Download - proposal domino
IMPLEMENTASI PERMAINAN DOMINO DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA PADA MATRIKS UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA KELAS XII SMA N 1 TAHUNAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Matematika
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sutama, M.Pd
Oleh:
Wachidatun Nikmah
A410080094
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan berbagai nikmat kepada kita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan review artikel jurnal internasional ini dengan baik.
Review artikel ini digunakan penulis untuk menganalisis isi dan
pembahasan yang ada pada artikel jurnal internasional. Dalam mengembangkan
artikel jurnal internasional ini, penulis berupaya agar pembaca artikel ini lebih
mudah memahami apa yang ada dalam artikel. Selain itu, penulis juga
mempermudah pembaca dalam mengusai isi dalam artikel ini.
Dengan adanya review ini, diharapkan dapat memberikan suatu gambaran
bahwa di dalam melakukan sebuah penelitian akan menghasilkan sebuah
kesimpulan yang dapat mempermudah para pembaca.
Review ini disusun untuk memenuhi tugas mid smester VI mata kuliah
Penelitian Pendidikan Matematika. Kami menyadari bahwa dalam proses
penulisan review ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga kami
dapat menyelesaikan review ini. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Penelitian
Pendidikan Matematika
2. Ibu dan ayah tercinta untuk setiap tetesan keringat dan curahan perhatian dan
pengorbanan serta lantunan doa yang teruntai dalam setiap sholat yang telah
mengukir cita dan cinta dihatiku.
3. Adik-adik yang selalu memberi kebahagiaan, keceriaan serta semangat dalam
setiap aktifitasku.
ii
4. Para sahabatku atas dukungan, bantuan dan kebersamaannya selama ini,
sehingga kami dapat merasakan indahnya arti sebuah persahabatan.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan penelitian ini.
Terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada kami, semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT sebagai amalan yang diperhitungkan dan
mendapat imbalan yang jauh berharga. Akhirnya kami berharap agar saran dan
kritik yang bersifat membangun, disampaikan kepada kami demi perbaikan
review ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, April 2011
Reviewer
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................ii
A. PENDAHULUAN ...................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................1
2. Rumusan Masalah...................................................................2
3. Tujuan Penelitian ...............................................................2
4. Manfaat Penelitian .............................................................2
5. Definisi Istilah ........................................................................3
B. LANDASAN TEORI....................................................................4
1. Kajian Teori..............................................................................4
2. Kajian Pustaka.........................................................................12
3. Kerangka Berfikir....................................................................14
4. Hipotesis Tindakan..............................................................14
C. METODE PENELITIAN............................................................14
1. Jenis dan Desain Penelitian.....................................................14
2. Setting Penelitian.....................................................................15
3. Subyek Penelitian....................................................................15
4. Data dan Sumber Data.............................................................15
5. Teknik Pengumpulan Data......................................................15
6. Teknik Pemeriksaan Validitas Data.........................................16
7. Teknik Analisis Data...............................................................16
8. Indicator Kinerja......................................................................17
9. Prosedur Penelitian..................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................20
iv
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Dengan pendidikan
seseorang akan mendapatkan berbagai macam ilmu baik itu ilmu
pengetahuan maupun ilmu teknologi. Pendidikan pada dasarnya
merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan
dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi
dalam kehidupan.
Matematika sebagai cabang ilmu pengetahuan memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia. Matematika dikenalkan
pada siswa sejak pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi. Hal itu
disebabkan karena matematika mempunyai fungsi sebagai dasar
dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya.
Matematika merupakan obyek studi yang membutuhkan
pemikiran, yang memiliki arti bahwa dalam mempelajari matematika
diperlukan kemampuan berfikir matematik yaitu kemampuan untuk
melaksanakan kegiatan dan proses atau tugas matematik. Karena
matematika bersifat abstrak maka perlu suatu cara untuk mengelola
proses belajar mengajar sehingga metematika mudah dicerna oleh
siswa dengan baik dan lebih berarti serta bermanfaat bagi kehidupan
mereka.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa matematika
itu merupakan hal yang menakutkan bahkan banyak siswa yang
menganggapnya sebagai momok dalam belajar. Menurut Ratini,
Rumgayatri dan Siti mustaqimah (2001) dalam penelitiannya
mengatakan kesulitan belajar matematika umumnya di sebabkan
karena sifat dari matematika yang memiliki obyek abstrak yang boleh
dikata “bersebrangan” dengan perkembangan anak.
1
Matriks merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan pada
SMA di kelas XII semester I untuk program IPA dan semester II
untuk program IPS. Ada beberapa kendala yang dihadapi siswa dalam
pelaksanaan proses belajar-mengajar pada pokok bahasan ini.
Diantaranya yaitu, siswa cenderung kurang mengerti dan masih
bingung cara menghitung penjumlahan dan perkalian matriks, apalagi
yang memiliki ordo yang berbeda. Adanya kendala tersebut menjadi
factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matriks. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi
kesulitan tersebut. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran dengan permainan domino, sebagai implementasi
pembelajaran matematika.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah model implementasi permainan domino dalam
pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan siswa di
SMA N 1 Tahunan Jepara Kelas XII?
b. Adakah perbedaan peningkatan pemahaman siswa setelah dikenai
perlakuan berupa permainan kartu domino dalam pembelajaran
matematika pada matriks untuk kelas XII?
3. Tujuan Penelitian
a. Untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran
matematika pokok bahasan matriks dengan menggunakan
permainan domino.
b. Untuk mendeskripsikan bagaimana pemahaman siswa dalam
kegiatan pembelajaran pada matriks setelah menggunakan
implementasi permainan kartu domino.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara umum, penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pada peningkatan kualitas pembelajaran matematika, utamanya
2
pada peningkatan pemahaman siswa terhadap matematika. Secara
khusus, penelitian ini memberikan kontribusi kepada pembelajaran
matematika berupa pergeseran dari pembelajaran yang hanya
mementingkan hasil menuju pembelajaran yang lebih
mementingkan proses.
b. Manfaaf Praktis
Bagi guru matematika, permainan kartu domino dapat
digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
matriks serta dapat digunakan untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. Bagi
masyarakat, permainan domino tidak hanya permainan yang ada
pada bidang negative, sebagai contoh judi. Akan tetapi permainan
kartu domino ini dapat digunakan dalam peningkatan keaktifan
belajar matematika.
5. Definisi Istilah
a. Matematika
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini
berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar
konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan
strukturnya.
b. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu proses yang mana
suatu kegiatan yang berasal atau berubah lewat reaksi dari situasi
yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik
perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan
kecenderungan-kecenderungan reaksi ahli, kematangan atau
perubahan-perubahan sementara dari organisasi (Jugiyanto HM,
2006:12).
3
c. Matriks
Matriks adalah suatu susunan elemen-elemen atau entri-entri
yang berbentuk persegi panjang yang diatur dalam baris dan
kolom. Susunan elemen tersebut diletakkan dalam tanda kurung
biasa ( ), atau kurung siku [ ]. Elemen-elemen atau entri-entri
tersebut dapat berupa bilangan atau berupa huruf.
d. Keaktifan Siswa
Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu
yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non
fisik. Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata,
tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental,
intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini
penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan tercipta
situasi belajar aktif.
e. Permainan Domino
Permainan domino yaitu permainan yang hampir sama
dengan permainan kartu bridge, namun kartu domino hanya
berjumlah 28 buah dan berbentuk persegi panjang yang terbagi
menjadi dua belahan yakni belahan bawah dan belahan atas serta
berisi bulatan-bulatan merah 1-6 disetiap belahan tersebut, tetapi
jumlah antara satu belahan atas dengan belahan bawah berbeda.
B. LANDASAN TEORI
1. Kajian Teori
a. Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika
1) Hakekat Matematika
Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang
tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan
dalil-dalil yang dibuktikan kebenarannya, sehingga
matematika disebut ilmu deduktif (Arifin Muslimin, 1989
dalam Russefendi, 2010).
4
Matematika merupakan pola berfikir, pola
mengorganisasikan pembuktian logis, pengetahuan struktur
yang terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori di buat
secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan,
aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.
(Arifin Muslimin, 1988 dalam Johnson dan Rising, 2010).
Matematika bukan pengetahuan tersendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi beradanya karena
untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi dan alam. (Arifin Muslimin,
1988 dalam Kline, 2010).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur
yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini
berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah
belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar
konsep dan strukturnya. Ciri khas matematika yang deduktif
aksiomatis ini harus diketahui oleh guru sehingga mereka
dapat membelajarkan matematika dengan tepat, mulai dari
konsep-konsep sederhana sampai yang kompleks.
2) Hakekat Pembelajaran Matematika
a) Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu proses
yang mana suatu kegiatan yang berasal atau berubah
lewat reaksi dari situasi yang dihadapi, dengan keadaan
bahwa karakteristik-karakteristik perubahan aktivitas
tersebut tidak dapat dijelaskan dengan kecenderungan-
kecenderungan reaksi ahli, kematangan atau perubahan-
perubahan sementara dari organisasi (Jugiyanto HM,
2006:12)
5
Belajar menurut Dimyanti dan Muljiono (2006:
157) proses melibatkan secara orang perorang sebagai
satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan
pembelajaran diartikan proses diselenggarakannya oleh
guru untuk mempelajari siswa dalam belajar bagaimana
belajar memperoleh dan memproses pengetahuan
keterampilan dan sikap.
b) Tujuan pembelajaran matematika antara lain: a) Melatih
cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, oksplorasi,
eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,
konsisteandan inkonisiten; b) mengembangkan aktivitas
kreatif yang melibatkan imajinasi, intiusi, dan penemuan
dengan pengembangan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tahu, membuat prediksi-prediksi serta mencoba-
coba; c) mengembangkan kemampuan menyampaikan
informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain
melalui pembicaraan lisan, catatan grafik, peta, dan
diagram dalam menjelaskna gagasan (jugiyanto HM,
2006:18)
Dengan demikian dapat dikatakan pembelajaran
matematika merupakan proses yang harus dilaksanakan
guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan, ketrampilan
dan sikap siswa dalam memperoleh materi pembelajaran.
3) Konsep Matriks
a) Pengertian Matriks
Matriks adalah suatu susunan elemen-elemen atau
entri-entri yang berbentuk persegi panjang yang diatur
dalam baris dan kolom. Susunan elemen ini diletakkan
dalam tanda kurung biasa ( ), atau kurung [ ]. Matrik
6
dinotasikan dengan huruf capital seperti A, B, C dan
seterusnya. Sedangkan elemennya jika berupa huruf
besar maka ditulis dengan huruf kecil. Suatu matrik A
yang memiliki m baris dan n kolom berarti matriks A
berordo m x n. jenis dari matriks yaitu matriks nol,
kolom, baris, persegi atau bujur sangkar, diagonal, dan
segitiga
Transpose matriks A dengan ordo m x n ditulis AT
dan mempunyai ordo n x m. elemen-elemen baris matrik
ATdiperoleh dari elemen-elemen kolom matriks A dan
sebaliknya.
Dua matriks dikatakan sama, apabila mempunyai
ordo sama dan elemen-elemen yang seletak ( bersesuaian
) dari kedua matriks tersebut sama. ( To’ali, 2008)
b) Operasi pada Matriks
i) Penjumlahan dan pengurangan Matriks
Dua matriks A dan B dapat dijumlahkan
atau digunakan operasi pengurangan bila ordo
( baris x kolom ) kedua matiks tersebut sama. Hasil
jumlah dan selisih didapat dengan cara
menjumlahkan atau mengurangkan elemen-elemen
yang seletak dari kedua matriks tersebut.
ii) Perkalian matriks
Perkalian matriks dengan scalar (k )
Misalkan k sebuah scalar dan A sebuah matriks,
maka kA adalah sebuah matriks yang didapat
dengan cara mengalikan setiap elemen (entri)
matriks A dengan scalar k.
Perkalian matriks dengan matriks
Dua buah matriks A dengan ordo m x n dan
matriks B dengan ordo n x p, hasil kali antara A
7
dan B adalah sebuah matriks C = A x B yang
berordo m x p, didapat dengan cara mengalikan
setiap elemen baris matriks A dengan elemen
kolom matriks B. jika matriks A berordo m x n
dan B berordo p x q dimana n ≠ p maka A x B
tak terdefinisi ( To’ali, 2008).
iii) Determinan dan Invers Matriks
Determinan matriks ordo 2 yaitu, misalkan
matriks A= (a bc d ) maka determinan A (det
(A)) = |a bc d|=ad−bc. Sedangkan untuk
determinan matriks ordo tiga, misalkan matriks
A=(a11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33) maka determinan (det(A)) =
|A|=|a11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33|. Untuk menghitung
determinan matriks dengan ordo 3 terdapat
beberapa cara yang digunakan , tetapi yang
paling banyak digunakan adalah dengan
menggunakan aturan Sarrus.
Invers matriks yaitu jika A dan B adalah matriks
persegi berordo sama sedemikian hasil kali
AB=BA=I dengan I matriks identitas, maka B
adalah invers dari A dan sebaliknya (
B=A−1 atau A=B−1¿ .
4) Hakekat Keaktifan siswa
a) Pengertian keaktifan Siswa
Aktivitas sangat diperlukan dalam belajar, karena
pada prinsipnya belajar adalah berbuat sesuatu untuk
8
mengubah tingkah laku. Belajar yang berhasil harus
melalui berbagai macam aktivitas baik fisik maupun
psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif
dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain
sesuatu maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengar, melihat atau pasif. Peserta didik yang
memiliki aktivitas psikis ( kejiwaan) adalah jika daya
jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak
berfungsi dalam rangka pengajran (rohani ahmad,
2004:6).
b) Jenis-jenis keaktifan
Paul B. Diedrich yang dikutip sardiman (2004: 100)
membuat daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa.
Kutipan ini ditekankan pada aktivita mendorong siswa
aktif dalam belajar mengajar antar lain dapat
digolongkan sebagai berikut:
i) Visual activities, didalamnya termasuk: membaca,
memperhatikan ganbar, demonstrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain, dan sebagainya.
ii) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan wawancara dan diskusi.
iii) Listening activities, seperti mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, music, pidato.
iv) Writing activities, seperti menulis cerita karangan,
menulis laporan dan menyalin.
v) Drawing activities, seperti menggambar, membuat
konstruksi, model mereparansi, dan lain-lain.
9
vi) Molor activities, misalnya melakukan percobaan,
bermain berkebun, dan lain-lain.
vii) Mental acticities, sebagai contoh: menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisa
hubungan, mengambil keputusan.
viii)Emotional activities, menaruh minat, meras bosan,
gembira, bersemangat, berani, tenang.
Klasifikasi Aktivitas belajar diatas menunjukkan
bahwa aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks
dan bervariasi. Aktivitas disini tidak hanya terbatas pada
aktivitas jasmani saja yang dapat secara langsung
diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani.
5) Hubungan Peningkatan Keaktifan Siswa dengan Pembelajaran
Matematika.
Secara prinsip, belajar adalah berbuat untuk mengubah
tingkah laku, oleh sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau
asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar- mengajar
(Sardiman, 2001 : 95).
Melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, seorang
siswa akan dapat mencapai prestasi yang baik. Tetapi
sebaliknya jika aktivitas dalam belajar kurang mendapatkan
perhatian, maka kemungkinan besar siswa akan mengalami
kesulitan dan mengakibatkan kegagalan dalam belajar,
sehingga selama proses belajar mengajar guru harus
memberikan motivasi kepada siswa untuk memupuk
semangat siswa untuk belajar, supaya keaktifan belajar siswa
terarah dan teratur, pada akhirnya siswa dapat mendisiplinkan
diri sehingga akan diperoleh hasil belajar yang maksimal.
b. Implementasi Permainan Domino Dalam Pembelajaran
Matematika
10
1) Konsep Permainan Domino Dalam pembelajaran
Matematika
a) Pengertian Permainan Domino
Menurut sifatnya hubungan antara bermain dan
belajar sangat erat, kita mengenal belajar sambil
bermain yang ditekankan adalah belajarnya, bermain
sambil belajar yang ditekankan bermainnya. (Ngalim
Purwanto, 1998:87-88)
Sehingga banyak aplikasi permainan yang
digunakan dalam berbagai pembelajaran matematika
yang kebanyakan menggunakan ide-ide abstrak.
Dengan metode permainan diharapkan tujuan dari
materi yang diajarkan dapat tercapai lebih efektif.
Selain itu, menurut Wenzler Cremer dan Fischer
Siregar (1993:17) permainan adalah satu metode yang
sesuai untuk belajar ketrampilan social.
Oleh karena itu, permainan domino dipilih
sebagai media atau alat peraga dalam pembelajaran
pada matriks di SMA agar siswa tertarik dan aktif
dalam proses pembelajaran matriks tersebut.
b) Cara Bermain Kartu Domino
Bila dalam satu kelompok terdiri dari 3 pemain,
maka setiap pemain akan mendapatkan 9 kartu.
Sedangkan kartu yang ke-28 dipergunakan untuk
dibuka sebagai tanda dimulainya permainan.
Sedangkan apabila satu kelompok permainan terdiri
dari 4 pemain, maka setiap pemain mendapatkan 7
kartu dan pemain pertama akan membuka sebagai
tanda dimulainya permainan.
2) Implementasi Permainan Domino Pada Matriks
11
Penerapkan permainan domino digunakan untuk
mencari penjumlahan, pengurangan, perkalian, determinan
dan invers dari matriks, yaitu dengan cara memasangkan
kartu satu dengan kartu yang lainnya sehingga
menghasilkan suatu permainan yang bisa membuat siswa
aktif dan lebih bersemangat dalam pembelajaran matriks.
` Contoh gambar ilustrasi permainan domino yang
diubah dalam bentuk perkalian matriks:
2. Kajian Pustaka
Penelitian Sri Pamungsih (2002) menyimpulkan adanya
hubungan tingkat intelegensi anak dan metode terhadap prestasi
belajar matematika. Hal ini berarti prestasi belajar matematika akan
meningkat melalui penerapan motede bermain dan dipengaruhi
tingkat intelegensi siswa. Penelitian tersebut juga menyimpulkan
bahwa dengan metode bermain keberanian siswa dalam
menyelesaikan soal lebih terasa sehingga ketakutan siswa terhadap
mata pelajaran matematika menjadi berkurang karena rasa senang
mereka terhadap permainan yang dilakukan.
Peneliti lain Indra Kurniawan (2003) menyimpulkan bahwa ada
hubungan positif antara intensitas dan metode bermain dengan
kreativitas pada anak, begitu pula sebaliknya. Disamping itu ada
hubungan yang sangat signifikan antara kualitas bermain dan
kreativitasnya. Dalam penelitian ini juga disimpulkan bahwa
12
(−3 2−6 4)
Invers
7det
| 5 −2−4 3 | (−2 3
12
−1 2 )
intensitas dan metode bermain sangat berpengaruh pada keaktifan
anak, peragaan alat permainan memperbaiki rasa percaya diri anak
dan menurunkan tingkat kemalasan dan kecemasan siswa terhadap
pelajaran matematika.
Peneliti lain Catur Wahyu Peni Wibowo (2004). Penelitiannya
menyimpulkan bahwa ada permasalahan dalam pembelajaran
metematika dikelas. Dengan menggunakan metode bermain
keefektifan pembelajaran dikelas dapat meningkatkan secar gradual.
Skripsi ini memberikan kesimpulan bahwa permainan dapat
menambah keaktifan siswa. Sehingga metode ini berimplikasi pada
keseriusan siswa sehingga siswa lebih terampil dalam mengerjakan
soal dan lebih cepat memahami pelajaran.
Siti Rosidah (2005:29) menyimpulkan dengan metode
permainan siswa akan lebih spontan dan sukarela dalam penerimaan
materi yang diajarkan serta siswa juga bisa berperan aktif dalam
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga terjadi
proses pembelajaran dua arah dari siswa ke guru dan dari guru ke
siswa.
Reni Indrasari (2006: 104) menyimpulkan bahwa permainan,
manipulasi alat peraga, dan diskusi kelas bisa menjadi pemicu siswa
sehingga lebih tertarik, aktif, dan kreatif terhadap materi ajar
matematika dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Rini Utami (2009:59) menyimpulkan pembelajarn metematika
dengan model pembelajaran permainan lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensioanl karena selain dapat meningkatkan
kemampuan dan pemahaman siswa secara individu juga
menumbuhkan perasaan senang pada pelajaran matematika. Karena
mempelajari matemayika ternyata bisa juga dilakukan dengan
permainan.
Dari beberapa penelitian diatas dapat diambil kesimpulan yaitu
adanya pengaruh yang signifikan dari penggunaan model
13
pembelajaran permainan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu pada
penelitian kali ini peneliti ingin melihat apakah kesimpulan tersebut
juga berlaku dalam penerapan model pembelajaran dengan permainan
kartu domino.
3. Kerangka Berfikir
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, dapat
diajukan hipotesis tindakan: “ Melalui implementasi permainan
domino dalam pembelajaran matematika pada matriks dapat
meningkatkan keaktifan siswa kelas XII SMA N 1 Tahunan Jepara.”
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Desain Penelitian
14
Kondisi Awal
Tindakan
Guru kurang menerapkan metode pembelajaran dalam menerangkan suatu materi
kepada siswa
Meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar matematikaKondisi Akhir
Pembelajaran matematika dengan menerapkan
media permainan domino
Pemahaman siswa terhadap materi rendah
Aktivitas siswa dalam belajar matematika rendah
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Tujuannya untuk mengadakan perbaikan atau peningkatan mutu praktik
pembelajaran di kelas. PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif
yaitu penelitian yang berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi
oleh praktisi pendidikan dalam tugas pokok dan fungsinya masing-
masing, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan
di tindak lanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan
terukur (Sutama, 2011: 16).
2. Setting penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Tahunan Jepara. Pemilihan
tempat didasarkan pada pertimbangan 1) Sudah mengetahui kondisi
awal siswanya 2) Tempatnya berada di daerah yang masih dapat di
jangkau peneliti 3) Sudah mengetahui model pembelajaran yang ada di
sekolah tersebut.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama kurang lebih 4
bulan, mulai bulan januari hingga april 2012. Adapun rincian waktu
penelitiannya yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis
data dan tahap laporan. Masing-masing tahap kurang lebih akan
dilaksanakan selama 1 bulan.
3. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas XII IPS 1 SMA N 1 Tahunan Jepara. Dengan jumlah siswa
sebanyak 42 siswa. Dan dari 42 siswa mempunyai karakteristik yang
sama, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
4. Data dan sumber data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam,
yaitu data kuantitatif berupa nilai hasil tes matematika dan data
kualitatif berupa informasi tentang penerapan metode pembelajaran
dalam kelas, sikap, serta reaksi siswa dalam kegiatan belajar.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan
observer.
15
5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:.
a. Observasi
Lembar pengamatan yang digunakan untuk memperoleh data
serta dapat mengukur kemampuan siswa secara individual.
b. Tes
Tes diberikan kepada siswa disetiap akhir siklus yang berguna
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
c. Catatan lapangan
Catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data. Dalam hal ini catatan
lapangan digunakan untuk mencatat kejadian penting yang muncul
pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung yang belum
terdapat pada pedoman observasi.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa RPP pada kegiatan
pembelajaran dengan penerapan permainan domino, buku-buku
seperti buku pribadi, buku presensi dll. Dokumentasi ini digunakan
untuk memperoleh data sekolah, nama siswa, dan foto proses
tindakan kelas.
6. Teknik pemeriksaan validitas data
Untuk menjamin kemantapan dan kebenaran data yang telah digali,
dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian maka dipilih cara-
cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang
diperolehnya. Dalam penelitian yang akan digunakan adalah teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moloeng,
2002:178).
7. Teknik analisis data.
16
Pada PTK ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran
dilaksanakan, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses
penyusunan laporan.
Analisis data adalah pengamatan yang dilakukan untuk menguji
hasil implementasi perencanaan program, monitoring penelitian dan
refleksi penelitian. Pada setiap pelaksanaan PTK masing-masing
analisis akan dipaparkan melalui tabel sebagai laporan penelitian. Pada
proses ini meliputi penyelesaian, penyederhanaan, memfokuskan,
mengabstrakkan, dan mengorganisasi data secara sistematis dan
rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
menyusun jawaban terhadap PTK.
8. Indicator kinerja
a. Peningkatan keaktifan siswa setelah diterapkan permainan domino(
sebelum penelitian ada 20% siswa yang aktif, setelah siklus I ada
35% siswa yang aktif, setelah siklus II ada 70% siswa yang aktif).
b. Peningkatan pemahaman siswa setelah penerapan permainan
domino pada pokok bahasan matriks (sebelum penelitian ada 28%
siswa paham , setelah siklus I ada 41% siswa yang paham, setelah
siklus II ada 43% siswa yang paham).
9. Prosedur penelitian
Siklus I
Siklus II
17
Dialog Awal
Perencanaan
Perencanaan Terevisi
Tindakan I
Refleksi I
Tindakan II
Observasi tindakan I
Pengertian dan Pemahaman
Evaluasi
Dari desain penelitian diatas maka diperoleh langkah-langkah
penelitian:
1) Dialog Awal
Dialog membicarakan model dan alternatif pembelajaran yang
akan dipraktekkan dan dikembangkan sehingga diperoleh
kesepakatan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika
melalui implementasi permainan domino.
2) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dilakukan penentuan materi palajaran
yang akan disajikan kepada siswa yaitu pokok bahasan matriks.
Dilanjutkan dengan menyusun RPP, menyiapkan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan instrument
pembelajaran dan menyusun pedoman observasi.
3) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan, namun tindakan
tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Pada siklus I
pelaksanaannya direncanakan tiga pertemuan.
a) Pertemuan ke-1
18
Refleksi II
Seterusnya sesuai alokasi waktu yang tahapan yang direncanakan
Observasi Tindakan II
Pengertian dan Pemahaman
Evaluasi
Pertemuan ke-1 siklus pertama berisi penyampaian materi
yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan pemberian
latihan melalui LKS secara individual.
b) Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-2 siklus pertama diawali dengan pembahasan PR
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan
dengan penyampaian materi diakhiri dengan diskusi kelompok
yang diikuti dengan presentasi siswa dan pemberian PR.
c) Pertemuan ke-3
Pertemuan ke-3 siklus pertama diawali dengan pembahasan PR
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan
dengan penyampaian materi diakhiri dengan diskusi kelompok
yang diikuti dengan presentasi siswa.
4) Observasi Tindakan
Observasi dilakukan dengan mengamati atas hasil atau dampak
dari tindakan yang dilaksanakn atau dikendalikan terhadap siswa.
Guru kelas penelitian sebagai observer mengamati jalannya kinerja
peneliti sebagai guru dalam pengelolaan pembelajaran
matematika.,
5) Refleksi
Hasil pada tahap observasi dikumpulkan untuk didiskusikan
antara peneliti dan guru matematika, kemudian peneliti dapat
merefleksi diri tentang berhasil tidaknya yang dilakukan. Hasil dari
siklus pertama digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus
kedua dan seterusnya.
6) Evaluasi
Hasil penelitian yang telah dilakukan digunakan untuk
mengkaji hasil perencanaan, observasi dan refleksi pada setiap
pelaksanaan penelitian. Evaluasi dilakukan sebagai upaya untuk
menentukan tingkat keberhasilan dan pencapaian tindakan yang
telah dilaksanakan oleh peneliti.
19
DAFTAR PUSTAKA
Indrasari, Reni. 2006. “Peningkatan Respon Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Melalui Pendekatan PAKEM”. Skripsi. Surakarta: FKIP,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jugiyanto .2006 . Pembelajaran Metode Kasus. Yogjakarta : UGM
Moeleng, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Muslimin, Arifin. 2010. “ Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika di
SD” (online), ( https://arifinmuslim. wordpress. Com / 2010 / 03 / 27 /
Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika di SD diakses tanggal
18 mei 2011 jam 16.00)
Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ratini, Rugayatri, Siti Mustiqomah. 2001. disampaikan pada seminar nasional
PMRI di Universitas Sanata Darma tanggal 14-15 November 2001 “
Pengalaman Dalam Melaksanakan Uji Coba Pembelajaran Matematika
Secara Realistik di MIN Yogya II”
Rohani, ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Rosyidah, Siti. 2005. “Penerapan Metode Mengajar Dengan Konsep Bermain
Sambil Belajar di TK Al-Azhar Syifa Budi Solo”. Skripsi. Surakarta:
FKIP, UMS
Sudirman, AM.2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa. Jakarta: Rajawali Pers
Sutama. 2011. Penelitian Tindakan.Surakarta: CV. Citra Mandiri Utama
To’ali. 2008. Matematika X: Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pusat
Perbukuan
20
Utami, Rini. 2009. “Implementasi Permainan Pasaran Dalam Pembelajaran
Matematika Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Pada Siswa Kelas 3 Sekolah
Dasar Muhammadiyah 16 Karangasem”. Skripsi. Surakarta: FKIP, UMS.
21