Download - PROPOSAL 2011-2012

Transcript
Page 1: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 1/29

 

1

A.  JUDUL PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw berbantuan

Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siswa kelas ix SMP Negeri 1 Moyo

Utara tahun pelajaran 2011/2012

B.  LATAR BELAKANG MASALAH 

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan

mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah. Adapun

tujuan pembelajaran matematika di sekolah-sekolah ini adalah untuk 

membentuk kemampuan pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan

berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat obyektif, jujur, dan

disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang

matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari (Widdiharto,

2004:1). Namun, pada proses pembelajaran matematika ini terdapat banyak 

permasalahan, salah satunya yang paling konseptual yaitu kesulitan siswa

dalam belajar matematika itu sendiri. 

Mengingat betapa pentingnya pembelajaran matematika di setiap

 jenjang- jenjang pendidikan, maka peran guru sangatlah penting untuk 

mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran matematika tersebut. Seorang

guru bukan hanya memberikan pengetahuan mengenai materi

pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa, namun guru harus bisa

merencanakan suatu pembelajaran yang efektif memeberikan pemahaman

kepada siswa . Sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran tersebut dapat

Page 2: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 2/29

 

2

tercapai.

Berdasarkan evaluasi pengamatan peneliti di SMP Negeri 1 Moyo

Utara, bahwa masih banyak siswa kelas IX yang kurang pemahamannya

terhadap konsep-konsep tentang materi pokok Bangun Ruang sisi

lengkung sehingga berdampak pada hasil belajarnya. Semua ini bukan

semata-mata hanya kesalahan siswa tetapi dapat juga karena penggunaan

model, metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurang efektif sehigga

menimbulkan suasana pembelajaran yang tidak efektif. Kurangnya

kevariasian model, metode pembelajaran yang digunakan guru disebabkan

karena guru merasa kesulitan dalam memilih model, metode, dalam

pembelajaran matematika karena dipengaruhi oleh perbedaan individual

siswa yang satu dengan yang lainnya. Hal tersebut menyebabkan

kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika, karena

pembelajaran matematika di kelas cenderung monoton berpusat pada guru

sehingga membuat siswa bosan untuk mengikuti pembelajaran matematika

tersebut.

Selain itu, pada saat pembelajaran materi pokok Bangun ruang

sisi lengkung kebanyakan siswa hanya menerima dan menghafal konsep-

konsep, rumus-rumus yang diajarkan, tanpa tahu bagaimana proses dari

penemuan konsep-konsep dan rumus dari materi  Bangun ruang sisi

lengkung tersebut. Hal tersebut menyebabkan kurangnya pemahaman

siswa terhadap konsep-konsep dari materi Bangun ruang sisi lengkung.

Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran matematika

Page 3: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 3/29

 

3

seperti yang telah diuraikan di atas, maka perlu kiranya dikembangkan

suatu bentuk atau model, metode,dan alat bantu pembelajaran yang efektif,

berpusat pada siswa, memahami prinsip perbedaan individual siswa, dan

mampu meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran matematika

khususnya pada materi Bangun ruang sisi lengkung. Salah satu bentuk 

atau model, metode, alat bantu pembelajaran yang dapat mengakomodasi

kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di dalam proses

pembelajaran matematika adalah model pembelajaran kooperatif dengan

bantuan lembar kerja siswa (LKS). Menurut Darmadi (2006:4) dengan

adanya pembelajaran kelompok kecil dengan metode penemuan, siswa dapat

lebih aktif dan bekerja dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang

yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk mendapatkan

pengetahuan baru yang merupakan penemuan individu dalam

kelompoknya, serta dengan LKS dapat membantu siswa dalam menemukan

unsur-unsur, rumus-rumus dalam Bangun Ruang sisi lengkung. Sehinga

kompetensi- kompetensi dasar dalam pembelajaran matematika materi

pokok Bangun ruang sisi lengkung ini dapat tercapai.

C. IDENTIFIKASI, PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Identifikasi Masalah

Dari judul PTK “ Peningkatkan hasil belajar materi pokok bangun ruang sisi

lengkung menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

bantuan lembar kerja siswa (LKS) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1

Moyo Utara tahun pelajaran 2011/2012 “, dan  berdasarkan latar belakang

Page 4: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 4/29

 

4

masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah adalah sebagai

berikut:

1.  Rendahnya pemahaman siswa pada pembelajaran bangun ruang sisi

lengkungyang berdampak pada rendahnya hasil belajar. 

2.  Rendahnya motivasi siswa

3.  Pembelajaran matematika belum komunikatif  

4.  Belum ditemukan strategi pembelajaran yang efektif  

5.  Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa

lainnya. 

6.  Metode yang digunakan masih konvensional 

7.  Pendayagunaan LKS belum optimal. 

2. Rumusan masalah.

Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas dapat diangkat

rumusan masalah adalah :

1.  Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX

SMP Negeri 1 Moyo Utara ?

2.  Apakah penggunaan bantuan LKS dapat meningkatkan

motivasi,kolaborasi dan komunikasi antara siswa dan siswa lainnya,

antara guru dan siswa ?

3.  Pemecahan masalah

Untuk mengatasi kesulitan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Moyo Utara

Page 5: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 5/29

 

5

dalam memahami materi pokok bangun ruang sisi lengkung dapat

dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

 jigsaw dengan bantuan LKS

Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah

meningkatnya hasil belajar siswa yang diukur melalui evaluasi dalam

bentuk tes serta evaluasi proses pembelajaran.

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi kesulitan siswa

sekaligus membantu siswa kelas IX SMP Negeri 1 Moyo Utara dalam

memahami konsep luas sisi dan volum bangun ruang sisi lengkung pada

tabung, kerucut dan bola

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk 

mengetahui :

1)  Peningkatan Hasil Belajar siswa pada materi luas sisi dan volum tabung,

kerucut dan bola yang dicapai setelah menyelesaikan proses pembelajaran.

2)  Interaksi belajar siswa dalam kelas selama kegiatan proses pembelajaran.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

bertikut:

a.  Bagi Penulis/Peneliti, yaitu sabagai motivasi untuk meningkatkan

keterampilan memilih model dan metode pembelajaran dalam

Page 6: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 6/29

 

6

mengembangkan diri sebagai guru yang professional.

b.  Bagi siswa dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap

mata pelajaran matematika.

c.  Bagi guru matematika khususnya dan guru lainnya dapat menjadi bahan

acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran

menggunakan model dan metode pembelajaran yang sesuai.

F. KAJIAN PUSTAKA

1.  Belajar

Belajar diartikan sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan diri individu dan merupakan suatu perubahan yang kompleks,

karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu

dengan lingkungannya (Usman, 1995). Perubahan diri dalam hal ini adalah

perubahan yang terjadi dalam diri siswa sebagai hasil belajar pada aspek 

kognitif, afektif, maupun psikomotor. Menurut Wittrock (Pannen, 2001:),

proses belajar seseorang dipengaruhi oleh rangsangan (arousal) dan niat

(intention). Selain itu faktor penting dalam proses belajar adalah perhatian,

karena tanpa perhatian proses belajar tidak akan pernah terjadi. Dengan

demikian, keberhasilan dalam proses belajar mengarah pada perubahan

diri siswa dengan fokus pada materi pelajaran yang diberikan sehingga

diperoleh suatu pemahaman materi yang baik.

Page 7: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 7/29

 

7

Kegiatan belajar yang dilakukan tidak dapat dipisahkan dengan

kegiatan mengajar. Mengajar adalah kegiatan penyampaian materi oleh

pengajar kepada pihak yang belajar. Menurut Sudjana (1989) mengajar

adalah membimbing kegiatan siswa belajar, mengatur dan mengorganisasi

lingkugan yang ada disekitar siswa untuk melakuan kegiatan belajar.

Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat

berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya

mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang

ada di luar kelas,  membuat siswa aktif, dan dapat meningkatkan

kemampuan siswa serta mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.

Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau

unjuk kerja siswa. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman

belajarnya (Sudjana, 1998). Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja

tersebut proses belajar terhenti untuk sementara dan terjadilah penilaian.

Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar adalah

guru sebagai pemegang kunci pembelajaran yang menyusun desain

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar

(Dimyati & Mudjiono, 2002:250). Kegiatan pemberian nilai/penilaian

hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar

(Purwanto, 1990:74). Ini berarti bahwa tujuan penilaian disamping untuk 

mengetahui kemampuan belajar serta penguasaan siswa terhadap bahan

pelajaran, juga digunakan sebagai  feedback  (umpan balik), baik kepada

Page 8: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 8/29

 

8

siswa sendiri maupun bagi guru atau pengajar. Sehingga dari hasil tes,

guru dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa tertentu sehingga

selanjutnya guru dapat melakukan koreksi maupun reinformance terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan.

Pembelajaran pada materi matematika yang lebih menekankan pada

pendekatan keterampilan proses, guru matematika tentunya harus mampu

dan mahir menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang akan diajarkan karena tujuan pembelajaran matematika ialah

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

1.  Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2.  Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3.  Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh

4.  Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5.  Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

Page 9: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 9/29

 

9

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

2.  Model Pembelajaran

Menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2009: 73) model

pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan

sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur

materi pembelajaran, dan memberi petunjuk  kepada pengajar dikelasnya.

Sedangkan menurut Soekamto, dkk (dalam Widdiharto,  2004:3) model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan penglaman belajar untuk 

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar.Ismail (dalam Widdiharto,2003:3)

mengemukakan bahwa model pembelajaran mempunyai empat ciri

khusus. Ciri khusus tersebut antara lain sebagai berikut : 

a.  Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya.

b.  Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

c.  Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran

tersebut berhasil.

d.  Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran

tercapai.

Dari pendapat-pandapat dan ciri-ciri khusus model pembelajaran di

Page 10: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 10/29

 

10

atas, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola atau

bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir

pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3.  Model Pembelajaran Kooperatif 

Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang baru dalam

dunia pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika. Model

pembelajaran kooperatif ini adalah suatu perubahan bentuk pembelajaran

yang selama ini monoton berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009:15)

pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya 4-

6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen. Selanjutnya,

Jhonson & Jhonson (dalam Isjoni, 2009: 63) mengemukakan

pembelajaran kooperatif adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama

dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim untuk 

mencapai tujuan bersama. Dari kedua pendapat diatas, penulis

menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu

bentuk atau model yang mengelompokkan siswa kedalam suatu

kelompok yang heterogen terdiri dari 4-6 orang untuk besama- sama

mendiskusikan atau menyelesaikan suatu tugas atau bahan pembelajaran

yang diberikan untuk mencapai tujuan bersama.

Page 11: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 11/29

 

11

Menurut Ibrahim (dalam Isjoni, 2009: 39) pada dasarnya model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya

tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu :

a.  Hasil belajar akademik, pembelajaran kooperatif bertujuan untuk 

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

b.  Penerimaan terhadap perbedaan individu, model pembelajaran kooperatif 

bertujuan untuk penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda-

beda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,

ketidakmampuannya.

c.  Pengembangan keterampilan sosial, model pembelajaran kooperatif 

bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan

kolaborasi.

Terkait dengan pembelajaran kooperatif, menurut Lestari (2006:10)

ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a.  Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

b.  Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,

dan rendah.

c.  Bilamana mungkin, anggota kelompok barasal dari ras, budaya, suku,

 jenis kelamin berbeda-beda.

d.  Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Page 12: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 12/29

 

12

4.  Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot

Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi

oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai

metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam

pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang

pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar

bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama

dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak 

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya

(Arends, 1997).

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model

pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang

terdiri dari 4  –  6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling

Page 13: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 13/29

 

13

ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian

materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut

kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa

tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus

siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota

kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu

dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk 

mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994). 

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama

bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang

topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa

itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota

kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya

pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok 

asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang

beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga

yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.

Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok 

asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik 

Page 14: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 14/29

 

14

tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya

untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai

berikut :

  Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 4  –  6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.

Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok 

asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan

dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu

bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi

pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut

kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa

mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun

rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke

kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok 

Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan

materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan

pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari

40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa

dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok 

ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah

Page 15: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 15/29

 

15

diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi

diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok 

asal.

  Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,

selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau

dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan

persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

  Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

  Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

  Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian

materi pembelajaran.

  Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar

materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang

runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidaklah selalu berjalan

dengan mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal

yang dapat menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan

model pembelajaran Cooperative Learning diantaranya adalah sebagai

berikut :

Page 16: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 16/29

 

16

1.  Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran

Cooperative Learning.

2.  Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru

terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga yang hanya

segelintir orang yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai

penonton.

3.  Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran

Cooperative Learning.

4.  Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.

5.  Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi

yang dapat mendukung proses pembelajaran.

Agar pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning dapat berjalan

dengan baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1.  Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning di kelas dan menyesuaikan dengan

materi yang akan diajarkan.

2.  Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas

merupakan kelas heterogen.

3.  Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran

Cooperative Learning.

4.  Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.

Page 17: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 17/29

 

17

5.  Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan

informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.

6.  Lembar Kerja Siswa (LKS) 

Lembar kerja siswa disingkat LKS ini merupakan salah satu

media cetak berupa lembaran kertas yang berisi informasi soal atau

pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa (Hidayah dalam Lestariningsih,

2006:8). Dengan berbantuan LKS ini siswa diharapkan dapat berperan

aktif dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan yang menghasilkan

penemuan-penemuan terhadap konsep yang harus dipahami oleh siswa

agar pemahaman konsep-konsep tersebut dapat bertahan lama di dalam diri

siswa.

Dari uraian-uraian mengenai komponen-komponen model

pembelajaran kooperatif dengan bantuan lembar kerja siswa di atas,

penulis menggambarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif 

dengan metode penemuan berbantuan lembar kerja siswa sebagai berikut :

1)  Guru menyampaikan materi pembelajaran secara singkat serta

menginformasikan bahwa siswa nantinya akan dikelompokkan

kedalam beberapa kelompok untuk menyelesaikan serta menemukan

unsur-unsur, rumus, pengertian dari materi yang diberikan.

2)  Guru mengelompokkan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar

yang heterogen terdiri dari 4-6 siswa.

3)  Guru menjelaskan bahwa setiap masing-masing kelompok nantinya

Page 18: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 18/29

 

18

diberikan kesempatan untuk melakukan penemuan tentang konsep-

konsep, rumus dari materi yang diberikan.

4)  Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang harus

dikerjakan oleh masing-masing kelompok yang sudah terbentuk.

5)  Guru memberikan arahan kepada masing-masing siswa dalam

kelompok untuk menggunakan lembar kerja siswa dalam proses

pengerjaan soal latihan yang berujung pada penemuan-penemuan

konsep-konsep dan rumus.

6)  Guru mengamati dan memantau kinerja masing-masing siswa

dalam tiap kelompok. 7)  Guru memilih secara acak perwakilan dari masing-masing kelompok 

untuk menyampaikan/mempresentasikan hasil temuannya ke depan

kelas.

8)  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hasil

temuan yang disampaikan di depan kelas.

9)  Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari

10)  Diakhir pertemuan atau pada akhir materi pokok guru memberikan tes

untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dalam hal ini pada materi

Bangun ruang sisi lengkung.

G. RANCANGAN DAN METODE PENELITIAN.

1.  Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan sekitar minggu keempat bulan September  –  

Page 19: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 19/29

 

19

Oktober 2011, karena SK.2  Memahami sifat  –  sifat tabung, kerucut, dan

bola serta menentukan ukurannya, serta KD 2.1. Mengiden- tifikasi unsur-

unsur tabung, kerucut dan bola, KD 2.2  Menghitung luas selimut dan

volume tabung, kerucut dan bola dan KD 2.3 Memecahkan masalah yang

berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola.

Sementara itu, untuk tempat penelitian adalah di kelas IX SMP Negeri 1

Moyo Utara Pemilihan ini didasarkan pada masalah yang ditangani guru

peneliti yang mengajar di kelas tersebut

2.  Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX.5 SMP Negeri 1 Moyo Utara,

Kab. Sumbawa, dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang sebagai objek 

penelitian. Dengan demikian, dalam PTK ini tidak menggunakan populasi,

sampel, ataupun teknik sampling, karena populasi adalah sekaligus subyek 

penelitian.

3.  Sumber data

Tujuan yang mendasar dalam PTK ini adalah perbaikan dalam

kualitas pembelajaran di kelas, dengan demikian tentunya sumber data yang

akurat berada dalam lingkungan kelas itu sendiri. Sumber data yang

dimaksud dalam peneliti ini berupa:

a.  Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran Bangun ruang sisi

lengkung dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Instrumen

Page 20: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 20/29

 

20

ini dipergunakan untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran oleh

guru yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di

kelas. Instrumen ini diisi oleh seorang pengamat selama mengikuti

seluruh kegiatan belajar mengajar dari awal sampai berakhirnya

pembelajaran.

b.  Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Instrumen ini dipergunakan untuk 

mengetahui aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran kooperatif 

tipe jigsaw. Instrumen ini diisi oleh seorang pengamat yang mengamati

dan mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran dari awal sampai

berakhirnya pembelajaran

c.  Tes hasil belajar kognitif tentang materi Bangun ruang sisi lengkung

untuk kelas IX.5 SMP Negeri 1Moyo Utara. Instrumen ini digunakan

untuk mengetahui tingkat ketercapaian (tingkat penguasaan) hasil

belajar kognitif setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

 jigsaw.

4.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Bagian ini terkait dengan bagaimana cara memperoleh atau

mendapatkan data dan alat apa yang digunakan untuk mendapatkan data

tersebut. Merujuk pada sumber data di atas, maka teknik yang digunakan

adalah tes dan observasi. Sedangkan alat pengumpulan data adalah butir

soal tes dan lembar observasi. Penggunaan teknik-teknik tersebut karena

Page 21: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 21/29

 

21

PTK memerlukan instrumen penelitian yang dapat mengumpulkan data

mengenai proses pembelajaran dan tidak hanya mengenai hasil

pembelajaran. Instrumen yang dibuat dapat menangkap informasi mengenai

terjadinya perubahan, perbaikan, atau peningkatan dalam proses

pembelajaran dan bukan hanya informasi mengenai hasil dari intervensi

yang telah dilakukan guru sehingga tidak cukup hanya menggunakan tes

sebagai alat pengumpul data dalam PTK.

5.  Validasi Data

Terkait dengan validitas data, Suharjono (dalam Arikunto, 2006: 80)

menyebutkan ada beberapa macam validitas yakni:

a)  Practical Validity: sepanjang anggota kelompok penelitian memutuskan

bahwa instrumen dinyatakan valid

b)  Face Validity (validitas muka): setiap anggota peneliti saling

mengecek/menilai/memutuskan validitas suatu instrumen dan data

dalam proses kolaborasi

c)  Triangulation: proses memastikan sesuatu dengan berbagai sumber data

untuk meningkatkan kualitas penilaian

d)  Critical Reflection: apabila setiap tahap siklus penelitian tindakan

ditingkatkan mutunya, maka mutu pengambilan keputusan akan dapat

dijamin.

Page 22: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 22/29

 

22

e)  Catalitic Validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh peneliti

bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada

adanya perubahan.

Merujuk pada validitas dalam penelitian PTK, sebagaimana kekhasan

PTK Bermutu yang merupakan integrasi antara case study dan lesson study

maka validitas instrumennya lebih pada  practical validity,  face validity,

serta triangulation dimana aspek kolaborasi serta partisipasi yang saling

mendukung antar guru sejawat dan/ atau dosen pendamping

6.  Indikator Keberhasilan

Untuk melihat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan, maka harus

ditetapkan dahulu indikator keberhasilannya. Indikator keberhasilan adalah

sebagai berikut :

1.  Tindakan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila secara

umum hasil tes akhir rata-rata kemampuan siswa dalam Memahami

sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola serta menentukan ukurannya setelah

belajar dengan menggunakan LKS, ada peningkatan minimal 10% .

2.  Tindakan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila apabila

75% siswa telah mencapai ketuntasan mimimal yang ditetapkan.

Page 23: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 23/29

 

23

7.  Prosedur Penelitian

1) Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas yang terdiri dari beberapa siklus.

2) Langkah-langkah yang direncanakan dalam siklus terdiri dari:

Siklus 1

1.  Perencanaan

1.  Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifat-

sifat tabung, kerucut, dan bola serta menentukan ukurannya dengan

menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2.  Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok asal.

3.  Menyiapkan dan membuat satu set LKS untuk setiap satu

kelompok asal  yang akan dikerjakan oleh setiap kelompok ahli

dalam proses pembelajaran.

4.  Menyusun alat evaluasi berupa naskah soal formatif untuk seluruh

siswa

5.  Menyiapkan Lembar Pengamatan Guru dan Lembar Pengamatan

Siswa yang berguna untuk melihat bagaimana kondisi belajar

mengajar di kelas.

6.  Menyiapkan Daftar Nilai yang akan diperlukan untuk menghimpun

data nilai setiap siswa. 

Page 24: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 24/29

 

24

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dua kali pertemuan

dengan alokasi 3 jp @ 40 menit atau waktu 3× 40 menit. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada awal Oktober 2011.

Langkah-langkah pada pertemuan pertama meliputi:

1.  Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan tujuan dan

scenario pembelajaran yang akan dilaksanakan

2.  Guru menjelaskan materi secara garis besar tentang bangun ruang

sisi lengkung pada tabung, kerucut dan bola

3.  Guru membagi LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan.

4.  Di bawah bimbingan guru, guru meminta beberapa kelompok 

yang representatif untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya

di depan sementara kelompok lain memperhatikan dan

menanggapi.

5.  Membuat kesimpulan bersama.

6.  Guru membagikan soal tes akhir tentang bangun ruang sisi

lengkung, siswa mengerjakan soal secara individual di meja

masing-masing.

7.  Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

c. Pengamatan

Untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan yang terjadi dalam

proses belajar mengajar, diperlukan lembar pengamatan bagi siswa

dan lembar pengamatan bagi guru. Pengamatan aktivitas siswa dalam

Page 25: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 25/29

 

25

proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar pengamatan

siswa, dilakukan oleh guru peneliti sendiri. Karena guru peneliti

mengerti dan mengetahui tentang seluk beluk pembelajaran yang

terjadi dikelasnya. Sedangkan pengamatan kegiatan guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan, lembar

pengamatan guru yang dilakukan oleh teman sejawat yang lain.

d. Refleksi data

1) Reduksi data

Hasil pengamatan bagi guru dan siswa diseleksi dan difokuskan

kearah tujuan penelitian. Data yang masuk direduksi dan

diklasifikasi dalam kelompok data siswa dan data guru.

a)  Data siswa

Data yang berkenaan dengan siswa dikelompokkan dalam satu

data pendukung Data tersebut meliputi;

i.  keaktifan siswa dalam pembelajaran

ii.  keaktifan siswa mengerjakan soal latihan

iii.  nilai yang diperoleh siswa

Data siswa diatas dianalisis untuk melakukan perbaikan dan

penyusunan pada siklus 2.

b)  Data guru

Meliputi:

Page 26: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 26/29

 

26

i.  cara menjelaskan penjumlahan bilangan bulat dengan

alat peraga,

ii.  penguasaan materi,

iii.  penguasaan kelas,

iv.  cara membuat alat evaluasi.

Data guru tersebut dianalisis untuk melakukan perbaikan dan

penyusunan pada siklus 2.

2) Paparan Data

Data yang telah dikelompokkan dalam data pendukung di buat

dalam bentuk narasi atau tabel.

3) Penyimpulan

Dari sajian data diambil suatu kesimpulan, apakah pemanfaatan

peraga kartu bertanda positif dan negatif dapat meningkatkan

pemahaman siswa tentang konsep operasi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IX SMP Negeri 1

Moyo Utara, Sumbawa.

Page 27: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 27/29

 

27

8.  JADWAL DAN RENCANA BIAYA PENELITIAN

Adapun rencana jadwal penelitian seperti pada table 1 berikut:

Tabel 1

No. Kegiatan

Bulan / Minggu

  e .Sept. 11 Okt. 2011 Nop. 2011 Des. 2011

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pertsiapan:

  Penyusunan pedoman

kerja

  Peyusunan instrument dan

perangkat pembelajaran

√ 

√  √ 

2. Pelaksanaan tindakan siklus I:

  Perencanaan tindakan I

  Pelaksanaan tindakan I

  Observasi,refleksi dan

evaluasi I

√ 

√ 

√ 

3. Pelaksanaan tindakan siklus II:

  Perencanaan tindakan II

  Pelaksanaan tindakan II

  Observasi,refleksi dan

evaluasi II

√ 

√ 

√ 

4. Pelaksanaan tindakan siklus III

  Perencanaan tindakan III

  Pelaksanaan tindakan III

  Observasi,refleksi dan

evaluasi III

√ 

√ 

√ 

5. Pengolahan data √  √  √ 

7. Peyusunan Laporan √  √  √ 

9.  BIAYA PENELITIAN

Kegiatan penelitian yang dilakukan, direncanakan memerlukan dana atau

Page 28: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 28/29

 

28

biaya operasional sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian

laporan penelitian. Rencana anggaran penelitian sebagai berikut :

No. Kegiatan Biaya Keterangan

1. Perencanaan

1.  Penyususunan Proposal penelitian

2.  Pengetikan RPP

3.  Pengetikan dan penggandaan LKS

4.  Pengetikan lembar observasi

Rp. 100.000

Rp. 50.000

Rp. 150.000

Rp. 25.000

Subjek penelitian

adalah siswa kelas

IX.5 berjumlah 35

siswa

2. Perencanaan Tindakan

1.  Pengetikan dan penggandaan soal tes

2.  Pembelian buku literature

3.  Lembar jawaban siswa

Rp. 150.000

Rp. 250.000

Rp. 75.000

3. Pelaksanaan Tindakan

1.  Transportasi

2.  Dokumentasi kegiatan

3.  Honor observer

Rp. 150.000

Rp. 150.000

Rp. 150.000

4. Penyelesaian

1.  Pengetikan dan penggandaan

Laporan hasil Penelitian

2.  Tranfortasi

Rp. 150.000

Rp. 50.000

J u m l a h Rp. 1.450.000

10. PERSONALIA PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan Penulis sebagai ketua peneliti,

dibantu oleh seorang rekan guru matematika di SMP Negeri 1 Moyo Utara,

 Nur’aini, S.Pd sebagai anggota peneliti atau oserver. 

Page 29: PROPOSAL 2011-2012

5/10/2018 PROPOSAL 2011-2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-2011-2012 29/29

 

29

11. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdassan

Komunikasi  Antar Peserta Didik . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lukman, Ali. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Mardalis.2008.  Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Slameto. 2003.  Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memperngaruhinya.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana. 1996.  Metoda Statistika. Bandung: PT

Tarsito. Sukarti, 2006.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Instrumen-instrumen :

1.  Silabus

2.  RPP

3.  LKS

4.  Lembar Observasi

5.  Soal tes


Top Related