PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI
KORSUPWAS MINERBAdi Daerah Istimewa Yogyakarta
Penataan izin usaha pertambangan Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku
usaha pertambangan minerba Pelaksanaan pengawasan produksi
pertambangan minerba Pelaksanaan kewajiban pengolahan/
pemurnian hasil tambang minerba Pelaksanaan pengawasan penjualan dan
pengangkutan/pengapalan hasiltambang minerba
Overview5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KPK
2
JUMLAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) Status : 19 Mei 2015
NO. KABUPATENIUP LOGAM
IUP MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
EKSPLORASIOPERASI PRODUKSI
PRODUKSI PENGOLAHAN PENJUALAN
1 KOTA YOGYAKARTA
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
2 SLEMAN ‐ ‐ ‐ ‐ 3
3 BANTUL ‐ ‐ 1 3 ‐
4 KULONPROGO 9 6 22 3 ‐
5 GUNUNGKIDUL ‐ ‐ 2 ‐ ‐
JUMLAH9 6 25 6 3
15 34
49 IUP16 33
3
STATUS DAN KONDISI IUP
NO KABUPATEN
STATUSTercatatdi Kem. ESDM
Clear & Clean
1 SLEMAN 0 0
2 BANTUL 0 0
3 KULONPROGO 14 1
4 GUNUNGKIDUL 2 0
JUMLAH 16 16,25%
Status : Desember 2014
Identifikasi Masalah :1. Sebagian besar perijinan langsung
IUP Operasi Produksi, tidak melaluiWIUP & IUP Eksplorasi sehingga tidakada Biaya Pencadangan Wilayah dan Jaminan Kesungguhan (banyak IUP dikeluarkan sebelum 2012)
2. Regulasi perijinan di masing‐masing kabupaten tidak sama, sehingga perlu waktu untuk menyusun regulasi di level Provinsi untuk menyamakan kebijakan tersebut
3. Di Kabupaten belum ada ada Rencana Rinci Tata Ruang sehingga membutuhkan waktu lebih lama dalam melakukan evaluasi
4
STATUS DAN KONDISI IUP
NO KABUPATENJUMLAHIUP
STATUSTercatatdi Kem. ESDM
Clear&
Clean
Overlap HutanLindung
Tdk adaKegiatan
Ada SK Penca‐butan
HabisMasa Laku
Ada SK Penga‐khiran
1 SLEMAN 3 0 0 0 0 0 3 0
2 BANTUL 4 0 0 0 0 0 0 0
3 KULONPROGO 39 14 6 3 5 0 10 0
4 GUNUNGKIDUL 2 2 0 0 0 0 2 0
JUMLAH 48 16 6 3 5 0 15 0
Status : Laporan 10 MARET 2015
NO KABUPATENJUMLAHIUP
STATUSTercatatdi Kem. ESDM
Clear & Clean
Overlap HutanLindung
Tdk adaKegiatan
Ada SK Penca‐butan
HabisMasa Laku
Ada SK Penga‐khiran
1 SLEMAN 3 0 0 0 0 0 3 0
2 BANTUL 4 0 0 0 0 0 1 0
3 KULONPROGO 40 14 6 3 5 8 12 0
4 GUNUNGKIDUL 2 2 0 0 0 0 2 2
JUMLAH 49 16 6 3 5 8 18 2
Status : Laporan 19 Mei 2015
5
STATUS KEWAJIBAN KEUANGAN PELAKU PERTAMBANGANuntuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi ProduksiPosisi : 19 MEI 2015
NO
KABUPATEN
JMLIUPTOTAL
IUP MembyrBiaya
Pencad. Wilayahu/ N Lgm& Batuan
MembyrJam.
Rekl. & Pasca Tamb.
MembayarIuranTetap
Membayar
Royalti
MembyrPajakMineral BukanLogamdan
Batuan
LOGAMNON LGM &BATUAN
Ekspl.Oprs Prod
Oprs Prod
1 SLEMAN 3 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BANTUL 4 0 0 1 0 0 0 0 1
3 KULONPROGO 40 9 6 22 9 31 6 1 **) 22
4 GUNUNGKIDUL 2 0 0 2 0 0 0 0 2
JUMLAH 49 9 6 25 9 31*) 6 1 25
*) 7 IUP sudah mencairkan Jaminan Reklamasi 100 %**) 5 IUP OP Mineral Logam belum berproduksi dan sudah dicabut atau diakhiri
6
STATUS KEWAJIBAN KEUANGAN PELAKU PERTAMBANGANuntuk IUP Pengolahan dan PenjualanPosisi : 19 MEI 2015
NO
KABUPATEN
JMLIUPTOTAL
IUPMembyrBiaya
Pencad. Wilayahu/ Lgm
MembyrJam.
Rekl. & Pasca Tamb.
MembayarIuranTetap
Membayar
Royalti
MembyrPajakMineral BukanLogamdan
Batuan
NON LGM &BATUAN
Pengolahan
Penjualan
1 SLEMAN 3 0 3 0 0 0 0 3
2 BANTUL 4 0 3 0 0 0 0 3
3 KULONPROGO 40 3 0 0 0 0 0 3
4 GUNUNGKIDUL 2 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 49 3 6 0 0 0 0 9Tidak ada Jaminan Kesungguhan
7
8
Pelaksanaan Pengawasan Produksi PertambanganNo Kewajiban Kondisi Eksisting Rencana Aksi Selanjutnya1 Pemegang IUP
menyampaikan laporan produksi secara reguler
Semua pemegang IUP Operasi Produksi telah menyampaikan laporan produksi bulanan yang disampaikan kepada Bupati cq SKPD Teknis
Menambah dan menguatkan kapasitas Tenaga Pengawasan produksi
Pemberdayaan Masyarakat2 Pemda melaporkan secara
reguler laporan pengawasan di wilayahnya
Bupati melaporkan hasil pengawasan teknis dan produksi semesteran kepada Gubernur dan diteruskan kepada Menteri ESDM
Pemda DIY meningkatkandisiplin dalam menyusunlaporan ke pada MenteriESDM
3 Pemda menindaklanjuti pemberian sanksi kepada pemegang IUP yang tidak melaksanakan good mining practise atau melanggar peraturan yang berlaku
Bupati memberikan sanksi antara lain berupa surat peringatan, penghentian sementara dan pencabutanIUP
Gubernur memberikansanksi sesuai peraturan
Konsistensi tindakan dan penegakan hukum dariPemerintah Daerah DIY
4 Penertiban PETI Telah dilaksanakan upaya penertiban melalui pemberian surat peringatan sampai pada penindakan secara terpadu bersama aparat penegak hukum (APGAKUM)
Direncanakan SistemInformasi Pelaporanpengawasan yang terbukadan akuntabel
Direncanakan MoU denganInstansi APGAKUM
9
Pelaksanaan Kewajiban Pengolahan/PemurnianHasil Tambang
No Kewajiban Kondisi Eksisting Rencana Aksi Selanjutnya1 Pelaksanaan
kewajiban pengolahan/pemurnian
Belum semua pemegang IUP melaksanakan kegiatan pengolahan/pemurnian, karena sebagian besar komoditas tambang yang dihasilkan berupa mineral bukan logam dan batuan (andesit, pasir dan batugamping) Untuk pemegang IUP mineral logam sampai saat ini belum produksi
Peningkatan pembinaan bagiPelaku Usaha Pengolahan /pemurnian Mendorong pemakaianteknologi pengolahan/ pemurnian yang efektif dan efisien Menerapkan batasanminimum Pengolahan Penyusunan Regulasipelaksanaan kegiatanpengolahan/pemurnian
2 Penegakan sanksi bagi yang melanggar
Dilakukan upaya pembinaan kepada pemegang IUP Operasi Produksi untuk dapat melakukan proses pengolahan/pemurnian
Pembinaan yang terprogramsesuai kebutuhan lapangan
Konsistensi penegakansanksi
10
Pelaksanaan Pengawasan Penjualan dan Pengangkutan Hasil Tambang
No. Kewajiban Kondisi Eksisting Rencana Aksi Selanjutnya1 Penyampaian laporan
kegiatan penjualan Semua pemegang IUP Operasi
Produksi untuk penjualan telah menyampaikan laporanpenjualan yang disampaikan kepada Bupati cq SKPD Teknis
Penyampaian laporanpenjualan yang kepada Gubernur cq SKPD Teknis
Penyusunan sistimpengawasan laporanpenjualan hasil tambang
2 Penegakan sanksi bagi yang melanggar
Selama ini belum ada laporanpelanggaran
Konsistensi penegakansanksi bagi yang melanggar
3 Pemda menyampaikan laporan pengawasan penjualan
Bupati melaporkan hasil pengawasan penjualan kepada Gubernur
Gubernur melaporkan hasilpengawasan penjualankepada Menteri
4 Pemberian sanksi bagi semua pelaku usaha dan pihak terkait lainnya yang terkait dengan kegiatan penjualan hasil minerbasecara ilegal
Bupati memberikan sanksi antara lain berupa surat penghentian kegiatan dan penegakan hukum
Pemberdayaan masyarakatdalam monitoring penjualan
Monitoring ketat dan pemberian sanksi secaratepat dan konsisten
11
Terimakasih
RENCANA AKSIGERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN
SUMBER DAYA ALAM INDONESIASEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Kulonprogo
Sleman
Bantul
Gunungkidul
Luas Hutan DIY = 86.141,90 HaHutan Negara = 18.715,06 Ha Hutan Rakyat = 67.426,84 Ha
Luas hutan negara Sleman 1.729, 46 Ha
Luas hutan negara G.Kdul 14.895,50 Ha
Luas hutan negaraK.Progo 1.037,50 Ha
Luas hutan negara Bantul :1.052,60 Ha
Kawasan Hutan Ha Luasan Sebaran
Hutan Produksi 13.411,70 95 % berada di Gunungkidul, sisanya di Kulon Progo
Hutan Lindung 2.312,80 Berada di Gunungkidul & Bantul, serta sebagian kecil di Kulon Progo
Hutan Konservasi 2.990,56 58 % berada di Sleman (TNGM) & 36 % berada di Gunungkidul, sisanya berada di Bantul & Kulon Progo
Total Htn Negara 18.715,06 80 % berada di Gunungkidul; sisanya tersebar di Sleman, Bantul, & Kulon Progo
Sumber : analisa data Dishutbun DIY, 2011
LIMA PERMASALAHANPENGELOLAAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
(NASIONAL)
1. Ketidakpastian hukum dalam perencanaan kawasan hutan.DIY : Kawasan hutan DIY seluas 16.819,52 ha telah ditetapkan
pengukuhan nya dan 1. 773 ha tahap penunjukan oleh MenteriKehutanan.
2. Kerentanan perizinan sektor kehutanan dan perkebunan terhadap korupsi.DIY : Tidak ada izin perkebunan di dalam kawasan hutan, perkebunan di
DIY semuanya kebun rakyat
3. Alokasi pengelolaan sumber daya hutan untuk masyarakat tidak optimalDIY : Akses atau pemberdayaan masyarakat melalui izin Hutan
Kemasyarakatan/HKm (42 KTH), izin Hutan Tanaman Rakyat/HTR(3 Koperasi) dan izin Hutan Desa/HD (dalam proses untuk 6Lembaga Desa).
4. Lemahnya pengawasan sehingga tidak optimalnya penerimaan negara.DIY : Penerimaan negara PSDH (± Rp.15 juta/thn) dari hasil hutan kayu
dan bukan kayu(daun kayu putih, getah pinus dan kayu).
5. Konflik agraria dan kehutananDIY : Berdasarkan Surat Dirjen Planologi No. S 712/VII‐PKH/2014
terindikasi PT Aneka Sumber Indoneia (21,77 Ha) dan PT Mykoindo Daya Gemilang (7,12 Ha) di Kulon Progo berada dikawasan hutan negara. Hasil cek lapangan ternyata berjarak
masing‐masing 4 km dan 1 km dari batas hutan.
PROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KorsupKEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
1. Penyusunan tata ruang wilayah : Hutan negara DIY seluas 18. 715 Ha terdeliniasi dalam RTRWP/K
2. Penataan Perizinan : Regulasi perizinan dalam kawasan hutan lindung dan produksimengacu Permenhut. Terkait Undang‐undang 23/2014 saat ini sedang proses PERDA DIY dan untuk Tahura dalam proses Pergubsetelah terbit PERDA 13 Tahun 2013.
3. Pelaksanaan kewajiban para pihak : BPKH XI terkait pemantapan kawasan hutan, Dishutbun/Balai KPH
terkait pengelola hutan, Pemda Kab terkait pemberdayaanmasyarakat.
4. Pelaksanaan Pengawasan : Inspektorat DIY, Irjen LHK, BPK, masyarakat.
5. Pemberian dan perlindungan hak masyarakat: ‐ Hkm : Luas 1.284 Ha meliputi hutan produksi dan hutan lindung.
Jumlah kelompok HKm 35 di Gunungkidul, 7 di Kulon ProgoTerhimpun dalam 14 koperasi.IUPHHK‐HKM ada 4 koperasi di Gunungkidul
‐ HTR : Pencadangan areal seluas 327,73 Ha.Yang telah diberi izin untuk 3 Koperasi di Gunungkidul
‐ HD : Penetapan Areal Kerja Hutan Desa 490 Ha (Planjan, Monggol, Kanigoro, Jetis, Kepek)
‐Tumpangsari : Jenis tanaman tumpangsari yang dibudidayakan olehmasyarakat meliputi : Kacang tanah; Kedelai; Jagung; Ketela pohon dllProduksi tumpangsari dalam satu tahun ada 3 kali, meliputi panen MT 1, MT
2, dan Produksi ketela pohon di bulan Juli.Nilai produksi tumpangsari tersebut dalam setiap tahun mencapai 6 juta per
Ha.Hasil produksi tumpangsari menjadi hak milik masyarakat pengelola.
Total nilai hasil tumpangsari mencapai 37 M
6. Pembangunan system pencegahan korupsi: Penyusunan regulasi, Juklak/juknis, sosialisasi per uu an, monitoring , pengawasan dan pengendalian.
IMPLEMENTASI UU 23 TAHUN 2014
tentang PEMERINTAHAN DAERAH
(Urusan Kehutanan )
Pasal 14(1)Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidangkehutanan, kelautan, serta energi dan sumber dayamineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerahprovinsi.
(2)Urusan Pemerintahan bidang kehutanansebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berkaitandengan pengelolaan taman hutan rayakabupaten/kota menjadi kewenangan Daerahkabupaten/kota.
Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan
No. Sub Urusan Daerah Provinsi Daerah Kabupaten / Kota
1. Perencanaan Hutan ‐ ‐
2. Pengelolaan Hutan a. Pelaksanaan tata hutankesatuan pengelolaanhutan kecuali padakesatuan pengelolaanhutan konservasi (KPHK).
b. Pelaksanaan rencanapengelolaan kesatuanpengelolaan hutan kecualipada kesatuan pengelolaanhutan konservasi (KPHK).
c. Pelaksanaan pemanfaatanhutan di kawasan hutanproduksi dan hutan lindung,meliputi:1) Pemanfaatan kawasan
hutan;2) Pemanfaatan hasilhutan bukan kayu;
‐
Lanjutan.........No. Sub Urusan Daerah Provinsi Daerah Kabupaten /
Kota3) Pemungutan hasil
hutan;4) Pemanfaatan jasa
lingkungan kecuali pemanfaatanpenyimpanan dan/ataupenyerapan karbon.
d. Pelaksanaan rehabilitasi diluar kawasan hutan negara.
e. Pelaksanaan perlindungan hutan di hutan lindung, dan hutan produksi.
f. Pelaksanaan pengolahan hasil hutan bukan kayu.
g. Pelaksanaan pengolahan hasil hutan kayu dengan kapasitas produksi < 6000 m³/tahun.
h. Pelaksanaan pengelolaan KHDTK untuk kepentingan religi.
Lanjutan.........No. Sub Urusan Daerah Provinsi Daerah Kabupaten /
Kota3. Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati danEkosistemnya
a. Pelaksanaan perlindungan,pengawetan danpemanfaatan secara lestaritaman hutan raya(TAHURA) lintas Daerahkabupaten/kota.
b. Pelaksanaan perlindungantumbuhan dan satwa liaryang tidak dilindungidan/atau tidak masukdalam lampiran (Appendix)CITES.
c. Pelaksanaan pengelolaankawasan bernilai ekosistempenting dan daerahpenyangga kawasan suakaalam dan kawasampelestarian alam.
Pelaksanaan pengelolaanTAHURA kabupaten/kota.
Lanjutan.........No. Sub Urusan Daerah Provinsi Daerah Kabupaten /
Kota
4. Pendidikan danPelatihan, Penyuluhandan PemberdayaanMasyarakat di bidangKehutanan
a. Pelaksanaan penyuluhankehutanan provinsi.
b. Pemberdayaanmasyarakat di bidangkehutanan.
‐
5. Pengelolaan DaerahAliran Sungai (DAS)
Pelaksanaan pengelolaanDAS lintas Daerahkabupaten /kota dan dalamDaerah kabupaten/kotadalam 1 (satu) Daerahprovinsi.
‐
6. PengawasanKehutanan
‐ ‐
TERIMA KASIHTerima kasih