Transcript
Page 1: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

PROPOSAL PENELITIAN

I. Nama Peneliti : Hanif Nugra Pujiyanto

NIM/Semester : G0011103/VII

__________________________________________________________________

II. Judul Penelitian : Pengaruh Bising Kereta Api Terhadap Derajat

Insomnia Warga Sekitar Rel Di Kelurahan Gilingan

Surakarta

__________________________________________________________________

III. Bidang Ilmu : Fisika

__________________________________________________________________

IV. Latar Belakang Masalah

Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke

arah penggunaan mesin-mesin, dan alat-alat transportasi berat. Namun

pemanfaatan teknologi transportasi untuk memenuhi kebutuhan manusia

yang semakin kompleks, ternyata menimbulkan berbagai masalah

lingkungan (Hutabarat, 2010). Menurut Kawada (2011) kebisingan

merupakan salah satu bahaya lingkungan yang paling mengganggu di dunia,

berasal dari berbagai sumber seperti lalu lintas jalan, kereta api, pesawat

udara, dan industri. Berdasarkan KEP-48/MENLH/11/1996 bising adalah

bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan

waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan

kenyamanan lingkungan (Kementriaan Lingkungan Hidup, 1996)

Keterpaparan terhadap kebisingan dan getaran yang melebihi nilai

ambang batas pada kurun waktu yang cukup lama akan berakibat pada

gangguan pendengaran ringan dan jika terjadi terus menerus akan

menyebabkan ketulian permanen. Selain itu kebisingan juga diduga

1

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

menimbulkan gangguan emosional (Harrington dan Gill, 2005). Stres

emosional yang disebabkan oleh kebisingan dapat diikuti dengan gejala sulit

tidur (Anies, 2006). Insomnia merupakan suatu gangguan pola tidur dapat

berupa sulit tidur, tidak tidur nyenyak, terlalu banyak atau terlalu sedikit

tidur. Gangguan pola tidur merupakan salah satu dari tanda-tanda perilaku

stres dan ketegangan (Aprilani, 2007).

Kereta api merupakan salah satu alat transportasi yang dapat

menimbulkan paparan kebisingan terhadap daerah sekitarnya. Bising pada

lingkungan di sekitar rel kereta api dihasilkan dari bising dari gesekan

antara roda dan rel, mesin lokomotif, peluit dan klakson kereta, pemindahan

jalur rel, serta pengoperasian palang kereta (Torlakovic dan Stevanovic,

2010). Hasil penelitian Hutabarat (2010) pada area pemukiman warga di

Kecamatan Banjarsari, Surakarta dengan jarak 20-30 meter dari rel kereta

api didapatkan tingkat kebisingan 77,76 dB. Berdasarkan

KEP-48/MENLH/11/1996 angka ini telah melampaui batas baku tingkat

kebisingan pada kawasan pemukiman dan perumahan yaitu 55 dB.

Kelurahan Gilingan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan

Banjarsari, Surakarta. Letaknya yang dekat dengan terminal dan stasiun

menjadikannnya salah satu daerah dengan aktifitas padat. Kebisingan dari

kereta api telah menjadi salah satu masalah penduduk di daerah ini (Pemkot

Surakarta, 2013). Pada Kampung Margorejo, Gilingan yang terdiri dari RW

10 dan RW 11 didapatkan dari 569 Kepala Keluarga, kira-kira setengahnya

tinggal pada rumah dengan jarak kurang dari 20 meter dari rel kereta api.

Hal ini tentunya dapat menimbulkkan berbagai dampak negatif dari

kebisingan seperti insomnia.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk

menganalisis keterkaitan antara kebisingan kereta api terhadap derajat

insomnia pada warga yang tinggal di sekitar rel di Kelurahan Gilingan,

Bajarsari, Surakarta.

__________________________________________________________________

2

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

V. Perumusan Masalah

Adakah pengaruh bising kereta api terhadap derajat insomnia

warga sekitar rel di Kelurahan Gilingan Surakarta?

_________________________________________________________________

VI. Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh bising kereta api terhadap derajat insomnia

warga sekitar rel di Kelurahan Gilingan, Surakarta.

B. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat kebisingan di sekitar rel kereta api

Kelurahan Gilingan.

2. Untuk mengetahui derajat insomnia masyarakat di sekitar rel kereta

api Kelurahan Gilingan.

3. Untuk menganalisis pengaruh bising kereta api terhadap derajat

insomnia warga sekitar rel kereta api di Kelurahan Gilingan.

__________________________________________________________________

VII. Manfaat Penelitian

A. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dampak kebisingan

kereta api terhadap kesehatan, khususnya dengan insomnia.

B. Manfaat praktis

1. Masyarakat : Diharapkan memberikan gambaran dampak

kebisingan kereta api terhadap lingkungan sekitar, sehingga warga

lebih sadar terhadap dampak kebisingan yang ditimbulkan.

2. Pemerintah : Sebagai bahan informasi dalam perencanaan

menyusun tata ruang daerah sekitar rel kereta api yang sehat dan

nyaman.

3

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

3. PT KAI : Diharapkan dapat mengambil kebijakan dan serta

mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya gangguan

kesehatan pada masyarakat sekitar rel kereta api.

VIII. Tinjauan Pustaka

A. Bising Kereta Api

Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak

dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan, saat ini kebisingan

merupakan salah satu penyebab penyakit lingkungan yang penting.

(Slamet, 2006). Berdasarkan Kep-48/MENLH/11/1996, kebisingan

adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam

tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Chandra (2007)

mendefinisikan, kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak

dikehendaki atau dapat diartikan pula sebebagai suara yang salah pada

tempat dan waktu yang salah.

Kereta api merupakan salah satu alat transportasi yang dapat

menimbulkan paparan kebisingan terhadap daerah sekitarnya,

sehingga pemukiman yang berada dekat dengan rel kereta api

menerima paparan kebisingan intermiten yang sangat tinggi akibat

adanya perlintasan kereta Bising pada lingkungan di sekitar rel kereta

api dihasilkan dari beberapa sumber antara lain: bising gesekan antara

rel dan roda,bising yang dihasilkan dari tarikan antar gerbong, mesin

lokomotif, dan bising karena efek aerodinamis dari gesekan kereta

dengan udara, peluit dan klakson kereta, pemindahan jalur rel, serta

pengoperasian palang kereta (Torlakovic dan Stevanovic, 2010).

Pada penelitian Ali (2005) didapati bahwa populasi

masyarakat di sekitar rel kereta api merasa terganggu oleh kebisingan

yang ditimbulkan. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada penelitian

4

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Zannin dan Bunn (2014), bahwa bising yang dihasilkan oleh kereta

api yang lewat dengan membunyikan klakson dapat menghasilkan

kebisingan sampai 80 – 92 dB pada lingkungan di sekitar rel kereta.

Dari responden yang diberikan kuisioner 84% merasa terganggu oleh

bising yang dihasilkan oleh rel kereta api di lingkungan mereka.

Kebisingan dari suara kereta api merupakan faktor yang mengganggu

dan membahayakan kesehatan manusia yang berpengaruh pada dua

aspek, yaitu aspek gangguan pendengaran (auditory effect) dan aspek

gangguan bukan pada indera pendengaran (non auditory effect).

Kebisingan kereta menyebabkan gangguan psikologis, sakit kepala,

serta menurunnya konsentrasi dan insomnia.

Berdasarkan KEP-48/MENLH/11/1996 baku tingkat

kebisingan pada kawasan perumahan dan pemukiman adalah 55 dB,

seperti yang terlihat pada tabel 1.

Peruntukan Kawasan Tingkat kebisingan

DB (A)

1. Perumahan dan pemukiman

2. Perdagangan dan Jasa

3. Perkantoran dan Perdagangan

4. Ruang Terbuka Hijau

5. Industri

6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum

7. Rekreasi

8. Khusus:

- Bandar udara*)

- Stasiun Kereta Api*)

- Pelabuhan Laut

- Cagar Budaya

9. Rumah sakit atau sejenisnya

10. Sekolah atau sejenisnya

11. Tempat ibadah atau sejenisnya

55

70

65

50

70

60

70

70

60

55

55

55

5

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

*) disesuaikan dengan ketentuan Menteri PerhubunganTabel 1. Baku Tingkat Kebisingan

Dalam KEP-48/MENLH/11/1996 juga dijelaskan bahwa untuk

mengetahui tingkat kebisingan suatu daerah dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu (Kementriaan Lingkungan Hidup, 1996):

1) Cara Sederhana

Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan

bunyi dB (A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran.

Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik.

2) Cara Langsung

Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai

fasilitas pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5

detik, dilakukan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit.

Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM)

dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi

selama 16 jam (LS) pada selang waktu 06.00 – 22.00 dan aktifitas

malam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 – 06.00. Setiap

pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan

menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan

pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran.

B. Insomnia

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar di mana

orang tersebut mudah dibangunkan dengan rangsang sensorik atau

dengan rangsang lainnya (Guyton dan Hall, 2006). Pada beberapa orang

tidur merupakan hal yang sulit dilakukan karena adanya gangguan tidur.

Gangguan tidur yang paling sering dikeluhkan adalah insomnia. (Kaplan,

2010)

6

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Menurut DSM-IV definisi insomnia adalah kesulitan untuk

memulai tidur, mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk

selama 1 bulan atau lebih (Sadock, 2009). Berdasarkan penyebabnya

insomnia dapat dibagi menjadi dua yaitu insomnia primer dan sekunder.

insomnia primer karena penyebabnya tidak diketahui, sedangkan

insomnia sekunder adalah insomnia yang timbul bersama dengan

gangguan psikiatri seperti depresi, cemas, atau substance abuse dan juga

penyakit medis seperti penyakit jantung, hipertensi, nyeri kronik,

gangguan pencernaan, gangguan saraf, gangguan kencing, dan gangguan

pernafasan (Buysse, 2008). Faktor – faktor lain yang dapat

mempengaruhi insomnia antara lain:

1) stress

2) wanita

3) usia di atas 60 tahun

4) konsumsi zat-zat yang mempengaruhi saraf pusat seperti

kafein, nikotin, atau alkohol

5) tidur yang tidak teratur

6) shift kerja malam

7) bepergian dalam wilayah dengan zona waktu berbeda

(Merrigan, 2013).

Insomnia sering dikaitkan dengan keadaaan hyperarousal.

Keadaan ini meningkatkan level kewaspadaan seseorang dan

menyebabkan terjadinya peningkatan metabolisme di dalam tubuh. Bila

terjadi di malam hari akan menimbulkan kesulitan tidur. Hal ini diperkuat

dengan penelitian yang hasilnya menunjukkan adanya peningkatan body

metabolic rates yang lebih tinggi pada penderita insomnia bila

dibandingkan orang normal. (Evelyn, 2009)

Data neuroendokrin tentang hyperarousal menunjukan

peningkatan level kortisol dan adrenokortikoid (ACTH) sebelum dan

selama tidur, terutama pada setengah bagian pertama tidur pada pasien

7

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

insomnia (Buysse, 2008). Gangguan pola tidur juga merupakan salah satu

tanda-tanda dari gangguan hormon melatonin, di mana hormon melatonin

bertanggung jawab atas pola tidur manusia (Anies, 2006)

Untuk mendiagnosis adanya insomnia salah satunya digunakan

Insomnia Rating Scale yang telah dibakukan oleh KSPBJ (Kelompok

Studi Psikiatri Biologi Jakarta), dikenal sebagai KSPBJ Insomnia Rating

Scale yang terdiri dari 8 keluhan gangguan tidur yang dianggap cukup

untuk melengkapi semua keluhan tidur. Derajat insomnia yang dipakai

KSPBJ Insomnia Rating Scale adalah:

1) No Insomnia : <8

2) Mild Insomnia : 8 – 13

3) Moderate Insomnia : 13 – 18

4) Severe Insomnia : >18

Responden dinyatakan insomnia bila skor Insomnia Rating Scale yang

diperoleh ≥ 8 dan tidak insomnia bila skor Insomnia Rating Scale yang

diperoleh < 8 (Syaifuddin, 2011).

C. Pengaruh Bising Terhadap Insomnia

Pemrosesan informasi dari indera pendengaran melibatkan

jaringan yang kompleks pada struktur otak. Organ corti, yang

berlokasi di coclea, merupakan organ penerima bunyi, organ ini

mengirimkan informasi bunyi melalui syaraf cochlearis. Nucleus

batang otak yang berbeda memiliki peranan penting diantaranya

kompleks olivary superior, colicullus inferior, dan nucleus geniculata

medialis pada thalamus. Informasi bunyi ini kemudian ditransfer dari

thalamus ke korteks auditori untuk diproses lebih lanjut. Secara

umum, proses tidur erat kaitannya dengan pengurangan tingkat

responsifitas terhadap stimulus dari luar. Stimulasi pada indera

8

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

pendengaran terutama bising dapat memicu bangkitnya sistem nervus

pusat dan mengganggu tidur (Pirrera, 2010).

Menurut Babisch (2005), bising merupakan stressor

biologis non spesifik menyebabkan reaksi untuk respon fight or flight.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres disebut stressor,

dibedakan atas 3 golongan yaitu (Gunawan, 2007):

a. Stressor fisik biologik: dingin, panas, infeksi, rasa nyeri, pukulan

dan lain-lain.

b. Stressor psikologis: takut, khawatir, cemas, marah, kekecewaan,

kesepian, dan lain-lain.

c. Stressor sosial budaya: menganggur, perceraian, perselisihan dan

lain-lain.

Peningkatan suara dengan gelombang kompleks yang tidak beraturan

dikenal sebagai bising, merupakan salah satu stressor bagi individu.

Bila hal tersebut terjadi berulangkali dan terus-menerus sehingga

melampaui adaptasi individu maka berakibat terjadi kondisi stres yang

merusak atau disebut distres.

Bising dapat memicu respon endokrin dan syaraf autonom.

Hampir setiap jenis stress fisik dan psikologis dalam waktu beberapa

menit saja sudah dapat meningkatkan sekresi adrenocorticotropic

hormone (ACTH) dan akibatnya sekresi kortisol juga akan meningkat

(Guyton dan Hall, 2006). Pada keadaan stress terjadi aktivasi aksis

Hipotalamus Pituitari Adrenal (HPA). Hal ini menyebabkan produksi

dan sekresi Corticotropin Releasing Factor (CRF) pada hipotalamus

kemudian CRF akan menstimulasi sel-sel kortikotropik pada pituitari

sehingga ACTH akan terlepas. ACTH akan memberikan stimulus

sintesis dan pelepasan kortisol pada korteks adrenal (Putra, 2005).

Pada penelitan Buyse (2008), menunjukkan adanya

peningkatan level kortisol dan ACTH sebelum dan selama tidur,

terutama pada setengah bagian pertama tidur pada pasien insomnia.

Kenaikan dari level kortisol ini mungkin menjadi penyebab utama

9

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

gangguan tidur. Meningkatnya kortisol juga menjadi pertanda adanya

peningkatan norepinephrine (NE) dan CRF yang ditemukan pada

gangguan tidur, terutama insomnia primer (Buckley, 2005).

Kadar kortisol yang meninggi juga akan menghambat

ekskresi nokturnal 6-sulfatoxymelatonin. 6-sulfatoxymelatonin ini

merupakan metabolit utama dari hormon melatonin sehinggga jika

kadarnya dalam darah turun maka kadar melatonin juga akan

berkurang. Hal ini menyebabkan irama sirkadian tidur terganggu oleh

karena itu terjadilah insomnia (Syaifuddin, 2011).

D. Demografi Daerah Penelitian

Gilingan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan

Banjarsari, Surakarta. Berdasarkan data Pemkot Surakarta (2013),

Kelurahan ini memiliki jumlah penduduk berkisar 21, 622 dari 4,655

KK. Empat pekerjaan utama di Gilingan yaitu PNS 10%, sektor

informal 20%, pedagang 20 %, buruh 50%. Kemisikinan di daerah ini

lebih tinggi dari rata-rata kecamatan yang lain mencapai 21 %.

Kepemilikan sertifikat dibawah rata-rata kecamatan yang lain yaitu

hanya 62%. Penduduk yang tinggal di sepanjag rel tidak memiliki

sertifikat. Dekatnya dengan terminal bis dan stasiun kereta api

menyebabkan menjadikan Gilingan kelurahan dengan aktifitas padat.

Keadaan ini tetapi juga menyebabkan masalah lain yaitu kemacetan

dan kebisingan.

Kampung Margorejo merupakan salah satu daerah di

Gilingan yang terpapar bising secara terus menerus. Banyaknya

penduduk yang bertempat tinggal di sekitar rel, dekatnya lokasi

dengan jalan raya dan Stasiun Solo Balapan menyebabkan daerah ini

rawan akan masalah kesehatan yang disebabkan oleh kebisingan. Dari

569 Kepala Keluarga yang tinggal di RW 10 dan RW 11 kira-kira

setengahnya tinggal pada rumah dengan jarak kurang dari 20 meter

dari rel kereta api (Pemkot Surakarta, 2013).

10

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

__________________________________________________________________

IX. Kerangka Pemikiran

Keterangan: : Variabel yang diukur :Variabel yang tidak diukur

11

Rangsang simpatis

Hipofise anterior

Hipotalamus

Stres psikisStres fisikCOPING

MEKANISME

Bising Kereta Api

Status sosio ekonomi, masalah

keluarga

Suhu, cuaca, kelembapan udara

Sekresi norepinefrin

Medula adrenal

Sekresi kortisol

Korteks adrenal

Obat-obatan, kafein, nikotin, dan alkohol

lansia, jenis kelamin, gangguan psikiatri, dan penyakit medis

Mengahambat melatonin

Insomnia

Hyperarousal

Gangguan siklus sirkadian

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

__________________________________________________________________

X. Hipotesis

Ada pengaruh peningkatan bising kereta api terhadap derajat insomnia

warga sekitar rel di Kelurahan Gilingan Surakarta.

__________________________________________________________________

XI. Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional

dengan pendekatan studi cross sectional (Dahlan, 2012).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gilingan dengan

responden dibagi menjadi 3 kelompok dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Kelompok 1: Responden yang bertempat tinggal

dengan radius 10 meter dari rel kereta api

2. Kelompok 2: Responden yang bertempat tinggal

dengan radius 20 meter dari rel kereta api.

3. Kelompok 3: Responden yang bertempat tinggal

dengan radius 30 meter dari rel kereta api.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi Sumber

Masyarakat Kelurahan Gilingan yang bertempat tinggal di sekitar rel

kereta api.

2. Populasi Target

Warga Kelurahan Gilingan yang bertempat tinggal dengan radius 10,

20, dan 30 meter dari rel kereta api. Dalam hal ini dipilih warga

Kampung Margorejo Gilingan dari RW 10 dan RW 11.

3. Populasi Studi

Diambil dari populasi target dengan ketentuan kriteria inklusi

dan ekslusi sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

12

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

- Wanita

- Berumur 20 – 60 tahun

- Tinggal di daerah tersebut minimal 1 tahun

- Bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

- Menderita sakit telinga atau tuli.

- Menderita penyakit – penyakit yang dapat mengganggu

tidur seperti penyakit jantung, hipertensi, nyeri kronik,

gangguan pencernaan, gangguan saraf, gangguan kencing,

gangguan pernafasan

- Merokok

- Minum-minuman yang mengandung alkohol

- Minum-minuman yang mengandung kafein saat malam

hari

- Bekerja di luar rumah

4. Sampel

a. Besar Sampel

Jumlah sampel minimal ditentukan menggunakan rumus

minimize sample sebagai berikut:

n

¿(1.96¿¿2)(569)(0.5)(0,5)

(0.1¿¿2) (568 )+(1.96¿¿2)(0.5)(0,5)¿¿¿

n=82.294 ≈ 82

Karena penelitian ini proporsi sebelumnya tidak diketahui,

maka pada subyek yang dipilih secara simple random sampling

dipergunakan p = 0,5 (Madiyono et al., 2008).

13

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Keterangan:

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

Z : tingkat kepercayaan = 1.96

p : proporsi = 0.5

q : 1-P (1-0.5=0.5)

d : tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki

(Sastroasmoro dan Ismael, 2010)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah sampel

yang dibutuhkan minimal 82, dan dibulatkan menjadi 90 sampel.

Sehingga untuk 3 kelompok diusahakan mendapatkan 30 sampel

untuk masing-masing kelompok daerah.

b. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random

sampling. Setelah dilakukan pengelompokan kelompok

berdasarkan jarak tempat tinggal dengan rel kereta api, setiap

kelompok dilakukan simple random sampling.

D. Rancangan Penelitian

14

Simple Random Sampling

Kelompok III

Derajat Insomnia

Analisis Data

Kelompok I

Populasi

Kelompok II

Letak tempat tinggal radius

10 meter

Letak tempat tinggal radius

20 meter

Letak tempat tinggal radius

30 meter

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Tingkat bising kereta api

2. Variabel Terikat

Derajat insomnia

3. Variabel Perancu

Jenis kelamin, alkohol, rokok, obat-obatan, kafein, suhu, cuaca,

kelembaban, status ekonomi, dan masalah keluarga.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: tingkat kebisingan kereta api

a. Definisi: Bising kereta api adalah bising yang disebabkan oleh

aktivitas kereta api yang melewati rel. Pengukuran berdasarkan

jarak tempat tinggal responden dengan rel kereta.

b. Alat ukur: Sound Level Meter (SLM)

c. Skala pengukuran variabel: skala ordinal

2. Variabel terikat: Derajat insomnia

a. Definisi: Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan

kesulitan untuk mengawali atau mempertahankan tidur, serta dapat

menimbulkan rasa kurang istirahat dan tidak segar di pagi harinya.

b. Alat ukur: Insomnia Rating Scale yang telah dibakukan oleh

Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta (KSPBJ)

c. Skala pengukuran variabel: ordinal

3. Variabel Perancu

Merupakan variabel perancu yang terdiri dari variabel luar yang dapat

dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan.

a. Variabel Luar yang Dapat Dikendalikan:

Umur, jenis kelamin, alkohol, rokok, lama tinggal, obat-obatan.

b. Variabel Luar yang Tidak Dapat Dikendalikan:

15

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Stress psikologis, suhu, kelembaban, status ekonomi, masalah

keluarga

G. Alat dan Bahan Penelitian

1. Sound Level Meter (SLM)

Alat ini digunakan untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB dan

dari frekuensi 20-20.000 Hz. Intensitas kebisingan dinyatakan dalam

satuan desibel (dB). Alat dikalibrasi dengan Sound Calibrator.

2. Skala Lie-Minnesota Multiphasic Personalit Inventory (L-MMPI)

Merupakan skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi

hasil yang mungkin tidak valid karena kesalahan-kesalahan yang tidak

disengaja atau manipulasi yang disengaja oleh responden. Skala ini

juga berisi tentang hal-hal yang tidak mungkin dan tuntutan yang

dibuat-buat. Skala L-MMPI memuat 15 pertanyaan. Nilai batas skala

adalah 10 artinya jika jawaban “tidak” ≥ 10 responden dinyatakan

gugur.

3. Insomnia Rating Scale KSPBJ

Sebagai alat ukur variabel terikat yaitu insomnia menggunakan

Insomnia Rating Scale yang telah dibakukan oleh Kelompok Studi

Psikiatri Biologi Jakarta (KSPBJ) yang telah dikenal sebagai KSPBJ

Insomnia Rating Scale yang terdiri dari 8 keluhan dari gangguan tidur

yang dianggap cukup untuk melengkapi semua keluhan tidur.

Selanjutnya derajat insomnia akan dibagi menjadi no insomnia, mild

insomnia, moderate insomnia, dan severe insomnia. Didalam

penelitian yang dilakukan oleh Erliana et al. (2008) kuesioner ini telah

teruji dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,83 dan validitas

0,89 yang dilakukan pada 30 orang lansia di Panti Tresna Werdha

Ciparay Bandung.

H. Cara Kerja

1. Dilaksanakan pengukuran kebisingan dengan Sound Level Meter pada

area yang telah ditentukan selama 24 jam. Pengukuran dilakukan

disaat kereta melewati rel pada jarak yang telah ditentukan.

16

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

2. Mendatangi responden untuk memberikan panduan kueisioner yang

berisi kriteria inklusi dan eksklusi, informed consent, skala L-MMPI,

dan Insomnia Rating Scale KSPBJ

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan

menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk membandingkan perbedaan mean

lebih dari dua kelompok. Dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney, untuk

membandingkan perbedaan antar kelompok menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.

__________________________________________________________________

XII. Jadwal Penelitian

Jenis

Kegiatan

Bulan

Maret April Mei

Minggu

ke

Minggu ke Minggu ke

4 1 2 3 4 1 2

Persiapan Perijinan dan

Instrumen Penelitian

Pengukuran tingkat

kebisingan

Persiapan sampel,

Pemberian kuisioner,

pengambilan data

Analisis data dan

penyusunan laporan

Pelaporan penelitian

__________________________________________________________________

17

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

XIII. Daftar Pustaka

Ali SA (2005). Railway noise levels, annoyance and countermeasures in

Assiut, Egypt. Appl Acoust, 66:105–113

Anies. 2006. Pencegahan dini gangguan kesehatan. Jakarta: Penerbit PT.

Elex Media Komputindo. pp: 63-82.

Aprilani T (2007). Perbedaan derajat insomnia akibat bising pesawat udara

pada masyarakat di sekitar Bandara Adi Sumarmo Kecamatan

Ngemplak Kabupaten Boyolali. Surakarta, Universitas Sebelas

Maret. Skripsi.

Babisch W (2006). Noise and health. Environ health perspect, 113:14-15

Buckley T, Schatzberg Z (2005). The interactions of the hypothalamic-

pituitaryadrenal (HPA) axis and sleep: Normal HPA axis activity and

circadian rhythm, exemplary sleep disorders. J Clin Endocrinol

Metab, 90(5):3106-3114.

Buysse DJ (2005). Insomnia: The journal of lifelong learning in psychiatry.

Jakarta: EGC.

Buysse DJ (2008). Chronic Insomnia. Am J Psychiatry, 165(6): 678-686.

Candra B (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Dahlan MS (2012). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: Deskriptif,

bivariat, dan multivariate, dilengkapi aplikasi dengan menggunakan

SPSS. Edisi ke 5. Jakarta: Salemba Medika.

Dorland (2007). Dorland’s Medical Dictionary. USA: Elsevier.

18

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Evelyn M, Buysse DJ(2009). Insomnia: Prevalence Impact, Pathogenesis,

Differential Diagnosis, and Evaluation. Fall, pp:491-498.

Erliana E, Haroen H, Susanti R D (2008). Perbedaan tingkat insomnia lansia

sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot progresif (progressive

muscle relaxation) di BPSTW Ciparay Bandung. Majalah

Kedokteran Indonesia, (42) : 190-201.

Guyton and Hall (2006). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC. pp. 777-785.

Harrington, Gill FS (2005). Buku saku kesehatan kerja. Edisi ke 3. Jakarta:

EGC.

Hutabarat R (2010). Perbedaan tingkat kecemasan pada masyarakat yang

terpapar bising kereta api di sekitar Stasiun Balapan Solo.

Surakarta, Universitas Sebelas Maret. Skripsi.

Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA (2010). Tidur normal dan gangguan tidur.

Sinopsis Psikiatri. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher, pp.210-

217.

Kawada T (2011). Noise and health: Sleep disturbance in adults. Journal of

Occupational Health, 53: 413-416.

Kementrian Lingkungan Hidup (1996). Keputusan menteri negara

lingkungan hidup nomor : KEP-48/MENLH/11/1996.

http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/Kepmen%20LH%2048%20Tahun

%201996.pdf – Diakses Januari 2015.

Merrigan JM, Buysse DJ, Bird JC, Livingston EH (2013). Insomnia. JAMA,

309 (7): 733

Pemkot Surakarta (2013). Atlas Gilingan. Surakarta: Solo Kota Kita.

19

Page 20: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Putra, ST (2005). Psikoneuroimonologi kedokteran. Surabaya: Gramik FK

UNAIR.

Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P (2009). Sleep disorders: Kaplan & Sadock’s

comprehensive textbook of psychiatry volume II. 9th ed.

Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, pp: 2150 -2177.

Sastroasmoro S, Ismael S (2010). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis

edisi III. Jakarta: CV Sagung Seto, pp: 313

Slamet JS (2006). Kesehatan lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Syaifuddin MA (2011). Perbedaan derajat insomnia pada penduduk yang

terpapar gelombang elektromagnetik di sekitar saluran udara

tegangan ekstra tinggi. Surakarta, Universitas Sebelas Maret.

Skripsi.

Torlakovic MT, Stefanovic S (2010). Railway noise and vibration – current

european legislation and reserarch and measurements on Serbian

Railway. Architecture and Civil Engineering, 8(2): 145 – 153

Zannin PHT, Bunn F (2014). Noise annoyance through railway traffic – a

case study. Journal of Environmental Health Science and

Engineering, 12: 1- 12.

20

Page 21: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Lampiran 1

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapatkan penjelasan dan saya memahami bahwa penelitian “Pengaruh

Bising Kereta Api Terhadap Derajat Insomnia Warga Sekitar Rel Di Kelurahan

Gilingan Surakarta” ini tidak akan merugikan saya serta telah dijelaskan tentang

tujuan penelitian, cara pengisian kuesioner dan kerahasiaan data, oleh karena itu

saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang

akan dilakukan oleh Hanif Nugra Pujiyanto, mahasiswa Pendidikan Dokter,

Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta,……… ………2015

Responden

( )

21

Page 22: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Lampiran 2

KUISIONER PENDAHULUAN

IDENTITAS

PENDAHULUAN :

Kuisioner mohon diisi dan dilengkapi secara jujur (sesuai dengan pengetahuan

individu) oleh tiap-tiap individu yang akan ikut berpartisipasi sebagai subjek

penelitian dalam penelitian ini. Informasi yang diberikan oleh calon subyek

penelitian dalam formulir ini bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh peneliti.

1. No. Responden :

2. Nama :

3. Status Perkawinan : Kawin / Belum Kawin /Janda *)

4. Tanggal Lahir : tanggal …. bulan …………… tahun ….

5. Umur : ……. Tahun

6. Tinggi Badan : ........ CM

7. Berat Badan : ........ Kg

8. Pekerjaan :

9. Alamat Rumah :

10. Jarak rumah ke rel : ......... m

11. Lama tinggal :

12. No. Telepon :

13. Tanggal Pengisian :

*) Lingkari yang benar

14. Apakah anda memiliki riwayat gangguan pendengaran?

Ya / Tidak *)

22

Page 23: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

15. A. Apakah anda merokok ?

Ya / Tidak *)

B. Jika anda merokok berapa jumlah batang rokok yang anda konsumsi setiap

hari nya ? ....... batang

C. Berapa lama anda menjadi perokok aktif ? ..... tahun

16. Apakah anda minum-minuman yang mengandung alkohol?

Ya / Tidak *)

17. A. Apakah anda minum teh atau kopi?

Ya / Tidak *)

B. Kapan saja anda minum minuman tersebut?

18. A. Apakah anda sedang sakit?

Ya / Tidak *)

B. Apakah penyakit tersebut mengganggu tidur anda?

Ya / Tidak *)

C. Sebutkan nama penyakitnya :

19. A. Apakah anda sedang mengkonsumsi obat-obatan?

Ya / Tidak *)

B. Sebutkan nama obatnya :

23

Page 24: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Lampiran 3

Skala L-MMPI

Petunjuk: Berilah tanda () pada kolom jawaban (Ya) bila anda setuju dengan pertanyaan ini atau bila anda merasa pernyataan ini berlaku atau mengenai anda. Sebaliknya, berilah tanda pada kolom jawaban (Tidak) bila anda tidak setuju dengan pernyataan ini atau bila anda merasa pernyataan ini tidak berlaku atau tidak mengenai anda.

No. PERNYATAAN YA TIDAK

1. Sekali-kali saya berpikir hal buruk untuk dilakukan

2. Kadang-kadang saya merasa ingin mengumpat atau mencaci maki

3. Saya tidak selalu mengatakan yang benar

4. Saya tidak membaca setiap tajuk rencana surat kabar hari ini

5. Saya kadang-kadang marah

6. Apa yang dapat saya kerjakan hari ini kadang-kadang saya tunda sampai besok

7. Bila saya tidak sedang enak badan, kadang-kadang saya mudah tersinggung

8. Sopan santun saya di luar rumah lebih baik dari pada di rumah

9. Saya akan menyelundup nonton tanpa karcis bila yakin tidak diketahui orang lain

10. Saya lebih senang kalah dari pada menang dalam permainan

24

Page 25: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

11. Saya tidak mengenal orang-orang penting, kadang-kadang dengan demikian saya merasa menjadi orang penting pula

12. Saya tidak selalu menyukai setiap orang yang saya kenal

13. Saya kadang-kadang menggunjingkan orang lain

14. Saya kadang-kadang memilih orang yang tidak saya kenal dalam pemilihan

15. Sekali-kali saya tertawa juga mendengar lelucon porno

25

Page 26: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

Lampiran 4

FORMULIR PENILAIAN DERAJAT INSOMNIA

INSOMNIA RATING SCALE-KPSBJ

GENERAL INSOMNIA

1. Berapa lama anda tidur dalam sehari?a. >6 jam 30 menitb. Antara 5 jam 30 menit – 6 jam 29 menitc. Antara 4 jam 30 menit – 5 jam 29 menitd. Kurang dari 4 jam 30 menit

2. Selama anda tidur apakah:a. Rasanya tidak pernah bermimpib. Kadang-kadang ada mimpi yang tidak jelasc. Sering sekali bermimpid. Selalu bermimpi yang menakutkan

3. Bagaimana rasa tidur anda:a. Dalam dan sukar dibangunkanb. Sedang tapi sukar dibangunkanc. Sedang dan mudah dibangunkand. Dangkal dan mudah dibangunkan

4. Bila anda sampai di tempat tidur, berapa lama diperlukan untuk jatuh tertidur?a. < 5 menitb. 6 – 15 menitc. 16 – 29 menitd. 29 – 44 menite. 45 – 60 menitf. Lebih lama dari 1 jam

MIDDLE INSOMNIA

5. Selama anda tidur, berapa kali anda terbangun malam hari:a. Tidak pernah terbangunb. 1 – 2 kali terbangun c. 3 – 4 kali terbangund. > 4 kali terbangun

26

Page 27: PROPOSAL PENELITIAN bising hanif revised..docx

6. Bila anda terbangun malam hari, maka untuk tidur kembali dibutuhkan waktu:a. < 5 menitb. Antara 6 – 16 menit c. Antara 16 – 60 menitd. > 60 menit

LATE INSOMNIA

7. Pada pagi hari anda dapat bangun:a. Bangun pada waktu yang dikehendakib. 30 menit sebelum waktu yang dikehendaki sudah bangun dan tidak

dapat tidur lagi.c. 1 jam sebelum waktu yang dikehendaki sudah bangun dan tidak dapat

tidur kembali.d. >1 jam sebelum waktu yang dikehendaki sudah bangun dan tidak dapat

tidur kembali8. Bila anda bangun pada pagi hari:

a. Anda merasa segarb. Rasanya kurang segarc. Rasanya lesu

NILAI JAWABAN

a = 1 c = 3 e = 4

b = 2 d = 4 f =5

27


Top Related