Transcript

T

E

K

N

I

K

K

E

T

E

N

A

G

A

L

I

S

T

R

I

K

A

N

S

M

K

N

2

K

O

T

A

P

R

O

B

O

L

I

N

G

G

O

PROFESIONAL DAN MANDIRI

http:// www.totoktpfl.wordpress.com

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 1 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

I. ELECTROPNEUMATIC

A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

Dalam dunia industri penggunaan media kerja merupakan salah satu komponen

penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi

berlangsung. Media kerja ini adalah penunjang penting dalam selama proses untuk

menghasilkan sebuah produk tertentu. Misal: pada pabrik produksi pembuatan minuman,

yang selalu membutuhkan adanya motor – motor dan lengan – lengan serta komponen yang

berhubungan dengan penekan benda (pressure) selama proses produksinya. Adapun

beberapa macam – macam media kerja ini antara lain memiliki sifat sebagai berikut:

1. PNEUMATIC

2. HIDRAULIC

3. ELECTRIC

Media – media kerja yang dimaksudkan tersebut adalah sebagai salah satu kebutuhan

penggerak yang sering kita temui pada penggunaan di industri selama ini. Adapun maksud

dari sifat dan jenis media kerja tersebut secara mendasar dapat dikatakan sebagai berikut :

◯ PNEUMATIC merupakan media kerja / alat yang berfungsi atau dapat bergerak dan

beroperasi secara normal dengan adanya bantuan angin / udara dengan bersifat

tekanan.

◯ HIDRAULIC merupakan media kerja / alat yang berfungsi atau dapat bergerak dan

beroperasi secara normal dengan adanya bantuan cairan / liquid dengan bersifat

tekanan.

◯ ELECTRIC merupakan media kerja / alat yang berfungsi atau dapat bergerak dan

beroperasi secara normal dengan adanya medan magnit yang diakibatkan oleh induksi

yang dihasilkan / listrik.

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 2 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA

No SIFAT PNEUMATIC HIDRAULIC ELECTRIC

1 UMUM

Komponen tahan

terhadap beban

kebih.

Bising dari bunyi

udara pembuangan

Komponen tahan

terhadap beban

lebih.

Suara pada pipa

terjadi pada tekanan

tinggi

Komponen tidak

diamankan terhadap

beban lebih dan

keamanan ini dapat

dilakukan dengan biaya

tinggi.

Gangguan suara terjadi

pada kontaktor dan

solenoid

2 PENGARUH

LINGKUNGAN

Tidak peka terhadap

perubahan

temperatur

Tahan ledakan

berbahaya terhadap

pencairan es,

kelembaban tinggi.

Peka terhadap

perubahan

temperatur

Kebocoran akan

menghasilkan

pencemaran dan

bahaya kebakaran

Tidak peka terhadap

perubahan temperatur

Pengamanan

diperlukan terhadap api

dan ledakan

3 BIAYA ENERGI

Tinggi bila

dibandingkan dengan

listrik

Tinggi bila

dibandingkan

dengan listrik

Rendah

4 PENGATURAN

Pada daerah putaran

rendah pengaturan

tenaga dilakukan

dengan mudah

melalui pengaturan

tekakan

Kecepatan diatur

melalui katup

Gaya dan kecepatan

dapat diatur dengan

sangat mudah

Bagus untuk

pengaturan gerakan

lambat

Hanya mungkin

dilakukan dengan

sangat terbatas dan

biaya tinggi

5 PENYIMPANAN

DAN PENYALURAN

Dapat disimpan

dalam jumlah besar

tanpa biaya besar

Mudah disalurkan

melalui berbagai pipa

Penyimpanan

terbatas

Terbatas penyaluran

Sulit disimpan dan

mahal harganya

Mudah penyaluran

melalui kabel dan

sangat panjang

6 PENANGANAN

Mampu dioperasikan

oleh operator dengan

pengetahuan dasar

Kontruksi dan

rangkaian control

relative sederhana

dan aman

Lebih sulit

dibandingkan

dengan Pneumatic

seperti tekanan

tinggi yang

dibutuhkan

Pipa kembalinya

miyak diperlukan

Diperlukan tenaga ahli

resiko bahaya besar

kesalahan rangkaian

dapat berakibat

kerusakan pada

peralatan dan kontrol

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 3 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

C. ELECTROPNEUMATIC

1. DASAR

Valve pneumatic atau Katup kontrol Arah (KKA) adalah bagian yang mempengaruhi

jalannya aliran udara . Aliran udara akan lewat, terblokir atau membuang ke atmosfir

(release) tergantung dari lubang dan jalan aliran katub kontrol arah (KKA) tersebut. Katub

Kontrol Arah (KKA) dapat digambarkan dengan jumlah lubang dan jumlah kotak. Lubang

– lubang atau saluran – saluran menunjukkan jalan aliran udara, sedangkan jumlah kotak

menunjukkan jumlah posisi ruangan (kamar) yang digunakan. Dalam KKA (valve) terdapat

bagian ruangan – ruangan (kamar) pada katub pneumatic yang merupakan dari

pengaturan tempat saluran baik udara masuk (in) ataupun udara keluar (out) dimana

dalam setiap ruang terdapat saluran – saluran udara. Lihat gambar dibawah ini.

Electropneumatic adalah pneumatic yang dioperasikan dengan sistem elektro. Dengan

kata lain electropneumatic merupakan valve pneumatic atau katub kontrol arah (KKA)

yang system beroperasinya dipadukan dengan adanya solenoid atau kumparan (coil)

yang berfungsi sebagai penggerak pembuka dan penutup (pengatur) ruangan – ruangan

yang akan dimanfaatkan oleh lalunya angin (udara).

2. PRINSIP KERJA

Pada bagian KKA atau sering disebut juga dengan valve terdapat ruangan – ruangan

yang disimbolkan dengan bentuk kotak, sedangkan pada saluran – saluran disimbolkan

dengan bentuk arah anak panah sebagai kontak NO atau seperti huruf T sebagai kontak

NC.

Simbol – simbol valve pneumatic

= ruangan

atau = saluran / kontak NO

┬ atau ┴ = saluran / kontak NC

KKA / VALVE

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 4 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Dalam katub kontrol arah (KKA), dimana valve ini yang terdiri dari ruangan – ruangan

(kamar), yang dalam setiap ruangan tersebut terdapat saluran – saluran udara masuk (in)

ataupun saluran udara keluar (release). Ketika salah satu ruangan digunakan untuk

saluran pertama sebagai penggerak suatu aktuator, maka untuk ruangan kedua dapat

digunakan untuk saluran kedua sebagai pembalik gerakan aktuator tersebut. Sedangkan

untuk memindahkan ruangan – ruangan yang diinginkan, maka dipakailah solenoid (coil)

yang dialiri tegangan, sehingga piston yang ada pada tengah solenoid akan

memindahkan ruangan (kamar) dalam valve tersebut.

3. KOMPONEN SISTEM

Komponen dalam sistem kontrol dapat diidentifikasi dengan mengikuti 4 tahapan/group

antara lain :

Tahap I . Supply energi (Compressor air & Electrical)

Tahap II . Input elements (Limit switch / push button / proximity / sensors)

Tahap III. Processng elements (switcing logic, selenoid valves, pneumatic to electric

converter).

Tahap IV. Actuator and final control elemens (sylinder, motors, directional control valves)

Adapun 4 elemen pada sistem kontrol tersebut antara lain :

1. Catu daya (energi supply)

2. Elemen masukan (sensor)

3. Elemen pengelola (prosessor)

4. Elemen kerja (actuator)

4. WIRING / INSTALASI

Menggambar diagram alir mata rantai kontrol. Memberi tanda pada elemen-elemen

suatu rangkaian pneumatik atau elektropneumatik. Untuk pemilihan ruangan baik

ruangan berubah maupun ruangan kembali, harus dengan mengaktifkan solenoid (coil),

yang ada pada pneumatic tersebut. Sedangkan pemilihan saluran tergantung dari sistem

yang dikehendaki, dimana jika pemilihan kontak dapat dikatakan sebagai berikut:

Kontak NO (pneumatic) = saluran udara/angin langsung berfungsi

Kontak NC (pneumatic) = saluran udara/angin tidak berfungsi

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 5 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

D. SIMBOL ACTUATOR

No NAME SYMBOL ACTUATOR

01 Single – Acting Cylinder, Return motion by

external force

02 Single – Acting Cylinder, Return motion by

spring return

03 Double – Acting Cylinder, With single – ended

piston rod

04 Double – Acting Cylinder, With double – ended

piston rod

05 Air sevice unit, simplified representation

06 Compressed air supply

07 One way flow – control valve

E. SIMBOL VALVE PNEUMATIC

No NAME VALVE PNEUMATIC

01 2/2 – way valve

02 3/2 – way valve

03 4/2 – way valve

04 5/2 – way valve

05 Solenoid (coil)

06 Spring – return

07 Manually - switch

08 Mechanically - switch

50%

2

1

2

1 3

4 2

1 3

4 2

5

1

3

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 6 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

F. PENOMORAN SALURAN PNEUMATIC

No LUBANG / SAMBUNGAN SISTEM ANGKA SISTEM HURUF

01 Lubang tekanan (masukan)

1 P , S

02 Lubang keluaran (output) 2 , 4 A , B , C

03 Lubang pembuangan (release)

3 ( katup 3/n )

R ( katup 3/n )

04 Lubang pembuangan (release)

5 , 3 ( katup 5/n )

R , E ( katup 5/n )

Contoh pemakaian PNEUMATIC sebagai berikut :

Electro pneumatic standard

2 ruangan

2 saluran NO (in)

2 saluran NO (out)

2 saluran NC (release) (dianggap 1)

Sehingga dapat dikatakan bahwa :

Electro pneumatic 5 saluran / 2 ruangan dengan return spring

Atau Electro pneumatic 5/2 dengan spring

Keterangan penggunaan ELECTRO PNEUMATIC katup 5/2 tersebut adalah :

1. Pneumatic ini digerakan dengan menggunakan solenoid AC 220 V AC dan frekuensi 50

– 60 Hz.

2. Posisi penggunaan Pneumatic dapat secara solenoid / listrik (0) atau manual /

mekanik (1).

3. Pada posisi normal (solenoid OFF) pneumatic sumber udara / angin dialirkan melalui

source / sumber tekanan P.

4. Tekanan udara dari P dialirkan menuju B yang kemudian dihubungkan dengan

actuator (double acting).

R1 P R2

B A C D

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 7 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

5. Tekanan udara sisa di actuator masuk lubang D dan menuju lubang pembuangan

(release) R2

6. Pada posisi solenoid bekerja ON maka posisi ruangan akan berubah, sehingga

tekanan udara pada P akan berhembus melalui A yang mengalir menuju actuator.

7. Dari keluaran actuator udara sisi dialirkan ke C dan menuju lubang pembuangan

(release) R1.

G. KONSTRUKSI ACTUATOR

Merupakan bagian – bagian dari komponen pendukung yang berfungsi untuk penggerak /

media yang dihasilkan dari adanya pneumatic, yang bergerak karena tekanan keluar

masuknya udara / angin.

1. ACTUATOR SINGLE SACTION

Keterangan :

1. Bearing & seal

2. Saluran masuk

3. Pegas pengembali

4. Saluran keluar

5. Batang piston

2. ACTUATOR DOUBLE SACTION

Keterangan :

1. Batang / rumah silinder

2. Saluran masuk

3. Saluran keluar

4. Batang piston

5. Seal

6. Bearing

7. Piston

1

4

5

3 2

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 8 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

H. KONSTRUKSI VALVE PNEUMATIC

Pneumatic solenoid tunggal katup 3/2 .

Keterangan :

1. Kumparan solenoid

2. Angker

3. Pegas Pengembali

4. Lubang udara masuk (NC), release / pembuangan (NO)

5. Lubang udara masuk (NO), release / pembuangan (NC)

6. Lubang udara keluar

Pneumatic solenoid tunggal katup 5/2.

Keterangan :

1. Kumparan solenoid

2. Angker

3. Piringan seal

4. Pegas pengembali

5. Saluran udara

6. Lubang masuk 1 (P)

7. Lubang keluar 4 (A)

8. Lubang keluar (B)

9. Lubang release / buangan 5 (R)

10. Lubang release / buangan 3 (S)

11. Sekrup pengaktifan manual

I. DIAGRAM ALIR PNEUMATIC / ELECTROPNEUMATIC

Diagram rangkaian harus digambar dengan tata cara penggambaran yang benar. Karena hal

ini akan memudahkan seseorang untuk membaca rangkaian , sehingga mempermudah pada

saat merangkai atau mencari kesalahan sistem pneumatik Tata letak komponen diagram

rangkaian harus disesuaikan dengan diagram alir dari mata rantai kontrol yaitu sebuah sinyal

harus mulai mengalir dari bawah menuju ke atas dari gambar rangkaian dan dapat

digambarkan sebagai berikut :

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 9 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Contoh :

J. RANGKAIAN PNEUMATIC

Susunan kontrol valve elektro pneumatik berlawanan dengan susunan rangkaian kontrol

Actuator

ELEC

TR

O

PN

EU

MA

TIC

WIR

ING

Final control

element

Energi supply

Input element

ELEC

TR

IK

WIR

ING

Processing and

final control

1.0

1(P)

2(B)

3(S)

4(A)

5(R)

14(Z) 12(Y)

2(A)

3(R)1(P)

1.1

1.32(A)

3(R)1(P)

1.22(A)

3(R)1(P)

1.4

1.6

12(X) 14(Y)

2(A)

0.1

1.3

Actuator

Final Control

Element

Signal

Processor

Signal Input

(sensors)

Energy Supply

(source)

FLO

W

FLO

W

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 10 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

OFF

OFF

ON

ON

spring

NO

NC

COM

OFF

OFF

ONON

OFFOFF ON

ON

spring

1) Rangkaian electro pneumatic 5/2 dengan actuator double acting cylinder adalah sebagai

berikut :

Gambar rangkaian instalasi electropneumatic

2) Rangkaian electro pneumatic 5/2 dengan actuator single acting cylinder with spring

adalah sebagai berikut :

Gambar rangkaian instalasi electropneumatic

3) Rangkaian Pneumatic 3/2 dengan actuator single acting cylinder with spring adalah

sebagai berikut

Gambar rangkaian instalasi electropneumatic

4 2

5

1

3

P1

2

1 3

P1

4 2

5

1

3

P1

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 11 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

K. DASAR KONTROL ELECTROPNEUMATIC

Design kontrol Rangkaian Electropneumatic

Algoritma Kontrol

4 2

5

1

3

P1

+24V

S1

S0

R1 P1

0V

R1 R1

ACTUATOR

S1

S0

ACTUATOR

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 12 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

II. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

A. SISTEM KONTROL

Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat

diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam

teknik listrik adalah : Suatu peralatan atau kelompok peralatan yang digunakan untuk

mengatur fungsi suatu mesin untuk menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan

yang diinginkan. Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start,

mengatur dan memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan

yang diinginkan disebut " Sistem Kontrol ". Dan pada umumnya sebuah sistem kontrol

adalah merupakan suatu kumpulan peralatan electric / electronic, peralatan mekanik, atau

peralatan listrik lainnya yang digunakan untuk menjamin stabilitas, transisi yang halus serta

akurasi sebuah proses.

Setiap sistem kontrol memiliki tiga element pokok, yaitu : input, proses, dan output. Pada

umumnya input berasal dari transducer. Transducer ini adalah suatu alat yang dapat merubah

kuantitas fisik menjadi sinyal listrik. Beberapa contoh dari tranducer diantaranya dapat berupa

: tombol tekan, sakelar batas, termostat, straingages, dsb. Tranducer ini mengirimkan

informasi mengenai kuantitas yang diukur. Proses didalam sistem kontrol ini dapat berupa

rangkaian kontrol dengan menggunakan peralatan kontrol yang dirangkai secara listrik. Dan

ada pula yang menggunakan peralatan kontrol dengan sistem pemrograman yang dapat

diperbaharui atau lebih populer disebut dengan nama PLC ( Programmable Logic Controller ).

Pada kontrol dengan sistem pemrograman yang dapat diperbaharui, program kontrol

disimpan dalam sebuah unit memori dan memungkinkan atau dapat merubah program yang

telah ditulis sebelumnya, yaitu dengan cara melakukan pemrograman ulang sesuai dengan

yang diinginkan. Tugas dari bagian proses adalah memproses data yang berasal dari input

dan kemudian sebagai hasilnya adalah berupa respon (output).

Sinyal yang berasal dari bagian proses ini berupa sinyal listrik yang kemudian dipakai untuk

mengaktifkan peralatan output seperti : motor, solenoid, lampu, katup, dsb. Dengan

menggunakan peralatan output ini kita dapat merubah besaran / kuantitas listrik ke dalam

kuantitas fisik.

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 13 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

1. KONTROL LOOP TERBUKA (OPEN LOOP)

Sistem kontrol loop terbuka adalah merupakan suatu proses dalam suatu sistem yang

mana variabel input akan berpengaruh pada output yang dihasilkan. Gambar berikut ini

menunjukan blok diagram dari sistem loop terbuka, yang mungkin dapat membantu anda

dalam memahami sistem kontrol tersebut. Jika kita lihat dari blok diagram, pada sistem

kontrol loop terbuka di sini tidak ada informasi yang diberikan ke peralatan kontrol yang

berasal dari peralatan output (variabel yang dikontrol), sehingga tidak dapat diketahui

dengan tepat apakah output yang diinginkan sesuai dengan keinginan atau tidak.

Terutama apabila terjadi gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi output. Oleh

karena itu pada sistem ini akan terjadi kesalahan yang cukup besar oleh karena tidak

adanya koreksi.

2. KONTROL LOOP TERTUTUP (CLOSED LOOP)

Kontrol loop tertutup adalah sebuah proses yang mana variabel yang dikontrol secara

terus menerus disensor kemudian dibandingkan dengan kuantitas referensi. Adapun

variabel yang dikontrol ini dapat berupa hasil pengukuran seperti misalnya pengukuran

temperatur, kelembaban, posisi mekanik, kecepatan putaran, dsb.

Kemudian hasil pengukuran tadi diumpan balikan ke pembanding (comparator).

Pembanding ini dapat berupa peralatan mekanik, listrik / elektronik, atau pneumatik.

Pada alat pembanding ini antara kuantitas referensi dengan sinyal sensor yang berasal dari

variabel yang dikontrol dibandingkan, dan sebagai hasilnya adalah sinyal kesalahan. Sinyal

kesalahan ini hasilnya bisa positif atau negatif, secara matematis sinyal kesalahan ini

seperti ditunjukan pada persamaan dibawah.

Error = harga hasil pengukuran variabel yang dikontrol - set point

Peralatan

Control

System Yang

Di kontrol

( proses )

Output Variable Setting

Gangguan

Peralatan

Control

System

Yang

Di kontrol

( proses ) Setting

Gangguan

Sensor

Umpan balik

Output

Variable

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 14 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Apabila kita lihat gambar blok diagram, maka pada blok peralatan kontrol dapat berupa

peralatan yang dapat bekerja secara mekanik, listrik / elektronik, ataupun pneumatik, yang

mana pada blok ini menerima sinyal kesalahan dan menghasilkan sinyal output yang

kemudian diberikan pada bagian proses untuk memperbaiki kesalahan sampai hasil /

produk betul-betul sesuai dengan yang diinginkan atau kesalahan sama dengan nol.

Demikian mekanisme sistem kontrol tertutup, dan mekanisme tersebut bekerja secara

terus-menerus (berkelanjutan).

B. PENGERTIAN PLC

PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) adalah suatu peralatan control yang tercipta

dari hasil perpaduan antara teknologi computer “solid – state” dan “ tradisional sequence

controller “ control manual.

Secara khusus PLC adalah special purpose yaitu computer yang dirancang khusus untuk

mengoperasikan suatu masalah tertentu yang berhubungan dengan pengontrolan atau

pengendali dan masalah kerja mesin atau proses dalam suatu industri.

Menurut NEMA ( National Electrical Manufacturesers Association ) memberi pengertian PLC

yaitu “Suatu peralatan listrik yang beroperasi digital dengan menggunakan

programmable memory untuk penyimpanan instruksi-instruksi internal sebagai

pengganti kerja dari peralatan yang mempunyai fungsi spesifik, seperti :logic,

sequence, timer, counter, dan aritmatichs, untuk mengontrol kerja dari mesin-mesin

atau proses, melalui modul input output secara analog – digital “.

Pada dasarnya PLC mempunyai fungsi untuk menggantikan kerja relay - relay mekanik dan

timer, tetapi karena adanya keunggulan dari peralatan mikroprosesor yang membangun

perangkat keras dari PLC, maka PLC dapat melakukan operasi-operasi aritmatik,

mengkonversikan data analog ke digital atau dari digital ke analog, membandingkan data

dan dapat menyelesaikan masalah-masalah control yang bersifat kompleks.

PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna mengetahui statusnya

kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram dalam

memori. Antarmuka ( interface ) yang terpasang di PLC memungkinkan PLC dihubungkan

secara langsung ke actuator atau transducer tanpa memerlukan relay.

Untuk menyesuaikan dengan keadaan kerjanya, maka PLC dirancang untuk dapat beroperasi

pada lingkungan industri yang berdebu dan tingkat polusi yang tinggi, dengan perubahan

suhu 0oC sampai 60oC dan kelembaban relative antara 0% sampai 95%.2). Karena dengan

menggunakan PLC banyak keuntungan yang sangat mempengaruhi proses produksi di

perusahaan.

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 15 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Adapun keuntungan dengan menggunakan PLC adalah :

a. Lebih murah biaya dibandingkan system control yang menggunakan banyak relay (control

manual).

b. Lebih mudah dalam pemprograman dan dapat dengan mudah diubah rangkaian

sistemnya.

c. Lebih aman , praktis , dan handal dari rangkaian control manual.

d. Mempunyai prinsip seperti computer.

e. Lebih mudah dalam melacak gangguan rangkaian control yang dibuatnya.

C. PRINSIP KERJA PLC

Prinsip kerja dari PLC secara umum adalah menerima sinyal – sinyal analog dari

peralatan Input luar yang berupa : saklar, tombol – tombol , overload, sensor, dan lain –lain.

Sinyal analog ini oleh modul input akan dirubah menjadi sinyal – sinyal digital.

Pada sistem yang akan dikontrol mempunyai sinyal – sinyal / pulsa dalam tiap input dan

output, baik berupa sinyal analog maupun sinyal digital. Sinyal – sinyal digital ini akan diolah

oleh unit pemproses utama yaitu “ Central Processing Unit “ ( CPU ), sesuai dengan perintah

program yang telah ditetapkan atau diprogram pada memory. Selanjutnya CPU akan

mengambil keputusan – keputusan yang kemudian akan dipindahkan ke modul Output masih

berupa sinyal – sinyal digital.

Modul Output akan merubah sinyal – sinyal digital menjadi sinyal – sinyal analog.

Sinyal – sinyal analog inilah yang menggerakkan relay – relay atau kontaktor, yang

merupakan peralatan output luar. Peralatan output luar ini yang nantinya akan

menggerakkan mesin – mesin atau sistem yang dikontrolnya.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sistem yang akan dikontrol diterima oleh input

devices dalam bentuk sinyal analog yang selanjutnya dikirimkan ke PLC untuk dirubah dalam

bentuk sinyal digital. Setelah diolah oleh PLC kemudian dikeluarkan kembali dalam bentuk

sinyal analog melalui output device.

P

L

C

Input Devices

Output Devices

Sistem

Yang dikontrol

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 16 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

D. PERANGKAT KERAS PLC

Pada dasarnya perangkat keras yang dimiliki oleh sebuah PLC adalah sama dan tidak

jauh berbeda dengan perangkat keras yang dimiliki oleh Personal Computer ( PC ). Akan

tetapi memiliki perbedaan dalam pembagian unit – unitnya. Dalam perangkat keras dari

PLC ini mempunyai tiga bagian utama dan besar, yaitu :

Bagian Input Output ( I / O ).

Processor .

Programming Devices.

Bagian – bagian tersebut mempunyai fungsi dan tugas masing – masing dalam setiap

pengoperasian dari PLC tersebut.

E. SISTEM PENUNJANG PLC LAINNYA

Selain perangkat keras, PLC juga mempunyai perangkat penunjang lainya yang juga

penting dalam sistem pengoperasiannya. Perangkat atau sistem penunjang ini merupakan

bagian terluar dari PLC yang menghubungkan dengan rangkaian ataupun interkoneksi

program yang ada di PLC. Selain itu juga mempunyai bagian Unit Catu Daya atau Power

Supply yang akan menghidupkan untuk sistem operasional PLC tersebut. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa PLC hampir mempunyai kesamaan dengan Personal Computer

dalam hal perangkat – perangkat yang ada padanya. Sehingga membuat kita harus lebih

faham tentang komputer dulu ( pengoperasiannya ) sebelum kita menjadi programmer PLC

yang sebenarnya.

F. FUNGSI BAGIAN PLC

Dari gambar diatas, bagian – bagian tersebut mempunyai fungsi yang saling berkaitan.

Adapun pada tiap – tiap bagian tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut :

Processor Programming

Devices

Modul Input

Modul Output

Catu Daya

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 17 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

1. FUNGSI MODUL

Bagian Input Output. ( I / O )

Bagian input output merupakan perangkat elektronik sebagai perantara antara

processor dengan peralatan input output luar. Bagian ini dapat dipasang secara terpisah

atau langsung menempel pada raknya.

Bagian input output terdiri dari modul – modul input dan modul – modul output.

Ada dua macam PLC yang sering di temui yaitu PLC jenis Compact dan Modular. Pada

PLC jenis Compact merupakan bagian modul antarmuka ( interface ) input output ( I / O )

sudah menyatu dengan CPU-nya, sedangkan jenis modular merupakan modul antarmuka

( interface ) input output ( I / O ) yang terpisah dengan modul CPU.

Modul input ( I ) berfungsi untuk mengkonversikan sinyal – sinyal analog ke dalam

sinyal digital yang diterima peralatan input luar. Sinyal input digital ini akan diproses oleh

processor.

Dan modul – modul output ( O ) berfungsi mengkonversikan sinyal – sinyal analog

yang kemudian menggerakkan mesin atau proses melalui perantara kontaktor –

kontaktor, ataupun relay – relay

Jumlah modul Input / Outpot ( I/O ) tergantung dari type dan merek PLC yang

digunakan. Umumnya PLC yang familier ( banyak digunakan ) di industri adalah Merek

OMRON, SIEMENS, AB dengan jumlah I/O antara 20 , 30 , 40 , 60, sampai 1000.

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 18 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Input Output

2. FUNGSI PROCESSOR

“ Processor “ merupakan bagian pokok dari PLC yang memproses dan menyimpan

semua program yang dikirim (download) ke dalam PLC. Program yang diproses

disesuaikan dengan keadaan input dan outputnya.

a. Unit Pemproses Utama

Unit pemproses utama yang sering disebut dengan nama CPU (Central Prosessing

Unit), berfungsi mengambil instruksi dari memory, mengkodekannya, kemudian

memproses instruksi tersebut. Selama memproses instruksi CPU akan menentukan

keputusan – keputusan untuk pengontrolan, dengan kata lain, menghasilkan sinyal –

sinyal kontrol, mentransfer data, melakukan fungsi aritmatika dan logika, serta

mendeteksi sinyal dari luar CPU.

b. User Program Memory

“ User Program memory “ biasanya disebut dengan memory, yang mempunyai fungsi

sebagai penyimpan instruksi – instruksi program dan data. Sebelum PLC digunakan

untuk pengontrolan suatu sistem, operator atau programmer harus memasukkan

data ataupun instruksi – instruksi sesuai dengan yang dibuat dalam suatu program.

Prosedur ini disebut Programming PLC.

Instruksi – instruksi yang dimasukkan, akan disimpan secara berurutan dan otomatis

pada “ User Programming Memory “. Penempatan secara berurutan ini dilakukan

secara otomatis oleh PLC tanpa bantuan operator.

c. Variable Data Memory

“ Variable Data Memory “adalah bagian dari “ Processor memory “ yang berfungsi

menyimpan data – data variable dan data – data numerik. Adapun jumlah data

numerik yang disimpan di dalam “ Variable Data Memory “ sebanyak 5 macam, yaitu:

Input Image

Table C

P

U

Variable

Data Memory

User Programming

Memory

Output Image

Table

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 19 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

1) Setting nilai dari “Timer”, yaitu : jumlah setting waktu dari timer yang tersedia

untuk menghasilkan “ Time Out Signal “ ( waktu ).

2) Penyusutan nilai dari “Timer”, yaitu : jumlah waktu yang berlalu sejak timer

bekerja untuk menghasilkan “ time out signal “ ( waktu ).

3) Setting nilai dari “Counter”, yaitu : jumlah setting hitungan counter untuk

memberikan signal hitungan “ counter “ (jumlah banyaknya).

4) Penyusutan nilai dari “Counter”, yaitu : jumlah hitungan telah dilewati, untuk

menghasilkan signal hitungan “ counter “ ( jumlah banyaknya ).

5) Nilai – nilai “Phisical Variable “ dalam proses kontrol seperti nilai yang dihasilkan

dari tranduser, konversi tegangan output tranduser ke dalam bentuk digital

dengan melalui konversi analog ke digital.

Nilai – nilai dari data variable dan data numerik tersebut, telah ditentukan dalam

instruksi program hingga CPU tinggal mengambilnya dari variable data memory dan

kemudian mengeksekusikannya. Jadi CPU dapat membaca dan menulis data dari dan ke

variable data memory, dimana CPU hanya dapat membaca data – data pada user

program memory, tapi tidak dapat menuliskan kembali.

d. Image Table

Keadaan input output ( I / O ), disimpan pada image table, yang mempunyai “

Random Acces Memory “ ( RAM ) akan muncul bila ada catu daya. Setiap satu modul

input output ( I / O ) mempunyai satu tempat pada image table. Hal ini dimaksudkan

untuk membedakan kondisi I/O yang satu dengan I/O yang lainnya. Tempat –

tempat inilah yang disebut dengan alamat atau bit I/O.

Penentuan alamat – alamat ini untuk tiap – tiap perusahaan yang memproduksi PLC

berbeda, misalnya perusahaan OMRON TETEISI membuat alamat dalam empat bit

desimal ( 0000 ).

3. PROGRAMMING DEVICE.

“Programming devices“ merupakan perangkat keras dari PLC yang berfungsi untuk

memasukkan, mengedit, memodifikasi dan memonitor program yang ada dalam memory

PLC, sehingga PLC dapat dioperasikan sesuai dengan program kontrol yang telah

termemori. Tabel merupakan macam – macam program devices yang digunakan umum

oleh OMRON saat ini.

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 20 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Programming devices ini terdiri dua jenis, yaitu :

1) PC atau Personnal Computer.

Computer merupakan bagian pokok dalam suatu industri, sehingga dapat

mudah digunakan sebagai programming device. Pemakaian perangkat computer

tersebut hanya membutuhkan jenis dan kelas Pentium II dengan kapasitas RAM 64

dan Hardisc 10 MB, monitor, keyboard dan mouse. Mungkin juga dapat di tambahi

printer yang digunakan untuk mencetaknya, jika kita menghendaki. Adapun program

yang diisikan berupa gambar rangkaian kontrol suatu sistem tersebut. Hal ini

mengharuskan kita untuk lebih faham dalam meggambar rangkaian kontrolnya yang

kemudian diubah dalam bentuk Ladder Diagram.

Ladder Diagram yaitu merupakan gambar rangkaian kontrol suatu sistem dari

bentuk manual diubah ke dalam bahasa program gambar PLC. Untuk PLC merk

OMRON, program yang digunakan berupa sistem atau modul SYSWIN (CX –

Programmer, CVSS, SSS, CPT).

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa programming devices menggunakan

PC dapat meng-control-kan beberapa unit PLC yang pengoperasiannya secara

langsung dari induk PC tersebut. Bahkan untuk unit – unit yang lebih besar dan

mendetail juga dapat di indukkan dalam satu sistem kontrolnya, sehingga

memudahkan operator dan programmer.

Program Devices Pemprogram Model PLC type

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 21 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Pada industri yang bertaraf internasional pemakaian programming devices

dengan menggunakan computer mempunyai keuntungan lebih mudah dan

diuntungkan dalam pengoperasiannya, mampu secara langsung digunakan untuk

beberapa PLC yang diprogramnya, mudah dalam pelacakan kesalahan seluruh unit

yang terhubung dan juga perawatan serta dapat mengontrol secara langsung proses

Logic Control-nya. Selain mempunyai keuntungan programming device

menggunakan computer juga mempunyai sedikit kelemahan, antara lain biaya

computer yang mahal, computer hanya digunakan khusus PLC selama proses.

2) Programming Console.

Progamming devices model console ini sangat mudah dalam pemakaian dan

praktis, karena setelah dipakai memasukkan program kontrol ke PLC, console ini

dapat dengan mudah dilepas dan kemudian disimpan. Sehingga untuk tiap – tiap

PLC dapat secara langsung diisikan program sesuai keinginan. Hal ini memudahkan

dalam memasukkan program untuk tiap – tiap PLC yang diinginkan tetapi harus

lebih faham hubungan antara isi program yang satu dengan program yang lainnya

dalam suatu sistem kontrol. Untuk pelacakan kesalahan program juga harus

dilakukan pada tiap – tiap unit PLC. Kelemahan meggunakan console ini adalah

bahasa program yang diisikan bukan meggunakan diagram ladder, tetapi

menggunakan Mnemonic Code.

Mnemonic Code adalah kode dari bahasa program yang dimiliki PLC yang

mengandung arti hubungan ( gambar ) rangkaian kontrol suatu sistem. Sehingga

diharapkan untuk mengetahui terlebih dulu bahasa program yang akan digunakan

sesuai dengan kontrol tersebut. Karena bahasa program ini ( Code Mneumonic )

berupa huruf / tulisan sehingga lebih sulit dalam pemahamannya dibandingkan

dengan berupa gambar rangkaian.

Kabel data

Layar LCD

Keyboard

Pilih mode

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 22 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Dari gambar di atas programming console mempunyai bagian – bagian antara lain :

a) Monitor (LCD display) yang berfungsi menampilkan program – program bahasa

sementara yang telah diprogram ke dalam PLC.

b) Tombol (Keyboard) yang berfungsi untuk memasukkan data program yang akan

dikerjakan atau dikontrolnya. Bahkan untuk warna pada tombol – tombol ini

juga berbeda – beda sesuai dengan group dan fungsi tombol tersebut.

c) Selektor (Mode key) yang berfungsi untuk memilih status dari PLC saat program

diisikan.

d) Kabel Data yang berfungsi untuk mengirimkan data program ke CPU PLC.

3) UNIT CATU DAYA

Catu daya sering disebut juga dengan sumber tegangan, yang berfungsi

sebagai supply dari perangkat PLC tersebut. Semua perangkat PLC selalu

membutuhkan sumber tegangan yang digunakan untuk menggerakkan atau

mengoperasikan prosesor PLC yang digunakan. Adapun besar kecilnya tegangan

yang digunakan tergantung dari type PLC yang dipakai. Karena hampir semua type

PLC membutuhkan supply tegangan yang tidak sama, sesuai dengan jenis dan

kebutuhan PLC yang dipakainya. Umumnya supply yang digunakan untuk prosesor

PLC ini yang besar tegangannya antara lain :

Tegangan Input ( I ) adalah DC yang besarnya : 12 V , 24 V

Tegangan Output ( O ) adalah AC atau DC yang besarnya : 12 V , 24 V , 120

V , 230 V.

Besar dan kecilnya tegangan yang digunakan baik Input ataupun Output tergantung

dari type dan jenis PLC. Karena tiap PLC selalu bervariasi tergantung dari kebutuhan

pemakainya.

G. MNEMONIC CODE

Mnemonic code ( kode mnemonic ) merupakan perintah dasar yang sederhana dan umum

digunakan oleh PLC. Dalam penulisan mnemonic code mempunyai hubungan erat dengan

ladder diagram yang dibuatnya. Apabila memasukkan program ke PLC dengan menggunakan

Programming Console, mnemonic code haruslah lebih dulu difahaminya. Apabila mnemonic

code salah maka ladder diagram pun akan menjadi salah, begitu juga dengan sebaliknya

sehingga PLC tidak dapat dioperasikan. Perintah Mnemonic code ini selalu digunakan apabila

PLC tersebut menggunakan programming console.

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 23 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Adapun jenis perintah – perintah Mnemonic code di dalam pemprograman yang sederhana

dan merupakan inti dasar dari suatu pemprograman control system adalah :

1. PERINTAH DASAR

Perintah dasar ini adalah perintah yang paling utama dan sering digunakan dalam

penulisan kode mneumonik serta selalu pasti ada di setiap pemprograman system

control menggunakan PLC.

Adapun macam – macam perintah dasar adalah :

LOAD

Perintah LOAD yang sering disingkat dengan LD adalah awalan dari garis logika atau

block. Jika dalam rangkaian manual fungsinya sama dengan suatu bentuk input

kontak NO ( Normally Open ) / saklar / sensor.

NOT

Perintah NOT adalah perintah kebalikan ( inverts ) input atau yang berarti tidak atau

yang bersifat tertutup. Jika dalam rangkaian manual fungsinya sama dengan suatu

bentuk input kontak NC ( Normally Close ).

AND

Perintah AND adalah perintah yang digunakan untuk menghubungkan secara

segaris yang berarti dan. Jika dalam rangkaian manual fungsinya merupakan

hubungan kontak – kontak bantu secara seri dua atau lebih dari suatu input, baik

yang berupa NO ataupun NC.

OR

Perintah OR adalah perintah yang digunakan untuk menghubungkan secara sejajar

yang berarti atau. Jika dalam rangkaian manual fungsinya merupakan hubungan

kontak – kontak bantu secara paralel dua atau lebih dari suatu input, baik yang

berupa NO ataupun NC.

OUT

Perintah OUT adalah perintah yang digunakan untuk batas dari suatu akhir perintah

diagram satu garis atau yang merupakan bagian akhir dari satu perintah. Jika dalam

rangkaian manual fungsinya merupakan hubungan akhir yang menuju ke koil

kontaktor.

END ( 01 )

Perintah END ( 01 ) adalah perintah yang digunakan untuk menandai

pemprograman telah selesai atau pengisian program sudah akhir. Jika akhir

pengisian program tidak diberi perintah END ( 01 ), maka pemprograman dianggap

belum selesai ( no end inst ) dan PLC tidak dapat dioperasikan.

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 24 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

K1

S0

S1

FL

FLa

FGa

FG

TS

S0

K1

K1

2 1 3

A B

4

C

D

E

Contoh pemakaian perintah dasar

Gambar rangkaian mnemonic code

Contoh pemakaian perintah dasar pada rangkaian campuran (seri dan paralel)

Untuk memprogram rangkaian seri dan parallel ada tekniknya agar memori yang

dipakai lebih sedikit. Adapun pembacaan program harus dikelompokkan dulu dan

dirangkai secara berurutan sesuai denga gambar rangkaian yang di buat.

RANGKAIAN KONTROL GAS

ALAMAT INSTRUKSI DATA KET

0000

0001

0002

0003

0004

0004

LD NOT

LD

OR

AND LD

OUT

END (01)

0000

0001

0500

-

1010

-

S0

S1

K5

K10

selesai

S1

S0

K5

K10

5

6

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 25 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Dari gambar itu maka jika dibuat kode mneumonik , haruslah dikelompokkan yang

nantinya akan dapat diprogramkan ke dalam PLC. Pengelompokan dapat dilakukan

berdasarkan urutan dari rangkaian gambar diatas yang kemudian dipilah – pilah

terlebih dahulu dengan kelompok dan induk kelompok. Hal ini bertujuan agar lebih

mudah dalam mengisikan program dan agar tidak terjadi “ error program ”.

ALAMAT INSTRUKSI DATA KELOMPOK INDUK

KELOMPOK KET

0000

0001

0002

0003

0004

0005

0006

0007

0008

0009

0010

0011

0012

LD NOT

AND

LD

AND

OR LD

OR

AND

AND NOT

LD

AND

OR

AND LD

OUT

0000

0001

0002

0003

-

0004

0005

0000

0006

0007

0004

-

1000

1

2

3

4

5

6

A

B

C

D

E

S0

S1

FL

FLa

-

K1

FGa

S0

FG

TS

K1

-

koil K1

ON

OFF

ON

100 s

Input 002

Output 500

TIM 001

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

Input 002

Output 500

Input 003

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

Input 002

Output 0501

Input 003

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 26 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

H. LADDER DIAGRAM

Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah

mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional ,

yaitu sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain. Pemakaian diagram

tangga (Ladder Diagram) ini selalu digunakan pada penginputan program pada PLC jika

menggunakan PC (Personnal Computer). Tetapi jika pengoperasian PLC tidak menggunakan

Computer, yang hanya menggunakan Programming Console diagram tangga ini tidak mutlak

untuk diketahui. Menggambar Ladder Digram dalam PLC selalu diawali dengan garis vertikal

yang mulai dari sebelah kiri dan sering juga diakhiri garis vertikal yang berada disebelah

kanan. Pada umumnya garis vertikal yang berada pada sebelah kanan sering juga tidak

digambar. Dalam menggunakan program PLC rangkaian pengendali (control) tersebut

digambarkan pada diagram tangga dengan simbol – simbol sebagai berikut :

1. SIMBOL DASAR

Simbol dasar merupakan tampilan awal ketika Ladder Diagram akan dikerjakan. Simbol –

simbol dasar ini untuk setiap macam – macam produk (merk) PLC hampir semua memiliki

gambarnya dan mungkin ada beberapa sedikit perbedaan, tapi cepat dipahami.

Beberapa simbol dasar antara adalah:

Bus bar

Bus bar adalah garis awalan dalam menggambar Ladder Diagram, dimana terdiri dari

2 bus bar, yaitu bus bar awal dan bus bar kiri. Adapun fungsi dari bus bar ini adalah

sebagai jalannya rangkaian, seperti jika pada rangkaian konvensional sebagai mulai

Line (Fasa) menuju Nol (Netral). Pada beberapa merk PLC untuk bus bar akhir tidak

digambar.

KOMPONEN RANGKAIAN

Bus bar Awal Bus bar Akhir

Rung

Rung merupakan bagian atau garis batas pembagi dari tiap – tiap rangkaian

komponen yang tersusun dalam setiap bus bar.

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 27 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

INSTRUKSI RANGKAIAN

INSTRUKSI RANGKAIAN

INSTRUKSI RANGKAIAN

INSTRUKSI RANGKAIAN

Rung 0

Rung 1

Rung 2

Rung 3

Rung 4

Line

Line adalah jumlah urutan instruksi rangkaian yang tergambar dalam penyusunan

suatu program kontrol yang telah dibuatnya. Pengurutan Line ini digunakan untuk

mengetahui jumlah data yang telah diprogramkan.

INSTRUKSI RANGKAIAN

INSTRUKSI RANGKAIAN

INSTRUKSI RANGKAIAN

INSTRUKSI RANGKAIAN

Line 0 Line 1 Line 2 Line 3 Line 5

Line n

2. SIMBOL INSTRUKSI

Pada simbol instruksi adalah merupakan beberapa komponen/perintah yang akan

dirangkaikan atau digambarkan mulai dari bus bar awal sampai bus bar akhir sehingga

membentuk suatu instruksi rangkaian yang dapat dijalankan dalam program. Adapum

bentuk dari simbol – simbol instruksi/komponen pada setiap merk PLC hampir tidak

sama tetapi memiliki fungsi yang sama. Adapun beberapa simbol instruksi/komponen

antara lain adalah:

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 28 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Simbol bit input/kontak yang bersifat terbuka, yang mempunyai fungsi sama

dengan kontak Normally Open (NO) pada kontaktor, sebagai berikut :

Simbol milik PLC OMRON, SIEMENS, TOSHIBA, AB

Simbol milik PLC MITSUBISHI

Simbol bit input/kontak yang bersifat tertutup, yang mempunyai fungsi sama

dengan kontak Normally Closed (NC) pada kontaktor, sebagai berikut :

Simbol milik PLC OMRON, AB

Simbol milik PLC SIEMENS, TOSHIBA

Simbol milik PLC MITSUBISHI

Simbol bit output, yang mempunyai fungsi sama dengan Coil pada

kontaktor, sebagai berikut :

Simbol milik PLC OMRON, AB

Simbol milik PLC TOSHIBA, MITSUBISHI

Simbol milik PLC SIEMENS

Simbol bit dengan fungsi tertentu, mempunyai fungsi seperti relay pembantu

antara lain bit yang berfungsi TIMER.

FUNGSI…...

NOMOR BIT….

simbol milik PLC OMRON, AB

FUNGSI…...

NOMOR BIT….

simbol milik PLC SIEMENS

FUNGSI…...

NOMOR BIT….

simbol milik PLC TOSHIBA, MITSUBISHI

Simbol bit sebagai akhir program, mempunyai fungsi sebagai pembatas

setiap akhir penulisan atau pembuatan program.

END

simbol milik PLC OMRON, AB

END

simbol milik PLC SIEMENS, TOSHIBA, MITSUBISHI

END

simbol milik PLC FUJI

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 29 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

3. ATURAN LADDER DIAGRAM

Dalam menggambar ladder diagram PLC juga mengikuti aturan – aturan yang ada dalam

prosessor tersebut. Aturan ini bertujuan agar program yang diisikan dapat beroperasi

sesuai dengan perintah sehingga tidak terjadi “ error program ” atau yang biasa disebut

dengan “invalid program“.

A. Aturan – aturan program :

Awal gambar selalu diawali dengan bas bar kiri, dan arah gambar adalah

dari kiri ke kanan atau dari bas bar ke output.

Antara rung (section) dan rung (saction) berikutnya tidak boleh terjadi

parallel

RUNG 0

RUNG 1

RUNG 2

Bas bar sebelah kanan boleh tidak digambar.

atau

Awal pemasangan kontak parallel diawali dari bus bar.

A QB

C

lebih memudahkan

A QB

C

Setelah output tidak boleh ada kontak lagi.

B QA

C

D

tetapi

B QA

C

D

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 30 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Output tidak boleh dipasang langsung pada Bus bar.

Q

tetapi

QA

Timer, Counter, Output lain hanya dapat dihubungkan parallel.

QA B Q

QA B

Q

I. CARA MENGGAMBAR LADDER DIAGRAM

Buka komputer / laptop, kemudian pada “windows task bar” (bagian bawah di layar), clik

[Start] kemudian pilih :

[Program] [OMRON] [CX-One] [CX-Programmer] [CX-Programmer]

Ketika clik [CX-Programmer] maka akan tampil sebagai berikut:

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 31 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Kemudian :

Kemudian muncul :

Cari CP1L Clik [Setting], dan isikan

CPU Type dengan pilih “L”

Kemudian tekan OK Cari USB

Clik

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 32 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

J. APLIKASI DASAR

A. Pagar otomatis

B. Prinsip Kerja Pagar Otomatis

1. Ketika sebuah mobil barang maju mendekati pagar, maka ultrasonic

switch (sensor benda atas) akan bekerja (membaca) – ON, setelah ± 3

sekon.

2. Setelah ultrasonic switch ON (± 3 sekon), maka pintu pagar akan

membuka dengan bantuan Door Position Motor (Motor bergerak

mundur / Reverse). Dan akan berhenti ketika ± 15 sekon.

3. Mobil barang yang melintasi pagar akan terbaca oleh Photoelectric

Switch (sensor benda bawah), sehingga memutuskan sinyal dari

Photoelectric Switch – OFF, serta menghidupkan waktu ± 10 sekon.

4. Saat waktu telah ± 10 sekon, maka pintu pagar akan menutup kembali

dengan bantuan Door Position Motor (Motor bergerak maju/ Foward).

Dan akan berhenti ketika ± 15 sekon.

C. Penyelesaian

1. Penentuan KOMPONEN INPUT :

a. Ultrasonic Switch (00.00)

b. Photoelectric Switch (00.01)

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 33 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

2. Penentuan KOMPONEN OUTPUT :

c. Door Position Motor Forward (100.00)

d. Door Position Motor Reverse (100.01)

3. Gambar Algoritma Kontrol / Rangkaian Kontrol konvensional.

--------------------------

4. Ladder Diagram pada PLC

--------------------------

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 34 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

III. JOB SHEET (Materi Praktik)

MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIK

NAMA SISWA WAKTU

KELAS NO ABSEN STATUS

TANGGAL PRAKTIK NILAI PARAF GURU

TANGGAL TES

PARAF SISWA

JOB SHEET 1 (ELECTROPNEUMATIC) PROYEK 1 : MEMBUAT KONTROL ELECTROPNEUMATIC 1

BAHAN : 1. RELAY 2. PUSH BOTTOM 3. KABEL JEMPER 4. AKTUATOR SILINDER 5. VALVE ELECTROPNEUMATIC 6. LAMPU INDIKATOR

PRINSIP KERJA :

1. Pada saat awal MCB ON, posisi SILINDER1 (C1) dan SILINDER2 (C2), di posisi

mundur. (Ditandai dengan lampu1 (L1) ON dan lampu2 (L2) ON).

2. Jika S1 ditekan sesaat, maka SILINDER1 (C1) akan bergerak maju, dan SILINDER2 (C2)

tetap di posisi mundur. (Ditandai dengan lampu1 (L1) menjadi OFF dan lampu2 (L2) tetap

ON).

3. Jika S2 ditekan sesaat maka SILINDER2 (C2) bergerak maju, dan SILINDER1 (C1)

menjadi mundur. (Ditandai dengan lampu1 (L1) menjadi ON dan lampu2 (L2) menjadi

OFF).

4. Saat S0 ditekan sesaat, maka SILINDER1 (C1) dan SILINDER2 (C2), di posisi mundur.

(Ditandai dengan lampu1 (L1) ON dan lampu2 (L2) ON). Menjadi ke posisi semula.

5. Catatan jika SILINDER1 (C1) belum maju, maka SILINDER2 (C2) tidak dapat maju

GAMBAR :

SILINDER 1 (C1) SILINDER 2 (C2)

S0 S1 S2 L1 L2

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 35 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIK

NAMA SISWA WAKTU

KELAS NO ABSEN STATUS

TANGGAL PRAKTIK NILAI PARAF GURU

TANGGAL TES

PARAF SISWA

JOB SHEET 2 (ELECTROPNEUMATIC) PROYEK 3 : MEMBUAT KONTROL ELECTROPNEUMATIC 2

BAHAN : 1. RELAY (2 NO + 2 NC) 2 bh

2. TIMER 2 bh

3. PUSH BOTTOM (1 NO + 1 NC) 1 bh 4. KABEL KONTROL 5. AKTUATOR SILINDER DOUBLE ACTING 2 bh 6. VALVE ELECTROPNEUMATIC 5/2 2 bh 7. LAMPU INDIKATOR 2 bh (warna hijau, warna kuning) 8. PANEL (40 x 60) 1 bh

PRINSIP KERJA:

1. Pada saat awal MCB OFF, posisi SILINDER1 (C1) dan SILINDER2 (C2), di posisi

mundur. (Ditandai dengan lampu1 (L1) OFF dan lampu2 (L2) OFF).

2. Pada saat awal MCB ON, posisi SILINDER1 (C1) dan SILINDER2 (C2), di posisi

mundur. (Ditandai dengan lampu1 (L1) ON dan lampu2 (L2) ON).

3. Pada saat awal MCB ON dan S1 ditekan sesaat, maka SILINDER1 (C1) bergerak maju,

dan SILINDER2 (C2) tetap di posisi mundur. (Ditandai dengan lampu1 (L1) menjadi OFF

dan lampu2 (L2) tetap ON).

4. ±10 detik kemudian maka SILINDER2 (C2) bergerak maju bersama dengan SILINDER1

(C1) bergerak mundur (Ditandai dengan lampu1 (L1) menjadi ON dan lampu2 (L2)

menjadi OFF).

5. ±10 detik kemudian maka SILINDER1 (C1) bergerak maju bersama dengan SILINDER2

(C2) bergerak mundur. (Ditandai dengan lampu1 (L1) menjadi OFF dan lampu2 (L2)

menjadi ON). Dan selalu berulang mulai prinsip 4.

6. Ketika terjadi S0 ditekan sesaat pada kondisi tertentu, maka SILINDER1 (C1) dan

SILINDER2 (C2), Menjadi ke posisi semula.

7. Catatan jika SILINDER1 (C1) belum maju, maka SILINDER2 (C2) tidak dapat maju

GAMBAR :

SILINDER 1 (C1) SILINDER 2 (C2)

S0 S1 L1 L2

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 36 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIK

NAMA SISWA WAKTU

KELAS NO ABSEN STATUS

TANGGAL PRAKTIK NILAI PARAF GURU

TANGGAL TES

PARAF SISWA

JOB SHEET 3 (PLC) PROYEK 1 : MEMBUAT KONTROL DASAR TRAFFIC LIGHT

BAHAN : 1. PLC (CP1L I/O 20)

2. KABEL JEMPER 3. LAMPU INDIKATOR

PRINSIP KERJA: 1. Pada saat awal MCB OFF, kondisi LAMPU MERAH (M), LAMPU KUNING (K), dan

LAMPU HIJAU (H) dalam keadaan PADAM (OFF).

2. Pada saat MCB ON (PLC posisi RUN)

3. LAMPU HIJAU (H) NYALA (ON), LAMPU MERAH (M) dan LAMPU KUNING (K) PADAM

(OFF)

4. ± 60 detik kemudian kondisi LAMPU HIJAU (H) tetap NYALA (ON), dan LAMPU KUNING

(K) NYALA (ON) (berkedip) tetapi LAMPU MERAH (M) tetap PADAM (OFF).

5. ± 30 detik kemudian kondisi LAMPU HIJAU (H) PADAM (OFF), LAMPU KUNING (K)

PADAM (OFF) dan LAMPU MERAH (M) NYALA (ON).

6. ± 60 detik kemudian kondisi LAMPU HIJAU (H) tetap PADAM (OFF), LAMPU MERAH (M)

tetap NYALA (ON). dan LAMPU KUNING (K), NYALA (ON) (berkedip).

7. Kemudian kondisi selalu berulang mulai prinsip no 3

GAMBAR :

HARD WIRRING (PENGKABELAN)

TERMINAL OUTPUT PLC

100.00 100.01 100.02 100.03 100.04 100.05 100.06 100.07

COM COM COM COM

N

L

H K M

SUM

BER

AC

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 37 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

ALGORITMA KONTROL

CATATAN : 1. Tegangan untuk OUTPUT (Valve dan Lampu) adalah AC 220 Volt

2. Alamat untuk OUTPUT adalah

L1 = 100.00 ; L2 = 100.01 ; C1 = 100.02

PLC

ON

OFF

100.00

100.01

100.02

ON

ON

ON

ON

ON ON

ON

ON

ON ON

ON

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

OFFOFF

OFF

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 38 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIK

NAMA SISWA WAKTU

KELAS NO ABSEN STATUS

TANGGAL PRAKTIK NILAI PARAF GURU

TANGGAL TES

PARAF SISWA

JOB SHEET 4 (PLC) PROYEK 2 : MEMBUAT KONTROL ELECTROPNEUMATIC DENGAN PLC

BAHAN : 1. PLC CP1L 20 I/O 1 bh

2. PUSH BOTTOM NC 1 bh 3. PUSH BOTTOM NO 2 bh 4. AKTUATOR SILINDER 2 bh 5. VALVE ELECTROPNEUMATIC (5/2) 2 bh 6 LAMPU INDIKATOR ( merah, hijau) 2 bh 7. KABEL PENGHUBUNG

PRINSIP KERJA:

1. Pada saat awal MCB ON, posisi SILINDER1 (C1) dan SILINDER2 (C2), di posisi

mundur.).

2. Jika S1 ditekan sesaat, maka SILINDER1 (C1) akan bergerak maju, dan SILINDER2 (C2)

tetap di posisi mundur. (Ditandai dengan lampu1 (L1) menjadi OFF dan lampu2 (L2) tetap

ON).

3. Jika S2 ditekan sesaat maka SILINDER2 (C2) bergerak maju, dan SILINDER1 (C1)

menjadi mundur.

4. Berulang ke no.2

5. Saat S0 ditekan sesaat, maka SILINDER1 (C1) dan SILINDER2 (C2), di posisi mundur.

Menjadi ke posisi semula.

6. Catatan jika SILINDER1 (C1) belum maju, maka SILINDER2 (C2) tidak dapat maju

GAMBAR : HARD WIRRING (PENGKABELAN)

INPUT

COM 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06

+

-

SU

MB

ER

DC

S0 S1 S2

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 39 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

OUTPUT

ALGORITMA KONTROL

CATATAN :

3. Tegangan untuk INPUT (Push Bottom) adalah DC 24 Volt

4. Tegangan untuk OUTPUT (Valve dan Lampu) adalah AC 220 Volt

5. Alamat untuk INPUT adalah

S0 = 0.00 ; S1 = 0.01 ; S2 = 0.02

6. Alamat untuk OUTPUT adalah

L1 = 100.00 ; L2 = 100.01 ; C1 = 100.04 ; C2 = 100.07

100.00 100.01 100.04 100.07

COM COM COM COM

N

L

M H

C1

SU

MB

ER

AC C2

PLC

L1

ON

OFF

L2

S2

C1

C2

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFFS1

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 40 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIK

NAMA SISWA WAKTU

KELAS NO ABSEN STATUS

TANGGAL PRAKTIK NILAI PARAF GURU

TANGGAL TES

PARAF SISWA

JOB SHEET 5 (PLC)

PROYEK 2 : MEMBUAT KONTROL MOTOR F/R

BAHAN : 1. PLC (CP1L I/O 20) 1 bh 2. KONTAKTOR (3 NO + 1 NC) 2 bh

2. PUSH BOTTOM (1 NO + 1 NC) 3 bh 3. KABEL PENGHUBUNG 4. LAMPU INDIKATOR (merah, kuning, hijau) 3 bh 5. PANEL 40 x 60 1 bh

PRINSIP KERJA:

1. Pada saat awal MCB 3 Fasa dan 1 Fasa OFF, kondisi LAMPU INDIKATOR MERAH

(L1), LAMPU INDIKATOR KUNING (L2), dan LAMPU INDIKATOR HIJAU (L3) dalam

keadaan PADAM, dan MOTOR posisi TIDAK BERPUTAR

2. Pada saat MCB 3 fasa ON, LAMPU INDIKATOR OVERLOAD (L OL), LAMPU

INDIKATOR FORWARD (Hijau), dan LAMPU INDIKATOR REVERSE (Kuning) dalam

keadaan PADAM (OFF).

3. Pada saat MCB 1 fasa ON, Hanya PLC yang ON dan Kontrol dapat bekerja

4. Jika tombol S1 ditekan sesaat, maka MOTOR berputar FORWARD, (Ditandai dengan

lampu indikator Forward / hijau ON).

5. Dan untuk menghentikan berputar tekan tombol S0 (merah) sesaat.

6. Jika tombol S2 ditekan sesaat, maka MOTOR berputar REVERSE, (Ditandai dengan

lampu indikator Reverse / kuning ON).

7. Jika terjadi Overload maka lampu indikator Overload / merah ON

8. Catatan MOTOR tidak dapat berputar langsung dari Forward ke Reverse atau

sebaliknya.

GAMBAR :

HARD WIRRING (PENGKABELAN)

INPUT

0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05COM

S0 S1 S2

SUM

BER

DC

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 41 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

OUTPUT

CATATAN :

7. Tegangan untuk INPUT (Push Bottom) adalah DC 24 Volt

8. Tegangan untuk OUTPUT (KONTAKTOR ) adalah AC 220 Volt

9. Alamat untuk INPUT adalah 0.00 ; 0.01 ; 0,02

10. Alamat untuk OUTPUT adalah 100.04 ; 100.07

100.00 100.01 100.02 100.03 100.04 100.05 100.06 100.07

COM COM COM COM

N

L

MOTOR

FORWARD

SU

MB

ER

AC MOTOR

REVERSEA1 A1

A2 A2

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 42 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIK

NAMA SISWA WAKTU

KELAS NO ABSEN STATUS

TANGGAL PRAKTIK NILAI PARAF GURU

TANGGAL TES

PARAF SISWA

JOB SHEET 6 (PLC)

PROYEK 4 : MEMBUAT KONTROL MOTOR Υ - Δ

BAHAN : 1. PLC

2. PUSH BOTTOM 3. KABEL JEMPER 4. LAMPU INDIKATOR 5. PANEL 6. MOTOR 3 fasa Υ/Δ

PRINSIP KERJA:

1. Pada saat awal MCB 3 FASA OFF, kondisi LAMPU INDIKATOR MERAH (L1), dan

LAMPU INDIKATOR HIJAU (L2) LAMPU INDIKATOR KUNING (L3), dalam keadaan

PADAM / OFF, dan MOTOR posisi TIDAK BERPUTAR

2. Pada saat MCB ON.

3. Kondisi LAMPU MERAH (L1), LAMPU KUNING (L2) dan LAMPU HIJAU (L3)

NYALA / ON tetapi lampu indikator Overload (LOL), lampu indikator Star (LS), lampu

indikator Delta (LD) PADAM / OFF

4. Jika tombol S1 ditekan sesaat, maka MOTOR berputar Υ, (Ditandai dengan lampu

indikator Star (LS) ON).

5. ± 30 detik kemudian maka MOTOR berputar Δ, (Ditandai dengan lampu indikator

Delta (LD) ON dan lampu indikator Star (LS) OFF).

6. Dan untuk menghentikan berputar tekan tombol S0 sesaat.

7. Jika terjadi Overload maka lampu indikator Overload / merah ON

8. Catatan MOTOR tidak dapat berputar langsung ke Δ.

GAMBAR :

HARD WIRRING (PENGKABELAN)

INPUT

COM 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06

+

-

SU

MB

ER

DC

S0 S1

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 43 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

CATATAN :

1. Tegangan untuk INPUT (Push Bottom) adalah DC 24 Volt

2. Tegangan untuk OUTPUT (KONTAKTOR ) adalah AC 220 Volt

3. Alamat untuk INPUT adalah 0.00 ; 0.01

4. Alamat untuk OUTPUT adalah 100.03 ; 100.05 ; 100.07

100.00 100.01 100.02 100.03 100.04 100.05 100.06 100.07

COM COM COM COM COM

N

L

Υ

SU

MB

ER

AC Δ M

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 44 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Untuk menggambar rangkaian kontrol

1 2 3 4 5 6 7 8

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 45 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

Untuk menggambar Ladder Diagram

ELECTROPNEUMATIC & PLC BASIC TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST Page 46 of 46 SMK Negeri 2 Kota Probolinggo

REFERENSI

1. Proceedings of the 2001 American Society for Engineering Education Annual

Conference & Exposition

2. Gears LLC 105 Webster St. Hanover Massachusetts

3. Control & Intelligent Systems Engineering, University of Hull

4. AOPA Air Safety Foundation

5. FESTO DIDACTIC GmbH & Co. D-73707 Esslingen Germany

6. Festo Didactic GmbH & Co., D-73770 Denkendorf , 2000

7. CX-Programmer Ver.8.1 Operation Manual OMRON, W 446-E1-06, 2010

8. SYSMAC OMRON CP1L 20 I/O Manual Operation, 2010


Top Related