Transcript
Page 1: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

PENGARUH SUBTITUSI FILTRAT ROSELLA (Hibiscus sabdarifa linn)

PADA PENGENCER TRIS KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS

SPERMA KAMBING PE PADA PENYIMPANAN 32O

C

PUBLIKASI ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK

Oleh :

BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2013

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

PENGARUH SUBTITUSI FILTRAT ROSELLA (Hibiscus sabdarifa linn)

PADA PENGENCER TRIS KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS

SPERMA KAMBING PE PADA PENYIMPANAN 32O

C

PUBLIKASI ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK

Oleh:

BAIQ MEGA RINJANI

B1A008054

Disetujui

Pembimbing Utama

(Prof.Ir. Chairussyuhur A.,M.Sc.,Ph.D)

NIP : 195106081976021002

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2013

Page 3: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

INTISARI

PENGARUH SUBSITUSI FILTRAT ROSELLA (Hibiscus sabdarifa linn)

PADA PENGENCER TRIS KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS

SPERMA KAMBING PE PADA PENYIMPANAN 32O

C

Oleh :

BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh subsitusi filtrat rosella (FR)

pada pengencer tris kuning telur terhadap kualitas semen kambing peranakan etawah

(PE) pada pengencer tris-kuning telur telah dilaksanakan di dusun Kekalik Jaya dan

Laboratorium Imunobiologi Fakultas MIPA Universitas Mataram sejak 19 April

sampai 10 Mei 2012. Materi yang digunakan adalah sperma kambing PE dewasa

umur ± 2,5 tahun. Perlakuan yang digunakan adalah 0% sebagai kontrol (2,5 ml

kuning telur (KT) + 97,5 ml larutan tris buffer), 20% (2 ml KT + 0,5 ml FR + 97,5 ml

larutan tris buffer), 40% (1,5 ml KT + 1 ml FR + 97,5 ml larutan tris buffer) dan 60%

(1 ml KT + 1,5 ml FR + 97,5 ml larutan tris buffer). Data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan analisis varian rancangan acak kelompok. Dari hasil penelitian

yang telah dilakukan maka disarankan perlunya penelitian lebih lanjut dengan

konsentrasi filtrat rosella yang lebih rendah dari 20%. Karena pada level ini atau

yang lebih tinggi (40% dan 60%) berdampak buruk terhadap kualitas spermatozoa.

Kata Kunci : Spermatozoa, Kambing PE, Filtrat Rosella, penyimpanan 32o C

Page 4: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

ABSTRACT

THE EFFECT OF SUBTITUTION ROSELLA FILTRATE (Hibiscus sabdarifa

Linn) IN EGG YOLK DILUENTS ON THE QUALITY OF ETTAWA GOAT

BUCK SPERM STORED AT 32ºC

By :

BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

Research to investigate the effect of rosella filtrate subtitutionin (RF) in tris-egg yolk

diluents on the quality of ettawa grade sperm was conducted at Kekalik Jaya village

and Immunobiology Laboratory Faculty of Science and Mathematics Mataram

University from 19April until 10 May 2012. Materials used in this research was

ettawa grade sperm age ± 2,5 years. The treatments used were 0% as control (2,5 ml

egg yolk (EY) + 97,5 ml tris buffer), 20% (2 ml EY + 0,5 ml RF + 97,5 tris buffer),

40% (1,5 ml EY + 1 ml RF + 97,5 ml tris buffer) and 60% (1 ml EY + 1,5 ml RF +

97,5 ml tris buffer). Data obtained were analyzed using ANOVA (randomized block

design). From the research that has been done then suggested it need for further

research with Rosella filtrate concentration lower than 20%. Because at this level or

higher (40% and 60%) have a negative impact on the quality of spermatozoa

Keywords : Spermatozoa, EG goat, Filtrate rosella, Stored at 32o C

Page 5: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kambing perah merupakan komoditas baru di Indonesia yang memiliki

prospek pengembangan yang baik. Kambing perah yang banyak dikembangkan di

Indonesia umumnya kambing Peranakan Ettawa (PE). Kambing lokal Indonesia

lainnya melalui inseminasi buatan (IB). Diharapkan persilangan kambing lokal dan

kambing PE tersebut akan menghasilkan kambing yang mampu memproduksi susu

dan daging cukup tinggi (Souhoka et al., 2009).

Dalam pengoalahan semen dibutuhkan pengencer semen yang berfungsi

selain untuk menambah volume juga untuk perhitungan dosis IB, sehingga semen

dapat diawetkan dan disimpan dalam waktu lama. Proses penggunaan pengencer dan

proses pengawetan semen merupakan proses selanjutnya untuk menjaga dan

memperpanjang ketahanan hidup semen. Namun semua itu sangat didasarkan pada

tingkat motilitas semen yang dihasilkan oleh seekor ataupun beberapa pejantan yang

digunakan. Oleh karena itu, diperlukan penambahan bahan lain yang memiliki efek

sebagai pencegah kerusakan membran sel spermatozoa sehingga menurunkan

viabilitasnya. Salah satu antioksidan eksogen yang berasal dari tanaman adalah bunga

rosella (Hibiscus sabdarifa linn) yang mengandung antioksidan nabati yang cukup

tinggi dan kemungkinan baik untuk diapakai sebagai bahan pengencer semen.

Kandungan vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap, yaitu vitamin A, C, D, B1,

dan B2. Bahkan, kandungan vitamin C-nya (asam askorbat) diketahui 3 kali lebih

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

banyak dari anggur hitam, 9 kali dari jeruk sitrus yaitu 49 mg/100gr (Sweetman,

2005), 10 kali dari buah belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji yaitu 200 mg/100 gr

(Cahyono, 2010). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai perbedaan

konsentrasi filtrat rosella (Hibiscus sabdarifa linn) pada pengencer tris kuning telur

terhadap kualitas semen kambing Peranakan Ettawah pada penyimpanan 32oC.

BAB III

MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1. Materi Penelitian

Semen yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari semen kambing

peranakan Etawah jantan umur 2 -3 tahun.

3.2.2. Lokasi Penelitian

Penampungan semen kambing dilakukan di Kekalik Jaya kemudian untuk

memproses dan mengevaluasi semen yang sudah diencerkan dilakukan di

Laboratorium Imunologi Fakultas MIPA Universitas Mataram.

3.2.3. Langkah Kerja :

Penyiapan Larutan Penyangga (Tris buffer)

Pembuatan larutan penyangga dilakukan dengan cara mengencerkan 3,643g

tris, 0,5g fruktosa dan asam sitrat 1,99g ke dalam 100 ml aquades pada gelas

Erlenmeyer. Kemudian memanaskan larutan tersebut dengan kompor listrik hingga

suhu 95oC di dalam beaker glass sambil mengaduk rata. Setelah itu mendinginkan

larutan tersebut dengan air keran yang mengalir atau merendam gelas beaker ke

dalam air dingin yang sudah mencapai suhu kamar, menambahkan 0,1g streoptomisin

dan 0,06g penicillin per 100 ml pengencer (Salamon, 1987).

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

Penyiapan Kuning Telur Ayam Kampung

Mengambil telur ayam kampung dan mencucinya dengan air kemudian

menggosok dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%. Pisahkan putih

telur dengan kuning telur yang masih terbungkus oleh membran viteline, setelah itu

menempatkan pada kertas saring agar semua putih telur terserap habis. Setelah itu

baru memasukkan larutan penyangga (tris) kedalam gelas ukur dan mencampur

dengan kuning telur.

Pembuatan Filtrat Rosella (Hibisccus sabdarifa linnfiltrat)

Pembuatan filtrat rosella adalah sebagai berikut :

a. Memilih kelopak rosella dipilih yang baik, bentuknya masih utuh dan

warnanya merah.

b. Memasukan 100 gr kelopak rosella ke dalam blender kemudian memblender

sampai halus.

c. Menuangkan hasil blender ke dalam gelas penampung lalu menambahkan

aquades/aquabides sebanyak 400 ml dan mengaduknya menggunakan

magnetic stir untuk menghomogenkan larutan rosella, kemudian

mengendapkan selama 24 jam.

d. Setelah itu memisahkan filtrat dan filtrat dengan menggunakan centrifuge.

Pembuatan Larutan Pengencer

1. Mencampurkan penyangga tris yang sudah dipersiapkan dengan kuning telur

sesuai dengan konsentrasi masing-masing perlakuan, yaitu pada :

Tabung I sebanyak 2,5 ml kuning telur + 97,5 ml pengencer tris

Tabung II sebanyak 2 ml kuning telur + 97,5 ml pengencer tris

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

Tabung III sebanyak 1,5 ml kuning telur + 97,5 ml pengencer tris

Tabung IV sebanyak 1 ml kuning telur + 97,5 ml pengencer tris

2. Mencampur larutan-larutan berikut pada masing-masing tabung (I-IV) secara

perlahan sampai menjadi homogen.

3. Mencampur filtrat bunga rosella yang sudah dipersiapkan dengan campuran

larutan pada masing-masing tabung (I-IV) sebagai berikut :

Tabung I 0 % filtrat rosella

Tabung II 20 % filtrat rosella 0,5 ml

Tabung III 40 % filtrat rosella 1 ml

Tabung IV 60 % filtrat rosella 1,5 ml

Penampungan Semen

1. Menyiapkan seekor kambing peranakan etawah untuk ditampung semennya

dengan bantuan elektro ejakulator. Beberapa orang memegang keempat

kakinya yang telah diikat terlebih dahulu dan seorang lagi membasahi dan

membersihkan rambut pada preputium dan sekitarnya dengan kapas, dan

kemudian dikeringkan. Selanjutnya mengeluarkan penis kambing dari

preputium dan mengikat glans penis yang keluar, mengikatnya dengan kain

kassa agar tidak masuk kembali.

2. Setelah itu memasukkan glans penis ke dalam gelas penampungan semen.

3. Semen yang tertampung dalam gelas penampung diamati sifatnya seperti:

volume, warna, bau, konsistensi, pH dan motilitas massa.

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

Pengolahan Semen

Semen hasil penampungan dihindarkan dari pancaran sinar matahari secara

langsung. Hal ini dilakukan untuk menghindari kematianspermatozoa akibat

radiasi sinar matahari.

Peniliaan Semen Segar

Penilaian semen dibagi menjadi dua yaitu :

1. Penilaian makroskopis meliputi volume, bau, warna, konsistensi dan pH

2. Penilaian mikroskopis meliputi gerakan massa, gerakan individu, konsistensi,

viabilitas dan morfologi.

Penilaian Kualitas Semen Setelah Pengenceran :

a. Progresif motilitas spermatozoa. Mengambil semen yang telah diencerkan

(semen cair) dengan mikropipet dan meneteskannya pada pinggir gelas

obyek kemudian ditutup dengan gelas penutup. Diperiksa di bawah

mikroskop dengan pembesaran 40 x 10. Mengamati dan mencatat

spermatozoa yang bergerak maju, bergerak mundur dan tidak bergerak.

b. Viabilitas. Mengambil semen yang telah diencerkan (semen cair) dengan

mikropipet dan meneteskannya pada pinggir gelas obyek kemudian

melanjutkan dengan meneteskan zat pewarna eosin dan diaduk

menggunakan spuit agar homogen. Semen yang sudah tercampur dengan zat

pewarna eosin kemudian mendorong sepanjang obyek gelas dan setipis

mungkin. Segera gelas obyek dipanaskan dengan cara meletakkan di atas

Hot plate supaya cepat kering kemudian memeeriksa di bawah mikroskop

dengan pembesaran 40 x 10. Mengamati dan mencatat jumlah spermatozoa

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

yang hidup (spermatozoa tidak menyerap warna) dan mati (spermatozoa

menyerap warna).

c. Cara memeriksa abnormalitas semen sama seperti di atas bedanya disini

hanya melihat keabnormalan spermatozoa seperti ekor bengkok, ekor putus

dan ekor melingkar. Pengamatan semen kambing PE diperiksa sampai jam

ke-6.

3.2.5. Analisis Data

Data dianalisis dengan analisis ragam untuk rancangan acak kelompok (RAK)

dengan lima level perlakuan dan lima kali ulangan. Tujuan utama dari

pengelompokkan pada RAK adalah membuat keragaman di dalam setiap kelompok

minimum dan keragaman antar kelompok dibuat maksimum.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan Semen Segar

Adapun hasil pemeriksaan semen segar kambing PE selama 5 kali

penampungan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4. Rataan hasil pemeriksaan semen segar kambing PE secara makroskopis dan

mikrokopis.

Parameter pengamatan Hasil penelitian Literatur

Volume (ml) 1.24 0.7 – 3.0a

Warna Krem putih Krema

Bau Spesifik Spesifik bau khascsemen

a

pH 7 6 – 8a; 7

b

Konsistensi Agak kental Kentala

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

Konsentrasix109/ml

semen

4,33 1 - 3,6; 4,15

Motilitas individu (%) 80 60 – 80a

Motilitas massa +++ +++a

Sumber : Data primer (2012)

Keterangan :

a. Tolihere (1981)

b. Rizal dkk. (2008)

c. Rusdin (2006)

d. Swastini (2011)

Volume rata - rata semen kambing PE yang ditampung adalah 1,24 ml. Hasil

ini lebih tinggi dari yang didapatkan Rizal et al. (2008) pada kambing PE yaitu rata-

rata 0,95 ml. Warna semen segar kambing PE yang normal adalah putih hingga krem.

Hasil pengamatan pada penelitian ini memperoleh bau semen yang khas (spesifik).

Dalam penelitian ini rata-rata pH semen kambing PE adalah 7.Hasil ini sesuai

dengan pH yang dilaporkan oleh Rizal (2008), yaitu 7. Kondisi pH dapatdipengaruhi

oleh proses metabolisme di dalam semen, dimana metabolisme yang tinggi

mengakibatkan pH semen semakin asam. Hal ini disebabkan oleh penimbunan asam

laktat akibat proses glikolisis hasil metabolisme spermatozoa (Feradis, 2010).

Konsistensi semen rata - rata saat penelitian didapati agak kental, dan hasil ini

sesuai dengan hasil yang didapatkan Swastini (2011)..

Konsentrasi spermatozoa rata - rata pada saat penelitian ini adalah 4,33 x

109/ml, lebih besar dari nilai standar konsentarsi spermatozoa yaitu 1 - 3,6 x 10

9/ml

sperma (Partodihardjo, 1982).

Berdasarkan penilaian pergerakan massa dan individu, kualitas semen dapat

ditentukan menjadi sangat baik (+++) apabila terlihat adanya gelombang besar,

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

banyak, gelap, tebal dan aktif bagaikan gumpalan awan hitam yang bergerak cepat

berpindah – pindah. Motilitas massa spermatozoa kambing PE hasil penelitian ini

masuk kategori sangat baik (+++) dengan rataan motilitas individu sebesar 80 %.

Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan hasil penelitian pada kambing PE yang

dilakukan oleh Swastini (2011) yang memperoleh motilitas individu spermatozoa

sebesar 80 %. Berdasarkan hasil pengamatan berbagai indikator makroskopik dan

mikroskopik tersebut, dapat dinyatakan bahwa spermatozoa kambing PE kualitasnya

masih baik untuk diproses lebih lanjut.

4.2. Kualitas Semen Setelah Perlakuan

Progesif Motilitas

Tabel 5. Persentase progresif motilitas spermatozoa kambing PE di dalam

pengencer yang mengandung berbagai konsentrasi filtrat rosella pada

penyimpanan 32oC.

Lama

penyimpanan

(jam)

Konsentrasi Filtrat Rosella (%)

0 20 40 60

0 70±8,9a

71±9,4 a 73±6,7

a 68±13,0

a

3 52±2,7b 47±25,4

b 30±36,9

b 32±39,6

b

6 25±34,6c 16±26,1

c 10±22,4

c 10±22,4

c

Selain itu, penyimpanan yang tinggi (32oC) proses metabolisme spermatozoa

berlangsung dengan cepat sehingga terjadi penumpukan karbon dioksidadan asam

laktat di dalam glikolisi. Kondisi atau suasana asam yang tinggi di dalam

pengencer semen akan menurunkan pH pengencer sehingga gerakan

sepermatozoa menjadi lemah dan akhirnya mati.

Viabilitas

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

Tabel 6. Persentase viabilitas spermatozoa kambing PE di dalam pengencer yang

mengandung berbagai konsentrasi filtrat rosella pada penyimpanan 32oC.

Lama

Penyimpanan

(jam)

Konsentrasi Filtrat Rosella (%)

0 20 40 60

0 84±16,4 86±10,3 83±14,4 86±14,4

3 77±6,1 69±16,8 69±22,8 59±21,3

6 72±15,6 63±31,6 62±18,8 53±24,8

Penurunan daya hidup spermatozoa dipengaruhi oleh banyak faktor antara

lain ketersediaan nutrisi dalam pengencer, lama dan suhu penyimpanan. Interaksi

antara ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi perubahan-perubahan aktivitas

spermatozoa yang dampaknya adalah penurunan daya hidup spermatozoa.

Abnormalitas spermatozoa

Tabel 7. Persentase abnormalitas spermatozoa kambing PE di dalam pengencer

yang mengandung berbagai konsentrasi dari filtrat rosella pada

penyimpanan 32oC.

Lama

Penyimpanan

(jam)

Konsentrasi Filtrat Rosella (%)

0 20 40 60

0 10±8,9 7±5,1 4±5,1 5±5,1

3 11±8,3 8±5,9 8±6,3 8±5,9

6 11±5,5 8±6,6 9±1,4 9±3,0

Hal ini menandakan bahwa penambahan antioksidan filtrat rosella

tampaknya mampu mempertahankan struktur dan bentuk (morfologi)

sebagaimana halnya progresif motilitas dan viabilitas spermatozoa, abnormalitas

spermatozoa yang didapati dari hasil penelitian ini meningkat secara perlahan

sejalan dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Meskipun demikian,

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

perubahan jumlah sperma tidak normal tersebut tidak terlalu besar presentasenya

bahkan pada yang kontrol tidak berubah pada jam ke-6.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh disimpulkan bahwa substitusi kuning

telur dengan filtrat rosella sebagai sumber antioksidan pada pengencer semen tidak

dapat mempertahankan kualitas spermatozoa kambing PE pada penyimpanan 32oC

selama penyimpan 6 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Achlis R. 2011. Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawa dalam Berbagai

Macam Pengencer (Skripsi). Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas

Airlangga.

Ahmadi, Z., 2008. Manfaat Bunga Rosella. http://zuhdi12.wordpress.com/postid on

juli 27. Diakses 25/04/12

Alawiyah, D., M. Hartono. 2006. Pengaruh Penambahan Vitamin E Dalam Bahan

PengencerSitrat Kuning Telur Terhadap Kualitas Semen BekuKambing

Boer. J. Indo. Trop. Anim. Agri. 31: 8-14. March 2006.

Cahyono. 2010. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12456789/17745/4/chapter

2011.pdf. Diakses 27/10/2011

Delgadillo, JJ.; B. Lebouef and P. Chemineau. 1992. Abollotion of Seasonal

Variations in Semen Quality and Maintenance of Sperm Fertilizing Ability by

Photoperiodic Cycles in Goat Bucks. Small Rum. Res. 9: 47-59.

Drajad A. S., C. Arman, Rodiah, L. A. Zaenuri, I. W. L. Sumadiasa, 1990

Pemeriksaan Alat Reproduksi (Potensi Reproduksi) Pada kambing Pejantan

Di Lombok Tengah. Laporan Penelitian.Fakultas Peternakan Universitas

Mataram. Mataram.

Drajad A. S., 2002. Teknologi Reproduksi Ternak. Mataram University Press.

Mataram.

Feradis., 2010. Reproduksi Ternak. Penerbit Alfa Beta. Bandung.

Hafez, E.S.E.1987. Reproduction In Farm Animal. 4th

Edition stated of amerika.

Philedelphia.

Hariayatmi, 2004. Kemampuan Vitamin E Sebagai Antioksidan Terhadap Radikal

Bebas Pada Lanjut Usia. Jurnal Mipa. Fakultas Mipa. Universitas Mataram.

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

Iswara, Arya. 2009. Pengaruh Pemberian Antioksidan Vitamin C dan E Terhadap

Kualitas Spermatozoa Tikus Putih Terpapar Allethrin. Skripsi Jurusan

Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Malang

Mariana, Baiq. 2011. Penolic dari filtrat biji melinjo(gnetum gnemon) sebagai

sumber antioksidan di dalam pengencer tris kuning telur untuk preservasi

spermatozoa kambing peranakan etawah.Skripsi. Fakultas Peternakan.

Universitas Mataram. Mataram

Maryani, H. dan L. Kristiana, 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. AgroMedia

Pustaka, Jakarta

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

RIWAYAT HIDUP

Penulis, Baiq Mega Rinjani, dilahirkan pada tanggal 15 bulan September

tahun 1991 di Mataram, merupakan anak terakhir dari empat bersaudara dengan

orang tua Lalu Dharma Setiawan dan Fitriati Hamdhan.

Riwayat pendidikan penulis sebagai berikut :

1. Lulus Sekolah Dasar pada tahun 2002 di SDN 07 Mataram.

2. Lulus Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2005 di Madrasah Tsanawiyah

Ma’had Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

3. Lulus Sekolah Menengah Atas pada tahun 2008 di SMA Negeri 1 Mataram.

4. Pada tahun 2008 masuk Fakultas Peternakan Universitas Mataram dan

memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada tahun 2013.

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAKeprints.unram.ac.id/7245/1/pdfjurnal.pdfPROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN JURUSAN PRODUKSI TERNAK Oleh : BAIQ MEGA RINJANI B1A 008054

PENGARUH SUBTITUSI KUNING TELUR DENGAN FILTRAT ROSELLA

(Hibiscus sabdarifa Linn) TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING

PERANAKAN ETTAWA PADA PENYIMPANAN 32O

C

Oleh :

BAIQ MEGA RINJANI

B1A 008054

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Dan Dinyatakan Lulus Pada Tanggal :

________________________

Mengetahui : Dewan Penguji :

Fakultas Peternakan

Universitas Mataram Ketua,

Dekan,

Prof. Ir. Yusuf Akhyar Sutaryono, Ph.D Prof. Ir. Chairussyuhur A., M.Sc.,Ph.D

NIP : 196110251985031003 NIP : 195106081976021002

Anggota

Prof. Ir. Enny Yuliani, M.Si

NIP : 196210151986032001

Anggota

Ir. Rina Andriati, MP

NIP : 196802291992032001


Top Related