Download - Profil Rsu Kota Tangsel
BAB IPENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANGKota Tangerang Selatan terbentuk pada tanggal 26 November 2008 berdasarakan Undang-Undang Nomor 51 tahun 2008 tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonomi baru pemekaran dari Kabupaten Tangerang terletak di sebelah Timur Provinsi Banten. Pemekaran ini dimaksudkan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang Pemerintahan, Pembangunan, kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Kota Tangerang Selatan merupakan Kota penghubung yang menghubungkan 3 Provinsi, yaitu terletak di Provinsi Banten yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah Timur dan Utara sedangkan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah Selatannya. Dengan Kondisi seperti ini, banyak warga pendatang di kota Tangerang Selatan. Hal ini menyebabkan beberapa permasalahan yang diantaranya adalah kemiskinan dan kesehatan. Sebagai wujud kepedulian Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam menanggulangi permasalahan kesehatan untuk warganya, dengan mendirikan RSU Kota Tangerang Selatan d.h RSUD As-Sholihin melalui izin Dinas Kesehatan No. 445/01.Oprs-Dinkes/III/2010.
1. VISI DAN MISIa) VisiVisi RSU Kota Tangerang Selatan adalah Menjadi Rumah Sakit Pilihan yang bermutu dan Amanah (Aman, Nyaman, Mandiri, Ramah) di Kota Tangerang Selatan
b) MisiMisi yang dirumuskan untuk mencapai visi RSU Kota Tangerang Selatan adalah:1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, modern dan terstandarisasi1. Meningkatkan SDM kesehatan yang profesional dan religius1. Meningkatkan komunikasi, informasi, dan menerima globalisasi sesuai kebutuhan masyarakat yang bermartabat.1. Berupaya mengikuti perkembangan IPTEK, serta sarana pendukung yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
1. MOTTOMelayani Sepenuh Hati
1. NILAINilai-nilai yang ingin dicapai oleh seluruh pegawai RSU Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:1. Keikhlasan1. Komitmen1. Tanggung jawab1. Inovasi1. Profesional
1. TUJUANTujuan yang ingin dicapai yaitu: Memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan standar dan profesionalisme untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatSebagai pelayan masyarakat di bidang kesehatan tentunya ingin memberikan pelayanan yang terbaik, namun dalam hal ini RSU adalah merupakan SKPD yang baru lahir, tentunya semua berproses ke arah yang baik untuk memenuhi harapan masyarakat. Dari tujuan di atas ditetapkan ke dalam tujuan strategik untuk mengimplementasikan misi. Tujuan strategik tersebut terdiri dari:0. Terwujudnya kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu, modern, dan terstandarisasi dalam akselerasi pencapaian MDGs0. Terciptanya SDM kesehatan yang kompeten di bidang keahliannya dan mempunyai akhlaq yang mulia 0. Terjalinnya komunikasi, informasi kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit0. Terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan rumah sakit sesuai perkembangan IPTEK
1. SASARANSasaran merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai dalam rangka RSU Kota Tangerang Selatan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai tersebut antara lain:1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu, modern, dan terstandarisasi dalam akselerasi pencapaian MDGs1. Meningkatnya kualitas SDM kesehatan yang kompeten di bidang keahliannya dan mempunyai ahlaq yang mulia 1. Meningkatnya kualitas komunikasi, informasi kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit 1. Meningkatnya kualitas sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan rumah sakit sesuai perkembangan IPTEK
1. STRATEGIStrategi yang akan dilakukan adalah mengoptimalkan kekuatan internal yang sudah ada seperti satu-satunya RSU di Kota Tangerang Selatan, pelayanan 24 jam, adanya pelayanan spesialis, tenaga kesehatan yang kompeten di bidangnya, dan adanya pelayanan penunjang. Kemudian akan meminimalisir faktor kelemahan internal seperti halnya sarana dan prasarana yang masih kurang, kuantitas SDM yang masih kurang, minimnya dana operasional, bangunan RSU yang masih sementara, belum memiliki SPI dan hospital by low. Bahkan di pihak lain mencari solusi terhadap ancaman masa depan seperti halnya banyaknya Rumah Sakit swasta, Kebijakan DKI Zero penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), globalisasi tenaga kesehatan asing, image masyarakat yang kurang terhadap pelayanan rumah sakit pemerintah, bertambahnya jenis layanan kesehatan.Dari gambaran di atas disusunlah strategi yang akan dilaksanakan terdiri dari:1. Mengoptimalkan potensi yang sudah ada dan realisasi pelayanan kesehatan yang bermutu, modern, dan terstandarisasi sesuai harapan masyarakat, serta membentuk satuan pengawas intern dan hospital by low untuk terwujudnya pelayanan aman, nyaman, mandiri, dan ramah1. Meningkatkan profesionalisme pegawai/ tenaga kesehatan sesuai tuntutan globalisasi, serta pemenuhan kebutuhan SDM yang kompeten di bidangnya 1. Melaksanakan komunikasi, informasi kepada masyarakat (Pelanggan internal dan eksternal) tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit yang ditunjang dengan teknologi sesuai tuntutan globalisasi1. Melakukan perencanaan biaya operasional rumah sakit, evaluasi dan pelaporan, untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit
1. KEBIJAKANKebijakan merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/ kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan tujuan, sasaran, serta visi dan misi rumah sakit Kebijakan yang dirumuskan merupakan penjabaran dari strategi dalam bentuk program-program sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan strategi yang pertama dalam bentuk program yaitu; program peningkatan manajemen pelayanan, program perbaikan gizi masyarakat, program pengembangan lingkungan sehat, program pencegahan dan penganggulangan penyakit menular, program pelayanan kesehatan penduduk miskin, program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, program penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, program standarisasi pelayanan kesehatan 1. Untuk melaksanakan strategi yang kedua dalam bentuk program yaitu; program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, program peningkatan disiplin aparatur1. Untuk melaksanakan strategi yang ketiga dalam bentuk program yaitu; program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat1. Untuk melaksanakan strategi yang keempat dalam bentuk program yaitu; program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, penyusunan dokumen perencanaan, program pengadaan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit, program obat dan pembekalan kesehatan, program pelayanan administrasi perkantoran, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit
BAB IIGAMBARAN UMUM
A. DATA GEOGRAFIS Kota Tangerang Selatan terbentuk pada tanggal 26 November 2008 berdasarakan Undang-Undang Nomor 51 tahun 2008 tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonomi baru pemekaran dari Kabupaten Tangerang terletak di sebelah Timur Provinsi Banten. Pemekaran ini dimaksudkan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang Pemerintahan, Pembangunan, kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah.Kota Tangerang Selatan merupakan Kota penghubung yang menghubungkan 3 Provnsi, yaitu terletak di Provinsi Banten yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah Timur dan Utara sedangkan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah Selatannya. Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah sebesar 147,19 ha dengan 7 Kecamatan yang terdiri dari 49 Kelurahan dan 5 Desa dan masing-masing luas wilayahnya terdapat pada Tabel 2.2 dan tabel 2.3 dengan letak daerah yang begitu strategis Kota Tangerang Selatan diharapkan mampu menjadi Kota yang cepat berkembang dan mampu bersaing dengan Kota atau Kabupaten lainnya di Indonesia.Tabel 2.1Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang SelatanNoPotensi Fisik DasarKeterangan
1Letak GeografisDi sebelah Timur Provinsi Banten
2Luas Wilayah147,19 Km2 atau 14.719 Ha
3Titik koordinat10638 - 10647 BT dan 062230 LS
4Batas-batas
1. Sebelah UtaraKota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta
1. Sebelah TimurProvinsi DKI Jakarta & Kota Depok
1. Sebelah SelatanKota Depok dan Kabupaten Bogor
1. Sebelah BaratKabupaten Tangerang
5Wilayah Pemerintahan
1. Kecamatan7 Kecamatan
1. Kelurahan49 Kelurahan
1. Desa5 Desa
Sumber: - Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008
Gambar 2.1Wilayah Kota Tangerang Selatan Kecamatan Pondok Aren merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah paling luas di Kota Tangerang Selatan yaitu 20,30% dari total luas wilayah Kota Tangerang Selatan atau sebesar 2.988 ha. Luas wilayah yang paling kecil terdapat di Kecamatan Setu yang memiliki luas wilayah 1.480 ha atau sebesar 10,06% dari total wilayah Kota Tangerang Selatan. Menurut hasil olah potensi desa tahun 2006 dalam kompilasi data untuk penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan tahun 2008, kelurahan yang memiliki luas paling besar adalah kelurahan Pondok Cabe Udik dengan luas wilayah sebesar 483 ha, sedangkan kelurahan Jelupang merupakan kelurahan yang memiliki wilayah yang terkecil yaitu sebesar 126 ha.
Tabel 2.2Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Kota Tangerang SelatanNoKecamatanLuas Wilayah (Ha)Persentase Terhadap Luas Kota
1Serpong2.40416,33%
2Serpong Utara1.78412,12%
3Ciputat1.83812,49%
4Ciputat Timur1.54310,48%
5Pamulang2.68218,22%
6Pondok Aren2.98820,30%
7Setu1.48010,06%
Kota Tangerang Selatan14.719100%
Tabel 2.3Luas Wilayah Kelurahan/ Desa Kota Tangerang SelatanNoKecamatanKelurahan/ DesaLuas Wilayah (Ha)
1Serpong1Buaran334
2Ciater376
3Rawa Mekar Jaya235
4Rawabuntu328
5Serpong139
6Cilenggang143
7Lengkong Gudang361
8Lengkong Gudang Timur262
9Lengkong Wetan226
2Serpong Utara1Lengkong Karya210
2Jelupang126
3Pondok Jagung209
4Pondok Jagung Timur225
5Pakulonan279
6Paku Alam281
7Paku Jaya454
3Ciputat1Sarua368
2Jombang345
3Sawah Baru274
4Sarua Indah193
5Sawah249
6Ciputat172
7Cipayung237
4Ciputat Timur1Pisangan391
2Cireundeu308
3Cempaka Putih227
4Pondok Ranji246
5Rengas165
6Rempoa206
5Pamulang1Pondok Benda386
2Pamulang Barat416
3Pamulang Timur259
4Pondok Cabe Udik483
5Pondok Cabe Ilir396
6Kedaung256
7Bambu Apus220
8Benda Baru266
Kecamatan
Kelurahan/ Desa
Luas Wilayah (Ha)
6Pondok Aren1Perigi Baru310
2Pondok Kacang Barat252
3Pondok Kacang Timur252
4Perigi Lama389
5Pondok Pucung362
6Pondok Jaya233
7Pondok Aren217
8Jurang Mangu Barat253
9Jurang Mangu Timur258
10Pondok Karya271
11Pondok Betung191
7Setu1Keranggan205
2Muncul361
3Setu364
4Babakan170
5Bakti Jaya174
6Kademangan206
Jumlah14.719
B. DATA DEMOGRAFIS1. Kependudukan
Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah penduduk yang relatif meningkat dari tahun ke tahun, berdasarkan hasil sensus penduduk 10 tahunan yang dilakukan oleh BPS, jumlah sementara penduduk Kota Tangerang Selatan tahun 2010 sebanyak 1.303.569 jiwa yang terdiri dari 658.701 laki-laki dan 644.868 perempuan atau rasio jenis kelamin sebesar 102,15. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Pondok Aren dengan jumlah penduduk sebesar 307.154 jiwa atau sebesar 23,56%, sedangkan Kecamatan Setu merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terkecil, yaitu sebesar 64.985 jiwa atau 4,99%.
Tabel 2.4Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2010NoKecamatanLaki-LakiPerempuanJumlah PendudukRasio Jenis Kelamin
1Serpong68.12969.269137.39898,35
2Serpong Utara62.88963.402126.29199.19
3Setu33.26031.72564.985104.84
4Pamulang146.141142.370288.511102.65
5Ciputat99.38796.513195.900102.98
6Ciputat Timur93.05790.273183.330103.08
7Pondok Aren155.838151.316307.154102.99
Jumlah658.701644.8681.303.569102,15
2. Sosial BudayaIndikator makro pembangunan diantaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menjadi ukuran Pembangunan dalam pemenuhan tiga unsur, yaitu peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan peluang merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan produktif. IPM Kota Tangerang Selatan tahun 2009-2010 mencapai 75,01 merupakan angka tertinggi Kabupaten/Kota di provinsi Banten dan termasuk ke dalam kategori menengah atas.
a) PendidikanPendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam peningkatan kualitas manusia. Angka Melek Huruf (AMH) kota ini pada tahun 2009 adalah 98,14% sedangkan rata-rata lama sekolah (RLS) adalah 9,95%. Kedua Indikator pendidikan ini merupakan variable dalam menghitung IPM selain indicator kesehatan dan ekonomi. Penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA mencapai 32,62% sedangkan lulusan perguruan tinggi mencapai 14,51%.
Tabel 2.5Jumlah Penduduk Per PendidikanNoKeteranganJumlahPersentase
1Tidak/ Belum Sekolah125.20812,07%
2Belum Tamat SD/ Sederajat101.4879,78%
3Tamat SD/ Sederajat166.15216,01%
4SLTP/ Sederajat155.79815,01%
5SLTA/ Sederajat338.53832,62%
6Perguruan Tinggi11.47414,51%
Total1.037.665100%
Tabel 2.6Jumlah Penduduk Per AgamaNoKeteranganJumlahPersentase
1Islam 935.36490,14%
2Kristen54.5185,25%
3Katholik34.8673,36%
4Hindu2.6750,26%
5Budha9.5820,92%
6Konghucu3290,03%
7Penganut Kepercayaan120,00%
8Lainnya3180,03%
b) Kesehatan Kesehatan merupakan salah satu sektor yang penting dalam hal peningkatan kesejahteraan manusia. Kebersihan pembangunan dibidang kesehatan dapat tercermin dari tingkat kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu indikator kesehatan adalah angka harapan hidup (AHH) yang menunjukan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Indikator ini dalam perhitungannya didapatkan dari angka lahir hidup (ALH) dan angka masih hidup (AMH). Kedua angka ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan balita dan kesehatan reproduksi ibu. Pelayanan kesehatan dan sarana prasarana kesehatan terkait hal tersebut merupakan hal yang penting. Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, AHH Kota Tangerang Selatan tahun 2009 adalah sebesar 68,43, hal ini berarti bahwa penduduk Kota Tangerang Selatan rata-rata dapat hidup hingga usia 68,43 tahun.Selain indikator makro tersebut, kondisi kesehatan masyarakat juga diantaranya dapat dilihat dari keadaan gizi balita, kondisi kesehatan ibu, kesehatan keluarga miskin, dan kesehatan orang lanjut usia. Dilihat dari keadaan gizi balita, masih ada balita dengan status gizi buruk yang tentunya harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah Daerah. Dari 46.833 orang balita yang ditimbang pada tahun 2009, sebesar 42.080 orang balita atau sebesar 89,85% dalam keadaan gizi baik, 258 orang balita atau sebesar 0,55% gizi buruk, 3811 orang balita atau sebesar 8,14% gizi kurang dan 684 orang balita atau sebesar 1,46% gizi lebih
Tabel 2.7Jumlah Prasarana KesehatanDi Kota Tangerang Selatan NoJenisJumlah Unit
20092010
1Rumah Sakit
- Negeri11
- Swasta1616
2Puskesmas
- Biasa1212
- DTP44
- Pembantu1414
- Keliling1010
3Balai Pengobatan176176
4Rumah Bersalin3333
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2010
BAB IIIKEADAAN UMUM RUMAH SAKIT
1. STRUKTUR ORGANISASI RSU KOTA TANGERANG SELATANSusunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola RSU Kota Tangerang Selatan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Walikota Tangerang Selatan No. 6 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Pokok, dan Fungsi RSUD Kota Tangerang Selatan, adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah di bidang Kesehatan dengan Susunan Organisasi sebagai berikut :0. Direktur 0. Kepala Bagian TU1. Subbag. Keuangan 1. Subbag. Umum, Perencanaan, dan Evapor 0. Bidang Pelayanan Medik2. Kasie. Pelayanan Medik 2. Kasie. Pelayanan non medik 0. Bidang Keperawatan3. Kasie. ranap dan rajal 3. Kasie. Askep0. Bidang Penunjang4. Kasie. Penunjang medis4. Kasie. Penunjang non medis
STRUKTUR ORGANISASI RSU KOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
Direktur RSU Kota Tangerang Selatan membawahi 1 (satu) Kepala Bagian dan 3 (tiga) bidang, yaitu:0. Kepala Bagian Tata Usaha0. Kepala Bidang Pelayanan Medik0. Kepala Bidang Keperawatan0. Kepala Bidang Penunjang
Kepala Bagian Tata Usaha membawahi 2 (dua) sub bagian, yaitu:4. Sub Bagian Keuangan4. Sub Bagian Umum, Perencanaan, dan Evapor
Kepala Bidang Pelayanan Medik membawahi 2 (dua) seksi, yaitu:4. Seksi pelayanan medik4. Seksi pelayanan non medik
Kepala Bidang Keperawatan membawahi 2 (dua) seksi, yaitu:4. Seksi rawat inap dan rawat jalan4. Seksi asuhan keperawatan
Kepala Bidang Penunjang membawahi 2 (dua) seksi, yaitu:4. Seksi penunjang medis4. Seksi penunjang non medis
Kelompok Jabatan Fungsional4. Komite medik4. Staf medik fungsional4. Komite keperawatan4. Instalasi
2. SUMBER DAYA MANUSIASusunan kepegawaian merupakan gambaran formasi yang ada pada RSU Kota Tangerang Selatan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1Jumlah Pegawai Yang Menduduki Jabatan PadaRSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2011NONAMA JABATANJUMLAH
1Direktur1
2Kepala Bagian1
3Kepala Bidang3
4Kepala subag/ seksi8
5Staf Struktural15
6Staf Fungsional68
7Pelaksana TKK47
Tabel 3.2Jumlah Pegawai Pada RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2011(Berdasarkan Jabatan &Tingkat Pendidikan)NOJABATANJUMLAHKET
S2S1D3SLTASLTPSD
PNS
1Direktur1
2Kepala Bagian1
3Kepala Bidang3
4Kepala Seksi233
5Bendahara pengeluaran1
6Bendahara penerima1
7Staf struktural116
8Staf fungsional (dokter)310
9Staf fungsional (perawat)413
10Staf fungsional (perawat gigi)1
11Staf fungsional (bidan)11
12Apoteker2
13Asisten apoteker11
14Pranata Lab2
15Gizi1
CPNS
1Staf struktural33
2Staf fungsional (dokter)12
3Staf fungsional 5
(bidan)
4Staf fungsional (perawat)4
5Apoteker11
6Pranata Labolatorium2
7Rekam Medis2
8Gizi2
TKS/ TKK
1Staf fungsional (dokter)5
2Staf fungsional (perawat)131
3Staf fungsional (bidan)1
4Radiografer1
5Apoteker1
6Asisten apoteker1
7Pranata labolatorium1
8Rekam medik1
9Staf struktural815
10Sopir ambulance12
11Satpam6
12Cleaning service5
13Dapur1
14Kurir1
10Laundry1
BAB IVPELAYANAN KESEHATAN
A. INSTALASI GAWAT DARURATInstalasi Gawat Darurat didukung oleh 9 dokter umum dan 13 perawat. Instalasi Gawat Darurat dilakukan bergantian (3 shift) perhari, dimana dalam setiap shiftnya bertugas satu orang dokter dan dua perawat umum, sehingga Instalasi Gawat Darurat siap melayani pasien selama 24 jam. B. INSTALASI RAWAT JALANInstalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan saat ini membuka: Poli Kebidanan dan Kandungan Poli Penyakit Dalam Poli Mata Poli Bedah Poli Anak Poli Gigi Poli Paru
Tabel 4.1Perbandingan Kunjungan Pasien Poli SpesialisPoli SpesialisUmumJamkesmasJamkesdaTanpa JaminanTotal PasienPersentase
Poli Anak3553014540410.93%
Poli Gigi2732210103158.52%
Poli Mata20792602787.52%
Poli Bedah495117161564317.39%
Poli Interna9711783401,19232.24%
Poli Obsgyn7518023286523.40%
TOTAL3,052436471623,697100.00%
Persentase82.55%11.79%1.27%4.38%
C. INSTALASI RAWAT INAPInstalasi rawat inap adalah suatu bagian dari rumah sakit yang merupakan cerminan pelayanan. Instalasi rawat inap memiliki kelompok kerja yang memiliki kemampuan dan peralatan untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut. Sementara ini Instalasi Rawat Inap memiliki 20 tempat tidur dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kota Tangerang Selatan. Kapasitas tempat tidur yang ada saat ini baru tersedia ruang perawatan kelas III.
Tabel 4.2Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap Tahun 2011BulanUmumJamkesmasJamkesdaTanpa JaminanTotal Pasien
Januari4578-60
Februari2865-39
Maret221414-50
April431216-71
Mei521010-72
Juni391115-65
Juli341121-66
Agustus271116-54
September201413148
Oktober40916-65
Nopember331318-64
Desember351325174
TOTAL4181311772728
C1. STATUS PEMBAYARAN PASIENRSU Kota Tangerang Selatan selain melayani pasien umum juga, melayani pasien jaminan, seperti Jamkesmas dan Jamkesda, selain itu juga tetap melayani pasien tidak mampu yang belum memiliki kedua jaminan tersebut. Persentase untuk pasien umum sebesar 82,55%, pasien Jamkesmas sebesar 11,79%, pasien Jamkesda sebesar 1,27%, selain itu juga ada 4.38% pasien tanpa jaminan.
Gambar 4.1Persentase berdasarkan jumlah kunjungan per poli Spesialis
C2. EFESIENSI RAWAT INAPEfisiensi pelayanan di rumah sakit dapat dilihat dari salah satu indikatornya, yaitu Bed Occupancy Rate (BOR) dihitung berdasarkan jumlah hari rawat dibagi dengan jumlah tempat tidur dan jumlah hari dalam satu periode waktu.
Tabel 4.3Pencapain BOR RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2011Indikator Pencapaian HasilAngka Pemakaian TT. (BOR)Rata-rata lama dirawat (ALOS)Frekuensi Pemakaian TT. (BTO)Interval TT. Kosong (TOI)Angka kematian Kasar (GDR)Angka kematian Bersih (NDR)Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap
Standar Depkes (nilai ideal) 60-85 % 6-9 hari40-50 kali/tahun1-3 harimax 2,5%max 2,6%-
Jan67,42%3620,00%0,00%59
Feb55,36%3430,00%0,00%40
Mar55,58%4430,00%0,02%51
April64,62%4520,00%0,00%71
Mei68,24%4520,00%0,01%72
Jun74,62%4510,03%0,03%65
Jul53,10%3530,00%3,08%67
Ags49,38%4530,00%1,67%54
Sept39,23%3350,00%2,27%48
Okt53,60%3530,00%1,52%65
Nov90,26%4520,00%0,00%64
Des91,56%7520,00%0,00%74
Rata-rata63,58%4530,00%0,72%61
Total762,96%4658320,03%8,59%730
D. INSTALASI PENUNJANG MEDISInstalasi Penunjang Medis merupakan instalasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan, dimana instalasi ini berguna membantu dokter dalam mendiagnosa pasien, seperti Laboratorium dan Pemeriksaan USG.Instalasi penunjang lain yang dimiliki Rumah Sakit Umum yang berfungsi memenuhi kebutuhan obat untuk pasien adalah Apotek (Farmasi).
BAB VPENGEMBANGAN RSU KOTA TANGERANG SELATAN
A. RSU KOTA TANGERANG SELATANKota Tangerang Selatan terbentuk pada tanggal 26 November 2008 berdasarakan Undang-Undang Nomor 51 tahun 2008 tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonomi baru pemekaran dari Kabupaten Tangerang terletak di sebelah Timur Provinsi Banten. Pemekaran ini dimaksudkan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang Pemerintahan, Pembangunan, kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Kota Tangerang Selatan merupakan Kota penghubung yang menghubungkan 3 Provinsi, yaitu terletak di Provinsi Banten yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah Timur dan Utara sedangkan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah Selatannya. Dengan Kondisi seperti ini, banyak warga pendatang di kota Tangerang Selatan. Hal ini menyebabkan beberapa permasalahan yang diantaranya adalah kemiskinan dan kesehatan. Sebagai wujud kepedulian Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam menanggulangi permasalahan kesehatan untuk warganya, dengan mendirikan RSU Kota Tangerang Selatan d.h RSUD As-Sholihin melalui izin Dinas Kesehatan No. 445/01.Oprs-Dinkes/III/2010. RSU Kota Tangerang Selatan beroperasional pertama kali menempati gedung Puskesmas Pamulang, Jl. Siliwangi No.1 pamulang.
B. PENGEMBANGAN RSU KOTA TANGERANG SELATANDengan beroperasinya RSU Kota Tangerang Selatan ternyata disambut antusias masyarakat, hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah kunjungan pasien dari bulan ke bulan.Pada Tahun 2012 Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan mengembangkan RSU Kota Tangerang Selatan di tempat yang lebih luas dibanding lokasi saat ini. Tahap awal pembangunan dimulai bulan Juli/Agustus 2010. Gedung utama RSU Kota Tangerang Selatan
BAB VIPENUTUP
Pemerintah Kota Tangerang Selatan senantiasa berupaya meningkatkan pelayanan dalam bidang kesehatan. Salah satu wujud kepedulian Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam menanggulangi masalah kesehatan untuk warganya, dengan mendirikan RSU Kota Tangerang Selatan melalui ijin Dinas Kesehatan No.445/01.Oprs-Dinkes/III/2010.RSU Kota Tangerang Selatan beroperasional pertama kali menempati gedung Puskesmas Pamulang, Jl. Siliwangi No.1 pamulang. RSU Kota Tangerang Selatan ini sangat dibutuhkan warga masyarakat Kota Tangerang Selatan. RSU Kota Tangerang Selatan sangat membantu warga masyarakat kurang mampu karena jauhnya dengan RSU yang ada sementara untuk berobat ke rumah sakit swasta mereka terbentur biaya.Pada Tahun 2012 Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan mengembangkan RSU Kota Tangerang Selatan di tempat yang lebih luas dibanding lokasi saat ini. Diharapkan dengan fasilitas gedung baru dapat memberikan pelayan yang terbaik dan tetap terjangkau kepada masyarakat.
Pamulang, Februari 2012,Mengetahui,DirekturKota Tangerang Selatan
2
Kelompok FungsionalKa. Sub.Bag. UpevaporKa. Sub. Bag. KeuanganKa.Sie.Ranap & RajalKa.Sie. AskepKa.Sie.Penunjang Non MedisKa.Sie.Penunjang MedisKa.Sie. Yan Non MedisKa.Sie. YanmedKa.Bid. PenunjangKa.Bid.KeperawatanKa.Bid. YanmedKa. Bag. Tata UsahaDirektur