Transcript
  • PROGRAM PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI SAMAS

    KABUPATEN BANTUL

    TESIS

    Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad

    Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

    Konsentrasi Pemerintahan Daerah

    Diajukan Oleh :

    KWINTTARTO HERU PRABOWO

    Nomor Mahasiswa : 12610005

    PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

    SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA STPMD

    “APMD” YOGYAKARTA

    2019

  • iv

    MOTTO

    “ Man Jadda Wajada “

    Barang siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil

    Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu danorang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat

    (QS, AL-Mujadilah : 11)

  • v

    PERSEMBAHAN

    Tesis ini ku Persembahkan Kepada :

    - ALLAH SWT

    - Istriku Azzakiyah Fitriyati, S.Pd.

    - Anak – anakku Aswindo Ridho Pradana, Muhammad Gema

    Ramadhan, Winda Alviranisa, Dea Arifanisa dan Devita Rahmasari

    Prasetyo

    - Kakak – kakakku Drs. Dodi Riyatmadji, M.M, Bagiya Rakhmadi,

    SH.MH, Agung Hidayadi, S.Pd.

    - Jajaran keluarga besar Dinas Pariwisata Bantul

    - Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si.

    - Bapak Dr. R. Widodo Triputro, M.M.

    - Dan keluwarga besar STPMD “APMD” Yogyakarta

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr.Wb.

    Puji Syukur selalu tercurah kepada Allah SWT, yang telah memberikan

    kita rahmat, karunia, beserta hidayah-Nya sehingga kita pada kesempatan ini

    saya dapat menyelsaikan tesis kamu yang berjudul “Program Pengembangan

    Obyek Wisata Pantai Samas Kabupaten Bantul”, dengan lancer. Sholawat

    serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

    yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai pada alam yang terang

    benderang dan kita nantikan syafa’atnya di yaumil akhir, Insyaallah kita

    mendapatkannya. Aamiin.

    Tesis ini disusun sebagai syarat guna mendapatkan gelar Megister di

    Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta. Tesis ini

    tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan dukungan serta bimbingan dari

    berbagai pihak. Tanpa mengurangi rasa hormat, dengan kerendahan hati saya

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si. selaku Ketua Sekolah Tinggi

    Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

    2. Bapak Dr. Supardal, M.Si. selaku Direktur Program Pascasarjana (S-2)

    Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta

  • vii

    3. Bapak Dr. Widodo Triputo, MM, selaku pembimbing, dengan penuh

    kesabaran telah memberikan bimbingan serta dorongan, dan juga

    pengarahan sehingga penyusunan tesis ini dapat selesai.

    4. Bapak Drs. Hastowiyono, M.S. penguji dengan penuh kesabaran serta

    ketelitian dalam menyempurnakan tesis.

    5. Seluruh dosen pegawai administrasi program Pascasarjana (S-2) STPMD

    “APMD” Yogyakarta yang telah membantu kelancaran studi penulis.

    6. Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul yang telah memberikan

    ijin peneliti untuk penelitian.

    7. Pemerintah Desa Srigading yang bersedia untuk memberikan ijin peneliti

    untuk penelitian.

    8. Masyarakat dan pelaku usaha pariwisata di Pantai Samas yang terbuka

    dapat memberikan informasi bagi peneliti.

    9. Serta seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu

    persatu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini masih sangat

    banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

    membangun dari pembaca dangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap

    semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Yogyakarta, 25 Agustus 2019

    Kwintarto Heru Prabowo

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i

    HALAMAN PENGESAHAN ………............................................................... ii

    LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

    MOTTO……………………………………………………………………….. iv

    PERSEMBAHAN…………………………………………………………...… v

    KATA PENGANTAR………………………………………………………..... vii

    DAFTAR ISI …………… ................................................................................viii

    DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xi

    DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xii

    INTISARI……………………………………………………………………... xiv

    ABSTRACT…………………………………………………………………………….. xv

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 15

    C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 15

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 15

    E. Kerangka Konseptual ................................................................................. 16

    F. Metode Penelitian ....................................................................................... 26

    II. PROFIL DINAS PARIWISATA KABUPATEN BANTUL

    A. Selayang Pandang Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul ......................... 31

    B. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul ................................. 32

    C. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul ....................... 33

    D. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul .............. 34

    E. Sumber Daya Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul ................................ 46

  • ix

    III. PEMBAHASAN ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATAPANTAI SAMAS

    A. Obyek Wisata Pantai Samas………………………………………….. 51

    1. Potensi Obyek Wisata Pantai Samas……………………………… 52

    2. Mengenal Obyek Wisata Pantai Samas…………………………… 54

    3. Yang Menarik Pada Obyek Wisata Pantai Samas ………………... 56

    4. Kegiatan Pantai Samas…………………………………………….. 64

    5. Kelayak Pantai Samas Untuk Dikembangkan ………………..…... 67

    6. Yang Perlu Ditonjolakan Dalam Pengembanagan Obyek Wisata

    Pantai Samas………………………………………………………. 69

    7. Fasilitas yang Semestinya Tersedia Dipantai Samas……………… 70

    8. Dukungan Masyarakat Dalam Pengembangan Pantai Samas …….. 72

    9. Daya Tarik Pendukung Pantai Samas Selain Keberadaan Laguna .. 73

    10. Kegiatan Seni Budaya Pantai Samas………………………………. 74

    B. Program Pengembangan Obyek Wisata Pantai Samas………………… 77

    1. Program Pemerintah Untuk pengembangan Obyek Wisata Pantai

    Samas…………………………………………………………….... 78

    2. Kegiatan Pengembangan Obyek Wisata Pantai Samas

    …………………….………………………………………………... 83

    3. Partisipasi Masyarakat Dalam Mengembangkan Pantai Samas……. 85

    4. Komunikasi Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan Tokoh

    Masyarakat Dalam Mengembangkan Pantai Samas………………. 87

    5. Peran Pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat Terlibat Dalam Aspek

    Perencanaan, Pengembangan Pantai Samas………………………. 89

  • x

    6. Keberadaan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Dalam Pengembangan

    Pantai Samas ………………………………………………………. 90

    7. Harapan Dalam Pengembangan Pantai Samas……………………... 91

    8. Minat Masyarakat Untuk Mengembangkan Pantai Samas Sebagai

    Destinasi Unggulan ………………………………………………... 93

    C. Hambatan dan Ancaman Terhadap Pengembangan Obyek Wisata Pantai

    Samas…………………………………………………………………… 96

    1. Pengelola Obyek Wisata Pantai Samas…………………………….. 98

    2. Kendala Dalam Pengelolaan Obyek Wisata Pantai Samas…………. 99

    3. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Samas ………………. 100

    4. Keberadaan Praktek Prostitusi Pernah Di Pantai Samas ………….. 101

    5. Hambatan Dalam Menghilangkan Praktik Prostitusi di Pantai Samas

    .………………..…………………………………………………… 102

    6. Sampah Dari Sungai Menggagu Kebersihan .................................... 104

    7. Partisiapasi Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan ..........……… 106

    8. Dis Penyebab Rusaknya Keindahan di Pantai Samas ....................... 108

    9. kendala Utama Yang dihadapi Untuk Mengembangkan Pantai

    Samas……………………………………………………………….. 108

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan……………………………………………………………. 111

    B. Saran ………………………………………………………………….. 112

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 DAFTAR NAMA OBYEK WISATA PANTAI DI BANTUL……… 8

    Tabel 1.2 DATA KUNJUNGAN WISATA 2012 – 2018 YANG MELEWATI

    TPR SAMAS 7 (TUJUH) TAHUN TERAKHIR …………………………….. 13

    Tabel E.1.1 Jumlah SDM Berdasarkan Jenis Pendidikan Dinas PariwisataKabupaten Bantul Tahun 2018 ………………………………………………… 46

    Tabel E.1.2 Jumlah SDM Berdasarkan Golongan Dinas Pariwisata KabupatenBantul Tahun 2018 ……………………………………………………………. 47

    Tabel E.1.3 Jumlah SDM Berdasarkan Masa Kerja Dinas Pariwisata KabupatenBantul Tahun 2018……………………………………………………………... 47

    Tabel 2.1 Aset Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2018 …………………….. 49

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul ………… 34

    Gambar III.1. POTENSI ALAM PANTAI SAMAS ………………………….. 51

    Gambar III.2. LOMBA DAYUNG PANTAI SAMAS ……………………….. 52

    Gambar III.3 LAGUNA PENGKLIK PANTAI SAMAS …………………….. 57

    Gambar III.4 RUMAH LIMASAN DI PANTAI SAMAS ……………………. 57

    Gambar III.5.KULINER APUNG WAHANA AIR ………………………….... 58

    Gambar III.6.PERAHU WISATA PANTAI SAMAS ………………………… 59

    Gambar III.7.JEMBATAN PENYEBRANGAN LAGUNA SELFIE ………... 60

    Gambar III.8. RUMAH KONSERVASI PENYU ......................... …………… 61

    Gambar III.9.TAMAN SELFIE PANTAI SAMAS …………………………... 62

    Gambar III.10. UJI COBA PENERBANGAN PESAWAT MAHASISWA UGM.............................................................................................................................. 63

    Gambar III.11. UPACARA ADA MAHESO SURO ………………………… 75

    Gambar III.12. LANDSCAPE LOKASI PENGEMBANGAN WISATA PANTAISAMAS ……………………………………………………………………….. 79

    Gambar III.13. TANAH SULTAN GROUND YANG AKAN DIGUNAKANUNTUK PENGEMBANGAN MELALUI (DED) ………….………………… 79

    Gambar III.14. PROYEK PEKERJAAN LANDMARK DETAIL ENGINEERINGDESIGN (DED) ………………………………………………………………. 80

    Gambar III.15.RAB PEMBANGUNAN LANDMARK DETAIL ENGINEERINGDESIGN (DED) ……………………………………………………………… 80

    Gambar III.16.GAMBAR JOGLO YANG AKAN DI BANGUN MELALUIDETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) ………………………..…………. 81

    Gambar III.17. RAB PEMBANGUNAN JOGLO DETAIL ENGINEERINGDESIGN (DED) ……………………………………………………………… 82

    Gambar III.18 PEMBANGUNAN JALAN MELALUI DETAIL ENGINEERINGDESIGN (DED) ……………………………………………………………… 84GAMBAR III.19.BERSIH PANTAI WARGA DAN PEMERINTAH DESASRIGADING…………………………………………………………………… 86

  • xiii

    Gambar III.20. PEMDES BERJUANG KEMBALIKAN KEJAYAAN SAMAS………………………………………………………………………………….. 94

    Gambar III.21. SAMAS DIPROYEKSI JADI KOTA BARU ……………….. 95

    Gambar III.22. TEMPAT PEMBUNGAN AKHIR PANTAI SAMAS ……… 105

    Gambar III.23. DEKLARASI PENADATANGANAN SAMAS BEBASPROSTITUSI ..................................................................................................... 109

  • xiv

    INTISARI

    Pariwisata saat ini dapat disebut sebagai sektor strategis dan populer dalampembangunan, sebab sektor ini telah terbukti mampu mendorong pertumbuhanekonomi masyarakat dan negera. Obyek Wisata Pantai Samas telah mendorongberbagai pihak untuk selalu berusaha secara maksimal dalam pengembangannya.Hal ini perlu terus menerus dilakukan mengingat Obyek Wisata Pantai Samasmemiliki sejarah dan prospek yang baik sehingga dapat dikembangkan. Rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana prospek pengembangan obyekwisata Pantai Samas, Bagaimana pelaksanaan program pengembangan obyekwisata Pantai Samas, Apa hambatan dan ancaman dalam pengembangan obyekwisata Pantai Samas.

    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yangdigunakan adalah teori pengembangan obyek wisata, peneliti ini melibatkan pihakDinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Pemerintah Desa Srigading, dan masyarakatPantai Samas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakanteknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datamenggunakan teknik pengumpulan data, penilaian data, dan interprestasi data.

    Dari hasil penelitian, pengembangan obyek wisata Pantai Samas adalahpotensi, pengembangan, hambatan dan ancaman. Prospek yang dimiliki PantaiSamas meliputi, alam yang berupa Pantai dan laguna, juga didukung denganberbagai potensi seperti, agrowisata, konservasi penyu, nelayan, dan juga rumahmakan serta bangunan ciri khas kota Yogyakarta yang berdiri di area pantaiSamas yaitu limasan. Kelayakan Pantai Samas untuk dikembangankan dapatdilihat dari potensi yang ada, dalam pengembangan yang dilakukan oleh DinasPariwisata Kabupaten Bantul meliputi pembangunan tempat parkir, landscapeberupa taman, pendopo, dan juga jalan alternativ wisata Pantai yang akan disediakan untuk menunjang sarana prasarana melalui program pengembanganDetail Engineering Design (DED), hambatan dan ancaman yang dihadapi dalampengembangan obyek wisata Pantai Samas ada beberapa hambatan yaitu, kawasanyang kumuh tidak tertata dengan baik sehingga menggagu pandangan, sampahberasal dari OW sungai Pantai Samas medatangkan sampah setiap hari, dankendala utama yaitu prostitusi, serta ancaman yang datang dari alam yaitu berupaabrasi, maka dapat disimpulkan bahwa Pantai Samas layak dikembangnkandengan melihat aspek penanganan yang perlu melibatkan seluruh OPD diKabupaten Bantul.

    Kata kunci : Pengembangan, obyek wisata

  • xv

    ABSTRACT

    Tourism is currently known as a popular and strategic sector indevelopment because it is able to increase the economic growth of communitiesand countries. The tourism object of Samas Beach has encouraged various partiesto develop it optimally. The development of Samas Beach needs to becontinuously undertaken considering its history and potential. This study hascarried out several research questions as follows: how is the potential of thedevelopment of Samas Beach? how is the implementation of the developmentprogram of Samas Beach? and what are the challenges in the development ofSamas Beach?

    This study used descriptive qualitative method. The theory used in thisresearch is the theory of tourism development was. The researcher involved theTourism Department of Bantul Regency, the local government of SrigadingVillage, and the community of Samas Coast. The data was collected byconducting observations, interviews, and documentations. In order to analyze thedata, the researcher used data collection techniques, data assessment, and datainterpretation.

    The research found that Samas Beach has many potential namely naturaltourism destinations such as beaches and lagoons, and also supported by otherpotential such as agritourism, turtle conservations, fishermen, and restaurants withthe characteristic of Yogyakarta standing in the Samas beach area called limasan.The feasibility of the Samas Beach development can be seen from the existingpotential. In addition, through the development program of Detail EngineeringDesign (DED), the construction of parking lots, landscapes or parks, pavilions,and other alternative coastal tourism roads will be provided to support the tourisminfrastructures. However, the development of Samas Beach faces some challengesnamely unorganized slum areas which is distracting the view, rubbish from theriver of OW Samas Beach, prostitution which becomes the main problem and alsothreats from nature in the form of abrasion. This study concluded that SamasBeach is feasible to be developed by addressing the problems through involvingall stakeholders in Bantul Regency.

    Keywords: Development, tourist attraction

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pariwisata saat ini dapat disebut sebagai sektor strategis dan

    populer dalam pembangunan, sebab sektor ini telah terbukti mampu

    mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara. Kita dapat

    menemukan bahwa beberapa tahun terakhir ini geliat munculnya destinasi-

    destinasi wisata baru yang menarik di seluruh pelosok negeri telah mampu

    merubah kondisi masyarakat, dari yang statusnya nganggur menjadi

    mendapatkan pekerjaan, dari yang belum berpenghasilan menjadi

    berpenghasilan dan lain sebagainya. Pada tingkat pendapatan nasional

    sektor pariwisata juga telah memberikan dukungan yang tinggi, sehingga

    memberikan gambaran bahwa negara kita kaya dengan keindahan alam,

    budaya, industri kreatif dan yang lebih menonjol adalah keramahan

    masyarakatnya menjadi daya tarik bagi masyarakat dunia.

    United Nation World Tourism Organizations (UNWTO)

    menyatakan bahwa pariwisata adalah sektor unggulan (tourism is a

    leading sector) dan merupakan salah satu kunci penting untuk

    pembangunan negara dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.

    Meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata, menjadikan sektor

    pariwisata sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan

    lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastruktur.

  • 2

    Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan

    panjang garis pantai lebih dari 81.000 km memiliki 17.508 pulau, dihuni

    tidak kurang dari 300 suku bangsa dengan ribuan budaya tentu menjadi

    sumber daya pariwisata yang sangat besar sehingga manakala dapat

    dikembangkan tentu akan menjadi tujuan utama wisata dunia. Sektor

    pariwisata juga memiliki peran strategis dalam menciptakan nilai tambah

    bagi perekonomian nasional maupun daerah. Selain pencipta nilai tambah,

    sektor pariwisata menyerap banyak tenaga kerja. Tahun 2015, dampak

    kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 12,16 juta orang.

    Sehingga dengan demikian sektor Pariwisata merupakan sektor yang

    efektif dalam menjawab kebutuhan peningkatan nilai tambah ekonomi

    dalam menanggulangi kemiskinan (pro poor) dan penciptaan lapangan

    kerja (pro-job).

    Pemerintah dalam hal ini menyadari betul bahwa untuk

    mewujudkan itu semua butuh strategi yang tepat agar pembangunan

    kepariwisataan di Indonesia bisa dirasakan oleh semua lapisan baik

    pemerintah, masyarakat maupun swasta. Secara nyata pariwisata telah

    terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan

    pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat,

    memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan

    pengenalan dan pemasaran produk dalam rangka meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat. Pariwisata juga dinilai sebagai sektor yang tak

    pernah lekang oleh masa, sebab sektor ini semakin memacu tumbuhnya

  • 3

    kreatifitas sehingga semakin lama justru semakin berkembang, hal ini

    berbanding terbalik dengan sektor pertambangan yang semakin lama

    semakin habis.

    Pentingnya pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam

    pembangunan nasional telah diletakkan dalam Nawa Cita dengan

    penekanan bahwa “Pariwisata sebagai sektor andalan yang harus

    didukung oleh semua sektor lain terutama yang terkait langsung dengan

    infrastruktur dan transportasi”. Untuk mencapai hal tersebut maka dalam

    pengembangan pariwisata harus dilakukan secara terencana dan

    menyeluruh sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi

    masyarakat. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

    Kepariwisataan menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan

    diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan

    memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan

    kehidupan lokal, nasional, dan global.

    Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai bagian dari Negara

    Kesatuan Republik Indonesia ternyata memiliki peran penting dalam

    pembangunan pariwisata nasional. Selain pulau Bali, DIY membawa

    magnet tersendiri bagi wisatawan baik untuk lokal maupun manca negara.

    Posisi strategis DIY yang kaya akan sejarah, budaya, alamnya yang indah,

    dan industri kreatifnya selama ini cukup mampu menjadi magnet yang

    kuat bagi wisatawan. Keistimewaan Yogyakarta (DIY) selain karena

    memiliki keanekaragaman pesona alam dan budaya juga dilihat dari

  • 4

    sejarah perjuangan bangsa yang menempatkan DIY sebagai pendukung

    utama terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disamping hal

    tersebut, keberdaaan lembaga pendidikan yang sangat banyak termasuk

    sekolah-sekolah yang berdiri sebelum masa kemerdekaan telah

    menjadikan Yogyakarta dijuluki kota pelajar, sehingga masyarakat dari

    penjuru negeri banyak yang menimba ilmu dengan ciri kedaerahannya

    sehingga sangat mungkin terjadinya akulturasi yang apada akhirnya justru

    memperkaya khazanah budaya nusantara. Selain itu keberadaan keraton

    Ngayogyakarto Hadiningrat sebagai penjaga budaya jawa yang adiluhung,

    dengan wibawanya mampu merekatkan berkumpulnya berbagai budaya

    daerah, suku, bahasa, agama dan keanekaragaman lainya, namun tetap

    menjunjung jiwa saling menghargai dengan tingkat toleransi yang tinggi

    telah mempu memproyeksikan DIY sebagai miniatur NKRI.

    Disisi lain bahwa DIY memiliki potensi keindahan alam, seni,

    budaya dan juga masyarakatnya yang kreatif telah menjadikan DIY

    sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam maupun luar negeri.

    Daya tarik lainya terhadap DIY adalah posisi geografis yang sangat

    strategis karena ditengah sisi selatan pulau Jawa sehingga memiki jarak

    yang ideal bagi wisatawan lokal khususnya dari sisi timur maupun sisi

    barat pulau Jawa, sehingga tidak heran manakala kunjungan wisata

    lokalnya selalu subur.

    Komitmen Pemerintah Propinsi untuk mengembangkan pariwisata

    setidaknya terlihat dari visi pembangunan kepariwisataan daerah yang

  • 5

    dituangkan dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

    1 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan

    Tahun 2012-2017, yaitu “Terwujudnya Yogyakarta sebagai Destinasi

    Pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara, berkelas dunia,

    berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah

    untuk kesejahteraan masyarakat”. Selanjutnya dalam upaya untuk

    mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, maka arah kebijakan

    yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah

    melakukan pengembangan kawasan selatan sebagai pusat pertumbuhan

    serta pengembangan sektor pariwisata kawasan prioritas yang terintegrasi

    dengan sektor lainya.

    Komitmen pemerintah propinsi terkait pengembangan kawsan

    selatan setidaknya juga dilihat dari pernyataan Sri Sultan Hamengku

    Buwono X seusai dikukuhkan/dilantik kembali menjadi Gubernur Daerah

    Istimewa Yogyakarta periode 2017 – 2022. Beliau menyampaikan bahwa

    "Yogya ini sekarang pintunya menghadap ke Selatan, dalam arti

    memprioritaskan Samudera Indonesia. Samudera Indonesia akan menjadi

    kekuatan baru bagi masyarakat Yogya. Dirinya menjelaskan Yogyakarta

    relatif memiliki wilayah yang kecil. Terbatasnya lahan, membuat

    kemungkinan pembangunan sektor pertanian dan perkebunan semakin

    sedikit. Oleh karena itu, dirinya menginginkan sebuah potensi baru di

    Selatan Yogyakarta.

  • 6

    Bagi Kabupaten Bantul pernyataan Gubernur Sri Sultan Hamengku

    Buwono X yang sekaligus merupakan Raja Kraton

    Ngayogyakartohadiningrat tersebut bisa diartikan sebagai titah (perintah)

    untuk segera melakukan pembenahan sebagai pintu utama Daerah

    Istimewa Yogyakarta. Hal ini dapat dipahami sekalipun pantai selatan DIY

    berkisar sepanjang 72 km, akan tetapi secara tata letak bahwa kawasan

    selatan Kabupaten Bantul adalah halaman depannya sebab merupakan

    sumbu imaginer DIY dari paling utara Gunung Merapi, ditengah adalah

    Kraton Ngayogyakartohadiningrat dan dibagian selatan terletak di

    kawasan pantai yang berada di kawasan Kabupaten Bantul (Pantai

    Parangkusumo).

    Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011

    tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) juga dsebutkan bahwa

    Kawasan peruntukan pariwisata alam di Kabupaten terdapat di:

    a. Kawasan Pantai Parangtritis (Parangtritis, Parangkusumo, Depok);

    b. Kawasan Pantai Samas (Pantai Samas, Pandansari, Patehan);

    c. Kawasan Pantai Pandansimo (Kuwaru, Pandansimo);

    d. Agrowisata Samas di Desa Srigading, Kecamatan Sanden;

    Hal ini juga dikuatkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul

    Nomor 18 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

    Daerah Tahun 2015-2025 yang membagi Kabupaten Bantul dalam 5

    (lima) Destinasi Pengembangan Pariwisata (DPD) salah satunya adalah

    DPD Segoro Kidul yang wilayahnya meliputi Kecamatan Kretek,

  • 7

    Kecamatan Sanden dan Kecamatan Srandakan. Sebagai pintu strategis

    DIY, maka hal ini menjadi tantangan besar bagi Kabupaten Bantul untuk

    mewujudkan wajah DIY yang menarik dengan mewujudkan kawasan

    selatan yang bersih, indah, rapi, aman dan nyaman.

    Potensi Kabupaten Bantul dalam pengembangan pariwisata

    sebenarnya sangat menjanjikan (prospektif), sebab Kabupaten Bantul

    memiliki destinasi yang cukup lengkap dengan memiliki daya tarik wisata

    baik berupa destinasi alam, buatan, sejarah, seni/budaya dan lain

    sebagainya. Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul saat ini setidaknya telah

    mencatat lebih dari 170 (seratus tujuh puluh) obyek wisata dan

    diproyeksikan lebih dari 50 (lima puluh) destinasi belum tercatat yang

    kesemuanya berpotensi untuk berkembang diantaranya berupa pantai yaitu

    :

  • 8

    TABEL 1.1

    DAFTAR NAMA OBYEK WISATA PANTAI DI BANTUL

    No Nama Obyek Lokasi

    1 Obyek Pantai

    1. Pantai Parangtritis Desa Parangtritis

    2. Pantai Parangendog Desa Parangtritis

    3. Pantai Parangkusumo Desa Parangtritis

    4. Pantai Cemoro Sewu Desa Parangtritis

    5. Pantai Pelangi Desa Parangtritis

    6. Pantai Depok Desa Parangtritis

    7. Pantai Baros Desa Tirtohargo

    8. Pantai Samas Desa Murtigading

    9. Pantai Pandansari Desa Murtigading

    10. Pantai Cangkring Desa Gadingsari

    11. Pantai Kuwaru Desa Poncosari

    12. Pantai Goa Cemara Desa Gadingsari

    13. Pantai Baru Desa Poncosari

    14. Pantai Pandansimo Desa Poncosari

    Sumber : Dinas Pariwisata Bantul 2019

    Selain destinasi pantai, Bantul juga memiliki destinasi alam berupa

    perbukitan seperti di kawasan Dlingo yang sedang terkenal (Puncak

    Becici, Puncak Mengger, Bukit Mungker, Bukit Panguk, Negeri Di Atas

    Awan dsb), sungai (Sungai Opak, Sungai Oya, Sungai Winongo dsb),

    kawasan hutan pinus (Pinus Asri, Seribu Batu, dll) serta keindahan alam

    lainya bahkan di Kabupaten Bantul juga memiliki gumuk pasir Barchan di

    wilayah Parangkusumo yang merupakan 1 (satu) diantara 2 (dua) yang ada

  • 9

    di dunia. Sedang dari budaya dan seni Bantul memiliki banyak ragam baik

    ketoprak, jathilan, dagelan, karawitan, merti dusun, merti kali, labuhan dan

    upacara adat lainya yang tentu memiliki kekhasan. Keragaman budaya ini

    melahirkan tidak kurang dari 2000 (dua ribu) kelompok seni/budaya yang

    sudah terdaftar di pemerintah (Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul)

    disamping masih ada ratusan kelompok lainya yang belum terdaftar.

    Bantul juga memiliki destinasi buatan (diantaranya Puri Water Park, Kids

    Fun dll) dan 7 (tujuh) museum juga melengkapi daya tarik yang ada di

    Bantul.

    Banyaknya daya tarik wisata yang ada di Bantul ini telah

    memantapkan bagi Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pariwisata

    Kabupaten Bantul untuk mendorong pariwisata berkualitas dunia.

    Sedangkan dalam hal pengelolaannya disamping mendorong partisipasi

    masyarakat untuk aktif dalam pariwisata (Pariwisata Berbasis Masyarakat)

    pemerintah daerah juga mengelola beberapa destinasi yaitu seluruh

    kawasan pantai dan 2 (dua) Goa (Selarong dan Cerme). Suburnya

    pariwisata yang berbasis masyarakat menjadikan pengembangan

    pariwisata harus melibatkan langsung masyarakat agar hasilnya langsung

    dinikmati masyarakat.

    Kabupaten Bantul yang luasnya 506 Km2 terdiri dari 17 (tujuh

    belas) kecamatan serta terbagi menjadi 75 (tujuh puluh lima) desa dengan

    jumlah dusun sebanyak 933 “sembilan ratus tigapuluh tiga” (2019:29).

    Dalam pertumbuhan desa wisata setidaknya saat ini telah terregrestrasi 38

  • 10

    (tiga puluh delapan) desa wisata. Disamping itu ada 5 (lima) desa wisata

    rintisan yang sudah melaporkan untuk dapat disahkan serta beberapa yang

    mulai membuka kegiatan wisata. Hasil pembangunan pariwisata yang

    pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan setidaknya telah mendorong

    masyarakat untuk kreatif menuangkan ide-ide baru. Dengan melakukan

    upaya pelestarian budaya dan alam serta dibarengi dengan inovasi secara

    tepat maka pariwisata akan berkembang secara cepat.

    Sebelum Pantai Parangtritis terkenal, di Kabupaten Bantul

    sebenarnya sekitar pada tahun 1985 telah dibuka obyek wisata pantai

    Samas oleh pemerintah daerah. Pantai ini terletak 11 km arah selatan dari

    kota Bantul tepatnya di wilayah Desa Srigading, Kecamatan Sanden,

    Kabupaten Bantul. Sekalipun kondisinya belum begitu elok namun

    sebagai obyek wisata pantai pertama ternyata mampu memiliki daya pikat

    bagi wisatawan untuk berkunjung sehingga nama Samas merupakan

    singkatan dari Samodera Emas karena diharapkan menjadi salah satu

    sumber pergerakan ekonomi menuju kesejahteraan bagi masyarakat.

    Dengan ombak besar yang menjadi ciri khasnya serta hamparan pasir yang

    luas ternyata membawa nuansa indah pada masa itu. Kunjungan

    wisatawanpun berangsur angsur mulai meningkat dari angka ratusan bisa

    menjadi ribuan khususnya untuk hari libur. Jumlah tersebut tentunya

    cukup banyak untuk kunjungan wisata pada masa itu.

    Sebagai pantai yang pertama mendapatkan perhatian pemerintah,

    Samas perkembangannya cukup menggembirakan. Samas mulai surut

  • 11

    ketika dikawasan Kretek Bantul pada tahun 1989 di bangun jembatan

    Kretek diatas Sungai Opak. Akses yang mudah menuju kawasan pantai

    Parangtritis ini secara berangsung menjadi primadona baru. Pantai yang

    didukung pemandangan elok, pada sisi timur terdapat tebing perbukitan

    (tebing watu gupit) ditambah ada sumber air panas alam (parang wedang),

    situs sejarah petilasan tempat meditasi panembahan senopati (Watu Gilang

    di Parangskusumo) serta situs lainya (syekh Bela Belu dan Syekh

    Maulana Maghribi) di sisi utara serta disisi barat daya sekitar 1 km

    terdapat gumuk pasir Barchan yang sangat indah sehingga menjadi daya

    pikat tambahan bagi wisatawan pantai Parangtritis. Kehadiran destinasi

    baru yang lebih memikat inilah yang merupakan salah satu sebab

    merosotnya pesona pantai Samas sehingga semakin lama semakin sepi

    pengunjung.

    Sepinya pengunjung ternyata tidak disikapi oleh Pemerintah

    Daerah, Pemerintah Kecamatan maupun Pemerintah Desa Srigading dan

    masyarakat sekitar untuk berbenah bahkan terkesan pasrah. Sebenarnya

    pantai yang sepi ini justru memberikan daya tarik tersendiri bagi

    wisatawan dikalangan remaja, sayangnya deburan ombak yang keras serta

    hamparan pasir yang luas ternyata mulai banyak disalah gunakan oleh

    para pendatang untuk kegiatan asusila. Lambatnya penanganan yang

    terkesan terjadi pembiaran oleh pihak-pihak berwenang pada akhirnya

    justru dimanfaatkan oknum tertentu sebagai tempat praktek prostitusi.

    Memasuki tahun 1990 terasa lengkap sudah nama Samas menjadi semakin

  • 12

    tenggelam, masyarakat yang tadinya mengelola Pantai beralih profesi

    dengan mulai membuka pertanian lahan pasir dan meninggalkan Samas

    ( Samodera Emas ) sebagai destinasi wisata yang menyenangkan.

    Melihat Samas yang demikian suram, sebenarnya Pemerintah

    Daerah mulai tahun 2002 bersama masyarakat mulai berupaya untuk

    melakukan berbagai pembenahan obyek wisata Pantai Samas. Dalam

    upaya untuk menarik wisatawan, pemerintah juga mendorong kegiatan

    Forum Konservasi Penyu Bantul (FKPB) yang beranggotakan para

    nelayan di Pantai Samas untuk melestarikan penyu dengan cara setiap

    bulan Juli-September memindahkan telur-telur penyu ketempat penetasan

    dan setelah menjadi tukik lalu dilepaskan ke laut. Disamping hal tersebut,

    keberadaan laguna Pengklik (samping timur Pantai Samas) juga

    dikembangkan sebagai pusat kuliner, pembangunan amphy teater untuk

    pentas/atraksi dan lain sebagainya. Upaya tersebut ternyata tidaklah mulus

    mampu mengundang wisatawan bahkan cenderung gagal dikarenakan

    stigma prostitusi yang masih melekat. Upaya pembenahan yang tak

    kunjung membuahkan hasil ini menyebabkan Obyek Wisata Pantai Samas

    semakin surut tanpa pengharapan.

    Memasuki tahun 2008, Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul

    mendorong pengembangan dengan membuka pantai diwilayah barat

    Pantai Samas, seperti Pantai Kuwaru (desa Gadingsari) diikuti tahun 2010

    Pantai Goa Cemara (Desa Gadingsari) dan berikutnya Pantai Baru ( Desa

    Poncosari). Pertumbuhan destinasi pantai baru di kawasan barat Pantai

  • 13

    Samas ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga

    kawasan Pantai Samas mulai ramai kembali.

    Tabel 1.2

    DATA KUNJUNGAN WISATA 2012 - 2018

    YANG MELEWATI TPR SAMAS 7 (TUJUH) TAHUN TERAKHIR

    No Tahun Jumlah Pengunjung

    1 2012 51.900

    2 2013 59.620

    3 2014 60.650

    4 2015 140.850

    5 2016 247.293

    6 2017 380.717

    7 2018 454.850

    Sumber data : Dinas Pariwisata Bantul 2019

    Seiring dengan setiap tahun semakin bertambahnya pengunjung

    pada pintu gerbang obyek wisata Pantai Samas, maka kondisi ini

    berdampak pada pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat di sekitar

    kawasan obyek wisata. Kondisi ini pada akhirnya membuat kesadaran bagi

    tokoh masyarakat, pemerintah setempat da warga Srigading untuk

    mengembalikan Pantai Samas pada masa keemasan. Diawali dengan

    upaya pendekatan untuk meniadakan prostitusi kepada pelaku dan

    germonya, sampai pada gerakan deklarasi bebas prostitusi dan bebas miras

    pada tahun 2014 berlanjut dengan berbagai langkah untuk meniadakan

    praktek-praktek prostitusi. Pada puncaknya pada tahun 2017 benar-benar

  • 14

    dilakukan kegiatan operasi pembersihan yang melibatkan berbagai

    organisasi masyarakat dan keagamaan, pihak-pihak terkait dan secara

    kontinue dilakukan kegiatan keagamaan secara rutin pada akhirnya secara

    berangsur mampu menghilangkan prostitusi di Pantai Samas.

    Menghilangkan stigma negatif yang ada ternyata perlu proses yang

    tidak mudah. Melalui koordinasi dengan berbagai pihak termasuk

    komitmen Dinas Pariwisata untuk mendorong kembalinya kejayaan Pantai

    Samas, pada tahun 2019 ini telah disiapkan rencana pembangunan joglo

    untuk kegiatan sosial keagamaan ditandai dengan atap berbentuk limasan

    dengan harapan kembali kepada masa keemasan

    Untuk mengembalikan Pantai Samas sebagai salah satu obyek

    wisata andalan di Kabupaten Bantul ternyata bukan hal yang mudah.

    Lamanya kondisi Pantai Samas yang tidak terkelola secara baik

    mengakibatkan banyak kendala ketika upaya pembenahan ini dilakukan.

    Beberapa kendala yang menjadi hambatan diantaranya adalah :

    1. Masih adanya stigma negatif bahwa Obyek Wisata Pantai

    Samas merupakan pantai yang berbau mesum/praktek

    prostitusi.

    2. Sarana prasarana pendukung aktivitas wisata yang relative

    sangat terbatas.

    3. Keberadaan hilir sungai opak yang pada musim penghujan

    mengakibatkan sampah sungai masuk ke laut dan dibawa

    ombak terdampar ke pantai Samas.

  • 15

    Sekalipun bukan sebuah upaya yang mudah, akan tetapi pemulihan

    Obyek Wisata Pantai Samas telah mendorong berbagai pihak untuk

    selalu berusaha secara maksimal. Hal ini perlu terus menerus

    dilakukan mengingat Obyek Wisata Pantai Samas memiliki potensi

    yang kuat untuk bisa dikembangkan.

    B. Fokus Penelitian

    1. Peluang pengembangan obyek wisata Pantai Samas

    2. Program Pengembangan obyek wisata Pantai Samas

    3. Hambatan dan ancaman terhadap pengembangan obyek wisata Pantai

    Samas

    C. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana prospek pengembangan obyek wisata Pantai Samas

    2. Bagaimana pelaksanaan program pengembangan obyek wisata Pantai

    Samas

    3. Apa hambatan dan ancaman dalam pengembangan obyek wisata Pantai

    Samas

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini adalah :

    1. Untuk mendiskripsikan tentang potensi obyek wisata Pantai Samas

    2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan program pengembangan obyek

    wisata Pantai Samas

    3. Untuk mendiskripsikan hambatan dan ancaman dalam pengembangan

    Pantai Samas

  • 16

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan hasil kajian

    ilmiah di bidang kepariwisataan khususnya dalam pengembangan

    Obyek Wisata Pantai Samas

    2. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

    pihak yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya :

    a) Sebagai masukan bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul dalam

    upaya mengembangkan Obyek Wisata Pantai Samas menuju cita-

    cita kembali pada masa keemasan

    b) Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak terkait lainya baik dalam

    upaya mengembangkan Obyek Wisata Pantai Samas maupun

    pihak-pihak yang ingin melihat Obyek Wisata Pantai Samas

    dengan sudut pandang/sisi yang berbeda

    E. Kerangka Konseptual

    1. Pengertian Pariwisata

    Pariwisata sebenarnya bukanlah fenomena baru di dunia.

    Menurut Spinllane (1985:9) pariwisata sudah ada sejak dimulainya

    peradaban manusia dengan ditandai oleh adanya pergerakan penduduk

    yang melakukan ziarah dan perjalanan agama. Mereka menyadari

    bahwa pariwisata merupakan agen perubahan yang mempunyai

  • 17

    kekuatan besar dan dasyat, namun kajian aspek sosial budaya dari

    kepariwisataan relative tertinggal (Pitana,1994).

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pariwiata;

    Pelancongan; Turisme adalah kegiatan yang berhubungan dengan

    perjalanan untuk rekreasi.

    Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang

    Kepariwisataan, Pariwisata adalah "Berbagai macam kegiatan wisata

    dan didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat

    setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan

    penhgusaha"

    Menurut WTO atau World Tourism Organization, Pariwisata

    adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di

    daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya.

    Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain,

    bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai

    usaha mencari keseimbangan atau keserasiaan dan kebahagiaan

    dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu

    (Kodhiyat 1998). Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan

    orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat

    ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu

    perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari

    nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk

  • 18

    menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi

    keinginan yang beraneka ragam (Richard Sihite)

    Menurut Prof. Salah Wahab (1975) Pariwisata adalah salah

    satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan

    ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,

    standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.

    Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi

    industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan

    cinderamata, penginapan dan transportasi.

    Dengan demikian pariwisata dapat didefinisikan sebagai

    rangkaian kegiatan yang dilakukan manusia baik secara perorangan

    maupun berkelompok di dalam wilayah negara sendiri atau di negara

    lain dengan menggunakan jasa dan faktor penunjang lainnya yang

    diadakan pemerintah, badan usaha dan masyarakat (Namichan,

    2019:16).

    Dengan beberapa definisi tersebut, maka pariwisata dari

    waktu ke waktu mengalami perubahan nilai, diantaranya dikarenakan

    adanya perkembangan peradaban maupun karena kemajuan teknologi.

    Mensikapi hal ini maka tentunya dalam melakukan pengelolaan

    pariwisata harus dapat mengikuti perkembangan sesuai selera

    wisatawan. Pariwisata dalam pengembanganya juga memerlukan

    penanganan bersma baik oleh masyarakat, swasta maupun pemerintah.

  • 19

    2. Pengembangan Kepariwisataan

    Ada beberapa pendapat para ahli tentang arti dari

    pengembangan itu sendiri. Menurut Paturusi (2001) mengungkapkan

    bahwa pengembangan adalah suatu strategi yang dipergunakan untuk

    memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan

    suatu objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi

    wisatawan serta mampu memberikan manfaat bagi masyarakat

    disekitar objek dan daya tarik wisata maupun bagi pemerintah.

    Selanjutnya Suwantoro (1997:120) pengembangan bertujuan untuk

    mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang

    dan bertahap. Sedangkan Poerwadarminta (2002:474). Lebih

    menekankan kepada suatu proses atau suatu cara menjadikan sesuatu

    menjadi maju, baik sempurna dan berguna.

    Disamping itu pengembangan pariwisata bertujuan untuk

    memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun komunitas tuan

    rumah. Dengan adanya pembangunan pariwisata diharapkan mampu

    meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui keuntungan secara

    ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut. Dengan kata lain

    pengembangan pariwisata melalui penyediaan fasilitas infrastruktur,

    wisatawan dan penduduk setempat akan saling diuntungkan.

    Pengembangan tersebut hendaknya sangat memperhatikan berbagai

    aspek, seperti ; aspek budaya, sejarah dan ekonomi daerah tujuan

    wisata. Pada dasarnya pengembangan pariwisata dilakukan untuk

  • 20

    memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan permasalahan (Mill,

    2000: 168) Pengembangan pariwisata secara mendasar memperhatikan

    beberapa konsep seperti : (1) Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan,

    (2) Pembangunan Wilayah Terpadu dan Pengembangan Produk

    Wisata; (3) Pembangunan Ekonomi Pariwisata; serta (4)

    Pengembangan Lingkungan (Batmanlussy:2017). Sedangkan menurut

    Gamal Suwantoro pengembangan adalah memajukan dan

    memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada bertujuan

    untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas,

    seimbang dan bertahap. Menurut Gamal Suwantoro (1997:56) Sapta

    kebijaksanaan pengembangan pariwisata didalam bukunya yaitu:

    1. Promosi

    2. Aksebilitas

    3. Kawasan pariwisata

    4. Wisata bahari

    5. Produk wisata

    6. Sumber daya manusia

    7. Kampanye nasional sadar wisata

    Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk

    menarik minat pengunjung, hal yang perlu diperhatikan dalam

    pengembangan pariwisata adalah (Yoeti, 1987:2-3) :

    1.Wisatawan

    2.Transportasi

  • 21

    3.Atraksi / Obyek Wisata

    4.Fasilitas Pelayanan

    5.Informasi dan Promosi

    Menurut Spillane (1994:132) ada beberapa elemen dalam

    menentukan hubungan pariwisata dengan pembangunan ekonomi,

    yaitu: (a) jenis pariwisata, (b) struktur ekonomi nasional, (c) hubungan

    antara perpindahan modal dan migrasi tenaga kerja. Secara luas

    pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi

    dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan usaha

    pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik

    (Spillane, 1994:14).

    Dengan beberapa pengertian tersebut, maka perlu adanya

    keterlibatan/partisipasi dari semua pihak baik masyarakat, pemerintah

    maupun swasta termasuk para akademisi untuk membuat strategi yang

    tepat untuk mengembangkan pariwisata. Pengembangan pada era

    sekarang juga tidak memungkinkan untuk meninggalkan kemajuan

    teknologi, oleh karenanya upaya yang dilakukan harus secara

    komprehensif mampu menggerakkan semua pihak maupun semua

    sektor.

    3. Obyek Wisata

    Menurut Gamal Suwantoro (1997 : 19) obyek wisata adalah

    merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke

    suatu daerah tujuan wisata. Dalam kedudukannya yang sangat

  • 22

    menentukan tersebut maka daya tarik wisata harus dirancang dan

    dibangun serta dikelola secara profesional sehingga dapat menarik

    wisatawan untuk datang.

    Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki

    keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keaneka ragaman kekayaan

    alam buadaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau

    tujuan daerah wisatawan. Daerah tujuan wisata atau Destinasi

    parawisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau

    lebih wilaya administrasi yang dalamnya terdapat daya tarik wisata.

    Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdarasr hal-

    hal sebagai berikut :

    a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,

    nyaman dan bersih.

    b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

    c. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

    d. Adanya sarana/prasarana penunjang yang melayani wisatawan yang

    hadir.

    e. Untuk obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi karena

    memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-

    upacara adat, nilai yang terkandung dalam suatu obyek buah karya

    manusia pada masa lampau. Menurut Yoeti ( 1996 : 60) obyek

    wisata adalah suatu yang dapat dilihat tanpa harus dipersiapkan

    terlebih dahulu seperti pantai, danau, candi, monumen, gunung,

  • 23

    pemandangan laut dan lain-lain.

    Adapun hal yang menarik orang untuk berkunjung ketempat

    wisata adalah :

    a. Benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural

    amenities) misal iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan, flora

    dan fauna dan pusat kesehatan.

    b. Hasil ciptaan manusia (man made supply) misal benda-benda yang

    bersejarah, monument bersejarah dan sisa peradaban pada masa

    lampau, museum, acara tradisional dan rumah-rumah ibadah.

    c. Tata cara hidup masyarakat, misal bagaimana kebiasaan hidupnya

    dan adat istiadatnya (Yoety, 1996 ; 176)

    Gamal Suwantoro (1997 : 19) menjelaskan pengusahaan

    obyek dan daya tarik wisata dikelompokkan kedalam tiga kelompok :

    a. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam

    b. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya.

    c. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus.

    Berdasarkan kondisi obyek wisata yang ada di Pantai Samas,

    maka sebenarnya relatif menuimpan potensi yang cuku banyak

    baik alam pantai, budaya (ada labuhan Maheso Suro dan sedekah

    laut) dan minat khusus (mancing).

    Objek wisata merupakan suatu perwujudan dari ciptaan

    manusia, tata hidup seni budaya serta sejarah bangsa, dan tempat atau

    keadaan alam ciptaan Tuhan yang mempunyai daya tarik yang

  • 24

    dikunjungi (Effendi. 2015). Lebih lanjut Effendi (2015)

    mengungkapkan bahwa objek wisata juga dapat berupa bangunan

    sejarah, dan seni budaya selain dari perilaku dan adat istiadat

    setempat.

    Obyek Wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah

    tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang

    berkunjung ke tempat tersebut. Menurut SK. MENPARPOSTEL No.:

    KM. 98 / PW.102 / MPPT-87, Obyek Wisata adalah semua tempat

    atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun

    dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan

    sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan(2019:290.

    Dengan memperhatikan beberapa pengertian tersebut, maka

    obyek wisata dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mampu

    menjadi daya tarik orang untuk datang kesuatu tempat dalam

    melaksanakan perjalanan wisata. Dengan demikian mengenali potensi

    yang unik, langka, khusus/khas dan juga bernilai akan disuatu tempat

    akan menjadikan bertumbuhnya suatau destinasi wisata.

    4. Wisata Pantai

    Pantai adalah perbatasan antara daratan dan laut, sedangkan

    laut adalah kumpulan air dalam jumlah banyak yang membagi daratan

    atas benua-benua dan pulau-pulau. Pantai merupakan “lokasi” yang

    menjadi batas antara daratan dan lautan (Dahuri. 199). Lebih lanjut

    Dahuri mengatakan bentuk-bentuk pantai berbeda-beda. Hal ini

  • 25

    disebabkan oleh perbedaan proses yang ada di lokasi tersebut seperti

    pengikisan, pengangkutan dan pengendapan yang disebabkan karena

    adanya gelombang, arus dan angin yang berlangsung secara terus

    menerus sehingga membentuk daerah pantai.

    Menurut Yoeti (2006) Obyek wisata pantai adalah elemen

    fisik dari pantai yang dapat dijadikan lokasi untuk melakukan kegiatan

    wisata, obyek tersebut yaitu (i) pantai merupakan daerah transisi

    antara daratan dan lautan, (ii) permukaan laut, terdapatnya ombak dan

    angin sehingga permukaan tersebut memiliki potensi yang berguna

    dan bersifat rekreatif, dan (iii) Daratan sekitar pantai, merupakan

    daerah pendukung terhadap keadaan pantai, yang berfungsi sebagai

    tempat rekreasi dan olah raga darat yang membuat para pengunjung

    akan lebih lama menikmatinya (Fatimah:2019).

    Pantai adalah suatu barisan sedimen atau endapan yang

    muncul mulai dari garis air terendah sampai ke tebing atau sampai ke

    zona dengan tumbuhan permanen. Pantai memiliki bentuk dan

    diantaranya yaitu berikut ini:

    1. Spit, yaitu pantai yang salah satu ujungnya bersambung dengan

    daratan.

    2. Baymouth, yaitu bukit endapan pada pantai yang memotong teluk

    dengan lautan.

    3. Tambolo, yaitu bukit endapan pada pantai yang menghubungkan

    pulau dengan pulau utama.

    Pantai merupakan bagian daratan yang terdekat dengan laut.

    Garis pantai adalah garis batas antara laut dengan darat. Pesisir adalah

    bagian daratan yang tergenang oleh air laut ketika pasang naik dan

    kering ketika pasang surutWilayah pesisir/pantai adalah suatu hal

  • 26

    yang lebarnya bervariasi, yang mencakup tepi laut (shore) yang

    meluas kearah daratan hingga batas pengaruh marin masih dirasakan

    (Bird, 1969 dalam Sutikno,1999) (2013:11).

    Beberapa istilah tentang kepantaian yang diiginkan adalah

    sebagai berikut :

    Pantai adalah daerah perbatasan antara daratan dan lautan

    yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah

    (Setyandito,2012) . Daerah pantai (shore area) merupakan salah satu

    kawasan hunian atau tempat tinggal yang penting di dunia bagi

    manusia dengan segala macam aktivitasnya. Pantai memberi peranan

    penting dalam memajukan berbagai sektor termasuk dibidang

    perekonomian dan distribusi oleh adanya pelabuhan – pelabuhan.

    F. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Berdasarkan topik penelitian yang dipilih penyusun tentang Pengembangan

    Obyek Wisata Pantai Samas ( Studi Kasus di Dinas Pariwisata Kabupaten

    Bantul , maka paradigma penelittian yang digunakan adalah jenis penelitian

    kualitatif deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam pencarian

    fakta status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi suatu sitem

    pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interprestasi

    yang tepat (Sedarmayanti dan Hidayat 2011 : 33 ). Dalam hal ini peneliti

    mendiskripsikan tentang pengembangan obyek wisata Pantai Samas.

  • 27

    Menurut Sugiyono (2010 : 15) metode kualitatif adalah metode

    penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah

    (sebagai lawannya eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen

    kunci. Sedangkan menurut (Patton), metode kualitatif adalah untuk

    memahami fenomena yang sedang terjadi secara alamiah (natural) dalam

    keadaan yang sedang terjadi secara alamiah (Ahmadi 2014 : 15-16). Konsep

    ini lenih menekankan pentingnya sifat data yang diperoleh oleh peneliti

    kualitatif, yakni data alamiah. Data alamiah ini utamanya diperoleh dari

    hasil ungkapan langsung dari subyek peneliti. Karena itu dalam penelitian

    kualitatif peneliti kualitatif peneliti hanya mengembangkan konsep dan

    menghimpun fakta namun tidak melakukan uji hipotesis. Peneliti hanya

    mendiskripsikan obyek penelitian sebagaimana adanya. Dengan data-data

    dan fakta yang ada diharapkan akan diperoleh gambaran yang jelas

    mengenai pengembangan obyek wisata Pantai Samas.

    2. Unit Analisis

    Penelitian dilakukan pada bulan April 2019. Subyek penelitian

    adalah orang yang dikenai penelitian secara langsung. Dalam penelitian ini

    yaitu:

    1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

    2. Kepala Desa Srigading, Sanden, Bantul

    3. Maysarakat dan pelaku wisata Pantai Samas

  • 28

    Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

    primer merupakan data yang didapat secara langsung dari lapangan

    sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari dokumen tertulis

    dari Dinas Pariwisata Bantul, Pemerintah Desa Srigading maupun Pengelola

    obyek wisata Pantai Samas.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari observasi,

    wawancara dan dokumentasi.

    a. Observasi

    Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

    fenomena-fenomena yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan

    terhadap aktifitas pemerintah daerah, pemerintah desa maupun pelaku

    usaha dilapangan terkait kegiatan yang dilaksanakan di obyek wisata

    Pantai Samas

    b. Wawancara atau interview

    Wawancara atau interview merupakan cara pengumpulan data melalui

    pembicaraan secara langsung antara pewawancara dengan narasumber

    atau antara peneliti dengan informan yang ada kaitanya dengan

    permasalahan yang diangkat.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara menyalin data-data yang ada hubungannya dengan

  • 29

    penelitian yang dilakukan. Data tersebut dapat diperoleh dari buku

    laporan aktifitas dan kunjungan wisata terkait dengan judul.

    4. Teknik Analisis Data

    Untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang obyek penelitian ini,

    peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data yang

    diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan pencatatan di lapangan

    selanjutnya diolah, diinterpretasikan dengan memfokuskan penajaman

    makna yang di deskripsikan dalam bentuk kata-kata daripada angka-

    angka sejauh mungkin dalam bentuk aslinya (Moleong, 2002 : 6).

    Oleh karena itu seperti pada penelitian-penelitian kualitatif lainnya,

    penelitian ini menggunakan langkah-langkah yang masih bersifat

    umum yakni (1) reduksi data (2) disply data (3) mengambil kesimpulan

    dan verifikasi ( Nasution, 1998 : 129). Untuk lebih jelasnya, masing-

    masing tahap dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut :

    (a) Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

    perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan data kasar dan

    transformasi data kasar yang muncul dari catatan penulis. Reduksi

    data didasarkan pada kategorisasi yang dipilih guna menjawab

    permasalahan yang diangkat. Data dibagi dalam 3 (tiga) kategori

    yaitu :

    1. Data jumlah kunjungan wisata

    2. Data kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Srigading

    3. Data kegiatan yang dilakukan Dinas Pariwisata Bantul

  • 30

    (b) Display data yaitu penyajian yang terkumpul dalam bentuk matrik

    atau uraian yang memberi kemungkinan adanya penarikan

    kesimpulan dan pengambilan tindakan.

    (c) Penarikan kesimpulan/verifikasi, yaitu mencari makna data yang

    dikumpulkan, mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan,

    konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan

    proposisi. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

    berlangsung.

  • 31

    BAB II

    PROFIL DINAS PARIWISATA KABUPATEN BANTUL

    A. Selayang Pandang Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

    Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul merupakan salah satu perangkat

    daerah Pemerintah Kabupaten Bantul, yang pembentukannya tertuang dalam

    Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 tahun 2016 tentang Pembentukan

    Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul.

    Berdasarkan peraturan tersebut, maka Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul yang

    sebelumnya tergabung dalam Dinas Kebudayaan dan Pariwisata secara efektif

    sejak tahun 2017 berdiri menjadi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tersendiri.

    Sedangkan bila dikaitkan dengan pelaksanaan urusan/kewenangan mengacu

    pada Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 9 Tahun 2016 tentang

    Kewenangan dan Urusan Kabupaten Bantul, maka Dinas Pariwisata mengampu

    urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan

    bidang Pariwisata.

    Pemisahan urusan pariwisata dengan kebudayaan menjadi dinas

    tersendiri tentu memiliki pertimbangan yang cukup kuat, sebab disamping

    potensi dan penanganan pariwisata dan budaya sangatlah komplek, yang

    menjadi tidak kalah penting adalah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

    memiliki alokasi dana keistimewan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan

    pengembangan budaya maupun pariwisata, sehingga perlu penanganan lebih

    baik lagi agar karakteristiknya dapat dikembangkan secara maksimal.

  • 32

    B. Visi Dan Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

    Visi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul adalah :

    "Terciptanya Bantul sebagai Destinasi Pariwisata Utama Indonesia Yang

    Bernuansa Harmoni Alam Untuk Kesejahteraan Masyarakat “

    Visi ini setidaknya merupakan acuan yang mampu memberikan arah

    pengembangan pariwisata di masa selanjutnya. Kemajuan teknologi dan

    kreatifitas harus di kedepankan tentu sangat dibutuhkan, akan tetapi tidak

    meninggalkan keaslian potensi alam, seni, budaya maupun adat istiadat dalam

    masyarakat di DIY khususnya di Kabupaten Bantul.

    Adapun untuk mencapai Visi tersebut, maka Dinas Pariwisata

    Kabupaten Bantul mempunyai misi sebagai berikut :

    Misi 1 :

    Mengembangkan pariwisata yang berbasis pada karakter lokal, alam, dan minat

    khusus yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan berorientasi pada

    pemberdayaan masyarakat.

    Misi 2 :

    Meningkatkan profesionalisme pelayanan pariwisata melalui peningkatan

    kualitas kelembagaan, manajemen, dan sumber daya manusia.

    Misi 3 :

    Mengembangkan pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul dan

    bertanggungjawab untuk meningkatkan kunjungan dan lama tinggal wisata.

  • 33

    C. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

    Adapun struktur organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul adalah

    sebagai berikut:

    1. Kepala Dinas

    2. Sekretariat, yang dipimpin oleh Sekretaris terdiri atas :

    a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

    b. Sub Bagian Program, Keuangan dan Aset.

    3. Bidang Pengembangan Destinasi, yang dipimpin oleh Kepala Bidang terdiri

    atas :

    a. Seksi Obyek Daya Tarik Wisata;

    b. Seksi Sarana Prasarana dan Usaha Jasa Pariwisata.

    4. Bidang Pengembangan Kapasitas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang

    dipimpin oleh Kepala Bidang terdiri atas :

    a. Seksi Sumber Daya Manusia;

    b. Seksi Kelembagaan Pariwisata.

    5. Bidang Pemasaran, yang dipimpin oleh Kepala Bidang terdiri atas :

    a. Seksi Analisis Pasar dan Kerjasama;

    b. Seksi Promosi dan Pelayanan Informasi Wisata.

    6. Unit Pelaksana Teknis;

    7. Kelompok Jabatan Fungsional.

  • 34

    Adapun secara ringkas gambaran dan bagan struktur organisasi

    Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul dapat di lihat pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

    D. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

    Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 126 tahun 2016 tentang

    kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas

    Pariwisata Kabupaten Bantul, maka mempunyai fungsi sebagai:

    1. Perumusan kebijakan bidang pariwisata;

    2. Pelaksanaan kebijakan bidang pariwisata;

    3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pariwisata;

    4. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

    5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

    fungsinya.

  • 35

    Adapun berdasarkan Peraturan Bupati Bantul Nomor 126 Tahun 2016

    Tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja

    Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, maka tugas Dinas Pariwisata Kabupaten

    Bantul adalah sebagai berikut :

    1. Kepala Dinas mempunyai tugas :

    b. Memimpin penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas sesuai ketentuan

    perundang-undangan yang berlaku;

    c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    2. Sekretaris Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan kesekretariatan dan

    pengkoordinasian pelaksanaan tugas satuan organisasi di lingkungan Dinas

    Pariwisata, sedangkan Sekretaris menjalankan fungsi sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Sekretariat;

    b. Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;

    c. Pemberian dukungan administrasi yang meliputi kepegawaian,

    ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, hukum,

    organisasi dan tata laksana, hubungan masyarakat, kearsipan, dan

    dokumentasi;

    d. Pengelolaan barang milik daerah;

    e. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas satuan organisasi di lingkungan

    Dinas Pariwisata;

    f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan

    fungsi Dinas Pariwisata;

  • 36

    g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan

    fungsi Sekretariat; dan

    h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

    3. Sub Bagian Program, Keuangan dan Aset mempunyai tugas menyiapkan

    bahan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan perencanaan dan

    evaluasi, serta penatausahaan keuangan dan barang milik daerah, sedangkan

    Sub Bagian Program, Keuangan dan Aset menyelenggarakan fungsinya

    sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian;

    b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis urusan perencanaan dan

    evaluasi;

    c. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana strategis;

    d. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan perencanaan kegiatan dan

    anggaran;

    e. Penyiapan, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi;

    f. Penyiapan bahan penyusunan laporan program dan kegiatan;

    g. Penyiapan dan pelaksanaan penatausahaan keuangan;

    h. Penyiapan dan pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah;

    i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas dan fungsi Sub

    Bagian; dan

    j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

  • 37

    4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan bahan

    perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan umum dan

    kepegawaian dan menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian:

    b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis urusan umum dan

    kepegawaian;

    c. Penyiapan dan pelaksanaan urusan tata usaha;

    d. Penyiapan dan pelaksanaan urusan kepegawaian;

    e. Penyiapan dan pelaksanaan urusan rumah tangga;

    f. Penyiapan dan pelaksanaan urusan tata persuratan dan kearsipan;

    g. Penyiapan dan pelaksanaan urusan kerjasama dan kehumasan;

    h. Penyiapan dan pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan tata laksana;

    i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas dan fungsi Sub

    Bagian; dan

    j. Pelaksanan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    5. Bidang Pengembangan Destinasi mempunyai tugas melaksanakan

    perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan obyek dan

    daya tarik wisata, serta sarana dan prasarana dan jasa usaha pariwisata

    menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Bidang;

    b. Perumusan kebijakan bidang pengembangan obyek dan daya tarik wisata,

    serta sarana prasarana dan jasa usaha pariwisata;

  • 38

    c. Pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan obyek dan daya tarik

    wisata, serta sarana prasarana dan jasa usaha pariwisata;

    d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang pengembangan obyek

    dan daya tarik wisata, serta sarana prasarana dan jasa usaha pariwisata;

    e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang pengembangan

    obyek dan daya tarik wisata, serta sarana prasarana dan jasa usaha

    pariwisata;

    f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi

    Bidang; dan

    g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

    6. Seksi Obyek Daya Tarik Wisata mempunyai tugas menyiapkan bahan

    perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan obyek dan

    daya tarik wisata serta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja seksi;

    b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang pengembangan obyek dan

    daya tarik wisata;

    c. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan obyek

    dan daya tarik wisata;

    d. Pelaksanaan pendataan dan identifikasi kondisi potensi pariwisata;

    e. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan destinasi pariwisata;

    f.Pelaksanaan sinergitas pengembangan daya tarik wisata secara terpadu

    dengan stakeholder pariwisata dan instansi terkait;

  • 39

    g. Fasilitasi pengembangan event kepariwisataan;

    h. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang

    pengembangan obyek dan daya tarik wisata;

    i.Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang pengembangan

    obyek dan daya tarik wisata;

    j.Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi Seksi;

    dan

    k. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    7. Seksi Sarana Prasarana dan Usaha Jasa Pariwisata mempunyai tugas

    menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang prasarana

    dan usaha jasa pariwisata serta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Seksi;

    b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang sarana prasarana dan usaha

    jasa pariwisata;

    c. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang sarana prasarana dan

    usaha jasa pariwisata

    d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman penataan kawasan pariwisata;

    e. Penyiapan bahan perencanaan fasilitasi sarana dan prasarana pariwisata;

    f. Penyiapan dan penyusunan data usaha dan investasi sarana dan prasarana

    pariwisata;

    g. Pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan sarana prasarana dan usaha jasa

    pariwisata;

  • 40

    h. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang

    pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia bidang

    kepariwisataan;

    i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang pengembangan

    dan pembinaan sumber daya manusia bidang kepariwisataan;

    j. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi Seksi;

    dan

    k. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

    dengan tugas dan fungsinya..

    8. Bidang Pengembangan Kapasitas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

    bidang pengembangan kapasitas sumberdaya manusia, kelembagaan

    kepariwisataan dan ekonomi kreatif serta menyelenggarakan fungsi sebagai

    berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Bidang;

    b. Perumusan kebijakan bidang pengembangan kapasitas sumberdaya

    manusia, kelembagaan kepariwisataan dan ekonomi kreatif;

    c. Pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan kapasitas sumberdaya

    manusia, kelembagaan kepariwisataan dan ekonomi kreatif;

    d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang pengembangan

    kapasitas sumberdaya manusia, kelembagaan kepariwisataan dan

    ekonomi kreatif;

    e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang pengembangan

  • 41

    kapasitas sumberdaya manusia, kelembagaan kepariwisataan dan

    ekonomi kreatif;

    f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi

    Bidang; dan

    g. Pelaksanan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

    9. Seksi Sumber Daya Manusia mempunyai tugas menyiapkan bahan

    perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan dan

    pembinaan sumber daya manusia bidang kepariwisataan serta

    menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Seksi;

    b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang pengembangan dan

    pembinaan sumber daya manusia bidang kepariwisataan;

    c. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan dan

    pembinaan sumber daya manusia bidang kepariwisataan;

    d. Penyusunan analisis potensi sumber daya manusia bidang kepariwisataan;

    e. Pelaksanaan pembinaan dan pelatihan sumber daya manusia bidang

    kepariwisataan;

    f. Penyiapan bahan penyusunan pedoman standar kompetensi bidang

    kepariwisataan;

    g. Fasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi sumber daya manusia bidang

    kepariwisataan;

    h. Peningkatan kualitas masyarakat dalam mendukung pariwisata;

  • 42

    i. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang kepariwisataan;

    j. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang

    pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia bidang

    kepariwisataan;

    k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang pengembangan

    dan pembinaan sumber daya manusia bidang kepariwisataan;

    l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi Seksi;

    dan

    m. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    10. Seksi Kelembagaan Pariwisata mempunyai tugas menyiapkan bahan

    perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang kelembagaan pariwisata serta

    menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja seksi;

    b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang kelembagaan

    kepariwisataan;

    c. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang kelembagaan

    kepariwisataan;

    d. Pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen kelembagaan

    kepariwisataan;

    e. Pelaksanaan pengembangan ekonomi kreatif;

    f. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang

    kelembagaan kepariwisataan;

  • 43

    g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang kelembagaan

    kepariwisataan;

    h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi Seksi;

    dan

    i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    11. Bidang Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

    pelaksanaan kebijakan bidang analisis pasar, kerjasama, promosi, dan

    pelayanan informasi pariwisata serta menyelenggarakan fungsi sebagai

    berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Bidang;

    b. Perumusan kebijakan bidang analisis pasar, kerjasama, promosi, dan

    pelayanan informasi pariwisata;

    c. Pelaksanaan kebijakan bidang analisis pasar, kerjasama, promosi, dan

    pelayanan informasi pariwisata;

    d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang analisis pasar,

    kerjasama, promosi, dan pelayanan informasi pariwisata;

    e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang analisis pasar,

    kerjasama, promosi, dan pelayanan informasi pariwisata;

    f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi

    Bidang; dan

    g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

  • 44

    12. Seksi Analisis Pasar dan Kerjasama mempunyai tugas menyiapkan bahan

    perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang analisis pasar dan kerjasama

    pariwisata serta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

    a. Penyusunan rencana kerja Seksi;

    b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang analisis pasar dan

    kerjasama pariwisata;

    c. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang analisis pasar dan

    kerjasama pariwisata;

    d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan potensi pasar kepariwisataan;

    e. Pelaksanaan kerjasama dengan stakehoder kepariwisataan;

    f. Fasilitasi pelaksanaan kerjasama pariwisata antar stakeholder pariwisata;

    g. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang

    analisis pasar dan kerjasama pariwisata;

    h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang analisis pasar

    dan kerjasama pariwisata;

    i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi seksi;

    dan

    j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    13. Seksi Promosi dan Pelayanan Informasi Wisata mempunyai tugas

    menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang promosi

    dan pelayanan informasi pariwisata serta menyelenggarakan fungsi sebagai

    berikut :

  • 45

    a. Penyusuna rencana kerja Seksi;

    b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang promosi dan pelayanan

    informasi pariwisata;

    c. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang promosi dan pelayanan

    informasi pariwisata;

    d. Pelaksanaan pengembangan promosi pariwisata secara terpadu baik di

    dalam maupun di luar negeri;

    e. Pengelolaan pusat informasi pariwisata, pemberian layanan informasi dan

    penyebarluasan bahan informasi dan promosi pariwisata kepada

    wisatawan dan masyarakat;

    f. Pelaksanaan promosi kepariwisataan melalui media cetak dan elektronik;

    g. Pengkoordinasian, pembinaan, partisipasi dan fasilitasi penyelenggaraan

    promosi kepariwisataan secara terpadu dengan stakeholder pariwisata dan

    instansi terkait;

    h. Pemanfaatan budaya untuk promosi pariwisata;

    i. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi bidang

    promosi dan pelayanan informasi pariwisata;

    j. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang promosi dan

    pelayanan informasi pariwisata;

    k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas dan fungsi Seksi;

    l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    14. Rincian tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana

    Teknis akan diatur dalam Peraturan Bupati.

  • 46

    E. Sumber Daya Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

    Sumber daya merupakan suatu ketersediaan yang dimiliki dalam

    mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata

    Kabupaten Bantul. Secara umum gambaran kondisi dari sumber daya di Dinas

    Pariwisata Kabupaten Bantul dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Kondisi Kepegawaian

    Jumlah SDM di Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul dapat

    dikategorikan berdasarkan jenis pendidikan, pangkat/golongan serta

    berdasarkan lama bekerja. Dari sisi jenis pendidikan, masih didominasi oleh

    tingkat SMA atau sederajat, sedangkan dari sisi golongan, didominasi oleh

    Golongan II dan dari sisi lama bekerja didominasi oleh kelompok lama

    bekerja lebih dari 20 tahun. Hal ini menunjukkan ada keterbatasan kapasitas

    SDM untuk menangani Dinas Pariwisata secara profesional. Secara detail

    kondisi SDM dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel E.1.1

    Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2018

    No Tingkat Pendidikan Jumlah

    1 SD 5 orang

    2 SMP 8 orang

    3 SMA 31 orang

    4 Sarjana Muda / D3 7 orang

    5 Sarjana / S1 11 orang

    6 Magister / Sarjana S2 5 orang

    Jumlah Pegawai Keseluruhan 67 orang

    Sumber : Dinas Pariwisata, 2018

  • 47

    Tabel E.1.2

    Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

    Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2018

    No Golongan Jumlah

    1 I 8 orang

    2 II 34 orang

    3 III 22 orang

    4 IV 7 orang

    Jumlah Pegawai Keseluruhan 67 orang

    Sumber : Dinas Pariwisata, 201

    Tabel E.1.3

    Jumlah Pegawai Berdasarkan Masa Kerja

    Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2018

    No Masa Kerja Jumlah

    1 1 – 10 tahun 12 orang

    2 11 -20 tahun 34 orang

    3 21 – 30 tahun 13 orang

    4 30 – 40 tahun 8 orang

    Jumlah 67 orang

    Sumber : Dinas Pariwisata, 2018

    Sekalipun jumlah pegawai di Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

    relatif cukup banyak, akan tetapi sesungguhnya yang ada di Kantor hanya 29

    personal. Sedangkan lainnya bertugas sebagai pemungut retribusi dan

    pengelola kebersihan di obyek wisata. Kondisi ini tentu sangat tidak mudah

    bagi dinas untuk menyelesaikan seluruh beban sesuai dengan tugas pokok dan

    fungsinya. Tugas tambahan yang cukup menyita energy diantaranya terkait

  • 48

    kegiatan pemungutan retribusi, sebab kalo dilihat dari uraian tugas pokok dan

    fungsi sebagaimana di atas, sebenarnya dinas pariwisata tidak memiliki tugas

    untuk memungut rertribusi, akan tetapi kegiatan ini telah berlangsung sejak

    dibentuknya dinas pariwisata pada tahun 1998.

    2. Sumber Sarana Penunjang

    Keberadaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam

    menjalankan organisasi, namun demikian sarana dan prasarana pendukung

    operasional tentu sesuatu yang tidak kalah penting. Adapun sarana dan

    prasarana yang ada di Dinas Pariwisata diantaranya adalah :

    a. Kantor Dinas Pariwisata

    b. Kendaraan Operasional

    1) Kendaraan Roda 4 sebanyak 5 unit

    2) Kendaraan Roda 3 sebanyak 11 unit

    3) Kendaraan Roda 2 sebanyak 6 unit

    c. Loader/Traktor pembersih sampah

    d. Truk Sampah

    e. Kantor Tourism Information Centre (TIC) atau kantor pusat layanan

    informasi wisata.

    f. Kantor Unit Pelaksana Kegiatan (UPK)

    g. Peralatan Elektronik (Komputer, Laptop dan Printer)

    h. Bangunan aset gedung di obyek wisata (pendopo pertemuan dan panggung

    kesenian)

    i. Gedung tempat pemungutan retribusi.

  • 49

    j. Kamera dan handycam

    Dan aset lainya yang digunakan sebagi sarana dan prasarana pendukung

    kegiatan pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul.

    2. Sumber Daya Obyek Wisata

    Keberadaan sumber daya manusia, maka sumber daya alam sangat

    berperan besar dalam pengembangan pariwisata. Di samping hal tersebut

    tentunya dukungan sarana prasarana berupa aset serta dukungan dari

    berbagai kalangan akan sangat membantu dalam mendukung pembangunan

    dan pengembangan pariwisata. Dengan demikian ketersediaan destinasi

    pariwisata dan komponen pendukungnya sebagai prasyarat utama dalam

    menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul. Adapun ragam aset

    pariwisata tersebut terlihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.1

    Aset Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2018

    No Nama Aset Jumlah

    1 Wisata Alam 37 Lokasi

    2 Wisata Buatan 93 Lokasi

    3 Desa Wisata 39 Desa Wisata

    4 Hotel dan Penginapan 120 Unit

    5 Restoran 214 Unit

    6 Biro Perjalanan Wisata 43 Unit

    7 Toko Souvenir dan Oleh2 7 Unit

    8 Pramuwisata 51 Orang

    9 Pokdarwis 39 Kelompok

    Sumber : Dinas Pariwisata, 2018

  • 114

    DAFTAR PUSTAKA

    Effendi, J., & Mose, J. (2015). Obstetri Intervensi. Jakarta: Sagung Seto

    Karyono Harri, 1997 . Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia.

    Moleong Lexy. J. Jilid I. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

    Moleong Lexy. J. 2007 . Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

    Pendit S. Nyoman. 1999. Ilmu Pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta:PT. anem Kosong Anem,

    Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung:Mandar Maju

    Spillane, James. 1994. Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan RekayasaKebuadayaan. Kanisius. Yogyakarta.

    Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.

    Suwantoro Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisat.. Yogyakarta: Andi.

    Wahab, Salah. 1975. Tourism Management. London : Tourism InternationalPress Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi. Yogyakarta

    Wahab salah. 1976. Manajemen Kepariwisataan Terjemahan Frans Gromang.Jakarta: PT. Pradnya Paramita

    Yoety A. Oka. 1985. Budaya Tradisional yang Nyaris Punah. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Yoety. A. Oka. 2006. Perencanaan dan Pembangunan Pariwisata. Jakarta:Pradnya Paramitha

  • 115

    Sumber Lain:

    Aditya, Pramono, Dwimawanti, Ida Hayu, Strategi Pengembangan Obyek WisataPantai di Gunungkidul, hal 4

    Biro Perencanaan dan Keuangan, et, Laporan Akuntabilitas Kinerja KementrianPariwisata Tahun 2015, (Jakarta : Kementrian Pariwisata RepublikIndonesia, 2015), 14

    Definisi Pantai Menurut Para Ahli,http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2017/03/definisi-pantai-menurut-para-ahli.html Diakses pada tanggal 29 Maret 2019 jam 15;15

    Dinas Pariwisata DIY, Penyusunan Rencana Induk dan Rencana Detail KawasanStrategis Pariwisata Nasional (KSPN), Yogyakarta 2016, 5

    Editor Mon, Tribunjogja.com dengan judul Seusai Dilantik, Sri Sultan : PintuJogja Sedang Menghadap ke Selatan. Ini Maknanya,http://jogja.tribunnews.com/2017/10/11/seusai-dilantik-sri-sultan-pintu-jogja-sedang-menghadap-ke-selatan-ini-maknanya?page=2

    Esy Lusia Noerma Yunita Batmanlussy, Analisis Strategi Pengembangan ObjekWisata di Kabupaten Maluku Tenggara Barathttps://www.academia.edu/13727272/TESIS_Analisis_Strategi_Pengembangan_Objek_Wisata_di_Kabupaten_Maluku_Tenggara_Barat, diaksestanggal 27 Maret 2017 pukul 13.19

    Journal Hasil Riset, Pengertian Pantai, www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-pantai.html,

    Lia Fatimah, Strategi Pengembangan Sumber Daya Alam Pantai Terbaya SebagaiObyek Wisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat, Pasar Domestik danPasar MEA.http://digilib.unila.ac.id/26512/20/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf, diakses Tanggal 29 Maret 2019 jam 09.26

    Namichan, “Definisi Pariwisata Menurut Para Ahli”http://23tourism.blogspot.com/2015/01/definisi-pariwisata.html, diaksestanggal 26 Maret 2019 pukul 05.50

    Pemerintah Kabupaten Bantul, Profil Kabupaten Bantul,bantulkab.go.id/profil/sekilas_kabupaten_bantul.html, diakses 29 Maret2019 pukul 21.09

    Pengertian Obyek Wisata menurut Wikipedia,http://toptravellingindonesia.blogspot.com/2016/08/pengertian-obyek-wisata-menurut.html diakses pada tanggal 29 Maret 2019 pukul 13.50

    KWINTTARTO HERU PRABOWO.pdfTESIS 2019.pdf


Top Related