai lembaga koordinasi

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan segala kemampuan akan

selanjutnya tergantung atas kemampuan aparat membina dan mengembangkan suatu

administrasi yang memecahkan masalah-masalah dalam pembangunan Desa dan kelurahan

dalam rangka meningkatkan kehidupan masyarakat, oleh karena itu dalam perkembangan

Page 10: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

administrasi pemerintahan merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh

aparatur pemerintah terhadap pembangunan, termasuk pembangunan di daerah pedesaan dan

kelurahan kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat baik lahir maupun batin, materi

maupun spiritual.

Oleh Bintaro Tjokroamidjojo,dkk mengingkapkan bahwa proses pembangunan sebenarnya :

“ adalah merupakan suatu perubahan social budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu

proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustening proces) tergantung

kepada manusia dan struktur social”5)

Untuk mengadakan perubahan social budaya masyarakat, maka sudah menjadi kewajiban

seluruh aparatur pemerintah dan masyarakat sendiri untuk menciptakan dan memperluas serta

melaksanakan program-program pembangunan nasional yang diselenggarakan termasuk

penyelenggaraan yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah desa dan kelurahan. Dengan

demikian maka harus mutlak melaksanakan administrasi pemerintahan dalam menunjang

keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan.

4. Hubungan Kerja Pemerintah Kecamatan Organisasi LPMKdan LPMD

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan lembaga pemberdayaan masyarakat desa

sebagai organisasi kemasyarakatan yang dibina oleh pemerintah sesuai dengan kedudukan

dan fungsinya membantu kepala kelurahan dan desa dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan, maka dalam pelaksanaan tugasnya harus berpedoman kepada kebijaksanaan

yang telah digariskan oleh kepala kelurahan dan kepala desa . Selanjutnya Kepala Kelurahan

dan desa menggunakan LPMK atau LPMD untuk membantu dalam menggerakkan serta

meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan dan

menumbuhkan kondisi dinamis serta kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan

dan menetapkan ketahanan kelurahan dan desa.

Dalam proses ini perencaaan pembangunan, pengurus LPMK dan LPMD mengadakan

koordinasi dengan lembaga-lembaga sosial yang ada dikelurahan atau desa tersebut serta

dengan tokoh-tokoh masyarakat guna menyusun rencana pembangunan dan selanjutnya

diajukan dalam musrembang tingkat kelurahan dan desa, selanjutnya menjadi rencana

kelurahan dan desa tersebut.

Jadi LPMK atau LPMD sebagai wadah yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan

pembangunan yang ada dikelurahan dan desa. Selanjutnya diinventarisasikan pembangunan

yang aka dilaksanakan melalui berbagai macam bantuan.

LPMK dan LPMD sebagai sistem organisasi masyarakat, gerak langkahnya dipengaruhi

antara lain kepemimpinan yang partisipatif, pengurus yang terampil dan memiliki motivasi

tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi sedangkan efektifitas suatu organisasi ditentukan

oleh empat kriteria sebagai berikut:

Page 11: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

a.    Adaptasi atau kemampuan organisasi untuk selalu memenuhi aspirasi dan kebutuhan

masyarakat dan lingkungannya.

b.    Integrasi yakni tingkat keterpaduan atau integrasi baik internal maupun eksternal

organisasi.

c.    Motivasi yaitu konsistensi dan semangat para pelaku dan pendukung organisasi.

d.    Produksi yang menunjukkan jumlah dan kualitas kegiatan yang dilakukan

B. Kerangka Pikir.

Penelitian dalam kegiatan operasional berdasarkan asumsi penelitian pada

beberapa pertimbangan sebagai berikut :

1. Aparat pemerintahan kantor Kecamatan Pammana dalam menjalankan aktivitasnya,

mengacu pada Visi Misi dan Renstra Pemerintah kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2014

sebagaimana diamanahkan SK Menpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003 yang memuat tiga belas

item didalamnya tentang standar pelayanan minimal.

2. Wujud dalam keberadaannya sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat, dituntut untuk

mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yaitu tugas penyelenggaraan

pemerintahan yang berorentasi pada pelayanan masyarakat dari berbagai bidang

pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan. Peningkatan

kemampuan aparatuir Negara semakin penting. Arah dan bentuk kebijakan pemerintah

khususnya pada, didasarkan pada tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang kegitan.

Olehnya itu dituntut propesional dan loyalitas atas tugas yang telah diberikan terkait dengan

upaya penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah untuk menata perencanaan

pembangunan diberbagai bidan dala wilayah pemerintahan kecamatan.

3. Bahwa untuk menunjang tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk

merealisasikan program pemerintah baik pembangunan fisik maupun pembangunan dalam

rangka pemberdayaan masyarakat maka diperlukan penerapan fungsi Koordinasi yang baik

yaitu; integritas dalam kesatuan tindakan, kesamaan gerak, pencegahan terjadinya perbedaan

dan penafsiran dan pendekatan personal yang sifatnya lintas sektoral dan multi dimensional

dalam upaya untuk mensingkrongkan apa yang menjadi harapan dan kebutuhan masyarakat

terkait dengan perencanaan pembangunan dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,

menginvetaris hasil musyawarah pembangunan desa dan kelurahan, ada jaminan ketertiban

dan keamanan masyarakat serta pemyelesaian kebutuhan administrasi masyarakat. Olehnya

itu koordinasi yang dimaksudkan adalah adanya kesepakatan hal-hal yang urgen yang terjadi

dilingkungan masyarakat, dan koordinasi ini dilakukan secara berkenambungan.

4. Indikator Kualitas penerapan fungsi koordinasi dalam hal ini , meliputi pengetahuan

tentang pekerjaan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsinya, kemampuan membuat

perencanaan dan jadwal pekerjaan, pengetahuan tentang standar mutu pekerjaan yang

Page 12: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

disyaratkan, produktivitas aparat/pegawai yang berkaitan dengan hasil hasil pembangunan

baik sifatnya koordinasi langsung maupun tidak langsung.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis melakukan penelitian dengan menganalisis

beberapa faktor pendukung terhadap Penerapan fungsi koordinasi aparat Pemerintah pada

kantor Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo, dilihat dari sudut Perencanaan pembangunan,

hasil musrembang, peningkatan kesejahteraan rakyat, ketertiban dan keamanan dan jaminan

kebutuhan administrasi masyarakat. Hal ini dapat dicapai manakala koordinasi terus

ditumbuhkan dan dikembangkan antara pemerintah kelurahan dan desa serta pemerintah

wilayah Kecamatan dengan lembaga kemasyarakatan seperti LPMK dan LPMD.

Dari kerangka pikir diatas, maka dapat digambarkan dalam bentuk bagan untuk memudahkan

pemahaman dalam penelitian dan pembahasan sebagai berikut :

Page 13: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

Gambar 1. Alur Kerangka Pikir

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian Penelitian adalah Kantor Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo, dengan

penelitian lapangan yakni dengan melakukan pengumpulan data penelitian secara langsung

pada obyek dengan maksud diperoleh data lapangan yang dijamin kebenaran dan

kesahihannya.

Waktu penelitian dilakukan selama 90 hari atau tiga bulan yakni pada Bulan Januari sampai

bulan Maret 2012

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriftif , yakni

suatu bentuk penelitian yang memberikan gambaran mengenai objek yang diamati atau fokus

penelitian.

C. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada konteks analisis Penerapan fungsi koordinasi

aparat pemerintah pada Kantor Kecamatan Pammanan dilihat dari sudut koordinasi dalam

integrasi dalam kesatuan tindakan, kesamaan gerak, adanya pencegahan akan terjadinya

perbedaan dan penafsiran serta diperlukan pendekatan personal yakni lintas sektoral dan

multi dimensional dalam perencanaan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat, secara efesiensi dan efektifit koordinasi dengan Lembaga Kemasyarakatan

Kelurahan dan Desa di wilayah pemerintahan Kecamatan Pammana.

D. Sumber Data

Sesuai hasil observasi pada objek penelitian yang menjadi sumber data selaku informan

utama dan pendukung yang representatif adalah aparat pemerintah dan lembaga

kemasyarakatan Kecamatan Pammanan yang jumlahnya 8 orang yakni : Camat 1 Orang,

Sekcam 1 Orang, Kasi pemerintahan 1 orang, Kades 1 Orang, Lurah 1 Orang, Pegawai 1

Orang LPMK 1 Orang dan DPD 1 Orang, tidak banyak dan serta dapat dijangkau,

memungkinkan peneliti dapat menjalankan penelitiannya dengan sangat mudah.

E. Instrumen Penelitian

Page 14: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrument utama

adalah peneliti sendiri dan instrument pendukung adalah skedul wawancara serta pihak-pihak

yang akan membantu dalam proses penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dan informasi dilapangan ditempuh beberapa teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

1. Obesrvasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung dilapangan terutama berkaitan dengan data penelitian

yang diperlukan, sedangkan yang di observasi dalam penelitian ini adalah bagaimana

penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah Kecamatan Pammanan Kabupaten Wajo.

2. Wawancara

Kegiatan wawancara terhadap informasi, peneliti menggunakan pedoman wawancara dan

program observasi. Pedoman wawancara menjadi pemandu dalam perolehan data. Namun

wawancara tidaklah terfokus pada pedoman tersebut, tetapi akan dikembangkan sesuai

kondisi lapangan pada saat wawancara berlangsung.

Bentuk wawancara yang dilakukan adalah wawancara berstruktur dan wawancara tak

berstruktur, wawancara berstruktur dilakukan untuk memperoleh data pokok tentang

penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah pada Kantor Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo serta wawancara tak berstruktur dilakukan secara bebas untuk melengkapi

data yang diperoleh dari wawancara berstruktur.

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, diolah dan menggunakan penelitian kualitatif serta analisis

domain untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh pada objek dengan

menerangkan teknik analisis selama dilapangan, dan dilakukan secara interaktif melalui

proses data reduksi, data display dan verification ( Miles and Huberman 1984) dikutif

Sugiyono 2010 : 294) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Reduksi data; data yang didapat di lapangan diketik atau ditulis dengan baik, terinci serta

sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Data-data yang terkumpul semakin bertambah

biasanya mencapaisekian banyak lembar. Oleh sebab itu laporan harus dianalisis sejak

dimulai penelitian. Laporan-laporan itu perlu di reduksi, yakni dengan memilih hal-hal pokok

yang sesuai dengan fokus penelitian kita, kemudian dicari temanya. Data-data yang telah

direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan

mempermudah peneliti untuk mencari jika sewaktu-waktu diperlukan. Reduksi dapat pula

membantu dalam memberikan kode-kode pada aspek tertentu.

2. Display data; data yang semakin bertumpuk kurang dapat memberikan gambaran secara

menyeluruh. Oleh sebab itu diperlukan display data. Display data ialah menyajikan data

dalam bentuk matriks, network, chart atau grafik dan sebagainya, dengan demikian peneliti

dapat menguasai data dan tidak terbenan dengan setumpuk data.

Page 15: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi; dari peneliti berusaha mencari makna dari data yang

diperoleh, dengan maksud untuk mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal

yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data yang didapatkan itu mencoba

mengambil kesimpulan. Mula-mula kesimpulan itu kabur, tapi lama kelamaan semakin jelas

karena data yang diperoleh semakin banyak dan mendukung. Verifikasi dapat dilakukan

dengan singkat yaitu dengan cara mengumpulkan data baru. Laporan penelitian kualitatif

dikatakan ilmiah jika persyaratan validitas, rehabilitas, realibilitas dan objektivitasnya sudah

terpenuhi. Oleh sebab itu selama proses analisis hala-hal tersebut selalu mendapat perhatian.

H. Pengujian keabsahan Data

Dalam rencana pengujian keabsahan data penulis menggunakan uji kredibilitas data dengan

perpanjangan pengamatan keikutsertaan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi

dengan teman sejawat, memberchek, anakisis kasus negatif (sugiyono 2010 : 368) .

Untuk memberikan tingkat keyakinan yang kuat terhadap hasil penelitian dan untuk

menjawab rumusan masalah, maka peneliti menggunakan pengujian keabsahan data yang

dapat penulis uraikan sebagai berikut :

a. Uji Kribilitas

1). Perpanjangan pengamatan, adalah penulis pada saat belum mendapatkan data jenuh, maka

penulis menambah waktu pengamatan dengan kembali turun kelapangan untuk mendapatkan

kembali data baru hingga rumusan masalah penelitian benar-benar bisa terjawab.

2) Trianggulasi data dengan menggunakan tiga macam cara yaitu trianggulasi teknik,

trianggulasi waktu dan trianggulasi orang.

3) Diskusi teman sejawat adalah untuk lebih memberikan kepercayaan terhadap hasil

penelitian terutama tingkat kesahihan data maka peneliti kembali melakukan diskusi dengan

teman sejawat dengan sekiranya mengerti tentang fokus penelitian.

b. Pengujian transferability.

Dalam pengujian transferability bila digunakan dalam konteks dan situasi sosial internal,

sehingga dimungkinkan dalam penelitian kualitatif maka penelili dalam membuat laporannya

harus memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis dan dapat dipercaya. Bila pembaca

laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu

hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar

transferabilitas (sanafiah faisal,1990 dalam buku Soegiyono : 376)

c. Pengujian dependability

Dalam pengujian dependability penelitian kualitatif dilakukan dengan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan auditor yang independen atau pembimbing

untuk bagaimana peneliti mulai menentukan masalah / focus, memasuki lapangan,

menentukan sumber data, analisis data, melakukan uji keabsahan data sampai membuat

kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh penelti.

d. Pengujian Konfirmability

Page 16: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

Dalam penelitian kualitatif, Pengujian ini mirip dengan uji dependability, sehingga

pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan, menguji konfirmability berarti menguji hasil

penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi

dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

konfirmability.

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab terdahulu dapat

disimpulkan sebagai berikut

1.    Dalam upaya penerapan koordinasi yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo, dalam berbagai bidang pembangunan dan pemberian pelayanan kepada

masyarakat telah dilakukan sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat, hal ini terbukti

dari petikan wawancara informan utama yang dapat penulis nyatakan bahwa peran koordinasi

ini telah dijalankan dengan baik, dan dikoordinasikan dengan berbagai unsure stakeholders

dalam wilayah pemerintahan Kecamatan, keluran dan Desa serta lembaga kemasyarakatan

yang ada. Koordinasi itu dibangun atas dasar suatu integrasi dalam kesatuan tindakan dan

kesamaan gerak oleh unit-unit pemerintahan untut turut bersama-sama mencegah terjadinya

perbedaan persepsi dan penafsiran dengan menggunkan metoda pendekatan personal, lintas

sektoral dan multi dimensional dalam usaha menyukseskan penyelenggaraan pembangunan.

Hal ini telah menjukkan suatu kualitas koordinasi yang baik. Dalam hal peran dan fungsi

koordinasi dalam menjalankan aktivitas pembangunan tentunya penerapan fungsi ini sangat

membantu untuk saling mendukung satu sama lain yakni terkait koordinasi dengan

pemerintah kecamatan dan daerah, kelurahan/Desa serta koordinasi dengan lembaga

kemasyarakatan dan unit pemerintahan lainnya, berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

a.    Penerapan Koordinasi dalam integritas dalam kesatuan tindakan dalam penyelenggaraan

pemerintahan kecamatan dengan pihak pemerintahan kelurahan/desa dan lembaga lainnya

serta unit pemerintah yang ada diwilayak Kecamatan Pammana telah berjalan dengan

maksimal, atau dapat dinilai dengan baik. Dari segi penerapan fungsi koordinasi dalam

bidang ketertiban masyarakat dapat di simpulkan bahwa kecendrungannya bernilai baik, hal

ini menunjukkan kepada kita bahwa koordinasi dengan berbagai bidang terkait dalam upaya

menciptakan kondisi rasa aman dan nyaman oleh masyarakata dalam beraktivitas tingkat,

dalam bentuk memberikan kepastian hkum administrasi terhadap penyelesaian segala bentuk

permasalahan telah diupayakan untuk diselesaikan oleh pemerintah kelurahan.

b.    Berkaitan dengan peran koordinasi dengan pendekatan kesamaan gerak, Bahwa dapat

pula dinyatakan berjalan dengan baik, hal ini telah dibangun suatu strategi oleh pemerintah

Page 17: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

Kecamatan untuk menyatukan kebersamaan tanpa merubah suatu substansi aktivitas masing-

masing lembaga yang ada.

c.    Dalam koordinasi dengan maksud untuk mencegah terjadinya perbedaan dan penafsiran,

telah dijalankan oleh pihak pemerintah Kecamatan maksimal dan bernilai baik, dengan

maksud penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan khusunya dalam memberikan

pelayanan masyarakat dapat saling sinergi tanpa meninggalkan substansi yang ada.

d.    Koordinasi terkait dengan pendekatan personal dan lintas sektoral dalam pemerintahan

kecamatan Pammana dapat dinyatakan berjalan dengan baik, hal ini dinyatakan bahwa

pendekatan ini dalam usahanya untuk menciptakan pola pembangunan dapat berjalan secara

efesien dan efektif.

2. Dari sisi hambatan yang didapatkan oleh penulis terkait dengan koordinasi ini, tidak lebih

pada masalah tingkat pemahaman dan pengetahuan aparat dalam menjalankan fungsi

koordinasi terkait dengan proses penyelenggaraan pembangunan, dimana pelayanan

memerlukan suatu pengetahuan dan kterampilan, oleh sebab itu dari solusinya bahwa aparat

pemerintah kecamatan telah berupaya dengan baik untuk terus meningkatkan kualitas aparat

dalam menjalankan suatu aktivitas khusunya dalam melayani masyarakat akan semakain baik

dan berkualitas.

B. Saran-saran

1. Dalam mewujudkan program kerja pembangunan di Kecamatan Pammana dan terkait pula

dengan koordinasi dalam pembangunan dan upaya pemberian pelayanan kepada masyarakat

diperlukan keterlibatan stakecholder sebagai pilar dalam bertindak menyelenggarakan

pemerintahan dengan baik dan bertindak dengan adil tanpa memilih kasih terhadap setiap

penggunaan jasa pemerintahan.

2. Aparat Pemerintahan Kecamatan hendaknya dapat bersinergi dengan lembaga

kemasyarakatan yang ada wilayah Kecamatan sebagai mitra dalam menjalankan

pembangunan dalam mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan

mengedapankan kearifan lokal. memperlihatkan sikap yang ramah saling menghormati setiap

warga masyarakat yang datang untuk memperoleh pelayanan tanpa melihat status sosial.

3. Pemerointah Kecamatan, Lurah/kepala Desa dan lembaga kemasyarakatan hendaknya

dapat melakukan kontrol atau pengawasan melekat secara kontinyu terhadap program kerja

serta pembangunan yang akan dan sedang berjalan .

4. Mitra pemerintah dari dunia usaha atau lembaga pemerintahan yang ada di wilayah

Kecamatan Pammanan hendaknya membantu sepenuhnya pihak pemerintah dalam

menyelenggarakan program kerja pembangunan, sekaligus sebagai perpanjangan tangan

masyarakat untuk turut serta berpartisipasi aktif dalam melaksanakan pembangunan lewat

pemberdayaan masyarakat. Olehnya itu peranan wadah ini dapat menujukkan jati dirinya

sebagai alat kontrol penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan.

Page 18: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

5. Pimpinan dalam hal ini Camat diharapkan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam

hal ini penyediaan, anggaran, penambahan sarana dan prasaran serta dana operasional

Kecamatan dan Kelurahan sehingga proses pelayanan kepada masyarakat menjadi semakin

baik.

DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirjo, Prajudi, 1979, Administrasi dan Manajemen Umum, PT Gahlia Indonesia,

Jakarta

A.W.Widjaja, 1985,” Peranan Motivasi dalam kepemimpinan”, Akademika presiden. Jakarta

A.M.mangunhardjana,SJ,1976 “ Kepemimpinan “ Yayasan Kanasius. Yogyakarta

Alfred R.Latiener,1985.”Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja “. Aksara Baru. Jakarta

Efendi Taufik, 1995, Dasar-Dasar keterampilan Abdi Negara Melayani Masayarakat, Bumi

Aksara, Jakarta.

Farid Ali,2001 Teori dan konsep Administrasi, dari pemikiran paradigmatik menuju

redefensi, Raja grafindo Persada Jakarta

Gaspersz Vincent (Eds,,), Indonesia “Manajemen Kualitas; Penerapan Konsep Kualitas

Dalam Manajemen Bisnis Total”, Gramedia Indonesia

G.R.Terry dan Rule,L.W.2003 “ Dasar-dasar manajemen”Terjemahan Ticoula G.A. Bumi

Aksara. Jakarta

Ibrahim, Soewarno, 1997, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, PT Gunung

Agung, Jakarta

J.Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, (Jakarta : PT. Rineka

J.Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, (Jakarta : PT. Rineka

Kotler, 1995, How To Improve Your Customer Service” (Eds,,) Indonesia 1997 “Kiat

Meningkatkan Pelayanan Bagi Pelanggan” Gramedia Indonesia

Lailil Kadar, 1994, Organisasi dan Manajemen, Yayasan Karya Dharma IIP, Jakarta

Masjihanto, 1999, Organisasi dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta

Soewarno Handyaningrat, Adminsitrasi Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional,

(Jakarta : PT Gunung Agung, 2002), hlm. 117

Page 19: Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah

Sondang P.siagian, 1983. “ Organisasi, kepemimpinan dan Perilaku administrasi “.

PT.Gunung Agung. Jakarta

The Liang Gie. 1992 “ Administrasi perkantoran Moderen” Yogyakarta, Libreti

Thoha, Mifta. 2003a.Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. (cetakan

kedelapan ).Jakarta : Raja Grafindo Persada

Tjokroamidjojo, Bintor Prof,MA “Perencanaan Pembangunan” PT. Gunung Agung, Jakarta

Sugiyono, 1997. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfa Beta

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi Metode R & D. Bandung Alfa

Beta

Sujatmiko,Ir.1987, “Aspek-aspek pengawasan di Indonesia “Sinar Grafika, Jakarta.

…………….,… 2001, Kewenangan pemerintah Desa, Departemen Dalam Negeri Jakarta.

………………., 2002, Orentasi penguatan otonomi Desa, Pemprov Sul-Sel

………………., 2002 “ Himpunan peraturan pelaksanaan undang-undang otonomi daerah,

Sinar Grafika, Jakarta.

……………….., Undang-undang No. 32 Tahun 2004, “tentang Pemerintahan Daerah”, citra

umbara, bandung


Top Related